Teori Ekonomi Makro

advertisement
EKONOMI MAKRO I
Oleh
Drs. Hary Pudjianto, MM
2009
Literatur
Ackley. G, 1973, Teori Ekonomi Makro. Terjemahan – P. Sitohang,
Yayasan Penerbit Univ. Indonesia, Jakarta.
Asfia Murni, 2006, Ekonomika Makro, PT Refika Aditama,
Bandung.
Dernburg, Thomas F., 1985, Macroeconomics: concepts, theories,
and policies, McGraw-Hill, Inc.
Dernburg, Thomas F., 2004, Macroeconomics: concepts, theories,
and policies, McGraw-Hill, Inc. (Terjemahan)
Dornbusch , R. and S. Fischer, 1987, Macroeconomics, McGraw –
Hill, New York.
Karyaman Muchtar, 1986, Makro Ekonomi: Konsep, teori, dan
kebijakan, Erlangga, Jakarta. (Terjemahan)
Partadiredja.A, 1977, Analisa Pendapatan Nasional, LP3ES,
Jakarta.
Soediyono. R, 1982, Ekonomi Makro: Pengantar Analisa
Pendapatan Nasional, Liberty, Yogyakarta.
Materi Kuliah









Makroekonomi dan Cakupannya
Mengukur Kegiatan Makroekonomi
Pemanfaatan Tenaga kerja,
Pertumbuhan dan Inflasi
Konsumsi dan Penentuan
Pendapatan
Kebijakan Fiskal dan Penentuan
Pendapatan
Pengeluaran untuk Investasi
Permintaan akan Uang
Penawaran Uang
Model IS-LM
MACROECONOMICS
Ekonomi
makro
membicarakan
perekonomian
sebagai
suatu
keseluruhan
(agregat)
dan
mengabaikan unit-unit individu.
Ekonomi
makro
memusatkan
perhatian pada kebijakan ekonomi
dan variabel-variabel kebijakan yang
mempengaruhi prestasi tersebut.
Ekonomi makro membahas tentang
produksi total dan tingkat harga
umum dan menjelaskan bagaimana
hal ini terjadi.
Perbedaan Ekonomi Makro dan
Ekonomi Mikro
Teori ekonomi makro sering juga disebut
Aggregate economic analysis. Kegiatan
ekonomi masyarakat tersebut akan terukur
dalam pendapatan nasional, dan dari sana
akan diketahui pihak-pihak yang ikut
menyumbang terhadap pembentukan
pendapatan nasional; selain itu juga diketahui
pihak yang menikmati.
Berkenaan dengan hal tersebut ekonomi makro
disebut pula analisa pendapatan nasional.
Sedangkan teori ekonomi mikro disebut pula dengan
alokasi sumber-sumber, sebab memang pokok
bahasan dari ekonomi mikro terpusat pada alokasi
sumber-sumber.
Dilihat dari satuannya. Satuan ekonomi mikro dapat
berupa perorangan, rumah tangga atau perusahaan,
satuan ekonomi makro adalah perekonomian satu
negara.
Sekalipun terdapat perbedaan akan tetapi sebenarnya
keduanya mempunyai hubungan yang erat.
Oleh Ackley (l973 : 733) dinyatakan bahwa hubungan
antara ekonomi mikro dan makro itu sebagai
hubungan dua arah.
Ekonomi mikro menyediakan bahan bagi teori ekonomi
makro; sebaliknya jika terdapat suatu masalah dalam
ekonomi mikro dan tidak terpecahkan, maka ekonomi
makro akan dapat memberi penjelasan.
Masalah Ekonomi



Dalam masa depresi yang hebat pada tahun 1930-an,
kita mengalami adanya tingkat pengangguran yang
tinggi dan meluas.
Kemudian pada tahun 1940-an inflasi melanda dunia
menggantikan posisi tekanan pengangguran.
Pada awal tahun 1960-an kembali perekonomian
mengalami tingkat pengangguran yang tinggi,
pertumbuhan ekonomi yang lamban. Kemudian pada
akhir tahun 1960-an inflasi muncul lagi, bahkan
indonesia mengalami tingkat inflasi yang sangat parah
yaitu mencapai 600 persen dalam waktu satu tahun.


Pada tahun 1970-an, krisis terus berlanjut
akibat kemerosotan keadaan pertanian dan
naiknya harga minyak naik empat kali lipat.
Terjadi kenaikan harga-harga, yang pada
gilirannya menciutkan produksi dan
pemanfaatan tenaga kerja.
Dalam membahas perekonomian secara makro,
kita terlibat berulang kali pada masalah
pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan.
SEJARAH MUNCULNYA EKONOMI
MAKRO
SEBELUM TAHUN 1930-AN, PARA AHLI EKONOMI
KLASIK BERANGGAPAN BAHWA FULL EMPLOYMENT
SELALU DAPAT DICAPAI, SEHINGGA MEREKA TIDAK
MEMPERHATIKAN EKONOMI MAKRO.
HUKUM SAY MENYATAKAN BAHWA “SUPPLY CREATE
ITS OWN DEMAND”,. IMPLIKASI DARI HUKUM
TERSEBUT BAHWA DALAM PEREKONOMIAN TIDAK
AKAN TERJADI KELEBIHAN PRODUKSI APALAGI
PENGANGGURAN.
KALAUPUN SAMPAI TERJADI, MAKA SIFATNYA HANYA
SEMENTARA.
Akan tetapi pada tahun tigapuluhan
harga-harga turun dan terjadi kelebihan
produksi sehingga terjadi pengangguran
yang tidak segera hilang dengan
sendirinya.
Pengangguran tersebut terutama
disebabkan oleh tidak mampunya
perusahaan membayar gaji atau upah
karena tidak semua produksinya laku
terjual.
Depresi besar yang terjadi pada tahun
tigapuluhan melanda hampir semua
negara. Peristiwa itu merupakan pukulan
berat bukan saja bagi para pelaku
ekonomi, melainkan juga terhadap teori
ekonomi.


DI TENGAH KELESUAN EKONOMI TERSEBUT,
MUNCUL PENDAPAT KEYNES YANG
SEKALIGUS DAPAT DIPANDANG SEBAGAI
RESEP BAGI PEMECAHAN MASALAH.
IA MELIHAT SEBAB UTAMA DARI
TERJADINYA KELESUAN EKONOMI TERSEBUT
TERLETAK PADA LEMAHNYA DAYA BELI
MASYARAKAT.
OLEH KARENA ITU UNTUK MENGATASI
PENGANGGURAN PERLU INJEKSI, DAN YANG
DAPAT MELAKUKAN ADALAH PEMERINTAH
DENGAN DEFISIT SPENDING POLICY

SARAN KEYNES TENTANG
CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
MEMANG TIDAK SEJALAN
DENGAN FALSAFAH EKONOMI
KLASIK YANG MENGHENDAKI
KEBEBASAN DARI CAMPUR
TANGAN PEMERINTAH, AKAN
TETAPI SARAN KEYNES ITU
JUSTRU DAPAT MENYELAMATKAN
PEREKOMIAN DAN JUGA
PERKEMBANGAN TEORI
EKONOMI.
ANALISIS EKONOMI SECARA KESELURUHAN
MENJADI PENTING DAN PERLU DIKAJI SECARA
TERSENDIRI. WALAUPUN DEMIKIAN,
BERHUBUNG DENGAN PERKEMBANGAN DALAM
MASYARAKAT, MAKA PERSOALAN SERUPA
YANG MUNCUL KEMUDIAN TIDAK DAPAT
DIATASI DENGAN MENERAPKAN SARAN
DIATAS.
MASALAH-MASALAH YANG
BERSIFAT
NASIONAL/LOKAL
ADALAH: KETIDAK
MERATAAN DISTRIBUSI
HASIL PEMBANGUNAN,
KEKURANGAN MODAL
PEMBANGUNAN, DAN
ALLOKASI SUMBERSUMBER TANAH.
MASALAH-MASALAH LAIN
YANG BERSIFAT
GLOBAL, ADALAH:
PENGANGGURAN DAN
PENYEDIAAN
KESEMPATAN KERJA,
SERTA INFLASI.
Sasaran utama Ekonomi (Makro)
1. TINGKAT PENGERJAAN
YANG TINGGI
(EMPLOYMENT)
2. STABILITAS HARGA
3. PERTUMBUHAN EKONOMI
(ECONOMIC GROWTH)
4. DISTRIBUSI PENDAPATAN
YANG ADIL (EQUITABLE)
5. MENCAPAI KESEIMBANGAN
NERACA PEMBAYARAN
INTERNASIONAL.
TINGKAT PENGERJAAN YANG TINGGI
(EMPLOYMENT)
Masyarakat selalu berusaha untuk mencapai
tingkat kegiatan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu suatu
tingkat kegiatan terciptanya kesempatan kerja penuh
dan pertumbuhan ekonomi yang mantap.
Pengangguran merupakan masalah yang serius di
seluruh dunia. Pengangguran mengakibatkan hilangnya
kesempatan warga negara untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, dan menurunkan derajat dan nilai
kehidupan manusia.
Secara ekonomi,
pengangguran
berdampak pada
turunnya jumlah
produk nasional dan
turunnya
pendapatan,
sekaligus
menurunkan tingkat
kemakmuran
masyarakat karena
tidak tercukupinya
kebutuhan
masyarakat.
Masalah penyediaan
lapangan kerja
merupakan urusan
perusahaan swasta.
Semakin berkembang
sektor swasta, semakin
banyak kesempatan
kerja yang diciptakan.
Disamping itu, peranan
pemerintah melalui
kebijakannya diperlukan
untuk terciptanya
lapangan kerja.
STABILITAS HARGA;
Konsumen tidak menghendaki
terjadinya kenaikan harga
barang dan jasa yang tinggi.
Pada sisi lain, produsen tidak
suka apabila terjadi
penurunan harga.
Kenaikan harga yang tidak
terlalu tinggi diperlukan untuk
merangsang investasi.
Dalam perekonomian system
pasar bebas, tinggi
rendahnya harga barang
ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran.
STABILITAS HARGA
Inflasi menunjukkan kenaikan harga-harga secara
umum dalam waktu yang lama. Inflasi berkaitan dengan
terjadinya penurunan nilai uang.
Inflasi akan sangat merugikan bagi masyarakat
yang berpendapatan tetap, atau yang kenaikan
pendapatannyanya lebih lambat dari pada kenaikan
tingkat harga.
Inflasi dapat menimbulkan berbagai dampak
antara lain:
a. Mengubah distribusi pendapatan
b. Berpengaruh terhadap debitor dan kreditor.
c. Mempengaruhi efisiensi dalam kegiatan ekonomi
d. Mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi.
Inflasi harus ditekan, karena
bila inflasi tak terkendali,
perekonomiannya menjadi
rusak, dan hukum
permintaan dan hukum
penawaran tidak dapat
berfungsi sebagaimana
mestinya.
PERTUMBUHAN EKONOMI;
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan
output total suatu perekonomian, atau dengan
kata lain sebagai kenaikan GDP riil per capita
secara berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan, karena
jumlah penduduk selalu meningkat dari tahun ke
tahun. Jadi produksi barang dan jasa harus selalu
bertambah.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, perekonomian harus
tumbuh minimal sama dengan laju pertumbuhan
penduduk.
DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG ADIL:
Sulit didefinisikan dengan jelas, namun dapat
dijumpai kecenderungannya.
Distribusi yang sangat tidak merata adalah hal
yang tidak dikehendaki oleh sebagian besar
orang.
Ketidakadilan pendapatan dapat dikurangi
dengan pajak prograsif.
Mencapai keseimbangan Neraca Pembayaran
Internasional (NPI).


Harus selalu diusahakan agar NPI tidak defisit.
NPI defisit artinya lebih banyak pembayaran
atau aliran dana ke luar negeri dari pada yang
kita terima.
Sebaliknya apabila NPI surplus berarti banyak
aliran dana dari luar negeri sebagai akibat dari
aliran modal, ekspor komoditi dan jasa kita.
Neraca pembayaran yang baik
adalah neraca pembayaran yang
seimbang, sehingga tidak terjadi
goncangan yang dapat mengganggu
perekonomian.
Bila suatu negara mengalami
ketidakstabilan Neraca Pembayaran,
akan menimbulkan masalah
ekonomi dalam negeri.
Misal bila impor terlalu besar,berakibat:
a. Menurunnya nilai mata uang
domestik, shg akan mendorong
inflasi.
b. Mengurangi kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
c. Mengurangi kesempatan kerja.
INSTRUMENT YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT ADALAH:
 Kebijakan Fiskal;
 Kebijakan Moneter;
 Kebijakan Pendapatan;
 Perekonomian Luar Negeri;
KEBIJAKAN
FISKAL;
Kebijakan fiskal merupakan
kebijakan pemerintah
untuk mengubah dan
mengendalikan
penerimaan dan
pengeluaran pemerintah
melalui APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara) dengan maksud
untuk mengatasi masalah
ekonomi.
KEBIJAKAN FISKAL BERISI DUA
INSTRUMEN POKOK, YAITU:
BELANJA NEGARA (GOVERNMENT
EXPENDITURE / G); SELURUH
PEMBELIAN BARANG DAN JASA UNTUK
KEPENTINGAN NASIONAL DAN
PERPAJAKAN /TX.; PAJAK MEMERANKAN
DUA PERAN PENTING.
 PAJAK MENGURANGI JUMLAH
PENDAPATAN MASYARAKAT. MAKIN
TINGGI PAJAK BERAKIBAT SEMAKIN
KECILNYA PENGELUARAN UNTUK
KONSUMSI.
 PAJAK BERPENGARUH TERHADAP
OUTPUT POTENSIAL. PENGURANGAN
PAJAK DAPAT MENGGAIRAHKAN PARA
INVESTOR.
KEBIJAKAN MONETER;


Kebijakan Moneter merupakan
kebijakan yang dilakukan bank sentral
dalam mengatur dan mengendalikan
jumlah uang yang beredar.
PENGENDALIAN JUMLAH UANG
BEREDAR MEMPENGARUHI SUKU
BUNGA. DENGAN MEMPERCEPAT ATAU
MEMPERLAMBAT PERTUMBUHAN UANG
BEREDAR, SUKU BUNGA AKAN TURUN
ATAU NAIK, DAN HAL INI DAPAT
MENGGAIRAHKAN ATAU MEMATIKAN
INVESTASI.
Kebijakan moneter meliputi:
A. Operasi pasar terbuka (Open
market operation); yaitu membeli
atau menjual obligasi pemerintah.
B. Kebijakan tingkat diskonto; yaitu
kebijakan dalam menetapkan
tingkat bunga
C. Kebijakan cadangan wajib
(Reserve-requirement); yaitu
kebijakan dalam menetapkan
cadangan wajib untuk deposito
bank dan lembaga keuangan
lainnya
D. Kebijakan pengawasankredit
secara selektif
E. Moral suation; yaitu membujuk
secara moral kepada masyarakat
pengguna jasa bank.
KEBIJAKAN PENDAPATAN;



BILA INFLASI MERUPAKAN SASARAN UTAMA
KEBIJAKAN, CARA TERBAIK ADALAH MENJAGA
KESTABILAN HARGA.
MENGEKANG PERTUMBUHAN JUMLAH UANG
BEREDAR DAN BELANJA NEGARA MERUPAKAN CARA
TRADISIONIL UNTUK MEMPERLAMBAT LAJU INFLASI.
LANGKAH INI MENGURANGI GNP RIEL,
MEMPERTINGGI TINGKAT PENGANGGURAN, DAN
MENEKAN INFLASI.
ALTERNATIF LAIN YANG DAPAT DIGUNAKAN ADALAH
PENGENDALIAN TINGKAT UPAH DAN HARGA.
PEREKONOMIAN LUAR NEGERI;
KEBIJAKAN PERDAGANGAN, DAN CAMPUR
TANGAN ATAS NILAI KURS VALUTA ASING.
DALAM MAKROEKONOMI,
TERDAPAT BEBERAPA
TRADEOFF (dilema).
Ilmu ekonomi makro
melibatkan beberapa alternatif
tujuan.
Sebagai contoh, untuk
menurunkan laju inflasi yang
tinggi, diperlukan suatu periode
dengan angka pengangguran yang
tinggi dan rendahnya output.
Terdapat tiga variabel pokok yang berperan
dalam kegiatan ekonomi:



Kebijakan; meliputi kebijakan fiskal, moneter,
pendapatan, dan ekonomi luar negeri.
Variabel eksternal; diakibatkan oleh
kekuatan yang bukan ekonomi seperti musim,
perang, jumlah penduduk dan lainnya.
Variabel hasil; semua yang menjadi sasaran
kebijakan ekonomi makro- output, kesempatan
kerja, tingkat harga, dan ekspor netto.
Model Ekonomi Makro
Model Ekonomi adalah suatu
penyederhanaan dari
kenyataan-kenyataan yang
terjadi dalam perekonomian.
Penyederhanaan tersebut
memperlihatkan hubungan
antara variabel dan beberapa
variabel-variabel lainnya, yang
diungkapkan secara verbal,
grafis, diagram, dan matematis.
Pelaku-pelaku Ekonomi
1.
a.
b.
Household atau Rumah tangga
Konsumen;
Sebagai Pemilik Faktor Produksi
Sebagai pemakai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh Produsen,
Pemerintah, dan Luar negeri.
2. Business atau Rumah Tangga
Produsen;
a.
Sebagai penghasil barang dan jasa
b.
Sebagai pemakai faktor produksi dari
RT
3. Government Sector atau Rumah
Tangga Negara;
a.
Sebagai penghasil barang publik
b.
Sebagai pemakai faktor produksi
RT
c.
Sebagai pemakai hasil produksi
dari perusahaan dan LN
4. Foreign Sector atau Rumah
Tangga Luar Negeri;
a.
Sebagai penghasil barang dan jasa
b.
Sebagai pemasok faktor produksi
c.
Sebagai pemakai barang dan jasa
d.
Sebagai pemakai faktor produksi
Hubungan Pelaku-pelaku Ekonomi dalam konsep
Circular Flow of Economic Activity
1. Model Circular Flow ekonomi dua sektor;
Perekonomian model dua sektor dikatakan
bersifat tertutup dan sederhana.
Komponen pendapatan nasional atau produk
nasional meliputi:
a. Konsumsi ( C )
b. Tabungan ( S )
c. Investasi ( I )
Hubungan ketiganya dapat dikemukakan dalam
model matematis:
Ditinjau dari sisi penerimaan, Y = C + S
Ditinjau dari sisi pengeluaran, Y = C + I
Bila nilai pendapatan sama dengan nilai produk,
maka perekonomian dikatakan dalam keadaan
seimbang atau “Equilibrium”
Y=C+S
Y=C+I
C+S=C+I
S=I
(Syarat Equilibrium perekonomian 2 sektor)
2. Model Circular Flow ekonomi tiga sektor
Dalam model 3 sektor, pelaku ekonomi terdiri dari:
Konsumen, Perusahaan, dan Pemerintah
Hubungan ketiga sektor dapat diamati dalam gambar.
Hubungan C,S,I,G, dan T dikemukakan Bentuk
model matematis sbb:
a.
b.
Ditinjau dari sisi penerimaan, Y = C+S+T
Ditinjau dari sisi pengeluaran, Y = C+I+G
c. Bila nilai pendapatan sama dengan nilai produk,
maka perekonomian dikatakan dalam keadaan
seimbang atau “Equilibrium”
C+S+T = C+I+G
S+T = I+G
(Syarat Equilibrium perekonomian 3 sektor)
Hubungan C,S,I,G,T, M, dan X dikemukakan
Bentuk model matematis sbb:
a.
b.
Ditinjau dari sisi penerimaan, Y = C+S+T+X
Ditinjau dari sisi pengeluaran, Y = C+I+G+M
c. Bila nilai pendapatan sama dengan nilai produk,
maka perekonomian dikatakan dalam keadaan
seimbang atau “Equilibrium”
C+S+T+X = C+I+G+M
S+T+X = I+G+M
(Syarat Equilibrium perekonomian 4 sektor)
3. Model Circular Flow ekonomi empat sektor
Dalam model 4 sektor, pelaku ekonomi terdiri dari: Konsumen,
Perusahaan, Pemerintah, dan Luar negeri.
Analisis perekonomian sudah bersifat terbuka.
Hubungan ketiga sektor dapat diamati dalam gambar.
Komponen-komponen pendapatan nasional meliputi:

Konsumsi ( C )

Tabungan ( S )

Investasi ( I )

Pengeluaran Pemerintah ( G )

Penerimaan pemerintah ( T )

Belanja untuk impor ( M )

Penerimaan atas Ekspor ( X )
Arus Uang
Arus Barang
Rumah Tangga
Perusahaan
Arus Faktor Produksi
Arus Uang
Arus Uang
Arus Barang
Rumah
Tangga
Perusahaan
Arus
Faktor Produksi
Arus Uang
Pemerintah
Luar
Negeri
Penawaran dan Permintaan Agregat
PENAWARAN AGREGAT; ADALAH JUMLAH
OUTPUT YANG AKAN DIPRODUKSI DAN
DIJUAL OLEH KALANGAN BISNIS PADA HARGA
BERLAKU, PADA KAPASITAS PRODUKSI
TERTENTU DAN DENGAN BIAYA TERTENTU.
PERMINTAAN AGREGAT: ADALAH JUMLAH
BARANG DAN JASA YANG AKAN DIBELI OLEH
KONSUMEN, PERUSAHAAN, DAN PEMERINTAH,
PADA TINGKAT HARGA TERTENTU, JUMLAH
PENDAPATAN TERTENTU, DAN VARIABELVARIABEL EKONOMI TERTENTU LAINNYA.
Output Nasional
SALAH SATU KONSEP PENTING ADALAH GROSS
NATIONAL PRODUCT (GNP), YANG MERUPAKAN
JUMLAH NILAI SELURUH OUTPUT SUATU NEGARA
PADA PERIODE TERTENTU.
ADA TIGA PENDEKATAN DALAM PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL:

PENDEKATAN PRODUKSI;

PENDEKATAN PENERIMAAN;

PENDEKATAN PENGELUARAN;
PENDEKATAN PRODUKSI
Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian/negara
GNP juga dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai
tambah atau added value
Nilai tambah merupakan nilai selisih antara nilai
penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan
mentah dan jasa perusahaan lain.
Metode nilai tambah dimaksudkan untuk menghindari
timbulnya penghitungan ganda, dengan cara
memasukkan ke dalam nilai GNP hanya nilai barang
akhir.
PENDEKATANPENERIMAAN
PENDAPATAN NASIONAL Diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh penerimaan dari
pemakaian faktor produksi tanah, tenaga kerja,
modal, dan wirasuasta.
 Y = SEWA + UPAH + BUNGA + LABA
Y = R+W+I+P
PENDEKATAN
PENGELUARAN
PENDAPATAN NASIONAL JUGA MERUPAKAN
PENJUMLAHAN NILAI KONSUMSI
MASYARAKAT, PENANAMAN MODAL, DAN
BELANJA NEGARA.
Y=C+I+G
PENDAPATAN NASIONAL DAPAT JUGA
DIRUMUSKAN SEBAGAI PENJUMLAHAN BIAYABIAYA:
1. GAJI, UPAH, SEWA, DAN LABA.
2. PAJAK PERUSAHAAN YANG MERUPAKAN
BIAYA PRODUKSI.
3. CADANGAN PENYUSUTAN.
Konsep perhitungan
Pendapatan nasional:

GNP; dihitung menggunakan konsep warga negara

GDP dihitung menggunakan konsep wilayah. (Jumlah

GDP = GNP – Net foreign Investment.
(Nation), (Jumlah nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh faktor produksi warga negara).
sedangkan
nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor
produksi di wilayah/negara tertentu, siapapun
pemiliknya).


Oleh karena harga barang dan jasa itu tidak
tetap, maka perhitungan PNB dan PDB harus
disesuaikan dengan perkembangan harga yang
berlaku, namanya adalah PNB dan PDB atas
dasar harga berlaku (at current market prices).
Dapat saja terjadi,GNP/ PDB naik terus padahal
barang dan jasa yang dihasilkan dalam arti fisik
tidak bertambah. Untuk itu dihitunglah PDB dan
PNB atas dasar harga konstan dalam suatu
tahun.


Cara menghitung harga konstan adalah dengan
mendeflasi harga yang berlaku dengan suatu
index harga.
Index harga adalah index yang menunjukkan
laju kenaikan dan penurunan harga dari tahun
ke tahun.
Misalnya pada tahun 1980 harga sebuah radio
Rp.100.000 , tahun 1982 Rp.125.000, atau naik
25 %. Index harga tahun 1980 adalah 100, dan
tahun 1982 adalah: (125.000 : 100.000) x 100
= 125
GNP NOMINAL: DIHITUNG ATAS DASAR
HARGA BERLAKU.
GNP RIIL: DIHITUNG ATAS DASAR HARGA
KONSTAN, YANG DINYATAKAN DALAM DAYA
BELI DARI TAHUN DASAR TERTENTU.
Konsumsi dan Investasi
KONSUMSI ADALAH PENGELUARAN UNTUK BARANG
DAN JASA. KONSUMSI MERUPAKAN KOMPONEN
TERBESAR GNP.
ALAT POKOK DALAM ANALISA ADALAH FUNGSI
KONSUMSI, YAITU SUATU KONSEP YANG
MENGKAITKAN PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI
DENGAN TINGKAT PENDAPATAN DISPOSABEL.
C = F(YD)
Konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Konsumsi, Tabungan, dan
Pendapatan
Tabungan (s) merupakan bagian dari pendapatan yang
tidak dikonsumsikan.
S=Y–c
Orang kaya menabung lebih banyak daripada orang
miskin, baik secara absolut maupun persentasenya.
Orang yang terlalu miskin tidak mampu menabung.
Mereka membelanjakan lebih banyak daripada yang
mereka peroleh. Kekurangan ini akan ditutup dari
hutang atau tabungan yang telah ada sebelumnya.
(Dissaving)
TITIK IMPAS
(BREAKEVEN POINT):
BERARTI BAHWA RUMAH TANGGA MEMBELANJAKAN SELURUH
PENDAPATANNYA UNTUK KONSUMSI, SEHINGGA TIDAK ADA
TABUNGAN, DAN TIDAK BERHUTANG.
Y=C
S=0
ASPEK KONSUMSI BERKAITAN DENGAN OUTPUT AGREGAT
DAN KESEMPATAN KERJA.
UNTUK ITU KITA PERLU MEMAHAMI BERAPA TAMBAHAN
UNTUK KONSUMSI (MPC) DAN BERAPA TAMBAHAN UNTUK
TABUNGAN (MPS) SEBAGAI AKIBAT DARI TAMBAHAN
PENDAPATAN.
Konsumsi dan Pendapatan
Nasional


Kita mulai dengan perekonomian sederhana,
dengan menganggap hanya ada sektor rumah
tangga saja. Pendapatan nasional hanya
dipakai untuk konsumsi.
Y=C
Bentuk fungsi konsumsi adalah: C = a + b Y.
artinya konsumsi adalah fungsi dari Pendapatan
nasional dan hubungannya positip.
Dengan menggunakan data, dan dipindahkan ke
dalam gambar, akan lebih memudahkan kita
dalam memahami fungsi konsumsi.
Bila fungsi konsumsi berada di atas garis 45 0,
maka terjadilah tabungan negatif. Bila fungsi
konsumsi berada di bawah garis 45 o, maka
terjadilah tabungan positif.
Apabila dua kurva bertemu pada satu titik, maka
rumah tangga hanya impas.
Contoh:
Bila diketahui sebuah fungsi konsumsi masyarakat
C = 100 + 0,75 Y, maka kita akan dapat menghitung
besarnya tingkat konsumsi dan pendapatan nasional
keseimbangan sebagai berikut:
Y = C,
nilai C kita substitusikan sehingga
Y = 100 + 0,75 Y
0,25 Y = 100
Y = 400.
Selanjutnya, besarnya konsumsi dapat dicari dengan
memasukkan nilai Y tersebut ke dalam fungsi
konsumsi
C = 100 + 0,75 (400)
C = 400.
PENGGUNAAN KURVA
KONSUMSI DAN TABUNGAN
C
Y=C
C= F(Y)
Y



Dalam suatu perekonomian sederhana,
diketahui fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Yd.
Hitunglah besarnya tingkat konsumsi,
tabungan, dan pendapatan nasional dalam
keseimbangan!
Tunjukkan gambar fungsinya!
Pada tingkat pendapatan nasional (Y)
sebesar 0, tingkat konsumsi sebesar (a)
yaitu nilai konsumsi minimum yang harus
dipenuhi walaupun tidak ada pendapatan
apa-apa.
 Kemudian peningkatan konsumsi tak
sebanding dengan peningkatan Y, yaitu
hanya sebesar hasrat konsumsi (b) yang
sering disebut “Marginal Propensity to
Consume” (MPC).


MPC = dC/dY yang besarnya antara nol
dan satu.
FUNGSI TABUNGAN.
MENGHUBUNGKAN JUMLAH
TABUNGAN DENGAN JUMLAH
PENDAPATAN.
APABILA DIGAMBARKAN DALAM
GRAFIK, AKAN TERLIHAT
KEADAAN TABUNGAN NETTO
BAIK POSITIF MAUPUN
NEGATIF.
Tabungan merupakan fungsi dari pendapatan
nasional
Y=C+S
C = a + bY
Y = a + bY + S
S = Y – a – bY
S = -a + (1-b)Y.
Persamaan di atas adalah fungsi Tabungan.
Bila pendapatan sama dengan nol, berarti
jumlah tabungan = -a. Dan bila pendapatan
sama dengan konsumsi berarti pada saat itu
jumlah tabungan adalah = 0.
s
S=f (Y)
Y
Pada saat tabungan = 0, berarti pada saat
itu garis tabungan memotong sumbu
horizontal di Y*. Dengan
menghubungkan titik –a dengan titik Y*,
kita mendapatkan kurva fungsi tabungan
S = -a + (1-b)Y.
Jadi dalam keadaan tidak ada perusahaan,
pemerintah, dan sector luar negeri, maka
Pendapatan Nasional keseimbangan
(Equilibrium) dicapai pada saat:
konsumsi = pendapatan nasional,
dan tabungan = nol.
Kecenderungan mengkonsumsi marginal
(mpc)
Mpc : tambahan jumlah pengeluaran konsumsi
bila diperoleh tambahan pendapatan.
Kecenderungan menabung marginal (mps).
Mps adalah bagian dari setiap rupiah tambahan
pendapatan yang digunakan untuk tambahan
tabungan.
Konsumsi Nasional




FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
PENGELUARAN KONSUMSI:
PENDAPATAN DISPOSABEL.
PENDAPATAN PERMANEN ATAU PENDAPATAN
MENURUT DAUR HIDUP; YAITU TINGKAT
PENDAPATAN RATA-RATA YANG DITERIMA
SESEORANG PADA SITUASI EKONOMI YANG
BAIK MAUPUN BURUK.
KEKAYAAN.
FAKTOR PENENTU LAINNYA. (JAMINAN
SOSIAL, TINGKAT INFLASI)
Fungsi Konsumsi Nasional


PENDAPATAN DISPOSABLE;
MERUPAKAN PENENTU YANG POKOK
ATAS KONSUMSI NASIONAL.
Investasi;
KOMPONEN POKOK KEDUA DALAM
PENGELUARAN PERORANGAN
ADALAH INVESTASI.
Kurva Permintaan untuk
Investasi
FAKTOR APA YANG PALING DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP
INVESTASI?
KURVA PERMINTAAN INVESTASI ADALAH HUBUNGAN
ANTARA SUKU BUNGA DAN INVESTASI.
Skedul permintaan investasi merupakan fungsi suku bunga yang
menurun.Tingkat suku bunga riel yang rendah akan
menggalakkan investasi.
SUKU BUNGA RIEL ADALAH SUKU BUNGA YANG DIBAYAR OLEH
PEMINJAM DILIHAT DARI NILAI RIEL BARANG DAN JASA.
SUKU BUNGA RIEL = SUKU BUNGA NOMINAL – LAJU
INFLASI.
ADA PERBEDAAN ANTARA KEPUTUSAN
MENABUNG DAN BERINVESTASI. DAN
BAHWA TINGKAT TABUNGAN DAN INVESTASI
TIDAK SECARA OTOMATIS SAMA, KARENA
TABUNGAN DAN INVESTASI DILAKUKAN OLEH
PIHAK YANG BERLAINAN DAN DENGAN
ALASAN YANG BERBEDA.
PEMBENTUKAN INVESTASI SEBAGIAN BESAR
DILAKUKAN OLEH KALANGAN DUNIA USAHA,
TERUTAMA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN.
TABUNGAN DILAKUKAN OLEH: PERORANGAN,
KELUARGA, DAN LEMBAGA KEUANGAN.
SECARA LUAS INVESTASI, DAPAT PULA BERUPA
INVESTASI KEMANUSIAAN YANG SERING
DISEBUT “HUMAN INVESTMENT”.
Nilai Modal




MEREKA YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN
INVESTASI TIDAK HARUS MELAKUKAN PROSES
PRODUKSI SENDIRI.
ORANG YANG MEMPUNYAI DANA DAPAT MEMBELI
SURAT-SURAT BERHARGA DI PASAR MODAL.
TINDAKAN MEMBELI SURAT BERHARGA DAPAT
DIKATEGORIKAN SEBAGAI INVESTASI.
BAGI PEMILIK MODAL, TERBUKA KESEMPATAN
UNTUK MENANAMKAN MODALNYA DALAM BENTUK
SURAT-SURAT BERHARGA ATAU DITANAMKAN
DALAM SUATU PERUSAHAAN.


KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH MEMBELI
BARANG MODAL ATAUKAH MEMBELI SURAT
BERHARGA SANGAT DIPENGARUHI OLEH
TINGKAT SUKU BUNGA YANG BERLAKU.
Dengan naiknya suku bunga, harga surat
berharga menjadi lebih rendah, dan sebaliknya.
Dengan turunnya suku bunga, harga surat
berharga menjadi tinggi.
MODEL YANG BIASA DIPAKAI UNTUK
MEMPERHITUNGKAN PERKEMBANGAN MODAL
YAITU DENGAN BUNGA BERGANDA
(COMPOUND INTEREST).
PEMIKIRAN YANG MELANDASI MODEL INI
ADALAH BAHWA NILAI RP 1 JUTA HARI INI
TIDAK SAMA DENGAN RP.1 JUTA PADA
SETAHUN MENDATANG.
APABILA SESEORANG AKAN MENERIMA UANG
RP. 1 JUTA PADA SETAHUN YANG AKAN
DATANG, MAKA IA HANYA MEMERLUKAN
KURANG DARI RP. 1 JUTA PADA HARI INI.
PERSAMAAN UMUM YANG BIASA DIGUNAKAN DALAM
PERSOALAN INI ADALAH:
P1 = p0 (1 + i) atau
Pn = p0 (1 +i)n
Keterangan:
Pn = nilai pada tahun ke n
P0 = nilai pada awal tahun
i = suku bunga, dan
n= jangka waktu.
Apabila diketahui besar modal pada tahun ke n dan suku
bunga yang berlaku, maka akan dapat dihitung besar
modal pada awal tahun yaitu:
Po = pn : (1 + i)n
SEKIRANYA PEMBELIAN SURAT BERHARGA
MENJADI PILIHAN, MAKA BAGI PEMEGANG
SURAT OBLIGASI AKAN MEMPEROLEH KUPON
YANG BESARNYA SAMA SETIAP TAHUN.
SETELAH JATUH TEMPO PEMEGANG OBLIGASI
AKAN MENERIMA PEMBAYARAN KEMBALI
SEJUMLAH NILAI NOMINAL YANG TERTERA
PADA SURAT OBLIGASI TERSEBUT.
OLEH KARENA ITU APABILA PEMEGANG
OBLIGASI BERMAKSUD MENJUAL
OBLIGASINYA, MAKA NILAINYA HARUS
DIPERHITUNGKAN DENGAN SUKU BUNGA
YANG BERLAKU.
Pengertian Ekuilibrium
Titik temu antara skedul tabungan dan skedul
investasi merupakan tingkat ekuilibrium. Pada
titik tersebut terjadi kesesuaian antara
tabungan dengan jumlah investasi.
Apabila tabungan yang diinginkan tidak sama
dengan investasi yang diinginkan, maka Output
akan terus berubah.




Setiap titik pada fungsi konsumsi merupakan
jumlah konsumsi yang diinginkan atau yang
direncanakan pada tingkat pendapatan disposable
tertentu.
Setiap titik pada fungsi tabungan menunjukkan
jumlah tabungan yang diinginkan atau
direncanakan pada tingkat pendapatan tersebut.
DENGAN MELIHAT INTERAKSI ANTARA
TABUNGAN DENGAN INVESTASI, KITA DAPAT
MEMPEROLEH TINGKAT GNP EKUILIBRIUM.
PERPOTONGAN ANTARA SKEDUL TABUNGAN DAN
SKEDUL INVESTASI MERUPAKAN TITIK
EKUILIBRIUM OUTPUT NASIONAL.


DALAM KEADAAN EKUILIBRIUM, PERUSAHAAN
TIDAK AKAN MEMILIKI PERSEDIAAN YANG
MENUMPUK DI GUDANG JADI JUMLAH
PRODUKSI, TINGKAT PENGGUNAAN TENAGA
KERJA, PENDAPATAN, DAN PENGELUARAN
AKAN BERTAHAN PADA TINGKAT YANG SAMA.
PADA TITIK-TITIK YANG LAIN, JUMLAH
TABUNGAN TIDAK SESUAI DENGAN JUMLAH
INVESTASI. PERBEDAAN JUMLAH INI AKAN
MENDORONG PARA PENGUSAHA UNTUK
MENGUBAH JUMLAH PRODUKSINYA AGAR
BISA KEMBALI KE GNP EKUILIBRIUM.
PENETAPAN OUTPUT
BERDASARKAN KONSUMSI DAN
INVESTASI

METODE KEDUA MENGETAHUI GNP
EQUILIBRIUM DINAMAKAN PENDEKATAN
“KONSUMSI PLUS INVESTASI” (C+I)



Jumlah pengeluaran (C+I) merupakan tingkat
pengeluaran yang diinginkan oleh konsumen
dan perusahaan pada setiap tingkat output.
Titik e adalah titik equilibrium, karena pada titik
ini jumlah pengeluaran C dan I tepat sama
dengan jumlah output.
Kegiatan ekonomi dua sektor dikatakan
seimbang apabila nilai tabungan masyarakat
(S) sama dengan besar Investasi (I)
Y=C
C
C= f (Y)
Y*
Y
S
S= f (Y)
Y
Y*
Contoh:
Bila diketahui sebuah fungsi konsumsi masyarakat
C = 100 + 0,75 Y, maka kita akan dapat
menghitung besarnya tingkat konsumsi dan
pendapatan nasional keseimbangan sebagai
berikut:
Y = C,
nilai C kita substitusikan sehingga
Y = 100 + 0,75 Y
0,25 Y = 100
Y = 400.
Selanjutnya, besarnya konsumsi dapat dicari
dengan memasukkan nilai Y tersebut ke dalam
fungsi konsumsi
C = 100 + 0,75 (400)
C = 400.
Investasi
Sekarang kita menganggap bahwa dalam
perekonomian ada sektor rumah tangga dan
sektor perusahaan yang menciptakan permintaan
Investasi (I).
Investasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Investasi tetap (autonomous Investment); dan
 Investasi dipacu (Induced Investment).

Investasi tetap adalah investasi yang tidak
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat
pendapatan nasional yang ditulis dengan symbol
I = Io.
Misalkan Io = 10.
Dengan fungsi konsumsi sebelum ada
investasi
C = 100 + 0,75 Y, maka pendapatan nasional
keseimbangan Yo = Co = 400 satuan.
Kemudian dengan Io = 10, tingkat
pendapatan nasional yang baru adalah sbb:
Y1 = C + I
Y1 = 100 + 0,75 Y + 10
0,25 Y1 = 110
Y1 = 440.
Dalam kasus ini, dengan adanya Investasi
sebesar 10 satuan, pendapatan nasional
meningkat dari 400 satuan menjadi 440 satuan.
Dengan adanya tambahan permintaan agregat
(aggregate demand = AD) sebesar d I = 10
satuan, menyebabkan adanya tambahan
pendapatan (d Y) sebesar 40 satuan.
d Y / d I = 40/10 = 4; angka ini disebut
“angka pengganda” (multiplier).
Angka pengganda (multiplier coefficient) adalah angka
yang menunjukkan berapa besar kenaikan
pendapatan nasional sebagai akibat dari kenaikan
permintaan agregat.
Angka pengganda dapat diturunkan melalui identitas
kesamaan sbb:
Y=C+I
Y = a + bY + I
Y – bY = a + I
(1-b) Y = a + I
1
Y=
(a + I)
(1 – b)
Tingkat pendapatan nasional pada tahun ke o, adalah
1
Yo =
(ao + Io)
(1 – b)
Apabila investasi meningkat dari Io menjadi I1, maka:
1
Y1 =
(a o + I1)
(1 – b)
Perubahan tingkat Investasi (dI) = I1 – Io, dan tingkat
perubahan pendapatan nasional dY = Y1 – Yo.
1
1
dY =
(a o + I1) (ao + Io)
(1 – b)
(1 – b)
dY =
dY =
1
(1 – b)
1
(1 – b)
(I1 - Io)
(d I )
Jadi d Y = kI . dI
dimana kI =
1
(1 – b)
sebagai koefisien pengganda investasi.
Karena b adalah hasrat konsumsi (MPC), maka 1 – b merupakan
hasrat menabung (MPS), sehingga koefisien pengganda
besarnya = 1/MPS.
Dari contoh di atas, C = 100 + 0,75 Y, maka besarnya angka
pengganda Investasi adalah sebesar:
1
kI =
= 4.
(1 – 0,75)
Di samping pendekatan di atas, keseimbangan pendapatan
nasional dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan
tabungan dan Investasi, yaitu bahwa pendapatan nasional
keseimbangan tercapai bila:
tingkat tabungan (S) = investasi (I).
Y = C + I, dan
maka
Y = C + S,
S=I
Dengan adanya investasi atau
pertambahan konsumsi, ternyata
pendapatan nasional meningkat lebih
besar dari pada peningkatan permintaan
agregat, yaitu sebesar perubahan
permintaan dikalikan dengan angka
pengganda.
Bekerjanya angka pengganda adalah sbb:
Misal ada tambahan Investasi sebesar
20 satuan (d I = 20), dan diketahui
hasrat konsumsi (MPC) = 0,75.
Pengeluaran investasi pada gilirannya
merupakan pendapatan bagi penerima
pembayaran tsb, dan selanjutnya
dibelanjakan lagi sebesar 0,75 nya.
Tambahan permintaan
pendapatan
Investasi = 20 satuan
Kons ke 1 = 0,75 x 20 = 15
Kons ke 2 = 0,75 x 15 = 11,25
Kons ke 3 = 0,75 x 11,25 = 8,44
Kons ke n = 0,75 x Cn-1
Jumlah
Tambahan
ke 1
ke 2
ke3
ke4
ke n
= 20 satuan
= 15 satuan
=11,25 satuan
= 8,44 satuan
= …..
= 80 satuan.
Investasi yang dipacu (Induced
Investment)
Investasi dipacu merupakan fungsi linear dari
tingkat pendapatan nasional, sehingga
investasi akan meningkat bila pendapatan
nasional meningkat, namun dengan
proporsi yang lebih kecil dari pada
peningkatan pendapatan nasional itu.
Fungsi investasi yang baru dapat ditulis sbb:
I = Io + hY,
(0 h 1)
h merupakan lereng fungsi investasi, dan disebut
hasrat investasi (marginal propensity to invest)
yang menunjukkan perbandingan besarnya
kenaikan investasi sebagai akibat kenaikan
pendapatan nasional.
dI
h=
dY
Jadi bila masyarakat menambah Investasi, maka
permintaan agregat meningkat dan kemudian
berakibat pada meningkatnya keseimbangan
tingkat pendapatan nasional (Y).
Ada perbedaan dalam model antara investasi tetap
dengan investasi dipacu. Bahwa angka pengganda
investasi dipacu dan pengganda konsumsi berubah
menjadi lebih kecil, yaitu sebesar:
1
k* =
(1 – b - h)
Contoh:
Bila diketahui hasrat konsumsi (b) = 0,5 dan hasrat
investasi (I) = 0,25, maka k*diketemukan sebesar:
1
k* =
(1 – b - h)
1
k* =
(1 – 0,5 – 0,25)
1
k* =
= 4;
(1 – 0,75)
sedangkan koefisien pengganda bila investasi
tetap, lebih kecil, yaitu sebesar 2.
Mekanisme Penyesuaian





Misal pada output d (gambar), garis C+I berada di
atas garis 45o, sehingga C+I lebih besar daripada
output.
Pabrik akan kehabisan persediaan.
Ini berarti konsumen akan membeli produk dalam
jumlah yang lebih banyak daripada yang diproduksi.
Perusahaan akan meningkatkan output.
Hanya dengan memproduksi sebesar jumlah yang
dikehendaki oleh konsumen Dan produsen maka
perekonomian akan berada pada titik equilibrium.
Peranan Pemerintah
Pemerintah harus melaksanakan kegiatan dan memerlukan
pembiayaan bagi pelaksanaan kegiatannya.



Mengapa sektor pemerintah selalu ada dalam setiap
perekonomian?
Hal ini disebabkan gagalnya mekanisme pasar sehingga sector
rumah tangga dan perusahaan tidak mampu mengusahakan
tersedianya barang/jasa tertentu (barang publik) yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Sumber biaya pemerintah adalah dari pajak. Pajak adalah iuran
yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada wajib pajak
dengan balas jasa yang tidak dapat ditunjuk secara langsung.
Pengeluaran pemerintah (G) ini sifatnya eksogen,
yaitu tidak merupakan bagian aliran pendapatan
nasional, dan tinggi rendahnya G ini ditentukan oleh
pemerintah.
Sekarang permintaan agregat terdiri dari C, I, dan G.
Tingkat keseimbangan pendapatan nasional terjadi
pada saat garis pertolongan 45o berpotongan dengan
kurva permintaan agregat (C+I+G).
Contoh:
Dengan fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y,
I = 50, dan besarnya pengeluaran pemerintah G = 20.
maka tingkat pendapatan nasional adalah:
Y=C+I+G
Y = 100 + 0,75 Y +50 + 20
0,25 Y = 170
Y = 680
Selanjutnya tingkat konsumsi pada Y keseimbangan dapat
dihitung:
C = 100 + 0,75 (680)
C = 610.
Tingkat tabungan pada Y keseimbangan adalah:
S=Y–C
= 680 – 610
S = 70
Jadi dalam keadaan keseimbangan, jumlah injeksi (I + G) sama
dengan jumlah kebocoran/tabungan (S), yaitu 70.
Seperti halnya pengeluaran konsumsi dan Investasi, pengeluaran
pemerintah juga memiliki dampak pengganda (Multiplier
effect), yang besarnya 1/(1-b) atau sebesar 1/MPS. Jadi
penambahan G akan menyebabkan naiknya pendapatan yang
lebih besar dari G itu sendiri.
Apabila pemerintah memungut pajak, maka pendapatan
nasional akan menurun.
Angka pengganda pajak adalah sebesar:
-b/1-b.
Misal:
C = 100 + 0,75 Yd
G = 20 dan
I = 50
Pajak, Tx = 20
Tingkat pendapatan keseimbangan adl: Y = C + I + G
Maka:
Y = 100 + 0,75 Yd + 50 + 20
Y = 100 + 0,75 (Y-20) + 50 + 20
0,25 Y = 155
Y = 620
Konsumsi pada Y keseimbangan adalah:
C = 100 + 0,75 Yd
C = 100 + 0,75 (Y – Tx)
C = 100 + 0,75 (620 – 20)
C = 100 + 0,75 (600)
C = 550
Besarnya tabungan: S = Yd – C
S = 50
Jadi tabungan = 50 satuan.
S = 600 – 550
Ternyata, pendapatan nasional keseimbangan yang baru
(setelah adanya pajak) = 620 satuan, lebih kecil
dibanding dengan sebelum ada pajak, = 680 satuan.
Apabila tak ada pengeluaran pemerintah (G) dan
tak ada pajak (Tx), pendapatan nasional
keseimbangan = 600 satuan, tetapi dengan G
dan Tx sebesar 20, pendapatan nasional
keseimbangan menjadi = 620 satuan.
Jadi dengan adanya G dan Tx sebesar 20,
terdapat kenaikan pendapatan nasional sebesar
20satuan.
Ini berarti perubahan dalam G mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap Y
dibandingkan dengan perubahan Tx.
Peranan uang dalam Perekonomian
PERMINTAAN AKAN UANG : JUMLAH UANG
KARTAL DAN REKENING BANK YANG DIINGINKAN
OLEH PARA PEMILIK KEKAYAAN DALAM SEKTOR
SWASTA NON BANK PADA SAAT TERTENTU.
PENAWARAN UANG: JUMLAH HARTA INI YANG
TERSEDIA PADA SAAT TERTENTU.
Suku bunga keseimbangan: suku bunga yang
menyebabkan permintaan uang sama dengan
penawaran uang.
Terdapat hubungan terbalik antara harga
obligasi dan suku bunga.
JIKA SESEORANG MEMPUNYAI SURPLUS
SALDO UANG, IA AKAN MEMBELI OBLIGASI,
DAN IA MEMPUNYAI PENAWARAN LEBIH
UANG. HAL INI AKAN CENDERUNG
MENURUNKAN SUKU BUNGA. JIKA ADA
PERMINTAAN LEBIH AKAN OBLIGASI, HARGA
OBLIGASI AKAN NAIK DAN SUKU BUNGA AKAN
TURUN.
ASUMSI YANG DIGUNAKAN:
* JIKA UANG DIPEGANG, TIDAK ADA SUKU
BUNGA DIPEROLEH.
* SUKU BUNGA YANG KITA KETAHUI ADALAH
SUKU BUNGA RIIL.
* ADANYA SUATU SUKU BUNGA UMUM.
Permintaan akan uang
PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK TRANSAKSI; TIMBUL KARENA ORANG
MEMERLUKAN UANG UNTUK MENJALANKAN USAHA DAN KEBUTUHAN
SEHARI-HARI.
PERMINTAAN UANG UNTUK SPEKULASI; TIMBUL KARENA DALAM
KEADAAN TERTENTU ORANG MEMEGANG UANG SEBAGAI SUATU HARTA
DALAM PORTEPEL HARTA MEREKA.
PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK TRANSAKSI TIDAK HANYA MERUPAKAN
FUNGSI DARI PENDAPATAN, TETAPI JUGA MERUPAKAN FUNGSI DARI
SUKU BUNGA.
PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK TRANSAKSI MERUPAKAN FUNGSI MENURUN
DARI SUKU BUNGA. MAKIN TINGGI SUKU BUNGA, MAKIN TINGGI BIAYA
MEMEGANG UANG, DAN KENAIKAN SUKU BUNGA MERANGSANG ORANGORANG MENGURANGI SALDO UANG DAN MENGGANTINYA DENGAN HARTA
LAIN.
Tinjauan atas permintaan uang
TEORI TRADISIONAL MENGANGGAP ADANYA HUBUNGAN
PROPORSIONAL ANTARA PERMINTAAN AKAN UANG DENGAN
TINGKAT PENDAPATAN.
M1 = KPY
Dimana:
M1 adalah Jumlah uang yang diminta untuk transaksi
K = lama rata-rata uang dipegang antara beberapa transaksi
P = tingkat harga
Y = tingkat pendapatan riil :
Pendapatan nominal dengan demikian ditunjukkan oleh pY.
Jika kedua sisinya dibagi dengan p, maka persamaannya menjadi
m1 = kY
DIMANA M1 = M1/P
Persamaan di atas disebut teori kuantitas
KECEPATAN PERPUTARAN UANG V1 = 1/K
M1V1 = PY
PENDEKATAN PERSEDIAAN OPTIMAL DARI BAUMOL-TOBIN
Pendekatan ini menyatakan bahwa permintaan akan uang untuk
transaksi naik ketika tingkat pendapatan naik, dan turun jika
suku bunga naik. (Karena suku bunga yang lebih tinggi
menaikkan pemilikan obligasi dan mengurangi saldo uang yang
dipegang).
Teori tradisional tentang permintaan akan uang untuk transaksi
mangasumsikan bahwa permintaan ini proporsional terhadap
tingkat pendapatan. Dan permintaan akan uang untuk transaksi
adalah fungsi menurun dari suku bunga.
Makin tinggi suku bunga, makin tinggi biaya memegang uang,
relatif terhadap harta lain, dan kenaikan suku bunga
menghasilkan rangsangan untuk mengurangi saldo uang dan
menggantinya dengan harta lain.
Penawaran Uang
Penawaran uang (M1) terdiri atas uang kartal,
rekening giro, dan rekening lain yang menggunakan
cek.
Konsep yang lebih luas, (m2) meliputi m1 ditambah hal-hal
seperti dana umum pasar uang, rekening deposito, tabungan,
dan rekening-rekening kecil.
Cadangan wajib (required reserve); juga dapat
mempengaruhi penawaran uang.
Defisit pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang
atau pinjaman akan menaikkan penawaran uang.
Selain itu, surplus neraca pembayaran internasional juga
akan menaikkan penawaran uang tertentu.
BAHWA PEMBELIAN SURAT BERHARGA
OLEH BANK SENTRAL MELALUI PASAR
TERBUKA AKAN MENAIKKAN JUMLAH
PENAWARAN UANG YANG DICERMINKAN
OLEH SIMPANAN DAN UANG KARTAL YANG
DIMILIKI SEkTOR SWASTA NON BANK.
Dampak penawaran uang
SEBAGIAN KEBIJAKAN FISKAL
MEMPENGARUHI PENAWARAN UANG,
SEBAGIAN LAIN TIDAK. KEBIJAKAN FISKAL
MURNI SEBAGAI PENGELUARAN ATAU
PERUBAHAN PAJAK TIDAK MEMPENGARUHI
PENAWARAN UANG.
Keseimbangan Moneter
KESEIMBANGAN MONETER MENUNJUKKAN
BAHWA PORTEPEL PARA PEMILIK KEKAYAAN
BERADA DALAM KESEIMBANGAN. PEMILIK
KEKAYAAN TIDAK INGIN MENGGUNAKAN
SALDO UANG MEREKA UNTUK MEMBELI
TAMBAHAN HARTA YANG MENGHASILKAN DAN
JUGA TIDAK INGIN MENGGUNAKAN HARTA
YANG MENGHASILKAN UNTUK MEMBELI
SALDO UANG.
Model IS-LM
Bahwa investasi bergantung pada suku bunga, dan bahwa suku
bunga ditentukan oleh faktor-faktor moneter.
Oleh karena itu kita memerlukan perkakas untuk menganalisis
permintaan makroekonomi.
Perkakas ini adalah model is-lm.
Permintaan investasi disajikan sebagai fungsi menurun dari suku
bunga.
Suku bunga diukur dengan sumbu vertical, dan tingkat investasi
diukur dengan sumbu horizontal. (Kuadran 1).
Kondisi keseimbangan investasi diinginkan-tabungan (kuadran
2). Kurva ini harus garis lurus dengan sudut 45 derajat.
Investasi dan Suku Bunga
Pengusaha dihadapkan pada pilihan :
menggunakan dana yang ada untuk membeli
barang investasi baru atau meminjamkannya
dengan suku bunga yang berlaku, misalnya
dengan membeli obligasi.
Dibandingkan dengan obligasi, investasi
mempunyai dua perbedaan
Pertama, hasil diharapkan dapat berubah-ubah.
Kedua, hasil itu hanya merupakan harapan yang
didasarkan atas dugaan terbaik saat keputusan
dibuat.
Keputusan mengenai investasi melibatkan suatu
perbandingan antara efisiensi modal marjinal
dengan suku bunga pasar.
Jika mec 10 persen dan suku bunga pasar 5
persen, jelas bahwa membeli mesin lebih
menguntungkan.

Untuk setiap perusahaan, pengeluaran investasi
akan tinggi jika suku bunga rendah. Dengan
demikian, tingkat investasi dapat dianggap
sebagai fungsi menurun dari suku bunga, dan
untuk alasan inilah para ekonom sering menulis
fungsi permintaan akan investasi sebagai:
I = F (i) Fi  0
Permintaan akan Uang




Permintaan akan uang adalah jumlah uang kartal ditambah
dengan rekening bank yang diinginkan oleh para pemilik
kekayaan dalam sektor swasta non bank dari suatu
perekonomian pada suatu saat.
Penawaran uang adalah jumlah harta ini yang tersedia pada
suatu saat.
Suku bunga merupakan biaya meminjam uang (cost of
borrowing), sekaligus biaya implicit memegangnya (implicit cost
of holding).
Suku bunga keseimbangan adalah suku bunga yang
menyebabkan permintaan uang sama dengan penawaran uang,
dan menciptakan kondisi keseimbangan moneter.
Terdapat hubungan terbalik antara harga
obligasi dan suku bunga.
Asumsi dalam bab ini:
 Pertama; jika uang dipegang, tidak ada suku
bunga diperoleh.


Kedua; suku bunga yang kita ketahui adalah
suku bunga riil.
Ketiga; mengasumsikan adanya suku bunga
umum.
Permintaan akan Uang untuk
Transaksi-Bersiaga
Menurut j.M. Keynes, ada tiga motif permintaan akan
uang



Permintaan akan uang untuk transaksi; timbul
karena orang memerlukan uang untuk menjalankan
usaha dan kebutuhan sehari-hari.
Motif bersiaga (precautionary motives); timbul
karena orang umumnya memegang saldo di atas
perkiraan kebutuhan mereka, untuk menghindari
kerugian finansial yang mungkin timbul akibat
kekurangan uang.
Permintaan uang spekulatif; timbul karena dalam
keadaan tertentu orang memegang uang sebagai
harta dalam portepel harta mereka.




Besarnya permintaan akan uang untuk transaksi
bergantung pada pendapatan nominal. Selain itu, juga
tergantung pada jadwal penerimaan dan pengeluaran.
Permintaan akan uang untuk transaksi selain
merupakan fungsi dari pendapatan, juga merupakan
fungsi dari suku bunga.
Permintaan akan uang untuk transaksi merupakan
fungsi menurun dari suku bunga.
Kenaikan suku bunga membuat pemilik obligasi lebih
sering memasuki pasar obligasi selama periode
pendapatan pengeluaran. Bahwa kenaikan suku
bunga mengurangi pemilikan saldo rata-rata kas
menganggur.


Teori tradisional tentang permintaan akan uang
untuk transaksi mengasumsikan bahwa
permintaan ini proporsional terhadap tingkat
pendapatan. Dan permintaan akan uang untuk
transaksi adalah fungsi menurun dari suku
bunga.
Makin tinggi suku bunga, makin tinggi biaya
memegang uang, dan hal ini merangsang
untuk mengurangi saldo uang dan
menggantinya dengan harta lain.
Terima Kasih
Download