Jurnal Penelitian Teknik Sipil JURNAL TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BETON YANG MENGGUNAKAN LIMBAH PECAHAN BETON RINGAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Oleh : ADWAN BAHAR D11106033 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 0 Jurnal Penelitian Teknik Sipil KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BETON YANG MENGGUNAKAN LIMBAH PECAHAN BETON RINGAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR M. W. Tjaronge1, Abd. Madjid. Akkas3, Adwan Bahar4 ABSTRAK: Dalam dunia konstruksi, teknologi beton telah banyak dikembangkan untuk menemukan sifat mekanis optimal dengan biaya yang relatif murah. Penggunaan material beton dalam berbagai aplikasi konstruksi, memiliki dampak terhadap persediaan bahan pembentuknya. Di lain kondisi, terdapat beberapa lingkungan yang menghasilkan limbah padat dari kelebihan beton setelah pekerjaan konstruksi maupun sisa pembongkaran konstruksi tua. Melalui beberapa penelitian dan pengembangan teknologi beton yang telah dilakukan, limbah padat sisa konstruksi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk material beton agregat daur ulang yang bernilai ekonomis. Beton agregat daur ulang merupakan inovasi rancang campuran beton dengan menggunakan bahan hasil dari penghancuran beton jadi yang kemudian digunakan sebagai agregat. Salah satu sifat mekanik beton yang perlu diperhatikan adalah kuat lentur beton, yaitu kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen dari beton itu sendiri. Maksud dari penelitian ini adalah mencari alternatif agregat kasar sebagai material beton dengan penggunaan material limbah konstruksi untuk mengurangi permasalahan limbah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menganalisis karakteristik agregat dan kekuatan lentur beton yang menggunakan limbah pecahan beton ringan. Dari hasil pengujian kuat lentur terhadap 3 variasi benda uji beton, diperoleh nilai kuat lentur beton daur ulang yang lebih kecil dari beton normal. Pada umur 28 hari, umur beton normal (100% split) mencapai 6.67 MPa, beton 100% LPBR mencapai 3.33 MPa, sedangkan beton 50% LPBR dan split mencapai 4.00 MPa. Hasil ini menjadi acuan untuk penggunaan beton daur ulang sebagai material konstruksi dalam komponen non-struktural. Kata Kunci : Teknologi Beton, Beton Agregat Daur Ulang, Kuat Lentur PENDAHULUAN Dalam dunia konstruksi, beton memiliki peran penting sebagai material utama yang umum digunakan. Hal ini disebabkan oleh kelebihan dari beton itu sendiri, antara lain kemudahan dalam pengerjaannya, kuat tekan yang tinggi serta memiliki nilai ekonomis dalam pembuatan dan perawatannya. Dalam pemenuhan kebutuhan pembangunan, teknologi beton telah banyak dikembangkan untuk menemukan sifat mekanis optimal dengan biaya yang relatif murah. SNI mendefenisikan beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Penggunaan material beton dalam berbagai aplikasi konstruksi, memiliki dampak terhadap persediaan bahan pembentuk beton itu sendiri. Keterbatasan alam dalam menyediakan material pembentuk beton akibat penambangan yang terjadi secara terus menerus. Di lain kondisi, beberapa lingkungan menghasilkan limbah padat dari kelebihan beton setelah pekerjaan konstruksi maupun sisa pembongkaran konstruksi tua. Melalui beberapa penelitian dan pengembangan teknologi beton yang telah dilakukan, limbah padat sisa konstruksi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk material beton agregat daur ulang yang bernilai ekonomis. Beton agregat daur ulang merupakan campuran beton yang menggunakan limbah pecahan beton sebagai pengganti agregat penyusun beton dalam hal ini digunakan sebagai pengganti agregat kasar. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menganalisis karakteristik limbah pecahan beton ringan sebagai agregat kasar serta menganalisis kekuatan lentur beton yang menggunakan limbah pecahan beton ringan. 1 1. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3. Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 9025, INDONESIA Jurnal Penelitian Teknik Sipil METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini merupakan inventaris Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas. Untuk pengujian karakteristik agregat, menggunakan oven, timbangan, gelas ukur 1000 ml, piknometer, tabel warna, talam, satu set saringan, mesin Los Angeles, ember, timba dan selang air. Untuk pengujian benda uji, menggunalan Universal Testing Machine kapasitas 50 kN, bak perendam, satu set alat uji Slump, cetakan benda uji balok, penggaris dan timbangan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Semen PCC merek Tonasa, pasir dan split dari pengambilan di daerah Bili-bili, pecahan beton ringan sisa pembangunan gedung Teknik Gowa dan air PAM. Pengujian Karakteristik Agregat Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unhas. Standar pengujian ini mengacu pada ASTM dengan rincian seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Pengujian Karakteristik Agregat Pengujian Karaktersistik Agregat Halus Agregat Kasar Acuan ASTM Analisa saringan Analisa saringan C136-01 Berat jenis dan penyerapan Berat jenis dan penyerapan C128-01; C127-01 Berat volume Berat volume C 29M-97 Kadar air Kadar air C566-97 Kadar lumpur Kadar lumpur 117-95 Kadar organik Abrasi/ keausan C40-99; C131-03 Mix Design Penentuan komposisi mix design mengacu pada SK. SNI. T-15-1990-03 “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”. Pengujian Kuat Lentur Benda uji yang digunakan berukuran 10 cm x 10 cm x 40 cm. Pengujian kuat lentur mengacu pada ASTM C 78 - 02 Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam with Third-Point Loading) dan termuat pada SNI 03 – 4431 – 1997. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Karakteristik Agregat Hasil pengujian karakteristik yang diperoleh pada pengujian agregat halus (pasir) dan agregat kasar (split dan LPBR) berturutturut ditunjukan pada Tabel 2 – Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Halus NO 1 2 3 4 5 6 7 8 KARAKTERISTI K AGREGAT Analisa saringan Modulus Kehalusan Berat jenis spesifik a. BJ. Nyata b. BJ. Dasar kering c. BJ. Kering permukaan Penyerapan air Berat volume a. Kondisi lepas b. Kondisi padat Kadar Air Kadar Lumpur Kadar Organik HASIL PENGAMATAN Gradasi 3 Memenuhi 2.31 Memenuhi 2.63 2.56 Memenuhi Memenuhi 2.59 Memenuhi 1.01 Memenuhi 1.60 1.65 4.53 % 3.2 % No. 2 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi KET 2 Jurnal Penelitian Teknik Sipil Tabel 3. Hasil Pengujian Agregat Kasar (Split) KARAKTERISTIK AGREGAT HASIL PENGAMATAN KET 1 Analisa saringan Grad. 4.75 – 37.5 Memenuhi 2 Modulus Kehalusan 7.05 Memenuhi 3 Berat jenis spesifik a. BJ. Nyata 2.63 Memenuhi b. BJ. Dasar kering 2.56 Memenuhi 2.59 Memenuhi 1.01 Memenuhi a. Kondisi lepas 1.62 Memenuhi b. Kondisi padat 1.73 Memenuhi NO 4 c. BJ. Kering permukaan Penyerapan air 5 Berat volume 6 Kadar Air 4.40 % Memenuhi 7 Kadar Lumpur 0.7 % Memenuhi 8 Keausan 27.6 % Memenuhi Tabel 4. Hasil Pengujian Agregat Kasar (LPBR) Untuk hasil pengujian karaktersitik limbah pecahan beton ringan, terdapat beberapa kriteria yang tidak memenuhi standar ASTM. Namun, material ini tetap digunakan untuk mengetahui lebih lanjut pengaruhnya pada pengujian kuat lentur. Mix Design Mix design beton normal sesuai SK. SNI. T-15-1990-03 ditunjukkan pada Tebl 5. Untuk komposisi beton dengan pecahan beton ringan sebagai pengganti split menggunakan metode perbandingan sesuai dengan Tabel 5 untuk subtitusi 50% pecahan beton ringan dan Tabel 6 untuk subtitusi 100% pecahan beton ringan. Tabel 5. Komposisi Campuran Beton Normal Bahan Berat/m³ Beton Rasio Terhadap Jumlah Semen (kg) Berat Untuk 9 Sampel (kg) Beton KARAKTERISTIK AGREGAT HASIL PENGAMATAN KET Air 182.77 0.45 7.90 1 Analisa saringan Grad. 4.75 - 37.5 Memenuhi Semen 402.17 1.00 17.37 2 Modulus Kehalusan 7.10 Memenuhi Pasir 595.71 1.48 25.73 3 Berat jenis spesifik Split 1239.35 3.08 53.54 NO a. BJ. nyata 1.26 b. BJ. Dasar kering 0.79 c. BJ. Kering permukaan 1.16 4 Penyerapan air 5 Berat volume a. Kondisi lepas b. Kondisi padat 47.06 % 0.33 0.29 6 Kadar Air 6.80 % 7 Kadar Lumpur 0.5 % 8 Keausan 74 % Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi Tabel 6. Komposisi Campuran Beton 100% LPBR Bahan Berat/m³ Beton Rasio Terhadap Jumlah Semen (kg) Berat Untuk 9 Sampel (kg) Beton Air 182.77 0.45 7.90 Semen 402.17 1.00 17.37 Pasir 595.71 1.48 25.73 LPBR 220.16 0.55 9.51 Tabel 7. Komposisi Campuran Beton 50% LPBR Bahan Berat/m³ Beton Rasio Terhadap Jumlah Semen (kg) Berat Untuk 9 Sampel (kg) Beton Air 182.77 0.45 7.90 Semen 402.17 1.00 17.37 Pasir 595.71 1.48 25.73 Split 619.68 1.04 26.77 LPBR 110.08 0.27 4.76 3 Jurnal Penelitian Teknik Sipil Kuat Lentur Hasil pengujian kuat lentur diperoleh sesuai data pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Kuat Lentur Rata-rata Beton 9000 3.67 3 4000 1.61 5333.33 2.14 12666.67 4.94 8333.33 2.40 7 7333.33 2.93 1666.67 6.67 28 8333.33 3.33 10000 4.00 Persentase Kuat Lentur (%) Normal 100% LPBR 50% LPBR Normal 100% LPBR 50% LPBR Normal 100% LPBR 50% LPBR (N) Tegangan Lentur, R = (P.L)/(bh²) (MPa) Beban Lentur, P Komposisi material penyusun beton memiliki pengaruh terhadap kuat lentur yang dihasilkan dari beton tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar 4.1 yang menunjukkan hubungan kuat lentur terhadap umur beton sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Pada umur 28 hari, kuat lentur rata-rata beton normal (100% split) sebesar 6.67 MPa, beton dengan 100% LPBR sebesar 3.33 MPa, sedangkan beton dengan 50% LPBR dan 50% split sebesar 4.00 MPa. Hasil ini dapat diperhatikan seperti pada Gambar 1 berikut. 8.00 Kuat Lentur (MPa) 100% 100% 80% 50% 60% 60% 40% 20% 0% 100% LPBR 50% LPBR + Split 100% Split Gambar 2. Diagram persentase kuat lentur benda uji terhadap beton normal Dari hasil pengamatan lendutan pada saat pengujian, diperoleh kurva yang cenderung membentuk garis liniar seperti pada Gambar 3. Hal ini disebabkan oleh pertambahan nilai lendutan yang seiring dengan peningkatan beban yang diberikan secara terus menerus hingga mencapai kondisi lentur maksimum sebelum akhirnya mengalami patah. 20000 15000 Beban, P (N) Benda Uji Umur Benda Uji (hari) Gambar 2 menunjukkan persentase perbandingan kuat lentur beton pada 28 hari benda uji. Kuat lentur yang dihasilkan dengan komposisi 100% LPBR mengalami penurunan sebesar 50% terhadap kuat lentur beton normal (100% Split). Sedangkan untuk beton dengan komposisi 50% LPBR dan Split mengalami penurunan sebesar 60% terhadap kuat lentur beton normal. 10000 6.00 4.00 5000 0 0.00 2.00 0.00 0 10 20 Umur (hari) 100% LPBR 50% LPBR + Split 30 Gambar 1. Grafik korelasi kuat lentur terhadap umur beton 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 Lendutan, δ (mm) Beton Normal (100% Split) Beton 100% LPBR 0.60 Gambar 3. Grafik korelasi antara beban lentur terhadap lendutan beton umur 28 hari 4 Jurnal Penelitian Teknik Sipil Dari hasil pengamatan mengenai distribusi agregat kasar pada benda uji dapat kita perhatikan bahwa dalam satu penampang patah terdapat 36 butir split pada beton normal (100% split) dan 37 butir LPBR pada beton 100% LPBR. Sedangkan untuk beton 50% split dan 50% LPBR terdapat 36 butir agregat kasar yang terdiri dari 18 butir split dan dan 18 butir LPBR. Hal ini menunjukkan bahwa benda uji yang dihasilkan pada penelitian ini tidak mengalami segregasi. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan jumlah agregat kasar pada bagian atas dengan jumlah agregat kasar pada bagian bawah sample yang tidak terlalu besar. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat pada limbah pecahan beton ringan didapatkan bahwa untuk pengujian analisa saringan, modulus kehalusan dan kadar lumpur semuanya memenuhi spesifikasi ASTM. Sedangkan untuk pengujian berat jenis spesifik, absorpsi, kadar air, dan keausan pada limbah pecahan beton ringan tidak memenuhi spesifikasi ASTM. 2. Hasil pengujian kuat lentur beton menunjukkan peningkatan untuk masingmasing variasi benda uji. Pada umur 28 hari, kuat lentur rata-rata beton normal (100% split) sebesar 6.67 MPa, beton dengan 100% LPBR sebesar 3.33 MPa, sedangkan beton dengan 50% LPBR dan 50% split sebesar 4.00 MPa. 3. Hasil pembacaan lendutan untuk setiap variasi diperoleh nilai yang berbeda untuk setiap variasi. Kecenderungan kurva membentuk garis liniar menunjukkan besarnya perubahan lendutan seiring dengan penambahan beban. UCAPAN TERIMA KASIH Ayahanda dan ibunda tercinta atas perhatian yang diberikan kepada ananda. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang selama ini membimbing dan memberikan pengarahan. Bapak Sudirman Sitang selaku staf Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atas segala bantuan dan pengarahan selama pelaksanaan penelitian di Laboratorium. Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada saudara-saudaraku angkatan 2006, yang senantiasa memberikan motivasi dengan caranya masing-masing DAFTAR PUSTAKA Akkas, Abdul Madjid. Rekayasa Bahan / Bahan Bangunan. Makasaar: Jurusan Sipil.1996. American Standard for Testing and Material. Annual Book of ASTM. Concrete and Aggregate. Volume 04.02. US and Canada. 2003. Duma, Heidi. Studi Perilaku Kuat Lentur dan Susut pada Beton Agregat Daur Ulang. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta. Universitas Indonesia. 2008. Mulyono, Tri. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. 2003. Nawy, Edward G. Reinforced Concrete: A Fundamental Approach. 6th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2009. Nugraha, P. dan Antoni. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. 2007. 5