Pemanfaatan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Generasi Muda di Desa Dalung, Badung Oleh: Putu Puspa Erlita Suardi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui strategi yang dipergunakan dalam pemanfaatan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai sumber belajar sejarah bagi generasi muda di Desa Dalung, (2) mengetahui cara/ metode pembelajaran yang diterapkan dalam memfungsikan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah (1) penentuan rancangan penelitian, (2) penentuan lokasi penelitian, (3) penentuan informan, (4) pengumpulan data, (5) validitas data yang terdiri dari triangulasi data dan triangulasi metode, (6) analisis data. Hasil penelitian menunjukkan dua sekolah yang berlokasi dekat dengan monumen, yaitu SMAN 1 Kuta Utara dan SD Negeri 1 Dalung, memanfaatkan monumen perjuangan Bangsal sebagai sumber belajar sejarah. Cara pemanfaatannya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching Learning) dengan beberapa metode pembelajaran. Guru SMAN 1 Kuta Utara menggunakan metode penjelajahan lingkungan sekitar dan metode studi sejarah murni. Sedangkan guru SD Negeri 1 Dalung menggunakan metode sosialisasi dalam pemanfaatan monumen ini sebagai sumber belajar. ABSTRACT This study aims to (1) determine the strategy used in the utilization of Monumen Perjuangan Bangsal as a learning resource for the history of the young generation in the Dalung village, (2) knowing learning methods applied to the functioning of Monumen Perjuangan Bangsal as a source of learning history. This research is a qualitative research, the stages are carried out in this study were (1) determination of the study design, (2) determining the location of the research, (3) determination of the informant, (4) data collection, (5) the validity of the data consists of triangulation data and triangulation methods, (6) data analysis. The results showed that two schools located near monuments, which SMAN 1 Kuta Utara and SD Negeri 1 Dalung, utilizing Monument Perjuangan Bangsal as a learning history. How to use is to use contextual learning strategy (Contekstual Teaching Learning) with several learning methods. Teachers SMAN 1 Kuta Utara use neighborhood exploration method and the method of purely historical studies. While teachers SD Negeri 1 Dalung using methods of socialization in the utilization of this monument as a learning resource. Kata Kunci : Monumen Perjuangan Bangsal, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran 1 penanaman nilai-nilai karakter bagi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan Bangsa menjadi generasi generasi membangun dalam ideologi upaya dan rasa yang nasionalisme untuk pembangunan dalam jati diri dan karakter bangsa adalah mengembangkan sumber daya yang sejarah. Pendidikan sejarah ini dapat potensial. dibantu memiliki manusia muda kemampuan Dalam usaha untuk oleh peninggalan- mencapai hal tersebut, maka sangat peninggalan diperlukanlah suatu usaha kreatif bangunan memorial yang bagi penyelenggaraan pendidikan, mengandung nilai-nilai tertentu terutama bagi generasi muda untuk sesuai dengan peristiwa sejarah yang dapat menjadi sosok generasi yang melatarbelakanginya. Salah satunya dapat bangsa. adalah monumen yang berfungsi dilaksanakan sebagai “memorial building” atau membangun Pendidikan yang sejarah bukanlah terbatas hanya pendidikan simbol di sekolah, akan tetapi pendidikan peristiwa sejarah. luar sekolah yaitu dari masyarakat ingatan terhadap Maryati (Rediasa, 2012: 01). Generasi sebagai suatu (2004) mengemukakan muda maupun bahwa, sebuah bangunan yang bernama monumen generasi penerus bangsa didorong mampu untuk bertindak kepahlawanan dalam generasi berikutnya pengalaman para pembangunan atau mewarisi sifat- nenek sifat generasi pendahulunya. Dengan kata lain Nilai-nilai disini kita dihadapkan dengan suatu kepahlawanan sebelumnya. kepahlawanan harus ditanamkan menghadirkan moyang reaktualisasi dan pengalaman kepada para kolektif pada generasi muda agar selalu cepat suatu bangsa yang disebut dengan tanggap sejarah dan mampu tantangan-tantangan seperti mengatasi pembangunan keterbelakangan, (Maryati, Monumen frustasi perjuangan sumber (Budiyasa, 2010: 111). dimanfaatkan Salah satu mata pelajaran berperan vital 15). sebagai sebuah memorial memiliki potensi mental, sifat pesimistis, dan lain-lain yang 2004: terutama dalam daya yang oleh generasi masyarakat, muda dengan sumber belajar. 2 dapat terkait Salah satu monumen yang saja. Hal ini terutama ditujukkan dapat dipergunakan sebagai sumber dalam mata pelajaran sejarah yang belajar sejarah adalah Monumen terkesan Perjuangan penelitian ini, metode-metode belajar Bangsal kawasan membosankan. pertigaan Gaji - Dalung - Sempidi baru yang terletak di Kabupaten Badung. reaktualisasi Monumen ini bisa menjadi salah satu sumber tujuan melaksanakan untuk pembelajaran mengadakan di luar ruangan. dapat Melalui digunakan dalam belajar sebagai penggunaan sejarah daerah kegiatan belajar mengajar belajar secara aktif dan Sejarah yang selama ini terkesan kreatif. membosankan, melalui monumen ini yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, dapat METODE PENULISAN dijadikan Pada penelitian ini, sebagai salah satu alternatif untuk menggunakan dapat merangsang niat belajar siswa kualitatif. dalam mata pelajaran sejarah. penelitian kualitatif adalah sebagai Berdasarkan latar belakang di strategi penelitian Tahap-tahap dari berikut. atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penulis (1) Rancangan Penelitian dalam Penelitian ini adalah penelitian pemanfaatan Monumen Perjuangan kualitatif yang bertujuan untuk Bangsal mendeskripsikan sebagai sumber belajar dan sejarah bagi generasi muda di Desa menganalisis Dalung. Ini terkait pula dengan peristiwa, aktivitas sosial, sikap, metode kepercayaan, pembelajaran yang fenomena, persepsi, digunakan oleh guru/ sekolah dalam pemikiran menggunakan sebagai individual maupun kelompok, sumber belajar sejarah. Maka dari beberapa deskripsi digunakan itu, penelitian pendidikan sejarah ini, untuk dapat dijadikan sebagai suatu bahan prinsip dan penjelasan yang untuk mengarah pada penyimpulan. monumen mengembangkan metode- metode belajar yang inovatif oleh sekolah, sehingga tidak hanya terbatas pada pembelajaran verbal 3 orang menemukan secara prinsip- (2) Penentuan Lokasi Penelitian begitu saja karena kelangsungan Penelitian ini berlokasi di Desa masa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, kebudayaan ditentukan oleh sikap Badung. dan perilaku kalangan generasi muda (3) Teknik Penentuan Informan Penentuan penelitian teknik informan ini masyarakat bersangkutan. dalam Dengan dan demikian permasalahan di kalangan generasi menggunakan purposive depan muda sampling. perlu mendapat perhatian untuk meningkatan kualitas hidup Informan kunci disini adalah generasi guru sejarah SMAN 1 Kuta masyarakat, Utara, Bapak Made Murtono dan (Armini, 2005: 67). Berdasarkan hal guru kelas IV SD Negeri 1 tersebut, Dalung, Bangsal memiliki peran yang vital Ibu Ni Nyoman Warnasih. itu bangsa Monumen sendiri, dan negara. Perjuangan bagi generasi muda Desa Dalung (4) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan penelitian muda data ini sebagai sumber belajar sejarah, agar dalam generasi menggunakan muda Desa Dalung memiliki kepribadian dan dapat terus teknik observasi, wawancara dan membawa studi dokumentasi. khusunya Desa Dalung ke arah yang (5) Validitas Data ini Indonesia lebih baik sesuai dengan cita-cita Teknik cross cek data dalam penelitian Bangsa para pendahulunya. menggunakan Monumen Perjuangan metode triangulasi yaitu teknik Bangsal sebagai salah satu warisan triangulasi data dan triangulasi sejarah sangat dibutuhkan disaat metode. sekarang ini dalam rangka pencarian (6) Teknik Analisis Data identitas diri dan menumbuhkan jati Pada penelitian ini analisis data diri serta kepribadian yang positif yang digunakan adalah model dalam menghadapi tantangan zaman analisis interaktif. maupun dalam mengisi kemerdekaan ke depan. Hal ini sesuai dengan empat fungsi monumen yaitu sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan generasi muda di sarana edukatif, rekreatif, inspiratif masyarakat tidak dapat diabaikan dan 4 instruktif. Keempat fungsi tersebut terealisasikan dari beberapa merupakan cara Monumen membantu guru mengaitkan antara Perjuangan Bangsal sebagai sumber materi yang diajarkan dengan situasi belajar dunia dalam fungsi sejarah yang dijabarkan dalam dua sub pembahasan berikut. konsep nyata belajar peserta mendorong yang didik siswa dan membuat hubungan antara pengetahuan yang Strategi yang Digunakan dalam dimilikinya Memanfaatkan dalam kehidupan mereka sebagai Perjuangan Monumen Bangsal anggota sebagai Monumen penerapannya masyarakat (Depdiknas, 2002: 1). Hal ini senada dengan yang Sumber Belajar Sejarah Berbicara dengan mengenai Perjuangan diungkapkan oleh guru sejarah Bangsal SMAN 1 Kuta Utara, Bapak Made sebagai sumber belajar, maka sasaran Murtono (berdasarkan wawancara yang dituju yaitu sekolah (guru dan tanggal 16 November 2012) tentang siswa). Berdasarkan hal tersebut, strategi peneliti mengambil sampel (contoh) dan penerapannya melalui penelitian pemanfaatan Monumen Perjuangan langsung Bangsal sebagai sumber belajar bagi tahunnya guru sejarah kelas X generasi muda Desa Dalung, dari dua SMAN 1 Kuta Utara menugaskan sekolah yang berlokasi tidak jauh siswa untuk mengadakan penelitian dari monumen. Dua sekolah yang langsung penulis jadikan sampel adalah SD mengunjungi suatu situs sejarah atau Negeri 1 Dalung dan SMA Negeri 1 meneliti suatu adat istiadat tertentu Kuta hasil yang khas di lingkungan sekitar. observasi baik di SMAN 1 Kuta Salah satunya adalah kunjungan Utara maupun di SD Negeri 1 siswa dalam tugas penelitian ke Dalung, strategi pembelajaran yang Monumen Perjuangan Bangsal. Ia dipergunakan oleh juga menyatakan bahwa: Utara. Berdasarkan guru dalam sebagai sumber belajar sejarah adalah strategi pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching Learning). Pendekatan di ke kontekstual lapangan. lapangan Setiap dengan “Penelitian secara langsung di lapangan bertujuan untuk memberikan pemahaman secara nyata kepada mereka dalam melakukan penelitian kelapangan secara langsung. Walaupun hasil karya anak- pemanfaatan Monumen Perjuangan Bangsal pembelajaran CTL 5 anak itu tidak sempurna, akan tetapi setidaknya format hasil penelitian mereka sudah mengacu pada pedoman penulisan skripsi atau karya ilmiah” Metode Pembelajaran yang Diterapkan dalam Memfungsikan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai Sumber Belajar Sejarah Berdasarkan hasil observasi Inilah salah satu dari kelebihan dari strategi dan wawancara yang dilakukan di pembelajaran SMA Negeri 1 Kuta Utara dan SD yaitu siswa Negeri 1 Dalung, maka pengalaman secara dijabarkan metode pembelajaran langsung, sehingga ingatan siswa yang digunakan terhadap suatu materi menjadi lebih memanfaatkan Monumen Perjuangan tajam. Maka dari itu, strategi ini Bangsal dipergunakan oleh guru SMAN 1 sejarah. Kuta Utara dan SD Negeri 1 Dalung diperoleh di SMAN 1 Kuta Utara, dalam Monumen dapat diketahui bahwa, guru sejarah Perjuangan Bangsal sebagai sumber di sekolah ini menggunakan dua belajar metode kontekstual (CTL) mendapatkan memfungsikan sejarah. pembelajaran Pendekatan sejarah melalui sebagai Pertama, dalam Monumen dapat dalam sumber belajar hasil yang pemanfaatan Perjuangan Bangsal penggunaan Monumen Perjuangan sebagai sumber belajar sejarah siswa- Bangsal siswi kelas X semester I (gasal). sebagai sumber belajar melalui CTL ini dapat dijalankan Mengambil acuan pada buku melalui enam metode yaitu (1) paket “Sejarah untuk SMA Kelas X Metode sosialisasi informasi sejarah karangan I Wayan Badrika (2006)” lokal dari guru kepada siswa tanpa pada semester gasal (I), siswa SMA mewajibkan siswa berada di lokasi; kelas X mendapatkan mata pelajaran (2) Metode penjelajahan lingkungan sejarah yang di dalamnya terdapat sekitar; (3) Metode lawatan sejarah; materi (4) Metode Penelitian Sejarah” dengan Standar wisata sejarah; (5) “Prinsip-Prinsip “Memahami Dasar Metode studi sejarah murni; (6) Kompetensi Prinsip Metode kemah budaya. Dasar Ilmu Sejarah” dan Kompetensi Dasar “Menggunakan Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Sejarah”. Dalam SK 6 dan KD terdapat beberapa indikator maka kelas siswa kelas X.1 dibagi sebagai berikut: menjadi 4 (empat) kelompok kecil 1. Mendeskripsikan prinsip-prinsip untuk diberikan tugas penelitian dasar penelitian sejarah lapangan. Satu kelompok terdiri dari Menerapkan prinsip kronologis 6 sampai 7 orang. 2. dalam penelitian sejarah. 3. Mendeskripsikan peninggalan Kemudian, peristiwa, sejarah yang dan metode digunakan pertama yaitu model penjelajahan lingkungan sekitar. Hal monumen peringatan bersejarah ini yang ada di sekitar. mengenai apa saja yang terdapat di Berdasarkan materi dan SK, berkaitan Monumen dengan observasi Perjuangan Bangsal, KD beserta indikator yang ada, maka bagaimanakah situasi lingkungannya guru sehingga mata pelajaran sejarah di Monumen Perjuangan SMAN 1 Kuta Utara menggunakan Bangsal dipilih sebagai tempat bagi Monumen basis gerakan perjuangan bawah Perjuangan Bangsal sebagai salah satu objek tujuan siswa dalam merealisasikan tanah rakyat Bali. langkah- Cara yang kedua yaitu melalui langkah penelitian sejarah sesuai apa metode studi sejarah murni. Metode yang didapatkannya dalam materi kedua ini berkaitan dengan metode “Prinsip-Prinsip Penelitian pertama. Akan tetapi dalam metode Sejarah”. Dalam materi ini, tidak kedua lebih ditekankan pada hasil seluruh akhir siswa Dasar ditugaskan untuk dari penelitian mengadakan penelitian ke Monumen murninya. Perjuangan Bangsal. Ini disebabkan pembelajaran materi “Prinsip-Prinsip karena siswa dalam satu kelas dibagi Dasar Penelitian Sejarah” dengan menjadi beberapa kelompok kecil, menggunakan metode CTL ini, guru dimana masing-masing kelompok memberikan tugas akhir semester mengadakan penelitian di tempat/ kepada dengan berbeda. portofolio atau makalah. Salah satu memberikan kelompok (berdasarkan kelompok materi terkait dengan prinsip-prinsip yang telah dibentuk sebelumnya) dasar penelitian sejarah. Setelah diberikan beberapa kali pertemuan/ tatap muka, mengenai objek Sebelumnya, yang guru 7 Dalam sejarah siswa tugas pelaksanaan dalam untuk sejarah bentuk meneliti Monumen Perjuangan Bangsal. Tugas ini melakukan penelitian ke Monumen seperti yang diterangkan oleh guru Perjuangan sejarah SMAN 1 Kuta Utara, Bapak bahwa siswa sangat antusias dengan Murtono, merupakan tugas akhir ditugaskannnya semester mengadakan penelitian di Monumen yang memiliki waktu Bangsal. Diketahui mereka untuk pengerjaan yang cukup lama, yaitu Perjuangan Bangsal. sekitar 2 bulan. Tugas ini merupakan menjadikan mereka tugas terstruktur yang diberikan pada memahami materi akhir bulan Oktober dan disetorkan penelitian sejarah dan menambah pada minggu kedua bulan Desember wawasan mereka tentang sejarah dalam bentuk portofolio/ makalah. perang Ini adalah output yang dihasilkan khususnya yang terjadi di lingkungan dalam metode studi sejarah murni sekitarnya, yaitu di Desa Dalung. yang dapat dijadikan sebagai nilai Hal lebih ini dapat prinsip-prinsip kemerdekaan di Bali, Kemudian, hasil yang kedua tugas ataupun ulangan harian dalam yaitu materi ini. Perjuangan Bangsal sebagai sumber Menurut keterangan guru pemanfaatan Monumen belajar bagi siswa di SD Negeri 1 sejarah SMAN 1 Kuta Utara, dengan Dalung. menggunakan strategi pembelajaran wawancara dengan guru kelas IV di ini dalam KBM, hasil evaluasi siswa SD Negeri 1 Dalung, yaitu Ibu Ni dalam mengalami Nyoman Warnasih (43 th), dapat peningkatan. Ini dikarenakan siswa diketahui bahwa, lain halnya seperti mengalami di SMA Negeri 1 Kuta Utara, materi ini langsung melakukan praktek atau dapat langsung Setelah pembelajaran di Sekolah bersifat prinsip-prinsip penelitian dibandingkan dengan di SMA. Maka sejarah. Maka dari itu, ingatan dari itu, pemanfaatan Monumen mereka langkah-langkah Perjuangan Bangsal sebagai sumber penelitian sejarah tersebut lebih baik belajar siswa siswi di SD Negeri 1 dari pada yang hanya mendengarkan Dalung, penjelasan verbal dari guru. Hal penyampaian materi terkait dengan senada juga diungkapkan oleh siswa contoh peninggalan sejarah. Materi SMAN 1 Kuta Utara yang telah ini terdapat pada pelajaran IPS (Ilmu tentang 8 hanya sederhana Dasar kelapangan terkait dengan materi dasar lebih melakukan terbatas bila pada Pengetahuan Sosial) kelas IV Monumen semester I. sebagai Perjuangan contoh Bangsal dalam materi Metode ini termasuk dalam pelajaran IPS, siswa SDN 1 Dalung tipe penyajian informasi sejarah lokal menjadi tahu bahwa di lingkungan (sosialisasi) dari pengajar kepada sekitarnya, terdapat suatu tempat peserta didik tanpa mengharuskan bersejarah peserta didik berada di lapangan. dalam perjuangan kemerdekaan dan Pertama, guru mengacu pada materi revolusi fisik rakyat Bali. Inilah kelas IV SD, yaitu materi mengenai metode dan hasil yang diperoleh dari “Menghargai Peninggalan Sejarah” pemanfataan Monumen Perjuangan semester I. Buku yang dipakai Bangsal sebagai pedoman adalah Buku Ilmu sejarah di SDN 1 Dalung. yang memiliki sebagai peran sumber belajar Pengetahuan Sosial Kelas IV SD/ MI. Dalam Peninggalan materi “Menghargai Sejarah” pada SIMPULAN sub. Monumen perjuangan materi satu yaitu mengenai bentuk- Bangsal memiliki fungsi sebagai bentuk peninggalan sejarah, terdapat sumber beberapa tujuan pembelajaran yang generasi Muda Desa Dalung. Adapun harus dicapai oleh siswa yaitu: cara a. Memahami Perjuangan Bangsal sebagai sumber pengertian peninggalan sejarah. b. Menyebutkan belajar khususnya pemanfaatan bagi Monumen belajar oleh kalangan sekolah, dapat contoh-contoh digambarkan dari hasil penelitian di peninggalan sejarah yang ada di SMAN 1 Kuta Utara dan SDN 1 daerah masing-masing. Dalung. Berdasarkan hasil observasi, Berdasarkan materi dan tujuan guru pembelajaran Perjuangan sebagai inilah Monumen Bangsal dijadikan salah satu SMAN 1 Kuta Utara memanfaatkan Monumen Perjuangan contoh Bangsal sebagai sumber belajar sejarah terutama dalam materi peninggalan sejarah dalam bentuk Prinsip-Prinsip bangunan yaitu monumen melalui Sejarah metode ceramah/ sosialisasi kepada menggunkan strategi pembelajaran siswa. Hasil evaluasi menunjukkan kontekstual (CTL) dengan model bahwa dengan digunakannya 9 di Dasar kelas Penelitian X dengan penjelajahan lingkungan sekitar dan kepada para guru atau pengajar studi sejarah murni. lainnya, Yang Monumen kedua, pemanfaatan Perjuangan Bangsal diharapkan Perjuangan Monumen Bangsal difungsikan sebagai dapat salah satu sebagai sumber belajar siswa siswi di sumber belajar bagi siswa, dimana SD Negeri 1 Dalung, hanya terbatas nantinya pada penyampaian materi terkait khusunya bagi guru sejarah dapat dengan contoh peninggalan sejarah mengembangkan (metode pembelajaran yang interaktif bagi sosialisasi). Materi ini terdapat pada pelajaran IPS (Ilmu para Pengetahuan pelajaran Sosial) kelas IV (empat) SD semester I (gasal). dapat peserta para media didiknya, sejarah pengajar tidak sehingga terkesan monoton dan lebih variatif. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka dapat disarankan DAFTAR RUJUKAN Armini, Drs. I.G.A. 2005. Perubahan Pekerjaan Generasi Muda Pedesaan di Desa Nongan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem ”Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional” (tidak diterbitkan). Departemen Kebudayaan dan Pariwisata: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untu SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta Budiyasa, I Wayan Teguh.2010. Monumen Perjuangan Rakyat Desa Dalung. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha: Skripsi (Tidak Diterbitkan): Singaraja Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Maryati, Tuty; Sunada, Made. 2004. Pemanfaatan Media Monumen dalam Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia II untuk Menumbuhkan Kesadaran Sejarah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Semester III Tahun Ajaran 2004/2005. “Laporan Penelitian Tindakan Kelas” (tidak diterbitkan). FKIP Singaraja: Singaraja Rediasa, Nengah. 2012. Pemanfaatan Museum sebagai Sumber Belajar Sejarah dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Eksploarsi Museum Buleleng). Proposal (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Undiksha: Singaraja 10