- Lumbung Pustaka UNY

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kunci kemenangan suatu negara dalam kompetisi di era global adalah pada
kemampuannya mengelola dan memberdayakan SDM dalam menguasai sains dan
teknologi (Ali, Mohammad, 2009 : 53). Hal ini sesuai dengan amanat dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang menjelaskan bahwa kemampuan bangsa
yang berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran
bangsa. Peningkatan kemampuan perekonomian suatu bangsa sangat tergantung
diantaranya kepada kemampuan sumber daya manusia yang menjadi komponen
pokok sebagai mahluk yang berperan aktif dalam perubahan melalui tingkat
keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya
Bagi Bangsa Indonesia globalisasi dan industrialisasi merupakan sebuah
tantangan dan peluang yang harus dapat dimanfaatkan untuk dapat hidup sejajar dan
berdampingan dengan masyarakat dunia lainnya. Globalisasi dan industrialisasi di
satu sisi membuka peluang untuk mempercepat laju pembangunan, tetapi di sisi lain
membawa tantangan persaingan yang semakin ketat dan tajam. Tuntutan di era global
adalah ”keunggulan kompetitif (competitf advantage)” atas semua produk dan jasa
yang dihasilkan oleh industri nasional. Sehingga secara simultan telah menjadikan
sumber daya manusia menjadi “kekuatan utama” bagi industri nasional dalam
menghasilkan keunggulan dalam konteks yang lebih komprehensif, dan inovatif.
Pendidikan merupakan sektor paling strategis dalam pembangunan nasional,
hal ini disebabkan karena peningkatan kualitas manusia yang menjadi subyek
pembangunan hanya dapat dicapai melalui pendidikan. Melalui pendidikan selain
dapat diberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap juga dapat dikembangkan
berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat. Dalam
perspektif global pendidikan berperan dalam : 1) pengembangan diri peserta didik
(personal development), 2) pengembangan ketrampilan kerja (employability or work
1
skills development), 3) pengembangan kewarganegaraan (citizenship), dan 4)
transmisi dan transformasi budaya (transsmision and transformation culture).
Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis bagi kehidupan bangsa,
karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar iptek, kreatif, dan
memiliki solidaritas sebagai gambaran manusia modern masa depan. Bahkan
pendidikan memberi dampak dua atau tiga kali lebih kuat dalam pembentukan
kualitas manusia. Dalam kapasitasnya yang sangat luas, pendidikan memiliki peran
dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan
manusia dengan berbagai aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan instrument utama pembangunan sumber daya manusia
(SDM), oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan kualitas
pendidikannya (Ace Suryadi, 2009). Begitu strategisnya peran pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun fakta
menunjukkan
bahwa
masih
banyak
permasalahan
yang berkaitan
dengan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada
produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar (2004) hal ini ditandai
oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2) pendidikan yang belum relevan
dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; (3) manajemen pendidikan
yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang
kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat
pemakai lulusan tersebut. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan.
Isu mutu pendidikan menurut Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (2001) terkait (1)
kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, (2) kurikulum, (3) metode
pembelajaran, (4) bahan ajar, (5) alat bantu pembelajaran, dan (6) manajemen
pendidikan. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas
belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan.
2
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (JPTO) FT UNY Sebagai sebuah
lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan professional pada bidang otomotif baik di industri
maupun sekolah mengengah kejuruan (SMK) dituntut pula untuk mampu
menghadapi tantangan kemajuan IPTEK dan tuntutan dunia kerja yang semakin
berkembang, dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada
fungsi pokok tersebut. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada
kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai
tenaga pengajar berstrata sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non
kependidikan berupa kompetensi untuk perawatan dan perbaikan kendaraan.
Pengembangan kurikulum Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY jenjang S1
mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula
dikembangkan.
Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK), sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan pendidikan dan
pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam wawasan, sikap
dan ketrampilan profesi dan memiliki kepribadian sebagai pendidk serta warga
negara yang dapat dijadikan sebagai teladan. Dua tugas utama ini harus
dikembangkan oleh LPTK khususnya JPTO FT UNY melalui pengembangan
kemampuan calon tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas
profesi, social dan etika.
Dalam menghadapi tantangan dan maka JPTO FT UNY merasa perlu
melakukan upaya mengembangkan kurikulum karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi,. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman,
dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum
serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah
pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
3
dihasilkan. Tujuan pengembangan Kurikulum 2014 terutama adalah untuk mengatasi
masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja,
globalisasi ekonomi pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang
berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan content analysis kurikulum 2014 JPTO FT
UNY, khususnya dalam memenuhi tuntutan dan perkembangan IPTEK, dapat
dirumuskan permasalahan penelitian diantaranya :
1. Apakah perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT
UNY
2. Bagaimanakah kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan
visi,misi fakultas dan universitas
3. Bagaimanakan kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan
tuntutan kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia
industri.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
utama
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengidentifikasi,
mendeskripsikan dan menganalisis kesesuaian kurikulum 2014 JPTO FT UNY
dengan kebutuhan dan tuntutan kompetensi baik dunia industry maupun dunia
pendidikan khususnya pada jenjang SMK. Secara spesifik tujuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT
UNY
2. Mengetahui kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan visi,misi
fakultas dan universitas
3. Mengetahui kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan
kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industri.
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang content analysis kurikulum 2014 JPTO FT UNY ini
diharapkan mempunyai manfaat:
1. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kesesuaian antara kurikulum dengan
tuntutan dan kebutuhan kompetensi dunia pendidikan dan dunia industry,
sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada masa yang akan
dating.
2. Bagi tenaga pendidik di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif hasil penelitian ini
diharapkan mampu memberikan informasi bagi pengembangan perangkat
kurikulum sebagai bagian integral dalam pengajaran dan pembelajaran di kelas.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di
dalam
menghadapi
tuntutan
perkembangan
zaman,
dirasa
perlu
adanya
penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan
perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya
penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum didasarkan pada konsep curriculum development,
dimana keseluruhan dimensi kurikulum yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi
kurikulum direncanakan dalam satu kesatuan. Konsep curriculum development
menghendaki suatu tim yang sejak awal merancang pengembangan ide kurikulum
(curriculum idea), dokumen kurikulum (curriculum construction), implementasi
kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum (curriculum
evaluation) dalam suatu desain utuh (grand design).
kurikulum sebagai “the heart of education” (Klein) harus mempersiapkan
generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal,
nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana
diungkapkan oleh Oliva, kurikulum perlu memperhatikan perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat, ilmu, kepemimpinan, dan politik. Perubahan-perubahan yang
dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum.
Penyelenggaraan pendidikan juga perlu memperhatikan perkembangan
pengetahuan yang terkait dengan perkembangan neurologi dan psikologi serta
perkem-bangan pedagogi yang terkait dengan observation-based (discovery)
learning, collaborative learning, dan Project-Based Learning. Ketiga pendekatan
dalam belajar ini memungkin penerapan teori belajar tentang kemampuan berpikir,
kebiasaan belajar, sikap, dan ketrampilan psikomotorik. Kelompok kemampuan ini
yang merupakan kompetensi utama dalam belajar dan termasuk ke dalam yang
6
dinamakan developmental content, hanya dapat dikembangkan melalui suatu kegiatan
belajar yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Kegiatan belajar yang
dikembangkan dalam Obervation-based learning, Collaborative Learning, dan
Project-Based
Learning
memberikan
kesempatan
yang
leluasa
untuk
mengembangkan kemampuan kelompok developmental content. Aplikasi dari
kegiatan belajar yang demikian adalah pada pengembangan kurikulum yang memiliki
desain sesuai dengan karakteristik konten tersebut dalam bentuk proses belajar.
Artinya, diperlukan suatu desain kurikulum yang menerapkan proses belajar yang
berkelanjutan dan berkesimbungan. Dengan perkataan lain organisasi konten yang
berkesinambungan secara vertikal dan saling memperkuat secara horizontal.
Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka
antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat (social
unrest). Permasalahan sosial merupakan hal yang selalu harus mendapat perhatian
kurikulum dan berpengaruh terhadap kurikulum, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Oliva (1992). Oliva mengatakan curriculum is a product of its time . . ..
Curriculum reponds to and is changed by social forces, philosophical positions,
psychological principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its
moment its history. Perubahan yang terjadi di masyarakat harus dijawab tetapi juga
berpengaruh terhadap kurikulum sehingga perubahan kurikulum merupakan sesuatu
yang tak dapat dielakkan.
A. Hakekat Kompetensi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi Serta Tahapan
Pengembangan
Kompetensi diartikan dengan berbagai macam pengertian oleh para ahli sesuai
dengan sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian, perangkat yang
tercakup dalam pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting:
pengetahuan, sikap dan nilai, dan keterampilan. Richard M. Jaeger dan Carol Kehr
Tittle dalam bukunya Minimum Competency Achievement Testing mengemukakan
bahwa: Competencies are indicators of successful performance in life-role activities.
7
Competencies involve the ability to create effective results in one’s life. It means the
ablity to create new roles for oneself in response to changing social conditions.
Selanjutnya dikemukakan bahwa unsur-unsur umum yang terdapat dalam kompetensi
adalah sebagai berikut:

Kompetensi memiliki fokus dan konteks, yaitu kehidupan nyata dan berbagai
peranan.

Kompetensi dibentuk melalui integrasi dan aplikasi yang kompleks dari berbagai
kemampuan.

Integrasi dan aplikasi merefleksikan pengetahuan, sikap dan nilai, dan
keterampilan secara seimbang.

Kompetensi ditandai dengan kinerja, bukan hanya penguasaan pengetahuan, sikap
dan nilai, keterampilan saja.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai dengan
pengertian tersebut, Kurikulum Berbasis Kompetensi berisi seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional dan
cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah
dan madrasah. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan
diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan
dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual.
Pada pendidikan kejuruan kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas
lulusan di tempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di
dunia kerja sesuai dengan keahliannya. Kompetensi dikembangkan secara
berkesinambungan sejak Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, sampai dengan
perguruan tinggi yang menggambarkan suatu rangkaian kemampuan yang bertahap,
berkelanjutan, dan konsisten seiring dengan perkembangan psikologis peserta didik.
8
Khusus pendidikan kejuruan kompetensi yang dituangkan dalam kurikulum adalah
standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kurikulum
Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal;
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman;
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi;
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif;
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
Pengembangan kurikulum dilakukan biasanya melalui beberapa tahapan,
yaitu: analisis kebutuhan, merumuskan kebutuhan dan disain kurikulum, menyusun
kurikulum, menentukan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum,
dan mempertimbangkan berbagai pengaruh terhadap pengembangan kurikulum.
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan meliputi tiga hal berikut ini. Pertama, analisis kebutuhan
masyarakat terhadap kurikulum diantaranya meliputi:
a. kebutuhan untuk menularkan lingkungan kebudayaan dan tatanan masyarakat;
b. kebutuhan untuk mempersiapkan anak sebelum memasuki kehidupan masyarakat;
dan
c. kebutuhan untuk memperkenalkan nilai-nilai yang berlaku, harapan masyarakat,
struktur kekuatan dan kekuasaan politik, masalah-masalah sosial, dan berbagai
arah gejala yang mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat.
Kedua, analisis kebutuhan pengembangan ilmu dan nilai melalui kurikulum
diantaranya meliputi:
a. kebutuhan jenis ilmu dan nilai yang begaimana yang seharusnya dipelajari oleh
anak;
9
b. kebutuhan jenis ilmu dan nilai yang bermanfaat bagi kehidupan anak;
c. kebutuhan untuk mengorganisasikan ilmu dan nilai untuk kepentingan
pendidikan; dan
d. kebutuhan kriteria untuk menentukan relevansi ilmu dan nilai dengan kebutuhan
anak.
Ketiga, analisis kebutuhan anak diantaranya meliputi: (1) kebutuhan tentang
populasi anak (normal, luar biasa, dan sebagainya); (2) kebutuhan tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak; (3) kebutuhan tentang kondisi lingkungan
anak; (4) kebutuhan tentang kesempatan anak dalam hubungannya dengan dunia
kerja, pengembangan karir, dan proyeksi atau perkiraan pertumbuhan ekonomi;
dan kebutuhan tentang kesempatan belajar yang sama berdasarkan minat dan
kemampuan anak.
2. Merumuskan Kebutuhan Kurikulum dan Disain Kurikulum
Kebutuhan kurikulum diantaranya meliputi dua hal sebagai berikut: (1)
kondisi khusus dan kepentingan dari lembaga pendidikan. Kurikulum harus
disesuaikan dengan misi lembaga pendidikan baik misi yang sifatnya pendidikan
umum maupun misi yang sifatnya pendidikan khusus (kejuruan atau keterampilan);
dan (2) kurikulum yang direncanakan harus berdasarkan efektivitas kurikulum yang
dilaksanakan sebelumnya. Hasil-hasil penelitian dan penilaian akan memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk menentukan efektif atau tidaknya suatu kurikulum.
Rencana induk pengembangan kurikulum diantaranya harus mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : (1) Kriteria atau faktor apakah yang harus
dibuat untuk mencapai hasil akhir?; (2) Kapankah rencana harus dimulai dan
diselesaikan?. Berapakah lama waktu yang diperlukan; (3) Prioritasnya apakah yang
harus segera dilakukan dan atas dasar apa?; (4) Siapakah yang harus mengesyahkan
rencana tersebut?; (6) Fasilitas dan pendukung apa sajakah yang diperlukan dalam
rencana, termasuk konsultan, tenaga administrasi, dan pelayanan kebutuhan lainnya?;
(7) Berapakah jumlah
dana yang diperlukan untuk rencana tersebut?; dan (8)
Prosedur apakah yang mengatur interaksi kelompok-kelompok yang terlibat dalam
10
rencana?. Disamping itu semua kegiatan didokumentasikan dengan baik untuk
kepentingan dan kebutuhan informasi mengenai sistem perencanaan kurikulum.
Desain dan isi kurikulum dipilih sesuai dengan tujuan dari setiap program
pendidikan masing-masing. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa desain kurikulum
terdiri dari tiga jenis yaitu: academic-subject matter, fusion, dan broad¬fields
designs. Berbagai disiplin keilmuan seperti matematika, bahasa, biologi akan menjadi
materi program kurikulum.
3. Menyusun Kurikulum
Dalam menyusun sebuah kurikulum dapat menggunakan salah satu
pengalaman para ahli dibidangnya. Tyler merupakan salah satu ahli dibidang
kurikulum. Tyler merumuskan pertanyaan-pertanyaan dasar yang harus dijawab
dalam pengembangan kurikulum. Pertanyaan pertama, "What educational purposes
should the school seek to attain?" (tujuan-tujuan pendidikan apa yang seharusnya
dicapai oleh sekolah?). Menurut Tyler, tujuan-tujuan pendidikan dapat diidentifikasi
dengan cara menelaah tiga sumber yaitu: (1) peserta didik itu sendiri; (2) kehidupan
masa sekarang di luar lingkungan sekolah; dan (3) pertimbangan para ahli disiplin
keilmuan. Tyler menyadari bahwa dengan analisis yang menyeluruh terhadap ketiga
sumber tersebut akan menghasilkan aneka tujuan, beberapa diantaranya mungkin
saling bertentangan. Oleh karena itu, para ahli kurikulum perlu memilih tujuan-tujuan
dengan menggunakan dua "screens" yaitu: filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
Tyler menyarankan bahwa tujuan hendaknya dirumuskan dalam bentuk dua dimensi
yaitu: (1) komponen tingkah laku yang mengidentifikasi pentingnya tingkah laku
belajar, misalnya perkembangan cara berpikir efektif, dan (2) komponen materi yang
diambil dari disiplin keilmuan.
Pertanyaan kedua, "How can learning experiences be selected which are
likely to be useful in attaining these experiences?" (bagaimana pengalaman belajar
dapat dipilih yang mungkin berguna dalam pencapaian pengalaman tersebut?). Tyler
mengemukakan beberapa prinsip umum yang dijadikan pedoman oleh para perencana
kurikulum dalam memilih tujuan. Pertama, pilihlah pengalaman yang memberikan
11
kesempatan anak didik untuk dapat mempraktekkan jenis tingkah laku seperti
ditetapkan oleh tujuan. Kedua, pengalaman yang dipilih hendaknya sesuai dengan
kemungkinan kemampuan anak didik. Ketiga, anak didik hendaknya dapat
memperoleh kepuasan setelah mempraktekkan jenis tingkah laku yang ditetapkan.
Terakhir, perlu disadari bahwa pengalaman belajar yang sama yang diberikan kepada
seluruh anak didik akan menghasilkan hasil yang berbeda.
Pertanyaan ketiga, "How can learning experiences be organized for effective
instruction?" (bagaimana pengalaman belajar dapat diorganisasikan untuk pengajaran
yang efektif?). Dalam penetapan tentang organisasi kegiatan atau pengalaman belajar,
Tyler menyarankan para pengembang kurikulum hendaknya mempertimbangkan tiga
kriteria sebagai berikut: "continuity, sequences, and integration". "Continuity"
mengacu kepada pengulangan kegiatan belajar secara vertikal. Maksudnya adalah
organisasi pengalaman belajar harus dapat mengembangkan dan memberikan
kesempatan secara terus-menerus kepada anak didik dalam mempraktekkan kegiatan
tersebut; "sequences" adalah pengalaman belajar harus dapat diurutkan secara
lengkap mulai dari awal hingga akhir pencapaian tujuan dan mulai dari yang paling
mudah sampai dengan yang paling sulit atau sukar; dan "integration" adalah
hubungan secara horizontal diantara urutan pengalaman belajar untuk menjamin
keseimbangan tingkah laku yang diinginkan.
Pertanyaan terakhir, "How can the effectiveness of learning experiences be
evaluated?" (bagaimana keefektifan pengalaman belajar dapat dinilai?). Tyler
menyarankan agar dapat mengembangkan penilian dengan alat uji yang "valid and
reliable" dan yang didasarkan kepada kurikulum serta hasilnya digunakan untuk
menyempurnakan kurikulum. Bentuk penilaian seperti disarankan oleh Tyler akan
dibahas dalam bab yang membahas tentang penilaian kurikulum. Rumusan tujuan
kurikulum harus mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut: (1) generalisasi bidang
pelajaran; (2) pengembangan sikap, kepekaan, dan perasaan; (3) penguatan cara
berpikir; dan (4) penguasaan kebiasaan dan keterampilan. Pemilihan materi pelajaran
dilakukan melalui kriteria pokok seperti: (1) urutan logis dari bidang keilmuan, dan
12
(2) tingkat psikologis atau perkembangan anak. Kriteria lainnya dapat ditambahkan
sesuai dengan kebutuhan dalam pemilihan materi masing-masing bidang keilmuan.
Dalam mengorganisasikan materi dapat dilakukan dengan: (1) menentukan
suatu topik dan kemudian mengidentifikasi gagasan dasarnya; dan (2) menetapkan
kedalaman dan keluasan topik. Pemilihan kegiatan belajar harus mencerminkan
belajar aktif dengan ragam pengalaman, meliputi: membaca, menulis, mengamati,
melakukan
penelitian,
menganalisis,
mendiskusikan,
menghitung,
melukis,
menggambarkan, menyusun, dan memerankan. Sedangkan dalam pengorganisasian
kegiatan belajar dapat dilakukan dengan urutan pengenalan, pengembangan, yang
dimaksud untuk membangkitkan minat anak terhadap topik yang diajarkan. Kegiatan
belajar dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai aspek dari topik dan
melengkapi fakta-fakta yang diperlukan dan mengacu kepada usaha pemahaman
umum tentang suatu prinsip, teori, atau hukum. Penerapan adalah tahap kegiatan
dimana anak mempergunakan prinsip, teori, atau hukum dalam kerangka yang lebih
luas.
Pemilihan dan pengorganisasian metode pengajaran disesuaikan dengan topik
dan kegiatan belajar. Berbagai metode pengajaran seperti ceramah, diskusi, panel,
demonstrasi, bermain peran, dan simulasi dapat dipilih sebagai cara penyampaian
materi topik kepada anak. Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
dan pengorganisasian metode pengajaran adalah bahwa tidak ada sesuatu metode
pengajaran yang lebih unggul dari yang lainnya, karena penggunaan metode
tergantung kepada keefektifannya dalam mengembangkan kemampuan anak.
Menurut Nelson (1985), bahwa nampaknya tidak ada kesepakatan tentang sesuatu
metode yang paling baik dalam pengajaran, yang paling baik adalah penggunaan
berbagai metode yang menurut guru cocok untuk digunakan. Selanjutnya menurut
Nelson bahwa guru-guru akan setuju dengan pernyataan itu.
Pemilihan alat penilaian juga disesuaikan dengan topik dan kegiatan belajar.
Berbagai alat penilaian seperti tes esei, tes obyektif, wawancara dapat dipilih dan
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar anak. Prosedur penilaian adalah
13
tatacara penggunaan alat penilaian dalam berbagai kegiatan penilaian seperti pretes
dan postes, lisan dan tertulis, formatif dan sumatif.
Pemilihan alat bantu belajar dan mengajar disesuaikan dengan topik, kegiatan,
dan metode. Alat bantu digunakan sebagai pendukung pencapaian tujuan dan
keefektifan dari proses belajar-mengajar.
B. Unsur-unsur Yang Terlibat Dalam Pengembangan Kurikulum
Unsur-unsur yang terlibat langsung dalam kegiatan pengembangan kurikulum
ialah (1) para pengambil keputusan yang terkait dengan penetapan kurikulum (2) para
ahli kurikulum, (3) para ahli disiplin keilmuan, (4) para ahli psikologi, dan (5) guruguru. Sifat keterlibatan mereka dipilih dan ditentukan oleh latar belakang,
keterampilan, dan kemampuannya dalam bidang masing-masing.
Sebelum pengembangan kurikulum dilakukan, para pengambil keputusan
biasanya mengadakan pertemuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum. Begitu pula pada waktu proses pengembangan
berlangsung, para pengambil keputusan akan memberikan arahan-arahan agar
kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebijakan pendidikan nasional. Biasanya
para pengambil keputusan terhimpun dalam satu kepanitiaan yaitu kelompok
pengarah (steering
committee). Kebijakan yang telah diambil
selanjutnya
dilaksanakan oleh suatu kelompok kerja untuk mengoperasionalkan kebijakankebijakan yang dihasilkan oleh kelompok pengarah. Kelompok kerja inilah yang
secara langsung terlibat dengan para ahli dalam proses pengembangan kurikulum.
Ahli kurikulum pada umumnya akan mengambil peranan sebagai penanggung
proyek pengembangan kurikulum. Ahli kurikulum akan memberikan arahan
kebijakan secara operasional, menen tukan skema organisasi pengembangan,
mengatur tugas-tugas para peserta, dan memeriksa kemajuan kegiatan pengembangan
kurikulum. Disamping itu, ahli kurikulum mempersiapkan berbagai pedoman yang
diperlukan untuk perumusan tujuan dan pemilihan materi pelajaran, metode
pengajaran, alat bantu pengajaran, dan metode penilaian.
14
Keterlibatan ahli berbagai disiplin keilmuan seperti ahli matematika, ahli
ilmu-ilmu sosial, ahli sejarah, ahli bahasa diperlukan dalam pemilihan konsep-konsep
penting dari disiplin keilmuan yang akan dijadikan sebagai materi pelajaran dalam
kurikulum. Tanpa adanya keterlibatan mereka mungkin akan sulit bagi orang awam
dalam menentukan tingkat kedalaman dan keluasan konsep yang akan diberikan pada
tingkat kelas atau jenjang pendidikan tertentu sesuai dengan pewrkembangan anak
didik.
Guru yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan kurikulum
dilibatkan secara aktif sebagai anggota dalam pengembangan kurikulum. Hal itu
sangat penting karena kurikulum yang akan dibuat pada akhirnya akan digunakan
oleh guru di seko lah. Di dalam pengembangan kurikulum, peranan guru diharap kan
dapat memberikan dimensi praktis. Yang dimaksudkan dengan dimensi praktis adalah
kriteria dalam menentukan materi terpilih dan alokasi waktu yang ditetapkan untuk
itu dalam kaitannya dengan metode pengajaran dan penilaian.
Ahli
psikologi
memberikan
informasi
antara
lain
tentang
proses
perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal itu diperlukan mengingat : (1)
pengembangan teknik mengajar harus cocok untuk bermacam-macam situasi dan
berbagai tingkat usia anak; (2) pemilihan dan penetapan materi pelajaran harus cocok
dengan tingkat usia anak pada tingkat kelas tertentu.
Pengembangan suatu kurikulum akan dipengaruhi oleh faktor¬-faktor
eksternal yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh langsung biasanya datang dari lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif
yang mempunyai kepentingan dengan kurikulum sesuai dengan misi dan "trends"
politik yang sedang populer dan berkembang pada waktu tertentu. Para pengembang
kurikulum tidak dapat mengabaikan pengaruh langsung tersebut, sebab kurikulum
yang akan diberlakukan harus sesuai dengan kriteria dan tuntutan zaman.
Pengaruh tidak langsung datang dari pihak masyarakat dan cendekiawan yang
merasa langsung atau tidak langsung merasa terlibat dan/atau mempunyai
kepentingan dengan kurikulum. Masyarakat, misalnya, mengusulkan agar pelajaran
15
agama di sekolah lebih ditingkatkan baik untuk mengurangi perkelahian para pelajar
maupun untuk menanggulangi penyalahgunaan obat dan narkotika.
C. Permasalahan Kompetensi Lulusan
Beberapa studi yang dilaksanakan oleh berbagai pihak, menunjukkan bahwa
kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. Sehingga perkara rendahnya kualitas
pendidikan menjadi salah satu isu kritis (critical or strategic issues) pendidikan
nasional Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor. Pada hakekatnya guru bukan satu-satunya penyebab rendahnya kualitas
pendidikan. Namun, fakta menunjukkan dalam hal pilar peningkatan mutu, relevansi,
dan daya saing, faktor sarana dan prasarana (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium,
dan lainnya), juga motivasi peserta didik dan peran orang tua/masyarakat memiliki
andil yang sangat besar terhadap pencapaian mutu sekolah dan lulusan. Sektor
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah jelas tidak dapat berdiri
sendiri, apalagi jika harus dijadikan beban ekonomi-politik. Pendidikan harus dapat
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
dalam peranannya sebagai ujung tombak dalam pengembangan sumber daya
manusia. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang
tepat agar yang benar–benar dihasilkan lulusan yang bermutu dan kompeten serta bisa
bersaing dalam dunia global.
Mutu lulusan Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, factor-faktor tersebut dapat
berasal dari factor internal dan factor eksternal. Beberapa factor internal diantaranya
kurikulum, tenaga pendidik, kepemimpinan kepala sekolah, proses pembelajaran,
sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan, manajemen, sekolah, dan lingkungan
sekolah. Sementara factor dari luar adalah dukungan masyarakat, dan kebijakan
pendidikan yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Keterkaitan antara factor
internal dan factor eksternal sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan
pendidikan. Khususnya dalam pengembangan sekolah beberapa faktor tersebut sangat
menentukan pencapaian mutu dan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan.
16
Faktor internal memegang peranan dalam mengembangkan proses pelaksaan belajar
mengajar disekolah, sementara faktor eksternal mendukung pencapaian program
khususnya dalam pengadaan dan pemenuhan kebuthan sarana dan prasarana belajar.
Berdasarkan hasil treasure study yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan
Teknik Otomotif FT – UNY dan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
terhadap alumni baik yang bekerja pada bidang pendidikan sebagai guru, instruktur
atau tenaga kependidikan lainnya, maupun yang bekerja pada industry otomotif,
maupun non otomotif yang tersebar di seluruh Indonesia terhadap implementasi
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif,
menunjukkan beberapa hal diantaranya :
1. Kesesuaian pekerjaan lulusan dengan bidang ilmu menunjukkan bahwa: 80,5%
menyatakan sesuai, 19,5% tidak sesuai, artinya sebagian besar lulusan FT UNY
bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya.
2. Masa tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama lulusan termasuk
baik, hal ini dibuktikan dengan data bahwa masa tunggu kurang dari 3 bulan
sebanyak 52,8%, 3-6 bulan sebanyak 23,1%., lebih dari 12 bulan sebanyak
12,8%. Dari aspek ini artinya lulusan sangat mudah memperoleh pekerjaan dan
mudah diserap oleh masyarakat.
3. Kemampuan melaksanakan tugas lulusan yang merupakan tanggapan lulusan
sendiri maupun dari pengguna lulusan dalam kategori sangat baik. Rentangnya
dari angka 1 sangat baik, 2 baik, kurang baik dan 4 tidak baik yang meliputi 12
kompetensi: bahasa Inggris, IT, Metodologi penelitian, kerja sama tim,
komunikasi
lisan,
komunikasi
tertulis,
pengetahuan
umum,
leadership,
pemberdayaan masyarakat, teori keahlian khusus, praktik keahlian khusus dan
manajemen organisasi.
4. Dari dua sisi lulusan dan pengguna diperoleh angka rerata 1,5 dan 1,1, hal ini
berarti lulusan FT UNY pada kategori antara sangat baik dan baik. Hal ini sangat
membanggakan karena lulusan FT UNY mampu mengemban tugas yang
dipercayakan kepadanya, namun demikian hal ini bukan berarti program telah
17
sempurna, karena ada beberapa saran dan masukan, baik dari lulusan sendiri
maupun dari para pengguna.
5. Umpan balik dari pengguna lulusan khususnya dari industri meliputi perlunya
peningkatan kompetensi: manajerial, kepemimpinan, bahasa asing (inggris),
teknologi informasi dan soft skill; (4) saran dari alumni atau lulusan untuk
pengembangan kompetensi lulusan dalam bidang industri/produksi
D. Hasil Studi Pendahuluan
Berdasarkan hasil treasure study yang dilaksanakan tersebut, sebagian besar
memberikan masukan perlunya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Beberapa masukan tersebut diantaranya:
1. Perlu dilakukan pengkajian kembali terhadap kurikulum untuk disesuaian dengan
kebutuhan di lapangan.
2. Setiap ruang perkuliahan (terutama teori) perlu dilengkapi dengan media dan
sarana pembelajaran misalnya LCD
3. Alat dan peralatan praktik perlu dilakukan evaluasi dan penambahan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi.
4. Dosen perlu diberi buku pegangan yang sesuai dengan mata kuliah yang dipegang
dan fasilitas Laptop untuk melaksanakan tugasnya
5. Perpustakaan perlu dilengkapi buku-buku yang dibutuhkan dosen dan mahasiswa
secara memadahi dan berimbang.
6. Dosen perlu diberikan penyegaran kembali mengenai strategi pembelajaran yang
menarik, baik teori maupun praktik bengkel/laboratori
7. Dosen perlu difasilitasi agar dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan
Tinggi (Mengajar, Penelitian, dan Pengabdian) secara memadai.
8. Kehadiran dosen dalam mengajar harus didorong dan diantisipasi agar dapat
mengajar sampai 16 kali pertemuan sesuai dengan ketentuan.
9. Karyawan perlu diberikan penyegaran untuk melakukan tugas dan fungsinya, agar
layanan yang bersifat akademik dan non akademik dapat ditingkatkan dengan
memanfaatkan teknologi secara optimal.
18
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya memperlihatkan bahwa
(1) Serapan alumni lulusan
sudah cukup memadai; (2) kekurangan kompetensi
lulusan dalam aspek kompetensi penunjang keahlian, aspek manajerial dan
kepemimpinan; (3) Umpan balik dari pengguna lulusan khususnya industri perlunya
peningkatan kompetensi: manajerial, kepemimpinan, bahasa asing (inggris),
teknologi informasi dan soft skill; (4) pengembangan kompetensi lulusan dalam
bidang industri/produksi, khususnya dalam kemampuan identifikasi komponen,
kemampuan melakukan overhaul dan kemampuan analisa gangguan/trouble shooting.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan
teknik survey dan wawancara terhadap sumber informasi dan stakeholder terkait baik
sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai pengguna bidang pendidikan maupun
industry otomotif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang
berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi semua SMK Negeri yang
memiliki program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR), dan industry otomotif
yang berada baik di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Jakarta, dengan subyek
wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua program studi, dan guru, manajer,
instruktur dan supervisor pada industry otomotif. Waktu penelitian dimulai pada
April 2015 sampai dengan Juli 2015.
C. Populasi dan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum, Ketua Program Studi dan Guru SMK di Propinsi Daerah
Istimewa sebanyak 8 SMK, manajer, instruktur dan supervisor pada industry otomotif
baik di DI Yogyakarta maupun Jakarta.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian survei ini dilakukan dengan dokumentasi, angket,
dan wawancara.
E. Instrumen Penelitian
Untuk menjaring data penelitian ini dengan instrumen lembar pencatat
dokumen, kuesioner, dan pedoman wawancara.
F. Analisis Data
Untuk menganalisis isi kurikulum 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
(S1) FT UNY dilakukan analisis terhadap kesesuaian isi dengan kebutuhan baik
20
bidang
pendidikan maupun industry yang dijaring dengan instrumen dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Teknik otomotif merupakan terapan ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat transportasi darat
yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik
otomotif menggabungkan elemen-elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik,
keselamatan dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, dan manajemen.
Sementara pada disiplin ilmu mekanika otomotif terfokus pada teknologi mekanik,
sedangkan pemeliharaan mesin otomotif terfokus pada pemeliharaan mesin sebagai
tenaga penggerak kendaraan bermotor. Cabang-cabang dari teknik otomotif meliputi :
Perencanaan (product atau design); Pengembangan (development); Produksi
(manufacturing); dan Perawatan (maintenance).
Hingga saat ini teknik otomotif sebagai sebuah disiplin ilmu terapan yang
banyak bergerak pada sektor transportasi mempunyai peran yang sangat penting
sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, politik dan hankam yang diarahkan
kepada terwujudnya sistem transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi yang
diselenggarakan secara terpadu, selamat, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien
dalam fungsinya untuk mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa. Pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor yang sangat cepat hingga mencapai 5 – 12% pertahun
membuat disiplin ilmu ini menjadi lebih menjanjikan dan demandnya semakin tinggi.
disinilah potensi dan peluang yang dimiliki oleh Jurusan dan Program Studi
Pendidikan Teknik Otomotif untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan
tuntutan dan perkembangan zaman.
1. Perbedaan Antara Kurikulum 2014 Dengan Kurikulum 2009
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka
22
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para
penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan
instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap
jenis dan jenjang pendidikan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
dalam melakukan proses penyelengaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi
tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) disusun
berdasarkan tuntutan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industry yang semakin
berkembang. Perubahan dan penyesuaian kurikulum didasarkan pada tuntutan dan
kebutuhan dunia kerja yang semakin kompleks. Oleh karenanya kurikulum prodi
pendidikan teknik otomotif tahun 2009 disempurnakan menjadi kurikulum tahun
2014 yang mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal,
kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang
harus pula dikembangkan.
Kurikulum tahun 2009 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
didasarkan pada tuntutan kompetensi lulusan untuk dapat berkiprah baik di dunia
pendidikan maupun dunia industry, dengan harapan lulusan yang dihasilkan baik
bidang kependidikan maupun nonkependidikan diharapkan memiliki kompetensi
sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Lulusan Program S1
Pendidikan Teknik Otomotif mempunyai kualifikasi sarjana pendidikan teknik, yang
memiliki kompetensi profesional dan pedagogik dalam bidang teknologi otomotif,
23
memiliki kompetensi sosial dan kepribadian yang mendukung untuk menjadi guru
atau instruktur yang profesional.
Lulusan program S1 Kependidikan adalah calon tenaga kependidikan yang
profesional di sekolah menengah kejuruan, pusdiklat, atau di perguruan tinggi pada
bidang yang sesuai dengan program studi yang ditempuh. Lulusan program S1
Kependidikan memiliki kewenangan tambahan D3 non-Kependidikan pada bidang
yang sesuai dengan yang ditempuh di Fakultas Teknik. Kewenangan tambahan
tersebut dapat diperoleh dengan menempuh matakuliah prasyarat Proyek Akhir.
Kebulatan kurikulum dirancang untuk memberikan kompetensi kepada calon
tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang disusun dalam program studiprogram studi. Elemen dan Jenis kompetensi seperti yang tertuang dalam Keputusan
Mendiknas nomor 232/U/2000, sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Elemen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
Elemen Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
Elemen Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
Elemen Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Elemen Mata Kuliah Keterampilan Berkarya (MKB)
Jumlah total sks dan lama studi maksimal setiap jenjang ditampilkan pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Jumlah sks dan Lama Studi Maksimal Kurikulum 2009
Jenjang
Jumlah total sks
(sks)
MPK
MKK
S1
148
11
48
MPB MBB
13
4
MKB
Lama studi maksimal
(semester*))
74
14
Sementara kurikulum 2014 merupakan kurikulum berbasis KKNI (Kualifikasi
Kerja Nasional Indonesia) tahun 2014 dimana program S1 menurut Kualifikasi Kerja
Nasional Indonesia pada level 6. Profil lulusan yang diharapkan oleh kurikulum 2014
adalah :
24
a. Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di bidang Teknik Otomotif
b. Instruktur Diklat pada Lembaga Pendidikan Kejuruan Otomotif
c. Instruktur Diklat pada pusat-pusat Pendidikan dan Latihan di Industri bidang
Otomotif.
d. Perancang Program Pelatihan dalam bidang pendidikan dan teknik otomotif
Terdapat 4 (empat) ranah dalam learning outcome (LO) atau capaian pembelajaran
pada kurikulum 2014 yaitu :
a. Sikap :
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika;
3) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
4) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
7) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
8) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
9) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
10) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang otomotif
secara mandiri.
b. Penguasaan Pengetahuan:
1) Menguasai pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan pengembangan teknologi
pembelajaran bidang teori dan praktik teknik otomotif.
25
2) Menguasai pengetahuan tentang teknologi otomotif, teori dan praktik yang
meliputi: kendaraan ringan, alat berat, desain dan perbaikan bodi, dan sepeda
motor,
3) Mempunyai kemampuan merencanakan dan mendesain strategi dan model
pengembangan pembelajaran bidang teknik otomotif secara berkelanjutan.
4) Menyelenggarakan pembelajaran pendidikan teknik otomotif yang mendidik
melalui pemahaman karakteristik pesertadidik, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan merefleksi proses pembelajaran sistemik dan sistematik
dalam lingkup lingkungan terbatas.
5) Mempunyai kemampuan mengelola sarana dan prasarana praktek bengkel dan
laboratorium.
c. Keterampilan Khusus:
1) Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran
yang mendidik, aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan melalui
penggunaan model dan media pembelajaran dalam bidang teknik otomotif.
2) Mampu mengaplikasikan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan
perkembangan IPTEKS, sehingga dapat membekali peserta didik untuk
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan hidup.
3) Mampu mengaplikasikan dan mengembangkan teknologi otomotif, merawat,
memperbaiki, dan memodifikasi kendaraan bermotor.
d. Keterampilan Umum:
1) menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
otomotif,
2) mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan,
teknologi otomotif berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk
menghasilkan solusi, gagasan, desain, serta menyusun deskripsi saintifik hasil
kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir;
26
3) mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
bidang otomotif, berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data;
4) mengelola pembelajaran secara kelompok dan/atau mandiri;
5) mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.
2. Kesesuaian visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1)
terhadap visi dan misi Fakultas Teknik dan Universitas Negeri Yogyakarta
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tugas dan fungsi
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan professional pada bidang otomotif
baik di industri maupun sekolah mengengah kejuruan (SMK) untuk dapat berkiprah
pada bidang yang diminatinya. Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK), adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas baik dalam wawasan, sikap dan ketrampilan profesi dan memiliki
kepribadian sebagai pendidk serta warga negara yang dapat dijadikan sebagai teladan.
Dua tugas utama ini harus dikembangkan oleh LPTK melalui pengembangan
kemampuan calon tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas
profesi, social dan etika.
Demikian halnya dengan Jurusan Pendidikan Teknik otomotif dalam
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada fungsi pokok tersebut.
Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada kompetensi yang harus
dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai tenaga pengajar berstrata
sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non kependidikan berupa kompetensi
untuk perawatan dan perbaikan kendaraan. Pengembangan kurikulum Pendidikan
Teknik Otomotif jenjang S1 mengacu pada kompetensi lulusan yang terdiri dari
kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, disamping
kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan
27
Memperhatikan perubahan tujuan pendidikan dari kurikulum ke kurikulum
yang ternyata merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa yang
berubah dari masa ke masa menjadikan kita sadar bahwa kurikulum perlu diinovasi
dari dekade ke decade, termasuk di dalamnya adalah kurikulum dalam bidang
pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi.
Perubahan kurikulum,
termasuk tujuan pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi, adalah sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu inovasi kurikulum berbasis
kompetensi ini harus dirancang dengan sebaik-baiknya berdasarkan analisis situasi
yang menyeluruh agar generasi muda bangsa ini memperoleh pendidikan yang
bermutu dalam bidang pendidikan otomotip khususnya, sesuai dengan tuntutan jaman
dan terlebih pengguna lulusan. Semua pihak yang berkepentingan, terutama pendidik
dan peserta didik serta masyarakat peduli pendidikan harus selalu menyambut baik
pembaharuan-pembaharuan kurikulum ini.
Keberadaan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta (Jurdiknik Otomotif FT UNY) dengan program studi S1
Pendidikan Teknik Otomotif di tengah masyarakat pada tahun-tahun kedepan
diproyeksikan sebagai institusi pendidikan yang unggul dan termaju di Indonesia.
Dengan kurikulum Berbasis KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia) tahun
2014 dimana program S1 Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia pada level 6,
sedangkan untuk D3 Kualifikasi Kerja Nasional pada level 5.
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif sebagai salah satu jurusan yang berada
di Fakultas Teknik UNY tentunya harus mampu mendukung pencapaian visi, misi
fakultas maupun universitas, sehingga kesesuaian antara visi, misi antara jurusan
dengan fakultas dan universitas menjadi sangat penting. Melalui analsis relevansi
masing-masing misi jurusan terhadap misi Fakultas dan Universitas diperoleh hasil
bahwa visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) belum relevan
dengan misi Fakultas Teknik dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Relevansi
misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) terhadap misi FT dan UNY
28
dapat dilihat pada tabel 1. Misi dari Prodi sampai Universitas disajikan dengan kode,
misi Prodi diwakili dengan kode TO.1 sampai TO.12 (terdapat 12 misi Prodi), misi
Fakultas Teknik diwakili dengan kode FT.1 sampai FT.5 (terdapat 5 misi Fakultas),
dan misi Universitas diwakili dengan kode UNY.1 sampai UNY.4 (terdapat 4 misi
Universitas).
Tabel 2. Kesesuaian visi, misi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1)
dengan fakultas dan universitas
Visi UNY
Menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan
kecendekiaan.
Visi Fakultas Teknik UNY
Menjadi Fakultas yang unggul di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan dalam
menghasilkan sarjana pendidikan dan tenaga ahli madya bidang teknologi dan
kejuruan yang profesional berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan
kecendekiaan serta berwawasan nasional dan global pada tahun 2019 tingkat
ASEAN dan 2024 di tingkat internasional.
Visi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1)
Menjadi Barometer Penyelenggara Program S1 Pendidikan Teknik Otomotif Teknik
Otomotif di Indonesia.
Misi
Prodi Pendidikan
Universitas Negeri
Fakultas Teknik UNY
Yogyakarta
Teknik Otomotif (S1)
TO. 1
FT. 1
UNY. 1
TO. 2
FT. 2
UNY. 2
TO. 3
FT. 3
UNY. 3
TO. 4
FT. 4, 5
UNY. 4
TO. 5
FT. 5
UNY. 4
TO. 6
FT. 4
UNY. 4
TO. 7
FT. 5
UNY. 4
TO. 8
FT. 6
UNY. 3
TO. 9
FT. 6
UNY. 4
Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1)
FT UNY saat ini
menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum yang akan digunakan mulai
tahu akademik 2014/2015 yang dikembangkan dengan memperhatikan kompetensi
yang harus dikuasai masing-masing lulusan, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dengan mengacu pada konsep Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi
(KKNI). Untuk mewujudkan mimpi sebagai pengejawantahan visi Program Studi
29
Pendidikan Teknik Otomotif (S1) FT UNY yang dijabarkan dalam beberapa misi
yaitu :
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran program S1 Pendidikan Teknik
Otomotif berbasis kompetensi, misi ini sesuai dengan misi Fakultas Teknik UNY
yang berbunyi “Menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi
dalam bidang pendidikan teknologi dan kejuruan yang didukung bidang
nonkependidikan untuk menghasilkan lulusan unggul berlandaskan ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan” dan misi Universitas Negeri Yogyakarta
“Menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang
kependidikan yang didukung bidang nonkependidikan untuk menghasilkan
manusia
unggul
yang
mengutamakan
ketaqwaan,
kemandirian,
dan
kecendikian“.Berdasarkan analisis dari misi tersebut baik dari program studi,
fakultas maupun universitas sama-sama berupaya untuk lulusan yang tidak hanya
kompeten dan unggul dalam bidangnya tetapi juga memiliki sikap yang mulia.
b. Melaksanakan penelitian pengembangan bidang ilmu Teknik Otomotif dan
bidang pembelajarannya, serta menyelenggarakan kegiatan pembuatan karya
teknik otomotif, misi ini telah sesuai dengan misi Fakultas Teknik UNY yang
berbunyi
“Menyelenggarakan
penelitian
dasar
dan
terapan
di
bidang
kependidikan dan nonkependidikan” dan misi Universitas Negeri Yogyakarta
yaitu
“Menyelenggarakan
kegiatan
penelitian
untuk
menemukan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan/atau olahraga, yang menyejahterakan individu dan masyarakat, dan
mendukung pembangunan daerah dan nasional, serta berkontribusi pada
pemecahan masalah global”. Berdasarkan analisis kualitatif ketiga misi ini samasama melaksanakan penelitiandan pengembangan keilmuan dalam rangka
menemukan,
mengembangkan,
dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni dan/atau olahraga, yang menyejahterakan individu dan
30
masyarakat, dan mendukung pembangunan daerah dan nasional, serta
berkontribusi pada pemecahan masalah global.
c. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan serta layanan jasa konsultasi dan perawatan otomotif. Misi ini
sesuai dengan misi fakultas yaitu menyelenggarakan kegiatan pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan potensi masyarakat
dan lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan misi universitas
Menyelenggarakankegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang
mendorong pengembangan potensi manusia, masyarakat, dan alam untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Secara kualitatif ketiga misi ini samasama melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat luas sesuai dengan kompetensi dan keahliannya.
d. Melaksanakan kegiatan pengembangan staf dosen dan teknisi untuk peningkatan
kompetensi akademik dan kinerjanya, misi ini sesuai dengan misi fakultas
Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel dan
melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri
(ASEAN dan internasional), dunia usaha dan dunia industri dalam upaya
peningkatan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Disamping itu misi ini sesuai
dengan misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik,
bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
e. Melakukan
kegiatan
pengembangan
sarana
dan
fasilitas
kelas,
bengkel/laboratorium serta kantor administrasi jurusan, misi ini sesuai dengan
misi fakultas Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan
akuntabel, juga misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang
baik, bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
f. Melaksanakan pengembangan mutu system manajemen dan layanan administrasi
akademik jurusan. Misi ini sesuai dengan misi fakultas Menyelenggarakan tata
kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel, juga misi universitas
31
menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam
pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
g. Melakukan kerjasama dengan pihak industri nasional, lembaga pendidikan dan
pelatihan kejuruan otomotif serta alumni, misi ini sesuai dengan misi fakultas
melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri
(ASEAN dan internasional), dunia usaha dan dunia industri dalam upaya
peningkatan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Disamping itu misi ini sesuai
dengan misi universitas menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik,
bersih, dan akuntabel dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
h. Mensosialisasikan dan mempubliksikan program dan produk jurusan Pendidikan
Teknik Otomotif kepada sasaran masukan dan sasaran keluaran (siswa SMA/
SMK / MAN, masyarakat, pendidikan kejuruan, dan industri otomotif, misi ini
sesuai dengan misi fakultas unituk menjadikan fakultas sebagai pusat informasi
dan diseminasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dan misi universitas untuk
menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam
pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
i. Mendorong dan memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan yang mengarah pada
peningkatan kreativitas, sifat kompetitif dan sikap professional dalam bidang
otomotif, misi ini sesuai dengan misi fakultas menyelenggarakan tata kelola
fakultas
yang
baik,
bersih,
dan
akuntabel,
juga
misi
universitas
menyelenggarakan tata kelola universitas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam
pelaksanaan otonomi perguruan tinggi
3. Keesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan
kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia
industri.
Program studi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif FT UNY saat ini menyelenggarakan pendidikan sarjana kependidikan (S1)
pendidikan teknik. Adapun kurikulum yang akan digunakan mulai tahu akademik
2014/2015 adalah Kurikulum 2014 yang
dikembangkan dengan memperhatikan
32
kompetensi yang harus dikuasai masing-masing lulusan prodi tersebut, yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mengacu pada konsep Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI). Wujudnya dalam kebulatan studi sebanyak
148 sks yang dipresentasikan dalam 5 (lima) kelompok kompetensi mata kuliah,
yaitu: Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MDK), Mata
Kuliah Bidang Keahlian (MKBK), Mata Kuliah Keterampilan Proses Pembelajaran
(MKKPP), Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan (MKPP) dan Mata Kuliah
Magang (MGG). Mata Kuliah MDK, MKKPP dan MKPP khusus hanya untuk
program studi S1 Kependidikan.
Berikut
merupakan
kurikulum
yang
dikembangkan dan dilaksanakan mulai tahun akademik 2014/2015. Mata kuliah
dalam kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) terdiri dari 60 mata kuliah
dengan bobot total 148 sks.
Konsekuensi dari perubahan kurikulum 2014 tersebut jelas bahwa unit
pelajaran yang diterapkan dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan
tuntutan profesi lulusan yang diwujudkan dalam profil lulusan dan capaian
pembelajaran (learning outcome). Berikut disampaikan table kesesuaian antara mata
kuliah pada kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) dengan profil lulusan
dan capaian pembelajaran (learning outcome) yang diharapkan dunia industry dan
dunia pendidikan.
Table 3. Kesesuaian Mata Kuliah dengan Learning Outcome
Kesesuaian
Kode
Nama mata Kuliah
Sikap
Pengetahuan
MKU6306
Pendidikan Agama
KTF6205
Matematika
1
KTF6206
Fisika
1
MDK6201
Ilmu Pendidikan
3
OTO6201
Gambar Teknik
2
OTO6302
Alat dan Pengukuran Teknik
2
Ketrampilan Ketrampilan
Umum
Khusus
1
1
33
Kesesuaian
Kode
Nama mata Kuliah
Sikap
Pengetahuan
Ketrampilan Ketrampilan
Umum
Khusus
OTO6303
Teknologi Pembentukan Dasar
2
OTO6204
Teknologi Otomotif Dasar
2
OTO6305
Listrik dan Elektronika Dasar
2
KTF6207
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
OTO6206
Aplikasi Komputer
1
OTO6207
Matematika Lanjut
1
OTO6208
Mekanika Fluida
1
OTO6209
Statika dan Kekuatan Material
1
OTO6310
Material Teknik
1
OTO6211
Termodinamika
1
OTO6312
Elektronika Analog dan Digital
OTO6213
Bahan Bakar dan Pelumas
Otomotif
2
OTO6314
Teknologi Sepeda Motor
2
MKU6207
Pendidikan Kewarganegaraan
MDK6202
Psikologi Pendidikan
1
OTO6215
Elemen Mekanik Otomotif
1
OTO6316
Pneumatik dan Hidrolik
1
OTO6217
Mekanika Gerak Kendaraan
1
1
OTO6218
Desain Otomotif
2
1
OTO6419
Teknologi Motor Bensin
2
1
OTO6320
Listrik dan Elektronika
Otomotif
1,2
OTO6321
Sistem Pemindah Tenaga
2
MKU6211
Bahasa Inggris
1
MKU6214
Pendidikan Sosial Budaya
1
MDK6303
Manajemen Pendidikan
7
2
1,2
1
1
1
1,3
2,4,5
1
1,3
3
1
1,3
1,3
34
Kesesuaian
Kode
Nama mata Kuliah
Sikap
Pengetahuan
Ketrampilan Ketrampilan
Umum
Khusus
OTO6322
Kemudi, Rem dan Suspensi
2
1
1,3
OTO6423
Teknologi Motor Diesel
2
1
1,3
OTO6324
Teknologi Bodi Kendaraan
2
1
1,3
OTO6325
Sistem AC
2
1
1,3
OTO6326
Engine Management System
2
1
1,3
MKU6209
Bahasa Indonesia
1
MKU6210
Statistika
1
KTF6201
KTF6203
KTF6208
KTF6309
Kurikulum dan Pembelajaran
Kejuruan
Media Pembelajaran dan
Teknologi Informasi
Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Praktek Industri
7
1,3
4
1,3
4
3
4
5
2
3
OTO6228
Regulasi dan Manajemen
Transportasi
Teknologi Alat Berat
OTO6229
Manajemen Industri Otomotif
OTO6430
Teknologi Pengecatan
MKU6208
Pancasila
MKU6212
Kewirausahaan
MDK6204
Sosio Antropologi Pendidikan
MKP6301
Metodologi Penelitian
Pendidikan
1,3
2,3
2
KTF6202
Strategi Pembelajaran Kejuruan
1,3
4
2
1,3
4
2
1,3
1,3
4
2
1
1,3
1,2
1,3
OTO6227
OTO6431
Penilaian Pembelajaran
Kejuruan
Diagnosis Kendaraan
OTO6332
Pembelajaran Mikro
OTO6333
Disain Bodi Otomotif **
OTO6334
Teknologi Kendaraan Hybrid
**
KTF6204
2
2
1,3
2,5
2
1,3
2,,3,6
9
1
1,3,4
35
Kesesuaian
Kode
Nama mata Kuliah
Sikap
Pengetahuan
Ketrampilan Ketrampilan
Umum
Khusus
OTO6335
Teknologi Otomotif Lanjut **
1,2
1,3
OTO6336
Modifikasi Sepeda Motor **
1,2
1,3
1,2
1,3
1,2
1,3
OTO6337
OTO6338
Sistem Kontrol Elektronik
Otomotif **
Sistem Kelistrikan dan Kontrol
Alat Berat**
PPL6201
Magang Kependidikan
10
MKU6313
Kuliah Kerja Nyata
7
MKP6602
Tugas Akhir
3,4
4
2,4,5
2,3
Berdasarkan table di atas dapat dipahami sebaran mata kuliah terhadap
learning outcome yang meliputi sikap (attitude), penguasaan pengetahuan
(knowledge), ketrampulan umum (general skill) dan ketrampilan khusus (specific
skill) yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap lulusan prodi Pendidikan Teknik
Otomotif (S1), dengan demikian tuntutan dunia kerja baik industry dan lembaga
pendidikan baik sebagai guru maupun instruktur dan perencana pendidikan dapat
terwujud. Disamping itu berdasarkan tabel di atas, dukungan mata kuliah paling
banyak adalah pada capaian pembelajaran pengetahuan, dan ketrampilan khusus,
sedangkan pada mata kuliah lainnya mendukung capaian pembelajara sikap. Jika
dicermati bahwa semua mata kuliah telah mengakomodir semua capaian yang
diharapkan.
4. Hasil FGD dan review Kurikulum 2014 Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Selain melakukan kajian terhadap kurikulum yang didasarkan pada kesesuaian
antara kurikulum dengan visi, misi, baik fakultas maupun universitas, dalam
penelitian ini juga dilakukan kajian berupa focus group discussion dengan beberapa
stake holder terkait yaitu guru SMK dan praktisi pada dunia otomotif, hal ini
dipandang perlu untuk mendapatkan masukan khususnya kesesuaian kurikulum
36
terhadap kebutuhan dan tantangan riil di dunia industry maupun dunia pendidikan,
sehingga diharapkan lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (S1) siap dalam
menghadapi segala tuntutan dan tanntangan yang ada. Beberapa masukan dari
stakeholder diantaranya :
a. Engembangan profil lulusan hendaknya dapat direvisi untuk kata “guru” dirubah
menjadi “pendidik” karena untuk menjadi guru harus sudah lulus dari pendidikan
profesi guru (PPG), hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam
mengembangkan kompetensi guru berkelanjutan melalui PPG dan diklat
penyegaran lainnya.
b. Jika dalam capaian pembelajaran kurikulum 2014 disebutkan untuk mampu
menjadi “technopreneurship” bidang jasa otomotif maka konsekwensinya harus
disediakan mata kuliah penunjang yang cukup, hal ini disebabkan profil lulusan
sebagai rujukan dalam penyusunan mata kuliah selanjutnya
c. Perubahan dari dunia pendidikan saat ini adalah 10% diarahkan untuk menjadi
wirausahawan (entrepreneur), sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan dunia
usaha khususnya industry untuk mengembangkan wirausahawan dan teknis
d. Perlu adanya pengembangan produk kreatif, karena pada kurikulum nasional
SMK tahun 2015 mulai klas 11 dan 12 terdapat kompetansi pengembangan
produk kreatif yang akan diuji public pada bulan Desember 2015, sementara
dalam kurikulum SMK belum terdapat KI dan KD yag akan digunakan sebagai
rujukan dalam pengembangan pembelajaran
e. Spektrum di SMK ada 5 (lima), namun di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
hanya 1 (satu) yaitu teknik otomotif, sehingga jurusan ini harus mampu
membekali lulusan dengan bidang keahlian yang dibutuhkan saat mengajar di
SMK
f. Jika memungkinkan disediakan 1 (satu) SKS praktek untuk alat berat
g. Jika melihat pada pengalaman yang dimiliki oleh lulusan akan sangat berat jika
program pengalaman lapangan (PPL) hanya diberikan dalam waktu terbatas yaitu
1 (satu) bulan saja
37
h. Di masa yang akan datang trend SMK akan memiliki lembaga sertifikasi profesi
(LSP) yang berhak untuk menerbitkan sertifikat profesi, oleh karenanya di jurusan
juga perlu dipersiapkan LSP
i. Metode perkuliahan akan lebih baik jika lebih beragam dengan mengundang nara
sumber sebagai motivator bagi mahasiswa dalam pengembangan kewirausahaan
j. Setelah diidentifikasi terdapat 74 (tujuh puluh empat) bidang wirausaha otomotif
mulai dari tambal ban dan service radiator yang benar-benar ahli, oleh karenanya
keahlian ini juga harus dikuasai oleh lulusan SMK dan lulusan JPTO
k. Untuk mendukung terwujudnya UNY sebagai world class university akan sangat
berat jika penguasaan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris mahasiswa terbatas,
karena hanya disyaratkan nilai “C”
l. Ketika mahasiswa melakukan praktek pendidikan basic yang dimiliki sangat
rendah sekali, hal ini disebabkan oleh karena dasar yang dikuasai oleh mahasiswa
dalam perkuliahan hanya mensyaratkan perolehan nilai “C”
m. Dalam pelaksanaan praktek industry (PI) sama halnya dengan praktek
pengalaman lapangan (PPL) karena penguasaan mahasiswa masih sangat lemah
jika hanya dipersyaratkan nilai “C”
n. Mahasiswa hendaknya memiliki kemampuan dan kompetensi untuk “tune-up”
yang sudah masuk dalam mata kuliah motor bensin (TMB)
o. Kurikulum pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif (JPTO), jika produknya
diharapkan dapat mengajar di SMK, maka harus dapat memahami dan mengikuti
perkembangan kurikulum SMK
p. Mata kuliah body perlu ditambahkan materi tentang accessories dan trimming
karena trend di lapangan yang banyak dibuutuhkan pada pekerjaan body selain
perbaikan panel, pengecatan juga tentang accessories dan trimming
q. Perlu pengembangan materi untuk advance technology pada bidang electronic,
karenamelihat perkembangan teknologi otomotif saat ini dan kedepan terletak
pada pengembangan bidang tersebut
38
r. Perkembangan selanjutnya diharapkan pada deskripsi mata kuliah ditambahkan
beberapa materi tentang : unsur design agar menjadi arah konsentrasi (option)
s. Jurusan perlu mengembangkan dan menghidupkan kembali tempat uji kompetensi
(TUK) yang saat ini telah habis masa berlakunya
t. Informasi dari kemendiknas jika melihat kebutuhanyang ada, maka pada beberapa
tahun kedepan kebutuhan guru akan semakin besar, karena hamper 700 ribu guru
pension dalam waktu yang hamper bersamaan, hal ini menjadi peluang karena
kebutuhan guru dan tenaga medis tidak mengenalistilah “moratorium”
u. Pad bidang autobody perlu dikembangkan kompetensi tentang color matching,
karena pada dasarnya kemampuan ini hanya sangat sedikit sekali yang mampu
melakukannya
v. Modifikasi sepeda motor perlu ditambahkan sebagai bagian penting dalam
pengembangan materi perkuliahan.
w. Jika memungkinkan produk-produk karya tugas akhir mahasiswa dapat
dihibahkan ke SMK sebagai bahan dan media pembelajaran
x. Jurusan dapat menjembatani kepentingan dan kebutuhan guru di Direktorat
PSMK, karena menurut dapodik guru SMK tidak mengenal team teaching,
sementara untuk mengawasi praktek sebanyak rombel yang ada guru mengalami
kesulitan
y. Buatkan skala prioritas pengembangan spectrum SMK dengan berbagai skala
prioritas diantaranya
1) Pada pembelajaran kelistrikan hendaknya dikengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan tentang kabel,karena saat ini semua praktek dan teori tentang
kelistrikan penggunaan kabel dan rangkaian tidak standar
2) Bahasa Inggris diarahkan untu mampu membaca dan memahami workshop
manual
3) Entrempreneurship
39
4) Ketidak jelasan tujuan, sasaran dan output praktek industry (PI) antara S1 dan
D3 tidak tergambar dengan baik, jika memungkinkan untuk S1 diarahkan pula
untuk manajemen bengkel dan marketing
z. Keikutsertaan dan jurusan dalam pengembangan tempat uji kompetensi (TUK)
dan lembaga sertifikasi (LSP) akan memudahkan lulusan mendapatkan
pengakuan dan melakukan sertifikasi khususnya bagi lulusan D3
aa. Hendaknya dapat dipersiapkan pengembangan kearah S1 automotive engineering,
karena hingga saat ini di Indonesia belum ada yang mampu mengembangkan
bidang tersebut
B. Pembahasan
Pendidikan merupakan instrument utama pembangunan sumber daya manusia
(SDM), oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan kualitas
pendidikannya (Ace Suryadi, 2009). Begitu strategisnya peran pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun fakta
menunjukkan
bahwa
masih
banyak
permasalahan
yang berkaitan
dengan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada
produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar (2004) hal ini ditandai
oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2) pendidikan yang belum relevan
dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; (3) manajemen pendidikan
yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang
kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat
pemakai lulusan tersebut. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan.
Perkembangan dunia menuntut lembaga pendidikan mempunyai visi dan misi
global, hal ini berarti tujuan masa depan perlu memenuhi keinginan Dan kebutuhan
globalisasi, diarahkan kepada penguasan teknologi dan informasi, kepada
pemahaman ekonomi, politik, bahasa dan budaya dunia, Dan diarahkan kepada
40
adanya persaingan ketat tapi sehat. Dengan kata lain tujuan dan sasaran pendidikan
diarahkan kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi tantangan dimasa depan.
Namun demikian pendidikan juga harus menjadi sumber inspirasi suatu bangsa untuk
mewujudkan persatuan dar kesatuan nasional demi kelangsungan hidup bangsa
tersebut.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi Fakultas Teknik universitas Negeri
Yogyakarta mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan professional pada bidang otomotif baik di industri maupun sebagai
tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah mengengah kejuruan (SMK), lulusan
FT UNY memiliki kesempatan untuk dapat berkiprah lebih luas pada bidang yang
diminatinya.
Mengacu kepada tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK), adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan pendidikan
dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam wawasan,
sikap dan ketrampilan profesi dan memiliki kepribadian sebagai pendidk serta warga
Negara yang dapat dijadikan sebagai teladan. Dua tugas utama ini harus
dikembangkan oleh LPTK melalui pengembangan kemampuan calon tenaga
kependidikan dan non-kependidikan yang memiliki kualitas profesi, social dan etika.
Demikian halnya dengan Jurusan Pendidikan Teknik otomotif dalam
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tetap berpegang pada fungsi pokok tersebut.
Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran mengacu pada kompetensi yang harus
dimiliki oleh lulusan berupa kompetensi pendidikan sebagai tenaga pengajar berstrata
sarjana pada tingkat SMK dan kompetensi non kependidikan berupa kompetensi
untuk perawatan dan perbaikan kendaraan dengan strata D3 ahli madya.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknik Otomotif jenjang S1 mengacu pada
kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi personal, kompetensi professional,
dan kompetensi sosial, disamping kompetensi teknik yang harus pula dikembangkan.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia otomotif baik dalam
perkembangan teknologi maupun jumlah populasi kendaraan bermotor, terlebih
41
setelah diberlakukannya kebijakan baru untuk mencabut larangan impor mobil dalam
bentuk CBU. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk berkiprah dalam bidang
otomotif seluas-luasnya. Demikian halnya dengan lembaga pendidikan pada tingkat
sekolah menengah (SMK) untuk meningkatkan daya tampung dan menambah jumlah
SMK pada bidang keahlian otomotif, sebagai antisipasi semakin meningkatnya
kebutuhan tenaga kerja bidang otomotif.
Untuk menghadapi dan mensikapi kondisi tersebut, maka salah satu upaya
penting yang harus dilakukan adalah dengan pengembangan kurikulum pendidikan,
baik dalam bidang pendidikan umum maupun teknologi, baik yang bersifat umum
maupun kejuruan, dan juga perubahan kurikulum untuk keguruan maupun non
keguruan. Kurikulum pendidikan tinggi, khususnya penyedia tenaga pendidik sangat
berperan penting terhadap perubahan jaman tersebut, khususnya penghasil guru-guru
kejuruan bidang teknologi. Mengingat perkembangan dunia teknologi dan
pengetahuan sangat cepat, sehingga pengembangan kurikulumnya merupakan suatu
keharusan.
Memperhatikan perubahan tujuan pendidikan dari kurikulum ke kurikulum
yang ternyata merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa yang
berubah dari masa ke masa menjadikan kita sadar bahwa kurikulum perlu diinovasi
dari dekade ke decade, termasuk di dalamnya adalah kurikulum dalam bidang
pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi.
Perubahan kurikulum,
termasuk tujuan pendidikan teknik otomotip yang berbasis kompetensi, adalah sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu inovasi kurikulum berbasis
kompetensi ini harus dirancang dengan sebaik-baiknya berdasarkan analisis situasi
yang menyeluruh agar generasi muda bangsa ini memperoleh pendidikan yang
bermutu dalam bidang pendidikan otomotip khususnya, sesuai dengan tuntutan jaman
dan terlebih pengguna lulusan. Semua pihak yang berkepentingan, terutama pendidik
dan peserta didik serta masyarakat peduli pendidikan harus selalu menyambut baik
pembaharuan-pembaharuan kurikulum ini.
42
Berdasarkan hasil penelitian dengan menganalisis secara kualitatif validitas isi
atau relevansi dari misi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif (S1) dengan misi baik
Fakultas maupun Universitas, visi dan misi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif
kurang relevan namun sudah memenuhi visi dan misi Fakultas Teknik. Dapat
dikatakan demikian karena misi dari Prodi jangkauannya lebih besar dari misi dari
FT, di dalam misi Prodi sudah tertuang capaian skala internasional namun pada misi
FT belum memuat hal tersebut. Walaupun kurang relevan dengan visi dan misi FT
namun sangat sesuai dan relevan dengan visi dan misi UNY. Misi dari Prodi telah
memuat tri darma perguruan tinggi dan mengandung capaian baik dengan skala
nasional maupun internasional. Hal ini tentunya sejalan dengan visi dan misi dari
UNY yang berusaha menuju World Class University.
Secara teoritis visi dan misi dari Universitas, Fakultas dan Prodi harus selaras.
Untuk itu misi Fakultas teknik harus disesuaikan dengan UNY, tentunya dengan
capaian-capaian yang mendukung terwujudnya visi dan misi UNY yang berusaha
menuju World Class University. Sehingga nantinya antara misi Universitas, Fakultas
dan Prodi sama-sama mengandung capaian skala internasional serta selaras dan
relevan antara satu sama lainnya. Hal ini penting, baik untuk mewujudkan misi
Universitas namun juga sangat berpengaruh pada Prodi ketika proses akreditasi. Di
mana untuk mendapatkan hasil yang baik maka dituntut adanya keselarasan dan
relevansi visi dan misi baik dari tingkat Prodi sampai dengan tingkat internasional.
Visi dan misi dari suatu lembaga dapat terwujud apabila program-program
yang dilaksanakan mendukung untuk tercapainya visi dan misi tersebut. Oleh karena
itu harus terdapat keselarasan antara program yang dilaksanakan dengan visi dan misi
yang telah dirumuskan. Prodi Pendidikan Teknik Otomotif sebagai lembaga
pendidikan yang berada di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta telah
memiliki visi dan misi yang menjadi target capaian. Sebagai lembaga pendidikan
tentunya usaha pencapaian visi dan misi sebagian besar dilakukan melalui proses
pembelajaran atau perkuliahan yang dilaksanakan. Oleh karena itu setiap perencanaan
43
dari pelaksanaan pembelajaran dari setiap mata kuliah harus mendukung pencapaian
visi dan misi Prodi.
Prodi Pendidikan Teknik Otomotif sebagai lembaga pendidikan memiliki visi
untuk
mampu menghasilkan sarjana pendidikan teknik otomoitf (S.Pd.T) dalam
bidang teknologi dan kejuruan otomotif berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan
kecendekiaan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi era global.
Berdasarkan visi tersebut, Prodi Teknik Otomotif tidak hanya berupaya untuk
mencetak lulusan yang memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang otomotif
namun juga memiliki sikap yang mulia. Secara eksplisit profil lulusan yang
diharapkan tercantum dalam rumusan learning outcome (capaian pembelajaran).
Capaian pembelajaran yang diharapkan terdiri dari aspek sikap, penguasaan
pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus.
Seluruh capaian pembelajaran tersebut diharapkan dapat dimiliki oleh lulusan
Prodi Teknik Otomotif setelah melewati rangkaian proses pembelajaran. Proses
pembelajaran atau perkuliahan yang dilaksanakan juga harus sesuai dan mendukung
tercapainya capaian pembelajaran yang telah dirumuskan. dan dapat diakomodir oleh
masing-masing mata kuliah.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perbedaan antara kurikulum 2009 dengan kurikulum 2014 JPTO FT UNY terletak
pada dasar penyusunannya, jika kurikulum 2009 berbasis kompetensi (KBK),
sedangkan kurikulum 2014 berbasis KKNI (Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia)
tahun 2014 dimana program S1 menurut Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia
pada level 6.
2. Kesesuaian antara kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan visi,misi fakultas dan
universitas belum sesuai dengan misi fakultas, namun telah sesuai dengan misi
dan visi universitas untuk menuju world class university
3. Kesesuaian antara isi kurikulum 2014 JPTO FT UNY dengan tuntutan
kompetensi sebagai calon tenga pendidik di SMK dan tuntutan dunia industry,
telah terakomodir pada semua mata kuliah dengan 4 (empat) ranah capaian
pembelajaran meliputi sikap, pengetahuan, ketrampilan umum dan khusus yang
telah terwakili oleh semua mata kuliah pada kurikulum 2014, sebagai tuntutan
dan harapan baik dunai industry maupun dunia pendidikan
B. Saran
1. Untuk mendukung capaian visi universitas menuju world class university, maka
semua perangkat kerja dibawahnya hendaknya menyesuaikan, demikian juga
dengan visi dan misi dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
seharusnya ditambahkan dengan substansi capaian tingkat internasional, karena
pada visi dan misi Universitas dan bahkan Program Studi Teknik Otomotif sudah
mengandung substansi tersebut. Melalui usaha tersebut, visi dan misi dari
Universitas, Fakultas dan Prodi menjadi relevan dan selaras satu sama lainya.
2. Perlu adanya pelaksanaan program atau perumusan indikator yang jelas baik
dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pengelolaan pendidikan, untuk
mewujudkan misi Prodi dengan capaian skala internasional.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ace Suryadi dan Dasim Budimansyah, (2009). Paradigma Pembangunan Pendidikan
Nasional (Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan Publik), Bandung :
Widya Aksara Press.
Bachtiar S. Bachri (2010) Implementasi Pengembangan Content Curriculum Dalam Proses
Perencanaan Pembelajaran dalam Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya Vol 10 No 2 - Oktober 2010
Castetter, William B. (1996). The Human Resource Funtion in Education Administration.
New Jersey: Englewood Clipffs.
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Daerah, Yogyakarta : Adicitra Karya Nusa
Hamalik, Oemar, (1992) Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Mandar Maju.
Lewis, Anne C (2008). Teacher Development, Tech Directions; Jan 2008; 67, 6; ProQuest
Education Journals pg. 5
Oliva, Peter F. (1982). Developing the Curriculum. Boston: Little, Brown, and Co.
Sanusi. Achmad, (1991). Berapa Dimensi Mutu Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung.
Sergiovani , Thomas J., Martin Burlingame, Fred S. Coombs, Paul W Thurston, (1987),
Educational Governance and Administration, 2nd Edition, Prentice Hall Inc, New
Jersey
Syaodih, Nana, (2005) Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Syarief, Hamid, (1993) Pengembangan Kurikulum (Cetakan Pertama) , Pasuruan :
Percetakan Garoeda,
Syarifudin dan Basyiruddin, (2002) Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta :
Ciputat Pers
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2263048-peran-guru-dalammengembangkan-kurikulum/#ixzz2NNpDhnxO
46
Download