PRESS RELEASE PR No: 058/BEI.KOM/12-2015 Tutup Perdagangan 2015, Wapres RI Apresiasi Pelaku Pasar dan Otoritas Pasar Modal Indonesia 30 Desember 2015 Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla memberikan penghargaan dan aspirasi tinggi kepada seluruh pelaku pasar dan otoritas pasar modal Indonesia yang telah menunjukkan dedikasi dan motivasi tinggi dalam memajukan perekonomian nasional dan pasar modal Indonesia di 2015. Selanjutnya, Wapres RI meminta kepada seluruh pelaku ekonomi dan kalangan dunia usaha untuk lebih mempersiapkan diri menyambut tantangan di 2016. “Dengan mengucapkan Alhamdulillah, dengan ini perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015 secara resmi ditutup,” ujar Wapres RI ketika menghadiri Acara Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015 di Gedung BEI, Rabu, (30/12/2015). Dalam pidatonya setelah menutup perdagangan di BEI, Wakil Presiden Indonesia ke-12 ini meminta kepada seluruh stakeholders mempersiapkan diri menyambut 2016, khususnya karena mulai tahun depan akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi di kawasan Asia Tenggara (MEA). Pemberlakuan MEA di 2016 menunjukkan bahwa pasar akan terbuka dengan lebih luas yang disertai dengan persaingan yang lebih ketat. Jusuf Kalla meyakini bahwa MEA bukan hanya merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh pemerintah Indonesia dan oleh seluruh pelaku usaha di dalam negeri, namun harus dilihat oleh seluruh pelaku pasar sebagai terbukanya kesempatan yang lebih besar di bidang perdagangan dan investasi. Pasalnya, dengan diberlakukannya MEA maka pangsa pasar yang dituju juga akan lebih luas, yakni bagi sekitar 600 juta penduduk kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, lanjut Jusuf Kalla, MEA merupakan kerja sama sekaligus persaingan yang akan dimenangkan oleh pelaku dunia usaha atau negara yang efisien dalam menjalankan roda perekonomiannya. Dengan MEA, maka negara-negara yang selama ini melakukan kerja sama ekonomi dengan negara di kawasan Asia Tenggara, pasti akan mencari basis produksi yang lebih efisien. “Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki pasar dan basis produksi yang efisien,” terang Jusuf Kalla. Sehingga kedua hal tersebut akan menjadi modal yang baik bagi masuknya investasi dana asing yang berjangka panjang yang akan memajukan perekonomian Indonesia. Menurut Wapres RI, pihaknya juga akan mendorong perbankan dan sektor keuangan untuk memberikan bunga yang rendah bagi kemajuan sektor Usaha Kecil dan Menengah sebagai bagian dari mengefisiensikan perekonomian Indonesia. Sebab, negara yang maju harus dilandasi dengan pertumbuhan di sektor riilnya. Perbankan seharusnya jangan mengambil keuntungan dari bunga tinggi yang ditetapkan, namun dari pertumbuhan ekonomi, khususnya yang disumbang oleh sektor riil. Ditutup Positif Terkait dengan pasar modal, pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia yang baru sekitar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau jauh tertinggal dibandingkan Bursa Singapura yang kapitalisasi pasarnya sudah mencapai 120% dari PDB-nya serta kapitalisasi Bursa Malaysia yang telah mencapai 110% dari PDB-nya dinilai Jusuf Kalla dikarenakan masih tingginya tingkat suku bunga perbankan di Indonesia dibandingkan di kedua negara tersebut. “Selama bunga deposito masih tinggi tentu investor akan memilih (menempatkan dananya) di deposito dibandingkan (investasi yang memiliki risiko ketidakpastian lebih tinggi) di pasar modal,” papar Jusuf Kalla. Namun, tambahnya, jika suku bunga perbankan dikurangi maka investasi di BEI tentu akan menjadi pilihan dari masyarakat yang menginginkan imbal hasil yang paling maksimal. Pada pekan menjelang penutupan akhir tahun 2015, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam teritori positif. IHSG akhir pekan ini ditutup meningkat 1,56% ke posisi 4.593,008 poin dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.522,65 poin. Di penutupan perdagangan hari terakhir di 2015 IHSG ditutup menguat 0,52%. Selama periode 28 Desember 2015 hingga 30 Desember 2015, investor asing mencatatkan beli bersih di pasar saham dengan nilai Rp394 miliar. Meski demikian, secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat jual bersih dengan nilai Rp22,60 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian dalam tiga hari terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami penurunan 2,03% menjadi Rp5,60 triliun dari Rp5,71 triliun di akhir pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan 14,99% dan rata-rata frekuensi harian berkurang 0,47%. Demikian untuk diketahui publik. KEPALA DIVISI KOMUNIKASI PERUSAHAAN PT BURSA EFEK INDONESIA DWI SHARA SOEKARNO NO. TELP: 021- 5150515 TOLL FREE: 0800-100-9000 (National) FAX: 021- 5150330 EMAIL: [email protected]