PENGARUH USIA DAN PARITAS IBU TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RS PRIMA HUSADA WARU SIDOARJO Influence Of Age And Paritas Ibu On Post-Bidding Event Events In Prima Husada Hospital Waru Sidoarjo Nur Saidah ( Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma ) Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil. Di beberapa negara resiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di negara maju resiko ini kurang dari 1 dalam 6.000 kehamilan. Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung Data dari WHO penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 25% biasanya perdarahan pasca persalinan, 15% sepsis, 12% hipertensi dalam kehamilan, 8% partus macet, 13% komplikasi aborsi tidak aman, dan 8% sebab-sebab lain. Tujuan Penelitian ini untuk Mengetahui Pengaruh usia dan paritas ibu terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik. Variabel independent dalam penelitian ini adalah usia dan paritas.Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kejadian perdarahan pasca persalinan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami perdarahan pasca persalinan di RS Prima Husada sebanyak 148 ibu tahun 2012 - 2014. Sampel pada penelitian ini yang digunakan adalah seluruh ibu bersalin di RS Prima Husada sebanyak 148 responden. teknik sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Untuk menganalisa Pengaruh usia , paritas dengan kejadian perdarahan pasca persalinan maka uji analisa menggunakan uji statistik korelasi wilcoxon. uji stastik wilcoxon untuk menguji Pengaruh usia terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh diperoleh nilai Z 2,426 dan nilai significancy (p) 0,015 bila nilai p < 0,05 berarti Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh usia ibu hamil terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan. Sedangkan pengaruh paritas terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan nilai Z 3,432 dan nilai significancy (p) 0,001 bila nilai p < 0,05 berarti Ho ditolak, yang berarti terdapat Pengaruh paritas ibu hamil terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan. Bagi petugas kesehatan penelitian ini dijadikan landasan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil terutama dalam mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil dan pada saat menolong persalinan diharapkan penanganan aktif kala tiga dilakukan pada semua ibu bersalin. Kata kunci : Usia, Paritas, Perdarahan , Persalinan ABSTRACT Every year around 160 million women worldwide are pregnant. In some countries the risk of maternal mortality is higher than 1 in 10 pregnancies, whereas in developed countries this risk is less than 1 in 6,000 pregnancies. Globally 80% of maternal deaths are in direct maternal death. Data from WHO causes maternal mortality, 25% bleeding, usually postpartum hemorrhage, 15% sepsis, 12% hypertension in pregnancy, 8% of congestion, 13% unsafe abortion complications, and 8 % Other causes. The purpose of this study was to determine the effect of mother's age and parity on the incidence of postpartum hemorrhage. This type of research uses analytical research. Independent variable in this research is age and paritas.Variabel dependent in this research is the happening of postpartum bleeding. The population in this study were all mothers who had postpartum hemorrhage in Prima Husada Hospital as many as 148 mothers year 2012 - 2014. The sample in this research used all maternity mothers in Prima Husada Hospital as many as 148 respondents. Saturated sampling technique is by taking all members of the population into a sample. To analyze the effect of age, parity with the occurrence of postpartum hemorrhage then the analysis test using wilcoxon correlation statistic test. Test of stastic wilcoxon to test The effect of age on the occurrence of postpartum hemorrhance obtained obtained the value of Z 2,426 and significance value (p) 0,015 if p value <0,05 means Ho rejected, which means there is influence of pregnant mother's age to the happening of bleeding postpartum. While the effect of parity on the incidence of postpartum hemorrhage value of Z 3,432 and significancy value (p) 0.001 if the value of p <0.05 means Ho rejected, which means there is Influence parity pregnant women on the incidence of postpartum hemorrhage. For health professionals this research is used as a foundation in improving health services in pregnant women, especially in detecting high risk in pregnant women and at the time of assisting childbirth is expected to be active handling of the third stage is done on all mothers of maternity. Keywords: Age, Parity, Bleeding, Labor PENDAHULUAN morbiditas dan mortalitas ibu serta proses Perdarahan adalah penyebab dari penyembuhan kembali (Sarwono,2008). kematian kehamilan ibu disamping ektopik, Setiap tahun sekitar 160 juta dan perempuan diseluruh dunia hamil. Di preeklamsi. Perdarahan pasca persalinan beberapa negara resiko kematian ibu adalah perdarahan yang berasal dari lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, tempat implantasi plasenta, robekan pada sedangkan di negara maju resiko ini jalan lahir dan jaringan sekitarnya, bila kurang dari 1 dalam 6.000 kehamilan. tidak Secara mendapat semestinya abortus infeksi, penanganan akan yang meningkatkan global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung Data dari WHO penyebab kematian ibu 2009 sebanyak 21 kasus (0,84%) dengan yaitu biasanya penyebab kematian perdarahan 7 kasus perdarahan pasca persalinan, 15% sepsis, (33,33%), eklamsi 9 kasus (42,87%) 12% hipertensi dalam kehamilan, 8% (Widnyana, 2011). perdarahan 25% partus macet, 13% komplikasi aborsi Penilaian resiko pada saat antenatal tidak aman, dan 8% sebab-sebab lain. tidak Perdarahan pasca persalinan yang dapat terjadinya perdarahan pasca persalinan. menyebabkan kematian ibu 45% terjadi Penanganan aktif kala tiga sebaiknya pada 24 jam pertama setelah bayi dilakukan pada semua wanita yang lahir,68-73% dalam satu minggu setelah bersalin karena hal ini dapat menurunkan bayi lahir, dan 82-83% insiden perdarahan pasca persalinan dua minggu dapat memperkirakan akan setelah bayi lahir. (Sarwono,2008). akibat atonia uteri. Jumlah perdarahann Menurut Demografi yang diperkirakan terjadi sering hanya Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 50% dari jumlah darah yang hilang. 228 per 100.000 kelahiran hidup, berarti Perdarahan yang aktif merembes terus ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 dalam waktu lama saat melakukan ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang prosedur berkaitan dengan kehamilan, persalinan menyebabkan dan nifas diantaranya perdarahan (39%), persalinan. Oleh eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain- dilakukan pemeriksaan lain (33%) (Febrianshuban, 2012). hematokrit untuk memperkirakan jumlah Berdasarkan Target penurunan AKI perdarahan yang tarjadi saat persalinan Nasional 102/100.000 kelahiran hidup dibandingkan ,tetapi capaian AKI tahun 2015 masih prapersalinan. data Survei tindakan juga bisa perdarahan pasca karena itu, perlu Hb dan dengan keadaan 228/100000 kelahiran hidup. Jawa Timur tahun 2015 sebesar 97,39/100.000 kelahiran hidup . Bila dibandingkan TINJAUAN PUSTAKA Usia dengan target sebesar 102per 100.000 Menurut Elisabeth BH yang dikutif kelahiran hidup (Dinas informasi Prov Nursalam (2003), usia adalah umur Jatim 2015). Sedangkan jumlah kematian individu yang terhitung mulai saat ibu di Kabupaten Pasuruan pada tahun dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) dibanding wanita yang hamil dan semakin bersalin di usia 20-30 tahun. cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang Paritas akan lebih matang dalam berpikir dan Wanita dengan paritas tinggi bekerja.. Ibu hamil pertama pada menghadapi perdarahan akibat atonia umur ≤ 20 tahun, rahim dan panggul uteri belum tumbuh mencapai ukuran melahirkan banyak anak cenderung dewasa. diragukan bekerja tidak efisien dalam semua keselamatan dan kesehatan janin kala persalinan (Oxorn, 2010). Paritas dalam kandungan. Selain itu mental merupakan jumlah kehamilan yang ibu belum cukup dewasa sehingga menghasilkan janin hidup, bukan diragukan keterampilan perawatan jumlah janin yang dilahirkan. Janin diri dan bayinya. Wanita dengan usia yang lahir hidup atau mati setelah di bawah 21 tahun, mempunyai alat viabilitas reproduksi mempengaruhi paritas (Bobak, 2005) Akibatnya sepenuhnya yang dan belum matang hormon yang diperlukan untuk reproduksi belum mencapai tingkat optimum, karena uterus yang dicapai, telah tidak a. Jenis Paritas 1) Nuligravida yaitu seorang yang belum pernah hamil. sedangkan pada usia 29 tahun, 2) Primigravida yaitu seorang kegiatan hormonal secara bertahap wanita yang hamil pertama menurun (Elizabeth, 2000), bahkan kali faktor usia lanjut ibu dapat 3) Multigravida yaitu seorang menyebabkan kelainan kromosom wanita yang sudah hamil dua tertentu (sindrom down) (Markum, kali atau lebih 2002). Kehamilan di usia kurang dari 4) Nulipara yaitu seorang wanita 20 tahun bisa menimbulkan masalah, yang belum pernah menjalani karena kondisi fisik belum 100% kehamilan siap. Kehamilan dan persalinan di mencapai tahap viabilitas usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat 5) Primipara sampai yaitu janin seorang wanita yang sudah menjalani kehamilan sampai janin sistolik < 90 mmhg,denyut nadi mencapai tahap viabilitas >100 x/ menit, kadar Hb < 8 g/ dl Mutlipara yaitu seorang wanita yang sudah menjalani dua atau lebih (Taufan, 2010). Penyebab kehamilan dan menghasilan janin Persalinan sampai tahap viabilitas (Bobak, Tabel 1 Pedarahan Penilaian Pasca Klinik Untuk 2005) Menentukan Perdarahan Pasca Persalinan Perdarahan Pasca Persalinan Perdarahan pasca persalinan adalah Penyebab Gejala dan Penyulit Diagnosis Tanda Kerja perdarahan yang terjadi dalam 24 Uterus jam setelah persalinan berlangsung berkontraksi pada dan posisi (Manuaba, 2010).Perdarahan pasca persalinan juga didefinisikan kehilangan berat badan 1% atau lebih karena 1 ml darah beratnya 1 gr (Bobak, 2005). Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari 500cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 ml setelah abdominal. persalinan Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan perdarahan batasan yang jumlah terjadi, jumlah maka perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital antara lain, pasien lemah,berkeringat mengeluh dingin, menggigil, hiperpnea, tekanan darah tidak lembek. Syok, bekuan darah servik terlentang Perdarahan akan segera aliran darah keluar. setelah Atonia uteri atau menghambat anak lahir. Darah segar mengalir segera setelah Pucat, lemah, menggigil Robekan jalan lahir bayi lahir. Uterus berkontraksi dan keras. Plasenta lengkap. Plasenta belum Tali pusat putus Retensio lahir setelah 30 akibat menit. berlebihan, inversio traksi plasenta Perdarahan uteri akibat tarikan, segera. perdarahan lanjutan. Uterus berkontraksi dan keras. Plasenta atau Uterus berkontraksi Retensi sisa sebagian selaput tetapi tinggi fundus plasenta tidak tidak berkurang lengkap, perdarahan segera. Uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (bila Neurogenik syok, pucat dan limbung Inversi uteri plasenta belum Mengalami lahir) Perdarahan (Taufan, 2010.145) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik. independent dependent dalam Persalinan Di Prima Husada No Usia paritas.Variabel penelitian RS Tahun 2012-2014 Variabel dalam penelitian ini adalah usia dan Pasca Persentase Frekuensi Ibu ini (%) 1 < 20 66 44,6 2 20 - 51 34,5 31 21 148 100 adalah kejadian perdarahan pasca persalinan. Populasi dalam 35 penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami perdarahan 3 pasca persalinan di RS Prima >35 Jumlah Husada sebanyak 148 ibu tahun 2012 - 2014. Sampel pada penelitian Berdasakan tabel 2 diatas ini yang digunakan adalah seluruh sebagian kecil 66 ibu (44,6%) ibu bersalin di RS Prima Husada yang mengalami perdarahan pasca tahun 2012 - 2014 sebanyak 148 persalinan berusia < 20 tahun. responden. teknik sampling jenuh b. Paritas Ibu yaitu dengan mengambil semua Tabel 3 Distribusi Frekuensi anggota populasi menjadi sampel. Paritas ibu Yang Untuk menganalisa Pengaruh usia , Mengalami paritas terhadap kejadian perdarahan Perdarahan pasca persalinan maka uji analisa Persalinan Di menggunakan uji statistik korelasi Prima Husada wilcoxon. Tahun 2012-2014 Pasca RS HASIL PENELITIAN N 1. Data Khusus Paritas Ibu o Frekue Persenta nsi se (%) 68 45,9 a. Usia Ibu 1 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Primipara 2 Multipara 63 42,6 3 Grande 12 8,1 Berdasarkan tabel 4 diatas multipara 4 sebagian kecil 51 (34,5%) ibu Great 5 3,4 yang mengalami perdarahan yang Grandemultip disebabkan oleh atonia ara 148 Jumlah 100 d. Pengaruh usia ibu hamil terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan di RS Prima Berdasarkan tabel 3 diatas sebagian kecil 68 ibu primipara (45,9%) yang Husada Tahun 2012-2014 Tabel 5 mengalami ibu perdarahan pasca persalinan. c. Kejadian perdarahan Tabulasi silang usia terhadap kejadian perdarahan Pasca pasca persalinan di persalinan RS Prima Husada Tabel 4.Distribusi Frekuensi Tahun 20112-2014 Kejadian Perdarahan persalinan Di RS Prima Husada Tahun 2012-2014 Kejadian N o Perdaraha n Pasca Frekuen si Persentas e (%) Persalinan 1 Atonia 51 34,5 2 Robekan 48 32,4 39 26,4 10 6,8 jalan lahir 3 Retensio Plasenta 4 Invesio Kelainan silang pada tabel 56 diatas sebagian kecil ibu berusia 20-35 Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Kelaina U Robeka Retensio Intersio n s Atonia n jalan No Plasenta uteri perdara i lahir han a f % f % f % F % f % 2 1 < 8 1 1 3 4 1 0 1 2 , 2 , 0 0 3 6 , 5 , 0 8 4 3 1 1 1 6 2 20- 2 3 1 2 2 9 , 4 , 0 0 35 0 , 8 , 1 7 5 2 1 > 4 2 1 2 3 3 3 2 6 , 4 , 0 0 8 , 5 1 7 2 3 3 2 6 Juml 5 4 4 2 3 6 1 , 0 0 ah 1 , 8 , 9 , 0 8 5 4 4 tahun mengalami Jumlah f % 6 6 44,6 5 1 34,5 3 1 20,9 1 4 8 100 perdarahan pasca persalinan yang dosebabkan Uteri 5 Berdasarkan hasil tabulasi pasca 0 0 148 100 atonia 20 (13,5%), retensio 18 Perdarahan Jumlah (12,2%), dan sebagian kecil ibu usia < 20 tahun yang mengalami Robekan perdarahan pasca persalinan yang Atonia jalan disebabkan oleh robekan jalan lahir lahir 36 (24,3%) serta ibu usia 2035 dan mengalami > 35 tahun perdarahan f % F % Retensio Inter Plasenta f ute % F yang pasca persalinan yang disebabkan oleh 1 Primipara 13 8,8 38 25,7 14 9,5 3 2 Multipara 27 18,2 10 5 6,8 21 14,2 intersio uteri mempunyai proforsi yang sama 4 (2,7%), dan tidak ada 3 satupun 0 (0%) yang disebabkan 4 oleh kelainan perdarahan Setelah dihitung dengan Grandemultipara 9 Great grandemultipara Jumlah 2 6,1 0 0 2 1,4 1 1,4 0 0 2 1,4 1 51 34,5 48 32,4 39 26,4 10 SPSS 17 diperoleh nilai Z 2,426 dan nilai significancy (p) 0,015 bila nilai p < 0,05 berarti Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh usia dan paritas terhadap kejadian perdarahan e. Pengaruh paritas ibu terhadap perdarahan pasca persalinan di RS Prima Husada silang pada tabel 6 diatas sebagian kecil ibu mutipara yang mengalami perdarahan pasca persalinan yang retensio plasenta 21 (14,2%) dan intersio uteri 5 (3,4%), serta sebagian kecil ibu primipara yang mengalami perdarahan pasca persalinan yang Tahun 2012-2014 Tabel 6 tabulasi disebabkan oleh atonia 27 (18,2%), pasca persalinan. kejadian Berdasarkan hasil Tabulasi silang Paritas ibu terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan di RS Prima Husada Tahun 2012-2014 disebabkan oleh robekan jalan lahir 38 (25,7%), dan tidak ada satupun 0 (0%) yang disebabkan oleh kelainan perdarahan. Setelah dihitung dengan SPSS 17 diperoleh nilai Z 3,432 dan nilai significancy (p) 0,001 bila nilai p < No Paritas 0,05 berarti Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan disimpulkan Ho ditolak. Dapat bahwa terdapat Pengaruh paritas terhadap kejadian tertinggal didalam rahim). Kemudian perdarahan pasca persalinan. proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir ( Ubaydillah, PEMBAHASAN 1. Usia Ibu Yang Mengalami 2010). Hamil pada usia 20-35 tahun Perdarahan Pasca Persalinan Di RS merupakan periode usia paling baik Prima Husada. Berdasarkan tabel 2 diatas untuk melahirkan, dengan jumlah sebagian kecil 66 ibu (44,6%) yang anak 2 orang dan jarak antara mengalami kelahiran 2-4 tahun. Hamil di usia ini perdarahan pasca persalinan berusia < 20 tahun secara fisik, memiliki banyak Ibu hamil pertama pada umur keuntungan diantaranya elastisitas ≤ 20 tahun, rahim dan panggul belum panggul masih bagus, rahim dalam tumbuh mencapai ukuran dewasa. kondisi prima, risiko keguguran kecil Akibatnya diragukan keselamatan karena sel telur relative muda dan dan kuat meski di trimester pertama, kesehatan kandungan. janin Kehamilan dalam dan kualitas sel telur yang baik persalinan usia dini memuat resiko memperkecil kemungkinan bayi lahir yang berat. Pasalnya, emosional ibu cacat akibat ketidak normalan jumlah belum stabil dan ibu mudah tegang. kromosom, fisik masih cukup kuat Sementara kecacatan kelahiran bisa (Ayah bunda, 2012). Ibu hamil muncul akibat ketegangan saat dalam berumur 35 tahun atau lebih, dimana kandungan, adanya rasa penolakan pada usia tersebut terjadi perubahan secara ibu pada jaringan alat-alat kandungan mengandung bayinya. Selain itu dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain komplikasi perdarahan itu ada kecenderungan didapatkan pada saat melahirkan antara lain penyakit lain dalam tubuh ibu (Gary disebabkan karena otot rahim yang dkk, 2006.). emosional terjadinya ketika terlalu lemah dalam proses involusi, Menurut Tri Asih (2010) selain itu juga disebabkan selaput kehamilan pada usia berapapun ketuban stosel ( bekuan darah yang memiliki faktor resiko. Resiko ini akan semakin meningkat seiring akan ditemui keadaan kesehatan dengan bertambahnya usia. Namun terganggu kerena anemia dan kurang dengan persiapan yang lebih matang, gizi, kekendoran pada dinding perut, informasi yang lebih lengkap, serta tampak bantuan tenaga kesehatan yang lebih menggantung, kekendoran dinding sigap rahim (Poedji Rochjati, 2003). dan invormative terhadap kondisi kehamilan beresiko tinggi ibu dengan perut Pada ibu bersalin multipara akan membantu calon ibu untuk bisa perdarahan pasca tetap percaya diri, sehat dan semangat terjadi karena uterus yang tidak dapat saat menjalani kehamilannya. Oleh bekerja karena itu seorang ibu yang ingin berakibat memutuskan untuk hamil, sebaiknya berkontraksi dengan baik pada semua dipertimbangkan kala terlebih dahulu secara bersalin dapat efisien uterus saat sehingga tidak persalinan dapat khususnya dengan melihat kondisi fisik dan setelah bayi atau plasenta lahir mental dari ibu itu sendiri, sehingga (Elyuita, sewaktu menjalani proses kehamilan perdarahan post partum lebih banyak dan persalinan ibu disebabkan akibat adanya trauma dapat lebih berhati-hati. 2008). Pada primipara jalan lahir. Pecahnya pembuluh darah Mengalami vena pada saat persalinan akibat Perdarahan Pasca Persalinan Di RS perinium yang masih kaku pada kala Prima Husada. II dapat menjadi sebab timbulnya 2. Paritas Ibu Yang Berdasarkan tabel 3 sebagian perdarahan. Hal ini juga bisa terjadi kecil 68 ibu primipara (45,9%) yang pada ibu dengan bayi besar (Farida, mengalami 2009). perdarahan pasca persalinan. Wanita dengan paritas Menurut Wikjosastro (2005) tinggi menghadapi perdarahan akibat penangan kala III yang tidak tepat atonia uteri karena uterus yang telah juga melahirkan banyak anak cenderung perdarahan pasca persalinan, yaitu bekerja tidak efisien dalam semua memijat uterus dan mendorongnya kala kearah persalinan (Oxorn, 2010). Wanita yang sering melahirkan maka bisa memicu bawah melahirkan terjadinya dalam plasenta usaha dimana sebenarnya plasenta belum terlepas significancy (p) 0,015 bila nilai p < dari dinding uterus. 0,05 Dengan diketahui berbagai kemungkinan Ho disimpulkan ditolak. bahwa Dapat terdapat yang Pengaruh usia dan paritas terhadap disebabkan oleh paritas, diharapkan kejadian perdarahan pasca persalinan. bagi tenaga kesehatanperlu waspada Penelitian terhadap akan penelitian yang dilakukan Salis pada terjadi dan penanganan aktif kala tiga tahun 2004 yang menyatakan terdapat sebaiknya dilakukan pada semua hubungan yang bermakna (p = 0,007) wanita yang bersalin antara umur ibu dengan kejadian 3. Pengaruh Kejadian komplikasi berarti komplikasi Usia yang Ibu sesuai dengan terhadap perdarahan postpartum. Ibu hamil Pasca usia remaja kemungkinan lebih besar Perdarahan Persalinan Di RS Prima Husada kecil ini mengalami anemia, dan beresiko Berdasarkan tabel 6 sebagian lebih tinggi memiliki janin yang ibu tahun pertumbuhannya pasca persalinan mengalami berusia 20-35 perdarahan terhambat, prematur, dan angka persalinan yang dosebabkan atonia kematian bayi yang lebih tinggi (Gary 20 (13,5%), retensio 18 (12,2%), dan dkk, 2006). Selain itu mental ibu sebagian kecil ibu usia < 20 tahun belum yang mengalami perdarahan pasca diragukan keterampilan perawatan persalinan yang disebabkan oleh diri dan bayinya. Komplikasi yang robekan jalan lahir 36 (24,3%) serta s terjadi pada ibu usia < 20 tahun ibu usia 20-35 dan > 35 tahun yang diantaranya: bayi lahir belum cukup mengalami umur, perdarahan perdarahan pasca cukup dewasa sehingga bisa terjadi persalinan yang disebabkan oleh sebelum bayi lahir perdarahan dapat intersio uteri mempunyai proforsi terjadi sesudah bayi lahir (Poedji yang sama 4 (2,7%), dan tidak ada Rochjati, 2003.). satupun 0 (0%) yang disebabkan oleh kelainan perdarahan. Setelah dihitung dengan SPSS 17 diperoleh nilai Z 2,426 dan nilai Pada usia antara 20-35 tahun dapat terjadi perdarahan post partum dikarenakan ada faktor lainnya yang menyebabkan perdarahan post partum selain faktor usia, yakni menambah riwayat robekan servik, vagina, dan perinium buruk pada persalinan terdahulu. ( Dhaneswari, 2007 ). Ibu perdarahan seperti (Sulfie, 2010). hamil berumur 35 tahun atau lebih, Semua ibu hamil mempunyai dimana pada usia tersebut terjadi resiko perubahan alat-alat persalinan, baik ibu yang berusia 20- kandungan dan jalan lahir tidak lentur 35 tahun ataupun yang berasiko tinggi lagi. Selain itu ada kecenderungan yaitu usia < 20 tahun dan > 35 tahun. didapatkan penyakit lain dalam tubuh Kasus perdarahan mungkin tidak ibu seperti preeklamsi, diabetes dan dapat terdeteksi secara dini, akan anemia. tetapi pada jaringan Pada terjadi dasarnya karena didalam pembuluh uterus masih Pelepasan plasenta pembuluh darah spongiosum perdarahan sehingga perdarahan sebaiknya selama pasca masa kehamilan seorang ibu harus rutin darah memeriksakan kehamilannya. Selain terbuka. faktor usia, kejadian perdarahan memutuskan dalam terjadi statum sinus-sinus pasca persalinan juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti anemia, pasca tindakan maternalis ditempat insersi plasenta operasi, distensi uterus berlebihan, terbuka. ibu Pada saat uterus yang kelelehan, trauma berkontraksi, pembuluh darah yang persalinan, gangguan kontraksi (Tri terbuka Asih, 2010). tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga Kejadian perdarahan pasca persalinan merupakan masalah utama perdarahan akan terhenti. Adanya yang gangguan retraksi dan kontraksi otot sebagian besar angka kematian ibu uterus, akan menghambat penutupan disebabkan oleh perdarahan. Untuk pembuluh darah dan menyebabkan mengurangi angka kematian ibu perdarahan yang banyak. Keadaan akibat perdarahan sebaiknya perlu demikian utama dilakukan pengawasan baik dari segi pasaca medik maupun segi sosial. Dari segi persalinan. Perlukaan yang luas akan medik apabila ada kasus perdarahan penyebab menjadi faktor perdarahan perlu diperhatikan, karena pasca persalinan sebaiknya dapat anemia dan kurang gizi, kekendoran memberi penangan sebaik mungkin, pada dinding perut, tampak ibu dengan dan perut untuk melakukan hal itu menggantung, kekendoran diperlukan tenaga kesehatan yang dinding rahim. Wanita dengan paritas profesional. Sedangkan dari segi tinggi juga salah satu penyebab atonia sosial dapat dilakukan dengan cara uteri. memberikan informasi yang lengkap kepada ibu hamil mengenai komplikasi-komplikasi Pada pasca primipara persalinan perdarahan lebih banyak yang disebabkan akibat adanya trauma jalan mungkin dapat terjadi pada masa lahir ( robekan jalan lahir). Robekan kehamilan, tindakan pencegahan dan jalan penanganan perdarahan awal apabila ada kelainan pada kehamilannya. merupakan pasca penyebab persalinan. Pecahnya pembuluh darah vena pada 4. Pengaruh Paritas Ibu terhadap Kejadian lahir Perdarahan Pasca Persalinan Di RS Prima Husada. saat proses persalinan akibat perinium yang masih kaku pada kala II (pengeluaran bayi) dapat Setelah dihitung dengan SPSS menimbulkan perdarahan. Hal ini bisa 17 diperoleh nilai Z 3,432 dan nilai terjadi pada ibu yang pertama kali significancy (p) 0,001 bila nilai p < melahirkan atau persalinan dengan 0,05 berarti bayi besar. Sedangkan pada ibu disimpulkan Ho ditolak. Dapat bahwa terdapat multipara mempunyai resiko sama Pengaruh paritas terhadap kejadian dengan primipara, ketidakmampuan perdarahan pasca persalinan. ibu dalam mengatasi komplikasi yang Wanita dengan paritas tinggi terjadi dapat menjadi salah satu menghadapi perdarahan akibat atonia pemicu terjadinya perdarahan pasca uteri persalinan. karena uterus yang telah Terjadinya perdarahan melahirkan banyak anak cenderung pasca persalinan pada ibu multipara bekerja tidak efisien dalam semua kala juga disebabkan uterus yang tidak persalinan (Oxorn, 2010) Wanita yang dapat bekerja secara efisien sehingga sering melahirkan maka akan ditemui berakibat keadaan: kesehatan terganggu kerena berkontraksi dengan baik pada semua uterus tidak dapat kala dalam persalinan khususnya bagi kasus resiko tinggi terutama setelah bayi lahir (kala II dan III) perdarahan, membantu (Elyuita, 2008). mendeteksi dini dalam tanda-tanda Menurut Maria Ulfa (2008) perdarahan dengan cepat. Kesiapan Pada kehamilan cukup bulan aliran ibu dalam menghadapi persalinan darah keuterus sebanyak 500-600 ml/ terdahulu, faktor lingkungan, faktor menit. Jika uterus tidak berkontraksi individu dan keluarga mempengaruhi dengan kelahiran seorang wanita dalam perawatan ibu plasenta, maka ibu dapat mengalami hamil dan pensegahan terjadinya perdarahan 350-500 ml/menit dari komplikasi bekas melekatnya plasenta, jika uterus pasca persalinan. tidak berkontraksi secara terkoordinir KESIMPULAN maka segera setelah perdarahan menjadi tidak termasuk uji stastik wilcoxon untuk menguji terkendali. Pada retensio uteri plasenta Pengaruh harus perdarahan dikeluarkan menimbulkan karena bahaya dapat perdarahan usia terhadap kejadian pasca persalinan perdarahan, diperoleh diperoleh nilai Z 2,426 dan infeksi karena sebagai benda mati, nilai significancy (p) 0,015 bila nilai polip plasenta, degenerasi ganas korio p < 0,05 berarti Ho ditolak, yang karsinoma. berarti terdapat pengaruh usia ibu Menurut Cunningham (2005) hamil terhadap kejadian perdarahan uterus yang telah melahirkan banyak pasca anak cenderung bekerja tidak efisien pengaruh paritas terhadap kejadian dalam semua kala persalinan. Paritas perdarahan pasca persalinan nilai Z tinggi merupakan salah satu faktor 3,432 dan nilai significancy (p) resiko terjadinya perdarahan pasca 0,001 bila nilai p < 0,05 berarti Ho persalinan, hal ini disebabkan pada ibu ditolak, dengan paritas tinggi yang mengalami Pengaruh paritas ibu hamil terhadap persalinan cenderung terjadi atonia kejadian uteri. persalinan. Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan persalinan. yang Sedangkan berarti perdarahan terdapat pasca Bagi petugas kesehatan penelitian ini dijadikan landasan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil terutama dalam mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil dan pada saat menolong persalinan diharapkan penanganan aktif kala tiga dilakukan pada semua ibu bersalin. SARAN Bagi petugas kesehatan penelitian ini dijadikan landasan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil terutama dalam DEPKES RI (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR Dinas Komunikasi & Informatika Prov. Jatim (2010). Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jatim Menurun. http://www.dinasinformasi.com/Situs Pemerintah daerah Jawa Timur – ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI JATIM MENURUN.htm, diakses tanggal 3 April 2012 Gary, F dan Norman F (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus Gede (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil dan pada saat menolong persalinan diharapkan penanganan aktif kala tiga dilakukan pada semua Marmi., Suryaningsih. A. R. M dan Fatmawati. E (2011). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Bina Pustaka ibu bersalin. Bagi Seorang ibu yang ingin memutuskan untuk hamil, sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu dengan melihat kondisi fisik dan mental dari ibu itu sendiri, sehingga sewaktu menjalani proses kehamilan dan Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Oxorn, H dan William R. F (2010). Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: YEM Poedji, Rochjati (2003). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press persalinan ibu dapat lebih berhatihati. Prawirohardjo, Sarwono (2008). Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Ilmu DAFTAR PUSTAKA Bobak., Lowdermilk., Jensen (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Setiadi (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Widnyana (2011). Bab 1 Pendahuluan. prints.undip.ac.id/32095/1/1.pdf. diakses tanggal 3 April 2012