USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa Edisi 01 Agustus - Oktober 2012 LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah “Saya mendukung program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah dan berkomitmen mengimplementasikan serta mengembangkannya “ Rektor UNNES Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo BERFOKUS PADA PRAKTIK YANG BAIK USAID PRIORITAS mengutamakan penyebarluasan praktik pendidikan yang baik dalam bidang pendidikan dasar. Menurut Nurkolis Koordinator Propinsi Program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah, “pelaksanaan program akan berfokus pada penyebarluasan praktik pendidikan yang baik terutama dalam kemampuan membaca dan Matematika di kelas awal SD/ MI, Pendidikan Sains, teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, pendidikan inklusi dan kesetaraan, transisi dari SD/MI ke SMP/MTs, perlindungan anak, jender dan budaya sehat. “ katanya. Lebih lanjut Nurkolis menambahkan “diperlukan dukungan kuat dari stakeholder pendidikan supaya peningkatan kualitas pendidikan dasar yang dilakukan USAID PRIORITAS dapat tercapai secara maksimal,” tegasnya. GONG PELUNCURAN: Mendikbud Prof. Dr. Muhammad Nuh, meresmikan program USAID PRIORITAS bersama dengan Duta Besar AS, Bapak Scot Marciel, Sesmenko Kesra, Bapak Indroyono Soesilo, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag Prof. Dr. Nur Syam, dan Direktur USAID Indonesia, Bapak Andrew Sisson di Auditorium Ditjen Dikti Kemdikbud, Jakarta (3/10). “Satu orang siswa adalah aset besar masa depan, bila mampu menyelamatkannya, itu adalah sebuah pekerjaan besar. Oleh karenanya perlu banyak pihak yang terlibat dalam bidang ini, apalagi kita di Indonesia yang begitu luas.” Begitu petikan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Prof. Dr. Muhammad Nuh dalam peluncuran Program USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia'sTeachers,Administrators and Students atau Mengutamakan pembaharuan, inovasi, dan kesempatan bagi guru, tenaga kependidikan, dan siswa). Program ini merupakan bantuan pendidikan lima tahun dari USAID untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. Duta besar Amerika Serikat (AS), Scot Marciel menyebutkan bahwa program USAID PRIORITAS merupakan bagian penting dari kemitraan komprehensif AS - Indonesia, yaitu komitmen yang ditanda tangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2010 untuk meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan antara kedua negara. Newsletter LENSA PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah, sebagai sarana komunikasi dan menyebarluaskan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Scot Marciel menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan di sekolah dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Prioritas utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru dengan pelatihan guru serta bekerjasama dengan LPTK untuk memperkuat koordinasi serta peran LPTK dalam pendidikan.“Program baru USAID di bidang pendidikan dasar akan membantu sekolah dasar, SMP dan madrasah mendapatkan akses pendidikan kelas dunia untuk generasi muda Indonesia”, tutur Scot Marciel. Program bantuan senilai US $83,7 juta ini akan memberikan manfaat kepada lebih dari 300.000 siswa, 200.000 guru di 10 provinsi, akan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar di 1.400 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah di 110 kabupaten/kota dan bekerjasama dengan 20 LPTK di seluruh Indonesia. Lebih lanjut program ini juga akan mendeseminasikan praktik pendidikan yang baik dari program DBE (Decentralized Basic Education) yang menjangkau sekitar 4.000 sekolah, 30.000 guru, tenaga kependidikan, masyarakat, dan 825.000 siswa. LENSA EDITORIAL USAID PRIORITAS MITRA PENDIDIKAN DASAR DI JAWA TENGAH Hampir semua negara saat ini menaruh perhatian menuntaskan wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar, tentu saja tak terkecuali Indonesia dan khususnya di Jawa Tengah, bahkan di tahun 2013 diharapkan bisa meningkat menjadi wajib belajar 12 tahun. Peningkatan wajib belajar ini akan mengacu pada tiga pilar kebijakan pemeNurkolis, rintah yakni: pemerataan Koordinator Program USAID PRIORITAS- Jawa Tengah dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik. Semangat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dilakukan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah wajib didukung oleh semua pihak, salah satunya yaitu dari USAID PRIORITAS. Sejak diluncurkan di Jakarta (3/10) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Scott Marciel, USAID PRIORITAS telah menjalin koordinasi dan langkah-langkah taktis untuk mendukung pengembangan kualitas pendidikan dasar. Koordinasi dilakukan baik secara formal maupun informal dengan semua pihak stakeholder pendidikan, baik itu di tingkat provinsi, kabupaten, ataupun sekolah. Mengenang pelaksanaan dan dukungan USAID untuk pendidikan dasar salah satunya melalui program DBE 5 tahun silam, beberapa program yang diusung diantaranya, yaitu peningkatan life skills siswa, peningkatan kemampuan berfikir tingkat tinggi, outhentic assessment, cooperatif learning dan contextual learning. Program manajemen dan tata kelola berfokus pada peningkatan kerja sama dan koordinasi LPTK dan LPMP, perhitungan biaya satuan pendidikan, penguatan manajemen SDM khususnya penempatan dan pengembangan profesionalisme guru, penguatan kapasitas kepala sekolah dan pengawas sekolah, penguatan rencana anggaran program sekolah, pengembangan dan pembaharuan renstra dan renja sesuai kebutuhan daerah. Nurkolis menyampaikan “untuk kedepannya program yang akan diusung difokuskan pada tiga komponen utama yaitu pada peningkatan kualitas dan relevansi pembelajaran, peningkatan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten, dan peningkatan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah disemua jenjang,” tutur pria yang di daulat menjadi koordinator provinsi program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah ini. Lebih lanjut, pria berkacamata ini menyampaikan akan ada materi-materi baru yang di usung diantaranya berfokus pada kelas awal terutama dalam kemampuan membaca dan matematika, pendidikan sains (IPA), teknologi informasi untuk pendidikan, pengelolaan pendidikan inklusi dan kesetaraan, transisi dari SD/MI ke SMP/MTs, anak-anak berkebutuhan khusus, perlindungan anak, gender dan budaya sehat di sekolah. USAID PRIORITAS juga akan melakukan pelatihan dan kerja sama dengan para dosen LPTK dan fasilitator daerah dari guru, kepala sekolah dan pengawas. Kerja sama dengan kabupaten akan melibatkan 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs terpilih. Pemilihan sekolah mitra dilakukan berdasarkan instrumen yang dikembangkan USAID dan dinilai secara kolaboratif dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten. Target peningkatan kualitas akan berfokus pada kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah. Hal ini terkait dengan pelatihan para dosen LPTK yang kedepannya akan menjadi motor penggerak diseminasi. Selanjutnya akan dibuat juga semacam konsorsium dengan kampus lain disekitar Universitas mitra USAID PRIORITAS. Para dosen di kampus yang menjadi anggota konsorsium diharapkan akan mengimbaskan program kepada mahasiswa yang melakukan praktik mengajar (PPL) termasuk ke sekolahsekolah mitra yang ditunjuk Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama ditingkat Kabupaten. Semua kegiatan di atas diharapkan akan memicu kreativitas dan inovasi di sekolah, yang pada akhirnya diharapkan akan mengubah wajah baru pendidikan dasar menjadi lebih baik.* Bercengkrama. Ibu Mimi Santika USAID Indonesia, Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS, dan Bambang Aryawan Kadinas Pendidikan Kabupaten Purworejo, sedang mengenang kerjasama praktik pendidikan yang baik dalam Program DBE-USAID. Apresiasi. Mendikbud Muhammad Nuh memberikan ucapan selamat dan pengarahan pada Bupati Purworejo Mahsun Zain, dan Kadinas Pendidikan Kabupaten Purworejo pada Pameran Praktik yang Baik saat peluncuran Program USAID PRIORITAS di Jakarta (3/10). 2 LENSA PRIORITAS - Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 LENSA UTAMA 13 KABUPATEN DI JAWA TENGAH MENJADI MITRA USAID PRIORITAS SETELAH melalui proses penjaringan dan pemilihan secara demokratis dan partisipatif yang panjang di tingkat provinsi, terpilih lima kabupaten di Propinsi Jawa Tengah sebagai mitra USAID PRIORITAS. Lima kabupaten yang dalam istilah USAID PRIORITAS disebut daerah cohort 1 tersebut adalah Semarang, Batang, Banjarnegara, Purbalingga, dan Sragen. Di lain pihak kabupaten yang masuk dalam program diseminasi program DBE berjumlah 8 kabupaten yaitu Demak, Jepara, Kudus, Grobogan, Blora, Karang Anyar, Boyolali, dan Purworejo. 13 Kabupaten yang menjadi mitra USAID PRIORITAS selama 5 tahun ke depan akan mengalami perlakuan yang berbeda. Kabupaten cohort 1 akan lebih banyak mendapatkan fokus pendampingan, penguatan di berbagai bidang pendidikan khususnya tiga komponen utama yang menjadi fokus yaitu, peningkatan kualitas pembelajaran, manajemen dan tata kelola serta koordinasi antar kelembagaan. Sedangkan untuk 8 kabupaten lama lebih difokuskan pada desiminasi program yang dulunya pernah di laksanakan bersama DBE-USAID. Di lima kabupaten cohort 1 akan dipilih 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs dengan pembagian 75% dari sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan dan 25% dari lingkungan Kementrian Agama yang berasal dari dua kecamatan yang berbeda pada setiap kabupaten dan memiliki komitmen kuat untuk Keterangan: Daerah Mitra Baru 1. Batang 2. Kab Semarang 3. Sragen 4. Banjarnegara 5. Purbalingga memajukan pendidikan di jajarannya.“komitmen kuat untuk maju adalah syarat mutlak bagi sekolah untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS”, begitu kata Hari Riyadi Acting Provincial Coordinator yang menyampaikan perihal seleksi sekolah mitra ke stakeholder kabupaten. Pemilihan sekolah mitra dilakukan secara demokratis dan terbuka bersama-sama dengan Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama untuk memilih sekolah yang menjadi mitra USAID PRIORITAS. Setelah proses pemilihan sekolah mitra, akan dilakukan beberapa tes awal melalui program monitoring dan evaluasi serta pendataan awal. Data ini akan menjadi pijakan pertama bagi USAID PRIORITAS untuk mengukur peningkatan kualitas pasca dilakukannya program. Selanjutnya setelah pendataan awal akan ada pemilihan fasilitator yang berjumlah 20 orang ditingkat SD/MI dan 20 orang di tingkat SMP/MTs. Selesai semua proses tersebut maka diawal 2013 program akan dilaksanakan. 3 1 Peta Mitra USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah 6 7 1 LPTK Mitra: 1. Universitas Negeri Semarang (UNNES) 2. IAIN Walisongo Semarang. 3. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 2 8 9 2 Daerah Mitra Lama 6. Demak 7. Jepara 8. Kudus 9. Grobogan 10. Blora 11. Karang Anyar 12. Boyolali 13. Purworejo 4 12 5 13 4 11 10 3 Dinas Pendidikan Purbalingga Siapkan Dana di APBD 2013 untuk Pelatihan USAID PRIORITAS ISKHAK, M.Pd Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Untuk sosialisasi dan pembicaraan intensif masing-masing kabupaten diwakili: 1) Wakil Bupati Batang, Bapak Soetadi. 2) Bupati Purbalingga, H. Heru Sujatmoko. 3) Bupati Banjarnegara, Bapak H. Sutedjo S. Utomo. 4) Bupati Sragen, Bapak Agus Fatchurrahman. 5) Bupati Semarang, Bapak H. Mundjirin. 5 “Kami sangat gembira sekali adanya program USAID PRIORITAS di Kabupaten Purbalingga, dan sebagai bagian komitmen kerjasama, kami telah mencantumkan anggaran pelatihan untuk diseminasi awal ke dalam APBD 2013.” Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 - LENSA PRIORITAS 3 LENSA UTAMA LPTK “KUNCI PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN GURU” Dukungan dari berbagai pihak untuk kelancaran program USAID PRIORITAS menjadi poin utama dalam penyebarluasan praktik pendidikan yang baik. Salah satu caranya yaitu bekerja sama dengan Teacher Training Institution (TTI) atau LPTK. Tujuan dari kerjasama ini yaitu untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan, serta membantu kabupaten mitra untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. “Sinergisitas antara USAID PRIORITAS dan perguruan tinggi (LPTK) perlu dibangun untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan guru, kerjasama ini merupakan kunci untuk pengembangan kualitas pendidikan yang dibangun oleh USAID PRIORITAS 5 tahun ke depan,” tutur Ajar Budi Kuncoro, Teacher Training Institute Specialist USAID PRIORITAS. Kegiatan utama antara USAID PRIORITAS dengan LPTK diantaranya: 1. Melakukan pelatihan staf pendidikan di LPTK dalam memanfaatkan bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan oleh program USAID PRIORITAS untuk mendukung program pendidikan yang ber-kualitas baik pra maupun dalam jabatan. 2. Mendukung pengembangan kurikulum pendidikan/ pelatihan guru pra dan dalam jabatan serta keter-sediaan bahan, sumber, dan fasilitas pendidikan/ pelatihan guru. 3. Membangun kemitraan antara LPTK dan sekolah untuk menyediakan pengalaman praktik yang baik bagi mahasiswa calon guru. 4. Mendukung LPTK untuk mengembangkan peran-nya dalam menyediakan pelatihan guru dalam jabatan bagi kabupaten. Setelah melalui proses seleksi secara demokratif dan kolaboratif serta memperhatikan ketersebaran secara geografis, akhirnya terpilih 3 Universitas mitra, yaitu Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. Tiga Universitas tersebut di atas akan melakukan koordinasi, yang pada akhirnya akan membuat konsorsium/training center dengan Universitas lain disekitar kampus tersebut. Dari konsorsium ini diharapkan diseminasi program akan dilakukan, baik itu melalui dosen pada waktu pembelajaran, PPL atau bentuk-bentuk kegiatan lain yang dilakukan oleh Universitas bersama-sama dengan USAID PRIORITAS. Para dosen di Universitas tersebut juga akan dilatih serangkaian materi yang diusung oleh USAID PRIORITAS diantaranya berfokus pada kelas awal, pendidikan sains (IPA), teknologi informasi untuk pendidikan, pendidikan inklusi, perlindungan anak, gender dan budaya sehat di sekolah.* Flash News Tim USAID PRIORITAS diwakili oleh Ajar Budi Kuncoro berdialog dan berdiskusi dengan Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo. Rektor menyambut baik USAID PRIORITAS dan siap bekerjasama secara maksimal Rektor IAIN Walisongo Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, bertemu dengan TIM USAID PRIORITAS dan menyatakan komitmennya untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A, menyatakan komitmennya untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS. Nurkolis dan Ajar Budi Kuncoro (USAID PRIORITAS) berkoordinasi dengan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana beserta staf (foto kiri) dan Rektor Universitas Muhamma‐ diyah Surakarta beserta staf (foto kanan). 4 LENSA PRIORITAS - Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 LENSA UTAMA SINERGIKAN KEBUTUHAN PROVINSI MELALUI FGD FGD KABUPATEN: AJANG PENGENALAN PROGRAM “Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Dinas Pendidikan di Provinsi, sehingga butuh partner untuk mensinergikan kebutuhan provinsi dan keinginan dari pengguna pendidikan di daerah.” Keterbukaan Menjadi Prinsip Utama dalam FGD dan Interview Studi Kebutuhan dan Peran di 5 Kabupaten Mitra USAID PRIORITAS (13-21/9). Semarang. Tim USAID PRIORITAS melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan Interview dengan Stakeholder di Provinsi Jawa Tengah dari Unsur Dinas Pendidikan (gambar atas), Bappeda (gambar bawah kiri) dan Dewan Pendidikan (gambar bawah kanan). Suasana santai mewarnai pertemuan hangat antara tim USAID PRIORITAS dengan perwakilan dari Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, Badan Perencanaan Daerah, dan Kemetrian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam kegiatan studi assasement dan kebutuhan tingkat propinsi (6/9). Pertemuan ini merupakan langkah penting untuk kerjasama 5 tahun ke depan. Handoko Widagdo, Whole School Development Specialist yang hadir pada acara menilai esensi dari pertemuan ini telah didapatkan.“kebutuhan, harapan, dan gambaran secara umum dari stakeholder provinsi tentang pendidikan di Jawa Tengah telah diketahui, selanjutnya tinggal di kabupaten saja.” tuturnya. Dukungan dan kerjasama secara terbuka dari Propinsi Jawa Tengah pada program disampaikan oleh Indiarto Edi C., Kasubag Program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, “Hasil studi kebutuhan dan peran ini merupakan bagian penting dari kerjasama, pihak Provinsi akan mendukung sesuai kemampuan yang ada di provinsi”, paparnya. Lebih lanjut Prof. Dr. H. AT Soegito, S.H., M.M. ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menambahkan “Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Dinas Pendidikan di Propinsi, sehingga butuh partner untuk mensinergikan kebutuhan propinsi dan keinginan dari pengguna pendidikan di daerah. Partner ini salah satunya bisa di isi oleh USAID PRIORITAS.” paparnya. Daerah baru, suasana baru, dan teman baru. Rangkaian kata tersebut cocok bila di pakai untuk menggambarkan suasana kegiatan FGD dan interview di 5 kabupaten Mitra USAID PRIORITAS. Bagaimana tidak, 5 kabupaten ini merupakan daerah baru yang disentuh program, sehingga para stakeholder pendidikan juga baru mengenal program. Karena setiap kabupaten idealnya diwakili unsur-unsur dari Dinas Pendidikan, Kemenag, Bappeda, Dewan Pendidikan, UPTD/Cabang Dinas, Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru, maka dikesempatan ini tim USAID PRIORITAS berinisiatif untuk menyosialisasikan program lebih dini, harapannya akan ada keterbukaan dan silaturrahim yang baik untuk mengawali kerjasama. “Tak kenal maka tak sayang, kiranya pepatah ini sesuai dengan pola kerja pada kegiatan ini”, tukas Hari Riyadi, Management and Governance USAID PRIORITAS. lebih lanjut Hari menjelaskan “... oleh karenanya kita mengawali kerjasama dengan pengenalan yang baik tentang program, tujuan serta target-target yang akan dicapai bersama 5 tahun kedepan, dengan cara ini informasi yang diharapkan semakin bisa otentik, karena responden tahu alasan kenapa mereka harus menjawab sesuai dengan data dan kondisi riil di lapangan.” ungkapnya. * “Mudah-mudahan USAID PRIORITAS menambah daya dorong dan daya dobrak untuk memajukan Madrasah, baik sumber daya manusia maupun tata kelolanya sehingga Madrasah lebih eksis di masyarakat” Drs. H. Farhani, SH, MM (Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banjarnegara) “Tujuan kerjasama ini diharapkan akan mampu mengangkat kualitas pendidikan dasar baik dari sisi siswa maupun SDM yang menjalankannya” Drs. Muhdi (Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara) Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 - LENSA PRIORITAS 5 LENSA PROFIL DISEMINASI DBE MENGALIR DERAS DI PURWOREJO aspek pendidikan, menggairahkannya sehingga memunculkan inovasi dan kreativitas yang tidak terduga. Salah satunya di SMP N 19 Purworejo, Yuli Eko Sarwono, guru matematika “Mengalir apa adanya”, inilah moto Bambang Aryawan. dengan kreativitasnya menciptakan laboratorium Sosok yang didaulat menjadi ujung tombak pengembangan matematika dengan memanfaatkan barang bekas. Bahkan pendidikan dan kebudayaan di kabupaten Purworejo sejak dengan ketelatenannya dia mampu memenuhi ruang yang 2008 silam. Lelaki berperawakan tegas ini menyatakan dirinya berukuran 8x7m2 sehingga penuh dengan hasil kreativitas siap secara total untuk mengubah wajah pendidikan di bersama siswanya. Kabupaten Purworejo. Karena tekad kuatnya itu, Bambang Selain Eko dengan laboratorium matematikanya, masih menyambut gembira hadirnya program Desentralized Basic banyak guru yang berinovasi di bawah arahan Daryanto, Education (DBE)-USAID tahun 2006 silam. “Banyak kepala sekolah SMP Negeri 19 Purworejo. Daryanto pencapaian bersama DBE”, kenangnya. “Mulai dari sisi menyebutkan “masih ada beberapa keunikan yang ada di SMP manajemen di Dinas Pendidikan, kami, diantaranya yaitu Laboratorium “Program DBE-USAID pembuatan Renstra, Renja, BOSP, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan mempersatukan guru, kepala pemerataan guru, inovasi pembelaLaboratorium Pancasila”. Tiga sekolah, dan pengawas menjadi jaran, dan peningkatan kualitas Laboratorium tersebut merupakan hasil berdaya dan pada akhirnya pembelajaran dengan model kerja keras dari guru yang berkolaborasi kapasitas sekolah menjadi PAKEM.” lanjutnya. dengan siswa, dan sering menjadi rujukan maksimal.” Peran DBE-USAID di Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah sebagai perPurworejo bila dilihat dari tiga contohan. Namun demikian terang Bambang Aryawan program kerja pemerintah, maka Daryanto, ”Fokus pada penggunaan Kadinas Pendidikan akan menghasilkan beberapa hal dan Kebudayaan barang-barang bekas dan pengembangan Kabupaten Purworejo karakter kebangsaan merupakan ruh diantaranya: Pemerataan dan Perluasan Akses pengembangan inovasi pembelajaran di - daya tampung sekolah melebihi SMP Negeri 19.” tegasnya. kebutuhan rasio jumlah siswa dan ruang belajar sudah Pengembangan pendidikan dan dampaknya yang begitu sesuai standar kelayakan memuaskan setelah adanya program DBE membuat - pemerataan guru yang proporsional sehingga tidak Bambang semakin mantab untuk mendukung diseminasi memerlukan pengangkatan selama 4 tahun ke depan program-program dari USAID yaitu USAID PRIORITAS 5 melalui program regrouping dan multy grade teacher untuk tahun ke depan. “harapan saya, USAID PRIORITAS akan derah terpencil. menjadi mitra yang mengalirkan inovasi pembelajaran secara Peningkatan Mutu dan Relevansi deras untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Purworejo,” - peningkatan kapasitas pengawas, kepala sekolah, dan guru mengakhiri pembicaraannya.* dengan pelatihan PAKEM dan kapasitas lain, - pelatihan kepala sekolah, komite, dan guru secara bersamaan sehingga program bisa langsung berjalan Laboratorium. Matematika di SMPN 19 sebagai hasil tindak lanjut, Purworejo - pendampingan tindak lanjut PAKEM oleh pangawas yang menjadi fasilitator, - melakukan replikasi DBE dari 2 kecamatan dan 1 gugus menjadi seluruh sekolah di Purworejo. Hasil replikasi dirasakan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Pencitraan Publik - adanya program khusus “anak beriman dan berkepriLaboratorium Pancasila di badian”. Program bagi siswa muslim lulus dari pendidi-kan SMPN 19 Purworejo dasar mampu membaca tulis Al-qur'an dan sholat dengan benar, - munculnya guru dan siswa berprestasi di tingkat nasional ataupun provinsi Bambang menegaskan bahwa DBE USAID “mempersatukan guru, kepsek, dan pengawas menjadi berdaya dan pada akhirnya kapasitas sekolah menjadi maksimal.” Pengembangan Laboratorium Pendidikan Dampak program DBE di Purworejo menyentuh seluruh 6 LENSA PRIORITAS - Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 Laboratorium IPS SMPN 19 Purworejo LENSA PRAKTIK YANG BAIK Kemiringan Garis (Gradient) di Balik Fenomena Mistik Jelangkung Misteri “Jelangkung” Dimanfaatkan Yuli Eko Sarwono, Guru SMP Negeri 19 Purworejo Jawa Tengah sebagai Media Pembelajaran Matematika untuk Mempelajari Kemiringan Garis. Proses pembelajaran dengan media Jelangkung dilakukan menggunakan kayu atau bambu yang disilangkan dan diberikan batok kelapa sebagai kepala dari Jelangkung sehingga mirip seperti Jelangkung pada zaman dahulu. Kayu yang disilangkan digunakan sebagai bidang koordinat, pada sumbu Y dibuat kepala dan pada sumbu X dikenakan baju sehingga menyerupai Jelangkung. Pembelajaran diawali dengan menyiapkan alat bantu mengajar berbentuk Jaelangkung sebagai bidang koordinat, selanjutnya guru bersama peserta didik mencari tempat di halaman sekolah yang teduh. Setelah sesuai tempatnya guru memberikan cerita tentang historis Jelangkung sehingga siswa paham kegunaan Jaelangkung pada masa lalu, kemudian guru merangsang dan menjelaskan relevansi media inovasi dengan matematika serta menjelaskan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu menghitung kemiringan garis. Setelah siswa memahami tujuan pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, membimbing siswa yang berkelompok untuk mendiskusikan tentang materi gradient dan menuliskannya di lembar kerja siswa dengan menggunakan lidi kecil berbentuk jaelangkung. Setiap kelompok membuat soal tentang gradient, kemudian diberikan kepada kelompok lain untuk menyelesaikannya. Setelah selesai dikerjakan, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari pekerjaannya. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pekerjaan siswa dan memberi penekanan hasil. Setelah selesai melaksanakan simpulan dan Lokasi : SMPN 19 Purworejo Jl. Magelang Km 12 Purworejo Tingkat : SMP/MTs Lingkup : kelas Masalah : Selama ini siswa sering mengalami kesulitan dalam menjelaskan, mengaplikasikan, dan menghitung kemiringan garis, Media pembelajaran di sekolah yang masih monoton sehingga perlu adanya media pembelajaran inovatif yang berbeda serta merangsang keingintahuan Siswa Banyak berkembangnya film Jaelangkung dan cerita mistis dikalangan siswa sehingga perlu adanya media pembelajaran inovatif yang mampu memberikan pengetahuan tentang warisan kebudayaan daerah kepada siswa sehingga pada akhirnya mampu memberikan penyikapan yang benar. Tujuan : Siswa mampu mendefinisikan nilai gradient Siswa mampu memahami gradient atau kemiringan garis serta mampu menghitung nilai gradient/kemiringan suatu benda Siswa mengetahui dan mampu menyikapi dengan benar fenomena budaya daerah khususnya permainan Jaelangkung sebagai bagian dari program pengenalan warisan budaya bangsa. Strategi : Guru menyiapkan alat bantu mengajar berbentuk Jaelangkung sebagai bidang koordinat. Guru bersama peserta didik berada di luar kelas, atau di halaman sekolah yang teduh. Guru menjelaskan kompetensi dasar yaitu menghitung gradient. Siswa berkelompok mendiskusikan tentang materi gradient dan menuliskan di lembar kerja siswa dengan menggunakan lidi kecil berbentuk Jaelangkung. penekanan hasil, guru memberikan reward kepada kelompok yang berhasil mengerjakan soal disesuaikan dengan tingkat kebenaran pengerjaan soal. Dampak praktik pembelajaran dengan media Jaelangkung setelah melakukan evaluasi secara sederhana dapat diketahui bahwa siswa meningkat pemahamannya tentang gradient dan mampu mengasumsikannya dengan media-media yang lain. Lebih lanjut terdapat peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa dalam Kompetensi Dasar menghitung gradient dengan rata-rata sebesar 80%, dan terakhir semakin pahamnya siswa terhadap nilai dan karakter budaya daerah yang pada akhirnya siswa akan secara berimbang dan mampu memberikan penyikapan dengan benar tentang permainan budaya tersebut Strategi Lanjutan : Setiap kelompok membuat soal, kemudian diberikan kepada kelompok lain untuk menyelesaikannya. Setelah selesai dikerjakan, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari pekerjaannya. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pekerjaan siswa dan memberi penekanan hasil. Guru memberikan reward kepada kelompok yang berhasil mengerjakan soal disesuaikan dengan tingkat kebenaran pengerjaan soal. Hasil : Meningkatnya pemahaman siswa dengan gradient dan mengasumsikannya dengan media-media yang lain. Meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa Kompetensi Dasar menjadi 80% Semakin pahamnya nilai dan karakter budaya daerah yang pada akhirnya mampu memberikan penyikapan tentang budaya tersebut dengan benar Pelaku : Pelaku:Yuli Eko Sarwono, Guru SMPN 19 Purworejo Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 - LENSA PRIORITAS 7 LENSA SERBA-SERBI staf jawa tengah “KECANDUAN” BTL3 DI KARANGANYAR Karanganyar, 80 orang guru berlatih untuk menguasai pertanyaan tingkat tinggi. Program DBE 3 di Jawa Tengah telah berakhir, namun dampaknya kian menjadi. Hal inilah yang terjadi di Karanganyar, salah satu mitra DBE 3 lima tahun silam. Sesuai dengan komitmen dari pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar untuk tetap mendiseminasikan program DBE yaitu Better Teaching and Learning (BTL) dilaksanakanlah pelatihan BTL3 (13-15/10) bertempat di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari, hari pertama dan kedua, peserta dipandu oleh fasilitator untuk memetakan kurikulum, menyusun pertanyaan tingkat tinggi, membuat Lembar Kerja Siswa, penilaian kelas, dan jurnal refleksi. Di hari ketiga, peserta melaksanakan real teaching di SMP N 4 dan 5 Karanganyar dengan teknis pelaksanaan sebagian guru yang menjadi peserta menjadi pengajar dan sebagian lainnya mengobservasi. Sebagai mitra DBE, Dinas Pendidikan Karanganyar memahami pen ng materi‐materi pela han yang dikenalkan oleh DBE untuk tetap disebarluaskan dan dikembangkan di lingkungan guru. Hingga 2012, semua guru SMP di Karanganyar semua sudah dila h BTL2. Setelah dila h dengan BTL2 dan merasa mampu, guru meminta agar dilaksanakan lanjutan dari BTL2 yaitu BTL3, karena “…fakta di lapangan, guru sangat termo vasi setelah mengiku pela han BTL”, demikian penegasan Kepala Seksi Kurikulum Dikmen Dinas Pendidikan Karang‐ anyar, Sutrisno, M.Hum. Hal ini dibenarkan oleh Suprap , Am.Pd, guru IPS dari SMP N 1 Satu Atap Balong Jenang Karanganyar. Pengakuan Suprap yang kini telah berumur 58 tahun menyatakan bahwa pela han BTL3 yang diiku nya sangat mudah untuk dipahami, meski terkesan terlalu cepat. “Saya yakin, model pembelajaran yang dikenalkan di BTL3 akan merepotkan LENSA PENDIDIKAN Edisi 01, Agustus - Oktober 2012 Diseminasi BTL. Replikasi DBE Berlangsung Antusias di Karanganyar (13-15/12), Guru Termotivasi untuk Mengaplikasikannya Di Kelas. foto:SHS/USAID PRIORITAS guru di depan, tetapi akan sangat membantu di dalam proses pembelajaran berikutnya, bahkan tahun‐tahun berikutnya”, papar Suprap . Sementara Sumiya , S.Pd, guru IPS SMP N 3 Ja puro mengaku baru sekali ini ikut pela han seper BTL3, “saya sangat termo vasi”, tegas Sumiya . Sutrisno menambahkan, khusus untuk mendiseminasi‐ kan BTL3 sehingga mampu membuming di Karanganyar, Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar telah menyiap‐ kan dana replikasi pelatihan dua angkatan sejumlah total Rp.50 juta. “Dana ini nantinya akan digunakan secara penuh untuk mendukung pelaksanaan diseminasi dari program DBE-USAID”, terang Kepala Seksi Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar ini.* Direktur dan Staf USAID PRIORITAS-Jawa Tengah Penanggung Jawab: Nurkolis Editor: Anang Ainur Roziqin Tim Redaksi: Ajar Budi Kuncoro, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono Alamat: Perum. Candi Asri, Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected] USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students