kegiatan pengelolaan data geospasial kebudayaan

advertisement
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA
GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA
“Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya”
Disampaikan dalam Workshop Pengelolaan Data Geospasial Kebudayaan, Pemetaan Sebaran (titik) Cagar Budaya
A. LATAR BELAKANG
1. Undang-undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
2. Paket Kebijakan Ekonomi Ke VIII : Kebijakan Satu Peta Nasional
3. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Kebijakan Satu Peta
Target Percepatan Kebijakan Satu Peta: IGT Peta Potensi Kawasan Cagar Budaya
PROGRAM
KEGIATAN
Perwujudan
IGT Peta
Potensi
Pemenuhan
IGT Peta
Potensi
Kawasan
KELUARAN
a. Peta kawasan
Cagar Budaya,
skala 1:50.000
b. Peta Sebaran
Lokasi Cagar
Budaya, skala
1:50.000
TARGET WAKTU PENYELESAIAN
a. Tahap 1 (6 Provinsi)
Bulan Desember 2016
b. Tahap 2 (14 Provinsi)
Bulan Desember 2017
c. Tahap 3 (14 Provinsi)
Bulan Desember 2018
INSTANSI TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kemendagri
Kementerian Pariwisata
Kementerian Pertahanan
Kementerian Perindustrian
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang
8. Kementerian PUPR
9. Kementerian LHK
10. Kementerian Pertanian
11. Kementerian Kelautan dan
Perikanan
B. PENGERTIAN UMUM
Pengertian Umum terkait CB menurut UU No.11 Tahun 2010
1. Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
2. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak,
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
3. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
4. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung
kebutu- han manusia.
5. Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian masa
lalu.
6. Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua situs Cagar Budaya atau lebih yang
letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
B. PENGERTIAN UMUM
Pengertian Umum terkait DG menurut UU No.4 Tahun 2011
1. Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya.
2. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek
atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat
tertentu.
3. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau
karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
4. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan ruang kebumian.
5. Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat
secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif
lama.
6. Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema
tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
C. PENGERTIAN DGCB
DGCB (Data Geospasial Cagar Budaya) adalah data tentang lokasi
geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik CB
(Bangunan / Struktur / Situs / Kawasan), yang berada di bawah,
pada, atau di atas permukaan bumi.
Kategori 1:
Cagar Budaya
(Nas/Prov/Kot/Kab)
Kategori 2:
Penelitian Arkeologi
& Yang Diduga CB
Vector
DGCB
(Poligon, Line, Point)
Raster
(Citra Satelit, DEM, Orthophoto)
D. PENGERTIAN DAN JENIS PETA
Definisi PETA:
Peta adalah gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak
yang dipilih dari muka bumi atau yang ada kaitannya dengan muka bumi
atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada bidang datar
dan diperkecil atau diskalakan (ICA, 1973).
“Terkait dengan DGCB, maka unsur-unsur atau kenampakankenampakan di muka bumi yang dipilih berupa koordinat CB, yang
bersifat Titik atau Poligon, dan memiliki basisdata tabular yang
terintegrasi dengan titik koordinatnya.”
D. PENGERTIAN DAN JENIS PETA
Definisi PETA:
Peta adalah gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak
yang dipilih dari muka bumi atau yang ada kaitannya dengan muka bumi
atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada bidang datar
dan diperkecil atau diskalakan (ICA, 1973).
“Terkait dengan DGCB, maka unsur-unsur atau kenampakankenampakan di muka bumi yang dipilih berupa koordinat CB, yang
bersifat Titik atau Poligon, dan memiliki basisdata tabular yang
terintegrasi dengan titik koordinatnya.”
E. REPRESENTASI CB PADA PETA
CB dapat direpresentasikan pada peta sebagai data Titik atau Poligon.
1. Data Titik:
Adalah data yang hanya memiliki satu pasang koordinat (pada sistem koordinat yang sama)
dan satu nilai ketinggian absolut dalam satuan meter di atas permukaan air laut (mdpl)
Informasi koordinat titik masing-masing CB harus terdiri atas dua sistem koordinat, masingmasing berisi koordinat UTM dan koordinat Geografis (Lintang-Bujur)
2. Data Poligon:
Data poligon digunakan untuk merepresentasikan situs atau kawasan CB, merupakan
sekumpulan titik koordinat yang membentuk poligon tertutup dengan delineasi atau batasbatas astronomis maupun geografis yang jelas, terukur secara terestrial, memiliki acuan
geografis, serta memiliki dimensi luas yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan di
lapangan.
Data poligon mengandung aspek teknis dan sekaligus aspek hukum yang ditentukan melalui
kajian secara integral.
F. PROSES PENGELOLAAN DGCB (DATA TITIK)
Mekanisme/Prosedur Pengelolaan DGCB
1. Memahami struktur basisdata yang sudah disiapkan,
2. Mencermati kembali SK penetapan CB
3. Memasukkan item-item di dalam SK ke dalam struktur basisdata, dengan
memperhatikan format data dan jumlah karakter isian. Format basisdata yang
dimaksud adalah *.xls, *.ods, atau *dbf.
4. Item yang pertama kali harus terisi adalah Nama CB
5. Untuk CB yang belum ada koordinatnya, upaya yang dapat dilakukan adalah
pengambilan titik koordinat di lapangan dengan alat penerima GPS (GPS reciever),
mengakses koordinat dari Peta Arsip Arkeologi dengan terlebih dahulu melakukan
scanning dan georeferensi, atau mempelajari berbagai sumber sekunder untuk
mengetahui posisinya.
6. Melakukan koreksi koordinat berdasar referensi spasial, misal citra satelit dan foto
udara resolusi tinggi.
F. PROSES PENGELOLAAN DGCB (DATA TITIK)
Skema Alur Kerja
TPD (TIM PENGOLAH DATA)
<----- TIM VERIFIKASI ----->
<-- TIM KSP KEMDIKBUD-->
1. Tim Pengolah Data (TPD)
TPD bertugas melakukan pengolahan
DGCB, menyusun informasi ke dalam
format struktur basisdata yang ada
dan melakukan penyempurnaan
informasi data atribut pada struktur
basisdata. TPD terdiri dari unsurunsur:
a. BPCB --> CBN --> Kategori 1
b. BALAR --> PP --> Kategori 2
c. DINAS --> CB. Prov/kab/kota -->
Kategori 1
2. Tim Verifikator
Tim verifikator bertugas mereview
basisdata yang telah disusun TPD dan
memberikan catatan kepada TPD
untuk dilengkapi/disempurnakan,
serta memutuskan data terverifikasi.
G. TARGET 2016
Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya, skala 1:50.000
No
Target
1.
TPD melakukan pengumpulan dan updating data sesuai dengan
wilayah kerjanya.
2.
Tim Verifikasi melakukan verifikasi terhadap data yang masuk dari
sisi kelengkapan struktur data dan kesesuaian format serta
interpretasi dengan penginderaan jauh.
3.
TPD dan Tim Verifikasi melakukan verifikasi lapangan terhadap data
yang dirasa perlu peninjauan langsung.
4.
TPD, Tim Verifikasi, dan Tim KSP Kemdikbud melakukan Pleno
terhadap Data yang sudah masuk, baik yang sudah terverifikasi
ataupun yang belum, untuk diintegrasikan dengan Informasi
Geospasial Dasar (IGD) dari Badan Informasi Geospasial.
5.
Tim KSP menyerahkan Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya kepada
Kemenko Perekonomian dan Badan Informasi Geospasial
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
Catatan : Diharapkan pada bulan September dilakukan Integrasi awal dalam bentuk penyerahan data sebaran lokasi cagar budaya yang sudah dikumpulkan dan
diupdate oleh TPD serta terverifikasi Sementara kepada BIG
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Gd. E Lt. 4
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia
Phone: +62-21-3620 8242| Fax: +62-21-5794 6124
email: [email protected]
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
TERIMA KASIH
Download