Media komik untuk pembelajaran topik arus listrik

advertisement
Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga memudahkan anak-anak memahaminya.
Hal inilah yang membuat komik lebih disukai daripada buku teks pelajaran.
Dalam penelitian ini dibuat komik fisika dengan topik arus listrik. Isi komik diberi
penjelasan konsep-konsep fisika agar bisa digunakan untuk menggantikan buku teks fisika dan
bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini menguji peran komik
yang dibuat dalam pembelajaran fisika dengan topik arus listrik. Berikut perumusan masalah
yang dikaji: (1) Apakah pembelajaran menggunakan media komik fisika yang dibuat lebih
menarik bagi para siswa? (2) Apakah dengan membaca komik fisika yang dibuat, para siswa
dapat memahami konsep-konsep fisika dengan mudah?
Penelitian ini bertujuan untuk membuat komik fisika yang bisa digunakan untuk
pembelajaran fisika dengan topik arus listrik. Bagi pembaca, manfaat penelitian ini adalah
memberi contoh alternatif model pembelajaran dengan media komik dan memberi contoh
komik yang bisa dibuat sendiri oleh pembaca sebagai media pembelajaran.
Saat penelitian ini dilaksanakan, ada penelitian tentang komik fisika untuk pembelajaran
yang diadakan oleh Petrus Ongga, mahasiswa Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Satya
Wacana dengan topik “Terapung Tenggelam”.
2. KERANGKA TEORITIS
2.1 Komik untuk Menjelaskan Konsep Arus Listrik
Komik merupakan media gambar dimana tersusun atas panel-panel yang berurutan
membentuk sebuah cerita narasi. Komik merupakan sarana bacaan yang lebih ringan dan
mudah dipahami (Grimmsurae, 2011:3) dibanding buku teks. Hal ini dekarenakan dalam komik,
gambar lebih dominan dibanding teksnya. Teks dalam komik selalu singkat-padat dan jelas.
Tidak terlalu dibutuhkan teks panjang dalam komik karena ada gambar yang mendukung teks
tersebut. Komik pada umumnya berisi cerita fiksi. Jarang ada komik yang didesain untuk
menjelaskan mata pelajaran fisika.
Tentunya akan sangat membantu bila komik yang ringan dan mudah dimengerti bisa
menjelaskan teori fisika yang rumit. Komik dapat mengilustrasikan benda-benda mikro dalam
konsep arus listrik (seperti elektron) dan juga memuat cerita yang menggambarkan peristiwa
yang berhubungan dengan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa-peristiwa kecil itu yang
seringkali terluput dari perhatian, tapi sesungguhnya perlu dibukakan agar siswa lebih peka
melihat sebuah peristiwa.
Berikut ini materi-materi yang digambarkan dalam komik, yaitu muatan listrik dan arus
listrik.
Muatan listrik
Semua benda tersusun dari atom-atom dalam jumlah yang sangat banyak. Ukuran atom
begitu kecil sehingga tidak kasat mata. Atom disusun oleh inti atom yang dikelilingi elektron. Inti
7
atom terdiri dari proton dan netron atau proton saja. Atom dan penyusunnya ini diilustrasikan
ke dalam gambar komik.
Proton bermuatan listrik positif sedangkan elektron bermuatan listrik negatif. Setiap
atom yang netral, jumlah proton dan elektronnya sama. Jika jumlah elektron pada benda lebih
banyak dibanding jumlah protonnya, maka benda itu memiliki muatan listrik negatif, begitu pula
sebaliknya. Secara alami, di antara muatan listrik yang tak sejenis akan muncul gaya tarik
menarik. Sedangkan di antara muatan listrik sejenis akan muncul gaya tolak menolak. Muatan
listrik dan sifatnya ini juga digambarkan dalam komik.
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik (Q) yang bergerak melewati suatu
penampang penghantar tiap satuan waktu (t) (Halliday, 1984:183). Arus listrik akan mengalir
dalam penghantar bila ada beda potensial yang dihubungkan dengan penghantar tersebut.
Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke rendah (Hewitt, 1985:338). Dalam konduktor padat,
elektron-elektron bebas (muatan negatif) yang mengalir melalui rangkaian (Hewitt, 1985:339).
Elektron mengalir yang tidak dapat dilihat secara kasat mata ini diilustrasikan ke dalam gambar
komik.
Potensial rendah lebih jenuh elektron dibandingkan potensial tinggi. Masing-masing
potensial akan berusaha mencapai kesetimbangan yaitu dengan berpindahnya elektronelektron dari titik yang lebih jenuh elektron ke titik yang kurang jenuh elektron. Dengan
demikian arah arus elektron adalah dari potensial rendah ke tinggi. Elektron diumpamakan
seperti air dan beda potensial bisa digambarkan sebagai dua tong berisi air yang tinggi airnya
berbeda. Ilustrasi ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa memahaminya. Ilustrasi ini perlu
dimasukkan ke dalam komik.
Dengan memuat gambar ilustrasi dari materi-materi di atas ke dalam komik, diharapkan
pembacanya bisa lebih mudah memahami materi tersebut.
2.2 Pembelajaran Menggunakan Komik
Dengan keunggulan dari komik yang telah dibahas dalam sub bab sebelumnya, komik
dapat digunakan sebagai salah satu media yang baik. Komik fisika bisa memotivasi siswa untuk
membaca. Jika mereka telah berminat untuk membaca, maka secara otomatis mereka
membaca pelajaran fisika. Dengan membaca para siswa dapat menarik sendiri konsep-konsep
fisika yang tertuang dalam komik. Dengan demikian komik fisika tersebut fungsinya menjadi
sama seperti buku teks pelajaran fisika dan dapat digunakan sebagai media dalam
pembelajaran di kelas. Bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas laboratorium fisika
yang memadai, pembelajaran tentang listrik dapat tetap dilakukan di dalam kelas jika bisa
menggunakan media komik.
Media komik diselaraskan dengan pembelajaran dengan metode discovery.
Pembelajaran diawali dengan memotivasi siswa dan menemukan suatu masalah yang berkaitan
dengan topik arus listrik dan hambatan. Kemudian, kegiatan membaca dan menyelidiki isi komik
ditempatkan sebagai kegiatan inti. Dari kegiatan membaca komik, siswa akan mendapat
8
pengetahuan yang benar dari konsep arus listrik dan hambatan. Dengan pengetahuan tentang
arus listrik dan hambatan inilah siswa diharapkan dapat memecahkan masalah yang ditemukan.
Dengan demikian, komik ditempatkan pada kegiatan inti pembelajaran untuk menolong siswa
memecahkan masalah yang dikemukakan. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan:
No
1.
2.
Langkah pembelajaran
Motivasi
Perumusan masalah
3.
Hipotesis
4.
Kegiatan inti
5.
Pemecahan masalah
6.
Konsolidasi
Keterangan
Siswa dimotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Siswa menemukan suatu permasalahan yang akan
dipecahkan.
Siswa mengungkapkan hipotesis untuk menjawab masalah
tadi menurut pemahaman mereka sendiri.
Siswa membaca komik tentang arus listrik dan menuliskan
prinsip-prinsip fisika yang ditemukan di dalamnya.
Siswa menggunakan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam
komik untuk memecahkan masalah yang ditemukan.
Siswa diberi tes untuk melihat apakah telah memahami
materi listrik atau belum.
Alur pembelajaran ini sebagai pedoman merancang alur komik agar siswa mudah
mengikuti arah pembelajaran.
Dengan alur pembelajaran seperti di atas, guru dapat membangun interaksi dalam kelas
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang para siswa baca dalam komik.
Tentunya jika para siswa telah membaca komik, mereka tahu isi komik tersebut. Sehingga
mereka bisa mengerti apa yang guru bicarakan di kelas. Dengan mengerti pembicaraan guru,
tentunya para siswa akan bisa aktif terlibat dalam interaksi dengan guru. Dengan demikian,
pembelajaran lebih hidup dan menarik bagi para siswa.
3. METODE PENELITIAN
Dengan mengacu pada tujuan penelitian ini, maka penelitian dilakukan dengan metode
Penelitian Tindakan Guru sebagai Peneliti, dimana peneliti sebagai guru yang melaksanakan
penelitian di kelas (Kasbolah. 1998:122). Jika nilai tes siswa belum mencapai batas tuntas, maka
komik diperbaiki dan pembelajaran dilaksanakan ulang sampai hasil tes siswa meningkat
(Wardhani dkk. 2008:2.13).
3.1 Sampel Penelitian
Obyek penelitian yang diteliti adalah siswa-siswa kelas XI SMA Negeri 3 Salatiga. Dengan
mengambil sampel acak dari siswa-siswa kelas XI sebanyak 9 orang yang dikumpulkan dalam
satu kelas saat penelitian dilaksanakan.
3.2 Instrumen Penelitian
A. Komik berisi materi arus listrik.
9
B. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi arus listrik untuk SMA kelas XI.
C. Tes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran menggunakan komik
dilaksanakan.
D. Kuisioner untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik
tersebut.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
A. Pada saat pembelajaran berlangsung, seseorang diminta untuk mengobservasi kelas dengan
mengisi lembar observasi kelas yang telah disediakan.
B. Semua siswa diminta mengisi soal-soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang listrik.
C. Seluruh siswa diminta untuk mengisi kuisioner untuk mengetahui minat siswa terhadap
pembelajaran menggunakan komik fisika.
3.4 Prosedur Penelitian
Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian ini:
A. Perencanaan
i.
ii.
iii.
iv.
B.
Membuat komik dengan topik arus listrik.
Menyusun RPP dengan materi arus listrik.
Menyusun soal-soal tes.
Menyusun pertanyaan-pertanyaan kuisioner.
Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP. Sementara observasi kelas dilakukan oleh orang lain
yang duduk di dalam kelas di belakang para siswa.
3.5 Teknik Analisis Data
A. Hasil Tes siswa
Data diolah secara kuantitatif untuk mengetahui pemahaman materi siswa. Nilai siswa (N)
diperoleh dengan:
Dengan indikator keberhasilannya adalah jika nilai siswa ≥ 70.
B. Kuisioner dan Lembar Observasi
Data dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui minat siswa terhadap komik yang telah
dibuat dan pembelajaran yang berlangsung.
10
4. HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil & Analisis Observasi Pembelajaran
Siklus 1
Bagian Motivasi
Siswa ditunjukkan 2 lampu bisa menyala bersamaan sekalipun jaraknya dari sumber
tegangan berbeda-beda di kelas. Siswa ditugaskan membaca komik halaman 1-2 sebagai berikut:
Gambar 1. Komik Halaman 1-2
Perumusan masalah
Setelah selesai membaca, siswa diberi pertanyaan: apa permasalahan yang akan
dipecahkan dalam pembelajaran ini? Seorang siswa menjawab bahwa permasalahannya adalah
kabel pendek-panjang tidak mempengaruhi cepatnya lampu menyala. Ada seorang lagi yang
menjawab mengapa kabel pendek-panjang tidak mempengaruhi cepatnya lampu menyala. Ada
siswa yang bertanya permasalahan apa yang muncul, tapi siswa yang lain mencoba menjawab
temannya bahwa dalam komik pada halaman 2 permasalahan yang muncul adalah: mengapa
lampu dapat menyala bersamaan sekalipun panjang kabel yang menghubungkannya dari sumber
tegangan berbeda? Sebagian besar siswa yang lain mendiskusikannya dengan teman sebangku.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah termotivasi sehingga mendorong
sebagian kecil siswa menjawab pertanyaan guru dan sebagian besar siswa mendiskusikannya
dengan teman.
11
Hipotesis
Hipotesis dikemukakan oleh sebagian besar siswa, kemudian dicatat di papan tulis. Disini
tampak sebagian besar siswa aktif menjawab permasalahan tersebut.
Kegiatan inti
Untuk melihat hipotesis yang benar dalam menjawab permasalahan tadi, siswa
ditugaskan membaca komik halaman 3-4 yang berisikan mengenai bagaimana listrik statis
dihasilkan sebagai berikut:
Gambar 2. Komik halaman 3-4
Siswa ditanya mengenai bagaimana terjadinya benda bermuatan listrik sesuai yang tertulis
dalam komik. Seorang siswa menjawab bahwa mika bisa bermuatan listrik jika elektron-elektron dari
rambut pindah dari rambut ke mika. Siswa ditanya bagaimana caranya elektron bisa berpindah dari
rambut ke mika? Lalu siswa lain menjawab elektron pindah dengan cara mika digosok-gosokkan ke
rambut yang kering. Siswa ditanya bagaimana perbandingan jumlah proton dan elektron pada benda
bermuatan? Sebagian besar siswa sambil menggumam serentak menjawab benda bermuatan,
jumlah elektron dan protonnya berbeda.
12
Siswa ditugaskan membaca komik halaman 5 mengenai gaya yang muncul jika benda
bermuatan didekatkan sebagai berikut:
Gambar 3. Komik halaman 5-6
Setelah membaca komik halaman 5, siswa diberi pertanyaan yaitu gaya apa yang muncul jika
2 benda bermuatan listrik sejenis didekatkan dan gaya apa yang muncul jika benda bermuatan listrik
tak sejenis didekatkan? Seorang siswa menjawab bahwa yang sejenis jika didekatkan akan muncul
gaya tolak-menolak dan yang tak sejenis didekatkan akan muncul gaya tarik-menarik. Ada siswa lain
yang menggumamkan jawaban yang sama.
Siswa ditugaskan lagi membaca komik halaman 6 yang berisikan tentang posisi muatan listrik
pada benda netral yang didekati benda bermuatan seperti di atas. Setelah selesai membaca komik
halaman 6, siswa ditanya bagaimana kertas yang netral bisa tertarik oleh mistar yang bermuatan
negatif? Seorang siswa kemudian menjawab dengan terputus-putus bahwa sisi kanan kertas jadi
positif sehingga tertarik oleh mika yang bermuatan negatif. Ada seorang siswa lain yang melihat
siswa tadi kesulitan dan mencoba menjawab bahwa elektron pada kertas berpindah ke sisi kiri kertas
untuk menjauhi mistar. Sehingga sisi kanan kertas jadi bermuatan listrik positif dan dapat tertarik
oleh mistar.
Siswa diberi pertanyaan lagi mengapa elektron bisa berpindah ke atom lain sedangkan
proton sangat sulit? Seorang siswa mencoba menjawab: karena gaya tarik menarik elektron yang
jaraknya jauh dan inti lemah, jadi elektron bisa lepas dan pindah ke atom lain. Tapi proton sangat
sulit karena gaya tarik menariknya dengan netron dalam inti sangat kuat. Siswa diberi pertanyaan
lagi: bagian atom manakah yang mudah berpindah ke atom lain? Semua siswa terlihat bingung
13
dengan pertanyaan ini. Siswa kembali ditanya secara lebih spesifik: bagian elektronnya, protonnya
ataukah netronnya? Sebagian besar siswa sambil menggumam serentak menjawab elektron.
Siswa kembali ditugaskan untuk membaca isi komik halaman 7-8 mengenai pengertian arus
listrik sebagai berikut:
Gambar 4. Komik halaman 7-8
Setelah selesai membaca siswa ditanya apa yang terjadi jika benda bermuatan positif dan
negatif ditempelkan? Seorang siswa menjawab bahwa benda yang bermuatan negatif akan memberi
elektron ke benda yang bermuatan positif. Siswa-siswa lain ditanya apakah ada yang memiliki
pendapat berbeda, serentak semua menjawab tidak ada.
Siswa diberi pertanyaan apa yang dimaksud dengan arus listrik. Seorang siswa menjawab
elektron yang mengalir. Beberapa siswa lain menggumamkan jawaban yang sama.
14
Siswa kembali ditugaskan membaca komik halaman 9 yang menjelaskan tentang beda
potensial sebagai berikut:
Gambar 5. Komik halaman 9
Setelah selesai membaca, siswa kembali diberi pertanyaan: apakah elektron akan terus
mengalir? Semua siswa serentak menjawab tidak. Siswa diminta menjelaskan mengapa menjawab
tidak. Semua siswa berdiam sejenak, tampak berdiskusi dengan teman sebelahnya. Lalu seorang
siswa yang menjawab: ya seperti gambar di halaman 8, elektron-elektron mengalir sampai potensial
kedua benda sama.
15
Siswa ditugaskan membaca komik halaman 10-11 tentang syarat mengalirnya arus listrik
sebagai berikut:
Gambar 6. Komik halaman 10-11
Siswa diberi pertanyaan pula: apakah semua benda bisa menghantarkan listrik? Sebagian
besar siswa serentak menjawab tidak. Tapi ada seorang siswa menjawab: iya. Lalu siswa yang
menjawab iya tersebut ditanya mengapa semua benda bisa menghantarkan listrik? Siswa tadi
menjawab: benda seperti logam mudah menghantarkan listrik, arus listriknya besar dan elektronelektronnya cepat berpindahnya. Sedangkan seperti kayu, arus listriknya kecil dan elektronelektronnya lambat berpindah. Kemudian siswa tadi diminta untuk membaca lagi komik halaman
10 dan dijelaskan bahwa tidak semua benda menghantarkan listrik, hanya benda yang terbuat
dari logam saja. Lalu siswa lain berdiskusi dengan siswa yang keliru tadi bahwa yang tertera di
komik seperti itu. Tampak disini bahwa siswa-siswa yang menjawab tidak telah membaca komik
dengan teliti. Tapi siswa yang menjawab iya, kemungkinan tidak membaca komik dengan teliti.
Dari kegiatan inti ini, sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
juga ada diskusi di antara siswa mengenai komik.
Pemecahan masalah
Siswa kembali diingatkan mengenai permasalahan tadi yaitu mengapa lampu bisa
menyala bersamaan meskipun jaraknya dari sumber tegangan berbeda? Seorang siswa menjawab
sambil terbata-bata bahwa lampu bisa langsung menyala karena dalam kabel sudah penuh
dengan elektron-elektron. Lalu siswa lain yang melihat temannya kesulitan meneruskan jawaban
16
siswa tadi bahwa saat dihubungkan ke sumber tegangan, elektron-elektron dalam kabel juga bisa
serentak bergeser dan menyalakan lampu. Dari jawaban ini, pertanyaan belum terjawab. Siswa
digiring dengan pertanyaan yang lebih mengarahkan: jadi jika elektron-elektron serentak
bergeser, apa hubungannya dengan lampu bisa menyala bersamaan meski jaraknya dari sumber
tegangan berbeda? Seorang siswa kemudian menjawab bahwa karena elektron-elektron
bergerak serentak, jadi elektron pada lampu 1 dan elektron pada lampu 2 juga bergeser
bersamaan, sehingga bisa menyalakan lampu secara bersamaan waktunya. Lalu guru bertanya
apakah ada yang memiliki pendapat lain? Awalnya semua siswa terdiam. Lalu ada seorang siswa
menjawab tidak ada. Masalah pun bisa terselesaikan dengan baik dengan model pembelajaran
menggunakan komik.
Dalam pembelajaran ini, sebagian besar siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan dan
ada interaksi antara guru-siswa dan terjadi diskusi antar siswa mengenai materi di sepanjang
proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
Siklus 2
Pada siklus 2, ada bagian komik yang diganti yaitu halaman 6 sebagai berikut:
Gambar 7. Komik halaman 6 yang diganti
17
Halaman 6 diberi penambahan yaitu pernyataan bahwa jika proton keluar dari inti atom,
berarti ada reaksi nuklir.
Para siswa ditugasi membaca komik halaman 5-6 mengenai posisi muatan listrik benda
netral yang didekati benda bermuatan. Setelah selesai membaca, para siswa diberi pertanyaan:
apakah proton bisa berpindah ke atom lain? Seorang siswa menjawab proton tidak bisa pindah ke
atom lain, jika pindah maka berarti ada reaksi nuklir. Lalu ada seorang siswa bertanya apakah
semua benda dapat menimbulkan reaksi nuklir? Peneliti menjawab bahwa semua benda memang
memiliki atom-atom yang pada inti atomnya bisa terjadi reaksi nuklir. Tapi jika cuma menggosokgosokkan benda tersebut atau menariknya dengan mika bermuatan listrik, tidak dapat
menimbulkan reaksi nuklir. Siswa tadi melanjutkan pertanyaannya, apakah itu berarti bahwa
proton tidak bisa keluar dari inti atom jika hanya didekati mika bermuatan listrik? Peneliti pun
menjawab bahwa apa yang dikatakannya tepat sekali.
Pada siklus 2, siswa juga ditugaskan membaca komik halaman 9-11. Para siswa diberi
pertanyaan: apakah disini terdapat beda potensial yang dihubungkan dengan kabel sehingga
rangkaian ini menjadi tertutup? Para siswa diam sejenak. Kemudian seorang siswa menjawab ya.
Beberapa siswa lain juga menjawab ya. Para siswa diberi pertanyaan lagi: apa ada arus yang
mengalir dalam kabel ini? Para siswa terdiam sejenak. Lalu ada seorang siswa yang menjawab ya,
karena memenuhi syarat mengalirnya arus listrik tadi, yaitu terdapat beda potensial yang
dihubungkan dengan kabel sehingga rangkaiannya jadi tertutup. Ketika dipasangi lampu, tampak
bahwa lampu menyala karena ada arus listrik yang mengalir dalam kabel. Jadi jangan
membiarkan kutub-kutub baterai terhubung dengan penghantar, karena lama-lama baterai akan
habis karena arus listrik mengalir terus melalui penghantar sekalipun tidak kelihatan. Para siswa
ditanya apakah sudah memahami topik tadi? Semua terdiam, lalu semua menjawab iya.
Pada siklus 2, semua siswa menyimak pembelajaran dengan baik, itu terlihat dari semua
siswa yang membaca komik dengan serius.
4.2 Analisis Peran Komik Terhadap Pembelajaran
Siklus 1
Motivasi-Perumusan Masalah-Hipotesis
Di awal proses pembelajaran terlihat semua siswa membolak-balik halaman komik,
meskipun mereka belum diminta untuk membacanya. Ini menunjukkan bahwa para siswa tertarik
untuk membaca komik yang dibagikan.
Di bagian permasalahan, ada seorang siswa yang langsung menjawab benar. Ada seorang
siswa yang belum menemukan permasalahan yang akan dipecahkan dan teman sebangkunya
menunjukkan permasalahan di komik, sehingga ia menjadi tahu permasalahannya. Para siswa
yang lain mengungkapkan permasalahan tadi dengan kalimat lain yang maksudnya sama. Jadi
permasalahan dalam komik dapat dimengerti oleh para siswa sesuai dengan teori fisika yang
benar. Ini karena dialog dalam komik singkat-padat-jelas, dan gambar ilustrasi dalam komik
sesuai dengan konsep fisika. Hal ini sesuai dengan teori pembuatan komik dimana dialognya
singkat-jelas dan didukung gambar yang sesuai dengan teori fisika. Setelah itu, sebagian besar
18
siswa memberikan hipotesis masing-masing. Ini berarti para siswa akitf mengikuti pembelajaran.
Ini dikarenakan komik yang dibagikan menarik, itu disebutkan sebagian besar siswa pada lembar
kuisioner yang mereka isi.
Kegiatan inti-Pemecahan masalah
Dalam kegiatan inti, para siswa ditugaskan membaca komik secara bertahap dan diberi
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk menyimpulkan beberapa konsep fisika
yang terdapat di komik, yaitu bahwa muatan listrik yang sejenis tolak-menolak, muatan listrik tak
sejenis tarik-menarik, elektron mudah berpindah ke atom lain sedangkan proton tidak bisa dan
arus listrik merupakan elektron-elektron yang mengalir. Setelah membaca komik para siswa
dapat memahami prinsip-prinsip tadi dan dapat mengungkapkan konsep-konsep tersebut dengan
kalimat mereka sendiri. Ini dikarenakan komik berisi gambar ilustrasi, di antaranya ilustrasi
bentuk atom, ilustrasi muatan listrik suatu benda dan ilustrasi elektron yang mengalir. Itu sangat
memudahkan para siswa untuk membayangkan atom, muatan listrik, arus listrik dan beda
potensial. Ini membuktikan bahwa konsep-konsep abstrak yang diilustrasikan ke dalam komik
membuat konsep tersebut menjadi lebih nyata bagi para siswa sehingga lebih mudah untuk
dipahami.
Setelah membaca seluruh isi komik, para siswa dapat memecahkan permasalahan tadi,
yaitu lampu yang dekat atau jauh dari sumber tegangan bisa menyala bersamaan karena dalam
kabel telah penuh dengan elektron-elektron sehingga saat kabel dihubungkan dengan sumber
tegangan, elektron-elektron di sepanjang kabel serentak bergetar dan saling menumbuk sehingga
timbul energi panas yang bergerak secepat kilat memijarkan wolfram, makaa dengan beda
panjang kabel yang tidak terlalu besar, tidak mempengaruhi cepat lambatnya lampu menyala.
Refleksi
Setelah mengerjakan soal-soal, tampaklah sebagian besar siswa masih berpikir bahwa
proton bisa pindah ke atom lain padahal yang bisa berpindah adalah elektron, bukan proton dan
tidak ada arus listrik mengalir dalam rangkaian tertutup jika tidak ada lampu yang menyala pada
rangkaian tersebut.
Kesalahan bahwa proton bisa berpindah ke atom lain disebabkan komik tidak terlalu
menonjolkan bahwa proton tidak dapat berpindah ke atom lain. Dalam komik halaman 4
disebutkan: “Proton dan netron sangat sulit keluar dari inti atom karena saling menarik dengan
kuat”. Ternyata pernyataan tersebut belum memberi informasi yang tegas bahwa proton tidak
bisa berpindah ke atom lain.
Dalam komik bagian syarat mengalirnya arus listrik, diberikan contoh ada arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian yang dihubungkan dengan kabel. Ini ditunjukkan dengan adanya lampu
yang menyala dalam rangkaian tersebut. Jadi sesungguhnya tetap ada arus listrik mengalir
sekalipun tidak terdapat lampu. Tapi sebagian besar siswa menganggap jika tidak ada lampu
menyala, berarti tidak ada arus listrik.
Dari hasil tes, nilai para siswa belum mencapai nilai batas tuntas yang ditetapkan (lihat
Tabel Nilai Siswa kolom 2, hal. 21). Untuk memperbaiki pembelajaran, bagian komik tentang sifat
19
proton dan elektron diberi tambahan informasi yaitu proton tidak akan pindah ke atom lain, jika
proton keluar dari inti atom itu berarti terjadi reaksi nuklir. Bagian materi mengenai syarat
mengalirnya arus listrik diberi contoh arus listrik mengalir dalam kabel yang menghubungkan
kedua kutub baterai.
Siklus 2
Setelah komik diperbaiki, pembelajaran dilaksanakan kembali. Pembelajaran tidak
diulang seluruhnya, tapi hanya mengulang bagian yang belum dipahami para siswa, yaitu bahwa
proton tidak bisa keluar dari inti atom dan bahwa ada arus listrik mengalir dalam kabel yang
menghubungkan beda potensial.
Pembelajaran dimulai dengan menugaskan para siswa membaca komik halaman 5-6.
Setelah selesai membaca, para siswa diberi pertanyaan: apakah proton bisa berpindah ke atom
lain? Seorang siswa menjawab proton tidak bisa pindah ke atom lain, jika pindah maka berarti
ada reaksi nuklir. Lalu ada seorang siswa bertanya apakah semua benda dapat menimbulkan
reaksi nuklir? Peneliti menjawab bahwa semua benda memang memiliki atom-atom yang pada
inti atomnya bisa terjadi reaksi nuklir. Tapi jika cuma menggosok-gosokkan benda tersebut atau
menariknya dengan mika bermuatan listrik, tidak dapat menimbulkan reaksi nuklir. Siswa tadi
melanjutkan pertanyaannya, apakah itu berarti bahwa proton tidak bisa keluar dari inti atom jika
hanya didekati mika bermuatan listrik? Peneliti pun menjawab bahwa apa yang dikatakannya
tepat sekali.
Selanjutnya para siswa ditugaskan membaca komik halaman 9-11. Kemudian mereka
diberi contoh baterai yang kedua kutubnya dihubungkan dengan sebuah kabel. Para siswa diberi
pertanyaan: apakah disini terdapat beda potensial yang dihubungkan dengan kabel sehingga
rangkaian ini menjadi tertutup? Para siswa diam sejenak. Kemudian seorang siswa menjawab ya.
Beberapa siswa lain juga menjawab ya. Para siswa diberi pertanyaan lagi: apa ada arus yang
mengalir dalam kabel ini? Para siswa terdiam sejenak. Lalu ada seorang siswa yang menjawab ya,
karena memenuhi syarat mengalirnya arus listrik tadi, yaitu terdapat beda potensial yang
dihubungkan dengan kabel sehingga rangkaiannya jadi tertutup.
Di akhir pembelajaran para siswa mengerjakan soal-soal kembali. Hasilnya sebagian besar
siswa menjawab benar soal yang sama. Ini menunjukkan bahwa komik bagian sifat protonelektron dan syarat mengalirnya arus listrik awalnya masih ada kekurangan. Isi komik tersebut
masih perlu diperbaiki.
4.3 Hasil dan Analisis Jawaban Soal
Berikut ini hasil tes siswa:
Tabel 1. Nilai Siswa
Siswa keNilai Tes 1
Nilai Tes 2
1
70
50
2
70
60
3
70
70
20
4
5
6
7
8
9
100
60
80
60
90
70
100
90
70
80
100
70
Dari tebel di atas, tampak bahwa pada siklus 1, hanya 55% siswa yang mencapai
ketuntasan belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus 1 kurang efektif.
Komik diperbaiki dan pembelajaran diulang kembali. Berdasarkan hasil tes 2, nilai siswa
mengalami peningkatan dan 100% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan
bahwa perbaikan komik telah membuat pembelajaran lebih efektif.
4.4 Hasil dan analisis Jawaban Kuisioner
Berikut ini adalah hasil kuisioner siswa:
No.
1.
Tabel 2. Jawaban Kuisioner Siswa
Pertanyaan
Jawaban siswa
Apakah pembelajaran
Iya karena ada gambar nyata, tidak berimajinasi (1
menggunakan media komik orang).
menarik bagimu? Mengapa?
Menarik, karena kita dapat belajar sambil bermain (1
orang).
Ya, karena bisa lebih memahami materi (3 orang).
Ya, lebih menarik, tidak monoton (1 orang).
Sangat menarik karena saya lebih mudah mengerti (1
orang).
Ya, karena anak-anak lebih suka membaca komik (seru)
(1 orang).
Tidak, karena tidak suka membaca komik (1 orang).
2.
Apakah seluruh isi komik
dapat kamu pahami dengan
baik?
3.
(Jawab no. 3 jika jawaban
no 2. ”tidak”) Bagian-bagian
manakah dari komik yang
belum kamu pahami dengan
baik?
Ya dapat saya pahami (6 orang).
Dapat tapi membosankan pada bagian tertentu (1
orang).
Belum (2 orang).
Dari segi bahasa yang masih kaku (1 orang).
Kalimatnya (1 orang).
Bagian penjelasan terlalu panjang (1 orang).
21
Semua sudah dipahami (5 orang).
Bagian akhir (1 orang).
4.
Apa ada saran agar komik
ini menjadi lebih mudah
dipahami?
Diberi contoh bendanya lebih banyak disertai penjelasan
(1 orang).
Tidak sudah cukup baik (4 orang).
5.
Apakah kamu semakin
termotivasi belajar fisika
setelah membaca komik ini?
Bahasa lebih disederhanakan (3 orang).
Dibuat biasa saja (1 orang).
Ya (5 orang).
Tidak juga (4 orang).
Dari jawaban kuisioner dalam Tabel Jawaban Kuisioner Siswa di atas, dapat kita lihat
bahwa pembelajaran menggunakan komik menarik bagi sebagian besar siswa. Sebagian besar
siswa juga terlihat antusias mengikuti pembelajaran. Tapi, ada seorang siswa yang menjawab
tidak menarik, karena pada dasarnya siswa tersebut tidak suka membaca komik.
Dalam proses pembelajaran terlihat para siswa bisa menjawab dengan betul pertanyaanpertanyaan penggiring ke kesimpulan sampai memecahkan masalah. Berdasarkan jawaban para
siswa pada lembar kuisioner, ini dikarenakan komik lebih memudahkan mereka memahami
materi. Ada juga seorang yang menjawab lebih detail yaitu pembelajaran dengan komik menarik
karena ada gambar nyata, sehingga tidak sulit mengimajinasikannya.
Siswa yang menjawab bahwa pembelajaran menggunakan komik tidak menarik karena
dia tidak suka pada komik, juga mendapat nilai yang baik. Hal ini disebabkan dia juga mengikuti
seluruh proses pembelajaran.
Berdasarkan jawaban kuisioner, sebagian besar menjawab telah dapat memahami isi
komik. Ada 2 anak yang menjawab belum memahami semua bagian komik dan menyarankan
agar bahasa komik disederhanakan. Ini berarti dialog dalam komik terlalu formal bagi siswa.
Ada juga seorang anak yang menjawab bosan karena penjelasannya terlalu panjang. Ini
berarti dialog di komik yang berisi penjelasan materi terlalu panjang sebaiknya diperpendek.
Berdasarkan jawaban kuisioner, sebagian besar siswa menjawab mereka semakin
termotivasi belajar fisika setelah membaca komik ini dan sebagian kecil menjawab tidak. Ini
menunjukkan komik telah membuat para siswa lebih berminat belajar fisika. Beberapa siswa
menjawab tidak termotivasi padahal sebelumnya mereka menjawab bahwa pembelajaran
menggunakan komik menarik, hal ini dikarenakan mereka telah berfokus untuk lebih menekuni
mata pelajaran yang lain.
Menggunakan media komik dalam pembelajaran di kelas ternyata membuat banyak
siswa tertarik mengikuti pelajaran fisika bahkan beberapa di antaranya termotivasi untuk belajar
22
fisika lebih lanjut. Ini menunjukkan media komik merupakan salah satu alternatif media yang
sangat baik agar pelajaran fisika menarik untuk diikuti para siswa.
5. Kesimpulan & Saran
Kesimpulan hasil penelitian:
A. Komik yang digunakan dalam pembelajaran ini telah memuat konsep arus listrik yang
abstrak yaitu gambaran atom, muatan listrik dalam benda, elektron-elektron yang mengalir
dan beda potensial dengan ilustrasi yang dituangkan dalam gambar sehingga dapat
mempermudah siswa memahami konsep listrik dengan benar.
B. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan komik fisika memotivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran karena komik memudahkan mereka memahami konsep
fisika yang abstrak dan komik berisi cerita narasi sehingga pembelajaran tidak monoton.
Saran:
A. Banyak konsep fisika yang abstrak yang dapat digambarkan ke dalam komik, misalnya
mengenai garis-garis gaya magnet atau arah gaya, impuls & momentum, efek rumah kaca
dan lain-lain. Semoga di masa depan, banyak komikus yang membuat komik dengan materi
fisika untuk mendukung pembelajaran di sekolah maupun sebagai komik bacaan yang tidak
saja menghibur dengan cerita fiksi tapi berisi materi fisika yang bisa menolong siswa
memahami pelajaran.
B. Dalam membuat komik agar lebih menarik dan lebih rapi, komikus dapat mengedit komik
menggunakan program komputer Paint, Corel Draw, Adobe Illustrator ataupun program lain
yang bisa mendukung. Jika menggunakan teknik menggambar secara manual pada kertas,
gambar komik bisa di-scan dengan scanner yang file konversinya dalam bentuk PNG, BMP
atau JPEG agar bisa di-edit dalam program tadi.
6. Daftar Pustaka
Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Penerbit Angkasa.
Grimmsurae. 2011. Science Rules. Jakarta : PT Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia Building.
Halliday, David. 1984. Fisika volume 2. Jakarta: Erlangga.
Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Osa, Amanokawa. 2007. Guide To Draw Manga volume 1: Menggambar Tokoh. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Osa, Amanokawa. 2007. Guide To Draw Manga volume 4: Menggambar Komik. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Wardhani, IGAK & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka.
23
Download