Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan

advertisement
Buku Pedoman Guru Landasan
Pemulihan
Religi 225
Diterbitkan oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Salt Lake City, Utah
Seni kover: Pemulihan Imamat Melkisedek,, oleh Walter Rane
Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke:
Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services
50 E. North Temple St., Floor 8
Salt Lake City, Utah 84150-0008
USA
Email: [email protected]
Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda.
Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.
© 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dicetak di Indonesia
Versi 3, 5/16
Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14
Persetujuan penerjemahan: 8/14
Terjemahan dari Foundations of the Restoration Teacher Manual
Bahasa Indonesia
12556 299
Daftar Isi
Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan (Religi 225) . . . . . . v
1 Suatu pekerjaan yang Menakjubkan dan Suatu Keajaiban . . . . . . . . . . . 1
2 Penglihatan Pertama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3 Tampilnya Kitab Mormon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
4 Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
5 Pemulihan Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
6 Pengorganisasian Gereja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
7 Maklumkan Injil Abadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
8 Pengumpulan Israel Zaman Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
9 Ikuti Nabi yang Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
10 Carilah Kebenaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
11 Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
12 Tulisan Suci Tambahan di Zaman Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62
13 “Penglihatan” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
14 Bait Suci Kirtland dan Kunci-Kunci Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
15 Kekuatan di Tengah-Tengah Pertentangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79
16 Penebusan Orang Mati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85
17 Ajaran Injil di Nauvoo . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
18 Lembaga Pertolongan dan Gereja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
19 Ajaran tentang Pernikahan dan Keluarga Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . 102
20 Pernikahan Jamak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
21 Misi Kenabian Joseph Smith . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 116
22 Kematisyahidan Nabi Joseph Smith . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121
23 Pergantian dalam Presidensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127
24 Meninggalkan Nauvoo dan Perjalanan ke Barat . . . . . . . . . . . . . . . 134
25 Perang Utah dan Pembunuhan Masal Mountain Meadows . . . . . . . . . 142
26 Wahyu mengenai Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150
27 Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus . . . . . . . 156
28 Mempergegas Pekerjaan Keselamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161
Handouts . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 167
Pendahuluan untuk Buku
Pedoman Guru Landasan
Pemulihan (Religi 225)
Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran
Seminari dan Institut Religi:
“Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar
pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci,
dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal
bersama Bapa mereka di Surga” (” (Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and
Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku
Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] [2012], x).
Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara
efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau
program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini,
Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14).
Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh
sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan
mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun
mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan
kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari
Injil Yesus Kristus.
Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk
memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di
ruang kelas. Seringlah merujuk pada buku pegangan ini.
Apakah sasaran dari kursus ini?
Kursus ini, Landasan Pemulihan (Religi 225), memberi siswa kesempatan untuk
menelaah wahyu-wahyu mendasar, ajaran, peristiwa-peristiwa sejarah, dan
orang-orang yang relevan dengan penguakan Pemulihan Gereja Yesus Kristus
sebagaimana ditemukan dalam kitab-kitab standar, ajaran para nabi zaman akhir,
dan sejarah Gereja. Kursus ini akan menyediakan bagi siswa landasan ajaran dan
konteks sejarah yang diperlukan untuk pemahaman yang akurat mengenai ajaran
dan sejarah Gereja. Siswa akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mencari
kebenaran, mengevaluasi validitas dan keabsahan materi sumber, serta
membedakan kebenaran dari kesalahan. Siswa akan menelaah tulisan suci, ajaran
Gereja, dan sejarah Gereja dengan cara yang berkaitan dengan kehidupan dan
keadaan mereka. Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) bersaksi mengenai
realita dari Pemulihan:
v
P EN DA H UL UA N
“Ini adalah Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. Kita sebagai umat adalah
Orang Suci Zaman Akhir. Kita bersaksi bahwa surga telah dibukakan, bahwa tabir
telah disingkapkan, bahwa Allah telah berfirman, dan bahwa Yesus Kristus telah
menyatakan diri-Nya. …
dipulihkan ini.
Syukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang menakjubkan akan kesaksian,
wewenang, dan ajaran yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang
Ini harus menjadi pesan besar dan utama kita kepada dunia. Kita tidak memberikannya dengan
kesombongan. Kita bersaksi dalam kerendahan hati tetapi dengan kesan mendesak dan
ketulusan yang mutlak” (“The Marvelous Foundation of Our Faith,” Ensign, November 2002, 81).
Sewaktu siswa mengembangkan iman yang lebih besar kepada Yesus Kristus dan
kesaksian yang lebih kuat akan Injil yang dipulihkan, mereka akan meningkatkan
komitmen mereka untuk membuat dan menaati perjanjian sakral serta menjadi
lebih siap untuk berbagi pesan Pemulihan.
Apakah yang diharapkan dari siswa?
Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan
tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian
Bacaan Siswa dari tiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan
kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus.
Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku
pedoman ini?
Kursus ini dirancang sebagai kursus bedurasi satu semester dengan 28 pelajaran
yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap
minggu, ajarkan satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu
hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan dua
pelajaran untuk tiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri dari
empat bagian:
• Pendahuluan
• Bacaan Latar Belakang
• Saran untuk Pengajaran
• Bacaan Siswa
Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran.
Bacaan Latar Belakang
Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman
akhir, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas, dan
kebenaran Injil yang dikupas dalam garis besar pelajaran.
vi
PE N DAHULUAN
Saran untuk Pengajaran
Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda
mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat
juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning
[Pengajaran dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
disarankan dirancang untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan
menerapkan kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih untuk
menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya
sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi
kebutuhan dan keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan
bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H.
Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita
terlebih dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya
paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita
dapat mengikuti Roh untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita
berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih
mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan.
Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian mengadaptasi adalah cara
yang baik untuk tetap berpijak pada landasan yang sehat” (“Diskusi Panel dengan Penatua
Dallin H. Oaks” [siaran satelit Seminari dan Institut Religi, 7 Agustus 2012]; lds.org/broadcasts).
Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang
kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk
mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan
pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan
masalah topiknya.
Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau
asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas
ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin
berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini
terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah.
Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan
hati-hati untuk mengklarifikasi pemahaman.
Kurikulum ini memeragakan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran
dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching
and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41). Di bulan-bulan
mendatang, Seminari dan Institut akan menerbitkan dokumen yang disebut
“Mengajarkan dan Mempelajari Tulisan Suci dalam Institut Religi,” yang akan
menjelaskan lebih lanjut bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan
pembelajaran Injil ke dalam kursus berbasis tema.
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa
manfaat yang datang dari menelaah Injil secara tematik:
“Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir
menyediakan keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik
vii
P EN DA H UL UA N
meningkatkan kedalaman dai pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk
koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan
rohani kita … ; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana
keselamatan.
Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk “menemukan koneksi, pola,
dan tema merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman
Kristus. Pendekatan ini akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani,
mencerahkan pemahaman kita melalui Roh, dan menghasilkan kedalaman rasa
syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan komitmen rohani yang tidak
dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu memampukan kita untuk
membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan menghadapi
angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun
Brigham Young University, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu).
Sebagian materi dari buku pedoman ini didasarkan pada materi dalam Doctrine and
Covenants and Church History Seminary Manual [Buku Pedoman Seminari Ajaran dan
Perjanjian serta Sejarah Gereja].
Bacaan Siswa
Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja,
dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik
yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca
materi-materi ini sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah
materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk
berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan
bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester.
Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar?
Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu
Anda bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda
sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus?
• Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang
yang ditugaskan?
• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang
perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya?
• Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa
mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan?
• Bagaimana saya dapat membantu masing-masing siswa saya berperan serta
sepenuhnya dalam pelajaran?
Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat:
• Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang
ditugaskan sebelum tiap kelas.
viii
PE N DAHULUAN
• Harapkan siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.
• Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas
dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan
bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan.
• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam
tiap kelas dan juga dari hari ke hari.
• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa
privilese serta tanggung jawab untuk mengajar dan untuk belajar dari satu sama
lain (lihat A&P 88:78, 122).
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh
seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa
mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam
jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and
Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3;
si.lds.org).
Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi
para difabel?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, pedulilah terhadap siswa yang
berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka
berhasil.
Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources
[Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan
Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan
untuk Siswa Penyandang Cacat [Difabel].”
ix
PELAJARAN 1
Suatu Pekerjaan yang
Menakjubkan dan Suatu
Keajaiban
Pendahuluan
Sepanjang sejarah, Bapa Surgawi telah mengakhiri periode
kemurtadan dengan memanggil nabi yang menerima
wewenang ilahi untuk memulihkan kegenapan Injil dan
menegakkan Gereja Yesus Kristus. Joseph Smith adalah nabi
ini dalam dispensasi kita. Memahami bagaimana Allah
menuntun umat-Nya dan menegakkan Gereja-Nya melalui
para nabi akan membantu siswa mengembangkan apresiasi
yang lebih mendalam akan perlunya suatu Pemulihan dan
kemampuan yang lebih besar untuk mengajar orang lain
tentang Pemulihan.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Mukjizat Alkitab Kudus,” Ensign atau Liahona, Mei
2007, 80–82.
• Gordon B. Hinckley, “Pada Puncak Zaman,” Liahona, Januari 2000, 87.
• Neal A. Maxwell, “From the Beginning,” Ensign, November 1993, 18–20.
• Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan Misionaris (2004),
37–42.
Saran untuk Pengajaran
Amos 8:11–12; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10
Kemurtadan Besar dan perlunya Pemulihan
Mulailah pelajaran dengan menuliskan yang berikut di papan tulis:
Bencana kelaparan =
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Amos 8:11–12 dengan lantang.
Mintalah siswa untuk menyimak dan mengidentifikasi bagaimana kata kelaparan
digunakan sebagai simbol.
• Jenis kelaparan apa yang Amos nubuatkan akan terjadi? (Tuliskan tanggapan
siswa di papan tulis di samping “Bencana kelaparan =”).
• Apa yang Amos nubuatkan akan orang lakukan karena kelaparan ini?
• Bukti apa yang telah Anda lihat di dunia bahwa telah ada kelaparan akan
“mendengarkan firman Tuhan”? (Amos 8:11).
1
P EL A J A RA N 1
Jelaskan bahwa meskipun nubuat yang terdapat dalam Amos 8:11–12
kemungkinan besar telah digenapi berulang kali sepanjang sejarah, satu
penggenapan penting dikenal sebagai Kemurtadan Besar. Anda mungkin ingin
menyarankan agar para siswa menuliskan Kemurtadan, termasuk Kemurtadan Besar
di margin tulisan suci mereka di samping Amos 8:11–12.
Peragakan pernyataan berikut, dan undanglah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang: Mintalah siswa untuk mencari beberapa faktor
yang berkontribusi pada Kemurtadan Besar.
“Setelah kematian Yesus Kristus, orang-orang yang jahat menganiaya para Rasul dan anggota
Gereja serta membunuh banyak di antara mereka. Dengan kematian para Rasul, kunci
keimamatan dan wewenang kepemimpinan imamat diambil dari bumi. Para Rasul telah menjaga
ajaran-ajaran Injil tetap murni serta mempertahankan ketertiban dan standar kelayakan bagi
anggota Gereja. Tanpa para Rasul, dengan berjalannya waktu ajaran-ajaran pun tercemar, dan
perubahan-perubahan yang tak sah dibuat dalam organisasi Gereja serta tata cara imamat,
seperti pembaptisan dan pemberian karunia Roh Kudus.
Tanpa wahyu dan wewenang imamat, orang bersandar pada kebijaksanaan manusia untuk
memahami tulisan suci serta asas-asas dan tata cara-tata cara Injil Yesus Kristus.
Gagasan-gagasan yang keliru diajarkan sebagai kebenaran. Banyak pengetahuan mengenai
karakter dan sifat yang sejati Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus pun hilang.
Ajaran mengenai iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus
menjadi menyimpang atau terlupakan. Wewenang imamat yang diberikan kepada para Rasul
Kristus tidak lagi berada di bumi” (Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan
Misionaris [2004], 39).
• Menurut pernyataan ini, apa saja faktor yang berkontribusi pada
Kemurtadan Besar?
• Mengapa penting untuk memahami bahwa Kemurtadan besar benar-benar
terjadi? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun
pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut: Mengetahui bahwa ada
Kemurtadan Besar dapat membantu kita mengenali perlunya
Pemulihan Injil.
Jelaskan bahwa selama periode kemurtadan ini, Bapa Surgawi terus mengerahkan
pengaruh-Nya di dunia melalui Terang Kristus, yang “diberikan kepada setiap
orang” (Moroni 7:16), dan melalui kuasa Roh Kudus, yang bersaksi bahwa Injil
adalah benar (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus,” scriptures.lds.org.
Dia mengilhami pria dan wanita di banyak budaya yang mencari bantuan-Nya
selama masa itu. Para pelaku reformasi Kristiani seperti Martin Luther dan William
Tyndale bekerja untuk membantu orang Kristen hidup lebih dekat dengan kondisi
ideal yang mereka temukan dalam Alkitab. Upaya para pelaku reformasi, ahli
filsafat, dan bahkan negarawan di Eropa dan Amerika Utara menuntun pada suatu
peningkatan penekanan pada martabat manusia dan kebebasan beragama di
banyak bagian dunia. Terlepas dari perkembangan-perkembangan penting ini,
Allah belum sepenuhnya memulihkan Gereja-Nya. (Lihat Mengkhotbahkan Injil-Ku,
51–52).
2
PE LAJARAN 1
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Selama berabad-abad surga tetap tertutup. Pria dan wanita yang baik, tidak
sedikit—benar-benar orang-orang yang hebat dan luar biasa—mencoba untuk
mengoreksi, memperkuat, dan meningkatkan sistem peribadatan mereka dan
tubuh ajaran mereka. Kepada mereka saya menyampaikan rasa hormat dan
respek. Betapa jauh lebih baiknya dunia karena tindakan berani mereka.
Sementara saya percaya pekerjaan mereka terilhami, itu tidaklah ditunjang
dengan pembukaan surga, dengan penampakan diri Yang Ilahi” (“The Marvelous Foundation of
Our Faith,” Ensign, November 2002, 80).
Ingatkan siswa bahwa pada tahun 1820 pemuda Joseph Smith sedang mencari
Gereja yang sejati tetapi tidak dapat menemukannya. Ajaklah siswa untuk
membaca Joseph Smith—Sejarah 1:5–10 dalam hati, mencari ungkapan-ungkapan
yang menggambarkan tantangan yang disebabkan oleh Kemurtadan Besar.
• Apa saja ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk merujuk pada tantangan
rohani pada zamannya?
• Bagaimana Joseph menggambarkan perasaannya yang datang sebagai hasil dari
kegemparan agama yang mengelilinginya?
Ingatkan siswa bahwa pencarian Joseph Smith akan kebenaran menghasilkan
Penglihatan Pertama dan panggilannya sebagai seorang nabi. (Ini akan dibahas
dalam pelajaran berikutnya). Tandaskan bahwa pemanggilan Nabi Joseph Smith
dan Pemulihan Injil mengikuti pola yang ditegakkan oleh Allah yang telah diulangi
sepanjang sejarah. Misalnya, pemanggilan Henokh (lihat Musa 6:26–32) dan Nuh
(lihat Musa 8:17–20) mengikuti pola ini. Peragakan penjelasan berikut mengenai
pola ini, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Sejarah Alkitab telah mencatat banyak kejadian ketika Allah berbicara kepada para nabi, dan
juga menceritakan mengenai banyak kejadian kemurtadan. Untuk mengakhiri setiap masa
kemurtadan umum, Allah telah memperlihatkan kasih-Nya bagi anak-anak-Nya dengan
memanggil nabi yang lain dan memberinya wewenang imamat untuk memulihkan serta
mengajarkan Injil Yesus Kristus kembali. Pada dasarnya, nabi bertindak sebagai hamba yang
mengawasi kerajaan Allah di bumi ini. Masa-masa seperti itu yang dipimpin oleh penanggung
jawab kenabian disebut masa kelegaan [dispensasi]” (Mengkhotbahkan Injil-Ku, 37; lihat juga
Penuntun bagi Tulisan Suci, “Dispensasi”).
• Bagaimana Pemulihan Injil melalui Joseph Smith mengikuti pola yang terlihat
dalam dispensasi-dispensasi sebelumnya? (Siswa mungkin menggunakan
kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut:
Setelah periode-periode kemurtadan umum, Allah memanggil para nabi
dan memberi mereka wewenang untuk memulihkan serta mengajarkan
Injil kembali. Siswa hendaknya juga memahami ajaran ini: Joseph Smith
dipanggil oleh Allah untuk memulihkan Injil bagi dispensasi kita).
3
P EL A J A RA N 1
• Bagaimana memahami pola ini dapat membantu Anda menjelaskan Pemulihan
Injil kepada seseorang dari kepercayaan lain?
Tekankan bahwa dalam Penglihatan Pertama, Joseph Smith belajar bahwa tidak
ada Gereja yang sejati yang ada di atas bumi dan bahwa kegenapan Injil Kristus
perlu dipulihkan. Meskipun Alkitab memuat nubuat-nubuat mengenai
Kemurtadan Besar, bukti yang paling penting bahwa kemurtadan ini terjadi adalah
fakta bahwa Joseph Smith dipanggil untuk menjadi seorang nabi dan kegenapan
Injil dipulihkan.
2 Nefi 27:25–26; Ajaran dan Perjanjian 1:12–30
Pemulihan Injil adalah “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban”
Jelaskan bahwa tulisan suci menyampaikan beberapa alasan Tuhan untuk
memulihkan Injil-Nya ke bumi pada zaman akhir.
Ajaklah siswa untuk membaca dalam hati nubuat Yesaya mengenai Pemulihan
yang terdapat dalam 2 Nefi 27:25–26, mencari uraian Tuhan mengenai keadaan
rohani dunia pada saat Pemulihan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa
menandai kata atau ungkapan yang menguraikan kondisi-kondisi rohani ini.
(Catatan: Salah satu cara paling bermanfaat bagi siswa untuk menangkap dan
mempertahankan apa yang mereka pelajari dari tulisan suci adalah untuk
menandai kata dan ungkapan yang penting). Setelah waktu yang memadai,
mintalah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan.
• Menurut Anda mengapa Pemulihan Injil dirujuk sebagai “suatu pekerjaan yang
menakjubkan dan suatu keajaiban”?
• Apa yang Anda anggap “menakjubkan” dan “penuh keajaiban” mengenai
Pemulihan? (Sewaktu siswa menanggapi, tandaskan bahwa Pemulihan Injil
sebagai suatu “pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban” adalah
contoh dari tema berulang dalam Ajaran dan Perjanjian. “Tema adalah kualitas
atau gagasan yang menaungi secara menyeluruh, berulang, dan menyatukan”
[David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (api unggun Universitas
Brigham Young, 4 Februari 2007), 6, speeches.byu.edu]).
Ajaklah separuh siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:12–17, mencari
alasan-alasan yang Tuhan berikan untuk mendatangkan Pemulihan Injil. Ajaklah
separuh lainnya untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:18–30, mencari cara-cara
Pemulihan Injil akan memberkati anak-anak Allah. (Catatan: Ajaran dan
Perjanjian 1:30 akan ditelaah dengan lebih terperinci dalam pelajaran 6).
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka
temukan. Pastikan siswa memahami kebenaran berikut: Pemulihan Injil
membantu mereka yang percaya kepada Kristus untuk meningkat dalam
iman dan mengatasi malapetaka zaman terakhir.
Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844):
4
PE LAJARAN 1
“[Para nabi] telah menanti-nantikan dengan antisipasi penuh sukacita terhadap
hari ketika kita hidup; dan terbakar oleh antisipasi surgawi dan penuh sukacita
mereka telah menyanyi dan menulis serta bernubuat mengenai zaman kita ini”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 213).
• Mengapa para nabi terdahulu telah menanti-nantikan zaman kita? (Satu
gagasan yang kemungkinan siswa identifikasi adalah bahwa Pemulihan akan
menyebar ke seluruh dunia dan mempersiapkan dunia bagi Kedatangan
Kedua Yesus Kristus).
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley, dan mintalah
beberapa siswa untuk bergiliran membacakannya dengan lantang:
“Brother dan sister sekalian, apakah Anda menyadari apa yang kita miliki?
Apakah Anda mengenali tempat kita dalam drama besar sejarah manusia? Ini
adalah titik nadir dari segala yang telah terjadi sebelumnya. …
… Pekerjaan zaman akhir Yang Mahakuasa, yang mengenainya orang di zaman
dahulu berbicara, yang mengenainya para nabi dan rasul bernubuat, telah tiba.
Itu sudah di sini. Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui oleh kita, namun
dalam kebijaksanaan Allah, kita telah diberi privilese untuk datang ke bumi pada zaman yang
agung ini. …
Diberikan apa yang kita miliki dan apa yang kita ketahui, kita seharusnya menjadi umat yang
lebih baik daripada kita adanya. Kita seharusnya menjadi lebih seperti Kristus, lebih
mengampuni, lebih suka menolong dan tenggang rasa kepada semua di sekeliling kita.
Kita berdiri di puncak segala zaman, terkagum-kagum oleh rasa sejarah yang hebat dan
khusyuk. Ini adalah dispensasi terakhir dan final yang ke arahnya semua di masa lalu mengarah.
Saya memberikan kesaksian dan saksi mengenai kenyataan dan kebenaran dari hal-hal ini” (“At
the Summit of the Ages,” Ensign, November 1999, 74).
• Pemikiran dan perasaan apa yang digugah oleh pernyataan “Kita berdiri di
puncak segala zaman” dalam diri Anda?
• Jika tidak terlalu pribadi, bagikan pengalaman dari kehidupan Anda yang
memperkuat kesaksian Anda mengenai Injil Yesus Kristus yang dipulihkan.
• Apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kita untuk
Pemulihan Injil?
Bacaan Siswa
• Yesaya 29:13–14; Amos 8:11–12; 2 Nefi 27:1–5, 25–26; Ajaran dan Perjanjian
1:12–30; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10.
• Gordon B. Hinckley, “At the Summit of the Ages,” Ensign, November
1999, 72–74.
5
PELAJARAN 2
Penglihatan Pertama
Pendahuluan
Catatan kisah tentang Penglihatan Pertama Joseph Smith
yang terdapat dalam Mutiara yang Sangat Berharga ditulis
untuk mengoreksi laporan-laporan palsu mengenai Gereja.
Sepanjang kehidupannya, Nabi Joseph Smith memberikan
beberapa catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama.
Kisah-kisah ini dapat meningkatkan pemahaman kita
mengenai pengalaman itu dan memperkuat iman kita pada
Pemulihan. Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu
siswa memahami pentingnya memiliki kesaksian mengenai
peristiwa penting yang unik ini.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona
November 2002, 78–81.
• “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik
Injil], lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Joseph Smith—Sejarah 1:1–2
Nabi menulis mengenai Penglihatan Pertama untuk mengoreksi
laporan-laporan palsu
Jelaskan bahwa pada tahun 1838 Joseph Smith memulai pekerjaan penulisan
sejarah resminya. Bagian dalam Mutiara yang Sangat Berharga yang dikenal
sebagai Joseph Smith—Sejarah dikutip dari sejarah yang jauh lebih panjang itu.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:1–2
dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencari alasan yang Joseph
Smith berikan untuk mempersiapkan sejarahnya.
• Menurut ayat 1, apa yang beredar di antara orang-orang selama masa-masa
awal Gereja?
• Apa niat dari mereka yang mensponsori laporan menentang Gereja?
• Keserupaan apa terhadap situasi ini yang ada di zaman kita?
Jelaskan bahwa dewasa ini terus terdapat individu-individu dan
kelompok-kelompok yang menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan
mengenai Gereja dengan niat untuk menghancurkan iman.
• Apa alasan yang Joseph Smith berikan untuk menuliskan sejarahnya? (Untuk
“untuk meluruskan pendapat umum, dan menempatkan semua penyelidik
kebenaran dalam kepemilikan akan fakta, sebagaimana itu … terjadi” [Joseph
Smith—Sejarah 1:1]).
• Mengapa penting bahwa “penyelidik kebenaran” mengenai Pemulihan
bersandar pada catatan kisah langsung Joseph Smith? (Siswa dapat
menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi pastikan adalah jelas bahwa
6
PE LAJARAN 2
bersandar pada catatan kisah Nabi dapat membantu individu-individu
menghindari ditipu oleh informasi palsu atau menyesatkan).
Peragakan nasihat berikut dari Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan ajaklah siswa untuk membacanya dalam hati:
“Selalu ada beberapa orang yang ingin mendiskreditkan Gereja dan
menghancurkan iman. Dewasa ini mereka menggunakan Internet.
“Sejumlah informasi mengenai Gereja, terlepas betapa meyakinkannya, tidaklah
benar” (“Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 41).
• Sumber-sumber apa yang hendaknya kita cari dan percayai dalam penyelidikan
pribadi kita untuk mengetahui kebenaran mengenai Penglihatan Pertama,
Pemulihan Injil, dan peristiwa lainnya dalam sejarah Gereja? Mengapa?
(Bantulah siswa memahami asas berikut: Untuk menghindari ditipu oleh
informasi palsu atau menyesatkan, mereka yang mencari kebenaran
hendaknya menyelidiki sumber-sumber informasi yang kredibel
mengenai Gereja dan sejarahnya alih-alih menerima begitu saja informasi
apa pun yang mereka dengar atau baca, termasuk informasi yang muncul
dari pencarian di Internet).
Jelaskan bahwa pengkritik Gereja berdebat menentang realita Penglihatan Pertama
dengan mengatakan bahwa Joseph Smith tidak mencatat pengalamannya dengan
penglihatan tersebut sampai bertahun-tahun setelah itu terjadi. Jelaskan bahwa
Joseph Smith yang berusia 14 tahun menjadi enggan berbicara mengenai
penglihatannya menyusul reaksi dari mereka yang pada awalnya dia beri tahu (lihat
Joseph Smith—Sejarah 1:21–26). Dia mencatat pengalaman tersebut ketika dia
merasa bahwa itu saat yang tepat untuk melakukannya. Juruselamat memberi
petunjuk kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk tidak berbicara mengenai
pengalaman mereka di atas Gunung Perubahan Rupa sampai setelah
Kebangkitan-Nya (lihat Matius 17:9), yang menjadikan jelas bahwa sebagian
pengalaman sakral hendaknya dibagikan hanya sewaktu didorong oleh Roh.
Catatan kisah Penglihatan Pertama
Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan bagian ini dari pelajaran, tinggalkan cukup
waktu untuk mengajarkan bagian terakhir dari pelajaran, yang mengupas Joseph
Smith—Sejarah 1:8–20.
Jelaskan kepada siswa bahwa Joseph Smith menuliskan, baik secara pribadi atau
dengan bantuan juru tulis, setidaknya empat catatan kisah berbeda mengenai
Penglihatan Pertama. Selain itu, beberapa kisah mengenai penglihatan ini dicatat
oleh orang-orang yang sezaman dengan Joseph Smith. Setiap kisah menekankan
aspek yang berbeda dari pengalaman Joseph, tetapi semuanya memiliki elemen
penting dari apa yang Joseph lihat dan dengar. Untuk membantu menjelaskan
mengapa ada perbedaan dalam beragam kisah tersebut, mintalah siswa untuk
mempertimbangkan yang berikut:
7
P EL A J A RA N 2
• Pikirkan sebuah pengalaman signifikan atau bermakna yang Anda miliki dalam
hidup Anda. Bagaimana kisah Anda mengenai pengalaman itu dapat berbeda
bergantung kepada siapa hadirin Anda? Bagaimana itu dapat berubah
bergantung pada kapan atau mengapa Anda bercerita tentang pengalaman
tersebut?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang,
dan mintalah siswa mendengarkan untuk apa yang para sejarawan harapkan ketika
pengalaman dikisahkan berulang kali:
“Berbagai laporan mengenai Penglihatan Pertama menceritakan sebuah kisah yang konsisten,
walaupun secara wajar laporan-laporan tersebut berbeda dalam penekanan dan perincian.
Sejarawan mengharapkan bahwa ketika seseorang menceritakan kembali suatu pengalaman
dalam sejumlah tatanan kepada hadirin yang berbeda dalam rentang waktu beberapa tahun,
masing-masing kisah akan menekankan beragam aspek pengalaman tersebut dan memuat
perincian-perincian yang unik. Sesungguhnya, perbedaan-perbedaan yang serupa dengan yang
ada dalam kisah-kisah Penglihatan Pertama ada dalam sejumlah laporan tulisan suci mengenai
penglihatan Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus dan pengalaman para Rasul di Gunung
Perubahan Rupa [Kisah Para Rasul 9:3–9; 22:6–21; 26:12–18; Matius 17:1–13; Markus 9:2–13;
Lukas 9:28–36]. Namun terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, suatu konsistensi dasar
tetap ada di semua catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama. Beberapa telah berdebat
secara keliru bahwa variasi apa pun dalam menceritakan kembali suatu kisah merupakan bukti
dari pemalsuan. Sebaliknya, catatan sejarah yang kaya tersebut memungkinkan kita belajar lebih
banyak mengenai peristiwa luar biasa ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu
didokumentasikan dengan kurang baik” (“First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],”
Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Sebagai contoh dari perbedaan dalam catatan-catatan tersebut, Anda dapat
memberi tahu siswa bahwa “sementara catatan kisah tahun 1832 lebih
menekankan kisah pribadi Joseph Smith sebagai pemuda yang mencari
pengampunan, catatan kisah tahun 1838 berfokus pada penglihatan tersebut
sebagai awal dari ‘kebangkitan dan kemajuan Gereja’” (“First Vision Accounts
[Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Ingatkan
siswa bahwa tugas bacaan mereka mencakup artikel dalam Gospel Topics [Topik
Injil] “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” yang memberikan
analisis yang lebih terperinci mengenai setiap catatan kisah yang berbeda tentang
Penglihatan Pertama. Ajaklah siswa untuk menelaah artikel tersebut di luar jam
kelas untuk lebih memahami bagaimana setiap kisah berkontribusi pada
pengetahuan kita mengenai Penglihatan Pertama. (Catatan: Ingatkan siswa
mengenai pentingnya membaca tugas di bawah “Bacaan Siswa” sebelum kelas.
Melakukannya akan membantu mereka berkontribusi pada pembahasan kelas).
• Bagaimana sejumlah catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama dapat
mendukung keabsahan dan memperkaya pemahaman kita mengenai peristiwa
sakral ini? (Bantulah siswa memahami bahwa sejumlah catatan kisah tentang
Penglihatan Pertama Joseph Smith memungkinkan kita belajar lebih
banyak mengenai peristiwa sakral ini daripada yang dapat kita lakukan
jika itu didokumentasikan dengan kurang baik).
8
PE LAJARAN 2
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Saya tidak khawatir bahwa Nabi Joseph Smith memberikan sejumlah versi dari
Penglihatan Pertama seperti saya tidak khawatir bahwa ada empat penulis Injil
yang berbeda dalam Perjanjian Baru, masing-masing dengan persepsinya sendiri,
masing-masing memberi tahu peristiwa-peristiwa tersebut untuk memenuhi
tujuan penulisannya pada waktu itu” (“God Hath Not Given Us the Spirit of
Fear,” Ensign, Oktober 1984, 5).
Berikan kesaksian Anda mengenai realita dari Penglihatan Pertama dan Pemulihan
Injil melalui Nabi Joseph Smith.
Joseph Smith—Sejarah 1:8–20
Keabsahan Gereja bersandar pada kebenaran dari Penglihatan Pertama
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Joseph Smith—Sejarah 1:8–15.
• Apa saja yang Joseph Smith lakukan untuk menemukan jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaannya?
• Menurut Anda mengapa Setan berusaha untuk menghentikan Joseph Smith
dari berdoa?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Joseph Smith—Sejarah 1:16–19.
• Apa saja kebenaran penting yang kita pelajari dari ayat 16–17? (Sewaktu siswa
menanggapi, tekankan bahwa kebenaran-kebenaran kekal dipulihkan ke
bumi ketika Bapa Surgawi dan Yesus Kristus menampakkan diri kepada
Joseph Smith).
Peragakan dan bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Tad R.
Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh. Sewaktu Anda
membacakan pernyataan ini, Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa
menandai dalam tulisan suci mereka kebenaran-kebenaran yang Brother Callister
tekankan. Anda juga mungkin ingin menyarankan agar mereka menuliskan
kebenaran-kebenaran yang Joseph pelajari di margin di samping Joseph
Smith—Sejarah 1:16–19. (Catatan: Belajar menandai dan membuat catatan pada
tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting yang
dapat Anda bantu siswa kembangkan [lihat Gospel Teaching and Learning: A
Handbook for Teachers and Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran
dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan bagi Guru dan Pemimpin di Seminari dan
Institut Religi] (2012), 21]).
9
P EL A J A RA N 2
“Joseph Smith adalah orang yang diurapi Tuhan untuk memulihkan Gereja
Kristus ke bumi. Ketika dia keluar dari hutan kecil tersebut, dia pada akhirnya
mempelajari empat kebenaran fundamental yang ketika itu tidak diajarkan oleh
mayoritas dunia Kristen zaman itu.
Pertama, dia belajar bahwa Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua
makhluk yang terpisah, yang berbeda. …
Kebenaran besar kedua yang Joseph Smith temukan adalah bahwa Bapa dan Putra memiliki
tubuh berupa daging dan tulang yang dimuliakan. …
Kebenaran ketiga yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Allah masih berbicara kepada
manusia dewasa ini—bahwa surga tidaklah tertutup. …
Kebenaran keempat yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Gereja Yesus Kristus yang penuh
dan lengkap tidak ada di atas bumi” (“Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona,
November 2009, 35–36).
• Menurut Anda mengapa kebenaran-kebenaran tentang Bapa Surgawi dan
Yesus Kristus ini penting untuk diketahui dan dipahami?
• Bagaimana kebutuhan akan kebenaran-kebenaran itu mungkin membantu
menjelaskan mengapa Setan mencoba mencegah Joseph Smith muda
dari berdoa?
Untuk menyoroti pentingnya Penglihatan Pertama Joseph Smith, peragakan
pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley dan undanglah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Seluruh kekuatan kita bersandar pada keabsahan dari [Penglihatan Pertama].
Itu terjadi atau itu tidak terjadi. Jika tidak, maka pekerjaan ini adalah suatu
penipuan. Jika terjadi, maka ini adalah pekerjaan yang paling penting dan luar
biasa di kolong langit. …
… Pada tahun 1820 datanglah manifestasi agung itu sebagai jawaban atas doa
seorang pemuda yang telah membaca dalam Alkitab keluarganya perkataan
Yakobus: ‘Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya
kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dengan tidak
membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya’ (Yakobus 1:5).
Di atas pengalaman yang unik dan luar biasa itu berdiri keabsahan dari Gereja ini” (“At the
Summit of the Ages,” Ensign, November 2002, 80).
• Bagaimana keabsahan Gereja dikaitkan dengan Penglihatan Pertama
Joseph Smith?
• Mengapa penting untuk memiliki kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah
Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Siswa mungkin memberikan beragam
jawaban, namun pastikan asas berikut jelas: Ketika kita memperoleh
kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus
Kristus, kita juga dapat mengetahui kebenaran dari Pemulihan Injil.
Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, tekankan pentingnya memiliki kesaksian
pribadi mengenai kebenaran dari Penglihatan Pertama. Kesaksian pribadi ini,
10
PE LAJARAN 2
dibangun di atas batu karang wahyu, membantu kita tetap kuat dalam iman kita
ketika kita dikonfrontasi dengan informasi palsu mengenai Nabi Joseph Smith dan
Gereja. Bersaksilah bahwa cara Joseph Smith belajar kebenaran akan berlaku bagi
kita juga. Kita dapat mencari kebenaran, membaca tulisan suci, merenung, dan
pada akhirnya bertanya kepada Allah, dan Dia akan menjawab (lihat Yakobus 1:5).
Ajaklah siswa merenungkan bagaimana mereka telah memperoleh kesaksian
bahwa Bapa dan Putra menampakkan diri kepada Joseph Smith. Perkenankan
waktu untuk satu atau dua siswa berbagi bagaimana mereka memperoleh
kesaksian mengenai Penglihatan Pertama.
Bacaan Siswa
• Joseph Smith—Sejarah 1:1–26.
• Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona
November 2002, 78–81.
11
PELAJARAN 3
Tampilnya Kitab Mormon
Pendahuluan
Tuhan mengutus malaikat Moroni untuk mempersiapkan
Joseph Smith untuk menerima dan menerjemahkan Kitab
Mormon. Hanya sedikit yang diketahui mengenai proses
penerjemahan yang sebenarnya. Joseph Smith berkata
bahwa Kitab Mormon diterjemahkan “melalui karunia dan
kuasa Allah” (kata pengantar bagi Kitab Mormon, edisi
tahun 1830). Sesuai dengan hukum saksi (lihat 2 Korintus
13:1), Tuhan memperkenankan beberapa orang lainnya untuk
menjadi saksi dari catatan kuno ini. Kesaksian mereka
memperkuat kredibilitas Kitab Mormon bagi seluruh dunia.
Bacaan Latar Belakang
• Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41.
• “Book of Mormon Translation [Penerjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics
[Topik Injil], lds.org/topics.
• “Kedatangan Kitab Mormon dan Pemulihan Imamat,” bab 5 dalam Buku
Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku
pedoman CES, 2003), 56–72.
Saran untuk Pengajaran
Joseph Smith—Sejarah 1:30–35, 42–54
Diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah
Undanglah satu atau dua sukarelawan untuk merangkum bagi kelas apa yang
mereka ingat mengenai kunjungan malaikat Moroni kepada Joseph Smith muda
pada malam tanggal 21 September, 1823. Bila diperlukan, bagikan informasi
berikut:
“Pada malam tanggal 21 September 1823, Joseph pergi ke kamar tidurnya di loteng dalam
rumah kayu gelondongan milik keluarganya di Palmyra, New York, tetapi dia tetap terjaga
setelah semua orang lain di ruangan itu tertidur, dengan sungguh-sungguh berdoa untuk
mengetahui lebih banyak mengenai tujuan Allah baginya. …
Sebagai jawaban terhadap doanya, Joseph melihat suatu terang muncul di kamarnya yang kian
lama kian terang sampai kamar itu ‘lebih terang daripada saat tengah hari.’ Seorang utusan
surgawi muncul di sisi tempat tidurnya, berdiri di udara, mengenakan jubah yang ‘paling hebat
putihnya.’ (Joseph Smith—Sejarah 1:30–31). Utusan ini adalah Moroni, nabi orang Nefi yang
terakhir, yang berabad-abad lalu telah menguburkan lempengan-lempengan yang di atasnya
Kitab Mormon dituliskan dan yang kini memegang kunci-kunci yang berkaitan dengan catatan
sakral ini (lihat A&P 27:5). Dia telah diutus untuk memberi tahu Joseph bahwa Allah telah
mengampuni dosa-dosanya dan memiliki suatu pekerjaan besar yang harus dilakukannya.
Sebagai bagian dari pekerjaan ini, Joseph harus pergi ke sebuah bukit di dekat sana, di mana
sebuah catatan sakral, yang ditulis di atas lempengan-lempengan emas, tersimpan. … Joseph
harus menerjemahkan catatan ini dan menampilkannya ke hadapan dunia.
Hari berikutnya, Joseph Smith pergi ke bukit tempat lempengan-lempengan Kitab Mormon
dikuburkan. Di sana dia bertemu Moroni dan melihat lempengan-lempengan tersebut, tetapi
diberi tahu bahwa dia belum dapat menerimanya sampai empat tahun kemudian. …
12
PE LAJARAN 3
… Pada tanggal 22 September 1827, [istri Joseph, Emma,] pergi bersamanya ke bukit tersebut
dan menanti di dekat sana sementara Moroni menyerahkan lempengan-lempengan itu ke dalam
tangan Nabi” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 65–67).
Ajaklah siswa untuk membuka halaman judul dari Kitab Mormon dan memindai
paragraf pertama, mencari informasi tentang bagaimana catatan kuno ini akan
tampil dan diterjemahkan. Setelah siswa membaca, mintalah mereka untuk berbagi
apa yang mereka temukan. (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut:
Kitab Mormon diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:34–35
dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mencari satu cara dimana
Tuhan membantu Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon.
• Menurut ayat-ayat ini, apa satu cara Tuhan menolong Joseph Smith dalam
menerjemahkan catatan kuno tersebut? (Tuhan menyediakan Urim dan Tumim
untuk penerjemahan).
Jelaskan bahwa alat lain yang Joseph Smith gunakan sementara menerjemahkan
Kitab Mormon adalah sebuah batu oval kecil, kadang-kadang dirujuk sebagai
“batu pelihat,” yang dia temukan beberapa tahun sebelum dia memperoleh
lempengan-lempengan emas tersebut (lihat “Book of Mormon Translation
[Terjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Laporan
sejarah tersebut mengindikasikan bahwa Nabi kadang-kadang menggunakan Urim
dan Tumim dan kadang-kadang menggunakan batu pelihat untuk
menerjemahkan.
Bacalah pernyataan berikut dengan lantang untuk membantu siswa memahami
bahwa Tuhan mengungkapkan terjemahan bahasa Inggris dari Kitab Mormon
kepada Nabi melalui Urim dan Tumim serta batu pelihat:
“Ketika ditekan untuk hal-hal spesifik mengenai proses penerjemahan, Joseph mengulangi
dalam beberapa kesempatan bahwa itu telah dilakukan ‘melalui karunia dan kuasa Allah’ dan
sekali waktu menambahkan, ‘Tidaklah dimaksudkan untuk memberi tahu dunia segala perincian
perihal tampilnya Kitab Mormon.’
Meskipun demikian, para juru tulis dan orang lain yang mengamati penerjemahan tersebut
meninggalkan sejumlah kisah yang memberikan wawasan terhadap prosesnya. Beberapa kisah
mengindikasikan bahwa Joseph menelaah aksara-aksara pada lempengan-lempengan emas.
Sebagian besar kisah berbicara mengenai penggunaan Joseph akan Urim dan Tumim (baik alat
penafsir atau pun batu pelihat), dan banyak kisah merujuk pada penggunaannya akan sebuah
batu tunggal. Menurut kisah-kisah ini, Joseph menempatkan baik alat penafsir maupun batu
pelihat dalam sebuah topi, menekankan wajahnya ke dalam topi itu untuk menghalangi cahaya
dari luar, dan membacakan dengan lantang kata-kata bahasa Inggris yang muncul pada alat
tersebut. Proses tersebut sebagaimana diuraikan mengingatkan akan sebuah petikan dalam
Kitab Mormon yang berbicara mengenai Allah mempersiapkan ‘sebuah batu, yang akan bersinar
dalam kegelapan pada terang’ [Alma 37: 23–24]” (“Book of Mormon Translation [Penerjemahan
Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
13
P EL A J A RA N 3
Jelaskan bahwa bantuan Tuhan juga dibuktikan dalam singkatnya waktu yang
dengannya Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon. Tampilkan pernyataan
berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Pikirkan singkatnya waktu yang Joseph gunakan untuk menerjemahkan Kitab
Mormon. Bekerja dari April hingga Juni 1828, Joseph menerjemahkan ke-116
halaman yang kelak Martin Harris hilangkan. Joseph mulai menerjemahkan
kembali pada hari Selasa, 7 April 1829, dengan Oliver Cowdery sebagai tenaga
penulis. Naskah tersebut rampung delapan puluh lima hari kemudian, pada
tanggal 30 Juni tahun itu. Tentu saja, tidak seluruh waktu itu dihabiskan
mengerjakan terjemahan tersebut. … Diperkirakan secara umum, ini menyisakan enam puluh
lima hari kerja atau kurang ketika nabi dan para tenaga penulisnya menerjemahkan kitab ini,
yang memuat 531 halaman dalam edisi bahasa Inggris yang terkini. (Lihat John W. Welch,
Ensign, Januari 1988, hlm. 46–47). Itu dikalkulasikan menjadi rata-rata delapan halaman per
hari. Pertimbangkan ini ketika Anda menerjemahkan sebuah buku, atau sewaktu Anda
menjadwalkan pembacaan Anda sendiri akan Kitab Mormon” (“A Treasured Testament,” Ensign,
Juli 1993, 61–62).
• Apa saja cara bahwa tampilnya Kitab Mormon terjadi “melalui karunia dan
kuasa Allah”?
• Jika kita tidak mengetahui semua perincian seputar tampilnya Kitab Mormon,
bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kitab ini benar? (Kita dapat menerima
kesaksian rohani mengenai Kitab Mormon tanpa mengetahui semua perincian
mengenai penerjemahannya).
• Apa yang telah membantu Anda memperoleh kesaksian mengenai
Kitab Mormon?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Presiden Gordon B. Hinckley:
“Pertama-tama datanglah Moroni dengan lempengan-lempengan yang darinya
diterjemahkan Kitab Mormon. Betapa ini merupakan hal yang langka dan luar
biasa. Kisah Joseph mengenai lempengan-lempengan emas tersebut adalah
fantastis. Itu sulit dipercaya dan mudah ditantang. Dapatkah dia menulisnya
dengan kemampuannya sendiri? Itu ada di sini, saudara-saudari sekalian, untuk
dilihat, diraba, dibaca semua orang. Setiap upaya untuk menjelaskan asal
mulanya, selain daripada apa yang dia berikan, telah rontok karena bobotnya sendiri. Dia pada
dasarnya tidak mengenyam pendidikan; namun, dalam waktu yang amat singkat, dia
memunculkan terjemahan yang dalam bentuk terbitannya memiliki lebih dari 500 halaman. …
Sepanjang bertahun-tahun selama ini para pengkritik telah mencoba menjelaskannya. Mereka
telah berbicara menentangnya. Mereka telah mengolok-oloknya. Tetapi kitab tersebut telah
bertahan melampaui semua itu, dan pengaruhnya dewasa ini lebih besar daripada kapan pun
dalam sejarahnya” (“Batu yang Terpenggal dari Gunung,” Ensign atau Liahona, November
2007, 85).
14
PE LAJARAN 3
• Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu seseorang yang bergumul
untuk percaya bahwa Kitab Mormon adalah benar?
Bersaksilah bahwa Kitab Mormon tampil melalui karunia dan kuasa Allah.
Ajaran dan Perjanjian 17
Kesaksian Tiga Saksi dan Delapan Saksi
Jelaskan bahwa sementara Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon, dia
mengetahui bahwa Tuhan akan menunjuk orang-orang lain untuk menjadi saksi
akan catatan kuno tersebut (lihat 2 Nefi 27:12–13; Eter 5:2–5). Pada waktu itu,
Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris masing-masing menyatakan
hasrat untuk menjadi saksi khusus ini. Ajaran dan Perjanjian 17 memuat petunjuk
Tuhan kepada para pria ini.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran
dan Perjanjian 17:1–6. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari petunjuk apa yang
Tuhan berikan untuk para saksi lakukan setelah mereka melihat
lempengan-lempengan tersebut. Setelah siswa berbagi apa yang mereka temukan,
tanyakan:
• Menurut Anda mengapa para pria ini perlu memperlihatkan iman seperti para
nabi zaman dahulu sebelum Tuhan akan memperkenankan mereka melihat
lempengan-lempengan tersebut?
• Menurut ayat 3–5, tanggung jawab apa yang akan para saksi ini miliki setelah
melihat lempengan-lempengan tersebut?
• Apa tanggung jawab yang kita miliki ketika Tuhan menyatakan kepada kita
kebenaran dari Kitab Mormon? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas yang
serupa dengan yang berikut: Setelah kita memperoleh sebuah kesaksian
tentang kebenaran, kita memiliki tanggung jawab untuk bersaksi
tentangnya. [Lihat juga A&P 88:81]). Anda dapat menegaskan bahwa asas ini
juga suatu contoh dari sebuah pola yang dapat kita temukan dalam tulisan suci.
“Sebuah pola adalah sebuah rencana, model, atau standar yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk berulang kali melakukan atau membuat
sesuatu” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (Api Unggun Brigham
Young University, 4 Februari 2007), 5, speeches.byu.edu]).
• Bagaimana bersaksi mengenai kebenaran dapat merupakan suatu peragaan
akan iman kita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kisah Joseph Smith
mengenai pengalamannya dengan Tiga Saksi tersebut:
“Martin Harris, David Whitmer, Oliver Cowdery dan saya sendiri, sepakat untuk pergi ke hutan,
dan mencoba untuk memperoleh, melalui doa yang sungguh-sungguh dan rendah hati
penggenapan dari janji-janji tersebut. … [Setelah] kegagalan kami yang kedua, Martin Harris
mengusulkan bahwa dia akan undur diri dari kami, percaya, sebagaimana yang dia nyatakan
sendiri, bahwa kehadirannyalah yang menyebabkan kami tidak memperoleh apa yang kami
harapkan. Dia sesuai dengan itu menarik diri dari kami, dan kami berlutut kembali, dan belum
lagi beberapa menit terlibat dalam doa, ketika … seorang malaikat [Moroni] berdiri di hadapan
15
P EL A J A RA N 3
kami. Di tangannya dia memegang lempengan-lempengan itu. … Dia membalikkan halamannya
satu demi satu, agar kami dapat melihatnya, dan memperbedakan ukiran-ukiran di atasnya
dengan jernih. … Kami mendengar suara keluar dari terang cemerlang di atas kami,
mengatakan, ‘Lempengan-lempengan ini telah diungkapkan melalui kuasa Allah, dan itu telah
diterjemahkan melalui kuasa Allah. Terjemahannya yang telah kalian lihat adalah benar, dan Aku
memerintahkan kalian untuk memberikan kesaksian mengenai apa sekarang kalian lihat dan
dengar.’
Sekarang saya meninggalkan David dan Oliver, dan pergi mengejar Martin Harris, yang saya
temukan dalam jarak yang tidak terlalu jauh, sedang khusyuk terlibat dalam doa. Dia segera
memberi tahu saya, bagaimana pun, bahwa dia belum berhasil dengan Tuhan, dan dengan
sungguh-sungguh meminta saya untuk bergabung dengannya dalam doa, agar dia juga bisa
mendapatkan berkat yang sama yang baru saja kami terima. Oleh karena itu, kami bergabung
dalam doa, dan akhirnya memperoleh hasrat kami, karena sebelum kami selesai, penglihatan
yang sama dibukakan pada pandangan kami, setidaknya itu sekali lagi dibukakan kepada saya,
dan saya sekali lagi melihat dan mendengar hal-hal yang sama; sementara pada saat yang sama,
Martin Harris berseru, tampaknya dalam sukacita besar, ‘Ini cukup; ini cukup; mataku telah
melihat; mataku telah melihat’” (dalam History of the Church, 1:54–55).
Joseph kembali ke rumah keluarga Whitmer dan berkata kepada orangtuanya: “Tuhan telah
menyebabkan lempengan-lempengan itu diperlihatkan kepada tiga orang lagi selain diri saya
sendiri yang juga telah melihat seorang malaikat dan akan harus bersaksi akan kebenaran dari
apa yang telah saya katakan, karena mereka mengetahui bagi diri mereka sendiri bahwa saya
tidak pergi kian-kemari menipu orang-orang, dan saya merasa seolah saya dibebaskan dari
beban mengerikan yang hampir terlalu berat untuk saya tanggung, … dan itu membuat jiwa
saya bersukacita, bahwa saya tidak lagi sepenuhnya sendirian di dunia.” (dalam Lucy Mack
Smith, History, 1844–1845, buku 8, halaman 11, josephsmithpapers.org/
paperSummarylucy-mack-smith-history-1844-1845).
• Menurut Anda mengapa Joseph Smith bersukacita setelah pengalaman ini?
(Dia tidak lagi sendirian sebagai saksi mengenai lempengan-lempengan dan
utusan surgawi).
Jelaskan bahwa delapan saksi tambahan juga menerima kesempatan untuk melihat
lempengan-lempengan tersebut.
Ajaklah separuh kelas untuk membaca “Kesaksian Tiga Saksi” dan separuh lainnya
membaca “Kesaksian Delapan Saksi,” yang keduanya dapat ditemukan di
halaman-halaman pendahuluan Kitab Mormon. Mintalah siswa untuk mencari
elemen-elemen yang signifikan mengenai pengalaman para saksi tersebut. Setelah
waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka
temukan.
• Bagaimana pengalaman Tiga Saksi berbeda dari pengalaman Delapan Saksi?
(Tiga Saksi mendengar suara Allah dan melihat seorang malaikat tetapi tidak
meraba lempengan-lempengannya. Delapan Saksi diperlihatkan
lempengan-lempengannya oleh Joseph Smith dan dapat merabanya. Delapan
Saksi memiliki kesaksian yang lebih bersifat fisik mengenai nyatanya
lempengan-lempengan tersebut, sementara Tiga Saksi memiliki pengalaman
yang lebih bersifat rohani).
• Menurut Anda mengapa memiliki sejumlah saksi begitu penting bagi tampilnya
Kitab Mormon?
16
PE LAJARAN 3
Sebagian siswa mungkin tidak menyadari bahwa masing-masing dari Tiga Saksi
dan beberapa dari Delapan Saksi pada akhirnya meninggalkan Gereja. Mintalah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Diukurkan terhadap segala kemungkinan penolakan …, kesaksian Tiga Saksi
bagi Kitab Mormon tetap berdiri dengan kekuatan besar. … Sebagaimana umum
diketahui, karena ketidaksepakatan atau keirihatian yang melibatkan pemimpin
Gereja yang lainnya, masing-masing dari tiga saksi ini diekskomunikasi dari
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir kira-kira delapan tahun
setelah dipublikasikannya kesaksian mereka. … Namun sampai akhir hayat
mereka … tidak seorang pun dari para saksi ini yang menyimpang dari kesaksiannya yang telah
diterbitkan atau mengatakan sesuai yang menimbulkan keraguan akan kebenarannya.
Lebih jauh lagi, kesaksian mereka berdiri tak terkontradiksikan oleh saksi lain mana pun.
Menolaknya orang boleh saja, tetapi bagaimana orang menjelaskan tiga orang dengan karakter
yang baik bersatu dan bersikeras dalam kesaksian yang dipublikasikan ini sampai akhir hayat
mereka dalam menghadapi olok-olok hebat dan kerugian pribadi lainnya? Seperti Kitab Mormon
itu sendiri, tidak ada penjelasan yang lebih baik daripada yang diberikan dalam kesaksian itu
sendiri, pernyataan khusyuk dari pria-pria yang baik dan jujur yang memberi tahu apa yang
mereka lihat” (“The Witness: Martin Harris,” Ensign, Mei 1999, 36).
• Menurut Anda bagaimana kesaksian Tiga Saksi diperkuat oleh fakta bahwa
mereka tidak pernah menyangkal kesaksian mereka, bahkan setelah mereka
diekskomunikasi dari Gereja? (Jelaskan bahwa Oliver Cowdery dan Martin
Harris kemudian dibaptiskan kembali).
Rujukkan siswa kembali pada Ajaran dan Perjanjian 17:6, dan tekankan bahwa ayat
ini memuat kemungkinan kesaksian terkuat mengenai kebenaran dari Kitab
Mormon. Ayat ini memuat kesaksian Allah Sendiri, ditegaskan dengan sumpah
bahwa Kitab Mormon adalah benar.
Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa kesaksian pribadi mereka tentang
Kitab Mormon dapat ditambahkan pada setiap Kitab Mormon. Undanglah siswa
untuk berbagi apa yang akan mereka sertakan dalam pernyataan saksi atau
kesaksian mereka.
Ajaklah siswa untuk berbagi kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon dengan
seseorang sebelum kelas berikutnya.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 17; Joseph Smith—Sejarah 1:29–54.
• Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41.
17
PELAJARAN 4
Kitab Mormon—Batu Kunci
Agama Kita
Pendahuluan
Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita dan bukti
bahwa Allah telah memulihkan Injil Yesus Kristus ke bumi
pada zaman kita. Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994)
mengajarkan bahwa Kitab Mormon “adalah batu kunci
dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci
ajaran kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of
Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November
1986, 5). Sewaktu siswa memperdalam kesaksian mereka
mengenai Kitab Mormon, mereka dapat menjadi terbentengi
terhadap mereka yang mencoba menyanggah
autentisitasnya.
Bacaan Latar Belakang
• Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign,
November 1986, 4–7.
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November
2009, 88–90.
• “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon dan Penelaahan DNA],”
Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12.
Kitab Mormon adalah bukti bahwa Allah telah memulihkan kebenaran di zaman kita
Sebelum kelas, tulislah tanggal dan peristiwa berikut di papan tulis.
1820
Penglihatan Pertama diterima
1823
Kunjungan-kunjungan Moroni dimulai
1829
Imamat dipulihkan
Juni 1829
penerjemahan Kitab Mormon rampung
6 April 1830
Gereja diorganisasi
• Apa yang dapat kita pelajari dari urutan peristiwa-peristiwa ini mengenai peran
Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil? (Kitab Mormon harus rampung sebelum
Gereja dapat dipulihkan. Itu akan memainkan peran yang signifikan dalam
menyebarkan Injil).
Jelaskan bahwa ketika Gereja diorganisasi pada bulan April 1830, pencetakan Kitab
Mormon baru saja rampung, dan kitab tersebut telah diiklankan untuk penjualan
baru dua minggu sebelumnya. Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan
18
PE LAJARAN 4
Perjanjian 20:8–12 dalam hati, mencari apa yang Kitab Mormon muat dan apa yang
Kitab Mormon buktikan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai
apa yang mereka temukan. (Catatan: Sepanjang kursus ini, Anda dapat mendorong
siswa untuk menandai kebenaran-kebenaran penting yang mereka temukan dalam
tulisan suci mereka). Sewaktu siswa membaca, tuliskan pernyataan tidak lengkap
berikut di papan tulis:
Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa …
Setelah waktu yang memadai, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Berdasarkan apa yang Anda baca, bagaimana Anda akan menyelesaikan
pernyataan di papan tulis tersebut? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata
yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut:
Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa tulisan suci adalah
benar, bahwa Allah mengilhami dan memanggil orang untuk melakukan
pekerjaan-Nya di zaman kita, dan bahwa Allah tak terubahkan.
• Bagaimana Kitab Mormon membuktikan bahwa Allah mengilhami dan
memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman kita?
• Ketika seseorang tiba pada pengetahuan bahwa Kitab Mormon adalah benar,
pengetahuan apa yang dia peroleh mengenai Nabi Joseph Smith?
Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 17:6 dan 19:26 dalam hati,
mencari apa kesamaan dari kedua ayat tersebut.
• Apa kesamaan yang dimiliki kedua ayat ini? (Pernyataan Tuhan mengenai
kebenaran Kitab Mormon).
• Apa nilainya bagi Anda untuk mengetahui bahwa Tuhan telah menyatakan
kesaksian-Nya mengenai kebenaran Kitab Mormon?
Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita
Tuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Kitab Mormon adalah batu kunci
agama kita.
• Menurut Anda apa artinya pernyataan ini?
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ada tiga cara di mana Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita. Itu adalah
batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci ajaran
kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of Mormon—Keystone of Our
Religion,” Ensign, November 1986, 5).
19
P EL A J A RA N 4
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugasi setiap kelompok
untuk membahas satu dari topik berikut: bagaimana Kitab Mormon
adalah “batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus,” bagaimana itu adalah
“batu kunci ajaran kita,” atau bagaimana itu adalah “batu kunci kesaksian.” (Anda
mungkin perlu menugasi masing-masing topik kepada lebih dari satu kelompok).
Sediakan bagi setiap kelompok salinan dari selebaran berikut dan mintalah mereka
menggunakan pernyataan yang berhubungan dengan topik mereka dalam
pembahasan mereka.
Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita
“Batu Kunci dalam Kesaksian Kita tentang Kristus”
“Kitab Mormon adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Yesus
Kristus, yang diri-Nya sendiri adalah batu kunci dari segala sesuatu yang
kita lakukan. Itu memberikan kesaksian tentang kenyataan-Nya .…
Kesaksiannya mengenai Guru jelas, tidak dilarut-larutkan, dan penuh kuasa
.… Kebanyakan dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian
Juruselamat. Mereka mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat,
kehidupan-Nya yang sempurna, dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab
Mormon mengajar dengan istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami
mengenai kebenaran dari semua itu. Itu juga menyediakan penjelasan yang paling lengkap
mengenai ajaran Pendamaian” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our
Religion,” Ensign, November 1986, 5).
“Batu Kunci Ajaran Kita”
“Dalam Kitab Mormon kita menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran
yang disyaratkan bagi keselamatan kita. Dan itu diajarkan secara
gamblang dan sederhana sehingga bahkan anak-anak dapat mempelajari
cara-cara keselamatan dan permuliaan. Kitab Mormon menawarkan begitu
banyak yang memperluas pemahaman kita mengenai ajaran-ajaran
keselamatan. Tanpanya, banyak dari apa yang diajarkan dalam tulisan suci
lainnya tidak akan menjadi begitu gamblang dan berharga” (Ezra Taft Benson, “The Book
of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6).
“Batu Kunci Kesaksian”
“Kitab Mormon adalah batu kunci kesaksian. Sama halnya kubah runtuh
jika batu kunci dilepaskan, demikian pula seluruh Gereja berdiri atau
runtuh bersama kebenaran Kitab Mormon .… Jika Kitab Mormon benar …
maka orang harus menerima pengakuan tentang Pemulihan dan segala
yang menyertainya” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone
of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6).
20
PE LAJARAN 4
Setelah waktu yang memadai, undanglah kelompok-kelompok tersebut untuk
berbagi dengan kelas apa yang mereka bahas.
Akhiri bagian pelajaran ini dengan meminta siswa untuk berbagi bagaimana
perasaan mereka mengenai Kitab Mormon dan untuk berbagi bagaimana itu telah
menjadi batu kunci dari kesaksian mereka sendiri.
Musuh berupaya menyanggah Kitab Mormon
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan
dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah
dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang
belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan itu
masih berdiri. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah dilahirkan dan
diulang-ulang serta telah mati—dari Ethan Smith sampai Solomon Spaulding
sampai si paranoid yang gila sampai si jenius yang licik. Tidak satu pun dari jawaban yang
sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada
jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai penerjemahnya yang muda yang tak
terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya sendiri, yang mengatakan
dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku seperti ini; dan tidak
ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan oleh Allah untuk
melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89).
• Mengapa penting untuk mengingat bahwa musuh-musuh modern Gereja
sering kali berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon?
• Bagaimana pernyataan oleh kakek buyut Penatua Holland mendukung
kebenaran Kitab Mormon?
Sebagai contoh, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa satu cara musuh-musuh
modern Gereja berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon adalah dengan
menggunakan bukti DNA untuk mencoba mendiskreditkan kaitan apa pun antara
orang-orang Kitab Mormon dengan penduduk asli Benua Amerika. Jika siswa
memiliki pertanyaan mengenai isu ini, imbaulah mereka untuk membaca artikel
Gospel Topics [Topik Injil] “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon
dan Penelaahan DNA],” yang dapat ditemukan di lds.org/topics.
Berpeganglah dengan erat pada apa yang Anda tahu adalah benar
Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman berkata bahwa dia
telah mendengar sesuatu yang tampaknya menentang kebenaran Kitab Mormon.
• Nasihat apa yang akan Anda berikan kepada teman Anda?
• Bagaimana kesaksian Anda bahwa Kitab Mormon adalah benar membantu
Anda ketika Anda dikonfrontasi oleh kritikan mengenai Kitab Mormon?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
21
P EL A J A RA N 4
“Pada saat-saat … keraguan atau waktu-waktu yang mencemaskan,
pertahankanlah tanah yang telah Anda menangkan, bahkan jika itu terbatas. …
Ketika saat-saat itu datang dan masalah-masalah mengemuka, yang
pemecahannya tidaklah tersedia dengan segera, berpeganglah dengan erat pada
apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan
tambahan datang” (“Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94).
• Bagaimana Anda dapat menerapkan pernyataan Penatua Holland ketika Anda
menghadapi pertanyaan mengenai autentisitas Kitab Mormon? (Siswa
mungkin menyarankan beragam jawaban, namun Anda mungkin ingin
menekankan asas berikut: Ketika kita menghadapi pertanyaan atau
keraguan mengenai Injil, kita hendaknya berpegang dengan erat pada apa
yang telah kita ketahui adalah benar dan percaya bahwa kita dapat
menemukan jawaban melalui penelaahan lebih lanjut atau bahwa Allah
akan mengungkapkan jawabannya pada suatu waktu kelak).
• Kebenaran apa yang telah Anda ketahui mengenai Kitab Mormon dan
asas-asas yang dimuatnya? Bagaimana Anda telah tiba pada pengetahuan itu?
Akhiri pelajaran dengan memeragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft
Benson dan mengundang seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Setiap Orang Suci Zaman Akhir hendaknya menjadikan penelaahan kitab ini
suatu pengejaran seumur hidup. Jika tidak, dia menempatkan jiwanya dalam
bahaya dan melalaikan apa yang dapat memberikan kesatuan rohani dan
kecerdasan pada seluruh kehidupannya. Terdapat perbedaan antara orang insaf
yang dibangun di atas batu karang Kristus melalui Kitab Mormon dan berpegang
teguh pada batang besi itu, dan orang yang tidak” (“The Book of Mormon Is the
Word of God,” Ensign, Januari 1988, 5).
• Bagaimana secara teratur menelaah Kitab Mormon telah melindungi Anda
terhadap mereka yang ingin menghancurkan iman Anda?
Bersaksilah mengenai kebenaran Kitab Mormon. Ajaklah siswa
mempertimbangkan bagaimana Kitab Mormon telah memengaruhi kehidupan
mereka. Mintalah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan
untuk memberikan prioritas yang lebih besar pada penelaahan Kitab Mormon.
Ingatkan siswa akan janji Moroni, terdapat dalam Moroni 10:3–5, bahwa mereka
yang berhasrat untuk memperkuat kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon
dapat melakukannya dengan menelaah kitab tersebut dan berdoa mengenai
kebenarannya.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12.
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November
2009, 88–90.
22
PELAJARAN 5
Pemulihan Imamat
Pendahuluan
Tanggal 15 Mei 1829, Yohanes Pembaptis menampakkan diri
kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery serta memulihkan
Imamat Harun. Tidak lama sesudahnya, Rasul zaman dahulu
Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada
Joseph dan Oliver serta memulihkan Imamat Melkisedek.
Imamat Melkisedek memegang wewenang atas semua
jabatan dalam Gereja dan mengelola dalam segala masalah
rohani. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami
bagaimana Gereja berfungsi di bawah arahan Imamat
Melkisedek.
Bacaan Latar Belakang
• Thomas S. Monson, “Imamat—Sebuah Karunia Sakral,” Ensign atau Liahona,
Mei 2007, 57–60.
• Dallin H. Oaks, “Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 49–52.
• Larry C. Porter, “The Restoration of the Aaronic and Melchizedek Priesthoods,”
Ensign, Desember 1996, 30–47.
Saran untuk Pengajaran
Joseph Smith—Sejarah 1:68–71; Ajaran dan Perjanjian 13:1
Yohanes Pembaptis memulihkan Imamat Harun
Peragakan gambar dari baptisan (lihat
Remaja Putra Dibaptis [Buku Seni Injil
(2009), no. 103; lihat juga LDS.org])
dan gambar yang memperlihatkan
penyelenggaraan sakramen (lihat
Memberkati Sakramen [Buku Seni Injil,
no. 107; lihat juga LDS.org]). Mintalah
siswa untuk menjabarkan bagaimana
kehidupan mereka akan berbeda jika
mereka tidak memiliki akses terhadap
tata cara-tata cara sakral ini. Ingatkan
siswa bahwa tata cara-tata cara ini
mewakili sebagian dari berkat-berkat
yang kita terima karena pemulihan
Imamat Harun.
Undanglah seorang siswa untuk
membacakan Joseph Smith—Sejarah
1:68 dengan lantang. Mintalah kelas
untuk menyimak dan mengidentifikasi apa yang sedang Joseph Smith dan Oliver
Cowdery lakukan yang menuntun mereka untuk bertanya kepada Tuhan mengenai
pembaptisan. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan.
23
P EL A J A RA N 5
Undanglah seorang siswa untuk
membacakan Joseph Smith—Sejarah
1:69 dengan lantang. Tandaskan bahwa
kata-kata utusan tersebut, yang adalah
Yohanes Pembaptis, juga dicatat dalam
Ajaran dan Perjanjian 13. Tanyakan
kepada kelas:
• Mengapa perlu bagi Joseph Smith
dan Oliver Cowdery untuk
menerima imamat tersebut dari
seorang utusan surgawi? (Tidak ada
orang di bumi pada waktu itu yang
memegang kunci-kunci imamat
[lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 1:5]).
Ajaklah siswa untuk membaca Joseph
Smith—Sejarah 1:70–71. Jelaskan
bahwa ayat-ayat ini mengklarifikasi
bahwa nabi Joseph adalah yang
pertama yang menggunakan imamat dalam dispensasi ini. Sebagian orang
bertanya-tanya mengapa Yohanes Pembaptis tidak membaptiskan Joseph Smith
dan Oliver Cowdery serta mengapa kedua pria tersebut diperintahkan untuk
menganugerahkan kembali imamat kepada satu sama lain. Anda mungkin ingin
menjelaskan bahwa sementara adalah perlu bagi seorang utusan surgawi yang
memegang wewenang yang tepat untuk memulihkan wewenang imamat ke bumi
untuk dispensasi yang baru, begitu wewenang itu telah dipulihkan, semua tata cara
di bumi seperti pembaptisan dan penahbisan haruslah dilaksanakan oleh makhluk
fana. Selain itu, petunjuk Yohanes Pembaptis agar Joseph dan Oliver
menganugerahkan kembali imamat kepada satu sama lain menempatkan
“penahbisan dan pembaptisan dalam hubungan yang tepat [atau urutan yang
tepat]” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation, dikompilasi Bruce R.
McConkie, 3 jilid [1954–1956], 3:91).
Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Bagaimana kunci-kunci Imamat Harun membantu kita mengakses berkat-berkat
Pendamaian Yesus Kristus?
Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan pertanyaan ini sewaktu Anda
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
24
PE LAJARAN 5
“Apa artinya bahwa Imamat Harun memegang ‘kunci pelayanan para malaikat’
dan ‘Injil pertobatan dan baptisan, dan pengampunan akan dosa-dosa’? Artinya
ditemukan dalam tata cara baptisan dan dalam sakramen. Baptisan adalah untuk
pengampunan akan dosa-dosa, dan sakramen adalah pembaruan perjanjian dan
berkat-berkat dari baptisan. Keduanya hendaknya didahului dengan
pertobatan. .…
Tidak seorang pun dari [kita] telah hidup tanpa dosa semenjak pembaptisan [kita]. Tanpa
ketentuan untuk pembersihan lebih lanjut setelah pembaptisan kita, kita masing-masing
kehilangan asa dalam hal-hal yang rohani. .…
Kita diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan untuk datang kepada Tuhan dengan
hati yang hancur dan roh yang menyesal serta mengambil sakramen dalam memenuhi
perjanjian-perjanjiannya. Sewaktu kita memperbarui perjanjian baptisan kita dengan cara ini,
Tuhan memperbarui dampak pembersihan dari baptisan kita. .…
Kita tidak dapat melebih-lebihkan pentingnya Imamat Harun dalam hal ini. Semua langkah vital
ini yang berkaitan dengan pengampunan akan dosa-dosa dilaksanakan melalui tata cara
baptisan yang menyelamatkan dan tata cara sakramen yang memperbarui” (“The Aaronic
Priesthood and the Sacrament,” Ensign, November 1998, 37–38).
Undanglah siswa untuk berbagi jawaban mereka mengenai pertanyaan di papan
tulis. Bersaksilah bahwa tata cara Imamat Harun menjadikan tersedia banyak
berkat Pendamaian Yesus Kristus, termasuk baptisan untuk pengampunan
akan dosa-dosa.
Joseph Smith—Sejarah 1:72; Ajaran dan Perjanjian 84:19–22; 107:8, 18–19
Petrus, Yakobus, dan Yohanes Memulihkan Imamat Melkisedek
Ajaklah siswa untuk menyimak sewaktu seorang siswa membacakan Joseph
Smith—Sejarah 1:72 dengan lantang. Untuk membantu siswa memperluas
pemahaman mereka mengenai konteks dari petikan ini, jelaskan bahwa tidak lama
setelah kunjungan Yohanes Pembaptis, Joseph Smith dan Oliver Cowdery
menerima Imamat Melkisedek dari Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ini terjadi bulan
Mei 1829, di suatu tempat dekat Sungai Susquehanna (lihat Larry C. Porter, “The
Restoration of the Aaronic and Melchizedek Priesthoods,” Ensign, Desember 1996,
30–47). Setelah pengorganisasian Gereja, Nabi menerima wahyu-wahyu lainnya
mengenai ajaran tersebut dan tujuan dari imamat. Imamat adalah tema yang
umum di seluruh Ajaran dan Perjanjian.
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 84:19 dan 107:8, 18–19
dalam hati, mencari bagaimana ayat-ayat ini menjabarkan wewenang Imamat
Melkisedek. Anda mungkin ingin menyarankan kepada siswa agar mereka
merujuk-silangkan petikan-petikan ini. (Catatan: Merujuk-silangkan adalah alat
penelaahan tulisan suci yang dapat menyediakan informasi tambahan mengenai
dan wawasan ke dalam petikan yang ditelaah). Setelah waktu yang memadai,
undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari tentang Imamat
Melkisedek. Sewaktu mereka menanggapi, tuliskan ungkapan berikut di
papan tulis:
25
P EL A J A RA N 5
Melaksanakan Injil
Memegang kunci misteri-misteri kerajaan
Memegang kunci pengetahuan Allah
Memegang kunci berkat-berkat rohani Gereja
Memegang kunci untuk menerima wahyu
Memegang kunci untuk bersekutu dengan bala tentara surgawi serta berdiam
bersama Bapa dan Putra
Anda dapat meringkas jawaban di papan dengan menekankan kebenaran berikut:
Imamat Melkisedek memegang kunci-kunci semua tata cara dan berkat
rohani Gereja. Untuk membantu siswa lebih memahami ungkapan-ungkapan di
papan tulis, bahas beberapa atau semua pertanyaan berikut:
• Apa saja cara di mana Imamat Melkisedek “menjalankan Injil”? (A&P 84:19).
(Tanggapan dapat mencakup menjalankan tata cara tertentu serta mengetuai
dan mengarahkan Gereja).
• Menurut Anda apa artinya bahwa Imamat Melkisedek memegang “kunci
misteri-misteri kerajaan”? (A&P 84:19). (Anda mungkin ingin menjelaskan
bahwa “misteri Allah adalah kebenaran rohani yang diketahui hanya melalui
wahyu” [Penuntun bagi Tulisan Suci, “Misteri Allah,” scriptures.lds.org]. Di
antara misteri-misteri lainnya, ayat ini merujuk pada tata cara bait suci yang
akan segera diungkapkan kepada Joseph Smith dan fakta bahwa itu haruslah
dilaksanakan melalui wewenang Imamat Melkisedek. Dalam bait suci, anggota
Gereja yang layak dapat mempelajari sebagian dari “misteri Allah” tersebut
sewaktu mereka berperan serta dalam tata cara yang dilaksanakan di sana dan
menaati perjanjian terkait).
• Bagaimana Imamat Melkisedek membantu kita memperoleh “pengetahuan
Allah”? (A&P 84:19). (Kita memperoleh pengetahuan Allah sewaktu kita
berperan serta dalam tata cara yang dilaksanakan melalui Imamat Melkisedek).
Untuk membantu siswa memahami ungkapan “pengetahuan Allah,” Anda
mungkin ingin membacakan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust
(1920–2007) dari Presidensi Utama:
2004, 52).
26
“Apakah kunci pengetahuan Allah, dan dapatkah orang memperolehnya? Tanpa
imamat tidak dapat ada kegenapan mengenai pengetahuan Allah. Nabi Joseph
Smith mengatakan bahwa ‘Imamat Melkisedek … merupakan saluran yang
melaluinya semua pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal
yang penting diungkapkan dari surga’ [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph
Smith (2007), 123]” (“The Key of the Knowledge of God,” Ensign, November
PE LAJARAN 5
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 84:20–22.
Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari cara-cara berkat-berkat rohani
yang tersedia melalui Imamat Melkisedek dapat dinikmati oleh setiap anggota
Gereja. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa tata cara dapat dilaksanakan hanya melalui wewenang dari Imamat
Melkisedek? (Pengukuhan, penganugerahan Imamat Melkisedek, tata cara bait
suci, pemberkatan bayi, pemberkatan orang sakit, berkat bapa bangsa,
penetapan seseorang untuk suatu pemanggilan).
• Bagaimana tata cara imamat dapat membantu seseorang mengalami “kuasa
keallahan,” artinya kuasa untuk menjadi seperti Allah?
• Bagaimana tata cara Imamat Melkisedek dapat mempersiapkan kita untuk
melihat muka Allah?
• Bagaimana tata cara imamat telah membantu Anda menjadi lebih
seperti Allah?
• Apa pengalaman lain yang telah berkontribusi pada apresiasi Anda terhadap
dan kesaksian Anda akan imamat?
Pertimbangkan untuk berbagi kesaksian Anda sendiri mengenai berkat-berkat dari
imamat. Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka
lakukan untuk lebih menyelaraskan diri mereka dengan arahan yang datang dari
pemimpin imamat mereka.
Bacaan Siswa
• Joseph Smith—Sejarah 1:68–72; Ajaran dan Perjanjian 13:1; 84:18–22; 107:1–19.
• Thomas S. Monson, “Imamat—Sebuah Karunia Sakral,” Ensign atau Liahona,
Mei 2007, 57–60.
27
PELAJARAN 6
Pengorganisasian Gereja
Pendahuluan
Dalam wahyu kepada Nabi Joseph Smith, Tuhan
memerintahkan agar Gereja-Nya diorganisasi pada tanggal 6
April 1830 (lihat A&P 20, uraian judul bagian; A&P 20:1).
Wahyu ini juga menyediakan bagi anggota pemahaman yang
lebih besar mengenai misi dan ajaran Juruselamat. Dalam
wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 1:30, Tuhan
mengidentifikasi Gereja yang dipulihkan sebagai
“satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka
seluruh bumi,” yang menekankan pentingnya peran yang
Gereja mainkan di zaman akhir dan dalam kehidupan kita.
Bacaan Latar Belakang
• Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 20–24.
• “Organisasi Gereja Yesus Kristus,” bab 6 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah
Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 73–75.
• Boyd K. Packer, “The Only True Church,” Ensign, November 1985, 80–83.
• Jeffrey G. Cannon, “‘Build Up My Church’: D&C 18, 20, 21, 22,” seri
Revelations in Context, 3 Januari 2013, history.lds.org.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 20:1–3
Pemulihan Gereja Yesus Kristus
Mulailah pelajaran dengan meminta siswa menggambarkan apa yang mereka
ketahui mengenai Gereja yang ditegakkan oleh Yesus Kristus selama periode waktu
Perjanjian Baru. Kemudian tanyakan:
• Apa yang kita percayai terjadi pada Gereja Yesus Kristus setelah kematian
para rasul?
• Bagaimana ini menjelaskan kebutuhan akan pemulihan Gereja Yesus Kristus?
Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan berikut dengan lantang
sementara kelas mendengarkan cara-cara di mana pengorganisasian Gereja Yesus
Kristus memulihkan fitur-fitur penting dari Gereja yang ditegakkan oleh Yesus
Kristus pada masa Perjanjian Baru.
“Pada tanggal 6 April 1830, hanya sebelas hari setelah Kitab Mormon diiklankan untuk dijual,
suatu kelompok yang terdiri dari sekitar 60 orang berkumpul di rumah kayu gelondongan Peter
Whitmer Sr. di Fayette, New York. Di sana Joseph Smith secara resmi mengorganisasi Gereja,
yang kelak ditetapkan melalui wahyu sebagai Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman
Akhir (lihat A&P 115:4). Itu merupakan kejadian yang menggembirakan, dengan pencurahan
Roh yang besar. Sakramen dilaksanakan, yang percaya dibaptiskan, karunia Roh Kudus
dianugerahkan, dan pria ditahbiskan dalam imamat. Dalam sebuah wahyu yang diterima selama
pertemuan itu, Tuhan menunjuk Joseph Smith sebagai pemimpin Gereja: ‘pelihat, penerjemah,
nabi, rasul Yesus Kristus, penatua gereja melalui kehendak Allah Bapa, dan kasih karunia
28
PE LAJARAN 6
Tuhanmu Yesus Kristus’ (A&P 21:1). Gereja Yesus Kristus sekali lagi telah ditegakkan di bumi”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 10).
Undanglah siswa menggambarkan beberapa fitur dari Gereja Yesus Kristus yang
dipulihkan yang serupa dengan yang dimiliki Gereja zaman Perjanjian Baru.
Jelaskan bahwa ketika membaca dari Ajaran dan Perjanjian, akan bermanfaat untuk
membaca uraian judul bagiannya. Ini membantu memberikan konteks sejarah dari
wahyu tersebut. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang
uraian judul untuk Ajaran dan perjanjian bagian 20. (Anda dapat menandaskan
bahwa dalam Ajaran dan Perjanjian edisi tahun 2013, sejumlah informasi sejarah
yang tidak disertakan dalam edisi 1981 ditambahkan pada uraian judul bagian).
Mintalah siswa yang lain untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 20:1–3. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari
wawasan-wawasan mengenai Pemulihan Injil. Tanyakan:
• Apa kebenaran mengenai Pemulihan Injil yang diajarkan dalam ayat-ayat ini?
(Salah satu kebenaran yang hendaknya siswa identifikasi adalah bahwa Joseph
Smith dipanggil oleh Allah dan diperintahkan untuk mengorganisasi
Gereja Yesus Kristus.
Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley
(1910–2008):
“Joseph Smith dan rekan-rekan sejawatnya bertemu di dalam rumah kayu
gelondongan yang tak mencolok di tanah pertanian Peter Whitmer di desa yang
tenang di Fayette, New York, dan mengorganisasi Gereja Kristus. …
Dari enam anggota pertama telah tumbuh menjadi satu keluarga besar
penganut. … Dari desa yang tenang itu telah tumbuh suatu pergerakan yang
dewasa ini tersebar-luas di sekitar 160 negara di bumi. … Itu merupakan
perkembangan yang mengagumkan. Lebih banyak anggota Gereja tinggal di luar negeri ini
daripada di dalamnya. Itu pun merupakan sesuatu yang mengagumkan. Tidak ada gereja lain
yang keluar dari tanah Amerika telah tumbuh begitu cepatnya atau pun menyebar begitu
luasnya. … Itu merupakan fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya” (“The Church
Goes Forward,” Ensign, Mei 2002, 4).
• Apa yang mengagumkan bagi Anda mengenai pertumbuhan pesat Gereja di
zaman akhir?
• Bagaimana kita sebagai individu dapat membantu Gereja Tuhan terus tumbuh
di zaman kita?
Ajaran dan Perjanjian 20:17–37, 68–69
Ajaran Gereja Yesus Kristus dan kewajiban anggota yang telah dibaptiskan
Jelaskan bahwa bagian 20 dari Ajaran dan Perjanjian dikenal oleh anggota Gereja
di masa awal sebagai Pasal dan Perjanjian Gereja. Bagian ini memuat banyak
petunjuk Tuhan mengenai ajaran Gereja Yesus Kristus dan kewajiban anggotanya.
Wahyu ini dibacakan dengan lantang di beberapa konferensi Gereja di masa awal.
29
P EL A J A RA N 6
Undanglah siswa untuk membayangkan bahwa mereka adalah anggota baru
Gereja di tahun 1830 dan berupaya mengetahui apa yang hendaknya mereka
percayai sebagai anggota Gereja Yesus Kristus. Undanglah separuh kelas untuk
membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 20:17–28 dan separuh yang lain
membaca ayat 29–36, mencari ajaran yang penting untuk diketahui setiap anggota
dari Gereja Tuhan yang dipulihkan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa
menandai apa yang mereka temukan.
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi kebenaran yang
mereka identifikasi dan untuk menjelaskan mengapa masing-masing kebenaran itu
signifikan bagi mereka. Pertimbangkan untuk menuliskan kebenaran berikut di
papan tulis: Melalui wahyu, Tuhan mengklarifikasi ajaran dan asas yang di
atasnya Injil-nya dilandaskan.
Pertimbangkan untuk mengundang separuh kelas untuk membaca Ajaran dan
Perjanjian 20:37, mencari persyaratan bagi mereka yang berhasrat untuk
dibaptiskan. Mintalah separuh kelas lainnya untuk membaca Ajaran dan Perjanjian
20:68–69, mencari harapan Tuhan dari kita setelah pembaptisan kita. Tandaskan
bawa petunjuk yang ditemukan dalam ayat-ayat ini membentuk pola yang jelas
untuk anggota Gereja ikuti.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelas:
• Apa yang perlu seseorang perlihatkan sebelum dia dapat dibaptiskan? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sebelum orang dapat dibaptiskan,
mereka harus rendah hati, bersikap bertobat, bersedia untuk mengambil
ke atas diri mereka nama Yesus Kristus, dan bertekad untuk melayani Dia
sampai akhir).
• Apa yang Tuhan harapkan dari kita setelah kita dibaptiskan? (Jawaban siswa
mungkin beragam, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran
berikut: Setelah pembaptisan, kita memperlihatkan kepada Tuhan
kelayakan kita melalui jalan hidup dan percakapan yang saleh.
• Menurut Anda apa artinya “menyatakan … jalan hidup dan percakapan yang
saleh”? (A&P 20:69).
• Mengapa berkat dapat datang kepada anggota Gereja yang “berjalan dalam
kekudusan di hadapan Tuhan”? (A&P 20:69).
Jika waktu mengizinkan, Anda dapat menandaskan kepada siswa bahwa ajaran
dan praktik Gereja yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 20 juga dijabarkan
dalam Kitab Mormon, yang membantu kita memahami bahwa Gereja Yesus Kristus
secara fundamental adalah sama dalam segala dispensasi. Misalnya, ajaran yang
diuraikan dalam Ajaran dan Perjanjian 20:17–36 juga dijabarkan dalam Kitab
Mormon. Begitu pula, tata cara dan praktik yang dicatat dalam Ajaran dan
Perjanjian 20:73–80 juga dicatat dalam Kitab Mormon.
Ajaran dan Perjanjian 1:30
“Satu-satunya Gereja yang sejati dan hidup”
Jelaskan bahwa banyak orang di zaman kita percaya bahwa semua Gereja adalah
sejati dan benar secara setara dalam pandangan Allah. Namun, kira-kira satu tahun
30
PE LAJARAN 6
setelah setelah Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
diorganisasi, Tuhan memberikan penggambaran yang penting mengenai Gereja.
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 1:30 dalam hati.
Kemudian tanyakan:
• Bagaimana Tuhan menggambarkan Gereja yang dipulihkan? (Siswa hendaknya
menyatakan kebenaran berikut: Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir adalah satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas
muka bumi).
• Apa artinya bagi Anda bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir adalah “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup” di bumi?
(Sebelum siswa menanggapi, Anda mungkin ingin mengingatkan mereka
bahwa ajaran ini tidak dimaksudkan untuk diartikan bahwa kita harus merasa
superior [lebih baik] daripada orang lain).
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama
dan Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah
seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Mintalah sisa kelas untuk
menyimak, dengan mencari mengapa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir dianggap “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup.”
“Ini adalah Gereja yang sejati, satu-satunya Gereja yang sejati, karena di
dalamnya ada kunci-kunci imamat. Hanya dalam Gereja inilah telah Tuhan
tempatkan kuasa untuk memeteraikan di bumi dan untuk memeteraikan di surga
sepertinya Dia lakukan di zaman Rasul Petrus. Kunci-kunci itu dipulihkan kepada
Joseph Smith, yang kemudian diwenangkan untuk menganugerahkannya kepada
anggota Kuorum Dua Belas” (Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,”
Ensign atau Liahona, Mei 2008, 20).
“Tuhan telah memaklumkan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir adalah ‘satu-satunya gereja yang sejati dan hidup’ (A&P 1:30).
Gereja yang dipulihkan ini adalah yang sejati karena itu adalah Gereja
Juruselamat; Dia adalah ‘jalan, kebenaran, dan hidup’ (Yohanes 14:6). Dan itu
adalah Gereja yang hidup karena kerja dan karunia Roh Kudus” (David A.
Bednar, “Terimalah Roh Kudus,” Ensign atau Liahona, November 2010, 97).
• Bagaimana kebenaran yang diidentifikasi oleh Presiden Eyring dan Penatua
Bednar menjadikan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
berbeda dari setiap gereja lainnya di bumi? (Itu adalah Gereja Juruselamat, itu
memiliki kerja serta karunia Roh Kudus, dan kunci-kunci imamat ditemukan di
dalamnya. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menuliskan beberapa
gagasan ini di margin tulisan suci mereka di samping Ajaran dan Perjanjian
1:30).
Jelaskan bahwa Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua Belas Rasul mengutip
dari Ajaran dan Perjanjian 1:30 dan kemudian menjelaskan mengapa
penggambaran mengenai Gereja yang diberikan secara ilahi ini begitu penting.
31
P EL A J A RA N 6
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Presiden Packer:
“Menyerah sehubungan dengan ajaran ini, dan Anda tidak dapat membenarkan
Pemulihan. …
Kita tidak menciptakan ajaran mengenai satu-satunya gereja yang sejati. Itu
berasal dari Tuhan. Apa pun persepsi yang orang lain miliki mengenai kita,
betapa pun pongah tampaknya kita, apa pun kritikan yang diarahkan kepada
kita, kita harus mengajarkannya kepada semua yang mau mendengarkan. …
Kita tidak mengaku bahwa orang lain tidak memiliki kebenaran. Tuhan menggambarkan mereka
sebagai memiliki “suatu bentuk keallahan.” Orang insaf Gereja dapat membawa bersama
mereka segala kebenaran yang mereka miliki dan ke atasnya ditambahkan” (“The Only True
Church,” Ensign, November 1985, 82).
• Bagaimana ajaran ini mengklarifikasi kebutuhan akan Pemulihan?
Undanglah siswa menjelaskan bagaimana individu dapat tiba pada pengetahuan
bagi diri mereka sendiri bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman
Akhir adalah yang sejati.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 1:30; 20:1–3, 17–37, 68–69.
• Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 20–24.
32
PELAJARAN 7
Maklumkan Injil Abadi
Pendahuluan
Ajaran dan Perjanjian memuat wahyu dari Tuhan kepada
anggota Gereja tertentu, melalui Nabi Joseph Smith,
memerintahkan anggota untuk memaklumkan pertobatan
dan mengumpulkan umat pilihan-Nya. Gereja tumbuh
dengan pesat sewaktu misionaris dipanggil oleh Nabi Joseph
Smith dan menjadi alat dalam tangan Tuhan. Anggota Gereja
dewasa ini menerima berkat dari pekerjaan misionaris ketika
mereka mengenali dan memenuhi tanggung jawab mereka
untuk menolong dalam berbagi Injil.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen, “Itu Adalah Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 77–80.
• L. Tom Perry, “Bawalah Jiwa-Jiwa kepada-Ku,” Ensign dan Liahona, Mei 2009,
109–112.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 29:4–7; 33:2–7
Tuhan memanggil para hamba untuk membantu mengumpulkan anak-anak-Nya
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Pekerjaan misionaris adalah sumber hidup Gereja. Itu merupakan sarana utama
yang dengannya Gereja tumbuh. Karena pelayanan inilah Gereja telah mencapai
ukurannya kini” (“Pelayanan Misionaris,” Pertemuan Pertama Pelatihan
Kepemimpinan Sedunia, 11 Januari 2003, 17).
• Menurut pendapat Anda, dengan cara apa pekerjaan misionaris dapat dianggap
“sumber hidup Gereja”?
Jelaskan bahwa pada awal saat Pemulihan, individu-individu sering meminta Nabi
untuk mencari wahyu bagi mereka untuk membantu mereka tahu bagaimana
mereka dapat berkontribusi pada pekerjaan Tuhan. Kadang-kadang wahyu ini
diterima untuk satu individu dan kadang-kadang untuk sejumlah individu.
Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 33 merupakan contoh dari wahyu yang
diterima demi kepentingan dua individu: Ezra Thayer (atau Thayre) dan
Northrop Sweet.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 33:2–7. Mintalah kelas mengikuti, mencari kata, ungkapan,
atau simbol yang Tuhan gunakan yang berlaku pada peran kita dalam pekerjaan
misionaris dan yang menekankan pentingnya memaklumkan Injil di zaman akhir.
• Apa simbol-simbol yang Tuhan gunakan? (Sewaktu siswa menanggapi, Anda
mungkin ingin menuliskan jawaban mereka di papan tulis).
33
P EL A J A RA N 7
• Bagaimana simbol-simbol ini mengilustrasikan peran kita dalam pekerjaan
misionaris dan menekankan pentingnya memaklumkan Injil?
Undanglah siswa untuk dengan saksama menelaah ayat 6 dan mengidentifikasi
apa yang kita capai sewaktu kita memaklumkan Injil kepada orang lain. Kemudian
mintalah mereka untuk menyatakan dengan kata-kata mereka sendiri apa yang
mereka temukan. (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun
mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita memaklumkan
Injil Yesus Kristus kepada orang lain, kita membantu mengumpulkan umat
pilihan Tuhan. Anda mungkin ingin menyampaikan bahwa setelah wahyu ini,
Ezra Thayer “memenuhi lumbungnya” dengan orang untuk mendengar Joseph
Smith dan yang lainnya mengkhotbahkan Injil [Documents, Volume 1: July 1828–June
1831, jilid 1 dari Documents series of The Joseph Smith Papers (2013), 206]).
Bagikan kepada siswa definisi berikut mengenai pengumpulan Israel oleh Penatua
Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Pengumpulan Israel mencakup memercayai dan menerima serta hidup dalam
keselarasan dengan segala yang pernah Tuhan tawarkan kepada umat
pilihan-Nya zaman dahulu. … Itu mencakup memercayai Injil, bergabung dengan
Gereja, dan datang ke dalam kerajaan” (A New Witness for the Articles of Faith
[1985], 515).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kisah berikut
mengenai beberapa di antara misionaris-misionaris pertama yang dipanggil setelah
pengorganisasian Gereja. Mintalah kelas mendengarkan bagaimana misionaris di
masa awal ini berhasil dalam mengumpulkan sebagian dari umat pilihan Tuhan.
“[Pada musim gugur tahun 1830], Tuhan mengungkapkan kepada Joseph Smith bahwa Oliver
Cowdery, Peter Whitmer Jr., Parley P. Pratt, dan Ziba Peterson harus ‘pergi kepada orang-orang
Laman dan mengkhotbahkan Injil-Ku kepada mereka’ (A&P 28:8; 30:5–6; 32:1–3). Para
misionaris ini melakukan perjalanan sekitar 1.500 mil, berkhotbah sebentar di antara berbagai
suku Indian. … Meskipun demikian, keberhasilan terbesar para misionaris datang ketika mereka
berhenti di kawasan Kirtland, Ohio. Di sana mereka membaptiskan sekitar 130 orang insaf,
umumnya dari antara jemaat Baptis yang Direformasi milik Sidney Rigdon, dengan demikian
membuka apa yang akan menjadi suatu tempat pengumpulan bagi ratusan anggota Gereja di
tahun berikutnya. Para misionaris juga menemukan beberapa anggota baru di antara para
pemukim di Jackson County, Missouri, tempat kota Sion kelak akan ditegakkan” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 171; lihat juga Richard Dilworth Rust, “A Mission to the
Lamanites: D&C 28, 30, 32,” seri Revelations in Context, 22 Februari 2013, history.lds.org).
Jelaskan bahwa keinsafan ini di Ohio sebelah utara lebih dari menggandakan
keanggotaan Gereja pada waktu itu.
Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 29:4–7 dalam hati, mencari
penggambaran akan “umat pilihan Tuhan.”
• Bagaimana Juruselamat menggambarkan umat pilihan-Nya?
34
PE LAJARAN 7
Jelaskan kepada siswa bahwa pekerjaan para misionaris pertama yang melayani di
luar Amerika Utara mencakup contoh dramatis bagaimana Tuhan menggunakan
para hamba-Nya untuk mengumpulkan umat pilihan-Nya. Undanglah seorang
siswa untuk membacakan ringkasan berikut dengan lantang: Mintalah kelas untuk
mengikuti dan mendengarkan nasihat Nabi Joseph Smith kepada Penatua
Heber C. Kimball (1801–1868).
“Heber C. Kimball, seorang anggota Kuorum Tujuh Puluh, mengenang: ‘Sekitar hari pertama
bulan Juni 1837, Nabi Joseph datang kepada saya, sementara saya sedang duduk di … Bait Suci,
di Kirtland, dan berbisik kepada saya, mengatakan, “Brother Heber, Roh Tuhan telah berbisik
kepada saya, ‘Biarlah hamba-Ku Heber pergi ke Inggris dan memaklumkan Injil-Ku serta
membukakan pintu keselamatan bagi bangsa itu.’”’ Penatua Kimball merasa kewalahan
memikirkan tugas yang sedemikian beratnya: ‘Saya merasa saya salah seorang paling lemah di
antara para hamba Allah. Saya menanyakan kepada Joseph apa yang hendaknya saya katakan
sewaktu saya tiba di sana; dia memberi tahu saya untuk pergi kepada Tuhan dan Dia akan
menuntun saya, serta berbicara melalui saya dengan roh yang sama yang [mengarahkan] dia.’
Nabi juga menyampaikan panggilan kepada Orson Hyde, Willard Richards, dan Joseph Fielding di
Kirtland, dan kepada Isaac Russell, John Snyder, dan John Goodson di Toronto, Kanada. Para
saudara ini harus bergabung dengan Penatua Kimball dalam misinya ke Inggris. Berkumpul di
New York City, mereka berlayar dengan kapal Garrick menuju Britania Raya tanggal 1Juli 1837.
Misi yang pertama keluar dari Amerika Utara ini mendatangkan sekitar 2.000 orang insaf ke
dalam Gereja selama tahun pertama para misionaris itu di Inggris. Penatua Kimball menulis
dengan sukacita kepada Nabi: ‘Kemuliaan bagi Allah, Joseph, Tuhan menyertai kita di antara
bangsa-bangsa!’
Misi kerasulan kedua ke Britania, yang melibatkan sebagian besar anggota Dua Belas Rasul di
bawah kepemimpinan Brigham Young, diarahkan oleh Nabi dari Nauvoo. Berangkat di musim
gugur tahun 1839, Dua Belas Rasul tiba di Inggris pada tahun 1840. Di sana mereka mulai
bekerja sehingga pada tahun 1841 mendatangkan lebih dari 6.000 orang insaf ke dalam Gereja”
(Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 379, 381).
• Apa nasihat yang Heber C. Kimball terima dari Nabi Joseph Smith?
• Gambarkan suatu saat ketika Anda mengalami bantuan Tuhan dalam upaya
Anda untuk berbagi Injil.
Doctrine and Covenants 4:1–7; 18:10–16; 31:1–12; 34:5–6; 39:20–23; 88:81
Mereka yang telah diperingatkan hendaknya memperingatkan sesama mereka
Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian berulang kali mengingatkan anggota Gereja
akan tanggung jawab dan berkat dari berperan serta dalam pekerjaan misionaris.
Tanggung jawab kita untuk berbagi Injil dengan orang lain merupakan pola dan
tema yang terus muncul dalam wahyu-wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan
Perjanjian. Belajar untuk mengenali pola dan tema memungkinkan pembaca untuk
lebih mengenyangkan diri dengan firman Kristus (lihat David A. Bednar, “A
Reservoir of Living Water” [api unggun Brigham Young University, 4 Februari
2007], speeches.byu.edu).
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 88:81 dan
kemudian meringkas dengan kata-kata mereka sendiri bagaimana itu berlaku bagi
anggota Gereja saat ini. (Satu tanggapan yang mungkin siswa berikan adalah
35
P EL A J A RA N 7
bahwa semua yang telah menerima Injil Yesus Kristus memiliki tugas untuk
berbagi itu dengan orang lain).
Peragakan bagan berikut, atau salinlah itu di papan tulis. Bagilah kelas menjadi tiga
kelompok, dan tugasi setiap kelompok satu petikan tulisan suci. Mintalah siswa
untuk membaca petikan tugas mereka serta mencari tanggung jawab dan berkat
yang dijanjikan dari berbagi Injil.
Tanggung Jawab
Berkat
Ajaran dan Perjanjian 4:1–7
Ajaran dan Perjanjian 18:10–16
Ajaran dan Perjanjian 31:1–12
Setelah waktu yang memadai, undanglah beberapa siswa untuk berbagi temuan
mereka dengan kelas.
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
Mintalah kelas untuk mendengarkan uraian Penatua Bednar mengenai tanggung
jawab individu kita untuk berbagi Injil.
“Para murid Yesus Kristus yang berbakti telah senantiasa dan selalu akan
menjadi misionaris yang berani. Seorang misionaris adalah pengikut Kristus yang
bersaksi tentang Dia sebagai Penebus dan memaklumkan kebenaran-kebenaran
Injil-Nya.
Gereja Yesus Kristus telah senantiasa dan selalu akan menjadi gereja misionaris.
Para anggota individu dari Gereja Juruselamat telah menerima kewajiban
khusyuk untuk membantu dalam memenuhi kewenangan ilahi yang diberikan oleh Tuhan kepada
para Rasul-Nya, sebagaimana dicatat dalam Perjanjian Baru:
‘Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus,
Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’ (Matius 28:19–20).
Orang-Orang Suci Zaman Akhir mengambil tanggung jawab ini secara serius untuk mengajar
semua orang di segala bangsa mengenai Tuhan Yesus Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan. …
Sesungguhnya, kami merasakan sebuah tanggung jawab khusyuk untuk membawa pesan ini
kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan khalayak” (“Datang dan Melihat,” Ensign atau
Liahona, November 2014, 107).
• Mengapa anggota Gereja Juruselamat hendaknya memandang pekerjaan
misionaris sebagai kewajiban khusyuk?
36
PE LAJARAN 7
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
Mintalah kelas untuk mengikuti dan merenungkan mengapa mereka mungkin
ingin mempertimbangkan menjadi lebih tekun dalam berbagi Injil.
“Injil dipusatkan pada Pendamaian Tuhan dan Juruselamat kita. Pendamaian
menyediakan kuasa untuk membasuh dosa, menyembuhkan, dan
menganugerahkan kehidupan kekal. Semua berkat yang berharga dari
Pendamaian dapat diberikan hanya kepada mereka yang menjalankan asas-asas
dan menerima tata cara-tata cara Injil—iman kepada Yesus Kristus, pertobatan,
pembaptisan, menerima Roh Kudus, dan bertahan sampai akhir. Pesan misionaris
kita yang luar biasa kepada dunia adalah bahwa seluruh umat manusia diundang untuk
diselamatkan dan masuk ke dalam kandang Gembala yang Baik, yaitu Yesus Kristus.
Pesan misionaris kita diperkuat oleh pengetahuan tentang Pemulihan. Kita tahu bahwa Allah
berbicara kepada para nabi-Nya dewasa ini, sama seperti yang Dia lakukan di zaman dahulu.
Kita juga tahu bahwa Injil-Nya dilaksanakan dengan tugas dan wewenang dari imamat yang
dipulihkan. Tidak ada pesan lain yang memiliki signifikansi kekal yang sedemikian besar bagi
setiap orang yang hidup di bumi dewasa ini” (“Bawalah Jiwa-Jiwa kepada-Ku,” Ensign atau
Liahona, Mei 2009, 110–111).
• Menurut Anda mengapa kita masing-masing hendaknya menjadi lebih tekun
dalam berbagi Injil? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Ketika kita
berbagi Injil dengan orang lain, kita menawarkan kepada mereka akses
terhadap berkat-berkat Pendamaian Yesus Kristus).
Undanglah siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 34:5–6; 39:20–23, mencari
alasan penting lainnya mengapa Tuhan telah memerintahkan kita untuk berbagi
pesan Injil dengan orang lain. (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang
berbeda, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Sewaktu
kita berbagi pesan Injil dengan orang lain, kita membantu mereka bersiap
bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus.
• Bagaimana memahami signifikansi kekal dari Injil membantu memotivasi Anda
untuk berbagi itu dengan mereka yang bukan dari kepercayaan kita?
• Uraikan pengalaman yang pernah Anda miliki mengenai berbagi pesan Injil
dengan orang lain.
Berilah siswa beberapa menit untuk merenungkan dan menuliskan apa yang dapat
mereka lakukan untuk berperan serta dalam berbagi Injil. Misalnya, mereka dapat
menuliskan nama seseorang yang mereka kenal yang saat ini bukan anggota
Gereja dan membuat komitmen untuk berbagi Injil dengan orang itu. Undanglah
beberapa siswa untuk berbagi apa yang mereka rencanakan untuk lakukan.
Imbaulah siswa untuk menindaki kesan apa pun yang telah mereka terima dan
untuk berdoa setiap hari untuk peluang berbagi Injil dengan orang lain.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 4:1–7; 18:10–16; 29:4–7; 31:1–12; 33:2–7; 34:5–6; 39:20–23;
88:81.
37
P EL A J A RA N 7
• Neil L. Andersen, “Itu Adalah Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 77–80.
38
PELAJARAN 8
Pengumpulan Israel
Zaman Akhir
Pendahuluan
Dalam waktu satu tahun pengorganisasian Gereja, Tuhan
memerintahkan Orang Suci untuk berkumpul ke area Ohio
(lihat A&P 37:3). Sejak waktu itu, Orang Suci Zaman Akhir
telah berkumpul ke tempat-tempat berbeda sewaktu mereka
berusaha mengikuti nabi yang hidup dan menetapkan
tempat yang aman untuk tinggal. Dalam pelajaran ini, siswa
akan belajar bahwa Tuhan mengumpulkan umat-Nya untuk
memperkuat mereka dan untuk mempersiapkan mereka
menerima berkat-berkat yang lebih besar, termasuk
berkat-berkat bait suci (lihat A&P 84:4).
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau
Liahona, November 2006, 79–82.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 38:31–33; 39:15; 95:8; 110:9
Seruan untuk berkumpul ke Ohio
Peragakan peta “Area New York, Pennsylvania, dan Ohio, AS” (Peta Sejarah Gereja,
no. 3), terletak di bagian belakang Ajaran dan Perjanjian, atau peta lainnya dari
area ini.
Ajaklah siswa untuk mengidentifikasi secara umum tempat dari peristiwa
Pemulihan yang signifikan berikut: Penglihatan Pertama (Manchester, New York),
pemulihan imamat (Harmony, Pennsylvania), dan pengorganisasian Gereja
(Fayette, New York).
Kemudian mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang
dari pernyataan berikut:
39
P EL A J A RA N 8
“Sidney Rigdon, mantan pendeta dan anggota yang baru diinsafkan dari daerah Kirtland, dan
seorang temannya yang bukan anggota bernama Edward Partridge ingin sekali bertemu dengan
Nabi dan belajar lebih banyak tentang ajaran-ajaran Gereja. Pada bulan Desember 1830, mereka
melakukan perjalanan lebih dari 250 mil menuju Fayette, New York, untuk mengunjungi Joseph
Smith. Mereka memintanya untuk mencari tahu kehendak Tuhan yang berkaitan dengan diri
mereka dan Orang-Orang Suci di Kirtland. Sebagai jawabannya, Tuhan mewahyukan bahwa
Orang-Orang Suci di New York harus ‘berhimpun bersama di Ohio’ (A&P 37:3). Pada konferensi
Gereja ketiga dan terakhir di New York, yang diadakan di tanah pertanian Whitmer tanggal 2
Januari 1831, Tuhan mengulangi kembali arahan-Nya [agar anggota Gereja pindah ke Ohio]. …
Ini adalah seruan pertama pada dispensasi ini bagi Orang-Orang Suci untuk berkumpul
bersama. …
… Sekitar 68 anggota dari Colesville melakukan perjalanan mereka ke Ohio pada pertengahan
bulan April 1831. Kepatuhan yang sama terhadap perintah Tuhan ditunjukkan oleh 80 Orang Suci
dari Cabang Fayette dan 50 orang dari Cabang Manchester, yang meninggalkan rumah mereka
pada permulaan bulan Mei 1831. … Pada pertengahan bulan Mei semua cabang Gereja dari
New York dapat melanjutkan perjalanan dengan kapal menyeberangi Danau Erie menuju
pelabuhan Fairport, Ohio, di mana mereka disambut oleh Orang-Orang Suci dan dibawa ke
tempat permukiman mereka di kota Kirtland and Thompson. Pengumpulan besar-besaran bangsa
Israel zaman akhir telah dimulai” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 19–21).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 38:31–33
dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mengidentifikasi cara-cara
Orang Suci akan diberkati jika mereka mematuhi perintah untuk berkumpul ke
Ohio. Siswa hendaknya mengidentifikasi empat berkat: (1) mereka “boleh lolos
dari kuasa musuh”; (2) mereka akan “dikumpulkan kepada [Allah] suatu umat
yang saleh”; (3) mereka akan menerima hukum Allah; dan (4) mereka akan
“diberkahi dengan kuasa dari tempat yang tinggi.” Anda mungkin ingin
menyarankan agar siswa menomori empat berkat ini dalam tulisan suci mereka.
(Catatan: Mengidentifikasi daftar dalam tulisan suci dapat membantu siswa
mengenali pokok-pokok kunci yang Tuhan atau nabi tekankan).
Tulislah asas berikut berikut di papan tulis: Tuhan mengumpulkan umat-Nya
untuk melindungi mereka dan untuk memperkuat mereka secara rohani.
Anda dapat menandaskan bahwa dalam tulisan suci, ajaran pengumpulan sering
kali dikaitkan dengan perlindungan. “Sebuah koneksi adalah sebuah hubungan
atau kaitan antara gagasan, orang, benda, atau peristiwa, dan tulisan suci penuh
dengan koneksi” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (Api Unggun
Brigham Young University, 4 Februari 2007), 4, speeches.byu.edu]).
Jelaskan bahwa sama seperti Tuhan membawa Israel kuno ke Gunung Sinai serta
memberi mereka hukum-Nya, begitu pula Dia memberikan petunjuk kepada
Orang Suci Zaman Akhir untuk berkumpul ke Ohio agar mereka dapat menerima
hukum-Nya dalam dispensasi ini (lihat A&P 38:32). Di Ohio, Tuhan mulai
mengungkapkan hukum-Nya kepada Gereja (lihat uraian judul bagian untuk A&P
42). Kemudian tanyakan:
• Bagaimana berkumpul dengan mereka yang memiliki kepercayaan dan standar
sama dengan Anda membantu melindungi Anda dari kuasa Setan?
40
PE LAJARAN 8
• Bagaimana menerima hukum-hukum Allah membantu memperkuat kita
secara rohani?
• Menurut Anda apa artinya bahwa di Ohio Orang Suci akan “diberkahi dengan
kuasa dari tempat yang tinggi”?
Jelaskan bahwa berkat yang dijanjikan berupa “diberkahi dengan kuasa dari
tempat yang tinggi” mulai digenapi ketika Bait Suci Kirtland rampung lima tahun
setelah Orang Suci berkumpul ke Ohio. Utusan-utusan surgawi mengunjungi bait
suci yang telah rampung itu untuk memulihkan kepada Joseph Smith dan Oliver
Cowdery kunci-kunci dan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tata
cara-tata cara sakral. Perwujudan rohani dicurahkan ke atas sejumlah Orang Suci
pada waktu pendedikasian bait suci. Dan sejumlah kecil Orang Suci menerima
pembasuhan dan pengurapan dalam bait suci. Beberapa tahun kemudian di
Nauvoo, janji diberkahi dengan kuasa digenapi lebih lanjut ketika tata cara
pemberkahan bait suci diperkenalkan kepada Orang Suci. Peragakan pernyataan
berikut yang diberikan di Nauvoo oleh Nabi Joseph Smith, dan mintalah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Apakah maksud dari mengumpulkan … umat Allah pada zaman apa pun
dunia? … Maksud utamanya adalah untuk membangun bagi Tuhan sebuah
rumah tempat Dia dapat menyatakan kepada umat-Nya tata cara-tata cara
rumah-Nya dan kemuliaan kerajaan-Nya, serta mengajarkan kepada orang jalan
keselamatan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 484).
• Dengan cara apa Anda telah mengamati bahwa Allah memberkati Orang Suci
Zaman Akhir ketika mereka berkumpul dan membangun bait suci sebagaimana
telah Dia arahkan?
Ajaran dan Perjanjian 45:62–67
Tuhan menjelaskan Yerusalem Baru, atau Sion
Jelaskan bahwa tidak lama setelah Orang Suci New York berkumpul ke Ohio,
banyak kisah dan rumor surat kabar yang tidak benar memberikan gambaran yang
keliru dan mencoreng Gereja. Selama waktu ini, Nabi Joseph Smith menerima
wahyu mengenai sebuah tempat pengumpulan kedamaian dan keamanan yang
telah ditetapkan.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 45:62–67
dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi
tujuan-tujuan Tuhan dalam memerintahkan Orang Suci untuk berkumpul menuju
“kawasan-kawasan sebelah barat” (A&P 45:64). Pertimbangkan untuk mengajukan
pertanyaan berikut:
• Apa yang Tuhan katakan berada “bahkan di pintumu”? Apa makna ungkapan
“bahkan di pintumu” bagi Anda?
• Apa yang Tuhan inginkan Orang Suci lakukan sewaktu mereka berhimpun
bersama ke kawasan-kawasan sebelah barat?
41
P EL A J A RA N 8
• Mengapa mereka harus mengumpulkan kekayaan mereka? (Jelaskan bahwa
kata warisan merujuk pada tanah yang harus mereka beli di mana mereka dapat
dan beribadat kepada Tuhan).
• Akan disebut apa tanah warisan Orang Suci?
Jelaskan bahwa dalam tulisan suci, kata Sion dapat memiliki beberapa arti.
Kadang-kadang itu merujuk kepada umat Sion dan menggambarkan mereka
sebagai “yang murni hatinya” (A&P 97:21). Di tempat lain Sion merujuk pada
seluruh Gereja dan pasak-pasaknya (lihat A&P 82:14). Kata Sion juga dapat
merujuk pada lokasi geografis tertentu. Dalam Ajaran dan Perjanjian 45:66–67, Sion
merujuk pada sebuah kota secara fisik yang akan dibangun Orang Suci dan
kemana akan berkumpul, kadang-kadang disebut Yerusalem Baru (lihat 3 Nefi
20:22; 21:23; Eter 13:1–8; Penuntun bagi Tulisan Suci, “Sion”). Bahaslah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Tuhan menggambarkan Yerusalem Baru, atau Sion? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Yerusalem Baru akan menjadi
tempat kedamaian, perlindungan, dan keamanan, dan kemuliaan Tuhan
akan berada di sana).
• Dengan cara apa menjadi anggota Gereja telah memberikan kepada Anda
keamanan dan kedamaian yang ditemukan di Sion?
Jelaskan bahwa pada akhir konferensi keempat Gereja, yang diadakan pada bulan
Juni 1831 di Kirtland, Ohio, Tuhan memerintahkan Joseph Smith dan para penatua
yang lain untuk melakukan perjalanan secara berpasangan kira-kira 900 mil
menuju Missouri, berkhotbah di sepanjang perjalanan (lihat A&P 52, ringkasan
ayat). Setelah tiba, Nabi menerima wahyu yang mengidentifikasi Missouri sebagai
“tanah yang dijanjikan, dan tempat untuk Kota Sion” dengan Independence,
Missouri, diidentifikasi sebagai “tempat pusat” (A&P 57:1–3). Selama beberapa
tahun berikutnya, ratusan Orang Suci Zaman Akhir, bersemangat untuk
membangun Sion, pindah ke area Jackson County dari Missouri. Sayangnya,
tumbuh konflik antara anggota Gereja dengan warga area tersebut dan situasinya
pada akhirnya menjadi sengit. Orang Suci dipaksa untuk meninggalkan rumah
mereka di Jackson County pada bulan November dan Desember 1833.
Ajaran dan Perjanjian 115:5–6
Umat Allah dewasa ini berkumpul di pasak-pasak Sion
Untuk mengilustrasikan upaya Orang Suci untuk berkumpul ke tempat-tempat
keamanan dan kedamaian tambahan peragakan peta “Pergerakan Gereja ke Arah
Barat” (Peta Sejarah Gereja, no. 6), terletak di bagian belakang Ajaran dan
Perjanjian.
42
PE LAJARAN 8
Jelaskan bahwa Orang Suci pada akhirnya dipaksa meninggalkan Kirtland, Ohio,
seperti juga tempat-tempat di Missouri sebelah barat. Pada tahun 1839, Orang Suci
mulai berkumpul ke Nauvoo, Illinois, di mana mereka mendirikan sebuah kota
yang besar. Tetapi tidak lama setelah kematian Nabi Joseph Smith, anggota Gereja
kembali dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka. Mereka pindah ke
Pegunungan Rocky dan mendirikan permukiman di seluruh Amerika utara bagian
barat, dengan kantor pusat Gereja didirikan di Salt Lake City.
Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 115:5–6. Kemudian tanyakan:
• Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang
berkumpul ke pasak-pasak Sion? (Jawaban hendaknya mencakup kebenaran
berikut: Kita berkumpul ke pasak-pasak Sion untuk pertahanan dan
untuk perlindungan terhadap kejahatan).
• Dengan cara apa pasak-pasak Sion dapat menyediakan bagi anggota Gereja
suatu pertahanan dan perlindungan di tanah asal mereka sendiri?
• Kapan Anda telah merasakan kekuatan dan perlindungan sewaktu Anda telah
berkumpul dengan Orang Suci di lingkungan atau cabang Anda sendiri?
Untuk membantu siswa lebih memahami apa artinya dewasa ini bagi anggota
Gereja untuk berkumpul di pasak-pasak Sion, peragakan pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Di tahun-tahun awal dispensasi terakhir ini, suatu pengumpulan ke Sion
melibatkan beragam tempat di Amerika Serikat: ke Kirtland, ke Missouri, ke
Nauvoo, dan ke puncak-puncak gunung. Selamanya ini adalah pengumpulan ke
bait suci yang direncanakan. Dengan pembentukan pasak dan pembangunan
bait suci di kebanyakan negeri dengan populasi orang setia yang cukup besar,
perintah terkini bukanlah untuk berkumpul ke satu tempat melainkan untuk
berkumpul di pasak-pasak di tanah asal kita sendiri. Di sana orang setia dapat menikmati
berkat-berkat penuh kekekalan dalam sebuah rumah Tuhan. … Dengan cara ini, pasak-pasak
Sion adalah ‘untuk pertahanan, dan untuk perlindungan dari badai, dan dari kemurkaan ketika
itu akan dicurahkan tanpa campuran ke atas seluruh bumi’ (A&P 115:6)” (“Persiapan untuk
Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 8).
43
P EL A J A RA N 8
Ajaklah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985):
“Sekarang, pengumpulan Israel mencakup bergabung dengan Gereja yang sejati
dan tibanya mereka pada suatu pengetahuan akan Allah yang sejati. … Siapa
pun, karenanya, yang telah menerima Injil yang dipulihkan, dan yang kini
berusaha untuk menyembah Tuhan dalam bahasanya sendiri dan bersama Orang
Suci di negara di mana dia tinggal, telah tunduk pada hukum pengumpulan Israel
dan adalah pewaris dari semua berkat yang dijanjikan kepada Orang Suci di
zaman terakhir ini” (The Teachings of Spencer W. Kimball, diedit Edward L. Kimball [1982], 439).
• Apa yang telah Anda lihat terjadi pada jumlah bait suci yang telah Gereja
bangun dalam masa hidup Anda?
• Bagaimana Anda telah diberkati oleh keanggotaan dalam pasak atau distrik
Sion? Bagaimana Anda telah diberkati oleh bait suci yang kudus?
Akhiri dengan meminta siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka
lakukan untuk membantu orang lain menerima perlindungan dan kekuatan rohani
yang datang dari peran serta yang setia di pasak-pasak Sion dan peribadatan di
bait suci kudus. Ajaklah siswa untuk menindaki dorongan Roh yang mungkin telah
mereka terima.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 37:1–3; 38:31–33; 39:15; 45:62–67; 95:8; 110:9; 115:5–6.
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau
Liahona, November 2006, 79–82.
44
PELAJARAN 9
Ikuti Nabi yang Hidup
Pendahuluan
Pada hari Gereja diorganisasi, Tuhan menjanjikan keamanan
rohani kepada mereka yang mau mengindahkan perkataan
nabi (lihat A&P 21:4–6). Tidak lama sesudahnya, untuk
menolong anggota Gereja menghindari penipuan, Tuhan
lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya nabi yang
berwenang untuk menerima wahyu bagi seluruh Gereja (lihat
A&P 28:1–7). Nabi juga memiliki wewenang untuk
mengklarifikasi tulisan suci. Memahami kebenaran ini
mendatangkan keamanan rohani tambahan di zaman
akhir ini.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November
2014, 74–77.
• Ezra Taft Benson, “Fourteen Fundamentals in Following the Prophet”
[kebaktian Universitas Brigham Young, 26 Februari 1980], speeches.byu.edu;
lihat juga Tambuli, Juni 1981, 1–8.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 21:1–6
Indahkan perkataan nabi
Tanyakan siswa gelar apa saja yang kadang-kadang kita gunakan untuk merujuk
kepada Presiden Gereja. Tulislah tanggapan siswa di papan tulis. Kemudian
undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:1 dengan
lantang sementara kelas mengikuti. Daftarlah gelar-gelar tambahan di papan tulis.
Kemudian tanyakan:
• Bagaimana masing-masing gelar dalam ayat ini menggambarkan pekerjaan
Presiden Gereja?
Bantulah siswa memahami konteks dari Ajaran dan Perjanjian 21 dengan
menjelaskan bahwa wahyu yang dicatatnya diungkapkan pada hari Gereja
diorganisasi. (Catatan: Ketika siswa belajar memahami konteks tulisan suci, mereka
lebih cenderung untuk memahami arti dan pentingnya apa yang mereka baca).
Kemudian tanyakan:
• Mengapa penting bagi anggota Gereja di masa awal untuk mengenali bahwa
pemanggilan Joseph Smith sebagai nabi berbeda secara signifikan dari peran
para pemimpin dari gereja-gereja lain?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:4–5
dengan lantang sementara kelas mengikuti. Kemudian bahaslah yang berikut:
• Mengapa kadang-kadang diperlukan kesabaran dan iman untuk
mengindahkan nasihat nabi?
Bila dibutuhkan, pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut dari Presiden
Harold B. Lee (1899–1973) dengan siswa:
45
P EL A J A RA N 9
“Kita harus belajar untuk mengindahkan perkataan dan perintah yang akan
Tuhan berikan melalui nabi-Nya. … Anda mungkin tidak suka dengan apa yang
datang dari pemimpin Gereja yang berwenang. Itu mungkin bertentangan
dengan pandangan-pandangan politik Anda. Itu mungkin bertentangan dengan
pandangan-pandangan sosial Anda. Itu mungkin mengganggu sebagian
kehidupan sosial Anda. Tetapi jika Anda mendengarkan hal-hal ini, seolah-olah
dari mulut Tuhan Sendiri, dengan kesabaran dan iman, maka janjinya adalah bahwa
‘gerbang-gerbang neraka tidak akan berjaya melawanmu; ya, dan Tuhan Allah akan
menyerakkan kuasa kegelapan dari hadapanmu, dan menyebabkan langit berguncang demi
kebaikanmu, dan kemuliaan nama-Nya’ (A&P 21:6)” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Harold B.
Lee [2000], 87).
Sebagaimana didorong oleh Roh, Anda dapat menjelaskan yang berikut:
1. Sebagai Orang Suci Zaman Akhir, kita tidak percaya bahwa nabi adalah orang
yang sempurna. Namun, Tuhan tidak akan pernah memperkenankan mereka
memimpin Gereja menyimpang (lihat Maklumat Resmi 1, “Cuplikan dari Tiga
Ceramah oleh Presiden Wilford Woodruff Perihal Manifesto”).
2. Kita percaya dan bersukacita dalam wahyu yang berkelanjutan. Pernah ada
kejadian-kejadian dalam sejarah Gereja ketika seorang nabi telah
mengklarifikasi nasihat kenabian sebelumnya atau mengidentifikasi ajaran atau
praktik yang sekali waktu diterima secara luas yang kemudian perlu perubahan.
Misalnya, di tahun-tahun awal Gereja, anggota diimbau untuk berkumpul ke
satu tempat pusat, seperti Kirtland, Ohio, atau Jackson County, Missouri.
Dewasa ini, anggota Gereja diimbau untuk berkumpul dalam pasak atau distrik
setempat mereka.
Undanglah seorang siswa membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:6 dengan lantang.
Mintalah kelas mengikuti dan mengidentifikasi janji yang diberikan kepada mereka
yang mengindahkan perkataan nabi. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa
menandai apa yang mereka temukan. Kemudian tanyakan:
• Bagaimana Anda akan meringkas janji-janji yang diberikan kepada mereka
yang mengindahkan perkataan nabi? (Meskipun mereka mungkin
menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi asas
berikut: Jika kita mengindahkan perkataan nabi, kita akan dilindungi
terhadap lawan. Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin
menjelaskan bahwa satu arti dari berguncang adalah mengeluarkan atau
melepaskan sesuatu dari sebuah penyangga atau wadah. Karena itu, satu
interpretasi dari ayat 6 bisa jadi adalah bahwa ketika surga berguncang “demi
kebaikan [kita],” wahyu dan berkat “dilepaskan” dan dicurahkan ke atas kita).
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi
Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
46
PE LAJARAN 9
“Mencari jalan menuju keamanan dalam nasihat para nabi adalah masuk akal
bagi mereka dengan iman yang kuat. Ketika nabi berbicara, mereka dengan iman
sedikit mungkin berpikir bahwa mereka hanya mendengar seseorang yang bijak
memberikan nasihat yang baik. …
… Tetapi pilihan untuk tidak menerima nasihat kenabian mengubah bahkan
tanah pijakan di mana kita berdiri. Itu menjadi lebih berbahaya. Kegagalan untuk
mengikuti nasihat kenabian mengurangi kekuatan kita untuk menerima nasihat yang diilhami di
masa depan” (“Finding Safety in Counsel,” Ensign, Mei 1997, 25).
• Mengapa “bahkan tanah pijakan di mana kita berdiri” menjadi “lebih
berbahaya” jika kita menolak nasihat para nabi? Contoh apa yang
memperlihatkan bahwa ini benar?
• Kapankah Anda atau seseorang yang Anda kenal telah diberkati karena
mengindahkan nasihat dari nabi yang hidup?
• Bagaimana asas mengindahkan nasihat kenabian dapat diterapkan pada
pertanyaan-pertanyaan keagamaan, moral, dan sosial di zaman kita?
Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
menuntut hak atas berkat-berkat yang dijanjikan dalam Ajaran dan Perjanjian 21:6.
Yakinkan mereka bahwa sewaktu mereka dengan sungguh-sungguh
mengindahkan perkataan para nabi yang hidup, mereka akan menerima
berkat-berkat besar kini dan dalam kekekalan. Jelaskan bahwa mengindahkan
nasihat para nabi tidaklah menyiratkan bahwa kita dengan buta mematuhi
perkataan mereka.
Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee:
“Tidaklah cukup bagi kita sebagai Orang Suci Zaman Akhir hanya mengikuti para
pemimpin kita dan menerima nasihat mereka, tetapi kita memiliki kewajiban
yang lebih besar untuk memperoleh bagi diri kita sendiri kesaksian yang tak
tergoyahkan mengenai pengangkatan secara ilahi orang-orang ini dan kesaksian
bahwa apa yang telah mereka katakan kepada kita adalah kehendak Bapa
Surgawi kita” (Ajaran-Ajaran: Harold B. Lee, 46).
Ajaran dan Perjanjian 28:2, 6–7; 43:1–7.
Tuhan memberikan wahyu dengan cara yang tertib
Jelaskan bahwa tidak lama setelah Gereja diorganisasi, beberapa anggota Gereja
tertipu oleh upaya lawan untuk menyediakan arahan kenabian tiruan. Undanglah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian untuk
Ajaran dan Perjanjian 28 sementara kelas mengikuti (lihat juga Jeffrey G. Cannon,
“All Things Must Be Done in Order: D&C 28, 43,” seri Revelations in Context, 4
April4, 2013, history.lds.org). Kemudian tanyakan:
• Jika anggota Gereja terus memercayai dugaan wahyu dari Hiram Page, masalah
apa yang dapat terjadi?
47
P EL A J A RA N 9
Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 28:2, 6–7.
Kemudian tanyakan:
• Bagaimana pesan dari Tuhan ini mengklarifikasi peran Presiden Gereja? (Siswa
hendaknya memahami ajaran berikut: Presiden Gereja memegang kunci
untuk menerima wahyu bagi Gereja).
Untuk membantu siswa memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran ini,
mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang latar belakang sejarah
berikut untuk Ajaran dan Perjanjian 43:
Dalam bulan Februari 1831, seorang wanita bernama Ny. Hubble muncul di antara Orang Suci di
Kirtland, Ohio. Dia mengaku bahwa dia adalah seorang nabiah, bahwa dia telah menerima
wahyu-wahyu bagi Gereja, bahwa dia mengetahui Kitab Mormon adalah benar, dan bahwa dia
seharusnya menjadi guru dalam Gereja. Dia mampu menipu beberapa Orang Suci. Joseph Smith
dan yang lainnya prihatin mengenai pengaruhnya dan mengenai wahyu-wahyu palsu lainnya di
antara para Orang Suci. Nabi memutuskan untuk bertanya kepada Tuhan mengenai apa yang
hendaknya dilakukan, dan dia menerima sebuah wahyu, yang sekarang dicatat dalam Ajaran
dan Perjanjian 43 (lihat Documents, Volume 1: Juli 1828–Juni 1831, jilid 1 dari Documents Series
of The Joseph Smith Papers [2013], 257).
Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 43:1–7 dalam hati, mencari
ajaran-ajaran yang Tuhan paparkan pada waktu itu. Anda mungkin ingin
menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan. Anda juga
mungkin ingin menyarankan agar mereka merujuk-silangkan ayat-ayat ini dengan
Ajaran dan Perjanjian 28:2. Tandaskan bahwa wahyu yang dicatat dalam bagian 28
diarahkan kepada Orang Suci di New York, dan wahyu yang dicatat dalam bagian
43 diarahkan kepada Orang Suci di Kirtland. Kemudian tanyakan:
• Pada saat wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 43 diberikan, siapa
yang ditunjuk untuk menerima perintah dan wahyu bagi seluruh Gereja?
• Ajaran-ajaran apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Siswa mungkin
menggunakan kata-kata yang berbeda, namun mereka hendaknya
mengidentifikasi ajaran-ajaran berikut: Hanya ada satu orang yang ditunjuk
pada suatu waktu untuk menerima wahyu bagi seluruh Gereja. Mereka
yang mengindahkan Presiden Gereja tidak akan tertipu).
Pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Ada ketertiban dalam cara Tuhan mengungkapkan kehendak-Nya kepada umat
manusia. Kita semua memiliki hak untuk memohon kepada Tuhan dan menerima
ilham melalui Roh-Nya dalam lingkup tugas pengawasan kita sendiri. Orangtua
dapat menerima wahyu bagi keluarga mereka sendiri, uskup bagi jemaat yang
diawasinya, dan selanjutnya sampai Presidensi Utama untuk seluruh Gereja. …
Nabi Joseph Smith menyatakan:
‘Adalah bertentangan dengan cara kerja Allah bagi anggota mana pun di Gereja, atau siapa pun,
untuk menerima petunjuk bagi mereka yang berwenang, lebih tinggi dari diri mereka sendiri’
48
PE LAJARAN 9
[Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 226]” (“Kami Percaya Segala yang Telah
Allah Ungkapkan,” Ensign atau Liahona, November 2003, 85–86).
• Bagaimana mengetahui bahwa wahyu dari Allah selalu datang melalui saluran
imamat yang dikenali membantu Anda menghindari penipuan? Bagaimana
pengetahuan ini dapat mendatangkan kedamaian ke dalam hidup Anda?
• Bagaimana pola wahyu Tuhan menjaga ketertiban dalam Gereja?
Ajaran dan Perjanjian 90:1–6
Tuhan menegakkan ketertiban dalam Gereja
Jelaskan bahwa sewaktu Gereja tumbuh Tuhan mengarahkan Nabi Joseph Smith
dalam mengorganisasi imamat dan keanggotaan Gereja.
Bacakan dengan lantang atau ringkaslah pernyataan berikut:
“Ketika Gereja bertambah dalam keanggotaannya, Nabi terus menerima wahyu tentang jabatan
keimamatan. Sesuai petunjuk Tuhan, dia mengorganisasi Presidensi Utama, dengan menunjuk
dirinya sebagai Presiden dan Sidney Rigdon serta Frederick G. Williams sebagai para
penasihatnya. Dia juga mengorganisasi Kuorum Dua Belas Rasul dan Kuorum Pertama Tujuh
Puluh. Dia memanggil dan menahbiskan uskup dan para penasihatnya, imam tinggi, bapa
bangsa, dewan tinggi, tujuh puluh serta penatua. Dia mengorganisasi pasak pertama Gereja”
(Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
[1996], 29).
Jelaskan bahwa Presidensi Utama memegang jabatan yang unik dalam Gereja.
Ajaklah siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 90:1–6 dan mengidentifikasi
tugas-tugas spesifik Presidensi Utama. (Presidensi Utama “menyandang
kunci-kunci kerajaan” [ayat 2] dan merupakan sarana yang melaluinya “sabda ilahi
itu akan diberikan” kepada Gereja [ayat 4]). Sewaktu siswa menanggapi, Anda
mungkin ingin menjelaskan bahwa kata “sabda ilahi” merujuk pada wahyu dari
Allah yang diberikan melalui para nabi-Nya.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah kelas
untuk mendengarkan dua cara berbeda yang dengannya ajaran ditegakkan
dalam Gereja.
“Pada tahun 1954, Presiden J. Reuben Clark Jr., yang waktu itu adalah penasihat
dalam Presidensi Utama, menjelaskan bagaimana ajaran diumumkan di Gereja
dan peran utama Presiden Gereja. Berbicara tentang anggota Presidensi Utama
dan Kuorum Dua Belas Rasul, dia menyatakan, ‘[Kita] hendaknya [menyimpan]
dalam ingatan bahwa beberapa Pembesar Umum telah diberikan kepada mereka
suatu pemanggilan khusus; mereka memiliki karunia khusus; mereka didukung
sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu, yang memberi mereka berkah rohani khusus sehubungan
dengan pengajaran mereka kepada umat. Mereka memiliki hak, kuasa, dan wewenang untuk
49
P EL A J A RA N 9
menyatakan pikiran dan kehendak Allah kepada umat-Nya, tunduk pada kuasa dan wewenang
menyeluruh dari Presiden Gereja. …’
… Presiden Gereja boleh mengumumkan atau menafsirkan ajaran-ajaran berdasarkan wahyu
kepada dirinya (lihat, misalnya, A&P 138). Penjelasan ajaran bisa juga datang melalui dewan
gabungan antara Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul (lihat, misalnya, Maklumat
Resmi 2)” (“Ajaran Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 86–88).
• Mengapa penting untuk mengingat siapa yang memiliki wewenang untuk
memaklumkan “pikiran dan kehendak Allah” kepada dunia?
Akhiri dengan meminta siswa untuk mempertimbangkan apa yang telah mereka
pelajari dari para nabi dan rasul yang hidup. Ajaklah siswa untuk berbagi kesaksian
mereka mengenai bagaimana pesan-pesan ini telah memberkati mereka.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 21:1–6; 28:2, 6–7; 43:1–7; 90:1–6, 16.
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November
2014, 74–77.
50
PELAJARAN 10
Carilah Kebenaran
Pendahuluan
Anak-anak Allah didorong untuk “[mengupayakan]
pembelajaran, … melalui penelaahan dan juga melalui
iman” (A&P 88:118). Mengikuti pola ini membantu individu
memenuhi syarat bagi bantuan Roh Kudus dalam proses
pembelajaran. Dewasa ini, Internet dan sumber-sumber
lainnya menyediakan berlimpahnya informasi—sebagian
benar, sebagian keliru, dan sebagian
menyesatkan—mengenai ajaran, sejarah, dan posisi Gereja
mengenai isu-isu sosial, yang menjadikannya khususnya
penting bagi kita untuk bersandar kepada Roh Kudus untuk
membantu kita membedakan kebenaran dari kesalahan.
Belajar mengindentifikasi dan menggunakan sumber
informasi yang tepat adalah bagian dari proses ini.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational
System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts.
• “Gospel Learning [Pembelajaran Injil],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/
topics.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 88:118, 121–126
Pola untuk pembelajaran
Bacalah dengan lantang uraian berikut tentang Sekolah para Nabi yang diadakan
di Kirtland, Ohio:
“Pada tahun 1833, Nabi dan sekelompok Orang Suci Kirtland memiliki kesempatan unik untuk
menelaah Injil. Pada bulan Januari tahun itu, sesuai dengan perintah Tuhan (lihat A&P
88:127–141), Nabi mengorganisasi Sekolah para Nabi untuk melatih para pemegang imamat
untuk pekerjaan mereka dalam pelayanan dan untuk mempersiapkan mereka untuk
mengkhotbahkan Injil. Sekolah itu diselenggarakan di ruang lantai dua di toko milik Newel K.
Whitney, tempat Nabi tinggal. Sekitar 25 saudara hadir, beberapa melakukan perjalanan ratusan
mil untuk mendapatkan kesempatan istimewa menelaah Injil dalam sebuah ruangan yang
luasnya tidak lebih daripada 3,35 kali 4,27 meter. Banyak dari orang-orang ini kelak menjadi
Rasul, Tujuh Puluh, dan pemimpin lainnya dalam Gereja. Meskipun Nabi dan para saudara yang
lain kadang-kadang mempelajari bahasa, mereka berfokus terutama pada mempelajari
ajaran-ajaran Injil, dengan tekun mengejar penelaahan mereka dari pagi sekali hingga sore
sekali. Sekolah ini berlangsung selama empat bulan, dan sekolah-sekolah serupa kemudian
diselenggarakan di Kirtland dan juga di Missouri, yang dihadiri oleh ratusan orang”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 301–303).
Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 88 memuat petunjuk dari Tuhan kepada
mereka yang akan berperan serta dalam Sekolah para Nabi. Ajaklah siswa untuk
membaca Ajaran dan Perjanjian 88:118 dalam hati, mencari pola pembelajaran
yang diuraikan oleh Tuhan. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
51
P EL A J A RA N 10
• Menurut Anda apa artinya “upayakanlah pembelajaran, … melalui penelaahan
dan juga melalui iman”?
• Dengan cara apa mengikuti pola ini dapat meningkatkan kemampuan kita
untuk belajar? (Siswa mungkin memberikan beragam jawaban, tetapi pastikan
jelas adanya bahwa ketika kita menyertakan iman dalam proses
pembelajaran, kita memenuhi syarat untuk bantuan Tuhan).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 88:121–126, yang mencatat petunjuk lebih lanjut dari Tuhan
kepada Sekolah para Nabi. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari asas-asas
yang membantu kita memahami caranya belajar melalui iman. Anda mungkin
ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan.
Pertimbangkan untuk mendaftarkan asas-asas ini di papan tulis sewaktu siswa
membagikannya. Anda mungkin juga ingin menyarankan agar siswa menuliskan
ungkapan “asas-asas yang mengajarkan caranya belajar melalui iman” di margin
tulisan suci mereka di samping ayat-ayat ini. (Catatan: Membuat catatan di margin
tulisan suci dapat membantu siswa menemukan dan mengingat asas-asas penting
dengan lebih mudah). Jika ada waktu, Anda dapat meminta siswa menyelidiki
Alma 32:28, 41–43 dan Yohanes 7:17 untuk asas-asas tambahan.
• Bagaimana menjalankan asas-asas yang diajarkan dalam ayat-ayat ini dapat
membantu kita belajar melalui penelaahan dan melalui iman? (Sewaktu siswa
menanggapi, Anda mungkin ingin menekankan bahwa mengikuti asas-asas ini
akan membantu kita memenuhi syarat bagi bantuan Roh).
• Ketika kita memenuhi syarat untuk memiliki Roh Tuhan beserta kita,
bagaimana Roh ini memberikan dampak pada penyelidikan kita akan
kebenaran?
Ajaran dan Perjanjian 91:1–6
Membedakan kebenaran dari kesalahan
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi
Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Belum pernah sepanjang sejarah dunia kita memiliki akses yang lebih mudah
terhadap lebih banyak informasi—sebagian darinya benar, sebagian darinya
salah, dan banyak darinya benar sebagian.
Sebagai konsekuensinya, belum pernah sepanjang sejarah dunia menjadi lebih
penting untuk belajar caranya membedakan dengan tepat antara kebenaran dan
kesalahan” (“Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13
Januari 2013), 3 lds.org/broadcasts).
• Apa saja kemungkinan konsekuensinya jika kita tidak belajar untuk
membedakan antara kebenaran dan kesalahan?
Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
52
PE LAJ ARAN 10
Bagaimana kita dapat dengan tepat membedakan antara kebenaran dan
kesalahan?
Jelaskan bahwa wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 91 mengajari
Joseph Smith caranya membedakan jika sesuatu yang dia baca dalam Apokrifa
adalah benar. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian
judul untuk bagian 91 sementara kelas mengikuti. Kemudian ajaklah siswa untuk
mempertimbangkan pertanyaan di papan tulis sewaktu mereka menelaah Ajaran
dan Perjanjian 91 sebagai kelas.
Jelaskan bahwa Apokrifa adalah koleksi kitab-kitab sakral orang Yahudi.
Kitab-kitab ini pada awalnya tidak disertakan dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian
Lama) tetapi disertakan dalam terjemahan bahasa Yunani dari Alkitab tidak lama
menjelang zaman Kristus. Ketika orang Kristen di masa awal menyusun kitab-kitab
Alkitab beberapa abad kemudian, mereka menyertakan kitab-kitab Apokrifa
tersebut sebagai apendiks. Sebagian agama Kristen menganggap kitab-kitab
Apokrifa merupakan tulisan suci, tetapi agama lain tidak percaya itu tulisan yang
diilhami. Salinan Alkitab yang Joseph Smith gunakan untuk menciptakan
terjemahannya yang diilhami memuat Apokrifa. Joseph bertanya kepada Tuhan
apakah terjemahannya terhadap Alkitab hendaknya menyertakan kitab-kitab ini.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 91:1–3 dengan
lantang.
• Apa yang Joseph Smith pelajari tentang Apokrifa? (Anda mungkin perlu
menjelaskan bahwa penyisipan adalah materi yang dimasukkan dalam sebuah
naskah, kadang-kadang mengakibatkan pencemaran dari teks aslinya).
Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 91:4–6
dengan lantang.
• Bagaimana nasihat dalam ayat 4–6 dapat membantu kita membedakan
kebenaran dari kesalahan serta mengevaluasi keabsahan dari apa yang kita
baca? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan
mereka mengidentifikasi kebenaran berikut: Roh Kudus dapat membantu
kita mengetahui apakah apa yang kita baca adalah benar.
Jelaskan bahwa berlimpahnya informasi yang tersedia di Internet telah
menciptakan bertumbuhnya kebutuhan bagi masing-masing dari kita untuk
memiliki karunia rohani pembedaan (lihat A&P 46:23) agar kita tahu caranya
dengan tepat membedakan kebenaran dari kesalahan. (Untuk informasi tambahan
mengenai mengapa karunia pembedaan begitu penting dalam kehidupan kita,
lihat artikel Penatua David A. Bednar “Cepat Mengamati,” Ensign atau Liahona,
Desember 2006, 31–36).
Berilah setiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua
Steven E. Snow dari Tujuh Puluh. Ajaklah siswa menyelidiki dua paragraf
pertama untuk nasihat yang Penatua Snow berikan mengenai mengevaluasi
informasi yang mungkin kita baca mengenai sejarah dan ajaran Gereja.
53
P EL A J A RA N 10
Mengimbangkan Sejarah Gereja
Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh berkata:
“Internet telah menempatkan segala macam informasi di ujung jari kita—baik,
buruk, benar, tidak benar—termasuk informasi mengenai sejarah Gereja. Anda
dapat membaca cukup banyak mengenai sejarah kita, tetapi adalah penting
untuk membaca mengenainya dan memahaminya dalam konteksnya. Kesulitan
dengan sebagian informasi secara daring adalah bahwa itu di luar konteks dan
Anda tidak benar-benar melihat keseluruhan gambarnya.
Informasi yang mencoba untuk mempermalukan Gereja umumnya sangat
subjektif dan tidak adil. Kita hendaknya mencari sumber-sumber yang secara lebih objektif
menjabarkan kepercayaan kita dan sejarah kita. Beberapa situs web bernuansa amat keji dan dapat
bersifat sensasional dalam cara mereka menyajikan informasinya. Carilah sumber-sumber oleh
sejarawan yang diakui dan direspek, apakah mereka anggota Gereja atau bukan.
Beberapa kaum muda terkejut dan terperanjat oleh materi-materi anti-Mormon di Internet karena
mereka belum membentengi diri mereka terhadapnya. Mereka mungkin belum meluangkan cukup
banyak waktu di sisi rohani untuk mempersiapkan dan memperkuat diri mereka untuk apa pun yang
mungkin muncul. Ketika pengalaman hidup datang menumbangkan mereka, adalah penting agar
mereka melakukan hal-hal sadar yang selalu kita bicarakan: melanjutkan untuk menelaah tulisan suci
dan memiliki doa yang bermakna dengan Bapa Surgawi kita. Hal-hal dasar itu mempersiapkan orang
untuk segala macam kemalangan, termasuk artikel-artikel anti-Mormon yang mereka temukan secara
daring” (“Balancing Church History,” New Era, Juni 2013, 21–22).
• Karena kita perlu secara hati-hati mengevaluasi keabsahan dari sumber-sumber
informasi mengenai sejarah dan ajaran Gereja, bagaimana Anda dapat
menggunakan ajaran-ajaran Penatua Snow untuk membantu Anda
mengevaluasi keabsahan dari sesuatu yang Anda baca mengenai Gereja?
Ajaklah siswa untuk membaca paragraf ketiga dari pernyataan Penatua Snow
dalam hati. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana nasihat Penatua Snow akan membantu ketika Anda menemukan
informasi yang mungkin menantang kepercayaan Anda?
Bertahan setia ketika pertanyaan timbul
Jelaskan bahwa anggota Gereja kadang-kadang mungkin memiliki pertanyaan atau
bahkan keraguan mengenai ajaran, sejarah, atau posisi Gereja mengenai isu-isu
sosial. Berbagilah pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dengan
siswa Anda.
“Adalah wajar memiliki pertanyaan—benih pertanyaan yang jujur telah sering
bertunas dan tumbuh menjadi pohon pemahaman yang besar. Hanya ada sedikit
anggota Gereja yang, di satu atau lain saat, tidak bergumul dengan pertanyaan
yang serius atau sensitif. Salah satu tujuan Gereja adalah untuk memelihara dan
menanam benih iman—bahkan di tanah yang terkadang berpasir berupa
keraguan dan ketidakpastian” (“Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign
atau Liahona, November 2013, 23).
54
PE LAJ ARAN 10
Sediakan bagi masing-masing siswa salinan dari selebaran “Membedakan
Kebenaran dari Kesalahan,” yang mencakup nasihat dari pemimpin
Gereja bagi mereka yang memiliki pertanyaan atau keraguan. Ajaklah siswa untuk
membaca pernyataan-pernyataan di selebaran dalam hati dan mengenali asas-asas
yang akan membantu seseorang menghadapi pertanyaan atau keraguan dengan
cara yang penuh kesetiaan. Setelah waktu yang memadai, ajaklah siswa untuk
menjelaskan bagaimana sesuatu yang mereka baca di selebaran tersebut dapat
membantu seseorang yang memiliki pertanyaan atau keraguan mengenai ajaran,
sejarah, atau posisi Gereja mengenai isu-isu sosial.
Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, tekankan bahwa meskipun mungkin ada
pertanyaan yang untuknya tidak dapat kita temukan jawaban dalam masa hidup
kita, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terbesar
kita ketika kita mematuhi perintah, menelaah sumber informasi yang
pantas—khususnya perkataan para nabi yang hidup—mengupayakan
bimbingan melalui doa, dan menjalankan kesabaran serta iman.
Undanglah beberapa siswa untuk berbagi pengalaman yang mereka miliki ketika
mereka merasakan bantuan Tuhan membimbing mereka untuk menemukan
kebenaran dan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mereka.
Imbaulah siswa untuk mengulas kembali pernyataan-pernyataan di selebaran, dan
ajaklah mereka untuk mengikuti nasihat dari pelajaran untuk mengupayakan
pembelajaran melalui penelaahan dan melalui iman.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 88:118–126; 91:1–6.
• Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational
System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts.
Membedakan Kebenaran dari Kesalahan
Dalam segala dispensasi Injil, kekuatan kejahatan telah menentang Allah dan pekerjaan-Nya. Tetapi
pekerjaan Allah tidak akan gagal. Di zaman akhir ini, batu telah dipenggal dari gunung, dan itu akan
“bergulir, sampai telah memenuhi seluruh bumi” (A&P 65:2). Namun, karena anggota individu
Gereja dapat tertipu, kita masing-masing perlu “berjaga dan berdoa selalu” (3 Nefi 18:18).
“Tidak ada gunanya bagi Anda atau saya, dalam abad yang dicerahkan ini
ketika kegenapan Injil telah dipulihkan, untuk mengarungi lautan yang tak
dikenali atau melakukan perjalanan di jalan-jalan asing dalam pencarian
akan kebenaran. Bapa Surgawi yang penuh kasih telah menentukan jalan
kita dan menyediakan sebuah panduan yang tak pernah gagal—yaitu
kepatuhan. Suatu pengetahuan mengenai kebenaran dan jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan terbesar kita datang kepada kita sewaktu kita patuh pada
perintah-perintah Allah” (Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign
atau Liahona, Mei 2013, 89).
55
P EL A J A RA N 10
“Teman-teman terkasih—tolong, pertama ragukanlah keraguan Anda
sebelum Anda meragukan iman Anda. Kita tidak pernah boleh
memperkenankan keraguan untuk menjadikan kita tawanan dan menahan
kita dari kasih, kedamaian, dan karunia-karunia ilahi berharga yang datang
melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus” (Dieter F. Uchtdorf, “Mari,
Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona, November 2013, 23).
“Setan adalah si penipu ulung, ‘pendakwa saudara-saudara’ [Wahyu
12:10], bapa segala dusta [lihat Yohanes 8:44], yang terus-menerus
mengupayakan untuk menipu agar dia dapat menumbangkan kita [lihat
A&P 50:3] .…
Bagi mereka yang telah memeluk kebenaran, strategi utamanya adalah
untuk menyebarkan benih-benih keraguan. Misalnya, dia telah
menyebabkan banyak anggota Gereja tersandung ketika mereka menemukan informasi
mengenai Gereja yang tampaknya berkontradiksi dengan apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya.
Jika Anda mengalami saat-saat semacam itu, ingatlah bahwa pada zaman informasi ini
ada banyak yang menciptakan keraguan mengenai apa pun dan segalanya, kapan pun dan
di setiap tempat .…
… Dan adalah selalu baik untuk ingat bahwa hanya karena sesuatu tercetak di atas kertas,
muncul di Internet, sering diulangi, atau memiliki kelompok pengikut yang kuat tidaklah
menjadikannya benar.
Kadang-kadang pengakuan atau informasi yang tidak benar disajikan dengan sedemikian
rupa sehingga itu tampaknya cukup kredibel .…
… Apa yang tampaknya kontradiksi sekarang mungkin menjadi amat bisa dipahami
sewaktu kita mencari dan menerima lebih banyak informasi yang dapat dipercaya”
(Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13
Januari 2013), lds.org/broadcasts.
“Ketika kita mulai dengan mengukur praktik dan usulan modern terhadap
apa yang kita ketahui mengenai rencana Allah dan dasar-dasar pemikiran
yang diberikan dalam firman Allah dan ajaran-ajaran dari para nabi-Nya
yang hidup, … kita tahu bahwa ini menempatkan kita pada tanah yang
aman secara kekal” (Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” [malam
bersama Penatua Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013], lds.org/broadcasts).
56
PE LAJ ARAN 10
“Pada saat-saat ketakutan atau keraguan atau waktu-waktu yang
mencemaskan, pertahankan tanah yang telah Anda menangkan, bahkan
seandainya tanah itu terbatas .… Ketika saat-saat itu datang dan
masalah-masalah mengemuka, yang pemecahannya tidaklah tersedia
dengan segera, peganglah dengan erat apa yang telah Anda ketahui dan
berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang”
(Jeffrey R. Holland, “Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94).
“Kita dapat mengingatkan penyelidik tulus bahwa informasi Internet tidak
memiliki filter ‘kebenaran.’ Sebagian informasi, terlepas betapa
meyakinkannya, tidaklah benar” (Neil L. Andersen, “Joseph Smith,” Ensign
atau Liahona, November 2014, 29).
“Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan rohani diberikan kepada
individu-individu yang tidak mengeraskan hati mereka; yang bertanya
dengan iman, percaya mereka akan menerima; dan yang dengan tekun
menaati perintah-perintah” (Paul V. Johnson, “Pola untuk Mempelajari
Hal-Hal Rohani” [ceramah Church Educational System kepada para
pendidik religi, 7 Agustus 2012], si.lds.org).
“Menelaah Gereja … melalui mata para pembelotnya adalah seperti
mewawancarai Yudas untuk memahami Yesus” (Neal A. Maxwell, “All Hell
Is Moved” [kebaktian Universitas Brigham Young, 8 November 1977], 3,
speeches.byu.edu).
57
PELAJARAN 11
Suara Tuhan dalam Ajaran
dan Perjanjian
Pendahuluan
Ajaran dan Perjanjian adalah bukti bahwa Allah berfirman
kepada para nabi di zaman akhir dan bahwa Dia
mempersiapkan dunia untuk Kedatangan Kedua Yesus
Kristus. Ketika kita membaca wahyu-wahyu yang terdapat
dalam Ajaran dan Perjanjian, kita dapat mendengar suara
Yesus Kristus. Ketika kita tiba pada pemahaman akan
pentingnya Ajaran dan Perjanjian, kita akan menghargai
ajaran-ajarannya melebihi segala kekayaan bumi.
Bacaan Latar Belakang
• Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,”
Ensign, Januari 2005, 24–28.
Saran untuk Pengajaran
Pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian
Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994).
Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara kelas
menyimak.
“Kitab Mormon membawa manusia kepada Kristus. Ajaran dan Perjanjian
membawa manusia ke dalam kerajaan Kristus, yaitu Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir, “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di
atas muka seluruh bumi” [A&P 1:30]. Saya tahu itu.
Kitab Mormon adalah ‘batu kunci’ agama kita, dan Ajaran dan Perjanjian adalah
batu tudung, dengan wahyu zaman akhir yang berkelanjutan. Tuhan telah
membubuhkan cap persetujuan-Nya pada keduanya, batu kunci dan batu tudung tersebut”
(“The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2005, 26).
• Apa yang telah Anda temukan dalam Ajaran dan Perjanjian yang
memperlihatkan pentingnya kitab tersebut bagi Gereja dan bagi anggota
perorangan?
Mintalah kelas untuk membuka tulisan suci mereka pada pendahuluan untuk
Ajaran dan Perjanjian, terdapat di awal Ajaran dan Perjanjian. Undanglah beberapa
siswa untuk bergiliran membacakan paragraf satu dan tiga dengan lantang
sementara kelas menyimak. Mintalah kelas untuk mencari cara-cara yang
dengannya Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab tulisan suci lainnya dan untuk
mencermati penekanan prakata tersebut pada mendengarkan suara Tuhan.
Kemudian tanyakan:
• Bagaimana Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab standar lainnya?
58
PE LAJ ARAN 11
• Apa yang prakata katakan mengenai “suara Tuhan Yesus Kristus”? (Bantulah
siswa memahami bahwa sewaktu kita menelaah Ajaran dan Perjanjian, kita
dapat belajar untuk mengenali suara Tuhan Yesus Kristus. Jelaskan bahwa
ungkapan “suara Tuhan,” atau variasi darinya, muncul lebih dari 40 kali dalam
Ajaran dan Perjanjian [misalnya, lihat A&P 1:2; 18:35–36; 76:30]; ungkapan
“demikianlah firman Tuhan” muncul lebih dari 60 kali dalam Ajaran dan
Perjanjian [misalnya, lihat A&P 36:1; 56:14]). Mendengarkan suara Tuhan
merupakan tema yang penting dalam Ajaran dan Perjanjian.
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari
Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan
lantang sementara kelas menyimak.
“Jika ditanya kitab tulisan suci mana yang menyediakan kesempatan paling
sering untuk ‘mendengarkan’ Tuhan berbicara, kebanyakan orang pertama-tama
akan berpikir mengenai Perjanjian Baru. Perjanjian Baru adalah koleksi
menakjubkan mengenai perbuatan dan banyak ajaran Mesias. Tetapi dalam
Ajaran dan Perjanjian kita menerima suara dan juga perkataan Tuhan. Kita nyaris
dapat ‘mendengar’ Dia berbicara” (“The Doctrine and Covenants: The Voice of
the Lord,” Ensign, Desember 1978, 4).
• Bagaimana belajar untuk mendengarkan dan mengenali suara Tuhan melalui
menelaah Ajaran dan Perjanjian dapat menciptakan perbedaan dalam
kehidupan Anda?
Berilah siswa beberapa menit untuk menelaah paragraf delapan dari prakata untuk
Ajaran dan Perjanjian. Mintalah mereka mengidentifikasi ajaran-ajaran yang
dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian. Setelah waktu yang memadai, tanyakan:
• Apa yang menjadikan Ajaran Perjanjian “sepadan bagi Gereja dengan kekayaan
seluruh bumi” [sebagaimana tercantum dalam prakata edisi tahun 2013]?
Pertimbangkan untuk berbagi apa yang Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh
katakan mengenai wahyu-wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian:
“Melalui wahyu-wahyu yang mengilhami dan meneguhkan ini, Ajaran dan
Perjanjian mengajarkan dan menggemakan ajaran yang penting. … Penatua
John A. Widtsoe (1872–1952) menulis, ‘Setiap ajaran yang diajarkan oleh Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir ditemukan, baik dijabarkan
atau dibayang-bayangkan, dalam Kitab Ajaran dan Perjanjian. Sejauh
pengetahuan saya, tidak ada ajaran yang diajarkan oleh Gereja yang tidak
ditemukan dalam suatu cara atau bentuk dalam kitab ini.’ Dia menambahkan bahwa Ajaran dan
Perjanjian adalah amat penting karena ‘tidak ada satu pun di antara kitab-kitab sakral kita yang
lain yang dapat mengemukakan pengakuan yang sama menghadapi penyelidikan penuh
terhadap semua ajaran Gereja’ [The Message of the Doctrine and Covenants (1969), 117]”
(“Treasuring the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2009, 52).
Undanglah siswa untuk berbagi bagaimana menelaah Ajaran dan Perjanjian telah
memberkati kehidupan mereka.
59
P EL A J A RA N 11
Ajaran dan Perjanjian 1:1–17; 5:10
Latar Belakang Ajaran dan Perjanjian
Jelaskan kepada siswa bahwa wahyu yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 1
awalnya diberikan oleh Tuhan sebagai kata pengantar bagi Kitab Perintah-Perintah,
yang merupakan kompilasi pertama dari wahyu-wahyu Joseph Smith. Koleksi
wahyu ini, bersama banyak lagi dari wahyu-wahyu Nabi dan Lectures on Faith,
kemudian diterbitkan sebagai Ajaran dan Perjanjian. Bagian 1 membahas perlunya
kitab tulisan suci ini di zaman kita. Undanglah seorang siswa untuk membacakan
dengan lantang uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 1. Bantulah siswa
menganalisis uraian judul tersebut dengan mengajukan pertanyaan berikut:
• Apa keputusan yang disepakati pada konferensi khusus para penatua tersebut?
(Wahyu-wahyu yang Joseph Smith terima sampai saat itu akan diterbitkan
dalam sebuah buku. Ingatkan siswa bahwa meskipun kitab ini pada awalnya
disebut Kitab Perintah-Perintah, itu kelak akan disebut Ajaran dan Perjanjian).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 1:1–5. Kemudian tanyakan kepada kelas:
• Kepada siapa Yesus Kristus berfirman dalam ayat-ayat?
• Bagaimana Anda akan meringkas pesan utama yang dicatat dalam
ayat-ayat ini?
• Bagaimana Tuhan firmankan akan Dia sampaikan peringatan-Nya kepada
semua orang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan
menyuarakan peringatan-peringatan-Nya kepada semua orang melalui
para murid pilihan-Nya.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 1:12 dengan
lantang. Kemudian tanyakan:
• Menurut catatan kaki 12b [dalam edisi tahun 2013], Tuhan ingin dunia bersiap
untuk peristiwa apa? (Setelah siswa menanggapi, Anda dapat mengimbau
mereka untuk secara teratur merujuk pada catatan kaki untuk mengklarifikasi
atau memperdalam pemahaman mereka akan teks tulisan suci tersebut).
Mintalah siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 1:14–16 dalam hati, mencari
penggambaran Tuhan akan dunia yang kita diami. Setelah siswa berbagi apa yang
mereka temukan, mintalah mereka membaca ayat 17 dan menjelaskan apa yang
Tuhan lakukan untuk menanggapi masalah yang diuraikan dalam ayat 14–16.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 5:10 dengan
lantang sementara kelas menyimak. Kemudian bahaslah yang berikut:
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai pemanggilan unik Joseph
Smith? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tuhan
memanggil Joseph Smith untuk menyampaikan firman-Nya kepada
dunia).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
60
PE LAJ ARAN 11
“Di antara segala hal lain yang dia capai … Joseph [Smith] meninggalkan bagi
kita di atas segalanya warisan pasti berupa wahyu ilahi—bukan satu wahyu
terisolasi tanpa bukti atau konsekuensi, dan bukan ‘sejenis ilham lemah yang
merasuk ke dalam benak semua orang baik’ di mana pun, melainkan arahan
yang spesifik, terdokumentasi, berkesinambungan dari Allah. Sebagaimana
seorang teman baik dan cendekiawan OSZA yang setia secara ringkas nyatakan,
‘Pada waktu ketika asal-mula Kekristenan sedang berada di bawah serangan oleh kekuatan
rasionalitas Pencerahan, Joseph Smith [secara tegas dan seorang diri] mengembalikan
Kekristenan modern ke asal-mulanya dalam wahyu’ [Richard L. Bushman, “A Joseph Smith for
the Twenty-First Century,” dalam Believing History (2004), 274]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,”
Ensign atau Liahona, November 2004, 8).
• Bagaimana pelajaran ini telah memperdalam pemahaman Anda akan tujuan
dan signifikansi Ajaran dan Perjanjian?
• Bagaimana Ajaran dan Perjanjian telah memperkuat kesaksian Anda mengenai
pemanggilan ilahi Joseph Smith sebagai nabi Allah?
Akhiri dengan bertanya apakah ada siswa yang ingin berbagi kesaksian mereka
mengenai ajaran, asas, dan kebenaran yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian.
Bacaan Siswa
• Pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian; Ajaran dan Perjanjian 1:1–39; 5:10.
• Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,”
Ensign, Januari 2005, 24–28.
61
PELAJARAN 12
Tulisan Suci Tambahan di
Zaman Kita
Pendahuluan
Tuhan melanjutkan untuk menyediakan petunjuk ilahi bagi
kita dengan mengungkapkan firman-Nya kepada para
hamba-Nya melalui Roh Kudus. Karena Allah melanjutkan
untuk berbicara kepada para nabi modern, kanon tulisan suci
tetaplah terbuka. Tulisan suci tambahan yang ditampilkan di
zaman kita—seperti Terjemahan Joseph Smith terhadap
Alkitab dan kitab Abraham—mengukuhkan, mengklarifikasi,
dan meluaskan pemahaman kita akan Injil.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau Liahona,
Mei 2008, 91–94.
• “Translation and Historicity of the Book of Abraham [Penerjemahan dan Aspek
Sejarah Kitab Abraham],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
• Elizabeth Maki, “Joseph Smith’s Bible Translation: D&C 45, 76, 77, 86, 91,” seri
Revelations in Context, 20 Maret 2013, history.lds.org.
Saran untuk Pengajaran
Tulisan suci zaman akhir
Undanglah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman dengan tulus
bertanya, “Mengapa orang Mormon memiliki lebih banyak tulisan suci daripada
hanya Alkitab? Saya kira Alkitab memuat firman Allah yang lengkap.” Mintalah
siswa mengangkat tangan mereka jika kepada mereka pernah diajukan pertanyaan
semacam ini. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi bagaimana mereka
menjawab pertanyaan tersebut dan bagaimana perasaan mereka sewaktu mereka
bersaksi mengenai tulisan suci kepada orang lain.
Tuliskan kata kanon di papan tulis. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua
Jeffrey R. Holland dan Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan
undanglah dua orang siswa untuk bergiliran membacakannya dengan lantang:
Mintalah kelas untuk mendengarkan arti dari kata kanon dalam konteks
pernyataan-pernyataan ini.
“Sebagian orang Kristen, kebanyakan karena kasih tulus mereka bagi Alkitab,
telah menyatakan bahwa tidak bisa ada tulisan suci yang diwenangkan lagi di
luar Alkitab. Karenanya dalam menyatakan bahwa kanon tulisan suci ditutup,
teman-teman kita di beberapa kepercayaan lain menutup pintu terhadap
pengungkapan ilahi yang kita dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir anggap berharga: Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, Mutiara
yang Sangat Berharga, dan bimbingan berkesinambungan yang diterima oleh para nabi dan rasul
Allah yang diurapi” (Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau
Liahona, Mei 2008, 91).
62
PE LAJ ARAN 12
“Kebanyakan orang Kristen percaya bahwa Allah menutup kanon tulisan
suci—koleksi yang diwenangkan dari kitab-kitab sakral yang digunakan sebagai
tulisan suci—tidak lama setelah kematian Kristus dan bahwa tidak ada wahyu
yang sebanding sejak saat itu. Joseph Smith mengajarkan dan memperlihatkan
bahwa kanon tulisan suci terbuka [lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph
Smith (2007), 221]. …
… Joseph Smith mengajarkan bahwa Allah akan membimbing anak-anak-Nya dengan
memberikan tambahan-tambahan baru pada kanon tulisan suci. Kitab Mormon adalah suatu
tambahan semacam itu. Begitu pula wahyu-wahyu dalam Ajaran dan Perjanjian serta Mutiara
yang Sangat Berharga” (Dallin H. Oaks, “Fundamental to Our Faith,” Ensign, Januari 2011, 29).
• Apa arti dari ungkapan “kanon tulisan suci”? (Itu adalah “suatu kumpulan
kitab sakral yang diakui dan diwenangkan. Dalam Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kitab-kitab kanon itu disebut kitab-kitab
standar” [Penuntun bagi Tulisan Suci, “Kanon,” scriptures.lds.org]).
• Apa artinya bahwa Orang Suci Zaman Akhir percaya pada kanon yang terbuka?
(Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, pastikan
siswa memahami kebenaran berikut: Firman Allah yang diwenangkan
tidaklah termuat dalam Alkitab semata [lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 1:9]).
• Apa perbedaan yang tercipta untuk memercayai bahwa Tuhan masih
mengungkapkan tulisan suci kepada para nabi zaman akhir?
Ajaran dan Perjanjian 42:56; 45:60–62; 76:15–19; 93:53; 94:10
Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab.
Tulislah kebenaran berikut di papan tulis:
Melalui Nabi Joseph Smith, Tuhan mengungkapkan tulisan suci
tambahan yang mengukuhkan, mengklarifikasi, dan meluaskan
pengetahuan kita mengenai kebenaran.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk
Ajaran dan Perjanjian bagian 35. Mintalah kelas untuk menyimak dan mencari apa
yang sedang Nabi Joseph Smith dan Sidney Rigdon lakukan ketika mereka
menerima wahyu yang dimuat dalam bagian ini.
• Sedang terlibat dalam pekerjaan apakah Nabi Joseph Smith dan Sidney Rigdon
ketika mereka menerima wahyu ini?
Untuk membantu menjelaskan apa itu Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab,
undanglah seorang siswa untuk membacakan dua paragraf berikut dengan lantang:
Sekitar musim panas tahun 1830, Tuhan memerintahkan Joseph Smith untuk menerjemahkan
Alkitab. Joseph Smith tidak menerjemahkan Alkitab dari satu bahasa ke bahasa lain, dia juga
tidak memiliki naskah Alkitab asli untuk digunakan bekerja. Alih-alih, Joseph membaca dan
63
P EL A J A RA N 12
menelaah petikan-petikan dari Alkitab Versi Raja James dan kemudian membuat koreksi serta
tambahan sewaktu diilhami oleh Roh Kudus. Karena itu, terjemahannya lebih merupakan suatu
revisi yang diilhami daripada terjemahan tradisional.
Terjemahan Joseph Smith berdampak terhadap 3.000 ayat lebih dalam Alkitab Versi Raja James.
Perbedaan ini mencakup tambahan (untuk mengklarifikasi makna atau konteks atau untuk
memulihkan tulisan kenabian, seperti kitab Musa), penghapusan, pengaturan ulang ayat-ayat,
dan pengaturan ulang sepenuhnya dari pasal-pasal tertentu. Untuk informasi lebih lanjut
mengenai Terjemahan Joseph Smith, lihat Bible Dictionary atau Penuntun bagi Tulisan Suci,
“Terjemahan Joseph Smith (TJS).”
Salinlah bagan berikut di papan tulis:
Ajaran dan Perjanjian
45:60–62
Uraian judul bagian untuk Ajaran dan
Perjanjian 35; 76; 77; 86; 91
Ajaran dan Perjanjian 42:56,
catatan kaki a
Ajaran dan Perjanjian 94:10, catatan kaki b
Ajaran dan Perjanjian
76:15–19
Ajaran dan Perjanjian 93:53
Bagilah kelas menjadi dua kelompok. Undanglah tiap kelompok untuk menelaah
materi dalam salah satu kolom, mencari informasi mengenai Terjemahan Joseph
Smith terhadap Alkitab. Setelah waktu yang memadai, ajaklah siswa untuk berbagi
apa yang mereka pelajari. Kemudian ajukan pertanyaan berikut:
• Menurut Anda apa dampak pekerjaan penerjemahan itu pada pendidikan
rohani Joseph Smith dan pada pemulihan kebenaran-kebenaran Injil?
Untuk membantu siswa mengapresiasi dampak dari pekerjaan penerjemahan
Alkitab Joseph Smith terhadap Gereja, ajaklah siswa untuk membuka “Urutan
Kronologis dari Isi” (terletak di bagian depan Ajaran dan Perjanjian) dan jelaskan
bahwa Nabi mengerjakan penerjemahan tersebut terutama antara Juni 1830 dan
Juli 1833. Kemudian tanyakan:
• Berapa banyak bagian Ajaran dan Perjanjian yang diterima antara Juni 1830 dan
Juli 1833? (Nabi menerima 74 wahyu yang menjadi bagian dari Ajaran dan
Perjanjian dalam periode waktu ini).
Anda juga dapat menandaskan bahwa kitab Musa dan Joseph Smith—Matius,
yang semuanya ada dalam Mutiara yang Sangat Berharga, juga merupakan bagian
dari terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab dan yang diterima selama periode
waktu ini. Kitab Musa merupakan Terjemahan Joseph Smith untuk delapan pasal
pertama dari kitab Kejadian. Joseph Smith menjadi sadar betapa banyak yang
hilang dari Alkitab ketika dia menerjemahkan ayat-ayat tentang Henokh. Alkitab
64
PE LAJ ARAN 12
versi Raja James [bahasa Inggris] memuat 109 kata mengenai Henokh, dan Kitab
Musa [bahasa Inggris] memuat 5.240 kata mengenai Henokh.
• Besarnya jumlah wahyu yang diterima selama periode waktu ini menyarankan
apa mengenai peran yang Terjemahan Joseph Smith mainkan dalam
Pemulihan?
• Sewaktu Anda melihat bagian-bagian Ajaran dan Perjanjian yang diterima
selama periode waktu ini, apa saja ajaran penting yang diungkapkan selama
waktu ini? (Contoh dari ajaran-ajaran penting yang diungkapkan selama
periode waktu ini dapat ditermukan dalam bagian 29, 42, 45, 76, 88, dan 93).
Peragakan yang berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang:
“Terjemahan Alkitab Nabi merupakan bagian yang penting dari pendidikan kerohaniannya
sendiri dan penyingkapan pemulihan kebenaran Injil. Sewaktu dia merevisi Perjanjian Lama dan
Baru, dia sering menerima wahyu yang menjelaskan atau menjabarkan bagian-bagian tulisan
suci Alkitab. Dengan cara ini, Nabi menerima banyak ajaran dari Tuhan, termasuk yang sekarang
ditemui dalam Ajaran dan Perjanjian 74, 76, 77, 86, dan 91, serta dalam penggalan-penggalan
banyak bagian lainnya dari Ajaran dan Perjanjian” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 238).
Bersaksilah bahwa Tuhan mengungkapkan bagian yang signifikan dari Ajaran dan
Perjanjian sebagai konsekuensi langsung dari pekerjaan terjemahan Alkitab Joseph
Smith. Anda juga dapat menjelaskan bahwa bagian-bagian dari Terjemahan Joseph
Smith tersebut ditambahkan pada edisi OSZA tahun 1979 dari Alkitab versi Raja
James [bahasa Inggris], yang menjadikan wahyu-wahyu penting ini lebih tersedia
untuk memberkati kehidupan anggota Gereja.
Kitab Abraham
Undanglah siswa untuk memindai uraian judul dari pasal-pasal kitab Abraham.
Secara singkat bahaslah isi dari kitab Abraham bersama kelas. Kemudian jelaskan
bahwa pada musim panas tahun 1835 seorang pria bernama Michael Chandler
membawa empat mumi Mesir dan beberapa gulungan papirus yang memuat
tulisan Mesir kuno ke Kirtland, Ohio. Anggota Gereja membeli mumi dan
gulungan papirus tersebut. Meskipun metode penerjemahan tepatnya tidak
diketahui, Nabi Joseph Smith menerjemahkan sebagian dari tulisan tersebut di
bulan-bulan setelah pembelian papirus Mesir tersebut. Mulai bulan Maret 1842,
segmen-segmen dari kitab Abraham diterbitkan dalam surat kabar Gereja yang
disebut Times and Seasons. Kitab Abraham kemudian diterbitkan dalam Mutiara
yang Sangat Berharga.
Bagikan ringkasan berikut mengenai tampilnya Kitab Abraham. Ajaklah siswa
untuk mendengarkan apa yang kita ketahui mengenai proses penerjemahannya.
Penolakan umum terhadap keabsahan kitab Abraham adalah bahwa naskah (papirus) tersebut
tidak cukup tua untuk bisa ditulis oleh Abraham, yang hidup hampir 2.000 tahun sebelum Yesus
Kristus. Joseph Smith tidak pernah mengklaim bahwa papirus tersebut ditulis oleh Abraham
65
P EL A J A RA N 12
sendiri atau bahwa itu berasal dari zaman Abraham. “Catatan kuno sering kali diteruskan
sebagai salinan atau salinan dari salinan. Catatan Abraham bisa jadi telah diedit … oleh penulis
kemudian sama seperti para nabi-sejarawan Kitab Mormon yaitu Mormon dan Moroni merevisi
tulisan orang-orang terdahulu” (“Translation and Historicity of the Book of Abraham
[Penerjemahan dan Aspek Sejarah Kitab Abraham],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Sementara menerjemahkan, Nabi Joseph Smith mungkin telah bekerja dengan bagian-bagian
dari papirus yang kemudian menjadi rusak. Karenanya, “kemungkinan besar adalah sia-sia untuk
menilai kemampuan Joseph untuk menerjemahkan papirus ketika kita sekarang hanya memiliki
potongan kecil dari papirus yang dia miliki dalam kepemilikannya” (“Translation and Historicity
of the Book of Abraham”). Juga mungkin bahwa pemeriksaan saksama Joseph Smith terhadap
tulisan tersebut menuntunnya untuk menerima “wahyu mengenai peristiwa-peristiwa dan
ajaran-ajaran kunci dalam kehidupan Abraham, sama seperti dia sebelumnya menerima wahyu
mengenai kehidupan Musa sementara menelaah Alkitab” (“Translation and Historicity of the
Book of Abraham”). Meskipun kita tidak tahu tepatnya bagaimana Joseph Smith
menerjemahkan kitab Abraham, kita tahu bahwa penerjemahan tersebut dilakukan melalui
karunia dan kuasa Allah.
• Apa saja contoh dari bagaimana tulisan suci tambahan yang dijadikan tersedia
melalui Nabi Joseph Smith berkontribusi pada pemahaman kita akan rencana
Allah bagi anak-anak-Nya?
Anda mungkin ingin bersaksi bahwa sewaktu siswa menelaah kitab Abraham yang
penting secara ajaran, Roh Kudus akan bersaksi kepada mereka mengenai
kepentingan dan keabsahannya.
Ajaran dan Perjanjian 1:38; 68:3–5
Wahyu yang berkelanjutan datang melalui nabi yang hidup
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 1:38 dengan
lantang, dan undanglah siswa lainnya untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian
68:4 dengan lantang. Tanyakan kepada kelas apa yang mereka pelajari dari
petikan-petikan ini. (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Ketika
hamba Tuhan berbicara melalui kuasa Roh Kudus, perkataan mereka
menyampaikan kehendak Tuhan).
• Apa pengalaman yang telah Anda miliki yang menjadikan Anda merasa
bersyukur bahwa Tuhan terus mencurahkan wahyu dewasa ini?
Jelaskan kepada siswa bahwa di Gereja, wahyu-wahyu tertentu kepada para nabi
zaman akhir dikanonkan (diterima sebagai tulisan suci) melalui hukum persetujuan
bersama (lihat A&P 26:1–2). Anggota Gereja diminta untuk mendukung nabi dan
rasul dalam menambahkan wahyu pada tulisan suci. Misalnya, pada konferensi
umum Oktober 1978, anggota Gereja mendukung nabi dan rasul dalam
menambahkan Maklumat Resmi 2, yang menyediakan imamat bagi semua anggota
pria yang layak, pada kanon tulisan suci.
Undanglah siswa untuk berpaling kepada seseorang yang duduk di dekat mereka
dan secara singkat membahas apa yang mungkin mereka katakan kepada
seseorang yang percaya bahwa kanon tulisan suci tertutup dan kita tidak dapat
menerima tambahan tulisan suci dari Allah.
66
PE LAJ ARAN 12
Akhiri dengan meminta siswa merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
memperkuat kesaksian mereka bahwa surga terbuka dan bahwa Tuhan terus
mengungkapkan firman-Nya pada zaman kita.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 1:38; 42:56; 45:60–62; 68:3–5; 76:15–19; 93:53; 94:10.
• Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau Liahona,
Mei 2008, 91–94.
67
PELAJARAN 13
“Penglihatan”
Pendahuluan
Penglihatan yang diberikan kepada Nabi Joseph Smith yang
sekarang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76 memberi
kita pemahaman mendasar mengenai kehidupan setelah
kematian, termasuk tingkat-tingkat kemuliaan. Darinya kita
juga belajar apa yang harus kita lakukan untuk hidup
kembali dalam hadirat Bapa Surgawi dan Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• L.Tom Perry, “Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November
2006, 69–72.
• Matthew McBride, “‘The Vision’: D&C 76,” seri Revelations in Context, 11
Maret 2013, history.lds.org.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 76
Pemahaman mendasar tentang kehidupan setelah kematian
Jelaskan bahwa pada tahun 1830-an banyak orang Kristen menganut salah satu di
antara dua kepercayaan umum mengenai surga dan neraka, kadang dijabarkan
sebagai pandangan “tradisional” dan “universal.” Pandangan “tradisional” adalah
sederhana saja, surga bagi yang saleh dan neraka bagi yang tidak patuh.
Pandangan “universal” adalah bahwa Allah tidak akan secara kekal menghukum
pendosa, karena semua pada akhirnya akan diselamatkan dalam kerajaan Allah.
Pada waktu ini, anggota Gereja Yesus Kristus hanya mengetahui sedikit lebih
banyak daripada orang Kristen lainnya tentang surga dan neraka. Pada bulan
Februari 1832, Joseph Smith dan Sidney Rigdon mengalami suatu penglihatan
yang secara signifikan mengubah pemahaman Orang Suci Zaman Akhir mengenai
dan kepercayaan mereka akan kehidupan sesudah ini. Penglihatan ini, yang dicatat
dalam Ajaran dan Perjanjian 76, mengungkapkan suatu gabungan rumit akan
kasih, belas kasihan, keadilan, dan penghakiman Allah, serta itu membukakan
pintu pada pandangan yang lebih sempurna mengenai rencana Bapa Surgawi.
Selama bertahun-tahun, anggota Gereja di masa awal merujuk pada penglihatan
ini sebagai “Penglihatan” saja. (Lihat Matthew McBride, “‘The Vision’: D&C 76,”
seri Revelations in Context, 11 Maret 2013, history.lds.org).
Mintalah seorang siswa untuk memberikan uraian singkat mengenai apa yang
tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76. Peragakan pernyataan berikut oleh
Presiden Wilford Woodruff (1807–1898), dan undanglah seorang siswa
membacakannya dengan lantang:
68
PE LAJ ARAN 13
“Saya menganggap bahwa Ajaran dan Perjanjian [memuat
pernyataan-pernyataan] paling menyerupai pernyataan Allah yang pernah dibuat
kepada umat manusia. Saya akan merujuk pada ‘Penglihatan’ [di bagian 76] saja,
sebagai wahyu yang telah memberi lebih banyak terang, lebih banyak kebenaran
dan lebih banyak asas daripada wahyu mana pun yang terkandung dalam kitab
lain mana pun yang pernah kita baca. Itu menjadikan jelas bagi pemahaman kita
keadaan kita sekarang, dari mana kita datang, mengapa kita berada di sini, dan ke mana kita
akan pergi. Siapa pun dapat mengetahui melalui wahyu itu apa bagiannya dan keadaannya
kelak” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Wilford Woodruff [2004], 135).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan uraian judul Ajaran dan Perjanjian
bagian 76 dengan lantang. Mintalah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran
dan Perjanjian 76:15–19 dengan lantang.
• Apa yang sedang Joseph dan Sidney lakukan yang menghasilkan diterimanya
wahyu ini oleh mereka?
• Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman mereka mengenai nilai dari
menelaah dan merenungkan tulisan suci? (Pastikan siswa mengenali koneksi
antara bermeditasi mengenai tulisan suci dan menerima wahyu).
Catatan: Tekankan bahwa belajar untuk merenungkan tulisan suci merupakan
keterampilan penelaahan tulisan suci yang berharga yang memberikan Roh Kudus
kesempatan lebih besar untuk mengungkapkan kebenaran kepada kita.
Ajaran dan Perjanjian 76:1–10
Janji kepada yang setia
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 76:1–4 dengan
lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari kata dan ungkapan
yang menggambarkan Yesus Kristus. Anda mungkin ingin menyarankan agar para
siswa menandai apa yang mereka temukan. Jelaskan bahwa atribut Juruselamat
yang digambarkan dalam ayat-ayat ini merupakan contoh dari sebuah daftar
tulisan suci. Daftar tulisan suci “adalah serangkaian pemikiran, gagasan, atau
petunjuk yang berhubungan. Mencari daftar dalam tulisan suci dapat membantu
guru dan siswa mengidentifikasi pokok-pokok kunci yang penulis tekankan”
(Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil] [2012], 23).
Tandaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 76 memuat sejumlah daftar tulisan suci.
• Yang mana di antara atribut Yesus Kristus dalam ayat 1–4 adalah yang paling
bermakna bagi Anda? Mengapa?
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:5–10 dalam hati,
mencari janji Tuhan kepada yang setia. Ajaklah siswa untuk mencermati daftar janji
dalam ayat 6–10. Anda dapat menyarankan agar siswa menandai pokok-pokok
dalam daftar ini untuk menekankan janji Tuhan.
• Menurut ayat 5, apa yang harus kita lakukan untuk mengalami belas kasihan,
keramahan, dan penghormatan Juruselamat?
Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut dari penelaahan mereka akan
ayat-ayat ini: Sewaktu kita takut kepada Tuhan dan melayaninya dalam
69
P EL A J A RA N 13
kesalehan, Dia akan menghormati kita dan penuh belas kasihan kepada kita.
Ingatkan siswa bahwa dalam konteks ini, “takut” kepada Tuhan berarti bersikap
khidmat terhadap-Nya.
Untuk membantu siswa memperdalam pemahaman mereka tentang asas ini,
ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dari janji-janji yang Anda identifikasi dari ayat 5–10, yang mana yang
khususnya ingin Anda terima? Mengapa?
• Menurut Anda apa yang perlu Anda lakukan untuk menerima berkat itu?
Berikan siswa waktu sejenak untuk merenungkan mengapa akanlah sepadan untuk
mengejar berkat-berkat ini dan untuk mengevaluasi seberapa baik mereka
menunjukkan sikap khidmat terhadap Tuhan serta melayani-Nya dalam kesalehan
dan kebenaran.
Tandaskan kepada siswa bahwa mulai dengan ayat 11, sisa bagian 76 mencatat
wahyu Tuhan mengenai “misteri-misteri kerajaan-Nya,” yang “melampaui segala
pengertian dalam kemuliaan” (ayat 114). Wahyu tersebut membukakan
pemahaman kita akan keajaiban kekekalan, mengajari kita mengenai kehidupan
yang akan datang dan menyingkapkan apa yang tadinya tidak diketahui.
Ajaran dan Perjanjian 76:19–24
Penglihatan mengenai Bapa dan Putra.
Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 76 memuat serangkaian penglihatan. Untuk
memberi siswa ikhtisar mengenai apa yang Joseph Smith dan Sidney Rigdon lihat
dalam penglihatan-penglihatan ini, peragakan gambar yang menyertai atau
sediakan salinannya bagi masing-masing siswa. Jelaskan bahwa masing-masing
pokok dalam diagram berfokus pada satu penglihatan.
Tandaskan bahwa salah satu penglihatan yang terbuka bagi Joseph Smith dan
Sidney Rigdon pada hari itu adalah penglihatan mengenai Bapa dan Putra-Nya,
Yesus Kristus. Peragakan pertanyaan-pertanyaan berikut, atau tuliskan itu di
papan tulis:
70
PE LAJ ARAN 13
Apa kebenaran-kebenaran yang dapat kita pelajari tentang Yesus Kristus dari
wahyu ini?
Anda dapat bersaksi mengenai yang mana dari kebenaran-kebenaran ini?
Bagaimana Anda tahu itu adalah benar?
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:19–24 dalam hati dan
mempertimbangkan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan di papan tulis.
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi tanggapan mereka
terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban siswa mungkin beragam, tetapi pastikan
mereka memahami asas-asas berikut. Yesus Kristus adalah makhluk yang
hidup dan dimuliakan. Yesus Kristus adalah Putra Tunggal Bapa. Yesus
Kristus adalah Pencipta dunia ini dan dunia-dunia lainnya. Penghuni dunia
ini dan dunia-dunia lainnya adalah putra dan putri yang
diperanakkan Allah.
Pertimbangkan untuk berbagi kesaksian Anda mengenai Juruselamat.
Ajaran dan Perjanjian 76:25–113
Rencana keselamatan
Jelaskan bahwa ayat 25–113 dari bagian 76 mengajarkan kebenaran-kebenaran luar
biasa mengenai rencana keselamatan. Undanglah siswa untuk memilih satu
kelompok dari ayat-ayat ini sebagaimana tertera pada diagram dan membacanya
dengan cepat. Bagilah siswa menjadi pasangan-pasangan dan mintalah mereka
membahas apa yang mereka pelajari atau apa yang mereka anggap mengilhami
dalam ayat-ayat yang mereka baca. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut sebagai kelas:
• Ajaran mendasar apa mengenai kehidupan dan kematian yang Ajaran dan
Perjanjian 76 bantu kita pahami? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata
yang berbeda tetapi pastikan mereka memahami bahwa dalam Ajaran dan
Perjanjian 76, kita memperoleh pemahaman mendasar mengenai
kehidupan setelah kematian dan apa yang harus kita lakukan agar hidup
kembali di hadirat Bapa Surgawi dan Yesus Kristus).
Jelaskan bahwa salah satu penglihatan terpenting yang diberikan kepada Joseph
Smith dan Sidney Rigdon adalah mengenai kerajaan selestial. Undanglah siswa
untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:50–53, mencari daftar persyaratan untuk
memasuki kerajaan selestial. Anda dapat menyarankan agar siswa menandai atau
menomori syarat-syarat ini dalam tulisan suci mereka. Setelah seorang siswa
berbagi apa yang dia identifikasi, ajukan pertanyaan seperti yang berikut:
• Menurut Anda apa artinya menerima “kesaksian tentang Yesus”? (Beriman
pada misi penebusan Juruselamat dan hidup sesuai dengan
perintah-perintah-Nya).
• Apa artinya “mengatasi dengan iman”? (Mengatasi godaan dan dosa dengan
menjalankan iman kepada Yesus Kristus serta dan setia bertahan sampai akhir).
71
P EL A J A RA N 13
• Apa artinya “dimeteraikan oleh Roh Kudus yang dijanjikan”? (Roh Kudus, yang
juga adalah Roh Kudus yang Dijanjikan, bersaksi kepada Bapa bahwa kita telah
secara tepat menerima tata cara-tata cara penyelamatan Injil-Nya dan bahwa
kita telah dengan setia menaati perjanjian-perjanjian yang kita buat).
Ringkaslah Ajaran dan Perjanjian 76:54–70 dengan menjelaskan bahwa ayat-ayat
ini mendaftarkan banyak di antara berkat-berkat yang akan diterima penghuni
yang dipermuliakan dari kerajaan selestial. Berilah siswa waktu sejenak untuk
membaca ayat-ayat ini mencari janji atau keadaan yang dijanjikan yang khususnya
bermakna bagi mereka.
• Apa berkat yang dijanjikan kepada yang setia yang memiliki makna khusus
bagi Anda? Mengapa?
• Bagaimana ayat 69 membantu kita memahami peran Juruselamat dalam
kehidupan mereka yang mewarisi kerajaan selestial? (Kita masing-masing,
tidak peduli seberapa kerasnya kita mencoba, akan gagal untuk melakukan
semua yang diperlukan untuk mewarisi kerajaan selestial. Hanya melalui
kurban pendamaian Juruselamat kita dapat dibersihkan dari dosa kita dan
dijadikan sempurna).
• Bagaimana mengetahui kebenaran mengenai rencana keselamatan yang dicatat
dalam Ajaran dan Perjanjian 76 dapat membantu kita membuat pilihan-pilihan
yang lebih baik dalam kehidupan?
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer, dan undanglah
seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Tanpa pengetahuan mengenai rencana Injil, pelanggaran tampaknya alami,
tidak salah, bahkan dibenarkan. Tidak ada perlindungan yang lebih besar dari
lawan daripada bagi kita untuk mengetahui kebenaran—untuk mengetahui
rencana tersebut!” (Our Father’s Plan [1994], 27).
• Dengan cara apa pengetahuan mengenai kebenaran yang terdapat dalam
Ajaran dan Perjanjian 76 dapat melindungi kita dari pengaruh Setan?
• Dengan cara apa pengetahuan Anda mengenai rencana Bapa Surgawi kita telah
melindungi dan memberkati Anda?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 76:114–117
dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari janji yang
diberikan kepada mereka yang memurnikan diri mereka. Undanglah siswa untuk
menjabarkan janji dalam petikan tersebut.
Setelah siswa menanggapi, peragakan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith
(1805–1844) dalam rujukan terhadap penglihatan yang dicatat dalam Ajaran dan
Perjanjian 76:
72
PE LAJ ARAN 13
“Saya dapat menjelaskan seribu kali lebih banyak daripada yang telah saya
lakukan mengenai kemuliaan kerajaan-kerajaan yang dinyatakan kepada saya
dalam penglihatan tersebut, seandainya saya diizinkan, dan seandainya umat
siap untuk menerimanya” (dalam History of the Church, 5:402).
Untuk membantu siswa menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas, peragakan
atau tuliskan ungkapan-ungkapan tidak lengkap berikut di papan tulis:
Setelah menelaah Ajaran dan Perjanjian 76:
Saya tahu bahwa …
Saya ingin …
Saya akan …
Ajaklah siswa melengkapi ungkapan-ungkapan ini di sehelai kertas. Imbaulah
mereka untuk mempertimbangkan apakah pilihan-pilihan yang sedang mereka
buat akan menjadikan mereka memenuhi syarat untuk mewarisi kerajaan selestial
dan membantu mereka memenuhi syarat untuk berkat-berkat lain yang dijanjikan
dalam Ajaran dan Perjanjian 76. Bagikan kesaksian Anda mengenai
kebenaran-kebenaran yang dibahas dalam kelas hari ini.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 76.
• L.Tom Perry, “Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November
2006, 69–72.
73
PELAJARAN 14
Bait Suci Kirtland dan
Kunci-Kunci Imamat
Pendahuluan
Setelah hampir tiga tahun pergumulan dan pengurbanan
keuangan, Bait Suci Kirtland didedikasikan tanggal 27 Maret
1836. Kejadian-kejadian mukjizat menyertai pendedikasian
tersebut, dan satu minggu kemudian, utusan-utusan surgawi
memulihkan kunci-kunci imamat kepada Joseph Smith dan
Oliver Cowdery. Kunci-kunci ini merupakan ciri pembeda
Gereja dan telah memberkati jutaan orang yang telah
berkumpul ke dalam Gereja.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Keistimewaan Kita yang Paling Unik,” Ensign atau Liahona,
Mei 2005, 43–45
• David A. Bednar, “Dengan Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,”
Ensign atau Liahona, Mei 2009, 97–100.
• “Masa-Masa Gemilang di Kirtland, 1834–1836,” pasal 13 dalam Buku Pedoman
Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES,
2003), 153–168.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 109:1–28
Orang Suci berkurban untuk membangun Bait Suci Kirtland
Perlihatkan kepada siswa gambar Bait Suci Kirtland (lihat Buku Seni Injil [2009],
nomor 117; lihat juga LDS.org). Jelaskan bahwa Orang Suci bekerja dan berkurban
selama hampir tiga tahun untuk membangun Bait Suci Kirtland. Dalam
melakukannya, mereka menyaksikan penggenapan dari janji Tuhan bahwa jika
mereka mau menaati perintah-Nya, mereka akan “memiliki kuasa untuk
membangunnya” (A&P 95:11). Hampir 1.000 orang menghadiri pendedikasian bait
suci tersebut, diselenggarakan 27 Maret 1836. Doa pendedikasian, yang Joseph
Smith terima melalui wahyu, dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 109.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 109:1–5. Imbaulah kelas untuk menyimak, mencermati
terutama ungkapan-ungkapan yang menggambarkan pengurbanan Orang Suci
untuk membangun bait suci tersebut. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Apa ungkapan-ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk menggambarkan
pengurbanan Orang Suci?
Untuk membantu siswa memahami lebih jauh pengurbanan yang dilakukan Orang
Suci, mintalah seorang siswa membacakan ringkasan berikut dengan lantang:
74
PE LAJ ARAN 14
Antara Juni 1833 dan Maret 1836, pria dan wanita bekerja berdampingan untuk membangun
dan merampungkan rumah Tuhan tersebut. Sebagian melakukan pekerjaan ahli batu, yang
lainnya mengangkut batu, yang lainnya memintal benang dan merajut pakaian untuk pekerja,
dan sebagian mengerjakan tirai bagi rumah Tuhan. Mereka melakukan semua ini “agar Putra
Manusia boleh memiliki sebuah tempat untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya” (A&P
109:5). Beberapa Orang Suci Zaman Akhir, seperti John Tanner, memberikan banyak dari harta
mereka bagi pembangunan bait suci tersebut. Secara keseluruhan, bait suci tersebut mungkin
menelan biaya sebesar 40.000 dolar AS untuk pembangunannya—jumlah yang amat besar
untuk waktu itu. Terlepas dari biaya dan pengurbanannya, Orang Suci setia dalam kerja mereka
untuk mematuhi perintah Tuhan ini (lihat A&P 95:11). Bait Suci Kirtland merupakan suatu karya
kasih dan suatu latihan dalam kepatuhan, pengurbanan, dan iman.
• Apa pengurbanan yang diminta kita lakukan dewasa ini untuk menikmati
berkat-berkat bait suci?
• Apa berkat-berkat yang telah datang ke dalam kehidupan kita sewaktu kita
melakukan pekerjaan Tuhan?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, peragakan pernyataan berikut oleh
Sister Carol B. Thomas dari Presidensi Umum Remaja Putri. Mintalah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang.
© Busath.com
“Pengurbanan adalah asas yang menakjubkan. Sewaktu kita dengan rela
memberikan waktu dan bakat kita dan semua yang kita miliki, itu menjadi salah
satu bentuk ibadat kita yang paling murni. Itu dapat mengembangkan dalam diri
kita suatu kasih yang mendalam bagi satu sama lain dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus. Melalui pengurbanan hati kita dapat diubah; kita hidup lebih dekat
dengan Roh dan memiliki lebih sedikit selera untuk apa yang dari dunia”
(“Sacrifice: An Eternal Investment,” Ensign, Mei 2001, 64).
Ajaklah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 109:12–13, mencari
bagaimana sifat sakral bait suci disarankan dalam doa ini. Mintalah siswa berbagi
apa yang paling menonjol bagi mereka dalam ayat-ayat ini.
Beri tahu siswa bahwa dalam doa pendedikasian, Joseph Smith memohon kepada
Tuhan untuk berkat-berkat spesifik. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran
membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 109:12–15, 22–28.
Imbaulah kelas untuk menyimak dan mencari berkat-berkat yang dapat datang
kepada mereka yang dengan layak beribadat dalam bait suci. Anda mungkin ingin
menyarankan agar siswa menandai kata atau ungkapan yang menonjol bagi
mereka. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dari berkat-berkat yang Anda identifikasi, manakah yang paling bermakna bagi
Anda? Mengapa?
• Apa ajaran atau asas yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Pastikan siswa
mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita dengan setia beribadat dalam
bait suci, kita dapat menerima perlindungan dan kuasa lebih besar
melawan kejahatan dunia).
75
P EL A J A RA N 14
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Mohon pertimbangkan [Ajaran dan Perjanjian 109:24–28] dalam pengertian
mengenai amukan lawan saat ini dan … kesediaan kita untuk mengambil ke
atas diri kita nama Yesus Kristus serta berkat perlindungan yang dijanjikan
kepada mereka yang dengan penuh hormat menjaga nama dan kedudukan
dalam bait suci kudus. Secara signifikan, berkat-berkat perjanjian ini adalah bagi
semua generasi dan untuk segala kekekalan. Saya mengajak Anda untuk
menelaah berulang kali dan merenungkan dengan penuh doa implikasi dari tulisan suci ini dalam
kehidupan Anda dan bagi keluarga Anda.
Kita hendaknya tidak dikejutkan oleh upaya Setan untuk menghalangi atau mendiskreditkan
ibadat dan pekerjaan bait suci. Iblis membenci kemurnian dalam dan kuasa dari rumah Tuhan.
Dan perlindungan yang tersedia bagi kita masing-masing dalam dan melalui tata cara dan
perjanjian bait suci berdiri sebagai penghalang besar bagi rancangan jahat Lusifer” (“Dengan
Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 99–100).
• Bagaimana Anda telah merasakan peningkatan dalam kuasa rohani sebagai
hasil dari beribadat dalam bait suci?
Ajaklah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
menerima lebih banyak dari berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang
dengan setia beribadat dalam bait suci. Ingatkan siswa bahwa sewaktu mereka
merenungkan tulisan suci dan perkataan para nabi, hati dan pikiran mereka akan
menjadi lebih terbuka terhadap ilham dari Tuhan.
Ajaran dan Perjanjian 110
Yesus Kristus, Musa, Elia, dan Elias menampakkan diri di Bait Suci Kirtland
Jelaskan bahwa Allah memberi pahala atas pengurbanan Orang Suci untuk
membangun Bait Suci Kirtland dengan pencurahan manifestasi rohani pada
hari-hari seputar pendedikasian. Jika waktu mengizinkan, bagikanlah dengan
singkat beberapa kisah yang terdapat dalam bab 13 (“Masa-Masa Gemilang di
Kirtland, 1834–1836”) dari Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan
Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), khususnya dalam bagian yang
berjudul “A Pentecostal Season” (halaman 178–181). Beri tahu siswa bahwa
mungkin yang paling signifikan di antara peristiwa-peristiwa tersebut terjadi
tanggal 3 April 1836, satu minggu setelah pendedikasian bait suci.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian
untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 110, dan ajaklah kelas untuk menyimak.
Kemudian tanyakan yang berikut:
• Kepada siapa penglihatan ini diberikan? Apa yang sedang dilakukan Joseph
Smith dan Oliver Cowdery sebelum penglihatan ini terjadi?
Jelaskan kepada siswa bahwa sepuluh ayat pertama dari Ajaran dan Perjanjian 110
mencakup penglihatan agung yang diberikan kepada Joseph Smith dan Oliver
Cowdery akan Juruselamat, yang menampakkan diri kepada mereka untuk
menyatakan penerimaan-Nya akan Bait Suci Kirtland. Ajaklah siswa untuk
76
PE LAJ ARAN 14
membaca ayat-ayat ini dalam hati sementara mencari kebenaran-kebenaran
penting mengenai Juruselamat maupun bait suci. Setelah waktu yang memadai,
tanyakan yang berikut:
• Dalam ayat-ayat ini apa yang bermakna bagi Anda? Mengapa?
• Menurut ayat 6, Juruselamat menyatakan, “Biarlah hati saudara-saudaramu
bersukacita.” Menurut Anda mengapa Orang Suci memiliki alasan untuk
bersukacita pada waktu itu?
Jelaskan bahwa setelah penglihatan mengenai Juruselamat berakhir, serangkaian
penglihatan mengikuti. Dalam penglihatan-penglihatan ini, Musa, Elias, dan Elia
menampakkan diri satu demi satu kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery.
Tuliskan yang berikut di papan tulis:
Musa: Ajaran dan Perjanjian 110:11
Elias: Ajaran dan Perjanjian 110:12
Elia: Ajaran dan Perjanjian 110:13–15.
Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Tugasi setiap kelompok salah satu nama di
papan tulis. Undanglah siswa untuk menelaah petikan tulisan suci terkait untuk
belajar mengenai kunci imamat spesifik yang dipulihkan. Setelah waktu yang
memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan.
Penjelasan berikut dapat memberikan bagi siswa pemahaman yang lebih dalam
mengenai apa yang telah mereka baca. Undanglah seorang siswa untuk
membacakan masing-masing pernyataan dengan lantang setelah Anda membahas
petikan tulisan sucinya yang terkait:
Musa: Kunci-kunci pengumpulan Israel memberikan wewenang untuk mengarahkan
pengkhotbahan Injil ke keempat penjuru bumi. “Adalah pantas bahwa Musa, yang pertama-tama
menuntun anak-anak Allah ke tanah warisan mereka, menjadi orang yang memercayakan
kunci-kunci pengumpulan Israel kepada Gereja yang dipulihkan” (Russell M. Nelson,
“Pengumpulan Israel yang Tercerai-berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 82, catatan
kaki 28).
Elias: “Seorang pria bernama Elias tampaknya hidup dalam kefanaan di zaman Abraham, yang
memercayakan dispensasi Injil Abraham kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery di Bait Suci
Kirtland (Ohio) tanggal 3 April 1836” (Bible Dictionary, “Elias”). “Elias [membawa] kembali ‘Injil
Abraham,’ perjanjian Abraham yang agung yang melaluinya yang setia menerima janji akan
peningkatan kekal, janji bahwa melalui pernikahan kekal keturunan kekal mereka akan menjadi
sebanyak pasir di pantai atau bintang di langit dalam jumlah besarnya” (Bruce R. McConkie,
“The Keys of the Kingdom,” Ensign, Mei 1983, 22).
Elia: “Kuasa pemeteraian yang dilimpahkan kepada Elia ini, adalah kuasa yang mengikat suami
dan istri, dan anak kepada orangtua untuk waktu ini dan kekekalan. Itu adalah kuasa pengikat
yang ada dalam setiap tata cara Injil. … Melalui kuasa inilah semua tata cara yang berkaitan
77
P EL A J A RA N 14
dengan keselamatan diikat, atau dimeteraikan, dan merupakan misi Elia untuk datang, dan
memulihkannya” (Joseph Fielding Smith, Elijah the Prophet and His Mission [1957], 5).
Bacakan Ajaran dan Perjanjian 110:16 dengan lantang, dan imbaulah kelas untuk
menyimak. Mintalah siswa mengidentifikasi apa yang dipercayakan kepada Joseph
Smith dan Oliver Cowdery pada waktu itu (“kunci-kunci dispensasi ini”).
Kemudian tanyakan yang berikut:
• Menurut ayat 16, apa yang dapat kita ketahui karena kunci-kunci ini telah
dipulihkan? (Kedatangan Kedua sudah dekat).
• Dengan mengingat ayat 16, mengapa kunci-kunci yang dipulihkan oleh Musa,
Elias, dan Elia perlu dipulihkan sebelum “hari yang Tuhan yang besar dan
mengerikan”?
• Bagaimana Anda telah diberkati melalui pemulihan kunci-kunci imamat ini?
(Setelah siswa menanggapi, ringkaslah pentingnya pemulihan kunci-kunci ini
dengan menyatakan asas ini: Kunci-kunci pekerjaan misionaris, keluarga
kekal, dan pekerjaan bait suci membantu kita mempersiapkan diri kita
sendiri dan dunia untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus).
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Imamat Allah, dengan kunci-kuncinya, tata cara-tata caranya, asal mula dan
kemampuan ilahinya untuk mengikat di surga apa yang diikat di bumi, adalah
sama tak tergantikannya bagi Gereja Allah yang sejati seperti juga uniknya itu
baginya dan … tanpanya tidak akan ada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang
Suci Zaman Akhir” (“Keistimewaan Kita yang Paling Unik,” Ensign atau Liahona,
Mei 2005, 43).
Bagikan bagaimana kehidupan Anda telah diberkati karena kunci-kunci imamat ini
telah dipulihkan. Bersaksilah bahwa kunci-kunci imamat merupakan ciri pembeda
Gereja; itu memisahkan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
dari setiap gereja lainnya di bumi.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 109:1–28; 110:1–16.
• David A. Bednar, “Dengan Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,”
Ensign atau Liahona, Mei 2009, 97–100.
78
PELAJARAN 15
Kekuatan di tengah
Pertentangan
Pendahuluan
Selama tahun 1837 dan 1838, semangat mencari kesalahan,
perselisihan, dan kemurtadan menyebar di antara sebagian
pemimpin serta anggota Gereja di Kirtland, Ohio, dan
Missouri sebelah utara. Masalah memuncak sewaktu
beberapa orang maju dalam pertentangan terbuka dengan
Nabi Joseph Smith. Dari pengalaman Orang Suci di masa
awal, kita dapat belajar bahwa sewaktu kita menghadapi
pertentangan, kita menerima kekuatan rohani ketika kita
hidup dengan saleh dan mendukung hamba Tuhan.
Bacaan Latar Belakang
• “Waspadalah Terhadap Buah Getir Kemurtadan,” bab 27 dalam Ajaran-Ajaran:
Joseph Smith (2007), 365–378.
• Jeffrey R. Holland, “Pelajaran dari Penjara Liberty” (api unggun CES, 7
September 2008), lds.org/broadcasts.
• Neil L. Andersen, “Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November
2012, 39–42
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 112:10–15
Kemurtadan di Kirtland, Ohio
Tuliskan kata-kata berikut di papan tulis: marah, tersinggung, cemburu. Undanglah
siswa untuk memikirkan saat ketika mereka mungkin telah mengalami
perasaan-perasaan ini.
Peragakan kisah berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi situasi yang menyebabkan
Thomas B. Marsh mengalami perasaan-perasaan yang tertulis di papan tulis.
Segera setelah Thomas B. Marsh dipanggil menjadi Rasul pada tahun 1835, dia
ditunjuk menjadi Presiden Kuorum Dua Belas Rasul. Pada musim semi tahun 1837,
Presiden Marsh mengetahui bahwa salah seorang dari Dua Belas Rasul, Penatua
Parley P. Pratt, merencanakan misi ke Inggris tanpa arahan Presiden Marsh.
Presiden Marsh, yang berada di Missouri, menulis kepada Penatua Pratt dan
anggota Dua Belas lainnya serta mengundang mereka untuk menemuinya di
Kirtland, Ohio, tanggal 24 Juli 1837, agar mereka dapat bersatu dalam rencana
mereka untuk misi. Namun, sebulan sebelum pertemuan itu terjadi, dua anggota
Dua Belas lainnya, Penatua Heber C. Kimball dan Orson Hyde, berangkat menuju
Inggris setelah menerima panggilan misi dari Nabi Prophet Joseph Smith. Presiden
Marsh tampaknya kesal bahwa anggota Dua Belas melanjutkan untuk
mengkhotbahkan Injil di Inggris tanpa keterlibatannya.
79
P EL A J A RA N 15
• Dalam situasi ini, apa yang kiranya dapat Presiden Marsh lakukan untuk
menghindarkan perasaan-perasaan yang tertera di papan?
• Apa saja bahaya memperkenankan perasaan-perasaan semacam itu menguasai
pikiran dan tindakan? (Tandaskan kepada siswa bahwa perasaan semacam itu
melukai Roh Kudus dan seringkali menuntun pada dosa yang lebih serius).
Mintalah siswa melanjutkan dengan membaca yang berikut:
Presiden Marsh berbagi kekhawatirannya dengan Nabi Joseph Smith dan meminta
nasihatnya. Untuk menanggapi, Tuhan memberikan wahyu yang dicatat dalam
Ajaran dan Perjanjian 112.
Pada bulan Juli 1837, ketika Tuhan memberikan wahyu ini, Gereja mengalami
adanya perasaan tidak bersatu, perselisihan, dan kemurtadan. Kesombongan dan
ketamakan menuntun beberapa anggota Gereja untuk secara terbuka mengkritik
Nabi Joseph Smith serta mempertanyakan wewenangnya. Beberapa anggota
Gereja, termasuk beberapa dari Kuorum Dua Belas Rasul, bahkan berusaha
melengserkan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja.
• Apa perasaan yang menuntun beberapa anggota Gereja untuk mengabaikan
kesaksian mereka tentang kebenaran dan menjadi terbuka menentang Nabi
Joseph Smith?
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 112:10–12, 15, mencari
nasihat yang Tuhan berikan kepada Presiden Marsh serta anggota lainnya dari
Kuorum Dua Belas Rasul yang dapat membantu anggota Gereja menghindar dari
menjadi kritis terhadap pemimpin mereka.
Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. Kemudian
tanyakan:
• Bagaimana nasihat dalam ayat-ayat ini dapat membantu anggota Gereja
menghindar dari menjadi kritis terhadap pemimpin Gereja? (Sewaktu siswa
berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami asas-asas berikut: Jika
kita rendah hati, Tuhan akan menuntun kita dan memberi kita jawaban
atas doa-doa kita. Tuhan menuntut agar kita mendukung para pemimpin
itu yang memegang kunci-kunci untuk mengetuai Gereja. Anda dapat
menyarankan agar siswa merujuksilangkan ayat 15 dengan Ajaran dan
Perjanjian 84:35–38. Anda juga dapat menandaskan bahwa nasihat untuk
memberikan petuah kepada anggota Dua Belas diberikan kepada Presiden
Kuorum Dua Belas Rasul dan tidak berlaku bagi anggota Gereja secara
individu).
Sediakan bagi setiap siswa salinan dari selebaran yang terdapat di akhir
pelajaran ini. Pertimbangkan untuk membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil dan mengundang masing-masing kelompok untuk
membaca bersama bagian berjudul “Kemurtadan di Kirtland: Perlunya Setia
Mengikuti Pemimpin Gereja.” Mintalah siswa membahas pertanyaan di akhir
bagian tersebut dalam kelompok mereka.
Anda dapat mengakhiri bagian ini dari pelajaran dengan memeragakan dan
membahas pernyataan berikut oleh Presiden Heber C. Kimball (1801–1868) dari
Presidensi Utama:
80
PE LAJ ARAN 15
“Saya akan memberi Anda sebuah kunci yang Brother Joseph Smith pernah
berikan di Nauvoo. Dia mengatakan bahwa langkah kemurtadan itu sendiri
dimulai dengan hilangnya kepercayaan kepada para pemimpin Gereja dan
kerajaan ini, dan bahwa kapan pun Anda mengenali roh itu Anda boleh tahu
bahwa itu akan menuntun pemiliknya menuju jalan ke arah kemurtadan”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 368).
Untuk menekankan pentingnya setia mengikuti nabi dan para pemimpin Gereja
lainnya, bacalah pengalaman berikut dari kehidupan Brigham Young (1801–1877),
yang adalah anggota Kuorum Dua Belas Rasul pada waktu itu:
“Ketika berada di Kirtland, Presiden Brigham Young menemui sekelompok
pemurtad yang berkomplot menentang Nabi Joseph Smith bahkan di dalam bait
suci. Ia menyatakan, ‘Saya bangkit, dan degan cara yang jelas dan lantang
menyatakan kepada mereka bahwa Joseph adalah seorang Nabi, dan saya tahu
itu, dan mereka boleh mencela dengan kasar dan memfitnah dia sebanyak yang
mereka suka, tetapi mereka tidak dapat menghancurkan pemanggilan seorang
Nabi Allah, mereka hanya dapat menghancurkan wewenang mereka sendiri, memutuskan
benang yang mengikat mereka dengan Nabi dan dengan Allah dan menenggelamkan diri ke
neraka’” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Brigham Young [1997], 91).
Ajaran dan Perjanjian 121:1–10, 16–17; 122:1–9
Pertentangan di Missouri Sebelah Utara
Pertimbangkan mempertahankan siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan
mengundang setiap kelompok untuk membaca bagian kedua daru selebaran
berjudul “Pertentangan di Missouri Sebelah Utara: Belajar Menanggung
Pertentangan dengan Baik.” Jelaskan bahwa bagian ini menggambarkan sebagian
tindakan yang menuntun pada diusirnya Orang Suci dari Missouri sebelah Utara
dan Nabi ditahan dalam penjara Liberty. Mintalah siswa untuk membahas
pertanyaan di akhir bagian ini dalam klelompok mereka.
Setelah siswa menyelesaikan selebaran, jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian
121–123 memuat petikan pilihan dari sepucuk surat yang Nabi Joseph Smith
tuliskan kepada Orang Suci menjelang akhir penawanannya di Penjara Liberty.
Mintalah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan
Perjanjian 121:1–6. Mintalah siswa mencari pertanyaan yang Nabi ungkapkan
kepada Tuhan.
• Apa pertanyaan yang Anda temukan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 121:7–10,
16–17; 122:7–9 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan berpikir
mengenai bagaimana tanggapan Tuhan terhadap permohonan Joseph Smith
mungkin telah memperkuat Joseph untuk menghadapi pertentangan yang
berkelanjutan dari para musuhnya.
Mintalah siswa untuk menyatakan ajaran dan asas yang mereka pelajari dari
ayat-ayat yang mereka baca. (Jawaban mungkin mencakup yang berikut: Jika kita
81
P EL A J A RA N 15
menanggung pertentangan dengan baik dalam kefanaan, Allah akan
memberkati kita sekarang dan dalam kekekalan. Mereka yang menuduh
hamba Tuhan adalah hamba dosa. Kita dapat dikuatkan dalam pencobaan
kita sewaktu kita bersandar [pada Pendamaian Juruselamat dan mengingat
teladan-Nya bertahan dengan setia).
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Menurut definisi, pencobaan akanlah mencobai. Mungkin ada kepedihan,
kebingungan, malam-malam tanpa tidur, dan bantal yang basah dengan air
mata. Namun pencobaan kita tidaklah perlu fatal secara rohani. Itu tidak perlu
merenggut kita dari perjanjian-perjanjian kita atau dari keluarga Allah. …
Seperti panas api yang mengubah besi menjadi baja, sewaktu kita tetap setia
selama nyala api siksaan iman kita, kita dimurnikan dan dikuatkan secara
rohani” (“Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 41–42).
Undanglah siswa memikirkan apa yang telah mereka lakukan atau akan lakukan
untuk mengingat bahwa Allah dapat menguatkan mereka ketika mereka
mengalami pencobaan atau pertentangan terhadap iman mereka. Perkenankan
waktu bagi siswa untuk berbagi pengalaman atau pemikiran mereka mengenai
bersandar kepada Allah selama saat-saat sulit.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 112:10–15; 121:1–10, 16–17; 122:1–9.
• Neil L. Andersen, “Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November
2012, 39–42
Bertahan Kuat di Masa-Masa Pertentangan
Kemurtadan di Kirtland: Perlunya Setia Mengikuti Pemimpin Gereja
Pada tahun 1837, Orang Suci di Kirtland, Ohio, mengalami masalah keuangan. Untuk membantu
Orang Suci menjadi lebih mandiri dalam keuangan mereka, Joseph Smith dan pemimpin Gereja
lainnya mendirikan sebuah perusahaan mirip bank dan menyebutnya Kirtland Safety Society
[Lembaga Keamanan Kirtland]. Karena depresi ekonomi yang menyebar luas pada waktu ini, banyak
bank bangkrut di seluruh Amerika Serikat. Kirtland Safety Society juga bangkrut pada musim gugur
1837. Dua ratus investor pada bank tersebut nyaris kehilangan segalanya, dengan Joseph Smith
menderita kerugian yang terbesar. Meskipun Kirtland Safety Society tidak didanai oleh Gereja,
sebagian Orang Suci menganggapnya bank Gereja atau bank Nabi dan menyalahkan Joseph Smith
untuk masalah keuangan mereka. Sebagian bahkan mulai menyebutnya nabi yang terjatuh. Tetapi
terlepas dari kebangkrutan bank tersebut, banyak orang lainnya yang kehilangan uang melanjutkan
dalam iman dan bertahan setia kepada Nabi.
Semangat kemurtadan dan mencari-cari kesalahan mulai menyebar di antara banyak Orang Suci.
Pada bulan Juni 1838, sekitar 200 atau 300 pemurtad telah meninggalkan Gereja, termasuk empat
Rasul, Tiga Saksi Kitab Mormon, dan satu anggota Presidensi Utama. Meskipun demikian,
kebanyakan Orang Suci menanggapi periode pengujian ini dengan iman, seperti Brigham Young.
82
PE LAJ ARAN 15
Mereka dikuatkan oleh Tuhan, dan mereka setia pada kesaksian mereka. Beberapa dari mereka yang
meninggalkan Gereja selama periode kemurtadan ini kemudian kembali dan meminta agar mereka
dipersatukan kembali dengan Gereja Tuhan. Di antara mereka ada Oliver Cowdery, Martin Harris,
Luke Johnson, dan Frederick G. Williams.
Di tengah pergumulan ini di Kirtland, beberapa pemurtad berusaha membunuh Joseph Smith.
Diperingatkan oleh Roh, dia dan Sidney Rigdon pergi di malam hari tanggal 12 Januari 1838. Musuh
mereka mengejar mereka selama berhari-hari, tetapi Tuhan melindungi mereka. Mereka tiba bersama
keluarga mereka di Far West, Missouri, tanggal 14 Maret 1838.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai sebuah kelompok:
• Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari peristiwa-peristiwa ini mengenai cara menanggapi
pertentangan dalam kehidupan kita? Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari
peristiwa-peristiwa ini mengenai cara menanggapi pertentangan terhadap Gereja?
• Apa yang dapat kita lakukan untuk bertahan setia kepada pemimpin Gereja meskipun kita
mungkin mendengar orang lain mengkritik mereka?
• Dengan cara apa Anda telah diberkati karena Anda telah mengikuti nabi?
Konflik di Missouri Sebelah Utara: Belajar Menanggung Pertentangan
dengan Baik
Pada tahun 1837 dan 1838, beberapa anggota Gereja yang tidak puas dan yang diekskomunikasi
yang tinggal di antara Orang Suci di Far West mulai mengajukan gugatan hukum menentang Gereja
dan para pemimpinnya serta mengusik Gereja. Pada bulan Juni 1838, Sidney Rigdon berbicara
dengan berapi-api dalam apa yang akhirnya dikenal sebagai “Khotbah Garam.” Dia merujuk pada
Matius 5:13 dan berkat bahwa jika garam kehilangan cita rasanya, itu tidak ada gunanya dan
hendaknya dibuang, menyiratkan bahwa mereka yang telah meninggalkan Gereja hendaknya diusir
dari antara Orang Suci. Dua minggu kemudian, tanggal 4 Juli, Sidney Rigdon memberikan ceramah di
mana dia menjanjikan bahwa Orang Suci akan membela diri bahkan jika berujung pada “perang
pembasmian.” Meski kedua ceramah ini tampaknya bertentangan dengan petunjuk Tuhan untuk
“[memohonkan] perdamaian” (A&P 105:38), kedua ceramah ini diterbitkan dan menyebabkan
keresahan besar di antara mereka yang bukan Orang Suci Zaman Akhir.
Selama masa ini, seorang orang insaf bernama Sampson Avard memberlakukan sumpah rahasia
kepada mereka yang mau bergabung dengannya dalam membentuk sebuah gerombolan perampok
yang disebut Orang-Orang Dan. Avard menginstruksikan mereka untuk merampok dan menjarah
orang-orang Missouri, mengatakan bahwa ini akan membantu membangun kerajaan Allah. Avard
meyakinkan pengikutnya bahwa arahannya berasal dari Presidensi Utama. Kebenaran kemudian
terbongkar, dan Avard diekskomunikasi. Tindakan Avard menyebabkan kerusakan signifikan terhadap
citra Gereja dan membantu menuntun pada penawanan nabi di Penjara Liberty.
Bulan Oktober 1838, pertempuran antara beberapa anggota Gereja dan militer Missouri
menyebabkan kematian beberapa orang di kedua pihak. Laporan yang dibesar-besarkan mengenai
pertempuran itu sampai kepada Gubernur Lilburn W. Boggs, gubernur negara bagian Missouri, yang
kemudian menerbitkan yang dikenal sebagai perintah pembasmian: “Orang Mormon harus
diperlakukan sebagai musuh dan harus dibasmi atau diusir dari negara bagian, jika perlu demi
kebaikan umum” (dikutip dalam History of the Church, 3:175). Segera, kota Far West dikelilingi oleh
militer yang lebih banyak daripada kekuatan barisan Orang Suci lima berbanding satu. Joseph Smith
dan pemimpin Gereja lainnya ditahan di Penjara Liberty, di mana mereka berada sepanjang musim
dingin. Sisa Orang Suci dipaksa meninggalkan negara bagian tersebut.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai satu kelompok:
• Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari peristiwa-peristiwa ini untuk membantu kita
menanggung pertentangan dengan lebih baik?
83
P EL A J A RA N 15
• Mengapa penting bagi kita masing-masing untuk mengikuti teladan Juruselamat pada saat krisis
atau pertentangan? Apa yang terjadi di Missouri sebelah utara karena sebagian Orang Suci tidak
melakukannya?
• Kapan Anda pernah melihat kata atau tindakan orang lain memengaruhi orang yang lain untuk
memiliki pandangan yang positif mengenai Gereja?
84
PELAJARAN 16
Penebusan Orang Mati
Pendahuluan
Sebagai bagian dari Pemulihan segala sesuatu dalam
dispensasi kegenapan zaman, Tuhan memulihkan ajaran
penebusan orang mati melalui Nabi Joseph Smith. Ajaran ini
dipulihkan “baris demi baris.” Pekerjaan penebusan orang
mati amatlah penting bagi keselamatan baik yang hidup
maupun yang telah meninggal, dan Nabi Joseph Smith
mengajarkan pentingnya berperan serta dalam pekerjaan ini:
“Tanggung jawab terbesar di dunia ini yang telah Allah
embankan ke atas kita adalah untuk mencari orang-orang
kita yang telah meninggal” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Joseph Smith [2007], 554–555).
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau
Liahona, November 2012, 93–95.
• D. Todd Christofferson, “The Redemption of the Dead and the Testimony of
Jesus,” Ensign, November 2000, 9–12.
• “Menjadi Penyelamat di Gunung Sion,” bab 41 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph Smith (2007), 547–558
• Matthew S. McBride, “Letters on Baptism for the Dead: D&C 127, 128,” seri
Revelations in Context, 29 Mei 2013; history.lds.org.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 137
Penglihatan Nabi Joseph Smith mengenai kerajaan selestial
Bagikan latar belakang sejarah berikut dengan siswa:
“Pada bulan November 1823, Alvin Smith, anak tertua Lucy Mack Smith dan Joseph Smith Sr.,
mendadak terserang sakit parah dan terbaring mendekati ajal. Alvin berusia 25 tahun, seorang
pemuda yang kuat dan mampu, yang kerja kerasnya memberi banyak sumbangsih bagi
kestabilan keuangan keluarga. Ibunya menggambarkan dia sebagai ‘seorang anak muda yang
memiliki watak baik yang unik,’ yang ‘keluhuran dan kemurahan hatinya’ memberkati mereka di
sekitarnya ‘setiap jam keberadaannya.’ …
Mengetahui bahwa dia sedang sekarat, Alvin memanggil adik-adiknya dan berbicara kepada
mereka masing-masing. Kepada Joseph, yang hampir berusia 18 tahun dan belum menerima
lempengan-lempengan emas, Alvin berkata, ‘Saya ingin kamu menjadi seorang anak yang baik
dan melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuanmu untuk mendapatkan catatan-catatan
tersebut. Setialah dalam menerima petunjuk, dan menaati setiap perintah yang diberikan
kepadamu. …’
Ketika Alvin meninggal, keluarga itu meminta seorang pendeta Presbitarian di Palmyra, New
York, untuk memimpin pada saat upacara pemakamannya. Karena Alvin bukanlah anggota dari
jemaat pendeta tersebut, rohaniwan itu menyatakan dalam khotbahnya bahwa Alvin tidak dapat
diselamatkan. William Smith, adik Joseph, mengenang: ‘[Pendeta itu] … menandaskan dengan
amat kuat bahwa [Alvin] telah pergi ke neraka, karena Alvin bukanlah anggota Gereja, tetapi dia
85
P EL A J A RA N 16
adalah pemuda yang baik dan ayah saya tidak menyukai ucapan itu’” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph Smith [2007], 467, 468).
• Karena ajaran penebusan orang mati belum dipulihkan pasa saat kematian
Alvin, kekhawatiran apa yang mungkin keluarga Smith miliki mengenai
keselamatan Alvin?
Beri tahu siswa bahwa pelajaran ini akan membantu mereka memahami bahwa
Tuhan mengungkapkan ajaran tentang penebusan orang mati secara bertahap,
baris demi baris. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan
Perjanjian 137. Jelaskan bahwa wahyu ini mendahului pendedikasian Bait Suci
Kirtland hanya beberapa bulan saja. (Anda dapat menandaskan bahwa dalam
Ajaran dan Perjanjian edisi tahun 2013, beberapa perubahan dibuat pada uraian
judul untuk bagian 137).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 137:1–6
dengan lantang sementara kelas mengikuti. Bahaslah yang berikut:
• Siapa yang Joseph Smith lihat dalam kerajaan selestial? (Siswa mungkin tertarik
untuk mengetahui bahwa ayah dan ibu Joseph Smith masih hidup pada saat
penglihatan ini diterima; bahkan, ayah Joseph berada di dalam ruangan
bersamanya ketika wahyu tersebut terjadi).
• Menurut ayat 6, mengapa Joseph Smith takjub bahwa kakaknya Alvin berada
dalam kerajaan selestial? (Anda mungkin ingin mengingatkan siswa bahwa
penglihatan ini diterima beberapa tahun sebelum Joseph Smith belajar tentang
ajaran penebusan bagi orang mati).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 137:7–9
dengan lantang. Mintalah siswa mengikuti dan mencari ajaran yang membantu
Orang Suci Zaman Akhir lebih memahami rencana Allah untuk menyelamatkan
anak-anak-Nya.
• Apakah ketentuan dalam rencana Allah bagi orang-orang seperti Alvin Smith
yang meninggal tanpa kesempatan untuk menerima Injil Yesus Kristus atau tata
cara baptisan? (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, bantulah mereka
mengidentifikasi ajaran berikut: Semua orang yang telah meninggal tanpa
pengetahuan mengenai Injil, yang akan menerima pengetahuan ini jika
mereka mendengarnya, akan mewarisi kerajaan selestial).
• Apa yang ajaran ini ajarkan kepada Anda mengenai karakter Bapa Surgawi dan
kasih-Nya bagi anak-anak-Nya?
• Kapan Anda pernah dihibur oleh ajaran ini? Kapan Anda pernah melihat orang
lain, mungkin mereka yang Anda ajar sebagai misionaris, menerima
penghiburan dari pemahaman mereka akan ajaran ini?
Ajaran dan Perjanjian 124:30–34; 127:5–8; 128:1–18; 138:28–37; 138:28–37.
Tata cara perwakilan bagi yang mati
Nabi Joseph Smith pertama kali berbicara mengenai ajaran pembaptisan bagi yang
telah meninggal saat pemakaman Seymour Brunson tanggal 15 Agustus 1840,
86
PE LAJ ARAN 16
tidak lama setelah Orang Suci menempatkan diri mereka di Nauvoo, Illinois.
Anggota Gereja terkejut dan senang ketika mereka mengetahui ajaran yang
diungkapkan ini. Selama beberapa bulan setelah pengumuman tersebut, Orang
Suci melakukan pembaptisan di Sungai Mississippi di dekat sana demi
orang-orang terkasih yang telah meninggal (lihat Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 468;
Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 [buku
pedoman CES, 2003], 270).
• Bagaimana khotbah ini menambahkan para pemahaman yang bertumbuh
mengenai rencana Bapa Surgawi untuk menyelamatkan anak-anak-Nya?
(Sewaktu siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Tata
cara penyelamatan pembaptisan dapat dilaksanakan bagi mereka yang
tidak menerima Injil sementara berada dalam kefanaan).
• Menurut Anda bagaimana Anda akan menanggapi jika Anda telah mendengar
Nabi Joseph Smith berbicara mengenai ajaran pembaptisan bagi yang telah
meninggal untuk pertama kalinya dalam dispensasi ini?
Jelaskan bahwa dalam konferensi umum Gereja bulan Oktober 1841 di Nauvoo,
Illinois, Nabi Joseph Smith memaklumkan bahwa Tuhan ingin Orang Suci berhenti
melakukan pembaptisan bagi yang telah meninggal sampai pembaptisan dapat
dilakukan di dalam rumah-Nya (lihat A&P 124:29–34). Tanggal 8 November 1841,
Brigham Young, ketika itu Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, mendedikasikan
kolam di lantai bawah tanah Bait Suci Nauvoo yang belum rampung, dan anggota
Gereja mulai melaksanakan baptisan perwakilan demi orang mati.
Mintalah siswa membaca uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 127,
yang menjelaskan bahwa bagian 127 adalah sepucuk surat dari Nabi Joseph Smith
kepada Orang Suci, memberi mereka petunjuk untuk menyimpan catatan
mengenai pembaptisan yang mereka lakukan bagi yang telah meninggal. Jelaskan
bahwa sekitar seminggu kemudian, Joseph menuliskan surat lainnya bertemakan
baptisan bagi yang telah meninggal, yang terdapat dalam Ajaran dan
Perjanjian 128.
Tuliskan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis. (Jangan sertakan
materi dalam tanda kurung; itu disediakan bagi Anda, gurunya).
Ajaran dan Perjanjian 127:5–7; 128:8 (Ketika tata cara dilaksanakan oleh
wewenang imamat dan catatan yang tepat disimpan, tata cara tersebut
mengikat di bumi dan di surga).
Ajaran dan Perjanjian 128:6–7 (Catatan tata cara perwakilan akan
disertakan di antara kitab-kitab yang akan dibukakan untuk
menghakimi yang telah meninggal).
Ajaran dan Perjanjian 128:15, 17–18 (Keselamatan dari leluhur kita yang
telah meninggal adalah perlu bagi keselamatan kita).
Tugasi siswa untuk membaca setiap petikan yang tertulis di papan tulis. Mintalah
mereka untuk mencari ajaran yang telah menambahkan pada pemahaman kita
87
P EL A J A RA N 16
mengenai rencana Allah bagi penebusan orang mati. Undanglah siswa untuk
meringkas ajaran mengenai penebusan bagi yang telah meninggal yang diajarkan
dalam setiap petikan tulisan suci. Mintalah beberapa siswa untuk menuliskan
ajaran-ajaran tersebut di papan tulis di samping petikan-petikannya. Tandaskan
bahwa wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 127 dan 128
mengilustrasikan sebuah pola umum yang terdapat dalam Pemulihan Injil—Tuhan
mengungkapkan kebenaran baris demi baris, alih-alih semuanya sekaligus.
Jelaskan kepada siswa bahwa bertahun-tahun setelah wahyu-wahyu ini diterima,
Tuhan menyediakan pemahaman lebih lanjut mengenai rencana-Nya untuk
menebus orang mati. Tahun 1918, Presiden Joseph F. Smith menerima penglihatan
mengenai penebusan orang mati. Penglihatan tersebut tiba ketika dia sedang
berkabung karena kematian putranya Hyrum M. Smith, yang meninggal di awal
tahun tersebut sementara melayani sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul.
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:28–37, dengan
mencari kebenaran yang diungkapkan kepada Presiden Joseph F. Smith mengenai
penebusan orang mati.
• Kebenaran apa mengenai penebusan orang mati yang diajarkan dalam
ayat-ayat ini? (Sewaktu siswa berbagi kebenaran yang telah mereka temukan,
pastikan mereka memahami kebenaran ini: Di bawah arahan Yesus Kristus,
utusan-utusan yang saleh mengajarkan Injil kepada mereka dalam
penjara roh).
• Bagaimana kebenaran-kebenaran tambahan ini membantu kita memahami
bagaimana seseorang yang meninggal tanpa menerima tata cara Injil, seperti
Alvin Smith, dapat menerima warisan dalam kerajaan selestial?
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Sebagai anggota dari Gereja Kristus yang dipulihkan, kita memiliki tanggung
jawab perjanjian untuk menyelidiki leluhur kita dan menyediakan bagi mereka
tata cara-tata cara penyelamatan Injil. ‘Tanpa kita mereka tidak dapat sampai
kepada kesempurnaan’ (Ibrani 11:40; lihat juga Ajaran-Ajaran: Joseph
Smith, 555). Dan ‘tidak juga dapatlah kita tanpa orang mati kita dijadikan
sempurna’ (A&P 128:15)” (“Hati Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau
Liahona, November 2011, 25).
• Mengapa pekerjaan menebus orang mati hendaknya menjadi prioritas dalam
kehidupan kita?
• Bagaimana menyediakan tata cara penyelamatan bagi leluhur kita yang telah
meninggal membantu baik mereka maupun kita untuk menjadi sempurna?
Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
88
PE LAJ ARAN 16
“Sementara pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga memiliki kuasa untuk
memberkati mereka di balik tabir, itu memiliki kuasa yang sama untuk
memberkati yang masih hidup. Itu memiliki pengaruh yang memurnikan bagi
mereka yang terlibat di dalamnya. Mereka secara harfiah membantu
mempermuliakan keluarga-keluarga mereka” (“Generasi-Generasi Terhubung
dalam Kasih,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 93).
• Bagaimana ajaran penebusan orang mati bersaksi akan jangkauan tak terbatas
Pendamaian Yesus Kristus?
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Tuhan mengungkapkan kepada Nabi Joseph Smith ajaran luhur mengenai tata
cara sakral pembaptisan. Terang itu datang ketika gereja-gereja Kristen lainnya
mengajarkan bahwa kematian menentukan secara tidak dapat dibatalkan, secara
kekal, takdir dari jiwa. Mereka mengajarkan bahwa yang dibaptiskan dipahalai
dengan sukacita tanpa akhir sementara yang lain menghadapi siksaan kekal
tanpa pengharapan akan penebusan. …
Ajaran agung ini merupakan kesaksian lain tentang sifat Pendamaian Yesus Kristus yang
mencakup semuanya. Dia menjadikan keselamatan tersedia bagi setiap jiwa yang bertobat.
Pendamaian-Nya mengalahkan kematian, dan Dia mengizinkan orang meninggal yang layak
untuk menerima semua tata cara keselamatan secara perwakilan.” (“Sukacita dari Menebus
yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93).
• Pengalaman apa yang telah mengajari Anda pentingnya berperan serta dalam
pekerjaan penebusan orang mati?
• Bagaimana kesaksian Anda telah meningkat karena Anda telah berperan serta
dalam pekerjaan menebus orang mati? (Undanglah beberapa siswa untuk
berbagi kesaksian mereka).
Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat berperan
serta dalam pekerjaan besar menebus orang mati, baik melalui penyelidikan
sejarah keluarga atau melalui melayani sebagai wakil dalam melaksanakan tata cara
bait suci. Bagikan kesaksian Anda bahwa melalui pekerjaan yang dilakukan dalam
bait suci modern, semua anak Bapa Surgawi dapat menerima semua tata cara yang
perlu bagi keselamatan.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 124:30–41; 127:1–9; 128:1–18; 137:1–10; 138:28–37.
• Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau
Liahona, November 2012, 93–95.
89
PELAJARAN 17
Ajaran Injil di Nauvoo
Pendahuluan
Beberapa tahun pertama yang Orang Suci luangkan di
Nauvoo, Illinois, ditandai dengan kedamaian dan
kemakmuran. Selama waktu ini, Joseph Smith menerima
wahyu-wahyu dan kemudian mengajarkan serta
mengklarifikasi ajaran-ajaran yang unik bagi Gereja Yesus
Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Ini mencakup
tujuan bait suci, potensi ilahi kita untuk menjadi seperti Bapa
Surgawi, dan beberapa ajaran yang diajarkan dalam
Pasal-Pasal Kepercayaan. Pelajaran ini akan membantu siswa
memahami kebesaran Nabi Joseph Smith seperti juga potensi
ilahi kita sendiri.
Bacaan Latar Belakang
• “Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph
Smith (2007), 41–50.
• “Doctrinal Developments in Nauvoo,” bab 20 dalam Church History in the
Fulness of Times Student Manual, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003),
251–262.
• “Becoming Like God [Menjadi Seperti Allah],” Gospel Topics [Topik Injil],
lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Pasal-Pasal Kepercayaan
Pernyataan penting ajaran Injil
Jelaskan bahwa di Nauvoo, Illinois, Joseph Smith menyusun sepucuk surat kepada
John Wentworth, editor dari sebuah surat kabar bernama Chicago Democrat, yang
telah meminta informasi mengenai orang Mormon. Dalam surat tersebut, Nabi
memberi catatan kisah sejarah Orang Suci Zaman Akhir bersama dengan sebuah
daftar singkat kepercayaan ajaran yang kelak dikenal sebagai Pasal-Pasal
Kepercayaan. (Seluruh surat tersebut direproduksi dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph Smith [2007], 510–519).
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“[Pasal-Pasal Kepercayaan] berada di antara pernyataan terpenting dan pastilah
tersingkat dari doktrin dalam Gereja. Apabila Anda akan menggunakannya
sebagai pembimbing untuk mengarahkan penelaahan Anda akan Injil Yesus
Kristus, Anda akan menemukan diri Anda sendiri siap untuk memaklumkan
kesaksian Anda tentang kebenaran yang dipulihkan kepada dunia.. Anda akan
mampu memaklumkan dengan cara yang sederhana, lugas, dan mendalam
kepercayaan inti yang Anda hargai sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir” (“Doktrin dan Asas yang Tercakup dalam Pasal-Pasal Kepercayaan,” Ensign atau
Liahona, November 2013, 48).
90
PE LAJ ARAN 17
• Bagaimana Anda akan meringkas apa yang Penatua Perry ajarkan? (Sewaktu
siswa berbagi pernyataan ringkasan mereka, bantulah mereka memahami
kebenaran ini: Sewaktu kita mempelajari ajaran-ajaran yang diajarkan
dalam Pasal-Pasal Kepercayaan, kita akan lebih siap untuk
memaklumkan kepercayaan kita kepada orang lain).
• Kapankah Anda pernah menggunakan Pasal-Pasal Kepercayaan untuk
membantu orang lain memahami Injil?
Undanglah kelas untuk membuka Pasal-Pasal Kepercayaan dan membacanya
dalam hati. Setelah waktu yang memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Manakah pasal-pasal kepercayaan yang khususnya Anda apresiasi dan
mengapa?
• Bagaimana ajaran-ajaran dalam Pasal-Pasal Kepercayaan membantu menuntun
Anda dan memperkuat kesaksian Anda bahwa Joseph Smith adalah seorang
nabi Allah?
Ajaran dan Perjanjian 124:25–28; 37–42.
Pemulihan tata cara-tata cara bait suci
Jelaskan bahwa setelah Orang Suci menempatkan diri mereka di Nauvoo, Illinois,
Nabi Joseph Smith menerima perintah untuk membangun sebuah bait suci. Seperti
juga dengan bait suci yang dibangun di Kirtland, Ohio, tugas ini menuntut
pengurbanan besar dari Orang Suci Zaman Akhir.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Ajaran dan Perjanjian
124:25–28, 37–42 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari
ajaran-ajaran Tuhan mengenai mengapa Orang Suci membutuhkan bait suci.
Sebelum menganalisis ayat-ayat ini, jelaskan bahwa itu merujuk pada tabernakel
yang dibangun oleh Musa dan umatnya. Umat Musa tidak melakukan baptisan
bagi yang mati. Tidak ada pekerjaan bagi yang mati dilakukan sampai Juruselamat
memberlakukan pekerjaan itu di dunia roh setelah kematian-Nya. Kemudian
tanyakan kepada siswa:
• Menurut ajaran-ajaran Tuhan dalam ayat-ayat ini, mengapa Orang Suci di
Nauvoo membutuhkan bait suci? (Sewaktu siswa menanggapi, tekankan ajaran
ini: Tata cara penyelamatan tertentu dapat diterima oleh Tuhan hanya jika
itu dilaksanakan dalam bait suci).
Jelaskan kepada siswa bahwa Bait Suci Kirtland “dibangun terutama untuk
pemulihan kunci-kunci wewenang” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation,
dikompilasi Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 2:242). Di Bait Suci Nauvoo,
kunci-kunci imamat ini digunakan untuk melaksanakan tata cara penyelamatan
bagi yang hidup dan baptisan perwakilan bagi yang telah meninggal. Dalam dua
tahun terakhir kehidupannya, Joseph Smith memperkenalkan pemberkahan bait
suci kepada sekelompok kecil anggota yang setia. Dia juga memperkenalkan tata
cara pemeteraian suami dan istri bersama untuk kekekalan.
• Tata cara bait suci apa yang disebutkan dalam Ajaran dan Perjanjian 124:39?
91
P EL A J A RA N 17
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang.
Undanglah kelas untuk mendengarkan mengapa tata cara bait suci penting dalam
rencana Bapa Surgawi:
“Sebagai tanggapan atas perintah Tuhan [untuk membangun bait suci di Nauvoo], Nabi dan
para Orang Suci bergerak maju secepat mungkin untuk mulai membangun rumah Tuhan. Tetapi
Nabi menyadari bahwa konstruksi tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun, dan dia tahu
bahwa para Orang Suci membutuhkan berkat-berkat penuh bait suci. Karenanya, pada tanggal 4
Mei 1842, meskipun bait suci belum rampung, Joseph Smith melaksanakan pemberkahan bagi
sekelompok kecil saudara yang setia.
Kelompok ini bertemu di ruangan atas yang besar d toko Red Brick milik Nabi, …
Sejarah Nabi mencatat ‘Saya menghabiskan hari tersebut di bagian atas toko, … dalam
pertemuan dewan dengan Jenderal James Adams, dari Springfield, Bapa Bangsa Hyrum Smith,
Uskup Newel K. Whitney dan George Miller, serta Presiden Brigham Young dan Penatua Heber C.
Kimball dan Willard Richards, memberi mereka petunjuk mengenai asas-asas dan tata tertib
Imamat, yang menyertai pembasuhan, pengurapan, pemberkahan, dan penyampaian kunci-kunci
sehubungan dengan Imamat Harun, dan seterusnya hingga tata tertib tertinggi Imamat
Melkisedek, menetapkan tata tertib sehubungan dengan Yang Lanjut Usianya, serta segala
rencana dan asas itu yang melaluinya siapa pun dimungkinkan untuk memastikan kegenapan
dari berkat-berkat itu yang telah dipersiapkan bagi Gereja Putra Sulung, dan maju serta berada d
hadirat Elohim di dunia kekal’” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 479–481).
Tanyakan kepada siswa:
• Mengapa pemulihan tata cara-tata cara bait suci perlu?
Sewaktu siswa menanggapi, tambahkan pada pemahaman mereka dengan berbagi
pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Tujuan utama bait suci adalah untuk menyediakan tata cara yang perlu bagi
permuliaan kita dalam kerajaan selestial kingdom. Tata cara bait suci menuntun
kita kepada Juruselamat kita dan memberi kita berkat-berkat yang datang
kepada kita melalui Penadmaian Yesus Kristus” (“Blessings of the Temple,”
Ensign, Oktober 2009, 48).
• Bagaimana kehidupan Anda telah diberkati oleh pemulihan tata cara bait suci?
Undanglah siswa untuk merenungkan selama minggu mendatang bagaimana
mereka dapat menjadikan beribadat dalam rumah Tuhan suatu prioritas yang lebih
tinggi dalam kehidupan mereka.
Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus
1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–20; 132:20
Potensi ilahi kita
Jelaskan bahwa Alkitab mencatat perkataan para nabi zaman dahulu yang menulis
mengenai potensi ilahi kita. Tuliskan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan
undanglah siswa untuk membaca beberapa di antaranya dan mencari apa yang
diajarkannya tentang potensi kekal kita: Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes
92
PE LAJ ARAN 17
10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3. Anda dapat mengimbau
siswa untuk merujuk-silangkan atau menautkan rujukan-rujukan ini sewaktu
mereka menelaahnya.
Setelah waktu yang memadai, tanyakan:
• Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan suci ini mengenai potensi kita?
(Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa
hendaknya memahami ajaran ini: Sebagai anak Bapa Surgawi kita, kita
memiliki potensi untuk menjadi seperti Dia).
• Ungkapan-ungkapan apa dalam ayat-ayat itu menggambarkan potensi
ilahi kita?
Jelaskan bahwa potensi ilahi kita juga diajarkan dalam tulisan suci modern.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 93:11–13, 19–20 dan Ajaran dan Perjanjian 132:20. Bantulah siswa
memahami ajaran ini: Seperti Juruselamat, kita dapat tumbuh dari kasih
karunia demi kasih karunia sampai kita menerima dari kegenapan Bapa.
Jelaskan bahwa salah satu khotbah Nabi Joseph Smith yang paling
signifikan diberikan dalam konferensi umum Gereja di bulan April 1844.
Dalam khotbah ini, Nabi menyatakan penghormatan terhadap Brother King
Follett, yang baru saja meninggal dunia. Ceramah ini jadi dikenal sebagai khotbah
King Follett. Sediakan salinan dari selebaran “Cuplikan dari Khotbah King Follett”
bagi semua siswa. Undanglah mereka untuk membaca cuplikan tersebut serta
menggarisbawahi kata dan ungkapan yang menjelaskan mengapa kita hendaknya
mengupayakan untuk memahami karakter Allah.
Cuplikan dari Khotbah King Follett
Nabi Joseph Smith (1805–1844) mengajarkan:
“Jika seseorang tidak belajar tidak lebih daripada makan, minum, dan
tidur, dan tidak memahami apa pun dari rancangan Allah, binatang buas
pun memahami hal-hal yang sama. Binatang itu makan, minum, tidur, dan
tidak tahu apa-apa mengenai Allah; namun binatang itu tahu sebanyak
yang kita ketahui, kecuali kita mampu memahami melalui ilham Allah Yang
Mahakuasa. Jika orang tidak memahami karakter Allah, mereka tidak
memahami diri mereka sendiri …
Sasaran saya yang pertama adalah untuk mencari tahu karakter satu-satunya Allah yang
bijak dan sejati, dan makhluk seperti apakah Dia itu …
Allah Sendiri pernah seperti kita adanya sekarang, dan adalah Orang yang dipermuliakan,
dan duduk di takhta surga sana! Itulah rahasia besarnya. Jika tabir dikoyakkan pada hari
ini, dan Allah yang agung yang memegang dunia ini pada orbitnya, dan yang menopang
semua dunia serta segala sesuatu dengan kuasa-Nya, membuat Diri-Nya terlihat,—saya
berkata, jika Anda melihat Dia hari ini, Anda akan melihat-Nya seperti seorang manusia
dalam bentuk—seperti Anda sendiri dalam segala sosok, rupa, dan bentuk sebagai
seorang manusia; karena Adam diciptakan dalam bentuk, rupa, dan keserupaan dengan
93
P EL A J A RA N 17
Allah, dan menerima petunjuk dari, dan berjalan, berbicara serta berbincang dengan-Nya,
seperti seseorang berbicara dan bersekutu dengan yang lainnya” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph Smith [2007], 45–47).
“Ini, karenanya, adalah kehidupan kekal—mengetahui satu-satunya Allah yang bijak dan
sejati; dan Anda sendiri haruslah belajar bagaimana caranya menjadi allah, serta menjadi
raja dan imam bagi Allah, … dengan pergi dari satu tingkatan kecil ke yang lainnya, dan
dari satu kapasitas kecil ke yang besar; dari kasih karunia ke kasih karunia, dari permuliaan
ke permuliaan, sampai Anda menuju kebangkitan dari antara orang mati, dan mampu
berada dalam pembakaran yang abadi, serta duduk dalam kemuliaan, sebagaimana
dilakukan oleh mereka yang duduk bertakhta dalam kekuasaan abadi” (Ajaran: Joseph
Smith, 254).
Bantulah para siswa menganalisis ajaran-ajaran ini dengan bertanya:
• Mengapa penting bagi kita untuk belajar mengenai karakter dan sifat Allah
serta hubungan kita dengan-Nya sebagai Bapa Surgawi kita?
• Apa prosesnya menjadi seperti Bapa Surgawi kita?
Untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai potensi ilahi mereka,
peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008).
Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Seluruh rancangan Injil adalah untuk membawa kita ke depan dan ke atas
untuk pencapaian yang lebih besar, bahkan, pada akhirnya, ke keilahian.
Kemungkinan besar ini diutarakan oleh Nabi Joseph Smith dalam khotbah King
Follett [lihat History of the Church, 6:302–317] dan ditekankan oleh Presiden
Lorenzo Snow. Itu adalah konsep akbar dan tanpa tandingan ini: Sebagaimana
Allah sekarang adanya, manusia boleh menjadi! [Lihat The Teachings of Lorenzo
Snow, dikompilasi Clyde J. Williams (1984), 1].
“Musuh kita telah mengkritik kita karena percaya akan hal ini. Jawaban kita adalah bahwa
konsep luhur ini sama sekali tidak mengecilkan Allah sang Bapa Kekal. Dia adalah Yang
Mahakuasa. Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dia adalah yang terbesar di
antara segalanya dan akan selalu demikian adanya. Tetapi sama seperti ayah mana pun di bumi
mengharapkan bagi putra dan putrinya setiap keberhasilan dalam kehidupan, begitu pula saya
percaya Bapa kita di Surga berharap bagi anak-anak-Nya agar mereka dapat menghampiri-Nya
dalam sosok dan berdiri di samping-Nya gilang-gemilang dalam kekuatan dan kebijaksanaan
yang ilahi” (“Don’t Drop the Ball,” Ensign, November 1994, 48).
Untuk meringkas, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa perbedaan yang tercipta dalam kehidupan kita jika tahu
kebenaran-kebenaran penting ini mengenai Bapa Surgawi dan potensi
ilahi kita?
• Sewaktu Anda merenungkan apa yang kita bahas hari ini (Pasal-Pasal
Kepercayaan, tata cara bait suci, dan potensi ilahi kita), bagaimana memahami
94
PE LAJ ARAN 17
kebenaran-kebenaran ini dapat memberi Anda suatu apresiasi bagi Nabi Joseph
Smith? Bagaimana memahami kebenaran-kebenaran ini dapat membantu
Anda memahami karakter Allah dan hubungan Anda dengan-Nya sebagai
Bapa Anda di Surga? (Berilah siswa waktu untuk mencatat kesan mereka secara
tertulis).
Undanglah siswa untuk bersaksi atau berbagi beberapa kesan yang mereka
tuliskan, jika itu tidak terlalu pribadi. Akhiri dengan berbagi kesaksian Anda
mengenai ajaran-ajaran yang diajarkan dalam pelajaran ini dan mengenai Nabi
Joseph Smith sebagai seorang pewahyu yang hebat.
Bacaan Siswa
• Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4;
1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–22; 124:25–28, 37–42; 132:20–24.
• “Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph
Smith (2007), 41–50.
95
PELAJARAN 18
Lembaga Pertolongan
dan Gereja
Pendahuluan
“Lembaga Pertolongan mempersiapkan para wanita untuk
berkat-berkat kehidupan kekal dengan menolong mereka
meningkatkan iman dan kesalehan pribadi mereka,
memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta menolong
mereka yang membutuhkan” (“The Purpose of Relief
Society,” lds.org/callings/relief-society/purposes). Pelajaran ini
akan membantu siswa lebih memahami pembentukan
Lembaga Pertolongan dan tujuan-tujuannya. Siswa juga akan
melihat bahwa wanita memiliki kesempatan dan tanggung
jawab besar dalam membangun kerajaan Allah yang adalah
unik bagi mereka.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 49–52.
• M. Russell Ballard, “Men and Women and Priesthood Power,” Ensign,
September 2014, 28–33.
• Julie B. Beck, “Visi Para Nabi Mengenai Lembaga Pertolongan: Iman, Keluarga,
Bantuan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 83–85.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 25
Petunjuk Tuhan kepada Emma Smith
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Banyak pertumbuhan utama yang datang ke Gereja di hari-hari terakhir akan
datang karena banyak dari wanita dunia yang baik … akan tertarik kepada
Gereja dalam jumlah yang besar. Ini akan terjadi sehingga para wanita Gereja
akan mencerminkan kesalehan serta kecermatan dalam kehidupan mereka dan
… terlihat unik dan berbeda—dalam cara-cara yang bahagia—dari para wanita
dunia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 269).
• Apa gagasan yang Anda miliki sewaktu Anda mempertimbangkan
pernyataan ini?
• Apakah Anda mengenal wanita yang meneladankan kebahagiaan dalam hidup
yang saleh? Bagaimana mereka telah menciptakan perbedaan dalam kehidupan
orang-orang yang mengenal mereka?
Jelaskan bahwa pelajaran ini akan berfokus pada cara-cara Lembaga Pertolongan
memberkati para putri dan putra bapa Surgawi dalam Gereja Yesus Kristus yang
dipulihkan.
96
PE LAJ ARAN 18
Mintalah siswa untuk membuka Ajaran dan Perjanjian 25 dan melihat uraian judul
untuk menemukan kepada siapa Tuhan berfirman dalam wahyu ini. Kemudian
bacakan ayat 3 dengan lantang. Jelaskan kepada siswa bahwa di mata Tuhan,
Emma Smith adalah seorang “wanita pilihan.” Pada pertemuan pertama Female
Relief Society of Nauvoo [Lembaga Pertolongan Perempuan Nauvoo], Joseph
Smith menjelaskan bahwa “pilihan berarti dipilih untuk pekerjaan tertentu.” Dia
juga mengatakan bahwa wahyu yang diberikan kepada Emma Smith “digenapi
dengan pemilihan Sister Emma ke Presidensi Lembaga [Pertolongan]” (dalam
History of the Church, 4:552–553). Bagilah kelas menjadi dua, dan undanglah
separuh kelas untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 25:4–9 dan separuh yang lain
untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 25:10–15. Undanglah siswa untuk
menemukan tugas atau pemanggilan yang Tuhan berikan kepada Emma Smith.
Mereka dapat membuat daftar dari tanggung jawab-tanggung jawab ini atau
menandainya dalam tulisan suci mereka. Setelah waktu yang memadai, undanglah
siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan.
• Bagaimana pemenuhan tanggung jawab-tanggung jawab ini berkontribusi pada
pertumbuhan Gereja?
• Apa berkat-berkat yang Tuhan janjikan kepada Emma Smith jika dia patuh
pada perintah-perintah-Nya?
Undanglah seorang siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 25:16 dengan lantang.
• Sementara ini adalah wahyu yang diberikan kepada Emma Smith, dengan cara
apa firman Tuhan kepada Emma dapat dipersamakan dengan kita? (Ajaran
mengenai kepatuhan dan asas Injil lainnya yang diajarkan dalam wahyu ini
berlaku bagi semua orang. [Catatan: Jelaskan bahwa mempersamakan tulisan
suci dengan pengalaman kita sendiri merupakan keterampilan penelaahan
tulisan suci yang penting yang membantu kita melihat kesamaan antara
pengalaman kita dengan pengalaman individu dalam tulisan suci]).
Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka terhadap pertanyaan ini, bantulah mereka
memahami kebenaran berikut: Sewaktu kita dengan setia menaati perintah dan
menunaikan tugas kita dari Tuhan, kita akan menerima mahkota kebenaran.
Anda mungkin ingin bersaksi tentang kebenaran ini.
Lembaga Pertolongan merupakan bagian yang signifikan dari Gereja Yesus
Kristus yang dipulihkan.
Beri tahu siswa bahwa Tuhan mengungkapkan organisasi Gereja baris demi baris.
Sebagai bagian dari proses ini, Dia memberikan pemanggilan yang amat penting
kepada Emma Smith. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan
lantang ringkasan berikut mengenai pengorganisasian Lembaga Pertolongan.
Mintalah siswa untuk mendengarkan bagaimana visi Nabi Joseph Smith mengenai
Lembaga Pertolongan memperluas visi awal para wanita tersebut.
Di Nauvoo, para wanita Orang Suci Zaman Akhir diberkati dengan organisasi
mereka sendiri dalam Gereja. Itu memiliki awalnya ketika beberapa wanita,
dipimpin oleh Sarah Granger Kimball, mengorganisasi diri untuk membuat kemeja
bagi para pria yang mengerjakan bait suci. Para wanita itu memutuskan untuk
mengorganisasi diri secara resmi, dan mereka meminta Eliza R. Snow untuk
97
P EL A J A RA N 18
menuliskan sebuah anggaran dasar untuk kelompok mereka. Ketika Nabi Joseph
Smith dikonsultasikan mengenainya, dia memberi tahu mereka anggaran dasar
mereka amat bagus tetapi menawarkan untuk mengorganisasi para wanita dengan
cara yang lebih baik. Tanggal 17 Maret 1842, Nabi, bersama Penatua John Taylor
dan Willard Richards, bertemu dengan 20 wanita di ruangan atas dari Toko Batu
Bata Merah, di mana Nabi mengorganisasi Lembaga Pertolongan Perempuan
Nauvoo. Emma Smith dipilih sebagai presiden organisasi tersebut, dengan
demikian menggenapi wahyu yang mengidentifikasi dirinya sebagai “wanita
pilihan” (A&P 25:3). Nabi kemudian menyatakan bahwa sasaran organisasi
tersebut adalah untuk “membantu yang miskin” dan “untuk menyelamatkan jiwa”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 528).
Tanggal 28 April 1842, Nabi kembali bertemu dengan para sister. Dia memberi tahu
mereka bahwa mereka akan menerima petunjuk melalui tata tertib keimamatan
dan kemudian menyatakan, “Saya sekarang menyerahkan kunci kepada Anda di
dalam nama Allah, dan Lembaga ini akan bersukacita, dan pengetahuan serta
kecerdasan akan mengalir mulai saat ini” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 526).
Anda dapat menandaskan kepada siswa bahwa mereka dapat membaca risalah
dari pertemuan Lembaga Pertolongan di masa awal di josephsmithpapers.org/
paperSummary/Nauvoo-relief-society-minute-book.
• Bagaimana visi nabi mengenai potensi Lembaga Pertolongan memperluas
usulan awal Sarah Kimball?
• Menurut Anda apa arti dari pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith: “Saya
sekarang menyerahkan kunci kepada Anda di dalam nama Allah”? (Lembaga
Pertolongan diorganisasi di bawah arahan imamat oleh mereka yang
memegang kunci-kunci imamat).
Peragakan pernyataan berikut oleh Sister Zina D. H. Young (1821–1901) dan Sister
Julie B. Beck, mantan presiden umum Lembaga Pertolongan, mengenai tujuan
Lembaga Pertolongan, dan undanglah tiga siswa untuk membacakan
pernyataan-pernyataannya. Mintalah kelas untuk mengikuti dan
mempertimbangkan apa yang diajarkan pernyataan-pernyataan ini mengenai
tujuan Lembaga Pertolongan.
“Lembaga Pertolongan … pertama kali diorganisasi hampir setengah abad
lampau, oleh Nabi Joseph Smith; menurut pola Imamat Kudus, dan di bawah
arahannya, untuk memberikan berkat-berkat jasmani kepada yang miskin dan
membutuhkan: dan untuk memberikan dorongan kepada yang lemah, dan
menahan yang khilaf, dan untuk pengembangan lebih baik, dan pelaksanaan
simpati wanita, dan kasih amal, agar dia dapat memiliki kesempatan untuk
memperoleh kekuatan rohani, dan kuasa untuk pencapaian kebaikan yang lebih besar dalam
pekerjaan penebusan keluarga manusia” (Zina D. H. Young, “First General Conference of the
Relief Society,” Woman’s Exponent, 15 April 1889, 172).
98
PE LAJ ARAN 18
“Nabi Joseph Smith mendefinisikan tujuan Lembaga Pertolongan dan memberi
petunjuk kepada para sister dalam tujuan mereka. … Organisasi kita adalah
organisasi yang terus dipimpin dewasa ini oleh para nabi, pelihat, dan pewahyu”
(Julie B. Beck, “Lembaga Pertolongan: Suatu Pekerjaan yang Kudus,” Ensign atau
Liahona, November 2009, 110–111).
“Sama seperti para nabi Tuhan telah terus-menerus mengajarkan kepada para
penatua dan imam tinggi tujuan serta tugas mereka, mereka telah berbagi visi
mereka untuk para sister Lembaga Pertolongan. Dari nasihat mereka, jelas bahwa tujuan
Lembaga Pertolongan adalah untuk meningkatkan iman dan kesalehan pribadi, memperkuat
keluarga dan rumah tangga, serta mencari dan membantu mereka yang membutuhkan. Iman,
keluarga, dan bantuan—tiga kata sederhana ini telah muncul untuk menyatakan visi nabi bagi
para sister di Gereja” (Julie B. Beck, “Visi para Nabi mengenai Lembaga Pertolongan: Iman,
Keluarga, Bantuan,” Ensignatau Liahona, Mei 2012, 83).
Busath.com
• Bagaimana tujuan-tujuan Lembaga Pertolongan memberkati seluruh Gereja?
(Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Lembaga Pertolongan
mengupayakan untuk meningkatkan iman dan kesalehan pribadi,
memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta mencari dan membantu
mereka yang membutuhkan. Seluruh Gereja diberkati sewaktu para wanita
mencapai tujuan-tujuan ini).
• Bagaimana Anda telah melihat Lembaga Pertolongan mencapai
tujuan-tujuannya?
Peragakan pernyataan berikut, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang:
“Nabi Joseph Smith menyatakan, ‘Gereja tidak pernah terorganisasi secara sempurna sampai
para wanitanya telah diorganisasi’ [Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 525]. …
Selain Joseph Smith, nabi zaman akhir lainnya telah bersaksi bahwa pengorganisasian dari
Lembaga Pertolongan merupakan bagian yang diilhami dari Pemulihan, yang dengannya para
wanita di Gereja dipanggil dalam jabatan gerejawi untuk saling melayani dan untuk memberkati
seluruh Gereja. Presiden Joseph F. Smith menyatakan, “Organisasi ini [Lembaga Pertolongan]
diciptakan secara ilahi, disahkan secara ilahi, ditegakkan secara ilahi, ditahbiskan secara ilahi
oleh Allah untuk mengurusi keselamatan jiwa-jiwa para wanita dan pria” [Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Joseph F. Smith (1998), 191]” (Daughters in My Kingdom: The History and Work
of Relief Society [2011], 7).
• Apa yang pernyataan ini ajarkan mengenai bagian yang Lembaga Pertolongan
mainkan dalam Pemulihan Injil? (Sewaktu siswa menanggapi, pastikan mereka
memahami kebenaran ini, bahkan jika itu diungkapkan dengan kata-kata yang
berbeda: Lembaga Pertolongan adalah bagian yang diilhami secara ilahi
dari Pemulihan Gereja Yesus Kristus. Tulislah kebenaran ini di papan tulis).
• Bagaimana mengetahui bahwa organisasi Lembaga Pertolongan adalah bagian
dari Pemulihan menciptakan perbedaan dalam kehidupan Anda?
• Bagaimana peran serta wanita dalam pemanggilan di Gereja membantu Gereja
“terorganisasi secara sempurna”?
99
P EL A J A RA N 18
Wanita dan Imamat
Jelaskan kepada siswa bahwa ada sebagian orang yang mempertanyakan mengapa
wanita tidak ditahbiskan pada jabatan imamat. Tekankan bahwa sementara kita
tidak tahu mengapa wanita tidak ditahbiskan pada jabatan imamat, kita tahu
bahwa wanita berperan serta dalam imamat dalam pemanggilan Gereja mereka
dan dalam rumah tangga mereka.
Distribusikan salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks
dari Kuorum Dua Belas Rasul kepada setiap siswa, dan mintalah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang: Undanglah siswa mengidentifikasi
cara-cara di mana wanita dapat melaksanakan wewenang imamat:
Wanita dan Imamat
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata:
“Dalam sebuah ceramah kepada Lembaga Pertolongan, Presiden Joseph
Fielding Smith, saat itu Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, menuturkan ini:
‘Sementara para sister tidak diberi Imamat, itu tidak dianugerahkan
kepada mereka, tidak berarti bahwa Tuhan tidak memberikan kepada
mereka wewenang .… Seseorang mungkin memiliki wewenang yang
diberikan kepadanya, atau seorang sister kepadanya, untuk melakukan
hal-hal tertentu di Gereja yang mengikat dan mutlak diperlukan bagi keselamatan kita,
seperti pekerjaan yang para sister kita lakukan di Rumah Tuhan. Mereka memiliki
wewenang yang diberikan kepada mereka untuk melakukan beberapa hal yang besar dan
menakjubkan, sakral bagi Tuhan, dan mengikat sama kuatnya seperti berkat-berkat yang
diberikan oleh para pria yang memegang imamat’ [“Relief Society—An Aid to the
Priesthood,” Relief Society Magazine, Januari 1959, 4].
Dalam ceramah penting itu, Presiden Smith menyatakan berulang kali bahwa wanita telah
diberi wewenang. Kepada para wanita dia menuturkan, ‘Anda dapat berbicara dengan
wewenang, karena Tuhan telah menempatkan wewenang ke atas diri Anda.’ Dia juga
menuturkan bahwa Lembaga Pertolongan ‘[telah] diberi kuasa dan wewenang untuk
melakukan banyak hal besar. Pekerjaan yang mereka lakukan dilakukan dengan
wewenang ilahi.’ Dan, tentu saja, pekerjaan Gereja yang dilakukan oleh para wanita dan
pria, baik itu di bait suci maupun di lingkungan atau cabang, dilakukan di bawah arahan
dari mereka yang memegang kunci-kunci imamat. Karenanya, berbicara tentang Lembaga
Pertolongan, Presiden Smith menjelaskan, ‘[Tuhan] telah memberikan kepada mereka
organisasi besar ini di mana mereka memiliki wewenang untuk melayani di bawah
pengarahan para uskup di lingkungan …, mengurus kepentingan rohani dan duniawi umat
kita’ [“Relief Society—An Aid to the Priesthood,” 4–5]. …
Kita tidak terbiasa untuk berbicara tentang wanita memiliki wewenang imamat dalam
pemanggilan Gereja mereka, namun wewenang lain apa lagi? Ketika seorang
wanita—muda maupun tua—ditetapkan untuk mengkhotbahkan Injil sebagai misionaris
penuh waktu, dia diberi wewenang imamat untuk melaksanakan suatu fungsi
keimamatan. Hal yang sama berlaku ketika seorang wanita ditetapkan pada suatu fungsi
sebagai pejabat atau guru dalam organisasi Gereja di bawah arahan seseorang yang
memegang kunci-kunci imamat. Siapa pun berada dalam sebuah jabatan atau
pemanggilan yang diterima dari seseorang yang memegang kunci-kunci imamat
100
PE LAJ ARAN 18
menggunakan wewenang imamat dalam melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan
kepadanya” (“Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 50–51).
• Apa kebenaran mengenai peran dan tanggung jawab wanita dalam Gereja yang
Anda pelajari dari Penatua Oaks? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka,
pastikan mereka memahami kebenaran ini: Ketika wanita ditetapkan untuk
melayani di Gereja, mereka menerima wewenang imamat untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka).
Untuk memperdalam pemahaman siswa dan perasaan mereka mengenai
kebenaran yang telah mereka bahas dalam kelas, bagilah siswa ke dalami
pasangan-pasangan serta mintalah mereka membahas yang berikut:
• Bagaimana kita dapat memperbaiki apa yang kita katakan mengenai wanita di
Gereja untuk mencerminkan signifikansi sejati dari kontribusi mereka?
Undanglah siswa untuk berbagi perasaan mereka mengenai pengaruh wanita dan
pekerjaan yang mereka lakukan sebagai murid dalam kerajaan Tuhan. Imbaulah
siswa untuk menindaki apa yang telah mereka rasakan selama pelajaran, terutama
dengan mengangkat kepentingan Lembaga Pertolongan dalam kehidupan mereka.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 25.
• Julie B. Beck, “Visi Para Nabi Mengenai Lembaga Pertolongan: Iman, Keluarga,
Bantuan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 83–85.
101
PELAJARAN 19
Ajaran tentang Pernikahan
dan Keluarga Kekal
Pendahuluan
Injil Yesus Kristus menekankan ajaran bahwa pernikahan dan
keluarga ditetapkan oleh Allah. Nabi Joseph Smith
mengajarkan bahwa pasangan yang menikah dapat berlanjut
sebagai suami dan istri setelah Kebangkitan. Wahyu dari
Tuhan menjelaskan bahwa “perjanjian pernikahan yang baru
dan abadi” (A&P 131:2) adalah perlu untuk menerima
permuliaan. Pelajaran ini akan menjadikan jelas bagi siswa
bahwa agar pernikahan bertahan untuk kekekalan, pasangan
harus dimeteraikan oleh seseorang yang memegang
kunci-kunci imamat dan kemudian hidup dengan saleh.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November
2008, 92–95.
• David A. Bednar, “Marriage Is Essential to His Eternal Plan,” Ensign, Juni
2006, 82–87.
• Joshua J. Perkey, “Why Temple Marriage?” New Era, Agustus 2013, 30–32.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; 131:1–4
“Perjanjian pernikahan yang baru dan abadi”
Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan pelajaran ini, sadarilah bahwa Anda mungkin
memiliki siswa yang memiliki kehidupan rumah tangga yang sulit atau yang
pernah mengalami patah hati atau sakit hati sehubungan dengan pernikahan dan
memiliki anak. Pertimbangkan kebutuhan para siswa ini sewaktu Anda bersiap dan
mengajarkan pelajaran Anda.
Beri tahulah siswa bahwa pada tahun 1831 di Kirtland, Ohio, Leman Copley
bergabung dengan Gereja. Dia tadinya adalah anggota dari United Society of
Believers in Christ‘s Second Appearing [Persekutuan Masyarakat Pemercaya
terhadap Penampakan Kedua Kristus], yang umumnya disebut orang Shaker
karena cara beribadat mereka, yang meliputi menggoyang-goyangkan tubuh
mereka sewaktu mereka menyanyi, menari, dan bertepuk tangan mengikuti musik.
Sementara Leman Copley memercayai Injil, dia juga masih percaya pada beberapa
ajaran Shaker. Dia mengunjungi Joseph Smith, dan sebagai hasil kunjungan
tersebut, Tuhan memberi Joseph wahyu yang sekarang dikenal sebagai Ajaran dan
Perjanjian 49 pada tanggal 7 Mei 1831. (Uraian judul bagian dalam edisi terdahulu
Ajaran dan Perjanjian menyebut tanggal ini sebagai Maret 1831. Para sejarawan
baru-baru ini memastikan bahwa tanggal yang lebih akurat adalah 7 Mei 1831).
Orang Shaker menolak pernikahan dan percaya pada menjalani hidup dengan
mutlak membujang (menjauhkan diri dari hubungan seksual). Tuhan mengoreksi
102
PE LAJ ARAN 19
ajaran yang keliru ini dalam wahyu tersebut dan juga memerintahkan Leman
Copley serta orang lainnya untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang Shaker.
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 49:15–17, mencari apa
yang Tuhan firmankan mengenai pentingnya pernikahan dan keluarga. Tanyakan:
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Tuhan ajarkan mengenai pernikahan? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Pernikahan antara seorang pria
dan wanita ditetapkan oleh Allah).
• Menurut Anda apa artinya bahwa pernikahan ditetapkan oleh Allah “agar bumi
boleh memenuhi tujuan penciptaannya”? (Tanggapan siswa dapat mencakup
kebenaran berikut: Suami dan istri diperintahkan untuk memiliki anak.
Bumi diciptakan untuk menyediakan sebuah tempat di mana anak-anak
Allah dapat tinggal sebagai keluarga).
• Bagaimana pemahaman akan kebenaran yang diajarkan dalam ayat-ayat ini
dapat membantu kita menjelaskan ajaran Gereja mengenai pernikahan?
Jelaskan bahwa bertahun-tahun kemudian, pemahaman orang Suci mengenai
pentingnya ajaran pernikahan dan keluarga kekal tumbuh secara signifikan.
Tanggal 16 Mei 1843, Joseph Smith melakukan perjalanan ke Ramus, Illinois.
Sementara tinggal di rumah Benjamin dan Melissa Johnson, Nabi mengajari
mereka mengenai pernikahan kekal. Sebagian petunjuk Nabi yang diberikan di
Ramus dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131. Undanglah seorang siswa untuk
membacakan Ajaran dan Perjanjian 131:1–4 dengan lantang.
• Apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh tingkat tertinggi dari kerajaan
selestial? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Untuk
memperoleh tingkat tertinggi dari kerajaan selestial, kita harus masuk ke
dalam perjanjian pernikahan yang baru dan abadi. Jelaskan bahwa kata
baru dalam konteks ini berarti bahwa perjanjian ini dipulihkan secara baru
dalam dispensasi kita. Istilah abadi berarti bahwa perjanjian ini telah selamanya
ada dan akan bertahan sepanjang kekekalan. Anda mungkin ingin
menyarankan agar siswa menuliskan definisi-definisi ini di margin tulisan suci
mereka).
• Di zaman kita, bagaimana pria dan wanita masuk ke dalam “perjanjian
pernikahan yang baru dan abadi” ini?
Tekankan bahwa pria dan wanita dapat masuk ke dalam perjanjian pernikahan
yang baru dan abadi hanya di dalam bait suci yang kudus. Individual yang menikah
di luar bait suci mungkin mencakup istilah seperti “menikah untuk waktu ini dan
kekekalan” dalam ikrar pernikahan mereka, tetapi Allah tidak akan menghormati
pernikahan ini dalam kekekalan.
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
Imbaulah siswa untuk mencari apa yang Penatua Nelson ajarkan mengenai
mengapa pernikahan kekal begitu penting:
103
P EL A J A RA N 19
“Perihal pernikahan diperdebatkan di seluruh dunia, di mana berbagai
pengaturan untuk kehidupan pernikahan ada. Tujuan saya berbicara langsung
tentang topik ini adalah untuk menyatakan, sebagai seorang Rasul Tuhan, bahwa
pernikahan antara seorang pria dan wanita adalah sakral—itu ditetapkan oleh
Allah. Saya juga memastikan kebajikan pernikahan bait suci. Itu adalah jenis
pernikahan tertinggi dan paling bertahan yang Pencipta kita dapat tawarkan
kepada anak-anak-Nya.
Sementara keselamatan adalah permasalahan pribadi, permuliaan adalah masalah keluarga. …
Untuk memenuhi persyaratan bagi kehidupan kekal, kita harus mengikat perjanjian yang kekal
dan abadi dengan Bapa Surgawi kita [lihat A&P 132:19]. Ini berarti bahwa pernikahan bait suci
bukan hanya antara suami dan istri; itu mencakup suatu kemitraan dengan Allah [lihat Matius
19:6]” (“Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 92–93).
• Menurut Anda apa artinya kalimat ini: “Sementara keselamatan adalah
permasalahan pribadi, permuliaan adalah masalah keluarga”?
• Apa artinya mencakup “suatu kemitraan dengan Allah” dalam pernikahan
kekal? Menurut Anda mengapa memiliki kemitraan dengan Allah dalam
pernikahan adalah penting? (Hanya dalam pernikahan individu membuat
perjanjian dengan orang lain dan dengan Allah. Semua perjanjian injil lainnya
dibuat antara individu dengan Allah).
• Bagaimana ajaran yang dipulihkan tentang pernikahan dan keluarga kekal
mengangkat hasrat seseorang untuk membina pernikahan yang penuh kasih
dan abadi?
Penatua Parley P. Pratt (1807–1857) dari Kuorum Dua Belas Rasul menjelaskan
dampak yang dimiliki pengetahuan akan ajaran yang dipulihkan ini terhadap
dirinya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan yang berikut:
“Adalah dari [Joseph Smith] saya mengetahui bahwa istri saya tercinta dapat
disatukan dengan diri saya untuk waktu ini dan segala kekekalan. … Dari dialah
saya mengetahui bahwa kita dapat memupuk kasih sayang ini, dan tumbuh serta
meningkat dalam hal yang sama hingga segala kekekalan; sementara hasil dari
kesatuan kami yang tanpa akhir tersebut adalah keturunan sebanyak bintang di
langit, atau pasir di tepi pantai. … Saya telah mencintai sebelumnya, tetapi saya
tidak tahu mengapa. Tetapi sekarang saya mencintai—dengan kemurnian—suatu intensitas
perasaan yang terangkat, dipermuliakan” (Autobiography of Parley P. Pratt, diedit Parley P.
Pratt Jr. [1938], 297–298).
Sebelum melanjutkan dengan pelajaran, mungkin bijak untuk secara singkat
membahas yang berikut:
“Beberapa anggota Gereja tetap melajang tanpa kesalahan apa pun dari pihaknya, meskipun
mereka ingin menikah. Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi ini, yakinlah bahwa ‘Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia’ (Roma 8:28). Jika Anda tetap layak, kelak Anda akan, dalam kehidupan ini atau kehidupan
104
PE LAJ ARAN 19
berikutnya, diberi semua berkat akan sebuah hubungan keluarga kekal” (Teguh pada Iman:
Sebuah Referensi Injil [2004], 166–167).
Ajaran dan Perjanjian 132:1–21
Pernikahan selestial adalah penting bagi permuliaan
Jelaskan bahwa sekitar dua bulan setelah Joseph Smith memberikan petunjuk yang
dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131, dia mendiktekan wahyu yang sekarang
dikenal sebagai Ajaran dan Perjanjian 132. Mintalah seorang siswa untuk
membacakan uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 132 dengan lantang.
Jelaskan bahwa praktik pernikahan jamak akan dikupas dalam pelajaran
berikutnya. Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan
Perjanjian 132:3–6 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan
mengidentifikasi kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang menyarankan
pentingnya masuk ke dalam perjanjian pernikahan yang baru dan abadi. Bahaslah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa ungkatan dan kata dalam ayat-ayat ini yang mengklarifikasi pentingnya
pernikahan kekal?
• Apa konsekuensi dari menolak ajaran ini? (Anda mungkin ingin menjelaskan
bahwa kata dilaknat berarti bahwa seseorang dihentikan dalam kemajuan
abadinya).
Catatan: Luangkan beberapa menit untuk menandaskan kepada siswa
keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting berupa mencermati kata dan
ungkapan kunci, keterampilan yang baru saja mereka gunakan dengan Ajaran dan
Perjanjian 132:3–6. Adalah penting untuk mencermati serta memahami kata dan
ungkapan ketika menelaah tulisan suci. Dengan ayat 3–6, ungkapan berikut
penting dipahami: “menerima dan mematuhi,” “mestilah mematuhi,” “jika kamu
tidak menuruti perjanjian itu, maka kamu dilaknat,” “tidak seorang pun dapat
menolak,” “mesti dan hendaknya.” Beberapa dari ungkapan-ungkapan ini juga
merupakan contoh dari koneksi antar gagasan dalam tulisan suci. Koneksi
memperlihatkan hubungan atau kaitan antar gagasan. Misalnya, ayat 3
memperlihatkan koneksi antara gagasan mempersiapkan, menerima, dan
mematuhi.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 132:7–8,
mencari syarat dari hukum Tuhan yang memungkinkan bagi suami dan istri untuk
hidup sebagai pasangan yang menikah setelah kehidupan ini.
• Menurut ayat-ayat ini, apa syarat yang perlu bagi pernikahan untuk bertahan
secara kekal? (Sewaktu siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan
tulis: Ketika perjanjian dibuat melalui wewenang imamat yang tepat dan
dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan, itu akan berlaku
selamanya).
Bagikan definisi berikut mengenai Roh Kudus yang Dijanjikan: “Roh Kudus adalah
Roh Kudus yang Dijanjikan (Kisah Para Rasul 2:33). Dia mengukuhkan sebagai
yang dapat diterima oleh Allah tindakan yang benar, tata cara, dan perjanjian dari
manusia. Roh Kudus yang Dijanjikan bersaksi kepada Bapa bahwa tata cara yang
105
P EL A J A RA N 19
menyelamatkan telah dilaksanakan dengan tepat dan bahwa perjanjian yang
berhubungan dengannya telah ditaati” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus
yang Dijanjikan,” scriptures.lds.org).
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut asas ini, pertimbangkan untuk
memeragakan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985)
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Memeteraikan berarti meratifikasi, membenarkan, atau menyetujui. Dengan
demikian tindakan yang dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan adalah
tindakan yang diratifikasi oleh Roh Kudus; itu adalah tindakan yang disetujui
oleh Tuhan; dan orang yang telah mengambil ke atas dirinya kewajiban
dibenarkan oleh Roh dalam apa yang telah dia lakukan. Meterai persetujuan
yang meratifikasi tersebut ditempatkan di atas suatu tindakan hanya jika mereka
yang mengikat kontrak adalah layak sebagai hasil dari kesalehan pribadi untuk menerima restu
ilahi” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 361–362).
Tuhan melanjutkan untuk menjabarkan persyaratan yang diperlukan untuk dan
berkat-berkat dari pernikahan kekal, sebagaimana dicatat dalam Ajaran dan
Perjanjian 132:19–21. Tugaskan siswa untuk bekerja berpasangan untuk menelaah
petikan ini. Mintalah pasangan-pasangan tersebut untuk membuat dua daftar:
(1) persyaratan bagi pernikahan agar kekal, dan (2) berkat-berkat yang diterima
ketika persyaratan ini dipenuhi. Ketika selesai, daftar dapat mencakup yang
berikut:
Persyaratan bagi pernikahan agar kekal
Pernikahan harus dilaksanakan sesuai dengan hukum Tuhan dan “perjanjian
yang baru dan abadi.”
Pernikahan harus dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan, …
Pernikahan harus dilaksanakan oleh orang yang memegang
kunci-kunci imamat.
Pasangan yang menikah harus tetap tinggal dalam perjanjian Allah.
Berkat-berkat yang akan diterima
Pasangan yang menikah akan tampil dalam Kebangkitan Pertama.
Pasangan yang menikah akan mewarisi takhta, kerajaan, pemerintahan, kuasa,
kekuasaan, serta segala ketinggian dan kedalaman.
Pernikahan akan berlaku penuh setelah kematian jasmani.
Pasangan yang menikah akan melewati para malaikat.
Pasangan yang menikah akan dipermuliakan dan akan memiliki kemuliaan
dalam segala sesuatu.
Pasangan yang menikah akan memiliki “kelanjutan benih keturunan
selamanya” (keluarga dan keturunan mereka akan berlanjut sepanjang
kekekalan; mereka akan memiliki peningkatan kekal).
106
PE LAJ ARAN 19
Pasangan menikah akan menjadi allah dan tidak memiliki akhir.
Pasangan menikah akan berada di atas segala sesuatu dan memiliki segala
kuasa, serta segala sesuatu akan tunduk kepada mereka.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu siswa memahami lebih
lanjut persyaratan yang perlu dan berkat yang dijanjikan dari pernikahan kekal:
• Menurut Anda apa artinya “tinggal” dalam pernikahan perjanjian? (Anda
mungkin ingin menjelaskan bahwa salah satu arti dari kata tinggal adalah tetap
atau melanjutkan. Itu juga berarti hidup sesuai dengan perjanjian).
• Mengapa dimeteraikan dalam bait suci saja tidaklah memadai untuk mencapai
pernikahan kekal?
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda
mempertimbangkan apa yang Bapa Surgawi janjikan kepada Anda?
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Pernikahan selestial merupakan bagian yang sangat penting dalam persiapan
untuk kehidupan kekal. itu membutuhkan seseorang menikah dengan orang yang
tepat, di tempat yang tepat, dengan wewenang yang sah, dan untuk dengan
setia mematuhi perjanjian kudus tersebut. Kemudian seseorang dapat
memperoleh jaminan permuliaan dalam kerajaan selestial Allah” (“Pernikahan
Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 94).
• Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seseorang yang bukan anggota
Gereja pentingnya menikah “di tempat yang tepat, dengan wewenang
yang sah”?
• Memahami pentingnya ajaran tentang pernikahan dan keluarga kekal, apa yang
dapat Anda lakukan sekarang untuk bersiap bagi pernikahan kekal dan
membangun hubungan yang kuat?
Undanglah siswa untuk mempertimbangkan apa yang mungkin perlu mereka ubah
dalam kehidupan mereka agar lebih siap untuk pemeteraian bait suci atau untuk
menaati perjanjian yang berkaitan dengan pemeteraian itu. Bagikan kesaksian
Anda bahwa mengupayakan pernikahan kekal sepadan dengan segala
pengurbanan dan upaya kita.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; 131:1–4; 132:1–24.
• Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November
2008, 92–95.
107
PELAJARAN 20
Pernikahan Jamak
Pendahuluan
Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita
merupakan hukum Tuhan kecuali Dia memerintahkan lain
(lihat Yakub 2:27–30). Nabi Joseph Smith diperintahkan
untuk memulihkan praktik pernikahan jamak, yang
dipraktikkan di Gereja selama lebih dari setengah abad
sampai Presiden Wilford Woodruff diilhami oleh Tuhan untuk
menghentikan praktik tersebut. Pernikahan jamak
merupakan ujian iman yang signifikan bagi Joseph Smith dan
kebanyakan dari mereka yang mempraktikkannya. Sewaktu
siswa beriman, mereka dapat tiba pada pengetahuan bahwa
praktik pernikahan jamak di zaman akhir merupakan bagian
dari Pemulihan segala sesuatu.
Bacaan Latar Belakang
• “Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan
Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],”
Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
• “Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan
Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
• “Plural Marriage and Families in Early Utah [Pernikahan Jamak dan Keluarga di
Utah di Masa Awal],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
• “The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari
Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
Catatan: Uraian-uraian Topik Injil akan menyediakan bagi Anda materi yang jauh
lebih banyak daripada yang dapat Anda ajarkan dalam waktu yang tersedia.
Mohon sadari hal ini dalam persiapan dan petunjuk pelajaran Anda.
Saran untuk Pengajaran
Yakub 2:27–30; Ajaran dan Perjanjian 132:1–2, 34–48, 54, 63
Tuhan mengungkapkan praktik pernikahan jamak
Jelaskan bahwa pada tahun 1831, sementara Joseph Smith sedang mengerjakan
penerjemahan yang diilhami dari Perjanjian Lama, dikenal sebagai Terjemahan
Joseph Smith, dia membaca bahwa sebagian nabi zaman dahulu mempraktikkan
pernikahan jamak (juga disebut poligami). Para nabi ini mencakup antara lain
Abraham, Yakub, Musa, dan Daud. Joseph Smith menelaah dan merenungkan
tulisan suci untuk mengetahui bagaimana para nabi ini dibenarkan dalam praktik
ini (lihat A&P 132:1–2). Tuhan mengungkapkan jawaban atas pertanyaannya dalam
sebuah wahyu yang sekarang dikenal sebagai Ajaran dan Perjanjian 132. Meskipun
tanggal wahyu ini tertera 12 Juli 1843, kemungkinan besar Joseph Smith menerima
wahyu mengenai asas-asas yang dicatat dalam bagian ini dengan berjalannya
waktu, dimulai sedini tahun 1831.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 132:34–36. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari
mengapa Abraham dan Sara mulai mempraktikkan pernikahan jamak.
108
PE LAJ ARAN 20
• Menurut ayat 34, mengapa Sara memberi Abraham istri lain? Apa yang ini
ajarkan kepada kita mengenai praktik pernikahan jamak? (Sewaktu siswa
menanggapi, tulislah asas berikut di papan tulis: Pernikahan jamak adalah
praktik yang dapat diterima hanya ketika Tuhan memerintahkannya).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Yakub 2:27, 30 dengan lantang.
Tekankan asas berikut: Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita
merupakan hukum Tuhan kecuali Dia memerintahkan lain. Tandaskan bahwa
ayat-ayat ini juga menyertakan alasan yang diberikan oleh Tuhan untuk praktik
pernikahan jamak—untuk “membangkitkan benih keturunan bagi [Tuhan]”
dengan meningkatkan jumlah anak yang dilahirkan orangtua yang setia (lihat juga
A&P 132:63).
Jelaskan bahwa Tuhan mengungkapkan kepada Joseph Smith, sebagaimana dicatat
dalam Ajaran dan Perjanjian 132:37–43, bahwa ketika umat-Nya mempraktikkan
pernikahan jamak karena Dia telah memerintahkan mereka untuk melakukannya,
mereka tidak bersalah akan dosa perzinaan. Meskipun demikian, siapa pun yang
mempraktikkan pernikahan jamak tanpa menerima perintah dari Tuhan melalui
nabi-Nya bersalah akan perzinaan. Tandaskan kepada siswa bahwa kata
dihancurkan dalam ayat 41 dan 54 berarti bahwa mereka yang melanggar perjanjian
sakral mereka, termasuk perjanjian pernikahan mereka, akan dipisahkan dari Allah
dan dari umat perjanjian-Nya (lihat juga Kisah para Rasul 3:22–23; 1 Nefi 22:20).
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 132:40 dan
mengidentifikasi alasan lain yang diberikan Tuhan untuk praktik
pernikahan jamak.
• Menurut ayat 40, apa yang akan Tuhan lakukan dalam dispensasi terakhir?
(“Memulihkan segala sesuatu”).
Jelaskan bahwa kata “segala sesuatu” merujuk pada hukum dan tata cara Injil yang
telah diungkapkan pada dispensasi-dispensasi sebelumnya. Tuliskan kebenaran
berikut di papan tulis: Perintah untuk menjalankan hukum pernikahan jamak
di zaman akhir merupakan bagian dari Pemulihan segala sesuatu (lihat juga
Kisah para Rasul 3:20–21).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 132:45, 48. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang
memungkinkan bagi Joseph Smith untuk berperan serta dalam mendatangkan
Pemulihan segala sesuatu. Bantulah siswa memahami asas berikut: Pernikahan
jamak dapat diwenangkan hanya melalui melalui kunci-kunci imamat yang
diberikan kepada Presiden Gereja.
Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran
kepada setiap siswa. Undanglah seorang siswa untuk membacakan
dengan lantang bagian pertama, berjudul “Pernikahan Jamak.”
• Bagaimana mengetahui bahwa praktik pernikahan jamak diberikan melalui
wahyu kepada Nabi Joseph Smith membantu Anda lebih memahami
praktiknya di masa awal Gereja?
109
P EL A J A RA N 20
Praktik pernikahan jamak merupakan ujian iman
Undanglah separuh kelas untuk membaca dalam hati bagian selebaran berjudul
“Sebuah Perintah yang Sulit.” Suruhlah separuh kelas yang lain untuk membaca
bagian berjudul “Sebuah Ujian Iman.” Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Apa saja alasan mengapa Nabi Joseph Smith dan yang lainnya mungkin ragu
untuk mengimplementasikan praktik pernikahan jamak?
• Apa yang Joseph Smith, Lucy Walker, dan orang lainnya alami yang pada
akhirnya membantu mereka mengatasi kesulitan-kesulitan besar sehingga
mereka dapat menerima dan menjalankan hukum pernikahan jamak?
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang bagian
selebaran berjudul “Joseph Smith dan Pernikahan Jamak.”
Jelaskan kepada siswa bahwa ada banyak yang tidak kita ketahui mengenai praktik
pernikahan jamak dalam Gereja di masa awal. Misalnya, pemahaman terkini kita
akan istilah pemeteraian tidaklah persis sama seperti pemahaman akan istilah ini di
tahun 1840-an, ketika praktik pemeteraian masih baru dan beberapa aspek dari
praktik tersebut belum sepenuhnya dipahami. Kita mendengar istilah pemeteraian
dan otomatis berpikir tentang pernikahan, tetapi bagi Joseph Smith dan Orang Suci
di masa awal, pemeteraian tidak selalu berarti pernikahan dalam pengertian yang
penuh, yang berarti hidup bersama sebagai suami dan istri. Banyak rincian dari
praktik pernikahan jamak dahulu dijaga kerahasiaannya, dan catatan sejarah
memang tidak menjawab semua pertanyaan kita. Imbaulah siswa untuk menelaah
Bacaan Siswa yang tercantum di akhir pelajaran untuk tambahan informasi
mengenai praktik pernikahan jamak.
Anda mungkin ingin mengingatkan siswa bahwa sewaktu mereka menelaah
tentang pernikahan jamak, mereka hendaknya mengingat pola yang Nabi Joseph
Smith ikuti dalam pembelajaran Injil-Nya. Dia menelaah, merenungkan, dan
berdoa untuk memperoleh pengetahuan. Mereka hendaknya mengingat bahwa
banyak informasi yang tidak dapat diandalkan mengenai pernikahan jamak
terdapat di Internet dan dalam banyak sumber cetakan. Beberapa penulis yang
menulis tentang Gereja dan sejarahnya menyajikan informasi di luar konteks, atau
mereka menyertakan sebagian kebenaran yang dapat menyesatkan. Niat dari
sebagian tulisan ini adalah untuk menghancurkan iman.
Maklumat Resmi 1
Tuhan mengungkapkan bahwa Orang Suci Zaman Akhir hendaknya menghentikan
praktik pernikahan jamak
Jelaskan bahwa praktik pernikahan jamak meluas setelah Orang Suci tiba di area
Utah dan kemudian belakangan dihentikan sesuai dengan wahyu. Mintalah siswa
bergiliran membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Penentangan
terhadap Pernikahan Jamak” dan “Manifesto Kedua.”
• Konsekuensi apa yang Orang Suci Zaman Akhir di masa awal hadapi karena
mereka mematuhi perintah Tuhan untuk mempraktikkan pernikahan jamak?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dua
paragraf terakhir dari Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian serta
110
PE LAJ ARAN 20
paragraf pertama dan ketujuh dari “Cuplikan dari Tiga Ceramah oleh Presiden
Wilford Woodruff Perihal Manifesto,” yang mengikuti Maklumat Resmi 1.
Kemudian tanyakan:
• Apa yang Presiden Woodruff ajarkan kepada Orang Suci? (Beberapa dari asas
yang dia ajarkan mencakup yang berikut: Tuhan tidak akan pernah
membiarkan Presiden Gereja menyesatkan Gereja. Tuhan mengarahkan
Gereja-Nya melalui wahyu kepada Presiden Gereja.
Yang berikut mungkin bermanfaat dalam menjelaskan lebih lanjut keputusan
untuk mengakhiri praktik pernikahan jamak:
“Presiden George Q. Cannon memikirkan proses pengungkapan yang
mendatangkan Manifesto: ‘Presidensi Gereja harus berjalan sama seperti Anda
berjalan,’ katanya. Merek harus melangkah sama seperti Anda melangkah.
Mereka harus bersandar pada wahyu Allah sewaktu itu datang kepada mereka.
Mereka tidak dapat melihat akhir dari awal, seperti Tuhan melihatnya.’ ‘Yang
dapat kita lakukan,’ kata Cannon, berbicara mengenai Presidensi Utama, ‘adalah
mengupayakan pikiran dan kehendak Allah, dan ketika itu datang kepada kita, meskipun itu
mungkin bersentuhan dengan setiap perasaan yang sebelum telah kita bina, kita tidak memiliki
pilihan kecuali untuk mengambil langkah yang Allah tandaskan, dan untuk percaya
kepada-Nya’” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari
Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Akhiri pelajaran dengan bertanya kepada siswa:
• Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari, bagaimana Anda akan menanggapi
jika seseorang bertanya kepada Anda apakah Orang Suci Zaman Akhir
mempraktikkan pernikahan jamak?
Pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B.
Hinckley (1910–2008):
“Jika ada anggota kita yang ditemukan mempraktikkan pernikahan jamak,
mereka diekskomunikasi, penalti paling serius yang dapat Gereja kenakan. …
Lebih dari seabad lalu Allah dengan jelas mengungkapkan kepada Nabi-Nya
Wilford Woodruff bahwa praktik pernikahan jamak hendaknya dihentikan yang
berarti bahwa itu sekarang menentang hukum Allah. Bahkan di negara-negara di
mana hukum sipil atau agama memperkenankan poligami, Gereja mengajarkan
bahwa pernikahan haruslah monogami dan tidak menerimake dalam keanggotaannya mereka
yang mempraktikkan pernikahan jamak” (“What Are People Asking about Us?” Ensign,
November 1998, 71–72).
Paragraf berikut juga mungkin bermanfaat sewaktu Anda membahas praktik
Gereja terkini:
“Konsisten dengan ajaran Joseph Smith, Gereja mengizinkan seorang pria yang istrinya telah
meninggal untuk dimeteraikan kepada wanita lain ketika dia menikah kembali. Terlebih lagi,
111
P EL A J A RA N 20
anggota diizinkan untuk melakukan tata cara demi pria dan wanita yang telah meninggal yang
menikah lebih dari sekali di bumi, memeteraikan mereka kepada semua pasangan mereka
kepada siapa mereka menikah secara resmi. Keadaan persisnya dari hubungan-hubungan ini di
kehidupan mendatang tidaklah diketahui, dan banyak hubungan keluarga akan dibereskan
dalam kehidupan mendatang. Orang Suci diimbau untuk percaya kepada Bapa Surgawi kita yang
bijak, yang mengasihi anak-anak-Nya serta melakukan segala sesuatu bagi pertumbuhan dan
keselamatan mereka” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland
dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Sebelum mengakhiri pelajaran, mungkin bijak untuk memberi tahu siswa bahwa
beberapa orang yang telah murtad dari Gereja mempraktikkan pernikahan jamak
dewasa ini. Mereka mendorong orang untuk berdoa dan merenungkan apakah
benar untuk mempraktikkan pernikahan jamak dewasa ini. Kita hendaknya tidak
mengupayakan untuk menerima wahyu yang bertentangan dengan apa yang telah
Tuhan ungkapkan melalui para nabi-Nya. Tuhan telah mengungkapkan melalui
nabi-Nya bahwa praktik pernikahan jamak telah dihentikan dalam Gereja. Siapa
pun yang mendukung praktik pernikahan jamak dewasa ini bukanlah
hamba Tuhan.
Bagikan kesaksian Anda mengenai Nabi Joseph Smith Anda mungkin ingin
bersaksi bahwa dia menerima dan mematuhi wahyu dari Allah, sama seperti para
nabi zaman dahulu Abraham, Ishak, dan Yakub (lihat A&P 132:37).
Bacaan Siswa
• Yakub 2:27–30; Ajaran dan Perjanjian 132:1–3, 34–48, 54, 63; Maklumat
Resmi 1.
• “Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan
Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],”
Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
Memahami Pernikahan Jamak
Pernikahan Jamak
“Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa pernikahan seorang pria dan seorang wanita
merupakan hukum tetap Tuhan mengenai pernikahan. Di zaman Alkitab, Tuhan
memerintahkan beberapa orang untuk mempraktikkan pernikahan jamak—pernikahan
seorang pria dengan lebih dari seorang wanita. Melalui wahyu, Tuhan memerintahkan
Joseph Smith untuk memberlakukan pernikahan jamak di antara anggota Gereja di awal
tahun 1840-an. Selama lebih dari setengah abad, pernikahan jamak dipraktikkan oleh
sebagian Orang Suci Zaman Akhir di bawah arahan Presiden Gereja” (“Plural Marriage in
The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus
Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
112
PE LAJ ARAN 20
Sebuah Perintah yang Sulit
Eliza R. Snow (1804–1887), presiden umum Lembaga Pertolongan yang kedua, dimeteraikan kepada
Nabi Joseph Smith. Dia mencatat pengalaman berikut di mana Nabi Joseph mengajarkan asas
pernikahan jamak kepada saudara lelaki Eliza, Lorenzo Snow.
“Nabi Joseph mencurahkan isi hatinya [kepada Lorenzo Snow], dan menggambarkan
cobaan mental berat yang dia alami dalam mengatasi perasaan jijiknya, akibat alami dari
pendidikan dan kebiasaan sosial, sehubungan dengan pengenalan akan pernikahan jamak.
Dia mengenal suara Allah—dia mengetahui perintah dari yang Mahakuasa kepadanya
adalah untuk terus maju—untuk memberikan teladan, dan menegakkan pernikahan kekal
Selestial. Dia tahu bahwa dia harus memerangi dan mengatasi bukan saja prasangka dan
keinginan pribadinya sendiri, tetapi juga yang berasal dari seluruh dunia Kristen akan
menatap wajahnya; tetapi Allah, yang adalah di atas segalanya, telah memberikan
perintah tersebut, dan Dia harus dipatuhi. Namun Nabi ragu dan menangguhkan dari
waktu ke waktu, sampai seorang malaikat Allah berdiri di sisinya dengan pedang terhunus,
dan memberi tahu dia bahwa, kecuali dia bergerak maju dan menegakkan pernikahan
jamak, Imamatnya akan diambil dari dirinya dan dia akan dihancurkan! Kesaksian ini
bukan saja dia berikan kepada saudara lelaki saya, tetapi juga kepada orang
lain—kesaksian yang tidak dapat disangkal [dikontradiksi]” (Biography and Family Record
of Lorenzo Snow [1884], 69–70).
Sebuah Ujian Iman
Banyak yang bergumul dengan asas pernikahan jamak diberkati dengan kesaksian rohani yang
mengukuhkan akan kebenaran asas tersebut.
“Menurut Helen Mar Kimball, Joseph Smith menyatakan bahwa ‘praktik dari asas ini akan
merupakan pencobaan terberat yang pernah Orang Suci hadapi untuk menguji iman
mereka.’ Meskipun itu merupakan salah satu pencobaan ‘terberat’ dari kehidupannya, dia
bersaksi bahwa itu juga telah merupakan ‘salah satu berkat terbesar.’ …
Lucy Walker mengenang kegalauan batinnya ketika Joseph Smith mengundang dia untuk
menjadi istrinya. ‘Segenap perasaan jiwa saya memberontak melawannya,’ tulisnya.
Namun, setelah beberapa malam yang gelisah di mana dia berlutut dalam doa, dia
menemukan kelegaan sewaktu kamarnya ‘dipenuhi dengan pengaruh kudus’ serupa
dengan ‘cahaya matahari yang cemerlang.’ Dia berkata, ‘Jiwa saya dipenuhi dengan
kedamaian manis yang tenang yang belum pernah saya ketahui,’ dan ‘kebahagiaan hebat
mengambil alih seluruh diri saya’” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan
Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Joseph Smith dan Pernikahan Jamak
Banyak wanita dimeteraikan kepada Joseph Smith, tetapi jumlah persisnya tidak diketahui.
“Sepanjang era di mana pernikahan jamak dipraktikkan, Orang Suci Zaman Akhir
membedakan antara pemeteraian untuk waktu ini dan kekekalan dengan pemeteraian
113
P EL A J A RA N 20
untuk kekekalan saja. Pemeteraian untuk waktu dan kekekalan mencakup komitmen dan
hubungan selama kehidupan ini, umumnya dengan kemungkinan hubungan seksual.
Pemeteraian kekekalan-semata mengindikasikan hubungan dalam kehidupan
berikutnya semata.
… Beberapa wanita yang dimeteraikan kepada Joseph Smith kemudian bersaksi bahwa
pernikahan mereka adalah untuk waktu ini dan kekekalan, sementara yang lainnya
mengindikasikan bahwa hubungan mereka adalah untuk kekekalan semata.
Kebanyakan dari mereka yang dimeteraikan kepada Joseph Smith berusia antara 20 dan 40
tahun pada waktu pemeteraian mereka kepadanya. Yang tertua, Fanny Young, berusia 56
tahun. Yang termuda adalah Helen Mar Kimball, … yang dimeteraikan kepada Joseph
beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-15. Pernikahan pada usia seperti itu,
tidak pantas menurut standar dewasa ini, adalah legal di era itu, dan sebagian wanita
menikah di pertengahan masa remaja mereka. Helen Mar Kimball berbicara mengenai
pemeteraiannya kepada Joseph sebagai ‘untuk kekekalan semata,’ menyarankan bahwa
hubungan itu tidak mencakup hubungan seksual …
… Joseph Smith dimeteraikan kepada sejumlah wanita yang telah menikah. Baik para
wanita ini maupun Joseph menjelaskan banyak mengenai pemeteraian ini, meskipun
beberapa wanita mengatakan itu untuk kekekalan semata. Wanita lainnya tidak
meninggalkan catatan, yang menjadikannya tidak jelas apakah pemeteraian mereka untuk
waktu fana dan kekekalan atau untuk kekekalan semata.
Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk praktik ini. Pemeteraian-pemeteraian ini
mungkin telah menyediakan cara untuk menciptakan ikatan atau mata rantai kekal antara
keluarga Joseph dengan keluarga lainnya di dalam Gereja. Ikatan ini terentang baik secara
vertikal, dari orangtua kepada anak, maupun secara horizontal, dari satu keluarga ke yang
lainnya. Dewasa ini ikatan kekal semacam itu dicapai melalui pernikahan bait suci dari
individu yang juga dimeteraikan kepada keluarga kelahiran mereka sendiri, dengan cara
demikian menautkan keluarga-keluarga bersama” (“Plural Marriage in Kirtland and
Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/
topics).
Setelah kematian Nabi, banyak wanita dimeteraikan kepadanya yang tidak memiliki hubungan fana
dengan dirinya.
Penentangan terhadap Pernikahan Kekal
Banyak pemimpin keagamaan dan politik di Amerika Serikat menentang sistem pernikahan jamak,
yang mereka anggap amoral dan tidak beradab. Orang Suci Zaman Akhir diolok-olok dalam pidato
publik, buku, majalah, dan surat kabar. Kongres Amerika Serikat menerbitkan undang-undang yang
membatasi kebebasan anggota Gereja dan merugikan Gereja secara ekonomi dengan membatasi
jumlah properti yang dapat Gereja miliki. “Undang-undang itu akhirnya menyebabkan polisi
menangkap dan menahan orang-orang yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mencabut hak
pilih mereka, hak privasi di rumah mereka, dan kebebasan-kebebasan umum lainnya” (Pusaka Kita:
Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 109). Hingga tahun
1890, ratusan Orang Suci Zaman Akhir telah mengalami dipenjara. Yang lainnya pergi bersembunyi
untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan. Dalam situasi seperti ini, banyak keluarga
menderita karena stres, kesedihan, kemiskinan, dan kelaparan.
114
PE LAJ ARAN 20
Meskipun dunia mengolok-olok mereka karena mempraktikkan pernikahan jamak, banyak Orang Suci
Zaman Akhir mempertahankan praktik tersebut dan bersaksi bahwa mereka tahu itu telah
diwahyukan oleh Allah melalui Nabi Joseph Smith.
Keadaan sulit ini menuntun Presiden Wilford Woodruff untuk dengan penuh doa mencari bimbingan
Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak Orang Suci. Pada tahun 1889, Presiden Woodruff
menginstruksikan para pemimpin Gereja untuk berhenti mengajarkan asas pernikahan jamak. Di
tahun 1890, sangat sedikit pernikahan jamak yang dilakukan, dan ini dilakukan bertentangan
dengan nasihat Presiden Woodruff. Meskipun demikian, beberapa orang menerbitkan laporan bahwa
Gereja masih mempromosikan praktik pernikahan jamak. Laporan-laporan ini mendatangkan lebih
banyak pertentangan bagi Gereja. Bulan September 1890, Presiden Woodruff menerbitkan sebuah
Manifesto, yang sekarang dikenal Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian.
Manifesto Kedua
“Manifesto [Maklumat Resmi 1] tersebut memaklumkan niat Presiden [Wilford] Woodruff untuk
tunduk pada hukum Amerika Serikat. Itu tidak mengatakan apa pun mengenai hukum dari negara
lain. Sejak pembukaan koloni di Meksiko dan Kanada, pemimpin Gereja telah melangsungkan
pernikahan jamak di negeri-negeri itu, dan setelah Oktober 1890, pernikahan jamak terus dilakukan
dengan diam-diam di sana. … Dalam keadaan yang luar biasa, jumlah yang lebih sedikit lagi
pernikahan jamak dilangsungkan di Amerika Serikat antara tahun 1890 dan 1904, meskipun apakah
pernikahan-pernikahan tersebut diwenangkan untuk dilangsungkan dalam negara bagian terkait
tidaklah jelas” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan
Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Pada konferensi umum April 1904, Presiden [Joseph F.] Smith menerbitkan pernyataan yang kuat,
dikenal sebagai Manifesto Kedua, yang menjadikan pernikahan jamak yang baru dapat dihukum
dengan ekskomunikasi” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
[Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics
[Topik Injil], lds.org/topics).
115
PELAJARAN 21
Misi Kenabian Joseph Smith
Pendahuluan
Setelah kematisyahidan Joseph Smih, Penatua John Taylor,
yang berada bersama Joseph Smith ketika dia dibunuh,
memberikan penghormatan kepada Nabi (mungkin
bersamaan dengan satu atau lebih Orang Suci) dengan
mencatat: “Joseph Smith, sang Nabi dan Pelihat Tuhan, telah
melakukan lebih banyak, kecuali Yesus saja, demi
keselamatan manusia di dunia ini, daripada orang lain siapa
pun yang pernah hidup di dalamnya” (A&P 135:3). Pelajaran
ini akan membantu siswa melihat bagaimana pelayanan
Nabi menggenapi nubuat-nubuat kuno. Pelajaran ini juga
akan memeriksa kontribusi-kontribusi yang Joseph Smith
buat demi keselamatan semua anak Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen,“Joseph Smith,”Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31.
• Tad R. Callister, “Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona,
November 2009, 35–37.
• “A&P 135:3. Joseph Smith Telah Melakukan Lebih Banyak Demi Keselamatan
Manusia Daripada Siapa Pun Kecuali Yesus,” Doctrine and Covenants Student
Manual (buku pedoman CES, 2001), 349–350.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 3:1–21
Misi yang ditahbiskan sebelumnya dari Joseph Smith
Mintalah siswa berbagi apa yang muncul di benak mereka pertama kali ketika
mereka berpikir mengenai Joseph Smith. Undanglah beberapa siswa untuk secara
singkat berbagi suatu saat ketika mereka bersyukur untuk Nabi Joseph Smith.
Beri tahu siswa bahwa nabi Nefi mencatat beberapa nasihat yang Lehi berikan
kepada putranya Joseph. Nasihat ini dicatat dalam 2 Nefi 3 dan mencakup nubuat
yang Yusuf di Mesir berikan mengenai keluarga Lehi dan zaman akhir. Lehi
kemungkinan mempelajari nubuat-nubuat ini dari membaca
lempengan-lempengan kuningan. Dalam 2 Nefi 3, kita belajar bahwa Yusuf di
Mesir meramalkan misi zaman akhir dari Joseph Smith. Mintalah seorang siswa
untuk membacakan 2 Nefi 3:6–9 dengan lantang. Imbaulah siswa untuk mengikuti
dan mencari bagaimana Yusuf di Mesir menggambarkan Joseph Smith.
• Apa saja kata atau ungkapan yang Yusuf di Mesir gunakan untuk
menggambarkan Joseph Smith? (Jawaban hendaknya mencakup “pelihat
pilihan,” “dijunjung tinggi,” “hebat di mata-Ku,” dan “hebat seperti Musa.”
Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai istilah-istilah ini
dalam tulisan suci mereka; di margin di samping ayat 6–9, mereka juga dapat
menuliskan Joseph Smith).
• Dengan cara apa Joseph Smith adalah seperti Musa dan Yusuf di Mesir? (Lihat
juga Terjemahan Joseph Smith, Kejadian 50:24–35 [dalam Penuntun bagi
Tulisan Suci]).
116
PE LAJ ARAN 21
• Menurut ayat 7–8, apa yang Yusuf di Mesir lihat sebelumnya mengenai
pelayanan Joseph Smith? (Pastikan siswa memahami kebenaran ini: Joseph
Smith akan dibangkitkan oleh Tuhan untuk membawa orang pada
pengetahuan tentang perjanjian-perjanjian-Nya dan untuk melakukan
pekerjaan-Nya).
Undanglah siswa untuk bekerja secara berpasangan dan menelaah 2 Nefi 3:7,
11–15, 18–21. Mintalah setiap pasangan untuk membuat daftar dari apa yang
tulisan suci katakan yang akan Joseph Smith lakukan untuk membantu
merampungkan pekerjaan Tuhan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa
membuat daftar ini dengan menandai ungkapan-ungkapan penting yang mereka
temukan dalam ayat-ayat ini. Setelah waktu yang memadai, undanglah beberapa
pasangan untuk berbagi apa yang mereka temukan. (Jawaban hendaknya
menyertakan yang berikut: membawa orang pada pengetahuan tentang
perjanjian-perjanjian [ayat 7]; menampilkan Kitab Mormon [ayat 13, 18–21];
meyakinkan orang akan kebenaran Alkitab [ayat 11]; dijadikan kuat [ayat 13]; dan
membawa orang pada keselamatan [ayat 15]).
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Brigham Young (1801–1877), dan
undanglah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Telah ditetapkan dalam dewan kekekalan, jauh sebelum alas-alas bumi
diletakkan, bahwa ia, Joseph Smith, adalah orangnya, pada dispensasi terakhir
dunia ini, untuk membawa firman Allah kepada orang-orang. … Tuhan
memerhatikan dirinya, dan ayahnya, dan ayah dari ayahnya, dan leluhur mereka
sampai … kepada Adam. Ia telah mengawasi keluarga itu dan darah itu sewaktu
mengalir dari sumbernya sampai pada kelahiran orang itu. Ia telah ditahbiskan
sebelumnya dalam kekekalan untuk mengetuai dispensasi terakhir ini” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Brigham Young [1997], 395).
Untuk membantu siswa merasakan kebenaran dan pentingnya misi yang telah
ditahbiskan sebelumnya dari Joseph Smith, bahaslah yang berikut:
• Mengapa penting bagi Anda untuk tahu bahwa Joseph Smith telah ditahbiskan
sebelumnya dan dipersiapkan dalam kehidupan prafana untuk menjadi Nabi
Pemulihan?
Ajaran dan Perjanjian 135:3
Joseph Smith telah “melakukan lebih banyak, kecuali Yesus saja, demi keselamatan
manusia”
Mintalah siswa berbagi apa yang ingin mereka katakan atau persaksikan mengenai
Joseph Smith jika mereka diberikan hanya beberapa kalimat untuk melakukannya.
Jelaskan bahwa setelah kematian Joseph Smith, suatu pesan penghormatan bagi
Joseph Smith ditulis dan kemudian dilestarikan bagi kita dalam Ajaran dan
Perjanjian. Mintalah seorang siswa untuk membacakan kalimat pertama dari
Ajaran dan Perjanjian 135:3 dengan lantang. Tanyakan:
• Apa kebenaranmengenai Joseph Smith dimaklumkan dalam kalimat ini? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Joseph Smith telah
117
P EL A J A RA N 21
melakukan lebih banyak demi keselamatan manusia di dunia ini
daripada siapa pun kecuali Yesus).
Untuk mengulas kembali pekerjaan dan kontribusi Nabi Joseph Smith, aturlah
siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugasi mereka untuk cepat membaca
Ajaran dan Perjanjian serta memikirkan kembali pelajaran-pelajaran yang dibahas
dalam kursus ini sampai saat itu. Mintalah mereka membuat daftar dari berkat dan
ajaran yang dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith yang berkontribusi pada
keselamatan kita. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk memilih
satu hal pada daftar mereka dan berbagi dengan kelompok mereka bagaimana itu
memengaruhi kehidupan mereka serta menuntun mereka menuju keselamatan.
Untuk merangkum tanggapan siswa, peragakan pernyataan berikut oleh Penatua
Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh. Mintalah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara siswa lainnya mengikuti:
“Melalui Joseph Smith telah dipulihkan semua kuasa, kunci, ajaran, dan tata
cara yang diperlukan untuk keselamatan dan permuliaan. Anda tidak dapat pergi
tempat lain di dunia dan memperoleh itu. Itu tidak dapat ditemukan di gereja
lain mana pun. Itu tidak dapat ditemukan dalam filosofi manusia atau buku
ilmiah atau perjalanan pribadi ke tempat yang kudus, betapa pun intelek itu
kelihatannya Keselamatan hanya dapat ditemukan di satu tempat, sebagaimana
ditetapkan oleh Tuhan Sendiri ketika Dia menyatakan bahwa inilah ‘satu-satunya gereja yang
sejati dan hidup’ (A&P 1:30)” (“Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona,
November 2009, 37).
Berikan siswa waktu sejenak untuk merenungkan bagaimana pelayanan Joseph
Smith telah berkontribusi pada keselamatan mereka sendiri, dan kemudian
tanyakan:
• Dengan cara spesifik apa kehidupan Anda dapat berbeda tanpa pelayanan Nabi
Joseph Smith?
Ajaran dan Perjanjian 122:1–2; Joseph Smith—Sejarah 1:33
Nama Joseph akan “dikenal dengan baik dan jahat di antara segala bangsa”
Beri tahulah siswa bahwa terlepas dari segala kebaikan yang Joseph Smith capai,
dia memiliki banyak pengumpat, khususnya menjelang akhir hayatnya. Aspek ini
dari kehidupannya juga telah dilihat sebelumnya oleh para nabi kuno (lihat,
misalnya, 3 Nefi 21:10). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan
lantang apa yang Moroni katakan kepada Joseph Smith mengenai mereka yang
apa menentangnya, sebagaimana dicatat dalam Joseph Smith—Sejarah 1:33.
Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 122:1–2
dengan lantang. Bantulah siswa menyatakan suatu kebenaran yang ditemukan
dalam petikan-petikan ini dengan bertanya:
• Bagaimana Anda akan merangkum apa yang kita pelajari dari dua petikan
tulisan suci ini mengenai bagaimana orang akan menanggapi Joseph Smith?
(Sewaktu siswa berbagi saran rangkuman mereka, bantulah mereka memahami
kebenaran ini: Sementara banyak orang di dunia akan menjadikan Joseph
118
PE LAJ ARAN 21
Smith cemoohan, yang saleh akan mencari berkat-berkat yang dijadikan
tersedia melalui pelayanannya).
• Menurut Anda mengapa Nabi Joseph Smith memiliki begitu banyak pengkritik
dan musuh, meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak kematiannya?
(Kesaksian mengenai Pemulihan berpulang pada apakah Joseph Smith adalah
seorang nabi yang melakukan pekerjaan Allah atau bukan. Karenanya, Setan
terus berusaha untuk mendiskreditkan Joseph Smith).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Banyak dari mereka tidak memercayai pekerjaan Pemulihan memang tidak
percaya bahwa makhluk surgawi berbicara kepada manusia di bumi. Mustahil,
ujar mereka, bahwa lempengan-lempengan emas diberikan oleh malaikat dan
diterjemahkan dengan kuasa Allah. Dari ketidakpercayaan itu, mereka dengan
segera menolak kesaksian Joseph, dan beberapa sayangnya merosot hingga
mendiskreditkan kehidupan Nabi dan memfitnah karakternya.
Kita terutama sedih ketika seseorang yang pernah menghormati Joseph mundur dari
keyakinannya dan kemudian menjatuhkan Nabi.
Menelaah Gereja … melalui mata para pembelotnya,’ Penatua Neal A. Maxwell pernah
menuturkan, adalah ‘seperti mewawancarai Yudas untuk memahami Yesus. Pembelot selalu
memberi tahu kita lebih banyak mengenai diri mereka sendiri daripada mengenai yang darinya
telah mereka berpaling.’ [“All Hell Is Moved” (kebaktian Brigham Young University, 8 November
1977), 3; speeches.byu.edu]. …
Komentar negatif mengenai Nabi Joseph Smith akan bertambah sewaktu kita bergerak menuju
Kedatangan Kedua Juruselamat. Sepenggel kebenaran dan tipu muslihat yang tak kentara tidak
akan berkurang. Akan ada anggota keluarga dan teman yang akan memerlukan bantuan Anda.
Sekaranglah waktunya untuk [bersiap] membantu orang lain yang mencari kebenaran” (“Joseph
Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 28–30).
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Mengapa bermanfaat untuk menyadari bahwa meskipun bertahun-tahun telah
berlalu sejak kematian Joseph Smith, para musuh Gereja terus menyerang
reputasinya?
• Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka yang mencari kebenaran
mengetahui bahwa Joseph Smith adalah nabi Allah?
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen, dan undanglah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Seorang penyelidik tulus hendaknya melihat penyebaran Injil yang dipulihkan
sebagai buah dari pekerjaan Tuhan melalui Nabi. …
Yesus berfirman:
‘Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, atau
pun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. …
119
P EL A J A RA N 21
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka’ [Matius 7:18, 20].
Penjelasan-penjelasan ini meyakinkan, namun penyelidik tulus hendaknya tidak bergantung
padanya saja untuk menetapkan pencariannya akan kebenaran.
Setiap orang percaya memerlukan pengukuhan rohani mengenai misi ilahi dan karakter Nabi
Joseph Smith. Ini benar untuk setiap generasi. Pertanyaan rohani pantas mendapatkan jawaban
rohani dari Allah” (“Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 29–30).
Berilah siswa kesempatan untuk bersaksi mengenai Nabi Joseph Smith dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Aspek apa dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang
Anda lihat sebagai bukti akan misi kenabian Joseph Smith?
• Apa pengalaman yang telah Anda miliki yang telah berkontribusi pada
kesaksian Anda mengenai Nabi Joseph Smith?
Akhiri dengan memeragakan pernyataan berikut oleh Bathsheba W. Smith
(1822–1910), yang melayani sebagai presiden umum keempat dari Lembaga
Pertolongan, dan Presiden Brigham Young (1801–1877). Baik Sister Smith maupun
Presiden Young mengenal Joseph Smith dalam kefanaan. Undanglah seorang siswa
untuk membacakan pernyataan-pernyataan ini dengan lantang.
“Ketika saya mendengar Injil saya tahu itu benar; ketika saya pertama kali
membaca Kitab Mormon, saya tahu itu diilhami oleh Allah; ketika saya pertama
kali melihat Joseph Smith saya tahu saya berdiri berhadapan muka dengan
seorang nabi dari Allah yang hidup, dan saya tidak memiliki keraguan dalam
benak saya mengenai wewenangnya” (Bathsheba W. Smith, dikutip dalam
Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society [2011], 34).
“Saya merasa ingin berteriak, haleluya, sepanjang waktu, ketika saya berpikir
bahwa saya pernah mengenal Joseph Smith, sang Nabi yang telah Tuhan
bangkitkan dan tahbiskan, serta kepada siapa Dia memberikan kunci dan kuasa
untuk membangun kerajaan Allah di bumi” (dikutip dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 577).
Undanglah siswa untuk mempertimbangkan kesaksian mereka mengenai Nabi
Joseph Smith dan apa yang mungkin mereka lakukan untuk berbagi Injil dengan
orang lain, baik secara pribadi maupun menggunakan media sosial. Imbaulah
mereka untuk mengidentifikasi seseorang dengan siapa mereka ingin berbagi
kesaksian ini dan kemudian lakukan sesuai hasrat mereka itu.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 3:1–21; Ajaran dan Perjanjian 122:1–2; 135:3; Joseph Smith—Sejarah
1:33.
• Neil L. Andersen,“Joseph Smith,”Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31.
120
PELAJARAN 22
Kematisyahidan Nabi
Joseph Smith
Pendahuluan
Pembelot di dalam Gereja dan penentang di luar Gereja
menyebabkan kematisyahidan Nabi Joseph Smith serta
kakaknya Hyrum Smith. Kematian mereka menambahkan
meterai yang kuat pada kesaksian mereka tentang Kitab
Mormon, Ajaran dan Perjanjian, dan Injil Yesus Kristus yang
dipulihkan. Suatu penelaahan tentang kehidupan dan
kematisyahidan Nabi Joseph Smith akan membantu siswa
mempertimbangkan banyaknya berkat yang telah Tuhan
berikan kepada mereka melalui pelayanan Nabi Joseph
Smith, melalui siapa Dia memulihkan Injil-Nya di
zaman akhir.
Bacaan Latar Belakang
• Thomas S. Monson, “Nabi Joseph Smith: Guru melalui Teladan,” Ensign atau
Liahona, November 2005, 67–70.
• “Mati Syahid,” bab 22 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam
Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 293–306.
• “Kematisyahidan: Nabi Memeteraikan Kesaksiannya dengan Darahnya,”
bab 46 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 617–649.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 135:4–5; 136:36–39
Musuh berupaya membunuh Joseph Smith
Peragakan gambar Penjara Carthage.
Jelaskan kepada siswa bahwa tanggal
27 Juni 1844, Nabi Joseph Smith dan
kakaknya Hyrum, yang adalah Bapa
Bangsa Gereja, mati syahid dalam
penjara ini di Carthage, Illinois. Joseph
Smith berusia 38 tahun pada saat
kematiannya, dan Hyrum 44 tahun.
Undanglah seorang siswa untuk
membacakan Ajaran dan Perjanjian
136:36–39 dengan lantang sementara
kelas mengikuti. Doronglah siswa sewaktu mereka membaca untuk
mengidentifikasi bagaimana Tuhan merangkum kehidupan Joseph Smith dan
pekerjaan yang dia lakukan. Kemudian bahaslah pertanyaan berikut:
• Bagaimana Tuhan menggambarkan kehidupan dan pekerjaan Nabi Joseph
Smith? (Tanggapan siswa dapat mencakup kebenaran berikut: Joseph Smith
meletakkan landasan bagi pekerjaan Allah dalam dispensasi Injil ini.
121
P EL A J A RA N 22
Nabi Joseph Smith tidak bersalah pada saat kematiannya, dan dia dengan
setia telah menggenapi misi yang diberikan kepadanya oleh Allah).
Untuk membantu siswa memahami beberapa pengaruh yang menyebabkan
kematian Nabi, beri tahu mereka bahwa Orang Suci hidup dalam keadaan yang
relatif damai di negara bagian Illinois selama sekitar tiga tahun, tetapi menjelang
tahun 1842, mereka kembali mengalami penentangan. Penentang Gereja
mencakup warga Illinois yang mengkhawatirkan pengaruh politik Orang Suci.
Yang lainnya menjadi iri hati dengan pertumbuhan ekonomi Nauvoo dan bersikap
kritis akan kekuatan pemerintah dan militer kota Nauvoo. Sebagian salah paham
mengenai ajaran dan praktik Mormon tertentu yang unik. Pembelot di dalam
Gereja dan penentang di luar Gereja memadukan upaya mereka untuk berjuang
melawan Nabi dan Gereja.
Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran ini
kepada setiap siswa. Undanglah seorang siswa untuk membacakan
dengan lantang bagian berjudul “Penentangan terhadap Nabi dan Gereja.”
Jelaskan bahwa menurut hukum yang berlaku pada saat kematian Nabi, tidak ada
undang-undang yang dilanggar ketika usaha percetakan dihancurkan. Peragakan
pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Amerika Serikat yang
memberikan jaminan kebebasan pers sebagai perlindungan terhadap tindakan
pemerintah kota dan negara bagian belum digunakan sampai tahun 1868, dan
itu belum diberlakukan sebagai undang-undang federal sampai tahun 1931. …
Kita hendaknya menilai tindakan pendahulu kita dengan dasar hukum dan
perintah serta keadaan zaman mereka, bukan zaman kita” (“Joseph, the Man
and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 72).
• Mengapa kalimat terakhir dalam pernyataan Penatua Oaks perlu diingat ketika
kita mempertimbangkan tindakan pemimpin Gereja di masa awal? (Anda
mungkin ingin menandaskan bahwa kebanyakan anggota dewan kota Nauvoo
adalah anggota Gereja, tetapi mereka bertindak dalam kapasitas mereka
sebagai pegawai sipil yang dipilih ketika mereka memerintahkan usaha
percetakan dirusak. Gereja sebagai sebuah organisasi tidak mengambil
tindakan terhadap usaha percetakan tersebut, tetapi dewan kotalah yang
mengambil tindakan untuk “meredakan … usikan tersebut” [dalam History of
the Church, 6:432]).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul “Joseph dan Hyrum Dikenai Tuduhan Palsu.” Mintalah seorang siswa
untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 135:4 dengan lantang. Undanglah kelas
untuk mengikuti, mencari nubuat yang Joseph Smith buat sewaktu dia melakukan
perjalanan menuju Carthage.
• Meskipun setiap makhluk fana tidak sempurna, menurut Anda apa yang
dibutuhkan bagi seseorang untuk memiliki “suara hati yang hampa akan
kesalahan terhadap Allah dan tehadap semua orang”? (A&P 135:4).
122
PE LAJ ARAN 22
Jelaskan bahwa sewaktu Hyrum Smith bersiap untuk pergi ke Penjara Carthage, dia
membaca Eter 12:36–38 dan kemudian melipat halaman tersebut. Undanglah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 135:5,
yang merupakan kutipan langsung ayat-ayat ini dari Eter, sementara kelas
mengikuti. Mintalah siswa untuk mempertimbangkan mengapa petikan tulisan
suci ini mungkin bermakna bagi Hyrum. Anda dapat menyarankan kepada siswa
agar mereka menandai kata atau ungkapan apa pun yang menonjol bagi mereka.
• Kata atau ungkapan spesifik apa dari ayat-ayat dari Kitab Eter ini yang menurut
Anda akan bermakna bagi Hyrum sewaktu dia menghadapi pemenjaraan dan
kemungkinan kematian?
• Menurut Anda apa arti ungkapan berikut: “Semua orang akan mengetahui
bahwa pakaianku tak ternoda dengan darahmu”? (Pertimbangkan untuk
menyuruh siswa merujuk-silangkan ayat 5 dengan Yakub 1:19 dan Mosia 2:27
untuk menemukan arti dari ungkapan ini. Belajar untuk merujuk-silangkan
sebuah tulisan suci dengan tulisan suci lainnya yang menyediakan wawasan
tambahan merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting).
Mintalah siswa mempertimbangkan bagaimana kiranya perasaan Joseph dan
Hyrum mengetahui bahwa mereka telah memenuhi pemanggilan dan tugas
mereka dari Allah dengan sebaik kemampuan mereka.
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Joseph dan Hyrum Smith yang dapat
membantu kita memenuhi tanggung jawab yang kita terima dari Allah?
Ajaran dan Perjanjian 135:1–3; 6–7
Kematisyahidan di Penjara Carthage dan pesan penghormatan bagi Joseph Smith
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian
untuk Ajaran dan Perjanjian 135. (Anda mungkin ingin menandaskan bahwa
perbedaan antara uraian judul ini dalam edisi tahun 1981 dan 2013 tulisan suci
mencerminkan kajian terkini). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran
membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 135:1–2 dan bagian selebaran
berjudul “Kematisyahidan di Penjara Carthage.” Mintalah kelas mengikuti sewaktu
para siswa ini membaca.
• Menurut Anda apa artinya ungkapan “memeteraikan kesaksian kitab ini dan
Kitab Mormon”?
Sewaktu siswa berbagi pemikiran mereka, pertimbangkan untuk menuliskan
definisi berikut di papan tulis: “memeteraikan” berarti secara permanen menetapkan
sesuatu, seperti sebuah kesaksian. Anda dapat menyarankan agar siswa menuliskan
definisi ini dalam tulisan suci mereka di samping ayat 1.
Mintalah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 135:3, 6–7,
mencari beberapa kebenaran yang kita pelajari dari pengumuman ini mengenai
kematisyahidan Joseph dan Hyrum Smith.
• Kebenaran apa yang Anda pelajari dari dari pengumuman ini mengenai
kematisyahidan Joseph dan Hyrum Smith.? (Siswa mungkin mengidentifikasi
banyak kebenaran, termasuk yang berikut: Joseph Smith telah melakukan
lebih banyak demi keselamatan manusia di dunia ini daripada siapa pun
123
P EL A J A RA N 22
kecuali Yesus Kristus). Kitab Mormon serta Ajaran dan Perjanjian
ditampilkan untuk keselamatan dunia).
• Menurut Anda dengan cara spesifik apa kehidupan Anda akan berbeda tanpa
pelayanan Nabi Joseph Smith?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan dari
Penatua Dallin H. Oaks dalam bagian selebaran berjudul “Pesan Penghormatan
bagi Nabi Joseph Smith.”
• Mengapa penting untuk menyadari bahwa kenalan dekat Joseph Smith
menganggap dia seorang nabi, dan “orang yang … terhormat, dan bajik”?
Akhiri dengan bertanya kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin
berbagi kesaksian mereka mengenai Joseph Smith. Imbaulah siswa untuk mencari
kesempatan dalam beberapa hari berikutnya untuk berbagi dengan orang lain
kesaksian mereka mengenai Nabi Joseph Smith dan perannya dalam memulihkan
Injil Yesus Kristus.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 135:1–7; 136:36–39.
• Thomas S. Monson, “Nabi Joseph Smith: Guru melalui Teladan,” Ensign atau
Liahona, November 2005, 67–70.
Kematisyahidan Nabi Joseph Smith
Penentangan terhadap Nabi dan Gereja
Menjelang bulan Juni 1844, kebencian terhadap Gereja telah menjadi semakin intensif. Sebagian
warga di Illinois membahas untuk mengusir Orang Suci dari negara bagian tersebut, sementara yang
lainnya berencana untuk membunuh Nabi. Sebagian dari mereka yang berkonspirasi menentang Nabi
dan Gereja merupakan mantan anggota Gereja yang telah murtad. Tanggal 7 Juni 1844, William Law,
yang pernah melayani sebagai Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, beserta pemurtad lainnya
mencetak terbitan pertama dari surat kabar bernama Nauvoo Expositor. Dalam usaha untuk
memamas-manasi publik menentang Nabi dan Gereja, orang-orang tersebut menggunakan surat
kabar ini untuk memfitnah Joseph Smith dan pemimpin Gereja lainnya. Joseph Smith, bertindak
sebagai walikota Nauvoo, dan sebagian besar dewan kota Nauvoo mengenali bawa surat kabar yang
memanas-manasi itu akan menuntun pada kekerasan gerombolan perusuh menentang kota. Mereka
menyatakan surat kabar tersebut suatu usikan publik dan memerintahkan agar usaha percetakan
Nauvoo Expositor dirusak.
Joseph dan Hyrum Dikenai Tuduhan Palsu
“Sebagai akibat dari [perusakan Nauvoo Expositor] oleh walikota dan dewan kota tersebut, para
pejabat berwenang Illinois melontarkan suatu tuduhan huru-hara yang tidak berdasar terhadap Nabi,
kakaknya Hyrum, serta pejabat kota Nauvoo lainnya. Gubernur Illinois, Thomas Ford, memerintahkan
orang-orang itu untuk diadili di Carthage, Illinois, pusat pemerintahan wilayah tersebut, serta
menjanjikan kepada mereka perlindungan. Joseph tahu bahwa jika dia pergi ke Carthage, nyawanya
akan berada dalam bahaya besar karena gerombolan perusuh yang telah mengancamnya.
Meyakini bahwa gerombolan perusuh tersebut menginginkan hanya diri mereka, Joseph dan Hyrum
memutuskan untuk pergi ke Barat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Pada tanggal 23 Juni,
124
PE LAJ ARAN 22
mereka menyeberangi Sungai Mississippi, tetapi kemudian pada hari itu, para saudara dari Nauvoo
menemui Nabi dan memberitahunya bahwa serdadu akan memasuki kota jika dia tidak menyerahkan
diri kepada para pejabat yang berwenang di Carthage. Ini Nabi sepakati, berharap untuk
menenangkan hati pejabat pemerintahan dan gerombolan perusuh. Pada tanggal 24 Juni, Joseph dan
Hyrum Smith mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga mereka dan berkendara bersama para
pejabat kota Nauvoo lainnya menuju Carthage, secara sukarela menyerahkan diri kepada para
pejabat wilayah tersebut di Carthage pada hari berikutnya. Setelah para saudara ini dibebaskan
dengan jaminan untuk tuduhan awal, mereka kembali dituduh secara keliru dengan pengkhianatan
terhadap negara bagian Illinois, ditahan, dan dipenjara di Penjara Carthage sambil menantikan
pengadilan. Penatua John Taylor dan Willard Richards, satu-satunya anggota Dua Belas Rasul yang
ketika itu sedang tidak melayani misi, secara sukarela bergabung bersama mereka” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 618).
Kematisyahidan di Penjara Carthage
Pada hari tanggal 27 Juni 1844, seorang pengunjung telah memberi Joseph sebuah revolver. Sewaktu
gerombolan perusuh mencoba untuk memasuki ruangan di mana Nabi dan para pria lainnya ditahan,
Hyrum ditembak hingga mati, bertindak untuk membela semua orang dalam ruangan tersebut.
Joseph melompat ke pintu dan menggapai ke sisi lain kerangka pintu untuk menembakkan pistolnya
ke arah selasar. Hanya tiga dari enam peluru yang ditembakkan, melukai beberapa anggota
gerombolan perusuh. Gerombolan perusuh kemudian memaksakan senapan mereka ke dalam melalui
pintu yang setengah tertutup, dan John Taylor mencoba untuk memukul batang senapan mereka
dengan sebuah tongkat untuk berjalan.
Sewaktu konflik di ambang pintu meningkat, John Taylor mencoba untuk melarikan diri dari ruangan
tersebut melalui sebuah jendela. Sewaktu dia berusaha untuk melompat keluar jendela, dia
tertembak di pahanya dari ambang pintu dan juga ditembak oleh seseorang di luar. Dia terjatuh ke
lantai, dan sementara berusaha masuk ke kolong tempat tidur di samping jendela, dia terluka parah
oleh tiga tembakan lagi. Sementara itu, sewaktu senapan-senapan masuk melalui ambang pintu,
Willard Richards mulai memukulinya dengan sebuah tongkat.
Joseph Smith kemudian memutuskan untuk mencoba melarikan diri melalui jendela yang sama.
Sewaktu Willard Richards terus menangkis gerombolan perusuh di pintu, Nabi melompat ke arah
jendela yang terbuka itu. Sewaktu dia melakukannya, dia tertembus peluru baik dari dalam maupun
luar penjara. Dia terjatuh keluar jendela, berseru, “Ya Tuhan, Allahku!” dan terhempas di tanah di
bawah. Para anggota gerombolan perusuh yang berada di dalam penjara bergegas ke luar untuk
meyakinkan diri mereka bahwa Joseph telah mati. Meskipun tidak ada anggota Gereja yang sedang
dalam perjalanan ke Carthage, seseorang berteriak, “Orang Mormon datang!” dan seluruh
gerombolan perusuh pun lari.
Pesan Penghormatan bagi Nabi Joseph Smith
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata:
“Orang-orang yang paling mengenal Joseph dan berdiri paling dekat
dengannya dalam kepemimpinan Gereja mengasihi dan mendukungnya
sebagai nabi. Kakaknya Hyrum memilih untuk mati di sisinya. John Taylor,
juga berada bersamanya ketika dia dibunuh, berkata, ‘Saya bersaksi di
hadapan Allah, para malaikat, dan manusia, bahwa dia adalah orang yang
baik, terhormat, dan bajik … —bahwa sifat-sifatnya secara pribadi dan di
depan umum tidak ada cacatnya—dan bahwa dia hidup dan mati sebagai orangnya Allah’
(The Gospel Kingdom [1987], 355; lihat juga A&P 135:3). Brigham Young memaklumkan:
125
P EL A J A RA N 22
‘Saya rasa tidak ada orang yang kini hidup di bumi yang mengenal [Joseph Smith] lebih
baik daripada saya; dan saya berani mengatakan bahwa, Yesus Kristus sebagai
pengecualian, tidak ada orang yang lebih baik yang pernah hidup atau saat ini hidup di
atas bumi ini’ [Discourses of Brigham Young, diseleksi John A. Widtsoe (1954), 459]”
(“Joseph, the Man and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 73).
126
PELAJARAN 23
Pergantian dalam Presidensi
Pendahuluan
Menjelang akhir kehidupannya, Joseph Smith
menganugerahkan kunci-kunci imamat dispensasi ini kepada
anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Setelah kematisyahidan
Nabi, dalam pertemuan yang diadakan tanggal 8 Agustus
1844, banyak Orang Suci menerima pernyataan rohani yang
mengukuhkan kepada mereka bahwa Brigham Young, yang
adalah Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, harus memimpin
Gereja. Sewaktu siswa tiba pada pemahaman akan asas-asas
yang berkenaan dengan pergantian dalam Presidensi Gereja,
mereka akan memiliki keyakinan bahwa Tuhan telah memilih
dan mempersiapkan setiap individu yang menjadi Presiden
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Bacaan Latar Belakang
• “Succession in the Presidency,” bab 3 dalam Teachings of the Living Prophets
Student Manual (buku pedoman CES, 2010), 28–41.
• “Dua Belas Mengemban Tugas Kerajaan,” bab 23 dalam Buku Pedoaman Siswa
Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003),
307–317.
• Brent L. Top dan Lawrence R. Flake, “‘The Kingdom of God Will Roll On’:
Succession in the Presidency,” Ensign, Agustus 1996, 22–35.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 107:33; 112:30–32
Para Rasul memegang kunci-kunci dispensasi ini
Ajukan pertanyaan berikut:
• Bagaimana proses pemilihan Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang
Suci Zaman Akhir yang baru berbeda dengan cara pemimpin mungkin dipilih
dalam organisasi lain?
Informasikan kepada siswa bahwa pelajaran ini akan memeriksa pemindahan
kepemimpinan Gereja setelah kematian Nabi Joseph Smith. Jelaskan bahwa
beberapa tahun sebelum kematiannya, Nabi telah menerima wahyu mengenai
Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah siswa untuk menelaah
Ajaran dan Perjanjian 107:33 dan 112:30–32 mencari apa uraian Tuhan tentang
wewenang imamat yang dipegang oleh anggota Presidensi Utama dan Kuorum
Dua Belas Rasul.
• Bagaimana Tuhan menguraikan wewenang Presidensi Utama dan Kuorum Dua
Belas Rasul? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Anggota Presidensi
Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul memegang kunci-kunci dispensasi
ini, dan Dua Belas berfungsi di bawah arahan Presidensi Utama).
Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran
kepada setiap siswa. Jelaskan bahwa Joseph Smith menghabiskan
bulan-bulan terakhir kehidupannya sering bertemu dengan anggota Kuorum Dua
Belas Rasul mempersiapkan mereka untuk memimpin Gereja. Mintalah seorang
127
P EL A J A RA N 23
siswa membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Pertemuan dengan
Dua Belas Rasul, Maret 1844.” Beri tahu siswa bahwa ini adalah laporan singkat
mengenai pertemuan yang diadakan Nabi Joseph Smith dengan para Rasul beserta
pemimpin Gereja lainnya ini, sebagaimana dituturkan kembali oleh Presiden
Wilford Woodruff, yang adalah seorang Rasul pada waktu itu. Setelah pembacaan,
tanyakan:
• Bagaimana penganugerahan kunci-kunci kepada anggota Kuorum Dua Belas
Rasul membantu mempersiapkan mereka untuk saat ketika Nabi Joseph Smith
tidak akan berada bersama mereka lagi? (Mereka menerima kunci-kunci
imamat yang sama yang dipegang oleh Nabi Joseph).
• Mengapa penting bagi Joseph Smith untuk menganugerahkan kunci-kunci
imamat ini kepada para Rasul sebelum kematiannya? (Pada waktu itu, Joseph
Smith adalah satu-satunya yang memegang semua kunci imamat dispensasi
ini. Jika dia tidak menganugerahkan kunci-kunci ini kepada orang lain, maka
malaikat akan perlu datang kembali ke bumi untuk memulihkannya).
Ajaran dan Perjanjian 124:127–128
Brigham Young menggantikan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja
Jelaskan bahwa ketika Kuorum Dua Belas Rasul pertama kali diorganisasi pada
tahun 1835, urutan kesenioran ditentukan oleh usia. Thomas B. Marsh, yang
diyakini pada waktu itu adalah Rasul tertua, dianggap adalah Rasul senior (sejak itu
diketahui bahwa David W. Patten sebenarnya adalah Rasul yang tertua).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 124:127–128
dengan lantang. Jelaskan bahwa pada bulan Oktober 1838, Presiden Marsh
menjadi murtad dan meninggalkan Gereja dan David W. Patten meninggal dunia.
Brigham Young kemudian menjadi Rasul senior, sebagaimana dijelaskan dalam
ayat-ayat ini. Setelah pemilihan awal para Rasul dan berlanjut hingga kini,
kesenioran dalam Kuorum Dua Belas Rasul telah ditetapkan berdasarkan tanggal
penahbisan.
Jelaskan bahwa ketika Joseph dan Hyrum Smith mati syahid pada tanggal 27 Juni
1844, Dua Belas, kecuali John Taylor dan Willard Richards, sedang berada di
Amerika Serikat bagian timur melayani misi. Dalam waktu tiga minggu, bagaimana
pun juga, semua Rasul telah mendengar tentang berita tragis tersebut dan bergegas
kembali ke Nauvoo. Sewaktu para Rasul tiba, mereka mendapatkan adanya
kebingungan di antara anggota Gereja mengenai siapa yang akan memimpin
Gereja. Sebagian anggota Gereja percaya kepemimpinan selayaknya jatuh kepada
Kuorum Dua Belas Rasul. Selama beberapa bulan sesudahnya, beberapa pria
mengajukan pengakuan bahwa mereka memiliki hak untuk memimpin Gereja.
Mintalah dua siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul
“Pengakuan Sidney Rigdon” dan “Pengakuan James Strang.” Sewaktu kelas
mendengarkan, ajaklah mereka untuk berpikir mengenai kekhawatiran yang
mungkin mereka miliki mengenai pengakuan-pengakuan ini seandainya mereka
berada di Nauvoo pada waktu itu.
Tindak lanjuti dengan menanyakan kepada siswa:
128
PE LAJ ARAN 23
• Mengapa pengakuan yang dibuat para pria ini tidak sah? (Anda mungkin perlu
menandaskan bahwa meskipun Sidney Rigdon adalah anggota Presidensi
Utama, Joseph belum menganugerahkan kunci-kunci imamat kepadanya).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul “7 Agustus 1844.” Bahaslah pertanyaan berikut dengan kelas:
• Mengapa kesaksian Brigham Young mengenai kunci-kunci kerasulan penting?
(Setelah siswa menanggapi, tuliskan ajaran berikut di papan tulis: Para Rasul
memegang semua kunci imamat yang perlu untuk mengetuai Gereja).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul “8 Agustus 1844, 10:00 Pagi.”
• Bagaimana Tuhan memberkati Orang Suci untuk mengetahui siapa yang telah
Dia tunjuk untuk memimpin Gereja?
• Bagaimana kita dapat tahu bahwa pemimpin Gereja dewasa ini dipanggil
Allah? (Setelah siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Melalui
Roh Kudus, kita dapat menerima suatu saksi bahwa mereka yang
memimpin Gereja telah dipanggil Allah).
• Kapankah Anda telah merasakan Roh bersaksi kepada Anda bahwa Presiden
Gereja saat ini dipanggil Allah?
Jelaskan bahwa dalam pertemuan yang diadakan pukul 2:00 siang tanggal 8
Agustus Brigham Young dan Rasul lainnya berbicara. Mintalah seorang siswa
membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “8 Agustus 1844,
2:00 Siang.”
Jelaskan bahwa ketika Joseph Smith meninggal dunia, Brigham Young, sebagai
Rasul senior, segera dapat menjalankan semua kunci imamat. Selama lebih dari
tiga tahun setelah kematisyahidan Nabi, Kuorum Dua Belas Rasul mengetuai
Gereja, di bawah arahan Brigham Young. Kemudian tanggal 5 Desember 1847,
Brigham Young didukung sebagai President Gereja dan Presidensi Utama
diorganisasi kembali.
Sidney Rigdon pindah ke Pittsburgh, Pennsylvania, dan mengorganisasi Gereja
Kristus dengan rasul, nabi, imam, dan raja. Gereja ini bubar tahun 1847. Dan
meskipun pengakuan James Strang atas presidensi keliru, tiga di antara mantan
Dua Belas Rasul—William E. McLellin, John E. Page, dan William
Smith—mendukungnya. Strang dibunuh pada tahun 1856 oleh para pengikut yang
tidak puas.
Untuk membantu siswa memahami proses pergantian Presidensi Gereja dewasa
ini, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua
Belas Rasul mengenai apa yang terjadi setelah kematian Presiden Gordon B.
Hinckley. Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan tersebut dengan
lantang:
129
P EL A J A RA N 23
“Tidak ada pertanyaan mengenai apa yang akan dilakukan, tidak ada keraguan.
Kami tahu bahwa Rasul senior adalah Presiden Gereja. Dan dalam pertemuan
sakral itu, Thomas Spencer Monson didukung oleh Kuorum Dua Belas Rasul
sebagai Presiden Gereja. … Sekarang, seperti yang tulisan suci nyatakan, dia
adalah satu-satunya orang di bumi yang memiliki hak untuk menjalankan semua
kunci. Tetapi kami semua memegangnya sebagai Rasul. Ada satu orang di antara
kami yang dipanggil dan ditahbiskan, dan dia menjadi Presiden Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83).
• Setelah kematian Presiden Gereja, siapa yang akan menjadi Presiden Gereja
berikutnya? (Rasul senior, yang adalah Presiden Kuorum Dua Belas Rasul).
Beberapa siswa mungkin bertanya-tanya kapan Presiden Gereja menerima
kunci-kunci yang perlu untuk mengetuai Gereja. Jelaskan bahwa setiap Rasul
diberikan semua kunci ketika dia pertama kali ditahbiskan sebagai Rasul. Mintalah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008):
“Tetapi wewenang untuk menjalankan kunci-kunci itu dibatasi kepada Presiden
Gereja. Saat kepergiannya, wewenang itu menjadi operatif dalam diri Rasul
senior, yang kemudian disebutkan namanya, ditetapkan, dan ditahbiskan sebagai
nabi dan Presiden oleh rekan-rekannya dalam Dewan Dua Belas” (“Come and
Partake,” Ensign, Mei 1986, 47).
• Apa perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda menyadari bahwa kerajaan
Tuhan di bumi akan maju terus dengan hanya sedikit interupsi setelah kematian
seorang Presiden Gereja?
Anda mungkin ingin mengakhiri pelajaran ini dengan bersaksi bahwa kunci-kunci
dan kuasa-kuasa yang sama yang Joseph Smith anugerahkan kepada Brigham
Young dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul dipegang dewasa ini oleh Presiden
Gereja, para Penasihatnya dalam Presidensi Utama, dan anggota Kuorum Dua
Belas Rasul. Anda juga dapat berbagi bagaimana Anda memperoleh kesaksian
Anda bahwa pemimpin Gereja dipanggil Allah. Undanglah siswa untuk dengan
doa yang sungguh-sungguh mengupayakan untuk memperoleh atau memperkuat
kesaksian mereka mengenai kebenaran yang telah mereka bahas hari ini.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 107:33; 112:30–32; 124:127–128.
• Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87.
130
PE LAJ ARAN 23
Pergantian dalam Presidensi Gereja
Pertemuan dengan Dua Belas Rasul, Maret 1844
Presiden Wilford Woodruff (1807–1898) mengenang:
“Saya ingat ceramah terakhir yang [Joseph Smith] pernah sampaikan
kepada kami sebelum kematiannya .… Dia berdiri di atas kakinya selama
sekitar tiga jam. Ruangan dipenuhi seolah-olah dengan api yang membara,
wajahnya jernih bagaikan batu ambar, dan dia diselimuti dengan kuasa
Allah. Dia memaparkan di hadapan kami tugas-tugas kami. Dia
memaparkan di hadapan kami kegenapan pekerjaan Allah yang besar ini;
dan dalam amanatnya kepada kami dia berkata: ‘Kepada saya telah dimeteraikan ke atas
kepala saya setiap kunci, setiap kuasa, setiap asas kehidupan dan keselamatan yang Allah
pernah berikan kepada siapa pun yang pernah hidup di atas muka bumi. Dan asas-asas ini
serta Imamat dan kuasa ini adalah milik dari dispensasi yang besar dan terakhir ini yang
telah Allah Surga tetapkan tangan-Nya untuk tegakkan di bumi. Sekarang,’ katanya,
berbicara kepada Dua Belas Rasul, ‘saya telah memeteraikan ke atas kepala Anda setiap
kunci, setiap kuasa, dan setiap asas yang telah Tuhan meteraikan ke atas kepala saya’ …
Setelah berbicara kepada kami dengan cara ini dia berkata: ‘Saya memberi tahu Anda,
beban kerajaan ini sekarang diembankan di atas bahu Anda; Anda harus mengembannya
di seluruh dunia’” (dikutip dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith
[2007], 620–622).
Pengakuan Sidney Rigdon
Sidney Rigdon, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, tiba di Nauvoo dari Pittsburgh,
Pennsylvania, tanggal 3 Agustus 1844. Dia meminta pertemuan khusus diadakan hari Selasa, 6
Agustus, agar anggota Gereja dapat memilih seorang wali bagi Gereja. Tampaknya seolah-olah
Sidney Rigdon mencoba untuk mengadakan pertemuan ini agar anggota Gereja dapat mengesahkan
posisinya sebagai wali Gereja sebelum semua dari Dua Belas Rasul kembali dari misi mereka di
Amerika Serikat bagian timur. Untungnya, karena upaya Penatua Willard Richards dan Penatua
Parley P. Pratt, pertemuan tersebut dipindah ke hari Kamis, 8 Agustus 1844, yang pada waktu itu
kebanyakan Rasul telah kembali ke Nauvoo.
Sidney Rigdon mengaku bahwa karena dia sebelumnya telah dipanggil dan ditahbiskan sebagai juru
bicara bagi Joseph Smith (lihat A&P 100:9), merupakan tanggung jawabnya untuk “memastikan
bahwa gereja dipimpin dengan cara yang sepatutnya” (dalam History of the Church, 7:229).
Pengakuan James Strang
Setelah kematian Joseph Smith, James Strang, yang telah dibaptiskan pada bulan Februari 1844,
mengaku telah menerima sepucuk surat dari Joseph Smith yang menyatakan bahwa Joseph telah
menunjuk Strang sebagai penggantinya. Surat tersebut merupakan pemalsuan, tetapi tampaknya
mencantumkan tanda tangan Joseph Smith, dan itu menipu sebagian anggota Gereja ketika Strang
memperlihatkannya kepada mereka. Strang juga mengatakan bahwa dia telah dikunjungi seorang
malaikat, yang telah memberinya kunci-kunci.
7 Agustus 1844
Penatua John Taylor, Willard Richards, Parley P. Pratt, dan George A. Smith sudah berada di Nauvoo
ketika Sidney Rigdon tiba. Sebagian besar dari Rasul sisanya, termasuk Brigham Young, kembali ke
131
P EL A J A RA N 23
Nauvoo pada malam tanggal 6 Agustus 1844. Hari berikutnya, 7 Agustus, para Rasul bertemu dalam
dewan di rumah John Taylor. Kemudian siang itu, Dua Belas Rasul, dewan tinggi, dan imam tinggi
bertemu bersama. Presiden Young meminta Sidney Rigdon untuk menyampaikan pesannya kepada
Orang Suci. Sidney Rigdon dengan berani menyatakan bahwa dia telah melihat penglihatan dan
bahwa tidak seorang pun dapat menggantikan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja. Dia kemudian
mengusulkan agar dia ditunjuk sebagai wali umat.
Setelah Sidney Rigdon mengakhiri amanatnya, Brigham Young (1801–1877) berkata:
“Saya tidak peduli siapa yang memimpin gereja, … tetapi satu hal perlu
saya ketahui, dan itu adalah apa yang Allah firmankan mengenainya. Saya
memiliki kunci-kunci dan sarana untuk memperoleh pikiran Allah
mengenai pokok tersebut …
Joseph menganugerahkan ke atas kepala kita semua kunci dan kuasa yang
menjadi milik Kerasulan yang dia sendiri pegang sebelum dia diambil, dan
tidak ada orang atau sejumlah orang dapat menyusup ke antara Joseph dan Dua Belas di
dunia ini atau di dunia mendatang.
Betapa seringnya Joseph berkata kepada Dua Belas, ‘Saya telah meletakkan landasannya
dan Anda mesti membangun di atasnya, karena di atas bahu Andalah kerajaan
bersandar’” (dalam History of the Church, 7:230).
8 Agustus 1844, 10:00 Pagi
Tanggal 8 Agustus 1844, Orang Suci di Nauvoo berkumpul pukul 10 pagi untuk mendengar Sidney
Rigdon menyampaikan pengakuannya sebagai wali Gereja. Dia berbicara kepada ribuan Orang Suci
yang berhimpun selama satu setengah jam, menjelaskan mengapa dia seharusnya menjadi wali
Gereja. Beberapa orang menggambarkan ceramahnya sebagai tidak mengilhami.
Presiden Brigham Young berbicara secara singkat dan mengatakan bahwa dia lebih suka kembali ke
Nauvoo untuk berkabung bagi Nabi daripada harus menetapkan pemimpin yang baru. Dia
mengumumkan bahwa suatu penghimpunan pemimpin dan anggota akan diadakan kemudian pada
hari itu pada pukul 2 siang. Beberapa anggota Gereja kemudian bersaksi bawa sewaktu Brigham
Young berbicara, mereka melihat penampilannya berubah dan mendengar suaranya berubah, dan dia
tampak memiliki penampilan serta suara Nabi Joseph Smith.
Emily Smith Hoyt mengingat: “Cara bernalarnya, ekspresi raut wajahnya, bunyi suaranya
menggetarkan segenap jiwa saya .… Saya tahu bahwa Joseph telah tiada. Namun saya sering
terkejut dan tanpa sengaja melihat ke arah mimbar untuk melihat apakah itu bukan Joseph. Bukan,
itu adalah Brigham Young” (dikutip dalam Lynne Watkins Jorgensen, “The Mantle of the Prophet
Joseph Passes to Brother Brigham: A Collective Spiritual Witness,” BYU Studies, jilid 36, no. 4
[1996–1997], 142).
Wilford Woodruff menulis, “Jika saya tidak melihat dia dengan mata saya sendiri, tidak ada seorang
pun yang dapat meyakinkan saya bahwa itu bukanlah Joseph Smith, dan siapa pun dapat bersaksi
akan hal ini yang kenal dengan kedua orang ini” (dalam History of the Church, 7:236).
8 Agustus 1844, 2:00 Siang
Pada pukul 2 siang ribuan Orang Suci berkumpul untuk apa yang mereka tahu akan menjadi
pertemuan yang signifikan. Brigham Young berbicara gamblang mengenai kewalian yang diusulkan
Sidney Rigdon serta menjauhnya Sidney dari Joseph Smith selama dua tahun sebelumnya dan
kemudian berkata:
132
PE LAJ ARAN 23
“Jika umat menginginkan Presiden Rigdon untuk memimpin mereka mereka boleh
memilikinya; tetapi saya berkata kepada Anda bahwa Kuorum Dua Belas memiliki
kunci-kunci kerajaan Allah di seluruh dunia.
Dua Belas ditetapkan melalui jari Allah. Di sini ada Brigham, pernahkah lututnya goyah?
Pernahkah bibirnya bergetar? Di sini ada Heber [C. Kimball] dan sisanya dari Dua Belas,
suatu tubuh independen yang memiliki kunci-kunci imamat—kunci-kunci kerajaan Allah
untuk menyampaikan kepada seluruh dunia: ini adalah benar, semoga Allah membantu
saya. Mereka berdiri di samping Joseph, dan adalah sebagai Presidensi Utama Gereja”
(dalam History of the Church, 7:233).
Banyak Orang Suci berkomentar bahwa Brigham Young tampak dan terdengar seperti Joseph Smith
sewaktu dia berbicara siang itu. Selain mukjizat ini, banyak Orang Suci juga merasakan Roh Kudus
bersaksi kepada mereka bahwa Brigham Young dan Kuorum Dua Belas dipanggil Allah untuk
memimpin Gereja. Pada akhir pertemuan ini, Orang Suci di Nauvoo memberikan suara bulat untuk
mendukung Kuorum Dua Belas Rasul, dengan Brigham Young sebagai kepala mereka, untuk
memimpin Gereja. Namun, tidak semua anggota Gereja akhirnya memilih untuk mengikuti para
Rasul. Beberapa orang alih-alih memilih untuk mengikuti individu seperti Sidney Rigdon dan James
Strang, yang membentuk gereja mereka sendiri.
133
PELAJARAN 24
Meninggalkan Nauvoo dan
Perjalanan ke Barat
Pendahuluan
Di bawah kepemimpinan Brigham Young yang diilhami,
Orang Suci menyelesaikan pembangunan Bait Suci Nauvoo,
di mana mereka membuat perjanjian sakral sebelum mereka
memulai perjalanan berat mereka ke rumah baru mereka di
Pegunungan Rocky. Perjanjian bait suci ini menyediakan bagi
Orang Suci kekuatan dan ilham sewaktu mereka menghadapi
kesulitan sepanjang perjalanan. Sebagai pewaris dari warisan
pusaka para Orang Suci yang setia ini, kita dapat belajar dari
teladan mereka dan mempersiapkan jalan bagi orang lain
untuk menikmati berkat-berkat Injil.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 65–67.
• M. Russell Ballard, “You Have Nothing to Fear from the Journey,” Ensign, Mei
1997, 59–61.
• Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku
pedoman CES, 2003), 307–317, 319–329.
134
PE LAJ ARAN 24
Saran untuk Pengajaran
Perampungan Bait Suci Nauvoo
135
P EL A J A RA N 24
Peragakan gambar dari Bait Suci Nauvoo yang asli, atau gunakan gambar dari Bait
Suci Nauvoo Illinois yang baru (lihat Buku Seni Injil [2009], no. 118). Beri tahulah
siswa bahwa setelah Orang Suci Zaman Akhir meninggalkan Nauvoo, bait suci
yang telah mereka bangun diluluh-lantakkan oleh api pada tahun 1848 dan
kemudian nyaris diratakan dengan tanah oleh tornado pada tahun 1850. Sekitar
150 tahun kemudian, sebuah bait suci baru dibangun yang tampak amat mirip
dengan yang aslinya dan didedikasikan pada bulan Juni 2002.
Jelaskan bahwa setelah kematisyahidan Joseph Smith, Orang Suci bekerja di bawah
arahan Kuorum Dua Belas Rasul untuk menyelesaikan Bait Suci Nauvoo yang asli
secepat mungkin. Peragakan pernyataan berikut dan undanglah seorang siswa
untuk membacakannya dengan lantang. Undanglah kelas untuk mencermati
pengurbanan yang Orang Suci buat untuk membangun Bait Suci Nauvoo:
136
PE LAJ ARAN 24
“Lebih daripada 1.000 pria menyumbangkan setiap hari kesepuluh mereka untuk bekerja. Louisa
Decker, seorang gadis muda, sangat terkesan karena ibunya menjual pecah belahnya dan selimut
yang indah sebagai sumbangannya untuk bait suci. Orang Suci Zaman Akhir lainnya memberikan
kuda, gerobak, sapi, babi, dan gandum, untuk membantu pembangunan bait suci. Kaum wanita
Nauvoo diminta untuk menyumbangkan uang guna pembiayaan bait suci” (Pusaka Kita: Sejarah
Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 65).
Elizabeth Terry Kirby Heward memberikan satu-satunya harta milik yang dapat
diberikannya—arloji yang dimiliki suaminya, yang belum lama meninggal. “Saya
memberikannya untuk membantu Bait Suci Nauvoo dan segala sesuatu yang masih mungkin
saya berikan serta beberapa dolar terakhir yang masih saya miliki, yang kesemuanya bernilai
hampir $50” (dikutip dalam Carol Cornwall Madsen, In Their Own Words: Women and the Story
of Nauvoo [1994], 180).
Jelaskan bahwa karena meningkatnya penganiayaan Orang Suci dan ancaman dari
musuh Gereja, pemimpin Gereja mengumumkan pada tanggal 24 September 1845,
bahwa Orang Suci akan meninggalkan Nauvoo pada musim semi berikutnya.
Tanyakan kepada siswa:
• Menurut Anda bagaimana keputusan untuk meninggalkan Nauvoo dapat
berdampak pada upaya Orang Suci untuk merampungkan bait suci tersebut?
Jelaskan kepada siswa bahwa meskipun Orang Suci tahu mereka harus
meninggalkan Illinois, mereka meningkatkan upaya mereka untuk merampungkan
bait suci sebelum mereka berangkat. Ruangan-ruangan dalam bait suci
didedikasikan sewaktu itu rampung agar tata cara dapat dilaksanakan sedini
mungkin. Sebelum kematiannya, Nabi Joseph Smith telah melaksanakan upacara
pemberkahan bait suci kepada sekelompok kecil pria dan wanita. Tanggal 10
Desember 1845, para pria dan wanita ini mulai melaksanakan tata cara bait suci
kepada anggota lainnya dalam ruangan-ruangan bait suci yang telah
didedikasikan. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang dua
paragraf berikut, yang menggambarkan upaya Orang Suci dan pemimpin mereka
untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin orang menerima tata cara bait suci
sebelum meningggalkan Nauvoo:
Dari tahun 1844 hingga 1846, Presiden Brigham Young dan Dua Belas Rasul
menjadikan perampungan Bait Suci Nauvoo suatu prioritas mendesak.
Pemberkahan dan pemeteraian dilaksanakan di sana bahkan sebelum pekerjaan
konstruksi berakhir. Brigham Young (1801–1877) mencatat, “Demikianlah hasrat
yang dinyatakan Orang-Orang Suci untuk menerima tata cara [dari Bait Suci] dan
demikianlah hasrat di pihak kami untuk melayani mereka; sehingga sepenuhnya
saya menyerahkan diri pada pekerjaan Tuhan di Bait Suci siang dan malam, tidur
tidak lebih dari empat jam, rata-rata, per hari, dan pulang hanya sekali seminggu”
(dalam History of the Church, 7:567).
Selain para pria yang bekerja di dalam bait suci, “tiga puluh enam wanita menjadi
pekerja tata cara di Bait Suci Nauvoo, bekerja jam demi jam selama musim dingin
1845–1846 untuk memberikan tata cara kepada sebanyak mungkin sebelum
137
P EL A J A RA N 24
eksodus. ‘Saya bekerja di Bait Suci setiap hari tanpa henti sampai itu ditutup,’
kenang Elizabeth Ann Whitney, satu di antara tiga puluh enam wanita tersebut.
‘Saya memberikan diri saya, waktu dan perhatian saya pada misi itu.’ Lusinan
wanita lainnya mencucikan pakaian dan mempersiapkan makanan yang
mendukung secara jasmani pekerjaan yang menakjubkan itu” (Carol Cornwall
Madsen, “Faith and Community: Women of Nauvoo,” dalam Joseph Smith: The
Prophet, The Man, diedit Susan Easton Black dan Charles D. Tate Jr. [1993],
233–234).
Jelaskan bahwa antara10 Desember 1845 dan 7 Februari, 1846—tanggal ketika
Orang Suci mulai berangkat untuk perjalanan mereka ke barat—kira-kira 5.615
Orang Suci menerima tata cara pemberkahan di Bait Suci Nauvoo dan sejumlah
keluarga dimeteraikan di sana.
• Apa yang dapat kita pelajari dari pengurbanan Orang Suci untuk
merampungkan bait suci tersebut, bahkan ketika mereka tahu mereka segera
akan meninggalkan Nauvoo? (Siswa mungkin mengidentifikasi berbagai asas,
seperti yang berikut: Menerima tata cara bait suci itu sepadan dengan
segala upaya dan pengorbanan saleh kita. Pertimbangkan untuk menuliskan
ini di papan tulis untuk penekanan).
• Menurut Anda dengan cara apa menerima tata cara bait suci mungkin telah
mempersiapkan mereka yang meninggalkan Nauvoo untuk perjalanan mereka
sejauh 1.000 mil untuk mendapatkan perlindungan di Amerika Serikat
bagian barat?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, peragakan pernyataan berikut dari
Sister Sarah Rich dan Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, serta
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Jika bukan karena iman dan pengetahuan yang dilimpahkan ke atas kami di
bait suci itu melalui pengaruh dan bantuan Roh Tuhan, perjalanan kami akanlah
seperti seseorang yang mengambil satu lompatan dalam kegelapan” (Sarah Rich,
dikutip dalam Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society
[2011], 30).
“Leluhur pionir kita telah dimeteraikan bersama sebagai keluarga di Nauvoo.
Perjanjian mereka dengan Tuhan dalam Bait Suci Nauvoo merupakan suatu
perlindungan bagi mereka selama perjalanan mereka ke arah barat, seperti juga
itu adanya bagi kita masing-masing dewasa ini dan sepanjang
kehidupan kita. …
Bagi Orang Suci di masa awal ini, peran serta mereka dalam tata cara bait suci
amatlah penting bagi kesaksian mereka sewaktu mereka menghadapi kesulitan, gerombolan
perusuh, pengusiran dari rumah yang nyaman di Nauvoo, dan perjalanan yang panjang serta
sulit yang terbentang di depan. Mereka telah diberkahi dengan kuasa di bait suci yang kudus.
Suami dan istri dimeteraikan kepada satu sama lain. Anak-anak dimeteraikan kepada orangtua
mereka. Banyak yang kehilangan anggota keluarga yang mati di sepanjang jalan, namun mereka
138
PE LAJ ARAN 24
tahu bahwa itu bukanlah akhir bagi mereka. Mereka telah dimeteraikan dalam bait suci untuk
segala kekekalan” (Robert D. Hales, “Temple Blessings,” New Era, Februari 2014, 4).
Tanyakan kepada siswa:
• Menerima tata cara bait suci memiliki dampak apa terhadap Orang Suci Zaman
Akhir di masa awal yang dipaksa untuk melakukan perjalanan panjang ke arah
barat? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami
asas berikut: Tata cara bait suci dapat menyediakan bagi kita perlindungan
dan kekuatan ketika kita menghadapi masa-masa kesulitan dan
kemalangan).
• Bagaimana peribadatan bait suci telah melindungi dan memperkuat Anda atau
mereka yang Anda kenal selama masa-masa pencobaan?
Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
menemukan perlindungan dan kekuatan rohani yang lebih besar melalui
peribadatan di dalam rumah Tuhan.
Ajaran dan Perjanjian 136
Petunjuk Tuhan kepada mereka yang melakukan perjalanan ke barat
Ajajklah siswa untuk membuka Peta Sejarah Gereja, no. 6, “Pergerakan Gereja ke
Arah Barat,” serta mintalah mereka menemukan Nauvoo dan Winter Quarters.
Jelaskan bahwa karena banyaknya hujan dan persediaan yang tidak memadai,
Orang Suci yang meninggalkan Nauvoo di bulan Februari 1846 menghabiskan
empat bulan dalam menempuh perjalanan 300 mil melintasi Iowa. Selama waktu
ini, lebih dari 500 pria Orang Suci Zaman Akhir—yang akhirnya dikenal sebagai
Batalyon Mormon—mengindahkan seruan Presiden Brigham Young untuk
mendaftar ke Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk melayani selama perang
Amerika Serikat dengan Meksiko. Sebagian dari mereka disertai oleh istri dan
anak-anak mereka. Pelayanan mereka menghasilkan uang untuk membantu
anggota Gereja yang miskin melakukan perjalanan ke barat, tetapi banyak keluarga
ditinggalkan tanpa suami dan ayah untuk sebagian dari perjalanan mereka ke arah
barat. Untuk alasan ini, pemimpin Gereja menetapkan untuk tidak melanjutkan ke
barat menuju Pegunungan Rocky sampai musim semi tahun 1847. Orang Suci
139
P EL A J A RA N 24
bermukim di sebuah tempat yang mereka sebut Winter Quarters. Di sanalah
Brigham Young menerima wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 136.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari
Ajaran dan Perjanjian 136:1–5.. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari petunjuk
apa yang Tuhan berikan agar Orang Suci lakukan untuk bersiap melanjutkan
perjalanan mereka ke barat.
• Bagaimana rombongan-rombongan diatur? Menurut Anda bagaimana
pengaturan ini akan membantu Orang Suci dalam perjalanan mereka?
• Bagaimana pengaturan ini serupa dengan cara Gereja diatur dewasa ini?
(Setelah siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menuliskan kebenaran
berikut di papan tulis: Tuhan mengatur Orang Suci-Nya ke dalam
kelompok-kelompok sehingga setiap orang dapat dibimbing dan diurus).
• Apa yang ayat 4 sarankan mengenai bagaimana Orang Suci akan menerima
kekuatan dalam upaya mereka untuk merampungkan kehendak Tuhan?
Tugasi siswa untuk menelaah dalam hati Ajaran dan Perjanjian 136:6–11, mencari
cara Orang Suci harus mengatur diri untuk mengurus kebutuhan satu sama lain
serta membantu yang miskin dan membutuhkan selama perjalanan ke arah barat.
Setelah waktu yang memadai, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan
berikut untuk menuntun pembahasannya:
• Kata atau ungkapan apa dalam ayat 6–11 mengindikasikan bagaimana Orang
Suci harus mengurus satu sama lain dan mereka yang membutuhkan? (Anda
dapat menekankan bentukan kata “siap” [mempersiapkan, bersiap] dalam ayat
6, 7, dan 9. Ini akan mengarahkan perhatian pada keterampilan penelaahan
tulisan suci berupa belajar mengenali pengulangan).
• Menurut ayat 11, apa janji Tuhan kepada mereka yang mengupayakan untuk
membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi mereka? (Sewaktu siswa
menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Tuhan akan memberkati
kita ketika kita membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi
mereka).
• Siapa yang telah mempersiapkan jalan bagi Anda untuk menikmati
berkat-berkat Injil? Apa yang mereka lakukan untuk mempersiapkan jalan
bagi Anda?
Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kata pionir dapat didefinisikan sebagai
orang yang pergi sebelumnya untuk mempersiapkan atau membukakan jalan
untuk orang lain ikuti, yang berarti bahwa kita semua dapat menjadi pionir dalam
suatu cara. Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan apa yang dapat
mereka lakukan untuk membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi
mereka untuk menikmati berkat-berkat Injil. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan gagasan mereka. Berikan kesaksian bahwa Tuhan berhasrat agar kita
berupaya sepanjang kehidupan kita untuk membantu mempersiapkan jalan bagi
masing-masing anak-Nya untuk menerima Injil dan kembali hidup bersama-Nya.
Jelaskan bahwa Orang Suci mematuhi perintah Tuhan dengan saling membantu
dan mempersiapkan jalan bagi mereka yang datang setelah mereka. Kelompok
pionir pertama meninggalkan Winter Quarters tanggal 5 April 1847. Mereka
140
PE LAJ ARAN 24
melakukan perjalanan lebih dari 1.000 mil dan tiba di Lembah Salt Lake pada akhir
Juli 1847. Tanggal 24 Juli 1847, Presiden Brigham Young memasuki lembah tersebut
dan menerima pengukuhan bahwa Orang Suci telah menemukan rumah
baru mereka.
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua William R. Walker, mantan anggota
Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Baik Anda dari keturunan pionir atau pun bukan, pusaka iman dan
pengurbanan pionir Mormon adalah pusaka Anda. Ini adalah pusaka agung
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Hiduplah Teguh pada
Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 97).
• Menurut Anda mengapa penting bagi setiap anggota Gereja untuk memahami
bahwa “pusaka iman dan pengurbanan pionir Mormon” adalah pusaka
mereka, tidak masalah apa garis keturunan mereka?
• Dengan cara apa belajar tentang perjalanan pionir Mormon dapat mengilhami
anggota Gereja dewasa ini dalam upaya mereka untuk melayani orang lain serta
membantu mereka dalam perjalanan kembali mereka kepada Bapa Surgawi?
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Kita berdiri hari ini sebagai penerima dari upaya hebat [para pionir]. Saya
berharap kita berterima kasih. Saya berharap kita membawa dalam hati kita
suatu rasa syukur yang mendalam atas segala yang telah mereka lakukan
bagi kita. …
Brother dan sister terkasih, betapa diberkatinya kita! Betapa kita memiliki
warisan yang menakjubkan! Itu meliputi pengurbanan, penderitaan, kematian,
penglihatan, iman, dan pengetahuan serta kesaksian mengenai Allah Bapa yang Kekal dan
Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit. …
“Kita menghormati secara paling baik mereka yang telah pergi mendahului ketika kita melayani
dengan baik dalam perkara kebenaran” (“Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 66–67).
Ingatkan siswa bahwa setiap anggota Gereja telah diberkati oleh orang lain yang
mempersiapkan jalan bagi mereka untuk menikmati berkat-berkat Injil. Imbaulah
siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
mempersiapkan orang lain, termasuk keturunan mereka, untuk hidup dengan
iman dan kepatuhan kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 136.
• Gordon B. Hinckley, “Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 65–67.
141
PELAJARAN 25
Perang Utah dan
Pembunuhan Masal
Mountain Meadows
Pendahuluan
Selama tahun 1850-an, ketegangan dan kesalahpahaman
dalam komunikasi antara Orang Suci Zaman Akhir dan
pejabat pemerintah Amerika Serikat menuntun pada Perang
Utah tahun 1857–1858. Bulan September 1857, sebagian
Orang Suci Zaman Akhir di Teritorial Utah bagian selatan dan
anggota iring-iringan gerobak wagon para emigran yang
sedang menuju Kalifornia terlibat konflik, dan Orang Suci
Zaman Akhir, termotivasi oleh amarah dan ketakutan,
merencanakan serta melaksanakan pembunuhan masal
terhadap sekitar 120 emigran. Kekejian ini sekarang dikenal
sebagai Pembunuhan Masal Mountain Meadows.
Bacaan Latar Belakang
• Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September
2007, 17–21.
• “Peace and Violence among 19th-Century Latter-day Saints [Kedamaian dan
Kekerasan di antara Orang Suci Zaman Akhir abad ke-19],” Gospel Topics
[Topik Injil], lds.org/topics.
• Henry B. Eyring, “150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11
September 2007, mormonnewsroom.org/article/
150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre.
Saran untuk Pengajaran
Ketegangan yang meningkat antara Orang Suci Zaman Akhir di masa awal
dengan pemerintah Amerika Serikat
Distribusikan salinan dari selebaran di akhir pelajaran bagi setiap siswa.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian
selebaran berjudul “Ketegangan yang Meningkat Menuntun pada Perang Utah.”
• Jika Anda adalah Orang Suci Zaman Akhir di tahun 1857 dan telah mendengar
bahwa pasukan besar angkatan bersenjata sedang mendatangi kota Anda, apa
kekhawatiran yang mungkin Anda miliki? (Siswa mungkin menyebutkan
bahwa Orang Suci telah diusir dengan kekerasan dari Ohio, Missouri, dan
Illinois; banyak telah kehilangan harta milik yang berharga dan tanah; dan
sebagian telah dibunuh atau mati selama penganiayaan ini. Berita mengenai
angkatan bersenjata yang mendekati menyebabkan sebagian Orang Suci
khawatir bahwa peristiwa semacam itu dapat juga terjadi di Utah).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul Bersiap untuk Mempertahankan Teritorial.”
142
PE LAJ ARAN 25
Konflik timbul antara sebagian Orang Suci Zaman Akhir dan anggota
iring-iringan gerobak wagon para emigran
Peragakan sebuah peta serupa dengan yang diperlihatkan di sini, atau gambarlah
peta di papan tulis.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul “Konflik dengan Iring-Iringan Gerobak Wagon para Emigran.”
Undanglah siswa untuk memikirkan saat-saat ketika mereka telah mengalami
konflik dengan orang atau sekelompok orang lain. Undanglah seorang siswa untuk
membacakan 3 Nefi 12:25 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak,
mencari asas yang Yesus Kristus ajarkan yang dapat membimbing kita ketika kita
mengalami ketegangan dengan orang lain.
• Menurut Anda apa artinya “bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya”?
Untuk membantu siswa memahami ungkapan ini, Anda mungkin ingin meminta
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua David E. Sorensen dari Tujuh Puluh:
“Juruselamat berfirman, ‘bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya … ,’
dengan demikian memerintahkan kita untuk menyelesaikan
perbedaan-perbedaan kita sejak dini, agar jangan emosi sesaat meningkat
menjadi kekejaman fisik atau emosional, dan kita jatuh ke dalam penawanan
amarah kita” (“Pengampunan Akan Mengubah Kegetiran Menjadi Kasih,” Ensign
atau Liahona, Mei 2003, 11).
• Bagaimana Anda akan merangkum ajaran Juruselamat dalam 3 Nefi 12:25?
(Sewaktu siswa menanggapi, tuliskan sebuah asas yang serupa dengan yang
berikut di papan tulis: Jika kita menyelesaikan konflik dengan orang lain
dengan cara Tuhan, maka kita dapat menghindari dampak berbahaya dari
perselisihan).
143
P EL A J A RA N 25
• Bagaimana mereka yang bersiasat untuk membahayakan anggota iring-iringan
gerobak wagon dapat menerapkan asas ini?
Suruhlah seorang siswa membacakan dengan lantang selebaran berjudul
“Memperuncing Konfrontasi.”
• Apa yang seharusnya dilakukan para pemimpin Gereja Cedar City ketika
William Dame menasihati mereka untuk tidak menggunakan kekuatan militer?
Menolak nasihat itu menuntun mereka untuk melakukan apa? (Setelah siswa
menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Jika kita mengabaikan
nasihat untuk melakukan apa yang benar, maka kita menjadi lebih rentan
untuk membuat pilihan yang buruk dan bahkan penuh dosa). Anda juga
dapat menandaskan bahwa ada kebijaksanaan besar dalam sistem dewan yang
dengannya Gereja diatur).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang bagian
selebaran berjudul “Serangan terhadap para Emigran,” dan ajaklah siswa untuk
mencari bagaimana para pemimpin Cedar City melanjutkan untuk membuat
pilihan-pilihan penuh dosa setelah mengabaikan nasihat yang telah
mereka terima.
• Apa hasil dari keputusan para pemimpin Cedar City untuk tidak mematuhi
nasihat William Dame, komandan militer tersebut?
• Pada titik ini, apa pilihan yang dimiliki mereka yang bertanggung jawab atas
serangan-serangan tersebut? (Mereka dapat mengakui apa yang telah mereka
lakukan dan menerima konsekuensinya, atau mereka dapat mencoba
menyembunyikan tindakan kejahatan dan dosa mereka).
Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut:
• Apa yang Anda lakukan ketika Anda melakukan sesuatu yang salah? Apakah
Anda mengakui apa yang telah Anda lakukan salah dan menerima
konsekuensinya, atau apakah Anda mencoba menyembunyikan dosa tersebut
melalui tipu daya?
Sebagian Orang Suci Zaman Akhir merencanakan dan melaksanakan
Pembunuhan Masal Mountain Meadows
Jelaskan bahwa anggota Gereja yang terlibat dalam penyerangan terhadap para
emigran tersebut memilih untuk mencoba menyembunyikan dosa mereka.
Undanglah kelas untuk mendengarkan apa yang terjadi sebagai hasil dari
keputusan ini sewaktu siswa bergiliran membacakan dengan lantang bagian
selebaran berjudul “Pembunuhan Masal Mountain Meadows” dan “Konsekuensi
Tragis.”
Jelaskan bahwa pilihan beberapa pemimpin dan pemukim Orang Suci Zaman
Akhir di Teritorial Utah selatan menuntun pada Pembunuhan Masal Mountain
Meadows yang tragis. Sebaliknya, pemimpin Gereja dan teritorial di Salt Lake City
menyelesaikan konflik dengan pemerintah Amerika Serikat melalui pembicaraan
dan negosiasi damai pada tahun 1858. Selama konflik ini—yang belakangan
disebut Perang Utah—pasukan Amerika Serikat dan orang militer Utah terlibat
dalam tindakan agresi tetapi tidak pernah dalam pertempuran.
144
PE LAJ ARAN 25
• Bagaimana Anda akan meringkas pilihan yang menuntun pada Pembunuhan
Masal Mountain Meadows?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari tragedi ini? (Siswa mungkin
mengidentifikasi berbagai asas, termasuk yang berikut: Memilih untuk
menyembunyikan dosa kita dapat menuntun kita untuk melakukan lebih
banyak dosa. Memilih untuk menyembunyikan dosa kita dapat
mendatangkan penyesalan dan penderitaan).
Yakinkan siswa bahwa jika mereka mulai menjalani jalan kesalahan dan dosa,
mereka dapat menghindari sakit hati dan penyesalan masa depan dengan
berpaling kepada Tuhan dan bertobat dari dosa mereka.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran
berjudul “Pemimpin Gereja Mendengar tentang Pembunuhan Masal.”
Jelaskan bahwa karena sejumlah Orang Suci Zaman Akhir setempat bertanggung
jawab karena merencanakan dan melaksanakan Pembunuhan Masal Mountain
Meadows, beberapa orang telah memperkenankan peristiwa ini secara negatif
berdampak pada pandangan mereka terhadap seluruh Gereja.
• Mengapa penting untuk menyadari bahwa tindakan keliru beberapa anggota
Gereja tidaklah menentukan kebenaran Injil?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pertanyaan oleh Presiden Henry B.
Eyring dari Presidensi Utama yang terdapat dalam bagian selebaran berjudul
“Peringatan ke-150 Pembunuhan Masal Mountain Meadows.”
• Bagaimana hendaknya kita menanggapi ketika kita mendengar kejadian ketika
anggota Gereja telah gagal untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Helaman 5:12 dengan lantang.
Mintalah kelas mengikuti, mencari apa yang dapat kita lakukan untuk
mengembangkan dan mempertahankan kesaksian kita agar selama masa-masa
sulit, seperti ketika kita mendengar tentang kejadian ketika anggota Gereja telah
gagal untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus, iman kita tidak akan
tergoyahkan.
• Menurut Helaman 5:12, apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan
dan mempertahankan kesaksian kita? (Sewaktu siswa menanggapi, Anda
mungkin ingin menuliskan asas berikut di papan tulis: Kita dapat
mengembangkan kesaksian yang kuat dengan membangun iman kita
pada landasan Yesus Kristus).
Untuk mengilustrasikan asas ini, peragakan yang berikut dan undanglah seorang
siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“James Sanders adalah cicit dari … salah seorang anak yang selamat saat pembunuhan masal
tersebut [dan juga adalah anggota Gereja]. … Brother Sanders … berkata bahwa mengetahui
bahwa leluhurnya telah dibunuh dalam pembunuhan masal tersebut ‘tidak berdampak terhadap
iman saya karena itu didasarkan pada Yesus Kristus, bukan pada orang mana pun di Gereja’”
(Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 21).
145
P EL A J A RA N 25
• Bagaimana iman kita kepada Yesus Kristus dapat menguatkan kita sewaktu kita
mengetahui mengenai kejadian-kejadian ketika anggota Gereja telah gagal
untuk hidup sesuai dengan ajaran Juruselamat?
• Apa yang Anda lakukan yang membantu Anda membangun iman Anda di atas
landasan Yesus Kristus?
Bersaksilah mengenai pentingnya menjalankan ajaran Juruselamat dan
mendasarkan iman kita pada Dia dan Injil-Nya. Undanglah siswa untuk
merenungkan bagaimana mereka dapat membangun iman mereka pada landasan
Yesus Kristus dengan lebih baik dan menentukan gol untuk melakukannya.
Bacaan Siswa
• “Peace and Violence among 19th-Century Latter-day Saints [Kedamaian dan
Kekerasan di antara Orang Suci Zaman Akhir abad ke-19],” Gospel Topics
[Topik Injil], lds.org/topics.
Perang Utah dan Pembunuhan Masal
Mountain Meadows
Ketegangan yang Meningkat Menuntun pada Perang Utah
Tiga tahun setelah para pionir Orang Suci Zaman Akhir yang pertama mencapai Lembah Salt Lake,
pemerintah Amerika Serikat mengorganisasi Teritorial Utah dan menunjuk Brigham Young sebagai
gubernur pertama atas teritorial tersebut. Pada pertengahan 1857, pemimpin Orang Suci Zaman
Akhir mendengar rumor bahwa pemerintah federal mungkin menggantikan Brigham Young dengan
gubernur Teritorial Utah yang baru, yang akan didukung oleh sejumlah besar pasukan federal.
Tanggal 24 Juli 1857, Presiden Brigham Young sedang bersama sekelompok Orang Suci merayakan
peringatan 10 tahun tibanya mereka di Lembah Salt Lake ketika dia menerima konfirmasi akan berita
sebelumnya bahwa barisan angkatan bersenjata sedang mendatangi Salt Lake City.
Di tahun-tahun sebelumnya, ketidaksepakatan dan kesalahpahaman dalam komunikasi telah
menghasilkan peningkatan ketegangan antara Orang Suci Zaman Akhir dan pejabat pemerintah
Amerika Serikat. Orang Suci ingin dipimpin oleh pemimpin pilihan mereka sendiri dan telah menolak
pejabat-pejabat yang ditunjuk federal yang tidak menjunjung nilai-nilai yang sama dengan mereka,
yang sebagian di antaranya tidak jujur, korup, dan amoral. Sebagian dari pejabat federal percaya
bahwa tindakan dan sikap Orang Suci tersebut berarti bahwa mereka memberontak terhadap
pemerintah Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat James Buchanan mengirimkan kira-kira 2.500 serdadu ke Salt Lake City
untuk mendampingi seorang gubernur yang baru agar aman tiba di Utah dan untuk menghentikan
apa yang dia pikir adalah pemberontakan di antara Orang Suci. Keputusan ini dibuat tanpa informasi
yang akurat mengenai situasi di Utah (lihat Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan
Waktu, edisi ke-2 [buku pedoman CES, 2003], 368–371).
Bersiap untuk Mempertahankan Teritorial
Dalam khotbah kepada Orang Suci, Presiden Young dan pemimpin Gereja lainnya menggambarkan
pasukan yang datang sebagai musuh. Mereka takut bahwa pasukan tersebut dapat mengusir keluar
Orang Suci dari Utah, seperti mereka pernah diusir dari Ohio, Missouri, dan Illinois. Presiden Young,
yang selama bertahun-tahun telah meminta Orang Suci untuk menghemat biji-bijian, memperbarui
instruksinya agar mereka akan memiliki makanan untuk dimakan jika mereka perlu meloloskan diri
146
PE LAJ ARAN 25
dari pasukan tersebut. Sebagai gubernur Teritorial Utah, dia juga mengarahkan militer teritorial agar
bersiap untuk mempertahankan teritorial tersebut.
Konflik dengan Iring-Iringan Gerobak Wagon para Emigran
Suatu iring-iringan gerobak wagon para emigran yang melakukan perjalanan ke barat dari Arkansas
menuju Kalifornia memasuki Utah tepat saat Orang Suci Zaman Akhir sedang bersiap untuk
mempertahankan teritorial tersebut dari pasukan Amerika Serikat yang sedang datang. Sebagian
anggota iring-iringan gerobak wagon tersebut menjadi frustrasi karena mereka mengalami kesulitan
membeli biji-bijian yang amat diperlukan dari Orang Suci, yang telah diinstruksikan untuk menghemat
biji-bijian mereka. Para emigran juga terlibat konflik dengan Orang Suci yang tidak ingin kuda dan
ternak iring-iringan gerobak wagon tersebut yang berjumlah besar mengonsumsi sumber makanan
dan air yang Orang Suci butuhkan untuk hewan-hewan mereka sendiri.
Ketegangan pecah di Cedar City, permukiman terakhir di Utah dalam perjalanan menuju Kalifornia.
Konfrontasi terjadi antara sebagian anggota iring-iringan gerobak wagon dan sebagian Orang Suci
Zaman Akhir. Sebagian anggota iring-iringan gerobak wagon tersebut mengancam untuk bergabung
dengan pasukan pemerintah yang sedang datang melawan Orang Suci. Meskipun kapten dari
iring-iringan gerobak wagon tersebut menghardik rekan-rekannya karena melontarkan ancaman ini,
sebagian pemimpin dan pemukim Cedar City menganggap para emigran ini sebagai musuh.
Rombongan gerobak wagon tersebut meninggalkan kota hanya sekitar satu jam setelah tiba, tetapi
sebagian pemukim dan pemimpin di Cedar City ingin mengejar dan menghukum orang-orang yang
telah menyinggung perasaan mereka.
Memperuncing Konfrontasi
Karena Orang Suci ini tidak menyelesaikan konflik mereka dengan para imigran dengan cara Tuhan,
situasi menjadi jauh lebih parah. Isaac Haight, walikota, mayor militer, dan presiden pasak Cedar City,
meminta izin dari komandan militer, yang tinggal di permukiman Parowan di dekat sana, untuk
memanggil keluar militer untuk menghadapi para pelanggar dari iring-iringan gerobak wagon
tersebut. Komandan militernya, William Dame, seorang anggota Gereja, menasihati Isaac Haight
untuk mengabaikan ancaman para emigran tersebut. Alih-alih mengikuti nasihat ini, Isaac Haight dan
pemimpin Cedar City lainnya memutuskan untuk membujuk sebagian Indian setempat untuk
menyerang iring-iringan gerobak wagon tersebut dan mencuri ternak mereka sebagai cara
menghukum para emigran tersebut. Isaac Haight meminta John D. Lee, anggota Gereja setempat dan
mayor militer, untuk memimpin penyerangan ini, dan keduanya berencana untuk menyalahkan orang
Indian akan perbuatan tersebut.
Serangan terhadap para Emigran
Isaac Haight menyajikan rencana untuk menyerang iring-iringan gerobak wagon tersebut kepada
dewan yang terdiri dari pemimpin setelah di Gereja, komunitas, dan militer. Sebagian anggota dewan
sangat tidak sepakat dengan rencana tersebut dan bertanya kepada Haight apakah dia telah
berembuk dengan Presiden Brigham Young mengenai masalah tersebut. Mengatakan bahwa dia
belum melakukannya, Haight sepakat untuk mengirim seorang utusan, James Haslam, ke Salt Lake
City dengan sepucuk surat yang menjelaskan situasinya dan menanyakan apa yang hendaknya
dilakukan. Namun, karena Salt Lake City terletak kira-kira 250 mil dari Cedar City, akan dibutuhkan
sekitar seminggu menunggang kuda dengan cepat bagi si utusan untuk mencapai Salt Lake City dan
kembali ke Cedar City dengan instruksi Presiden Young.
Tidak lama sebelum Isaac Haight mengirimkan suratnya dengan si utusan, John D. Lee serta
sekelompok orang Indian menyerang perkemahan para emigran di tempat yang disebut Mountain
Meadows. Lee memimpin serangan tersebut tetapi menyembunyikan identitasnya sehingga tampak
seolah-olah hanya orang Indian yang terlibat. Sebagian emigran terbunuh atau terluka, dan sisanya
berhasil mengusir penyerang mereka, memaksa Lee dan para Indian tersebut untuk mundur. Para
147
P EL A J A RA N 25
emigran cepat menarik gerobak wagon mereka membentuk lingkaran, atau pagar berkeliling yang
rapat, untuk perlindungan. Dua serangan tambahan menyusul selama pengepungan lima hari
terhadap iring-iringan gerobak wagon tersebut.
Pada suatu ketika, orang-orang militer Cedar City mendapati adanya dua pria emigran yang berada di
luar pagar berkeliling gerobak wagon mereka. Orang-orang militer tersebut menembaki mereka,
membunuh satu orang. Pria lainnya melarikan diri dan membawa berita ke perkemahan gerobak
wagon bahwa orang kulit putih juga terlibat dalam penyerangan terhadap mereka. Mereka yang
merencanakan serangan tersebut kini tertangkap basah dalam tipu daya mereka. Jika para emigran
diperkenankan untuk melanjutkan perjalanan ke Kalifornia, berita akan tersebar bahwa Orang Suci
Zaman Akhir bertanggung jawab atas serangan terhadap iring-iringan gerobak wagon tersebut. Para
konspirator takut berita ini akan mendatangkan konsekuensi negatif terhadap diri mereka dan
orang-orang mereka.
Pembunuhan Masal Mountain Meadows
Dalam upaya untuk mencegah tersebarnya berita bahwa Orang Suci Zaman Akhir terlibat dalam
serangan terhadap iring-iringan gerobak wagon, Isaac Haight, John D. Lee, dan pemimpin Gereja dan
militer lainnya membuat rencana untuk membunuh semua emigran yang tersisa kecuali anak kecil.
Menindaki rencana ini, John D. Lee menghampiri para emigran tersebut dan mengatakan tentara
militer akan melindungi mereka dari serangan lebih lanjut dengan menuntun mereka agar aman
kembali ke Cedar City. Sewaktu para emigran sedang berjalan kembali menuju Cedar City,
orang-orang militer tersebut berbalik dan menembaki mereka. Sebagian orang Indian yang direkrut
oleh para pemukim bergegas dari tempat persembunyian mereka untuk bergabung dalam serangan
tersebut. Dari sekitar 140 emigran yang merupakan bagian dari iring-iringan gerobak wagon
tersebut, hanya 17 anak kecil yang dibiarkan hidup.
Dua hari setelah pembunuhan masal tersebut, James Haslam tiba di Cedar City dengan pesan
jawaban Presiden Young, menginstruksikan pemimpin setempat untuk memperkenankan iring-iringan
gerobak wagon tersebut pergi dalam damai. Ketika Haight membaca kata-kata Young, dia terisak
bagaikan anak kecil dan hanya mampu mengucapkan, ‘Terlambat, terlambat’ ” (Richard E. Turley Jr.,
“The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20).
Konsekuensi Tragis
Pembunuhan Masal Mountain Meadows bukan saja menghasilkan kematian sekitar 120 korban,
tetapi itu juga menyebabkan penderitaan besar bagi anak-anak yang selamat dan sanak saudara
lainnya dari para korban. Beberapa Orang Suci Zaman Akhir menampung dan mengurus anak-anak
emigran yang selamat dari pembunuhan masal tersebut. Pada tahun 1859, pejabat federal
mengambil alih hak asuh anak-anak ini dan mengembalikan mereka kepada sanak saudara di
Arkansas. Orang Indian Paiute juga menderita karena dipersalahkan secara tidak adil atas tindakan
kejahatan tersebut.
Pemimpin Gereja Mendengar mengenai Pembunuhan Masal Tersebut
“Meskipun Brigham Young dan pemimpin Gereja lainnya di Salt Lake City mendengar kabar
mengenai pembunuhan masal tersebut segera setelah itu terjadi, pemahaman mereka akan sejauh
mana keterlibatan para pemukim dan rincian mengerikan dari tindakan kejahatan tersebut datang
sedikit demi sedikit dengan berjalannya waktu. Tahun 1859 mereka membebastugaskan dari
pemanggilan mereka presiden pasak Isaac Haight dan anggota Gereja terkemuka lainnya di Cedar
City yang memegang peranan dalam pembunuhan masal tersebut. Tahun 1870 mereka
mengekskomunikasi Isaac Haight dan John D. Lee dari Gereja.
Pada tahun 1874 dewan juri teritorial mendakwa sembilan orang karena peranan mereka dalam
pembunuhan masal tersebut. Kebanyakan dari mereka pada akhirnya ditangkap, meskipun hanya Lee
yang disidang, divonis, dan dieksekusi untuk tindakan kejahatan tersebut. Seorang pria lain yang
148
PE LAJ ARAN 25
didakwa berbalik menjadi bukti negara bagian [secara sukarela bersaksi dan memberikan bukti
terhadap tertuduh lainnya], dan yang lainnya menghabiskan bertahun-tahun lari dari hukum. Orang
militer lainnya yang melakukan pembunuhan masal tersebut menjalani sepanjang sisa hidup mereka
dengan perasaan bersalah yang mengerikan dan mimpi buruk yang berulang mengenai apa yang
telah mereka lakukan dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign,
September 2007, 20).
Peringatan ke-150 Pembunuhan Masal Mountain Meadows
Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama berkata:
“Tanggung jawab atas [Pembunuhan Masal Mountain Meadows] terletak pada para pemimpin
setempat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di kawasan-kawasan dekat
Mountain Meadows yang juga memegang kedudukan sipil dan militer serta para para anggota Gereja
yang bertindak di bawah arahan mereka …
… Injil Yesus Kristus yang kita anut, muak dengan pembunuhan berdarah dingin terhadap pria,
wanita, dan anak. Sesungguhnya, Injil menganjurkan kedamaian dan pengampunan. Apa yang
dilakukan [di Mountain Meadows] dahulu kala oleh anggota Gereja kita mewakili penyelewengan
yang mengerikan dan tak termaafkan dari ajaran dan perilaku Kristiani .… Tidak diragukan Keadilan
Ilahi akan menjatuhkan hukuman yang pantas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas
pembunuhan masal tersebut …
… Semoga Allah Surga, yang kita adalah putra dan putri-Nya, memberkati kita untuk menghormati
mereka yang tewas di sana dengan mengulurkan kepada satu sama lain kasih yang murni dan
semangat pengampunan yang dipersonifikasikan oleh Putra Tunggal-Nya” (“150th Anniversary of
Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.org/article/
150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre).
149
PELAJARAN 26
Wahyu mengenai Imamat
Pendahuluan
Selama abad ke-20, sewaktu pekerjaan misionaris menyebar
ke seluruh bumi, pemimpin Gereja berdoa memohon
bimbingan mengenai pembatasan terhadap penahbisan
imamat dan tata cara bait suci bagi anggota Gereja
keturunan Afrika. Sebuah wahyu yang menentukan datang
kepada Presiden Spencer W. Kimball, para penasihatnya
dalam Presidensi Utama, dan anggota Kuorum Dua Belas
Rasul di Bait Suci Salt Lake tanggal 1 Juni 1978. Sewaktu
siswa berperan serta dalam pelajaran ini mereka akan
memahami dengan lebih baik cara menangani pertanyaan
Injil dengan cara yang setia dan juga akan belajar keadaan
serta kebenaran berkaitan dengan wahyu yang
menentukan ini.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “Priesthood Restoration,” Ensign, Oktober 1988, 69–72.
• “Race and the Priesthood [Ras dan Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil],
lds.org/topics.
• Ahmad Corbitt, “A Personal Essay on Race and the Priesthood,” bagian 1–4,
seri Perspectives on Church History, history.lds.org/section/
perspectives-on-church-history.
Saran untuk Pengajaran
Prakata untuk Maklumat Resmi 2
Menangani pertanyaan-pertanyaan Injil dengan cara penuh kesetiaan
Presentasikan skenario berikut kepada kelas Anda:
Seusai sekolah suatu hari, Scott dihampiri anggota lainnya dari Gereja yang
baru-baru ini mulai memiliki beberapa pertanyaan mengenai ajaran Gereja. Scott
merasa bahwa dia dapat memberikan bantuan kepada temannya, tetapi setelah itu
dia bertanya-tanya apa yang dapat dia lakukan secara berbeda kali berikutnya
seorang anggota Gereja dalam situasi yang serupa datang kepadanya.
Tanyakan kepada siswa apa yang telah mereka lakukan untuk membantu anggota
Gereja yang menghampiri mereka dengan pertanyaan-pertanyaan tulus mengenai
Gereja atau ajarannya.
Peragakan dan bacalah pernyataan berikut dari Presiden Dieter F. Uchtdorf dari
Presidensi Utama:
“Penyelidikan adalah tempat lahirnya kesaksian. Ada orang yang mungkin
merasa malu atau tidak layak karena mereka memiliki pertanyaan-pertanyaan
menyelidik mengenai Injil, tetapi mereka tidak perlu merasa seperti itu.
Mengajukan pertanyaan bukan merupakan tanda kelemahan; itu adalah tanda
awal pertumbuhan.
Allah memerintahkan kita untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan kita dan hanya meminta agar kita mencari ‘dengan hati yang tulus,
150
PE LAJ ARAN 26
dengan maksud yang sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus’ [Moroni 10:4]. Ketika
kita melakukannya, kebenaran segala sesuatu dapat dinyatakan kepada kita ‘melalui kuasa Roh
Kudus’ [Moroni 10:5].
Jangan takut, ajukanlah pertanyaan. Ingin tahulah, tetapi jangan meragukan! Selalu
berpeganglah erat pada iman dan terang yang telah Anda terima” (“Refleksi di Air” [api unggun
CES bagi dewasa muda, 1 November 2009], 7, ldschurchnewsarchive.com).
• Apa yang Presiden Uchtdorf ajarkan yang dapat membantu seseorang yang
memiliki pertanyaan mengenai isu-isu doktrin, sejarah, atau sosial mengenai
Gereja? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Jika kita memiliki iman
kepada Yesus Kristus, maka pertanyaan tulus pada akhirnya dapat
mendatangkan jawaban dari Bapa kita di Surga.
Jelaskan bahwa salah satu isu sejarah yang mengenainya sebagian anggota Gereja
memiliki pertanyaan bermuara pada kebijakan Gereja yang berlaku dari
pertengahan 1800-an hingga 1978 yang membatasi pria berkulit hitam keturunan
Afrika dari ditahbiskan ke dalam keimamatan. Itu juga melarang wanita dan pria
berkulit hitam untuk berperan serta dalam pemberkahan bait suci atau dalam
upacara pemeteraian. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan
lantang pernyataan berikut, yang merupakan bagian dari prakata untuk Maklumat
Resmi 2 (terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian, edisi tahun 2013). Mintalah siswa
memikirkan bagaimana informasi ini dapat membantu mereka yang memiliki
kegalauan mengenai isu sejarah ini.
“Kitab Mormon mengajarkan bahwa ‘semuanya sama bagi Allah,’ termasuk ‘hitam dan putih,
terikat dan bebas, laki-laki dan perempuan’ (2 Nefi 26:33). Sepanjang sejarah Gereja, orang dari
segala ras dan etnis di banyak negara telah dibaptiskan dan telah hidup sebagai anggota setia
Gereja. Selama masa hidup Joseph Smith, beberapa pria berkulit hitam anggota Gereja
ditahbiskan pada keimamatan. Di awal sejarahnya, pemimpin Gereja berhenti menganugerahkan
imamat kepada pria berkulit hitam keturunan Afrika. Catatan Gereja tidak menawarkan
wawasan yang jelas mengenai asal mula praktik ini” (prakata untuk Maklumat Resmi 2).
• Kebenaran penting apa yang termuat dalam pernyataan ini bagi mereka yang
mungkin bergumul dengan isu ini?
Tandaskan baris yang menyatakan, “Catatan Gereja tidak menawarkan wawasan
yang jelas mengenai asal mula praktik ini.” Sementara sebagian orang mungkin
menyarankan alasan-alasan mengapa kaum pria keturunan Afrika tidak
ditahbiskan pada keimamatan untuk suatu masa, alasan-alasan itu mungkin tidak
akurat. Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
151
P EL A J A RA N 26
“Jika Anda membaca tulisan suci dengan pertanyaan ini dalam benak, ‘Mengapa
Tuhan memerintahkan ini atau mengapa Dia memerintahkan itu,’ Anda
menemukan bahwa dalam kurang dari seratus perintah ada alasan yang
diberikan. Bukanlah pola Tuhan untuk memberikan alasan. Kita [makhluk fana]
dapat menaruh alasan pada wahyu. Kita dapat menaruh alasan pada
perintah-perintah. Ketika kita melakukannya, kita berdiri sendiri. Beberapa orang
menaruh alasan pada perintah yang kita bicarakan di sini [ras dan imamat], dan itu ternyata
keliru secara spektakuler. …
… Janganlah kita membuat kesalahan yang telah dibuat di masa lalu, dalam hal ini dan
area-area lainnya, mencoba menaruh alasan pada wahyu. Alasan-alasan tersebut ternyata
kebanyakan bersifat buatan manusia” (Life’s Lessons Learned [2011], 68–69).
• Mengapa bijak untuk menghindari berspekulasi mengenai alasan mengapa
individu keturunan Afrika tidak diberikan imamat atau diberi akses ke tata cara
bait suci sebelum tahun 1978? (Manusia berbicara dari perspektif yang terbatas,
dan Allah belum memberi tahu kita alasan-alasannya).
Tekankan bahwa dewasa ini, Gereja memungkiri teori-teori yang dikemukakan di
masa lalu mengenai isu ini: kulit hitam adalah tanda ketidaksenangan ilahi atau
kutukan; kulit hitam mencerminkan tindakan tidak saleh di kehidupan prafana;
pernikahan ras-campuran adalah dosa; atau orang berkulit hitam atau orang dari
ras atau etnis lain apa pun inferior dengan cara apa pun dibandingkan orang lain.
Pemimpin Gereja dewasa ini secara tegas mengecam segala rasisme, masa lalu atau
sekarang, dalam bentuk apa pun. (Lihat “Race and the Priesthood [Ras dan
Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
• Bagaimana iman orang kepada Yesus Kristus dapat membantu mereka
mengatasi pertanyaan atau kekhawatiran mereka mengenai pembatasan
imamat yang ada sebelum tahun 1978?
Maklumat Resmi 2
Imamat dan berkat-berkat bait suci diberikan kepada semua anggota Gereja
yang layak
Jelaskan bahwa sebelum tahun 1978, ribuan orang keturunan Afrika di berbagai
negara telah mengenal kebenaran dari Injil yang dipulihkan. Pemimpin Gereja di
Salt Lake City dulu menerima banyak surat dari orang insaf yang belum
dibaptiskan di Nigeria dan Ghana meminta agar misionaris dikirim ke Afrika.
Selama bertahun-tahun, para pemimpin Gereja dengan penuh doa
mempertimbangkan masalah tersebut tetapi merasa bahwa waktunya belum tiba
untuk mengirimkan misionaris ke Afrika. Di Brasil, anggota berkulit hitam yang
setia membantu membangun Bait Suci São Paulo, diumumkan pada tahun 1975,
meskipun mereka tahu mereka tidak akan dapat memasuki bait suci.
Informasikan kepada siswa bahwa Maklumat Resmi 2 memuat pengumuman
resmi dari sebuah wahyu yang diterima oleh Presiden Spencer W. Kimball, para
penasihatnya dalam Presidensi Utama, dan sepuluh anggota Dewan Dua Belas
Rasul. Wahyu tersebut diterima tanggal 1Juni 1978. Undanglah seorang siswa
untuk membacakan dengan lantang paragraf pertama di bawah kata-kata
152
PE LAJ ARAN 26
“Saudara-Saudara terkasih.” Undanglah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang
para pemimpin Gereja katakan telah mereka saksikan.
• Apa yang pemimpin Gereja saksikan di seluruh bumi?
• Para pemimpin Gereja diilhami oleh apa sewaktu mereka menyaksikan
perluasan pekerjaan Tuhan?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang paragraf berikutnya,
yang dimulai dengan kata-kata “Sadar akan janji-janji.” Undanglah kelas untuk
mencari bagaimana para pemimpin Gereja menindaki hasrat mereka yang
diilhami. Tanyakan:
• Bagaimana Presiden Spencer W. Kimball dan para pemimpin Gereja lainnya
menindaki hasrat mereka yang diilhami?
• Menurut tiga baris pertama dari paragraf ini, apa yang para pemimpin Gereja
ketahui mengenai pembatasan imamat? (Mereka tahu bahwa pada suatu
waktu, semua pria yang layak akan memiliki kesempatan untuk menerima
imamat).
Jelaskan bahwa selama bertahun-tahun sebelum 1978, mengetahui bahwa sebuah
wahyu dibutuhkan agar perubahan terjadi, Presidensi Utama dan Kuorum Dua
Belas Rasul telah membahas pembatasan imamat tersebut dan berdoa
mengenainya. Peragakan pernyataan berikut oleh President Spencer W. Kimball
(1895–1985), dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Hari demi hari saya pergi sendirian dan dengan kekhusyukan serta keseriusan
yang besar ke ruang-ruangan atas bait suci, dan di sana saya mempersembahkan
jiwa saya sera mempersembahkan upaya saya untuk maju dengan program
tersebut. Saya ingin melakukan apa yang Dia kehendaki. Saya berbicara
mengenai itu kepada-Nya dan berkata,‘Tuhan, saya menginginkan hanya apa
yang benar. . Kami tidak membuat rencana apa pun untuk bergerak secara
menghebohkan. Kami hanya menginginkan apa yang Engkau inginkan, dan kami
menginginkannya di saat Engkau menginginkannya dan tidak sebelumnya’” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 284–285).
• Apa yang kata-kata Presiden Kimball ajarkan kepada kita mengenai cara para
nabi mencari wahyu? (Setelah siswa menanggapi, Anda mungkin ingin
menuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Para nabi mencari kehendak
Tuhan dalam mengarahkan Gereja).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang dua paragraf
berikutnya dalam Maklumat Resmi 2, dimulai dengan “Dia telah mendengar
doa-doa kami.” Mintalah kelas untuk mencari tanggapan Tuhan terhadap doa-doa
Presiden Kimball, para penasihatnya dalam Presidensi Utama. dan anggota
Kuorum Dua Belas Rasul.
• Apa tanggapan Tuhan terhadap doa-doa nabi-Nya? (Tekankan pesan Tuhan
yang diterima dalam wahyu ini: Berkat-berkat Injil Yesus Kristus tersedia
bagi semua anak Bapa Surgawi).
153
P EL A J A RA N 26
Untuk membantu siswa memahami bagaimana wahyu yang dicatat dalam
Maklumat Resmi 2 diterima, bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B.
Hinckley (1910–2008), yang hadir pada hari wahyu tersebut diterima di bait suci:
“Ada nuansa disucikan dan dikuduskan dalam ruangan tersebut. Bagi saya,
rasanya seolah sebuah saluran terbuka antara takhta surgawi dengan nabi Allah
yang berlutut, memohon, yang didampingi oleh para Saudaranya. Roh Allah ada
di sana. Dan melalui kuasa Roh Kudus datanglah kepada nabi tersebut suatu
keyakinan bahwa apa yang dia doakan adalah benar, bahwa waktunya telah
tiba, dan bahwa sekarang berkat-berkat imamat yang menakjubkan hendaknya
disampaikan kepada pria yang layak di mana pun tanpa memandang garis keturunan. …
Kami semua tahu bahwa waktunya telah tiba untuk suatu perubahan dan bahwa arahan
tersebut telah datang dari surga. Jawabannya jelas. Ada rasa bersatu yang sempurna di antara
kami dalam pengalaman kami dan dalam pemahaman kami” (“Priesthood Restoration,” Ensign,
Oktober 1988, 70).
Jelaskan bahwa segera setelah wahyu yang mengakhiri pembatasan imamat
tersebut diterima, misionaris dikirim ke Afrika. Bait suci sejak itu telah dibangun di
benua itu, lebih dari seratus pasak telah diorganisasi, dan ratusan ribu orang telah
menerima tata cara Injil bagi diri mereka sendiri dan bagi leluhur mereka yang
telah meninggal. (Lihat, misalnya, “Mormons in Africa: A Bright Land of Hope
[Orang Mormon di Afrika: Tanah Harapan yang Cemerlang],”
mormonnewsroom.org; “Emerging with Faith in Africa [Tampil dengan Iman di
Afrika],” bagian 1–3, lds.org/prophets-and-apostles/unto-all-the-world).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Di setiap benua dan sepanjang pulau-pulau di lautan, yang setia sedang
dikumpulkan ke dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Perbedaan dalam latar belakang budaya, bahasa, jenis kelamin, dan fitur wajah
memudar menjadi tidak signifikan sewaktu para anggota membenamkan diri
mereka dalam pelayanan kepada Juruselamat terkasih mereka. Pernyataan
Paulus sedang digenapi: ‘Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah
mengenakan Kristus.
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka,
tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus’
[Galatia 3:27–28].
Hanya pemahaman akan Kebapaan sejati Allah yang dapat mendatangkan apresiasi penuh akan
persaudaraan sejati manusia. Pengertian itu mengilhami hasrat untuk membangun jembatan
kerja sama alih-alih dinding pemisahan” (“Teach Us Tolerance and Love,” Ensign, Mei 1994, 70).
• Bagaimana Injil mempersiapkan kita untuk menjadi bersatu dengan orang dari
latar belakang yang berbeda-beda?
• Apa contoh yang telah Anda lihat dari anggota Gereja dari latar belakang yang
berbeda-beda tumbuh bersama dalam persatuan dan kerja sama?
154
PE LAJ ARAN 26
Sebagai penutup, undanglah siswa untuk mempertimbangkan bagaimana mereka
mungkin menanggapi jika mereka ditanya mengapa Gereja tidak menahbiskan pria
keturunan Afrika pada keimamatan untuk suatu masa. Tegaskan bahwa adalah
pantas untuk menjelaskan kepada orang lain bahwa kita tidak tahu mengapa
pembatasan imamat dahulu dimulai dan bahwa kita hendaknya berbagi serta
bersaksi mengenai kebenaran yang memang kita ketahui.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 26:33; Maklumat Resmi 2.
• “Race and the Priesthood [Ras dan Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil],
lds.org/topics.
155
PELAJARAN 27
Mempersiapkan Dunia bagi
Kedatangan Kedua
Yesus Kristus
Pendahuluan
Juruselamat suatu hari kelak akan kembali ke bumi dengan
kuasa dan kemuliaan besar. Dalam persiapan untuk hari
besar itu, Orang Suci diajar untuk menelaah tanda-tanda
kedatangan-Nya dan untuk bersiap baginya dengan berdiri di
tempat-tempat kudus serta mengambil “Roh Kudus untuk
pembimbing mereka” (A&P 45:57). Tuhan telah
memaklumkan bahwa Gereja dan para anggotanya memiliki
tanggung jawab untuk mempersiapkan dunia bagi
Kedatangan Kedua Juruselamat.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen, “Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua,” Ensign
dan Liahona, Mei 2011, 49–52.
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 7–10.
• “Bersiap bagi Kedatangan Kedua Kristus,” bab 44 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Joseph F. Smith (1998), 406–415.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 45:15–46, 56–57
Tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua
Ajukan kepada siswa pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda dapat tahu kapan akan hujan?
Jelaskan bahwa sama seperti ada indikator yang membantu kita mengetahui kapan
hujan akan turun, ada juga indikator, atau tanda, yang membantu kita mengetahui
kapan Kedatangan Kedua Yesus Kristus akan terjadi. Beri tahu siswa bahwa
sebagaimana dicatat dalam Matius 24, Juruselamat bertemu dengan para
murid-Nya di Bukit Zaitun tak lama sebelum kematian-Nya dan menguraikan
tanda-tanda dari kedatangan Kedua-Nya. Dia mengulangi sebagian dari
ajaran-ajaran ini kepada Joseph Smith pada zaman kita, sebagaimana dicatat
dalam Ajaran dan Perjanjian 45. Tekankan kepada siswa bahwa bersiap bagi
Kedatangan Kedua Yesus Kristus merupakan tema yang penting di seluruh Ajaran
dan Perjanjian. Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sewaktu mereka
menelaah Ajaran dan Perjanjian untuk mencermati ajaran-ajaran tentang
Kedatangan Kedua serta merenungkan bagaimana mereka dapat bersiap untuknya.
Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 45:15–17, mencari apa
yang para murid Tuhan tanyakan kepada-Nya dan bagaimana Dia menanggapi.
156
PE LAJ ARAN 27
• Apa yang para murid tanyakan kepada Yesus?
• Apa tanggapan-Nya?
Untuk membantu siswa mengidentifikasi tanda-tanda yang akan mendahului
Kedatangan Kedua, tulislah rujukan berikut di papan tulis:
A&P 45:25–27
A&P 45:28–31, 33
A&P 45:40–43
Bagilah siswa ke dalam pasangan-pasangan, dan tugasi setiap pasangan salah satu
petikan yang tertulis di papan tulis. Mintalah mereka untuk membaca bersama
ayat-ayat tersebut, mencari tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat-ayat itu.
Tandaskan bahwa beberapa tanda telah digenapi atau sedang dalam proses
digenapi. Anda mungkin ingin berbagi informasi berikut sehubungan dengan
ayat 30: “Era di mana orang bukan Israel diutamakan dalam menerima Injil disebut
zaman orang bukan Israel. Di dalamnya yang bukan orang Yahudi … memiliki
kesempatan untuk menerima Injil dan memperoleh keselamatan sebelum hak itu
diberikan, dalam tingkat yang substansial, setidaknya, kepada orang Yahudi”
(Bruce R. McConkie, Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 721–722).
Setelah waktu yang memadai, mintalah pasangan-pasangan untuk melaporkan
temuan mereka kepada kelas. Anda dapat menyarankan agar siswa mewarnai
tanda-tanda tersebut dalam tulisan suci mereka.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 45:34 dengan
lantang sementara kelas mengikuti. Kemudian tanyakan:
• Ketika Anda membaca atau mendengar tentang peristiwa-peristiwa atau
tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua, pernahkah Anda
risau? Mengapa ya atau mengapa tidak?
• Dengan cara apa belajar tentang tanda-tanda kedatangan Kedua Juruselamat
dapat membantu kita mengatasi ketakutan dan kegelisahan dalam
kehidupan kita?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 45:35–38 untuk
mempelajari mengapa Juruselamat mengungkapkan tanda-tanda yang akan
mendahului Kedatangan Kedua-Nya.
• Mengapa penting untuk mengenali kapan tanda-tanda kedatangan Juruselamat
digenapi?
Mintalah siswa mencari cara untuk bersiap bagi Kedatangan Kedua Kristus
sewaktu mereka membaca Ajaran dan Perjanjian 45:32, 39, 56–57. Kemudian
bahaslah yang berikut:
• Apa yang Anda pelajari dari ayat-ayat ini tentang cara bersiap bagi Kedatangan
Kedua? (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, tekankan asas berikut:
Berdiri di tempat-tempat kudus dan mengambil Roh Kudus sebagai
157
P EL A J A RA N 27
pembimbing kita penting sewaktu kita bersiap bagi kedatangan Kedua
Yesus Kristus).
• Apa yang harus kita lakukan agar memiliki Roh Kudus sebagai
pembimbing kita?
• Menurut Anda bagaimana seorang pengikut Yesus Kristus dapat “berdiri di
tempat-tempat kudus”? (Tempat kudus meliputi bait suci, gedung gereja, dan
rumah. Rumah dapat menjadi kudus melalui doa pribadi dan keluarga,
penelaahan tulisan suci, pelayanan dan malam keluarga yang konsisten. Berdiri
di tempat kudus juga berhubungan dengan cara kita hidup. Jika kita hidup
layak akan kerekanan tetap Roh Kudus, maka kita berdiri di sebuah tempat
kudus. Pertimbangkan untuk menyarankan agar siswa menuliskan beberapa
gagasan ini di margin tulisan suci mereka di samping Ajaran dan Perjanjian
45:32).
• Bagaimana Anda telah mampu berdiri di tempat kudus terlepas dari hidup di
dunia yang jahat?
• Apa saja alasan Anda menanti-nantikan Kedatangan Kedua Juruselamat?
Mengapa Anda bersyukur bahwa Juruselamat akan datang lagi?
Ajaran dan Perjanjian 29:7–9; 34:5–7; 39:19–23
Mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua
Ingatkan siswa bahwa Tuhan nama kursus ini adalah Landasan Pemulihan.
Tanyakan kepada siswa:
• Koneksi atau hubungan apa yang Anda lihat antara Pemulihan Injil dengan
Kedatangan Kedua Yesus Kristus?
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Mintalah siswa untuk
menelaahnya mencari kesamaan tema:
Ajaran dan Perjanjian 29:7–9
Ajaran dan Perjanjian 34:5–7
Ajaran dan Perjanjian 39:19–23
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa berpaling kepada orang yang duduk
di sampingnya dan membahas apa kesamaan di antara petikan-petikan tulisan suci
ini. Tanyakan beberapa siswa bagaimana mereka akan meringkas pesan dalam
semua tulisan suci ini. (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, bantulah mereka
mengidentifikasi dan memahami asas ini: Sewaktu kita mengkhotbahkan Injil
kepada orang lain, kita membantu mempersiapkan dunia bagi kedatangan
Kedua Yesus Kristus).
Mintalah siswa balik membuka bagian 29, 34, dan 39 dalam Ajaran dan Perjanjian
serta mencermati tanggal ketika wahyu-wahyu ini diberikan. Tanyakan:
158
PE LAJ ARAN 27
• Seberapa cepat setelah Gereja diorganisasi Tuhan mulai mengajarkan asas yang
baru diidentifikasi?
Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L.
Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Sejak awal masa Pemulihan, para pemimpin Gereja telah sangat
bersungguh-sungguh mengenai tanggung jawab mereka untuk mengabarkan
Injil. Pada tahun 1837, hanya tujuh tahun setelah pengorganisasian Gereja, di
masa kemiskinan dan penganiayaan, para misionaris diutus untuk mengajarkan
Injil di Inggris. Dalam beberapa tahun berikutnya, para misionaris telah
berkhotbah di tempat-tempat yang berbeda seperti Austria, Polynesia Prancis,
India, Barbados, Cile, dan Tiongkok.
Tuhan telah memberkati pekerjaan ini dan Gereja ditegakkan di seluruh dunia. … Matahari tidak
pernah terbenam tanpa ada misionaris saleh yang bersaksi mengenai Juruselamat. Pikirkan
tentang kuasa rohani dari 52.000 misionaris, diberkati dengan Roh Tuhan, dengan berani
mengkhotbahkan bahwa ‘tidak akan ada nama lain diberikan tidak juga jalan tidak juga cara
lain apa pun yang melaluinya keselamatan dapat datang … , hanya dalam dan melalui nama
Kristus’ [Mosia 3:17]. … Dunia sedang dipersiapkan bagi Kedatangan Kedua Juruselamat dalam
skala besar karena pekerjaan Tuhan melalui para misionaris-Nya” (“Mempersiapkan Dunia bagi
Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 51–51).
Bahaslah yang berikut:
• Bagaimana pesan yang diajarkan oleh misionaris Gereja mempersiapkan orang
untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus?
• Mengapa Pemulihan Injil perlu sebelum Juruselamat dapat datang kembali
ke bumi?
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Joseph F. Smith (1838–1918), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Injil mengajari manusia untuk rendah hati, setia, jujur dan benar di hadapan
Tuhan dan terhadap satu sama lain, dan sebanding dengan dilaksanakannya
asas-asasnya demikian pula kedamaian dan kebenaran akan berkembang dan
ditegakkan di bumi, dan dosa, perselisihan, pertumpahan darah serta segala
jenis kebobrokan akan berhenti, dan bumi akan menjadi murni serta dijadikan
tempat tinggal yang pantas bagi makhluk surgawi; dan bagi Tuhan kita untuk
mendatangi serta meninggalinya, yang akan Dia lakukan pada masa Milenium” (Ajaran-Ajaran
PresIden Gereja: Joseph F. Smith [1998], 411– 412).
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir … menganggapnya sebagai bagian
dari misinya untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan harfiah dan mulia dari Putra Allah ke
bumi, untuk memerintah atasnya dan tinggal; bersama umat-Nya” (Ajaran-Ajaran: Joseph F.
Smith, 412).
Tanyakan yang berikut:
159
P EL A J A RA N 27
• Selama berjalannya pelajaran ini, pemikiran atau kesan rohani apa yang Anda
miliki mengenai tanggung jawab Gereja beserta anggotanya untuk membantu
mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua?
• Menurut Anda bagaimana membantu orang lain bersiap bagi Kedatangan
Kedua akan membantu Anda bersiap juga?
Untuk mengakhiri pelajaran, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah
mereka lakukan untuk berbagi pesan Pemulihan dengan mereka yang bukan dari
kepercayaan kita.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 29:7–9; 34:5–7; 39:19–23; 45:15–46, 56–57; 88:81–87.
• Neil L. Andersen, “Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua,” Ensign
dan Liahona, Mei 2011, 49–52.
160
PELAJARAN 28
Mempergegas Pekerjaan
Keselamatan
Pendahuluan
Dalam tahun-tahun terakhir, pemimpin Gereja telah
menekankan nubuat Tuhan bahwa Dia akan “mempergegas
pekerjaan[-Nya]” (A&P 88:73). Pekerjaan keselamatan
mencakup pekerjaan misionaris anggota, retensi orang insaf,
pengaktifan anggota yang kurang aktif, pekerjaan bait suci
dan sejarah keluarga, serta mengajarkan Injil. Pelajaran ini
akan membantu siswa memahami dengan lebih baik
tanggung jawab mereka sebagai anggota Gereja Yesus
Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk berperan
serta dalam pekerjaan ini.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau
Liahona, Mei 2014, 58–62
• “Hastening the Work of Salvation,” Ensign, Oktober 2013, 36–39.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 138:53–56
Tuhan mempergegas pekerjaan-Nya
Beri tahulah siswa bahwa tidak lama sebelum kematiannya, Presiden Joseph F.
Smith memperoleh penglihatan tentang dunia roh, yang sekarang dicatat sebagai
Ajaran dan Perjanjian 138. Dia belajar bahwa para pemimpin dispensasi terakhir
dan “banyak yang lain” dipersiapkan dalam dunia prafana untuk tanggung jawab
mereka di bumi. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan
Perjanjian 138:53–56 dengan lantang sewaktu kelas mengikuti mencari tanggung
jawab yang diberikan kepada para pemimpin ini dalam dunia prafana.
• Apa tanggung jawab yang diberikan kepada para pemimpin ini dalam dunia
prafana? Apa persiapan yang mereka terima di sana?
• Apa tanggung jawab yang mungkin telah diberikan kepada Anda di dunia
prafana? Persiapan apa yang mungkin telah Anda terima? (Sewaktu siswa
berbagi gagasan mereka, bantulah mereka mengidentifikasi asas ini: Kita
dipersiapkan di kehidupan prafana untuk datang ke bumi di kegenapan
zaman untuk bekerja bagi keselamatan jiwa manusia).
Peragakan pernyataan berikut dari Presiden Thomas S. Monson, dan mintalah
seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
161
P EL A J A RA N 28
“Apakah Anda menyadari bahwa Gereja yang dipulihkan berusia 98 tahun
sebelum itu memiliki 100 pasak? Tetapi kurang dari 30 tahun kemudian, Gereja
telah mengorganisasi 100 pasaknya yang kedua. Dan hanya delapan tahun
sesudah itu Gereja memiliki lebih dari 300 pasak. Dewasa ini [2014] kita
berkekuatan lebih dari 3.000 pasak.
Mengapa pertumbuhan ini terjadi di tingkat yang dipercepat? Apakah itu karena
kita lebih dikenal? Apakah itu karena kita memiliki gedung pertemuan yang indah?
Hal-hal ini penting, tetapi alasan Gereja tumbuh dewasa ini adalah bahwa Tuhan
mengindikasikan itu. Dalam Ajaran dan Perjanjian, Dia berfirman: ‘Lihatlah, Aku akan
mempergegas pekerjaan-Ku pada waktunya’ [A&P 88:73].
Kita, sebagai anak-anak roh Bapa Surgawi kita, dikirim ke bumi saat ini agar kita dapat berperan
serta dalam mempergegas pekerjaan besar ini” (“Hastening the Work,” Ensign, Juni 2014, 4).
• Menurut Presiden Monson, mengapa kita dikirim ke bumi pada saat ini?
(Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami asas ini:
Kita memiliki tanggung jawab untuk berperan serta dalam mempergegas
pekerjaan Bapa Surgawi).
• Apa saja cara Anda telah menyaksikan suatu “penggegasan” pekerjaan Allah?
(Ada banyak jawaban bagi pertanyaan ini, termasuk perubahan usia untuk
pelayanan misionaris, meningkatnya jumlah misionaris, meningkatnya jumlah
bait suci, dan meningkatkan peralatan yang menjadikan pekerjaan sejarah
keluarga lebih mudah).
Tandaskan bahwa jawaban ini menyediakan bukti bahwa Tuhan mempergegas
pekerjaan-Nya di kedua sisi tabir. Jelaskan bahwa pemimpin Gereja dewasa ini
telah memberikan penekanan pada lima area dalam pekerjaan keselamatan dan
meminta masing-masing dari kita untuk berperan serta dalam area-area tersebut
untuk mempergegas pekerjaan Allah di zaman akhir ini. Peragakan pernyataan
berikut dari Penatua L. Whitney Clayton dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah
seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Suruhlah kelas
mengidentifikasi lima area yang merupakan bagian dari pekerjaan keselamatan:
2014, 63).
“Nabi dan rasul yang hidup mengajari kita bahwa ‘anggota Gereja diutus “untuk
bekerja di dalam kebun anggur-Nya demi keselamatan jiwa manusia” (A&P
138:56). Pekerjaan keselamatan ini mencakup pekerjaan misionaris anggota,
retensi orang insaf, pengaktifan anggota yang kurang aktif, pekerjaan bait suci
dan sejarah keluarga, serta mengajarkan Injil’ [Buku Pegangan 2: Mengelola
Gereja (2010), 5.0]” (“The Work of Salvation: Then and Now,” Ensign, September
Sewaktu siswa mengidentifikasi kelima area tersebut, tuliskan yang berikut di
papan tulis:
Pekerjaan misionaris anggota
162
PE LAJ ARAN 28
Retensi orang insaf
Pengaktifan anggota yang kurang aktif
Pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga
Mengajarkan Injil
Ajaran dan Perjanjian 88:73
Kita masing-masing dapat berkontribusi pada penggegasan pekerjaan Tuhan
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 88:73
sementara siswa lainnya mengikuti. Kemudian jelaskan kepada siswa
bahwa kita masing-masing hendaknya berupaya untuk meningkatkan kontribusi
kita pada penggegasan pekerjaan Tuhan. Distribusikan selebaran di akhir pelajaran
kepada siswa, dan jelaskan bahwa selebaran ini akan membantu mereka
memikirkan bagaimana mereka dapat meningkatkan kontribusi mereka.
Undanglah siswa untuk memilih dan dalam hati membaca satu atau lebih dari
pernyataan pada selebaran dan bersiap untuk menjawab pertanyaan yang terdapat
pada selebaran.
Setelah siswa memiliki waktu yang memadai untuk membaca dan bersiap,
pertimbangkan untuk mengundang seorang siswa membacakan dengan lantang
kutipan pertama. Kemudian mintalah beberapa siswa untuk menyediakan
tanggapan mereka terhadap tiga pertanyaan di selebaran, berfokus pada pekerjaan
misionaris anggota. Ulangi proses ini dengan masing-masing dari lima petikan
tersebut.
Bantulah siswa merasakan kebenaran dan kepentingan berperan serta dalam
pekerjaan keselamatan dengan mengajukan pertanyaan berikut:
• Apa berkat yang telah Anda terima sewaktu Anda berperan serta dalam satu
atau lebih dari area-area pekerjaan keselamatan ini? Apa pengalaman yang
telah Anda miliki sementara berperan serta dalam salah satu area ini yang
khususnya bermakna bagi Anda?
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi
Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ketika waktu kita dalam kefanaan selesai, pengalaman-pengalaman apa yang
akan dapat kita bagikan mengenai kontribusi kita sendiri terhadap periode
penting ini dalam kehidupan kita dan terhadap pemajuan pekerjaan Tuhan?
Apakah kita akan dapat mengatakan bahwa kita telah menyingsingkan lengan
baju kita dan bekerja dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan kita?
Atau akankah kita harus mengakui bahwa peran kita sebagian besar hanya
sebagai pengamat?” (“Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 59).
Undanglah siswa merencanakan apa yang akan mereka lakukan untuk lebih
sepenuhnya berperan serta dalam pekerjaan keselamatan dengan menanyakan:
163
P EL A J A RA N 28
• Apa saja cara Anda telah melihat orang lain membantu mempergegas
pekerjaan Tuhan?
• Apa saja cara Anda berencana untuk berkontribusi pada penggegasan
pekerjaan Tuhan?
• Bagaimana pengetahuan dan kesaksian kita akan Pemulihan memotivasi kita
untuk lebih sepenuhnya berperan serta dalam pekerjaan keselamatan?
Undanglah beberapa siswa untuk berbagi dan bersaksi mengenai sesuatu yang
telah mereka pelajari tentang Pemulihan Injil selama penelaahan mereka dalam
kursus ini. Akhiri dengan bersaksi tentang kebenaran dari Pemulihan Injil melalui
Nabi Joseph Smith.
Bacaan Siswa
• Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau
Liahona, Mei 2014, 58–60.
Mempergegas Pekerjaan Keselamatan
Renungkan pertanyaan berikut sehubungan dengan masing-masing dari kelima area yang merupakan
bagian dari pekerjaan keselamatan:
• Bagaimana upaya Anda dalam area pekerjaan Allah ini membawa orang lain lebih dekat pada
berkat-berkat keselamatan?
• Apa pengalaman yang telah Anda miliki dan apa berkat yang telah Anda terima sewaktu Anda
berperan serta dalam area ini dari pekerjaan keselamatan Tuhan?
• Apa yang dapat Anda lakukan, terlepas dari pemanggilan Gereja Anda saat ini, untuk
berkontribusi dalam area ini dari pekerjaan keselamatan?
Pekerjaan Misionaris Anggota
Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Brother dan sister, sepasti Tuhan telah mengilhami lebih banyak
misionaris untuk melayani, Dia juga membangunkan pikiran dan
membukakan hati lebih banyak orang yang baik dan jujur untuk menerima
para misionaris-Nya. Anda telah mengenal mereka atau akan mengenal
mereka. Mereka ada di dalam keluarga Anda dan tinggal di permukiman
Anda. Mereka berjalan melewati Anda di jalan, duduk di dekat Anda di
sekolah, dan terhubung dengan Anda secara daring. Anda pun adalah bagian yang penting
dari mukjizat yang sedang menguak ini.
Jika Anda bukan misionaris penuh waktu dengan tanda nama misionaris tersemat di jas
Anda, sekaranglah waktunya untuk melukiskannya di hati Anda—dilukis, sebagaimana
Paulus katakan, ‘bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup’ [2 Korintus
3:3] … Kita semua memiliki kontribusi untuk diberikan pada mukjizat ini” (“Itu adalah
Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 78).
164
PE LAJ ARAN 28
Retensi Orang Insaf
Penatua M. Russel Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan:
“Anda dan saya harus melakukan segala yang dapat kita lakukan untuk
memastikan bahwa setiap anggota Gereja sepenuhnya memperoleh
penemanan dan menikmati segala berkat yang Injil tawarkan.
Presiden Gordon B. Hinckley telah mengingatkan Anda dan saya akan
tanggung jawab kita untuk menjadi rekan kerja bersama Tuhan dalam
mewujudkan rencana-rencana-Nya bagi Gereja. Dalam siaran satelit
Presiden Hinckley berkata:
Tuhan telah meletakkan di atas diri kita mandat untuk mengajarkan Injil kepada setiap
makhluk. Ini akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap misionaris—penuh waktu dan
pasak. Itu akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap uskup, dari setiap penasihat
uskup, dan dari setiap anggota dewan lingkungan …’ (“Find the Lambs, Feed the Sheep,”
Ensign, Mei 1999, 107). Itu akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap anggota”
(“Members Are the Key,” Ensign, September 2000, 10).
Pengaktifan Anggota yang Kurang Aktif
“Peranan kita [sebagai anggota] adalah untuk membenamkan diri kita sendiri dalam
mengasihi dan melayani mereka yang di sekitar kita—menghibur teman sejawat yang
membutuhkan, mengundang teman-teman kita ke pembaptisan, menolong tetangga yang
lanjut usia dengan pekerjaan di halamannya, mengundang anggota yang kurang aktif
untuk santap bersama, atau menolong seorang tetangga dengan sejarah keluarganya. Ini
semua adalah cara yang alami dan penuh sukacita untuk mengundang anggota yang
kurang aktif dan mereka yang bukan dari kepercayaan kita ke dalam kehidupan kita dan
sebagai konsekuensinya ke dalam terang Injil. Berbagi dengan mereka waktu-waktu yang
menyenangkan dan saat-saat sakral dari kehidupan kita sesungguhnya dapat menjadi cara
yang paling efektif kita semua dapat ‘bekerja di dalam kebun anggur [Yesus Kristus] demi
keselamatan jiwa [pria dan wanita]’ (A&P 138:56)” (“Hastening the Work of Salvation,”
Ensign, Oktober 2013, 36).
Pekerjaan Bait Suci dan Sejarah Keluarga
Penatua Quentin L. Cook dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Kepemimpinan Gereja telah mengeluarkan sebuah seruan nyaring kepada
angkatan muda untuk memimpin jalan dalam penggunaan teknologi untuk
mengalami roh Elia, untuk mencari leluhur mereka, dan untuk
melaksanakan tata cara-tata cara bait suci bagi mereka. Sebagian besar
dari pekerjaan sulit dalam mempergegas pekerjaan keselamatan baik bagi
yang masih hidup maupun yang telah meninggal akan dilakukan oleh
Anda kaum muda” (“Akar dan Cabang,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 46).
165
P EL A J A RA N 28
Mengajarkan Injil
“Tanggung jawab untuk mengajarkan Injil tidak terbatas kepada mereka yang memiliki
pemanggilan resmi sebagai guru. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang
Suci Zaman Akhir, Anda memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan Injil. Sebagai
orangtua, anak lelaki, anak perempuan, suami, istri, saudara lelaki, saudara perempuan,
pemimpin Gereja, guru kelas, pengajar ke rumah, pengajar berkunjung, sesama karyawan,
tetangga, atau teman, Anda memiliki kesempatan untuk mengajar. Terkadang Anda
mengajar secara terbuka dan langsung melalui hal-hal yang Anda katakan dan kesaksian
yang Anda berikan. Dan Anda selalu mengajar melalui teladan” (Mengajar, Tiada
Pemanggilan yang Lebih Mulia: Sumber Bimbingan untuk Pengajaran Injil [1999], 4).
166
Selebaran
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 20
… Joseph Smith dimeteraikan kepada sejumlah wanita yang
telah menikah. Baik para wanita ini maupun Joseph menjelaskan banyak mengenai pemeteraian ini, meskipun beberapa wanita mengatakan itu untuk kekekalan semata. Wanita
lainnya tidak meninggalkan catatan, yang menjadikannya
tidak jelas apakah pemeteraian mereka untuk waktu fana
dan kekekalan atau untuk kekekalan semata.
Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk praktik ini.
Pemeteraian-­pemeteraian ini mungkin telah menyediakan
cara untuk menciptakan ikatan atau mata rantai kekal antara
keluarga Joseph dengan keluarga lainnya di dalam Gereja.
Ikatan ini terentang baik secara vertikal, dari orangtua kepada
anak, maupun secara horizontal, dari satu keluarga ke yang
lainnya. Dewasa ini ikatan kekal semacam itu dicapai melalui
pernikahan bait suci dari individu yang juga dimeteraikan
kepada keluarga kelahiran mereka sendiri, dengan cara demikian menautkan keluarga-­keluarga bersama” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan
Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Setelah kematian Nabi, banyak wanita dimeteraikan kepadanya yang tidak memiliki hubungan fana dengan dirinya.
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
Penentangan terhadap Pernikahan Kekal
Banyak pemimpin keagamaan dan politik di Amerika Serikat
menentang sistem pernikahan jamak, yang mereka anggap
amoral dan tidak beradab. Orang Suci Zaman Akhir diolok-­
olok dalam pidato publik, buku, majalah, dan surat kabar.
Kongres Amerika Serikat menerbitkan undang-­undang
yang membatasi kebebasan anggota Gereja dan merugikan
Gereja secara ekonomi dengan membatasi jumlah properti
yang dapat Gereja miliki. “Undang-­undang itu akhirnya
menyebabkan polisi menangkap dan menahan orang-­orang
yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mencabut hak
pilih mereka, hak privasi di rumah mereka, dan kebebasan-­
kebebasan umum lainnya” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat
Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir
[1996], 109). Hingga tahun 1890, ratusan Orang Suci Zaman
Akhir telah mengalami dipenjara. Yang lainnya pergi bersembunyi untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan.
Dalam situasi seperti ini, banyak keluarga menderita karena
stres, kesedihan, kemiskinan, dan kelaparan.
Meskipun dunia mengolok-­olok mereka karena mempraktikkan pernikahan jamak, banyak Orang Suci Zaman Akhir mempertahankan praktik tersebut dan bersaksi bahwa mereka tahu
itu telah diwahyukan oleh Allah melalui Nabi Joseph Smith.
Keadaan sulit ini menuntun Presiden Wilford Woodruff untuk
dengan penuh doa mencari bimbingan Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak Orang Suci. Pada tahun 1889, Presiden
Woodruff menginstruksikan para pemimpin Gereja untuk
berhenti mengajarkan asas pernikahan jamak. Di tahun 1890,
sangat sedikit pernikahan jamak yang dilakukan, dan ini
dilakukan bertentangan dengan nasihat Presiden Woodruff.
Meskipun demikian, beberapa orang menerbitkan laporan
bahwa Gereja masih mempromosikan praktik pernikahan
jamak. Laporan-­laporan ini mendatangkan lebih banyak
pertentangan bagi Gereja. Bulan September 1890, Presiden
Woodruff menerbitkan sebuah Manifesto, yang sekarang
dikenal Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian.
Manifesto Kedua
“Manifesto [Maklumat Resmi 1] tersebut memaklumkan
niat Presiden [Wilford] Woodruff untuk tunduk pada hukum
Amerika Serikat. Itu tidak mengatakan apa pun mengenai
hukum dari negara lain. Sejak pembukaan koloni di Meksiko
dan Kanada, pemimpin Gereja telah melangsungkan pernikahan jamak di negeri-­negeri itu, dan setelah Oktober 1890,
pernikahan jamak terus dilakukan dengan diam-­diam di sana.
… Dalam keadaan yang luar biasa, jumlah yang lebih sedikit
lagi pernikahan jamak dilangsungkan di Amerika Serikat
antara tahun 1890 dan 1904, meskipun apakah pernikahan-­
pernikahan tersebut diwenangkan untuk dilangsungkan
dalam negara bagian terkait tidaklah jelas” (“The Manifesto
and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari
Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
Pada konferensi umum April 1904, Presiden [Joseph F.]
Smith menerbitkan pernyataan yang kuat, dikenal sebagai
Manifesto Kedua, yang menjadikan pernikahan jamak yang
baru dapat dihukum dengan ekskomunikasi” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter​-­day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang​-­Orang
Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 22
Pesan Penghormatan bagi Nabi Joseph Smith
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata:
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
“Orang-­orang yang paling mengenal Joseph
dan berdiri paling dekat dengannya dalam
kepemimpinan Gereja mengasihi dan
mendukungnya sebagai nabi. Kakaknya
Hyrum memilih untuk mati di sisinya. John
Taylor, juga berada bersamanya ketika dia
dibunuh, berkata, ‘Saya bersaksi di hadapan Allah, para
malaikat, dan manusia, bahwa dia adalah orang yang baik,
terhormat, dan bajik … —bahwa sifat-­sifatnya secara pribadi
dan di depan umum tidak ada cacatnya—dan bahwa dia
hidup dan mati sebagai orangnya Allah’ (The Gospel
Kingdom [1987], 355; lihat juga A&P 135:3). Brigham Young
memaklumkan: ‘Saya rasa tidak ada orang yang kini hidup di
bumi yang mengenal [Joseph Smith] lebih baik daripada saya;
dan saya berani mengatakan bahwa, Yesus Kristus sebagai
pengecualian, tidak ada orang yang lebih baik yang pernah
hidup atau saat ini hidup di atas bumi ini’ [Discourses of
Brigham Young, diseleksi John A. Widtsoe (1954), 459]”
(“Joseph, the Man and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 73).
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 23
8 Agustus 1844, 10:00 Pagi
8 Agustus 1844, 2:00 Siang
Tanggal 8 Agustus 1844, Orang Suci di Nauvoo berkumpul
pukul 10 pagi untuk mendengar Sidney Rigdon menyampaikan pengakuannya sebagai wali Gereja. Dia berbicara kepada
ribuan Orang Suci yang berhimpun selama satu setengah
jam, menjelaskan mengapa dia seharusnya menjadi wali Gereja. Beberapa orang menggambarkan ceramahnya sebagai
tidak mengilhami.
Pada pukul 2 siang ribuan Orang Suci berkumpul untuk apa
yang mereka tahu akan menjadi pertemuan yang signifikan.
Brigham Young berbicara gamblang mengenai kewalian yang
diusulkan Sidney Rigdon serta menjauhnya Sidney dari Joseph
Smith selama dua tahun sebelumnya dan kemudian berkata:
Presiden Brigham Young berbicara secara singkat dan mengatakan bahwa dia lebih suka kembali ke Nauvoo untuk
berkabung bagi Nabi daripada harus menetapkan pemimpin
yang baru. Dia mengumumkan bahwa suatu penghimpunan
pemimpin dan anggota akan diadakan kemudian pada hari
itu pada pukul 2 siang. Beberapa anggota Gereja kemudian
bersaksi bawa sewaktu Brigham Young berbicara, mereka
melihat penampilannya berubah dan mendengar suaranya
berubah, dan dia tampak memiliki penampilan serta suara
Nabi Joseph Smith.
Emily Smith Hoyt mengingat: “Cara bernalarnya, ekspresi
raut wajahnya, bunyi suaranya menggetarkan segenap jiwa
saya .… Saya tahu bahwa Joseph telah tiada. Namun saya
sering terkejut dan tanpa sengaja melihat ke arah mimbar
untuk melihat apakah itu bukan Joseph. Bukan, itu adalah
Brigham Young” (dikutip dalam Lynne Watkins Jorgensen,
“The Mantle of the Prophet Joseph Passes to Brother
Brigham: A Collective Spiritual Witness,” BYU Studies, jilid
36, no. 4 [1996–1997], 142).
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
Wilford Woodruff menulis, “Jika saya tidak melihat dia
dengan mata saya sendiri, tidak ada seorang pun yang dapat
meyakinkan saya bahwa itu bukanlah Joseph Smith, dan
siapa pun dapat bersaksi akan hal ini yang kenal dengan
kedua orang ini” (dalam History of the Church, 7:236).
“Jika umat menginginkan Presiden Rigdon untuk memimpin mereka mereka boleh memilikinya; tetapi saya berkata
kepada Anda bahwa Kuorum Dua Belas memiliki kunci-­kunci
kerajaan Allah di seluruh dunia.
Dua Belas ditetapkan melalui jari Allah. Di sini ada Brigham,
pernahkah lututnya goyah? Pernahkah bibirnya bergetar? Di
sini ada Heber [C. Kimball] dan sisanya dari Dua Belas, suatu
tubuh independen yang memiliki kunci-­kunci imamat—kunci-­
kunci kerajaan Allah untuk menyampaikan kepada seluruh
dunia: ini adalah benar, semoga Allah membantu saya. Mereka berdiri di samping Joseph, dan adalah sebagai Presidensi
Utama Gereja” (dalam History of the Church, 7:233).
Banyak Orang Suci berkomentar bahwa Brigham Young
tampak dan terdengar seperti Joseph Smith sewaktu dia
berbicara siang itu. Selain mukjizat ini, banyak Orang Suci
juga merasakan Roh Kudus bersaksi kepada mereka bahwa
Brigham Young dan Kuorum Dua Belas dipanggil Allah untuk
memimpin Gereja. Pada akhir pertemuan ini, Orang Suci di
Nauvoo memberikan suara bulat untuk mendukung Kuorum
Dua Belas Rasul, dengan Brigham Young sebagai kepala
mereka, untuk memimpin Gereja. Namun, tidak semua anggota Gereja akhirnya memilih untuk mengikuti para Rasul.
Beberapa orang alih-­alih memilih untuk mengikuti individu
seperti Sidney Rigdon dan James Strang, yang membentuk
gereja mereka sendiri.
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 25
Serangan terhadap para Emigran
Isaac Haight menyajikan rencana untuk menyerang iring-­
iringan gerobak wagon tersebut kepada dewan yang terdiri
dari pemimpin setelah di Gereja, komunitas, dan militer.
Sebagian anggota dewan sangat tidak sepakat dengan
rencana tersebut dan bertanya kepada Haight apakah dia
telah berembuk dengan Presiden Brigham Young mengenai
masalah tersebut. Mengatakan bahwa dia belum melakukannya, Haight sepakat untuk mengirim seorang utusan,
James Haslam, ke Salt Lake City dengan sepucuk surat yang
menjelaskan situasinya dan menanyakan apa yang hendaknya dilakukan. Namun, karena Salt Lake City terletak kira-­kira
250 mil dari Cedar City, akan dibutuhkan sekitar seminggu
menunggang kuda dengan cepat bagi si utusan untuk
mencapai Salt Lake City dan kembali ke Cedar City dengan
instruksi Presiden Young.
Tidak lama sebelum Isaac Haight mengirimkan suratnya
dengan si utusan, John D. Lee serta sekelompok orang
Indian menyerang perkemahan para emigran di tempat
yang disebut Mountain Meadows. Lee memimpin serangan
tersebut tetapi menyembunyikan identitasnya sehingga tampak seolah-olah hanya orang Indian yang terlibat. Sebagian
emigran terbunuh atau terluka, dan sisanya berhasil mengusir penyerang mereka, memaksa Lee dan para Indian tersebut
untuk mundur. Para emigran cepat menarik gerobak wagon
mereka membentuk lingkaran, atau pagar berkeliling yang
rapat, untuk perlindungan. Dua serangan tambahan menyusul selama pengepungan lima hari terhadap iring-­iringan
gerobak wagon tersebut.
Pada suatu ketika, orang-­orang militer Cedar City mendapati adanya dua pria emigran yang berada di luar pagar
berkeliling gerobak wagon mereka. Orang-­orang militer
tersebut menembaki mereka, membunuh satu orang. Pria
lainnya melarikan diri dan membawa berita ke perkemahan
gerobak wagon bahwa orang kulit putih juga terlibat dalam
penyerangan terhadap mereka. Mereka yang merencanakan
serangan tersebut kini tertangkap basah dalam tipu daya
mereka. Jika para emigran diperkenankan untuk melanjutkan
perjalanan ke Kalifornia, berita akan tersebar bahwa Orang
Suci Zaman Akhir bertanggung jawab atas serangan terhadap iring-­iringan gerobak wagon tersebut. Para konspirator
takut berita ini akan mendatangkan konsekuensi negatif
terhadap diri mereka dan orang-­orang mereka.
Pembunuhan Masal Mountain Meadows
Dalam upaya untuk mencegah tersebarnya berita bahwa
Orang Suci Zaman Akhir terlibat dalam serangan terhadap
iring-­iringan gerobak wagon, Isaac Haight, John D. Lee, dan
pemimpin Gereja dan militer lainnya membuat rencana untuk
membunuh semua emigran yang tersisa kecuali anak kecil.
Menindaki rencana ini, John D. Lee menghampiri para emigran tersebut dan mengatakan tentara militer akan melindungi
mereka dari serangan lebih lanjut dengan menuntun mereka
agar aman kembali ke Cedar City. Sewaktu para emigran
sedang berjalan kembali menuju Cedar City, orang-­orang
militer tersebut berbalik dan menembaki mereka. Sebagian
orang Indian yang direkrut oleh para pemukim bergegas
dari tempat persembunyian mereka untuk bergabung dalam
serangan tersebut. Dari sekitar 140 emigran yang merupakan
bagian dari iring-­iringan gerobak wagon tersebut, hanya 17
anak kecil yang dibiarkan hidup.
Dua hari setelah pembunuhan masal tersebut, James Haslam
tiba di Cedar City dengan pesan jawaban Presiden Young,
menginstruksikan pemimpin setempat untuk memperkenankan iring-­iringan gerobak wagon tersebut pergi dalam damai.
Ketika Haight membaca kata-­kata Young, dia terisak bagaikan anak kecil dan hanya mampu mengucapkan, ‘Terlambat,
terlambat’ ” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows
Massacre,” Ensign, September 2007, 20).
Konsekuensi Tragis
Pembunuhan Masal Mountain Meadows bukan saja menghasilkan kematian sekitar 120 korban, tetapi itu juga menyebabkan penderitaan besar bagi anak-­anak yang selamat dan
sanak saudara lainnya dari para korban. Beberapa Orang Suci
Zaman Akhir menampung dan mengurus anak-­anak emigran
yang selamat dari pembunuhan masal tersebut. Pada tahun
1859, pejabat federal mengambil alih hak asuh anak-­anak
ini dan mengembalikan mereka kepada sanak saudara di
Arkansas. Orang Indian Paiute juga menderita karena dipersalahkan secara tidak adil atas tindakan kejahatan tersebut.
Pemimpin Gereja Mendengar mengenai Pembunuhan
Masal Tersebut
“Meskipun Brigham Young dan pemimpin Gereja lainnya
di Salt Lake City mendengar kabar mengenai pembunuhan
masal tersebut segera setelah itu terjadi, pemahaman mereka
akan sejauh mana keterlibatan para pemukim dan rincian
mengerikan dari tindakan kejahatan tersebut datang sedikit
demi sedikit dengan berjalannya waktu. Tahun 1859 mereka
membebastugaskan dari pemanggilan mereka presiden pasak
Isaac Haight dan anggota Gereja terkemuka lainnya di Cedar
City yang memegang peranan dalam pembunuhan masal tersebut. Tahun 1870 mereka mengekskomunikasi Isaac Haight
dan John D. Lee dari Gereja.
Pada tahun 1874 dewan juri teritorial mendakwa sembilan
orang karena peranan mereka dalam pembunuhan masal
tersebut. Kebanyakan dari mereka pada akhirnya ditangkap,
meskipun hanya Lee yang disidang, divonis, dan dieksekusi
untuk tindakan kejahatan tersebut. Seorang pria lain yang didakwa berbalik menjadi bukti negara bagian [secara sukarela
bersaksi dan memberikan bukti terhadap tertuduh lainnya],
dan yang lainnya menghabiskan bertahun-­tahun lari dari
hukum. Orang militer lainnya yang melakukan pembunuhan
masal tersebut menjalani sepanjang sisa hidup mereka dengan perasaan bersalah yang mengerikan dan mimpi buruk
yang berulang mengenai apa yang telah mereka lakukan
dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows
Massacre,” Ensign, September 2007, 20).
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 25
Peringatan ke-­150 Pembunuhan Masal Mountain
Meadows
Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama berkata:
“Tanggung jawab atas [Pembunuhan Masal Mountain
Meadows] terletak pada para pemimpin setempat Gereja
Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir di kawasan-­
kawasan dekat Mountain Meadows yang juga memegang
kedudukan sipil dan militer serta para para anggota Gereja
yang bertindak di bawah arahan mereka .…
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
… Injil Yesus Kristus yang kita anut, muak dengan pembunuhan berdarah dingin terhadap pria, wanita, dan anak.
Sesungguhnya, Injil menganjurkan kedamaian dan pengam-
punan. Apa yang dilakukan [di Mountain Meadows] dahulu
kala oleh anggota Gereja kita mewakili penyelewengan yang
mengerikan dan tak termaafkan dari ajaran dan perilaku
Kristiani .… Tidak diragukan Keadilan Ilahi akan menjatuhkan
hukuman yang pantas terhadap mereka yang bertanggung
jawab atas pembunuhan masal tersebut .…
… Semoga Allah Surga, yang kita adalah putra dan putri-­Nya,
memberkati kita untuk menghormati mereka yang tewas di
sana dengan mengulurkan kepada satu sama lain kasih yang
murni dan semangat pengampunan yang dipersonifikasikan
oleh Putra Tunggal-­Nya” (“150th Anniversary of Mountain
Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.
org/article/150th-­anniversary-­of-­mountain-­meadows-­massacre).
LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 28
Mengajarkan Injil
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
“Tanggung jawab untuk mengajarkan Injil tidak terbatas kepada mereka yang memiliki pemanggilan resmi sebagai guru.
Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci
Zaman Akhir, Anda memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan Injil. Sebagai orangtua, anak lelaki, anak perempuan,
suami, istri, saudara lelaki, saudara perempuan, pemimpin
Gereja, guru kelas, pengajar ke rumah, pengajar berkunjung,
sesama karyawan, tetangga, atau teman, Anda memiliki kesempatan untuk mengajar. Terkadang Anda mengajar secara
terbuka dan langsung melalui hal-­hal yang Anda katakan
dan kesaksian yang Anda berikan. Dan Anda selalu mengajar
melalui teladan” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih
Mulia: Sumber Bimbingan untuk Pengajaran Injil [1999], 4).
Download