KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV I ii PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ............................................ 1 2. Tujuan.......................................................... 2 3. Ruang Lingkup............................................. 3 4. Landasan Hukum....... ................................. 3 PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. 5 2. Penilaian Autentik........................................ 22 ANALISIS KOMPETENSI 1. Prosedur Analisis.. ......................................... 30 2. Hasil Analisis Kompetensi.............................. 34 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA 65 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kemandirian psikologis sesuai ruang yang cukup dengan bakat, bagi minat, dan prakarsa, kreativitas, perkembangan fisik dan serta peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 1 Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik 2 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 3 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik Standar pembelajaran pada Kompetensi memberikan Lulusan kerangka setiap dan konseptual satuan Standar tentang pendidikan Isi. Standar sasaran terkait erat Kompetensi pembelajaran pada Lulusan yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga perolehan (proses psikologis) ranah yang kompetensi berbeda. Sikap tersebut memiliki lintasan diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, beserta perbedaan standar proses. menalar, lintasan menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi perolehan turut Penguatan pendekatan berbasis penyingkapan/penelitian serta mempengaruhi karakteristik saintifik perlu diterapkan pembelajaran (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran proses berbasis sebagai konten penguatan penggunaan pendekatan menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran 4 yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan mengembangkan kreativitas peserta didik (ing madyo mangun karso), dan dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu 5 pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang 6 selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi 7 ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 8 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan 9 yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan mengajukan keterampilan pertanyaan, dan peserta memberi didik dalam jawaban berbicara, secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 10 Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kognitif yang lebih Pengetahuan rendah (knowledge) Kata-kata kunci pertanyaan Apa... Siapa... Kapan... Di mana... Sebutkan... Jodohkan atau pasangkan... Persamaan kata... Golongkan... Berilah nama... Dll. Pemahaman (comprehension) Terangkahlah... Bedakanlah... Terjemahkanlah... Simpulkan... Bandingkan... Ubahlah... Berikanlah interpretasi... Penerapan (application Gunakanlah... Tunjukkanlah... Buatlah... Demonstrasikanlah... Carilah hubungan... Tulislah contoh... 11 Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Siapkanlah... Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih Analisis (analysis) tinggi Analisislah... Kemukakan bukti-bukti… Mengapa… Identifikasikan… Tunjukkanlah sebabnya… Berilah alasan-alasan… Sintesis (synthesis) Ramalkanlah… Bentuk… Ciptakanlah… Susunlah… Rancanglah... Tulislah… Bagaimana kita dapat memecahkan… Apa yang terjadi seaindainya… Bagaimana kita dapat memperbaiki… Kembangkan… Evaluasi (evaluation) Berilah pendapat… Alternatif mana yang lebih baik… Setujukah anda… Kritiklah… Berilah alasan… Nilailah… Bandingkan… Bedakanlah… 12 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern. 13 Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh: 14 Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 15 Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi). Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 16 Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan 17 pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 18 Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum, dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions. 19 Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini berorientasi pada matematika, dan adalam pelaksanaan suatu proyek yang penemuan, ilmu khususnya pengetahuan dalam sosial. bidang Fokusnya sains, adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metode ini merupakan kooperatif/kolaboratif dengan kombinasi antara pembelajaran pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban 20 tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. 21 CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, 22 keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 23 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik 24 • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 25 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 26 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen 27 daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 28 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 29 BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Sikap Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan metakognitif dalam faktual, ilmu konseptual, pengetahuan, prosedural,dan teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke 30 lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, faktual, menerapkan, konseptual, dan menganalisis prosedural, dan pengetahuan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. 31 Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok. 2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan 6. Merancang penilaian yang diperlukan 32 Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. Materi Pokok (Silabus) Penillaian (Silabus) Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab Pembelajaran (Silabus) 1. Mengembangkan Materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: 1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati 2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spirtus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk ditempatinya, selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan. 3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan 33 adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. 4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu : mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan 3. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagaainya 4. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas 5. Mencoba 6. Mengasosiasi 7. Mengomunikasikan 8. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik) B. 1) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes 2) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk 3) Aspek sikap melalui pengamatan Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1 Mendeskripsikan fungsi Kompetensi Dasar (KI 4) 4.1 Melakukan kajian, diskusi Materi Pokok (Dalam Silabus) Fungsi Sosiologi Sosiologi dalam mengkaji dan menyimpulkan fungsi dalam berbagai gejala sosial Sosiologi dalam memahami mengenali yang terjadi di berbagai gejala sosial yang gejala sosial di masyarakat terjadi di masyarakat masyarakat 3.2 Menerapkan konsep- 4.2 Melakukan kajian, diskusi, Individu, konsep dasar Sosiologi dan menyimpulkan kelompok dan untuk memahami konsep-konsep dasar hubungan sosial hubungan sosial antar Sosiologi untuk memahami 34 individu, antara individu hubungan sosial antar dan kelompok serta individu, antara individu antar kelompok dan kelompok serta antar kelompok 3.3 Menganalisis berbagai 4.3 Melakukan kajian, diskusi Ragam gejala gejala sosial dengan dan mengaitkan konsep- sosial dalam menggunakan konsep- konsep dasar Sosiologi masyarakat konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai untuk memahami gejala sosial dalam hubungan sosial di memahami hubungan masyarakat sosial di masyarakat 3.4 Menerapkan metode- 4.4 Menyusun rancangan, metode penelitian sosial melaksanakan dan untuk memahami menyusun laporan berbagai gejala sosial penelitian sederhana serta Metode Penelitian Sosial mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio-visual 35 Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas :X Kompetesi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 36 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Pengetahuan Penilaian Indikator Observasi, aspek: 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggungj awab 4. Peduli 5. Santun 6. Responsif 1. Menjelas kan pengertia n Sosiologi 2. Menjelas kan fungsi Sosiologi 3. Menjelas kan Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 1. Menghu bungka n berbag ai pendap at ahli tentang pengert ian Sosiolo 1. Laporan telaah pustaka dan hasil diskusi 2. Presenta si Diskusi kelompo k: 1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain 2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa 2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar SEMESTER 1 3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat 4.1. Melakukan kajian 1. Fungsi Sosiologi 2. Gejala Sosial 1. Pengertian Sosiologi 2. Peran dan Fungsi Sosiologi 3. Konsep dasar sosiologi 4. Realitas Sosial 5. Macam-macam Realitas/fakta Sosial 6. Gejala/Fenome na Sosial Sosial Mengamati 1. Mengamati berbagai gambar mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat 2. Membaca buku teks mengenai pendapat berbagai ahli mengenai pengertian“Sosiologi Menunjuk kan sikap jujur, disiplin, tanggungj awab, peduli (gotong royong, kerjasam a, Tugas : Hasil Pekerjaan Rumah 1. Melengk api pengert ian Sosiolog i 37 Kompetensi Dasar pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat para ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran ” 3. Mengamati gambar dan contoh artikel yang berhubungan dengan fungsi Sosiologi 4. Mengamati berbagai realitas/fakta sosial 5. Mengamati berbagai gejala/fenomena sosial Menanya 1. Menanyakan tentang pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli 2. Menanyakan tentang fungsi Sosiologi 3. Menanyakan tentang berbagai realitas/fakta sosial 4. Menanyakan tentang gejala/fenomena sosial Mencoba/Mengumpulk an informasi 1. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber Sikap Indikator toleran, damai), santun, responsif dan proaktif Penilaian 7. Pro aktif Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Konsep dasar Sosiologi 4. Mendeskr ipsikan gejala sosial menuru t beberap a ahli 2. Membua t kesimpu lan tentang hasil kajian dari gambar dan contoh artikel tentang gejala sosial yang dibaca gi 2. Menyim pulkan peran Sosiolo gi menuru t berbag ai ahli 3. Menyim pulkan fungsi Sosiolo gi menuru t berbag ai ahli 4. Menyim pulkan konsep dasar Sosiolo gi menuru t berbag ai ahli aspek: 1. Kelengkapa n 1. Kesesuaian 2. Isi Penilaian a. Peng uasaa n subst ansi mate ri b. Kejel asan bahas a c. Tekni k berta nya d. Tekni k menj awab 38 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tentang pengertian sosiologi 2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang fungsi sosiologi 3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang realitas sosial 4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Tes UH Essay UTS Pilihan Ganda dan Essay Keterampilan Indikator Penilaian 5. Menyim pulkan pengert ian dan jenis realitas /fakta sosial 6. Menyim pulkan gejala/ fenome na sosial yang terjadi di masyar akat dalam tinjaua n Sosiolo gi 39 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian macam-macam realitas/fakta sosial 5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang gejala/fenomena sosial Mengasosiasi 1. Diskusi tentang tentang pengertian sosiologi 2. Diskusi tentang fungsi sosiologi 3. Diskusi tentang realitas sosial 4. Diskusi tentang macam-macam realitas/fakta sosial 5. Diskusi tentang gejala/fenomena sosial Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan 40 Kompetensi Dasar 3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok 4.2. Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok Materi Pokok 3. Nilai dan Norma Sosial Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Nilai Sosial : Ciri-ciri Nilai Sosial Jenis-jenis Nilai Sosial : 1. Nilai Rohani 2. Nilai Material 3. Nilai Vital 4. Nilai Perserikatan Norma Sosial : 1. Norma Tata Cara (Usage) 2. Norma Kebiasaan atau Kelaziman (Folkways) 3. Norma Kesusilaan atau Tata Kelakuan (Mores) 4. Norma Adat Istiadat (Customs) 5. Norma Hukum (Laws) 6. Norma Agama 7. Norma Mode hasil diskusi kelompok 2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok Mengamati 1. Mengamati video dan presentasi power point mengenai penerapan nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat 2. Membaca buku teks mengenai nilai dan norma sosial Menanya 1. Meminta peserta didik menyampaikan pendapat mengenai perbedaan nilai dan norma sosial yang terdapat di masyarakat 2. Mengajukan pertanyaan mengenai jenisjenis nilai sosial Sikap Pengetahuan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menunjuk kan sikap jujur, disiplin, tanggungj awab, peduli (gotong royong, kerjasam a, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif Observasi, aspek: 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggungj awab 4. Peduli 5. Santun 6. Responsif 7. Pro aktif 1. Menjelas kan pengertia n Nilai dan Norma Sosial 2. Menjelas kan ciriciri Nilai Sosial 3. Menjelas kan Perbedaa n antara Nilai dan Norma Sosial 4. Mendeskr ipsikan jenis – jenis Nilai Sosial tugas : Melaporkan secara tertulis hasil diskusi kelompok Keterampilan Indikator 1. Menghu bungkan nilai sosial dengan norma sosial 2. Menyim Membuat pulkan Pekerjaan perbeda Rumah an nilai dalam dengan bentuk norma Bahan sosial Presentasi 3. Menyusu dalam n bentuk kesimpu Powerpoint lan mengenai mengen Jenis-jenis ai jenis Nilai dan nilai Norma sosial Sosial berikut contohn Penilaian 1. Laporan hasil diskusi 2. Laporan hasil telaah buku teks 3. Presenta si Diskusi kelompo k: a. Peng uasaa n subst ansi mate ri b. Kejel asan bahas a 41 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran (Fashion) Alternatif Pembelajaran yang berlaku di masyarakat 3. Meminta peserta didik menjelaskan latar belakang dan beragam jenis norma sosial yang berlaku di masyarakat 4. Mengajukan pertanyaan tentang konsekuensi pelanggaran terhadap nilai dan norma sosial Mencoba/Mengumpulk an informasi 1. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang nilai sosial 2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator 5. Mendeskr ipsikan jenisJenis Norma Sosial 6. Menjelas kan konsekue nsi pelanggar an terhadap Nilai dan Norma Sosial yang berlaku di masyarak at 7. Menjelas kan tujuan mematuh i Nilai dan Norma Sosial Penilaian Keterampilan Indikator aspek: ya 1. 4. Menyusu Kelengkapa n n kesimpu tugas lan 1. mengen Kesesuaian ai jenis 2. norma substansi sosial Isi berikut contohn Tes ya Penilaian c. Tekni k berta nya d. Tekni k menj awab UH Essay UTS Pilihan Ganda dan Essay 42 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang ciriciri nilai sosial 3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis nilai sosial 4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang norma sosial Mengasosiasi 1. Diskusi tentang tentang nilai sosial 2. Diskusi tentang ciriciri nilai sosial 3. Diskusi tentang jenis nilai sosial 4. Diskusi tentang Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian yaitu Keteratur an dan Tertib Sosial 43 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Menunjukk an sikap jujur, disiplin, tanggungj awab, peduli (gotong royong, kerjasama , toleran, Observasi, aspek: 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggungj awab 4. Peduli 5. Santun 6. Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 1. Menyus un laporan hasil diskusi 2. Menyus un laporan hasil observa Performanc e: Presentasi hasil diskusi, mencakup aspek: 1. Penguas aan materi norma sosial Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok 4. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi sosial 2. Syarat Interaksi sosial 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial : a. Sugesti Mengamati 1. Mengamati video tentang interaksi sosial 2. Membaca buku teks dan artikel artikel mengenai interaksi sosial Menanya 1. Mengajukan 1. Menjelas Tugas 1 : kan Menyusun pengertia Laporan n hasil interaksi diskusi, sosial meliputi 2. Menjelas aspek: kan 1. Kejelasa syarat n tulisan terjadiny 2. Kesesuai 44 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran b. Imitasi c. Identifikasi d. Simpati e. Empati f. Motivasi 4. Bentuk-bentuk interaksi sosial (asosiatif dan disosiatif) pertanyaan tentang pengertian interaksi sosial 2. Mengajukan pertanyaan tentang syarat terjadinya interaksi sosial dan ciri-ciri interaksi sosial 3. Menanyakan kepada peserta didik tentang jenis-jenis interaksi sosial 4. Meminta peserta didik menyampaikan pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Mencoba/Mengumpulk an informasi 1. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian interaksi Sikap Indikator damai), santun, responsif dan proaktif Penilaian Responsif 7. Pro aktif Pengetahuan Indikator Penilaian a an interaksi laporan sosial diskusi 3. Menjelas dengan kan jenispokok jenis bahasan interaksi 3. Kedalam sosial an Mendeskrips pembaha ikan faktorsan faktor yang Tugas 2 : mempengar Menyelasik uhi interaksi an sosial Pekerjaan Rumah : Membuat laporanhasi l observasi tentang contoh faktorfantor yang mempenga ruhi interaksi sosial Keterampilan Indikator Penilaian si Presentasi hasil diskusi 2. Kemamp uan menjaw ab pertany aan 3. Kemamp uan memper tahanka n argumen tasi Proyek : Observasi meliputi aspek: 1. Penyusu nan panduan observas i 2. Pelaksan aan observas i Tes Laporan 45 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran sosial 2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang syarat interaksi sosial 3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis interaksi sosial 4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian UH Essay UTS Pilihan Ganda dan Essay Keterampilan Indikator Penilaian hasil observasi, mencakup aspek: 1. Sistemat ika penyajia n 2. Tata bahasa 3. Substans i laporan 46 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Menunjukk an sikap jujur, disiplin, tanggungj awab, peduli Observasi, aspek: Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 1. Menyusu n laporan hasil diskusi 2. Menyusu n Performanc e: Presentasi hasil diskusi, mencakup aspek: Mengasosiasi 1. Diskusi tentang tentang pengertian interaksi sosial 2. Diskusi tentang syarat-syarat interaksi sosial 3. Diskusi tentang jenis-jenis interaksi sosial 4. Diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok 5. Sosialisasi dan pembentuk an kepribadian 1. Pengertian Sosialisasi 2. Jenis Sosialisasi 3. Pengertian Kepribadian 4. Faktor Pembentuk Mengamati 1. Mengamati tayangan video mengenai proses sosialisasi yang terjadi di masyarakat 2. Mengamati presentasi 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggungj 1. Men jela skan pen gert ian pros Tugas 1 : Menyusun Laporan hasil diskusi, meliputi aspek: 47 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Kepribadian 5. Tahap Pembentuk Kepribadian Alternatif Pembelajaran powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukkan kepribadian Menanya 1. Meminta peserta didik menyampaikan pendapat tentang tayangan video dan presentasi powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang ditampilkan 2. Mengajukan pertanyaan mengenai fungsi sosialisasi dalam proses pembentukkan kepribadian Mencoba/Mengumpulk an informasi 1. Membaca atau menggali informasi Sikap Indikator Penilaian (gotong royong, kerjasama , toleran, damai), santun, responsif dan proaktif awab 4. Peduli 5. Santun 6. Responsif 7. Pro aktif Pengetahuan Indikator 2. 3. 4. 5. es sosi alisa si Menjelas kan jenis sosialisas i Menjelas kan pengerti an kepribad ian Menjelas kan faktor pembent uk kepribad ian Menjelas kan tahap pembent uk kepribad ian Keterampilan Penilaian Indikator Penilaian 1. Kejelasa n tulisan 2. Kesesuai an laporan diskusi dengan pokok bahasan 3. Kedalam an pembaha san laporan hasil observa si 3. Present asi hasil diskusi 1. Penguas aan materi 2. Kemamp uan menjawa b pertanya an 3. Kemamp uan mempert ahankan argumen tasi Tugas 2 : Menyelesai kan pekerjaan rumah, mencakup aspek: 1. Ketepat an waktu 2. Kelengk apan jawaban 3. Ketepat an Proyek : Observas i, mencaku p aspek: 1. Penyusu nan panduan observasi 2. Pelaksan aan observasi 48 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian sosialisasi 2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis sosialisasi 3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian kepribadian 4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian jawaban Tes UH Essay UTS Pilihan Ganda dan Essay Keterampilan Indikator Penilaian Laporan hasil observasi , aspek: 1. Sistemati ka penyajia n 2. Tata bahasa 3. Isi Portofoli o, meliputi aspek: 1. Kelengka pan kompone n portofoli o Kemajuan proses penyelesai an tugastugas 49 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian 5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tahap-tahap kepribadian Mengasosiasi 1. Diskusi tentang tentang pengertian sosialisasi 2. Diskusi tentang jenis-jenis sosialisasi 3. Diskusi tentang pengertian kepribadian 4. Diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 50 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Pengetahuan Keterampilan Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian Observasi, aspek: 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggungj awab 1. Menjelas kan definisi perilaku menyimp ang 2. Menjelas Tugas 1. Laporan hasil diskusi, aspek: 4. Kejelasa n tulisan 1. Menyus un laporan hasil diskusi 2. Menyus un Performanc e. Presentasi hasil diskusi, aspek: 1. Penguas pembentukan kepribadian 5. Diskusi tentang tahap-tahap perkembangan kepribadian Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok SEMESTER 2 3.3 Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami Ragam gejala sosial dalam masyarakat 1. Definisi gejala sosial/penyimpa ngan sosial 2. Ciri-ciri penyimpangan 3. Teori-teori penyimpangan Mengamati 1. Menunju 1. Mengamati video kkan tentang gejala sikap sosial yang terjadi jujur, di masyarakat disiplin, 2. Membaca buku teks tanggun tentang definisi dan gjawab, 51 Kompetensi Dasar hubungan sosial di masyarakat 4.3 Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsepkonsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat Materi Pokok Materi Pembelajaran 4. Keterkaitan hubungan sosial dengan gejala sosial (Faktor penyebab penyimpangan sosial) 5. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial 6. Jenis-jenis penyimpangan sosial 7. Definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial 8. Bentuk-bentuk pengendalian sosial 9. Lembaga pengendalian sosial Alternatif Pembelajaran 3. 4. 5. 6. ciri-ciri perilaku menyimpang Membaca buku teks tentang berbagai teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial Menyimak berita dari media massa tentang bentukbentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder) Mengamati video tentang jenis-jenis penyimpangan sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb) Membaca buku teks tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan Sikap Indikator Penilaian peduli (gotong royong, kerjasa ma, toleran, damai), santun, responsi f dan proaktif 2. Menunju kkan sikap dan perilaku yang mensyuk uri keberad an diri dan keberag aman sosial 3. Menunju kkan sikap 4. Peduli 5. Santun 6. Responsif 7. Pro aktif Pengetahuan Indikator 3. 4. Observasi Diskusi, aspek: 1. Percay a diri 2. Mengha rgai pendap at orang lain 3. Toleran si Observasi Proses KBM, 5. 6. Penilaian kan ciri5. Kesesuai ciri an penyimpa laporand ngan iskusi Menjelas dengan kan teoripokok teori bahasan penyimpa 6. Kedalam ngan an Menjelas pembaha kan san faktor penyebab penyimpa Tugas 2. ngan Penyelesai sosial an Menjelas pekerjaan kan rumah, bentukaspek: bentuk 4. Ketepat penyimpa an ngan waktu sosial 5. Kelengk Menjalas apan kan jenisjawaban jenis 6. Ketepat penyimpa an ngan jawaban sosial Keterampilan Indikator Penilaian laporan hasil observa si 3. Present asi hasil diskusi aan materi sajian 2. Kemamp uan menjaw ab pertany aan 3. Kemamp uan memper tahanka n argumen Proyek Observasi, aspek: 1. Penyusu nan panduan observas i 2. Pelaksan aan observas i 52 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran pengendalian sosial 7. Mengamati video tentang bentukbentuk pengendalian sosial (sifat dan cara) 8. Membaca berita dari media massa tentang lembaga pengendalian sosial 9. Mengamati gejala sosial di masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa ingin tahu akan penciptaan dan kebesaran Tuhan yang terwujud dalam kehidupan sosial Menanya 1. Mengajukan pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan tayangan video 2. Mengajukan Sikap Pengetahuan Indikator Penilaian Indikator positif dalam mengha dapi gejala sosial aspek: 1. Menunj ukkan sikap solidari tas yang benar dalam pergaul an 2. Membe rikan arahan /solusi kepada teman yang berbua t salah 7. Menjelas kan definisi, ciri-ciri, tujuan pengenda lian sosial 8. Menjelas kan bentukbentuk pengenda ian sosial 9. Mejelask an lembaga pengenda lian sosial 10. Mengana lisis keterkait an gejala sosial dengan hubunga n sosial Penilaian UH (uraian) UTS (PG & uraian) UAS (PG) Keterampilan Indikator Penilaian Laporan hasil observasi, aspek: 4. Sistemat ika penyajia n 5. Tata bahasa 6. Isi Portofolio, aspek: 1. Kelengk apan kompon en portofoli o 2. Kemajua n proses penyeles aian tugastugas 53 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian pertanyaan tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang 3. Mengajukan pertanyaan tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial 4. Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder) 5. Mengajukan pertanyaan tentang jenis-jenis penyimpangan sosial berdasarkan hasil pengamatan video (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, 54 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian gaya hidup, dsb) 6. Mengajukan pertanyaan tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial 7. Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara) 8. Mengajukan pertanyaan tentang lembaga pengendalian sosial berdasarkan hasil pengamatan video 9. Mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil pengamatan terhadap gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat Mencoba 1. Diskusi kelompok 55 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian tentang definisi penyimpangan Diskusi kelompok tentang ciri penyimpangan sosial Diskusi kelompok tentang teori penyimpangan sosial Diskusi kelompok tentang faktor penyebab penyimpangan sosial Diskusi kelompok tentang bentuk penyimpangan sosial Diskusi kelompok tentang jenis penyimpangan sosial Diskusi kelompok tentang definisi dan ciri pengendalian sosial Diskusi kelompok tentang bentuk 56 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian pengendalian sosial 9. Diskusi kelompok tentang lembaga pengendalian sosial Mengasosiasi Menyimpulkan hasil diskusi Mengomunikasikan 1. Mempresentasikanh asil diskusi tentang tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang 2. Mempresentasikanh asil diskusi tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial 3. Mempresentasikanh asil diskusi tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, 57 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 4. 5. 6. 7. 8. Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian campuran, primer, sekunder) Mempresentasikanh asil diskusi tentang jenis-jenis penyimpangan sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb) Mempresentasikanh asil diskusi tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial Mempresentasikanh asil diskusi tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara) Mempresentasikanh asil diskusi tentang lembaga pengendalian sosial Mempresentasikanh asil diskusi keterkaitan gejala sosial dengan 58 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 1. Menyus un rancang an peneliti an 2. Melaksa nakan peneliti an 3. Menyus un laporan hasil diskusi 4. Present asi hasil diskusi Performanc e. Presentasi hasil diskusi, aspek: 1. Penguas aan materi sajian 2. Kemamp uan menjaw ab pertany aan 3. Kemamp uan memper hubungan sosial 9. Menyampaikan pendapat pribadi tentang solusi dalam mengatasi gejala sosial yang terjadi di masyarakat 3.4 Menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial 4.4 Menyusun rancangan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengomunikasikan nya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio-visual Metode penelitian sosial 1. Definisi Penelitian 2. Jenis-jenis penelitian 3. Metode penelitan sosial 4. Rancangan penelitian sosial 5. Melaksanakan penelitian sosial 6. Mengolah dan menganalisis data penelitian 7. Menyusun laporan penelitian 8. Mengomunikasikan laporan hasil penelitian Mengamati 1. Membaca buku teks tentang definisi penelitian dan jenis-jenis penelitian 2. Membaca buku teks tentang metode penelitian sosial 3. Membaca buku teks tentang rancangan penelitian 4. Membaca buku teks tentang populasi dan sampel penelitian 5. Membaca buku teks tentang data penelitian 1. Menunju kkan sikap jujur, disiplin, tanggun gjawab, peduli (gotong royong, kerjasa ma, toleran, damai), santun, responsi f dan proaktif Observasi, 1. Menjelask Tugas 1. aspek: an Laporan 1. Jujur definisi hasil 2. Disiplin penelitian diskusi, 3. 2. Menjelask aspek: Tanggungj an sikap 1. Kejelasa awab dan cara n tulisan 4. Peduli pikir 2. Kesesuai 5. Santun peneliti an 6. 3. Menjelask laporand Responsif an jenisiskusi 7. Pro jenis dengan aktif penelitian pokok 4. Menjelask bahasan Observasi an poulasi 3. Kedalam Diskusi, dan an aspek: sampel pembaha 1. Percay penelitian san a diri 5. Menjelask 59 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Prinsip/Prosedur: Tahapan atau langkah-langkah penelitian Alternatif Pembelajaran 6. Membaca buku teks tentang pengumpulan data penelitian 7. Membaca buku teks tentang pengolahan data penelitian 8. Membaca buku teks tentang penulisan laporan penelitian 9. Membaca buku teks tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian Menanya 1. Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian (misal sikap dan cara pikir peneliti, alur berpikir dalam penelitian) 2. Mengajukan pertanyaan tentang Sikap Indikator 2. Menunju kkan sikap dan perilaku yang mensyuk uri keberad aan diri dan keberag aman sosial 3. Menunju kkan sikap positif dalam mengha dapi gejala sosial Penilaian Pengetahuan Indikator 2. Mengha an data rgai penelitian pendap 6. Menjelask at an teknik orang pengumpu lain lan data 3. Toleran penelitian si 7. Menjelask an Observasi pengolaha Proses n data KBM, penelitian aspek: 8. Menjelask 1. Menunj an ukkan sistematik sikap an solidari laporan tas penelitian yang 9. Menjelask benar an dalam manfaat pergaul diskusi an kelas hasil 2. Membe laporan rikan penelitian arahan /solusi kepada teman Penilaian Tugas 2. Penyelesai an pekerjaan rumah, aspek: 7. Ketepat an waktu 8. Kelengk apan jawaban 9. Ketepat an jawaban UH (uraian) UTS (PG & uraian) UAS (PG) Keterampilan Indikator Penilaian tahanka n argumen Proyek (Menyusun rancangan penelitian, melaksanak an penelitian, dan menyusun laporan hasil penelitian) . Rancangan penelitian, aspek: 1. Pemiliha n atau penentu an masalah peneliti an 2. Sistemat 60 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran metode penelitian 3. Mengajukan pertanyaan tentang rancangan penelitian 4. Mengajukan pertanyaan tentang populasi dan sampel penelitian 5. Mengajukan pertanyaan tentang data penelitian 6. Mengajukan pertanyaan tentang pengumpulan data penelitian 7. Mengajukan pertanyaan tentang pengolahan data penelitian 8. Mengajukan pertanyaan tentang penulisan laporan penelitian 9. Mengajukan pertanyaan tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian Sikap Indikator Pengetahuan Penilaian yang berbua t salah Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian ika rancang an peneliti an 3. Kesesuai an isi 4. Ketepat an penerap an metode peneliti an Pelaksanaa n penelitian, aspek: 1. Penyusu nan instrume n peneliti an 2. Proses pengum pulan dan 61 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian analisis data Mencoba 10. Diskusi kelompok tentang definisi dan jenisjenis penelitian. 11. Diskusi kelompok tentang metode penelitian 12. Diskusi kelompok tentang rancangan penelitian 13. Diskusi kelompok tentang populasi dan sampel penelitian 14. Diskusi kelompok tentang data penelitian 15. Diskusi kelompok tentang pengumpulan data penelitian 16. Diskusi kelompok tentang pengolahan data Laporan hasil penelitian, aspek: 1. Sistemat ika laporan 2. Teknik penulisa n laporan peneliti an 3. Kesesuai an isi 4. Prosedur pengola han data 5. Ketepat an dalam analisis data 6. Rumusa n kesimpu 62 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran penelitian 17. Diskusi kelompok tentang penulisan laporan penelitian 18. Diskusi kelompok tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian Mengasosiasi Menyimpulkan hasil diskusi Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian lan Portofolio, aspek: 3. Kelengk apan kompon en portofoli o 4. Kemajua n proses penyeles aian tugastugas Mengomunikasikan 1. Mempresentasikan hasil diskusi tentang definisi dan jenisjenis penelitian. 2. Mempresentasikan hasil diskusi tentang metode penelitian 3. Mempresentasikan hasil diskusi tentang rancangan penelitian 63 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 4. Mempresentasikan hasil diskusi tentang populasi dan sampel penelitian 5. Mempresentasikan hasil diskusi tentang data penelitian 6. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengumpulan data penelitian 7. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengolahan data penelitian 8. Mempresentasikan hasil diskusi tentang penulisan laporan penelitian 9. Mempresentasikan tentang laporan hasil penelitian 64 BAB IV PENUTUP Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 65 Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. 66 DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia. 67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : : : : : Sosiologi X/1 Ilmu ilmu Sosial Fungsi Sosiologi 3 x 3 JP Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain 2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yan Maha Kuasa 2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar 3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat a) b) c) d) e) Menjelaskan pengertian Sosiologi Menjelaskan Fungsi Sosiologi Menjelaskan Konsep dasar Sosiologi Mendeskripsikan gejala sosial Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial 4.1 Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat para ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi a) b) c) Menghubungkan berbagai teori Sosiologi Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli 68 d) Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli e) f) Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan Sosiologi Tujuan Pembelajaran Melalui proses mencari informasi, menanya, mengasosiasi, mengomunikasikan dan berdiskusi peserta didik dapat: Menjelaskan pengertian Sosiologi Menjelaskan fungsi Sosiologi Menjelaskan konsep dasar Sosiologi Menjelaskan gejala Sosial Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial Menghubungkan berbagai teori Sosiologi Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan Sosiologi Materi Pembelajaran 7. Pengertian Sosiologi 8. Peran dan Fungsi Sosiologi 9. Konsep dasar sosiologi 10.Realitas Sosial 11.Macam-macam Realitas/fakta Sosial 12.Gejala/Fenomena Sosial Sosial Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi : Pembelajaran Koperatif Metode Pembelajaran : Kajian Pustaka, Diskusi, Presentasi Media, Alat dan Sumber Pembelajaran Media Alat/bahan Sumber Pembelajaran yang : LCD, Hand Out : Papan tulis, Spidol : Buku Sosiologi kelas X dan referensi lain relevan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 69 Pertemuan pertama Rincian Kegiatan Waktu Pendahuluan Apersepsi (Guru bertanya “apakah peserta didik sudah pernah mendengar istilah “Sosiologi” ? Orientasi (Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi “Sosiologi”) Motivasi (Memberi contoh tentang manfaat mempelajari Sosiologi) Pemberian Acuan : (Garis besar materi tentang “Pengertian dan Fungsi Sosiologi”) Pembentukan Kelompok diskusi 20 menit Kegiatan Inti Mengamati Peserta didik menyimak pendapat para ahli tentang pengertian “Sosiologi” Peserta didik menyimak berbagai fungsi Sosiologi Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati Menanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku mengenai makna gambar dan pengertian “Sosiologi” Peserta didik mendiskusikan dengan teman sebangku mengenai berbagai fungsi Sosiologi Guru bertanya tentang makna gambar yang ditampilkan Guru bertanya tentang pendapat para ahli tentang pengertian “Sosiologi” yang terdapat pada buku teks Guru bertanya tentang berbagai fungsi Sosiologi Mencoba 100 menit Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli Sosiologi Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai fungsi Sosiologi Mengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan pendapat para ahli mengenai pengertian Sosiologi Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai fungsi Sosiologi dalam memahami berbagai gejala sosial di masyarakat Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami pengertian dan fungsi Sosiologi peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok 70 Rincian Kegiatan Waktu Mengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai pengertian dan fungsi Sosiologi Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes 15 menit Pertemuan Kedua Rincian Kegiatan Waktu Pendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang pengertian dan fungsi Sosiologi 20 menit Kegiatan Inti Mengamati dan Menanya Dua orang peserta didik dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil pengamatan terhadap gambar dan artikel mengenai realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat Mencoba Kelompok diminta untuk mendiskusikan pengertian realitas/fakta sosial Kelompok mencoba memilah jenis-jenis realitas/fakta sosial menurut berbagai ahli Setiap kelompok mencoba menganalisis salah satu contoh realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat Kelompok mendiskusikan realitas/fakta sosial tersebut dan menghubungkannya dengan pengertian Sosiologi Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja 100 menit Mengasosiasi Kelompok mendiskusikan hubungan antara realitas/fakta sosial dengan pengertian dan fungsi Sosiologi Dengan fasilitasi guru, peserta didik diminta merumuskan kembali dengan kalimat sendiri mengenai pengertian realitas/fakta sosial dan jenis-jenisnya Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar Mengomunikasikan Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi kelompoknya 71 Rincian Kegiatan Waktu Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan pengertian dan jenis-jenis realitas/fakta sosial Memberikan tugas membaca materi berikutnya Melaksanakan postes 15 menit Pertemuan Ketiga Rincian Kegiatan Waktu Pendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang gejala/fenomena sosial hubungannya dengan Sosiologi 20 menit Kegiatan Inti Mengamati Peserta didik menyimak gambar mengenai gejala/fenomena sosial Peserta didik menyimak pengertian gejala/fenomena sosial menurut ahli Sosiologi Peserta didik menyimak berbagai gejala/fenomena sosial Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati Menanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku mengenai pengertian gejala/fenomena sosial Guru bertanya tentang pengertian gejala/fenomena sosial seperti yang terdapat pada buku teks Guru bertanya tentang berbagai gejala/fenomena sosial Guru bertanya tentang penelitian mengenai gejala/femonena sosial Mencoba 100 menit Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Mengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai gejala/fenomena sosial di masyarakat Peserta didik diminta mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di 72 Rincian Kegiatan Waktu masyarakat Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok Mengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai pengertian gejala/fenomena sosial Bersama peserta didik menyimpulkan berbagai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Bersama peserta didik menyimpulkan kemungkinan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes 15 menit 73 Penilaian 1. Mekanisme dan prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis. 2. Aspek dan Instrumen penilaian Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama. Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan. Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda 3. Contoh Instrumen (Terlampir) Mengetahui Kepala SMA .... .................................. NIP. .................... ,..... 2013 Guru Mata Pelajaran Sosiologi .................................. NIP. Catatan Kepala Sekolah ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ ............................................................................................................ .................. 74 Lampiran a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/Program : X/Ilmu-ilmu Sosial Kompetensi : KD 3.1 dan 4.1 No Nama Peserta didik 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F 7. G 8. H 9. I 10. J 11. dst Observasi tgjw Kerjs Akt b m (1) (2) (3) 4 4 3 Kinerja Presentasi Prnsrt Visual Isi Jml Skor (4) 4 (5) 3 (6) 3 21 NilaI 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Keterangan pengisian skor 4. Sangat tinggi 75 3. Tinggi 2. Cukup tinggi 1. Kurang 76 b. Pretes/postes Pretes/Postes Pertama 1. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah No 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Benar Salah Manusia selalu hidup dalam masyarakat dan berhubungan dengan manusia lain. Hubungan tersebut selalu terjadi secara individual. Hubungan manusia dengan lingkungannya menghasilkan suatu sistem kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat. Selain membentuk masyarakat sebagai suatu sistem sosial, hubungan antara manusia dengan lingkungannya juga menghasilkan berbagai produk yang disebut kebudayaan Sebagai suatu ilmu, sosiologi merupakan suatu kerangka pengetahuan yang disusun dan diuji hanya melalui keinginan pribadi. 2. Jawablah petanyaan berikut ini a. Menurut Pitirim A Sorokin , Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, diantaranya adalah gejala.... 1. 2. 3. c. Contoh Tes Tertulis 1. Jelaskan pengertian dan fungsi Sosiologi menurut salah seorang ahli ! 2. Apa yang dimaksud dengan realitas sosial dan sebutkan 7 bagian realitas sosial menurut Soerjono Soekanto ! 3. d. Tugas 1. Lengkapi tabel berikut dengan mengisi pengertian sosiologi menurut pendapat berbagai ahli Sosiologi No. 1. 2. Ahli Sosiologi Pengertian “Sosiologi” Auguste Comte Max Weber 77 3. 4. 5. 6. 7. 8. 2. Emile Durkheim Joseph S. Roucek dan Roland R. Warren William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff Alex Inkeles Pitirim Sorokin Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Hasan Shadily 9. Amati gambar tentang fenomena “kemiskinan” di bawah ini kemudian analisis berbagai alternatif yang dapat dikembangkan dengan pemahaman “Sosiologi” untuk mengatasi masalah tersebut. Buatlah grafik dengan m sebagai sumbu x dan L sebagai sumbu y Jawablah pertanyaan berikut ini ................................................................................................... ................................................................................................... ................................................................................................... ................................................................................................... ................................................................................................... ................................................................................................... .................. 78 FORMAT PENILAIAN LAPORAN PORTOFOLIO Mata Pelajaran Kelas/Peminatan Materi Pokok : Sosiologi : X/Ilmu-ilmu Sosial : Fungsi Sosiologi A 2. Jawaban Pertanyaan 1. Tata Bahas Nama Peserta didik Kelengkapan No Tampilan Aspek Penilaian Skor ratarata 3 4 4 3 3,50 Nilai 87,5 dst. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Keterangan pengisian skor : 4. 3. 2. 1. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 79 80