1 Analisis Pengaruh Pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2004, 2009 dan 2014 terhadap Return Indeks Sektoral dan IHSG di Bursa Efek Indonesia Tenti Widianingsih dan Chandra Wijaya Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Indonesia E-mail: [email protected]; [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden terhadap return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Sebagai even study, penelitian ini mengambil peristiwa Pemilihan Umum langsung dari tahun 2004, 2009 dan 2014 sebagai periode penelitian. Data yang digunakan adalah rata – rata actual return harian seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilihan Umum Legislatif tahun 2004 tidak memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Sebaliknya Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji statistik terhadap Pemilihan Umum Presiden tahun 2004, 2009 dan 2014 menunjukkan bahwa hanya Pemilihan Umum Presiden tahun 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan. Kata kunci: Pemilihan Umum, event study, return, Indeks Harga Saham Gabungan Analysis on Effect of Legislative and Presidencies General Election Year 2004, 2009 and 2014 toward Return of Sector and Composite Index in Indonesia Stock Exchange Abstract The purpose of this research is to analyze the effect of Legislative and Presidential Election in 2004, 2009 and 2014 toward stock return of all sectors and composite index in Indonesia Stock Exchange. This event study takes the direct general election of 2004, 2009 and 2014 as research period. Source of data used is the daily average actual return from all sectors and composite index. This research found the 2009 and 2014 Legislative General Election had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the 2004 Legislative General Election was found no effect on average actual return of all sector and composite index. Test on Presidencies General Election of 2004, 2009 and 2014 found that the 2004 round two had significant effect on average actual return of all sector and composite index, while the rest was null. Keywords: Legislative General Election Presidencies General Elections, event study, return, Composite Index. 1. Pendahuluan Pemilu merupakan peristiwa politik lima tahunan yang membawa dinamika pada kehidupan ekonomi suatu negara. Pemilu juga menyebabkan fluktuasi harga dan menjadi sebuah proses alami yang mengubah ekspektasi para pelaku bursa serta mengarah pada sebuah pola atau Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 2 siklus (Wong : 2007). Pada bursa, harga saham yang cenderung turun biasanya terjadi sebagai akibat adanya informasi dan antisipasi pelaku bursa terhadap peristiwa politik seperti peristiwa politik. Di Indonesia sendiri bursa saham bereaksi terhadap peristiwa politik (Nurhaeni : 2009). Reaksi bursa ini berasal dari pergerakan sektor – sektor yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan Pemilu dan cendrung aktif diperdagangkan pada periode peristiwa tersebut. Dari uraian di atas, tergambar bahwa pesta demokrasi sebesar Pemilu merupakan peristiwa politik yang mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti perdagangan barang dan jasa. Naik dan turunnya aktivitas perdagangan barang dan jasa dalam hal ini oleh adanya sebuah peristiwa politik, mempengaruhi minat para investor terhadap sektor terkait. Semakin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa di sekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi. Peristiwa-peristiwa politik seperti Pemilu, pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet, kerusuhan politik, terorisme, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwa-peristiwa politik berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Selain informasi politis seperti tersebut di atas, kondisi naik turunnya kegiatan perekonomian seperti kegiatan di sektor – sektor perdagangan pada masa Pemilu juga mempengaruhi bursa. Banyak sektor ekonomi yang terlibat dari satu peristiwa politik sebesar Pemilu. Sektor konsumsi misalnya adalah sektor yang memiliki peluang paling besar untuk memperoleh keuntungan karena pada masa Pemilu di Indonesia banyak para politisi memberikan bantuan logistik kepada masyarakat. Dengan tingginya permintaan akan produk barang konsumsi otomatis menaikkan kinerja perusahaan dan para investor cenderung tertarik untuk melihat tren pasar saham yang memiliki pergerakan aktif di bidangnya. Aktifnya sektor konsumsi mempengaruhi juga kegiatan sektor – sektor lainnya yang ada di bursa seperti sektor industri dasar dan kimia serta sektor pertanian. Sektor industri dasar dan kimia mewakili unsur dasar yang digunakan dalam menunjang proses produksi sektor barang konsumsi misalnya sub sektor plastik dan kemasan yang digunakan sebagai kemasan produk barang – barang dari sektor barang konsumsi seperti mie instan. Sub sektor pulp dan kertas juga diuntungkan oleh penyelenggaraan Pemilu karena adanya kebutuhan untuk mencetak surat suara dan kebutuhan administratif lainnya dalam rangka pesta demokrasi ini. Sub sektor perkebunan pada asektor pertanian sangat berperan dalam mendukung penyediaan bahan baku untuk sektor barang konsumsi. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 3 Sektor lain yang mengalami dampak diadakannya Pemilu adalah sektor media. Sebagaimana lazimnya pada masa – masa Pemilu, partai politik dan bahkan bakal calon beriklan untuk menarik simpati masyarakat. Iklan – iklan yang dilakukan secara langsung dengan mempromosikan diri atau mempromosikan partai maupun iklan – iklan yang bersifat terselubung semakin sering muncul di media masa menjelang masa Pemilu. Dengan naiknya volume iklan dibandingkan dengan hari biasa, diharapkan akan menaikkan kinerja emiten advertising, printing dan media. Perhelatan besar seperti pesta demokrasi memiliki peluang menaikkan frekuensi panggilan, pesan singkat dan layanan data. Semakin majunya teknologi dan dunia social media, partai politik sekarang lebih jeli melihat peluang untuk memperoleh suara dari pemilih muda dengan memanfaatkan Twitter dan Facebook. Penggunaan jejaring sosial tersebut tentu saja menggunakan layanan data yang tidak sedikit dan masing – masing admin harus siaga untuk menanggapi setiap respon yang masuk. Sektor yang ikut bergerak untuk aktivitas tersebut adalah sektor - sektor telekomunikasi. Seperti yang dikemukakan Chen (2004), dalam sebuah peristiwa politik akan terdapat sektor yang mengalami keuntungan dan kerugian. Di Indonesia, selain sektor - sektor yang aktif di atas, sektor lainnya cenderung tidak terpengaruh dengan adanya peristiwa politik seperti Pemilu dikarenakan lebih terpengaruh oleh faktor – faktor makroekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. Daya beli masyarakat dan minat investor untuk transaksi pada sektor – sektor di luar sektor yang telah disebutkan di atas tidak secara signifikan terlihat di tahun Pemilu. Daya beli masyarakat baik kalangan individu maupun lembaga misalnya partai politik meningkat pada barang dan jasa dari sektor tersebut. Bagi kalangan individu khususnya masyarakat, masa – masa Pemilu identik dengan pembagian bahan pokok, atribut partai dan bahkan uang tunai. Sektor riil seperti konveksi, pembuatan spanduk, perhotelan dan transportasi juga ikut merasakan dampak pesta demokrasi. Sedangkan bagi peserta Pemilu baik partai politik maupun para bakal calon, ajang Pemilu merupakan kesempatan untuk memperoleh simpati masyarakat agar dapat lolos dan terpilih ke posisi yang diharapkan. Adapun cara yang ditempuh adalah dengan berbagai pendekatan kepada masyarakat misalnya melalui kampanye, walaupun masih terdapat banyak pelanggaran yang terjadi. Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 4 pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek. Salah satu peristiwa politik yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas bursa efek adalah peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di Indonesia tahun 2004, 2009, dan 2014. Alasan peneliti memilih peristiwa tersebut adalah karena peristiwa Pemilu merupakan peristiwa berskala nasional yang berdampak luas dan berpengaruh terhadap iklim investasi dan minat investor untuk bertransaksi pada sektor – sektor yang dianggap menguntungkan di tahun Pemilu. Informasi yang muncul dan berkembang pada masa Pemilu dapat menjadi bahan pertimbangan para pelaku bursa untuk melakukan aksi jual dan aksi beli. Informasi merupakan suatu perubahan ekspektasi tentang hasil suatu peristiwa. Sebuah peristiwa atau sebuah kondisi yang tercipta dapat dikatakan sebagai sebuah informasi jika mampu merubah atau menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku pasar (Sjahrir, 1995). Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan teknikal analisis yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi. Situasi politik akan sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham di Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau secara teknikal juga mendukung apabila situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya. Adanya hubungan antara peristiwa politik dengan market telah banyak diteliti baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu yang meneliti pengaruh peristiwa politik dengan pasar saham adalah sebuah jurnal keuangan berjudul “The 2000 Presidential Election and the Stock Market” oleh Srinivas Nippani danW. Bobby Medlin. Jurnal yang dijadikan acuan oleh penulis ini meneliti pengaruh keterlambatan pengumuman hasil Pemilu Presiden di Amerika Serikat tahun 2000 terhadap pasar saham. Dengan menggunakan paired sample t-test konvensional, Nippani dan Medlin menemukan bahwa terdapat reaksi yang negatif signifikan di pasar saham terhadap peristiwa tersebut. Peristiwa politik di dalam negeri terutama Pemilu juga menarik untuk diteliti. Dari uraian singkat di atas, tergambar adanya pengaruh pelaksanaan Pemilu terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Persamaan antara jurnal Nippani dan Medlin dengan penelitian ini adalah sama – sama hendak meneliti reaksi pasar dalam bentuk return yang diperoleh pada periode politik tertentu. Sedangkan yang membedakan adalah peristiwa politik yang diteliti dan jangka waktu pengambilan periode penelitian. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 5 1. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return IHSG di BEI? 2. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return IHSG di BEI? 3. Apakah Pemilihan Umum Legislatif berdampak terhadap return index sektoral di BEI? 4. Apakah Pemilihan Umum Presiden berdampak terhadap return index sektoral di BEI? 2. Tinjauan Teoritis 2.1. Event Study Event study merupakan sebuah teknik penelitian empiris di bidang keuangan yang memungkinkan peneliti untuk menilai pengaruh kejadian (event) tertentu terhadap harga saham atau return saham suatu perusahaan (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Event yang diteliti pengaruhnya dalam hal ini berupa peristiwa politik yang terjadi di Indonesia yaitu Pemilu selama tiga periode yaitu Pileg dan Pilpres 2004, 2009 dan 20014. Tujuan dari event study menurut Kritzman (1994) adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat berharga tersebut. Dengan demikian, event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa tertentu. Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969) mengemukakan bahwa event study dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada pasar bentuk setengah kuat. Jangkauan event study tidak saja terhadap peristiwa poltik, pada beberapa penelitian sebelumnya, event study digunakan untuk meneliti kaitan antara pergerakan harga saham dengan corporate action seperti stock split, reverse stock split, buy back, stock repurchase dan lain – lain. 2.2. Pemilihan Umum (Pemilu) Kusnardi dan Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa pemilihan umum tidak lain adalah suatu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebutnya sebagai negara yang demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721 menjelaskan bahwa Pemilu di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang demokrasi haruslah dapat dilaksanakan dengan baik, wilayah Negara Indonesia yang luas dan Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 6 jumlah penduduk yang besar dan menebar di seluruh nusantara serta memiliki kompleksitas nasional menuntut penyelenggara pemilihan umum yang profesional dan memiliki kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan Pemilu menurut ketentuan Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Tujuan Pemilu legislatif tahun 2009 menurut ketentuan Pasal 1 angka (2) UndangUndang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2.3. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan peningkatan (Arifin & Baridwan, 1997), meskipun saat ini sempat mengalami penurunan akibat krisis moneter. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Na’im, 1997). Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan. Masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu investor memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Sebelum memutuskan portofolio suatu investasi, mereka menganalisis berbagai macam kejadian dan keadaan masa kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 7 2.4. Hipotesis Pasar Modal Efisien Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa harga sekuritas akan segera mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh para pemodal merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Pasar modal dikatakan efisien jika harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia. Foster menyatakan bahwa harga efisien pasar modal berkaitan dengan suatu unsur informasi tertentu (Foster, 1986). Pasar modal efisien terhadap suatu item informasi jika investor tidak mungkin memperoleh abnormal return. Pasar modal efisien difokuskan pada variabel pasar keseluruhan (seperti harga saham atau return sekuritas) dan bukannya pada perilaku individual. Pasar modal Indonesia sendiri menurut beberapa penelitan masuk ke dalam kategori pasar efisiensi bentuk lemah (Husnan, 1991). Bukti dari hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang masih rendah dan belum terbukanya emiten dalam mengungkapkan informasi sebenarnya. 2.5. Informasi Pasar Modal Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham. Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Jika suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik. 2.6. Actual Return (Return Saham yang Sesungguhnya) Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investasi selalu mengharapkan adanya return/keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 8 pengembalian yang diterima oleh sesorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar modal (saham perusahaan go public) bisa diistilahkan dengan return. Return saham sesungguhnya (Ri,t) diperoleh dari harga saham harian sekuritas i pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i pada waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga saham harian sekuritas i pada waktu t-1 (Pi, t-1) atau dengan rumus: !", ! = !!,! − !!,!!! !!,!!! Dimana: 3. Ri,t = Pendapatan aktual return untuk saham i pada bulan t Pi,t = Harga saham i pada bulan t Pi,t-1 = Harga saham i pada bulan t-1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh peristiwa politik yaitu Pemilu sebagai variabel independen terhadap return sebagai variabel dependen. 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian murni yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, menghasilkan prinsip umum, dan menemukan signifikansi atau nilai bagi masyarakat secara umum serta untuk tujuan akademis semata. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini tergolong penelitian cross-sectional karena penulis menggunakan data yang dikumpulkan pada jangka waktu tertentu dengan membandingkan masing-masing data tersebut (Asnawi & Wijaya, 2006). 3.2. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan studi lapangan berupa analisis data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti angka, grafik, diagram, gambar, dan lain-lain, sehingga data tersebut lebih informatif bagi pihak yang membutuhkan (Umar, 2002). Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 9 3.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain yang bersumber dari literatur dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah return seluruh sektor dan IHSG pada periode Pemilu 2004, 2009, dan 2014. 3.4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah return seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Kriteria sampel penelitian ini adalah return seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tiga puluh hari sebelum dan sesudah Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden di tahun 2004, 2009 dan 2014. 3.5. Analisis Data Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian sesuai periode pelaksanaan Pemilu. Data actual return yang diambil diklasifikasikan menjadi beberapa periode sesuai tahun Pemilu yang diteliti dengan rincian sebagai berikut: 1. Pemilu Tahun 2004, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres. 2. Pemilu Tahun 2009, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres. 3. Pemilu Tahun 2014, data yang diambil adalah data return harian setiap sektor dan IHSG pada t = -30 dan t = +30 Pileg dan Pilpres. Variabel penelitian yang digunakan dalam mengolah return adalah sebegai berikut: Tabel 1. Variabel Penelitian No 1 Variabel Definisi Operasional Return Harga saham harian sekuritas i Saham yang pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi sesungguhnya harga saham harian sekuritas i pada (actual waktu ke t-1 (Pi, t-1) dibagi harga return) saham harian sekuritas i Pengukuran !", ! = Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 !!,! − !!,!!! !!,!!! 10 pada waktu t-1 (Pi, t-1) 2 Return Rata – Average return merupakan variabel Rata (Average yang digunakan untuk mengtahui Return) sebelum rata – rata return sebelum dan (before) dan sesudah peristiwa. Pengujian sesudah dilakukan secara agregat dengan peristiwa (after) menguji rata – rata return tiap sektor di tiap periode. 3 = !!!! !!!! !!"#$%".! ! !!"#$% = !!!! !!!! !!"#$% ! Standar Deviasi Akar dari jumlah seluruh hasil rata – rata return pengurangan return dengan rata – sebelum dan rata return kuadrat dibagi dengan sesudah !!"#$%" = !!!! !!!! !!"#$%" − !!"#$%" ! !−1 periode waktu dikurangi 1. peristiwa 4 !!"#$%" !!"#$% = !!!! !!!! !!"#$% − !!"#$% ! !−1 Uji Statistik t Merupakan hasil perhitungan dari (dengan tingkat pengurangan rata – rata retrun signifikansi α = sebelum dengan sesudah peristiwa dibagi 5%) standar hasil penjumlahan deviasi dari sebelum != !!"#$% − !!"#$%" !!"#$%" ! !!"#$% ! !+ ! dan sesudah peristiwa dibagi jumlah sampel. 5 Standardized Diperoleh dari hasil pembagian Return return sektor i pada periode waktu t dengan standar deviasi sektor !"!" = !!" !!" tersebut pada periode waktu t. 6 Uji signifikansi Untuk menguji signifikansi return return sektor sampel pada periode Pemilu yang dikehendaki, maka dilakukan perhitungan dengan membagi total standardized retrun dengan jumlah sampel yang telah diakarkan terlebih dahulu. Sumber: Olah data penulis (2014) Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 != !"!" ! 11 4. Hasil Penelitian 4.1. Pemilu 2004 Tabel 2 menunjukkan data rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada 30 hari sebelum dan sesudah Pemilu 2014 masing – masing untuk periode Pileg, Pilpres I dan Pilpres II. Tabel 2. Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2004 PILEG PILPRES I t-­‐30 t+30 t-­‐30 t+30 JKAGRI 0,002041 0,001506 -­‐0,00065 -­‐0,00046 JKBIND -­‐0,00183 -­‐0,00801 -­‐0,00077 0,002271 JKFINA -­‐0,00198 -­‐0,00355 -­‐0,0006 0,000894 JKMING -­‐0,00151 -­‐0,01364 0,006033 0,00114 JKMISC -­‐0,00044 -­‐0,00187 -­‐0,00027 0,000514 JKTRAD -­‐0,00234 -­‐0,00435 0,000474 0,000505 JKINFA -­‐0,00149 -­‐0,00296 0,000294 0,000215 JKCONS -­‐0,00248 -­‐0,00073 0,001445 -­‐0,00117 JKPROP -­‐0,00302 -­‐0,00169 0,003284 0,004811 IHSG -­‐0,00187 -­‐0,00361 0,000648 0,000352 Sumber: Olah data penulis (2014) PILPRES II t-­‐30 t+30 0,005403 0,002853 0,00409 0,003757 0,003964 0,002488 0,005691 0,002827 0,004756 0,003145 0,001795 0,001292 0,002004 0,002702 0,000643 -­‐0,00036 0,002677 2,56E-­‐05 0,002892 0,001996 Berdasarkan hasil uji signifikansi yang telah dilakukan pada data tersebut di atas, baik Pileg, Pilpres I maupun Pilpres II, diperoleh t-statistik di atas nilai α untuk Pileg dan Pilpres I. Sedangkan untuk Pilpres II, nilai t-statistik berada di bawah nilai α=5% yaitu sebesar 0,005. Dengan demikian, sesuai hipotesis awal disimpulkan bahwa pada Pemilu 2004, hanya Pilpres putaran II yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return IHSG di bursa. 4.2. Pemilu 2009 Data actual return yang telah diolah pada masa Pemilu 2009 untuk seluruh sektor dan IHSG yang telah dirata – ratakan ditampilkan pada Tabel 3. Hasil uji signifikansi pada periode Pileg dan Pilpres 2009 menunjukkan bahwa hanya pada peristiwa Pileg saja bursa terlihat terpengaruh oleh event tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji t dimana nilai signifikansi berada di bawah α=0,05 yaitu sebesar 0,001. Sedangkan pada periode Pilpres tahun 2009, return IHSG tidak terpengaruh oleh peristiwa dan dibuktikan dengan hasil uji t yang di atas nilai α. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 12 Tabel 3. Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2009 PILEG PILPRES I PILEG t-­‐30 PILEG t+30 PILPRES I t-­‐30 PILPRES I t+30 JKAGRI 0,00167 0,01375 -­‐0,00039 0,00520 JKBIND 0,00317 0,01006 0,00285 0,00392 JKFINA 0,00716 0,00823 0,00302 0,00290 JKMING 0,00587 0,01503 0,00263 0,00562 JKMISC 0,00706 0,00982 0,00505 0,00711 JKTRAD 0,00200 0,00907 0,00368 0,00298 JKINFA 0,00445 0,00461 0,00433 -­‐0,00069 JKCONS 0,00012 0,00709 0,00592 0,00432 JKPROP 0,00203 0,00709 0,00434 0,00134 IHSG 0,00452 0,00865 0,00348 0,00310 Sumber: Olah data penulis (2014) 4.3. Pemilu 2014 Analisis peristiwa politik yang terakhir dalam penelitian ini adalah pada periode Pemilu 2014. Tabel 4 merupakan tabel untuk data return yang telah diolah menjadi rata - rata actual return untuk sektor dan IHSG. Tabel 4. Data Rata - Rata Actual Return Sektoral dan IHSG pada t-30 dan t+30 Pemilu 2014 PILEG PILPRES PILEG t-­‐30 PILEG t+30 PILEG t-­‐30 PILEG t+30 JKAGRI 0,00304 0,00230 0,00306 0,00136 JKBIND 0,00355 -­‐0,00117 0,00139 0,00495 JKFINA 0,00309 0,00034 0,00269 0,00251 JKMING 0,00143 0,00344 0,00241 0,00053 JKMISC 0,00591 -­‐0,00157 0,00459 0,00293 JKTRAD 0,00269 0,00058 0,00309 0,00206 JKINFA 0,00176 0,00099 -­‐0,00065 0,00107 JKCONS 0,00126 0,00142 -­‐0,00039 0,00136 JKPROP 0,00568 -­‐0,00043 0,00089 -­‐0,00007 IHSG 0,00289 0,00050 0,00166 0,00184 Sumber: Olah data penulis (2014) Periode Pileg dan Pilpres tahun 2014 menunjukkan hasil yang sama seperti Pemilu 2009 dimana peristiwa Pilpres 2014 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada periode Pilpres, hasil uji t menunjukkan bahwa peristiwa ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG dan dibuktikan dengan output hasil uji t yang jauh di atas nilai α=0,05. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 13 5. Pembahasan Dari tiga periode penelitian Pileg di tahun 2004, 2009, dan 2014 ditemukan bahwa hanya Pileg tahun 2009 dan 2014 yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG di Bursa Efek Jakarta. Signifikansi dari rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada seluruh periode pengamatan Pileg di tiga tahun Pemilu mengindikasikan bahwa para pelaku bursa cendrung melakukan profit taking lebih awal yaitu pada periode sebelum Pilpres untuk menghindari situasi yang tidak menentu di periode pemilihan selanjutnya. Chretien dan Coggins (2008) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa pasar cendrung menyesuaikan diri dengan cepat terhadap segala jenis informasi terutama untuk mengantisipasi risiko yang dapat muncul terutama setelah tanggal pengumuman. Pengamatan terhadap pengaruh Pilpres diperoleh garis besar bahwa dari empat periode penelitian Pilpres yaitu Pilpres 2004 putaran pertama dan kedua, Pilpres 2009 dan 2014, hanya terdapat satu peristiwa yang memiliki pengaruh terhadap rata – rata actual return sektor dan IHSG yaitu pada Pilpres putaran kedua tahun 2004. Walaupun secara umum penyelenggaraan Pilpres tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap return IHSG, akan tetapi secara khusus terutama pada beberapa sektor, peristiwa ini memiliki pengaruh yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata actual return yang meningkat di tiap periode pemilihan. 6. Kesimpulan Secara khusus, pelaksanaan Pemilu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap beberapa sektor di Bursa Efek Indonesia. Beberapa sektor tersebut adalah sektor Pertanian, Industri Dasar, Sektor Aneka Industri dan Sektor Konsumsi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis yang muncul selama periode pengamatan dengan nilai signifikansi untuk masing – masing yang kurang dari nilai α 005. Pengamatan secara umum untuk melihat pengaruh Pileg terhadap terhadap sektor dan IHSG diperoleh kesimpulan bahwa dari tiga tahun Pemilu yang diteliti, hanya Pileg tahun 2009 dan 2014 yang memiliki pengaruh yang dignifikan terhadap return seluruh sektor dan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung untuk kedua tahun Pemilu tersebut yang masing – masing < α=5%. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 14 Untuk Pilpres, dari pengamatan dan hasil uji signifikansi terhadap dua periode Pilpres di putaran pertama dan kedua tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014 hanya Pilpres tahun 2004 putaran kedua yang signifikan memiliki pengaruh terhadap return sektor dan IHSG. Penelitian terhaap periode peristiwa lainnya yaitu Pilpres putaran pertama 2004, Pilpres 2009 dan Pilpres 2014 tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return sektor dan IHSG. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas politik dan ekspektasi para pelaku bursa di seputar periode Pemilu. Dalam jangka penelitian yang pendek dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk Pileg terutama tahun 2009 hasilnya sama seperti hasil penelitian Nurhaeni (2009) dimana peristiwa ini memiliki pengaruh terhadap bursa. Hasil uji terhadap periode Pileg lainnya yaitu Pileg 2014 juga memiliki dampak terhadap return sektor dan IHSG. Untuk Pileg 2004 hasilnya sama dalam hal signifikansi dengan hasil penelitian Rizal (2005) yaitu tidak signifikan. Dengan kata lain, pelaksanaan Pileg di tiap periode membuat pasar bereaksi baik sebelum maupun sesudah hari pemilihan. Sebaliknya, pada tiap periode untuk Pilpres tahun 2004, 2009, dan 2014 hanya periode Pilpres 2004 putaran kedua yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return sektor dan IHSG. 7. SARAN Penelitian ini membuktikan bahwa informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan hal yang masih dijadikan acuan oleh para pelaku bursa dalam membuat keputusan investasi. Perbedaan signifikansi rata – rata actual return seluruh sektor dan IHSG pada Pileg dan Pilres menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang ada di pasar adalah relevan dan berharga. Akan tetapi, jika para pelaku bursa khususnya investor jeli dalam melihat peluang yang ada, banyak emiten yang memiliki return yang tinggi pada masa pesta demokrasi. Oleh karena itu, saran bagi para pelaku bursa adalah hendaknya peristiwa ini dijadikan momen yang tepat untuk melakukan transaksi terutama pada emiten – emiten yang lebih produktif dibandingkan hari perdagangan normal. Saran lainnya adalah untuk timing transaksi, waktu yang tepat untuk melakukan aksi jual adalah pada periode sebelum peristiwa karena hasil pengamatan terhadap tiga tahun Pemilu menunjukkan bahwa di periode ini return beberapa sektor unggulan cendrung sedang tinggi. Sebaliknya, jika hendak melakukan aksi beli, para pelaku bursa dapat melakukannya pada Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 15 masa setelah peristiwa karena atas dasar hasil pengamatan terhadap return di masa ini cenderung lebih turun. Selain itu, secara umum seperti yang telah diketahui bahwa faktor kejelian dan pengetahun para pelaku pasar modal baik secara teknikal maupun fundamental juga diperlukan sebagai acuan pengambilan keputusan. Para pelaku bursa juga hendaknya tidak terburu – buru dalam melakukan aksi jual maupun beli pada masa Pemilu terutama di periode sebelum Pemilu. Periode ini adalah periode yang tidak kondusif untuk melakukan investasi jangka pendek karena investasi pada periode ini harus melihat juga return di periode setelah Pemilu karena banyak asumsi yang mungkin lebih menguntungkan di masa pasca Pemilu. Dengan kata lain, para pelaku bursa dituntut untuk dapat tetap bersikap rasional dalam pengambilan keputusan. Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika memasukkan faktor – faktor fundamental ekonomi dan makroekonomi sebagai variabel bebas. Hal ini sebagai parameter yang lebih memungkinkan untuk melihat pengaruh peristiwa terhadap pasar modal. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014 16 Daftar Referensi: Arifin, Baridwan, (1997). Analisis Hubungan antara Polling Saham Unggulan Sepekan Media Indonesia dengan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Kelola, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Edisi 14. Bodie, Kane, Marcus, (2005).”Investments”. The McGraw-Hill. Chen, Andrew H. (2004). “The Effects Of Terrorism On Global Capital Market”. European Journal of Political Economy. Texas. Foster. (1986). “Financial Statement Analysis”. Edisi 2. New Jersey: Prentice-Hall. Husnan, (1997). “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang)”. BPFE. Yogyakarta. Kusnardi, Ibrahim, (1988). “Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia”. PSH-UI. Jakarta. Kritzman, (1994). What Practitioners Need to Know…about Time Diversification. Financial Analysts Journals, Vol 50. Na’im. (1997). “Peran Pasar Modal Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia”. Kelola. Vol. VI No. 14, MMUGM, Yogyakarta. Nippani dan Medlin, (2002).”The 2000 Presidential Election and the Stock Market”. Journal of Economics and Finance. Rizal. (2005). “Reaksi Pasar Modal (BEJ) Indonesia Terhadap Peristiwa Politik di Dalam Negeri (Event Study Pengaruh Peristiwa Pemilu Legislatif, Pilpres I, dan Pilpres II terhadap Perdagangan Saham LQ-45 dan Index LQ-45)”. Tesis Universitas Indonesia. Sjahrir, (1995). “Analisis Bursa Efek”. PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta. Wong, McAleer. (2007). “Mapping The Presidential Election Cycle in US Stock Markets”. Department of Economic, National University of Singapore. Analisis pengaruh pelaksanaan ..., Tenti Widianingsih, FISIP UI, 2014