Volume 1, Nomor 2, Maret 2015

advertisement
Volume 1, Nomor 2, Maret 2015
Penerapan Metode Forward Chaining untuk Mendeteksi Penyakit THT
Wiwi Verina
Analisis Kinerja Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means pada Data Kemiskinan
Aniq Noviciatie Ulfah, Shofwatul ‘Uyun
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya
Fransiska Prihatini Sihotang
Sistem Informasi Pemakaian Sparepart Mesin Packing pada PT XYZ
Triana Elizabeth, Stephanie Darmawan H
Perancangan Prototipe Sistem Pemesanan Makanan dan Minuman Menggunakan Mobile Devices
Sandy Kosasi
Perancangan Clinical Information System (CIS) Pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit ABC
Desi Pibriana
Analisis dan Perancangan Iklan Rekrutmen Mahasiswa Baru STMIK Potensi Utama Medan
Soeheri, M.Suyanto, Amir Fatah Sofyan
Perancangan Sistem Informasi Kehadiran Dosen Mengajar pada Universitas XYZ
Arif Yulianto
Implementasi Algoritma Genetika pada Penjadwalan Job Shop
Fithri Selva Jumeilah
Analis, Perancangan, dan Implementasi Sistem Informasi Perhitungan Gaji Berbasis Aktivitas
(Studi Kasus :PT Kembang Djawa Makassar)
Aprizal, Mirfan
JATISI
Volume 1 Nomor 2
Halaman 123 – 245
VOLUME 1 NOMOR 2, MARET 2015
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI
(JATISI)
Terbit dua kali setahun pada bulan Maret dan September, Jurnal Teknik Informatika dan
Sistem Informasi (JATISI) merupakan media penyampaian hasil penelitian untuk semua
bidang yang ada pada rumpun teknik informatika dan sistem informasi, diharapkan hasil
penelitian yang ada pada jurnal ini dapat menjadi penghubung antara peneliti dan pihak yang
berkepentingan. ISSN 2407-4322, diterbitkan pertama kali pada tahun 2014
KETUA PENYUNTING
Gasim
DEWAN PENYUNTING
Kudang Boro Seminar
Gasim
Djoko Soetarno
STAF AHLI (MITRA BESTARI)
Achmad Benny Mutiara
Agus Harjoko
Iping Supriana Suwardi
Joko Lianto Buliali
Yani Nurhadryani
TATA USAHA
Yulizar Kasih
Rizani Teguh
Sudiadi
PENANGGUNG JAWAB
Ketua STMIK Global Informatika MDP, Ir. Rusbandi, M.Eng.
PENERBIT
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) STMIK Global Informatika
MDP bekerjasama dengan IndoCEISS (Indonesian Computer, Electronics and
Instrumentation Support Society)
ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA
Gedung STMIK GI MDP, Jalan Rajawali No. 14 Palembang 30113
Telp. 0711-376400, Fax. 0711-376360,
Website : http://jatisi.mdp.ac.id, Email : [email protected]
BERLANGGANAN
Langganan dapat dilakukan dengan pemesanan untuk minimal 2 edisi (1 tahun) Rp. 350.000,ditambah ongkos kirim.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
DAFTAR ISI
Penerapan Metode Forward Chaining untuk Mendeteksi Penyakit THT
Wiwi Verina
123-138
Analisis Kinerja Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means pada Data
Kemiskinan
Aniq Noviciatie Ulfah, Shofwatul ‘Uyun
139-148
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya
Fransiska Prihatini Sihotang
149-163
Sistem Informasi Pemakaian Sparepart Mesin Packing pada PT XYZ
Triana Elizabeth, Stephanie Darmawan H
164-174
Perancangan Prototipe Sistem Pemesanan Makanan dan Minuman
Menggunakan Mobile Devices
Sandy Kosasi
175-187
Perancangan Clinical Information System (CIS) Pada Instalasi Rawat Jalan di
Rumah Sakit ABC
Desi Pibriana
188-202
Analisis dan Perancangan Iklan Rekrutmen Mahasiswa Baru STMIK Potensi
Utama Medan
Soeheri, M.Suyanto, Amir Fatah Sofyan
203-213
Perancangan Sistem Informasi Kehadiran Dosen Mengajar pada Universitas
XYZ
Arif Yulianto
214-225
Implementasi Algoritma Genetika pada Penjadwalan Job Shop
Fithri Selva Jumeilah
226-236
Analis, Perancangan, dan Implementasi Sistem Informasi Perhitungan Gaji
Berbasis Aktivitas (Studi Kasus :PT Kembang Djawa Makassar)
Aprizal, Mirfan
237-245
Biodata Penulis
Indeks Penyunting/Mitra Bestari
Abstrak Volumen 1 Nomor 1
Indeks Jurnal Volume 1 Nomor 1
Pedoman Penulisan Makalah JATISI
Form Penilaian Reviewer
246
249
251
256
257
260
 123
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Penerapan Metode Forward Chaining untuk Mendeteksi
Penyakit THT
Wiwi Verina
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Potensi Utama
[email protected]
Abstract
Diseases Ear, Nose and Throathas become adisease that issuffered by the world
community. ENT disease progression and higher, it is not accompanied by anumber of experts.
In this case, an analysis should be doneto speed up the process of diagnosis. The refore it is
necessary to use the expert system is a computer application that behaves like an expert. Expert
system capable of solving problems that typically can only be solved by an expert using the
knowledge base, facts and reasoning techniques. In this analysis using aforward chaining
inference engine. In this approach, starting from the information entered and then draws
conclusions, tracking the forefind facts in accordance with the IF-THEN rules. Based on the test
system accuracy rate forward chaining method to detect ENT disease that is 100%, which
according to the data obtained from the ENT specialist to determine disease based on symptoms
exist.
Keywords: Expert System, Forward Chaining, Knowledge, THT Diseases, IF-THEN
Abstrak
Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan telah menjadi suatu penyakit yang cukup
banyak diderita oleh masyarakat dunia. Peningkatan penyakit THT yang semakin tinggi, tidak
diiringi oleh jumlah tenaga ahli. Dalam hal ini perlu dilakukan sebuah analisa untuk
mempercepat proses diagnosa. Oleh karena itu perlu menggunakan aplikasi sistem pakar yaitu
aplikasi komputer yang berprilaku layaknya seorang ahli. Sistem pakar mampu memecahkan
masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dengan menggunakan
basis pengetahuan, fakta dan teknik penalaran. Dalam analisa ini menggunakan metode
forward chaining sebagai mesin inferensi. Dalam pendekatan ini dimulai dari informasi
masukkan dan selanjutnya menggambarkan kesimpulan, pelacakan kedepan mencari fakta
yang sesuai dengan aturan IF-THEN. Berdasarkan pengujian sistem tingkat keakurasian
metode forward chaining untuk mendeteksi penyakit THT yaitu 100%, dimana sesuai dengan
data yang didapat dari pakar THT untuk menentukan penyakit berdasarkan gejala yang ada.
Kata kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Pengetahuan, Penyakit THT, IF-THEN

ISSN: 1978-1520
124
ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
S
aat ini penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) telah menjadi suatu penyakit yang
cukup banyak diderita oleh masyarakat dunia. Peningkatan penyakit THT yang semakin
tinggi, tidak diiringi oleh jumlah tenaga ahliyang bertugas melakukan diagnosa atas seorang
pasien yang diperkirakan menderita THT. Pasien disini adalah orang yang menerima perhatian
atau perawatan kesehatan. Orang ini lebih sering yang mengalami sakit atau terluka dan butuh
perawatan ahli medis, walaupun demikian seorang yang pergi ke seorang ahli untuk memeriksa
diri rutin juga dapat di sebut sebagai pasien. Pasien juga adalah orang yang pergi ke rumah
sakit, klinik atau fasilitas medis lainnya untuk diagnosa atau perawatan.Penyakit THT adalah
penyakit yang menyerang sekitar kepala yaitu telinga, hidung dan tenggorokan[1]. Penyakit
telinga terdiri dari 11 jenis penyakit, hidung terdiri dari 8 jenis dan penyakit tenggorokan terdiri
17 jenis penyakit[1]. Karena letak penyakit saling berdekatan maka gejala yang timbul hampir
sama tetapi yang membedakannya hanya gejala yang spesifik saja. Oleh sebab itu untuk
mendiagnosa penyakit ini harus dilakukan dengan secara cermat dan teliti karena memakai
pedoman gejala sebagai aturan.
Hal tersebut menambah beban kerja tenaga ahli yang bertugas melakukan diagnosa atas
seorang pasien yang diperkirakan menderita THT sehingga dengan permasalahan seperti ini
sangat dibutuhkan sebuah sistem pakar yang dapat membantu dalam pemecahan masalah.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat segala bidang kehidupan
manusia diwarnai dengan penerapan teknologi.
Salah satu wujud nyata dari teknologi ini adalah penerapan sistem komputerisasi
sebagai contoh kegiatan pengolahan data dengan menggunakan sistem terkomputerisasi adalah
sistem pakar. Sistem Pakar adalah sebuah program aplikasi komputer yang berprilaku layaknya
seorang ahli. Aplikasi yang digunakan biasa yaitu membantu mendiagnosa penyakit, kerusakan
peralatan dan pengukuran data. Sistem pakar mampu memecahkanmasalah yang biasanya hanya
dapat dipecahkan oleh seorang pakar dengan menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik
penalaran[2].
2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta,
dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh
seorang pakar dalam bidang tersebut[5]. Istilah sistem pakar berasal dari knowlegde-based
expert system. Istilah ini muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar
menggunakan pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan kedalam komputer. Seseorang yang
bukan pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkat kemampuan pemecahan masalah,
sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant[7].
Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan
knowledge(pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit
sehingga membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya[10]. Pengetahuan adalah
sebuah kekuatan yang dapat memecahkan suatu masalah yang kita temui sehari-hari. Sistem
pakar adalah program Artificial Intellenge yang menggabungkan pangkalan pengetahuan
(knowledge base) dengan sistem inferensi[10]. Kecerdasan buatan atau Artificial Intellenge (AI)
dapat didefinisikan sebagai sub bidang pengetahuan komputer yang khusus ditujukan untuk
membuat software dan hardware yang sepenuhnya biasa menirukan beberapa fungsi otak
manusia. Karena itu diharapkan komputer bisa membantu manusia didalam berbagai masalah
yang sangat rumit[10].
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 125
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
2.1.1 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultas (consultation environment)[3].
Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke
dalam lingkungan sistem pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam dua bagian tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1.
LINGKUNGAN KONSULTASI
Pemakai
Antar Muka
Aksi yang
direkomendasikan
Fakta Tentang
Kejadian tertentu
LINGKUNGAN PENGEMBANG
Basis
Pengetahuan
Fasilitas
Penjelasan
Knowledge
Engineer
Pakar
Mesin Inferensi
Workplace
Akuisisi
Pengetahuan
Perbaikan Pengetahuan
Gambar. 1 Struktur Sistem Pakar
2.2 Forward Chaining
Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui,
kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada
fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi,
maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali
pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses
pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang
digunakan adalah Deptth-Firstf Search(DFS), Breadth-First Search(BFS) atau Best First
Search[7]. pendekatan dalam pelacakan dimulai dari informasi masukan dan selanjutnya
mencoba menggambarkan kesimpulan, pelacakan kedepan mencari fakta yang sesuai dengan
bagian IF dari aturan IF-THEN. Dengan metode forward chaining dari pendekatan dan aturan
yang telah dihasilkan dapat ditinjau oleh para ahli untuk diperbaiki atau dimodifikasi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik[3].
Metode Forward Chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan ke depan
yang dimulai dengan informasi yang ada dan penggabungan rule untuk menghasilkan suatu
kesimpulan atau tujuan. Pelacakan maju ini sangat baik jika bekerja dengan permasalahan yang
dimulai dengan rekaman informasi awal dan ingin dicapai penyelesaian akhir, karena seluruh
proses akan dikerjakan secara berurutan maju. Berikut adalah diagram Forward Chaining secara
umum untuk menghasilkan sebuah goal yang dapat dilihat pada Gambar 2[9].
Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode
ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan
tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang
sampai ditemukan suatu hasil. Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani
masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis) (Giarattano dan Riley, 1994).

ISSN: 1978-1520
126
ISSN : 2407-4322
Observasi A
Aturan R1
Fakta
Observasi B
Aturan R2
Fakta
Aturan
R3
Aturan R2
Kesimpulan
2
Fakta
Gambar. 2 Forward Chaining
Untuk mempermudah pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan ilustrasi kasus
pembuatan sistem pakar dengan daftar aturannya sebagai berikut:
R1: Jika Premis 1 Dan Premis 2 Dan Premis 3 Maka Konklusi 1
R2: Jika Premis 1 Dan Premis 3 Dan Premis 4 Maka Konklusi 2
R3: Jika Premis 2 Dan Premis 3 Dan Premis 5 Maka Konklusi 3
R4: Jika Premis 1 Dan Premis 4 Dan Premis 5 Dan Premis 6 Maka Konklusi 4
Penelusuran maju pada kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta yang
dialami oleh pengguna itu termasuk konklusi 1, konklusi 2, konklusi 3, atau konklusi 4 atau
bahkan bukan salah satu dari konklusi tersebut, yang artinya sistem belum mampu mengambil
kesimpulan karena terbatas aturan. Seandainya user memilih premis 1, premis 2, dan premis 3,
maka aturan yang terpilih adalah aturan R1 dengan konklusinya adalah konklusi 1. Seandainya
user memilih premis 1 dan premis 6, maka sistem akan mengarah pada aturan R4 dengan
konklusinya adalah konklusi 4, tetapi karena aturan tersebut premisnya adalah premis 1, premis
4, premis 5, dan premis 6, maka premis-premis yang dipilih oleh user tidak cukup untuk
mengambil kesimpulan kzonklusi 4 sebagai konklusi terpilih[6].
2.3 Search Engine (Mesin Pencarian)
Pencarian atau pelacakan merupakan salah satu teknik untuk menyelesaikan
permasalahan AI. Keberhasilan suatu sistem salah satunya ditentukan oleh kesuksesan dalam
pencarian dan percocokan[2].
Metode inferensi yang digunakan dalam penelusuran masalah pada sistem pakar
gangguan penyakit umum pada balita ini adalah forward chaining (penelusuran maju), metode
forward chaining adalah strategi pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan
data atau fakta, dari data-data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Didalam menemukan solusinya dibutuhkan penyelesaian pada
setiap tahapan, sebelum tahap yang satu selesai tidak dapat maju ke tahap berikutnya karena hal
tersebut dapat berpengaruh dalam pencapaian solusinya[2].
Menurut Tim Penerbit Andi Tahun 2013 ada 3 teknik yang digunakan dalam proses
pencarian yaitu [2].
1. Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan
sudah didefinisikan, misalnya drai kiri ke kanan. Keuntungan pencarian dengan teknik
ini adalah bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai di
temukannya kepastian suatu solusi yang optimal. Kekurangan teknik penelusuran ini
adalah membutuhkan waktu yang sangat lama untuk ruang lingkup masalah yang besar.
2. Breadth First Search adalah teknik penelusuran data pada semua node dalam suatu level
atau satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan di bawahnya. Keuntungan pencarian
dengan teknik ini adalah sama dengan Depth First Search, hanya saja penelusuran
dengan teknik ini mempunyai nilai tambah, di mana semua node akan dicek secara
menyeluruh pada setiap tingkatan node. Kekurangan teknik penelusuran ini terletak
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.
 127
pada waktu yang dibutuhkan yang sangat lama apabila solusi berada dalam posisi node
terakhir sehingga menjadi tidak efisien. Kekurangan dalam implementasi juga perlu
dipertimbangan, misalnya teknik penelusuran menjadi tidak interaktif antara pemakai
dan sistem karena menyebabkan tidak adanya relasi antara suatu topik dengan topik
yang lain atau harus melompat dari suatu topik ke topik yang lain sebelumnya topik
tersebut selain ditelusuri.
Best First Search adalah penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu
masalah untuk melakukan panduan pencarian ke arah node tempat di mana solusi
berada. Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristik. Pendekatan yang dilakukan
adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang di miliki sehingga
penelusuran dapat ditentukan harus bagaimana menggunakan proses terbaik untuk
mencari solusi. Keuntungan jenis penelusuran ini adalah mengurangi beban komputasi
karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan akan berhenti apabila
solusi sudah mendekati alternatif yang terbaik.
2.4 Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
Lokasi dan fungsi telinga, hidung dan tenggorokan (untuk selanjutnya disebut THT)
berhubungan erat yang dihubungkan oleh saluran yang dinamakan saluran “Eustachian tube”.
Oleh karena itu infeksi pada hidung dapat menyebar ke tenggorokan dan sebaliknya. Kelainan
pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis THT[11].
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang
diubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah mengubah energi mekanis
menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu
menjaga keseimbangan tubuh [1]
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan
ke paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat
bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata. Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan
hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago). Rongga hidung dilapisi oleh selaput
lendir dan pembuluh darah. Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan memiliki
tonjolantonjolan kecil seperti rambut (silia). Hampir seluruh permukaan hidung memiliki silia
dan berlendir. Sinus paranasalis tulang di sekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang
merupakan ruang berongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung [11].
Tenggorokan (faring) terletak di belakang mulut, di bawah rongga hidung dan diatas
kerongkongan dan tabung udara (trakea). Tenggorokan terbagi menjadi tiga bagian, atas, tengah
dan bawah. Tenggorokan merupakan saluran berotot tempat jalannya makanan ke
kerongkongan dan tempat jalannya udara ke paru-paru. Tenggorokan dilapisi oleh selaput lendir
yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia. Tonsil (amandel) terletak di mulut bagian
belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang. Tonsil dan adenoid
terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi. Pada puncak trakea terdapat
kotak suara (laring), yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara. Epiglotis
merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan
laring. Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke
dalam trakea[11].
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian dan kerangka kerja penelitian yang digunakan dalam
penyelesaian aplikasi sistem pakar ini. Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang

ISSN: 1978-1520
128
ISSN : 2407-4322
akan dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja
dari penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 3.
Mengidentifikasi Masalah
Menganalisa Masalah
Menentukan Tujuan
Studi Literatur
Mengumpulkan Data
Menganalisa Metode Forward
Chaining
Desain Sistem
Implementasi Sistem
Pengujian Sistem
Gambar 3. Kerangka Kerja Penelitian
Berdasarkan kerangka kerja pada Gambar 3 dimulai dengan mengidentifikasikan
masalah yaitu memperhatikan gejala-gejala penyakit THT dan pemilihan akuisisi pengetahuan.
Selanjutnya menganalisa masalah dalam melakukan analisa masalah peneliti melakukan
beberapa cara dan metode di antaranya metode deskriptif. Pada metode ini data yang akan
dikumpulkan, disusun, dikelompokkan, dianalisa sehingga diperoleh beberapa gambaran yang
jelas pada masalah penelitian. Kemudian menetapkan tujuan, studi literatur dan mengumpulkan
data primer yaitu dengan cara interview dan observasi dengan Pakar THT. Metode yang
digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah metode forward chaining, yang dimulai dari
sekumpulan fakta-fakta tentang gejala-gejala penyakit THT yang telah diamati user sebagai
masukan (input) sistem untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir
berupa kesimpulan. Tahap selanjutnya yaitu desain sistem dimana dari penyusunan basis data,
basis pengetahuan, mesin referensi yaitu forward chaining dan perancangan interface dan mulai
dengan implementasi sistem. Tahap terakhir yaitu Menguji keakuratan sistem yang sudah
dirancang pada basis pengetahuan dan rule sebagai input oleh user untuk hasil konsultasi.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 129
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Arsitektur Sistem
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sistem tersaji pada Gambar 4.
Knowledge base
Berisi himpunan aturan sbb:
 Aturan untuk melihat penyakit THT
berdasarkan gejala yang mudah terlihat
di permukaan
Database
Berisi fakta-fakta tentang:
 Data gejala
 Data penyakit THT
Inferensi Engine
Berisi :
 Prosedur untuk mencocokkan fakta dengan
aturan tentang penggunaan variabel yang
dapat menentukan penyakit.
User Interface
Berisi :
 Prosedur untuk menbaca data input dari user
berupa penyakit THT yang mudah terlihat.
 Prosedur untuk menampilkan hasil dari
penyakit THT
Explanation Facilities
Berisi :
 Prosedur untuk menampilkan
parameter data penyakit THT yang
mudah terlihat.
 Prosedur tentang cara penggunaan
program
User
Gambar. 4 Arsitektur Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit THT
4.2 Basis Pengetahuan(Knowledge Base)
Berdasarkan analisis sistem ini, akan diuraikan tentang analisis permasalahan yang ada
dan analisis kebutuhan akan perangkat lunak yang nantinya akan dibuat yaitu membangun
aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi penyakit THT berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan
oleh pasien/user. Sistem pakar untuk mendeteksi penyakit THT (Telinga, Hidung dan
Tenggorokan) menggunakan metode inferensi runut maju (forward chaining). Pemilihan
metode ini didasari karena metode ini cocok diterapkan untuk melakukan diagnosa tentang
mendeteksi penyakit THT. Adapun penyakit THT terdiri dari 10 penyakit Telinga, 9 Penyakit
Hidung dan 9 Penyakit Tenggorokan. Di mana penyakit THT terdiri dari 57 gejala untuk
keseluruhan penyakit THT.

130
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 131

132
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 133
4.2.1 Penyajian Fakta
Table 2 adalah sampel data penyajian fakta untuk mendeteksi penyakit THT
berdasarkan gejala-gejala. Dimana pada tabel tersebut menjelaskan pengetahuan untuk
mengetahui gejala-gejala terhadap penyakit THT.
Tabel . 2 Sampel Data Penyakit THT dengan Gejala-gejala
4.2.2 Penyajian Aturan
Berdasarkan representasi pengetahuan untuk perencanaan mendeteksi penyakit THT
maka disusun aturan(rule) yang tersaji pada Tabel 3.
Tabel . 3 Sampel Data Penyakit THT dengan Gejala-gejala
No
1
2
3
4
Aturan (Rule)
IFSakit kepala is True
AND Keluar Cairan is True
AND Ada tanda-tanda radang diliang telinga is True
THENPenyakit Otitis Eksterna
IF Demam is True
AND Sakit kepala is True
AND PUS dan di meatus media is True
AND Hidung tersumbat is True
AND Hidung meler is True
AND Nyeri pipi dibawah mata is True
AND Selaput lendir merah dan bengkak is True
Then Sinusitis
IF Bersin-bersin is True
AND Hidung meler is True
AND Hidung tersumbat is True
AND Lendir di tenggorokan is True
Then Renitis Non – Alergika
IF Demam is True
AND Sakit kepala is True
AND Nyeri saat berbicara atau menelan is True
AND Sakit pada telinga is True
AND Pembengkakan kelenjar getah bening is True
AND Tenggorokan gatal is True
AND Adanya tonsil yang membengkak is True
AND Suara serak is True
Then Farangitis (Radang Tenggorokan)

ISSN: 1978-1520
134
ISSN : 2407-4322
Tabel 4 merupakan contoh dari penelusuran metode forward chaining untuk sampel
penyakit THT yaitu penyakit farangitis(Radang Tenggorokan). Dimana akan diberikan
pertanyaan berupa gejala-gejala dan sistem akan memberikan hasil diagnosa dari hasil
konsultasi.
No
1
Tabel . 4 Sampel Penelusuran Penyakit Farangitis
Aturan (Rule)
IF Demam is True
AND Sakit kepala is True
AND Nyeri saat berbicara atau menelan is True
AND Sakit pada telinga is True
AND Pembengkakan kelenjar getah bening is True
AND Tenggorokan gatal is True
AND Adanya tonsil yang membengkak is True
AND Suara serak is True
Then Farangitis (Radang Tenggorokan)
Proses penelusuran forward chaining dapat dilihat sebagai berikut :
1. IF G1 Then G2
2. IF G2 Then G3
3. IF G3 Then G6
4. IF G6 Then G8
5. IF G8Then G12
6. IF G12 Then G20
7. IF G20 Then G21
GOAL : 9. IF G22 THEN P22
Penyakit farangitis didapat melalui proses 9 rule, dimana penelurusan pertama itu
dieksekusi apabila fakta sudah cocok dengan aturan bagian IF pada bagian IF-THEN. Kemudian
data tersebut menghasilkan fakta baru dibagian Then yang akan disimpan kedatabase. Proses
penelusuran dilakukan dari rule pertama dan tidak ada pengulangan eksekusi. Proses eksekusi
akan berhenti apabila tidak ada lagi data yang sesuai dan akan mengeluarkan kesimpulan
berdasarkan pencocokan fakta.
5. HASIL DAN PENGUJIAN SISTEM
Berikut adalah tampilan Form halaman utama user adalah beranda utama untuk user
dimana pada beranda utama ini sekilas tentang pengetahuan tentang penyakit THT (Telinga,
Hidung dan Tenggorokan). Pada form beranda ini ada pilihan Beranda, Buat Akun, Konsultasi
dan Ubah Data. Dapat dilihat pada Gambar 5.
Setelah user selesai membuat akun dan login, kemudian user akan memilih menu
konsultasi. Di mana pada menu ini akan ditampilkan pertanyaan-pertanyaan kepada user
berdasarkan rule yang sudah ditentukan. Pertanyaan berupa gejala-gejala penyakit THT dan
user harus menjawab pertanyaan yang disediakan sistem. Kemudian user akan mendapatkan
hasil dari jawaban tersebut berupa penyakit yang dialami berdasarkan gejala-gejala yang dipilih.
Pada form konsultasi penyakit ini pertanyaan berupa “Ya” dan “Tidak” seperti terlihat pada
Gambar 6.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 135
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Gambar 5 Tampilan Halaman Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit THT
Gambar 6 Tampilan Halaman Konsultasi
Setelah selesai user menjawab pertanyaan maka akan keluar jawaban daripertanyan-pertanyaan
yang dijawab oleh user. Kemudian user juga bisa mencetak hasil dari diognosa penyakit THT
tersebut yang tersaji pada Gambar 7 dan 8.
Gambar 7 Tampilan Hasil Konsultasi

ISSN: 1978-1520
136
ISSN : 2407-4322
Halaman tampilan hasil dari konsultasi merupakan hasil diagnosa dari pertanyaan yang
dijawab oleh user yaitu berupa gejala-gejala yang di alami oleh user. Pada halama tersebut
memberikan informasi penyakit apa yang diderita kemudian bagaimana pengobatannya.
Gambar 8 Tampilan Laporan Hasil Konsultasi
Pada halaman tampilan laporan hasil konsultasi (Gambar 8) yaitu hasil dari konsultasi
dan kemudian sistem memberikan riwayat konsultasi dimana user dapat mencetak laporan dari
konsultasi tersebut.
Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan Ya atau Tidak yang
diajukan sistem melalu interfaceformberdasarkan gejala penyakit THT.
1. Pengujian sistem1 untuk Penyakit Farangitis(Radang Tenggorokan)
Tabel 5 adalah hasil dari jawaban interface mendeteksi penyakit THT(Telinga, Hidung
dan Tenggorokan).
Tabel.5 Pengujian Penyakit Farangitis (Radang Tenggorokan)
Nama : Wiwi Verina
Konsultasi
Pertanyaan
Jawaban
1. Apakah anda demam ?
Ya
2.Apakah Anda Mengalami Gejala Nyeri Saat Bicara atau Menelan ?
Ya
3. Apakah Anda Mengalami Gejala Sakit Pada Telinga ?
Ya
4. Apakah Anda Mengalami Gejala Pembengkakan Kelenjar Getah Bening ? Ya
5. Apakah Anda Mengalami Gejala Adanya tonsil yang membengkak ?
Ya
5. Apakah Anda Mengalami Gejala Suara Serak ?
Ya
6. Apakah Anda Mengalami Gejala Tenggorokan Gatal ?
Ya
7. Apakah Anda Mengalami Gejala Sakit Kepala ?
Ya
Penyakit Yang Diderita
Faringitis (Radang Tenggorokan)
Pengertian : Faringitis adalah peradangan yang terjadi di tenggorokan (faring). Faringitis
biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih jarang oleh bakteri
Pada Tabel 5 setelah diinput jawaban berdasarkan gejala-gejala penyakit THT pada program
sistem pakar didapatkan terkena penyakit Farangitis. Hal ini disebabkan karena dari item-item
pertanyaan lebih mengarah kepada rule yang ada sesuai dengan penyakit Farangitis.
2. Pengujian sistem2 untuk Penyakit Sinusitis
Tabel 6 adalah hasil dari jawaban interface mendeteksi penyakit THT(Telinga, Hidung
dan Tenggorokan).
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 137
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Tabel 6 Pengujian Penyakit Sinuisitis
Nama : Wiwi Verina
Konsultasi
Pertanyaan
Jawaban
1. Apakah anda demam ?
Ya
2.Apakah Anda Mengalami Gejala Nyeri Saat Bicara atau Menelan ? Tidak
3. Apakah Anda Mengalami Gejala Sakit Pada Telinga ?
Tidak
4. Apakah anda mengalami Sakit Kepala
Ya
5. Apakah anda mengalami Hidung Tersumbat ?
Ya
6. Apakah Anda Mengalami Gejala Pus dan Di meatus media ?
Ya
7. Apakah Anda Mengalami Gejala Hidung Meler ?
Ya
8.Apakah Anda Mengalami Gejala Nyeri Pipi di Bagian Bawah ?
Ya
Penyakit Yang Diderita
Sinusitis
Pengertian : Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena
alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah
satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis)
Pada Table 6 setelah di input jawaban berdasarkan gejala-gejala penyakit THT pada
program sistem pakar didapatkan terkena penyakit Sinusitis. Hal ini disebabkan karena dari
item-item pertanyaan lebih mengarah kepada rule yang ada sesuai dengan penyakit Sinusitis.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa data uji, aplikasi sistem
pakar yang dirancang dapat mendeteksi penyakit THT(Telinga, Hidung dan
Tenggorokan) dari input data gejala yang dimasukkan dan memberikan hasil sesuai
dengan jawaban pakar THT.
2. Metode forward chaining digunakan untuk melakukan penelusuran untuk mendapatkan
hasil penyakit THT(Telinga, Hidung dan Tenggorokan). Dengan demikian hasil dari
penelurusan metode forward chaining di dapat 75 rule untuk menentukan penyakit THT
berdasarkan gejala-gejala yang di input user.
6.2 Saran
Sebagai akhir dari penelitian ini, kami ingin menyampaikan saran-saran yang mungkin
bermanfaat bagi siapa saja yang berminat untuk menggunakan sistem ini
1. Diharapkan dengan dikembangkan sistem pakar ini, jumlah rule-rule yang digunakan
agar lebih banyak lagi sehingga untuk hasil diagnosa bisa mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi.
2. Untuk mendapakan hasil diagnosa yang lebih akurat dan lebih mendekati kebenaran
sebaiknya diterapkan metoda-metoda statistik atau metoda sistem pengambilan
keputusan lainnya.
3. Pada aplikasi sistem pakar ini belum menggunakan nilai kepastian terhadap hasil
diagnosa. Diharapkan sistem pakar ini dapat dikembangkan dengan menggunakan
metode seperti Certainty Factor untuk memberikan nilai kepastian terhadap hasil dari
diagnosa.

ISSN: 1978-1520
138
ISSN : 2407-4322
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arsyad et al (2007), “Buku Bahan Ajar Telinga, Hidung dan Tenggorokan”, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Yogyakarta :Andi Offset.
[2] Desiani, Anita dan Arhami M. 2006. Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi Offset.
[3] Deefa (2012), “Expert System For Car Troubleshooting”, International Journal For
Research In Science & Advanced Technologies, Issue-I, Volume-I, 046-049
[4] Ginanjar Wiro Sasmito, Bayu Surarso dan Aris Sugiharo (2011), “Application Expert
System of Forward Chaining And The Rule Based Reasoning For Simulation Diagnose
Pest and Disease Red Onion and Chili Plant”, Proceedings of the 1 International
Conference on Information Systems For Business Competitiveness(ICISBC)
[5] Ivo Randi MS, Zaenal Wafa dan Ruri Hartika Jhon(2013), “ Perancangan Sistem Pakar
Untuk Mendiagnosa Penyakit Kanker Serviks Dengan Metode Forward Chaining”,Jurnal
Sarjana Teknik Informatika 09101152630035.
[6] Kusrini (2006), “Sistem Pakar Teori dan Aplikasi”, Yogyakarta :Andi Offset.
[7] Kusrini (2008), “Aplikasi Sistem Pakar”, Yogyakarta : Andi Offset.
[8] Sutojo, T dkk (2011), “Kecerdasan Buatan”, Yogyakarta : Andi Offset.
[9] Tati Harihayati dan Luthfi Kurnia (2013), “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Umum
Yang Sering Diderita Balita Berbasis Web Di Dinas Kesehatan Kota Bandung ”,Jurnal
Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi I Volume I Maret 2012
[10] Wisnu Yudho Untoro (2009),” Penerapan Metode Forward Chaining Pada Penjadwalan
Mata Kuliah”,
Jurnal Matematika dan Komputer Indonesia Vol. 1, No.2.
[11] Wenny Widia Astuti, Dini Destiani dan Dhami Johar Damiri (2012), “Aplikasi Sistem
Pakar Deteksi Dini Pada Penyakit Tuberkulosis”, ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 06 2012
[12] Yana Hendriana (2013), “Program Bantu Identifikasi Penyakit THT”,Simposium Nasional
Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN 2339-028X
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 139
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Analisis Kinerja Algoritma Fuzzy C-Means dan
K-Means pada Data Kemiskinan
Aniq Noviciatie Ulfah*1, Shofwatul ‘Uyun2
Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Jl. Marsda Adisucipto No.1 Yogyakarta 55281
Telp (0274) 519739, fax (0274) 540971
1
e-mail: * [email protected], [email protected]
1,2
Abstrak
Salah satu upaya untuk mewujudkan program pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
rangka untuk pengentasan kemiskinan adalah dengan melakukan pendataan data kemiskinan
warganya. Pemerintah telah merumuskan pendataan dengan melakukan pembobotan terhadap
15 indikator kedalam 3 kelompok. Banyaknya data dan indikator yang harus digunakan
tentunya akan menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya, tidak efektif dan kurang obyektif.
Oleh karena itu diperlukan otomatisasi dalam proses clustering data kemiskinan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kinerja antara algoritma FCM dan K-means
yang
diimplementasikan pada data kemiskinan di Desa Girijati Purwosari menjadi 3 cluster.
Beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum dilakukan clustering, terebih dahulu
dilakukan prapengolahan yaitu data cleaning dan data transformation untuk selanjutnya
dilakukan clustering menggunakan kedua algoritma tersebut. Hasil perhitungan digunakan
untuk membandingkan antara algoritma FCM dengan K-Means. Kesesuaian data antara
algoritma FCM dengan perhitungan indikator kemiskinan di Desa Girijati sebesar 50% dan
untuk algoritma K-Means sebesar 83,33%. Algoritma K-Means lebih tepat digunakan pada
pengelompokan data kemiskinan berdasarkan ketiga kriteria kemiskinan dibandingkan
algoritma FCM.
Kata kunci—Clustering, Data Kemiskinan, FuzzyC-Means, K-Means.
Abstract
One of the local government of Gunungkidul efforts to realize program in order to alleviate
poverty is to perform the data collection poverty of its citizens. The local government of
Gunungkidul has formulated a collection by weighting against 15 indicators into three groups.
The amount of data and indicators to be used will certainly lead to difficulties in
implementation, ineffective and less objective. Therefore we need automation in the process of
clustering data on poverty. This study aims to analyze the performance of the FCM algorithm
and K-means are implemented in the data on poverty in Girijati Purwosari village into 3
clusters. Some of the steps that must be done prior to clustering, first performed pretreatment
includes data cleaning and data transformation for clustering is then performed using the
second algorithm. The suitability of data between FCM algorithm and the calculation of poverty
indicators in the Girijati village is 50 % and for the K - Means algorithm is 83.33 % .
Therefore, K- Means algorithm is more appropriately used in data classification of poverty
based on the three criteria of poverty, beside FCM algorithm.
Keyword—Clustering, The poverty, FuzzyC-Means, K-Means.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
140
ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
K
emiskinan di Yogyakarta menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 tertinggi
se-Jawa melebihi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Tengah yang mencapai 15,88 persen
sedangkan tingkat kemiskinan masyarakat Jawa Tengah hanya mencapai 14,98 persen, Jawa
Timur 13,08 persen, Jawa Barat 9,89 persen, Banten 5,71 persen dan DKI jakarta hanya 3,7
persen [1]. Sebagai upaya pengentasan kemiskinan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul
membuat suatu penanggulangan kemiskinan dengan membuat rumusan yaitu membuat
indikator-indikator kemiskinan serta mengklasifikasikannya kedalam tiga kategori yaitu
keluarga tidak miskin, keluarga miskin dan keluarga sangat miskin berdasarkan 15 indikator
kemiskinan [2]. Pendataan kemiskinan dilakukan secara berjenjang mulai dari tinggat RT,
Pedukuhan, Desa, Kecamatan, sampai pada tingkat Kabupaten. Desa Girijati yang teletak di
Kabupaten Gunungkidul merupakan bagian dari pendataan kemiskinan yang dilakukan oleh
BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul. Untuk mempermudah pengklusteran diperlukan suatu
sistem yang dapat mengkluster data kemiskinan tersebut. Beberapa penelitian telah melakukan
kajian terhadap beberapa algoritma clustering, antara lain K-Means oleh [3,4,5] yang
menyatakan bahwa algoritma dari K-Means memiliki waktu proses yang lebih cepat dari pada
hierarchical clustering (jika k kecil) dengan jumlah variabel yang besar dan menghasilkan
cluster yang lebih rapat. Fuzzy C-means juga telah dianalisis kinerjanya oleh [6,7,8] bahwa
algoritma FCM memiliki waktu proses lebih cepat dibandingkan Agglomerative Hierarchical
Clustering dan hasil clustering lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Oleh karena itu pada penelitin ini menggunakan algoritma Fuzzy C-Means dan KMeansuntuk mengkluster data kemiskinan menjadi tiga kategori dengan 15 indikator yang
diperoleh dari 10 aspek kemiskinan menurut BAPPEDA yaitu aspek penghasilan, aspek pangan,
aspek sandang, aspek papan, aspek air bersih, aspek kesehatan, aspek pendidikan, aspek
kekayaan, aspek penerangan dan aspek jumlah jiwa. Indikator-indikator tersebut digunakan
sebagai variabel dari clustering data kemiskinan tersebut. Kedua algoritma tersebut digunakan
untuk membagi data kedalam beberapa kelompok (grup atau kluster atau segmen) yang tiap
kluster dapat ditempati beberapa anggota bersama-sama. Setiap objek dilewatkan pada grup
yang paling mirip dengannya. Kedua algoritma tersebut merupakan algoritma unsupervised
learning dimana data yang diolah tidak memerlukan pembelajaran terlebih dahulu.
2. DATA DAN METODE PENELITIAN
Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari data keluarga sejahtera Desa
Girijati, Purwosari, Gunungkidul dengan 15 indikator kemiskinan yang terbagi menjadi 10
aspek [9], antara lain : penghasilan, pangan, sandang, papan, air bersih, kesehatan, pendidikan,
kekayaan, penerangan dan jumlah jiwa. Untuk memperkuat analisis data juga dilakukan
wawancara dengan Bapak Joko Hardiyanto selaku KASUBID Statistik, Bapak Sungkem selaku
KASI KESOS Kecamatan Purwosari dan Bapak Budi Suryono selaku kepala Desa Girijati
terkait sasaran pendataan kemiskinan, kriteria, indikator kemiskinan dan perhitungan data-data
kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan clustering data kemiskinan menggunakan
algoritma FCM dan k-means clustering serta menganalisis kinerja untuk kedua algoritma
tersebut. Untuk mengukur kinerja dari kedua algoritma tersebut dilakukan dengan
membandingkannya dengan hasil klasifikasi yang dilakukan secara manual berdasarkan 15
indikator kemiskinan menurut BAPPEDA tahun 2008. Penelitian ini terdiri dari beberapa
tahapan, antara lain : prapengolahan, proses clustering dan perbandingan hasil clustering.
2.1 Prapengolahan
Data yang diperoleh masih dalam bentuk Microsoftaccess serta masih terdapat data-data
yang tidak terisi dengan lengkap, oleh karena itu perlu dilakukan prapengolahan terlebih dahulu
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 141
sebelum data dikluster. Data diubah menjadi data yang ber-extensi .sql yang berisi beberapa
tabel yang berhubungan dengan program Pendataan Ketenagakerjaan Gunungkidul.
Selanjutnya dibuat satu tabel lagi yang berisi data-data yang berhubungan dengan proses
perhitungan clustering data kemiskinan yaitu id, Nomerator, nama KK dan 15 indikator
kemiskinan. Untuk kepentingan clustering data harus dalam bentuk numerik atau angka,
sehingga semua data harus dikonversi terlebih dahulu, selain itu kelimabelas indikator yang
digunakan pada penelitian ini perlu dilakukan data cleaning dan data transformation. Salah satu
contoh data sebelum dilakukan perubahan kedalam bentuk numeris ditunjukkan pada Tabel 1.
No
1
2
Tabel 1. Contoh salah satu data indikator kemiskinan yang dilakukan
perubahan bentuk dari frase ke numeris
Aspek
Kriteria
Numerisasi
Pangan
Berapa kali makan dalam sehari seluruh keluarga
a) Kurang dari 2 kali
1
b) Dua kali atau lebih
2
Pangan
Konsumsi daging/susu/telor/ikan/ayam dalam
seminggu seluruh anggota keluarga
a) Tidak pernah
1
b) Satu kali
2
c) Dua kali atau lebih
3
Setelah dilakukan prapengolahan, format data kemiskinan yang sudah siap untuk diolah
ditunjukkan pada Tabel 2.
No
1
2
Tabel 2. Contoh data hasil proses prapengolahan dan siap untuk dilakukan clustering
Indikator
Nomerator
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
764042
900000 2 2 3 1 3 2 1 2
3
4
3
2
3
3
764043
450000 2 2 3 1 3 2 1 2
3
4
3
2
3
2
2.2 Proses Clustering
Penelitian ini menggunakan dua algoritma clustering dengan dua pendekatan yang
berbeda, yaitu pendekatan hard dan fuzzy clustering yang akan dijelaskan lebih detail pada
subbab 2.2.1. dan 2.2.2.
2.2.1 Fuzzy C-Means (FCM)Clustering
Algoritma FCM telah dikenalkan oleh [10] dan merupakan metode clustering dengan
pendekatan fuzzy, artinya setiap data yang dicluster memungkinkan menjadi anggota lebih dari
satu cluster. Konsep dasar FCM adalah menentukan pusat cluster, pada kondisi awal pusat
cluster ini masih belum akurat dan setiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap
cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap data secara berulang
untuk mendapatkan posisi pusat cluster yang tepat berdasarkan pada minimisasi fungsi obyektif
yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster.
Vkj =
w
∑n
i=1((μik ) × Xij )
∑n
i=1(μik )w
(1)
dengan k=1,2,….,c; dan j=1,2,…,m
2
w
Pt = ∑ni=1 ∑ck=1([∑m
j=1(X ij − Vkj ) ](μik ) )
(2)
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
142
ISSN : 2407-4322
−1
μik =
2
[∑n
i=1(Xij −Vkj ) ]w−1
(3)
−1
2 w−1
∑ck=1[∑m
j=0(Xij −Vij ) ]
dengan i = 1,2,3,…,n; dan k = 1,2,3,…,c.
Algoritma FCM :
[1] Input data yang akan dicluster X, berupa matriks berukuran n x m (n = jumlah sampel data,
m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i (i = 1,2,3…,n), atribut ke-j (j = 1,2,3,…,m).
[2] Tentukan : jumlah cluster (c),pangkat (w), maksimum iterasi (MaxIter), error terkecil yang
diharapkan (ξ), fungsi objektif awal (P0 = 0) dan iterasi awal
(t=1).
[3] Bangkitkan bilangan random μik , dimana i=1,2,3,…,n; k=1,2,….,c; sebagai elemenelemen matriks partisi awal U.
[4] Hitung pusat cluster ke-k dengan persamaan (1)
[5] Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke–t, Pt atau dengan cara menghitung hasil maksimal
dari selisih matriks partisi akhir-dikurangi matriks partisi awal menggunakan persamaan
(2)
[6] Hitung perubahan matriks partisi dengan persamaan (3)
[7] Cek kondisi berhenti :
a. Jika (|Pt-Pt-1| <ξ ) atau ( t > MaxIter) maka berhenti.
b. Jika tidak : t=t+1, ulangi langkah ke -4.
Contoh hasil clustering menggunakan algoritma FCM dengan 5 kali iterasi dan 3
cluster ditunjukkan pada Tabel 3 Perubahan kluster pada FCM didasarkan pada derajat
keanggotaan yang terbesar. Jika derajat keanggotaan terbesar terletak pada kolom pertama, hal
itu menunjukkan bahwa data tersebut termasuk ke dalam cluster pertama, begitu seterusnya.
Sebagai contoh pada data pertama di Tabel 3 yang memiliki derajat keanggotaan untuk kluster
1, 2 dan 3 adalah 0.26661900, 0.19149878 dan 0.07512022, sehingga data tersebut masuk
dalam kluster yang pertama. Dalam FCM satu data dapat masuk dalam lebih dari satu cluster,
sehingga kemungkinan satu KK bisa di kategorikan dalam dua atau tiga kriteria kemiskinan
dengan nilai keanggotaan yang dapat digunakan sebagai pembeda antara anggota cluster yang
satu dengan yang lain.
Tabel 3. Contoh hasil perhitungan menggunakan algoritma FCM
Derajat keanggotaan
C1
C2
C3
0.26661900
0.19149878
0.07512022
0.86809009
0.07904618
0.78904391
0.18817855
0.21732199
0.02914245
0.55897680
0.05708580
0.61606260
0.25794736
0.24453871
0.50248607
0.75466121
0.10686331
0.86152452
Max
0.26661900
0.86809009
0.21732199
0.61606260
0.50248607
0.86152452
1
*
*
Cluster
2
3
*
*
*
*
2.2.2 K-Means Clustering
K-means clustering termasuk dalam partitioning clustering yang disebut juga exclusive
clustering yang memisahkan data ke k daerah bagian yang terpisah dan setiap data harus
termasuk ke dalam cluster tertentu dan memungkinkan setiap data yang termasuk cluster
tertentu pada suatu tahapan proses, pada tahapan berikutnya berpindah ke cluster yang lain.
K-means merupakan algoritma yang sangat terkenal karena kemudahan dan kemampuannya
untuk melakukan pengelompokan data besar dengan sangat cepat [11].
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 143
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Algoritma k-means clustering :
[1] Inisialisasi cluster centroid 𝜇1 , 𝜇2 , … , 𝜇𝑘 𝜖 𝑅 𝑛 secara random
[2] Repeat until convergence :
{
fori , 𝑐 (𝑖) ≔ arg 𝑚𝑖𝑛𝑗||𝑥 (𝑖) − 𝜇𝑗 ||2
for j , 𝜇𝑗 ≔
(𝑖)
(𝑖)
∑𝑚
𝑖=1 1{𝑐 =𝑗}𝑥
(𝑖)
∑𝑚
𝑖=1 1{𝑐 =𝑗}
}
Contoh hasil perhitungan menggunakan algoritma K-Means ditunjukkan pada Tabel 4.
Contoh hasil akhir dengan 5 kali iterasi dan 3 cluster ditunjukkan pada Tabel 4.Perubahan
kluster pada clustering menggunakan K-Means didasarkan pada derajat keanggotaan yang
terkecil. Jika derajat keanggotaan terkecil terletak pada kolom pertama, hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut masuk ke dalam cluster pertama, begitu seterusnya. Sebagai contoh data
pertama pada Tabel 4menunjukkan bahwa derajat keanggotaan untuk kluster 1, 2 dan 3 adalah
666666.67, 450000 dan 50000 maka data satu tersebut masuk dalam cluster yang ke-3.
2.3 Perbandingan Hasil Clustering
Hasil clustering menggunakan agoritma FCM dan K-means selanjutnya dibandingkan
dengan hasil clustering yang dilakukan secara manual berdasarkan beberapa indikator yang
telah digunakan oleh pemerintah sesuai BAPPAEDA tahun 2008 yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan hasil perbandingan perhitungan menggunakan algoritma
FCM ditunjukkan dengan warna biru ,K-Means dengan warna kuning dan perhitungan Manual
dengan warna hitam. Perhitungan manual dengan perhitungan menggunakan algoritma FCM
memiliki kesesuaian sebesar 50% dan hasil perhitungan manual dengan perhitungan algoritma
K-Means sebesar 83,33%.
Tabel 4.Contoh hasil perhitungan menggunakan algoritma K-Means
C1
666666.67
216666.67
766666.67
16666.667
83333.333
66666.667
Derajat keanggotaan
C2
450000
0
550000
200000
300000
150000
C3
50000
500000
50000
700000
800000
650000
Min
50000
0
50000
16666.667
83333.333
66666.667
1
Cluster
2
3
*
*
*
*
*
*
Gambar 1. Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dan Sistem untuk Algoritma FCM dan KMeans
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
144
ISSN : 2407-4322
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengunakan 9 skenario untuk pengujian algoritma FCM dan 7 skenario
untuk pengujian algoritma K-Means. Pengujian kedua algoritma tersebut menggunakan data
kemiskinan desa Girijati, Purwosari, Gunungkidul pada tahun 2009, 2010, 2012 dan 2013.
Jumlah data dari masing-masing tahun adalah 347, 13,16 dan 23.
3.1. Fuzzy C-Means
Pengujian menggunakan algoritma FCM menggunakan 3 parameter yaitu maksimal
iterasi, pangkat dan epsilon. Secara umum skenario-skenario pengujian ditunjukan pada Tabel 5.
Tabel 5.Ringkasan Skenario untuk Algoritma FCM
Skenario
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Maksimal Iterasi
50
100
250
500
1000
50
100
50
100
Pangkat
2
2
2
2
2
5
5
100
100
Epsilon
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
Skenario 1 – 5
Percobaan dengan sKenario 1 sampai dengan 5 dilakukan untuk mengetahui pengaruh
banyaknya iterasi dan data dengan waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengolah data dan nilai
epsilon.Begitu juga semakin banyak data dan maksimal iterasi maka semakin tinggi nilai
epsilon-nya. Hasil percobaan ditunjukkan pada Gambar 2 (a) dan (b), dapat dilihat bahwa
semakin banyak data dan jumlah iterasi maka akan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk
proses perhitungan algoritma FCM. Dapat dilihat juga bahwa untuk kesemua pengujian
maksimal iterasinya sama dengan inisialisasi iterasi awal, hal ini menunjukan bahwa proses
berhenti dikarenakan sudah mencapai batas maksimal iterasi yang ditentukan diawal bukan
karena nilai epsilonnya. Percobaan hanya dilakukan mencapai maksimal iterasi 1000 saja, ini
dikarenakan hasil yang diperoleh semakin jauh dari yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari
data yang diperoleh bahwa pusat kluster yang nantinya akan dijadikan acuan sebagai kriteria
tidak sesuai dari masing - masing indikator dan efisiensi waktu. Hasil untuk pusat kluster masih
jauh dari yang diharapkan, Hal ini terjadi karena data yang ada pada kriteria 2 – 14 kurang
bervariasi.
3.1.1.
(a)
(b)
Gambar 2 (a) Waktu yang diperlukan sistem untuk parameter maksimal iterasi, (b) Hasil
epsilon terakhir untuk parameter maksimal iterasi
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 145
3.1.2.
Skenario 1, 6 dan 8
Percobaan dengan sKenario 1, 6 dan 8 dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter
pangkat terhadap waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengolah data dan nilai epsilon. Hasil
clustering yang ditunjukkan pada Gambar 3 (a) dan (b)menunjukkan bahwa banyaknya pangkat
kurang mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk proses perhitungan yang dilakukan. Hal ini
dilihat pada nilai pangkat 5 mengalami penurunan waktu yang diperlukan, akan tetapi pada
pangkat 100 waktu yang diperlukan bertambah kembali. Hal ini kemungkinan terjadi karena
pengaruh nilai random untuk partisi awal. Nilai random partisi awal juga sangat berpanguruh
terhadap banyaknya iterasi, hal itu disebabkan nilai dari fungsi objektif dapat berubah sesuai
nilai partisi awal.
(a)
(b)
Gambar 3. Hasil clustering terkait waktu yang dibutuhkan oleh system dengan parameter
pangkat dengan maksimal iterasi 50 (a) dan 100 (b)
Berdasarkan dari Gambar 3 (a) dan (b)menunjukkan bahwa nilai pangkat kurang
mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses perhitungan pada algoritma
FCM.
3.1.3.
Skenario 1, 6 dan 8
Percobaan dengan skenario 1, 2, 6, 7, 8 dan 9 dilakukan untuk mengetahui pengaruh
banyak data, iterasi dan pangkat dengan waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengolah data
dan nilai epsilon. Dari Gambar 4 (a) dapat dilihat bahwa parameter pangkat mempengaruhi
nilai epsilon akhir. Semakin tinggi pangkat maka nilai epsilon semakin besar dan semakin jauh
dari nilai epsilon awal yang ditetapkan. Begitu juga untuk hasil clustering dengan maksimal
iterasi 100 menunjukkan bahwa parameter pangkat berpengaruh terhadap nilai akhir epsilon
yang ditunjukkan pada Gambar 4 (b).
(a)
(b)
Gambar 4. Hasil clustering terkait nilai Epsilon Terakhir untuk Parameter Pangkat
dengan maksimal iterasi 50 (a) dan 100 (b)
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
146
ISSN : 2407-4322
Semakin banyak data dan jumlah iterasi maka akan mempengaruhi waktu yang
diperlukan untuk proses perhitungan algoritma FCM. Semakin banyak data dan maksimal iterasi
maka semakin tinggi nilai epsilon-nya. Dari sekian percobaan yang dilakukan, data - data pada
proses pengujian belum mencapai pada hasil yang diinginkan. Hal ini dikarenakan beberapa
faktor yang mempengaruhinya antara lain proses perhitungan dipaksa berhenti berdasarkan
maksimal iterasi yang telah ditentukan, bukan karena nilai epsilon yang ditentukan sehingga
kemungkinan data dapat berpindah kluster masih bisa terjadi. Dari penjelasan – penjelasa di atas
maka dapat disimpulkan bahwa algortima Fuzzy C-Means kurang sesuai untuk clustering data
kemiskinan di Desa Girijati, mengingat hasil yang diperoleh masih jauh dari harapan. Algortima
Fuzzy C-Means tidak sesuai untuk data Kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul disebabkan data
yang kurang bervariasi. Pengaruh inisialisasi pangkat dan maksimal iterasi berpengaruh pada
waktu yang diperlukan untuk proses perhitungan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means.
3.2. K-Means
Data yang digunakan untuk pengujian algoritma K-Means adalah data kemiskinan di
Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2009, 2010, 2012 dan 2013 dengan banyak data adalah
347, 13, 16 dan 23. Parameter untuk skenario – skenario ditunjukan pada Tabel 6.
Tabel 6. Ringkasan Skenario untuk Algoritma K-Means
Skenario
1
2
3
4
5
6
7
Maksimal
Iterasi
25
50
100
25
100
25
100
2009
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
1,37 x 108
1,37 x 108
Threshold
2010
2011
10-5
10-5
-5
10
10-5
-5
10
10-5
-5
10
10-5
-5
10
10-5
6
1,53 x 10
7,15 x 106
6
1,53 x 10
7,15 x 106
2012
10-5
10-5
10-5
10-5
10-5
6,51 x 106
6,51 x 106
3.2.1.
Skenario 1-3
Percobaan dengan skenario 1 – 3 dilakukan untuk mengetahui pengaruh banyak iterasi
dan data dengan waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengolsssah data. Gambar 5 (a)
menunjukkan banyaknya iterasi dan data yang mempengaruhi waktu untuk menyelesaikan
proses perhitungan algoritma K-Means. Semakin banyak iterasi maka semakin lama juga waktu
yang diperlukan. Dari Gambar 5 (b) dapat disimpulkan bahwa banyaknya iterasi tidak
berpengaruh pada nilai epsilon akhir. Hal ini terjadi karena nilai epsilon dari percobaan yang
dilakukan sama untuk semua percobaan yang dilakukan. Kemungkinan ini terjadi karena pada
iterasi 25 kebawah perhitungannya sudah berhenti. Karena nilai epsilon awal terlalu kecil proses
tetap berjalan sampai maksimal iterasi terpenuhi.
(a)
(b)
Gambar 5 (a) Hasil Waktu yang Diperlukan Sistem untuk Parameter Maksimal Iterasi,
(b) Hasil Epsilon Terakhir untuk Parameter Maksimal Iterasi
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 147
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.1.1.
Skenario 6 Dan 7
Dari permasalahan di atas maka penulis meneliti sampai iterasi keberapakah proses
perhitungan berhenti. Maka percobaan skenario 6 dan 7 dilakukan untuk mengetahui iterasi
berapa proses perhitungan berhenti, sehingga penelitian ini mencoba untuk melakukan
perhitungan dengan menggunakan maksimal iterasi adalah 50 dan threshold adalah 1,37 x 108
untuk tahun 2009, 1,55 x 106 untuk tahun 2010, 7,15 x 106 untuk tahun 2012, dan 6,51 x 106
untuk tahun 2013.
Tabel 7. Hasil Iterasi Terakhir pada Algoritma K-Means
dengan Parameter Maksimal Iterasi 50
Tahun
2009
2010
2011
2012
Iterasi akhir
12
4
3
9
Tabel 7 menunjukkan bahwa proses berhenti pada iterasi ke-12 untuk tahun 2009, pada
tahun 2010 berhenti pada iterasi ke-4, pada tahun 2012 berhenti pada iterasi ke-312, pada tahun
2013 berhenti pada iterasi ke-9. Percobaan dilakukan juga untuk mengetahui pengaruh nilai
random objek cluster awal terhadap lama waktu dan hasil yang diperoleh. Hasil percobaan pada
skenario 4, 5 dan 7 menunjukkan bahwa nilai random sedikit berpengaruh terhadap waktu dan
maksimal iterasi yang diperlukan, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan dengan skenario-skenario yang
sudah ditentukan didapatkan hasil bahwa beberapa parameter saling mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Seperti halnya percobaan pada algortima Fuzzy C-Means bahwa banyak data dan
inisialisasi maksimal iterasi awal dapat mempengaruhi lama waktu proses perhitungan, semakin
besar data dan maksimal iterasi awal maka akan semakin lama waktu yang diperlukan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Data kemiskinan di Desa Girijati, Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta memiiki data yang
kurang bervariasi untuk kelima belas indikatornya, hal itu menyebabkan hasil clustering
menjadi sensitif terhadap perubahan nilai parameter. Dari percobaan yang dilakukan,
waktu clustering yang diperlukan algoritma FCM relatif lebih lama serta membutuhkan
iterasi lebih banyak dibandingkan dengan algoritma K-Means. Algoritma FCM lebih cocok
diterapkan pada data yang lebih variatif.
2. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil clustering kedua algoritma tersebut
dengan pengelompokan berdasarkan aturan BAPPEDA 2008. Hasil clustering
menggunakan algoritma FCM memiliki tingkat akurasi hanya 50%, sedangkan untuk
algoritma K-means memiliki tingkat akurasi lebih baik yaitu 83.33%.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Republika, 2013, Republika Online. http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawatengah-diy-nasional/13/01/02/mfzoyv-tingkat-kemiskinan-di-diy-tertinggi-sejawa
[diakses tanggal 26 November 2013].
[2]
BAPPEDA, 2008, Petunjuk Teknis Pendataan Ketenegakerjaan dan Keluarga Sejahtera.
Kabupaten Gunungkidul, Pemerintahan Kabupaten Gunungkidul BAPPEDA.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

148
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
[3]
Kardi dalam Susanto, A.R., 2013, Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku
Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode K-Means Clustering. Makalah
TA. Surabaya, STIKOM Surabaya.
[4]
Helmiah, 2013, Sisitem Pendukung Keputusan untuk Pengkatogorian IPK dan Llama
Studi Alumni Menggunakan Metode K-Means. Skripsi, Yogyakarta: UII Teknik
Informatika.
[5]
Pamungkas, A., 2010, Perbandingan Distance Space Manhattan(Cityblock) dengan
Ecludiean pada Algoritma K-Means Clustering Studi Kasus : Data Balita di Wilayah
Kecamatan Melati, Sleman. Skripsi, Yogyakarta, AKAKOM Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer
[6]
Susilowati, R., 2012, Clustering Data Pasien Menggunakan Fuzzy C-Means dan
Aglomerative Hierarchical Clustering. Skripsi, Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Teknik
Informatika
[7]
Pebrianto, R., 2011, Aplikasi Clustering Dengan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means.
Skripsi, Yogyakarta, UII Teknik Informatika.
[8]
Pahri, A.N.I., 2012, Pengelompokan Uji Laboratorium sebagai Penunjang Diagnosa
Demam Berdarah Menggunakan Fuzzy C-Means. Skripsi, Yogyakarta, UII Teknik
Informatika.
[9]
BPS, 2011, Kemiskinan dan Ketimbangan Pendapatan : Pengukuran, Relevasi dan
Pemanfaatan. In Nasional, D.S.K., ed. Workshop Evaluasi Data Podes. Bandung, BPS.
[10] Bezdek, J. C., Ehrlich, R., & Full, W. (1984). FCM: The fuzzy c-means clustering
algorithm. Computers & Geosciences, 10(2), 191-203.
[11] Hartigan, J. A., & Wong, M. A. (1979). Algorithm AS 136: A k-means clustering
algorithm. Applied statistics, 100-108.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 149
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis
Pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
Fransiska Prihatini Sihotang
STMIK MDP Palembang
[email protected]
Abstrak
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Berkas rekam medis dibutuhkan pihak manajemen untuk merencanakan,
mengendalikan, dan mengevaluasi mutu pelayanan. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Pelayanan di puskesmas
cukup kompleks mulai dari kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan
laboratorium, dan apotek. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem
informasi rekam medis yang terintegrasi pada puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
sehingga dapat memperbaiki sistem yang lama. Pengembangan sistem menggunakan
metodologi FAST, pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi literatur.
Hasil penelitian ini adalah rancangan sistem informasi rekam medis Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya yang terdiri dari pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan,
pengelolaan laboratorium, pengelolaan apotek, dan pembuatan laporan rekam medis.
Rancangan yang dihasilkan berupa DFD, ERD, diagram dekomposisi, rancangan antar muka
aplikasi, rancangan laporan, dan rancangan arsitektur jaringan.
Kata kunci—Sistem Informasi, rekam medis, puskesmas, FAST, prototyping
Abstract
Medical record is a file containing records and documents about the patient’s identity,
examination, treatment, medical action, and other services that have been administered to
patients. Management need a medical record file for planning, controlling, and evaluating the
quality of care. Puskesmas (local medical center) is a technical unit of the District/City Health
Office held responsible for health development in one or some districts. Puskesmas has a fairly
complex service such as outpatient services, inpatient, laboratory tests, and pharmacy. The
purpose of this research is to design an integrated medical record information systems at
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya to repair the old system. This study used FAST as
system development, and to colect the data used interview, observation, and literature study.
The results of this study is the design of medical record information system on Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya consisting of inpatient services, outpatient services, laboratory
management, pharmacy management, and medical reports. The design is generated in the form
of DFD, ERD, decomposition diagrams, application design interface, report design, and
network architecture design.
Keywords—Information systems, medical records, health centers, FAST, prototyping.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
150
ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
R
ekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien[1]. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem rekam medis sangat dibutuhkan
untuk pengobatan pasien, peningkatan kualitas pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Selain itu
pemerintah juga mewajibkan setiap tenaga kesehatan membuat rekam medis dan akan
dikenakan sanksi jika tidak membuatnya[2].
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya menggunakan komputer dengan
memanfaatkan program Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel terbatas pada
pembuatan laporan, sedangkan kegiatan pendaftaran pasien, pencatatan pemeriksaan, pemberian
obat, sampai pasien pulang masih berupa lembaran-lembaran kertas. Hal tersebut sering
menimbulkan masalah dalam penyajian data pasien, pembuatan laporan, dan memberikan
pelayanan terhadap pasien.Contoh kasus yang sering terjadi dalam pendataan pasien adalah
ketika pasien kehilangan atau lupa membawa kartu pasien. Petugas harus mencari kembali data
pasien tersebut dan jika tidak ditemukan akan dilakukan pendataan ulang sehingga terjadi
duplikasi data tanpa mengetahui riwayat medis pasien sebelumnya. Hal tersebut merugikan
puskesmas karena membutuhkan waktu yang lama untuk penyajian data, tidak akuratnya
laporan tentang rekam medis di puskesmas tersebut sehingga menyulitkan pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen, dan mengurangi kualitas pelayanan terhadap pasien.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digunakan komputer dan sistem basis data
yang baik sebagai alat bantu dalam mengelola data rekam medis menjadi suatu sistem informasi
yang berguna bagi perkembangan puskesmas di masa yang akan datang.Dengan program
berbasis komputer pada rekam medis, diharapkan kinerja Puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya dapat ditingkatkan, sehingga kualitas dan mutu pelayanan menjadi meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah pencatatan
dan penyimpanan rekam medis, merancang proses bisnis baru dalam sebuah sistem informasi
rekam medis yang terintegrasi pada puskesmas Simpang Timbangan Indralaya sehingga dapat
memperbaiki sistem yang lama.Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah penyajian
informasi rekam medis, meningkatkan konsistensi data rekam medis sehingga laporan yang
dihasilkan lebih akurat dan mempermudah pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, dan
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya.
2. METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang metode dan dasar teori yang digunakan pada tulisan ini.
2.1
Pengumpulan Data
Penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara, observasi, dan
memberikan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber dari Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya. Wawancara dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dilakukan dengan tatap muka, sedangkan secara tidak langsung dilakukan
melalui media telekomunikasi seperti telepon dan percakapan online.Teknik observasi
dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses bisnis yang terjadi pada Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya.Penulis juga melakukan studi literatur untuk memperkaya
pengetahuan terkait rekam medis.
2.2
Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien[1]. Isi rekam medis harus memuat beberapa hal sebagai berikut[3]:
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
 151
Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi
maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.
Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil
laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
Manfaat rekam medis berbagai aspek sebagai adalah berikut [3]:
Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untukmerencanakan dan
menganalisis penyakit serta merencanakanpengobatan, perawatan dan tindakan medis
yang harus diberikankepada pasien.
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokterandengan jelas dan
lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untukmelindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakatyang optimal.
Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologispenyakit, pelayanan
medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaatuntuk bahan informasi bagi
perkembangan pengajaran dan penelitian dibidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan
dalam pelayanan kesehatan pada saranakesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai
bukti pembiayaankepada pasien.
Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,khususnya untuk
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakatdan untuk menentukan jumlah
penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaatdalam
penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
2.3
Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu wilayah kerja[4].
Sedangkan menurut Delimayanti, puskesmas merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan
yang paling dekat dengan masyarakat dan memiliki berbagai macam unit pelayanan kesehatan
antara lain pelayanan kesehatan poli umum, ibu hamil dan balita, gizi, gigi dan laboratorium
dasar[5].
2.4
FAST
Dalam Penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi
FAST (Framework for the Aplication of System Thinking). Alasan penulis menggunakan
metode FAST karena standarisasinya baik serta proses yang stabil dan terencana[6]. Adapun
tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Scope Definition
Scope Definition merupakan batasan-batasan masalah pada sistem. Pada tahap ini
dilakukan pendefinisian ruang lingkup sistem, masalah-masalah, serta kesempatan- kesempatan
dan perintah-perintah yang akan diterima sistem dalam pengelolaan rekam medis. Sebelum
melakukan analisa masalah hal yang pertama kali dilakukan adalah pendefinisian lingkup
proyek, yang bertujuan untuk menentukan tujuan pengembangan dan gambaran proyek sistem
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

152
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
informasi yang akan dikembangkan, menentukan masalah dan kesempatan dari sistem yang ada,
menentukan batasan bisnis dan teknologi dari sistem yang akan dikembangkan, serta
menentukan ruang lingkup awal proyek. Ruang lingkup sistem informasi rekam medis ini
adalah proses pendaftaran pasien, pencatatan pemeriksaan, penggunaan obat, petugas medis
yang melayani, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Masalah yang sering dihadapi
adalah kehilangan kartu berobat pasien, pencatatan kurang lengkap, penyajian data lama, dan
tidak akuratnya laporan rekam medis.
2. Problem Analysis
Pada tahap ini, dilakukan analisa lebih mendalam mengenai sistem yang sudah ada.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari dan memahami business process dari sistem
yang ada dan domain permasalahan yang ditemukan pada tahap penganalisaan awal
(preliminary investigation). Dengan memahami business process dan problem domain dari
sistem yang ada, maka dapat dihasilkan suatu system improvement objective yang mencangkup
problems, opportunities, dan directives dari sistem yang ada, dan juga constraint dalam
pengembangan sistem yang baru. Berdasarkan pendefinisian lingkup proyek akan dilakukan
analisa masalah dengan melihat masalah berdasarkan domain permasalahan dari sistem yang
ada berdasarkan analisa data, proses dan interface. Kemudian dilanjutkan dengan cause and
effect analysis, yang akan menghasilkan solusi dari permasalahan yang ada.
3. Requirements Analysis
Analisa kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan fungsional dan
nonfungsionaldari sistem yang akan dikembangkan, mengidentifikasi dan menyatakan
persyaratan sistem, prioritas persyaratan sistem, memperbarui atau memperhalus rencana
proyek, mengkomunikasikan pernyataan persyaratan. Kebutuhan fungsional pada sistem ini
adalah harus mampu menangani proses pendaftaran pasien, menangani pencatatan kegiatan
rekam medis pasien, menangani pengelolaan data-data rekam medis, dan menangani pembuatan
laporan. Kebutuhan nonfungsional di ukur berdasarkan kerangka kerja PIECES. Dimana
performance, information, economy, control, efficiency, dan service menjadi tolak ukur analisa
kebutuhan nonfungsional.
4. Logical Design
Pada tahapan ini dilakukan perancangan logika untuk menerjemahkan persyaratanpersyaratan bisnis ke model-model sistem. Perancangan logika berupa pemodelan data yang
akan digambarkan menggunakan ERD (Entity Relational Diagram) dan pemodelan proses
digambarkan menggunakan DFD (Data Flow Diagram).
5. Desicion Analysis
Tahapan ini menganalisis solusi terbaik untuk kebutuhan sistem yang akan
dikembangkan. Analisa keputusan bertujuan mengidentifikasi berbagai alternatif kandidat solusi
untuk pengembangan sistem. Kandidat solusi sistem akan dibandingkan berdasarkan
karakteristik proses bisnis yang terkomputerisasi, keuntungan, software dan hardware serta
perangkat lunak yang digunakan pendukung sistem guna memilih kandidat terbaik yang akan
digunakan dalam pengembangan sistem.
6. Physical Design and Integration
Pada tahapan ini dilakukan transformasi persyaratan-persyaratan bisnis (diwakilkan
sebagian oleh model sistem logis) ke dalam spesifikasi desain fisik yang akan memandu
konstruksi sistem. Produk yang akan dihasilkan pada tahap ini adalah prototype desain dan
proses bisnis yang didesain ulang.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 153
7. Contruction and Testing
Pada tahap ini akan dilakukan pengkodean sistem yang telah didesain pada tahap
sebelumnya, dan kemudian menguji sistem tersebut. Produk jadi pada tahap ini adalah sistem
fungsional yang siap untuk diimplementasikan.
8. Instalasi dan Pengiriman
Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun.
2.5
Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan elemen atau komponen yang terdiri dari
manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang mengubah data menjadi
informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan[7]. Sedangkan menurut
Jogiyanto, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan[8].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang profil Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya dan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
2.6
Profil Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya terletak di Jalan Lintas Timur Kecamatan
Timbangan Kabupaten Ogan Ilir dan berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Ogan Ilir. Seperti puskesmas pada umumnya, pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
terdapat berbagai poli untuk melayani pasien sesuai dengan keluhan. Poli tersebut antara lain
adalah poli umum, poli gigi, poli KB/KIA/Lansia/MTBS, dan poli TB/Jiwa.
Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
memiliki visi, misi, dan motto. Adapun visi Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya adalah
“Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah Puskesmas
Simpang Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir”. Misi Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
adalah:
1.
Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan;
2.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat;
3.
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima;
4.
Meningkatkan seumber daya manusia yang profesional dan berkualitas.
Sedangkan motto dari Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya yaitu “Pelayanan yang
terbaik siap melayani Anda”.
2.7
Proses pelayanan kesehatan yang sedang berjalan
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya melayani pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, dan pasien gawat darurat. Alur rekam medis di Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
diperlihatkan pada Gambar 1.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

154
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Gambar 1. Alur Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
(Sumber: Bagian Kepegawaian Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya, 2011)
2.8
Identifikasi masalah
Dalam melakukan analisa terhadap berbagai masalah yang terdapat pada rekam medis
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya, penulis melakukan kategorisasi permasalahanpermasalahan yang ada pada bagian berdasarkan rangkaian kerja (framework) PIECES
(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, Service). Berdasarkan wawancara
yang dilakukan penulis terhadap karyawan di puskesmas tersebut, didapat hasil sebagai berikut:
1.
Proses pendaftaran pasien tidak teratasi dengan baik
Proses pendaftaran pasien saat ini masih menggunakan pencatatan di sebuah buku yang
ditulis oleh petugas berdasarkan keterangan pasien. Data yang dicatat oleh petugas
tersebut seringkali tidak lengkap. Setelah melakukan pendaftaran, pasien seharusnya
menerima kartu anggota tetapi seringkali petugas tidak memberikan kartu tersebut dengan
alasan kehabisan stok kartu kosong atau karena kecerobohan. Dalam kasus kartu anggota
tertinggal atau hilang, petugas merasa kesulitan mencari kartu rekam medis pasien karena
harus membongkar file-file yang tersimpan di rak penyimpanan untuk mencari datanya.
Sedangkan dalam kasus pasien rawat jalan yang akhirnya harus dirawat inap secara tibatiba, harus dilakukan pencatatan data kembali karena sistem belum terintegrasi. Hal
tersebut dapat menghambat pasien untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan
menyebabkan akan ada data yang dicatat berulang kali. Permasalahan ini dapat
dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan Service.
2.
Penyajian data lama
Data-data rekam medis masih disimpan dalam bentuk lembaran kertas dan belum
terintegrasi. Dalam kasus pasien tidak membawa kartu anggota, petugas biasanya mencari
data pasien di tumpukan berkas pasien karena selama ini puskesmas tidak didukung
dengan sistem basis data. Begitu juga pada saat data rekam medis dibutuhkan, petugas
harus mencari di rak penyimpanan data. Hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup
lama. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Information, Performace dan
Efficiency.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 155
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.
Data rekam medis tidak lengkap
Tidak lengkapnya data rekam medis seringkali terjadi karena petugas bagian pemeriksaan
dan pihak terkait lainnya kurang sadar akan pentingnya data rekam medis pasien.
Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Information dan Control.
Proses rekapitulasi dan pembuatan laporan lama
Data-data sumber pembuatan laporan berasal dari data yang berbentuk hard copy yaitu
dari kartu rekam medis pasien. Data dari kartu rekam medis pasien harus dicatat ulang
satu persatu ketika membuat laporan. Hal ini tentunya memerlukan waktu yang lama.
Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan Efficiency.
Laporan rekam medis tidak akurat
Laporan rekam medis bersumber dari kartu rekam medis pasien yang tidak lengkap, dan
didukung pula dengan kemungkinan kesalahan petugas saat merekapitulasinya (human
error). Dengan demikian laporan yang
dihasilkan pun menjadi tidak akurat.
Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan Performance, Information,
Control, Efficiency, dan Service.
Banyaknya penggunaan kertas
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya selama ini mengandalkan media kertas dalam
semua hal yang berhubungan dengan rekam medis, mulai dari pencatatan data diri pasien
sampai pembuatan laporan rekam medis pasien yang akan diserahkan kepada kepala
puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Permasalahan ini dikategorikan
sebagai permasalahan Economics dan Efficiency.
4.
5.
6.
Tabel 1. Pernyataan Masalah
No
1
Pernyataan Singkat
dari Masalah atau
Peluang
Proses pendaftaran
pasien tidak teratasi
dengan baik
Tingkat
Kepentingan
Visibilitas
Peringkat
Solusi yang Ditawarkan
2 bulan
tinggi
1
Dalam implementasi sistem,
registrasi pasien sudah
terkomputerisasi dan
terintegrasi.
Pengembangan sistem
informasi yang terintegrasi pada
bagian pendaftaran,
pemeriksaan, dan apotek.
Sistem yang dapat memberikan
peringatan ketika data rekam
medis yang diisi belum lengkap
dan memusatkan penyimpanan
data pada suatu basis data yang
terintegrasi dan terpadu.
Pengembangan sistem
informasi yang terintegrasi.
2
Penyajian data pasien
lama
2 bulan
tinggi
1
3
Data rekam medis
tidak lengkap
2 bulan
tinggi
1
4
Proses rekapitulasi
dan pembuatan
laporan lama
Laporan rekam
medis tidak akurat
4 bulan
Sedang
2
4 bulan
Sedang
2
Banyaknya
penggunaan kertas
2 bulan
Sedang
2
5
6
Pengembangan sistem baru
yang memusatkan penyimpanan
data pada basis data.
Pengembangan sistem baru
yang paperless.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

156
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
2.9
Kesempatan
Kesempatan yang menjadi faktor pendorong pengembangan sistem ini adalah sebagai
berikut:
1.
Peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap lembaga pelayanan kesehatan membuat
rekam medis pasien secara lengkap (Pasal 79 UU Praktik Kedokteran dan Peraturan
Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006).
2.
Pertumbuhan organisasi dan kemajuan di bidang Teknologi Informasi menyebabkan
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya mulai merasakan bahwa Teknologi Informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung
pelayanan pasien dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.
Tenaga kerja pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya rata-rata berpendidikan
sarjana lulusan tahun 2000 ke atas, sehingga akan cepat memahami jika ada perubahan
pada sistem informasi rekam medis.
2.10 Hambatan Pengembangan Sistem
2.10.1 Business Constraint
Berikut ini adalah business constraint yang ada:
1. Sistem ini akan dikembangkan dengan metode FAST dan perangkat lunak akan
dikembangkan dengan metode prototyping;
2. Sistem ini tidak akan merubah file–file yang ada pada saat ini tanpa adanya izin dari
pihak Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya.
3. Sistem yang akan dibangun harus memenuhi technology constraint yang ada.
2.10.2 Technology Constraint
Solusi awal yang diberikan adalah dengan mengembangkan aplikasi sistem informasi
rekam medis berbasis web. Berikut adalah standar teknologi informasi yang harus dipenuhi oleh
sistem:
1. Sistem akan dibangun di atas sistem operasi Microsoft Windows 7;
2. Sebagai tempat penyimpanan data akan digunakan basis data dengan MySQL;
3. Sistem akan dibangun sebagai aplikasi web.
2.11 Ruang Lingkup Awal Pengembangan Sistem
Fungsi-fungsi yang akan didukung dan terpengaruhi dalam pengembangan sistem ini
adalah:
1.
Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya saat ini masih dicatat
ke sebuah buku dan sering terjadi kekurangan pencatatan data pasien. Seringkali petugas
tidak memberikan kartu anggota kepada pasien baru. Dengan adanya sistem baru ini,
pendaftaran pasien dilakukan dengan komputer dan mencegah kekurangan pencatatan
data pasien. Setelah proses pendaftaran selesai, pasien akan menerima kartu anggota yang
dicetak dari sistem.
2.
Data Rekam Medis Pasien
Saat ini proses pencatatan rekam medis masih menggunakan kertas, sehingga antara satu
data dengan data yang lain masih terpisah dan belum terintegrasi. Hal ini mengakibatkan
suatu ketidakefisienan dan sering kali menimbulkan kesalahan serta berulangnya data
(redudansi). Dengan adanya sistem baru ini, proses pencatatan rekam medis dapat
dilakukan dengan menggunakan komputer, sehingga antara satu data dengan data yang
lain dapat terintegrasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan redudansi
data.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.
 157
Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir
Saat ini belum ada sistem yang menghubungkan atau mengintegrasikan seluruh informasi
yang dihasilkan, sehingga petugas Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya harus
merekap data tersebut untuk membuat laporan bulanan untuk kepala puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Dengan adanya sistem ini dapat mempermudah
petugas untuk merekap data sehingga mempermudah pelaporan kepada pihak Top Level
Management.
2.12 Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem harus dapat menangani proses pendaftaran pasien.
2. Sistem harus dapat menangani pencatatan pemeriksaan pasien, obat dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien, serta tenaga medis yang memberikan pelayanan
kepada pasien.
3. Sistem harus dapat menangani pencarian data pasien, pencarian data kunjungan,
pencarian data rekam medis, pencarian data resep, dan pencarian data obat.
4. Sistem harus dapat menangani pencetakan kartu pasien, kartu rekam medis, laporan
data pasien, laporan kunjungan pasien, laporan bulanan penyakit, laporan obat
masuk, dan laporan obat keluar.
2.13 Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan tambahan yang tidak memiliki input,
proses, dan output. Namun demikian, kebutuhan nonfungsional ini sebaiknya dipenuhi, karena
akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau tidak. Kebutuhan
nonfungsional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECES framework.
Performance: Dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap
pekerjaan, dalam hal ini mempercepat proses pendaftaran pasien, pencatatan data-data
rekam medis pasien, dan pembuatan laporan(semakin sedikit waktu yang dibutuhkan,
semakin besar troughput yang dapat dihasilkan).
Information: Terintegrasinya data rekam medissehingga pengelolaan data akan lebih
mudah dan cepat, mencegah terjadinya pengulangandata, dan dapat menjaga akurasi dan
konsistensi data.
Economic:Sistem diharapkan dapat mengurangi penggunaan alat tulis seperti kertas dan
tinta karena proses pencatatan rekam medis dilakukan dengan komputer.
Control:Sistem dapat mengotentikasi user yang boleh menggunakan sistem ini, dapat
mencatat aktivitas setiap user saat menggunakan sistem, menjaga keamanan datayang
disimpan, dan memiliki backup data.
Efficiency: Sistem dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk pengolahan data
rekam medis dan pembuatan laporan, sehingga pekerjaan pegawai terkait lebih ringan.
Service: Sistem memiliki tampilan yang user friendly, agar dapat memudahkan user
dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan sistem. Tampilan data pada sistem
juga diharapkan terstruktur dengan baik, sehingga mudah dibaca. Sistem diharapkan
dapat memberikan data-data yang akurat dan lengkap, sehingga dapat membantu pihak
eksekutif dalam mengambil keputusan. Data-data untuk pihak eksekutif berupa laporan.
2.14 Rancangan Sistem
Dalam penelitian ini rancangan untuk menggambarkan aliran data menggunakan Data
Flow Diagram (DFD) yang dapat dilihat pada Gambar 2. Perancangan basis data digambarkan
dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) yang dapat dilihat pada Gambar 3. Diagram
dekomposisi dari sistem yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan rancangan
antarmuka program dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
158
ISSN : 2407-4322
Hasil_periksa
Petugas
Rawat Inap
Status login
Resep
Hasil_lab
Status_login
Username&passwor
d
Petugas
Rawat Jalan
Hasil_periksa
Surat_rujukan
Hasil_lab
Resep
tindakan
Surat_rujukan
Username&Password
Salinan_resep
Status_login
Username&Password
Kartu_pasien
SI Rekam Medis Puskesmas
Simpang Timbangan
Indralaya
Karcis_berobat
Pasien
Obat_keluar
Petugas
Apotek
Surat_rujukan
Hasil_lab
Salinan_resep
Tindakan_UGD
Surat_rujukan
Petugas
UGD
Petugas
Laboratoriu
m
biodata
Pasien baru
Kartu_pasien
laporan
Kepala
Puskesmas
Username&Password
Petugas
rekam
medis
Status_login
laporan
Obat_masuk
Dinkes
Pemkab OI
Gambar 2. Diagram konteks sistem yang diusulkan
Gambar 2 merupakan rancangan diagram konteks yang diusulkan dari Sistem Informasi
Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya. Dalam perancangan ini terdapat 10
entitas yaitu pasien, pasien baru, petugas rekam medis, petugas rawat jalan, petugas rawat inap,
petugas apotek, petugas laboratorium, petugas UGD, kepala puskesmas, dan kepala dinas
kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Arus data yang mengalir ke dalam sistem adalah username dan
password pengguna, biodata pasien, hasil periksa, surat rujukan, resep, obat keluar, hasil lab,
dan tindakan. Sedangkan arus data yang mengalir dari sistem ke entitas terdiri dari validasi
login, salinan resep, karcis berobat, salinan surat rujukanm dan laporan.
Gambar 3 merupakan rancangan Entity Relational Diagram (ERD) yang dirancang
pada penelitian ini. Terdapat sembilan belas entitas yang dirancang, yaitu pasien, petugas rawat
inap, petugas rawat jalan, petugas UGD, petugas laboratorium, kunjungan, register rawat inap,
pemeriksaan rawat inap, pemeriksaan rawat jalan, layanan laboratorium, tindakan UGD, resep
obat, surat rujukan, obat keluar, obat, salinan resep, penyakit, riwayat penyakit, dan petugas
apotek. Semua entitas saling berhubungan dan memiliki atribut, contohnya entitas obat memiliki
atribut kode obat, nama obat, jenis obat, harga, satuan, dan stok. Entitas obat berelasi dengan
entitas resep yang menjelaskan bahwa setiap ada resep yang keluar dari sistem, maka sistem
dapat melakukan pengecekan keberadaan obat dari resep tersebut dengan mengecek kode
obatnya.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 159
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
160
ISSN : 2407-4322
SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS
PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN
INDRALAYA
1
LOGIN
2
PENDAFTARAN
PASIEN
3
PENGELOLAAN
PASIEN RAWAT
JALAN
4
PENGELOLAAN
PASIEN RAWAT
INAP
2.1
Catat data pasien
baru
3.1
Pencatatan
pemeriksaan
pasien rawat jalan
4.1
Register pasien
rawat inap
2.2
Cetak kartu
pasien
3.2
Pembuatan surat
rujukan
4.3
Pembuatan surat
rujukan
2.3
Catat data
kunjungan
pasien
3.3
Pencatatan
pemeriksaan
laboratorium
4.5
Pasien pulang
2.4
Cetak karcis
berobat
3.4
Pengambilan
obat
5
PENDATAAN
6
UGD
7
CETAK
LAPORAN
4.2
Pencatatan
layanan harian
pasien rawat inap
5.1
Pendataan
petugas
kesehatan
6.1
Pencatatan
tindakan UGD
7.1
Cetak daftar
pasien
7.2
Cetak data
kunjungan
pasien
4.4
Pencatatan
pemeriksaan
laboratorium
5.2
Pendataan obat
6.2
Pembuatan surat
rujukan
7.3
Cetak laporan
rawat jalan
7.4
Cetak laporan
rawat inap
5.3
Pendataan kamar
6.3
Pasien pulang
7.5
Cetak laporan
UGD
7.6
Cetak laporan
obat keluar
7.7
Cetak laporan
penyakit
Gambar 4. Diagram Dekomposisi
Gambar 4 merupakan rancangan diagram dekomposisi yang dirancang pada penelitian
ini. Terdapat tujuh bagian utama dari sistem yaitu login, pendaftaran pasien, pengelolaan pasien
rawat jalan, pengelolaan pasien rawat inap, pendataan, UGD, dan cetak laporan, Ketujuh bagian
utama dari sistem tersebut masing-masing memiliki sub sistem, misalnya pada UGD terdapat
sub sistem pencatatan tindakan UGD pembuatan surat rujukan, dan pasien pulang.
Gambar 5. Rancangan Antar Muka Halaman Login
Gambar 5 merupakan rancangan antar muka dari halaman login. Halaman tersebut
merupakan halaman awal ketika program dibuka. Pengguna diwajibkan untuk memasukkan
username dan password serta memilih hak akses kemudian menekan tombol Login. Sistem akan
melakukan autentikasi terhadap data yang dimasukkan dan menampilkan halaman sesuai
dengan hak akses si pengguna.
Gambar 6. Rancangan Antar Muka Halaman Pendaftaran Rawat Jalan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 161
Gambar 6 merupakan rancangan antar muka dari halaman pendaftaran rawat jalan.
Halaman ini dapat diakses oleh petugas setelah melakukan login. Pada halaman ini petugas
memasukkan data pelayanan yang akan dilakukan oleh pasien rawat jalan. Halaman ini juga
menampilkan biodata pasien secara otomatis yang merupakan hasil dari tindakan petugas pada
halaman sebelumnya.
Gambar 7. Rancangan Antar Muka Halaman Pendaftaran Rawat Jalan
Gambar 7 merupakan rancangan antar muka dari halaman pendaftaran rawat inap.
Halaman ini dapat diakses oleh petugas setelah melakukan login. Pada halaman ini petugas
memasukkan data pelayanan yang akan dilakukan oleh pasien rawat inap. Halaman ini juga
menampilkan biodata pasien secara otomatis yang merupakan hasil dari tindakan petugas pada
halaman sebelumnya. Yang membedakan halaman ini dengan rawat jalan yaitu pada halaman
ini terdapat informasi tentang kamar yang digunakan oleh pasien untuk menginap. Petugas juga
dapat melakukan perubahan data kamar jika diperlukan.
Gambar 8. Rancangan Laporan Pemeriksaan Pasien
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
162
ISSN : 2407-4322
Gambar 8 merupakan rancangan laporan pemeriksaan pasien rawat jalan. Laporan
tersebut dapat diakses oleh petugas rekam medis. Petugas rekam medis mencetak laporan
tersebut dan memberikannya kepada kepala puskesmas untuk diperiksa dan ditandatangani,
kemudian dilaporkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir untuk disahkan.
SISI CLIENT
LAN
Poli umum
LAN
LAN
Poli gigi
Laboratorium
SISI SERVER
LAN
Database
LAN
Poli THT
LAN
Pendaftaran
Web server
LAN
LAN
Poli KIA
Administrasi
LAN
Apotek
Gambar 9 Rancangan Arsitektur Jaringan
Gambar 9 memperlihatkan rancangan arsitektur jaringan sistem yang akan
dikembangkan. Arsitektur jaringan menggambarkan bagaimana hubungan antara perangkat
yang digunakan oleh user dengan server. Perangkat lunak aplikasi dan basisdata rekam medis
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya tersimpan dalam satu server dan di tiap unit layanan
terdapat perangkat komputer yang terhubung dengan server menggunakan jaringan intranet.
4. KESIMPULAN
1.
2.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Rancangan aplikasi yang dibuat terdiri atas pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan,
pengelolaan laboratorium, pengelolaan apotek, dan pembuatan laporan rekam medis.
Rancangan yang dihasilkan berupa DFD, ERD, diagram dekomposisi, dan antar muka
aplikasi.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 163
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
5. SARAN
Penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan, berikut ini saran yang dapat diberikan
sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya:
1.
Untuk pengembangan aplikasi dari perancangan ini, diharapkan ada penelitian lebih
lanjut untuk mengidentifikasi masalah maupun kebutuhan secara lebih mendalam;
2.
Diharapkan dapat ditambahkan modul lain sebagai pemeriksaan penunjang pasien seperti
fisiotherapi dan rekam jantung;
3.
Apabila rancangan sistem informasi rekam medis ini akan diaplikasikan, maka perlu
dipastikan tersedianya fasilitas/sarana yang
mendukung di Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 269/MENKES/PER/III/2008.
[Online]. Tersedia: http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf. [14
Maret 2014]
[2]
Peraturan
Pemerintah
Nomor
32
tahun
1996.[Online].
Tersedia:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pp/PP%20No.%2032%20Th%201996%20ttg%2
0Tenaga%20Kesehatan.pdf. [14Maret 2014]
[3]
Sjamsuhidajat, dkk. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta Selatan: Konsil Kedokteran
Republik Indonesia
[4]
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004. [Online]. Tersedia:
http://bksikmikpikkfki.net/file/download/KMK%20No.%20128%20Th%202004%20ttg%
20Kebijakan%20Dasar%20Puskesmas.pdf. [14 Oktober 2014]
[5]
Delimayanti. 2007. “Perancangan dan Analisis Perangkat Lunak Berbasis Web Sebagai
Alat Rekam Medis Pasien di Puskesmas”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2007 (SNATI 2007). 37-40
[6]
Whitten, L Jeffery. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Yogyakarta: ANDI
[7]
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI
[8]
Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: ANDI
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

164
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Sistem Informasi Pemakaian Sparepart Mesin Packing
pada PT. XYZ
Triana Elizabeth, Stephanie Darmawan H
STMIK GI MDP; Jl.Rajawali No.14, 0711-716621
Program Studi Teknik Informatika, STMIK GI MDP, Palembang
e-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT XYZ adalah mie instant. Proses produksi
dalam memproduksi mie instant berlangsung dalam beberapa tahapan, termasuk melewati
tahapan packing. Oleh sebab itu, dibutuhkan beberapa mesin packing yang dapat
memperlancar proses pengemasan mie instant sehingga kualitasnya dapat terjaga dengan baik.
Untuk menjaga kelancaran proses packing, maka mesin-mesin tersebut harus dijaga agar tetap
dalam kondisi baik dan layak pakai. Untuk dapat mengoperasikan dengan baik, maka harus
diperhatikan persediaan sparepart. Jika terjadi kerusakan pada bagian tertentu dari mesin
packing, maka sparepart mesin packing tersebut dapat segera diganti. Akibat jumlah sparepart
mesin packing yang kurang jelas, akan menganggu jalannya proses packing dan proses
produksi mie sehingga akan menyebabkan kerugian. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu sistem
yang terkomputerisasi berbasis desktop yang dapat memberikan informasi pemakaian sparepart
mesin packing sekaligus dapat memberikan informasi jumlah sparepart yang tersedia. Sistem
Informasi ini dibangun dengan bahasa pemrograman VB.Net dan menggunakan program IDE
Microsoft Visual Studio 2008 serta DBMS Microsoft SQL Server 2008.
Kata kunci— Spare Part, Packing
Abstract
One of the products produced by PT XYZ is instant noodles. The production process
in producing instant noodles takes place in several stages, including passing the packing stage.
Therefore, it takes some packing machine which can expedite the process of packaging of
instant noodles, so the quality can be maintained. To maintain the smooth process of packing,
then the machines must be kept in good condition and unfit for use. To be able to operate
properly, it must be noted inventory of spare parts. If there is damage to a particular part of the
packing machine, packing machine spare parts so it can be replaced. Due to the number of
spare parts that are less clear packing machine, will interfere with the course of the process of
packing and noodle production process so that it will cause harm. Therefore it needs to make a
desktop-based computerized system that can provide information on the use of spare parts
packing machine also can provide information on the number of spare parts that
tersedia.Sistem This information is built with VB.Net programming language and IDE program
using Microsoft Visual Studio 2008 and Microsoft SQL DBMS server 2008.
Keywords— Spare Part, Packing
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 165
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
1. PENDAHULUAN
P
ersaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup
kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan berlomba untuk terusmenerus mencari cara untuk mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif agar
tetap hidup dan berkembang. Persaingan ini harus didukung oleh kelancaran proses produksi
dalam perusahaan itu sendiri. Kelancaran proses produksi merupakan tuntutan utama yang harus
dipenuhi agar target perusahaan dapat tercapai.
Dalam dunia bisnis sekarang ini, penggunaan komputer merupakan suatu kebutuhan
untuk membantu proses bisnis. Sistem informasi dibuat dan dibangun dengan baik agar
meningkatkan produktivitas, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat,
meningkatkan layanan, mengkoordinasikan setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan
kualitas kebijakan dalam manajemen. Sebuah sistesystemrmasi yang dibangun dan dipelihara
dengan baik akan memberikan manfaat berwujud yang secara fakta dapat dilihat pergerakannya
melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun
organisasi bisnis. Indikator dari keberhasilan/ manfaat yang berdampak pada peningkatan
pendapatan dapat diulur dengan meningkatnya penjualan dalam pasar, serta mengalami
perluasan pangsa pasar. Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk
penyimpanan data secara elektronik saja, tetapi harus mampu mendukung proses analisis yang
diperlukan oleh manajemen, karena dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan setiap
saat dapat diakses tersebut, maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan
tepat terhadap dinamika pasar yang ada.
Pemanfaatan teknologi dalam implementasi pada dunia bisnis diperlukan untuk
membantu manusia menyelesaikan pekerjaannya secara cepat, efektif, dan efisien. Namun,
banyak yang belum maksimal, dimana masih terdapat perusahaan-perusahaan di dalam negeri
yang belum memanfaatkan komputer pada setiap proses bisnisnya salah satunya adalah PT
XYZ. PT XYZ bergerak dibidang produksi makanan dan minuman, Salah satu produk dari PT
XYZ adalah mie instant. Proses produksi dalam memproduksi mie instant berlangsung dalam
beberapa tahapan yaitu : tahap mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting
(pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan), dan packing (pengemasan). Pada
proses packing dibutuhkan beberapa mesin packing yang dapat memperlancar proses
pengemasan mie instant sehingga kualitasnya dapat terjaga dengan baik. Untuk menjaga
kelancaran proses packing, maka mesin-mesin tersebut harus dijaga agar tetap dalam kondisi
baik dan layak pakai. Untuk dapat mengoperasikan dengan baik, maka harus diperhatikan
persediaan sparepart. Jika terjadi kerusakan pada bagian tertentu dari mesin packing, maka
sparepart mesin packing tersebut dapat segera diganti. Akibat jumlah sparepart mesin packing
yang kurang jelas, akan menganggu jalannya proses packing dan proses produksi mie sehingga
akan menyebabkan kerugian. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu sistem yang terkomputerisasi
berbasis desktop yang dapat memberikan informasi pemakaian sparepart mesin packing
sekaligus dapat memberikan informasi jumlah sparepart yang tersedia.
Beberapa literatur yang digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk merancang Sistem
Informasi pemakaian sparepart mesin packing antara lain :
a.
Rahmat Tri Cahyono (2010)
Penelitian ini berjudul : Sistem Informasi Persediaan Barang pada Apotik Madukoro
Menggunakan Java. penelitian ini membahas tentang persediaan barang pada apotek
madukoro berbasis aplikasi Java. Tujuan dari penelitian ini adalah mempermudah proses
transaksi penjualan, transaksi pembelian spare parts bagi suatu perusahaan dan efisiensi
waktu dan kemudahan pelayanan pada transaksi jual beli [1].
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

166
b.
c.
d.
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Firmansyah (2005)
Penelitian ini berjudul : Sistem Informasi Administrasi Sparepart pada Gudang Pool
Taksi Bluebird Ciputat dengan Menggunakan Aplikasi Java. Penelitian ini membahas
proses pengadaan dan pengelolaan spare parts dengan kegiatan keluar masuknya spare
parts [2].
Yuhendra dan Rendi Poerwanta (2013)
Penelitian tersebut berjudul perancangan sistem inventory spare parts mobil pada CV
Auto Parts Toyota Berbasis Aplikasi Java. penelitian tersebut berawal dari keinginan CV
Auto Parts Toyota terhadap subuah software yang terstruktur sehingga data – data
maupun informasi dari seluruh persediaan barang, data barang, data pelanggan, data
pemasok, data jenis barang, transaksi penjualan, transaksi pembelian, transaksi return,
transaksi hutang, transaksi piutang, dan laporan semua data dan transaksi dapat diakses
dan diketahui dengan mudah [3].
Kaan Ozbay, Eren erman, SamiDemiroluk (2012)
Penelitian ini berjudul : An Efficient Maintenance and Spare Parts Inventory
Management Software for ITS Equipment. Penelitian ini berfokus pada pemeliharaan
yang lebih baik dari peralatan ITS (Intelligent Transportation Systems) sehingga dapat
memaksimalkan kinerja sistem secara keseluruhan. Pengontrolan ketersediaan suku
cadang atau komponen-komponen ITS sangat penting karena jika suku cadang atau
komponen-komponen yang dibutuhkan tidak tersedia sewaktu dibutuhkan maka akan
mengakibatkan keterlambatan dan berdampak pada meningkatnya biaya yang hasrus
dikeluarkan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merancang suatu sistem manajemen persediaan yang akan meminimalkan stock-outs dan
pada saat yang sama membantu dalam mempertahankan tingkat persediaan seoptimal
mungkin sesuai dengan kebutuhan peralatan. Diharapkan melalui sistem ini dapat
memantau kinerja peralatan, meningkatkan waktu penggunaan peralatan melalui tindakan
perawatan yang lebih baik dan tepat waktu, mengektifkan jadwal kegiatan untuk
pemeliharaan peralatan [4].
Berikut adalah dasar-dasar teori yang penulis gunakan dalam pembuatan sistem informasi ini,
yaitu :
a. Aplikasi Desktop
Aplikasi desktop adalah suatu aplikasi yang dapat berjalan sendiri atau independen
tanpa menggunakan browser atau koneksi internet di suatu komputer otonom, dengan sistem
operasi atau platform tertentu. [5] Bahasa pemrograman yang pada umumnya digunakan dalam
membuat aplikasi desktop antara lain Visual Basic, Delphi, FoxPro, Bahasa C, dan lain-lain.
Contoh dari aplikasi desktop adalah Adobe Reader 9, ACD See Ori 2.5, dan Nero Express. Pada
penelitian ini penulis mengembangkan dan membuat aplikasi desktop dengan menggunakan
visual basic.
b. Microsoft Visual Studio 2008
Microsoft Visual Studio 2008 merupakan aplikasi pemrograman yang menggunakan
teknologi .Net framework. Teknologi .Net framework merupakan komponen Windows yang
terintegrasi serta mendukung pembuatan, penggunaan aplikasi, dan halaman web. Microsoft
Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam
bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows) ataupun managed code (dalam bentuk
Microsoft Intermediate language di atas .NET Framework). Selain itu, Microsoft Visual Studio
juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile
(yang berjalan di atas .NET Compact Framework).[6]
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 167
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
c. Database
Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai representasi dari dunia nyata yang saling
berhubungan dan mempunyai arti tertentu. [7] Database adalah kumpulan data yang terdiri atas
satu atau lebih tabel yang terintegrasi satu sama lain, di mana setiap pemakai (user) diberi
wewenang (otorisasi) untuk dapat mengakses (mengubah, menghapus, menganalisis,
menambah, dan memperbaiki) data dalam tabel-tabel tersebut [8].
d. Microsoft SQL 2008
SQL Server adalah RDBMS (Relational Database Management System) dengan
arsitektur client server yang disertai dengan berbagai komponen dan service/layanan yang
menjadikan platform yang komprehensif (memiliki cakupan luas) untuk aplikasi enterprise.[9]
SQL Server menggunakan objek yang bernama Database Server yang berfungsi layaknya
manajer untuk mengatur database-database yang ada, biasanya SQL Server banyak digunakan
untuk menangani data-data yang besar [6].
e. Crystal Report
Crystal Report merupakan peranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem operasi
Windows, dimana cetakan/template laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak
bahasa pemrograman. [10]
Crystal Report terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
a. Toolbox, yang berfungsi untuk menambahkan objek-objek ke dalam report designer.
b. Field Explorer, yang berfungsi untuk menampilkan daftar field, formula, dan pernyataanpernyataan SQL serta yang lainnya.
c. Report Designer, yang berfungsi untuk meletakkan objek-objek yang digunakan pada
laporan.
2. METODE PENELITIAN
Metode pengembangan sistem pada penelitian ini adalah metode iterative. Metode
iterative merupakan proses siklus atau interaktif. Artinya harus bergerak diantara empat
kumparan, yaitu proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan kesimpulan atau
verifikasi. Dengan begitu, analisis ini merupakan sebuah proses yang berulang dan berlanjut
secara terus menerus dan saling menyusul. [11]
Terdapat lima tahapan pada metode iterative, yaitu :
a.
Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan pendefinisian dari permasalahan yang ada untuk menentukan
ruang lingkup, menentukan metodologi pengembangan aplikasi yang digunakan, serta
membuat jadwal kegiatan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, maupun studi literature.
Pada penelitian ini, peneliti mempelajari proses bisnis yang sedang berjalan pada PT
XYZ melalui observasi secara langsung maupun melakukan wawancara terhadap pihakpihak yang terkait dalam PT XYZ
b.
Analisis Sistem
Pada tahap ini, dilakukan analisis sistem yang sudah ada dengan mengidentifikasi
permasalahan, menentukan tujuan dari perbaikan suatu sistem, dan mengiidentifikasi
kebutuhan pengguna.
c.
Perancangan
Pada tahap ini, dilakukan perancangan sistem yang menggambarkan suatu model sistem
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dimana penulis
merancang database dan merancang tampilan antar muka aplikasi.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
168
d.
e.
ISSN : 2407-4322
Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pengkodingan dan pengujian terhadap sistem informasi yang
telah dibuat dan melakukan penginstalan serta melaksanakan pelatihan bagi pengguna
sistem informasi.
Pemeliharaan
Pada tahap ini dilakukan proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan,
kelancaran, dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan tampilan antarmuka sistem informasi pemakaian sparepart
mesin packing pada PT XYZ :
a.
Form Login
Form ini akan selalu muncul setiap kali user membuka/menjalankan aplikasi tersebut.
Untuk dapat menggunakan aplikasi tersebut user harus menginput ID dan password. Tampilan
form login dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Form Login
b.
Form Menu Utama
Setelah ID dan password user cocok, maka user akan masuk ke form utama. Pada form
utama ini, user dapat memilih berbagai macam proses pengolahan data yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan. Tampilan form menu utama dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Form Menu Utama
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 169
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
c.
Form Data User
Form ini digunakan untuk menambah data user. Button Simpan berfungsi untuk
menyimpan data user yang baru ke dalam database. Tampilan form data user dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Form Data User
d.
Form Ubah Password
Form ini digunakan untuk mengubah password pada data user yang telah ada. Tampilan
form ubah password dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Form Ubah Password
e.
Form Data Spare Part
Form ini dapat menyimpan data spare part yang baru. Selain itu, form ini juga dapat
membantu user dalam melihat stok spare part yang ada,dengan cara menginput Kode, lalu
mengklik button Cari Data. Maka, akan tampil Nama, Stok, Harga sesuai dengan kode yang
telah diinput. Tampilan form data spare part dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Form Data Spare Part
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
170
ISSN : 2407-4322
f.
Form Pembelian
Form pembelian ini digunakan untuk melakukan transaksi pembelian. Button
Tambahkan berfungsi untuk menampilkan data sparepart ke data grid view sesuai dengan nama
spare part yang dipilih. Button Cari Data berfungsi untuk menampilkan Form Barang Habis.
Tampilan form pembelian dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Form Pembelian
g.
Form Pemakaian
Form pemakaian ini digunakan untuk melakukan transaksi pemakaian. Jika user
memakai suatu barang yang sudah terdaftar pada Form Barang, maka otomatis stok barang
tersebut akan berkurang. Button Tambahkan berfungsi untuk menampilkan data sparepart ke
data grid view sesuai dengan nama sparepart yang dipilih. Tampilan form pemakaian dapat
dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Form Pembelian
h.
Form Barang Habis
Form ini akan tampil ketika button Cari Data pada Form Pembelian diklik. Form ini
bertujuan untuk memberi informasi kepada pengguna aplikasi, tentang spare part apa saja yang
stok nya kurang dari sama dengan dua. Tampilan form barang habis dapat dilihat pada Gambar
8.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 171
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Gambar 8. Form Barang Habis
i.
Form Cetak Laporan
Form ini digunakan untuk menampilkan laporan pembelian dan pemakaian sesuai
dengan tanggal yang telah dipilih. Tampilan form cetak laporan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Form Cetak Laporan
j.
Laporan Pembelian
Laporan ini menampilkan informasi mengenai pembelian spare part berdasarkan
tanggal yang telah di input oleh user pada Form Cetak Laporan. Tampilan laporan pembelian
spare part dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Laporan Pembelian Spare Part
k.
Laporan Pemakaian Spare Part
Laporan ini menampilkan informasi mengenai pemakaian spare part berdasarkan
tanggal yang telah di input oleh user pada Form Cetak Laporan. Tampilan laporan pemakaian
spare part dapat dilihat pada Gambar 11.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
172
ISSN : 2407-4322
Gambar 11. Laporan Pemakaian Spare Part
Tabel 1 merupakan hasil pengujian yang dilakukan terhadap Sistem Informasi
Pemakaian Spare Part Mesin Packing PT XYZ.
Tabel 1. Hasil Pengujian Sistem Informasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No.
1.
Pengujian pada Form Login
Kasus
Hasil yang diharapkan
Pengguna memasukkan username dan
Login berhasil dan aplikasi akan
password yang benar, lalu menekan
menampilkan form Menu Utama.
tombol Login.
Pengguna tidak memasukkan username
Aplikasi menampilkan pesan
atau password, lalu menekan tombol
"Maaf, Anda belum mengisi
Login.
username atau password."
Pengguna menginput username atau
Aplikasi menampilkan pesan
password yang salah, lalu menekan
"Maaf, username atau password
tombol Login.
Anda salah."
Pengguna menginput username atau
Aplikasi menampilkan pesan
password yang salah lebih dari tiga kali. "Maaf, Anda sudah tiga kali salah
memasukkan username atau
password. Silahkan buka aplikasi
kembali."dan aplikasi tertutup.
Pengguna menekan tombol TUTUP.
Aplikasi tertutup.
Pengujian pada Form Menu Utama
Kasus
Hasil yang diharapkan
Menekan tombol User
Menampilkan form Data User
Menekan tombol Data
Menampilkan form Data Spare
Part
Menekan tombol Transaksi Pembelian
Menampilkan form Transaksi
Pembelian
Menekan tombol Transaksi Pemakaian
Menampilkan form Transaksi
Pemakaian
Menekan tombol Lihat Data
Menampilkan form Barang Habis
Menekan tombol Laporan
Menampilkan form Cetak
Laporan
Pengujian pada Form Data User
Kasus
Hasil yang diharapkan
Memasukkan ID, Password, dan
Data User tersimpan
Confirm Password dengan benar lalu
menekan tombol Simpan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Hasil Pengujian
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
 173
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
2.
3.
No.
1.
2.
3.
4.
No.
1.
2.
3.
No.
1.
2.
No.
1.
No.
1.
Memasukkan ID, Password, dan
Menampilkan pesan : “Password
Confirm Password dimana Password dan dan Confirm Password Tidak
Confirm Password tidak sama lalu
Sama”
menekan tombol Simpan
Menekan tombol Tutup
Menutup form Data User
Pengujian pada Form Data Spare Part
Kasus
Hasil yang diharapkan
Memasukkan Kode, Nama, Stok, dan
Data Spare Part tersimpan
Harga dengan benar dan lengkap lalu
menekan tombol Simpan
Memasukkan data tidak lengkap
Menampilkan pesan : “Data Tidak
Lengkap”
Menekan tombol Cari Data
Menampilkan Data Spare Part
yang telah tersimpan dalam
database
Menekan tombol Tutup
Menutup form Data Spare Part
Pengujian pada Form Pembelian
Kasus
Hasil yang diharapkan
Memilih barang yang akan dibeli lalu
Data Pembelian Barang tersimpan
memasukkan jumlah barang yang akan
dibeli lalu menekan tombol Simpan
Menekan tombol Batal
Membatalkan Pembelian Barang
Menekan tombol Tutup
Menutup form Pembelian
Pengujian pada Form Pemakaian
Kasus
Hasil yang diharapkan
Memilih aparepart yang akan dipakai
Data Pemakaian Sparepart
lalu memasukkan jumlah barang yang
tersimpan
akan dipakai lalu menekan tombol
Simpan
Menekan tombol Tutup
Menutup form Pemakaian
Pengujian pada Form Barang Habis
Kasus
Hasil yang diharapkan
Menekan tombol Tutup
Menutup form Barang Habis
Pengujian pada Form Cetak Laporan
Kasus
Hasil yang diharapkan
Memilih tanggal dari dan tanggal sampai Menampilkan laporan yang ingin
laporan yang ingin dicetak lalu memilih
dicetak
laporan apa yang ingin dicetak lalu
menekan tombol tampilkan
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
Hasil Pengujian
Berhasil
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian Sistem Informasi Pemakaian Spare Part Mesin Packing PT
XYZ, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya sistem informasi ini, user dapat mengetahui spare part apa saja yang
harus dibeli.
2. User juga dapat melihat laporan pembelian dan pemakaian spare part sesuai dengan
tanggal yang diinginkan.
Selain itu, berdasarkan wawancara terhadap pihak PT XYZ yang terkait setelah sistem
informasi ini diimplementasikan, dapat diketahui bahwa sistem informasi ini telah memenuhi
atau menjawab kebutuhan yang awalnya dirumuskan..
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
174
ISSN : 2407-4322
5. SARAN
Saran kedepannya untuk membantu pengembangan sistem informasi pemakaian spare
part mesin packing pada PT XYZ guna memperoleh hasil yang lebih baik dan bermanfaat bagi
pengguna, antara lain :
a. Memasukkan umur teknis terhadap masing – masing spare part dan menampilkan pesan
peringatan untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang spare part apa saja
yang umur teknisnya hampir habis.
b. Memasukkan data supplier pada transaksi pembelian sehingga dapat memudahkan
pengguna untuk mencari tahu data suplier dari suatu spare part.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Cahyono, Rahmat Tri, 2010, Jurnal Sistem Informasi Persediaan Barang pada Apotik
Madukoro Menggunakan Java, Amikom, Yogyakarta
[2]
Firmansyah, 2005, Jurnal Sistem Informasi Administrasi Sparepart pada Gudang Pool
Taksi Bluebird Ciputat dengan Menggunakan Aplikasi Java.
[3]
Yuhendra, Poerwanta Rendi, 2013, Perancangan Sistem Inventory Spare Parts Mobil
pada CV Auto Parts Toyota Berbasis Aplikasi Java, Jurnal TEKNOIF Vol 1 No2 Edisi
Oktober 2013
[4]
Ozbay Kaan, Erman Eren, dan Demiroluk Sami, 2012, An Efficient Maintenance and
Spare Parts Inventory Management Software for ITS Equipment, Istanbul Turkey : IEEE
International Conference on Vehicular Electronics and Safety
[5]
Konixbam, 2009, Aplikasi Desktop Menggunakan VB. Net, Surabaya
[6]
Komputer, Wahana 2010, SQL Server 2008 Express, Andi, Yogyakarta
[7]
Andi 2002, Mengolah Database dengan SQL pada Interbase Menggunakan Delphi 6.0,
Bandung
[8]
Al-Bahra, 2004, Konsep Sistem Basis Data, Graha Ilmu, Jakarta
[9]
Kusumo, Ario Suryo 2006, Microsoft SQL Server, Jakarta
[10] Santoso, Harip 2008, 1 Jam Bersama Crystal Report, Yogyakarta
[11] Idrus, Muhammad 2009, Metode Pengembangan Teknologi, Surabaya
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 175
Perancangan Prototipe Sistem Pemesanan Makanan dan
Minuman Menggunakan Mobile Device
Sandy Kosasi
STMIK Pontianak, Jl. Merdeka No. 372 Pontianak
e-mail: [email protected] & [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini menghasilkan sebuah prototipe aplikasi sistem pemesanan makanan
dan minuman yang lebih efisien dan efektif melalui perangkat mobile devices dalam menikmati
sajian berbagai jenis makanan dan minuman dan kesempatan untuk meningkatkan hubungan
personalisasi dengan pengunjung/pelanggan restoran secara online. Penelitian berbentuk
survei dengan metode penelitian research & development (R&D). Untuk perancangan prototipe
aplikasi menggunakan model agile dengan metode extreme programming dan pemodelan
sistemnya menggunakan Unified Modeling Language (UML). Sistem aplikasi ini memiliki 3
interface utama yaitu, interface bagian pelayan (waitress), intreface dapur (chef) dan interface
kasir (cashier). Ketiga modul ini saling berhubungan melalui proses integrasi database. Model
perancangan arsitekturnya mendeskripsikan perangkat lunak disisi web server dan dan
komputer client. Dalam pembuatan web server menggunakan perangkat apache, script PHP
dengan dukungan database MySQL.
Kata Kunci: Aplikasi Pemesanan, Makanan dan Minuman, Extreme Programming, Mobile
devices
Abstract
The purpose of this research resulted in a more efficient and effective prototype system
application of ordering food and beverage through mobile devices in enjoying various types of
food and beverage, and chances to increase the personalization relationship with online visitors
or customers of a restaurant. This research is in form of a survey and uses research &
development (R & D) method. The design of prototipe system applications use an agile model
with extreme programming method, and the modeling of the system uses Unified Modeling
Language (UML). This application system has three main interfaces of waiter (waitress),
kitchen (chefs) and cashier (cashier). These three modules interconnected through the database
integration processes. The architectural describe the software at the web server and its clients.
The web server design uses apache software supported by PHP script with MySQL database.
Keywords: Application of reservation, Food and Beverage, Extreme Programming, Mobile
devices
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
176
ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
Bisnis restoran sudah menjadi bagian dari kehidupan yang cenderung semakin
meningkat dan berkembang seiring dengan meningkatnya taraf hidup pendapatan masyarakat.
Bisnis restoran tidak lagi sekedar menyajikan menu makanan dan minuman bagi setiap
pengunjung/pelanggannya. Beragam variasi makanan dan minuman memang menjadi daya tarik
setiap restoran dibandingkan dengan makanan di rumah. Kondisi ini menjadi tantangan bagi
para pemilik bisnis kuliner yang senantiasa harus bersaing dengan ketat, karena setiap restoran
harus dapat menawarkan sesuatu yang berbeda. Selain dari sisi ketersediaan untuk semua variasi
menu makanan dan minuman, juga harus menekankan kepada pentingnya sistem pelayanannya.
Hal ini sangat penting karena bisnis restoran yang mampu menyajikan makanan secara cepat,
tepat dan benar dapat memberikan kepuasan kepada setiap pengunjung/pelanggan restoran [1].
Kenyataan ini jelas membutuhkan sebuah sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman
dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi melalui perangkat mobile devices.
Melalui dukungan perangkat teknologi mobile devices memungkinkan sistem pemesanan dapat
memberikan banyak kemudahan dan lebih fleksibel dalam memesan menu makanan dan
minuman secara online berbasis client/server [2].
Perangkat teknologi mobile devices berbasis client/server dapat memberikan banyak
solusi kemudahan terkait dengan sistem pelayanannya. Teknologi client/server merupakan suatu
sistem atau program aplikasi yang menggabungkan antara satu sistem dan yang lainnya dimana
salah satu sistem ada yang dijadikan Server, sehingga akan menghasilkan suatu output yang
dapat dioperasikan di kedua sistem tersebut, dimana pada sistem atau program aplikasi ini dapat
dijalankan secara bersama-sama pada jaringan komputer [2]. Melalui teknologi client/server
dengan menggunakan platform android dapat menyediakan berbagai kelebihan dalam proses
pemesanan makanan dan minuman menjadi lebih mudah dan cepat, menghindari kendalakendala yang sering terjadi pada proses pemesanan dengan alat tulis (kertas dan pulpen),
penyajian makanan dan minuman sesuai dengan pesanan, waktu pemesanan menjadi lebih
cepat, meminimalisasi kekeliruan dan kerangkapan pemesanan, kesalahan perhitungan jumlah
pembayaran, dan mengurangi waktu tunggu (antrian). Kondisi ini sangat meresahkan bagi para
pengunjung/pelanggan yang benar-benar mengutamakan arti komitmen waktu. Oleh karena itu,
melalui kehadiran sistem ini akan sangat bermanfaat bagi pelayan untuk mencatat setiap
pesanan pelanggan dengan menggunakan komputer genggam (pocket PC), iPad atau PDA
(Personal Digital Assistant) [3].
Penelitian sistem pemesanan makanan dan minuman untuk bisnis restoran yang relevan
diantaranya sistem pemesanan foodcourt menggunakan mobile devices menggunakan koneksi
wifi. Sistem pemesanan ini merupakan satu set server-side forms controls untuk membangun
aplikasi perangkat mobile nirkabel. Kontrol ini menghasilkan output yang berbeda, yaitu WML,
HTML, atau compact HTML dengan menggunakan metode prototyping. Keperluan pemesanan
menu makanan pada foodcourt dapat menggunakan mobile phone sehingga lebih cepat dan
efisien [4]. Sistem pemesanan menggunakan teknologi mobile android untuk pemesanan
makanan dapat membantu proses bisnis, dan juga dapat membantu konsumen agar lebih mudah
untuk memesan menu makanan. Aplikasi pemesanan menu makanan ini memakai PC dibagian
server dapur atau kasir, dan dibagian konsumen atau pelayanan menggunakan mobile android
sebagai client. Adapun bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini
merupakan bahasa pemrograman JAVA [5-6]. Sistem pemesanan digital melalui aplikasi
android dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas mekanisme pelayanan, efektivitas biaya
operasional, kemudahan dalam transaksi pembayaran, dan peluang membangun hubungan
personalisasi dengan pengunjung/ pelanggan restoran [7-8].
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya untuk metode perancangan
aplikasinya. Penelitian ini menggunakan metode agile dengan metode extreme programming.
Sistem pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices yang diakses dengan
memanfaatkan koneksi wifi terdiri dari 3 interface utama yaitu, interface bagian pelayan,
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 177
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
intreface bagian dapur dan interface kasir. Model arsitektur ini mendeskripsikan rancangan dari
perangkat lunak disisi web server dan komputer client. Web server menggunakan apache, script
PHP dan database MySQL. Informasi detil makanan dan minuman yang telah dipesan oleh
pelanggan dan yang telah dimasak oleh chef bisa dilihat oleh bagian kasir ketika pelanggan
ingin membayar pesanannya. Bagian kasir tidak perlu melakukan perhitungan total biaya
pesanan karena pada sistem tersebut sudah tertera total biaya dari pesanan. Pencatatan pesanan
pelanggan oleh pelayan sifatnya berurutan sehingga membantu bagian dapur dalam menentukan
pesanan mana yang harus didahulukan. Tujuan penelitian ini menghasilkan sebuah sistem
pemesanan makanan dan minuman yang lebih efisien dan efektif melalui perangkat mobile
devices dalam menikmati sajian berbagai jenis makanan dan minuman dan kesempatan untuk
meningkatkan hubungan personalisasi pengunjung/pelanggan restoran secara online.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan bentuk survei dengan metode penelitian research &
development (R&D), dan perancangan aplikasinya menggunakan model agile dengan metode
extreme programming. Perancangan sistem pemesanan makanan dan minuman menggunakan
perangkat mobil devices dengan metode extreme programming (XP) terdiri dari planning,
design, coding dan testing. Extreme programming merupakan salah satu metodologi dalam
rekayasa perangkat lunak dan juga merupakan satu dari beberapa agile software development
methodologies yang berfokus pada coding sebagai aktivitas utama di semua tahap pada siklus
pengembangan perangkat lunak. Metodologi ini mengedepankan proses pengembangan yang
lebih memiliki daya tanggap terhadap kebutuhan pengunjung/pelanggan restoran dibandingkan
dengan metode-metode tradisional sambil membangun suatu perangkat lunak dengan kualitas
yang lebih baik [9].
Untuk pemodelan sistemnya menggunakan UML (Unified Modeling Language).
Instrumen penelitian melalui teknik wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 30 (tiga puluh) restoran yang selama ini memang sudah
memiliki dan menerapkan pemanfaatan teknologi jaringan internet dengan koneksi wifi dalam
memberikan jasa pelayanannya [10]. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
perancangan sistem pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices. Aspek
penelitian meliputi perancangan formulir untuk permintaan barang, informasi data barang dan
perancangan halaman utama. Pemilihan cara pengujian menggunakan data yang mudah
diperiksa (easy values), data yang sederhana dan mudah dihitung (typical realistic values), data
yang ekstrim (extreme values) dan data yang tidak diperbolehkan (illegal values) [11].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan prototipe sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan
mobile devices dimulai diawali dengan membuat user stories yang menggambarkan output,
fitur, dan fungsi-fungsi dari perangkat lunak yang akan dibuat. User stories tersebut kemudian
diberikan bobot seperti prioritas dan dikelompokkan untuk selanjutnya dilakukan proses
delivery secara incremental. Pengumpulan data merupakan komponen yang penting dalam tahap
analisis ini. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai pemilik, observasi dan studi
dokumen. Berdasarkan semua hasil dari wawancara yang sudah dilakukan, diolah kembali
melalui mekanisme sumber jawaban responden. Semua hasil wawancara ini menjadi masukan
penting dalam analisis kebutuhan melakukan perancangan prototipe ini. Untuk mempermudah
pemahaman kebutuhan aplikasi, dikelompokkan kedalam dua jenis kebutuhan yaitu kebutuhan
fungsional dan kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

178
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh aplikasi. kebutuhan nonfungsional adalah
kebutuhan yang menitik beratkan pada properti prilaku yang dimiliki oleh aplikasi. Sistem
aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices menggunakan strategi
pemisahan antara modul pengguna sesuai dengan level masing-masing pengguna. Dalam
aplikasi ini terdapat empat bagian pengguna yaitu admin yang melakukan pengelolaan data
makanan dan minuman, waitress melakukan pencatatan data pesanan dengan menggunakan
perangkat mobile seperti iPad ataupun iPhone, chef menyediakan dan mempersiapkan pesanan
pelanggan sesuai dengan data yang kirim oleh waitress dari perangkat mobile, sedangkan
cashier melakukan penagihan terhadap pesanan pelanggan sesuai dengan data yang pesanan
yang telah diolah chef.
Untuk fase berikutnya melakukan perancangan antarmuka pengguna. Hal ini dilakukan
guna memastikan bahwa aplikasi yang akan dibuat dapat diterima dan nyaman digunakan oleh
pengguna. Aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sistem aplikasi pemesanan
makanan dan minuman menggunakan mobile devices. Dalam arsitektur tradisional, fokusnya
adalah benar pada pengguna dan kebutuhan pengguna. Hal ini memerlukan perhatian khusus
pada konten web, rencana bisnis, kegunaan, desain interaksi, informasi dan desain arsitektur
web. Untuk optimasi mesin pencari yang efektif perlu memiliki apresiasi tentang bagaimana
sebuah situs web terkait dengan World Wide Web. Model arsitektur ini mendeskripsikan
rancangan dari perangkat lunak disisi web server dan komputer client. Web server
menggunakan apache, script PHP dan database MySQL. Aplikasi dapat memberikan
kemudahan bagi pengguna karena dibuat dengan interface yang mudah digunakan dan dapat
menangani masalah pengelolaan data food dan beverage dimana data yang tersimpan dalam
bentuk file yang terpusat dalam bentuk server dan kemudian diproses oleh komputer.
Data tersimpan secara terpusat pada web server dalam bentuk file memberikan
kemudahan kepada setiap level pengguna karena kegiatan dari setiap level pengguna saling
terkait. Waitress tidak perlu lagi melakukan pencatatan setiap pesanan menggunakan kertas
akan tetapi menggunakan perangkat mobile yang sudah dipasang aplikasi.
Sistem
aplikasi dapat memberikan kemudahan bagi chef untuk menyediakan menu yang telah dipesan
oleh tamu dengan membuka daftar pesanan pada aplikasi. Membantu kasir untuk mengetahui
jumlah uang yang harus dibayar oleh tamu tanpa harus menghitung ulang dari setiap menu yang
dipesan tamu. Perancangan arsitektur mempresentasikan framework dari aplikasi perangkat
lunak yang dibangun. Deskripsi arsitektur mengadopsi spesifikasi aplikasi, model analisis, dan
interaksi subaplikasi yang telah didefinisikan pada awal tahap analisis kebutuhan sistem.
Proses bisnis diawali dengan domain waitress dalam melakukan proses mencatat
pesanan pelanggan setelah itu data tersimpan di data center sebagai data pesanan. Lalu data
pesanan masuk ke halaman chef kemudian koki menyediakan menu pesanan pelanggan data
pesanan disimpan ke data center menjadi data menu yang telah diproses. Setelah itu data menu
yang telah diproses masuk ke komputer kasir dan menampilkan pesanan pelanggan untuk
dibayar. Lalu setiap menu yang telah dibayar maupun yang belum akan bisa dilihat oleh Admin
sebagai laporan, kemudian Admin mengelola data menu, data karyawan dan laporan. Data menu
yang dikelola Admin menjadi acuan waitress dalam pencatatan menu. Sistem arsitektur
pengembangan aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices
memiliki sejumlah domain penting dalam proses bisnisnya (Gambar 1).
Perancangan arsitektur jaringan dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari
kebutuhan hardware jaringan dan model dari arsitektur jaringan yang mendukung dalam
penerapan sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices.
Teknologi arsitektur jaringan sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan
mobile devices terdiri dari waitress, komputer Cashier, komputer Chef, komputer Admin, serta
Database Server dimana waitress yang terhubung ke akses point akan mengambil data dari
Database Server berupa informasi daftar menu dan dari waitress itu melakukan transaksi yang
disebarkan ke bagian komputer Admin, komputer Chef, serta komputer Cashier dan disimpan
ke Database Server (Gambar 2). Strategi dalam tahapan perancangan sistem aplikasi pemesanan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 179
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
makanan dan minuman menggunakan mobile devices mengacu pada perancangan berbasis
obyek. Strategi ini dalam istilah aslinya disebut sebagai OOD (Object Oriented Design) dan
dianggap menjadi startegi perancanaan paling modern.
CASHIER
Data Menu yang telah diproses akan secara
Otomatis masuk ke komputer cashier
Setiap menu yang telah dibayar maupun
Yang belum akan bisa dilihat oleh admin
sebagai laporan
Menampilkan
Menampilkan Pesanan
Pesanan
Pelanggan
Pelanggan Untuk
Untuk Dibayar
Dibayar
·
·
·
Kelola Data Menu
Kelola Data Karyawan
Kelola Laporan
ADMIN
DATA CENTER
Menyiapkan
Menyiapkan Menu
Menu Pesanan
Pesanan
Pelanggan
Pelanggan
CHEF
Data Pesanan Secara Otomatis
Masuk Ke Halaman Chef
Pencatatan
Pencatatan Pesanan
Pesanan
Pelanggan
Pelanggan
Admin menyediakan data menu
Sebagai acuan waitress dalam
pencatatan menu
WAITRESS
Gambar 1. Arsitektur Sistem Pemesanan Makanan dan minuman
Komputer
Chef
Komputer
Admin
Ip
ad
dr
es
s
Ip address 192.168.10.3
19
2.1
68
.10
.2
Ip
Komputer
Cashier
Ip address 192.168.10.5
Ip address 192.168.10.1
Switch
Database
Server
a
.4
.10
68
1
.
2
19
ss
re
dd
Ip address 192.168.10.6
Access Point
Waitress
Gambar 2. Arsitektur Sistem Jaringan
Waitress login untuk mencatat semua pemesanan makanan dan minuman, chef login
untuk mengelola pesanan. Kasir login untuk mengelola pembayaran dan data karyawan. Admin
login untuk mengelola kategori menu, kelola menu, kelola meja dan kelola karyawan. Admin
juga mencetak laporan pesanan, laporan pendapatan, dan laporan pesanan tidak dibayar.
Diagram use case mengelola konten sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman
menggunakan mobile devices terdiri dari admin, waitress, chef dan cashier. Actor admin
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
180
ISSN : 2407-4322
bertugas untuk aplikasi secara keseluruhan. Actor waitress melakukan pencatatan pesanan
menggunakan perangkat mobile, chef bertugas memproses setiap menu yang telah dipesan tamu,
sedangkan cashier bertugas menerima pembayaran dari tamu sesuai dengan pesanan dari tamu
(Gambar 3).
Gambar 3. Diagram Use Case
Selanjutnya untuk menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam aplikasi yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan
bagaimana mereka berakhir menggunakan diagram activity. Diagram ini juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Diagram activity
merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar
transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Di mulai dari user
masuk ke form login, Sistem menampilkan form login user menginputkan username dan
password, setelah itu menekan tombol login. Sistem akan mengecek data input user ke
database. Jika username/password salah, sistem akan menampilkan form login. Jika
username/password benar,sistem akan memeriksa level pengguna lalu sistem akan
menampilkan halaman menu sesuai dengan level pengguna (Gambar 4).
Berikutnya untuk menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar aplikasi
(termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa pesan yang digambarkan terhadap waktu
menggunakan diagram sequence. Diagram sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram dapat digunakan
untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai
respons dari sebuah kegiatan untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang mentrigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output
apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message
digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain
berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Admin mengirim pesan
berupa data input item kategori menu ke form kategori menu setelah itu form kategori menu
mengirim pesan ke control kategori menu berupa get data kategori menu lalu data dibawa
diproses validasi. Jika salah, control kategori menu akan mengirim pesan berupa item invalid ke
form kategori menu dan control kategori menu akan mengirim pesan buka koneksi ke data
kategori lalu diproses eksekusi query. Jika benar input item kategori menu, maka data kategori
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 181
akan mengirim pesan valid ke control kategori menu dan control kategori menu mengirim pesan
tutup koneksi ke data kategori (Gambar 5).
Gambar 4. Diagram Activity Login Admin
Gambar 5. Diagram Sequence Mengelola Kategori Menu
Gambar 6. Diagram Sequence Mengelola Meja Tamu
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
182
ISSN : 2407-4322
Untuk kebutuhan admin mengirim pesan berupa data input item meja ke form meja
setelah itu form meja mengirim pesan ke control meja berupa get data meja lalu data dibawa
diproses validasi. Jika salah, control meja akan mengirim pesan berupa item invalid ke form
meja dan control meja akan mengirim pesan buka koneksi ke data meja lalu diproses eksekusi
query. Jika benar input item meja, maka data meja akan mengirim pesan valid ke control meja
dan control meja mengirim pesan tutup koneksi ke data meja (Gambar 6). Proses berikutnya
adalah admin mengirim pesan berupa data input item menu makanan dan minuman ke form
pencatatan pesanan setelah itu form pencatatan pesanan mengirim pesan ke control pencatatan
pesanan berupa get data lalu data dibawa diproses validasi. Jika salah, control pencatatan
pesanan akan mengirim pesan berupa item invalid ke form pencatatan pesanan dan control
pencatatan pesanan mengirim pesan buka koneksi kedata laporan lalu diproses eksekusi query.
Jika benar input item menu makanan dan minuman, maka data laporan akan mengirim pesan
valid ke control pencatatan pesanan dan control pencatatan pesanan mengirim pesan tutup
koneksi ke data laporan (Gambar 7).
Gambar 7. Diagram Sequence Mengelola Pemesanan
Gambar 8. Diagram Sequence Mengelola Pembayaran
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 183
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Proses berikutnya adalah admin mengirim pesan berupa data input item menu dibayar
ke form pembayaran setelah itu form pembayaran mengirim pesan ke control pembayaran
berupa get data pembayaran lalu data dibawa diproses validasi. Jika salah, control pembayaran
akan mengirim pesan berupa item invalid ke form pembayaran dan control pembayaran
mengirim pesan buka koneksi ke data laporan lalu diproses eksekusi query. Jika benar input
item menu dibayar, maka data pembayaran akan mengirim pesan valid ke control pembayaran
dan control pembayaran mengirim pesan tutup koneksi ke data pembayaran (Gambar 8). Untuk
proses berikutnya adalah membuat sebuah diagram class. Diagram class adalah diagam untuk
menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam aplikasi/ perangkat lunak.
Diagram class juga memberikan gambaran (diagram statis) tentang aplikasi/perangkat lunak dan
relas-relasi yang ada didalamnya. Diagram ini sangat penting untuk memperlihatkan setiap
class/paket dan hubungan interaksi diantara semua proses akan menyatu dalam keseluruhan
proses (Gambar 9).
Selanjutnya merancang model database yang menjadi kebutuhan dari sistem pemesanan
makanan dan minuman menggunakan mobile devices. Merancang aplikasi data terstruktur dan
bagaimana dapat direpresentasikan ke dalam diagram hubungan entitas melalui proses
normalisasi. Pokok pemikiran dalam merancang database adalah bagaimana merancang
database sehingga dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan kemudahannya untuk dikembangkan
dimasa yang akan datang. Perancangan model konseptual perlu dilakukan disamping
perancangan secara phisik. Pada perancangan konseptual, digunakan beberapa konsep
pendekatan relasional namun tidak berarti konsep ini harus diimplementasikan ke model
relasional saja tetapi juga apat dengan model hirarki dan model jaringan. Model konseptual
mengkombinasikan beberapa cara untuk memproses data dan untuk beberapa aplikasi. Model
konseptual tidak tergantung aplikasi tertentu dan tidak tergantung DBMS, dan perangkat keras
yang digunakan.
Dalam Extreme Programming diperkenalkan istilah Pair Programming dimana proses
penulisan program dilakukan secara berpasangan. Dua orang programmer saling bekerjasama di
satu komputer untuk menulis program. Melakukan ini akan didapat real-time problem solving
dan real-time quality assurance. Interface Design, mendefinisikan interface-interface diantara
komponen aplikasi dan spesifikasi interface tidak boleh ambigu. Berikut ini adalah perancangan
interface yang diusulkan. Tahapan coding merupakan tahapan perancangan website yang
sesungguhnya. Untuk menerapkan aplikasi ini menggunakan aplikasi mobile devices. Bahasa
pemogramannya menggunakan PHP dan aplikasi database menggunakan MySQL.
Gambar 9. Diagram Class
Selanjutnya adalah kegiatan melakukan perancangan prototipe perangkat lunak dengan
menerjemahkan rancangan layout ke dalam bentuk bahasa pemrograman yaitu bahasa PHP
dengan database MySQL. Form login dipergunakan oleh admin web untuk bisa masuk ke menu
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
184
ISSN : 2407-4322
utama sebagai tempat bagi admin untuk melakukan manajemen konten aplikasi. Untuk
perancangan prototipe form menu admin dibuat untuk memusatkan pengelolaan konten aplikasi
web hanya pada satu halaman saja. Halaman ini memuat sejumlah konten-konten penting untuk
penggunaan aplikasi ini. Semua konten ini memiliki interaksi dengan pengguna dan admin.
Berikut ini adalah hasil perancangan prototipe menu utama admin yang diusulkan. Hasil
perancangan prototipe form detil kategori menu dipergunakan untuk menampilkan data kategori
menu. Untuk perancangan prototipe form detil kategori menu dipergunakan untuk menampilkan
data menu secara detil. Hasil prototipe form laporan pesanan dipergunakan untuk menampilkan
dan mencetak laporan pesanan pelanggan (Gambar 10). Selanjutnya untuk hasil rancangan
prototipe form laporan pendapatan dipergunakan untuk menampilkan dan mencetak laporan
pendapatan dari menu prototipe pelanggan (Gambar 11).
Gambar 10. Prototipe Form Laporan Data Pesanan
Gambar 11. Prototipe Form Laporan Data Pendapatan
Hasil perancangan prototipe interface waitress menggunakan iPad 4 sebagai emulator
untuk menjalankan aplikasi ini. Selain menggunakan iPad, iPhone, tablet dan perangkat mobile
yang lain juga bisa digunakan selama perangkat tersebut memiliki ukuran layar yang besar.
Untuk perancangan prototipe form input data pesanan dipergunakan oleh waitress untuk
mencatat semua data menu pesanan pelanggan (Gambar 12).
Gambar 12. Prototipe Pencatatan Menu Pesanan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 185
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Perancangan prototipe interface chef adalah merupakan rancangan yang dikhususkan
bagi chef sebagai media informasi untuk melihat data pesanan pelanggan yang telah dikirim
oleh bagian waitress. Perancangan prototipe form daftar menu pesanan yang belum diproses
akan dipergunakan oleh chef untuk menentukan menu mana yang harus disediakan atau dibuat
(Gambar 13). Selanjutnya juga memiliki hasil perancangan prototipe form daftar pesanan sudah
dibayar dan dipergunakan oleh kasir untuk melihat informasi menu yang sudah dibayar
(Gambar 14).
Gambar 13. Prototipe Daftar Menu Pesanan Belum Diproses
Gambar 14. Prototipe Daftar Menu Pesanan Sudah Dibayar
4. KESIMPULAN
Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan prototipe sistem pemesanan makanan dan
minuman menggunakan mobile devices hanya terdiri dari 3 interface yaitu interface pelayanan,
interface dapur dan interface kasir. Sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman
menggunakan mobile devices ini dirancang dengan menggunakan bahasa PHP dan database
MySQL. Sistem ini memiliki model arsitektur dengan fokus kepada kebutuhan pengguna. Hal
ini memerlukan perhatian khusus pada konten web, rencana bisnis, kegunaan, desain interaksi,
informasi dan desain arsitektur web. Untuk optimasi mesin pencari yang efektif perlu memiliki
apresiasi tentang bagaimana sebuah situs web terkait dengan World Wide Web. Model arsitektur
ini mendeskripsikan rancangan dari perangkat lunak disisi web server dan komputer client. Web
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
186
ISSN : 2407-4322
server menggunakan apache, script PHP dan database MySQL. Secara umum pengguna dari
sistem aplikasi pemesanan makanan dan minuman menggunakan mobile devices ini adalah para
karyawan dan pimpinan restoran.
5. SARAN
Untuk penelitian berikutnya, rancangan prototipe untuk sistem pemesanan makanan dan
minuman menggunakan mobile devices ini dapat menggunakan koneksi dengan media wireless
maupun dengan media kabel yang harus tetap stabil. Personil yang dilibatkan dalam manajemen
konten dan pemeliharaan perlu memiliki pengetahuan dasar dibidang jaringan dan memahami
dasar pemrograman website. Untuk sisi client, semua semua pemesanan menu makanan dan
minuman dapat diakses melalui sebuah aplikasi yang berjalan pada berbagai platform perangkat
mobile seperti Android, Symbian, IOS, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Rahil, Mir Roomi., Mahind, Rajesh., Chavan, Saurabh., Dhar, Tanumay., 2013, GLCDTouchpad Based Restaurant Ordering & Automatic Serving System, International
Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE), Volume-2, Issue-1, March 2013,
ISSN: 2277-3878, hal 168-172.
[2]
Hsu, Liwei., Wu, Pinying., 2013, Electronic-Tablet-Based Menu in a Full Service
Restaurant and Customer Satisfaction - A Structural Equation Model, International
Journal of Business, Humanities and Technology, Vol. 3 No. 2, February 2013, hal 61-71.
[3]
Wahid, Nibras O A., 2014, Improve the Performance of the Work of the Restaurant Using
PC Touch Screen, J Comput Sci Syst Biol, Volume 7(4)103-107, ISSN: 0974-7230, hal
0103-0107.
[4]
Christanto, William., Prasida, Arie Setiawan., Fibriani, Charitas., 2012, Perancangan dan
Implementasi Sistem Pemesanan Foodcourt Menggunakan mobile devices dengan
Memanfaatkan Koneksi Wifi, Jurnal Buana Informatika, Vol. 3, No. 1, Januari 2012, hal
39-50.
[5]
Inayah, Ayu Rizka., Afriyudi., Marlindawati., 2014, Aplikasi Pemesanan Menu Makanan
Di Rumah Makan Menggunakan mobile devices Service Menggunakan Mobile Android,
Jurnal Teknik Informatika, Universitas Bina Darma, Palembang.
[6]
Ariefianto, Himawan., Dani, Mohamad., Nugraha, Asep., 2012, Perancangan Dan
Implementasi Aplikasi Pemesanan Makanan Dan Minuman Berbasis Client Server
Dengan Platform Android (Studi Kasus Waroeng Steak And Shake), STMIK Teknorat
Lampung, Vol.11, No.2, hal 3.
[7]
Bhargave, Ashutosh., Jadhav, Niranjan., Joshi, Apurva., Oke, Prachi., S. R Lahane., 2013,
Digital Ordering System for Restaurant Using Android, International Journal of Scientific
and Research Publications, Volume 3, Issue 4, April 2013, ISSN 2250-3153, hal 1-7.
[8]
Dhore, V. B., Thakar, Surabhi., Kulkarni, Prajakta., Thorat, Rasika., 2014, Digital Table
Booking and Food Ordering System Using Android Application, International Journal of
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 187
Emerging Engineering Research and Technology, Volume 2, Issue 7, October 2014, ISSN
2349-4395 (Print) & ISSN 2349-4409 (Online), hal 76-81.
[9]
Shelly, G., Rosenblatt, H., 2012, System Analysis and Design, Ninth Edition, Course
Technology, Cengage Learning.
[10] Jackson, Sherri L., 2011, Research Methods: A Modular Approach, Second Edition,
Wadsworth, Cengage Learning.
[11] Pressman, Roger., Maxim, Bruce., 2014, Software Engineering: A Practitioner's
Approach, Eighth Edition, McGraw-Hill Science/Engineering/Math.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

188
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Perancangan Clinical Information System (CIS) Pada
Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit ABC
Desi Pibriana
STMIK GI MDP; Jl. Rajawali No. 14 Palembang, telp: (0711) 376400
Jurusan Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang
e-mail: [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi yang semakin maju beberapa tahun terakhir mendorong perlunya
penyampaian informasi yang cepat dalam kegiatan pelayanan di berbagai bidang. Selama ini,
seluruh proses di Rumah Sakit ABC, dimulai dari proses pendaftaran bagi pasien baru,
registrasi untuk berobat menuju poliklinik, pemeriksaan, pemeriksaan lanjutan di laboratorium,
pembayaran obat dan pelayanan rumah sakit masih ditulis di kertas atau kartu. Hal ini
mengakibatkan petugas memerlukan waktu yang lama untuk mengakses data tersebut. Selain
itu, Rumah Sakit ABC saat ini harus menghadapi besarnya biaya operasional seperti
percetakan kartu dan pembelian rak penyimpanan, seringnya terjadi kehilangan dan redudansi
data, serta tidak efisiennya proses pelaporan bagi pimpinan Rumah Sakit. Oleh karena itu,
dirancang suatu Sistem Informasi Klinis/ Clinical Information System (CIS) yang berbasis
website dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Perancangan Sistem
Informasi ini dilakukan dengan menggunakan metodologi FAST (Framework for the Aplication
of System Thinking). Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan sistem Informasi klinis
lengkap dengan antar muka pengguna yang siap dibangun untuk membantu pegawai Rumah
Sakit ABC Palembang dalam melayani pasien rawat jalan agar pasien dapat menerima
pelayanan yang lebih cepat, tepat dan akurat.
Kata kunci— Rumah Sakit, Sistem Informasi Klinis, Sistem Informasi Berbasis Website, Rawat
Jalan, FAST
Abstract
The development of technology has increased rapidly in the past few years encourage the
needed for rapid information delivery in service activity in many section. During this time, the
entire process in ABC Hospital, starting from the process of registration of the new patients,
registration for treatment to the clinic, examination, further examination in the laboratory, the
payment of medicine and hospital service are still written on paper or card. As a result,
Hospital employee have to take a long time to access the data. In addition, today ABC Hospital
have to face operational costs such as printing cards and purchasing shelves for data storage,
frequent data loss and redudancy, and inefficiency in reporting process for management of the
ABC Hospital. Therefore, the purpose of ths study is to design a Clinical Information System
(CIS) in a website based with the PHP programming language and MySQL as a database. This
Information system is designed using a FAST (Framework for the Application of Systems
Thinking) methodology. The result of this study is a Clinical Information System design
complete with a user interface that is ready to be built to help ABC Hospital Employee in
outpatient service so that patient can receive more quickly, precisely and accurately service.
Keywords— Hospital, Clinical Information System, Website Based Information System,
Outpatient Service, FAST
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 189
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
1. PENDAHULUAN
P
erkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi beberapa tahun terakhir, dapat membawa
perubahan yang sangat pesat dalam kehidupan berorganisasi. Perubahan-perubahan itu
membawa akibat berupa tuntutan yang lebih tinggi bagi setiap individu untuk lebih
meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi, terlebih dalam melayani masyarakat luas.
Rumah Sakit, merupakan salah satu institusi pelayanan umum yang sangat
membutuhkan suatu pelayanan yang cepat, akurat dan andal dalam pelayanan kepada pasiennya.
Banyaknya data yang akan dikelola serta perlunya penyampaian informasi yang cepat dalam
kegiatan pelayanan rumah sakit, menjadikan teknologi informasi sebagai media yang dianggap
maampu dalam membantu pengelolaan data dan penyajian informasi yang mudah, cepat,
akurat,serta terintegrasi. Hal ini juga tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun
2013 Pasal 4 Ayat 2 yang menyatakan suatu pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
harus mampu dalam meningkatkan serta mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit [1].
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit ABC kepada pasiennya
adalah pelayanan instalasi rawat jalan. Instalasi rawat jalan ini menangani berbagai proses yang
dimulai dari proses registrasi pasien, pemeriksaan oleh dokter atau perawat, pemeriksaan
lanjutan yang merupakan pemeriksaan yang sewaaktu-waktu diperlukan dengan melibatkan
laboratorium, pengambilan obat yang melibatkan apotek yang ada di Rumah Sakit ABC, serta
pembayaran di kasir.
Selama ini, Rumah Sakit ABC melakukan semua proses yang ada pada instalasi rawat
jalan dengan menggunakan pencatatan di dalam buku, di atas kertas atau kartu yang kemudian
disimpan di rak penyimpanan sebagai bukti bahwa pasien telah menerima jasa pelayanan
instalasi rawat jalan pada Rumah Sakit ini. Banyaknya pasien yang datang setiap harisnya untuk
berobat pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit ABC ini, akan sangat merepotkan apabila akan
dilakukan pencarian data serta informasi untuk pasien tertentu karena menumpuknya kertas dan
kartu sehingga harus dicari satu persatu. Oleh karena itu akan dirancang suatu antarmuka sistem
informasi klinis atau Clinical Information System (CIS) sebagai pengganti sistem lama agar
seluruh proses di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit ABC dapat dilakukan dengan mudah,
cepat, tepat dan akurat.
CIS merupakan modul yang terdiri dari modul–modul yang meng-cover seluruh proses
klinis yang terdiri dari Outpatient Clinical Management (terdiri dari order management,
electronic medical record/EMR, prescription, dan medical allerts) serta inpatient Clinical
Management [2]. Disebutkan pula bahwa lingkup dari sistem informasi klinis meliputi proses
penyimpanan dan pengambilan informasi di dalam membantu kegiatan pelayanan langsung
kepada pasien Sabarguna (2004) dalam [3]. Sistem Informasi Klinis juga dinilai sebagai sebuah
infrastuktur baru yang penting dalam mempengaruhi keterjangkauan dan keamaan dalam
pelayanan kesehatan [4]. Tantangan dalam mendesain CIS ini adalah dalam hal menyediakan
kontrol untuk menjamin keamanan serta privasi dari informasi kesehatan pribadi pasien tertentu
oleh suatu organisasi kesehatan [4]. Adapun tujuan dari adanya sistem informasi klinis ini
adalah untuk memperoleh hasil yang akurat, mempercepat pelayanan dan menghemat tenaga
sedangkan manfaat dari Sistem informasi klinis adalah untuk permintaan tujuan dan target serta
memperhatikan kebutuhan pelayanan [3].
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Metodologi Pengembangan Sistem
Sistem Informasi Klinis yang akan dirancang dikembangkan dengan menggunakan
metodologi proses pengembangan sistem (classic systems development process) yang bernama
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
190
ISSN : 2407-4322
FAST( Framework for the Aplication of System Thinking) dengan pendekatan Model Driven
Development Sytategy dengan alasan karena metode FAST standarisasinya baik serta proses
yang stabil dan terencana [5]. Tahapan dalam metodologi FAST Model Driven terdiri dari scope
definition, problem analysis, requirement analysis, logical design, decision analysis, phisical
design and integration, construction and testing serta instalasi dan pengiriman [5].
Pada penelitian ini, dari 8 metodologi FAST Model driven, akan digunakan 4 fase awal
yakni scope definition, problem analysis, requirement analysis, logical design dalam merancang
Sistem Informasi Klinis di Rumah Sakit ABC. Selanjutnya penelitian ini diarahkan pada
perancangan sistem informasi klinis sehingga menghasilkan prototype sistem yang akan
dibangun berikut rancangan antarmuka sistem.
Gambar 1. Model Driven Development Sytategy (Sumber: [5])
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Sistem Lama
Permasalahan-permasalahan yang muncul dari penggunaan sistem lama yang masih
menggunakan pencatatan pada buku, kertas serta kartu dan belum terkomputerisasi adalah:
1. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengakses data ketika diperlukan
2. Seringnya terjadi kehilangan data
3. Penggandaan data pasien
4. Besarnya biaya Operasional
5. Pembayaran biaya obat dan pelayanan Rumah Sakit yang belum terotomasi
6. Proses pelaporan kepada pimpinan Rumah Sakit masih membutuhkan waktu yang lama
3.2 Analisis Masalah
Untuk menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada, digunakan analisis sebab –
akibat (cause and effect analysis), yaitu sebagai berikut :
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 191
1. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengakses data ketika diperlukan
Seluruh data yang masih tercatat di buku, kertas dan kartu serta tersimpan pada rak/
lemari penyimpanan arsip menyebabkan lamanya waktu yang diperlukan ketika petugas
rekam medis atau bagian administrasi dalam mencari data pasien tertentu.
2. Seringnya terjadi kehilangan data
Kesalahan dalam peletakan buku, kertas atau kartu yang disusun di dalam rak
penyimpanan dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan data, dan akan menjadi sulit
ketika data tersebut benar-benar dibutuhkan.
3. Penggandaan data pasien
Proses registrasi pasien di Rumah Sakit ABC teridiri atas registrasi awal (registrasi
ketika seseorang belum pernah berobat di Rumah Sakit ABC sebelumnya) serta
registrasi berobat (untuk pasien yang sudah terdaftar di Rumah Sakit ABC yang akan
menuju poliklinik tertentu untuk mendapatkan pemeriksaan). Keseluruhan proses
registrasi masih dicatat ke dalam buku, kemudian bagi pasien baru akan mendapat kartu
identitas berobat serta kartu pemeriksaan yang semuanya dilakukan dengan menuliskan
secara manual ke dalam buku dan kartu tersebut. Dikarenakan belum adanya otomasi
pengecekan data pasien, maka bagi pasien yang sudah pernah terdaftar tetapi tidak
membawa kartu berobat akan mendaftarkan dirinya kembali seperti belum pernah
berobat sebelumnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya penggandaan data pasien yang
sama.
4. Besarnya biaya operasional
Belum adanya komputerisasi untuk pencatatan registrasi, hasil pemeriksaan, pencatatan
rekam medis, peresepan, pengambilan dan pembayaran obat, perekapan dan
pembayaran biaya pelayanan serta pelaporan kepada pihak manajemen menyebabkan
rumah sakit ABC harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mencetak kartu / kertas yang
diperlukan untuk pencatatan tersebut. Selain kertas dan kartu, Rumah Sakit ABC juga
harus mengeluarkan biaya tambahan untuk tempat penyimpanan berkas dan kartu-kartu
tersebut mengingat semakin bertambahnya jumlah pasien setiap harinya.
5. Pembayaran biaya obat dan pelayanan Rumah Sakit yang belum terotomasi
Perhitungan biaya obat dan pelayanan rumah sakit yang telah diterima pasien dilakukan
dengan merekap berbagai pelayanan serta obat yang diterima pasien secara manual
kemudian dihitung
dengan menggunakan kalkulator memungkinkan terjadinya
kesalahan perhitungan (human error).
6. Proses pelaporan kepada pimpinan Rumah Sakit masih membutuhkan waktu yang lama
Pembuatan laporan yang selama ini masih dilakukan dengan merekap data-data dari
berbagai bagian yang terpisah, dalam hal ini bagian registrasi, pemeriksaan/ rekam
medis, apotek, serta bagian administrasi keuangan (kasir) untuk dilaporkan kepada
pimpinan Rumah Sakit ABC selama jangka waktu tertentu kemudian diketik dengan
menggunakan aplikasi spreadsheet seperti Ms. Word dan Ms. Excel dirasa masih
menyulitkan para staff rumah sakit untuk membuat laporan dengan cepat.
Dari analisis masalah di atas, dapat ditentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem (System
Improvement Objective) sebagai berikut :
1. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengakses data ketika diperlukan
Meningkatkan efisiensi proses pencarian data pasien, dokter, penyakit, riwayat
penyakit, obat serta data petugas dengan menyimpan seluruh data tersebut secara
terstruktur sehingga mempermudah proses pengaksesannya
2. Seringnya terjadi kehilangan data
Untuk meminimalisir terjadinya kehilangan data yang disebabkan oleh salah peletakan/
penyusunan, dilakukan dengan penyimpanan data menggunakan basis data. Hal ini juga
dapat meminimalisir penggunaan rak/ lemari penyimpanan sehingga tidak
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

192
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
3.
4.
5.
6.
membutuhkan tempat yang besar/ luas untuk menyimpan data pasien yang semakin hari
semakin bertambah banyak.
Penggandaan data pasien
Untuk mencegah terjadinya pendaftaran yang berulang-ulang oleh pasien yang sama
hanya dikarenakan pasien tidak membawa kartu identitas berobat dapat dilakukan
dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap data pasien sebelum melakukan
penginputan data yang baru. Pendataan pasien yang tidak lengkap juga dapat diatasi
dengan memberikan peringatan saat ada data yang belum diisi. Selain itu, sistem yang
dirancang dapat menghasilkan print out kartu identitas berobat pasien sehingga tidak
perlu untuk melakukan pencatatan data yang sama berulang-ulang.
Besarnya biaya operasional
Meminimalisir jumlah penggunaan data berbentuk kertas/ kartu/ formulir sampai
dengan 50% sehingga dapat meminimalisir biaya operasional Rumah Sakit dalam hal
pencetakan kartu-kartu serta penyediaan fasilitas tempat penyimpanan yang berupa rakrak penyimpanan kertas/ kartu yang akan semakin bertambah seiring bertambahnya
jumlah data yang harus dicatat.
Pembayaran biaya obat dan pelayanan Rumah Sakit yang belum terotomasi
Meminimalisir terjadinya kesalahan perekapan data obat serta pelayanan yang diterima
oleh pasien saat menerima jasa Rawat Jalan, serta meminimalisir terjadinya kesalahan
perhitungan biaya yang harus dibayar oleh pasien kepada pihak Rumah Sakit ABC.
Proses pelaporan kepada pimpinan Rumah Sakit masih membutuhkan waktu yang lama
Sistem diharapkan dapat mempermudah pihak manajemen Rumah Sakit dalam melihat
perkembangan rumah sakit secara langsung tanpa harus menunggu hasil rekapan dari
berbagai bagian, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan di tingkat
manajemen dengan lebih cepat dan efisien serta diharapkan sistem dapat mencetak
laporan dalam bentuk hard copy jika diperukan untuk arsip.
3.3 Analisis Kebutuhan
Maka dari hasil analisis masalah yang telah diuraikan,
dipenuhi ada 2 kategori, yaitu:
3.3.1
maka kebutuhan yang harus
Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan deskripsi mengenai aktivitas dan layanan yang harus
diberikan/ disediakan oleh sebuah sistem [5]. Persyaratan fungsional sering diidentifikasikan
dalam istilah input, output, proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran
peningkatan sistem [5]. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem berdasarkan
analisis masalah yang telah diuraikan meliputi:
1. Sistem harus dapat menangani proses registrasi pasien, baik pasien yang baru pertama
kali berobat di Rumah Sakit ABC maupun pasien yang sudah pernah berobat
sebelumnya untuk registrasi di poliklinik tujuan.
2. Sistem harus dapat menyimpan seluruh data pasien, dokter, penyakit, riwayat penyakit,
hasil pemeriksaan (baik pemeriksaan lanjutan maupun pemeriksaan oleh dokter), obat,
serta data petugas secara terstruktur
3. Sistem harus dapat menangani proses pencarian data pasien, dokter, penyakit, riwayat
penyakit, obat, serta data petugas
4. Sistem harus dapat menangani proses perhitungan biaya baik itu biaya pelayanan rumah
sakit maupun biaya obat
5. Sistem harus dapat menangani pembuatan dan pencetakan kartu berobat, slip
pembayaran serta laporan untuk pihak manajemen Rumah Sakit ABC.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 193
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.3.2
Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional merupakan deskripsi mengenai fitur, karakteristik dan
batasan lainnya yang menentukan apakah sistem memuaskan atau tidak[5]. Kerangka kerja
PIECES yang telah digunakan dalam mengidentifikasi masalah, kesempatan dan batasan dapat
juga digunakan sebagai kerangka kerja untuk menentukan persyaratan draft [5]. Kebutuhan nonfungsional yang telah diuraikan kemudian dirangkum dalam Tabel 1 dengan klasifikasi
PIECES framework.
Tabel 1 Klasifikasi Kebutuhan Non Fungsional Berdasarkan PIECES
Jenis Kebutuhan
Non-functional
Kinerja
(Performance)
Informasi
(Information)
Segi Ekonomi
(Economic)
Pengontrolan
Sistem (Control)
Jenis Kebutuhan
Non-functional
Efisiensi Sistem
(Efficiency)
Pelayanan Sistem
(Service)
Penjelasan
- Diharapkan dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
setiap pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem.
- Data klinis pasien terintegrasi sehingga pengolahan data menjadi lebih mudah
dan akurat
- Diharapkan dapat memberikan data yang konsisten serta dapat mencegah
terjadinya redudancy data
- Diharapkan dapat Meminimalisir terjadinya kesalahan pencatatan data
- Mengurangi biaya percetakan untuk kegiatan registrasi / pendaftaran, kartu
berobat / kartu poliklinik serta biaya pembelian rak penyimpanan berkas/ kartu.
- Mengotentikasi User dan memberikan batasan hak akses untuk tiap – tiap fitur
sesuai dengan jabatan masing – masing
- Memiliki backup data sehingga akses data masih bisa berjalan walaupun server
down.
Penjelasan
- Diharapkan sistem dapat mencatat aktifitas setiap user sehingga dapat
meminimalisir terjadinya manipulasi data oleh user yang tidak bertanggung
jawab
- mempersingkat waktu yang diperlukan untuk pencarian / pemrosesan data
klinis pasien
- Mengurangi beban kerja para pegawai / petugas di Rumah Sakit ABC
Palembang dalam menangani proses klinis pasien terutama dalam hal
pelaporan kepada pimpinan.
- Diharapkan sistem memiliki tampilan yang user friendly sehingga mudah
dipelajari, dipahami dan digunakan oleh user
- Dapat memberikan data – data yang akurat dan lengkap sehingga dapat
membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan
Pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa untuk memaksimalkan kinerja di Rumah Sakit
ABC, sistem diharapkan dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
setiap pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem. Untuk memaksimalkan
pemanfaatan informasi, sistem diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh data klinis pasien
rawat jalan di Rumah Sakit ABC sehingga pengolahan data menjadi lebih mudah, cepat, dan
terhindar dari redudansi data. Dari segi ekonomi, sistem baru diharapkan dapat mengurangi
biaya operasional Rumah Sakit ABC dalam hal pencetakan kartu dan pembelian rak
penyimpanan berkas. Dari segi kontrol terhadap data, sistem baru diharapkan dapat memberikan
batasan hak akses bagi setiap pengguna sesuai dengan bidang tugas masing-masing sehingga
dapat meminimalisir terjadinya manipulasi data oleh pengguna yang tidak berhak. Dari sisi
efisiensi, sistem diharapkan dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pencarian,
pemrosesan dan pelaporan data klinis pasien sehingga mengurangi beban kerja petugas rekam
medis terutama dalam hal perekapan ulang seluruh data yang diperlukan untuk dilaporkan
kepada pimpinan. Dalam hal pelayanan, sistem diharapkan dapat memiliki tampilan yang user
friendly sehingga mudah dipelajari dan dipahami oleh pengguna sehingga secara tidak langsung
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
194
ISSN : 2407-4322
dapat mempersingkat waktu pelayanan kepada para pasien. Selain itu, laporan yang dihasilkan
dari sistem diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
dengan cepat sehingga dapat meningkatkan kuaitas pelayanan secara berkesinambungan.
3.4 Pemodelan Proses Logika
Pemodelan proses logika merupakan bagian dari analisis persyaratan bisnis [5]. Model
proses logika fokus pada proses dan perspektif system owner dan atau system user dan biasanya
dibuat sebagai penyelesaian fase analisis persyaratan proyek [5]. Untuk memodelkan
persyaratan proses bisnis, pemodelan proses logika dapat dilakukan dengan penggambaran
diagram dekomposisi dan data flow diagram (DFD).
3.4.1 Diagram Dekomposisi
Diagram dekomposisi digambarkan untuk mempartisi sistem menjadi sub sistem dan
atau fungsi logika [5]. Diagram dekomposisi untuk sistem yang akan dirancang dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2 Diagram Dekomposisi Sistem yang Dirancang
Pada Gambar 2 digambarkan bahwa Sistem Informasi Klinis dipartisi menjadi
subsistem yang terdiri dari login, pendaftaran, pendataan, pemeriksaan, kelola pemeriksaan
penunjang, kelola apotek, pembayaran tagihan rumah sakit serta laporan. Subsistem Pendaftaran
dibagi lagi menjadi sub sistem yang lebih kecil, yakni subsistem pendaftaran pasien baru dan
pendaftara kunjungan yang dala hal ini kunjungan ke poliklinik. Subsistem pendataan dibagi
menjadi pendataan user, pendataan dokter, pendataan petugas poliklinik, pendataan diagnosa,
pendataan poliklinik serta pendataan obat. Subsistem pemeriksaan dibagi menjadi subsistem
pemeriksaan oleh dokter dan peresepan. Subsistem kelola pemeriksaan penunjang dibagi
menjadi 2 buah sub sistem yakni kelola lab dan kelola radiologi, sementara subsistem kelola
apotek dibagi menjadi 2 buah subsistem, yakni pengambilan obat dan pembayaran obat.
Subsistem Laporan dibagi menjadi 4 subsistem, yakni laporan penyakit, peresepan obat,
pendaftaran pasien serta statistik kunjungan pasien.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 195
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.4.2 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang diinput untuk menggambarkan
dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar, dari sistem, dimana data disimpan,
proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses
yang dikenakan pada data tersebut [6]. Ada 2 Jenis DFD, yaitu DFD logis dan DFD fisik. DFD
logis menggambarkan proses tanpa menyarankan bagaimana mereka akan lakukan, sedangkan
DFD fisik menggambarkan proses model berikut implementasi dan pemrosesan informasinya
[7]. Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi pada
sistem yang akan dirancang. Gambaran proses yang terjadi pada sistem yang dirancang dapat
dilihat pada Gambar 3.
Tag ihan Resep
Bukti Pembayaran Resep
Username_Password
PETUGAS APOTEK
Input Data Obat
Kartu Identitas Berobat
Resep
Validasi User
Bayar Resep
Data Diri
Kartu Identitas Berobat
Kartu Identitas Berobat
Bayar Resep
Bayar RS
PASIEN
Username dan password
Input Data Pasien
Input Data Diag nosa
Input Data Poliklinik
0
Kartu Identitas Berobat
KEPALA RUM AH SAKIT
ABC
URMINTU
PETUGAS REKAM MEDIS
Input Data Reg istrasi
Data Diri Pasien
Validasi User
Tag ihan Resep
Kartu Identitas Berobat
Username_Password
Bukti Pembayaran Resep
Validasi User
Input Data Petug as Apotek
Input Data Petug as Lab
Printed Form: Tag ihan RS
Bukti Pembayaran RS
Input Data Dokter
Obat
Username_Password
Validasi User
Laporan Penyakit Pasien
Laporan Peresepan Obat
Laporan Statistik Kunjungan Pasien
Laporan Pendaftaran Pasien
Input Data Petug as Kasir
Input Data Petug as Radiologi
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Radiolog i
Kartu Identitas Berobat
Username_Password
CIS Pelayanan Pasien Rumah Sakit ABC
Validasi User
Hasil Pemeriksaan Radiolog i
Rekap Pelayanan Radiolog i
Username_Password
Hasil Periksa Rawat Jalan
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Radiolog i
Hasil Pemeriksaan Lab
+
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Lab
Resep
Rekap Pelayanan Lab
Username_Password
PETUGAS RADIOLOGI
Validasi User
PETUGAS POLIKLINIK
Data Peng unjung
Cek Hasil Periksa Rawat Jalan
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Lab
Kartu Identitas Berobat
PETUGAS LAB
Validasi User
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Radiolog i
DOKTER
Hasil Pemeriksaan Lab
Validasi User
Username_Password
Resep
Hasil pemeriksaan Rawat Jalan
Permintaan Pemeriksaan Lanjutan Lab
Username_Password
Validasi User
Tag ihan RS
PETUGAS KASIR
Bayar RS
Bukti Pembayaran RS
Gambar 3 Diagram Konteks Sistem yang Dirancang
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

196
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Gambar 3 menunjukkan sistem yang dirancang memiliki 9 entitas, yaitu pasien, petugas
apotek, petugas rekam medis, urmintu, petugas lab, petugas kasir, dokter, petugas poliklinik,
serta kepala/ pimpinan Rumah Sakit ABC. Dari diagram level konteks pada Gambar 3,
proses klinis di Rumah Sakit ABC dipecah menjadi level yang lebih rinci lagi dengan dibagi
menjadi 8 proses yang terdiri dari proses login, pendaftaran, pendataan, pemeriksaan, kelola lab,
kelola apotek, pembayaran tagihan rumah sakit, serta laporan pada Data Flow Diagram level
nol (DFD level 0).
Selanjutnya DFD Level 0 ini dipecah kembali menjadi Data Flow Diagram Level 1
(DFD Level 1) untuk masing-masing proses pada level nol agar lebih terperinci. Pada Proses
login, satu-satunya entitas yang tidak melakukan login adalah pasien. Disini, pasien tidak
bersentuhan langsung dengan aplikasi sistem informasi klinis yang akan dirancang. Semua user
yang melakukan login mendapat validasi username dan password dari datastore User.
Proses pendaftaran pada DFD Level 0, dipecah menjadi 2 proses pada DFD Level 1,
yaitu pendaftaran pasien baru dan pendaftaran pasien kunjungan. Pendaftaran pasien baru disini
maksdunya adalah pendaftaran pasien yang pertama sekali ketika pasien yang datang belum
pernah berobat sebelumnya di Rumah Sakit ABC. Sementara pendaftaran pasien kunjungan
merupakan pendaftaran yang dilakukan ketika pasien yang sudah pernah terdaftar sebelumnya
di Rumah Sakit ABC dan mengunjungi rumah sakit untuk berobat kembali. Pada proses
pendaftaran ini terdapat 2 datastore yaitu datastore pasien untuk pasien yang baru mendaftar,
dan datastore registrasi untuk pasien yang melakukan kunjungan.
Proses pendataan pada DFD Level 0, dipecah menjadi 7 proses pada DFD Level 1,
diantaranya adalah olah data diagnosa (tabel master penyakit), olah data poliklinik, olah data
dokter, olah data petugas lab, olah data petugas apotek, olah data petugas kasir, olah data obat.
Pada proses ini terdapat 7 datastore yang terdiri dari diagnosa, poliklinik, dokter, petugas lab,
petugas apotek, petugas kasir dan obat.
Proses pemeriksaan pada DFD Level 0, dipecah menjadi 3 proses pada DFD Level 1,
yaitu pemeriksaan oleh dokter, peresepan dan pendataan pelayanan dimana proses pemeriksaan
oleh dokter menhasilkan datastore riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan, proses peresepan
menghasilkan datastore resep dan resep obat. Proses kelola apotek pada DFD Level 0, dipecah
menjadi menjadi 2 proses pada DFD Level 1, yaitu pengambilan obat dan pembayaran obat.
Dimana proses pembayaran obat menghasilkan datastore tagihan resep.
Proses pelaporan pada DFD Level 0, dipecah menjadi 4 proses pada DFD Level 1, yaitu
laporan penyakit pasien, laporan peresepan obat, laporan peendaftaran pasien serta laporan
statistik kunjungan yang masing-masing diambil dari datastore. Seperti laporan penyakit pasien
diambil dari datastore riwayat penyakit, laporan peresepan obat diambil dari datastore resep,
laporan pendaftaran pasien diambil dari datastore pasien, dan laporan statistik kunjungan
diambil dari datastore registrasi.
3.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambar atau diagram yang menunjukkan
informasi yang dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem [7]. Rancangan ERD yang
diusulkan untuk sistem yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4, dimana Pada ERD dalam
Gambar 4 terdapat 16 entitas yang terdiri dari pasien, registrasi, hasil pemeriksaan, user, dokter,
petugas poliklinik, poliklinik, resep, resep obat, obat, tagihan resep, diagnosa, riwayat diagnosa,
hasil periksa lab, hasil periksa radiologi, dan tagihan rawat jalan. Setiap entitas memiliki atribut
masing-masing yang telah disesuaikan dengan formulir yang berlaku di Rumah Sakit ABC
Palembang.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 197
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
198
ISSN : 2407-4322
3.5 Rancangan Antar Muka Sistem yang Diusulkan
Berikut merupakan rancangan antar muka sistem informasi klinis rawat jalan di Rumah
Sakit ABC yang diusulkan.
3.5.1. Halaman Login
Logo
“Selamat Datang di Rumah Sakit Bhayangkara”
Username
xxxxxx
Password
xxxxxx
Login
Reset
Gambar 4 Tampilan Halaman Login
Gambar 5 merupakan halaman awal saat website Sistem Informasi Klinis dibuka.
Halaman ini ditampilkan untuk seluruh user yang akan mengakses Sistem Informasi Klinis
dengan hak akses yang berbeda-beda untuk setiap user-nya. User yang dapat mengakses sistem
ini terdiri dari petugas rekam medis, petugas poliklinik, dokter, urmintu (merupakan bagian
yang menangani admnistrasi di Rumah Sakit ABC), Petugas Apotek, Petugas Laboratorium,
Petugas Radiologi, Kasir serta Pimpinan Rumah Sakit ABC.
3.5.2. Halaman untuk Petugas Rekam Medis
Gambar 6 menunjukkan halaman utama untuk petugas rekam medis setelah melakukan
login. Hak akses untuk petugas rekam medis disini adalah mengelola data pasien baik itu pasien
baru maupun pasien kunjungan (registrasi), mengelola data poliklinik serta data diagnosa
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Pasien Baru
Registrasi
Data Pasien
Poliklinik
Diagnosa
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 5 Halaman Petugas Rekam Medis
3.5.3. Halaman untuk Petugas Poliklinik
Gambar 7 menunjukkan hak akses dari petugas poliklinik. Di halaman ini petugas
poliklinik berhak mengakses riwayat penyakit pasien dengan nomor rekam medis tertentu,
menginput hasil pemeriksaan dokter, menginput hasil pemeriksaan lanjutan untuk pasien yang
di instruksikan untuk mendapat pemeriksaan lanjutan di lab atau radiologi oleh dokter, serta
dapat pula menginputkan resep. Semua yang diinputkan oleh petugas poliklinik ini atas instruksi
dari dokter yang sedang bertugas
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 199
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Riwayat
Penyakit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Lanjutan
Resep
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 6 Halaman Petugas Poliklinik
3.5.4. Halaman untuk Dokter
Pada Gambar 8 terlihat bahwa hak akses dokter terdiri dari edit profil yaitu dokter dapat
mengedit data pribadinya yang pernah diinputkan oleh petugas urmintu, riwayat penyakit yaitu
dokter dapat melihat riwayat penyakit paasien tertentu berdasarkan nomor rekam medisnya,
menginputkan hasil periksa dan periksa lanjutan, serta memasukkan data resep yang kemudian
dapat langsung diambil pasien di apotek
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Edit Profil
Riwayat
Penyakit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Lanjutan
Resep
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 7 Halaman Dokter
3.5.5. Halaman untuk Urmintu
Pada Gambar 9 terlihat bahwa urmintu dapat mengelola data pengguna sistem informasi
klinis, data dokter serta data petugas poliklinik
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Kelola
Pengguna
Kelola Data
Dokter
Kelola Data
Poliklinik
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 8 Halaman Urmintu
3.5.6. Halaman untuk Petugas Apotek
Pada Gambar 10 terlihat bahwa petugas apotek berhak mengelola data obat, merekap
data obat, data resep serta mengelola tagihan terhadap resep yang diberikan kepada pasien.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
200
ISSN : 2407-4322
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Kelola Data
Obat
Rekap Data
Obat
Rekap Data
Resep
Tagihan Resep
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 9 Halaman Petugas Apotek
3.5.7. Halaman untuk Petugas Laboratorium
Gambar 11 dapat dilihat bahwa petugas laboratorium/ lab hanya dapat mengelola hasil
lab dimana petugas lab hanya dapat memberikan hasil pemeriksaan lab atas instruksi dari dokter
yang dilakukan dengan memasukkan nomor identitas pasien. Jika tidak ada rekomendasi dari
dokter untuk pasien tertentu, maka tidak ada pengelolaan hasil lab yang dapat dilakukan.
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Kelola
Hasil Lab
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 10 Halaman Petugas Laboratorium
3.5.8. Halaman untuk Petugas Radiologi
Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa radiologi hanya dapat mengelola hasil
pemeriksaan radiologi, dimana petugas radiologi hanya dapat memberikan hasil pemeriksaan
atas instruksi dari dokter yang dilakukan dengan memasukkan nomor identitas pasien. Jika tidak
ada rekomendasi dari dokter untuk pasien tertentu, maka tidak ada pengelolaan hasil radiologi
yang dapat dilakukan.
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Kelola
Hasil Radiologi
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 11 Halaman Petugas Radiologi
3.5.9. Halaman untuk Petugas Kasir
Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa petugas kasir hanya dapat melihat rekapan data
tagihan rawat jalan di Rumah Sakit ABC Palembang, dimana rekapan ini didapat dari proses
sebelumnya
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 201
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Rekap Tagihan
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 12 Halaman Kasir
3.5.10. Halaman untuk Pimpinan Rumah Sakit ABC
Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Dengan Hati Nurani
Logo
Home
SISTEM INFORMASI KLINIS RUMAH SAKIT
ABC PALEMBANG
Laporan Pasien
Laporan
Penyakit
Laporan Obat
Laporan
Kunjungan
Statistik
Kunjungan
Logout
Company News
- News 1
- News 2
- News 3
Partner Links
- Link 1
- Link 2
- Link 3
Gambar 13 Halaman Pimpinan Rumah Sakit ABC
Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa pimpinan rumah sakit hanya dapat melihat dan
mencetak data laporan yang terdiri dari laporan pasien baru, laporan penyakit pasien, laporan
peresepan obat, serta laporan kunjungan pasien perbulan. Pimpinan rumah sakit juga dapat
melihat statistik kunjungan pasien ke Rumah Sakit ABC Palembang pertahunnya.
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini melibatkan 4 fase pada Metodologi FAST Model Driven dimulai dari scope
definition, problem analysis, requirement analysis hingga logical design. Masing-masing
tahapan dimulai dari scope definition (pendefinisian lingkup) digambarkan dengan
mendefinisikan dan menguraikan masalah yang saat ini terjadi di Rumah Sakit ABC.
Selanjutnya masuk pada tahapan problem analysis (analisis permasalahan) dimana pada
tahap ini dilakukan analisis yang lebih mendalam tentang sistem yang saat ini sedang
berjalan di Rumah Sakit ABC dengan menggunakan analisis sebab-akibat. Setelah domain
masalah dipahami, maka dilanjutkan dengan menjabarkan tujuan perbaikan sisem (System
Improvement Objective). Setelah analisis permasalahan, selanjutnya masuk ke tahap
requirement analysis (analisis kebutuhan). Analisis kebutuhan dalam perancangan ini
dilakukan dengan menguraikan kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem yang akan
dikembangkan, dimana kebutuhan non fungsional diuraikan dengan klasifikasi PIECES
framework. Setelah menganalisis kebutuhan sistem yang akan dikembangkan, tahap
selanjutnya adalah merancang model logik dari sistem yang akan dikembangkan dengan
menggambarkan diagram dekomposisi, Data Flow Diagram (DFD) level konteks, dan
Entity Relationship Diagram (ERD).
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
202
2.
ISSN : 2407-4322
Setelah melalui 4 fase dalam metodologi FAST Model Driven, dirancang suatu rancangan
antar muka Sistem Informasi Rawat Jalan untuk Rumah Sakit ABC sebagai hasil akhir dari
penelitian.
4.2. Saran
Dari hasil yang telah diuraikan, saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini
antara lain:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada rancangan antar muka Instalasi Rawat Jalan pada
Ruumah Sakit ABC, untuk itu penelitian selanjutnya dapat berfokus kepada penambahan
mudul lain seperti rawat inap dan Unit Gawat Darurat (IGD) agar menjadi sebuah Sistem
Informasi Rumah Sakit yang utuh.
2.
Pada penelitian ini, pemeriksaan penunjang hanya melibatkan 2 jenis instalasi penunjang,
yakni laboratorium dan radiologi. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
penambahan fitur pemeriksaan penunjang lain seperti fisioterapi dan rekam jantung.
3.
Penelitian ini hanya terbatas dengan 4 fase yang ada dalam metodologi FAST Model
Driven. Untuk itu penelitian selanjutnya dapat diarahkan pada pengaplikasian seluruh fase
(8 fase) yang ada pada FAST Model Driven agar menjadi suatu sistem nforormasi yang
utuh yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah sakit Bhayangkara untuk pengelolaan data
rawat jalan pada Rumah Sakit ABC.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013. [online] Tersedia:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%2082%20ttg%20Siste
m%20Informasi%20Manajemen%20RS.pdf [14 Oktober 2014]
[2] B.S, Mohammad. 2007. Petugas Medis Senang Pasien Pun Tenang. [online] Tersedia:
http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=5615&url=http://202.59.162.82/swamajalah/swa
digital/details.php%3Fcid%3D1%26id%3D5615 . [14 Oktober 2014]
[3] Tundjungsari, V. 2008. Aplikasi Klinik Kesehatan Online Berbasis Web. Konferensi dan
Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia. Jakarta. [online]
Tersedia
:
http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper115_Vitri_Tundjungsari_univ_YARSI.p
df. [14 Oktober 2014]
[4] Werner, J., Mathe, J.L., Duncavage, S., Malin, B., Ledeczi, A., Jirjis, J.N., Sztipanovits, J.
2007. Platform-Based Design for Clinical Information Systems. Industrial Informatics, 5th
IEEE International Conference on (Volume:2 )
[5] Whitten, L Jeffery, dkk. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6 (Diterjemahkan
oleh : Tim Penerjemah ANDI). Yogyakarta : Penerbit ANDI.
[6] Kristanto, A. 2003.Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta : Gava
Media.
[7] Al Fatta, Hanif. 2007.Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 203
Analisis dan Perancangan Iklan Rekrutmen Mahasiswa
Baru STMIK Potensi Utama Medan
Soeheri*1, M.Suyanto2, Amir Fatah Sofyan3
1
STMIK Potensi Utama
2,3
Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
E-mail: *[email protected], [email protected],[email protected]
Abstrak
Setiap tahunnya masing-masing PTS (perguruan Tinggi Swasta) selalu terjadi
persaingan ditambah lagi dengan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dalam memperebutkan
jumlah mahasiswa, agar tetap bertahan setiap PTS harus memahami hal-hal menjadi
pertimbangan bagi calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi (PT) dan juga akan
menjadikan pertimbangan tesebut sebagai keunggulan dalam berkompetitif. Untuk itu perlu
adanya alat promosi yang lebih handal dalam menjangkau khalayak ramai yaitu dengan iklan
televisi. Alat promosi harus efektif menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat,
membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan dan hal itu bisa dilakukan dengan
rumus atau model AIDCA(Attention, Interest, Desire, Conviction, Action). Outpu dari penelitian
ini adalah hasil rancangan berupa vidio iklan dan hasil analisis yang bisa dijadikan rujukan
bagi STMIK Potensi Utama untuk melakukan promosi. Berdasarkan rancangan yang dilakukan
untuk merancangan iklan televisi perlu adanya skema maupun tahapan-tahapan , yaitu pra
produksi, produksi dan pasca produksi serta kreatifitas iklan agar iklan menjadi daya tarik.
Berdasarkan hasil analisi dapat disimpulkan terdapat pengaruh efektifitas Interest, Coviction
dan Action terhadap iklan rekrutmen mahasiswa baru, sementara variabel Attention dan
Desire memiliki pengaruh terbalik terhadap minat memilih. Hal tersebut dapat dilihat dari
koefisen regresi dimana Attention dengan keofesien -0,210, interest 0,232, Desire -0,092,
Conviction 0,201, dan Action 0,831. Namun secara keseluruhan variabel AIDCA dilihat dari R
Square 0,653 atau sama dengan 65,3%, artinya variabel tersebut mampu menjelaskan 65,3%
perubahan terhadap minat calon mahasiswa. Sisanya dipengaruhi oleh faktor diluar dari
variabel yang diukur.
Kata Kunci : iklan, pengaruh iklan, aidca model.
Abstract
Every year, each PTS (Private universities) always be competition coupled with the
State (State University) in getting the number of students, in order to survive each PTS should
understand things into consideration for prospective students to choose a college (PT) and also
will make the judgment as a proficiency level of excellence in competitive advantage. For that
we need a more powerful promotional tool in reaching the general public that the television
ads. Effective promotional tools should attract attention, gain and encourage interest, arouse
desire, and generate tindakandah it can be done with a formula or model AIDCA (Attention,
Interest, Desire, Conviction, Action). The output of this research is the design in the form of
video ads and the results of the analysis can be used as a reference for STMIK Potensi Utama
for promotion. Based design is to design a television commercial need for the scheme and the
stages, ie pre-production, production and post-production as well as the creativity of
advertising in order to attract advertising. Based on the analysis results can be concluded there
is influence the effectiveness of Interest, Coviction and Action against new student recruitment
advertising, while variable Attention and Desire has a reverse effect on the interest of choosing.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
204
ISSN : 2407-4322
This can be seen from where the regression coefficient with keofesien -0.210 Attention, interest,
0.232, -0.092 Desire, Conviction 0.201, and Action 0.831. But overall variable AIDCA seen
from R Square .653 or equal to 65.3%, meaning that these variables can explain 65.3% change
in the interest of prospective students. The rest is affected by factors outside of the variables
measured.
Keywords : advertisi, the influence of advertising, aidca models
1. PENDAHULUAN
B
erdasarkan data dari panitia nasional SBMPTN ( Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri) pada tahun 2013 diseluruh indonesia berjumlah 653.000 calon mahasiswa.
Tentunya jumlah yang sangat besar tersebut tidak akan memenuhi kebutuhan pendidikan
jika pengelolaannya diserahkan semuanya kepada perguruan tinggi negeri (PTN), karena
perguruan tinggi hanya menyediakan 100.000 kursi untuk calon mahasiswa baru.Untuk itu
perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi bagian dari solusi hal tersebut. Namun PTS mempunyai
masalah tersendiri, karena dalam menjalankan operasional tentunya membutuhkan dan
bergantung pada jumlah mahasiswa, PTS akan mampu memberi pelayanan terbaik jika jumlah
mahasiswa semakin besar dan sebaliknya operasional akan bermasalah jika jumlah mahasiswa
sedikit.
Setiap tahunnya masing-masing PTS selalu terjadi persaingan ditambah lagi dengan
PTN dalam memperebutkan jumlah mahasiswa, agar tetap bertahan setiap PTS harus
memahami hal-hal menjadi pertimbangan bagi calon mahasiswa untuk memilih perguruan
tinggi (PT) dan juga akan menjadikan pertimbangan tesebut sebagai keunggulan dalam
berkompetitif.
Orang awam yang belum banyak mengetahui tentang marketing, merasa kaget dengan
istilah marketing pendidikan. Mereka mengira bahwa lembaga pendidikan itu akan
dikomersialkan.Persepsi masyarakat ini bisa saja benar bisa saja kurang benar, istilah marketing
bisa saja digunakan untuk lembaga-lembaga bisnis, seiring dengan perkembangan zaman.
Marketing tidak hanya digunakan dalam lembaga profit saja, melainkan juga banyak digunakan
dalam lembaga-lembaga nonprofit.Karena pada saat ini pendidikan juga menjadi komoditi yang
diperdagangkan.Pada saat ini banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang
menawarkan jasa pendidikan yang beraneka ragam.[1]
Menurut data yang diperoleh dari STMIK Potensi Utama tahun 2011 jumlah mahasiswa
baru mencapai 1035, pada tahun 2012 jumlah mahasiswa mencapa 816 dan terakhir pada tahun
2013 mencapai 978, itu artinya jumlah penerimaan mahasiswa baru cenderung mengalami
penurunan. Hal tersebut tidak terlepas dari benyaknya jumlah PTS itu sendiri dan juga
meningkatnya persaingan antara PTS.Walaupun STMIK Potensi Utama telah memiliki brand
position sendiri.Untuk propinsi Sumatera utara sendiri mencapai 234 PTS, hal ini berdasarkan
data dari kopertis wilayah 1.
Alat promosi harus efektif menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat,
membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan.Sasaran atau masyarakat dalam
menerima pesan informasi haruslah melalui tahap-tahap rumus dalam konsep model
AIDCA(Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) yaitu yang pertama, Attention berarti
iklan harus menarik perhatian masyarakat baik pembaca, pendengar maupun pemirsa. Kedua,
Interest berarti setelah merebut perhatian audiens, bagaimana memunculkan minat dan rasa
ingin tahu lebih jauh.Ketiga, Desire menggerakkan keinginan audiens untuk memiliki atau
menikmati produk tersebut.Keempat, Conviction meyakinkan audiens agar timbul rasa percaya
diri dengan menyodorkan pandangan positif.Kemudian, Action yaitu membujuk audiens
sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian[2].
Tanggapan terakhir yang diharapkan dari calon mahasiswa adalah keputusan untuk
memilih dengan kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik. Namun
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 205
keputusan untuk memilih merupakan proses hasil akhir yang panjang. Pihak managemen
berkeinginan untuk memasukkan sesuatu ke dalam pikiran calon mahasiswa, mengubah sikap ,
atau mendorong calon mahasiswa untuk bertindak. Setelah menentukan tanggapan yang
diinginkan dari calon mahasiswa, selanjutnya komunikator melanjutkan pesan yang efektif.
Idealnya pesan itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest),
membangkitkan keinginan (desire), menyakinkan calon mahasiswa dan menggerakkan tindakan
(action). Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (message) yang akan
disampaikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program
promosi, karena promosi merupakan salah satu cara yang digunakan pihak managemen untuk
mengadakan komunikasi dengan calon mahasiswa. Promosi yang disampaikan kepada calon
mahasiswa ini diharapkan mampu meningkatkan citra PT dan mendongkrak jumlah mahasiswa
di STMIK Potensi Utama.
2. METODELOGI PENELITIAN
2.1
Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sample yaitu metode purposive ( purposive sampling). Purposive sampling yaitu memilih
sample bertujuan secara subjektif. Hal ini dilakukan karena peneliti telah memahami bahwa
informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kelompok sasaran tertentu yang mampu
meberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memiliki informasi seperti itu dan
mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti [3]. Dalam hal ini pertimbangan yang
dipergunakan dalam menentukan karakteristik responden adalah sebagai berikut :
a. Sampel adalah mereka siswa dengan pendidikan SLTA sederajat dan pernah
mengetahui/ menyaksikan iklan rekrutmen mahasiswa baru.
b. Siswa yang dijadikan responden yaitu siswa kelas 3 (tiga)
c. Jumlah sampel yang diambil adalah 100 siswa
2.2
Metode Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini untuk
melakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas,yakni:
1) Uji Validitas menunjukkan sejauh mana tingkat ketepatan penggunaan alat ukur
tersebut terdapat gejala yang ingin diukur. Kuesioner dapat dikatakan valid jika
pertanyaan dalam suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner.
2) Uji Reliabilitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan bahwa sifat alat ukur yang kita
gunakan sudah cukup akurat, stabil, atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin
diukur.
2.3
Tehnik Analisa data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi yang bertujuan untuk
mengetahui besarnya pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini analisis regresi yang dipakai adalah analisis regresi linier berganda dimana
secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas X 1, X2, X3, ...
Xn,
2.4 Pengujian Hipotesis
1) Uji F, yaitu pengujian regresi secara simultan/serentak antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji F dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

206
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau untuk menguji tingkat
keberartian hubungan seluruh koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel terikat.
2) Uji t, yaitu pengujian regresi secara parsial/terpisah antar masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan untuk melihat kuat tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (secara parsial)
2.5
Formula AIDCA
Formula AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) merupakan formula
yang paling sering digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh, dan
formula itu dapat diterapkan pada suatu iklan hard-selling. Formula ini tidak hanya diterapkan
pada naskah iklan atau copy iklan, layout dan tipografi saja, tetapi juga diterapkan pada
pemilihan media, ukuran ruang iklan, dan posisi iklan itu dalam media publikasi [4].
2.6
Konsep dan skema Perancangan Iklan
Meracangan suatu iklan perlu adanya strategi yang terstruktur. Hal ini dilakukan agar
proses berjalan sesuai tahapan-tahapan serta menghasilkan iklan yang sesuai dengan yang
diinginkan
2.6.1 Konsep Visual
Pembuatan iklan rekrutmen mahasiswa baru melibatkan unsur- unsur keobjektifan
informasi yang akan disampaikan. Sehingga dalam mengolah bentuk visualnya harus bisa
memberikan gambaran seperti apa karakter STMIK Potensi Utama pada iklan itu nanti.
Pembentukan nilai-nilai estetika visual yang akan dilengkapi oleh audio, yang mengacu pada
karakteristik iklan televisi diangkat. Melihat karakteristik iklan televisi rekrutmen mahasiswa
baru STMIK Potensi Utama, maka pemilihan elemen-elemen visual mengikuti citra dari
karakteristik STMIK Potensi Utama itu sendiri. Penambahan visual effect sebagai dramatisasi
bentuk yang akan memberikan pengaruh pada hasilnya.
2.6.2 Konsep Warna
Pembuatan Iklan rekrutmen mahasiswa baru STMIK Potensi Utama, penulis
menggunakan beberapa warna seperti warna Biru yang berhubungan atau menggambarkan
teknologi komputer trasnparan masa depan atau hologram. Biru adalah basis untuk warna-warna
tapi tambahan adalah putih dan hijau menambah rasa rilaksasi pada saat melihatnya
2.6.3 Konsep Tipography
Pembuatan iklan rekrutmen mahasiswa baru STMIK Potensi Utama penulis
menggunakan font ticking time bomb menggambarkan karakter dari teknologi hologram dan
terkesan modern. Sedangkan untuk pemakaian huruf arial sebagai penegasan karena memiliki
karakter kaku dan tebal kemudian mudah di baca.
ticking digitalism :
abcdefghijklmnop
Arial :
ABCDEFGHIJKLMNOP
2.6.4 Konsep Grafis
Sebagai bagian yang tak terpisahkan iklan rekrutmen mahasiwa baru STMIK Potensi
Utama. Elemen-elemen grafisyang penulis buat pada iklan ini sengaja dibuatkan elemenelemen grafis yang sesuai dan tepat dengan karakteristik yang telah dibicarakan pada konsep
dengan pihak STMIK Potensi Utama, karena dengan grafis berbentuk hologram akan
memberikan kesan berkarakter teknologi masa depan dan modern.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 207
2.6.5 Konsep 3D
Animasi 3D merupakan komponen utama dari pembuatan iklan untuk televisi. Pada
dasarnya animasi 3D dapat memberikan pandangan baru dan terlihat nyata untuk audience-nya.
Konsep animasi 3D yang penulis tentukan untuk iklan ini dimana pembuatannya lebih
menekankan pada gerakan gerakan yang dinamis yang menandakan sebuah gerak tulisan
STMIK.
2.6.6 Konsep Audio
Peran utama audio sebagai pelengkap dan penambah daya tarik dalam mengikuti unsur
visual, audio merupakan bentuk ilustrasi suara yang mempertegas suasana dari visual. Dalam
iklan rekrutmen mahasiswa baru STMIK Potensi Utama ini audio berfungsi sebagai penutur
cerita yang ingin disampaikan, dan pembentukan irama bisa membantu dalam perpindahan
visual untuk membentuk suatu pola yang dinamis. Dalam pembuatan iklan rekrutmen
mahasiswa baru STMIK Potensi Utama narasi untuk memperjelas informasi yang akan
disampaikan.
2.6.7 Skema Pengerjaan Iklan televisi
Untuk meracangan suatu iklan perlu adanya strategi yang terstruktur. Hal ini dilakukan
agar proses berjalan sesuai tahapan-tahapan serta menghasilkan iklan yang sesuai dengan yang
diinginkan. Tahap Pra Produksi, Tahap prapoduksi adalah tahap diamana kita mengerjakan
semua pekerjaan dan aktifitas sebelum iklan televisi diproduksi secara nyata.Pemesan iklan
dapat menghemat biaya dengan menyusun perencanaan yang baik sebelum memproduksi iklan.
Pertama yang harus dipikirkan oleh produser adalah mempelajari naskah, storyboard dan
menganalisa teknik produksi yang akan diterapkan dalam produksi iklan televisi. Teknik
produksi meliputi live action, animasi dan efek-efek special.Tahap Production, Perencanaan
produksi memegang peranan penting sebelum memproduksi iklan televisi. Beberapa hal yang
harus dilakukan dalam perencanaan produksi antara lain memilih sutradara, menyeleksi
penawaran, memilih agen yang membuat iklan televisi, memperkirakan biaya dan waktu,
membuat jadwal produksi, menentukan kontruksi iklan televisi, pemilihan pemeran (casting),
menetapkan lokasi syuting pemilihan pakaian, persetujuan agensi dan pemesan, dan
mengadakan pertemuan produksi. Tahap PascaProduction, Tahap produksi adalah tahap periode
selama iklan diproduksi secara komesial. Tahap ini meliputi kegiatan syuting, perekaman suara,
pengaturan pencahayaan dan pemilihan kamera. Jika ingin membuat iklan tentang profile
perusahaan yang berdurasi 30 menit, paling tidak memerlukan waktu syuting 1-4 minggu atau
lebih, jadi kita memerlukan waktu syuting sekitar 2-7 hari untuk membuat iklan televisi
berdurasi 30 menit [5]
Supaya pengerjaan iklan televisi menjadi terstruktur dengan baik perlu dibuat sebuah
skema. Skema pengerjaan iklan ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Pengerjaan Iklan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
208
ISSN : 2407-4322
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Rancangan Iklan
Hasil dari perancangan iklan televisi ini sudah berdasarkan naskah dan storyboard.
Barikut ini gambaran iklan televisi yang telah dirancangan dan dilakukan pengujian. Suatu
media iklan yang baik harus memiliki tampilan yang menarik dan isi yang mudah dimengerti.
Demikian juga dengan tampilan Iklan televisi rekrutmen mahasiswa baru STMIK Potensi
Utama ini memanfaatkan aplikasi multimedia sebagai sarana media informasi dan periklanan
agar menarik dan mampu berperan secara efektif .
Pembahasan terhadap hasil penelitian dan pengujian yang diperoleh disajikan dalam
bentuk uraian teoritik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil percobaan sebaiknya
ditampilkan dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk grafik dapat mengikuti format untuk
diagram dan gambar.
Gambar 2. Hasil Rancangan Iklan
3.2
Hasil Pengujian
Pengolahan data serta analisis tentang hasil tanggapan responden. Pada bagian ini
akan dilihat mengenai kecenderungan jawaban responden atas masing-masing variabel
penelitian. Kecenderungan jawaban responden ini dapat dilihat dari bentuk statistik
deskriptif dari masing-masing variabel.
3.2.1 Deskripsi Responden
Dari hasil penelitian, jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Responde Berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin
1
Laki-laki
2
Perempuan
Total
Jumlah (orang)
45
55
100
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Presentase (%)
45%
55%
100
 209
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.3
Regresi Linear Berganda
Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara attention (X1), interest (X2), desire
(X3), conviction (X4), action (X5) terhadap minat memilih (Y) dengan dibantu program SPSS
dalam proses penghitungannya dapat diperoleh hasil yang tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Regresi
Variabel
Konstanta
Attention(x1)
Interest (x2)
Desire (x3)
Conviction (x4)
Action (x5)
Koefisien
Regressi
-0,303
-0,210
0,232
-0,092
0,201
0,831
Standart
Error
1.505
0,111
0,109
0,159
0,172
0,141
t hitung
Probabilitas
R2
-0,202
-1,894
2,136
-0,578
1,169
5,914
0,841
0,061
0,035
0,565
0,245
0,000
0,808
Adjusted
R2
0,634
F-Statistik
35,329
Y = -0,303 + (-0,210)X1 + 0,232X2 + (-0,092)X3 + 0,201X4+0,831X5
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Nilai Konstanta b0 (-0,303)
Konstanta bernilai negatif terhadap variabel Y, artinya akan memberikan pengaruh negatif
terhadap variabel dependen apabila variabel-variabel Independen bernilai 0 (nol). variabel
attention (X1) dan desire (X3) bernilai negatif terhadap Y, artinya semakin tinggi nilai X1
dan X3 maka respon iklan rekrutmen mahasiswa baru terhadap minat memilih (Y) pada
perguruan tinggi STMIK Potensi Utama menurun . Dengan demikian dapat diketahui
bahwa calon mahasiswa mempunyai minat memilih dipengaruhi oleh interest, conviction
dan action.
Koefisien regresi faktor Attention (b1)= -0,210
Nilai maupun angka negatif menunjukan bahwa adanya pengaruh berbanding terbalik
antara variabel attention (X1) terhadap minat memilih (Y). Dengan kata lain variabel
attention (X1) tidak dapat mempengaruhi minat untuk memilih
Koefisien regresi faktor Interest (b2) = 0,232
Pada variabel Interest (X2) terdapat pengaruh positif atau searah terhadap minat memilih
(Y) calon mahasiswa. Artinya variabel Interest (X2) mempengaruhi minat calon
mahasiswa untuk memilih.
Koefisien regresi faktor Desire (b3) = -0,092
Nilai negatif ditunjukan oleh koefisien regresi faktor desire (X3) terhadap minat memilih
(Y). Terbukti adanya berlawanan arah antara variabel desire (X3) terhadap variabel minat
memilih (Y). Artinya variabel desire (X3) tidak mempengaruhi minat untuk memilih. .
Koefisien regresi faktor Covition (b4) = 0,201
Nilai positif pada variabel conviction (X4) menunjukan terdapat hubungan searah antara
variabel conviction (X4) terhadap variabel minat memilih (Y). Dengan kata lain variabel
conviction (X4) mampu memberikan pengaruh terhadap calon mahasiswa memiliki minat
untuk memilih.
Koefisien regresi faktor Action (b5) = 0,831
Koefisien regresi linier pada variabel action (X5) menunjukkan nilai positif yang saling
mendukung antara variabel action (X5) terhadap variabel minat memilih (Y).
kesimpulannya adalah variabel action (X5) membawa dampak maupun pengaruh terhadap
minat memilih.
3.4
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

210
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial
mempengaruhi variabel dependen.
a.
Pengujian Pengaruh Variabel Attention Terhadap Minat Memilih
Ho: t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variable
independen (X1) terhadap variable dependen (Y).
Ha: t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1)
terhadap variable dependen (Y).
Nilai t hitung pada derajad bebas (df) = 198, diperoleh angka = 3,207 dengan nilai t tabel
= 1,97202 yang berarti t hitung > t tabel atau 3,207 > 1,97202 . Sesuai dengan kriteria
pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t table. sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1) terhadap
variable dependen (Y).dapat diterima.
b.
Pengujian Pengaruh Variabel Interest Terhadap Minat Memilih
Ho: t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variable
independen (X1) terhadap variable dependen(Y).
Ha: t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1)
terhadap variable dependen (Y).
Nilai t hitung pada derajad bebas (df) = 198, diperoleh angka = 8,580 dengan nilai t tabel
= 1,97202 yang berarti t hitung > t tabel atau 8,580 > 1,97202 . Sesuai dengan kriteria
pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t table. sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1) terhadap
variable dependen (Y).dapat diterima.
c.
Pengujian Pengaruh Variabel Desire Terhadap Minat Memilih
Ho: t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variable
independen (X1) terhadap variable dependen(Y).
Ha: t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1)
terhadap variable dependen (Y).
Nilai t hitung pada derajad bebas (df) = 198, diperoleh angka = 3,898 dengan nilai t tabel
= 1,97202 yang berarti t hitung > t tabel atau 3,898 > 1,97202 . Sesuai dengan kriteria
pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t table. sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1) terhadap
variable dependen (Y).
d.
Pengujian Pengaruh Variabel Conviction Terhadap Minat Memilih
Ho: t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variable
independen (X1) terhadap variable dependen(Y).
Ha: t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1)
terhadap variable dependen (Y).
Nilai t hitung pada derajad bebas (df) = 198, diperoleh angka = 1,819 dengan nilai t tabel
= 1,97202 yang berarti t hitung < t tabel atau 1,819 < 1,97202 . Sesuai dengan kriteria
pengujian Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung > t table. sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan tidak ada pengaruh yang signifikan (lemah) secara parsial independen
(X1) terhadap variable dependen (Y).
e.
Pengujian Pengaruh Variabel Action Terhadap Minat Memilih
Ho: t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variable
independen (X1) terhadap variable dependen(Y).
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 211
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Ha: t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial independen (X1)
terhadap variable dependen (Y).
Nilai t hitung pada derajad bebas (df) = 198, diperoleh angka = 0,224 dengan nilai t tabel
= 1,97202 yang berarti t hitung < t tabel atau 0,224 < 1,97202 . Sesuai dengan kriteria
pengujian Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung > t table. sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan tidak ada pengaruh yang signifikan (lemah )secara parsial independen
(X1) terhadap variable dependen (Y)
3.5
Uji f (Anova)
Model regresi dikatakan baik, apabila antara variabel , attention (X1), interest (X2),
desire (X3), conviction (X4) dan action (X5) terhadap minat memilih digunakan pengujian
dengan uji F. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai
yang tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji F ( Anova)
Beetween Groups
Within Groups
Total
Df
4
495
499
F
23,824
F tabel
2,39
Sig
0,000
Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa nilai F hitung sebesar 23,824 pada level
significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh F tabel sebesar 2,39 sehingga nilai F
hitung = 23,824 > dari F tabel = 2,39 atau signifikan sig = 0,000 < 0,05. Dengan demikian
model regresi dalam penelitian ini adalah baik, karena variabel bebas, yaitu attention (X1),
interest (X2), desire (X3), conviction (X4) dan action (X5) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap minat memilih.
Uji Determinasi R2
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari seluruh
variabel independen yang ada dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain yang
tidak dapat dijelaskan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinan (R²) yang
besarnya antara 0 sampai 1 atau 0 ≤ R² ≤ 1.Jika R² mendekati 1 maka varaibel independen
berpengaruh terhadap variable dependen dengan sempurna atau terdapat suatu kecocokan yang
sempurna (variable independen yang dipakai dapat menerangkan dengan baik variable
dependen). Namun jika koefisien determinasi adalah nol (0) berarti variable independen tidak
berpengaruh terhadap variable dependen
3.6
Tabel 4. Uji Determinasi R2
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
212
ISSN : 2407-4322
Berdasarkan Tabel 4 menunjukan nilai hubungan dan kekuatan antar variabel. Sebagai
contoh pada tabel ditas variabel minat memilih dan attention mempunya nilai pearson corelation
sebesar 0,456 yang berarti bernilai positif. Dengan demikin hubungan antar variabel searah,
dengan jika nilai variabel attention naik makan nilai variabel minat memilih juga akan ikut naik.
Besaran nilai pearson corelation antara minat pilih dengan attention adalah 0,456 dan masuk
kepada kategori cukup. Dari tabel diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variabel minat pilih dan
attention mempunya hubungan yang cukup dan searah. Bagitu juga dengan variabel yang lain.
3.7
Interpretasi Hasil
Berdasarkan pengujian diatas dapat di interpretasikan sebagai beriku :
a. R Square : 0,653 atau sama denga 65,3% artinya Varabel X1, X2, X3, X4 dan X5 mampu
menjelaskan 65,3% perubahan terhadap minat (Y)
b. R sama dengan 0,808 termasuk kedalam derajat kuat hubungan antara variable X 1, X2,
X3, X4 dan X5 terhadapa Y dengan range 0,2-1.
c. Sig 0,000 α 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan antara
variable X1, X2, X3, X4 dan X5 terhadap Y.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. visual, konsep warna, konsep tipografhi, konsep grafis, konsep tehnik, konsep 3d dan
konsep audio. Dari konsep tersebut diimplementasikan kedalam iklan rekrutmen
mahasiswa baru STMIK Potensi Utama sehingga menghasilkan kreatifitas iklan televisi
sesuai yang dikonsepkan.
2. Berdasarkan hasil analisi dapat disimpulkan terdapat pengaruh efektifitas Interest,
Coviction dan Action terhadap iklan rekrutmen mahasiswa baru, sementara variabel
Attention dan Desire memiliki pengaruh terbalik terhadap minat memilih. Namun secara
keseluruhan variabel independen berpengaruh. Hal ini dijelaskan dengan R Square mampu
menjelaskan 65,3% dari variabel AIDCA mempengaruhi minat memilih.
5. SARAN
1.
2.
Promosi merupakan salah satu variabel perusahaan dalam marketing mix atau bauran
pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran
produknya maupun jasa, untuk itu STMIK Potensi Utama sebaiknya berusaha lebih
meningkatkan promosi yang disampaikan kepada calon mahasiswa dengan
meningkatkan upaya untuk meraih perhatian dari calon mahasiswa baik dengan slogan
yang lebih menarik tulisan maupun kalimat yang lebih untuk mempengaruhi.
Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel lain selain attention,
interest, desire,conviction dan action atau dengan menggunakan metode lain yang dapat
mempengaruhi minat memilih.
UCAPAN TERIMA KASIH
Trimakasi buat orang tua saya tercinta ayah ( nawawi) dan ibu (rosmawati), dan terima
kasih juga buat STMIK Potensi Utama yang telah memberi dukungannya.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 213
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Alma, B. (2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
[2]
Kasali, R. (1995). Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
[3]
Ferdinand, Augusty ,2006, Metode Penelitian Manajemen, Edisi 2, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang
[4]
Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga.
[5]
Suyanto, M. (2005). Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Jakarta:
Andi.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
214
ISSN : 2407-4322
Perancangan Sistem Informasi Kehadiran Dosen Mengajar
pada Universitas XYZ
Arif Yulianto
STMIK Global Informatika Multi Data Palembang
Jl. Rajawali No. 14 Palembang
[email protected]
Abstrak
Universitas XYZ memiliki beberapa fakultas dan jurusan dari berbagai bidang ilmu. Selama ini
tingkat kehadiran, ketepatan waktu mengajar dan lama proses mengajar dosen serta bahan ajar
yang disampaikan dosen di kelas tidak dapat di monitor oleh Bagian Akademik. Sistem yang
digunakan saat ini masih menggunakan Sistem manual, yaitu dosen yang akan mengajar
maupun telah selesai mengajar menandatangani form kehadiran di bagian administrasi
akademik. Sehingga Bagian Akademik sulit mengawasi jalannya perkuliahan. Untuk itu
dibutuhkan sebuah Sistem komputerisasi yang dapat memonitor kehadiran dan materi yang
disampaikan. Sistem informasi kehadiran mengajar dosen dibuat menggunakan pemrograman
Microsoft Visual Basic 2008 dan SQL Server 2005. Tahapan pembuatan Sistem memerlukan
perancangan dengan metode prototyping dan perancangan Sistem basis data dengan konsep
diagram konteks, DFD (Data Flow Diagram), flowchart dan ERD (Entity Relationship
Diagram). Sistem ini dapat digunakan secara multiuser dengan memanfaatkan teknologi dan
jaringan infrastruktur yang tersedia.Sistim ini dirancang untuk memudahkan monitoring
kehadiran dosen serta memudahkan Bagian Administrasi menghitung honor mengajar. Bahan
ajar yang harus dimasukan setiap akhir proses perkuliahan membantu Bidang akademik untuk
melihat keselarasan antara Garis-garis Besar Proses Pengajaran (GBPP) dengan materi yang
disampaikan oleh Dosen di setiap kesempatan mengajar. Dengan demikian diharapkan proses
belajar mengajar lebih transparan dan memudahkan dalam evaluasi proses mengajar.
Kata kunci : Dosen, prototyping, perancangan.
Abstract
XYZ university has several faculties and departments of the various fields of science. During
this level of attendance, punctuality long process of teaching and teaching faculty and
instructional materials delivered lecturer in class can not be monitored by the Academic Unit.
Systems in use today are still using manual systems, ie lecturers who will teach or have finished
teaching signed form in the presence of academic administration. So that part is hard oversee
Academic lectures. That requires a computerized system that can monitor the presence and the
material presented. Teaching faculty attendance information system created using Microsoft
Visual Basic 2008 and SQL Server 2005. Stages of making systems require design with
prototyping and design methods of data base system with the concept of context diagram, DFD
(Data Flow Diagram), flowchart and ERD (Entity Relationship Diagram) . This system can be
used in multiuser by utilizing technology and network infrastructure tersedia.Sistim is designed
to facilitate monitoring of the presence of lecturers as well as facilitate the teaching of
Administration calculate fees. Teaching materials that must be entered each end of the lecture
helping the academic field to see the harmony between the lines of the Teaching Process
(GBPP) the material submitted by the lecturer at every opportunity to teach. It is expected the
learning process more transparent and facilitate the evaluation of the teaching process.
Keywords: Lecturer, prototyping, design.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 215
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
1. PENDAHULUAN
U
niversitas XYZ memiliki beberapa Fakultas dan Jurusan. Semua gedung fakultas berada di
dalam satu lokasi. Kondisi saat ini antar gedung fakultas belum terhubung dengan jaringan
komunikasi data. Sedangkan jaringan komunikasi suara atau telepon sudah terhubung.
Sistem Informasi yang dimiliki oleh Universitas XYZ baru sebatas Sistem Informasi Akademik
seperti KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi), Pengolahan Nilai dan Transkrip
Nilai.
Sistem penunjang lainnya belum dimiliki oleh Universitas XYZ dan salah satu
diantaranya adalah Sistem informasi kehadiran dosen mengajar. Saat ini proses kehadiran dosen
mengajar masih dilakukan secara manual yaitu setiap dosen yang akan mengajar terlebih dahulu
menandatangani form kehadiran pada bagian akademik begitu juga pada waktu dosen selesai
mengajar. Diakhir bulan staff administrasi keuangan akan merekap jumlah kehadiran dan
jumlah penggantian jam mengajar untuk diproses perhitungan honor mengajar. Sedangkan
bagian akademik akan merekap lama waktu mengajar atau tatap muka dosen dengan mahasiswa
di kelas. Selama ini banyak ditemukan penyimpangan dimana ada oknum dosen yang mengajar
tidak memenuhi jumlah menit pertemuan yang di tetapkan.
Tentu saja Sistem informasi seperti ini banyak terjadi manipulasi data kehadiran, jumlah
jam mengajar maupun jadwal pengganti. Selain itu bagian akademik dan bagian keuangan sulit
untuk melakukan rekapitulasi kehadiran. Kesulitan lain yang timbul akibat Sistim manual
adalah kesulitan monitoring materi yang disampaikan oleh dosen dibandingkan dengan Garisgaris Besar Proses Pengajaran (GBPP). Penyampaian materi bisa menyimpang atau bahkan
kurang dari yang telah di tetapkan. Agar keselarasan dapat dipastikan serta meminimalisasi
kemungkinan oknum dosen yang mengajar tidak tepat waktu atau selesai mengajar belum
waktunya maka diperlukan Sistim Informasi kehadiran dosen mengajar.
Selain dapat melayani dan membantu proses rekap kehadiran, Sistem informasi
kehadiran dosen mengajar juga dapat mempermudah perhitungan honor dosen mengajar. Bagi
pihak rektorat data hasil Sistem ini bisa di gunakan sebagai alat ukur tingkat kedisiplinan dari
setiap dosen yang mengajar. Dosen yang terlambat ataupun selesai mengajar lebih cepat
dibandingkan waktu yang ditentukan dapat segera diketahui dan pihak rektorat dapat dengan
segera memberikan evaluasi.
Berdasarkan hasil analisa dan keuntungan yang di dapat dengan menerapkan Sistem ini
maka diputuskan untuk membuat Sistem komputerisasi kehadiran dosen mengajar. Sistem ini
akan terintegrasi dengan Sistem informasi akademik yang sudah ada.
Sistem informasi kehadiran dosen mengajar akan di terapkan pada semua fakultas dan
jurusan yang ada di Universitas XYZ. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kepala Bagian Administrasi Keuangan dapat dengan mudah
memonitor seluruh kehadiran dosen mengajar. Mengingat gedung antar Fakultas berada di
tempat terpisah maka dibutuhkan jaringan komunikasi data.
Sistem informasi kehadiran dosen Universitas XYZ dilengkapi fitur “fingerprint” atau
“pemindai sidik jari”. Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tidak mungkin ada yang
menyamai. Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature
yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability
yang berarti bahwa sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu
terjadi kecelakaan yang serius sehingga merubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang
berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan
siapapun di muka bumi ini sekalipun pada seorang yang kembar identik[1]. Dengan
memanfaatkan fitur pemindai sidik jari maka akan menjamin tingkat keakuratan data dosen
yang mengajar.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
216
ISSN : 2407-4322
Sistem informasi kehadiran dosen ini bermanfaat juga untuk melihat seberapa besar
utilitas penggunaan ruangan. Dari Sistem ini akan diketahui ruangan mana saja yang digunakan
oleh dosen. Sehingga secara tidak langsung dapat dilihat efisiensi pemakaian listrik.
Penelitian yang dilakukan kali ini merupakan penelitian menggunakan metode yang
sama dengan penelitian sebelumnya [2,3]. Dengan menggabungkan metode penelitian
sebelumnya diharapkan hasil yang lebih baik.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Metode Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) adalah
model pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat).
RAD menekankan siklus pembangunan pendek, singkat dan cepat. Waktu yang singkat adalah
batasan yang penting untuk model ini. RAD menggunakan metode iteratif (berulang) dalam
mengembangkan sistem dimana model kerja sistem dikonstruksikan dari awal tahap
pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) pengguna[3].
Sebelum mengembangkan ataupun membangun Sistem informasi menggunakan metode
RAD maka ada beberapa tahapan atau fase, yaitu :
1. Perencanaan syarat-syarat (requirements planning)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuantujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan
sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan
2. Merancang dan memperbaiki desain RAD (RAD design Workshop)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai
workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat
dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan.
Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis
memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang
pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall
menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat
terakselerasi
3. Implementasi (Implemantation)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens
selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera
setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem
baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi.
mendemonstrasikan
Analisis dan desain cepat
Siklus
prototype
pengujian
memperhalus
membangun
Gambar 1. Model RAD
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
pelaksanaan
 217
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Gambar 1 merupakan proses RAD dimana diawali dengan Analisis dan desain pada
tahap membangun menghasilkan sebuah prototype yang langsung di demonstrasikan kepada
pengguna sekaligus dilakukan pengujian. Dalam proses demonstrasi dapat langsung diperhalus
dan setelahnya di implementasikan.[4]
2.2 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan di perlukan untuk mempermudah kita dalam mendesain sistem
informasi. Dengan melakukan proses analisis akan di temukan metode yang tepat dalam
membangun Sistem informasi.
2.2.1 Kebutuhan Sistem Informasi
Model Portfolio yang dikembangkan oleh McFarlan digunakan untuk menggambarkan
kebutuhan Sistem informasi pada Universitas XYZ. Model ini mengusulkan sebuah analisis dari
semua yang ada, direncanakan dan potensi aplikasi dimasukan ke dalam empat kategori
berdasarkan penilaian dari saat ini dan pentingnya aplikasi bisnis masa yang akan datang.
Sebuah aplikasi dapat didefinisikan sebagai strategis, potensi tinggi, kunci operasional atau
dukungan, tergantung pada kontribusi saat ini dan nanti untuk kesuksesan bisnis.[5]
Model Portfolio Sistem Informasi Universitas XYZ menggunakan diagram McFarlan.
Diagram ini digunakan untuk memetakan ruang lingkup pengembangan sistem. Dengan adanya
diagram ini, kita bisa memutuskan apakah sistem yang akan kita bangun benar-benar mendesak
kebutuhannya atau sebaliknya bisa di tunda pengembangannya.
Tabel 1. Diagram McFarlan Sistem informasi kehadiran dosen
Key Operational
• Aplikasi untuk mendukung bisnis saat ini.
• Aplikasi pengolahan data mahasiswa, data
perkuliahan, data dosen, data
kepegawaian, data nilai
•
•
Support
• Aplikasi yang meningkatkan manajemen &
performansi tapi tidak kritis untuk bisnis
• Sistem panggajian, Sistem Asset
Strategic
Aplikasi untuk kesukses masa depan
Sistem yang terintegrasi dengan proses
perkuliahan, proses pembayaran, proses
penilaian.
High Potential
•
•
Aplikasi yang mungkin berperan dalam
strategi kedepan
Layanan pendaftaran on-line, registrasi KRS
On-line
Tabel 1 menunjukan bahwa Sistem informasi kehadiran dosen merupakan salah satu Sistem
yang termasuk ke dalam katagori Strategic.
2.2.2 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Diagram Ishikawa
atau Diagram Tulang Ikan atau cause and effect matrix. Diagram Ishikawa adalah diagram yang
menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang lebih spesifik. Diagram ini pertama
kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa.
Identifikasi permasalahan dibutuhkan untuk mempermudah kita dalam menganalisa
pengembangan sistem agar lebih tepat guna. Dari permasalahan yang di dapat kita akan mudah
mencarikan solusi penyelesaian permasalahan tersebut. Sistem informasi kehadiran dosen di
desain dengan mempertimbangkan permasalahan yang terjadi. Diagram Tulang Ikan dianggap
cocok untuk dijadikan landasan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
218
ISSN : 2407-4322
Sistem
Belum terintegrasi
Sistem Akademik
sub Sistim KRS dengan
Sistem Penjadwalan
Perkuliahan
Dosen Pulang
lebih awal
Proses
Kurangnya Pengawasan
terhadap jam mengajar
Absensi Manual
Mahasiswa Terlambat
Belum terintegrasi
Sistem Penjadwalan Perkuliahan
dengan Penggunaan Ruang
Kinerja Dosen
Mengajar
Tidak adanya catu daya
cadangan berakibat terhadap
kerusakan Komputer
Keterbatasan tenaga Dosen
Mengajar
Belum adanya Sistem
Absensi disetiap Fakultas
SDM
Mesin
Gambar 2 Diagram Idetifikasi Masalah
Gambar 2 menunjukan Diagram identifikasi masalah yang bertujuan untuk memetakan
permasalahan yang ada. Permasalahan yang mendasar pada penelitian ini adalah Kinerja Dosen
Mengajar. Ada beberapa faktor penyebab Kinerja Dosen Mengajar.
a. Sistem
 Belum terintegrasi antara Sistem akademik perkuliahan sub Sistem rencana studi
dengan Sistem penjadwalan perkuliahan.
 Belum terintegrasi antara Sistem penjadwalan perkuliahan dengan jadwal
penggunaan ruang kuliah
b. Proses Kerja
 Absensi kehadiran mengajar masih manual
 Kurangnya pengawasan terhadap jumlah jam mengajar.
 Dosen sering pulang lebih awal atau datang terlambat
 Disiplin jam belajar mahasiswa yang masih banyak terlambat.
c. Sumber Daya Manusia
 Keterbatasan tenaga dosen sehingga menyulitkan waktu penjadwalan perkuliahan.
d. Peralatan
 Tidak adanya catu daya cadangan berakibat terhadap kerusakan peralatan kerja
(komputer, mesin absensi)
 Belum adanya komputer disetiap Fakultas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif
pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Actor
merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem
aplikasi. Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor. Use case
digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di dalamnya. Actor yang
melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use case.[6]
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 219
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Sistem
Perkuliahan
Log-IN
Dosen Pengganti
Log-Out
Dosen
Jadwal Kuliah
Kelola User
Absensi
Backup Data
Rekap Pertemuan
Restore Data
Rekap Pertemuan
Pelaporan
Master
Administrasi
Dosen
Rekap Kehadiran
Mata Kuliah
Rekap Pengganti
Fakultas dan
Jurusan
Rekap Gaji
Ruang
Daftar Dosen
Bermasalah
Rektor, Dekan, Kajur
Gambar 3. Use Case Diagram
Gambar 3 menunjukan 3 actor, Dosen, Administrasi dan Rektorat. Terdapat 4
SubSistem yaitu Sistem, Master, Perkuliahan dan Pelaporan. Didalam Use Case Diagram
diperlihatkan apa yang menjadi hak dan wewenang masing-masing actor.
Peran Dosen yaitu melakukan absensi disetiap kehadiran dan persiapan mengajar.
Mengisi Garis-garis Besar Proses Pengajaran (GBPP) di akhir proses mengajar. Membuat
rekapitulasi pertemuan untuk dapat menentukan apakah mahasiswa tersebut layak ikut ujian
atau tidak. Apabila dosen melakukan peran sebagai dosen pengganti maka pada saat melakukan
proses validasi terlebih dahulu memilih sub menu pengganti dan sebelumnya telah di validasi
oleh bagian akademik bahwa status dosen tersebut adalah pengganti.
Bagian Administrasi memegang peranan penting dalam Sistem ini. Semua kegiatan
berada dalam pengawasan bagian administrasi. Petugas pada bagian administrasi memiliki
tingkat kewenangan yang berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Semuanya diatur dalam parameter yang telah disiapkan dan hanya orang-orang tertentu saja
yang bisa mengakses parameter tersebut.
Rektor, Dekan dan Ketua Jurusan berfungsi sebagai pengawasan dari seluruh proses.
Mereka bisa monitoring setiap kegiatan Dosen dan Bagian Akademik. Mereka juga bisa
membuat dan membatasi tingkat kewenangan dari masing-masing individu baik dosen maupun
bagian akademik.
3.2 Diagram Konteks
Digram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan
ruang lingkup suatu sistem. Digram konteks merupakan level tertinggi dari DFD (Data Flow
Diagram) yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan
memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat
digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh
ada store dalam diagram konteks. [6]
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
220
ISSN : 2407-4322
Rekap Pertemuan
Daftar Dosen Bermasalah
DOSEN
Rekap Pertemuan
Jadwal Perkuliahan
ADMINISTRASI
Rekap Gaji
Rekap Dosen Pengganti
Absen Kehadiran
Backup/Restore Data
Kelola User
SISTIM INFORMASI
KEHADIRAN DOSEN
Daftar Dosen Bermasalah
Penjadwalan Perkuliahan
Master Data
Rekap Pertemuan
Rekap Gaji
Rekap Dosen Pengganti
Kelola User
REKTORAT
Master Data
Gambar 3. Diagram Konteks
Dilihat dari diagram konteks (Gambar 3), Bagian Administrasi yang paling banyak
mengakses kedalam Sistem Informasi Kehadiran Dosen. Bagian Administrasi yang memproses
seluruh master data dan melakukan pembackup-an maupun merestore data apabila sistem
mengalami kendala. Sedangkan operasional harian dilakukan oleh Dosen.
Rektorat hanya bersifat pengawasan. Rektorat juga bisa merubah master data dan
pengaturan user pengguna sistem.
3.3 Diagram Dekomposisi
Sistem informasi kehadiran dosen mengajar terdiri dari 4 Sub Sistem yaitu Sistem,
Master, Perkuliahan dan Pelaporan. Gambar 4 menunjukan diagram dekomposisi Sistem
Informasi kehadiran dosen mengajar.
Sistim Informasi
Kehadiran Dosen Mengajar
Universitas XYZ
Sistim
Master Data
Perkuliahan
Pelaporan
Log-IN
Dosen
Jadwal Kuliah
Daftar Jadwal
Perkuliahan
Log-OUT
Mata Kuliah
Jadwal Pengganti
Daftar Dosen
Bermasalah
Tambah User
Rekap Pertemuan
Backup Data
Rekap Gaji
Restore Data
Rekap Dosen
Pengganti
Gambar 4. Diagram Komposisi
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 221
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
3.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Sistem Informasi Kehadiran Dosen Mengajar memiliki 6 tabel data yang saling
berhubungan. Tabel tb_Dosen, tb_Absensi, tb_Jadwal, tb_Fakultas, tb_Jurusan dan tb_Mk.
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah salah satu cara untuk menggambarkan hubungan
antar tabel dalam sebuah sistem informasi.
tb_Dosen
m
memiliki
PK
NAMA
GELAR
ALAMAT
TELEPON
HP
EMAIL
TEMPATLAHIR
TGLLAHIR
tb_ABSENSI
tb_JADWAL
FK1
FK1
m
1
memiliki
PK
PK
THNAKADEMIK
KODEJADWAL
FK1,FK3,FK4
KODEFAK
KODEHARI
KODEJAM
NIP
KODEMK
KODEJUR
FK2
FK3,FK4
FK4
1
m
m
m
m
mengajar
m
1
m
tb_FAKULTAS
memiliki
FK1
KODEFAK
NAMAFAK
NIPDEKAN
NIPSEKFAK
NIP
KODEJUR
KODEMK
1
memiliki
PK,FK2
memiliki
memiliki
THNAKADEMIK
KODEJADWAL
TANGGAL
JAMMASUK
JAMKELUAR
TEMUKE
ISI
NIP
tb_JURUSAN
PK
PK,FK2
PK
KODEFAK
KODEJUR
KODEMK
FK1
NAMAJUR
NIPKAJUR
NIPSEKJUR
NIP
m
1
tb_MK
1
memiliki
m
PK
PK
PK
KODEFAK
KODEJUR
KODEMK
m
memiliki
KETMK
SKS
Gambar 5. Entity Relationship Diagram (ERD)
Tabel Fakultas, tabel Jurusan, tabel Matakuliah, dan tabel Dosen merupakan tabel
master digunakan untuk membentuk jadwal perkuliahan (tb_Jadwal). Setelah terbentuk jadwal
perkuliahan maka aktifitas rutin akan lebih mudah di jalankan. Sedangkan operasional harian
yaitu kehadiran dosen mengajar di simpan kedalam tabel Absensi.
Tabel Absensi yang terbentuk digunakan untuk mencetak pelaporan-pelaporan dan
sebagai tabel analisa terhadap kinerja dosen mengajar. Sistem yang dikembangkan saat ini tidak
menutup kemungkinan untuk di integrasikan dengan sistem akademik. Jadwal perkuliah yang di
bentuk pada sistem ini dapat berintegrasi dengan data rencana studi masing-masing mahasiswa.
Dengan adanya integrasi diharapkan tercipta efisiensi pemanfaatan ruangan serta tidak akan
terjadi duplikasi waktu belajar.
Sistem yang ada saat ini sangat mungkin sekali terjadi duplikasi waktu belajar.
Mahasiswa bisa memilih waktu belajar tanpa harus memikirkan apakah cukup waktu dari
matakuliah ke-1 dan selanjutnya. Terkadang dalam rentang waktu yang pendek, mahasiswa
harus menjalani sekaligus 2 mata kuliah.
Sistem informasi yang dikembangkan saat ini memungkinkan untuk melakukan
penggantian dosen apabila dosen yang bersangkutan berhalangan hadir. Dengan adanya sistem
penggantian dosen mengajar akan memudahkan Bagian Keuangan dalam merekap jumlah
pertemuan serta menentukan berapa nilai yang harus dibayarkan.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
222
ISSN : 2407-4322
3.5 Relasi antar tabel
Gambar 6 adalah relasi antar tabel yang menunjukan hubungan entity dan atribut. Dari
desain diagram entity relationship diagram (ERD) maka di buatlah skema entity tersebut
kedalam perangkat lunak Microsoft SQL Server 2008.
Gambar 6. Relasi antar tabel
Gambar 6 memperlihatkan relasi antar tabel secara sistem. Relasi tersebut di buat
menggunakan perangkat lunak Microsoft SQL Server 2008. Semua tabel di buat secara detail
dan semua entity di buat sama dengan desain Entity Relationship Diagram (ERD).
Entity Relationship Digram (ERD) merupakan tools untuk mendefinisikan hubungan
antar tabel. Sedangkan desain pada perangkat lunak Microsoft SQL Server 2008 merupakan
bentuk dari relasi antar tabel di dalam sistem database.
Setiap tabel memiliki Primary key atau kunci utama. Dalam tabel juga terdapat Foreign
key atau kunci tamu yang merupakan kunci utama dari tabel lain. Dengan demikian tidak mudah
untuk melakukan penghapusan data. Relasi yang terbentuk akan memperingatkan kita apabila
terjadi penghapusan data maka data pada tabel yang ada relasi juga harus di hapuskan.
3.6 Rancangan Antar Muka
Rancangan antar muka merupakan perancangan tampilan yang akan di gunakan oleh
user. Rancangan ini dibuat dengan mempertimbangkan kemudahan user dalam
mengoperasikannya.
3.6.1 Form Menu Utama
Rancangan antar muka menu utama (Gambar 7) merupakan rancangan induk dari
semua modul aplikasi. Pada rancangan menu utama terdapat modul-modul yang disiapkan
sesuai dengan hak setiap user.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 223
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Gambar 7. Menu Utama
Menu-menu yang terdapat dalam rancangan ini belum bisa diakses dan digunakan
apabila user belum melakukan log-in ke dalam Sistem.
Gambar 8. Log-in Sistem
Gambar 8 adalah desain tampilan user log-in. Log-in merupakan modul untuk
membatasi penggunaan menu yang bukan pada tempatnya. Ada 3 kategori yang berikan akses
yaitu administrator, dosen dan staff. Administrator adalah akses yang tertinggi. Sehingga user
yang diberi hak administrator bisa melakukan seluruh kegiatan.
3.6.2
Master Dosen
Modul master dosen dipergunakan untuk pengolahan data dosen mengajar. Baik dosen
tetap maupun dosen luar biasa. Master dosen ini akan berhubungan dengan seluruh kegiatan.
Gambar 9 menjelaskan desain antar muka master dosen. Modul ini berfungsi untuk
memasukan data-data dosen yang bergabung pada Universitas XYZ. No. Induk Dosen
merupakan kunci utama pada modul ini.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
224
ISSN : 2407-4322
Gambar 9. Master Dosen
3.6.3
Modul Absensi Kehadiran
Modul ini dipergunakan untuk pendataan absen kehadiran dosen mengajar. Modul ini
dipasang di setiap fakultas sehingga pada saat dosen akan mulai mengajar diwajibkan untuk
mengabsen kehadiran terlebih dahulu. Begitu juga apabila dosen selesai melakukan tugas
mengajar.
Modul ini bekerja dengan sistem Finger Print. Dengan menggunakan sistem ini
diharapkan akurasi data antara dosen terjadwal dengan dosen yang melaksanakan proses belajar
mengajar.
Gambar 10. Absensi kehadiran
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 225
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
4. KESIMPULAN
Sistem informasi kehadiran dosen mengajar merupakan salah satu solusi untuk lebih
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dilengkapi dengan teknologi finger print atau
pemindai sidik jari dengan tujuan untuk sebagai pengamanan terhadap dosen yang mengajar.
Tanggal dan jam waktu dosen mulai mengajar akan mulai dicatat pada saat dosen melakukan
proses finger print dan pada akhir proses belajar juga di buktikan dengan finger print.
Sistem informasi ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melihat keselarasan
antara Garis-garis Besar Proses Pengajaran dengan materi-materi yang disampaikan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung.
Sistem informasi kehadiran dosen dirancang menggunakan metode Rapid Aplication
Development (RAD). Beberapa penelitian juga di lakukan dengan metode yang sama dan hasil
yang dicapai juga sama baiknya dengan metode yang lain. Kelebihan dari metode ini adalah
waktu yang dibutuhkan dari proses perancangan sampai dengan implementasi relatif singkat.
5. SARAN
Sistem informasi kehadiran dosen mengajar merupakan bagian dari Sistem informasi
akademik. Sebagai penunjang dari kehadalan Sistem informasi akademik. Sistem ini akan lebih
bermanfaat apabila bisa diintegrasikan dengan Sistem informasi akademik. Tanpa adanya
Sistem informasi akademik maka Sistem ini tidak bisa berdiri sendiri.
Pengembangan lain yang bisa dilakukan adalah mengintegrasikan dengan
memanfaatkan On-Line. Dosen dapat mengirimkan informasi ketidak hadiran melalui media
On-Line. Mahasiswa dapat mengakses sistem ini kapan saja dan dimana saja untuk mengetahui
apakah perkuliahan tetap berjalan sesuai jadwal atau ada penundaan jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sinaga, Triandes dan Tamba, Takdir, 2013, Sistem Presensi Dengan Metode Sidik Jari
menggunakan Sensor Fingerprint Dengan Tampilan PC, Jurnal Saintia Fisika Vol.1 No. 1
Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara
[2] Kornelia, Yuliati, Emi dan Hermanto, Dedy, 2013, Sistem Informasi Akademik Berbasis
Web pada SMK Pelayaran Sinar Bahari Palembang, Jatisi Vol.1 No.1 September 2014,
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Global Informatika MDP, Sumatera Selatan
[3] Irfandi, Azhar, Liansyah, Octa, Cofriyanti, Efri dan Hermawan, 2014, Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Akademik (Studi Kasus SMA Negeri 1 Talang Kelapa
Palembang), Jatisi Vol. 1 No. 1 September 2014, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Global Informatika MDP, Sumatera Selatan.
[4] Setiawan, Ade, Endrawan, Deden, Fathoni, Rifki dan Budi P, Septian, 2011, Rapid
Application
Development,
https://mazadie.files.wordpress.com/2012/01/rapid-applicationdevelopment.pdf, Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
[5] Kendall, J.E. & Kendall, K.E. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Indeks.
[6] Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, 2005, Cetakan Ketiga, Andi, Yogyakarta.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
226
ISSN : 2407-4322
Implementasi Algoritma Genetika pada Penjadwalan
Job Shop
Fithri Selva Jumeilah
Sistem informasi, STMIK GI MDP, Palembang
e-mail: [email protected]
Abstrak
Di perindustrian untuk membuat suatu produk dibagi menjadi beberapa proses dan
setiap proses membutuhkan mesin yang berbeda-beda untuk memproses selama waktu yang
dibutuhkan. Jika tidak dijadwalkan dengan baik, maka akan membutuhkan waktu yang lama
untuk memproduksi produk. Penjadwalan adalah proses menentukan sumber daya yang akan
memproses pekerjaan dengan urutan tertentu selama waktu tertentu. Semakin banyak pekerjaan
dan mesin maka semakin sulit menjadwalkannya. Penjadwalan yang baik adalah yang memiliki
waktu penyelesaian semua pekerjaan atau sering disebut dengan (makespan) dan waktu tunggu
mesin paling kecil. Untuk memperoleh jadwal yang terbaik dengan cepat maka dibutuhkan
sebuah aplikasi penjadwalan yang mengimplementasikan algoritma genetika. Penelitian ini
menggunakan metododologi pengembangan perangkat lunak Rational Unified Process. Dari
hasil penelitian ini diperoleh bahwa jadwal yang dihasilkan oleh algoritma genetika mendekati
penjadwalan yang terbaik. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian yang menghasilkan
persentase keakuratan 94.3%.
Kata kunci— Algoritma Genetika, Penjadwalan, Penjadwalan Job shop.
Abstract
In the industry to create a product is divided into several processes and each process
requires a different machine to process during a certain time unit. If not scheduled properly, it
will take a long time to produce. Scheduling is the process of determining a resource that will
process the job with a certain order for a certain time. The more jobs and machines, the more
difficult transfers. Good scheduling is who has the time or the completion of all work is often
referred to (makespan) and the smallest waiting time machine. To obtain the best schedule
quickly it takes a scheduling application that implements a genetic algorithm. This study uses
metododologi software development Rational Unified Process. From the results of this study
showed that the schedule generated by the genetic algorithm approach is best scheduling. This
is evidenced by the results of tests resulted in the percentage accuracy of 94.3%.
Keywords— Genetic Algorithms, Scheduling, Job Shop Scheduling.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 227
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
1. PENDAHULUAN
M
asalah penjadwalan merupakan salah satu aspek penting pada lingkungan industri.
Persaingan pasar global yang terus meningkat dan permintaan jenis produk yang tidak
dapat diramal menjadi masalah. Industri pakaian adalah salah satu contoh yang terkena dampak
dari tekanan untuk dapat menghasilkan berbagai macam produk yang sesuai dengan selera
konsumen, dengan waktu yang singkat dan biaya yang rendah. Industri pakaian umumnya
beroperasi dengan sistem job shop. Penjadwalan job shop untuk industri pakaian adalah suatu
penjadwalan yang menggunakan banyak mesin yang disertai banyak operasi.
Penjadwalan adalah rencana urutan pelaksanaan sejumlah pekerjaan dengan
mempertimbangkan waktu dan fasilitas agar semua pekerjaan dapat diselesaikan [1,2]. Dalam
lingkungan industri modern, untuk memproduksi produk terdapat sejumlah pekerjaan (n) yang
terbagi kebeberapa operasi dan akan diproses oleh banyak mesin (m). Setiap operasi pekerjaan
membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Serangkaian operasi dari suatu pekerjaan tidak boleh
diproses dalam waktu yang sama karena pemrosesan operasi harus dilakukan secara terurut [3].
Masalahnya adalah bagaimana memilih urutan operasi dari pekerjaan dan menentukan mesin
yang bisa mengeksekusinya agar semua pekerjaan selesai secepat mungkin dengan
meminimalkan waktu tunggu. Agar bisa memperoleh jadwal yang memiliki waktu tunggu yang
sedikit dengan cepat maka dibutuhkan algoritma [3]. Banyak algoritma yang bisa digunakan
untuk penjadwalan diantaranya adalah algoritma genetika [1,2,4]. Algoritma genetika adalah
algoritma pencarian heuristik yang berdasarkan pada mekanisme seleksi ilmiah atau evolusi
biologis [2]. Konsep dasar teori evolusi adalah persaingan antar individu, individu yang dapat
bertahan merupakan individu yang memiliki kualitas tinggi sehingga individu yang lemah tentu
akan punah [6,7]. Dalam proses evolusi, individu akan terus menerus menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup dengan mengalami perubahan gen [6]. Secara alami semua organisme terdiri
dari sel, di dalam setiap sel terdiri dari sekumpulan kromosom[8]. Prinsip algoritma genetika
diambil dari teori Darwin yaitu setiap makhluk hidup akan menurunkan satu atau beberapa
karakter ke anak atau keturunannya.
2. METODE PENELITIAN
Untuk melaksanakan penelitian ini, terdapat tahap-tahap yang harus dilalui. Tahaptahap tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
228
ISSN : 2407-4322
Berikut adalah penjelasan dari langkah-langkah penelitian:
2. 1 Identifikasi Masalah
Untuk membuat jadwal dibutuhkan banyak hal yang harus di pertimbangkan. Banyak
penelitian yang membahas penjadwalan seperti penjadwalan perkuliahan, kereta, proyek dan
lain-lain. Di industri juga dibutuhkan penjadwalan mesin karena untuk memproduksi suatu
produk dibagi menjadi beberapa proses dan setiap proses harus diproses oleh mesin tertentu
selama satuan waktu.
2. 2 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk yang di bagi menjadi
beberapa proses (n), data mesin (m) dan waktu proses. Data diperoleh dari pengacakan dan
disimpan kedalam file .txt.
2. 3 Implementasi Algoritma Genetika
Siklus algoritma genetika dimulai dengan mengkonversi permasalahan ke dalam bentuk
individu, dimana setiap gen individu dapat berupa bilangan real, biner, atau desimal
[6,8,9,10,11]. Algoritma genetika tidak beroperasi dengan penyelesaian asli dari suatu masalah
tetapi beroperasi dengan dengan penyelesaian yang telah direpresentasikan. Representasi
kromosom merupakan proses pengkodean dari penyelesaian asli dari suatu permasalahan.
Pengkodean kandidat penyelesaian ini disebut dengan kromosom. Pengkodean tersebut meliputi
penyandian gen, dengan satu gen mewakili satu variabel. Gembar 2 adalah flowchart dari
algoritma genetika yang digunakan dalam peneltian ini.
Gambar 2. Flow Chart Algoritma Genetika
2. 4 Prototyping
Untuk memudahkan pengujian maka hasil implementasi algoritma diterapkan pada
sebuah aplikasi yang memiliki 3 buah form, yaitu: form penjadwalan untuk membaca data dan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 229
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
untuk menampilkan hasil penjadwalan, form ganttchart untuk menampilkan urutan proses setiap
mesin, dan form zedgraff untuk menampilkan grafik nilai fitness terbaik setiap generasi.
2. 5 Hasil dan Pembahasan
Untuk menguji algoritma genetika maka akan dilakukan perbandingan hasil
penjadwalan dengan menggunakan algoritma genetika dan konvensional sebanyak 8 sampel.
Selisih dari kedua metode akan dihitung persentase selisihnya. .
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan kromosom didasarkan pada index dari matriks order dan matriks waktu (m x
n). Jadi, apabila jumlah matriks order 3 dan jumlah matriks waktu 3, maka jumlah gen pada
setiap kromosom yaitu 9. Begitu pula jumlah individu pada populasi yaitu berjumlah
9.Pembentukan populasi awal secara acak kemudian lakukan perhitungan nilai fitnesnya dengan
menggunakan Persamaan 1. Individu yang dipilih adalah 2 individu dengan nilai fitness terbaik
yang kemudian akan dilakukan proses crossover. Crossover yaitu menukar gen yang ada pada
individu pertama (orangtua pertama) dengan gen yang ada pada individu kedua (orangtua
kedua) kemudian hitung kembali nilai fitnessnya. Kemudian pilih satu individu dengan nilai
terbaik untuk dilakukan proses mutasi. Proses mutasi yaitu menukar gen pada kromosom itu
sendiri kemudian hitung lagi nilai fitnessnya. Selanjutnya populasi yang baru akan mengalami
siklus yang sama dengan populasi sebelumnya. Proses ini berlangsung terus hingga generasi ken.
Semakin tinggi nilai fitness akan semakin besar kemungkinan kromosom tersebut
terpilih ke generasi berikutnya. Dalam kasus penjadwalan job shop ini operasi dari makespan
digunakansebagai nilai fitness. Makespan didenotasikan sebagai Cmax yaitu waktu ketika operasi
yang terakhir telah selesai dikerjakan.
Cmax = max(C1, C2, ...Cj..., Cn)
(1)
Cj = rj + Σnk=1 (Wjk + Pjm(k))
(2)
Dimana,
Cj merupakan waktu penyelesaian pekerjaan dari mesin j, rj merupakan waktu rilis dari mesin j,
Wjk adalah waktu tunggu dari job j pada urutan k dan Pjm(k)adalah waktu proses yang dibutuhkan
oleh job j pada m mesin pada urutan k.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana mencari jadwal pemrosesan
pekerjaan di beberapa mesin dengan waktu yang singkat menggunakan algoritma genetika.
Salah satu contoh masalah penjadwalan job shop adalah penjadwalan 3 buah pekerjaan yang
akan diproses oleh 3 buah mesin dan setiap pemrosesan pekerjaan membutuhkan waktu yang
beragam seperti tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2. Setiap job terbagi menjadi 3 proses dan setiap
proses memiliki waktu proses yang berbeda-beda dapat dilihat pada Tabel 2. Setiap proses dari
job harus diproses oleh mesin tertentu yang dapat dilihat dari Tabel 1.
Tabel 1. Matrik Order
Proses Order
Job
1
2
J1
1
3
J2
2
1
J3
2
1
3
2
3
3
Job
J1
J2
J3
Tabel 2. Matrik Waktu
Waktu Proses
1
2
3
2
2
1
3
2
1
1
2
1
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
230
ISSN : 2407-4322
1. Skema Pengkodean
Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat matriks order dan matriks waktu yang
digunakan sebagai tahap awal dalam menentukan pekerjaan, jumlah kromosom,
jumlah gen untuk setiap kromosom. Karena matriks order yang akan ditentukan
jumlahnya 3 dan matriks waktu berjumlah 3 maka jumlah kromosom dan individu
yang akan diciptakan berjumlah 9 (m x n), begitu pula jumlah gen untuk setiap
kromoson akan berjumlah 9 (Gambar 3). Untuk mewakili 3 pekerjaan maka kode
yang digunakan adalah bilangan bulat dari 1 sampai sejumlah mesin (m x n).
Gambar 3. Contoh individu
2. Inisialisasi Populasi atau Generasi Awal
Dari Gambar 4 akan dibentuk 9 buah individu dimana urutan gennya diperoleh dari
pengacakan. Individu-individu yang sudah terbentuk inilah yang akan dibentuk
menjadi suatu populasi untuk dapat diteruskan pada tahap selanjutnya.
Individu 1
Individu 2
Individu 3
Individu 4
Individu 5
Individu 6
Individu 7
Individu 8
Individu 9
3
3
3
1
2
3
3
3
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
3
2
2
2
1
3
2
1
2
3
1
2
2
3
1
1
2
3
1
1
2
1
1
1
2
2
3
1
1
2
3
1
1
3
1
Gambar 4.Contoh Generasi
3
3
3
3
3
3
1
1
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3. Hitung Fungsi Fitness
Fungsi fitness digunakan untuk proses evaluasi kromosom agar memperoleh
kromosom yang diinginkan. Fungsi ini membedakan kualitas dari kromosom untuk
mengetahui seberapa baik kromosom yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai fitness
akan semakin besar kemungkinan kromosom tersebut terpilih ke generasi berikutnya.
Untuk menghitung makespan harus menggunakan Persamaan 1 dan 2. Nilai fitness
diperoleh diambil dari hasil waktu maksimum dari mesin. Gambar 5 adalah hasil
penjadwalan urutan pekerjaan dan urutan mesin yang memproses pekerjaan.
m1
m2
m3
J1
J3
J3
J2
J2
J1
J3
J1
J2
1
2
3
4
5
6
7
Gambar 5. Perhitungan makespan
C1 = 0 +( 2+2+2) = 6
C2 = 0 +(1+3+1) = 5
C3 = 2 +(2+1+1+1) = 7
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 231
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Pada mesin 1 waktu berakhir adalah 6 satuan waktu, mesin 2 waktu berakhirnya 5
satuan waktu dan mesin 3 waktu berakhirnya adalah 7 satuan waktu. Karena dari
ketiga mesin yang paling lama waktu proses adalah 7 satuan waktu, maka nilai fitness
dari kromosom tersebut adalah 7. Nilai fitness diperoleh dari hasil waktu maksimum
dari mesin. Hasil dari perhitungan nilai fitness dari semua individu dapat dilihat pada
Gambar 6.
Individu 1
Individu 2
Individu 3
Individu 4
Individu 5
Individu 6
Individu 7
Individu 8
Individu 9
3
3
3
1
2
3
3
3
2
1
1
3
2
2
3
1
1
2
1
3
2
3
1
2
1
2
3
1
3
1
1
2
2
3
1
3
2
1
1
2
3
1
3
2
2
1
2
1
1
3
2
1
1
2
2
3
1
2
2
1
1
2
3
1
2
2
1
1
3
1
3
2
Gambar 6. Contoh generasi dan nilai fitness
2
2
2
3
3
3
3
3
3
Fitness : 7
Fitness : 7
Fitness : 6
Fitness : 13
Fitness : 7
Fitness : 6
Fitness : 7
Fitness : 7
Fitness : 12
4. Seleksi
Setiap kromosom yang terdapat dalam populasi akan melalui proses seleksi untuk
dipilih menjadi orang tua. Sesuai dengan teori Evolusi Darwin maka kromosom yang
baik akan bertahan dan menghasilkan keturunan yang baru untuk generasi
selanjutnya. Pilih 2 buah individu dengan nilai Fitness terkecil untuk diproses pada
tahap selanjutnya yaitu tahap crossover dan mutasi. Dari Gambar 5, individu 3 dan 6
adalah individu yang memiliki nilai fitness terkecil. Kedua buah individu yang telah
dipilih untuk selanjutnya disebut orang tua (Gambar 7).
Orang tua 1
Orang tua 2
3
3
2
1
2
3
1
3
1
2
1
2
1
1
3
2
Gambar 7. Hasil Seleksi Orang Tua
2
3
Fitness : 6
Fitness : 6
5. Crossover
Operator persilangan (crossover) merupakan operasi yang bekerja untuk
menggabungan dua kromosom orang tua (parent) menjadi kromosom baru
(offspring). Tidak semua kromosom mengalami persilangan. Jenis operator
persilangan yaitu: persilangan satu titik, duatitik dan crossover dengan permutasi.
Pada peneltiian ini yang digunakan adalah crossover dengan permutasi. Proses
penukaran dilakukan dengan memilih jumlah gen sebanyak job yang dikerjakan.
Proses penukaran dilakukan dengan memilih 3 gen pertama yang berbeda dan
kemudian nilai fitnessnya dihitung kembali seperti Gambar 8.
3
2
1
2
3
1
3
1
2
3
2
1
2
1
1
3
2
3
Gambar 8. Orang tua yang akan di Crossover
Hasil dari proses crossover Gambar 8 adalah Gambar 9 dimana hasil dari crossover
tidak lebih baik dari orang tua.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
232
ISSN : 2407-4322
Anak 1
Anak 2
2
1
1
3
3
2
2
3
1
3
2
1
1
3
Gambar 9. Hasil Crossover
1
2
2
3
Fitness : 8
Fitness : 8
6. Mutasi
Cara kerja proses mutasi ini yaitu dengan menukarkan gen dari kromosom yang telah
dipilih yaitu individu yang memiliki nilai fitness terbaik. Jika nilai fitness yang di
dapat dari hasil proses crossover tidak lebih baik dari nilai fitness sebelumnya maka
kromosom yang dipilih adalah nilai sebelumnya yang merupakan nilai terbaik. Mutasi
adalah proses mengubah gen dari keturunan secara random (acak). Cara kerja proses
mutasi adalah dengan menukarkan posisi dua buah gen dan menyimpannya menjadi
individu yang terbaru (Gambar 10).
3
2
1
2
3
2
1
1
2
Fitness : 6
3
2
3
1
2
Gambar 10. Hasil Mutasi
Fitness : 7
3
1
3
1
Tukar
Apabila nilai nilai fitness yang di dapat dari hasil proses mutasi tidak lebih baik maka
kromosom sebelum di proses yang akan diambil sebagai generasi baru.
7. Terminasi
Tahapan 4, 5 dan 6 akan terus dijalankan sampai memenuhi kondisi teminasi. Proses
terminasi dalam algoritma genetika dimaksudkan untuk mengakhiri siklus genetik
yang dilakukan oleh program komputer lewat batasan yang diberikan. Batasan yang
biasa dilakukan dapat berupa jumlah generasi maksimum yang harus dilewati oleh
proses komputasi. Jika kondisi akhir terpenuhi maka proses akan berhenti dan telah
mendapatkan solusi yang paling mendekati optimum jika kondisi belum terpenuhi
maka akan dilakukan lagi tahap generasi awal. Dalam penelitian ini kondisi teminasi
adalah jika perulangan sudah mencapai 100 kali.
Sebelum melakukan penjadwalan, pengguna harus melakukan load matriks yaitu
matriks orders dan matriks waktu yang berupa file text. Gambar 10 adalah tampilan dari aplikasi
JSSP jika kita telah memilih matrik order dan matrik waktu dari file txt maka akan tampil urutan
pekerjaan dan lama waktu pekerjaan hasil dari penjadwalan algoritma Genetika setelah ditekan
tombol Run.
Gambar 11. Form Load Matrik
Dari hasil penjadwalan yang didapat pada Gambar 11, menunjukkan bahwa solusi
penjadwalan terbaik yang dipilih adalah 1543122314541553452323241 dari generasi 48 dengan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 233
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
waktu 17 satuan waktu. Tapi tidak semua hasil penjadwalan dengan algoritma genetika yang
akan dipilih sebagai solusi tetapi solusi yang memiliki niali fitness terkecil yang akan dipilih.
Karena pemilihan jadwal dilakukan secara acak maka ada kemungkinan solusi yang dipilih
merupakan solusi awal sebelum dilakukan proses algoritma genetika. Pada halaman Zedgraf
(Gambar 12) kita dapat melihat individu terbaik atau yang memiliki fitness terkecil dari 100
generasi. Jika generasi pertama dapat menghasilkan solusi yang memiliki fitness 22 satuan
waktu, generasi selanjutnya belum tentu dapat menghasilkan solusi yang memiliki fitness lebih
kecil. Sehingga hasil setiap generasi tidak tentu atau naik turun.
Gambar 12. Form Zedgraf
Untuk melihat detil solusi penjadwalan yang dihasilkan oleh program kita dapat
melihatnya di halaman ganttchart (Gambar 13). Dari representasi hasil perhitungan nilai fitness
atau makespan. Kita dapat melihat bahwa mesin 1 akan mengerjakan pekerjaan ke 5, 1, 2, 3, 4,
mesin 2 menggerjakan pekerjaan 3, 2, 1,5, dan 4, mesin 3 mengerjakan pekerjaan 1, 4, 5, 3, dan
2, mesin 4 mengerjakan pekerjaan 2, 3, 4, 5, dan 1, dan mesin 5 menggerjakan pekerjaan 4, 1, 5,
3, dan 2. Waktu tunggu dilambangkan warna unggu muda. Untuk melihat keoptimalan
penjadwalan adalah dengan melihat jumlah waktu tunggu. Seperti mesin 1 harus menunggu
karena pekerjaan 1 masih di proses pada mesin 5. Semakin sedikit waktu tunggu maka semakin
kecil nilai fitness.
Gambar 13. Form Ganttchart
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
234
ISSN : 2407-4322
Untuk memeriksa hasil algoritma genetika merupakan penjadwalan terbaik atau bukan
kita bisa membandingkannya dengan metode konvensional. Dengan permasalahan yang sama
dicari solusi dengan algoritma genetika dan cara konvensional dan hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 2 dimana error diperoleh dari Persamaan 3.
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =
|ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖−ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙|
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
× 100%
(3)
Tabel 2. Perbandingkan Hasil Algoritma Genetika dan Konvensional
No
Jumlah
Matrik
Error
Algen
Konvensional
Algen
132331212
1253424131253542134
123455
4115541322235412453
314523
4543212264322114655
66152331345645163
1325234445231653661
25231654454126613
6674879278815964634
8135127914773
231331212
234435115232144215534
3521
414512332141254331254
2535
146243216452145352661
563253342416315
156325321425446644316
235215425636131
651131557671836988525
69248618344
7
7
14
18
16
16
23
23
22
24
8,3%
100
104
3,8%
10x10
7108136917374725166
2910102641046361223
4749610345710955587
6828715318101015289
9785164110989268510
391433548724293
867710636836749492581
815146248124258659710
389359866249217778554
744791591632410110931
010572510101031326312
83910
117
111
5,4%
10x10
1022987283410155898
3924101010362768355
6481659689193104881
2295647259171063347
3643725107796381159
101421746517410
876777410511645354853
712699810145841051012
659842610918187876310
193533499315210102912
668942738451061029737
62342
105
112
3x3
2
5x5
3
5x5
4
6x6
5
6x6
6
8x8
8
Waktu
Konvensional
1
7
Hasil Penjdwalan
Dari Tabel selisih nilai fitness antara konvensional dan algoritma genetika cukup tipis.
Dengan metode konvensional solusi yang dihasilkan adalah solusi yang terbaik tetapi memakan
waktu yang lebih lama dibandingkan algoritma genetika. Sedangkan algoritma genetika
menghasilkan solusi yang mendekati yang terbaik dengan waktu penjadwalan yang sangat
cepat.
Nilai rata-rata error dari hasil pencarian algoritma genetika adalah 5,7%, sehingga
persentasi keakuratan: 100% - 5,7% =94.3%. Dari hasil Pengujian Tabel 2, keakuratan aplikasi
ini identifikasi ini baru mencapai 94.3%. Hal ini disebabkan oleh:
1. Algoritma genetika adalah algoritma yang tidak memeriksa semua kemungkinan
sehingga hasil yang diperoleh bukan yang terbaik tetapi mendekati yang terbaik.
2. Kondisi terminasi dari program yang hanya melalukan perulangan yang tidak sesuai
dengan kombinasi dari jumlah mesin dan pekerjaan (m x n), sehingga masih ada
kemungkinan lain yang tidak diperiksa.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
0%
22,2
%
0%
0%
6,2%
 235
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Algoritma genetika telah berhasil melakukan pencarian solusi dengan cepat dan hasil
yang mendekati yang terbaik hal ini dibuktikan dari hasil pengujian yang menghasilkan
nilai keakuratan sebanyak 94,3% jika dibandingkan dengan metode konvensional.
2. Penjadwalan Job Shop ini pencarian dilakukan secara acak sehingga hasil dari setiap
generasi yang didapatkan dengan algoritma genetika ini belum tentu akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dari hasil penjadwalan sebelumnya tetapi hasil yang akan
didapatkan tidak akan lebih buruk dari penjadwalan sebelum dilakukan dengan algoritma
ini dan dengan permasalahan yang sama akan menghasilkan solusi yang berbeda pada
waktu yang berbeda.
5. SARAN
Saran untuk pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian
ini diharapkan akan menghasilkan penelitian yang lebih lanjut seperti penerapan hasil penelitian
pada industri pakaian atau dilakukan pengembangan terhadap masalah penjadwalan yang lain
dengan permasalahan yang lebih komplek.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Desiani, Anita and arhami. 2007. Konsep Kecerdasan Buatan. Andi Publiser.
Yogyakarta.
[2]
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha
Ilmu. Yogyakarta.
[3]
James C. Chen, Cheng-Chun Wu, Chia-Wen Chen , Kou-Huang Chen. 2012.
Flexible job shop scheduling with parallel machines using Genetic Algorithm and
Grouping Genetic Algorithm.Expert Systems with Applications 39 (2012) 10016–
10021.
[4]
Yamada, Takeshi and Nakano, Ryohei.1997. Genetic Algorithms for Job-Shop
Scheduling Problems. Proceedings of Modern Heuristic for Decision Support, pp.
67{81,UNICOM seminar}.
[5]
Sutojo, Mulyanto, dan Suhartono.2011.Kecerdasan Buatan. Andi Publiser.
Yogyakarta.
[6]
Weng, Wei, and Fujimura, Shigeru. Study and Application of Scheduling Method for
Just-in-time Production in Flexible Job Shops. Proceedings of 2011 IEEE IEEM
978-1-4577-0739-1/11.
[7]
Cheol Min Joo, and Byung Soo.2013. Genetic algorithms for single machine
scheduling with time-dependent deterioration and rate-modifying activities. Expert
Systems with Applications 40 (2013) 3036–3043.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

236
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
[8]
Russel, S. and P. Norvig. 1995. Artificial Intelligence: A Modern Approach. Prentice
Hall, New Jersey.
[9]
Li Jun-Qing, Pan, Quan-Ke and Tasgetiren, Fatih. A discrete artificial bee colony
algorithm for the multi-objective flexible job-shop scheduling with maintenance
activities. Applied Mathematical Modelling 38 (2014) 1111-1132
[10]
Baykasoğlu, A., Hamzadayi, A., and Yelkenci, S., Testing the performance of
teaching-learning basedoptimization (TLBO) algorithm on combinatorial
problems:Flow shop and job shop scheduling cases. Information Sciences (2014).
[11]
Jia, Shuai and Zhi-Hua, Hu.2014. Path-relinking Tabu search for the multi-objective
flexible job shop scheduling problem. Computers & Operations Research 47 (2014)
11-26.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 237
Analis, Perancangan, dan Implementasi Sistem Informasi
Perhitungan Gaji Berbasis Aktivitas
(Studi Kasus :PT Kembang Djawa Makassar)
1,2
Aprizal1, Mirfan2
Stmik Dipanegara; Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9
Jurusan Sistem Informasi, Makassar
1
[email protected], [email protected]
Abstrak
Permasalahan yang dihadapi dalam menetapkan penentuan gaji karyawan masih
menggukan cara manual. Sistem yang digunakan Perusahaan Kembang Djawa dianggap
kurang mampu menyediakan informasi gaji karyawan yang akurat. Oleh karena itu
dirancanglah sebuah aplikasi untuk menghitung gaji karyawan dengan menggunakan metode
Activity Based Costing, salah satu software yang digunakan adalah Microsoft Visual basic dan
Microsoft Database Access. Untuk menguji program sistem informasi transaksi penulis
menggunakan metode pendekatan white box yang merupakan metode perancangan Tes Case
dan metode Basis Path yang berguna untuk mendapatkan kompleksitas logika dari rancangan
procedural program. Untuk menghitung tingkat ke kompleksan logika program maka
digunakan metode cyclomatic complexity (CC).Dengan menggunakan Activity Based Costing
System dalam perhitungan gaji karyawan, informasi biaya yang dihasilkan lebih akurat
Kata Kunci : Gaji Karyawan, Activity Based Costing
Abstract
This study was conducted to illustrate the company's management on how to calculate
the salary or wages of employees so that the rights of each employee could they receive in
accordance with the obligation or the work they do, and therefore the author using Activity
Based Costing determines iperbedaan, weakness , as well as the advantages of each method.
Activity Based Costing method in the Kembang Java Company Makassar salary calculation is
different from the previous results are still using manual calculation. Results to be achieved by
the authors implement a computerized payroll information system in Java Makassar Flower
Company who have been using traditional or manual means that it is often slow process of
employees' salaries.
Keywords: Employee Salaries, Activity Based Costing
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
238
ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
T
ersedianya informasi biaya yang tepat dan akurat akan sangat menunjang manajemen dalam
menentukan berbagai kegiatan, terutama untuk membantu kepentingan manajerial dalam hal
mensejahterakan karyawan.
Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan industri khususnya
perusahaan-perusahaan swasta yang masih menggunakan sistem biaya yangpenentuan biayanya
tidak mencerminkan aktivitas yang spesifik karena banyaknya kategori biaya yang bersifat tidak
langsung dan cenderung fixed. Sehingga perlu diterapkannya sistem penentuan biaya
berdasarkan aktivitasnya (Activity Based) atau lebih dikenal dengan namaActivity Based Costing
System. Activity Based Costing System merupakan sebuah sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasikan bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan dan mengumpulkan biaya
dengan dasar sifat yang ada dari aktivitas tersebut. Metode Activity Based Costing System
digunakan untuk mengefesiensikan biaya.
Perusahaan Kembang Djawa merupakansalah satu instansi swasta yang ada di
Makassar. Perusahaan Kembang Djawa telah berkembang menjadi sebuah instansi swasta yang
besar dan menjadi saingan bagi perusahaan swasta yang lain khususnya dalam hal penjualan
kembang bunga di Makassar. Salah satu komponen yang dikelolah oleh Perusahaan Kembang
Djawa ialah mengenai masalah pembiayaan gaji karyawan yang mana merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam menunjang produktivitas karyawan demi mencapai tujuan
perusahaan.
Metode yang digunakan oleh pihak perusahaan dalam menetapkan penentuan gaji
karyawan masih menggukan cara manual. Sistem yang digunakan Perusahaan Kembang Djawa
dianggap kurang mampu menyediakan informasi gaji karyawan yang akurat.
Melalui penelitian ini ditunjukkan bahwa kepentingan manajemen perusahaan berkaitan
dengan costing perlu ditunjang oleh tersedianya informasi akuntansi manajemen yang
menghasilkan informasi biaya yang harus dibebankan kepada pemilik perusahaan mengenai
transparansi atas pembayaran gaji kepada karyawan dalam hal ini pembenahan penentuan gaji
karyawan.
2. METODE PENELITIAN
Dalam rangka keberhasilan penelitian, maka digunakan dua jenis metode penelitian
untuk pengumpulan data yaitu :
1. Penelitian pustaka
Penelitian dilakukan melalui buku-buku pustaka dan internet yang dapat memberikan teoriteori mengenai sistem yang diteliti, kemudian mencocokkan dengan kemungkinankemungkinan yang terjadi dalam usaha penyelesaian masalah.
2. Penelitian lapangan
Penelitian yang dilakukan dengan mengunjungi langsung lokasi penelitian. Di tempat
penelitian tersebut penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan
melakukan wawancara singkat kepada Ketua mengenai proses pembayaran gaji di STMIK
Dipanegara Makassar.
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah salah satu hal yang penting dilakukan dalam memperoleh
data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan tersebut akan menjadi sebuah basis data. Dengan
adanya data yang diambil tersebut, akan sangat membantu sebagai bahan pertimbangan dalam
perancangan sistem informasi. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 239
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
1.
2.
Teknik Wawancara
Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai Pemilik
PT Kembang Djawa Makassar yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.
Teknik Observasi
Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan melihat
langsung kegiatan atau proses yang terjadi di dalam usaha tersebut.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, harus ditunjang dengan peralatan dan bahan penelitian
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Alat dan bahan dalam merancang sistem yang baru
dapat berupa :
2.2.1 Alat Desain yang digunakan :
1. Bagan alir dokumen sistem
2. Diagram arus data
3. Kamus data
4. Rancangan relasi tabel
5. Flowchart
2.2.1.1 Perangkat Lunak yang digunakan :
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 1.
No
1
2
3
Tabel 1 Perangkat Lunak
Perangkat yang digunakan
Sistem operasional windows seven
Microsoft visual basic 2006
Microsoft Database Access
2.2.1.2 Perangkat Keras yang digunakan
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam penentuan sistem berupa 1 unit komputer
dengan spesifikasi tersaji pada Tabel 2.
No
1
2
3
4
5
6
Tabel 2 Perangkat Keras
Perangkat yang digunakan
Prosesor minimal pentium 4 3.0 GHz
Hardisk dengan kapasitas minimal 80 GHz
Memori RAM minimal 512 MB
VGA Card dengan resolusi (1024 X 768)
CD ROM drive 52x
Monitor 14”
2.2.2 Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk penentuan pembayaran Gaji staf di STMIK
Dipanegara Makassar adalah :
1. Rekap data staf
2. Rekap data gaji pokok
3. Rekap data tunjangan tambahan
4. Rekap data potongan gaji (asuransi)
5. Rekap data gaji bersih
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
240
ISSN : 2407-4322
2.3 Metode Pengujian Sistem
Untuk menguji program sistem informasi transaksi penulis menggunakan metode
pendekatan white box yang merupakan metode perancangan tes case dan metode basis path
yang berguna untuk mendapatkan kompleksitas logika dari rancangan procedural program.
Untuk menghitung tingkat ke kompleksan logika program maka digunakan metode cyclomatic
complexity ( CC ).
Agar sistem informasi transaksi dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, maka
dibutuhkan penginputan data secara berkala dan kontinu agar sistem dapat berfungsi baik dan
laporan yang dihasilkan benar- benar akurat.
Pengujian dilakukan pada flowchart dengan memeriksa alur program, kendali program
dan procedure program. Metode white box dilakukan dengan terlebih dahulu mematakan
flowchart kedalam flowgraph kemudian menghitung besarnya jumlah edge, node, dan jumlah
region. Nilai–nilai ini digunakan untuk menghitung cyclomatic complexity ( CC ) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. CC = (E –N) + 2 hasilnya sama dengan V (G) = P + 1
2. Flowgraph mempunyai region yang sama dengan jumlah V(G), maka program dikatakan
sudah terbukti benar.
2.4 Tahap-tahap Penelitian
Tahapan-tahapan atau langkah-langkah pokok yang penulis lakukan dalam kegiatan
penelitian terdiri dari :
1. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dan informasi secara langsung yang ada dalam suatu organisasi.
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi apa saja yang terdapat dalam
organisasi tersebut.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primier yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian. Data jenis ini diperoleh
dari observasi, wawancara dan konsultasi terhadap pihak-pihak bersangkutan.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis berupa data
laporan dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3. Analisis sistem
Mengidentifikasi dan mengenali masalah yang ada, kemudian mencari alternativealternative pemecahannya.
4. Perancangan sistem
Setelah masalah ditentukan dan dianalisa data sudah dilakukan maka perlu dilakukan
pembangunan atau mendesain sistem tentang masalah yang sudah ditentukan.
5. Pengujian sistem
Setelah Proses coding selesai maka dilakukan pengujian sistem menggunakan metode
white box.
6. Implementasi sistem
Tahap ini digunakan untuk penerapan dan pengujian sistem ke dalam kondisi
sebenarnya agar dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Setelah penulis menganalisis masalah yang ada dalam sistem pada Perusahaan
Kembang Djawa Makassar, maka penulis menarik kesimpulan bahwa sistem tersebut kurang
efisien dalam melakukan proses perhitungan gaji karyawan.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 241
Bagan alir dokumen (document flowchart) dibawah ini akan menjelaskan sistem
perhitungan gaji karyawan yang sedang berjalan padaPerusahaan Kembang Djawa Makassar.
Gambar 1 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) Sistem Berjalan
Gambar 1 menjelaskan Bagan Alir Dokumen Sistem Berjalan, terdiri dari tiga entitas
yaitu Manager, Admin, dan Direktur. Manager membawa berkas data karyawan ke admin dan
memeriksa berkas tersebut, satu berkas data karyawan diarsipkan dan satunya lagi diberikan ke
direktur. Manager memebrikan berkas data aktivitas kerja karyawan ke admin untuk penentukan
gaji karyawan yang selanjutnya diinformasikan ke Manager dan Direktur.
3.2 Analisis Sistem yang Diusulkan
Adapun diagram alir dokumen sistem yang diusulkan untuk menangani kelemahan pada
sistem yang sedang berjalan. Gambar 2 menjelaskan Bagan Alir Dokumen Sistem yang
diusulkan, terdiri dari empat entitas yaitu Manage, Admin, Direktur dan Keuangan. Manage
memberikan berkas data karyawan ke admin kemudian admin mengimput ke sistem
menghasilkan output data karyawan terdiri dari dua dokumen, dokumen pertama di arsipkan dan
dokumen dua diberikan ke direktur. Manage memberikan berkas data aktivitas kerja karyawan
ke admin, kemudian admin mengimput ke dalam sistem menghasilkan gaji karyawan kemudian
di informasikan ke manage dan direktur. Dari informasi gaji dibuatlah slip gaji yagn selanjutnya
diberikan ke keuangan.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
242
ISSN : 2407-4322
Gambar 2 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) Sistem Yang Diusulkan
3.3 Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan
ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat.
Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi sistem informasi, serta kepada
siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.
Adapun diagram konteks perancangan aplikasi Perhitungan Gaji Karyawan Perusahaan
Kembang Djawa Makassar yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Konteks
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 243
Gambar 3 Diagram Konteks, Manager menerima informais gaji dari sistem, manager
memberikan data karyawan dsn data aktivitas karyawan kepada Admin, kemudian Admin
mengimput dataa karyawan dan data aktivitas karyawan, menerima informasi gaji dari sistem.
Direktur menerima output dari sistem berupa data karyawan dan ifnormasi gaji. Bagian
Keuangan menerima slip gaji dari sistem.
3.4 Rancangan Input
3.4.1 Input Data Karyawan
Gambar 4 Rancangan Input Data Karyawan
Gambar 4 adalah rancangan input data karyawan, terdiri dari input nama karyawan,
alamat, umur, nomor telepon, jenis kelamin dan jabatan.
3.4.2 Input Gaji Pokok
Gambar 5 Rancangan Input Gaji Pokok
Gambar 5 adalah rancangan input gaji pokok, terdiri dari input nama karyawan, jabatan,
dan gaji pokok.
3.5 Rancangan Output
3.5.1 View Data Karyawan
Gambar 6 Rancangan View Data Karyawan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
244
ISSN : 2407-4322
Gambar 8 adalah rancangan view data karyawan, terdiri dari output id karyawan, nama, alamat,
umur, nomor telepon, jenis kelamin dan jabatan.
3.5.2 View Data Gaji Pokok
Gambar 7 Rancangan View Data Gaji Pokok
Gambar 9 adalah rancangan view data gaji pokok, terdiri dari output id karyawan, nama
karyawan, jabatan dan gaji pokok.
3.6 Rancangan Basis Data
Adapun rancangan basis data dari sistem yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Rancangan Relasi Basis Data
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 245
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
4. KESIMPULAN
1.
2.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan Activity Based Costing System dalam perhitungan gaji karyawan,
informasi biaya yang dihasilkan lebihakurat.
Pengujian Activity Based Costing System telah dilakukan dan terbebas dari kesalahan
logika.
5. SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang akan diajukan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Diharapkan melalui perancangan aplikasi perhitungan gaji karyawan ini dapat memicu
dan menjadi acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan keahliannya, dapat
merancang perangkat lunak khususnya aplikasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pengguna dimasa yang akan datang.
2. Penulis menyadari bahwa sistem yang dibangun masih membutuhkan penyempurnaan
yang lebih baik. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar penelitian ini dapat
dijadikan sebegai bahan referensi untuk pengembangan sistem yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus Tulus, 2009, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
[2] Atkinson, Kaplan, 2009, ”Management Accounting, Fifth Edition”, PT.IndeksJakarta,
Edisi 5 Jilid 1.
[3] Kusrini, 2008, “Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & SQL
Server”, Yogyakarta : Andi.
[4] Ladjamuddin B, 2009, “Analisis Dan Desain Sistem Informasi”, Tanggerang : Graha Ilmu.
[5] Sutabri Tata, 2008, “Analisa Sistem Informasi”, Yogyakarta : Andi.
[6] Sutanta Edhy, 2011, “Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual”, Yogyakarta : Andi.
[7] Widilestariningtyas Ony, 2010, “Akuntansi Biaya”, Yogyakarta : Graha Ilmu.
[8] Yourdan, 2009, “Object-Oriented Design”, USA : Prentice Hall
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
246
ISSN : 2407-4322
BIODATA PENULIS
Aniq Noviciatie Ulfah merupakan mahasiswa S1 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga yang
telah menyelesaikan studinya pada Tahun 2014 dengan peminatan pada kajian sistem cerdas
khusunya tentang clustering.
Aprizal adalah dosen tetap STMIK Dipanegara Makassar. Pendidikan Sarjana Komputer
diselesaikannya pada tahun 2008 dari Program Studi Sistem Informasi STMIK Dipanegara
Makassar, Pendidikan Sarjana Ekonomi diselesaikan pada tahun 2012 di STIM - LPI
Makassar, Pendidikan Pascasarjana (M.M) diperoleh dari Universitas Patria Artha pada
tahun 2010 dengan mengambil bidang studi Manajemen Sumber Daya Manusia. Kemudian
pada tahun 2011 melanjutkan kuliah Program Doktor Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Makassar sampai sekarang. Saat ini mengasuh mata kuliah Business Process
Reengineering, Perencanaan Strategi Sistem Informasi, Supply Chain Management dan
Enterprice Resource Planning.
Arif Yulianto adalah dosen Program Studi Sistim Informasi STMIK Global Informatika Multi
Data Palembang. Selain sebagai dosen juga sebagai Manager Sistim Integrator PT. Multi
Data Palembang. Bergerak dalam bidang pengembangan Sistim Informasi beberapa
perusahaan. Menyelesaikan Studi Sarjana Komputer pada tahun 2002 dengan mengambil
bidang studi Ilmu Komputer dan pada tahun 2010 memperoleh gelar Megister Teknologi
Informasi (MTI) dari program Ilmu Komputer Universitas Indonesia.Saat ini aktif mengasuh
mata kuliah Perancangan Strategis Informasi Sistem, Basis Data Terapan dan Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Dedy Hermanto, saat sebagai dosen tetap AMIK MDP Jurusan Teknik Komputer dan sebagai
Kepala Lab Jaringan Komputer dan Robotika. Tahun 2004 saya lulus Diploma 3 dari AMIK
MDP Palembang jurusan Teknik Komputer, Kemudian lanjut kuliah S1 pada tahun 2007 dan
lulus menjadi tahun 2009 dari STMIK GI MDP jurusan Teknik Informatika. Tahun 2014
saya mendapat gelar Magister Teknologi Informasi (M.T.I) dari Universitas Indonesia
mengambil spesialisasi audit penggunaan Teknologi Informasi (Tata Kelola TI). Saat ini
saya mengasuh mata kuliah Jaringan Komputer dan Mikroprosesor
Desi Pibriana adalah seorang dosen tetap di Program Studi Sistem Informasi STMIK Global
Informatika Multi Data Palembang. Pendidikan Sarjana diselesaikan pada tahun 2012 dari
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya (Unsri) dan
mendapat gelar Sarjana Sistem Informasi. Pendidikan pascasarjana diselesaikan pada Tahun
2014 dari Program Magister Teknologi Informasi (MTI) Universitas Indonesia (UI) dan
mendapat Gelar Magister Teknologi Informasi (M.T.I). Desi Pibriana saat ini (semester
Genap Tahun Akademik 2014/ 2015) mengasuh mata kuliah Sistem Basis Data, Interaksi
Manusia dengan Komputer, Aljabar Linier dan Paket Program Niaga
Fithri Selva Jumeilah adalah dosen tetap Program Studi Sistem Informasi STMIK Global
Informatika Multi Data Palembang. Pada akhir tahun 2011 berhasil menyelesaikan gelar
sarjana (S.Kom) di Program Studi Teknik Informatika Universitas Sriwijaya. Pendidikan
pascasarjana (M.T.I) diperoleh dari Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas
Indonesia pada awal tahun 2014. Saat ini mengasuh matakuliah dasar pemrograman,
algoritma dan struktur data, pemrograman berorientasi objek dan basisdata terapan.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 247
Fransiska adalah dosen tetap Program Studi Sistem Informasi STMIK Global Informatika
Multi Data Palembang. Pendidikan Sarjana Sistem Informasi diselesaikan pada tahun 2012
dari Program Studi Sistem Informasi Universitas Sriwijaya. Pendidikan magister
diselesaikan pada tahun 2014 dari Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas
Indonesia. Saat ini mengampu mata kuliah Pengantar Sistem Informasi, Perancangan Sistem
Informasi, Pengelolaan Sistem Informasi, dan Kewirausahaan
Kusrini, dosen tetap di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Pendidikan terakhir S3 Ilmu Komputer
di Universitas Gadjah Mada. Spesialisasi bidang ilmu: kecerdasan buatan, sistem pendukung
keputusan dan basis data.
Mikha Dayan Sinaga adalah seorang dosen tetap di Universitas Potensi Utama. Pendidikan
sarjana kpmputer diselesaikannya pada tahun 2011 di Universitas Potensi Utama Medan
dengan jurusan Teknik Informatika. Pendidikan pascasarjana diselesaikannya pada tahun
2014 di Universitas Putra Indonesia Padang dengan bidang studi ilmu kpmputer. Saat ini
mengajar mata kuliah sistem pakar, interaksi manusia dan komputer, dan etika profesi
Muhammad Rudyanto Arief adalah dosen tetap program studi Teknik Informatika STMIK
AMIKOM Yogyakarta. Menyelesaikan S1 Teknik Informatika 1996, dan S2 Magister
Teknologi Informasi tahun 2005. Saat ini mengasuh mata kuliah Pemrograman Basis Data,
Rekayasa Perangkat Lunak, Keamanan Sistem Informasi, Ecommerce, dan ERP
Ricky Imanuel Ndaumanu adalah dosen tidak tetap Program Studi Teknik Informatika
STMIK Widya Dharma Pontianak. Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada
tahun 2012 dari Program Studi Teknik Informatika STIKOM Uyelindo Kupang. Pendidikan
pascasarjana (M.Kom) diperoleh dari Sekolah Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta
pada tahu 2014 dengan mengambil bidang studi Teknik Informatika.. Saat ini mengasuh
mata kuliah Sistem Basisdata dan Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan.
Sadly Syamsuddin adalah dosen tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Dipanegara
Makassar, Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada tahun 2005 dari Program
Studi Sistem Informasi STMIK Dipanegara Makassar, Pendidikan pascasarjana (M.M)
diperoleh dari Universitas Pascasarjana Patria Artha pada tahun 2014 dengan mengambil
bidang studi Manajemen Keuangan, dan untuk saat ini sedang menyusun laporan TESIS di
bidang studi Teknik Elektro Konsentrasi Informatika Pada Universitas Hasanuddin Makassar
yang insyaallah akan usahkan selesai di tahun 2015 dengan Gelar (M.T.), Saat ini mengasuh
mata kuliah Pemrograman Berorientasi Objek dan Pemrograman Aplikasi Mobile
Sandy Kosasi received the Bachelor’s in Economic Degree (S.E.) from Panca Bhakti
University in 1991, Master of Management in Information System degree (M.M) from Bina
Nusantara University in 1997, Master of Computer Science degree (M.Kom) from Eresha
School of IT in 2013, and now having Doctoral Study (Ph.D) in The Field of Information
Technology at Universiti Utara Malaysia (UUM), Sintok, Kedah. His area of interest is
Enterprise Information System, Business and knowledge Intelligence sytem, EBusiness/Web Technology, IT and Enterprise Architecture, IT Governance. He is a Head of
STMIK Pontianak and currently as Senior Lecturer in IT Strategic Planning and Enterprise
Architecture. He had published more than 50 scientific papers and conference proceeding.
He is a member of Indonesian Computer Electronics and Instrumentation Support Society
(IndoCEISS), Cooperation Computer Research Inter University (Coris). He can be reached
at [email protected] & [email protected]
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

248
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Shofwatul 'Uyun merupakan dosen Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga. Pada tahun 2004 telah menyelesaikan studi (S1) pada Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Indonesia (S.T.), kemudian pada tahun 2006 telah menyelesaikan studi
(M.Kom.) pada program pasca sarjana Ilmu Komputer UGM. Kemudian pada tahun 2014
memperoleh gelar Doktor (Dr.) dari program Doktor Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta dengan kajian peminatan terkait sistem cerdas untuk citra medis khususnya
mamografi. Saat ini mengasuh beberapa mata kuliah antara lain kecerdasan buatan, logika
fuzzy, pengenalan pola dan pengolahan citra digital.
Stephanie Darmawan H adalah karyawan tetap PT Bank Panin tbk. Pendidikan Sarjana
Komputer diselesaikannya pada tahun 2012 dari Program Studi Teknik Informatika STMIK
Global Informatika Multi Data Palembang. Saat ini bekerja pada bagian Cash Management
Executive pada PT Bank Panin tbk serta telah mengikuti pelatihan Cash Management and
Executive dan Panin Super Giro.
Triana Elizabeth adalah dosen tetap Program Studi Sistem Informasi STMIK Global
Informatika Multi Data Palembang. Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada
tahun 2012 dari Program Studi Teknik Informatika STMIK Global Informatika Multi Data
Palembang. Pendidikan pascasarjana (M.T.I) diperoleh dari Universitas Indonesia pada
tahun 2014 dengan mengambil bidang studi Ilmu Komputer. Saat ini mengasuh mata kuliah
pemrograman visual, basis data terapan, dan manajemen pengetahuan.
Willy adalah dosen tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Global Informatika Multi
Data Palembang. Pendidikan Sarjana Komputer (S.Kom.) diselesaikannya pada tahun 2010
dari Program Studi Teknik Informatika STMIK Global Informatika Multi Data Palembang.
Pendidikan pascasarjana (M.Kom.) diperoleh dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)
Pascasarjana Universitas Indonesia pada tahun 2013 dengan mengambil bidang studi
Magister Ilmu Komputer. Saat ini mengasuh mata kuliah Pemrograman Berorientasi Objek,
Pemrograman Aplikasi Bergerak, Perancangan dan Pemrograman Web
Wiwi Verina adalah dosen tetap Program Studi Teknik Informatika Universitas Potensi Utama
Medan. Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada tahun 2012 dari Program Studi
Teknik Informatika di Universitas Potensi Utama. Pendidikan pascasarjana (M.Kom)
diperoleh dari Sekolah Pascasarjana di Universitas Putra Indonesia YPTK Padang pada
tahun 2014 dengan mengambil bidang studi Sistem Informasi. Saat ini mengasuh mata
kuliah Pemrograman Berorientasi Objek, Basis Data, Etika Profesi, Komunikasi Skill dan
Algoritma Pemrograman.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
 249
INDEKS PENYUNTING/MITRA BESTARI
Agus Harjoko adalah dosen tetap Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pendidikan Sarjana Fisika minat Elektronika dan
Instrumetasi diselesaikannya pada tahun 1986 dari UGM. Pendidikan Master dalam bidang
Computer Science ditempuh di University of New Brunswick, Canada. Gelar Doktor
diperolehnya pada tahun 1996 dari Faculty of Computer Science, University of New
Brunswick, Canada dengan bidang riset Computer Vision. Saat ini mengasuh mata kuliah
Pengolahan Citra Digital, Pattern Recognition dan Computer Vision.
Achmad Benny Mutiara adalah dosen tetap pada Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi Universitas Gunadarma. Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada tahun
1991 dari Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma, dan Sarjana Sain pada
tahun 1991 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Indonesia. Pendidikan pascasarjana (Dipl.Phys) diperoleh dari Universitas Goettingen, Jerman pada tahun 1997 dengan mengambil
bidang studi Ilmu Komputasi Sain. Kemudian pada tahun 1999 memperoleh gelar Doktor
(Dr.rer.nat) dari Universitas Goettingen, Jerman dengan spesialisasi Simulasi dan Pemodelan
dan Komputasi Numerik. Saat ini mengasuh mata kuliah Simulasi dan Pemodelan, dan
Komputasi Paralel.
Gasim adalah dosen tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Global Informatika Multi
Data Palembang. Pendidikan Sarjana Komputer diselesaikannya pada tahun 2000 dari
Program Studi Manajemen Informatika STMIK Bandung. Pendidikan pascasarjana (M.Si)
diperoleh dari Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahu 2006 dengan
mengambil bidang studi Ilmu Komputer. Kemudian pada tahun 2014 memperoleh gelar
Doktor (Dr.) dari program Doktor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan
spesialisasi kecerdasan buatan. Saat ini mengasuh mata kuliah pemrograman, algoritma dan
struktur data, metodologi penelitian, dan kecerdasan buatan.
Joko Lianto Buliali adalah dosen tetap Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya, mulai tahun 1992 sampai saat ini. Pendidikan Sarjana
diselesaikannya pada tahun 1991 di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya. Pendidikan Master dan Doktor diperoleh dari University of
Manchester Institute of Science and Technology (UMIST), Manchester, England pada tahun
1995 dan 1998 dengan mengambil bidang studi Computataion. Pada tahun 2010 Joko Lianto
Buliali mencapai jabatan akademik Guru Besar pada bidang ilmu Pemodelan dan Simulasi
Sistem pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Saat ini membina mata
kuliah Pemodelan dan Simulasi, Data Mining, dan Kecerdasan Buatan.
Kudang B. Seminar is a professor in the Department of Mechanical & Biosystem Engineering
& the Computer Science Department, Bogor Agricultural University (IPB. He was the
president of and is currently is an honorary board member of Asian Federation for
Information Technology in Agriculture (AFITA) http://www.afita.org/ and that of
Indonesian Society of Agriculture Informatics (HIPI). He received his master and doctoral
degrees in the field Computer Science at thew Brunswick, Canada. His research interests
include Computer-based Control Systems for Agriculture, Knowledge Management System
for Agriculture & Precision Agriculture, Distributed Artificial Intelligent System (Multi
agent Systems). He is also involved in the collaborative international research work with
George Mason University (USA), Ehime & Tsukuba Universities (Japan). He is an author of
national and international articles, a reviewer of International Agricultural Engineering
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

250
ISSN: 1978-1520
ISSN : 2407-4322
Journal (IAEJ). Currently, he is the head of Bioinformatics Engineering Laboratory at Bogor
Agricultural University (IPB).
Yani Nurhadryani adalah dosen Departemen Ilmu Komputer-FMIPA-IPB. Bidang ilmu yang
diminati adalah Software Engineering, Sistem Informasi dan e-Government. Pendidikan
terahir (PhD) diperoleh dari Tohoku University Japan dalam bidang Information Science,
pendidikan Master diperoleh dari ITB-Bandung pada jurusan rekayasa perangkat lunak, dan
sarjana diperoleh dari Statistika-FMIPA-IPB. Saat ini mengasuh mata kuliah Rekayasa
Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Sistem Management Pengetahuan, Metode Penelitian
dan Telaah Pustaka, dan e-Government.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 251
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
ABSTRAK
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI
VOLUME 1 NOMOR 1, SEPTEMBER 2014
Analisis Prediksi Tingkat Pengunduran Diri Mahasiswa
dengan Metode K-Nearest Neighbor
Ricky Imanuel Ndaumanu, Kusrini, M. Rudyanto Arief
Abstract
The need for an analysis of the prediction of the level of resignation of a student at stikom
uyelindo kupang, be the reason he did research on predictions the level of the resignation of a
student. Determine the prediction of the level of the resignation of the students in large quantities
could not be done manually because it requires time cukub a long time.For that required an
algorithm that can be mengkategorisasikan predictions the level of the resignation of students
automatically use the computer. In forecasting used the support system decision in the form of
prototypes and in analyzing uses the method k-nearest neighbor because it has the working
principle of looking for the shortest distance between the data will be evaluated with k nearest in
the data his training. Based on in testing the outcome predicted by using algorithm k-nearest
neighbor that its done manually and use the support system decision produces good data going
back. The results of such tests said the system quite feasible for use in the prediction of a
candidate student although the system has not generate a level of accuracy maximally.To produce
the value of validation maximum requiring data that balanced between cases out and active.
Results testing use prototype support system decision and compared manually that uses method
algorithms k-nearest neighbor with 4 variable ipk, namely work parents, side and semester is get
conformity 79 %.
Keywords : Decision Support System, Data Mining, K-Nearest Neighbor.
Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Jabatan Karyawan pada
PT. AYN dengan Metode Profile Matching
Deny Adhar
Abstract
Career management employees a clear and transparent is one of the important factors
that can improve the working atmosphere of harmony and deepen the level of trust between
employees and management. The problem that often occurs in the employee performance
appraisal process include the subjectivity of decision-making, especially when some employees
have capabilities that are not much different. Decision Support Systems employee appointments
is a system that is able to improve the effectiveness and efficiency of management as well as
decisions that can provide performance evaluation of employees who will be promoted. Speed
and validity in information processing mentioned above is the main requirement to support
hiring decisions, so the decision support system used must also have a comprehensive and
integrated plan to shrink the level of risk of failure of development and selection decisions, this
study discusses the analysis of Aspects of Intellectual Capacity , Aspects of Work Attitude and
Behavior Aspects categorized in the core factor and the secondary factor method combined with
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
252
ISSN : 2407-4322
the GAP Analysis Profile Matching method. The results of the study in the form of a decision
support system that can provide a performance evaluation of employees who will be promoted.
Keywords : Decision Support System, Profile Matching, GAP Analysis
Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada
SMK Pelayaran Sinar Bahari Palembang
Kornelia, Emi Yuliati, Dedy Hermanto
Abstract
The purpose of the author of this thesis is to provide an alternative to the process of
learning and teaching in SMK Sinar Bahari Palembang. The problems at SMK Sinar Bahari
Palembang is the academic and non-academic information can only be obtained in the school
environment. in this issue the authors use iterative methods in a web-based Academic
Information System. In the design phase the authors use tools such as context diagrams,
decomposition diagrams, DAD, ERD, STD Charts and display interfaces in accordance with the
proposed. Web-based Academic Information System Could made easy way for parents and
student to access that school gives.
Keywords : Academic Information Systems, Iterative, SMK Pelayaran Sinar Bahari, Web
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk
Penyebaran Lokasi Puskesmas di Kota Tangerang
Ruli Supriati, Sugeng Santoso, Anjar Juniarno
Abstract
Community Health Center or in short is needed for the Indonesian people in general,
especially when the present is the cost of treatment is very expensive for most people that's
necessary Indonesia. For dable choice health facilities such as health centers. It required a
web-based geographic information system that provides information about the location of
health centers in the city of Tangerang. Geographic information systems (GIS) in the search
location would require a layout or a position known as geographic information. Geographical
information of the most widely used public at this time that the Google Maps application. In the
design and development of applications, used waterfall model and source data used in this
study, namely Tangerang City Map obtained from Google Maps API and the health clinic
location data that was obtained from the health department and health center Tangerang
Tangerang City. The result is that there is a system application that can be operated by the
public in order to determine the location of the health center in the city of Tangerang. So that
people can know the location of health centers simply by using a key word to search the
location of health centers. Geographical Information Systems can figure out the path to be
passed to the health clinic.
Keywords : GIS Health Center, Location, Department of Health
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 253
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
Rancang Bangun Edugame Pembelajaran Kesehatan Gigi untuk
Anak-Anak BerbasisUNITY 3D
Theofilus Fiendi Hernowo, Evi Sulviana, Willy, Hernando Ivan Teddy
Abstract
Game is a medium for playing and for most of the people it’s used as an entertainment
to spend their spare time. Nevertheless, it should be better if the game used is an educational
game, so that the users do not only have fun but also learn something to enrich their knowledge.
Therefore, because of the reason above, the writer created an educational game base on Unity
3D about the dental health for kids, so it can be used by the users as a medium of learning to
know the importance of keeping the dental health early. This educational game is created by
using Unity 3D as its engine. In the process of creating this game, the writer created the
character of player, 3D objects, animations and textures. Its player is an object of toothpaste
that’s used by the users to play and squirt the toothpaste to the germs and bacterias. The
method used to create this educational game is prototyping method and the main purpose of this
game is the users can use it as a medium of learning about the importance of keeping the dental
health. As the result, this educational game application can be used as a medium of learning for
the users to always keep their dental health.
Keywords : Educational, Dental health, Game, Unity, Prototyping
Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit yang Disebabkan oleh
Nyamuk Berbasis Web
Sadly Syamsuddin, Ahyuna
Abstract
The rapid developments in medical science and drug discovery and healing methods give
birth to an interdependence between doctors and patients. Problems will arise when doctors can
not identify exactly according to the symptoms of the disease suffered by the patient, as well as
patients who may be difficult to give a clear explanation of the symptoms they suffer to the doctor.
Therefore we need an expert system capable of adopting human knowledge or physician to a
computer that is designed to model the human ability or the doctor solve problems like an expert.
This study design an expert system expert system which aims to diagnose diseases caused by
mosquitoes. This expert system modeling tool system dirancangan with the Unified Modeling
Language (UML), MySQL as database management system SQL and PHP as the programming
language. Once the system can diimplemntasikan we perform system testing with the Black Box.
The results of the system built is an expert system that is able to diagnose a disease caused by a
mosquito with a good degree of accuracy and misunderstandings that exist in each form
component under test is not found at all.
Keywords : Expert System, Unified Modeling Language, MySQL, PHP, Black Box.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
254
ISSN : 2407-4322
Analisis Usability pada Aplikasi Akreditasi
(Studi Kasus : Badan Akreditasi Provinsi D.I. Yogyakarta)
Prayudha Wibi Hascarya, Wing Wahyu Winarno, Sudarmawan
Abstract
Currently web accreditation online that is used by BAN-SM DIY is a typical
registration system online in enclose menu information of value and a list schools and will in
accreditation.According to (Karnohartomo dkk, 2012 ) to develop software interactive, there are
two main target for parameters success, namely usability and user experience goals, then the
application must be given opportunity for users to complete its activity on the application as well
as possible In this research writer using methods PLS (Least Partial Square).According to
Tanenhaus dkk, (2010), PLS is a method of analysis which powerful because not based many
assumption.Method pls have excellence are data must not normally distributed multivariate
(indicators with scales categories, ordinal, intervals until the ratio can be used on the same
model) and size samples not necessarily big. Based on the results reliability testing showed that
all the items in it 's reliable assessment the questionnaire , with the figures of cronbach alpha &
gt; 0.70 and composite reliability & gt; 0.7 .The difference it is evident that the value of cronbachs
alpha and composite reliability most are analysis of the path by intervention .Namely relations
error with usability correlation value 0,9051 which means that the higher error the higher the
relations between variables usability learnability with efficiency namely correlation value of
0,1343 which means that the higher learnability the higher efficiency.
Keywords : Usability, Reliability, Partial Least Square
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akademik
(Studi Kasus SMA Negeri 1 Talang Kelapa Palembang)
Azhar Irfandi, Okta Liansyah, Ervi Cofriyanti, Hermawan
Abstract
Academic information system is a system that provides services such as academic data. In this
study, authors take SMA Negeri 1 Talang Kelapa as a research site, because the academic
information system at the school has not been managed well,so that it is difficult in
implementing the existing academic activities, such as the difficulty of determining the
properness criteria for tenth grade students in filtering major social science (IPS) or natural
science (IPA), the searching process of student and teacher data still needs a lot of time,
consequently the information is difficult to be access quickly, the archival storage need a lot
of file cabinet, the student parents are still difficult to know whether their children are present
or not, and also the difficulty for seeking information about the student alumni and giving an
announcement for the alumni such as high school reunion invitation. Based on those reasons,
authors develop a computerized academic information system to resolve the academic
problems. The methodology in developing this system is using Rapid Application Development
Methodology. This methodology has four phases namely requirement phases, in this phase,
authors do the observations, interviews and literature study. Second, the design phase, in this
phase authors make the data and process model, database design and interface design. The
third one, construction phase, in the this phase authors make program codes and the last,
implementation phase. in the result of system testing is installed and socialized in the school. By
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
 255
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015
implementation the academic information system, it can help the academic business process in
SMA Negeri 1 Talang Kelapa, especially for actualizing the school vision.
Keywords : Academic Information System, RAD Methodology, SMA Negeri 1 Talang Kelapa
Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Tanaman Terong Belanda
dengan Menggunakan Metode Forward Chaining
Mikha Dayan Sinaga
Abstract
This expert system inference engine using forward chaining method. Reasoning is based
on the symptoms that appear physically on the tree tomato. Based on these symptoms made
rules which then becomes a knowledge base that will be applied to the inference engine to find
out what the disease experienced by the Tree Tomato. The results of this program indicate that
the expert system can be used as a medium that can provide information about the tree tomato.
This expert system can be used to accelerate the search and access to knowledge by the people
who need the information.
Keywords : Expert Systems, Forward Chaining, Knowledge Base, Inference Engine, Tree
Tomato.
Penerapan Hidden Markov Model (HMM) pada Pengenalan Penutur
Mukhlisa, Maryati Gultom, Derry Alamsyah
Abstract
Human voice depends on the position or shape of the cavity owned, so the character of
the sound that each person is unique and became his identity. Identification of speakers
(speaker recognition) is the process of identifying who is talking on the information contained
in the speech wave. Identification of speakers can be used as attendance systems, security, and
so on. Speaker recognition system in this study formed through two main processes of training
(training) and recognition (recognition), where Mel Frequency Cepstrum Coefficients (MFCC)
are used for feature extraction, then the model is formed based Hidden Markov sound model
(HMM). The results showed that the test in real time using a microphone accuracy rate of 30%.
While testing of the recording file 100%. The level of accuracy depends heavily on the ability of
clustering and classification.
Keywords : Speaker Recognition, Mel Frequency Cepstrum Coefficients (MFCC) , Hidden
Markov Model (HMM)
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN: 1978-1520
256
ISSN : 2407-4322
INDEKS JURNAL TEKNIK INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI
Vol
Judul
Halaman
Vol 1 No 1
Analisis Prediksi Tingkat
Pengunduran Diri Mahasiswa Dengan
Metode K-Nearest Neighbor
1
Ricky Imanuel Ndaumanu,
Kusrini,
M. Rudyanto Arief
Sistem Pendukung Keputusan
Pengangkatan Jabatan Karyawan pada
PT. AYN dengan Metode Profile
Matching
16
Deny Adhar
Sistem Informasi Akademik Berbasis
Web pada SMK Pelayaran Sinar
Bahari Palembang
30
Kornelia,
Emi Yuliati,
Dedy Hermanto
Pemanfaatan Sistem Informasi
Geografis Berbasis Web untuk
Penyebaran Lokasi Puskesmas di
Kota Tangerang
42
Ruli Supriati,
Sugeng Santoso,
Anjar Juniarno
Rancang Bangun Edugame
Pembelajaran Kesehatan Gigi untuk
Anak-Anak Berbasis Unity 3D
51
Theofilus Fiendi Hernowo,
Evi Sulviana,
Willy,
Hernando Ivan Teddy,
Sistem Pakar untuk Diagnosa
Penyakit yang Disebabkan oleh
Nyamuk Berbasis WEB
64
Sadly Syamsuddin,
Ahyuna
Analisis Usability pada Aplikasi
Akreditasi
(Studi Kasus: Badan Akreditasi
Provinsi D.I. Yogyakarta)
75
Prayudha Wibi Hascarya,
Wing Wahyu Winarno,
Sudarmawan
Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Akademik (Studi Kasus :
SMA Negeri 1 Talang Kelapa
Palembang)
88
Azhar Irfandi,
Okta Liansyah,
Ervi Cofriyanti,
Hermawan
Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit
Tanaman Terong Belanda dengan
Menggunakan Metode Forward
Chaining
101
Mikha Dayan Sinaga
Penerapan Hidden Markov Model
(HMM) pada Pengenalan Penutur
111
Mukhlisa,
Maryati Gultom, Derry
Alamsyah
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Penulis
Pedoman Penulisan Makalah
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi (JATISI)
1. Topik penelitian yang akan dipublikasikan oleh jurnal JATISI adalah yang berhubungan dengan
teknologi informasi, komunikasi dan komputer yang berbentuk kumpulan/akumulasi pengetahuan
baru, pengamatan empirik atau hasil penelitian, dan pengembangan gagasan atau usulan baru.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia baku atau Bahasa Inggris, belum pernah dipublikasikan
serta bebas dari unsur plagiat. Naskah dilengkapi surat pernyataan tertulis dikirim melalui email
ke [email protected]
3. Naskah diketik dengan komputer menggunakan perangkat lunak Microsoft Word. Ukuran kertas
21 cm x 29,7 cm (A4). Batas atas, bawah, kanan, dan kiri 3 cm. Jarak antar baris 1 spasi.
Menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran font untuk judul artikel adalah 18
point, dan font pada isi makalah 11 point. Naskah ditulis dengan layout 1 kolom.
4. Jumlah halaman antara 10 sampai 14 halaman, dan jumlah gambar tidak boleh melebihi 30% dari
seluruh tulisan.
5. Judul makalah maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia atau 10 kata dalam Bahasa Inggris.
Judul harus mencerminkan masalah yang dibahas, dengan menggunakan kata-kata yang ringkas,
lugas, tepat, jelas dan mengandung unsur-unsur yang dibahas.
6. Nama penulis ditulis di bawah judul sebelum abstrak tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain
apapun, asal lembaga tempat penulis bernaung, dan alamat email untuk korespondensi, dengan
ukuran 11 point bold.
7. Sistematika penulisan naskah, terdiri dari:
a. Abstrak dan kata kunci
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan panjang masing-masing
150 - 200 kata dan dicetak miring dengan Times New Roman 11 point diketik dengan jarak 1
spasi. Abstrak disusun dengan kalimat-kalimat ringkas, jelas, runtut, dan sistematis dan
dapat menggambarkan apa dan mengapa penelitian dikerjakan, bagaimana dikerjakan, dan
apa hasil yang dicapai dari penelitian.
b. Pendahuluan
Pendahuluan ditulis dengan Times New Roman 11 point. Pendahuluan menguraikan latar
belakang permasalahan, tujuan penelitian, batasan penelitian, metode yang digunakan dalam
penelitian, hasil penelitian yang diperoleh sebelumnya, dan kontribusi yang diberikan dari
makalah ini.
Selain itu pendahuluan juga berisi tinjauan pustaka yang memuat uraian sistematis tentang
informasi hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Bagian ini memuat kelebihan dan kelemahan yang
mungkin ada pada penelitian terdahulu yang dapat dijadikan argumen bahwa penelitian yang
akan dikerjakan ini bersifat menyempurnakan atau mengembangkan penelitian terdahulu.
Bagian ini juga memuat landasan teori berupa rangkuman teori-teori yang diambil dari
pustaka yang mendukung penelitian, serta memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip
dasar yang diperlukan untuk pemecahan permasalahan. Landasan teori dapat berbentuk uraian
kualitatif, model matematis, atau tools yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Sumber pustaka yang dirujuk pada bagian ini harus dicantumkan dalam kalimat/
pernyataan yang diacu dan dalam Daftar Pustaka, misalnya [1].
Judul tabel ditulis dalam Times New Roman 11 point, ditempatkan di atas tabel, tanpa
diakhiri tanda titik. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau tidak mungkin diketik dalam
satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel dicantumkan nomor tabel dan ditulis kata Lanjutan
tanpa judul. Bagan, grafik, peta, foto, semuanya disebut gambar. Judul gambar dalam Times
New Roman 11 point, tepat di bawah gambar, tanpa diakhiri oleh tanda titik. Keterangan
gambar dituliskan pada tempat yang kosong pada halaman yang sama. Skala dan satuan pada
grafik harus dibuat sejelas mungkin. Setiap tabel dan gambar harus dirujuk dalam makalah.
c. Metode Penelitian
Bagian ini memuat penjelasan secara lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yang
dilakukan dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, langkah penelitian juga perlu
ditunjukkan dalam bentuk diagram alir langkah penelitian atau framework secara lengkap dan
terinci termasuk di dalamnya tercermin algoritma, rule, pemodelan-pemodelan, desain dan
lain-lain yang terkait dengan aspek perancangan sistem.
d. Hasil dan Pembahasan
Bagian Hasil dan Pembahasan merupakan bagian yang memuat semua temuan ilmiah yang
diperoleh sebagai data hasil penelitian. Bagian ini diharapkan memberikan penjelasan ilmiah
yang secara logis dapat menerangkan alasan diperolehnya hasil-hasil tersebut yang
dideskripsikan secara jelas, lengkap, terinci, terpadu, sistematis, serta berkesinambungan.
Pemakalah menyusun secara sistematis disertai argumentasi yang rasional tentang informasi
ilmiah yang diperoleh dalam penelitian, terutama informasi yang relevan dengan masalah
penelitian. Pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk
uraian teoritik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam pelaksanaannya, bagian ini
dapat digunakan untuk memperbandingkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dalam
penelitian yang sedang dilakukan terhadap hasil-hasil penelitian yang dilaporkan oleh peneliti
terdahulu yang diacu pada penelitian ini. Secara ilmiah, hasil penelitian yang diperoleh dalam
penelitian dapat berupa temuan baru atau perbaikan, penegasan, atau penolakan interpretasi
suatu fenomena ilmiah dari peneliti sebelumnya.
Hasil penelitian disajikan secara cermat agar mudah dipahami, misalnya dapat ditunjukkan
dalam bentuk tabel, kurva, grafik, gambar, foto, atau bentuk lainnya sesuai keperluan secara
lengkap dan jelas. Perlu diusahakan agar saat membaca hasil penelitian dalam format tersebut,
pembaca tidak perlu mencari informasi terkait dari uraian dalam pembahasan. Akhir dari
bagian ini memuat keterangan tentang kelebihan dan kelemahan sistem, yang dideskripsikan
secara terinci.
e. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas, dan tepat tentang apa yang diperoleh,
memuat keunggulan dan kelemahan, dapat dibuktikan, serta terkait langsung dengan tujuan
penelitian. Uraian pada bagian ini harus merupakan pernyataan yang pernah dianalisis/dibahas
pada bagian sebelumnya, bukan pernyataan yang sama sekali baru dan tidak pernah dibahas
pada bagian sebelumnya, serta merupakan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan.
Bagian ini tidak perlu ada uraian penjelasan lagi.
f. Saran
Saran memuat berbagai usulan atau pendapat yang sebaiknya dikaitkan oleh penelitian
sejenis. Saran dibuat berdasarkan kelemahan, pengalaman, kesulitan, kesalahan, temuan baru
yang belum diteliti dan berbagai kemungkinan arah penelitian selanjutnya.
g. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka hanya memuat pustaka yang benar-benar diacu dalam makalah, ditulis
menggunakan jenis huruf Times New Roman 11 point, dan disusun sbb:
1) Urutan Daftar Pustaka berdasarkan berdasarkan urutan kemunculan rujukan.
2) Tulisan untuk suatu sumber pustaka diketik satu spasi. Jarak di antara sumber pustaka
tetap dua spasi.
3) Sumber refernsi dari Internet harus berasal dari artikel ilmiah-resmi.
4) Setiap pustaka ditulis menurut:
a) Buku: nama pengarang, tahun penerbitan, judul, edisi (jika perlu), jilid (jika perlu),
nama penerbit, kota penerbit
b) Majalah/Jurnal Ilmiah/Prosiding: nama penulis, tahun penerbitan, judul, nama
majalah/jurnal ilmiah/prosiding, edisi (jika perlu), nama penerbit, kota penerbit
c) Laporan Penelitian: nama peneliti, tahun, judul, jenis penelitian, nama lembaga,
kota
d) Internet: nama penulis, tanggal akses, judul artikel, alamat URL secara lengkap.
Publikasi di web selain e-book, e-journal, dan e-proceeding tidak diperbolehkan
untuk dijadikan rujukan penelitian ilmiah.
8. Tabel dan gambar harus diberi identitas yang berupa nomor urut dan judul tabel atau gambar
yang sesuai dengan isi tabel atau gambar, serta dilengkapi dengan sumber kutipan.
9. Persamaan harus diberi nomor urut dan diacu dalam naskah.
10. Daftar pustaka disusun menurut urutan kemunculan rujukan. Urutan dimulai dengan penulisan
nama penulis, tahun, judul, penerbit, dan kota terbit. Penulisan nama penulis adalah nama
keluarga diikuti nama kecil. Kutipan dari internet berisi nama penulis, judul artikel, alamat
website, dan tanggal akses.
11. Bagian akhir makalah disertakan biodata penulis mencakup nama lengkap, tempat tanggal lahir,
alamat koresponden (rumah/kantor dan email), tahun lulus dan bidang ilmu unutk S1, S2 atau S3
spesialisasi dan minat keilmuan serta hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan.
12. Redaksi berhak menolak naskah yang tidak memenuhi kriteria/persyaratan teknis, mengadakan
perubahan susunan naskah, memperbaiki bahasa dan berkonsultasi dengan penulis sebelum
naskah dimuat.
FORM PENILAIAN REVIEWER
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI
(JATISI)
NO
1
2
UNSUR
KETERANGAN
MAKS
Keefektifan Judul
Artikel
Maksimal 12 (dua belas) kata
dalam Bahasa Indonesia atau
10 (sepuluh) kata dalam Bahasa
Inggris
2
Pencantuman
Nama Penulis dan
Lembaga Penulis
KETERANGAN
a. Tidak lugas dan tidak ringkas (0)
b. Kurang lugas dan kurang ringkas (1)
c. Ringkas dan lugas (2)
1
a. Tidak lengkap dan tidak konsisten
(0)
b. Lengkap tetapi tidak konsisten (0,5)
c. Lengkap dan konsisten (1)
3
4
Abstrak
Kata Kunci
Dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris yang baik,
jumlah 150-200 kata. Isi terdiri
dari latar belakang, metode,
hasil, dan kesimpulan. Isi
tertuang dengan kalimat yang
jelas.
2
Maksimal 5 kata kunci
terpenting dalam paper
1
a. Tidak dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris (0)
b. Abstrak kurang jelas dan ringkas,
atau hanya dalam Bahasa Inggris, atau
dalam Bahasa Indonesia saja (1)
c. Abstrak yang jelas dan ringkas
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris (2)
a. Tidak ada (0)
b. Ada tetapi kurang mencerminkan
konsep penting dalam artikel (0,5)
c. Ada dan mencerminkan konsep
penting dalam artikel (1)
5
6
Sistematika
Pembaban
Pemanfaatan
Instrumen
Pendukung
Terdiri dari pendahuluan,
tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil dan
pembahasan, kesimpulan dan
saran, daftar pustaka
Pemanfaatan Instrumen
Pendukung seperti gambar dan
tabel
1
c. Lengkap dan bersistem (1)
1
a. Tak termanfaatkan (0)
b. Kurang informatif atau
komplementer (0,5)
7
Cara Pengacuan
dan Pengutipan
1
8
Penyusunan
Daftar Pustaka
9
Peristilahan dan
Kebahasaan
2
10
Makna
Sumbangan bagi
Kemajuan
4
Penyusunan Daftar Pustaka
a. Tidak lengkap (0)
b. Lengkap tetapi tidak sesuai sisetm
(0,5)
1
c. Informatif dan komplementer (1)
a. Tidak baku (0)
b. Kurang baku (0,5)
c. Baku (1)
a. Tidak baku (0)
b. Kurang baku (0,5)
c. Baku (1)
a. Buruk (0)
b. Cukup (1)
c. Baik (2)
a. Tidak ada (0)
b. Kurang (1)
c. Sedang (2)
d. Cukup (3)
e. Tinggi (4)
ISSN: 1978-1520
NO
UNSUR
11
Dampak Ilmiah
12
Nisbah Sumber
Acuan Primer
berbanding
Sumber lainnya
KETERANGAN
MAKS
7
Sumber acuan yang langsung
merujuk pada bidang ilmiah
tertentu, sesuai topik penelitian
dan sudah teruji. Sumber acuan
primer dapat berupa: tulisan
dalam makalah ilmiah dalam
jurnal internasional maupun
nasional terakreditasi, hasil
penelitian di dalam disertasi,
tesis, maupun skripsi
Derajat Kemutakhiran Pustaka
Acuan
3
c. > 80% (3)
13
Derajat
Kemutakhiran
Pustaka Acuan
14
Analisis dan
Sintesis
Analisis dan Sintesis
4
15
Penyimpulan
Sangat jelas relevasinya dengan
latar belakang dan pembahasan,
dirumuskan dengan singkat
3
16
Unsur Plagiat
TOTAL
Catatan: Nilai minimum untuk diterima adalah 25 poin
–
KETERANGAN
a. Tidak ada (0)
b. Kurang (1)
c. Sedang (3)
d. Cukup (5)
e. Besar (7)
a. < 40% (1)
b. 40-80% (2)
3
0
36
a. < 40% (1)
b. 40-80% (2)
c. > 80% (3)
a. Sedang (2)
b. Cukup (3)
c. Baik (4)
a. Kurang (1)
b. Cukup (2)
c. Baik (3)
a. Tidak mengandung plagiat (0)
b. Terdapat bagian-bagian yang
merupakan plagiat (-5)
c. Keseluruhannya merupakan plagiat
(-20)
Download