TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL TINGKAH LAKU MENOLONG Disusun oleh : Lailatul Dewi Purnaningsih (2012-71-090) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2013 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya bagi saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah observasi ini demi penyempurnaan tugas pada mata kuliah “Psikologi Sosial”. Dalam hal ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membimbing serta mendukung dalam penyempurnaan makalah ini yang bertemakan “Tingkah Laku Menolong” Atas terselesaikannya makalah ini saya sebagai penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Hormat saya, Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan masalah I.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN II.1 kajian teoritis II.1.1 teori tingkah laku menolong II.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku menolong II.2 Analisa hasil observasi II.2 .1 Format Quitioner II.2.2 Hasil Observasi BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Menolong sebagai tingkah laku yang ditujukan untuk membantu orang lain. Tingkah laku menolong dalam psikologi social dikenal dengan tingkah laku prososial, yang merupakan tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron, Byrne, dan Brandscombe, 2006). Pada umumnya tingkah laku menolong yang lebih diutamakan adalah kepentingan orang lain dibanding kepentingan diri sendiri (Deaux, Dane, dan Wrightsman, 1993). Namun untuk beberapa kasus banyak orang yang tidak bisa membantu orang yang ditolong untuk mencapai tujuannya, hal ini disebabkan si penolong tidak mengetahui kesulitan korban yang sesungguhnya atau si penolong tidak mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk menolong korban sehingga dapat berakibat fatal, baik si penolong maupun yang ditolong (Holander, 1981). Tingkah laku menolong yang paling jelas adalah altruisme, yaitu motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain (Batson, 1995, 2008). Pada altruistic tindakan yang dilakukan seseorang untuk memberikan bantuan pada orang lain bersifat untuk tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish). I.2 TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah study untuk mengetahui tingkah laku menolong yang terjadi dalam kehidupan nyata melalui observasi yang kami lakukan di lapangan terhadap beberapa orang yang hasilnya kemudian kami bandingkan dengan teori-teori yang ada mengenai tingkah laku menolong. BAB II PEMBAHASAN II.1 KAJIAN TEORITIS II.1.1 TEORI TINGKAH LAKU MENOLONG Beberapa teori menjelaskan mengenai motivasi seseorang untuk menolong, baik dari apa yang mendorong seseorang itu untuk menolong maupun dampaknya bagi si penolong. 1. Teori Evolusi Teori ini menjelaskan mengenai inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen untuk hidup dengan lestari. a. Perlindungan kerabat (kin protection) Tingkah laku menolong yang masih adanya hubungan biologis, seperti hubungan orang tua dan anaknya. Tindakan menolong itu dilakukan demi kelangsungan gen-gen orang tua yang ada dalam diri anak, sehingga gennya akan mempunyai peluang lebih besar untk bertahan dan lestari dibandingkan dengan orang tua yang mengabaikan anaknya (Myers, 1996). b. Timbal-balik biologic (biological reciprocity) Prinsip timbal balik dalam teori evolusi ini, yaitu menolong untuk memperoleh pertolongannya kembali (Sarwono, 2002) 2. Teori Belajar Ada dua teori yang menjelaskan tentang tingkah laku menolong, yaitu teori belajar sosial (sosial learning theory) dan teori pertukaran sosial (sosial exchange theory) a. Teori belajar sosial (sosial learning theory) Dalam teori belajar sosial,tingkah laku manusia dijelaskan sebagai hasil proses belajar terhadap lingkungan. Berkaitan dengan tingkah laku menolong, seseorang menolong karena ada proses belajar melalui observasi terhadap model prososial. b. teori pertukaran sosial (sosial exchange theory) menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial bergantung pada untung dan rugi yang terjadi. Teori ini melihat tingkah laku menolong sebagai hubungan pertukaran dengan menerima dan memberi (take and give relationship) 3. Teori Empati Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasannya. a. Hipotesis empati-altruisme (empathy-altruism hyphothesis) Perhatian yang empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan orang lain akan menghasilkan motivasi dan mengurangi penderitaaan orang tersebut. Motivasi menolong ini sangat kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan mengancam jiwanya. (Batson,1995,2008). b. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model) Dikemukakan oleh Cialdini dan rekan-rekan penelitiannya (1981, dalam Baron, Byrne, dan Branscombe,2006) Dalam teori ini dijelaskan bahwa orang yang menolong untuk mengurangi perasan negatif akibat melihat penderitaan orang lain. Tingkah laku menolong dapat berperan sebagai self help agar seseorang terbebas dari suasana hati yang tidak menyenangkan. c. Hipotesis kesenangna empatik (empathic joy hypothesis) Tingkah laku menolong dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis kesenangan empatik (Smith, dkk., 1998, dalam Baron, Byrne, dan bronscombe, 2006). Dalam hipotesis tersebut, di katakan bahwa seseorang akan menolong bila ia memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong atas pertolongan yang di berikannya. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali seseorang menolong karena percaya bahwa pertolongannya akan memberikan hasil yang positif. Dari tiga teori empati yang dijelaskan, terlihat bahwa kondisi afektif seseorang merupakan elemen yang penting. Seseorang menolong karena tindakannnya akan meningkatkan perasaan positif dan mengurangi perasaan negatif atas dirinya. 4. Teori Perkembangan Kognisi Sosial Tingkah laku menolong melibatkan proses kognitif seperti persepsi, penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pendekatan kognisi berfokus pada pemahaman yang mendasari suatu tingkah laku sosial. 5. Teori Norma sosial Norma merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah laku yang seharusnya dilakukan sekarang (myers, 1996). Ada dua bentuk norma yang memotivasi seseorang untuk melakukan tingkah laku menolong, yaitu dan norma tanggung jawab sosial (the sosial responsibility norm) a. Norma timbal-balik (the reciprocity norm) Salah satu norma yang bersifat universal adalah norma timbal-balik. Sosiolog Alvin Gouldner (1960), di kutip dalam myers (1996) dan sarwono (2002). Yaitu seseorang harus menolong orang yang pernah menolongnya. Hal ini menyiratkan adanya prinsip balas budi dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini berlaku untuk hubungan sosial yang setara. Untuk hubungan sosial yang tidak setara, misalnya dengan anak-anak dan orang cacat, berlaku norma tangung jawab sosial (myers,1996;sarwono,2002) b. Norma tanggung jawab sosial (the sosial responsibility norm) bila norma timbal-balik mengharuskan seseorang berbuat seimbang antara memberi dan menerima didalam sebuah hubungan sosial, maka dalam norma tanggung jawab sosial, orang harus memberikan pertolongan tanpa mengharapkan balasan di masa mendatang (Schwartz, 1975 dalam sarwono 2002). Norma ini memotivasi orang untuk memberikan bantuannya kepada orang-orang yang lebih lemah dari dirinya, misalnya membantu orang yang cacat, membantu orang yang sudah tua, atau seorang anak membantu adiknya yang lebih kecil ketika terjatuh untuk bangun kembali. II. 1.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PROSOSIAL Secara garis besar ada dua hal yang mempengaruhi tindakan perilaku prososial, yakni: a. Pengaruh faktor situasional 1. Bystander (kehadiran orang lain) 2. Atribusi terhadap korban 3. Nilai-nilai dan norma sosial 4. Model-model prososial II.2. ANALISA HASIL OBSERVASI II.2.1 FORMAT QUITIONER Note : quitioner ini kami berikan secara acak pada 20 orang Jenis Kelamin Usia : : a. Laki-laki b. Perempuan Pertanyaan 1. Kapan Anda menolong: a. Saat orang lain melakukan pertolongan b. Saat orang lain membutuhkan pertolongan 2. Siapa yang Anda tolong: a. Orang yang meminta tolong b. Orang yang lemah/dalam keadaan susah 3. Mana yang Anda dahulukan: a. Menolong Wanita b. Menolong Anak-anak 4. Mana yang Anda dahulukan: a. Menolong Orang tua b. Menolong Wanita & Anak-anak 5. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan: a. b. 6. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan ? a. b. 7. Ketika menolong Anda berfokus kepada ? a. Masalah orang yang ditolong b. Keadaan orang yang ditolong 8. Pilihlah salah satu tindakan menolong ? a. Mengantarkan seseorang yang tersesat sampai ke tujuan b. Menyelamatkan seseorang yang terseret ombak 9. Bagaimana perasaan Anda setelah menolong orang lain ? a. Bahagia b. Tenang 10. Apakah anda memiliki pemikiran untuk menjadi relawan/mendedikasikan diri untuk orang lain ? a. Ya b. Tidak II.2.2 HASIL OBSERVASI 1. Kapan Anda menolong ? 52,3% memilih option a.saat orang lain melakukan pertolongan 42,8% memilih option b.saat orang lain membutuhkan pertolongan Teori... • Modeling Bandura • Kesamaan Kesamaan dengan orang lain mendukung munculnya perasaan positif memperbesar peluang untuk munculnya tingkah laku menolong sehingga orang cenderung menolong kepada orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya (Myres, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009:140). 2. Siapa yang Anda tolong ? 9,5% memilih option a.orang yang meminta tolong 85,7% memilih option b. Orang yang lemah/dalam keadaan susah Teori.... • Cara yang paling efektif bagi seorang korban untuk mengurangi ketidakjelasan atas kondisinya yang membutuhkan pertolongan adalah dengan meminta pertolongan secara jelas (Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006). Kondisi tidak jelas (Ambigu) dapat menyebabkan penolong potensial menahan diri dan menunggu kejelasan (Sarlito .dkk, 2009:140). • Hipotesis empati-altruisme Empatimerupakan respon yang kompleks, meliputi komponen afektif (merasakan) dan kognitif (memahami) (Sarlito .dkk, 2009:128). Motivasi menolong dari Empati bisa sangat besar sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan mengancam jiwanya (Batson, 1995, 2008). 3. Mana yang Anda dahulukan ? 19,5% memilih option a. Menolong Wanita 71,6% memilih option b. Menolong Anak-anak Teori... • Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi darurat atau berbahaya, sebabnya laki-laki dianggap lebih kuat dan memiliki keterampilan melindungi (Sarlito .dkk, 2009:136). Sementara perempuan, lebih tampil menolong pada situasi yang bersifat pada memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993) (dalam Sarlito .dkk, 2009:136). • Teori Evolusi, orang tua yang mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri, genya akan mempunyai peluang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan orang tua yang mengabaikan anaknya (Myers, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009: 125). 4. Mana yang Anda dahulukan ? 71,4% memilih option a. Menolong Orang tua 23,8% memilih option b. Menolong Wanita & Anak-anak Teori... • Norma tanggung jawab sosial Norma ini memotivasi seseorang untuk membantu (karena rasa tanggung jawab) orang-orang yang lebih lemah darinya. Sehingga seseorang harus memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan dimasa datang (Sarlito .dkk, 2009:131) 5. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan ? a. b. 76,1% memilih teori... 4,7% golput 14%memilih • Kesediaan untuk menolong dipengeruhi oleh kejelasan bahwa korban benar-benar need),korban memang membutuhkan layak pertolongan mendapatakan (clarity bantuan of yang dibutuhkan (legitimate of need), dan bukanlah tanggung jawab korban sehingga korban memerlukan bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993). • Jumlah Korban (orang yang membutuhkan pertolongan) 6. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan ? A. b. 69,1% memilih 4,1% golput 28,5% memilih 7. Ketika menolong Anda berfokus kepada ? 42,8% memilh option a. Masalah orang yang ditolong 52,3% memilih option b. Keadaan orang yang ditolong Teori... • Locus of control • Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada Atribusi (internal/Eksternal) orang lain bila Ia mengasumsikan bahwa ketidakberuuntungan korban adalah diluar kendali (Weiner, 1980) 8. Pilihlah salah satu tindakan menolong ? 61,9% memilih option a. Mengantarkan seseorang yang tersesat sampai ke tujuan 33,3% memilih option b. Menyelamatkan seseorang yang terseret ombak Teori... • Bystander memiliki pengetahuan memberikan pertolongan yang sesuai. & keterampilan untuk • Sifat Heroik • Keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersifat menolong Penghargaan, penerimaan, prestise. untuk memperoleh imbalan dari lingkungan (external self-rewards) atau menolong untuk mendapat kepuasan batin (internal selfrewards) (Myers, 1996). 9. Bagaimana perasaan Anda setelah menolong orang lain: 66,6% memilih option a. Bahagia 28,5% memilih option b. Tenang Teori... • Hipotesis kesenangan empatik Dalam hipotesis tersebut, dikatakan bahwa seseorang akan menolong bila Ia memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong atas pertolongan yang diberikannya (Sarlito .dkk, 2009:129) • Guilt, orang dapat merasa lebih baik setelah memberikan pertolongan, atau menolong untuk menghindari perasaan bersalah atau malu jika tidak menolong (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993). 10. Apakah anda memiliki pemikiran untuk menjadi relawan/mendedikasikan diri untuk orang lain: 23,8% memilih option a. ya 71,4% memilih option b. Tidak Teori... • Clary dan Snyder (1999) dalam Baron, Byrne, Branscombe (2006), ada enam fungsi dasar yang berlaku pada pekerja sukarela: • Fungsi nilai (misalnya, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan) • Fungsi pemahaman (belajar lebih memahami dunia) • Fungsi pengembangan (pengembangan diri) • Fungsi karier (berhubungan dengan karier) • Fungsi sosial (memperkuat hubungan sosial) • Fungsi perlindunagn (misalnya, untuk mengurangi perasaan negatif atau rasa bersalah). BAB III PENUTUP III.1.KESIMPULAN Berdasarkan hasil observasi langsung serta hasil quitioner yang kami berikan pada 20 orang secara acak, dapat kami simpulkan bahwa “ MENOLONG “ adalah perilaku yang ditunjukan untuk membantu orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong. Namun, ada beberapa hal yang juga dapat menghambat atau menghalangi seseorang utuk melakukan pertolongan yaitu adanya “desakan waktu”. Dari beberapa orang yang kami temui ada yang menolong untuk menolong kami karena mereka terdesak oleh waktu (buru-buru). DAFTAR PUSTAKA http://data.smartfren.com/offer_evo_create.php http://penjajailmu.blogspot.com/2013/03/teori-perilaku-prososial.html Sarwono, sarlito w. Dkk.2012.psikologi sosial.jakarta: salemba humanika.