plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL SISWA SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA KELAS VII TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Laurentius Bagus Tri Hananto
NIM: 081114024
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh kasih skripsi ini saya persembahkan kepada:
 Tuhan Yesus Kristus yang setia membimbing dan mamberikan
rahmat serta berkat yang melimpah pada saat saya berkarya di
dalam penelitian skripsi
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Hidup penuh rintangan
Maka perjuangkan apa yang menjadi hak kita
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL SISWA SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA KELAS VII TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
PRIBADI-SOSIAL
Laurentius Bagus Tri Hananto
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian sosial siswa SMP BOPKRI 3
Yogyakarta kelas VII tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan
topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 53 orang. Instrument
penelitian berbentuk kuesioner penyesuaian sosial. Kuesioner yang disusun terdiri
dari 50 item berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial dan uji empiris dengan
teknik korelasi item-total, sedangkan uji reliabilitas dengan nilai reliabilitas
sebesar .896 dan bantuan program SPSS (Statistic Programe for Social Science)
versi 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penyesuaian sosial
siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang
memiliki tingkat penyesuaian kategori sangat tinggi berjumlah 50 siswa (94,3%)
dan siswa yang memiliki tingkat penyesuaian yang tinggi berjumlah 3 siswa
(5,6%) (2). Berdasarkan analisis terhadap skor item terdapat 18 item (45%) masuk
dalam kategori sangat baik, 16 item (40%) masuk dalam kategori “baik”, 6 item
(15%) yang masuk dalam kategori “cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, peneliti mengusulkan 4 topik bimbingan yang berpedoman dari
item-item yang terendah untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
A DESCRIPTIVE STUDY ON STUDENTS SOCIAL ADJUSTMENT OF
THE SEVENTH GRADE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT SMP
BOPKRI 3 YOGYAKARTA IN 2013/2014 SCHOOL YEAR AND ITS
IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED TOPICS OF PERSONALSOCIAL GUIDANCE
Laurentius Bagus Tri Hananto
Sanata Dharma University
2014
This study is a descriptive research with survey method that aims to reveal
the students social adjustment of the seventh grade junior high school students at
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in 2013/2014 school year and its implications to the
suggested topics of personal-social guidance.
The subjects are all students of seventh grade students at SMP BOPKRI 3
Yogyakarta in 2013/2014 school year, consisting of 53 people. The research
instrument is in the form of social adjustment questionnaire. The questionnaire
consists of 50 items compiled based on the aspects of social adjustment and
empirical test with item-total correlation technique, while the reliability test has
the value of .896 and SPSS (Statistics Programme for Social Science) version
15.0.
The results show that: (1) The level of social adjustment of the seventh
grade students at SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in 2013/2014 school year which has
a very high level of adjustment is 50 students (94.3%) and the students who have
a high level of adjustment amounts to 3 students (5.6%) (2). Based on the analysis
of the scores of items contained 18 items (45%) in the category “very good”, 16
items (40%) belong to the category of "good", 6 items (15%) belong to the
category of "good enough”. Based on the research that has been done, the writer
proposed four topics that guided the guidance of the low items to improve the
social adjustment of the seventh grade students at SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kemurahan kasih,
karunia dan penyertaanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penyusunan skripsi ini sebagai wujud dari seluruh pengetahuan dan
pengalaman peneliti selama menjadi mahasiswa program studi Bimbingan dan
Konseling di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang
dengan kesabaran mengarahkan dan membimbing serta senantiasa memberi
semangat dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan
selama ini sehingga berguna bagi peneliti.
5. Mas St.Priyatmoko, yang selalu setia dan sabar membantu peneliti dalam hal
surat-menyurat dan administrasi lainnya.
6. Paryadi, S.Pd., selaku Kepala sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
7. Seluruh siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta atas bantuan dan
kerjasamanya sebagai responden yang bersedia mingisi instrument penelitian
ini, sehingga pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
1. Manfaat Teoritis ..........................................................................
2. Manfaat Praktis ...........................................................................
E. Definisi Operasional ..............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
A. Hakekat Penyesuaian Sosial ..................................................................
1. Pengertian Penyesuaian Sosial ......................................................
2. Ciri Penyesuaian Sosial yang Baik................................................
3. Aspek Penyesuaian Sosial .............................................................
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial
yang baik .......................................................................................
B. Hakekat Pubertas dan Penyesuaian Sosial.............................................
1. Pengertian Pubertas .......................................................................
2. Tugas Perkembangan Sosial Masa Pubertas .................................
3. Karakteristik Sosial Masa Pubertas…….………………………...
C. Bimbingan Pribadi Sosial ......................................................................
1. Definisi Bimbingan Pribadi Sosial ................................................
2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial .................................................
1
9
9
9
9
10
10
12
12
12
14
16
xii
19
21
21
22
24
25
25
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
A. Jenis Penelitian ......................................................................................
B. Subjek Penelitian ...................................................................................
C. Instrumen Penelitian ..............................................................................
1. kuesioner ........................................................................................
2. validitas ..........................................................................................
3. reliabilitas .......................................................................................
D. Uji Coba Penelitian ................................................................................
1. Uji Validitas ..................................................................................
2. Uji Reliabilitas ..............................................................................
E. Teknik Pengambilan Data .....................................................................
1. Persiapan dan Pelaksanaa…………………………………………
2.Tahap Pengambilan Data………………………………………….
3.Teknik Analisis Data………………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran-saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
xiii
30
30
30
32
32
33
35
36
36
37
38
38
39
40
45
45
58
59
59
59
60
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Subyek Penelitian ............................................................................
31
Tabel 2
Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial ..........................................
33
Tabel 3
Konstruk Instrumen Penelitian Penyesuaian Sosial ........................
36
Tabel 4
Kualifikasi Reliabilitas ...................................................................
37
Tabel 5
Penggolongan Kategorisasi .............................................................
41
Tabel 6
Pengkategorisasian Deskripsi Penyesuaian sosial Siswa........ ........
42
Tabel 7
Pengkategorisasian Skor Item Kuesioner Penelitian................... ....
44
Tabel 8
Usulan Topik-Topik Bimbingan Berdasarkan Aspek yang
Tergolong Dalam Butir Item Penyesuaian Sosial yang Tergolong
cukup rendah....................................................................................
58
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Olah Data Penyesuaian sosial .............................................. 63
Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 55
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian Penyesuaian sosial................................. .... 59
Lampiran 4: SPB ................................................................................................ 65
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian .....................................................................
xv
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional
variabel.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makluk sosial yang tidak pernah lepas dari manusia lain.
Tiap manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan manusia lain,
karena ia berada dalam suatu komunitas yang beragam seperti keluarga, sekolah, dan
komunitas lain di mana ia menjadi anggota. Winkel (1991) mengungkapkan bahwa
setiap manusia berinteraksi dengan manusia-manusia lain dalam lingkungan hidup,
mulai dari lingkungan keluarga, sebagai unit kehidupan yang paling kecil sampai
pada lingkungan masyarakat luas.
Gerungan (1988) menyatakan bahwa manusia secara hakiki merupakan
makluk sosial yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan manusia lain untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya seperti: makan, minum, dan lain-lain. Hal
ini juga dikemukakan oleh Mulyadi (1995) yang menyatakan bahwa kebutuhan
manusia meliputi kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan kebutuhan kontrol.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Kebutuhan afeksi merupakan kebutuhan akan persahabatan, kasih sayang dan cinta
kasih. Jika manusia ingin kebutuhan afeksi terpenuhi, maka kebutuhan inklusi yang
merupakan kebutuhan untuk bergabung dengan sesamanya seperti menjadi bagian
dari kelompok tertentu juga harus terpenuhi dulu, sedangkan kebutuhan kontrol
merupakan kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan untuk memimpin,
mempengaruhi, dan mengatur manusia disekitarnya. Upaya manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut melalui suatu proses yang disebut interaksi
sosial. Soekanto (1982) menyatakan interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok
manusia. Interaksi sosial ini muncul sebagai suatu keharusan, karena kondisi biologis
dan psikologis manusia yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Hal ini banyak terjadi di
masyarakat mulai dari lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang paling kecil,
sampai pada lingkungan masyarakat luas, salah satunya adalah kelompok usia
pubertas. Pubertas sebagai kelompok yang hidup di lingkungan masyarakat pasti
mempunyai kebutuhan dan tugas perkembangan.
Masa di mana siswa SMP kelas VII merupakan masa peralihan, di masa ini
seseorang berada pada masa transisi, yaitu masa individu-individu untuk berpindah
ke masa individu, masa ini disebut masa pubertas. Seseorang yang berada pada masa
pubertas akan menemui hal-hal yang baru dalam kehidupannya, jika seseorang telah
melewati masa pubertas maka ia akan masuk pada masa individu yang penuh dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
hal yang baru. Menurut Monks (2002) pubertas berasal dari kata puber yaitu
pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda
kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Menurut Root (dalam
Hurlock, 2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi
kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Pubertas adalah
masa ketika seorang individu mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
fungsi seksual. Dipertegas oleh Syamsudin (1990) bahwa “Masa puber adalah masa
yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil dan belum
terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh psikologisnya”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan yang dimaksud masa pubertas adalah masa
transisi atau perubahan dari makhluk aseksual menjadi makluk seksual sehingga
terjadi proses perubahan proporsi tubuh yang ditandai dengan kematangan seksual
dan alat reproduksi. Pada perempuan kematangan seksual ini ditandai dengan
terjadinya menstruasi dan pada laki-laki terjadinya mimpi basah. Masa pubertas
dalam kehidupan masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama,
sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah pertama.
Individu perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa
sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti
payudara mulai berkembang, dll. Individu lelaki mulai memperlihatkan perubahan
dalam suara, otot, dan fisik lainnya. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat
sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia individu. Masa pubertas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
memiliki tugas perkembangan yang sulit berkaitan dengan penyesuaian sosial.
Interaksi sosial terjadi di lingkungan sekolah, salah satunya di Sekolah Menengah
Pertama. Peneliti melihat ada masalah tentang penyesuaian sosial pada siswa kelas
VII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta, yaitu: siswa belum bisa berbaur atau bermain
bersama dengan teman yang lain, ada siswa yang hanya berdiam diri di dalam kelas
ataupun hanya duduk sendiri di depan kelas. Selain itu antara siswa dan siswi masih
bermain berkelompok dan sering juga terjadi saling ejek antara siswa dan siswi
tersebut, serta belum bisa berbaur dengan lawan jenis. Hal ini jika dibiarkan akan
berdampak pada siswa siswi tersebut karena mereka pasti kurang dapat melakukan
penyesuaian sosial dengan baik di lingkungan sekolahnya, serta berdampak pada
masa depan siswa siswi tersebut karena mereka akan menutup diri dan susah
berinteraksi dengan orang lain.
Interaksi sosial pada masa pubertas cenderung meningkat, hal ini terjadi
karena individu memiliki tugas perkembangan yang harus dilakukan, salah satu
tugasnya adalah menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Saat
menjalankan interaksi sosial dengan teman sebaya lainnya di sekolah, individu
dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian, baik yang bersifat Penyesuaian diri
maupun penyesuaian sosial. Penyesuaian diri berkaitan dengan keadaan yang terjadi
dalam diri individu, misalnya: keadaan fisik, perasaan dan pikiran individu,
sedangkan penyesuaian sosial berkaitan dengan keadaan yang terjadi di lingkungan,
di mana ada orang-orang serta peraturan-peraturan di dalamnya. Penyesuaian sosial
berguna untuk memenuhi kebutuhan sosial individu, antara lain kebutuhan akan kasih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
sayang, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan untuk diakui dalam kelompoknya, serta
dalam rangka memenuhi kebutuhan sosial ini, individu harus melakukan proses
penyesuaian sosial dengan kelompoknya. Menurut Sers (1991), penyesuaian sosial
merupakan alasan seseorang untuk menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di
dalam kelompok dan untuk menghindari celaan.
Kemampuan individu dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap teman
sebaya berbeda-beda, ada individu yang mampu melakukan penyesuaian sosial secara
baik dan ada yang buruk. Penyesuaian sosial yang baik bahwa individu mampu dan
berhasil dalam menyesuaikan dengan lingkungan serta teman sebayanya. Penyesuaian
sosial yang buruk bahwa individu kurang dapat menyesuaikan dengan lingkungannya
serta kurang mampu bergaul dengan teman sebayanya. Menurut Schneiders (1964)
penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat
terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat
dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Individu yang
penyesuaiannya baik akan mengalami kebahagiaan sedangkan individu yang
penyesuaiannya buruk akan sedih. Sebagai contoh, individu yang melakukan
penyesuaian dengan baik: mudah bergaul dengan orang yang baru kenal, serta sopan.
Maka individu tersebut akan diterima di lingkungan/kelompok, maka individu akan
merasa bahagia, dan jika penyesuaiannya buruk, seperti: pendiam, cuek, arogan,
maka individu tersebut tidak dapat diterima di lingkungan, kelompok serta dalam
dirinya akan terjadi pergulatan batin. Hurlock (1992) menegaskan, bahwa “individu
yang kurang diterima oleh teman-temannya akan mengalami ketidak bahagiaan, tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
seperti teman-teman lainnya, sehingga individu tersebut tidak berminat pada kegiatan
di sekolah, dengan demikian penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu
tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap kegiatan belajar di sekolah.
Manusia merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi
dengan manusia lain untuk memanusiakan dirinya. Setiap manusia ingin dicintai,
ingin diakui dan dihargai, ingin pula mendapatkan tempat dalam kelompoknya, hanya
dengan relasi dan komunikasi dengan manusia lain, manusia dapat menuju pada
kedewasaan. Upaya untuk menuju pada kedewasaan tergantung pada cara
penyesuaian sosial yang dilakukannya. Individu diharapkan mampu melakukan
penyesuaian sosial dengan bantuan dan dukungan dari manusia lain maupun dirinya
sendiri, sehingga manusia dapat berkembang dengan baik dalam berinteraksi dengan
manusia lain. Individu memerlukan penerimaan yang baik dari orang lain, hal ini
akan berdampak jika individu mampu melakukan tuntutan yang ada di lingkungan
masyarakat agar individu bisa diterima dengan baik oleh lingkungannya. Hal ini
ditegaskan oleh Hurlock (1991), yang menyatakan bahwa:
Individu yang diterima dengan baik memiliki peluang yang lebih banyak
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teman sebaya, dibandingkan
dengan individu yang tidak diterima dengan baik, mereka yang diterima
dengan baik oleh kelompoknya akan memperoleh kesempatan untuk
mempelajari keterampilan sosial, akibatnya secara sosial mereka lebih cakap
dibandingkan dengan individu yang kurang aktif.
Melalui berbagai pengalaman dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya
yang baru, individu dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Individu dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
melakukan interaksi sosial dengan baik akan menambah kepercayaan diri sehingga
individu tidak merasa rendah diri dan menutup diri terhadap lingkungan
pergaulannya. Keberhasilan individu dalam berinteraksi dengan teman sebayanya
menunjukkan bahwa individu mampu menyesuaikan dengan tuntutan dan harapan
lingkungannya. Interaksi dengan kelompok sebaya yang baru sering mengalami
hambatan, misalnya timbul ketidakcocokan antara individu satu dengan teman yang
lain.
Pada masa perpindahan dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama
biasanya individu sangat sulit untuk melakukan penyesuaian sosial, hal ini
disebabkan pergaulan untuk penyesuaian sosial siswa lebih sulit dikarenakan
lingkungan yang baru serta kelompok sosial yang baru dan biasanya individu tidak
dapat menerima kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri teman sebayanya.
Winkel (2006) menegaskan bahwa perpindahan dari Sekolah Dasar kesatuan
pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan
individu, baik karena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun
karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri selama tahuntahun ini.
Hambatan yang lain adalah adanya perbedaan lingkungan yang dimiliki
seseorang dengan lingkungan baru yang ditemui, misalnya seseorang yang hidup di
lingkungan baru sebagai penghuni baru. Individu akan menemui aturan-aturan baru,
nilai-nilai baru, serta manusia-manusia baru. Kondisi-kondisi seperti ini dapat diatasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
dengan cara beradaptasi serta menyesuaikan sosial dengan lingkungan dan orangorang disekitar, bersikap ramah, mudah berbaur dengan lingkungan sosial, serta
mampu menaati peraturan yang berlaku. Oleh sebab itu manusia perlu memiliki
kemampuan penyesuaian sosial, termasuk pubertas. Hal ini sesuai dengan tugas
perkembangan yang dimiliki oleh individu pada masa pubertas, yaitu: menjalankan
peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari
dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau
norma-norma masyarakat, selain itu Syamsudin (1990) mengemukakan bahwa masa
puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih
labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh
psikologisnya, jadi individu harus mampu mengendalikan emosinya yang masih labil
dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh
psikologisnya.
. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa individu harus
memiliki penyesuaian sosial yang baik dalam hidupnya, baik di luar lingkungan
keluaga dan lingkungan sekolah. Penjelasan di atas mendorong peneliti untuk
meneliti penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun
ajaran 2013/2014 terhadap teman sebaya dan implikasinya terhadap usulan topiktopik bimbingan pribadi sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.:
1. Seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014?
2. Berdasarkan hasil analisis uji butir penyesuaian sosial yang teridentifikasi rendah
topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk membantu siswa kelas
VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014 dalam
meningkatkan penyesuaian sosial?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014.
2. Mengidentifikasi butir penyesuaian sosial yang skornya rendah untuk dijadikan
topik-topik bimbingan pribadi sosial yang dapat meningkatkan penyesuaian sosial
siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan baru
khususnya tentang penyesuaian sosial pada siswa..
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
2. Manfaat praktis
a. Peneliti
Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal calon
konselor sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian
untuk pengembangan yang lebih mendalam dan lebih luas dimasa yang akan
datang.
b. Pembimbing
Mendapatkan pengetahuan dari topik bimbingan yang dapat digunakan untuk
mendampingi siswa.
c. Sekolah
Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah bahwa selain mencetak peserta
didik yang berprestasi baik namun peserta didik juga harus dibekali dengan
bekal moral yang baik, agar kelak ketika terjun dimasyarakat memiliki moral
yang baik.
E. Definisi Operasional
Berikut ini dirumuskan definisi operasional agar diperoleh pengertian yang
jelas mengenai variable penelitian ini.
1. Penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan
sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.
Penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya.
Setiap orang hidup di dalam masyarakat yang terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama, dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan
tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang
mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup
sehari-hari.
2. Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya
sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri untuk
mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian
waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan membina hubungan kemanusian
dengan sesama di berbagai lingkungan/melakukan pergaulan sosial dalam
menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti Penyesuaian sosial,
menghadapi konflik dan pergaulan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakekat Penyesuaian Sosial
1. Pengertian Penyesuaian Sosial
Menurut Sers (1991), penyesuaian sosial merupakan alasan seseorang
untuk menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di dalam kelompok dan untuk
menghindari celaan. Hurlock (1997), menjelaskan penyesuaian sosial adalah
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Setiap orang hidup di
dalam masyarakat yang terdapat proses saling mempengaruhi satu sama, dari
proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan
jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai
penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Penyesuaian sosial
terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat orang hidup dan berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, masyarakat luas
secara umum. Hal ini membuat individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama
memberikan dampak. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi
atau karya yang diberikan oleh sang individu (Enung, 2008: 208).
Apa yang dipelajari seseorang dalam proses interaksi dengan masyarakat
masih
belum
cukup
untuk
menyempurnakan penyesuaian sosial
yang
memungkinkan orang untuk mencapai penyesuian sosial dengan cukup baik.
Menurut Schneiders (1964) penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk
bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial
sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima
dan memuaskan. Proses selanjutnya yang dilakukan seseorang dalam penyesuaian
sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial
kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun
dengan jumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur
hubungan individu dengan kelompok. Individu mulai berkenalan dengan kaidahkaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi
perbaikan dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah
laku kelompok (Sarwono Sarlito, 2008).
Hal ini berarti bagaimana usaha seseorang tersebut untuk hidup bergaul
dengan orang lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat, dimana dalam
kelompok tersebut terdapat norma. Seseorang yang mampu melakukan
penyesuaian sosial dengan baik dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dan dia juga memiliki kemampuan dalam menjalin relasi dengan
orang lain, seperti dengan orang yang dikenalnya maupun dengan orang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
tidak dikenalnya serta bersedia membantu orang lain. Penyesuaian sosial itu
merupakan bagian dari proses perkembangan seseorang. Seseorang dikatakan
berhasil melakukan penyesuaian sosial apabila ia sudah dapat hidup bergaul
dalam satu kelompok sesuai norma-norma yang diterapkan. Selain itu
penyesuaian sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia. Jadi
dapat disimpulkan penyesuaian sosial adalah penyesuaian terhadap orang lain
serta lingkungannya untuk memenuhi harapan sosial dan untuk memenuhi
kebutuhan sosial.
2. Ciri Penyesuaian Sosial yang Baik
Yusuf (2000) menyatakan penyesuaian sosial yang baik sebagai
berikut:
a. Mampu menilai diri secara realistik, yaitu mampu menilai diri
sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahan.
b. Mampu menilai situasi secara realistik, yaitu mampu menghadapi situasi
atau kondisi kehidupan secara realistik dan mampu menerimanya secara
wajar.
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, yaitu beraksi
secara rasional.
d. Menerima
tanggung
jawab,
yaitu
memiliki
keyakinan
terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
dihadapi.
e. Kemandirian, yaitu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan
bertindak,
mampu
mengambil
keputusan,
mengarahkan
dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
f. Dapat mengontrol emosi, yaitu merasa aman dengan emosinya, dapat
menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atau
konstruktif.
g. Berorientasi tujuan, yaitu mampu merumuskan tujuan berdasarkan
pertimbangan secara matang, tidak atas paksaan dari orang lain.
h. Berorientasi keluar, yaitu bersifat respek, empati terhadap orang lain,
mempunyai kepedulian terhadap situasi, masalah-masalah lingkungan.
i. Penerimaan sosial, dinilai positif oleh orang lain, berpartisipasi aktif
dalam kegiatan sosial dan memiliki sifat bersahabat.
Schneiders (1964) mengemukakan ciri penyesuaian sosial yang baik
sebagai berikut:
a. Memiliki pengendalian diri yang tinggi dalam menghadapi situasi atau
persoalan, dengan kata lain tidak menunjukan ketegangan emosi yang
berlebihan.
b. Tidak menunjukan mekanisme psikologis yang berlebihan, bertindak
wajar dalam memberikan reaksi terhadap masalah dan konflik yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
dihadapi. mampu mengolah pikiran dan perasaan dengan baik, sehingga
menemukan cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya.
c. Memiliki pertimbangan rasional dan pengendalian diri, memiliki
kemampuan dasar berfikir serta dapat memberikan pertimbangan terhadap
tingkah laku yang diperbuat untuk mengatasi masalah yag dihadapinya.
d. Mampu belajar sehingga dapat mengembangkan kualitas dirinya terutama
dalam bersedia belajar dari pengalaman dan memanfaatkan pengalaman
tersebut dengan baik.
e. Mempunyai sikap realistik, objektif, dapat menilai situasi, masalah dan
kekurangan dirinya secara objektif.
Dapat disimpulkan penyesuaian sosial yang baik yaitu sikap manusia
yang mampu berpartisipasi secara produktif dalam kegiatan sosial di
masyarakat dan untuk mengenal, memahami dan menerima orang lain.
3. Aspek penyesuaian sosial
Menurut Schneiders (1964), penyesuaian sosial memiliki beberapa aspekaspek sebagai berikut:
a. Pengakuan/Penghargaan (Recognition)
Menghormati dan menerima hak-hak orang lain. Hal ini individu tidak
melanggar hak-hak orang lain yang berbeda dengan dirinya untuk
menghindari terjadinya konflik sosial ketika individu dapat menghargai dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
menghormati hak-hak orang lain, maka orang lain akan menghormati dan
menghargai hak-hak kita sehingga hubungan sosial antar individu dapat
terjalin dengan sehat dan harmonis.
Contoh : mau mendengarkan dan menerima pendapat atau masukan dari orang
lain.
B. Pengikutsertaan (Participation)
Setiap individu harus dapat mengembangkan dan melihara persahabatan.
Seseorang yang tidak mampu membangun relasi dengan orang lain dan lebih
menutup diri dari relasi sosial akan menghasilkan penyesuain social yang
buruk. Individu ini tidak memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dengan
aktivitas di lingkungannya serta tidak mampu untuk mengekspresikan diri
mereka sendiri, sedangkan bentuk penyesuaian akan dikatakan baik apabila
individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain,
mengembangkan persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta
menghargai nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Contoh : aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di lingkungan
masyarakat, seperti kerja bakti, kumpul acara kepemudaan, dll.
C. Persetujuan sosial (Social approval)
Minat dan simpati terhadap kesejahteraan orang lain. Hal ini dapat merupakan
bentuk penyesuaian sosial di masyarakat, dimana individu dapat peka dengan
masalah dan kesulitan orang lain di sekelilingnya serta bersedia membantu
meringankan masalahnya. Selain itu individu juga harus menunjukan minat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
terhadap tujuan, harapan dan aspirasi, cara pandang ini juga sesuai dengan
tuntutan dalam penyesuaian keagamaan (religious adjustment).
Contoh : peka terhadap lingkungan dan masyarakat serta memiliki simpati
terhadap orang lain.
D. Mementingkan kepentingan orang lain (Altruisme)
Saling membantu dan mementingkan orang lain merupakan nilai-nilai moral
yang aplikasi dari nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari penyesuaian
moral yang baik yang apabila diterapkan dimasyarakat secara wajar dan
bermanfaat maka akan membawa pada penyesuaian sosial yang kuat. Bentuk
dari sifat-sifat tersebut memiliki rasa kemanusian, rendah hati, dan kejujuran
dimana individu yang memiliki sifat ini akan memiliki kestabilan mental,
keadaan emosi yang sehat dan penyesuaian yang baik
Contoh : membantu teman disaat mereka membutuhkan bantuan.
E. Penyesuaian (Conformity)
Menghormati dan mentaati nilai-nilai integritas hukum, tradisi dan kebiasaan.
Adanya kesadaran untuk mematuhi dan menghormati peraturan dan tradisi
yang berlaku di lingkungan maka ia akan dapat diterima dengan baik di
lingkungannya.
Contoh : mematuhi aturan yang ada di lingkungan masyarakat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial yang Baik
Ada beberapa faktor agar individu diterima di dalam kelompok,
apabila individu dapat memenuhinya, maka individu akan diterima di dalam
kelompok tersebut.
Syamsuddin (2000) mengemukakan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi individu yang mempengaruhi penyesuaian sosial sebagai berikut.
a. Munculnya kecanggungan-kecanggungan dalam pergaulan akibat adanya
perbedaan dalam perkembangan fisik, seperti pada laki-laki suara yang
“cempreng” dan badan terlihat kurus,. Pada perempuan payudara kecil dan
badan terlampau gemuk.
b. Munculnya sikap penolakan diri akibat body image tidak sesuai dengan
gambaran diri yang sesungguhnya. Seseorang ingin terlihat tampan atau
cantik, akan tetapi hal ini tidak seperti yang mereka inginkan.
c. Timbulnya gejala-gejala emosional tertentu seperti perasaan malu, karena
adanya perubahan suara (laki-laki) dan peristiwa menstruasi (perempuan)
d. Munculnya perilaku-perilaku seksual yang menyimpang pada individu
yang tidak terbimbing oleh norma, seperti pacaran tidak tahu tempat dan
batasan-batasannya.
e. Timbulnya masalah pada diri seseorang yang memiliki prestasi di bawah
kapasitasnya atau rasa rendah diri pada seseorang yang tidak pernah
tuntas. Seseorang akan pesimis dan menyerah jika prestasinya rendah
karena akan menjadi bahan ejekan teman-temannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
f. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan kegiatan destruktif yang
spontan untuk melampiaskan ketegangan emosionalnya. Seseorang yang
masih labil dalam mengambil keputusan akan melakukan tindakantindakan diluar batas, seperti mengajak berkelahi, merusak barang, dll.
Menurut Hurlock (1992) hal yang dapat menyebabkan individu
diterima dalam suatu kelompok adalah sebagai berikut:
a. Kesan pertama yang menyenangkan, seperti penampilan yang menarik,
sikap yang tenang dan gembira
b. Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya.
Seseorang akan diterima dalam kelompok jika berpenampilan yang sesuai,
seperti gaya rambut, berpakaian, dll.
c. Perilaku sosial yang baik ditandai dengan kerjasama, tanggungjawab,
panjang akal, kesenangan bersama orang lain, bijaksana dan sopan
d. Matang terutama dalam hal pengendalian emosi serta kemauan dalam
mengikuti peraturan-peraturan. Seseorang yang stabil dan dapat
mengontrol emosinya pasti akan diterima dalam kelompok.
e. Sifat kepribadian yang menimbulkan penyesuaian sosial yang baik seperti
jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiri. Sikap ramah, jujur dan tidak
egois membuat orang tersebut diterima dalam kelompok.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Jadi dapat disimpulkan bahwa bila ingin diterima dalam kelompok
sosial, individu harus memenuhi berbagai berbagai hal yang harus dilakukan
untuk dapat diterima dalam kelompok sosial, serta individu harus dapat
melakukan proses belajar yang baik di dalam lingkungan keluarga maupun di
lingkungan sosial.
F. Hakekat Pubertas dan Penyesuaian Sosial
1.
Pengertian Pubertas
Masa pubertas merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
individu-individu ke masa individu yang meliputi perubahan biologis,
perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Menurut Monks (2002) pubertas
berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau
rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan
perkembangan seksual. Pubertas sering kali didefinisikan sebagai periode
transisi antara masa kindividu-kindividu ke masa individu, atau masa usia
belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti
susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
Pubertas adalah masa ketika seorang individu mengalami perubahan
fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Menurut Root dalam Hurlock
(2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Pubertas
adalah usia dimana mereka mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana mereka tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan sama sekurang-kurangnya dalam
masalah hak (Hurlock, 1996).
Selain mampu berintegrasi dengan orang yang lebih tua di lingkungan
masyarakat, individu sangat berpengaruh terhadap teman sebaya. Pengaruh
dari teman sebaya meliputi sikap, pembicaraan, minat penampilan dan
perilaku. Kelompok sebaya memberikan tempat untuk individu untuk
bersosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilainilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman-teman
seusianya. Dipertegas oleh Syamsudin (1990) bahwa masa puber adalah masa
yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil dan
belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh
psikologisnya. Individu pada masa pubertas yang menjalani kehidupan di
lingkungan sosial diwarnai dengan tugas perkembangan yang harus mereka
capai di usia mereka saat ini.
2.
Tugas Perkembangan Sosial Masa Pubertas
Individu pada masa pubertas menjalani kehidupan diwarnai dengan
tugas perkembangan yang harus mereka capai di usia mereka saat ini. Robert
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Havighurst (dalam Melly, 1984) menjelaskan tugas-tugas perkembangan
dalam hal sosial, yaitu:
a.
Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman
sebayanya baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan teman jenis
kelamin lain. Seseorang dalam melakukan tindakan sosial tidak hanya
dengan sesama jenis, tapi baiknya dengan lawan jenis agar dapat berelasi
pada semua orang dengan baik.
b.
Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin
masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masingmasing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat
c.
Memperlihatkan
tingkah
laku
yang
secara
sosial
dapat
dipertanggungjawabkan. Sikap tanggungjawab menjadikan seseorang
dihargai oleh orang lain.
d.
Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakantindakannya dan pandangan hidupnya. Seseorang harus mengerti dan
mempelajari tentang aturan-aturan yang belaku agar dalam melakukan
penyesuaian sosial dapat diterima dalam masyarakat.
Winkel (2006) juga menyebutkan beberapa tugas pekembangan, antara
lain:
a.
Membawa diri sesuai dengan peranannya dalam masyarakat sebagai pria
atau wanita. Seseorang dalam bersosial baik jika ikut ronda, pertemuan
pemuda (laki-laki), arisan, tidak pulang larut malam (perempuan).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
24
Mempersiapkan diri untuk kelak memegang suatu jabatan di masyarakat.
Belajar menjadi ketua pemuda, organisasi di kampung, serta berkelakuan
dan memiliki minat sosial karena kelak menjadi kepala rumah tangga
yang baik.
Dari tugas perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
tugas perkembangan tersebut, terlihat hubungan yang erat antara lingkungan
kehidupan sosial dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh individu
dalam hidupnya. Individu pada masa pubertas melakukan tugas-tugasnya akan
selalu berinteraksi dengan lingkungan sosial. Individu memiliki banyak
hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka dari itu
mereka harus melakukan penyesuaian sosial .
3.
Karakteristik Masa Pubertas
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik yang dapat
menimbulkan berbagai permasalahan, yaitu:
a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
b. Ketidakstabilan emosi.
c. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
d. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi individu tidak sanggup
memenuhi semuanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
e. Senang bereksperimentasi dan senang bereksplorasi.
f. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
g. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.
G. Bimbingan Pribadi-Sosial
1.
Definisi Bimbingan Pribadi-Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan proses untuk membantu
seseorang dalam mengembangkan potensinya, mengenal dirinya sendiri serta
mengenal lingkungan sekitarnya dan membantu mengatasi masalah yang
dihadapi sehingga menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan
individual dan kehidupan sosial. Menurut Winkel (1997) bimbingan pribadi
sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan
mengatasi pergumulan batinnya sendiri, dalam mengatur dirinya sendiri
dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran
nafsu seksual dan sebagainyam serta bimbingan dalan membina hubungan
kemanusiaan dengan sesama dan berbagai lingkungan.
Sukardi (1993) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial
merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah
pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Menurut pendapat
Ahmadi (1991)
Bimbingan
pribadi-sosial
adalah
seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan
penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis
kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya
sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang
dialaminya. Hal senada juga diungkapkan oleh Yusuf (2005) yang
mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Hal yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, permasalahan sifat dan kemampuan
diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
mereka tinggal dan penyelesaian konflik. Dari beberapa pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu
bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu dalam membantu
individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial,
seperti penyesuaian diri, sosial dalam menghadapi konflik dan pergaulan.
Bimbingan memerlukan topik bimbingan yang merupakan materi atau
bahan yang digunakan guru pembimbing di sekolah untuk membantu siswa
dalam mengembangkan diri. Topik bimbingan tersebut diperoleh dengan cara
menggunakan alat tes atau tes untuk mengecek masalah siswa. Topik
bimbingan dibuat berdasarkan kebutuhan atau masalah siswa yang kerap
dialami atau sedang dialami, seperti: kiat belajar sebelum ujian, percaya diri,
dll. Topik bimbingan harus disesuaikan dengan strata sekolah, SD, SMP, atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
SMA, karena tingkat bahasa dan pemikiran siswa berbeda-beda. Topik
bimbingan diberikan agar siswa yang memiliki kebutuhan dapat berkembang
dan lepas dari masalahnya serta selain itu topik bimbingan juga berguna untuk
sumber informasi bagi siswa.
2. Tujuan bimbingan pribadi sosial
Membantu siswa agar mampu mengembangkan kompetensinya, sbb :
a. Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
masyarakat.
b. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri..
c. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat, sesuai
dengan nilai agama, etika, dan nilai-nilai budaya.
d. Proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan
pemahaman dan keterampilan berinteraksi sosial, serta memecahkan
masalah-masalah sosial yang dihadapinya
e. Membantu siswa agar mampu mengembangkan kompetensinya
f. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik
maupun psikis.
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai metode penelitian, yaitu mengenai: (A) jenis
penelitian, (B) subjek penelitian, (C) instrumen penelitian, (D) uji coba penelitian, (E)
teknik pengumpulan data
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006). Penelitian ini
dimaksudkan untuk menggambarkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP
BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian
populasi, karena semua subjek dapat dijangkau oleh peneliti dan dapat
29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
diikutsertakan sebagai sumber data. Populasi adalah “semua anggota sekelompok
orang, kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 1982).
Populasi siswa kelas VII BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 2013/2014
berjumlah 53 siswa. Adapun jumlah siswa dari masing-masing kelas adalah
sebagai berikut orang, kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas”
(Furchan, 1982).
Populasi siswa kelas VII BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran
2013/2014 berjumlah 53 siswa. Adapun jumlah siswa dari masing-masing kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Subyek Penelitian
NO
Kelas
Jumlah siswa setiap kelas
1
VIIC
26 siswa
2
VIID
27 siswa
Total
53 Siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner berdasarkan aspekaspek penyesuaian sosial yang berisi panduan pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner cocok digunakan karena jumlah
responden penelitian ini relatif cukup besar. Kuesioner ini
berupa daftar
pernyataan/pertanyaan tertutup. Pada penelitian ini peneliti memberikan
kuesioner secara langsung kepada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA. Berikut ini peneliti menjelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengan kuesioner:
Responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam
kuesioner ini mengenai kegiatan waktu luang yang biasa dilakukan. Kuesioner
ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu selalu, sering, kadangkadang, dan tidak pernah. Skoring untuk item positif bergerak dari 4 – 1 dan
untuk item negatif bergerak dari 1 – 4. Pada item positif, alternatif jawaban
“selalu: memperoleh skor 4, “sering” memperoleh skor 3, “kadang-kadang”
memperoleh skor 2, dan tidak pernah memperoleh skor 1. Penyusunan butirbutir kuesioner bertolak dari lima aspek menurut Schneiders (1964), yaitu:
1.
Recognition
2.
Participation
3.
Social approval
4.
Altruisme
5.
Conformity
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Tabel 2
Kisi-kisi kuesioner penyesuaian sosial
No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek
Recognition
Participation
Indicator
 Menghormati
lain
hak-hak orang 1, 21, 41
Conformity
unfavorable
6, 36
 Menerima hak-hak orang lain
11, 31
16, 26, 46
 Menciptakan relasi yang baik
3, 33
8, 28, 48
 Menjalin persahabatan
13, 23, 43
18, 38
5, 35
10. 30
 Menunjukan rasa simpati
pada orang lain
15, 25, 45
20, 40, 50
 Suka menolong
7, 37
4, 24, 44
 Mengutamakan kepentingan
orang banyak
17, 27, 47
14, 34
Social approval  Memiliki kepekaan terhadap
lingkungan
Altruisme
Favorable
 Menghormati nilai-nilai yang 9, 29, 49
ada
2, 22
 Mengikuti aturan-aturan yang 19, 39
ada dilingkungan
12, 32, 42
2. Validitas
Validitas, dalam pengertian secara umum adalah ketepatan dan
kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005). Masidjo
(1995) menjelaskan, validitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan validitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
isi, karena penyusunan instrumen dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pernyataan
yang telah dijabarkan dari indikator. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005).
Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor
item terhadap skor totalnya melalui pendekatan analisis korelasi Product
Moment. Adapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:
rXY =
N  XY   X  Y 
N  X
2
  X 
2
N  Y
2
  Y 
2

Keterangan :
rXY = indeks korelasi validitas item
N = jumlah responden
X = skor item yang akan diuji validitasnya
Y = skor total yang memuat item yang diuji validitasnya
Proses penghitungan indeks validitas item pada alat ukur penelitian ini
dilakukan dengan cara memberi skor terlebih dahulu setiap item dan
mentabulasi ke dalam tabulasi data uji coba instrumen penelitian. Perhitungan
indeks validitas intrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan program
komputer Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 15.0. Menurut
Azwar (2012), item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
memuaskan. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa item yang
valid adalah item yang memiliki nilai korelasi ≥ 0,30. Sementara itu, suatu
item dikatakan tidak valid jika memiliki nilai korelasi < 0,30.
3. Reliabilitas
Realibilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatau tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995). Perhitungan indeks reliabilitas
kuesioner tingkat penyesuaian sosialsiswa menggunakan program komputer
SPSS, dilakukan dengan menghitung korelasi item ganjil dan item genap
dengan menggunakan teknik product moment dari pearson. Hasil perhitungan
product moment kemudian dikoreksi dengan formula Spearman-Brown
sebagai berikut: (Masidjo 1995)
α = 2[1-
Sx 2 + Si 2
Sx 2
]
Keterangan rumus :
S12 dan S22
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
D. Uji Coba Penelitian
1. Uji Validitas
Kuesioner ini menggunakan ujicoba terpakai kepada siswa kelas VII
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta pada tanggal 30 dan 31 mei 2014 diperoleh hasil
perhitungan konsistensi internal butir item menggunakan rumus Product
Moment dari Pearson dengan jumlah subjek 53.
Tabel 3
Konstruk Instrumen Penelitian Penyesuaian Sosial
No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek
Recognition
Participation
Indikator
 Menghormati
Conformity
unfavorable
1, 21*, 41
6*, 36
 Menerima hak-hak orang lain
11, 31*
16, 26, 46
 Menciptakan relasi yang baik
3, 33
8, 28, 48*
 Menjalin persahabatan
13, 23, 43
18, 38
5, 35
10*. 30
 Menunjukan rasa simpati pada
orang lain
15, 25, 45
20, 40, 50
 Suka menolong
7, 37
4, 24, 44
 Mengutamakan kepentingan orang
banyak
17, 27, 47
14, 34
 Menghormati nilai-nilai yang ada
9, 29*, 49
2*, 22*
hak-hak orang lain
Social approval  Memiliki kepekaan terhadap
lingkungan
Altruisme
Favorable
 Mengikuti aturan-aturan yang ada 19*, 39
dilingkungan
Contoh: kode *) adalah item yang tidak valid atau gugur
12, 32, 42*
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Hasil perhitungan tersebut diperiksa dengan menggunakan program
SPSS 15.0, bahwa dari 50 item yang dikembangkan terdapat 10 item yang
koefisien validitasnya < 0,30. Ke 10 item tersebut dieliminasi atau tidak
disertakan dalam pengambilan data penelitian. Selanjutnya tersisa 40 item
yang memiliki koefisien validitas ≥ 0,30, sehingga dinyatakan valid dan
digunakan untuk pengambilan data penelitian sesungguhnya.
2.
Uji Reliabilitas
Dari hasil uji coba kuisioner yang sudah dikerjakan siswa kelas VII di
SMP BOPKRI III Yogyakarta pada tanggal 30 dan 31 mei 2014, diperoleh
perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown, untuk
menentukan tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas digunakan patokan
pada tabel kriteria Guilford dalam (Masidjo,1995) dibawah ini:
Tabel 4
Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup Rendah
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Menguji taraf reliabilitas suatu alat ukur diperoleh dengan
munggunakan Speaman Brown sebagai berikut (Masidjo, 1995):
α = 2[1-
Sx 2 + Si 2
Sx 2
]
Keterangan rumus :
S12 dan S22
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan dan pelaksanaan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengumpulkan data:
a. Penyusunan kuesioner tingkat penyesuaian sosial siswa kelas VII,
disusun
berdasarkan
aspek-aspek
penyesuaian
sosial
menurut
Berzonsky (dalam Burns, 1993)
b. Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek penyesuaian sosialkemudian
merumuskan indikator-indikator dari setiap aspek.
c. Peneliti merumuskan pernyataan-pernyataan item dari setiap indikator.
d. Peneliti mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing
skripsi untuk menelaah kualitas instrumen dan memeriksa validitas isi
sebelum digunakan peneliti untuk penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
e. Meminta surat izin untuk melakukan penelitian pada sekretariat
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang kemudian ditanda tangani oleh Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan
f. Meminta tanda tangan ke Wakil Dekan dan cap yang mengesahkan
surat tersebut.
g. Mengirimkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta.
h. Meminta penentuan dan kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan uji
terpakai dan penelitian kepada pihak sekolah.
2. Tahap Pengumpulan Data
Uji coba terpakai dilakukan setelah memperoleh ijin dan
kesepakatan waktu pelaksanaan dari pihak sekolah SMP BOPKRI 3
Yogyakarta. Penelitian dilakukan dua hari karena terbatasnya waktu
penelitian. Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai yang artinya data
yang digunakan sebagai uji coba akan digunakan kembali sebagai data
penelitian.
Pada penelitian hari pertama tanggal 30 Oktober 2013 Kelas
yang dipergunakan untuk penelitian adalah sebanyak 1 kelas. Kelas VIIC
sebanyak 26 siswa. Hari kedua tanggal 31 mei 2014 kelas VIID sebanyak
27 siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Responden yang digunakan untuk penelitian adalah siswa yang
hadir pada saat pengambilan data, sehingga jumlah siswa yang digunakan
sebagai responden uji coba dan mengisi instrumen berjumlah 50 butir.
Sebelum meminta siswa untuk mengisi kuesioner, peneliti
terlebih dahulu memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan
dalam penelitian ini, dan menjelaskan petunjuk dalam mengisi kuesioner
penyesuaian sosialsiswa. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner.
Peneliti juga memberikan kesempatan pada para siswa atau responden
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan kuesioner.
3. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran realita mengenai penyesuaian sosial siswa.
Langkah yang ditempuh untuk analisis data adalah sebagai berikut :
a. Memberi skor pada tiap-tiap item pada setiap kuesioner yang telah
diiisi oleh responden dengan mengacu pada norma skoring dari tiaptiap alternatif jawaban sebagaimana telah ditetapkan.
b. Mentabulasikan seluruh data ke dalam komputer dengan bantuan
program Microsoft Excel kemudian menjumlah total skor dari masingmasing responden.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
c. Mengelompokkan tingkat penyesuaian sosial subjek penelitian ke
dalam lima kategori dengan mengacu pada pedoman Azwar (2007).
Adapun norma kategori tersebut dapat dilihat pada tabel seperti
berikut:
Tabel 5
Penggolongan Kategorisasi
Perhitungan Skor
Kategori
µ+1.5σ < X
Sangat Tinggi
µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ
Tinggi
µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ
Cukup Rendah
µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ
Rendah
X ≤ µ-1.5σ
Sangat Rendah
X maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian dalam skala
X minimum teoritik :
Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian dalam skala
σ (standar deviasi) :
Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran.
µ (mean teoritik) :
Rata-rata teoritis dari skor maksimum
dan minimum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Penelitian ini, kategorisasi tersebut dibedakan menjadi dua macam
kategorisasi, antara lain kategorisasi subyek penelitian, dan kategorisasi tiap item
kuesioner. Penghitungan dua macam kategorisasi sebagai berikut:
a. Deskripsi Penyesuaian Sosial Siswa
Kategorisasi skor subjek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
mengklasifikasikan subyek penelitian ke dalam kategori yang telah ditetapkan.
Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam menentukan baik dan buruknya
persepsi subyek penelitian. Kategorisasi subyek penelitian diperoleh melalui
perhitungan (dengan jumlah item 40) sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 40 = 160
X minimum teoritik : 1 x 40 = 40
Luas jarak : 160– 40 = 120
σ (standar deviasi) : 120 : 6 = 20
µ (mean teoritik) : (160+40) : 2 = 100
Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Pengkategorisasian Deskripsi Penyesuaian sosial Siswa
Perhitungan Skor
Rerata Skor
Kategori
µ+1.5σ < X
130<X
Sangat Tinggi
µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ
110< X ≤ 130
Tinggi
µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ
90 < X ≤ 110
Cukup Rendah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ
70 < X ≤ 90
Rendah
X ≤ µ-1.5σ
X ≤ 70
Sangat Rendah
Kemudian,
jumlah
skor
data
subyek
penelitian
42
dikelompokan
berpedoman pada penggolongan kategorisasi yang terdapat pada tabel di atas.
b. Penyesuaian Sosial.
Pengkategorisasian skor item dilakukan guna menemukan setiap item
kuesioner, item yang buruk konsep diri siswa akan dijadikan peneliti sebagai
dasar penyusunan usulan rancanganbimbingan klasikal Kategorisasi item
kuesioner penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah subjek 53)
sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 53 = 212
X minimum teoritik : 1 x 53 = 53
Luas jarak : 212 –53 = 159
σ (standar deviasi) : 159 : 6 = 26,5
µ (mean teoritik) : (212+53) : 2 = 132,5
Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Tabel 7
Pengkategorisasian Skor Item Kuesioner Penelitian
Perhitungan Skor
Rerata Skor
Kategori
µ+1.5σ < X
172,25<X
Sangat Tinggi
µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ
145,75 < X ≤ 72,25
Tinggi
µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ
119,25 < X ≤ 145,75
Cukup Rendah
µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ
92,75 < X ≤ 119,25
Rendah
X ≤ µ-1.5σ
X ≤ 92,75
Sangat Rendah
Kemudian,
total
skor
setiap
item
penelitian
dikelompokkan
berdasarkan pengkategorisasian yang telah dijelaskan pada Tabel 7 Skor item
yang termasuk dalam kategori terendah akan dijadikan sebagai dasar dalam
pembuatan usulan konsep diri siswa yang efektif bagi siswa SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian yang
sudah dilakukan, yaitu tentang penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta. Penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui tingkat penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3,
Yogyakarta dan implikasinya dalam pembuatan topik-topik bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan penyesuaian sosial pada siswa.
A. Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Penyesuaian sosial Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian sosial yang
dimiliki oleh siswa kelas VII yang bersekolah di SMP BOPKRI 3,
Yogyakarta dan mengidenfikasi butir-butir penyesuaian sosial yang belum
tercapai pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Berdasarkan
data yang terkumpul dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar
(2011) dapat diketahui tingkat penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Tabel 6
Hasil Kategori Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 3
Penghitungan Skor
µ+1.5σ < X
µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ
µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ
µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ
X ≤ µ-1.5σ
Total
Rerata Skor
130 < X
110 < X ≤ 130
90 < X ≤ 110
70 < X ≤ 90
X ≤ 70
Frek
50
3
0
0
0
53
Persentase (%)
94,3%
5,6%
0%
0%
0%
100%
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui skor penilaian subyek penelitian
ini adalah 50 siswa (94,3%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, 3 siswa (5,6%)
termasuk dalam kategori tinggi, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori cukup
rendah, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
tahun ajaran 2013/2014 adalah termasuk kategori sangat tinggi, yaitu 94,3% yang
menunjukan bahwa sebagian para siswa memiliki penyesuaian sosial yang baik.
Adapun kategori tentang Deskripsi penyesuaian sosial siswa secara jelas
dapat dilihat dalam diagram dihalaman berikutnya:
2. Hasil Penyesuaian sosial.
Berdasarkan data yang terkumpul dan diolah dengan menggunakan kriteria
Azwar (2011), didapatkan skor-skor item yang masuk dalam kategori sangat baik,
baik tidak diperlukanya lagi perbaikan dalam meningkatkan penyesuaian sosial,
sedangkan kategori cukup rendah dan rendah adalah item yang akan digunakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
sebagai bahan penyesuaian usulan bimbingan klasikal. Hasil pengkategorisasian
item-item skala dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya.
Adapun kategori tentang Deskripsi penyesuaian sosial siswa secara jelas
dapat dilihat dalam diagram dihalaman berikutnya:
Tabel 7
Hasil Kategorisasi Penyesuaian Sosial
Penghitungan Skor
Rerata Skor
Frek
(%)
Kategori
µ+1.5σ < X
172,25 < X
18
45%
Sangat Tinggi
µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ
145,75< X ≤172,25
16
40%
Tinggi
6
15%
Cukup Rendah
µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ
119,25 < X ≤145,75
µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ
92,75 < X ≤ 119,25
0
0%
Rendah
X ≤ µ-1.5σ
X ≤ 92,75
0
0%
Sangat Rendah
40
100%
Total
Berdasarkan pengkategorisasian item-item di atas, hasil dari penelitian ini
adalah terdapat 18 atau 45% item yang dikategorikan sanggat tinggi, 16 atau 40 %
item yang dikategorikan tinggi, 6 atau 15% item yang dikategorikan cukup rendah,
sedangkan yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah tidak ada.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6
item yang berada pada keteogi rendah, item tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Tabel 8
Item-item Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 3
Tahun Ajaran 2013/2014 yang Tergolong Cukup Rendah
Aspek
Indikator
participation Memiliki relasi yang baik
altruisme
comformity
Memiliki sifat rendah hati
Mengikuti aturan yang ada di
lingkungan
recognition Menerima hak orang lain
No
Item
3
Saya menyapa tetangga jika
lewat di depan rumahnya.
4
Saya mudah tersinggung saat
teman membicarakan saya.
7
Saya mau menerima kritikan
dari teman
32
Saya memainkan alat musik
dengan kencang di malam hari
39
Saya melapor jika ada tamu
menginap di rumah
46
Saya pilih-pilih teman jika
menjadi sahabat
Item yang dalam kategori cukup rendah
yang akan digunakan peneliti
sebagai acuan dalam pembuatan usulan terhadap topik-topik bimbingan pribadi
sosial.
B. Pembahasan Hasil Penelitian.
1.
Deskripsi Penyesuaian sosial Siswa-Siswi SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 Dan Implikasinya Terhadap TopikTopik Bimbingan Pribadi Sosial
Hasil Penelitian deskripsi penyesuaian sosial yang dimiliki oleh siswa
kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta 2013/2014 menunjukan bahwa:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Tingkat penyesuaian sosial siswa pada kategori sangat tinggi
berjumlah 50 siswa (94,3%) dan siswa yang memiliki tingkat penyesuaian
yang tinggi berjumlah 3 siswa (5,6%). Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat
penyesuaian siswa SMP BOPKRI 3 sangat baik, karena mereka yang
memiliki penyesuaian sosial yang sangat tinggi cenderung dapat menerima
orang lain, menghargai pendapat orang lain serta mampu menyesuaikan
terhadap lingkungan sekitar. Penyesuaian sosial semacam ini membantu siswa
menuju keberhasilan dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki
penyesuaian sosial dalam kategori yang sangat tinggi dan ada beberapa siswa
yang memiliki penyesuaian sosial dalam kategori tinggi. Hurlock (1997),
menjelaskan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang
lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dikatakan bahwa siswa sudah berhasil dalam melakukan
penyesuaian sosial dan memiliki tingkat penyesuaian sosial yang baik di
dalam lingkungan sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
2. Item-item dalam Aspek Penyesuaian Sosial Siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, butir-butir item yang terdapat pada aspek
penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 tahun ajaran 2013/2014
terdapat 25 atau 45% item yang dikategorikan sanggat tinggi, 18 atau 40 %
item yang dikategorikan tinggi, 6 atau 15% item yang dikategorikan cukup
rendah, sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah dan sangat rendah
tidak ada. Item-item yang masuk dalam kategori sangat tinggi dan tinggi dapat
diartikan bahwa siswa sudah memiliki penyesuaian sosial yang baik. Item-item
yang masuk kategori cukup rendah artinya siswa belum memiliki penyesuaian
sosial secara baik.
Item-item
yang
berada
pada
kategori
cukup
rendah
item
pernyataannya adalah “Saya menyapa tetangga jika lewat di depan rumahnya”,
masuk dalam indikator Memiliki relasi yang baik, terdapat pada aspek
Participation. Rendahnya item ini mengindikasikan bahwa siswa belum mampu
melakukan penyesuaian sosial dengan baik yaitu penyesuaian sosial positif.
Menurut Schneiders (1964) kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat
terhadap situasi,
realitas dan relasi
sosial
sehingga tuntutan hidup
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.
Kemampuan tersebut misalnya mau menyapa tetangga atau orang lain yang kita
kenal maupun tidak kita kenal agar terjalin komunikasi serta dapat menjalin
relasi dengan baik. Menurut Schneiders (1964) jika hal tersebut belum dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
dilakukan maka akibatnya individu yang tidak mampu membangun relasi
dengan orang lain dan lebih menutup diri dari relasi sosial akan menghasilkan
penyesuain diri yang buruk
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu sisiwa
mengubah pandangan bahwa dirinya harus menyapa tetangga jika lewat di
depan rumahnya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan pribadi sosial yang berkaitan dengan relasi yang baik
dalam penyesuaian sosial. Usaha tersebut diharapkan individu mampu berelasi
dengan baik pada masyarakat untuk mencapai penyesuaian sosial yang baik.
item peryataan ”Saya mudah tersinggung saat teman membicarakan
saya” masuk pada indikator Memiliki sifat rendah hati, terdapat pada Aspek
altruisme. Rendahnya item ini kemungkinan besar disebabkan oleh individu
beranggapan bahwa orang lain membicarakan tentang kejelekan dirinya.
Individu tidak ingin orang lain menjuhinya karena teman temannya
membicarakan dirinya. Menurut Sers (1991) alasan seseorang untuk
menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di dalam kelompok dan untuk
menghindari celaan. Individu ingin dirinya dianggap baik hati oleh temantemannya, walaupun pernah berbuat salah individu ingin orang lain bersikap
wajar tidak membicarakan dirinya, individu tidak ingin orang lain menjauhi
dirinya karena ada yang menjelekkan dirinya. Menurut Amaryllia (2007) anak
yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi akan cenderung bersikap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
terbuka terhadap orang lain dalam mengungkapkan dirinya. ia akan berkata
jujur apa adanya dengan orang lain.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu individu
mengubah pandangan bahwa dirinya mudah tersinggung saat teman
membicarakannya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
bimbingan pribadi sosial yang berkaitan dengan sikap rendah hati agar individu
tidak mudah tersinggung saat orang lain membicarakan dirinya dan mau
berpikir positif atas apa yang dilakukan orang lain kepadanya.
Item peryataan ”Saya mau menerima kritikan dari teman” masuk pada
indikator Memiliki sifat rendah hati terdapat pada Aspek altruisme. Rendahnya
item ini kemungkinan besar disebabkan oleh perasaan tidak nyaman karena
merasa hal negatif dalam diri individu di ceritakan oleh orang lain. Yusuf
(2000) menilai diri secara realistik, yaitu mampu menilai diri sebagaimana
adanya, baik kelebihan maupun kelemahan. Individu ingin dirinya dianggap
baik hati oleh teman-temannya, walaupun pernah berbuat salah individu ingin
orang lain bersikap wajar tidak membicarakan dirinya, individu tidak ingin
orang lain menjauhi dirinya karena ada yang menjelekkan dirinya. Menurut
Amaryllia (2007) anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi akan
cenderung bersikap terbuka terhadap orang lain dalam mengungkapkan dirinya.
ia akan berkata jujur apa adanya dengan orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu individu
mengubah pandangan bahwa individu mau menerima kritikan dari teman.
Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan pribadi
sosial yang berkaitan dengan sikap rendah hati agar individu tidak mudah
tersinggung saat orang lain mengkritik dirinya dan mau berpikir positif atas apa
yang dilakukan orang lain kepadanya.
Item peryataan ”saya memainkan alat musik dengan kencang
dimalam hari” masuk pada indikator Mengikuti aturan yang ada di lingkungan
terdapat pada Aspek comformity. Rendahnya item ini kemungkinan besar
disebabkan oleh individu bersikap semaunya mengikuti kesenangan hatinya.
Jadi individu tidak memikirkan dampak apa yang terjadi jika individu
memainkan alat musik dengan kencang di malam hari yang dapat mengganggu
tetangga dan orang sekitar. individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah
dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi perbaikan
dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku
kelompok (Sarwono Sarlito, 2008).
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu individu
mengubah pandangan bahwa individu tidak lagi memainkan alat musik dengan
kencang pada malam hari. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan bimbingan pribadi sosial yang berkaitan dengan mengikuti aturan
yang ada di lingkungan agar individu tidak lagi memainkan alat musik dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
kencang di malam karena akan berakibat orang lain akan membencinya atau
menjadi bahan sindiran orang karena kelakuan individu tersebut.
item peryataan ”saya melapor jika ada tamu yang menginap di
rumah” masuk pada indikator Mengikuti aturan yang ada di lingkungan
terdapat pada Aspek comformity. Rendahnya item ini kemungkinan besar
disebabkan oleh individu beranggapan bahwa yang menginap adalah saudara
atau teman dekat, jadi tidak perlu melapor jika ada yang menginap. Padahal hal
ini sudah ada aturan dari RT atau RW jika ada tamu yang menginap maka wajib
lapor.
Schneiders (1964), Menghormati dan mentaati nilai-nilai integritas
hukum, tradisi dan kebiasaan. Adanya kesadaran untuk mematuhi dan
menghormati peraturan dan tradisi yang berlaku di lingkungan maka ia akan
dapat diterima dengan baik di lingkungannya.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu individu
mengubah pandangan bahwa individu tidak harus melapor jika ada tamu yang
menginap di rumah. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
bimbingan pribadi sosial yang berkaitan dengan mengikuti aturan yang ada di
lingkungan agar individu mau menaati aturan yang sudah di buat agar tidak
terjadi kesalahpahaman dari masyarakat, karena dapat berakibat orang lain akan
membicarakan hal yang tidak diketahui, padahal yang menginap adalah saudara
sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
item peryataan ”Saya pilih-pilih teman jika menjadi sahabat” masuk
pada indikator Menerima hak orang lain terdapat pada Aspek recognition.
Rendahnya item ini kemungkinan besar disebabkan oleh individu ingin teman
atau sahabatnya adalah orang yang baik, pintar, serta sesuai dengan kriterianya.
Dalam berteman seseorang ingin sahabatnya yang selevel dengannya agar dapat
saling seimbang. Hurlock (1992) Kesan pertama yang menyenangkan, seperti
penampilan yang menarik, sikap yang tenang dan gembira, serta penampilan
diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya. Seseorang akan
diterima dalam kelompok jika berpenampilan yang sesuai, seperti gaya rambut,
berpakaian, dll.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu individu
mengubah pandangan bahwa individu tidak harus pilih-pilih teman jika menjadi
sahabat. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan
pribadi sosial yang berkaitan dengan Menerima hak orang lain agar individu
dapat berelasi dengan semua orang tanpa membeda-bedakan orang lain, karena
jika individu memilih teman dalam mencari sahabat, maka akan berakibat
terjadinya konflik sosial dan kecemburuan sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
3. Usulan Topik-Topik Bimbingan prinadi sosial Sebagai Implikasi Hasil
Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, dan hasil analisis item instrumen
penelitian, diperoleh beberapa item yang termasuk dalam kategori cukup
rendah. Item-item yang masuk dalam kategori cukup rendah ini yang akan
menjadi usulan untuk pembuatan topik-topik bimbingan bagi siswa SMP kelas
VII BOPKRI 3 YOGYAKARTA. Guru pembimbing dapat membantu
meningkatkan penyesuaian sosial siswa dengan memberikan bimbingan pribadi
sosial dengan topik bimbingan yang sesuai dengan penyesuaian sosial siswa.
Topik-topik yang terkait dengan butir-butir item yang terindikasi cukup rendah
itu antara lain seperti berikut:
a. Ketertiban.
Topik ini menjadi usulan agar siswa mengikuti aturan yang ada di
lingkungan sosial.
b. Menghargai orang lain
Topik ini menjadi usulan agar siswa menerima orang lain apa adanya serta
agar siswa mampu memahami orang lain.
c. Persahabatan
Topik ini menjadi usulan agar siswa memiliki relasi yang baik dengan
orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
d. Tolong menolong
Topik ini menjadi usulan agar siswa memiliki sifat rendah hati terhadap
orang lain.
Ada 6 item dalam kategor cukup rendah yang dapat dijadkan usulan topik
bimbingan. Akan tetapi peneliti hanya membuat 4 topik dikarenakan 2 item masuk
dalam aspek yang sama. Jadi 2 item tersebut digabungkan dalam pembuatan usulan
topik bimbingan yang dapat dilihat di bagan seperti berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Tabel 11
Usulan Topik-Topik Bimbingan Berdasarkan Aspek yang Tergolong Dalam Butir Item Penyesuaian Sosial yang
Tergolong cukup rendah.
No
Item
1
Saya memainkan alat
musik dengan kencang
di malam hari
2
Saya melapor jika ada
tamu menginap di
rumah
3
Indikator
Topik
tujuan
Metode
Media
Mengikuti
aturan yang ada
di lingkungan
Ketertiban
agar siswa mengikuti Ceramah,
aturan yang ada di sharing,
dan diskusi
lingkungan sosial.
gambar
Contoh
gambar
hidup tertib
Saya pilih-pilih teman
jika menjadi sahabat
Menerima hak
orang lain
Menghargai
Ceramah,
sharing,
Pipa pralon
4
Saya menyapa tetangga
jika lewat di depan
rumahnya.
Memiliki relasi
yang baik
Persahabatan
agar siswa menerima
orang lain apa adanya
serta mampu
memahami orang lain.
agar siswa memiliki
relasi
yang
baik
dengan orang lain.
Ceramah,
sharing,
dan game
Bermain
game
5
Saya mudah tersinggung Memiliki sifat
saat teman
rendah hati
membicarakan saya.
6
Saya mau menerima
kritikan dari teman
Orang Lain
Suka
menolong
agar siswa memiliki Ceramah,
sifat
rendah
hati sharing,
dan nonton
terhadap orang lain.
video
Nonton
video
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran terhadap kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
adalah termasuk kategori sangat tinggi, yaitu 94,3% yang menunjukan bahwa para siswa
memiliki penyesesuaian sosial yang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dari per
item, data yang terkumpul menunjukan bahwa, masih banyak terdapat skor-skor item
yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Kategori cukup rendah adalah item yang akan
digunakan sebagai bahan pembuatan topik-topik bimbingan klasikal. Topik yang
diusulkan yaitu Ketertiban.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian
untuk berbagai pihak.
1. Guru Pembimbing
Guru pembimbing mempunyai peran yang sangat penting dalam
membantu meningkatkan penyesuain sosial siswa. Untuk itu disarankan agar guru
pembimbing kreatif dalam memberikan layanan bimbingan sesuai kebutuhan
yang akan dihadapi oleh siswa. Memberikan layanan bimbingan konseling yang
sudah diusulkan sesuai dengan topik-topik bimbingan permasalahan yang
dihadapi oleh siswa agar dapat membantu permasalahan siswa tersebut.
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Peneliti Lain.
Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain untuk melihat dan
mengetahui penyesuaian sosial yang di alami oleh siswa kelas VII SMP BOPKRI
3 Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan peneliti lain untuk menegetahui permasalahan yang dihadapi oleh
siswa berkaitan dengan layanan bimbingan pribadi sosial yang diberikan siswa di
sekolah.
3. Siswa
Penyesuaian sosial bagi siswa merupakan hal penting dalam meningkatkan
kemampuan diri untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam berelasi. Untuk
itu disarankan siswa, hendaknya terus meningkatkan penyesuaian sosial agar
menjadi lebih baik.
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Furchan, arief. 1982. Penelitian dalam pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Gerungan, W.A. 1988. Psikologi sosial. Bandung: Eresco
Hurlock, E.B. 1980 psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentan
kehidupan. Jakarta: Erlangga
Hurlock, E.B. 1991. Perkembangan anak jilid I. Jakarta: Erlangga
Hurlock, E.B. 1992. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, edisi kelima. Bandung: Erlangga
Hurlock, E.B. 1993. Perkembangan anak, jilid I. Bandung: Erlangga
Hurlock, E.B. 1996. Perkembangan anak, jilid II. Bandung: Erlangga
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Melly. 1984. Psikologi perkembangan remaja dari segi kehidupan sosial. Bandung:
Bina Aksara
Rifai, M.S. 1984. Psikologi perkembangan remaja dari segi kehidupan sosial.
Bandung: Bina Aksara
Schneiders, Alexander. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York,
Hoolt, Rinehart and Winston.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Soeryono Soekanto. 1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali
Soetarno, R. 1989. Psikologi sosial, Yogyakarta: Kanisius
Winkel W.S & Sri Hastuti M.M. 2006. Bimbingan dan konseling di institusi
pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded(
a)
Total
53
%
100.0
0
.0
53
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.896
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.898
N of Items
40
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
3.7925
.45398
53
VAR00002
3.5849
.60237
53
VAR00003
2.7170
.96829
53
VAR00004
2.6038
.90596
53
VAR00005
3.3208
.75380
53
VAR00006
3.5094
.72384
53
VAR00007
2.6604
.89751
53
VAR00008
3.4340
.74703
53
VAR00009
3.1321
.89952
53
VAR00010
3.6604
.55273
53
VAR00011
2.9434
.92850
53
VAR00012
3.6415
.68203
53
VAR00013
3.1132
.77609
53
VAR00014
3.3962
.74265
53
VAR00015
2.7925
.92733
53
VAR00016
3.5094
.84632
53
VAR00017
2.8113
.92105
53
VAR00018
3.4151
.71881
53
VAR00019
3.0377
.91908
53
VAR00020
3.1132
.82416
53
VAR00021
3.3585
.90073
53
VAR00022
3.5849
.60237
53
VAR00023
3.4151
.71881
53
VAR00024
2.8302
.99491
53
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00025
3.2453
.80636
53
VAR00026
3.3962
.83986
53
VAR00027
2.9811
.99015
53
VAR00028
3.1132
.82416
53
VAR00029
2.4340
.90955
53
VAR00030
2.9434
.92850
53
VAR00031
3.3774
.96529
53
VAR00032
2.6604
.89751
53
VAR00033
2.8679
1.03845
53
VAR00034
3.2830
.79366
53
VAR00035
2.7736
1.06774
53
VAR00036
3.2264
.69729
53
VAR00037
3.0566
.90756
53
VAR00038
3.6415
.68203
53
VAR00039
2.3396
1.01798
53
VAR00040
3.3208
.72784
53
VAR00041
3.1321
.89952
53
VAR00042
2.4906
.91194
53
VAR00043
3.3019
.86791
53
VAR00044
3.4528
.77375
53
VAR00045
3.0377
.93977
53
VAR00046
2.7170
.96829
53
VAR00047
3.0566
.96904
53
VAR00048
3.5849
.69154
53
VAR00049
3.7925
.45398
53
VAR00050
3.2642
.78816
53
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
154.0755
253.840
.305
.880
VAR00002
154.2830
255.361
.882
VAR00003
155.1509
248.323
.142
.302
VAR00004
155.2642
246.929
.376
.879
VAR00005
154.5472
249.945
.334
.879
VAR00006
154.3585
253.581
.881
VAR00007
155.2075
244.437
.189
.471
VAR00008
154.4340
249.443
.359
.879
VAR00009
154.7358
245.006
.449
.877
VAR00010
154.2075
255.975
154.9245
250.225
.123
.351
.882
VAR00011
VAR00012
154.2264
249.563
.391
.879
VAR00013
154.7547
244.381
.556
.876
VAR00014
154.4717
250.831
.301
.880
.880
.877
.881
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00015
155.0755
246.687
.375
.879
VAR00016
154.3585
248.773
.336
.879
VAR00017
155.0566
244.708
.448
.877
VAR00018
154.4528
250.829
.313
.880
VAR00019
154.8302
253.913
154.7547
251.419
.127
.344
.883
VAR00020
VAR00021
154.5094
249.409
.290
.880
VAR00022
154.2830
256.438
154.4528
250.829
.086
.313
.882
VAR00023
VAR00024
155.0377
247.229
.327
.880
VAR00025
154.6226
248.047
.384
.879
VAR00026
154.4717
245.292
.474
.877
VAR00027
154.8868
242.948
.471
.877
VAR00028
154.7547
251.419
.344
.881
VAR00029
155.4340
252.404
154.9245
250.225
.181
.351
.882
VAR00030
VAR00031
154.4906
255.485
155.2075
244.437
.066
.471
.884
VAR00032
VAR00033
155.0000
243.346
.433
.878
VAR00034
154.5849
248.440
.375
.879
VAR00035
155.0943
247.702
.386
.880
VAR00036
154.6415
250.042
.360
.879
VAR00037
154.8113
243.925
.484
.877
VAR00038
154.2264
249.563
.391
.879
VAR00039
155.5283
247.331
.315
.880
VAR00040
154.5472
244.445
.593
.876
VAR00041
154.7358
245.006
.449
.877
VAR00042
155.3774
251.970
.882
VAR00043
154.5660
247.712
.196
.366
VAR00044
154.4151
244.594
.548
.876
VAR00045
154.8302
243.144
.493
.877
VAR00046
155.1509
248.323
.302
.880
VAR00047
154.8113
239.964
.585
.875
VAR00048
154.2830
251.591
154.0755
253.840
.291
.305
.880
VAR00049
VAR00050
154.6038
252.167
.327
.881
Scale Statistics
Mean
126.3396
Variance
226.767
Std. Deviation
15.05879
N of Items
40
.881
.880
.881
.877
.879
.880
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
KUESIONER PENYESUAIAN SOSIAL
Jenis kelamin
:
Kelas
:
Tanggal Pengisian
:
Tujuan Kuesioner
Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai kemampuan dalam
melakukan penyesuaian sosial selama anda belajar di SMP ini. Informasi yang anda berikan akan
digunakan untuk mengembangkan dan menyusun topik-topik bimbingan di sekolah sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Kuesioner ini bersifat rahasia, sehingga informasi yang anda berikan tidak akan
mempengaruhi nilai raport anda. Oleh karena itu hendaknya anda menjawab dengan jujur sesuai
dengan pengalaman, pendapat ataupun keadaan anda sendiri.
Atas kerelaan, partisipasi dan kerjasama dari anda, kami mengucapkan terima kasih.
Petunjuk
Di bawah ini kami menyediakan pernyataan mengenai penyesuaian sosial yang mungkin
anda alami setiap hari. Dari setiap pernyataan yang kami sediakan terdapat empat pilihan
jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Maksud dari masing-masing pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
Selalu
: Hal ini selalu anda pikirkan, rasakan, lakukan atau alami.
Sering
: Hal ini berkali-kali anda pikirkan, rasakan, lakukan atau alami.
Kadang-kadang
: Hal ini sekali-kali anda pikirkan, rasakan, lakukan atau alami.
Tidak pernah
: Hal ini tidak pernah anda pikirkan, rasakan, lakukan atau alami.
Berilah tanda centang (√)pada kolom alternatif jawaban yang sesuai.dengan keadaan
anda. Jawablah pernyataan berikut dan periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
1.
Saya mau menerima usulan dari orang lain.
2.
Setelah jam istirahat, saya datang terlambat
masuk kelas.
3.
Saya menyapa tetangga jika lewat di depan
rumahnya.
Saya mudah tersinggung saat teman
membicarakan saya.
Saya membuang sampah pada tempatnya.
Saya memaksa teman untuk sependapat
dengan saya.
Saya mau menerima kritikan dari teman.
Saya acuh/cuek dengan tetangga sekitar.
Saya mempersilahkan teman untuk beribadah
Saya suka mencoret-coret tembok.
Ketika pembagian tugas, saya menerima
teman siapa saja sebagai anggota kelompok
saya.
Saya pulang larut malam saat keluar bersama
teman
Saya turut bahagia atas keberhasilan teman.
Saya cuek jika orang lain butuh bantuan.
Saat teman sedih saya menawarkan diri untuk
berbagi cerita tentang pengalaman yang
dialaminya.
Saya menjauhi teman lawan jenis.
Saya memberikan tempat duduk kepada
kakek/nenek sewaktu di bus.
Saya senang ingkar janji kepada teman.
Saya sopan/pelan-pelan jika mengendarai
kendaraan di kampung.
Saya akan menjauhi teman jika sedang dalam
kesusahan.
Saya mempersilahkan orang lain berpuasa
jika ada yang puasa
Ketidakhadiran saya melebihi ketentuan yang
ditetapkan oleh sekolah
Saya mau memaafkan kesalahan teman.
Saya suka membanggakan diri saya sendiri.
Saya menolong teman yang kesusahan.
Saya benci dengan teman yang berbeda
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Selalu
Sering
Kadangkadang
69
Tidak
Pernah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
pendapat.
Saya mau antri saat toko ramai pembeli.
Saya menyendiri jika sedang berkumpul
bersama teman.
Saya mengikuti jam belajar yang ada di
lingkungan rumah
Saya mengotori kelas dengan sobekan kertas
Saya berteman dengan teman yang berbeda
agama.
Saya memainkan alat musik dengan kencang
dimalam hari.
Saya mudah berbaur dengan semua orang.
Saya malas jika disuruh mengantarkan teman
pulang
Saya mengikuti kegiatan kerja bakti
Saya menyela pembicaraan orang lain.
Saya mau berbagi pengalaman kepada teman.
Saya suka membeberkan rahasia teman
Saya melapor jika ada tamu yang menginap di
rumah
Saya hanya berdiam diri jika melihat teman
sedang binggung.
Saya mendengarkan jika orang lain sedang
bicara
Saya jika tidur melebihi jam yang ditentukan.
Jika saya meminjam uang teman, saya akan
mengembalikan.
Saya merasa paling benar daripada temanteman.
Saya melayat jika ada saudara teman yang
meninggal
Saya pilih-pilih teman jika menjadi sahabat
Saya bersedia membantu teman saat kesulitan
dalam belajar
Saya suka mencemooh orang lain
Saya memakai seragam sesuai hari yang
ditentukan
Saya hanya diam jika melihat sampah
berserakan
70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KETERTIBAN
Tujuan : Siswa dapat mengerti dan melaksanakan tugas – tugas di rumah maupun di
sekolah dengan baik serta dapat memahami pentingnya ketertiban di manapun
siswa berada.
Siswa : Siswa kelas VII SMP
Waktu : 40 menit
Bahan / alat : gambar contoh hidup tertib dan tidak tertib
Langkah - langkah kegiatan :
1. Orientasi / Pengantar
Guru BK
Siswa
5’
Ice Breaker
Pengantar :
Waktu
Mengikuti
5’
Hidup tertib sangat penting. Bila kita tidak terbiasa kegiatan
untuk hidup tertib sejak sekarang, maka saat kita besar
nanti hidup kita bisa kacau dan tidak teratur.
Maka mulai dari sekarang marilah kita biasakan untuk
hidup tertib. Dapat dimulai dari hal kecil, seperti
bangun pagi, merapikan tempat tidur di pagi hari,
menaruh sepatu di rak sepatu, membuang sampah di
tempatnyadan dating ke sekolah tepat waktu.
2. Instruksi
Guru BK
Siswa
Waktu

Guru BK memulai materi bimbingan.
Siswa mengikuti
5’

Guru BK memperlihatkan contoh anak yang kegiatan
hidup tertib dan yang tidak hidup tertib.
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Setelah guru BK menampilkan gambar contoh
anak yang tertib dan tidak tertib, guru BK lalu
membagi siswa dalam dua kelompok.

Setelah siswa berkumpul dalam kelompok,
guru BK memberi masing – masing kelompok
sebuah gambar yang menceritakan tentang
anak yang tertib dan tidak tertib.

Guru BK meminta masing – masing kelompok
untuk
menceritakan
gambar
yang
telah
diberikan dan menceritakan apa dampak bila
siswa hidup tertib dan bagaiman bila tidak
tertib.
3. Pengumpulan Data dan Analisis Data
Guru BK
Siswa
Guru BK mengajukan pertanyaan – pertanyaan
10’
berikut ini kepada siswa :
•
Ceritakanlah tata tertib dirumahmu…
•
Coba kamu ingat, ada berapa tata tertib di
rumahmu?
Guru BK meminta beberapa siswa untuk menjawab Menjawab
pertanyaan secara lisan
Waktu
pertanyaan secara
lisan
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
4. Integrasi dan Refleksi
Guru BK
Siswa
Guru BK mengajak anak – anak untuk melakukan
Waktu
10’
refleksi dengan pertanyaan – pertanyaan pancingan
sebagai berikut :
1. Apa dampak bila kita terbiasa hidup tertib?
Siswa mengikuti
2. Apa pula dampak bila kita tidak terbiasa kegiatan
hidup tertib?
5. Penutup
Guru BK
1. Dorong siswa untuk dapat menjaga dan
Siswa
Waktu
5’
menjalankan ketertiban di manapun mereka
berada.
2. Dengan demikian mereka akan dapat terbiasa
untuk hidup dengan tertib.
Total
waktu: 40’
Sumber :

Praptanti, Subagya Chris, dan Indratno Ferry T. 2009. Ayo Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas 1 SD. Yogyakarta : Kanisius
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN :
Tertib itu Perlu
•
Tata tertib adalah aturan
•
Tata tertib perlu agar hidup teratur
•
Tanpa tata tertib, hidup jadi kacau
•
Tertib dimulai dari diri sendiri
•
Tertib dilakukan di rumah, di sekolah, dan dimanapun kita berada.
•
Kita perlu belajar tertib
•
Tertib membuat hidup jadi teratur
•
Tata tertib adalah aturan – aturan yang harus dipatuhi bersama
•
Aturan dibuat di rumah, di sekolah, dan dimana saja.
Guna Tata Tertib
•
Hidup jadi lebih teratur
•
Pekerjaan cepat diselesaikan
•
Semua orang mengerti tugas dan tanggung jawabnya
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Download