- Repository UNPAS

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu bidang studi yang mempelajari tentang manusia,
kehidupannya, beserta lingkungan tempat manusia itu tinggal. Seperti yang
dikemukakan Sardjiyo dkk. (2008 : 1.26-1.27) bahwa :
IPS merupakan suatu bidang studi memiliki garapan dipelajari cukup luas.
Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di
masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah
kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan
kehidupan kemasyarakatan.
Ditinjau dari gejala dan masalah dari sosial tersebut, maka ditarik Pengertian
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis gejala serta
masalah sosial di masyarakat, ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Setiap bidang studi yang diajarkan di sekolah, pasti memiliki tujuan yang
harus dicapai berdasaekan pelaksanaan proses pembelajaran bdang studi tersebut
secara keseluruha. Tujuan ini disebut tujuan Kulikuler yang merupakan penjabaran
lebih lanjut dari tujuan Institusional dan tujuan Pendidikan Nasional.
17
Tujuan Kulikuler yang dimaksuda adalah tujuan pendidikan IPS. Menurut
Sarddjiyo dkk. (2008:1.28), secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah
sebgai berikut :
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupan kelak di masyarakat.
b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan mayarakat.
c. Membekali anak didik dengan kemamuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
e. Membekali anak didik dengan kemampuan menembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,
ilmu pengetahun dan teknologi
c. Karakteristik IPS
Karakteristik Pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan oleh A Kosasih
Djahari (1979:4) bahwa :
1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya
(menelaah fakta dari segi ilmu)
2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu
saja, melainkan bersifat komprehensif ( meluas/ dari ilmu sosial dan lainnya,
sehinga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu ) digunakan untuk
menelaah satu masalah/tema/topik.
3. Mengutamakan peran aktif peserta didik melalui prose belajar inkuiri agar
peerta didik mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analisis.
18
4. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/ menghubungkan
bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan
nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan kepada kehidpan
di asa depan, baik dari lingkungan fisik/alam/budayanya.
5. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil. (mudah
berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadi proses internalisasi
secara mantap dan aktif pada diri peserta didik agar memiliki kebiasaan an
kemahiran
untuk
menelaah
permasalahan
kehidupan
nyata
pada
masyarakatnya.
6. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayat hubungan antar manusia yang
bersifat manusiawi.
7. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pegetahuan semata, juga nilai dan
keterapilannya.
8. Berusaha untuk memuaskan peserta didik yang berbeda melalui program
maupun pembelajarannya dalam arti memperhatkan minat peserta didik dan
masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
9. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa, malaksakan prinsipprinsip karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan – pendekatan yang menjadi
ciri IPS itu sendiri.
Karakteristik pembelajaran IPS ini mengutamakan hal-hal arti dan
penghayatan terhadap lingkungan sosial, fakta atau real untuk menelaah suatu
masalah – masalah kehidupan bermasyarakat sesuai pengalaman permasalahan di
19
kehidupan sehari – harinya baik berupa perbedaan pendapat, kebutuhan ekonomi,
budaya dan lain – lain. Selain itu, masalah pembelajaran IPS ini juga bersifat meluas
atau koprehensif, sehingga dibutuhkan suatu pemikiran yang analistis, rasional dan
kritis.
Pendapat lain karakteristik pembelajaran IPS menurut Nu’man Somantri yang
dikutip oleh Dadjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS
sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen yang
kedapatan didalanya memuat rincian sebagai berikut :
1. Bahwa pembelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para
siswa, masalah – maslaah sosial dekat, keterampilan berfikir ( khususnya
tentang menyelidiki sesuatu ), serta pemeliharaan dan pemanfaatan
lingkungan alam.
2. Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari
manusia.
3. Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integrated
(terpadu), correlated (berhubungan) sapai ang separated ( terpisah).
4. Susunan
bahan
pembelajaran
akan
bervariasi
dari
pendekatan
kewarganegaraan, fungsional, humanitis, sampai yang struktural.
5. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratoriun demokrasi.
6. Evaluasinya tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor saja, tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang
disebut democratic dan citizenship quetient.
20
7. Unsur – unsur sosiologi dan pengetahuan lainnya akan melengkapi
program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi,
matematika, dan agama akan ikut memperkaya bhan pembelajarannya.
Karakteristik pembelajaran IPS merupakan teori bagaimana membina
kecerdasan sosial yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif, berwatak dan
berkrepibadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisa, serta
menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Oleh karena itu, para pendidik dituntut
untuk mampu merangsang dan merenanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa
melalui pemahan konsep dengan memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu
sendiri sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.
d. Hakikat Pembelajaran IPS
Selanjutnya Sumaatmaja (2007 :1.3) mengemukakan bawa :
Setiap orang sejak lahir tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari
orang tua, dan lebih khusus lagi dari ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi
telah melakukan hubungan dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan dengan
anggota keluarga yang lainnya. Meskipun masih sepihak, artinya dari orang – orang
yang lebih tua terhadap dirinya, hubungan sosial itu teah terjadi. Tanpa hubungan
sosial dan bantuan dari anggota keluarga lain, tidak akan mampu berembenag
menjadi manusia dewasa.
Hubungan sosial yang terjalin dari semenjak bayi hingga dewasa yang dialami
semakin lama semakin meluas, baik dari pengalaman, pengenalan dan hubungan
sosial tersebut, dalam diri seseorang kan tumbuh pengetahuan selukbeluk hidup
bermasyarakat berkenaan dengan kebutuhan tertentu, sifat-sifat orang lain, tempat
21
yang pernah dikunjungi, hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang salah serta yang
benar dalam hidup bermasyarakat. Pengetahuan yang melekat pada diri seorang
tersebut, termasuk pada diri kita masing-masing dapat kita rangkum sebagai
“pengetahuan sosial”.
e. Ruang Lingkup IPS SD
Ruang lingkup dalam mata pelajaran IPS di SD meliputi hal- hal yang
berkaitan dengan :
a. Manusia, tempat, lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
c. Sistem sosial, dan budaya, dan
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
f. Karakteristik Peserta Didik
Jean Piaget menekankan bahwa anak-anak membangun secara aktif dunia
kognitif mereka; informasi tidak sekadar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari
lingkungan. Seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi
hingga masa dewasa.
PROSES KOGNITIF PIAGET
Skema  kerangka kognitif / kerangka referensi
22
Asimilasi proses sso memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg
sudah ada
Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru
Organisasi  mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke
dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori2 
meningkatkan LTM
Ekulibirasi  bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain  rawan konflik dalam
usahanya memahami unia (dsekulibium). Jika berhasil akan mendapatkan
keseimbangan pemikiran
Tahap-tahap perkembangan Piaget
1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
4. Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12 tahun)
23
Tahap 1: sensorimotorik
1. Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun.
2. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan
bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan
tindakan2 fisik
Tahap 2 : praoperasional (2-7 tahun)
1. Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol)  2-4 tahun.
2. Berkembangnya pemikiran intuitif  4-7 tahun.
Tahap 3: operasi konkret (7-11 tahun)
1. Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan.
2. Berpikir decentering, seriasi, klasifikasi, kesimpulan probalistis.
3. Tidak lagi egosentris.
4. Masih terbatas pada hal-hal konkret.
5. Belum dpt memecahkan persoalan yang abstrak.
Tahap 4 : operasi formal (mulai 11-15 tahun)
1. Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja.
2. Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema lebih menyeluruh.
3. Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas, skema org
dewasa lebih banyak pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif
24
Karakteristik peserta didik adalah keeluruhan pola kelakuan dan kemampuan
yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga
menentukan pola aktivitas dalam meraih cita – citanya. Dalam proses pebelajaran,
pendidik seringkali dihadapkan pada berbagai dinamika yang berkaitan dengan
perkembangan peserta didik. Perubahan – perubahan dan perkembangan yang terjadi
pada peserta didik ini harus mendapatkan perhatian dari pendidik, karena beranjak
dari pemahaman ini pendidik dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik para peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Dalam Teorinya Jean Piaget (Aunurrahman, 2011:58) mengemukakan bahwa:
Secara umum semua nak berkembang mellui urutan yang sama, meskipun
jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya. Perkembangan ental
anak terjadi secara bertahap dari tahap yang satu ke tahap yang lebih tinggi. Dalam
tahap – tahap kognitif mempunyai kaitan yang sangant erat dengan empat
karakteristik berikut :
1. Setiap anak padaa usia yang berbeda akan menempatkan cara – cara yang
berbeda secara kualitatif, utamanya dalam cara berfikir atau memecahkan
masalah yang sama.
2. Perbedaan cara berfikir antara anak satu dengan yang lain seringali dapat
dilihat dari cara mereka menyusun kerangka berfikir yang saling berbeda.
Dalam hal ini ada serangkaian langkah yang konsisten dalam kerangka
berfikirnya. Dimana tiap – tiap anak anak akan berkembang sesuai dengan
tingkat perkembangan usianya.
25
3. Masing- masing cara berfikir akan membentuk satu kesatuan yang
terstruktur. Ini berrti pada tiap tahap yang dilalui seorang anak diatur sesuai
dengan ara berfikir tertentu. Piaget mengakui bahwa cara-cara berfikir atau
struktur
tersebut
pada
dasarnya
mengendalikan
pemikiran
yang
berkembang.
4. Tiap-tiap urutan dari tahap kognitif pada dasarnya merupakan suatu
integrasi hirarkis dari apa yang telah dialami sebelumnya.
g. Model – model Pembelajaran IPS
Ada banyak Model Pembelajaran yang dikemukakan kalangan ahli
pendidikan, diantaranya yang dikenal luas dikalangan praktisi pendidikan adalah
sebagaiberikut:
1. Example Non Exampel. (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD)
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru adalah ;
a)
guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
b)
guru menempelkan gambar tersebut di papan tulis atau ditampilkan dengan
OHP
c)
guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan dan menganalis gambar-gambar tersebut.
d)
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil analisa dari gambar tersebut
dicatat di kertas
e)
Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya
26
f)
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.Picture and picture.
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;
a)
guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai
b)
menyajikan materi sebagai pengantar
c)
guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan
dengan materi pelajaran
d)
guru memanggil/menunjuk siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e)
guru menanyakan alas an/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f)
dari urutan/alas an gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g)
kesimpulan/rangkuman
3. Numbered Heads together (Kepala bernomor ; Spencer Kagan 1992)
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;
a)
siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam mendapat nomor
b)
guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c)
kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/tahu jawabannya
d)
guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
e)
tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f)
kesimpulan.
27
4. Cooperative script ( Dan sereau CS, 1985 )
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;
Skrip Kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian
secara
lisan
mengikhtisarkan,
bagian-bagian
dari
materi
yang
diajarkan.guru membagi siswa untuk berpasangan
a)
guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan memuat
ringkasan
b)
guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
c)
pembicara
membacakan
ringkasannya
selengkap
mungkin
dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar ;
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap. Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan dengan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
d)
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
e)
Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
f)
Penutup.
5. Student Teams Achievement (STAD , Slavin 1995)
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;
a)
membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen ( campuran
menurut kecerdasan, jenis kelamin, suku dll)
b)
guru menyajikan pelajaran
28
c)
guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota
lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti semuanya
d)
guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu
e)
memberi evaluasi
f)
kesimpulan
6. Jigsaw (Model Tim Ahli)
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru;
a)
siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim
b)
tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c)
tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d)
anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
e)
tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya
f)
guru memberi evaluasi
g)
penutup
7. Mind Mapping.
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternativ jawaban
29
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;
a)
guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai
b)
guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternativ jawaban
c)
membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d)
tiap kelompok menginventaris/mencatat alternativ jawaban hasil diskusi
e)
tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai dengan konsep yang disediakan guru
a.
Model Pembelajaran Picture and Picture
i. Pengertian picture and picture
Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan
media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau
bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Terdapat beberapa kekuatan atau
kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture yaitu :
1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambargambar mengenai materi yang dipelajari.
30
3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada.
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru.
Dikutip dari http://sadiman2007.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaranpicture-andpicture.html menurut johnson. picture and picture adalah suatu tipe belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurukan menjadi urutan yang logis.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut :
(1) setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawanb atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
(2) setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
(3) setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
(4) setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
(5) setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan mebutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
(6) setiap anggoya kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
31
h. Pemahaman Konsep
i. Pengertian Pemahaman Konsep
Konsep adalah “pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki
karakteristik yang sama”. Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit
atau abstrak, luas atau sempit, satu kata frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit
misalnya : manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, negara dan sebagainya”. (Hamid
Hasan, 1945 dalam Sapriya 2009:43)
Menurut Sapriya (200 : 43) “Konsep adalah penanaman pemberian label
untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,mengerti, dan memahami sesuatu
tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa Konsep adalah Pengabstraksian dari
sejumlah benda untuk membantu seseorag mengenal, mengerti dan memahami
sesuatu tersebut.
Menurut Womack (1970), selain memehami konsep yang dibangun
berdasarkan pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga
penting memahami tangkat ati (level of meaning) dari sebuah konep ia berpendapat
bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang
berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap (Certain,
vakint, inalieneble, features = tetap, menonjol, tak dapat divabut).
Konsep dapat diperoleh dimana seseorang harus mengenal, memahami, dan
merumuskan data-data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep, pengalaman
32
sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konse dalam situasi yang
berbeda. Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luar
atau sempit, satu atau frase. Beberapa contoh konsep yang bersifat konkrit, misalnya :
Manusia, Gunung, Lautan, Daratan, Rumah, Negara, Barang Konsumsi, Pakaian,
Pabrik, Benda-benda. Sedangkan konsep yang bersifat abstrak adalah : demokrasi,
kejujuran, Kesetiaan,Keadilan, Kebebasan.
Dalam kamus (Sudjana 2010 : 46 ) definisi” pemahaman adalah (a) menerima
arti, menyerap ide, memahami; (b) memahami secara betul, memahami karakter atau
sifat dasar; (c) mengetahui arti kata kata seperti dalam bahasa; (d) menyerap dengan
jelas fakta dan menyadarinya”.
Menurut Nana Sudjana (2010 : 46 ) menjelaskan bahwa arti pemahaman yang
bersifat operasional adalah sebagai berikut :
Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan. Pemahaman disini
mengandung arti dari definisa yang pertama. Pemahaman diartikan sebagai suatu ide
tentang suatu persoalan. Pemahaman diartikan sebagai suatu alat menggunakan fakta.
Arti pemahaman ini lebih dekat pada kategori devinisi kedua. Kita dapat mengatakan
seseorang memahami suatu objek, proses,ide, fakta, jika ia dapat melihat bagaimana
menggunakan fakta itu dalam berbagai tujuan. Pemahaman diartikan sebagai melihat
penggunaan sesuatu secara produktif.
Dari pengertian-pegetian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa arti dari
pemahaman adalah mengerti suatu pengetahuan sehingga dapat menafsirkan hal-hal
penting dan menjelaskan kembali pengetahuan tersebut dengan kata-kata sendiri.
33
“Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian pengertian
seperti mampu mengungkap materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih
dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikannya”
(Bloom, 1979, Vestari 2009: 16).
Sedangkan menurut Mastil dan Johnson (DinarSri Nurzaqilah, 2011 : 22)
mengemukakan bahwa “pemahaman konsep adalah kemampuan menerangkansesuatu
dengan kata kata sendiri, mengenali sesuatu yang dinyatakan dengan kata kata yang
berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, mengimprestasikan atau menarik
kesimpulan misalnya table atau grafik dan sebagainya”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman konsep
adalah kemampuan menangkp pengertian-pengertian seperti mampu memahami atau
mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan,
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan
kata-kata
sendiri,
mampu
menyatakan
ulang
suatu
konsep,
mampu
mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi yang
disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami.
34
b. Kebijakan Pendidikan
i.
Undang – Undang Sistem Pendidikan
Struktur muatan kurikulum dan kompetensi mata pelajaran IPS mengacu pada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dikatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”.
ii.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
35
c. standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan
h. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
36
STANDAR ISI
1. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
KERANGKA DASAR dan STRUKTUR KURIKULUM
1. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kurikulum untuk jenis pendidikan keagamaan formal terdiri atas kelompok mata
pelajaran yang ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan.
3. Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan
hidup dan keterampilan.
37
4. Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga
pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman
dan/atau penghayatan peserta didik.
5. Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.
6. Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat
menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis,
kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
7. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani,
olah raga, dan kesehatan.
8. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/ Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan
pendidikan jasmani.
9. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada :
a. SD/MI/ SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
38
b. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
c. SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta
muatan lokal yang relevan.
d. SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang
relevan.
10. Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
11. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB/ Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan
alam, dan muatan lokal yang relevan.
39
12. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
13. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
iii. Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
I. Pendahuluan
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan
visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional
adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.
Terkait
dengan
visi
tersebut
telah
ditetapkan
serangkaian
prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi
pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
40
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi
standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah
standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit
semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
41
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.
A. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau
tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/
madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan
silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
42
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah :
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik•dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe43
tensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata
pelajaran.
Indikator
pencapaian
kompetensi
dirumuskan
dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran
44
tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
45
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
C. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
3.
Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4.
Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,
KD, materi pembelajaran, kegiatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
46
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
A.
Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a. SD/MI : 28 peserta didik
b. SMP/MT : 32 peserta didik
c. SMA/MA : 32 peserta did 1k
d. SMK/MAK : 32 peserta didik
2. Beban kerja minimal guru
a. beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;
b. beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah se kurangkurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
3. Buku teks pelajaran
a. buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui
rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari bukubuku teks pelajaran
yang ditetapkan oleh Menteri;
47
b. rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
c. selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;
d. guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain
yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
4. Pengelolaan kelas
a. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, sertaaktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b. volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik;
c. tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
d.
guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik;
e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dankeputusan
pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
h. guru menghargai pendapat peserta didik;
i. guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j. pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran
yang diampunya; dan
k . guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
48
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi
dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, ::ayiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
a. Eksplorasi
49
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang
jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
b. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
50
6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
kreasi; kerja individual maupun
kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
51
c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan iencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
52
portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
V. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
A.Pemantauan
1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
B. Supervisi
1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi.
3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
C. Evaluasi
1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara
keseluruhan,
mencakup
tahap
perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses,
53
b.
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
E. Tindak lanjut
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran Iebih lanjut
iv. Kompetensi Guru
Sesuai dengan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Bab IV Pasal 10, ditegaskan bahwa untuk melaksanakan tugasnya dengan baik,
seorang guru harus memiliki empat kompetensi inti yakni, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Berikut
uraian dari keempat kompetensi tersebut.
1.
Kompetensi Pedagogik
Merujuk kepada Rancangan Peraturan Pemerintah atau RPP Guru No.19
Tahun 2005 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2007:75): ”Kompetensi Pedagogik
54
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. Evaluasi hasil belajar (EHB)
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2.
Kompetensi Kepribadian
Menurut Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian yang harus dimiliki guru adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Kepribadian guru ini sangat penting mengingat dalam masyarakat Indonesia
dianut budaya yang menempatkan guru sebagai tokoh sentral dalam kehidupan
masyarakat.
3.
Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan yang berkenaan dengan Tenaga Kependidikan,
dijelaskan bahwa yang
55
dimaksud dengan kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar.
4.
Kompetensi Professional
Sebagaimana dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud
dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan.
i. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
a. Hasil penelitian Reza Fadli Irman Santosa (2008)
Penelitian ini dilakukan oleh Tika Witarostika mahasiswa PGSD Universitas
Pendidikan Indonesia Purwakarta dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran
Picture and Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS
Materi Koperasi Di Kelas IV SDN Babakan Cikao 1 Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta”. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah
kurangnya minat belajar siswa yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran IPS di SDN Babakan Cikao 1 Kabupaten Purwakarta
khususnya di kelas IV pada Koperasi dengan menggunakan model pembelajaran
56
Picture and Picture . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil temuan dalam kegiatan
observasi yang mendeskripsikan masih kurangnya minat belajar siswa.
Penelitian Tindakan kelas ini berlangsung dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri
dari beberapa tahap yakni perencanaan, pelaksanaan dan observasi, evaluasi dan
analisis serta refleksi. Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah angket,
tes dan lembar observasi.
Dari hasil dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan: Pertama Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu adanya peningkatan minat belajar siswa pada materi
benda dan sifatnya, pada siklus 1 siswa yang berminat sebanyak 42,41 %. Kedua
Pada pelaksanaan siklus 2 merupakn perbaikan dari siklus 1 dan minat belajar siswa
mengalami peningkatan. Siswa yang berminat menjadi 83,1 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
Picture and Picture dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS
materi Koperasi di kelas IV SDN Babakancikao 1 Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Picture
and Picture dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran
untuk diterapkan pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
57
j. Kerangka berfikir
Input
(Masalah)
a. Ketidak pahaman
pendidik terhadap
substansi
mata
pelajaran IPS :
a. Hakikat
b. Tujuan
c. Ruang Lingkup
(KTSP : 2006)
b. Ketidak pahaman
pendidik terhadap
kemampuan
peserta
didik
untuk
menyatakan ulag
suatu
konep
(peraturan Dirjen
Dikdasmen
Nomor
506/C/kep/pp/200
4
c. Ketidak pahaman
pendidik terhada
karakteristik
peserta
didik
(Jean
Piaget)
Aunurahman
2011:58)
d. Ketidak pahaman
pendidik terhadap
metode –metode
pembelajaran
yang dilakukan
pendidik
(menurut Nana
Supriatna,dkk,
2009:124-138)
Proses
(Solusi)
1. Penggunana Model
Picture and Picture
(Oemar
Hnamalik,
2010:199)
2.
Menerapkan
kebijakan – kebijakan
pendidikan
yang
menyangkut
tentang
strategi pembelajaran.
a. UU No 20 tahun
2003 tentang sisdiknas
b. Peraturan Pemerintah
No 19 tahun 2005
tentang standar nasional
pedidikan.
c. Perauran Menteri
Pendidikan.
1) UU No 22 tahun
2006 tentang standar isi
2) UU No 23 tahun
2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
3) UU No 24 tahun
2006
tentang
pelaksanaan SKL dan
Standar Isi
4) UU No 41 tahun
2007 tentang Standar
Proses
5) Penilaian
58
Output
(Hasil)
1. Pemahaman Konsep
meningkat menurut
Patria (2007 :21)
2.
Kometensi
uru
meningkat
dilihat
dari 4 aspek yaitu :
a. Pedagogik
b. Kepribadian
c. Sosial
d. Profesional
(dalam buku Heriati:
2007)
3.
Hasil
belajar
meningkat
dalam
meningkatkan aspek
kognitif, psikomotor
dan
afektif.
(Taksonomi Bloom
dalam Dimyati dan
Mudjiono,
1999:
202)
Bagan diatas menggambarkan adanya input (masalah) yang terjadi dalam
proses pembelaharan, dari proses pembelajaran tersebut ita sebagai pendidik sering di
hadapi dengan masalah-masalah baik dari sisi ketidakpahaman pendidik terhadap
substansi IPS, ketidakpahaman pendidik terhadap kemampuan peserta didik untuk
menyatakan ulang suatu konsep, ketidakpahaman pendidik terhadap metode-metode
pembelajaran IPS yang digunakan pendidik, dari asalah kekurangpahaman tersebut
tentunya pendidik dapat menemukan solusi melalui proses penggunan model-model
khususnya moel pembelajaran Picture and picturedengan menerapkan kebijakankebijakan pendidikan yang mnyangkut tentang strategi pebelajaran, sehingga terjadi
output (hasil) yan diharapkan seperti pemahaman konsep yang meningkat, serta hasil
belajar dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif pun meningkat.
k. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat ditarik hipotesis tindakan
sebagai berikut: diduga, dengan penggunaan penggunaan model pembelajaran
picture and picture dapat meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi
Peninggalan ejarah Hndu, Budha dan Islam pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN
Adiarsa Barat IV Karawang
Secara khusus hipotesis dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. RPP yang disusun dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture
pada pembelajaran Peninggalan Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di kelas V SDN
Adiarsa Barat IV
59
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and
picture pada pembelajaran Peninggalan Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di kelas
V SDN Adiarsa Barat IV
3. Pemahaman konsep matematika meningkat pada konsep menggunakan model
pembelajaran picture and picture pada pembelajaran IPS di kelas V SDN Adiarsa
Barat IV
60
Download