Dosa di Dalam Perkemahan Gereja, Bagian 4

advertisement
Dosa di Dalam Perkemahan Gereja, Bagian 4
Bilangan 20
(kecuali disebutkan lain, ayat-ayat di sini menggunakan Alkitab LAI Terjemahan Baru)
Jika Anda membawa Alkitab saya mengundang Anda untuk membuka bersama dengan
saya pada kitab Bilangan 20. Kitab Bilangan ada pada awal Perjanjian Lama. Kitab yang
keempat setelah Kejadian, Keluaran, Imamat. Beberapa minggu terakhir ini kita membahas dosa
di dalam perkemahan Israel yang diawali ketika mereka membuat patung anak lembu emas dan
kemudian sujud menyembah patung tersebut daripada menyembah Allah, peristiwa itu terjadi
justru setelah mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Mereka menyembah patung anak
lembu emas tersebut dan kita melihat dampak yang menghancurkan dari dosa di dalam
perkemahan. Kemudian kita melihat di dalam Yosua 7, dampak dari dosa satu orang, Akhan,
yang menyembunyikan barang-barang yang dijarah di dalam tendanya, dan dampak dari dosa
tersebut kepada seluruh umat Allah.
Kemudian malam ini kita sampai kepada Bilangan 20, dimana kita akan membahas
mengenai dosa di dalam perkemahan yang justru terjadi pada seorang yang kita pikir tidak
mungkin akan melakukan dosa seperti ini. Kita akan melihat dosa yang dilakukan oleh orang
yang dipanggil Allah untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir; orang yang berdiri di
hadapan Firaun dengan kuasa yang Allah berikan; orang yang memimpin umat Allah melintasi
Laut Merah, orang yang memiliki kesempatan yang khusus untuk bertemu dengan Allah di atas
gunung Sinai dan menerima hukum Taurat dari Allah yang kemudian meneruskan hukum
tersebut kepada umat-Nya; orang yang dalam Keluaran 33 dijelaskan bahwa orang ini bertemu
dengan Allah muka dengan muka seperti seorang manusia bercakap-cakap dengan temannya.
Kita akan melihat dosa yang dilakukan orang Musa di dalam perkemahannya. Saya yakin cerita
ini adalah cerita yang paling sedih di dalam seluruh Perjanjian Lama dan mungkin juga di dalam
seluruh Alkitab, dan ini adalah firman yang kita butuhkan hari ini.
Ada dua gereja yang memiliki dampak terbesar di dalam kehidupan saya – gereja ini dan
gereja dimana saya dibesarkan. Kedua-duanya mengalami langsung dampak dari dosa dalam
perkemahan yang justru dilakukan oleh pemimpinnya sendiri. Seorang yang bernama Marshall
Shelley benar ketika dia berkata, “Ketika pemimpin-pemimpin gereja jatuh, mereka melukai
banyak orang percaya.” Dan ini merupakan suatu kenyataan. Sayangnya, saya tidak yakin bahwa
gereja dimana saya dibesarkan dan juga gereja ini adalah gereja yang berbeda dengan gerejagereja lain di dalam zaman kita sekarang ini. Kita hidup di dalam kebudayaan gereja saat ini
dimana para pendeta dan pemimpin-pemimpin gereja memiliki kecenderungan untuk jatuh di
dalam dosa seksual, penyimpangan di dalam hal keuangan, dan kesombongan.
Sejak saya menjadi gembala dari gereja ini, saya semakin memiliki keyakinan bahwa ada
peperangan rohani yang sedang menyerang para pemimpin gereja ini. Dan ini bukan saja terjadi
di dalam gereja ini secara keseluruhan, tetapi bapak, ibu dan saudara-saudara, kenyataannya
adalah bahwa ada dosa yang sedang terus menghantui para pemimpin gereja ini. Oleh karena itu
1 malam ini saya ingin mengajak kita untuk melihat Bilangan 20, dan tujuan dari khotbah ini
adalah bukan untuk menyerang seorang pribadi di masa yang lampau atau pribadi-pribadi
tertentu saat ini. Tujuan dari khotbah ini adalah untuk melihat Bilangan 20, dan kemudian
mengkhotbahkan diri saya sendiri, dan kemudian kepada setiap pemimpin yang ada di dalam
gereja ini – setiap pemimpin dalam kapasitas apapun – tetapi bukan saja para pemimpin saat ini
namun juga setiap orang yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin suatu saat nanti. Ini
merupakan suatu nats khotbah yang ketika mempelajarinya berulang-ulang saya berkata di dalam
hati saya, “O alangkah indahnya jika dahulu ada seorang yang menuntun saya mempelajari teks
ini ketika Allah mulai memanggil saya untuk masuk ke dalam pelayanan penuh waktu.” Jadi
khotbah ini adalah untuk setiap orang yang sedang memimpin saat ini dan juga setiap orang yang
suatu saat akan menjadi pemimpin. Baik mereka yang sedang mendengarkan langsung maupun
mereka yang mendengarkan secara online ataupun melalui podcasts. Ini merupakan kenyataan
bahwa gereja Yesus Kristus sedang mengalami saat yang genting untuk berani berdiri dan
menyatakan dosa yang ada di dalam perkemahan yang dilakukan oleh para pemimpinnya.
Sudah barang tentu ini adalah khotbah yang paling sulit untuk disampaikan di dalam seri
dosa dalam perkemahan ini karena target utamanya adalah diri saya sendiri. Ian Bounds
mengatakan dengan tepat bahwa, “Ketika gereja sedang mencoba mencari metode-metode yang
tepat, Allah sedang mencari orang yang tepat. Apa yang gereja perlukan saat ini adalah lebih dari
sekedar teknologi yang lebih baik, bukan juga organisasi yang baru atau metode-metode yang
baru, tetapi orang yang dapat dipakai oleh Roh Kudus.” Jadi tidaklah aneh jika kita tidak pernah
mengalami kepenuhan dari berkat dan hadirat Allah di dalam gereja ini ketika kita terus menjadi
puas dan nyaman di dalam kenyataan bahwa ada dosa yang dilakukan oleh para pemimpin
gereja.
Dan saya ingin kita mulai mendalami bagian ini, dan jika ada dari Anda yang kemudian
berpikir, “Saya bukanlah pemimpin dari gereja ini, jadi untunglah bahwa khotbah ini tidak
ditujukan untuk saya.” Namun saya ingin mengingatkan Anda bahwa setiap orang yang ada di
dalam ruangan ini pasti memiliki dampak dari apa yang dilakukan oleh para pemimpin gereja ini.
Ini adalah sesuatu yang sudah Allah rancangkan. Di dalam Efesus 4 dikatakan bahwa Dia-lah
yang memberikan para pemimpin gereja kepada gereja-Nya sebagai suatu pemberian. Ibrani 13:7
mengatakan tentang para pemimpin itu, “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah
menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman
mereka.” Ibrani 13:17 juga merupakan suatu ayat yang menuntut saya untuk memiliki
kerendahan hati “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya.”
Jadi tidaklah perlu dipertanyakan lagi bahwa para pemimpin gereja akan memberikan
dampak kepada setiap orang yang ada di dalam gereja. Lebih lanjut Ian Bounds mengatakan hal
ini, “Gereja Allah bukan saja menghasilkan para pemimpin dan juga dihasilkan oleh para
pemimpin. Oleh karena itu gereja akan menjadi seperti para pemimpinnya. Jarang sekali gereja
2 akan membantah pemimpinnya atau memiliki kehidupan keagaaman yang melampaui
pemimpinnya.” Ini adalah suatu kutipan yang sangat meyakinkan. Saya sudah mendengarkan
sebelum saya menjadi seorang pendeta, saya sudah mendengar bahwa gereja akan menjadi
seperti pendetanya atau bahkan tidak akan pernah memiliki kehidupan kerohanian yang
melampaui kehidupan kerohanian pendetanya. Adalah hal yang berbeda ketika mendengar
pernyataan seperti ini dulu kala dan mendengar pernyataan ini pada saat ini. Adalah yang
berbeda ketika saya mendengar pernyataan ini lagi dan kemudian mengingatkan saya bahwa para
pemimpin, para asisten pendeta, para staf gereja, para pemimpin kelompok kecil, semua
pemimpin yang ada di dalam The Church at Brookhills tidak akan memiliki kehidupan
kerohanian yang melampaui kehidupan kerohanian pemimpin-pemimpinnya.
Dan jika saya menduga – saya menduga bahwa pasti ada orang yang hadir pada malam
ini yang bukan pengikut Kristus, dan kami tidak akan mengatakan bahwa Anda adalah bagian
dari gereja ini. Tetapi saya ingin menegaskan kepada Anda agar Anda menyadari mengapa
Bilangan 20 pun begitu penting bagi Anda. Karena saya memiliki keyakinan bahwa ada banyak
orang pada masa kita yang menjadi keras terhadap Kristus karena apa yang mereka lihat dari
kehidupan para pemimpin gereja. Dan saya sungguh menyesal akan hal tersebut. Dan saya
berharap bahkan pada malam hari ini jika Anda bukan pengikut Kristus, Anda akan melihat
pentingnya Bilangan 20 bagi gereja.
Kerajaan Allah Menuntut Pemimpin Yang . . .
Jadi kita akan mendalami bagian yang membahas mengenai dosa di dalam perkemahan yang dilakukan oleh Musa. Apa yang akan kita lihat disini adalah melihat karakteristik, atau lebih tepatnya persyaratan para pemimpin yang melayani di dalam Kerajaan Allah. Lalu kemudian setelah melihat setiap persyaratan tersebut, kita akan mendoakan para pemimpin kita. Ini adalah apa yang diajarkan oleh Alkitab. Ini adalah apa yang diajarkan oleh Perjanjian Baru kepada kita. Kembali kepada Ibrani 13:18, satu ayat setelah ayat yang saya sebutkan tadi, penulis kitab Ibrani berkata, “Berdoalah bagi kamu.” Sepanjang Perjanjian Baru, Paulus berkata, “Berdoalah bagi aku. Berdoalah bagi kami.” Ini merupakan tanggung jawab alkitabiah yang harus dilakukan oleh gereja untuk mendoakan para pemimpinnya. Jadi, bagaimana kita dapat berdoa untuk para pemimpin di dalam gereja ini? Ini adalah bagian dari apa yang saya ingin bahas sesuai dengan Bilangan 20 adalah untuk memohon Anda untuk berdoa bagi saya dan para pemimpin di dalam gereja ini. Jadi apa yang akan kita disini adalah persyaratan, karakteristik dari kepemimpinan Kerajaan Allah dan kemudian melihat dampaknya bagi gereja kita dan bagaimana kita berdoa bagi para pemimpin gereja ini. Perhatikan bersama dengan saya ketika kita membaca Bilangan 20, salah satu gambaran yang paling sedih yang ada di dalam Alkitab. 3 Bilangan 20:1-13 (TB) Kemudian sampailah orang Israel, yakni segenap umat itu, ke padang
gurun Zin, dalam bulan pertama, lalu tinggallah bangsa itu di Kadesh. Matilah Miryam di situ
dan dikuburkan di situ. Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka
mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya:
"Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan
TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan
ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa
kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima,
bahkan air minum pun tidak ada?"
Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian
tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah
tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul;
katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah
engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta
ternaknya."
Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya
kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu,
berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami
harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya,
lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga
umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku
dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak
akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." Itulah mata
air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya
di antara mereka.
Nah, untuk memahami apa yang terjadi disini kita harus melihat konteks pasal ini. Kita
harus menyadari bahwa kurang lebih 40 tahun sebelum Bilangan 20, umat Allah berada di
tempat yang sama, tempat yang kita kenal dengan Kadesh, mereka ada disana setelah dibebaskan
dari perbudakan di Mesir dan berada persis dipinggir Tanah Perjanjian. Allah membawa mereka
sampai kepada bagian ini dan berkata, “Aku akan memberikan Tanah ini kepada kamu.” Tanah
yang berlimpah dengan susu dan madu, segala sesuatu yang dapat kalian bayangkan.
Lalu apa yang mereka lakukan adalah mengirim 12 pengintai untuk mempelajari tanah
tersebut. Kedua belas pengintai tersebut kembali dan mulai melaporkan bahwa Tanah itu terlalu
sulit untuk direbut. Mereka mulai berkata bahwa bahwa mereka tidak perlu bersandar kepada
Allah untuk merebut Tanah tersebut. Lalu kemudian bangsa itu bangkit dan mulai berkata, “Kita
tidak perlu masuk ke Tanah itu.” Seluruh pengintai tersebut menjatuhkan semangat bangsa Israel
kecuali dua orang dari mereka, yaitu Yosua dan Kaleb. Kemudian Yosua dan Kaleb berdiri dan
berkata, “Kita perlu memegang janji Allah dan Firman-Nya dan merebut Tanah tersebut,” tetapi
mereka kalah suara dibandingkan dengan bangsa itu. Bangsa itupun berkata, “Kami tidak ingin
4 masuk ke Tanah itu, kami tidak perlu mempercayai Allah.” Merekapun berpaling. Pada hari itupun di Kadesh, Allah berkata kepada umat-Nya, “Seluruh generasi ini akan mengembara di
padang gurun. Aku masih akan membawa umat-Ku masuk ke dalam Tanah Perjanjian, tetapi
tidak ada satupun dari generasi ini yang akan ikut masuk ke dalam Tanah Perjanjian, kecuali
Yosua dan Kaleb.”
Dan mereka-pun berpaling dari Tanah Perjanjian. Selama 40 tahun kemudian mereka
akhirnya harus mengembara di padang gurun. Mereka kembali lagi ke tempat yang sama setelah
pengembaraan tersebut. Disinipun mereka bertengkar lagi, mengeluh lagi. Hal ini hampir
merupakan hal yang rutin bagi bangsa Israel. Mereka melakukan hal yang persis sama yang
mereka lakukan di Keluaran 17, lama sebelum mereka tidak memiliki air ditempat ini, mereka
bertengkar dan mengeluh dan Allah memberikan air yang keluar dari gunung batu.
Merekapun mengeluh. Lalu Musa dan Harus pergi menghadap kepada Tuhan, dan
mereka-pun sujud menyembah kepada-Nya dan Allah berkata, “Inilah yang harus kamu
lakukan.” Di dalam Keluaran 17 Allah berkata, “Pukullah batu itu dan air akan keluar.” Tetapi
kali ini Allah berkata, “Berbicaralah kepada bukit batu itu dan air akan keluar. Bawalah
tongkatmu dan berbicaralah kepada bukit batu itu.” Pergilah mereka ke hadapan bangsa Israel,
dikatakan di dalam ayat 9, “Musa mengambil tongkat itu seperti yang diperintahkan Allah
kepadanya.” Tetapi kemudian Anda akan melihat bahwa segalanya menjadi berbeda. Dan
disinilah kita mulai melihat dosa di dalam kehidupan Musa diungkapkan hanya di dalam waktu
yang singkat tetapi kemudian memberikan dampak dalam kehidupannya mulai saat itu.
Belas Kasihan yang Radikal Terhadap Umat Allah
Saya ingin Anda melihat keempat persyaratan pemimpin yang dituntut oleh Kerajaan
Allah yang diangkat dari Bilangan 20. Persyaratan yang pertama adalah ini: Kerajaan Allah
menuntut pemimpin yang memiliki belas kasihan yang radikal terhadap umat Allah. Belas
kasihan yang radikal. Jika Anda melihat di dalam ayat 10, “Ketika Musa dan Harun telah
mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: Perhatikanlah
kemarahan dan ketidaksabaran Musa disini ketika dia berkata, "Dengarlah kepadaku, hai orangorang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Saat ini Musa berada dalam situasi yang tidak baik. Ayat 1 mengatakan bahwa Miryam
meninggal – tidak seperti yang direncanakan Musa. Lalu tiba-tiba bangsa Israel kembali
mengeluh, dan mereka mulai mengatakan, “Lebih baik kami mati daripada berada di tempat ini,
lebih baik kami mati daripada pergi ke tempat yang sudah Tuhan siapkan untuk kami.”
Kemarahan Musa pun dapat dimaklumi. Jika saya dapat menduga pikiran Musa, mungkin dia
mengatakan dalam hatinya, “Kalau memang kalian berharap kalian mati saja, saya tidak
keberatan kalau itu menjadi kenyataan.”
Lalu Musa pergi menghadap Tuhan dan Dia berkata, “Berikan mereka air. Beginilah
5 caranya aku akan menyediakan air untuk mereka.” Musa kemudian keluar menghadap bangsa
Israel dan berbicara kepada mereka bukan selayaknya Musa yang pernah bertemu muka dengan
muka dengan Allah. Dia keluar bertemu dengan bangsa Israel dan mulai berbicara dengan kasar
terhadap mereka – Mazmur 106:33 berbicara mengenai peristiwa ini dan menjelaskan bagaimana
umat Allah memberontak terhadap Roh Allah, dan perkataan kasar-pun keluar dari bibir Musa.
Di titik inilah pada Bilangan 20 kita menemukan ketegangan yang terjadi di dalam
kepemimpinan rohani, di dalam kepemimpinan yang berdasarkan Kerajaan Allah.
Ketika kita mempelajari Firman Tuhan, ada banyak sekali peristiwa dimana para
pemimpin memiliki kemarahan yang kudus terhadap dosa. Dan ini baik saja. Sangat benar untuk
memiliki kemarahan yang kudus sebagai perlawanan terhadap dosa dan untuk berani berbicara
menentang dosa. Kita dapat melihat hal ini di dalam Perjanjian Lama. Para nabi bericara dengan
lantang, dan bahkan seringkali berada dalam bahaya ketika mereka menentang dosa. Para
pemimpin gereja di dalam Perjanjian Baru juga berbicara dengan tegas menentang dosa
walaupun seringkali membahayakan kehidupan mereka. Adalah baik untuk berbicara menentang
dosa, dan menurut dugaan saya, ini adalah kelemahan dari kepemimpinan rohani saat ini. Berani
untuk berbicara apa adanya menentang dosa.
Di dalam kepemimpinan berdasarkan kerajaan Allah, kemarahan kudus sebagai bentuk
penentangan terhadap dosa seharusnya dikombinasikan dengan belas kasihan yang kudus
terhadap mereka yang melakukan dosa. Kita dapat melihat ketegangan yang terjadi disini,
bahkan juga terlihat karakter Allah disini. Mereka menentang Allah. Selama beberapa minggu ini
kita sudah melihat bagaimana Allah memberikan response terhadap dosa. Pada saat yang sama
ketika bangsa Israel berteriak, “lebih baik kami mati daripada berada di tempat yang sudah
disiapkan oleh Allah.” Musa dan Harun datang kepada Allah dan apa yang dikatakan oleh Allah
disini? Dia berkata, “berikanlah mereka air.” Belas kasihan yang sungguh luar biasa!
Ini adalah gambaran tentang Allah yang kita hadapi di dalam Alkitab. Kita melihat
kebaikan Allah dan ketegasan-Nya berjalan berdampingan. Kita melihat kemurahan Allah dan
murka-Nya berjalan berdampingan. Ini adalah karakter Allah. Dan para pemimpin seharusnya
memancarkan karakter Allah karena mereka adalah perwakilan Allah di dunia ini. Ini adalah
gambaran tentang Yesus dalam Perjanjian Baru. Anda akan melihat kemarahan kudus terhadap
dosa. Anda melihat Yesus menghardik para pemimpin agama Yahudi, “terkutuklah engkau.” Dia
berbicara dengan sangat keras terhadap orang-orang Farisi karena kemunafikan mereka. Pada
saat yang sama Lukas 19 memberikan gambaran Yesus yang sedang menuruni bukit dan
memandang jauh ke kota Yerusalem sebelum akhirnya Dia disalibkan. Dia melihat kota
Yerusalem, kota yang penuh dengan kemunafikan yang kemudian akan menyalibkan Dia. Lukas
19:41 “Yesus memandang kota itu dan menangisi kota itu.” Disinilah Anda akan menemukan
perbedaannya antara kebencian terhadap dosa tetapi kemudian mau menangisi mereka yang
hidup di dalam dosa.
6 Inilah penekanan yang ada dalam kepemimpinan rohani yang harus dipertahankan. Tetapi
apa yang kita lihat di dalam Bilangan 20 adalah bahwa Musa malahan menangani sendiri
masalah ini ketika ada kemarahan kudus dialaminya. Ini adalah suatu peringatan bagi kita. Ini
juga merupakan peringatan bagi saya, khususnya setelah beberapa minggu ini kita berbicara
mengenai murka Allah terhadap dosa. Hal ini menjadi peringatan bagi saya bahwa saya, David
Platt, tidak hanya berbicara dan berkhotbah saja mengenai murka Allah tentang dosa tetapi tidak
keluar pada hari-hari biasa dan mau menyingsingkan lengan baju untuk menolong mereka yang
berada di dalam murka Allah. Tidak masuk akal bagi kita ketika kita membaca Firman Tuhan
dan melihat ada murka Allah tentang dosa tetapi tidak berlari secepat mungkin pergi
mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain, kepada jutaan orang yang belum pernah
mendengar nama Yesus dan menyampaikan kepada mereka tentang Kristus dan keselamatan dari
dosa. Kedua hal ini berjalan berdampingan.
Jadi apa yang kita lihat bahwa kerajaan Allah menuntut kepemimpinan yang memiliki
belas kasihan yang radikal terhadap umat Allah, dan saya ingin mengingatkan Anda, gereja,
ketika Anda berdoa untuk para pemimpin di gereja ini – ketika Anda berdoa untuk pendeta
Anda, untuk pemimpin-pemimpin gereja Anda – berdoalah supaya ada kasih di dalam diri
mereka. Berdoalah agar mereka memiliki kasih yang otentik, kasih yang ilahi, kasih yang
diajarkan oleh Alkitab. Berdoalah agar mereka memiliki kasih terhadap Allah, kasih otentik
terhadap Allah yang membenci dosa ini, tetapi juga berdoa untuk kasih terhadap umat, berdoa
bagi mereka yang belum percaya kepada Yesus, yang tidak mengenal Kristus.
Berdoa bagi para pemimpin gereja agar mereka membenci dosa dan menemukan diri
mereka sendiri menangisi kondisi orang lain yang sedang hidup di dalam dosa. Berdoa bagi para
pemimpin yang berani berbicara agar mereka memiliki kehancuran hati ketika berbicara dengan
berani. Ketika berdoa mengenai keberanian dalam diri para pemimpin, berdoalah agar
keberanian ini didasari oleh hati yang penuh dengan penyesalan. Berdoa untuk kasih dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kasih. Berdoalah agar pemimpin Anda memiliki kelemah
lembutan, agar mereka memiliki kemurahan, agar mereka memiliki kesabaran. Kerajaan Allah
menuntut adanya pemimpin-pemimpin yang memiliki belas kasihan yang radikal terhadap umat
Allah.
Kepatuhan yang Radical Terhadap Kemuliaan Allah
Yang kedua, Kerajaan Allah menuntut pemimpin yang memiliki kepatuhan yang radikal
terhadap kemuliaan Allah. Kepatuhan yang radikal terhadap kemuliaan Allah. Kita kembali lagi
kepada ayat 10 dan dengarkan kata-kata Musa, “"Dengarlah kepadaku, hai orang-orang
durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Apakah Anda dapat
menangkap pernyataan dari Musa disini? Siapakah engkau Musa sehingga dapat berkata,
“apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
Saya mengingat saat dimana saya duduk di kelas arkeologi ketika masih belajar di
7 seminari, belajar arkeologi kedengarannya seperti sesuatu yang kurang menyenangkan. Tetapi
kenyataannya arkeologi adalah sesuatu yang menyenangkan karena seringkali ada beberapa
bagian dari dunia Alkitab yang kemudian menjadi kelihatan menjadi nyata dan teks Alkitab itu
menjadi seperti hidup. Saya masih ingat ketika dosen saya mulai mengawali kelas dengan
berbicara mengenai Bilangan 20. Dosen saya ini berkata, “Saya ingin kalian semua melihat
kepada saya.” Dan dia mulai menjelaskan bahwa tidak jarang ditemui saluran-saluran air yang
ada dibawah permukaan tanah di Semenanjung Sinai, lokasi dari teks yang sedang kita bicarakan
disini.
Jadi apa yang Anda temukan disini adalah gambaran dari mata air bawah tanah yang
tersembunyi di balik lapisan bukit batu. Kemudian ketika batu tersebut dipukul maka airpun akan
mulai keluar mengalir dari bukit batu. Dan ini adalah apa yang memang terjadi di dalam
Keluaran 17. Musa memukul bukit batu itu dan air keluar dari dalamnya. Lalu kemudian ketika
terjadi lagi peristiwa yang sama di dalam Bilangan 20, dan ketika Allah mengatakan bahwa Dia
akan memberikan air keluar dari bukti batu, Musapun mulai berpikir, “Kelihatannya saya bisa
mengulanginya lagi seperti dulu.”
Tetapi Allah berkata, “Musa, berserulah kepada batu tersebut.” Lalu apa yang dilakukan
Musa? Dia pergi dan mengambil tongkatnya dan memukul bukit batu tersebut dua kali sampai
air keluar dari dalamnya. Jangan sampai Anda melewatkan hal yang penting disini. Godaan yang
sering terjadi dalam kepemimpinan rohani adalah melakukan pekerjaan Allah tetapi yang
menjadi pusat perhatian adalah Anda sendiri dan bukannya Allah. Melakukan pekerjaan Allah
tetapi yang menjadi pusat perhatian adalah Anda sendiri dan bukannya Allah. Ingat Musa
berkata, “apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sepertinya Musa
dan Harun-lah yang akan membawa air keluar dari bukit batu tersebut. Sepertinya karya Musa
dan Allah saja yang akan menyebabkan air keluar dari bukit batu. Tetapi sesungguhnya ini
hanyalah karya Allah dan hanya Allah sendiri-lah yang akan membawa air keluar dari bukit batu
tersebut untuk umat-Nya.
Disinilah kita mendapatkan gambaran kepemimpinan berdasarkan Kerajaan Allah yang
sering kita temui di banyak bagian dalam Alkitab. Allah sudah merancang kepemimpinan di
antara umat-Nya sehingga yang akan dinyatakan adalah kekuasaan Allah, kemuliaan Allah, dan
kekuatan Allah. Itulah alasannya Allah selalu memanggil mereka yang lemah karena dengan
demikian hanya Allah saja yang mendapatkan kemuliaan ketika Dia memberikan kekuatan
kepada mereka yang lemah, kekuatan di dalam kelemahan.
Kenyataannya adalah seperti ini, kapan saja seorang pemimpin rohani melakukan karya
Allah dan tidak memberikan kemuliaan kepada Allah, pemimpin tersebut sedang berdosa. Kapan
saja seorang pemimpin rohani melakukan karya Allah dan tidak memberikan kemuliaan kepada
Allah, pemimpin tersebut sedang berdosa. Oleh karenanya saya ingin mengajak Anda, jemaat,
untuk berdoa agar ada kerendahhatian di dalam diri para pemimpin Anda. Berdoa agar
8 pemimpin-pemimpin Anda memiliki kerendahan hati.
Ini adalah pergumulan dari setiap pemimpin rohani. Setiap pemimpin di dalam Kerajaan
Allah pasti bergumul dengan kepatuhan yang radikal terhadap kemuliaan Allah. Musa-pun
melakukannya disini, di dalam Bilangan 20, bayangkan bahwa delapan pasal sebelumya,
Bilangan 12:3, mengatakan bahwa, “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya,
lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.” Itulah yang dikatakan oleh Alkitab, tidak
ada seorang-pun di atas muka bumi ini yang memiliki hati yang lembut seperti Musa.
Tetapi delapan pasal kemudian Musa membawa perhatian kepada dirinya sendiri dengan
melakukan karya Allah dengan cara ini. Dapatkah Anda melihat permasalahannya disini?
Dapatkah Anda melihat sebuah pergumulan disini? Dan saya ingin jujur, kalau saja saya dapat
lebih terbuka pada malam hari ini, ini adalah pergumulan diri saya sendiri. Ayat yang menjadi
pedoman hidup saya adalah Yohanes 3:30, dan ini adalah ayat favorit saya karena saya bergumul
dengan hal itu setiap waktu.
Yohanes 3:30 merupakan ucapan dari Yohanes Pembaptis tentang Yesus ketika dia
berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Sebuah pernyataan yang luar
biasa. Yesus harus semakin besar. Saya harus semakin kecil, dan saya seringkali membalikkan
ayat tersebut. Saya membalik ayat tersebut. Saya sangat percaya dalam hati saya bahwa saya
ingin Kristus yang dimuliakan. Saya ingin Allah yang dimuliakan. Saya ingin Kristus yang
semakin menjadi besar, tetapi saya membalikkan ayat tersebut sehingga menjadi, “Dia harus
semakin besar, dan saya tidak keberatan kalau saya juga menjadi besar.”
Saya ingin nama-Nya yang ditinggikan, tetapi saya tidak keberatan jika nama juga
ditinggikan sedikit ketika saya meninggikan nama-Nya. Tetapi apa yang dikatakan oleh Yohanes
3:30 adalah bahwa ke-aku-an diri saya harus dipotong. Nama Anda disalibkan untuk kemuliaan
Kristus dan bukannya diri Anda sehingga Anda akan menjadi kecil dan Dia semakin menjadi
besar, supaya nama Anda dilupakan dan nama Dia akan ditinggikan.
Inilah yang dibicarakan oleh C.S. Lewis, sesuatu yang hampir sulit untuk dilakukan. C.S.
Lewis berkata, “Kerendahan hati. Anda mencoba, Anda mencoba, dan Anda mencoba, dan Anda
mencoba untuk menjadi rendah hati, dan akhirnya Anda sampai lagi kepada titik itu, Anda
menjadi angkuh karenanya dan Anda harus mencobanya lagi dari awal.” Bagaimana agar Anda
dapat menjadi rendah hati? Salah satu penulis tentang doa yang menjadi favorit saya adalah
Andrew Murray. Dia juga menulis buku tentang Kerendahan Hati. Sungguh berani ya? Menulis
buku tentang Kerendahan Hati dan menulis nama Anda di buku itu, dan menjualnya. Saya
mungkin akan menulis sebuah buku yang berjudul, Kerendahan Hati dan Bagaimana
Mencapainya, oleh David Platt.
Jangan . . . Anda sedang bergumul disini. Jangan katakan kepada orang bahwa Anda
berpikir mereka adalah seorang yang rendah hati atau Anda kagum kepada kerendah hatian
9 mereka. Saya pikir itu adalah sesuatu hal yang amat buruk untuk mengatakan hal tersebut kepada
orang lain karena jika saja orang lain mengatakan hal tersebut kepada Anda, lalu Anda pergi dan
mulai berpikir, “Wow, saya adalah seorang yang rendah hati.” Apalagi kemudian
menggunakannya sebagai ilustrasi khotbah, mengatakan bahwa ada seseorang yang mengatakan
bahwa saya seorang yang rendah hati dan saya ingin Anda mengetahuinya.
Dapatkah Anda melihat pergumulan yang terjadi ketika kita berbicara mengenai
kerendahan hati? Kenyataannya adalah – bapak, ibu, dan saudara-saudara – Allah berjanji akan
memberkati para pemimpin yang dapat Dia percayai dengan kemuliaan-Nya. Dia berjanji akan
memberkati para pemimpin yang dapat Dia percayai dengan kemuliaan-Nya. Dan saya ingin
menjadi pemimpin seperti itu. Saya ingin menjadi gereja dimana para pemimpinnya dapat
dipercayai dengan kemuliaan Allah. Tuhan, berikanlah bangsa-bangsa untuk dibawa kepada-Mu,
dan lakukanlah dengan sedemikian rupa sehingga hanya Engkau sajalah Allah, hanya Engkau
yang mendapat kemuliaan.
Berdoalah agar para pemimpin Anda memiliki kerendahan hati. Berdoalah agar para
pemimpin Anda menyalibkan keangkuhan diri mereka. Terus meneruslah berdoa untuk hal ini,
dan janganlah pernah berpikir, “Dia sudah cukup rendah hati. Saya tidak perlu mendoakan bapak
itu atau ibu ini, atau pemimpin itu, atau pemimpin ini.” Berdoalah supaya ada kerendahan hati.
Berdoalah agar ada kepatuhan yang radikal kepada kemuliaan Allah.
Berapa banyak dari Anda yang pernah mendengar nama Bill Bright? Apakah Anda
mengenal Bill Bright, pendiri dari Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI)? Mungkin
tidak ada seorangpun yang memiliki dampak yang lebih besar dari Bill Bright di abad ke 20. Ini
pernyataan yang cukup berani. Tetapi hanya sedikit orang yang memiliki dampak yang besar
bagi Kerajaan Kristus di abad ke 20 jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Bill
Bright diseluruh dunia ini. Ada suatu pernyataan yang luar biasa yang dia sampaikan menjelang
kematiannya ketika dia berkata, “Siapa itu Bill Bright? Saya bukanlah siapa-siapa diantara 6
milyar manusia di dalam bumi ini. Ada beberapa tugas yang Allah berikan kepada saya untuk
saya selesaikan, namun tidak ada jaminan apakah saya akan mampu menunaikan bahkan
beberapa tugas ini.” Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan, “Sebenarnya bagi Allah,
Bill Bright itu hanya seperti sebatang ranting pada pohonnya. Dia sudah menciptakan kita sesuai
dengan gambar dan rupa-Nya, Dia mengasihi kita dan mengangkat kita sehingga kita berharga
dimata-Nya. Tetapi Dia dapat membangkitkan batang-batang kayu dan batu-batu untuk
menyembah-Nya. Jadi jangan berpikir bahwa kematian saya akan menyisakan lubang besar yang
tidak bisa ditutupi”
Saya mengajak Anda untuk berdoa supaya ada kerendahan hati di dalam diri para pemimpin
Anda. Berdoalah agar para pemimpin Anda memiliki kerendahan hati.
10 Keyakinan yang Radikal terhadap Rencana Allah
Belas kasihan yang radikal terhadap umat Allah, kepatuhan yang radikal terhadap
kemuliaan Allah, dan yang ketiga adalah bahwa kerajaan Allah menuntut adanya pemimpin yang
memiliki keyakinan yang radikal terhadap Rencana Allah. Sekarang kita kembali lagi kepada
gambaran awal – saya sudah menjelaskan ini beberapa kali bahwa ketika Allah menyediakan air
bagi bangsa Israel di dalam Keluaran 17. Para ahli Alkitab sudah mempelajari ayat-ayat ini lebih
daripada apa yang dapat saya perdebatkan disini mengenai mengapa di dalam Bilangan 20,
mengapa Allah memerintahkan Musa untuk berbicara kepada bukit batu itu dan bukannya
memukul bukit batu tersebut seperti sebelumnya. Ada banyak sekali pendapat yang disampaikan
dan saya setuju dengan beberapa diantaranya, tetapi ada yang perlu digaris bawahi disini.
Allah sudah memberikan sebuah rencana kepada Musa, dan kita dapat berdebat mengenai
apa sih rencana Allah secara khusus bagi Musa. Tetapi kenyataannya adalah bahwa Allah sudah
memberikan Musa sebuah rencana dan Musa mengembangkan rencana itu sendiri. Musa
mengambil rencana Allah tersebut, meletakkannya ke dalam tangannya, dan kemudian
mengubahnya sesuai dengan apa yang dia pikir cocok pada saat itu. Sebagai hasilnya, Allah
berkata kepada Musa di dalam ayat 12, “"Karena kamu tidak percaya kepadaKu.” Musa,
“Engkau tidak percaya kepada-Ku.” Ulangan 32:51 secara jelas mengatakan “oleh sebab kamu
telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel,” atau dengan kata lain Allah
berkata kepada Musa, “Musa, engkau sudah tidak percaya lagi kepadaku. Engkau tidak lagi
percaya kepada-Ku. Engkau tidak lagi percaya akan apa yang sudah saya sampaikan supaya
dapat engkau sampaikan dengan jelas dan akurat.”
Ada sesuatu yang sangat menarik yang perlu Anda perhatikan ketika kembali lagi
membaca ayat yang kesepuluh dan melihat di bagian pertengahan ayat tersebut dikatakan ketika
Musa melihat mereka dan memanggil mereka dengan sebutan yang di dalam bahasa aslinya
berarti pemberontak. Ini adalah kata yang sama yang digunakan oleh Bilangan 20 untuk
menjelaskan umat Allah. Mereka sudah memberontak terhadap Allah di dalam Bilangan 14 dan
diulangi lagi oleh kitab Ulangan 1. Pasal ini berbicara mengenai bagaimana mereka menjadi
pemberontak dan menentang rencana Allah. Tetapi yang menarik adalah bahwa kata yang sama,
lingkari kata tersebut di dalam ayat 10, dipakai oleh Musa untuk menjelaskan umat Allah.
Sekarang kita lihat ayat 24 ketika Harun akan meninggal. Allah berbicara kepada Musa dan saya
ingin Anda perhatikan apa yang Allah katakan tentang Musa dan Harun di ayat 24. "Harun akan
dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang Kuberikan
kepada orang Israel, karena kamu berdua telah mendurhaka atau memberontak kepada titah-Ku
dekat mata air Meriba.” Kata apa yang dipakai disini? Memberontak. Lingkari kata tersebut.
Kata yang sama yang terdapat di dalam bahasa Perjanjian Lama yang dipakai oleh Musa di
dalam ayat 10. “Karena kamu berdua telah mendurhaka atau memberontak kepada titah-Ku
dekat mata air Meriba.” Jangan sampai terlewatkan gambaran ini.
11 Alkitab mengatakan bahwa umat Allah memberontak di tempat ini, berpaling, melihat
kepada Tanah Perjanjian, berpaling dan berkata, “Kami akan melakukan segala sesuatu menurut
jalan kami daripada jalan yang sudah Allah rancangkan.” Mereka memberontak melawan Allah.
Dan sebagai hasilnya seluruh generasi tersebut kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam
Tanah Perjanjian. 40 tahun kemudian Musa datang ke hadapan orang-orang yang sama. Dia
menyebut mereka para pemberontak. Dia berkata, “Sekarang kamu memberontal lagi,” tetapi
yang lebih menyedihkan adalah bahwa Musa ternyata melakukan hal yang sama yang dilakukan
oleh bangsa Israel, hal yang sama yang dia tuduhkan kepada bangsa Israel. Lalu Allah berkata,
“Sama seperti umatku,” dalam Bilangan 14, “berdiri dipinggir Tanah Perjanjian dan berpaling
dan berkata, ‘kami akan melakukannya dengan cara kami sendiri,’ sekarang kam Musa, sesudah
bertemu dengan Aku, datang menghadap umat-Ku dengan rencana yang sudah Kuberikan tetapi
engkau kemudia berpaling dan mengatakan, ‘aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
Oleh karenanya engkau dan Harun tidak akan masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Karena engkau
sudah menerima rencana-Ku tetapi kemudian mengubahnya sendiri. Engkau melakukannya
sesuai dengan caramu dan bukan cara yang sudah Kuberikan.
Ini adalah kutuk terbesar dalam kepemimpinan rohani adalah ketika kita tergoda untuk
mengingkari iman kita kepada Allah dan kemudian menaruh keyakinan kepada diri kita sendiri
sebagai pemimpin rohani. Saya memiliki keyakinan bahwa hal ini sedang menyebar terjadi di
gereja-gereja saat ini dan para pemimpin Kerajaan Allah harus berusaha keras untuk menjaga
diri kita dari godaan tersebut. Godaannya adalah untuk mengambil rencana yang Allah sudah Dia
berikan dan mengubahnya sesuai dengan keinginan kita sendiri atau kita pikir akan jauh lebih
baik.
Kita berpikir bagaimana kita dapat menemukan suatu strategi baru untuk dapat membawa
bangsa-bangsa untuk kemuliaan Kristus. Kita berpikir bahwa gereja memerlukan pemimpinpemimpin yang dapat menemukan strategi-strategi baru agar Injil dapat dikenal oleh bangsabangsa. Tetapi kenyataannya adalah bahwa Allah sudah memberikan kepada kita rencana
tersebut. Dia sudah memberikan kepada kita strategi, dan Dia sedang memanggil para pemimpin
yang mau memiliki keyakinan terhadap rencana-Nya, yang mau percaya secara penuh kepada
Firman-Nya. Bergantung penuh kepada Firman-Nya, berharap penuh kepada Firman-Nya, sujud
menyembahNya seperti yang dilakukan oleh Musa dan Harun, mendengar Firman-Nya, dan
kemudian taat kepada Firman-Nya. Menerapkan Firman-Nya dalam praktik kehidupan seharihari. Yeremia 7 berkata,”Dengarkanlah Aku,” Allah berkata, “Perbaikilah tingkah langkahmu
dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Tetapi janganlah
menjadi seperti generasi yang bodoh ini yang membiarkan kebenaran itu, Firman-Ku, hilang
dari bibir mereka, hilang dari pikiranmu ketika engkau melakukan sendiri kehendakmu dan
pikiranmu.”
Ya Allah, bangkitkanlah para pemimpin di gereja kami yang mau yakin akan rencanamu.
Dan jemaat, saya mendorong Anda untuk berdoa supaya ada ketaatan di dalam diri para
12 pemimpinmu. Berdoa untuk para pemimpin yang mau taat kepada rencana Allah. Karena
kenyataannya adalah bahwa umat Allah akan mengembara jauh dari rencana Allah. Tetapi Allah
akan membangkitkan para pemimpin kerajaan yang akan bangkit, yang walaupun umat Allah
berpaling dan mengembara jauh, Allah akan membangkitkan para pemimpin yang mungkin tidak
akan menjadi terkenal, tetapi mereka yang akan memberitakan rencana-Nya, yakin akan rencanaNya, dan taat pada rencana-Nya seberapa besar resiko yang harus mereka bayar. Ini adalah
gambaran dari para pemimpin kerajaan Allah yang selalu dinyatakan di dalam Alkitab – baik
para nabi di dalam Perjanjian Lama maupun para pemimpin gereja di dalam Perjanjian Baru
yang berani mengorbankan segala sesuatu untuk percaya kepada rencana Allah dan bergantung
kepada apa yang Allah sudah sampaikan dan tidak mengingkari iman mereka kepada Allah
karena kepercayaan terhadap diri mereka sendiri.
Tanggung Jawab yang Radikal terhadap Reputasi Allah
Ya Allah, bangkitkanlah para pemimpin yang mau memiliki ketaatan yang radikal
terhadap rencana-Mu. Yang terakhir, yang berhubungan dengan point sebelumnya, persyaratan
keempat yang dituntut oleh kerajaan Allah dari para pemimpin adalah Tanggung Jawab yang
Radikal terhadap Reputasi Allah. Tanggung jawab yang radikal terhadap reputasi Allah.
Disinilah titik klimaks dari Bilangan 20. Allah berkata kepada Musa dan Harun di dalam
Bilangan 20:12, “: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusanKu di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke
negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." Allah berkata, “Musa, ketika engkau melakukan
segala sesuatu sesuai dengan kehendakmu sendiri dan mengingkari imanmu kepada-Ku, engkau
berbicara kasar terhadap umat dan engkau mengalihkan perhatian umat kepada dirimu sendiri,
apa yang engkau sudah lakukan adalah pelanggaran terhadap kekudusanku. Orang yang pernah
berbicara dengan Allah muka dengan muka seperti dengan temannya sendiri baru saja menghina
karakter Allah dihadapan umat-Nya.
Lalu Allah berkata kepada Musa, dan Dia katakan juga kepada para pemimpin kerajaan
Allah di dalam Alkitab, “Aku membangkitkan engkau agar engkau menunjukkan kekudusanKu
kepada umat-Ku, untuk menunjukkan sifat-Ku kepada umat-Ku. Tetapi hukuman yang keras
akan menanti ketika engkau mengacaukan reputasi-Ku. Engkau memiliki tanggung jawab yang
radikal dan luar biasa, yaitu tanggung jawab terhadap reputasi-Ku.” Inilah sebabnya Allah
membangkitkan para pemimpin di dalam gereja. Bukan saja di dalam Perjanjian Lama, tetapi
juga disini, di gereja-Nya, sepanjang sejarah kekristenan, Allah membangkitkan para pemimpin
yang akan merefleksikan karakter-Nya. Dia berkata, “Aku akan mengangkat engkau supaya Aku
dapat menunjukkan kekudusan-Ku melalui engkau dihadapan mata mereka. Tetapi ketika engkau
tidak menunjukkan kekudusan-Ku dihadapan umat-Ku, maka Aku akan menyingirkkan engkau
dari rencana-Ku.”
Hal yang sama yang dijelaskan oleh 1 Timotius 3 tentang daftar dari standard yang tinggi
13 akan kekudusan para pemimpin di dalam gereja. Dua pasal berikutnya berbicara mengenai ketika
ada penatua yang berbuat dosa, ketika ada pendeta yang berbuat dosa, dia harus ditegur
dihadapan gereja. Ini sebabnya ada pada saatnya Alkitab tidak menyarankan kita untuk menjadi
pemimpin di dalam gereja. Yakobus 3:1 misalnya mengatakan, “janganlah banyak orang di
antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi
menurut ukuran yang lebih berat.” Untuk dapat menjadi pemimpin di dalam gereja Tuhan
seseorang haruslah dapat dipercaya dan memiliki tanggung jawab, ini adalah standar yang tinggi
yang ditentukan oleh Allah.
Kenyataannya adalah bahwa mengenai jabatan yang sedang saya pegang ini, jika saya
tidak hidup sesuai dengan standard yang ditentukan oleh 1 Timotius 3, Anda harus menegur saya
dihadapan umum. Allah sangat serius ketika menuntut para pemimpin-Nya menjaga kekudusanNya dihadapan umat Allah.
Memang kelihatannya sedikit keras disini dan kita sudah berbicara tentang hal ini minggu
yang lalu. Maksud saya, umat Allah akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam Tanah
Perjanjian jika mereka hidup dalam pembangkangan yang terus menerus terhadap Allah. Mereka
selalu memberontak dan mengeluh. Tentu saja orang-orang seperti ini tidak pantas untuk masuk
ke dalam Tanah Perjanjian. Tetapi Musa yang sudah setia kepada Tuhan, bertahun-tahun setia
kepada Tuhan dalam memimpin umat-Nya. Namun ada satu hari yang tidak baik dimana dia
melakukan hal yang tidak baik di dalam Bilangan 20, dan kemudian Allah berkata, “Kamu tidak
akan masuk ke dalam Tanah Perjanjian.”
Bukalah bagian akhir dari kitab Ulangan, pasalnya yang ke 34. Ini merupakan gambaran
yang sangat menunjukkan kerendahhatian. Allah membawa Musa kepada puncak Gunung Nebo,
saya baru saja ke tempat itu beberapa bulan yang lalu. Dari puncak gunung ini Anda akan dapat
melihat jauh dan dapat melihat kota Yeriko. Anda akan dapat melihat dari jauh Tanah Perjanjian
yang Alkitab katakan. Sungguh suatu lokasi yang sangat indah, termasuk juga sekitarnya. Lalu
Allah membawa Musa kesana, membawa dia ke atas puncak gunung Nebo dan berkata, “Musa,
lihatlah tanah yang sudah kusiapkan dan akan Kuberikan kepada umat-Ku, tetapi engkau tidak
akan menginjakkan kakimu di tanah itu.” Coba tempatkan diri Anda pada posisi Musa saat itu.
Seperti apa rasanya? Anda mungkin mulai berpikir bahwa Anda harus menjadi seorang yang
sempurna untuk dapat menjadi pemimpin di dalam kerajaan Allah. Sepertinya Anda harus
menjadi seorang yang setia secara penuh, setia secara sempurna, Anda tidak boleh gagal.
Bapak dan ibu yang terkasih, itu benar. Ini adalah sebuah kebenaran. Anda harus
sempurna untuk dapat memimpin di dalam Kerajaan Allah. Ini adalah point utama dari Bilangan
20. Ini adalah point utama dari kelima kitab pertama yang ada di dalam Perjanjian Lama, yang
diakhiri di oleh Ulangan 34 dengan gambaran yang kita lihat tadi. Musa, seorang besar seperti
Musa, seorang yang memberikan hukum-hukum Taurat, seorang yang menjadi perantara
perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Bahkan orang sekaliber Musa-pun tidak dapat untuk
14 hidup sesuai dengan hukum yang dia berikan. Bahkan Musa sekalipun tidak dapat untuk menjadi
perantara yang sempurna dalam perjanjian ini. Sebagai hasilnya, dia tidak menjadi seorang yang
memimpin bangsa Israel masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Tetapi penerusnya-lah yang akan
melakukannya. Siapakah nama penerus Musa? Yosua. Arti dari nama Yosua adalah “Tuhan
menyelamatkan.” Allah adalah keselamatan. Jika nama Yosua yang dalam bahasa Ibrani itu
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kita akan mendapatkan nama Yesus.
Tujuan utama dari Bilangan 20 adalan untuk menunjukkan kepada kita bahwa Musa tidak
cukup baik. Tetapi Ibrani 3 mengatakan kepada kita, ada seseorang yang lebih besar dari Musa
yang datang, dan nama-nya adalah Yesus. Dia adalah sempurna. Dia memegang rencana Allah
secara sempurna. Dia memiliki kepatuhan yang sempurna terhadap kemuliaan Allah ketika Dia
berkata, “bukanlah kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu lah yang terjadi.” Dia memiliki belas
kasihan yang sempurna terhadap umat Allah. Hanya Yesus yang dapat melakukan ini semua.
Tidak ada satu orang pemimpin pun, tidak ada satu orang pun, termasuk saya di dalam ruangan
ini yang dapat hidup sesuai dengan standar ini, dan ini adalah maksud utama dari semuanya ini.
Hanya Kristus yang dapat melakukannya. Sebagai hasilnya, setiap pendeta, setiap penatua, setiap
staff gereja, setiap pemimpin kelompok kecil di dalam gereja ini harus mendapati dirinya berada
di tempat ini hari demi hari, hari demi hari, yaitu berada di kaki Yesus Kristus.
Kita memerlukan Kristus. Hanya Kristus yang dapat secara sempurna memimpin gerejaNya. Kristus adalah kepala dari gereja. Hanya Kristus yang dapat membuat segala sesuatu ini
menjadi kenyataan bagi kita. Hanya Kristus yang dapat menyalibkan keangkuhan kita. Hanya
Kristus yang dapat memiliki kerendah hatian seperti ini dan belas kasihan seperti ini. Hanya
Kristus yang dapat memiliki keyakinan dan ketaatan dan kekudusan seperti ini. Hanya Kristus
yang dapat melakukan semuanya ini.
Oleh karena itu jika Anda adalah seorang penatua disini pada malam hari ini, atau jika Anda
seorang pendeta, atau anggota staf gereja, atau pemimpin kelompok kecil, atau pemimpin dalam
konteks apapun di dalam gereja ini, saya memohon untuk Anda untuk sujud menyembah Kristus,
sujud tersungkur dihadapan Kristus dan ungkapkan kebutuhan dan kerinduan Anda yang paling
dalam terhadap Kristus. Kebutuhan saya akan Kristus adalah karena pada kenyataannya jika kita
tidak dekat dengan Kristus, jika kita tidak terus berada dalam keintiman degan Kristus, dan jika
Kristus tidak mengimpartasikan kehidupan-Nya kepada kita setiap hari . . . Jika kita menjauhkan
diri dari hubungan yang akrab dengan Kristus. Jika kita mengembara jauh dari tempat dimana
kita berhadapan dengan Kristus, maka kita akan jatuh. Saya akan jatuh. Andapun akan segera
jatuh ketika Anda mencoba melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan Anda sendiri.
Yang perlu digaris bawahi
Kepemimpinan Kerajaan Allah Menuntut Adanya Kristus Di Dalam Setiap Pemimpin
Hanya Kristus yang dapat menyingkirkan dosa di dalam perkemahan, dan kebutuhan
15 yang paling besar di dalam diri para pemimpin gereja saat ini adalah agar Kristus bertahta di
dalam perkemahan kita. Supaya Kristus bertakhta di dalam perkemahan kita, oleh karenanya
saya mendorong Anda untuk berdoa bagi kekudusan di dalam diri para pemimpin Anda.
Berdoalah agar mereka memiliki kekudusan Yesus Kristus. Ini yang perlu digaris bawahi bapak
ibu sekalian. Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kerajaan Allah menuntut adanya Kristus di
dalam kehidupan para pemimpin kerajaan Allah.
Jadi ketika Anda berdoa untuk hal-hal ini, berdoalah agar kasih Kristus dapat dibentuk di
dalam diri para pemimpin. Berdoalah agar kerendahan hati Kristus dapat dibentuk di dalam diri
para pemimpin. Berdoalah agar kepatuhan Kristus dapat dibentuk di dalam diri para pemimpin
oleh karena Roh Kudus yang dari Allah. Dan juga berdoa agar kekudusan Kristus akan dapat
dibentuk di dalam diri para pemimpin. Berdoalah terus menerus untuk hal ini. Berdoalah secara
konsisten untuk hal ini. Saya memohon kepada Anda. Saya meminta kepada Anda.
Jemaat yang terkasih, berdoalah bagi para pemimpin Anda seperti ini. Salah seorang
pendeta favorit saya dalam sejarah gereja adalah Robert Murray M’Cheyne, pernah berkata
seperti ini, “Kebutuhan yang paling besar yang dimiliki jemaat saya adalah kekudusan pribadi
saya.” Lalu dia melanjutkan, “Bukanlah talenta yang besar yang diberkati oleh Allah, tetapi
kemiripan seperti Kristus. Seorang hamba Tuhan yang memiliki kekudusan adalah senjata yang
ampuh ditangan Allah.”
Saya berdoa kiranya Allah akan membangkitkan para pemimpin termasuk diri saya
sendiri. Saya berdoa agar Allah akan bekerja di dalam gereja ini sehingga para pemimpin di
dalam gereja ini bukan dikenal oleh karena talentanya yang hebat, atau karena karunia ini atau
karunia itu, tetapi lebih dikenal karena kemiripan mereka dengan Yesus Kristus. Jadi itulah yang
saya ingin kita lakukan pada malam hari ini. Saya ingin kita berdoa bagi para pemimpin di dalam
gereja ini.
Sesaat lagi saya akan meminta supaya semua pemimpin yang ada pada malam hari ini di
Gereja Brookhills, setiap staff gereja, setiap pemimpin kelompok kecil yang ada pada malam
hari ini, saya meminta Anda sesaat lagi untuk bergabung bersama dengan saya di depan. Saya
akan mengundang Anda yang secara jasmani dapat maju ke depan, untuk berlutut bersama saya
di depan ini, atau tetap berdiri jika Anda tidak dapat berlutut. Saya ingin mengundang semua
pemimpin yang ada di dalam ruangan ini untuk mengkhususkan diri Anda, untuk tersungkur
dihadapan Kristus. Dan saya ingin kita semua para pemimpin untuk mengungkapkan kebutuhan
kita yang paling dalam akan Kristus.
Kita perlu melakukan hal ini. Dan setelah mereka semua datang, saya akan mengundang
semua anggota keluarga gereja ini untuk datang ke depan dan berkumpul mengelilingi para
pemimpin ini. Lalu kita akan mendoakan satu dengan yang lain, kita akan mendoakan para
pemimpin di gereja ini. Dan kita akan berdoa agar kiranya Allah membangkitkan para pemimpin
yang akan membawa kemuliaan Kristus yang besar itu di dalam Gereja Brookhills.
16 
Download