Modul Komunikasi Massa [TM6].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KOMUNIKASI
MASSA
Modul Standar untuk digunakan
dalam Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Disini diisi Fakultas
penerbit Modul
Program
Studi
2012
1
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230
Siti Komsiah, S.IP, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Manusia hidup dalam dunia
komunikasi. Setiap hari dan setiap
saat manusia melakukan aktifitas
komunikasi antarpribadi, berbicara
dengan anggota keluarga, tetangga,
Setelah mengikuti mata kuliah ini
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
diharapkan
mahasiswa
dapat
:
Mengetahui dan mampu memahami
definisi dan pengertian komunikasi ,
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan rekan sejawat . Dengan
demikian Hakekat Komunikasia
dalah kegiatan yang dilakukan
manusia untuk menyampaikan isi
pesannya kepada manusia lain untuk
mencapai tujuan tertentu
2012
2
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Mengetahui dan memahami unsur-unsur
komunikasi dan proses komunikasi.
.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi Massa Model komunikasi massa adalah sebuah konsep yang menjelaskan
proses dan makna dari komunikasi massa. 4 (empat) elemen yang mendasari dibuatnya sebuah
model komunikasi massa: 1. Audience 2. Pesan 3. Kondisi geografis antara audience &
komunikator 4. Media massa (Hiebert, Ungurain, dan Bohn,1985)
Fungsi Model
 Model memiliki fungsi mengorganisir, artinya model dapat mengurutkan dan
menghubungkan satu sistem dengan sistem lainnya serta dapat memberikan gambaran
yang menyeluruh
 Model membantu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi secara sederhana,
artinya tanpa model, informasi tersebut dapat menjadi sangat rumit.
 Dengan model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu kejadian
Komunikasi Massa mempunyai model tersendiri dalam proses aliran pesan-pesannya. Untuk
memberikan pemahaman dasar Model-Model Komunikasi Massa, ada empat elemen yang
mendasari dibuatnya Model (Hiebert, Ungurait dan Bohn, 1985) sebagai berikut :
Model Wilbur Schramm
Schramm dan Osgood mengatakan bahwa ada proses komunikasi yang lebih sirkuler
dan ada juga yang tidak begitu sirkuler. Komunikasi massa pada umumnya termasuk
pada bentuk yang kedua. Mata rantai terlemah dari rangkaian komunikasi massa adalah
umpan balik, dan dalam versi komunikasi massa model Schramm dan Osgood, umpan
balik itu hanya bersifat dugaan saja: si penerima berhenti membeli publikasinya, atau
tidak lagi mendengarkan program, atau mengurangi pembelian produk yang diiklankan.
Inti dari Model Schramm ini adalah pengorganisasian media, di mana dilaksanakan
fungsi-fungsi seperti terdapat pada terdahulu yaitu, encoding, interpreting dan decoding.
2012
3
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Misalnya pada sebuah surat kabar. Setiap harinya surat kabar menerima sejumlah besar
berita dan informasi. Redaksi membaca, menilai dan memutuskan apa yang dimuat.
Dalam prosedur ini berita atau informasi mengalami modifikasi, ditulis ulang atau ditolak
oleh mereka yang bekerja di organisasi media. Jika bahan tersebut lulus dari para
gatekeeper, maka kegiatan selanjutnya adalah mencetak dan menyebarkan.
Khalayak yang terjangkau oleh pesan yang disampaikan oleh organisasi media terdiri
atas individu-individu. Namun, kebanyakan individu itu menjadi anggota dari primary
gropu atau secondary group. Schramm (1954) menyatakan, pesan dari media dapat
mengalir dari satu orang pengirim kepada anggota-anggota kelompok di sekelilingnya.
1. Model Maletzke
Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu
arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya
yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan
sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui
media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar
(Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Istilah tersebar
menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di
suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
2012
4
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Maletzke membuat modelnya berdasarkan elemen-elemen tradisional, yaitu
komunikator, pesan, media dan komunikan. Tetapi di antara media dan komunikan ia
menambahkan elemen lain yaitu “tekanan” atau “kendala” dari media dan citra media
tersebut pada diri komunikan.
Dalam hal tekanan atau kendala media, kita dihadapkan pada kenyataan: ada
perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda-beda pula. Setiap
media ada kelebihan dan kekurangannya, dan sifat-sifat media harus dianggap
mempunyai pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya, dan sejauhmana isi
media tersebut. Kita tidak memahami cerita sebuah drama yang dimainkan di televisi
dengan cara yang sama jika drama tersebut dimainkan di radio siaran. Ungkapan media is
the massage McLuhan (1964) yang sering dikutip itu, menunjukkan betapa seriusnya
peran media dalam hubungannya dengan pesan. Dalam konteks ini Maletzke menyatakan
hal-hal yang relevan untuk dibicarakan, yaitu :
a.
Jenis persepsi yang dituntut dari pihak komunikan (pemirsa, pembaca, dan
sebagainya).
b.
Sejauh mana komunikan terikat dengan media secara ruang dan waktu.
c.
Perbedaan waktu antara peristiwa dengan penerimaan pesan.
Citra media yang ada pada komunikan menimbulkan harapan-harapan tentang isi
media tersebut, dan karenanya harus dianggap memiliki pengaruh terhadap cara
komunikan memilih isi media tersebut. Gengsi dan kredibilitas media merupakan elemenelemen dari citra tersebut.
Dua variabel pemilihan dan pengalaman tersebut dapat dilihat sebagai variabel
dependen atau konsekuensi-konsekuensi dalam proses pemahaman. Terpisah dari
variabel tekanan atau kendala media dan citra media seperti yang disebut di muka,
beberapa faktor atau variabel dalam model ini dapat dianggap sebagai kausatif dan
independen, yaitu:
a.
Citra diri media: pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, peranan, sikap,
menciptakan sebuah disposisi dalam menerima pesan. Penelitian-penelitian
2012
5
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
psikologi-sosial, misalnya, telah memperlihatkan bahwa kita cenderung menolak
informasi yang tidak sama dengan nilai-nilai yang kita anut.
b.
Struktur kepribadian komunikan: ahli-ahli psikologi sosial seringkali menganggap
bahwa ada orang-orang dengan kategori tertentu yang mudah dipengaruhi daripada
orang yang lainnya. Dinyatakan bahwa orang-orang yang mempunyai harga diri (self
esteem) rendah lebih mudah dibujuk (Hovland dan Janis, 1959). Ini juga berlaku
pada proses komunikasi massa.
c.
Konteks sosial komunikan: faktor ini bisa berupa masyarakat disekitarnya, komunitas
di mana komunikan tinggal, kelompok yang diikutinya atau juga orang-orang yang
berhubungan dengannya. Pentingnya peran kelompok ini pernah diteliti oleh para
pelajar komunikasi. Semakin yakin seseorang bahwa ia adalah anggota sebuah
kelompok tertentu, semakin kecil kemungkinannya ia terpengaruh oleh pesan yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut kelompok tersebut.
Maletzke juga mengatakan bahwa pemuka pendapat (creator of opinion)
biasanya menyaring isi media sebelum sampai pada komunikan, seringkali berada di
lingkungan sosial komunikan yang terdekat, misalnya komunitas lokat tempat ia
tinggal.
d.
Komunikan sebagai anggota publik: situasi waktu menerima isi pernyataan dalam
komunikasi massa berbeda dengan komunikasi tatap muka. Sebagai anggota publik
yang tidak terorganisasi, seorang komunikan tidak menghadapi tuntutan yang besar
untuk menanggapi atau melakukan tindakan-tindakan tertentu seperti ia melakukan
komunikasi tatap muka.
2012
6
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Jarum Hypodermik
Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa diartikan sebagai media massa
yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah,dan segera. Efek yang segera
dan langsung itu sejalan dengan pengertian Stimulus-Respon yang mulai dikenal sejak
penelitian dalam psikologi tahun 1930-an.
Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu media
massa langsung kepada khalayak sebagai mass audiance. Model ini mengasumsikan
media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass
audiance. Media massa ini sepadan dengan teori Stimulus-Response (S-R) yang
mekanistis dan sering digunakan pada penelitian psikologi antara tahun 1930 dan 1940.
Teori S-R mengajarkan, setiap stimulus akan menghasilkan respons secara spontan dan
otomatis seperti gerak refleks. Seperti bila tangan kita terkena percikan api (S) maka
secara spontan, otomatis dan reflektif kita akan menyentakkan tangan kita (R) sebagai
tanggapan yang berupa gerakkan menghindar. Tanggapan di dalam contoh tersebut
sangat mekanistis dan otomatis, tanpa menunggu perintah dari otak.
2012
7
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori peluru atau jarum hipodermik mengansumsikan bahwa media memiliki kekuatan
yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini
mengansumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi
yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif).
Menurut Elihu Katz, model ini berasumsi :
1. Media massa sangat ampuh dan mampu memasukkan ide-ide pada benak
komunikan yang tak berdaya.
2. Khalayak yang tersebar diikat oleh media massa, tetapi di antara khalayak tidak
saling berhubungan.
Model Hypodermic Needle tidak melihat adanya variable-variable antara yang bekerja
diantara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan oleh mass audiance. Elihu
Katz dalam bukunya, “The Diffusion of New Ideas and Practices” menunjukkan aspekaspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu
1.
Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup menginjeksikan
secara mendalam ide-ide ke dalam benak orang yang tidak berdaya.
2.
Mass audiance dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain,
tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. Kalau
individu-individu mass audienceberpendapat sama tentang suatu persoalan, hal
ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain,
melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media
(Schramm, 1963) Model Hypodermic Needle cenderung sangat melebihkan
peranan komunikasi massa dengan media massanya. Para ilmuwan sosial mulai
berminat terhadap gejala-gejala tersebut dan berusaha memperoleh bukti-bukti
yang valid melalui penelitian-penelitian ilmiah.
2012
8
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori Peluru yang dikemukakan Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian
dicabut kembali tahun 1970-an, sebab khalayak yang menjadi sasaran media
massa itu tenyata tidak pasif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Lazarsfeld
dan Raymond Bauer.
2012
9
Komunikasi Massa
Siti Komsiah, S.IP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download