ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA ST 60 DALAM BERBAGAI MEDIUM AIR LAUT ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA ST 60 DALAM BERBAGAI MEDIUM AIR LAUT Rifqi Zulqornain S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Arya Mahendra Sakti S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Abstrak Korosi adalah proses perusakan, penyusutan atau pengikisan terhadap suatu material (terutama logam) yang disebabkan karena adanya reaksi dengan lingkungannya. Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah laju korosi pada baja ST60 dengan mengukur kembali berat benda uji setelah dilakukan perendaman dalam media air laut yakni air laut Surabaya, Gresik, dan Lamongan dan dalam variasi waktu 4, 5, dan 6 minggu serta suhu 30⁰C, 50⁰C, dan 70⁰C. Kekurangan berat dari pada berat awal merupakan nilai kehilangan berat. Kekurangan berat dimasukkan kedalam rumus untuk mendapatkan laju korosi. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa temperatur dan waktu paling berpengaruh pada laju korosi pada temperatur aging 70°C pada waktu aging 4 minggu, adalah air laut surabaya 0,00401766 ipm, air laut gresik 0,004409667 ipm, dan pada air laut lamongan 0,005267167 ipm. Dan pengaruh konsentrasi air laut di tempat yang berbeda terhadap laju korosi paling tinggi adalah air laut Lamongan dengan 0,005267167 ipm. Kata Kunci: Temperatur aging, Waktu aging, dan Laju korosi. Abstract Corrosion is a process of destruction, removal or retraction of a materials (specially for metals) that are caused due to a reaction with this environment. The object of the research used in this study was the rate of corrosion on steel ST60 by measuring the weight loss test after soaking in the medium range of sea water sea water Surabaya, Gresik and Lamongan, and variation in time 4, 5, and 6 weeks as well as the temperature of 30°C, 50°C, and 70°C. Lack of weight on the weight of the initial value is losing weight. Lack of weight is returned into the formula to get the rate of corrosion. From this research it can be noted that the highest level of corrosion rate in variation time and temperature is 6 week and 70⁰, in Surabaya sea water is 0,004017667 ipm, in Gresik sea water is 0,004409667 ipm, and in Lamongan sea water is 0,005267167 ipm. And the influence of concentration sea water in different place to corrotion rate is significant the highest corrotion rate is Lamongan sea water with 0,005267167 ipm and the lowest corrotion rate is Surabaya sea water with 0,0014735 ipm. Keywords: Aging temperature, Aging time, Corrotion rate bentuk karena terkena suhu yang tinggi, dan hancur akibat korosi. Korosi merupakan bentuk kerusakan logam yang diakibatkan adanya kontak logam dengan lingkungan sekitar. Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi sangatlah besar, seperti jika sebuah bangunan yang konstruksinya terbuat dari baja rusak dikarenakan peristiwa korosi, bisa dibayangkan kerugian yang timbul jika bangunan tersebut rubuh ataupun ambruk. Kerugian tak hanya bersifat material saja, namun nyawa manusia juga bisa melayang. Korosi disebabkan oleh dua faktor utama penyebab terjadinya korosi yakni faktor yang diakibatkan oleh benda logam itu sendiri dan faktor lingkungan penyebab korosi. Faktor lingkungan ini bisa berupa pencemaran udara, kelembaban, adanya interaksi logam dengan zat yang bersifat korosif dan lain-lainnya. Baja St 60 yang PENDAHULUAN Di zaman yang teknologinya sudah maju ini, penggunaan berbagai peralatan dan perkakas yang menggunakan logam semakin banyak dibutuhkan. Sifat logam yang kuat, tahan panas serta dapat dibentuk menjadi bahan utama berbagai barang kebutuhan seperti kapal, mobil, kereta api, sepeda motor serta konstruksi bangunan, dan lain-lain sebagainya. Salah satu dari sekian banyak jenis baja adalah baja tipe ST 60 yang merupakan baja jenis karbon sedang dan biasa kita jumpai pada poros propeller kapal. Sama seperti sifat benda benda lainnya, yakni dapat rusak. Logam juga bisa mengalami kerusakan seperti dapat patah karena menerima tegangan yang melebihi ambang batas, berubah 75 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 75-80 digunakan sebagai poros kapal dapat mengalami korosi. Korosi yang terjadi bisa disebabkan oleh galvanisasi pada logam, dimakan oleh makhluk mikrobiologis dalam laut, kandungan zat kimia pada air laut yang tercemar, serta dikarenakan kandungan garam yang terdapat pada air laut. Korosi pada poros kapal mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal, sehingga dapat mengurangi jaminan keselamatan muatan barang dan penumpang kapal. Beberapa penelitian terkait mengenai laju korosi pada baja antara lain dilakukan oleh Desi Mitra Sari dkk. Pada tahun 2013 dengan menganalisa laju korosi yang terjadi pada baja St-37 dalam medium larutan HCl dan NaCl serta ditambahkan ekstrak daun teh menunjukkan bahwa penggunaan inhibitor daun teh bermanfaat untuk menurunkan laju korosi yang terjadi pada baja St-37.maka identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Korosi merupakan sesuatu peristiwa yang dapat merusak logam. (2) Korosi dapat terjadi pada poros kapal yang terbuat dari baja ST 60. (3) Korosi ini diakibatkan oleh adanya interaksi logam dengan air laut. Melihat luasnya permasalahan maka batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, (1) Material yang digunakan merupakan baja ST 60. (2) Larutan yang digunakan dalam merendam material adalah konsentrasi air laut yang diambil dari Surabaya, Gresik, dan Lamongan. (3) Prosesperendaman dilakukan selama 4, 5, 6 minggu. (4) Perlakuan suhu pada setiap media air laut 30⁰, 50⁰, 70⁰C. (5) Suhu perendaman menggunakan suhu kamar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Mengetahui adanya pengaruh antara waktu perendaman dan perlakuan suhu air laut terhadap laju korosi baja ST 60. (2) Mengetahui perbedaan laju korosi pada media air laut (surabaya, gresik, lamongan). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Gambar 1. Rancangan Penelitian Objek Penelitian 25 mm 20 mm Gambar 2. Objek Penelitian objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah laju korosi pada baja ST60 dengan sampel panjang 20mm, diameter 25mm. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pelapisan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT Unesa yang dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2016. Tahap Persiapan Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian, antara lain: heater, timbangan digital, ph meter, termometer dan alat pendukung lainnya. Tahap Pengujian Pada penelitian ini baja St-60 di potong dengan ukuran panjang 20mm, diameter 25mm sebanyak 27 biji. Pengamplasan Sampel dilakukan agar oksida logam yang ada pada permukaan sampel hilang. Pengamplasan dimulai dengan kertas amplas grit 400 dan dilanjutkan dengan grit 500. Sebelum dilakukan uji rendam, sampel difoto untuk mendapatkan data visual sampel. ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA ST 60 DALAM BERBAGAI MEDIUM AIR LAUT Tiap sampel sebelum dilakukan uji rendam, ditimbang menggunakan timbangan digital untuk mengetahui berat awal sampel. Sampel yang sudah dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran direndam pada wadah timba yang berisikan air laut selama 4, 5, 6, minggu dengan temperatur 40°,50°,60°C. Setelah melakukan perendaman selama 4, 5, 6 minggu, benda kerja tersebut diangkat, lalu dibersihkan dan ditimbang kembali beratnya. Kemudian hasil timbang dicatat sebagai hasil penelitian. Dan selanjutnya dilakukan hal yang sama pada media air laut yang berbeda. Untuk perhitungan laju korosi digunakan rumus sebagai berikut: Laju korosi = 𝐾.𝑊 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 [sumber: Fontana/ Greene (1984:9)] Dimana: K = Konstanta W = Kehilangan Berat D = Densitas Benda Uji (gr/cm3) A = Luas Permukaan Spesimen (cm²) T = Waktu Perendaman (jam) Teknik Pengambilan Data Pengambilan data Analisis Laju Korosi Pada Baja ST 60 Dalam Berbagai Medium Air Laut dilakukan dengan langka berikut: Sampel yang sudah dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran direndam pada wadah timba yang berisikan air laut selama 4, 5, 6, minggu dengan temperatur 40°,50°,60°C. Setelah melakukan perendaman selama 4, 5, 6 minggu, benda kerja tersebut diangkat, lalu dibersihkan dan ditimbang kembali beratnya. Kemudian hasil timbang dicatat sebagai hasil penelitian. Dan selanjutnya dilakukan hal yang sama pada media air laut yang berbeda. Data dari hasil pengukuran yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel berikut: Tabel 1. Densitas Benda uji No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Diameter ( m m ) Tinggi ( m m ) 2 5 , 1 5 19,10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 , , , , , , , , , , , , , , 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 , , , , , , , , , , , , , , 0 4 4 7 7 3 3 7 1 7 4 3 4 1 0 0 0 0 0 0 5 0 5 0 5 5 5 5 Wakt u (hari) 4 Suhu (°C) 30 7 4 , 5 7 5 30 6 4 5 6 4 5 6 4 5 6 4 5 6 30 50 50 50 70 70 70 30 30 30 50 50 50 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 , , , , , , , , , , , , , , 1 4 5 4 7 7 9 0 5 3 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 9 , , , , , , , , , , , , 3 5 3 6 4 6 3 5 9 4 5 3 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 0 0 4 5 6 4 5 6 4 5 6 4 5 6 70 70 70 30 30 30 50 50 50 70 70 70 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 5 4 6 5 5 4 5 3 4 5 4 , , , , , , , , , , , , 9 7 9 1 1 8 7 3 5 9 1 6 3 7 3 4 8 9 3 2 0 2 4 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data Hasil data pada penelitian “Analisis Laju Korosi Pada Baja ST 60 Dlam Berbagai Medium Air Laut” ini dengan variasi suhu (30°,50°,70°) serta variasi waktu pada setiap media air laut (Surabaya, Gresik, Lamongan). Dilihat dari tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengujian Laju Korosi Komposisi waktu Suhu (°C) Surabaya 4 minggu 30°C 50°C 70°C Perubah an Berat (mg) 0,02 0,02 0,02 5 minggu 30°C 50°C 70°C 0,03 0,03 0,04 6 minggu 30°C 50°C 70°C 0,04 0,05 0,05 4 minggu 30°C 50°C 0,02 0,04 70°C 0,04 30°C 50°C 0,04 0,05 70°C 0,05 30°C 0,08 Massa (gr) Berat awal 4 5 5 6 6 4 4 6 4 6 5 5 5 4 , , , , , , , , , , , , Teknik Analisis Data Analisa data menggunakan metode statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah fase statistika dimana hanya berusaha menggambarkan dan menganalisis kelompok yang diberikan perlakuan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar (Sudjana, 2005: 7). Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan ke dalam tabel, dan ditampilkan dalam bentuk grafik yang kemudian akan dianalisis dan ditarik kesimpulan. Sehingga dapat diketahui persentase perubahan berat awal dan rata-rata berat akhir serta dapat diketahui tingkat korosi pada baja ST60. (1) 𝐷.𝐴.𝑇 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 6 7 4 6 2 7 4 7 5 9 8 1 Gresik 5 minggu 6 77 Laju korosi (ipm) 0,0014735 0,0025845 0,00265966 7 0,001813 0,003253 0,00333866 7 0,0021525 0,003253 0,00401766 7 0,002191 0,00185666 7 0,00300966 7 0,002702 0,00222766 7 0,00370966 7 0,003213 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 75-80 Suhu (°C) minggu 50°C 4 minggu 5 minggu 6 minggu Perubah an Berat (mg) 0,07 70°C 0,07 30°C 0,03 50°C 0,03 70°C 0,03 30°C 0,04 50°C 0,05 70°C 0,05 30°C 0,06 50°C 0,06 70°C 0,07 Laju korosi (ipm) 0,00259866 7 0,00440966 7 0,00103983 3 0,00238383 3 0,00349616 7 0,00121133 3 0,00294033 3 0,00438166 7 0,00138283 3 0,00349683 3 0,00526716 7 Untuk analisa dalam penelitian ini, berikut data yang digunakan untuk perhitungan dengan keterangan sebagai berikut: Kehilangan berat (W) : data dilihat di tabel 4.1 Densitas benda uji (D) : 7,86 gr/cm3 Luas permukaan spesimen (A) Waktu perendaman (T) : 4,5, dan 6 Minggu Pembahasan Tabel 3. Hasil Hitungan Laju Korosi Air Laut Surabaya Waktu Aging 4 minggu 5 minggu 6 minggu Temperatur Aging 30° 50° 70° 30° 50° 70° 30° 50° 70° Laju Korosi (ipm) 0,0014735 0,0025845 0,002659667 0,001813 0,003253 0,003338667 0,0021525 0,0039215 0,004017667 AIR LAUT SURABAYA CORROTION RATE (ipm) Lamongan waktu 0.015 0.01 0.005 0.0026596 67 0.0025845 0.0014735 0.0040176 67 0.0033386 67 0.003253 0.001813 0.0039215 0.0021525 0 4 5 6 WEEK 30⁰ 50⁰ 70⁰ Gambar 3. Hasil Pengujian Air Laut Surabaya Berdasarkan Gambar 3 diatas, dapat dilihat bahwa spesimen dengan suhu artificial aging 700 C dengan variasi waktu selama 6 minggu mengalami laju korosi paling tinggi yakni 0,004017667 ipm. Sementara spesimen dengan suhu artificial aging 300 C dengan variasi vaktu selama 4 minggu mengalami laju korosi yang sangat sedikit yakni 0,0014735 ipm. Tabel 4. Hasil Perhitungan Laju Korosi Air Laut Gresik Waktu Temperatur Laju Korosi Aging Aging (ipm) 4 30° 0,002191 minggu 50° 0,001856667 70° 0,003009667 5 30° 0,002702 minggu 50° 0,002227667 70° 0,003709667 6 30° 0,003213 minggu 50° 0,002598667 70° 0,004409667 AIR LAUT GRESIK CORROTION RATE (ipm) Komposisi 0.015 0.01 0.005 0.00300966 7 0.00185666 7 0.002191 7 0.002702 0.00440966 7 0.00259866 7 0.003213 5 6 0.00370966 7 0.00222766 0 4 WEEK 30⁰ 50⁰ 70⁰ Gambar 4. Hasil Pengujian Air Laut Gresik Berdasarkan Gambar 4 diatas, dapat dilihat bahwa spesimen dengan suhu artificial aging 70°C dengan variasi waktu selama 6 minggu mengalami laju korosi paling tinggi yakni 0,004409667 ipm. Sementara spesimen dengan suhu artificial aging 300 C dengan ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA ST 60 DALAM BERBAGAI MEDIUM AIR LAUT variasi vaktu selama 4 minggu mengalami laju korosi yang sangat sedikit yakni 0,002191 ipm. gresik 0,004409667 ipm, dan pada air laut Lamongan 0,005267167 ipm. Pengaruh konsentrasi air laut di tempat yang berbeda terhadap laju korosi pada baja ST 60 juga cukup signifikan dimana laju korosi paling tinggi adalah air laut Lamongan yakni 0,005267167 ipm dan laju korosi paling rendah adalah air laut Surabaya yakni 0,0014737 ipm. surabaya 0,005229. Untuk suhu 70° C merupakan suhu dengan laju korosi paling rendah pada setiap media air laut, surabaya dengan 0,000315 mpy, air laut lamongan 0,005887 mpy dan air laut gresik 0,005901 mpy. Tabel 5. Hasil Perhitungan Laju Korosi Air Laut Lamongan Waktu Temperatur Laju Korosi (ipm) Aging Aging 4 minggu 30° 0,001039833 50° 0,002383833 70° 0,003496167 5 minggu 30° 0,003709667 50° 0,002940333 70° 0,004381667 6 minggu 30° 0,001382833 50° 0,003496833 70° 0,005267167 Saran Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variasi suhu aging yang lebih tinggi dan variasi waktu yang lebih lama, sehingga dapat diketahui ketahanan dari suatu material terhadap serangan korosi. Material yang kami gunakan dalam penelitian ini banyak digunakan dalam bahan utama berbagai barang kebutuhan CORROTION RATE (ipm) AIR LAUT LAMONGAN 0.01 0.005 0.0034961 0.0023838 0.0010398 67 33 33 0.0043816 0.0029403 0.0012113 67 33 33 0.0052671 0.0034968 67 0.0013828 33 33 4 5 6 0 DAFTAR PUSTAKA Alda, R. 2009. Menyusun Daftar Pustaka (Online). Tersedia: http://renyalda.blogspot.com/2009/04/2.html, Diakses 04 Desember 2015. Andy Sembiring. 2011, Prinsip-prinsip Dasar Korosi (Online) Tersedia: http://andysembiring.blogspot.co.id/2011/05/prinsipprinsip-dasar-korosi.html, Diakses 09 September 2015. Bayuseno, 2012. Analisis Korosi Erosi Pada Baja Karbon Rendah dan Baja Karbon Sedang Akibat Air Laut (Online). Tersedia: http://www.distrodoc.com/110762analisis-korosi-erosi-pada-baja-karbon-rendah-danbaja-karbon, Diakses 01 September 2015. Dwi Andriyanto dan Khoiruz Zam. 2013. Laporan Resmi Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik, Laju korosi. Universitas Turnojoyo madura. Madura. Fontana, Mars G. Dan Greene, Norbert D. 1984. Corrosion Engineering. Singapore : McGraw Hill Book Co. Gadang Priyotomo. 2008, Kamus Saku Korosi Material (Free E-Book Edisi mahasiswa), Vol 1, No 1. Surabaya. Muhammad Furqan. 2013, Perhitungan Laju Korosi (Online) Tersedia: http://m10mechanicalengineering.blogspot.co.id/2013/ 11/laju-korosi.html, Diakses 09 September 2015. Mursalin dkk 2009. Pengaruh Perlakuan Panas Aging Terhadap Laju korosi Paduan Aluminium Seri 6061 Dalam Larutan 0,05M HCI. Institut Teknologi WEEK 30⁰ 50⁰ 70⁰ Gambar 5. Hasil Pengujian Air Laut Lamongan Berdasarkan Gambar 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa spesimen dengan suhu artificial aging 700C dengan variasi waktu selama 6 minggu mengalami laju korosi paling tinggi yakni 0,005267167 ipm. Sementara spesimen dengan suhu artificial aging 30°C dengan variasi vaktu selama 4 minggu mengalami laju korosi yang sangat sedikit yakni 0,001039833. PENUTUP Simpulan Setelah dilakukan penelitian tentang analisis laju korosi pada baja ST60 dalam berbagai medium air laut. Dalam waktu 4, 5, dan 6 minggu dengan variasi suhu 30 oC, 50oC, dan 70oC. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pengaruh antara waktu perendaman dan perlakuan suhu air laut terhadap laju korosi baja ST 60 pada media air laut sangat signifikan, ini dapat dibuktikan dengan hasil pada variasi waktu aging yaitu 4, 5, dan 6 minggu dengan hasil paling rendah pada tiap air laut adalah waktu aging 4 minggu, pada air laut Surabaya 0,0014735 ipm, pada air laut Gresik 0,002191 ipm dan pada air laut Lamongan 0,001039833. Dan pengaruh temperatur aging yaitu 30⁰C, 50⁰C, dan 70⁰C terhadap laju korosi paling tinggi adalah temperatur aging 70⁰C, pada air laut Surabaya 0,004017667 ipm, pada air laut 79 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 75-80 Sepuluh November Surabaya, Indonesia. Seminar Nasional Pascasarjana IX-ITS Surabaya 12 Agustus 2009. Salmanhadi, 2013. Korosi Dan Pencegahan (Online) Tersedia: https://hadiman88.wordpress.com/2013/03/14/korosidan-pencegahan/ , Diakses 09 September 2015. Tim Penyusun, 2006. Panduan Penulisan Dan Penilasian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Tim Penyusun, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana Strata Satu (S-1) Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.