Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan

advertisement
INTERNAL AUDIT
Materi 4
Oleh
Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Auditor Internal Harus Mandiri dan Terpisah Dari
Berbagai Kegiatan Yang Diperiksa.
Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat
melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan obyektif.
Kemandirian para auditor internal dapat memberikan penilaian
yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat
dibutuhkan atau penting bagi pemeriksa auditor internal
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status
organisasi dan sikap objektif para auditor internal.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
Status organisasi unit audit internal haruslah memberikan
keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung
jawab pemeriksaan yang diberikan.
Audit Internal harusnya memperoleh diukungan dari
manajemen senior dan dewan. Sehingga mereka mendapatkan
kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan
pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak
lain.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
1. Pimpinan audit internal harus bertanggung jawab terhadap
individu di dalam organisasi yang memiliki kewenangan
cukup untuk mewujudkan kemandirian tersebut dan
menjamin luas cakupan pemeriksaan, perhatian yang
memadai terhadap laporan pemeriksaan dan tindakan yang
tepat berdasarkan rekomendasi pemeriksaan.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
2. Pimpinan audit internal harus memiliki hubungan langsung
dengan dewan. Komunikasi yang teratur dengan dewan
akan membantu terjaminnya kemandirian dan merupakan
sarana semua pihak untuk saling memberikan informasi
demi kepentingan organisasi.
3. Kemandirian tersebut harus ditingkatkan bila pengangkatan
atau penggantian pimpinan audit internal dilakukan atas
persetujuan dewan.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
4. Tujuan, Kewenangan dan tanggungjawab bagian audit
internal harus didefinisikan dalam dokumen tertulis,
sebaiknya di dalam anggaran dasar yang disetujui oleh
manajemen senior dan dewan. Anggaran dasar harus:
a. Menyatakan kedudukan bagian internal audit dalam
organisasi.
b. Memberikan kewenangan untuk mendapatkan
dokumen-dokumen, catatan-catatan, personel, dan
benda-benda berwujud yang relevan dengan
pelaksanaan audit
c. Mendrfinisikan lingkungan kegiatan audit internal.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
5. Pemimpin audit internal setiap tahun harus mengajukan
persetujuan mengenai rangkuman jadwal kegiatan
pemeriksaan, susunan kepegawaian dan anggaran yang
kemudian diinformasikan kepada dewan.
a. Jadwal kegiatan pemeriksaan, susunan kepegawaian
dan anggaran harus memuat cukup informasi yang
memungkinkan dewan memastikan apakah tujuan dan
rencana bagian audit internal tersebut mendukung
tujuan serta rencana organisasi dan dewan.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
b. Batasan lingkup adalah pembatasan terhadap bagian
audit internal yang menghalangi tercapainya tujuan dan
rencana bagian audit internal, antara lain:
• Lingkup yang didefinisikan dalam Anggaran Dasar
• Akses bagian audit
• Jadwal kegiatan yang telah disetujui
• Pelaksanaan prosedur pemeriksaan yang diperlukan
• Rencana susunan kepegawaian dan anggaran yang
telah disetujui
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
c. Batasan dan dampak yang potensial dari adanya
batasan tersebut harus dibicarakan dengan dewan,
sebaliknya dilakukan secara tertulis.
d. Pimpinan audit internal harus mempertimbangkan
apakah perlu memberitahukan kepada dewan tentang
batasan lingkup yang sebelumnya telah dibicarakan dan
disetujui.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
6. Pemimpin internal audit harus memberi laporan tahunan
tentang berbagai kegiatan kepada manajemen senior dan
dewan, atau setiap periode yang lebih singkat bila
dipandang perlu. Laporan tersebut haruslah memuat
temuan yang penting dan rekomendasi serta harus pula
memberikan informasi berbagai penyimpangan dan deviasi
dari jadwal pemeriksaan, susunan pegawai dan anggaran.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
INDEPENDENSI
Status Organisasi:
(lanjutan) Alasan bagi penyimpangan atau deviasi tersebut
membutuhkan penjelasan yang mencakup:
• Perubahan organisasi dan manajemen
• Kondisi ekonomi
• Hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan peraturan
• Perubahan staf
• Permintaan manajemen
• Perluasan atau pengurangan lingkup pemeriksaan
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
OBJEKTIVITAS
Bebas dari masalah benturan kepentingan, dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya pada pihak lain.
Objektivitas:
Para pemeriksa internal atau auditor internal haruslah
melakukan pemeriksaan secara objektif..
1. Objektif adalah sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh
internal auditor dalam melaksanakan pemeriksaan. Internal
auditing tidak bileh menempatkan penilaian sehubungan
dengan pemeriksaan yang dilakukan secara lebih rendah
dibanding dengan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
OBJEKTIVITAS
Objektivitas:
2. Sikap objektif akan memungkinkan para auditor internal
melaksanakan pemeriksaan dengan suatu cara, sehinga
mereka akan sungguh-sungguh yakin akan hasil
pekerjaannya dan tidak akan membuat penilaian yang
kualitasnya merupakan hasil kesepakatan atau diragukan.
Auditor internal tidak boleh ditempatkan dalam suatu
keadaan yang membuat mereka tidak dapat melaksanakan
penilaian profersional yang objektif.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
OBJEKTIVITAS
Objektivitas:
(lanjutan). Dalam pelaksanaannya ada beberapa yang harus
diperhatikan, yatu:
• Penugasan staf harus bebas konflik kepentingan dan sikap
berpihak.
• Harus segera melaporkan jika ada staff jika ada keadaan
konflik kepentingan atau sepatutnya diduga.
• Penugasan dirotasikan secara periodik.
• Para auditor internal tidak boleh menerima tangungjawab
operasional.
• Orang yang dipindahkan menjadi auditor internal tidak
boleh ditugaskan di bidang yang sebelumnya ditangani
• Laporan harus ditinjau sebelum diserahkan.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
OBJEKTIVITAS
Objektivitas:
3. Sikap objektif auditor tidak terpengaruh atau berkurang bila
pemeriksa menganjurkan suatu standar pengawasan bagi
sistem-sistem atau meninjau prosedur sebelum hal-hal
tersebut diterapkan. Penyusunan, pemasangan, dan
pengoperasionalan sistem bukanlah fungsi pemeriksaan.
Selain itu, pembuatan prosedur-prosedur bagi bernagai
sistem bukanlah fungsi audit. Pelaksanaan kegiatan yang
bukan fungsi pemeriksaan, dianggap akan mengurangi
sikap objektif audit.
Wisnu HP., S.E., M.Si., Ak., CA
Download