bab vi kesimpulan dan saran

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari analisa hasil pengujian pengaruh variasi material terhadap penempelan biofouling
pada material uji, maka dapat disimpulkan bahwa;
1. Dari pengujian tersebut pengaruh variasi material bahan dasar kapal terhadap penempelan
biofouling dapat disimpulkan bahwa Variasi material yang digunakan berpengaruh
langsung terhadap penempelan biofouling pada material uji.
Pada pengujian kali ini, pengidentifikasian jenis biofouling yang menempel cenderung
sama di setiap subtratnya
2. Pemilihan bahan dasar kapal (material pembuatan kapal dengan hasil penelitian). Jumlah
penempelan biofouling terbesar pada sisi yang tidak dilakukan pengecatan adalah pada
Bambu, dengan jumlah pertambahan berat 7550 gram/m² pada pengujian 2.5 Bulan atau
10 minggu dan yang paling kecil persentase penempelannya adalah pada Baja senilai
4850 gram/m² pada pengujian 2.5 Bulan atau 10 Minggu.
Pemilihan Material pada kondisi dilakukan pengecatan anti fouling adalah dengan
memperhatikan jumlah penempelan biofouling, dan yang terbesar pada sisi yang
dilakukan pengecatan dengan warna merah merk hempel’s adalah pada Bambu, dengan
jumlah pertambahan berat 4650 gram/m² pada pengujian 2.5 Bulan atau 10 minggu dan
yang paling kecil persentase penempelannya adalah pada Fiberglass senilai 3350 gram/m²
pada pengujian 2.5 Bulan atau 10 Minggu.
3. Laju pertumbuhan biofouling dari seluruh material cenderung teratur dengan
penambahan berat perminggunya. Hal ini dijelaskan dalam grafik yang didapatkan dari
tiap material uji memiliki nilai validitas R² pada regresi linear nya selalu mendekati 1.
4. Dapat diketahui, pengurangan nilai ekonomi akibat penambahan berat yang nantinya
dalam penambahan berat tersebut, mengurangi payload. Hal ini dapat digunakan sebagai
pilihan (optional) dalam pemilihan material kapal dengan batasan L < 50meter dan
dengan fungsi yang dapat disesuaikan. Pada pengurangan payload akibat penambahan
berat biofouling tergantung dari penambahan berat per m² dari tiap – tiap material yang
diujikan.
Dari seluruh analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Setiap material yang
diujikan memiliki tingkat penempelan biofouling yang berbeda beda. Pada dasarnya penggunaan
bahan dasar kapal terbuat dari Baja pada material yang tanpa cat, dan Fiberglass untuk yang
menggunakan cat anti fouling. Untuk proses pengecatan anti fouling, akan mempengaruhi
tingkat penempelan. Dengan demikian, diharapkan tugas akhir ini menjadi solusi pemilihan
bahan material yang sesuai dengan criteria kapal dan efektif bagi praktisi industri galangan
dalam hal meminimalisasi penempelan biofouling.
93
5.2
Saran
Faktor - faktor penyebab penempelan biofouling bukan dari material nya saja, juga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dan perlakuan biofouling di dalam laut.
Beberapa factor penyebab tumbuhnya biofouling akan dapat diminimalisir dengan adanya
penelitian berikutnya yang mengupayakan agar pengotoran biologis ini dapat ditekan
pertumbuhannya. Hal - hal yang dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut antara lain:
1. Penelitian yang sama dengan memperhatikan:
- kecepatan arus,
- material dalam keadaan bergerak,
- tingkat kadar garam, dan
- keadaan lingkungan laut sekitar tempat perendaman.
2. Penelitian dengan menggunakan pelindungan penempelan biofouling selain cat anti
fouling.
3. Penggunaan material lain dalam penelitian.
4. Penggunaan variasi kedalaman material uji.
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai biofouling, dapat
mengurangi dan menghambat penempelan biofouling sebagai factor utama pengotoran biologis.
Dalam hal ini, dapat digunakan juga sebagai optional pemilihan bahan – bahan baik kapal
maupun bangunan lepas pantai yang nantinya akan berkonsentrasi didalam air laut. Air laut
sebagai mediasi penempelan biofouling, bukan menjadi masalah lagi dalam penanggulangannya,
dan akan menambah umur, atau masa pakai bangunan (kapal atau bangunan lepas pantai) dalam
interaksinya di air laut.
94
Download