Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan • Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya yang ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilainilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. • Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis, hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga- lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta pertahanan, dan keamanan global. Globalisasi ditandai juga oleh pesatnya perkembangan IPTEK. Semangat perjuangan bangsa telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam perjuangan fisik, Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sedangkan dalam menghadapi globalisasi dan mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masingmasing. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai-nilai perjuangan bangsa, sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si • Perjuangan non fisik sesuai bidang profesi masing-masing tersebut memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendekiawan pada khususnya, yaitu melalui pendidikan Kewarganegaraan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Kompetensi yang Diharapkan Hakikat Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. Kemampuan Warga Negara Menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara sera ketahanan nasional dalam diri mahasiswa warga negara NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan seni. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Kompetensi lulusan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari seorang warga negara dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional. Sifat cerdas tampak dari kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat bertanggungjawab tampak pada kebenaran tindakan, dilihat dari nilai IPTEK, etika maupun kepatutan ajaran agama dan budaya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan menimbulkan sikap: Beriman dan Bertaqwa pada Tuhan YME dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila dan Implementasinya Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sejarah Lahirnya Pancasila Istilah Pancasila pertamakali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Pancasila sebagai dasar negara pertamakali diusulkan oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut terdiri atas: 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasional atau kemanusiaan, 3. Mufakat atau demokrasi, 4. Kesejahteraan sosial, dan 5. Ketuhanan yang berkemanusiaan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pada tanggal 22 Juni 1945, tokoh-tokoh BPUPKI yang diberinama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-serta usul-usul mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang-sidang BPUPKI. Dalam pembahasan tersebut, disusun sebuah piagam yang diberinama Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila. Panitia Sembilan tersebut 1. Ir. Soekarno, 2. Drs. Moh. Hatta, 3. Mr.A.A. Maramis, 4. Abikoesno Tjokrosoejoso, 5. Abdoel Kahar Muzakar, 6. haji agus Salim, 7. Mr. Achmad Soebarjo, 8. K.H. wahid Hasjim, dan 9. Mr. Muh. Yamin. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos (gagasan) dan logos (berbicara/ilmu). Maka ideologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara dimana mereka berada. Ideologi menurut Maswardi Rauf adalah rangkaian kumpulan nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila sebagai Ideologi Terbuka • Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. • Pancasila dikatakan sebagai Ideologi Terbuka artinya Pancasila sebagai ideologi yang dapat dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Hal ini disebabkan Pancasila memiliki nilainilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Nilai Dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi dari nilai atau norma dalam madsyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar (Pancasila). Nilai Praktis adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan negara. Sifat nilai ini adalah abstrak. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi dan Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai sumber dari segla sumber hukum di Indonesia Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia Pancasila sebagai moral pembangunan Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Implementasi pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadat sesuai agama dan kepercayaannya. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan Berani membela kebenaran dan keadilan Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap saling menghormati dengan bangsa lain. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 3. Persatuan Indonesia Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Cinta tanah air dan bangsa Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanahair Indonesia. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si bangsa yang berBhinneka TunggalPoni Ika. 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur Keputusan yang diambil harus dapat dipertangggungjawabkan kepada tuhan YME, menjungjung tinggi harkat martabat manusia serta nilainilai kebenaran dan keadilan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Etika Politik Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si bidang etika politik Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia disebut etika. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Etika berkaitan dengan norma moral. Etika politik masuk dalam lingkungan filsafat. Dengan demikian etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga negara terhadap negara, hukum yang berlaku dsb. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu negara adalah adanya cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan HAM menurut kekhasan paham kemanusiaan, dan struktur sosial budaya masyarakat masingmasing dan keadilan sosial. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Legitimasi kekuasaan Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi etis kekuasaan, yang dapat dirumuskan dengan pertanyaan yaitu dengan moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki? Betapa besarnya kekuasaan seseorang , dia harus berhadapan dengan tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Legitimasi kekuasaan Legitimasi kekuasaan meliputi: 1. Legitimasi etis, yaitu pembenaran atau pengabsahan wewenang negara (kekuasaan negara) berdasarkan prinsip-prinsip moral. 2. Legitimasi legalitas, yaitu keabsahan kekuasaan itu berkaitan dengan fungsi-fungsi kekuasaan negara dan menuntut agar fungsi-fungsi itu diperoleh dan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Legitimasi moral dalam kekuasaan Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-norma moral. Legitimasi ini muncul dalam konteks bahwa setiap tindakan negara baik dari legislatif maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari segi normanorma moral. Tujuannya adalah agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan dan cara-cara yang semakin sesuai dengan tuntutan-tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengrahkan sikap dan perilaku manusia. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau dipersepsikan dalam konteks kebudayaan, atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Tiga kategori nilai (Notonogoro) 1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia. 2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas. 3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Nilai kerohanian Nilai kebenaran, yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi, dan cipta. Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi. Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau kemauan (karsa, etika) Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai kerohanian yang tinggi dan mutlak. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis Nilai Dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar (Pancasila). Nilai Praksis adalah pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si moral Moral berasal dari kata mos (mores) yang berarti kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si norma Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang dikenal dengan sanksi, misalnya: a. Norma agama, sanksinya dari Tuhan b. Norma kesusilaan, sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri. c. Norma kesopanan, sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan masyarakat. d. Norma hukum, sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang dipaksakan oleh alat negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Pada dasarnya memuat pengakuan eksplisit akan eksistensi Tuhan sebagai sumber dan pencipta universum. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab, memperlihatkan secara mendasar dari negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen untuk melindunginya. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Sila ketiga: Persatuan Indonesia, secara khusus meminta perhatian setiap warga negara akan hal dan kewajiban tanggungjawabnya pada negara, khususnya dalam menjaga eksistensi negara dan bangsa. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, memperlihatkan pengakuan negara serta perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim musyawarah dan mufakat. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Secara istimewa menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya adalah nilainilai Pancasila, yaitu: Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga. Pokok pikiran kedua,menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan / perwakilan. Pokok pikiran keempat, menyatakan bhawa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah yang fundamental, karena didalamnya terkandung konsep-konsep; 1. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan asas kerohanian negara (pancasila). 2. Ketentuan diadakannya UUD, hal ini menunjukkan adanya sumber hukum. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Makna nilai-nilai setiap sila pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Di dalam negara Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (atheisme), dan yang seharusnya ada adalah Ketuhanan Yang Maha Esa (monotheisme) dengan toleransi ibadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sikap dan perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 3. Persatuan Indonesia. Persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia yang mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dann keamanan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat, berarti bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam pengambilan keputusan-keputusan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Bahwa setiap warga Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Kelima pancasila merupakan satu kesatuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terdiri atas bagian-bagian yang tidak terpisahkan Masing-masing bagian mempunyai fungi dan kedudukan tersendiri Meskipun berbeda tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi Bersatu untuk mewujudkan keseluruhan Keseluruhan membina bagian-bagian Tidak boleh satu sila pun ditiadakan, melainkan merupakan satu kesatuan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Konsep negara pancasila 1. Sifat sosialistis religius. 2. Semangat kekeluargaan dan kebersamaan. 3. Semangat Persatuan. 4. Musyawarah. 5. Menghendaki keadilan sosial. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ide pokok bangsa dan kebangsaan indonesia 1. Keseimbangan antara golongan agama (islam) dan golongan nasionalis (negara theis demokrasi) 2. Keseimbangan antara sifat individu dan sifat sosial (aliran monodualisme) 3. Keseimbangan antara ide-ide asli Indonesia (paham dialektis) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Paham integralistik Persatuan dan kesatuan serta saling ketergantungan satu sama lain dalam masyarakat. 2. Bertekad dan berkehendak sama untuk kehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu. 3. Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan. 4. Kedaulatan rakyat dengan sikap demokratis dan toleran. 1. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Paham integralistik 5. Kesertiakawanan sosial, nondiskriminatif, 6. Berkeadilan sosial dan kemakmuran masyarakat. 7. Menyadari bahwa bangsa Indonesia berada dalam tata pergaulan dunia dan universal. 8. Menghargai harkat dan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Etika politik lebih banyak bergerak dalam wilayah dimana seseorang secara ikhlas dan jujur melaksanakan hukum yang berlaku tanpa adanya rasa takut kepada sanksi daripada hukum yang berlaku. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ancaman dari dalam negeri berkaitan dengan etika kehidupan berbangsa Masih lemahnya pengamalan agama dan munculnya pemahaman ajaran agama yang keliru dan sempit. Sistem sentralisasi pemerintahan di masa lampau sehingga timbul fanatisme daerah Tidak berkembangnya pemahaman kemajemukan dalam kehidupan berbangsa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ancaman dari dalam negeri berkaitan dengan etika kehidupan berbangsa Terjadinya ketidakadilan ekonomi dalam kurun waktu yang panjang sehingga munculnya perilaku ekonomi yang bertentangan dengan moralitas dan etika. Kurangnya keteladanan bersikap dan berperilaku sebagai pemimpin bangsa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ancaman dari luar negeri berkaitan dengan etika kehidupan berbangsa Pengaruh globalisasi yang luas dengan persaingan bangsa yang semakin tajam. Makin tingginya intensitas intervenai kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Etika kehidupan berbangsa (tap mpr no.vi/mpr/2002 1. Etika sosial dan budaya 2. Etika politik dan pemerintahan 3. Etika ekonomi dan bisnis 4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan 5. Etika keilmuan 6. Etika lingkungan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 5. Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kegotongroyongan. Bersikap adil Meenjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak-hak orang lain, Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Tidak bersikap boros. Tidak bergaya hidup mewah Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras Menghargai karya orang lain Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Identitas Nasional Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pengertian Identitas Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah sifat yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Kata “nasional” dalam identitas nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, bahasa, agama, maupun non fisik seperti keinginan-cita-cita, dan tujuan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Identitas nasional adalah manifestasi nilai- nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya (Wibisono Koento:2005) Proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan menjadi ciri atau identitas nasional mempunyai indikator sebagai berikut: 1. Pola perilaku adalah gambaran pola perilaku yang terwujud`dalam kehidupan sehari-hari. 2. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. 3. Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi. 4. Tujuan yang ingin dicapai yang bersifat sinamis dan tidak tetap. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Sejarah Kebudayaan (akal budi, peradaban, pengetahuan) Budaya Unggul Suku bangsa Agama Bahasa Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional Dalam rangka pemberdayaan identitas nasional, perlu ditempuh dengan revitalisasi Pancasila. Revitalisasi Pancasila adalah pemberdayaan kembali kedudukan, fungsi, dan peranan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, ideologi, dan sumber nilai-nilai bangsa Indonesia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi nasional Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pengertian Ideologi Secara sederhana ideologi berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalamdalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti kata luas istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif (ideologi terbuka) Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Dalam perkembangannya, ideologi mempunyai arti yang berbeda, yakni: 1. Weltanschuung,yaitu pengetahuan yang mengandung pemikiran-pemikiran besar, cita-cita besar, mengenai sejarah, manusia, masyarakat, negara (science of ideas). 2. Pemikiran yang tidak memperhatikan kebenaran internal dan kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan pertimbangan kepentingan tertentu dan karena itu ideologi cenderung bersifat tertutup. 3. Ideologi bersifat belief system. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Kita mengenal berbagai istilah ideologi, sperti ideologi negara, ideologi bangsa, dan ideologi nasional. Ideologi negara khusus dikaitkan dengan pengaturan penyelenggaraan pemerintahan negara. Sedangkan ideologi nasional mencakup ideologi negara dan ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin dan terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Makna Ideologi Bagi Negara Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indoonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Teori (Paham) Mengenai Dasar Negara Teori Perseorangan (Individualistik) Sarjana-sarjana yang membahas teori individualistik adalah Herbert Spencer dan Harold J. Laski. Pada intinya, menurut teori ini negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak antara seluruh orang dalam masyarakat itu. Hal ini mempunyai pengertian bahwa negara dipandang sebagai organisasi kesatuan pergaulan hidup manusia yang tertinggi. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Teori golongan Teori ini diajarkan oleh Karl Marx. Menurut Karl Marx, negara merupakan penjelmaan dari pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi. Negara dipergunakan sebagai alat oleh mereka yang kuat untuk menindas golongan ekonomi lemah. Yang dimaksud golongan ekonomi kuat adalah mereka yang memiliki alat-alat produksi. Menurut Marx, negara terjadi dalam sejarah perkembangan masyarakat meliputi tiga fase, yaitu fase borjuis, fase kapitalis, dan fase sosialis komunis. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Bersifat Integralistik Mengandung semangat kekeluargan dalam kebersamaan. 2. Adanya semangat kerja sama (gotong royong). 3. Memelihara Persatuan dan kesatuan. 4. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat. 1. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Teori Kebersamaan (Integralistik) Teori integralistik semula diajarkan olehh Spinoza, Adam Muhler, dll, yang mengemukakan bahwa negara adalah suatu susunan masyarakat yang integral di antara semua golongan dan semua bagian dari seluruh anggota masyarakat. Persatuan masyarakat itu merupakan persatuan masyarakat yang organis. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Lain Ideologi Liberalisme Inggrislah yang memulai timbulnya liberalisme yang diakibatkan oleh alam pemikiran yang disebut zaman pencerahan (aufklarung) yang menyatakan bahwa manusia memberikan penghargaan dan kepercayaan besar pada rasio. Rasio dianggap sebagai kekuatan yang menerangi segala sesuatu di dunia ini. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Liberalisme akan membawa suatu sistem, yaitu kapitalisme. Liberalisme melihat manusia sebagai mahluk bebas. Kebebasan manusia merupakan milik yang sangat tinggi dengan membawa unsur-unsur esensial, yaitu rasionalisme, materialisme, dan empirisme, serta individualisme. Ajaran liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali dengan persetujuannya. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Hak asasi tersebut memiliki nilai-nilai dasar yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu. Hal tersebut tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia sebagai mahluk Tuhan, yang mengemban tugas sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ideologi Sosialisme Tokoh utama yang mengajarkan komunisme adalah Karl Marx. Ajaran Marx kemudian ditambah dengan pandangan Engels dan Lenin, sehingga ajarankomunis melandaskan pada teori MarxismeLeninisme. Ajaran komunis didasarkan atas kebendaan. Oleh karena itu komunisme tidak percaya kepada Tuhan. Bahkan agama dikatakan sebagai racun bagi masyarakat. Ajaran tersebut jelas bertolak belakang dengan Pancasila. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Ideologi Sosialisme Masyarakat komunis tidak bercorak nasional, masyarakat yang dicita-citakan komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional Masyarakat komunis masa depan adalah masyarakat tanpa kelas, yang dianggap akan memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram dengan tidak adanya hak milik atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Ciri khas ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber atau berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah hidup bangsa. Dengan demikian, ideologi tersebut akan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai ideologi terbuka. Sekalipun ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, hal mana merupakan suatu yang tidak nalar. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya. Pengalaman sejarah kita di masa lampau. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sifat Ideologi Dimensi Realitas Nilai-nilai yang terkandung didalamnya bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakat, sehingga tertanam dan berakar di dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Dengan begitu nilai-nilai dasar ideologi itu tertanam dan berakar di dalam masyarakatnya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sifat Ideologi Dimensi Idealisme Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk akal. Dimensi Fleksibilitas Melalui pemikiran baru tentang dirinya, ideologi itu mempersegar dirinya, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Batas-Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila Stabilitas Nasional yang dinamis Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme. Mencegah berkembangnya paham liberal. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Negara dan Sistem Pemerintahan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Latar Belakang Perlunya Negara Menurut ahli tata negara Sokrates, Aristoteles, dan Plato, adanya negara dimulai 400 tahun Sebelum Masehi. Keberadaan negara menurut Thomas Van Aquino didorong oleh dua hal yaitu manusia sebagai mahluk sosial (animal social) dan manusia sebagai mahluk politik (animal politicum) Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai sifat tidak bisa hidup sendiri dan juga sebagai mahluk politik memiliki naluri untuk berkuasa. Oleh karena itu menurut Thomas Hobbes, keberadaan negara sangat diperlukan sebagai tempat berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat, maupun penguasa yang kuat (otoriter), karena menurutnya, manusia dengan manusia lainnya memiliki sifat seperti serigala (homo homini lupus). Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Keberadaan negara sebagaimana uraian di atas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan mekanisme pembentukan negara yang mendapat legitimasi (pengakuan) dari seluruh masyarakat secara bersama. Mekanisme yang demokratis dan universal bagi pembentukan negara adalah pemilihan umum (Pemilu). Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Pengertian dan Definisi Negara Negara berasal dari kata State (Inggris), Staat (Belanda), dan Etat (Prancis). State, Staat, Etat berasal dari bahasa latin Status atau Statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Definisi negara menurut beberapa ahli John Locke san Rosseau Negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat. Max Weber Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Roger F. Soltau Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat. Mac Iver Negara adalah suatu negara harus memenuhi tga unsur pokok, yaitu pemerintahan, komunitas atau rakyat, dan wilayah tertentu. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Unsur-unsur negara Penduduk Semua orang yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan diri ingin bersatu. Wilayah Wilayah Indonesia terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Pemerintah Sistem pemerintahan yang dianut oleh Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara Klasifikasi negara dapat dilihat dari beberapa indikator: 1. Jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan 2. Bentuk negara 3. Asas pemerintahan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara (jumlah orang berkuasa) Jumlah Penguasa Bentuk Positif Bentuk Negatif Satu Orang Monarki Tirani Sekelompok Orang Aristokrasi Oligarki Banyak Orang Demokrasi Mobokrasi Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara (sisi konsep dan teori modern) Negara Kesatuan Negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya terbagi dua, yaitu: negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dan sistem desentralisasi Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara (sisi konsep dan teori modern) Negara Serikat (Federasi) Bentuk negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara bagian dari negara serikat. Kekuasaan asli dalam negara federasi merupakan negara bagian, karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara negara federasi bertugas untuk menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara (asas penyelenggaraan ) Menurut Ekonomi (negara agraris, negara industri, negara berkembang, negara belum berkembang, negara utara : negara kaya/maju, negara selatan; negara sedang berkembang/miskin). Menurut politik (negara demokratis, negara otoriter, negara totaliter, negara satu partai, negara multipartai. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Klasifikasi negara (asas penyelenggaraan ) Menurut Sistem Pemerintahan (sistem pemerintahan presidentil, parlementer, dsb) Menurut Ideologi Bangsa (negara sosialis, negara liberal, negara komunis, negara agama, dsb) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sifat organisasi negara Sifat Memaksa Sifat Monopoli Sifat Totalitas Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi negara Fungsi pertahanan keamanan Fungsi pengaturan dan ketertiban Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Elemen Kekuatan negara Sumber Daya Manusia Teritorial Negara Sumber Daya Alam Kapasitas Pertanian dan Industri Kekuatan Militer dan Mobilitasnya Elemen Kekuatan yang Tidak berwujud Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pemerintahan negara Badan Legislatif Badan Eksekutif Badan Yudikatif Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pemerintahan negara (Badan legislatif) Badan yang berfungsi sebagai pembuat undang-undang(UU) atau peraturan daerah (Perda) yang pengesahannya dilakukan bersama dengan Presiden atau Kepala Daerah. Lembaga ini meliputi DPR, DPRD I, DPRD II. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pemerintahan negara (Badan eksekutif) Badan yang berfungsi menjalankan UU yang mendapat persetujuan secara bersama-sama antara DPR dengan Presiden. Lembaga ini meliputi presiden, wakil presiden, para menteri departemen dan nondepartemen, gubernur beserta muspida, bupati/walikota beserta muspida, camat, lurah/desa. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pemerintahan negara (Badan yudikatif) Badan yang berfungsi mengadili penerapan UU. Lembaga ini meliputi Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Yudisial Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pemerintahan negara (Badan yudikatif) Mahkamah Agung berfungsi memberi pertimbangan kepada presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi yang merupakan hak prerogatif presiden dalam bidang hukum. Mahkamah Konstitusi berfungsi melakukan uji UU terhadap UUD 1945, menyelesaikan konflik antar lembaga negara dan melakukan pembubaran partai politik bila melakukan pelanggaran UUD 1945. Komisi Yudisial, berwenang merekrut dan menyeleksi calon Hakim Agung. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Negara, Agama dan warga Negara Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Warga negara indonesia (WNI) (UU No. 12 Tahun 2006 ) warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Siapa wni? (Pasal 4 UUKI) a.Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI) b.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara Asing. d.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu warga negara Indonesia. e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus (300) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia. g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia. h.Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya. j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui k.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si l. Anak yang lahir di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. m.Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau janji setia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Status anak wni (Pasal 5 UUKI) Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia. 2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai warga negara Indonesia. 1. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pilihan menjadi warga negara (pasal 6 uuki) 1. Dalam hal status kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf I, dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 2. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan. 3. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat tiga (3) tahun setelah anak berusia delapan belas (18) tahun atau sudah kawin. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Asas Kewarganegaraan (asas kewarganegaraan umum) Asas kelahiran (Ius Soli) Asas keturunan (Ius Sanguinis) Asas Kewarganegaraan Tunggal Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Asas Kewarganegaraan Khusus 1. Asas Kepentingan Nasional 2. Asas Perlindungan Maksimum 3. Asas Persamaan di dalam Hukum dan pemerintahan 4. Asas kebenaran substantif 5. Asas non-diskriminatif 6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM 7. Asas keterbukaan 8. Asas publisitas Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Masalah Status Kewarganegaraan Apatride Bipatride Multipatride Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Karena kelahiran Karena Pengangkatan Karena dikabulkan permohonan Karena kewarganegaraan Karena perkawinan Karena pernyataan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si negara Negara Indonesia sesuai dengan konstitusi, berkewajiban untuk menjamin dan melindungi seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali, secara jelas tertulis dalam Pasal 33 UUD 1945. Namun demikian, kewajiban negara untuk memenuhi hak-hak warga negaranya tidak akan dapat berlangsung dengan baik tanpa dukungan warga negara dalam bentuk pelaksanaan kewajibannya sebagai warga negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pada saat yang sama, dalam rangka menjamin hak-hak warga negara, negara harus menjamin keamanan dan kenyamanan proses penyaluran aspirasi warga negara melalui penyediaan fasilitas-fasilitas publik yang berfungsi sebagai wadah untuk mengontrol negara, selain memberikan pelayanan publik yang profesional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si negara (kasus islam) Hubungan islam dengan negara modern secara teoritis dapat digolongkan dalam 3 pandangan: 1.Pandangan Integralistik 2.Pandangan Simbiotik 3.Pandangan Sekularistik Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Paradigma integralistik Konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu (integrated). Memberikan penegasan bahwa negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus lembaga agama. Konsep ini menegaskan kembali bahwa islam tidak mengenal pemisahan antara agama dan politik atau negara. Paham integralistik identik dengan paham Islam ad-Din wa dawlah (islam sebagai agama dan negara), yang sumber hukum positifnya adalah hukum islam. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Paradigma simbiotik Hubungan agama dan negara berada pada posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Dalam pandangan ini, agama membutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan agama. Begitu juga sebaliknya, negara juga memerlukan agama sebagai sumber moral, etika, dan spiritualitas warga negaranya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Paradigma sekularistik Paradigma ini beranggapan bahwa terjadi pemisahan yang jelas antara agama dan negara. Agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan satu sama lain memiliki garapan masing-masing, sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan intervensi. Negara adalah urusan publik, sementara agama merupakan wilayah pribadi masingmasing warga negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si HAK ASASI MANUSIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pengertian Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia menurut UU No. 39/1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan YME. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Ruang Lingkup HAM Hak sosial politik (hak alamiah) Hak sosial ekonomi – sosial budaya Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Tujuan HAM Tujuan pelaksanaan HAM adalah untuk mempertahankan hak-hak warga negara dari tindakan sewenangwenang aparat negara, dan mendorong tumbuh serta berkembangnya pribadi manusia yang multidimensional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Perkembangan HAM di Dunia Magna Charta (Piagam Agung 1215) Bill of Rights (UU hak 1689) Declaration Des Droits de L’homme et du Citoyen (Deklarasi HAM dan Warga negara Prancis Tahun 1789) Bill of Rights (UU hak Virginia 1789) Declaration of Human Rights PBB (1948) Piagam Atlantik Charter (1941) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Indonesia Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945) 1. Budi Utomo (hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat) 2. Perhimpunan Indonesia (hak untuk menentukan nasibnya sendiri) 3. Sarekat Islam (Hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan diskriminasi rasial) 4. Partai Komunis Indonesia (hak sosial dan berkaitan dengan alat-alat produksi) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 5. Indische Party (Hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama) 6. Partai Nasional Indonesia (Hak untuk memperoleh kemerdekaan) 7. Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia (Hak untuk menentukan nasib sendiri, mengeluarkan pendapat, berserikat dan berkumpul, persamaan dimuka hukum, turut dalam penyelenggaraan negara) Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Periode sesudah kemerdekaan (1945 - sekarang) 1. Periode 1945-1950 a. Hak untuk merdeka b. Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan c. Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen 2. Periode 1950-1959 Pemikiran HAM pada periode ini lebih menekankan pada semangat kebebasan demokrasi liberal yang berintikan kebebasan individu. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 3. Periode 1959-1966 Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang kebebasan dari pemerintah atau dengan kata lain pemerintah melakukan pemasungan HAM, yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si 4. Periode 1966-1968 Tahun 1967, berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan adanya hak uji materil yang diberikan kepada Mahkamah Agung. Tahun 1970-1980, pemerintah melakukan pemasungan HAM dengan sikap defensif, represif yang dicerminkan dengan produk hukum yang bersifat restriktif terhadap HAM. Tahun 1990-an, pemikiran HAM tidak lagi hanya bersifat wacana saja melainkan sudah dibentuk lembaga penegakan Poni Sukaesih Kurniati, Keppres S.IP., M.Si Komnas HAM sesuai dengan No. 5. Periode 1998-sekarang Pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna menjamin HAM dan menetapkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Artinya pemerintah memberi perlindungan yang signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek hak politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, hukum, dan pemerintahan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si HAM pada Tatanan Global dan di Indonesia HAM menurut konsep negara-negara Barat a.Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak. b.Ingin mendirikan federasi rakyat bebas, negara sebagai koordinator dan pengawas. c.Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia. d.Hak asasi lebih dulu ada dari pada negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si HAM menurut konsep sosialis a.Hak asasi hilang dari individu dan terintegarsi dalam masyarakat. b.Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada. c.Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila menghendaki. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si HAM menurut konsep-konsep bangsa Asia dan Afrika a. Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya. b. Masyarakat sebagai keluarga besar artinya penghormatan untuk keluarga. c. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si HAM Menurut Konsep PBB a. Hak untuk hidup b.Kemerdekaan dan keamanan badan c.Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum d.Hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum e.Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana f.Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si g. Hak untuk mendapat hak milik atas benda’ h. Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan i. j. k. l. m. n. o. p. perasaan Hak untuk bebas memeluk agama serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat Hak untuk berapat dan berkumpul Hak untuk mendapatkan jaminan sosial Hak untuk mendapatkan pekerjaan Hak untuk berdagang Hak untuk mendapatkan pendidikan Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si DEMOKRASI Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Arti demokrasi Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, Demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Manfaat demokrasi Kesetaraan sebagai warga negara Memenuhi kebutuhan umum Pluralisme dan kompromi Menjamin hak-hak dasar Pembaruan kehidupan sosial Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si Kurniati, S.IP., M.Si Nilai-nilai demokrasi Kesadaran akan pluralisme Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Prinsip demokrasi (Robert A. Dahl) Adanya kontrol atas` keputusan pemerintahan. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Adanya hak memilih dan dipilih. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Adanya kebebasan mengakses informasi. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si parameter demokrasi Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Sistem pertanggungjawaban pemerintahan. Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara. Pengawasan oleh rakyat Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Jenis demokrasi (cara menyampaikan pendapat) Demokrasi langsung Rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan. Demokrasi tidak langsung atau perwakilan Dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas Demokrasi formal Secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi dan individu diberi kebebasan yang luas. Demokrasi material Memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi. Demokrasi campuran Berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi Demokrasi liberal Memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar Bertujuan mensejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan negara Demokrasi sistem parlementer Demokrasi sistem presidensial Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pelaksanaan demokrasi di indonesia Demokrasi parlementer (liberal) Demokrasi Terpimpin Demokrasi Pancasila pada era orde baru Demokrasi langsung pada era orde reformasi Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si PENGERTIAN Konstitusi berasal dari bahasa Perancis Constituer , yang berarti membentuk. Dalam bahasa latin berasal dari kata cume berarti “bersama dengan...”, dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu” Istilah konstitusi dalam bahasa inggris memiliki makna yang lebih luas dari Undang-Undang Dasar. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Konstitusi? Kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada penguasa. Dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari sistem politik yang diterapkan. Deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Tujuan dan fungsi konstitusi Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Tiga muatan pokok dalam konstitusi Jaminan hak-hak asasi manusia Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar Pembagian dan pembatasan kekuasaan Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Sejarah perkembangan konstitusi Dikenal sejak zaman Yunani Masa Kekaisaran Roma Zaman Klasik Islam Revolusi Perancis Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Sejarah perkembangan konstitusi di indonesia UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949) Konstitusi RIS (27 Desember 1945-17 Agustus 1950) UUDS RI 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959) UUD 1945 (5 Juli 1959-sekarang) Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Dua model perubahan konstitusi Renewal adalah sistem perubahan konstitusi dengan model perubahan konstitusi secara keseluruhan, sehingga diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Amandemen adalah perubahan konstitusi yang apabila suatu konstitusi diubah, konstitusi yang asli tetap berlaku. Tata urutan perundang-undangan indonesia menurut UU No.10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. 1. 2. 3. 4. 5. Undang-Undang Dasar 1945 Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan daerah Perda provinsi b. Perda kabupaten/kota c. Perda desa a. RULE OF LAW Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si PENGERTIAN RULE OF LAW Secara formal rule of law diartikan sebagai kekuasaan hukum yang terorganisasi. Secara hakiki/materiil, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk . Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Poni Sukaesih Kurniati, Poni Sukaesih S.IP., M.Si. Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi Rule of law Pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap ‘rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga “keadilan sosial”. Sehingga diatur pada Pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Dinamika pelaksanaan rule of law Prinsip-prinsip Rule of law secara hakiki sangat erat kaitannya dengan “The enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsi-prinsip rule of law. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Dinamika pelaksanaan rule of law Proses` penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari: 1. Kepolisian 2. Kejaksaan 3. KPK 4. Badan Peradilan (MA, MK, PN, PT) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi Kepolisian adalah memelihara keamanan dalam negeri yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Kejaksaan RI adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan penyidikan pidana khusus berdasar KUHP. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Komisi Pemberantasan Korupsi ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 2002 dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi. Badan peradilan menurut UU N0. 4 dan No. 5 Tahun 2004 bertindak sebagai lembaga penyelenggara peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan serta membantu pencari keadilan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si POLITIK STRATEGI NASIONAL Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si pengertian Politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Str ategi merupakan seni dan ilmu dalam menggunakan serta mengembangkan kekuatan (ipoleksosbudhankam) Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan keputusan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam konteks politik nasional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Penyusunan politik dan strategi nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Suprastruktur politik Infrastruktur politik Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Stratifikasi politik nasional Tingkat penentu kebijakan puncak Tingkat kebijakan umum Tingkat penentu kebijakan khusus Tingkat penentu kebijakan teknis Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Politik pembangunan nasional dan manajemen nasional Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan kepaduan tata nilai, struktur, dan proses. Karena itu diperlukan sistem manajemen nasional yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) Berlandaskan pasal 30 UUD 1945 Ayat (2) kita menganut Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), yaitu sistem pertahanan yang melibatkan segenap potensi yang dimiliki negara, dimana rakyat berperan sebagai kekuatan dasar dan TNI sebagai kekuatan inti. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Strategi pemberantasan tindak pidana korupsi Pemberantasan korupsi sejak era reformasi telah melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama 19982004, melaksanakan kebijakan hukum (ekonomi, politik, sosial, HAM) dalam pemberantasan korupsi untuk memenuhi janji reformasi. Tahap kedua 20042008. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pembangunan hukum dalam pemberantasan korupsi di masa mendatang, seharusnya menanamkan paradigma baru yaitu bahwa pencegahan dan penindakan serta pengembalian aset korupsi merupakan tiga pilar utama yang berkaitan erat dan harus dilaksanakan oleh KPK secara konsisten. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Otonomi daerah Otonomi secara sempit diartikan sebagai mandiri, sedangkan dalam arti luas adalah berdaya. Jadi otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Otonomi daerah Penyelenggaraan negara secara garis besar diselenggarakan dengan dua sistem, yaitu sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi yaitu jika urusan yang berkaitan dengan aspek kehidupan dikelola di tingkat pusat. Sistem desentralisasi adalah sistem ketika sebagian urusan pemerintahan diserahkan pada daerah untuk menjadi urusan rumah tangganya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Latar belakang OTDa Krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah memporakporandakan hampir seluruh sendi-sendi ekonomi dan politik negeri ini yang telah dibangun cukup lama. Sebagai respon dari krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan yang cukup penting yaitu melaksananakan Otda. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Tujuan dan prinsip OTDA Untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat. Untuk mencapai pemerintahan yang efisien. Agar perhatian lebih fokus kepada daerah. Agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Otda dan demokratisasi Otonomi daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem demokrasi yang berintikan kebebasan individu, kelompok, daerah untuk mengatur, mengendalikan, serta menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pertemuan 14 GEOPOLITIK Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si pengertian Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara . Wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Latar belakang wawasan nusantara Falsafah Pancasila Aspek kewilayahan nusantara Aspek sosial budaya Aspek historis Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Fungsi wawasan nusantara Wanus berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Tujuan wawasan nusantara Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Bentuk wawasan nusantara Wanus sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional. Wanus sbagai wawasan pembangunan nsional menurut UUD 1945. Wanus sebagai pertahanan dan keamanan negara. Wanus sebagai wawasan kewilayahan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Pemikir geopolitik Friedrich Ratzel (1844-1904) dengan teori ruang Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan teori kekuatan Karl Haushofer (1869-1946) dengan teori Pan Region Sir Halford Mackinder (1861-1947) dengan teori daerah jantung Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sri Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan dengan teori kekuatan maritim. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (18791936) dengan teori kekuatan di udara. Nicholas J. Spykman (1893-1943) dengan teori daerah Batas Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Wadah wawasan nusantara Batas ruang lingkup (nusantara, manunggal dan utuh menyeluruh) Tata susunan pokok/inti organisasi Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Isi wawasan nusantara Tujuan Sifat dan ciri Cara kerja Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Implementasi wawasan nusantarra Implementasi wawasan nusantara dimaksudkan menerapkan atau melaksanakan wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari secara nasional yang mencakup kehidupan politk, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan nasional. Dalam mengimplementasikannya maka pemikiran, sikap, dan tindak tanduk WNI harus bercermin pada wawasan nusantara. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si GEOSTRATEGI (KETAHANAN NASIONAL) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si pengertian Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Latar belakang geostrategi Dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliki, indonesia menjadi ajang perebutan pengaruh negara-negara besar. Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional, yaitu kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah NKRI. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Tujuan dan fungsi geostrategi Geostrategi diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan. Geostrategi mempunyai fungsi sebagai daya tangkal, dan ketahanan pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sifat geostrategi Manunggal Mawas ke dalam Kewibawaan Berubah menurut waktu Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan Percaya pada diri sendiri Tidak tergantung pada pihak lain Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Konsepsi dasar geostrategi Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan ketahanan nasional melalui pembangunan seluruh aspek ketahanan nasional. Aspek tersebut meliputi aspek trigatra dan panca gatra yang keduanya dikenal dengan astagatra. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Model astagatra Model astagatra merupakan model yang berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra dan pancagatra Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si trigatra Aspek geografi 2. Sumber Daya Alam 3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk (Demografi) 1. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si pancagatra 1. 2. 3. 4. 5. Ketahanan di bidang ideologi Ketahanan nasional di bidang politik Ketahanan nasional di bidang ekonomi Ketahanan nasional di bidang sosial dan budaya Ketahanan nasional di bidang Hankam Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Hubungan komponen strategi antargatra Gatra Geografi-SDA Gatra Geografi-Penduduk Gatra SDA-Penduduk Gatra Ideologi –Ipoleksosbudhankam Gatra Politik –Ipoleksosbudhankam Gatra Ekonomi –Ipoleksosbudhankam Gatra Sosial budaya –Ipoleksosbudhankam Gatra hankam –Ipoleksosbudhankam Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL Politik, menghadapi globalisasi perlu peningkatan kompetensi diplomat menjadi perunding internasional. Selain itu banyak kasus disintegrasi disebabkan ketidakadilan politik, hukum, ekonomi, dan budaya. Ekonomi, hal-hal yang harus dibenahi yaitu menata kebijakan fiskal, industri dalam negri, dan swasembada pangan. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Sosbud, dibuat standarisasi pendidikan, kerukunan umat beragama, dan sistem jaminan sosial. Hukum, profesionalitas aparat hukum, pemberantasan korupsi, dan HAM Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si