BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DALAM BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP N 23 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL Oleh : NEVI LUVITA SARI K3110042 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 Nevi Luvita Sari & Asrowi Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : ABSTRAK Nevi Luvita Sari. “BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DALAM BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP N 23 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan permainan edukatif yang layak dan efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development)yang menghasilkan permainan edukatif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP. Guna mengetahui efektivitaspermainan edukatif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMPmenggunakanOne Group Pretes – PosttestDesign, yaitu penelitian dengan menggunakan satu kelompok yang awalnya diberipretest,lalu diberi treatment, dan diakhiri dengan pemberian posttest. Sehingga hasilnya dapat dibandingkan antara skor sebelum diberi treatment atau pretest dengan skor sesudah diberi treatment atau posttest. Perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIISMP. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan kriteria r hitung > r tabel. Hasil uji validitas angket menunjuk bahwa terdapat 39 item yang valid. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS 16 dengan teknik Paired Samples T Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran secara umum kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta berada pada kategori sedang. Layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga dapat dikatakan layak, hal ini terbukti dari penilaian ahli dan praktisi terhadap modul berada pada kategori sangat baik dengan prosentase rata-rata 88,43%. Selain itu hasil treatment melalui analisis statistik menghasilkan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang dibuktikan adanya peningkatan nilai mean dari skor 123,97 sebelum mendapat treatment menjadi 133,03 sesudah ditreatment. Simpulan penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajarpadapeserta didikkelas VII SMP. Kata kunci : permainan edukatif, ular tangga, kerjasama dalam belajar ABSTRACT Nevi Luvita Sari. “THE GUIDANCE OF GROUP IN EDUCATIVE GAME TECHNIQUE SNAKES AND LADDERS TO DEVELOP COOPERATIVE LEARNING FOR SEVENTH GRADE STUDENTS OF SMP N 23 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2014/2015”. Thesis. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2014. This research aims to produce appropriate and effective of educative game for developing cooperative learning of the seventh grade junior high school students. This research is research and development which produces educative game to develop cooperative learning of the seventh grade of junior high school students. In order to know the effectiveness of educative game to raise cooperative learning of the seventh grade of junior high school students, I conduct One Group Pretest – Posttest Design, a research in group with pretest in the start, giving treatment and finished by giving posttest. Therefore the results can be compared between score before and after giving treatment or pretest. Treatment, as the group of guidance in educative game technique snakes and ladders to develop cooperative learning, is conducted in three sessions. The research subject is the seventh gradeof junior high school students. Technique of collecting data is using questionnaire with criteria r count > r table. The results of the validity test questionnaire pointed out that there are 39 valid items. Data analysis usedSPSS 16 with technique Paired Samples T Test. As a result, cooperative learning of the seventh grade students in SMP N 23 Surakarta is on the medium category. The service on guidance of group in educative game snakes and ladders is appropriate, proved by expert and practitioner judgments toward the module in a good category with average value of 88,43. Besides, the result of treatment through statistical analysis brings out significance value 0,000 < 0,05, then Ho is rejected and Ha is accepted, proved by the increasing of mean value from 123,97, before getting treatment, to 133,03, after getting treatment. This research concludes that guidance of group in educative game technique snakes and ladders is effective to develop cooperative learning of the seventh grade students of junior high school. Keyword: educative game, snakes and ladders, cooperative learning A. PENDAHULUAN Kerjasama merupakan salah satu kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupannya, termasuk pada kegiatan belajar. Kerjasama dalam belajar menekankan komunikasi antar peserta didik dalam kelompokkelompok kecil. Peserta didik diberi kesempatan untuk membicarakan ideide mereka dalam rangka memahami suatu pelajaran. Selain itu kerjasama dalam belajar dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi satu dengan yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni meningkatnya prestasi akademik Namun fakta dilapangan menunjukan bahwa kerjasama dalam belajar yang dilakukan oleh peserta didik kelas VII memiliki kendala yang menjadikan kegiatan kerjasama tidak efektif. Hal tersebut dikarenakan usia peserta didik kelas VII yang berada pada masa transisi, yaitu peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. peserta didik kelas VII lebih tertarik dengan kegiatan yang menyenangkan daripada kegiatan belajar yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Beberapa faktor penyebabnya adalah, rasa individualisme pada peserta didik yang semakin meningkat dikarenakan pengkembangan teknologi serta kurangnya layanan bimbingan yang dapat meningkatkan kerjasama peserta didik dalam belajar. Ibu Sukini, selaku guru BK di SMP N 23 Surakarta mengungkapkan bahwa peserta didik kelas VII masih sangat sulit untuk melakukan kegiatan kerjasama dalam belajar. Para peserta didik cenderung bersikap pasif dalam sesi tanya jawab, serta memilih kegiatan lain, misalnya membicarakan hal yang lain dengan teman sekelompoknya atau bermain sendiri dengan alat tulisnya. Bukti lain mengenai kondisi tingkat kerjasama dalam belajar yang belum tinggi ditunjukan dengan hasil studi pendahuluan melalui angket tentang kerjasama dalam belajar. Angket dibagikan kepada 49 peserta peserta didik VII SMP N 23 Surakarta. Diketahui 8 peserta didik atau 16,32% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar tinggi, 34 peserta didik atau 69,38% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar sedang, dan 7 peserta didik atau 14,28% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar rendah. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dikaji tentang peningkatan kerjasama dalam belajar melalui bimbingan kelompok teknik permainan pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta. Alasan penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok yaitu karena kegiatan yang bersifat menyenangkan seperti permainan dapat meningkatkan minat, dan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan motivasi peserta didik untuk kerjasama dalam belajar juga ikut meningkat. Selanjutnya, berkaitan dengan permainan edukatif yang digunakan sebagai media layanan bimbingan kelompok untuk peserta didik kelas VII masih jarang ditemukan. Oleh kerena itu, penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Edukatif Ular Tangga untuk Meningkatkan Kerjasama dalam Belajar Pada Peserta didik Kelas VII SMP N 23 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015”. Dengan permainan ular tangga sebagai media pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik permainan ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik, sehingga peserta didik memiliki prestasi akademik yang tinggi serta dapat melatih interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. B. METODE PENELITIAN Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah permainan ular tangga dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar.Produk ini termasuk produk baru yang digunakan oleh guru BK sebagai pedoman dalam memberikan layanan bimbingan kelompok pada peserta didik. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dan pengembangan yang dilakukan telah menghasilkan produk berupa permainan ular tangga edukatif untuk meningkatkan kerjasama pada peserta didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Dari studi pendahuluan (need assessment) kepada 49 peserta didik menunjukkan keadaan awal tingkat kerjasama dalam belajar peserta didik SMP N 23 Surakarta yakni 8 peserta didik atau 16,32% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar tinggi, 34 peserta didik atau 69,38% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar sedang, dan 7 peserta didik atau 14,28% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki tingkat kerjasama dalam belajar yang masih sedang dan rendah, artinya sebagian besar peserta didik belum memiliki kerjasama dalam yang tinggi. Hal ini apabila dibiarkan kelak menuai masalah dalam kegiatan belajar peserta didik maupun dalam kegiatan bersosialisasi, karena sebuah kerjasama sangat diperlukan dalam segala bidang kehidupan hingga peserta didik beranjak dewasa, maka dari itu peningkatan kerjasama yang dimulai pada kegiatan belajar harus ditanamkan pada peserta didik sejak dini. Perancangan serta pengembangan permainan didasarkan pada hasil studi pendahuluan dan merujuk pada teori-teori dari para ahli mengenai indikator kerjasama dalam belajar yaitu : 1. Interaksi; 2. Gotong-royong; dan 3. Komunikasi; 4. Tanggung-jawab; dan 5. Disiplin. Perancangan permainan ular tangga edukatif berupa 1. Konsep permainan ular tangga edukatif; 2. Perangkat permainan ular tangga edukatif; 3. Manfaat permainan ular tangga edukatif; 4. Kelebihan dan kekurangan permainan ular tangga edukatif; 5. Langkah-langkah permainan ular tangga edukatif; dan 6. Evaluasi permainan ular tangga edukatif. Dari rancangan tersebut selanjutnya sajikan pada sebuah buku yang berjudul implementasi bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam memahami rancangan produk. Setelah itu produk diuji kelayakannya yang meliputi uji ahli, uji praktisi, dan uji efektivitas. Hasil penilaian uji ahli menunjukkan bahwa permainan ular tangga edukatif layak digunakan dalam layanan bimbingan kelompok teknik permainan dengan beberapa perbaikan dan saran yang telah diberikan oleh ahli. Hasil penilaian uji praktisi juga menunjukkan bahwa permainan ular tangga edukatif layak digunakan dalam layanan bimbingan kelompok teknik permainan dengan beberapa perbaikan dan saran yang diberikan oleh praktisi. Produk yang telah diuji oleh ahli dan praktisi selanjutnya diuji keefektifannya. Uji keefektifan yang telah dilakukan menunjukkan produk teruji efektif bahwa implementasi bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil yang diperoleh dari nilai pretest dan post-test, yang kemudian dilakukan pengujian melalui uji t berpasangan untuk mengetahui perbandingan keadaan sebelum mendapat treatment dan sesudah mendapat treatment dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil uji t berpasangan menunjukkan bahwa ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐ก๐ก๐๐๐๐ (8,789 > 2,045) dengan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan antara nilai pre-test dan nilai post-test. Selain itu rata-rata nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test, yaitu nilai rata-rata sebelum mendapat treatment (pre-test) adalah 123,97 dan sesudah mendapat treatment (post-test) menjadi 133,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kerjasama dalam belajar pada peserta didik karena telah mendapat layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga. Sesuai dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa permainan ular tangga edukatif efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta. D. SIMPULAN Simpulan hasil penelitian tentang bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta, diuraikan sebagai berikut : 1. Hasil studi pendahuluan terkait profil awal kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki tingkat kerjasama dalam belajar yang sedang dan rendah yang ditunjukan sebanyak 8 peserta didik atau 16,32% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar tinggi, 34 peserta didik atau 69,38% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar sedang, dan 7 peserta didik atau 14,28% memiliki tingkat kerjasama dalam belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas VII SMP belum memiliki tingkat kerjasama dalam belajar yang tinggi. 2. Buku Implementasi bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP telah teruji secara konsep maupun empirik. Dari penilaian ahli dan praktisi, produk tersebut memiliki nilai prosentase 88,35%, dengan demikian buku Implementasi Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Edukatif Ular Tangga memiliki nilai sangat baik, sehingga dinyatakan sangat layak untuk digunakan. 3. Hasil penelitian bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta menunjukkan bahwa tingkat kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah diberikan treatment. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai thitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%, yakni 8,789 > 2,045. Selain itu terbukti pula bahwa perolehan rata-rata sebelum treatment 123,97 dan setelah diberi treatment menjadi 133,03 dengan peningkatan rata-rata sebesar 3,622 %. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga layak dan efektif untuk meningkatkan meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik kelas VII SMP N 23 Surakarta. E. IMPLIKASI Hasil penelitian ini, mempunyai implikasi bagi beberapa pihak, yakni kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa pentingnya bimbingan dan konseling khususnya bimbingan kelompok melalui teknik permainan edukatif ular tangga karena efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar pada peserta didik, sehingga kepala sekolah perlu berperan sebagai pendukung terlaksananya layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga disekolah. Bagi guru, selaku guru BK dan guru mata pelajaran, penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan kerjasama peserta didik perlu ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga, sehingga dapat mendukung tercapainya kesjasama yang baik serta meningkatnya nilai akademik. Oleh karena itu, diperlukan peran guru untuk melaksanakan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga dan mengembangkan teknik permainan edukatif yang berguna untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar. Bagi peserta didik, penelitian ini membantu untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar yang menjadi salah satu cara meningkatkan nilai akademik dan menjadi bekal menuju masa depan yang cemerlang. Oleh karena itu, keterlibatan peserta didik secara aktif saat kegiatan bermain ular tangga edukatif ular tangga sangat diperlukan untuk mencapai tujuan permainan, yaitu meningkatknya kerjasama dalam belajar. F. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapaun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Saran untuk Peserta Didik Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa harus mampu bekerja sama dengan teman maupun orang-orang disekitarnya. Kerjasama merupakan salah satu faktor penting untuk menuju sukses dalam kehidupan. Tentunya kerjasama tersebut harus menjunjung tinggi kejujuran, interaksi, gotongroyong, komunikasi, tanngung-jawab, dan disiplin yang baik. Hal tersebut tidak mudah dilakukan jika tidak dilatih sejak dini. Oleh sebab itu, pelatihan dan peningkatkan kerjasama dapat diberikan mulai dari bangku sekolah, yaitu melalui kegiatan belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan kerjasama dalam belajar dan diikuti meningkatnya nilai akademik peserta didik. Selain itu, diharapkan sikap kerjasama yang baik dapat tertanam pada peserta didik sejak dini mampu menjadi bekal menuju masa depan cemerlang. 2. Saran untuk Guru Kelas Pemberian pelatihan kerjasama dalam belajar perlu diberikan kepada peserta didik dengan pengimplementasian bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga di jam-jam pelajaran yang memungkinkan. Pemberian pelatihan kerjasama dalam belajar perlu diberikan kepada peserta didik sedini mungkin agar peserta didik menjadi individu yang memiliki sikap kerjasama yang tinggi dalam segala hal yang positif 3. Saran untuk Sekolah Pemberian permainan edukatif pada peserta didik melalui layanan bimbingan kelompok teknik permainan di SMP kiranya sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada peserta didik secara seimbang. Pemberian layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar perlu dilakukan secara berkesinambungan agar dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik serta keberhasilan pencapaian visi misi sekolah. 4. Saran untuk Para Peneliti Lain Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan layanan bimbingan kelompok teknik permainan edukatif ular tangga untuk meningkatkan kerjasama dalam belajar yang lebih inovatif dengan memanfaatkan teknologi terkini yang lebih menarik. Misalnya, dengan membuat aplikasi game edukatif yang dapat digunakan pada komputer atau handphone untuk mengasah kemampuan peserta didik pada materi pelajaran sesuai jenjang pendidikannya. G. DAFTAR PUSTAKA Abdul Malik. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Achmad Juntika Nurihsan. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Andang Ismail. (2006). Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar media. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta. Duwi Prayitno. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Esmet Untung Mardiyatmo. (2010). Kumpulan Permainan Seru – Tutorial untuk Fasilitator dan Instruktur. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Fatmah Ayu Sugito dan Asrowi. (2014). Implementasi Teknik Psikodrama. Modul Penelitian Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Happy Diyah Sari Finishiawati. (2012). Pengembangan Layanan Bimbingan Spiritual untuk Meningkatkan Konsep Diri Spiritual Pada Siswa Kelas X SMK Cokroaminoto 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., & Ismoyo. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Ketut Sukardi. (2008). Pengantarn Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo. Muhammad Al-Mighwar. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. Muhammad Nu’man Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Nelva Rolina. (2012). Alat Permainan Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ombak. Pengertian Ular Tangga. (2013). Diperoleh 29 januari 2014, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_ tangga Ranti Purnanindya & Muhammad Munir. (2013). Pengembangan Game Edukasi Ular Tangga Sebagai Media Pembelajaran TIK untuk Siswa Kelas 3 SD Negeri Pujokusuman 2 Yogyakarta. Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika, 2 (1), 2. Diperoleh 5 Mei 2014, dari http://journal.student.uny.ac.id/jur nal/artikel/2251/54/295 Sadam Thaibin, Eny Enawati, & Ira Lestari. (2013). Pengembangan Buku Ajar IPA SMP Dilengkapi dengan Media Permainan Ular Tangga Chemistry (UTACHI). Jurnal Pendidikan dan Pelajaran. 2 (9). Diperoleh 5 Mei 2014, dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php /jpdpb/article/download/3268/325 5 Sri Mursiti, Achmad Binadja, & Dianto. (2013). Pengaruh penggunaan Ular Tangga Redoks Sebagai Media Chemo-Edutainment Bervisi Sets Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 3 (2), 485-462. Diperoleh 5 Mei 2014, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/inde x.php/JIPK/article/view/1281 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Cetakan Kelimabelas. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. Sujarwo & Eva Imania Eliasa. (2010). 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing. Sumiati. (2011). Pembelajaran Biologi dengan Metode TGT (Teams Games Tournaments) Menggunakan Permainan Ular Tangga dan TekaTeki Silang Ditinjau dari Memori dan Kreativitas Peserta didik. Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Suranti, Asrowi, & Salmah Lilik. (2014). Implementasi Bimbingan Karir bagi Siswa Sekolah Dasar. Modul Penelitian Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Ketigabelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tatiek Romlah. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. . (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Tukiran T., Efi M.F., & Sri Harmianto. (2012). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Wahyudi Taufan Santoso. (2008). Implementasi Metode TGT (Team Games Tournament) Model Ular Tangga yang Disertai Media Komputer untuk Meningkatkan Kualitas Peoses dan Hasil Belajar Di SMA Al-Muayyad Surakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Kencana.