peranan alat permainan edukatif dalam

advertisement
PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA
Noviatul Munawara1
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah adakah peranan alat permainan
edukatif dalam pengembangan kemampuan kognitif anak di kelompok B
TK PGRI Baiya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peranan alat permainan edukatif dalam pengembangan kemampuan
kognitif anak di kelompok B TK PGRI Baiya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya kemudian ditarik kesimpulan. Adapun
subjek penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B TK PGRI Baiya
yang berjumlah 24 orang anak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan
menggunakan rumus persentase kemudian dinarasikan untuk mengambil
kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa alat permainan edukatif memiliki peranan dalam
mengembangkan kemampuan kognitif anak, yaitu sebagai media
pembelajaran yang dapat merangsang berkembangnya otak anak menjadi
lebih kognitif. Hal itu terbukti dari semakin meningkatnya kemampuan
kognitif anak yang masuk kategori berkembang sangat baik. Dalam
kegiatan menyusun balok bentuk bangun sederhana terjadi peningkatan
kemampuan kognitif anak dari 8,33% menjadi 25%. Dalam kegiatan
menyusun puzzel angka, meningkat dari 12,5% menjadi 29,17%. Dalam
kegiatan mengelompokkan gambar binatang berkaki 2 dan berkaki 4,
meningkat dari 20,83% menjadi 45,83%. Dan dalam kegiatan
membandingkan jumlah bola yang lebih banyak dan lebih sedikit,
kemampuan kognitif anak meningkat dari 16,67% menjadi 41,67%.
Kata Kunci: Alat Permainan Edukatif, Kemampuan Kognitif
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi). Hal itu mengacu pada UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
1
Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako, No. Stambuk A 411 08 029.
618
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan anak, sangat diperlukan pemahaman yang
mendasar mengenai perkembangan diri anak, terutama yang terjadi dalam proses
pembelajarannya. Dengan pemahaman yang cukup mendalam atas proses tersebut
diharapkan kita sebagai guru yang meliputi orang tua, pendidik di lembaga pendidikan
(terutama guru TK), dan sebagai pemerhati pendidikan, mampu merencanakan dan
mengimplementasikan penggunaan sumber belajar dan alat permainan edukatif. Alat
Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana
atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan dan dapat merangsang
pertumbuhan otak anak mengembangkan seluruh aspek kemampuan (potensi) anak.
Sedangkan menurut Shofyatun A. Rahman (2010:17) alat permainan edukatif adalah “alat
permainan yang dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan khususnya untuk anak
prasekolah dalam meningkatkan aspek-aspek perkembangan semua potensi anak”.
Penggunaan alat permainan edukatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
dapat membantu guru dalam mengembangkan seluruh kemampuan dasar anak di TK,
namun dalam penelitian kali ini pembahasan hanya akan dikhususkan pada pengembangan
kemampuan kognitif anak. Dalam kaitannya dengan kemampuan kognitif, alat permainan
edukatif sangat berperan untuk merangsang pertumbuhan otak anak agar lebih kognitif.
Shofyatun A. Rahman (2010:22) menyatakan bahwa “salah satu manfaat alat permainan
edukatif adalah membantu pertumbuhan fisik dan seluruh aspek perkembangan anak. Salah
satu aspek perkembangan tersebut adalah kemampuan kognitif”.
Kognitif
adalah
suatu
proses
berpikir,
yaitu
kemampuan
individu
untuk
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Departemen Pendidikan Nasional (2004:4-5) menyatakan bahwa, “pengembangan kognitif
bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk mengolah perolehan
belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu
anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan
ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan
serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti”. Piaget menggambarkan
kemampuan kognitif anak TK berada pada tahap praoperasional, dimana anak masih
berpikir secara konkrit, simbolis, dan sistematis.
Untuk merangsang atau menstimulasi meningkatnya kemampuan kognitif anak
diperlukan media atau di TK sering disebut dengan alat permainan edukatif yang cocok
619
dengan perkembangan anak dan tema dalam kegiatan pembelajaran. Peranan alat permainan
edukatif sebagai media atau saluran penyampaian pesan-pesan pembelajaran kepada anak
usia dini dalam kegiatan pembelajaran semakin penting artinya mengingat perkembangan
anak berada pada masa berpikir konkrit, dimana anak belajar memahami suatu gejala atau
peristiwa melalui pengalaman nyata yang dialaminya secara langsung. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa alat permainan edukatif mempunyai hubungan yang erat
kaitannya dengan pengembangan kemampuan kognitif anak, karena alat permainan edukatif
sebagai media pembelajaran di TK sangat bermanfaat untuk merangsang bertumbuh dan
berkembangnya otak anak agar lebih kognitif, sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa alat permainan edukatif
sangat berperan sebagai media pembelajaran di TK yang dapat merangsang berkembangnya
kemampuan kognitif anak. Namun seperti apakah sebenarnya peranan alat permainan
edukatif dalam pengembangan kemampuan kognitif anak, tentulah perlu dijawab dengan
tindakan
penelitian.
Melalui
tindakan
penelitian
dapatlah
diketahui
bagaimana
perkembangan kemampuan kognitif anak, apakah mengalami peningkatan atau tidak. Maka
penelitan ini akan membuktikan ada atau tidak ada peranan alat permainan edukatif dalam
pengembangan kemampuan kognitif anak di kelompok B TK PGRI Baiya.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya kemudian ditarik kesimpulan. Adapun subjek
penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B TK PGRI Baiya yang berjumlah 24 orang
anak, yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Penelitian dilakukan mulai
dari tanggal 18 Februari sampai dengan 17 Mei 2013.
Dalam penelitian ini ada dua variable yang diamati, yakni variable bebas (X) dan
variable terikat (Y). Dimana alat permainan edukatif sebagai variable bebas dan
kemampuan kognitif anak sebagai variable terikat. Penelitian ini bersifat korelasional yang
bermaksud melihat hubungan antara variabel (X) dan variable (Y). Secara sederhana
rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X
Y
Keterangan:
X
= Alat permainan edukatif
Y
= Kemampuan kognitif anak
= Peranan alat permainan edukatif terhadap kemampuan kognitif anak
620
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisa data yang digunakan adalah dengan analisa deskriptif untuk menggambarkan
bagaimana peran alat permainan edukatif dalam pengembangan kemampuan kognitif anak
di kelompok B TK PGRI Baiya. Adapun cara menghitung persentase (%) menggunakan
cara sebagai berikut (Anas Sudjono, 1997:40):
P=
f
N
x 100%
Keterangan:
P = Persentase
f = Jumlah frekuensi
N = Jumlah sampel
Untuk melihat bagaimana peranan alat permainan edukatif terhadap pengembangan
kemampuan kognitif anak di kelompok B TK PGRI Baiya, maka penelitian dilakukan
dengan mengamati empat aspek penilaian yaitu: menyusun balok, menyusun puzzel angka,
mengelompokkan gambar hewan berkaki 4 dan berkaki 2, dan menentukan jumlah bola
yang lebih banyak atau lebih sedikit. Alat permainan edukatif yang digunakan adalah balok,
puzzel, gambar binatang yang dibuat dalam bentuk kartu, dan bola plastik warna-warni.
HASIL PENELITIAN
1. Data Hasil Wawancara
Kegiatan awal yang dilakukan ketika penelitian adalah wawancara dengan Ibu
Marni, guru kelas kelompok B TK PGRI Baiya. Dari hasil wawancara diperoleh data
sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan kognitif anak didik di kelompok B TK PGRI Baiya berbedabeda, ada yang masuk kategori berkembang sangat baik, berkembang sesuai harapan,
mulai berkembang, dan belum berkembang. Dari 24 orang anak yang terdapat di
kelompok B, ada 7 orang anak (29,17%) yang masuk kategori berkembang sangat
baik (BSB), 14 orang anak (58,33%) masuk kategori berkembang sesuai harapan
(BSH), 2 orang anak (8,33%) masuk kategori mulai berkembang (MB), dan 1 orang
anak (4,17%) masuk kategori belum berkembang (BB).
b. Kendala yang sering dihadapi dalam penggunaan alat permainan edukatif di TK PGRI
Baiya adalah kurang bervariasinya jenis alat permainan edukatif yang digunakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, sehingga alat peraga yang digunakan
621
hanya itu-itu saja, seperti gambar atau poster-poster, dan kertas gambar yang
difotocopy untuk diwarnai anak.
c. Masih menurut Ibu Marni, guru kelas kelompok B TK PGRI Baiya peranan alat
permainan edukatif dalam pengembangan kemampuan kognitif anak adalah
merangsang perkembangan otak anak, sehingga berkembang secara optimal.
2. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengamatan Kegiatan Membuat Aneka Bentuk Dari Balok
Kategori Penilaian dan Frekuensi
No.
Periode
Pengamatan
BB
MB
BSH
Jumlah
BSB
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
1
pertama
5
20,83
10
41,67
7
29,17
2
8,33
24
100
2
kedua
4
16,67
8
33,33
9
37,5
3
12,5
24
100
3
ketiga
2
8,33
5
20,83
12
50
5
20,83
24
100
4
keempat
2
8,33
3
12,5
14
58,33
5
20,83
24
100
5
kelima
1
4,17
4
16,67
14
58,33
5
20,83
24
100
6
keenam
0
0
2
8,33
15
62,5
6
25
24
100
Sumber : Hasil Penelitian
Tabel 2 Hasil Pengamatan Menyusun Puzzel Angka 1-20
Kategori Penilaian dan Frekuensi
No.
Periode
Pengamatan
BB
MB
BSH
BSB
Jumlah
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
1
pertama
6
25
10
41,67
5
20,83
3
12,5
24
100
2
kedua
4
16,67
10
41,67
7
29,17
3
12,5
24
100
3
ketiga
3
12,5
7
29,17
10
41,67
4
16,67
24
100
4
keempat
1
4,17
5
20,83
13
54,17
5
20,83
24
100
5
kelima
1
4,17
3
12,5
14
58,33
5
20,83
24
100
6
keenam
0
0
2
8,33
15
62,5
7
29,17
24
100
Sumber : Hasil Penelitian
Tabel 3 Hasil Pengamatan Kegiatan Mengelompokkan Gambar Binatang Berkaki
2 dan Berkaki 4
No.
1
2
3
4
5
6
Periode
Pengamatan
pertama
Kedua
Ketiga
keempat
Kelima
keenam
Kategori Penilaian dan Frekuensi
MB
BSH
%
f
%
f
%
16,67
6
25
9
37,5
12,5
4
16,67
11
45,83
4,17
3
12,5
12
50
4,17
2
8,33
11
45,83
0
1
4,17
13
54,17
0
0
0
13
54,17
BB
f
4
3
1
1
0
0
Sumber : Hasil Penelitian
622
f
5
6
8
10
10
11
BSB
%
20,83
25
33,33
41,67
41,67
45,83
Jumlah
f
24
24
24
24
24
24
%
100
100
100
100
100
100
Tabel 4 Hasil Pengamatan Kegiatan Membandingkan Jumlah Bola yang Lebih
Banyak dan Lebih Sedikit
Periode
No.
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
pertama
kedua
ketiga
keempat
kelima
keenam
f
5
6
4
2
0
0
Kategori Penilaian dan Frekuensi
BB
MB
BSH
BSB
%
f
%
f
%
f
%
20,83 7 29,17 8 33,33 4 16,67
25
4 16,67 10 41,67 4 16,67
16,67 3
12,5 12
50
5 20,83
8,33
2
8,33 13 54,17 7 29,17
0
2
8,33 14 58,33 8 33,33
0
0
0
14 58,33 10 41,67
Jumlah
f
24
24
24
24
24
24
%
100
100
100
100
100
100
Sumber : Hasil Penelitian
Keterangan :
BB
: Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
PEMBAHASAN
1. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah diuraikan sebelumnya, dapat terlihat bahwa
perkembangan kemampuan kognitif anak di TK PGRI Baiya berbeda-beda, ada yang
masuk kategori berkembang sangat baik (BSB), berkembang sesuai harapan (BSH),
mulai berkembang (MB), belum berkembang (BB). Hal itu disebabkan karena adanya
perbedaan daya tangkap atau nalar anak itu sendiri. Adanya perbedaan tersebut
dikarenakan memang tidak semua anak mempunyai tingkat kemampuan kognitif yang
mudah berkembang. Masih adanya 1 orang anak yang masuk kategori belum
berkembang dikarenakan anak tersebut jarang mengikuti kegiatan pembelajaran. Agar
dapat berkembang kemampuan kognitif anak harus selalu distimulasi. Di TK PGRI
Baiya kemampuan kognitif anak distimulasi dengan cara menggunakan alat peraga atau
alat permainan edukatif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap
harinya.
Namun dalam penggunaan alat permainan edukatif tersebut masih terdapat
kendala-kendala yang kadang belum tertangani dengan baik. Kendalanya adalah kurang
bervariasinya jenis alat permainan edukatif yang digunakan, berdasarkan pengamatan
yang dilakukan sebelum penelitian, alat permainan edukatif yang digunakan
623
kebanyakkan berupa gambar-gambar atau poster-poster saja. Bahkan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan adalah kegiatan mewarnai gambar. Akibatnya,
kebanyakkan anak menjadi bosan dan malas untuk melaksanakan kegiatan. Itulah
mengapa kemampuan kognitif anak tak terstimulasi secara optimal. Para guru di TK
PGRI Baiya berupaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dengan cara membuat
alat permainan edukatif dari bahan-bahan alam yang ada disekitar lingkungan tempat
tinggal anak atau dari bahan-bahan daur ulang. Namun pada kenyataannya, pembuatan
alat permainan edukatif tersebut tidak selalu dapat dilakukan. Walaupun demikian para
guru di TK PGRI Baiya sangat menyadari bahwa alat permainan edukatif sangat
berperan penting dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak didiknya, karena
alat permainan edukatif dapat merangsang otak anak menjadi lebih kognitif.
2. Hasil Pengamatan
Dalam kegiatan menyusun balok bentuk bangun sederhana terlihat bahwa pada
pengamatan pertama sebanyak 5 orang anak (20,83%) yang masuk kategori belum
berkembang, 10 orang anak (41,67%) yang masuk kategori mulai berkembang, 7 orang
anak (29,17%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, dan hanya 2 orang anak
(8,33%) yang masuk kategori berkembang sangat baik. Hasil observasi ini dirasakan
belum memuaskan karena masih banyak jumlah anak yang masuk kategori belum
berkembang, hal ini dapat dimengerti karena kemampuan kognitif anak memerlukan
proses dalam pengembangannya yaitu melalui pembiasaan atau pengulanganpengulangan.
Untuk itulah perlakuan tindakan penelitian menyusun balok ini perlu dilakukan
pengulangan-pengulangan. Setelah dilakukan pengulangan sampai pada pengamatan
keenam diperoleh hasil observasi yang menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif
anak dimana tidak ada lagi anak yang masuk kategori belum berkembang, 2 orang anak
(8,33%) yang masuk kategori mulai berkembang, 15 orang anak (62,5%) masuk kategori
berkembang sesuai harapan, dan 6 orang anak (25%) yang masuk kategori berkembang
sangat baik.
Sementara itu, penggunaan alat permainan edukatif puzzel angka, kartu gambar,
bola plastik diperoleh hasil yang tak jauh berbeda dengan saat menggunakan balok.
Peranan alat permainan edukatif puzzel, kartu gambar, dan bola plastik dapat dilihat dari
meningkatnya kemampuan kognitif anak yang tampak dari semakin bertambahnya
jumlah persentase anak yang masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan dan
624
sangat berkembang, dan semakin berkurangnya jumlah persentase anak yang masuk
kategori mulai berkembang dan belum berkembang. Sama halnya dengan perlakuan
tindakan pada kegiatan menyusun balok, kegiatan menyusun puzzel, mengelompokkan
binatang berkaki 2 dan 4, serta membandingkan jumlah bola yang lebih banyak dan lebih
sedikit, juga dilakukan berulang-ulang. Sehingga diperoleh hasil yang dapat
menunjukkan perkembangan kognitif anak dari pengamatan pertama hingga pengamatan
keenam.
Dalam kegiatan menyusun puzzel angka, untuk kategori berkembang sangat baik
(BSB) kemampuan kognitif anak meningkat dari 12,50% menjadi 29,17%. Dalam
kegiatan mengelompokkan gambar binatang berkaki 2 dan berkaki 4 kemampuan
kognitif anak meningkat dari 20,83% menjadi 45,83%. Dalam kegiatan membandingkan
jumlah bola lebih banyak dan lebih sedikit kemampuan kognitif anak meningkat dari
16,67% menjadi 41,67%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat terlihat bahwa untuk
kategori belum berkembang (BB)
dan mulai berkembang (MB) terjadi penurunan
persentase perkembangan kognitif anak dari pengamatan pertama hingga pengamatan
keenam. Sedangkan untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dan berkembang
sangat baik (BSB) terjadi peningkatan persentase perkembangan kemampuan kognitif
anak dari pengamatan pertama hingga pengamatan keenam. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi perkembangan kemampuan kognitif anak, sehingga dapat membuktikan bahwa
alat permainan edukatif berperan dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di
Kelompok B TK PGRI Baiya.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa alat permainan edukatif balok, puzzel
angka, kartu gambar binatang, dan bola plastik memiliki peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di kelompok B TK PGRI Baiya, yaitu
sebagai media pembelajaran di TK yang dapat merangsang berkembangnya otak anak
hingga menjadi lebih kognitif. Alat permainan edukatif sebagai media pembelajaran di
taman kanak-kanak memang sangat berperan penting dalam merangsang perkembangan
kemampuan kognitif anak. Dengan penggunaan alat permainan edukatif yang sesuai
dengan perkembangan anak, maka diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh
potensi yang ada pada dirinya di masa yang akan datang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka disimpulkan bahwa alat
permainan edukatif berperan penting dalam pengembangan kemampuan kognitif anak di
625
kelompok B TK PGRI Baiya, karena alat permainan edukatif berperan sebagai media
pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan kognitif anak. Terbukti dari semakin
meningkatnya jumlah persentase anak yang masuk kategori berkembang sangat baik (BSB).
Kemampuan menyusun balok, meningkat dari 8,33% menjadi 25%. Kemampuan menyusun
puzzel, meningkat dari 12,5% menjadi 29,17%. Kemampuan mengelompokkan gambar
binatang berkaki 2 dan berkaki 4, meningkat dari 20,83% menjadi 45,83%. Dan
kemampuan membandingkan jumlah bola yang lebih banyak dan lebih sedikit, meningkat
dari 16,67% menjadi 41,67%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1) Bagi lembaga TK
Diharapkan agar dapat menyediakan alat permainan edukatif yang baru dan bervariasi
jenisnya yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak.
2) Bagi Guru
Untuk selalu menggunakan alat permainan edukatif yang bervariasi jenisnya dan sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dalam setiap kegiatan pembelajaran dan dapat lebih
kreatif lagi untuk membuat alat permainan edukatif sendiri.
3) Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini masih kurang mendalam mengenai pembahasan teori-teori mengenai
peranan untuk itulah peneliti menyarankan agar peneliti-peneliti berikutnya agar dapat
mencari literatur atau informasi yang akurat sebelum melakukan kegiatan penelitian.
Hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Didaktik
Metodik di TK. Jakarta.
Kurikulum Taman Kanak-Kanak/Kelompok Bermain. (2010). Pedoman Penilaian Di
Taman Kanak-kanak dan Kelompok Bermain. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Nasional RI.
Rahman, S.A. (2010). Alat Permainan Edukatif Untuk Program PAUD. Palu: Tadulako
University Press.
Sudjono, A. (1997). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Pustaka Jaya.
626
Download