Go Tomiyoshi, Akira Nakanishi, Katsuya Takenaka, Kiyotsugu Yoshida and Yoshio Miki PENDAHULUAN Faktor-faktor genetik kanker payudara: mutasi gen BRCA2. Gen BRCA2 gen supresor tumor. BRCA2: peran penting dalam repair DNA (respon terhadap kerusakan DNA) BRCA2 pengaturan transkripsi, pengecekan siklus sel, inhibisi pertumbuhan sel, pertahanan stabilitas gen dan sitokinesis. Gen BRCA2 fosforilasi pada fase M siklus sel berinteraksi dengan RAD51 (protein yang berperan utama dalam rekombinasi homolog DNA selama perbaikan kerusakan pita DNA). SIKLUS SEL Tahap G1 = "GAP 1". Tahap S = "Sintesis“ tahap saat terjadi replikasi DNA. Tahap G2 = "GAP 2". Tahap M = "mitosis", saat terjadi pembelahan inti (kromosom memisah) dan sitoplasma (sitokinesis). Mitosis dibagi menjadi 4 fase. Pengaturan siklus sel Cdk (cyclin dependent kinase, menambah fosfat ke suatu protein)bersama dengan cyclin: kontrol utama siklus sel sebabkan sel berpindah dari G1 ke S atau G2 ke M MPF (Maturation Promoting Factor): includes the CdK and cyclins that triggers progression through the cell cycle. Cdk secara bergantian berikatan dengan cyclin untuk memicu tahaptahap dari siklus sel. Aktivitas Cdk biasanya diakhiri oleh degradasi cyclin. (Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K and Walter P, "Molecular Biology of The Cell", 4th Ed., 2002) Peran BRCA1 dan BRCA2 pada perbaikan DNA Pembentukan kompleks makromolekul BRCA1, BRCA2, BARD1 dan Rad51 berfungsi untuk memperbaiki DNA yang rusak. didahului oleh fosforilasi BRCA1 oleh ATM kinase. Kerusakan DNAkompleks ini pindah ke daerah kromosom yang sedang mengalami replikasi DNA (PCNA) Hilangnya fungsi BRCA1 dan/atau BRCA2 ketidakmampuan memperbaiki DNA yang rusak. Terjadi kerusakan pada gen checkpioint (mis.p53), checkpoints seperti p21 tidak dapat diaktifkan dan sel berproliferasi. RAD51 Rad51 = protein yang berperan utama dalam rekombinasi homolog DNA selama perbaikan kerusakan untai ganda. Rad51 terlibat dalam tahap pencarian pasangan homologi dan pita DNA. Protein famili Rad51 membentuk suatu filamen heliks nukleoprotein pada DNA. PENDAHULUAN Protein RAD51 selalu berikatan dengan BRCA1 dan BRCA2. BRCA2 mengatur penempatan ke intraseluler dan kemampuan mengikat DNA dari protein RAD51. Hilangnya pengontrolan ini akibat inaktivasi BRCA2 peristiwa kunci sebabkan ketidakstabilan genom dan timbulnya tumor. BRCA2 BRCA2 Struktur skematik BRCA2: gambaran kunci dan domain dari protein BRCA2. Exon 11 (sangat besar) 8 motif peptida BRC (penting untuk interaksi dengan RAD51) Ujung-C Mengikat ssDNA Interaksi antara RAD51 and BRCA2 Bila tidak ada BRCA2, inisiasi rekombinasi homolog terganggu, dan kesalahan repair (dan replikasi) terjadi secara cepat dalam tiap siklus sel PENDAHULUAN Beberapa protein diketahui berinteraksi dengan regio/daerah BRCA2 yang terkonservasi peran penting : perbaikan DNA analisis fungsional regio tersebut penting KARSINOGENESIS KANKER PAYUDARA METODE PENELITIAN Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2? skrining ragi dua-hibrid BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis) Fungsi BJ-HCC-20? Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis? efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A menggunakan siRNA? peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA? (karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2). METODE PENELITIAN Teknik-teknik: Skrining ragi dua-hibrid Kultur sel MCF-7, HeLa dan U20S Sinkronisasi kultur sel dengan nocodazole transfeksi sel kultur dengan plasmid Pembuatan klon cDNA BJ-HCC-20A pembuatan flag-tagged BJ-HCC-20A Diklon ke GST-tagged BJ-HCC-20A dalam plasmid BJ-HCC-20A mutan BRCA2 mutan METODE PENELITIAN Teknik-teknik: Pembuatan antibodi anti-BJ-HCC-20 kelinci terhadap BJ-HCC-20 asam amino 97-112 Antibodi anti-BRCA2 Antibodi anti-Flag Antibodi anti-GFP Antibodi anti-α-tubulin Imunopresipitasi Pemeriksaan pengikatan secara in vitro Transfeksi siRNA Sintesis siRNA duplex untuk BJ-HCC-20 RNA stealth siRNA1 & siRNA2 untuk BJ-HCC-20 METODE PENELITIAN Teknik-teknik: Pemeriksaan pembentukan koloni Sel-sel HeLa ditransfeksi dengan vektor GFP atau GFP-BJ-HCC-20A Sel yang telah ditransfeksi dikultur Fiksasi sel dengan larutan Giemsa Pemeriksaan proliferasi sel Transfeksi sel Inkubasi dengan BrdU imunofluoresensi Pemeriksaan apoptosis Visualisasi perubahan inti: sel difiksasi dan diwarnai dengan DAPI Deteksi sel-sel apoptotik: pemeriksaan TUNEL PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Pemeriksan ragi dua-hibrid Teknik untuk menemukan interaksi antara protein-protein atau antara protein-DNA cara: pengujian interaksi fisik antara 2 protein atau antara satu protein dan molekul DNA Pemeriksan ragi dua-hibrid pengaktifan gen reporter downstream melalui pengikatan sebuah faktor transkripsi ke dalam sebuah upstream activating sequence (UAS). Faktor transkripsi dibagi menjadi 2 fragmen : binding domain (BD) dan activating domain (AD). BD = domain untuk pengikatan ke UAS AD = domain untuk pengaktifan transkripsi MCF-7 MCF-7 : nama untuk sebuah sel induk adenokarsinoma payudara manusia (Human breast adenocarcinoma cell line). sel induk dengan kontrol positif reseptor estrogen yang sangat khas berguna untuk model in vitro penelitian peran estrogen pada kanker payudara. Sel HeLa Sel-sel HeLa yang dilihat dengan mikroskop fase kontras Sel HeLa : sel-sel induk manusia imortal pertama banyak digunakan pada penelitian ilmiah. berasal dari sel-sel kanker serviks Henrietta Lacks, meninggal dunia akiat kanker pada tanggal 4 Oktober 1951. Sel U20S Galur sel U20S : dipanen dari jaringan tulang seorang wanita berusia 15 tahun osteosarkoma. sarkoma yang berdiferensiasi secara moderat dari tibia. positif untuk reseptor faktor pertumbuhan mirip insulin I (IGF-1) dan faktor pertumbuhan mirip insulin II (IGF II) dan mengekspresikan sejumlah antigen, termasuk golongan darah A, Rh+, dan lain sebagainya. Koimunopresipitasi Koimunopresipitasi untuk penemuan interaksi protein Protein target (antigen) berikatan dengan protein partnernya Suatu antibodi terhadap target spesifik membentuk kompleks imun dengan protein target dalam lisat sel protein partner antigen tersebut juga ikut berpresipitasi kompleks imun diikat oleh protein A atau G = presipitasi Protein-protein yang tidak berpresipitasi: dicuci dibuang komponen-komponen kompleks imun dielusi dan dianalisa dengan SDS PAGE Deteksi western blot untuk verifikasi identitas antigen Flag-Tag Masalah teknis analisis ekspresi klon cDNA : • kurang pemeriksaan fungsional dan/atau • Kurang antibodi spesifik untuk protein-protein yang dihasilkan. Dibuat suatu protein fusi yang diikatkan ke produk ekspresi cDNA tersebut contohnya: Flag-Tag, Histag dan GST-tag GST-tag GST (glutathione S-transferase) membuat sistem fusi gen GST berguna untuk memurnikan dan mendeteksi protein yang diinginkan. berguna untuk pemeriksaan interaksi langsung protein-protein. Contoh dalam penelitian ini : pemeriksaan interaksi protein BRCA2 dengan protein BJ-HCC-20. BJ-HCC-20 difusikan dengan GST, sehingga jika BJ-HCC-20 berikatan dengan BRCA2, maka fusi protein GST-BJ-HCC-20 juga akan berikatan dengan BRCA2, sehingga BRCA2 juga akan ditemukan pada pemeriksaan bead. GST-tag GST (glutathione S-transferase) membuat sistem fusi gen GST berguna untuk memurnikan dan mendeteksi protein yang diinginkan. berguna untuk pemeriksaan interaksi langsung protein-protein. Contoh dalam penelitian ini : pemeriksaan interaksi protein BRCA2 dengan protein BJ-HCC-20. BJ-HCC-20 difusikan dengan GST, sehingga jika BJ-HCC-20 berikatan dengan BRCA2, maka fusi protein GST-BJ-HCC-20 juga akan berikatan dengan BRCA2, sehingga BRCA2 juga akan ditemukan pada pemeriksaan bead. siRNA RNA interference (RNAi) : bentuk pengaturan gen post-transkripsi molekul RNA untai ganda (dsRNA) non-translated yang disebut dengan small interfering RNA (siRNA) memperantarai degradasi spesifik sekuen dari mRNA. Struktur siRNA sangat spesifik untuk mencegah kesalahan pada silencing gen. Molekul siRNA = 21-23 nukleotida dsRNA duplex dengan 2-3 nukleotida menggantung pada ujung 3’ dan gugus fosfat 5’ dan hidroksil 3’. RNA Stealth RNAi Stealth = oligonukleotida RNA untai ganda 25 pasang basa yang struktur kimianya dimodifikasi. Dibandingkan dengan siRNA, RNAi Stealth : memberikan respon penekanan nonspesifik pada hasil yang lebih jelas, berpotensi besar untuk pembungkaman gen, dan memberikan kestabilan baik pada sistem kultur sel dan in vivo. METODE PENELITIAN Skrining ragi 2 hibrid protein novel (asli) yang berinteraksi dengan BRCA2, yaitu : BJHCC-20 (Gb. 1a) Konfirmasi interaksi antara BJ-HCC-20 dan BRCA2 - BRCA2 (aa 121-235) berinteraksi dengan BJ-HCC-20A imunopresipitasi, imunoblot - BJ-HCC-20A (aa 1-105) berinteraksi dengan BRCA2 BJ-HCC-20A berinteraksi dengan BRCA2 pada sistem yang terekspresi berlebihan (Gb. 1b) Menentukan regio pengikatan dari BJ-HCC-20A dan BRCA2 Pemeriksan ragi dua-hibrid Skrining pustaka cDNA tikus menggunakan sebagian regio BRCA2 yang sangat terkonservasi (aa 121-465) bait Beberapa klon kandidat Analisis sekuen DNA 5 klon terletak pada kromosom X tikus Pemeriksan ragi dua-hibrid Analisis BLAST Homolog dengan protein BJ-HCC-20 pada manusia protein novel (asli) yang berinteraksi dengan BRCA2, yaitu : BJHCC-20 Fig. 1. Interaction of BJ-HCC-20A and BRCA2 STRUKTUR BJ-HCC20A dan BJ-HCC-20B. Blue box = variable region BJ-HCC- 20A dan BJ-HCC-20B. Konfirmasi interaksi antara BJ-HCC-20 dan BRCA2 pada sel-sel mamalia Flag-tagged BRCA2 HA-tagged BJ-HCC-20A plasmid Sel MCF-7, HeLa, U20S Lisat sel Antibodi anti-BJ-HCC-20 Antibodi anti-BRCA2 Matrix anti-HA koimunopresipitasi Protein A atau G imunoblot Antibodi antiBJ-HCC-20 Antibodi anti-BRCA2 antibodi anti-HA antibodi anti-GFP antibodi antiα-tubulin Konfirmasi interaksi antara BJ-HCC-20 dan BRCA2 pada sel-sel mamalia HA-tagged BJ-HCC-20 Overekspresi pada sel-sel HeLa Imunopresipitasi dengan antiHA, IgG tikus normal, antiBRCA2 Imunoblot dengan anti-HA atau anti-BRCA2 BJ-HCC-20A berinteraksi dengan BRCA2 pada sistem yang terekspresi berlebihan Gbr. 1b. Menentukan regio pengikatan dari BJ-HCC-20A dan BRCA2 Protein-protein fusi-GST dari fragmen BRCA2 lisat sel MCF7, HeLa, U20S Protein-protein fusi-GST dari fragmen BJ-HCC-20A purifikasi inkubasi imunoblot imunoblot Antibodi anti-HA Antibodi anti-Flag Antibodi anti-GST BRCA2 (aa 121-235) berinteraksi dengan BJ-HCC-20A BJ-HCC-20A (aa 1-105) berinteraksi dengan BRCA2 Fig. 1. Interaction of BJ-HCC-20A and BRCA2 Tiap pita spesifik untuk fragmen GST-BJ-HCC-20A dan BRCA2 ditandai dengan asterisk. IB, immunoblot; IP, immunoprecipitation. Menentukan interaksi antara BJ-HCC-20 endogen dan BRCA2 UJI Lisat sel MCF-7 KONTROL Lisat sel MCF-7 HA-BJ-HCC-20A transfeksi imunopresipitasi imunoblot Antibodi anti-BJ-HCC-20 poliklonal kelinci terhadap peptida sintetik yang sesuai dengan aa 121-235 BJ-HCC-20A BJ-HCC-20A endogen sebagai protein 29-kDa pada sel-sel MCF-7 Gbr. 2a. Karakterisasi antibodi anti-BJ-HCC-20 Menentukan interaksi antara BJ-HCC-20 endogen dan BRCA2 UJI Lisat sel MCF-7 KONTROL Imunopresipitasi dengan IgG normal kelinci atau tikus Imunopresipitasi dengan antibodi anti-BJ-HCC-20 atau anti-BRCA2 imunoblot Antibodi anti-BJ-HCC-20 dan antibodi anti-BRCA2 Interaksi antara BJ-HCC-20A endogen dan BRCA2 Fokus pada BJ-HCC-20A Gbr. 2b. Interaksi antara BJHCC-20A endogen dan BRCA2 Meneliti interaksi antara BJ-HCC-20A dan BRCA2 selama fase M sel HeLa transfeksi Vektor HA atau HA—BJ-HCC-20A 24 jam Disinkronisasi pada fase M dengan pemberian nocodazole Imunopresipitasi dengan antibodi anti-HA atau anti-BRCA2 Imunoblot dengan antibodi anti-BJ-HCC-20 atau antibodi anti-BRCA2 BJ-HCC-20A tidak berinteraksi dengan BRCA2 yang terfosofrilasi spesifik pada fase M Fig. 3. Modulation of BJ-HCC-20A binding with an M phase-specific phosphorylated BRCA2 Terjadi perubahan pada mobilitas elektrofilik protein BRCA2 setelah diberi nocodazole (lajur 2, 4, 6) BJ-HCC-20A tidak berinteraksi dengan BRCA2 yang terfosforilasi spesifik pada fase M dengan pemberian nocodazole (lajur 10). METODE PENELITIAN Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2? skrining ragi dua-hibrid BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis) Fungsi BJ-HCC-20? Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis? efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A menggunakan siRNA? peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA? (karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2). METODE PENELITIAN Overekspresi BJ-HCC-20A dengan transfeksi GFP-BJ-HCC-20A BJ-HCC-20A mendorong pertumbuhan sel pada sel-sel HeLa Konfirmasi keterlibatan BJ-HCC20A dalam pertumbuhan sel Knock-down BJ-HCC-20A endogen dengan siRNA Kadar ekspresi BJ-HCC-20 endogen menurun pada sel-sel MCF-7 yang ditransfeksikan dengan siRNA1 BJHCC-20 Analisis ekspresi mRNA dengan RT-PCR knock-down ekspresi mRNA BJHCC-20 pada sel-sel U20S dan HeLa akibat siRNA BJ-HCC-20 Penekanan pertumbuhan sel pada sel-sel yang ditransfeksikan siRNA1 BJ-HCC-20 Pemeriksaan proliferasi sel dengan BrdU Menentukan efek BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel transfeksi Vektor GFP atau GFP-BJ-HCC-20A Sel HeLa Pemeriksaan pembentukan koloni BJ-HCC-20A terekspresi berlebihan pada sel-sel HeLa imunoblot Antibodi anti-GFP Gbr. 4a BJ-HCC-20A mendorong pertumbuhan sel pada sel-sel HeLa Konfirmasi apakah BJ-HCC-20A terlibat dalam pertumbuhan sel transfeksi siRNA1 BJ-HCC-20 Sel-sel MCF-7 48 jam Ekspresi BJ-HCC-20 endogen dibungkam (knock-down) Imunopresipitasi dengan anti-BJ-HCC-20 Imunoblot dengan antiBJ-HCC-20 kontrol Imunoblot dengan antiα-tubulin Kadar ekspresi BJHCC-20 endogen menurun Gbr. 4b Konfirmasi apakah BJ-HCC-20A terlibat dalam pertumbuhan sel Sel-sel U20S dan HeLa transfeksi 48 jam Ekspresi BJ-HCC-20 endogen diturunkan (down-regulation) siRNA1 BJ-HCC-20 Ekstraksi RNA total Analisis dengan RT-PCR Pemeriksaan proliferasi sel dengan BrdU Hitung min. 700 sel dari 5 lapang pandang knock-down ekspresi mRNA BJHCC-20 akibat siRNA BJ-HCC-20 Hitung sel-sel yang positif BrdU Penekanan pertumbuhan sel pada sel-sel yang ditransfeksikan siRNA1 BJ-HCC-20 Gbr. 4c Fig. 4. Expression of BJ-HCC-20A promotes cell growth Hasil penghitungan persentase sel yang positif BrdU (atas) presentase sel yang ditransfeksikan dengan siRNA lebih sedikit Efek knock-down ekspresi mRNA BJ-HCC-20 akibat siRNA BJ-HCC-20 pada selsel U20S dan HeLa (bawah) tidak terlihat pita apakah terjadi perubahan inti yang apoptotik? transfeksi siRNA1 BJ-HCC-20 Sel-sel U20S dan HeLa 48 jam Ekspresi BJ-HCC-20 endogen diturunkan (down-regulation) Pemeriksaan perubahan inti apoptotik (sel difiksasi & diwarnai dengan DAPI) Hitung min. 800 sel dari 5 lapang pandang Hitung persentase sel-sel dengan perubahan inti apoptotik Gbr. 5a. c=condensation; f=fragmentation Peningkatan sel-sel dengan perubahan inti yg apoptotik apakah perubahan morfologi sel akibat down-regulation BJ-HCC-20A disebabkan induksi apoptosis? transfeksi siRNA1 BJ-HCC-20 Sel-sel U20S dan HeLa 72 jam Ekspresi BJ-HCC-20 endogen diturunkan (down-regulation) Pemeriksaan TUNEL Hitung min. 600 sel dari 5 lapang pandang Hitung persentase sel-sel dengan TUNEL positif Gbr. 5b Peningkatan induksi apoptosis METODE PENELITIAN Protein apa yang berinteraksi dengan regio terkonservasi BRCA2? skrining ragi dua-hibrid BJ-HCC-20A = protein asli yang berinteraksi dengan BRCA2 BJ-HCC-20 = antigen CT (cancer testis) Fungsi BJ-HCC-20? Antigen CT = terlibat pertumbuhan sel efek overekspresi BJ-HCC-20A terhadap pertumbuhan sel dan apoptosis? efek knock-down (pembungkaman) ekspresi BJ-HCC-20A menggunakan siRNA? peran BJ-HCC-20A sebagai respon kerusakan DNA? (karena BJ-HCC-20A secara in vivo membentuk kompleks dengan BRCA2). Menentukan efek BJ-HCC-20A dalam kerusakan DNA Agen perusak DNA ADR Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7 Primer BJ-HCC-20 Primer β-actin 24 jam Pemeriksaan RT-PCR ADR sebabkan penurunan ekspresi mRNA BJ-HCC-20A Gbr. 6a Menentukan efek BJ-HCC-20A dalam kerusakan DNA HA-BJ-HCC-20A transfeksi Agen perusak DNA ADR Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7 24 jam Pemeriksaan TUNEL Hitung min. 300 sel dari 3 lapang pandang Hitung persentase sel-sel dengan TUNEL positif Ekspresi BJ-HCC-20A menghambat apoptosis yang diinduksi ADR signifikan Gbr. 6b Meneliti lebih lanjut keterlibatan BJHCC-20A dalam kerusakan DNA siRNA BJ-HCC-20A transfeksi Agen perusak DNA ADR Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7 24 jam Pemeriksaan TUNEL Hitung min. 300 sel dari 3 lapang pandang Hitung persentase sel-sel dengan TUNEL positif Kombinasi down-regulasi ekspresi BJ-HCC-20 dan kerusakan DNA meningkatkan apoptosis yang diinduksi ADR Gbr. 6c Apakah down-regulasi BJ-HCC-20A mempengaruhi ekspresi BRCA2 sebagai respon terhadap kerusakan DNA? siRNA BJ-HCC-20A Agen perusak DNA ADR transfeksi Sel-sel U20S, HeLa, MCF-7 24 jam Lisat sel Imunoblot: anti-BRCA2 Ekstraksi RNA Pemeriksaan RT-PCR (primer: BJ-HCC-20, BRCA2, β-actin Down-regulasi BJ-HCC-20A mendorong penurunan ekspresi BRCA2 sebagai respon terhadap keruskaan DNA (dibandingkan kontrol) Gbr. 6d PEMBAHASAN HASIL BJ-HCC-20 = antigen CT = ditemukan pada kanker dan testis normal antigen CT: terlibat dalam pertumbuhan sel berperan dalam gambaran fenotipe kanker ekspresi BJ-HCC-20A berlebihan: meningkatnya pertumbuhan sel Down-regulasi BJ-HCC-20A: penekanan pertumbuhan sel PEMBAHASAN HASIL Down-regulasi BJ-HCC-20A dengan siRNA: induksi apoptosis BJ-HCC-20A = antiapoptosis BJ-HCC-20A: Mendorong pertumbuhan dengan cara menghambat induksi apoptosis PEMBAHASAN HASIL BRCA2: terlibat dalam perbaikan kerusakan DNA dan apoptosis Agen perusak DNA (mis. ADR): down-regulasi ekspresi BRCA2 pada sel-sel kanker mRNA BJ-HCC-20 juga menurun akibat induksi ADR Penurunan ekspresi BJ-HCC-20 oleh siRNA: meningkatkan apoptosis sel mendorong penurunan ekspresi BRCA2 sebagai akibat dari kerusakan DNA PEMBAHASAN HASIL Perbaikan ekspresi BJ-HCC-20A menghambat apoptosis akibat kerusakan DNA PEMBAHASAN HASIL Mutasi sel germinal yang menginaktifkan BRCA2 berpotensi menyebabkan kanker. Sel-sel yang kekurangan BRCA2 menunjukkan perubahan jumlah kromosom (aneuploidi), seperti halnya kromosom yang rusak strukturnya. Defisiensi BRCA2 mengganggu penyelesaian pembelahan sel melalui sitokinesis. PEMBAHASAN HASIL Inaktivasi BRCA2 pada fibroblast embrio murin dan sel-sel HeLa melalui kerusakan gen target atau siRNA akan memperlambat dan mencegah pembelahan sel. Terhambatnya pemisahan sel saat mitosis adalah akibat dari ketidaknormalan pengaturan myosin II selama tahap akhir sitokinesis. BRCA2 mungkin memiliki peran dalam mengatur peristiwa ini, karena terletak di tengah sel yang sedang sitokinesis (membelah). (Daniels et al., 2004)