CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan PERAN PENDIDIKAN MUATAN LOKAL TERHADAP PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Durrotun Nafisah Abstrak S emakin meningkatnya peristiwa yang terjadi pada bangsa Indonesia, antara lain tingginya tingkat kriminaitas, korupsi, penegakan hukum yang jauh dari keadilan, dan terorisme. Menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri. Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan nilai moral memang sangat diperlukan pada bangsa ini. Pelaksanaan pendidikan muatan lokal mampu membangun karakter bangsa, karena pelaksanaan muatan lokal benar-benar memperhatikan karakteristik lingkungan dan kebudayaan lokal. Konsep muatan lokal sesuai dengan konsep trikon yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu salah satunya konsentris, yang berarti setelah bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan kepribadian sendiri. Muatan lokal mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang asli karena sebagai penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan dan nilai lokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam arus globalisasi. Muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum karena dilandasi kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata acara, tata krama pergaulan, bahasa dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa muatan lokal mampu membangun karakter bangsa sesuai dengan ciri khas dan jati diri bangsa. Tulisan ini berupaya menjelaskan peran pendidikan muatan lokal terhadap pembangunan karakter bangsa dengan metode conceptual paper, yaitu melalui kajian bersifat kualitatif melalui pengumpulan jurnal deskriptif dan literatur. Kata Kunci: Pendidikan, Muatan Lokal, Karakter Bangsa Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 451 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 penyebab mendesakkan dihidupkan PENDAHULUAN Dalam UU RI No 20 tahun kembali tentang bangsa. Peristiwa itu antara lain: 2003 Nasional, Sistem Pendidikan merumuskan fungsi dan pembangunan kenakalan remaja; karakter korupsi yang tujuan pendidikan Nasional yang begitu meluas dan menggila; budaya harus dalam kurang santun dalam mengungkapkan mengembangkan upaya pendidikan di perbedaan pendapat seperti sering Indonesia pasal 3 UU Sikdiknas terlihat menyebutkan “Pendidikan Nasional kekerasan di lingkungan pendidikan berfungsi menengah digunakan mengembangkan dan di DPR; dan tawuran di PT; dan konflik membantu watak serta peradaban horizontal di tengah masyarakat yang bangsa dalam sering memakan korban banyak jiwa. bangsa. Selain itu tantangan globalisasi dalam yang rangka bermartabat mencerdaskan Bertujuan untuk berkembangnya berbagai aspek kehidupan, juga potensi, peserta didik agar menjadi menuntut disikapi dengan karakter manusia yang beriman yang bertakwa yang lebih kuat. kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Secara berilmu, mewujudkan umum untuk pendidikan karakter cakap, kreatif, mandiri dan menjadi bangsa warga negara yang demokratis serta pendidikan formal, non formal, dan bertanggung informal yang saling melengkapi dan Pendidikan jawab”. Nasional Tujuan merupakan dapat mempercayai dilakukan dan diatur melalui dalam rumusan mengenai kualitas manusia peraturan dan undang-undang. Saat modern yang harus dikembangkan ini hampir di setiap sekolah formal oleh setiap satuan pendidikan. Oleh SD, SM, dan PT mulai diusahakan sebab itu rumusan tujuan pendidikan berbagai program pendidikan karakter nasional bangsa. Berbagai model pendidikan menjadi dasar pengembangan pendidikan karakter karakter bangsa. pendidikan karakter lewat suatu mata Nampaknya peristiwa akhir– bangsa dicoba, seperti pelajaran tersendiri, lewat semua akhir ini yang dapat mengkawatirkan mata kehidupan bangsa, telah menjadi kegiatan 452 pelajaran sekolah, kokurikuler lewat dan Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa ekstrakurikuler. Banyak kegiatan penguasaan unsur tiruan dari outbound dan live in digunakan untuk kehidupan dan kebudayaan bangsa membantu lain; pendidikan karakter konvergensi berarti bangsa pada peserta didik (Suparno, menghindari P., 2010). terisolasi dan mampu menuju ke arah Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam karakter bangsa pengembangan lokal membentuk kurikulum (MULOK) dilakukan adalah yang dalam hidup harus pertemuan antar komunikasi antar kemakmuran menyendiri, bangsa negara bersama dan menuju atas dasar muatan saling menghormati, persamaan hak, sudah dan kemerdekaan masingmasing; dan pendidikan di konsentris berarti setelah bersatu dan Indonesia. Pengembangan MULOK berkomunikasi dengan bangsabangsa merupakan pengembangan konsep lain di dunia, jangan kehilangan pendidikan yang dengan kepribadian sendiri. Bangsa Indonesia konsep dari Ki Hajar Dewantara yaitu adalah masyarakat merdeka yang Trikon. Pendidikan menurut Ki Hajar memiliki adat istiadat dan kepribadian Dewantara merupakan proses sendiri. Meskipun kita bertitik pusat pembudayaan yakni usaha satu, namun dalam lingkaran yang sesuai suatu memberikan nilai-nilai luhur kepada konsentris generasi baru dalam masyarakat yang memilik lingkaran sendiri yang khas tidak hanya bersifat pemeliharaan yang tetapi dengan Negara lain. juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan itu membedakan Konsep dikemukakan Dewantara manusia. pengembangan kebudayaan masih tetap Negara konsentris oleh menuju ke arah keluhuran budaya Upaya kita kita yang Ki Hajar merupakan dasar kurikulum melalui (pendidikan) dapat ditempuh dengan muatan lokal. Muatan lokal diberikan sikap (laku) yang dikenal dengan dalam teori Trikon, yaitu kontinuitas berarti pemahaman bahwa garis hidup sekarang harus karakteristik daerah kepada peserta merupakan lanjutan dari kehidupan didik. Kedudukan muatan lokal dalam pada kurikulum bukanlah mata pelajaran zaman lampau berikut rangka dan usaha pengenalan pewarisan nilai 453 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 yang berdiri sendiri, tetapi merupakan pembentukan mata pelajaran terpadu, yaitu bagian Modernisasi mengikis budaya lokal dari mata pelajaran yang sudah ada. menjadi kebarat-baratan, sedangkan Melalui muatan lokal yang diterapkan puritanisme di sekolah, diharapkan peserta didik budaya sebagai praktik sinkretis yang dapat harus dihindari. Menurut penulis, meningkatkan terhadap budaya kecintaannya sering bangsa. menganggap dan sepanjang tidak bertentangan dengan menanamkan nilai sosio kultural yang norma, budaya lokal harus selalu melingkupi peserta didik. Pemahaman dipertahankan nilai kepada karakter anak bangsa. Padahal, jika dapat kita memahami, kebudayaan lokal di membentuk karaktek peserta didik. daerah tidak kalah saing dengan Dengan begitu peserta didik akan budaya-budaya asing yang belum kita menjadikan kenal. karakteristik peserta didik tambahan daerahnya karakter daerah diharapkan arus global kekayaan menjadi Prof. kultural tanpa menghilangkan nilai mengatakan budaya daerah. sejati bersifat nyata, dekat, dikenal, arus globalisasi, Dr. memperkuat sosio Derasnya nilai untuk M. bahwa Surya pembelajaran alami dan natural, yang merupakan modernisasi dan ketatnya puritanisme kesatuan dikhawatirkan dapat mengakibatkan Pembelajaran sejati inilah yang akan terkikisnya rasa kecintaan terhadap mewujudkan SDM berkualitas dan kebudayaan siap lokal. Sehingga dari konsep menghadapi MULOK. tantangan dan kebudayaan lokal yang merupakan peluang bangsa. Dalam tulisan ini warisan leluhur terinjak-injak oleh akan dibahas apa peran pendidikan budaya asing. Bangsa Indonesia lebih muatan lokal terhadap pembangunan bangga dengan karya-karya asing, karakter bangsa tersebut. dan gaya hidup yang kebarat-baratan dibandingkan lokal di dengan kebudayaan NILAI KARAKTER BANGSA daerah mereka sendiri. Penguatan pendidikan moral Padahal, bahasa sebagai alat dalam (moral education) atau pendidikan menyampaikan pembelajaran sangat karakter (character education) dalam besar konteks 454 pengaruhnya terhadap sekarang sangat relevan Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa untuk mengatasi krisis moral yang agama lain, dan sedang melanda di negara kita. Krisis hidup rukun dengan tersebut antara meningkatnya lain pemeluk agama berupa pergaulan bebas, lain. Perilaku yang maraknya angka kekerasan anak-anak didasarkan pada dan upaya remaja, kejahatan 2 Jujur terhadap dirinya teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan menjadikan sebagai orang yang selalu obat- obatan, pornografi, dan perusakan dapat dipercaya dalam perkataan, milik orang lain sudah menjadi tindakan, masalah sosial yang hingga saat ini pekerjaan. belum dapat diatasi secara tuntas, 3 Toleransi dan Sikap dan tindakan yang menghargai oleh karena itu betapa pentingnya perbedaan agama, pendidikan karakter. suku, etnis, Oleh Kementerian Pendidikan pendapat, sikap, dan Kebudayaan (Kemdikbud), telah dan tindakan orang dirumuskan lain yang berbeda 18 nilai pendidikan dari dirinya. budaya dan karakter bangsa yang diharapkan kepada untuk peserta disampaikan didik 4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan dalam perilaku tertib dan pendidikan formal. Nilai-nilai itu patuh pada berbagai adalah: ketentuan dan peraturan. Tabel 1. Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 5 Kerja Keras 1 Nilai Karakter Religius yang menunjukkan Menurut Kemdikbud No Tindakan perilaku tertib dan Deskripsi patuh pada berbagai Sikap dan perilaku ketentuan yang patuh dalam peraturan. melaksanakan 6 Kreatif Berpikir dan dan ajaran agama yang melakukan sesuatu dianutnya, toleran untuk menghasilkan terhadap cara atau hasil baru pelaksanaan ibadah dari sesuatu yang 455 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 telah dimiliki. 7 Mandiri dan kelompoknya. Sikap dan perilaku 12 yang tidak mudah tergantung 8 Demokratis Ingin Tahu Prestasi yang menghasilkan menyelesaikan sesuatu yang tugas-tugas. berguna bagi masyarakat, dan Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang mengakui, menghormati keberhasilan orang dan lain. kewajiban 13 Bersahabat/Ko Sikap dan tindakan munikatif yang dirinya yang selalu menghasilkan berupaya untuk sesuatu yang mengetahui lebih berguna bagi mendalam dan masyarakat, dan mengakui, yang dipelajarinya, menghormati dilihat, keberhasilan orang Kebangsaan bertindak, Air dan serta lain. berpikir, 14 Cinta Damai Sikap dan tindakan yang dan mendorong dirinya yang untuk menempatkan menghasilkan kepentingan bangsa sesuatu yang dan negara di atas berguna bagi kepentingan masyarakat, dan diri dan kelompoknya. mengakui, Cara menghormati berpikir, bertindak, berwawasan lain. yang 15 kepentingan bangsa Gemar Kebiasaan Membaca menyediakan waktu dan negara di atas untuk kepentingan berbagai diri serta keberhasilan orang dan menempatkan 456 untuk meluas dari sesuatu Cara Tanah mendorong Sikap dan tindakan Semangat Cinta serta menilai sama hak berwawasan 11 untuk orang lain dalam didengar. 10 mendorong dirinya lain. Rasa Sikap dan tindakan pada dirinya dan orang 9 Menghargai membaca bacaan Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16 Peduli Sikap dan tindakan Lingkungan yang selalu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all berupaya mencegah dimensions of school life to foster kerusakan optimal pada lingkungan alam di sekitarnya, dan character (usaha kita seluruh secara development sengaja dimensi dari kehidupan mengembangkan upaya-upaya untuk pembentukan memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17 Peduli Sosial sekolah/madrasah untuk membantu Sikap dan tindakan optimal). karakter Pendidikan secara karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat yang selalu ingin memberi bantuan tercapai. Salah satu statetgi dalam pada orang lain dan pembentukan karater bangsa adalah masyarakat dengan muatan lokal. yang membutuhkan. 18 Dari 18 nilai yang dirumuskan Tanggung Sikap dan perilaku Jawab seseorang untuk melaksanakan tugas oleh Depdikbud pada table 1, sangat jelas bahwa nilai karakter bangsa itu dan kewajibannya, merupakan sikap dan tindakan, bukan yang seharusnya dia hanya pengertian. Maka bila peserta lakukan, didik sungguh mempunyai nilai itu terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, berarti mereka mempunyai tindakan nyata yang bercirikan karakter bangsa sosial dan budaya), tersebut. Mereka bukan hanya tahu negara dan Tuhan (to Yang Maha Esa. melakukannya (to do), dapat hidup know), tetapi mereka dengan orang lain lebih baik (to live Pendidikan karakter telah together), dan semakin menjadi menjadi perhatian berbagai negara pribadi yang utuh dan berkembang (to dalam rangka be) (bdk. Delors, J., 1996). Dengan generasi yang berkualitas, bukan mempersiapkan demikian anak didik dibiasakan hanya untuk kepentingan individu 457 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 melakukan sesuatu nilai yang baik, dilestarikan yang menjadikan hidupnya makin dengan tetap mempertahankan nilai- sempurna. Dengan pembiasaan itu, nilai luhur bangsa Indonesia melalui mereka akan berkembang menjadi upaya pendidikan. pribadi yang utuh, mencintai dan keadaan lingkungan, menghormati Tuhan, hidup damai budaya kepada dengan memungkinkan mereka untuk lebih sesama, mengembangkan dan lingkungan, memajukan diri sendiri, mengakrabkan dan gembira sebagai warga bangsa lingkungannya. Indonesia (Suparno, 2012:5). KURIKULUM sosial, peserta dan didik dengan adalah penting pendidikan, satu dari karena sistem merupakan komponen pendidikan yang dijadikan MUATAN LOKAL Indonesia keanekaragaman Pengenalan Kurikulum komponen KONSEP dikembangkan dalam memiliki acuan oleh setiap satuan pendidikan, berbagai baik oleh pengelola maupun aspek sosial, budaya, geografis, dan penyelenggara; khususnya oleh guru demografis. Akan tetapi memiliki dan kepala sekolah. Penentuan isi dan kesatuan yang utuh berkat Pancasila bahan sebagai dasar dan ideologi negara. didasarkan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kebutuhan semboyan sebagai pegangan bangsa dituangkan dalam mata pelajaran Indonesia mewujudkan dengan alokasi waktu yang berdiri keanekaragaman. sendiri. Hal ini sejalan dengan upaya kesatuan dalam dan pelajaran pada peningkatan macam suku bangsa yang memiliki nasional. multikultur (adat mutu Menurut lokal keadaan lingkungan, Indonesia yang terdiri dari berbagai keanekaragaman muatan Surat dan yang pendidikan Keputusan istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kerajinan, keterampilan daerah, dll) Republik Indonesia dengan nomor merupakan ciri yang 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987 memperkaya nilai-nilai kehidupan yang dimaksud dengan kurikulum khas bangsa Indonesia. Oleh karena itu muatan keanekaragaman tersebut harus selalu pendidikan 458 lokal yang ialah isi program dan media Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa penyampaiannya dikaitkan dengan satuan lingkungan alam dan lingkungan tampaknya budaya serta kebutuhan daerah dan kurikulum muatan lokal hanya bisa wajib dipelajari oleh murid di daerah diakomodasi melalui kegiatan yang tersebut. Menurut Kurikulum 1994 terpisah dengan mata pelajaran. Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah, menjadi pendidikan. Pendapat menganggap ini bahwa Tujuan penyelenggaraan dan pelaksanaan muatan lokal dalam kajian kurikulum yaitu terdiri dari tujuan tersendiri. Tirtarahardja dan La Sula langsung dan tak langsung. (Abdullah mengungkapkan bahwa kurikulum Idi, 1999: 180) Tujuan langsung muatan lokal adalah suatu program meliputi pendidikan yang isi dan media dan mudah diserap oleh murid, sumber strategi penyampaiannya dikaitkan belajar dengan lingkungan alam, lingkungan dimanfaatkan sosial, dan lingkungan budaya serta pendidikan, murid dapat menerapkan kebutuhan daerah (Iim Wasliman, pengetahuan dan keterampilan yang 2007: 209). dipelajarinya Secara garis besar bahan di pengajaran daerah dapat untuk lebih kepentingan untuk memecahkan Kurikulum Muatan Lokal adalah masalah materi diajarkan sekitarnya, dan murid lebih mengenal secara terpisah yang isi dan media kondisi alam, lingkungan sosial dan penyampaiannya sesuai dengan ciri lingkungan budaya yang terdapat di khas daerahnya. Sedangkan tujuan tak pelajaran daerah yang tertentu. Menurut Mulyasa kurikulum muatan lokal langsung adalah kegiatan yang lebih ditemukan meliputi: murid di dapat kurikuler yang meningkatkan pengetahuan mengenal mengembangkan kompetensi yang daerahnya, murid diharapkan dapat disesuaikan dengan ciri khas dan menolong orangtuanya dan menolong potensi daerah, termasuk keunggulan dirinya daerah yang materinya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan dikelompokkan murid ke dalam mata sendiri menjadi pelajaran yang ada. (Mulyasa, 2009: lingkungan 256) keterasingan Substansi ditentukan oleh Muatan lokal masing-masing sendiri. dalam dan Oleh akrab terhindar terhadap karena rangka dengan dari lingkungan itu untuk 459 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 mencapai tujuan dimana bahan masyarakat. 2) Fungsi Perbedaan, muatan lokal sifatnya mandiri dan pengakuan atas perbedaan berarti pula tidak terikat oleh pusat, maka peranan memberi kesempatan bagi pribadi guru dalam melaksanakan proses untuk pembelajaran dalam muatan lokal ini diinginkannya. Karena itu muatan sangat lokal menentukan. melaksanakan Untuk pengembangan, memilih harus apa yang merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang langkah-langkah yang ditempuh yaitu dapat menyusun perencanaan muatan lokal, terhadap melaksanakan dan kemampuan murid. Ini tidak berarti pengembangan. mendidik pribadi menjadi orang yang pembinaan, merencanakan (Dakir, 2010: 119). Sekolah memberikan perbedaan pelayanan minat dan individualistik tetapi muatan lokal dalam harus dapat berfungsi mendorong lingkungan masyarakat. Karena itu pribadi ke arah kemajuan sosialnya program-program dalam masyarakat. disesuaikan berada sekolah dengan harus lingkungan. Ada dua arah pengembangan Demikian pula pribadi-pribadi yang dalam kurikulum muatan lokal, yaitu: ada dalam sekolah hidup dalam 1) lingkungan, perlu panjang, dapat melatih keahlian dan keterampilan menyesuaikan diri dan akrab dengan yang sesuai dengan harapan yang lingkungannya. fungsi nantinya dapat membantu dirinya, kurikulum muatan lokal diantaranya: keluarga, masyarakat dan akhirnya 1) Fungsi Integrasi, murid merupakan membantu bagian integral Oleh karena itu sehingga diupayakan agar pribadi Adapun dari muatan masyarakat, agar para untuk siswa pembangunan karena itu jangka dapat negara. perkembangan harus muatan lokal dalam jangka panjang merupakan program pendidikan yang harus direncanakan secara sedemikian berfungsi untuk mendidik pribadi- rupa oleh sekolah, keluarga, dan pribadi masyarakat yang akan lokal Pengembangan memberikan setempat dengan sumbangan kepada masyarakat atau perantara pakar-pakar pada instasi berfungsi dan terkait baik negeri maupun swasta. kepada Untuk muatan lokal di sekolah dasar untuk mengintegrasikan 460 membentuk pribadi Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa masih bersifat concentris, kemudian Pendekatan kepala sekolah dengan dilaksanakan nara sumber dan instansi terkait secara kontinue di sekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi cara menentukan sekolah bahan pelajaran muatan lokal untuk menengah atas. 2) Pengembangan satu bidang studi dapat dilaksanakan untuk jangka pendek, perkembangan dengan empat cara : 1) Bagi mata muatan lokal dalam jangka pendek pelajaran yang sudah punya SK dan dapat KD, dilakukan setempat di Adapun oleh dengan sekolah cara disusun tema dan materi menyusun pembelajaran, kemudian dipilih bahan kurikulum muatan lokal kemudian mana yang berkriteria muatan lokal; menyusun Indikatornya dan direvisi 2) SK dan KD yang telah dipilih, setiap saat. sesuaikan dengan pola kehidupan Keberhasilan pengembangan masyarakat; 3) Pola kehidupan kurikulam muatan lokal di sekolah dalam lingkungan alam, dijadikan tergantung pada beberapa aspek, yaitu sumber :1) dalam mungkin sesuai; 4) Pola kehidupan tentang dalam lingkungan alam, dipilih unsur- Kekreatifan memberikan kurikulum guru materi mauatan lokal; sebagai unsurnya yang indikator perlu yang dimasukan 2)Kesesuaian program muatan lokal dalam program pendidikan kemudian yang diberikan kepada murid; 3) dibuat indikator. Ketersediaan sarana dan prasarana Landasan yang memadai pengembangan demi kesuksesan muatan lokal adalah keberadaannya muatan sebagai salah satu isi dan struktur lokal di sekolah tersebut; 4) Cara kurikulum yang harus diberikan pada pengelolaan kurikulum yang baik dan tingkat dasar dan menengah. Hal ini sesuai dengan prosedur; 5) Kesiapan sebagaimana tercantum dalam Pasal siswa 37 Undang-Undang (UU) Nomor 20 dalam kurikulum pengembangan meneriman muatan lokal; 6) masyarakat setempat materi Partisipasi untuk Tahun 2003 Pendidikan tentang Sistem Nasional, yang mendukung pelaksanaan kurikulum menyatakan bahwa Sekolah Dasar muatan lokal disekolah tersebut; 7) dan Menengah terdiri dari mata pelajaran pendidikan agama; 461 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 pendidikan kewarganegaraan, bahasa; daerah dan Peraturan pemerintah matematika; ilmu pengetahuan alam; Republik Indonesia Nomor 19 Tahun Ilmu Pengetahuan Sosial; Seni dan 2005 Budaya; Pendidikan Jasmani dan pendidikan. (Rusman, 2009:404). Olahraga; tentang standar nasional Keterampilan/Kejuruan; dan muatan lokal (UU Sisdiknas No. PERAN 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1). DALAM Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Pendidikan MUATAN LOKAL MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Nasional Pengembangan muatan lokal (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 dalam membentuk karakter bangsa tentang standar isi menyatakan bahwa dapat Kurikulum Satuan pendek dan jangka jauh. Sedangkan Pendidikan (KTSP) selain memuat pengembangan muatan lokal dalam beberapa jangka pendek dapat dilakukan oleh Tingkat mata pelajaran, juga dilakukan sekolah yang wajib diberikan pada semua menyusun kurikulum muatan lokal tingkat satuan pendidikan. Kebijakan kemudian menyusun silabusnya dan yang direvisi dimasukkannya muatan dengan mata lokal dalam pelajaran Pihak cara yang memegang peranan cukup penting isi baik di dalam perencanaan dan dilandasi kenyataan bahwa Indonesia pelaksanaan kurikulum adalah guru. yang terdiri dari berbagai macam Peranan guru bukan hanya menilai suku perilaku dan prestasi belajar murid- bangsa keanekaragaman standar setiap saat. dengan jangka terdapat mata pelajaran muatan lokal berkaitan setempat dalam yang memiliki multikultur (adat murid dalam kelas, tetap juga menilai istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, implementasi kerajinan, lingkup yang lebih luas. Hasil-hasil keterampilan merupakan ciri memperkaya nilai-nilai daerah) khas yang penilaian kurikulum demikian akan dalam sangat kehidupan membantu pengembangan kurikulum, bangsa Indonesia. Adapun landasan untuk memahami hambatan-hambatan pengembangan lokal dalam implementasi kurikulum dan tercantum pula pada UU No. 22 juga dapat membantu mencari cara muatan Tahun 1999 tentang pemerintahan 462 Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa untuk mengoptimalkan kegiatan guru menyatakan (Nana Syaodih S., 2009:157). sholat, sebagian Kreativitas guru dalam orang dasar pengembangan muatan lokal mengajar yang rumah, tidak hanya meninggalkan kecil responden menyatakan pelaksanaan pembelajaran menjadi terinternalisasi tidak tua, (20%) (24%) patuh pada menyatakan mengaji pada adik di hampir tidak ada (4%) untuk peserta didik namun juga bagi menyatakan mengajak teman agar pendidiknya. Guru dituntut untuk mengaji. Hal ini membuktikan bahwa dapat menggunakan sumber daya ada Muatan Lokal Baca Tulis Al-Quran (lingkungan) dalam pelaksanaan dapat membentuk karakter peserta pembelajaran agar pembelajaran didik terutama karakter religius yaitu menjadi optimal dan kontekstual. suatu sikap dan perilaku yang patuh Pembelajaran kontekstual dalam melaksanakan ajaran agama merupakan salah satu strategi dalam dengan tidak meninggalkan sholat. menerapkan muatan lokal di dalam Selain karakter religius ada pula semua karakter yang sesama manusia dan yang materi Pembelajaran pembelajaran. kontekstual dapat dirinya sendiri yaitu toleransi, dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, mengajari adik yang bisa ngaji. inovatif, Disiplin kreatif, efektif dan dengan menunjukkan menyenangkan (PAIKEM) dengan perilaku tertib dan patuh pada waktu menggunakan variasi belajar ngaji. Rasa ingin tau, Sikap metode, sumber dan alat/ media dan tindakan yang selalu berupaya pembelajaran. untuk mengetahui lebih mendalam berbagai Ira Yumira dalam tulisannya dan meluas dari belajr ngaji. Gemar yang berjudul Peran Pendidikan Baca Membaca, kebiasaan menyediakan Tulis AL-Quran Sebagai Muatan waktu untuk membaca Al-Quran. Lokal Dalam Upaya Membentuk Penerapan bahasa SMP Tri Bhakti Nagreg menunjukkan dilakukan bahwa dipertahankan untuk menjaga bahasa hasil yang diterapkandari pembelajaran, setengahnya (52%) lebih di lokal Karakter Kepribadian Siswa Studi di apa daerah muatan selama sekolah yang ini perlu dari daerah agar tidak punah karena responden bahasa daerah merupakan identitas 463 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya pembentukan dan pembinaan karakter perlu dibuat sebagai mata pelajaran siswa melalui penguatan terhadap mandiri mengingat karakteristiknya nilai-nilai kebudayaan hasil warisan yang leluhur. tidak dapat diintegrasikan Jadi dapat disimpulkan ini dapat membentuk dengan mata pelajaran strategi belajar penelitian dan pembelajaran, sebagaimana yang peserta didik yang dapat menguasai dilakukan Pemerintah Propinsi Jawa kebudayaan dan bahasa Using secara Barat. landasannya, mendalam dan merupakan landasan sebagaimana surat edaran Kepala dasar dalam membangun kehidupan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat manusia yang berkarakter luhur. Adapun No. 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Sedangkan Maret 2013 perihal Pembelajaran jangka Muatan Lokal Bahasa Daerah pada berurutan dan berkesinambungan dari Jenjang SMP/MTs, berbagai muatan lokal yang pernah SMA/SMK/MA, dengan demikian ada di jenjang sekolah dasar sampai pembelajaraan muatan lokal Bahasa menengah, seperti yang dilakukan Daerah dalam oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Jawa Barat Transmigrasi Nusa Tenggara Barat, SD/MI, tetap Kurikulum diakomodir 2013 di jauh pengembangan dilaksanakan dengan pilihan bahasa yaitu Bahasa dengan Sunda, Bahasa Cirebon dan Bahasa kurikulum Melayu Betawi. (Bambang Sugiharto, peningkatan kemampuan berbahasa 2013). Inggris. Hasil penelitian iti Rohmatin berupaya secara muatan Hal ini menerapkan lokal melalui senada yang dilakukan di DKI Jakarta, bahwa Nazilah (2014) tentang implementasi pengembangan kurikulum muatan lokal bahasa Using semakin menambah sarat pentingnya sangat muatan lokal di sekolah, seperti yang berperan pembentukan dalam karakter upaya siswa di kurikulum 2013 diungkapkan dalam replubika.co.id SMPN 1 Giri. Kurikulum muatan (Desember, lokal Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi bahasa penekanan Using pada memiliki wawasan Dinas Mulyanto menekankan bahwa bahasa pengetahuan, Inggris akan dijadikan muatan lokal ilmu tetapi menekankan 464 Kepala dan pengembangan juga 2013) pada dalam kurikulum baru. “Jadi, di Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa Jakarta, bahasa Inggris justru akan Selain itu implementasi muatan lokal menjadi mata pelajaran wajib sebagai membatik terlaksana secara optimal tambahan dari desain minimal yang serta minat wirausaha siswa tinggi ditawarkan Pusat. Begitu juga dengan setelah mengikuti mulok membatik. Penjaskes.” Hal ini menunjukkan Hasil penelitian Dr. Tri hartiti bahwa muatan lokal bahasa Inggris Retnowati perlu diterapkan dalam membentuk membangun karakter siswa melalui karakter siswa yang mandiri, karena pembelajaran Indonesia adalah negara yang mengatakan tergabung dalam MEA dalam batik (2010) batik tentang di sekolah bahwa Pembelajaran merupakan pelaksanaan menghadapi arus globalisasi peserta pendidikan seni di sekolah diberikan didik sudah harus siap bersaing karena keunikan, kebermaknaan dan dengan negara ASEAN yang lain. kebermanfaatan terhadap kebutuhan Perkembangan muatan lokal perkembangan peserta didik, yang dalam jangka jauh dapat dilaksanakan terletak pada pemberian pengalaman dengan pola Trikon teori oleh Ki estetik Hajar Dewantara yaitu konsentris, berekspresi/berkreasi kontinyu dalam berapresiasi. Pengalaman estetik yang muatan lokal seperti yang diuraikan diberikan pada pembelajaran batik dalam jurnal humaniora oleh Nunung pada prinsipnya berfungsi melatih dan Sri Wahyuni (2013) menjelaskan mengembangkan kepekaan rasa . pengembangan muatan lokal melalui Dengan kepekaan rasa yang tinggi membatik di SMA Situbondo, hasil mental seseorang cenderung mudah penelitiannya bahwa diisi dengan nilai-nilai hidup dan penetapan muatan lokal membatik kehidupan, seperti nilai religius, nilai merupakan keputusan sekolah dengan moral, nilai budi pekerti ( melatih tujuan disiplin, teliti, sabar, bersih, dll). dan konvergensi menyatakan mensukseskan pemerintah kabupaten program Situbondo Dengan dalam bentuk demikian kegiatan dan membangun melestarikan dan mengembangkan karakter siswa dengan pembelajaran budaya batik batik dapat dilaksanakan melalui bekal kegiatan sekolah dan situbondo, lokal khususnya memberikan keterampilan, dan peluang usaha. pembelajaran di kelas, proses sehingga 465 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 pembelajran batik di sekolah dapat menetapkan pakaian daerah untuk sebagai sarana membangun karakter dipakai siswa untuk membentuk insan yang memperkenalkan dan menumbuhkan berkualitas. kecintaan pada budaya daerah. Muhammad Nur Farid dalam jurnal komunitas Unnes (2012) guru sebagai Dalam langkah pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu mengkaji bagaimana diperhatikan yaitu perluasan muatan pelaksanaan muatan lokal batik tulis lokal dan pendalaman muatan lokal. Lasem pada tingkat sekolah dasar di Perluasan muatan lokal pada dasarnya Kecamatan Lasem sebagai bentuk ialah bahan muatan lokal yang ada di pelestarian budaya daerahnya itu penelitian ini berbagai jenis lokal. Hasil menunjukkan yang terdiri muatan dari lokal. pelaksanaan muatan lokal batik tulis Sedangkan pendalaman muatan lokal Lasem pada kelas empat dan kelas adalah bahan muatan lokal yang lima. Muatan lokal tersebut berhasil sudah menanamkan sampai kepedulian dan ada kemudian lanjutan. diperdalam Perluasan kecintaan anak-anak pada batik tulis pendalaman Lasem. Hal ini menunjukkan bahwa dimaksud muatan lokal batik tulis mampu penguasaan bahasa daerah selain membentuk karakter peserta didik bahasa asing. Melalui muatan lokal yang kreatif dan cinta tanah air, seperti yang diungkapkan Kompas mereka produk (26 Maret 2015) adalah sebagian berusaha bahasa daerah di Nusantara semakin Indonesia. cinta dengan Mereka muatan salah satunya dengan terancam dengan belajar. Contoh lain dalam minimnya tradisi pengajaran lintas pengembangan muatan lokal jangka generasi. Hal ini merugikan bangsa jauh adalah penetapan keluasan waktu Indonesia belajar dalam pelaksanaan muatan bahasa, sebagai salah satu unsur lokal di Surabaya dengan menetapkan penting Jumat Jawa (JJ). DKI Jakarta sebagai menjadi semakin berkurang. ibukota negara Indonesia juga telah satu cara yang wajib ditempuh adalah menerapkan muatan lokal dengan dengan karena terutama yang melestarikan kebudayaan Indonesia 466 punah, lokal dan akibat keanekaragaman pembentuk kebudayaan, mengembangkan Salah muatan Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa lokal bahasa daerah sebagai wujud kurikulum yang dilakukan adalah penanaman nilai budaya daerah. dengan Penanaman 18 Nilai Karakter sangat dianjurkan terutama pengembangan kurikulum muatan lokal dimana karakteristik dan ciri daerah ditingkatkan dan penanaman nilai karakter cinta tanah penguasaan akan pengetahuan global air. Banyak sekali budaya lokal juga Indonesia dapat yang terancam punah dioptimalkan. Muatan menumbuhkan lokal kecintaan bahkan diakui oleh negara lain. peserta didik sebagai penerus bangsa Pendidikan akan Nilai karakter harus nilai-nilai sosio kultural dijalankan banyak pihak, antara lain daerahnya dan negerinya. Selain itu orang tua, sekolah, masyarakat, dan nilai moral yang terkandung pada negara. Di beberapa negara yang setiap daerah dapat ditumbuhkan berdasarkan dalam diri peserta didik maupun agama, pendidikan menjadi tanggungjawab orang tua, pendidik. sekolah, instansi agama, masyarakat, karakter bangsa sesuai dengan budaya dan negara. Demikian juga dengan lokal. pendidikan menjadi karakter bangsa tanggungjawab Sehingga terwujudlah juga Untuk mewujudkan karakter beberapa bangsa yang ideal kepada peserta pihak, seperti orang tua, sekolah, didik masyarakat, dan Negara (Ryan & lokal, diperlukan penelitian yang Lickona, 1992). mendalam. Penelitian akan membantu KESIMPULAN melalui kerukulum terwujudnya program yang efektif, tepat, muatan pendidikan efisien dan Dalam mewujudkan karakter pengembangan karakter peserta didik. bangsa yang kuat di era globalisasi ini Pembangunan karakter bangsa perlu dengan cara menerapkan kurikulum diperhatikan muatan masyarakat Indonesia yang aman, lokal. Bangsa Indonesia demi dan terwujudnya merupakan bangsa yang memiliki bermartabat sejahtera, maka aneka ragam budaya. Budaya tersebut masih banyak persoalan yang diteliti, harus terus dilestarikan dan diperkuat sehingga dapat diambil langkah yang melalui pengembangan kurikulum. positif. Salah satu caranya pengembangan 467 CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 DAFTAR PUSTAKA Komunitas/Article/View/2400 Dakir, Haji. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Rachman Taufik. (2012). Pengamat: Bahasa Inggris Jadi Muatan Lokal Saja http://www.republika.co.id/ber ita/pendidikan/beritapendidikan/12/10/22/ mca72 pengamat-bahasa-inggris-jadimuatan-lokal-saja, diakses 19 Januari 2016. Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO Publishing Idi, Abdullah. (1999). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jakarta: Gaya Media Pratama. Iim Wasliman. (2007). Modul Problematika Pendidikan Dasar. Bandung: Pps Pendidikan Dasar UPI. Kompas. (2012). Bahasa Daerah Terancam: Sebagian dari 749 Bahasa di Nusantara kian Kehilangan Penutur. Maret 2015, halaman 12. Jakarta. Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian guru dan Kepala Sekolah, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT Bumi Aksara. Nur 468 Farid, Muhammad. (2012). Peranan Muatan Lokal Materi Batik Tulis Lasem Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Lokal. Jurnal Komunitas (Research And Learning In Sociology And Anthropologhy), 4(1) Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nj u/Index.Php/ Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Ryan, K. & Lickona, T. (1992). Character Development in Schools and Beyond. Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy. Sugiharto, Bambang. (2013). Penerapan Bahasa Daerah pada Kurikulum 2013 di Jawa Barat http://bahasa.kompasiana.com/ 2013/11/28/penerapan-bahasadaerahpada-kurikulum-2013di-jawa-barat-613871.html, diakses 19 Januari 2016. Suparno, P. (2012). Sumbangan Pendidikan Fisika terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Pidato Pengukuan Guru Besar. Yogyakarta: USD.