Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Edisi Khusus Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016 ISSN: 1907-2341 JOURNAL Academy Of Education JURNAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Penerapan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas 1 SDN Karangtalun Lor Tahun 2015. N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Mengenal Benua-Benua melalui Metode Demonstrasi Menggunakan Media Flash Card di Kelas VI SDN Karangtalun Lor Sunarko, S.Pd. SD. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Penyakit Kekurangan Gizi pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 3 Garduren Kecamatan Purwojati melalui Model Pembelajaran NHT Tahun 2015/2016 Wahyono S.Pd. SD Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang Pekerjaan melalui Media Gambar Picture and Picture bagi Siswa Kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Drs. Sutarto Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 pada Pembelajaran IPA tentang Anggota Badan dan Fungsinya melalui Metode Demonstrasi SD Negeri 2 Kaliwangi Tahun 2013/2014 Tasan, S.Pd. SD. Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016 Warsimto, S.Pd. SD. Pendekatan Quantum Teaching sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Pengolahan Data pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016 Agus Sutarko, S.Pd. SD Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kompetensi Kesebangunan Bangun Datar dengan Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangtalun Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015 Kursin, S.Pd Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Numbered Heads Together tentang Globalisasi Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN 1 Gerduren Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Paijah, S.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA 1 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 ACADEMY OF EDUCATION JOURNAL Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Edisi Khusus. Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016 ISSN 1907-2341 Diterbitkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Dewan Redaksi: Dr. Suwardie Drs. Triwahyu Budiutomo, M.Pd., M.T. Dra. Nuryati, M.Pd Joko Wahono, S.Pd., M.A.P. Redaktur Pelaksana: Ahmad Nasir Ari Bowo, M.Pd Intan Kusumawati, M.Pd. Yenny Anggreini Sarumaha, MSc. Sekretaris Redaksi: Yudiantiwi Laksmi Dewi, S.E. Bendahara: Paiman, S.Pd., M.A.P. Anggota: Heri Kurnia, S.Pd., Endarti Puriyanti, S.Pd Mitra Bestari: Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Dr. Abdul Gafur, M.Sc (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta) Drs. Cholisin, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta) Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Jl. Perintis Kemerdekaan, Gambiran, Umbulharjo, Yogyakarta 55161 Telp. 0274-372274 (Hunting), Faks. 0274-372274. 2i Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 DAFTAR ISI Hal Daftar Isi…………………………………………………………………………............. ii Pengantar Redaksi……………………………………………………..….……………… iv Penerapan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas 1 SDN Karangtalun Lor Tahun 2015 N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD……………….……………………………………..…………. 7 Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Mengenal Benua-Benua melalui Metode Demonstrasi Menggunakan Media Flash Card di Kelas VI SDN Karangtalun Lor Sunarko, S.Pd. SD………………………………..………………………………………. 15 Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Penyakit Kekurangan Gizi pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 3 Garduren Kecamatan Purwojati melalui Model Pembelajaran NHT Tahun 2015/2016 Wahyono S.Pd. SD..……………………………………………………………………... 23 Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang Pekerjaan melalui Media Gambar Picture and Picture bagi Siswa Kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Drs. Sutarto……………………………………………………………………………….. 30 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 pada Pembelajaran IPA tentang Anggota Badan dan Fungsinya melalui Metode Demonstrasi SD Negeri 2 Kaliwangi Tahun 2013/2014 Tasan, S.Pd. SD…………………………………………………………………………… 39 Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016 Warsimto, S.Pd. SD……………………………………………………………………… 47 Pendekatan Quantum Teaching sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Pengolahan Data pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016 Agus Sutarko, S.Pd. SD………………………………………………………………….. 55 Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kompetensi Kesebangunan Bangun Datar dengan Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangtalun Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015 Kursin, S.Pd………………………………………………………………………………. 63 ii3 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Numbered Heads Together tentang Globalisasi Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN 1 Gerduren Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Paijah, S.Pd………………………………………………………………………………. 71 iii4 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENGANTAR REDAKSI Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat SWT, yang telah menyelesaikan Academy of Education Journal Edisi Khusus Volume 1 Nomor 01 Nopember 2016 terbit dengan menyajikan tulisan-tulisan tentang Pendidikan dan pembelajaran Sekolah Dasar. Jurnal ini terdapat 9 (sembilan) tulisan yang di buat oleh para peneliti/pendidik sesuai bidangnya. Journal ini ditujukan bagi peserta didik, mahasiswa, guru dan dosen pada umumnya. Banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan jurnal baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini tim redaksi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Universitas Cokroaminoto Yogyakarta dan juga pengirim naskah hasil penelitiannya. Tim redaksi banyak mengucapkan terimakasih sehingga jurnal ini dapat di baca oleh berbagai pihak sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun demikian, tentunya masih banyak kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pada cetakan selanjutnya. Tim redaksi mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan jurnal ini. Di harapkan jurnal ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik, mahasiswa, guru, dan dosen sehingga dapat menerapkan tugas dan perannya secara kompeten dan professional. Tim Redaksi iv5 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 6 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENERAPAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS I SDN KARANGTALUN LOR TAHUN 2015 Oleh: N.E. Kusmiyati, S.Pd. SD NIP. 19600708 198201 2 013 SD Negeri Karangtalun Lor, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa proses Pembelajaran Matematika pokok bahasan bangun datar Kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun 2015 yang menggunakan Pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun Ajaran 2014/2015. Tahapan yang dilaksanakan dalam pembelajaran menggunakan kerangka pendekatan Quantum Teaching yang disebut TANDUR , yaitu, 1) Tumbuhkan, 2) Alami, 3) Namai, 4) Demonstrasikan, 5) Ulangi, 6) Rayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi, keaktifan, semangat, keberanian siswa, dan kepercayaan diri siswa yang berpengaruh pada peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun Ajaran 2014/2015. Tingkat ketuntasan pada kondisi awal hanya mencapai 54%, pada siklus I naik menjadi 77%, pada siklus II meningkat menjadi 85%. Selain terjadi peningkatan pada proses dan hasil belajar siswa, terjadi peningkatan pula pada guru dalam mengajar. Guru mampu menumbuhkan minat, semangat, keberanian, dan kepercayaan diri siswa. Kata kunci: Quantum Teaching, Hasil Belajar Pendahuluan Matematika merupakan ilmu pasti yang menjadi dasar pemikiran dan penerapan mata pelajaran yang lainnya. Pada umumnya, jika seseorang menguasai matematika, cenderung akan lebih mudah untuk menguasai mata pelajaran yang lain. Pelajaran matematika diberikan di SD dapat untuk membekali dan melatih siswa agar dapat berpikir sistematis, realistis, logis, analistis, kreatif, dan kritis serta memiliki kemampuan bekerja sama yang tinggi, agar dapat menguasai dan memanfaatkan bahkan menciptakan teknologi modern dalam kehidupan yang dinamis dan kompetitif di masa mendatang. Pembelajaran matematka di SD merupakan salah satu kajian yang menarik untuk dibahas karena adanya perbedaan karakteristik, khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. 7 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Untuk itu perlu adanya jembatan yang dapat menetralisasi perbedaan atau pertentangan tersebut. Anak usia SD adalah usia anak yang sedang mengalami perkembangan dalam tingkat beripikirnya yang belum formal. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun Lor pembelajaran matematika kurang memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara akif, kreatif, dan kritis. Dengan demikian guru bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi (teacher centered). Para siswa memang memiliki sejimlah pengetahuan, namun penhgetahuan tersebut hanya diterima dari guru sebagai informasi, sedang siswa sendiri tidak terbiasa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang ada sehingga kurang bisa mengembangkan konsepkonsep yang mereka terima dari guru. Dampak yang diperoleh dari pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun Lor adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rata-rata nilai mata pelajaran matematika lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran yang lainnya. Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Matematika Bangun Datar No. Nilai Jumlah Siswa Prosentase Keterangan 1. < 65 6 46 % Belum tuntas 3. > 65 7 54 % Melebihi tuntas Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika tentang Bangun Datar. Mengingat keterbatasan yang ada, penelitian ini dibatasi dengan judul “Penerapann Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas I SDN Karangtalun Lor Tahun 2015”. Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran matematika tentang Bangun Datar pada siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun 2015. Landasan Teori Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan keterkaitan antara hal-hal tersebut. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan konsep-konsep yang 8 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 terdapat dalam matematika. Dalam hal ini berarti belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan di antara konsep dan struktur tersebut. Mohamad Soleh (1998: 15) berpendapat bahwa matematika bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan (1) menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan), (2) manipulasi secara matematika, (3) mengorganisasikan data, (4) memanfaatkan simbol, tabel, diagram, grafik, (5) menarik kesimpulan, (6) membuat interpretasi bangun dalam bidang atau ruang, (7) memahami pengukuran dan satuan-satuannya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dapat dilakukan dengan pembelajaran model duantum teaching. Quantum Teaching bersandar pada konsep “bawalah mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Ini merupakan dasar dibalik strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Maksud dari dasar atau azas adalah guru harus dapat memasuki kehidupan murid dan dapat membangun jembatan penghubung antara guru dengan murid. Hal ini karena guru akan mendapatkan izin (secara psikologis) untuk untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan murid menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Langkah-langkah dalam Quantum Teaching lebih dikenal lewat akronim, "TANDUR" (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan), dimana unsur-unsur ini membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching. Metode Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun Lor, Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Kelas yang digunakan sebagai penelitian adalah kelas 1, semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 13 anak. Bentuk Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran Matematika kelas I di SD Negeri Karangtalun Lor, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Dalam penelitian tindakan kelas strategi yang digunakan adalah model siklus. Model ini menggunakan cara perputaran atau putaran berkali-kali. Jika suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti adanya perencanaan ulang (replanning) atau revisi terhadap implementasi siklus sebelumnya. Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan dokumentasi. 9 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Indikator kinerja/kriteria kberhasilan yang peneliti tetapkan adalah sebagai berikut: 1. Rata-rata kelas dapat mencapai lebih dari 70. 2. Proses perbaikan pembelajaran peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Siklus I Pelaksanaan siklus I dilaksanakan langsung di kelas I SD Negeri Karangtalun Lor. Pelaksanaan penelitian pada hari Jum’at, 10 April 2015. Seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah 13 anak hadir dalam pelaksanan tindakan siklus I. Ringkasan pembelajaran pada siklus I antara lain: (1) guru mengajak siswa mengamati bentuk dari benda yang ada di sekitarnya (tumbuhkan); (2) guru meminta siswa untuk memegang dan menyampaikan nama bangun tersebut” (alami); (3) Guru meminta siswa untuk menggambar bentuk gambar benda yang dipegang dan sekaligus memberi nama (namai); (4) guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai permintaan guru; (5) guru membagi LKS pada siswa dan meminta siswa untuk mendiskusikannya; (6) guru meminta siswa untuk menceritakan hasil diskusi kelompok di depan teman lainnya (demonstrasikan); (7) siswa menyebutkan kembali nama-nama bangun datar secara bersama-sama (ulangi); (8) siswa dalam waktu bersamaan mengerjakan satu soal individu yang ada pada kartu soal dengan waktu yang dibatasi (2 menit) (rayakan). Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada tindakan siklus I dapat dikatakan ada peningkatan meskipun tidak signifikan serta beberapa siswa yang mengalami peningkatan tapi masih belum mencapai ketuntasan. Ini ditunjukkan dalam Tabel 05 yang menunjukkan adanya peningkatan sebesar 23% dari 54% (ketuntasan saat tes studi awal) menjadi 77% (saat tindakan siklus 1). Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang muncul telah disadari peneliti bahwa dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar pada tindakan siklus I antara lain: (1) siswa masih belum terbiasa dengan lingkungan kelas yang meriah sehingga masih banyak siswa yang lebih memperhatikan lingkungan kelas dari pada gurunya, dalam hal ini yang menjadi guru adalah peneliti; (2) guru masih dalam taraf penyesuaian untuk menerapkan pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran matematika Bangun datar; (3) guru belum mampu membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat; (4) guru belum mampu membangkitkan 10 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 kepercayaan diri siswa sehingga keaktifan belum terlalu nampak saat pembelajaran; (5) pada saat perayaan guru belum bisa mengontrol siswa, sehingga kelas cenderung gaduh dan beberapa siswa saling menyontek. Deskripsi Siklus II Pelaksanaan tindakan II akan dilaksanakan pada hari Jum’at 17 April 2016 di ruang kelas I SD Negeri Karangtalun Lor dengan alokasi waktu 70 menit untuk satu pertemuan. Sebanyak 13 siswa hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II ini. Observer yang terdiri dari 2 orang teman sejawat turut hadir di ruangan sebagai observer yang berpedoman pada lembar observasi tindakan siklus II. Hasil evaluasi siswa pada siklus II lebih baik dibanding dengan kondisi awal sebelum menggunakan pendekatan Quantum Teaching serta kondisi pada siklus I. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal hanya 7 siswa yang tuntas dan 10 siswa belum tuntas, meningkat menjadi 11 siswa mencapai ketuntasan. Dari diagram prosentase ketuntasan siswa dapat disimpulkan bahwa dari tindakan studi awal persentase ketuntasan adalah 54% menjadi 77% pada tindakan siklus I, dan meningkat menjadi 85% pada tindakan siklus II. Ini berarti persentase siswa yang belum tuntas mengalami penurunan, dari yang semula 46% pada studi awal menjadi 23% pada siklus I, dan meningkat menjadi 15% pada siklus II. Pembahasan Dari pelaksanaan tindakan selama dua siklus, diketahui bahwa motivasi, keberanian dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika meningkat dan hal ini juga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika tentang materi "Bangun datar" pada siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor. Ini menunjukkan pembelajaran matematika Bangun datar yang menggunakan pendekatan Quantum Teaching telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muhamad Soleh (1998: 5) yang mengatakan bahwa “matematika sekolah pada dasarnya matematika yang telah dipilih-pilih dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa. Pada tindakan siklus I pembelajaran berlangsung dengan meriah dan guru mampu menarik perhatian siswa. Siswa terlihat aktif, antusias, dan semangat selama proses pembelajaran berlangsung. Tetapi pada saat presentasi masih didominasi oleh siswa yang pintar. 11 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Hasil evaluasi pada tindakan siklus I. Dari 13 siswa yang mengikuti evaluasi tindakan siklus I, beberapa siswa mengalami peningkatan pada nilai evaluasi siklus I, namun sebagian siswa masih belum mencapai KKM. Siswa yang telah mencapai ketuntasan adalah 10 siswa dari 13 siswa yang mengikuti kegiatan evaluasi. Sedangkan 3 siswa belum memenuhi KKM, dengan kata lain belum mencapai ketuntasan. Pada siklus II, pembelajaran berlangsung lebih lancar dan berhasil dari pembelajaran siklus I. Lebih banyak siswa terlihat lebih aktif, semangat, dan termotivasi, Keberanian siswa dalam berpendapat, mengomentari suatu hal, dan juga menjawab pertanyaan semakin meningkat. Peningkatan juga terjadi pada kualitas guru dalam mengajar. Guru lebih tenang dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, luwes, dan dapat menguasai kelas, mengelola ruang dalam menggunakan metode Quantum Teaching. Hasil evaluasi pada tindakan siklus II juga meningkat signifikan, dari 13 siswa yang hadir dan mengikuti evaluasi tindakan siklus II, hanya sebanyak 11 siswa telah tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas. Dengan kata lain siswa yang telah mencapai ketuntasan mencapai 80% jumlah siswa yang hadir. Peningkatan juga terjadi pada kualitas guru dalam mengajar. Guru lebih tenang dan tidak canggung, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif serta efisien, luwes, dapat menguasai kelas, mengelola ruang, menggunakan model pembelajaran dan strategi dengan tepat membuat kegiatan belajar mengajar lebih hidup dan bermakna. Sehingga pengalaman belajar siswa lebih berkesan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Bobbi De Porter (2008: 72) bahwa suasana kelas mencakup penggunaan bahasa, cara menjalin rasa simpati dengan siswa menjadikan suasana menyenangkan yang akan membawa kesenangan dalam belajar. Kesimpulan Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Karangtalun Lor Tahun Ajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi tiap-tiap siklus yang mengalami peningkatan. Tingkat ketuntasan pada kondisi awal adalah 54%, pada saat siklus I menjadi 77%, sedangkan pada siklus II mencapai 85%. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti yang diharapkan dapat membangun kemajuan pendidikan di 12 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Indonesia pada umumnya dan bagi Sekolah Dasar pada khususnya, antara bagi guru Sekolah Dasar, hendaknya mau mempertimbangkan untuk menggunakan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran, khususnya matematika, mengingat seperangkat pengaturan yang ada dalam Quantum Teaching dapat mendukung proses belajar mengajar serta meliputi suasana penentu psikologis yang mempengaruhi belajar akademis. Daftar Pustaka Abdul Halim Fathani. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Bobbi De Porter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Djoko Maesono dan Siti M. Amin. 1994. Matematika 5 Mari Berhitung Petunjuk Guru Kelas 5. Jakarta: Depdikbud. Elida Prayitno. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Karso. 2006. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Kasihani Kasbolah. 1999. Pokok-Pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud. Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarkta: Rineka Cipta. Toeti Soekamto dan Udin Saripudin. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instrusional, Dirjen Dikti. 13 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 14 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGENAL BENUABENUA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD DI KELAS VI SDN KARANGTALUN LOR Oleh: Sunarko, S.Pd. SD NIP. 19621005 198711 1 002 SD Negeri Karangtalun Lor, UPK Purwojati, Banyumas ABSTRAK Penelitian dengan judul peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi mengenal benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card di kelas VI SDN karangtalun lor dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi siswa. Hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa menggunakan media flash card di kelas VI pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi benua-benua di kelas VI SDN karangtalun lor. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari siklus I menunjukan rata-rata prestasi belajar sebesar 65,4 dengan persentase ketuntasan 68% yaitu 17 siswa tuntas pada siklus I dari 25 siswa . Hasil dari siklus II menunjukan rata-rata 72,4 dengan persentase ketuntasan 84% yaitu 21 siswa tuntas pada siklus 2 dari 25 siswa. Hasil dari tes siklus I dan siklus II telah melebihi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yang mensyaratkan nilai rata-rata ≥ 65 dan prosentase kelulusan 80%. Perolehan skor rata-rata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 85,49 dengan kriteria motivasi belajar termotivasi dan pada siklus II skor rata-rata indikator motivasi belajar siswa sebesar 95,81 dengan kriteria motivasi siswa sangat termotivasi. Dapat disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi belajar IPS materi mengenal benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card di kelas VI SDN karangtalun lor mengalami peningkatan. Kata kunci: Motivasi, IPS, Demonstrasi, Flash Card, Prestasi Pendahuluan Pola dari pembelajaran IPS menekankan pembelajaran pada menjelajahi siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan dan cerita sejarah yang dianggap tidak berguna bagi masa depan, melainkan upaya agar siswa mampu menjadikan ilmu yang dipelajarinya sebagai bekal dalam ikut serta di dalam kehidupan lingkungan masyarakat menghadapi masalah sosial. Penekanan misi IPS inilah yang hendaknya dirancang oleh guru di dalam pembelajaran IPS sesuai perkembangan dan potensi siswa. Kondisi ini juga dialami di kelas VI SD N Karangtalun Lor, Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh data bahwa secara umum proses belajar mengajar 15 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 masih teacher centered, yaitu guru masih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa kurang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penggunaanya. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa perolehan nilai tes formatif yaitu 13 siswa (52%) dari 25 siswa mendapat nilai di bawah KKM, dan sisanya hanya 12 siswa (48%) yang mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian, maka bisa dikatakan proses pembelajaran belum berhasil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode yang akan digunakan adalah metode demonstrasi menggunakan media flash card yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPS khusunya di SDN Karangtalun lor. Landasan Teori Menurut Arsyad (2010: 119), kata Flash Card mengandung pengertian kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan gambar, teks, atau tanda simbol tersebut. Flash Card biasanya berukuran 8 x 12 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan. Kartu yang berisi teks atau simbol dapat melatih siswa untuk menghafal sambil bermain atau bernyanyi. Menariknya metode ini sambil memegang flash card tersebut mendorong siswa untuk memotivasi belajar, berkompetisi dan berprestasi. Siswa dapat menghafal dan menangkap pelajaran yang di ajaran dengan cepat. Permainan flash card dapat berupa lacak makna, tebak kata, dan nyanyian bermakna. Hanafiah dan Cucu S (2010: 26) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut. Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Menurut Hamdani (2011: 138), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. 16 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dialami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurut Sanjaya, (2006: 152), metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Karang talun Lor. Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan September sampai dengan November. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik tes. Data yang di peroleh berasal dari tes, interaksi siswa dan guru pada mata pelajaran IPS. Teknik analisi data untuk mengatahui prestasi hasil belajar yang digunakan, yaitu analisis data kuantitatif dengan menggunkan presentase dan mencari ( nilai rata-rata ). Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Perbaikan pembelajaran yang merupakan prosedur PTK ini diawali dengan proses kesadaran seorang guru mengenai adanya masalah yang terjadi dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama 2 siklus, dari kegiatan belajar mengajar di kelas VI SD N Karangtalun Lor pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Mengidentifikasi benuabenua setelah data dianalisis hasil yang diperoleh berdasarkan observasi mengalami peningkatan. Dari hasil analisis data selama proses pembelajaran dalam siklus I dan siklus II diperoleh pembahasan sebagai berikut. 17 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Peningkatan Motivasi Belajar Pencapaian motivasi belajar ditunjukan melalui angket motivasi belajar yang dibagikan kepada seluruh siswa pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Pencapaian motivasi belajar siswa lebih termotivasi mengerjakan tugas dan mengikuti pembelajaran terutama saat melakukan demonstrasi melalui media flash card. Perolehan hasil motivasi belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tabel 1 Pencapaian Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II Indikator Rata-rata Siklus I Siklus II Tekun menghadapi tugas 90 93,5 Ulet menghadapi kesulitan 88,5 100 Menunjukkan minat terhadap bermacam95 102 macam masalah Lebih senang bekerja mandiri 83 90 Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 67 98,7 Dapat mempertahankan pendapatnnya 84,67 94,3 Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu 86 92 Senang mencari dan memecahkan masalah 89,75 96 soal-soal Jumlah 683,9 766,5 Rata-rata 85,49 95,81 Kriteria Termotivasi Sangat Termotivasi Gambar 1. Grafik Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat terjadi peningkatan tiap siklus. Hal itu dapat dilihat dari persentase yang mengalami peningkatan. Pencapaian motivasi belajar pada siklus I mencapai rata-rata 85,49 pada siklus II mencapai rata-rata 95,81. Hal ini menyatakan 18 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 bahwa siswa sangat termotivasi belajar IPS pada pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua menggunakan metode demonstrasi melalui media flash card. Prestasi belajar Darihasil tes menunjukan peningkatan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua kelas VI SDN Karangtalun Lor, tes dilaksanakan selama dua siklus. Dari hasil tes evaluasi akhir siklus ini akan menunjukan prestasi belajar siswa selama menggunkan metode demonstrasi dan media flash card selama pembelajaran IPS. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dalam tes evaluasi selama siklus I dan siklus II diperoleh data dalam tabel dibawah ini : Tabel 2. Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Siklus Pencapaian Nilai KKM Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Tuntas KKM Belum Tuntas KKM Ketuntasan Ketuntasan Klasikal Siklus I 65 40 90 65,4 17 Siklus II 65 55 100 72,4 21 8 68% 4 84% 76% Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Tiap Pertemuan Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar IPS Materi Benua-benua dengan metode demonstrasi dan media flash card, peningkatan prestasi 19 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 belajar di kelas VI SDN Karangtalun Lor. Dari hasil tes akhir siklus I dan siklus II terdapat peningkatan, rata-rata ketuntasan hasil tes siswa pada siklus I adalah 68% dan siklus II adalah 84%. Metode demonstrasi dan media flash card dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN Karangtalun Lor kecamatan Purwojati kabupaten Banyumas. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terbukti. Bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan media flash card dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VI SDN Karangtalun Lor kecamatan Purwojati kabupaten Banyumas. Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) terjadi peningkatkan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan mengidentifikasi benua-benua melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card di kelas VI SD Negeri Karangtalun Lor. Hasil dari siklus I menunjukan rata-rata prestasi belajar sebesar 65,4 dengan persentase ketuntasan 68% yaitu 17 siswa tuntas pada siklus I dari 25 siswa . Hasil dari siklus II menunjukan rata-rata 72,4 dengan persentase ketuntasan 84% yaitu 21 siswa tuntas pada siklus 2 dari 25 siswa. Hasil dari tes siklus I dan siklus II telah melebihi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yang mensyaratkan nilai rata-rata ≥ 65 dan prosentase kelulusan 80%. Dengan demikian maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus III; dan (2) Teryata terjadi peningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode demonstrasi menggunakan media flash card daikelas VI SD Negeri Karangtalun Lor, terbukti dengan perolehan skor ratarata indikator motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 85,49 dengan kriteria motivasi belajar termotivasi dan pada siklus II skor rata-rata indikator motivasi belajar siswa sebesar 95,81 dengan kriteria motivasi siswa sangat termotivasi Saran Berdasarkan pengalaman selama melaksankan Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Karangtalun Lor Kabupaten Banyumas maka diajukan saran-saran sebagai berikut beberapa saran sebagai berikut : (1) Dalam pembelajaran guru harus teliti membuat kata kunci dan kartu pasangan media flash card, dengan cara menyesuaikan antara kartu kunci dengan kartu 20 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pasangan sesuai materi; (2) Diakhir pembelajaran guru hendaknya memberi pesan moral sesuai materi yang telah dipelajari yaitu mengenai pelestarian lingkungan sekitar dan mata pencaharian masyarakat atau kemandirian; dan (3) Dalam pembelajaran, hendaknya siswa banyak terlibat dalam mengolah dan pengambilan kesimpulan materi pembelajaran. Daftar Pustaka Ischak, Munir, S., Sugandi, D., dan Sardiyo, 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Nasution, N. dan Budiastra, A.A.K. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. R. Hilgard,Ernest. (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Romizoswki. (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Sanusi,A. (2011). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Suciati, Ibrahim, Delfi, R dan Julaeha, S. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Sumaatmadja,Nursid. (2009). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Wardani, I.G.A.K , Julaeha, S., dan Marsinah, N,. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesioanal (panduan). Jakarta :Universitas Terbuka. Wardani, I.G.A.K,Wihardit, K., dan Masution, N. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Jakarta. Winata Putra, U.S., Djauhari, D., Ruhimat,T., Hermawan, A.H., Julaeha, S., dan Suwarni, S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. 21 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 22 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 UPAYA PENINGKANGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENYAKIT KEKURANGAN GIZI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 3 GERDUREN KECAMATAN PURWOJATI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT TAHUN 2015/2016 Oleh: Wahyono, S.Pd.SD NIP 19680119 199302 1 001 SD Negeri 3 Gerduren, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Kesulitan belajar khusunya dalam mata pelajaran matematika memang menjadi problem umum di manapun sehingga tidak heran banyak siswa yang phobi pada mata pelajaran. Kesulitan belajar ini sebenarnya bisa ditolong jika guru bisa memilih metode yang tepat. Metode NHT (Number heads together) adalah salah satu yang di pilih di SD Negeri Gerduren dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode NHT di kelas III SD Negeri 3 Gerduren hasilnya cukup baik. Karena hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup stagnan. Dari uraian ini maka metode NHT tepat dilaksanakan khususnya di kelas rendah. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode NHT dapat meningkatkan minat hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Gerduren dilaksanakan 2 siklus, dengan acuhan setiap siklus dilakukan sekali pertemuan pembelajaran. Sedang teknik pengumpulan data dengan pengambilan tes di akhir pelajaran. Serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode analitis deskriptif komparatif dengan membandingkan masing-masing siklus. Subjek penelitian siswa kelas 3 SD Negeri Gerduren dengan jumlah sebanyak 18 siswa. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa dengan penerapan metode ini hasil belajar siswa menunjukkan ada kenaikan pada setiap tahapan siklus. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar pra siklus hasil belajar rata-rata mencapai 66,11%, siklus 1 angka rerata meningkat menjadi 76,67% dan pada siklus naik menjadi 86.67% sehingga melebihi angka ketuntasan. Dari paparan data tersebut bisa disimpulkan bahwa metode NHT dapat meningkatkan hasil serta prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Peningkatan, Prestasi Belajar, Model NHT, Siswa Pendahuluan Materi mata pelajaran IPA tergolong mudah tetapi seringkali pula ditemui hasil belajar siswa masih belum memuaskan. Hal ini terjadi karena guru hanya mengandalkan caramah saja serta tidak ada alat peraga atau media yang muncul, sehingga peserta didik merasa bosan dan jenuh. Hal ini berpengaruh terhadap minat siswa sehingga menyebabkan materi pelajaran kurang bisa terserap, akibatnya hasil belajar siswa rendah karena hanya 3 dari 14 siswa yang memenuhi 23 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 KKM. Padahal batas ketuntasan untuk Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah 71, itu menunjukkan bahwa rendahnya pemahaman siswa atau hasil belajar siswa. Maka peneliti perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam mengatasi masalah – masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA, seorang pendidik harus lebih pandai dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga peserta didik akan lebih berminat dan senang dalam kegiatan pembelajaran lebih aktif. Salah satu model pembelajaran yang bersifat PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT). Dengan menggunakan metode ini diharapkan kegiatan belajar mengajar akan lebih aktif. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana prosedur penggunaan model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) materi penyakit kekurangan gizi pada siswa kelas III SDN 3 Gerduren Kecamatan Purwojati?; (2) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 3 Gerduren Kecamatan Purwojati materi penyakit kekurangan gizi melalui model pembelajaran Number Heads Together ( NHT )? Landasan Teori Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana pebelajar yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT). Trianto mengemukakan “Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional” (2009: 82). Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ada beberapa langkah-langkah pembelajaran NHT seperti: (1) Fase 1: Penomoran, dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap kelompok diberi 24 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 nomor antara 1 sampai 5; (2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, baik secara spesifik maupun berupa kalimat tanya; (3) Fase 3: berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim; (4) Fase 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (2009: 82-83). Pembelajaran cooperative tipe NHT merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan hipotesis penelitian yang disampaikan, maka peneliti dapat menemukan kriteria keberhasilan sebagai berikut: (1) Penggunaan model pembelajaran Numbered heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa materi penyakit kekurangan gizi pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati dinyatakan berhasil jika minimal 85% siswa aktif dalam pembelajaran dan (2) Penggunaan model pembelajaran Numbered heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penyakit kekurangan gizi pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati secara individual minimal mencapai KKM yaitu 71 dan secara klasikal minimal 85% siswa tuntas belajar. Metode Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dikelas III semester 1 SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa 14, laki-laki 6 siswa dan putri 8 siswa, rata-rata berusia 9 tahun. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yakni bulan September sampai bulan Nopember 2013. Prosedur penelitian pada setiap siklus meliputi empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap observasi, dan 4) tahap evaluasi-refleksi. Sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari selain data primer, misalnya guru kelas lain dalam sekolah tersebut yang diajak sebagai teman sejawat untuk mengobservasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan kelas ini hanya menggunakan sumber data primer yang berupa nilai hasil belajar. Nilai hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes pada 25 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 akhir tiap siklus, karena Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus maka terdapat 2 nilai. Data yang digunakan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas: (1) Proses belajar mengajar; (2) Data hasil belajar; (3) Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai-nilai yang diperoleh masingmasing siklus dengan tujuan untuk melihat perkembangan dan peningkatan yang terjadi pada siswa. Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti melakukan penelitian untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi penyakit kekurangan gizi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together (NHT). Dengan harapan beberapa permasalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang selama ini menjadikan pembelajaran lebih baik dan menyenangkan bagi siswa serta tidak monoton. Hasil penelitian menunjukkan jumlah siswa yang belum tuntas pada materi penyakit kekurangan gizi setiap siklusnya menurun. Setelah dilaksanakan siklus I, masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Hal tersebut yang menyebabkan peneliti melaksanakan tindakan siklus II sebagai siklus perbaikan dari siklus I. Selain itu, pada siklus I pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together (NHT) walaupun sudah sesuai dengan skenario yang telah dibuat peneliti, namun terdapat beberapa langkah yang harus diperbaiki untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together (NHT) pada siklus I belum mampu membuat semua siswa aktif dalam berdiskusi dan masih suka bermain dan berbicara sendiri sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Siswa masih sulit untuk dikondisikan, selain itu masih ada satu tahapan yang belum dilaksanakan dikarenakan kehabisan waktu. Peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu guru lebih hati-hati dalam penggunaan waktu agar tidak kehabisan waktu dan harus lebih mengajak siswa untuk berinteraksi serta guru harus lebih mengawasi jalannya diskusi siswa. Dengan mengajak siswa berinteraksi siswa menjadi lebih fokus pada kegiatan pembelajaran dan akan lebih terkendali. 26 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Pada siklus II sudah mulai ada peningkatan, baik dari segi proses belajar, hasil belajar, maupun pelaksanaan pembelajaran. Dari segi proses, sebagian siswa sudah mulai tertib dan aktif mengikuti pelajaran dan tidak ada yang berbicara sendiri. Begitu pula dengan hasil belajar yang diimbangi dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Hasil belajar siklus II menunjukkan jumlah siswa yang tuntas yaitu 13 siswa atau 92,86% dari jumlah siswa. Hasil evaluasi menunjukkan hanya 1 siswa atau 7,14% yang belum mencapai batas tuntas yang ditentukan guru. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numberd Heads Together (NHT) yang dilaksanakan guru juga mengalami peningkatan. Semua langkah-langkah sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Berdasarkan analisis hasil observasi dan refleksi pada setiap siklus penelitian ini serta perbaikan yang dilakukan pada siklus II diperoleh prosedur atau skenario tindakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren tahun 2013/2014. Adapun prosedur atau skenario tindakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang efektif diterapkan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gerduren tahun 2013/2014 terdiri dari 4 langkah yaitu (1) Penomoran terdiri dari pembagian kelompok dan penomoran siswa, (2) Pengajuan pertanyaan terdiri dari pemberian materi dan mengajukan pertanyaan, (3) berpikir bersama, dan (4) menjawab terdiri dari pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan. Hasil Belajar Dari Penelitian Tindakan Kelas dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, diketahui bahwa kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi kelas III SD Negeri 3 Gerduren mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi apabila dibandingkan dengan kondisi awal maupun peningkatan antar siklus. Berdasarkan pengamatan observer, pada kondisi awal hasil belajar siswa jauh di bawah KKM karena baru mencapai rata-rata nilai 55, pada siklus I hasil belajar siswa belum mendapat hasil yang memuaskan rata-rata nilai baru mencapai 68. Hasil belajar yang belum memuaskan dikarenakan siswa masih asing dengan model kooperatif Numbered heads Together (NHT) serta kurangnya kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru. Dalam pembelajaran sebelumnya siswa hanya dijelaskan macam-macam penyakit kekurangan gizi dengan metode ceramah saja, sehingga adanya model kooperatif Numbered heads Together (NHT) siswa merasa 27 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 asing. Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa dari 14 siswa. Dalam siklus I siswa sulit mengidentifikasi macam-macam penyakit kekurangan gizi, karena siswa belum menguasai konsepnya. Setelah diadakan siklus II, ketuntasan meningkat dari siklus I 42,86% menjadi 92,86% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran materi penyakit kekurangan gizi dengan rata-rata nilai 87. Walaupun ketuntasan hasil belajar telah meningkat, tetapi masih ada siswa yang masih dibawah KKM. Siswa yang masih dibawah KKM sejumlah 1 siswa dari 14 siswa Kesimpulan Penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati Tahun 2013/2014 adalah melalui prosedur sebagai berikut; (1) penomoran yang terdiri dari pembagian kelompok dan penomoran, (2) pengajuan pertanyaan terdiri dari pemberian materi dan mengajukan pertanyaan; (3) berpikir bersama; dan (4) menjawab terdiri dari pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan guru, menyimpulkan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi penyakit kekurangan gizi pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Gerduren Kecamatan Purwojati Tahun 2013/2014. Peningkatan mata pelajaran IPA ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal, prosentase ketuntasan siswa sebesar 21,43%, siklus I 42,86% dan siklus II 92,86%. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 55, siklus I 68 dan siklus II 87. Saran Berdasarkan penilaian hasil dan kesimpulan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, penelti mengajukan saran-saran sebagai berikut: (1) Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang banyak, guru hendaknya mencari dan mengetahui langkah-langkah model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan baik; (2) Dalam penerapan model pembelajaran guru membutuhkan persiapan yang matang, guru hendaknya lebih mempersiapkan semua yang dibutuhkan saat mata pelajaran IPA; (3) Pihak Sekolah agar memberikan fasilitas 28 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 berupa sarana dan prasarana dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT), agar dapat menunjang suksesnya proses mata pelajaran IPA. Daftar Pustaka Alit, Mariana I Made dan Wandi Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA. Anitah,Sri,dkk.(2009).Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, S., dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Baharudin & Wahyuni, E. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasution, Noehi, dkk. ( 2008). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Padmono, Y. (2002). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: UNS. Priyono dan Titik Sayekti. ( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas III. Surakarta. Pusat Perbukuan Depdiknas. Sumardi, Yosaphat, dkk. (2007). Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar. Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Wena , Made. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Malang: Bumi Aksara. 29 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 30 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 UPAYA MENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TENTANG PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR (PICTURE AND PICTURE) BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI 1 KARANGTALUN KIDUL PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Drs. Sutarto NIP. 19640606 198405 1 003 SD Negeri 1 Karangtalun Kidul, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah karena rendahnya minat dan prestasi belajar IPS siswaKelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu melalui siklus I dan siklusIImenggunakan metode gambar (picture and picture).Dari penelitian ini dapat diketahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin bertambah. Pada prasiklus hanya ada 2 siswa yang aktif atau 10,52%. Siklus I minat siswa meningkat menjadi 6 siswa atau 31,57% dan pada akhirnya minat siswa meningkat secara maksimal pada siklus II yaitu 19 siswa atau 100%. Prestasi belajar IPS yang diperoleh pada pra siklus yaitu dengan nilai terendah 30, nilai tertinggi 90, nilai rata-rata kelas 58,42 dan ketuntasan belajar 31,58%. Prestasi belajar pada siklus I diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 100 dan rata-rata kelas 74,73 sedangkan ketuntasan belajar 73,68%. Adapun prestasi belajar pada siklus II adalah nilai terendah 70, nilai tertinggi 100, nilai rata-rata kelas 87,89 dan ketuntasan belajarnya 100%.Kesimpulan dengan menggunakan metodegambar (picture and picture) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS pada siswakelas III khususnya tentang tentang pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Peneliti berharap ada guru yang menggunakan metode ini supaya meminimalisir kelemahan yang ada pada metode ini. Kata kunci : picture and picture, prestasi belajar, barang dan jasa. Pendahuluan Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)dijadikan program studi di sekolah yang bertujuan untuk mengantarkan kemampuan pengetahuan luas dengan menerapkan kemampuan bersikap dan berkomunikasi baik dalam menyelesaikan masalah maupun berinteraksi yang lebih baik dalamkehidupan sehari-hari di masyarakat. Tetapi pada kenyataan yang terjadi sekarang adalah kemampuan guru dalam memfasilitasi dan mengkomunikasikan materi pelajaran, 31 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pemilihan metode mengajar, dan pengaturan suasana kelas sangatlah kurang efektifsehingga sering menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru hendaknya lebih terfokus memberi tugas-tugas kepada siswa. Dari sini diharapkan tugas-tugas tersebut dapat mencapai keberhasilan dan menjadikan pelajaran lebih efektif. Pada siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK PurwojatiKabupaten Banyumas dalam menyelesaikan soal uraian mata pelajaran IPS tentangpekerjaan sangatlah masih jauh dari harapan itu. Siswa yang memperoleh nilai di atasKKM 7,00hanya 31,58 % atau6 siswa dari 19 siswa, dan yang masih di bawah KKM 7,00 adalah sejumlah 68,42 % atau 13 siswa dari 19 siswa.Sebagian besar siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut adalah siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran, selalu bergurau sendiri sehingga tidak menyelesaikan soal tepat pada waktunya. Menurut peneliti, hal ini dapat terjadi karenadalam proses pembelajaran, guru selalu menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, dan tanpa alat peraga atau tanpa media yang dapat menarik perhatian siswa. Menyadari pentingnya mengatasi masalah belajar siswa, maka dengan pembelajaran penggunaan metode gambar (picture and picture)diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal IPS tentang pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam IPS tentang pekerjaanbagi siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dan (2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang pekerjaanbagi siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Landasan Teori Menurut Mahfud Salahuddin (1990: 24) beberapa hal yang dapat menumbuhkan minat diantaranya adalahfungsi/adanya kebutuhan-kebtuhan, keinginan dan cita-cita, pengaruh kebudayaan, dan pengalaman. Adapun peranan minat dalam belajar antara lain yaitu menimbulkan perasaansenang atau kegembiraan dalam belajar, memperkecil kebosanan siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar, memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dan melahirkan sifat belajar yang konstruktif. Minat yang timbul dari diri siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. 32 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Hamdani (2011: 89) model pembelajaran metode gambar (picture and picture)adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran metode gambar (picture and picture) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran metode gambar (picture and picture) memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Menurut Hamdani (2011: 89) langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode gambar (picture and picture)adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar; (3) Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; (3) Guru menunjuk siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; (4) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; (5) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; (6) Kesimpulan/rangkuman. Metode Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK PurwojatiKabupaten Banyumas. Subjek dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah Mata Pelajaran IPS Kelas III Semester II dengan Standar Kompetensi Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Sementara itu, Kompetensi Dasar Mengenal jenis-jenis pekerjaan. Selain itu, Indikator pembelajaran yang digunakan adalah Mengenal jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Waktu pelaksanaan penelitian setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut: (1) Siklus I: 12 Maret 2015; (2) Siklus II: 26 Maret 2015. Dalam proses pembelajaran perbaikan ini, peneliti akan menggunakan strategi penggunaan metode gambar (picture and picture) yang diharapkan nantinya akan dapat merangsang ketertarikan siswa. Dalam hal inipenelitiakan menjelaskan materi dengan memanfaatkan penggunaan metode gambar (picture and picture) yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS tentang pekerjaan. 33 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IIISD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati, guru kelas III dan prestasi belajar IPS tentang pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas: (1) Proses belajar mengajar; (2) Data Hasil Belajar / tes formatif; (3) Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan dari peneliti, hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati UPK Kemranjen Kabupaten Banyumas dalam menyelesaikan soal uraian mata pelajaran IPS tentangpekerjaan sangatlah masih jauh dari harapan itu. Dalam pembelaran IPS tentang pekSiswa yang memperoleh nilai di atas KKM 7,00hanya 31,58 % atau 6 siswa dari 19 siswa, dan yang masih di bawah KKM 7,00 adalah sejumlah 68,42 % atau 13 siswa dari 19 siswa dan rata-rata kelasnya hanya 58,42. Deskripsi Siklus I Penggunaan metode gambar (picture and picture)yang menarik di dalam pembelajaran pada siklus I diperoleh data hasil pengamatan keaktifan siswa dengan jumlah siswa yang sangat aktif ada 1 siswa dengan persentase 5,26%, siswa yang aktif ada 5 dengan persentase 26,31% dan siswa yang kurang aktif ada 13 siswa dengan persentase 68,42%. Penggunaan metode gambar (picture and picture) yang menarik di dalam pembelajaran pada siklus I diperoleh data hasil pengamatan peningkatan pada hasil tes formatif yang sebelumnya pada studi awal hanya ada 6 siswa yang tuntas dengan persentase 31,58% , siswa yang belum tuntas ada 13 siswa dengan persentase 68,42% dan pada siklus I mengalami kenaikan dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa dengan persentase 73,68% serta jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 26,32% dan rata-rata kelas mencapai 74,73. Pada pembelajaran siklus I alat peraga yang digunakan sudah menarik namun alat peraga yang digunakan masih kurang menarik perhatian siswa. Pada pembelajaran siklus I masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajarnya, sehingga peneliti akan melaksanakan perbaikan pada siklus II dengan menggunakan alat peraga yang lebih menarik seperti pada kelengkapan gambar dan memperbanyak variasi jenisnya yang lebih sesuai materi. 34 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Deskripsi Siklus II Dalam melaksanakan perbaikan siklus II, peneliti berusaha melakukan perbaikanperbaikan tindakan berdasarkan siklus I. pada siklus II, caranya dengan memperbanyak penggunaan alat peraga gambar-gambar, bentuk dan warnanya yang lebih menarik dan menekankan pada penjelasan dan fokus kepada gambar yang sesuai dengan materi dengan bimbingan peneliti. Penggunaan metode gambar (picture and picture) yang menarik dengan warna dan contoh gambar yang lebih bervariasi yang digunakan dalam pembelajaran sikus II menyebabkan peningkatan, baik pada hasil pengamatan maupun hasil evaluasi siswa yang sebelumnya pada siklus I siswa yang sangat aktif ada 1 siswa atau sebesar 5,26% meningkat menjadi 7 siswa atau sebesar 36,84%, siswa yang aktif ada 5 siswa atau 26,31% meningkat menjadi 12 siswa atau 63,16% dan siswa yang kurang aktif mengalami penurunan dari 13 siswa atau 68,42% menjadi 0 siswa atau 0%. Pembahasan Dalam pembelajaran awal, minat dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati sangatlah belum memuaskan. Setelah dilakukan analisis dan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II, hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Keaktifan Siswa Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran baik pada prasiklus, siklus I maupun pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa pada Pembelajaran No Kegiatan Sangat Aktif/Aktif Kurang Aktif Frekuensi % Frekuensi % 1. Studi Awal 2 10,52 17 89,48 2. Siklus I 6 31,57 13 68,43 3. Siklus II 19 100 0 0 Dari Tabel 1. tentang Rekapitulasi hasil keaktifan siswa pada pembelajarandapat diperoleh keterangan sebagai berikut: 35 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 a. Pada prasiklus, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 2 siswa dari 19 siswa dengan persentase 10,52% dan siswa yang kurang aktif ada 17 siswa dari 19 siswa dengan persentase 89,48%. b. Pada siklus I, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 6 siswa dari 19 siswa dengan persentase 31,57% dan siswa yang kurang aktif ada 13 siswa dari 19 siswadengan persentase 68,43%. c. Pada siklus II, jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif ada 19 siswa dari 19 siswadengan persentase 100% dan siswa yang kurang aktif ada 0 siswa dengan persentase 0%. 2. Hasil Evaluasi Siswa Tingkat pemahaman siswa dalam memahamitentang pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa pada perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode gambar (picture and picture) menunjukkan peningkatan hasil evaluasi di setiap siklusnya. Berikut disajikan rekapitulasi hasil valuasi tiap siklusnya. Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran baik pada prasiklus, siklus I maupun pada Siklus II tentang hasil evaluasi tes formatif dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa pada Pembelajaran Siswa Tuntas Belajar No. Kegiatan Siswa Belum Tuntas Belajar Rata-rata Frekuensi % Frekuensi % 1. Studi Awal 58,42 6 31,58 13 68,42 2. Siklus I 74,73 14 73,68 5 26,32 3. Siklus II 87,89 19 100 - - Dari Tabel 2 tentang Rekapitulasi hasil evaluasi siswa pada pembelajaran dapat diperoleh keterangan sebagai berikut: a. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas ada 6 siswa dari 19 siswa dengan persentase 32,58% dan siswa yang belum tuntas ada 13 siswa dari 19 siswa dengan persentase 68,42%. b. Pada Siklus I, jumlah siswa yang tuntas ada 14 siswa dari 19 siswa dengan persentase 73,68% dan siswa yang belum tuntas ada 5 siswa dari 19 siswa dengan persentase 26,32%. 36 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 c. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas ada 19 siswa dari 19 siswa dengan persentase 100% dan siswa yang belum tuntas ada 0 siswa dari 19 siswa dengan persentase 0%. Menurut Yusuf Hadi Miarso dalam Warsiti (2001:71) menyatakan bahwa metode gambar (picture and picture) adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar.Hal ini terbukti pada perolehan hasil belajar siswa dari pra siklus atau studi awal, siklus I dan Siklus II yang semakin meningkat hasil belajarnya. Hal ini juga dibuktikan oleh Piaget dalam Warsiti (2001: 15) bahwa kelas III berada pada fase perkembangan operasional kongkret dimana siswa berpikir atas dasar pengalaman kongkret atau nyata. Melalui dasar pengalaman kongkret tersebut, peneliti menggunakan suatu metode mengajar yaitu metode gambar (picture and picture) agar siswa mudah dalam menerima materi dapat memperjelas materi pembelajaran. Penggunaan metode gambar (picture and picture) terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa di kelas IIISD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati. Kesimpulan Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada materi pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa pada mata pelajaran IPS Kelas IIISD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dengan metode gambar (picture and picture)untuk media pembelajarannya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SD Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojatidi kelas III pada mata pelajaran IPS tentang materi pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan metode gambar (picture and picture)dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Saran Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal hendaknya harus kreatif dan terus berinovatif agar tercipta pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Terdapat beberapa cara yang harus dilakukan peneliti, antara lain : 1. Penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. 2. Menguasai cara penerapan model gambar (picture and picture)dan menggunakannya semenarik mungkin. 37 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 3. Menggunakan model gambar (picture and picture) agar siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Daftar Pustaka Darmansyah. (2006).Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Djalil Aria, dkk.(2011). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Hamalik,O. (2001), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinarbaru Algessindo. Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Salahuddin, M. (1990).Pengantar Psikologi Pendidikan.Surabaya: Bina Ilmu. Samlawi, F., dkk. (1999). Konsep Dasar IPS. Jakarta:Departemen Pendidikandan Kebudayaan. Sapriya. (2009).Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Slameto.(1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Soekamto, dkk. (dalam Nurulwati, 2000). Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli. Syah, M. (2008).Psikologi Belajar.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kencana Prenanda Group. Walgito, B.(1981). Pengantar Psikologi Umum, diterbitkan oleh Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. Wardani, dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 38 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG ANGGOTA BADAN DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONTRASI SD NEGERI 2 KALIWANGI UPK PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013/2014 Oleh: Tasan, S.Pd. SD NIP. 19650708 198810 1 002 SD Negeri 2 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Masalah yang dihadapi adalah rendahnya keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya pada kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati Kabupaten Banyumas. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Tentang Anggota Badan Dan Funsinya Melalui Metode Demontrasi SD Negeri 2 Kaliwangi. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya. Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan dengan 2 siklus yang dilaksanakan dengan berdaur yang masing-masing siklus melalui empat proses yaitu perencanaa, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian atau perbaikan pembelajaran ini menggunakan metode demontrasi dengan menggunakan gambar anggota badan pada manusia, hal ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Yang menjadai subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi yang berjumlah 18 siswa dari latar belakang yang berbeda. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan dua cara yaitu menggunakan tes dan non tes. Hasil penelitian dinyatakan berhasil karena dari dua siklus yang dilaksanakan menunjukan adanya peningkatan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya. Pada kondisi awal ketuntasan berhasil sampai 61 % dan menunjukan peningkatan pada siklus I dengan hasil 83 % dan meningkat menjadi 94 % pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang anggota badan dan fungsinya kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati kabupaten Banyumas. Kata kunci : Metode demontrasi, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa Pendahuluan Mata pelajaran IPA berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal, memahami alam semesta dalam kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari (kurikulum 39 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pendidikan dasar 1994). Keterampilan tersebut akan tercapai oleh peserta didik apabila guru memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan dinamis. Indikator keberhasilan pembelajaran adalah tingkat penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik yang dinyatakan dengan nilai. Kegiatan pembelajaran IPA di tempat peneliti yaitu SD Negeri 2 Kaliwangi kelas I kurang berhasil, ditandai dengan rendahnya pemahaman siswa pada materi anggota badan dan fungsinya masih sangat rendah, dan nilai yang dihasilkan pada pelajaran tersebutpun masih di bawah KKM yang ditentukan. Hal ini terbukti dari 18 orang siswa hanya 61 % atau 11 siswa yang dapat mencapai KKM. Berdasarkan kejadian yang memprihatinkan tersebut peneliti terpanggil untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metoda demontrasi, karena peneliti menganggap metoda demontrasi adalah metoda yang paling tepat dengan materi tersebut. Selain itu metode demontrasi akan lebih menimbulkan perhatian siswa pada materi yang sedang dibahas dan siswa mendapat gambaran yang konkrit tentang materi yang diajarkan. Peneliti berharap dengan metoda demontrasi ini dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Berdasarkan dengan penelitian, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah dengan menggunakan metode Demontrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa tentang Bagian-bagian anggota tubuh dan Kegunaannnya?; (2) Apakah dengan metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 2 Kaliwangi? Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Negeri 2 Kaliwangi yang antara lain (1) Untuk mengetahui dampak Kelas 1 SD penerapan metode Demontrasi dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA; (2) Untuk mengetahui dampak penerapan metode Demontrasi dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Landasan Teori Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan 40 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan Makhluk Hidup. Salah satu cara agar pembelajaran IPA di sekolah dasar berhasil adalah dengan menerapkan metode demonstrasi. Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Metode demonstrasi memiliki beberapa keunggulan antara lain: (1) perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain; (2) dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, apabila dibandingkan dengan halnya membaca buku karena siswa mengamati langsung terhadap suatu proses yang jelas; dan (3) apabila siswa turut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstrative maka anak didik akan memperoleh pengalamanpengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemampuan anak, serta dapat mengembangkan kecakapannya. Tujuan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Kaliwangi adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi tentang Anggota badan dan fungsinya dengan penggunaan Metode Demontrasi terlihat dari peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa sebesar 94 % dari jumlah siswa 18 anak dengan KKM 70. Metode Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek kelas 1 SD Negeri 2 Kaliwangi, UPK Purwojati Kabupaten Banyumas yang terdiri dari 18 siswa dengan jumlah laki-laki 9 siswa dan perempuan 9 siswa. Peneliti mengambil subjek tersebut karena peneliti menganggap perlu melakakun penelitian terhadap kelas tersebut karena hasil belajar kelas tersebut rendah. Materi yang menjadi kajian penelitian tindakan kelas adalah materi kelas 1, mata pelajaran Ilmu 41 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Pengetahuan Alam dengan standar kompetensi mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta cara perawatanya. Sementara itu, kompetensi dasar yang diambil adalah mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta perawatanya. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan 2 siklus yaiti siklus pertama dan siklus kedua, masing-masing dari siklus tersebut terdiri dari empat komponen yaitu (1) perencanaan, pada tahap ini peneliti merencanakan segala sesuatunya baik waktu maupun hal-hal yang diperlukan dalam penelitian; (2) pelaksanaan, tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan sekenario yang telah dibuat oleh peneliti; (3) observasi, Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan penelitian dengan bantuan teman sejawat yang telah ditunjuk oleh peneliti; (4) refleksi, pada tahap ini peneliti merenungkan apa yang terjadi pada pelaksanaan dan melihat hasil dari pelaksanaan tersebut. Berdasarkan refleksi ini peneliti dapat memutuskan apakah penelitian akan dilanjutkan atau dihentikan. Data betrsumber dari siswa kelas 1 SD Negeri 2 Kaliwangi Kemranjen Banyumas dengan cara memberikan tugas individu kepada siswa tersebut. Jenis data ada dua yaitu kualitatif yaitu hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dengan bantuan teman sejawat dan data kuantitatif yang berupa nilai dari hasil kerja siswa yang diberikan peneliti saat pembelajaran. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan cara membandingkan data yang diperoleh pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, berdasarkan hasil analisis tersebut maka diambilah keputusan apakah akan melanjutkan atau menghentikan penelitian. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 26 September 2013. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) ketuntasan siswa siklus I 15 siswa yang pada siklus awal hanya 11 siswa; (2) prosentase ketuntasan siklus I 83 % dan pada sstudi awal hanya 61 %; (3) Jumlah siswa yang tidak tuntas siklus I 3 siswa, yang pada studi awal 3 siswa. Setelah dilakukan pengamatan pada siklus I dengan bantuan teman sejawat memperoleh hasil berikut (1) pada siklus I siswa yang aktif ada 15 siswa yang pada studi awal hanya 12 siswa; (2) pada siklus I siswa yang kurang aktif 3 siswa yang pada studi awal ada 6 siswa. 42 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Pada pelaksanaan siklus I, peneliti / guru mendapatkan data hasil refleksi sebagai berikut: (1) Pada kegiatan belajar mengajar berlangsung, masih ada siswa yang kurang aktif. (2) Siswa kurang aktif bertanya; dan (3) Hasilnya belum sesuai harapan peneliti. Deskripsi Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3 Oktober 2013. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) prosentase ketuntasan mencapai 94 % pada siklus II yang pada siklus I 83 %; (2) nilai rata-rata mencapai 86 pada siklus II yang pada siklus I 81; dan (3) jumlah nilai siswa mencapai 1.550 pada siklus II, pada siklus I hanya 1.460. Setelah dilakukan pengamatan pada siklus II dengan bantuan teman sejawat memperoleh hasil berikut (1) keaktifan siswa siklus II mencapai 16 siswa yang pada siklus I 15 siswa dan (2) Siswa yang kurang akitf hanya 2 siswa pada siklus II yang pada siklus I 3 siswa. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti / guru mendapatkan data hasil refleksi sebagai berikut: (1) pada pembelajaran yang berlangsung, siswa yang kurang aktif hanya ada dua saja; (2) siswa sudah mulaiaktif bertanya; (3) penggunaan metode demontrasi membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif, sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif dan hasil belajar siswa meningkat. Pembahasan Masalah yang dialami peneliti dalam pembelajaran IPA kelas I adalah rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa, ini mengakibatkan peneliti terketuk untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan metode yang dipilih adalah metode demontrasi. Untuk mengatasi masalah yang dialaminya maka diadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan cara mendemontrasikan bagian-bagian tubuh dengan media berupa gambar, peneliti dengan seksama dan dengan penuh perhatian menyebutkan satu persatu anggota tubuh yang berada pada gambar kemudian peneliti memandu siswa untu mencari anggota tubuh yang sama dengan dirinya sendirinya, kemudian siswa diberi pertanyaan tentang gambar tersebut. Pembelajaran seperti ini mendorong keaktifan siswa karena siswa akan membandingkan anggota tubuh yang ada pada gambar dengan anggota badan yang dimilikya sehingga hal ini akan meningkatkan pemaham siswa tentang materi anggota tubuh pada manusia. Pada siklus I peneliti menggunakanan metode demontrasi dalam perbaikan 43 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pembelajaran yang dilakukanya, dan metode demontrasi mengakibatkan adanya kenaikan baik keaktifan maupun hasil belajar siswa, kenaikan tersebut mencapai 83 % untuk keaktifan dan 83% untuk hasil belajar siswa. Pada pembelajaran siklus II peneliti membagikan gambar anggota tubuh pada masingmasing siswa, kemudian siswa maju secara berurutan untuk mendemontrasikan gambar tersebut di deapan kelas. Ini menimbulkan keaktifan siswa karena siswa yang tidak aktif tidak akan dapat mendemontrasikan gambar tersebut. Siswa akan mencari tahu gambar yang diterimanya tersebut dan ini membuat siswa berani bertanya baik kepada peneliti maupun kepada siswa yang lain. Pemahaman siswa meningkat dengan pembelajaran seperti ini karena siswa mendemontrasikan gambar anggota tubuh dengan menggunakan bahasa yang dipilih dan disusunya sendiri, ini akan membantu ketrampilan dan kecakapan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ternyata sesuai dugaan peneliti pada siklus yang ke II, keaktifan dan hasil belajar siswa kelas I juga mengalami kenaikan yang tinggi yanitu 89 % untuk keaktifan dan 94 % untuk hasil belajar, hal ini terjadi akibat dari peneliti memilih dan menggunakan metode demontrasi yang mengikuti teori yang disampaikan oleh Syaiful Bahri Djamarah 2000 yang menjelaskan Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Berdasarkan teori tersebut maka peneliti mendemontrasikan aneka gambar bagian-bagian tubuh pada siswa dan menjelaskan proses bekerjanya bagian tubuh tersebut. Kesimpulan Setelah Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan peneliti maka berikut kesimpulan yang dapat disampaikan oleh peneliti: (1) Penggunaan metode demontrasi dapat mendorong keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) tentang materi tentang Mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta cara perawatanya. melalui metode demontrasi pada siswa kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati; (2) Penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi tentang Mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaanya serta cara perawatanya. melalui metode demontrasi pada siswa kelas I SD Negeri 2 Kaliwangi UPK Purwojati. Saran 44 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Berdasarkan simpulan di atas maka ada beberapa saran dan tindak lanjut yang perlu dilakukan, yaitu (1) Keaktifan siswa harus berusaha ditingkatkan oleh setiap guru; (2) Hasil belajar siswa yang rendah bukanlah salah dari siswa itu sendiri melainkan sebagian kesalahan terletak pada guru dalam menyampaikan materi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aly & Eny Rahma. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara David Hopkins. (1993) A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open University Press. Kemmis, Stephen. & Mc. Taggart, Robin. (1992). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press. Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisus Suyoso, Suharto dan Sujoko. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakart: IKIP winataputra, Udin S, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 45 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 46 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENERAPAN MODEL PAIKEM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 KALIWANGI KECAMATAN PURWOJATI TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Warsimto, S.Pd. SD NIP. 19670112 199103 1 008 SD Negeri 1 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Rendahnya hasil belajar matematika tergolong tinggi. Penyebabnya antara lain penerapan model pembelajaran yang kurang optimal. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus akan berdampak pada daya tarik siswa terhadap pelajaran matematika. Penerapan model pembelajaran PAIKEM sangat menentukan keberhasilan pembelajaran matematika khususnya di SD Negeri 1 Kaliwangi. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi. dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data dengan pengambilan tes di akhir pembelajaran, serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode analitis deskritif komparatif, dengan membandingkan masing-masing siklus. Subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi dengan jumlah sebanyak 13 siswa. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM hasil belajar siswa menunjukkan ada kenaikan pada setiap tahapan siklus. Hal tersebut dapat diketahui dari adanya peningkatan dari kondisi awal siswa yang belum tuntas ada 54 % (7 siswa) atau sebanyak 46 % (6 siswa) siswa sudah tuntas, kemudian siklus I sebanyak 29 % siswa belum tuntas (4 siswa) atau 69 % ( 9 siswa) sudah tuntas dan hasil siklus II sebanyak 15 % siswa belum tuntas (3 siswa) atau 85 % (11 siswa) siswa sudah tuntas. Kata kunci: Model PAIKEM, Hasil Belajar Pendahuluan Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Selama mengajar guru terkadang menemukan berbagai masalah. Masalah tersebut terkait dengan materi , bahan ajar, metode pembelajaran, media, penilaian, setra pengelolaan kelas. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi pembelajaran tercapai dan dikuasai siswa. Tercapainya pembelajaran siswa dapat diukur dengan evaluasi. Pembelajaran berhasil jika selama proses kegiatan belajar mengajar semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan dan peningkatan hasil belajar siswa lebih dari 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai KKM (65). 47 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika Kelas V semester II SD Negeri 1 Kaliwangi, Purwojati, Banyumas adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut. Guru cenderung mengajar menggunakan cara monoton yaitu memberi aturan secara langsung untuk menghafal dan mengingat. Dari hasil studi awal pembelajaran matemetika pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi, Purwojati, Banyumas diketahui dari 13 siswa hanya 6 siswa yang berhasil mencapai nilai KKM (65) ke atas atau hanya tuntas 46 %. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis melakukan refleksi diri dan mengadakan diskusi dengan teman sejawat untuk mengidentifikiasi masalah penyebab rendahnya hasil belajar siswa, sehingga teridentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran kurang sesuai. 2. Guru kurang menggunakan alat bantu. 3. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 4. Guru kurang memeriksa pemahaman siswa Berdasarkan identifikasi masalah, penulis melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model PAIKEM sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Kaliwangi, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas.” Landasan Teori Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaaan matematika yang kuat sejak dini. (Permendiknas RI, 2006 : 416) Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta cdidik dengan kemampuan berfikir logis, analitis sistematis, kritis dan kreatis serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlikan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan 48 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. (Permendiknas RI, 2006 : 416). Hasil belajar matematika berupa perubahan tingkah laku seseorang untuk belajar matematika. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Menurut ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena kematyangan misalnya seorang anak kecil dapat merangkak, duduk atau berdiri, lebih banyak disebabkan karena kematangan bukan karena belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah model PAIKEM. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Metode Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di SD Negeri 1 Kaliwangi UPK Purwojati, Kabupaten Banyumas, Kelas yang menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas V dengan jumlah siswa 13. Pokok bahasan yang dipelajari adalah sifat-sifat bangun ruang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di semester II tahun pelajaran 2015/2016, melalui 2 siklus, dengan rincian waktu sebagai berikut : a. Siklus I : 14 dan 16 Maret 2016 b. Siklus II : 21 dan 23 Maret 2016 Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diawali dengan tahap Perencanaan yang meliputi : 1) Mengidentifikasi masalah; 2) menganalisis dan merumuskan masalah; 3) Merencanakan perbaikan. Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran dimana guru selalu melaksanakan pembelajaran yang sekaligus sebagai penulis. Maka mengumpulkan 49 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 beberapa data untuk melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya. Untuk itu di dalam pelaksanaan ini dibantu oleh seorang guru sebagai teman sejawat. Tahap ketiga adalah mengamati , penulis dalam kegiatannya dibantu oleh teman sejawat untuk memudahkan dalam proses perbaikan pembelajaran. Selain itu penulis juga mengamati proses perbaikan pembelajaran setiap siklusnya. Tahap keempat mengadakan refleksi guna mengoreksi diri dalam proses perbaikan pembelajaran, agar dapat mengetahui masalah yang terjadi. Setelah itu penulis bersama teman sejawat berdiskusi untuk mengambil suatu keputusan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran berikutnya. Data penelitian yang dikumpulkan meliputi proses pembelajaran matematika, kemampuan siswa dalam materi sifat-sifat bangun ruang, motivasi siswa dalam proses pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang, kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian hasil belajar siswa di kelas. Analisis data dilakukan dengan membandingkan tingkat keterlibatan dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan. Data yang berupa jenis kuantitatif ( nilai tes evaluasi ) dianalisis dalam bentuk deskriptif sedangkan data kualitatif yang merupakan proses pembelajaran dianalisis dalam paparan secara naratif. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah: (1) Peningkatan prestasi belajar dalam perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil jika ada peningkatan ketuntasan belajar 75% secara individual dan 75% secara klasikal; (2) Peningkatan keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus. Pada tahap perencanaan, Penulis berkolaborasi dengan observer untuk mengkaji ulang rencana perbaikan pembelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun ruang menggunakan model PAIKEM, mempersiapkan lembar observasi mempersiapkan bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa serta mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan siklus pertama. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Guru menjelaskan materi 50 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pembelajaran tentang materi sifat-sifat bangun ruang. Guru menugaskan siswa untuk berkelompok sesuai kelompok yang sudah ada yang setiap anggotanya terdiri dari 4 siswa. Berdasarkan hasil tes evaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama ternyata masih jauh dari harapan karena dari 13 siswa hanya 9 siswa atau sekitar 69 % siswa yang masih bisa dinyatakan tuntas belajarnya. Target peningkatan keaktifan belajar belum tercapai, baru 9 siswa dari 13 siswa yang benar-benar menunjukkan keaktifan belajarnya. Siklus II Berdasarkan refleksi dari siklus pertama, penulis menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran serta skenario tindakan. Skenario tindakan ini mencakup beberapa langkah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru sebagai penulis maupun siswa pada kegiatan perbaikan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II menekankan pada proses bimbingan kepada setiap kelompok secara intensif. Observasi dilakukan terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Dari hasil duduk bersama diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1) Penyampaian materi pembelajaran pada siswa berjalan lancar dan motivasi yang diberikan kepada siswa berhasil merubah perhatian siswa. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan sedikit mengurangi kefokusan berbicara kepada teman sebangku; (2) Pembagian kelompok berjalan dengan lancar, siswa mampu menjalankan perintah guru dengan tertib ke dalam kelompok masing-masing. Pembahasan Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika materi materi sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan model PAIKEM di Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi ternyata memberikan kenaikan ketuntasan belajar dan keaktifan siswa yang signifikan dengan studi sebelumnya. Berikut intervensi ini ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 23% kenaikan rata-rata 11 dan kenaikan keaktifan belajar sebesar 31%. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Jean Piaget ( Hera Lestari Mikarsa 2005:6-22) bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru atau tenaga pendidik tetapi anak harus aktif, peserta harus dibimbing agar menemukan yang dipelajari. Labih lanjut Hera Lestari Mikarsa ( 2003:7) mengatakan “Guru Memiliki posisi strategis untuk 51 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 mengorganisasikan siswa menyeleksi informasi yang penting dan mengolah pesan sehingga tercipta suasana yang dapat menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan aktivitas belajar, untuk itu guru dituntut menguasi berbagai pendekatan belajar”. Berdasarkan refleksi pada siklus I, penulis memperbaiki pembelajaran dengan pengulangan materi yang belum dipahami siswa, pemberian bimbingan secara lebih merata, pembentukan kelompok baru yang didasarkan pada ketuntasan belajar pada siklus kedua yang dimaksudkan agar siswa yang pandai dapat menjadi tutor sebaya bagi temannya, ternyata upaya tersebut memberikan konstribusi yang signifikan. Hal tersebut terbukti dengan peningkatan pemahaman siswa ( ketuntasan belajar ) naik 16% kenaikan Keaktifan belajar sebesar 23%, dan kenaikan rata-rata 6. Disamping hal di atas, faktor lain yang turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan hasil belajar adalah setelah pembelajaran selesai guru bersama siswa mengulangi materi dengan bertanya jawab dengan siswa sehingga siswa pada saat mengerjakan evaluasi masih ingat dengan materi yang diberikan. Keaktifan siswa juga tampak dengan adanya presentasi dari perwakilan masing-masing kelompok. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan hasil temuan yang diperoleh pada siklus I dan II dapat ditarik simpulan sebagai berikut : (1) Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan keaktifan siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi; (2) Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaliwangi. Saran Guru dapat menerapkan pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika dan juga mata pelajaran lainnya. Daftar Pustaka Ausumbel (brownel dan Chasal) dalam Gatot Muhsetyo, (2007), Pembelajaran Matematika SD, Jakarta, Universitas Terbuka. Bruner (1982), dalam Gatot Muhsetyo, (2007), Pembelajaran Matematika SD ,Jakarta, Universitas Terbuka. Nur Akhsin, Heny K, Thoyibah H. (2004).Psykologi Pendidikan . Jakarta Penerbit Cempaka Putih. 52 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Ristasa, R dan Prayitno. (2006). Hand Out Penulisan Laporan Pelaksanaan Pembelajaran. Universitas Terbuka UPBJJ – UT. Ramdhan, Tirmidzi ( 2010 ). Metode PAIKEM Untuk Peningkatan Hasil Belajar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Suciati , Ibrahim, Difi R, dan Juaeha,S 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Sudjana, N.1991.Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Wardani IGAK, Julaeha S, Marsinah Ng. (2004). Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan) Jakarta : Universitas Terbuka. 53 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 54 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KALIWANGI TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Agus Sutarko, S.Pd. SD NIP. 19681021 199403 1 003 SD Negeri 1 Kaliwangi, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan Pendekatan Quantum Teaching pada siswa VI SD Negeri 1 Kaliwangi kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Penerapan Pendekatan Quantum Teaching dalam kegiatan pembelajaran dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi. dilaksanakan dua siklus, dengan acuan setiap siklus dilakukan sekali pertemuan pembelajaran. Sedang teknik pengumpulan data dengan pengambilan tes di akhir pembelajaran, serta menganalisis data kuantitatif menggunakan metode analitis deskritif komparatif, dengan membandingkan masing-masing siklus. Subyek penelitian siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi dengan jumlah sebanyak 14 siswa. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan media ini hasil belajar siswa menunjukkan ada kenaikan pada setiap tahapan siklus. Hal tersebut dapat diketahui dari adanya peningkatan dari kondisi awal siswa yang tuntas adalah 57%, pada saat siklus I menjadi 71%, sedangkan pada siklus II mencapai 86%. Kata kunci: Pendekatan Quantum Teaching, hasil belajar Matematika Pendahuluan Dalam dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD dan MI pada kurikulum 2006 menyatakan tujuan pembelajaran matematika adalah: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model 55 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Permendiknas No. 22 tahun 2007). Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah disebutkan di atas, maka tugas guru khususnya di sekolah dasar adalah mentransfer pengetahuan kepada peserta didiknya guna mencapai apa yang diharapkan. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar matematika yang tuntas dan mencapai KKM yang ditentukan guru. Kenyataan yang ada sekarang adalah pada pembelajaran matematika terjadi suatu kendala yang sering dihadapi dan ini terjadi setiap tahunnya, yaitu motivasi dan hasil belajar yang masih rendah. Hasil belajar matematika rendah dapat dilihat dari kegiatan ulangan harian dan tugas yang dilaksanakan. Fakta-fakta itu di dapat oleh peneliti selama mengajar dua tahun di kelas enam. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan pendekatan quantum teaching sebagai upaya meningkatkan hasil belajar, khususnya materi pengolahan data pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016. Landasan Teori Bobbi De Porter (2008: 4) menjelaskan bahwa Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan penyajian, yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan dari para pakar seperti Lozanov, Gardner, dan Blender, Hahn, Johnson and Johnson, dan Hunter, dimana Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak. Quantum Teaching bersandar pada konsep “bawalah mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Ini merupakan dasar dibalik strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Maksud dari dasar atau azas adalah guru harus dapat memasuki kehidupan murid dan dapat membangun jembatan penghubung antara guru dengan murid. Langkah-langkah dalam Quantum Teaching lebih dikenal lewat akronim, "TANDUR" (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan), dimana unsur-unsur ini membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching. Hasil belajar 56 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 merupakan sesuatu yang telah dibuat melalui belajar. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul (1991: 29) berpendapat bahwa “pada umumnya hasil belajar dilakukan melalui tes, dan kebanyakan tes tertulis.” Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar, teori belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, prinsip-prinsip belajar, dan hasil belajar, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa “hasil belajar merupakan sesuatu yang didapat oleh seseorang dengan dilakukannya berbagai aktivitas yang disadari atau disengaja kearah tertentu karena ada syarat yang dipengaruhi oleh kebutuhan atau dorongan dengan melibatkan proses(trial and errors) untuk mendapatkan sesuatu yang bermakna dari suatu kegiatan, yang dapat diukur dengan tes hasil belajar.” Hasil belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, pengetahuan, perilaku yang relatif permanen, pribadi dan kemampuan berpikir. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa adalah ketuntasan siswa dalam pembelajaran. Kriteria keberhasilan siswa setelah melalui proses perbaikan pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2. Proses perbaikan pembelajaran peningkatan prestasi belajar siswa dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar. Metode Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah mata pelajaran matematika pokok bahasan pengolahan data. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kaliwangi. SD ini beralamat di Jalan Inpres Kaliwangi, Desa Kaliwangi RT. 2 RW. 1, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2016. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Secara garis besar, data dapat 57 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 digolongkan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Alat yang digunakan untuk teknik pengumpulan data adalah (1) Tes Formatif untuk mengumpulkan data prestasi belajar dan (2) Lembar Observasi untuk mengumpulkan data kinerja peneliti dan aktivitas siswa selama proses perbaikan pembelajaran. Peneliti melakukan analisis data melalui: (1) Data dari hasil tes formatif; (2) Data dari proses belajar menggunakan lembar observasi dan (3) Data dari proses refleksi. Hasil dan Pembahasan Pra Siklus Pada tahap ini, peneliti mendapat temuan bahwa sebagian besar siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi tingkat pemahamannya terhadap mata pelajaran matematika kompetensi dasar pengolahan data masih rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai tes formatif yaitu 7 siswa (50%) dari 14 siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan sisanya 6 siswa (50%) yang mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian, maka bisa dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil. Deskripsi Siklus I Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa hal yang dilakukan sebagai prosedur awal penelitian. Hal-hal yang peneliti lakukan di antaranya ialah membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP), membuat lembar evaluasi, menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer, serta menata dan mempersiapkan ruang kelas, menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) dan menyusun evaluasi. Pada tahap pengamatan siklus I, data yang diperoleh berupa rekapitulasi nilai tes pembelajaran matematika dengan menggunakan model quantum teaching. Data tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:(1) Pada prasiklus, siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa atau 43% dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 61; dan (2) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 71% dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 72. Pada siklus I ini, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar pengolahan data melalui model Quantum teaching mencapai 71%. Hal ini masih di bawah kriteria ketuntasan, yaitu minimal 80% dari jumlah siswa. Dengan demikian, maka akan dilaksanakan perbaikan pembelajaran kembali pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang muncul telah disadari peneliti bahwa dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran pada tindakan siklus I antara lain sebagai berikut: (1) Siswa masih belum terbiasa dengan lingkungan kelas yang meriah sehingga 58 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 masih banyak siswa yang lebih memperhatikan lingkungan kelas dari pada gurunya, dalam hal ini yang menjadi guru adalah peneliti; (2) Guru masih dalam taraf penyesuaian untuk menerapkan pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran matematika operasi hitung campuran; (3) Guru belum mampu membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat; (4) Guru belum mampu membangkitkan kepercayaan diri siswa sehingga keaktifan belum terlalu nampak saat pembelajaran; dan (5) Pada saat perayaan guru belum bisa mengontrol siswa, sehingga kelas cenderung gaduh dan beberapa siswa saling menyontek. Deskripsi Siklus II Rencana tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil analisa dan refleksi pada tindakan I. Pembelajaran yang dilakukan dalam tindakan II ini sebagai upaya membantu siswa dalam memahami penyelesaian soal pengolahan data. Rencana pembelajaran siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II yang sudah disusun. Hasil observasi yang diperoleh selama pembelajaran pada tindakan siklus II adalah mengacu pada hasil lembar observasi pada tindakan siklus II. Hasil observasi tersebut meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran pada tindakan siklus II ini. Pembelajaran pada tindakan siklus II berjalan lebih baik dan hasil evaluasi siswa pun lebih baik. Hasil observasi ada tindakan siklus II ini dapat dilaporkan sebagai berikut: 1) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 71% dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 72. 2) Pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 86% dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 78. Pada siklus II ini, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar pengolahan data melalui model Quantum teaching mencapai 86%. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan, yaitu minimal 80% dari jumlah siswa. Pembahasan Sesuai dengan teori Martinis Yamin (2007:154) yang menyatakan bahwa “model Quantum teaching adalah cara pembelajaran mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya”. Hal ini terbukti terjadi peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran model Quantum teaching dari perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. 59 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Dijelaskan oleh Bobbi De Porter (2008: 66) bahwa lingkungan adalah cara dimana guru dapat menata ruang kelas yang meliputi penerangan, warna, pengaturan perabotan, dan semua hal yang mendukung proses belajar mengajar serta mampu menyampaikan pesan kepada siswa. Karena hal ini dapat mempertahankan sikap positif yang merupakan asset berharga dalam belajar. Welbag dan Greenbelt (1997) sebagaimana dikutip oleh Bobbi, juga mengemukakan bahwa lingkungan sosial atau suasana penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka diperoleh hasil bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang tepat adalah pembelajaran yang substansi pembelajarannya meliputi hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar dan mampu menyampaikan pesan kepada siswa serta terdiri dari suasana penentu psikologis utaman yang mempengaruhi belajar akademis. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi kondisi awal sampai kondisi akhir setelah penelitian. Selain peningkatan pada hasil evaluasi siswa, juga terjadi peningkatan pada kualitas guru dalam mengajar. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching dapat mengajak guru untuk lebih aktif, kretaif, efektif, dan juga menyenangkan dalam mengelola pembelajaran matematika yang terkesan menyeramkan serta membosankan. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tentang Penggunaan Pendekatan Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika pokok bahasan pengolahan data Kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi dapat disimpulkan bahwa Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching pada Pembelajaran Matematika, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwangi Tahun Ajaran 2015/2016. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi tiap-tiap siklus yang mengalami peningkatan. Tingkat ketuntasan pada kondisi awal adalah 43%, pada saat siklus I menjadi 71%, sedangkan pada siklus II mencapai 86%. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka ada beberapa saran dan tindak lanjut yang perlu dilakukan, yaitu Perlu diadakan penelitian selanjutnya untuk mengetahui pemanfaatan memilih 60 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pendekatan Quantum Teaching dalam membantu siswa meningkatkan pemahaman siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang rendah menjadi meningkat. Daftar Pustaka Abdul Halim Fathoni. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Bobbi De Porter, dkk. 2008. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Elida Prayitno. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud. Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. HAR. Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja Rosdakarya. Karso. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Kasihani Kasbolah. 1999. Pokok-pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud. Monks F. J. Dan Knoers A. M. P. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. SBM. Bandung: CV Maulana. Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Robert E. Slavin. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks. Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta Depdikbud. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. W. S. Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. 61 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 62 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KOMPETENSI KESEBANGUNAN BANGUN DATAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGTALUN KIDUL KECAMATAN PURWOJATI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Oleh: Kursin, S.Pd NIP. 19590616 198201 1005 SD Negeri 1 Karangtalun Kidul, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Salah satu yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika adaah memilih media pembelajaran, Media berperan sentral dalam pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan berkorelasi terhadi hasil pembelajaran. Melalui metode pembelajaran Picture and Picture yakni metode melalui serangkaian tugas dan gambar sebagai peragaan berulang untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa dengan penugasan berulang. Penggunaan metode ini berkorelasi positip terhadap prestasi belajar siswa Peningkatan minat pada studi awal hanya 8 siswa (40%) meningkat pada siklus I mencapai 14 siswa (70%) dan pada siklus ke II cukup memuaskan karena mencapai 18 siswa (90%) dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, dari data awal hanya 6 siswa (30%) meningkat pada siklus I 12 siswa (60%) dan pada siklus ke II bisa mencapai 17 siswa (85%). Dengan demikian penerapan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran matematika sangat tepat. Berdasarkan data di atas maka peneliti menganggap kegiatan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model picture and picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata Kunci : Metode Picture and Picture, Alat Peraga, Hasil Belajar. Pendahuluan Dalam Pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Karangtalun tentang kesebangunan pada bangun datar pelaksanaannya masih menggunakan tekhnik konvensional terpaku pada materi dan pengajaran yang monoton, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih cenderung pada metode ceramah, mereka kurang memanfaatkan media, ditambah dengan sarana dan prasarana yang kurang mendukung juga siswa telah mengklaim bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang menakutkan. Hal ini menjadikan hasil belajar kurang maksimal, masalahnya sebagai berikut: (1) siswa sibuk dengan ketakutanya sendiri, (2) keaktifan siswa 63 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 dalam pembelajaran rendah, (3) siswa lebih senang bermain dari pada belajar sehingga waktu diterangkan mengantuk dan lelah. Namun, tidak menutup kemungkinan apa yang telah dihasilkan kesalahan terletak pada siswa dan guru, peneliti mencoba menganalisis masalah yang terjadi yaitu: (1) tingkat konsentrasi siswa masih kurang pada saat mengikuti pelajaran, (2) guru mengajar masih dengan model konvensional, secara klasikal dan metode hanya ceramah sehingga guru kurang variasi dalam menyampaikan materi pelajaran, (3) pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran belum tepat, (4) pembelajaran hanya terfokus pada guru, (5) guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran, (6) guru kurang bahan referensi metode pembelajaran, (7) guru kurang memberi kesempatan siswa terlibat dalam interaksi. Dari hasil pembelajaran mata pelajaran matematika tentang kesebangunan pada bangun datar siswa kelas V SD Negeri 1 Karangtalun, Tahun ajaran 2014/2015 diperoleh data awal (prasiklus): Dari 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan hanya 8 siswa (40%) yang berminat dan 12 siswa (60%) belum berminat. Sedangkan tes formatifnya yaitu dari keseluruhan peserta didik yang terdiri dari 20 siswa, baru 6 (30%) siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dan 14 siswa (70%) hasil belajarnya belum maksimal atau belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Untuk itu, guru akan mengubah anggapan bahwa pelajaran matematika yang sulit dan menakutkan menjadi pelajaran yang mudah, menyenangkan serta mengasyikkan dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture. Landasan Teori Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang 64 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yangmenggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut : (1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; (2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama; (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya; (4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; (5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajarbersama selama proses pembelajaran; dan (6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Beberapa kekuatan model pembejaran picture and picture antara lain (1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; (2) Melatih berpikir logis dan sistematis; (3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberika kebesan siswa dlam praktek berpikir; (4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yanglebih baik; (5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Untuk mengukur keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran, kriteria yang menjadi pedoman adalah sebagai berikut: (1) Pengguanaan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran kesebangunan pada bangun datar yang dilakukan dapat meningkatkan minat belajar siswa jika 80% dari siswa menampilkan minimal tiga indikator dari lima indikator yang dipersyaratkan dengan kualifikasi baik dan (2) Pengguanaan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran kesebangunan pada bangun datar yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika 80% dari siswa tuntas dalam belajar. Metode Subjek Penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Karangtalun kidul Kecamatan Purwojati tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah Menyelidiki Sifat – Sifat Kesebangunan dan Simetri. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/ 2015 dalam dua siklus. PTK dilaksanakan melalui proses yang terdiri dari 65 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 4 tahap : (a) merencanakan (planning); (b) melakukan tindakan (acting); (c) mengamati (observing); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Membuat rencana pembelajaran adalah langkah pertama setelah persiapan selesai. Guru melaksanakan tindakan di kelasnya sendiri disertai observasi atau pengamatan yang dilaksanakan saat proses tindakan berlangsung. Selanjutnya guru melaksanakan refleksi dan hasil refleksi akan digunakan untuk memperbaiki rencana selanjutnya. Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari sumber data primer : daftar nilai, yaitu nilai tes formatif tiap siklus pada pertemuan kedua. Sumber data sekunder : data hasil pengamatan yang dilakukan guru/peneliti dan teman sejawat. Peneliti melakukan pengumpulan data selama proses pelaksanaan tindakan.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: (1) Tes adalah alat/prosedur yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dan (2) Non tes menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mencatat perkembangan minat dan perbaikan siswa dalam setiap siklus perbaikan. Hasil Penelitian Deskripsi Siklus I Pada studi awal menunjukan dari 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, siswa yang berminat hanya 8 (40%), dan yang belum berminat 12 siswa (60%), setelah diadakan perbaikan pada siklus I siswa yang berminat dalam belajar sejumlah 14 siswa (70%) dan yang belum berminat sejumlah 6 siswa (30%), sehingga terjadi peningkatan minat sebesar 30%. Peningkatan minat belajar disebabkan karena dibentuknya kelompok dan siswa menyelesaikan tugas secara bersama-sama dalam kelompok, kondisi ini mengharuskan siswa bersama teman di dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti. Akhirnya timbul kerjasama antar siswa demi terselesainya tugas, sehingga minat siswapun meningkat. Diantara anggota kelompok pasti akan terjadi saling adu argumentasi, sehingga suasana menjadi hidup dan akan menghasilkan makna yang baik. Pada studi awal dari 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, siswa yang tuntas belajar hanya 6 siswa (30%), sedangkan yang belum tuntas 14 siswa (70%) dengan rata-rata kelas 54,5, setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I jumlah siswa 66 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 yang tuntas meningkat menjadi 12 siswa (60%) dan yang belum tuntas menjadi 8 siswa (40%) dengan rata-rata kelas 66,5 maka terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 30%. Peningkatan pada siklus I tentunya sangat menggembirakan, walaupun secara komulatif ketuntasan siswa tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 80% dari jumlah siswa yang ada. Masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Hal ini menjadikan peneliti harus lebih mengoptimalkan lagi pembelajaran dengan memperbaiki media dan memfokuskan kepada siswa yang belum tuntas. Belun tuntasnya hasil belajar siswa mungkin disebabkan karena siswa tersebut kurang aktif, rasa keingintahuan rendah, kurang berani bertanya, dan dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang sudah tuntas atau ketua kelompoknya saja. Deskripsi Siklus II Pada pembelajaran kali ini, terlihat pembelajarannya agak berbeda, lebih menyenangkan, dan minat belajar siswa mencapai 90% atau 18 siswa. Siswa terlihat aktif, baik dalam kerja kelompok. Mereka sangat antusias, disiplin, keingintahuan siswapun tinggi, dan semangat menyelesaikan tugas. Dengan demikian kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dinyatakan berhasil dan sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran karena minat siswa sudah mencapai 80% dari jumlahsiswa yang ada. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran picture and picture pada siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa tuntas belajar dengan jumlah 12 siswa (60%), dan yang belum tuntas 8 siswa (40%), sedangkan pada siklus II dengan jumlah 17 siswa (85%), dan 3 siswa (15%) belum tuntas belajar. Dari hasil pembahasan, maka pembelajaran sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan, bahwa pembelajaran dikatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa tuntas belajar, maka perbaikan pembelajaran pada siklus II dinyatakan telah berhasil. Terlihat dari data ketuntasan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus II sudah melebihi 80% yaitu 85% dengan rata-rata kelas 79. Dengan diterapkannya sistem pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran picture and picture maka peneliti dapat lebih besar perhatiannya terhadap masing-masing siswa dalam mengikuti pembelajaran. Secara psikologis siswa menjadi lebih besar pula perhatiannya terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Perhatian yang besar terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung ini juga terjadi adanya motivasi intrinsik siswa dikarenakan mereka merasa harus bisa mandiri disebabkan pembelajaran yang sedang berlangsung merupakan 67 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 pembelajaran secara individual. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Slamet Trihartanto (2007: 8) yang menyatakan bahwa setiap media sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk mempermudah hasil yang optimal, pemilihan media di antaranya perlu memperhatikan jumlah siswa atau besar kecilnya kelas. Faktor lain yang turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil adalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan peragaan sendiri dalam kelompoknya. Hal ini memberikan pengalaman nyata yang menurut Oemar Hamalik (2004: 113), dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. Pada siklus II ini tindakan perbaikan pembelajaran sudah menunjukkan kenaikan yang signifikan dan telah melampaui batas kriteria yang telah ditetapkan, baik pemahaman, kesungguhan maupun hasil belajar siswa. Semua ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran picture and picture telah memudahkan siswa dalam memahami materi, selain dengan metode ceramah bervariasi, kemudian akan timbul keberanian diantara siswa dalam mengungkapkan pendapatnya yang akhirnya akan terlibat aktif dan berminat dalam pembelajaran dan bermuara pada hasil belajar siswa. Kesimpulan Dengan memperhatikan temuan dan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture meningkatkan keaktifan belajar siswa dan mampu menerapkan prinsip-prinsip kerjasama, kejujuran, tanggungjawab dan sportif. Selain keaktifan, pembelajaran dengan menggunakan picture and picture juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Karangtalun Kidul. Saran Model pembelajaran picture and picture sangat cocok untuk pembelajaran matematika yang membutuhkan aplikasi yang real, karena dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture ini akan membantu siswa dengan cepat mengingat materi-materi sehingga pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Dalam penyajian pun menjadi menarik sehingga mampu meningkatkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa. Sebaiknya hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi rekan guru yang lain agar senantiasa berusaha mengembangkan kemampuan dalam kinerjanya. Dengan demikian untuk penerapan konsep yang sama hal ini dapat dipertimbangkan agar tercapai hasil seperti yang diharapkan. 68 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Daftar Pustaka Ali, M, Q, S. (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka. Jakarta Timur: Pustaka Al- Kau. Anitah, S. W (2009). Strategi Pembelajarn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2011). Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Karso, dkk. (2011). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Khafid, M. & Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung. Jakarta: Erlangga. Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiarto, J,. dkk. (2001). Terampil Berhitung Matematika Jilid Lima. Jakarta: Erlangga. Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Taufik,. Mikarsa,. Prianto. (2014). Pendidika Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, I. G. A. K,. Wihardit, K. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra,. Udin, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. 69 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 70 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TENTANG GLOBALISASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS IV SDN 1 GERDUREN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Paijah, S.Pd NIP. 19671007 198810 2 001 SD Negeri 1 Gerduren, UPK Purwojati, Banyumas Abstrak Permasalahan penelitian ini adalah Apakah melalui metode Numbered Head Together (NHT) sebagai metode pembelajaran pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Globalisasi di kelas IV SDN 1 Gerduren dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Gerduren yang berjumlah 21 siswa yaitu 10 laki-laki dan 11 perempuan. Teknik pengumpulan data dari hasil tes formatif. Analisis data dilakukan dengan menganalisis kuantitatif dan kualitatif, selanjutnya dihubungkan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui tuntas atau tidak tuntas belajar. Berdasarkan hasil belajar dan minat, dari prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang menggembirakan. Pada prasiklus hasil belajar 33% dan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu hasil belajar mencapai 62%, sedangkan siklus II lebih meningkat lagi yaitu hasil belajar mencapai 86%. Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Gerduren pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Globalisasi. Kata kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Numbered Head Together (NHT), Hasil belajar Pendahuluan Pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia, bersifat normatif dan mesti dapat dipertanggungjawabkan, karena idealnya pendidikan tidak dilakukan secara sembarang, melainkan seyogianya dilaksanakan secara bijaksana. Pendidikan hendaknya merupakan upaya yang betul-betul disadari, jelas landasannya, dan tepat arah tujuannya efektif pelaksanaanya. Dalam benak siswa, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang sangat membosankan. Mereka berpikir Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai siswa disekolah. Hal itu terbukti masih ada beberapa siswa saya yang kurang menguasai Pendidikan Kewarganegaraan. Rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerduren pada materi Globalisasi hanya 36,36% siswa 71 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 75 (KKM). Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, teridentifikasi masalah bahwa: (1) Rendahnya partisipasi siswa terhadap pelajaran PKn; (2) Metode yang digunakan guru kurang menarik; (3) Guru kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga; (4) Hasil belajar siswa rendah. Dari uraian diatas, peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti tertarik membuat Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Numbered Head Together (NHT) Tentang Globalisasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas IV SDN 1 Gerduren Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”. Landasan Teori Menurut Kagan (dalam Foster 2002:11) “ Numbered Head Together merupakan suatu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan stuktur sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk meriview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa”. Empat langkah sebagai berikut: (1) Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda; (2) Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum; (3) Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut; dan (4) Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas (Ibrahim et all, 2000: 28). Menurut Bloom (Purwanto, 1995: 45) bahwa hasil belajar siswa ada tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan penggolongan dari hasil belajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam setiap proses belajar. Menurut Hamalik, (2003: 30). Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan tingkah laku yang termasuk hasil belajar meliputi pengetahuan, emosional, pengertian, hubungan sosial, kebasaan jasmani, ketrampilan etnis, apresiasi dan sikap. 72 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Menurut Sudiaro, (Wakitri dkk. 1987: 24). Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Metode Subjek Penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 21 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.Pokok bahasan yang diambil adalah memberikan contoh sederhana pengaruh. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/ 2015 dalam dua siklus, dengan rincian persiklusnya sebagai berikut: Siklus I : Kamis, 5 Maret 2015 Siklus II : Kamis, 12 Maret 2015 Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat dan teman sejawat. Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SDN 1 Gerduren. Adapun data-data yang diperoleh adalah hasil data kualitatif dan hasil data kuantitatif. Prosedur perbaikan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa kali tahapan yaitu Pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut (1) Menyiapkan sumber, bahan dan metode yang akan digunakan saat pelaksanaan perbaikan silklus I; (2) Menyusun RPP Perbaikan Siklus I; (3) Menyusun alat evaluasi berupa butiran soal tes formatif; (4) Memilih metode Numbered Head Together (NHT); dan (5) Menyusun lembar observasi keaktifan siswa dan performansi guru dalam pembelajaran beserta indikatornya. Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dilakukan 70 menit dalam proses pembelajaran mata pelajaran PKn materi Globalisasi kelas IV SDN 1 Gerduren. Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah-langkah seperti yang telah direncanakan. Observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus I, peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. 73 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Hasil Penelitian Deskripsi Siklus I Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I ditemukan bahwa ada perubahan pada hasil tes formatif dan hasil pengamatan aktivitas siswa. Data hasil tes formatif diketahui bahwa dari 21 siswa ada 13 orang siswa atau sekitar 62% sudah tuntas belajar dari hasil semula pada studi awal yang hanya 33% siswa yang tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas hanya 74, sehingga belum mencapai standar yaitu ≥ 80. Dalam hal ini, peneliti telah menggunakan metode Numbered Head Together (NHT). Apabila diamati pada studi awal peneliti belum menggunakan metode NHT, hanya menggunakan alat peraga yang berupa Peta. Pada siklus I, peneliti sudah menggunakan metode NHT sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adaya metode dalam pembelajaran telah mampu mempermudah siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan konsep yang diungkapkan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2011:9), secara umum media mempunyai kegunaan: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera; (3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; (4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya; (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Pembelajaran PKn secara konvensional yang hanya memusatkan perhatian pada ceramah guru membuat siswa cepat merasa bosan. Dengan adanya metode NHT dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran pun semakin bertambah. Meskipun peneliti sudah menggunakan media yang dirasa cukup tepat, tetapi hasil belajar pada siklus I belum cukup memuaskan, sehingga perlu adanya tindakan perbaikan dalam siklus II. Kemungkinan hasil yang belum cukup memuaskan pada siklus I itu dikarenakan peneliti belum memanfaatkan secara optimal metode NHT yang digunakan. Hal ini diperkuat dari hasil observasi/pengamatan, bahwa peneliti harus lebih kreatif lagi dalam mengemas materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Peneliti harus lebih kreatif lagi dalam mengemas penampilan materi pelajaran, karena karakteristik siswa Kelas IV SDN 1 Gerduren cepat bosan. Peneliti berusaha memanfaatkan metode NHT secara optimal pada perbaikan pembelajaran siklus II. 74 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Deskripsi Siklus II Pada siklus II, peneliti masih menggunakan metode NHT. Pemakaian metode ini telah memberikan hasil yang memuaskan pada hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn. Hal ini terbukti hasil tes formatif dan tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hasil tes formatif pada siklus I hanya mencapai 62% siswa yang tuntas belajar atau hanya 13 siswa yang memperoleh nilai ≥ 70, tetapi pada siklus II telah mencapai 86% atau ada 18 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70. Apabila dilihat dari rata-rata kelas yaitu 83 pada siklus II maka ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 80. Pada siklus II peneliti telah menyelesaikan pembelajaran dan tujuan penelitan perbaikan pembelajaran juga telah tercapai. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi di Kelas IV SDN 1 Gerduren. Berdasarkan pembahasan di atas juga dapat diketahui bahwa salah satu cara untuk meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Gerduren adalah dengan memanfaatkan secara optimal metode Numbered Head Together (NHT), sehingga kualitas dan kuantitas pembelajaran meningkat. Dalam kaitan ini, keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/ pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru dengan metode mengajarnya. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi Globalisasi siswa Kelas IV SDN 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas dengan metode Numbered Head Together (NHT), mengalami peningkatan hasil tes formatif, yaitu dari 33% siswa yang tuntas belajar menjadi 86% siswa tuntas belajar, dan peningkatan aktivitas siswa dari kurang menjadi kategori baik; (2) Cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi di Kelas IV SDN 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas dengan metode Numbered Head Together (NHT), yaitu pemanfaatan secara optimal, sesuai dengan kebutuhannya yang dikemas secara kreatif, efektif dan menyenangkan telah sesuai dengan harapan; dan (3) Peningkatan hasil belajar pada studi awal hanya 7 siswa (33%) meningkat pada siklus I mencapai 13 siswa (62%) dan pada siklus ke II cukup memuaskan karena mencapai 18 siswa (86%) dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan 75 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 model pembelajaran metode Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran PKn sangat tepat. Saran Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 1 Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, peneliti mengemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut: (1) Guru sebaiknya menggunakan dan memanfaatkan secara optimal metode Numbered Head Together (NHT),, agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat; (2) Guru hendaknya memiliki keterampilan, pengetahuan dan kreatifitas yang cukup dalam memanfaatkan metode Numbered Head Together (NHT), dapat menjadi salah satu strategi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka Ali, M, Q, S. (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka. Jakarta Timur: Pustaka Al- Kau. Anitah, S. W (2009). Strategi Pembelajarn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2011). Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Khafid, M. & Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung. Jakarta: Erlangga. Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Taufik,. Mikarsa,. Prianto. (2014). Pendidika Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, I. G. A. K,. Wihardit, K. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. 76 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Winataputra,. Udin, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, P. & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Syaodih Sukmadinata, N. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Ed.), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (hal. 97 – 132). Jakarta: PT IMTIMA. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 77 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 PEDOMAN PENULISAN Academy Of Education Journal FKIP UCY 1. Naskah berupa ringkasan hasil penelitian, kajian pustaka, dan resensi buku. 2. Naskah belum pernah di publikasikan atau dijadwalkan untuk dipublikasikan di media cetak lain. 3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah Ejaan Yang Di sempurnakan (EYD) atau dalam bahasa Inggris baku. 4. Sistematika penulisan: a. Judul tulisan jelas, lugas dan ringkas. b. Nama penulis di tulis tanpa mencantumkan sebutan dan gelar. c. Lembaga tempat penulisan bekerja. d. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dengan panjang maksimal 250 kata yang memuat tujuan, rumusan masalah, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. e. Keyword (kata kunci) maksimal 5 (lima) istilah. f. Isi naskah ditulis dengan spasi ganda sebanyak 10-25 halaman (1.500-5.000 kata) pada kertas A4. g. Sumber kutipan (nama penulis, tahun terbit, dan halaman) ditulis pada tubuh Isi Naskah. h. Daftar Pustaka berisikan karya yang dikutip dalam Isi Naskah dan ditulis dengan urutan dengan urutan alfabetis: nama penulis, tahun terbit, judul buku/tulisan, nama berkala, volume, kota penerbit, dan nama penerbit. i. Biografi ringkas penulis. 5. Naskah dikirim dalam bentuk digital (softcopy) dan/ atau cetak (hardcopy) ke alamat Redaksi. Atau bisa di kirim melalui email [email protected] 6. Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah isinya. 7. Naskah yang diseleksi dan dibaca oleh Redaksi dan Mitra Bestari dikategorikan jadi: a. Diterima tanpa revisi b. Diterima dengan revisi c. Ditolak karena tidak relevan dan/atau tidak sesuai dengan Pedoman Penulisan. 8. Penulis yang tulisannya diterbitkan akan dikirimi 2 (dua) eksemplar jurnal ini sebagai bukti terbit. Alamat Redaksi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Jl. Perintis Kemerdekaan, Gambiran, Umbulharjo, Yogyakarta 55161 Telp. 0274-372274 (Hunting), Faks. 0274-372274. 78 Jurnal Edisi Khusus. Academy Of Education Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 01 Nopember 2016 Diterbitkan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta ISSN: 1907-2341 79