BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan suatu uraian yang memuat pokok–pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti
(Nawawi 2001). Dengan adanya kerangka teoritis tersebut maka penulis akan
mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan Teori Pembangunan dan Teori Interaksi
Sosial.
2.1 Industrialisasi dan Perubahan Sosial di Pedesaan
2.1.1
Industrialisasi
Industrialisasi merupakan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah
bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Perlu digarisbawahi bahwa
perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan
perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu ciri mata
pencaharian masyarakat industri. (Ibrahim: 2010).
Industrialisasi secara implisit disebutkan oleh Taryono ( 1997 ), sebagai
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dalam proses produksi, yang
bukan hanya menuntut tenaga kerja terampil dan ahli tetapi juga modal yang besar
dan pengelolaan yang intensif. Menurut Pangestu, Atje, dan et.all ( 1996 ),
29
Universitas Sumatera Utara
industrialisasi merupakan proses interaksi antara pembangunan teknologi,
spesialisasi, dan perdagangan yang pada akhirnya mendorong perubahan struktur
ekonomi. Menurut Rahardjo (1984), ada beberapa alasan yang menilai sektor
industri lebih penting untuk dikembangkan dari pada sektor pertanian. Pertama,
penanaman modal disektor pertanian dinilai kurang menguntungkan.Kedua,
sektor pertanian dianggap lambat pertumbuhannya. Ketiga, industrialisasi
diperkirakan dapat mengatasi masalah kesempatan kerja yang semakin sempit
disektor pertanian. (Rahardjo, 1984)
Peranan dan kedudukan sektor industri dalam pembangunan ekonomi
sudah tidak dapat diremehkan lagi. Namun, yang menjadi persoalan adalah
bagaimana proses yang diambil untuk mengembangkan industri. Menurut D.Seers
(1971), dalam pembahasannya mengenai peranan industry dalam pembangunan,
menggambarkan proses-proses untuk perkembangan industri antara lain : angapan
bahwa pembangunan industri lebih penting dari pertanian yang mengakibatkan
tekanan yang berlebih-lebihan dalam memandang pentingnya sector industry;
pertumbuhan industry manufaktur akan mampu menyediakan banyak lapangan
kerja dan karena itu akan menyerap angkatan kerja jumlah besar; industrialisasi
bias menurunkan penggunaan mata uang asing dan menghemat devisa.
Poot ( 1990 ) dalam Taryono ( 1997 ), menunjukan bahwa tujuan yang
ingin dicapai dari proses pembangunan industrialisasi adalah terciptanya lapangan
kerja, peningkatan jumlah dan nilai ekspor, pengembangan wilayah, peningkatan
subsidi impor, serta pemanfaatan atau pengolahan sumberdaya alam domestic
Negara yang bersangkutan. Menurut
Pangestu, Atje, dan
et.all ( 1996 ),
prioritas industrialisasi pemerintah Indonesia yang tercermin dalam Repelita VI
30
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan berbagai tujuan yang lazim dan diharapkan oleh Negara
berkembang dalam melakukan industrialisasi (Taryono, 1997). Tiga prioritas
utama adalah: meningkatkan produktivitas dan efisiensi sector industri agar
mencapai tigkat pertumbuhan yang tinggi dan baik dalam nilai tambah, ekspor,
atau kesempatan kerja; pendalaman dan penguatan struktur industri yang tangguh
berdasarkan peningkatan kemampuan teknologi dan optimalisasi penggunaan
sumber daya alam dan suber daya manusia; dan meningkatkan daya saing; serta
untuk tujuan pemerataan dan pengurangan kesenjangan prioritas lain dari
pembangunan industri adalah mengembangkan industri kecil dan menengah
termasuk industri pedesaan, dan penyebaran pembangunan lokasi industri ke
daerah, termasuk kawasan barat Indonesia, sehingga mampu mengembangkan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pembangunan menurut Sunyoto (2004), di artikan sebagai sebuah usaha
dalam meningkatkan segala kemampuan baik dari segi sumber daya manusia
(SDM) atatu sumber
daya alam (SDA), hal ini dilakukan dalanm rangka
mensejahterkana dan memanusiakan masyarakat yang sering kali hanya dijadikan
batu loncatan untuk meraih sebuah kesuksesan baik oleh masyarakat, kelompok
maupun individu. Pembangunan dalam pengertian ekonomi murni menunjukkan
taraf kemampuan ekonomi nasional suatu negara untuk beranjak dari tahap awal
yang relatif statis menuju peningkatan tahunan secara konsisten dah
disertai
perubahan struktural dibidang agraria, industri dan jasa, produksi dan lapangan
kerja (Usman, 2004).
Semakin banyak pembangunan industri yang didirikan, semakin banyak
pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal tersebut menyebabkan peluang untuk
31
Universitas Sumatera Utara
bekerja di pabrik lebih besar. Sangat mudah untuk bekerja di pabrik, tanpa
persyaratan yang sulit dan karyawan tidak dituntut untuk memiliki keahlian yang
khusus. Sebagian besar masyarakat pedesaan lebih percaya bahwa bekerja di
sektor industri lebih menjamin kehidupan, adanya upah minimum regional juga
menambah daya tarik mereka untuk bekerja di pabrik. Mereka mendapatkam
penghasilan yang tetap bahkan kadang mendapat uang lembur yang menambah
penghasilan. Berbeda dengan petani yang mendapatkan penghasilan tergantung
dari hasil panen yang didapat. Mereka tidak segan untuk urban ke kota besar agar
dapat bekerja di pabrik daripada mereka harus bekerja sebagai petani dan mereka
rela meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan. Industrialisasi tidak hanya
terjadi di perkotaan, di daerah pedesaan pun industrialisasi sangat diperlukan
untuk menampung masyarakat desa yang tidak bisa bekerja pada sektor pertanian.
Industrialisasi secara nyata dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.
2.1.2
Perubahan Sosial dan Pembangunan Ekonomi
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial.
Lebih tepatnya, ada perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
yang berlainan. Saat mengatakan adanya perubahan sosial pasti yang ada dibenak
seseorang adalah sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu dan ada
perbedaan dari sebelumnya, kalau bicara mengenai kata sebelumnya, pasti ada
kata setelahnya dalam bahasa inggrisnya (before and after). Untuk itu terdapat
tiga konsep dalam Perubahan Sosial, yang pertama, studi mengenai perbedaan.
Kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Ketiga, pengamatan pada
sistem sosial yang sama. Itu berarti untuk dapat melakukan studi perubahan
sosial, harus melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang
32
Universitas Sumatera Utara
menjadi fokus studi.kemudian harus dilihat dalam konteks waktu yang berbeda,
maka dalam hal ini menggunakan studi komparatif dalam dimensi waktu yang
berbeda. Dan setelah itu objek
yang menjadi fokus studi komparasi
harusmerupakan objek yang sama. Jadi dalam perubahan sosial mengandung
adanya unsur dimensi ruang dan waktu (Martono, 2011). Adanya perubahan yang
terlalu cepat memberikan implikasi terhadap masyarakat sebagai penerima
perubahan, perubahan yang sangat dapat dilihat adalah perubahan dalam hal
pembangunan ekonomi dalam masyarakat yang mengalami perubahan struktur
seperti dalam penelitian ini dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Pembangunan ekonomi atau perkembangan ekonomi menurut Rostow
dalam Suwarsono (2004), masyarakat indutri berada dalam tahap konsumsi tinggi
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan masyarakat tradisional
mengalami hanya sedikit perubahan baik dibidang ekonomi maupun sosial
budaya. Teori Modernisasi Rostow ini merupakan teori pertumbuhan tahapan
linier (linier stage of growth models). Dimana pembangunan dikaitkan dengan
perubahan dari masyarakat agraris dengan budaya tradisional ke masyarakat
rasional, industrial, dan berfokus pada ekonomi.
pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh peningkatan secara kuantitas dan kualitas dari faktor produksi
dalam sebuah negara yang meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha.
Menurut Rostow terdapat 5 tahapan masyarakat menuju masyarakat
industri yang modern. Tahap pertama yakni masyarakat tradisional yang
mendasarkan pada pertanian, belum banyak menguasai ilmu pengetahuan, adanya
kepercayaan terhadap kekuatan yang menguasai manusia, masyarakat cenderung
33
Universitas Sumatera Utara
statis dan produksi digunakan untuk konsumsi bukan investasi. Tahap kedua,
prakondisi untuk lepas landas dimana campur tangan dari luar telah merubah
masyarakat tradisional sehingga muncul ide pembaharuan, ada usaha-usaha untuk
meningkatkan tabungan masyarakat. Tahap ketiga, lepas landas dimana mulai
hilangnya hambatan proses pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi
meningkat, pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan bukan
untuk konsumsi, industri baru berkembang pesat, dimana keuntungan ditanamkan
kembali pad apabrik baru. Tahap keempat, bergerak ke kedewasaan yang mana
teknologi mulai diadopsi secara meluas, memantapkan posisinya dalam
perekonomian global serta melakukan peningkatan tabungan dan investasi.
Sedangkan tahap terakhir kelima, konsumsi massal yg tinggi, pada tahap ini
konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat
ke kebutuhan yang lebih tinggi, perubahan orientasi produksi dari kebutuhan
dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi tahan lama, surplus ekonomi tidak lagi
digunakan untuk investasi tetapi digunakan untuk kesejahteraan sosial, dan
pembangunan sudah berkesinambungan.
2.2 Interaksi Sosial Masyarakat Industri Perdesaan
Pada dasarnya masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada
kehidupan masyarakat desa di daerah tertentu. Masyarakat desa juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap masyarakat yang amat kuat dan pada hakekatnya bahwa seseorang
merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri
34
Universitas Sumatera Utara
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,
karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Yang menjadi ciri masyarakat pedesaan antara lain; pertama, didalam masyarakat
pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
Kedua, sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Ketiga, sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Keempat,
masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya. Tetapi Raharjdo (1999) menambahkan bahwa sejumlah
sosiolog dalam merumuskan karakteristik masyarakat cenderung mengacu pada
pola-pola pikiran yang bersifat teoritik, seperti konsep dari Ferdinand Tonnies
(18551936) Emile Durkheim (1858-1917) dan Charles Horton Cooley (18641929).(Di akses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Cooley tetanggal 7Juli
2015)
Berdasarkan hal diatas, maka masyarakat desa pada dasarnya memiliki
interaksi sosial yang kuat satu dengan yang lain. Interasksi sosial menurut Gilin n
Gilin merupakan:
Menurut Gillin dan Gillin (1954) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok
manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu. Mereka saling
menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau
saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karenamasing-masing
sadar akan adanya pihak lain yang meyebabkan perubahan-perubahan dalam
perasaan maupun syarat orangorang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh
misalnya baukeringat, minyak wangi, suara berjalan, dll. Semua itu menimbulkan
kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang
akan dilakukannya. (Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar .Jakarta; Raja
Grafindo Persada.2007.hlm. 55-56.)
Interaksi sosial adalah hubungan yang dibangun dari individu dengan
individu ataupun individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Bentuk
interaksi yang terjalin berupa menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan
35
Universitas Sumatera Utara
mungkin berkelahi hal yang demikian merupakan interaksi yang terjalin di dalam
hubungan sosial meskipun mereka tidak melakukan pembicaraan ataupun
tindakan seperti simbol atau tanda-tanda, interaksi telah terjalin didalamnya
karena mereka sadar bahwa ada pihak lain yang hadir didekat mereka, sehingga
perubahan akan terjadi karena kehadiran pihak lain yang kemudian menimbulkan
tindakan yang di lakukannya.
Dengan demikian berdasarkan pengertian interaksi sosial yang dipaparkan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial yang terjalin di dalam
masyarakat pedesaan adalah hubungan timbal balik antara orang-perorang dengan
kelompok dan kelompok. Dan di masyarakat pedesaan interkasi sosial masih
sangat baik, mereka masih sangat tegang rasa satu sama lain dan siap membantu
bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada sifat
kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat dan
agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian
dari keluarga.
Interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat akan menghasilkan
tindakan yang membentuk suatu kelompok didalam masayarakat itu sendiri.
Ferdinand Tonnies (1855-1936) membagi ke dalam dua jenis kelompok, yaitu
gemeinschaft dan gesellschaft.
1) Gemeinschaft (Paguyuban).
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim
dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Ikatan
36
Universitas Sumatera Utara
pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of life. Contohnya
kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya.
2) Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu
yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya
bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft ini umumnya terdapat di dalam hubungan
perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbale balik, seperti ikatan antara
pedagang dengan pembeli.
Hal yang sama juga di ungkapkan Emile Durkheim (1859-1917), bahwa
akan memebentuk solidaritas didalam masyarakat. Solidaritas dalam berbagai
lapisan masyarakat bekerja seperti perekat sosial. Dalam hal ini dapat berupa,
nilai, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat
dalam ikatan kolektif. Durkheim membagi kelompok masyarakat ke dalam
solidaritas mekanis dan solidaritas organis:
a) Solidaritas Mekanis
Solidaritas yang terbangun antara sesama manusia yang didasari akar-akar
humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. Solidaritas
tersebut mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun kehidupan
harmonis antara sesama. Karena itu, landasan solidaritas tersebut lebih bersifat
lama dan tidak temporer. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai
masyarakat yang masih sederhana, yang oleh Durkheim dinamakan segmental.
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana
yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum
ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan karena pada dasarnya
37
Universitas Sumatera Utara
setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong dan pada
umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai
petani.
b) Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat
kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci.
Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling
tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Hubungan
yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. Pada
tataran lebih luas, bisa saja solidaritas yang terbangun di dalamnya didasarkan
pada kacamata niaga, yang berlaku hukum untung rugi.
Solidaritas Organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks, masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang
rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian. Tiap anggota
menjalankan peranan berbeda dan diantara berbagai peranan yang ada terdapat
kesalingtergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian bagian suatu
organisme biologis. Karena adanya saling tergantungan ini maka ketidakhadiran
pemegang peranan tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan
hidup masyarakat.
38
Universitas Sumatera Utara
2.3 Stratifikasi dan Mobilitas Sosial Pada Masyarakat Industri di
Perdesaan
Industrialisasi di perdesaan tentu akan membawa dampak yang jauh lebih
luas daripada industrialisasi di perkotaan. Hal ini terjadi dikarenakan latar
belakang masyarakat perdesaan yang sama sekali tidak mengenal adanya
persaingan didalam dunia kerja. Masyarakat hanya bekerja dalam satu sektor
yakni pertanian hanya akan muncul dua kelompok stratifikasi sederhana yakni
tuan tanah dan buruhnya. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya industri
stratifikasi yang berkembang semakin jelas dalam masyarakat industri perdesaan.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya
ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain,
seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh
masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang mampu
memberi nilai tambah dalam pekerjaa. Akibatnya, orang yang berpendidikan
tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang
berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah/ kurang dihargai
masyarakat.
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial ini pada kehidupan masyarakat
sangat besar dan berpengaruh dikarenakan masyarakat terus dituntut untuk
menjadi lebih terampil dan memiliki pendidikan yang membuat mereka menajdi
orang yang profesional karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan
tempat untuk masyarakat dengan kemampuan apa yang mereka miliki untuk
mengisi kelas sosial itu. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan
39
Universitas Sumatera Utara
mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial,
semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya dan semakin banyak jumlahnya
semakin banyak juga yang menempatinya.
Industrialisasi juga telah memberikan dampak pada mobilitas sosial
masyarakat desa, mobilitas yang merupakan perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain. Dengan hadirnya industri
banyak masyarakat yang mengalami perpindahan ini. Ada dua jenis perpindahan
posisi dalam mobilitas sosial :
2.3.1Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang
atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.
2.3.1.1 Social Climbing
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan
status atau kedudukan seseorang. Misalnya seorang camat yang diangkat menjadi
bupati, seorang guru yang diangkat menjadi kepala sekolah.
2.3.1.2 Social Sinking
Social sinking adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang.
Misalnya, kepala rumah tahanan yang diturunkan menjadi sipir karena tersandung
kasus penyuapan, seorang tentara yang diberhentikan tidak hormat karena
melakukan desersi.
40
Universitas Sumatera Utara
2.3.2Mobilitas Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau
sekelompok orang dala lapisan sosial yang sama. Ciri utama mobilitas ini adalah
lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni penelitian dari Emil
Alamsyah pada tahun 2009 FISIP Universitas Sriwijaya yang berjudul “ Dampak
Keberadaan Pabrik Teh dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Gunung
Dempo”, penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana dampak
keberadaan pabrik teh dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat
gunung
dempo yang berdomisili disekitar pabrik teh, apakah keberadaan pebrik teh
menimbukan konflik pada masyarakat yang berdomisili disekitar pabrik teh.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik
pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan wawancara secara
mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan pabrik teh di
Desa
Gunung Dempo memberikan dampak positif dan negatif serta mampu
memberikan banyak manfaat dibidang pendidikan dan ekonomi. Tetapi
keberadaan pabrik teh tersebut juga menimbulkan beberapa permasalahan
diantaranya adalah penyerobotan tanah oleh pabrik, dengan adanya permasalahan
ini maka penduduk desa Gunung Dempo berhasrat kepada pemerintah untuk
memberikan jalan keluar terbaik melalui kebijkan-kebijakan yang mendukung
masyarakat Gunung Dempo. Lokasi penelitian ini sendiri dilaksanakan di Desa
41
Universitas Sumatera Utara
Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam karena daerah tersebut terdapat pabrik
industri yang menghasilkan teh terkenal dan berkualitas.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rusmawardi (2007), “Dampak
Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Kabuau,
Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi
Kecamatan
Kalimantan Tengah)”
peneliti ini menggunakan metode analisa data Deskriftif Kualitatif. Hasil analisa
data menunjukan bahwa keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.
Makin Group di Desa Kabuau telah membawa
ekonomi masyarakat Desa Kabuau. Perubahan
perubahan kehidupan sosial
sosialnya terkait dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
perubahan fasilitas jalan utama yang menambah
kesehatan serta
frekuensi keluar-masuknya
kendaraan umum menuju Desa Kabuau. Sedangkan
perubahan ekonomi
masyarakat yang dapat dirasakan setelah berdirinya PT. Makin Group adalah
berkurangnya pendapatan masyarakat akibat dari peralihan pekerjaan masyarakat,
dari perambah hutan ke buruh perkebunan. Kehadiran perkebunan kelapa sawit
PT. Makin Group membawa dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi bagi
masyarakat Desa Kabuau, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif adalah mengurangi penganguran
masyarakat desa,
menciptakan lapangan kerja baru, adanya sarana komunikasi,
peningkatan
pendapatan masyarakat, terbukanya aksses Desa dengan Desa lain, dan menambah
pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, sedangkan dampak negatif yang
dirasakan merugikan masyarakat diantaranya adalah lahan pertanian
menjadi
42
Universitas Sumatera Utara
sempit, pencemaran lingkungan dari aktivitas perkebunan dan pabrik
kelapa
sawit, dan pegeseran budaya masyarakat lokal.
Dari beberapa penelitian-penelitian terdahulu dalam penelitian ini peneliti
lebih memfokuskan permasalahan penelitian dari Dampak Pembangunan Industri
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui lebih luas lagi dampaknya terhadap kondisi kehidupan masyarakat
baik hal kondisi sosial seperti interaksi dan kedekatan dengan masyarakat sekitar,
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan maupun dalam hal ekonomi
meningkatkan kesejahteraan mereka lewat peluang atau kesempatan kerja yang
lebih memadai serta memiliki mata pencaharian ganda.
43
Universitas Sumatera Utara
Download