PENGUMUMAN : - Sinode Gereja Bethany Indonesia

advertisement
POKOK DOA SYAFAAT
Dukung Dalam Doa:
1. Kesehatan dan Pelayanan Bapak Bethany Pdt. Abraham Alex Tanuseputra.
2. Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Prof.Dr.Ir.Bambang Yudho,
D.Th.,M.Sc.Ph.D beserta Keluarga kiranya hikmat, rahmat dan Pimpinan
Tuhan senantiasa menyertai di dalam pelayanan dan segala hal yang
dikerjakan.
3. Segenap Pegurus Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan Majelis Pekerja Daerah
(MPD) kiranya pimpinan Tuhan hikmat marifat dan pimpinan Roh Kudus
senantiasa menyertai.
4. Gereja-Gereja Bethany, Gembala, Pengerja dan seluruh jemaat mulai dari
Sabang sampai Merauke.
MAKALAH FAMILY ALTAR
SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA
Motto FA : Kesatuan Hati, Tumbuh Bersama &
Memenangkan Jiwa
Edisi: Minggu ke-1 (05 Desember 2016)
YESUS : Allah yang mengosongkan
Pokok – Pokok Doa Untuk Kebutuhan Gereja Masing Masing
diri-Nya jadi manusia
(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:6-8)
Pada bulan ini, kita akan merayakan natal, sebagai peringatan akan lahirnya
Tuhan kita Yesus Kristus ke dunia, untuk menjadi manusia, demi menebus dan
menyelamatkan kita umat manusia dari dosa.
Dalam menjalankan misi penebusan dan penyelamatan ini, Tuhan Yesus
Kristus yang adalah Allah rela mengosongkan diri-Nya sendiri dengan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi daging sama dengan manusia.
Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena sepanjang hidup dan selama
pelayanan-Nya di dunia, Dia yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan
(ayat 6). Kristus rela menjadi sama dengan manusia, bahkan mengambil rupa
seorang hamba. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai
seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan rela:
A.
B.
Menjadi Bayi yang tidak berdaya
Lukas 2:11-12
(11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
(12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi
dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Dalam pengosongan diri ini, Kristus harus rela menjadi bayi kecil yang tidak
berdaya, dan lahir di kandang yang hina. menjalani proses pertumbuhan yang
normal sebagai manusia, dimulai sebagai seorang bayi yang harus mengalami
pertumbuhan dalam proses pendewasaan, baik fisik-Nya, intelektual-Nya,
maupun kesadaran jiwa-Nya (Luk 2:52). Dia pun juga memiliki roh, jiwa dan
tubuh.
Sekalipun kelahiran-Nya terjadi secara ajaib, tanpa benih laki-laki, karena
Maria ibu-Nya mengandung dari Roh Kudus (Mat. 1:18). Proses ini harus terjadi
dalam hidup-Nya agar Dia menjadi sama dengan Adam. Kristus harus menjadi
manusia yang sejati, artinya memiliki tubuh manusia yang fana, hanya Dia tidak
berbuat dosa (Ibr. 4:15), agar Dia bisa menjadi Juru Selamat yang mendamaikan
manusia dengan Allah, untuk menegakkan keadilan Allah (Ibr. 2:17).
Menjadi miskin
2 Korintus 8:9
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia,
yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu
menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Sekalipun Ia kaya artinya Dia sebagai pencipta dan pemilik alam semesta
beserta semua isinya, serta memiliki kekuasaan dan kemuliaan sebagai Allah
Anak, tetapi rela menjadi miskin artinya, Dia melepaskan semua kekayaan,
kekuasaan dan kemuliaan-Nya itu. Walaupun Kristus masih memiliki
kemampuan untuk memakai kuasa-Nya sebagai Allah, tetapi Dia memilih untuk
menjadi pribadi yang mengosongkan diri-Nya, dan merelakan diri-Nya
disamakan dengan manusia dalam segala hal. Dalam keadaannya sebagai
manusia Ia tidak menggunakan kuasa-Nya sama sekali.
C.
Mengorbankan diri-Nya
Filipi 2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Mengosongkan diri-Nya (kenosis) bukan hanya berbicara mengenai
penjelmaan-Nya menjadi manusia, tetapi kerelaan-Nya untuk melepaskan hakhak-Nya sebagai Allah, dengan menjadi hamba yang hina, serta ketaatan yang
total sampai akhir hidup-Nya, dengan mengorbankan diri-Nya di kayu salib.
Dialah Pencipta yang masuk ke dunia dan membatasi diri dengan menjadi
manusia ciptaan. Bahkan, Dia meletakkan diri-Nya lebih rendah dengan
menjadi hamba yang hina dan mati menanggung penderitaan di kayu salib.
Ini merupakan cara Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhanNya, yaitu melalui penyangkalan diri-Nya dan pengorbanan-Nya agar manusia
dapat menikmati berkat pengampunan dan keselamatan di dalam diri-Nya.
Kesimpulan:
Kelahiran Kristus ke dunia sebagai manusia, memiliki makna pribadi Allah
Anak yang harus mengosongkan diri-Nya, dengan menanggalkan semua atribut keAllahan-Nya, dan turun ke dunia, masuk dalam kandungan perawan Maria dan
kemudian mengambil dan memakai atribut manusia dan daging dari Maria, agar
dapat menyamakan diri-Nya dengan manusia yang berdosa, tetapi Dia tidak berbuat
berdosa. Kristus harus melakukan ini agar manusia bisa ditebus oleh manusia
lainnya yaitu Adam kedua yang kudus.
Yesaya 54:3 “Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan
memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi."
Download