7 BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membicarakan tentang motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ini, antara lain: Susilawati (2003) dengan judul “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas”dengan rumusan masalah terkait 1) apa saja tujuan oran tua menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas, 2) mengapa orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui tujuan oran tua menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas, 2) ingin mengetahui motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke MTs di Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas. Hasilpenelitiannya diketahui bahwa: 1) Orang Tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah agar anak dapat memperoleh pendidikan agama Islam yang lebih mendalam dan agar anak tumbuh menjadi manusia dewasa sesuai dengan pendidikan agama Islam dan juga usaha terhadap anak didik menuju tercapainya manusia beragama (manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT Tuhan yang maha Esa). 2) Orang Tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah karena keinginan anak dan orang tua sendiri menyadari kurang dapat memberikan pengetahuan agama di rumah sebab keterbatasan pengetahuan yang dimiliki masing-masing orang tua, biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan cukup murah ditunjang dengan fasilitas belajar cukup baik. 7 8 Selanjutnya, M. Undel (2005) dengan judul “Motif Orang Tua Menyekolahkan anak ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan”. Rumusan masalah yang diangkat adalah 1) apa motif orang tua menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan. 2) Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anaknya, 3) apa tujuan orang tua menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui motif orang tua desa Sei Rungan memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan. 2) untuk mengetahui cara orang tua memberikan motivasi kepada anaknya dan 3) tujuan orang tua menyekolahkan ke Pondok Pesantren Martapura Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahu: 1) Adanya kesadaran sendiri yang mengharapkan anaknya menjadi orang yang serba pandai dalam hal agama. 2) Teknik yang dilakukan orang tua agar anaknya termotifasi adalah dengan memberikan hadiah, pujian dan nasehat kepada anaknya. 3) Tujuannya untuk mempersiapkan anak menjadi generasi penerus yang alim untuk kelangsungan kehidupan Islam. Berdasarkan dua penelitian sebelumnya diatas, diketahui bahwa motivasi orang tua dilihat dari segi latar belakang yang dimiliki orang tuayang dipandang mampu untuk menyekolahkan anaknya ke luar daerah, biaya pendidikan yang murah, pemberian hadiah dan pujian terhadap anak agar anak bersekolah dan keinginan orang tua menjadikan anak menjadi orang yang alim dalam agama Islam. 9 Sementara yang peneliti teliti dalam penelitian ini adalah Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di RA. Perwanida I ini dimana dalam penelitian ini lebih menitikberatkan kepada pandangan orang tua murid terhadap RA Perwanida I Palangka Raya, berbagai informasi yang membuat orang tua murid termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I Palangka Raya, proses pembelajaran yang membuat orang tua murid termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I Palangka Raya dan output yang membuat orang tua murid termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I Palangka Raya. B. Deskripsi Teoritik 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Motivasi sering disebut orang dengan motif saja untuk menunjukkanmengapa seseorang berbuat sesuatu. Motivasi dan motif adalah dua istilah yangsulit dibedakan dan tidak jarang orang memakai istilah yang berbeda ini menjadisama dalam pemakaian kata atau kalimat baik dalam segi ucapan maupun tulisanuntuk mencapai jawaban antara kata motif dan motivasi ini terlebih dahulu harustahu secara jelas pengertian dari dua istilah tersebut. Motivasi, sikap, minat, yang memberikan kemungkinan untuk mendorongseseorang dalam berbuat dan tingkah laku. Untuk mendorong seseorang mencapaiaktivitas dari tujuan yang diinginkan. Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukuPsikologi Pendidikan, motif adalah: “keadaan 10 dalam pribadi orang yangmendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan”.Dalam pengertian ini motif bukanlah hal yang dapat diamati, akan tetapi dapatdiketahui adanya karena suatu aktivitas itu dapat kita lihat atau saksikan.4 Pendapat Ngalim Purwanto dalam buku PsikologiPendidikan: Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untukbertindak melakukan sesuatu”. Dengan demikian motif itu adalah suaturangsangan yang ada dalam diri individu, sehingga dengan adanya rangsangantersebut mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. 5 Pengertian di atas motif atau motivasi dapat disimpulkan bahwa suatu proses perubahan yangmempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentukkegiatan. Jadi pada dasarnya motivasi tersebut mengandung tiga unsur pokokyaitu: 1) Motivasi menggiatkan atau mengarahkan, yang berarti menimbulkan kegiatanpada individu untuk bertindak dengan tata cara tertentu, merespon dankecenderungan dalam kesenangan. 2) Motivasi menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatuorientasi tujuan dan tingkah laku tersebut diarahkan pada sesuatu. 3) Motivasi untuk menjaga dan tingkah laku, lingkungan sekitar harus untukmenguatkan intensitas arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu. Setelah memperhatikan beberapa pendapat di atas, maka dapat penulissimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan suatu dorongan 4 5 Sumadi Suryabrata,Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali, 1990, h. 70 Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan, Remaja Karya,Bandung,1988, h 69 11 yang terjadi dalamdiri manusia yang menyebabkan suatu perubahan energi untuk melakukan sesuatuguna mencapai suatu tujuan maupun cita-cita. b. Macam-macam Motivasi Motivasi atau motif dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut: 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a) Motif-motif bawaan Motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadimotivasi itu ada dan tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: doronganuntuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, doronganuntuk beristirahat dan dorongan untuk seksual. b) Motif-motif yang dipelajari “Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari sebagaicontoh: dorongan untuk belajar suatu belajar cabang ilmu pengetahuan,dorongan untuk mengejar sesuatu didalam masyarakat”. 2) Motivasi dilihat dari asal adanya motivasi a) Motivasi Intrinsik Dimaksud motivasi intrinsik adalah: motif-motif aktif yang fungsinyatidak usah dirangsang dari luar, memang dalam diri individu sendiri telahada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya orang yang gemarmembaca yang tidak usah ada yang 12 mendorongnya telah mencari sendiribuku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab yangtidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya. b) Motivasi Ekstrinsik Dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsikarena adanya perangsang dari luar, seperti misalnya orang belajar giatkarena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membacasesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum diadapat melamar pekerjaan, dan sebagainya. 3) Motivasi dilihat atas dasar isi atau persangkutpautannya a) Motivasi Jasmaniah Termasuk motivasi jasmaniah, seperti misalnya refleks, instink,otomatisme, nafsu, hasrat dan sebagainya. b) Motivasi Rohaniah Termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan. Kemauan itu terbentukmelalui empat momen, yang sebagai berikut: - Momen timbulnya alasan-alasan: Momen pilihan Momen putusan Momen terbentuknya kemauan6 c. Fungsi Motivasi 6 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 1990, h. 73. 13 Semua aktivitas yang dikerjakan pasti dilatarbelakangi oleh suatu motifyang mengiringinya, seperti diuraikan di atas bahwa motivasi itu berkaitan dengancita-cita dan tujuan. Semakin kuat citacita atau tujuan seseorang maka semakinkuat pula motivasi yang mendorong seseorang tersebut untuk meraihnya. Karenaitu motivasi sangat besar fungsinya bagi kehidupan manusia. Menurut S.Nasution, bahwa motivasi itu mempunyai tiga fungsi, yaitu:1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, 2). Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harusdijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyampaikanperbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.7 2. Raudhatul Athfal (RA.) a. Pengertian Raudhatul Athfal (RA.) Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Diantara kebijakan pemerintah adalah mencapai tujuan nasional dengan jalan meningkatkan mutu pendidikan mulai dari jenjang prasekolah (termasuk didalamnya) sampai perguruan tinggi. 7 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 1995, h. 79 14 Pada buku pedoman pendidikan prasekolah menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional pada prinsipnya bahwa selain jenjang pendidikan dasar, perguruan tinggi, juga dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah. Syarat dan bentuk sistem pendidikan serta penyelenggaraan ditetapkan dengan peraturan pemerintah RI No. 2 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah yang dalam pasal 1 dinyatakan bahwa: Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan luar sekolah. 8 Raudhatul Athfal adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. 9 Pengertian di atas dijelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikanRA.dilakukan secara sistematis dan untuk mengembangkan potensipotensiyang dimiliki oleh anak sejak usia dini. Pendidikan di Taman Kanakkanakadalah pendidikan formal sebelum si anak masuk jenjang pendidikan dasardan pendidikan ini lebih banyak pada pembentukan kepribadian seorang anak. RA sebagai pendidikan prasekolah tetap mempertahankanazasnya yaitu bahwa belajar sambil bermain atau bermain seraya belajar.RA adalah tempat atau lembaga yang lebih banyakmemberikan pendidikan melalui belajar dan bermain atau sebaliknya. Dansebagaimana telah dijelaskan di 8 Anggani Sudono, Pedoman Pendidikan Prasekolah.Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991, h. 43 9 Kementerian Agama RI, Kurikulum RA/BA/TA, Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, 2011, h.3 15 atas bahwa program kegiatan belajar di RA dengan menggunakan pendekatan “bermain sambil belajar danbelajar seraya bermain”. Jelaslah bahwa adanya unsur bermain di mempunyai suatu prinsip yang tidak bisa ditinggalkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan “Anak RA.”adalah mereka yang berusia antara 4-6 tahun, yang mana mereka mengikutiprogram RA. b. Dasar dan Tujuan Pendidikan di RA. Upaya untuk mencapai pendidikan nasional perlu adanya peningkatan danpenyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencerdaskankehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia menjadi masyarakat yangmaju, adil, makmur dan sejahtera. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara”.10 Dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting karenamempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan masa depan suatu bangsa. Halini sesuai dengan pendapat Amir Daien Indra Kusuma sebagai berikut: “Mengingat sangat urgennya pendidikan itu bagi kehidupan suatu bangsadan negara, maka hampir seluruh warga negara di dunia ini menangani secaralangsung masalah kebijakan. Dalam hal ini masing-masing Negara menentukansendiri dasar dan tujuan 10 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Citra Umbara,2003, h.3 16 pendidikan di negaranya”. Oleh karena itu dalammenentukan suatu dasar dan tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan cita-citadan pandangan hidup suatu bangsa.11 Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia adalah sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 2 dan 3 yangmenyebutkan bahwa: Pasal 2: “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undangundang DasarRepublik Indonesia Tahun 1945”. Pasal 3: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.12 Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dasar dan tujuan umummerupakan azas yang hendak dituju oleh setiap penyelenggaraan pendidikan diIndonesia, termasuk didalamnya penyelenggaraan pendidikan prasekolah. Jadi tujuan pendidikan RA.mengacu kepada tujuan pendidikannasional. RA.merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah,maka dalam buku dijelaskanbahwa: Penyelenggaraan System “Pendidikan prasekolah Pendidikan Nasional, RA.bertujuan untuk membantumeletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dandaya cipta yang diperlukan oleh anak didik didalam 11 Amir Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1973, h. 44 12 Ibid, h. 7. 17 menyesuaikan diri denganlingkungannya untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.” 13 Tujuan RA antara lain: 1) Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhla mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 2) Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan social peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. 3) Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi Akhlakul Karimah, sosio-emosional dan kemandirian, pendidikan Agama Islam (PAI), bahasa, kognotif dan fisik/motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar.14 Disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan prasekolahitu mengacu kepada tujuan pendidikan nasional, yang padaprinsipnya adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan, ketrampilan, pengetahuan dan dayacipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri denganlingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.Memberi bekal kemampuan dasar bagi perkembangan anak secara utuh.Memberi bekal untuk mengembangkan diri, sesuai dengan asas pendidikanseumur hidup. Searah dengan tujuan tersebut, RA dimaksudkanmerupakan sebagai suatu tempat bagi anak untuk mendapatkan kesempatanbimbingan yang terarah bagi perkembangan proses sosial bagi anak melalui carayang sesuai dengan sifat-sifat alami yang dimilikinya. 13 Oleh karena Abdul Razak Hasain, Penyelenggaraan System Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, h. 23 14 Kementerian Agama RI, Kurikulum RA/BA/TA…., h.4 18 itupenyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan tujuanyang hendak dicapai sehingga dapat terwujud dengan baik. Guna mencapai tujuantersebut secara efektif dan optimal, maka penyelenggaraan pendidikan perludisesuaikan dengan perkembangan dan perubahan masyarakat yang sedangmembangun serta kemajuan ilmu dan teknologi. c. Kurikulum RA. Menurut Ibrahim dan Benny, kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Kurikulum menurut pandangan tradisional adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu Taman Kanakkanak itulah yang merupakan kurikulum, sedangkan kegiatan belajar selain mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan bukan merupakan kurikulum. 2) Kurikulum menurut pandangan modern adalah sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, pandangan ini bertolak dari sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses, kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.15 Berdasarkan pandangan diatas dipahami bahwa Kurikulum RA. adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bidang pengembangan, dan penilaian serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. a. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Kurikulum di RA. 15 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004,Kerangka Dasar Taman KanakKanak dan Raudlatul Athfal, Jakarta: Depdiknas, 2004, h.2 19 1) Perencanaan Perencanaan kegiatan berdasarkan buku pedoman kegiatan Kurikulum RA.dibagi atas: a) Perencanaan Tahunan dan Semester Perencanaan semester merupakan program pembelajara n yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yangdiperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2. Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai berikut: Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni dan standar perkembangan dasar. Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensikompetensitersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester. Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema. Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan 20 sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. b) Perencanaan Mingguan (SKM) SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu keluasan pembahasan tema dan minggu sesuai dengan subtema. Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain satuan kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok dan satuankegiatanmingguan(SKM)modelpembelajaranberdasar mi nat. c) Perencanaan Harian (SKH) Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiat an harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan da n dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya. 21 Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberikesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimensehinggadapatmemunculkaninisiatif,kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian, konsentrasi dan mengembangkan ke biasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/kelompok. Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud mengembangkan untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan degan dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan. Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, 22 mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya. Satuan kegiatan harian (SKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain SKH model pembelajaran berdasarkan minat kelompok, dengan sudut SKH kegiatan, pembelajaran dan SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan area. Menurut Agus F. Tangyong dkk, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak sebelum ia mengajar adalah: a) Memahami Program Kegiatan Belajar RA Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program kegiatan belajar RA yaitu memahami tujuan pendidikan, cara belajar, cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil pengembangan anak. b) Menyusun Satuan Kegiatan Mingguan Guru memikirkan dan merencanakan kegiatan untuk satu minggu. Satuan kegiatan mingguan berisi beberapa bahan pengembangan diri berbagai bidang pengembangan. c) Menyusun Satuan Kegiatan Harian Kegiatan mingguan dibagibagi dalam kegiatan harian. Satuan kegiatan harian berisi uraian tentang kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh guru pada hari tertentu. Penjadwalan program harian yang fleksibel akan memunculkan pembiasaan-pembiasaan.16 Dalam merencanakan kurikulum suatu kurikulum untuk anak, seorang mengorganisasi pengalaman 16 guru isi belajar harus memilih kurikulum bagi anak, (materi), tujuan, bagaimana memilih bentuk bagaimana urutan pelajaran Agus F. Tangyong dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Grasindo, 1994, h. 8 23 diberikan kemudian menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak dan program itu sendiri. Selain itu, dalam merencanakan kurikulum seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak mudah bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. 2) Pelaksanaan Berdasarkan Satuan Kegiatan Harian yang telah disusun, guru melaksanakan: 1) Pengorganisasian Kelas Kelas diatur sedemikian rupa sehingga lebih banyak kegiatan dilaksanakan secara berkelompok (kecil) dan perorangan daripada klasikal. Ruang belajar tidak perlu selalu di kelas. Kegiatan dapat dilakukan juga di halaman. Anak diperkenankan untuk memilih sendiri kegiatannya, sedangkan guru lebih banyak mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong serta fasilitator. 2) Penggunaan Sarana Belajar Mengajar Pilihlah sarana belajar mengajar yang paling sesuai dengan bahan yang hendak dikembangkan. Usahakanlah agar sebanyak-banyaknya menggunakan sarana yang berasal dari lingkungan alam sekitarnya, murah atau berasal dari bahan-bahan bekas. Yang penting bukanlah mahal dan bagusnya sarana, tetapi bagaimana guru memanfaatkan sarana belajar tersebut seefektif mungkin. 3) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar Guru bersama anak didik secara aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada anak untuk berbuat, dan semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui bermain. Anak diperkenankan melakukan kegiatan yang paling sesuai dengan minatnya. Ia boleh mencoba, diperkenankan membuat kesalahan, dan lebih dari itu didorong untuk menciptakan sesuatu. Yang penting adalah mengusahakan agar anak tetap aktif, berbuat dan menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuannya. 17 17 Ibid,. h. 9 24 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik. b. Materi Pembelajaran di RA. Materi merupakan isi program kurikulum yakni segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Akan tetapi, apabila di Sekolah Dasar terdapat bidang studi, maka di Taman Kanak-kanak disebut dengan tema. Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak kelompok A dan B adalah: Aku, Keluargaku, Rumah, Sekolah, Makanan dan Minuman, Pakaian, Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan, Binatang, Tanaman, Kendaraan, Pekerjaan, Rekreasi, Air dan Udara, Api, Negara, Alat Komunikasi, Gejala Alam, Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi, Kehidupan Kota, Desa, Pesisir dan Pegunungan. 18 Materi di RA. berbeda bahasanya dengan materi yang ada di SD, mengingat muatan materi yang ada di RA. menyesuaikan dengan taraf perkembangan anak didik baik melalui usia dan kemampuan memahami materinya. c. Model Pembelajaran di RA. Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang 18 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h.13-14 25 memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi. Penyusunan model pembelajaran di RA. didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian. Kita mengenal beberapa model pembelajaran yang diterapkan di RA, diantaranya adalah: 1) Model pembelajaran klasikal 2) Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman 3) Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan 4) Model pembelajaran area 5) Model pembelajaran berdasarkan sentra 19 Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran 19 yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, http://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-%E2%80%93-modelpembelajaran-di-taman-kanak-kanak/ 26 membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetensi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut. Uraian singkat mengenai model – model pembelajaran di atas sebagai berikut: 1) Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di RA., dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan. 2) Model pembelajaran kelompok dengan pengaman adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing 27 kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau subtema yang dibahas. 3) Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas. 4) Model pembelajaran berdasarkan area. Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan 28 spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran. 5) Model pembelajaran sentra. Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fungsional, bermain peran, dan bermain pembangunan yaitu membangun pemikiran anak. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor pendukung lainnya. 29 3. Peran Orang Tua dalam Keluarga a. Pengertian Orang tua Yang dimaksud dengan Orang tua menurut Zakiah Daradjat, menyebutkan : Orangtua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap orangtuanya di permulaan hidupnya dahulu”.20 Orangtua adalah upaya atau tingkah laku yang dilakukan seseorang sehingga dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap perubahan tingkah laku, kualitas dan keterampilan seseorang dengan tujuan yang dikehendaki guna mendapat kemajuan dan perkembangan tingkah laku. Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa Orang tua sangat diperlukan untuk mewujudkan terbentuknya pendidikan anak. Peran orangtua tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pembimbingan anaknya dalam belajar. Orang tua sebagai pendidik utama bagi anakanak sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian dalam diri anak. Sehingga orang tua dijadikan pusat perkembangan kepribadian anak, setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari, tergantung peranan orang tua dalam membina perilaku anak itu sendiri. Maka orang tua harus menyadari bahwa dia merupakan figure bagi anak, yang selalu dijadikan contoh oleh anak. 20 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h.38 30 b. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua Didalam keluarga orang tua memiliki tanggung jawab yang cukup besar terhadap anggota keluarganya. Di dalam keluarga merupakan pangkal ketenteraman dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan anak-anaknya dari siksa api neraka dan hari kiamat. Sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur'an surat at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi: Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 21 c. Pentingnya Pendidikan Agama dalam Keluarga Setiaporangtuatentumendambakan anaknyamenjadianakyangsaleh, yangmemberikesenangandankebanggaan kepadamereka.Kehidupanseorang anak tak lepas dari keluarga (orang tua), 21 h. 523 karena sebagian besar waktu anak Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Adi Grafika Semarang, 1994, 31 terletakdalamkeluarga.Peranorangtua yang palingmendasardidalammendidik agama kepada anak-anak mereka adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama,karenadariorangtualahanakpertamakalimenerimapendidikan,bai k itu pendidikanumummaupunagama. Adapunfungsi orangtuadapatdibedakanmenjadidua macam,yaitu:1) orangtuaberfungsi sebagai pendidik keluarga, 2)orangtuaberfungsi sebagai pemeliharasertapelindungkeluarga.22 a. Orangtuasebagaipendidikkeluarga Dari orangtualah anak-anak menerima pendidikan, dan bentuk pertama daripendidikanituterdapatdalamkeluarga,olehkarenaitu orangtuamemegang perananpentingdansangatberpengaruhataspendidikananak. Agarpendidikananakdapatberhasildenganbaik adabeberapahalyang perludiperhatikanorangtuadalammendidikantaralain: 1) Mendidikdenganketauladanan(contoh) Ketauladanandalampendidikanmerupakanbagiandari sejumlahmetode yangpaling danmembentuk efektif dalam anaksecara mempersiapkan moral, spiritualdan sosial.Seorangpendidikmerupakancontohidealdalampandangan anak yang tingkah 22 laku dan sopan santunnya akan ditiru, M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan keluarga,Jakarta:BulanBintang:1978,h.80 32 bahkan semua keteladananitu akanmelekatpadadiridanperasaannya. Apabila kita perhatikan cara Luqman mendidik anaknya yang terdapat dalam surat Luqman ayat 15 bahwa nilai-nilai agama mulai dari beramal penampilan pribadiluqmanyangberiman, saleh,bersyukur dalamsegalahal,kemudian kepadaAllahSwtdan bijaksana yangdididikdandinasehatkan kepada anaknya adalah kebulatan iman kepada Allah Swt semata, akhlak dan sopan santunterhadapkeduaorangtua,kepadamanusiadantaatberibadah. Sehubungandenganhal tersebut,hendaklahorangtuaselakumemberikan contohyangidealkepadaanak-anaknya,seringterlihatoleh anakmelaksanakan shalat,bergauldengansopan santun.Berbicaradenganlemahlembutdan lain- lainnya.Dansemuaituakanditirudandijadikancontoholehanak. 2) Mendidikdenganadabpembiasaandanlatihan Setiap anak dalam keadaan suci, artinya ia dilahirkan di atas fitrah (kesucian) bertauhid dan beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itumenjadi kewajibanorangtua untukmemulaidan menerapkankebiasaan,pengajarandan sertamenumbuhkan danmengajak anakkedalam akhlakmulia. pendidikan tauhidmurnidan 33 Hendaknya setiap orangtua menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anaksangatdiperlukan pembiasaan-pembiasaan danlatihan-latihan yangcocok dansesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan danlatihan itu akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan terlihatjelasdankuat,sehinggatelahmasukmenjadibagiandaripribadin ya. AbdullahNashihUlwanmengemukakanbahwa, “Pendidikan dengan pembiasaandanlatihanmerupakansalahsatu penunjangpokokpendidikandan merupakan salah satu sarana dalam upaya menumbuhkan keimanan anak dan meluruskanmoralnya”.23 Disinilahbahwapembiasaandanlatihansebagaisuatu atau cara metode mempunyai peranan yang sangat besar sekali dalam menanamkanpendidikanpada anak sebagaiupayamembinaakhlaknya.Peranan pembiasaandanlatihaninibertujuanagarketikaanaktumbuhbesardand ewasa, ia akanterbiasamelaksanakanajaran-ajaranagamadan tidakmerasaberat melakukannya. Pembiasaandan latihanjikadilakukanberulang-ulangmaka akanmenjadi kebiasaan, dan membuat kebiasaan itulah yang nantinya anak cenderung melakukanyangbaikdanmeninggalkanyangburukdenganmudah. 3) Mendidikdengannasehat 23 Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah-kaidah Islam,Bandung:RemajaRosdakarya,1992,h.65 Dasar Pendidikan anak menurut 34 Diantara mendidik yang efektif di dalam usaha membentuk keimanan anak,mempersiapkan moral,psikisdansosialadalahmendidikdengannasehat. Sebabnasehatini dapatmembukakanmataanakanaktentanghakikatsesuatudan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak mulia, serta membekalinya denganprinsip-prinsip Islam.24 Nasehatyangtulusberbekasdan berpengaruhjikamemasukijiwayangbening,hati terbuka,akalyangbijakdan berpikir.Nasehattersebutakanmendapattanggapansecepatnyadan meniggalkan bekas yang dalam. Nasehatsangatberperandalammenjelaskan kepadaanaktentangsegala hakekatsertamenghiasinya denganakhlakmulia.Nasehatorangtuajauhlebih baik daripada orang lain, karena orang tualah yangselalu memberikan kasih sayangsertacontohperilakuyang baikkepadaanaknya.Disampingmemberikan dukungan ketika anak bimbingan serta mendapat kesulitan atau masalah, begitupunsebaliknyaketikaanakmendapatkanprestasi. 4) Mendidikdenganpengawasan Pendidikan yang disertai pengawasan yaitu mendampingi anak dalam upayamembentuk akidahdanmoral, danmempersiapkan 24 secara mengasihinya psikisdan AbdullahNashihUlwan,PendidikananakdalamIslam,JakartaPustakaAmani,1995, h.66 35 sosial,memantausecaraterusmenerustentangkeadaannyabaikdalam pendidikanjasmanimaupundalamhalbelajarnya. Mendidikyang disertaipengawasanbertujuanuntukmelihatlangsung tentangbagaimana keadaantingkahlakuanaksehari-harinya baikdi lingkungan keluargamaupunsekolah.Di lingkungankeluargahendaknyaanaktidak selaludi marahi apabila ia berbuat salah, tetapi ditegur dan dinasehati dengan baik. Sedangkandi lingkungansekolah,pertama-tamaanak hendaknyadiantarapabilaia ingin pergi ke sekolah. Supaya ia nanti terbiasa berangkat ke sekolah dengan sendiri. Begitu pula setelah anak tiba di rumah ketika pulang dari sekolah hendaknyaditanyakankembalipelajaranyangiadapatdarigurunya. b. Orangtuasebagaipemeliharadanpelindungkeluarga Selain mendidik, orang tua juga berperan dan bertugas melindungi keluarga dan memelihara keselamatan keluarga, baik dari segi moril maupun materil,dalamhalmorilantaralainorangtuaberkewajibanmemerintahkana nakanaknyauntuktaatkepadasegalaperintahAllahSwt.,sepertishalat,puasada n lain-lainnya. Sedangkan dalam hal materil bertujuan untuk kelangsungan kehidupan,antaralainberupamencarinafkah. MenurutAbuAhmadMuhammadNaufal,Agar berhasildalammendidik 36 anak,makaorangtuaharuslebihdahulumemeliharadiridari halhalyang tidak pantas, serta melaksanakan perintah agama dengan baik. Sebab anak lebih cenderungmenirudanmengikutikebiasaanyang adadalamlingkungannya. Walhasilmendidikanakdengancontohperilakuitu lebihbaikdaripadadengan nasehat-nasehatlisan.Untuk itulahperlu kiranyadiciptakanlingkungankeluarga yangislami.Misalnya,didalamrumahadatulisan-tulisan alqur’an danhadist (sebagaihiasandinding),seringdiputarkasetbacaanal-qur’an,atau anak diajak langsung ketempatperibadatan (masjid danmajlistaklim) ataubahkan diajak 25 shalatbersamakeduaorangtuanya. SedangkanmenurutAbdulRachmanShaleh,ada tidamacamlingkungan keagamaandalamkehidupankeluargayang sangatberpengaruhterhadap perkembangankeagamaandanprosesbelajarpendidikanagamadisekolahy aitu: Pertama,keluargayang sadarakan pentingnyapendidikanagamabagi perkembangan anak. Orang tua dari lingkungan keluarga yang demikian akan selalumendoronguntukkemajuanpendidikanagamaserta kebersamaanmengajak anak untuk menjalankan agamanya. Orang tua mendatangkan guru ngaji atau privatagamadirumahsertamenyuruhanaknyauntukbelajardi madrasahdiniyah danmengikutikursusagama. Kedua, keluarga yang acuh tak acuh terhadap pendidikan keagamaan anak-anaknya. Orang tua dari keluarga yang semacam ini tidak mengambil perananuntukmendorongataumelarangterhadapkegiatanatau sikapkeagamaan yangdijalanianak-anaknya. 25 AbuAhmad Muhammad Naufal, Langkah Mencapai Kebahagiaan Berumah Tangga, Yogyakarta:AlHusnaPress,1994,h.160 37 Ketiga, keluarga yang antipati terhadap dampak dari keberadaan pendidikanagamadi sekolahataudari masyarakatsekitarnya.Orangtuadari keluargayangsemacamini akanmenghalangidanmensikapidengankebencian terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anak-anaknya dan keluarga lainnya.26 Banyakalasanmengapapendidikanagamadirumahtangga sangat penting. Alasanpertama,pendidikandimasyarakat, rumahibadah,sekolahfrekuensinya rendah.Pendidikan agamadimasyarakat hanyaberlangsung beberapajamsaja setiapminggu,di rumahibadahsepertimasjid,jugasebentar,disekolahhanyadua jampelajaransetiapminggu.Alasankedua,daninipalingpenting,int i pendidikan agamaIslamialahpenanamaniman.Penanamanimanitu hanyamungkin dilaksanakan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di rumah. Pendidikan agama itu intinya ialah pendidikan keberimanan,yaituusahausahamenanamkankeimanandihatianak-anakkita.27 Berdasarkan penjelasandiatasdapatdisimpulkanbahwaorang tua mempunyai tanggungjawabbesardalammendidik,khususnyadidalammelindungikelu arga dan memeliharakeselamatankeluarga.Melindungikeluargabukanhanya memberikantempattinggalsaja,tetapi memberikanperlindungansupayakeluarga kitaterhindardarimalapetakabaikdiduniamaupundi akheratnantiyaitudengan perbuatan caramengajakkeluargakitakepadaperbuatanyangperintahkanoleh 26 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000,h.96 27 AhmadTafsir,Metodologi Pengajaran AgamaIslam,Bandung: RemajaRosdakarya, 1999,h.134 38 AllahSWTdanmenjauhisegalalarangan-larangannya. Memeliharakeselamatan keluarga yaitumengajarkan keluarga kitasupayataatkepadaAllahSWT,agar keluargakitadiberikankeselamatanolehAllahSWTbaikdiduniadanakhira t. C. Kerangka Pikir dan Pertanyaann Penelitian 1. Kerangka Pikir Penelitian RA. Perwanida I merupakan salah satu lembaga pendidikan Prasekolah atau Lembaga pendidikan usia dini yang dikenal dengan Taman kanak-Kanak, pembalajan yang diberikan RA. Perwanida I ini merupakan pembalajaran yang bercirikan agama Islam dimana dalam proses kegiatan mengajar yang diberikan tenaga pengajar yang diberikan lebih variatif dengan berbagai metode anak yang belajar sambil bermain namun memberikan nuansa pembentukan watak yang islami sehingga anak-anak memiliki kemampuan keagamaan yang dini, disamping itu anak-anak RA Perwanida I sering ambil bagian dalam berbagai kegiatan keterampilan yang ditampilkan dalam berbagai kegiatan baik kegiatan maupun lomba dalam rangka meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki anak. Mencermati hal tersebut orang tua berpandangan bahwa RA. Perwanida I wadah yang tepat baginya untuk menyekolahkan anaknya diusia yang dini ini. Hal ini disamping karena pembelajaran yang diberikan juga fasilitas pendidikan yang baik, output yang banyak dapat 39 diterima disekolah dasar yang favorit serta lokasi yang strategis berada dipusat kotaPalangka Raya. Lebih Jelas uraian diatas dapat dilihat pada kerangka pikir penulis pada bagan berikut: Sekolah Informasi Orang Tua MotivasiMenyekolahkan Proses Program Out-Put 2. Pertanyaan Penelitian Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana Pandangan orang tua terhadap RA Perwanida I? b. Apa saja Informasi yang membuat orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I? c. Apa saja proses pembelajaran yang membuat orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I? d. Apa saja output yang membuat orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya di RA Perwanida I?