journal - makrab fkip ucy - Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

advertisement
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Edisi Khusus
Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016
ISSN:
1907-2341
JOURNAL
Academy Of Education
JURNAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Penerapan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa
Kelas 1 SDN Karangtalun Lor Tahun 2015.
N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD.
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Mengenal Benua-Benua melalui Metode
Demonstrasi Menggunakan Media Flash Card di Kelas VI SDN Karangtalun Lor
Sunarko, S.Pd. SD.
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Penyakit Kekurangan Gizi pada Siswa Kelas 3 SD
Negeri 3 Garduren Kecamatan Purwojati melalui Model Pembelajaran NHT Tahun 2015/2016
Wahyono S.Pd. SD
Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang Pekerjaan
melalui Media Gambar Picture and Picture bagi Siswa Kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul pada
Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015
Drs. Sutarto
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 pada Pembelajaran IPA tentang Anggota Badan dan
Fungsinya melalui Metode Demonstrasi SD Negeri 2 Kaliwangi Tahun 2013/2014
Tasan, S.Pd. SD.
Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat
Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016
Warsimto, S.Pd. SD.
Pendekatan Quantum Teaching sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok
Bahasan Pengolahan Data pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016
Agus Sutarko, S.Pd. SD
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kompetensi Kesebangunan
Bangun Datar dengan Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangtalun
Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015
Kursin, S.Pd
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Numbered Heads Together tentang
Globalisasi Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN 1 Gerduren Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015
Paijah, S.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA
1
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
ACADEMY OF EDUCATION JOURNAL
Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Edisi Khusus. Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016
ISSN 1907-2341
Diterbitkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
Penanggung Jawab:
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
Dewan Redaksi:
Dr. Suwardie
Drs. Triwahyu Budiutomo, M.Pd., M.T.
Dra. Nuryati, M.Pd
Joko Wahono, S.Pd., M.A.P.
Redaktur Pelaksana:
Ahmad Nasir Ari Bowo, M.Pd
Intan Kusumawati, M.Pd.
Yenny Anggreini Sarumaha, MSc.
Sekretaris Redaksi:
Yudiantiwi Laksmi Dewi, S.E.
Bendahara:
Paiman, S.Pd., M.A.P.
Anggota:
Heri Kurnia, S.Pd., Endarti Puriyanti, S.Pd
Mitra Bestari:
Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. Abdul Gafur, M.Sc (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Drs. Cholisin, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Alamat Redaksi:
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Jl. Perintis Kemerdekaan, Gambiran, Umbulharjo,
Yogyakarta 55161 Telp. 0274-372274 (Hunting), Faks. 0274-372274.
2i
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
DAFTAR ISI
Hal
Daftar Isi…………………………………………………………………………............. ii
Pengantar Redaksi……………………………………………………..….……………… iv
Penerapan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun
Datar Siswa Kelas 1 SDN Karangtalun Lor Tahun 2015
N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD……………….……………………………………..…………. 7
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Mengenal Benua-Benua melalui
Metode Demonstrasi Menggunakan Media Flash Card di Kelas VI SDN Karangtalun Lor
Sunarko, S.Pd. SD………………………………..………………………………………. 15
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Penyakit Kekurangan Gizi pada Siswa
Kelas 3 SD Negeri 3 Garduren Kecamatan Purwojati melalui Model Pembelajaran
NHT Tahun 2015/2016
Wahyono S.Pd. SD..……………………………………………………………………... 23
Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang
Pekerjaan melalui Media Gambar Picture and Picture bagi Siswa Kelas III SD Negeri 1
Karangtalun Kidul pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015
Drs. Sutarto……………………………………………………………………………….. 30
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 pada Pembelajaran IPA tentang Anggota Badan
dan Fungsinya melalui Metode Demonstrasi SD Negeri 2 Kaliwangi Tahun 2013/2014
Tasan, S.Pd. SD…………………………………………………………………………… 39
Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi
Tahun Ajaran 2015/2016
Warsimto, S.Pd. SD……………………………………………………………………… 47
Pendekatan Quantum Teaching sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Pokok Bahasan Pengolahan Data pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kaliwangi Tahun
Ajaran 2015/2016
Agus Sutarko, S.Pd. SD………………………………………………………………….. 55
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kompetensi
Kesebangunan Bangun Datar dengan Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa
Kelas V SDN 1 Karangtalun Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015
Kursin, S.Pd………………………………………………………………………………. 63
ii3
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Numbered Heads Together
tentang Globalisasi Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN 1 Gerduren Semester Genap
Tahun Pelajaran 2014/2015
Paijah, S.Pd………………………………………………………………………………. 71
iii4
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENGANTAR REDAKSI
Puji
syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga dapat
SWT, yang telah
menyelesaikan Academy of
Education Journal Edisi Khusus Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016
terbit dengan
menyajikan tulisan-tulisan tentang Pendidikan dan pembelajaran Sekolah Dasar. Jurnal ini
terdapat 9 (sembilan) tulisan yang di buat oleh para peneliti/pendidik sesuai bidangnya.
Journal ini ditujukan bagi peserta didik, mahasiswa, guru dan dosen pada umumnya.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan jurnal baik langsung maupun tidak
langsung. Pada kesempatan ini tim redaksi menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta dan juga pengirim naskah hasil penelitiannya. Tim
redaksi banyak mengucapkan terimakasih sehingga jurnal ini dapat di baca oleh berbagai pihak
sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Namun
demikian,
tentunya
masih
banyak
kekurangan
yang
memerlukan
penyempurnaan pada cetakan selanjutnya. Tim redaksi mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan jurnal ini. Di harapkan jurnal ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik, mahasiswa, guru, dan dosen sehingga dapat
menerapkan tugas dan perannya secara kompeten dan professional.
Tim Redaksi
iv5
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
6
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENERAPAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS I
SDN KARANGTALUN LOR TAHUN 2015
Oleh:
N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD
NIP. 19600708 198201 2 013
SD Negeri Karangtalun Lor, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa proses Pembelajaran
Matematika pokok bahasan bangun datar Kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun 2015 yang
menggunakan Pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun Ajaran 2014/2015.
Tahapan yang dilaksanakan dalam pembelajaran menggunakan kerangka pendekatan
Quantum Teaching yang disebut TANDUR , yaitu, 1) Tumbuhkan, 2) Alami, 3) Namai, 4)
Demonstrasikan, 5) Ulangi, 6) Rayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
pendekatan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi, keaktifan, semangat,
keberanian siswa, dan kepercayaan diri siswa yang berpengaruh pada peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun Ajaran 2014/2015. Tingkat
ketuntasan pada kondisi awal hanya mencapai 54%, pada siklus I naik menjadi 77%, pada siklus
II meningkat menjadi 85%.
Selain terjadi peningkatan pada proses dan hasil belajar siswa, terjadi peningkatan pula
pada guru dalam mengajar. Guru mampu menumbuhkan minat, semangat, keberanian, dan
kepercayaan diri siswa.
Kata kunci: Quantum Teaching, Hasil Belajar
Pendahuluan
Matematika merupakan ilmu pasti yang menjadi dasar pemikiran dan penerapan mata
pelajaran yang lainnya. Pada umumnya, jika seseorang menguasai matematika, cenderung akan
lebih mudah untuk menguasai mata pelajaran yang lain. Pelajaran matematika diberikan di SD
dapat untuk membekali dan melatih siswa agar dapat berpikir sistematis, realistis, logis, analistis,
kreatif, dan kritis serta memiliki kemampuan bekerja sama yang tinggi, agar dapat menguasai
dan memanfaatkan bahkan menciptakan teknologi modern dalam kehidupan yang dinamis dan
kompetitif di masa mendatang.
Pembelajaran matematka di SD merupakan salah satu kajian yang menarik untuk dibahas
karena adanya perbedaan karakteristik, khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika.
7
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Untuk itu perlu adanya jembatan yang dapat menetralisasi perbedaan atau pertentangan tersebut.
Anak usia SD adalah usia anak yang sedang mengalami perkembangan dalam tingkat
beripikirnya yang belum formal.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun Lor
pembelajaran matematika kurang memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara akif,
kreatif, dan kritis. Dengan demikian guru bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi
(teacher centered). Para siswa memang memiliki sejimlah pengetahuan, namun penhgetahuan
tersebut hanya diterima dari guru sebagai informasi, sedang siswa sendiri tidak terbiasa untuk
menemukan sendiri konsep-konsep yang ada sehingga kurang bisa mengembangkan konsepkonsep yang mereka terima dari guru.
Dampak yang diperoleh dari pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun
Lor adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rata-rata nilai mata pelajaran matematika lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran yang lainnya.
Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Matematika Bangun Datar
No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Keterangan
1.
< 65
6
46 %
Belum tuntas
3.
> 65
7
54 %
Melebihi tuntas
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas,
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika tentang
Bangun Datar. Mengingat keterbatasan yang ada, penelitian ini dibatasi dengan judul
“Penerapann Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar
Siswa Kelas I SDN Karangtalun Lor Tahun 2015”.
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
keefektifan model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran matematika tentang
Bangun Datar pada siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun 2015.
Landasan Teori
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk
atau struktur-struktur yang abstrak dan keterkaitan antara hal-hal tersebut. Untuk dapat
memahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan konsep-konsep yang
8
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
terdapat dalam matematika. Dalam hal ini berarti belajar konsep dan struktur yang terdapat
dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan di antara konsep dan struktur
tersebut.
Mohamad Soleh (1998: 15) berpendapat bahwa matematika bertujuan agar siswa
mempunyai kemampuan (1) menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan), (2) manipulasi secara
matematika, (3) mengorganisasikan data, (4) memanfaatkan simbol, tabel, diagram, grafik, (5)
menarik kesimpulan, (6) membuat interpretasi bangun dalam bidang atau ruang, (7) memahami
pengukuran dan satuan-satuannya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dapat dilakukan dengan pembelajaran
model duantum teaching. Quantum Teaching bersandar pada konsep “bawalah mereka ke dunia
kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Ini merupakan dasar dibalik strategi, model, dan
keyakinan Quantum Teaching. Maksud dari dasar atau azas adalah guru harus dapat memasuki
kehidupan murid dan dapat membangun jembatan penghubung antara guru dengan murid. Hal
ini karena guru akan mendapatkan izin (secara psikologis) untuk untuk memimpin, menuntun,
dan memudahkan perjalanan murid menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Langkah-langkah dalam Quantum Teaching lebih dikenal lewat akronim, "TANDUR"
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan), dimana unsur-unsur ini
membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching.
Metode
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun Lor, Kecamatan
Purwojati Kabupaten Banyumas. Kelas yang digunakan sebagai penelitian adalah kelas 1,
semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 13 anak.
Bentuk Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata
pelajaran Matematika kelas I di SD Negeri Karangtalun Lor, Kecamatan Purwojati, Kabupaten
Banyumas dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Dalam penelitian
tindakan kelas strategi yang digunakan adalah model siklus. Model ini menggunakan cara
perputaran atau putaran berkali-kali. Jika suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti adanya perencanaan ulang (replanning) atau revisi
terhadap implementasi siklus sebelumnya. Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, tes, dan dokumentasi.
9
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Indikator kinerja/kriteria kberhasilan yang peneliti tetapkan adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata kelas dapat mencapai lebih dari 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakan berhasil jika
80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan langsung di kelas I SD Negeri Karangtalun Lor.
Pelaksanaan penelitian pada hari Jum’at, 10 April 2015. Seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah
13 anak hadir dalam pelaksanan tindakan siklus I.
Ringkasan pembelajaran pada siklus I antara lain: (1) guru mengajak siswa mengamati
bentuk dari benda yang ada di sekitarnya (tumbuhkan); (2) guru meminta siswa untuk memegang
dan menyampaikan nama bangun tersebut” (alami); (3) Guru meminta siswa untuk menggambar
bentuk gambar benda yang dipegang dan sekaligus memberi nama (namai); (4) guru meminta
siswa untuk membentuk kelompok sesuai permintaan guru; (5) guru membagi LKS pada siswa
dan meminta siswa untuk mendiskusikannya; (6) guru meminta siswa untuk menceritakan hasil
diskusi kelompok di depan teman lainnya (demonstrasikan); (7) siswa menyebutkan kembali
nama-nama bangun datar secara bersama-sama (ulangi); (8) siswa dalam waktu bersamaan
mengerjakan satu soal individu yang ada pada kartu soal dengan waktu yang dibatasi (2 menit)
(rayakan).
Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada tindakan siklus I dapat dikatakan ada peningkatan
meskipun tidak signifikan serta beberapa siswa yang mengalami peningkatan tapi masih belum
mencapai ketuntasan. Ini ditunjukkan dalam Tabel 05 yang menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 23% dari 54% (ketuntasan saat tes studi awal) menjadi 77% (saat tindakan siklus 1).
Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang muncul telah disadari peneliti bahwa
dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar pada tindakan siklus I antara lain: (1)
siswa masih belum terbiasa dengan lingkungan kelas yang meriah sehingga masih banyak siswa
yang lebih memperhatikan lingkungan kelas dari pada gurunya, dalam hal ini yang menjadi guru
adalah peneliti; (2) guru masih dalam taraf penyesuaian untuk menerapkan pendekatan Quantum
Teaching pada pembelajaran matematika Bangun datar; (3) guru belum mampu membangkitkan
keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat; (4) guru belum mampu membangkitkan
10
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
kepercayaan diri siswa sehingga keaktifan belum terlalu nampak saat pembelajaran; (5) pada saat
perayaan guru belum bisa mengontrol siswa, sehingga kelas cenderung gaduh dan beberapa
siswa saling menyontek.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan II akan dilaksanakan pada hari Jum’at 17 April 2016 di ruang kelas
I SD Negeri Karangtalun Lor dengan alokasi waktu 70 menit untuk satu pertemuan. Sebanyak 13
siswa hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II ini. Observer yang terdiri dari 2
orang teman sejawat turut hadir di ruangan sebagai observer yang berpedoman pada lembar
observasi tindakan siklus II.
Hasil evaluasi siswa pada siklus II lebih baik dibanding dengan kondisi awal sebelum
menggunakan pendekatan Quantum Teaching serta kondisi pada siklus I. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal hanya 7 siswa yang tuntas
dan 10 siswa belum tuntas, meningkat menjadi 11 siswa mencapai ketuntasan.
Dari diagram prosentase ketuntasan siswa dapat disimpulkan bahwa dari tindakan studi
awal persentase ketuntasan adalah 54% menjadi 77% pada tindakan siklus I, dan meningkat
menjadi 85% pada tindakan siklus II. Ini berarti persentase siswa yang belum tuntas mengalami
penurunan, dari yang semula 46% pada studi awal menjadi 23% pada siklus I, dan meningkat
menjadi 15% pada siklus II.
Pembahasan
Dari pelaksanaan tindakan selama dua siklus, diketahui bahwa motivasi, keberanian dan
semangat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika meningkat dan hal ini juga berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar matematika tentang materi "Bangun datar" pada siswa kelas I
SD Negeri Karangtalun Lor. Ini menunjukkan pembelajaran matematika Bangun datar yang
menggunakan pendekatan Quantum Teaching telah disesuaikan dengan kemampuan dan
kebiasaan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muhamad Soleh (1998: 5) yang
mengatakan bahwa “matematika sekolah pada dasarnya matematika yang telah dipilih-pilih dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa.
Pada tindakan siklus I pembelajaran berlangsung dengan meriah dan guru mampu
menarik perhatian siswa. Siswa terlihat aktif, antusias, dan semangat selama proses pembelajaran
berlangsung. Tetapi pada saat presentasi masih didominasi oleh siswa yang pintar.
11
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Hasil evaluasi pada tindakan siklus I. Dari 13 siswa yang mengikuti evaluasi tindakan
siklus I, beberapa siswa mengalami peningkatan pada nilai evaluasi siklus I, namun sebagian
siswa masih belum mencapai KKM. Siswa yang telah mencapai ketuntasan adalah 10 siswa dari
13 siswa yang mengikuti kegiatan evaluasi. Sedangkan 3 siswa belum memenuhi KKM, dengan
kata lain belum mencapai ketuntasan.
Pada siklus II, pembelajaran berlangsung lebih lancar dan berhasil dari pembelajaran
siklus I. Lebih banyak siswa terlihat lebih aktif, semangat, dan termotivasi, Keberanian siswa
dalam berpendapat, mengomentari suatu hal, dan juga menjawab pertanyaan semakin meningkat.
Peningkatan juga terjadi pada kualitas guru dalam mengajar. Guru lebih tenang dan dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, luwes, dan dapat menguasai kelas, mengelola
ruang dalam menggunakan metode Quantum Teaching. Hasil evaluasi pada tindakan siklus II
juga meningkat signifikan, dari 13 siswa yang hadir dan mengikuti evaluasi tindakan siklus II,
hanya sebanyak 11 siswa telah tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas. Dengan kata lain siswa
yang telah mencapai ketuntasan mencapai 80% jumlah siswa yang hadir. Peningkatan juga
terjadi pada kualitas guru dalam mengajar. Guru lebih tenang dan tidak canggung, dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif serta efisien, luwes, dapat menguasai kelas,
mengelola ruang, menggunakan model pembelajaran dan strategi dengan tepat membuat
kegiatan belajar mengajar lebih hidup dan bermakna. Sehingga pengalaman belajar siswa lebih
berkesan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Bobbi De Porter (2008: 72) bahwa suasana kelas
mencakup penggunaan bahasa, cara menjalin rasa simpati dengan siswa menjadikan suasana
menyenangkan yang akan membawa kesenangan dalam belajar.
Kesimpulan
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching pada Pembelajaran
Matematika, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun
Ajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi tiap-tiap siklus yang
mengalami peningkatan. Tingkat ketuntasan pada kondisi awal adalah 54%, pada saat siklus I
menjadi 77%, sedangkan pada siklus II mencapai 85%.
Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang dapat
dikemukakan oleh peneliti yang diharapkan dapat membangun kemajuan pendidikan di
12
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Indonesia pada umumnya dan bagi Sekolah Dasar pada khususnya, antara bagi guru Sekolah
Dasar, hendaknya mau mempertimbangkan untuk menggunakan pendekatan Quantum Teaching
dalam pembelajaran, khususnya matematika, mengingat seperangkat pengaturan yang ada dalam
Quantum Teaching dapat mendukung proses belajar mengajar serta meliputi suasana penentu
psikologis yang mempengaruhi belajar akademis.
Daftar Pustaka
Abdul Halim Fathani. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Bobbi De Porter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Djoko Maesono dan Siti M. Amin. 1994. Matematika 5 Mari Berhitung Petunjuk Guru Kelas 5.
Jakarta: Depdikbud.
Elida Prayitno. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Karso. 2006. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kasihani Kasbolah. 1999. Pokok-Pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarkta: Rineka Cipta.
Toeti Soekamto dan Udin Saripudin. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instrusional, Dirjen Dikti.
13
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
14
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGENAL BENUABENUA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD
DI KELAS VI SDN KARANGTALUN LOR
Oleh:
Sunarko, S.Pd. SD
NIP. 19621005 198711 1 002
SD Negeri Karangtalun Lor, UPK Purwojati, Banyumas
ABSTRAK
Penelitian dengan judul peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi mengenal
benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card di kelas VI SDN
karangtalun lor dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi siswa. Hal ini disebabkan
oleh faktor guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
siswa menggunakan media flash card di kelas VI pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi benua-benua di kelas VI SDN karangtalun lor. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, terdiri atas tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Hasil dari siklus I menunjukan rata-rata prestasi belajar sebesar 65,4 dengan persentase
ketuntasan 68% yaitu 17 siswa tuntas pada siklus I dari 25 siswa . Hasil dari siklus II
menunjukan rata-rata 72,4 dengan persentase ketuntasan 84% yaitu 21 siswa tuntas pada siklus 2
dari 25 siswa. Hasil dari tes siklus I dan siklus II telah melebihi kriteria ketuntasan belajar secara
klasikal yang mensyaratkan nilai rata-rata ≥ 65 dan prosentase kelulusan 80%. Perolehan skor
rata-rata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 85,49 dengan kriteria motivasi
belajar termotivasi dan pada siklus II skor rata-rata indikator motivasi belajar siswa sebesar
95,81 dengan kriteria motivasi siswa sangat termotivasi. Dapat disimpulkan bahwa motivasi dan
prestasi belajar IPS materi mengenal benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan
media flash card di kelas VI SDN karangtalun lor mengalami peningkatan.
Kata kunci: Motivasi, IPS, Demonstrasi, Flash Card, Prestasi
Pendahuluan
Pola dari pembelajaran IPS menekankan pembelajaran pada menjelajahi siswa dengan
sejumlah konsep yang bersifat hafalan dan cerita sejarah yang dianggap tidak berguna bagi masa
depan, melainkan upaya agar siswa mampu menjadikan ilmu yang dipelajarinya sebagai bekal
dalam ikut serta di dalam kehidupan lingkungan masyarakat menghadapi masalah sosial.
Penekanan misi IPS inilah yang hendaknya dirancang oleh guru di dalam pembelajaran IPS
sesuai perkembangan dan potensi siswa.
Kondisi ini juga dialami di kelas VI SD N Karangtalun Lor, Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh data bahwa secara umum proses belajar mengajar
15
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
masih teacher centered, yaitu guru masih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar dan
siswa kurang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Guru tidak menggunakan
media pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penggunaanya.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa perolehan nilai tes formatif yaitu 13
siswa (52%) dari 25 siswa mendapat nilai di bawah KKM, dan sisanya hanya 12 siswa (48%)
yang mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian, maka bisa dikatakan proses pembelajaran
belum berhasil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode yang akan digunakan adalah
metode demonstrasi menggunakan media flash card yang diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPS khusunya di SDN Karangtalun lor.
Landasan Teori
Menurut Arsyad (2010: 119), kata Flash Card mengandung pengertian kartu kecil yang
berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan siswa pada sesuatu yang berhubungan
dengan gambar, teks, atau tanda simbol tersebut. Flash Card biasanya berukuran 8 x 12 cm atau
disesuaikan dengan kebutuhan. Kartu yang berisi teks atau simbol dapat melatih siswa untuk
menghafal sambil bermain atau bernyanyi. Menariknya metode ini sambil memegang flash card
tersebut mendorong siswa untuk memotivasi belajar, berkompetisi dan berprestasi. Siswa dapat
menghafal dan menangkap pelajaran yang di ajaran dengan cepat. Permainan flash card dapat
berupa lacak makna, tebak kata, dan nyanyian bermakna.
Hanafiah dan Cucu S (2010: 26) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan
kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangunan kesediaan
dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif,
inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa tersebut. Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang
dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang
harus dihadapi. Menurut Hamdani (2011: 138), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas
dalam belajar.
16
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dialami
oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurut Sanjaya, (2006: 152), metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan.
Metode
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan
mengidentifikasi benua-benua. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri
Karang talun Lor. Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan
September sampai dengan November.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik tes. Data yang di peroleh berasal
dari tes, interaksi siswa dan guru pada mata pelajaran IPS. Teknik analisi data untuk mengatahui
prestasi hasil belajar yang digunakan, yaitu analisis data kuantitatif dengan menggunkan
presentase dan mencari
( nilai rata-rata ).
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Perbaikan pembelajaran yang merupakan prosedur PTK ini diawali dengan proses
kesadaran seorang guru mengenai adanya masalah yang terjadi dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan
refleksi (reflecting).
Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama 2 siklus, dari kegiatan belajar mengajar di
kelas VI SD N Karangtalun Lor pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Mengidentifikasi benuabenua setelah data dianalisis hasil yang diperoleh berdasarkan observasi mengalami peningkatan.
Dari hasil analisis data selama proses pembelajaran dalam siklus I dan siklus II diperoleh
pembahasan sebagai berikut.
17
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Peningkatan Motivasi Belajar
Pencapaian motivasi belajar ditunjukan melalui angket motivasi belajar yang dibagikan
kepada seluruh siswa pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Pencapaian motivasi belajar siswa
lebih termotivasi mengerjakan tugas dan mengikuti pembelajaran terutama saat melakukan
demonstrasi melalui media flash card. Perolehan hasil motivasi belajar siswa pada siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 1 Pencapaian Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II
Indikator
Rata-rata
Siklus I
Siklus II
Tekun menghadapi tugas
90
93,5
Ulet menghadapi kesulitan
88,5
100
Menunjukkan minat terhadap bermacam95
102
macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri
83
90
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
67
98,7
Dapat mempertahankan pendapatnnya
84,67
94,3
Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu
86
92
Senang mencari dan memecahkan masalah
89,75
96
soal-soal
Jumlah
683,9
766,5
Rata-rata
85,49
95,81
Kriteria
Termotivasi
Sangat Termotivasi
Gambar 1. Grafik Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat terjadi peningkatan tiap siklus. Hal itu
dapat dilihat dari persentase yang mengalami peningkatan. Pencapaian motivasi belajar pada
siklus I mencapai rata-rata 85,49 pada siklus II mencapai rata-rata 95,81. Hal ini menyatakan
18
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
bahwa siswa sangat termotivasi belajar IPS pada pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua
menggunakan metode demonstrasi melalui media flash card.
Prestasi belajar
Darihasil tes menunjukan peningkatan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan
mengidentifikasi benua-benua kelas VI SDN Karangtalun Lor, tes dilaksanakan selama dua
siklus. Dari hasil tes evaluasi akhir siklus ini akan menunjukan prestasi belajar siswa selama
menggunkan metode demonstrasi dan media flash card selama pembelajaran IPS. Berdasarkan
analisis data yang diperoleh dalam tes evaluasi selama siklus I dan siklus II diperoleh data dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 2. Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II
Siklus
Pencapaian
Nilai KKM
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Tuntas KKM
Belum Tuntas KKM
Ketuntasan
Ketuntasan Klasikal
Siklus I
65
40
90
65,4
17
Siklus II
65
55
100
72,4
21
8
68%
4
84%
76%
Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Tiap Pertemuan
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar IPS
Materi Benua-benua dengan metode demonstrasi dan media flash card, peningkatan prestasi
19
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
belajar di kelas VI SDN Karangtalun Lor. Dari hasil tes akhir siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan, rata-rata ketuntasan hasil tes siswa pada siklus I adalah 68% dan siklus II adalah
84%. Metode demonstrasi dan media flash card dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
VI SDN Karangtalun Lor kecamatan Purwojati kabupaten Banyumas. Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini terbukti. Bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan media flash
card dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VI SDN Karangtalun Lor kecamatan
Purwojati kabupaten Banyumas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus
dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan
mengidentifikasi benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card dapat
ditarik kesimpulan bahwa (1) terjadi peningkatkan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan
mengidentifikasi benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card di
kelas VI SD Negeri Karangtalun Lor. Hasil dari siklus I menunjukan rata-rata prestasi belajar
sebesar 65,4 dengan persentase ketuntasan 68% yaitu 17 siswa tuntas pada siklus I dari 25 siswa
. Hasil dari siklus II menunjukan rata-rata 72,4 dengan persentase ketuntasan 84% yaitu 21 siswa
tuntas pada siklus 2 dari 25 siswa. Hasil dari tes siklus I dan siklus II telah melebihi kriteria
ketuntasan belajar secara klasikal yang mensyaratkan nilai rata-rata ≥ 65 dan prosentase
kelulusan 80%. Dengan demikian maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus III; dan (2)
Teryata terjadi peningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode demonstrasi menggunakan
media flash card daikelas VI SD Negeri Karangtalun Lor, terbukti dengan perolehan skor ratarata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 85,49 dengan kriteria motivasi belajar
termotivasi dan pada siklus II skor rata-rata indikator motivasi belajar siswa sebesar 95,81
dengan kriteria motivasi siswa sangat termotivasi
Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksankan Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD
Negeri Karangtalun Lor Kabupaten Banyumas maka diajukan saran-saran sebagai berikut
beberapa saran sebagai berikut : (1) Dalam pembelajaran guru harus teliti membuat kata kunci
dan kartu pasangan media flash card, dengan cara menyesuaikan antara kartu kunci dengan kartu
20
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pasangan sesuai materi; (2) Diakhir pembelajaran guru hendaknya memberi pesan moral sesuai
materi yang telah dipelajari yaitu mengenai pelestarian lingkungan sekitar dan mata pencaharian
masyarakat atau kemandirian; dan (3) Dalam pembelajaran, hendaknya siswa banyak terlibat
dalam mengolah dan pengambilan kesimpulan materi pembelajaran.
Daftar Pustaka
Ischak, Munir, S., Sugandi, D., dan Sardiyo, 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Nasution, N. dan Budiastra, A.A.K. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
R. Hilgard,Ernest. (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Romizoswki. (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Sanusi,A. (2011). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Suciati, Ibrahim, Delfi, R dan Julaeha, S. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sumaatmadja,Nursid. (2009). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K
, Julaeha, S., dan Marsinah, N,. 2005. Pemantapan Kemampuan
Profesioanal (panduan). Jakarta :Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K,Wihardit, K., dan Masution, N. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Jakarta.
Winata Putra, U.S., Djauhari, D., Ruhimat,T., Hermawan, A.H., Julaeha, S., dan Suwarni, S.
1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
21
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
22
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
UPAYA PENINGKANGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENYAKIT
KEKURANGAN GIZI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 3 GERDUREN
KECAMATAN PURWOJATI MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN NHT TAHUN 2015/2016
Oleh:
Wahyono, S.Pd.SD
NIP 19680119 199302 1 001
SD Negeri 3 Gerduren, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Kesulitan belajar khusunya dalam mata pelajaran matematika memang menjadi problem
umum di manapun sehingga tidak heran banyak siswa yang phobi pada mata pelajaran. Kesulitan
belajar ini sebenarnya bisa ditolong jika guru bisa memilih metode yang tepat. Metode NHT
(Number heads together) adalah salah satu yang di pilih di SD Negeri Gerduren dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode NHT di kelas III SD Negeri 3
Gerduren hasilnya cukup baik. Karena hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup
stagnan. Dari uraian ini maka metode NHT tepat dilaksanakan khususnya di kelas rendah. Untuk
mengetahui bagaimana penerapan metode NHT dapat meningkatkan minat hasil belajar siswa
terhadap pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Gerduren dilaksanakan 2 siklus, dengan acuhan setiap
siklus dilakukan sekali pertemuan pembelajaran. Sedang teknik pengumpulan data dengan
pengambilan tes di akhir pelajaran. Serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode
analitis deskriptif komparatif dengan membandingkan masing-masing siklus. Subjek penelitian
siswa kelas 3 SD Negeri Gerduren dengan jumlah sebanyak 18 siswa.
Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa dengan penerapan metode ini hasil belajar siswa
menunjukkan ada kenaikan pada setiap tahapan siklus. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil
belajar pra siklus hasil belajar rata-rata mencapai 66,11%, siklus 1 angka rerata meningkat
menjadi 76,67% dan pada siklus naik menjadi 86.67% sehingga melebihi angka ketuntasan. Dari
paparan data tersebut bisa disimpulkan bahwa metode NHT dapat meningkatkan hasil serta
prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: Peningkatan, Prestasi Belajar, Model NHT, Siswa
Pendahuluan
Materi mata pelajaran IPA tergolong mudah tetapi seringkali pula ditemui hasil belajar
siswa masih belum memuaskan. Hal ini terjadi karena guru hanya mengandalkan caramah saja
serta tidak ada alat peraga atau media yang muncul, sehingga peserta didik merasa bosan dan
jenuh. Hal ini berpengaruh terhadap minat siswa sehingga menyebabkan materi pelajaran kurang
bisa terserap, akibatnya hasil belajar siswa rendah karena hanya 3 dari 14 siswa yang memenuhi
23
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
KKM. Padahal batas ketuntasan untuk Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah 71, itu
menunjukkan bahwa rendahnya pemahaman siswa atau hasil belajar siswa. Maka peneliti perlu
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dalam mengatasi masalah – masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA, seorang
pendidik harus lebih pandai dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran
yang akan dilakukan, sehingga peserta didik akan lebih berminat dan senang dalam kegiatan
pembelajaran lebih aktif. Salah satu model pembelajaran yang bersifat PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT). Dengan
menggunakan metode ini diharapkan kegiatan belajar mengajar akan lebih aktif.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana prosedur penggunaan model kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) materi penyakit kekurangan gizi pada siswa kelas III SDN 3
Gerduren Kecamatan Purwojati?; (2) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN
3 Gerduren Kecamatan Purwojati materi penyakit kekurangan gizi melalui model pembelajaran
Number Heads Together ( NHT )?
Landasan Teori
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana pebelajar yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan
membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT).
Trianto mengemukakan “Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional” (2009: 82). Numbered Heads
Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ada beberapa langkah-langkah pembelajaran NHT seperti: (1) Fase 1: Penomoran, dalam
fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap kelompok diberi
24
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
nomor antara 1 sampai 5; (2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, baik secara spesifik maupun berupa kalimat tanya; (3)
Fase 3: berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim; (4) Fase 4: Menjawab, guru
memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (2009: 82-83).
Pembelajaran cooperative tipe NHT merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi siswa dan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Berdasarkan hipotesis penelitian yang disampaikan, maka peneliti dapat menemukan
kriteria keberhasilan sebagai berikut: (1) Penggunaan model pembelajaran Numbered heads
Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa materi penyakit kekurangan gizi
pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati dinyatakan berhasil jika
minimal 85%
siswa aktif dalam pembelajaran dan (2) Penggunaan model pembelajaran
Numbered heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penyakit
kekurangan gizi pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati secara
individual minimal mencapai KKM yaitu 71 dan secara klasikal minimal 85% siswa tuntas
belajar.
Metode
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dikelas III semester 1 SD Negeri 3 Gerduren
Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa 14,
laki-laki 6 siswa dan putri 8 siswa, rata-rata berusia 9 tahun. Penelitian dilaksanakan selama
tiga bulan yakni bulan September sampai bulan Nopember 2013.
Prosedur penelitian pada setiap siklus meliputi empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan,
2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap observasi, dan 4) tahap evaluasi-refleksi. Sumber data
sekunder adalah data yang bersumber dari selain data primer, misalnya guru kelas lain dalam
sekolah tersebut yang diajak sebagai teman sejawat untuk mengobservasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan kelas ini hanya menggunakan sumber data
primer yang berupa nilai hasil belajar. Nilai hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes pada
25
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
akhir tiap siklus, karena Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus maka terdapat 2
nilai. Data yang digunakan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas: (1)
Proses belajar mengajar; (2) Data hasil belajar; (3) Data keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif,
yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai-nilai yang diperoleh masingmasing siklus dengan tujuan untuk melihat perkembangan dan peningkatan yang terjadi pada
siswa.
Hasil Penelitian
Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti melakukan penelitian untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa pada materi penyakit kekurangan gizi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
Numberd Heads Together (NHT). Dengan harapan beberapa permasalahan dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang selama ini menjadikan pembelajaran lebih baik dan
menyenangkan bagi siswa serta tidak monoton.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah siswa yang belum tuntas pada materi penyakit
kekurangan gizi setiap siklusnya menurun. Setelah dilaksanakan siklus I, masih ada 8 siswa yang
belum tuntas. Hal tersebut yang menyebabkan peneliti melaksanakan tindakan siklus II sebagai
siklus perbaikan dari siklus I. Selain itu, pada siklus I pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif Numberd Heads Together (NHT) walaupun sudah sesuai dengan skenario yang telah
dibuat peneliti, namun terdapat beberapa langkah yang harus diperbaiki untuk meningkatkan
hasil pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together
(NHT) pada siklus I belum mampu membuat semua siswa aktif dalam berdiskusi dan masih suka
bermain dan berbicara sendiri sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Siswa masih sulit
untuk dikondisikan, selain itu masih ada satu tahapan yang belum dilaksanakan dikarenakan
kehabisan waktu.
Peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan
yang dilaksanakan pada siklus II yaitu guru lebih hati-hati dalam penggunaan waktu agar tidak
kehabisan waktu dan harus lebih mengajak siswa untuk berinteraksi serta guru harus lebih
mengawasi jalannya diskusi siswa. Dengan mengajak siswa berinteraksi siswa menjadi lebih
fokus pada kegiatan pembelajaran dan akan lebih terkendali.
26
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Pada siklus II sudah mulai ada peningkatan, baik dari segi proses belajar, hasil belajar,
maupun pelaksanaan pembelajaran. Dari segi proses, sebagian siswa sudah mulai tertib dan aktif
mengikuti pelajaran dan tidak ada yang berbicara sendiri. Begitu pula dengan hasil belajar yang
diimbangi dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Hasil belajar siklus II menunjukkan
jumlah siswa yang tuntas yaitu 13 siswa atau 92,86% dari jumlah siswa. Hasil evaluasi
menunjukkan hanya 1 siswa atau 7,14% yang belum mencapai batas tuntas yang ditentukan
guru. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together (NHT) yang
dilaksanakan guru juga mengalami peningkatan. Semua langkah-langkah sudah dilakukan
dengan baik sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
Berdasarkan analisis hasil observasi dan refleksi pada setiap siklus penelitian ini serta
perbaikan yang dilakukan pada siklus II diperoleh prosedur atau skenario tindakan pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang dapat meningkatkan
hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren tahun 2013/2014. Adapun prosedur atau
skenario tindakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together
(NHT) yang efektif diterapkan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren tahun 2013/2014
terdiri dari 4 langkah yaitu (1) Penomoran terdiri dari pembagian kelompok dan penomoran
siswa, (2) Pengajuan pertanyaan terdiri dari pemberian materi dan mengajukan pertanyaan, (3)
berpikir bersama, dan (4) menjawab terdiri dari pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan dan
menyimpulkan.
Hasil Belajar
Dari Penelitian Tindakan Kelas dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, diketahui bahwa
kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi kelas III SD Negeri
3 Gerduren mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi apabila dibandingkan dengan kondisi
awal maupun peningkatan antar siklus.
Berdasarkan pengamatan observer, pada kondisi awal hasil belajar siswa jauh di bawah
KKM karena baru mencapai rata-rata nilai 55, pada siklus I hasil belajar siswa belum mendapat
hasil yang memuaskan rata-rata nilai baru mencapai 68. Hasil belajar yang belum memuaskan
dikarenakan siswa masih asing dengan model kooperatif Numbered heads Together (NHT) serta
kurangnya kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru. Dalam pembelajaran
sebelumnya siswa hanya dijelaskan macam-macam penyakit kekurangan gizi dengan metode
ceramah saja, sehingga adanya model kooperatif Numbered heads Together (NHT) siswa merasa
27
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
asing. Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa dari 14 siswa. Dalam siklus I siswa sulit
mengidentifikasi macam-macam penyakit kekurangan gizi, karena siswa belum menguasai
konsepnya. Setelah diadakan siklus II, ketuntasan meningkat dari siklus I 42,86% menjadi
92,86% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk mata
pelajaran materi penyakit kekurangan gizi dengan rata-rata nilai 87. Walaupun ketuntasan hasil
belajar telah meningkat, tetapi masih ada siswa yang masih dibawah KKM. Siswa yang masih
dibawah KKM sejumlah 1 siswa dari 14 siswa
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi pada Siswa Kelas III SD
Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati Tahun 2013/2014 adalah melalui prosedur sebagai
berikut; (1) penomoran yang terdiri dari pembagian kelompok dan penomoran, (2) pengajuan
pertanyaan terdiri dari pemberian materi dan mengajukan pertanyaan; (3) berpikir bersama; dan
(4) menjawab terdiri dari pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan guru, menyimpulkan.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi pada Siswa
Kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati Tahun 2013/2014. Peningkatan mata
pelajaran IPA ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada
kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal, prosentase ketuntasan siswa sebesar
21,43%, siklus I 42,86% dan siklus II 92,86%. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal
55, siklus I 68 dan siklus II 87.
Saran
Berdasarkan penilaian hasil dan kesimpulan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Oleh karena itu, penelti mengajukan saran-saran sebagai berikut: (1) Dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) membutuhkan keterampilan dan
pengetahuan yang banyak, guru hendaknya mencari dan mengetahui langkah-langkah model
kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan baik; (2) Dalam penerapan model
pembelajaran guru membutuhkan persiapan yang matang, guru hendaknya lebih mempersiapkan
semua yang dibutuhkan saat mata pelajaran IPA; (3) Pihak Sekolah agar memberikan fasilitas
28
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
berupa sarana dan prasarana dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together (NHT), agar dapat menunjang suksesnya proses mata pelajaran IPA.
Daftar Pustaka
Alit, Mariana I Made dan Wandi Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan
IPA untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.
Anitah,Sri,dkk.(2009).Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S., dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Baharudin & Wahyuni, E. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media.
Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, Noehi, dkk. ( 2008). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Padmono, Y. (2002). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: UNS.
Priyono dan Titik Sayekti. ( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas III.
Surakarta. Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sumardi, Yosaphat, dkk. (2007). Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka
Pelajar.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Wena , Made. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Malang: Bumi Aksara.
29
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
30
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
UPAYA MENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS TENTANG PEKERJAAN MELALUI MEDIA
GAMBAR (PICTURE AND PICTURE) BAGI SISWA KELAS III SD
NEGERI 1 KARANGTALUN KIDUL PADA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 UNIT PENDIDIKAN
KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN
BANYUMAS
Oleh:
Drs. Sutarto
NIP. 19640606 198405 1 003
SD Negeri 1 Karangtalun Kidul, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah karena rendahnya minat dan prestasi belajar IPS
siswaKelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan
penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu melalui siklus I dan siklusIImenggunakan metode
gambar (picture and picture).Dari penelitian ini dapat diketahui minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran semakin bertambah. Pada prasiklus hanya ada 2 siswa yang aktif atau 10,52%.
Siklus I minat siswa meningkat menjadi 6 siswa atau 31,57% dan pada akhirnya minat
siswa meningkat secara maksimal pada siklus II yaitu 19 siswa atau 100%. Prestasi belajar IPS
yang diperoleh pada pra siklus yaitu dengan nilai terendah 30, nilai tertinggi 90, nilai rata-rata
kelas 58,42 dan ketuntasan belajar 31,58%. Prestasi belajar pada siklus I diperoleh nilai terendah
50, nilai tertinggi 100 dan rata-rata kelas 74,73 sedangkan ketuntasan belajar 73,68%. Adapun
prestasi belajar pada siklus II adalah nilai terendah 70, nilai tertinggi 100, nilai rata-rata kelas
87,89 dan ketuntasan belajarnya 100%.Kesimpulan dengan menggunakan metodegambar
(picture and picture) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS pada siswakelas III
khususnya tentang tentang pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Peneliti berharap ada
guru yang menggunakan metode ini supaya meminimalisir kelemahan yang ada pada metode ini.
Kata kunci : picture and picture, prestasi belajar, barang dan jasa.
Pendahuluan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)dijadikan program studi di sekolah yang
bertujuan untuk mengantarkan kemampuan pengetahuan luas dengan menerapkan kemampuan
bersikap dan berkomunikasi baik dalam menyelesaikan masalah maupun berinteraksi yang lebih
baik dalamkehidupan sehari-hari di masyarakat. Tetapi pada kenyataan yang terjadi sekarang
adalah kemampuan guru dalam memfasilitasi dan mengkomunikasikan materi pelajaran,
31
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pemilihan metode mengajar, dan pengaturan suasana kelas sangatlah kurang efektifsehingga
sering menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal.
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru hendaknya lebih terfokus memberi tugas-tugas
kepada siswa. Dari sini diharapkan tugas-tugas tersebut dapat mencapai keberhasilan dan
menjadikan pelajaran lebih efektif. Pada siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK
PurwojatiKabupaten Banyumas dalam menyelesaikan soal uraian mata pelajaran IPS
tentangpekerjaan sangatlah masih jauh dari harapan itu. Siswa yang memperoleh nilai di
atasKKM 7,00hanya 31,58 % atau6 siswa dari 19 siswa, dan yang masih di bawah KKM 7,00
adalah sejumlah 68,42 % atau 13 siswa dari 19 siswa.Sebagian besar siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut adalah siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru dalam pembelajaran, selalu bergurau sendiri sehingga tidak menyelesaikan soal tepat pada
waktunya. Menurut peneliti, hal ini dapat terjadi karenadalam proses pembelajaran, guru selalu
menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, dan tanpa alat peraga atau tanpa media
yang dapat menarik perhatian siswa. Menyadari pentingnya mengatasi masalah belajar siswa,
maka dengan pembelajaran penggunaan metode gambar (picture and picture)diharapkan mampu
mengoptimalkan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal IPS tentang pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam IPS
tentang pekerjaanbagi siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati pada
semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dan (2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS tentang pekerjaanbagi siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK
Purwojati pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Landasan Teori
Menurut Mahfud Salahuddin (1990: 24) beberapa hal yang dapat menumbuhkan minat
diantaranya adalahfungsi/adanya kebutuhan-kebtuhan, keinginan dan cita-cita, pengaruh
kebudayaan, dan pengalaman. Adapun peranan minat dalam belajar antara lain yaitu
menimbulkan perasaansenang atau kegembiraan dalam belajar, memperkecil kebosanan siswa
terhadap pelajaran, menumbuhkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar, memperkuat ingatan
siswa tentang pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dan melahirkan sifat belajar yang
konstruktif. Minat yang timbul dari diri siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
optimal.
32
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan
belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut
Hamdani (2011: 89) model pembelajaran metode gambar (picture and picture)adalah suatu
metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan
logis. Model pembelajaran metode gambar (picture and picture) merupakan salah satu bentuk
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran metode gambar (picture and picture) memiliki ciri
aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Menurut Hamdani (2011: 89) langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran
dengan metode gambar (picture and picture)adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai; (2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar; (3) Guru
menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; (3) Guru menunjuk siswa
secara
bergantian
mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis; (4) Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; (5) Dari alasan/urutan gambar
tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai; (6) Kesimpulan/rangkuman.
Metode
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK
PurwojatiKabupaten Banyumas. Subjek dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
Mata Pelajaran IPS Kelas III Semester II dengan Standar Kompetensi Memahami jenis pekerjaan
dan penggunaan uang. Sementara itu, Kompetensi Dasar Mengenal jenis-jenis pekerjaan. Selain
itu, Indikator pembelajaran yang digunakan adalah Mengenal jenis-jenis pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa. Waktu pelaksanaan penelitian setiap siklus dapat dirinci sebagai
berikut: (1) Siklus I: 12 Maret 2015; (2) Siklus II: 26 Maret 2015. Dalam proses pembelajaran
perbaikan ini, peneliti akan menggunakan strategi penggunaan metode gambar (picture and
picture) yang diharapkan nantinya akan dapat merangsang ketertarikan siswa. Dalam hal
inipenelitiakan menjelaskan materi dengan memanfaatkan penggunaan metode gambar (picture
and picture) yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS tentang pekerjaan.
33
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IIISD Negeri 1
Karangtalun Kidul UPK Purwojati, guru kelas III dan prestasi belajar IPS tentang pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa. Data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif
yang terdiri atas: (1) Proses belajar mengajar; (2) Data Hasil Belajar / tes formatif; (3) Data
keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 1
Karangtalun Kidul UPK Purwojati UPK Kemranjen Kabupaten Banyumas dalam menyelesaikan
soal uraian mata pelajaran IPS tentangpekerjaan sangatlah masih jauh dari harapan itu. Dalam
pembelaran IPS tentang pekSiswa yang memperoleh nilai di atas KKM 7,00hanya 31,58 % atau
6 siswa dari 19 siswa, dan yang masih di bawah KKM 7,00 adalah sejumlah 68,42 % atau 13
siswa dari 19 siswa dan rata-rata kelasnya hanya 58,42.
Deskripsi Siklus I
Penggunaan metode gambar (picture and picture)yang menarik di dalam pembelajaran
pada siklus I diperoleh data hasil pengamatan keaktifan siswa dengan jumlah siswa yang sangat
aktif ada 1 siswa dengan persentase 5,26%, siswa yang aktif ada 5 dengan persentase 26,31%
dan siswa yang kurang aktif ada 13 siswa dengan persentase 68,42%.
Penggunaan metode gambar (picture and picture) yang menarik di dalam pembelajaran
pada siklus I diperoleh data hasil pengamatan peningkatan pada hasil tes formatif yang
sebelumnya pada studi awal hanya ada 6 siswa yang tuntas dengan persentase 31,58% , siswa
yang belum tuntas ada 13 siswa dengan persentase 68,42% dan pada siklus I mengalami
kenaikan dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa dengan persentase 73,68% serta
jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 26,32% dan rata-rata kelas
mencapai 74,73.
Pada pembelajaran siklus I alat peraga yang digunakan sudah menarik namun alat peraga
yang digunakan masih kurang menarik perhatian siswa. Pada pembelajaran siklus I masih ada
siswa yang belum tuntas hasil belajarnya, sehingga peneliti akan melaksanakan perbaikan pada
siklus II dengan menggunakan alat peraga yang lebih menarik seperti pada kelengkapan gambar
dan memperbanyak variasi jenisnya yang lebih sesuai materi.
34
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Deskripsi Siklus II
Dalam melaksanakan perbaikan siklus II, peneliti berusaha melakukan perbaikanperbaikan tindakan berdasarkan siklus I. pada siklus II, caranya dengan memperbanyak
penggunaan alat peraga gambar-gambar, bentuk dan warnanya yang lebih menarik dan
menekankan pada penjelasan dan fokus kepada gambar yang sesuai dengan materi dengan
bimbingan peneliti.
Penggunaan metode gambar (picture and picture) yang menarik dengan warna dan
contoh gambar yang lebih bervariasi yang digunakan dalam pembelajaran sikus II menyebabkan
peningkatan, baik pada hasil pengamatan maupun hasil evaluasi siswa yang sebelumnya pada
siklus I siswa yang sangat aktif ada 1 siswa atau sebesar 5,26% meningkat menjadi 7 siswa atau
sebesar 36,84%, siswa yang aktif ada 5 siswa atau 26,31% meningkat menjadi 12 siswa atau
63,16% dan siswa yang kurang aktif mengalami penurunan dari 13 siswa atau 68,42% menjadi 0
siswa atau 0%.
Pembahasan
Dalam pembelajaran awal, minat dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1
Karangtalun Kidul UPK Purwojati sangatlah belum memuaskan. Setelah dilakukan analisis dan
perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II, hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran baik pada
prasiklus, siklus I maupun pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa pada Pembelajaran
No
Kegiatan
Sangat Aktif/Aktif
Kurang Aktif
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1.
Studi Awal
2
10,52
17
89,48
2.
Siklus I
6
31,57
13
68,43
3.
Siklus II
19
100
0
0
Dari Tabel 1. tentang Rekapitulasi hasil keaktifan siswa pada pembelajarandapat
diperoleh keterangan sebagai berikut:
35
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
a. Pada prasiklus, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 2 siswa dari 19 siswa dengan
persentase 10,52% dan siswa yang kurang aktif ada 17 siswa dari 19 siswa dengan persentase
89,48%.
b. Pada siklus I, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 6 siswa dari 19 siswa dengan
persentase 31,57% dan siswa yang kurang aktif ada 13 siswa dari 19 siswadengan persentase
68,43%.
c. Pada siklus II, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 19 siswa dari 19 siswadengan
persentase 100% dan siswa yang kurang aktif ada 0 siswa dengan persentase 0%.
2. Hasil Evaluasi Siswa
Tingkat pemahaman siswa dalam memahamitentang pekerjaan yang menghasilkan
barang dan jasa pada perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode gambar (picture and
picture) menunjukkan peningkatan hasil evaluasi di setiap siklusnya. Berikut disajikan
rekapitulasi hasil valuasi tiap siklusnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran baik pada
prasiklus, siklus I maupun pada Siklus II tentang hasil evaluasi tes formatif dapat dilihat pada
Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa pada Pembelajaran
Siswa Tuntas Belajar
No.
Kegiatan
Siswa Belum Tuntas Belajar
Rata-rata
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1.
Studi Awal
58,42
6
31,58
13
68,42
2.
Siklus I
74,73
14
73,68
5
26,32
3.
Siklus II
87,89
19
100
-
-
Dari Tabel 2 tentang Rekapitulasi hasil evaluasi siswa pada pembelajaran dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut:
a. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas ada 6 siswa dari 19 siswa dengan persentase 32,58%
dan siswa yang belum tuntas ada 13 siswa dari 19 siswa dengan persentase 68,42%.
b. Pada Siklus I, jumlah siswa yang tuntas ada 14 siswa dari 19 siswa dengan persentase 73,68%
dan siswa yang belum tuntas ada 5 siswa dari 19 siswa dengan persentase 26,32%.
36
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
c. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas ada 19 siswa dari 19 siswa dengan persentase 100%
dan siswa yang belum tuntas ada 0 siswa dari 19 siswa dengan persentase 0%.
Menurut
Yusuf Hadi Miarso dalam Warsiti (2001:71) menyatakan bahwa metode
gambar (picture and picture) adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses
belajar.Hal ini terbukti pada perolehan hasil belajar siswa dari pra siklus atau studi awal, siklus I
dan Siklus II yang semakin meningkat hasil belajarnya.
Hal ini juga dibuktikan oleh Piaget dalam Warsiti (2001: 15) bahwa kelas III berada pada
fase perkembangan operasional kongkret dimana siswa berpikir atas dasar pengalaman kongkret
atau nyata. Melalui dasar pengalaman kongkret tersebut, peneliti menggunakan suatu metode
mengajar yaitu metode gambar (picture and picture) agar siswa mudah dalam menerima materi
dapat memperjelas materi pembelajaran. Penggunaan metode gambar (picture and picture)
terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa di kelas IIISD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK
Purwojati.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada
materi pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa pada mata pelajaran IPS Kelas IIISD
Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dengan
metode gambar (picture and picture)untuk media pembelajarannya dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojatidi kelas III pada mata
pelajaran IPS tentang materi pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan
metode gambar (picture and picture)dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Saran
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal hendaknya harus kreatif dan terus
berinovatif agar tercipta pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk
belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Terdapat beberapa cara yang harus
dilakukan peneliti, antara lain :
1. Penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
2. Menguasai cara penerapan model gambar (picture and picture)dan menggunakannya
semenarik mungkin.
37
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
3. Menggunakan model gambar (picture and picture) agar siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran.
Daftar Pustaka
Darmansyah. (2006).Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Djalil Aria, dkk.(2011). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas
Terbuka.
Hamalik,O. (2001), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinarbaru Algessindo.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Salahuddin, M. (1990).Pengantar Psikologi Pendidikan.Surabaya: Bina Ilmu.
Samlawi, F., dkk. (1999). Konsep Dasar IPS. Jakarta:Departemen Pendidikandan Kebudayaan.
Sapriya. (2009).Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto.(1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekamto, dkk. (dalam Nurulwati, 2000). Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para
Ahli.
Syah, M. (2008).Psikologi Belajar.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kencana Prenanda
Group.
Walgito, B.(1981). Pengantar Psikologi Umum, diterbitkan oleh Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Wardani, dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
38
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I PADA PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM TENTANG ANGGOTA BADAN DAN FUNGSINYA
MELALUI METODE DEMONTRASI SD NEGERI 2 KALIWANGI UPK
PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013/2014
Oleh:
Tasan, S.Pd. SD
NIP. 19650708 198810 1 002
SD Negeri 2 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Masalah yang dihadapi adalah rendahnya keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya pada kelas I SD Negeri 2
Kaliwangi UPK Purwojati Kabupaten Banyumas. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti
mengadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas I
Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Tentang Anggota Badan Dan Funsinya Melalui
Metode Demontrasi SD Negeri 2 Kaliwangi. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA dan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada
pembelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya. Penelitian Tindakan kelas
dilaksanakan dengan 2 siklus yang dilaksanakan dengan berdaur yang masing-masing siklus
melalui empat proses yaitu perencanaa, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian atau
perbaikan pembelajaran ini menggunakan metode demontrasi dengan menggunakan gambar
anggota badan pada manusia, hal ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Yang menjadai subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi yang
berjumlah 18 siswa dari latar belakang yang berbeda.
Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan dua cara yaitu menggunakan tes dan
non tes. Hasil penelitian dinyatakan berhasil karena dari dua siklus yang dilaksanakan
menunjukan adanya peningkatan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang
anggota badan dan fungsinya. Pada kondisi awal ketuntasan berhasil sampai 61 % dan
menunjukan peningkatan pada siklus I dengan hasil 83 % dan meningkat menjadi 94 % pada
siklus II. Hal ini menunjukan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya kelas I SD
Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati kabupaten Banyumas.
Kata kunci : Metode demontrasi, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa
Pendahuluan
Mata pelajaran IPA berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal,
memahami alam semesta dalam kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari (kurikulum
39
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pendidikan dasar 1994). Keterampilan tersebut akan tercapai oleh peserta didik apabila guru
memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan
dinamis. Indikator keberhasilan pembelajaran adalah tingkat penguasaan materi pelajaran oleh
peserta didik yang dinyatakan dengan nilai. Kegiatan pembelajaran IPA di tempat peneliti yaitu
SD Negeri 2 Kaliwangi kelas I kurang berhasil, ditandai dengan rendahnya pemahaman siswa
pada materi anggota badan dan fungsinya masih sangat rendah, dan nilai yang dihasilkan pada
pelajaran tersebutpun masih di bawah KKM yang ditentukan. Hal ini terbukti dari 18 orang
siswa hanya 61 % atau 11 siswa yang dapat mencapai KKM. Berdasarkan kejadian yang
memprihatinkan tersebut peneliti terpanggil untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan metoda demontrasi, karena peneliti menganggap metoda demontrasi adalah
metoda yang paling tepat dengan materi tersebut. Selain itu metode demontrasi akan lebih
menimbulkan perhatian siswa pada materi yang sedang dibahas dan siswa mendapat gambaran
yang konkrit tentang materi yang diajarkan. Peneliti berharap dengan metoda demontrasi ini
dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.
Berdasarkan dengan penelitian, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah dengan menggunakan metode Demontrasi dapat
meningkatkan keaktifan siswa tentang Bagian-bagian anggota tubuh dan Kegunaannnya?; (2)
Apakah dengan metode
Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 2 Kaliwangi?
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Negeri 2 Kaliwangi yang antara lain (1) Untuk mengetahui dampak
Kelas 1 SD
penerapan metode
Demontrasi dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam terhadap keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA; (2) Untuk mengetahui dampak
penerapan metode Demontrasi dalam
pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Landasan Teori
Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa
terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah
serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu adanya usaha yang dilakukan agar
pendidikan IPA yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan
40
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun
juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik. Untuk itu maka
kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dari tujuan
pendidikan Makhluk Hidup.
Salah satu cara agar pembelajaran IPA di sekolah dasar berhasil adalah dengan
menerapkan metode demonstrasi. Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Metode demonstrasi
memiliki beberapa keunggulan antara lain: (1) perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada
proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain; (2) dapat mengurangi kesalahan dalam
mengambil kesimpulan, apabila dibandingkan dengan halnya membaca buku karena siswa
mengamati langsung terhadap suatu proses yang jelas; dan (3) apabila siswa turut aktif dalam
sesuatu percobaan yang bersifat demonstrative maka anak didik akan memperoleh pengalamanpengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemampuan anak, serta dapat
mengembangkan kecakapannya.
Tujuan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan di SD
Negeri 2 Kaliwangi adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar. Fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai
prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi
berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas I
SD Negeri 2 Kaliwangi tentang Anggota badan dan fungsinya dengan penggunaan Metode
Demontrasi terlihat dari peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa sebesar 94 % dari jumlah
siswa 18 anak dengan KKM 70.
Metode
Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek kelas 1 SD Negeri 2 Kaliwangi, UPK
Purwojati Kabupaten Banyumas yang terdiri dari 18 siswa dengan jumlah laki-laki 9 siswa dan
perempuan 9 siswa. Peneliti mengambil subjek tersebut karena peneliti menganggap perlu
melakakun penelitian terhadap kelas tersebut karena hasil belajar kelas tersebut rendah. Materi
yang menjadi kajian penelitian tindakan kelas adalah materi kelas 1, mata pelajaran Ilmu
41
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Pengetahuan Alam dengan standar kompetensi mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan
kegunaanya serta cara perawatanya. Sementara itu, kompetensi dasar yang diambil adalah
mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta perawatanya.
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan 2 siklus yaiti siklus pertama dan siklus
kedua, masing-masing dari siklus tersebut terdiri dari empat komponen yaitu (1) perencanaan,
pada tahap ini peneliti merencanakan segala sesuatunya baik waktu maupun hal-hal yang
diperlukan dalam penelitian; (2) pelaksanaan, tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai
dengan sekenario yang telah dibuat oleh peneliti; (3) observasi, Peneliti melakukan pengamatan
secara langsung terhadap pelaksanaan penelitian dengan bantuan teman sejawat yang telah
ditunjuk oleh peneliti; (4) refleksi, pada tahap ini peneliti merenungkan apa yang terjadi pada
pelaksanaan dan melihat hasil dari pelaksanaan tersebut. Berdasarkan refleksi ini peneliti dapat
memutuskan apakah penelitian akan dilanjutkan atau dihentikan.
Data betrsumber dari siswa kelas 1 SD Negeri 2 Kaliwangi
Kemranjen Banyumas
dengan cara memberikan tugas individu kepada siswa tersebut. Jenis data ada dua yaitu kualitatif
yaitu hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dengan bantuan teman sejawat dan data
kuantitatif yang berupa nilai dari hasil kerja siswa yang diberikan peneliti saat pembelajaran.
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan cara membandingkan data yang
diperoleh pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, berdasarkan hasil analisis tersebut maka
diambilah keputusan apakah akan melanjutkan atau menghentikan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 26 September 2013. Hasil belajar
siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) ketuntasan siswa siklus I 15 siswa yang pada
siklus awal hanya 11 siswa; (2) prosentase ketuntasan siklus I 83 % dan pada sstudi awal hanya
61 %; (3) Jumlah siswa yang tidak tuntas siklus I 3 siswa, yang pada studi awal 3 siswa. Setelah
dilakukan pengamatan pada siklus I dengan bantuan teman sejawat memperoleh hasil berikut (1)
pada siklus I siswa yang aktif ada 15 siswa yang pada studi awal hanya 12 siswa; (2) pada siklus
I siswa yang kurang aktif 3 siswa yang pada studi awal ada 6 siswa.
42
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Pada pelaksanaan siklus I, peneliti / guru mendapatkan data hasil refleksi sebagai berikut:
(1) Pada kegiatan belajar mengajar berlangsung, masih ada siswa yang kurang aktif. (2) Siswa
kurang aktif bertanya; dan (3) Hasilnya belum sesuai harapan peneliti.
Deskripsi Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3 Oktober 2013. Hasil belajar siswa
pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) prosentase ketuntasan mencapai 94 % pada siklus II
yang pada siklus I 83 %; (2) nilai rata-rata mencapai 86 pada siklus II yang pada siklus I 81; dan
(3) jumlah nilai siswa mencapai 1.550 pada siklus II, pada siklus I hanya 1.460. Setelah
dilakukan pengamatan pada siklus II dengan bantuan teman sejawat memperoleh hasil berikut
(1) keaktifan siswa siklus II mencapai 16 siswa yang pada siklus I 15 siswa dan (2) Siswa yang
kurang akitf hanya 2 siswa pada siklus II yang pada siklus I 3 siswa.
Pada pelaksanaan siklus II, peneliti / guru mendapatkan data hasil refleksi sebagai
berikut: (1) pada pembelajaran yang berlangsung, siswa yang kurang aktif hanya ada dua saja;
(2) siswa sudah mulaiaktif bertanya; (3) penggunaan metode demontrasi membuat kegiatan
pembelajaran lebih efektif, sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif dan hasil belajar siswa
meningkat.
Pembahasan
Masalah yang dialami peneliti dalam pembelajaran IPA kelas I adalah rendahnya
keaktifan dan hasil belajar siswa, ini mengakibatkan peneliti terketuk untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dan metode yang dipilih adalah metode demontrasi. Untuk mengatasi
masalah yang dialaminya maka diadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi.
Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan cara mendemontrasikan bagian-bagian
tubuh dengan media berupa gambar, peneliti dengan seksama dan dengan penuh perhatian
menyebutkan satu persatu anggota tubuh yang berada pada gambar kemudian peneliti memandu
siswa untu mencari anggota tubuh yang sama dengan dirinya sendirinya, kemudian siswa diberi
pertanyaan tentang gambar tersebut. Pembelajaran seperti ini mendorong keaktifan siswa karena
siswa akan membandingkan anggota tubuh yang ada pada gambar dengan anggota badan yang
dimilikya sehingga hal ini akan meningkatkan pemaham siswa tentang materi anggota tubuh
pada manusia. Pada siklus I peneliti menggunakanan metode demontrasi dalam perbaikan
43
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pembelajaran yang dilakukanya, dan metode demontrasi mengakibatkan adanya kenaikan baik
keaktifan maupun hasil belajar siswa, kenaikan tersebut mencapai 83 % untuk keaktifan dan 83%
untuk hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran siklus II peneliti membagikan gambar anggota tubuh pada masingmasing siswa, kemudian siswa maju secara berurutan untuk mendemontrasikan gambar tersebut
di deapan kelas. Ini menimbulkan keaktifan siswa karena siswa yang tidak aktif tidak akan dapat
mendemontrasikan gambar tersebut. Siswa akan mencari tahu gambar yang diterimanya tersebut
dan ini membuat siswa berani bertanya baik kepada peneliti maupun kepada siswa yang lain.
Pemahaman siswa meningkat dengan pembelajaran seperti ini karena siswa mendemontrasikan
gambar anggota tubuh dengan menggunakan bahasa yang dipilih dan disusunya sendiri, ini akan
membantu ketrampilan dan kecakapan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Ternyata sesuai dugaan peneliti pada siklus yang ke II, keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas I juga mengalami kenaikan yang tinggi yanitu 89 % untuk keaktifan dan 94 % untuk hasil
belajar, hal ini terjadi akibat dari peneliti memilih dan menggunakan metode demontrasi yang
mengikuti teori yang disampaikan oleh Syaiful Bahri Djamarah 2000 yang menjelaskan Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Berdasarkan teori tersebut maka peneliti
mendemontrasikan aneka gambar bagian-bagian tubuh pada siswa dan menjelaskan proses
bekerjanya bagian tubuh tersebut.
Kesimpulan
Setelah Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan peneliti maka berikut kesimpulan yang
dapat disampaikan oleh peneliti: (1) Penggunaan metode demontrasi dapat mendorong keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) tentang materi tentang
Mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta cara perawatanya. melalui metode
demontrasi pada siswa kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati; (2) Penggunaan metode
demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi tentang Mengenal bagian-bagian
anggota tubuh dan kegunaanya serta cara perawatanya. melalui metode demontrasi pada siswa
kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati.
Saran
44
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Berdasarkan simpulan di atas maka ada beberapa saran dan tindak lanjut yang perlu
dilakukan, yaitu (1) Keaktifan siswa harus berusaha ditingkatkan oleh setiap guru; (2) Hasil
belajar siswa yang rendah bukanlah salah dari siswa itu sendiri melainkan sebagian kesalahan
terletak pada guru dalam menyampaikan materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly & Eny Rahma. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
David Hopkins. (1993) A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open
University Press.
Kemmis, Stephen. & Mc. Taggart, Robin. (1992). The Action Research Planner. Victoria:
Deakin University Press.
Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis.
Yogyakarta: Kanisus
Suyoso, Suharto dan Sujoko. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakart: IKIP
winataputra, Udin S, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
45
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
46
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENERAPAN MODEL PAIKEM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 KALIWANGI
KECAMATAN PURWOJATI TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh:
Warsimto, S.Pd. SD
NIP. 19670112 199103 1 008
SD Negeri 1 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Rendahnya hasil belajar matematika tergolong tinggi. Penyebabnya antara lain penerapan
model pembelajaran yang kurang optimal. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus akan
berdampak pada daya tarik siswa terhadap pelajaran matematika. Penerapan model pembelajaran
PAIKEM sangat menentukan keberhasilan pembelajaran matematika khususnya di SD Negeri 1
Kaliwangi. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran mata pelajaran matematika kelas V SD
Negeri 1 Kaliwangi. dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data dengan
pengambilan tes di akhir pembelajaran, serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode
analitis deskritif komparatif, dengan membandingkan masing-masing siklus. Subyek penelitian
siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi dengan jumlah sebanyak 13 siswa.
Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM
hasil belajar siswa menunjukkan ada kenaikan pada setiap tahapan siklus. Hal tersebut dapat
diketahui dari adanya peningkatan dari kondisi awal siswa yang belum tuntas ada 54 % (7 siswa)
atau sebanyak 46 % (6 siswa) siswa sudah tuntas, kemudian siklus I sebanyak 29 % siswa belum
tuntas (4 siswa) atau 69 % ( 9 siswa) sudah tuntas dan hasil siklus II sebanyak 15 % siswa
belum tuntas (3 siswa) atau 85 % (11 siswa) siswa sudah tuntas.
Kata kunci: Model PAIKEM, Hasil Belajar
Pendahuluan
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam menyampaikan
materi pelajaran pada siswa. Selama mengajar guru terkadang menemukan berbagai masalah.
Masalah tersebut terkait dengan materi , bahan ajar, metode pembelajaran, media, penilaian,
setra pengelolaan kelas. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi pembelajaran tercapai
dan dikuasai siswa. Tercapainya pembelajaran siswa dapat diukur dengan evaluasi. Pembelajaran
berhasil jika selama proses kegiatan belajar mengajar semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan
dan peningkatan hasil belajar siswa lebih dari 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai KKM (65).
47
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika Kelas V semester II SD
Negeri 1 Kaliwangi, Purwojati, Banyumas adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk
memahami materi tersebut. Guru cenderung mengajar menggunakan cara monoton yaitu
memberi aturan secara langsung untuk menghafal dan mengingat. Dari hasil studi awal
pembelajaran matemetika pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi, Purwojati, Banyumas
diketahui dari 13 siswa hanya 6 siswa yang berhasil mencapai nilai KKM (65) ke atas atau hanya
tuntas 46 %.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis melakukan refleksi diri dan mengadakan diskusi
dengan teman sejawat untuk mengidentifikiasi masalah penyebab rendahnya hasil belajar siswa,
sehingga teridentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran kurang sesuai.
2. Guru kurang menggunakan alat bantu.
3. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
4. Guru kurang memeriksa pemahaman siswa
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis melakukan upaya perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Ruang pada Siswa Kelas V
Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas.”
Landasan Teori
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit.Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan
penguasaaan matematika yang kuat sejak dini. (Permendiknas RI, 2006 : 416)
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali peserta cdidik dengan kemampuan berfikir logis, analitis sistematis, kritis dan
kreatis serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlikan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
48
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. (Permendiknas RI, 2006 :
416). Hasil belajar matematika berupa perubahan tingkah laku seseorang untuk belajar
matematika. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa
pengetahuan, keterampilan atau penguasaan nilai-nilai (sikap).
Menurut ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil
belajar. Perubahan perilaku karena kematyangan misalnya seorang anak kecil dapat merangkak,
duduk atau berdiri, lebih banyak disebabkan karena kematangan bukan karena belajar.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman
(interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. Untuk memperoleh
hasil belajar yang maksimal, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dapat
menggunakan model pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah model PAIKEM. PAIKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis
adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
Metode
Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di SD Negeri 1 Kaliwangi UPK Purwojati,
Kabupaten Banyumas, Kelas yang menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas V dengan jumlah
siswa 13. Pokok bahasan yang dipelajari adalah sifat-sifat bangun ruang. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di semester II tahun pelajaran 2015/2016, melalui 2 siklus, dengan rincian
waktu sebagai berikut :
a. Siklus I
: 14 dan 16 Maret 2016
b. Siklus II
: 21 dan 23 Maret 2016
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diawali dengan tahap
Perencanaan yang meliputi : 1) Mengidentifikasi masalah; 2) menganalisis dan merumuskan
masalah; 3) Merencanakan perbaikan. Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran dimana
guru selalu melaksanakan pembelajaran yang sekaligus sebagai penulis. Maka mengumpulkan
49
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
beberapa data untuk melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya. Untuk itu di dalam
pelaksanaan ini dibantu oleh seorang guru sebagai teman sejawat.
Tahap ketiga adalah mengamati , penulis dalam kegiatannya dibantu oleh teman sejawat
untuk memudahkan dalam proses perbaikan pembelajaran. Selain itu penulis juga mengamati
proses perbaikan pembelajaran setiap siklusnya. Tahap keempat mengadakan refleksi guna
mengoreksi diri dalam proses perbaikan pembelajaran, agar dapat mengetahui masalah yang
terjadi. Setelah itu penulis bersama teman sejawat berdiskusi untuk mengambil suatu keputusan
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran berikutnya.
Data penelitian yang dikumpulkan meliputi proses pembelajaran matematika,
kemampuan siswa dalam materi sifat-sifat bangun ruang, motivasi siswa dalam proses
pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang, kemampuan guru dalam menyusun rencana
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian hasil belajar siswa di kelas. Analisis
data dilakukan dengan membandingkan tingkat keterlibatan dan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah melaksanakan perbaikan. Data yang berupa jenis kuantitatif ( nilai tes evaluasi )
dianalisis dalam bentuk deskriptif sedangkan data kualitatif yang merupakan proses
pembelajaran dianalisis dalam paparan secara naratif.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah: (1)
Peningkatan prestasi belajar dalam perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil jika ada
peningkatan ketuntasan belajar 75% secara individual dan 75% secara klasikal; (2) Peningkatan
keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran.
Hasil Penelitian
Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus. Pada tahap perencanaan, Penulis
berkolaborasi dengan observer untuk mengkaji ulang rencana perbaikan pembelajaran
matematika dengan materi sifat-sifat bangun ruang menggunakan model PAIKEM,
mempersiapkan lembar observasi mempersiapkan bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa
serta mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan siklus pertama. Pelaksanaan tindakan
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Guru menjelaskan materi
50
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pembelajaran tentang materi sifat-sifat bangun ruang. Guru menugaskan siswa untuk
berkelompok sesuai kelompok yang sudah ada yang setiap anggotanya terdiri dari 4 siswa.
Berdasarkan hasil tes evaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama ternyata
masih jauh dari harapan karena dari 13 siswa hanya 9 siswa atau sekitar
69 % siswa yang
masih bisa dinyatakan tuntas belajarnya. Target peningkatan keaktifan belajar belum tercapai,
baru 9 siswa dari 13 siswa yang benar-benar menunjukkan keaktifan belajarnya.
Siklus II
Berdasarkan refleksi dari siklus pertama, penulis menyiapkan Rencana Perbaikan
Pembelajaran serta
skenario tindakan. Skenario tindakan ini mencakup beberapa langkah
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru sebagai penulis maupun siswa pada kegiatan
perbaikan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II menekankan pada proses bimbingan
kepada setiap kelompok secara intensif. Observasi dilakukan terhadap peneliti yang sedang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan.
Dari hasil duduk bersama diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1) Penyampaian
materi pembelajaran pada siswa berjalan lancar dan motivasi yang diberikan kepada siswa
berhasil merubah perhatian siswa. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan sedikit
mengurangi kefokusan berbicara kepada teman sebangku; (2) Pembagian kelompok berjalan
dengan lancar, siswa mampu menjalankan perintah guru dengan tertib ke dalam kelompok
masing-masing.
Pembahasan
Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika materi materi sifat-sifat bangun ruang dengan
menggunakan model PAIKEM di Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi ternyata memberikan
kenaikan ketuntasan belajar dan keaktifan siswa yang signifikan dengan studi sebelumnya.
Berikut intervensi ini ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 23% kenaikan rata-rata 11 dan
kenaikan keaktifan belajar sebesar 31%. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Jean Piaget ( Hera
Lestari Mikarsa 2005:6-22) bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru atau tenaga pendidik
tetapi anak harus aktif, peserta harus dibimbing agar menemukan yang dipelajari. Labih lanjut
Hera Lestari Mikarsa ( 2003:7) mengatakan “Guru Memiliki posisi strategis untuk
51
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
mengorganisasikan siswa menyeleksi informasi yang penting dan mengolah pesan sehingga
tercipta suasana yang dapat menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan aktivitas belajar,
untuk itu guru dituntut menguasi berbagai pendekatan belajar”.
Berdasarkan refleksi pada siklus I, penulis memperbaiki pembelajaran dengan
pengulangan materi yang belum dipahami siswa, pemberian bimbingan secara lebih merata,
pembentukan kelompok baru yang didasarkan pada ketuntasan belajar pada siklus kedua yang
dimaksudkan agar siswa yang pandai dapat menjadi tutor sebaya bagi temannya, ternyata upaya
tersebut memberikan konstribusi yang signifikan. Hal tersebut terbukti dengan peningkatan
pemahaman siswa ( ketuntasan belajar ) naik 16% kenaikan Keaktifan belajar sebesar 23%, dan
kenaikan rata-rata 6. Disamping hal di atas, faktor lain yang turut memberikan konstribusi
terhadap peningkatan hasil belajar adalah setelah pembelajaran selesai guru bersama siswa
mengulangi materi dengan bertanya jawab dengan siswa sehingga siswa pada saat mengerjakan
evaluasi masih ingat dengan materi yang diberikan. Keaktifan siswa juga tampak dengan adanya
presentasi dari perwakilan masing-masing kelompok.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil temuan yang diperoleh pada siklus I dan II dapat
ditarik simpulan sebagai berikut : (1) Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan keaktifan
siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi; (2) Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi.
Saran
Guru dapat menerapkan pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika dan juga mata
pelajaran lainnya.
Daftar Pustaka
Ausumbel (brownel dan Chasal) dalam Gatot Muhsetyo, (2007), Pembelajaran Matematika SD,
Jakarta, Universitas Terbuka.
Bruner (1982), dalam Gatot Muhsetyo, (2007), Pembelajaran Matematika SD ,Jakarta,
Universitas Terbuka.
Nur Akhsin, Heny K, Thoyibah H. (2004).Psykologi Pendidikan . Jakarta Penerbit Cempaka
Putih.
52
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Ristasa, R dan Prayitno. (2006). Hand Out Penulisan Laporan Pelaksanaan Pembelajaran.
Universitas Terbuka UPBJJ – UT.
Ramdhan, Tirmidzi ( 2010 ). Metode PAIKEM Untuk Peningkatan Hasil Belajar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Suciati , Ibrahim, Difi R, dan Juaeha,S 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sudjana, N.1991.Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Wardani IGAK, Julaeha S, Marsinah Ng. (2004). Pemantapan Kemampuan Profesional
(Panduan) Jakarta : Universitas Terbuka.
53
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
54
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA PADA SISWA
KELAS VI SD NEGERI 1 KALIWANGI TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh:
Agus Sutarko, S.Pd. SD
NIP. 19681021 199403 1 003
SD Negeri 1 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan Pendekatan Quantum Teaching pada siswa VI SD
Negeri 1 Kaliwangi kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas.
Penerapan Pendekatan Quantum Teaching dalam kegiatan pembelajaran dimungkinkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pendekatan
Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS kelas
VI SD Negeri 1 Kaliwangi. dilaksanakan dua siklus, dengan acuan setiap siklus dilakukan
sekali pertemuan pembelajaran. Sedang teknik pengumpulan data dengan pengambilan tes di
akhir pembelajaran, serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode analitis deskritif
komparatif, dengan membandingkan masing-masing siklus. Subyek penelitian siswa kelas VI
SD Negeri 1 Kaliwangi dengan jumlah sebanyak 14 siswa. Hasil pelaksanaan menunjukkan
bahwa dengan pemanfaatan media ini hasil belajar siswa menunjukkan ada kenaikan pada
setiap tahapan siklus. Hal tersebut dapat diketahui dari adanya peningkatan dari kondisi awal
siswa yang tuntas adalah 57%, pada saat siklus I menjadi 71%, sedangkan pada siklus II
mencapai 86%.
Kata kunci: Pendekatan Quantum Teaching, hasil belajar Matematika
Pendahuluan
Dalam dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD
dan MI pada kurikulum 2006 menyatakan tujuan pembelajaran matematika adalah: (1)
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3)
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
55
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
matematika,
menyelesaikan
model
dan
menafsirkan
solusi
yang
diperoleh;
(4)
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah; dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Permendiknas No. 22 tahun 2007).
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah disebutkan di atas, maka tugas
guru khususnya di sekolah dasar adalah mentransfer pengetahuan kepada peserta didiknya guna
mencapai apa yang diharapkan. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar
matematika yang tuntas dan mencapai KKM yang ditentukan guru. Kenyataan yang ada
sekarang adalah pada pembelajaran matematika terjadi suatu kendala yang sering dihadapi dan
ini terjadi setiap tahunnya, yaitu motivasi dan hasil belajar yang masih rendah. Hasil belajar
matematika rendah dapat dilihat dari kegiatan ulangan harian dan tugas yang dilaksanakan.
Fakta-fakta itu di dapat oleh peneliti selama mengajar dua tahun di kelas enam.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan pendekatan quantum teaching sebagai upaya meningkatkan hasil belajar,
khususnya materi pengolahan data pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran
2015/2016.
Landasan Teori
Bobbi De Porter (2008: 4) menjelaskan bahwa Quantum Teaching adalah badan ilmu
pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan penyajian, yang diciptakan
berdasarkan teori-teori pendidikan dari para pakar seperti Lozanov, Gardner, dan Blender, Hahn,
Johnson and Johnson, dan Hunter, dimana Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik
dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan
otak. Quantum Teaching bersandar pada konsep “bawalah mereka ke dunia kita dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”. Ini merupakan dasar dibalik strategi, model, dan keyakinan
Quantum Teaching. Maksud dari dasar atau azas adalah guru harus dapat memasuki kehidupan
murid dan dapat membangun jembatan penghubung antara guru dengan murid.
Langkah-langkah dalam Quantum Teaching lebih dikenal lewat akronim, "TANDUR"
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan), dimana unsur-unsur ini
membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching. Hasil belajar
56
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
merupakan sesuatu yang telah dibuat melalui belajar. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul (1991:
29) berpendapat bahwa “pada umumnya hasil belajar dilakukan melalui tes, dan kebanyakan tes
tertulis.”
Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar, teori belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, prinsip-prinsip belajar, dan hasil belajar, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa “hasil belajar merupakan sesuatu yang didapat oleh seseorang dengan
dilakukannya berbagai aktivitas yang disadari atau disengaja kearah tertentu karena ada syarat
yang dipengaruhi oleh kebutuhan atau dorongan dengan melibatkan proses(trial and errors)
untuk mendapatkan sesuatu yang bermakna dari suatu kegiatan, yang dapat diukur dengan tes
hasil belajar.” Hasil belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, pengetahuan,
perilaku yang relatif permanen, pribadi dan kemampuan berpikir.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa adalah
ketuntasan siswa dalam pembelajaran. Kriteria keberhasilan siswa setelah melalui proses
perbaikan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1.
Siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
2.
Proses perbaikan pembelajaran peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakan berhasil jika
80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
Metode
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah mata pelajaran matematika pokok bahasan
pengolahan data. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kaliwangi.
SD ini beralamat di Jalan Inpres Kaliwangi, Desa Kaliwangi RT. 2 RW. 1, Kecamatan Purwojati,
Kabupaten Banyumas.
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Maret
2016. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan
refleksi (reflecting). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1
Kaliwangi Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Secara garis besar, data dapat
57
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
digolongkan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Alat yang digunakan untuk
teknik pengumpulan data adalah (1) Tes Formatif untuk mengumpulkan data prestasi belajar dan
(2) Lembar Observasi untuk mengumpulkan data kinerja peneliti dan aktivitas siswa selama
proses perbaikan pembelajaran. Peneliti melakukan analisis data melalui: (1) Data dari hasil tes
formatif; (2) Data dari proses belajar menggunakan lembar observasi dan (3) Data dari proses
refleksi.
Hasil dan Pembahasan
Pra Siklus
Pada tahap ini, peneliti mendapat temuan bahwa sebagian besar siswa kelas VI SD
Negeri 1 Kaliwangi tingkat pemahamannya terhadap mata pelajaran matematika kompetensi
dasar pengolahan data masih rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai tes
formatif yaitu 7 siswa (50%) dari 14 siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dan sisanya 6 siswa (50%) yang mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian, maka
bisa dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil.
Deskripsi Siklus I
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa hal
yang dilakukan sebagai prosedur awal penelitian. Hal-hal yang peneliti lakukan di antaranya
ialah membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP), membuat lembar
evaluasi, menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer, serta menata dan mempersiapkan
ruang kelas, menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) dan menyusun evaluasi. Pada tahap
pengamatan siklus I, data yang diperoleh berupa rekapitulasi nilai tes pembelajaran matematika
dengan menggunakan model quantum teaching. Data tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut:(1) Pada prasiklus, siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa atau 43% dengan nilai rata-rata
yang dicapai sebesar 61; dan (2) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 71%
dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 72. Pada siklus I ini, ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran matematika kompetensi dasar pengolahan data melalui model Quantum teaching
mencapai 71%. Hal ini masih di bawah kriteria ketuntasan, yaitu minimal 80% dari jumlah
siswa. Dengan demikian, maka akan dilaksanakan perbaikan pembelajaran kembali pada siklus
II. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang muncul telah disadari peneliti bahwa dalam
pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran pada tindakan siklus I antara lain
sebagai berikut: (1) Siswa masih belum terbiasa dengan lingkungan kelas yang meriah sehingga
58
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
masih banyak siswa yang lebih memperhatikan lingkungan kelas dari pada gurunya, dalam hal
ini yang menjadi guru adalah peneliti; (2) Guru masih dalam taraf penyesuaian untuk
menerapkan pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran matematika operasi hitung
campuran; (3) Guru belum mampu membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan
pendapat; (4) Guru belum mampu membangkitkan kepercayaan diri siswa sehingga keaktifan
belum terlalu nampak saat pembelajaran; dan (5) Pada saat perayaan guru belum bisa mengontrol
siswa, sehingga kelas cenderung gaduh dan beberapa siswa saling menyontek.
Deskripsi Siklus II
Rencana tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil analisa dan refleksi pada tindakan I.
Pembelajaran yang dilakukan dalam tindakan II ini sebagai upaya membantu siswa dalam
memahami penyelesaian soal pengolahan data. Rencana pembelajaran siklus II ini dilaksanakan
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II yang sudah disusun. Hasil
observasi yang diperoleh selama pembelajaran pada tindakan siklus II adalah mengacu pada hasil
lembar observasi pada tindakan siklus II. Hasil observasi tersebut meliputi kegiatan guru dan
kegiatan siswa dalam pembelajaran pada tindakan siklus II ini. Pembelajaran pada tindakan
siklus II berjalan lebih baik dan hasil evaluasi siswa pun lebih baik. Hasil observasi ada tindakan
siklus II ini dapat dilaporkan sebagai berikut:
1) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 71% dengan nilai rata-rata yang
dicapai sebesar 72.
2) Pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 86% dengan nilai rata-rata yang
dicapai sebesar 78.
Pada siklus II ini, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar
pengolahan data melalui model Quantum teaching mencapai 86%. Hal ini sudah sesuai dengan
kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan, yaitu minimal 80% dari jumlah siswa.
Pembahasan
Sesuai dengan teori Martinis Yamin (2007:154) yang menyatakan bahwa “model
Quantum teaching adalah cara pembelajaran mendemonstrasikan penggunaan alat atau
melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya”. Hal ini terbukti terjadi
peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran model Quantum teaching dari perbaikan
pembelajaran siklus I dan siklus II.
59
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Dijelaskan oleh Bobbi De Porter (2008: 66) bahwa lingkungan adalah cara dimana guru
dapat menata ruang kelas yang meliputi penerangan, warna, pengaturan perabotan, dan semua
hal yang mendukung proses belajar mengajar serta mampu menyampaikan pesan kepada siswa.
Karena hal ini dapat mempertahankan sikap positif yang merupakan asset berharga dalam
belajar. Welbag dan Greenbelt (1997) sebagaimana dikutip oleh Bobbi, juga mengemukakan
bahwa lingkungan sosial atau suasana penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar
akademis. Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka diperoleh hasil bahwa
pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang tepat adalah pembelajaran
yang substansi pembelajarannya meliputi hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar dan
mampu menyampaikan pesan kepada siswa serta terdiri dari suasana penentu psikologis utaman
yang mempengaruhi belajar akademis.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi kondisi awal sampai
kondisi akhir setelah penelitian. Selain peningkatan pada hasil evaluasi siswa, juga terjadi
peningkatan pada kualitas guru dalam mengajar. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Quantum Teaching dapat mengajak guru untuk lebih aktif, kretaif,
efektif, dan juga menyenangkan dalam mengelola pembelajaran matematika yang terkesan
menyeramkan serta membosankan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tentang
Penggunaan Pendekatan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika pokok bahasan
pengolahan data
Kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi dapat disimpulkan bahwa Dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika,
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran
2015/2016. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi tiap-tiap siklus yang
mengalami peningkatan. Tingkat ketuntasan pada kondisi awal adalah 43%, pada saat siklus I
menjadi 71%, sedangkan pada siklus II mencapai 86%.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka ada beberapa saran dan tindak lanjut yang perlu
dilakukan, yaitu Perlu diadakan penelitian selanjutnya untuk mengetahui pemanfaatan memilih
60
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pendekatan Quantum Teaching dalam membantu siswa meningkatkan pemahaman siswa yang
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang rendah menjadi meningkat.
Daftar Pustaka
Abdul Halim Fathoni. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bobbi De Porter, dkk. 2008. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Elida Prayitno. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
HAR. Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Karso. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kasihani Kasbolah. 1999. Pokok-pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Monks F. J. Dan Knoers A. M. P. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. SBM. Bandung: CV Maulana.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Robert E. Slavin. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks.
Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta Depdikbud.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
W. S. Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
61
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
62
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KOMPETENSI KESEBANGUNAN BANGUN DATAR DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V
SDN 1 KARANGTALUN KIDUL KECAMATAN PURWOJATI SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Oleh:
Kursin, S.Pd
NIP. 19590616 198201 1005
SD Negeri 1 Karangtalun Kidul, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Salah satu yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika adaah memilih media
pembelajaran, Media berperan sentral dalam pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan
berkorelasi terhadi hasil pembelajaran. Melalui metode pembelajaran Picture and Picture yakni
metode melalui serangkaian tugas dan gambar sebagai peragaan berulang untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa dengan
penugasan berulang.
Penggunaan metode ini berkorelasi positip terhadap prestasi belajar siswa Peningkatan
minat pada studi awal hanya 8 siswa (40%) meningkat pada siklus I mencapai 14 siswa (70%)
dan pada siklus ke II cukup memuaskan karena mencapai 18 siswa (90%) dan berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa, dari data awal hanya 6 siswa (30%) meningkat pada siklus I 12
siswa (60%) dan pada siklus ke II bisa mencapai 17 siswa (85%). Dengan demikian penerapan
model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran matematika sangat tepat.
Berdasarkan data di atas maka peneliti menganggap kegiatan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model picture
and picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Metode Picture and Picture, Alat Peraga, Hasil Belajar.
Pendahuluan
Dalam Pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Karangtalun tentang kesebangunan pada
bangun datar pelaksanaannya masih menggunakan tekhnik konvensional terpaku pada materi dan
pengajaran yang monoton, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih cenderung
pada metode ceramah, mereka kurang memanfaatkan media, ditambah dengan sarana dan
prasarana yang kurang mendukung juga siswa telah mengklaim bahwa pelajaran matematika
adalah pelajaran yang menakutkan. Hal ini menjadikan
hasil belajar kurang maksimal,
masalahnya sebagai berikut: (1) siswa sibuk dengan ketakutanya sendiri, (2) keaktifan siswa
63
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
dalam pembelajaran rendah, (3) siswa lebih senang bermain dari pada belajar sehingga waktu
diterangkan mengantuk dan lelah.
Namun, tidak menutup kemungkinan apa yang telah dihasilkan kesalahan terletak pada
siswa dan guru, peneliti mencoba menganalisis masalah yang terjadi yaitu: (1) tingkat
konsentrasi siswa masih kurang pada saat mengikuti pelajaran, (2) guru mengajar masih dengan
model konvensional, secara klasikal dan metode hanya ceramah sehingga guru kurang variasi
dalam menyampaikan materi pelajaran, (3) pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran
belum tepat, (4) pembelajaran hanya terfokus pada guru, (5) guru tidak menggunakan alat peraga
dalam proses pembelajaran, (6) guru kurang bahan referensi metode pembelajaran, (7) guru
kurang memberi kesempatan siswa terlibat dalam interaksi. Dari hasil pembelajaran mata
pelajaran matematika tentang kesebangunan pada bangun datar siswa kelas V SD Negeri 1
Karangtalun, Tahun ajaran 2014/2015 diperoleh data awal (prasiklus): Dari 20 siswa yang terdiri
dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan hanya 8 siswa (40%) yang berminat dan 12 siswa
(60%) belum berminat. Sedangkan tes formatifnya yaitu dari keseluruhan peserta didik yang
terdiri dari 20 siswa, baru 6 (30%) siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dan 14 siswa
(70%) hasil belajarnya belum maksimal atau belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan
yaitu 70. Untuk itu, guru akan mengubah anggapan bahwa pelajaran matematika yang sulit dan
menakutkan menjadi pelajaran yang mudah, menyenangkan serta mengasyikkan dengan
menerapkan model pembelajaran picture and picture.
Landasan Teori
Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas
pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan
dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik). Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya
usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
64
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh.
Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yangmenggunakan gambar
dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.Menurut Johnson & Johnson, prinsip
dasar dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut : (1) Setiap anggota
kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya;
(2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama; (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan
tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya; (4) Setiap anggota kelompok (siswa)
akan dikenai evaluasi; (5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajarbersama selama proses pembelajaran; dan (6) Setiap
anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Beberapa kekuatan model pembejaran picture and picture antara lain (1) Guru lebih
mengetahui kemampuan masing-masing siswa; (2) Melatih berpikir logis dan sistematis; (3)
Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan
memberika kebesan siswa dlam praktek berpikir; (4) Mengembangkan motivasi untuk belajar
yanglebih baik; (5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Untuk mengukur keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran, kriteria yang menjadi
pedoman adalah sebagai berikut: (1) Pengguanaan model pembelajaran picture and picture pada
pembelajaran kesebangunan pada bangun datar yang dilakukan dapat meningkatkan minat
belajar siswa jika 80% dari siswa menampilkan minimal tiga indikator dari lima indikator yang
dipersyaratkan dengan kualifikasi baik dan (2) Pengguanaan model pembelajaran picture and
picture pada pembelajaran kesebangunan pada bangun datar yang dilakukan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa jika 80% dari siswa tuntas dalam belajar.
Metode
Subjek Penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1
Karangtalun kidul Kecamatan Purwojati tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 anak
yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah
Menyelidiki Sifat – Sifat Kesebangunan dan Simetri. Penelitian ini dilakukan pada semester 2
tahun pelajaran 2014/ 2015 dalam dua siklus. PTK dilaksanakan melalui proses yang terdiri dari
65
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
4 tahap : (a) merencanakan (planning); (b) melakukan tindakan (acting); (c) mengamati
(observing); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Membuat rencana pembelajaran adalah
langkah pertama setelah persiapan selesai. Guru melaksanakan tindakan di kelasnya sendiri
disertai observasi atau pengamatan yang dilaksanakan saat proses tindakan berlangsung.
Selanjutnya guru melaksanakan refleksi dan hasil refleksi akan digunakan untuk memperbaiki
rencana selanjutnya.
Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari sumber data primer : daftar nilai, yaitu
nilai tes formatif tiap siklus pada pertemuan kedua. Sumber data sekunder : data hasil
pengamatan yang dilakukan guru/peneliti dan teman sejawat.
Peneliti melakukan pengumpulan data selama proses pelaksanaan tindakan.Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: (1) Tes adalah alat/prosedur yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dan (2) Non tes menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk mencatat perkembangan minat dan perbaikan
siswa dalam setiap siklus perbaikan.
Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus I
Pada studi awal menunjukan dari 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan, siswa yang berminat hanya 8 (40%), dan yang belum berminat 12 siswa (60%),
setelah diadakan perbaikan pada siklus I siswa yang berminat dalam belajar sejumlah 14 siswa
(70%) dan yang belum berminat sejumlah 6 siswa (30%), sehingga terjadi peningkatan minat
sebesar 30%.
Peningkatan minat belajar disebabkan karena dibentuknya kelompok dan siswa
menyelesaikan tugas secara bersama-sama dalam kelompok, kondisi ini mengharuskan siswa
bersama teman di dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.
Akhirnya timbul kerjasama antar siswa demi terselesainya tugas, sehingga minat siswapun
meningkat. Diantara anggota kelompok pasti akan terjadi saling adu argumentasi, sehingga
suasana menjadi hidup dan akan menghasilkan makna yang baik.
Pada studi awal dari 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan,
siswa yang tuntas belajar hanya 6 siswa (30%), sedangkan yang belum tuntas 14 siswa (70%)
dengan rata-rata kelas 54,5, setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I jumlah siswa
66
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
yang tuntas meningkat menjadi 12 siswa (60%) dan yang belum tuntas menjadi 8 siswa (40%)
dengan rata-rata kelas 66,5 maka terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 30%.
Peningkatan pada siklus I tentunya sangat menggembirakan, walaupun secara komulatif
ketuntasan siswa tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 80% dari jumlah siswa
yang ada. Masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Hal ini menjadikan peneliti harus lebih
mengoptimalkan lagi pembelajaran dengan memperbaiki media dan memfokuskan kepada siswa
yang belum tuntas. Belun tuntasnya hasil belajar siswa mungkin disebabkan karena siswa
tersebut kurang aktif, rasa keingintahuan rendah, kurang berani bertanya, dan dalam kelompok
masih didominasi oleh siswa yang sudah tuntas atau ketua kelompoknya saja.
Deskripsi Siklus II
Pada pembelajaran kali ini, terlihat pembelajarannya agak berbeda, lebih menyenangkan,
dan minat belajar siswa mencapai 90% atau 18 siswa. Siswa terlihat aktif, baik dalam kerja
kelompok. Mereka sangat antusias, disiplin, keingintahuan siswapun tinggi, dan semangat
menyelesaikan tugas. Dengan demikian kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II
dinyatakan berhasil dan sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran karena minat siswa sudah
mencapai 80% dari jumlahsiswa yang ada.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran picture and
picture pada siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa tuntas belajar dengan jumlah
12 siswa (60%), dan yang belum tuntas 8 siswa (40%), sedangkan pada siklus II dengan jumlah
17 siswa (85%), dan 3 siswa (15%) belum tuntas belajar.
Dari hasil pembahasan, maka pembelajaran sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang sudah ditetapkan, bahwa pembelajaran dikatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa
tuntas belajar, maka perbaikan pembelajaran pada siklus II dinyatakan telah berhasil. Terlihat
dari data ketuntasan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus II sudah melebihi 80%
yaitu 85% dengan rata-rata kelas 79.
Dengan diterapkannya sistem pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
picture and picture maka peneliti dapat lebih besar perhatiannya terhadap masing-masing siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Secara psikologis siswa menjadi lebih besar pula perhatiannya
terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Perhatian yang besar terhadap pembelajaran
yang sedang berlangsung ini juga terjadi adanya motivasi intrinsik siswa dikarenakan mereka
merasa harus bisa mandiri disebabkan pembelajaran yang sedang berlangsung merupakan
67
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
pembelajaran secara individual. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Slamet Trihartanto
(2007: 8) yang menyatakan bahwa setiap media sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk mempermudah hasil yang optimal, pemilihan media di antaranya perlu memperhatikan
jumlah siswa atau besar kecilnya kelas.
Faktor lain yang turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil adalah dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan peragaan sendiri dalam kelompoknya.
Hal ini memberikan pengalaman nyata yang menurut
Oemar Hamalik (2004: 113), dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. Pada siklus II ini tindakan perbaikan
pembelajaran sudah menunjukkan kenaikan yang signifikan dan telah melampaui batas kriteria
yang telah ditetapkan, baik pemahaman, kesungguhan maupun hasil belajar siswa. Semua ini
membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran picture and picture telah
memudahkan siswa dalam memahami materi, selain dengan metode ceramah bervariasi,
kemudian akan timbul keberanian diantara siswa dalam mengungkapkan pendapatnya yang
akhirnya akan terlibat aktif dan berminat dalam pembelajaran dan bermuara pada hasil belajar
siswa.
Kesimpulan
Dengan memperhatikan temuan dan hasil yang diperoleh selama melaksanakan
penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan mampu menerapkan prinsip-prinsip kerjasama,
kejujuran, tanggungjawab dan sportif. Selain keaktifan, pembelajaran dengan menggunakan
picture and picture juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Karangtalun Kidul.
Saran
Model pembelajaran picture and picture sangat cocok untuk pembelajaran matematika
yang membutuhkan aplikasi yang real, karena dengan menerapkan model pembelajaran picture
and picture ini akan membantu siswa dengan cepat mengingat materi-materi sehingga
pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Dalam penyajian pun menjadi menarik
sehingga mampu meningkatkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa. Sebaiknya hal ini
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi rekan guru yang lain agar senantiasa berusaha
mengembangkan kemampuan dalam kinerjanya. Dengan demikian untuk penerapan konsep yang
sama hal ini dapat dipertimbangkan agar tercapai hasil seperti yang diharapkan.
68
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Daftar Pustaka
Ali, M, Q, S. (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka. Jakarta
Timur: Pustaka Al- Kau.
Anitah, S. W (2009). Strategi Pembelajarn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, B, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2011). Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Karso, dkk. (2011). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Khafid, M. & Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung. Jakarta:
Erlangga.
Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiarto, J,. dkk. (2001). Terampil Berhitung Matematika Jilid Lima. Jakarta: Erlangga.
Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taufik,. Mikarsa,. Prianto. (2014). Pendidika Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wardani, I. G. A. K,. Wihardit, K. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Winataputra,. Udin, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
69
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
70
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) TENTANG GLOBALISASI MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS IV SDN 1
GERDUREN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Paijah, S.Pd
NIP. 19671007 198810 2 001
SD Negeri 1 Gerduren, UPK Purwojati, Banyumas
Abstrak
Permasalahan penelitian ini adalah Apakah melalui metode Numbered Head Together
(NHT) sebagai metode pembelajaran pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang
Globalisasi di kelas IV SDN 1 Gerduren dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus
yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SDN 1 Gerduren yang berjumlah 21 siswa yaitu 10 laki-laki dan 11 perempuan.
Teknik pengumpulan data dari hasil tes formatif. Analisis data dilakukan dengan menganalisis
kuantitatif dan kualitatif, selanjutnya dihubungkan dengan kriteria keberhasilan untuk
mengetahui tuntas atau tidak tuntas belajar. Berdasarkan hasil belajar dan minat, dari prasiklus,
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Pada prasiklus hasil belajar 33% dan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu hasil
belajar mencapai 62%, sedangkan siklus II lebih meningkat lagi yaitu hasil belajar mencapai
86%. Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Gerduren pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tentang Globalisasi.
Kata kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Numbered Head Together (NHT), Hasil belajar
Pendahuluan
Pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia, bersifat normatif dan mesti dapat
dipertanggungjawabkan, karena idealnya pendidikan tidak dilakukan secara sembarang,
melainkan seyogianya dilaksanakan secara bijaksana. Pendidikan hendaknya merupakan upaya
yang betul-betul disadari, jelas landasannya, dan tepat arah tujuannya efektif pelaksanaanya.
Dalam benak siswa, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang sangat
membosankan.
Mereka berpikir Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang tidak disukai siswa disekolah. Hal itu terbukti masih ada beberapa siswa saya
yang kurang menguasai Pendidikan Kewarganegaraan. Rata-rata nilai ulangan harian yang
diperoleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerduren pada materi Globalisasi hanya 36,36% siswa
71
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 75 (KKM). Berdasarkan refleksi yang dilakukan
peneliti, teridentifikasi masalah bahwa: (1) Rendahnya partisipasi siswa terhadap pelajaran PKn;
(2) Metode yang digunakan guru kurang menarik; (3) Guru kurang memaksimalkan penggunaan
alat peraga; (4) Hasil belajar siswa rendah.
Dari uraian diatas, peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas. Peneliti tertarik membuat Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan
mengambil judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Numbered Head
Together (NHT) Tentang Globalisasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas
IV SDN 1 Gerduren Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Landasan Teori
Menurut Kagan (dalam Foster 2002:11) “ Numbered Head Together merupakan suatu tipe
model pembelajaran kooperatif yang merupakan stuktur sederhana dan terdiri atas empat tahap
yang digunakan untuk meriview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur
interaksi siswa”. Empat langkah sebagai berikut: (1) Langkah 1, penomoran (numbering): guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang
dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang
berbeda; (2) Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan
kepada
siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum; (3)
Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut; dan (4)
Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas (Ibrahim et all, 2000: 28).
Menurut Bloom (Purwanto, 1995: 45) bahwa hasil belajar siswa ada tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan penggolongan dari hasil belajar yang harus
diperhatikan oleh guru dalam setiap proses belajar. Menurut Hamalik, (2003: 30). Hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan
tingkah laku yang termasuk hasil belajar meliputi pengetahuan, emosional, pengertian, hubungan
sosial, kebasaan jasmani, ketrampilan etnis, apresiasi dan sikap.
72
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Menurut Sudiaro, (Wakitri dkk. 1987: 24). Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Metode
Subjek Penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah
siswa 21 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.Pokok bahasan yang
diambil adalah memberikan contoh sederhana pengaruh. Penelitian ini dilakukan pada semester 2
tahun pelajaran 2014/ 2015 dalam dua siklus, dengan rincian persiklusnya sebagai berikut:
Siklus I : Kamis, 5 Maret 2015
Siklus II : Kamis, 12 Maret 2015
Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat
dan teman sejawat. Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan
pembelajaran di SDN 1 Gerduren. Adapun data-data yang diperoleh adalah hasil data kualitatif
dan hasil data kuantitatif. Prosedur perbaikan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
dilakukan dalam beberapa kali tahapan yaitu Pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut (1)
Menyiapkan sumber, bahan dan metode yang akan digunakan saat pelaksanaan perbaikan silklus
I; (2) Menyusun RPP Perbaikan Siklus I; (3) Menyusun alat evaluasi berupa butiran soal tes
formatif; (4) Memilih metode Numbered Head Together (NHT); dan (5) Menyusun lembar
observasi keaktifan siswa dan performansi guru dalam pembelajaran beserta indikatornya.
Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dilakukan 70 menit dalam proses pembelajaran mata
pelajaran PKn materi Globalisasi kelas IV SDN 1 Gerduren. Tahap pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan seperti langkah-langkah seperti yang telah direncanakan. Observasi dilaksanakan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Setelah melihat hasil observasi dan catatan
selama pelaksanaan pembelajaran siklus I, peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui
kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran.
73
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus I
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I ditemukan bahwa ada perubahan pada hasil
tes formatif dan hasil pengamatan aktivitas siswa. Data hasil tes formatif diketahui bahwa dari 21
siswa ada 13 orang siswa atau sekitar 62% sudah tuntas belajar dari hasil semula pada studi awal
yang hanya 33% siswa yang tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas hanya 74, sehingga belum
mencapai standar yaitu ≥ 80. Dalam hal ini, peneliti telah menggunakan metode Numbered Head
Together (NHT).
Apabila diamati pada studi awal peneliti belum menggunakan metode NHT, hanya
menggunakan alat peraga yang berupa Peta. Pada siklus I, peneliti sudah menggunakan metode
NHT sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adaya metode dalam
pembelajaran telah mampu mempermudah siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan konsep
yang diungkapkan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2011:9), secara umum media
mempunyai kegunaan: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera; (3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; (4) Memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya; (5) Memberi rangsangan
yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Pembelajaran
PKn secara konvensional yang hanya memusatkan perhatian pada ceramah guru membuat siswa
cepat merasa bosan. Dengan adanya metode NHT dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dan antusias siswa dalam
mengikuti pelajaran pun semakin bertambah.
Meskipun peneliti sudah menggunakan media yang dirasa cukup tepat, tetapi hasil belajar
pada siklus I belum cukup memuaskan, sehingga perlu adanya tindakan perbaikan dalam siklus
II. Kemungkinan hasil yang belum cukup memuaskan pada siklus I itu dikarenakan peneliti
belum memanfaatkan secara optimal metode NHT yang digunakan. Hal ini diperkuat dari hasil
observasi/pengamatan, bahwa peneliti harus lebih kreatif lagi dalam mengemas materi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran. Peneliti harus lebih kreatif lagi dalam mengemas penampilan
materi pelajaran, karena karakteristik siswa Kelas IV SDN 1 Gerduren cepat bosan. Peneliti
berusaha memanfaatkan metode NHT secara optimal pada perbaikan pembelajaran siklus II.
74
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Deskripsi Siklus II
Pada siklus II, peneliti masih menggunakan metode NHT. Pemakaian metode ini telah
memberikan hasil yang memuaskan pada hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn. Hal
ini terbukti hasil tes formatif dan tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hasil tes
formatif pada siklus I hanya mencapai 62% siswa yang tuntas belajar atau hanya 13 siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70, tetapi pada siklus II telah mencapai 86% atau ada 18 siswa yang
mendapatkan nilai ≥ 70. Apabila dilihat dari rata-rata kelas yaitu 83 pada siklus II maka
ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 80.
Pada siklus II peneliti telah menyelesaikan pembelajaran dan tujuan penelitan perbaikan
pembelajaran juga telah tercapai. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi di Kelas IV
SDN 1 Gerduren. Berdasarkan pembahasan di atas juga dapat diketahui bahwa salah satu cara
untuk meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di Kelas IV
SDN 1 Gerduren adalah dengan memanfaatkan secara optimal metode Numbered Head Together
(NHT), sehingga kualitas dan kuantitas pembelajaran meningkat. Dalam kaitan ini, keberhasilan
untuk memecahkan masalah pendidikan/ pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan
kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru dengan metode
mengajarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)
Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi Globalisasi siswa Kelas IV SDN 1
Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas dengan metode Numbered Head
Together (NHT), mengalami peningkatan hasil tes formatif, yaitu dari 33% siswa yang tuntas
belajar menjadi 86% siswa tuntas belajar, dan peningkatan aktivitas siswa dari kurang menjadi
kategori baik; (2) Cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi
Globalisasi di Kelas IV SDN 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas dengan
metode Numbered Head Together (NHT), yaitu pemanfaatan secara optimal, sesuai dengan
kebutuhannya yang dikemas secara kreatif, efektif dan menyenangkan telah sesuai dengan
harapan; dan (3) Peningkatan hasil belajar pada studi awal hanya 7 siswa (33%) meningkat pada
siklus I mencapai 13 siswa (62%) dan pada siklus ke II cukup memuaskan karena mencapai 18
siswa (86%) dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan
75
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
model pembelajaran metode Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran PKn sangat
tepat.
Saran
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten
Banyumas, peneliti mengemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut: (1) Guru sebaiknya
menggunakan dan memanfaatkan secara optimal metode Numbered Head Together (NHT),, agar
lebih efektif, efisien dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat; (2) Guru
hendaknya memiliki keterampilan, pengetahuan dan kreatifitas yang cukup dalam memanfaatkan
metode Numbered Head Together (NHT), dapat menjadi salah satu strategi bagi guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
Ali, M, Q, S. (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka. Jakarta
Timur: Pustaka Al- Kau.
Anitah, S. W (2009). Strategi Pembelajarn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, B, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2011). Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Khafid, M. & Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung. Jakarta:
Erlangga.
Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taufik,. Mikarsa,. Prianto. (2014). Pendidika Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wardani, I. G. A. K,. Wihardit, K. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
76
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Winataputra,. Udin, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, P. & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Syaodih Sukmadinata, N. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Dalam Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Ed.), Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan (hal. 97 – 132). Jakarta: PT IMTIMA.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
77
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
PEDOMAN PENULISAN
Academy Of Education Journal
FKIP UCY
1. Naskah berupa ringkasan hasil penelitian, kajian pustaka, dan resensi buku.
2. Naskah belum pernah di publikasikan atau dijadwalkan untuk dipublikasikan di media cetak
lain.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah Ejaan Yang Di
sempurnakan (EYD) atau dalam bahasa Inggris baku.
4. Sistematika penulisan:
a. Judul tulisan jelas, lugas dan ringkas.
b. Nama penulis di tulis tanpa mencantumkan sebutan dan gelar.
c. Lembaga tempat penulisan bekerja.
d. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dengan panjang maksimal 250 kata yang memuat
tujuan, rumusan masalah, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpulan.
e. Keyword (kata kunci) maksimal 5 (lima) istilah.
f. Isi naskah ditulis dengan spasi ganda sebanyak 10-25 halaman (1.500-5.000 kata) pada
kertas A4.
g. Sumber kutipan (nama penulis, tahun terbit, dan halaman) ditulis pada tubuh Isi Naskah.
h. Daftar Pustaka berisikan karya yang dikutip dalam Isi Naskah dan ditulis dengan urutan
dengan urutan alfabetis: nama penulis, tahun terbit, judul buku/tulisan, nama berkala,
volume, kota penerbit, dan nama penerbit.
i. Biografi ringkas penulis.
5. Naskah dikirim dalam bentuk digital (softcopy) dan/ atau cetak (hardcopy) ke alamat
Redaksi. Atau bisa di kirim melalui email [email protected]
6. Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah isinya.
7. Naskah yang diseleksi dan dibaca oleh Redaksi dan Mitra Bestari dikategorikan jadi:
a. Diterima tanpa revisi
b. Diterima dengan revisi
c. Ditolak karena tidak relevan dan/atau tidak sesuai dengan Pedoman Penulisan.
8. Penulis yang tulisannya diterbitkan akan dikirimi 2 (dua) eksemplar jurnal ini sebagai bukti
terbit.
Alamat Redaksi:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Jl. Perintis
Kemerdekaan, Gambiran, Umbulharjo, Yogyakarta 55161 Telp. 0274-372274 (Hunting), Faks.
0274-372274.
78
Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016
Diterbitkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
ISSN: 1907-2341
79
Download