Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan Religi 225 Diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir Salt Lake City, Utah Seni kover: Pemulihan Imamat Melkisedek,, oleh Walter Rane Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke: Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services 50 E. North Temple St., Floor 8 Salt Lake City, Utah 84150-0008 USA Email: [email protected] Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda. Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda. © 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia Versi 3, 5/16 Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14 Persetujuan penerjemahan: 8/14 Terjemahan dari Foundations of the Restoration Teacher Manual Bahasa Indonesia 12556 299 Daftar Isi Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan (Religi 225) . . . . . . v 1 Suatu pekerjaan yang Menakjubkan dan Suatu Keajaiban . . . . . . . . . . . 1 2 Penglihatan Pertama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 3 Tampilnya Kitab Mormon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 4 Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 5 Pemulihan Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23 6 Pengorganisasian Gereja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28 7 Maklumkan Injil Abadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33 8 Pengumpulan Israel Zaman Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39 9 Ikuti Nabi yang Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45 10 Carilah Kebenaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51 11 Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58 12 Tulisan Suci Tambahan di Zaman Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62 13 “Penglihatan” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68 14 Bait Suci Kirtland dan Kunci-Kunci Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74 15 Kekuatan di Tengah-Tengah Pertentangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79 16 Penebusan Orang Mati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85 17 Ajaran Injil di Nauvoo . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90 18 Lembaga Pertolongan dan Gereja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96 19 Ajaran tentang Pernikahan dan Keluarga Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . 102 20 Pernikahan Jamak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108 21 Misi Kenabian Joseph Smith . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 116 22 Kematisyahidan Nabi Joseph Smith . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121 23 Pergantian dalam Presidensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127 24 Meninggalkan Nauvoo dan Perjalanan ke Barat . . . . . . . . . . . . . . . 134 25 Perang Utah dan Pembunuhan Masal Mountain Meadows . . . . . . . . . 142 26 Wahyu mengenai Imamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150 27 Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus . . . . . . . 156 28 Mempergegas Pekerjaan Keselamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161 Handouts . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 167 Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan (Religi 225) Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama? Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran Seminari dan Institut Religi: “Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci, dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal bersama Bapa mereka di Surga” (” (Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] [2012], x). Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini, Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14). Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari Injil Yesus Kristus. Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang kelas. Seringlah merujuk pada buku pegangan ini. Apakah sasaran dari kursus ini? Kursus ini, Landasan Pemulihan (Religi 225), memberi siswa kesempatan untuk menelaah wahyu-wahyu mendasar, ajaran, peristiwa-peristiwa sejarah, dan orang-orang yang relevan dengan penguakan Pemulihan Gereja Yesus Kristus sebagaimana ditemukan dalam kitab-kitab standar, ajaran para nabi zaman akhir, dan sejarah Gereja. Kursus ini akan menyediakan bagi siswa landasan ajaran dan konteks sejarah yang diperlukan untuk pemahaman yang akurat mengenai ajaran dan sejarah Gereja. Siswa akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mencari kebenaran, mengevaluasi validitas dan keabsahan materi sumber, serta membedakan kebenaran dari kesalahan. Siswa akan menelaah tulisan suci, ajaran Gereja, dan sejarah Gereja dengan cara yang berkaitan dengan kehidupan dan keadaan mereka. Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) bersaksi mengenai realita dari Pemulihan: v P EN DA H UL UA N “Ini adalah Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. Kita sebagai umat adalah Orang Suci Zaman Akhir. Kita bersaksi bahwa surga telah dibukakan, bahwa tabir telah disingkapkan, bahwa Allah telah berfirman, dan bahwa Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya. … dipulihkan ini. Syukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang menakjubkan akan kesaksian, wewenang, dan ajaran yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang Ini harus menjadi pesan besar dan utama kita kepada dunia. Kita tidak memberikannya dengan kesombongan. Kita bersaksi dalam kerendahan hati tetapi dengan kesan mendesak dan ketulusan yang mutlak” (“The Marvelous Foundation of Our Faith,” Ensign, November 2002, 81). Sewaktu siswa mengembangkan iman yang lebih besar kepada Yesus Kristus dan kesaksian yang lebih kuat akan Injil yang dipulihkan, mereka akan meningkatkan komitmen mereka untuk membuat dan menaati perjanjian sakral serta menjadi lebih siap untuk berbagi pesan Pemulihan. Apakah yang diharapkan dari siswa? Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian Bacaan Siswa dari tiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus. Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku pedoman ini? Kursus ini dirancang sebagai kursus bedurasi satu semester dengan 28 pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap minggu, ajarkan satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan dua pelajaran untuk tiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri dari empat bagian: • Pendahuluan • Bacaan Latar Belakang • Saran untuk Pengajaran • Bacaan Siswa Pendahuluan Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran. Bacaan Latar Belakang Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman akhir, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dikupas dalam garis besar pelajaran. vi PE N DAHULUAN Saran untuk Pengajaran Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih untuk menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita dapat mengikuti Roh untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian mengadaptasi adalah cara yang baik untuk tetap berpijak pada landasan yang sehat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [siaran satelit Seminari dan Institut Religi, 7 Agustus 2012]; lds.org/broadcasts). Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan masalah topiknya. Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah. Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan hati-hati untuk mengklarifikasi pemahaman. Kurikulum ini memeragakan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41). Di bulan-bulan mendatang, Seminari dan Institut akan menerbitkan dokumen yang disebut “Mengajarkan dan Mempelajari Tulisan Suci dalam Institut Religi,” yang akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam kursus berbasis tema. Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa manfaat yang datang dari menelaah Injil secara tematik: “Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir menyediakan keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik vii P EN DA H UL UA N meningkatkan kedalaman dai pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan rohani kita … ; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana keselamatan. Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk “menemukan koneksi, pola, dan tema merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui Roh, dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan komitmen rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu memampukan kita untuk membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan menghadapi angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu). Sebagian materi dari buku pedoman ini didasarkan pada materi dalam Doctrine and Covenants and Church History Seminary Manual [Buku Pedoman Seminari Ajaran dan Perjanjian serta Sejarah Gereja]. Bacaan Siswa Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja, dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca materi-materi ini sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester. Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar? Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu Anda bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus? • Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang yang ditugaskan? • Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya? • Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan? • Bagaimana saya dapat membantu masing-masing siswa saya berperan serta sepenuhnya dalam pelajaran? Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat: • Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang ditugaskan sebelum tiap kelas. viii PE N DAHULUAN • Harapkan siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar. • Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan. • Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam tiap kelas dan juga dari hari ke hari. • Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa privilese serta tanggung jawab untuk mengajar dan untuk belajar dari satu sama lain (lihat A&P 88:78, 122). Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3; si.lds.org). Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi para difabel? Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, pedulilah terhadap siswa yang berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka berhasil. Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources [Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan untuk Siswa Penyandang Cacat [Difabel].” ix PELAJARAN 1 Suatu Pekerjaan yang Menakjubkan dan Suatu Keajaiban Pendahuluan Sepanjang sejarah, Bapa Surgawi telah mengakhiri periode kemurtadan dengan memanggil nabi yang menerima wewenang ilahi untuk memulihkan kegenapan Injil dan menegakkan Gereja Yesus Kristus. Joseph Smith adalah nabi ini dalam dispensasi kita. Memahami bagaimana Allah menuntun umat-Nya dan menegakkan Gereja-Nya melalui para nabi akan membantu siswa mengembangkan apresiasi yang lebih mendalam akan perlunya suatu Pemulihan dan kemampuan yang lebih besar untuk mengajar orang lain tentang Pemulihan. Bacaan Latar Belakang • M. Russell Ballard, “Mukjizat Alkitab Kudus,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 80–82. • Gordon B. Hinckley, “Pada Puncak Zaman,” Liahona, Januari 2000, 87. • Neal A. Maxwell, “From the Beginning,” Ensign, November 1993, 18–20. • Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan Misionaris (2004), 37–42. Saran untuk Pengajaran Amos 8:11–12; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10 Kemurtadan Besar dan perlunya Pemulihan Mulailah pelajaran dengan menuliskan yang berikut di papan tulis: Bencana kelaparan = Undanglah seorang siswa untuk membacakan Amos 8:11–12 dengan lantang. Mintalah siswa untuk menyimak dan mengidentifikasi bagaimana kata kelaparan digunakan sebagai simbol. • Jenis kelaparan apa yang Amos nubuatkan akan terjadi? (Tuliskan tanggapan siswa di papan tulis di samping “Bencana kelaparan =”). • Apa yang Amos nubuatkan akan orang lakukan karena kelaparan ini? • Bukti apa yang telah Anda lihat di dunia bahwa telah ada kelaparan akan “mendengarkan firman Tuhan”? (Amos 8:11). 1 P EL A J A RA N 1 Jelaskan bahwa meskipun nubuat yang terdapat dalam Amos 8:11–12 kemungkinan besar telah digenapi berulang kali sepanjang sejarah, satu penggenapan penting dikenal sebagai Kemurtadan Besar. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menuliskan Kemurtadan, termasuk Kemurtadan Besar di margin tulisan suci mereka di samping Amos 8:11–12. Peragakan pernyataan berikut, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Mintalah siswa untuk mencari beberapa faktor yang berkontribusi pada Kemurtadan Besar. “Setelah kematian Yesus Kristus, orang-orang yang jahat menganiaya para Rasul dan anggota Gereja serta membunuh banyak di antara mereka. Dengan kematian para Rasul, kunci keimamatan dan wewenang kepemimpinan imamat diambil dari bumi. Para Rasul telah menjaga ajaran-ajaran Injil tetap murni serta mempertahankan ketertiban dan standar kelayakan bagi anggota Gereja. Tanpa para Rasul, dengan berjalannya waktu ajaran-ajaran pun tercemar, dan perubahan-perubahan yang tak sah dibuat dalam organisasi Gereja serta tata cara imamat, seperti pembaptisan dan pemberian karunia Roh Kudus. Tanpa wahyu dan wewenang imamat, orang bersandar pada kebijaksanaan manusia untuk memahami tulisan suci serta asas-asas dan tata cara-tata cara Injil Yesus Kristus. Gagasan-gagasan yang keliru diajarkan sebagai kebenaran. Banyak pengetahuan mengenai karakter dan sifat yang sejati Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus pun hilang. Ajaran mengenai iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus menjadi menyimpang atau terlupakan. Wewenang imamat yang diberikan kepada para Rasul Kristus tidak lagi berada di bumi” (Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan Misionaris [2004], 39). • Menurut pernyataan ini, apa saja faktor yang berkontribusi pada Kemurtadan Besar? • Mengapa penting untuk memahami bahwa Kemurtadan besar benar-benar terjadi? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut: Mengetahui bahwa ada Kemurtadan Besar dapat membantu kita mengenali perlunya Pemulihan Injil. Jelaskan bahwa selama periode kemurtadan ini, Bapa Surgawi terus mengerahkan pengaruh-Nya di dunia melalui Terang Kristus, yang “diberikan kepada setiap orang” (Moroni 7:16), dan melalui kuasa Roh Kudus, yang bersaksi bahwa Injil adalah benar (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus,” scriptures.lds.org. Dia mengilhami pria dan wanita di banyak budaya yang mencari bantuan-Nya selama masa itu. Para pelaku reformasi Kristiani seperti Martin Luther dan William Tyndale bekerja untuk membantu orang Kristen hidup lebih dekat dengan kondisi ideal yang mereka temukan dalam Alkitab. Upaya para pelaku reformasi, ahli filsafat, dan bahkan negarawan di Eropa dan Amerika Utara menuntun pada suatu peningkatan penekanan pada martabat manusia dan kebebasan beragama di banyak bagian dunia. Terlepas dari perkembangan-perkembangan penting ini, Allah belum sepenuhnya memulihkan Gereja-Nya. (Lihat Mengkhotbahkan Injil-Ku, 51–52). 2 PE LAJARAN 1 Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Selama berabad-abad surga tetap tertutup. Pria dan wanita yang baik, tidak sedikit—benar-benar orang-orang yang hebat dan luar biasa—mencoba untuk mengoreksi, memperkuat, dan meningkatkan sistem peribadatan mereka dan tubuh ajaran mereka. Kepada mereka saya menyampaikan rasa hormat dan respek. Betapa jauh lebih baiknya dunia karena tindakan berani mereka. Sementara saya percaya pekerjaan mereka terilhami, itu tidaklah ditunjang dengan pembukaan surga, dengan penampakan diri Yang Ilahi” (“The Marvelous Foundation of Our Faith,” Ensign, November 2002, 80). Ingatkan siswa bahwa pada tahun 1820 pemuda Joseph Smith sedang mencari Gereja yang sejati tetapi tidak dapat menemukannya. Ajaklah siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:5–10 dalam hati, mencari ungkapan-ungkapan yang menggambarkan tantangan yang disebabkan oleh Kemurtadan Besar. • Apa saja ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk merujuk pada tantangan rohani pada zamannya? • Bagaimana Joseph menggambarkan perasaannya yang datang sebagai hasil dari kegemparan agama yang mengelilinginya? Ingatkan siswa bahwa pencarian Joseph Smith akan kebenaran menghasilkan Penglihatan Pertama dan panggilannya sebagai seorang nabi. (Ini akan dibahas dalam pelajaran berikutnya). Tandaskan bahwa pemanggilan Nabi Joseph Smith dan Pemulihan Injil mengikuti pola yang ditegakkan oleh Allah yang telah diulangi sepanjang sejarah. Misalnya, pemanggilan Henokh (lihat Musa 6:26–32) dan Nuh (lihat Musa 8:17–20) mengikuti pola ini. Peragakan penjelasan berikut mengenai pola ini, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Sejarah Alkitab telah mencatat banyak kejadian ketika Allah berbicara kepada para nabi, dan juga menceritakan mengenai banyak kejadian kemurtadan. Untuk mengakhiri setiap masa kemurtadan umum, Allah telah memperlihatkan kasih-Nya bagi anak-anak-Nya dengan memanggil nabi yang lain dan memberinya wewenang imamat untuk memulihkan serta mengajarkan Injil Yesus Kristus kembali. Pada dasarnya, nabi bertindak sebagai hamba yang mengawasi kerajaan Allah di bumi ini. Masa-masa seperti itu yang dipimpin oleh penanggung jawab kenabian disebut masa kelegaan [dispensasi]” (Mengkhotbahkan Injil-Ku, 37; lihat juga Penuntun bagi Tulisan Suci, “Dispensasi”). • Bagaimana Pemulihan Injil melalui Joseph Smith mengikuti pola yang terlihat dalam dispensasi-dispensasi sebelumnya? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut: Setelah periode-periode kemurtadan umum, Allah memanggil para nabi dan memberi mereka wewenang untuk memulihkan serta mengajarkan Injil kembali. Siswa hendaknya juga memahami ajaran ini: Joseph Smith dipanggil oleh Allah untuk memulihkan Injil bagi dispensasi kita). 3 P EL A J A RA N 1 • Bagaimana memahami pola ini dapat membantu Anda menjelaskan Pemulihan Injil kepada seseorang dari kepercayaan lain? Tekankan bahwa dalam Penglihatan Pertama, Joseph Smith belajar bahwa tidak ada Gereja yang sejati yang ada di atas bumi dan bahwa kegenapan Injil Kristus perlu dipulihkan. Meskipun Alkitab memuat nubuat-nubuat mengenai Kemurtadan Besar, bukti yang paling penting bahwa kemurtadan ini terjadi adalah fakta bahwa Joseph Smith dipanggil untuk menjadi seorang nabi dan kegenapan Injil dipulihkan. 2 Nefi 27:25–26; Ajaran dan Perjanjian 1:12–30 Pemulihan Injil adalah “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban” Jelaskan bahwa tulisan suci menyampaikan beberapa alasan Tuhan untuk memulihkan Injil-Nya ke bumi pada zaman akhir. Ajaklah siswa untuk membaca dalam hati nubuat Yesaya mengenai Pemulihan yang terdapat dalam 2 Nefi 27:25–26, mencari uraian Tuhan mengenai keadaan rohani dunia pada saat Pemulihan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai kata atau ungkapan yang menguraikan kondisi-kondisi rohani ini. (Catatan: Salah satu cara paling bermanfaat bagi siswa untuk menangkap dan mempertahankan apa yang mereka pelajari dari tulisan suci adalah untuk menandai kata dan ungkapan yang penting). Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan. • Menurut Anda mengapa Pemulihan Injil dirujuk sebagai “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban”? • Apa yang Anda anggap “menakjubkan” dan “penuh keajaiban” mengenai Pemulihan? (Sewaktu siswa menanggapi, tandaskan bahwa Pemulihan Injil sebagai suatu “pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban” adalah contoh dari tema berulang dalam Ajaran dan Perjanjian. “Tema adalah kualitas atau gagasan yang menaungi secara menyeluruh, berulang, dan menyatukan” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (api unggun Universitas Brigham Young, 4 Februari 2007), 6, speeches.byu.edu]). Ajaklah separuh siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:12–17, mencari alasan-alasan yang Tuhan berikan untuk mendatangkan Pemulihan Injil. Ajaklah separuh lainnya untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:18–30, mencari cara-cara Pemulihan Injil akan memberkati anak-anak Allah. (Catatan: Ajaran dan Perjanjian 1:30 akan ditelaah dengan lebih terperinci dalam pelajaran 6). Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan. Pastikan siswa memahami kebenaran berikut: Pemulihan Injil membantu mereka yang percaya kepada Kristus untuk meningkat dalam iman dan mengatasi malapetaka zaman terakhir. Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844): 4 PE LAJARAN 1 “[Para nabi] telah menanti-nantikan dengan antisipasi penuh sukacita terhadap hari ketika kita hidup; dan terbakar oleh antisipasi surgawi dan penuh sukacita mereka telah menyanyi dan menulis serta bernubuat mengenai zaman kita ini” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 213). • Mengapa para nabi terdahulu telah menanti-nantikan zaman kita? (Satu gagasan yang kemungkinan siswa identifikasi adalah bahwa Pemulihan akan menyebar ke seluruh dunia dan mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus). Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley, dan mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakannya dengan lantang: “Brother dan sister sekalian, apakah Anda menyadari apa yang kita miliki? Apakah Anda mengenali tempat kita dalam drama besar sejarah manusia? Ini adalah titik nadir dari segala yang telah terjadi sebelumnya. … … Pekerjaan zaman akhir Yang Mahakuasa, yang mengenainya orang di zaman dahulu berbicara, yang mengenainya para nabi dan rasul bernubuat, telah tiba. Itu sudah di sini. Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui oleh kita, namun dalam kebijaksanaan Allah, kita telah diberi privilese untuk datang ke bumi pada zaman yang agung ini. … Diberikan apa yang kita miliki dan apa yang kita ketahui, kita seharusnya menjadi umat yang lebih baik daripada kita adanya. Kita seharusnya menjadi lebih seperti Kristus, lebih mengampuni, lebih suka menolong dan tenggang rasa kepada semua di sekeliling kita. Kita berdiri di puncak segala zaman, terkagum-kagum oleh rasa sejarah yang hebat dan khusyuk. Ini adalah dispensasi terakhir dan final yang ke arahnya semua di masa lalu mengarah. Saya memberikan kesaksian dan saksi mengenai kenyataan dan kebenaran dari hal-hal ini” (“At the Summit of the Ages,” Ensign, November 1999, 74). • Pemikiran dan perasaan apa yang digugah oleh pernyataan “Kita berdiri di puncak segala zaman” dalam diri Anda? • Jika tidak terlalu pribadi, bagikan pengalaman dari kehidupan Anda yang memperkuat kesaksian Anda mengenai Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. • Apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kita untuk Pemulihan Injil? Bacaan Siswa • Yesaya 29:13–14; Amos 8:11–12; 2 Nefi 27:1–5, 25–26; Ajaran dan Perjanjian 1:12–30; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10. • Gordon B. Hinckley, “At the Summit of the Ages,” Ensign, November 1999, 72–74. 5 PELAJARAN 2 Penglihatan Pertama Pendahuluan Catatan kisah tentang Penglihatan Pertama Joseph Smith yang terdapat dalam Mutiara yang Sangat Berharga ditulis untuk mengoreksi laporan-laporan palsu mengenai Gereja. Sepanjang kehidupannya, Nabi Joseph Smith memberikan beberapa catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama. Kisah-kisah ini dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai pengalaman itu dan memperkuat iman kita pada Pemulihan. Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu siswa memahami pentingnya memiliki kesaksian mengenai peristiwa penting yang unik ini. Bacaan Latar Belakang • Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona November 2002, 78–81. • “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Saran untuk Pengajaran Joseph Smith—Sejarah 1:1–2 Nabi menulis mengenai Penglihatan Pertama untuk mengoreksi laporan-laporan palsu Jelaskan bahwa pada tahun 1838 Joseph Smith memulai pekerjaan penulisan sejarah resminya. Bagian dalam Mutiara yang Sangat Berharga yang dikenal sebagai Joseph Smith—Sejarah dikutip dari sejarah yang jauh lebih panjang itu. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:1–2 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencari alasan yang Joseph Smith berikan untuk mempersiapkan sejarahnya. • Menurut ayat 1, apa yang beredar di antara orang-orang selama masa-masa awal Gereja? • Apa niat dari mereka yang mensponsori laporan menentang Gereja? • Keserupaan apa terhadap situasi ini yang ada di zaman kita? Jelaskan bahwa dewasa ini terus terdapat individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan mengenai Gereja dengan niat untuk menghancurkan iman. • Apa alasan yang Joseph Smith berikan untuk menuliskan sejarahnya? (Untuk “untuk meluruskan pendapat umum, dan menempatkan semua penyelidik kebenaran dalam kepemilikan akan fakta, sebagaimana itu … terjadi” [Joseph Smith—Sejarah 1:1]). • Mengapa penting bahwa “penyelidik kebenaran” mengenai Pemulihan bersandar pada catatan kisah langsung Joseph Smith? (Siswa dapat menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi pastikan adalah jelas bahwa 6 PE LAJARAN 2 bersandar pada catatan kisah Nabi dapat membantu individu-individu menghindari ditipu oleh informasi palsu atau menyesatkan). Peragakan nasihat berikut dari Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan ajaklah siswa untuk membacanya dalam hati: “Selalu ada beberapa orang yang ingin mendiskreditkan Gereja dan menghancurkan iman. Dewasa ini mereka menggunakan Internet. “Sejumlah informasi mengenai Gereja, terlepas betapa meyakinkannya, tidaklah benar” (“Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 41). • Sumber-sumber apa yang hendaknya kita cari dan percayai dalam penyelidikan pribadi kita untuk mengetahui kebenaran mengenai Penglihatan Pertama, Pemulihan Injil, dan peristiwa lainnya dalam sejarah Gereja? Mengapa? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Untuk menghindari ditipu oleh informasi palsu atau menyesatkan, mereka yang mencari kebenaran hendaknya menyelidiki sumber-sumber informasi yang kredibel mengenai Gereja dan sejarahnya alih-alih menerima begitu saja informasi apa pun yang mereka dengar atau baca, termasuk informasi yang muncul dari pencarian di Internet). Jelaskan bahwa pengkritik Gereja berdebat menentang realita Penglihatan Pertama dengan mengatakan bahwa Joseph Smith tidak mencatat pengalamannya dengan penglihatan tersebut sampai bertahun-tahun setelah itu terjadi. Jelaskan bahwa Joseph Smith yang berusia 14 tahun menjadi enggan berbicara mengenai penglihatannya menyusul reaksi dari mereka yang pada awalnya dia beri tahu (lihat Joseph Smith—Sejarah 1:21–26). Dia mencatat pengalaman tersebut ketika dia merasa bahwa itu saat yang tepat untuk melakukannya. Juruselamat memberi petunjuk kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk tidak berbicara mengenai pengalaman mereka di atas Gunung Perubahan Rupa sampai setelah Kebangkitan-Nya (lihat Matius 17:9), yang menjadikan jelas bahwa sebagian pengalaman sakral hendaknya dibagikan hanya sewaktu didorong oleh Roh. Catatan kisah Penglihatan Pertama Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan bagian ini dari pelajaran, tinggalkan cukup waktu untuk mengajarkan bagian terakhir dari pelajaran, yang mengupas Joseph Smith—Sejarah 1:8–20. Jelaskan kepada siswa bahwa Joseph Smith menuliskan, baik secara pribadi atau dengan bantuan juru tulis, setidaknya empat catatan kisah berbeda mengenai Penglihatan Pertama. Selain itu, beberapa kisah mengenai penglihatan ini dicatat oleh orang-orang yang sezaman dengan Joseph Smith. Setiap kisah menekankan aspek yang berbeda dari pengalaman Joseph, tetapi semuanya memiliki elemen penting dari apa yang Joseph lihat dan dengar. Untuk membantu menjelaskan mengapa ada perbedaan dalam beragam kisah tersebut, mintalah siswa untuk mempertimbangkan yang berikut: 7 P EL A J A RA N 2 • Pikirkan sebuah pengalaman signifikan atau bermakna yang Anda miliki dalam hidup Anda. Bagaimana kisah Anda mengenai pengalaman itu dapat berbeda bergantung kepada siapa hadirin Anda? Bagaimana itu dapat berubah bergantung pada kapan atau mengapa Anda bercerita tentang pengalaman tersebut? Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang, dan mintalah siswa mendengarkan untuk apa yang para sejarawan harapkan ketika pengalaman dikisahkan berulang kali: “Berbagai laporan mengenai Penglihatan Pertama menceritakan sebuah kisah yang konsisten, walaupun secara wajar laporan-laporan tersebut berbeda dalam penekanan dan perincian. Sejarawan mengharapkan bahwa ketika seseorang menceritakan kembali suatu pengalaman dalam sejumlah tatanan kepada hadirin yang berbeda dalam rentang waktu beberapa tahun, masing-masing kisah akan menekankan beragam aspek pengalaman tersebut dan memuat perincian-perincian yang unik. Sesungguhnya, perbedaan-perbedaan yang serupa dengan yang ada dalam kisah-kisah Penglihatan Pertama ada dalam sejumlah laporan tulisan suci mengenai penglihatan Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus dan pengalaman para Rasul di Gunung Perubahan Rupa [Kisah Para Rasul 9:3–9; 22:6–21; 26:12–18; Matius 17:1–13; Markus 9:2–13; Lukas 9:28–36]. Namun terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, suatu konsistensi dasar tetap ada di semua catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama. Beberapa telah berdebat secara keliru bahwa variasi apa pun dalam menceritakan kembali suatu kisah merupakan bukti dari pemalsuan. Sebaliknya, catatan sejarah yang kaya tersebut memungkinkan kita belajar lebih banyak mengenai peristiwa luar biasa ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu didokumentasikan dengan kurang baik” (“First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Sebagai contoh dari perbedaan dalam catatan-catatan tersebut, Anda dapat memberi tahu siswa bahwa “sementara catatan kisah tahun 1832 lebih menekankan kisah pribadi Joseph Smith sebagai pemuda yang mencari pengampunan, catatan kisah tahun 1838 berfokus pada penglihatan tersebut sebagai awal dari ‘kebangkitan dan kemajuan Gereja’” (“First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Ingatkan siswa bahwa tugas bacaan mereka mencakup artikel dalam Gospel Topics [Topik Injil] “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” yang memberikan analisis yang lebih terperinci mengenai setiap catatan kisah yang berbeda tentang Penglihatan Pertama. Ajaklah siswa untuk menelaah artikel tersebut di luar jam kelas untuk lebih memahami bagaimana setiap kisah berkontribusi pada pengetahuan kita mengenai Penglihatan Pertama. (Catatan: Ingatkan siswa mengenai pentingnya membaca tugas di bawah “Bacaan Siswa” sebelum kelas. Melakukannya akan membantu mereka berkontribusi pada pembahasan kelas). • Bagaimana sejumlah catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama dapat mendukung keabsahan dan memperkaya pemahaman kita mengenai peristiwa sakral ini? (Bantulah siswa memahami bahwa sejumlah catatan kisah tentang Penglihatan Pertama Joseph Smith memungkinkan kita belajar lebih banyak mengenai peristiwa sakral ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu didokumentasikan dengan kurang baik). 8 PE LAJARAN 2 Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Saya tidak khawatir bahwa Nabi Joseph Smith memberikan sejumlah versi dari Penglihatan Pertama seperti saya tidak khawatir bahwa ada empat penulis Injil yang berbeda dalam Perjanjian Baru, masing-masing dengan persepsinya sendiri, masing-masing memberi tahu peristiwa-peristiwa tersebut untuk memenuhi tujuan penulisannya pada waktu itu” (“God Hath Not Given Us the Spirit of Fear,” Ensign, Oktober 1984, 5). Berikan kesaksian Anda mengenai realita dari Penglihatan Pertama dan Pemulihan Injil melalui Nabi Joseph Smith. Joseph Smith—Sejarah 1:8–20 Keabsahan Gereja bersandar pada kebenaran dari Penglihatan Pertama Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Joseph Smith—Sejarah 1:8–15. • Apa saja yang Joseph Smith lakukan untuk menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaannya? • Menurut Anda mengapa Setan berusaha untuk menghentikan Joseph Smith dari berdoa? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Joseph Smith—Sejarah 1:16–19. • Apa saja kebenaran penting yang kita pelajari dari ayat 16–17? (Sewaktu siswa menanggapi, tekankan bahwa kebenaran-kebenaran kekal dipulihkan ke bumi ketika Bapa Surgawi dan Yesus Kristus menampakkan diri kepada Joseph Smith). Peragakan dan bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh. Sewaktu Anda membacakan pernyataan ini, Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai dalam tulisan suci mereka kebenaran-kebenaran yang Brother Callister tekankan. Anda juga mungkin ingin menyarankan agar mereka menuliskan kebenaran-kebenaran yang Joseph pelajari di margin di samping Joseph Smith—Sejarah 1:16–19. (Catatan: Belajar menandai dan membuat catatan pada tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting yang dapat Anda bantu siswa kembangkan [lihat Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan bagi Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] (2012), 21]). 9 P EL A J A RA N 2 “Joseph Smith adalah orang yang diurapi Tuhan untuk memulihkan Gereja Kristus ke bumi. Ketika dia keluar dari hutan kecil tersebut, dia pada akhirnya mempelajari empat kebenaran fundamental yang ketika itu tidak diajarkan oleh mayoritas dunia Kristen zaman itu. Pertama, dia belajar bahwa Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua makhluk yang terpisah, yang berbeda. … Kebenaran besar kedua yang Joseph Smith temukan adalah bahwa Bapa dan Putra memiliki tubuh berupa daging dan tulang yang dimuliakan. … Kebenaran ketiga yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Allah masih berbicara kepada manusia dewasa ini—bahwa surga tidaklah tertutup. … Kebenaran keempat yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Gereja Yesus Kristus yang penuh dan lengkap tidak ada di atas bumi” (“Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona, November 2009, 35–36). • Menurut Anda mengapa kebenaran-kebenaran tentang Bapa Surgawi dan Yesus Kristus ini penting untuk diketahui dan dipahami? • Bagaimana kebutuhan akan kebenaran-kebenaran itu mungkin membantu menjelaskan mengapa Setan mencoba mencegah Joseph Smith muda dari berdoa? Untuk menyoroti pentingnya Penglihatan Pertama Joseph Smith, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Seluruh kekuatan kita bersandar pada keabsahan dari [Penglihatan Pertama]. Itu terjadi atau itu tidak terjadi. Jika tidak, maka pekerjaan ini adalah suatu penipuan. Jika terjadi, maka ini adalah pekerjaan yang paling penting dan luar biasa di kolong langit. … … Pada tahun 1820 datanglah manifestasi agung itu sebagai jawaban atas doa seorang pemuda yang telah membaca dalam Alkitab keluarganya perkataan Yakobus: ‘Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya’ (Yakobus 1:5). Di atas pengalaman yang unik dan luar biasa itu berdiri keabsahan dari Gereja ini” (“At the Summit of the Ages,” Ensign, November 2002, 80). • Bagaimana keabsahan Gereja dikaitkan dengan Penglihatan Pertama Joseph Smith? • Mengapa penting untuk memiliki kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Siswa mungkin memberikan beragam jawaban, namun pastikan asas berikut jelas: Ketika kita memperoleh kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, kita juga dapat mengetahui kebenaran dari Pemulihan Injil. Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, tekankan pentingnya memiliki kesaksian pribadi mengenai kebenaran dari Penglihatan Pertama. Kesaksian pribadi ini, 10 PE LAJARAN 2 dibangun di atas batu karang wahyu, membantu kita tetap kuat dalam iman kita ketika kita dikonfrontasi dengan informasi palsu mengenai Nabi Joseph Smith dan Gereja. Bersaksilah bahwa cara Joseph Smith belajar kebenaran akan berlaku bagi kita juga. Kita dapat mencari kebenaran, membaca tulisan suci, merenung, dan pada akhirnya bertanya kepada Allah, dan Dia akan menjawab (lihat Yakobus 1:5). Ajaklah siswa merenungkan bagaimana mereka telah memperoleh kesaksian bahwa Bapa dan Putra menampakkan diri kepada Joseph Smith. Perkenankan waktu untuk satu atau dua siswa berbagi bagaimana mereka memperoleh kesaksian mengenai Penglihatan Pertama. Bacaan Siswa • Joseph Smith—Sejarah 1:1–26. • Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona November 2002, 78–81. 11 PELAJARAN 3 Tampilnya Kitab Mormon Pendahuluan Tuhan mengutus malaikat Moroni untuk mempersiapkan Joseph Smith untuk menerima dan menerjemahkan Kitab Mormon. Hanya sedikit yang diketahui mengenai proses penerjemahan yang sebenarnya. Joseph Smith berkata bahwa Kitab Mormon diterjemahkan “melalui karunia dan kuasa Allah” (kata pengantar bagi Kitab Mormon, edisi tahun 1830). Sesuai dengan hukum saksi (lihat 2 Korintus 13:1), Tuhan memperkenankan beberapa orang lainnya untuk menjadi saksi dari catatan kuno ini. Kesaksian mereka memperkuat kredibilitas Kitab Mormon bagi seluruh dunia. Bacaan Latar Belakang • Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41. • “Book of Mormon Translation [Penerjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • “Kedatangan Kitab Mormon dan Pemulihan Imamat,” bab 5 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 56–72. Saran untuk Pengajaran Joseph Smith—Sejarah 1:30–35, 42–54 Diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah Undanglah satu atau dua sukarelawan untuk merangkum bagi kelas apa yang mereka ingat mengenai kunjungan malaikat Moroni kepada Joseph Smith muda pada malam tanggal 21 September, 1823. Bila diperlukan, bagikan informasi berikut: “Pada malam tanggal 21 September 1823, Joseph pergi ke kamar tidurnya di loteng dalam rumah kayu gelondongan milik keluarganya di Palmyra, New York, tetapi dia tetap terjaga setelah semua orang lain di ruangan itu tertidur, dengan sungguh-sungguh berdoa untuk mengetahui lebih banyak mengenai tujuan Allah baginya. … Sebagai jawaban terhadap doanya, Joseph melihat suatu terang muncul di kamarnya yang kian lama kian terang sampai kamar itu ‘lebih terang daripada saat tengah hari.’ Seorang utusan surgawi muncul di sisi tempat tidurnya, berdiri di udara, mengenakan jubah yang ‘paling hebat putihnya.’ (Joseph Smith—Sejarah 1:30–31). Utusan ini adalah Moroni, nabi orang Nefi yang terakhir, yang berabad-abad lalu telah menguburkan lempengan-lempengan yang di atasnya Kitab Mormon dituliskan dan yang kini memegang kunci-kunci yang berkaitan dengan catatan sakral ini (lihat A&P 27:5). Dia telah diutus untuk memberi tahu Joseph bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan memiliki suatu pekerjaan besar yang harus dilakukannya. Sebagai bagian dari pekerjaan ini, Joseph harus pergi ke sebuah bukit di dekat sana, di mana sebuah catatan sakral, yang ditulis di atas lempengan-lempengan emas, tersimpan. … Joseph harus menerjemahkan catatan ini dan menampilkannya ke hadapan dunia. Hari berikutnya, Joseph Smith pergi ke bukit tempat lempengan-lempengan Kitab Mormon dikuburkan. Di sana dia bertemu Moroni dan melihat lempengan-lempengan tersebut, tetapi diberi tahu bahwa dia belum dapat menerimanya sampai empat tahun kemudian. … 12 PE LAJARAN 3 … Pada tanggal 22 September 1827, [istri Joseph, Emma,] pergi bersamanya ke bukit tersebut dan menanti di dekat sana sementara Moroni menyerahkan lempengan-lempengan itu ke dalam tangan Nabi” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 65–67). Ajaklah siswa untuk membuka halaman judul dari Kitab Mormon dan memindai paragraf pertama, mencari informasi tentang bagaimana catatan kuno ini akan tampil dan diterjemahkan. Setelah siswa membaca, mintalah mereka untuk berbagi apa yang mereka temukan. (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Kitab Mormon diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:34–35 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mencari satu cara dimana Tuhan membantu Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon. • Menurut ayat-ayat ini, apa satu cara Tuhan menolong Joseph Smith dalam menerjemahkan catatan kuno tersebut? (Tuhan menyediakan Urim dan Tumim untuk penerjemahan). Jelaskan bahwa alat lain yang Joseph Smith gunakan sementara menerjemahkan Kitab Mormon adalah sebuah batu oval kecil, kadang-kadang dirujuk sebagai “batu pelihat,” yang dia temukan beberapa tahun sebelum dia memperoleh lempengan-lempengan emas tersebut (lihat “Book of Mormon Translation [Terjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Laporan sejarah tersebut mengindikasikan bahwa Nabi kadang-kadang menggunakan Urim dan Tumim dan kadang-kadang menggunakan batu pelihat untuk menerjemahkan. Bacalah pernyataan berikut dengan lantang untuk membantu siswa memahami bahwa Tuhan mengungkapkan terjemahan bahasa Inggris dari Kitab Mormon kepada Nabi melalui Urim dan Tumim serta batu pelihat: “Ketika ditekan untuk hal-hal spesifik mengenai proses penerjemahan, Joseph mengulangi dalam beberapa kesempatan bahwa itu telah dilakukan ‘melalui karunia dan kuasa Allah’ dan sekali waktu menambahkan, ‘Tidaklah dimaksudkan untuk memberi tahu dunia segala perincian perihal tampilnya Kitab Mormon.’ Meskipun demikian, para juru tulis dan orang lain yang mengamati penerjemahan tersebut meninggalkan sejumlah kisah yang memberikan wawasan terhadap prosesnya. Beberapa kisah mengindikasikan bahwa Joseph menelaah aksara-aksara pada lempengan-lempengan emas. Sebagian besar kisah berbicara mengenai penggunaan Joseph akan Urim dan Tumim (baik alat penafsir atau pun batu pelihat), dan banyak kisah merujuk pada penggunaannya akan sebuah batu tunggal. Menurut kisah-kisah ini, Joseph menempatkan baik alat penafsir maupun batu pelihat dalam sebuah topi, menekankan wajahnya ke dalam topi itu untuk menghalangi cahaya dari luar, dan membacakan dengan lantang kata-kata bahasa Inggris yang muncul pada alat tersebut. Proses tersebut sebagaimana diuraikan mengingatkan akan sebuah petikan dalam Kitab Mormon yang berbicara mengenai Allah mempersiapkan ‘sebuah batu, yang akan bersinar dalam kegelapan pada terang’ [Alma 37: 23–24]” (“Book of Mormon Translation [Penerjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). 13 P EL A J A RA N 3 Jelaskan bahwa bantuan Tuhan juga dibuktikan dalam singkatnya waktu yang dengannya Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon. Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Pikirkan singkatnya waktu yang Joseph gunakan untuk menerjemahkan Kitab Mormon. Bekerja dari April hingga Juni 1828, Joseph menerjemahkan ke-116 halaman yang kelak Martin Harris hilangkan. Joseph mulai menerjemahkan kembali pada hari Selasa, 7 April 1829, dengan Oliver Cowdery sebagai tenaga penulis. Naskah tersebut rampung delapan puluh lima hari kemudian, pada tanggal 30 Juni tahun itu. Tentu saja, tidak seluruh waktu itu dihabiskan mengerjakan terjemahan tersebut. … Diperkirakan secara umum, ini menyisakan enam puluh lima hari kerja atau kurang ketika nabi dan para tenaga penulisnya menerjemahkan kitab ini, yang memuat 531 halaman dalam edisi bahasa Inggris yang terkini. (Lihat John W. Welch, Ensign, Januari 1988, hlm. 46–47). Itu dikalkulasikan menjadi rata-rata delapan halaman per hari. Pertimbangkan ini ketika Anda menerjemahkan sebuah buku, atau sewaktu Anda menjadwalkan pembacaan Anda sendiri akan Kitab Mormon” (“A Treasured Testament,” Ensign, Juli 1993, 61–62). • Apa saja cara bahwa tampilnya Kitab Mormon terjadi “melalui karunia dan kuasa Allah”? • Jika kita tidak mengetahui semua perincian seputar tampilnya Kitab Mormon, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kitab ini benar? (Kita dapat menerima kesaksian rohani mengenai Kitab Mormon tanpa mengetahui semua perincian mengenai penerjemahannya). • Apa yang telah membantu Anda memperoleh kesaksian mengenai Kitab Mormon? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Gordon B. Hinckley: “Pertama-tama datanglah Moroni dengan lempengan-lempengan yang darinya diterjemahkan Kitab Mormon. Betapa ini merupakan hal yang langka dan luar biasa. Kisah Joseph mengenai lempengan-lempengan emas tersebut adalah fantastis. Itu sulit dipercaya dan mudah ditantang. Dapatkah dia menulisnya dengan kemampuannya sendiri? Itu ada di sini, saudara-saudari sekalian, untuk dilihat, diraba, dibaca semua orang. Setiap upaya untuk menjelaskan asal mulanya, selain daripada apa yang dia berikan, telah rontok karena bobotnya sendiri. Dia pada dasarnya tidak mengenyam pendidikan; namun, dalam waktu yang amat singkat, dia memunculkan terjemahan yang dalam bentuk terbitannya memiliki lebih dari 500 halaman. … Sepanjang bertahun-tahun selama ini para pengkritik telah mencoba menjelaskannya. Mereka telah berbicara menentangnya. Mereka telah mengolok-oloknya. Tetapi kitab tersebut telah bertahan melampaui semua itu, dan pengaruhnya dewasa ini lebih besar daripada kapan pun dalam sejarahnya” (“Batu yang Terpenggal dari Gunung,” Ensign atau Liahona, November 2007, 85). 14 PE LAJARAN 3 • Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu seseorang yang bergumul untuk percaya bahwa Kitab Mormon adalah benar? Bersaksilah bahwa Kitab Mormon tampil melalui karunia dan kuasa Allah. Ajaran dan Perjanjian 17 Kesaksian Tiga Saksi dan Delapan Saksi Jelaskan bahwa sementara Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon, dia mengetahui bahwa Tuhan akan menunjuk orang-orang lain untuk menjadi saksi akan catatan kuno tersebut (lihat 2 Nefi 27:12–13; Eter 5:2–5). Pada waktu itu, Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris masing-masing menyatakan hasrat untuk menjadi saksi khusus ini. Ajaran dan Perjanjian 17 memuat petunjuk Tuhan kepada para pria ini. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 17:1–6. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari petunjuk apa yang Tuhan berikan untuk para saksi lakukan setelah mereka melihat lempengan-lempengan tersebut. Setelah siswa berbagi apa yang mereka temukan, tanyakan: • Menurut Anda mengapa para pria ini perlu memperlihatkan iman seperti para nabi zaman dahulu sebelum Tuhan akan memperkenankan mereka melihat lempengan-lempengan tersebut? • Menurut ayat 3–5, tanggung jawab apa yang akan para saksi ini miliki setelah melihat lempengan-lempengan tersebut? • Apa tanggung jawab yang kita miliki ketika Tuhan menyatakan kepada kita kebenaran dari Kitab Mormon? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas yang serupa dengan yang berikut: Setelah kita memperoleh sebuah kesaksian tentang kebenaran, kita memiliki tanggung jawab untuk bersaksi tentangnya. [Lihat juga A&P 88:81]). Anda dapat menegaskan bahwa asas ini juga suatu contoh dari sebuah pola yang dapat kita temukan dalam tulisan suci. “Sebuah pola adalah sebuah rencana, model, atau standar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk berulang kali melakukan atau membuat sesuatu” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (Api Unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007), 5, speeches.byu.edu]). • Bagaimana bersaksi mengenai kebenaran dapat merupakan suatu peragaan akan iman kita? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kisah Joseph Smith mengenai pengalamannya dengan Tiga Saksi tersebut: “Martin Harris, David Whitmer, Oliver Cowdery dan saya sendiri, sepakat untuk pergi ke hutan, dan mencoba untuk memperoleh, melalui doa yang sungguh-sungguh dan rendah hati penggenapan dari janji-janji tersebut. … [Setelah] kegagalan kami yang kedua, Martin Harris mengusulkan bahwa dia akan undur diri dari kami, percaya, sebagaimana yang dia nyatakan sendiri, bahwa kehadirannyalah yang menyebabkan kami tidak memperoleh apa yang kami harapkan. Dia sesuai dengan itu menarik diri dari kami, dan kami berlutut kembali, dan belum lagi beberapa menit terlibat dalam doa, ketika … seorang malaikat [Moroni] berdiri di hadapan 15 P EL A J A RA N 3 kami. Di tangannya dia memegang lempengan-lempengan itu. … Dia membalikkan halamannya satu demi satu, agar kami dapat melihatnya, dan memperbedakan ukiran-ukiran di atasnya dengan jernih. … Kami mendengar suara keluar dari terang cemerlang di atas kami, mengatakan, ‘Lempengan-lempengan ini telah diungkapkan melalui kuasa Allah, dan itu telah diterjemahkan melalui kuasa Allah. Terjemahannya yang telah kalian lihat adalah benar, dan Aku memerintahkan kalian untuk memberikan kesaksian mengenai apa sekarang kalian lihat dan dengar.’ Sekarang saya meninggalkan David dan Oliver, dan pergi mengejar Martin Harris, yang saya temukan dalam jarak yang tidak terlalu jauh, sedang khusyuk terlibat dalam doa. Dia segera memberi tahu saya, bagaimana pun, bahwa dia belum berhasil dengan Tuhan, dan dengan sungguh-sungguh meminta saya untuk bergabung dengannya dalam doa, agar dia juga bisa mendapatkan berkat yang sama yang baru saja kami terima. Oleh karena itu, kami bergabung dalam doa, dan akhirnya memperoleh hasrat kami, karena sebelum kami selesai, penglihatan yang sama dibukakan pada pandangan kami, setidaknya itu sekali lagi dibukakan kepada saya, dan saya sekali lagi melihat dan mendengar hal-hal yang sama; sementara pada saat yang sama, Martin Harris berseru, tampaknya dalam sukacita besar, ‘Ini cukup; ini cukup; mataku telah melihat; mataku telah melihat’” (dalam History of the Church, 1:54–55). Joseph kembali ke rumah keluarga Whitmer dan berkata kepada orangtuanya: “Tuhan telah menyebabkan lempengan-lempengan itu diperlihatkan kepada tiga orang lagi selain diri saya sendiri yang juga telah melihat seorang malaikat dan akan harus bersaksi akan kebenaran dari apa yang telah saya katakan, karena mereka mengetahui bagi diri mereka sendiri bahwa saya tidak pergi kian-kemari menipu orang-orang, dan saya merasa seolah saya dibebaskan dari beban mengerikan yang hampir terlalu berat untuk saya tanggung, … dan itu membuat jiwa saya bersukacita, bahwa saya tidak lagi sepenuhnya sendirian di dunia.” (dalam Lucy Mack Smith, History, 1844–1845, buku 8, halaman 11, josephsmithpapers.org/ paperSummarylucy-mack-smith-history-1844-1845). • Menurut Anda mengapa Joseph Smith bersukacita setelah pengalaman ini? (Dia tidak lagi sendirian sebagai saksi mengenai lempengan-lempengan dan utusan surgawi). Jelaskan bahwa delapan saksi tambahan juga menerima kesempatan untuk melihat lempengan-lempengan tersebut. Ajaklah separuh kelas untuk membaca “Kesaksian Tiga Saksi” dan separuh lainnya membaca “Kesaksian Delapan Saksi,” yang keduanya dapat ditemukan di halaman-halaman pendahuluan Kitab Mormon. Mintalah siswa untuk mencari elemen-elemen yang signifikan mengenai pengalaman para saksi tersebut. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan. • Bagaimana pengalaman Tiga Saksi berbeda dari pengalaman Delapan Saksi? (Tiga Saksi mendengar suara Allah dan melihat seorang malaikat tetapi tidak meraba lempengan-lempengannya. Delapan Saksi diperlihatkan lempengan-lempengannya oleh Joseph Smith dan dapat merabanya. Delapan Saksi memiliki kesaksian yang lebih bersifat fisik mengenai nyatanya lempengan-lempengan tersebut, sementara Tiga Saksi memiliki pengalaman yang lebih bersifat rohani). • Menurut Anda mengapa memiliki sejumlah saksi begitu penting bagi tampilnya Kitab Mormon? 16 PE LAJARAN 3 Sebagian siswa mungkin tidak menyadari bahwa masing-masing dari Tiga Saksi dan beberapa dari Delapan Saksi pada akhirnya meninggalkan Gereja. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Diukurkan terhadap segala kemungkinan penolakan …, kesaksian Tiga Saksi bagi Kitab Mormon tetap berdiri dengan kekuatan besar. … Sebagaimana umum diketahui, karena ketidaksepakatan atau keirihatian yang melibatkan pemimpin Gereja yang lainnya, masing-masing dari tiga saksi ini diekskomunikasi dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir kira-kira delapan tahun setelah dipublikasikannya kesaksian mereka. … Namun sampai akhir hayat mereka … tidak seorang pun dari para saksi ini yang menyimpang dari kesaksiannya yang telah diterbitkan atau mengatakan sesuai yang menimbulkan keraguan akan kebenarannya. Lebih jauh lagi, kesaksian mereka berdiri tak terkontradiksikan oleh saksi lain mana pun. Menolaknya orang boleh saja, tetapi bagaimana orang menjelaskan tiga orang dengan karakter yang baik bersatu dan bersikeras dalam kesaksian yang dipublikasikan ini sampai akhir hayat mereka dalam menghadapi olok-olok hebat dan kerugian pribadi lainnya? Seperti Kitab Mormon itu sendiri, tidak ada penjelasan yang lebih baik daripada yang diberikan dalam kesaksian itu sendiri, pernyataan khusyuk dari pria-pria yang baik dan jujur yang memberi tahu apa yang mereka lihat” (“The Witness: Martin Harris,” Ensign, Mei 1999, 36). • Menurut Anda bagaimana kesaksian Tiga Saksi diperkuat oleh fakta bahwa mereka tidak pernah menyangkal kesaksian mereka, bahkan setelah mereka diekskomunikasi dari Gereja? (Jelaskan bahwa Oliver Cowdery dan Martin Harris kemudian dibaptiskan kembali). Rujukkan siswa kembali pada Ajaran dan Perjanjian 17:6, dan tekankan bahwa ayat ini memuat kemungkinan kesaksian terkuat mengenai kebenaran dari Kitab Mormon. Ayat ini memuat kesaksian Allah Sendiri, ditegaskan dengan sumpah bahwa Kitab Mormon adalah benar. Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa kesaksian pribadi mereka tentang Kitab Mormon dapat ditambahkan pada setiap Kitab Mormon. Undanglah siswa untuk berbagi apa yang akan mereka sertakan dalam pernyataan saksi atau kesaksian mereka. Ajaklah siswa untuk berbagi kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon dengan seseorang sebelum kelas berikutnya. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 17; Joseph Smith—Sejarah 1:29–54. • Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41. 17 PELAJARAN 4 Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita Pendahuluan Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita dan bukti bahwa Allah telah memulihkan Injil Yesus Kristus ke bumi pada zaman kita. Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) mengajarkan bahwa Kitab Mormon “adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci ajaran kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5). Sewaktu siswa memperdalam kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon, mereka dapat menjadi terbentengi terhadap mereka yang mencoba menyanggah autentisitasnya. Bacaan Latar Belakang • Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 4–7. • Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90. • “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon dan Penelaahan DNA],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12. Kitab Mormon adalah bukti bahwa Allah telah memulihkan kebenaran di zaman kita Sebelum kelas, tulislah tanggal dan peristiwa berikut di papan tulis. 1820 Penglihatan Pertama diterima 1823 Kunjungan-kunjungan Moroni dimulai 1829 Imamat dipulihkan Juni 1829 penerjemahan Kitab Mormon rampung 6 April 1830 Gereja diorganisasi • Apa yang dapat kita pelajari dari urutan peristiwa-peristiwa ini mengenai peran Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil? (Kitab Mormon harus rampung sebelum Gereja dapat dipulihkan. Itu akan memainkan peran yang signifikan dalam menyebarkan Injil). Jelaskan bahwa ketika Gereja diorganisasi pada bulan April 1830, pencetakan Kitab Mormon baru saja rampung, dan kitab tersebut telah diiklankan untuk penjualan baru dua minggu sebelumnya. Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan 18 PE LAJARAN 4 Perjanjian 20:8–12 dalam hati, mencari apa yang Kitab Mormon muat dan apa yang Kitab Mormon buktikan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. (Catatan: Sepanjang kursus ini, Anda dapat mendorong siswa untuk menandai kebenaran-kebenaran penting yang mereka temukan dalam tulisan suci mereka). Sewaktu siswa membaca, tuliskan pernyataan tidak lengkap berikut di papan tulis: Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa … Setelah waktu yang memadai, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut: • Berdasarkan apa yang Anda baca, bagaimana Anda akan menyelesaikan pernyataan di papan tulis tersebut? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut: Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa tulisan suci adalah benar, bahwa Allah mengilhami dan memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman kita, dan bahwa Allah tak terubahkan. • Bagaimana Kitab Mormon membuktikan bahwa Allah mengilhami dan memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman kita? • Ketika seseorang tiba pada pengetahuan bahwa Kitab Mormon adalah benar, pengetahuan apa yang dia peroleh mengenai Nabi Joseph Smith? Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 17:6 dan 19:26 dalam hati, mencari apa kesamaan dari kedua ayat tersebut. • Apa kesamaan yang dimiliki kedua ayat ini? (Pernyataan Tuhan mengenai kebenaran Kitab Mormon). • Apa nilainya bagi Anda untuk mengetahui bahwa Tuhan telah menyatakan kesaksian-Nya mengenai kebenaran Kitab Mormon? Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita Tuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita. • Menurut Anda apa artinya pernyataan ini? Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Ada tiga cara di mana Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita. Itu adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci ajaran kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5). 19 P EL A J A RA N 4 Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugasi setiap kelompok untuk membahas satu dari topik berikut: bagaimana Kitab Mormon adalah “batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus,” bagaimana itu adalah “batu kunci ajaran kita,” atau bagaimana itu adalah “batu kunci kesaksian.” (Anda mungkin perlu menugasi masing-masing topik kepada lebih dari satu kelompok). Sediakan bagi setiap kelompok salinan dari selebaran berikut dan mintalah mereka menggunakan pernyataan yang berhubungan dengan topik mereka dalam pembahasan mereka. Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita “Batu Kunci dalam Kesaksian Kita tentang Kristus” “Kitab Mormon adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Yesus Kristus, yang diri-Nya sendiri adalah batu kunci dari segala sesuatu yang kita lakukan. Itu memberikan kesaksian tentang kenyataan-Nya .… Kesaksiannya mengenai Guru jelas, tidak dilarut-larutkan, dan penuh kuasa .… Kebanyakan dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian Juruselamat. Mereka mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat, kehidupan-Nya yang sempurna, dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab Mormon mengajar dengan istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami mengenai kebenaran dari semua itu. Itu juga menyediakan penjelasan yang paling lengkap mengenai ajaran Pendamaian” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5). “Batu Kunci Ajaran Kita” “Dalam Kitab Mormon kita menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran yang disyaratkan bagi keselamatan kita. Dan itu diajarkan secara gamblang dan sederhana sehingga bahkan anak-anak dapat mempelajari cara-cara keselamatan dan permuliaan. Kitab Mormon menawarkan begitu banyak yang memperluas pemahaman kita mengenai ajaran-ajaran keselamatan. Tanpanya, banyak dari apa yang diajarkan dalam tulisan suci lainnya tidak akan menjadi begitu gamblang dan berharga” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6). “Batu Kunci Kesaksian” “Kitab Mormon adalah batu kunci kesaksian. Sama halnya kubah runtuh jika batu kunci dilepaskan, demikian pula seluruh Gereja berdiri atau runtuh bersama kebenaran Kitab Mormon .… Jika Kitab Mormon benar … maka orang harus menerima pengakuan tentang Pemulihan dan segala yang menyertainya” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6). 20 PE LAJARAN 4 Setelah waktu yang memadai, undanglah kelompok-kelompok tersebut untuk berbagi dengan kelas apa yang mereka bahas. Akhiri bagian pelajaran ini dengan meminta siswa untuk berbagi bagaimana perasaan mereka mengenai Kitab Mormon dan untuk berbagi bagaimana itu telah menjadi batu kunci dari kesaksian mereka sendiri. Musuh berupaya menyanggah Kitab Mormon Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan itu masih berdiri. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah dilahirkan dan diulang-ulang serta telah mati—dari Ethan Smith sampai Solomon Spaulding sampai si paranoid yang gila sampai si jenius yang licik. Tidak satu pun dari jawaban yang sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai penerjemahnya yang muda yang tak terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya sendiri, yang mengatakan dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku seperti ini; dan tidak ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan oleh Allah untuk melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89). • Mengapa penting untuk mengingat bahwa musuh-musuh modern Gereja sering kali berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon? • Bagaimana pernyataan oleh kakek buyut Penatua Holland mendukung kebenaran Kitab Mormon? Sebagai contoh, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa satu cara musuh-musuh modern Gereja berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon adalah dengan menggunakan bukti DNA untuk mencoba mendiskreditkan kaitan apa pun antara orang-orang Kitab Mormon dengan penduduk asli Benua Amerika. Jika siswa memiliki pertanyaan mengenai isu ini, imbaulah mereka untuk membaca artikel Gospel Topics [Topik Injil] “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon dan Penelaahan DNA],” yang dapat ditemukan di lds.org/topics. Berpeganglah dengan erat pada apa yang Anda tahu adalah benar Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman berkata bahwa dia telah mendengar sesuatu yang tampaknya menentang kebenaran Kitab Mormon. • Nasihat apa yang akan Anda berikan kepada teman Anda? • Bagaimana kesaksian Anda bahwa Kitab Mormon adalah benar membantu Anda ketika Anda dikonfrontasi oleh kritikan mengenai Kitab Mormon? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: 21 P EL A J A RA N 4 “Pada saat-saat … keraguan atau waktu-waktu yang mencemaskan, pertahankanlah tanah yang telah Anda menangkan, bahkan jika itu terbatas. … Ketika saat-saat itu datang dan masalah-masalah mengemuka, yang pemecahannya tidaklah tersedia dengan segera, berpeganglah dengan erat pada apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang” (“Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94). • Bagaimana Anda dapat menerapkan pernyataan Penatua Holland ketika Anda menghadapi pertanyaan mengenai autentisitas Kitab Mormon? (Siswa mungkin menyarankan beragam jawaban, namun Anda mungkin ingin menekankan asas berikut: Ketika kita menghadapi pertanyaan atau keraguan mengenai Injil, kita hendaknya berpegang dengan erat pada apa yang telah kita ketahui adalah benar dan percaya bahwa kita dapat menemukan jawaban melalui penelaahan lebih lanjut atau bahwa Allah akan mengungkapkan jawabannya pada suatu waktu kelak). • Kebenaran apa yang telah Anda ketahui mengenai Kitab Mormon dan asas-asas yang dimuatnya? Bagaimana Anda telah tiba pada pengetahuan itu? Akhiri pelajaran dengan memeragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson dan mengundang seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Setiap Orang Suci Zaman Akhir hendaknya menjadikan penelaahan kitab ini suatu pengejaran seumur hidup. Jika tidak, dia menempatkan jiwanya dalam bahaya dan melalaikan apa yang dapat memberikan kesatuan rohani dan kecerdasan pada seluruh kehidupannya. Terdapat perbedaan antara orang insaf yang dibangun di atas batu karang Kristus melalui Kitab Mormon dan berpegang teguh pada batang besi itu, dan orang yang tidak” (“The Book of Mormon Is the Word of God,” Ensign, Januari 1988, 5). • Bagaimana secara teratur menelaah Kitab Mormon telah melindungi Anda terhadap mereka yang ingin menghancurkan iman Anda? Bersaksilah mengenai kebenaran Kitab Mormon. Ajaklah siswa mempertimbangkan bagaimana Kitab Mormon telah memengaruhi kehidupan mereka. Mintalah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memberikan prioritas yang lebih besar pada penelaahan Kitab Mormon. Ingatkan siswa akan janji Moroni, terdapat dalam Moroni 10:3–5, bahwa mereka yang berhasrat untuk memperkuat kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon dapat melakukannya dengan menelaah kitab tersebut dan berdoa mengenai kebenarannya. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12. • Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90. 22 PELAJARAN 5 Pemulihan Imamat Pendahuluan Tanggal 15 Mei 1829, Yohanes Pembaptis menampakkan diri kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery serta memulihkan Imamat Harun. Tidak lama sesudahnya, Rasul zaman dahulu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada Joseph dan Oliver serta memulihkan Imamat Melkisedek. Imamat Melkisedek memegang wewenang atas semua jabatan dalam Gereja dan mengelola dalam segala masalah rohani. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami bagaimana Gereja berfungsi di bawah arahan Imamat Melkisedek. Bacaan Latar Belakang • Thomas S. Monson, “Imamat—Sebuah Karunia Sakral,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 57–60. • Dallin H. Oaks, “Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 49–52. • Larry C. Porter, “The Restoration of the Aaronic and Melchizedek Priesthoods,” Ensign, Desember 1996, 30–47. Saran untuk Pengajaran Joseph Smith—Sejarah 1:68–71; Ajaran dan Perjanjian 13:1 Yohanes Pembaptis memulihkan Imamat Harun Peragakan gambar dari baptisan (lihat Remaja Putra Dibaptis [Buku Seni Injil (2009), no. 103; lihat juga LDS.org]) dan gambar yang memperlihatkan penyelenggaraan sakramen (lihat Memberkati Sakramen [Buku Seni Injil, no. 107; lihat juga LDS.org]). Mintalah siswa untuk menjabarkan bagaimana kehidupan mereka akan berbeda jika mereka tidak memiliki akses terhadap tata cara-tata cara sakral ini. Ingatkan siswa bahwa tata cara-tata cara ini mewakili sebagian dari berkat-berkat yang kita terima karena pemulihan Imamat Harun. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:68 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mengidentifikasi apa yang sedang Joseph Smith dan Oliver Cowdery lakukan yang menuntun mereka untuk bertanya kepada Tuhan mengenai pembaptisan. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. 23 P EL A J A RA N 5 Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:69 dengan lantang. Tandaskan bahwa kata-kata utusan tersebut, yang adalah Yohanes Pembaptis, juga dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 13. Tanyakan kepada kelas: • Mengapa perlu bagi Joseph Smith dan Oliver Cowdery untuk menerima imamat tersebut dari seorang utusan surgawi? (Tidak ada orang di bumi pada waktu itu yang memegang kunci-kunci imamat [lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 1:5]). Ajaklah siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:70–71. Jelaskan bahwa ayat-ayat ini mengklarifikasi bahwa nabi Joseph adalah yang pertama yang menggunakan imamat dalam dispensasi ini. Sebagian orang bertanya-tanya mengapa Yohanes Pembaptis tidak membaptiskan Joseph Smith dan Oliver Cowdery serta mengapa kedua pria tersebut diperintahkan untuk menganugerahkan kembali imamat kepada satu sama lain. Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa sementara adalah perlu bagi seorang utusan surgawi yang memegang wewenang yang tepat untuk memulihkan wewenang imamat ke bumi untuk dispensasi yang baru, begitu wewenang itu telah dipulihkan, semua tata cara di bumi seperti pembaptisan dan penahbisan haruslah dilaksanakan oleh makhluk fana. Selain itu, petunjuk Yohanes Pembaptis agar Joseph dan Oliver menganugerahkan kembali imamat kepada satu sama lain menempatkan “penahbisan dan pembaptisan dalam hubungan yang tepat [atau urutan yang tepat]” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation, dikompilasi Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 3:91). Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis: Bagaimana kunci-kunci Imamat Harun membantu kita mengakses berkat-berkat Pendamaian Yesus Kristus? Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan pertanyaan ini sewaktu Anda membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: 24 PE LAJARAN 5 “Apa artinya bahwa Imamat Harun memegang ‘kunci pelayanan para malaikat’ dan ‘Injil pertobatan dan baptisan, dan pengampunan akan dosa-dosa’? Artinya ditemukan dalam tata cara baptisan dan dalam sakramen. Baptisan adalah untuk pengampunan akan dosa-dosa, dan sakramen adalah pembaruan perjanjian dan berkat-berkat dari baptisan. Keduanya hendaknya didahului dengan pertobatan. .… Tidak seorang pun dari [kita] telah hidup tanpa dosa semenjak pembaptisan [kita]. Tanpa ketentuan untuk pembersihan lebih lanjut setelah pembaptisan kita, kita masing-masing kehilangan asa dalam hal-hal yang rohani. .… Kita diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal serta mengambil sakramen dalam memenuhi perjanjian-perjanjiannya. Sewaktu kita memperbarui perjanjian baptisan kita dengan cara ini, Tuhan memperbarui dampak pembersihan dari baptisan kita. .… Kita tidak dapat melebih-lebihkan pentingnya Imamat Harun dalam hal ini. Semua langkah vital ini yang berkaitan dengan pengampunan akan dosa-dosa dilaksanakan melalui tata cara baptisan yang menyelamatkan dan tata cara sakramen yang memperbarui” (“The Aaronic Priesthood and the Sacrament,” Ensign, November 1998, 37–38). Undanglah siswa untuk berbagi jawaban mereka mengenai pertanyaan di papan tulis. Bersaksilah bahwa tata cara Imamat Harun menjadikan tersedia banyak berkat Pendamaian Yesus Kristus, termasuk baptisan untuk pengampunan akan dosa-dosa. Joseph Smith—Sejarah 1:72; Ajaran dan Perjanjian 84:19–22; 107:8, 18–19 Petrus, Yakobus, dan Yohanes Memulihkan Imamat Melkisedek Ajaklah siswa untuk menyimak sewaktu seorang siswa membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:72 dengan lantang. Untuk membantu siswa memperluas pemahaman mereka mengenai konteks dari petikan ini, jelaskan bahwa tidak lama setelah kunjungan Yohanes Pembaptis, Joseph Smith dan Oliver Cowdery menerima Imamat Melkisedek dari Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ini terjadi bulan Mei 1829, di suatu tempat dekat Sungai Susquehanna (lihat Larry C. Porter, “The Restoration of the Aaronic and Melchizedek Priesthoods,” Ensign, Desember 1996, 30–47). Setelah pengorganisasian Gereja, Nabi menerima wahyu-wahyu lainnya mengenai ajaran tersebut dan tujuan dari imamat. Imamat adalah tema yang umum di seluruh Ajaran dan Perjanjian. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 84:19 dan 107:8, 18–19 dalam hati, mencari bagaimana ayat-ayat ini menjabarkan wewenang Imamat Melkisedek. Anda mungkin ingin menyarankan kepada siswa agar mereka merujuk-silangkan petikan-petikan ini. (Catatan: Merujuk-silangkan adalah alat penelaahan tulisan suci yang dapat menyediakan informasi tambahan mengenai dan wawasan ke dalam petikan yang ditelaah). Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari tentang Imamat Melkisedek. Sewaktu mereka menanggapi, tuliskan ungkapan berikut di papan tulis: 25 P EL A J A RA N 5 Melaksanakan Injil Memegang kunci misteri-misteri kerajaan Memegang kunci pengetahuan Allah Memegang kunci berkat-berkat rohani Gereja Memegang kunci untuk menerima wahyu Memegang kunci untuk bersekutu dengan bala tentara surgawi serta berdiam bersama Bapa dan Putra Anda dapat meringkas jawaban di papan dengan menekankan kebenaran berikut: Imamat Melkisedek memegang kunci-kunci semua tata cara dan berkat rohani Gereja. Untuk membantu siswa lebih memahami ungkapan-ungkapan di papan tulis, bahas beberapa atau semua pertanyaan berikut: • Apa saja cara di mana Imamat Melkisedek “menjalankan Injil”? (A&P 84:19). (Tanggapan dapat mencakup menjalankan tata cara tertentu serta mengetuai dan mengarahkan Gereja). • Menurut Anda apa artinya bahwa Imamat Melkisedek memegang “kunci misteri-misteri kerajaan”? (A&P 84:19). (Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa “misteri Allah adalah kebenaran rohani yang diketahui hanya melalui wahyu” [Penuntun bagi Tulisan Suci, “Misteri Allah,” scriptures.lds.org]. Di antara misteri-misteri lainnya, ayat ini merujuk pada tata cara bait suci yang akan segera diungkapkan kepada Joseph Smith dan fakta bahwa itu haruslah dilaksanakan melalui wewenang Imamat Melkisedek. Dalam bait suci, anggota Gereja yang layak dapat mempelajari sebagian dari “misteri Allah” tersebut sewaktu mereka berperan serta dalam tata cara yang dilaksanakan di sana dan menaati perjanjian terkait). • Bagaimana Imamat Melkisedek membantu kita memperoleh “pengetahuan Allah”? (A&P 84:19). (Kita memperoleh pengetahuan Allah sewaktu kita berperan serta dalam tata cara yang dilaksanakan melalui Imamat Melkisedek). Untuk membantu siswa memahami ungkapan “pengetahuan Allah,” Anda mungkin ingin membacakan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama: 2004, 52). 26 “Apakah kunci pengetahuan Allah, dan dapatkah orang memperolehnya? Tanpa imamat tidak dapat ada kegenapan mengenai pengetahuan Allah. Nabi Joseph Smith mengatakan bahwa ‘Imamat Melkisedek … merupakan saluran yang melaluinya semua pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting diungkapkan dari surga’ [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 123]” (“The Key of the Knowledge of God,” Ensign, November PE LAJARAN 5 Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 84:20–22. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari cara-cara berkat-berkat rohani yang tersedia melalui Imamat Melkisedek dapat dinikmati oleh setiap anggota Gereja. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa tata cara dapat dilaksanakan hanya melalui wewenang dari Imamat Melkisedek? (Pengukuhan, penganugerahan Imamat Melkisedek, tata cara bait suci, pemberkatan bayi, pemberkatan orang sakit, berkat bapa bangsa, penetapan seseorang untuk suatu pemanggilan). • Bagaimana tata cara imamat dapat membantu seseorang mengalami “kuasa keallahan,” artinya kuasa untuk menjadi seperti Allah? • Bagaimana tata cara Imamat Melkisedek dapat mempersiapkan kita untuk melihat muka Allah? • Bagaimana tata cara imamat telah membantu Anda menjadi lebih seperti Allah? • Apa pengalaman lain yang telah berkontribusi pada apresiasi Anda terhadap dan kesaksian Anda akan imamat? Pertimbangkan untuk berbagi kesaksian Anda sendiri mengenai berkat-berkat dari imamat. Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih menyelaraskan diri mereka dengan arahan yang datang dari pemimpin imamat mereka. Bacaan Siswa • Joseph Smith—Sejarah 1:68–72; Ajaran dan Perjanjian 13:1; 84:18–22; 107:1–19. • Thomas S. Monson, “Imamat—Sebuah Karunia Sakral,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 57–60. 27 PELAJARAN 6 Pengorganisasian Gereja Pendahuluan Dalam wahyu kepada Nabi Joseph Smith, Tuhan memerintahkan agar Gereja-Nya diorganisasi pada tanggal 6 April 1830 (lihat A&P 20, uraian judul bagian; A&P 20:1). Wahyu ini juga menyediakan bagi anggota pemahaman yang lebih besar mengenai misi dan ajaran Juruselamat. Dalam wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 1:30, Tuhan mengidentifikasi Gereja yang dipulihkan sebagai “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi,” yang menekankan pentingnya peran yang Gereja mainkan di zaman akhir dan dalam kehidupan kita. Bacaan Latar Belakang • Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 20–24. • “Organisasi Gereja Yesus Kristus,” bab 6 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 73–75. • Boyd K. Packer, “The Only True Church,” Ensign, November 1985, 80–83. • Jeffrey G. Cannon, “‘Build Up My Church’: D&C 18, 20, 21, 22,” seri Revelations in Context, 3 Januari 2013, history.lds.org. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 20:1–3 Pemulihan Gereja Yesus Kristus Mulailah pelajaran dengan meminta siswa menggambarkan apa yang mereka ketahui mengenai Gereja yang ditegakkan oleh Yesus Kristus selama periode waktu Perjanjian Baru. Kemudian tanyakan: • Apa yang kita percayai terjadi pada Gereja Yesus Kristus setelah kematian para rasul? • Bagaimana ini menjelaskan kebutuhan akan pemulihan Gereja Yesus Kristus? Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan berikut dengan lantang sementara kelas mendengarkan cara-cara di mana pengorganisasian Gereja Yesus Kristus memulihkan fitur-fitur penting dari Gereja yang ditegakkan oleh Yesus Kristus pada masa Perjanjian Baru. “Pada tanggal 6 April 1830, hanya sebelas hari setelah Kitab Mormon diiklankan untuk dijual, suatu kelompok yang terdiri dari sekitar 60 orang berkumpul di rumah kayu gelondongan Peter Whitmer Sr. di Fayette, New York. Di sana Joseph Smith secara resmi mengorganisasi Gereja, yang kelak ditetapkan melalui wahyu sebagai Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (lihat A&P 115:4). Itu merupakan kejadian yang menggembirakan, dengan pencurahan Roh yang besar. Sakramen dilaksanakan, yang percaya dibaptiskan, karunia Roh Kudus dianugerahkan, dan pria ditahbiskan dalam imamat. Dalam sebuah wahyu yang diterima selama pertemuan itu, Tuhan menunjuk Joseph Smith sebagai pemimpin Gereja: ‘pelihat, penerjemah, nabi, rasul Yesus Kristus, penatua gereja melalui kehendak Allah Bapa, dan kasih karunia 28 PE LAJARAN 6 Tuhanmu Yesus Kristus’ (A&P 21:1). Gereja Yesus Kristus sekali lagi telah ditegakkan di bumi” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 10). Undanglah siswa menggambarkan beberapa fitur dari Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan yang serupa dengan yang dimiliki Gereja zaman Perjanjian Baru. Jelaskan bahwa ketika membaca dari Ajaran dan Perjanjian, akan bermanfaat untuk membaca uraian judul bagiannya. Ini membantu memberikan konteks sejarah dari wahyu tersebut. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk Ajaran dan perjanjian bagian 20. (Anda dapat menandaskan bahwa dalam Ajaran dan Perjanjian edisi tahun 2013, sejumlah informasi sejarah yang tidak disertakan dalam edisi 1981 ditambahkan pada uraian judul bagian). Mintalah siswa yang lain untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 20:1–3. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari wawasan-wawasan mengenai Pemulihan Injil. Tanyakan: • Apa kebenaran mengenai Pemulihan Injil yang diajarkan dalam ayat-ayat ini? (Salah satu kebenaran yang hendaknya siswa identifikasi adalah bahwa Joseph Smith dipanggil oleh Allah dan diperintahkan untuk mengorganisasi Gereja Yesus Kristus. Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008): “Joseph Smith dan rekan-rekan sejawatnya bertemu di dalam rumah kayu gelondongan yang tak mencolok di tanah pertanian Peter Whitmer di desa yang tenang di Fayette, New York, dan mengorganisasi Gereja Kristus. … Dari enam anggota pertama telah tumbuh menjadi satu keluarga besar penganut. … Dari desa yang tenang itu telah tumbuh suatu pergerakan yang dewasa ini tersebar-luas di sekitar 160 negara di bumi. … Itu merupakan perkembangan yang mengagumkan. Lebih banyak anggota Gereja tinggal di luar negeri ini daripada di dalamnya. Itu pun merupakan sesuatu yang mengagumkan. Tidak ada gereja lain yang keluar dari tanah Amerika telah tumbuh begitu cepatnya atau pun menyebar begitu luasnya. … Itu merupakan fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya” (“The Church Goes Forward,” Ensign, Mei 2002, 4). • Apa yang mengagumkan bagi Anda mengenai pertumbuhan pesat Gereja di zaman akhir? • Bagaimana kita sebagai individu dapat membantu Gereja Tuhan terus tumbuh di zaman kita? Ajaran dan Perjanjian 20:17–37, 68–69 Ajaran Gereja Yesus Kristus dan kewajiban anggota yang telah dibaptiskan Jelaskan bahwa bagian 20 dari Ajaran dan Perjanjian dikenal oleh anggota Gereja di masa awal sebagai Pasal dan Perjanjian Gereja. Bagian ini memuat banyak petunjuk Tuhan mengenai ajaran Gereja Yesus Kristus dan kewajiban anggotanya. Wahyu ini dibacakan dengan lantang di beberapa konferensi Gereja di masa awal. 29 P EL A J A RA N 6 Undanglah siswa untuk membayangkan bahwa mereka adalah anggota baru Gereja di tahun 1830 dan berupaya mengetahui apa yang hendaknya mereka percayai sebagai anggota Gereja Yesus Kristus. Undanglah separuh kelas untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 20:17–28 dan separuh yang lain membaca ayat 29–36, mencari ajaran yang penting untuk diketahui setiap anggota dari Gereja Tuhan yang dipulihkan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi kebenaran yang mereka identifikasi dan untuk menjelaskan mengapa masing-masing kebenaran itu signifikan bagi mereka. Pertimbangkan untuk menuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Melalui wahyu, Tuhan mengklarifikasi ajaran dan asas yang di atasnya Injil-nya dilandaskan. Pertimbangkan untuk mengundang separuh kelas untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 20:37, mencari persyaratan bagi mereka yang berhasrat untuk dibaptiskan. Mintalah separuh kelas lainnya untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 20:68–69, mencari harapan Tuhan dari kita setelah pembaptisan kita. Tandaskan bawa petunjuk yang ditemukan dalam ayat-ayat ini membentuk pola yang jelas untuk anggota Gereja ikuti. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelas: • Apa yang perlu seseorang perlihatkan sebelum dia dapat dibaptiskan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sebelum orang dapat dibaptiskan, mereka harus rendah hati, bersikap bertobat, bersedia untuk mengambil ke atas diri mereka nama Yesus Kristus, dan bertekad untuk melayani Dia sampai akhir). • Apa yang Tuhan harapkan dari kita setelah kita dibaptiskan? (Jawaban siswa mungkin beragam, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Setelah pembaptisan, kita memperlihatkan kepada Tuhan kelayakan kita melalui jalan hidup dan percakapan yang saleh. • Menurut Anda apa artinya “menyatakan … jalan hidup dan percakapan yang saleh”? (A&P 20:69). • Mengapa berkat dapat datang kepada anggota Gereja yang “berjalan dalam kekudusan di hadapan Tuhan”? (A&P 20:69). Jika waktu mengizinkan, Anda dapat menandaskan kepada siswa bahwa ajaran dan praktik Gereja yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 20 juga dijabarkan dalam Kitab Mormon, yang membantu kita memahami bahwa Gereja Yesus Kristus secara fundamental adalah sama dalam segala dispensasi. Misalnya, ajaran yang diuraikan dalam Ajaran dan Perjanjian 20:17–36 juga dijabarkan dalam Kitab Mormon. Begitu pula, tata cara dan praktik yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 20:73–80 juga dicatat dalam Kitab Mormon. Ajaran dan Perjanjian 1:30 “Satu-satunya Gereja yang sejati dan hidup” Jelaskan bahwa banyak orang di zaman kita percaya bahwa semua Gereja adalah sejati dan benar secara setara dalam pandangan Allah. Namun, kira-kira satu tahun 30 PE LAJARAN 6 setelah setelah Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir diorganisasi, Tuhan memberikan penggambaran yang penting mengenai Gereja. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 1:30 dalam hati. Kemudian tanyakan: • Bagaimana Tuhan menggambarkan Gereja yang dipulihkan? (Siswa hendaknya menyatakan kebenaran berikut: Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka bumi). • Apa artinya bagi Anda bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup” di bumi? (Sebelum siswa menanggapi, Anda mungkin ingin mengingatkan mereka bahwa ajaran ini tidak dimaksudkan untuk diartikan bahwa kita harus merasa superior [lebih baik] daripada orang lain). Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama dan Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Mintalah sisa kelas untuk menyimak, dengan mencari mengapa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dianggap “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup.” “Ini adalah Gereja yang sejati, satu-satunya Gereja yang sejati, karena di dalamnya ada kunci-kunci imamat. Hanya dalam Gereja inilah telah Tuhan tempatkan kuasa untuk memeteraikan di bumi dan untuk memeteraikan di surga sepertinya Dia lakukan di zaman Rasul Petrus. Kunci-kunci itu dipulihkan kepada Joseph Smith, yang kemudian diwenangkan untuk menganugerahkannya kepada anggota Kuorum Dua Belas” (Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 20). “Tuhan telah memaklumkan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah ‘satu-satunya gereja yang sejati dan hidup’ (A&P 1:30). Gereja yang dipulihkan ini adalah yang sejati karena itu adalah Gereja Juruselamat; Dia adalah ‘jalan, kebenaran, dan hidup’ (Yohanes 14:6). Dan itu adalah Gereja yang hidup karena kerja dan karunia Roh Kudus” (David A. Bednar, “Terimalah Roh Kudus,” Ensign atau Liahona, November 2010, 97). • Bagaimana kebenaran yang diidentifikasi oleh Presiden Eyring dan Penatua Bednar menjadikan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir berbeda dari setiap gereja lainnya di bumi? (Itu adalah Gereja Juruselamat, itu memiliki kerja serta karunia Roh Kudus, dan kunci-kunci imamat ditemukan di dalamnya. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menuliskan beberapa gagasan ini di margin tulisan suci mereka di samping Ajaran dan Perjanjian 1:30). Jelaskan bahwa Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua Belas Rasul mengutip dari Ajaran dan Perjanjian 1:30 dan kemudian menjelaskan mengapa penggambaran mengenai Gereja yang diberikan secara ilahi ini begitu penting. 31 P EL A J A RA N 6 Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Packer: “Menyerah sehubungan dengan ajaran ini, dan Anda tidak dapat membenarkan Pemulihan. … Kita tidak menciptakan ajaran mengenai satu-satunya gereja yang sejati. Itu berasal dari Tuhan. Apa pun persepsi yang orang lain miliki mengenai kita, betapa pun pongah tampaknya kita, apa pun kritikan yang diarahkan kepada kita, kita harus mengajarkannya kepada semua yang mau mendengarkan. … Kita tidak mengaku bahwa orang lain tidak memiliki kebenaran. Tuhan menggambarkan mereka sebagai memiliki “suatu bentuk keallahan.” Orang insaf Gereja dapat membawa bersama mereka segala kebenaran yang mereka miliki dan ke atasnya ditambahkan” (“The Only True Church,” Ensign, November 1985, 82). • Bagaimana ajaran ini mengklarifikasi kebutuhan akan Pemulihan? Undanglah siswa menjelaskan bagaimana individu dapat tiba pada pengetahuan bagi diri mereka sendiri bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah yang sejati. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 1:30; 20:1–3, 17–37, 68–69. • Henry B. Eyring, “Gereja yang Sejati dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 20–24. 32 PELAJARAN 7 Maklumkan Injil Abadi Pendahuluan Ajaran dan Perjanjian memuat wahyu dari Tuhan kepada anggota Gereja tertentu, melalui Nabi Joseph Smith, memerintahkan anggota untuk memaklumkan pertobatan dan mengumpulkan umat pilihan-Nya. Gereja tumbuh dengan pesat sewaktu misionaris dipanggil oleh Nabi Joseph Smith dan menjadi alat dalam tangan Tuhan. Anggota Gereja dewasa ini menerima berkat dari pekerjaan misionaris ketika mereka mengenali dan memenuhi tanggung jawab mereka untuk menolong dalam berbagi Injil. Bacaan Latar Belakang • Neil L. Andersen, “Itu Adalah Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 77–80. • L. Tom Perry, “Bawalah Jiwa-Jiwa kepada-Ku,” Ensign dan Liahona, Mei 2009, 109–112. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 29:4–7; 33:2–7 Tuhan memanggil para hamba untuk membantu mengumpulkan anak-anak-Nya Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Pekerjaan misionaris adalah sumber hidup Gereja. Itu merupakan sarana utama yang dengannya Gereja tumbuh. Karena pelayanan inilah Gereja telah mencapai ukurannya kini” (“Pelayanan Misionaris,” Pertemuan Pertama Pelatihan Kepemimpinan Sedunia, 11 Januari 2003, 17). • Menurut pendapat Anda, dengan cara apa pekerjaan misionaris dapat dianggap “sumber hidup Gereja”? Jelaskan bahwa pada awal saat Pemulihan, individu-individu sering meminta Nabi untuk mencari wahyu bagi mereka untuk membantu mereka tahu bagaimana mereka dapat berkontribusi pada pekerjaan Tuhan. Kadang-kadang wahyu ini diterima untuk satu individu dan kadang-kadang untuk sejumlah individu. Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 33 merupakan contoh dari wahyu yang diterima demi kepentingan dua individu: Ezra Thayer (atau Thayre) dan Northrop Sweet. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 33:2–7. Mintalah kelas mengikuti, mencari kata, ungkapan, atau simbol yang Tuhan gunakan yang berlaku pada peran kita dalam pekerjaan misionaris dan yang menekankan pentingnya memaklumkan Injil di zaman akhir. • Apa simbol-simbol yang Tuhan gunakan? (Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menuliskan jawaban mereka di papan tulis). 33 P EL A J A RA N 7 • Bagaimana simbol-simbol ini mengilustrasikan peran kita dalam pekerjaan misionaris dan menekankan pentingnya memaklumkan Injil? Undanglah siswa untuk dengan saksama menelaah ayat 6 dan mengidentifikasi apa yang kita capai sewaktu kita memaklumkan Injil kepada orang lain. Kemudian mintalah mereka untuk menyatakan dengan kata-kata mereka sendiri apa yang mereka temukan. (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita memaklumkan Injil Yesus Kristus kepada orang lain, kita membantu mengumpulkan umat pilihan Tuhan. Anda mungkin ingin menyampaikan bahwa setelah wahyu ini, Ezra Thayer “memenuhi lumbungnya” dengan orang untuk mendengar Joseph Smith dan yang lainnya mengkhotbahkan Injil [Documents, Volume 1: July 1828–June 1831, jilid 1 dari Documents series of The Joseph Smith Papers (2013), 206]). Bagikan kepada siswa definisi berikut mengenai pengumpulan Israel oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Pengumpulan Israel mencakup memercayai dan menerima serta hidup dalam keselarasan dengan segala yang pernah Tuhan tawarkan kepada umat pilihan-Nya zaman dahulu. … Itu mencakup memercayai Injil, bergabung dengan Gereja, dan datang ke dalam kerajaan” (A New Witness for the Articles of Faith [1985], 515). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kisah berikut mengenai beberapa di antara misionaris-misionaris pertama yang dipanggil setelah pengorganisasian Gereja. Mintalah kelas mendengarkan bagaimana misionaris di masa awal ini berhasil dalam mengumpulkan sebagian dari umat pilihan Tuhan. “[Pada musim gugur tahun 1830], Tuhan mengungkapkan kepada Joseph Smith bahwa Oliver Cowdery, Peter Whitmer Jr., Parley P. Pratt, dan Ziba Peterson harus ‘pergi kepada orang-orang Laman dan mengkhotbahkan Injil-Ku kepada mereka’ (A&P 28:8; 30:5–6; 32:1–3). Para misionaris ini melakukan perjalanan sekitar 1.500 mil, berkhotbah sebentar di antara berbagai suku Indian. … Meskipun demikian, keberhasilan terbesar para misionaris datang ketika mereka berhenti di kawasan Kirtland, Ohio. Di sana mereka membaptiskan sekitar 130 orang insaf, umumnya dari antara jemaat Baptis yang Direformasi milik Sidney Rigdon, dengan demikian membuka apa yang akan menjadi suatu tempat pengumpulan bagi ratusan anggota Gereja di tahun berikutnya. Para misionaris juga menemukan beberapa anggota baru di antara para pemukim di Jackson County, Missouri, tempat kota Sion kelak akan ditegakkan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 171; lihat juga Richard Dilworth Rust, “A Mission to the Lamanites: D&C 28, 30, 32,” seri Revelations in Context, 22 Februari 2013, history.lds.org). Jelaskan bahwa keinsafan ini di Ohio sebelah utara lebih dari menggandakan keanggotaan Gereja pada waktu itu. Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 29:4–7 dalam hati, mencari penggambaran akan “umat pilihan Tuhan.” • Bagaimana Juruselamat menggambarkan umat pilihan-Nya? 34 PE LAJARAN 7 Jelaskan kepada siswa bahwa pekerjaan para misionaris pertama yang melayani di luar Amerika Utara mencakup contoh dramatis bagaimana Tuhan menggunakan para hamba-Nya untuk mengumpulkan umat pilihan-Nya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan ringkasan berikut dengan lantang: Mintalah kelas untuk mengikuti dan mendengarkan nasihat Nabi Joseph Smith kepada Penatua Heber C. Kimball (1801–1868). “Heber C. Kimball, seorang anggota Kuorum Tujuh Puluh, mengenang: ‘Sekitar hari pertama bulan Juni 1837, Nabi Joseph datang kepada saya, sementara saya sedang duduk di … Bait Suci, di Kirtland, dan berbisik kepada saya, mengatakan, “Brother Heber, Roh Tuhan telah berbisik kepada saya, ‘Biarlah hamba-Ku Heber pergi ke Inggris dan memaklumkan Injil-Ku serta membukakan pintu keselamatan bagi bangsa itu.’”’ Penatua Kimball merasa kewalahan memikirkan tugas yang sedemikian beratnya: ‘Saya merasa saya salah seorang paling lemah di antara para hamba Allah. Saya menanyakan kepada Joseph apa yang hendaknya saya katakan sewaktu saya tiba di sana; dia memberi tahu saya untuk pergi kepada Tuhan dan Dia akan menuntun saya, serta berbicara melalui saya dengan roh yang sama yang [mengarahkan] dia.’ Nabi juga menyampaikan panggilan kepada Orson Hyde, Willard Richards, dan Joseph Fielding di Kirtland, dan kepada Isaac Russell, John Snyder, dan John Goodson di Toronto, Kanada. Para saudara ini harus bergabung dengan Penatua Kimball dalam misinya ke Inggris. Berkumpul di New York City, mereka berlayar dengan kapal Garrick menuju Britania Raya tanggal 1Juli 1837. Misi yang pertama keluar dari Amerika Utara ini mendatangkan sekitar 2.000 orang insaf ke dalam Gereja selama tahun pertama para misionaris itu di Inggris. Penatua Kimball menulis dengan sukacita kepada Nabi: ‘Kemuliaan bagi Allah, Joseph, Tuhan menyertai kita di antara bangsa-bangsa!’ Misi kerasulan kedua ke Britania, yang melibatkan sebagian besar anggota Dua Belas Rasul di bawah kepemimpinan Brigham Young, diarahkan oleh Nabi dari Nauvoo. Berangkat di musim gugur tahun 1839, Dua Belas Rasul tiba di Inggris pada tahun 1840. Di sana mereka mulai bekerja sehingga pada tahun 1841 mendatangkan lebih dari 6.000 orang insaf ke dalam Gereja” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 379, 381). • Apa nasihat yang Heber C. Kimball terima dari Nabi Joseph Smith? • Gambarkan suatu saat ketika Anda mengalami bantuan Tuhan dalam upaya Anda untuk berbagi Injil. Doctrine and Covenants 4:1–7; 18:10–16; 31:1–12; 34:5–6; 39:20–23; 88:81 Mereka yang telah diperingatkan hendaknya memperingatkan sesama mereka Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian berulang kali mengingatkan anggota Gereja akan tanggung jawab dan berkat dari berperan serta dalam pekerjaan misionaris. Tanggung jawab kita untuk berbagi Injil dengan orang lain merupakan pola dan tema yang terus muncul dalam wahyu-wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian. Belajar untuk mengenali pola dan tema memungkinkan pembaca untuk lebih mengenyangkan diri dengan firman Kristus (lihat David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” [api unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007], speeches.byu.edu). Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 88:81 dan kemudian meringkas dengan kata-kata mereka sendiri bagaimana itu berlaku bagi anggota Gereja saat ini. (Satu tanggapan yang mungkin siswa berikan adalah 35 P EL A J A RA N 7 bahwa semua yang telah menerima Injil Yesus Kristus memiliki tugas untuk berbagi itu dengan orang lain). Peragakan bagan berikut, atau salinlah itu di papan tulis. Bagilah kelas menjadi tiga kelompok, dan tugasi setiap kelompok satu petikan tulisan suci. Mintalah siswa untuk membaca petikan tugas mereka serta mencari tanggung jawab dan berkat yang dijanjikan dari berbagi Injil. Tanggung Jawab Berkat Ajaran dan Perjanjian 4:1–7 Ajaran dan Perjanjian 18:10–16 Ajaran dan Perjanjian 31:1–12 Setelah waktu yang memadai, undanglah beberapa siswa untuk berbagi temuan mereka dengan kelas. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Mintalah kelas untuk mendengarkan uraian Penatua Bednar mengenai tanggung jawab individu kita untuk berbagi Injil. “Para murid Yesus Kristus yang berbakti telah senantiasa dan selalu akan menjadi misionaris yang berani. Seorang misionaris adalah pengikut Kristus yang bersaksi tentang Dia sebagai Penebus dan memaklumkan kebenaran-kebenaran Injil-Nya. Gereja Yesus Kristus telah senantiasa dan selalu akan menjadi gereja misionaris. Para anggota individu dari Gereja Juruselamat telah menerima kewajiban khusyuk untuk membantu dalam memenuhi kewenangan ilahi yang diberikan oleh Tuhan kepada para Rasul-Nya, sebagaimana dicatat dalam Perjanjian Baru: ‘Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’ (Matius 28:19–20). Orang-Orang Suci Zaman Akhir mengambil tanggung jawab ini secara serius untuk mengajar semua orang di segala bangsa mengenai Tuhan Yesus Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan. … Sesungguhnya, kami merasakan sebuah tanggung jawab khusyuk untuk membawa pesan ini kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan khalayak” (“Datang dan Melihat,” Ensign atau Liahona, November 2014, 107). • Mengapa anggota Gereja Juruselamat hendaknya memandang pekerjaan misionaris sebagai kewajiban khusyuk? 36 PE LAJARAN 7 Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan merenungkan mengapa mereka mungkin ingin mempertimbangkan menjadi lebih tekun dalam berbagi Injil. “Injil dipusatkan pada Pendamaian Tuhan dan Juruselamat kita. Pendamaian menyediakan kuasa untuk membasuh dosa, menyembuhkan, dan menganugerahkan kehidupan kekal. Semua berkat yang berharga dari Pendamaian dapat diberikan hanya kepada mereka yang menjalankan asas-asas dan menerima tata cara-tata cara Injil—iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, menerima Roh Kudus, dan bertahan sampai akhir. Pesan misionaris kita yang luar biasa kepada dunia adalah bahwa seluruh umat manusia diundang untuk diselamatkan dan masuk ke dalam kandang Gembala yang Baik, yaitu Yesus Kristus. Pesan misionaris kita diperkuat oleh pengetahuan tentang Pemulihan. Kita tahu bahwa Allah berbicara kepada para nabi-Nya dewasa ini, sama seperti yang Dia lakukan di zaman dahulu. Kita juga tahu bahwa Injil-Nya dilaksanakan dengan tugas dan wewenang dari imamat yang dipulihkan. Tidak ada pesan lain yang memiliki signifikansi kekal yang sedemikian besar bagi setiap orang yang hidup di bumi dewasa ini” (“Bawalah Jiwa-Jiwa kepada-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 110–111). • Menurut Anda mengapa kita masing-masing hendaknya menjadi lebih tekun dalam berbagi Injil? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Ketika kita berbagi Injil dengan orang lain, kita menawarkan kepada mereka akses terhadap berkat-berkat Pendamaian Yesus Kristus). Undanglah siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 34:5–6; 39:20–23, mencari alasan penting lainnya mengapa Tuhan telah memerintahkan kita untuk berbagi pesan Injil dengan orang lain. (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Sewaktu kita berbagi pesan Injil dengan orang lain, kita membantu mereka bersiap bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus. • Bagaimana memahami signifikansi kekal dari Injil membantu memotivasi Anda untuk berbagi itu dengan mereka yang bukan dari kepercayaan kita? • Uraikan pengalaman yang pernah Anda miliki mengenai berbagi pesan Injil dengan orang lain. Berilah siswa beberapa menit untuk merenungkan dan menuliskan apa yang dapat mereka lakukan untuk berperan serta dalam berbagi Injil. Misalnya, mereka dapat menuliskan nama seseorang yang mereka kenal yang saat ini bukan anggota Gereja dan membuat komitmen untuk berbagi Injil dengan orang itu. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi apa yang mereka rencanakan untuk lakukan. Imbaulah siswa untuk menindaki kesan apa pun yang telah mereka terima dan untuk berdoa setiap hari untuk peluang berbagi Injil dengan orang lain. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 4:1–7; 18:10–16; 29:4–7; 31:1–12; 33:2–7; 34:5–6; 39:20–23; 88:81. 37 P EL A J A RA N 7 • Neil L. Andersen, “Itu Adalah Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 77–80. 38 PELAJARAN 8 Pengumpulan Israel Zaman Akhir Pendahuluan Dalam waktu satu tahun pengorganisasian Gereja, Tuhan memerintahkan Orang Suci untuk berkumpul ke area Ohio (lihat A&P 37:3). Sejak waktu itu, Orang Suci Zaman Akhir telah berkumpul ke tempat-tempat berbeda sewaktu mereka berusaha mengikuti nabi yang hidup dan menetapkan tempat yang aman untuk tinggal. Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa Tuhan mengumpulkan umat-Nya untuk memperkuat mereka dan untuk mempersiapkan mereka menerima berkat-berkat yang lebih besar, termasuk berkat-berkat bait suci (lihat A&P 84:4). Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 79–82. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 38:31–33; 39:15; 95:8; 110:9 Seruan untuk berkumpul ke Ohio Peragakan peta “Area New York, Pennsylvania, dan Ohio, AS” (Peta Sejarah Gereja, no. 3), terletak di bagian belakang Ajaran dan Perjanjian, atau peta lainnya dari area ini. Ajaklah siswa untuk mengidentifikasi secara umum tempat dari peristiwa Pemulihan yang signifikan berikut: Penglihatan Pertama (Manchester, New York), pemulihan imamat (Harmony, Pennsylvania), dan pengorganisasian Gereja (Fayette, New York). Kemudian mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari pernyataan berikut: 39 P EL A J A RA N 8 “Sidney Rigdon, mantan pendeta dan anggota yang baru diinsafkan dari daerah Kirtland, dan seorang temannya yang bukan anggota bernama Edward Partridge ingin sekali bertemu dengan Nabi dan belajar lebih banyak tentang ajaran-ajaran Gereja. Pada bulan Desember 1830, mereka melakukan perjalanan lebih dari 250 mil menuju Fayette, New York, untuk mengunjungi Joseph Smith. Mereka memintanya untuk mencari tahu kehendak Tuhan yang berkaitan dengan diri mereka dan Orang-Orang Suci di Kirtland. Sebagai jawabannya, Tuhan mewahyukan bahwa Orang-Orang Suci di New York harus ‘berhimpun bersama di Ohio’ (A&P 37:3). Pada konferensi Gereja ketiga dan terakhir di New York, yang diadakan di tanah pertanian Whitmer tanggal 2 Januari 1831, Tuhan mengulangi kembali arahan-Nya [agar anggota Gereja pindah ke Ohio]. … Ini adalah seruan pertama pada dispensasi ini bagi Orang-Orang Suci untuk berkumpul bersama. … … Sekitar 68 anggota dari Colesville melakukan perjalanan mereka ke Ohio pada pertengahan bulan April 1831. Kepatuhan yang sama terhadap perintah Tuhan ditunjukkan oleh 80 Orang Suci dari Cabang Fayette dan 50 orang dari Cabang Manchester, yang meninggalkan rumah mereka pada permulaan bulan Mei 1831. … Pada pertengahan bulan Mei semua cabang Gereja dari New York dapat melanjutkan perjalanan dengan kapal menyeberangi Danau Erie menuju pelabuhan Fairport, Ohio, di mana mereka disambut oleh Orang-Orang Suci dan dibawa ke tempat permukiman mereka di kota Kirtland and Thompson. Pengumpulan besar-besaran bangsa Israel zaman akhir telah dimulai” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 19–21). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 38:31–33 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mengidentifikasi cara-cara Orang Suci akan diberkati jika mereka mematuhi perintah untuk berkumpul ke Ohio. Siswa hendaknya mengidentifikasi empat berkat: (1) mereka “boleh lolos dari kuasa musuh”; (2) mereka akan “dikumpulkan kepada [Allah] suatu umat yang saleh”; (3) mereka akan menerima hukum Allah; dan (4) mereka akan “diberkahi dengan kuasa dari tempat yang tinggi.” Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menomori empat berkat ini dalam tulisan suci mereka. (Catatan: Mengidentifikasi daftar dalam tulisan suci dapat membantu siswa mengenali pokok-pokok kunci yang Tuhan atau nabi tekankan). Tulislah asas berikut berikut di papan tulis: Tuhan mengumpulkan umat-Nya untuk melindungi mereka dan untuk memperkuat mereka secara rohani. Anda dapat menandaskan bahwa dalam tulisan suci, ajaran pengumpulan sering kali dikaitkan dengan perlindungan. “Sebuah koneksi adalah sebuah hubungan atau kaitan antara gagasan, orang, benda, atau peristiwa, dan tulisan suci penuh dengan koneksi” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (Api Unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007), 4, speeches.byu.edu]). Jelaskan bahwa sama seperti Tuhan membawa Israel kuno ke Gunung Sinai serta memberi mereka hukum-Nya, begitu pula Dia memberikan petunjuk kepada Orang Suci Zaman Akhir untuk berkumpul ke Ohio agar mereka dapat menerima hukum-Nya dalam dispensasi ini (lihat A&P 38:32). Di Ohio, Tuhan mulai mengungkapkan hukum-Nya kepada Gereja (lihat uraian judul bagian untuk A&P 42). Kemudian tanyakan: • Bagaimana berkumpul dengan mereka yang memiliki kepercayaan dan standar sama dengan Anda membantu melindungi Anda dari kuasa Setan? 40 PE LAJARAN 8 • Bagaimana menerima hukum-hukum Allah membantu memperkuat kita secara rohani? • Menurut Anda apa artinya bahwa di Ohio Orang Suci akan “diberkahi dengan kuasa dari tempat yang tinggi”? Jelaskan bahwa berkat yang dijanjikan berupa “diberkahi dengan kuasa dari tempat yang tinggi” mulai digenapi ketika Bait Suci Kirtland rampung lima tahun setelah Orang Suci berkumpul ke Ohio. Utusan-utusan surgawi mengunjungi bait suci yang telah rampung itu untuk memulihkan kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery kunci-kunci dan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tata cara-tata cara sakral. Perwujudan rohani dicurahkan ke atas sejumlah Orang Suci pada waktu pendedikasian bait suci. Dan sejumlah kecil Orang Suci menerima pembasuhan dan pengurapan dalam bait suci. Beberapa tahun kemudian di Nauvoo, janji diberkahi dengan kuasa digenapi lebih lanjut ketika tata cara pemberkahan bait suci diperkenalkan kepada Orang Suci. Peragakan pernyataan berikut yang diberikan di Nauvoo oleh Nabi Joseph Smith, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Apakah maksud dari mengumpulkan … umat Allah pada zaman apa pun dunia? … Maksud utamanya adalah untuk membangun bagi Tuhan sebuah rumah tempat Dia dapat menyatakan kepada umat-Nya tata cara-tata cara rumah-Nya dan kemuliaan kerajaan-Nya, serta mengajarkan kepada orang jalan keselamatan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 484). • Dengan cara apa Anda telah mengamati bahwa Allah memberkati Orang Suci Zaman Akhir ketika mereka berkumpul dan membangun bait suci sebagaimana telah Dia arahkan? Ajaran dan Perjanjian 45:62–67 Tuhan menjelaskan Yerusalem Baru, atau Sion Jelaskan bahwa tidak lama setelah Orang Suci New York berkumpul ke Ohio, banyak kisah dan rumor surat kabar yang tidak benar memberikan gambaran yang keliru dan mencoreng Gereja. Selama waktu ini, Nabi Joseph Smith menerima wahyu mengenai sebuah tempat pengumpulan kedamaian dan keamanan yang telah ditetapkan. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 45:62–67 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi tujuan-tujuan Tuhan dalam memerintahkan Orang Suci untuk berkumpul menuju “kawasan-kawasan sebelah barat” (A&P 45:64). Pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan berikut: • Apa yang Tuhan katakan berada “bahkan di pintumu”? Apa makna ungkapan “bahkan di pintumu” bagi Anda? • Apa yang Tuhan inginkan Orang Suci lakukan sewaktu mereka berhimpun bersama ke kawasan-kawasan sebelah barat? 41 P EL A J A RA N 8 • Mengapa mereka harus mengumpulkan kekayaan mereka? (Jelaskan bahwa kata warisan merujuk pada tanah yang harus mereka beli di mana mereka dapat dan beribadat kepada Tuhan). • Akan disebut apa tanah warisan Orang Suci? Jelaskan bahwa dalam tulisan suci, kata Sion dapat memiliki beberapa arti. Kadang-kadang itu merujuk kepada umat Sion dan menggambarkan mereka sebagai “yang murni hatinya” (A&P 97:21). Di tempat lain Sion merujuk pada seluruh Gereja dan pasak-pasaknya (lihat A&P 82:14). Kata Sion juga dapat merujuk pada lokasi geografis tertentu. Dalam Ajaran dan Perjanjian 45:66–67, Sion merujuk pada sebuah kota secara fisik yang akan dibangun Orang Suci dan kemana akan berkumpul, kadang-kadang disebut Yerusalem Baru (lihat 3 Nefi 20:22; 21:23; Eter 13:1–8; Penuntun bagi Tulisan Suci, “Sion”). Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Tuhan menggambarkan Yerusalem Baru, atau Sion? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Yerusalem Baru akan menjadi tempat kedamaian, perlindungan, dan keamanan, dan kemuliaan Tuhan akan berada di sana). • Dengan cara apa menjadi anggota Gereja telah memberikan kepada Anda keamanan dan kedamaian yang ditemukan di Sion? Jelaskan bahwa pada akhir konferensi keempat Gereja, yang diadakan pada bulan Juni 1831 di Kirtland, Ohio, Tuhan memerintahkan Joseph Smith dan para penatua yang lain untuk melakukan perjalanan secara berpasangan kira-kira 900 mil menuju Missouri, berkhotbah di sepanjang perjalanan (lihat A&P 52, ringkasan ayat). Setelah tiba, Nabi menerima wahyu yang mengidentifikasi Missouri sebagai “tanah yang dijanjikan, dan tempat untuk Kota Sion” dengan Independence, Missouri, diidentifikasi sebagai “tempat pusat” (A&P 57:1–3). Selama beberapa tahun berikutnya, ratusan Orang Suci Zaman Akhir, bersemangat untuk membangun Sion, pindah ke area Jackson County dari Missouri. Sayangnya, tumbuh konflik antara anggota Gereja dengan warga area tersebut dan situasinya pada akhirnya menjadi sengit. Orang Suci dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka di Jackson County pada bulan November dan Desember 1833. Ajaran dan Perjanjian 115:5–6 Umat Allah dewasa ini berkumpul di pasak-pasak Sion Untuk mengilustrasikan upaya Orang Suci untuk berkumpul ke tempat-tempat keamanan dan kedamaian tambahan peragakan peta “Pergerakan Gereja ke Arah Barat” (Peta Sejarah Gereja, no. 6), terletak di bagian belakang Ajaran dan Perjanjian. 42 PE LAJARAN 8 Jelaskan bahwa Orang Suci pada akhirnya dipaksa meninggalkan Kirtland, Ohio, seperti juga tempat-tempat di Missouri sebelah barat. Pada tahun 1839, Orang Suci mulai berkumpul ke Nauvoo, Illinois, di mana mereka mendirikan sebuah kota yang besar. Tetapi tidak lama setelah kematian Nabi Joseph Smith, anggota Gereja kembali dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka. Mereka pindah ke Pegunungan Rocky dan mendirikan permukiman di seluruh Amerika utara bagian barat, dengan kantor pusat Gereja didirikan di Salt Lake City. Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 115:5–6. Kemudian tanyakan: • Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang berkumpul ke pasak-pasak Sion? (Jawaban hendaknya mencakup kebenaran berikut: Kita berkumpul ke pasak-pasak Sion untuk pertahanan dan untuk perlindungan terhadap kejahatan). • Dengan cara apa pasak-pasak Sion dapat menyediakan bagi anggota Gereja suatu pertahanan dan perlindungan di tanah asal mereka sendiri? • Kapan Anda telah merasakan kekuatan dan perlindungan sewaktu Anda telah berkumpul dengan Orang Suci di lingkungan atau cabang Anda sendiri? Untuk membantu siswa lebih memahami apa artinya dewasa ini bagi anggota Gereja untuk berkumpul di pasak-pasak Sion, peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Di tahun-tahun awal dispensasi terakhir ini, suatu pengumpulan ke Sion melibatkan beragam tempat di Amerika Serikat: ke Kirtland, ke Missouri, ke Nauvoo, dan ke puncak-puncak gunung. Selamanya ini adalah pengumpulan ke bait suci yang direncanakan. Dengan pembentukan pasak dan pembangunan bait suci di kebanyakan negeri dengan populasi orang setia yang cukup besar, perintah terkini bukanlah untuk berkumpul ke satu tempat melainkan untuk berkumpul di pasak-pasak di tanah asal kita sendiri. Di sana orang setia dapat menikmati berkat-berkat penuh kekekalan dalam sebuah rumah Tuhan. … Dengan cara ini, pasak-pasak Sion adalah ‘untuk pertahanan, dan untuk perlindungan dari badai, dan dari kemurkaan ketika itu akan dicurahkan tanpa campuran ke atas seluruh bumi’ (A&P 115:6)” (“Persiapan untuk Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 8). 43 P EL A J A RA N 8 Ajaklah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985): “Sekarang, pengumpulan Israel mencakup bergabung dengan Gereja yang sejati dan tibanya mereka pada suatu pengetahuan akan Allah yang sejati. … Siapa pun, karenanya, yang telah menerima Injil yang dipulihkan, dan yang kini berusaha untuk menyembah Tuhan dalam bahasanya sendiri dan bersama Orang Suci di negara di mana dia tinggal, telah tunduk pada hukum pengumpulan Israel dan adalah pewaris dari semua berkat yang dijanjikan kepada Orang Suci di zaman terakhir ini” (The Teachings of Spencer W. Kimball, diedit Edward L. Kimball [1982], 439). • Apa yang telah Anda lihat terjadi pada jumlah bait suci yang telah Gereja bangun dalam masa hidup Anda? • Bagaimana Anda telah diberkati oleh keanggotaan dalam pasak atau distrik Sion? Bagaimana Anda telah diberkati oleh bait suci yang kudus? Akhiri dengan meminta siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu orang lain menerima perlindungan dan kekuatan rohani yang datang dari peran serta yang setia di pasak-pasak Sion dan peribadatan di bait suci kudus. Ajaklah siswa untuk menindaki dorongan Roh yang mungkin telah mereka terima. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 37:1–3; 38:31–33; 39:15; 45:62–67; 95:8; 110:9; 115:5–6. • Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 79–82. 44 PELAJARAN 9 Ikuti Nabi yang Hidup Pendahuluan Pada hari Gereja diorganisasi, Tuhan menjanjikan keamanan rohani kepada mereka yang mau mengindahkan perkataan nabi (lihat A&P 21:4–6). Tidak lama sesudahnya, untuk menolong anggota Gereja menghindari penipuan, Tuhan lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya nabi yang berwenang untuk menerima wahyu bagi seluruh Gereja (lihat A&P 28:1–7). Nabi juga memiliki wewenang untuk mengklarifikasi tulisan suci. Memahami kebenaran ini mendatangkan keamanan rohani tambahan di zaman akhir ini. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 74–77. • Ezra Taft Benson, “Fourteen Fundamentals in Following the Prophet” [kebaktian Universitas Brigham Young, 26 Februari 1980], speeches.byu.edu; lihat juga Tambuli, Juni 1981, 1–8. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 21:1–6 Indahkan perkataan nabi Tanyakan siswa gelar apa saja yang kadang-kadang kita gunakan untuk merujuk kepada Presiden Gereja. Tulislah tanggapan siswa di papan tulis. Kemudian undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:1 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Daftarlah gelar-gelar tambahan di papan tulis. Kemudian tanyakan: • Bagaimana masing-masing gelar dalam ayat ini menggambarkan pekerjaan Presiden Gereja? Bantulah siswa memahami konteks dari Ajaran dan Perjanjian 21 dengan menjelaskan bahwa wahyu yang dicatatnya diungkapkan pada hari Gereja diorganisasi. (Catatan: Ketika siswa belajar memahami konteks tulisan suci, mereka lebih cenderung untuk memahami arti dan pentingnya apa yang mereka baca). Kemudian tanyakan: • Mengapa penting bagi anggota Gereja di masa awal untuk mengenali bahwa pemanggilan Joseph Smith sebagai nabi berbeda secara signifikan dari peran para pemimpin dari gereja-gereja lain? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:4–5 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Kemudian bahaslah yang berikut: • Mengapa kadang-kadang diperlukan kesabaran dan iman untuk mengindahkan nasihat nabi? Bila dibutuhkan, pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut dari Presiden Harold B. Lee (1899–1973) dengan siswa: 45 P EL A J A RA N 9 “Kita harus belajar untuk mengindahkan perkataan dan perintah yang akan Tuhan berikan melalui nabi-Nya. … Anda mungkin tidak suka dengan apa yang datang dari pemimpin Gereja yang berwenang. Itu mungkin bertentangan dengan pandangan-pandangan politik Anda. Itu mungkin bertentangan dengan pandangan-pandangan sosial Anda. Itu mungkin mengganggu sebagian kehidupan sosial Anda. Tetapi jika Anda mendengarkan hal-hal ini, seolah-olah dari mulut Tuhan Sendiri, dengan kesabaran dan iman, maka janjinya adalah bahwa ‘gerbang-gerbang neraka tidak akan berjaya melawanmu; ya, dan Tuhan Allah akan menyerakkan kuasa kegelapan dari hadapanmu, dan menyebabkan langit berguncang demi kebaikanmu, dan kemuliaan nama-Nya’ (A&P 21:6)” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Harold B. Lee [2000], 87). Sebagaimana didorong oleh Roh, Anda dapat menjelaskan yang berikut: 1. Sebagai Orang Suci Zaman Akhir, kita tidak percaya bahwa nabi adalah orang yang sempurna. Namun, Tuhan tidak akan pernah memperkenankan mereka memimpin Gereja menyimpang (lihat Maklumat Resmi 1, “Cuplikan dari Tiga Ceramah oleh Presiden Wilford Woodruff Perihal Manifesto”). 2. Kita percaya dan bersukacita dalam wahyu yang berkelanjutan. Pernah ada kejadian-kejadian dalam sejarah Gereja ketika seorang nabi telah mengklarifikasi nasihat kenabian sebelumnya atau mengidentifikasi ajaran atau praktik yang sekali waktu diterima secara luas yang kemudian perlu perubahan. Misalnya, di tahun-tahun awal Gereja, anggota diimbau untuk berkumpul ke satu tempat pusat, seperti Kirtland, Ohio, atau Jackson County, Missouri. Dewasa ini, anggota Gereja diimbau untuk berkumpul dalam pasak atau distrik setempat mereka. Undanglah seorang siswa membacakan Ajaran dan Perjanjian 21:6 dengan lantang. Mintalah kelas mengikuti dan mengidentifikasi janji yang diberikan kepada mereka yang mengindahkan perkataan nabi. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. Kemudian tanyakan: • Bagaimana Anda akan meringkas janji-janji yang diberikan kepada mereka yang mengindahkan perkataan nabi? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengindahkan perkataan nabi, kita akan dilindungi terhadap lawan. Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa satu arti dari berguncang adalah mengeluarkan atau melepaskan sesuatu dari sebuah penyangga atau wadah. Karena itu, satu interpretasi dari ayat 6 bisa jadi adalah bahwa ketika surga berguncang “demi kebaikan [kita],” wahyu dan berkat “dilepaskan” dan dicurahkan ke atas kita). Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: 46 PE LAJARAN 9 “Mencari jalan menuju keamanan dalam nasihat para nabi adalah masuk akal bagi mereka dengan iman yang kuat. Ketika nabi berbicara, mereka dengan iman sedikit mungkin berpikir bahwa mereka hanya mendengar seseorang yang bijak memberikan nasihat yang baik. … … Tetapi pilihan untuk tidak menerima nasihat kenabian mengubah bahkan tanah pijakan di mana kita berdiri. Itu menjadi lebih berbahaya. Kegagalan untuk mengikuti nasihat kenabian mengurangi kekuatan kita untuk menerima nasihat yang diilhami di masa depan” (“Finding Safety in Counsel,” Ensign, Mei 1997, 25). • Mengapa “bahkan tanah pijakan di mana kita berdiri” menjadi “lebih berbahaya” jika kita menolak nasihat para nabi? Contoh apa yang memperlihatkan bahwa ini benar? • Kapankah Anda atau seseorang yang Anda kenal telah diberkati karena mengindahkan nasihat dari nabi yang hidup? • Bagaimana asas mengindahkan nasihat kenabian dapat diterapkan pada pertanyaan-pertanyaan keagamaan, moral, dan sosial di zaman kita? Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk menuntut hak atas berkat-berkat yang dijanjikan dalam Ajaran dan Perjanjian 21:6. Yakinkan mereka bahwa sewaktu mereka dengan sungguh-sungguh mengindahkan perkataan para nabi yang hidup, mereka akan menerima berkat-berkat besar kini dan dalam kekekalan. Jelaskan bahwa mengindahkan nasihat para nabi tidaklah menyiratkan bahwa kita dengan buta mematuhi perkataan mereka. Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee: “Tidaklah cukup bagi kita sebagai Orang Suci Zaman Akhir hanya mengikuti para pemimpin kita dan menerima nasihat mereka, tetapi kita memiliki kewajiban yang lebih besar untuk memperoleh bagi diri kita sendiri kesaksian yang tak tergoyahkan mengenai pengangkatan secara ilahi orang-orang ini dan kesaksian bahwa apa yang telah mereka katakan kepada kita adalah kehendak Bapa Surgawi kita” (Ajaran-Ajaran: Harold B. Lee, 46). Ajaran dan Perjanjian 28:2, 6–7; 43:1–7. Tuhan memberikan wahyu dengan cara yang tertib Jelaskan bahwa tidak lama setelah Gereja diorganisasi, beberapa anggota Gereja tertipu oleh upaya lawan untuk menyediakan arahan kenabian tiruan. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian untuk Ajaran dan Perjanjian 28 sementara kelas mengikuti (lihat juga Jeffrey G. Cannon, “All Things Must Be Done in Order: D&C 28, 43,” seri Revelations in Context, 4 April4, 2013, history.lds.org). Kemudian tanyakan: • Jika anggota Gereja terus memercayai dugaan wahyu dari Hiram Page, masalah apa yang dapat terjadi? 47 P EL A J A RA N 9 Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 28:2, 6–7. Kemudian tanyakan: • Bagaimana pesan dari Tuhan ini mengklarifikasi peran Presiden Gereja? (Siswa hendaknya memahami ajaran berikut: Presiden Gereja memegang kunci untuk menerima wahyu bagi Gereja). Untuk membantu siswa memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran ini, mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang latar belakang sejarah berikut untuk Ajaran dan Perjanjian 43: Dalam bulan Februari 1831, seorang wanita bernama Ny. Hubble muncul di antara Orang Suci di Kirtland, Ohio. Dia mengaku bahwa dia adalah seorang nabiah, bahwa dia telah menerima wahyu-wahyu bagi Gereja, bahwa dia mengetahui Kitab Mormon adalah benar, dan bahwa dia seharusnya menjadi guru dalam Gereja. Dia mampu menipu beberapa Orang Suci. Joseph Smith dan yang lainnya prihatin mengenai pengaruhnya dan mengenai wahyu-wahyu palsu lainnya di antara para Orang Suci. Nabi memutuskan untuk bertanya kepada Tuhan mengenai apa yang hendaknya dilakukan, dan dia menerima sebuah wahyu, yang sekarang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 43 (lihat Documents, Volume 1: Juli 1828–Juni 1831, jilid 1 dari Documents Series of The Joseph Smith Papers [2013], 257). Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 43:1–7 dalam hati, mencari ajaran-ajaran yang Tuhan paparkan pada waktu itu. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan. Anda juga mungkin ingin menyarankan agar mereka merujuk-silangkan ayat-ayat ini dengan Ajaran dan Perjanjian 28:2. Tandaskan bahwa wahyu yang dicatat dalam bagian 28 diarahkan kepada Orang Suci di New York, dan wahyu yang dicatat dalam bagian 43 diarahkan kepada Orang Suci di Kirtland. Kemudian tanyakan: • Pada saat wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 43 diberikan, siapa yang ditunjuk untuk menerima perintah dan wahyu bagi seluruh Gereja? • Ajaran-ajaran apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun mereka hendaknya mengidentifikasi ajaran-ajaran berikut: Hanya ada satu orang yang ditunjuk pada suatu waktu untuk menerima wahyu bagi seluruh Gereja. Mereka yang mengindahkan Presiden Gereja tidak akan tertipu). Pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Ada ketertiban dalam cara Tuhan mengungkapkan kehendak-Nya kepada umat manusia. Kita semua memiliki hak untuk memohon kepada Tuhan dan menerima ilham melalui Roh-Nya dalam lingkup tugas pengawasan kita sendiri. Orangtua dapat menerima wahyu bagi keluarga mereka sendiri, uskup bagi jemaat yang diawasinya, dan selanjutnya sampai Presidensi Utama untuk seluruh Gereja. … Nabi Joseph Smith menyatakan: ‘Adalah bertentangan dengan cara kerja Allah bagi anggota mana pun di Gereja, atau siapa pun, untuk menerima petunjuk bagi mereka yang berwenang, lebih tinggi dari diri mereka sendiri’ 48 PE LAJARAN 9 [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 226]” (“Kami Percaya Segala yang Telah Allah Ungkapkan,” Ensign atau Liahona, November 2003, 85–86). • Bagaimana mengetahui bahwa wahyu dari Allah selalu datang melalui saluran imamat yang dikenali membantu Anda menghindari penipuan? Bagaimana pengetahuan ini dapat mendatangkan kedamaian ke dalam hidup Anda? • Bagaimana pola wahyu Tuhan menjaga ketertiban dalam Gereja? Ajaran dan Perjanjian 90:1–6 Tuhan menegakkan ketertiban dalam Gereja Jelaskan bahwa sewaktu Gereja tumbuh Tuhan mengarahkan Nabi Joseph Smith dalam mengorganisasi imamat dan keanggotaan Gereja. Bacakan dengan lantang atau ringkaslah pernyataan berikut: “Ketika Gereja bertambah dalam keanggotaannya, Nabi terus menerima wahyu tentang jabatan keimamatan. Sesuai petunjuk Tuhan, dia mengorganisasi Presidensi Utama, dengan menunjuk dirinya sebagai Presiden dan Sidney Rigdon serta Frederick G. Williams sebagai para penasihatnya. Dia juga mengorganisasi Kuorum Dua Belas Rasul dan Kuorum Pertama Tujuh Puluh. Dia memanggil dan menahbiskan uskup dan para penasihatnya, imam tinggi, bapa bangsa, dewan tinggi, tujuh puluh serta penatua. Dia mengorganisasi pasak pertama Gereja” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 29). Jelaskan bahwa Presidensi Utama memegang jabatan yang unik dalam Gereja. Ajaklah siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 90:1–6 dan mengidentifikasi tugas-tugas spesifik Presidensi Utama. (Presidensi Utama “menyandang kunci-kunci kerajaan” [ayat 2] dan merupakan sarana yang melaluinya “sabda ilahi itu akan diberikan” kepada Gereja [ayat 4]). Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kata “sabda ilahi” merujuk pada wahyu dari Allah yang diberikan melalui para nabi-Nya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah kelas untuk mendengarkan dua cara berbeda yang dengannya ajaran ditegakkan dalam Gereja. “Pada tahun 1954, Presiden J. Reuben Clark Jr., yang waktu itu adalah penasihat dalam Presidensi Utama, menjelaskan bagaimana ajaran diumumkan di Gereja dan peran utama Presiden Gereja. Berbicara tentang anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul, dia menyatakan, ‘[Kita] hendaknya [menyimpan] dalam ingatan bahwa beberapa Pembesar Umum telah diberikan kepada mereka suatu pemanggilan khusus; mereka memiliki karunia khusus; mereka didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu, yang memberi mereka berkah rohani khusus sehubungan dengan pengajaran mereka kepada umat. Mereka memiliki hak, kuasa, dan wewenang untuk 49 P EL A J A RA N 9 menyatakan pikiran dan kehendak Allah kepada umat-Nya, tunduk pada kuasa dan wewenang menyeluruh dari Presiden Gereja. …’ … Presiden Gereja boleh mengumumkan atau menafsirkan ajaran-ajaran berdasarkan wahyu kepada dirinya (lihat, misalnya, A&P 138). Penjelasan ajaran bisa juga datang melalui dewan gabungan antara Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul (lihat, misalnya, Maklumat Resmi 2)” (“Ajaran Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 86–88). • Mengapa penting untuk mengingat siapa yang memiliki wewenang untuk memaklumkan “pikiran dan kehendak Allah” kepada dunia? Akhiri dengan meminta siswa untuk mempertimbangkan apa yang telah mereka pelajari dari para nabi dan rasul yang hidup. Ajaklah siswa untuk berbagi kesaksian mereka mengenai bagaimana pesan-pesan ini telah memberkati mereka. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 21:1–6; 28:2, 6–7; 43:1–7; 90:1–6, 16. • Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 74–77. 50 PELAJARAN 10 Carilah Kebenaran Pendahuluan Anak-anak Allah didorong untuk “[mengupayakan] pembelajaran, … melalui penelaahan dan juga melalui iman” (A&P 88:118). Mengikuti pola ini membantu individu memenuhi syarat bagi bantuan Roh Kudus dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, Internet dan sumber-sumber lainnya menyediakan berlimpahnya informasi—sebagian benar, sebagian keliru, dan sebagian menyesatkan—mengenai ajaran, sejarah, dan posisi Gereja mengenai isu-isu sosial, yang menjadikannya khususnya penting bagi kita untuk bersandar kepada Roh Kudus untuk membantu kita membedakan kebenaran dari kesalahan. Belajar mengindentifikasi dan menggunakan sumber informasi yang tepat adalah bagian dari proses ini. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts. • “Gospel Learning [Pembelajaran Injil],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/ topics. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 88:118, 121–126 Pola untuk pembelajaran Bacalah dengan lantang uraian berikut tentang Sekolah para Nabi yang diadakan di Kirtland, Ohio: “Pada tahun 1833, Nabi dan sekelompok Orang Suci Kirtland memiliki kesempatan unik untuk menelaah Injil. Pada bulan Januari tahun itu, sesuai dengan perintah Tuhan (lihat A&P 88:127–141), Nabi mengorganisasi Sekolah para Nabi untuk melatih para pemegang imamat untuk pekerjaan mereka dalam pelayanan dan untuk mempersiapkan mereka untuk mengkhotbahkan Injil. Sekolah itu diselenggarakan di ruang lantai dua di toko milik Newel K. Whitney, tempat Nabi tinggal. Sekitar 25 saudara hadir, beberapa melakukan perjalanan ratusan mil untuk mendapatkan kesempatan istimewa menelaah Injil dalam sebuah ruangan yang luasnya tidak lebih daripada 3,35 kali 4,27 meter. Banyak dari orang-orang ini kelak menjadi Rasul, Tujuh Puluh, dan pemimpin lainnya dalam Gereja. Meskipun Nabi dan para saudara yang lain kadang-kadang mempelajari bahasa, mereka berfokus terutama pada mempelajari ajaran-ajaran Injil, dengan tekun mengejar penelaahan mereka dari pagi sekali hingga sore sekali. Sekolah ini berlangsung selama empat bulan, dan sekolah-sekolah serupa kemudian diselenggarakan di Kirtland dan juga di Missouri, yang dihadiri oleh ratusan orang” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 301–303). Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 88 memuat petunjuk dari Tuhan kepada mereka yang akan berperan serta dalam Sekolah para Nabi. Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 88:118 dalam hati, mencari pola pembelajaran yang diuraikan oleh Tuhan. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: 51 P EL A J A RA N 10 • Menurut Anda apa artinya “upayakanlah pembelajaran, … melalui penelaahan dan juga melalui iman”? • Dengan cara apa mengikuti pola ini dapat meningkatkan kemampuan kita untuk belajar? (Siswa mungkin memberikan beragam jawaban, tetapi pastikan jelas adanya bahwa ketika kita menyertakan iman dalam proses pembelajaran, kita memenuhi syarat untuk bantuan Tuhan). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 88:121–126, yang mencatat petunjuk lebih lanjut dari Tuhan kepada Sekolah para Nabi. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari asas-asas yang membantu kita memahami caranya belajar melalui iman. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. Pertimbangkan untuk mendaftarkan asas-asas ini di papan tulis sewaktu siswa membagikannya. Anda mungkin juga ingin menyarankan agar siswa menuliskan ungkapan “asas-asas yang mengajarkan caranya belajar melalui iman” di margin tulisan suci mereka di samping ayat-ayat ini. (Catatan: Membuat catatan di margin tulisan suci dapat membantu siswa menemukan dan mengingat asas-asas penting dengan lebih mudah). Jika ada waktu, Anda dapat meminta siswa menyelidiki Alma 32:28, 41–43 dan Yohanes 7:17 untuk asas-asas tambahan. • Bagaimana menjalankan asas-asas yang diajarkan dalam ayat-ayat ini dapat membantu kita belajar melalui penelaahan dan melalui iman? (Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menekankan bahwa mengikuti asas-asas ini akan membantu kita memenuhi syarat bagi bantuan Roh). • Ketika kita memenuhi syarat untuk memiliki Roh Tuhan beserta kita, bagaimana Roh ini memberikan dampak pada penyelidikan kita akan kebenaran? Ajaran dan Perjanjian 91:1–6 Membedakan kebenaran dari kesalahan Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Belum pernah sepanjang sejarah dunia kita memiliki akses yang lebih mudah terhadap lebih banyak informasi—sebagian darinya benar, sebagian darinya salah, dan banyak darinya benar sebagian. Sebagai konsekuensinya, belum pernah sepanjang sejarah dunia menjadi lebih penting untuk belajar caranya membedakan dengan tepat antara kebenaran dan kesalahan” (“Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13 Januari 2013), 3 lds.org/broadcasts). • Apa saja kemungkinan konsekuensinya jika kita tidak belajar untuk membedakan antara kebenaran dan kesalahan? Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis: 52 PE LAJ ARAN 10 Bagaimana kita dapat dengan tepat membedakan antara kebenaran dan kesalahan? Jelaskan bahwa wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 91 mengajari Joseph Smith caranya membedakan jika sesuatu yang dia baca dalam Apokrifa adalah benar. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk bagian 91 sementara kelas mengikuti. Kemudian ajaklah siswa untuk mempertimbangkan pertanyaan di papan tulis sewaktu mereka menelaah Ajaran dan Perjanjian 91 sebagai kelas. Jelaskan bahwa Apokrifa adalah koleksi kitab-kitab sakral orang Yahudi. Kitab-kitab ini pada awalnya tidak disertakan dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) tetapi disertakan dalam terjemahan bahasa Yunani dari Alkitab tidak lama menjelang zaman Kristus. Ketika orang Kristen di masa awal menyusun kitab-kitab Alkitab beberapa abad kemudian, mereka menyertakan kitab-kitab Apokrifa tersebut sebagai apendiks. Sebagian agama Kristen menganggap kitab-kitab Apokrifa merupakan tulisan suci, tetapi agama lain tidak percaya itu tulisan yang diilhami. Salinan Alkitab yang Joseph Smith gunakan untuk menciptakan terjemahannya yang diilhami memuat Apokrifa. Joseph bertanya kepada Tuhan apakah terjemahannya terhadap Alkitab hendaknya menyertakan kitab-kitab ini. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 91:1–3 dengan lantang. • Apa yang Joseph Smith pelajari tentang Apokrifa? (Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa penyisipan adalah materi yang dimasukkan dalam sebuah naskah, kadang-kadang mengakibatkan pencemaran dari teks aslinya). Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 91:4–6 dengan lantang. • Bagaimana nasihat dalam ayat 4–6 dapat membantu kita membedakan kebenaran dari kesalahan serta mengevaluasi keabsahan dari apa yang kita baca? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut: Roh Kudus dapat membantu kita mengetahui apakah apa yang kita baca adalah benar. Jelaskan bahwa berlimpahnya informasi yang tersedia di Internet telah menciptakan bertumbuhnya kebutuhan bagi masing-masing dari kita untuk memiliki karunia rohani pembedaan (lihat A&P 46:23) agar kita tahu caranya dengan tepat membedakan kebenaran dari kesalahan. (Untuk informasi tambahan mengenai mengapa karunia pembedaan begitu penting dalam kehidupan kita, lihat artikel Penatua David A. Bednar “Cepat Mengamati,” Ensign atau Liahona, Desember 2006, 31–36). Berilah setiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh. Ajaklah siswa menyelidiki dua paragraf pertama untuk nasihat yang Penatua Snow berikan mengenai mengevaluasi informasi yang mungkin kita baca mengenai sejarah dan ajaran Gereja. 53 P EL A J A RA N 10 Mengimbangkan Sejarah Gereja Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh berkata: “Internet telah menempatkan segala macam informasi di ujung jari kita—baik, buruk, benar, tidak benar—termasuk informasi mengenai sejarah Gereja. Anda dapat membaca cukup banyak mengenai sejarah kita, tetapi adalah penting untuk membaca mengenainya dan memahaminya dalam konteksnya. Kesulitan dengan sebagian informasi secara daring adalah bahwa itu di luar konteks dan Anda tidak benar-benar melihat keseluruhan gambarnya. Informasi yang mencoba untuk mempermalukan Gereja umumnya sangat subjektif dan tidak adil. Kita hendaknya mencari sumber-sumber yang secara lebih objektif menjabarkan kepercayaan kita dan sejarah kita. Beberapa situs web bernuansa amat keji dan dapat bersifat sensasional dalam cara mereka menyajikan informasinya. Carilah sumber-sumber oleh sejarawan yang diakui dan direspek, apakah mereka anggota Gereja atau bukan. Beberapa kaum muda terkejut dan terperanjat oleh materi-materi anti-Mormon di Internet karena mereka belum membentengi diri mereka terhadapnya. Mereka mungkin belum meluangkan cukup banyak waktu di sisi rohani untuk mempersiapkan dan memperkuat diri mereka untuk apa pun yang mungkin muncul. Ketika pengalaman hidup datang menumbangkan mereka, adalah penting agar mereka melakukan hal-hal sadar yang selalu kita bicarakan: melanjutkan untuk menelaah tulisan suci dan memiliki doa yang bermakna dengan Bapa Surgawi kita. Hal-hal dasar itu mempersiapkan orang untuk segala macam kemalangan, termasuk artikel-artikel anti-Mormon yang mereka temukan secara daring” (“Balancing Church History,” New Era, Juni 2013, 21–22). • Karena kita perlu secara hati-hati mengevaluasi keabsahan dari sumber-sumber informasi mengenai sejarah dan ajaran Gereja, bagaimana Anda dapat menggunakan ajaran-ajaran Penatua Snow untuk membantu Anda mengevaluasi keabsahan dari sesuatu yang Anda baca mengenai Gereja? Ajaklah siswa untuk membaca paragraf ketiga dari pernyataan Penatua Snow dalam hati. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana nasihat Penatua Snow akan membantu ketika Anda menemukan informasi yang mungkin menantang kepercayaan Anda? Bertahan setia ketika pertanyaan timbul Jelaskan bahwa anggota Gereja kadang-kadang mungkin memiliki pertanyaan atau bahkan keraguan mengenai ajaran, sejarah, atau posisi Gereja mengenai isu-isu sosial. Berbagilah pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dengan siswa Anda. “Adalah wajar memiliki pertanyaan—benih pertanyaan yang jujur telah sering bertunas dan tumbuh menjadi pohon pemahaman yang besar. Hanya ada sedikit anggota Gereja yang, di satu atau lain saat, tidak bergumul dengan pertanyaan yang serius atau sensitif. Salah satu tujuan Gereja adalah untuk memelihara dan menanam benih iman—bahkan di tanah yang terkadang berpasir berupa keraguan dan ketidakpastian” (“Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona, November 2013, 23). 54 PE LAJ ARAN 10 Sediakan bagi masing-masing siswa salinan dari selebaran “Membedakan Kebenaran dari Kesalahan,” yang mencakup nasihat dari pemimpin Gereja bagi mereka yang memiliki pertanyaan atau keraguan. Ajaklah siswa untuk membaca pernyataan-pernyataan di selebaran dalam hati dan mengenali asas-asas yang akan membantu seseorang menghadapi pertanyaan atau keraguan dengan cara yang penuh kesetiaan. Setelah waktu yang memadai, ajaklah siswa untuk menjelaskan bagaimana sesuatu yang mereka baca di selebaran tersebut dapat membantu seseorang yang memiliki pertanyaan atau keraguan mengenai ajaran, sejarah, atau posisi Gereja mengenai isu-isu sosial. Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, tekankan bahwa meskipun mungkin ada pertanyaan yang untuknya tidak dapat kita temukan jawaban dalam masa hidup kita, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terbesar kita ketika kita mematuhi perintah, menelaah sumber informasi yang pantas—khususnya perkataan para nabi yang hidup—mengupayakan bimbingan melalui doa, dan menjalankan kesabaran serta iman. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi pengalaman yang mereka miliki ketika mereka merasakan bantuan Tuhan membimbing mereka untuk menemukan kebenaran dan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mereka. Imbaulah siswa untuk mengulas kembali pernyataan-pernyataan di selebaran, dan ajaklah mereka untuk mengikuti nasihat dari pelajaran untuk mengupayakan pembelajaran melalui penelaahan dan melalui iman. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 88:118–126; 91:1–6. • Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts. Membedakan Kebenaran dari Kesalahan Dalam segala dispensasi Injil, kekuatan kejahatan telah menentang Allah dan pekerjaan-Nya. Tetapi pekerjaan Allah tidak akan gagal. Di zaman akhir ini, batu telah dipenggal dari gunung, dan itu akan “bergulir, sampai telah memenuhi seluruh bumi” (A&P 65:2). Namun, karena anggota individu Gereja dapat tertipu, kita masing-masing perlu “berjaga dan berdoa selalu” (3 Nefi 18:18). “Tidak ada gunanya bagi Anda atau saya, dalam abad yang dicerahkan ini ketika kegenapan Injil telah dipulihkan, untuk mengarungi lautan yang tak dikenali atau melakukan perjalanan di jalan-jalan asing dalam pencarian akan kebenaran. Bapa Surgawi yang penuh kasih telah menentukan jalan kita dan menyediakan sebuah panduan yang tak pernah gagal—yaitu kepatuhan. Suatu pengetahuan mengenai kebenaran dan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan terbesar kita datang kepada kita sewaktu kita patuh pada perintah-perintah Allah” (Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 89). 55 P EL A J A RA N 10 “Teman-teman terkasih—tolong, pertama ragukanlah keraguan Anda sebelum Anda meragukan iman Anda. Kita tidak pernah boleh memperkenankan keraguan untuk menjadikan kita tawanan dan menahan kita dari kasih, kedamaian, dan karunia-karunia ilahi berharga yang datang melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus” (Dieter F. Uchtdorf, “Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona, November 2013, 23). “Setan adalah si penipu ulung, ‘pendakwa saudara-saudara’ [Wahyu 12:10], bapa segala dusta [lihat Yohanes 8:44], yang terus-menerus mengupayakan untuk menipu agar dia dapat menumbangkan kita [lihat A&P 50:3] .… Bagi mereka yang telah memeluk kebenaran, strategi utamanya adalah untuk menyebarkan benih-benih keraguan. Misalnya, dia telah menyebabkan banyak anggota Gereja tersandung ketika mereka menemukan informasi mengenai Gereja yang tampaknya berkontradiksi dengan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Jika Anda mengalami saat-saat semacam itu, ingatlah bahwa pada zaman informasi ini ada banyak yang menciptakan keraguan mengenai apa pun dan segalanya, kapan pun dan di setiap tempat .… … Dan adalah selalu baik untuk ingat bahwa hanya karena sesuatu tercetak di atas kertas, muncul di Internet, sering diulangi, atau memiliki kelompok pengikut yang kuat tidaklah menjadikannya benar. Kadang-kadang pengakuan atau informasi yang tidak benar disajikan dengan sedemikian rupa sehingga itu tampaknya cukup kredibel .… … Apa yang tampaknya kontradiksi sekarang mungkin menjadi amat bisa dipahami sewaktu kita mencari dan menerima lebih banyak informasi yang dapat dipercaya” (Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts. “Ketika kita mulai dengan mengukur praktik dan usulan modern terhadap apa yang kita ketahui mengenai rencana Allah dan dasar-dasar pemikiran yang diberikan dalam firman Allah dan ajaran-ajaran dari para nabi-Nya yang hidup, … kita tahu bahwa ini menempatkan kita pada tanah yang aman secara kekal” (Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” [malam bersama Penatua Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013], lds.org/broadcasts). 56 PE LAJ ARAN 10 “Pada saat-saat ketakutan atau keraguan atau waktu-waktu yang mencemaskan, pertahankan tanah yang telah Anda menangkan, bahkan seandainya tanah itu terbatas .… Ketika saat-saat itu datang dan masalah-masalah mengemuka, yang pemecahannya tidaklah tersedia dengan segera, peganglah dengan erat apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang” (Jeffrey R. Holland, “Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94). “Kita dapat mengingatkan penyelidik tulus bahwa informasi Internet tidak memiliki filter ‘kebenaran.’ Sebagian informasi, terlepas betapa meyakinkannya, tidaklah benar” (Neil L. Andersen, “Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 29). “Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan rohani diberikan kepada individu-individu yang tidak mengeraskan hati mereka; yang bertanya dengan iman, percaya mereka akan menerima; dan yang dengan tekun menaati perintah-perintah” (Paul V. Johnson, “Pola untuk Mempelajari Hal-Hal Rohani” [ceramah Church Educational System kepada para pendidik religi, 7 Agustus 2012], si.lds.org). “Menelaah Gereja … melalui mata para pembelotnya adalah seperti mewawancarai Yudas untuk memahami Yesus” (Neal A. Maxwell, “All Hell Is Moved” [kebaktian Universitas Brigham Young, 8 November 1977], 3, speeches.byu.edu). 57 PELAJARAN 11 Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian Pendahuluan Ajaran dan Perjanjian adalah bukti bahwa Allah berfirman kepada para nabi di zaman akhir dan bahwa Dia mempersiapkan dunia untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Ketika kita membaca wahyu-wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian, kita dapat mendengar suara Yesus Kristus. Ketika kita tiba pada pemahaman akan pentingnya Ajaran dan Perjanjian, kita akan menghargai ajaran-ajarannya melebihi segala kekayaan bumi. Bacaan Latar Belakang • Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2005, 24–28. Saran untuk Pengajaran Pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994). Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara kelas menyimak. “Kitab Mormon membawa manusia kepada Kristus. Ajaran dan Perjanjian membawa manusia ke dalam kerajaan Kristus, yaitu Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi” [A&P 1:30]. Saya tahu itu. Kitab Mormon adalah ‘batu kunci’ agama kita, dan Ajaran dan Perjanjian adalah batu tudung, dengan wahyu zaman akhir yang berkelanjutan. Tuhan telah membubuhkan cap persetujuan-Nya pada keduanya, batu kunci dan batu tudung tersebut” (“The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2005, 26). • Apa yang telah Anda temukan dalam Ajaran dan Perjanjian yang memperlihatkan pentingnya kitab tersebut bagi Gereja dan bagi anggota perorangan? Mintalah kelas untuk membuka tulisan suci mereka pada pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian, terdapat di awal Ajaran dan Perjanjian. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan paragraf satu dan tiga dengan lantang sementara kelas menyimak. Mintalah kelas untuk mencari cara-cara yang dengannya Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab tulisan suci lainnya dan untuk mencermati penekanan prakata tersebut pada mendengarkan suara Tuhan. Kemudian tanyakan: • Bagaimana Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab standar lainnya? 58 PE LAJ ARAN 11 • Apa yang prakata katakan mengenai “suara Tuhan Yesus Kristus”? (Bantulah siswa memahami bahwa sewaktu kita menelaah Ajaran dan Perjanjian, kita dapat belajar untuk mengenali suara Tuhan Yesus Kristus. Jelaskan bahwa ungkapan “suara Tuhan,” atau variasi darinya, muncul lebih dari 40 kali dalam Ajaran dan Perjanjian [misalnya, lihat A&P 1:2; 18:35–36; 76:30]; ungkapan “demikianlah firman Tuhan” muncul lebih dari 60 kali dalam Ajaran dan Perjanjian [misalnya, lihat A&P 36:1; 56:14]). Mendengarkan suara Tuhan merupakan tema yang penting dalam Ajaran dan Perjanjian. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara kelas menyimak. “Jika ditanya kitab tulisan suci mana yang menyediakan kesempatan paling sering untuk ‘mendengarkan’ Tuhan berbicara, kebanyakan orang pertama-tama akan berpikir mengenai Perjanjian Baru. Perjanjian Baru adalah koleksi menakjubkan mengenai perbuatan dan banyak ajaran Mesias. Tetapi dalam Ajaran dan Perjanjian kita menerima suara dan juga perkataan Tuhan. Kita nyaris dapat ‘mendengar’ Dia berbicara” (“The Doctrine and Covenants: The Voice of the Lord,” Ensign, Desember 1978, 4). • Bagaimana belajar untuk mendengarkan dan mengenali suara Tuhan melalui menelaah Ajaran dan Perjanjian dapat menciptakan perbedaan dalam kehidupan Anda? Berilah siswa beberapa menit untuk menelaah paragraf delapan dari prakata untuk Ajaran dan Perjanjian. Mintalah mereka mengidentifikasi ajaran-ajaran yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian. Setelah waktu yang memadai, tanyakan: • Apa yang menjadikan Ajaran Perjanjian “sepadan bagi Gereja dengan kekayaan seluruh bumi” [sebagaimana tercantum dalam prakata edisi tahun 2013]? Pertimbangkan untuk berbagi apa yang Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh katakan mengenai wahyu-wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian: “Melalui wahyu-wahyu yang mengilhami dan meneguhkan ini, Ajaran dan Perjanjian mengajarkan dan menggemakan ajaran yang penting. … Penatua John A. Widtsoe (1872–1952) menulis, ‘Setiap ajaran yang diajarkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir ditemukan, baik dijabarkan atau dibayang-bayangkan, dalam Kitab Ajaran dan Perjanjian. Sejauh pengetahuan saya, tidak ada ajaran yang diajarkan oleh Gereja yang tidak ditemukan dalam suatu cara atau bentuk dalam kitab ini.’ Dia menambahkan bahwa Ajaran dan Perjanjian adalah amat penting karena ‘tidak ada satu pun di antara kitab-kitab sakral kita yang lain yang dapat mengemukakan pengakuan yang sama menghadapi penyelidikan penuh terhadap semua ajaran Gereja’ [The Message of the Doctrine and Covenants (1969), 117]” (“Treasuring the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2009, 52). Undanglah siswa untuk berbagi bagaimana menelaah Ajaran dan Perjanjian telah memberkati kehidupan mereka. 59 P EL A J A RA N 11 Ajaran dan Perjanjian 1:1–17; 5:10 Latar Belakang Ajaran dan Perjanjian Jelaskan kepada siswa bahwa wahyu yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 1 awalnya diberikan oleh Tuhan sebagai kata pengantar bagi Kitab Perintah-Perintah, yang merupakan kompilasi pertama dari wahyu-wahyu Joseph Smith. Koleksi wahyu ini, bersama banyak lagi dari wahyu-wahyu Nabi dan Lectures on Faith, kemudian diterbitkan sebagai Ajaran dan Perjanjian. Bagian 1 membahas perlunya kitab tulisan suci ini di zaman kita. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 1. Bantulah siswa menganalisis uraian judul tersebut dengan mengajukan pertanyaan berikut: • Apa keputusan yang disepakati pada konferensi khusus para penatua tersebut? (Wahyu-wahyu yang Joseph Smith terima sampai saat itu akan diterbitkan dalam sebuah buku. Ingatkan siswa bahwa meskipun kitab ini pada awalnya disebut Kitab Perintah-Perintah, itu kelak akan disebut Ajaran dan Perjanjian). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 1:1–5. Kemudian tanyakan kepada kelas: • Kepada siapa Yesus Kristus berfirman dalam ayat-ayat? • Bagaimana Anda akan meringkas pesan utama yang dicatat dalam ayat-ayat ini? • Bagaimana Tuhan firmankan akan Dia sampaikan peringatan-Nya kepada semua orang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan menyuarakan peringatan-peringatan-Nya kepada semua orang melalui para murid pilihan-Nya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 1:12 dengan lantang. Kemudian tanyakan: • Menurut catatan kaki 12b [dalam edisi tahun 2013], Tuhan ingin dunia bersiap untuk peristiwa apa? (Setelah siswa menanggapi, Anda dapat mengimbau mereka untuk secara teratur merujuk pada catatan kaki untuk mengklarifikasi atau memperdalam pemahaman mereka akan teks tulisan suci tersebut). Mintalah siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 1:14–16 dalam hati, mencari penggambaran Tuhan akan dunia yang kita diami. Setelah siswa berbagi apa yang mereka temukan, mintalah mereka membaca ayat 17 dan menjelaskan apa yang Tuhan lakukan untuk menanggapi masalah yang diuraikan dalam ayat 14–16. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 5:10 dengan lantang sementara kelas menyimak. Kemudian bahaslah yang berikut: • Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai pemanggilan unik Joseph Smith? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tuhan memanggil Joseph Smith untuk menyampaikan firman-Nya kepada dunia). Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: 60 PE LAJ ARAN 11 “Di antara segala hal lain yang dia capai … Joseph [Smith] meninggalkan bagi kita di atas segalanya warisan pasti berupa wahyu ilahi—bukan satu wahyu terisolasi tanpa bukti atau konsekuensi, dan bukan ‘sejenis ilham lemah yang merasuk ke dalam benak semua orang baik’ di mana pun, melainkan arahan yang spesifik, terdokumentasi, berkesinambungan dari Allah. Sebagaimana seorang teman baik dan cendekiawan OSZA yang setia secara ringkas nyatakan, ‘Pada waktu ketika asal-mula Kekristenan sedang berada di bawah serangan oleh kekuatan rasionalitas Pencerahan, Joseph Smith [secara tegas dan seorang diri] mengembalikan Kekristenan modern ke asal-mulanya dalam wahyu’ [Richard L. Bushman, “A Joseph Smith for the Twenty-First Century,” dalam Believing History (2004), 274]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 8). • Bagaimana pelajaran ini telah memperdalam pemahaman Anda akan tujuan dan signifikansi Ajaran dan Perjanjian? • Bagaimana Ajaran dan Perjanjian telah memperkuat kesaksian Anda mengenai pemanggilan ilahi Joseph Smith sebagai nabi Allah? Akhiri dengan bertanya apakah ada siswa yang ingin berbagi kesaksian mereka mengenai ajaran, asas, dan kebenaran yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian. Bacaan Siswa • Pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian; Ajaran dan Perjanjian 1:1–39; 5:10. • Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2005, 24–28. 61 PELAJARAN 12 Tulisan Suci Tambahan di Zaman Kita Pendahuluan Tuhan melanjutkan untuk menyediakan petunjuk ilahi bagi kita dengan mengungkapkan firman-Nya kepada para hamba-Nya melalui Roh Kudus. Karena Allah melanjutkan untuk berbicara kepada para nabi modern, kanon tulisan suci tetaplah terbuka. Tulisan suci tambahan yang ditampilkan di zaman kita—seperti Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab dan kitab Abraham—mengukuhkan, mengklarifikasi, dan meluaskan pemahaman kita akan Injil. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 91–94. • “Translation and Historicity of the Book of Abraham [Penerjemahan dan Aspek Sejarah Kitab Abraham],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • Elizabeth Maki, “Joseph Smith’s Bible Translation: D&C 45, 76, 77, 86, 91,” seri Revelations in Context, 20 Maret 2013, history.lds.org. Saran untuk Pengajaran Tulisan suci zaman akhir Undanglah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman dengan tulus bertanya, “Mengapa orang Mormon memiliki lebih banyak tulisan suci daripada hanya Alkitab? Saya kira Alkitab memuat firman Allah yang lengkap.” Mintalah siswa mengangkat tangan mereka jika kepada mereka pernah diajukan pertanyaan semacam ini. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi bagaimana mereka menjawab pertanyaan tersebut dan bagaimana perasaan mereka sewaktu mereka bersaksi mengenai tulisan suci kepada orang lain. Tuliskan kata kanon di papan tulis. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah dua orang siswa untuk bergiliran membacakannya dengan lantang: Mintalah kelas untuk mendengarkan arti dari kata kanon dalam konteks pernyataan-pernyataan ini. “Sebagian orang Kristen, kebanyakan karena kasih tulus mereka bagi Alkitab, telah menyatakan bahwa tidak bisa ada tulisan suci yang diwenangkan lagi di luar Alkitab. Karenanya dalam menyatakan bahwa kanon tulisan suci ditutup, teman-teman kita di beberapa kepercayaan lain menutup pintu terhadap pengungkapan ilahi yang kita dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir anggap berharga: Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga, dan bimbingan berkesinambungan yang diterima oleh para nabi dan rasul Allah yang diurapi” (Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 91). 62 PE LAJ ARAN 12 “Kebanyakan orang Kristen percaya bahwa Allah menutup kanon tulisan suci—koleksi yang diwenangkan dari kitab-kitab sakral yang digunakan sebagai tulisan suci—tidak lama setelah kematian Kristus dan bahwa tidak ada wahyu yang sebanding sejak saat itu. Joseph Smith mengajarkan dan memperlihatkan bahwa kanon tulisan suci terbuka [lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 221]. … … Joseph Smith mengajarkan bahwa Allah akan membimbing anak-anak-Nya dengan memberikan tambahan-tambahan baru pada kanon tulisan suci. Kitab Mormon adalah suatu tambahan semacam itu. Begitu pula wahyu-wahyu dalam Ajaran dan Perjanjian serta Mutiara yang Sangat Berharga” (Dallin H. Oaks, “Fundamental to Our Faith,” Ensign, Januari 2011, 29). • Apa arti dari ungkapan “kanon tulisan suci”? (Itu adalah “suatu kumpulan kitab sakral yang diakui dan diwenangkan. Dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kitab-kitab kanon itu disebut kitab-kitab standar” [Penuntun bagi Tulisan Suci, “Kanon,” scriptures.lds.org]). • Apa artinya bahwa Orang Suci Zaman Akhir percaya pada kanon yang terbuka? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, pastikan siswa memahami kebenaran berikut: Firman Allah yang diwenangkan tidaklah termuat dalam Alkitab semata [lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 1:9]). • Apa perbedaan yang tercipta untuk memercayai bahwa Tuhan masih mengungkapkan tulisan suci kepada para nabi zaman akhir? Ajaran dan Perjanjian 42:56; 45:60–62; 76:15–19; 93:53; 94:10 Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab. Tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Melalui Nabi Joseph Smith, Tuhan mengungkapkan tulisan suci tambahan yang mengukuhkan, mengklarifikasi, dan meluaskan pengetahuan kita mengenai kebenaran. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 35. Mintalah kelas untuk menyimak dan mencari apa yang sedang Nabi Joseph Smith dan Sidney Rigdon lakukan ketika mereka menerima wahyu yang dimuat dalam bagian ini. • Sedang terlibat dalam pekerjaan apakah Nabi Joseph Smith dan Sidney Rigdon ketika mereka menerima wahyu ini? Untuk membantu menjelaskan apa itu Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab, undanglah seorang siswa untuk membacakan dua paragraf berikut dengan lantang: Sekitar musim panas tahun 1830, Tuhan memerintahkan Joseph Smith untuk menerjemahkan Alkitab. Joseph Smith tidak menerjemahkan Alkitab dari satu bahasa ke bahasa lain, dia juga tidak memiliki naskah Alkitab asli untuk digunakan bekerja. Alih-alih, Joseph membaca dan 63 P EL A J A RA N 12 menelaah petikan-petikan dari Alkitab Versi Raja James dan kemudian membuat koreksi serta tambahan sewaktu diilhami oleh Roh Kudus. Karena itu, terjemahannya lebih merupakan suatu revisi yang diilhami daripada terjemahan tradisional. Terjemahan Joseph Smith berdampak terhadap 3.000 ayat lebih dalam Alkitab Versi Raja James. Perbedaan ini mencakup tambahan (untuk mengklarifikasi makna atau konteks atau untuk memulihkan tulisan kenabian, seperti kitab Musa), penghapusan, pengaturan ulang ayat-ayat, dan pengaturan ulang sepenuhnya dari pasal-pasal tertentu. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Terjemahan Joseph Smith, lihat Bible Dictionary atau Penuntun bagi Tulisan Suci, “Terjemahan Joseph Smith (TJS).” Salinlah bagan berikut di papan tulis: Ajaran dan Perjanjian 45:60–62 Uraian judul bagian untuk Ajaran dan Perjanjian 35; 76; 77; 86; 91 Ajaran dan Perjanjian 42:56, catatan kaki a Ajaran dan Perjanjian 94:10, catatan kaki b Ajaran dan Perjanjian 76:15–19 Ajaran dan Perjanjian 93:53 Bagilah kelas menjadi dua kelompok. Undanglah tiap kelompok untuk menelaah materi dalam salah satu kolom, mencari informasi mengenai Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab. Setelah waktu yang memadai, ajaklah siswa untuk berbagi apa yang mereka pelajari. Kemudian ajukan pertanyaan berikut: • Menurut Anda apa dampak pekerjaan penerjemahan itu pada pendidikan rohani Joseph Smith dan pada pemulihan kebenaran-kebenaran Injil? Untuk membantu siswa mengapresiasi dampak dari pekerjaan penerjemahan Alkitab Joseph Smith terhadap Gereja, ajaklah siswa untuk membuka “Urutan Kronologis dari Isi” (terletak di bagian depan Ajaran dan Perjanjian) dan jelaskan bahwa Nabi mengerjakan penerjemahan tersebut terutama antara Juni 1830 dan Juli 1833. Kemudian tanyakan: • Berapa banyak bagian Ajaran dan Perjanjian yang diterima antara Juni 1830 dan Juli 1833? (Nabi menerima 74 wahyu yang menjadi bagian dari Ajaran dan Perjanjian dalam periode waktu ini). Anda juga dapat menandaskan bahwa kitab Musa dan Joseph Smith—Matius, yang semuanya ada dalam Mutiara yang Sangat Berharga, juga merupakan bagian dari terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab dan yang diterima selama periode waktu ini. Kitab Musa merupakan Terjemahan Joseph Smith untuk delapan pasal pertama dari kitab Kejadian. Joseph Smith menjadi sadar betapa banyak yang hilang dari Alkitab ketika dia menerjemahkan ayat-ayat tentang Henokh. Alkitab 64 PE LAJ ARAN 12 versi Raja James [bahasa Inggris] memuat 109 kata mengenai Henokh, dan Kitab Musa [bahasa Inggris] memuat 5.240 kata mengenai Henokh. • Besarnya jumlah wahyu yang diterima selama periode waktu ini menyarankan apa mengenai peran yang Terjemahan Joseph Smith mainkan dalam Pemulihan? • Sewaktu Anda melihat bagian-bagian Ajaran dan Perjanjian yang diterima selama periode waktu ini, apa saja ajaran penting yang diungkapkan selama waktu ini? (Contoh dari ajaran-ajaran penting yang diungkapkan selama periode waktu ini dapat ditermukan dalam bagian 29, 42, 45, 76, 88, dan 93). Peragakan yang berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Terjemahan Alkitab Nabi merupakan bagian yang penting dari pendidikan kerohaniannya sendiri dan penyingkapan pemulihan kebenaran Injil. Sewaktu dia merevisi Perjanjian Lama dan Baru, dia sering menerima wahyu yang menjelaskan atau menjabarkan bagian-bagian tulisan suci Alkitab. Dengan cara ini, Nabi menerima banyak ajaran dari Tuhan, termasuk yang sekarang ditemui dalam Ajaran dan Perjanjian 74, 76, 77, 86, dan 91, serta dalam penggalan-penggalan banyak bagian lainnya dari Ajaran dan Perjanjian” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 238). Bersaksilah bahwa Tuhan mengungkapkan bagian yang signifikan dari Ajaran dan Perjanjian sebagai konsekuensi langsung dari pekerjaan terjemahan Alkitab Joseph Smith. Anda juga dapat menjelaskan bahwa bagian-bagian dari Terjemahan Joseph Smith tersebut ditambahkan pada edisi OSZA tahun 1979 dari Alkitab versi Raja James [bahasa Inggris], yang menjadikan wahyu-wahyu penting ini lebih tersedia untuk memberkati kehidupan anggota Gereja. Kitab Abraham Undanglah siswa untuk memindai uraian judul dari pasal-pasal kitab Abraham. Secara singkat bahaslah isi dari kitab Abraham bersama kelas. Kemudian jelaskan bahwa pada musim panas tahun 1835 seorang pria bernama Michael Chandler membawa empat mumi Mesir dan beberapa gulungan papirus yang memuat tulisan Mesir kuno ke Kirtland, Ohio. Anggota Gereja membeli mumi dan gulungan papirus tersebut. Meskipun metode penerjemahan tepatnya tidak diketahui, Nabi Joseph Smith menerjemahkan sebagian dari tulisan tersebut di bulan-bulan setelah pembelian papirus Mesir tersebut. Mulai bulan Maret 1842, segmen-segmen dari kitab Abraham diterbitkan dalam surat kabar Gereja yang disebut Times and Seasons. Kitab Abraham kemudian diterbitkan dalam Mutiara yang Sangat Berharga. Bagikan ringkasan berikut mengenai tampilnya Kitab Abraham. Ajaklah siswa untuk mendengarkan apa yang kita ketahui mengenai proses penerjemahannya. Penolakan umum terhadap keabsahan kitab Abraham adalah bahwa naskah (papirus) tersebut tidak cukup tua untuk bisa ditulis oleh Abraham, yang hidup hampir 2.000 tahun sebelum Yesus Kristus. Joseph Smith tidak pernah mengklaim bahwa papirus tersebut ditulis oleh Abraham 65 P EL A J A RA N 12 sendiri atau bahwa itu berasal dari zaman Abraham. “Catatan kuno sering kali diteruskan sebagai salinan atau salinan dari salinan. Catatan Abraham bisa jadi telah diedit … oleh penulis kemudian sama seperti para nabi-sejarawan Kitab Mormon yaitu Mormon dan Moroni merevisi tulisan orang-orang terdahulu” (“Translation and Historicity of the Book of Abraham [Penerjemahan dan Aspek Sejarah Kitab Abraham],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Sementara menerjemahkan, Nabi Joseph Smith mungkin telah bekerja dengan bagian-bagian dari papirus yang kemudian menjadi rusak. Karenanya, “kemungkinan besar adalah sia-sia untuk menilai kemampuan Joseph untuk menerjemahkan papirus ketika kita sekarang hanya memiliki potongan kecil dari papirus yang dia miliki dalam kepemilikannya” (“Translation and Historicity of the Book of Abraham”). Juga mungkin bahwa pemeriksaan saksama Joseph Smith terhadap tulisan tersebut menuntunnya untuk menerima “wahyu mengenai peristiwa-peristiwa dan ajaran-ajaran kunci dalam kehidupan Abraham, sama seperti dia sebelumnya menerima wahyu mengenai kehidupan Musa sementara menelaah Alkitab” (“Translation and Historicity of the Book of Abraham”). Meskipun kita tidak tahu tepatnya bagaimana Joseph Smith menerjemahkan kitab Abraham, kita tahu bahwa penerjemahan tersebut dilakukan melalui karunia dan kuasa Allah. • Apa saja contoh dari bagaimana tulisan suci tambahan yang dijadikan tersedia melalui Nabi Joseph Smith berkontribusi pada pemahaman kita akan rencana Allah bagi anak-anak-Nya? Anda mungkin ingin bersaksi bahwa sewaktu siswa menelaah kitab Abraham yang penting secara ajaran, Roh Kudus akan bersaksi kepada mereka mengenai kepentingan dan keabsahannya. Ajaran dan Perjanjian 1:38; 68:3–5 Wahyu yang berkelanjutan datang melalui nabi yang hidup Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 1:38 dengan lantang, dan undanglah siswa lainnya untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 68:4 dengan lantang. Tanyakan kepada kelas apa yang mereka pelajari dari petikan-petikan ini. (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Ketika hamba Tuhan berbicara melalui kuasa Roh Kudus, perkataan mereka menyampaikan kehendak Tuhan). • Apa pengalaman yang telah Anda miliki yang menjadikan Anda merasa bersyukur bahwa Tuhan terus mencurahkan wahyu dewasa ini? Jelaskan kepada siswa bahwa di Gereja, wahyu-wahyu tertentu kepada para nabi zaman akhir dikanonkan (diterima sebagai tulisan suci) melalui hukum persetujuan bersama (lihat A&P 26:1–2). Anggota Gereja diminta untuk mendukung nabi dan rasul dalam menambahkan wahyu pada tulisan suci. Misalnya, pada konferensi umum Oktober 1978, anggota Gereja mendukung nabi dan rasul dalam menambahkan Maklumat Resmi 2, yang menyediakan imamat bagi semua anggota pria yang layak, pada kanon tulisan suci. Undanglah siswa untuk berpaling kepada seseorang yang duduk di dekat mereka dan secara singkat membahas apa yang mungkin mereka katakan kepada seseorang yang percaya bahwa kanon tulisan suci tertutup dan kita tidak dapat menerima tambahan tulisan suci dari Allah. 66 PE LAJ ARAN 12 Akhiri dengan meminta siswa merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperkuat kesaksian mereka bahwa surga terbuka dan bahwa Tuhan terus mengungkapkan firman-Nya pada zaman kita. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 1:38; 42:56; 45:60–62; 68:3–5; 76:15–19; 93:53; 94:10. • Jeffrey R. Holland, “Firman-Ku … Tidak Pernah Berhenti,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 91–94. 67 PELAJARAN 13 “Penglihatan” Pendahuluan Penglihatan yang diberikan kepada Nabi Joseph Smith yang sekarang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76 memberi kita pemahaman mendasar mengenai kehidupan setelah kematian, termasuk tingkat-tingkat kemuliaan. Darinya kita juga belajar apa yang harus kita lakukan untuk hidup kembali dalam hadirat Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • L.Tom Perry, “Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 69–72. • Matthew McBride, “‘The Vision’: D&C 76,” seri Revelations in Context, 11 Maret 2013, history.lds.org. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 76 Pemahaman mendasar tentang kehidupan setelah kematian Jelaskan bahwa pada tahun 1830-an banyak orang Kristen menganut salah satu di antara dua kepercayaan umum mengenai surga dan neraka, kadang dijabarkan sebagai pandangan “tradisional” dan “universal.” Pandangan “tradisional” adalah sederhana saja, surga bagi yang saleh dan neraka bagi yang tidak patuh. Pandangan “universal” adalah bahwa Allah tidak akan secara kekal menghukum pendosa, karena semua pada akhirnya akan diselamatkan dalam kerajaan Allah. Pada waktu ini, anggota Gereja Yesus Kristus hanya mengetahui sedikit lebih banyak daripada orang Kristen lainnya tentang surga dan neraka. Pada bulan Februari 1832, Joseph Smith dan Sidney Rigdon mengalami suatu penglihatan yang secara signifikan mengubah pemahaman Orang Suci Zaman Akhir mengenai dan kepercayaan mereka akan kehidupan sesudah ini. Penglihatan ini, yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76, mengungkapkan suatu gabungan rumit akan kasih, belas kasihan, keadilan, dan penghakiman Allah, serta itu membukakan pintu pada pandangan yang lebih sempurna mengenai rencana Bapa Surgawi. Selama bertahun-tahun, anggota Gereja di masa awal merujuk pada penglihatan ini sebagai “Penglihatan” saja. (Lihat Matthew McBride, “‘The Vision’: D&C 76,” seri Revelations in Context, 11 Maret 2013, history.lds.org). Mintalah seorang siswa untuk memberikan uraian singkat mengenai apa yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76. Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Wilford Woodruff (1807–1898), dan undanglah seorang siswa membacakannya dengan lantang: 68 PE LAJ ARAN 13 “Saya menganggap bahwa Ajaran dan Perjanjian [memuat pernyataan-pernyataan] paling menyerupai pernyataan Allah yang pernah dibuat kepada umat manusia. Saya akan merujuk pada ‘Penglihatan’ [di bagian 76] saja, sebagai wahyu yang telah memberi lebih banyak terang, lebih banyak kebenaran dan lebih banyak asas daripada wahyu mana pun yang terkandung dalam kitab lain mana pun yang pernah kita baca. Itu menjadikan jelas bagi pemahaman kita keadaan kita sekarang, dari mana kita datang, mengapa kita berada di sini, dan ke mana kita akan pergi. Siapa pun dapat mengetahui melalui wahyu itu apa bagiannya dan keadaannya kelak” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Wilford Woodruff [2004], 135). Mintalah seorang siswa untuk membacakan uraian judul Ajaran dan Perjanjian bagian 76 dengan lantang. Mintalah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 76:15–19 dengan lantang. • Apa yang sedang Joseph dan Sidney lakukan yang menghasilkan diterimanya wahyu ini oleh mereka? • Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman mereka mengenai nilai dari menelaah dan merenungkan tulisan suci? (Pastikan siswa mengenali koneksi antara bermeditasi mengenai tulisan suci dan menerima wahyu). Catatan: Tekankan bahwa belajar untuk merenungkan tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang berharga yang memberikan Roh Kudus kesempatan lebih besar untuk mengungkapkan kebenaran kepada kita. Ajaran dan Perjanjian 76:1–10 Janji kepada yang setia Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 76:1–4 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari kata dan ungkapan yang menggambarkan Yesus Kristus. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan. Jelaskan bahwa atribut Juruselamat yang digambarkan dalam ayat-ayat ini merupakan contoh dari sebuah daftar tulisan suci. Daftar tulisan suci “adalah serangkaian pemikiran, gagasan, atau petunjuk yang berhubungan. Mencari daftar dalam tulisan suci dapat membantu guru dan siswa mengidentifikasi pokok-pokok kunci yang penulis tekankan” (Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil] [2012], 23). Tandaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 76 memuat sejumlah daftar tulisan suci. • Yang mana di antara atribut Yesus Kristus dalam ayat 1–4 adalah yang paling bermakna bagi Anda? Mengapa? Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:5–10 dalam hati, mencari janji Tuhan kepada yang setia. Ajaklah siswa untuk mencermati daftar janji dalam ayat 6–10. Anda dapat menyarankan agar siswa menandai pokok-pokok dalam daftar ini untuk menekankan janji Tuhan. • Menurut ayat 5, apa yang harus kita lakukan untuk mengalami belas kasihan, keramahan, dan penghormatan Juruselamat? Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut dari penelaahan mereka akan ayat-ayat ini: Sewaktu kita takut kepada Tuhan dan melayaninya dalam 69 P EL A J A RA N 13 kesalehan, Dia akan menghormati kita dan penuh belas kasihan kepada kita. Ingatkan siswa bahwa dalam konteks ini, “takut” kepada Tuhan berarti bersikap khidmat terhadap-Nya. Untuk membantu siswa memperdalam pemahaman mereka tentang asas ini, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dari janji-janji yang Anda identifikasi dari ayat 5–10, yang mana yang khususnya ingin Anda terima? Mengapa? • Menurut Anda apa yang perlu Anda lakukan untuk menerima berkat itu? Berikan siswa waktu sejenak untuk merenungkan mengapa akanlah sepadan untuk mengejar berkat-berkat ini dan untuk mengevaluasi seberapa baik mereka menunjukkan sikap khidmat terhadap Tuhan serta melayani-Nya dalam kesalehan dan kebenaran. Tandaskan kepada siswa bahwa mulai dengan ayat 11, sisa bagian 76 mencatat wahyu Tuhan mengenai “misteri-misteri kerajaan-Nya,” yang “melampaui segala pengertian dalam kemuliaan” (ayat 114). Wahyu tersebut membukakan pemahaman kita akan keajaiban kekekalan, mengajari kita mengenai kehidupan yang akan datang dan menyingkapkan apa yang tadinya tidak diketahui. Ajaran dan Perjanjian 76:19–24 Penglihatan mengenai Bapa dan Putra. Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 76 memuat serangkaian penglihatan. Untuk memberi siswa ikhtisar mengenai apa yang Joseph Smith dan Sidney Rigdon lihat dalam penglihatan-penglihatan ini, peragakan gambar yang menyertai atau sediakan salinannya bagi masing-masing siswa. Jelaskan bahwa masing-masing pokok dalam diagram berfokus pada satu penglihatan. Tandaskan bahwa salah satu penglihatan yang terbuka bagi Joseph Smith dan Sidney Rigdon pada hari itu adalah penglihatan mengenai Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Peragakan pertanyaan-pertanyaan berikut, atau tuliskan itu di papan tulis: 70 PE LAJ ARAN 13 Apa kebenaran-kebenaran yang dapat kita pelajari tentang Yesus Kristus dari wahyu ini? Anda dapat bersaksi mengenai yang mana dari kebenaran-kebenaran ini? Bagaimana Anda tahu itu adalah benar? Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:19–24 dalam hati dan mempertimbangkan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan di papan tulis. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi tanggapan mereka terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban siswa mungkin beragam, tetapi pastikan mereka memahami asas-asas berikut. Yesus Kristus adalah makhluk yang hidup dan dimuliakan. Yesus Kristus adalah Putra Tunggal Bapa. Yesus Kristus adalah Pencipta dunia ini dan dunia-dunia lainnya. Penghuni dunia ini dan dunia-dunia lainnya adalah putra dan putri yang diperanakkan Allah. Pertimbangkan untuk berbagi kesaksian Anda mengenai Juruselamat. Ajaran dan Perjanjian 76:25–113 Rencana keselamatan Jelaskan bahwa ayat 25–113 dari bagian 76 mengajarkan kebenaran-kebenaran luar biasa mengenai rencana keselamatan. Undanglah siswa untuk memilih satu kelompok dari ayat-ayat ini sebagaimana tertera pada diagram dan membacanya dengan cepat. Bagilah siswa menjadi pasangan-pasangan dan mintalah mereka membahas apa yang mereka pelajari atau apa yang mereka anggap mengilhami dalam ayat-ayat yang mereka baca. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai kelas: • Ajaran mendasar apa mengenai kehidupan dan kematian yang Ajaran dan Perjanjian 76 bantu kita pahami? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda tetapi pastikan mereka memahami bahwa dalam Ajaran dan Perjanjian 76, kita memperoleh pemahaman mendasar mengenai kehidupan setelah kematian dan apa yang harus kita lakukan agar hidup kembali di hadirat Bapa Surgawi dan Yesus Kristus). Jelaskan bahwa salah satu penglihatan terpenting yang diberikan kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon adalah mengenai kerajaan selestial. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:50–53, mencari daftar persyaratan untuk memasuki kerajaan selestial. Anda dapat menyarankan agar siswa menandai atau menomori syarat-syarat ini dalam tulisan suci mereka. Setelah seorang siswa berbagi apa yang dia identifikasi, ajukan pertanyaan seperti yang berikut: • Menurut Anda apa artinya menerima “kesaksian tentang Yesus”? (Beriman pada misi penebusan Juruselamat dan hidup sesuai dengan perintah-perintah-Nya). • Apa artinya “mengatasi dengan iman”? (Mengatasi godaan dan dosa dengan menjalankan iman kepada Yesus Kristus serta dan setia bertahan sampai akhir). 71 P EL A J A RA N 13 • Apa artinya “dimeteraikan oleh Roh Kudus yang dijanjikan”? (Roh Kudus, yang juga adalah Roh Kudus yang Dijanjikan, bersaksi kepada Bapa bahwa kita telah secara tepat menerima tata cara-tata cara penyelamatan Injil-Nya dan bahwa kita telah dengan setia menaati perjanjian-perjanjian yang kita buat). Ringkaslah Ajaran dan Perjanjian 76:54–70 dengan menjelaskan bahwa ayat-ayat ini mendaftarkan banyak di antara berkat-berkat yang akan diterima penghuni yang dipermuliakan dari kerajaan selestial. Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca ayat-ayat ini mencari janji atau keadaan yang dijanjikan yang khususnya bermakna bagi mereka. • Apa berkat yang dijanjikan kepada yang setia yang memiliki makna khusus bagi Anda? Mengapa? • Bagaimana ayat 69 membantu kita memahami peran Juruselamat dalam kehidupan mereka yang mewarisi kerajaan selestial? (Kita masing-masing, tidak peduli seberapa kerasnya kita mencoba, akan gagal untuk melakukan semua yang diperlukan untuk mewarisi kerajaan selestial. Hanya melalui kurban pendamaian Juruselamat kita dapat dibersihkan dari dosa kita dan dijadikan sempurna). • Bagaimana mengetahui kebenaran mengenai rencana keselamatan yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76 dapat membantu kita membuat pilihan-pilihan yang lebih baik dalam kehidupan? Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Tanpa pengetahuan mengenai rencana Injil, pelanggaran tampaknya alami, tidak salah, bahkan dibenarkan. Tidak ada perlindungan yang lebih besar dari lawan daripada bagi kita untuk mengetahui kebenaran—untuk mengetahui rencana tersebut!” (Our Father’s Plan [1994], 27). • Dengan cara apa pengetahuan mengenai kebenaran yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian 76 dapat melindungi kita dari pengaruh Setan? • Dengan cara apa pengetahuan Anda mengenai rencana Bapa Surgawi kita telah melindungi dan memberkati Anda? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 76:114–117 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari janji yang diberikan kepada mereka yang memurnikan diri mereka. Undanglah siswa untuk menjabarkan janji dalam petikan tersebut. Setelah siswa menanggapi, peragakan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844) dalam rujukan terhadap penglihatan yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76: 72 PE LAJ ARAN 13 “Saya dapat menjelaskan seribu kali lebih banyak daripada yang telah saya lakukan mengenai kemuliaan kerajaan-kerajaan yang dinyatakan kepada saya dalam penglihatan tersebut, seandainya saya diizinkan, dan seandainya umat siap untuk menerimanya” (dalam History of the Church, 5:402). Untuk membantu siswa menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas, peragakan atau tuliskan ungkapan-ungkapan tidak lengkap berikut di papan tulis: Setelah menelaah Ajaran dan Perjanjian 76: Saya tahu bahwa … Saya ingin … Saya akan … Ajaklah siswa melengkapi ungkapan-ungkapan ini di sehelai kertas. Imbaulah mereka untuk mempertimbangkan apakah pilihan-pilihan yang sedang mereka buat akan menjadikan mereka memenuhi syarat untuk mewarisi kerajaan selestial dan membantu mereka memenuhi syarat untuk berkat-berkat lain yang dijanjikan dalam Ajaran dan Perjanjian 76. Bagikan kesaksian Anda mengenai kebenaran-kebenaran yang dibahas dalam kelas hari ini. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 76. • L.Tom Perry, “Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 69–72. 73 PELAJARAN 14 Bait Suci Kirtland dan Kunci-Kunci Imamat Pendahuluan Setelah hampir tiga tahun pergumulan dan pengurbanan keuangan, Bait Suci Kirtland didedikasikan tanggal 27 Maret 1836. Kejadian-kejadian mukjizat menyertai pendedikasian tersebut, dan satu minggu kemudian, utusan-utusan surgawi memulihkan kunci-kunci imamat kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery. Kunci-kunci ini merupakan ciri pembeda Gereja dan telah memberkati jutaan orang yang telah berkumpul ke dalam Gereja. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Keistimewaan Kita yang Paling Unik,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 43–45 • David A. Bednar, “Dengan Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 97–100. • “Masa-Masa Gemilang di Kirtland, 1834–1836,” pasal 13 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 153–168. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 109:1–28 Orang Suci berkurban untuk membangun Bait Suci Kirtland Perlihatkan kepada siswa gambar Bait Suci Kirtland (lihat Buku Seni Injil [2009], nomor 117; lihat juga LDS.org). Jelaskan bahwa Orang Suci bekerja dan berkurban selama hampir tiga tahun untuk membangun Bait Suci Kirtland. Dalam melakukannya, mereka menyaksikan penggenapan dari janji Tuhan bahwa jika mereka mau menaati perintah-Nya, mereka akan “memiliki kuasa untuk membangunnya” (A&P 95:11). Hampir 1.000 orang menghadiri pendedikasian bait suci tersebut, diselenggarakan 27 Maret 1836. Doa pendedikasian, yang Joseph Smith terima melalui wahyu, dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 109. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 109:1–5. Imbaulah kelas untuk menyimak, mencermati terutama ungkapan-ungkapan yang menggambarkan pengurbanan Orang Suci untuk membangun bait suci tersebut. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa ungkapan-ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk menggambarkan pengurbanan Orang Suci? Untuk membantu siswa memahami lebih jauh pengurbanan yang dilakukan Orang Suci, mintalah seorang siswa membacakan ringkasan berikut dengan lantang: 74 PE LAJ ARAN 14 Antara Juni 1833 dan Maret 1836, pria dan wanita bekerja berdampingan untuk membangun dan merampungkan rumah Tuhan tersebut. Sebagian melakukan pekerjaan ahli batu, yang lainnya mengangkut batu, yang lainnya memintal benang dan merajut pakaian untuk pekerja, dan sebagian mengerjakan tirai bagi rumah Tuhan. Mereka melakukan semua ini “agar Putra Manusia boleh memiliki sebuah tempat untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya” (A&P 109:5). Beberapa Orang Suci Zaman Akhir, seperti John Tanner, memberikan banyak dari harta mereka bagi pembangunan bait suci tersebut. Secara keseluruhan, bait suci tersebut mungkin menelan biaya sebesar 40.000 dolar AS untuk pembangunannya—jumlah yang amat besar untuk waktu itu. Terlepas dari biaya dan pengurbanannya, Orang Suci setia dalam kerja mereka untuk mematuhi perintah Tuhan ini (lihat A&P 95:11). Bait Suci Kirtland merupakan suatu karya kasih dan suatu latihan dalam kepatuhan, pengurbanan, dan iman. • Apa pengurbanan yang diminta kita lakukan dewasa ini untuk menikmati berkat-berkat bait suci? • Apa berkat-berkat yang telah datang ke dalam kehidupan kita sewaktu kita melakukan pekerjaan Tuhan? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, peragakan pernyataan berikut oleh Sister Carol B. Thomas dari Presidensi Umum Remaja Putri. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. © Busath.com “Pengurbanan adalah asas yang menakjubkan. Sewaktu kita dengan rela memberikan waktu dan bakat kita dan semua yang kita miliki, itu menjadi salah satu bentuk ibadat kita yang paling murni. Itu dapat mengembangkan dalam diri kita suatu kasih yang mendalam bagi satu sama lain dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Melalui pengurbanan hati kita dapat diubah; kita hidup lebih dekat dengan Roh dan memiliki lebih sedikit selera untuk apa yang dari dunia” (“Sacrifice: An Eternal Investment,” Ensign, Mei 2001, 64). Ajaklah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 109:12–13, mencari bagaimana sifat sakral bait suci disarankan dalam doa ini. Mintalah siswa berbagi apa yang paling menonjol bagi mereka dalam ayat-ayat ini. Beri tahu siswa bahwa dalam doa pendedikasian, Joseph Smith memohon kepada Tuhan untuk berkat-berkat spesifik. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 109:12–15, 22–28. Imbaulah kelas untuk menyimak dan mencari berkat-berkat yang dapat datang kepada mereka yang dengan layak beribadat dalam bait suci. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai kata atau ungkapan yang menonjol bagi mereka. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dari berkat-berkat yang Anda identifikasi, manakah yang paling bermakna bagi Anda? Mengapa? • Apa ajaran atau asas yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Pastikan siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita dengan setia beribadat dalam bait suci, kita dapat menerima perlindungan dan kuasa lebih besar melawan kejahatan dunia). 75 P EL A J A RA N 14 Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Mohon pertimbangkan [Ajaran dan Perjanjian 109:24–28] dalam pengertian mengenai amukan lawan saat ini dan … kesediaan kita untuk mengambil ke atas diri kita nama Yesus Kristus serta berkat perlindungan yang dijanjikan kepada mereka yang dengan penuh hormat menjaga nama dan kedudukan dalam bait suci kudus. Secara signifikan, berkat-berkat perjanjian ini adalah bagi semua generasi dan untuk segala kekekalan. Saya mengajak Anda untuk menelaah berulang kali dan merenungkan dengan penuh doa implikasi dari tulisan suci ini dalam kehidupan Anda dan bagi keluarga Anda. Kita hendaknya tidak dikejutkan oleh upaya Setan untuk menghalangi atau mendiskreditkan ibadat dan pekerjaan bait suci. Iblis membenci kemurnian dalam dan kuasa dari rumah Tuhan. Dan perlindungan yang tersedia bagi kita masing-masing dalam dan melalui tata cara dan perjanjian bait suci berdiri sebagai penghalang besar bagi rancangan jahat Lusifer” (“Dengan Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 99–100). • Bagaimana Anda telah merasakan peningkatan dalam kuasa rohani sebagai hasil dari beribadat dalam bait suci? Ajaklah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk menerima lebih banyak dari berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang dengan setia beribadat dalam bait suci. Ingatkan siswa bahwa sewaktu mereka merenungkan tulisan suci dan perkataan para nabi, hati dan pikiran mereka akan menjadi lebih terbuka terhadap ilham dari Tuhan. Ajaran dan Perjanjian 110 Yesus Kristus, Musa, Elia, dan Elias menampakkan diri di Bait Suci Kirtland Jelaskan bahwa Allah memberi pahala atas pengurbanan Orang Suci untuk membangun Bait Suci Kirtland dengan pencurahan manifestasi rohani pada hari-hari seputar pendedikasian. Jika waktu mengizinkan, bagikanlah dengan singkat beberapa kisah yang terdapat dalam bab 13 (“Masa-Masa Gemilang di Kirtland, 1834–1836”) dari Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), khususnya dalam bagian yang berjudul “A Pentecostal Season” (halaman 178–181). Beri tahu siswa bahwa mungkin yang paling signifikan di antara peristiwa-peristiwa tersebut terjadi tanggal 3 April 1836, satu minggu setelah pendedikasian bait suci. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 110, dan ajaklah kelas untuk menyimak. Kemudian tanyakan yang berikut: • Kepada siapa penglihatan ini diberikan? Apa yang sedang dilakukan Joseph Smith dan Oliver Cowdery sebelum penglihatan ini terjadi? Jelaskan kepada siswa bahwa sepuluh ayat pertama dari Ajaran dan Perjanjian 110 mencakup penglihatan agung yang diberikan kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery akan Juruselamat, yang menampakkan diri kepada mereka untuk menyatakan penerimaan-Nya akan Bait Suci Kirtland. Ajaklah siswa untuk 76 PE LAJ ARAN 14 membaca ayat-ayat ini dalam hati sementara mencari kebenaran-kebenaran penting mengenai Juruselamat maupun bait suci. Setelah waktu yang memadai, tanyakan yang berikut: • Dalam ayat-ayat ini apa yang bermakna bagi Anda? Mengapa? • Menurut ayat 6, Juruselamat menyatakan, “Biarlah hati saudara-saudaramu bersukacita.” Menurut Anda mengapa Orang Suci memiliki alasan untuk bersukacita pada waktu itu? Jelaskan bahwa setelah penglihatan mengenai Juruselamat berakhir, serangkaian penglihatan mengikuti. Dalam penglihatan-penglihatan ini, Musa, Elias, dan Elia menampakkan diri satu demi satu kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery. Tuliskan yang berikut di papan tulis: Musa: Ajaran dan Perjanjian 110:11 Elias: Ajaran dan Perjanjian 110:12 Elia: Ajaran dan Perjanjian 110:13–15. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Tugasi setiap kelompok salah satu nama di papan tulis. Undanglah siswa untuk menelaah petikan tulisan suci terkait untuk belajar mengenai kunci imamat spesifik yang dipulihkan. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan. Penjelasan berikut dapat memberikan bagi siswa pemahaman yang lebih dalam mengenai apa yang telah mereka baca. Undanglah seorang siswa untuk membacakan masing-masing pernyataan dengan lantang setelah Anda membahas petikan tulisan sucinya yang terkait: Musa: Kunci-kunci pengumpulan Israel memberikan wewenang untuk mengarahkan pengkhotbahan Injil ke keempat penjuru bumi. “Adalah pantas bahwa Musa, yang pertama-tama menuntun anak-anak Allah ke tanah warisan mereka, menjadi orang yang memercayakan kunci-kunci pengumpulan Israel kepada Gereja yang dipulihkan” (Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 82, catatan kaki 28). Elias: “Seorang pria bernama Elias tampaknya hidup dalam kefanaan di zaman Abraham, yang memercayakan dispensasi Injil Abraham kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery di Bait Suci Kirtland (Ohio) tanggal 3 April 1836” (Bible Dictionary, “Elias”). “Elias [membawa] kembali ‘Injil Abraham,’ perjanjian Abraham yang agung yang melaluinya yang setia menerima janji akan peningkatan kekal, janji bahwa melalui pernikahan kekal keturunan kekal mereka akan menjadi sebanyak pasir di pantai atau bintang di langit dalam jumlah besarnya” (Bruce R. McConkie, “The Keys of the Kingdom,” Ensign, Mei 1983, 22). Elia: “Kuasa pemeteraian yang dilimpahkan kepada Elia ini, adalah kuasa yang mengikat suami dan istri, dan anak kepada orangtua untuk waktu ini dan kekekalan. Itu adalah kuasa pengikat yang ada dalam setiap tata cara Injil. … Melalui kuasa inilah semua tata cara yang berkaitan 77 P EL A J A RA N 14 dengan keselamatan diikat, atau dimeteraikan, dan merupakan misi Elia untuk datang, dan memulihkannya” (Joseph Fielding Smith, Elijah the Prophet and His Mission [1957], 5). Bacakan Ajaran dan Perjanjian 110:16 dengan lantang, dan imbaulah kelas untuk menyimak. Mintalah siswa mengidentifikasi apa yang dipercayakan kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery pada waktu itu (“kunci-kunci dispensasi ini”). Kemudian tanyakan yang berikut: • Menurut ayat 16, apa yang dapat kita ketahui karena kunci-kunci ini telah dipulihkan? (Kedatangan Kedua sudah dekat). • Dengan mengingat ayat 16, mengapa kunci-kunci yang dipulihkan oleh Musa, Elias, dan Elia perlu dipulihkan sebelum “hari yang Tuhan yang besar dan mengerikan”? • Bagaimana Anda telah diberkati melalui pemulihan kunci-kunci imamat ini? (Setelah siswa menanggapi, ringkaslah pentingnya pemulihan kunci-kunci ini dengan menyatakan asas ini: Kunci-kunci pekerjaan misionaris, keluarga kekal, dan pekerjaan bait suci membantu kita mempersiapkan diri kita sendiri dan dunia untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus). Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Imamat Allah, dengan kunci-kuncinya, tata cara-tata caranya, asal mula dan kemampuan ilahinya untuk mengikat di surga apa yang diikat di bumi, adalah sama tak tergantikannya bagi Gereja Allah yang sejati seperti juga uniknya itu baginya dan … tanpanya tidak akan ada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Keistimewaan Kita yang Paling Unik,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 43). Bagikan bagaimana kehidupan Anda telah diberkati karena kunci-kunci imamat ini telah dipulihkan. Bersaksilah bahwa kunci-kunci imamat merupakan ciri pembeda Gereja; itu memisahkan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dari setiap gereja lainnya di bumi. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 109:1–28; 110:1–16. • David A. Bednar, “Dengan Penuh Hormat Menjaga Nama dan Kedudukan,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 97–100. 78 PELAJARAN 15 Kekuatan di tengah Pertentangan Pendahuluan Selama tahun 1837 dan 1838, semangat mencari kesalahan, perselisihan, dan kemurtadan menyebar di antara sebagian pemimpin serta anggota Gereja di Kirtland, Ohio, dan Missouri sebelah utara. Masalah memuncak sewaktu beberapa orang maju dalam pertentangan terbuka dengan Nabi Joseph Smith. Dari pengalaman Orang Suci di masa awal, kita dapat belajar bahwa sewaktu kita menghadapi pertentangan, kita menerima kekuatan rohani ketika kita hidup dengan saleh dan mendukung hamba Tuhan. Bacaan Latar Belakang • “Waspadalah Terhadap Buah Getir Kemurtadan,” bab 27 dalam Ajaran-Ajaran: Joseph Smith (2007), 365–378. • Jeffrey R. Holland, “Pelajaran dari Penjara Liberty” (api unggun CES, 7 September 2008), lds.org/broadcasts. • Neil L. Andersen, “Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 39–42 Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 112:10–15 Kemurtadan di Kirtland, Ohio Tuliskan kata-kata berikut di papan tulis: marah, tersinggung, cemburu. Undanglah siswa untuk memikirkan saat ketika mereka mungkin telah mengalami perasaan-perasaan ini. Peragakan kisah berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi situasi yang menyebabkan Thomas B. Marsh mengalami perasaan-perasaan yang tertulis di papan tulis. Segera setelah Thomas B. Marsh dipanggil menjadi Rasul pada tahun 1835, dia ditunjuk menjadi Presiden Kuorum Dua Belas Rasul. Pada musim semi tahun 1837, Presiden Marsh mengetahui bahwa salah seorang dari Dua Belas Rasul, Penatua Parley P. Pratt, merencanakan misi ke Inggris tanpa arahan Presiden Marsh. Presiden Marsh, yang berada di Missouri, menulis kepada Penatua Pratt dan anggota Dua Belas lainnya serta mengundang mereka untuk menemuinya di Kirtland, Ohio, tanggal 24 Juli 1837, agar mereka dapat bersatu dalam rencana mereka untuk misi. Namun, sebulan sebelum pertemuan itu terjadi, dua anggota Dua Belas lainnya, Penatua Heber C. Kimball dan Orson Hyde, berangkat menuju Inggris setelah menerima panggilan misi dari Nabi Prophet Joseph Smith. Presiden Marsh tampaknya kesal bahwa anggota Dua Belas melanjutkan untuk mengkhotbahkan Injil di Inggris tanpa keterlibatannya. 79 P EL A J A RA N 15 • Dalam situasi ini, apa yang kiranya dapat Presiden Marsh lakukan untuk menghindarkan perasaan-perasaan yang tertera di papan? • Apa saja bahaya memperkenankan perasaan-perasaan semacam itu menguasai pikiran dan tindakan? (Tandaskan kepada siswa bahwa perasaan semacam itu melukai Roh Kudus dan seringkali menuntun pada dosa yang lebih serius). Mintalah siswa melanjutkan dengan membaca yang berikut: Presiden Marsh berbagi kekhawatirannya dengan Nabi Joseph Smith dan meminta nasihatnya. Untuk menanggapi, Tuhan memberikan wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 112. Pada bulan Juli 1837, ketika Tuhan memberikan wahyu ini, Gereja mengalami adanya perasaan tidak bersatu, perselisihan, dan kemurtadan. Kesombongan dan ketamakan menuntun beberapa anggota Gereja untuk secara terbuka mengkritik Nabi Joseph Smith serta mempertanyakan wewenangnya. Beberapa anggota Gereja, termasuk beberapa dari Kuorum Dua Belas Rasul, bahkan berusaha melengserkan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja. • Apa perasaan yang menuntun beberapa anggota Gereja untuk mengabaikan kesaksian mereka tentang kebenaran dan menjadi terbuka menentang Nabi Joseph Smith? Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 112:10–12, 15, mencari nasihat yang Tuhan berikan kepada Presiden Marsh serta anggota lainnya dari Kuorum Dua Belas Rasul yang dapat membantu anggota Gereja menghindar dari menjadi kritis terhadap pemimpin mereka. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. Kemudian tanyakan: • Bagaimana nasihat dalam ayat-ayat ini dapat membantu anggota Gereja menghindar dari menjadi kritis terhadap pemimpin Gereja? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami asas-asas berikut: Jika kita rendah hati, Tuhan akan menuntun kita dan memberi kita jawaban atas doa-doa kita. Tuhan menuntut agar kita mendukung para pemimpin itu yang memegang kunci-kunci untuk mengetuai Gereja. Anda dapat menyarankan agar siswa merujuksilangkan ayat 15 dengan Ajaran dan Perjanjian 84:35–38. Anda juga dapat menandaskan bahwa nasihat untuk memberikan petuah kepada anggota Dua Belas diberikan kepada Presiden Kuorum Dua Belas Rasul dan tidak berlaku bagi anggota Gereja secara individu). Sediakan bagi setiap siswa salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran ini. Pertimbangkan untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan mengundang masing-masing kelompok untuk membaca bersama bagian berjudul “Kemurtadan di Kirtland: Perlunya Setia Mengikuti Pemimpin Gereja.” Mintalah siswa membahas pertanyaan di akhir bagian tersebut dalam kelompok mereka. Anda dapat mengakhiri bagian ini dari pelajaran dengan memeragakan dan membahas pernyataan berikut oleh Presiden Heber C. Kimball (1801–1868) dari Presidensi Utama: 80 PE LAJ ARAN 15 “Saya akan memberi Anda sebuah kunci yang Brother Joseph Smith pernah berikan di Nauvoo. Dia mengatakan bahwa langkah kemurtadan itu sendiri dimulai dengan hilangnya kepercayaan kepada para pemimpin Gereja dan kerajaan ini, dan bahwa kapan pun Anda mengenali roh itu Anda boleh tahu bahwa itu akan menuntun pemiliknya menuju jalan ke arah kemurtadan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 368). Untuk menekankan pentingnya setia mengikuti nabi dan para pemimpin Gereja lainnya, bacalah pengalaman berikut dari kehidupan Brigham Young (1801–1877), yang adalah anggota Kuorum Dua Belas Rasul pada waktu itu: “Ketika berada di Kirtland, Presiden Brigham Young menemui sekelompok pemurtad yang berkomplot menentang Nabi Joseph Smith bahkan di dalam bait suci. Ia menyatakan, ‘Saya bangkit, dan degan cara yang jelas dan lantang menyatakan kepada mereka bahwa Joseph adalah seorang Nabi, dan saya tahu itu, dan mereka boleh mencela dengan kasar dan memfitnah dia sebanyak yang mereka suka, tetapi mereka tidak dapat menghancurkan pemanggilan seorang Nabi Allah, mereka hanya dapat menghancurkan wewenang mereka sendiri, memutuskan benang yang mengikat mereka dengan Nabi dan dengan Allah dan menenggelamkan diri ke neraka’” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Brigham Young [1997], 91). Ajaran dan Perjanjian 121:1–10, 16–17; 122:1–9 Pertentangan di Missouri Sebelah Utara Pertimbangkan mempertahankan siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan mengundang setiap kelompok untuk membaca bagian kedua daru selebaran berjudul “Pertentangan di Missouri Sebelah Utara: Belajar Menanggung Pertentangan dengan Baik.” Jelaskan bahwa bagian ini menggambarkan sebagian tindakan yang menuntun pada diusirnya Orang Suci dari Missouri sebelah Utara dan Nabi ditahan dalam penjara Liberty. Mintalah siswa untuk membahas pertanyaan di akhir bagian ini dalam klelompok mereka. Setelah siswa menyelesaikan selebaran, jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 121–123 memuat petikan pilihan dari sepucuk surat yang Nabi Joseph Smith tuliskan kepada Orang Suci menjelang akhir penawanannya di Penjara Liberty. Mintalah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 121:1–6. Mintalah siswa mencari pertanyaan yang Nabi ungkapkan kepada Tuhan. • Apa pertanyaan yang Anda temukan? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 121:7–10, 16–17; 122:7–9 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan berpikir mengenai bagaimana tanggapan Tuhan terhadap permohonan Joseph Smith mungkin telah memperkuat Joseph untuk menghadapi pertentangan yang berkelanjutan dari para musuhnya. Mintalah siswa untuk menyatakan ajaran dan asas yang mereka pelajari dari ayat-ayat yang mereka baca. (Jawaban mungkin mencakup yang berikut: Jika kita 81 P EL A J A RA N 15 menanggung pertentangan dengan baik dalam kefanaan, Allah akan memberkati kita sekarang dan dalam kekekalan. Mereka yang menuduh hamba Tuhan adalah hamba dosa. Kita dapat dikuatkan dalam pencobaan kita sewaktu kita bersandar [pada Pendamaian Juruselamat dan mengingat teladan-Nya bertahan dengan setia). Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Menurut definisi, pencobaan akanlah mencobai. Mungkin ada kepedihan, kebingungan, malam-malam tanpa tidur, dan bantal yang basah dengan air mata. Namun pencobaan kita tidaklah perlu fatal secara rohani. Itu tidak perlu merenggut kita dari perjanjian-perjanjian kita atau dari keluarga Allah. … Seperti panas api yang mengubah besi menjadi baja, sewaktu kita tetap setia selama nyala api siksaan iman kita, kita dimurnikan dan dikuatkan secara rohani” (“Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 41–42). Undanglah siswa memikirkan apa yang telah mereka lakukan atau akan lakukan untuk mengingat bahwa Allah dapat menguatkan mereka ketika mereka mengalami pencobaan atau pertentangan terhadap iman mereka. Perkenankan waktu bagi siswa untuk berbagi pengalaman atau pemikiran mereka mengenai bersandar kepada Allah selama saat-saat sulit. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 112:10–15; 121:1–10, 16–17; 122:1–9. • Neil L. Andersen, “Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 39–42 Bertahan Kuat di Masa-Masa Pertentangan Kemurtadan di Kirtland: Perlunya Setia Mengikuti Pemimpin Gereja Pada tahun 1837, Orang Suci di Kirtland, Ohio, mengalami masalah keuangan. Untuk membantu Orang Suci menjadi lebih mandiri dalam keuangan mereka, Joseph Smith dan pemimpin Gereja lainnya mendirikan sebuah perusahaan mirip bank dan menyebutnya Kirtland Safety Society [Lembaga Keamanan Kirtland]. Karena depresi ekonomi yang menyebar luas pada waktu ini, banyak bank bangkrut di seluruh Amerika Serikat. Kirtland Safety Society juga bangkrut pada musim gugur 1837. Dua ratus investor pada bank tersebut nyaris kehilangan segalanya, dengan Joseph Smith menderita kerugian yang terbesar. Meskipun Kirtland Safety Society tidak didanai oleh Gereja, sebagian Orang Suci menganggapnya bank Gereja atau bank Nabi dan menyalahkan Joseph Smith untuk masalah keuangan mereka. Sebagian bahkan mulai menyebutnya nabi yang terjatuh. Tetapi terlepas dari kebangkrutan bank tersebut, banyak orang lainnya yang kehilangan uang melanjutkan dalam iman dan bertahan setia kepada Nabi. Semangat kemurtadan dan mencari-cari kesalahan mulai menyebar di antara banyak Orang Suci. Pada bulan Juni 1838, sekitar 200 atau 300 pemurtad telah meninggalkan Gereja, termasuk empat Rasul, Tiga Saksi Kitab Mormon, dan satu anggota Presidensi Utama. Meskipun demikian, kebanyakan Orang Suci menanggapi periode pengujian ini dengan iman, seperti Brigham Young. 82 PE LAJ ARAN 15 Mereka dikuatkan oleh Tuhan, dan mereka setia pada kesaksian mereka. Beberapa dari mereka yang meninggalkan Gereja selama periode kemurtadan ini kemudian kembali dan meminta agar mereka dipersatukan kembali dengan Gereja Tuhan. Di antara mereka ada Oliver Cowdery, Martin Harris, Luke Johnson, dan Frederick G. Williams. Di tengah pergumulan ini di Kirtland, beberapa pemurtad berusaha membunuh Joseph Smith. Diperingatkan oleh Roh, dia dan Sidney Rigdon pergi di malam hari tanggal 12 Januari 1838. Musuh mereka mengejar mereka selama berhari-hari, tetapi Tuhan melindungi mereka. Mereka tiba bersama keluarga mereka di Far West, Missouri, tanggal 14 Maret 1838. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai sebuah kelompok: • Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari peristiwa-peristiwa ini mengenai cara menanggapi pertentangan dalam kehidupan kita? Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari peristiwa-peristiwa ini mengenai cara menanggapi pertentangan terhadap Gereja? • Apa yang dapat kita lakukan untuk bertahan setia kepada pemimpin Gereja meskipun kita mungkin mendengar orang lain mengkritik mereka? • Dengan cara apa Anda telah diberkati karena Anda telah mengikuti nabi? Konflik di Missouri Sebelah Utara: Belajar Menanggung Pertentangan dengan Baik Pada tahun 1837 dan 1838, beberapa anggota Gereja yang tidak puas dan yang diekskomunikasi yang tinggal di antara Orang Suci di Far West mulai mengajukan gugatan hukum menentang Gereja dan para pemimpinnya serta mengusik Gereja. Pada bulan Juni 1838, Sidney Rigdon berbicara dengan berapi-api dalam apa yang akhirnya dikenal sebagai “Khotbah Garam.” Dia merujuk pada Matius 5:13 dan berkat bahwa jika garam kehilangan cita rasanya, itu tidak ada gunanya dan hendaknya dibuang, menyiratkan bahwa mereka yang telah meninggalkan Gereja hendaknya diusir dari antara Orang Suci. Dua minggu kemudian, tanggal 4 Juli, Sidney Rigdon memberikan ceramah di mana dia menjanjikan bahwa Orang Suci akan membela diri bahkan jika berujung pada “perang pembasmian.” Meski kedua ceramah ini tampaknya bertentangan dengan petunjuk Tuhan untuk “[memohonkan] perdamaian” (A&P 105:38), kedua ceramah ini diterbitkan dan menyebabkan keresahan besar di antara mereka yang bukan Orang Suci Zaman Akhir. Selama masa ini, seorang orang insaf bernama Sampson Avard memberlakukan sumpah rahasia kepada mereka yang mau bergabung dengannya dalam membentuk sebuah gerombolan perampok yang disebut Orang-Orang Dan. Avard menginstruksikan mereka untuk merampok dan menjarah orang-orang Missouri, mengatakan bahwa ini akan membantu membangun kerajaan Allah. Avard meyakinkan pengikutnya bahwa arahannya berasal dari Presidensi Utama. Kebenaran kemudian terbongkar, dan Avard diekskomunikasi. Tindakan Avard menyebabkan kerusakan signifikan terhadap citra Gereja dan membantu menuntun pada penawanan nabi di Penjara Liberty. Bulan Oktober 1838, pertempuran antara beberapa anggota Gereja dan militer Missouri menyebabkan kematian beberapa orang di kedua pihak. Laporan yang dibesar-besarkan mengenai pertempuran itu sampai kepada Gubernur Lilburn W. Boggs, gubernur negara bagian Missouri, yang kemudian menerbitkan yang dikenal sebagai perintah pembasmian: “Orang Mormon harus diperlakukan sebagai musuh dan harus dibasmi atau diusir dari negara bagian, jika perlu demi kebaikan umum” (dikutip dalam History of the Church, 3:175). Segera, kota Far West dikelilingi oleh militer yang lebih banyak daripada kekuatan barisan Orang Suci lima berbanding satu. Joseph Smith dan pemimpin Gereja lainnya ditahan di Penjara Liberty, di mana mereka berada sepanjang musim dingin. Sisa Orang Suci dipaksa meninggalkan negara bagian tersebut. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai satu kelompok: • Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari peristiwa-peristiwa ini untuk membantu kita menanggung pertentangan dengan lebih baik? 83 P EL A J A RA N 15 • Mengapa penting bagi kita masing-masing untuk mengikuti teladan Juruselamat pada saat krisis atau pertentangan? Apa yang terjadi di Missouri sebelah utara karena sebagian Orang Suci tidak melakukannya? • Kapan Anda pernah melihat kata atau tindakan orang lain memengaruhi orang yang lain untuk memiliki pandangan yang positif mengenai Gereja? 84 PELAJARAN 16 Penebusan Orang Mati Pendahuluan Sebagai bagian dari Pemulihan segala sesuatu dalam dispensasi kegenapan zaman, Tuhan memulihkan ajaran penebusan orang mati melalui Nabi Joseph Smith. Ajaran ini dipulihkan “baris demi baris.” Pekerjaan penebusan orang mati amatlah penting bagi keselamatan baik yang hidup maupun yang telah meninggal, dan Nabi Joseph Smith mengajarkan pentingnya berperan serta dalam pekerjaan ini: “Tanggung jawab terbesar di dunia ini yang telah Allah embankan ke atas kita adalah untuk mencari orang-orang kita yang telah meninggal” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 554–555). Bacaan Latar Belakang • Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93–95. • D. Todd Christofferson, “The Redemption of the Dead and the Testimony of Jesus,” Ensign, November 2000, 9–12. • “Menjadi Penyelamat di Gunung Sion,” bab 41 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 547–558 • Matthew S. McBride, “Letters on Baptism for the Dead: D&C 127, 128,” seri Revelations in Context, 29 Mei 2013; history.lds.org. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 137 Penglihatan Nabi Joseph Smith mengenai kerajaan selestial Bagikan latar belakang sejarah berikut dengan siswa: “Pada bulan November 1823, Alvin Smith, anak tertua Lucy Mack Smith dan Joseph Smith Sr., mendadak terserang sakit parah dan terbaring mendekati ajal. Alvin berusia 25 tahun, seorang pemuda yang kuat dan mampu, yang kerja kerasnya memberi banyak sumbangsih bagi kestabilan keuangan keluarga. Ibunya menggambarkan dia sebagai ‘seorang anak muda yang memiliki watak baik yang unik,’ yang ‘keluhuran dan kemurahan hatinya’ memberkati mereka di sekitarnya ‘setiap jam keberadaannya.’ … Mengetahui bahwa dia sedang sekarat, Alvin memanggil adik-adiknya dan berbicara kepada mereka masing-masing. Kepada Joseph, yang hampir berusia 18 tahun dan belum menerima lempengan-lempengan emas, Alvin berkata, ‘Saya ingin kamu menjadi seorang anak yang baik dan melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuanmu untuk mendapatkan catatan-catatan tersebut. Setialah dalam menerima petunjuk, dan menaati setiap perintah yang diberikan kepadamu. …’ Ketika Alvin meninggal, keluarga itu meminta seorang pendeta Presbitarian di Palmyra, New York, untuk memimpin pada saat upacara pemakamannya. Karena Alvin bukanlah anggota dari jemaat pendeta tersebut, rohaniwan itu menyatakan dalam khotbahnya bahwa Alvin tidak dapat diselamatkan. William Smith, adik Joseph, mengenang: ‘[Pendeta itu] … menandaskan dengan amat kuat bahwa [Alvin] telah pergi ke neraka, karena Alvin bukanlah anggota Gereja, tetapi dia 85 P EL A J A RA N 16 adalah pemuda yang baik dan ayah saya tidak menyukai ucapan itu’” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 467, 468). • Karena ajaran penebusan orang mati belum dipulihkan pasa saat kematian Alvin, kekhawatiran apa yang mungkin keluarga Smith miliki mengenai keselamatan Alvin? Beri tahu siswa bahwa pelajaran ini akan membantu mereka memahami bahwa Tuhan mengungkapkan ajaran tentang penebusan orang mati secara bertahap, baris demi baris. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 137. Jelaskan bahwa wahyu ini mendahului pendedikasian Bait Suci Kirtland hanya beberapa bulan saja. (Anda dapat menandaskan bahwa dalam Ajaran dan Perjanjian edisi tahun 2013, beberapa perubahan dibuat pada uraian judul untuk bagian 137). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 137:1–6 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Bahaslah yang berikut: • Siapa yang Joseph Smith lihat dalam kerajaan selestial? (Siswa mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa ayah dan ibu Joseph Smith masih hidup pada saat penglihatan ini diterima; bahkan, ayah Joseph berada di dalam ruangan bersamanya ketika wahyu tersebut terjadi). • Menurut ayat 6, mengapa Joseph Smith takjub bahwa kakaknya Alvin berada dalam kerajaan selestial? (Anda mungkin ingin mengingatkan siswa bahwa penglihatan ini diterima beberapa tahun sebelum Joseph Smith belajar tentang ajaran penebusan bagi orang mati). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 137:7–9 dengan lantang. Mintalah siswa mengikuti dan mencari ajaran yang membantu Orang Suci Zaman Akhir lebih memahami rencana Allah untuk menyelamatkan anak-anak-Nya. • Apakah ketentuan dalam rencana Allah bagi orang-orang seperti Alvin Smith yang meninggal tanpa kesempatan untuk menerima Injil Yesus Kristus atau tata cara baptisan? (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, bantulah mereka mengidentifikasi ajaran berikut: Semua orang yang telah meninggal tanpa pengetahuan mengenai Injil, yang akan menerima pengetahuan ini jika mereka mendengarnya, akan mewarisi kerajaan selestial). • Apa yang ajaran ini ajarkan kepada Anda mengenai karakter Bapa Surgawi dan kasih-Nya bagi anak-anak-Nya? • Kapan Anda pernah dihibur oleh ajaran ini? Kapan Anda pernah melihat orang lain, mungkin mereka yang Anda ajar sebagai misionaris, menerima penghiburan dari pemahaman mereka akan ajaran ini? Ajaran dan Perjanjian 124:30–34; 127:5–8; 128:1–18; 138:28–37; 138:28–37. Tata cara perwakilan bagi yang mati Nabi Joseph Smith pertama kali berbicara mengenai ajaran pembaptisan bagi yang telah meninggal saat pemakaman Seymour Brunson tanggal 15 Agustus 1840, 86 PE LAJ ARAN 16 tidak lama setelah Orang Suci menempatkan diri mereka di Nauvoo, Illinois. Anggota Gereja terkejut dan senang ketika mereka mengetahui ajaran yang diungkapkan ini. Selama beberapa bulan setelah pengumuman tersebut, Orang Suci melakukan pembaptisan di Sungai Mississippi di dekat sana demi orang-orang terkasih yang telah meninggal (lihat Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 468; Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 [buku pedoman CES, 2003], 270). • Bagaimana khotbah ini menambahkan para pemahaman yang bertumbuh mengenai rencana Bapa Surgawi untuk menyelamatkan anak-anak-Nya? (Sewaktu siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Tata cara penyelamatan pembaptisan dapat dilaksanakan bagi mereka yang tidak menerima Injil sementara berada dalam kefanaan). • Menurut Anda bagaimana Anda akan menanggapi jika Anda telah mendengar Nabi Joseph Smith berbicara mengenai ajaran pembaptisan bagi yang telah meninggal untuk pertama kalinya dalam dispensasi ini? Jelaskan bahwa dalam konferensi umum Gereja bulan Oktober 1841 di Nauvoo, Illinois, Nabi Joseph Smith memaklumkan bahwa Tuhan ingin Orang Suci berhenti melakukan pembaptisan bagi yang telah meninggal sampai pembaptisan dapat dilakukan di dalam rumah-Nya (lihat A&P 124:29–34). Tanggal 8 November 1841, Brigham Young, ketika itu Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, mendedikasikan kolam di lantai bawah tanah Bait Suci Nauvoo yang belum rampung, dan anggota Gereja mulai melaksanakan baptisan perwakilan demi orang mati. Mintalah siswa membaca uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 127, yang menjelaskan bahwa bagian 127 adalah sepucuk surat dari Nabi Joseph Smith kepada Orang Suci, memberi mereka petunjuk untuk menyimpan catatan mengenai pembaptisan yang mereka lakukan bagi yang telah meninggal. Jelaskan bahwa sekitar seminggu kemudian, Joseph menuliskan surat lainnya bertemakan baptisan bagi yang telah meninggal, yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian 128. Tuliskan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis. (Jangan sertakan materi dalam tanda kurung; itu disediakan bagi Anda, gurunya). Ajaran dan Perjanjian 127:5–7; 128:8 (Ketika tata cara dilaksanakan oleh wewenang imamat dan catatan yang tepat disimpan, tata cara tersebut mengikat di bumi dan di surga). Ajaran dan Perjanjian 128:6–7 (Catatan tata cara perwakilan akan disertakan di antara kitab-kitab yang akan dibukakan untuk menghakimi yang telah meninggal). Ajaran dan Perjanjian 128:15, 17–18 (Keselamatan dari leluhur kita yang telah meninggal adalah perlu bagi keselamatan kita). Tugasi siswa untuk membaca setiap petikan yang tertulis di papan tulis. Mintalah mereka untuk mencari ajaran yang telah menambahkan pada pemahaman kita 87 P EL A J A RA N 16 mengenai rencana Allah bagi penebusan orang mati. Undanglah siswa untuk meringkas ajaran mengenai penebusan bagi yang telah meninggal yang diajarkan dalam setiap petikan tulisan suci. Mintalah beberapa siswa untuk menuliskan ajaran-ajaran tersebut di papan tulis di samping petikan-petikannya. Tandaskan bahwa wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 127 dan 128 mengilustrasikan sebuah pola umum yang terdapat dalam Pemulihan Injil—Tuhan mengungkapkan kebenaran baris demi baris, alih-alih semuanya sekaligus. Jelaskan kepada siswa bahwa bertahun-tahun setelah wahyu-wahyu ini diterima, Tuhan menyediakan pemahaman lebih lanjut mengenai rencana-Nya untuk menebus orang mati. Tahun 1918, Presiden Joseph F. Smith menerima penglihatan mengenai penebusan orang mati. Penglihatan tersebut tiba ketika dia sedang berkabung karena kematian putranya Hyrum M. Smith, yang meninggal di awal tahun tersebut sementara melayani sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:28–37, dengan mencari kebenaran yang diungkapkan kepada Presiden Joseph F. Smith mengenai penebusan orang mati. • Kebenaran apa mengenai penebusan orang mati yang diajarkan dalam ayat-ayat ini? (Sewaktu siswa berbagi kebenaran yang telah mereka temukan, pastikan mereka memahami kebenaran ini: Di bawah arahan Yesus Kristus, utusan-utusan yang saleh mengajarkan Injil kepada mereka dalam penjara roh). • Bagaimana kebenaran-kebenaran tambahan ini membantu kita memahami bagaimana seseorang yang meninggal tanpa menerima tata cara Injil, seperti Alvin Smith, dapat menerima warisan dalam kerajaan selestial? Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Sebagai anggota dari Gereja Kristus yang dipulihkan, kita memiliki tanggung jawab perjanjian untuk menyelidiki leluhur kita dan menyediakan bagi mereka tata cara-tata cara penyelamatan Injil. ‘Tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan’ (Ibrani 11:40; lihat juga Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 555). Dan ‘tidak juga dapatlah kita tanpa orang mati kita dijadikan sempurna’ (A&P 128:15)” (“Hati Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau Liahona, November 2011, 25). • Mengapa pekerjaan menebus orang mati hendaknya menjadi prioritas dalam kehidupan kita? • Bagaimana menyediakan tata cara penyelamatan bagi leluhur kita yang telah meninggal membantu baik mereka maupun kita untuk menjadi sempurna? Bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul: 88 PE LAJ ARAN 16 “Sementara pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga memiliki kuasa untuk memberkati mereka di balik tabir, itu memiliki kuasa yang sama untuk memberkati yang masih hidup. Itu memiliki pengaruh yang memurnikan bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Mereka secara harfiah membantu mempermuliakan keluarga-keluarga mereka” (“Generasi-Generasi Terhubung dalam Kasih,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 93). • Bagaimana ajaran penebusan orang mati bersaksi akan jangkauan tak terbatas Pendamaian Yesus Kristus? Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Tuhan mengungkapkan kepada Nabi Joseph Smith ajaran luhur mengenai tata cara sakral pembaptisan. Terang itu datang ketika gereja-gereja Kristen lainnya mengajarkan bahwa kematian menentukan secara tidak dapat dibatalkan, secara kekal, takdir dari jiwa. Mereka mengajarkan bahwa yang dibaptiskan dipahalai dengan sukacita tanpa akhir sementara yang lain menghadapi siksaan kekal tanpa pengharapan akan penebusan. … Ajaran agung ini merupakan kesaksian lain tentang sifat Pendamaian Yesus Kristus yang mencakup semuanya. Dia menjadikan keselamatan tersedia bagi setiap jiwa yang bertobat. Pendamaian-Nya mengalahkan kematian, dan Dia mengizinkan orang meninggal yang layak untuk menerima semua tata cara keselamatan secara perwakilan.” (“Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93). • Pengalaman apa yang telah mengajari Anda pentingnya berperan serta dalam pekerjaan penebusan orang mati? • Bagaimana kesaksian Anda telah meningkat karena Anda telah berperan serta dalam pekerjaan menebus orang mati? (Undanglah beberapa siswa untuk berbagi kesaksian mereka). Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat berperan serta dalam pekerjaan besar menebus orang mati, baik melalui penyelidikan sejarah keluarga atau melalui melayani sebagai wakil dalam melaksanakan tata cara bait suci. Bagikan kesaksian Anda bahwa melalui pekerjaan yang dilakukan dalam bait suci modern, semua anak Bapa Surgawi dapat menerima semua tata cara yang perlu bagi keselamatan. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 124:30–41; 127:1–9; 128:1–18; 137:1–10; 138:28–37. • Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93–95. 89 PELAJARAN 17 Ajaran Injil di Nauvoo Pendahuluan Beberapa tahun pertama yang Orang Suci luangkan di Nauvoo, Illinois, ditandai dengan kedamaian dan kemakmuran. Selama waktu ini, Joseph Smith menerima wahyu-wahyu dan kemudian mengajarkan serta mengklarifikasi ajaran-ajaran yang unik bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Ini mencakup tujuan bait suci, potensi ilahi kita untuk menjadi seperti Bapa Surgawi, dan beberapa ajaran yang diajarkan dalam Pasal-Pasal Kepercayaan. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami kebesaran Nabi Joseph Smith seperti juga potensi ilahi kita sendiri. Bacaan Latar Belakang • “Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 41–50. • “Doctrinal Developments in Nauvoo,” bab 20 dalam Church History in the Fulness of Times Student Manual, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 251–262. • “Becoming Like God [Menjadi Seperti Allah],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Saran untuk Pengajaran Pasal-Pasal Kepercayaan Pernyataan penting ajaran Injil Jelaskan bahwa di Nauvoo, Illinois, Joseph Smith menyusun sepucuk surat kepada John Wentworth, editor dari sebuah surat kabar bernama Chicago Democrat, yang telah meminta informasi mengenai orang Mormon. Dalam surat tersebut, Nabi memberi catatan kisah sejarah Orang Suci Zaman Akhir bersama dengan sebuah daftar singkat kepercayaan ajaran yang kelak dikenal sebagai Pasal-Pasal Kepercayaan. (Seluruh surat tersebut direproduksi dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 510–519). Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “[Pasal-Pasal Kepercayaan] berada di antara pernyataan terpenting dan pastilah tersingkat dari doktrin dalam Gereja. Apabila Anda akan menggunakannya sebagai pembimbing untuk mengarahkan penelaahan Anda akan Injil Yesus Kristus, Anda akan menemukan diri Anda sendiri siap untuk memaklumkan kesaksian Anda tentang kebenaran yang dipulihkan kepada dunia.. Anda akan mampu memaklumkan dengan cara yang sederhana, lugas, dan mendalam kepercayaan inti yang Anda hargai sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Doktrin dan Asas yang Tercakup dalam Pasal-Pasal Kepercayaan,” Ensign atau Liahona, November 2013, 48). 90 PE LAJ ARAN 17 • Bagaimana Anda akan meringkas apa yang Penatua Perry ajarkan? (Sewaktu siswa berbagi pernyataan ringkasan mereka, bantulah mereka memahami kebenaran ini: Sewaktu kita mempelajari ajaran-ajaran yang diajarkan dalam Pasal-Pasal Kepercayaan, kita akan lebih siap untuk memaklumkan kepercayaan kita kepada orang lain). • Kapankah Anda pernah menggunakan Pasal-Pasal Kepercayaan untuk membantu orang lain memahami Injil? Undanglah kelas untuk membuka Pasal-Pasal Kepercayaan dan membacanya dalam hati. Setelah waktu yang memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Manakah pasal-pasal kepercayaan yang khususnya Anda apresiasi dan mengapa? • Bagaimana ajaran-ajaran dalam Pasal-Pasal Kepercayaan membantu menuntun Anda dan memperkuat kesaksian Anda bahwa Joseph Smith adalah seorang nabi Allah? Ajaran dan Perjanjian 124:25–28; 37–42. Pemulihan tata cara-tata cara bait suci Jelaskan bahwa setelah Orang Suci menempatkan diri mereka di Nauvoo, Illinois, Nabi Joseph Smith menerima perintah untuk membangun sebuah bait suci. Seperti juga dengan bait suci yang dibangun di Kirtland, Ohio, tugas ini menuntut pengurbanan besar dari Orang Suci Zaman Akhir. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Ajaran dan Perjanjian 124:25–28, 37–42 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari ajaran-ajaran Tuhan mengenai mengapa Orang Suci membutuhkan bait suci. Sebelum menganalisis ayat-ayat ini, jelaskan bahwa itu merujuk pada tabernakel yang dibangun oleh Musa dan umatnya. Umat Musa tidak melakukan baptisan bagi yang mati. Tidak ada pekerjaan bagi yang mati dilakukan sampai Juruselamat memberlakukan pekerjaan itu di dunia roh setelah kematian-Nya. Kemudian tanyakan kepada siswa: • Menurut ajaran-ajaran Tuhan dalam ayat-ayat ini, mengapa Orang Suci di Nauvoo membutuhkan bait suci? (Sewaktu siswa menanggapi, tekankan ajaran ini: Tata cara penyelamatan tertentu dapat diterima oleh Tuhan hanya jika itu dilaksanakan dalam bait suci). Jelaskan kepada siswa bahwa Bait Suci Kirtland “dibangun terutama untuk pemulihan kunci-kunci wewenang” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation, dikompilasi Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 2:242). Di Bait Suci Nauvoo, kunci-kunci imamat ini digunakan untuk melaksanakan tata cara penyelamatan bagi yang hidup dan baptisan perwakilan bagi yang telah meninggal. Dalam dua tahun terakhir kehidupannya, Joseph Smith memperkenalkan pemberkahan bait suci kepada sekelompok kecil anggota yang setia. Dia juga memperkenalkan tata cara pemeteraian suami dan istri bersama untuk kekekalan. • Tata cara bait suci apa yang disebutkan dalam Ajaran dan Perjanjian 124:39? 91 P EL A J A RA N 17 Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang. Undanglah kelas untuk mendengarkan mengapa tata cara bait suci penting dalam rencana Bapa Surgawi: “Sebagai tanggapan atas perintah Tuhan [untuk membangun bait suci di Nauvoo], Nabi dan para Orang Suci bergerak maju secepat mungkin untuk mulai membangun rumah Tuhan. Tetapi Nabi menyadari bahwa konstruksi tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun, dan dia tahu bahwa para Orang Suci membutuhkan berkat-berkat penuh bait suci. Karenanya, pada tanggal 4 Mei 1842, meskipun bait suci belum rampung, Joseph Smith melaksanakan pemberkahan bagi sekelompok kecil saudara yang setia. Kelompok ini bertemu di ruangan atas yang besar d toko Red Brick milik Nabi, … Sejarah Nabi mencatat ‘Saya menghabiskan hari tersebut di bagian atas toko, … dalam pertemuan dewan dengan Jenderal James Adams, dari Springfield, Bapa Bangsa Hyrum Smith, Uskup Newel K. Whitney dan George Miller, serta Presiden Brigham Young dan Penatua Heber C. Kimball dan Willard Richards, memberi mereka petunjuk mengenai asas-asas dan tata tertib Imamat, yang menyertai pembasuhan, pengurapan, pemberkahan, dan penyampaian kunci-kunci sehubungan dengan Imamat Harun, dan seterusnya hingga tata tertib tertinggi Imamat Melkisedek, menetapkan tata tertib sehubungan dengan Yang Lanjut Usianya, serta segala rencana dan asas itu yang melaluinya siapa pun dimungkinkan untuk memastikan kegenapan dari berkat-berkat itu yang telah dipersiapkan bagi Gereja Putra Sulung, dan maju serta berada d hadirat Elohim di dunia kekal’” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 479–481). Tanyakan kepada siswa: • Mengapa pemulihan tata cara-tata cara bait suci perlu? Sewaktu siswa menanggapi, tambahkan pada pemahaman mereka dengan berbagi pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Tujuan utama bait suci adalah untuk menyediakan tata cara yang perlu bagi permuliaan kita dalam kerajaan selestial kingdom. Tata cara bait suci menuntun kita kepada Juruselamat kita dan memberi kita berkat-berkat yang datang kepada kita melalui Penadmaian Yesus Kristus” (“Blessings of the Temple,” Ensign, Oktober 2009, 48). • Bagaimana kehidupan Anda telah diberkati oleh pemulihan tata cara bait suci? Undanglah siswa untuk merenungkan selama minggu mendatang bagaimana mereka dapat menjadikan beribadat dalam rumah Tuhan suatu prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan mereka. Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–20; 132:20 Potensi ilahi kita Jelaskan bahwa Alkitab mencatat perkataan para nabi zaman dahulu yang menulis mengenai potensi ilahi kita. Tuliskan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan undanglah siswa untuk membaca beberapa di antaranya dan mencari apa yang diajarkannya tentang potensi kekal kita: Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 92 PE LAJ ARAN 17 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3. Anda dapat mengimbau siswa untuk merujuk-silangkan atau menautkan rujukan-rujukan ini sewaktu mereka menelaahnya. Setelah waktu yang memadai, tanyakan: • Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan suci ini mengenai potensi kita? (Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya memahami ajaran ini: Sebagai anak Bapa Surgawi kita, kita memiliki potensi untuk menjadi seperti Dia). • Ungkapan-ungkapan apa dalam ayat-ayat itu menggambarkan potensi ilahi kita? Jelaskan bahwa potensi ilahi kita juga diajarkan dalam tulisan suci modern. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 93:11–13, 19–20 dan Ajaran dan Perjanjian 132:20. Bantulah siswa memahami ajaran ini: Seperti Juruselamat, kita dapat tumbuh dari kasih karunia demi kasih karunia sampai kita menerima dari kegenapan Bapa. Jelaskan bahwa salah satu khotbah Nabi Joseph Smith yang paling signifikan diberikan dalam konferensi umum Gereja di bulan April 1844. Dalam khotbah ini, Nabi menyatakan penghormatan terhadap Brother King Follett, yang baru saja meninggal dunia. Ceramah ini jadi dikenal sebagai khotbah King Follett. Sediakan salinan dari selebaran “Cuplikan dari Khotbah King Follett” bagi semua siswa. Undanglah mereka untuk membaca cuplikan tersebut serta menggarisbawahi kata dan ungkapan yang menjelaskan mengapa kita hendaknya mengupayakan untuk memahami karakter Allah. Cuplikan dari Khotbah King Follett Nabi Joseph Smith (1805–1844) mengajarkan: “Jika seseorang tidak belajar tidak lebih daripada makan, minum, dan tidur, dan tidak memahami apa pun dari rancangan Allah, binatang buas pun memahami hal-hal yang sama. Binatang itu makan, minum, tidur, dan tidak tahu apa-apa mengenai Allah; namun binatang itu tahu sebanyak yang kita ketahui, kecuali kita mampu memahami melalui ilham Allah Yang Mahakuasa. Jika orang tidak memahami karakter Allah, mereka tidak memahami diri mereka sendiri … Sasaran saya yang pertama adalah untuk mencari tahu karakter satu-satunya Allah yang bijak dan sejati, dan makhluk seperti apakah Dia itu … Allah Sendiri pernah seperti kita adanya sekarang, dan adalah Orang yang dipermuliakan, dan duduk di takhta surga sana! Itulah rahasia besarnya. Jika tabir dikoyakkan pada hari ini, dan Allah yang agung yang memegang dunia ini pada orbitnya, dan yang menopang semua dunia serta segala sesuatu dengan kuasa-Nya, membuat Diri-Nya terlihat,—saya berkata, jika Anda melihat Dia hari ini, Anda akan melihat-Nya seperti seorang manusia dalam bentuk—seperti Anda sendiri dalam segala sosok, rupa, dan bentuk sebagai seorang manusia; karena Adam diciptakan dalam bentuk, rupa, dan keserupaan dengan 93 P EL A J A RA N 17 Allah, dan menerima petunjuk dari, dan berjalan, berbicara serta berbincang dengan-Nya, seperti seseorang berbicara dan bersekutu dengan yang lainnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 45–47). “Ini, karenanya, adalah kehidupan kekal—mengetahui satu-satunya Allah yang bijak dan sejati; dan Anda sendiri haruslah belajar bagaimana caranya menjadi allah, serta menjadi raja dan imam bagi Allah, … dengan pergi dari satu tingkatan kecil ke yang lainnya, dan dari satu kapasitas kecil ke yang besar; dari kasih karunia ke kasih karunia, dari permuliaan ke permuliaan, sampai Anda menuju kebangkitan dari antara orang mati, dan mampu berada dalam pembakaran yang abadi, serta duduk dalam kemuliaan, sebagaimana dilakukan oleh mereka yang duduk bertakhta dalam kekuasaan abadi” (Ajaran: Joseph Smith, 254). Bantulah para siswa menganalisis ajaran-ajaran ini dengan bertanya: • Mengapa penting bagi kita untuk belajar mengenai karakter dan sifat Allah serta hubungan kita dengan-Nya sebagai Bapa Surgawi kita? • Apa prosesnya menjadi seperti Bapa Surgawi kita? Untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai potensi ilahi mereka, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008). Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Seluruh rancangan Injil adalah untuk membawa kita ke depan dan ke atas untuk pencapaian yang lebih besar, bahkan, pada akhirnya, ke keilahian. Kemungkinan besar ini diutarakan oleh Nabi Joseph Smith dalam khotbah King Follett [lihat History of the Church, 6:302–317] dan ditekankan oleh Presiden Lorenzo Snow. Itu adalah konsep akbar dan tanpa tandingan ini: Sebagaimana Allah sekarang adanya, manusia boleh menjadi! [Lihat The Teachings of Lorenzo Snow, dikompilasi Clyde J. Williams (1984), 1]. “Musuh kita telah mengkritik kita karena percaya akan hal ini. Jawaban kita adalah bahwa konsep luhur ini sama sekali tidak mengecilkan Allah sang Bapa Kekal. Dia adalah Yang Mahakuasa. Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dia adalah yang terbesar di antara segalanya dan akan selalu demikian adanya. Tetapi sama seperti ayah mana pun di bumi mengharapkan bagi putra dan putrinya setiap keberhasilan dalam kehidupan, begitu pula saya percaya Bapa kita di Surga berharap bagi anak-anak-Nya agar mereka dapat menghampiri-Nya dalam sosok dan berdiri di samping-Nya gilang-gemilang dalam kekuatan dan kebijaksanaan yang ilahi” (“Don’t Drop the Ball,” Ensign, November 1994, 48). Untuk meringkas, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa perbedaan yang tercipta dalam kehidupan kita jika tahu kebenaran-kebenaran penting ini mengenai Bapa Surgawi dan potensi ilahi kita? • Sewaktu Anda merenungkan apa yang kita bahas hari ini (Pasal-Pasal Kepercayaan, tata cara bait suci, dan potensi ilahi kita), bagaimana memahami 94 PE LAJ ARAN 17 kebenaran-kebenaran ini dapat memberi Anda suatu apresiasi bagi Nabi Joseph Smith? Bagaimana memahami kebenaran-kebenaran ini dapat membantu Anda memahami karakter Allah dan hubungan Anda dengan-Nya sebagai Bapa Anda di Surga? (Berilah siswa waktu untuk mencatat kesan mereka secara tertulis). Undanglah siswa untuk bersaksi atau berbagi beberapa kesan yang mereka tuliskan, jika itu tidak terlalu pribadi. Akhiri dengan berbagi kesaksian Anda mengenai ajaran-ajaran yang diajarkan dalam pelajaran ini dan mengenai Nabi Joseph Smith sebagai seorang pewahyu yang hebat. Bacaan Siswa • Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–22; 124:25–28, 37–42; 132:20–24. • “Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 41–50. 95 PELAJARAN 18 Lembaga Pertolongan dan Gereja Pendahuluan “Lembaga Pertolongan mempersiapkan para wanita untuk berkat-berkat kehidupan kekal dengan menolong mereka meningkatkan iman dan kesalehan pribadi mereka, memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta menolong mereka yang membutuhkan” (“The Purpose of Relief Society,” lds.org/callings/relief-society/purposes). Pelajaran ini akan membantu siswa lebih memahami pembentukan Lembaga Pertolongan dan tujuan-tujuannya. Siswa juga akan melihat bahwa wanita memiliki kesempatan dan tanggung jawab besar dalam membangun kerajaan Allah yang adalah unik bagi mereka. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 49–52. • M. Russell Ballard, “Men and Women and Priesthood Power,” Ensign, September 2014, 28–33. • Julie B. Beck, “Visi Para Nabi Mengenai Lembaga Pertolongan: Iman, Keluarga, Bantuan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 83–85. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 25 Petunjuk Tuhan kepada Emma Smith Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985), dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Banyak pertumbuhan utama yang datang ke Gereja di hari-hari terakhir akan datang karena banyak dari wanita dunia yang baik … akan tertarik kepada Gereja dalam jumlah yang besar. Ini akan terjadi sehingga para wanita Gereja akan mencerminkan kesalehan serta kecermatan dalam kehidupan mereka dan … terlihat unik dan berbeda—dalam cara-cara yang bahagia—dari para wanita dunia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 269). • Apa gagasan yang Anda miliki sewaktu Anda mempertimbangkan pernyataan ini? • Apakah Anda mengenal wanita yang meneladankan kebahagiaan dalam hidup yang saleh? Bagaimana mereka telah menciptakan perbedaan dalam kehidupan orang-orang yang mengenal mereka? Jelaskan bahwa pelajaran ini akan berfokus pada cara-cara Lembaga Pertolongan memberkati para putri dan putra bapa Surgawi dalam Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. 96 PE LAJ ARAN 18 Mintalah siswa untuk membuka Ajaran dan Perjanjian 25 dan melihat uraian judul untuk menemukan kepada siapa Tuhan berfirman dalam wahyu ini. Kemudian bacakan ayat 3 dengan lantang. Jelaskan kepada siswa bahwa di mata Tuhan, Emma Smith adalah seorang “wanita pilihan.” Pada pertemuan pertama Female Relief Society of Nauvoo [Lembaga Pertolongan Perempuan Nauvoo], Joseph Smith menjelaskan bahwa “pilihan berarti dipilih untuk pekerjaan tertentu.” Dia juga mengatakan bahwa wahyu yang diberikan kepada Emma Smith “digenapi dengan pemilihan Sister Emma ke Presidensi Lembaga [Pertolongan]” (dalam History of the Church, 4:552–553). Bagilah kelas menjadi dua, dan undanglah separuh kelas untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 25:4–9 dan separuh yang lain untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 25:10–15. Undanglah siswa untuk menemukan tugas atau pemanggilan yang Tuhan berikan kepada Emma Smith. Mereka dapat membuat daftar dari tanggung jawab-tanggung jawab ini atau menandainya dalam tulisan suci mereka. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan. • Bagaimana pemenuhan tanggung jawab-tanggung jawab ini berkontribusi pada pertumbuhan Gereja? • Apa berkat-berkat yang Tuhan janjikan kepada Emma Smith jika dia patuh pada perintah-perintah-Nya? Undanglah seorang siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 25:16 dengan lantang. • Sementara ini adalah wahyu yang diberikan kepada Emma Smith, dengan cara apa firman Tuhan kepada Emma dapat dipersamakan dengan kita? (Ajaran mengenai kepatuhan dan asas Injil lainnya yang diajarkan dalam wahyu ini berlaku bagi semua orang. [Catatan: Jelaskan bahwa mempersamakan tulisan suci dengan pengalaman kita sendiri merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting yang membantu kita melihat kesamaan antara pengalaman kita dengan pengalaman individu dalam tulisan suci]). Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka terhadap pertanyaan ini, bantulah mereka memahami kebenaran berikut: Sewaktu kita dengan setia menaati perintah dan menunaikan tugas kita dari Tuhan, kita akan menerima mahkota kebenaran. Anda mungkin ingin bersaksi tentang kebenaran ini. Lembaga Pertolongan merupakan bagian yang signifikan dari Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. Beri tahu siswa bahwa Tuhan mengungkapkan organisasi Gereja baris demi baris. Sebagai bagian dari proses ini, Dia memberikan pemanggilan yang amat penting kepada Emma Smith. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang ringkasan berikut mengenai pengorganisasian Lembaga Pertolongan. Mintalah siswa untuk mendengarkan bagaimana visi Nabi Joseph Smith mengenai Lembaga Pertolongan memperluas visi awal para wanita tersebut. Di Nauvoo, para wanita Orang Suci Zaman Akhir diberkati dengan organisasi mereka sendiri dalam Gereja. Itu memiliki awalnya ketika beberapa wanita, dipimpin oleh Sarah Granger Kimball, mengorganisasi diri untuk membuat kemeja bagi para pria yang mengerjakan bait suci. Para wanita itu memutuskan untuk mengorganisasi diri secara resmi, dan mereka meminta Eliza R. Snow untuk 97 P EL A J A RA N 18 menuliskan sebuah anggaran dasar untuk kelompok mereka. Ketika Nabi Joseph Smith dikonsultasikan mengenainya, dia memberi tahu mereka anggaran dasar mereka amat bagus tetapi menawarkan untuk mengorganisasi para wanita dengan cara yang lebih baik. Tanggal 17 Maret 1842, Nabi, bersama Penatua John Taylor dan Willard Richards, bertemu dengan 20 wanita di ruangan atas dari Toko Batu Bata Merah, di mana Nabi mengorganisasi Lembaga Pertolongan Perempuan Nauvoo. Emma Smith dipilih sebagai presiden organisasi tersebut, dengan demikian menggenapi wahyu yang mengidentifikasi dirinya sebagai “wanita pilihan” (A&P 25:3). Nabi kemudian menyatakan bahwa sasaran organisasi tersebut adalah untuk “membantu yang miskin” dan “untuk menyelamatkan jiwa” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 528). Tanggal 28 April 1842, Nabi kembali bertemu dengan para sister. Dia memberi tahu mereka bahwa mereka akan menerima petunjuk melalui tata tertib keimamatan dan kemudian menyatakan, “Saya sekarang menyerahkan kunci kepada Anda di dalam nama Allah, dan Lembaga ini akan bersukacita, dan pengetahuan serta kecerdasan akan mengalir mulai saat ini” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 526). Anda dapat menandaskan kepada siswa bahwa mereka dapat membaca risalah dari pertemuan Lembaga Pertolongan di masa awal di josephsmithpapers.org/ paperSummary/Nauvoo-relief-society-minute-book. • Bagaimana visi nabi mengenai potensi Lembaga Pertolongan memperluas usulan awal Sarah Kimball? • Menurut Anda apa arti dari pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith: “Saya sekarang menyerahkan kunci kepada Anda di dalam nama Allah”? (Lembaga Pertolongan diorganisasi di bawah arahan imamat oleh mereka yang memegang kunci-kunci imamat). Peragakan pernyataan berikut oleh Sister Zina D. H. Young (1821–1901) dan Sister Julie B. Beck, mantan presiden umum Lembaga Pertolongan, mengenai tujuan Lembaga Pertolongan, dan undanglah tiga siswa untuk membacakan pernyataan-pernyataannya. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mempertimbangkan apa yang diajarkan pernyataan-pernyataan ini mengenai tujuan Lembaga Pertolongan. “Lembaga Pertolongan … pertama kali diorganisasi hampir setengah abad lampau, oleh Nabi Joseph Smith; menurut pola Imamat Kudus, dan di bawah arahannya, untuk memberikan berkat-berkat jasmani kepada yang miskin dan membutuhkan: dan untuk memberikan dorongan kepada yang lemah, dan menahan yang khilaf, dan untuk pengembangan lebih baik, dan pelaksanaan simpati wanita, dan kasih amal, agar dia dapat memiliki kesempatan untuk memperoleh kekuatan rohani, dan kuasa untuk pencapaian kebaikan yang lebih besar dalam pekerjaan penebusan keluarga manusia” (Zina D. H. Young, “First General Conference of the Relief Society,” Woman’s Exponent, 15 April 1889, 172). 98 PE LAJ ARAN 18 “Nabi Joseph Smith mendefinisikan tujuan Lembaga Pertolongan dan memberi petunjuk kepada para sister dalam tujuan mereka. … Organisasi kita adalah organisasi yang terus dipimpin dewasa ini oleh para nabi, pelihat, dan pewahyu” (Julie B. Beck, “Lembaga Pertolongan: Suatu Pekerjaan yang Kudus,” Ensign atau Liahona, November 2009, 110–111). “Sama seperti para nabi Tuhan telah terus-menerus mengajarkan kepada para penatua dan imam tinggi tujuan serta tugas mereka, mereka telah berbagi visi mereka untuk para sister Lembaga Pertolongan. Dari nasihat mereka, jelas bahwa tujuan Lembaga Pertolongan adalah untuk meningkatkan iman dan kesalehan pribadi, memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta mencari dan membantu mereka yang membutuhkan. Iman, keluarga, dan bantuan—tiga kata sederhana ini telah muncul untuk menyatakan visi nabi bagi para sister di Gereja” (Julie B. Beck, “Visi para Nabi mengenai Lembaga Pertolongan: Iman, Keluarga, Bantuan,” Ensignatau Liahona, Mei 2012, 83). Busath.com • Bagaimana tujuan-tujuan Lembaga Pertolongan memberkati seluruh Gereja? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Lembaga Pertolongan mengupayakan untuk meningkatkan iman dan kesalehan pribadi, memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta mencari dan membantu mereka yang membutuhkan. Seluruh Gereja diberkati sewaktu para wanita mencapai tujuan-tujuan ini). • Bagaimana Anda telah melihat Lembaga Pertolongan mencapai tujuan-tujuannya? Peragakan pernyataan berikut, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Nabi Joseph Smith menyatakan, ‘Gereja tidak pernah terorganisasi secara sempurna sampai para wanitanya telah diorganisasi’ [Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 525]. … Selain Joseph Smith, nabi zaman akhir lainnya telah bersaksi bahwa pengorganisasian dari Lembaga Pertolongan merupakan bagian yang diilhami dari Pemulihan, yang dengannya para wanita di Gereja dipanggil dalam jabatan gerejawi untuk saling melayani dan untuk memberkati seluruh Gereja. Presiden Joseph F. Smith menyatakan, “Organisasi ini [Lembaga Pertolongan] diciptakan secara ilahi, disahkan secara ilahi, ditegakkan secara ilahi, ditahbiskan secara ilahi oleh Allah untuk mengurusi keselamatan jiwa-jiwa para wanita dan pria” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph F. Smith (1998), 191]” (Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society [2011], 7). • Apa yang pernyataan ini ajarkan mengenai bagian yang Lembaga Pertolongan mainkan dalam Pemulihan Injil? (Sewaktu siswa menanggapi, pastikan mereka memahami kebenaran ini, bahkan jika itu diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda: Lembaga Pertolongan adalah bagian yang diilhami secara ilahi dari Pemulihan Gereja Yesus Kristus. Tulislah kebenaran ini di papan tulis). • Bagaimana mengetahui bahwa organisasi Lembaga Pertolongan adalah bagian dari Pemulihan menciptakan perbedaan dalam kehidupan Anda? • Bagaimana peran serta wanita dalam pemanggilan di Gereja membantu Gereja “terorganisasi secara sempurna”? 99 P EL A J A RA N 18 Wanita dan Imamat Jelaskan kepada siswa bahwa ada sebagian orang yang mempertanyakan mengapa wanita tidak ditahbiskan pada jabatan imamat. Tekankan bahwa sementara kita tidak tahu mengapa wanita tidak ditahbiskan pada jabatan imamat, kita tahu bahwa wanita berperan serta dalam imamat dalam pemanggilan Gereja mereka dan dalam rumah tangga mereka. Distribusikan salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul kepada setiap siswa, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Undanglah siswa mengidentifikasi cara-cara di mana wanita dapat melaksanakan wewenang imamat: Wanita dan Imamat Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata: “Dalam sebuah ceramah kepada Lembaga Pertolongan, Presiden Joseph Fielding Smith, saat itu Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, menuturkan ini: ‘Sementara para sister tidak diberi Imamat, itu tidak dianugerahkan kepada mereka, tidak berarti bahwa Tuhan tidak memberikan kepada mereka wewenang .… Seseorang mungkin memiliki wewenang yang diberikan kepadanya, atau seorang sister kepadanya, untuk melakukan hal-hal tertentu di Gereja yang mengikat dan mutlak diperlukan bagi keselamatan kita, seperti pekerjaan yang para sister kita lakukan di Rumah Tuhan. Mereka memiliki wewenang yang diberikan kepada mereka untuk melakukan beberapa hal yang besar dan menakjubkan, sakral bagi Tuhan, dan mengikat sama kuatnya seperti berkat-berkat yang diberikan oleh para pria yang memegang imamat’ [“Relief Society—An Aid to the Priesthood,” Relief Society Magazine, Januari 1959, 4]. Dalam ceramah penting itu, Presiden Smith menyatakan berulang kali bahwa wanita telah diberi wewenang. Kepada para wanita dia menuturkan, ‘Anda dapat berbicara dengan wewenang, karena Tuhan telah menempatkan wewenang ke atas diri Anda.’ Dia juga menuturkan bahwa Lembaga Pertolongan ‘[telah] diberi kuasa dan wewenang untuk melakukan banyak hal besar. Pekerjaan yang mereka lakukan dilakukan dengan wewenang ilahi.’ Dan, tentu saja, pekerjaan Gereja yang dilakukan oleh para wanita dan pria, baik itu di bait suci maupun di lingkungan atau cabang, dilakukan di bawah arahan dari mereka yang memegang kunci-kunci imamat. Karenanya, berbicara tentang Lembaga Pertolongan, Presiden Smith menjelaskan, ‘[Tuhan] telah memberikan kepada mereka organisasi besar ini di mana mereka memiliki wewenang untuk melayani di bawah pengarahan para uskup di lingkungan …, mengurus kepentingan rohani dan duniawi umat kita’ [“Relief Society—An Aid to the Priesthood,” 4–5]. … Kita tidak terbiasa untuk berbicara tentang wanita memiliki wewenang imamat dalam pemanggilan Gereja mereka, namun wewenang lain apa lagi? Ketika seorang wanita—muda maupun tua—ditetapkan untuk mengkhotbahkan Injil sebagai misionaris penuh waktu, dia diberi wewenang imamat untuk melaksanakan suatu fungsi keimamatan. Hal yang sama berlaku ketika seorang wanita ditetapkan pada suatu fungsi sebagai pejabat atau guru dalam organisasi Gereja di bawah arahan seseorang yang memegang kunci-kunci imamat. Siapa pun berada dalam sebuah jabatan atau pemanggilan yang diterima dari seseorang yang memegang kunci-kunci imamat 100 PE LAJ ARAN 18 menggunakan wewenang imamat dalam melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan kepadanya” (“Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 50–51). • Apa kebenaran mengenai peran dan tanggung jawab wanita dalam Gereja yang Anda pelajari dari Penatua Oaks? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, pastikan mereka memahami kebenaran ini: Ketika wanita ditetapkan untuk melayani di Gereja, mereka menerima wewenang imamat untuk melaksanakan tanggung jawab mereka). Untuk memperdalam pemahaman siswa dan perasaan mereka mengenai kebenaran yang telah mereka bahas dalam kelas, bagilah siswa ke dalami pasangan-pasangan serta mintalah mereka membahas yang berikut: • Bagaimana kita dapat memperbaiki apa yang kita katakan mengenai wanita di Gereja untuk mencerminkan signifikansi sejati dari kontribusi mereka? Undanglah siswa untuk berbagi perasaan mereka mengenai pengaruh wanita dan pekerjaan yang mereka lakukan sebagai murid dalam kerajaan Tuhan. Imbaulah siswa untuk menindaki apa yang telah mereka rasakan selama pelajaran, terutama dengan mengangkat kepentingan Lembaga Pertolongan dalam kehidupan mereka. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 25. • Julie B. Beck, “Visi Para Nabi Mengenai Lembaga Pertolongan: Iman, Keluarga, Bantuan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 83–85. 101 PELAJARAN 19 Ajaran tentang Pernikahan dan Keluarga Kekal Pendahuluan Injil Yesus Kristus menekankan ajaran bahwa pernikahan dan keluarga ditetapkan oleh Allah. Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa pasangan yang menikah dapat berlanjut sebagai suami dan istri setelah Kebangkitan. Wahyu dari Tuhan menjelaskan bahwa “perjanjian pernikahan yang baru dan abadi” (A&P 131:2) adalah perlu untuk menerima permuliaan. Pelajaran ini akan menjadikan jelas bagi siswa bahwa agar pernikahan bertahan untuk kekekalan, pasangan harus dimeteraikan oleh seseorang yang memegang kunci-kunci imamat dan kemudian hidup dengan saleh. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 92–95. • David A. Bednar, “Marriage Is Essential to His Eternal Plan,” Ensign, Juni 2006, 82–87. • Joshua J. Perkey, “Why Temple Marriage?” New Era, Agustus 2013, 30–32. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; 131:1–4 “Perjanjian pernikahan yang baru dan abadi” Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan pelajaran ini, sadarilah bahwa Anda mungkin memiliki siswa yang memiliki kehidupan rumah tangga yang sulit atau yang pernah mengalami patah hati atau sakit hati sehubungan dengan pernikahan dan memiliki anak. Pertimbangkan kebutuhan para siswa ini sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan pelajaran Anda. Beri tahulah siswa bahwa pada tahun 1831 di Kirtland, Ohio, Leman Copley bergabung dengan Gereja. Dia tadinya adalah anggota dari United Society of Believers in Christ‘s Second Appearing [Persekutuan Masyarakat Pemercaya terhadap Penampakan Kedua Kristus], yang umumnya disebut orang Shaker karena cara beribadat mereka, yang meliputi menggoyang-goyangkan tubuh mereka sewaktu mereka menyanyi, menari, dan bertepuk tangan mengikuti musik. Sementara Leman Copley memercayai Injil, dia juga masih percaya pada beberapa ajaran Shaker. Dia mengunjungi Joseph Smith, dan sebagai hasil kunjungan tersebut, Tuhan memberi Joseph wahyu yang sekarang dikenal sebagai Ajaran dan Perjanjian 49 pada tanggal 7 Mei 1831. (Uraian judul bagian dalam edisi terdahulu Ajaran dan Perjanjian menyebut tanggal ini sebagai Maret 1831. Para sejarawan baru-baru ini memastikan bahwa tanggal yang lebih akurat adalah 7 Mei 1831). Orang Shaker menolak pernikahan dan percaya pada menjalani hidup dengan mutlak membujang (menjauhkan diri dari hubungan seksual). Tuhan mengoreksi 102 PE LAJ ARAN 19 ajaran yang keliru ini dalam wahyu tersebut dan juga memerintahkan Leman Copley serta orang lainnya untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang Shaker. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 49:15–17, mencari apa yang Tuhan firmankan mengenai pentingnya pernikahan dan keluarga. Tanyakan: • Menurut ayat-ayat ini, apa yang Tuhan ajarkan mengenai pernikahan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Pernikahan antara seorang pria dan wanita ditetapkan oleh Allah). • Menurut Anda apa artinya bahwa pernikahan ditetapkan oleh Allah “agar bumi boleh memenuhi tujuan penciptaannya”? (Tanggapan siswa dapat mencakup kebenaran berikut: Suami dan istri diperintahkan untuk memiliki anak. Bumi diciptakan untuk menyediakan sebuah tempat di mana anak-anak Allah dapat tinggal sebagai keluarga). • Bagaimana pemahaman akan kebenaran yang diajarkan dalam ayat-ayat ini dapat membantu kita menjelaskan ajaran Gereja mengenai pernikahan? Jelaskan bahwa bertahun-tahun kemudian, pemahaman orang Suci mengenai pentingnya ajaran pernikahan dan keluarga kekal tumbuh secara signifikan. Tanggal 16 Mei 1843, Joseph Smith melakukan perjalanan ke Ramus, Illinois. Sementara tinggal di rumah Benjamin dan Melissa Johnson, Nabi mengajari mereka mengenai pernikahan kekal. Sebagian petunjuk Nabi yang diberikan di Ramus dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 131:1–4 dengan lantang. • Apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh tingkat tertinggi dari kerajaan selestial? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Untuk memperoleh tingkat tertinggi dari kerajaan selestial, kita harus masuk ke dalam perjanjian pernikahan yang baru dan abadi. Jelaskan bahwa kata baru dalam konteks ini berarti bahwa perjanjian ini dipulihkan secara baru dalam dispensasi kita. Istilah abadi berarti bahwa perjanjian ini telah selamanya ada dan akan bertahan sepanjang kekekalan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menuliskan definisi-definisi ini di margin tulisan suci mereka). • Di zaman kita, bagaimana pria dan wanita masuk ke dalam “perjanjian pernikahan yang baru dan abadi” ini? Tekankan bahwa pria dan wanita dapat masuk ke dalam perjanjian pernikahan yang baru dan abadi hanya di dalam bait suci yang kudus. Individual yang menikah di luar bait suci mungkin mencakup istilah seperti “menikah untuk waktu ini dan kekekalan” dalam ikrar pernikahan mereka, tetapi Allah tidak akan menghormati pernikahan ini dalam kekekalan. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Imbaulah siswa untuk mencari apa yang Penatua Nelson ajarkan mengenai mengapa pernikahan kekal begitu penting: 103 P EL A J A RA N 19 “Perihal pernikahan diperdebatkan di seluruh dunia, di mana berbagai pengaturan untuk kehidupan pernikahan ada. Tujuan saya berbicara langsung tentang topik ini adalah untuk menyatakan, sebagai seorang Rasul Tuhan, bahwa pernikahan antara seorang pria dan wanita adalah sakral—itu ditetapkan oleh Allah. Saya juga memastikan kebajikan pernikahan bait suci. Itu adalah jenis pernikahan tertinggi dan paling bertahan yang Pencipta kita dapat tawarkan kepada anak-anak-Nya. Sementara keselamatan adalah permasalahan pribadi, permuliaan adalah masalah keluarga. … Untuk memenuhi persyaratan bagi kehidupan kekal, kita harus mengikat perjanjian yang kekal dan abadi dengan Bapa Surgawi kita [lihat A&P 132:19]. Ini berarti bahwa pernikahan bait suci bukan hanya antara suami dan istri; itu mencakup suatu kemitraan dengan Allah [lihat Matius 19:6]” (“Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 92–93). • Menurut Anda apa artinya kalimat ini: “Sementara keselamatan adalah permasalahan pribadi, permuliaan adalah masalah keluarga”? • Apa artinya mencakup “suatu kemitraan dengan Allah” dalam pernikahan kekal? Menurut Anda mengapa memiliki kemitraan dengan Allah dalam pernikahan adalah penting? (Hanya dalam pernikahan individu membuat perjanjian dengan orang lain dan dengan Allah. Semua perjanjian injil lainnya dibuat antara individu dengan Allah). • Bagaimana ajaran yang dipulihkan tentang pernikahan dan keluarga kekal mengangkat hasrat seseorang untuk membina pernikahan yang penuh kasih dan abadi? Penatua Parley P. Pratt (1807–1857) dari Kuorum Dua Belas Rasul menjelaskan dampak yang dimiliki pengetahuan akan ajaran yang dipulihkan ini terhadap dirinya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan yang berikut: “Adalah dari [Joseph Smith] saya mengetahui bahwa istri saya tercinta dapat disatukan dengan diri saya untuk waktu ini dan segala kekekalan. … Dari dialah saya mengetahui bahwa kita dapat memupuk kasih sayang ini, dan tumbuh serta meningkat dalam hal yang sama hingga segala kekekalan; sementara hasil dari kesatuan kami yang tanpa akhir tersebut adalah keturunan sebanyak bintang di langit, atau pasir di tepi pantai. … Saya telah mencintai sebelumnya, tetapi saya tidak tahu mengapa. Tetapi sekarang saya mencintai—dengan kemurnian—suatu intensitas perasaan yang terangkat, dipermuliakan” (Autobiography of Parley P. Pratt, diedit Parley P. Pratt Jr. [1938], 297–298). Sebelum melanjutkan dengan pelajaran, mungkin bijak untuk secara singkat membahas yang berikut: “Beberapa anggota Gereja tetap melajang tanpa kesalahan apa pun dari pihaknya, meskipun mereka ingin menikah. Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi ini, yakinlah bahwa ‘Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia’ (Roma 8:28). Jika Anda tetap layak, kelak Anda akan, dalam kehidupan ini atau kehidupan 104 PE LAJ ARAN 19 berikutnya, diberi semua berkat akan sebuah hubungan keluarga kekal” (Teguh pada Iman: Sebuah Referensi Injil [2004], 166–167). Ajaran dan Perjanjian 132:1–21 Pernikahan selestial adalah penting bagi permuliaan Jelaskan bahwa sekitar dua bulan setelah Joseph Smith memberikan petunjuk yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131, dia mendiktekan wahyu yang sekarang dikenal sebagai Ajaran dan Perjanjian 132. Mintalah seorang siswa untuk membacakan uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 132 dengan lantang. Jelaskan bahwa praktik pernikahan jamak akan dikupas dalam pelajaran berikutnya. Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 132:3–6 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang menyarankan pentingnya masuk ke dalam perjanjian pernikahan yang baru dan abadi. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa ungkatan dan kata dalam ayat-ayat ini yang mengklarifikasi pentingnya pernikahan kekal? • Apa konsekuensi dari menolak ajaran ini? (Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kata dilaknat berarti bahwa seseorang dihentikan dalam kemajuan abadinya). Catatan: Luangkan beberapa menit untuk menandaskan kepada siswa keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting berupa mencermati kata dan ungkapan kunci, keterampilan yang baru saja mereka gunakan dengan Ajaran dan Perjanjian 132:3–6. Adalah penting untuk mencermati serta memahami kata dan ungkapan ketika menelaah tulisan suci. Dengan ayat 3–6, ungkapan berikut penting dipahami: “menerima dan mematuhi,” “mestilah mematuhi,” “jika kamu tidak menuruti perjanjian itu, maka kamu dilaknat,” “tidak seorang pun dapat menolak,” “mesti dan hendaknya.” Beberapa dari ungkapan-ungkapan ini juga merupakan contoh dari koneksi antar gagasan dalam tulisan suci. Koneksi memperlihatkan hubungan atau kaitan antar gagasan. Misalnya, ayat 3 memperlihatkan koneksi antara gagasan mempersiapkan, menerima, dan mematuhi. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 132:7–8, mencari syarat dari hukum Tuhan yang memungkinkan bagi suami dan istri untuk hidup sebagai pasangan yang menikah setelah kehidupan ini. • Menurut ayat-ayat ini, apa syarat yang perlu bagi pernikahan untuk bertahan secara kekal? (Sewaktu siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Ketika perjanjian dibuat melalui wewenang imamat yang tepat dan dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan, itu akan berlaku selamanya). Bagikan definisi berikut mengenai Roh Kudus yang Dijanjikan: “Roh Kudus adalah Roh Kudus yang Dijanjikan (Kisah Para Rasul 2:33). Dia mengukuhkan sebagai yang dapat diterima oleh Allah tindakan yang benar, tata cara, dan perjanjian dari manusia. Roh Kudus yang Dijanjikan bersaksi kepada Bapa bahwa tata cara yang 105 P EL A J A RA N 19 menyelamatkan telah dilaksanakan dengan tepat dan bahwa perjanjian yang berhubungan dengannya telah ditaati” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus yang Dijanjikan,” scriptures.lds.org). Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut asas ini, pertimbangkan untuk memeragakan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Memeteraikan berarti meratifikasi, membenarkan, atau menyetujui. Dengan demikian tindakan yang dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan adalah tindakan yang diratifikasi oleh Roh Kudus; itu adalah tindakan yang disetujui oleh Tuhan; dan orang yang telah mengambil ke atas dirinya kewajiban dibenarkan oleh Roh dalam apa yang telah dia lakukan. Meterai persetujuan yang meratifikasi tersebut ditempatkan di atas suatu tindakan hanya jika mereka yang mengikat kontrak adalah layak sebagai hasil dari kesalehan pribadi untuk menerima restu ilahi” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 361–362). Tuhan melanjutkan untuk menjabarkan persyaratan yang diperlukan untuk dan berkat-berkat dari pernikahan kekal, sebagaimana dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 132:19–21. Tugaskan siswa untuk bekerja berpasangan untuk menelaah petikan ini. Mintalah pasangan-pasangan tersebut untuk membuat dua daftar: (1) persyaratan bagi pernikahan agar kekal, dan (2) berkat-berkat yang diterima ketika persyaratan ini dipenuhi. Ketika selesai, daftar dapat mencakup yang berikut: Persyaratan bagi pernikahan agar kekal Pernikahan harus dilaksanakan sesuai dengan hukum Tuhan dan “perjanjian yang baru dan abadi.” Pernikahan harus dimeteraikan oleh Roh Kudus yang Dijanjikan, … Pernikahan harus dilaksanakan oleh orang yang memegang kunci-kunci imamat. Pasangan yang menikah harus tetap tinggal dalam perjanjian Allah. Berkat-berkat yang akan diterima Pasangan yang menikah akan tampil dalam Kebangkitan Pertama. Pasangan yang menikah akan mewarisi takhta, kerajaan, pemerintahan, kuasa, kekuasaan, serta segala ketinggian dan kedalaman. Pernikahan akan berlaku penuh setelah kematian jasmani. Pasangan yang menikah akan melewati para malaikat. Pasangan yang menikah akan dipermuliakan dan akan memiliki kemuliaan dalam segala sesuatu. Pasangan yang menikah akan memiliki “kelanjutan benih keturunan selamanya” (keluarga dan keturunan mereka akan berlanjut sepanjang kekekalan; mereka akan memiliki peningkatan kekal). 106 PE LAJ ARAN 19 Pasangan menikah akan menjadi allah dan tidak memiliki akhir. Pasangan menikah akan berada di atas segala sesuatu dan memiliki segala kuasa, serta segala sesuatu akan tunduk kepada mereka. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu siswa memahami lebih lanjut persyaratan yang perlu dan berkat yang dijanjikan dari pernikahan kekal: • Menurut Anda apa artinya “tinggal” dalam pernikahan perjanjian? (Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa salah satu arti dari kata tinggal adalah tetap atau melanjutkan. Itu juga berarti hidup sesuai dengan perjanjian). • Mengapa dimeteraikan dalam bait suci saja tidaklah memadai untuk mencapai pernikahan kekal? • Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda mempertimbangkan apa yang Bapa Surgawi janjikan kepada Anda? Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Pernikahan selestial merupakan bagian yang sangat penting dalam persiapan untuk kehidupan kekal. itu membutuhkan seseorang menikah dengan orang yang tepat, di tempat yang tepat, dengan wewenang yang sah, dan untuk dengan setia mematuhi perjanjian kudus tersebut. Kemudian seseorang dapat memperoleh jaminan permuliaan dalam kerajaan selestial Allah” (“Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 94). • Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seseorang yang bukan anggota Gereja pentingnya menikah “di tempat yang tepat, dengan wewenang yang sah”? • Memahami pentingnya ajaran tentang pernikahan dan keluarga kekal, apa yang dapat Anda lakukan sekarang untuk bersiap bagi pernikahan kekal dan membangun hubungan yang kuat? Undanglah siswa untuk mempertimbangkan apa yang mungkin perlu mereka ubah dalam kehidupan mereka agar lebih siap untuk pemeteraian bait suci atau untuk menaati perjanjian yang berkaitan dengan pemeteraian itu. Bagikan kesaksian Anda bahwa mengupayakan pernikahan kekal sepadan dengan segala pengurbanan dan upaya kita. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 49:15–17; 131:1–4; 132:1–24. • Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Ensign atau Liahona, November 2008, 92–95. 107 PELAJARAN 20 Pernikahan Jamak Pendahuluan Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita merupakan hukum Tuhan kecuali Dia memerintahkan lain (lihat Yakub 2:27–30). Nabi Joseph Smith diperintahkan untuk memulihkan praktik pernikahan jamak, yang dipraktikkan di Gereja selama lebih dari setengah abad sampai Presiden Wilford Woodruff diilhami oleh Tuhan untuk menghentikan praktik tersebut. Pernikahan jamak merupakan ujian iman yang signifikan bagi Joseph Smith dan kebanyakan dari mereka yang mempraktikkannya. Sewaktu siswa beriman, mereka dapat tiba pada pengetahuan bahwa praktik pernikahan jamak di zaman akhir merupakan bagian dari Pemulihan segala sesuatu. Bacaan Latar Belakang • “Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • “Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • “Plural Marriage and Families in Early Utah [Pernikahan Jamak dan Keluarga di Utah di Masa Awal],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • “The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Catatan: Uraian-uraian Topik Injil akan menyediakan bagi Anda materi yang jauh lebih banyak daripada yang dapat Anda ajarkan dalam waktu yang tersedia. Mohon sadari hal ini dalam persiapan dan petunjuk pelajaran Anda. Saran untuk Pengajaran Yakub 2:27–30; Ajaran dan Perjanjian 132:1–2, 34–48, 54, 63 Tuhan mengungkapkan praktik pernikahan jamak Jelaskan bahwa pada tahun 1831, sementara Joseph Smith sedang mengerjakan penerjemahan yang diilhami dari Perjanjian Lama, dikenal sebagai Terjemahan Joseph Smith, dia membaca bahwa sebagian nabi zaman dahulu mempraktikkan pernikahan jamak (juga disebut poligami). Para nabi ini mencakup antara lain Abraham, Yakub, Musa, dan Daud. Joseph Smith menelaah dan merenungkan tulisan suci untuk mengetahui bagaimana para nabi ini dibenarkan dalam praktik ini (lihat A&P 132:1–2). Tuhan mengungkapkan jawaban atas pertanyaannya dalam sebuah wahyu yang sekarang dikenal sebagai Ajaran dan Perjanjian 132. Meskipun tanggal wahyu ini tertera 12 Juli 1843, kemungkinan besar Joseph Smith menerima wahyu mengenai asas-asas yang dicatat dalam bagian ini dengan berjalannya waktu, dimulai sedini tahun 1831. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 132:34–36. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari mengapa Abraham dan Sara mulai mempraktikkan pernikahan jamak. 108 PE LAJ ARAN 20 • Menurut ayat 34, mengapa Sara memberi Abraham istri lain? Apa yang ini ajarkan kepada kita mengenai praktik pernikahan jamak? (Sewaktu siswa menanggapi, tulislah asas berikut di papan tulis: Pernikahan jamak adalah praktik yang dapat diterima hanya ketika Tuhan memerintahkannya). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Yakub 2:27, 30 dengan lantang. Tekankan asas berikut: Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita merupakan hukum Tuhan kecuali Dia memerintahkan lain. Tandaskan bahwa ayat-ayat ini juga menyertakan alasan yang diberikan oleh Tuhan untuk praktik pernikahan jamak—untuk “membangkitkan benih keturunan bagi [Tuhan]” dengan meningkatkan jumlah anak yang dilahirkan orangtua yang setia (lihat juga A&P 132:63). Jelaskan bahwa Tuhan mengungkapkan kepada Joseph Smith, sebagaimana dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 132:37–43, bahwa ketika umat-Nya mempraktikkan pernikahan jamak karena Dia telah memerintahkan mereka untuk melakukannya, mereka tidak bersalah akan dosa perzinaan. Meskipun demikian, siapa pun yang mempraktikkan pernikahan jamak tanpa menerima perintah dari Tuhan melalui nabi-Nya bersalah akan perzinaan. Tandaskan kepada siswa bahwa kata dihancurkan dalam ayat 41 dan 54 berarti bahwa mereka yang melanggar perjanjian sakral mereka, termasuk perjanjian pernikahan mereka, akan dipisahkan dari Allah dan dari umat perjanjian-Nya (lihat juga Kisah para Rasul 3:22–23; 1 Nefi 22:20). Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 132:40 dan mengidentifikasi alasan lain yang diberikan Tuhan untuk praktik pernikahan jamak. • Menurut ayat 40, apa yang akan Tuhan lakukan dalam dispensasi terakhir? (“Memulihkan segala sesuatu”). Jelaskan bahwa kata “segala sesuatu” merujuk pada hukum dan tata cara Injil yang telah diungkapkan pada dispensasi-dispensasi sebelumnya. Tuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Perintah untuk menjalankan hukum pernikahan jamak di zaman akhir merupakan bagian dari Pemulihan segala sesuatu (lihat juga Kisah para Rasul 3:20–21). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 132:45, 48. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang memungkinkan bagi Joseph Smith untuk berperan serta dalam mendatangkan Pemulihan segala sesuatu. Bantulah siswa memahami asas berikut: Pernikahan jamak dapat diwenangkan hanya melalui melalui kunci-kunci imamat yang diberikan kepada Presiden Gereja. Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran kepada setiap siswa. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian pertama, berjudul “Pernikahan Jamak.” • Bagaimana mengetahui bahwa praktik pernikahan jamak diberikan melalui wahyu kepada Nabi Joseph Smith membantu Anda lebih memahami praktiknya di masa awal Gereja? 109 P EL A J A RA N 20 Praktik pernikahan jamak merupakan ujian iman Undanglah separuh kelas untuk membaca dalam hati bagian selebaran berjudul “Sebuah Perintah yang Sulit.” Suruhlah separuh kelas yang lain untuk membaca bagian berjudul “Sebuah Ujian Iman.” Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa saja alasan mengapa Nabi Joseph Smith dan yang lainnya mungkin ragu untuk mengimplementasikan praktik pernikahan jamak? • Apa yang Joseph Smith, Lucy Walker, dan orang lainnya alami yang pada akhirnya membantu mereka mengatasi kesulitan-kesulitan besar sehingga mereka dapat menerima dan menjalankan hukum pernikahan jamak? Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Joseph Smith dan Pernikahan Jamak.” Jelaskan kepada siswa bahwa ada banyak yang tidak kita ketahui mengenai praktik pernikahan jamak dalam Gereja di masa awal. Misalnya, pemahaman terkini kita akan istilah pemeteraian tidaklah persis sama seperti pemahaman akan istilah ini di tahun 1840-an, ketika praktik pemeteraian masih baru dan beberapa aspek dari praktik tersebut belum sepenuhnya dipahami. Kita mendengar istilah pemeteraian dan otomatis berpikir tentang pernikahan, tetapi bagi Joseph Smith dan Orang Suci di masa awal, pemeteraian tidak selalu berarti pernikahan dalam pengertian yang penuh, yang berarti hidup bersama sebagai suami dan istri. Banyak rincian dari praktik pernikahan jamak dahulu dijaga kerahasiaannya, dan catatan sejarah memang tidak menjawab semua pertanyaan kita. Imbaulah siswa untuk menelaah Bacaan Siswa yang tercantum di akhir pelajaran untuk tambahan informasi mengenai praktik pernikahan jamak. Anda mungkin ingin mengingatkan siswa bahwa sewaktu mereka menelaah tentang pernikahan jamak, mereka hendaknya mengingat pola yang Nabi Joseph Smith ikuti dalam pembelajaran Injil-Nya. Dia menelaah, merenungkan, dan berdoa untuk memperoleh pengetahuan. Mereka hendaknya mengingat bahwa banyak informasi yang tidak dapat diandalkan mengenai pernikahan jamak terdapat di Internet dan dalam banyak sumber cetakan. Beberapa penulis yang menulis tentang Gereja dan sejarahnya menyajikan informasi di luar konteks, atau mereka menyertakan sebagian kebenaran yang dapat menyesatkan. Niat dari sebagian tulisan ini adalah untuk menghancurkan iman. Maklumat Resmi 1 Tuhan mengungkapkan bahwa Orang Suci Zaman Akhir hendaknya menghentikan praktik pernikahan jamak Jelaskan bahwa praktik pernikahan jamak meluas setelah Orang Suci tiba di area Utah dan kemudian belakangan dihentikan sesuai dengan wahyu. Mintalah siswa bergiliran membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Penentangan terhadap Pernikahan Jamak” dan “Manifesto Kedua.” • Konsekuensi apa yang Orang Suci Zaman Akhir di masa awal hadapi karena mereka mematuhi perintah Tuhan untuk mempraktikkan pernikahan jamak? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dua paragraf terakhir dari Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian serta 110 PE LAJ ARAN 20 paragraf pertama dan ketujuh dari “Cuplikan dari Tiga Ceramah oleh Presiden Wilford Woodruff Perihal Manifesto,” yang mengikuti Maklumat Resmi 1. Kemudian tanyakan: • Apa yang Presiden Woodruff ajarkan kepada Orang Suci? (Beberapa dari asas yang dia ajarkan mencakup yang berikut: Tuhan tidak akan pernah membiarkan Presiden Gereja menyesatkan Gereja. Tuhan mengarahkan Gereja-Nya melalui wahyu kepada Presiden Gereja. Yang berikut mungkin bermanfaat dalam menjelaskan lebih lanjut keputusan untuk mengakhiri praktik pernikahan jamak: “Presiden George Q. Cannon memikirkan proses pengungkapan yang mendatangkan Manifesto: ‘Presidensi Gereja harus berjalan sama seperti Anda berjalan,’ katanya. Merek harus melangkah sama seperti Anda melangkah. Mereka harus bersandar pada wahyu Allah sewaktu itu datang kepada mereka. Mereka tidak dapat melihat akhir dari awal, seperti Tuhan melihatnya.’ ‘Yang dapat kita lakukan,’ kata Cannon, berbicara mengenai Presidensi Utama, ‘adalah mengupayakan pikiran dan kehendak Allah, dan ketika itu datang kepada kita, meskipun itu mungkin bersentuhan dengan setiap perasaan yang sebelum telah kita bina, kita tidak memiliki pilihan kecuali untuk mengambil langkah yang Allah tandaskan, dan untuk percaya kepada-Nya’” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Akhiri pelajaran dengan bertanya kepada siswa: • Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari, bagaimana Anda akan menanggapi jika seseorang bertanya kepada Anda apakah Orang Suci Zaman Akhir mempraktikkan pernikahan jamak? Pertimbangkan untuk berbagi pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008): “Jika ada anggota kita yang ditemukan mempraktikkan pernikahan jamak, mereka diekskomunikasi, penalti paling serius yang dapat Gereja kenakan. … Lebih dari seabad lalu Allah dengan jelas mengungkapkan kepada Nabi-Nya Wilford Woodruff bahwa praktik pernikahan jamak hendaknya dihentikan yang berarti bahwa itu sekarang menentang hukum Allah. Bahkan di negara-negara di mana hukum sipil atau agama memperkenankan poligami, Gereja mengajarkan bahwa pernikahan haruslah monogami dan tidak menerimake dalam keanggotaannya mereka yang mempraktikkan pernikahan jamak” (“What Are People Asking about Us?” Ensign, November 1998, 71–72). Paragraf berikut juga mungkin bermanfaat sewaktu Anda membahas praktik Gereja terkini: “Konsisten dengan ajaran Joseph Smith, Gereja mengizinkan seorang pria yang istrinya telah meninggal untuk dimeteraikan kepada wanita lain ketika dia menikah kembali. Terlebih lagi, 111 P EL A J A RA N 20 anggota diizinkan untuk melakukan tata cara demi pria dan wanita yang telah meninggal yang menikah lebih dari sekali di bumi, memeteraikan mereka kepada semua pasangan mereka kepada siapa mereka menikah secara resmi. Keadaan persisnya dari hubungan-hubungan ini di kehidupan mendatang tidaklah diketahui, dan banyak hubungan keluarga akan dibereskan dalam kehidupan mendatang. Orang Suci diimbau untuk percaya kepada Bapa Surgawi kita yang bijak, yang mengasihi anak-anak-Nya serta melakukan segala sesuatu bagi pertumbuhan dan keselamatan mereka” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Sebelum mengakhiri pelajaran, mungkin bijak untuk memberi tahu siswa bahwa beberapa orang yang telah murtad dari Gereja mempraktikkan pernikahan jamak dewasa ini. Mereka mendorong orang untuk berdoa dan merenungkan apakah benar untuk mempraktikkan pernikahan jamak dewasa ini. Kita hendaknya tidak mengupayakan untuk menerima wahyu yang bertentangan dengan apa yang telah Tuhan ungkapkan melalui para nabi-Nya. Tuhan telah mengungkapkan melalui nabi-Nya bahwa praktik pernikahan jamak telah dihentikan dalam Gereja. Siapa pun yang mendukung praktik pernikahan jamak dewasa ini bukanlah hamba Tuhan. Bagikan kesaksian Anda mengenai Nabi Joseph Smith Anda mungkin ingin bersaksi bahwa dia menerima dan mematuhi wahyu dari Allah, sama seperti para nabi zaman dahulu Abraham, Ishak, dan Yakub (lihat A&P 132:37). Bacaan Siswa • Yakub 2:27–30; Ajaran dan Perjanjian 132:1–3, 34–48, 54, 63; Maklumat Resmi 1. • “Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Memahami Pernikahan Jamak Pernikahan Jamak “Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa pernikahan seorang pria dan seorang wanita merupakan hukum tetap Tuhan mengenai pernikahan. Di zaman Alkitab, Tuhan memerintahkan beberapa orang untuk mempraktikkan pernikahan jamak—pernikahan seorang pria dengan lebih dari seorang wanita. Melalui wahyu, Tuhan memerintahkan Joseph Smith untuk memberlakukan pernikahan jamak di antara anggota Gereja di awal tahun 1840-an. Selama lebih dari setengah abad, pernikahan jamak dipraktikkan oleh sebagian Orang Suci Zaman Akhir di bawah arahan Presiden Gereja” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). 112 PE LAJ ARAN 20 Sebuah Perintah yang Sulit Eliza R. Snow (1804–1887), presiden umum Lembaga Pertolongan yang kedua, dimeteraikan kepada Nabi Joseph Smith. Dia mencatat pengalaman berikut di mana Nabi Joseph mengajarkan asas pernikahan jamak kepada saudara lelaki Eliza, Lorenzo Snow. “Nabi Joseph mencurahkan isi hatinya [kepada Lorenzo Snow], dan menggambarkan cobaan mental berat yang dia alami dalam mengatasi perasaan jijiknya, akibat alami dari pendidikan dan kebiasaan sosial, sehubungan dengan pengenalan akan pernikahan jamak. Dia mengenal suara Allah—dia mengetahui perintah dari yang Mahakuasa kepadanya adalah untuk terus maju—untuk memberikan teladan, dan menegakkan pernikahan kekal Selestial. Dia tahu bahwa dia harus memerangi dan mengatasi bukan saja prasangka dan keinginan pribadinya sendiri, tetapi juga yang berasal dari seluruh dunia Kristen akan menatap wajahnya; tetapi Allah, yang adalah di atas segalanya, telah memberikan perintah tersebut, dan Dia harus dipatuhi. Namun Nabi ragu dan menangguhkan dari waktu ke waktu, sampai seorang malaikat Allah berdiri di sisinya dengan pedang terhunus, dan memberi tahu dia bahwa, kecuali dia bergerak maju dan menegakkan pernikahan jamak, Imamatnya akan diambil dari dirinya dan dia akan dihancurkan! Kesaksian ini bukan saja dia berikan kepada saudara lelaki saya, tetapi juga kepada orang lain—kesaksian yang tidak dapat disangkal [dikontradiksi]” (Biography and Family Record of Lorenzo Snow [1884], 69–70). Sebuah Ujian Iman Banyak yang bergumul dengan asas pernikahan jamak diberkati dengan kesaksian rohani yang mengukuhkan akan kebenaran asas tersebut. “Menurut Helen Mar Kimball, Joseph Smith menyatakan bahwa ‘praktik dari asas ini akan merupakan pencobaan terberat yang pernah Orang Suci hadapi untuk menguji iman mereka.’ Meskipun itu merupakan salah satu pencobaan ‘terberat’ dari kehidupannya, dia bersaksi bahwa itu juga telah merupakan ‘salah satu berkat terbesar.’ … Lucy Walker mengenang kegalauan batinnya ketika Joseph Smith mengundang dia untuk menjadi istrinya. ‘Segenap perasaan jiwa saya memberontak melawannya,’ tulisnya. Namun, setelah beberapa malam yang gelisah di mana dia berlutut dalam doa, dia menemukan kelegaan sewaktu kamarnya ‘dipenuhi dengan pengaruh kudus’ serupa dengan ‘cahaya matahari yang cemerlang.’ Dia berkata, ‘Jiwa saya dipenuhi dengan kedamaian manis yang tenang yang belum pernah saya ketahui,’ dan ‘kebahagiaan hebat mengambil alih seluruh diri saya’” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Joseph Smith dan Pernikahan Jamak Banyak wanita dimeteraikan kepada Joseph Smith, tetapi jumlah persisnya tidak diketahui. “Sepanjang era di mana pernikahan jamak dipraktikkan, Orang Suci Zaman Akhir membedakan antara pemeteraian untuk waktu ini dan kekekalan dengan pemeteraian 113 P EL A J A RA N 20 untuk kekekalan saja. Pemeteraian untuk waktu dan kekekalan mencakup komitmen dan hubungan selama kehidupan ini, umumnya dengan kemungkinan hubungan seksual. Pemeteraian kekekalan-semata mengindikasikan hubungan dalam kehidupan berikutnya semata. … Beberapa wanita yang dimeteraikan kepada Joseph Smith kemudian bersaksi bahwa pernikahan mereka adalah untuk waktu ini dan kekekalan, sementara yang lainnya mengindikasikan bahwa hubungan mereka adalah untuk kekekalan semata. Kebanyakan dari mereka yang dimeteraikan kepada Joseph Smith berusia antara 20 dan 40 tahun pada waktu pemeteraian mereka kepadanya. Yang tertua, Fanny Young, berusia 56 tahun. Yang termuda adalah Helen Mar Kimball, … yang dimeteraikan kepada Joseph beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-15. Pernikahan pada usia seperti itu, tidak pantas menurut standar dewasa ini, adalah legal di era itu, dan sebagian wanita menikah di pertengahan masa remaja mereka. Helen Mar Kimball berbicara mengenai pemeteraiannya kepada Joseph sebagai ‘untuk kekekalan semata,’ menyarankan bahwa hubungan itu tidak mencakup hubungan seksual … … Joseph Smith dimeteraikan kepada sejumlah wanita yang telah menikah. Baik para wanita ini maupun Joseph menjelaskan banyak mengenai pemeteraian ini, meskipun beberapa wanita mengatakan itu untuk kekekalan semata. Wanita lainnya tidak meninggalkan catatan, yang menjadikannya tidak jelas apakah pemeteraian mereka untuk waktu fana dan kekekalan atau untuk kekekalan semata. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk praktik ini. Pemeteraian-pemeteraian ini mungkin telah menyediakan cara untuk menciptakan ikatan atau mata rantai kekal antara keluarga Joseph dengan keluarga lainnya di dalam Gereja. Ikatan ini terentang baik secara vertikal, dari orangtua kepada anak, maupun secara horizontal, dari satu keluarga ke yang lainnya. Dewasa ini ikatan kekal semacam itu dicapai melalui pernikahan bait suci dari individu yang juga dimeteraikan kepada keluarga kelahiran mereka sendiri, dengan cara demikian menautkan keluarga-keluarga bersama” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/ topics). Setelah kematian Nabi, banyak wanita dimeteraikan kepadanya yang tidak memiliki hubungan fana dengan dirinya. Penentangan terhadap Pernikahan Kekal Banyak pemimpin keagamaan dan politik di Amerika Serikat menentang sistem pernikahan jamak, yang mereka anggap amoral dan tidak beradab. Orang Suci Zaman Akhir diolok-olok dalam pidato publik, buku, majalah, dan surat kabar. Kongres Amerika Serikat menerbitkan undang-undang yang membatasi kebebasan anggota Gereja dan merugikan Gereja secara ekonomi dengan membatasi jumlah properti yang dapat Gereja miliki. “Undang-undang itu akhirnya menyebabkan polisi menangkap dan menahan orang-orang yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mencabut hak pilih mereka, hak privasi di rumah mereka, dan kebebasan-kebebasan umum lainnya” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 109). Hingga tahun 1890, ratusan Orang Suci Zaman Akhir telah mengalami dipenjara. Yang lainnya pergi bersembunyi untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan. Dalam situasi seperti ini, banyak keluarga menderita karena stres, kesedihan, kemiskinan, dan kelaparan. 114 PE LAJ ARAN 20 Meskipun dunia mengolok-olok mereka karena mempraktikkan pernikahan jamak, banyak Orang Suci Zaman Akhir mempertahankan praktik tersebut dan bersaksi bahwa mereka tahu itu telah diwahyukan oleh Allah melalui Nabi Joseph Smith. Keadaan sulit ini menuntun Presiden Wilford Woodruff untuk dengan penuh doa mencari bimbingan Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak Orang Suci. Pada tahun 1889, Presiden Woodruff menginstruksikan para pemimpin Gereja untuk berhenti mengajarkan asas pernikahan jamak. Di tahun 1890, sangat sedikit pernikahan jamak yang dilakukan, dan ini dilakukan bertentangan dengan nasihat Presiden Woodruff. Meskipun demikian, beberapa orang menerbitkan laporan bahwa Gereja masih mempromosikan praktik pernikahan jamak. Laporan-laporan ini mendatangkan lebih banyak pertentangan bagi Gereja. Bulan September 1890, Presiden Woodruff menerbitkan sebuah Manifesto, yang sekarang dikenal Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian. Manifesto Kedua “Manifesto [Maklumat Resmi 1] tersebut memaklumkan niat Presiden [Wilford] Woodruff untuk tunduk pada hukum Amerika Serikat. Itu tidak mengatakan apa pun mengenai hukum dari negara lain. Sejak pembukaan koloni di Meksiko dan Kanada, pemimpin Gereja telah melangsungkan pernikahan jamak di negeri-negeri itu, dan setelah Oktober 1890, pernikahan jamak terus dilakukan dengan diam-diam di sana. … Dalam keadaan yang luar biasa, jumlah yang lebih sedikit lagi pernikahan jamak dilangsungkan di Amerika Serikat antara tahun 1890 dan 1904, meskipun apakah pernikahan-pernikahan tersebut diwenangkan untuk dilangsungkan dalam negara bagian terkait tidaklah jelas” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Pada konferensi umum April 1904, Presiden [Joseph F.] Smith menerbitkan pernyataan yang kuat, dikenal sebagai Manifesto Kedua, yang menjadikan pernikahan jamak yang baru dapat dihukum dengan ekskomunikasi” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). 115 PELAJARAN 21 Misi Kenabian Joseph Smith Pendahuluan Setelah kematisyahidan Joseph Smih, Penatua John Taylor, yang berada bersama Joseph Smith ketika dia dibunuh, memberikan penghormatan kepada Nabi (mungkin bersamaan dengan satu atau lebih Orang Suci) dengan mencatat: “Joseph Smith, sang Nabi dan Pelihat Tuhan, telah melakukan lebih banyak, kecuali Yesus saja, demi keselamatan manusia di dunia ini, daripada orang lain siapa pun yang pernah hidup di dalamnya” (A&P 135:3). Pelajaran ini akan membantu siswa melihat bagaimana pelayanan Nabi menggenapi nubuat-nubuat kuno. Pelajaran ini juga akan memeriksa kontribusi-kontribusi yang Joseph Smith buat demi keselamatan semua anak Allah. Bacaan Latar Belakang • Neil L. Andersen,“Joseph Smith,”Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31. • Tad R. Callister, “Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona, November 2009, 35–37. • “A&P 135:3. Joseph Smith Telah Melakukan Lebih Banyak Demi Keselamatan Manusia Daripada Siapa Pun Kecuali Yesus,” Doctrine and Covenants Student Manual (buku pedoman CES, 2001), 349–350. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 3:1–21 Misi yang ditahbiskan sebelumnya dari Joseph Smith Mintalah siswa berbagi apa yang muncul di benak mereka pertama kali ketika mereka berpikir mengenai Joseph Smith. Undanglah beberapa siswa untuk secara singkat berbagi suatu saat ketika mereka bersyukur untuk Nabi Joseph Smith. Beri tahu siswa bahwa nabi Nefi mencatat beberapa nasihat yang Lehi berikan kepada putranya Joseph. Nasihat ini dicatat dalam 2 Nefi 3 dan mencakup nubuat yang Yusuf di Mesir berikan mengenai keluarga Lehi dan zaman akhir. Lehi kemungkinan mempelajari nubuat-nubuat ini dari membaca lempengan-lempengan kuningan. Dalam 2 Nefi 3, kita belajar bahwa Yusuf di Mesir meramalkan misi zaman akhir dari Joseph Smith. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 3:6–9 dengan lantang. Imbaulah siswa untuk mengikuti dan mencari bagaimana Yusuf di Mesir menggambarkan Joseph Smith. • Apa saja kata atau ungkapan yang Yusuf di Mesir gunakan untuk menggambarkan Joseph Smith? (Jawaban hendaknya mencakup “pelihat pilihan,” “dijunjung tinggi,” “hebat di mata-Ku,” dan “hebat seperti Musa.” Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai istilah-istilah ini dalam tulisan suci mereka; di margin di samping ayat 6–9, mereka juga dapat menuliskan Joseph Smith). • Dengan cara apa Joseph Smith adalah seperti Musa dan Yusuf di Mesir? (Lihat juga Terjemahan Joseph Smith, Kejadian 50:24–35 [dalam Penuntun bagi Tulisan Suci]). 116 PE LAJ ARAN 21 • Menurut ayat 7–8, apa yang Yusuf di Mesir lihat sebelumnya mengenai pelayanan Joseph Smith? (Pastikan siswa memahami kebenaran ini: Joseph Smith akan dibangkitkan oleh Tuhan untuk membawa orang pada pengetahuan tentang perjanjian-perjanjian-Nya dan untuk melakukan pekerjaan-Nya). Undanglah siswa untuk bekerja secara berpasangan dan menelaah 2 Nefi 3:7, 11–15, 18–21. Mintalah setiap pasangan untuk membuat daftar dari apa yang tulisan suci katakan yang akan Joseph Smith lakukan untuk membantu merampungkan pekerjaan Tuhan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa membuat daftar ini dengan menandai ungkapan-ungkapan penting yang mereka temukan dalam ayat-ayat ini. Setelah waktu yang memadai, undanglah beberapa pasangan untuk berbagi apa yang mereka temukan. (Jawaban hendaknya menyertakan yang berikut: membawa orang pada pengetahuan tentang perjanjian-perjanjian [ayat 7]; menampilkan Kitab Mormon [ayat 13, 18–21]; meyakinkan orang akan kebenaran Alkitab [ayat 11]; dijadikan kuat [ayat 13]; dan membawa orang pada keselamatan [ayat 15]). Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Brigham Young (1801–1877), dan undanglah seorang siswa membacakannya dengan lantang: “Telah ditetapkan dalam dewan kekekalan, jauh sebelum alas-alas bumi diletakkan, bahwa ia, Joseph Smith, adalah orangnya, pada dispensasi terakhir dunia ini, untuk membawa firman Allah kepada orang-orang. … Tuhan memerhatikan dirinya, dan ayahnya, dan ayah dari ayahnya, dan leluhur mereka sampai … kepada Adam. Ia telah mengawasi keluarga itu dan darah itu sewaktu mengalir dari sumbernya sampai pada kelahiran orang itu. Ia telah ditahbiskan sebelumnya dalam kekekalan untuk mengetuai dispensasi terakhir ini” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Brigham Young [1997], 395). Untuk membantu siswa merasakan kebenaran dan pentingnya misi yang telah ditahbiskan sebelumnya dari Joseph Smith, bahaslah yang berikut: • Mengapa penting bagi Anda untuk tahu bahwa Joseph Smith telah ditahbiskan sebelumnya dan dipersiapkan dalam kehidupan prafana untuk menjadi Nabi Pemulihan? Ajaran dan Perjanjian 135:3 Joseph Smith telah “melakukan lebih banyak, kecuali Yesus saja, demi keselamatan manusia” Mintalah siswa berbagi apa yang ingin mereka katakan atau persaksikan mengenai Joseph Smith jika mereka diberikan hanya beberapa kalimat untuk melakukannya. Jelaskan bahwa setelah kematian Joseph Smith, suatu pesan penghormatan bagi Joseph Smith ditulis dan kemudian dilestarikan bagi kita dalam Ajaran dan Perjanjian. Mintalah seorang siswa untuk membacakan kalimat pertama dari Ajaran dan Perjanjian 135:3 dengan lantang. Tanyakan: • Apa kebenaranmengenai Joseph Smith dimaklumkan dalam kalimat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Joseph Smith telah 117 P EL A J A RA N 21 melakukan lebih banyak demi keselamatan manusia di dunia ini daripada siapa pun kecuali Yesus). Untuk mengulas kembali pekerjaan dan kontribusi Nabi Joseph Smith, aturlah siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugasi mereka untuk cepat membaca Ajaran dan Perjanjian serta memikirkan kembali pelajaran-pelajaran yang dibahas dalam kursus ini sampai saat itu. Mintalah mereka membuat daftar dari berkat dan ajaran yang dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith yang berkontribusi pada keselamatan kita. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk memilih satu hal pada daftar mereka dan berbagi dengan kelompok mereka bagaimana itu memengaruhi kehidupan mereka serta menuntun mereka menuju keselamatan. Untuk merangkum tanggapan siswa, peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara siswa lainnya mengikuti: “Melalui Joseph Smith telah dipulihkan semua kuasa, kunci, ajaran, dan tata cara yang diperlukan untuk keselamatan dan permuliaan. Anda tidak dapat pergi tempat lain di dunia dan memperoleh itu. Itu tidak dapat ditemukan di gereja lain mana pun. Itu tidak dapat ditemukan dalam filosofi manusia atau buku ilmiah atau perjalanan pribadi ke tempat yang kudus, betapa pun intelek itu kelihatannya Keselamatan hanya dapat ditemukan di satu tempat, sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan Sendiri ketika Dia menyatakan bahwa inilah ‘satu-satunya gereja yang sejati dan hidup’ (A&P 1:30)” (“Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona, November 2009, 37). Berikan siswa waktu sejenak untuk merenungkan bagaimana pelayanan Joseph Smith telah berkontribusi pada keselamatan mereka sendiri, dan kemudian tanyakan: • Dengan cara spesifik apa kehidupan Anda dapat berbeda tanpa pelayanan Nabi Joseph Smith? Ajaran dan Perjanjian 122:1–2; Joseph Smith—Sejarah 1:33 Nama Joseph akan “dikenal dengan baik dan jahat di antara segala bangsa” Beri tahulah siswa bahwa terlepas dari segala kebaikan yang Joseph Smith capai, dia memiliki banyak pengumpat, khususnya menjelang akhir hayatnya. Aspek ini dari kehidupannya juga telah dilihat sebelumnya oleh para nabi kuno (lihat, misalnya, 3 Nefi 21:10). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang apa yang Moroni katakan kepada Joseph Smith mengenai mereka yang apa menentangnya, sebagaimana dicatat dalam Joseph Smith—Sejarah 1:33. Undanglah seorang siswa lain untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 122:1–2 dengan lantang. Bantulah siswa menyatakan suatu kebenaran yang ditemukan dalam petikan-petikan ini dengan bertanya: • Bagaimana Anda akan merangkum apa yang kita pelajari dari dua petikan tulisan suci ini mengenai bagaimana orang akan menanggapi Joseph Smith? (Sewaktu siswa berbagi saran rangkuman mereka, bantulah mereka memahami kebenaran ini: Sementara banyak orang di dunia akan menjadikan Joseph 118 PE LAJ ARAN 21 Smith cemoohan, yang saleh akan mencari berkat-berkat yang dijadikan tersedia melalui pelayanannya). • Menurut Anda mengapa Nabi Joseph Smith memiliki begitu banyak pengkritik dan musuh, meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak kematiannya? (Kesaksian mengenai Pemulihan berpulang pada apakah Joseph Smith adalah seorang nabi yang melakukan pekerjaan Allah atau bukan. Karenanya, Setan terus berusaha untuk mendiskreditkan Joseph Smith). Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Banyak dari mereka tidak memercayai pekerjaan Pemulihan memang tidak percaya bahwa makhluk surgawi berbicara kepada manusia di bumi. Mustahil, ujar mereka, bahwa lempengan-lempengan emas diberikan oleh malaikat dan diterjemahkan dengan kuasa Allah. Dari ketidakpercayaan itu, mereka dengan segera menolak kesaksian Joseph, dan beberapa sayangnya merosot hingga mendiskreditkan kehidupan Nabi dan memfitnah karakternya. Kita terutama sedih ketika seseorang yang pernah menghormati Joseph mundur dari keyakinannya dan kemudian menjatuhkan Nabi. Menelaah Gereja … melalui mata para pembelotnya,’ Penatua Neal A. Maxwell pernah menuturkan, adalah ‘seperti mewawancarai Yudas untuk memahami Yesus. Pembelot selalu memberi tahu kita lebih banyak mengenai diri mereka sendiri daripada mengenai yang darinya telah mereka berpaling.’ [“All Hell Is Moved” (kebaktian Brigham Young University, 8 November 1977), 3; speeches.byu.edu]. … Komentar negatif mengenai Nabi Joseph Smith akan bertambah sewaktu kita bergerak menuju Kedatangan Kedua Juruselamat. Sepenggel kebenaran dan tipu muslihat yang tak kentara tidak akan berkurang. Akan ada anggota keluarga dan teman yang akan memerlukan bantuan Anda. Sekaranglah waktunya untuk [bersiap] membantu orang lain yang mencari kebenaran” (“Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 28–30). Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Mengapa bermanfaat untuk menyadari bahwa meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak kematian Joseph Smith, para musuh Gereja terus menyerang reputasinya? • Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka yang mencari kebenaran mengetahui bahwa Joseph Smith adalah nabi Allah? Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Seorang penyelidik tulus hendaknya melihat penyebaran Injil yang dipulihkan sebagai buah dari pekerjaan Tuhan melalui Nabi. … Yesus berfirman: ‘Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, atau pun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. … 119 P EL A J A RA N 21 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka’ [Matius 7:18, 20]. Penjelasan-penjelasan ini meyakinkan, namun penyelidik tulus hendaknya tidak bergantung padanya saja untuk menetapkan pencariannya akan kebenaran. Setiap orang percaya memerlukan pengukuhan rohani mengenai misi ilahi dan karakter Nabi Joseph Smith. Ini benar untuk setiap generasi. Pertanyaan rohani pantas mendapatkan jawaban rohani dari Allah” (“Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 29–30). Berilah siswa kesempatan untuk bersaksi mengenai Nabi Joseph Smith dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Aspek apa dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang Anda lihat sebagai bukti akan misi kenabian Joseph Smith? • Apa pengalaman yang telah Anda miliki yang telah berkontribusi pada kesaksian Anda mengenai Nabi Joseph Smith? Akhiri dengan memeragakan pernyataan berikut oleh Bathsheba W. Smith (1822–1910), yang melayani sebagai presiden umum keempat dari Lembaga Pertolongan, dan Presiden Brigham Young (1801–1877). Baik Sister Smith maupun Presiden Young mengenal Joseph Smith dalam kefanaan. Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan-pernyataan ini dengan lantang. “Ketika saya mendengar Injil saya tahu itu benar; ketika saya pertama kali membaca Kitab Mormon, saya tahu itu diilhami oleh Allah; ketika saya pertama kali melihat Joseph Smith saya tahu saya berdiri berhadapan muka dengan seorang nabi dari Allah yang hidup, dan saya tidak memiliki keraguan dalam benak saya mengenai wewenangnya” (Bathsheba W. Smith, dikutip dalam Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society [2011], 34). “Saya merasa ingin berteriak, haleluya, sepanjang waktu, ketika saya berpikir bahwa saya pernah mengenal Joseph Smith, sang Nabi yang telah Tuhan bangkitkan dan tahbiskan, serta kepada siapa Dia memberikan kunci dan kuasa untuk membangun kerajaan Allah di bumi” (dikutip dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 577). Undanglah siswa untuk mempertimbangkan kesaksian mereka mengenai Nabi Joseph Smith dan apa yang mungkin mereka lakukan untuk berbagi Injil dengan orang lain, baik secara pribadi maupun menggunakan media sosial. Imbaulah mereka untuk mengidentifikasi seseorang dengan siapa mereka ingin berbagi kesaksian ini dan kemudian lakukan sesuai hasrat mereka itu. Bacaan Siswa • 2 Nefi 3:1–21; Ajaran dan Perjanjian 122:1–2; 135:3; Joseph Smith—Sejarah 1:33. • Neil L. Andersen,“Joseph Smith,”Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31. 120 PELAJARAN 22 Kematisyahidan Nabi Joseph Smith Pendahuluan Pembelot di dalam Gereja dan penentang di luar Gereja menyebabkan kematisyahidan Nabi Joseph Smith serta kakaknya Hyrum Smith. Kematian mereka menambahkan meterai yang kuat pada kesaksian mereka tentang Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, dan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. Suatu penelaahan tentang kehidupan dan kematisyahidan Nabi Joseph Smith akan membantu siswa mempertimbangkan banyaknya berkat yang telah Tuhan berikan kepada mereka melalui pelayanan Nabi Joseph Smith, melalui siapa Dia memulihkan Injil-Nya di zaman akhir. Bacaan Latar Belakang • Thomas S. Monson, “Nabi Joseph Smith: Guru melalui Teladan,” Ensign atau Liahona, November 2005, 67–70. • “Mati Syahid,” bab 22 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 293–306. • “Kematisyahidan: Nabi Memeteraikan Kesaksiannya dengan Darahnya,” bab 46 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 617–649. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 135:4–5; 136:36–39 Musuh berupaya membunuh Joseph Smith Peragakan gambar Penjara Carthage. Jelaskan kepada siswa bahwa tanggal 27 Juni 1844, Nabi Joseph Smith dan kakaknya Hyrum, yang adalah Bapa Bangsa Gereja, mati syahid dalam penjara ini di Carthage, Illinois. Joseph Smith berusia 38 tahun pada saat kematiannya, dan Hyrum 44 tahun. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 136:36–39 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Doronglah siswa sewaktu mereka membaca untuk mengidentifikasi bagaimana Tuhan merangkum kehidupan Joseph Smith dan pekerjaan yang dia lakukan. Kemudian bahaslah pertanyaan berikut: • Bagaimana Tuhan menggambarkan kehidupan dan pekerjaan Nabi Joseph Smith? (Tanggapan siswa dapat mencakup kebenaran berikut: Joseph Smith meletakkan landasan bagi pekerjaan Allah dalam dispensasi Injil ini. 121 P EL A J A RA N 22 Nabi Joseph Smith tidak bersalah pada saat kematiannya, dan dia dengan setia telah menggenapi misi yang diberikan kepadanya oleh Allah). Untuk membantu siswa memahami beberapa pengaruh yang menyebabkan kematian Nabi, beri tahu mereka bahwa Orang Suci hidup dalam keadaan yang relatif damai di negara bagian Illinois selama sekitar tiga tahun, tetapi menjelang tahun 1842, mereka kembali mengalami penentangan. Penentang Gereja mencakup warga Illinois yang mengkhawatirkan pengaruh politik Orang Suci. Yang lainnya menjadi iri hati dengan pertumbuhan ekonomi Nauvoo dan bersikap kritis akan kekuatan pemerintah dan militer kota Nauvoo. Sebagian salah paham mengenai ajaran dan praktik Mormon tertentu yang unik. Pembelot di dalam Gereja dan penentang di luar Gereja memadukan upaya mereka untuk berjuang melawan Nabi dan Gereja. Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran ini kepada setiap siswa. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian berjudul “Penentangan terhadap Nabi dan Gereja.” Jelaskan bahwa menurut hukum yang berlaku pada saat kematian Nabi, tidak ada undang-undang yang dilanggar ketika usaha percetakan dihancurkan. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Amerika Serikat yang memberikan jaminan kebebasan pers sebagai perlindungan terhadap tindakan pemerintah kota dan negara bagian belum digunakan sampai tahun 1868, dan itu belum diberlakukan sebagai undang-undang federal sampai tahun 1931. … Kita hendaknya menilai tindakan pendahulu kita dengan dasar hukum dan perintah serta keadaan zaman mereka, bukan zaman kita” (“Joseph, the Man and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 72). • Mengapa kalimat terakhir dalam pernyataan Penatua Oaks perlu diingat ketika kita mempertimbangkan tindakan pemimpin Gereja di masa awal? (Anda mungkin ingin menandaskan bahwa kebanyakan anggota dewan kota Nauvoo adalah anggota Gereja, tetapi mereka bertindak dalam kapasitas mereka sebagai pegawai sipil yang dipilih ketika mereka memerintahkan usaha percetakan dirusak. Gereja sebagai sebuah organisasi tidak mengambil tindakan terhadap usaha percetakan tersebut, tetapi dewan kotalah yang mengambil tindakan untuk “meredakan … usikan tersebut” [dalam History of the Church, 6:432]). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Joseph dan Hyrum Dikenai Tuduhan Palsu.” Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 135:4 dengan lantang. Undanglah kelas untuk mengikuti, mencari nubuat yang Joseph Smith buat sewaktu dia melakukan perjalanan menuju Carthage. • Meskipun setiap makhluk fana tidak sempurna, menurut Anda apa yang dibutuhkan bagi seseorang untuk memiliki “suara hati yang hampa akan kesalahan terhadap Allah dan tehadap semua orang”? (A&P 135:4). 122 PE LAJ ARAN 22 Jelaskan bahwa sewaktu Hyrum Smith bersiap untuk pergi ke Penjara Carthage, dia membaca Eter 12:36–38 dan kemudian melipat halaman tersebut. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 135:5, yang merupakan kutipan langsung ayat-ayat ini dari Eter, sementara kelas mengikuti. Mintalah siswa untuk mempertimbangkan mengapa petikan tulisan suci ini mungkin bermakna bagi Hyrum. Anda dapat menyarankan kepada siswa agar mereka menandai kata atau ungkapan apa pun yang menonjol bagi mereka. • Kata atau ungkapan spesifik apa dari ayat-ayat dari Kitab Eter ini yang menurut Anda akan bermakna bagi Hyrum sewaktu dia menghadapi pemenjaraan dan kemungkinan kematian? • Menurut Anda apa arti ungkapan berikut: “Semua orang akan mengetahui bahwa pakaianku tak ternoda dengan darahmu”? (Pertimbangkan untuk menyuruh siswa merujuk-silangkan ayat 5 dengan Yakub 1:19 dan Mosia 2:27 untuk menemukan arti dari ungkapan ini. Belajar untuk merujuk-silangkan sebuah tulisan suci dengan tulisan suci lainnya yang menyediakan wawasan tambahan merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting). Mintalah siswa mempertimbangkan bagaimana kiranya perasaan Joseph dan Hyrum mengetahui bahwa mereka telah memenuhi pemanggilan dan tugas mereka dari Allah dengan sebaik kemampuan mereka. • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Joseph dan Hyrum Smith yang dapat membantu kita memenuhi tanggung jawab yang kita terima dari Allah? Ajaran dan Perjanjian 135:1–3; 6–7 Kematisyahidan di Penjara Carthage dan pesan penghormatan bagi Joseph Smith Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul bagian untuk Ajaran dan Perjanjian 135. (Anda mungkin ingin menandaskan bahwa perbedaan antara uraian judul ini dalam edisi tahun 1981 dan 2013 tulisan suci mencerminkan kajian terkini). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 135:1–2 dan bagian selebaran berjudul “Kematisyahidan di Penjara Carthage.” Mintalah kelas mengikuti sewaktu para siswa ini membaca. • Menurut Anda apa artinya ungkapan “memeteraikan kesaksian kitab ini dan Kitab Mormon”? Sewaktu siswa berbagi pemikiran mereka, pertimbangkan untuk menuliskan definisi berikut di papan tulis: “memeteraikan” berarti secara permanen menetapkan sesuatu, seperti sebuah kesaksian. Anda dapat menyarankan agar siswa menuliskan definisi ini dalam tulisan suci mereka di samping ayat 1. Mintalah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 135:3, 6–7, mencari beberapa kebenaran yang kita pelajari dari pengumuman ini mengenai kematisyahidan Joseph dan Hyrum Smith. • Kebenaran apa yang Anda pelajari dari dari pengumuman ini mengenai kematisyahidan Joseph dan Hyrum Smith.? (Siswa mungkin mengidentifikasi banyak kebenaran, termasuk yang berikut: Joseph Smith telah melakukan lebih banyak demi keselamatan manusia di dunia ini daripada siapa pun 123 P EL A J A RA N 22 kecuali Yesus Kristus). Kitab Mormon serta Ajaran dan Perjanjian ditampilkan untuk keselamatan dunia). • Menurut Anda dengan cara spesifik apa kehidupan Anda akan berbeda tanpa pelayanan Nabi Joseph Smith? Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan dari Penatua Dallin H. Oaks dalam bagian selebaran berjudul “Pesan Penghormatan bagi Nabi Joseph Smith.” • Mengapa penting untuk menyadari bahwa kenalan dekat Joseph Smith menganggap dia seorang nabi, dan “orang yang … terhormat, dan bajik”? Akhiri dengan bertanya kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin berbagi kesaksian mereka mengenai Joseph Smith. Imbaulah siswa untuk mencari kesempatan dalam beberapa hari berikutnya untuk berbagi dengan orang lain kesaksian mereka mengenai Nabi Joseph Smith dan perannya dalam memulihkan Injil Yesus Kristus. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 135:1–7; 136:36–39. • Thomas S. Monson, “Nabi Joseph Smith: Guru melalui Teladan,” Ensign atau Liahona, November 2005, 67–70. Kematisyahidan Nabi Joseph Smith Penentangan terhadap Nabi dan Gereja Menjelang bulan Juni 1844, kebencian terhadap Gereja telah menjadi semakin intensif. Sebagian warga di Illinois membahas untuk mengusir Orang Suci dari negara bagian tersebut, sementara yang lainnya berencana untuk membunuh Nabi. Sebagian dari mereka yang berkonspirasi menentang Nabi dan Gereja merupakan mantan anggota Gereja yang telah murtad. Tanggal 7 Juni 1844, William Law, yang pernah melayani sebagai Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, beserta pemurtad lainnya mencetak terbitan pertama dari surat kabar bernama Nauvoo Expositor. Dalam usaha untuk memamas-manasi publik menentang Nabi dan Gereja, orang-orang tersebut menggunakan surat kabar ini untuk memfitnah Joseph Smith dan pemimpin Gereja lainnya. Joseph Smith, bertindak sebagai walikota Nauvoo, dan sebagian besar dewan kota Nauvoo mengenali bawa surat kabar yang memanas-manasi itu akan menuntun pada kekerasan gerombolan perusuh menentang kota. Mereka menyatakan surat kabar tersebut suatu usikan publik dan memerintahkan agar usaha percetakan Nauvoo Expositor dirusak. Joseph dan Hyrum Dikenai Tuduhan Palsu “Sebagai akibat dari [perusakan Nauvoo Expositor] oleh walikota dan dewan kota tersebut, para pejabat berwenang Illinois melontarkan suatu tuduhan huru-hara yang tidak berdasar terhadap Nabi, kakaknya Hyrum, serta pejabat kota Nauvoo lainnya. Gubernur Illinois, Thomas Ford, memerintahkan orang-orang itu untuk diadili di Carthage, Illinois, pusat pemerintahan wilayah tersebut, serta menjanjikan kepada mereka perlindungan. Joseph tahu bahwa jika dia pergi ke Carthage, nyawanya akan berada dalam bahaya besar karena gerombolan perusuh yang telah mengancamnya. Meyakini bahwa gerombolan perusuh tersebut menginginkan hanya diri mereka, Joseph dan Hyrum memutuskan untuk pergi ke Barat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Pada tanggal 23 Juni, 124 PE LAJ ARAN 22 mereka menyeberangi Sungai Mississippi, tetapi kemudian pada hari itu, para saudara dari Nauvoo menemui Nabi dan memberitahunya bahwa serdadu akan memasuki kota jika dia tidak menyerahkan diri kepada para pejabat yang berwenang di Carthage. Ini Nabi sepakati, berharap untuk menenangkan hati pejabat pemerintahan dan gerombolan perusuh. Pada tanggal 24 Juni, Joseph dan Hyrum Smith mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga mereka dan berkendara bersama para pejabat kota Nauvoo lainnya menuju Carthage, secara sukarela menyerahkan diri kepada para pejabat wilayah tersebut di Carthage pada hari berikutnya. Setelah para saudara ini dibebaskan dengan jaminan untuk tuduhan awal, mereka kembali dituduh secara keliru dengan pengkhianatan terhadap negara bagian Illinois, ditahan, dan dipenjara di Penjara Carthage sambil menantikan pengadilan. Penatua John Taylor dan Willard Richards, satu-satunya anggota Dua Belas Rasul yang ketika itu sedang tidak melayani misi, secara sukarela bergabung bersama mereka” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 618). Kematisyahidan di Penjara Carthage Pada hari tanggal 27 Juni 1844, seorang pengunjung telah memberi Joseph sebuah revolver. Sewaktu gerombolan perusuh mencoba untuk memasuki ruangan di mana Nabi dan para pria lainnya ditahan, Hyrum ditembak hingga mati, bertindak untuk membela semua orang dalam ruangan tersebut. Joseph melompat ke pintu dan menggapai ke sisi lain kerangka pintu untuk menembakkan pistolnya ke arah selasar. Hanya tiga dari enam peluru yang ditembakkan, melukai beberapa anggota gerombolan perusuh. Gerombolan perusuh kemudian memaksakan senapan mereka ke dalam melalui pintu yang setengah tertutup, dan John Taylor mencoba untuk memukul batang senapan mereka dengan sebuah tongkat untuk berjalan. Sewaktu konflik di ambang pintu meningkat, John Taylor mencoba untuk melarikan diri dari ruangan tersebut melalui sebuah jendela. Sewaktu dia berusaha untuk melompat keluar jendela, dia tertembak di pahanya dari ambang pintu dan juga ditembak oleh seseorang di luar. Dia terjatuh ke lantai, dan sementara berusaha masuk ke kolong tempat tidur di samping jendela, dia terluka parah oleh tiga tembakan lagi. Sementara itu, sewaktu senapan-senapan masuk melalui ambang pintu, Willard Richards mulai memukulinya dengan sebuah tongkat. Joseph Smith kemudian memutuskan untuk mencoba melarikan diri melalui jendela yang sama. Sewaktu Willard Richards terus menangkis gerombolan perusuh di pintu, Nabi melompat ke arah jendela yang terbuka itu. Sewaktu dia melakukannya, dia tertembus peluru baik dari dalam maupun luar penjara. Dia terjatuh keluar jendela, berseru, “Ya Tuhan, Allahku!” dan terhempas di tanah di bawah. Para anggota gerombolan perusuh yang berada di dalam penjara bergegas ke luar untuk meyakinkan diri mereka bahwa Joseph telah mati. Meskipun tidak ada anggota Gereja yang sedang dalam perjalanan ke Carthage, seseorang berteriak, “Orang Mormon datang!” dan seluruh gerombolan perusuh pun lari. Pesan Penghormatan bagi Nabi Joseph Smith Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata: “Orang-orang yang paling mengenal Joseph dan berdiri paling dekat dengannya dalam kepemimpinan Gereja mengasihi dan mendukungnya sebagai nabi. Kakaknya Hyrum memilih untuk mati di sisinya. John Taylor, juga berada bersamanya ketika dia dibunuh, berkata, ‘Saya bersaksi di hadapan Allah, para malaikat, dan manusia, bahwa dia adalah orang yang baik, terhormat, dan bajik … —bahwa sifat-sifatnya secara pribadi dan di depan umum tidak ada cacatnya—dan bahwa dia hidup dan mati sebagai orangnya Allah’ (The Gospel Kingdom [1987], 355; lihat juga A&P 135:3). Brigham Young memaklumkan: 125 P EL A J A RA N 22 ‘Saya rasa tidak ada orang yang kini hidup di bumi yang mengenal [Joseph Smith] lebih baik daripada saya; dan saya berani mengatakan bahwa, Yesus Kristus sebagai pengecualian, tidak ada orang yang lebih baik yang pernah hidup atau saat ini hidup di atas bumi ini’ [Discourses of Brigham Young, diseleksi John A. Widtsoe (1954), 459]” (“Joseph, the Man and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 73). 126 PELAJARAN 23 Pergantian dalam Presidensi Pendahuluan Menjelang akhir kehidupannya, Joseph Smith menganugerahkan kunci-kunci imamat dispensasi ini kepada anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Setelah kematisyahidan Nabi, dalam pertemuan yang diadakan tanggal 8 Agustus 1844, banyak Orang Suci menerima pernyataan rohani yang mengukuhkan kepada mereka bahwa Brigham Young, yang adalah Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, harus memimpin Gereja. Sewaktu siswa tiba pada pemahaman akan asas-asas yang berkenaan dengan pergantian dalam Presidensi Gereja, mereka akan memiliki keyakinan bahwa Tuhan telah memilih dan mempersiapkan setiap individu yang menjadi Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Bacaan Latar Belakang • “Succession in the Presidency,” bab 3 dalam Teachings of the Living Prophets Student Manual (buku pedoman CES, 2010), 28–41. • “Dua Belas Mengemban Tugas Kerajaan,” bab 23 dalam Buku Pedoaman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 307–317. • Brent L. Top dan Lawrence R. Flake, “‘The Kingdom of God Will Roll On’: Succession in the Presidency,” Ensign, Agustus 1996, 22–35. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 107:33; 112:30–32 Para Rasul memegang kunci-kunci dispensasi ini Ajukan pertanyaan berikut: • Bagaimana proses pemilihan Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang baru berbeda dengan cara pemimpin mungkin dipilih dalam organisasi lain? Informasikan kepada siswa bahwa pelajaran ini akan memeriksa pemindahan kepemimpinan Gereja setelah kematian Nabi Joseph Smith. Jelaskan bahwa beberapa tahun sebelum kematiannya, Nabi telah menerima wahyu mengenai Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 107:33 dan 112:30–32 mencari apa uraian Tuhan tentang wewenang imamat yang dipegang oleh anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul. • Bagaimana Tuhan menguraikan wewenang Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul memegang kunci-kunci dispensasi ini, dan Dua Belas berfungsi di bawah arahan Presidensi Utama). Distribusikan salinan dari selebaran yang terdapat di akhir pelajaran kepada setiap siswa. Jelaskan bahwa Joseph Smith menghabiskan bulan-bulan terakhir kehidupannya sering bertemu dengan anggota Kuorum Dua Belas Rasul mempersiapkan mereka untuk memimpin Gereja. Mintalah seorang 127 P EL A J A RA N 23 siswa membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Pertemuan dengan Dua Belas Rasul, Maret 1844.” Beri tahu siswa bahwa ini adalah laporan singkat mengenai pertemuan yang diadakan Nabi Joseph Smith dengan para Rasul beserta pemimpin Gereja lainnya ini, sebagaimana dituturkan kembali oleh Presiden Wilford Woodruff, yang adalah seorang Rasul pada waktu itu. Setelah pembacaan, tanyakan: • Bagaimana penganugerahan kunci-kunci kepada anggota Kuorum Dua Belas Rasul membantu mempersiapkan mereka untuk saat ketika Nabi Joseph Smith tidak akan berada bersama mereka lagi? (Mereka menerima kunci-kunci imamat yang sama yang dipegang oleh Nabi Joseph). • Mengapa penting bagi Joseph Smith untuk menganugerahkan kunci-kunci imamat ini kepada para Rasul sebelum kematiannya? (Pada waktu itu, Joseph Smith adalah satu-satunya yang memegang semua kunci imamat dispensasi ini. Jika dia tidak menganugerahkan kunci-kunci ini kepada orang lain, maka malaikat akan perlu datang kembali ke bumi untuk memulihkannya). Ajaran dan Perjanjian 124:127–128 Brigham Young menggantikan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja Jelaskan bahwa ketika Kuorum Dua Belas Rasul pertama kali diorganisasi pada tahun 1835, urutan kesenioran ditentukan oleh usia. Thomas B. Marsh, yang diyakini pada waktu itu adalah Rasul tertua, dianggap adalah Rasul senior (sejak itu diketahui bahwa David W. Patten sebenarnya adalah Rasul yang tertua). Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 124:127–128 dengan lantang. Jelaskan bahwa pada bulan Oktober 1838, Presiden Marsh menjadi murtad dan meninggalkan Gereja dan David W. Patten meninggal dunia. Brigham Young kemudian menjadi Rasul senior, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat ini. Setelah pemilihan awal para Rasul dan berlanjut hingga kini, kesenioran dalam Kuorum Dua Belas Rasul telah ditetapkan berdasarkan tanggal penahbisan. Jelaskan bahwa ketika Joseph dan Hyrum Smith mati syahid pada tanggal 27 Juni 1844, Dua Belas, kecuali John Taylor dan Willard Richards, sedang berada di Amerika Serikat bagian timur melayani misi. Dalam waktu tiga minggu, bagaimana pun juga, semua Rasul telah mendengar tentang berita tragis tersebut dan bergegas kembali ke Nauvoo. Sewaktu para Rasul tiba, mereka mendapatkan adanya kebingungan di antara anggota Gereja mengenai siapa yang akan memimpin Gereja. Sebagian anggota Gereja percaya kepemimpinan selayaknya jatuh kepada Kuorum Dua Belas Rasul. Selama beberapa bulan sesudahnya, beberapa pria mengajukan pengakuan bahwa mereka memiliki hak untuk memimpin Gereja. Mintalah dua siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Pengakuan Sidney Rigdon” dan “Pengakuan James Strang.” Sewaktu kelas mendengarkan, ajaklah mereka untuk berpikir mengenai kekhawatiran yang mungkin mereka miliki mengenai pengakuan-pengakuan ini seandainya mereka berada di Nauvoo pada waktu itu. Tindak lanjuti dengan menanyakan kepada siswa: 128 PE LAJ ARAN 23 • Mengapa pengakuan yang dibuat para pria ini tidak sah? (Anda mungkin perlu menandaskan bahwa meskipun Sidney Rigdon adalah anggota Presidensi Utama, Joseph belum menganugerahkan kunci-kunci imamat kepadanya). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “7 Agustus 1844.” Bahaslah pertanyaan berikut dengan kelas: • Mengapa kesaksian Brigham Young mengenai kunci-kunci kerasulan penting? (Setelah siswa menanggapi, tuliskan ajaran berikut di papan tulis: Para Rasul memegang semua kunci imamat yang perlu untuk mengetuai Gereja). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “8 Agustus 1844, 10:00 Pagi.” • Bagaimana Tuhan memberkati Orang Suci untuk mengetahui siapa yang telah Dia tunjuk untuk memimpin Gereja? • Bagaimana kita dapat tahu bahwa pemimpin Gereja dewasa ini dipanggil Allah? (Setelah siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Melalui Roh Kudus, kita dapat menerima suatu saksi bahwa mereka yang memimpin Gereja telah dipanggil Allah). • Kapankah Anda telah merasakan Roh bersaksi kepada Anda bahwa Presiden Gereja saat ini dipanggil Allah? Jelaskan bahwa dalam pertemuan yang diadakan pukul 2:00 siang tanggal 8 Agustus Brigham Young dan Rasul lainnya berbicara. Mintalah seorang siswa membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “8 Agustus 1844, 2:00 Siang.” Jelaskan bahwa ketika Joseph Smith meninggal dunia, Brigham Young, sebagai Rasul senior, segera dapat menjalankan semua kunci imamat. Selama lebih dari tiga tahun setelah kematisyahidan Nabi, Kuorum Dua Belas Rasul mengetuai Gereja, di bawah arahan Brigham Young. Kemudian tanggal 5 Desember 1847, Brigham Young didukung sebagai President Gereja dan Presidensi Utama diorganisasi kembali. Sidney Rigdon pindah ke Pittsburgh, Pennsylvania, dan mengorganisasi Gereja Kristus dengan rasul, nabi, imam, dan raja. Gereja ini bubar tahun 1847. Dan meskipun pengakuan James Strang atas presidensi keliru, tiga di antara mantan Dua Belas Rasul—William E. McLellin, John E. Page, dan William Smith—mendukungnya. Strang dibunuh pada tahun 1856 oleh para pengikut yang tidak puas. Untuk membantu siswa memahami proses pergantian Presidensi Gereja dewasa ini, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua Belas Rasul mengenai apa yang terjadi setelah kematian Presiden Gordon B. Hinckley. Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan tersebut dengan lantang: 129 P EL A J A RA N 23 “Tidak ada pertanyaan mengenai apa yang akan dilakukan, tidak ada keraguan. Kami tahu bahwa Rasul senior adalah Presiden Gereja. Dan dalam pertemuan sakral itu, Thomas Spencer Monson didukung oleh Kuorum Dua Belas Rasul sebagai Presiden Gereja. … Sekarang, seperti yang tulisan suci nyatakan, dia adalah satu-satunya orang di bumi yang memiliki hak untuk menjalankan semua kunci. Tetapi kami semua memegangnya sebagai Rasul. Ada satu orang di antara kami yang dipanggil dan ditahbiskan, dan dia menjadi Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83). • Setelah kematian Presiden Gereja, siapa yang akan menjadi Presiden Gereja berikutnya? (Rasul senior, yang adalah Presiden Kuorum Dua Belas Rasul). Beberapa siswa mungkin bertanya-tanya kapan Presiden Gereja menerima kunci-kunci yang perlu untuk mengetuai Gereja. Jelaskan bahwa setiap Rasul diberikan semua kunci ketika dia pertama kali ditahbiskan sebagai Rasul. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008): “Tetapi wewenang untuk menjalankan kunci-kunci itu dibatasi kepada Presiden Gereja. Saat kepergiannya, wewenang itu menjadi operatif dalam diri Rasul senior, yang kemudian disebutkan namanya, ditetapkan, dan ditahbiskan sebagai nabi dan Presiden oleh rekan-rekannya dalam Dewan Dua Belas” (“Come and Partake,” Ensign, Mei 1986, 47). • Apa perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda menyadari bahwa kerajaan Tuhan di bumi akan maju terus dengan hanya sedikit interupsi setelah kematian seorang Presiden Gereja? Anda mungkin ingin mengakhiri pelajaran ini dengan bersaksi bahwa kunci-kunci dan kuasa-kuasa yang sama yang Joseph Smith anugerahkan kepada Brigham Young dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul dipegang dewasa ini oleh Presiden Gereja, para Penasihatnya dalam Presidensi Utama, dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Anda juga dapat berbagi bagaimana Anda memperoleh kesaksian Anda bahwa pemimpin Gereja dipanggil Allah. Undanglah siswa untuk dengan doa yang sungguh-sungguh mengupayakan untuk memperoleh atau memperkuat kesaksian mereka mengenai kebenaran yang telah mereka bahas hari ini. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 107:33; 112:30–32; 124:127–128. • Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87. 130 PE LAJ ARAN 23 Pergantian dalam Presidensi Gereja Pertemuan dengan Dua Belas Rasul, Maret 1844 Presiden Wilford Woodruff (1807–1898) mengenang: “Saya ingat ceramah terakhir yang [Joseph Smith] pernah sampaikan kepada kami sebelum kematiannya .… Dia berdiri di atas kakinya selama sekitar tiga jam. Ruangan dipenuhi seolah-olah dengan api yang membara, wajahnya jernih bagaikan batu ambar, dan dia diselimuti dengan kuasa Allah. Dia memaparkan di hadapan kami tugas-tugas kami. Dia memaparkan di hadapan kami kegenapan pekerjaan Allah yang besar ini; dan dalam amanatnya kepada kami dia berkata: ‘Kepada saya telah dimeteraikan ke atas kepala saya setiap kunci, setiap kuasa, setiap asas kehidupan dan keselamatan yang Allah pernah berikan kepada siapa pun yang pernah hidup di atas muka bumi. Dan asas-asas ini serta Imamat dan kuasa ini adalah milik dari dispensasi yang besar dan terakhir ini yang telah Allah Surga tetapkan tangan-Nya untuk tegakkan di bumi. Sekarang,’ katanya, berbicara kepada Dua Belas Rasul, ‘saya telah memeteraikan ke atas kepala Anda setiap kunci, setiap kuasa, dan setiap asas yang telah Tuhan meteraikan ke atas kepala saya’ … Setelah berbicara kepada kami dengan cara ini dia berkata: ‘Saya memberi tahu Anda, beban kerajaan ini sekarang diembankan di atas bahu Anda; Anda harus mengembannya di seluruh dunia’” (dikutip dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 620–622). Pengakuan Sidney Rigdon Sidney Rigdon, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, tiba di Nauvoo dari Pittsburgh, Pennsylvania, tanggal 3 Agustus 1844. Dia meminta pertemuan khusus diadakan hari Selasa, 6 Agustus, agar anggota Gereja dapat memilih seorang wali bagi Gereja. Tampaknya seolah-olah Sidney Rigdon mencoba untuk mengadakan pertemuan ini agar anggota Gereja dapat mengesahkan posisinya sebagai wali Gereja sebelum semua dari Dua Belas Rasul kembali dari misi mereka di Amerika Serikat bagian timur. Untungnya, karena upaya Penatua Willard Richards dan Penatua Parley P. Pratt, pertemuan tersebut dipindah ke hari Kamis, 8 Agustus 1844, yang pada waktu itu kebanyakan Rasul telah kembali ke Nauvoo. Sidney Rigdon mengaku bahwa karena dia sebelumnya telah dipanggil dan ditahbiskan sebagai juru bicara bagi Joseph Smith (lihat A&P 100:9), merupakan tanggung jawabnya untuk “memastikan bahwa gereja dipimpin dengan cara yang sepatutnya” (dalam History of the Church, 7:229). Pengakuan James Strang Setelah kematian Joseph Smith, James Strang, yang telah dibaptiskan pada bulan Februari 1844, mengaku telah menerima sepucuk surat dari Joseph Smith yang menyatakan bahwa Joseph telah menunjuk Strang sebagai penggantinya. Surat tersebut merupakan pemalsuan, tetapi tampaknya mencantumkan tanda tangan Joseph Smith, dan itu menipu sebagian anggota Gereja ketika Strang memperlihatkannya kepada mereka. Strang juga mengatakan bahwa dia telah dikunjungi seorang malaikat, yang telah memberinya kunci-kunci. 7 Agustus 1844 Penatua John Taylor, Willard Richards, Parley P. Pratt, dan George A. Smith sudah berada di Nauvoo ketika Sidney Rigdon tiba. Sebagian besar dari Rasul sisanya, termasuk Brigham Young, kembali ke 131 P EL A J A RA N 23 Nauvoo pada malam tanggal 6 Agustus 1844. Hari berikutnya, 7 Agustus, para Rasul bertemu dalam dewan di rumah John Taylor. Kemudian siang itu, Dua Belas Rasul, dewan tinggi, dan imam tinggi bertemu bersama. Presiden Young meminta Sidney Rigdon untuk menyampaikan pesannya kepada Orang Suci. Sidney Rigdon dengan berani menyatakan bahwa dia telah melihat penglihatan dan bahwa tidak seorang pun dapat menggantikan Joseph Smith sebagai Presiden Gereja. Dia kemudian mengusulkan agar dia ditunjuk sebagai wali umat. Setelah Sidney Rigdon mengakhiri amanatnya, Brigham Young (1801–1877) berkata: “Saya tidak peduli siapa yang memimpin gereja, … tetapi satu hal perlu saya ketahui, dan itu adalah apa yang Allah firmankan mengenainya. Saya memiliki kunci-kunci dan sarana untuk memperoleh pikiran Allah mengenai pokok tersebut … Joseph menganugerahkan ke atas kepala kita semua kunci dan kuasa yang menjadi milik Kerasulan yang dia sendiri pegang sebelum dia diambil, dan tidak ada orang atau sejumlah orang dapat menyusup ke antara Joseph dan Dua Belas di dunia ini atau di dunia mendatang. Betapa seringnya Joseph berkata kepada Dua Belas, ‘Saya telah meletakkan landasannya dan Anda mesti membangun di atasnya, karena di atas bahu Andalah kerajaan bersandar’” (dalam History of the Church, 7:230). 8 Agustus 1844, 10:00 Pagi Tanggal 8 Agustus 1844, Orang Suci di Nauvoo berkumpul pukul 10 pagi untuk mendengar Sidney Rigdon menyampaikan pengakuannya sebagai wali Gereja. Dia berbicara kepada ribuan Orang Suci yang berhimpun selama satu setengah jam, menjelaskan mengapa dia seharusnya menjadi wali Gereja. Beberapa orang menggambarkan ceramahnya sebagai tidak mengilhami. Presiden Brigham Young berbicara secara singkat dan mengatakan bahwa dia lebih suka kembali ke Nauvoo untuk berkabung bagi Nabi daripada harus menetapkan pemimpin yang baru. Dia mengumumkan bahwa suatu penghimpunan pemimpin dan anggota akan diadakan kemudian pada hari itu pada pukul 2 siang. Beberapa anggota Gereja kemudian bersaksi bawa sewaktu Brigham Young berbicara, mereka melihat penampilannya berubah dan mendengar suaranya berubah, dan dia tampak memiliki penampilan serta suara Nabi Joseph Smith. Emily Smith Hoyt mengingat: “Cara bernalarnya, ekspresi raut wajahnya, bunyi suaranya menggetarkan segenap jiwa saya .… Saya tahu bahwa Joseph telah tiada. Namun saya sering terkejut dan tanpa sengaja melihat ke arah mimbar untuk melihat apakah itu bukan Joseph. Bukan, itu adalah Brigham Young” (dikutip dalam Lynne Watkins Jorgensen, “The Mantle of the Prophet Joseph Passes to Brother Brigham: A Collective Spiritual Witness,” BYU Studies, jilid 36, no. 4 [1996–1997], 142). Wilford Woodruff menulis, “Jika saya tidak melihat dia dengan mata saya sendiri, tidak ada seorang pun yang dapat meyakinkan saya bahwa itu bukanlah Joseph Smith, dan siapa pun dapat bersaksi akan hal ini yang kenal dengan kedua orang ini” (dalam History of the Church, 7:236). 8 Agustus 1844, 2:00 Siang Pada pukul 2 siang ribuan Orang Suci berkumpul untuk apa yang mereka tahu akan menjadi pertemuan yang signifikan. Brigham Young berbicara gamblang mengenai kewalian yang diusulkan Sidney Rigdon serta menjauhnya Sidney dari Joseph Smith selama dua tahun sebelumnya dan kemudian berkata: 132 PE LAJ ARAN 23 “Jika umat menginginkan Presiden Rigdon untuk memimpin mereka mereka boleh memilikinya; tetapi saya berkata kepada Anda bahwa Kuorum Dua Belas memiliki kunci-kunci kerajaan Allah di seluruh dunia. Dua Belas ditetapkan melalui jari Allah. Di sini ada Brigham, pernahkah lututnya goyah? Pernahkah bibirnya bergetar? Di sini ada Heber [C. Kimball] dan sisanya dari Dua Belas, suatu tubuh independen yang memiliki kunci-kunci imamat—kunci-kunci kerajaan Allah untuk menyampaikan kepada seluruh dunia: ini adalah benar, semoga Allah membantu saya. Mereka berdiri di samping Joseph, dan adalah sebagai Presidensi Utama Gereja” (dalam History of the Church, 7:233). Banyak Orang Suci berkomentar bahwa Brigham Young tampak dan terdengar seperti Joseph Smith sewaktu dia berbicara siang itu. Selain mukjizat ini, banyak Orang Suci juga merasakan Roh Kudus bersaksi kepada mereka bahwa Brigham Young dan Kuorum Dua Belas dipanggil Allah untuk memimpin Gereja. Pada akhir pertemuan ini, Orang Suci di Nauvoo memberikan suara bulat untuk mendukung Kuorum Dua Belas Rasul, dengan Brigham Young sebagai kepala mereka, untuk memimpin Gereja. Namun, tidak semua anggota Gereja akhirnya memilih untuk mengikuti para Rasul. Beberapa orang alih-alih memilih untuk mengikuti individu seperti Sidney Rigdon dan James Strang, yang membentuk gereja mereka sendiri. 133 PELAJARAN 24 Meninggalkan Nauvoo dan Perjalanan ke Barat Pendahuluan Di bawah kepemimpinan Brigham Young yang diilhami, Orang Suci menyelesaikan pembangunan Bait Suci Nauvoo, di mana mereka membuat perjanjian sakral sebelum mereka memulai perjalanan berat mereka ke rumah baru mereka di Pegunungan Rocky. Perjanjian bait suci ini menyediakan bagi Orang Suci kekuatan dan ilham sewaktu mereka menghadapi kesulitan sepanjang perjalanan. Sebagai pewaris dari warisan pusaka para Orang Suci yang setia ini, kita dapat belajar dari teladan mereka dan mempersiapkan jalan bagi orang lain untuk menikmati berkat-berkat Injil. Bacaan Latar Belakang • Gordon B. Hinckley, “Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 65–67. • M. Russell Ballard, “You Have Nothing to Fear from the Journey,” Ensign, Mei 1997, 59–61. • Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 307–317, 319–329. 134 PE LAJ ARAN 24 Saran untuk Pengajaran Perampungan Bait Suci Nauvoo 135 P EL A J A RA N 24 Peragakan gambar dari Bait Suci Nauvoo yang asli, atau gunakan gambar dari Bait Suci Nauvoo Illinois yang baru (lihat Buku Seni Injil [2009], no. 118). Beri tahulah siswa bahwa setelah Orang Suci Zaman Akhir meninggalkan Nauvoo, bait suci yang telah mereka bangun diluluh-lantakkan oleh api pada tahun 1848 dan kemudian nyaris diratakan dengan tanah oleh tornado pada tahun 1850. Sekitar 150 tahun kemudian, sebuah bait suci baru dibangun yang tampak amat mirip dengan yang aslinya dan didedikasikan pada bulan Juni 2002. Jelaskan bahwa setelah kematisyahidan Joseph Smith, Orang Suci bekerja di bawah arahan Kuorum Dua Belas Rasul untuk menyelesaikan Bait Suci Nauvoo yang asli secepat mungkin. Peragakan pernyataan berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Undanglah kelas untuk mencermati pengurbanan yang Orang Suci buat untuk membangun Bait Suci Nauvoo: 136 PE LAJ ARAN 24 “Lebih daripada 1.000 pria menyumbangkan setiap hari kesepuluh mereka untuk bekerja. Louisa Decker, seorang gadis muda, sangat terkesan karena ibunya menjual pecah belahnya dan selimut yang indah sebagai sumbangannya untuk bait suci. Orang Suci Zaman Akhir lainnya memberikan kuda, gerobak, sapi, babi, dan gandum, untuk membantu pembangunan bait suci. Kaum wanita Nauvoo diminta untuk menyumbangkan uang guna pembiayaan bait suci” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir [1996], 65). Elizabeth Terry Kirby Heward memberikan satu-satunya harta milik yang dapat diberikannya—arloji yang dimiliki suaminya, yang belum lama meninggal. “Saya memberikannya untuk membantu Bait Suci Nauvoo dan segala sesuatu yang masih mungkin saya berikan serta beberapa dolar terakhir yang masih saya miliki, yang kesemuanya bernilai hampir $50” (dikutip dalam Carol Cornwall Madsen, In Their Own Words: Women and the Story of Nauvoo [1994], 180). Jelaskan bahwa karena meningkatnya penganiayaan Orang Suci dan ancaman dari musuh Gereja, pemimpin Gereja mengumumkan pada tanggal 24 September 1845, bahwa Orang Suci akan meninggalkan Nauvoo pada musim semi berikutnya. Tanyakan kepada siswa: • Menurut Anda bagaimana keputusan untuk meninggalkan Nauvoo dapat berdampak pada upaya Orang Suci untuk merampungkan bait suci tersebut? Jelaskan kepada siswa bahwa meskipun Orang Suci tahu mereka harus meninggalkan Illinois, mereka meningkatkan upaya mereka untuk merampungkan bait suci sebelum mereka berangkat. Ruangan-ruangan dalam bait suci didedikasikan sewaktu itu rampung agar tata cara dapat dilaksanakan sedini mungkin. Sebelum kematiannya, Nabi Joseph Smith telah melaksanakan upacara pemberkahan bait suci kepada sekelompok kecil pria dan wanita. Tanggal 10 Desember 1845, para pria dan wanita ini mulai melaksanakan tata cara bait suci kepada anggota lainnya dalam ruangan-ruangan bait suci yang telah didedikasikan. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang dua paragraf berikut, yang menggambarkan upaya Orang Suci dan pemimpin mereka untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin orang menerima tata cara bait suci sebelum meningggalkan Nauvoo: Dari tahun 1844 hingga 1846, Presiden Brigham Young dan Dua Belas Rasul menjadikan perampungan Bait Suci Nauvoo suatu prioritas mendesak. Pemberkahan dan pemeteraian dilaksanakan di sana bahkan sebelum pekerjaan konstruksi berakhir. Brigham Young (1801–1877) mencatat, “Demikianlah hasrat yang dinyatakan Orang-Orang Suci untuk menerima tata cara [dari Bait Suci] dan demikianlah hasrat di pihak kami untuk melayani mereka; sehingga sepenuhnya saya menyerahkan diri pada pekerjaan Tuhan di Bait Suci siang dan malam, tidur tidak lebih dari empat jam, rata-rata, per hari, dan pulang hanya sekali seminggu” (dalam History of the Church, 7:567). Selain para pria yang bekerja di dalam bait suci, “tiga puluh enam wanita menjadi pekerja tata cara di Bait Suci Nauvoo, bekerja jam demi jam selama musim dingin 1845–1846 untuk memberikan tata cara kepada sebanyak mungkin sebelum 137 P EL A J A RA N 24 eksodus. ‘Saya bekerja di Bait Suci setiap hari tanpa henti sampai itu ditutup,’ kenang Elizabeth Ann Whitney, satu di antara tiga puluh enam wanita tersebut. ‘Saya memberikan diri saya, waktu dan perhatian saya pada misi itu.’ Lusinan wanita lainnya mencucikan pakaian dan mempersiapkan makanan yang mendukung secara jasmani pekerjaan yang menakjubkan itu” (Carol Cornwall Madsen, “Faith and Community: Women of Nauvoo,” dalam Joseph Smith: The Prophet, The Man, diedit Susan Easton Black dan Charles D. Tate Jr. [1993], 233–234). Jelaskan bahwa antara10 Desember 1845 dan 7 Februari, 1846—tanggal ketika Orang Suci mulai berangkat untuk perjalanan mereka ke barat—kira-kira 5.615 Orang Suci menerima tata cara pemberkahan di Bait Suci Nauvoo dan sejumlah keluarga dimeteraikan di sana. • Apa yang dapat kita pelajari dari pengurbanan Orang Suci untuk merampungkan bait suci tersebut, bahkan ketika mereka tahu mereka segera akan meninggalkan Nauvoo? (Siswa mungkin mengidentifikasi berbagai asas, seperti yang berikut: Menerima tata cara bait suci itu sepadan dengan segala upaya dan pengorbanan saleh kita. Pertimbangkan untuk menuliskan ini di papan tulis untuk penekanan). • Menurut Anda dengan cara apa menerima tata cara bait suci mungkin telah mempersiapkan mereka yang meninggalkan Nauvoo untuk perjalanan mereka sejauh 1.000 mil untuk mendapatkan perlindungan di Amerika Serikat bagian barat? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, peragakan pernyataan berikut dari Sister Sarah Rich dan Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, serta mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Jika bukan karena iman dan pengetahuan yang dilimpahkan ke atas kami di bait suci itu melalui pengaruh dan bantuan Roh Tuhan, perjalanan kami akanlah seperti seseorang yang mengambil satu lompatan dalam kegelapan” (Sarah Rich, dikutip dalam Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society [2011], 30). “Leluhur pionir kita telah dimeteraikan bersama sebagai keluarga di Nauvoo. Perjanjian mereka dengan Tuhan dalam Bait Suci Nauvoo merupakan suatu perlindungan bagi mereka selama perjalanan mereka ke arah barat, seperti juga itu adanya bagi kita masing-masing dewasa ini dan sepanjang kehidupan kita. … Bagi Orang Suci di masa awal ini, peran serta mereka dalam tata cara bait suci amatlah penting bagi kesaksian mereka sewaktu mereka menghadapi kesulitan, gerombolan perusuh, pengusiran dari rumah yang nyaman di Nauvoo, dan perjalanan yang panjang serta sulit yang terbentang di depan. Mereka telah diberkahi dengan kuasa di bait suci yang kudus. Suami dan istri dimeteraikan kepada satu sama lain. Anak-anak dimeteraikan kepada orangtua mereka. Banyak yang kehilangan anggota keluarga yang mati di sepanjang jalan, namun mereka 138 PE LAJ ARAN 24 tahu bahwa itu bukanlah akhir bagi mereka. Mereka telah dimeteraikan dalam bait suci untuk segala kekekalan” (Robert D. Hales, “Temple Blessings,” New Era, Februari 2014, 4). Tanyakan kepada siswa: • Menerima tata cara bait suci memiliki dampak apa terhadap Orang Suci Zaman Akhir di masa awal yang dipaksa untuk melakukan perjalanan panjang ke arah barat? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami asas berikut: Tata cara bait suci dapat menyediakan bagi kita perlindungan dan kekuatan ketika kita menghadapi masa-masa kesulitan dan kemalangan). • Bagaimana peribadatan bait suci telah melindungi dan memperkuat Anda atau mereka yang Anda kenal selama masa-masa pencobaan? Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk menemukan perlindungan dan kekuatan rohani yang lebih besar melalui peribadatan di dalam rumah Tuhan. Ajaran dan Perjanjian 136 Petunjuk Tuhan kepada mereka yang melakukan perjalanan ke barat Ajajklah siswa untuk membuka Peta Sejarah Gereja, no. 6, “Pergerakan Gereja ke Arah Barat,” serta mintalah mereka menemukan Nauvoo dan Winter Quarters. Jelaskan bahwa karena banyaknya hujan dan persediaan yang tidak memadai, Orang Suci yang meninggalkan Nauvoo di bulan Februari 1846 menghabiskan empat bulan dalam menempuh perjalanan 300 mil melintasi Iowa. Selama waktu ini, lebih dari 500 pria Orang Suci Zaman Akhir—yang akhirnya dikenal sebagai Batalyon Mormon—mengindahkan seruan Presiden Brigham Young untuk mendaftar ke Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk melayani selama perang Amerika Serikat dengan Meksiko. Sebagian dari mereka disertai oleh istri dan anak-anak mereka. Pelayanan mereka menghasilkan uang untuk membantu anggota Gereja yang miskin melakukan perjalanan ke barat, tetapi banyak keluarga ditinggalkan tanpa suami dan ayah untuk sebagian dari perjalanan mereka ke arah barat. Untuk alasan ini, pemimpin Gereja menetapkan untuk tidak melanjutkan ke barat menuju Pegunungan Rocky sampai musim semi tahun 1847. Orang Suci 139 P EL A J A RA N 24 bermukim di sebuah tempat yang mereka sebut Winter Quarters. Di sanalah Brigham Young menerima wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 136. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 136:1–5.. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari petunjuk apa yang Tuhan berikan agar Orang Suci lakukan untuk bersiap melanjutkan perjalanan mereka ke barat. • Bagaimana rombongan-rombongan diatur? Menurut Anda bagaimana pengaturan ini akan membantu Orang Suci dalam perjalanan mereka? • Bagaimana pengaturan ini serupa dengan cara Gereja diatur dewasa ini? (Setelah siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Tuhan mengatur Orang Suci-Nya ke dalam kelompok-kelompok sehingga setiap orang dapat dibimbing dan diurus). • Apa yang ayat 4 sarankan mengenai bagaimana Orang Suci akan menerima kekuatan dalam upaya mereka untuk merampungkan kehendak Tuhan? Tugasi siswa untuk menelaah dalam hati Ajaran dan Perjanjian 136:6–11, mencari cara Orang Suci harus mengatur diri untuk mengurus kebutuhan satu sama lain serta membantu yang miskin dan membutuhkan selama perjalanan ke arah barat. Setelah waktu yang memadai, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan berikut untuk menuntun pembahasannya: • Kata atau ungkapan apa dalam ayat 6–11 mengindikasikan bagaimana Orang Suci harus mengurus satu sama lain dan mereka yang membutuhkan? (Anda dapat menekankan bentukan kata “siap” [mempersiapkan, bersiap] dalam ayat 6, 7, dan 9. Ini akan mengarahkan perhatian pada keterampilan penelaahan tulisan suci berupa belajar mengenali pengulangan). • Menurut ayat 11, apa janji Tuhan kepada mereka yang mengupayakan untuk membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi mereka? (Sewaktu siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Tuhan akan memberkati kita ketika kita membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi mereka). • Siapa yang telah mempersiapkan jalan bagi Anda untuk menikmati berkat-berkat Injil? Apa yang mereka lakukan untuk mempersiapkan jalan bagi Anda? Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kata pionir dapat didefinisikan sebagai orang yang pergi sebelumnya untuk mempersiapkan atau membukakan jalan untuk orang lain ikuti, yang berarti bahwa kita semua dapat menjadi pionir dalam suatu cara. Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu orang lain dan mempersiapkan jalan bagi mereka untuk menikmati berkat-berkat Injil. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan gagasan mereka. Berikan kesaksian bahwa Tuhan berhasrat agar kita berupaya sepanjang kehidupan kita untuk membantu mempersiapkan jalan bagi masing-masing anak-Nya untuk menerima Injil dan kembali hidup bersama-Nya. Jelaskan bahwa Orang Suci mematuhi perintah Tuhan dengan saling membantu dan mempersiapkan jalan bagi mereka yang datang setelah mereka. Kelompok pionir pertama meninggalkan Winter Quarters tanggal 5 April 1847. Mereka 140 PE LAJ ARAN 24 melakukan perjalanan lebih dari 1.000 mil dan tiba di Lembah Salt Lake pada akhir Juli 1847. Tanggal 24 Juli 1847, Presiden Brigham Young memasuki lembah tersebut dan menerima pengukuhan bahwa Orang Suci telah menemukan rumah baru mereka. Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua William R. Walker, mantan anggota Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Baik Anda dari keturunan pionir atau pun bukan, pusaka iman dan pengurbanan pionir Mormon adalah pusaka Anda. Ini adalah pusaka agung Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Hiduplah Teguh pada Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 97). • Menurut Anda mengapa penting bagi setiap anggota Gereja untuk memahami bahwa “pusaka iman dan pengurbanan pionir Mormon” adalah pusaka mereka, tidak masalah apa garis keturunan mereka? • Dengan cara apa belajar tentang perjalanan pionir Mormon dapat mengilhami anggota Gereja dewasa ini dalam upaya mereka untuk melayani orang lain serta membantu mereka dalam perjalanan kembali mereka kepada Bapa Surgawi? Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Kita berdiri hari ini sebagai penerima dari upaya hebat [para pionir]. Saya berharap kita berterima kasih. Saya berharap kita membawa dalam hati kita suatu rasa syukur yang mendalam atas segala yang telah mereka lakukan bagi kita. … Brother dan sister terkasih, betapa diberkatinya kita! Betapa kita memiliki warisan yang menakjubkan! Itu meliputi pengurbanan, penderitaan, kematian, penglihatan, iman, dan pengetahuan serta kesaksian mengenai Allah Bapa yang Kekal dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit. … “Kita menghormati secara paling baik mereka yang telah pergi mendahului ketika kita melayani dengan baik dalam perkara kebenaran” (“Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 66–67). Ingatkan siswa bahwa setiap anggota Gereja telah diberkati oleh orang lain yang mempersiapkan jalan bagi mereka untuk menikmati berkat-berkat Injil. Imbaulah siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan untuk mempersiapkan orang lain, termasuk keturunan mereka, untuk hidup dengan iman dan kepatuhan kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 136. • Gordon B. Hinckley, “Teguh pada Iman,” Ensign, Mei 1997, 65–67. 141 PELAJARAN 25 Perang Utah dan Pembunuhan Masal Mountain Meadows Pendahuluan Selama tahun 1850-an, ketegangan dan kesalahpahaman dalam komunikasi antara Orang Suci Zaman Akhir dan pejabat pemerintah Amerika Serikat menuntun pada Perang Utah tahun 1857–1858. Bulan September 1857, sebagian Orang Suci Zaman Akhir di Teritorial Utah bagian selatan dan anggota iring-iringan gerobak wagon para emigran yang sedang menuju Kalifornia terlibat konflik, dan Orang Suci Zaman Akhir, termotivasi oleh amarah dan ketakutan, merencanakan serta melaksanakan pembunuhan masal terhadap sekitar 120 emigran. Kekejian ini sekarang dikenal sebagai Pembunuhan Masal Mountain Meadows. Bacaan Latar Belakang • Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 17–21. • “Peace and Violence among 19th-Century Latter-day Saints [Kedamaian dan Kekerasan di antara Orang Suci Zaman Akhir abad ke-19],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • Henry B. Eyring, “150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.org/article/ 150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre. Saran untuk Pengajaran Ketegangan yang meningkat antara Orang Suci Zaman Akhir di masa awal dengan pemerintah Amerika Serikat Distribusikan salinan dari selebaran di akhir pelajaran bagi setiap siswa. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Ketegangan yang Meningkat Menuntun pada Perang Utah.” • Jika Anda adalah Orang Suci Zaman Akhir di tahun 1857 dan telah mendengar bahwa pasukan besar angkatan bersenjata sedang mendatangi kota Anda, apa kekhawatiran yang mungkin Anda miliki? (Siswa mungkin menyebutkan bahwa Orang Suci telah diusir dengan kekerasan dari Ohio, Missouri, dan Illinois; banyak telah kehilangan harta milik yang berharga dan tanah; dan sebagian telah dibunuh atau mati selama penganiayaan ini. Berita mengenai angkatan bersenjata yang mendekati menyebabkan sebagian Orang Suci khawatir bahwa peristiwa semacam itu dapat juga terjadi di Utah). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul Bersiap untuk Mempertahankan Teritorial.” 142 PE LAJ ARAN 25 Konflik timbul antara sebagian Orang Suci Zaman Akhir dan anggota iring-iringan gerobak wagon para emigran Peragakan sebuah peta serupa dengan yang diperlihatkan di sini, atau gambarlah peta di papan tulis. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Konflik dengan Iring-Iringan Gerobak Wagon para Emigran.” Undanglah siswa untuk memikirkan saat-saat ketika mereka telah mengalami konflik dengan orang atau sekelompok orang lain. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 3 Nefi 12:25 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari asas yang Yesus Kristus ajarkan yang dapat membimbing kita ketika kita mengalami ketegangan dengan orang lain. • Menurut Anda apa artinya “bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya”? Untuk membantu siswa memahami ungkapan ini, Anda mungkin ingin meminta seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua David E. Sorensen dari Tujuh Puluh: “Juruselamat berfirman, ‘bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya … ,’ dengan demikian memerintahkan kita untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan kita sejak dini, agar jangan emosi sesaat meningkat menjadi kekejaman fisik atau emosional, dan kita jatuh ke dalam penawanan amarah kita” (“Pengampunan Akan Mengubah Kegetiran Menjadi Kasih,” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 11). • Bagaimana Anda akan merangkum ajaran Juruselamat dalam 3 Nefi 12:25? (Sewaktu siswa menanggapi, tuliskan sebuah asas yang serupa dengan yang berikut di papan tulis: Jika kita menyelesaikan konflik dengan orang lain dengan cara Tuhan, maka kita dapat menghindari dampak berbahaya dari perselisihan). 143 P EL A J A RA N 25 • Bagaimana mereka yang bersiasat untuk membahayakan anggota iring-iringan gerobak wagon dapat menerapkan asas ini? Suruhlah seorang siswa membacakan dengan lantang selebaran berjudul “Memperuncing Konfrontasi.” • Apa yang seharusnya dilakukan para pemimpin Gereja Cedar City ketika William Dame menasihati mereka untuk tidak menggunakan kekuatan militer? Menolak nasihat itu menuntun mereka untuk melakukan apa? (Setelah siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Jika kita mengabaikan nasihat untuk melakukan apa yang benar, maka kita menjadi lebih rentan untuk membuat pilihan yang buruk dan bahkan penuh dosa). Anda juga dapat menandaskan bahwa ada kebijaksanaan besar dalam sistem dewan yang dengannya Gereja diatur). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang bagian selebaran berjudul “Serangan terhadap para Emigran,” dan ajaklah siswa untuk mencari bagaimana para pemimpin Cedar City melanjutkan untuk membuat pilihan-pilihan penuh dosa setelah mengabaikan nasihat yang telah mereka terima. • Apa hasil dari keputusan para pemimpin Cedar City untuk tidak mematuhi nasihat William Dame, komandan militer tersebut? • Pada titik ini, apa pilihan yang dimiliki mereka yang bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut? (Mereka dapat mengakui apa yang telah mereka lakukan dan menerima konsekuensinya, atau mereka dapat mencoba menyembunyikan tindakan kejahatan dan dosa mereka). Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut: • Apa yang Anda lakukan ketika Anda melakukan sesuatu yang salah? Apakah Anda mengakui apa yang telah Anda lakukan salah dan menerima konsekuensinya, atau apakah Anda mencoba menyembunyikan dosa tersebut melalui tipu daya? Sebagian Orang Suci Zaman Akhir merencanakan dan melaksanakan Pembunuhan Masal Mountain Meadows Jelaskan bahwa anggota Gereja yang terlibat dalam penyerangan terhadap para emigran tersebut memilih untuk mencoba menyembunyikan dosa mereka. Undanglah kelas untuk mendengarkan apa yang terjadi sebagai hasil dari keputusan ini sewaktu siswa bergiliran membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Pembunuhan Masal Mountain Meadows” dan “Konsekuensi Tragis.” Jelaskan bahwa pilihan beberapa pemimpin dan pemukim Orang Suci Zaman Akhir di Teritorial Utah selatan menuntun pada Pembunuhan Masal Mountain Meadows yang tragis. Sebaliknya, pemimpin Gereja dan teritorial di Salt Lake City menyelesaikan konflik dengan pemerintah Amerika Serikat melalui pembicaraan dan negosiasi damai pada tahun 1858. Selama konflik ini—yang belakangan disebut Perang Utah—pasukan Amerika Serikat dan orang militer Utah terlibat dalam tindakan agresi tetapi tidak pernah dalam pertempuran. 144 PE LAJ ARAN 25 • Bagaimana Anda akan meringkas pilihan yang menuntun pada Pembunuhan Masal Mountain Meadows? • Apa asas yang dapat kita pelajari dari tragedi ini? (Siswa mungkin mengidentifikasi berbagai asas, termasuk yang berikut: Memilih untuk menyembunyikan dosa kita dapat menuntun kita untuk melakukan lebih banyak dosa. Memilih untuk menyembunyikan dosa kita dapat mendatangkan penyesalan dan penderitaan). Yakinkan siswa bahwa jika mereka mulai menjalani jalan kesalahan dan dosa, mereka dapat menghindari sakit hati dan penyesalan masa depan dengan berpaling kepada Tuhan dan bertobat dari dosa mereka. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian selebaran berjudul “Pemimpin Gereja Mendengar tentang Pembunuhan Masal.” Jelaskan bahwa karena sejumlah Orang Suci Zaman Akhir setempat bertanggung jawab karena merencanakan dan melaksanakan Pembunuhan Masal Mountain Meadows, beberapa orang telah memperkenankan peristiwa ini secara negatif berdampak pada pandangan mereka terhadap seluruh Gereja. • Mengapa penting untuk menyadari bahwa tindakan keliru beberapa anggota Gereja tidaklah menentukan kebenaran Injil? Undanglah seorang siswa untuk membacakan pertanyaan oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama yang terdapat dalam bagian selebaran berjudul “Peringatan ke-150 Pembunuhan Masal Mountain Meadows.” • Bagaimana hendaknya kita menanggapi ketika kita mendengar kejadian ketika anggota Gereja telah gagal untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Helaman 5:12 dengan lantang. Mintalah kelas mengikuti, mencari apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan mempertahankan kesaksian kita agar selama masa-masa sulit, seperti ketika kita mendengar tentang kejadian ketika anggota Gereja telah gagal untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus, iman kita tidak akan tergoyahkan. • Menurut Helaman 5:12, apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan mempertahankan kesaksian kita? (Sewaktu siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menuliskan asas berikut di papan tulis: Kita dapat mengembangkan kesaksian yang kuat dengan membangun iman kita pada landasan Yesus Kristus). Untuk mengilustrasikan asas ini, peragakan yang berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “James Sanders adalah cicit dari … salah seorang anak yang selamat saat pembunuhan masal tersebut [dan juga adalah anggota Gereja]. … Brother Sanders … berkata bahwa mengetahui bahwa leluhurnya telah dibunuh dalam pembunuhan masal tersebut ‘tidak berdampak terhadap iman saya karena itu didasarkan pada Yesus Kristus, bukan pada orang mana pun di Gereja’” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 21). 145 P EL A J A RA N 25 • Bagaimana iman kita kepada Yesus Kristus dapat menguatkan kita sewaktu kita mengetahui mengenai kejadian-kejadian ketika anggota Gereja telah gagal untuk hidup sesuai dengan ajaran Juruselamat? • Apa yang Anda lakukan yang membantu Anda membangun iman Anda di atas landasan Yesus Kristus? Bersaksilah mengenai pentingnya menjalankan ajaran Juruselamat dan mendasarkan iman kita pada Dia dan Injil-Nya. Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat membangun iman mereka pada landasan Yesus Kristus dengan lebih baik dan menentukan gol untuk melakukannya. Bacaan Siswa • “Peace and Violence among 19th-Century Latter-day Saints [Kedamaian dan Kekerasan di antara Orang Suci Zaman Akhir abad ke-19],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. Perang Utah dan Pembunuhan Masal Mountain Meadows Ketegangan yang Meningkat Menuntun pada Perang Utah Tiga tahun setelah para pionir Orang Suci Zaman Akhir yang pertama mencapai Lembah Salt Lake, pemerintah Amerika Serikat mengorganisasi Teritorial Utah dan menunjuk Brigham Young sebagai gubernur pertama atas teritorial tersebut. Pada pertengahan 1857, pemimpin Orang Suci Zaman Akhir mendengar rumor bahwa pemerintah federal mungkin menggantikan Brigham Young dengan gubernur Teritorial Utah yang baru, yang akan didukung oleh sejumlah besar pasukan federal. Tanggal 24 Juli 1857, Presiden Brigham Young sedang bersama sekelompok Orang Suci merayakan peringatan 10 tahun tibanya mereka di Lembah Salt Lake ketika dia menerima konfirmasi akan berita sebelumnya bahwa barisan angkatan bersenjata sedang mendatangi Salt Lake City. Di tahun-tahun sebelumnya, ketidaksepakatan dan kesalahpahaman dalam komunikasi telah menghasilkan peningkatan ketegangan antara Orang Suci Zaman Akhir dan pejabat pemerintah Amerika Serikat. Orang Suci ingin dipimpin oleh pemimpin pilihan mereka sendiri dan telah menolak pejabat-pejabat yang ditunjuk federal yang tidak menjunjung nilai-nilai yang sama dengan mereka, yang sebagian di antaranya tidak jujur, korup, dan amoral. Sebagian dari pejabat federal percaya bahwa tindakan dan sikap Orang Suci tersebut berarti bahwa mereka memberontak terhadap pemerintah Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat James Buchanan mengirimkan kira-kira 2.500 serdadu ke Salt Lake City untuk mendampingi seorang gubernur yang baru agar aman tiba di Utah dan untuk menghentikan apa yang dia pikir adalah pemberontakan di antara Orang Suci. Keputusan ini dibuat tanpa informasi yang akurat mengenai situasi di Utah (lihat Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 [buku pedoman CES, 2003], 368–371). Bersiap untuk Mempertahankan Teritorial Dalam khotbah kepada Orang Suci, Presiden Young dan pemimpin Gereja lainnya menggambarkan pasukan yang datang sebagai musuh. Mereka takut bahwa pasukan tersebut dapat mengusir keluar Orang Suci dari Utah, seperti mereka pernah diusir dari Ohio, Missouri, dan Illinois. Presiden Young, yang selama bertahun-tahun telah meminta Orang Suci untuk menghemat biji-bijian, memperbarui instruksinya agar mereka akan memiliki makanan untuk dimakan jika mereka perlu meloloskan diri 146 PE LAJ ARAN 25 dari pasukan tersebut. Sebagai gubernur Teritorial Utah, dia juga mengarahkan militer teritorial agar bersiap untuk mempertahankan teritorial tersebut. Konflik dengan Iring-Iringan Gerobak Wagon para Emigran Suatu iring-iringan gerobak wagon para emigran yang melakukan perjalanan ke barat dari Arkansas menuju Kalifornia memasuki Utah tepat saat Orang Suci Zaman Akhir sedang bersiap untuk mempertahankan teritorial tersebut dari pasukan Amerika Serikat yang sedang datang. Sebagian anggota iring-iringan gerobak wagon tersebut menjadi frustrasi karena mereka mengalami kesulitan membeli biji-bijian yang amat diperlukan dari Orang Suci, yang telah diinstruksikan untuk menghemat biji-bijian mereka. Para emigran juga terlibat konflik dengan Orang Suci yang tidak ingin kuda dan ternak iring-iringan gerobak wagon tersebut yang berjumlah besar mengonsumsi sumber makanan dan air yang Orang Suci butuhkan untuk hewan-hewan mereka sendiri. Ketegangan pecah di Cedar City, permukiman terakhir di Utah dalam perjalanan menuju Kalifornia. Konfrontasi terjadi antara sebagian anggota iring-iringan gerobak wagon dan sebagian Orang Suci Zaman Akhir. Sebagian anggota iring-iringan gerobak wagon tersebut mengancam untuk bergabung dengan pasukan pemerintah yang sedang datang melawan Orang Suci. Meskipun kapten dari iring-iringan gerobak wagon tersebut menghardik rekan-rekannya karena melontarkan ancaman ini, sebagian pemimpin dan pemukim Cedar City menganggap para emigran ini sebagai musuh. Rombongan gerobak wagon tersebut meninggalkan kota hanya sekitar satu jam setelah tiba, tetapi sebagian pemukim dan pemimpin di Cedar City ingin mengejar dan menghukum orang-orang yang telah menyinggung perasaan mereka. Memperuncing Konfrontasi Karena Orang Suci ini tidak menyelesaikan konflik mereka dengan para imigran dengan cara Tuhan, situasi menjadi jauh lebih parah. Isaac Haight, walikota, mayor militer, dan presiden pasak Cedar City, meminta izin dari komandan militer, yang tinggal di permukiman Parowan di dekat sana, untuk memanggil keluar militer untuk menghadapi para pelanggar dari iring-iringan gerobak wagon tersebut. Komandan militernya, William Dame, seorang anggota Gereja, menasihati Isaac Haight untuk mengabaikan ancaman para emigran tersebut. Alih-alih mengikuti nasihat ini, Isaac Haight dan pemimpin Cedar City lainnya memutuskan untuk membujuk sebagian Indian setempat untuk menyerang iring-iringan gerobak wagon tersebut dan mencuri ternak mereka sebagai cara menghukum para emigran tersebut. Isaac Haight meminta John D. Lee, anggota Gereja setempat dan mayor militer, untuk memimpin penyerangan ini, dan keduanya berencana untuk menyalahkan orang Indian akan perbuatan tersebut. Serangan terhadap para Emigran Isaac Haight menyajikan rencana untuk menyerang iring-iringan gerobak wagon tersebut kepada dewan yang terdiri dari pemimpin setelah di Gereja, komunitas, dan militer. Sebagian anggota dewan sangat tidak sepakat dengan rencana tersebut dan bertanya kepada Haight apakah dia telah berembuk dengan Presiden Brigham Young mengenai masalah tersebut. Mengatakan bahwa dia belum melakukannya, Haight sepakat untuk mengirim seorang utusan, James Haslam, ke Salt Lake City dengan sepucuk surat yang menjelaskan situasinya dan menanyakan apa yang hendaknya dilakukan. Namun, karena Salt Lake City terletak kira-kira 250 mil dari Cedar City, akan dibutuhkan sekitar seminggu menunggang kuda dengan cepat bagi si utusan untuk mencapai Salt Lake City dan kembali ke Cedar City dengan instruksi Presiden Young. Tidak lama sebelum Isaac Haight mengirimkan suratnya dengan si utusan, John D. Lee serta sekelompok orang Indian menyerang perkemahan para emigran di tempat yang disebut Mountain Meadows. Lee memimpin serangan tersebut tetapi menyembunyikan identitasnya sehingga tampak seolah-olah hanya orang Indian yang terlibat. Sebagian emigran terbunuh atau terluka, dan sisanya berhasil mengusir penyerang mereka, memaksa Lee dan para Indian tersebut untuk mundur. Para 147 P EL A J A RA N 25 emigran cepat menarik gerobak wagon mereka membentuk lingkaran, atau pagar berkeliling yang rapat, untuk perlindungan. Dua serangan tambahan menyusul selama pengepungan lima hari terhadap iring-iringan gerobak wagon tersebut. Pada suatu ketika, orang-orang militer Cedar City mendapati adanya dua pria emigran yang berada di luar pagar berkeliling gerobak wagon mereka. Orang-orang militer tersebut menembaki mereka, membunuh satu orang. Pria lainnya melarikan diri dan membawa berita ke perkemahan gerobak wagon bahwa orang kulit putih juga terlibat dalam penyerangan terhadap mereka. Mereka yang merencanakan serangan tersebut kini tertangkap basah dalam tipu daya mereka. Jika para emigran diperkenankan untuk melanjutkan perjalanan ke Kalifornia, berita akan tersebar bahwa Orang Suci Zaman Akhir bertanggung jawab atas serangan terhadap iring-iringan gerobak wagon tersebut. Para konspirator takut berita ini akan mendatangkan konsekuensi negatif terhadap diri mereka dan orang-orang mereka. Pembunuhan Masal Mountain Meadows Dalam upaya untuk mencegah tersebarnya berita bahwa Orang Suci Zaman Akhir terlibat dalam serangan terhadap iring-iringan gerobak wagon, Isaac Haight, John D. Lee, dan pemimpin Gereja dan militer lainnya membuat rencana untuk membunuh semua emigran yang tersisa kecuali anak kecil. Menindaki rencana ini, John D. Lee menghampiri para emigran tersebut dan mengatakan tentara militer akan melindungi mereka dari serangan lebih lanjut dengan menuntun mereka agar aman kembali ke Cedar City. Sewaktu para emigran sedang berjalan kembali menuju Cedar City, orang-orang militer tersebut berbalik dan menembaki mereka. Sebagian orang Indian yang direkrut oleh para pemukim bergegas dari tempat persembunyian mereka untuk bergabung dalam serangan tersebut. Dari sekitar 140 emigran yang merupakan bagian dari iring-iringan gerobak wagon tersebut, hanya 17 anak kecil yang dibiarkan hidup. Dua hari setelah pembunuhan masal tersebut, James Haslam tiba di Cedar City dengan pesan jawaban Presiden Young, menginstruksikan pemimpin setempat untuk memperkenankan iring-iringan gerobak wagon tersebut pergi dalam damai. Ketika Haight membaca kata-kata Young, dia terisak bagaikan anak kecil dan hanya mampu mengucapkan, ‘Terlambat, terlambat’ ” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20). Konsekuensi Tragis Pembunuhan Masal Mountain Meadows bukan saja menghasilkan kematian sekitar 120 korban, tetapi itu juga menyebabkan penderitaan besar bagi anak-anak yang selamat dan sanak saudara lainnya dari para korban. Beberapa Orang Suci Zaman Akhir menampung dan mengurus anak-anak emigran yang selamat dari pembunuhan masal tersebut. Pada tahun 1859, pejabat federal mengambil alih hak asuh anak-anak ini dan mengembalikan mereka kepada sanak saudara di Arkansas. Orang Indian Paiute juga menderita karena dipersalahkan secara tidak adil atas tindakan kejahatan tersebut. Pemimpin Gereja Mendengar mengenai Pembunuhan Masal Tersebut “Meskipun Brigham Young dan pemimpin Gereja lainnya di Salt Lake City mendengar kabar mengenai pembunuhan masal tersebut segera setelah itu terjadi, pemahaman mereka akan sejauh mana keterlibatan para pemukim dan rincian mengerikan dari tindakan kejahatan tersebut datang sedikit demi sedikit dengan berjalannya waktu. Tahun 1859 mereka membebastugaskan dari pemanggilan mereka presiden pasak Isaac Haight dan anggota Gereja terkemuka lainnya di Cedar City yang memegang peranan dalam pembunuhan masal tersebut. Tahun 1870 mereka mengekskomunikasi Isaac Haight dan John D. Lee dari Gereja. Pada tahun 1874 dewan juri teritorial mendakwa sembilan orang karena peranan mereka dalam pembunuhan masal tersebut. Kebanyakan dari mereka pada akhirnya ditangkap, meskipun hanya Lee yang disidang, divonis, dan dieksekusi untuk tindakan kejahatan tersebut. Seorang pria lain yang 148 PE LAJ ARAN 25 didakwa berbalik menjadi bukti negara bagian [secara sukarela bersaksi dan memberikan bukti terhadap tertuduh lainnya], dan yang lainnya menghabiskan bertahun-tahun lari dari hukum. Orang militer lainnya yang melakukan pembunuhan masal tersebut menjalani sepanjang sisa hidup mereka dengan perasaan bersalah yang mengerikan dan mimpi buruk yang berulang mengenai apa yang telah mereka lakukan dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20). Peringatan ke-150 Pembunuhan Masal Mountain Meadows Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama berkata: “Tanggung jawab atas [Pembunuhan Masal Mountain Meadows] terletak pada para pemimpin setempat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di kawasan-kawasan dekat Mountain Meadows yang juga memegang kedudukan sipil dan militer serta para para anggota Gereja yang bertindak di bawah arahan mereka … … Injil Yesus Kristus yang kita anut, muak dengan pembunuhan berdarah dingin terhadap pria, wanita, dan anak. Sesungguhnya, Injil menganjurkan kedamaian dan pengampunan. Apa yang dilakukan [di Mountain Meadows] dahulu kala oleh anggota Gereja kita mewakili penyelewengan yang mengerikan dan tak termaafkan dari ajaran dan perilaku Kristiani .… Tidak diragukan Keadilan Ilahi akan menjatuhkan hukuman yang pantas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan masal tersebut … … Semoga Allah Surga, yang kita adalah putra dan putri-Nya, memberkati kita untuk menghormati mereka yang tewas di sana dengan mengulurkan kepada satu sama lain kasih yang murni dan semangat pengampunan yang dipersonifikasikan oleh Putra Tunggal-Nya” (“150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.org/article/ 150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre). 149 PELAJARAN 26 Wahyu mengenai Imamat Pendahuluan Selama abad ke-20, sewaktu pekerjaan misionaris menyebar ke seluruh bumi, pemimpin Gereja berdoa memohon bimbingan mengenai pembatasan terhadap penahbisan imamat dan tata cara bait suci bagi anggota Gereja keturunan Afrika. Sebuah wahyu yang menentukan datang kepada Presiden Spencer W. Kimball, para penasihatnya dalam Presidensi Utama, dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul di Bait Suci Salt Lake tanggal 1 Juni 1978. Sewaktu siswa berperan serta dalam pelajaran ini mereka akan memahami dengan lebih baik cara menangani pertanyaan Injil dengan cara yang setia dan juga akan belajar keadaan serta kebenaran berkaitan dengan wahyu yang menentukan ini. Bacaan Latar Belakang • Gordon B. Hinckley, “Priesthood Restoration,” Ensign, Oktober 1988, 69–72. • “Race and the Priesthood [Ras dan Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. • Ahmad Corbitt, “A Personal Essay on Race and the Priesthood,” bagian 1–4, seri Perspectives on Church History, history.lds.org/section/ perspectives-on-church-history. Saran untuk Pengajaran Prakata untuk Maklumat Resmi 2 Menangani pertanyaan-pertanyaan Injil dengan cara penuh kesetiaan Presentasikan skenario berikut kepada kelas Anda: Seusai sekolah suatu hari, Scott dihampiri anggota lainnya dari Gereja yang baru-baru ini mulai memiliki beberapa pertanyaan mengenai ajaran Gereja. Scott merasa bahwa dia dapat memberikan bantuan kepada temannya, tetapi setelah itu dia bertanya-tanya apa yang dapat dia lakukan secara berbeda kali berikutnya seorang anggota Gereja dalam situasi yang serupa datang kepadanya. Tanyakan kepada siswa apa yang telah mereka lakukan untuk membantu anggota Gereja yang menghampiri mereka dengan pertanyaan-pertanyaan tulus mengenai Gereja atau ajarannya. Peragakan dan bacalah pernyataan berikut dari Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama: “Penyelidikan adalah tempat lahirnya kesaksian. Ada orang yang mungkin merasa malu atau tidak layak karena mereka memiliki pertanyaan-pertanyaan menyelidik mengenai Injil, tetapi mereka tidak perlu merasa seperti itu. Mengajukan pertanyaan bukan merupakan tanda kelemahan; itu adalah tanda awal pertumbuhan. Allah memerintahkan kita untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita dan hanya meminta agar kita mencari ‘dengan hati yang tulus, 150 PE LAJ ARAN 26 dengan maksud yang sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus’ [Moroni 10:4]. Ketika kita melakukannya, kebenaran segala sesuatu dapat dinyatakan kepada kita ‘melalui kuasa Roh Kudus’ [Moroni 10:5]. Jangan takut, ajukanlah pertanyaan. Ingin tahulah, tetapi jangan meragukan! Selalu berpeganglah erat pada iman dan terang yang telah Anda terima” (“Refleksi di Air” [api unggun CES bagi dewasa muda, 1 November 2009], 7, ldschurchnewsarchive.com). • Apa yang Presiden Uchtdorf ajarkan yang dapat membantu seseorang yang memiliki pertanyaan mengenai isu-isu doktrin, sejarah, atau sosial mengenai Gereja? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Jika kita memiliki iman kepada Yesus Kristus, maka pertanyaan tulus pada akhirnya dapat mendatangkan jawaban dari Bapa kita di Surga. Jelaskan bahwa salah satu isu sejarah yang mengenainya sebagian anggota Gereja memiliki pertanyaan bermuara pada kebijakan Gereja yang berlaku dari pertengahan 1800-an hingga 1978 yang membatasi pria berkulit hitam keturunan Afrika dari ditahbiskan ke dalam keimamatan. Itu juga melarang wanita dan pria berkulit hitam untuk berperan serta dalam pemberkahan bait suci atau dalam upacara pemeteraian. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut, yang merupakan bagian dari prakata untuk Maklumat Resmi 2 (terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian, edisi tahun 2013). Mintalah siswa memikirkan bagaimana informasi ini dapat membantu mereka yang memiliki kegalauan mengenai isu sejarah ini. “Kitab Mormon mengajarkan bahwa ‘semuanya sama bagi Allah,’ termasuk ‘hitam dan putih, terikat dan bebas, laki-laki dan perempuan’ (2 Nefi 26:33). Sepanjang sejarah Gereja, orang dari segala ras dan etnis di banyak negara telah dibaptiskan dan telah hidup sebagai anggota setia Gereja. Selama masa hidup Joseph Smith, beberapa pria berkulit hitam anggota Gereja ditahbiskan pada keimamatan. Di awal sejarahnya, pemimpin Gereja berhenti menganugerahkan imamat kepada pria berkulit hitam keturunan Afrika. Catatan Gereja tidak menawarkan wawasan yang jelas mengenai asal mula praktik ini” (prakata untuk Maklumat Resmi 2). • Kebenaran penting apa yang termuat dalam pernyataan ini bagi mereka yang mungkin bergumul dengan isu ini? Tandaskan baris yang menyatakan, “Catatan Gereja tidak menawarkan wawasan yang jelas mengenai asal mula praktik ini.” Sementara sebagian orang mungkin menyarankan alasan-alasan mengapa kaum pria keturunan Afrika tidak ditahbiskan pada keimamatan untuk suatu masa, alasan-alasan itu mungkin tidak akurat. Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: 151 P EL A J A RA N 26 “Jika Anda membaca tulisan suci dengan pertanyaan ini dalam benak, ‘Mengapa Tuhan memerintahkan ini atau mengapa Dia memerintahkan itu,’ Anda menemukan bahwa dalam kurang dari seratus perintah ada alasan yang diberikan. Bukanlah pola Tuhan untuk memberikan alasan. Kita [makhluk fana] dapat menaruh alasan pada wahyu. Kita dapat menaruh alasan pada perintah-perintah. Ketika kita melakukannya, kita berdiri sendiri. Beberapa orang menaruh alasan pada perintah yang kita bicarakan di sini [ras dan imamat], dan itu ternyata keliru secara spektakuler. … … Janganlah kita membuat kesalahan yang telah dibuat di masa lalu, dalam hal ini dan area-area lainnya, mencoba menaruh alasan pada wahyu. Alasan-alasan tersebut ternyata kebanyakan bersifat buatan manusia” (Life’s Lessons Learned [2011], 68–69). • Mengapa bijak untuk menghindari berspekulasi mengenai alasan mengapa individu keturunan Afrika tidak diberikan imamat atau diberi akses ke tata cara bait suci sebelum tahun 1978? (Manusia berbicara dari perspektif yang terbatas, dan Allah belum memberi tahu kita alasan-alasannya). Tekankan bahwa dewasa ini, Gereja memungkiri teori-teori yang dikemukakan di masa lalu mengenai isu ini: kulit hitam adalah tanda ketidaksenangan ilahi atau kutukan; kulit hitam mencerminkan tindakan tidak saleh di kehidupan prafana; pernikahan ras-campuran adalah dosa; atau orang berkulit hitam atau orang dari ras atau etnis lain apa pun inferior dengan cara apa pun dibandingkan orang lain. Pemimpin Gereja dewasa ini secara tegas mengecam segala rasisme, masa lalu atau sekarang, dalam bentuk apa pun. (Lihat “Race and the Priesthood [Ras dan Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). • Bagaimana iman orang kepada Yesus Kristus dapat membantu mereka mengatasi pertanyaan atau kekhawatiran mereka mengenai pembatasan imamat yang ada sebelum tahun 1978? Maklumat Resmi 2 Imamat dan berkat-berkat bait suci diberikan kepada semua anggota Gereja yang layak Jelaskan bahwa sebelum tahun 1978, ribuan orang keturunan Afrika di berbagai negara telah mengenal kebenaran dari Injil yang dipulihkan. Pemimpin Gereja di Salt Lake City dulu menerima banyak surat dari orang insaf yang belum dibaptiskan di Nigeria dan Ghana meminta agar misionaris dikirim ke Afrika. Selama bertahun-tahun, para pemimpin Gereja dengan penuh doa mempertimbangkan masalah tersebut tetapi merasa bahwa waktunya belum tiba untuk mengirimkan misionaris ke Afrika. Di Brasil, anggota berkulit hitam yang setia membantu membangun Bait Suci São Paulo, diumumkan pada tahun 1975, meskipun mereka tahu mereka tidak akan dapat memasuki bait suci. Informasikan kepada siswa bahwa Maklumat Resmi 2 memuat pengumuman resmi dari sebuah wahyu yang diterima oleh Presiden Spencer W. Kimball, para penasihatnya dalam Presidensi Utama, dan sepuluh anggota Dewan Dua Belas Rasul. Wahyu tersebut diterima tanggal 1Juni 1978. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang paragraf pertama di bawah kata-kata 152 PE LAJ ARAN 26 “Saudara-Saudara terkasih.” Undanglah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang para pemimpin Gereja katakan telah mereka saksikan. • Apa yang pemimpin Gereja saksikan di seluruh bumi? • Para pemimpin Gereja diilhami oleh apa sewaktu mereka menyaksikan perluasan pekerjaan Tuhan? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang paragraf berikutnya, yang dimulai dengan kata-kata “Sadar akan janji-janji.” Undanglah kelas untuk mencari bagaimana para pemimpin Gereja menindaki hasrat mereka yang diilhami. Tanyakan: • Bagaimana Presiden Spencer W. Kimball dan para pemimpin Gereja lainnya menindaki hasrat mereka yang diilhami? • Menurut tiga baris pertama dari paragraf ini, apa yang para pemimpin Gereja ketahui mengenai pembatasan imamat? (Mereka tahu bahwa pada suatu waktu, semua pria yang layak akan memiliki kesempatan untuk menerima imamat). Jelaskan bahwa selama bertahun-tahun sebelum 1978, mengetahui bahwa sebuah wahyu dibutuhkan agar perubahan terjadi, Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul telah membahas pembatasan imamat tersebut dan berdoa mengenainya. Peragakan pernyataan berikut oleh President Spencer W. Kimball (1895–1985), dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang: “Hari demi hari saya pergi sendirian dan dengan kekhusyukan serta keseriusan yang besar ke ruang-ruangan atas bait suci, dan di sana saya mempersembahkan jiwa saya sera mempersembahkan upaya saya untuk maju dengan program tersebut. Saya ingin melakukan apa yang Dia kehendaki. Saya berbicara mengenai itu kepada-Nya dan berkata,‘Tuhan, saya menginginkan hanya apa yang benar. . Kami tidak membuat rencana apa pun untuk bergerak secara menghebohkan. Kami hanya menginginkan apa yang Engkau inginkan, dan kami menginginkannya di saat Engkau menginginkannya dan tidak sebelumnya’” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 284–285). • Apa yang kata-kata Presiden Kimball ajarkan kepada kita mengenai cara para nabi mencari wahyu? (Setelah siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Para nabi mencari kehendak Tuhan dalam mengarahkan Gereja). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang dua paragraf berikutnya dalam Maklumat Resmi 2, dimulai dengan “Dia telah mendengar doa-doa kami.” Mintalah kelas untuk mencari tanggapan Tuhan terhadap doa-doa Presiden Kimball, para penasihatnya dalam Presidensi Utama. dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul. • Apa tanggapan Tuhan terhadap doa-doa nabi-Nya? (Tekankan pesan Tuhan yang diterima dalam wahyu ini: Berkat-berkat Injil Yesus Kristus tersedia bagi semua anak Bapa Surgawi). 153 P EL A J A RA N 26 Untuk membantu siswa memahami bagaimana wahyu yang dicatat dalam Maklumat Resmi 2 diterima, bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), yang hadir pada hari wahyu tersebut diterima di bait suci: “Ada nuansa disucikan dan dikuduskan dalam ruangan tersebut. Bagi saya, rasanya seolah sebuah saluran terbuka antara takhta surgawi dengan nabi Allah yang berlutut, memohon, yang didampingi oleh para Saudaranya. Roh Allah ada di sana. Dan melalui kuasa Roh Kudus datanglah kepada nabi tersebut suatu keyakinan bahwa apa yang dia doakan adalah benar, bahwa waktunya telah tiba, dan bahwa sekarang berkat-berkat imamat yang menakjubkan hendaknya disampaikan kepada pria yang layak di mana pun tanpa memandang garis keturunan. … Kami semua tahu bahwa waktunya telah tiba untuk suatu perubahan dan bahwa arahan tersebut telah datang dari surga. Jawabannya jelas. Ada rasa bersatu yang sempurna di antara kami dalam pengalaman kami dan dalam pemahaman kami” (“Priesthood Restoration,” Ensign, Oktober 1988, 70). Jelaskan bahwa segera setelah wahyu yang mengakhiri pembatasan imamat tersebut diterima, misionaris dikirim ke Afrika. Bait suci sejak itu telah dibangun di benua itu, lebih dari seratus pasak telah diorganisasi, dan ratusan ribu orang telah menerima tata cara Injil bagi diri mereka sendiri dan bagi leluhur mereka yang telah meninggal. (Lihat, misalnya, “Mormons in Africa: A Bright Land of Hope [Orang Mormon di Afrika: Tanah Harapan yang Cemerlang],” mormonnewsroom.org; “Emerging with Faith in Africa [Tampil dengan Iman di Afrika],” bagian 1–3, lds.org/prophets-and-apostles/unto-all-the-world). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Di setiap benua dan sepanjang pulau-pulau di lautan, yang setia sedang dikumpulkan ke dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Perbedaan dalam latar belakang budaya, bahasa, jenis kelamin, dan fitur wajah memudar menjadi tidak signifikan sewaktu para anggota membenamkan diri mereka dalam pelayanan kepada Juruselamat terkasih mereka. Pernyataan Paulus sedang digenapi: ‘Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus’ [Galatia 3:27–28]. Hanya pemahaman akan Kebapaan sejati Allah yang dapat mendatangkan apresiasi penuh akan persaudaraan sejati manusia. Pengertian itu mengilhami hasrat untuk membangun jembatan kerja sama alih-alih dinding pemisahan” (“Teach Us Tolerance and Love,” Ensign, Mei 1994, 70). • Bagaimana Injil mempersiapkan kita untuk menjadi bersatu dengan orang dari latar belakang yang berbeda-beda? • Apa contoh yang telah Anda lihat dari anggota Gereja dari latar belakang yang berbeda-beda tumbuh bersama dalam persatuan dan kerja sama? 154 PE LAJ ARAN 26 Sebagai penutup, undanglah siswa untuk mempertimbangkan bagaimana mereka mungkin menanggapi jika mereka ditanya mengapa Gereja tidak menahbiskan pria keturunan Afrika pada keimamatan untuk suatu masa. Tegaskan bahwa adalah pantas untuk menjelaskan kepada orang lain bahwa kita tidak tahu mengapa pembatasan imamat dahulu dimulai dan bahwa kita hendaknya berbagi serta bersaksi mengenai kebenaran yang memang kita ketahui. Bacaan Siswa • 2 Nefi 26:33; Maklumat Resmi 2. • “Race and the Priesthood [Ras dan Imamat],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics. 155 PELAJARAN 27 Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus Pendahuluan Juruselamat suatu hari kelak akan kembali ke bumi dengan kuasa dan kemuliaan besar. Dalam persiapan untuk hari besar itu, Orang Suci diajar untuk menelaah tanda-tanda kedatangan-Nya dan untuk bersiap baginya dengan berdiri di tempat-tempat kudus serta mengambil “Roh Kudus untuk pembimbing mereka” (A&P 45:57). Tuhan telah memaklumkan bahwa Gereja dan para anggotanya memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua Juruselamat. Bacaan Latar Belakang • Neil L. Andersen, “Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei 2011, 49–52. • Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 7–10. • “Bersiap bagi Kedatangan Kedua Kristus,” bab 44 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph F. Smith (1998), 406–415. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 45:15–46, 56–57 Tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua Ajukan kepada siswa pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda dapat tahu kapan akan hujan? Jelaskan bahwa sama seperti ada indikator yang membantu kita mengetahui kapan hujan akan turun, ada juga indikator, atau tanda, yang membantu kita mengetahui kapan Kedatangan Kedua Yesus Kristus akan terjadi. Beri tahu siswa bahwa sebagaimana dicatat dalam Matius 24, Juruselamat bertemu dengan para murid-Nya di Bukit Zaitun tak lama sebelum kematian-Nya dan menguraikan tanda-tanda dari kedatangan Kedua-Nya. Dia mengulangi sebagian dari ajaran-ajaran ini kepada Joseph Smith pada zaman kita, sebagaimana dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 45. Tekankan kepada siswa bahwa bersiap bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus merupakan tema yang penting di seluruh Ajaran dan Perjanjian. Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sewaktu mereka menelaah Ajaran dan Perjanjian untuk mencermati ajaran-ajaran tentang Kedatangan Kedua serta merenungkan bagaimana mereka dapat bersiap untuknya. Undanglah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 45:15–17, mencari apa yang para murid Tuhan tanyakan kepada-Nya dan bagaimana Dia menanggapi. 156 PE LAJ ARAN 27 • Apa yang para murid tanyakan kepada Yesus? • Apa tanggapan-Nya? Untuk membantu siswa mengidentifikasi tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua, tulislah rujukan berikut di papan tulis: A&P 45:25–27 A&P 45:28–31, 33 A&P 45:40–43 Bagilah siswa ke dalam pasangan-pasangan, dan tugasi setiap pasangan salah satu petikan yang tertulis di papan tulis. Mintalah mereka untuk membaca bersama ayat-ayat tersebut, mencari tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat-ayat itu. Tandaskan bahwa beberapa tanda telah digenapi atau sedang dalam proses digenapi. Anda mungkin ingin berbagi informasi berikut sehubungan dengan ayat 30: “Era di mana orang bukan Israel diutamakan dalam menerima Injil disebut zaman orang bukan Israel. Di dalamnya yang bukan orang Yahudi … memiliki kesempatan untuk menerima Injil dan memperoleh keselamatan sebelum hak itu diberikan, dalam tingkat yang substansial, setidaknya, kepada orang Yahudi” (Bruce R. McConkie, Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 721–722). Setelah waktu yang memadai, mintalah pasangan-pasangan untuk melaporkan temuan mereka kepada kelas. Anda dapat menyarankan agar siswa mewarnai tanda-tanda tersebut dalam tulisan suci mereka. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 45:34 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Kemudian tanyakan: • Ketika Anda membaca atau mendengar tentang peristiwa-peristiwa atau tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua, pernahkah Anda risau? Mengapa ya atau mengapa tidak? • Dengan cara apa belajar tentang tanda-tanda kedatangan Kedua Juruselamat dapat membantu kita mengatasi ketakutan dan kegelisahan dalam kehidupan kita? Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 45:35–38 untuk mempelajari mengapa Juruselamat mengungkapkan tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua-Nya. • Mengapa penting untuk mengenali kapan tanda-tanda kedatangan Juruselamat digenapi? Mintalah siswa mencari cara untuk bersiap bagi Kedatangan Kedua Kristus sewaktu mereka membaca Ajaran dan Perjanjian 45:32, 39, 56–57. Kemudian bahaslah yang berikut: • Apa yang Anda pelajari dari ayat-ayat ini tentang cara bersiap bagi Kedatangan Kedua? (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, tekankan asas berikut: Berdiri di tempat-tempat kudus dan mengambil Roh Kudus sebagai 157 P EL A J A RA N 27 pembimbing kita penting sewaktu kita bersiap bagi kedatangan Kedua Yesus Kristus). • Apa yang harus kita lakukan agar memiliki Roh Kudus sebagai pembimbing kita? • Menurut Anda bagaimana seorang pengikut Yesus Kristus dapat “berdiri di tempat-tempat kudus”? (Tempat kudus meliputi bait suci, gedung gereja, dan rumah. Rumah dapat menjadi kudus melalui doa pribadi dan keluarga, penelaahan tulisan suci, pelayanan dan malam keluarga yang konsisten. Berdiri di tempat kudus juga berhubungan dengan cara kita hidup. Jika kita hidup layak akan kerekanan tetap Roh Kudus, maka kita berdiri di sebuah tempat kudus. Pertimbangkan untuk menyarankan agar siswa menuliskan beberapa gagasan ini di margin tulisan suci mereka di samping Ajaran dan Perjanjian 45:32). • Bagaimana Anda telah mampu berdiri di tempat kudus terlepas dari hidup di dunia yang jahat? • Apa saja alasan Anda menanti-nantikan Kedatangan Kedua Juruselamat? Mengapa Anda bersyukur bahwa Juruselamat akan datang lagi? Ajaran dan Perjanjian 29:7–9; 34:5–7; 39:19–23 Mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua Ingatkan siswa bahwa Tuhan nama kursus ini adalah Landasan Pemulihan. Tanyakan kepada siswa: • Koneksi atau hubungan apa yang Anda lihat antara Pemulihan Injil dengan Kedatangan Kedua Yesus Kristus? Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Mintalah siswa untuk menelaahnya mencari kesamaan tema: Ajaran dan Perjanjian 29:7–9 Ajaran dan Perjanjian 34:5–7 Ajaran dan Perjanjian 39:19–23 Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa berpaling kepada orang yang duduk di sampingnya dan membahas apa kesamaan di antara petikan-petikan tulisan suci ini. Tanyakan beberapa siswa bagaimana mereka akan meringkas pesan dalam semua tulisan suci ini. (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, bantulah mereka mengidentifikasi dan memahami asas ini: Sewaktu kita mengkhotbahkan Injil kepada orang lain, kita membantu mempersiapkan dunia bagi kedatangan Kedua Yesus Kristus). Mintalah siswa balik membuka bagian 29, 34, dan 39 dalam Ajaran dan Perjanjian serta mencermati tanggal ketika wahyu-wahyu ini diberikan. Tanyakan: 158 PE LAJ ARAN 27 • Seberapa cepat setelah Gereja diorganisasi Tuhan mulai mengajarkan asas yang baru diidentifikasi? Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Sejak awal masa Pemulihan, para pemimpin Gereja telah sangat bersungguh-sungguh mengenai tanggung jawab mereka untuk mengabarkan Injil. Pada tahun 1837, hanya tujuh tahun setelah pengorganisasian Gereja, di masa kemiskinan dan penganiayaan, para misionaris diutus untuk mengajarkan Injil di Inggris. Dalam beberapa tahun berikutnya, para misionaris telah berkhotbah di tempat-tempat yang berbeda seperti Austria, Polynesia Prancis, India, Barbados, Cile, dan Tiongkok. Tuhan telah memberkati pekerjaan ini dan Gereja ditegakkan di seluruh dunia. … Matahari tidak pernah terbenam tanpa ada misionaris saleh yang bersaksi mengenai Juruselamat. Pikirkan tentang kuasa rohani dari 52.000 misionaris, diberkati dengan Roh Tuhan, dengan berani mengkhotbahkan bahwa ‘tidak akan ada nama lain diberikan tidak juga jalan tidak juga cara lain apa pun yang melaluinya keselamatan dapat datang … , hanya dalam dan melalui nama Kristus’ [Mosia 3:17]. … Dunia sedang dipersiapkan bagi Kedatangan Kedua Juruselamat dalam skala besar karena pekerjaan Tuhan melalui para misionaris-Nya” (“Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 51–51). Bahaslah yang berikut: • Bagaimana pesan yang diajarkan oleh misionaris Gereja mempersiapkan orang untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus? • Mengapa Pemulihan Injil perlu sebelum Juruselamat dapat datang kembali ke bumi? Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Joseph F. Smith (1838–1918), dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Injil mengajari manusia untuk rendah hati, setia, jujur dan benar di hadapan Tuhan dan terhadap satu sama lain, dan sebanding dengan dilaksanakannya asas-asasnya demikian pula kedamaian dan kebenaran akan berkembang dan ditegakkan di bumi, dan dosa, perselisihan, pertumpahan darah serta segala jenis kebobrokan akan berhenti, dan bumi akan menjadi murni serta dijadikan tempat tinggal yang pantas bagi makhluk surgawi; dan bagi Tuhan kita untuk mendatangi serta meninggalinya, yang akan Dia lakukan pada masa Milenium” (Ajaran-Ajaran PresIden Gereja: Joseph F. Smith [1998], 411– 412). “Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir … menganggapnya sebagai bagian dari misinya untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan harfiah dan mulia dari Putra Allah ke bumi, untuk memerintah atasnya dan tinggal; bersama umat-Nya” (Ajaran-Ajaran: Joseph F. Smith, 412). Tanyakan yang berikut: 159 P EL A J A RA N 27 • Selama berjalannya pelajaran ini, pemikiran atau kesan rohani apa yang Anda miliki mengenai tanggung jawab Gereja beserta anggotanya untuk membantu mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua? • Menurut Anda bagaimana membantu orang lain bersiap bagi Kedatangan Kedua akan membantu Anda bersiap juga? Untuk mengakhiri pelajaran, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka lakukan untuk berbagi pesan Pemulihan dengan mereka yang bukan dari kepercayaan kita. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 29:7–9; 34:5–7; 39:19–23; 45:15–46, 56–57; 88:81–87. • Neil L. Andersen, “Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei 2011, 49–52. 160 PELAJARAN 28 Mempergegas Pekerjaan Keselamatan Pendahuluan Dalam tahun-tahun terakhir, pemimpin Gereja telah menekankan nubuat Tuhan bahwa Dia akan “mempergegas pekerjaan[-Nya]” (A&P 88:73). Pekerjaan keselamatan mencakup pekerjaan misionaris anggota, retensi orang insaf, pengaktifan anggota yang kurang aktif, pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga, serta mengajarkan Injil. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami dengan lebih baik tanggung jawab mereka sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk berperan serta dalam pekerjaan ini. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 58–62 • “Hastening the Work of Salvation,” Ensign, Oktober 2013, 36–39. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 138:53–56 Tuhan mempergegas pekerjaan-Nya Beri tahulah siswa bahwa tidak lama sebelum kematiannya, Presiden Joseph F. Smith memperoleh penglihatan tentang dunia roh, yang sekarang dicatat sebagai Ajaran dan Perjanjian 138. Dia belajar bahwa para pemimpin dispensasi terakhir dan “banyak yang lain” dipersiapkan dalam dunia prafana untuk tanggung jawab mereka di bumi. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 138:53–56 dengan lantang sewaktu kelas mengikuti mencari tanggung jawab yang diberikan kepada para pemimpin ini dalam dunia prafana. • Apa tanggung jawab yang diberikan kepada para pemimpin ini dalam dunia prafana? Apa persiapan yang mereka terima di sana? • Apa tanggung jawab yang mungkin telah diberikan kepada Anda di dunia prafana? Persiapan apa yang mungkin telah Anda terima? (Sewaktu siswa berbagi gagasan mereka, bantulah mereka mengidentifikasi asas ini: Kita dipersiapkan di kehidupan prafana untuk datang ke bumi di kegenapan zaman untuk bekerja bagi keselamatan jiwa manusia). Peragakan pernyataan berikut dari Presiden Thomas S. Monson, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: 161 P EL A J A RA N 28 “Apakah Anda menyadari bahwa Gereja yang dipulihkan berusia 98 tahun sebelum itu memiliki 100 pasak? Tetapi kurang dari 30 tahun kemudian, Gereja telah mengorganisasi 100 pasaknya yang kedua. Dan hanya delapan tahun sesudah itu Gereja memiliki lebih dari 300 pasak. Dewasa ini [2014] kita berkekuatan lebih dari 3.000 pasak. Mengapa pertumbuhan ini terjadi di tingkat yang dipercepat? Apakah itu karena kita lebih dikenal? Apakah itu karena kita memiliki gedung pertemuan yang indah? Hal-hal ini penting, tetapi alasan Gereja tumbuh dewasa ini adalah bahwa Tuhan mengindikasikan itu. Dalam Ajaran dan Perjanjian, Dia berfirman: ‘Lihatlah, Aku akan mempergegas pekerjaan-Ku pada waktunya’ [A&P 88:73]. Kita, sebagai anak-anak roh Bapa Surgawi kita, dikirim ke bumi saat ini agar kita dapat berperan serta dalam mempergegas pekerjaan besar ini” (“Hastening the Work,” Ensign, Juni 2014, 4). • Menurut Presiden Monson, mengapa kita dikirim ke bumi pada saat ini? (Sewaktu siswa berbagi jawaban mereka, bantulah mereka memahami asas ini: Kita memiliki tanggung jawab untuk berperan serta dalam mempergegas pekerjaan Bapa Surgawi). • Apa saja cara Anda telah menyaksikan suatu “penggegasan” pekerjaan Allah? (Ada banyak jawaban bagi pertanyaan ini, termasuk perubahan usia untuk pelayanan misionaris, meningkatnya jumlah misionaris, meningkatnya jumlah bait suci, dan meningkatkan peralatan yang menjadikan pekerjaan sejarah keluarga lebih mudah). Tandaskan bahwa jawaban ini menyediakan bukti bahwa Tuhan mempergegas pekerjaan-Nya di kedua sisi tabir. Jelaskan bahwa pemimpin Gereja dewasa ini telah memberikan penekanan pada lima area dalam pekerjaan keselamatan dan meminta masing-masing dari kita untuk berperan serta dalam area-area tersebut untuk mempergegas pekerjaan Allah di zaman akhir ini. Peragakan pernyataan berikut dari Penatua L. Whitney Clayton dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Suruhlah kelas mengidentifikasi lima area yang merupakan bagian dari pekerjaan keselamatan: 2014, 63). “Nabi dan rasul yang hidup mengajari kita bahwa ‘anggota Gereja diutus “untuk bekerja di dalam kebun anggur-Nya demi keselamatan jiwa manusia” (A&P 138:56). Pekerjaan keselamatan ini mencakup pekerjaan misionaris anggota, retensi orang insaf, pengaktifan anggota yang kurang aktif, pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga, serta mengajarkan Injil’ [Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja (2010), 5.0]” (“The Work of Salvation: Then and Now,” Ensign, September Sewaktu siswa mengidentifikasi kelima area tersebut, tuliskan yang berikut di papan tulis: Pekerjaan misionaris anggota 162 PE LAJ ARAN 28 Retensi orang insaf Pengaktifan anggota yang kurang aktif Pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga Mengajarkan Injil Ajaran dan Perjanjian 88:73 Kita masing-masing dapat berkontribusi pada penggegasan pekerjaan Tuhan Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 88:73 sementara siswa lainnya mengikuti. Kemudian jelaskan kepada siswa bahwa kita masing-masing hendaknya berupaya untuk meningkatkan kontribusi kita pada penggegasan pekerjaan Tuhan. Distribusikan selebaran di akhir pelajaran kepada siswa, dan jelaskan bahwa selebaran ini akan membantu mereka memikirkan bagaimana mereka dapat meningkatkan kontribusi mereka. Undanglah siswa untuk memilih dan dalam hati membaca satu atau lebih dari pernyataan pada selebaran dan bersiap untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada selebaran. Setelah siswa memiliki waktu yang memadai untuk membaca dan bersiap, pertimbangkan untuk mengundang seorang siswa membacakan dengan lantang kutipan pertama. Kemudian mintalah beberapa siswa untuk menyediakan tanggapan mereka terhadap tiga pertanyaan di selebaran, berfokus pada pekerjaan misionaris anggota. Ulangi proses ini dengan masing-masing dari lima petikan tersebut. Bantulah siswa merasakan kebenaran dan kepentingan berperan serta dalam pekerjaan keselamatan dengan mengajukan pertanyaan berikut: • Apa berkat yang telah Anda terima sewaktu Anda berperan serta dalam satu atau lebih dari area-area pekerjaan keselamatan ini? Apa pengalaman yang telah Anda miliki sementara berperan serta dalam salah satu area ini yang khususnya bermakna bagi Anda? Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Ketika waktu kita dalam kefanaan selesai, pengalaman-pengalaman apa yang akan dapat kita bagikan mengenai kontribusi kita sendiri terhadap periode penting ini dalam kehidupan kita dan terhadap pemajuan pekerjaan Tuhan? Apakah kita akan dapat mengatakan bahwa kita telah menyingsingkan lengan baju kita dan bekerja dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan kita? Atau akankah kita harus mengakui bahwa peran kita sebagian besar hanya sebagai pengamat?” (“Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 59). Undanglah siswa merencanakan apa yang akan mereka lakukan untuk lebih sepenuhnya berperan serta dalam pekerjaan keselamatan dengan menanyakan: 163 P EL A J A RA N 28 • Apa saja cara Anda telah melihat orang lain membantu mempergegas pekerjaan Tuhan? • Apa saja cara Anda berencana untuk berkontribusi pada penggegasan pekerjaan Tuhan? • Bagaimana pengetahuan dan kesaksian kita akan Pemulihan memotivasi kita untuk lebih sepenuhnya berperan serta dalam pekerjaan keselamatan? Undanglah beberapa siswa untuk berbagi dan bersaksi mengenai sesuatu yang telah mereka pelajari tentang Pemulihan Injil selama penelaahan mereka dalam kursus ini. Akhiri dengan bersaksi tentang kebenaran dari Pemulihan Injil melalui Nabi Joseph Smith. Bacaan Siswa • Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Anda Tidur melalui Pemulihan?” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 58–60. Mempergegas Pekerjaan Keselamatan Renungkan pertanyaan berikut sehubungan dengan masing-masing dari kelima area yang merupakan bagian dari pekerjaan keselamatan: • Bagaimana upaya Anda dalam area pekerjaan Allah ini membawa orang lain lebih dekat pada berkat-berkat keselamatan? • Apa pengalaman yang telah Anda miliki dan apa berkat yang telah Anda terima sewaktu Anda berperan serta dalam area ini dari pekerjaan keselamatan Tuhan? • Apa yang dapat Anda lakukan, terlepas dari pemanggilan Gereja Anda saat ini, untuk berkontribusi dalam area ini dari pekerjaan keselamatan? Pekerjaan Misionaris Anggota Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Brother dan sister, sepasti Tuhan telah mengilhami lebih banyak misionaris untuk melayani, Dia juga membangunkan pikiran dan membukakan hati lebih banyak orang yang baik dan jujur untuk menerima para misionaris-Nya. Anda telah mengenal mereka atau akan mengenal mereka. Mereka ada di dalam keluarga Anda dan tinggal di permukiman Anda. Mereka berjalan melewati Anda di jalan, duduk di dekat Anda di sekolah, dan terhubung dengan Anda secara daring. Anda pun adalah bagian yang penting dari mukjizat yang sedang menguak ini. Jika Anda bukan misionaris penuh waktu dengan tanda nama misionaris tersemat di jas Anda, sekaranglah waktunya untuk melukiskannya di hati Anda—dilukis, sebagaimana Paulus katakan, ‘bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup’ [2 Korintus 3:3] … Kita semua memiliki kontribusi untuk diberikan pada mukjizat ini” (“Itu adalah Mukjizat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 78). 164 PE LAJ ARAN 28 Retensi Orang Insaf Penatua M. Russel Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan: “Anda dan saya harus melakukan segala yang dapat kita lakukan untuk memastikan bahwa setiap anggota Gereja sepenuhnya memperoleh penemanan dan menikmati segala berkat yang Injil tawarkan. Presiden Gordon B. Hinckley telah mengingatkan Anda dan saya akan tanggung jawab kita untuk menjadi rekan kerja bersama Tuhan dalam mewujudkan rencana-rencana-Nya bagi Gereja. Dalam siaran satelit Presiden Hinckley berkata: Tuhan telah meletakkan di atas diri kita mandat untuk mengajarkan Injil kepada setiap makhluk. Ini akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap misionaris—penuh waktu dan pasak. Itu akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap uskup, dari setiap penasihat uskup, dan dari setiap anggota dewan lingkungan …’ (“Find the Lambs, Feed the Sheep,” Ensign, Mei 1999, 107). Itu akan membutuhkan upaya terbaik dari setiap anggota” (“Members Are the Key,” Ensign, September 2000, 10). Pengaktifan Anggota yang Kurang Aktif “Peranan kita [sebagai anggota] adalah untuk membenamkan diri kita sendiri dalam mengasihi dan melayani mereka yang di sekitar kita—menghibur teman sejawat yang membutuhkan, mengundang teman-teman kita ke pembaptisan, menolong tetangga yang lanjut usia dengan pekerjaan di halamannya, mengundang anggota yang kurang aktif untuk santap bersama, atau menolong seorang tetangga dengan sejarah keluarganya. Ini semua adalah cara yang alami dan penuh sukacita untuk mengundang anggota yang kurang aktif dan mereka yang bukan dari kepercayaan kita ke dalam kehidupan kita dan sebagai konsekuensinya ke dalam terang Injil. Berbagi dengan mereka waktu-waktu yang menyenangkan dan saat-saat sakral dari kehidupan kita sesungguhnya dapat menjadi cara yang paling efektif kita semua dapat ‘bekerja di dalam kebun anggur [Yesus Kristus] demi keselamatan jiwa [pria dan wanita]’ (A&P 138:56)” (“Hastening the Work of Salvation,” Ensign, Oktober 2013, 36). Pekerjaan Bait Suci dan Sejarah Keluarga Penatua Quentin L. Cook dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Kepemimpinan Gereja telah mengeluarkan sebuah seruan nyaring kepada angkatan muda untuk memimpin jalan dalam penggunaan teknologi untuk mengalami roh Elia, untuk mencari leluhur mereka, dan untuk melaksanakan tata cara-tata cara bait suci bagi mereka. Sebagian besar dari pekerjaan sulit dalam mempergegas pekerjaan keselamatan baik bagi yang masih hidup maupun yang telah meninggal akan dilakukan oleh Anda kaum muda” (“Akar dan Cabang,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 46). 165 P EL A J A RA N 28 Mengajarkan Injil “Tanggung jawab untuk mengajarkan Injil tidak terbatas kepada mereka yang memiliki pemanggilan resmi sebagai guru. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, Anda memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan Injil. Sebagai orangtua, anak lelaki, anak perempuan, suami, istri, saudara lelaki, saudara perempuan, pemimpin Gereja, guru kelas, pengajar ke rumah, pengajar berkunjung, sesama karyawan, tetangga, atau teman, Anda memiliki kesempatan untuk mengajar. Terkadang Anda mengajar secara terbuka dan langsung melalui hal-hal yang Anda katakan dan kesaksian yang Anda berikan. Dan Anda selalu mengajar melalui teladan” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia: Sumber Bimbingan untuk Pengajaran Injil [1999], 4). 166 Selebaran LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 20 … Joseph Smith dimeteraikan kepada sejumlah wanita yang telah menikah. Baik para wanita ini maupun Joseph menjelaskan banyak mengenai pemeteraian ini, meskipun beberapa wanita mengatakan itu untuk kekekalan semata. Wanita lainnya tidak meninggalkan catatan, yang menjadikannya tidak jelas apakah pemeteraian mereka untuk waktu fana dan kekekalan atau untuk kekekalan semata. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk praktik ini. Pemeteraian-­pemeteraian ini mungkin telah menyediakan cara untuk menciptakan ikatan atau mata rantai kekal antara keluarga Joseph dengan keluarga lainnya di dalam Gereja. Ikatan ini terentang baik secara vertikal, dari orangtua kepada anak, maupun secara horizontal, dari satu keluarga ke yang lainnya. Dewasa ini ikatan kekal semacam itu dicapai melalui pernikahan bait suci dari individu yang juga dimeteraikan kepada keluarga kelahiran mereka sendiri, dengan cara demikian menautkan keluarga-­keluarga bersama” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Setelah kematian Nabi, banyak wanita dimeteraikan kepadanya yang tidak memiliki hubungan fana dengan dirinya. © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. Penentangan terhadap Pernikahan Kekal Banyak pemimpin keagamaan dan politik di Amerika Serikat menentang sistem pernikahan jamak, yang mereka anggap amoral dan tidak beradab. Orang Suci Zaman Akhir diolok-­ olok dalam pidato publik, buku, majalah, dan surat kabar. Kongres Amerika Serikat menerbitkan undang-­undang yang membatasi kebebasan anggota Gereja dan merugikan Gereja secara ekonomi dengan membatasi jumlah properti yang dapat Gereja miliki. “Undang-­undang itu akhirnya menyebabkan polisi menangkap dan menahan orang-­orang yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mencabut hak pilih mereka, hak privasi di rumah mereka, dan kebebasan-­ kebebasan umum lainnya” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir [1996], 109). Hingga tahun 1890, ratusan Orang Suci Zaman Akhir telah mengalami dipenjara. Yang lainnya pergi bersembunyi untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan. Dalam situasi seperti ini, banyak keluarga menderita karena stres, kesedihan, kemiskinan, dan kelaparan. Meskipun dunia mengolok-­olok mereka karena mempraktikkan pernikahan jamak, banyak Orang Suci Zaman Akhir mempertahankan praktik tersebut dan bersaksi bahwa mereka tahu itu telah diwahyukan oleh Allah melalui Nabi Joseph Smith. Keadaan sulit ini menuntun Presiden Wilford Woodruff untuk dengan penuh doa mencari bimbingan Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak Orang Suci. Pada tahun 1889, Presiden Woodruff menginstruksikan para pemimpin Gereja untuk berhenti mengajarkan asas pernikahan jamak. Di tahun 1890, sangat sedikit pernikahan jamak yang dilakukan, dan ini dilakukan bertentangan dengan nasihat Presiden Woodruff. Meskipun demikian, beberapa orang menerbitkan laporan bahwa Gereja masih mempromosikan praktik pernikahan jamak. Laporan-­laporan ini mendatangkan lebih banyak pertentangan bagi Gereja. Bulan September 1890, Presiden Woodruff menerbitkan sebuah Manifesto, yang sekarang dikenal Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian. Manifesto Kedua “Manifesto [Maklumat Resmi 1] tersebut memaklumkan niat Presiden [Wilford] Woodruff untuk tunduk pada hukum Amerika Serikat. Itu tidak mengatakan apa pun mengenai hukum dari negara lain. Sejak pembukaan koloni di Meksiko dan Kanada, pemimpin Gereja telah melangsungkan pernikahan jamak di negeri-­negeri itu, dan setelah Oktober 1890, pernikahan jamak terus dilakukan dengan diam-­diam di sana. … Dalam keadaan yang luar biasa, jumlah yang lebih sedikit lagi pernikahan jamak dilangsungkan di Amerika Serikat antara tahun 1890 dan 1904, meskipun apakah pernikahan-­ pernikahan tersebut diwenangkan untuk dilangsungkan dalam negara bagian terkait tidaklah jelas” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Pada konferensi umum April 1904, Presiden [Joseph F.] Smith menerbitkan pernyataan yang kuat, dikenal sebagai Manifesto Kedua, yang menjadikan pernikahan jamak yang baru dapat dihukum dengan ekskomunikasi” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter​-­day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang​-­Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 22 Pesan Penghormatan bagi Nabi Joseph Smith Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata: © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. “Orang-­orang yang paling mengenal Joseph dan berdiri paling dekat dengannya dalam kepemimpinan Gereja mengasihi dan mendukungnya sebagai nabi. Kakaknya Hyrum memilih untuk mati di sisinya. John Taylor, juga berada bersamanya ketika dia dibunuh, berkata, ‘Saya bersaksi di hadapan Allah, para malaikat, dan manusia, bahwa dia adalah orang yang baik, terhormat, dan bajik … —bahwa sifat-­sifatnya secara pribadi dan di depan umum tidak ada cacatnya—dan bahwa dia hidup dan mati sebagai orangnya Allah’ (The Gospel Kingdom [1987], 355; lihat juga A&P 135:3). Brigham Young memaklumkan: ‘Saya rasa tidak ada orang yang kini hidup di bumi yang mengenal [Joseph Smith] lebih baik daripada saya; dan saya berani mengatakan bahwa, Yesus Kristus sebagai pengecualian, tidak ada orang yang lebih baik yang pernah hidup atau saat ini hidup di atas bumi ini’ [Discourses of Brigham Young, diseleksi John A. Widtsoe (1954), 459]” (“Joseph, the Man and the Prophet,” Ensign, Mei 1996, 73). LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 23 8 Agustus 1844, 10:00 Pagi 8 Agustus 1844, 2:00 Siang Tanggal 8 Agustus 1844, Orang Suci di Nauvoo berkumpul pukul 10 pagi untuk mendengar Sidney Rigdon menyampaikan pengakuannya sebagai wali Gereja. Dia berbicara kepada ribuan Orang Suci yang berhimpun selama satu setengah jam, menjelaskan mengapa dia seharusnya menjadi wali Gereja. Beberapa orang menggambarkan ceramahnya sebagai tidak mengilhami. Pada pukul 2 siang ribuan Orang Suci berkumpul untuk apa yang mereka tahu akan menjadi pertemuan yang signifikan. Brigham Young berbicara gamblang mengenai kewalian yang diusulkan Sidney Rigdon serta menjauhnya Sidney dari Joseph Smith selama dua tahun sebelumnya dan kemudian berkata: Presiden Brigham Young berbicara secara singkat dan mengatakan bahwa dia lebih suka kembali ke Nauvoo untuk berkabung bagi Nabi daripada harus menetapkan pemimpin yang baru. Dia mengumumkan bahwa suatu penghimpunan pemimpin dan anggota akan diadakan kemudian pada hari itu pada pukul 2 siang. Beberapa anggota Gereja kemudian bersaksi bawa sewaktu Brigham Young berbicara, mereka melihat penampilannya berubah dan mendengar suaranya berubah, dan dia tampak memiliki penampilan serta suara Nabi Joseph Smith. Emily Smith Hoyt mengingat: “Cara bernalarnya, ekspresi raut wajahnya, bunyi suaranya menggetarkan segenap jiwa saya .… Saya tahu bahwa Joseph telah tiada. Namun saya sering terkejut dan tanpa sengaja melihat ke arah mimbar untuk melihat apakah itu bukan Joseph. Bukan, itu adalah Brigham Young” (dikutip dalam Lynne Watkins Jorgensen, “The Mantle of the Prophet Joseph Passes to Brother Brigham: A Collective Spiritual Witness,” BYU Studies, jilid 36, no. 4 [1996–1997], 142). © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. Wilford Woodruff menulis, “Jika saya tidak melihat dia dengan mata saya sendiri, tidak ada seorang pun yang dapat meyakinkan saya bahwa itu bukanlah Joseph Smith, dan siapa pun dapat bersaksi akan hal ini yang kenal dengan kedua orang ini” (dalam History of the Church, 7:236). “Jika umat menginginkan Presiden Rigdon untuk memimpin mereka mereka boleh memilikinya; tetapi saya berkata kepada Anda bahwa Kuorum Dua Belas memiliki kunci-­kunci kerajaan Allah di seluruh dunia. Dua Belas ditetapkan melalui jari Allah. Di sini ada Brigham, pernahkah lututnya goyah? Pernahkah bibirnya bergetar? Di sini ada Heber [C. Kimball] dan sisanya dari Dua Belas, suatu tubuh independen yang memiliki kunci-­kunci imamat—kunci-­ kunci kerajaan Allah untuk menyampaikan kepada seluruh dunia: ini adalah benar, semoga Allah membantu saya. Mereka berdiri di samping Joseph, dan adalah sebagai Presidensi Utama Gereja” (dalam History of the Church, 7:233). Banyak Orang Suci berkomentar bahwa Brigham Young tampak dan terdengar seperti Joseph Smith sewaktu dia berbicara siang itu. Selain mukjizat ini, banyak Orang Suci juga merasakan Roh Kudus bersaksi kepada mereka bahwa Brigham Young dan Kuorum Dua Belas dipanggil Allah untuk memimpin Gereja. Pada akhir pertemuan ini, Orang Suci di Nauvoo memberikan suara bulat untuk mendukung Kuorum Dua Belas Rasul, dengan Brigham Young sebagai kepala mereka, untuk memimpin Gereja. Namun, tidak semua anggota Gereja akhirnya memilih untuk mengikuti para Rasul. Beberapa orang alih-­alih memilih untuk mengikuti individu seperti Sidney Rigdon dan James Strang, yang membentuk gereja mereka sendiri. LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 25 Serangan terhadap para Emigran Isaac Haight menyajikan rencana untuk menyerang iring-­ iringan gerobak wagon tersebut kepada dewan yang terdiri dari pemimpin setelah di Gereja, komunitas, dan militer. Sebagian anggota dewan sangat tidak sepakat dengan rencana tersebut dan bertanya kepada Haight apakah dia telah berembuk dengan Presiden Brigham Young mengenai masalah tersebut. Mengatakan bahwa dia belum melakukannya, Haight sepakat untuk mengirim seorang utusan, James Haslam, ke Salt Lake City dengan sepucuk surat yang menjelaskan situasinya dan menanyakan apa yang hendaknya dilakukan. Namun, karena Salt Lake City terletak kira-­kira 250 mil dari Cedar City, akan dibutuhkan sekitar seminggu menunggang kuda dengan cepat bagi si utusan untuk mencapai Salt Lake City dan kembali ke Cedar City dengan instruksi Presiden Young. Tidak lama sebelum Isaac Haight mengirimkan suratnya dengan si utusan, John D. Lee serta sekelompok orang Indian menyerang perkemahan para emigran di tempat yang disebut Mountain Meadows. Lee memimpin serangan tersebut tetapi menyembunyikan identitasnya sehingga tampak seolah-olah hanya orang Indian yang terlibat. Sebagian emigran terbunuh atau terluka, dan sisanya berhasil mengusir penyerang mereka, memaksa Lee dan para Indian tersebut untuk mundur. Para emigran cepat menarik gerobak wagon mereka membentuk lingkaran, atau pagar berkeliling yang rapat, untuk perlindungan. Dua serangan tambahan menyusul selama pengepungan lima hari terhadap iring-­iringan gerobak wagon tersebut. Pada suatu ketika, orang-­orang militer Cedar City mendapati adanya dua pria emigran yang berada di luar pagar berkeliling gerobak wagon mereka. Orang-­orang militer tersebut menembaki mereka, membunuh satu orang. Pria lainnya melarikan diri dan membawa berita ke perkemahan gerobak wagon bahwa orang kulit putih juga terlibat dalam penyerangan terhadap mereka. Mereka yang merencanakan serangan tersebut kini tertangkap basah dalam tipu daya mereka. Jika para emigran diperkenankan untuk melanjutkan perjalanan ke Kalifornia, berita akan tersebar bahwa Orang Suci Zaman Akhir bertanggung jawab atas serangan terhadap iring-­iringan gerobak wagon tersebut. Para konspirator takut berita ini akan mendatangkan konsekuensi negatif terhadap diri mereka dan orang-­orang mereka. Pembunuhan Masal Mountain Meadows Dalam upaya untuk mencegah tersebarnya berita bahwa Orang Suci Zaman Akhir terlibat dalam serangan terhadap iring-­iringan gerobak wagon, Isaac Haight, John D. Lee, dan pemimpin Gereja dan militer lainnya membuat rencana untuk membunuh semua emigran yang tersisa kecuali anak kecil. Menindaki rencana ini, John D. Lee menghampiri para emigran tersebut dan mengatakan tentara militer akan melindungi mereka dari serangan lebih lanjut dengan menuntun mereka agar aman kembali ke Cedar City. Sewaktu para emigran sedang berjalan kembali menuju Cedar City, orang-­orang militer tersebut berbalik dan menembaki mereka. Sebagian orang Indian yang direkrut oleh para pemukim bergegas dari tempat persembunyian mereka untuk bergabung dalam serangan tersebut. Dari sekitar 140 emigran yang merupakan bagian dari iring-­iringan gerobak wagon tersebut, hanya 17 anak kecil yang dibiarkan hidup. Dua hari setelah pembunuhan masal tersebut, James Haslam tiba di Cedar City dengan pesan jawaban Presiden Young, menginstruksikan pemimpin setempat untuk memperkenankan iring-­iringan gerobak wagon tersebut pergi dalam damai. Ketika Haight membaca kata-­kata Young, dia terisak bagaikan anak kecil dan hanya mampu mengucapkan, ‘Terlambat, terlambat’ ” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20). Konsekuensi Tragis Pembunuhan Masal Mountain Meadows bukan saja menghasilkan kematian sekitar 120 korban, tetapi itu juga menyebabkan penderitaan besar bagi anak-­anak yang selamat dan sanak saudara lainnya dari para korban. Beberapa Orang Suci Zaman Akhir menampung dan mengurus anak-­anak emigran yang selamat dari pembunuhan masal tersebut. Pada tahun 1859, pejabat federal mengambil alih hak asuh anak-­anak ini dan mengembalikan mereka kepada sanak saudara di Arkansas. Orang Indian Paiute juga menderita karena dipersalahkan secara tidak adil atas tindakan kejahatan tersebut. Pemimpin Gereja Mendengar mengenai Pembunuhan Masal Tersebut “Meskipun Brigham Young dan pemimpin Gereja lainnya di Salt Lake City mendengar kabar mengenai pembunuhan masal tersebut segera setelah itu terjadi, pemahaman mereka akan sejauh mana keterlibatan para pemukim dan rincian mengerikan dari tindakan kejahatan tersebut datang sedikit demi sedikit dengan berjalannya waktu. Tahun 1859 mereka membebastugaskan dari pemanggilan mereka presiden pasak Isaac Haight dan anggota Gereja terkemuka lainnya di Cedar City yang memegang peranan dalam pembunuhan masal tersebut. Tahun 1870 mereka mengekskomunikasi Isaac Haight dan John D. Lee dari Gereja. Pada tahun 1874 dewan juri teritorial mendakwa sembilan orang karena peranan mereka dalam pembunuhan masal tersebut. Kebanyakan dari mereka pada akhirnya ditangkap, meskipun hanya Lee yang disidang, divonis, dan dieksekusi untuk tindakan kejahatan tersebut. Seorang pria lain yang didakwa berbalik menjadi bukti negara bagian [secara sukarela bersaksi dan memberikan bukti terhadap tertuduh lainnya], dan yang lainnya menghabiskan bertahun-­tahun lari dari hukum. Orang militer lainnya yang melakukan pembunuhan masal tersebut menjalani sepanjang sisa hidup mereka dengan perasaan bersalah yang mengerikan dan mimpi buruk yang berulang mengenai apa yang telah mereka lakukan dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20). LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 25 Peringatan ke-­150 Pembunuhan Masal Mountain Meadows Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama berkata: “Tanggung jawab atas [Pembunuhan Masal Mountain Meadows] terletak pada para pemimpin setempat Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir di kawasan-­ kawasan dekat Mountain Meadows yang juga memegang kedudukan sipil dan militer serta para para anggota Gereja yang bertindak di bawah arahan mereka .… © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. … Injil Yesus Kristus yang kita anut, muak dengan pembunuhan berdarah dingin terhadap pria, wanita, dan anak. Sesungguhnya, Injil menganjurkan kedamaian dan pengam- punan. Apa yang dilakukan [di Mountain Meadows] dahulu kala oleh anggota Gereja kita mewakili penyelewengan yang mengerikan dan tak termaafkan dari ajaran dan perilaku Kristiani .… Tidak diragukan Keadilan Ilahi akan menjatuhkan hukuman yang pantas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan masal tersebut .… … Semoga Allah Surga, yang kita adalah putra dan putri-­Nya, memberkati kita untuk menghormati mereka yang tewas di sana dengan mengulurkan kepada satu sama lain kasih yang murni dan semangat pengampunan yang dipersonifikasikan oleh Putra Tunggal-­Nya” (“150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom. org/article/150th-­anniversary-­of-­mountain-­meadows-­massacre). LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 28 Mengajarkan Injil © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. “Tanggung jawab untuk mengajarkan Injil tidak terbatas kepada mereka yang memiliki pemanggilan resmi sebagai guru. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir, Anda memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan Injil. Sebagai orangtua, anak lelaki, anak perempuan, suami, istri, saudara lelaki, saudara perempuan, pemimpin Gereja, guru kelas, pengajar ke rumah, pengajar berkunjung, sesama karyawan, tetangga, atau teman, Anda memiliki kesempatan untuk mengajar. Terkadang Anda mengajar secara terbuka dan langsung melalui hal-­hal yang Anda katakan dan kesaksian yang Anda berikan. Dan Anda selalu mengajar melalui teladan” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia: Sumber Bimbingan untuk Pengajaran Injil [1999], 4).