JURNAL AKSARA

advertisement
PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA
ANAK KELAS III SEKOLAH DASAR
LEARNING TO WRITE JAVA SCRIPT
FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY STUDENT
Sutarsih
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Jalan Elang Raya No.1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang 80238, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon (024) 76744357, Faksimile (024) 463656
Pos-el: [email protected]
Naskah diterima: 11 April 2015; direvisi: 23 Mei 2015; disetujui: 29 Mei 2015
Abstrak
Salah satu keterampilan berbahasa Jawa yang harus dikuasai oleh setiap siswa kelas III
sekolah dasar di Jawa Tengah adalah menulis aksara Jawa. Bagi sebagian besar siswa kelas
III sekolah dasar, keterampilan menulis aksara Jawa tersebut sangat sulit untuk dikuasai.
Hal itu diduga disebabkan oleh materi menulis aksara Jawa dianggap sebagai materi baru
bagi mereka. Selain itu, ada kesulitan tersendiri bagi siswa dalam membentuk aksara Jawa
dan menuliskan kata-kata atau kalimat dalam bahasa Jawa ke dalam bentuk aksara Jawa.
Pembelajaran menulis aksara Jawa bagi anak kelas III sekolah dasar perlu diteliti agar dapat
mengetahui kesulitan para siswa tersebut dan cara mengatasinya. Metode dan teknik yang
dipergunakan adalah metode pembelajaran dengan teknik menulis menggunakan peta aksara.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa siswa kelas III sekolah dasar dapat dengan tepat,
benar, mudah, dan menyenangkan menulis aksara Jawa. Teknik peta aksara merupakan cara
tepat untuk mengajar siswa kelas III sekolah dasar menulis aksara Jawa.
Kata kunci: menulis, aksara Jawa, pembelajaran, peta aksara
Abstract
One of the Java language skills that must be mastered by every elementary school third
grade students in Central Java is writing Java script. Most of the third grade students of
elementary school, writing skills Java script is very difficult. It was thought that it is caused
by the Java script written material is considered as a new material for them. In addition,
there are problems for students in formatting Java script and writing the word or phrase
in the Java language in the form of Java script. Learning to write Java script for the third
grade of primary school children need to be investigated in order to determine any difficulties
experienced by these students and how to overcome them. The method and technic used
is the method of learning and writing technic using script map. The result shows that the
children of primary school third grade can write Java script easily, correctly, and fun.
Technic of map script is the correct way to teach the children of primary school third grade
to write Java script.
Keywords: writing, Java script, learning, script
ISSN 0854-3283
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
65
Pembelajaran Menulis Aksara Jawa Anak Kelas III Sekolah Dasar (Sutarsih)
PENDAHULUAN
Pembelajaran menulis menggunakan
aksara Jawa adalah salah satu pembelajaran
materi keterampilan berbahasa yang wajib
diajarkan kepada siswa kelas III sekolah dasar di
Jawa Tengah. Sesuai dengan kurikulum Bahasa
Jawa yang berlaku, keterampilan menulis
dengan menggunakan aksara Jawa tersebut
mulai diajarkan di kelas III sekolah dasar.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa
Jawa, menulis dengan menggunakan aksara
Jawa merupakan tantangan tersendiri bagi
siswa. Meskipun tinggal di Jawa Tengah,
menulis dengan menggunakan aksara Jawa
merupakan hal terbaru bagi mereka. Meskipun
di tingkatan kelas sebelumnya, kelas I sampai
dengan kelas II, mereka telah memeroleh materi
berupa pembelajaran Bahasa Jawa, menulis
dengan menggunakan aksara Jawa merupakan
hal yang baru diperoleh di kelas III. Oleh
karena itu, muncul keluhan, baik dari guru
maupun siswa kelas III sekolah dasar bahwa
pembelajaran menulis aksara Jawa tidak dapat
mencapai hasil maksimal.
Meskipun materi menulis aksara Jawa
sulit dikuasai oleh siswa, bukan berarti bahwa
materi tersebut layak untuk diabaikan dan
dihindarkan dalam kegiatan pembelajaran.
Justru hal itu merupakan tantangan tersendiri
bagi guru dan siswa untuk mengatasinya. Guru
harus mampu menemukan cara yang tepat
mengajarkan menulis dengan menggunakan
aksara Jawa kepada siswa. Sebaliknya, siswa
membutuhkan cara cepat dan mudah menulis
dengan menggunakan aksara Jawa. Dengan
ditemukannya cara cepat dan mudah menulis
menggunakan aksara Jawa dalam penelitian
ini, siswa akan mampu menulis secara tepat
kata-kata atau kalimat dalam bahasa Jawa
dengan menggunakan aksara Jawa. Dengan
demikian, diharapkan pembelajaran menulis
dengan menggunakan aksara Jawa bukan
lagi merupakan kendala dalam kegiatan
pembelajaran bagi siswa. Sementara itu, bagi
66
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
Halaman 65 — 72
guru, kemampuan siswa menulis menggunakan
aksara Jawa menunjang ketuntasan pembelajaran
Bahasa Jawa.
Berdasarkan latar belakang, rumusan
masalah penelitian ini adalah (1) Apa kesulitan
siswa dalam menulis menggunakan aksara Jawa;
dan (2) Bagaimana cara mengatasi kesulitan
siswa menulis menggunakan aksara Jawa.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan
kesulitan yang dihadapai siswa dalam menulis
dengan menggunakan aksara Jawa, dan (2)
menemukan cara cepat dan mudah mengatasi
kesulitan siswa menulis dengan menggunakan
aksara Jawa. Manfaat yang diharapkan adalah
dengan penelitian ini diperoleh alternatif bagi
guru siswa dalam belajar menulis menggunakan
aksara Jawa secara cepat dan mudah. Selain
itu, hasil belajar menulis aksara Jawa beroleh
ketuntasan.
Bahasa Jawa merupakan salah satu
mulok dalam struktur kurikulum di tingkat
pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/
SMK, bahkan di Provinsi Jawa Tengah menjadi
mulok wajib bagi semua jenjang pendidikan.
(Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas,
2010:2). Khusus mengenai menulis dengan
menggunakan aksara Jawa sesuai dengan
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa:
Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa/
Madrasah Ibtidaiyah Provinsi Jawa Tengah pada
bagian kompetensi inti ke-3 tertulis “memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah dan tempat bermain dan diuraikan
dalam kompetensi dasar butir ke-3.4 yang
tertulis “memahami huruf Jawa legena (lengkap
20 huruf).” Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah (2014:9) materi menulis dengan
menggunakan aksara Jawa baru diajarkan
kepada siswa kelas III di semester II. Aksara
Jawa memiliki keunikan dibandingkan dengan
ISSN 0854-3283
Halaman 65 — 72
(Sutarsih) Learning to Write Java Script for the Third Grade of Elementary Student
aksara latin. Dalam aksara Jawa ada dua huruf
yang hampir sama dilihat dari persamaan bunyi,
yaitu aksara d dengan dh dan aksara t dengan
th. Ada juga huruf yang memiliki persamaan
bentuk, yaitu aksara ha dengan la, aksara na
dengan da, aksara ca dengan sa, aksara wa
dengan pa, aksara nya dengan pa, dan aksara
tha dengan nga.
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN
TEORI
Penelitian mengenai menulis aksara
Jawa telah dilakukan meskipun belum banyak,
diantaranya oleh Agustina, Sri Suwarno, dan
Umi Proboyekti (2011), Kartikasari dan Gesang
Kristianto Nugroho (2012), dan Hayoko dan
Bambang Eka Purnama (2013). Hasil penelitian
Agustina, Sri Suwarno, dan Umi Proboyekti
(2011) adalah jaringan syaraf tiruan dengan
menggunakan metode LVQ akan mampu
mengenali pola dengan lebih baik jika pola yang
ingin dikenali sebelumnya telah dilatih dengan
metode LVQ dibandingkan dengan pola baru
yang belum pernah dilatih dengan menggunakan
LVQ. Hal itu dapat dilihat dari persentase
pengenalan data baru yang hanya 47.5% dengan
target 20 aksara Jawa dibandingkan dengan
data yang telah dilatih sebesar 82.5% dengan
target 20 aksara Jawa. Jaringan syaraf tiruan
dengan menggunakan metode LVQ ternyata
tidak mampu mengenali pola aksara Jawa
dengan baik karena dengan melihat rata-rata
tingkat akurasi pengenalannya di bawah 50%
atau hanya 46.5%. Proses pengenalan ini tidak
berjalan dengan baik karena beberapa hal yang
mempengaruhi proses pengenalan aksara Jawa,
yaitu (a) banyaknya target yang pada akhirnya
mempengaruhi perhitungan bobot, ketika bobot
terus di-update untuk memperoleh bobot akhir
dan (b) adanya aksara Jawa yang memiliki
bentuk unik dan terkadang terdapat aksara yang
mirip juga mempengaruhi proses pelatihan
sehingga berpengaruh pula pada proses
pengenalan aksara Jawa. Perbedaan penelitian
ISSN 0854-3283
Agustina, Sri Suwarno, dan Umi Proboyekti
(2011) dengan penelitian ini adalah penelitian
Agustina, Sri Suwarno, dan Umi Proboyekti
(2011) menggunakan jaringan syaraf tiruan,
sementara penelitian ini menggunakan syaraf
asli siswa. Adapun persamaannya dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti 20
aksara Jawa legena.
Penelitian Kartikasari dan Gesang
Kristianto Nugroho (2012) menghasilkan media
pembelajaran yang menggunakan teknologi
berbasis komputer. Penggunaan media tersebut
dalam proses pembelajaran dapat memotivasi
siswa dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Pada mata pelajaran Bahasa
Jawa dengan pokok bahasan aksara Jawa, siswa
dituntut untuk mampu menguasai materi, yakni
dengan kompetensi dasar berupa membaca serta
menulis aksara Jawa dengan baik dan benar.
Dengan banyaknya konsep yang harus diserap
serta proses pembelajaran yang digunakan
masih bersifat klasikal menyebabkan siswa
bosan dengan pembelajaran di kelas serta
guru harus seringkali mengulangi materi
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat suatu media pembelajaran Interaktif
Aksara Jawa bagi Sekolah Menengah Pertama
agar dapat membantu para pengajar untuk bisa
lebih mudah dan efektif dalam melakukan
proses mengajar selain dapat digunakan sebagai
sarana belajar sendiri. Perbedaan penelitian
Kartikasari dan Gesang Kristianto Nugroho
(2012) dengan penelitian ini adalah penelitian
Kartikasari dan Gesang Kristianto Nugroho
(2012) menghasilkan media pembelajaran yang
menggunakan teknologi berbasis komputer,
sementara penelitian ini menggunakan media
berupa peta aksara. Adapun persamaannya
dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti aksara Jawa.
Hasil penelitian Hayoko dan Bambang
Eka Purnama (2013) adalah terciptanya program
pembelajaran Aksara Jawa untuk Sekolah Dasar
Negeri 2 Gunan berbasis multimedia interaktif
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
67
Pembelajaran Menulis Aksara Jawa Anak Kelas III Sekolah Dasar (Sutarsih)
yang dihasilkan dengan bantuan Adobe Flash
CS5.5. Program pembelajaran tersebut dapat
dijalankan pada komputer mana pun dengan
performance yang berbeda-beda. Setelah
diujikan program pembelajaran ini layak
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran
Aksara Jawa. Perbedaan penelitian Hayoko
dan Bambang Eka Purnama (2013) dengan
penelitian ini adalah penelitian Hayoko dan
Bambang Eka Purnama (2013) menghasilkan
program pembelajaran Aksara Jawa berbasis
multimedia interaktif yang dihasilkan dengan
bantuan Adobe Flash CS5.5, sementara
penelitian ini menggunakan media berupa
peta aksara. Adapun persamaannya dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti aksara
Jawa.
Bahasa Jawa secara diakronis
berkembang dari bahasa Jawa Kuno. Bahasa
Jawa Kuno berkembang dari bahasa Jawa
Kuno Purba. Bahasa Jawa atau bahasa Jawa
Baru banyak mendapat pengaruh kosakata
bahasa Arab, dipakai sebagai wahana, baik lisan
maupun tertulis dalam suasana kebudayaan
Islam-Jawa. Dalam suasana itu ragam tulis
bahasa Jawa tidak hanya ditulis dengan huruf
Jawa dan huruf Latin saja, tetapi juga ditulis
dengan huruf Arab (Wedhawati dkk., 2010:1).
Berpijak dari pandangan secara
diakronis tersebut, ragam tulis mengenal aksara
Arab Melayu, aksara Arab Jawi, dan aksara
Jawa Palsu. Aksara Arab Melayu adalah aksara
Arab yang dipergunakan untuk menulis kata
berbahasa Melayu. Aksara Arab Jawi adalah
aksara arab untuk menulis kata berbahasa Jawa.
Aksara Jawa Palsu adalah jenis aksara yang
sekarang berkembang di media komputer, yaitu
tulisan bahasa Indonesia yang dibentuk dengan
aksara Jawa. Khusus untuk huruf Jawa Palsu
itu, banyak digunakan oleh seniman kaligrafi
untuk menuliskan sesuatu dengan tujuan
komersil untuk lebih menarik dan indah.
Berawal dari cerita sejarah aksara Jawa
68
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
Halaman 65 — 72
yang berupa legenda, hanacaraka berasal dari
aksara Brahmi yang asalnya dari Hindustan. Di
negeri Hindustan tersebut terdapat bermacammacam aksara, salah satunya adalah aksara
Pallawa yang berasal dari India bagian selatan.
Dinamakan aksara Pallawa karena berasal dari
nama salah satu kerajaan di India, yaitu Kerajaan
Pallawa. Di Nusantara terdapat bukti sejarah
berupa Prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan
Timur, ditulis dengan menggunakan aksara
Pallawa. Aksara Pallawa ini menjadi induk dari
semua aksara yang ada di Nusantara, antara lain:
aksara Hanacaraka, aksara Rencong (aksara
Kaganga), Surat Batak, Aksara Makasar, dan
Aksara Baybayin (Hartati dalam Rohmadi dan
Lili Hartono, 2011:192). Aksara Hanacaraka
itulah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan
aksara Jawa.
Salah satu keterampilan berbahasa, termasuk dalam memanfaatkan huruf yang harus
dikuasai oleh anak sekolah dasar kelas rendah
adalah menulis. Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis
tersebut tidak akan datang secara otomatis,
tetapi harus melalui latihan dan praktik
berulangkali dan teratur (Tarigan, 1986:4).
Selanjutnya, Suparno dan Mohamad Yunus
(2009:13) menyatakan menulis adalah suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya.
Berdasarkan paparan para ahli mengenai
keterampilan menulis tersebut, diketahui bahwa
untuk menjadikan siswa sekolah dasar kelas
rendah terampil menulis perlu diberikan latihan
dan praktik menulis aksara Jawa. Keterampilan
menulis aksara Jawa tidak datang dengan
sendirinya, perlu belajar dan tidak langsung
jadi. Untuk dapat terampil menulis Jawa, siswa
ISSN 0854-3283
Halaman 65 — 72
(Sutarsih) Learning to Write Java Script for the Third Grade of Elementary Student
harus diajak berulangkali latihan dan praktik
menulis melalui beberapa tahapan sederhana.
Kemampuan siswa sekolah dasar kelas
rendah dalam memahami bahasa tulis sebagai
wadah, alat, dan media untuk mengungkapkan
isi jiwa serta pengalaman merupakan aspek
berbahasa yang paling rumit. Hal itu disebabkan
kemampuan menulis aksara Jawa menghendaki
penguasaan siswa terhadap berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa Jawa
yang akan menjadi isi tulisan yang dibuat. Oleh
karena itu, dalam menulis aksara Jawa, seorang
siswa sekolah dasar kelas rendahan yang sedang
belajar menulis aksara Jawa harus mengenal
dan memahami setiap huruf yang dipergunakan
untuk membentuk tulisan.
Menurut Nurudin (2010:39), asas menulis yang baik adalah kejelasan, keringkasan,
ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan
penegasan. Dari keenam indikator tersebut,
digunakan indikator ketepatan (keajegan tulisan)
dan kejelasan (bentuk tulisan). Ketepatan
(keajegan tulisan) dan kejelasan (bentuk
tulisan) diperlukan agar tidak terjadi salah huruf
dan salah tulis. Dengan memahami bentuk
setiap huruf dan kegunaan huruf membentuk
kata, seorang penulis terhindar dari kesalahan
menulis kata atau meletakkan huruf.
Menurut Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar (2011:250), dalam menilai tulisan
terdapat beberapa kriteria, antara lain kualitas
dan ruang lingkup isi, oranisasi dan penyajian
isi, komposisi, kohesi dan koherensi, gaya
dan bentuk bahasa, mekanik, kerapian tulisan,
kebersihan, dan respons afektif pengajar
terhadap karya tulis. Dari kesembilan indikator
tersebut, digunakan indikator kerapian tulisan,
sedangkan indikator kecepatan (dikutip dari
buku Sardiman, 2011:93). Oleh karena itu,
indikator keterampilan menulis aksara Jawa
oleh siswa sekolah dasar kelas rendahan adalah
keajegan tulisan, bentuk tulisan, kerapian
tulisan, dan kecepatan menulis.
ISSN 0854-3283
METODE PENELITIAN
Data dalam penelitian ini adalah
materi pembelajaran menulis aksara Jawa
yang disampaikan guru Bahasa Jawa Kelas III
SD di Kota Semarang. Materi pembelajaran
yang disampaikan berupa aksara Jawa
legena (lengkap 20 huruf). Selain peneliti
sendiri sebagai instrumen pengumpulan data
(Sugiyono 2008:307), peneliti membekali diri
dengan instrumen berupa angket dan pedoman
obsevasi untuk menangkap keseluruhan situasi
penelitian. Angket tersebut merupakan angket
terbuka terdiri atas identitas, daftar isian angket,
dan daftar pertanyaan. Kedua angket tersebut
situasi awal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
identitas, daftar isian angket, dan pertanyaan.
Analisis data dilakukan untuk menemukan
data kesulitan menulis dengan menggunakan
aksara Jawa. Data berupa pengelompokan
aksara yang sulit ditulis dan penyebabnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa siswa mengalami kesulitan untuk
membedakan aksara yang memiliki kesamaan
bunyi dan aksara yang memiliki kesamaan bentuk.
Siswa sering salah menuliskan aksara Jawa
yang memiliki kesamaan bunyi dan memiliki
kesamaan bentuk tersebut. Kesulitan lainnya
yang dihadapi oleh siswa adalah menuliskan
aksara yang memiliki kesamaan bunyi dan aksara
yang memiliki kesamaan bentuk apabila soal
yang diberikan oleh guru dilakukan secara lisan
dengan metode dikte. Apabila soal yang diberikan
oleh guru diberikan secara tertulis, siswa tinggal
mengingat aksara mana yang dipergunakan untuk
membentuk tulisan.
Sebelum melaksanakan cara cepat
mengajarkan menulis aksara Jawa kepada siswa,
guru memperkenalkan dahulu aksara apa saja yang
ada dalam aksara Jawa. Berikut ini aksara pokok
yang terdaftar di dalam carakan (hanacaraka)
yang dikenal dengan aksara Jawa legena.
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
69
Pembelajaran Menulis Aksara Jawa Anak Kelas III Sekolah Dasar (Sutarsih)
Dengan berpedoman pada deret aksara
Jawa carakan disepakati bahwa ada empat
deret aksara Jawa. Setiap deret aksara Jawa
tersebut terdiri atas lima aksara. Deretan aksara
Jawa tersebut disepakati dengan menyebutnya
sebagai peta aksara. Dengan peta aksara
tersebut diketahui bahwa aksara ha merupakan
aksara pertama dalam deret pertama. Aksara da
merupakan aksara pertama dalam deret kedua.
Aksara pa merupakan aksara pertama dalam
deret ketiga. Aksara ma merupakan aksara
pertama dalam deret keempat. Diketahui pula
bahwa aksara ka merupakan aksara kelima
dalam deret pertama. Aksara la merupakan
aksara kelima dalam deret kedua. Aksara nya
merupakan aksara kelima dalam deret ketiga.
Aksara nga merupakan aksara kelima dalam
deret keempat.
Langkah pertama untuk memudahkan
siswa memahami peta aksara adalah dengan
mengajak siswa bermain membuat peta aksara.
Mula-mula siswa diperlihatkan aksara apa saja
yang ada di dalam deret aksara. Selanjutnya
siswa diminta untuk menghapalkan aksara
apa saja yang ada di dalam setiap deret.
70
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
Halaman 65 — 72
Setelah mengenal aksara setiap deret dalam
peta aksara, siswa diminta untuk mengatur
potongan setiap aksara Jawa yang dibuat oleh
guru sehingga membentuk peta aksara. Cara
mengatur potongan peta aksara sebanyak
empat deret tersebut mula-mula dilakukan
secara berkelompok dan bergantian. Langkah
berikutnya, siswa diminta untuk mengatur
potongan peta aksara secara perorangan.
Langkah pertama tersebut bertujuan agar siswa
mengenal aksara Jawa dan letaknya dalam
deretan peta aksara.
Langkah kedua setelah siswa diajak
membuat dan memahami peta aksara adalah
membuat pola aksara. Pola aksara adalah
membuat bentuk setiap aksara dalam peta
aksara dari titik-titik. Titik-titik tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga membentuk aksara
Jawa. Pola aksara tersebut dibuat dengan
ukuran yang agak besar sehingga memudahkan
siswa untuk melihat dengan jelas. Tentu saja
pola aksara tersebut tetap disertai dengan nama
dalam huruf Latin. Hal itu harus dilakukan untuk
membantu siswa mengingat bentuk dan nama
aksara Jawa dalam pola tersebut. Selanjutnya
ISSN 0854-3283
Halaman 65 — 72
(Sutarsih) Learning to Write Java Script for the Third Grade of Elementary Student
guru memberikan contoh membentuk pola
aksara tersebut menjadi aksara Jawa, yaitu
dengan menggabungkan titik-titik pembentuk
pola dengan membuat garis sehingga seluruh
pola membentuk aksara Jawa yang utuh.
Selanjutnya siswa membuat pola aksara sendiri
sesuai dengan petunjuk guru. Langkah kedua ini
harus dilakukan berulang-ulang sehingga siswa
mampu menulis aksara Jawa dengan benar.
Langkah ketiga adalah berlatih menulis
aksara Jawa membentuk kata. Sebagai langkah
awal berlatih menulis kata, siswa diajak menulis
kata, tetapi tidak dengan kata-kata yang
kompleks. Meskipun demikian, kata sederhana
yang dimaksud haruslah kata dengan suku kata
terbuka. Oleh karena itu, kata sederhana yang
diterapkan di pelatihan awal adalah kata yang
terdiri atas dua sukukata terbuka, misalnya kata
hana, cara, kaya, sala, data, baka, thawa, jaya,
nyapa, gama, dan dhana. Latihan menulis kata
sederhana itu juga harus dilakukan berulang
kali sebelum akhirnya dilanjutkan dengan
menulis kata sederhana dengan suku terbuka
terdiri atas tiga suku kata, misalnya caraka,
sagala, jayanya, bathanga, tawadha, dan
magatha. Latihan pun ditingkatkan setelah
siswa dianggap menguasai sampai akhirnya
diajari menulis dengan kata sederhana suku
tertutup dan aksara swara dengan menggunakan
sandhangan dan seterusnya.
Yang perlu diingat oleh guru Bahasa
Jawa adalah menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi siswa. Dengan
mengikuti naluri anak-anak sekolah dasar,
cara mengajarkan menulis dengan aksara Jawa
secara cepat dan mudah tersebut dilakukan
seperti permainan. Permainan tersebut juga
harus melibatkan siswa untuk berperan
aktif. Dengan begitu, siswa akan memeroleh
pengalaman belajar yang menyenangkan, sadar,
dan terarah.
ISSN 0854-3283
SIMPULAN
Kesulitan yang dihadapi siswa kelas III
saat belajar menulis dengan aksara Jawa adalah
mengenali bunyi dan menghapalkan bentuk
aksara Jawa. Kesulitan selanjutnya yang dialami
oleh siswa kelas III dalam menulis aksara Jawa
adalah menulis berdasarkan soal yang diberikan
oleh guru secara lisan dengan menggunakan
metode dikte. Dengan menggunakan peta
aksara, siswa cepat mengenal dan menghapal
aksara Jawa. Selanjutnya, siswa lebih cepat
dan mudah menulis menggunakan aksara Jawa
dan melakukannya dengan ringan hati karena
menyenangkan.
SARAN
Peta aksara sebaiknya diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran, baik menulis aksara
Jawa maupun menulis aksara lainnya yang
merupakan materi baru yang harus dikuasai
oleh siswa. Peta aksara dapat diterapkan oleh
guru dan orang tua untuk melatih anak didik
mereka menguasai aksara. Setiap menghasilkan
metode, teknik, atau media pembelajaran
seharusnya diupayakan sebagai cara mudah,
cepat, dan menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Alfa Ceria, Sri Suwarno, dan Umi
Proboyekti. 2011. “Pengenalan Aksara
Jawa Menggunakan Learning Vector
Quantization (LVQ)”. Volume 7, No. 1,
hlm. 11—16. Dalam Jurnal Informatika.
Yogyakarta: Universitas Kristen Duta
Wacana.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
2014. Kurikulum 2013 Muatan Lokal
Bahasa Jawa: Sekolah Dasar/Sekolah
Dasar Luar Biasa/Madrasah Ibtidaiyah
Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
71
Pembelajaran Menulis Aksara Jawa Anak Kelas III Sekolah Dasar (Sutarsih)
Halaman 65 — 72
Ekowati, Venny Indria. 2004. Perubahan Sistem Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan.
Pembelajaran Aksara Jawa. Online:
Malang: UMM Press.
http://www.google.com. Diakses pada
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas.
tanggal 10 November 2014.
2010. Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Haryoko, Trisno dan Bambang Eka Purnama.
Balitbang: Kemendiknas.
2013. “Pembuatan Media Pembelajaran
Aksara Jawa pada Sekolah Dasar
Negeri 2 Gunan Wonogiri Kelas VI”. Rohmadi, Muhammad, dan Lili Hartono. 2011.
Dalam Jurnal Teknologi Informasi dan
Kajian Bahasa, Sastra dan Budaya
Komunikasi. Volume 4, No. 4., hlm.
Jawa: Teori dan Pembelajarannya.
59—65. Semarang: LPPM STMIK
Surakarta: Pelangi Press.
Provisi Semarang.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
Iskandarwassid, Dadang Sunendar. 2011.
Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007.
Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Kartikasari, Dewi dan Gesang Kristianto
Universitas Terbuka.
Nugroho. 2012. “Media Pembelajaran
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai
Pokok Bahasan Aksara Jawa Pada
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Bandung: Angkasa.
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”.
Volume 9, No. 2, hlm. 21—25. Dalam Wedhawati, Wiwin Esti Siti Nurlina, Edi
Journal Sentra Penelitian Engineering
Setiyanto, Marsono, Restu Sukesti, dan
& Edukasi. Asosiasi Profesi Multimedia
I. Praptomo Baryadi. 2010. Tata Bahasa
Indonesia.
Jawa Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius.
72
, Vol. 27, No. 1, Juni 2015
ISSN 0854-3283
Download