PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
ISSN 0854-2172
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS WEB
PADA MATERI RUMUS DAN FUNGSI
Rida Ikrar Prasetyo1, Eko Supraptono1, Ari Dwi Utami2
1
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2
SMP Negeri 2 Wuryantoro
Abstrak
Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran remedial. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran remedial berbasis web untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi rumus dan fungsi kelas VIIISMP Negeri 2
WuryantoroKabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Efektivitas produk dianalisis
menggunakan rumus N-gain. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pembelajaran remedialberbasis web
terbukti handal, dibuktikan dari hasil validasi ahli media sebesar 81.67% dan ahli materi sebesar
88.89%. (2) Pembelajaran Remedial berbasis web dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi rumus dan fungsi, dibuktikan dengan n-gain pada skala terbatas 81%, pada skala
menengah 82% dan skala luas 77%. Diharapkan untuk menerapkan model pembelajaran remedial
berbasis Web pada siswa kelas VIII pada materi rumus dan fungsi, memfasilitasi penerapannya
disekolah serta menguji penelitian ini pada mata pelajaran lainnya.
© 2016 Dinamika
Kata Kunci: Intelligent Tutoring System; Pembelajaran Remedial; Hasil Belajar; Materi Rumus
dan Fungsi
PENDAHULUAN
Masalah yang sering dialami oleh guru adalah ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ini
ditentukan oleh kemampuan setiap siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi yang dipelajari.
Semakin tinggi kemampuan siswa menguasai kompetensi yang diharapkan akan semakin tinggi
daya serap yang diperoleh. Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru yang peneliti temui,
tidak sedikit siswa yang memiliki kompetensi di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)(Arsip Daftar Nilai Tahun 2013-2014).
Menurut Permendiknas Nomor 20 (2007), KKM adalah kriteria ketuntasan belajar masingmasing satuan pendidikan dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu dalam penetapannya. KKM
menunjukkan prosentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka
maksimal 100 (seratus). Siswa dikatakan tuntas apabila persentase penguasaan lebih dari atau sama
(=) dengan KKM yang ditentukan. Sebaliknya, siswa dikatakan tidak tuntas apabila persentase
penguasaan kurang dari (<) KKM.
KKM ini telah ditetapkan oleh guru sejak awal tahun pelajaran. Dalam menetapkan KKM
guru tidak sekadar asal menetapkan. Ada beberapa acuan yang dipergunakan guru dalam
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS WEB
PADA MATERI RUMUS DAN FUNGSI
Rida Ikrar Prasetyo, Eko Supraptono, Ari Dwi Utami
51
menetapkan KKM, diantaranya kemampuan siswa, kompleksitas materi pelajaran, dan daya
dukung. Daya dukung di sini meliputi sarana/prasarana yang ada maupun kemampuan guru itu
sendiri. Dengan ditetapkannya KKM tersebut akan digunakan oleh guru dalam menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan kemampuan siswa. Guru akan berusaha semaksimal mungkin agar
semua siswa memiliki kompetensi minimal sama dengan KKM yang telah ditentukan.
Bagi siswa yang pencapaian kompetensinya belum mencapai KKM, maka ia akan
mendapat pelayanan pembelajaran remedi untuk memperbaiki kemampuannya yang didahului
dengan analisis kesulitan atau kelemahannya dan diakhiri dengan penilaian kemajuan belajarnya
(Hartini, 2013).
Sekolah sebaiknya menciptakan suatu pembelajaran terhadap peserta didik yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata maupun yang di bawah rata-rata, berupa lingkungan belajar dan
pengalaman yang memungkinkan peserta didik belajar. Hal ini dikarenakan kemampuan peserta
didik berbeda-beda dalam memahami pelajaran. Ada kelompok kecil yang memerlukan waktu
tambahan. Pengelolaan khusus, penambahan tugas-tugas dan pemberian ulangan secara khusus
mungkin bisa dilaksanakan.
Berdasarkan hasil observasi pada hari Sabtu 31 Januari 2015 dengan guru mata pelajaran di
SMP Negeri 2 Wuryantoro diketahui bahwa, guru masih menggunakan metode konvensional dalam
melaksanakan pembelajaran remedial, sehingga memerlukan waktu sore hari. Ini berarti
pelaksanaan pembelajaran remedial yang tidak efisien. Banyaknya tes remedial berarti tambahan
pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga bagi seorang guru, dimana guru harus mampu
mendeteksi siapa saja yang perlu mendapat perhatian dan perlu memperoleh pengajaran remedial.
Dari arsip daftar nilai sebanyak 58% pada tahun ajaran 2012/2013 serta 69% pada tahun
ajaran 2013/2014 anak belajarnya tidak memenuhi KKM pada pada KD 2.4 yaitu membuat
dokumen pengolah angka dengan materi Rumus dan Fungsi. Selain itu tidak dapat dipastikan hasil
pembelajaran remedialnya lebih baik dari tes sebelumnya. Maka perlu diterapkan metode
pembelajaran remedial yang sesuai untuk mempermudah guru dalam melakukan pembelajaran
remedial untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
ITS merupakan sebuah aplikasi komputer yang mempunyai kecerdasan dalam melakukan
pembelajaran. ITS mencoba meniru mimik manusia dalam mengajar dan memberikan tanya jawab
ke pengguna (Samuelis,2007).
Menurut Winkels (1992) bahwa Intelligent Tutoring Systems disesain untuk menyediakan
pembelajaran secara individual. Ia menyediakan bimbingan dan membuat proses pengajaran lebih
disesuaikan untuk siswa dengan menjelajah dan memahami kebutuhan khusus siswa maupun minat
siswa dan memberikan menanggapi hal tersebut sebagaimana yang dilakukan guru sebenarnya.
Sedangkan menurut Murray (1999), ITS merupakan sistem pengajaran berbantuan
komputer yang mengandung informasi mengenai pelajar, dan berupaya menyesuaikan kandungan
dan strategi pengajaran mengikuti kesesuaian pelajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Intelligent Tutoring System
merupakan suatu program aplikasi interaktif yang dapat digunakan sebagai media penyampai
informasi yang dapat digunakan secara individual dengan menjelajah dan memahami kebutuhan
khusus siswa maupun minat siswa dan memberikan menanggapi hal tersebut sebagaimana yang
dilakukan guru sebenarnya.
Oleh karena itu dalam penelitian ini diterapkan Remedial Intelegent Tutoring System
berbasis Web terhadap materi Rumus dan Fungsi Microsoft Excel, diharapkan meningkatkan
efisieni guru dalam memberikan pembelajaran remedial yang secara tidak langsung meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap materi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Remedial Intelegent Tutoring System
berbasis Web yang handal dan untuk mengetahui Remedial Intelegent Tutoring System berbasis
52
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Web dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wuryantoro Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada materi rumus dan fungsi.
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekanan
research and development yang diadaptasi dari Borg and Gall (1989).Dengan melakukan modifikasi
disesuaikan dengan kondisi dan pertimbangan yang ada,maka langkah-langkah penelitian sebagai
berikut.
Gambar 1. Desain Penelitian
Pada tahap identifikasi masalah, peneliti mencari potensi dan masalah dengan cara
melakukan observasi di SMP Negeri 2 Wuryantoro, cara remedial yang digunakan pada siswa yang
memiliki kompetensi di bawah standar yang telah ditetapkan. Selain itu dilakukan juga wawancara
dengan guru mengenai materi yang siswa paling banyak mengalami remedi.
Pengumpulan Informasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi untuk memahami
dengan sesungguhnya kebutuhan dari sistem yang ingin dikembangkan. Untuk mempermudah
menganalisis sebuah sistem dibutuhkan dua jenis kebutuhan. Kebutuhan fungsional dan kebutuhan
non-fungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-proses apa sajayang
nantinya dilakukan oleh sistem. Sedangkan kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang
menitik beratkan pada properti perilaku yang dimiliki oleh sistem.
Setelah dilakukan pengumpulan informasi peneliti melakukan pengembangan produk sesuai
dengan antarmuka dan fungsi-fungsi yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya. Selain itu
juga mengisi sistem dengan materi dan tes beserta atribut dan soalnya. Materi tersebut diambil dari
materi LKS Teknologi Informasi dan Komunikasi begitu juga soal test diambil dari Soal Ulangan
Harian.
Ketikan produk sudah selesai dikembangkan, peneliti melakukan validasi dengan
melibatkan 2 pakar yaitu ahli media dan dan 3 ahli materi menggunakan lembar angket. Validasi
dilakukan untuk menguji kelayakan Sistem, selanjutnya akan dilakukan revisi sesuai dengan hasil
penilaian angket oleh validator.
Setelah Sistem divalidasi dan mendapat masukan dari pakar Media dan pakar Pendidikan,
langkah selanjutnya dilakukan revisi atau perbaikan. Jika Sistem yang dikembangkan memenuhi
kriteria kelayakan maka siap dilakukan uji coba.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS WEB
PADA MATERI RUMUS DAN FUNGSI
Rida Ikrar Prasetyo, Eko Supraptono, Ari Dwi Utami
53
Setelah system yang divalidasi selesai direvisi, kemudian peneliti melakukan uji coba pada
pada siswa kelas VIII pada uji coba skala terbatas dilakukan pada 1 kelas, uji coba skala menengah
dilakukan pada 2 kelas dan uji coba skala luas dilakukan pada 3 kelas.Hasil pretest diambil dari nilai
ulangan harian materi Rumus dan Fungsi. Sedangkan hasil posttest diambil dari nilai terakhir pada
sistem karena soal yang digunakan sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wuryantoro
yang dibagi kedalam 6 kelas yaitu kelas A 28 anak, kelas B 27 anak, kelas C 29 anak, kelas D 26
anak,kelas E 27 anak dan kelas F 30 anak, sehingga total populasi keseluruhannya yaitu 167 anak.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan Remedial
Intelligent Tutoring System sebagai media pembelajaran remedial.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada materi
Rumus dan Fungsi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket yang diberikan kepada ahli media untuk mengetahui kelayakan media dalam pembelajaran
dan ahli materi untuk mengetahui kelayakan materi apakah telah sesuai dengan tujuan dan
indikator pembelajaran, tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, observasi untuk
untuk mengetahui pembelajaran remedial di sekolah dan dokumentasiuntuk memperoleh daftar
nilai dan nama nama siswa dokumentasi yang dilakukan pada saat penelitian yaitu berupa
pengambilan foto.
Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
dengan menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari angket uji ahli dan uji lapangan. N-gain
untuk melihat peningkatan hasil belajar adalah data hasil pretest dan posttest.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan uji coba pemakaian, produk yang telah dikembangkan divalidasi oleh
para ahli terlebih dahulu. Validasi oleh ahli bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik, dan
saran perbaikan agar Remedial Intelligent Tutoring System yang dikembangkan menjadi produk yang
berkualitas dan layak digunakan.
Uji kelayakan media, peneliti lakukan dengan memberikan angket kepada dua responden
yang.Dari angket yang diberikan tersebut didapatkan presentase skor dari validasi oleh ahli media
sebesar 81.67%.Uji kesesuaian materi pada media pembelajaran ini, peneliti lakukan dengan
menanyakan kepada tiga responden yang terdiri dari tiga guru TIK SMP Negeri 2 Wuryantoro.Dari
angket yang diberikan tersebut didapatkan presentase skor dari validasi oleh ahli materi sebesar
88.89%.
Presentase skor dari validasi oleh ahli media sebesar 81.67% berada pada rentang (81.25% <
X < 100%) atau termasuk dalam kategori “Sangat Setuju / Sangat Bagus / Sangat Cocok”
sedangkan Presentase skor dari validasi oleh ahli materi sebesar 88.89% berada pada rentang
(81.25% < X < 100%) atau termasuk dalam kategori “Sangat Setuju / Sangat Bagus / Sangat
Cocok”. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web
yang dikembangkan terbukti layak digunakan baik dari segi media maupun dari segi materi.
Setelah melalui proses validasi oleh ahli materi dan ahli media serta telah diperoleh data
hasil kualitas Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web yang dikembangkan, proses
selanjutnya adalah melakukan uji coba pemakaian oleh siswa. Tes uji coba pemakaian siswa terdiri
dari 3 kelompok yaitu: kelompok uji coba skala terbatas, kelompok uji coba skala menengah dan
kelompok uji coba skala luas.Nilai test tersebut dapat dideskripsikan dalam Tabel 1.
54
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Tabel 1.Deskripsi Nilai Siswa
Skala Terbatas
Deskripsi
Skala Menengah
Skala Luas
Pretest
Postest
Pretest
Postest
Pretest
Postest
Skor Terendah
72
92
60
88
56
88
Skor Tertinggi
88
100
88
100
100
100
Rata-rata
77.43
95.71
75.71
95.71
79.28
95.18
Skor Ideal
100
100
100
100
100
100
Jumlah Siswa
28
28
56
56
83
83
Untuk mencari perbedaan peningkatan (N-Gain) hasil belajar siswa diporoleh dengan
membandingkan n-gain pretest dengan posttest.Peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.
Tabel 2.Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data Kelas
Rata–rata Skor
Skor Ideal
Pretest Terbatas
77.43
100
Postest Terbatas
95.71
100
Pretest Menengah
75.71
100
Postest Menengah
95.71
100
Pretest Luas
79.28
100
Postest Luas
95.18
100
Gain
N Gain
18.28
0,81
20.00
0.82
15.90
0,77
Gambar 3. Perbandingan N-Gain
Pada kelompok uji coba skala terbatas terjadi peningkatan sebesar 0.81(81%). Hal ini berarti
bahwa peningkatannya berada pada n-gain g> 0.70 yang berarti dalam kategori peningkatan tinggi.
Sedangkan pada kelompok uji coba skala menengah terjadi peningkatan sebesar 0.82(82%). Hal ini
berarti bahwa peningkatannya berada pada n-gain g> 0.70 yang berarti dalam kategori peningkatan
tinggi namun sedikit lebih tinggi daripada kelompok uji coba skala terbatas. Kemudian pada
kelompok uji coba skala luas terjadi peningkatan sebesar 0.77(77%). Hal ini berarti bahwa
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS WEB
PADA MATERI RUMUS DAN FUNGSI
Rida Ikrar Prasetyo, Eko Supraptono, Ari Dwi Utami
55
peningkatannya berada pada n-gain g> 0.70 yang berarti dalam kategori peningkatan tinggi namun
lebih rendah daripada kelompok uji coba skala terbatas dan kelompok uji coba skala menengah.
Berdasarkan uji analisis data n-gain di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok uji coba
skala terbatas, kelompok uji coba skala menengah dan kelompok uji coba skala luas terdapat
peningkatan yang tinggi pada peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Khasan Bisri dengan judul Efektivitas
Penggunaan Metode Pembelajaran E-Learning Berbasis Browser Based Training Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Kompetensi Pemeliharaan/ Servis Transmisi Manual dan Komponen. UNS.
Hasil belajar siswa pada kompetensi Pemeliharaan / Service Transmisi Manual dan Komponen
menggunakan metode pembelajaran Browser Based Training lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan metode konvensional.
Selain itu Mawar Ramadhani pada penelitiannya dengan judul Efektivitas Penggunaan
Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan dapat diambil
kesimpulan bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web lebih tinggi
daripada menggunakan media pembelajaran konvensional.
Menurut Marfuatun (2011) Keberhasilan penerapan dari e-learning bergantung pada
beberapa faktor antara lain teknologi, materi pembelajaran dan karakteristik dari peserta didik.
Teknologi merupakan faktor pertama yang mempunyai peran penting di dalam penerapan elearning, karena jika teknologi tidak mendukung maka sangat sulit untuk menerapkan e-learning,
minimal sekolah mempunyai komputer. Materi pembelajaran juga harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, dijabarkan secara jelas atau diberikan link ataupun petunjuk sumber pembelajaran
yang lain. Karaktersitik peserta didik juga sangat dibutuhkan karena nilai utama di dalam e-learning
adalah kemandirian.
SIMPULAN
Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web merupakan dikembangkan untuk
membantu guru dalam menangani siswa yang harus mengikuti remedial. Guru bias melihat hasil
belajar siswa menggunakan melalui halaman admin. Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web
dapat diakses dari computer maupun handphone. Tampilan dari Remedial Intelligent Tutoring System
berbasis web dirancang seminimal mungkin sehingga tidak membebani pengguna yang
menggunakan paket data.
Penggunaan Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wuryantoro pada mata pelajaran TIK materi rumus dan
fungsi. Hal ini dibuktikan dengan n-gain sebesar 0.81(81%) pada uji coba skala terbatas atau dalam
kategori peningkatan tinggi, pada kelompok uji coba skala menengah terjadi peningkatan sebesar
0.82(82%) atau dalam kategori peningkatan tinggi dan pada uji coba skala luas terjadi peningkatan
sebesar 0.77(77%) atau dalam kategori peningkatan tinggi.
Dengan Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web siswa dituntut untuk mendapatkan
hasil yang lebih tinggi dari KKM yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu 88. Jika siswa belum
dapat memenuhi nilai tersebut, maka siswa harus mengulangi tes lagi sampai nilai siswa lebih besar
atau sama dengan KKM.
Pada penerapan Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web pengguna guru tidak
diharuskan melakukan tatap muka dengan siswa, pembelajaran remedial tidak membutuhkan
banyak waktu tambahan karena pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selama
ada koneksi internet, sehingga pelaksanaan pembelajaran remedial menjadi lebih efisien.
56
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Remedial Intelligent Tutoring System berbasis web dapat merumuskan kebutuhan siswa secara
individual, sehingga setiap siswa mendapatkan umpan balik sesuai kemampuan yang siswa miliki.
Bagi siswa yang banyak melakukan kesalahan dalam menjawab soal, maka semakin banyak pula
umpan balik yang diberikan. Selain mendapatkan umpan balik yang diberikan, siwa dapat melihat
materi tentang soal yang salah dalam menjawab yang disertai dengan gambar dan video.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepadaKepala Sekolah SMP Negeri 2 Wuryantoro yang dan
para guru.
DAFTAR PUSTAKA
Bisri, K. 2009.Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Elearning Berbasis Browser Based Training
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Pemeliharaan/Servis Transmisi Manual dan
Komponen. Jurnal PTM 9 (1):37-42.
Hartini, S. 2013.Pengembangan Indikator Dalam Upaya Mencapai Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Atas Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.Karanganyar: Disdikpora Kabupaten
Karanganyar. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/ 3336. 8 Agustus 2015 (15:23).
Marfuatun. 2011. Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning. http://staff.uny.
ac.id/sites/default/files/tmp/Marfuatun_E-Learning_0.pdf. 29 Agustus 2015 (20:15).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
Pendidikan. 20 Juli 2007.Badan Standar Nasional Pendidikan.Jakarta.
Ramadhani, M. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web pada Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Kalasan.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL BERBASIS WEB
PADA MATERI RUMUS DAN FUNGSI
Rida Ikrar Prasetyo, Eko Supraptono, Ari Dwi Utami
57
Download