BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunci kemenangan suatu negara dalam kompetisi di era global adalah pada kemampuannya mengelola dan memberdayakan SDM dalam menguasai sains dan teknologi (Ali, Mohammad, 2009 : 53). Hal ini sesuai dengan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang menjelaskan bahwa kemampuan bangsa yang berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Peningkatan kemampuan perekonomian suatu bangsa sangat tergantung diantaranya kepada kemampuan sumber daya manusia yang menjadi komponen pokok sebagai mahluk yang berperan aktif dalam perubahan melalui tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya Bagi Bangsa Indonesia globalisasi dan industrialisasi merupakan sebuah tantangan dan peluang yang harus dapat dimanfaatkan untuk dapat hidup sejajar dan berdampingan dengan masyarakat dunia lainnya. Globalisasi dan industrialisasi di satu sisi membuka peluang untuk mempercepat laju pembangunan, tetapi di sisi lain membawa tantangan persaingan yang semakin ketat dan tajam. Tuntutan di era global adalah ”keunggulan kompetitif (competitf advantage)” atas semua produk dan jasa yang dihasilkan oleh industri nasional. Sehingga secara simultan telah menjadikan sumber daya manusia menjadi “kekuatan utama” bagi industri nasional dalam menghasilkan keunggulan dalam konteks yang lebih komprehensif, dan inovatif. Pendidikan merupakan sektor paling strategis dalam pembangunan nasional, hal ini disebabkan karena peningkatan kualitas manusia yang menjadi subyek pembangunan hanya dapat dicapai melalui pendidikan. Melalui pendidikan selain dapat diberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap juga dapat dikembangkan berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat. Dalam perspektif global pendidikan berperan dalam : 1) pengembangan diri peserta didik (personal development), 2) pengembangan ketrampilan kerja (employability or work 1 skills development), 3) pengembangan kewarganegaraan (citizenship), dan 4) transmisi dan transformasi budaya (transsmision and transformation culture). Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis bagi kehidupan bangsa, karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar iptek, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai gambaran manusia modern masa depan. Bahkan pendidikan memberi dampak dua atau tiga kali lebih kuat dalam pembentukan kualitas manusia. Dalam kapasitasnya yang sangat luas, pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kehidupan. Pendidikan merupakan instrument utama pembangunan sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan kualitas pendidikannya (Ace Suryadi, 2009). Begitu strategisnya peran pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar (2004) hal ini ditandai oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2) pendidikan yang belum relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; (3) manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat pemakai lulusan tersebut. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Isu mutu pendidikan menurut Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (2001) terkait (1) kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, (2) kurikulum, (3) metode pembelajaran, (4) bahan ajar, (5) alat bantu pembelajaran, dan (6) manajemen pendidikan. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan. 2 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (JPTO) FT UNY Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan professional pada bidang otomotif baik di industri maupun sekolah mengengah kejuruan (SMK) dituntut pula untuk mampu menghadapi tantangan kemajuan IPTEK dan tuntutan dunia kerja yang semakin berkembang, dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada fungsi pokok tersebut. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai tenaga pengajar berstrata sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non kependidikan berupa kompetensi untuk perawatan dan perbaikan kendaraan. Pengembangan kurikulum Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY jenjang S1 mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan. Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam wawasan, sikap dan ketrampilan profesi dan memiliki kepribadian sebagai pendidk serta warga negara yang dapat dijadikan sebagai teladan. Dua tugas utama ini harus dikembangkan oleh LPTK khususnya JPTO FT UNY melalui pengembangan kemampuan calon tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas profesi, social dan etika. Dalam menghadapi tantangan dan maka JPTO FT UNY merasa perlu melakukan upaya mengembangkan kurikulum karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi,. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang 3 dihasilkan. Tujuan pengembangan Kurikulum 2014 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi ekonomi pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan content analysis kurikulum 2014 JPTO FT UNY, khususnya dalam memenuhi tuntutan dan perkembangan IPTEK, dapat dirumuskan permasalahan penelitian diantaranya : 1. Apakah perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT UNY 2. Bagaimanakah kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan visi,misi fakultas dan universitas 3. Bagaimanakan kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industri. C. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis kesesuaian kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan kebutuhan dan tuntutan kompetensi baik dunia industry maupun dunia pendidikan khususnya pada jenjang SMK. Secara spesifik tujuan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT UNY 2. Mengetahui kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan visi,misi fakultas dan universitas 3. Mengetahui kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industri. 4 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang content analysis kurikulum 2014 JPTO FT UNY ini diharapkan mempunyai manfaat: 1. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan dan kebutuhan kompetensi dunia pendidikan dan dunia industry, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada masa yang akan dating. 2. Bagi tenaga pendidik di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi pengembangan perangkat kurikulum sebagai bagian integral dalam pengajaran dan pembelajaran di kelas. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum didasarkan pada konsep curriculum development, dimana keseluruhan dimensi kurikulum yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum direncanakan dalam satu kesatuan. Konsep curriculum development menghendaki suatu tim yang sejak awal merancang pengembangan ide kurikulum (curriculum idea), dokumen kurikulum (curriculum construction), implementasi kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum (curriculum evaluation) dalam suatu desain utuh (grand design). kurikulum sebagai “the heart of education” (Klein) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva, kurikulum perlu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu, kepemimpinan, dan politik. Perubahan-perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan juga perlu memperhatikan perkembangan pengetahuan yang terkait dengan perkembangan neurologi dan psikologi serta perkem-bangan pedagogi yang terkait dengan observation-based (discovery) learning, collaborative learning, dan Project-Based Learning. Ketiga pendekatan dalam belajar ini memungkin penerapan teori belajar tentang kemampuan berpikir, kebiasaan belajar, sikap, dan ketrampilan psikomotorik. Kelompok kemampuan ini yang merupakan kompetensi utama dalam belajar dan termasuk ke dalam yang 6 dinamakan developmental content, hanya dapat dikembangkan melalui suatu kegiatan belajar yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Kegiatan belajar yang dikembangkan dalam Obervation-based learning, Collaborative Learning, dan Project-Based Learning memberikan kesempatan yang leluasa untuk mengembangkan kemampuan kelompok developmental content. Aplikasi dari kegiatan belajar yang demikian adalah pada pengembangan kurikulum yang memiliki desain sesuai dengan karakteristik konten tersebut dalam bentuk proses belajar. Artinya, diperlukan suatu desain kurikulum yang menerapkan proses belajar yang berkelanjutan dan berkesimbungan. Dengan perkataan lain organisasi konten yang berkesinambungan secara vertikal dan saling memperkuat secara horizontal. Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat (social unrest). Permasalahan sosial merupakan hal yang selalu harus mendapat perhatian kurikulum dan berpengaruh terhadap kurikulum, sebagaimana yang dikemukakan oleh Oliva (1992). Oliva mengatakan curriculum is a product of its time . . .. Curriculum reponds to and is changed by social forces, philosophical positions, psychological principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its moment its history. Perubahan yang terjadi di masyarakat harus dijawab tetapi juga berpengaruh terhadap kurikulum sehingga perubahan kurikulum merupakan sesuatu yang tak dapat dielakkan. A. Hakekat Kompetensi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi Serta Tahapan Pengembangan Kompetensi diartikan dengan berbagai macam pengertian oleh para ahli sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian, perangkat yang tercakup dalam pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting: pengetahuan, sikap dan nilai, dan keterampilan. Richard M. Jaeger dan Carol Kehr Tittle dalam bukunya Minimum Competency Achievement Testing mengemukakan bahwa: Competencies are indicators of successful performance in life-role activities. 7 Competencies involve the ability to create effective results in one’s life. It means the ablity to create new roles for oneself in response to changing social conditions. Selanjutnya dikemukakan bahwa unsur-unsur umum yang terdapat dalam kompetensi adalah sebagai berikut: Kompetensi memiliki fokus dan konteks, yaitu kehidupan nyata dan berbagai peranan. Kompetensi dibentuk melalui integrasi dan aplikasi yang kompleks dari berbagai kemampuan. Integrasi dan aplikasi merefleksikan pengetahuan, sikap dan nilai, dan keterampilan secara seimbang. Kompetensi ditandai dengan kinerja, bukan hanya penguasaan pengetahuan, sikap dan nilai, keterampilan saja. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai dengan pengertian tersebut, Kurikulum Berbasis Kompetensi berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah dan madrasah. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada pendidikan kejuruan kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas lulusan di tempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya. Kompetensi dikembangkan secara berkesinambungan sejak Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, sampai dengan perguruan tinggi yang menggambarkan suatu rangkaian kemampuan yang bertahap, berkelanjutan, dan konsisten seiring dengan perkembangan psikologis peserta didik. 8 Khusus pendidikan kejuruan kompetensi yang dituangkan dalam kurikulum adalah standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri: a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal; b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman; c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Pengembangan kurikulum dilakukan biasanya melalui beberapa tahapan, yaitu: analisis kebutuhan, merumuskan kebutuhan dan disain kurikulum, menyusun kurikulum, menentukan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum, dan mempertimbangkan berbagai pengaruh terhadap pengembangan kurikulum. 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan meliputi tiga hal berikut ini. Pertama, analisis kebutuhan masyarakat terhadap kurikulum diantaranya meliputi: a. kebutuhan untuk menularkan lingkungan kebudayaan dan tatanan masyarakat; b. kebutuhan untuk mempersiapkan anak sebelum memasuki kehidupan masyarakat; dan c. kebutuhan untuk memperkenalkan nilai-nilai yang berlaku, harapan masyarakat, struktur kekuatan dan kekuasaan politik, masalah-masalah sosial, dan berbagai arah gejala yang mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat. Kedua, analisis kebutuhan pengembangan ilmu dan nilai melalui kurikulum diantaranya meliputi: a. kebutuhan jenis ilmu dan nilai yang begaimana yang seharusnya dipelajari oleh anak; 9 b. kebutuhan jenis ilmu dan nilai yang bermanfaat bagi kehidupan anak; c. kebutuhan untuk mengorganisasikan ilmu dan nilai untuk kepentingan pendidikan; dan d. kebutuhan kriteria untuk menentukan relevansi ilmu dan nilai dengan kebutuhan anak. Ketiga, analisis kebutuhan anak diantaranya meliputi: (1) kebutuhan tentang populasi anak (normal, luar biasa, dan sebagainya); (2) kebutuhan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak; (3) kebutuhan tentang kondisi lingkungan anak; (4) kebutuhan tentang kesempatan anak dalam hubungannya dengan dunia kerja, pengembangan karir, dan proyeksi atau perkiraan pertumbuhan ekonomi; dan kebutuhan tentang kesempatan belajar yang sama berdasarkan minat dan kemampuan anak. 2. Merumuskan Kebutuhan Kurikulum dan Disain Kurikulum Kebutuhan kurikulum diantaranya meliputi dua hal sebagai berikut: (1) kondisi khusus dan kepentingan dari lembaga pendidikan. Kurikulum harus disesuaikan dengan misi lembaga pendidikan baik misi yang sifatnya pendidikan umum maupun misi yang sifatnya pendidikan khusus (kejuruan atau keterampilan); dan (2) kurikulum yang direncanakan harus berdasarkan efektivitas kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya. Hasil-hasil penelitian dan penilaian akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan efektif atau tidaknya suatu kurikulum. Rencana induk pengembangan kurikulum diantaranya harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : (1) Kriteria atau faktor apakah yang harus dibuat untuk mencapai hasil akhir?; (2) Kapankah rencana harus dimulai dan diselesaikan?. Berapakah lama waktu yang diperlukan; (3) Prioritasnya apakah yang harus segera dilakukan dan atas dasar apa?; (4) Siapakah yang harus mengesyahkan rencana tersebut?; (6) Fasilitas dan pendukung apa sajakah yang diperlukan dalam rencana, termasuk konsultan, tenaga administrasi, dan pelayanan kebutuhan lainnya?; (7) Berapakah jumlah dana yang diperlukan untuk rencana tersebut?; dan (8) Prosedur apakah yang mengatur interaksi kelompok-kelompok yang terlibat dalam 10 rencana?. Disamping itu semua kegiatan didokumentasikan dengan baik untuk kepentingan dan kebutuhan informasi mengenai sistem perencanaan kurikulum. Desain dan isi kurikulum dipilih sesuai dengan tujuan dari setiap program pendidikan masing-masing. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa desain kurikulum terdiri dari tiga jenis yaitu: academic-subject matter, fusion, dan broad¬fields designs. Berbagai disiplin keilmuan seperti matematika, bahasa, biologi akan menjadi materi program kurikulum. 3. Menyusun Kurikulum Dalam menyusun sebuah kurikulum dapat menggunakan salah satu pengalaman para ahli dibidangnya. Tyler merupakan salah satu ahli dibidang kurikulum. Tyler merumuskan pertanyaan-pertanyaan dasar yang harus dijawab dalam pengembangan kurikulum. Pertanyaan pertama, "What educational purposes should the school seek to attain?" (tujuan-tujuan pendidikan apa yang seharusnya dicapai oleh sekolah?). Menurut Tyler, tujuan-tujuan pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara menelaah tiga sumber yaitu: (1) peserta didik itu sendiri; (2) kehidupan masa sekarang di luar lingkungan sekolah; dan (3) pertimbangan para ahli disiplin keilmuan. Tyler menyadari bahwa dengan analisis yang menyeluruh terhadap ketiga sumber tersebut akan menghasilkan aneka tujuan, beberapa diantaranya mungkin saling bertentangan. Oleh karena itu, para ahli kurikulum perlu memilih tujuan-tujuan dengan menggunakan dua "screens" yaitu: filsafat pendidikan dan psikologi belajar. Tyler menyarankan bahwa tujuan hendaknya dirumuskan dalam bentuk dua dimensi yaitu: (1) komponen tingkah laku yang mengidentifikasi pentingnya tingkah laku belajar, misalnya perkembangan cara berpikir efektif, dan (2) komponen materi yang diambil dari disiplin keilmuan. Pertanyaan kedua, "How can learning experiences be selected which are likely to be useful in attaining these experiences?" (bagaimana pengalaman belajar dapat dipilih yang mungkin berguna dalam pencapaian pengalaman tersebut?). Tyler mengemukakan beberapa prinsip umum yang dijadikan pedoman oleh para perencana kurikulum dalam memilih tujuan. Pertama, pilihlah pengalaman yang memberikan 11 kesempatan anak didik untuk dapat mempraktekkan jenis tingkah laku seperti ditetapkan oleh tujuan. Kedua, pengalaman yang dipilih hendaknya sesuai dengan kemungkinan kemampuan anak didik. Ketiga, anak didik hendaknya dapat memperoleh kepuasan setelah mempraktekkan jenis tingkah laku yang ditetapkan. Terakhir, perlu disadari bahwa pengalaman belajar yang sama yang diberikan kepada seluruh anak didik akan menghasilkan hasil yang berbeda. Pertanyaan ketiga, "How can learning experiences be organized for effective instruction?" (bagaimana pengalaman belajar dapat diorganisasikan untuk pengajaran yang efektif?). Dalam penetapan tentang organisasi kegiatan atau pengalaman belajar, Tyler menyarankan para pengembang kurikulum hendaknya mempertimbangkan tiga kriteria sebagai berikut: "continuity, sequences, and integration". "Continuity" mengacu kepada pengulangan kegiatan belajar secara vertikal. Maksudnya adalah organisasi pengalaman belajar harus dapat mengembangkan dan memberikan kesempatan secara terus-menerus kepada anak didik dalam mempraktekkan kegiatan tersebut; "sequences" adalah pengalaman belajar harus dapat diurutkan secara lengkap mulai dari awal hingga akhir pencapaian tujuan dan mulai dari yang paling mudah sampai dengan yang paling sulit atau sukar; dan "integration" adalah hubungan secara horizontal diantara urutan pengalaman belajar untuk menjamin keseimbangan tingkah laku yang diinginkan. Pertanyaan terakhir, "How can the effectiveness of learning experiences be evaluated?" (bagaimana keefektifan pengalaman belajar dapat dinilai?). Tyler menyarankan agar dapat mengembangkan penilian dengan alat uji yang "valid and reliable" dan yang didasarkan kepada kurikulum serta hasilnya digunakan untuk menyempurnakan kurikulum. Bentuk penilaian seperti disarankan oleh Tyler akan dibahas dalam bab yang membahas tentang penilaian kurikulum. Rumusan tujuan kurikulum harus mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut: (1) generalisasi bidang pelajaran; (2) pengembangan sikap, kepekaan, dan perasaan; (3) penguatan cara berpikir; dan (4) penguasaan kebiasaan dan keterampilan. Pemilihan materi pelajaran dilakukan melalui kriteria pokok seperti: (1) urutan logis dari bidang keilmuan, dan 12 (2) tingkat psikologis atau perkembangan anak. Kriteria lainnya dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dalam pemilihan materi masing-masing bidang keilmuan. Dalam mengorganisasikan materi dapat dilakukan dengan: (1) menentukan suatu topik dan kemudian mengidentifikasi gagasan dasarnya; dan (2) menetapkan kedalaman dan keluasan topik. Pemilihan kegiatan belajar harus mencerminkan belajar aktif dengan ragam pengalaman, meliputi: membaca, menulis, mengamati, melakukan penelitian, menganalisis, mendiskusikan, menghitung, melukis, menggambarkan, menyusun, dan memerankan. Sedangkan dalam pengorganisasian kegiatan belajar dapat dilakukan dengan urutan pengenalan, pengembangan, yang dimaksud untuk membangkitkan minat anak terhadap topik yang diajarkan. Kegiatan belajar dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai aspek dari topik dan melengkapi fakta-fakta yang diperlukan dan mengacu kepada usaha pemahaman umum tentang suatu prinsip, teori, atau hukum. Penerapan adalah tahap kegiatan dimana anak mempergunakan prinsip, teori, atau hukum dalam kerangka yang lebih luas. Pemilihan dan pengorganisasian metode pengajaran disesuaikan dengan topik dan kegiatan belajar. Berbagai metode pengajaran seperti ceramah, diskusi, panel, demonstrasi, bermain peran, dan simulasi dapat dipilih sebagai cara penyampaian materi topik kepada anak. Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan pengorganisasian metode pengajaran adalah bahwa tidak ada sesuatu metode pengajaran yang lebih unggul dari yang lainnya, karena penggunaan metode tergantung kepada keefektifannya dalam mengembangkan kemampuan anak. Menurut Nelson (1985), bahwa nampaknya tidak ada kesepakatan tentang sesuatu metode yang paling baik dalam pengajaran, yang paling baik adalah penggunaan berbagai metode yang menurut guru cocok untuk digunakan. Selanjutnya menurut Nelson bahwa guru-guru akan setuju dengan pernyataan itu. Pemilihan alat penilaian juga disesuaikan dengan topik dan kegiatan belajar. Berbagai alat penilaian seperti tes esei, tes obyektif, wawancara dapat dipilih dan digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar anak. Prosedur penilaian adalah 13 tatacara penggunaan alat penilaian dalam berbagai kegiatan penilaian seperti pretes dan postes, lisan dan tertulis, formatif dan sumatif. Pemilihan alat bantu belajar dan mengajar disesuaikan dengan topik, kegiatan, dan metode. Alat bantu digunakan sebagai pendukung pencapaian tujuan dan keefektifan dari proses belajar-mengajar. B. Unsur-unsur Yang Terlibat Dalam Pengembangan Kurikulum Unsur-unsur yang terlibat langsung dalam kegiatan pengembangan kurikulum ialah (1) para pengambil keputusan yang terkait dengan penetapan kurikulum (2) para ahli kurikulum, (3) para ahli disiplin keilmuan, (4) para ahli psikologi, dan (5) guruguru. Sifat keterlibatan mereka dipilih dan ditentukan oleh latar belakang, keterampilan, dan kemampuannya dalam bidang masing-masing. Sebelum pengembangan kurikulum dilakukan, para pengambil keputusan biasanya mengadakan pertemuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Begitu pula pada waktu proses pengembangan berlangsung, para pengambil keputusan akan memberikan arahan-arahan agar kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebijakan pendidikan nasional. Biasanya para pengambil keputusan terhimpun dalam satu kepanitiaan yaitu kelompok pengarah (steering committee). Kebijakan yang telah diambil selanjutnya dilaksanakan oleh suatu kelompok kerja untuk mengoperasionalkan kebijakankebijakan yang dihasilkan oleh kelompok pengarah. Kelompok kerja inilah yang secara langsung terlibat dengan para ahli dalam proses pengembangan kurikulum. Ahli kurikulum pada umumnya akan mengambil peranan sebagai penanggung proyek pengembangan kurikulum. Ahli kurikulum akan memberikan arahan kebijakan secara operasional, menen tukan skema organisasi pengembangan, mengatur tugas-tugas para peserta, dan memeriksa kemajuan kegiatan pengembangan kurikulum. Disamping itu, ahli kurikulum mempersiapkan berbagai pedoman yang diperlukan untuk perumusan tujuan dan pemilihan materi pelajaran, metode pengajaran, alat bantu pengajaran, dan metode penilaian. 14 Keterlibatan ahli berbagai disiplin keilmuan seperti ahli matematika, ahli ilmu-ilmu sosial, ahli sejarah, ahli bahasa diperlukan dalam pemilihan konsep-konsep penting dari disiplin keilmuan yang akan dijadikan sebagai materi pelajaran dalam kurikulum. Tanpa adanya keterlibatan mereka mungkin akan sulit bagi orang awam dalam menentukan tingkat kedalaman dan keluasan konsep yang akan diberikan pada tingkat kelas atau jenjang pendidikan tertentu sesuai dengan pewrkembangan anak didik. Guru yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan kurikulum dilibatkan secara aktif sebagai anggota dalam pengembangan kurikulum. Hal itu sangat penting karena kurikulum yang akan dibuat pada akhirnya akan digunakan oleh guru di seko lah. Di dalam pengembangan kurikulum, peranan guru diharap kan dapat memberikan dimensi praktis. Yang dimaksudkan dengan dimensi praktis adalah kriteria dalam menentukan materi terpilih dan alokasi waktu yang ditetapkan untuk itu dalam kaitannya dengan metode pengajaran dan penilaian. Ahli psikologi memberikan informasi antara lain tentang proses perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal itu diperlukan mengingat : (1) pengembangan teknik mengajar harus cocok untuk bermacam-macam situasi dan berbagai tingkat usia anak; (2) pemilihan dan penetapan materi pelajaran harus cocok dengan tingkat usia anak pada tingkat kelas tertentu. Pengembangan suatu kurikulum akan dipengaruhi oleh faktor¬-faktor eksternal yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung biasanya datang dari lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif yang mempunyai kepentingan dengan kurikulum sesuai dengan misi dan "trends" politik yang sedang populer dan berkembang pada waktu tertentu. Para pengembang kurikulum tidak dapat mengabaikan pengaruh langsung tersebut, sebab kurikulum yang akan diberlakukan harus sesuai dengan kriteria dan tuntutan zaman. Pengaruh tidak langsung datang dari pihak masyarakat dan cendekiawan yang merasa langsung atau tidak langsung merasa terlibat dan/atau mempunyai kepentingan dengan kurikulum. Masyarakat, misalnya, mengusulkan agar pelajaran 15 agama di sekolah lebih ditingkatkan baik untuk mengurangi perkelahian para pelajar maupun untuk menanggulangi penyalahgunaan obat dan narkotika. C. Permasalahan Kompetensi Lulusan Beberapa studi yang dilaksanakan oleh berbagai pihak, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. Sehingga perkara rendahnya kualitas pendidikan menjadi salah satu isu kritis (critical or strategic issues) pendidikan nasional Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Pada hakekatnya guru bukan satu-satunya penyebab rendahnya kualitas pendidikan. Namun, fakta menunjukkan dalam hal pilar peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, faktor sarana dan prasarana (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan lainnya), juga motivasi peserta didik dan peran orang tua/masyarakat memiliki andil yang sangat besar terhadap pencapaian mutu sekolah dan lulusan. Sektor pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah jelas tidak dapat berdiri sendiri, apalagi jika harus dijadikan beban ekonomi-politik. Pendidikan harus dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam peranannya sebagai ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang benar–benar dihasilkan lulusan yang bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global. Mutu lulusan Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, factor-faktor tersebut dapat berasal dari factor internal dan factor eksternal. Beberapa factor internal diantaranya kurikulum, tenaga pendidik, kepemimpinan kepala sekolah, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan, manajemen, sekolah, dan lingkungan sekolah. Sementara factor dari luar adalah dukungan masyarakat, dan kebijakan pendidikan yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Keterkaitan antara factor internal dan factor eksternal sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan. Khususnya dalam pengembangan sekolah beberapa faktor tersebut sangat menentukan pencapaian mutu dan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan. 16 Faktor internal memegang peranan dalam mengembangkan proses pelaksaan belajar mengajar disekolah, sementara faktor eksternal mendukung pencapaian program khususnya dalam pengadaan dan pemenuhan kebuthan sarana dan prasarana belajar. Berdasarkan hasil treasure study yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT – UNY dan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terhadap alumni baik yang bekerja pada bidang pendidikan sebagai guru, instruktur atau tenaga kependidikan lainnya, maupun yang bekerja pada industry otomotif, maupun non otomotif yang tersebar di seluruh Indonesia terhadap implementasi pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, menunjukkan beberapa hal diantaranya : 1. Kesesuaian pekerjaan lulusan dengan bidang ilmu menunjukkan bahwa: 80,5% menyatakan sesuai, 19,5% tidak sesuai, artinya sebagian besar lulusan FT UNY bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya. 2. Masa tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama lulusan termasuk baik, hal ini dibuktikan dengan data bahwa masa tunggu kurang dari 3 bulan sebanyak 52,8%, 3-6 bulan sebanyak 23,1%., lebih dari 12 bulan sebanyak 12,8%. Dari aspek ini artinya lulusan sangat mudah memperoleh pekerjaan dan mudah diserap oleh masyarakat. 3. Kemampuan melaksanakan tugas lulusan yang merupakan tanggapan lulusan sendiri maupun dari pengguna lulusan dalam kategori sangat baik. Rentangnya dari angka 1 sangat baik, 2 baik, kurang baik dan 4 tidak baik yang meliputi 12 kompetensi: bahasa Inggris, IT, Metodologi penelitian, kerja sama tim, komunikasi lisan, komunikasi tertulis, pengetahuan umum, leadership, pemberdayaan masyarakat, teori keahlian khusus, praktik keahlian khusus dan manajemen organisasi. 4. Dari dua sisi lulusan dan pengguna diperoleh angka rerata 1,5 dan 1,1, hal ini berarti lulusan FT UNY pada kategori antara sangat baik dan baik. Hal ini sangat membanggakan karena lulusan FT UNY mampu mengemban tugas yang dipercayakan kepadanya, namun demikian hal ini bukan berarti program telah 17 sempurna, karena ada beberapa saran dan masukan, baik dari lulusan sendiri maupun dari para pengguna. 5. Umpan balik dari pengguna lulusan khususnya dari industri meliputi perlunya peningkatan kompetensi: manajerial, kepemimpinan, bahasa asing (inggris), teknologi informasi dan soft skill; (4) saran dari alumni atau lulusan untuk pengembangan kompetensi lulusan dalam bidang industri/produksi D. Hasil Studi Pendahuluan Berdasarkan hasil treasure study yang dilaksanakan tersebut, sebagian besar memberikan masukan perlunya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Beberapa masukan tersebut diantaranya: 1. Perlu dilakukan pengkajian kembali terhadap kurikulum untuk disesuaian dengan kebutuhan di lapangan. 2. Setiap ruang perkuliahan (terutama teori) perlu dilengkapi dengan media dan sarana pembelajaran misalnya LCD 3. Alat dan peralatan praktik perlu dilakukan evaluasi dan penambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. 4. Dosen perlu diberi buku pegangan yang sesuai dengan mata kuliah yang dipegang dan fasilitas Laptop untuk melaksanakan tugasnya 5. Perpustakaan perlu dilengkapi buku-buku yang dibutuhkan dosen dan mahasiswa secara memadahi dan berimbang. 6. Dosen perlu diberikan penyegaran kembali mengenai strategi pembelajaran yang menarik, baik teori maupun praktik bengkel/laboratori 7. Dosen perlu difasilitasi agar dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Mengajar, Penelitian, dan Pengabdian) secara memadai. 8. Kehadiran dosen dalam mengajar harus didorong dan diantisipasi agar dapat mengajar sampai 16 kali pertemuan sesuai dengan ketentuan. 9. Karyawan perlu diberikan penyegaran untuk melakukan tugas dan fungsinya, agar layanan yang bersifat akademik dan non akademik dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi secara optimal. 18 Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya memperlihatkan bahwa (1) Serapan alumni lulusan sudah cukup memadai; (2) kekurangan kompetensi lulusan dalam aspek kompetensi penunjang keahlian, aspek manajerial dan kepemimpinan; (3) Umpan balik dari pengguna lulusan khususnya industri perlunya peningkatan kompetensi: manajerial, kepemimpinan, bahasa asing (inggris), teknologi informasi dan soft skill; (4) pengembangan kompetensi lulusan dalam bidang industri/produksi, khususnya dalam kemampuan identifikasi komponen, kemampuan melakukan overhaul dan kemampuan analisa gangguan/trouble shooting. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik survey dan wawancara terhadap sumber informasi dan stakeholder terkait baik sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai pengguna bidang pendidikan maupun industry otomotif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi semua SMK Negeri yang memiliki program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR), dan industry otomotif yang berada baik di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Jakarta, dengan subyek wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua program studi, dan guru, manajer, instruktur dan supervisor pada industry otomotif. Waktu penelitian dimulai pada April 2015 sampai dengan Juli 2015. C. Populasi dan Sampel Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ketua Program Studi dan Guru SMK di Propinsi Daerah Istimewa sebanyak 8 SMK, manajer, instruktur dan supervisor pada industry otomotif baik di DI Yogyakarta maupun Jakarta. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian survei ini dilakukan dengan dokumentasi, angket, dan wawancara. E. Instrumen Penelitian Untuk menjaring data penelitian ini dengan instrumen lembar pencatat dokumen, kuesioner, dan pedoman wawancara. F. Analisis Data Untuk menganalisis isi kurikulum 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (S1) FT UNY dilakukan analisis terhadap kesesuaian isi dengan kebutuhan baik 20 bidang pendidikan maupun industry yang dijaring dengan instrumen dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Teknik otomotif merupakan terapan ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik otomotif menggabungkan elemen-elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik, keselamatan dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, dan manajemen. Sementara pada disiplin ilmu mekanika otomotif terfokus pada teknologi mekanik, sedangkan pemeliharaan mesin otomotif terfokus pada pemeliharaan mesin sebagai tenaga penggerak kendaraan bermotor. Cabang-cabang dari teknik otomotif meliputi : Perencanaan (product atau design); Pengembangan (development); Produksi (manufacturing); dan Perawatan (maintenance). Hingga saat ini teknik otomotif sebagai sebuah disiplin ilmu terapan yang banyak bergerak pada sektor transportasi mempunyai peran yang sangat penting sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, politik dan hankam yang diarahkan kepada terwujudnya sistem transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi yang diselenggarakan secara terpadu, selamat, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam fungsinya untuk mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang sangat cepat hingga mencapai 5 – 12% pertahun membuat disiplin ilmu ini menjadi lebih menjanjikan dan demandnya semakin tinggi. disinilah potensi dan peluang yang dimiliki oleh Jurusan dan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. 1. Perbedaan Antara Kurikulum 2014 Dengan Kurikulum 2009 Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka 22 dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap jenis dan jenjang pendidikan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelengaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) disusun berdasarkan tuntutan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industry yang semakin berkembang. Perubahan dan penyesuaian kurikulum didasarkan pada tuntutan dan kebutuhan dunia kerja yang semakin kompleks. Oleh karenanya kurikulum prodi pendidikan teknik otomotif tahun 2009 disempurnakan menjadi kurikulum tahun 2014 yang mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan. Kurikulum tahun 2009 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang didasarkan pada tuntutan kompetensi lulusan untuk dapat berkiprah baik di dunia pendidikan maupun dunia industry, dengan harapan lulusan yang dihasilkan baik bidang kependidikan maupun nonkependidikan diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Lulusan Program S1 Pendidikan Teknik Otomotif mempunyai kualifikasi sarjana pendidikan teknik, yang memiliki kompetensi profesional dan pedagogik dalam bidang teknologi otomotif, 23 memiliki kompetensi sosial dan kepribadian yang mendukung untuk menjadi guru atau instruktur yang profesional. Lulusan program S1 Kependidikan adalah calon tenaga kependidikan yang profesional di sekolah menengah kejuruan, pusdiklat, atau di perguruan tinggi pada bidang yang sesuai dengan program studi yang ditempuh. Lulusan program S1 Kependidikan memiliki kewenangan tambahan D3 non-Kependidikan pada bidang yang sesuai dengan yang ditempuh di Fakultas Teknik. Kewenangan tambahan tersebut dapat diperoleh dengan menempuh matakuliah prasyarat Proyek Akhir. Kebulatan kurikulum dirancang untuk memberikan kompetensi kepada calon tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang disusun dalam program studiprogram studi. Elemen dan Jenis kompetensi seperti yang tertuang dalam Keputusan Mendiknas nomor 232/U/2000, sebagai berikut : a. b. c. d. e. Elemen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Elemen Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Elemen Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) Elemen Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) Elemen Mata Kuliah Keterampilan Berkarya (MKB) Jumlah total sks dan lama studi maksimal setiap jenjang ditampilkan pada Tabel di bawah ini. Tabel 1. Jumlah sks dan Lama Studi Maksimal Kurikulum 2009 Jenjang Jumlah total sks (sks) MPK MKK S1 148 11 48 MPB MBB 13 4 MKB Lama studi maksimal (semester*)) 74 14 Sementara kurikulum 2014 merupakan kurikulum berbasis KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) tahun 2014 dimana program S1 menurut Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia pada level 6. Profil lulusan yang diharapkan oleh kurikulum 2014 adalah : 24 a. Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di bidang Teknik Otomotif b. Instruktur Diklat pada Lembaga Pendidikan Kejuruan Otomotif c. Instruktur Diklat pada pusat-pusat Pendidikan dan Latihan di Industri bidang Otomotif. d. Perancang Program Pelatihan dalam bidang pendidikan dan teknik otomotif Terdapat 4 (empat) ranah dalam learning outcome (LO) atau capaian pembelajaran pada kurikulum 2014 yaitu : a. Sikap : 1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; 2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; 3) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; 4) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; 5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; 6) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila; 7) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; 8) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; 9) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan; 10) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang otomotif secara mandiri. b. Penguasaan Pengetahuan: 1) Menguasai pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan pengembangan teknologi pembelajaran bidang teori dan praktik teknik otomotif. 25 2) Menguasai pengetahuan tentang teknologi otomotif, teori dan praktik yang meliputi: kendaraan ringan, alat berat, desain dan perbaikan bodi, dan sepeda motor, 3) Mempunyai kemampuan merencanakan dan mendesain strategi dan model pengembangan pembelajaran bidang teknik otomotif secara berkelanjutan. 4) Menyelenggarakan pembelajaran pendidikan teknik otomotif yang mendidik melalui pemahaman karakteristik pesertadidik, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan merefleksi proses pembelajaran sistemik dan sistematik dalam lingkup lingkungan terbatas. 5) Mempunyai kemampuan mengelola sarana dan prasarana praktek bengkel dan laboratorium. c. Keterampilan Khusus: 1) Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang mendidik, aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan melalui penggunaan model dan media pembelajaran dalam bidang teknik otomotif. 2) Mampu mengaplikasikan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan IPTEKS, sehingga dapat membekali peserta didik untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan hidup. 3) Mampu mengaplikasikan dan mengembangkan teknologi otomotif, merawat, memperbaiki, dan memodifikasi kendaraan bermotor. d. Keterampilan Umum: 1) menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi otomotif, 2) mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi otomotif berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk menghasilkan solusi, gagasan, desain, serta menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir; 26 3) mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang otomotif, berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data; 4) mengelola pembelajaran secara kelompok dan/atau mandiri; 5) mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya. 2. Kesesuaian visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) terhadap visi dan misi Fakultas Teknik dan Universitas Negeri Yogyakarta Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan professional pada bidang otomotif baik di industri maupun sekolah mengengah kejuruan (SMK) untuk dapat berkiprah pada bidang yang diminatinya. Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam wawasan, sikap dan ketrampilan profesi dan memiliki kepribadian sebagai pendidk serta warga negara yang dapat dijadikan sebagai teladan. Dua tugas utama ini harus dikembangkan oleh LPTK melalui pengembangan kemampuan calon tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas profesi, social dan etika. Demikian halnya dengan Jurusan Pendidikan Teknik otomotif dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada fungsi pokok tersebut. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai tenaga pengajar berstrata sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non kependidikan berupa kompetensi untuk perawatan dan perbaikan kendaraan. Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknik Otomotif jenjang S1 mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan 27 Memperhatikan perubahan tujuan pendidikan dari kurikulum ke kurikulum yang ternyata merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa yang berubah dari masa ke masa menjadikan kita sadar bahwa kurikulum perlu diinovasi dari dekade ke decade, termasuk di dalamnya adalah kurikulum dalam bidang pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi. Perubahan kurikulum, termasuk tujuan pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi, adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu inovasi kurikulum berbasis kompetensi ini harus dirancang dengan sebaik-baiknya berdasarkan analisis situasi yang menyeluruh agar generasi muda bangsa ini memperoleh pendidikan yang bermutu dalam bidang pendidikan otomotip khususnya, sesuai dengan tuntutan jaman dan terlebih pengguna lulusan. Semua pihak yang berkepentingan, terutama pendidik dan peserta didik serta masyarakat peduli pendidikan harus selalu menyambut baik pembaharuan-pembaharuan kurikulum ini. Keberadaan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (Jurdiknik Otomotif FT UNY) dengan program studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif di tengah masyarakat pada tahun-tahun kedepan diproyeksikan sebagai institusi pendidikan yang unggul dan termaju di Indonesia. Dengan kurikulum Berbasis KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) tahun 2014 dimana program S1 Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia pada level 6, sedangkan untuk D3 Kualifikasi Kerja Nasional pada level 5. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif sebagai salah satu jurusan yang berada di Fakultas Teknik UNY tentunya harus mampu mendukung pencapaian visi, misi fakultas maupun universitas, sehingga kesesuaian antara visi, misi antara jurusan dengan fakultas dan universitas menjadi sangat penting. Melalui analsis relevansi masing-masing misi jurusan terhadap misi Fakultas dan Universitas diperoleh hasil bahwa visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) belum relevan dengan misi Fakultas Teknik dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Relevansi misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) terhadap misi FT dan UNY 28 dapat dilihat pada tabel 1. Misi dari Prodi sampai Universitas disajikan dengan kode, misi Prodi diwakili dengan kode TO.1 sampai TO.12 (terdapat 12 misi Prodi), misi Fakultas Teknik diwakili dengan kode FT.1 sampai FT.5 (terdapat 5 misi Fakultas), dan misi Universitas diwakili dengan kode UNY.1 sampai UNY.4 (terdapat 4 misi Universitas). Tabel 2. Kesesuaian visi, misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) dengan fakultas dan universitas Visi UNY Menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan. Visi Fakultas Teknik UNY Menjadi Fakultas yang unggul di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan dalam menghasilkan sarjana pendidikan dan tenaga ahli madya bidang teknologi dan kejuruan yang profesional berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan serta berwawasan nasional dan global pada tahun 2019 tingkat ASEAN dan 2024 di tingkat internasional. Visi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) Menjadi Barometer Penyelenggara Program S1 Pendidikan Teknik Otomotif Teknik Otomotif di Indonesia. Misi Prodi Pendidikan Universitas Negeri Fakultas Teknik UNY Yogyakarta Teknik Otomotif (S1) TO. 1 FT. 1 UNY. 1 TO. 2 FT. 2 UNY. 2 TO. 3 FT. 3 UNY. 3 TO. 4 FT. 4, 5 UNY. 4 TO. 5 FT. 5 UNY. 4 TO. 6 FT. 4 UNY. 4 TO. 7 FT. 5 UNY. 4 TO. 8 FT. 6 UNY. 3 TO. 9 FT. 6 UNY. 4 Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) FT UNY saat ini menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum yang akan digunakan mulai tahu akademik 2014/2015 yang dikembangkan dengan memperhatikan kompetensi yang harus dikuasai masing-masing lulusan, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mengacu pada konsep Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI). Untuk mewujudkan mimpi sebagai pengejawantahan visi Program Studi 29 Pendidikan Teknik Otomotif (S1) FT UNY yang dijabarkan dalam beberapa misi yaitu : a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran program S1 Pendidikan Teknik Otomotif berbasis kompetensi, misi ini sesuai dengan misi Fakultas Teknik UNY yang berbunyi “Menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang pendidikan teknologi dan kejuruan yang didukung bidang nonkependidikan untuk menghasilkan lulusan unggul berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan” dan misi Universitas Negeri Yogyakarta “Menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang kependidikan yang didukung bidang nonkependidikan untuk menghasilkan manusia unggul yang mengutamakan ketaqwaan, kemandirian, dan kecendikian“.Berdasarkan analisis dari misi tersebut baik dari program studi, fakultas maupun universitas sama-sama berupaya untuk lulusan yang tidak hanya kompeten dan unggul dalam bidangnya tetapi juga memiliki sikap yang mulia. b. Melaksanakan penelitian pengembangan bidang ilmu Teknik Otomotif dan bidang pembelajarannya, serta menyelenggarakan kegiatan pembuatan karya teknik otomotif, misi ini telah sesuai dengan misi Fakultas Teknik UNY yang berbunyi “Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan di bidang kependidikan dan nonkependidikan” dan misi Universitas Negeri Yogyakarta yaitu “Menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk menemukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan/atau olahraga, yang menyejahterakan individu dan masyarakat, dan mendukung pembangunan daerah dan nasional, serta berkontribusi pada pemecahan masalah global”. Berdasarkan analisis kualitatif ketiga misi ini samasama melaksanakan penelitiandan pengembangan keilmuan dalam rangka menemukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan/atau olahraga, yang menyejahterakan individu dan 30 masyarakat, dan mendukung pembangunan daerah dan nasional, serta berkontribusi pada pemecahan masalah global. c. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan serta layanan jasa konsultasi dan perawatan otomotif. Misi ini sesuai dengan misi fakultas yaitu menyelenggarakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan potensi masyarakat dan lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan misi universitas Menyelenggarakankegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan potensi manusia, masyarakat, dan alam untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Secara kualitatif ketiga misi ini samasama melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat luas sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. d. Melaksanakan kegiatan pengembangan staf dosen dan teknisi untuk peningkatan kompetensi akademik dan kinerjanya, misi ini sesuai dengan misi fakultas Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel dan melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri (ASEAN dan internasional), dunia usaha dan dunia industri dalam upaya peningkatan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Disamping itu misi ini sesuai dengan misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi e. Melakukan kegiatan pengembangan sarana dan fasilitas kelas, bengkel/laboratorium serta kantor administrasi jurusan, misi ini sesuai dengan misi fakultas Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel, juga misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi f. Melaksanakan pengembangan mutu system manajemen dan layanan administrasi akademik jurusan. Misi ini sesuai dengan misi fakultas Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel, juga misi universitas 31 menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi g. Melakukan kerjasama dengan pihak industri nasional, lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan otomotif serta alumni, misi ini sesuai dengan misi fakultas melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri (ASEAN dan internasional), dunia usaha dan dunia industri dalam upaya peningkatan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Disamping itu misi ini sesuai dengan misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi h. Mensosialisasikan dan mempubliksikan program dan produk jurusan Pendidikan Teknik Otomotif kepada sasaran masukan dan sasaran keluaran (siswa SMA/ SMK / MAN, masyarakat, pendidikan kejuruan, dan industri otomotif, misi ini sesuai dengan misi fakultas unituk menjadikan fakultas sebagai pusat informasi dan diseminasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dan misi universitas untuk menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi i. Mendorong dan memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan yang mengarah pada peningkatan kreativitas, sifat kompetitif dan sikap professional dalam bidang otomotif, misi ini sesuai dengan misi fakultas menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel, juga misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi 3. Keesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industri. Program studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY saat ini menyelenggarakan pendidikan sarjana kependidikan (S1) pendidikan teknik. Adapun kurikulum yang akan digunakan mulai tahu akademik 2014/2015 adalah Kurikulum 2014 yang dikembangkan dengan memperhatikan 32 kompetensi yang harus dikuasai masing-masing lulusan prodi tersebut, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mengacu pada konsep Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI). Wujudnya dalam kebulatan studi sebanyak 148 sks yang dipresentasikan dalam 5 (lima) kelompok kompetensi mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MDK), Mata Kuliah Bidang Keahlian (MKBK), Mata Kuliah Keterampilan Proses Pembelajaran (MKKPP), Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan (MKPP) dan Mata Kuliah Magang (MGG). Mata Kuliah MDK, MKKPP dan MKPP khusus hanya untuk program studi S1 Kependidikan. Berikut merupakan kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan mulai tahun akademik 2014/2015. Mata kuliah dalam kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) terdiri dari 60 mata kuliah dengan bobot total 148 sks. Konsekuensi dari perubahan kurikulum 2014 tersebut jelas bahwa unit pelajaran yang diterapkan dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan profesi lulusan yang diwujudkan dalam profil lulusan dan capaian pembelajaran (learning outcome). Berikut disampaikan table kesesuaian antara mata kuliah pada kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) dengan profil lulusan dan capaian pembelajaran (learning outcome) yang diharapkan dunia industry dan dunia pendidikan. Table 3. Kesesuaian Mata Kuliah dengan Learning Outcome Kesesuaian Kode Nama mata Kuliah Sikap Pengetahuan MKU6306 Pendidikan Agama KTF6205 Matematika 1 KTF6206 Fisika 1 MDK6201 Ilmu Pendidikan 3 OTO6201 Gambar Teknik 2 OTO6302 Alat dan Pengukuran Teknik 2 Ketrampilan Ketrampilan Umum Khusus 1 1 33 Kesesuaian Kode Nama mata Kuliah Sikap Pengetahuan Ketrampilan Ketrampilan Umum Khusus OTO6303 Teknologi Pembentukan Dasar 2 OTO6204 Teknologi Otomotif Dasar 2 OTO6305 Listrik dan Elektronika Dasar 2 KTF6207 Keselamatan dan Kesehatan Kerja OTO6206 Aplikasi Komputer 1 OTO6207 Matematika Lanjut 1 OTO6208 Mekanika Fluida 1 OTO6209 Statika dan Kekuatan Material 1 OTO6310 Material Teknik 1 OTO6211 Termodinamika 1 OTO6312 Elektronika Analog dan Digital OTO6213 Bahan Bakar dan Pelumas Otomotif 2 OTO6314 Teknologi Sepeda Motor 2 MKU6207 Pendidikan Kewarganegaraan MDK6202 Psikologi Pendidikan 1 OTO6215 Elemen Mekanik Otomotif 1 OTO6316 Pneumatik dan Hidrolik 1 OTO6217 Mekanika Gerak Kendaraan 1 1 OTO6218 Desain Otomotif 2 1 OTO6419 Teknologi Motor Bensin 2 1 OTO6320 Listrik dan Elektronika Otomotif 1,2 OTO6321 Sistem Pemindah Tenaga 2 MKU6211 Bahasa Inggris 1 MKU6214 Pendidikan Sosial Budaya 1 MDK6303 Manajemen Pendidikan 7 2 1,2 1 1 1 1,3 2,4,5 1 1,3 3 1 1,3 1,3 34 Kesesuaian Kode Nama mata Kuliah Sikap Pengetahuan Ketrampilan Ketrampilan Umum Khusus OTO6322 Kemudi, Rem dan Suspensi 2 1 1,3 OTO6423 Teknologi Motor Diesel 2 1 1,3 OTO6324 Teknologi Bodi Kendaraan 2 1 1,3 OTO6325 Sistem AC 2 1 1,3 OTO6326 Engine Management System 2 1 1,3 MKU6209 Bahasa Indonesia 1 MKU6210 Statistika 1 KTF6201 KTF6203 KTF6208 KTF6309 Kurikulum dan Pembelajaran Kejuruan Media Pembelajaran dan Teknologi Informasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Praktek Industri 7 1,3 4 1,3 4 3 4 5 2 3 OTO6228 Regulasi dan Manajemen Transportasi Teknologi Alat Berat OTO6229 Manajemen Industri Otomotif OTO6430 Teknologi Pengecatan MKU6208 Pancasila MKU6212 Kewirausahaan MDK6204 Sosio Antropologi Pendidikan MKP6301 Metodologi Penelitian Pendidikan 1,3 2,3 2 KTF6202 Strategi Pembelajaran Kejuruan 1,3 4 2 1,3 4 2 1,3 1,3 4 2 1 1,3 1,2 1,3 OTO6227 OTO6431 Penilaian Pembelajaran Kejuruan Diagnosis Kendaraan OTO6332 Pembelajaran Mikro OTO6333 Disain Bodi Otomotif ** OTO6334 Teknologi Kendaraan Hybrid ** KTF6204 2 2 1,3 2,5 2 1,3 2,,3,6 9 1 1,3,4 35 Kesesuaian Kode Nama mata Kuliah Sikap Pengetahuan Ketrampilan Ketrampilan Umum Khusus OTO6335 Teknologi Otomotif Lanjut ** 1,2 1,3 OTO6336 Modifikasi Sepeda Motor ** 1,2 1,3 1,2 1,3 1,2 1,3 OTO6337 OTO6338 Sistem Kontrol Elektronik Otomotif ** Sistem Kelistrikan dan Kontrol Alat Berat** PPL6201 Magang Kependidikan 10 MKU6313 Kuliah Kerja Nyata 7 MKP6602 Tugas Akhir 3,4 4 2,4,5 2,3 Berdasarkan table di atas dapat dipahami sebaran mata kuliah terhadap learning outcome yang meliputi sikap (attitude), penguasaan pengetahuan (knowledge), ketrampulan umum (general skill) dan ketrampilan khusus (specific skill) yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap lulusan prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1), dengan demikian tuntutan dunia kerja baik industry dan lembaga pendidikan baik sebagai guru maupun instruktur dan perencana pendidikan dapat terwujud. Disamping itu berdasarkan tabel di atas, dukungan mata kuliah paling banyak adalah pada capaian pembelajaran pengetahuan, dan ketrampilan khusus, sedangkan pada mata kuliah lainnya mendukung capaian pembelajara sikap. Jika dicermati bahwa semua mata kuliah telah mengakomodir semua capaian yang diharapkan. 4. Hasil FGD dan review Kurikulum 2014 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Selain melakukan kajian terhadap kurikulum yang didasarkan pada kesesuaian antara kurikulum dengan visi, misi, baik fakultas maupun universitas, dalam penelitian ini juga dilakukan kajian berupa focus group discussion dengan beberapa stake holder terkait yaitu guru SMK dan praktisi pada dunia otomotif, hal ini dipandang perlu untuk mendapatkan masukan khususnya kesesuaian kurikulum 36 terhadap kebutuhan dan tantangan riil di dunia industry maupun dunia pendidikan, sehingga diharapkan lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (S1) siap dalam menghadapi segala tuntutan dan tanntangan yang ada. Beberapa masukan dari stakeholder diantaranya : a. Engembangan profil lulusan hendaknya dapat direvisi untuk kata “guru” dirubah menjadi “pendidik” karena untuk menjadi guru harus sudah lulus dari pendidikan profesi guru (PPG), hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kompetensi guru berkelanjutan melalui PPG dan diklat penyegaran lainnya. b. Jika dalam capaian pembelajaran kurikulum 2014 disebutkan untuk mampu menjadi “technopreneurship” bidang jasa otomotif maka konsekwensinya harus disediakan mata kuliah penunjang yang cukup, hal ini disebabkan profil lulusan sebagai rujukan dalam penyusunan mata kuliah selanjutnya c. Perubahan dari dunia pendidikan saat ini adalah 10% diarahkan untuk menjadi wirausahawan (entrepreneur), sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan dunia usaha khususnya industry untuk mengembangkan wirausahawan dan teknis d. Perlu adanya pengembangan produk kreatif, karena pada kurikulum nasional SMK tahun 2015 mulai klas 11 dan 12 terdapat kompetansi pengembangan produk kreatif yang akan diuji public pada bulan Desember 2015, sementara dalam kurikulum SMK belum terdapat KI dan KD yag akan digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan pembelajaran e. Spektrum di SMK ada 5 (lima), namun di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif hanya 1 (satu) yaitu teknik otomotif, sehingga jurusan ini harus mampu membekali lulusan dengan bidang keahlian yang dibutuhkan saat mengajar di SMK f. Jika memungkinkan disediakan 1 (satu) SKS praktek untuk alat berat g. Jika melihat pada pengalaman yang dimiliki oleh lulusan akan sangat berat jika program pengalaman lapangan (PPL) hanya diberikan dalam waktu terbatas yaitu 1 (satu) bulan saja 37 h. Di masa yang akan datang trend SMK akan memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang berhak untuk menerbitkan sertifikat profesi, oleh karenanya di jurusan juga perlu dipersiapkan LSP i. Metode perkuliahan akan lebih baik jika lebih beragam dengan mengundang nara sumber sebagai motivator bagi mahasiswa dalam pengembangan kewirausahaan j. Setelah diidentifikasi terdapat 74 (tujuh puluh empat) bidang wirausaha otomotif mulai dari tambal ban dan service radiator yang benar-benar ahli, oleh karenanya keahlian ini juga harus dikuasai oleh lulusan SMK dan lulusan JPTO k. Untuk mendukung terwujudnya UNY sebagai world class university akan sangat berat jika penguasaan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris mahasiswa terbatas, karena hanya disyaratkan nilai “C” l. Ketika mahasiswa melakukan praktek pendidikan basic yang dimiliki sangat rendah sekali, hal ini disebabkan oleh karena dasar yang dikuasai oleh mahasiswa dalam perkuliahan hanya mensyaratkan perolehan nilai “C” m. Dalam pelaksanaan praktek industry (PI) sama halnya dengan praktek pengalaman lapangan (PPL) karena penguasaan mahasiswa masih sangat lemah jika hanya dipersyaratkan nilai “C” n. Mahasiswa hendaknya memiliki kemampuan dan kompetensi untuk “tune-up” yang sudah masuk dalam mata kuliah motor bensin (TMB) o. Kurikulum pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (JPTO), jika produknya diharapkan dapat mengajar di SMK, maka harus dapat memahami dan mengikuti perkembangan kurikulum SMK p. Mata kuliah body perlu ditambahkan materi tentang accessories dan trimming karena trend di lapangan yang banyak dibuutuhkan pada pekerjaan body selain perbaikan panel, pengecatan juga tentang accessories dan trimming q. Perlu pengembangan materi untuk advance technology pada bidang electronic, karenamelihat perkembangan teknologi otomotif saat ini dan kedepan terletak pada pengembangan bidang tersebut 38 r. Perkembangan selanjutnya diharapkan pada deskripsi mata kuliah ditambahkan beberapa materi tentang : unsur design agar menjadi arah konsentrasi (option) s. Jurusan perlu mengembangkan dan menghidupkan kembali tempat uji kompetensi (TUK) yang saat ini telah habis masa berlakunya t. Informasi dari kemendiknas jika melihat kebutuhanyang ada, maka pada beberapa tahun kedepan kebutuhan guru akan semakin besar, karena hamper 700 ribu guru pension dalam waktu yang hamper bersamaan, hal ini menjadi peluang karena kebutuhan guru dan tenaga medis tidak mengenalistilah “moratorium” u. Pad bidang autobody perlu dikembangkan kompetensi tentang color matching, karena pada dasarnya kemampuan ini hanya sangat sedikit sekali yang mampu melakukannya v. Modifikasi sepeda motor perlu ditambahkan sebagai bagian penting dalam pengembangan materi perkuliahan. w. Jika memungkinkan produk-produk karya tugas akhir mahasiswa dapat dihibahkan ke SMK sebagai bahan dan media pembelajaran x. Jurusan dapat menjembatani kepentingan dan kebutuhan guru di Direktorat PSMK, karena menurut dapodik guru SMK tidak mengenal team teaching, sementara untuk mengawasi praktek sebanyak rombel yang ada guru mengalami kesulitan y. Buatkan skala prioritas pengembangan spectrum SMK dengan berbagai skala prioritas diantaranya 1) Pada pembelajaran kelistrikan hendaknya dikengembangkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kabel,karena saat ini semua praktek dan teori tentang kelistrikan penggunaan kabel dan rangkaian tidak standar 2) Bahasa Inggris diarahkan untu mampu membaca dan memahami workshop manual 3) Entrempreneurship 39 4) Ketidak jelasan tujuan, sasaran dan output praktek industry (PI) antara S1 dan D3 tidak tergambar dengan baik, jika memungkinkan untuk S1 diarahkan pula untuk manajemen bengkel dan marketing z. Keikutsertaan dan jurusan dalam pengembangan tempat uji kompetensi (TUK) dan lembaga sertifikasi (LSP) akan memudahkan lulusan mendapatkan pengakuan dan melakukan sertifikasi khususnya bagi lulusan D3 aa. Hendaknya dapat dipersiapkan pengembangan kearah S1 automotive engineering, karena hingga saat ini di Indonesia belum ada yang mampu mengembangkan bidang tersebut B. Pembahasan Pendidikan merupakan instrument utama pembangunan sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan kualitas pendidikannya (Ace Suryadi, 2009). Begitu strategisnya peran pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar (2004) hal ini ditandai oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2) pendidikan yang belum relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; (3) manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat pemakai lulusan tersebut. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Perkembangan dunia menuntut lembaga pendidikan mempunyai visi dan misi global, hal ini berarti tujuan masa depan perlu memenuhi keinginan Dan kebutuhan globalisasi, diarahkan kepada penguasan teknologi dan informasi, kepada pemahaman ekonomi, politik, bahasa dan budaya dunia, Dan diarahkan kepada 40 adanya persaingan ketat tapi sehat. Dengan kata lain tujuan dan sasaran pendidikan diarahkan kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi tantangan dimasa depan. Namun demikian pendidikan juga harus menjadi sumber inspirasi suatu bangsa untuk mewujudkan persatuan dar kesatuan nasional demi kelangsungan hidup bangsa tersebut. Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi Fakultas Teknik universitas Negeri Yogyakarta mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan professional pada bidang otomotif baik di industri maupun sebagai tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah mengengah kejuruan (SMK), lulusan FT UNY memiliki kesempatan untuk dapat berkiprah lebih luas pada bidang yang diminatinya. Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam wawasan, sikap dan ketrampilan profesi dan memiliki kepribadian sebagai pendidk serta warga Negara yang dapat dijadikan sebagai teladan. Dua tugas utama ini harus dikembangkan oleh LPTK melalui pengembangan kemampuan calon tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas profesi, social dan etika. Demikian halnya dengan Jurusan Pendidikan Teknik otomotif dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada fungsi pokok tersebut. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai tenaga pengajar berstrata sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non kependidikan berupa kompetensi untuk perawatan dan perbaikan kendaraan dengan strata D3 ahli madya. Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknik Otomotif jenjang S1 mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan. Sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia otomotif baik dalam perkembangan teknologi maupun jumlah populasi kendaraan bermotor, terlebih 41 setelah diberlakukannya kebijakan baru untuk mencabut larangan impor mobil dalam bentuk CBU. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk berkiprah dalam bidang otomotif seluas-luasnya. Demikian halnya dengan lembaga pendidikan pada tingkat sekolah menengah (SMK) untuk meningkatkan daya tampung dan menambah jumlah SMK pada bidang keahlian otomotif, sebagai antisipasi semakin meningkatnya kebutuhan tenaga kerja bidang otomotif. Untuk menghadapi dan mensikapi kondisi tersebut, maka salah satu upaya penting yang harus dilakukan adalah dengan pengembangan kurikulum pendidikan, baik dalam bidang pendidikan umum maupun teknologi, baik yang bersifat umum maupun kejuruan, dan juga perubahan kurikulum untuk keguruan maupun non keguruan. Kurikulum pendidikan tinggi, khususnya penyedia tenaga pendidik sangat berperan penting terhadap perubahan jaman tersebut, khususnya penghasil guru-guru kejuruan bidang teknologi. Mengingat perkembangan dunia teknologi dan pengetahuan sangat cepat, sehingga pengembangan kurikulumnya merupakan suatu keharusan. Memperhatikan perubahan tujuan pendidikan dari kurikulum ke kurikulum yang ternyata merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa yang berubah dari masa ke masa menjadikan kita sadar bahwa kurikulum perlu diinovasi dari dekade ke decade, termasuk di dalamnya adalah kurikulum dalam bidang pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi. Perubahan kurikulum, termasuk tujuan pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi, adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu inovasi kurikulum berbasis kompetensi ini harus dirancang dengan sebaik-baiknya berdasarkan analisis situasi yang menyeluruh agar generasi muda bangsa ini memperoleh pendidikan yang bermutu dalam bidang pendidikan otomotip khususnya, sesuai dengan tuntutan jaman dan terlebih pengguna lulusan. Semua pihak yang berkepentingan, terutama pendidik dan peserta didik serta masyarakat peduli pendidikan harus selalu menyambut baik pembaharuan-pembaharuan kurikulum ini. 42 Berdasarkan hasil penelitian dengan menganalisis secara kualitatif validitas isi atau relevansi dari misi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) dengan misi baik Fakultas maupun Universitas, visi dan misi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif kurang relevan namun sudah memenuhi visi dan misi Fakultas Teknik. Dapat dikatakan demikian karena misi dari Prodi jangkauannya lebih besar dari misi dari FT, di dalam misi Prodi sudah tertuang capaian skala internasional namun pada misi FT belum memuat hal tersebut. Walaupun kurang relevan dengan visi dan misi FT namun sangat sesuai dan relevan dengan visi dan misi UNY. Misi dari Prodi telah memuat tri darma perguruan tinggi dan mengandung capaian baik dengan skala nasional maupun internasional. Hal ini tentunya sejalan dengan visi dan misi dari UNY yang berusaha menuju World Class University. Secara teoritis visi dan misi dari Universitas, Fakultas dan Prodi harus selaras. Untuk itu misi Fakultas teknik harus disesuaikan dengan UNY, tentunya dengan capaian-capaian yang mendukung terwujudnya visi dan misi UNY yang berusaha menuju World Class University. Sehingga nantinya antara misi Universitas, Fakultas dan Prodi sama-sama mengandung capaian skala internasional serta selaras dan relevan antara satu sama lainnya. Hal ini penting, baik untuk mewujudkan misi Universitas namun juga sangat berpengaruh pada Prodi ketika proses akreditasi. Di mana untuk mendapatkan hasil yang baik maka dituntut adanya keselarasan dan relevansi visi dan misi baik dari tingkat Prodi sampai dengan tingkat internasional. Visi dan misi dari suatu lembaga dapat terwujud apabila program-program yang dilaksanakan mendukung untuk tercapainya visi dan misi tersebut. Oleh karena itu harus terdapat keselarasan antara program yang dilaksanakan dengan visi dan misi yang telah dirumuskan. Prodi Pendidikan Teknik Otomotif sebagai lembaga pendidikan yang berada di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta telah memiliki visi dan misi yang menjadi target capaian. Sebagai lembaga pendidikan tentunya usaha pencapaian visi dan misi sebagian besar dilakukan melalui proses pembelajaran atau perkuliahan yang dilaksanakan. Oleh karena itu setiap perencanaan 43 dari pelaksanaan pembelajaran dari setiap mata kuliah harus mendukung pencapaian visi dan misi Prodi. Prodi Pendidikan Teknik Otomotif sebagai lembaga pendidikan memiliki visi untuk mampu menghasilkan sarjana pendidikan teknik otomoitf (S.Pd.T) dalam bidang teknologi dan kejuruan otomotif berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi era global. Berdasarkan visi tersebut, Prodi Teknik Otomotif tidak hanya berupaya untuk mencetak lulusan yang memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang otomotif namun juga memiliki sikap yang mulia. Secara eksplisit profil lulusan yang diharapkan tercantum dalam rumusan learning outcome (capaian pembelajaran). Capaian pembelajaran yang diharapkan terdiri dari aspek sikap, penguasaan pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus. Seluruh capaian pembelajaran tersebut diharapkan dapat dimiliki oleh lulusan Prodi Teknik Otomotif setelah melewati rangkaian proses pembelajaran. Proses pembelajaran atau perkuliahan yang dilaksanakan juga harus sesuai dan mendukung tercapainya capaian pembelajaran yang telah dirumuskan. dan dapat diakomodir oleh masing-masing mata kuliah. 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT UNY terletak pada dasar penyusunannya, jika kurikulum 2009 berbasis kompetensi (KBK), sedangkan kurikulum 2014 berbasis KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) tahun 2014 dimana program S1 menurut Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia pada level 6. 2. Kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan visi,misi fakultas dan universitas belum sesuai dengan misi fakultas, namun telah sesuai dengan misi dan visi universitas untuk menuju world class university 3. Kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industry, telah terakomodir pada semua mata kuliah dengan 4 (empat) ranah capaian pembelajaran meliputi sikap, pengetahuan, ketrampilan umum dan khusus yang telah terwakili oleh semua mata kuliah pada kurikulum 2014, sebagai tuntutan dan harapan baik dunai industry maupun dunia pendidikan B. Saran 1. Untuk mendukung capaian visi universitas menuju world class university, maka semua perangkat kerja dibawahnya hendaknya menyesuaikan, demikian juga dengan visi dan misi dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta seharusnya ditambahkan dengan substansi capaian tingkat internasional, karena pada visi dan misi Universitas dan bahkan Program Studi Teknik Otomotif sudah mengandung substansi tersebut. Melalui usaha tersebut, visi dan misi dari Universitas, Fakultas dan Prodi menjadi relevan dan selaras satu sama lainya. 2. Perlu adanya pelaksanaan program atau perumusan indikator yang jelas baik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pengelolaan pendidikan, untuk mewujudkan misi Prodi dengan capaian skala internasional. 45 DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi dan Dasim Budimansyah, (2009). Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional (Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan Publik), Bandung : Widya Aksara Press. Bachtiar S. Bachri (2010) Implementasi Pengembangan Content Curriculum Dalam Proses Perencanaan Pembelajaran dalam Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Vol 10 No 2 - Oktober 2010 Castetter, William B. (1996). The Human Resource Funtion in Education Administration. New Jersey: Englewood Clipffs. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta : Adicitra Karya Nusa Hamalik, Oemar, (1992) Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju. Lewis, Anne C (2008). Teacher Development, Tech Directions; Jan 2008; 67, 6; ProQuest Education Journals pg. 5 Oliva, Peter F. (1982). Developing the Curriculum. Boston: Little, Brown, and Co. Sanusi. Achmad, (1991). Berapa Dimensi Mutu Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung. Sergiovani , Thomas J., Martin Burlingame, Fred S. Coombs, Paul W Thurston, (1987), Educational Governance and Administration, 2nd Edition, Prentice Hall Inc, New Jersey Syaodih, Nana, (2005) Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syarief, Hamid, (1993) Pengembangan Kurikulum (Cetakan Pertama) , Pasuruan : Percetakan Garoeda, Syarifudin dan Basyiruddin, (2002) Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta : Ciputat Pers http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2263048-peran-guru-dalammengembangkan-kurikulum/#ixzz2NNpDhnxO 46