Berita Terbaru Senin, 16 Januari, 2017 Jurnal, “Suplementasi Multimikronutrien dan Pengaruh Faktor Biomedis serta SosialLingkungan terhadap Kognisi Anak pada Usia 9-12 Tahun di Indonesia: follow-up Penelitian Randomisasi SUMMIT” telah tersedia di http://www.thelancet.com/journals/langlo/latestcontent Vitamin Selama Kehamilan, Lingkungan yang Mendidik Mendorong Perkembangan Anak Suplementasi multi-mikronutrien selama kehamilan dan lingkungan pengasuhan yang baik meningkatkan perkembangan dan kemampuan kognitif anak pada usia 9-12 tahun Mataram, Indonesia:Ibu-ibu yang mengkonsumsi suplemen multi-mikronutrien selama kehamilan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 9-12 tahun yang setara dengan 1 tahun masa sekolah, dibuktikan oleh sebuah penelitian baru yang dilakukan di Lombok, yang telah diterbitkan hari ini. Faktor pendukung penting lainnya untuk menciptakan anak-anak yang cerdas mencakup pengasuhan yang baik sejak dini, ibu yang bahagia, dan orangtua yang berpendidikan, hal ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Summit Institute of Development. “Studi tersebut memberikan pengetahuan baru terkait dampak spesifik dan besarnya pengaruh fator penentu terhadap kognisi anak, serta menekankan kebutuhan atas intervensi pada tingkat rumah tangga untuk dapat mendukung orangtua meningkatkan perkembangan anak mereka.” Dr Rina Agustina, MD, PhD, Direktur Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa lingkungan pengasuhan yang mendidik memiliki korelasi yang lebih kuat dibandingkan factor biologis untuk perkembangan otak dan kemampuan intelektual umum, memori deklaratif, memori procedural, fungsi eksekutif, pencapaian akademik, keterampilan motorik halus, dan kesehatan sosial-emosional. “Tidak ada seorangpun dari tim peneliti mengetahui sebelumnya sampai sejauh mana factor social dan lingkungan akan melampaui factor biologis sebagai factor penentu fungsi kognitif — bahkan mencapai 2-sampai 3- kali lipat pada beberapa tes. Hasil penelitian ini memiliki implikasi global di mana semua negara tengah merencanakan bagaimana mencapai target Sustainable Development Goals dalam meningkatkan perkembangan anak.” Dr. Husni Muadz, Universitas Mataram, Wakil Peneliti Utama. Antara tahun 2012 dan 2014, tim peneliti telah mengetes hampir 3.000 anak usia sekolah di Indonesia usia 9 – 12 tahun, yang ibunya berpartisipasi dalam penelitian awal yang mengukur dampak pemberian suplemen multi mikronutrien (MMN) atau zat besi-asam folat (tablet tambah darah)selama kehamilan. 1 Pada studi sebelumnya “Penelitian Suplementasi dengan Multi Mikronutrien” (SUMMIT), yang dilaksanakan antara tahun 2001 dan 2004, setengah dari 31,290ibu yang berpartisipasi mengkonsumsi suplemen mikronutrien (MMN); dan sisanya menerima suplemen zat besi-asam folat.Suplemen zat besi-asam folat sama dengan tablet tambah darah yang didistribusikan oleh bidan di Indonesia sebagai bagian dari pelayanan antenatal rutin, sedangkan MMN selain berisikan zat besi dan asam polat, ditambah dengan berbagai jenis vitamin dan mineral lain. Studi follow-up yang terbaru memperlihatkan manfaat jangka panjang terhadap anak yang ibunya meminum suplemen MMN, termasuk diantaranya memiliki kemampuan “memori procedural yang lebih baik” yang setara dengan peningkatan nilai selama 6 bulan masa sekolah. Memori procedural berhubungan dengan pembelajaran keterampilan baru dan pemrosesan persepsi, keterampilan motoric dan kemampuan kognitif. Memori prosedural sangatlah penting bagi prestasi akademik dan kehidupan sehari-hari anak, dan berkaitan dengan aktivitas seperti mengemudi, mengetik, membaca, berhitung, berbicara dan memahami Bahasa, serta mempelajari urutan, aturan dan kategori. Anak-anak dari ibu yang anemia selama hamil dan menerima MMN memiliki skor yang lebih tinggi pada kemampuan intelektual umum dibandingkan yang menerima zat besi-asam folat, perbedaan ini sebanding dengan peningkatan skor selama 1 tahun masa sekolah. “Dampak jangka panjang suplementasi multi-mikronutrien terhadap kognisi anak sangatlah penting bagi penentuan kebijakan di tingkat nasional maupun global.” Dr. Anung Sugihantono, MD, MPH, Direktur Umum Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Temuan yang menarik dan mengejutkan tim peneliti adalahkuatnya hubungan antara kemampuan kognitif dan kondisi sosial dan lingkungan di usia dini. Faktor-faktor biologis seperti status gizi ibu selama hamil, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, pertumbuhan fisik bayi yang buruk dan status gizi saat follow-up tidak berkorelasi kuat dengan kemampuan kognitif dibandingkan faktor sosial-emosional yang diukur selama studi: pendidikan orangtua, status sosial-emosional, lingkungan rumah dan depresi ibu. Hasil di atas menunjukkan bahwa program kesehatan masyarakat yang hanya berfokus pada faktor-faktor biologis tidaklah cukup untuk meningkatkan kognisi anak, dan program yang melibatkan factor social-emosional sangat penting untuk mencapai generasi yang berkembang, berdasarkan peneltian di atas. “Data ini menunjukkan kepentingan global program integrase untuk perkembangan dan kesehatan anak. Kita harus berinovasi dan merespon dengan pendekatan yang baru.” Dr. Endang Achadi, MD, DrPH, Profesor, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia, di mana studi dilaksanakan, pejabat pemerintah telah mengambil tindakan terkait hasil studi di atas. Sekretaris Provinsi NTB Dr. Rosiady Sayuti menyatakan: “Hasil temuan ini membawa kita untuk menciptakan, bersama dengan Summit Institute of Development dan partner, Program 2 inter-sektoralGenerasi Emas untuk meningkatkan intervensi social demi mendukung perkembangan anak.” Ditambahkan oleh Dr. Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat: “Kami sedang mempersiapkan distibusi multi mikronutrien dan memperluas Program Generasi Emas untuk intervensi pengasuhan keluarga.Ini akan menjadi dasar untuk memperluas program ini secara nasional.” Kemudian Mandri Apriatni, CEOSummit Institute of Development, mengatakan: “Penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya ini mengindikasikan bagaimana pendekatan penelitian dengan melibatkan komunitas local dicontohkan oleh SUMMIT dan Summit Institute of Development memberikan nilai tinggi untuk kesehatan dan perkembangan lokal maupun global. Kami telah menciptakan platform informasi real-time yang mengintegrasikan berbagai petugas kesehatan garis depan untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini, hal ini dapat lebih cepat memperluas di Indonesia dan tempat lainnya.” Didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Program Saving Brain dari Challenges Canada, hasil studi tersebut dipublikasikan hari ini, 16 Januari, 2017di Jurnal bergengsi, Lancet Global Health. Dr. Peter A. Singer, CEOGrand Challenges Canada, menyatakan “Studi ini menunjukkan mikronutrien selama kehamilan dan lingkungan pengasuhan yang baik sejak usia dini menyelamatkan otak dan membantu anak untuk berkembang dan sukses. Dunia yang lebih damai dan sejahtera dimulai dari perkembangan dini otak anak.” Penelitian ini dilaksanakan oleh kelompok peneliti internasional, dipimpin oleh Summit Institute of Development di Indonesia. Partner penelitian yang turut berkolaborasi adalah Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya di Universitas Mataram-Indonesia, Harvard University’s T.H. Chan School of Public Health, University of California Davis danGeorgetown University-USA; University of Lancaster di England; dan Deakin University di Australia. UNTUK KEPERLUAN MEDIA HUBUNGI: MANDRI S. APRIATNI Chief Executive Officer Summit Institute of Development T. +62 370 644 347 / +62 81 236 286 005 [email protected] 3