BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS IPS merupakan suatu bidang studi yang mempelajari tentang manusia, kehidupannya, beserta lingkungan tempat manusia itu tinggal. Seperti yang dikemukakan Sardjiyo dkk. (2008 : 1.26-1.27) bahwa : IPS merupakan suatu bidang studi memiliki garapan dipelajari cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Ditinjau dari gejala dan masalah dari sosial tersebut, maka ditarik Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis gejala serta masalah sosial di masyarakat, ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. b. Tujuan Pembelajaran IPS Setiap bidang studi yang diajarkan di sekolah, pasti memiliki tujuan yang harus dicapai berdasaekan pelaksanaan proses pembelajaran bdang studi tersebut secara keseluruha. Tujuan ini disebut tujuan Kulikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan Institusional dan tujuan Pendidikan Nasional. 17 Tujuan Kulikuler yang dimaksuda adalah tujuan pendidikan IPS. Menurut Sarddjiyo dkk. (2008:1.28), secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebgai berikut : a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat. b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan mayarakat. c. Membekali anak didik dengan kemamuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. e. Membekali anak didik dengan kemampuan menembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahun dan teknologi c. Karakteristik IPS Karakteristik Pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan oleh A Kosasih Djahari (1979:4) bahwa : 1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu) 2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif ( meluas/ dari ilmu sosial dan lainnya, sehinga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu ) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. 3. Mengutamakan peran aktif peserta didik melalui prose belajar inkuiri agar peerta didik mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analisis. 18 4. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/ menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan kepada kehidpan di asa depan, baik dari lingkungan fisik/alam/budayanya. 5. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil. (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadi proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri peserta didik agar memiliki kebiasaan an kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya. 6. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayat hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi. 7. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pegetahuan semata, juga nilai dan keterapilannya. 8. Berusaha untuk memuaskan peserta didik yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatkan minat peserta didik dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. 9. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa, malaksakan prinsipprinsip karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan – pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri. Karakteristik pembelajaran IPS ini mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan terhadap lingkungan sosial, fakta atau real untuk menelaah suatu masalah – masalah kehidupan bermasyarakat sesuai pengalaman permasalahan di 19 kehidupan sehari – harinya baik berupa perbedaan pendapat, kebutuhan ekonomi, budaya dan lain – lain. Selain itu, masalah pembelajaran IPS ini juga bersifat meluas atau koprehensif, sehingga dibutuhkan suatu pemikiran yang analistis, rasional dan kritis. Pendapat lain karakteristik pembelajaran IPS menurut Nu’man Somantri yang dikutip oleh Dadjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen yang kedapatan didalanya memuat rincian sebagai berikut : 1. Bahwa pembelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah – maslaah sosial dekat, keterampilan berfikir ( khususnya tentang menyelidiki sesuatu ), serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam. 2. Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia. 3. Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integrated (terpadu), correlated (berhubungan) sapai ang separated ( terpisah). 4. Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegaraan, fungsional, humanitis, sampai yang struktural. 5. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratoriun demokrasi. 6. Evaluasinya tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor saja, tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang disebut democratic dan citizenship quetient. 20 7. Unsur – unsur sosiologi dan pengetahuan lainnya akan melengkapi program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bhan pembelajarannya. Karakteristik pembelajaran IPS merupakan teori bagaimana membina kecerdasan sosial yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkrepibadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisa, serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Oleh karena itu, para pendidik dituntut untuk mampu merangsang dan merenanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa melalui pemahan konsep dengan memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. d. Hakikat Pembelajaran IPS Selanjutnya Sumaatmaja (2007 :1.3) mengemukakan bawa : Setiap orang sejak lahir tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari orang tua, dan lebih khusus lagi dari ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan dengan anggota keluarga yang lainnya. Meskipun masih sepihak, artinya dari orang – orang yang lebih tua terhadap dirinya, hubungan sosial itu teah terjadi. Tanpa hubungan sosial dan bantuan dari anggota keluarga lain, tidak akan mampu berembenag menjadi manusia dewasa. Hubungan sosial yang terjalin dari semenjak bayi hingga dewasa yang dialami semakin lama semakin meluas, baik dari pengalaman, pengenalan dan hubungan sosial tersebut, dalam diri seseorang kan tumbuh pengetahuan selukbeluk hidup bermasyarakat berkenaan dengan kebutuhan tertentu, sifat-sifat orang lain, tempat 21 yang pernah dikunjungi, hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang salah serta yang benar dalam hidup bermasyarakat. Pengetahuan yang melekat pada diri seorang tersebut, termasuk pada diri kita masing-masing dapat kita rangkum sebagai “pengetahuan sosial”. e. Ruang Lingkup IPS SD Ruang lingkup dalam mata pelajaran IPS di SD meliputi hal- hal yang berkaitan dengan : a. Manusia, tempat, lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial, dan budaya, dan d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. f. Karakteristik Peserta Didik Jean Piaget menekankan bahwa anak-anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka; informasi tidak sekadar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. PROSES KOGNITIF PIAGET Skema kerangka kognitif / kerangka referensi 22 Asimilasi proses sso memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru Organisasi mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori2 meningkatkan LTM Ekulibirasi bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain rawan konflik dalam usahanya memahami unia (dsekulibium). Jika berhasil akan mendapatkan keseimbangan pemikiran Tahap-tahap perkembangan Piaget 1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun) 2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) 3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun) 4. Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12 tahun) 23 Tahap 1: sensorimotorik 1. Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun. 2. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan tindakan2 fisik Tahap 2 : praoperasional (2-7 tahun) 1. Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) 2-4 tahun. 2. Berkembangnya pemikiran intuitif 4-7 tahun. Tahap 3: operasi konkret (7-11 tahun) 1. Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan. 2. Berpikir decentering, seriasi, klasifikasi, kesimpulan probalistis. 3. Tidak lagi egosentris. 4. Masih terbatas pada hal-hal konkret. 5. Belum dpt memecahkan persoalan yang abstrak. Tahap 4 : operasi formal (mulai 11-15 tahun) 1. Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja. 2. Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema lebih menyeluruh. 3. Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas, skema org dewasa lebih banyak pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif 24 Karakteristik peserta didik adalah keeluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita – citanya. Dalam proses pebelajaran, pendidik seringkali dihadapkan pada berbagai dinamika yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik. Perubahan – perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik ini harus mendapatkan perhatian dari pendidik, karena beranjak dari pemahaman ini pendidik dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik para peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam Teorinya Jean Piaget (Aunurrahman, 2011:58) mengemukakan bahwa: Secara umum semua nak berkembang mellui urutan yang sama, meskipun jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya. Perkembangan ental anak terjadi secara bertahap dari tahap yang satu ke tahap yang lebih tinggi. Dalam tahap – tahap kognitif mempunyai kaitan yang sangant erat dengan empat karakteristik berikut : 1. Setiap anak padaa usia yang berbeda akan menempatkan cara – cara yang berbeda secara kualitatif, utamanya dalam cara berfikir atau memecahkan masalah yang sama. 2. Perbedaan cara berfikir antara anak satu dengan yang lain seringali dapat dilihat dari cara mereka menyusun kerangka berfikir yang saling berbeda. Dalam hal ini ada serangkaian langkah yang konsisten dalam kerangka berfikirnya. Dimana tiap – tiap anak anak akan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. 25 3. Masing- masing cara berfikir akan membentuk satu kesatuan yang terstruktur. Ini berrti pada tiap tahap yang dilalui seorang anak diatur sesuai dengan ara berfikir tertentu. Piaget mengakui bahwa cara-cara berfikir atau struktur tersebut pada dasarnya mengendalikan pemikiran yang berkembang. 4. Tiap-tiap urutan dari tahap kognitif pada dasarnya merupakan suatu integrasi hirarkis dari apa yang telah dialami sebelumnya. g. Model – model Pembelajaran IPS Ada banyak Model Pembelajaran yang dikemukakan kalangan ahli pendidikan, diantaranya yang dikenal luas dikalangan praktisi pendidikan adalah sebagaiberikut: 1. Example Non Exampel. (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD) Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru adalah ; a) guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran b) guru menempelkan gambar tersebut di papan tulis atau ditampilkan dengan OHP c) guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan dan menganalis gambar-gambar tersebut. d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil analisa dari gambar tersebut dicatat di kertas e) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya 26 f) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2.Picture and picture. Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ; a) guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai b) menyajikan materi sebagai pengantar c) guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran d) guru memanggil/menunjuk siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis e) guru menanyakan alas an/dasar pemikiran urutan gambar tersebut f) dari urutan/alas an gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai g) kesimpulan/rangkuman 3. Numbered Heads together (Kepala bernomor ; Spencer Kagan 1992) Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ; a) siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam mendapat nomor b) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya c) kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/tahu jawabannya d) guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka e) tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain f) kesimpulan. 27 4. Cooperative script ( Dan sereau CS, 1985 ) Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ; Skrip Kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang diajarkan.guru membagi siswa untuk berpasangan a) guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan memuat ringkasan b) guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar c) pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar ; menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan dengan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya d) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas e) Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru f) Penutup. 5. Student Teams Achievement (STAD , Slavin 1995) Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ; a) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen ( campuran menurut kecerdasan, jenis kelamin, suku dll) b) guru menyajikan pelajaran 28 c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti semuanya d) guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu e) memberi evaluasi f) kesimpulan 6. Jigsaw (Model Tim Ahli) Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru; a) siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim b) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda c) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan d) anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh e) tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya f) guru memberi evaluasi g) penutup 7. Mind Mapping. Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternativ jawaban 29 Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ; a) guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai b) guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternativ jawaban c) membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang d) tiap kelompok menginventaris/mencatat alternativ jawaban hasil diskusi e) tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai dengan konsep yang disediakan guru a. Model Pembelajaran Picture and Picture i. Pengertian picture and picture Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Terdapat beberapa kekuatan atau kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture yaitu : 1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambargambar mengenai materi yang dipelajari. 30 3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. 4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. 5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Dikutip dari http://sadiman2007.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaranpicture-andpicture.html menurut johnson. picture and picture adalah suatu tipe belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurukan menjadi urutan yang logis. Prinsip dasar dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut : (1) setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawanb atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. (2) setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. (3) setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. (4) setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. (5) setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan mebutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. (6) setiap anggoya kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 31 h. Pemahaman Konsep i. Pengertian Pemahaman Konsep Konsep adalah “pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya : manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, negara dan sebagainya”. (Hamid Hasan, 1945 dalam Sapriya 2009:43) Menurut Sapriya (200 : 43) “Konsep adalah penanaman pemberian label untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,mengerti, dan memahami sesuatu tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa Konsep adalah Pengabstraksian dari sejumlah benda untuk membantu seseorag mengenal, mengerti dan memahami sesuatu tersebut. Menurut Womack (1970), selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tangkat ati (level of meaning) dari sebuah konep ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap (Certain, vakint, inalieneble, features = tetap, menonjol, tak dapat divabut). Konsep dapat diperoleh dimana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan data-data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep, pengalaman 32 sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konse dalam situasi yang berbeda. Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luar atau sempit, satu atau frase. Beberapa contoh konsep yang bersifat konkrit, misalnya : Manusia, Gunung, Lautan, Daratan, Rumah, Negara, Barang Konsumsi, Pakaian, Pabrik, Benda-benda. Sedangkan konsep yang bersifat abstrak adalah : demokrasi, kejujuran, Kesetiaan,Keadilan, Kebebasan. Dalam kamus (Sudjana 2010 : 46 ) definisi” pemahaman adalah (a) menerima arti, menyerap ide, memahami; (b) memahami secara betul, memahami karakter atau sifat dasar; (c) mengetahui arti kata kata seperti dalam bahasa; (d) menyerap dengan jelas fakta dan menyadarinya”. Menurut Nana Sudjana (2010 : 46 ) menjelaskan bahwa arti pemahaman yang bersifat operasional adalah sebagai berikut : Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan. Pemahaman disini mengandung arti dari definisa yang pertama. Pemahaman diartikan sebagai suatu ide tentang suatu persoalan. Pemahaman diartikan sebagai suatu alat menggunakan fakta. Arti pemahaman ini lebih dekat pada kategori devinisi kedua. Kita dapat mengatakan seseorang memahami suatu objek, proses,ide, fakta, jika ia dapat melihat bagaimana menggunakan fakta itu dalam berbagai tujuan. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif. Dari pengertian-pegetian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa arti dari pemahaman adalah mengerti suatu pengetahuan sehingga dapat menafsirkan hal-hal penting dan menjelaskan kembali pengetahuan tersebut dengan kata-kata sendiri. 33 “Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian pengertian seperti mampu mengungkap materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikannya” (Bloom, 1979, Vestari 2009: 16). Sedangkan menurut Mastil dan Johnson (DinarSri Nurzaqilah, 2011 : 22) mengemukakan bahwa “pemahaman konsep adalah kemampuan menerangkansesuatu dengan kata kata sendiri, mengenali sesuatu yang dinyatakan dengan kata kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, mengimprestasikan atau menarik kesimpulan misalnya table atau grafik dan sebagainya”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman konsep adalah kemampuan menangkp pengertian-pengertian seperti mampu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep, mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami. 34 b. Kebijakan Pendidikan i. Undang – Undang Sistem Pendidikan Struktur muatan kurikulum dan kompetensi mata pelajaran IPS mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. ii. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. b. standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 35 c. standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. d. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. e. standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. f. standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. g. standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan h. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global 36 STANDAR ISI 1. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. KERANGKA DASAR dan STRUKTUR KURIKULUM 1. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. 2. Kurikulum untuk jenis pendidikan keagamaan formal terdiri atas kelompok mata pelajaran yang ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan. 3. Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan. 37 4. Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan/atau penghayatan peserta didik. 5. Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah. 6. Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi. 7. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. 8. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/ Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 9. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada : a. SD/MI/ SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. 38 b. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. c. SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. d. SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 10. Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 11. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/ Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. 39 12. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. 13. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar. iii. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah I. Pendahuluan Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses 40 interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses 41 pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. A. Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. 42 B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah : 1. Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik•dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe43 tensi dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran 44 tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I. 9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut. 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi 45 dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. C. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 46 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Rombongan belajar Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah: a. SD/MI : 28 peserta didik b. SMP/MT : 32 peserta didik c. SMA/MA : 32 peserta did 1k d. SMK/MAK : 32 peserta didik 2. Beban kerja minimal guru a. beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan; b. beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah se kurangkurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. 3. Buku teks pelajaran a. buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari bukubuku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri; 47 b. rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran; c. selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya; d. guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah. 4. Pengelolaan kelas a. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, sertaaktivitas pembelajaran yang akan dilakukan; b. volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik; c. tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik; d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik; e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dankeputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung; h. guru menghargai pendapat peserta didik; i. guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; j. pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dan k . guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu 48 B. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, ::ayiatan inti dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a. Eksplorasi 49 Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. b. Elaborasi Dalarn kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 50 6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kreasi; kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; 51 c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. menyampaikan iencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, 52 portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. V. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN A.Pemantauan 1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. 3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. B. Supervisi 1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. C. Evaluasi 1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, 53 b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. 3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. D. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan. E. Tindak lanjut 1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. 2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar. 3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran Iebih lanjut iv. Kompetensi Guru Sesuai dengan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10, ditegaskan bahwa untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru harus memiliki empat kompetensi inti yakni, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Berikut uraian dari keempat kompetensi tersebut. 1. Kompetensi Pedagogik Merujuk kepada Rancangan Peraturan Pemerintah atau RPP Guru No.19 Tahun 2005 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2007:75): ”Kompetensi Pedagogik 54 merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik c. Pengembangan kurikulum/silabus d. Perancangan pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran g. Evaluasi hasil belajar (EHB) h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian Menurut Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru ini sangat penting mengingat dalam masyarakat Indonesia dianut budaya yang menempatkan guru sebagai tokoh sentral dalam kehidupan masyarakat. 3. Kompetensi Sosial Dalam Standar Nasional Pendidikan yang berkenaan dengan Tenaga Kependidikan, dijelaskan bahwa yang 55 dimaksud dengan kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Professional Sebagaimana dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan. i. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan a. Hasil penelitian Reza Fadli Irman Santosa (2008) Penelitian ini dilakukan oleh Tika Witarostika mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Purwakarta dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Koperasi Di Kelas IV SDN Babakan Cikao 1 Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta”. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah kurangnya minat belajar siswa yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran IPS di SDN Babakan Cikao 1 Kabupaten Purwakarta khususnya di kelas IV pada Koperasi dengan menggunakan model pembelajaran 56 Picture and Picture . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil temuan dalam kegiatan observasi yang mendeskripsikan masih kurangnya minat belajar siswa. Penelitian Tindakan kelas ini berlangsung dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari beberapa tahap yakni perencanaan, pelaksanaan dan observasi, evaluasi dan analisis serta refleksi. Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah angket, tes dan lembar observasi. Dari hasil dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan: Pertama Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya peningkatan minat belajar siswa pada materi benda dan sifatnya, pada siklus 1 siswa yang berminat sebanyak 42,41 %. Kedua Pada pelaksanaan siklus 2 merupakn perbaikan dari siklus 1 dan minat belajar siswa mengalami peningkatan. Siswa yang berminat menjadi 83,1 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Koperasi di kelas IV SDN Babakancikao 1 Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. 57 j. Kerangka berfikir Input (Masalah) a. Ketidak pahaman pendidik terhadap substansi mata pelajaran IPS : a. Hakikat b. Tujuan c. Ruang Lingkup (KTSP : 2006) b. Ketidak pahaman pendidik terhadap kemampuan peserta didik untuk menyatakan ulag suatu konep (peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/kep/pp/200 4 c. Ketidak pahaman pendidik terhada karakteristik peserta didik (Jean Piaget) Aunurahman 2011:58) d. Ketidak pahaman pendidik terhadap metode –metode pembelajaran yang dilakukan pendidik (menurut Nana Supriatna,dkk, 2009:124-138) Proses (Solusi) 1. Penggunana Model Picture and Picture (Oemar Hnamalik, 2010:199) 2. Menerapkan kebijakan – kebijakan pendidikan yang menyangkut tentang strategi pembelajaran. a. UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas b. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pedidikan. c. Perauran Menteri Pendidikan. 1) UU No 22 tahun 2006 tentang standar isi 2) UU No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 3) UU No 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi 4) UU No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses 5) Penilaian 58 Output (Hasil) 1. Pemahaman Konsep meningkat menurut Patria (2007 :21) 2. Kometensi uru meningkat dilihat dari 4 aspek yaitu : a. Pedagogik b. Kepribadian c. Sosial d. Profesional (dalam buku Heriati: 2007) 3. Hasil belajar meningkat dalam meningkatkan aspek kognitif, psikomotor dan afektif. (Taksonomi Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999: 202) Bagan diatas menggambarkan adanya input (masalah) yang terjadi dalam proses pembelaharan, dari proses pembelajaran tersebut ita sebagai pendidik sering di hadapi dengan masalah-masalah baik dari sisi ketidakpahaman pendidik terhadap substansi IPS, ketidakpahaman pendidik terhadap kemampuan peserta didik untuk menyatakan ulang suatu konsep, ketidakpahaman pendidik terhadap metode-metode pembelajaran IPS yang digunakan pendidik, dari asalah kekurangpahaman tersebut tentunya pendidik dapat menemukan solusi melalui proses penggunan model-model khususnya moel pembelajaran Picture and picturedengan menerapkan kebijakankebijakan pendidikan yang mnyangkut tentang strategi pebelajaran, sehingga terjadi output (hasil) yan diharapkan seperti pemahaman konsep yang meningkat, serta hasil belajar dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif pun meningkat. k. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai berikut: diduga, dengan penggunaan penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi Peninggalan ejarah Hndu, Budha dan Islam pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Adiarsa Barat IV Karawang Secara khusus hipotesis dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. RPP yang disusun dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran Peninggalan Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di kelas V SDN Adiarsa Barat IV 59 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran Peninggalan Sejarah Hindu, Budha, dan Islam di kelas V SDN Adiarsa Barat IV 3. Pemahaman konsep matematika meningkat pada konsep menggunakan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran IPS di kelas V SDN Adiarsa Barat IV 60