Novel BRCA2-interacting protein BJ-HCC

advertisement
Go Tomiyoshi, Akira Nakanishi, Katsuya
Takenaka, Kiyotsugu Yoshida and Yoshio Miki
PENDAHULUAN





Faktor-faktor genetik kanker payudara: mutasi gen BRCA2.
Gen BRCA2  gen supresor tumor.
BRCA2: peran penting dalam repair DNA (respon terhadap
kerusakan DNA)
BRCA2  pengaturan transkripsi, pengecekan siklus sel,
inhibisi pertumbuhan sel, pertahanan stabilitas gen dan
sitokinesis.
Gen BRCA2 fosforilasi pada fase M siklus sel 
berinteraksi dengan RAD51 (protein yang berperan utama
dalam rekombinasi homolog DNA selama perbaikan
kerusakan pita DNA).
SIKLUS SEL
Tahap G1 = "GAP 1".
Tahap S = "Sintesis“  tahap saat terjadi
replikasi DNA.
Tahap G2 = "GAP 2".
Tahap M = "mitosis",  saat terjadi
pembelahan inti (kromosom memisah) dan
sitoplasma (sitokinesis). Mitosis dibagi
menjadi 4 fase.
Pengaturan siklus sel
Cdk (cyclin dependent kinase, menambah
fosfat ke suatu protein)bersama dengan
cyclin: kontrol utama siklus sel sebabkan
sel berpindah dari G1 ke S atau G2 ke M
MPF (Maturation Promoting Factor):
includes the CdK and cyclins that triggers
progression through the cell cycle.
Cdk secara bergantian
berikatan dengan cyclin
untuk memicu tahaptahap dari siklus sel.
Aktivitas Cdk biasanya
diakhiri oleh degradasi
cyclin.
(Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff
M, Roberts K and Walter P,
"Molecular Biology of The Cell", 4th
Ed., 2002)
Peran BRCA1 dan BRCA2
pada perbaikan DNA
Pembentukan kompleks
makromolekul BRCA1, BRCA2,
BARD1 dan Rad51 berfungsi
untuk memperbaiki DNA yang
rusak.  didahului oleh
fosforilasi BRCA1 oleh ATM
kinase.

Kerusakan DNAkompleks ini
pindah ke daerah kromosom
yang sedang mengalami
replikasi DNA (PCNA)
Hilangnya fungsi BRCA1
dan/atau BRCA2 
ketidakmampuan memperbaiki
DNA yang rusak.

Terjadi kerusakan pada gen
checkpioint (mis.p53),
checkpoints seperti p21 tidak
dapat diaktifkan dan sel
berproliferasi.
RAD51



Rad51 = protein yang berperan utama dalam
rekombinasi homolog DNA selama perbaikan
kerusakan untai ganda.
Rad51 terlibat dalam tahap pencarian
pasangan homologi dan pita DNA.
Protein famili Rad51 membentuk suatu filamen
heliks nukleoprotein pada DNA.
PENDAHULUAN
Protein RAD51 selalu berikatan dengan
BRCA1 dan BRCA2.
 BRCA2 mengatur penempatan ke intraseluler
dan kemampuan mengikat DNA dari protein
RAD51.
 Hilangnya pengontrolan ini akibat inaktivasi
BRCA2  peristiwa kunci sebabkan
ketidakstabilan genom dan timbulnya tumor.

BRCA2
BRCA2
Struktur skematik BRCA2: gambaran kunci dan
domain dari protein BRCA2.
Exon 11 (sangat besar)
8 motif peptida BRC (penting
untuk interaksi dengan RAD51)
Ujung-C
Mengikat ssDNA
Interaksi antara RAD51 and BRCA2
Bila tidak ada BRCA2, inisiasi rekombinasi homolog
terganggu, dan kesalahan repair (dan replikasi)
terjadi secara cepat dalam tiap siklus sel
PENDAHULUAN

Beberapa protein diketahui berinteraksi dengan
regio/daerah BRCA2 yang terkonservasi
 peran penting : perbaikan DNA
 analisis fungsional regio tersebut penting
KARSINOGENESIS KANKER PAYUDARA
METODE PENELITIAN

Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2?
 skrining ragi dua-hibrid
 BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2
 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis)

Fungsi BJ-HCC-20?
Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel
 efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis?
 efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A
menggunakan siRNA?

peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA?
(karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2).
METODE PENELITIAN
Teknik-teknik:



Skrining ragi dua-hibrid
Kultur sel MCF-7, HeLa dan U20S
 Sinkronisasi kultur sel dengan nocodazole
 transfeksi sel kultur dengan plasmid
Pembuatan klon cDNA BJ-HCC-20A
 pembuatan flag-tagged BJ-HCC-20A
Diklon ke
 GST-tagged BJ-HCC-20A
dalam plasmid
 BJ-HCC-20A mutan
 BRCA2 mutan
METODE PENELITIAN
Teknik-teknik:

Pembuatan antibodi anti-BJ-HCC-20 kelinci terhadap BJ-HCC-20
asam amino 97-112




Antibodi anti-BRCA2
Antibodi anti-Flag
Antibodi anti-GFP
Antibodi anti-α-tubulin
Imunopresipitasi
 Pemeriksaan pengikatan secara in vitro
 Transfeksi siRNA

 Sintesis
siRNA duplex untuk BJ-HCC-20
 RNA stealth
 siRNA1 & siRNA2 untuk BJ-HCC-20
METODE PENELITIAN
Teknik-teknik:


Pemeriksaan pembentukan koloni

Sel-sel HeLa ditransfeksi dengan vektor GFP atau GFP-BJ-HCC-20A

Sel yang telah ditransfeksi dikultur

Fiksasi sel dengan larutan Giemsa
Pemeriksaan proliferasi sel



Transfeksi sel
Inkubasi dengan BrdU  imunofluoresensi
Pemeriksaan apoptosis
 Visualisasi perubahan inti: sel difiksasi dan diwarnai dengan
DAPI
 Deteksi sel-sel apoptotik: pemeriksaan TUNEL
PEMBAHASAN METODE
PENELITIAN
Pemeriksan ragi
dua-hibrid

Teknik untuk menemukan interaksi
antara protein-protein atau antara
protein-DNA
 cara:
pengujian interaksi fisik antara 2
protein atau antara satu protein dan
molekul DNA
Pemeriksan ragi dua-hibrid




pengaktifan gen reporter
downstream melalui
pengikatan sebuah faktor
transkripsi ke dalam sebuah
upstream activating sequence
(UAS).
Faktor transkripsi dibagi
menjadi 2 fragmen : binding
domain (BD) dan activating
domain (AD).
BD = domain untuk
pengikatan ke UAS
AD = domain untuk
pengaktifan transkripsi
MCF-7


MCF-7 : nama untuk sebuah sel induk
adenokarsinoma payudara manusia (Human breast
adenocarcinoma cell line).
sel induk dengan kontrol positif reseptor estrogen
yang sangat khas
 berguna untuk model in vitro penelitian peran
estrogen pada kanker payudara.
Sel HeLa

Sel-sel HeLa yang dilihat

dengan mikroskop fase kontras
Sel HeLa : sel-sel induk
manusia imortal pertama 
banyak digunakan pada
penelitian ilmiah.
berasal dari sel-sel kanker
serviks
 Henrietta Lacks, meninggal
dunia akiat kanker pada
tanggal 4 Oktober 1951.
Sel U20S



Galur sel U20S : dipanen dari jaringan tulang
seorang wanita berusia 15 tahun  osteosarkoma.
sarkoma yang berdiferensiasi secara moderat dari
tibia.
positif untuk reseptor faktor pertumbuhan mirip
insulin I (IGF-1) dan faktor pertumbuhan mirip insulin
II (IGF II) dan mengekspresikan sejumlah antigen,
termasuk golongan darah A, Rh+, dan lain
sebagainya.
Koimunopresipitasi
Koimunopresipitasi  untuk
penemuan interaksi protein
Protein target (antigen) berikatan
dengan protein partnernya

Suatu antibodi terhadap target
spesifik membentuk kompleks imun
dengan protein target dalam lisat sel

protein partner antigen tersebut juga
ikut berpresipitasi

kompleks imun diikat oleh protein A
atau G = presipitasi

Protein-protein yang tidak
berpresipitasi: dicuci dibuang

komponen-komponen kompleks imun
dielusi dan dianalisa dengan SDS
PAGE

Deteksi western blot untuk verifikasi
identitas antigen

Flag-Tag
Masalah teknis analisis ekspresi klon cDNA :
• kurang pemeriksaan fungsional dan/atau
• Kurang antibodi spesifik untuk protein-protein yang
dihasilkan.
 Dibuat suatu protein fusi yang diikatkan ke produk
ekspresi cDNA tersebut  contohnya: Flag-Tag, Histag dan GST-tag
GST-tag



GST (glutathione S-transferase)  membuat sistem fusi gen GST
 berguna untuk memurnikan dan mendeteksi protein yang
diinginkan.
berguna untuk pemeriksaan interaksi langsung protein-protein.
Contoh dalam penelitian ini : pemeriksaan interaksi protein
BRCA2 dengan protein BJ-HCC-20.
 BJ-HCC-20 difusikan dengan GST, sehingga jika BJ-HCC-20
berikatan dengan BRCA2, maka fusi protein GST-BJ-HCC-20
juga akan berikatan dengan BRCA2, sehingga BRCA2 juga akan
ditemukan pada pemeriksaan bead.
GST-tag



GST (glutathione S-transferase)  membuat sistem fusi gen GST
 berguna untuk memurnikan dan mendeteksi protein yang
diinginkan.
berguna untuk pemeriksaan interaksi langsung protein-protein.
Contoh dalam penelitian ini : pemeriksaan interaksi protein
BRCA2 dengan protein BJ-HCC-20.
 BJ-HCC-20 difusikan dengan GST, sehingga jika BJ-HCC-20
berikatan dengan BRCA2, maka fusi protein GST-BJ-HCC-20
juga akan berikatan dengan BRCA2, sehingga BRCA2 juga akan
ditemukan pada pemeriksaan bead.
siRNA



RNA interference (RNAi) : bentuk pengaturan gen post-transkripsi
 molekul RNA untai ganda (dsRNA) non-translated yang
disebut dengan small interfering RNA (siRNA) memperantarai
degradasi spesifik sekuen dari mRNA.
Struktur siRNA sangat spesifik untuk mencegah kesalahan pada
silencing gen.
Molekul siRNA = 21-23 nukleotida dsRNA duplex dengan 2-3
nukleotida menggantung pada ujung 3’ dan gugus fosfat 5’ dan
hidroksil 3’.
RNA Stealth


RNAi Stealth = oligonukleotida RNA untai ganda 25 pasang
basa yang struktur kimianya dimodifikasi.
Dibandingkan dengan siRNA, RNAi Stealth :
 memberikan respon penekanan nonspesifik pada hasil yang
lebih jelas,
 berpotensi besar untuk pembungkaman gen, dan
 memberikan kestabilan baik pada sistem kultur sel dan in vivo.
METODE PENELITIAN
Skrining ragi 2 hibrid
protein novel (asli) yang
berinteraksi dengan BRCA2, yaitu :
BJHCC-20 (Gb. 1a)
Konfirmasi interaksi antara
BJ-HCC-20 dan BRCA2
- BRCA2 (aa 121-235)
berinteraksi dengan BJ-HCC-20A
imunopresipitasi, imunoblot
- BJ-HCC-20A (aa 1-105)
berinteraksi dengan BRCA2
BJ-HCC-20A berinteraksi dengan BRCA2
pada sistem yang terekspresi berlebihan
(Gb. 1b)
Menentukan regio pengikatan
dari BJ-HCC-20A dan
BRCA2
Pemeriksan ragi
dua-hibrid
Skrining pustaka cDNA
tikus menggunakan
sebagian regio BRCA2
yang sangat terkonservasi
(aa 121-465) bait
Beberapa klon kandidat
Analisis sekuen DNA
5 klon terletak pada
kromosom X tikus
Pemeriksan ragi dua-hibrid
Analisis BLAST
Homolog dengan
protein BJ-HCC-20 pada
manusia
protein novel (asli)
yang berinteraksi
dengan BRCA2, yaitu
: BJHCC-20
Fig. 1. Interaction of BJ-HCC-20A and BRCA2
STRUKTUR BJ-HCC20A dan BJ-HCC-20B.
Blue box = variable region BJ-HCC- 20A dan BJ-HCC-20B.
Konfirmasi interaksi antara BJ-HCC-20 dan BRCA2 pada
sel-sel mamalia
Flag-tagged BRCA2
HA-tagged BJ-HCC-20A
plasmid
Sel MCF-7, HeLa, U20S
Lisat sel
Antibodi anti-BJ-HCC-20
Antibodi anti-BRCA2
Matrix anti-HA
koimunopresipitasi
Protein A atau G
imunoblot
Antibodi antiBJ-HCC-20
Antibodi
anti-BRCA2
antibodi
anti-HA
antibodi
anti-GFP
antibodi antiα-tubulin
Konfirmasi interaksi antara BJ-HCC-20 dan
BRCA2 pada sel-sel mamalia
HA-tagged BJ-HCC-20
Overekspresi pada sel-sel HeLa
Imunopresipitasi dengan antiHA, IgG tikus normal, antiBRCA2
Imunoblot dengan anti-HA
atau anti-BRCA2
BJ-HCC-20A berinteraksi
dengan BRCA2 pada
sistem yang terekspresi
berlebihan
Gbr. 1b.
Menentukan regio pengikatan dari
BJ-HCC-20A dan BRCA2
Protein-protein fusi-GST
dari fragmen BRCA2
lisat sel MCF7, HeLa, U20S
Protein-protein fusi-GST
dari fragmen BJ-HCC-20A
purifikasi
inkubasi
imunoblot
imunoblot
Antibodi anti-HA
Antibodi anti-Flag
Antibodi anti-GST
BRCA2 (aa 121-235) berinteraksi dengan BJ-HCC-20A
BJ-HCC-20A (aa 1-105) berinteraksi dengan BRCA2
Fig. 1. Interaction of BJ-HCC-20A and BRCA2
Tiap pita spesifik untuk fragmen GST-BJ-HCC-20A dan BRCA2
ditandai dengan asterisk.
IB, immunoblot; IP, immunoprecipitation.
Menentukan interaksi antara BJ-HCC-20 endogen dan
BRCA2
UJI
Lisat sel MCF-7
KONTROL
Lisat sel MCF-7
HA-BJ-HCC-20A
transfeksi
imunopresipitasi
imunoblot
Antibodi anti-BJ-HCC-20
poliklonal kelinci terhadap
peptida sintetik yang sesuai
dengan aa 121-235 BJ-HCC-20A
BJ-HCC-20A endogen sebagai
protein 29-kDa pada sel-sel MCF-7
Gbr. 2a. Karakterisasi antibodi
anti-BJ-HCC-20
Menentukan interaksi antara BJ-HCC-20 endogen dan
BRCA2
UJI
Lisat sel MCF-7
KONTROL
Imunopresipitasi dengan IgG
normal kelinci atau tikus
Imunopresipitasi dengan
antibodi anti-BJ-HCC-20 atau
anti-BRCA2
imunoblot
Antibodi anti-BJ-HCC-20 dan
antibodi anti-BRCA2
Interaksi antara BJ-HCC-20A
endogen dan BRCA2
Fokus pada BJ-HCC-20A
Gbr. 2b. Interaksi antara BJHCC-20A endogen dan BRCA2
Meneliti interaksi antara BJ-HCC-20A dan BRCA2
selama fase M
sel HeLa
transfeksi
Vektor HA atau HA—BJ-HCC-20A
24 jam
Disinkronisasi pada fase M
dengan pemberian nocodazole
Imunopresipitasi dengan antibodi anti-HA atau anti-BRCA2
Imunoblot dengan antibodi anti-BJ-HCC-20 atau antibodi
anti-BRCA2
BJ-HCC-20A tidak berinteraksi dengan BRCA2
yang terfosofrilasi spesifik pada fase M
Fig. 3. Modulation of BJ-HCC-20A binding with an
M phase-specific phosphorylated BRCA2
Terjadi perubahan pada mobilitas elektrofilik protein BRCA2 setelah diberi nocodazole
(lajur 2, 4, 6)
BJ-HCC-20A tidak berinteraksi dengan BRCA2 yang terfosforilasi spesifik pada fase M
dengan pemberian nocodazole (lajur 10).
METODE PENELITIAN

Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2?
 skrining ragi dua-hibrid
 BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2
 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis)

Fungsi BJ-HCC-20?
Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel
 efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis?
 efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A
menggunakan siRNA?

peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA?
(karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2).
METODE PENELITIAN
Overekspresi BJ-HCC-20A dengan
transfeksi GFP-BJ-HCC-20A
BJ-HCC-20A mendorong pertumbuhan
sel pada sel-sel HeLa
Konfirmasi keterlibatan BJ-HCC20A dalam pertumbuhan sel
Knock-down BJ-HCC-20A
endogen dengan siRNA
Kadar ekspresi BJ-HCC-20 endogen
menurun pada sel-sel MCF-7 yang
ditransfeksikan dengan siRNA1 BJHCC-20
Analisis ekspresi mRNA
dengan RT-PCR
knock-down ekspresi mRNA BJHCC-20 pada sel-sel U20S dan
HeLa akibat siRNA BJ-HCC-20
Penekanan pertumbuhan
sel pada sel-sel yang
ditransfeksikan siRNA1
BJ-HCC-20
Pemeriksaan proliferasi sel
dengan BrdU
Menentukan efek BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel
transfeksi
Vektor GFP atau GFP-BJ-HCC-20A
Sel HeLa
Pemeriksaan pembentukan koloni
BJ-HCC-20A terekspresi
berlebihan pada sel-sel HeLa
imunoblot
Antibodi
anti-GFP
Gbr. 4a
BJ-HCC-20A mendorong pertumbuhan
sel pada sel-sel HeLa
Konfirmasi apakah BJ-HCC-20A terlibat dalam pertumbuhan sel
transfeksi
siRNA1 BJ-HCC-20
Sel-sel MCF-7
48 jam
Ekspresi BJ-HCC-20 endogen
dibungkam (knock-down)
Imunopresipitasi
dengan anti-BJ-HCC-20
Imunoblot
dengan antiBJ-HCC-20
kontrol
Imunoblot
dengan antiα-tubulin
Kadar ekspresi BJHCC-20 endogen
menurun
Gbr. 4b
Konfirmasi apakah BJ-HCC-20A terlibat dalam pertumbuhan sel
Sel-sel U20S
dan HeLa
transfeksi
48 jam
Ekspresi BJ-HCC-20 endogen
diturunkan (down-regulation)
siRNA1 BJ-HCC-20
Ekstraksi RNA total
Analisis
dengan RT-PCR
Pemeriksaan proliferasi sel
dengan BrdU
Hitung min. 700 sel dari 5
lapang pandang
knock-down ekspresi mRNA BJHCC-20 akibat siRNA BJ-HCC-20
Hitung sel-sel yang positif BrdU
Penekanan pertumbuhan sel pada sel-sel
yang ditransfeksikan siRNA1 BJ-HCC-20
Gbr. 4c
Fig. 4. Expression of BJ-HCC-20A promotes cell growth
Hasil penghitungan persentase sel yang positif BrdU (atas) presentase sel
yang ditransfeksikan dengan siRNA lebih sedikit
Efek knock-down ekspresi mRNA BJ-HCC-20 akibat siRNA BJ-HCC-20 pada selsel U20S dan HeLa (bawah) tidak terlihat pita
apakah terjadi perubahan inti yang apoptotik?
transfeksi
siRNA1 BJ-HCC-20
Sel-sel U20S dan HeLa
48 jam
Ekspresi BJ-HCC-20 endogen
diturunkan (down-regulation)
Pemeriksaan perubahan inti
apoptotik (sel difiksasi &
diwarnai dengan DAPI)
Hitung min. 800 sel dari 5
lapang pandang
Hitung persentase sel-sel
dengan perubahan inti
apoptotik
Gbr. 5a. c=condensation; f=fragmentation
Peningkatan sel-sel dengan
perubahan inti yg apoptotik
apakah perubahan morfologi sel akibat down-regulation
BJ-HCC-20A disebabkan induksi apoptosis?
transfeksi
siRNA1 BJ-HCC-20
Sel-sel U20S dan HeLa
72 jam
Ekspresi BJ-HCC-20 endogen
diturunkan (down-regulation)
Pemeriksaan TUNEL
Hitung min. 600 sel dari 5
lapang pandang
Hitung persentase sel-sel
dengan TUNEL positif
Gbr. 5b
Peningkatan induksi apoptosis
METODE PENELITIAN

Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2?
 skrining ragi dua-hibrid
 BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2
 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis)

Fungsi BJ-HCC-20?
Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel
 efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis?
 efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A
menggunakan siRNA?

peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA?
(karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2).
Menentukan efek BJ-HCC-20A dalam kerusakan DNA
Agen perusak
DNA ADR
Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7
Primer BJ-HCC-20
Primer β-actin
24 jam
Pemeriksaan RT-PCR
ADR sebabkan
penurunan ekspresi
mRNA BJ-HCC-20A
Gbr. 6a
Menentukan efek BJ-HCC-20A dalam kerusakan DNA
HA-BJ-HCC-20A
transfeksi
Agen perusak
DNA ADR
Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7
24 jam
Pemeriksaan TUNEL
Hitung min. 300 sel dari 3
lapang pandang
Hitung persentase sel-sel
dengan TUNEL positif
Ekspresi BJ-HCC-20A
menghambat apoptosis yang
diinduksi ADR signifikan
Gbr. 6b
Meneliti lebih lanjut keterlibatan BJHCC-20A dalam kerusakan DNA
siRNA BJ-HCC-20A
transfeksi
Agen perusak
DNA ADR
Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7
24 jam
Pemeriksaan TUNEL
Hitung min. 300 sel dari 3
lapang pandang
Hitung persentase sel-sel
dengan TUNEL positif
Kombinasi down-regulasi ekspresi BJ-HCC-20 dan
kerusakan DNA  meningkatkan apoptosis yang
diinduksi ADR
Gbr. 6c
Apakah down-regulasi BJ-HCC-20A mempengaruhi ekspresi
BRCA2 sebagai respon terhadap kerusakan DNA?
siRNA BJ-HCC-20A
Agen perusak
DNA ADR
transfeksi
Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7
24 jam
Lisat sel
Imunoblot:
anti-BRCA2
Ekstraksi
RNA
Pemeriksaan RT-PCR (primer:
BJ-HCC-20, BRCA2, β-actin
Down-regulasi BJ-HCC-20A mendorong
penurunan ekspresi BRCA2 sebagai respon
terhadap keruskaan DNA (dibandingkan kontrol)
Gbr. 6d
PEMBAHASAN HASIL


BJ-HCC-20 = antigen CT = ditemukan pada kanker
dan testis normal
antigen CT:
 terlibat dalam pertumbuhan sel
 berperan dalam gambaran fenotipe kanker


ekspresi BJ-HCC-20A berlebihan:
 meningkatnya pertumbuhan sel
Down-regulasi BJ-HCC-20A:
 penekanan pertumbuhan sel
PEMBAHASAN HASIL


Down-regulasi BJ-HCC-20A dengan siRNA:
 induksi apoptosis
 BJ-HCC-20A = antiapoptosis
BJ-HCC-20A:
 Mendorong
pertumbuhan dengan cara menghambat
induksi apoptosis
PEMBAHASAN HASIL
 BRCA2:
terlibat dalam perbaikan kerusakan DNA dan
apoptosis
 Agen perusak DNA (mis. ADR):
 down-regulasi ekspresi BRCA2 pada sel-sel kanker
 mRNA BJ-HCC-20 juga menurun akibat induksi ADR
 Penurunan ekspresi BJ-HCC-20 oleh siRNA:
 meningkatkan apoptosis sel
 mendorong penurunan ekspresi BRCA2 sebagai akibat
dari kerusakan DNA
PEMBAHASAN HASIL
 Perbaikan
ekspresi BJ-HCC-20A menghambat apoptosis
akibat kerusakan DNA
PEMBAHASAN HASIL



Mutasi sel germinal yang menginaktifkan BRCA2
berpotensi menyebabkan kanker.
Sel-sel yang kekurangan BRCA2 menunjukkan
perubahan jumlah kromosom (aneuploidi), seperti
halnya kromosom yang rusak strukturnya.
Defisiensi BRCA2 mengganggu penyelesaian
pembelahan sel melalui sitokinesis.
PEMBAHASAN HASIL


Inaktivasi BRCA2 pada fibroblast embrio murin dan
sel-sel HeLa melalui kerusakan gen target atau siRNA
akan memperlambat dan mencegah pembelahan sel.
Terhambatnya pemisahan sel saat mitosis adalah
akibat dari ketidaknormalan pengaturan myosin II
selama tahap akhir sitokinesis.
 BRCA2 mungkin memiliki peran dalam mengatur
peristiwa ini, karena terletak di tengah sel yang
sedang sitokinesis (membelah). (Daniels et al., 2004)
Download