HAMA Thosea sp. Tanaman Inang Jenis tanaman yang biasanya menjadi inang bagi ulat api (Thosea sp.) ini adalah jenis tanaman perkebunan, misalnya kelapa sawit, lada, dan pisang. Sedangkan bagian tanaman yang diserang yaitu bagian daun. Ulat ini menyukai daun tua, tetapi apabila daundaun tua sudah habis ulat juga memakan daun-daun muda. Gejala serangannya yaitu ulat muda akan mengikis daun mulai dari permukaan bawah daun, serta meninggalkan epidermis daun bagian atas. Bekas serangan terlihat seperti jendela-jendela memanjang pada helaian daun. Mulai instar ketiga biasanya ulat memakan semua helaian daun dan meninggalkan tulang daunnya saja. Pada kelepa sawit, serangan ulat ini biasanya mulai dari pelepah daun yang terletak di strata tengah dari tajuk kelapa sawit ke arah pelepah daun yang lebih muda atau lebih atas. Jenis Hama Klasifikasi Kingdom : Animalia Fillum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Limacodidae Genus : Thosea Spesias : Thosea sp. Thosea sp. ini sering disebut sebagai ulat api. Namun ulat api sendiri sebenarnya bukan hanya dari spesies ini saja, misalnya jenis-jenis ulat api yang paling banyak ditemukan adalah Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta dan Darna bradleyi. Jenis yang jarang ditemukan adalah Thosea vestusa, Thosea bisura, Susica pallida dan Birthamula chara.. Jenis ulat api yang paling merusak di Indonesia akhir-akhir ini adalah S. asigna, S. nitens dan D. trima. Ulat, ataupun jenis serangga yang lain, pada umumnya memiliki dormansi diapause. Ulat ini memiliki metamorfosis sempurna (hemimetabola) sehingga fase tumbuh hamanya dimulai dari dari telur, larva, pupa, imago. Siklus hidup masing-masing spesies ulat api berbeda. Thosea sp. mempunyai siklus hidup 106-138 hari (Hartley, 1979). Telur berwarna kuning kehijauan, berbentuk oval, sangat tipis dan transparan. Telur diletakkan berderet 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah bawah, biasanya pada pelepah daun ke 6-17. Satu tumpukan telur berisi sekitar 44 butir dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 300-400 butir. Telur menetes 4-8 hari setelah diletakkan. Ulat berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak yang khas di bagian punggungnya. Selain itu di bagian punggung juga dijumpai duri-duri yang kokoh. Ulat instar terakhir (instar ke-9) berukuran panjang 36 mm dan lebar 14,5 mm. Stadia ulat ini berlangsung selama 49-50,3 hari. Ulat berkepompong pada permukaan tanah yang relatif gembur. Kepompong diselubungi oleh kokon yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap. Kokon jantan dan betina masing-masing berukuran 16 x 13 mm dan 20 x 16,5 mm. Stadia kepompong berlangsung selama ± 39,7 hari. Serangga dewasa (ngengat) jantan dan betina masing-masing lebar rentangan sayapnya 41 mm dan 51 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan bintik-bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda. Larva muda (instar 3) biasanya bergerombol di sekitar peletakan telur dan memakan daun secara langsung dengan cara mengikisnya mulai dari permukaan bawah dan hanya meninggalkan epidermis daun bagian atas saja. Bahkan dalam tingkat serangan yang tinggi mampu menyebabkan daun pada tanaman selain lada yaitu kelapa sawit menjadi hanya tinggal lidinya saja, yang biasan ya disebut melidi . Musuh alami - Eocanthecona furcellata merupakan predator larva dan kadang-kadang ngengat ulat api ini. Kemampuan predator ini memangsa larva ulat api adalah 1 larva perhari. E. furcellata memangsa ulat api dengan cara menusuk permukaan tubuh ulat api kemudian menghisap cairan tubuhnya dengan menggunakan suatu struktur pada bagian mulutnya yang menyerupai tanduk. Ciri-ciri ulat api yang terserang adalah tubuh ulat kisut dan semakin lama semakin berkerut. - Jamur Cordycep militaris menyerang dari fase akhir larva dan berkembang pada larva sampai dengan fase pupa. Ciri khas akibat serangan jamur ini adalah terjadinya mumifikasi pada pupa sehingga pupa gagal berkembang menjadi imago dengan demikian siklus hidup serangga terputus. - Keefektifan virus dalam menyerang ulat api ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis virus, karena tidak semua virus ulat api akan efektif untuk seluruh jenis ulat api (jenis ulat api tertentu mempunyai virus tertentu). Larva yang terinfeksi virus mempunyai gejala larva tidak/kurang aktif dan berhenti makan, susunan duri pada permukaan atas tidak akan mengembang/membuka apabila larva diganggu, tubuh larva menjadi lunak dan bagian bawah tubuh menjadi lembek, tubuh larva memipih dan mengeluarkan cairan tebal dan berwarna kuning gelap selanjutnya larva jatuh ketanah atau melekat di daun. - Bakteri Bacillus thuringiensis (B.t) yang biasanya dittemukan dalam bentuk insektsida. Insektisida ini merupakan racun perut, Gejala larva yang mati akibat terinfeksi bakteri B.t yaitu perubahan prilaku, warna, dan morfologi. Larva yang sakit akan berhenti makan, meninggalkan daerah tempat makan ke permukaan daun terbuka. Sebelum mati gerakan larva menjadi lamban dan pada umumnya memperlihatkan gejala muntah. Bangkai larva yang besar menjadi lunglai akan tetapi tidak mencair sebagaimana halnya bila terinfeksi virus. - Parasitoid larva seperti Apanteles spp. memarasit larva Darna spp., Parasa spp., dan Spinaria spinator memarasit larva S. asigna, dan S. nitens. Trichogrammatoidae thoseae merupakan parasitoid telur S. asigna, S. nitens dan Darna spp. Parasitoid dapat diperbanyak dan dikonservasi di perkebunan kelapa sawit dengan cara menanam tumbuhan pinggir seperti Turnera ulmifolia, Boreria alata, dan Cassia tora sebagai sumber makanan imago parsitoid. Dalam suatu sumber disebutkan bahwa untuk mengurangi populasi ulat api, dapat dilakukan dengan cara memberi penutup tanah karena dapat karena populasi musuh alami akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arif, Zaini. 2012 http://zairif.blogspot.com/2011/05/pengelompokan-hama-padatanaman.html. Diakses tanggal 02 Desember 2012. Putra, N.S. http://majalahserangga.wordpress.com/2012/03/25/ulat-api-indah-tetapi berbahaya/. Diakses tanggal 02 Desember 2012. Simanjuntak, D, dkk. “Setothosea asigna van Eecke”. 2011. Informasi OPT Vol.H10001:PPKS