7 BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya Ada beberapa

advertisement
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Sebelumnya
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membicarakan tentang
motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ini, antara lain:
Susilawati (2003) dengan judul “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan
anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas”dengan
rumusan masalah terkait 1) apa saja tujuan oran tua menyekolahkan anaknya
ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas, 2) mengapa orang
tua termotivasi menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang
Kecamatan Jenamas. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui tujuan oran tua
menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan
Jenamas, 2) ingin mengetahui motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke
MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas.
Hasilpenelitiannya diketahui bahwa: 1) Orang Tua menyekolahkan
anaknya ke Madrasah Tsanawiyah agar anak dapat memperoleh pendidikan
agama Islam yang lebih mendalam dan agar anak tumbuh menjadi manusia
dewasa sesuai dengan pendidikan agama Islam dan juga usaha terhadap anak
didik menuju tercapainya manusia beragama (manusia yang bertaqwa kepada
Allah SWT Tuhan yang maha Esa). 2) Orang Tua menyekolahkan anaknya ke
Madrasah Tsanawiyah karena keinginan anak dan orang tua sendiri menyadari
kurang dapat memberikan pengetahuan agama di rumah sebab keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki masing-masing orang tua, biaya yang dikeluarkan
untuk pendidikan cukup murah ditunjang dengan fasilitas belajar cukup baik.
7
8
Selanjutnya, M. Undel (2005) dengan judul “Motif Orang Tua
Menyekolahkan anak ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan”.
Rumusan masalah yang diangkat adalah 1) apa motif orang tua
menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan.
2) Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anaknya, 3)
apa tujuan orang tua menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Martapura
Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui motif
orang tua desa Sei Rungan memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren
Martapura Kalimantan Selatan. 2) untuk mengetahui cara orang tua
memberikan motivasi kepada anaknya dan 3) tujuan orang tua menyekolahkan
ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahu: 1) Adanya kesadaran
sendiri yang mengharapkan anaknya menjadi orang yang serba pandai dalam
hal agama. 2) Teknik yang dilakukan orang tua agar anaknya termotifasi
adalah dengan memberikan hadiah, pujian dan nasehat kepada anaknya. 3)
Tujuannya untuk mempersiapkan anak menjadi generasi penerus yang alim
untuk kelangsungan kehidupan Islam.
Berdasarkan dua penelitian sebelumnya diatas, diketahui bahwa
motivasi orang tua dilihat dari segi latar belakang yang dimiliki orang tuayang
dipandang mampu untuk menyekolahkan anaknya ke luar daerah, biaya
pendidikan yang murah, pemberian hadiah dan pujian terhadap anak agar anak
bersekolah dan keinginan orang tua menjadikan anak menjadi orang yang alim
dalam agama Islam.
9
Sementara yang peneliti teliti dalam penelitian ini adalah Motivasi
Orang Tua Menyekolahkan Anak di RA. Perwanida I ini dimana dalam
penelitian ini lebih menitikberatkan kepada pandangan orang tua murid
terhadap RA Perwanida I Palangka Raya, berbagai informasi yang membuat
orang tua murid termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I
Palangka Raya, proses pembelajaran yang membuat orang tua murid
termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I Palangka Raya dan
output yang membuat orang tua murid termotivasi menyekolahkan anaknya di
RA Perwanida I Palangka Raya.
B. Deskripsi Teoritik
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi sering disebut orang dengan motif
saja untuk
menunjukkanmengapa seseorang berbuat sesuatu. Motivasi dan motif
adalah dua istilah yangsulit dibedakan dan tidak jarang orang memakai
istilah yang berbeda ini menjadisama dalam pemakaian kata atau kalimat
baik dalam segi ucapan maupun tulisanuntuk mencapai jawaban antara
kata motif dan motivasi ini terlebih dahulu harustahu secara jelas
pengertian dari dua istilah tersebut.
Motivasi, sikap, minat, yang memberikan kemungkinan untuk
mendorongseseorang dalam berbuat dan tingkah laku. Untuk mendorong
seseorang mencapaiaktivitas dari tujuan yang diinginkan. Menurut Sumadi
Suryabrata dalam bukuPsikologi Pendidikan, motif adalah: “keadaan
10
dalam pribadi orang yangmendorong individu untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan”.Dalam pengertian ini motif bukanlah hal
yang dapat diamati, akan tetapi dapatdiketahui adanya karena suatu
aktivitas itu dapat kita lihat atau saksikan.4
Pendapat Ngalim Purwanto dalam buku PsikologiPendidikan:
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untukbertindak melakukan sesuatu”. Dengan demikian motif itu
adalah suaturangsangan yang ada dalam diri individu, sehingga
dengan adanya rangsangantersebut mendorong seseorang untuk
melakukan suatu tindakan. 5
Pengertian di atas motif atau motivasi dapat disimpulkan bahwa
suatu proses perubahan yangmempengaruhi pilihan-pilihan individu
terhadap bermacam-macam bentukkegiatan. Jadi pada dasarnya motivasi
tersebut mengandung tiga unsur pokokyaitu:
1) Motivasi menggiatkan atau mengarahkan, yang berarti menimbulkan
kegiatanpada individu untuk bertindak dengan tata cara tertentu,
merespon dankecenderungan dalam kesenangan.
2) Motivasi menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan
suatuorientasi tujuan dan tingkah laku tersebut diarahkan pada sesuatu.
3) Motivasi untuk menjaga dan tingkah laku, lingkungan sekitar harus
untukmenguatkan intensitas arah dorongan-dorongan dan kekuatan
individu.
Setelah memperhatikan beberapa pendapat di atas, maka dapat
penulissimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan suatu dorongan
4
5
Sumadi Suryabrata,Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali, 1990, h. 70
Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan, Remaja Karya,Bandung,1988, h 69
11
yang terjadi dalamdiri manusia yang menyebabkan suatu perubahan
energi untuk melakukan sesuatuguna mencapai suatu tujuan maupun
cita-cita.
b. Macam-macam Motivasi
Motivasi atau motif dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
macam, antara lain sebagai berikut:
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan
Motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir,
jadimotivasi itu ada dan tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya:
doronganuntuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk
bekerja, doronganuntuk beristirahat dan dorongan untuk seksual.
b) Motif-motif yang dipelajari
“Maksudnya
motif-motif
yang
timbul
karena
dipelajari
sebagaicontoh: dorongan untuk belajar suatu belajar cabang ilmu
pengetahuan,dorongan
untuk
mengejar
sesuatu
didalam
masyarakat”.
2) Motivasi dilihat dari asal adanya motivasi
a) Motivasi Intrinsik
Dimaksud motivasi intrinsik adalah: motif-motif aktif yang
fungsinyatidak usah dirangsang dari luar, memang dalam diri
individu sendiri telahada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Misalnya orang yang gemarmembaca yang tidak usah ada yang
12
mendorongnya telah mencari sendiribuku-buku untuk dibacanya,
orang yang rajin dan bertanggung jawab yangtidak usah menanti
komando sudah belajar secara sebaik-baiknya.
b) Motivasi Ekstrinsik
Dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
berfungsikarena adanya perangsang dari luar, seperti misalnya
orang belajar giatkarena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada
ujian, orang membacasesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu
harus dilakukannya sebelum diadapat melamar pekerjaan, dan
sebagainya.
3) Motivasi dilihat atas dasar isi atau persangkutpautannya
a) Motivasi Jasmaniah
Termasuk
motivasi
jasmaniah,
seperti
misalnya
refleks,
instink,otomatisme, nafsu, hasrat dan sebagainya.
b) Motivasi Rohaniah
Termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan. Kemauan itu
terbentukmelalui empat momen, yang sebagai berikut:
-
Momen timbulnya alasan-alasan:
Momen pilihan
Momen putusan
Momen terbentuknya kemauan6
c. Fungsi Motivasi
6
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 1990, h. 73.
13
Semua aktivitas yang dikerjakan pasti dilatarbelakangi oleh
suatu motifyang mengiringinya, seperti diuraikan di atas bahwa
motivasi itu berkaitan dengancita-cita dan tujuan. Semakin kuat citacita atau tujuan seseorang maka semakinkuat pula motivasi yang
mendorong seseorang tersebut untuk meraihnya. Karenaitu motivasi
sangat besar fungsinya bagi kehidupan manusia.
Menurut S.Nasution, bahwa motivasi itu mempunyai tiga
fungsi, yaitu:1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi, 2). Menentukan arah
perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.3). Menyeleksi
perbuatan,
yakni
menentukan
perbuatan-perbuatan
apa
yang
harusdijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyampaikanperbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
itu.7
2. Raudhatul Athfal (RA.)
a. Pengertian Raudhatul Athfal (RA.)
Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
hidup bangsa tersebut. Diantara kebijakan pemerintah adalah mencapai
tujuan nasional dengan jalan meningkatkan mutu pendidikan mulai dari
jenjang prasekolah (termasuk didalamnya) sampai perguruan tinggi.
7
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 1995, h. 79
14
Pada buku pedoman pendidikan prasekolah menjelaskan tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada prinsipnya bahwa selain jenjang
pendidikan dasar, perguruan tinggi, juga dapat diselenggarakan pendidikan
prasekolah. Syarat dan bentuk sistem pendidikan serta penyelenggaraan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah RI No. 2 tahun 1990 tentang
pendidikan prasekolah yang dalam pasal 1 dinyatakan bahwa:
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di
luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar,
yang diselenggarakan di jalur pendidikan luar sekolah. 8
Raudhatul Athfal adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi
anak usia empat tahun sampai enam tahun. 9
Pengertian
di
atas
dijelaskan
bahwa
penyelenggaraan
pendidikanRA.dilakukan secara sistematis dan untuk mengembangkan
potensipotensiyang dimiliki oleh anak sejak usia dini. Pendidikan di
Taman Kanakkanakadalah pendidikan formal sebelum si anak masuk
jenjang pendidikan dasardan pendidikan ini lebih banyak pada
pembentukan kepribadian seorang anak.
RA sebagai pendidikan prasekolah tetap mempertahankanazasnya
yaitu bahwa belajar sambil bermain atau bermain seraya belajar.RA adalah
tempat atau lembaga yang lebih banyakmemberikan pendidikan melalui
belajar dan bermain atau sebaliknya. Dansebagaimana telah dijelaskan di
8
Anggani Sudono, Pedoman Pendidikan Prasekolah.Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1991, h. 43
9
Kementerian Agama RI, Kurikulum RA/BA/TA, Jakarta: Direktorat Pendidikan
Madrasah, 2011, h.3
15
atas bahwa program kegiatan belajar di RA dengan menggunakan
pendekatan “bermain sambil belajar danbelajar seraya bermain”. Jelaslah
bahwa adanya unsur bermain di mempunyai suatu prinsip yang tidak bisa
ditinggalkan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan “Anak
RA.”adalah mereka yang berusia antara 4-6 tahun, yang mana mereka
mengikutiprogram RA.
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan di RA.
Upaya untuk mencapai pendidikan nasional perlu adanya
peningkatan danpenyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan untuk
mencerdaskankehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
menjadi masyarakat yangmaju, adil, makmur dan sejahtera.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan,
akhlak
mulia,
serta
ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya,masyarakat bangsa dan negara”.10
Dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting
karenamempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan masa depan
suatu bangsa. Halini sesuai dengan pendapat Amir Daien Indra Kusuma
sebagai berikut:
“Mengingat sangat urgennya pendidikan itu bagi kehidupan suatu
bangsadan negara, maka hampir seluruh warga negara di dunia ini
menangani secaralangsung masalah kebijakan. Dalam hal ini
masing-masing Negara menentukansendiri dasar dan tujuan
10
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bandung:Citra Umbara,2003, h.3
16
pendidikan di negaranya”. Oleh karena itu dalammenentukan suatu
dasar dan tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan cita-citadan
pandangan hidup suatu bangsa.11
Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia adalah sesuai dengan UU
RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 2 dan 3
yangmenyebutkan bahwa:
Pasal 2: “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undangundang DasarRepublik Indonesia Tahun 1945”.
Pasal 3: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga
negara yang demokratis secara bertanggung jawab.12
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dasar dan tujuan
umummerupakan azas yang hendak dituju oleh setiap penyelenggaraan
pendidikan
diIndonesia,
termasuk
didalamnya
penyelenggaraan
pendidikan prasekolah. Jadi tujuan pendidikan RA.mengacu kepada tujuan
pendidikannasional.
RA.merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah,maka
dalam
buku
dijelaskanbahwa:
Penyelenggaraan
System
“Pendidikan
prasekolah
Pendidikan
Nasional,
RA.bertujuan
untuk
membantumeletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,
ketrampilan dandaya cipta yang diperlukan oleh anak didik didalam
11
Amir Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional,1973, h. 44
12
Ibid, h. 7.
17
menyesuaikan
diri denganlingkungannya
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan selanjutnya.” 13
Tujuan RA antara lain:
1) Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhla mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis,
kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
2) Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,
kinestetis, dan social peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan
dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
3) Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi Akhlakul Karimah, sosio-emosional dan
kemandirian, pendidikan Agama Islam (PAI), bahasa, kognotif dan
fisik/motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar.14
Disimpulkan
bahwa
tujuan
penyelenggaraan
pendidikan
prasekolahitu mengacu kepada tujuan pendidikan nasional, yang
padaprinsipnya adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan,
ketrampilan, pengetahuan dan dayacipta yang diperlukan oleh anak didik
dalam menyesuaikan diri denganlingkungannya dan untuk pertumbuhan
serta perkembangan selanjutnya.Memberi bekal kemampuan dasar bagi
perkembangan anak secara utuh.Memberi bekal untuk mengembangkan
diri, sesuai dengan asas pendidikanseumur hidup.
Searah dengan tujuan tersebut, RA dimaksudkanmerupakan
sebagai suatu tempat bagi anak untuk mendapatkan kesempatanbimbingan
yang terarah bagi perkembangan proses sosial bagi anak melalui carayang
sesuai
dengan
sifat-sifat
alami
yang
dimilikinya.
13
Oleh
karena
Abdul Razak Hasain, Penyelenggaraan System Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka
Cipta, 1995, h. 23
14
Kementerian Agama RI, Kurikulum RA/BA/TA…., h.4
18
itupenyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan
tujuanyang hendak dicapai sehingga dapat terwujud dengan baik. Guna
mencapai tujuantersebut secara efektif dan optimal, maka penyelenggaraan
pendidikan perludisesuaikan dengan perkembangan dan perubahan
masyarakat yang sedangmembangun serta kemajuan ilmu dan teknologi.
c. Kurikulum RA.
Menurut Ibrahim dan Benny, kurikulum dibagi menjadi dua,
yaitu:
1) Kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah
pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu Taman Kanakkanak itulah yang merupakan kurikulum, sedangkan kegiatan
belajar selain mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah
ditentukan bukan merupakan kurikulum.
2) Kurikulum menurut pandangan modern adalah sesuatu yang nyata
terjadi dalam proses pendidikan, pandangan ini bertolak dari
sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses, kegiatan yang
dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.15
Berdasarkan pandangan diatas dipahami bahwa Kurikulum RA.
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bidang
pengembangan, dan penilaian serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan.
a. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kurikulum di RA.
15
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004,Kerangka Dasar Taman KanakKanak dan Raudlatul Athfal, Jakarta: Depdiknas, 2004, h.2
19
1) Perencanaan
Perencanaan
kegiatan
berdasarkan
buku
pedoman
kegiatan Kurikulum RA.dibagi atas:
a) Perencanaan Tahunan dan Semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajara
n yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan,
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata
secara urut dan sistematis, alokasi waktu yangdiperlukan untuk
setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan
2. Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai
berikut:

Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni dan standar
perkembangan dasar.

Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensikompetensitersebut untuk setiap kelompok dalam satu
semester.

Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan
Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah
memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam
jaringan tema.

Menetapkan
pemetaan
jaringan
tema
dengan
memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan
20
sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan.
b) Perencanaan Mingguan (SKM)
SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester
yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator
yang telah direncanakan dalam satu
keluasan
pembahasan
tema dan
minggu sesuai dengan
subtema.
Perencanaan
mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain satuan
kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok dan
satuankegiatanmingguan(SKM)modelpembelajaranberdasar mi
nat.
c) Perencanaan Harian (SKH)
Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiat
an harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan
kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual,
kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas
kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan
akhir.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan da
n dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan
tema atau subtema, dan sebagainya.
21
Kegiatan
inti merupakan
kegiatan
yang
dapat
mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional
anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang
memberikesempatan
kepada
anak untuk bereksplorasi dan
bereksperimensehinggadapatmemunculkaninisiatif,kemandirian
dan
kreativitas
anak,
serta
kegiatan
yang
dapat
meningkatkan pengertian, konsentrasi dan mengembangkan ke
biasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan
yang dilaksanakan secara individual/kelompok.
Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan
untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan,
misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata
tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan
dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan
makan
selesai,
anak
melakukan
kegiatan
melakukan
kegiatan bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan
maksud mengembangkan untuk mengembangkan motorik kasar
anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan degan dengan
kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya
anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang
dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan
pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku,
22
mendramatisasikan
suatu
cerita,
mendiskusikan
tentang
kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari,
menyanyi, berdoa, dan sebagainya. Satuan kegiatan harian
(SKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain SKH
model pembelajaran
berdasarkan
minat
kelompok,
dengan
sudut
SKH
kegiatan,
pembelajaran
dan
SKH
pembelajaran berdasarkan minat dengan area.
Menurut Agus F. Tangyong dkk, langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia
mengajar adalah:
a) Memahami Program Kegiatan Belajar RA Sebelum mengajar
hendaknya guru memahami program kegiatan belajar RA
yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar,
cara
menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil
pengembangan anak.
b) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan Guru memikirkan dan
merencanakan kegiatan untuk satu minggu. Satuan kegiatan
mingguan berisi beberapa bahan pengembangan diri
berbagai bidang pengembangan.
c) Menyusun Satuan Kegiatan Harian Kegiatan mingguan dibagibagi dalam kegiatan harian. Satuan kegiatan harian berisi
uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan
oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan program harian yang
fleksibel akan memunculkan pembiasaan-pembiasaan.16
Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk
anak,
seorang
mengorganisasi
pengalaman
16
guru
isi
belajar
harus
memilih
kurikulum
bagi
anak,
(materi),
tujuan,
bagaimana
memilih
bentuk
bagaimana urutan pelajaran
Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta:
Grasindo, 1994, h. 8
23
diberikan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian
terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu,
dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai
wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah
bosan dengan kegiatan yang dirancang guru.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan
Satuan
Kegiatan
Harian
yang
telah
disusun, guru melaksanakan:
1) Pengorganisasian Kelas
Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak
kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan
perorangan daripada klasikal. Ruang belajar tidak perlu
selalu di kelas. Kegiatan dapat dilakukan juga di halaman.
Anak diperkenankan untuk memilih sendiri kegiatannya,
sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak
sebagai pendorong serta fasilitator.
2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar
Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai
dengan bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah
agar sebanyak-banyaknya menggunakan sarana yang berasal
dari lingkungan alam sekitarnya, murah atau berasal dari
bahan-bahan bekas. Yang penting bukanlah mahal dan
bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru memanfaatkan
sarana belajar tersebut seefektif mungkin.
3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar
Guru bersama anak didik secara aktif melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Guru selalu memberikan
kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan melalui bermain. Anak
diperkenankan melakukan kegiatan yang paling sesuai dengan
minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenankan membuat
kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan
sesuatu. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap
aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhan, minat dan kemampuannya. 17
17
Ibid,. h. 9
24
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru
melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan.
Dengan begitu, proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik.
b. Materi Pembelajaran di RA.
Materi merupakan isi program kurikulum yakni segala sesuatu
yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang
studi tersebut. Akan tetapi, apabila di Sekolah Dasar terdapat bidang
studi, maka di Taman Kanak-kanak disebut dengan tema.
Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar
Taman Kanak-kanak kelompok A dan B adalah: Aku,
Keluargaku, Rumah, Sekolah, Makanan dan Minuman,
Pakaian, Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan, Binatang,
Tanaman, Kendaraan, Pekerjaan, Rekreasi, Air dan Udara, Api,
Negara, Alat Komunikasi, Gejala Alam, Matahari, Bulan,
Bintang dan Bumi, Kehidupan Kota, Desa, Pesisir dan
Pegunungan. 18
Materi di RA. berbeda bahasanya dengan materi yang ada di
SD, mengingat muatan materi yang ada di RA. menyesuaikan dengan
taraf perkembangan anak didik baik melalui usia dan kemampuan
memahami materinya.
c. Model Pembelajaran di RA.
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
18
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta,
2004, h.13-14
25
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen
model
pembelajaran
meliputi;
konsep,
tujuan
pembelajaran,
materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar,
dan teknik evaluasi.
Penyusunan model pembelajaran di RA. didasarkan pada
silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan
kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan
demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret yang
dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian.
Kita mengenal beberapa model pembelajaran yang diterapkan
di RA, diantaranya adalah:
1) Model pembelajaran klasikal
2) Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan
pengaman
3) Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan
4) Model pembelajaran area
5) Model pembelajaran berdasarkan sentra 19
Model-model
pembelajaran
tersebut
pada
umumnya
menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari,
yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat/makan,
kegiatan akhir atau penutup.
Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam
pembelajaran
19
yang
ditujukan
untuk
memfokuskan
perhatian,
http://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-%E2%80%93-modelpembelajaran-di-taman-kanak-kanak/
26
membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk
mencapai kompetensi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti
dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan
konfirmasi.
Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa
menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
Uraian singkat mengenai model – model pembelajaran di atas
sebagai berikut:
1) Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana
dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak
sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang paling awal digunakan di RA., dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang
memperhatikan
minat
individu
anak.
Seiring
dengan
perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran,
model ini sudah banyak ditinggalkan.
2) Model pembelajaran kelompok dengan pengaman adalah pola
pembelajaran
dimana
anak-anak
dibagi
menjadi
beberapa
kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing
27
kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu
pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3
kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam
pergantian
kelompok
terdapat
anak-anak
yang
sudah
menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak
tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok
lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak
tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan
oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengan kegiatan
pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat
yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau
subtema yang dibahas.
3) Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model
pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi
pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat
yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang
beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan
dengan tema dan subtema yang dibahas.
4) Model pembelajaran berdasarkan area. Model ini pada dasarnya
hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut
kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik
untuk
memilih
kegiatan
sendiri
sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
28
spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu
juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak,
pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.
5) Model pembelajaran sentra. Model pembelajaran berdasarkan
sentra memiliki ciri utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk
membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta
konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini
berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat
di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada
umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung
perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan
selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini
dimaksudkan untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi.
Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini yaitu;
bermain sensorimotorik atau fungsional, bermain peran, dan
bermain pembangunan yaitu membangun pemikiran anak.
Setiap
model
pembelajaran
memiliki
kelebihan
dan
kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang
berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran
yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang
dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor
pendukung lainnya.
29
3. Peran Orang Tua dalam Keluarga
a. Pengertian Orang tua
Yang dimaksud dengan Orang tua menurut Zakiah Daradjat,
menyebutkan :
Orangtua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi
emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari, terpengaruh
oleh sikapnya terhadap orangtuanya di permulaan hidupnya
dahulu”.20
Orangtua adalah upaya atau tingkah laku yang dilakukan
seseorang sehingga dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap
perubahan tingkah laku, kualitas dan keterampilan seseorang dengan
tujuan yang dikehendaki guna mendapat kemajuan dan perkembangan
tingkah laku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa Orang tua
sangat diperlukan untuk mewujudkan terbentuknya pendidikan anak.
Peran orangtua tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pembimbingan
anaknya dalam belajar. Orang tua sebagai pendidik utama bagi anakanak sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian
dalam diri anak. Sehingga orang tua dijadikan pusat perkembangan
kepribadian anak, setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya
dikemudian hari, tergantung peranan orang tua dalam membina perilaku
anak itu sendiri. Maka orang tua harus menyadari bahwa dia merupakan
figure bagi anak, yang selalu dijadikan contoh oleh anak.
20
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h.38
30
b. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua
Didalam keluarga orang tua memiliki tanggung jawab yang
cukup besar terhadap anggota keluarganya. Di dalam keluarga
merupakan pangkal ketenteraman dan kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun di akhirat. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
menyelamatkan anak-anaknya dari siksa api neraka dan hari kiamat.
Sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur'an surat at-Tahrim ayat 6
yang berbunyi:







Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. 21
c. Pentingnya Pendidikan Agama dalam Keluarga
Setiaporangtuatentumendambakan
anaknyamenjadianakyangsaleh,
yangmemberikesenangandankebanggaan
kepadamereka.Kehidupanseorang anak tak lepas dari keluarga (orang
tua),
21
h. 523
karena
sebagian
besar
waktu
anak
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Adi Grafika Semarang, 1994,
31
terletakdalamkeluarga.Peranorangtua
yang
palingmendasardidalammendidik agama kepada anak-anak mereka
adalah
sebagai
pendidik
yang
pertama
dan
utama,karenadariorangtualahanakpertamakalimenerimapendidikan,bai
k itu pendidikanumummaupunagama.
Adapunfungsi
orangtuadapatdibedakanmenjadidua
macam,yaitu:1) orangtuaberfungsi sebagai
pendidik
keluarga,
2)orangtuaberfungsi sebagai pemeliharasertapelindungkeluarga.22
a. Orangtuasebagaipendidikkeluarga
Dari orangtualah anak-anak menerima pendidikan, dan bentuk
pertama
daripendidikanituterdapatdalamkeluarga,olehkarenaitu
orangtuamemegang
perananpentingdansangatberpengaruhataspendidikananak.
Agarpendidikananakdapatberhasildenganbaik
adabeberapahalyang
perludiperhatikanorangtuadalammendidikantaralain:
1) Mendidikdenganketauladanan(contoh)
Ketauladanandalampendidikanmerupakanbagiandari
sejumlahmetode yangpaling
danmembentuk
efektif dalam
anaksecara
mempersiapkan
moral,
spiritualdan
sosial.Seorangpendidikmerupakancontohidealdalampandangan
anak yang tingkah
22
laku dan sopan
santunnya
akan ditiru,
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan
keluarga,Jakarta:BulanBintang:1978,h.80
32
bahkan
semua
keteladananitu
akanmelekatpadadiridanperasaannya.
Apabila kita perhatikan cara Luqman mendidik anaknya
yang
terdapat dalam surat Luqman ayat 15 bahwa nilai-nilai
agama mulai dari
beramal
penampilan pribadiluqmanyangberiman,
saleh,bersyukur
dalamsegalahal,kemudian
kepadaAllahSwtdan
bijaksana
yangdididikdandinasehatkan
kepada
anaknya adalah kebulatan iman kepada Allah Swt semata, akhlak
dan
sopan
santunterhadapkeduaorangtua,kepadamanusiadantaatberibadah.
Sehubungandenganhal
tersebut,hendaklahorangtuaselakumemberikan
contohyangidealkepadaanak-anaknya,seringterlihatoleh
anakmelaksanakan
shalat,bergauldengansopan
santun.Berbicaradenganlemahlembutdan
lain-
lainnya.Dansemuaituakanditirudandijadikancontoholehanak.
2) Mendidikdenganadabpembiasaandanlatihan
Setiap anak dalam keadaan suci, artinya ia dilahirkan
di
atas fitrah (kesucian) bertauhid dan beriman kepada Allah Swt.
Oleh karena itumenjadi kewajibanorangtua untukmemulaidan
menerapkankebiasaan,pengajarandan
sertamenumbuhkan danmengajak anakkedalam
akhlakmulia.
pendidikan
tauhidmurnidan
33
Hendaknya setiap
orangtua menyadari bahwa dalam
pembinaan pribadi anaksangatdiperlukan pembiasaan-pembiasaan
danlatihan-latihan yangcocok dansesuai dengan perkembangan
jiwanya. Karena pembiasaan danlatihan itu akan membentuk sikap
tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu
akan
terlihatjelasdankuat,sehinggatelahmasukmenjadibagiandaripribadin
ya.
AbdullahNashihUlwanmengemukakanbahwa, “Pendidikan
dengan
pembiasaandanlatihanmerupakansalahsatu
penunjangpokokpendidikandan merupakan salah satu
sarana dalam upaya menumbuhkan keimanan anak dan
meluruskanmoralnya”.23
Disinilahbahwapembiasaandanlatihansebagaisuatu
atau
cara
metode mempunyai peranan yang sangat besar sekali
dalam
menanamkanpendidikanpada
anak
sebagaiupayamembinaakhlaknya.Peranan
pembiasaandanlatihaninibertujuanagarketikaanaktumbuhbesardand
ewasa,
ia
akanterbiasamelaksanakanajaran-ajaranagamadan
tidakmerasaberat melakukannya.
Pembiasaandan
latihanjikadilakukanberulang-ulangmaka
akanmenjadi kebiasaan, dan
membuat
kebiasaan itulah yang nantinya
anak
cenderung
melakukanyangbaikdanmeninggalkanyangburukdenganmudah.
3) Mendidikdengannasehat
23
Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah-kaidah
Islam,Bandung:RemajaRosdakarya,1992,h.65
Dasar Pendidikan
anak menurut
34
Diantara mendidik yang efektif di dalam usaha membentuk
keimanan
anak,mempersiapkan
moral,psikisdansosialadalahmendidikdengannasehat.
Sebabnasehatini
dapatmembukakanmataanakanaktentanghakikatsesuatudan mendorongnya menuju
situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak mulia, serta
membekalinya denganprinsip-prinsip Islam.24
Nasehatyangtulusberbekasdan
berpengaruhjikamemasukijiwayangbening,hati
terbuka,akalyangbijakdan
berpikir.Nasehattersebutakanmendapattanggapansecepatnyadan
meniggalkan bekas yang dalam.
Nasehatsangatberperandalammenjelaskan
kepadaanaktentangsegala
hakekatsertamenghiasinya
denganakhlakmulia.Nasehatorangtuajauhlebih baik daripada orang
lain, karena orang
tualah yangselalu memberikan kasih
sayangsertacontohperilakuyang
baikkepadaanaknya.Disampingmemberikan
dukungan ketika anak
bimbingan
serta
mendapat kesulitan atau masalah,
begitupunsebaliknyaketikaanakmendapatkanprestasi.
4) Mendidikdenganpengawasan
Pendidikan yang disertai pengawasan yaitu mendampingi
anak
dalam upayamembentuk akidahdanmoral,
danmempersiapkan
24
secara
mengasihinya
psikisdan
AbdullahNashihUlwan,PendidikananakdalamIslam,JakartaPustakaAmani,1995, h.66
35
sosial,memantausecaraterusmenerustentangkeadaannyabaikdalam
pendidikanjasmanimaupundalamhalbelajarnya.
Mendidikyang
disertaipengawasanbertujuanuntukmelihatlangsung
tentangbagaimana
keadaantingkahlakuanaksehari-harinya baikdi
lingkungan
keluargamaupunsekolah.Di
lingkungankeluargahendaknyaanaktidak selaludi marahi apabila ia
berbuat salah, tetapi ditegur dan dinasehati dengan baik.
Sedangkandi
lingkungansekolah,pertama-tamaanak
hendaknyadiantarapabilaia ingin pergi ke sekolah. Supaya ia nanti
terbiasa berangkat ke sekolah dengan sendiri. Begitu pula setelah
anak
tiba
di
rumah
ketika
pulang
dari
sekolah
hendaknyaditanyakankembalipelajaranyangiadapatdarigurunya.
b. Orangtuasebagaipemeliharadanpelindungkeluarga
Selain mendidik,
orang tua juga berperan
dan bertugas
melindungi keluarga dan memelihara keselamatan keluarga, baik dari
segi
moril
maupun
materil,dalamhalmorilantaralainorangtuaberkewajibanmemerintahkana
nakanaknyauntuktaatkepadasegalaperintahAllahSwt.,sepertishalat,puasada
n lain-lainnya. Sedangkan dalam hal
materil bertujuan untuk
kelangsungan kehidupan,antaralainberupamencarinafkah.
MenurutAbuAhmadMuhammadNaufal,Agar
berhasildalammendidik
36
anak,makaorangtuaharuslebihdahulumemeliharadiridari
halhalyang tidak pantas, serta melaksanakan
perintah agama
dengan
baik.
Sebab
anak
lebih
cenderungmenirudanmengikutikebiasaanyang
adadalamlingkungannya.
Walhasilmendidikanakdengancontohperilakuitu
lebihbaikdaripadadengan
nasehat-nasehatlisan.Untuk
itulahperlu
kiranyadiciptakanlingkungankeluarga
yangislami.Misalnya,didalamrumahadatulisan-tulisan
alqur’an
danhadist
(sebagaihiasandinding),seringdiputarkasetbacaanal-qur’an,atau
anak
diajak
langsung
ketempatperibadatan
(masjid
danmajlistaklim)
ataubahkan
diajak
25
shalatbersamakeduaorangtuanya.
SedangkanmenurutAbdulRachmanShaleh,ada
tidamacamlingkungan
keagamaandalamkehidupankeluargayang
sangatberpengaruhterhadap
perkembangankeagamaandanprosesbelajarpendidikanagamadisekolahy
aitu:
Pertama,keluargayang
sadarakan
pentingnyapendidikanagamabagi perkembangan anak. Orang
tua dari
lingkungan keluarga yang demikian akan
selalumendoronguntukkemajuanpendidikanagamaserta
kebersamaanmengajak anak untuk menjalankan agamanya.
Orang
tua
mendatangkan
guru
ngaji
atau
privatagamadirumahsertamenyuruhanaknyauntukbelajardi
madrasahdiniyah danmengikutikursusagama.
Kedua, keluarga yang acuh tak acuh terhadap pendidikan
keagamaan anak-anaknya. Orang tua dari keluarga yang
semacam
ini
tidak
mengambil
perananuntukmendorongataumelarangterhadapkegiatanatau
sikapkeagamaan yangdijalanianak-anaknya.
25
AbuAhmad Muhammad Naufal, Langkah Mencapai Kebahagiaan Berumah Tangga,
Yogyakarta:AlHusnaPress,1994,h.160
37
Ketiga, keluarga yang antipati terhadap dampak dari
keberadaan
pendidikanagamadi
sekolahataudari
masyarakatsekitarnya.Orangtuadari keluargayangsemacamini
akanmenghalangidanmensikapidengankebencian
terhadap
kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anak-anaknya dan
keluarga lainnya.26
Banyakalasanmengapapendidikanagamadirumahtangga sangat
penting.
Alasanpertama,pendidikandimasyarakat,
rumahibadah,sekolahfrekuensinya
rendah.Pendidikan
agamadimasyarakat
hanyaberlangsung beberapajamsaja
setiapminggu,di
rumahibadahsepertimasjid,jugasebentar,disekolahhanyadua
jampelajaransetiapminggu.Alasankedua,daninipalingpenting,int
i
pendidikan
agamaIslamialahpenanamaniman.Penanamanimanitu
hanyamungkin dilaksanakan
secara
maksimal
dalam
kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di
rumah. Pendidikan agama itu intinya ialah pendidikan
keberimanan,yaituusahausahamenanamkankeimanandihatianak-anakkita.27
Berdasarkan penjelasandiatasdapatdisimpulkanbahwaorang tua
mempunyai
tanggungjawabbesardalammendidik,khususnyadidalammelindungikelu
arga
dan
memeliharakeselamatankeluarga.Melindungikeluargabukanhanya
memberikantempattinggalsaja,tetapi
memberikanperlindungansupayakeluarga
kitaterhindardarimalapetakabaikdiduniamaupundi
akheratnantiyaitudengan
perbuatan
caramengajakkeluargakitakepadaperbuatanyangperintahkanoleh
26
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu
Pancaperkasa, 2000,h.96
27
AhmadTafsir,Metodologi Pengajaran AgamaIslam,Bandung: RemajaRosdakarya,
1999,h.134
38
AllahSWTdanmenjauhisegalalarangan-larangannya.
Memeliharakeselamatan
keluarga
yaitumengajarkan
keluarga
kitasupayataatkepadaAllahSWT,agar
keluargakitadiberikankeselamatanolehAllahSWTbaikdiduniadanakhira
t.
C. Kerangka Pikir dan Pertanyaann Penelitian
1. Kerangka Pikir Penelitian
RA. Perwanida I merupakan salah satu lembaga pendidikan
Prasekolah atau Lembaga pendidikan usia dini yang dikenal dengan
Taman kanak-Kanak, pembalajan yang diberikan RA. Perwanida I ini
merupakan pembalajaran yang bercirikan agama Islam dimana dalam
proses kegiatan mengajar yang diberikan tenaga pengajar yang diberikan
lebih variatif dengan berbagai metode anak yang belajar sambil bermain
namun memberikan nuansa pembentukan watak yang islami sehingga
anak-anak memiliki kemampuan keagamaan yang dini, disamping itu
anak-anak RA Perwanida I sering ambil bagian dalam berbagai kegiatan
keterampilan yang ditampilkan dalam berbagai kegiatan baik kegiatan
maupun lomba dalam rangka meningkatkan kemampuan dan potensi yang
dimiliki anak.
Mencermati hal tersebut orang tua berpandangan bahwa RA.
Perwanida I wadah yang tepat baginya untuk menyekolahkan anaknya
diusia yang dini ini. Hal ini disamping karena pembelajaran yang
diberikan juga fasilitas pendidikan yang baik, output yang banyak dapat
39
diterima disekolah dasar yang favorit serta lokasi yang strategis berada
dipusat kotaPalangka Raya. Lebih Jelas uraian diatas dapat dilihat pada
kerangka pikir penulis pada bagan berikut:
Sekolah
Informasi
Orang Tua
MotivasiMenyekolahkan
Proses
Program
Out-Put
2. Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana Pandangan orang tua terhadap RA Perwanida I?
b. Apa
saja
Informasi
yang
membuat
orang
tua
termotivasi
menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I?
c. Apa saja proses pembelajaran yang membuat orang tua termotivasi
menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I?
d. Apa saja output yang membuat orang tua termotivasi menyekolahkan
anaknya di RA Perwanida I?
Download