Efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program

advertisement
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI
KEGIATAN PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI
I352080041
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Efektivitas
Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2011
Erna Ernawati
NIM I352080061
ABSTRACT
Erna Ernawati. Effectiveness of communication in the socialization of activitities
of family empowerment program in IPB guided villages. Under academic
supervision of H. MUSA HUBEIS and SUTISNA RIYANTO.
One of the programs which is implemented by LPPM IPB is program of Family
Empowerment Post (Posdaya). The objectives of this research were 1) Learning the
impacts of internal factors of communication effectiveness in socialization of
Posdaya program activities, 2) Learning the impact of external factors of
communication effectiveness in socialization of Posdaya program activities, 3)
Learning the socialization process of Posdaya program activities, 4) Learning the
communication effectiveness in socialization of Posdaya program activities, 5)
Analyzing the relation between internal and external factors and socialization process
of Posdaya program activities, 6) Analyzing the relation between internal and
external factors and communication effectiveness in Posdaya program activities, 7)
Analyzing the relation between socialization process and communication
effectiveness in Posdaya program activities. This research was designed as survey
research. Sample collection was conducted with random sampling, and the data were
processed with descriptive statistics and analyzed with correlation technique of Tau
Kendal. This research results showed among other things that most participants of
Posdaya were old aged people, with primary and Junior High School education and
had never followed training; the participants were fairly easy to access services in
Posdaya program; Posdaya socialization process ocured in fairly efficient manner;
and in general, communication in the process of Posdaya socialization process had
been effective. Internal and external factors which are related with socialization
process in health program were age, formal education and level of cosmopolitan
features, whereas those in education program were aspects of formal education and
level of cosmopolitan features. In economy program, such factors were aspects of
age, formal education, non formal education, business, level of cosmopolitan features
and facilities and infrastructure. Internal factors and external factors which are related
with communication effectiveness existed only in health program, namely in the
aspects of age. Socialization processes which were related with communication
effectiveness in health program were communication media, credibility of human
resources, and materials and facilities/infrastructure; whereas that in education
program was education; and those in economy program were the aspects of method
and communication media.
Key words : communication effectiveness, socialization, posdaya.
ABSTRACT
Erna Ernawati Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program
Posdaya di di Desa Binaan IPB bimbingan oleh H. MUSA HUBEIS dan
SUTISNA RIYANTO.
Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program
Pos Pemberdayaan Keluaraga (Posdaya). Tujuan dari penelitian ini adalah:
1)Mengkaji dampak faktor-faktor internal efektifitas komunikasi dalam sosialisasi
kegiatan program Posdaya, 2) Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas
komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya, 3) Mengkaji proses
sosialisasi kegiatan program Posdaya, 4) Mengkaji efektivitas komunikasi dalam
sosialisasi kegiatan program Posdaya, 5)Menganalisis hubungan faktor-faktor
internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi kegiatan program Posdaya, 6)
Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas
komunikasi kegiatan program Posdaya, 7) Menganalisis hubungan proses
sosialisasi dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya. Penelitian
ini didesain sebagai penelitian survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan
random sampling dan data diolah dengan statistik deskriptif serta dianalisis
dengan teknik korelasi Tau Kendal. Hasil penelitian ini adalah peserta Posdaya
sebagian besar berusia tua, pendidikan SD-SMP dan tidak pernah mengikuti
pelatihan; peserta cukup mudah mengakses pelayanan pada program Posdaya;
proses sosialisasi Posdaya berlangsung cukup efisien; komunikasi pada proses
sosialisasi Posdaya secara umum sudah efektif; faktor internal dan eksternal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi pada program kesehatan pada umur,
pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan, pada program pendidikan aspek
pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan, adapun pada program ekonomi
aspek umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, usaha,
tingkat
kosmopolitan dan sarana prasarana; faktor internal dan eksternal yang
berhubungan dengan efektifitas komunikasi hanya pada program kesehatan yaitu
pada aspek umur; proses sosialisasi yang berhubungan dengan efektivitas
komunikasi pada program kesehatan yaitu media komunikasi, kredibilitas SDM,
materi dan sarana prasarana, metode komunikasi pada program pendidikan, pada
program ekonomi pada aspek metode dan media komunikasi.
Kata kunci : effektifitas komunikasi, sosialisasi, posdaya.
RINGKASAN
Erna Ernawati Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program
Posdaya di di Desa Binaan IPB bimbingan oleh H. MUSA HUBEIS dan
SUTISNA RIYANTO.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut
Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap
program-program pelaksanaan program pengabdian masyarakat, LPPM telah
menyusun payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu
program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Salah satu upaya merealisasikan Posdaya
kepada masyarakat adalah terjun langsung untuk menyosialisasikan programprogram Posdaya. Efektivitas komunikasi sangat tergantung sampai sejauhmana
mendapat dukungan melalui sikap dari masyarakat. Oleh karena itu yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji dampak faktor-faktor internal efektivitas
komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (2)
Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (3) Mengkaji proses sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (4) Mengkaji efektivitas
komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (5)
Mengkaji hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (6) Mengkaji hubungan faktorfaktor internal dan eksternal terhadap efektifitas komunikasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB, serta (7) Mengkaji hubungan proses sosialisasi
dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat
Kota Bogor dengan data meliputi data primer dan sekunder. Penetapan jumlah
responden berdasarkan teknik Slovin yang diikuti dengan penarikan contoh acak
sederhana. Data diolah dengan statistik deskriptif dan dianalisis dengan teknik
korelasi Tau Kendall. Hasil penelitian menunjukkan umur responden peserta
Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berada pada kategori tua, berpendidikan
formal rendah, yaitu sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah
pertama (SMP). Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan
sebagai pendidikan non formal. Jenis usaha peserta Posdaya yang dominan adalah
ibu rumah tangga (55,9%). Jumlah pendapatan responden secara umum berada
pada kategori sedang (Rp. 650.000,00-1.500.000,00). Responden merasa cukup
mudah mengakses atau memperoleh pelayanan pada program Posdaya. Proses
sosialisasi Posdaya sudah berlangsung cukup efisien, yang ditunjukkan oleh
masyarakat. Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam
meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan
tindakan masyarakat peserta Posdaya. Faktor internal dan eksternal pada program
kesehatan berhubungan nyata dengan proses sosialisasi pada umur, pendidikan
formal dan tingkat kekosmopolitan; sedangkan pada program pendidikan
berhubungan nyata dengan aspek pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan;
serta pada program ekonomi aspek umur, pendidikan formal, pendidikan non
formal, usaha, tingkat kekosmopolitan dan sarana prasarana. Faktor internal dan
eksternal yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pada program
kesehatan terdapat pada aspek umur dan pada dua program lainnya tidak
mengemukakan hubungan berbeda nyata. Aspek sosialisasi yang berhubungan
nyata dengan efektivitas komunikasi adalah media komunikasi, kredibilitas
sumber daya manusia (SDM), materi dan sarana prasarana pada program
kesehatan; aspek metode komunikasi pada program pendidikan; aspek metode dan
media komunikasi pada program ekonomi.
©Hak Cipta milik IPB 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip Hak Cipta sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
masalah
b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI
KEGIATAN PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis
: Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
Judul Penelitian
Nama
NRP
Program Studi
: Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program
Posdaya di Desa Binaan IPB
: Erna Ernawati
: I352080041
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing, DEA
Ketua
Ir. Sutisna Riyanto, MS
Anggota
Diketahui
Koordinator Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal ujian : 20 Juni 2011
Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala
karunia-Nya sehingga tesis dengan judul Efektivitas Komunikasi dalam
Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di di Desa Binaan IPB dapat terselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir .H. Musa Hubeis, MS,
Dipl,Ing,DEA selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Sutisna Riyanto, MS
selaku anggota komisi pembimbing atas saran dan bimbingannya dalam
penyusunan tesis ini, serta para penguji Dr. Ir. Amiruddin Saleh dan Dr. Ir. Basita
Ginting, MA. Para staf pengajar dan staf administrasi di lingkungan Program
Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada :
1.
Kedua orangtua, suami, anak-anakku Hanun dan Zildan serta adik-adikku atas
semua doa, spirit dan kasih sayangnya.
2.
Rekan-rekan KMP 2008 Ikhsan, Yulia, Neka, Ali, P Nandang, Bu Ati, Bu
Dian, Yusron, Restiawan, Rosihan, Yudi, Budi, Camay atas kerjasama dan
kekeluargaan selama masa perkuliahan dan penyusunan tesis, rekan-rekan
staf pengajar di Diploma IPB terutama Alex, Tiza dan Amel..
3.
Seluruh warga di lingkungan Kelurahan Pasir Mulya RW 02 Kecamatan
Bogor Barat Kota Bogor atas informasi dan bantuannya.
4.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Bogor, Juli 2011
Erna Ernawati
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalya pada tanggal 21 Januari 1976, sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Toto Djuada Said dan E.
Sumarni. Lulus SD Negeri Cibalagung II Bogor pada tahun 1982, dan
melanjutkan ke SMP Negeri 9 Bogor serta SMA Negeri 5 Tasikmalaya. Pada
tahun 1995 melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Peternakan,
Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan dan lulus pada tahun 2000.
Tahun 2000 mulai menjadi asisten dosen di Diploma Komunikasi
Pembangunan Peternakan (KPP) Fapet IPB dan pada tahun 2005 menjadi dosen
luar biasa di Jurusan Komunikasi Diploma IPB hingga sekarang.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .. ………………………………………………………………...
i
RINGKASAN……………………………………………………………......
ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iv
PRAKATA .. ………………………………………………………………...
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
PENDAHULUAN...........................................................................................
Latar Belakang .........................................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................................
Kegunaan Penelitian .................................................................................
1
1
3
4
5
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
Efektivitas Komunikasi ............................................................................. 7
Pemberdayaan Masyarakat ....................................................................... 14
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi
Efektivitas Komunikasi ............................................................................ 18
KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 21
Kerangka Pemikiran ................................................................................. 21
Hipotesis ................................................................................................. 24
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................
Lokasi dan Tempat Penelitian ...................................................................
Desain Penelitian ......................................................................................
Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................
Data dan Instrumentasi ............................................................................
Definisi Operasional ................................................................................
Validitas dan Reliabilitas ..........................................................................
25
25
25
25
26
26
28
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Keadaan Geografis Kelurahan Pasir Mulya .............................................
Profil Posdaya Bina Sejahtera ..................................................................
Faktor Internal Peserta Posdaya ...............................................................
Faktor Eksternal Peserta Posdaya .............................................................
Proses Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya Bina Sejahtera..…………
Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera ……………………… .
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Proses
Sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera ..........................................................
A. Program Kesehatan .............................................................................
33
33
34
39
43
46
49
52
52
B. Program Pendidikan ............................................................................
C. Program Ekonomi.................................................................................
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Efektivitas
Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera .......................................................
A. Program Kesehatan .............................................................................
B. Program Pendidikan ............................................................................
C. Program Ekonomi.................................................................................
Hubungan Proses Sosialisasi dengan Efektivitas Komunikasi
Posdaya Bina Sejahtera ............................................................................
A. Program Kesehatan .............................................................................
B. Program Pendidikan ...........................................................................
C. Program Ekonomi.................................................................................
54
55
57
57
58
59
59
60
61
62
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 65
Kesimpulan……………. .......................................................................... 65
Saran....... .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
LAMPIRAN ................................................................................................... 71
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan Kelurahan Pasir Mulya 33
2. Jumlah penduduk dan kepala keluarga Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya 34
3. Deskripsi faktor internal peserta Posdaya ............................................ 40
4. Deskripsi faktor eksternal peserta Posdaya .......................................... 44
5. Deskripsi proses sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera ........................... 47
6. Deskripsi efektivitas komunikasi Posdaya Bina Sejahtera .................. 50
7. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program kesehatan…. .......................................................................... 53
8. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program pendidikan ............................................................................. 55
9. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program ekonomi ................................................................................. 56
10.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi program kesehatan ........................................................... 58
11.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi program pendidikan ......................................................... 59
12.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi program ekonomi ............................................................ 59
13.Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program kesehatan .............................................................................. 60
14. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program pendidikan ............................................................................ 62
15. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program ekonomi ................................................................................ 62
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner penelitian ............................................................................ 65
2. Uji validitas dan reliabilitas instrumen ................................................ 73
3. Data perhitungan korelasi .................................................................... 78
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan tinggi pertanian Indonesia sejak tahun 1940 telah berperan
dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta telah memberikan
sumbangan nyata dalam mendukung perkembangan pertanian dan perkembangan
masyarakat Indonesia pada umumnya. Sejarah telah menunjukkan adanya
keterkaitan yang erat antara penyelenggara pendidikan tinggi pertanian dan
perkembangan kegiatan pertanian (IPB, 2008).
Institut Pertanian Bogor (IPB) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan
Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91
tahun 1963 yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 279 tahun 1965.memiliki peran dalam menghasilkan SDM,
pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) serta diberi
mandat sebagai pelopor pembangunan pertanian dalam arti luas Sejalan dengan
perkembangan tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks, IPB
memperluas mandatnya ke dalam pengertian dalam arti luas, yaitu sistem
pengelolaan sumber daya hayati dan lingkungannya secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan manusia. Pertanian dalam pengertian ini merupakan keseluruhan
proses kegiatan agribisnis, tidak hanya subsistem on-farm, namun subsistem dari
hulu hingga hilir dan subsistem pendukung (IPB, 2008).
Dalam kaitan hal di atas, tujuan pendidikan sebagai tujuan pendidikan
institusional IPB diderivasi mengikuti tantangan dan merencanakan kegiatan
akademik yang lebih antisipatif dari kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (Tridarma PT). Selain itu, perubahan status IPB
menjadi PT Badan Hukum Milik Negara (BHMN) memberikan mandat tambahan,
yaitu
melaksanakan
kegiatan
pembangkitan
pendapatan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Perubahan status Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi BHMN dimaksudkan
agar lembaga pendidikan tinggi mendapatkan otonomi yang lebih luas
memungkinkan pengelolaan dan pendayagunaan aset sumber daya secara efisien
dan efektif sesuai kondisi dan potensi masing-masing PT guna mendukung
2
penguatan dan percepatan pencapaian keunggulan akademik (academic excellent)
(IPB, 2008).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB sebagai
bagian Institut Pertanian Bogor merupakan gabungan dari Lembaga Pengabdian
Masyarakat (LPM) dan Lembaga Penelitian (LP). Sebelumnya pada tahun 1979
telah dibentuk LPM dan LP, serta pada tanggal 6 Nopember 2003 kedua lembaga
tersebut digabung menjadi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 2008 melalui SK Rektor IPB No.
020/13/OT/2008 berganti nama menjadi LPPM IPB.
Dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap program-program
pelaksanaan program-program penelitian dan pengabdian masyarakat, LPPM
telah menyusun payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Posisi
payung ini menaungi program-program PPM yang dikerjakan oleh pusat,
departemen dan kelompok dosen IPB dengan budaya penelitian sebagai tangkai
dari payung tersebut. Tujuan dari payung PPM (LPPM, 2008) adalah :
1.
Mendukung IPB menuju universitas berbasis riset
2.
Meningkatkan fokus penelitian dalam rangka mencapai visi IPB sebagai
perguruan tinggi bertaraf Internasional dalam pengembangan SDM dan
IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika
3.
Terselenggaranya kegiatan penelitian yang lebih terarah, terpadu efisien dan
bermutu guna pengembangan IPTEKS yang bermanfaat dalam peningkatan
mutu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat menuju terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.
LPPM-IPB memiliki mitra kerjasama cukup berpotensi dan terbentuk
sebagai hasil interaksi dan kerjasama yang terus-menerus. Mitra kerjasama ini
sangat beragam, baik dengan institusi penyandang dana penelitian maupun dengan
pengguna hasil penelitian, mulai dari instansi pemerintah, BUMN maupun
perusahaan swasta nasional dan asing, serta lembaga-lembaga penelitian dari luar
negeri, diantaranya PT. Bio Life Medilab, PT. Metropolitan Sinar Indah, PT.
Inanta Timbun, PT. Sang Hyang Seri (Persesro) Sukamandi, Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Keuangan, Departemen Sosial, Departemen
3
Pertanaian, Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), UNICEF,
JICA, Worl Bank, Bappeda DKI dan Bappeda Jabar Kab DT II Bogor.
Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program
Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Posdaya adalah forum silaturahmi,
advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus dapat dikembangkan
menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara
terpadu. Program ini dalam hal-hal tertentu menjadi wadah pelayanan keluarga
secara berkelanjutan dalam berbagai bidang, terutama bidang agama, pendidikan,
kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga secara harmonis dapat
tumbuh mandiri desanya (Suyono dan Haryanto, 2009). Pada pelaksanaan
fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan masyarakat
dan anggotanya, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh, dari dan
untuk keluarga, serta masyarakat setempat. Dengan kata lain, kegiatan tersebut
dilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya
memberdayakan keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara
luas.
Perumusan Masalah
Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah
untuk membangun SDM melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses
pemberdayaan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk
bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti
yang luas. Posdaya dikembangkan sebagai forum untuk merangsang dan
mengembangkan silaturahim, forum pemberdayaan keluarga dan penggalangan
kebersamaan dengan mengubah sikap dan tingkah laku, agar pro kebersamaan dan
pembangunan dengan kerja keras dan mandiri.
Salah satu upaya merealisasikan Posdaya kapada masyarakat adalah terjun
langsung untuk mensosialisasikan program-program Posdaya. Efektivitas peran
komunikasi sangat tergantung sampai sejauhmana mendapat dukungan melalui
sikap dari masyarakat. Tingkat efektivitas komunikasi sangat ditentukan
sejauhmana penilaian masyarakat lokal, pemerintah lokal, pengusaha lokal dan
4
organisasi masyarakat, khususnya yang terkait langsung dalam program yang
sedang dijalankan.
Posdaya merupakan salah satu program yang sedang dijalankan IPB melalui
LPPM sebagai salah satu dari fungsi Tridarma PT, yaitu pengabdian kepada
masyarakat (PKM). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana
keragaan faktor-faktor internal peserta sosialisasi kegiatan
program Posdaya di desa binaan IPB ?
2. Bagaimana
keragaan faktor-faktor eksternal peserta sosialisasi kegiatan
program Posdaya di desa binaan IPB ?
3. Bagaimana proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ?
4. Bagaimana
efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB ?
5. Bagaimana
hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses
sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ?
6. Bagaimana hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas
komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ?
7. Bagaimana
hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan :
1. Mengkaji keragaan faktor-faktor internal peserta sosialisasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB.
2. Mengkaji keragaan faktor-faktor eksternal peserta sosialisasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB.
3. Mengkaji proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
4. Mengkaji efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya
di desa binaan IPB.
5. Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses
sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
5
6. Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas
komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
7. Menganalisis hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh pihak terkait dalam
merumuskan kebijakan maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Melalui pemahaman dan penerapan efektivitas komunikasi diharapkan dalam
setiap program pembangunan, terjadi perubahan positif dalam masyarakat.
3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/peneliti yang melakukan penelitian
berkaitan dengan efektivitas komunikasi dalam program Posdaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Efektivitas Komunikasi
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian
Ruben dan Stewart (1988) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human
communication is the process through which individuals–in relationships, groups,
organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the
environment and one another. Komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespons dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih melakukan
suatu pertukaran informasi yang pada gilirannya terjadi kesepakatan dan
hubungan yang mendalam (Prodjosaputro, 1978). Ini menjelaskan hakekat
hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), setelah itu
diharapkan perubahan sikap, tingkah laku dan kebersamaan dalam menciptakan
saling pengertian diantara orang-orang yang ikut pada proses komunikasi
(Wursanto, 1987).
Wenburg dan Wilmot dalam Mulyana (2007) mengkategorikan definisidefinisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual, yaitu :
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik
secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran),
surat kabar, majalah, radio atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai
proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap
muka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik
(pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam
konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini
mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan
seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons
8
orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang
disengaja
untuk
menyampaikan
pesan
demi
memenuhi
kebutuhan
komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuk
untuk melakukan sesuatu.
2. Komunikasi sebagai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat
atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan,
baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi
jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah
menerima respons atau umpan-balik dari orang kedua dan begitu seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shannon dan Weaver dalam
Wiryanto (2005), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas
pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,
seni dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang
secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan
pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai
komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat
mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Effendy (2000) menyatakan komunikasi adalah proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain, dengan tujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan
mempunyai makna yang sama tentang hal yang dikomunikasikan, sehingga orang
tersebut dapat menerima dan melaksanakan pesan yang disampaikan. Untuk itu,
diantara orang-orang yang berkomunikasi harus tercapai kesamaan pengertian.
Apabila kesamaan pengertian tidak tercapai, maka dapat dikatakan komunikasi
tidak terjadi (Effendy, 2000)
Proses penyampaian pesan melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Penyampaian pesan efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi cara
9
seseorang mengirim dan menerima berita sangat tergantung pada keterampilan
tertentu (membaca, menulis, berbicara, dan lain-lain).
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya yang telah
ditetapkan. Effendy (2001) menyatakan bahwa komunikasi dapat dikatakan
efektif, jika dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya
pengetahuan komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan
komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu
perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Efek pada arah
kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Pada
afektif meliputi efek yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap;
sedangkan efek pada konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk
melakukan sesuatu dengan cara tertentu (Jahi, 1988).
Suatu komunikasi dikatakan efektif, apabila komunikator berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya kepada komunikan (penerima).
Komunikasi dinilai efektif bila stimuli yang disampaikan dan dimaksudkan oleh
pengirim pesan berkaitan erat (identik) dengan stimuli yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima pesan.
Apabila S melambangkan sumber atau pengirim pesan dan R adalah
penerima pesan, komunikasi dinyatakan mulus apabila keinginan S identik dengan
respons yang diberikan R (Goyer, 1970). Penerimaan pesan yang sempurna
sebagaimana yang dimaksudkan pengirim pesan kenyataannya sangat sulit
tercapai bahkan tidak pernah terjadi, paling-paling hanya dapat dihampiri saja
(Goyer, 1970). Persamaannya digambarkan sebagai berikut :
r makna yang di yang di tan gkap penerima
=
=1
makna yang dim aksud pengirim
s
Semakin besar kaitan antara respons yang diberikan oleh penerima dengan
pesan yang disampaikan oleh pengirim berarti semakin efektif komunikasi yang
dilakukan. Nilai R/S = 0 terjadi apabila respons yang diterima dari penerima tidak
ada kaitannya dengan pesan yang disampaikan oleh pengirim. Komunikasi
dikatakan efektif apabila pesan yang dimaksud oleh pengirim berkaitan erat
dengan pesan yang diterima oleh penerima.
10
Menurut Tubb dan Moss (2000) ada lima (5) hal yang menjadikan ukuran
bagi komunikasi efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap,
hubungan yang makin baik dan tindakan.
1. Pemahaman
Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan stimuli
seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator) dan dikatakan
efektif, bila penerima (komunikan) memperoleh pemahaman yang cermat atas
pesan yang disampaikan.
2. Kesenangan
Komunikasi tidak semua ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu,
karena adakalanya berkomunikasi hanya sekedar untuk bertegur sapa dan
menimbulkan kebahagiaan bersama.
3. Mempengaruhi sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain dan berusaha agar orang lain memahami
ucapan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada waktu menentukan
tingkat keberhasilan berkomunikasi ternyata kegagalan dalam mengubah sikap
orang lain belum tentu karena orang lain tersebut tidak memahami apa yang
dimaksud. Dalam hal ini kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang
jangan disamakan dengan kegagalan dalam meningkatkan pemahaman, karena
memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan.
4. Memperbaiki hubungan
Komunikasi yang dilakukan dalam suasana psikologis yang positif dan penuh
kepercayaan akan sangat membantu terciptanya komunikasi yang efektif.
Apabila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka
pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten dapat
mengubah makna.
5. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang
diinginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
11
Lebih mudah mengusahakan agar pesan dapat dipahami orang lain daripada
mengusahakan agar pesan tersebut disetujui sebagai tindakan “feedback” dari
komunikasi paling tinggi yang diharapkan oleh pemberi pesan.
Schramm dan Kincaid (1977) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
(terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh
komunikan. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, apabila
bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman
komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.
Effendy (2000) mengatakan supaya terjadi komunikasi yang efektif,
komponen-komponen komunikasi perlu diperhatikan, mulai dari komunikator,
pesan, saluran dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. Rincian unsur-unsur
tersebut sebagai berikut :
1. Komunikator
Faktor penting pada diri komunikator dalam melancarkan komunikasi adalah
daya tarik dan kredibilitas. Seorang komunikator akan mampu mengubah
sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik. Apabila
komunikan merasa ada kesamaan dengan komunikator, maka komunikan
bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Adapun
kredibilitas berhubungan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang
komunikator. Dengan kata lain, seorang komunikator akan mendapat
kepercayaan, apabila membahas suatu persoalan sesuai dengan profesi atau
keahliannya. Faktor heteropily dapat menyebabkan komunikasi menjurus ke
komunikasi yang tidak efektif.
2. Pesan
Pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi
dapat satu, tetapi lambang yang digunakan dapat bermacam-macam, lambang
yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Oleh karena
itu, komunikasi bahasa memegang peranan sangat penting. Tanpa penguasaan
12
bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tidak akan dapat
dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat.
3. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan untuk sampai kepada
komunikan (sasaran). Media komunikasi banyak macamnya dalam mencapai
sasaran komunikasi, yaitu dengan cara memilih salah satu atau gabungan dari
beberapa media. Pemilihan media tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Masing-masing
media komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan.
4. Komunikan
Pengenalan komunikan merupakan ketentuan utama yang harus dilaksanakan
oleh komunikator dalam komunikasi. Ditinjau dari komponen komunikan,
seseorang dapat dan akan menerima pesan kalau terdapat empat kondisi secara
simultan berikut :
a. Komunikan benar-benar dapat mengerti pesan komunikasi.
b. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya
sesuai dengan tujuan.
c. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya.
d. Komunikan mampu untuk menepatinya, baik secara mental maupun secara
fisik.
Metode komunikasi adalah cara penyampaian informasi secara timbal balik
yang digolongkan ke dalam komunikasi antar individu (interpersonal) dan
komunikasi kelompok. DeVito (1997) mengelompokkan komunikasi ke dalam
tujuh bentuk komunikasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Intrapersonal komunikasi atau komunikasi dengan diri sendiri. Beberapa
tujuan yang lazim dalam komunikasi intrapersonal adalah berpikir, melakukan
penalaran, menganalisis dan merenung. Dalam komunikasi intrapersonal
tersebut dikembangkan teori-teori tentang konsep diri. Konsep komunikasi
intrapersonal yang berhubungan dengan keterampilan, antara lain memperkuat
diri, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan memecahkan
13
masalah dan menganalisis masalah, meningkatkan pengendalian diri,
mengurangi stress, mengatasi konflik, dan lain-lain.
2. Interpersonal komunikasi atau komunikasi antar pribadi. Tujuannya untuk
mengenal, berhubungan, membantu, dan lain-lain. Beberapa teori yang
diaplikasikan dalam konsep komunikasi ini antara lain mengapa orang
mengembangkan hubungan ? Apa yang menyatukan sahabat, kerabat, keluarga
dan apa yang memisahkannya ? Bagaimana hubungan dapat diperbaiki.
Aplikasi keterampilan dari konsep komunikasi ini adalah meningkatkan
efektivitas komunikasi satu lawan satu, mengembangkan dan memelihara
hubungan yang efektif, meningkatkan kemampuan penyelesaian konflik.
3. Komunikasi kelompok kecil. Bertujuan berbagi informasi, mengembangkan
gagasan, memecahkan masalah, membantu. Teori yang dapat diaplikasikan
adalah apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin ? Tipe kepemimpinan
mana yang paling berhasil? Apa peran anggota kelompok ? Apa yang berhasil
dikerjakan kelompok ? dan Apa yang gagal dilakukan kelompok ? Bagaimana
kelompok dapat dibuat lebih efektif ? Keterampilan yang diperlukan dalam
komunikasi kelompok kecil adalah meningkatkan efektivitas sebagai anggota
kelompok, meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin, dan lain-lain.
4. Komunikasi organisasi atau komunikasi dalam suatu organisasi formal.
Tujuannya meningkatkan produktivitas, meningkatkan semangat kerja,
memberi informasi dan meyakinkan. Hal yang menyangkut teori adalah apa
yang membuat organisasi efektif, apa kebutuhan yang harus dipenuhi
organisasi, bagaimana komunikasi organisasi dapat ditingkatkan. Sedangkan
hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan adalah meningkatkan efesiensi
komunikasi ke atas dan ke bawah, serta lateral, menggunakan komunikasi
untuk meningkatkan semangat kerja, dan lain-lain.
5. Komunikasi dengan publik atau khalayak. Tujuannya memberi informasi,
mempengaruhi dan menghibur. Hal yang menyangkut teori adalah bagaimana
khalayak dapat dianalisis dan diadaptasi secara efektif. Keterampilan yang
diperlukan adalah mengkomunikasikan informasi secara lebih efektif,
meningkatkan kemampuan persuasif, mengembangkan, mengorganisasikan,
dan lain-lain.
14
6. Komunikasi antar budaya atau komunikasi antar orang dari budaya yang
berbeda. Tujuannya mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan
membantu. Teori yang dikembangkan adalah bagaimana budaya yang berbeda
memandang komunikasi, apa yang menghambat komunikasi bermakna diantara
orang-orang yang budayanya berlainan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan
menghindari hambatan-hambatan utama dalam komunikasi antar budaya.
7. Komunikasi massa atau komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang
sangat luas. Tujuannya untuk menghibur, meyakinkan, mengukuhkan status,
mengubah, mengaktifkan, memberi informasi dan menciptakan rasa persatuan.
Teori yang dikembangkan adalah apa fungsi yang dijalankan media dan
bagaimana media mempengaruhi kita, bagaimana kita dapat mempengaruhi
media, dengan cara apa informasi disensor oleh media. Hal-hal yang
berhubungan dengan keterampilan komunikasi bermedia massa adalah
meningkatkan kemampuan menggunakan media agar lebih efektif.
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi
interpersonal dinilai lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,
opini, dan perilaku komunikan. Alasannya komunikasi interpersonal berlangsung
secara tatap-muka (face to face), sehingga terjadi kontak pribadi dan umpan balik
berlangsung seketika. Komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan
komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi interpersonal
seringkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif, yaitu agar
orang lain (komunikan) bersedia menerima suatu paham atau keyakinan
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan pada hakekatnya mencakup dua aspek, yaitu “to give
authority to and to give ability to or enable.” Dalam pengertian pertama,
pemberdayaan memiliki makna memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan
mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Dalam pengertian kedua, pemberdayaan
diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (Friedman,
1992).
15
Friedman (1992) selanjutnya mengungkapkan bahwa pemberdayaan
dimaknai sebagai mendapatkan kekuatan (power) dan mengaitkannya dengan
kemampuan golongan miskin untuk mendapatkan akses ke sumber daya-sumber
daya yang menjadi dasar dari kekuasaan dalam suatu sistem organisasi. Akses
tersebut digunakan untuk mencapai kemandirian dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian golongan miskin dapat mengorganisasikan kemampuan dan
potensi yang dimiliki untuk menentukan, merencanakan dan melaksanakan apa
yang menjadi keputusan kolektifnya.
Shardlow (1998) melihat bahwa pemberdayaan pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai keinginannya. Pemberdayaan selain dilihat dari bidangnya, dapat pula
dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu
proses. Sebagai suatu program, pemberdayaan dilihat tahapan-tahapan kegiatan
guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan jangka waktunya. Konsekuensinya
apabila program selesai, maka dianggap pemberdayaan sudah selesai dilakukan.
Hal seperti ini banyak terjadi dengan sistem pembangunan berdasarkan proyek
yang banyak dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah, dimana proyek
yang satu dengan yang lainnya kadangkala tidak berhubungan, bahkan tidak
saling mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh bagian yang lain, meskipun
itu dalam satu lembaga yang sama (Adi, 2002).
Pemberdayaan sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius
dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat masyarakat agar lebih
pandai, mampu mengembangkan komunikasi di antaranya, sehingga pada
akhirnya dapat berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang
ada. Sebagai proses, pemberdayaan merupakan proses berkesinambungan
sepanjang hidup seseorang. Hogan dalam Adi (2002) menggambarkan proses
pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai siklus yang terdiri dari lima (5)
tahapan, yaitu :
1. Menghadirkan
kembali
pengalaman
yang
memberdayakan
memberdayakan (recall depowering/empowering experiences).
dan
tidak
16
2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidakberdayaan
(discuss reasons for empowerment/depowerment).
3. Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek (identity one problem or
project).
4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna (identity usefull power bases).
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya (develop
and implement action plans).
Konteks kesejahteraan sosial, upaya pemberdayaan terkait dengan upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat dari suatu tingkatan menuju ke tingkatan yang
lebih baik. Tentunya dengan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan suatu
komunitas menjadi kurang berdaya (depowerment). Pemberdayaan masyarakat
(empowerment of society) merupakan bagian dari pemberdayaan SDM
(empowerment of human resources). Konsep pemberdayaan dalam pembangunan
masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja
dan keadilan. Pemberdayaan diletakan pada kekuatan tingkat individu dan sosial.
Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui
kemandiriannya, bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui
usahanya sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, serta sumber lainnya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan satu proses yang berkaitan dengan
hakikat dari kemampuan, serta hubungan antar individu atau lapisan sosial yang
lain. Pada dasarnya setiap individu dan kelompok memiliki daya, akan tetapi
kadar daya itu berbeda satu dengan yang lainnya. Pemberdayaan merupakan
kemampuan dan daya (flow of power) dari pemberi kuasa, atas kebebasan, dan
pengakuan dari subyek ke obyek dengan memberinya kesempatan untuk
meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada merupakan salah satu
manifestasi dari mengenali daya tersebut. Pada akhirnya, kemampuan individu
untuk dapat mewujudkan harapannya dengan diberi pengakuan oleh subjek
merupakan bukti bahwa individu dan kelompok tersebut memiliki daya.
Community development (comdev) merupakan salah satu strategi dalam
pembangunan sosial. Menurut Carry dalam Hasim dan Remiswal (2009), bahwa
comdev pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh warga
17
komunitas untuk bekerjasama yang diarahkan pada masa depan komunitas itu
sendiri. Unsur-unsur penting yang terkandung dalam pengertian comdev adalah :
1. Komunitas sebagai suatu unit kegiatan. Pemahaman komunitas mengacu pada
orang-orang yang hidup bersama dalam suatu tempat, berhubungan satu sama
lainnya, saling berbagi minat, kepentingan dan nilai-nilai.
2. Adanya inisiatif komunitas setempat dan unsur kepemimpinan sebagai sumber.
Pemimpin pelaksana suatu proses comdev harus berasal dari dalam komunitas
itu sendiri. Apabila tidak ada maka diambil dari luar dan diberi latihan
kepemimpinan, agar pelaksanaan comdev dapat berhasil.
3. Menggunakan sumber-sumber internal dan eksternal. Dalam unsur ini yang
perlu diperhatikan adanya kemungkinan bahwa sumber-sumber yang perlu
diperhatikan komunitas berada di luar komunitas itu sendiri. Untuk itu,
diperlukan berbagai bentuk bantuan yang akan mempermudah komunitas
dalam menjangkau sumber eksternal tersebut.
4. Adanya partisipasi menyeluruh, ditandai dengan adanya pemberian kesempatan
kepada seluruh golongan dan kelompok komunitas untuk mengambil peran
dalam pembangunan.
5. Adanya pendekatan yang terorganisasi dan komprehensif sebagai usaha untuk
melibatkan seluruh komunitas.
6. Adanya penyelesaian atau pelaksanaan tugas yang demokratis dan rasional.
Comdev dapat dipahami secara luas maupun sempit. Menurut Taliziduhu
dalam Hasim
dan Remiswal (2009), pengertian luas comdev merupakan
perubahan sosial berencana, dimana sasarannya adalah perbaikan dan peningkatan
bidang ekonomi, teknologi dan bahkan sosial dan politik. Pengertian yang sempit,
comdev diartikan sebagai perubahan berencana di lokalisasi tertentu, seperti
kampung, desa dan kota. Comdev
dikaitkan dengan berbagai kegiatan atau
program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan
pengurusan kepentingan lokalisasi atau komunitas setempat sepanjang mampu
dikelola oleh komunitas itu sendiri.
Comdev merupakan salah satu metode pekerjaan sosial yang bekerja dengan
komunitas dan melibatkan partisipasi aktif dari komunitas, terutama komunitas
lokal dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah-masalah yang
18
dihadapi dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia di dalamnya. Sejalan
dengan itu comdev juga merupakan strategi untuk mencapai keadaan, dimana
terjadi peningkatan keberdayaan dan mutu kehidupan (Suharto dalam Hasim dan
Remiswal, 2009).
Strategi comdev menurut Suharto dalam Hasim dan Remiswal (2009)
mampu menjalankan lima (5) fungsi pemberdayaan berikut :
1. Pemungkin (enabling), adalah menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan segenap potensi komunitas berkembang secara optimal.
Proses comdevt harus mampu membebaskan penduduk dari sekat-sekat
struktural dan struktural yang menghambat.
2. Pemberdayaan
(empowering),
adalah
memperkuat
pengetahuan
dan
kemampuan komunitas dalam memecahkan masalah, serta memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
3. Perlindungan (protecting), adalah melindungi komunitas dari ketertindasan
dan persaingan yang tidak sehat. Artinya pemberdayan yang dilakukan
diarahkan pada penghapusan diskriminasi dan dominasi yang merugikan
komunitas.
4. Penyokong (supporting), adalah upaya memberikan bimbingan dan bantuan
agar komunitas mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.
Comdev sebagai upaya pemberdayaan harus mampu menyokong komunitas
agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
5. Pemeliharaan (fostering), adalah memelihara kondisi kondusif agar terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam
komunitas. Dalam hal ini, usaha yang dilakukan harus mampu menjamin
keserasian, keharmonisan dan keseimbangan yang memungkinkan segenap
komunitas memperoleh kesempatan yang sama.
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
Faktor internal yang mempengaruhi efektivitas komunikasi adalah
karakteristik personal atau karakteristik individu, karakteristik demografi dan
karakteristik psikografi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
19
efektivitas komunikasi adalah gangguan komunikasi. Sebagaimana dikemukakan
oleh Gibson dan Ivancevich (1997) terdapat sejumlah hambatan komunikasi yang
menyebabkan komunikasi tidak efektif, diantaranya perbedaan frame of
references dan frame of experiences di antara komunikator dan komunikan,
informasi yang terlalu banyak (overload information), stereotype, perbedaan
status, bahasa kelompok, gangguan, perbedaan persepsi dan faktor bahasa.
Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah-peubah
yang penting dalam mengkaji masyarakat lokal diantaranya adalah peubah
karakteristik individu. Dijelaskan bahwa karakteristik anggota masyarakat,
kelompok pada dasarnya merupakan karakteristik individu. Karakteristik individu
meliputi; umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologis.
Anwar (1982) dalam disertasinya menyatakan bahwa karakteristik
individu yang patut diperhatikan adalah : umur, pendidikan formal, luas garapan,
sikap terhadap inovasi, dan tingkat pengetahuan. Kotler (1980) menyebutkan
karakteristik demografi, meliputi umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
pendidikan, agama, ras, tingkat sosial dan kebangsaan. Penelitian Ichwanudin
(1998) mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi, seperti umur, Pendidikan
formal, pendidikan non formal dan tingkat pendapatan berhubungan erat dengan
perilaku komunikasi. Soekartawi (2005), kecepatan adopsi inovasi ditentukan oleh
faktor internal petani dan faktor eksternal yang terkait dengan kegiatan usaha tani,
dimana teknologi tersebut digunakan. Karakteristik individu petani adalah, ciriciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang ditampilkan melalui pola
pikir, sikap dan tindakan terhadap lingkungan hidupnya berdasarkan karakteristik
internal petani sebagai adopter.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran
Posdaya merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan melalui
pemberdayaan dan peningkatan mutu SDM. Program Posdaya adalah salah satu
bentuk pengabdian IPB terhadap masyarakat sekitar yang tertuang dalam
Tridarma PT. Untuk itu Pusat Pemberdayaan Sumber daya Manusia (P2SDM)
LPPM
bekerjasama
dengan
Yayasan
Damandiri
membangun
dan
mengembangkan Posdaya di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan,
baik di tingkat desa, dusun, atau RW. Posdaya merupakan forum informasi,
pendidikan dan pemberdayaan, serta penyegaran partisipasi masyarakat secara
mandiri. Posdaya merupakan program-program yang mendukung penyegaran
hidup gotong royong, mampu memberikan tambahan bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilanserta mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi keluarga. Fungsifungsi keluarga tersebut adalah fungsi agama, fungsi cinta kasih, fungsi
perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi sosial
budaya, fungsi ekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan (Suyono dan
Haryanto, 2009).
Sasaran akhir Posdaya adalah membentuk manusia-manusia yang bermutu
dan sejahtera. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung tombak untuk
memperbaiki pendidikan,
kesehatan dan ekonomi masyarakat dengan pilar
keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya. Posdaya mewadahi
kegiatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan inti
kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Komunikasi merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian programprogram yang diselenggarakan khususnya Posdaya. Peran komunikasi sangat
penting, hal ini dapat dilihat dari efektivitas komunikasinya dimana kemampuan
SDM sebagai pelaksana dan penerima program-program, serta metode
komunikasi yang digunakan. Posdaya diterapkan dengan dilakukan sosialisasi
terlebih dahulu pada masyarakat. Komunikasi merupakan alat utama untuk
menyampaikan kegiatan-kegiatan dalam Posdaya. Komunikasi dikatakan efektif
apabila pesan yang dimaksud oleh pengirim (sumber) menghasilkan kesamaan
22
makna yang ditangkap oleh penerima. Keefektivan komunikasi dapat melihat
sejauhmana tingkat keberdayaan masyarakat pada program Posdaya.
Komunikator yang efektif dalam menyampaikan suatu program harus
mempertimbangkan tiga hal, pertama pengurus harus mempunyai pengetahuan
yang memadai, baik tentang metode Posdaya sebagai pesan maupun masyarakat
sebagai penerima pesan (sasaran), kedua pengurus Posdaya harus mampu
mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, metode Posdaya, dan
masyarakat, terakhir pengurus Posdaya perlu memiliki berbagai keterampilan
berkomunikasi, seperti berbicara antar personal, berbicara di depan publik,
menulis, memperagakan, maupun keterampilan lainnya.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka peubah-peubah diteliti
untuk menjelaskan efektivitas komunikasi pada program Posdaya adalah metode
komunikasi, media yang digunakan, kredibilitas SDM, kesesuaian materi, dan
sarana prasarana. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang dimaksud
oleh pengirim (sumber) menghasilkan kesamaan makna dengan yang ditangkap
oleh penerima. Efektivitas komunikasi dalam penelitian ini diukur dengan
indikator tingkat kemandirian masyarakat dari segi kognitif, afektif dan konatif.
Kerangka alur pikir mengenai penelitian efektivitas komunikasi dapat dilihat pada
Gambar 1.
23
Faktor Internal (X1)
• Umur
• Pendidikan
formal
• Pendidikan
nonformal
• Usaha/
pekerjaan
• Pendapatan
keluarga
• Kosmopolitan
Proses Sosialisasi (Y1)
• Metode komunikasi
• Media yang digunakan
• Kredibilitas SDM
• Kesesuaian materi
pemberdayaan
• Sarana dan prasarana
Faktor Eksternal
(X2)
• Bidang kesehatan
• Bidang Pendidikan
• Bidang ekonomi
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Efektivitas
Komunikasi (Y2)
• Kognitif
• Afektif
• Konatif
24
Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, dibuat hipotesis berikut:
H1
: Terdapat hubungan nyata antara faktor internal dengan proses sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
H2
: Terdapat hubungan nyata antara faktor eksternal dengan proses sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
H3
: Terdapat hubungan nyata antara proses sosialisasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB dengan efektivitas komunikasi.
25
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota
Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif
dalam menjalankan program Posdaya secara konsisten. Penelitian dilakukan
selama empat bulan, mulai Bulan Februari sampai dengan Mei 2010.
Desain Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat
explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan
menjelaskan hubungan antar peubah-peubah melalui pengujian hipotesa
(Singarimbun dan Effendi 1989). Penelitian ini berisikan uraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Metode penelitian survei merupakan metode pelaksanaan penelitian suatu
informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang
memiliki ciri-ciri yang akan diduga. Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
masyarakat yang aktif dalam Posdaya di desa binaan Desa Pasirmulya RW 02
yang secara keseluruhan jumlah kepala keluarga (KK) adalah 205 KK.
Contoh adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif
untuk mewakili populasi yang ada. Penentuan contoh dilakukan secara sample
random sampling (acak sederhana). Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak
68 KK. Penetapan jumlah responden, menurut Slovin dalam Sevilla et al., (1993)
adalah;
Keterangan :
n = jumlah contoh
N = jumlah populasi
d2 = presisi
26
Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan
primer. Data sekunder diperoleh dari P2SDM, kantor desa dan kantor kelurahan.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan masyarakat yang dipandu
dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian ini. Daftar pertanyaan yang
dituangkan ke dalam kuesioner (Lampiran 1) disusun berdasarkan peubah-peubah
yang diteliti. Data primer dikelompokkan ke dalam empat kelompok pertanyaan
meliputi (1) faktor internal responden, (2) faktor eksternal, (3) sosialisasi Posdaya,
dan (4) efektivitas komunikasi.
Definisi Operasional
Untuk memudahkan pengumpulan dan pengolahan maka dibuat definisi
operasional. Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam
mengukur suatu peubah atau memanipulasinya (Kerlinger, 2004). Menurut
Kerlinger, definisi operasional meletakkan arti dalam suatu konstruk atau peubah
dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu
untuk mengukur konstruk itu.
Beberapa peubah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan
menggunakan definisi berupa :
1.
Faktor internal meliputi karakteristik responden berikut :
a. Umur adalah usia responden sampai dengan dilakukan penelitian ini yang
diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahun terdekat
dengan kategori muda, dewasa dan tua.
b. Pendidikan formal, yaitu tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah
dicapai responden yang dikategorikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA), Diploma, Sarjana dan Pascasarjana.
c. Pendidikan non formal adalah pendidikan melalui pelatihan/penataran
yang pernah diikuti responden yang dihitung dalam hari, yang diukur dari
akumulasi frekuensi.
27
d. Usaha adalah jenis pekerjaan responden yang dikategorikan petani,
peternak, buruh, pedagang, karyawan, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan pensiunan.
e. Pendapatan keluarga adalah banyaknya nilai rupiah yang dikeluarkan
oleh keluarga responden selama satu (1) bulan terakhir.
f. Tingkat kekosmopolitan adalah aktivitas anggota dalam mencari
informasi program Posdaya ke luar sistem sosialnya.
2.
Faktor eksternal adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pada
bidang-bidang program Posdaya, meliputi :
a. Bidang kesehatan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan
kesehatan Posdaya.
b. Bidang pendidikan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan
pendidikan Posdaya.
c. Bidang ekonomi adalah media yang dijadikan sarana kegiatan ekonomi
Posdaya.
3.
Sosialisasi Posdaya meliputi :
a. Metode komunikasi, yaitu cara komunikator melakukan pendekatan
kepada komunikan apakah secara langsung atau tidak langsung. Metode
komunikasi secara langsung ini dilakukan dengan berbagai macam teknik
komunikasi,
apakah
menggunakan
teknik
ceramah,
simulasi,
menggunakan media massa (cetak atau elektronik), menggunakan
media/alat OHT (overhead transparancy) dan LCD (liquid crystal
display).
b. Media yang digunakan adalah perilaku komunikasi responden dalam
meningkatkan pengetahuannya terhadap program Posdaya dengan
menggunakan media massa cetak dan media massa elektronik.
c. Kredibilitas SDM pelaksana, yaitu kemampuan fasilitator dalam
melakukan pendekatan kepada masyarakat menyosialisasikan Posdaya,
yang
dilihat
dari
kemampuan
berkomunikasi
dan
kemampuan
menggunakan media, serta frekuensi bertemu dengan masyarakat.
d. Kesesuaian materi pemberdayaan, yaitu materi pelatihan yang diperlukan
yang dibutuhkan dalam program-program Posdaya.
28
e. Sarana dan prasarana yaitu segala sesuatu yang mendukung dalam
mensosialisasikan dan dalam menjalankan program Posdaya.
4.
Tingkat efektivitas komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri
responden setelah menjadi anggota Posdaya, yang merupakan tingkat
kemandirian individu yang mencakup perubahan kognitif, afektif dan
konatif
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi
Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba kuesioner terhadap
anggota Posdaya yaitu yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan anggota yang
jadi responden penelitian. Dalam uji coba tersebut digunakan 10 responden.
Uji validitas dilakukan terhadap validitas isi, mengingat isi yang
dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan pertanyaan harus memiliki kesetaraan.
Kuesioner
diupayakan
validitasnya
dengan
pendekatan
rasional,
yaitu
mempertimbangkan kondisi lapang dan obyek penelitian, serta ditunjang dengan
pengalaman empiris sebelumnya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan terhadap
total skor pertanyaan.
Data hasil penelitian diolah dengan statistik deskriptif dan selanjutnya
dianalisis
dengan
analisis
statistic
inferensial,
berupa
teknik
korelasi
menggunakan prosedur Tau Kendall untuk melihat hubungan antara variabel X1
(faktor internal), X2 (faktor eksternal), Y1 (proses sosialisasi) dan Y2 (efektivitas
komunikasi). Rumus uji Tau Kendall menurut Agresti dan Finaly (1999) :
Keterangan :
= nilai korelasi
K = konkordan
D = diskordan
n = banyaknya pasangan data
Tx= banyaknya pasangan seri pada peubah X
Ty= banyaknya pasangan seri pada peubah Y
29
Validitas atau ketepatan adalah tingkat kepercayaan kemampuan
instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang
hendak diungkap. Pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.
Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang
disebut sebagai validitas konstruk (construct validity). Berdasarkan definisi
validitas ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur
suatu hal, dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner
tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi.
Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh
korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah
dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak
valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product correlation,
Pearson) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering
disebut sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan adalah :
Dengan:
r i = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor
x ij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i
x i = rata-rata skor butir pertanyaan i
t j = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j
t
= rata-rata total skor
Analisis korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok
skor tersebut. Koefisien korelasi ini menunjukkan koefisien konsistensi internal
(coeficient of internal consistency) dari alat ukur. Koefisien korelasi yang tinggi
menunjukkan konsistensi internal item-item di alat ukur. Ukuran koefisien
konsistensi internal ini salah satunya dapat diukur dengan menggunakan koefisien
alpha Cronbach. Formula untuk menghitung koefisien alpha dari Cronbach
adalah :
30
Dengan:
Α = koefisien alpha dari Cronbach
k = banyaknya butir pertanyaan
S i 2 = ragam skor butir pertanyaan ke-i
S T 2 = ragam skor total
Instrumen yang digunakan di dalam pengambilan data ini, dilakukan uji
validitas dan realibilitas terlebih dahulu dengan melakukan uji coba di lokasi
penelitaian yang sama. Uji ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa instrumen
(kuesioner) ini terandal (reliable) dan layak digunakan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji coba terhadap instrumen yang digunakan dengan
menggunakan SPSS 16, diperoleh hasil bahwa sebagian besar item instrument
valid karena memiliki nilai total corrected item lebih besar dari r tabel (0,632). Nilai
total corrected item untuk semua item pertanyaan selengkapnya pada lampiran 2.
Instrumen yang memiliki nilai validitas yang rendah dilakukan perbaikan terhadap
redaksional dan isi dari instrumen tersebut. Uji reliabilitas terhadap intsrument
yang digunakan menunjukkan bahwa semua item instrumen memiliki koefisien
alpha dari Cronbach yang tinggi. Dari hasil analisis terhadap instrumen ini, dapat
dikatakan bahwa kuesioner ini reliable atau layak untuk digunakan dalam
penelitian. Hasil analisis selengkapnya tersaji pada Tabel 1.
31
Tabel 1 Koefisien Cronbach alpha hasil uji coba kuesioner
Peubah Penelitian
Faktor Eksternal Bidang kesehatan
Faktor Eksternal Bidang ekonomi
Faktor Eksternal Bidang Pendidikan
Metode komunikasi
Media yang digunakan
Kredibilitas SDM
Kesesuaian materi pemberdayaan
Sarana dan prasarana
Kognitif
Afektif
Konatif
Koefisien Cronbach
alpha
0,912
0,983
0,900
0,757
0,952
0,939
0,870
0,806
0,857
0,859
0,851
32
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Geografis Kelurahan Pasir Mulya
Kelurahan Pasir Mulya berada di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini berbatasan dengan sebelah Utara dengan
Kelurahan Pasir Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ciomas
Rahayu, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu, dan sebelah
Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Kuda. Kelurahan Pasir Mulya letaknya
sangat strategik, sehingga aksesbilitas baik transportasi dan komunikasi sangat
mendukung.
Secara geografis Kelurahan Pasir Mulya terletak enam (6) kilometer dari
Ibu Kota Bogor dengan ditempuh sekitar 30 menit. Berdasarkan data monografi
Kelurahan (2008), Kelurahan Pasir Mulya memiliki topografi berupa dataran
rendah, curah hujan berkisar antara 4.000 mm – 4.500 mm/tahun dan suhu udara
rataan 28o -31 . Tingkat kemiringan tanahnya adalah 18 dengan struktur tanah
hitam. Luas wilayah kelurahan Pasir Mulya secara keseluruhan adalah 235,04 ha
yang terbagi dalam beberapa fungsi. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan di Kelurahan Pasirmulya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Penggunaan Lahan
Pemukiman
Jalan
Kuburan
Jalur hijau
Perkantoran
Bangunan umum
Pertokoan
Tanah wakaf
Total
Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
Luas (ha)
39,00
194,00
0,34
0,60
0,07
0,29
0,40
0,34
235,04
Persentase (%)
16,60
82,54
0,14
0,26
0,03
0,12
0,17
0,14
100,00
Penggunaan lahan sebagian besar untuk penggunaan jalan, yaitu 82,5%.
Hal ini untuk membantu akses transportasi masyarakat, sehingga memudahkan
dalam kegiatan ekonomi. Penduduk Kelurahan Pasir Mulya menurut data
monografi kelurahan pada tahun 2009 tercatat berjumlah 4.766 jiwa, terdiri dari
2.433 jiwa laki-laki dan 2.333 jiwa perempuan dan terdiri dari 1.226 KK,
34
sedangkan jumlah penduduk RW 02 terdiri dari tiga RT. Jumlah penduduk RW 02
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah penduduk dan kepala keluarga RW 02 Kelurahan Pasir Mulya
Tahun 2009
No
RT
Laki-laki
Orang
%
1
01
79
18,2
2
02
160
37,0
3
03
194
44,8
Total
433
100
Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
Jumlah Penduduk
Perempuan
Jumlah
Orang
%
Orang
%
70
17,1
149
17,7
144
35,1
304
36,0
196
47,8
390
46,3
410
100
843
100
Kepala
Keluarga
(KK)
37
68
100
205
Banyaknya jumlah penduduk merupakan salah satu ciri perkotaan.
Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk RW 02 yang merupakan bagian dari
Kelurahan Pasir Mulya berjumlah 843 jiwa yang teridri dari 51,4% jiwa laki-laki
dan 48,6% jiwa perempuan dan terdiri dari 205 KK.
Berdasarkan tipologi wilayah, masyarakat Kelurahan Pasir Mulya adalah
masyarakat perkotaan yang umumnya ditandai dengan mulai memudarnya nilainilai kebersamaan di antara warga masyarakat, terutama apabila struktur daerah
asal para warga adalah masyarakat pendatang. Namun demikian, masyarakat
Kelurahan Pasir Mulya masih memiliki potensi untuk berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan pembangunan, terutama program pembangunan yang langsung
menyentuh pada persoalan hidup, yaitu program-program yang berkaitan dengan
pengentasan kemiskinan.
Profil Posdaya Bina Sejahtera
Pembentukkan Posdaya di Kelurahan Pasir Mulya diawali dengan
serangkaian
penelitian
untuk
menjajagi
potensi,
peluang
dan
kendala
pembentukkan Posdaya dari berbagai sumber data, yaitu aparat desa, tokoh
masyarakat baik formal maupun nonformal, kepala sekolah, komite sekolah
sebagai focal point pengembangan Posdaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil
berikut :
35
1.
Kelurahan Pasir Mulya sebagai tipologi kelurahan di perkotaan menilai
kehadiran Posdaya sangat diperlukan meskipun, kelompok masyarakat miskin
(GAKIN) sebagai sasaran utama Posdaya di kelurahan tersebut relatif sedikit.
2.
Wadah utama Posdaya dapat memanfaatkan lembaga yang sudah ada,
misalnya Posyandu, karena Posyandu sudah lama dikenal masyarakat.
3.
Pembentukan Posdaya dapat dibentuk, karena sejalan dengan misi
pembangunan
Kelurahan
Pasir
Mulya,
yaitu
meningkatkan
indeks
pembangunan manusia (IPM).
4.
Konsep keswadayaan yang menjadi ciri Posdaya sejalan dengan pola pikir
Lurah Pasir Mulya yang lebih memilih kemandirian dan keswadayaan dalam
menjalankan program-program pembangunan.
5.
SMA Rimba Madya sangat mendukung keberadaan Posdaya di kelurahan
Pasir Mulya, karena Posdaya bisa menjembatani keterkaitan lembaga
pendidikan SLTA dengan masyarakat. Posdaya dapat dijadikan laboratorium
sosial untuk siswa untuk mempraktekkan ilmu sosiologi, demografi,
kebudayaan masyarakat, kelembagaan sosial, ekonomi dan komunikasi.
Posdaya sebagai wadah kebersamaan masyarakat yang menggerakkan
segenap potensi keswadayaan masyarakat dapat memberikan solusi persoalan
masyarakat di Kelurahan Pasir Mulya. Kelurahan Pasir Mulya, khususnya RW 02
yang terpilih menjadi Posdaya binaan P2SDM-LPPM bersama Yayasan
Damandiri pada Tanggal 1 Mei 2007. Posdaya
di Kelurahan Pasir Mulya
diprioritaskan dilaksanakan di RW 02 karena RW ini memiliki jumlah keluarga
miskin yang lebih besar, jika dibandingkan dengan RW-RW lain. RW 02, belum
memiliki bangunan permanen sebagai pusat kegiatan masyarakat, termasuk
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Kriteria yang digunakan Posdaya dalam menyatakan kemiskinan adalah
pendapatan yang diperoleh tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya
sehari-hari, bekerja serabutan/kuli panggul, lantai rumah dari tanah, pekerjaan
tidak tentu, luas rumah tidak layak/kebutuhan minimal (8 m2/kepala), tidak
mempunyai aset ekonomis, tidak bisa menyekolahkan anaknya dan rumah semi
permanen. Adapun kondisi warga RW 02 dengan melihat kriteria dari program
Posdaya adalah kebanyakan bekerja di sektor informal, bahkan ada yang tidak
36
bekerja dan tidak mempunyai aset ekonomi. Akses pendidikan yang kurang dan
luas rumah yang minimal (8 m2/kepala).
Selain kriteria kemiskinan yang digunakan Posdaya dalam menentukan
wilayah melaksanakan program Posdaya, juga memiliki kriteria lain seperti
masyarakat yang menjadi sasaran merespons dan menerima program tersebut.
Pada tanggal 8 Mei 2007 P2SDM-LPPM IPB bersama Yayasan Damandiri
menyelenggarakan lokakarya mini yang bertujuan untuk sosialisasi program
kepada masyarakat luas. Lokakarya tersebut dihadiri para pejabat P2SDM-IPB
dan Yayasan Damandiri, serta para masyarakat Kelurahan Pasir Mulya.
Masyarakat yang datang mulai dari kepala Kelurahan Pasir Mulya, para tokoh
masyarakat, tokoh agama, serta warga Kelurahan Pasir Mulya. Lokakarya
menghasilkan dua keputusan, yaitu :
1.
Terpilihnya Kelurahan Pasir Mulya sebagai Posdaya percontohan binaan
P2SDM-LPPM IPB dengan Yayasan Damandiri.
2.
Terbentuknya tim kerja kepengurusan Posdaya dengan nama Posdaya Bina
sejahtera.
Tanggal 27 Mei 2007 dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Kelurahan
Pasir Mulya dengan No. 147/08-PM dikukuhkan secara de facto sebagai
Kelurahan yang menyelenggarakan program Posdaya. Surat keputusan tersebut
berisikan mengenai tim-tim kerja Posdaya Bina Sejahtera. Pada surat keputusan
menetapkan Ketua Posdaya Bina Sejahtera dengan beberapa pengurus lainnya
ditunjuk dari kelurahan setempat.
Pada awal penyelenggaraan Posdaya Bina Sejahtera, tim kerja sangat sulit
menjalankan tugas-tugasnya, karena para pengurus Posdaya Bina Sejahtera adalah
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat setempat dan selain itu para
pengurus sulit menentukan waktu untuk menjalankan tugasnya. Melihat kondisi
seperti itu, maka ketua Posdaya melakukan perombakan dalam kepengurusan
Posdaya. Perombakan tersebut mendapat persetujuan dari kelurahan, maka
tanggal 1 Maret 2008 diselenggarakan rapat khusus pembentukkan kelompok
kerja (pokja) untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
Posdaya Bina Sejahtera. Kepengurusan Posdaya Bina Sejahtera telah dibentuk
dalam rapat tersebut dan berasal dari masyarakat setempat. Warga yang hadir
37
dalam rapat pembentukkan pengurus adalah para kader dan anggota penggerak
Program Kesejahteraan Keluarga (PKK), tokoh masyarakat, serta beberapa tokoh
pemuda.
Posdaya merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dengan prinsip
dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep bidang kegiatan pada program Posdaya
yaitu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan program pemberdayaan yang
sudah ada dalam masyarakat yang sudah ditinggalkan, menjalin kegiatan-kegiatan
yang telah ada dengan meningkatkan mutu dan kuantitasnya, serta menumbuhkan
kegiatan-kegiatan yang belum ada di masyarakat. Beberapa program yang
dicanangkan pada Posadaya Bina Sejahtera adalah :
1.
Bidang pendidikan. Kejar paket untuk yang Drop Out (DO), perpustakaan
warga, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pengembangan Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Taman Pengajaran/pengajian Anak (TPA)/Taman Kanakkanak (TK) dan pelatihan pengurusan jenasah.
2.
Bidang kesehatan. Peningkatan pelayanan Posyandu dan Pos Bimbingan
Terpadu Lanjut Usia (Posbindu lansia), penyuluhan kesehatan reproduksi
remaja dan narkoba.
3.
Bidang ekonomi. Pengolahan limbah keluarga, Lembaga Keuangan Mikro
(LKM), pelatihan budidaya ikan hias, pelatihan budidaya tanaman hias,
pengolahan makanan ringan, home industry (sepatu, sandal dan kerajinan
tangan), budidaya pepaya arum IPB dan konveksi.
Kegiatan bidang kesehatan yang berjalan di Posdaya Bina Sejahtera adalah
Posyandu dan Posbindu Lansia. Pelaksanaan pelayanan Balita diselenggarakan
satu bulan sekali setiap tanggal lima awal bulan. Pelayanan Posyandu ditujukan
untuk bayi berumur lima tahun ke bawah dan sampai saat ini Balita yang dapat
dilayani setiap bulannya kurang lebih 54 Balita. Pelaksanaan pelayanan mendapat
bimbingan dan pendampingan khusus dari Bidan Puskesmas Pasirmulya. Jenis
pelayanan antara lain pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan,
vaksinasi, pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan ibu hamil.
Pembentukan Posbindu lansia dilatarbelakangi belum adanya suatu
kegiatan yang khusus menangani pemeriksaan kesehatan khususnya masyarakat
yang berusia lanjut di RW 2 Kelurahan Pasir Mulya. Posbindu lansia dibentuk
38
dengan tujuan untuk membantu para lansia memeriksa kesehatan secara berkala
tiap bulan. Pelayanan Posbindu lansia dilaksanakan secara rutin satu bulan sekali
setiap hari Sabtu pada Minggu keempat. Sasaran Posbindu lansia adalah warga
masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi warga yang
berusia di bawah umur 45 tahun untuk memeriksakan kesehatannya. Pelaksanaan
pemeriksaan kepada pasien, para kader dibimbing dan didampingi oleh Bidan dari
Puskesmas Pasirmulya. Jumlah warga yang dapat dilayani setiap bulannya
rataannya 40 orang. Pelayanan kesehatan kepada pasien dipungut biaya Rp 2.000,sebagai penggantian biaya pengadaan obat dan kartu KMS. Jenis pelayanan yang
dilakukan adalah penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan
tekanan dara, pemeriksaan asam urat dan pemberian obat.
Kegiatan bidang pendidikan PAUD Posdaya Bina Sejahtera diberi nama
PAUD Bina Mentari. Pada awal pelaksanaannya PAUD diselenggarakan selama
empat hari mulai hari Selasa sampai dengan Jum’at dan jam pelajaran dimulai
sejak pukul 08.00- 10.00. Tempat belajar dan mengajar anak di ruangan Posyandu
yang pada pelaksanaan kegiatannya bergiliran dengan kegiatan yang lain. PAUD
Bina Mentari dapat dikatakan salah satu PAUD yang terbaik di Kota Bogor dan
dijadikan contoh untuk PAUD lainnya karena pengelolaannya yang baik dan
mempunyai jumlah murid yang cukup banyak. Pada awal penyelenggaraan
PAUD, murud-murid tidak dipungut biaya sama sekali, sehingga dapat belajar
secara gratis. Pendanaan kegiatan biasanya hanya dari infaq atau sumbangan dari
orang tua murid.
Kegiatan pada bidang ekonomi meliputi lembaga keuangan mikro Posdaya
(LKM-P) dan pemberdayaan lingkungan hidup Posdaya yang dilakukan melalui
usahatani ramah lingkungan. LKM-P merupakan salah satu lembaga keuangan
yang modalnya berasal dari warga RW 2, baik dari anggota masyarakat dan para
tokoh masyarakat. Pada awal beroperasinya saldo LKM-P, Rp 91.000,-,
selanjutnya ada bantuan dari Yayasan Damandiri melalui P2SDM IPB Rp
800.000,-, ditambah bantuan modal pengurus P2SDM IPB Rp 300.000,-. Bentukbentuk simpanan yang dikembangkan melalui LKM-P yaitu simpanan pokok
minimal Rp 10.000,- /tahun dapat dicicil selama 10 bulan, simpanan wajib Rp
1.000,-/bulan bagi anggota, simpanan sukarela dan simpanan khusus. Simpanan
39
sukarela adalah simpanan sesuai dengan kemampuan dan tujuan anggota sendiri,
besar dan waktu menyimpannya tidak ditentukan. Simpanan khusus ditujukan
untuk tujuan tertentu misalnya tabungan hari raya, biaya sekolah, untuk membeli
hewan kurban, dan lain-lain.
Simpanan pokok dan wajib tidak boleh diambil selama masih menjadi
anggota, kecuali anggota yang bersangkutan mengajukan keluar dari LKM-P,
sedangkan simpanan sukarela dan khusus dapat diambil kapan saja dengan catatan
anggota membuat permohonan pengambilan satu hari sebelumnya. Pemberdayaan
melalui
usahatani
sasaran
utamanya
adalah
pemeliharaan,
penyegaran,
pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar rumah dan lingkungan desa.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar setiap keluarga dapat memelihara,
mengembangkan dan memanfaatkan halaman atau tanah kosong dengan menanam
tanaman yang berguna untuk memelihara kelestarian alam, merawat lingkungan
dan memperbesar manfaat untuk peningkatkan gizi atau pendapatan keluarga.
Faktor Internal Peserta Posdaya
Faktor internal masyarakat dalam penelitian ini adalah (1)
umur, (2)
pendidikan formal, (3) pendidikan nonformal, (4) usaha/pekerjaan, (5) pendapatan
keluarga dan (6) kekosmopolitan. Pengkategorian responden dari masing-masing
indikator dilakukan dengan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan
faktor internal dan eksternal responden.
Umur peserta Posdaya Bina Sejahtera berkisar 20-49 tahun, sebagian
besar (38,2%) berada pada kategori tua yaitu berusia lebih dari 40 tahun. Apabila
dibandingkan antar program, secara umum peserta Posdaya pada program
kesehatan lebih berusia tua dibandingkan peserta pada program ekonomi apalagi
dibandingkan program pendidikan lebih dari setengah (58,4%) peserta pada
program kesehataan adalah tergolong berusia tua dengan kisaran lebih dari 40
tahun. Deskripsi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 3.
40
Tabel 3. Deskripsi faktor internal peserta Posdaya
Faktor
Internal
Kategori
Umur
Muda
Dewasa
Tua
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
33,3
8,3
58,4
58,3
37,5
4,2
83,3
16,7
0,0
59,1
22,7
18,2
40,9
40,9
18,2
86,4
9,1
4,5
4,5
59,1
36,4
45,5
45,5
9,0
86,4
13,6
0,0
Rataan
peserta
(%)
32,4
29,4
38,2
48,5
41,2
10,3
85,3
13,2
1,5
PNS
Wiraswa
sta
Buruh
Ibu
rumah
Tangga
Pedagan
g
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
0,0
0,0
0,0
0,0
4,5
27,3
1,5
8,8
16,7
66,7
0,0
100,0
0,0
0,0
5,9
55,9
16,6
0,0
68,2
27,9
25,0
62,5
12,5
79,2
12,5
8,3
18,2
63,6
18,2
27,3
68,2
4,5
18,2
72,7
9,1
4,5
72,8
22,7
20,6
66,2
13,2
38,2
50,0
11,8
Pendi
dikan
Formal
Pendi
dikan
non
formal
Usaha
Jumlah
Penda
Patan
Tingkat
Kosmo
politan
Persentase (%) peserta menurut program
Kesehatan Pendidikan
Ekonomi
Kisaran umur mayoritas peserta yang aktif dalam Posdaya pada program
kesehatan Posbindu pada kategori lansia. Sasaran utama Poswindu lansia adalah
warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi
warga yang usianya di bawah umur 45 tahun.
Peserta program pendidikan diutamakan adalah keluarga yang memiliki
Balita oleh karena itu usia peserta program ini relatif muda yaitu sebanyak 59,1%
dengan kisaran berkisar 20-30 tahun. Peserta program ini mayoritas keluarga
muda yang memiliki Balita yang disekolahkan di PAUD. Pada program ekonomi
sebanyak 59,1% adalah peserta pada kategori dewasa (30-40 tahun). Umur
tersebut dapat dikatakan umur produktif tenaga kerja. Menurut Robbins (2007),
41
semakin tua tenaga kerja, maka produktivitasnya menurun. Umur yang tergolong
dewasa pada penelitian ini dikatakan dapat berperan serta dalam segala kegiatankegiatan, khususnya pembangunan.
Pendidikan formal merupakan cermin tingkat penguasaan seseorang
terhadap suatu pengetahuan yang penerapannya terlihat pada perilakunya dalam
hidup bermasyarakat. Tingkat pendidikan memiliki peran sangat besar dalam
proses efektivitas komunikasi. Umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan,
maka semakin cepat kemampuan dalam penyesuaian terhadap suatu perubahan.
Berdasarkan Tabel 3, secara umum pendidikan peserta termasuk kategori
rendah (pendidikan jenjang sembilan tahun) 48,5%. Apabila dibandingkan antar
program, pada program pendidikan lebih baik dibanding pada kedua program
lainnya, yaitu 18,2% pesertanya dalam kategori tinggi (SLTA). Peserta program
kesehatan sebagian besar (58,3%) termasuk pada kategori pendidikan rendah,
yaitu pada jenjang pendidikan sembilan tahun (SD sampai SMP). Pada program
pendidikan dan ekonomi masing-masing peserta mayoritas tergolong pada
kategori rendah dan sedang, yaitu 40,9% pada program pendidikan dan 45,5%
pada program ekonomi. Pendidikan peserta kesehatan lebih rendah dibanding
program lainnya dikarenakan mayoritas usianya yang sudah tua dan pendidikan
pada jaman dahulu sangat sulit ditempuh. Secara teoritis tingkat pendidikan
formal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk
berpikir lebih baik dan rasional, memilih alternatif-alternatif dan cepat untuk
menerima dan melaksanakan suatu inovasi (Soekartawi, 2005). Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kuat motivasinya untuk
berpikir rasional dalam menentukan pikiran yang akan diterima dan dilaksanakan,
seperti halnya mengadopsi inovasi.
Pendidikan nonformal sebagian besar peserta termasuk kategori rendah
(85,3%). Pendidikan non formal adalah proses belajar di luar sekolah seperti
kursus, pelatihan, penataran, studi banding, dan sejenisnya. Pada program
kesehatan 83,3%, serta pada program pendidikan dan ekonomi 86,4%. Pada
umumnya yang mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan nonformal di
Posdaya adalah kader-kader pada program Posdaya yang disesuaikan dengan
42
bidangnya. Materi hasil pelatihan atau kursus yang diperoleh baru disampaikan
kepada anggota pada waktu pertemuan rutin.
Pekerjaan sebagian besar peserta pada penelitian adalah ibu rumah tangga
(55,9%). Apabila dibandingkan antar program, sebagian besar pada program
kesehatan (66,7 %) termasuk kategori ibu rumah tangga, begitu pula 100% pada
program pendidikan merupakan ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan sebagian
besar peserta adalah anggota yang memiliki bayi dan Balita, sehingga peserta
menjadi anggota Posyandu dan anak yang sekolah di PAUD. Hampir di setiap
Posdaya terselenggara program PAUD dan Posyandu. Sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang sadar perlunya pendidikan anak usia dini, maka masyarakat
sangat antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya, sedangkan pada program
ekonomi sebagian besar termasuk kategori pedagang (68,2%).
Pendapatan berkaitan dengan sejumlah penghasilan berupa uang, baik
penerimaan rutin (tetap) dan penerimaan tidak tetap yang berasal dari suami dan
istri setiap bulan. Hasil penelitian pada semua program Posdaya tergolong
kategori sedang (66,2%), yaitu Rp.650.000,00 -1.500.00,00. Apabila dilihat antar
program, persentase pada program kesehatan adalah 62,5%, program pendidikan
63,6%, dan ekonomi 72,7%.
Standar Upah Minimum Regional (UMR)
Kabupaten maupun Kota Bogor adalah sebesar Rp. 873.231,- per bulan atau Rp.
29.108,- per hari. Ukuran UMR tersebut berdasarkan standar hidup. Dalam hal ini
tingkat pendapatan menggambarkan kesejahteraan masyarakat yang dikaitkan
dengan tingkat memenuhi kebutuhan dasar. Namun apabila dilihat dari UMR,
mayoritas peserta masih berpendapatan rendah, karena umumnya berkisar Rp.
750.000,/bulan. Hal ini dapat dikatakan tingkat ekonomi peserta masih rendah.
Tingkat kekosmopolitan, yaitu aktivitas peserta dalam mencari
informasi. Kekosmopolitan merupakan sifat keterbukaan peserta dan frekuensi
untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan programprogram Posdaya. Secara umum tingkat kekosmopolitan peserta program Posdaya
termasuk
kategori
sedang
(50%).
Berdasarkan
hasil
penelitian
tingkat
kekosmopolitan peserta yang termasuk kategori rendah pada program kesehatan
adalah 79,2%. Hal ini dapat dikatakan pada umumnya bahwa peserta dalam
berkunjung atau bepergian untuk mencari informasi masih kurang. Peserta dalam
43
memperoleh informasi cenderung lebih mengandalkan dari sumber-sumber yang
masuk ke lingkungan, terutama dari para kader. Pada program pendidikan (68,2%)
dan ekonomi (72,8%) tergolong kategori sedang. Pada bidang ekonomi, peserta
dalam mencari informasi mengandalkan tokoh masyarakat yang dekat, sehingga
tidak mengeluarkan ongkos dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi
masyarakat diperoleh melalui berbagai pelatihan ekonomi baik yang diadakan di
lingkungan tersebut maupun di luar lingkungan. Umumnya pelatihan yang
diadakan di luar lingkungan hanya diikuti oleh pengurus Posdaya, dimana
nantinya masyarakat memperoleh informasinya dengan bertanya kepada pengurus
yang telah mengikuti pelatihan.
Faktor Eksternal Peserta Posdaya
Peran yang dilakukan oleh Posdaya ada empat, yaitu Pertama, jika pada
suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau
suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka di
tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang
bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud dapat meliputi bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan; Kedua, jika pada wilayah
tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan, tetapi sudah ditinggalkan oleh
masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan
tersebut; Ketiga, jika pada suatu wilayah sudah terdapat kegiatan-kegiatan
pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan untuk meningkatkan
mutu program yang sudah ada, baik kuantitas maupun mutunya; Keempat,
Posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan/kelembagaan masyarakat yang
ada di wilayah tersebut, sehingga dapat berpayung bersama secara keseluruhan
dalam gerakan Posdaya.
Faktor eksternal pada penelitian ini adalah kemudahan memperoleh
pelayanan pada bidang-bidang program Posdaya, yaitu bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan merupakan
hal yang sangat menentukan untuk kelangsungan dan kelanjutan program yang
dijalankan. Secara keseluruhan kemudahan peserta dalam memperoleh pelayanan
pada program Posdaya termasuk kategori cukup mudah (48,5%). Hal ini
44
menunjukkan bahwa peserta tidak terlalu sulit dalam memperoleh pelayanan pada
masing-masing program yang terdapat di Posdaya. Deskripsi faktor eksternal
peserta Posadaya penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Deskripsi faktor eksternal peserta Posdaya
Kategori
Persentase (%) peserta menurut program
Kesehatan
Pendidikan
Ekonomi
Mudah
Cukup mudah
Sulit
Total
16,7
83,3
0,0
100,00
63,6
9,1
27,3
100,00
18,2
50,0
31,8
100,00
Rataan
peserta
(%)
32,4
48,5
19,1
100,00
Berdasarkan hasil penelitian pada program kesehatan (83,3%) dan
ekonomi (50%) tergolong kategori cukup mudah, sedangkan pada program
pendidikan tergolong mudah (63,6%). Program kesehatan yang muncul pada
Posdaya dapat dikategorikan pada dua keadaan, yaitu program lama dan baru.
Program lama adalah program yang sudah ada di wilayah bersangkutan sebelum
hadirnya Posdaya. Perlakuan terhadap program jenis ini adalah menggairahkan
kembali kegiatan yang sudah ada, meningkatkan mutu dan keragaman layanan
yang dapat diakses masyarakat melalui kegiatan tersebut. Program baru adalah
aktivitas layanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat setelah
hadirnya Posdaya yaitu munculnya Posbindu lansia.
Bidang kesehatan yang berjalan pada Posdaya Bina Sejahtera adalah
kegiatan Posyandu Balita “Melati” dan Posbindu Lansia “Bina Sehat.” Tempat
pelayanan Posyandu bertempat di paviliun Majelis Ta’lim RT 02. Warga RW 02,
sehingga warga mempunyai bayi berumur lima tahun ke bawah merasa terbantu
mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan setiap satu bulan sekali,
yaitu setiap tanggal lima awal bulan. Sarana dan prasarana yang menunjang
pelaksanaan Posyandu cukup memadai, di antaranya tempat pelaksanaan
Posyandu, alat timbang badan dan alat pengukur tinggi badan.
Hampir di setiap Posdaya binaan
IPB terselenggara program PAUD.
Segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya PAUD telah terselenggara di
sebagian
besar Posdaya, di antaranya tempat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, meja tulis, peralatan tulis menulis dan buku-buku penunjang tutor
45
sebagai pengajar. Umumnya tempat belajar menggunakan bangunan/ruangan yang
dapat disulap dan diberdayakan sebagai ruangan kelas, yaitu menggunakan
ruangan majlis ta’lim, halaman badminton, beranda rumah, ruang tamu rumah,
garasi mobil, dan juga gudang. Semangat kegotongroyongan masyarakat demi
menyekolahkan anak-anaknya sangat tampak melalui PAUD Posdaya ini. Tidak
ada satupun dari ruang kelas itu yang disewa. Masyarakat dengan sukarela
menawarkan rumah dan bangunan digunakan sebagai tempat belajar PAUD.
Bahkan gurupun adalah tenaga yang sukarela 100% yang berasal dari penduduk
lokal yang berpendidikan setara SLA. Guru lokal melalui binaan dari P2SDM
LPPM IPB mulai menjalankan perannya sebagai tutor PAUD. Namun demikian,
selain memberikan pelatihan dasar penyelenggaraan PAUD, P2SDM IPB terus
berupaya meningkatkan kapasitas guru-guru PAUD melalui pelatihan-pelatihan
yang ada di wilayah binaan yang terkadang diselenggarakan oleh berbagai
lembaga terkait, misalnya Himpaudi, Yayasan, atau Perguruan Tinggi. Tutor
PAUD Posdaya Bina Sejahtera Kota Bogor terpanggil untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi jurusan PAUD untuk memberikan pendidikan yang lebih baik
bagi masyarakatnya melalui PAUD Posdaya.
PAUD diselenggarakan selama tiga hari, yaitu hari Senin, Rabu dan
Jum’at, dengan waktu pelajaran dimulai pukul 08.00-10.00. Tutor yang mengajar
sebanyak dua orang dan telah dilatih program PAUD oleh Diknas Kecamatan
Bogor Barat. Masyarakat merasakan manfaat adanya PAUD , karena yang sekolah
di PAUD umumnya adalah anak keluarga miskin (Gakin) yang sebelumnya tidak
mempunyai akses ke TK. Uang infak di PAUD Bina Sejahtera Rp. 5.000,- per
bulan/jiwa.
Banyak kreativitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha
dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah
Posdaya. Posdaya Bina Sejahtera telah memulai debut usaha melakukan budidaya
jamur sekaligus pengolahan keripik jamur, sirup jus jambu merah, pengembangan
usaha produksi sepatu. Namun kegiatan usaha tersebut terbentur pada masalah
permodalan usaha, sehingga dalam menjalankan usaha dan mengembangkannya
tersendat-sendat.
46
Proses Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya Bina Sejahtera
Posdaya sebagai salah satu program yang mendorong pemberdayaan
masyarakat diharapkan dapat meminimalisir tingkat kemiskinan yang ada di
sebuah wilayah. Agar berhasil, program Posdaya perlu disosialisasikan kepada
masyarakat. Proses sosialisasi pada Posdaya Bina Sejahtera menggunakan
berbagai pendekatan seperti
metode komunikasi, media yang digunakan,
kredibilitas sumber, kesesuaian materi dan sarana prasarana. Dari data terkait
secara keseluruhan proses sosialisasi Posdaya dapat dikatakan cukup efektif
(rataan skor 3,4). Namun apabila dilihat antar program, pada program kesehatan
dan ekonomi termasuk kategori efektif, sehingga dapat dikatakan proses
sosialisasi pada kedua program adalah tepat.
Posdaya
mampu
mendorong
pemberdayaan
masyarakat,
sehingga
masyarakat dapat mengembangkan kreativitasnya, namun masih terkendala
kemiskinan, sehingga masyarakat yang miskin diberdayakan agar tidak menjadi
miskin lagi dan menyangkut Keluarga Berencana (KB) yang erat kaitannya
dengan jumlah angka kelahiran. Adanya undang-undang mengenai kesehatan,
yaitu UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU no. 23 tahun 1992 mengenai investasi
kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang tidak dapat
dipisahkan dan berpengaruh terhadap mutu hidup SDM.
Posdaya sebagai konsep perencanaan dari bawah (Bottom-Up Planning)
adalah sebuah konsep pembangunan yang mengedepankan masyarakat sebagai
pemeran utama dalam proses pembangunan pada setiap tahap mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan, dengan mengutamakan
kemandirian
dan
keswadayaan
masyarakat.
Posdaya
sebagai
wadah
kegotongroyongan di masyarakat dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
dengan misi meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan fokus
utama adalah keluarga miskin (gakin).
Apabila dilihat antar program, proses sosialisasi yang sudah efektif pada
Posdaya terdapat pada program kesehatan dan ekonomi (rataan skor 3,5). Upaya
yang dilakukan pemerintah dalam program penurunan angka kesakitan dan
kematian pada anak bayi dan Balita (bawah lima tahun) adalah pemeliharaan
kesehatan. Sejak terjadinya krisis ekonomi, kegiatan Posyandu ikut menurun.
47
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali dapat
ditingkatkan dan dikembangkan pelayanannya. Saat ini, Posyandu menjadi
program wajib di setiap desa, sehingga kesehatan bayi, Balita dan ibu hamil dapat
terpantau. Oleh karena itu kegiatan Posyandu harus memberikan pelayanan
kesehatan Balita yang menyeluruh dan terpadu. Kegiatan Posyandu harus
didampingi oleh bidan dan tenaga kesehatan, agar dapat terpantau tingkat
kesehatan di Posyandu tersebut.
Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di semua negara
sedang berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian
masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap
manusiawi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya mutu SDM, sehingga
produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. Lingkaran kemiskinan
terus terjadi, karena dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mengakses
sarana pendidikan, kesehatan dan nutrisi secara baik, sehingga menyebabkan mutu
SDM dari aspek intelektual dan fisik rendah, yang akhirnya berakibat pada
rendahnya produktivitas. Kehadiran Posdaya dengan program-programnya dapat
membantu masalah sosial masyarakat, sehingga dapat memperbaiki tingkat
ekonominya dengan berbagai materi pemberdayaan ekonomi yang diberikan
kepada masyarakat. Deskripsi proses sosialisasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Deskripsi proses sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera
Proses sosialisasi
Metode komunikasi
Media komunikasi
Kredibilitas SDM
Materi pelatihan
Sarana dan prasarana
Total rataan skor
Rataan skor peserta menurut program
Kesehatan Pendidikan
Ekonomi
3,5
3,6
3,6
2,9
2,8
3,0
3,4
3,2
3,6
3,5
3,6
3,5
4,0
2,6
3,7
3,5
3,2
3,5
Rataan
peserta
3,6
2,9
3,4
3,5
3,4
3,4
Keterangan : 1-1,4 = tidak efektif, 1,5-2,4 = kurang efektif, 2,5-3,4= cukup efektif, 3,5-4,4 = efektif, 4-4,5= sangat
efektif
Tabel 5 mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, sosialisasi Posdaya
Bina Sejahtera sudah cukup efektif (rataan skor 3,4). Pada program kesehatan dan
ekonomi sudah efektif disosialisasikan, sementara program pendidikan cukup
efektif, hal ini dikarenakan peserta program pendidikan sebagian besar berusia
relatif muda dengan tingkat pendidikan rendah dan sedang dimana para peserta
48
sudah cukup paham dan mengerti arti penting sebuah pendidikan, sehingga
menganggap bahwa sosialisasi tersebut kurang maksimal pemanfaatannya.
Hasil penelitian mengungkapkan hanya dua indikator yang memiliki
peranan efektif terhadap efektivitas komunikasi, yaitu metode komunikasi (rataan
skor 3,6) dan materi pelatihan (rataan skor 3,5). Metode komunikasi merupakan
salah satu cara supaya proses komunikasi berjalan lancar dan efektif, serta
keberhasilannya didukung oleh media yang digunakannya. Dari data yang
diperoleh, metode komunikasi dan materi yang disampaikan pada Posdaya adalah
tepat. Metode komunikasi secara langsung atau tatap muka
lebih mudah
dimengerti, di samping mengemukakan pendapat dapat disampaikan pada saat itu
juga. Materi komunikasi yang disampaikan kader dalam proses sosialisasi sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selain itu materi dapat dipahami, serta
dapat menambah keterampilan masyarakat. Metode komunikasi dengan dibantu
teknik simulasi dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta akan
mempermudah masyarakat untuk lebih memahami pesan-pesan atau informasi
yang disampaikan.
Pada program kesehatan proses sosialisasi yang efektif terdapat pada aspek
metode komunikasi dan materi pelatihan (rataan skor 3,5), serta sarana prasarana
(rataan skor 4,0). Secara umum metode komunikasi yang disampaikan pada
program Posdaya adalah secara langsung, sehingga memudahkan dalam proses
komunikasi, hal ini juga didukung oleh materi atau informasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Pada proses sosialisasi, sarana dan prasana yang
memadai merupakan aspek yang menentukan kelanjutan dari suatu program.
Sarana program kesehatan pada Posdaya sudah memadai atau kategori efektif.
Ketersediaan sarana meliputi peralatan/perlengkapan timbang badan, pengukur
tensi, lokasi/tempat berlangsungnnya pelaksanaan Posyandu maupun Posbindu
dan obat-obatan.
Pada bidang pendidikan, keefektivan sosialisasi yang dinilai sudah sesuai
terdapat pada aspek metode komunikasi dan materi (3,6). Metode maupun materi
yang disampaikan oleh kader dinilai oleh masyarakat sudah sesuai dan dibutuhkan
oleh masyarakat. Adanya materi tentang pendidikan yang disampaikan kader,
masyarakat menjadi paham tentang arti penting pendidikan usia dini bagi anak-
49
anak. Selain itu, materi yang disampaikan cukup sederhana, sehingga mudah
dipahami dan dapat diterima oleh masyarakat.
Proses sosialisasi yang efektif pada bidang ekonomi terdapat pada aspek
metode komunikasi (rataan skor 3,5), kredibilitas SDM (rataan skor 3,6), materi
pelatihan (rataan skor 3,5) dan sarana prasarana (rataan skor 3,7). Kredibilitas
merupakan tingkat kepercayaan terhadap seseorang. Penyuluhan menurut Asngari
(2008) adalah kegiatan mendidik orang dengan tujuan mengubah perilaku klien
sesuai yang direncanakan, yakni menjadi orang modern. Hal ini merupakan usaha
memperdayakan potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri. Peran
pendamping menurut Adi (2003) adalah (1) pemercepat perubahan, (2) perantara,
(3) pendidik, (4) tenaga ahli, (5) perencana sosial dan (6) advocate. Kredibilitas
berhubungan dengan peran pendamping yang memiliki peran baik di mata
masyarakat. Salah satu peran pendamping yang menjadi penilaian masyarakat
adalah berkontribusi dalam memberikan penjelasan mengenai manfaat Posdaya,
khususnya dalam kegiatan lembaga keuangan mikro (LKM) sebagai wadah
keuangan untuk memperoleh pinjaman modal bagi usaha masyarakat. Sarana
prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat
sudah memadai.
Kegiatan yang dilakukan adalah budidaya ikan Lele dan jamur Tiram. Sarana
prasarana untuk kegiatan usahatani ini menggunakan lahan tidur milik salah satu
warga dengan luas lahan 800 m2 dengan berbagai peralatan yang mendukung.
Efektifivas Komunikasi Kegiatan Posdaya Bina Sejahtera
Komunikasi dikatakan efektif, apabila pesan atau informasi yang
disampaikan oleh komunikator dimengerti, diterima dan dimanfaatkan oleh
komunikan, sebaliknya komunikator mengerti dan menerima yang disampaikan
oleh komunikan dalam bentuk umpan balik. Komunikator dapat menerima umpan
balik dari komunikan sangat tergantung pada konteks komunikasi yang
berlangsung. Oleh karena itu, seringkali dikemukakan bahwa komunikasi
dikatakan efektif apabila komunikator dan komunikan memiliki FOR (frame of
references) dan FOE (frame of experiences) yang sama. FOE dan FOR seseorang
sangat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang dimiliki atau kognitif, sikap atau
afekti dan perilaku atau konatif. Pada penelitian ini ketiga faktor tersebut menjadi
50
fokus penelitian untuk mengetahui tingkat efektivitas komunikasi pada program
Posdaya. Deskripsi efektivitas komunikasi program Posdaya dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Deskripsi efektivitas komunikasi kegiatan Posdaya Bina Sejahtera
Efektifitas
komunikasi
Kognitif
Afektif
Konatif
Total rataan skor
Rataan skor peserta menurut program
Kesehatan
Pendidikan
Ekonomi
4,0
4,2
4,5
3,2
4.0
3,3
3,5
3,6
3,5
3,6
3,9
3,8
Rataan
peserta
4,2
3,5
3,5
3,8
Keterangan : 1-1,4 = tidak tinggi, 1,5-2,4 = kurang tinggi, 2,5-3,4 = cukup tinggi, 3,5-4,4 = tinggi, 4,5-5 = sangat
tinggi
Hasil penelitian secara keseluruhan penilaian terhadap efektifitas
komunikasi adalah tinggi (3,8), begitu pula apabila dilihat antar program Posdaya,
baik pada kesehatan (3,6), pendidikan (3,9) dan ekonomi (3,8).
Hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap
program-program Posdaya ada peningkatan dan masyarakat antusias terhadap
program yang dijalankan.
Efektivitas komunikasi pada program Posdaya diukur pada tiga indikator,
yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Secara keseluruhan efektifitas komunikasi
program Posdaya dapat dikatakan efektif, dengan indikasi tingginya pengetahuan
masyarakat tentang arti penting kesehatan, pendidikan dan ekonomi setelah
diadakan sosialisasi program Posdaya. Sikap masyarakat terhadap program
Posdaya positif dengan diikuti oleh tindakan masyarakat dalam mengikuti
program-program yang dijalankan Posdaya.
Apabila dibandingkan antar ranah keefektivan komunikasi pada posdaya,
indikator yang paling efektif adalah pada perubahan pengetahuan. Untuk
perubahan sikap dan tindakan pada masyarakat sendiri relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan perubahan pengetahuannya. Hal ini senada dengan Effendy
(2001) yang menyatakan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif, jika dapat
menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan
komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena
hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau
tindakan yang terjadi pada komunikan.
51
Penilaian yang tinggi pada efektivitas komunikasi pada program kesehatan
terdapat pada aspek tingkat pengetahuan (4,0). Adanya Posdaya membuat peserta
bertambah pengetahuan terhadap kesehatan, terutama manfaat Posyandu dan
Posbindu lansia. Adanya Posdaya bidang kesehatan meningkatkan pengetahuan
masyarakat bertambah, di antaranya pemberian makanan tambahan untuk balita,
kegiatan pelayanan keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi,
penanggulangan diare dan imunisasi, serta pengetahuan kesehatan untuk lansia.
Pada program pendidikan, efektivitas komunikasi tinggi, yang ditunjukkan
dari tingginya astusiasme masyarakat terhadap program yang dilaksanakan
dengan respons yang sangat bagus, berupa tingginya pemahaman masyarakat
tentang arti penting pendidikan anak-anak sejak usia dini. Dalam hal ini
penerimaan keluarga muda sangat baik terhadap program PAUD Posdaya yang
ditunjukkan dengan kesadarannya sendiri untuk mendaftarkan anaknya ke PAUD.
Pada bidang ekonomi aspek pengetahuan dan pemahanam masyarakat
sangat tinggi (rataan skor 4,5). Pengetahuan masyarakat yang sangat tinggi ini
ditunjukkan dari masyarakat yang mampu menjelaskan berbagai macam aspek
kegiatan bisnis yang ada di daerah ini sehingga cukup paham dan jeli dalam
melihat peluang bisnis yang ada di daerahnya. Tindakan masyarakat pada bidang
ekonomi ini baik, yaitu dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang tinggi
dalam mengikuti program LKM yang ada pada program Posdaya.
Umumnya peserta mengetahui program Posdaya bukan program
pemberian
dari
pemerintah.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
tidak
mengandalkan bantuan dari pihak lain, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat yang bersangkutan, sehingga masyarakat mandiri dengan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari Posdaya. Berdasarkan aspek afektif, untuk
mengetahui apakah afektif merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi Posdaya, maka dalam penelitian ini faktor afektif dilihat dari daya
dukung, menerima, menyukai dan antusias terhadap program-program Posdaya.
Program Posdaya telah merubah keyakinan, pengetahuan, dan sikap masyarakat
dalam mengatasi masalah sosial ekonominya dan direalisasikan dalam
kehidupannya.
52
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Proses Sosialisasi
Posdaya Bina Sejahtera
Analisis hubungan τ b- Kendall antara faktor internal dan eksternal peserta
dengan proses sosialisasi program Posdaya terdiri dari tiga
program, yaitu
program kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
A. Program Kesehatan
Faktor internal peserta terdiri dari umur, pendidikan formal, pendidikan
nonformal, pekerjaan/usaha, pendapatan dan tingkat kekosmopolitan. Sedangkan
faktor eksternalnya adalah kemudahan peserta dalam memperoleh pelayanan pada
program kesehatan. Proses sosialisasi yang dilihat terdiri atas lima (5) indikator,
yaitu metode komunikasi, media komunikasi, kredibilitas SDM, materi pelatihan
dan sarana prasarana. Pada Tabel 7 dilihat hubungan sampai sejauhmana faktor
internal dan eksternal dengan proses sosialisasi. Faktor internal yang
menunjukkan hubungan dengan proses sosialisasi hanya umur, pendidikan formal
dan tingkat kosmopolitan, sedangkan proses sosialisasinya hanya pada media
komunikasi, kredibilitas SDM, materi pelatihan dan sarana prasarana.
Faktor umur memiliki hubungan nyata (p < 0,05) dan sangat nyata (p <
0,01) dengan proses sosialisasi (media komunikasi, kredibilitas SDM, materi
pelatihan dan sarana prasarana). Hubungan nyata terdapat pada umur dengan
media komunikasi, yang ditunjukkan oleh semakin bertambah usia peserta
Posdaya, maka semakin tinggi kebutuhannya terhadap media komunikasi.
Umumnya media yang digunakan kader dalam proses sosialisasi tentang
informasi kesehatan melalui media cetak seperti brosur, leaflet dan poster. Media
elektronik kurang dapat berperan dalam proses sosialisasi Posdaya. Untuk lebih
rincinya hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program
Posdaya dapat dilihat pada Tabel 7.
53
Tabel 7. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program kesehatan
Faktor
internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan
formal
Pendidikan
non formal
Usaha
Pendapatan
Tingkat
kosmopolitan
Sarana
kesehatan
Metode
Media
komunikasi
0,359
0,367*
-0,173
-0,382*
Proses sosialisasi
Kredibilitas Materi
-0,661**
-0,049
Sarana
prasarana
0,733**
-0,469*
0,046
-0,170
-0,188
-0,184
-0,027
0,279
-0,053
-0,076
-0,215
0,273
0,012
0,087
0,060
0,066
0,106
0,343
0,186
0,084
0,019
-0,191
-0,137
0,547**
-0,055
0,144
0,000
-0,031
-0,107
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata (p <
0,01)
Umur dengan kredibilitas SDM berhubungan sangat nyata cenderung
negatif, yaitu diindikasikan dengan semakin bertambah usia peserta semakin
rendah pandangannya terhadap kader. Umumnya para kader kesehatan usianya
lebih muda dibandingkan sebagian besar responden program kesehatan, terutama
pada program Posbindu lansia. Hal ini dapat dipahami bahwa peserta memiliki
persepsi bahwa usia muda memiliki pengalaman atau pemahaman yang kurang
tentang kesehatan. Umur dengan materi berhubungan sangat nyata (p < 0,01),
yaitu semakin bertambah usia, maka kebutuhan akan informasi kesehatan semakin
tinggi. Usia semakin bertambah biasanya berbagai penyakit akan datang
menyerang, sehingga peserta memerlukan berbagai macam informasi, khususnya
tentang kesehatan, sehingga diharapkan dapat mencegah atau mengobati penyakit
sedini mungkin. Adapun umur dengan sarana prasarana berhubungan terbalik,
semakin bertambah usia, maka peserta semakin rendah pandangannya terhadap
sarana dan prasarana yang tersedia. Hal ini dikarenakan sarana prasarana yang
tersedia hanya alat timbang badan, pengukur tensi dan obat-obatan. Padahal
peserta membutuhkan alat yang lainnya, misal untuk mengecek kadar gula,
kolesterol, asam urat dan penyakit lainnya yang biasa menyerang para lanjut usia
(lansia).
54
Seperti diketahui bahwa saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia
kurang begitu peduli terhadap masalah pendidikan, dikarenakan mahalnya biaya
pendidikan. Dari Tabel 7 pendidikan formal berhubungan nyata (p < 0,05) negatif
dengan media komunikasi, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan formal
peserta, semakin rendah pandangannya terhadap peran media komunikasi pada
Posdaya. Hal ini dikarenakan media yang digunakan pada proses sosialisasi hanya
media cetak seperti brosur, leaflet dan poster. Pesrta Posdaya yang tingkat
pendidikannya lebih baik kurang tertarik pada cetak-cetakan tersebut, peserta
mengharapkan media yang lebih baik dan canggih dalam proses sosialisasi,
sehingga lebih menarik tampilannya.
Kekosmopolitan merupakan sifat keterbukaan peserta dan frekuensi untuk
mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan program kesehatan.
Berdasarkan Tabel 7 terdapat hubungan yang nyata antara tingkat kekosmopolitan
dengan sarana prasarana. Tersedianya berbagai fasilitas memungkinkan peserta
untuk mencari dan memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan.
B. Program Pendidikan
Hampir di setiap Posdaya binaan IPB terselenggara program PAUD
sebagai program dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias
dengan berdirinya PAUD di Posdaya. Secara keseluruhan, baik faktor internal
maupun eksternal tidak berhubungan dengan proses sosialisasi Posdaya, hanya
faktor pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan yang berhubungan dengan
proses sosialisasi. Pendidikan formal berhubungan sangat nyata dengan media
komunikasi dan berhubungan nyata dengan kredibilitas SDM.
Peserta Posdaya yang tingkat pendidikannya baik semakin bersikap positif
terhadap proses sosialisasi melalui media yang digunakan, terutama media cetak,
dikarenakan masyarakat mengaku sangat merasakan manfaat adanya PAUD di
lingkungannya akibat sebagian besar masyarakat tidak mampu membiayai masuk
TK yang dianggap cukup tinggi. Sikap masyarakat ini juga ditunjang oleh tingkat
kredibilitas kader yang kompeten terhadap bidang pendidikan, sehingga semakin
antusias terhadap program pendidikan. Tabel 8 menunjukkan hubungan faktor
internal dan eksternal dengan proses sosialisasi Posdaya bidang pendidikan.
55
Tabel 8. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program pendidikan
Faktor
internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan
formal
Pendidikan
non formal
Usaha
Pendapatan
Tingkat
kosmopolitan
Sarana
Pendidikan
Proses sosialisasi
Metode
komunikasi
-0,217
Media
Kredibilitas
Materi
-0,112
0,007
0,103
Sarana
prasarana
0,174
0,348
0,600**
0,421*
0,229
0,079
-0,231
0,180
-0,109
0,346
0,127
0,000
-0,261
0,000
-0,141
0,000
0,045
0,000
-0,205
0,000
0,094
-0,249
0,290
0,414*
-0,122
-0,448*
0,259
-0,084
0,313
-0,121
0,222
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p <
0,01)
Tingkat kekosmopolitan berhubungan nyata dengan kredibilitas SDM dan
berhubungan nyata negatif dengan sarana dan prasarana. Semakin tinggi
kekosmopolitan masyarakat terhadap berbagai informasi, maka semakin baik
sikap peserta terhadap kader, tetapi semakin rendah sikap peserta terhadap sarana
prasarana, dikarenakan fasilitas yang tersedia di PAUD Posdaya seadanya,
terutama tempat kegiatan belajar mengajarnya.
C. Program ekonomi
Secara keseluruhan faktor internal dan eksternal pada program ekonomi
dengan proses sosialisasi Posdaya terdapat hubungan nyata dan sangat nyata.
Faktor umur terdapat hubungan nyata dengan metode komunikasi, artinya
semakin bertambah usia peserta, maka semakin bersikap positif terhadap metode
komunikasi yang dilakukan Posdaya dalam sosialisasi program. Pada program
ekonomi, sebagian besar peserta berusia sekitar 30-40 tahun, termasuk kategori
dewasa. Kisaran umur tersebut disebut umur produktif tenaga kerja, sehingga
metode komunikasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta.
Tabel 9 menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses
sosialisasi Posdaya bidang ekonomi.
56
Tabel 9. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi
program ekonomi
Faktor
internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan
formal
Pendidikan
non formal
Usaha
Pendapatan
Tingkat
kosmopolitan
Sarana
ekonomi
Metode
komunikasi
0,439*
Proses sosialisasi
Kredibilitas Materi
0,181
-0,122
0,140
Sarana
prasarana
-0,086
0,373
0,213
0,490*
0,406*
-0,049
-0,213
-0,091
0,423*
0,253
-0,408*
-0,256
-0,227
-0,327
-0,007
0,315
-0,536**
0,000
-0,403*
0,050
0,130
0,015
0,201
0,414*
0,374
-0,151
-0,404*
-0,295
0,110
0,118
0,447*
Media
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p <
0,01)
Pendidikan peserta program ekonomi mayoritas berpendidikan rendah
(SD-SLTP) dan sedang (SLTA) masing-masing 45,5%. Berkaitan dengan tingkat
pendidikan formal dengan proses sosialisasi berhubungan nyata dengan aspek
metode komunikasi, materi dan sarana prasarana. Pendidikan formal dapat
menunjukkan tingkat intelejensia seseorang yang berhubungan dengan daya pikir,
sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka keterbukaan akan
informasi baru dan kegiatan yang bermanfaat akan mudah diterima. Pendidikan
nonformal merupakan proses belajar di luar sekolah seperti kursus, pelatihan,
penataran maupun studi banding. Dari hasil penelitian, pendidikan nonformal
berhubungan nyata dengan materi. Semakin sering masyarakat mengikuti berbagai
pelatihan, maka menyebabkan semakin mudah memahami materi yang
disampaikan pada proses sosialisasi Posdaya.
Usaha ataupun pekerjaan peserta sebagian besar adalah pedagang (68,2%).
Usaha peserta berhubungan nyata dengan metode komunikasi dan sarana
prasarana, sedangkan dengan materi berhubungan sangat nyata, tetapi cenderung
negatif. Semakin baik pekerjaan yang dilakukan peserta telah mengakibatkan
semakin malas mengikuti proses sosialisasi. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan
mengikuti sosialisasi Posdaya, peserta berpikir akan menyita waktu pekerjaannya.
57
Tingkat kekosmopolitan berhubungan nyata dengan materi, semakin tinggi
kekosmopolitan atau sifat keterbukaan
masyarakat terhadap informasi, maka
semakin baik responsnya terhadap materi yang disampaikan, terutama materi
yang sesuai untuk meningkatkan usahanya. Hal ini disebabkan oleh masyarakat
yang terbuka cenderung untuk selalu mengakses informasi yang terus
berkembang. Masyarakat juga semakin antusias untuk memperoleh informasi,
karena materi yang disampaikan oleh kader posdaya sangat bemanfaat bagi
peningkatan pendapatan mereka. Materi pelatihan yang disampaikan, di antaranya
budidaya jamur tiram, ikan lele dan membuat berbagai makanan (keripik
cempedak, rolade dan jus jambu merah). Materi pelatihan yang disampaikan
cukup membantu sebagai tambahan penghasilan masyarakat.
Sarana ekonomi yang dimaksud adalah kemudahan dalam memperoleh
pelayanan pada bidang ekonomi. Sarana ekonomi berhubungan nyata negatif
dengan media komunikasi. Semakin mudah masyarakat memperoleh pelayanan,
telah menyebabkan semakin rendah pandangannya terhadap media komunikasi
dalam proses sosialisasi. Media komunikasi yang digunakan umumnya media
cetak, karena kurang menarik perhatian masyarakat. Kemudahan yang diperoleh
masyarakat adalah pelayanan dalam memperoleh pinjaman modal usaha.
Keberadaan LKM pada dasarnya untuk membantu masyarakat yang kekurangan
modal usaha. Keberadaan LKM menumbuhkan jiwa-jiwa wirausaha dan
meminimkan pinjaman para warga pada Bank keliling atau renternir yang marak
di pedesaan ataupun kota pinggiran.
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Efektivitas Komunikasi
Posdaya Bina Sejahtera
Analisis hubungan τ b- Kendal antara faktor internal dan eksternal peserta
dengan efektivitas komunikasi program Posdaya terdiri dari tiga program, yaitu
program kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
A. Program Kesehatan
Efektivitas komunikasi yang dilihat pada program Posdaya meliputi aspek
kognitif, afektif dan konatif. Secara keseluruhan tidak terdapat hubungan antara
faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi. Hanya pada faktor
58
umur yang berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan efektivitas komunikasi
(kognitif, afektif dan konatif). Semakin bertambah usia peserta maka tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan yang ditunjukkan peserta dalam program
kesehatan ini sangat efektif. Peserta sangat aktif dalam menerima setiap pelayanan
yang diberikan dalam program kesehatan. Tabel 8 menunjukkan hubungan faktor
internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi pada Posdaya.
Tabel 10. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas
komunikasi program kesehatan
Faktor internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan formal
Pendidikan non formal
Usaha
Pendapatan
Kekosmopolitan
Sarana kesehatan
Kognitif
0,519**
-0,051
0,086
-0,122
0,101
-0,187
0,164
Efektivitas komunikasi
Afektif
0,711**
0,103
0,130
0,047
-0,006
-0,136
-0,110
Konatif
0,711**
0,111
0,251
0,153
0,093
-0,044
-0,114
Keterangan : **= hubungan sangat nyata ( p < 0,01)
B. Program Pendidikan
Efektivitas komunikasi yang baik akan meningkatkan tingkat pengetahuan
peserta, memperbaiki sikap dan tindakan peserta, sehingga menjadi lebih baik.
Peserta pada program pendidikan sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan
usia yang relatif muda, sehingga tergolong keluarga muda dan tingkat
pendidikannya sebagian besar SD - SLTA. Walaupun tingkat pendidikannya
rendah, namun peserta paham arti penting sebuah pendidikan, sehingga dengan
hadirnya PAUD antusiasme masyarakat sangat tinggi. Berdasarkan Tabel 11,
hasil penelitian diperoleh tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan
eksternal dengan efektivitas komunikasi. Dengan demikian, karakteristik peserta
menunjukkan tidak menentukan pandangannya terhadap efektivitas komunikasi
bidang pendidikan Posdaya. Ciri yang sangat menonjol pada peserta program
pendidikan ini adalah 100% pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Tabel 11
menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektifitas
komunikasi.
59
Tabel 11. Hubungan faktor internal dan eksternal
komunikasi program pendidikan
Faktor internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan formal
Pendidikan non formal
Usaha
Pendapatan
Kosmopolitan
Sarana pendidikan
Kognitif
0,132
-0,167
0,336
0,000
0,195
0,266
-0,092
dengan efektivitas
Efektivitas komunikasi
Afektif
0,184
-0,058
0,083
0,000
-0,141
0,030
0,211
Konatif
0,116
-0,013
0,000
0,000
0,078
0,197
-0,317
C. Program Ekonomi
Faktor internal maupun eksternal peserta ekonomi secara keseluruhan
tidak berhubungan dengan efektivitas komunikasi program.
Karakteristik
masyarakat tidak menentukan pandangannya terhadap efektivitas komunikasi
bidang ekonomi. Efektivitas komunikasi ini ditentukan oleh proses sosialisasi
yang dijalankan oleh Posdaya. Tabel 12 menunjukkan sejauhmana hubungan
faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program ekonomi.
Tabel 12. Hubungan faktor internal dan eksternal
komunikasi program ekonomi
Faktor internal
dan eksternal
Umur
Pendidikan formal
Pendidikan non formal
Usaha
Pendapatan
Kosmopolitan
Sarana ekonomi
Kognitif
0,000
-0,068
-0,058
-0,028
-0,115
0,183
-0,054
dengan efektivitas
Efektivitas komunikasi
Afektif
0,156
-0,096
0,324
0,058
0,174
0,000
0,248
Konatif
-0,104
0,056
-0,171
0,039
-0,087
0,008
-0,211
Hubungan Proses Sosialisasi dengan Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina
Sejahtera
Analisis hubungan τ b- Kendal antara faktor internal dan eksternal peserta
dengan efektivitas komunikasi program Posdaya terdiri dari tiga program, yaitu
program kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Proses sosialisasi yang dilihat
terdiri dari lima (5)
indikator, yaitu metode komunikasi, media, kredibilitas,
60
materi dan sarana prasarana. Efektifitas yang diamati terdiri dari kognitif, afektif
dan konatif.
A. Program kesehatan
Secara keseluruhan terdapat hubungan nyata (p < 0,5) dan sangat nyata (p
< 0,1) antara proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi pada program
kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa peserta dapat menerima proses sosialisasi
yang dijalankan Posdaya, sehingga meningkatnya pengetahuan tentang programprogram yang dijalankan Posdaya, menunjukkan sikapnya dengan berpartisipasi
sebagai anggota Posdaya dan menjalankan berbagai kegiatan yang terdapat pada
Posdaya. Hanya pada aspek metode komunikasi yang tidak berhubungan dengan
efektivitas komunikasi. Tabel 13 menunjukkan hubungan proses sosialisasi
dengan efektivitas komunikasi.
Tabel 13. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program kesehatan
Proses
Sosialisasi
Metode
komunikasi
Media
Kredibilitas
Materi
Sarana prasarana
Kognitif
0,201
Efektivitas komunikasi
Afektif
0,267
Konatif
0,187
0,451*
-0,518**
0,345*
-0,413*
0,252
-0,614**
0,645**
-0,545**
0,278
-0,527**
0,697**
-0,488**
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p <
0,01)
Efektivitas komunikasi berpengaruh nyata (p < 0,5) dan sangat nyata
(p<0,1) pada media komunikasi, kredibilitas, materi pelatihan dan sarana
prasarana
yang
digunakan
pada
proses
sosialisasi.
Media
komunikasi
berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pada aspek kognitif. Hal ini
menunjukkan media komunikasi yang digunakan pada proses sosialisasi Posdaya
meningkatkan pengetahuan pesertatentang kesehatan. Simulasi program kesehatan
dibantu oleh beragam media yang digunakan, terutama media cetak seperti leaflet,
brosur, poster dan buku membuat proses komunikasi menjadi efektif.
Kredibilitas berhubungan dengan peran pendamping yang memiliki peran
baik di mata masyarakat. Tingkat kredibilitas sumber berpengaruh sangat nyata,
61
dengan kecenderungan negatif pada pengetahuan, sikap dan tindakan peserta. Hal
ini menunjukkan semakin kredibel kader, ternyata berbanding terbalik dengan
kemampuan komunikasinya dalam proses sosialisasi. Kader lebih banyak
menggunakan jargon-jargon yang sulit dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
Sementara ada kader yang kurang memiliki kredibilitas, namun mampu
menyampaikan pesan-pesan komunikasi dalam bahasa yang lebih sederhana,
sehingga mudah dipahami masyarakat.
Materi pada program kesehatan berpengaruh nyata terhadap pengetahuan
dan sangat nyata pada aspek sikap dan tindakan peserta. Setiap informasi yang
disampaikan program kesehatan diterima sangat baik oleh peserta dan
diaplikasikan melalui sikap dan tindakannya dengan menjadi anggota Posdaya.
Sarana prasarana yang digunakan dalam program kesehatan ini
berpengaruh terbalik terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan peserta. Hal ini
mungkin terjadi, karena sarana dan prasarana yang dpergunakan dalam program
kesehatan ini masih sederhana dan apa adanya, sehingga kurang berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang mengakibatkan kurang
efektif pada proses sosialisasinya.
B. Program Pendidikan
Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang mempengaruhi
orang lain karena adanya interaksi. Pada Tabel 14 secara umum menunjukkan
tidak terdapat hubungan baik yang nyata maupun sangat nyata antara proses
sosialisasi dengan efektivitas komunikasi, namun pada aspek metode komunikasi
terdapat hubungan nyata negatif dengan aspek konatif. Metode komunikasi yang
dilakukan pada program pendidikan adalah metode secara langsung. Hal ini
dilakukan supaya proses komunikasi lebih mudah dan diharapkan lebih efektif,
karena komunikasi secara langsung atau face to face akan lebih efisien, karena
feed back yang diperoleh saat itu juga. Namun hasil yang diperoleh metode
komunikasi adalah berhubungan terbalik dengan tindakan masyarakat terhadap
sosialisasi program pendidikan. Hal ini dikarenakan fasilitas yang tersedia kurang
memadai, sehingga masyarakat menilai metode yang dijalankan biasa-biasa,
karena sudah cukup paham arti penting sebuah pendididkan. Hubungan proses
sosialisasi dengan efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 14.
62
Tabel 14. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program pendidikan
Proses
Sosialisasi
Metode
komunikasi
Media
Kredibilitas
Materi
Sarana prasarana
Kognitif
-0,106
Efektivitas komunikasi
Afektif
-0,371
Konatif
-0,459*
-0,097
-0,210
-0,325
-0,222
0,035
0,342
-0,164
-0,019
0,023
0,094
0,308
-0,240
Keterangan : *= hubungan nyata ( p < 0,05)
C. Program Ekonomi
Proses sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang individu yang
akan mengubah dari seseorang yang tidak mengetahui tentang diri dan
lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Adanya proses sosialisasi
Posdaya diharapkan membawa dampak positif terhadap efektivitas komunikasi
masyarakat sebagai peserta program, sehingga meningkatkan tingkat pengetahuan
atau pemahaman masyarakat yang diikuti sikap dan tindakan yang lebih baik.
Tabel 15 menunjukkan hubungan proses sosialisasi dengan efektifitas
komunikasi.
Tabel 15. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
program ekonomi
Proses
Efektifitas komunikasi
Sosialisasi
Kognitif
Afektif
Konatif
Metode
0,197
-0,204
0,408*
komunikasi
Media
0,401*
-0,017
0,254
Kredibilitas
0,090
-0,060
0,185
Materi
0,273
0,203
-0,012
Sarana prasarana
0,047
-0,061
0,053
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05)
Dari hasil penelitian, hubungan proses sosialisasi pada program ekonomi
umumnya tidak berhubungan dengan efektifitas komunikasi, tetapi hanya pada
aspek metode komunikasi dan media komunikasi yang berhubungan nyata dengan
efektivitas komunikasi. Metode komunikasi berhubungan nyata dengan konatif,
maka semakin baik metode komunikasi yang dilakukan kader mampu menggugah
peserta untuk melaksanakan praktek kegiatan ekonomi yang diajarkan. Kader
63
dalam melakukan proses sosialisasi dengan cara simulasi, sehingga telah membuat
masyarakat sewbagai peserta menjadi tertarik melakukan apa yang disampaikan
dalam psoses sosialisasi. Misalnya dalam pembuatan budidaya Jamur Tiram.
Kegiatan ini mampu menambah penghasilan masyarakat. Aspek media
komunikasi berhubungan nyata dengan kognitif, yang ditunjukkan semakin
baiknya media yang digunakan mampu meningkatkan tingkat pengetahuan
masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Peserta Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berkategori tua, pendidikan
formal SD-SMP dan tidak pernah mengikuti pelatihan sebagai pendidikan
non formal. Jenis usaha yang peserta Posdaya yang dominan adalah ibu
rumah tangga (55,9%) dengan pendapatan pada kategori sedang (Rp.
650.000,00-1.500.000,00).
2.
Peserta Posdaya cukup mudah mengakses atau memperoleh pelayanan pada
program Posdaya.
3.
Proses sosialisasi Posdaya sudah berlangsung cukup efisien dan program ini
dapat diterima oleh masyarakat.
4.
Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam
meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan
tindakan masyarakat peserta Posdaya.
5.
Faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
hanya pada umur, pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan pada
program kesehatan. Pada program pendidikan aspek pendidikan formal dan
tingkat kosmopolitan. Sedangkan pada program ekonomi
aspek umur,
pendidikan formal, pendidikan non formal, usaha, tingkat kosmopolitan dan
sarana prasarana.
6.
Faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan efektifitas
komunikasi adalah aspek umur pada program kesehatan, sedangkan pada
dua program lainnya tidak ada.
7.
Aspek sosialisasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu media
komunikasi, kredibilitas SDM, materi dan sarana prasarana pada program
kesehatan. Metode komunikasi pada program pendidikan, metode dan
media komunikasi pada program ekonomi.
66
Saran
1.
Proses sosialisasi pada setiap program masih perlu ditingkatkan lagi, yaitu
aspek penggunaan media sebagai sarana penyampai materi, untuk membuat
masyarakat sebagai peserta Posdaya tertarik dan mudah memahami,
sehingga mengefektifkan komunikasi
2.
Perlu ditingkatkan muatan pengetahuan dalam materi program pada tiap-tiap
program Posdaya, terutama program pendidikan dan ekonomi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adi, I.R. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial;
Seri pemberdayaan masyarakat. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta
________
2003. Pemberdayaan, pengembangan masyarakat dan intervensi
komunitas (Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis). LPFE UI,
Jakarta.
Agresti A., Finaly B. 1999. Metode statistik untuk ilmu ilmu sosial. Jurusan
statistik FMIPA IPB. Bogor.
Anwar S. 1982. Dampak Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada masyarakat desa:
kasus KKN Universitas Andalas di Sumatera Barat. (disertasi) Sekolah
Pasca Sarjana – Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Asngari, PS. 2008. Pentingnya memahami falsafah penyuluhan pembangunan
dalam rangka pemberdayaan manusia pembangunan yang bermanfaat.
Pustaka Bangsa Press, Medan.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. Kecamatan Bogor Barat dalam
angka. BPS, Bogor.
DeVito J. A. 1997. Komunikasi antarmanusia. (Terjemahan). Profesional Books,
Jakarta.
Effendy, O.U. 2000. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
__________. 2001. Dinamika komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Friedman J. 1992. Empowerment, the politic of alternatif development.
Blackwell, Massachussets.
Gibson LL, Incevich MJ. Donnely HJ. 1997. Organisasi dan manajemen:
Perilaku struktur dan proses. Erlangga. Bandung.
Goyer RS. 1970. Communication, Communicative Process, Meaning : Toward a
Unified Theory. Journal of Communication 20.
Ichwanudin. 1998. Hubungan perilaku komunikasi peserta kelompok penggerak
pariwisata (kompepar) dengan adopsi program sapta pesona di Kabupaten
Sukabumi. Tesis Sekolah Pascasarjana, Jurusan Komunikasi Pembangunan
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
68
Hasim, Remiswal. 2009. Community development berbasis ekosistem. Diadit
Media, Jakarta.
[IPB] Institut Pertanian Bogor 2008. Rencana strategis IPB 2008 – 2012. IPB,
Bogor.
Jahi A. 1988. Komunikasi massa dan pembangunan edesaan di negara-negara
dunia ketiga. PT Gramedia, Jakarta.
Kantor Kelurahan Pasir Mulya. 2008. Monografi kelurahan Pasir Mulya
kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Kerlinger F.N. 2004. Asas-asas penelitian behavioral (Terjemahan). Gajahmada
University Press, Yogyakarta
Lionberger HF, Gwin PH. 1982. Communication strategis: a guide for
agricultural change agents. The Interstate Printers and Publisher.Inc.
Columbia Campus. Denville Illinois.
[LPPM] lembaga Penelitian dan Pengambdian masyarakat IPB. 2008. Payung
dan program penelitian prioritas IPB. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mulyana D. 2007. Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Parsons W. 2005. Public Policy : Pengantar teori dan praktik audiens kebijakan.
Prenda Media, Jakarta
Prodjosaputro, S. 1978. Komunikasi: arti dan peranannya dalam kepemimpinan.
Denpasar. CV. Sumber Mas. Bali
Schramm W, Kincaid DL. 1977. Azas-azas komunikasi antar manusia. LP3ES.
Jakarta.
Robbins SP. 2007. Perilaku organisasi. PT Indeks, Jakarta
Ruben BD, Stewart LP. 1988. Communication and human behaviour. Macmillian
Publishing. New York.
Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode penelitian survei. LP3ES. Jakarta
Sevilla A.O, Jesus GP, TwilaP.R, Bella GU, Gabriel. 1993. Pengantar metoda
penelitian. (terjemahan). Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Soekartawi. 2005. Prinsip dasar komunikasi pertanian. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
69
Shardlow S. 1998. Values, ethics and social work dalam payne, malcolm. 1997.
modern social work theory, seccond edition. MacMillan Press, London.
Singarimbun M.,. dan Effendi S. 1989. Metode penelitian survei. LP3ES.
Yogyakarta.
Suyono H, Haryanto R. 2009. Buku pedoman pembentukan dan pengembangan
pos pemberdayaan keluarga. Balai Pustaka, Jakarta.
Tubbs S. L, Moss S. 2000. Human communication: prinsip-prinsip dasar
(terjemahan). Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wiryanto. 2005. Pengantar ilmu komunikasi. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta
Wursanto, I. 1987. Etika komunikasi kantor.kasnisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
73
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI KEGIATAN
PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI
I352080041
Nama Responden
:
Alamat
:
Nama Kelompok
:
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
74
I
Faktor Internal
1. Nama
2.
3.
4.
5.
6.
7.
:
Jenis kelamin
:
Tempat tanggal lahir
:
Pendidikan terakhir
:
Usaha
:
Pendapatan kelg/bulan
:
Pendidikan non formal yang pernah diikuti :
No
A
1
2
B
1
2
C
1
2
D
1
2
E
1
2
Nama
Pendidkan
Kursus
Lama
waktu
Tahun
Tempat / Instansi
lokasi
penyelenggara
Pelatihan
Studi
banding
Penataran
Lainnya
7.Tingkat kekosmopolitan
Berapa kali Bapak / Ibu bertemu dan berkomunikasi mengenai programprogram POSDAYA dengan orang-orang sebagai berikut di wilayah desa
ini ?
No
Petugas / Aparat tokoh
Aktif Pasif Keperluan
Frekuensi
1
Aparat tingkat Kab/Kodya
2
Aparat Kecamatan
3
Aparat LPPM/ P2SDM
4
Fasilitator
5
Tokoh masyarakat
6
Sesama pengurus
7
Sesama anggota
8
Aparat Desa
Keterangan : Aktif = Responden mendatangi
Pasif= Responden didatangi
Lanjutan Lampiran 1.
75
II. Faktor Eksternal
A. Program Kesehatan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No
1
2
3
4
Pernyataan
Untuk mendapatkan akses ke Posyandu. Ibu/bapak sering
mengalami, kesulitan karena jarak cukup jauh
Untuk mendapatkan pelayanan prima di Posyandu,
Ibu/Bapak sering mengalami kesulitan
Ibu sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pelayanan di Posyandu akibat biaya tidak terjangkau
Ibu sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pelayanan di Posyandu akibat prosedur pelayanan rumit
Alternatif jawaban
1 2 3 4 5
B. Program Pendidikan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Kegiatan pendidikan program Posdaya sangat
mendukung dalam perkembangan anak saya
2
Sarana prasarana sudah cukup memadai untuk
pendidikan balita kami.
3
Pada program ini, kami cukup dimudahkan dalam
mengakses/memasukkan putra putri kami dalam
pendidikan usia dini.
4
Sarana pendidikan yang ada disini cukup nyaman dan
membantu saya sebagai orang tua dalam mendapatkan
pendidikan anak yang layak
C. Program LKM/ ekonomi
Berilah tanda check (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak
setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Pendamping memberikan penjelasan mengenai manfaat
kegiatan bidang ekonomi Posdaya
2
Pendamping berperan memberikan informasi mengenai
kegiatan bidang ekonomi Posdaya
3
Pendamping enngan memberikan informasi kegiatan
bidang ekonomi Posdaya
4
Pendamping memberikan keterampilan dalam
pengembangan bidang ekonomi
76
III. Proses Sosialisasi
a. Metode Komunikasi
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2
3 4
5
1
Saya merasa penyampaian informasi secara
perorangan lebih cepat dapat dimengerti dan
lebih efektif
2
Pada proses sosialisasi, penyampaian oleh
fasilitator selalu memperhatikan aspirasi atau
masukan dari masyarakat
3
Pada proses sosialisasi, penyampaian oleh
fasilitator sering menggunakan alat bantu yang
mudah dimengerti
4
Saya dapat mengemukakan pendapat secara
langsung jika informasi yang disampaiakn
secara perorangan
5
Metode penyajian terkesan kaku dan kurang
bervariasi
6
Metode komunikasi yang disampaikan kurang
mendukung pencapaian tujuan program Posdaya
7
Metode komunikasi dengan teknik simulasi
sangat baik diterapkan dalam kegiatan
penyampaian informasi program Posdaya
b. Media yang digunakan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No
1
2
3
Pernyataan
Pemanfaatan brosur dan leaflet sangat
membantu menambah wawasan saya
Buku-buku pertanian sangat bermanfaat dalam
mendapatkan materi pemberdayaan
Radio sangat berperan dalam memberikan
informasi yang berhubungan dengan program
Posdaya
Alternatif jawaban
1 2
3 4
5
Lanjutan Lampiran 1.
No
4
5
6
7
8
9
10
Pernyataan
1
Televisi kurang berperan dalam memberikan
informasi pengetahuan
Informasi tentang teknologi sering diperoleh
melalui Radio
Televisi banyak memberikan informasi inovasi
yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.
Brosur, Leaflet dan sejenisnya kurang berperan
dalam memberikan informasi mengenai materi
yang dibutuhkan
Radio kurang diminati masyarakat dalam
mencari informasi teknologi
Televisi lebih banyak memberikan informasi
tentang inovasi dibanding radio.
Saya lebih sering menonton televisi dibanding
membaca
77
Alternatif jawaban
2
3 4
5
c. Kredibilitas SDM
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pernyataan
Para kader dapat melakukan kerjasama
dengan anggota dengan baik.
Kader-kader kurang memperhatikan kepentingan
anggota.
Masyarakat diberikan kesempatan untuk bertanya.
Saya percaya penuh pada para kader dalam
memberikan informasi.
Cara berbicara kader-kader sangat bersahaja.
Masyarakat merasa sungkan untuk bertanya.
Kader dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan saat ini.
Kader dalam menyampaikan informasinya,
membuat masyarakat tidak nyaman.
Alternatif jawaban
1
2 3 4 5
78
No
9
10
11.
12
13
14
15
16
Alternatif jawaban
Pernyataan
1 2 3 4 5
Masyarakat merasa nyaman ketika para kader ikut
dalam pertemuan.
Dalam setiap pertemuan fasilitator selalu hadir.
Fasilitator cukup jelas dalam menyampaikan
materi.
Materi yang disampaikan tidak bertele-tele.
Pesan yang disampaikan dikemas semenarik
mungkin
Pesan disampaiakan secara lengkap, sesuai dengan
kebutuhan.
Pesan yang disampaikan menggunakan contoh /
fakta yang riil.
Fasilitator terampil menggunakan LCD.
d, Kesesuaian materi pemberdayaan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Materi pelatihan yang disampaikan menambah pengetahuan
2
3
4
Materi pelatihan pada bidang ekonomi dapat menambah
penghasilan
Materi pelatihan tidak dapat dimengerti
Materi pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan program
5
Materi pelatihan menambah keterampilan
e. Sarana dan Prasarana
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Ketersediaan jumlah perlengkapan sudah mendukung
kegiatan di bidang program Posdaya
2
Diperlukan berbagai jenis perlengkapan untuk
mendukung kegiatan program Posdaya
3
Kondisi peralatan sudah mendukung kegiatan program
Posdaya
4
Lokasi kegiatan letaknya strategis
5
Jumlah bahan baku pada kegiatan ekonomi sudah
mendukung kegiatan program
6
Modal yang ada saat ini mendukung kegiatan program
yang dilakukan
7
Akses jalan menuju ke lokasi kegiatan mudah
Lanjutan Lampiran 1.
79
IV. Efektivitas komunikasi
1.
PENGETAHUAN
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Anggota ikut serta memutuskan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan tanpa mengandalkan bantuan pihak lain.
2
Anggota yang mandiri adalah yang mampu melayani
kebutuhan anggota/pengurus lainnya dan memberikan
manfaat bagi anggota/pengurus lainnya.
3
Anggota dikatakan mandiri apabila kelompoknya telah
memiliki tujuan kelompok dan dapat memenuhi tujuan
tersebut.
4
Masyarakat memperoleh tambahan ilmu setelah
mengikuti program Posdaya
5
Masyarakat dikatakan mandiri apabila kelompoknya
telah memiliki aturan yang jelas baik lisan maupun
tertulis dan dipatuhi oleh kelompoknya
6
Anggota dikatakan mandiri apabila telah dapat
meningkatkan status social ekonominya
7
Program-program Posdaya sangat bermanfaat bagi
kelompok
8
Posdaya merupakan program dari pemerintah
2. SIKAP
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2=tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
Alternatif jawaban
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Kegiatan kelompok merupakan kegiatan
menyenangkan
2
Merupakan suatu kerugian, apabila tidak memanfaatkan
fasilitas program.
3
Bagi pengusaha kecil, keuntungan usaha bukan tujuan
utama, karena yang penting usahanya tidak bangkrut.
4
POSDAYA banyak melakukan program-program yang
menguntungkan.
5
Melakukan kegiatan pencatatan merupakan kegiatan
merepotkan
6
Anggota sudah dapat mengatasi masalah sosial
ekonominya dengan bantuan usaha yang dilakukan oleh
kelompok tersebut..
7
Menjadi anggota POSDAYA karena ikut-ikutan teman.
8
Menjadi anggota banyak informasi yang diperoleh.
3.
4.
80
3. TINDAKAN
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat
tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No
Pernyataan
1
Kelompok saya menabung secara teratur.
2
Kelompok saya melakukan pencacatan kegiatan secara
teratur.
3
Dalam kelompok saya terbiasa bermusyawarah dalam
memecahkan masalah.
4
Pada program ekonomi, ketika kekurangan modal,
anggota bisa meminjam dari tabungan bersama.
5
Kelompok memiliki dana bersama dan bergulir untuk
digunakan oleh anggota.
6
Anggota sudah dapat mengatasi masalah sosial
ekonominya dengan bantuan usaha yang dilakukan
oleh kelompok
7
Menjadi anggota POSDAYA sangat melelahkan.
8
Menjadi anggota POSDAYA meupakan suatu
keuntungan tersendiri
Alternatif jawaban
1
2 3 4 5
81
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Faktor Eksternal Bidang Ekonomi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.900
4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
ekonomi1
ekonomi2
ekonomi3
ekonomi4
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
11.2000
11.4000
11.4000
11.3000
2.622
1.600
1.600
2.678
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.911
.937
.937
.580
.877
.812
.812
.934
2. Faktor Eksternal Bidang Pendidikan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.983
4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
pendidikan1
pendidikan2
pendidikan3
pendidikan4
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
11.1000
11.2000
11.2000
11.2000
4.100
3.067
3.067
3.067
.937
.996
.996
.996
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1.000
.967
.967
.967
3. Faktor Eksternal Bidang Kesehatan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.912
N of Items
4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
ekt.kesehatan1
eks.kesehatan2
eks.kesehatan3
ekst.kesehatan4
11.4000
11.5000
11.3000
11.4000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
1.156
1.167
1.567
1.156
.932
.745
.646
.932
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.837
.914
.936
.837
82
4. Proses Sosialisasi Metode komunikasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.757
7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
metode1
metode2
metode3
metode4
metode5
metode6
metode7
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
22.6000
22.9000
22.6000
22.9000
22.6000
22.7000
22.7000
2.711
2.989
2.711
2.100
2.933
2.456
2.233
.555
.075
.555
.683
.328
.572
.776
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.718
.830
.718
.673
.755
.706
.657
5. Proses Sosialisasi Media Komunikasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.952
10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
media1
media2
media3
media4
media5
media6
media7
media8
media9
media10
33.1000
33.3000
33.2000
33.4000
33.2000
33.3000
33.4000
33.3000
33.3000
33.5000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
13.878
12.011
12.622
12.044
12.622
12.011
12.044
12.011
12.011
13.611
.575
.923
.846
.843
.846
.923
.843
.923
.923
.371
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.955
.941
.945
.944
.945
.941
.944
.941
.941
.966
83
6. Kredibilitas sumber
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.939
16
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
kredib1
kedib2
kredib3
kredib4
kredib5
kredib6
kredib7
kredib8
kredib9
kredib10
kredib11
kredib12
kredib13
kredib14
kredib15
kredib16
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
56.2222
56.1111
56.2222
56.1111
56.1111
56.2222
56.1111
56.1111
56.1111
56.0000
56.0000
56.2222
56.2222
56.2222
56.1111
56.2222
29.194
32.861
28.944
33.111
32.861
28.944
32.611
32.861
32.861
32.250
32.250
33.194
32.944
32.944
32.611
29.444
.840
.604
.876
.553
.604
.876
.656
.604
.604
.991
.991
.463
.508
.508
.656
.804
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.931
.936
.930
.938
.936
.930
.935
.936
.936
.931
.931
.940
.939
.939
.935
.932
7. Sarana prasarana
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.806
7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
sarana1
sarana2
sarana3
sarana4
sarana5
sarana6
sarana7
22.6667
22.6667
23.0000
22.6667
22.8889
22.6667
22.7778
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
2.750
4.000
2.750
2.750
2.611
2.750
2.444
.829
-.250
.429
.829
.567
.829
.826
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.739
.883
.812
.739
.779
.739
.723
84
8. Kesesuaian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.870
5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
sesuai1
sesua2
sesuai3
sesuai4
sesuai5
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
15.1111
15.1111
14.8889
14.8889
15.1111
1.861
1.861
2.361
2.361
2.111
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.794
.794
.705
.705
.574
.816
.816
.847
.847
.877
9. Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.857
N of Items
8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
pengetahuan1
pengetahuan2
pengetahuan3
pengetahuan4
pengetahuan5
pengetahuan6
pengetahuan7
pengetahuan8
26.1000
26.0000
25.9000
26.0000
26.0000
26.6000
25.9000
26.1000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
7.878
8.000
8.322
8.667
8.444
6.044
8.322
6.544
.428
.745
.840
.448
.544
.679
.840
.856
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.866
.830
.832
.856
.847
.849
.832
.804
85
10. Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.859
8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
sikap1
sikap2
sikap3
sikap4
sikap5
sikap6
sikap7
sikap8
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
26.4000
26.4000
26.4000
26.4000
26.3000
26.3000
26.5000
26.7000
4.711
4.044
4.044
5.156
4.900
4.900
3.833
4.233
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.461
.891
.891
.209
.524
.524
.881
.564
.858
.808
.808
.885
.852
.852
.805
.851
11. tindakan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.851
8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
tindakan1
tindakan2
tindakan3
tindakan4
tindakan5
tindakan6
tindakan7
tindakan8
23.5000
23.9000
24.1000
23.8000
24.5000
23.8000
23.8000
23.7000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
12.056
8.544
7.878
10.622
10.722
9.289
10.400
9.789
.152
.892
.943
.337
.644
.670
.588
.549
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.871
.792
.780
.866
.834
.823
.835
.840
87
Lampiran 3.
Tabel 1. Karakteristik vs proses sosialisasi program kesehatan.spv. Correlations
Kendall's 1
tau_b
1
2
3
4
1.000
.013
.183
.000
-.124
.
.949
.362 1.000
24
24
24
24
Correlation
Coefficient
.013 1.000
.437*
Sig. (2-tailed)
.949
.
24
24
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
N
3
.666
.051 .049
.000
.000
.012
24
24
24
24
24
24
24
-.184
-.263
-.106
.156
-.173
.382*
-.049
.046
-.170
.033
.350
.179
.594
.447
.358 .045
24
24
24
24
24
-.171 -.396*
.228
.375
24
24
-.046
-.188 -.184
-.027
.279
-.053
.327 .342
.047
.261
.826
24
24
24
.000
-.184
-.171 1.000 .582**
.000
1.000
.350
.394
.
.002 1.000
24
24
24
24
.884
.147
.785
24
24
24
-.186
-.076 .012
.066
.186
-.191
.353
.679 .949
.712
.315
.308
24
24
24
-.108
-.215 .087
.106
.084
-.137
.242 .641
24
24
-.263 -.396* .582** 1.000
-.045
.179
.047
.002
.
.818
.589
24
24
24
24
24
24
24
-.114
-.106
.228
.000
-.045 1.000
.556
.594
24
24
24
Correlation
Coefficient
.087
.156
Sig. (2-tailed)
.666
.551
.648
.464
24
24
24
-.248
.273 .060
.343
.019 .547**
.142 .751
.058
.918
.004
24
24
24
24
-.055 .144
.000
-.031
-.107
.774 .456 1.000
.871
.581
.
.220
24
24
24
24
-.046
-.186
-.108
.447
.826
.353
.589
.220
.
24
24
24
24
24
24
24
Correlation
Coefficient
.359
-.173
-.188
-.076
-.215
.273
Sig. (2-tailed)
.051
.358
.327
.679
.242
.142
.774
24
24
24
24
24
24
24
.367* -.382*
Sig. (2-tailed)
.049
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
24
24
.818
Correlation
Coefficient
24
24
24
.261 1.000
24
24
.517
Correlation
Coefficient
12
.809
24
-.124
11
24
.394
Correlation
Coefficient
10
.790
.
Correlation
Coefficient
9
24
24
N
12
.556
24
24
N
11
.517
.033
N
10
.359 .367* -.661** .733** -.469*
24
Sig. (2-tailed)
9
.087
.362
N
8
-.114
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
7
8
.437* 1.000
N
6
7
.183
Sig. (2-tailed)
5
6
Correlation
Coefficient
N
4
5
-.248 1.000
24
24
24
24
24
24
24
-.055 1.000 .399*
-.219
.162
-.021
.201
.360
.907
. .025
24
24
24
24
24
-.209
.225
-.191
-.184
.012
.087
.060
.144
.399*
1.00
0
.045
.342
.949
.641
.751
.456
.025
.
.228
.209
.292
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
-.661**
-.049
-.027
.066
.106
.343
.000
.000
.790
.884
.712
.551
.058 1.000
24
24
24
24
24
24
24
.733**
.046
.279
.186
.084
.019
-.031
.000
.809
.147
.315
.648
.918
.871
24
24
24
24
24
24
24
*
-.469
-.170
-.053
-.191
.012
.375
.785
.308
24
24
24
24
**
-.107
.464
.004
.581
24
24
24
-.137 .547
-.219 -.209 1.000 -.526** .509**
.201 .228
.
.002
.003
24
24
24
.162 .225 -.526** 1.000
-.350
24
24
.360 .209
24
24
.002
.
.051
24
24
24
**
-.021 -.191 .509
.907 .292
24
24
-.350 1.000
.003
.051
.
24
24
24
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan,
7) bidang kesehatan, 8) metoda, 9) media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana prasaran,
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88
Lanjutan Lampiran 3.
Tabel 2. Karakteristik vs proses sosialisasi program Pendidikan .spv. Correlations
1
Kendall's
tau_b
1
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
3
8
9
10
11
12
1.000
-.090
.512*
.
.347
-.097
.113
-.217
-.112
.007
.103
.174
.
.651
.013
.
.083
.635
.561
.282
.552
.971
.611
.374
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.090 1.000
-.063
.
.214
.092
.040
.348 .600**
.421*
.229
.079
.651
.
.757
.
.282
.651
.836
.082
.001
.031
.254
.685
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.063 1.000
.
.230
.111
-.237
-.231
.180
-.109
.346
.127
.
.
.265
.598
.237
.265
.353
.590
.096
.528
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sig. (2-tailed)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.347
.214
.230
. 1.000
.050
-.044
-.261
-.141
.045
-.205
.094
Sig. (2-tailed)
.083
.282
.265
.
.
.806
.822
.195
.453
.822
.312
.634
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
Correlation
Coefficient
-.220
-.249
.290
.414
-.122
-.448*
.
.271
.228
.133
.040
.556
.026
22
22
22
22
22
22
22
-.220 1.000
.259
-.084
.313
-.121
.222
-.097
.092
.111
.
.050 1.000
.635
.651
.598
.
.806
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.113
.040
-.237
.
-.044
Sig. (2-tailed)
.561
.836
.237
.
.822
.271
.
.188
.646
.104
.540
.245
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.217
.348
-.231
.
-.261
-.249
.259 1.000
.289
.057
.087
.385
.282
.082
.265
.
.195
.228
.188
.
.127
.775
.669
.051
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.289 1.000
*
.470
.281
-.136
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
9
7
.757
N
8
6
.013
Sig. (2-tailed)
7
5
Sig. (2-tailed)
N
6
4
.512*
N
5
3
Correlation
Coefficient
N
4
2
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
10 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
11 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
12 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**
.180
.
-.141
.290
-.084
.552
.001
.353
.
.453
.133
.646
.127
.
.011
.140
.461
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.007
*
.421
-.109
.
.045
*
.414
.313
.057
*
.470
1.000
.086
-.123
.971
.031
.590
.
.822
.040
.104
.775
.011
.
.664
.524
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.103
.229
.346
.
-.205
-.122
-.121
.087
.281
.086 1.000
.335
.611
.254
.096
.
.312
.556
.540
.669
.140
.664
.
.091
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.174
.079
.127
.
.094 -.448*
.222
.385
-.136
-.123
.335
1.000
.374
.685
.528
.
.634
.026
.245
.051
.461
.524
.091
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.112 .600
Keterangan: 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang pendd,
8)
metoda, 9) media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana parasarana, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89
Lanjutan Lampiran 3.
Tabel 3. Karakteristik VS proses sosialisasi program ekonomi.spv. Correlations
1
Kendall's 1
tau_b
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
9
10
1.000
.174
.099
.
.401
11
12
-.492*
.009
.142
.212
.439*
.181
-.122
.140
-.086
.644
.019
.964
.498
.297
.026
.352
.523
.473
.669
22
22
22
22
22
22
22
22
.352 .597**
-.145
.447*
.373
.213
.490*
.406*
1.000
.374
-.682**
Sig. (2-tailed)
.401
.
.076
.001
.085
.004
.469
.021
.051
.259
.011
.040
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
.535
.272
-.049
-.213
-.091
*
.423
.253
Correlation
Coefficient
.099
.374 1.000
Sig. (2-tailed)
.644
.076
.
.014
.002
.013
.190
.809
.282
.641
.033
.216
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
-.525
1.000
**
-.403*
Correlation
Coefficient
-.492
-.682
-.525
.659
22
22
**
-.156
*
-.408
-.227
-.007
-.307 -.746
-.536
.019
.001
.014
.
.140
.000
.446
.038
.242
.972
.006
.045
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
**
.231
-.256
-.327
.315
.000
.050
Correlation
Coefficient
.009
.352 .659
Sig. (2-tailed)
.964
.085
.002
.140
.
.004
.252
.188
.088
.096
1.000
.801
22
22
22
22
22
22
22
*
**
-.307 1.000 .591
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.142
**
*
**
**
1.000
.310
.130
.015
.201
.414
.374
Sig. (2-tailed)
.498
.004
.013
.000
.004
.
.129
.510
.939
.295
.034
.063
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.151
*
-.404
-.295
.110
.118
.597
.535
-.746
.591
Correlation
Coefficient
.212
-.145
.272
-.156
.231
.310 1.000
Sig. (2-tailed)
.297
.469
.190
.446
.252
.129
.
.430
.032
.113
.562
.545
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
1.000
**
-.132
.319
.190
N
Correlation
Coefficient
.439
.447
-.049
-.408
-.256
.130
-.151
Sig. (2-tailed)
.026
.021
.809
.038
.188
.510
.430
.
.001
.461
.081
.312
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.181
.373
-.213
-.227
-.327
.015 -.404*
.590**
1.000
.194
.183
.072
Sig. (2-tailed)
.352
.051
.282
.242
.088
.939
.032
.001
.
.274
.309
.699
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.122
.213
-.091
-.007
.315
.201
-.295
-.132
.194
1.000
-.203
-.219
.523
.259
.641
.972
.096
.295
.113
.461
.274
.
.253
.232
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.140
.490*
.423*
-.536**
.000
.414*
.110
.319
.183
-.203
1.000
.357
.473
.011
.033
.006 1.000
.034
.562
.081
.309
.253
.
.056
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.086
.406*
.253
-.403*
.050
.374
.118
.190
.072
-.219
.357
1.000
.669
.040
.216
.045
.801
.063
.545
.312
.699
.232
.056
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N
9
8
.174
N
8
7
22
N
7
6
22
N
6
5
22
Sig. (2-tailed)
5
4
22
N
4
3
Correlation
Coefficient
N
3
2
N
10 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
11 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
12 Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.590
Keterangan:1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang pendd, 8) metoda, 9)
media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana parasarana, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation
is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90
Lanjutan Lampiran3.
4. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program kesehatan. spv. Correlations
1
Kendall' 1
s tau_b
Correlation
Coefficient
2
.519**
.711** .711**
.
.949
.362
1.000
.517
.556
.666
.004
.000 .000
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation
Coefficient
.013
1.000
.437*
-.184
-.263
-.106
.156
-.051
.103 .111
Sig. (2-tailed)
.949
.
.033
.350
.179
.594
.447
.781
.585 .547
24
24
24
24
24
24
24
.183
.437*
1.000
-.171
-.396*
.228
-.046
.086
.130 .251
Sig. (2-tailed)
.362
.033
.
.394
.047
.261
.826
.648
.501 .183
24
24
24
24
24
24
24
24
.000
-.184
-.171
1.000
.582**
.000
-.186
-.122
.047 .153
1.000
.350
.394
.
.002
1.000
.353
.501
.801 .399
24
24
24
24
24
24
24
24
-.124
-.263
-.396*
.582**
1.000
-.045
-.108
.101
-.006 .093
.517
.179
.047
.002
.
.818
.589
.576
.976 .607
24
24
24
24
24
24
24
24
-.114
-.106
.228
.000
-.045
1.000
-.248
-.187
-.136 -.044
.556
.594
.261
1.000
.818
.
.220
.306
.467 .810
Correlation
Coefficient
Correlation
Coefficient
Correlation
Coefficient
N
24
24
24
Sig. (2-tailed)
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
.087
.156
-.046
-.186
-.108
-.248
1.000
.164
-.110 -.114
Sig. (2-tailed)
.666
.447
.826
.353
.589
.220
.
.384
.569 .545
24
24
24
24
24
24
24
24
24
*
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
24
24
Correlation
Coefficient
N
10
24
Correlation
Coefficient
N
9
10
.087
Sig. (2-tailed)
8
9
-.114
N
7
8
-.124
Sig. (2-tailed)
6
7
.000
N
5
6
.183
N
4
5
.013
N
3
4
1.000
Sig. (2-tailed)
2
3
24
24
**
-.051
.086
-.122
.101
-.187
.164
1.000
.343 .494**
.004
.781
.648
.501
.576
.306
.384
.
.049 .004
24
24
24
24
24
24
24
24
*
.519
24
24
**
.103
.130
.047
-.006
-.136
-.110
.343
.000
.585
.501
.801
.976
.467
.569
.049
.
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
**
**
.711
1.000 .726**
**
.111
.251
.153
.093
-.044
-.114
.000
.547
.183
.399
.607
.810
.545
.004
.000
.
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
.711
.494
.726 1.000
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8)
kognitif, 9) afektif, 10) konatif, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05
level (2-tailed).
91
Lanjutan Lampiran 3.
5. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program pendidikan. spv.Correlations
Kendall' 1
s tau_b
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
3
8
9
10
1.000
-.090
.512*
.
.347
-.097
.113
.132
.184
.116
.
.651
.013
.
.083
.635
.561
.484
.351
.557
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.090
1.000
-.063
.
.214
.092
.040
-.167
-.058
-.013
.651
.
.757
.
.282
.651
.836
.375
.768
.948
22
22
22
22
22
22
.512
-.063
1.000
.
.230
.111
-.237
.336
.083
.000
Sig. (2-tailed)
.013
.757
.
.
.265
.598
.237
.084
.683
1.000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sig. (2-tailed)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.347
.214
.230
.
1.000
.050
-.044
.195
-.141
.078
Sig. (2-tailed)
.083
.282
.265
.
.
.806
.822
.303
.477
.695
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.097
.092
.111
.
.050
1.000
-.220
.266
.030
.197
.635
.651
.598
.
.806
.
.271
.170
.881
.331
Correlation
Coefficient
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.113
.040
-.237
.
-.044
-.220
1.000
-.092
.211
-.317
Sig. (2-tailed)
.561
.836
.237
.
.822
.271
.
.620
.273
.100
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.132
-.167
.336
.
.195
.266
-.092
1.000
-.112
-.165
Sig. (2-tailed)
.484
.375
.084
.
.303
.170
.620
.
.550
.379
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.184
-.058
.083
.
-.141
.030
.211
-.112
1.000
.140
Sig. (2-tailed)
.351
.768
.683
.
.477
.881
.273
.550
.
.474
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.116
-.013
.000
.
.078
.197
-.317
-.165
.140
1.000
Sig. (2-tailed)
.557
.948
1.000
.
.695
.331
.100
.379
.474
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N
N
10
7
22
N
9
6
22
N
8
5
22
Sig. (2-tailed)
7
4
22
N
6
3
*
N
5
2
Correlation
Coefficient
N
4
1
N
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8)
kognitif, 9) afektif, 10) konatif, * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
92
Lanjutan Lampiran 3.
5. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program ekonomi. spv.Correlations
1
Kendall's
tau_b
1
Correlation
Coefficient
.156
-.104
.
.401
.644
.019
.964
.498
.297
1.000
.426
.604
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.174
1.000
.374
-.682**
.352
.597**
-.145
-.068
-.096
.056
Sig. (2tailed)
.401
.
.076
.001
.085
.004
.469
.720
.619
.776
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.099
.374
1.000
-.525*
.659**
.535*
.272
-.058
.324
-.171
Sig. (2tailed)
.644
.076
.
.014
.002
.013
.190
.768
.105
.403
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
-.525
1.000
-.307
**
-.156
-.028
.058
.039
Correlation
Coefficient
-.492
-.682
-.746
.019
.001
.014
.
.140
.000
.446
.885
.769
.844
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.009
.352
.659**
-.307
1.000
.591**
.231
-.115
.174
-.087
Sig. (2tailed)
.964
.085
.002
.140
.
.004
.252
.547
.369
.662
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.142
.597**
.535*
-.746**
.591**
1.000
.310
.183
.000
.008
Sig. (2tailed)
.498
.004
.013
.000
.004
.
.129
.344
1.000
.967
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.212
-.145
.272
-.156
.231
.310
1.000
-.054
.248
-.211
Sig. (2tailed)
.297
.469
.190
.446
.252
.129
.
.773
.192
.278
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.000
-.068
-.058
-.028
-.115
.183
-.054
1.000
.223
.281
1.000
.720
.768
.885
.547
.344
.773
.
.217
.128
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation
Coefficient
.156
-.096
.324
.058
.174
.000
.248
.223
1.000
-.308
Sig. (2tailed)
.426
.619
.105
.769
.369
1.000
.192
.217
.
.099
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.104
.056
-.171
.039
-.087
.008
-.211
.281
-.308
1.000
.604
.776
.403
.844
.662
.967
.278
.128
.099
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N
10
10
.000
N
9
9
.212
N
8
8
.142
N
7
7
.009
Sig. (2tailed)
6
6
-.492*
N
5
5
.099
N
4
4
.174
N
3
3
1.000
Sig. (2tailed)
2
2
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8)
kognitif, 9) afektif, 10) konatif, * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
93
Lanjutan Lampiran 3.
7.Proses sosialisasi vs efektifitas komunikasi program kesehatan.spv. Correlations
Kendall's 1
tau_b
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
5
-.021
6
.201
7
.267
8
.187
.
.025
.201
.360
.907
.245
.133
.282
24
24
24
24
24
24
24
24
*
1.000
-.209
.225
-.191
.451
.252
.278
.
.228
.209
.292
.010
.160
.113
Correlation Coefficient
24
24
24
24
24
24
24
24
-.219
-.209
1.000
-.526**
.509**
-.518**
-.614**
-.527**
.201
.228
.
.002
.003
.002
.000
.002
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.162
.225
-.526**
1.000
-.350
.345*
.645**
.697**
Sig. (2-tailed)
.360
.209
.002
.
.051
.047
.000
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
-.021
-.191
**
-.350
1.000
*
-.413
**
-.488**
.907
.292
.003
.051
.
.019
.002
.006
Correlation Coefficient
N
.509
-.545
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.201
.451*
-.518**
.345*
-.413*
1.000
.343*
.494**
Sig. (2-tailed)
.245
.010
.002
.047
.019
.
.049
.004
N
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.267
.252
-.614**
.645**
-.545**
.343*
1.000
.726**
Sig. (2-tailed)
.133
.160
.000
.000
.002
.049
.
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
**
**
**
**
**
1.000
N
8
.162
.025
Sig. (2-tailed)
7
4
.399
N
6
-.219
Sig. (2-tailed)
N
5
3
.399*
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
4
2
*
N
3
1
1.000
Correlation Coefficient
.187
.278
Sig. (2-tailed)
.282
.113
.002
.000
.006
.004
.000
.
24
24
24
24
24
24
24
24
N
-.527
.697
-.488
.494
.726
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif.
* Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
94
Lanjutan Lampiran 3.
8. Proses sosialisasi VS efektifitas komunikasi program pendidikan. spv. Correlations
1
Kendall's
tau_b
1
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
8
-.371
-.459*
.
.127
.775
.636
.051
.578
.063
.021
22
22
22
22
22
22
22
22
*
.470
-.321
-.136
-.097
.035
.023
.
.011
.081
.461
.588
.852
.901
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.057
.470*
1.000
.007
-.123
-.210
.342
.094
Sig. (2-tailed)
.775
.011
.
.973
.524
.259
.079
.630
22
22
22
22
22
22
22
22
-.093
-.321
.007
1.000
.122
-.325
-.164
.308
.636
.081
.973
.
.525
.079
.398
.111
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.385
-.136
-.123
.122
1.000
-.222
-.019
-.240
Sig. (2-tailed)
.051
.461
.524
.525
.
.231
.920
.215
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
8
7
-.106
1.000
N
7
6
.385
.127
N
6
5
-.093
.289
Sig. (2-tailed)
5
4
.057
Sig. (2-tailed)
N
4
3
.289
Correlation Coefficient
N
3
2
1.000
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
22
22
22
22
22
22
22
22
-.106
-.097
-.210
-.325
-.222
1.000
-.112
-.165
.578
.588
.259
.079
.231
.
.550
.379
22
22
22
22
22
22
22
22
-.371
.035
.342
-.164
-.019
-.112
1.000
.140
.063
.852
.079
.398
.920
.550
.
.474
22
22
22
22
22
22
22
22
*
-.459
.023
.094
.308
-.240
-.165
.140
1.000
.021
.901
.630
.111
.215
.379
.474
.
22
22
22
22
22
22
22
22
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif
.
* Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed),** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
95
Lanjutan Lampiran 3.
9. Proses sosialisasi VS efektifitas komunikasi program ekonomi. spv. Correlations
Kendall' 1
s tau_b
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
2
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
3
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
4
-.132
4
.319
5
.190
6
.197
7
-.204
8
.408*
.
.001
.461
.081
.312
.276
.268
.030
22
22
22
22
22
22
22
22
.590**
1.000
.194
.183
.072
.401*
-.017
.254
.001
.
.274
.309
.699
.025
.925
.169
22
22
22
22
22
22
22
22
-.132
.194
1.000
-.203
-.219
.090
-.060
.185
.461
.274
.
.253
.232
.610
.737
.310
22
22
22
22
22
22
22
.183
-.203
1.000
.357
.273
.203
-.012
Sig. (2-tailed)
.081
.309
.253
.
.056
.128
.265
.947
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.190
.072
-.219
.357
1.000
.047
-.061
.053
Sig. (2-tailed)
.312
.699
.232
.056
.
.799
.746
.781
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.197
*
.401
.090
.273
.047
1.000
.223
.281
Sig. (2-tailed)
.276
.025
.610
.128
.799
.
.217
.128
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
8
3
22
N
7
.590**
.319
N
6
2
Correlation Coefficient
N
5
1
1.000
22
22
22
22
22
22
22
22
-.204
-.017
-.060
.203
-.061
.223
1.000
-.308
.268
.925
.737
.265
.746
.217
.
.099
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.408*
.254
.185
-.012
.053
.281
-.308
1.000
Sig. (2-tailed)
.030
.169
.310
.947
.781
.128
.099
.
22
22
22
22
22
22
22
22
N
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif.
* Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
70
Download