kekerasan berbasis gender

advertisement
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2002
TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
PASAL 1
• ANAK :
SESEORANG YANG BELUM BERUSIA 18
(DELAPAN BELAS) TAHUN, TERMASUK ANAK
YANG MASIH DALAM KANDUNGAN
PASAL 2
• PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK  PANCASILA,
UUD 1945, SERTA PRINSIP-PRINSIP DASAR KONVENSI HAKHAK ANAK :
• NON DISKRIMINASI
• KEPENTINGAN YANG TERBAIK BAGI ANAK
• HAK UNTUK HIDUP, KELANGSUNGAN HIDUP, DAN
PERKEMBANGAN;
• PENGHARGAAN TERHADAP PENDAPAT ANAK
PASAL 15
SETIAP ANAK BERHAK UNTUK MEMPEROLEH
PERLINDUNGAN DARI :
•
•
•
•
PENYALAHGUNAAN DALAM KEGIATAN POLITIK;
PELIBATAN DALAM SENGKETA BERSENJATA;
PELIBATAN DALAM KERUSUHAN SOSIAL;
PELIBATAN DALAM PERISTIWA YANG
MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN; DAN
• PELIBATAN DALAM PEPERANGAN.
PASAL 26
ORANG TUA BERKEWAJIBAN DAN
BERTANGGUNGJAWAB UNTUK :
• MENGASUH, MEMELIHARA, MENDIDIK , DAN
MELINDUNGI ANAK;
• MENUMBUHKEMBANGKAN ANAK SESUAI
DENGAN KEMAMPUAN, BAKAT, DAN
MINATNYA; DAN
• MENCEGAH TERJADINYA PERKAWINAN
PADA USIA ANAK-ANAK.
PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN
•
•
•
•
•
AGAMA, PASAL 42, 43
KESEHATAN, PASAL 44 - 47
PENDIDIKAN, PASAL 48 - 54
SOSIAL, PASAL 55 - 58
PERLINDUNGAN KHUSUS, PASAL 59 –
71
• PERAN MASYARAKAT, PASAL 72, 73
PASAL 59
PERLINDUNGAN KHUSUS
• ANAK DALAM SITUASI DARURAT
• ANAK YG BERHADAPAN DENGAN HUKUM
• ANAK DARI KELOMPOK MINORITAS DAN
TERISOLASI
• ANAK TEREKSPLOITASI SECARA EKONOMI
DAN/ATAU SEKSUAL
• ANAK YG DIPERDAGANGKAN
• ANAK YG MENJADI KORBAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, ALKOHOL,
PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA
(NAPZA)
• ANAK KORBAN PENCULIKAN, PENJUALAN
DAN PERDAGANGAN
• ANAK KORBAN KEKERASAN BAIK FISIK DAN/
ATAU MENTAL
• ANAK YG MENYANDANG CACAT
• ANAK KORBAN PERLAKUAN SALAH DAN
PENELANTARAN.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN THD ANAK:
•
Kekerasan Fisik, tindakan yang menyebabkan
rasa sakit atau potensi menyebabkan sakit
yang dilakukan oleh orang lain, dapat terjadi
sekali atau berulang kali, berupa :
– Di pukul / tempeleng
– Di tendang
– Dijewer, dicubit
– Di lempar dengan benda-benda keras
– Dijemur di bawah terik sinar matahari
• Kekerasan Seksual, adalah keterlibatan anak dalam
kegiatan seksual yang tidak dipahaminya. Kekerasan
Seksual dapat juga berupa :
– Perlakuan tidak senonoh dari orang lain
– Kegiatan yang menjurus pada pornografi
– Perkataan-perkataan porno dan tindakan pelecehan
organ seksual anak
– Perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak-anak
yang dilakukan oleh orang lain dengan tanpa
tanggung jawab
– Tindakan mendorong atau memaksa anak terlibat
dalam kegiatan seksual yang melanggar hukum
seperti dilibatkannya pada kegiatan prostitusi
• Kekerasan Emosional, adalah segala sesuatu
yang dapat menyebabkan terhambatnya
perkembangan emosional anak.
– Kata-kata yang mengancam
– Menakut-nakuti
– Berkata-kata kasar
– Mengolok-olok anak
– Perlakuan diskriminatif dari orang tua,
keluarga, pendidik dan masyarakat
– Membatasi kegiatan sosial dan kreasi anak
dan lingkungannya
• Kekerasan Ekonomi (Ekploitasi Komersial),
penggunaan tenaga anak untuk bekerja dan
kegiatan lain demi keuntungan orangtua atau
orang lain, spt:
– menyuruh anak bekerja secara berlebihan
– menjerumuskan anak pada dunia prostitusi
untuk kepentingan ekonomi
• Tindak Pengabaian dan Penelantaran, adalah
ketidakpedulian orangtua, atau orang yang
bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan
mereka, seperti:
– Pengabaian pada kesehatan anak
– Pengabaian dan penelantaran pada pendidikan
anak
– Pengabaian pada pengembangan emosi (terlalu
dikekang)
– Penelantaran pada pemenuhan gizi
– Penelantaran dan pengabaian pada penyediaan
perumahan
– Pengabaian pada kondisi keamanan dan
kenyamanan
KOMISI PELINDUNGAN ANAK INDONESIA
PASAL 76 :
KPAI BERTUGAS :
• MELAKUKAN SOSIALISASI PER UU AN,
MENGUMPULKAN DATA DAN INFORMASI,
MENERIMA PENGADUAN MASY, MELAKUKAN
PENELAAHAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN ANAK;
• MEMBERIKAN LAPORAN, SARAN, MASUKAN, DAN
PERTIMBANGAN KEPADA PRESIDEN DALAM
RANGKA PERLINDUNGAN ANAK.
PELAKU KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK
NEGARA
MEDIA
MASYARAKAT/TEMPAT KERJA
KELUARGA
INDIVIDU
BAGAN ALUR
MONITORING DAN PELAPORAN
KEJADIAN KEKERASAN
TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN
PEMERINTAHAN
DESA/KELURAHAN
TIM PENGGERAK
PKK DESA/
KELURAHAN
KELOMPOK PKK RT
DAN KELOMPOK PKK
RW
KADER PKK, KADER
POSYANDU
KETUA RW
KETUA RT
KARANG TARUNA,
AISYAH, FATAYAT,
MUSLIMAT,
PEKERJA SOSIAL
MASYARAKAT
BIDAN DESA,
GURU
VISI ANAK INDONESIA
Anak Indonesia yang sehat, tumbuh dan
berkembang, cerdas-ceria, berakhlak mulia,
terlindungi dan aktif berpartisipasi serta cinta
tanah air dan bangsa.
18
MISI
Menjadikan anak Indonesia sehat fisik, mental dan
sosial
Menjadikan anak Indonesia berpendidikan, inovatif
dan kreatif, agar menjadi manusia unggul dan handal
Menjadikan anak Indonesia terlindungi dari
diskriminasi, kekerasan dan exploitasi
Menjadikan anak berkepribadian Indonesia
19
PRINSIP-PRINSIP UMUM KLA
(diratifikasi melalui Keppres No 36/1990)
(diadopsi ke dalam UUPA pada pasal 2)
Non Diskriminasi
Menghargai
Pendapat Anak dalam :
The Best Interests of The
Child
(Sebagai Landasan
Pembuatan Kebijakan
Pemerintah)
- Lembaga Keluarga
- Lembaga Masyarakat
- Lembaga-lembaga Negara
Dalam Proses Pembuatan Kebijakan
DPR,DPRD,Pemda, Yudikatif/Pengadilan
Hak Hidup;
Kelangsungan Hidup;
Perkembangan
ARGUMENTASI DASAR
PENTINGNYA MEMBANGUN ANAK
A. ARGUMEN HAK AZASI MANUSIA

Anak memiliki hak untuk hidup dan berkembang sampai
kepada potensi penuhnya.
B.
ARGUMEN NILAI MORAL

Melalui anak-anak, nilai moral ditumbuh-kembangkan
C.
ARGUMEN EKONOMI dan SOSIAL

Pembangunan anak merupakan investasi untuk meningkatkan
produktivitas bangsa dan masyarakat

Kesiapan anak memasuki kehidupan mandiri

Kesetaraan gender
21
Hak Dasar Anak
• Bertahan hidup : standar hidup yang layak; papan,
sandang, makanan bergizi, pelayanan kesehatan,
penghidupan yang layak, perlindungan dari segala
bentuk kekerasan.
• Tumbuh kembang : segala hal yang memungkinkan
anak tumbuh dan berkembang secara penuh sesuai
dengan potensinya, pendidikan, bermain dan
memanfaatkan waktu luang, aktivitas sosial budaya,
akses terhadap informasi, dll
22
• Perlindungan : semua yang diperlukan untuk
melindungi mereka dari kekerasan, perlakuan salah,
dan penelantaran.
• Partisipasi : memungkinkan anak untuk memainkan
peran aktif dalam komunitasnya sesuai dengan
kelebihan dan keterbatasan mereka terutama dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan mereka.
Hak Anak
Lingkungan keluarga
dan perawatan
alternatif
Kesehatan, gizi, air
dan sanitasi
lingkungan
18,19,20,21,25,26,27
6,18(3),23,24,26,
27
Hak-hak sipil dan
kebebasan
7,8,12,13,14,15,16,17, 37a
Perlindungan khusus
22,30, 32,33,
34,35,36,37,38,39,
40
Pendidikan, waktu
bersantai dan main &
kegiatan budaya
28,29,31
31 Hak-hak Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
HAK UNTUK:
BEBAS BERAGAMA
BEBAS BERKUMPUL SECARA DAMAI
BEBAS BERSERIKAT
BEREKREASI
BERMAIN
BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN-KEGIATAN SENI BUDAYA
HIDUP DENGAN ORANG TUA
KELANGSUNGAN HIDUP DAN BERKEMBANG
TETAP BERHUBUNGAN DENGAN ORANG TUA
BILA DIPISAHKAN DENGAN SALAH SATU ORANG TUA
HAK UNTUK MENDAPATKAN:
10
PERLINDUNGAN DARI PENANGKAPAN YANG
SEWENANG-WENANG
11
IDENTITAS
12
INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER
13
KEWARGARAAN
14
NAMA
15
PELATIHAN KETERAMPILAN
16
PENDIDIKAN DASAR SECARA CUMA-CUMA
17
STANDAR HIDUP YANG LAYAK
25
H AK UNTUK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN:
18
19
20
21
22
23
24
DARI PERAMPASAN KEBEBASAN
DARI PERLAKUAN KEJAM, HUKUMAN DAN
PERLAKUAN TIDAKMANUSIAWI
DARI SIKSAAN
HUKUM JIKA MENGALAMI EKSPLOITASI SEKSUAL
DAN KEGUNAAN SEKSUAL
KHUSUS DALAM SITUASI YANG GENTING
KHUSUS DARI PENCULIKAN, PENJUALAN,
DAN PERDAGANAN ANAK
KHUSUS JIKA MENGALAMI EKSPLOITASI SEBAGAI ANGGOTA
26
H AK UNTUK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN:
25
26
27
28
29
30
31
KELOMPOK MINORITAS ATAU KELOMPOK ADAT
KHUSUS JIKA MENGALAMI KONFLIK HUKUM
KHUSUS JIKAMENGALAMI EKSPLOITASI DALAM
PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN
KHUSUS SEBAGAI PENGUNGSI
KHUSUS, JIKA MENGALAMI EKSPLOITASI
SEBAGAI PEKERJA ANAK
KHUSUS DALAM KONFLIK BERSENJATA
PRIBADI
STANDAR KESEHATAN YANG PALING TINGGI
27
Program Nasional tentang
Pengarusutamaan Hak Anak (2004-2015)
Terdiri dari 4 bidang :
•
Kesehatan Anak
•
Pendidikan Anak
•
Perlindungan Anak
•
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
terhadap Anak
28
KEBIJAKAN KOTA SEMARANG
MENUJU KOTA LAYAK ANAK
Bidang Kesehatan
• AKI :
2007 terdapat 1,98 %,
2008 – 1,97 %,
2009 – 0,76 % s/d Mei 2009
(terdapat penurunan yang sangat signifikan).
• AKB :
2007 terdapat 0,08 %,
2008 – 0,11 %,
2009 – 0,09 % s/d Mei 2009
• Gizi Buruk :
2007 terdapat 27,
2008 - 30,
2009 – 44 s/d Mei 2009
(disebabkan telah dilakukan pelacakan atau deteksi
dini yang melibatkan Kader Posyandu (2009 – 1480 Posyandu)
•
Adanya 37 Puskesmas Ramah anak, melalui
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), telah
dilaksanakan screening mengenai Stimulan
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang, di
ruang KIA tersedia area bermain anak.
 Rumah Sakit Ramah Anak, terpenuhinya hak
anak dengan mendapatkan asi, melalui leaflet,
poster yang disediakan, juga ruang pemeriksaan
anak tersedia ruang anak untuk mengurangi
tingkat stress.
Bidang Pendidikan
1. Bebas Buta Aksara – Kota Semarang telah tuntas buta
aksara tahap pelesarian, SK Walikota Semarang.
2. Gerakan Wajib Belajar – melaksanakan wajib belajar 9
tahun menuju wajib belajar 12 tahun, SK Walikota
Semarang
3. Sekolah Ramah Anak - tersedianya Zona Selamat
Sekolah (ZSS) dengan adanya tempat penyeberangan,
sekolah gratis bagi anak-anak wajar.
4. Kota Semarang telah menjadikan fungsi pendidikan
sebagai prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang, melalui
Rumah Pintar, terdapat 154 Rumah Pintar di Tingkat
Kelurahan di Kota Semarang (+130 rumah pintar yang
berjalan)
Bidang Kependudukan
Untuk memenuhi hak hidup, Pemerintah Kota Semarang telah memberikan
akta kelahiran gratis, bagi anak usia 0 s/d 60 hari kerja, dengan SK Walikota
Semarang
Bidang Perlindungan
Dan untuk memenuhi hak perlindungan, Pemerintah Kota Semarang telah
memiliki sebuah Lembaga Pelayanan Penanganan Terpadu “ Seruni”, dan
untuk mendekatkan Pelayanan Penanganan Terpadu di tingkat Kecamatan
telah terbentuk PPTK di 6 Kecamatan sebagai pilot project. (PPTK Banyumanik,
PPTK Pedurungan, PPTK Semarang Utara dan PPTK Semarang Barat, PPTK
Semarang Timur dan PPTK Gunungpati)
Bidang Partisipasi
Adanya Forum Anak Kota Semarang (FASE) yang telah lahir pada tanggal 6
Oktober 2007, merupakan keterlibatan FASE dalam Musrenbang, yang diawali
dari FASE Tingkat Kecamatan, yaitu di Kecamatan Tembalang, yang sudah
launching pada bulan Juni 2009 (Muker Anak tgl.20 s/d 22 Juni 2010)
1. Untuk mewujudkan Kota Semarang Kota Layak Anak, melalui
sinergisitas program yang ada di masing-masing SKPD terkait
Kota Semarang untuk melakukan perencanaan program
kegiatan perspektif anak.
2. Membentuk Jejaring antara Pemerintah Kota Semarang
dengan LSM Peduli Anak, Swasta untuk mewujudkan Kota
Semarang Kota Layak Anak.
3. Mengajak SKPD terkait sebagai pemangku kebijakan, untuk
bersama-sama melakukan yang terbaik untuk anak,
khususnya anak-anak di Kota Semarang yang masih hidup di
jalan. (Ironis ketika kita bicara Kota Layak Anak ternyata
masih ada anak-anak yang masih hidup di jalan)
4. Mari kita lakukan yang terbaik untuk anak !!
TERIMAKASIH
Dra. Okky Maria, M.Si
HP. 08156518960
Email : [email protected]
Download