Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : 2355 -9535 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda Aceh Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode diskusi kelompok pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh sebanyak 20 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siklus I yaitu 65,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 45,00%, rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu 70,50 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 70,00%, dan rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus III yaitu 87,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 95,00%. Dengan demikian, prestasi belajar siswa melalui penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rata-rata Tingkat Aktivitas Guru (TAG) pada siklus I sebesar 2,40, pada siklus II sebesar 3,20, dan pada siklus III sebesar 4,00. Dengan demikian, aktivitas guru selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan setiap siklus sehingga membuat pembelajaran yang diterapkan guru lebih kondusif dan efektif. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada siklus I sebesar 3,00, pada siklus II sebesar 3,71, dan pada siklus III sebesar 4,07. Dengan demikian, aktivitas siswa selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan untuk tiap siklus sehingga siswa lebih aktif dan kreatif, serta pembelajaran yang diterapkan lebih efektif. Kata-kata kunci: Prestasi Belajar, Diskusi Kelompok, Kenampakan alam PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan, sehingga memungkinkan warganya untuk mengembangkan potensi diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan 54 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : 2355 -9535 merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa dan negara dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang. Menurut Purwanto (2006:3), “Sorotan tajam pada dunia pendidikan ialah semakin merosotnya mutu pendidikan yang ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa pada berbagai bidang studi”. Kutipan tersebut tentunya menuntut setiap guru, terutama guru di tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk meningkatkan kinerjanya dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru SD harus memperlihatkan spesifikasi dari karakteristik mata pelajaran serta perkembangan siswa sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah yang semestinya mendapat perhatian lebih. Pada lingkup pembelajaran berbasis IPS, karakteristik pelajaran yang paling menonjol adalah adanya pengaitan teori/konsep dengan kehidupan nyata melalui contoh dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyaknya pembelajaran yang diterapkan oleh guru SD yang masih bersifat tradisional, yaitu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered). Siswa hanya diajak untuk berpikir dan memahami, mendengarkan, menghafal dan mengingatingat materi yang diajarkan oleh guru (Mulyasa, 2004:240). Padahal seharusnya, guru dituntut untuk mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, mengeluarkan pendapat, ide-ide, serta melatih kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa. Djamarah dan Zain (2002:7) berpendapat bahwa: Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan perlunya memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode, prosedur atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran sering membuat kondisi kelas lebih bersifat pasif, siswa mudah bosan apalagi jika guru hanya mengajarkan materi dasar saja melalui pembelajaran yang monoton. Kondisi ini juga terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh. Seringnya dalam pembelajaran siswa merasa bosan dan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Hal ini mungkin disebabkan karena karena umumnya guru menyampaikan materi secara monoton berdasarkan teori dan contoh-contoh yang abstrak, yang terkadang cukup sulit dipahami oleh siswa sehingga berdampak pada hasil belajar. Hal ini terlihat rata-rata hasil tes ulangan siswa pada mata pelajaran IPS yaitu sebesar 6,5 yang masih berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetap oleh SD Negeri 25 Banda Aceh yaitu minimal 70. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka penggunaan metode diskusi kelompok cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 25 Banda Aceh. Hal ini dikarenakan bahwa penerapan metode diskusi dapat: 55 Nina Aryani 1). Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar 2). Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing 3). Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah 4). Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan siswa akan memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. 5). Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Suryosubroto (1997:185). Sanjaya (2007:154) menyebutkan beberapa kelebihan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: 1). Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide. 2). Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. 3). Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain. Oleh karena itu, dengan penerapan metode diskusi diharapkan proses pembelajaran IPS akan lebih berkesan secara mendalam. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, melatih kemampuan berpikir siswa, melatih siswa dalam mengungkapkan gagasan dan ide-ide, melatih untuk membiasakan siswa bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan, serta dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Sehingga diharapkan melalui penerapan metode diskusi dapat meningkakan prestasi belajar siswa. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1). Untuk mengetahui penerapan metode diskusi kelompok pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh. 2). Untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tujuan untuk mengkaji keadaan alamiah siswa ketika pembelajaran berlangsung. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kelas (Classroom Action Reseacrh). Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif dengan memaparkan gambaran serta penjelasan secara sistematis mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki berdasarkan rumusan masalah 56 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : 2355 -9535 dalam penelitian. Hasil penelitian selanjutnya dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh yang berjumlah 20 siswa, terdiri atas 11 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2007:96) berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan (obsevasi), dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelititan ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu Observasi, Tes (ujian), dan Catatan lapangan. Teknik Analisis Data Adapun data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis berdasarkan rumusan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut: 1). Aktivitas guru dan siswa a. Aktivitas guru Analisis data hasil observasi aktivitas guru selama implementasi metode tanya jawab dalam pembelajaran IPS dilakukan dengan menghitung skor rata-rata Tingkat Aktivitas Guru (TAG) pada setiap indikator yang diamati, dengan kriteria penilaian yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Aktivitas Guru (TAG) No. Tingkat Aktivitas Guru (TAG) Kriteria 1. 1,00 – 1,49 sangat kurang 2. 1,50 – 2,49 kurang baik 3. 2,50 – 3,49 cukup 4. 3,50 – 4,49 baik 5. 4,50 – 5,00 sangat baik Sumber: Mukhlis (2005: 79). Mukhlis (2005:79) menyebutkan, “Tingkat Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap aspek yang diamati berada pada kategori baik atau sangat baik”. Apabila dari hasil analisis data terdapat aspek penilaian yang tidak memenuhi dari salah satu kategori baik atau sangat baik, maka akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran selanjutnya. b. Aktivitas siswa Data yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa kemudian dianalisis untuk menentukan skor rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 25 Banda Aceh. Adapun kriteria penilaian Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) yaitu sebagai berikut: 57 Nina Aryani Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) Tingkat Aktivitas Siswa No. Kriteria (TAS) 1. 1,00 – 1,49 sangat kurang 2. 1,50 – 2,49 kurang baik 3. 2,50 – 3,49 cukup 4. 3,50 – 4,49 baik 5. 4,50 – 5,00 sangat baik Sumber: Mukhlis (2005: 79). Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap aspek yang diamati berada pada kategori baik atau sangat baik. Apabila dari hasil analisis data terdapat aspek penilaian yang tidak memenuhi dari salah satu kategori baik atau sangat baik, maka akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran selanjutnya. 2). Prestasi belajar siswa Data prestasi belajar siswa untuk setiap siklus ditinjau berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara individual yang mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan SD Negeri 25 Banda Aceh. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal, mengacu pada pendapat Mulyasa (2004:99) yang menyebutkan bahwa “Tuntas belajar secara klasikal apabila di kelas tersebut terdapat minimal 85% dari jumlah siswa tuntas belajar individual”. Besarnya persentase prestasi belajar secara klasikal dihitung dengan rumus: F P= x 100% N Keterangan: P = Persentase ketuntasan siswa F = Jumlah siswa yang tuntas. N = Jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2005:43). 3). Analisis catatan lapangan Data atau informasi yang diperoleh dari catatan lapangan baik berupa segala jenis kegiatan yang terjadi di dalam kelas maupun kesesuaian tindakan dengan RPP disajikan dengan cara menyusun deskripsi dari informasi yang diperoleh selama kegiatan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Siklus I Prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode diskusi pada siklus I berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri 25 Banda Aceh yaitu minimal 70 pada mata pelajaran IPS, menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 9 orang atau 45,00%% sedangkan 11 orang atau 55,00% lainnya belum mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 65,00 dan masih berada di bawah nilai KKM. Oleh karena persentase ketuntasan belajar siswa masih berada di bawah 85%, maka prestasil belajar 58 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : 2355 -9535 siswa pada materi kanampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh untuk siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Rata-rata Tingkat Aktivitas Guru (TAG) pada siklus I diperoleh skor 2,40, sehingga tingkat aktivitas guru dalam menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat untuk siklus I masih kurang. Pada aspek: membuka pelajaran, mengaitkan materi dengan materi sebelumnya, menginformasikan langkah-langkah pembelajaran, membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan menguasai kelas, mengarahkan siswa untuk berdiskusi, menemukan jawaban, serta cara memecahkan masalah yang diberikan, mendorong para siswa agar berpikir kritis melalui pertanyaan, memimpin kegiatan presentasi hasil diskusi siswa di kelas, penguatan hal-hal penting/intisari yang berkaitan dengan materi pembelajaran, pengelolaan waktu, serta antusias siswa yang masih kurang dengan skor 2. Begitu juga pada aspek pengamatan aktivitas guru dalam memotivasi siswa dan menginformasikan tujuan dari pelajaran, penjelasan materi pelajaran, menggunakan alat/media seperti charta atau alat peraga, mendorong siswa/kelompok untuk bertanya, mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan, mempersilahkan setiap siswa/kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, mengarahkan siswa untuk menemukan dan menarik kesimpulan tentang konsep/prinsip/ teorema/rumus, menyampaikan judul sub materi berikutnya dan memberikan PR serta menutup pelajaran, serta antusias guru yang hanya berada pada kategori penilaian cukup dengan skor 3. Oleh karena itu, pada pembelajaran IPS untuk siklus selanjutnya kemampuan guru pada aspek-aspek tersebut perlu ditingkatkan. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada siklus I adalah 3,00 yang berarti bahwa aktivitas siswa selama penerapan metode diskusi untuk siklus I masih berada pada kategori cukup. Untuk aspek menunjukkan antusias (keinginan yang tinggi, tampak bersemangat, gembira, atau senang), dan mengajukan pendapat atau ide/gagasan yang kurang, karena hanya memperoleh skor 2. Begitu juga untuk aspek pengamatan: memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran; menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran; memperhatikan penjelasan guru; membaca atau memahami masalah di LKS; mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKS); melakukan diskusi antar siswa/kelompok; bertanya kepada siswa, kelompok lain atau guru; berusaha mengerjakan soal secara baik dan benar; berusaha memperbaiki kelemahan; serta membuat rangkuman atau kesimpulan yang hanya berada kategori penilaian cukup dengan skor 3. Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi dan perbaikanperbaikan terhadap kegiatan penerapan metode diksusi pada materi kenampakan alam di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh untuk siklus selanjutnya. Hasil refleksi menunjukkan bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Persentase belajar klasikal belum tercapai dengan rata-rata prestasi belajar di bawah KKM yang ditetapkan SD Negeri 25 Banda Aceh, serta aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran belum optimal. Oleh karena itu, guru perlu merevisi serta memperhatikan pelaksanaan kegiatan penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS untuk siklus II selanjutnya. Hasil Siklus II Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 14 orang atau 70,00%, sedangkan 6 orang lainnya atau 30,00% lainnya belum mencapai ketuntasan 59 Nina Aryani belajar. Adapun rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah 70,50 yang berada di atas nilai KKM yang tetapkan oleh SD Negeri 25 Banda Aceh. Karena persentase ketuntasan belajar siswa masih berada di bawah 85%, maka prestasi belajar siswa yang diterapkan dengan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh untuk siklus II belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Oleh karena itu, pada siklus III selanjutnya prestasi belajar siswa perlu ditingkatkan lagi dengan cara mengoptimalkan aktivitas guru dan siswa agar mencapai ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Rata-rata Tingkat Aktivitas Guru (TAG) sebesar 3,20 yang menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria penilaian, maka Tingkat Aktivitas Guru (TAG) dalam penerapan metode diskusi pada kenampakan alam, sosial dan budaya setempat untuk siklus II di kelas IV SD Negeri Banda Aceh masih berada pada kategori cukup. Aspek-aspek pengamatan yang perlu ditingkatkan untuk siklus selanjutnya antara lain yaitu: mengaitkan materi dengan materi sebelumnya, dan memimpin kegiatan presentasi hasil diskusi siswa di kelas yang masih kurang dengan skor 2. Begitu juga untuk aspek: menginformasikan langkah-langkah pembelajaran; mendorong para siswa agar berpikir kritis melalui pertanyaan; menggunakan alat/media seperti charta atau alat peraga; mendorong siswa/kelompok untuk bertanya, mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan; mempersilahkan setiap siswa/kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas; mengarahkan siswa untuk menemukan dan menarik kesimpulan tentang konsep/prinsip/ teorema/rumus; menyampaikan judul sub materi berikutnya dan memberikan PR serta menutup pelajaran; serta pengelolaan waktu yang masih berada pada kategori penilaian cukup dengan skor 3. Oleh karena itu, aspek ini perlu mandapat perhatian dalam merevisi atau melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus selanjutnya. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) sebesar 3,71, berdasarkan kriteria penilaian maka Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti penerapan metode diskusi pada kenampakan alam, sosial dan budaya setempat untuk siklus II di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh masih berada pada kategori cukup. Aspek aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan oleh guru untuk siklus III selanjutnya antara lain yaitu: memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran; menunjukkan antusias (keinginan yang tinggi, tampak bersemangat, gembira, atau senang); mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKS); membuat rangkuman atau kesimpulan; serta berusaha mengerjakan soal secara baik dan benar yang masih berada pada kategori penilaian cukup dengan skor 3. Sehingga untuk siklus III selanjutnya guru perlu melakukan perbaikan dan penekanan, serta melibatkan siswa dalam pembelajaran terutama terhadap aspek-aspek aktivitas yang masih dirasakan kurang optimal. Hasil Siklus III Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar individual sebanyak 19 orang atau 95,00% yang berada di atas 85%. Rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah 87,00 dan berada di atas nilai KKM yang ditetapkan. Dengan demikian, ketuntasan belajar klasikal melalui penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat untuk siklus III di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh sudah tercapai. Rata-rata Tingkat Kemampuan Guru (TAG) selama penerapan metode diskusi untuk siklus III yaitu 4,00. Sehingga dengan mengacu pada kriteria TAG yang 60 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : 2355 -9535 ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat untuk siklus III di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh sudah baik dan efektif. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) selama mengikuti pembelajaran IPS melalui penerapan metode diskusi untuk siklus III adalah sebesar 4,07. Sehingga jika ditinjau berdasarkan kriteria Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) yang ditetapkan, maka aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan buadya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh untuk siklus III sudah berada pada kategori baik, sehingga pembelajaran yang diterapkan adalah efektif. PENUTUP Simpulan 1. Rata-rata prestasi belajar siklus I yaitu 65,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 45,00%, rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu 70,50 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 70,00%, dan rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus III yaitu 87,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 95,00%.. Dengan demikian, prestasi belajar siswa melalui penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan setiap siklusnya. 2. Rata-rata tingkat aktivitas guru pada siklus I sebesar 2,40, pada siklus II sebesar 3,20, dan pada siklus III sebesar 4,00. Dengan demikian, aktivitas guru selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan setiap siklus sehingga pembelajaran yang diterapkan guru lebih kondusif dan efektif. 3. Rata-rata tingkat aktivitas siswa pada siklus I sebesar 3,00, pada siklus II sebesar 3,71, dan pada siklus III sebesar 4,07. Dengan demikian, aktivitas siswa selama penerapan metode diskusi pada materi kenampakan alam, sosial dan budaya setempat di kelas IV SD Negeri 25 Banda Aceh mengalami peningkatan untuk setiap siklus sehingga membuat siswa lebih aktif dan kreatif, serta pembelajaran yang diterapkan lebih efektif. Saran 1. Mengingat penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta membuat pembelajaran lebih kondusif dan lebih efektif. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada para guru terutama guru bidang studi IPS untuk menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dan menciptakan pembelajaran yang kondusif serta efektif. 2. Disarankan pada pihak lain untuk melakukan penelitian yang sama pada materi lain sebagai bahan perbandingan dari hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta. 61 Nina Aryani _____________. 2002. Guru dan Peserta Dididk dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful B dan Aswan Zein. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta. Echols, John M. dan Shadily, Hasan. 1992. Kamus Indonesia-Inggris. Edisi III. Jakarta: Gramedia Pustaka. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP Universitas Syiah Kuala. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Johar, Rahmah dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh, FKIP Universitas Syiah Kuala. Maleong, J. Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan VIII. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan. Cetakan IV. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung, Remaja Rosdakarya. Mukhlis. 2005. Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri I Pallangga. Tesis. Universitas Negeri Surabaya. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Usaha Nasional. Nurkancana, Wayan. 1996. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Cetakan XIII. Bandung: Remaja Rosdakarya. Roestiyah, NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta, Rajawali Press. Sudjana, Nana. 1995. Psikologi Belajar. Cetakan III. Jakarta: Rineka Cipta. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel, W.S. 2001. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan V. Bandung: Remaja Rosdakarya. 62