Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu

advertisement
1
Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden
Tahun 2004, 2009 dan 2014 terhadap Return Indeks Sektoral dan IHSG di
Bursa Efek Indonesia
Tenti Widianingsih dan Chandra Wijaya
Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Indonesia
E-mail: [email protected]; [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum
Presiden terhadap return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Sebagai
even study, penelitian ini mengambil peristiwa Pemilihan Umum langsung dari tahun 2004, 2009 dan 2014
sebagai periode penelitian. Data yang digunakan adalah rata – rata actual return harian seluruh sektor dan
Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilihan Umum Legislatif tahun 2004
tidak memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan.
Sebaliknya Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji
statistik terhadap Pemilihan Umum Presiden tahun 2004, 2009 dan 2014 menunjukkan bahwa hanya Pemilihan
Umum Presiden tahun 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rata – rata actual return
seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan.
Kata kunci: Pemilihan Umum, event study, return, Indeks Harga Saham Gabungan
Analysis on Effect of Legislative and Presidencies General Election Year 2004, 2009 and
2014 toward Return of Sector and Composite Index in Indonesia Stock Exchange
Abstract
The purpose of this research is to analyze the effect of Legislative and Presidential Election in 2004, 2009 and
2014 toward stock return of all sectors and composite index in Indonesia Stock Exchange. This event study
takes the direct general election of 2004, 2009 and 2014 as research period. Source of data used is the daily
average actual return from all sectors and composite index. This research found the 2009 and 2014 Legislative
General Election had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the
2004 Legislative General Election was found no effect on average actual return of all sector and composite
index. Test on Presidencies General Election of 2004, 2009 and 2014 found that the 2004 round two had
significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the rest was null.
Keywords: Legislative General Election Presidencies General Elections, event study, return, Composite Index.
1.
Pendahuluan
Pemilu merupakan peristiwa politik lima tahunan yang membawa dinamika pada kehidupan
ekonomi suatu negara. Pemilu juga menyebabkan fluktuasi harga dan menjadi sebuah proses
alami yang mengubah ekspektasi para pelaku bursa serta mengarah pada sebuah pola atau
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
2
siklus (Wong : 2007). Pada bursa, harga saham yang cenderung turun biasanya terjadi
sebagai akibat adanya informasi dan antisipasi pelaku bursa terhadap peristiwa politik seperti
peristiwa politik. Di Indonesia sendiri bursa saham bereaksi terhadap peristiwa politik
(Nurhaeni : 2009). Reaksi bursa ini berasal dari pergerakan sektor – sektor yang memiliki
keterkaitan dengan kebutuhan Pemilu dan cendrung aktif diperdagangkan pada periode
peristiwa tersebut.
Dari uraian di atas, tergambar bahwa pesta demokrasi sebesar Pemilu merupakan peristiwa
politik yang mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti perdagangan barang dan jasa. Naik dan
turunnya aktivitas perdagangan barang dan jasa dalam hal ini oleh adanya sebuah peristiwa
politik, mempengaruhi minat para investor terhadap sektor terkait. Semakin pentingnya peran
bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai
peristiwa di sekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu
ekonomi.
Peristiwa-peristiwa politik seperti Pemilu, pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet,
kerusuhan politik, terorisme, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga
dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwa-peristiwa politik berkaitan erat
dengan kestabilan perekonomian negara.
Selain informasi politis seperti tersebut di atas, kondisi naik turunnya kegiatan perekonomian
seperti kegiatan di sektor – sektor perdagangan pada masa Pemilu juga mempengaruhi bursa.
Banyak sektor ekonomi yang terlibat dari satu peristiwa politik sebesar Pemilu. Sektor
konsumsi misalnya adalah sektor yang memiliki peluang paling besar untuk memperoleh
keuntungan karena pada masa Pemilu di Indonesia banyak para politisi memberikan bantuan
logistik kepada masyarakat. Dengan tingginya permintaan akan produk barang konsumsi
otomatis menaikkan kinerja perusahaan dan para investor cenderung tertarik untuk melihat
tren pasar saham yang memiliki pergerakan aktif di bidangnya.
Aktifnya sektor konsumsi mempengaruhi juga kegiatan sektor – sektor lainnya yang ada di
bursa seperti sektor industri dasar dan kimia serta sektor pertanian. Sektor industri dasar dan
kimia mewakili unsur dasar yang digunakan dalam menunjang proses produksi sektor barang
konsumsi misalnya sub sektor plastik dan kemasan yang digunakan sebagai kemasan produk
barang – barang dari sektor barang konsumsi seperti mie instan. Sub sektor pulp dan kertas
juga diuntungkan oleh penyelenggaraan Pemilu karena adanya kebutuhan untuk mencetak
surat suara dan kebutuhan administratif lainnya dalam rangka pesta demokrasi ini. Sub sektor
perkebunan pada asektor pertanian sangat berperan dalam mendukung penyediaan bahan
baku untuk sektor barang konsumsi.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
3
Sektor lain yang mengalami dampak diadakannya Pemilu adalah sektor media. Sebagaimana
lazimnya pada masa – masa Pemilu, partai politik dan bahkan bakal calon beriklan untuk
menarik simpati masyarakat. Iklan – iklan yang dilakukan secara langsung dengan
mempromosikan diri atau mempromosikan partai maupun iklan – iklan yang bersifat
terselubung semakin sering muncul di media masa menjelang masa Pemilu. Dengan naiknya
volume iklan dibandingkan dengan hari biasa, diharapkan akan menaikkan kinerja emiten
advertising, printing dan media.
Perhelatan besar seperti pesta demokrasi memiliki peluang menaikkan frekuensi panggilan,
pesan singkat dan layanan data. Semakin majunya teknologi dan dunia social media, partai
politik sekarang lebih jeli melihat peluang untuk memperoleh suara dari pemilih muda
dengan memanfaatkan Twitter dan Facebook. Penggunaan jejaring sosial tersebut tentu saja
menggunakan layanan data yang tidak sedikit dan masing – masing admin harus siaga untuk
menanggapi setiap respon yang masuk. Sektor yang ikut bergerak untuk aktivitas tersebut
adalah sektor - sektor telekomunikasi.
Seperti yang dikemukakan Chen (2004), dalam sebuah peristiwa politik akan terdapat sektor
yang mengalami keuntungan dan kerugian. Di Indonesia, selain sektor - sektor yang aktif di
atas, sektor lainnya cenderung tidak terpengaruh dengan adanya peristiwa politik seperti
Pemilu dikarenakan lebih terpengaruh oleh faktor – faktor makroekonomi seperti inflasi,
tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. Daya beli masyarakat dan minat investor untuk
transaksi pada sektor – sektor di luar sektor yang telah disebutkan di atas tidak secara
signifikan terlihat di tahun Pemilu. Daya beli masyarakat baik kalangan individu maupun
lembaga misalnya partai politik meningkat pada barang dan jasa dari sektor tersebut. Bagi
kalangan individu khususnya masyarakat, masa – masa Pemilu identik dengan pembagian
bahan pokok, atribut partai dan bahkan uang tunai. Sektor riil seperti konveksi, pembuatan
spanduk, perhotelan dan transportasi juga ikut merasakan dampak pesta demokrasi.
Sedangkan bagi peserta Pemilu baik partai politik maupun para bakal calon, ajang Pemilu
merupakan kesempatan untuk memperoleh simpati masyarakat agar dapat lolos dan terpilih
ke posisi yang diharapkan. Adapun cara yang ditempuh adalah dengan berbagai pendekatan
kepada masyarakat misalnya melalui kampanye, walaupun masih terdapat banyak
pelanggaran yang terjadi.
Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun
peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan
digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang
akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
4
pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan
baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi
aktivitas di bursa efek.
Salah satu peristiwa politik yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas
bursa efek adalah peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di Indonesia tahun 2004,
2009, dan 2014. Alasan peneliti memilih peristiwa tersebut adalah karena peristiwa Pemilu
merupakan peristiwa berskala nasional yang berdampak luas dan berpengaruh terhadap iklim
investasi dan minat investor untuk bertransaksi pada sektor – sektor yang dianggap
menguntungkan di tahun Pemilu. Informasi yang muncul dan berkembang pada masa Pemilu
dapat menjadi bahan pertimbangan para pelaku bursa untuk melakukan aksi jual dan aksi
beli. Informasi merupakan suatu perubahan ekspektasi tentang hasil suatu peristiwa. Sebuah
peristiwa atau sebuah kondisi yang tercipta dapat dikatakan sebagai sebuah informasi jika
mampu merubah atau menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku pasar (Sjahrir, 1995).
Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan teknikal analisis
yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi. Situasi politik akan sangat
mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham di
Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau secara teknikal juga mendukung apabila
situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan
melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya.
Adanya hubungan antara peristiwa politik dengan market telah banyak diteliti baik di dalam
maupun di luar negeri. Salah satu yang meneliti pengaruh peristiwa politik dengan pasar
saham adalah sebuah jurnal keuangan berjudul “The 2000 Presidential Election and the Stock
Market” oleh Srinivas Nippani danW. Bobby Medlin. Jurnal yang dijadikan acuan oleh
penulis ini meneliti pengaruh keterlambatan pengumuman hasil Pemilu Presiden di Amerika
Serikat tahun 2000 terhadap pasar saham. Dengan menggunakan paired sample t-test
konvensional, Nippani dan Medlin menemukan bahwa terdapat reaksi yang negatif signifikan
di pasar saham terhadap peristiwa tersebut.
Peristiwa politik di dalam negeri terutama Pemilu juga menarik untuk diteliti. Dari uraian
singkat di atas, tergambar adanya pengaruh pelaksanaan Pemilu terhadap return saham di
Bursa Efek Indonesia. Persamaan antara jurnal Nippani dan Medlin dengan penelitian ini
adalah sama – sama hendak meneliti reaksi pasar dalam bentuk return yang diperoleh pada
periode politik tertentu. Sedangkan yang membedakan adalah peristiwa politik yang diteliti
dan jangka waktu pengambilan periode penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
5
1. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return IHSG di BEI?
2. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return IHSG di BEI?
3. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return index sektoral
di BEI?
4. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return index sektoral
di BEI?
2.
Tinjauan Teoritis
2.1.
Event Study
Event study merupakan sebuah teknik penelitian empiris di bidang keuangan yang
memungkinkan peneliti untuk menilai pengaruh kejadian (event) tertentu terhadap harga
saham atau return saham suatu perusahaan (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Event yang
diteliti pengaruhnya dalam hal ini berupa peristiwa politik yang terjadi di Indonesia yaitu
Pemilu selama tiga periode yaitu Pileg dan Pilpres 2004, 2009 dan 20014. Tujuan dari event
study menurut Kritzman (1994) adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa
yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat berharga tersebut. Dengan demikian,
event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa
tertentu. Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969) mengemukakan bahwa event study dapat
digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada pasar bentuk setengah kuat.
Jangkauan event study tidak saja terhadap peristiwa poltik, pada beberapa penelitian
sebelumnya, event study digunakan untuk meneliti kaitan antara pergerakan harga saham
dengan corporate action seperti stock split, reverse stock split, buy back, stock repurchase
dan lain – lain.
2.2.
Pemilihan Umum (Pemilu)
Kusnardi dan Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa pemilihan umum tidak lain adalah suatu
cara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebutnya
sebagai negara yang demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam waktu-waktu
tertentu. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721
menjelaskan bahwa Pemilu di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang
demokrasi haruslah dapat dilaksanakan dengan baik, wilayah Negara Indonesia yang luas dan
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
6
jumlah penduduk yang besar dan menebar di seluruh nusantara serta memiliki kompleksitas
nasional menuntut penyelenggara pemilihan umum yang profesional dan memiliki
kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan Pemilu menurut ketentuan Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Tujuan Pemilu legislatif tahun 2009 menurut ketentuan Pasal 1 angka (2) UndangUndang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 adalah untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.3.
Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga
sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari
jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan
peningkatan (Arifin & Baridwan, 1997), meskipun saat ini sempat mengalami penurunan
akibat krisis moneter. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada
pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat
likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana
(perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Na’im, 1997).
Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh
pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia
menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan. Masa
yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu investor memerlukan
informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Sebelum memutuskan
portofolio suatu investasi, mereka menganalisis berbagai macam kejadian dan keadaan masa
kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa
yang akan datang.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
7
2.4.
Hipotesis Pasar Modal Efisien
Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa harga sekuritas akan segera
mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan
oleh para pemodal merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Semakin cepat
informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Pasar
modal dikatakan efisien jika harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang
tersedia. Foster menyatakan bahwa harga efisien pasar modal berkaitan dengan suatu unsur
informasi tertentu (Foster, 1986). Pasar modal efisien terhadap suatu item informasi jika
investor tidak mungkin memperoleh abnormal return. Pasar modal efisien difokuskan pada
variabel pasar keseluruhan (seperti harga saham atau return sekuritas) dan bukannya pada
perilaku individual.
Pasar modal Indonesia sendiri menurut beberapa penelitan masuk ke dalam kategori pasar
efisiensi bentuk lemah (Husnan, 1991). Bukti dari hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat
likuiditas yang masih rendah dan belum terbukanya emiten dalam mengungkapkan informasi
sebenarnya.
2.5.
Informasi Pasar Modal
Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai
peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau
keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan
pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan
ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham.
Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan
perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan
sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Jika suatu informasi
ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian
pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik.
2.6.
Actual Return (Return Saham yang Sesungguhnya)
Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investasi selalu mengharapkan adanya
return/keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal
atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
8
pengembalian yang diterima oleh sesorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar
modal (saham perusahaan go public) bisa diistilahkan dengan return.
Return saham sesungguhnya (Ri,t) diperoleh dari harga saham harian sekuritas i pada waktu
ke-t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i pada waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga
saham harian sekuritas i pada waktu t-1 (Pi, t-1) atau dengan rumus:
!", ! =
!!,! − !!,!!!
!!,!!!
Dimana:
3.
Ri,t
= Pendapatan aktual return untuk saham i pada bulan t
Pi,t
= Harga saham i pada bulan t
Pi,t-1
= Harga saham i pada bulan t-1
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang
bertujuan untuk menjelaskan pengaruh peristiwa politik yaitu Pemilu sebagai variabel
independen terhadap return sebagai variabel dependen.
3.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian murni yang bertujuan untuk memperluas
pengetahuan, menghasilkan prinsip umum, dan menemukan signifikansi atau nilai bagi
masyarakat secara umum serta untuk tujuan akademis semata. Berdasarkan dimensi waktu,
penelitian ini tergolong penelitian cross-sectional karena penulis menggunakan data yang
dikumpulkan pada jangka waktu tertentu dengan membandingkan masing-masing data
tersebut (Asnawi & Wijaya, 2006).
3.2.
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan studi lapangan berupa
analisis data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut
menjadi bentuk-bentuk seperti angka, grafik, diagram, gambar, dan lain-lain, sehingga data
tersebut lebih informatif bagi pihak yang membutuhkan (Umar, 2002).
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
9
3.3.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain yang bersumber dari literatur dan
informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return seluruh sektor dan IHSG pada periode Pemilu 2004, 2009, dan
2014.
3.4.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah return seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti. Kriteria sampel penelitian ini adalah return seluruh sektor
yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tiga puluh hari sebelum dan sesudah
Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden di tahun 2004, 2009 dan 2014.
3.5.
Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai periode pelaksanaan Pemilu. Data actual return yang diambil diklasifikasikan menjadi
beberapa periode sesuai tahun Pemilu yang diteliti dengan rincian sebagai berikut:
1. Pemilu Tahun 2004, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor
dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.
2. Pemilu Tahun 2009, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor
dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.
3. Pemilu Tahun 2014, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor
dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres.
Variabel penelitian yang digunakan dalam mengolah return adalah sebegai berikut:
Tabel 1. Variabel Penelitian
No
1
Variabel
Definisi Operasional
Return
Harga saham harian sekuritas i
Saham yang
pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi
sesungguhnya
harga saham harian sekuritas i pada
(actual
waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga
return)
saham harian sekuritas i
Pengukuran
!", ! =
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
!!,! − !!,!!!
!!,!!!
10
pada waktu t-1 (Pi, t-1)
2
Return Rata – Average return merupakan variabel
Rata
(Average yang digunakan untuk mengtahui
Return) sebelum rata – rata return sebelum dan
(before)
dan sesudah
peristiwa.
Pengujian
sesudah
dilakukan secara agregat dengan
peristiwa (after)
menguji rata – rata return tiap
sektor di tiap periode.
3
=
!!!!
!!!! !!"#$%".!
!
!!"#$% =
!!!!
!!!! !!"#$%
!
Standar Deviasi Akar dari jumlah seluruh hasil
rata – rata return pengurangan return dengan rata –
sebelum
dan rata return kuadrat dibagi dengan
sesudah
!!"#$%" =
!!!!
!!!!
!!"#$%" − !!"#$%"
!
!−1
periode waktu dikurangi 1.
peristiwa
4
!!"#$%"
!!"#$% =
!!!!
!!!!
!!"#$% − !!"#$%
!
!−1
Uji Statistik t Merupakan hasil perhitungan dari
(dengan tingkat pengurangan rata – rata retrun
signifikansi α = sebelum dengan sesudah peristiwa
dibagi
5%)
standar
hasil
penjumlahan
deviasi
dari
sebelum
!=
!!"#$% − !!"#$%"
!!"#$%" !
!!"#$% !
!+
!
dan
sesudah peristiwa dibagi jumlah
sampel.
5
Standardized
Diperoleh dari hasil pembagian
Return
return sektor i pada periode waktu t
dengan
standar
deviasi
sektor
!"!" =
!!"
!!"
tersebut pada periode waktu t.
6
Uji signifikansi Untuk menguji signifikansi return
return
sektor sampel pada periode Pemilu
yang dikehendaki, maka dilakukan
perhitungan dengan membagi total
standardized retrun dengan jumlah
sampel
yang
telah
diakarkan
terlebih dahulu.
Sumber: Olah data penulis (2014)
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
!=
!"!"
!
11
4.
Hasil Penelitian
4.1.
Pemilu 2004
Tabel 2 menunjukkan data rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada 30 hari
sebelum dan sesudah Pemilu 2014 masing – masing untuk periode Pileg, Pilpres I dan Pilpres
II.
Tabel 2.
Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2004
PILEG
PILPRES I
t-­‐30
t+30
t-­‐30
t+30
JKAGRI 0,002041 0,001506 -­‐0,00065 -­‐0,00046
JKBIND -­‐0,00183 -­‐0,00801 -­‐0,00077 0,002271
JKFINA -­‐0,00198 -­‐0,00355 -­‐0,0006 0,000894
JKMING -­‐0,00151 -­‐0,01364 0,006033 0,00114
JKMISC -­‐0,00044 -­‐0,00187 -­‐0,00027 0,000514
JKTRAD -­‐0,00234 -­‐0,00435 0,000474 0,000505
JKINFA -­‐0,00149 -­‐0,00296 0,000294 0,000215
JKCONS -­‐0,00248 -­‐0,00073 0,001445 -­‐0,00117
JKPROP -­‐0,00302 -­‐0,00169 0,003284 0,004811
IHSG
-­‐0,00187 -­‐0,00361 0,000648 0,000352
Sumber: Olah data penulis (2014)
PILPRES II
t-­‐30
t+30
0,005403 0,002853
0,00409 0,003757
0,003964 0,002488
0,005691 0,002827
0,004756 0,003145
0,001795 0,001292
0,002004 0,002702
0,000643 -­‐0,00036
0,002677 2,56E-­‐05
0,002892 0,001996
Berdasarkan hasil uji signifikansi yang telah dilakukan pada data tersebut di atas, baik Pileg,
Pilpres I maupun Pilpres II, diperoleh t-statistik di atas nilai α untuk Pileg dan Pilpres I.
Sedangkan untuk Pilpres II, nilai t-statistik berada di bawah nilai α=5% yaitu sebesar 0,005.
Dengan demikian, sesuai hipotesis awal disimpulkan bahwa pada Pemilu 2004, hanya Pilpres
putaran II yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return IHSG di bursa.
4.2.
Pemilu 2009
Data actual return yang telah diolah pada masa Pemilu 2009 untuk seluruh sektor dan IHSG
yang telah dirata – ratakan ditampilkan pada Tabel 3. Hasil uji signifikansi pada periode Pileg
dan Pilpres 2009 menunjukkan bahwa hanya pada peristiwa Pileg saja bursa terlihat
terpengaruh oleh event tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji t dimana nilai
signifikansi berada di bawah α=0,05 yaitu sebesar 0,001. Sedangkan pada periode Pilpres
tahun 2009, return IHSG tidak terpengaruh oleh peristiwa dan dibuktikan dengan hasil uji t
yang di atas nilai α.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
12
Tabel 3.
Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2009
PILEG
PILPRES I
PILEG t-­‐30 PILEG t+30 PILPRES I t-­‐30 PILPRES I t+30
JKAGRI
0,00167 0,01375
-­‐0,00039
0,00520
JKBIND
0,00317 0,01006
0,00285
0,00392
JKFINA
0,00716 0,00823
0,00302
0,00290
JKMING 0,00587 0,01503
0,00263
0,00562
JKMISC
0,00706 0,00982
0,00505
0,00711
JKTRAD
0,00200 0,00907
0,00368
0,00298
JKINFA
0,00445 0,00461
0,00433
-­‐0,00069
JKCONS
0,00012 0,00709
0,00592
0,00432
JKPROP
0,00203 0,00709
0,00434
0,00134
IHSG
0,00452 0,00865
0,00348
0,00310 Sumber: Olah data penulis (2014)
4.3.
Pemilu 2014
Analisis peristiwa politik yang terakhir dalam penelitian ini adalah pada periode Pemilu
2014. Tabel 4 merupakan tabel untuk data return yang telah diolah menjadi rata - rata actual
return untuk sektor dan IHSG.
Tabel 4.
Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2014
PILEG
PILPRES
PILEG t-­‐30 PILEG t+30 PILEG t-­‐30 PILEG t+30
JKAGRI
0,00304 0,00230 0,00306 0,00136
JKBIND
0,00355 -­‐0,00117 0,00139 0,00495
JKFINA
0,00309 0,00034 0,00269 0,00251
JKMING 0,00143 0,00344 0,00241 0,00053
JKMISC
0,00591 -­‐0,00157 0,00459 0,00293
JKTRAD
0,00269 0,00058 0,00309 0,00206
JKINFA
0,00176 0,00099 -­‐0,00065 0,00107
JKCONS
0,00126 0,00142 -­‐0,00039 0,00136
JKPROP
0,00568 -­‐0,00043 0,00089 -­‐0,00007
IHSG
0,00289 0,00050 0,00166 0,00184
Sumber: Olah data penulis (2014)
Periode Pileg dan Pilpres tahun 2014 menunjukkan hasil yang sama seperti Pemilu 2009
dimana peristiwa Pilpres 2014 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada periode Pilpres, hasil uji t menunjukkan bahwa
peristiwa ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG dan dibuktikan
dengan output hasil uji t yang jauh di atas nilai α=0,05.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
13
5.
Pembahasan
Dari tiga periode penelitian Pileg di tahun 2004, 2009, dan 2014 ditemukan bahwa hanya
Pileg tahun 2009 dan 2014 yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh
sektor dan IHSG di Bursa Efek Jakarta.
Signifikansi dari rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada seluruh periode
pengamatan Pileg di tiga tahun Pemilu mengindikasikan bahwa para pelaku bursa cendrung
melakukan profit taking lebih awal yaitu pada periode sebelum Pilpres untuk menghindari
situasi yang tidak menentu di periode pemilihan selanjutnya. Chretien dan Coggins (2008)
dalam jurnalnya mengemukakan bahwa pasar cendrung menyesuaikan diri dengan cepat
terhadap segala jenis informasi terutama untuk mengantisipasi risiko yang dapat muncul
terutama setelah tanggal pengumuman.
Pengamatan terhadap pengaruh Pilpres diperoleh garis besar bahwa dari empat periode
penelitian Pilpres yaitu Pilpres 2004 putaran pertama dan kedua, Pilpres 2009 dan 2014,
hanya terdapat satu peristiwa yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return
sektor dan IHSG yaitu pada Pilpres putaran kedua tahun 2004. Walaupun secara umum
penyelenggaraan Pilpres tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap return IHSG, akan
tetapi secara khusus terutama pada beberapa sektor, peristiwa ini memiliki pengaruh yang
positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata actual return yang meningkat di tiap periode
pemilihan.
6.
Kesimpulan
Secara khusus, pelaksanaan Pemilu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap beberapa
sektor di Bursa Efek Indonesia. Beberapa sektor tersebut adalah sektor Pertanian, Industri
Dasar, Sektor Aneka Industri dan Sektor Konsumsi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
analisis yang muncul selama periode pengamatan dengan nilai signifikansi untuk masing –
masing yang kurang dari nilai α 005.
Pengamatan secara umum untuk melihat pengaruh Pileg terhadap terhadap sektor dan IHSG
diperoleh kesimpulan bahwa dari tiga tahun Pemilu yang diteliti, hanya Pileg tahun 2009 dan
2014 yang memiliki pengaruh yang dignifikan terhadap return seluruh sektor dan IHSG di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung untuk kedua tahun Pemilu
tersebut yang masing – masing < α=5%.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
14
Untuk Pilpres, dari pengamatan dan hasil uji signifikansi terhadap dua periode Pilpres di
putaran pertama dan kedua tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014 hanya Pilpres tahun 2004
putaran kedua yang signifikan memiliki pengaruh terhadap return sektor dan IHSG.
Penelitian terhaap periode peristiwa lainnya yaitu Pilpres putaran pertama 2004, Pilpres 2009
dan Pilpres 2014 tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return sektor dan IHSG.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pasar saham Indonesia
dipengaruhi oleh aktivitas politik dan ekspektasi para pelaku bursa di seputar periode Pemilu.
Dalam jangka penelitian yang pendek dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk Pileg
terutama tahun 2009 hasilnya sama seperti hasil penelitian Nurhaeni (2009) dimana peristiwa
ini memiliki pengaruh terhadap bursa. Hasil uji terhadap periode Pileg lainnya yaitu Pileg
2014 juga memiliki dampak terhadap return sektor dan IHSG. Untuk Pileg 2004 hasilnya
sama dalam hal signifikansi dengan hasil penelitian Rizal (2005) yaitu tidak signifikan.
Dengan kata lain, pelaksanaan Pileg di tiap periode membuat pasar bereaksi baik sebelum
maupun sesudah hari pemilihan.
Sebaliknya, pada tiap periode untuk Pilpres tahun 2004, 2009, dan 2014 hanya periode
Pilpres 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return sektor
dan IHSG.
7.
SARAN
Penelitian ini membuktikan bahwa informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal
merupakan hal yang masih dijadikan acuan oleh para pelaku bursa dalam membuat keputusan
investasi. Perbedaan signifikansi rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada Pileg
dan Pilres menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang ada di pasar adalah relevan dan
berharga. Akan tetapi, jika para pelaku bursa khususnya investor jeli dalam melihat peluang
yang ada, banyak emiten yang memiliki return yang tinggi pada masa pesta demokrasi. Oleh
karena itu, saran bagi para pelaku bursa adalah hendaknya peristiwa ini dijadikan momen
yang tepat untuk melakukan transaksi terutama pada emiten – emiten yang lebih produktif
dibandingkan hari perdagangan normal.
Saran lainnya adalah untuk timing transaksi, waktu yang tepat untuk melakukan aksi jual
adalah pada periode sebelum peristiwa karena hasil pengamatan terhadap tiga tahun Pemilu
menunjukkan bahwa di periode ini return beberapa sektor unggulan cendrung sedang tinggi.
Sebaliknya, jika hendak melakukan aksi beli, para pelaku bursa dapat melakukannya pada
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
15
masa setelah peristiwa karena atas dasar hasil pengamatan terhadap return di masa ini
cenderung lebih turun.
Selain itu, secara umum seperti yang telah diketahui bahwa faktor kejelian dan pengetahun
para pelaku pasar modal baik secara teknikal maupun fundamental juga diperlukan sebagai
acuan pengambilan keputusan. Para pelaku bursa juga hendaknya tidak terburu – buru dalam
melakukan aksi jual maupun beli pada masa Pemilu terutama di periode sebelum Pemilu.
Periode ini adalah periode yang tidak kondusif untuk melakukan investasi jangka pendek
karena investasi pada periode ini harus melihat juga return di periode setelah Pemilu karena
banyak asumsi yang mungkin lebih menguntungkan di masa pasca Pemilu. Dengan kata lain,
para pelaku bursa dituntut untuk dapat tetap bersikap rasional dalam pengambilan keputusan.
Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika memasukkan faktor – faktor fundamental
ekonomi dan makroekonomi sebagai variabel bebas. Hal ini sebagai parameter yang lebih
memungkinkan untuk melihat pengaruh peristiwa terhadap pasar modal.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
16
Daftar Referensi:
Arifin, Baridwan, (1997). Analisis Hubungan antara Polling Saham Unggulan Sepekan
Media Indonesia dengan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
Kelola, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Edisi 14.
Bodie, Kane, Marcus, (2005).”Investments”. The McGraw-Hill.
Chen, Andrew H. (2004). “The Effects Of Terrorism On Global Capital Market”.
European Journal of Political Economy. Texas.
Foster. (1986). “Financial Statement Analysis”. Edisi 2. New Jersey: Prentice-Hall.
Husnan, (1997). “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang)”. BPFE. Yogyakarta.
Kusnardi, Ibrahim, (1988). “Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia”. PSH-UI.
Jakarta.
Kritzman, (1994). What Practitioners Need to Know…about Time Diversification.
Financial Analysts Journals, Vol 50.
Na’im.
(1997).
“Peran
Pasar Modal Dalam Pembangunan Ekonomi
Indonesia”. Kelola. Vol. VI No. 14, MMUGM, Yogyakarta.
Nippani dan Medlin, (2002).”The 2000 Presidential Election and the Stock Market”.
Journal of Economics and Finance.
Rizal. (2005). “Reaksi Pasar Modal (BEJ) Indonesia Terhadap Peristiwa Politik di
Dalam Negeri (Event Study Pengaruh Peristiwa Pemilu Legislatif, Pilpres I,
dan Pilpres II terhadap Perdagangan Saham LQ-45 dan Index LQ-45)”. Tesis
Universitas Indonesia.
Sjahrir, (1995). “Analisis Bursa Efek”. PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta.
Wong, McAleer. (2007). “Mapping The Presidential Election Cycle in US Stock
Markets”. Department of Economic, National University of Singapore.
Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014
Download