Konsep Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan Kehakiman dari Perspektif HTN • Plato (429-347 SM): Politeia (The Republic), Politicos (The Stateman), dan Nomoi (The Law) • Aristoteles (384 SM): Politica • John Locke (1632-1704): Two Treatises on Civil Government (1690) • Montesquieu (1689): L’ Esprit de Lois (1748) • Jean Jacques Rousseau (1712): Du Contract Social (1762) Sejarah Negara Hukum • Niccolo Machiavelli (Italia, 1469): Il Principe • Shang Yang • Thomas Hobbes (1588-1679): De Cive dan Leviathan Latar belakang timbulnya pemikiran negara hukum pada abad XVII • Rechtsstaat • Rule of Law • Socialist Legality • Nomokrasi Islam • Negara Hukum Pancasila Beberapa Istilah Negara Hukum Perbandingan konsep-konsep Negara Hukum (Tahir Azhary) KONSEP CIRI-CIRI UNSUR-UNSUR UTAMA RECHTSSTAAT -Bersumber dari rasio manusia Liberalistik/individualistik -Humanisme yang antroposentrik (lebih dipusatkan pada manusia) -pemisahan antara agama dan negara secara mutlak -ateisme dimungkinkan Menurut Stahl: 1.Pengakuan/perlindung an hak asasi 2.Trias politika 3.Wetmatig bestuur 4.Peradilan administrasi Menurut Scheltema: 1.Kepastian hukum 2.Persamaan 3.Demokrasi 4.Pemerintahan yang melayani kepentingan umum Frederick Julius Stahl (Philosophie des Rechts 1878): 1. Pengakuan/perlindungan HAM 2. Penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada trias politika 3. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasarkan UU (Wetmatigbestuur) 4. Apabila dalam menjalankan tugasnya berdasarkan UU pemerintah masih melanggar HAM, maka diselesaikan oleh Peradilan Administrasi Rechtsstaat Perbandingan konsep-konsep Negara Hukum (Tahir Azhary) KONSEP CIRI-CIRI UNSUR-UNSUR UTAMA RULE OF LAW -Bersumber dari rasio manusia Liberalistik/individualistik -antroposentrik (lebih dipusatkan kepada manusia) -pemisahan antara agama dan negara secara rigid (mutlak) -freedom of religion dalam arti positif dan negatif Ateisme dimungkinkan 1. Supremasi hukum 2. Equality before the law 3. Individual rights Tidak memerlukan peradilan administrasi negara, karena peradilan umum dianggap berrlaku untuk semua orang, baik warga biasa maupu pejabat pemerintah. Kalau rechtsstaat menekankan pada Albert Venn Dicey (Introduction to the Study of the Law of the Constitution 1885) • Supremacy of Law • Equality Before the Law • Constitution based on Individual Right Rule of Law Unsur-unsur dari the rule of law adalah: 1. Adanya proteksi konstitusional 2. Adanya pengadilan yang bebas dan tidak memihak 3. Adanya pemilihan umum yang bebas 4. Adanya kebebasan utk menyatakan pendapat dan berserikat 5. Adanya tugas oposisi 6. Adanya pendidikan civic Negara Hukum konsep International Commision of Jurist (Bangkok, 1965) Perbandingan konsep-konsep Negara Hukum (Tahir Azhary) KONSEP CIRI-CIRI UNSUR UTAMA NOMOKRASI ISLAM Bersumber dari Qur’an, Sunnah dan ra’yu Nomokrasi bukan teokrasi Persaudaraan dan humanisme teosentrik Kebebasan beragama dalam arti teosentrik Sebilan prinsip umum: 1.Kekuasaan sebagai amanah 2.Musyawarah 3.Keadilan 4.Persamaan 5.pengakuan dan perlindungan terhadap HAM 6.Peradilan bebas 7.Perdamaian 8.Kesejahteraan 9.Ketaatan rakyat Perbandingan konsep-konsep Negara Hukum (Tahir Azhary) KONSEP CIRI-CIRI UNSUR-UNSUR UTAMA NEGARA HUKUM PANCASILA -hubungan yang erta antara agama dengan negara -bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa Kebebasan beragama dalam arti positif -teisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang Asas kekeluargaan dan kerukunan 1. 2. 3. 4. 5. Pancasila MPR Sistem konstiusi Persamaan Peradilan bebas 1. Supremasi hukum (Supremacy of law) 2. Persamaan dalam hukum (Equality before the law) 3. Asas Legalitas (Due process of law) 4. Pembatasan kekuasaan 5. Organ-organ eksekutif independen 6. Peradilan bebas dan tidak memihak 7. Peradilan Tata Usaha Negara 8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court) 12 Prinsip Pokok Negara Hukum (Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme) 9. Perlindungan HAM 10. Bersifat Demokratis (Democratisce Rechtsstaat) 11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (Welfare Rechtsstaat) 12. Transparansi dan kontrol sosial 12 Prinsip Pokok Negara Hukum (Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme) • John Locke dalam bukunya Two Treatises on Civil Government. Pada bab XII buku tersebut yang berjudul Of the Legislative, Executive and Federative Power of the Commonwealth, John Locke memisahkan kekuasaan dalam tiap-tiap negara dalam: John Locke • kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan membuat undang-undang • kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang • kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan yang meliputi kekuasaan mengenai perang dan damai, membuat perserikatan dan alliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan di luar negeri. John Locke Montesquieu memisahkan 3 (tiga) jenis kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif. Berbeda dengan John Locke yang memasukkan kekuasaan yudisial dalam kekuasaan eksekutif, Montesquieu memandang kekuasaan pengadilan sebagai kekuasaan yang berdiri sendiri. Montesquieu The Spirit of Laws (1748) Bila kekuasaan legislatif dan eksekutif dipegang oleh satu orang atau oleh sebuah badan, maka tidak akan ada kebebasan karena warga negara akan khawatir jika jika raja atau senat yang membuat UU tirani akan memerintah mereka secara tiran. Teori Pemisahan Kekuasaan Montesquieu The Spirit of Laws (1748) Kebebasan pun tidak ada jika kekuasaan kehakiman tidak dipisahkan dari kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif, maka kekuasaan atas kehidupan dan kebebasan warga negara akan dijalankan sewenang-wenang karena hakim akan menjadi pembuat hukum, dan jika hakim disatukan dengan kekuasaan eksekutif maka hakim bisa menjadi penindas Montesquieu The Spirit of Laws (1748) Ivor Jennings membedakan antara pemisahan kekuasaan dalam arti materiil dan pemisahan kekuasaan dalam arti formal. Pemisahan kekuasaan dalam arti materiil ialah pemisahan kekuasaan dalam arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dengan tegas dalam tugas-tugas (functie-functie) kenegaraan yang secara karakteristik memperlihatkan adanya pemisahan kekuasaan itu kepada 3 bagian -legislatif, eksekutif dan judisial-; Ivor Jennings pemisahan kekuasaan dalam arti formal ialah bila pembagian kekuasaan itu tidak dipertahankan dengan tegas. Ivor Jennings 1. 2. Kekuasaan kehakiman yg merdeka adalah kebebasan dalam urusan peradilan atau kebebasan menyelenggarakan fungsi peradilan (fungsi yustisial) Kekuasaan kehakiman yg merdeka mengandung makna larangan bagi kekuasaan ekstra yustisial mencampuri proses penyelenggaraan peradilan Pengertian kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 3. Kekuasaan kehakiman yg merdeka diadakan dalam rangka terselenggaranya negara berdasarkan atas hukum (de rechtsstaat) Pengertian kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 1. Sebagai bagian dari sistem pemisahan kekuasaan diantara badan-badan penyelenggara negara. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan utk melindungi dan menjamin kebebasan individu 2. Kekuasaan kehakiman yg merdeka diperlukan utk mencegah penyelenggara pemerintahan bertindak tak semena-mena dan menindas Tujuan dasar kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 3. Kekuasaan kehakiman yg merdeka diadakan dalam rangka terselenggaranya negara berdasarkan atas hukum (de rechtsstaat) Pengertian kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 1. Sebagai bagian dari sistem pemisahan kekuasaan diantara badan-badan penyelenggara negara. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan utk melindungi dan menjamin kebebasan individu 2. Kekuasaan kehakiman yg merdeka diperlukan utk mencegah penyelenggara pemerintahan bertindak tak semena-mena dan menindas Tujuan dasar kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 3. Kekuasaan kehakiman yg merdeka diperlukan utk dapat menilai keabsahan secara hukum tindakan pemerintahan atau suatu peraturan perundang-undangan, shg sistem hukum dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik. Tujuan dasar kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 1. 2. 3. Hakim hanya memutus menurut hukum Hakim memutus semata-mata utk memberikan keadilan Dalam melakukan penafsiran, konstruksi atau menemukan hukum, hakim harus tetap berpegang teguh pada asas-asas umum hukum (general principle of law) dan asas keadilan yang umum (the general principles of natural justice) Pembatasan kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan) 4. Harus diciptakan suatu mekanisme yg memungkinkan menindak hakim yang sewenang-wenang atau menyalahgunakan kebebasannya. Pembatasan kekuasaan kehakiman yang merdeka (Bagir Manan)