BAB 7 Hiperbola Hiperbola 7 7.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku Hiperbola adalah himpunan semua titik (x, y) pada bidang sedemikian hingga selisih positif jarak titik (x, y) terhadap pasangan dua titik tertentu yang disebut titik fokus (foci) adalah tetap. Untuk menentukan persamaan hiperbola, misalkan kita pilih titik-titik fokus F dan F’ terletak pada sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah segmen garis FF’. Misalkan kita tentukan titik fokusnya adalah F’(-c, 0) dan F(c, 0) sedangkan selisih jarak konstan tertentu adalah 2a. (lihat gambar 5.1). y Q(x, y) P(x, y) F’(-c, 0) F(c, 0) x Gambar 6.1 Latihan 6 C 231 BAB 7 Hiperbola Jika (x, y) merepresentasikan titik pada hiperbola, maka dari definisi diperoleh PF ' – PF = 2a ( x (c)) 2 y 2 – ( x c) 2 y 2 = 2a ( x c) 2 y 2 = ( x c) 2 y 2 + 2a (x + c)2 + y2 = (x – c)2 + y2 + 4a ( x c) 2 y 2 + 4a2 x2 + 2cx + c2 + y2 = x2 – 2cx + c2 + y2 + 4a2 + 4a ( x c) 2 y 2 -4a2 + 4cx = 4a ( x c) 2 y 2 -a + cx = a ( x c) 2 y 2 ( x c) 2 y 2 = -a + cx a x2 – 2cx + c2 + y2 = a2 – 2cx + c2 a2 2 2 x – y = c2 – a2 a2 x2 y2 – =1 c2 a2 a2 c2 x2 a2 Dalam segitiga PFF’ terlihat bahwa PF ' < PF + FF ' PF ' – PF < FF ' 2a < 2c Latihan 6 C 232 BAB 7 Hiperbola a<c c2 – a2 > 0 Karena c2 – a2 adalah positif, maka bisa diganti dengan bilangan positif lain, sebut b2 sehingga y2 x2 – 2 =1 a2 b dimana b2 = c2 – a2. Ini merupakan bentuk baku persamaan hiperbola. Kedua sumbu koordinat – sumbu-x dan sumbu-y adalah sumbu simetri pada hiperbola dan (a, 0) adalah titik-titik potong dengan sumbu-x. Dalam hal ini tidak memotong sumbu-y, sebab untuk x = 0 diperoleh y2 – 2 b = 1, yang mana tidak ada bilangan real y yang memenuhi persamaan di atas. Sumbu-x (yang memuat dua titik dari hiperbola) disebut sumbu tranversal (transverse axis) dan sumbu-y disebut sumbu sekawan (conjugate axes). Titik potong hiperbola dengan sumbu trasversal disebut titik ujung (dalam hal ini (a, 0)) dan perpotongan kedua sumbu simetri disebut pusat hiperbola. Jarak antara kedua titik ujung adalah 2a dan disebut sumbu mayor dan besaran 2b disebut sumbu minor. Dalam hal ini panjang sumbu mayor tidak harus lebih besar dari sumbu minor. Hal Latihan 6 C 233 BAB 7 Hiperbola ini berbeda pada persamaan ellips. Sketsa grafik persamaan hiperbola y2 x2 – =1 a2 b2 dan posisi titik-titik (a, 0), (c, 0), dan (0, b) dapat dilihat pada gambar 6.2 berikut. y (0, b) (-a, 0) F’(-c, 0) (a, 0) F(c, 0) x (0, -b) Gambar 6.2 Garis ax by = 0 disebut persamaan garis asimtotik dari hiperbola y2 x2 – = 1. a2 b2 Teorema 6.1: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (c, 0) dan titik-titik ujung (a, 0) jika dan hanya jika memenuhi persamaan x2 y2 – =1 b2 a2 dimana b2 = c2 – a2. Latihan 6 C 234 BAB 7 Hiperbola Peranan sumbu-x dan sumbu-y dalam bentuk grafik akan dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema 6.2: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (0, c) dan titik-titik ujung (0, a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan y2 x2 – =1 a2 b2 dimana b2 = c2 – a2. Dari teorema 6.2 dan 6.2 di atas, bahwa sumbu mayor sejajar dengan sumbu yang variabelnya berharga positif. Contoh 1: Selidiki dan buat sketsa grafik dari persamaan y2 x2 – =1 9 16 Jawab: Jika kita perhatikan terlihat bahwa a2 = 9, b2 = 16, dan c2 = a2 + b2 = 25. Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (3, 0), dan titik fokus (5, 0). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 3x 4y = 0. Panjang sumbu mayor = 6 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 8. Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar 6.3 dibawah ini. Latihan 6 C 235 BAB 7 Hiperbola y (0, 4) (-3, 0) F’(-5, 0) (3, 0) F(5, 0) x (0, -4) Gambar 6.3 Contoh 2: Selidiki dan buat sketsa grafik persamaan 16x2 – 9y2 + 144 = 0. Jawab: Kita ubah persamaan 16x2 – 9y2 + 144 = 0 ke dalam bentuk baku, yaitu 16x2 – 9y2 + 144 = 0 9y2 – 16x2 = 144 y2 x2 – =1 16 9 Dari persamaan terakhir terlihat bahwa a2 = 16, b2 = 9, dan c2 = a2 + b2 = 25. Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (0, 4), dan titik fokus (0, 5). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 4x 3y = 0. Panjang sumbu mayor = 8 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 6. Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar 6.4 dibawah ini. Latihan 6 C 236 BAB 7 Hiperbola y F(0, 5) (0, 4) (-3, 0) (3, 0) x (0, -4) F’(0, -5) Gambar 6.4 Contoh 3: Tentukan persamaan hiperbola yang fokus (4, 0) dan titik-titik ujung (2, 0). Jawab: Karena fokus yang diberikan terletak pada sumbu-x maka bentuk baku dari persamaan hiperbola yang dicari seperti pada teorema 6.1. Dari titik fokus yang diberikan maka diperoleh c = 4, titik ujung diperoleh a = 2 dan b2 = c2 – a2 = 16 – 4 = 12. Jadi persamaan yang dicari adalah y2 x2 – =1 4 12 3x2 – y2 = 12 Latihan 6 C 237 BAB 7 Hiperbola Untuk memperoleh persamaan hiperbola yang lebih umum, misalkan diadakan translasi pusat sumbu koordinat ke titik (h, k), maka diperoleh persamaan hiperbola y2 x2 – = 1 menjadi a2 b2 ( x h) 2 ( y k )2 – =1 a2 b2 Untuk c2 = a2 + b2, persamaan di atas adalah persamaan hiperbola dengan pusat di (h, k), titik-titik fokus (h c, k) dan titik-titik ujung (h a, k) Hal ini dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema 6.3: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h c, k) dan titik-titik ujung (h a, k) jika dan hanya jika memenuhi persamaan ( x h) 2 ( y k )2 – =1 a2 b2 dengan b2 = c2 – a2 (lihat gambar 6.5). Latihan 6 C 238 BAB 7 Hiperbola y (h, k + b) (h – a, k) F’(h – c, k) (h, k) (h + a, k) F(h + c, k) (h, k – b) x Gambar 6.5 Teorema 6.4: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h, k c) dan titik-titik ujung (h, k a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan ( y h) 2 ( x k )2 – =1 a2 b2 dengan b2 = c2 – a2 (lihat gambar 6.6). Latihan 6 C 239 BAB 7 Hiperbola y F(h+c, k) (h, k + b) (h – a, k) (h – a, k) (h, k) (h, k – b) F’(h – c, k) x Gambar 6.6 Contoh 4: Sebuah hiperbola mempunyai persamaan 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 Tentukan pusat, titik ujung, titik fokus dan gambar grafik hiperbola tersebut. Jawab: Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku seperti pada teorema 6.3 atau teorema 6.4. 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 9x2 – 36x – 4y2 – 8y = –68 9(x2 – 4x + 4) – 4(y2 + 2y + 1) = –68 + 36 – 4 9(x – 2)2 – 4(y + 1)2 = –36 Latihan 6 C 240 BAB 7 Hiperbola 4(y + 1) 2 – 9(x – 2)2 = 36 ( y 1) 2 ( x 2) 2 – =1 9 4 Dari persamaan terakhir diperoleh informasi h = 2, k = –1, a2 = 9, dan b2 = 4. Dengan demikian c2 = a2 + b2 = 9 + 4 = 13. Menurut teorema 6.4 dapatlah disimpulkan bahwa hiperbola yang terjadi berpusat di (2, –1), titik-titik ujungnya (2, –1 + 3) = (2, 2) dan (2, –1 – 3) = (2, – 4), titik fokusnya adalah (2, –1 + 13 ) dan (2, –1 – 13 ). Sketsa grafik dapat dilihat di gambar 6.7 y F(2,-1+ 13 ) (2, 2) x (0,-1) (2,-1) (4,-1) (2, -4) F’(2,-1– 13 ) Latihan 6 C 241 BAB 7 Hiperbola Gambar 6.7 Latihan 6 C 242 BAB 7 Hiperbola Soal-soal: Pada soal 1 – 4 tentukan pusat, titik ujung, titik fokus, dan buat sketsa grafiknya. 1. 4x2 – 9y2 + 36 = 0 2. 4x2 – 5y2 – 10y – 25 = 0 3. 9x2 – 12y2 – 36y – 72 = 0 4. 18x2 – 16y2 + 180x – 32y – 396 = 0 5. 9x2 – 4y2 – 18x – 24y – 63 = 0 6. 4x2 – y2 – 40x – 2y + 95 = 0 7. 16x2 – 9y2 + 54y – 225 = 0 8. 4x2 – 9y2 – 4x – 18y – 26 = 0 9. 9x2 – 16y2 + 36x + 32y – 124 = 0 10. 9x2 – 4y2 + 90x + 32y + 125 = 0 Pada soal 11 – 13 tentukan persamaan hiperbola dengan informasi yang diberikan dan buat sketsa grafiknya. 7. Tentukan persamaan hiperbola yang salah satu titik fokus (0, 0), jarak antara kedua titik fokus 10 dan sumbu mayor berjarak 6 serta sejajar dengan sumbu-x (ada dua jawaban) 8. Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai sumbu sekawan di x = 12, menyinggung sumbu-y di (0, -2), dan sumbu minor berjarak 10. Latihan 6 C 243 BAB 7 Hiperbola 9. Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai titik ujung (0, 6), dan fokus (0, 10). Table of Contents 7.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku ............................................................... 231 Latihan 6 C 244