Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Periklanan
Salah satu alat promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah
periklanan, sehingga perusahaan harus mengetahui dengan benar bagaimana
melakukan periklanan dengan baik untuk mempromosikan produknya ke konsumen.
Menurut Frank Jefkins mendefinisikan periklanan dialih bahasakan oleh
Heru Mahardika (2012;12) merupakan pesan-pesan penjualan yang paling
persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.
Menurut Belch & Belch (2009;5) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk
komunikasi non pribadi yang memberitahukan tentang organisasi, produk, jasa atau
ide; dan dibayar oleh sponsor yang jelas.” Dengan demikian dapat peneliti simpulkan
bahwa periklanan sebagai salah satu jenis komunikasi komersial dengan membayar
ruangan atau waktu untuk menyiarkan informasi tentang produk atau jasa melalui
media massa.
Dari dua defenisi yang dikemukakan para ahli maka penulis menyimpulkan
bahwa periklanan merupakan suatu bentuk dari alat komunikasi perusahaan untuk
menyampaikan ide, barang – barang, atau produk.
2.1.1.1 Fungsi Periklanan
Pada intinya fungsi iklan yang utama adalah mengenalkan produk dan
tindakan terpenting adalah bagaimana bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli
dan menggunakan produk tersebut. Tapi menurut Bovee dan Arens (2010:8) sebagai
berikut :
1. Mendiferensikan produk
2. Mengkomunikasikan informasi produk
15
16
3. Mendorong pemakaian produk
4. Mengembangkan distribusi
5. Meningkatkan preferensi dan loyalitas merek
6. Mengurangi harga penjualan
Sementara manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi antara lain :
1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan,
konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk, yang giliranya
menimbulkan adanya pilihan.
2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi kosumennya.
Sering dikatakan “tak kenal maka tak sayang”. Iklan yang secra gagah tampil
di hadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik
menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya
bahagia dan produknya bermutu. Iklan membuat orang kenal, ingat dan
percaya terhadap perusahaan dan produkya.
2.1.2.1 Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan menurut Shimp (2009:219), diuraikan sebagai berikut:
1. Menginformasikan
Periklanan membuat konsumen sadar atas kehadiran sebuah produk, dan dapat
menginformasikan kepada mereka mengenai merek tersebut. Selain itu dengan
iklan, perusahaan dapat memberitahukan pasar tentang peluncuran suatu produk,
menginformasikan tentang perubahan harga.
2. Membujuk
Periklanan yang efektif dapat membujuk konsumen untuk mencoba produk yang
ditawarkan, periklanan cenderung untuk mencoptakan permintaan kedua
(Secondary demand), yaitu permintaan terhadap merek khusus dari suatu produk.
3. Mengingatkan
Iklan menjaga agar merek tersebut tetap berada dibenak konsumen, ketika
kebutuhan terhadap suatu hal meningkat, maka akan memudahkan perusahaan
17
untuk mengingatkan konsumen sehingga perusahaan menjadi kandidat utama
yang memenuhi kebutuhan tersebut
4. Penambah Nilai
Terdapat tiga nilai yang dapat ditambahkan pada saat perusahaan menawarkan
suatu produk, yaitu : inovasi, peningkatan kualitas atau pengembangan persepsi
konsumen. Ketiga hal tersebut saling terkait satu sama lain.
5. Membantu kinerja perusahaan
Pada suatu waktu iklan adalah hal yang menyelesaikan tujuan, sedangkan dilain
waktu iklan dapat membantu perusahaan dalam hal ini sebagai contoh, iklan dapat
membantu mengidentifikasikan kemasan suatu produk lebih mudah setelah
melihat iklannya. Iklan juga dapat membantu promosi perusahaan seperti kupon
dan atraksi menarik yang dilakukan selama promosi.
6. Biaya
Masing-masing media periklanan membutuhkan jumlah biaya yang berbeda-beda.
Dalam mempertimbangkan biaya yang diperhitungkan bukanlah biaya total,
melainkan biaya perseribu penayangan.
2.1.2.2Jenis Media Periklanan
Menurut Shimp (2009;319) terdapat enam jenis media periklanan secara
umum yaitu:
1. Periklanan diluar rumah
Adalah bentuk terrua dari periklanan, walaupun
papan iklan
adalah media utama pada jenis ini, tetapi ada berbagai bentuk lain
dalam jenis ini, seperti : iklan ditempat pemberhentian bus, tulisan
diudara, iklan pada kaus bolong, dan lain-lain.
2. Surat kabar
Berdasarkan sejarah, surat kabar pernah menjadi pimpinan dalam
media periklanan, tetapi dengan berkembangnya teknologo televisi
telah mengalahkan surat kabar yang menerima pendapatan yang
paling penting dalam iklan. Iklan lokal adalah pendapatan utama
18
dari surat kabar. Walaupun demikian, surat kabar telah membantu
meningkatkan iklan secara nasional.
3. Majalah
Dahulunya majalah dianggap sebagai media periklanan missal,
akan tetapi saat ini majalah yang memfokuskan pada satu hal
makin bertambah banyak. Hal ini pula yang membuat pemasar
tidak dapt mempengaruhi pembaca yang mempunyai banyak
pilihan dalam menentukan majalah yang akan digunakan.
4. Radio
Hamper 100% dari semua rumus di Amerika Serikat memilih radio
sebagai media dalam mengiklankan produk perusahaan, bahkan
ada yang memiliki lebih dari dua, dan hamper semua kendaraan
roda empat yang memilikinya. Hal ini menunjukan radio radio
sebagai media iklan yang berpotensi tinggi. Tetapi pada tahuntahun terakhir ni sajalah pengiklan baru menghargai keuntungan
dari media iklan.
5. Televisi
Televisi dapat dikatakan sebagai barang wajib yang dimiliki lebih
dari 98% rumah di Amerika Serikat telah memiliki televisi.
Sebagai media iklan televisi memiliki keunikan tersendiri yaitu
penyajian yang personal serta demonstrative.
6. Media interaktif
Media konvensional telah membantu pengiklan selama bertahuntahun, tetapi akhir-akhir ini terdapat usaha baru yang dilakukan
oleh pengiklan dalam membuat media iklan yang lebih rendah
usaha dan biaya yang dibutuhkannya, serta memiliki tingkat
efektifitas yang lebih baik dari menangani konsumen dengan
memberikan konsumen control penuh untuk memilih manakah
iklan yang ingin disaksikan olehnya.
19
2.1.2.3 Langkah – Langkah Dalam Keputusan Periklanan
Menurut Kotler dan Keller (2009:277) dalam mengembangkan program
iklan, manajer - manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar
sasaran dan motif pembeli. Kemudian mereka dapat mengambil kelima keputusan
utama dalam mengembangkan program iklan yang dikenal dengan istilah “Lima M”,
yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran periklanan
2. Menetapkan anggaran periklanan
3. Menetapkan pesan yang akan disampaikan
4. Menetapkan media yang harus digunakan
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai )
Dengan melakukan lima langkah tersebut diharapkan pelaksanaan periklanan
dapat berjalan dengan baik.
1.
Menetapkan Tujuan Periklanan
Tujuan umum dari kegiatan periklanan menurut Kotler dan Keller
(2009;658) adalah untuk menyampaikan informasi, membujuk, mengingatkan.
1. periklanan informatif diadakan secara besar-besaran pada tahap awal satu
jenis produk, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.
2. Periklanan persuasif penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan,
tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek
tertentu. Bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa
mereka telah melakukan pilihan yang benar.
3. Iklan pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan.
2.
Menetapkan Anggaran Periklanan
Sesuai dengan tujuan dari periklanan yaitu untuk meluaskan penjualan
perusahaan maka diperlukan biaya untuk mencapai hal tersebut. Agar dana yang
tersedia tidak dipakai secara berlebihan maka perusahaan perlu menetapkan anggaran
untuk kegiatan ini. Penetapan anggaran ini bergantung pada besarnya tingkat
pengembalian dari kegiatan periklanan ini dan tidak dapat dipungkiri penetapan
anggaran juga dipengaruhi oleh dana yang tersedia.
20
Menurut Kotler dan Keller (2009:660), ada beberapa faktor pertimbangan
dalam menetapkan anggaran periklanan, yaitu:
a. Tahap daur hidup produk (stage in the product life cycle)
Pada tahap perkenalan produk baru, diperlukan promosi secara gencar sehingga
diperlukan angggaran yang cukup besar.
b. Pangsa pasar dan landasan konsumen (market share and consumer base)
Untuk meraih pangsa pasar yang besar, maka diperlukan anggaran periklanan
yang besar pula. Lain halnya dengan pangsa pasar dimana konsumen tidak
mempunyai citra (image) terhadap produk dan perusahaan tersebut.
c. Persaingan dan sekelompok persaingan (competition and cluster)
Bagaimana melakukan periklanan yang gencar terhadap pasar yang telah
diterobos oleh pesaing dan sekelompok pesaing yang tidak begitu terkenal.
d. Frekuensi periklanan (advertising frequency)
Berapa kali periklanan itu dilakukan, sangat menentukan pula besar kecilnya
anggaran periklanan.
e.
Kemungkinan penggantian produk
Besar kecilnya anggaran periklanan harus dipertimbangkan kemudahan dan
melekatnya citra suatu produk di hari konsumen dan bisa diganti dengan produk
lain.
3.
Menetapkan Pesan Yang Akan Disampaikan
Keputusan pesan yang akan disampaikan dalam iklan, banyak dipengaruhi
oleh tema, teknik, atau cara, dan sasaran yang akan dicapai. Menurut Kotler dan
Keller(2009:662) ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam menetapkan pesan,
yaitu :
1. Menentukan tema dan cara melakukannya
Tema iklan harus singkat, jelas, mudah dipahami, dan tepat sasaran. Ada dua
metode yang dipakai untuk mendapatkan tema iklan. Metode tersebut adalah :
a.Metode induktif, yaitu lewat pembicaraan dengan konsumen, penyalur, para
ahli, dan para pesaing sendiri. Semua pendapat baik kelebihan atau
kekurangannya dikumpulkan, kemudian disusun suatu strategi yang kreatif.
21
b.Metode deduktif, yaitu berdasarkan pengalaman hasil penggunaan produk tersebut,
yang dapat dilihat dari kepuasan rasional, keinderaan, sosial, dan kepuasaan diri.
2. Mengevaluasi dan menyeleksi pesan
Dalam tahap ini, pesan – pesan tersebut dievaluasi dan dipilih pesan mana yang
mampu membangkitkan keinginan eksklusif, dan masuk akal. Pesan-pesan
tersebut harus dapat menciptakan opini.
3. Pelaksanaan pesan
Pesan yang sudah dievaluasi harus disampaikan dalam gaya penyampaian yang
berbeda – beda. Semua unsur yang terkandung dalam iklan harus dapat
menyampaikan informasi dan citra perusahaan.
4. Menetapkan Media Yang Akan Digunakan
Pemilihan media merupakan masalah bagaimana mencari cara yang paling efektif
dan efisien dalam menyampaikan sejumlah pesan yang benar – benar dikehendaki
oleh khalayak sasaran.
Adapun langkah – langkah dalam menentukan media,oleh Kotler dan Keller
(2009;667) yaitu :
a.
Mengukur jangkauan, frekuensi, dan dampak iklan
Jangkauan merupakan presentase dari target atau audience dapat melihat
paparan iklan. Frekuensi iklan yang dimaksud adalah berapa kali iklan
dipaparkan kepada target. Sedangkan dampak adalah pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu media pada saat iklan tersebut dipaparkan.
b.
Pemilihan media
Setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu,
perencana media harus memperhatikan faktor – faktor berikut :
 Kebiasaan media yang disenangi khalayak atau masyarakat
 Produk
 Pesan
c.
Penetapan waktu pemasangan media
Perusahaan harus membuat jadwal advertising yang akan dilakukan selama
satu periode.
22
d.
Penetapan lokasi pemasangan media
2.1.2
Periklanan Televisi
Televisi adalah sebuah media yang paling popular untuk menyampaikan
pesan-pesan bisnis keruang duduk dari banyak orang. Periklanan pada media televisi
sangat hebat jika digunakan secara potensial. Akan sangat menghabiskan banyak
uang dan bisa merusak citra bisnis jika digunakan secara tidak benar. Iklan – iklan
pada media televisi biasa dibuat dalam durasi 30 detik, 15 detik, 60 detik dan bahkan
ada juga yang berdurasi 2 menit.
Salah satu aspek khusus periklanan pada media televisi yang harus diteliti
sebelum membahas dan mempelajari kekuatan dan kelemahan dan pengiklanan pada
media televisi yang dikemukakan oleh Graeme Barton (2008:3), yaitu: Segmen
pemrograman yang berbeda atau yang disebut bagian hari (day part).
1. Waktu utama (prime time) yaitu periode antara jam 22:00 dan 23:00 (atau
antara jam 19:00 dan 22:00 dibeberapa Negara bagian). Program ini adalah
program yang terbaik dan termahal karena pada jam – jam ini penonton paling
banyak menonton televisi.
2. Siang hari (Day Time) yaitu periode yang dimulai dengan tayangan berita pagi
hari (subuh) berlangsung hingga jam 16:30.
3. Waktu tambahan (Fringe Time) yaitu masa sebelum dan sesudah waktu
utama, awal fringe time dimulali pada sore hari dan khususnya ditujukan
kepada anak – anak tetapi menjadi berorientasi kepada orang dewasa
bilamana waktu utama mendekat. Waktu tambahan pada saat larut malam
ditujukan untuk para orang dewasa dan muda.
2.1.2.1 Cara-Cara Penyampaian Iklan di Televisi
Penyampaian iklan ditelevisi umumnya dibagi kesalam lima tipe Graeme
Barton(2009:18), yaitu:
(1)Straight announcement: bentuk dasar dari segala
23
penyampaian iklan ditelevisi, terdiri dari seorang yang menghadap pada
kamera dan berbicara mengenai suatu produk pada kamera.
(2) Demonstration: melalui peragaan orang-orang akan mudah tertarik pada
suatu produk. Sehingga dengan adanya peragaan, pendengar akan tahu
manfaat dari sebuah produk.
(3) Testimonial celebrity : penggunaan orang terkenal pada iklan, sehingga dapat
menarik perhatian lebih besar dari para pendengar. Orang yang dipiluh
seharusnya memiliki kreadibilitas yang baik dimata masyarakat.
(1) Dramatization: suatu bentuk iklan yang menyajukan suatu cerita secara
singkat, bias disampaikan secara serius atau humor. Karena waktu yang
singkat maka lot cerita harus sederhana, tetapi mudah dimengerti.
(2) Dialog: memakai dua orang atau lebih yang sedang berkomunikasi, orangorang yang terlibat bias saja orang terkenal atau orang yang belum dikenal
masyarakat.
2.1.2.2 Kekuatan dan Kelemahan Iklan di Televisi
Iklan di telavisi mempunyai kekuatan tersendiri dibandingkan media lainnya
seperti daya jangkau yang luas. Selektifitas dan flexibilitas, fokus perhatian,
kreatifitas, prestise serta waktu tertentu. (Morissan;2009;187)
1. Daya jangkau luas: harga pesawat televisi yang semakin murah menyababkan
banyak orang yang sudah dapat menikmati siaran televisi. Daya jangkau yang
luas ini memungkinkan pamasar memperkelkan dan mempromosikan produk
barunya secara serentak dalam wilayah yang luas.
2. Selektifitas dan flexibilitas: sebenarnya televisi dapat menjangkau audience
tertntu karena adanya variasi komposisi audience sebagai hasil dari isi
program, waktu siaran dan cakipan geografis siaran televisi. Juka duatu
perusahaan ingin mempromodikan barangnya pada suatu wilayah tertentu
maka perusahaan itu bias memasang iklan pada stasiun televisi yang terdapat
pada wilayah yang bersangkutan.
24
3. Fokus perhatian: siaran iklan akan selalu menjadi pusat perhatian pada saat
iklan itu ditayangkan. Jika pemirsa tidak mengganti saluran untuk melihat
program stasiun televisi lain maka ia harus menyaksikan tayangan iklan
tersebut satu per satu.
4. Kreatifitas dan efek: televisi merupakan salah satu media yang efektif, karena
dapat menampilkan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan
yang disiarkan dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk
mempromosikan produknya. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan
pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkan dan tidak ingin menunjukka
aspek komersil. Cara ini dipercaya ileh sebaian orang memiliki kemampuan
untuk bisa lebih menjual.
5. Prestise: perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan
menjadi sangat dikenal orang. Dengan kata lain prodik tersebut mendapat
prestise khusus.
6. Waktu tertentu: suatu produk dapat diiklankan pada waktu tertentu pada saat
pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan demikian pemasang
iklan dapat menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target konsumen
mereka tidak sedang menonton televisi.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah diuraikan diatas, iklan televisi juga
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Biaya mahal: walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalan
jangkauan yang luas, namun televisi merupakan media yang paling mahal
untuk beriklan.biaya yang dikenakan dihitung perdetik, belum lagi biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi iklan yang bermutu terbilang mahal.
2. Informasi terbatas: dengan durasi yang terbatas, maka pemasang iklan hanya
mempunyai sedikit waktu untuk memberikan infornasi yang lengkap.
3. Selektivitas terbaras: walaupun televisi menyediakan selektivitas pemirsa
melalui program-program yang ditayangkan dan melalui waktu yang
ditayangkan, namun televisi bukanlah media yang tepat untuk membidik
konsumen yang sangat khusus atau spesifik yang jumlahnya relatif sedikit.
25
4. Penghindaran: kelemahan lainnya adalah kecenderungan audience untuk
menghindari iklan pada saat iklan ditayangkan. Seringkali alas an audience
memindahkan saluran adalah karena rasa ingin tahu untuk melihat program
lain yang ditayangkan stasiun televisi lain pada saat bersamaan.
5. Tempat terbatas: stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu
siaran iklan dalam suati program. Selain itu memperpanjang waktu siaran
melanggar peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa waktu siaran iklan
lembaga penuiara swasra paling banyak 20 persen dari seluruh waktu siaran
seriap hari. (peraturan pemerintah No.50 tahun 2005, pasal 21 ayat 5).
2.1.2.3 Menciptakan Iklan Ditelevisi yang Efektif
Iklan televisi lebih rumit dan lebih mahal dibandingkan dengan media iklan
lainnya, maka pengiklan mengharapkan membuat iklan yang selektif mungkin. Ada
beberapa langkah yang harus bisa diambil dalam menciptakan iklan televisi yang
efektif. (Morissan;2009;187)
1. Menggambarkan peragakan pesan yang dimuat, dengan memvisualkan
pesan yang hendak disampaikan menurut para ahli akan lebih mudah
membujuk seseorang bila indra penglihatannya dirangsang.
2. Demonstrasikan bila kemungkinan, dengan melakukan demonstrasi adalah
cara yang baik untuk menarik perhatian khalayak sasaran. Cara ini juga
bagus untuk meningkatkan nilai suatu produk yang telah mengalami
kejenuhan.
3. Sederhanakan, iklan yang ditayangkan harus dibuat sederhana mungkin
dengan tidak mengurangi kualitas informasi yang diberikan, kalimat yang
sukar dimengerti harus dihindari.
4. Use action where possible, detik-detik pertama sebuah iklan sangat
penting, buatlah iklan yang dapat menarik perhatian pada detik-detik
pertama tersebut.
5.
Gunakan unsur hiburan, penggunaan musik dalam iklan televisi dapat
menghibur sekaligus bersifat membujuk pada saat bersamaan. Penggunaan
26
unsur humor merupakan salah satu cara pemakaian teknik hiburan pada
iklan. Dengan humor seseorang dapat menigingat, mengerti, mempercayai
suatu produk dan dibujuk untuk melakukan tindakan pembelian.
6. Make commercial believe, dengan isi iklan yang disenangi dan dipercaya
oleh target konsumen akan membuat iklan televisi tersebut semakin
efektif. Hindari iklan yang menggunakan pesan berlebihan. Pesan harus
dibuat sesederhana mungkin dan tidak terlalu dilebih-lebihkan.
2.1.2. 4 Unsur-Unsur Yang Perlu Diperhatikan Dalam Iklan Televisi
Menurut George Belch , (2009:303) unsur yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Waktu penayangan
Pengiklan
harus
memeperhatikan
kapan
waktu
yang
tepat
dalam
mengiklankan produknya. Karena waktu akan mempengaruhi siapa saja target
yang akan dicapai.
2. Pesan
Pesan yang diberikan hendaknya mengandung unsur pembedaan yang dapat
menimbulka persepsi yang baik dibenak calon pembeli dan dapat menggiring
konsumen pada laur pemikiran/cerita yang jernih dan menarik. Untuk itu,
pesan yang dibuat harus singkatdan ilustrasinya seperi jingle atau motto harus
komuikatif sehingga mudah diingat dan dipahami oleh calon pembeli tanpa
perlu penjelasan panjang lebar.
3. Gerakan
Dalam penayangan iklan melalui elevisi, bahasa tubuh atau bisa disebut juga
dengan gerakan atau gaya penyampaian informasi perlu untuk diperhatikan
agar dapat menarik perhatian konsumen.seperti dalam memperhatikan
eksperesi wajah, gerak isyarat, pakaian, postur, dan gaya rambut.
4. gambar/visual
unsure ini menampilkan seseorang (model iklan) dihadapan kamerayang
langsung membawakan iklan produk kepada pemirsatelevisi yang mampu
memberikan kesaksian dan jaminan tentang suatu produk. Sumber yang
27
menarik atau terkenal akan lebih menarik perhatian dan mudah untuk diingat,
dan juga dapat menampilkan penggambaran terhadap suatu produk agar
mudah untuk dipahami.
5. Suara
Merupakan elemen penting yang dapat terdengar dalam suatu jingles,dialog
mau[pun pemberitahuan. Pengiklan harus dapat memilih efek suara yang
tepat/sesuai pada tampilan iklannya seperti nada atau music yang dapat
menyatakan sesuatu yang paling positif tentang produknya.
2.1.3
Perilaku Konsumen
Sebelum merencanakan program-program pemasarannya, sebuah perusahaan
perlu mengenal konsumen sasarannya dan tipe proses keputusan membeli yang
mereka lalui. Di dalam proses pembelian mungkin akan melibatkan baberapa peserta
yang memerankan peranan, seperti initiator, influencer, decider, buyer, dan user.
Tugas para pemasar adalah mengenal para peserta di dalam proses pembelian
produknya dan kadar pengaruh yang mereka berikan terhadap konsumen, memahami
timgkah laku tersebut.
Menurut Peter dan Olson dialih bahasakan oleh Heru (2012: 24), Perilaku
Konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan terdapat beberapa hal pokok mengenai
perilaku manusia, yaitu:
a.
Usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan
dengan mendaparkan dan mempergunakan barang dan jasa melalui
pertukaran (exchange).
b.
Proses pengamilan keputusan.
c.
Perilaku konsumen adalah dinamis.
d.
Keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian
di sekitar dan melibatkan sebuah pertukaran.
28
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh Heru
(2012:25),perilaku konsumen adalah bagian dari disiplin pemasaran yang bermula
kerika seorang marketer/pemasar menyadari bahwa konsumen tidak selalu melakukan
aksi atau bereaksi seperti teori pemasaran yang ada dalam benak pemasar.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa perilaku konsumen lebih menunjukan
kegiatan-kegiatan individu yang sevata langsung terlibat dalam proses mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa serta dalam proses pengambilan
keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran.
Menurut Kotler dan Keller dan Armstrong (2009:199), definisi perilaku
konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, individu, dan rumah tangga
yang membeli barang dan jasa untuk kepentingan pribadi.
2.1.3.1 Sikap dan Model-Model Konsumen
Menurut Hawkins, Best & Coney (2008;386) sikap konsumen adalah
“attitude is an enduring organization of motivational emotional, perception and
coginitive process with respect to some aspect of our environment”. Maksudnya
adalah kecendrungan untuk memberikan respon senang atau tidak senang terhadap
suatu objek tertentu. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk
perilaku.
Menurut Hawkins, Best & Coney (2008;387) sikap konsumen dipengaruhi
oleh setiap tiga komponen model yaitu:
1.
Cognitive component
Pengetahuan, persepsi dan pengalaman atas objek menghasilkan belief
keyakinan atas objek atau tanggapan.
2.
Affectife component
Perasaan terhadap produk tertentu menentukan komponen efektif suatu sikap
bersifat evaluatif menyeluruh atas sikap objek.
3.
Behavioural component
Salah satu tendensi sikap yang dihasilkan dari respon yang diteruskan dari
objek atau aktifitas.
29
Perilaku pembelian konsumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya: Philip Kotler dan Keller (2009:203)
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Anak-anak
yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lain. Masing-masing budaya
terdiri dari sejumlah sub-budaya ynag lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaaan,
agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok
acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung
(tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok
primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi
dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi
anggota kelompok sekunder, sepeti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi
perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak
begitu rutin.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli. Orang akan membeli barang
dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya dan konsumsi pun dibentuk oleh siklus
hidup keluarga. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan
pekerjaan seseorang. Pamasar barang-barang yang peka terhadap harga terusmenerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan
30
tingkat suku bunga. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup dan kepribadian serta konsep-diri
yang berbeda pula.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.suatu motif atau
dorongan adalah kebutuhan yang dapat mendorong seseorang untuk bertindak.
Persepsi didefinisikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambar
keseluruhan yang berarti. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
mereka.
2.1.3.2 Proses Keputusan Pembelian
Beberapa ahli menggambarkan proses keputusan pembelian dengan model
yang berbeda-beda, tetapi semuanya mengacu pada hal yang sama. Berikut ini salah
satu model proses keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009;254)
dengan model AIDA, yaitu:
1.
Attention (perhatian)
Dalam tahap ini masyarakat pernah mengenal perusahaan atau produk yang
dikeluarkan perusahaan. Jadi dalam tahap ini masyarakat mendengar atau
mengenal produk karena sudah diiklankan di televisi dan juga ditandai dengan
perhatian pemirsa ketika melihat iklan itu pertama kalinya.
2.
Interest (minat)
minat masyarakat timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci
mengenai perusahaan atau produk. Dalam tahap ini masyarakat khususnya
para pemirsa televisi tertarik pada produk yang ditawarkan karena iklan yang
ditayangkan berhasil diterima oleh konsumen.
3.
Desire (keinginan)
31
Masyarakat mempelajari, memikirkan serta berdiskusi,
yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk tersebut
bertambah. Dalam tahapan ini pemirsa televisi mau satu tingkat dari sekedar
tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari pemirsa
untuk membeli dan mencoba produk.
4.
Action (tindakan)
Melakukan pengambilan keputusan yang positif atau penawaran perusahaan
pada tahap ini, konsumen telah melewati tahap desire dengan benar-benar dan
ingin mewujudkan hasratnya dengan melakukan pembelian produk.
2.2
Tinjauan Jurnal Internasional
Dalam jurnal Thomas A. Lopez-Pumarejo, Myles Bassell (2009)
dikemukakan Dampak iklan di luar dan billboard antara lain adalah menjelaskan
kekhususan yang ada antara produsen dan konsumen juga meningkatkan jumlah
komunikasi mereka dan menjangkau pelanggan secara efektif
Hasil studi dalam jurnal ini membahas alasan-alasan peningkatan pengeluaran
"iklan ruang terbuka" di seluruh dunia dan dampak papan iklan.tersebut sejak 2006
hingga 2009. Perangkat papan iklan menjadi tersedia secara luas, pengaturan tersebut
meningkatkan sistem rating media seperti itu dari bentuk-bentuk media yang lain,
dengan ditambahnya resolusi tinggi digital printing dan unit layar elektronik yang
diaktifkan untuk membangkitkan popularitas di papan reklame. Para pengiklan pada
masa sekarang ini sangat sulit untuk membuat iklan sampai kepada orang-orang
melalui media lainnya. Raksasa billboard dan manifesta lainnya di industri ini
membuat metamorfosis ini mungkin terjadi di daerah kperkotaan dan pedesaan dari
Harlem ke Hong Kong.
Selanjutnya David S. Evans, (2008) dengan judul The Economics Of Online
Advertising Industry dikemukakan bahwa Iklan ini dirancang untuk meningkatkan
penjualan produk atau jasa. Iklan online disediakan terutama untuk menghasilkan
penjualan. Media tradisional yang menggunakan isi untuk menarik penonton telah
mengadopsi dua model yang berbeda yaitumodel iklan biaya penerbit pemirsa (biaya
32
untuk memperoleh akses ke konten, dan pengiklan biaya untuk memperoleh akses ke
pemirsa) dan model media penayang tanpa biaya pemirsa untuk akses ke media sama
sekali, dan bahkan mencoba untuk mendistribusikan media seluas mungkin.
Hasil studi dalam jurnal ini menunjukkan membahas tentang periklanan
online yang telah berkembang dengan pesat dan menyumbang sekitar 7% dari US
pengeluaran iklan. Hal ini diproyeksikan meningkat tajam karena lebih banyak
konsumen belanja pada saat online pada komputer pribadi mereka dan sebagai
perangkat tambahan seperti mobile telepon dan televisi yang terhubung ke web.
Artikel ini menjelaskan bagaimana industri periklanan online bekerja. Industri dihuni
oleh sejumlah multijaringan yang sendiri-sendiri atau dalam kombinasi memfasilitasi
pengiklan untuk menghubungkan pemirsa. Iklan berbasis pencarian podium, yang
paling berkembang dengan baik ini, telah menyediakan beberapa fitur yang menarik
dari hasil kombinasi kata kunci penawaran oleh pengiklan dan single-pelacak.
Kenneth C. Wilbur, Michelle Sovinsky Goeree (2009), dengan judul Effects of
Advertising and Product Placement on Television Audiences dikemukakan bahwa
jumlah waktu diberikan kepada iklan dan penempatan produk adalah "harga" para
penonton harus membayar untuk mengkonsumsi program. Estimasi permintaan dan
menunjukkan bahwa pemirsa lebih cenderung menonton program yang menampilkan
orang-orang yang serupa.
Hasil studi dalam jurnal ini menunjukkan untuk mengetahui bagaimana perekam
video digital proliferasi dan komersial membuat penonton Jaringan televisi lebih
sensitif terhadap kerugian penonton dari iklan. Saat ini terbatas pemahaman tentang
bagaimana iklan tradisional dan penempatan produk mempengaruhi pemirsa televisi.
Kami memperkirakan model koefisien acak untuk mengetahui permintaan program
televisi dan waktu yang diberikan untuk iklan tradisional dalam memainkan
penempatan produk. Data kami meliputi penonton, iklan, dan karakteristik program
lebih dari 10.000 jaringan/jam dari siaran televisi 2004-2007. Kami menemukan
bahwa efek rata-rata 10% kenaikan waktu iklan tradisional 15% pengurangan jumlah
peserta. Kami menemukan bukti bahwa strategi kreatif dan kategori produk sebagai
faktor-faktor penting dari penentu respons pemirsa iklan tradisional. Ketika kita
33
mengendalikan kualitas, kami menemukan bahwa waktu penempatan produk
menurun seirung penampil utilitas. Singkatnya, hasil menunjukkan bahwa jaringan
harus memberikan diskon harga kepada orang pengiklan yang paling mungkin untuk
mempertahankan kepentingan pemirsa diseluruh jeda iklan.
Christy MK Cheung, Lei Zhu, Timothy Kwong, (2008) dengan judul
Online Consumer Behavior: A Review and Agenda for Future Research yang
menganalisis kajian analisis menetapkan hubungan antara pilihan pelanggan dan
panjang lini produk dan mencakup ukuran panjang garis dalam fungsi utilitas untuk
menyelidiki berbagai preferensi pelanggan menggunakan tingkat merek-diskrit-model
pilihan. Nilai seumur hidup pelanggan adalah kunci-metrik dalam manajemen
hubungan pelanggan. Perilaku pelanggan adalah agak rumit dalam barang-barang
konsumsi karena mereka dapat membeli lebih dari
Berdasarkan hasil studi Membahas tentang topik perilaku konsumen online
yang telah diselidiki dalam berbagai konteks selama bertahun-tahun. Meskipun para
peneliti dari berbagai pelaku bisnis telah membuat kemajuan yang signifikan selama
beberapa tahun, ruang lingkup studi ini adalah agak luas, studi ini muncul relatif
terpecah-pecah dan tidak menyatukan model teoretis yang ditemukan dalam wilayah
penelitian. Dalam pandangan ini, terdapat tinjauan pustaka dan tujuan kerangka
penelitian dengan tiga faktor utama (niat, adopsi, dan kelanjutan) untuk menganalisis
perilaku konsumen online secara sistematis. Kerangka kerja ini yang diusulkan tidak
hanya menggambarkan pandangan tingkah laku konsumen online yang kompleks
tetapi juga berfungsi sebagai pedoman bagi para peneliti di daerah ini.
David Luna, Susan Forquer Gupta (2008) dengan judul An integrative
framework for cross-cultural consumer behavior yang menaganalisis seorang
pegawai memiliki kemampuan untuk mengembangkan organisasi berdasarkan
pengalamannya. Iklan yang dilakukan dinilai lebih berarti jika menampilkan
keterbukaan tanpa membahas tentang masalah etnis.
Berdasarkan hasil studi penelitian ini membahas tentang bagaimana dunia
perekonomian semakin melintas-budaya Selama beberapa dekade ini, sebagai
pemasar baru memasuki pasar internasional, pemahaman tentang bagaimana
34
pengaruh budaya perilaku konsumen akan sangat penting bagi manajer dan para
peneliti konsumen. Penelitian ini menyajikan suatu kerangka kerja yang
menggabungkan dan menafsirkan penelitian perilaku terkini dalam lintas budaya.
Download