makalah geotanah

advertisement
TUGAS GEOGRAFI TANAH DAN LINGKUNGAN
“TENTANG TEKSTUR TANAH”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah geografi tanah dan lingkungan
ABKA 535
DOSEN PENGAJAR :
1. Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si.
2. Dr. DEASY ARISANTY,M.Sc
Disusun oleh :
EKA HARTATI
A1A513038
MELYSA RAHMIDA
A1A513215
RINA HARISNA
A1A513239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim...
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ijin-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sohabatnya dan semoga
semua umatnya.
Makalah ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas yang disampaikan
oleh yang terhormat Bapak Sidharta Adyatma, M. Si dan Ibu Deasy Arisanty, M. Sc. pada mata
kuliah yang disampaikan adalah Geografi tanah dan Lingkungan.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada makalah ini.Akhirnya penulis
hanya dapat berharap mudah-mudahan makalah dapat bermanfaat. Amin
Banjarmasin, 26 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
BAB II DASAR TEORI………………………………………………….
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Tanah ...............................................................................
B. Pengertian tekstur tanah ................................................................
C. Pembagian tekstur tanah ...............................................................
D. Perbedaan Tekstur Tanah ..............................................................
E. Ukuran fraksi tanah ......................................................................
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah ......................
G. Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah ............................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting
bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara,
seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu
tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan partikel-partikel tanah itu
disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan
liat. Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat
kesuburannya. Dengan mengetahui telstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya
tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan
datang.
Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah satu ciri tersebut
yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh karena hal itu
maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya
serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa sebetulnya tanah di
suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Tanah ?
b. Bagaimana perbedaan tekstur tanah ?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi tekstur tanah ?
1.3 Tujuan
a. Menyelesaikan tugas kelompok tentang geografi tanah dan lingkungan.
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah, ukuran fraksi
tanah serta pembagian tekstur tanah.
BAB II
DASAR TEORI
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003). Pada beberapa
tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi
tekstur dan penggunaan tanah.Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah
berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam
lapisan itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan
permukaan yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka
tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata
air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh
tanah (Darmawijaya,1990).
Tekstur tanah dapat pula ditetapkan secara kualitatif dilapangn dengan menggunakan
perasaan. Tanah yang bisa diletakkan diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling
ditekan dan dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan
tetapi, tetapi kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan perkembangan tanah
sampai batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah
merupakan perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan
berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN
A. . Definisi Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempattumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan
udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa
organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,
Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri
perkebunan, maupun kehutanan.
B. Pengertian Tekstur Tanah
Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran
partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian dan definisinya
adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat
kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir,
debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002
mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang
dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat
lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya.
Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.
Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :

Pasir berukuran 2 mm - 20 mµ

Lempung berukuran 20 mµ - 2 mµ

Liat kurang dari 2 mµ.
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture) butiran atau
partikel tanah dikelompokan dalam

Sand : > 0.05 mm

Silt : 0.002 - 0.05 mm

Clay: < 0.002 mm
Name of soil Diameter
limits
separate
(USDA classification)
Clay
less than 0.002
Silt
0.002–0.05
(mm)
Very fine sand 0.05–0.10
Fine sand
0.10–0.25
Medium sand
0.25–0.50
Coarse sand
0.50–1.00
Very
coarse
sand
1.00–2.00
Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti
perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis besarnya lebih dari :

30% liat adalah tanah liat

35% lempung adalah tanah lempung

60% pasir adalah tanah pasir.
Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat
mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya :
tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang terbanyak disebut
lebih dahulu.
Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur dan
bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini besar maka perlu
disebut juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah
liat berkapur.
Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik.
Umpamanya saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat, 15% kapur, 3-5% bahan organik.
Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya
butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga. Menurut besarnya tersusun dari
butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%.
C. Pembagian Tekstur Tanah
Pembagian tekstur berdasarkan kelas tekstur terdiri dari: 12 yaitu hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh, ( Hanafiah, 2005).
1.Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan tidak
2. Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki
berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket
3. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung berpasir akan
terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi akan mudah
hancur.
4. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin. Dapat
membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang
mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat.
5. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa agak
jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk
gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat melekat.
6. Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu memiliki rasa
licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang mengkilat serta
dapat melekat.
7. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar. Dapat
membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan bila dipilin tetapi
pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang
8. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin. Dapat
membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat
9. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang teguh dan
dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta terasa agak lekat.
10. Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak kasar.
Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit tetapi mudah
digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
11. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat membentuk
bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah digulung serta memiliki
daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12. Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta
memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
D. Perbedaan Tekstur Tanah
1.
Kemampuan Fisik
a.
Pasir = Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat,
referansi air rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu
dominan.
b. Debu = Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang
mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat
c. Liat = Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali.
2.
Kemampuan Kimia
a. Pasir = Mineral yang paling umum kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap
sifat kimia.
b. Debu = Mineral kuarsa (S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K
akibat pelapukan.
c. Liat = Mineral sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan
beberapa hasil pelapukan mineral primer
3.
Kemampuan Biologi
a. Pasir = Ditentutak oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan
b. Debu = Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan
(mineral primer)
c. Liat = Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil
pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.
E. Ukuran fraksi tanah
Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan liat. Partikel ukuran lebih dari 2
mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus dihilangkan sebelum
menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misal geluh berdebu mempunyai sifat fisika dan
kimia yang hampir sama dengan syarat mineralogi liat . Tekstur tanah ditentukan di lapangan
dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium
dengan metode pipet atau metode hydrometer.
Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah
Sifat kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya. Semakin
kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar. Jadi, luas permukaan fraksi liat >
fraksi debu > fraksi pasir( Anonim I, 2009 ).
Tanah memiliki beberapa ukuran fraksi tanah Menurut Sistem Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA), yaitu (Anonim II, 2007) :

Pasir sangat kasar (Very coarse sand) dengan diameter 2,00 – 1,00 mm

Pasir kasar (Coarse sand), diameter fraksi 1,00 – 0,50 mm

Pasir sedang (medium sand), diameter fraksi 0,50 – 0,25 mm

Pasir halus (fine sand),diameter fraksi 0,25 – 0,10 mm

Pasir sangat halus (very fine sand),diameter fraksi 0,10 – 0,05 mm

Debu (silt), diameter fraksi 0,05 – 0,002 mm

Liat (Clay), diameter fraksi Kurang dari 0,002 mm
Untuk menentukan rentang ukuran partikel tanah yang biasanya dinyatakan dalam prosentase
dari berat kering total dilakukan analisis secara mekanis (mechanical analysis).
Ada dua metode yang umum digunakan untuk memberikan informasi ukuran partikel tanah,
yaitu : (1) analisis saringan (sieving analysis), dan (2) analisis pengendapan (sedimentation atau
hydrometer analysis). Analisis saringan biasanya digunakan untuk tanah berbutir kasar,
sedangkan prosedur pengendapan digunakan untuk analisis tanah berbutir halus(Anonim II,
2007).
Tabel : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah
Kelas Tekstur Tanah
Proporsi (%) fraksi tanah
Pasir
Debu
Liat
85
15
10
Pasir Berlempung (Loam Sandy)
70-90
30
15
3.
Lempung Berpasir (Sandy Loam)
40-87,5
50
20
4.
Lempung (Loam)
22,5-52,5
30-50
10-30
1.
Pasir (Sandy)
2.
5.
Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-
45-80
30
20-37,5
20
40-70
27,5-40
Loam)
6.
Lempung
Liat
berdebu (Sandy-silt
loam)
7.
Lempung Berliat (Clay Loam)
20-45
15-52,5
27,5-40
8.
Lempung Berdebu (Silty Loam)
47,5
50-87,5
27,5
9.
Debu (Silt)
20
80
12,5
10.
Liat Berpasir (Sandy-Clay)
45-62,5
20
37,5-57,5
11.
Liat Berdebu (Silty-Clay)
20
40-60
40-60
12.
Liat (Clay)
45
40
40
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah
basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi
rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
 Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir(Sandy).
 Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam
Sandy).
 Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur,
maka tanah
tersebut
tergolong
bertekstur
Lempung
Berpasir
(Sandy
Loam).
3. Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan
dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung (Loam).
 Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berdebu (Silty Loam).
 Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Debu (Silt).
 Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)
 Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
 Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh,
serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong
bertekstur
Lempung
Liat
Berdebu
(Sandy-silt
loam).
 Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat
Berpasir (Sandy-Clay).
 Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat
Berdebu(Silty-Clay).
 Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin
yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang
biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam
proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur
kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan
tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang
dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat.
Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar
daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi
air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak,
yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara
lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan
tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas.
Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga
unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
1. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode,
dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya
harian, mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah
sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi
mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,
(3) sifat fsik tanah.
Pengaruh temperatureSetiap kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya laju
reaksi kimiawi menjadi 2x lipat.
Hubungan antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic
cukup kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha bahan
organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan organic dari
mineralisasi (liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2. Topografi
Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah.
Perbedaan tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras.
Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih
banyak untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah curam
lereng makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis tanah
oleh karena pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan bahan organik juga lebh kecil,
pelapukan menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan liat. Disamping itu, pencucian
dan eluviasi berkurang. Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di daerah
lereng.
b. Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh di bawah
permukaan tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air yang muncul di
permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan reduksi. Tanah yang
bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna gelap olh karena tingginya bahan
organik, tapi horison bawah pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah berdrainase baik,
mempunyai horison A yang warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam lebih
gelap.(Hanafiah, 2005).
3. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil.
Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan
melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti
semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik
dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara,
meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi
humus.(Hanafiah, 2005).
4. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan
semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsure hara telah habis mengalami pelapukan
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah
yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah
dewasa dan tanah tua. Tanah muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa
yaitu hasil pembentukan horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari
hasil pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi kurus dan masam.
Perlu diketahui bahwa tingkat perkebangan tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah.
Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan perkembangan horizon horizon tanah,
sedangkan tingkat pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah
(Hardjowigeno, 2003).
5. Bahan Induk
Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses
disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut. Bahan
induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah terbentuk dari sisa-sisa bahan yang
tidak larut setelah kalsium dan magnesium karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang
dapat d temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk
yang di turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin.
Sedimen koluvial terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang
menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk yang penting di
areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran
oleh banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California terbentuk di
lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang dominan.
Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah, Perkembangan horison terutama horison B
tergantung pada translokasi partikel halus oleh air. Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa
tidak akan hancur untuk mengahasilkan partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir akan
mendukung perkembangan horison bahasa daerah (humid).
Bahan induk yang tersusun atas partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai
jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses
infiltrasi dan erosi.
G. Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah
1. Kemampuan tanah memegang dan menyimpan air
2. Aerasi, serta permeabilitas
3. Kapasitas tukar kation
4. Kesuburan tanah
5. Infiltrasi
6. Laju pergerakan air (perkolasi)
BAB IV
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan
presentase kandungan pasir, debu dan liat. Tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah
menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Dari ketiga jenis
fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu
dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm. Penetapan kelas tekstur
tanah dapat dilakukan secara kualitatif (cara lapangan) dan secara kuantitatif (cara laboratorium).
C. SARAN
Sebaiknya dalam memilih lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah
karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk
tumbuhan serta kemampuannya menyimpan air dan aerasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/01/pengertian-tekstur-tanah.html
http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/2013/04/tekstur-tanah.html
http://zulkifli-2405.blogspot.com/2012/01/contoh-laporan-tekstur-tanah.html
http://mutiayenny.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-tekstur-tanah.html
http://helmysuhendar.blogspot.com/2013/03/makalah-tanah-struktur-jenis-teksture.html
Download