team kadnet international 2014

advertisement
Minggu yang lalu ini kegiatan politik nasional Indonesia mempertontonkan bagaimana dalam
sistem demokrasi pihak mayoritaslah yang berkuasa dan bisa menentukan kehendak sendiri. Di
tengah-tengah ketegangan yang kini menguat di antara dua grup koalisi politik, saya senang
membaca suatu suara yang nyaring, bijaksana, positif, dan indah. Ada terdapat di sini seorang
yang dengan berani dan tegas bersikap beda dengan pihak majoritas.
Ini sebagian ucapan atau sikap beliau yang baik kita pikirkan bukan untuk tujuan politiknya
tetapi sikap dan pikiran sehatnya: "Menurut Bara, kompetisi politik dalam pemilihan presiden
dan wakil presiden periode 2014-2019 sudah selesai dan bangsa Indonesia harus bergerak
bersama demi mencapai masa depan yang lebih baik lagi. "Tugas para elit politik adalah
mengajak seluruh bangsa untuk move on, bukan justru memprovokasi rakyat untuk terus
memelihara konflik. PAN juga akan menggunakan kekuasaan yang dimiliki di parlemen untuk
berperan secara konstruktif dalam proses politik. Kami tidak akan menggunakan kekuasan untuk
sekedar menjadi obstructionist (perusak)," tutur Bara. Lebih jauh Bara mengatakan, sikap PAN
ke depan apakah nantinya akan mendukung atau mengkritisi kebijakan pemerintah Jokowi,
dengan memperimbangkan rasional berdasarkan kepentingan nasional. "Bukan sekedar ingin
menghadang Jokowi," ucapnya.
Ucapan politisi ini mengandung prinsip-prinsip yang kami tinggikan di KADNet Media
Ministry, antara lain, berbicara dengan sikap dan nada positif, dan berdasarkan pertimbangan
rasional dan demi kebaikan mereka yang dilayani bukan untuk kepentingan sendiri. Kemudian
spirit membangun, bukan perusak atau obstructionist. Ia juga mewujudkan sikap damai. Ke
semua ini adalah nilai-nilai mulia yang kami promosikan dalam publikasi. KADNet. Contoh dan
model kita sebaiknya adalah Yesus bukan figur politisi dan kami doakan, REBUSKA Sabat ini
bisa ikut membangun suatu hidup yang memuliakan Yesus yang kita sembah.
- J AMES W AWOROENDENG
JANGAN MENGANGGAP DIRI LEBIH DARI YANG LAIN
O LEH P DT LARRY R ONDONUWU
RSA MANADO
Syalom!
Pada edisi KADNet minggu ini, saya ingin membahas
suatu perikop yang terdapat dalam "MAZMUR 104:135". Mazmur 104 adalah suatu perikop yang menarik,
sebab perikop ini dimulai dengan kalimat "Pujilah
Tuhan, hai jiwaku! dan diakhiri dengan kalimat Pujilah
Tuhan, hai jiwaku."
Jika kita bertanya, mengapa perikop ini dimulai dan
diakhiri dengan Pujilah Tuhan, hai jiwaku!, maka, kita
akan mendapati begitu banyak hal dalam perikop ini
mengenai mengapa kita harus memuji Tuhan? Mari kita
mulai melihat dalam Mazmur 104:1b yang mengatakan
bahwa "Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar!"
Sekarang saya ingin bertanya: Berapa Besarkah Tuhan
Allah kita? cobalah bayangkan jika:
-seekor semut berkata kepada manusia, "Wah, manusia
itu besar sekali." sekarang berapa besarkah manusia itu
jika dibandingkan dengan besarnya bumi kita ini?
-sekarang manusia itu mungkin berkata: "Wah, betapa
besarnya bumi ini." tapi tahukah anda bahwa bumi kita
ini hanyalah salah satu planet yang kecil dari galaksi kita
yang begitu besar?
-ataupun kita akan berkata "Wah, berapa besarnya
galaksi kita." tapi tahukah anda bahwa galaksi kita ini
hanyalah salah satu dari berjuta-juta galaksi yang ada di
alam semesta ini?
Sekarang pertanyaannya ialah siapakah pencipta alam
semesta yang sangat besar ini? Kejadian 1:1, berkata
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Jadi
saudaraku, benar apa yang Daud katakan dalam Mazmur
104:1b Tuhan Allahku Engkau sangat besar.
OKTOBER 10
2014
Sebagaimana kita ketahui ABRI di Indonesia terdiri atas
Angkatan Udara
> yang menguasai udara
Angkatan Laut
> yang menguasai Laut
Angkatan Darat
> yang menguasai Darat
Tahukah saudara bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang
menguasai baik udara laut maupun darat? Mari kita lihat
lebih lanjut dalam prikop ini mengenai kebesaran Tuhan
kita.
1. Kebesaran Tuhan atas Udara
Mazmur 104:3 > Tuhan menjadikan awan-awan
sebagai kendaraan-Nya
:4 > Tuhan menjadikan angin sebagai
suruhan-suruhan-Nya
:19 > Tuhan menjadikan matahari dan
bulan sebagai penentu waktu.
2. Kebesaran Tuhan atas Lautan
Mazmur 104:7-9 > Airpun tunduk terhadap Tuhan. hal
ini mengingatkan kita kepada cerita Yesus menenangkan
badai dalam kitab Injil.
Mazmur 104:25,26 > Tuhan yang menciptakan begitu
banyak makhluk hidup di lautan baik yang besar maupun
yang kecil.
3. Kebesaran Tuhan di Darat
Mazmur 104:14-16 > Tuhanlah yang memelihara
pertumbuhan dan menyediakan makanan bagi hewan dan
manusia.
Saudaraku, dalam perikop ini yaitu dari ayat 1 sampai
ayat 34, Daud sedang menceritakan kebesaran Tuhan
itulah sebabnya perikop ini dimulai dan diakhiri dengan,
Pujilah Tuhan hai jiwaku! Tetapi dalam ayat 35 Tuhan
melalui Daud menekankan tentang orang-orang berdosa
dan orang-orang fasik yang:
>Merasa diri besar.
>Orang yang sedang menganggap dirinya lebih hebat
dari orang lain.
>Orang yang merasa lebih lebih lebih dan seterusnya
Saudaraku, ada bahaya dengan sifat ini. karena ia dapat
merasa lebih dari Tuhan.
>Sesungguhnya inilah sifat yang telah dibiasakan oleh
Lucifer, sehingga ia harus dilemparkan dari Surga.
Karena sifat ini tidak cocok dengan suasana surga.
>Sifat inilah yang pernah muncul di hati Petrus pada
waktu ia berjalan di atas air dan akhirnya tenggelam.
>Sifat ini juga yang ada pada Petrus sehingga ia berani
berkata kepada Yesus sebelum penyaliban "Biarpun
mereka semua tergoncang imannya, aku sekali-kali
tidak." akhirnya Petrus menyangkal Yesus 3 kali sebelum
ayam berkokok.
Saudaraku, sebagai hamba-hamba Tuhan, sebagai
Pendeta-pendeta yang telah dipercayakan tugas suci oleh
4. Bahkan dalam Mazmur 104:21b dan Mazmur Tuhan, kadang kita masih merasa lebih dari yang lain.
kita merasa kita yang ter atau kita yang paling tanpa kita
104:27 menyatakan bagaimana Allah menyediakan
sadari kita semua lemah dan;
makanan bagi:
Jutaan ikan di Laut
>Kita hanya kuat jika Tuhan yang menguatkan kita.
Jutaan manusia di dunia
ini Jutaan hewan di darat
jutaan burung-burung di udara
>Kita bisa jadi hebat jika Tuhan yang memampukan kita.
Itulah sebabnya Yesus adalah teladan kita. Yang rela
meninggalkan Kebesaran-Nya di surga untuk datang
Oh…saudaraku, sungguh Tuhan kita itu sangat besar dan
merendah ke dunia kita ini bahkan mati untuk menebus
layak untuk mendapatkan puji-pujian. Saya sangat
kita. Yohanes Pembaptis adalah teladan kita pada waktu
terkagum-kagum melihat luar biasanya kebesaran Tuhan
ia berkata: "Ia harus semakin besar dan aku harus
kita itu. tetapi, pada waktu saya membaca Mazmur
semakin kecil. Akhirnya, bila kita sukses dalam
104:35, saya melihat ada satu penekanan yang lain yang
pelayanan ini, Jadikan Zakaria 4:6 sebagai penuntun kita.
di catat oleh Daud. Sebab dalam ayat ini Daud berkata
Bukan dengan keperkasaan bukan dengan kekuatan,
"Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi dan biarlah
melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.
orang-orang fasik tidak ada lagi." hal ini membuat saya
AMIN.
berpikir apa maksud Tuhan dalam ayat ini? Siapakah
orang-orang berdosa yang dimaksud? Siapakah orangK O R D I N A TO R R E N U N G A N : P D TM . D ALE S O M P O T AN
orang fasik yang dimaksud?
4
O l e h R ud y M ol d y Ma m b u
Karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah
kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan …
Pilipi 2:2
Disuatu kesempatan berkunjung kerumah seorang rekan
beberapa lalu, sebuah pemandangan menarik terjadi
mengenai soal keuangan keluarga. Sementara kami
berbincang, kemudian datang istri sahabat kami itu
berbisik dengan suara yang kami dapat dengar. Isi
bisikan adalah sang Istri meminta uang untuk membeli
beras yang kemudian sahabat kami itu merogoh uang
dari kantongnya dan memberikan kepada si istri dengan
tambahan kata “ini sekalian belanja sayur hari ini”.
Sambil manggut-manggut sang istri membawa uang
belanja tersebut sambil mengucapkan terimakasih kepada
suaminya. Ternyata dalam rumah tangga mereka yang
memegang uang adalah sang suami. Dia yang mengatur
seluruh keuangan operasional rumah tangga termasuk
pengaturan uang belanja. Keuangan semuanya terpusat
pada dirinya baik sebagai pengambil keputusan dan
sekaligus yang menyimpan uang.
Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan mengenai
kebijakan disebuah provinsi yang mewajibkan semua
gaji pegawainya (PNS) ditransfer kerekening istri.
Kebijakan ini direspon positif oleh pemerintah pusat
karena bila ditransfer ke rekening istri maka akan
memberi ketentraman dalam rumah tangga. Bila ada rasa
aman dan nyaman bagi PNS maka sudah pasti akan
berpengaruh kepada kinerja. Akan memunculkan rasa
aman dan nyaman bagi PNS yang pasti meningkatkan
pelayanan. Adalah Gubernur yang memberlakukan
aturan ini yakni seluruh gaji PNS di Lingkungan
Pemprov akan dikirim langsung ke rekening istri mereka.
Menurut Gubernur, aturan baru ini untuk meminimalisir
pemamfaatan gaji suami ke hal-hal yang tidak
bertanggungjawab.
OKTOBER 10
2014
Siapa yang pegang uang Istri atau Suami? Pertanyaan
yang sederhana namun memerlukan pemikiran dan
kesesuaian pandang antara kedua suami istri dalam
rumah tangga. Ketika masuk dalam rumah tanggal hal
penting mengenai keuangan harus dibicarakan secara
berdua sebagai tindak lanjut dari counsel yang diberikan
pendeta untuk calon pengantin. Kedua suami istri harus
mengetahui serta sepaham mengenai portofolio keuangan
dalam RT mulai dari unsur-unsur yang menjadi income
dan items yang menjadi expenses. Masing-masing sudah
mengetahui bahwa jumlah Income RT berada dikisaran
Rp. 6 juta (contoh) serta jumlah pengeluaran dan alokasi
dana pada jumlah yang sama. Kedua belah pihak saling
terbuka kepada rencana jangka pendek dan harapanharapan kedepan. Hal yang perlu diketahui pula adalah
keistimewaan dan kelemahan masing-masing dalam
memegang uang. Kalau istri mempunyai tangan “panas”
yang bila pegang uang atau menerima uang maka pikiran
langsung di “mall/belanja” maka sudah bijaksana kalau
suami ikut mengontrol ketat akan keuangan ini. Suami
istri perlu sepakat bahwa uang akan disimpan di bank
mana, kalaupun masing-masing mempunyai kredit kard
atau debit kard, sudah ada persetujuan bahwa
pembelanjaan harus disetujui oleh kedua suami istri.
Mengenai pemasukan tidak terduga seperti bonus, uang
kaget dll semuanya harus dilapurkan dan masuk ke Bank
demikian juga pengeluaran emergency.
REVERENCE FOR THE WORD
OF GOD
O
bey my voice, and I will be your God, and ye shall be my
people: and walk ye in all the ways that I have
commanded you, that it may be well
Bila keduanya sudah KOMPAK mempunyai pandangan
yang sama dalam pengelolaan keuangan maka tidak
masalah siapa yang memegang uang. Pengelolaan
keuangan yang disepakati bersama dan dijalankan
dengan sukacita adalah pengaturan satu hati.
Ada banyak hal penting yang menjadi tujuan sebuah
keluarga. Pengaturan keuangan yang dimengerti dan
disokong oleh suami dan istri akan membawa berkat
dalam rumah tangga.
unto you. Jer. 7:23
You need and I need that the spiritual vision shall be
cleared and intensified to behold the scheme of
redemption as we have never viewed it before. We want
that our hearts should feel the mighty throbs of a
Saviour's love. In searching the Scriptures, in feeding
upon the words of life, O consider it is the voice of God
to the soul. We may be confused sometimes over the
voice of our friends; but in the Bible we have the counsel
of God upon all important subjects which concern our
eternal interests, and in temporal matters we may learn a
great deal. Its teaching will be always suited to our
peculiar circumstances and calculated to prepare us to
endure trial and fit us for our God-given work. The Bible
is God's voice speaking to us, just as surely as if we
could hear it with our ears. If we realized this, with what
awe we would open God's Word and with what
earnestness we would search its precepts. The reading
and contemplation of the Scriptures would be regarded as
an audience with the Infinite One.
We are to open the Word of God with reverence and
with a sincere desire to know the will of God concerning
us. The heavenly angels will direct our search. God
speaks to us in His Word. We are in the audience
chamber of the Most High, in the very presence of God.
Christ enters the heart. Show that you reverence your
faith, speaking reverently of sacred things. Never allow
one expression of lightness and trifling to escape your
lips when quoting Scripture. As you take the Bible in
your hands, remember that you are on holy ground.
R UDY M OLDY M AMBU
From My Life Today - Page 288
---------------------------------------
----------------------------
6
OL EH P DT . DR. J ON AT H AN K UNT AR AF
saat Indonesia mengalami kesulitan makanan. Nama
5.
MEMBERIKAN SAWS menjadi ADRA pada tahun 1984, dan
PENGHARAPAN KEPADA DUNIA
memberikan impak pelayanan kepada 13 juta orang
setiap tahun. Disebutkan pada tahun 2013, ada 20.7 juta
ADRA merayakan pelayanannya yang 30 tahun pada 3
Okttober 2014. Auditorium General Conference penuh
manusia yang mendapatkan berkat pelayanan ADRA.
dengan kehadiran dari staf ADRA, pimpinan divisi dari
Satu hal yang luar biasa! Mereka yang tidak ada harapan
hidup mendapatkan pengharapan oleh sebab pelayanan
seluruh dunia yang datang untuk rapat akhir tahun,
dari Gereja Advent ini. Program ADRA yang coba
pegawai GC dan para pendukung ADRA yang datang
memberikan minuman kepada yang haus, makanan yang
dari berbagai penjuru. Peranan ADRA atau Adventist
Development and Relief agency memang hebat. Di
kepada yang lapar, pendidikan bagi yang buta huruf,
tempat seperti Aceh misalnya, ADRA lebih dikenal dari
kesembuhan bagi sakit, pakaian yang bagi yang
telanjang, pengharpan kepada yang terhina, kebebasan
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Pelayanan
bagi yang diperbudak, harus menjadi pelayanan dari
kemanusia yang coba memberikan pengharapan kepada
mereka yang lapar, menderita, atau sekarat; tanpa
setiap anggota GMAHK.
membedakan latar belakang.
Pelayanan ADRA memang luar biasa, sementara Tutze
dan Huttu saling membunuh hingga 900,000 orang lebih
Pelayanan ADRA bukan hanya 30 tahun sebenarnya.
meninggal; ADRA adalah satu-satu agen pelayanan yang
Jaman tempo doeloe, pelayanan dikenal dengan nama
tetap hadir dan membantu korban penganiayaan di
SAWS, Seventh-day Adventist World Services yang
Rwanda. Di medan peperangan di Sudan Selatan ataupun
telah dimulai beberapa puluh tahun sebelumnya. Anggota
di Sarajevo, ADRA tetap memberikan pelayanan tanpa
lama masih ingat bagaimana Indonesia sering
takut peluru yang berdesing. Tidak heran, cukup banyak
mendapatkan minyak goreng, burgur pada tahun 1960-an
OKTOBER 10
2014
agen ADRA yang harus jadi korban dalam pelayanan
mereka. Mereka mati syahid dalam memberikan
pengharapan dalam pekerjaan kemanusiaan.
Pelayanan ADRA adalah pelayanan Yesus. Yesus yang
memberikan pelayanananNya tanpa pandang bulu saat
berada di dunia ini; yang telah memberikan kesembuhan
kepada yang sakit, celik mata kepada yang buta,
makanan kepada yang lapar, bahkan kebangkitan bagi
yang mati. Pesan Yesus jelas agar umatNya memberikan
pengharapan kepada dunia. Kisah yang diberikan Yesus
pada Injil Matius pasal 25 ini menjadi tantangan bagi kita
semua.
25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia,
maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari
kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di
sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di
sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh
Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan
bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di
dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia,
katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar
dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami
memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang
asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau
telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau
dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal
yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku
minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi
Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam
penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau
haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit,
atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak
kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina
ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan
yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal."
Ukuran hidup manusia bukanlah berapa lama dia hidup,
tetapi bagaimana dia hidup. Nilai kita, bukan dilihat dari
banyaknya diploma yang kita miliki atau banyaknya
harta yang kita timbun, tetapi berapa banyak pelayanan
yang kita berikan bagi sesama manusia. Apakah Yesus
yang kita percayai melalui iman itu menghasilkan
pelayanan praktis tanpa pamrih bagi pekerjaan
kemanusiaan? Sesungguhnya kita perlu memberikan
pengharapan kepada orang yang ada disekitar kita. Sebab
pernyatakan Yesus jelas berkata, “sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.”
----------------------------------------------------------------8
OKTOBER 10
2014
KESEMPURNAAN
Pada dasarnya kesempurnaan adalah kehendak Tuhan
bagi setiap orang percaya. Berkat, mujizat, kemenangan
dan segala hal yang Tuhan limpahkan dalam kehidupan
kita, itu adalah bonus. Setan mau kita berpikir bahwa
Allah tidak tertarik dengan kesempurnaan, sehingga kita
juga berpikir, wajarlah kalau saya masih tertarik dengan
hal-hal duniawi, wajarlah kalau saya masih hidup di
dalam dosa dan kejahatan. Setan menipu kita bertahuntahun sehingga semua kita anggap wajar, tetapi target
Tuhan dan kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah
supaya kita menjadi sempurna, dan jika kita dapat
mencapai kesempurnaan itu maka bonusnya adalah
mujizat, berkat, kemenangan dan disimpulkan dengan
satu kata “supaya kamu sempurna, utuh dan tidak
kekurangan” artinya sampai kita tidak butuh apa-apa
lagi, karena Bapa menyediakannya lebih dari pada apa
yang kita pikirkan dan doakan.
Kalau kita bicara tentang kesempurnaan maka tiga
konsep dasar ini kita harus mengerti :
Kita belum sempurna. Mengapa kita belum sempurna?
Karena mata kita memang melihat bahwa kita masih
banyak mengalami kegagalan. Paulus berkata, hidup
yang kujalani sekarang hidup bukan karena melihat tetapi
hidup karena percaya.
Kita sedang disempurnakan. Kegagalan-kegagalan yang
terjadi dalam hidup kita bukan berarti bahwa kita belum
sempurna tetapi kita masuk dalam kehidupan yang
sedang disempurnakan.
Dalam iman kita sudah disempurnakan oleh korban
Kristus di Golgota. Karena kesempurnaan maka Yesus
berkata “sudah selesai” sekarang kita tidak melihat
pandangan diri kita dan pandangan orang lain tetapi kita
melihat pandangan Kristus.
Ada lima (5) bukti bahwa Kristus menyempurnakan kita:
Kristus menyempurnakan kita dengan darah-Nya. Darah
Kristus mengingatkan kita bahwa kita sudah
disempurnakan dan karena kita sudah disempurnakan
maka kita berhak menerima segala berkat, mujizat,
kesembuhan, pemulihan dan kemenangan.
Kristus menyempurnakan kita dengan firman-Nya.
Karena itu Alkitab berkata, kamu sudah bersih oleh
firman yang Kukatakan kepadamu. Semakin dalam kita
bergaul dengan firman maka kita akan semakin
disempurnakan oleh firman itu.
Kristus menyempurnakan kita dengan Roh Kudus-Nya.
Roh Kudus yang akan mengingatkan kita pada janji-janji
Allah, Roh Kudus yang akan memampukan kita tatkala
kita tidak mampu dan Roh Kudus yang akan mengajar
kita hal-hal yang kita belum bisa sehingga kita naik ke
level yang lebih tinggi lagi.
Kristus menyempurnakan kita dengan pengampunanNya. Seorang yang sempurna bukan berarti seorang yang
tidak pernah salah tetapi seorang yang selalu mau
memperbaiki kesalahannya, belajar dari kesalahannya
dan tidak mau mengulangi lagi kesalahannya.
Kristus menyempurnakan kita dengan kesabaran
pendidikan-Nya. Pada dasarnya kita semua menyebalkan
dan menyakiti hati Tuhan, kita sudah bertobat tetapi jatuh
lagi dalam dosa, kita berkata aku mengasihi Tuhan tetapi
pada kenyataannya hidup kita tidak dapat menyenangkan
hati Tuhan. Kristus adalah Tuhan yang sabar, tetapi kalau
Tuhan sabar bukan berarti Dia boleh dipermainkan,
justru karena Dia Allah yang sabar biarlah kita berkata,
Tuhan aku siap untuk berjalan dalam rancangan-Mu yang
sempurna.
Ada tiga (3) (tiga penyempurnaan yang dilakukan kepada
kita), apa yang Dia mau sempurnakan dalam hidup kita?
Fil. 2:1-2; Yoh. 15:11; 1Yoh. 1:4. Dia menyempurnakan
sukacita kita. Kita bersukacita bukan karena pertolongan
Tuhan tetapi kita bersukacita karena Tuhan. Ada banyak
orang lebih suka mencari mujizat Tuhan dari pada
kekudusan Tuhan, ada banyak orang lebih senang
mencari berkat dari pada mencari sumber-Nya. Sukacita
kita seharusnya karena Tuhan, karena segala anugerahNya dan karena segala perbuatan-Nya yang dinyatakan
melalui dan di dalam hidup kita.
2 Kor. 7:1; Ibr. 10:14. Dia menyempurnakan kekudusan
kita. Dia yang memulai kekudusan kita, kita
mempertahankannya dan Dia yang menyempurnakannya.
Apapun yang ada pada kita, Dia mampu
menyempurnakannya.
2 Tes. 1:11; Ibr. 12:2. Dia menyempurnakan iman
kita.Harta terbesar dalam hidup kita adalah iman kita.
Tanpa iman tidak ada seorangpun yang dapat melihat
Allah tetapi waktu iman kita disempurnakan hari demi
hari kita akan terus berjalan dalam kemuliaan Allah.
Amin
Gilbert Lu
------------------------
9
MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA
LIMA KETERAMPILAN MENGELOLA
KEUANGAN
OLEH BREDLY SAMPOUW
Mengeluarkan uang itu mudah tetapi mencari uang itu
tidak mudah ,itulah kalimat sederhana,yang sering kita
dengar bukan! tetapi itulah yang seringkali ditemui
dalam hidup berumah tangga. Mencari uang memerlukan
keringat, waktu serta energi. Nah, ketika uang ditangan,
seringkali suami atau istri tidak bisa mengontrol
keinginan. Lebih parahnya lagi ketika ketika sang istri
yang mendominasi setiap keinginan dan suami berada
pada pihak yang lemah entahlah supaya istri senang atau
mangguk-manggu setuju saja. Bilamana situasi seperti ini
yang ditemui, maka perlu pasangan suami istri terampil
didalam mengelolah uang yang ditangan. Berikut ini 5
keterampilan yang diperlukan didalam mengelola
keuangan rumah tangga:
1. Terampil menghasilkan Uang (Making Money)
Jadilah orang yang produktif, yang menghasilkan uang
dengan cara yang baik supaya kita dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kita. “Dan biarlah orang-orang kita
juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat
memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup
mereka jangan tidak berbuah” (Titus 3:14). Menurut
survey, pendapatan orang yang bekerja atau kaum
professional mencapai puncak pada usia 47.5 tahun dan
menurun cepat setelah usia 54 tahun. Karena itu kita
harus terampil mengelola keuangan pada saat kita sangat
produktif, supaya di usia pensiun nanti kita tidak menjadi
susah karena masalah keuangan. Rasul Paulus bekerja
untuk menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan
OKTOBER 10
2014
hidup dan pelayanan yang dikerjakannya. “Kamu sendiri
tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja
untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawankawan seperjalananku.” (Kis 20:34). Bahkan Rasul
Paulus memberikan peringatan yang sangat tegas dalam
2 Tes 3:10-12, bahwa jika ada orang yang tidak mau
bekerja janganlah hendaknya ia makan! Dengan kata
lain, Rasul Paulus memperingatkan kita untuk tidak
menjadi “benalu” bagi orang lain.
2. Terampil Menggunakan Uang (Spending Money)
Untuk mengelola keuangan secara baik dan benar, kita
perlu memahami cara penggunaan uang yang benar.
Penggunaan uang yang benar menunjukkan rasa
tanggungjawab, sekaligus ucapan syukur kita kepada
Tuhan sebagai pemberi berkat, John Wesley pernah
menyatakan bahwa ada 3 prinsip penggunaan uang.
Pertama, cari uang sebanyak yang bisa kita dapatkan,
tentu dengan cara yang benar dan tidak merugikan
sesama. Kedua, simpanlah sebanyak yang bisa kita
simpan. Ketiga, berilah sebanyak yang bisa kita beri.
Penggunaan uang yang benar dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu.
a. Penggunaan Uang Untuk Pekerjaan Tuhan Tuhan telah
menetapkan agar umat-Nya memberikan 10% dari
penghasilan mereka kepada-Nya sebagai wujud kasih,
ketaatan, peduli dan iman kepada-Nya. Baca dan
renungkanlah ayat-ayat penuntun berikut ini:
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil
pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbunglumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah,
dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah
anggurnya. (Ams 3:9-10)
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN
semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik
bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya
hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di
padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta
alam.” (Mal 3:10-11).
Tuhan sudah mengatur bahwa biaya hidup mereka yang
melayani pekerjaan Tuhan ditanggung secara bersamasama oleh jemaat melalui persembahan persepuluhan.
Tuhan mengikat perintah-Nya dengan memberikan janjijanji untuk memberkati mereka yang taat dan setia. Oleh
karena itu, langsung sisihkan 10% dari berkat atau
penghasilan yang kita terima sebagai persembahan
persepuluhan yang kita serahkan ke rumah Tuhan.
Persembahan persepuluhan ini selain merupakan bentuk
kasih dan ketaatan kita kepada Tuhan, juga merupakan
benih baik yang harus segera kita tabur.
b.
Untuk Keluarga Dan Diri Sendiri
Setiap orang yang telah berjerih lelah bekerja, tentu
berhak menikmati hasil kerjanya untuk kepentingan
dirinya secara wajar dan memang yang bermanfaat.
Khususnya bagi pria sebagai kepala keluarga, ia
mempunyai kewajiban untuk mencukupi semua
kebutuhan keluarganya. Demikian juga dengan seorang
anak yang kedua orang tuanya sudah tidak mampu lagi
untuk bekerja, maka dia berkewajiban menopang
kebutuhan orang tuanya.
“Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang
bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu
akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati
sajian yang paling lezat.” (Yes 55:2)
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan
sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu
murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”
(1 Tim 5:8).
Biasakanlah membuat anggaran belanja bulanan dalam
hidup kita, mulai dari biaya makan, sewa/cicilan rumah,
pendidikan,
rekening
telepon/listrik,
kebutuhan
transportasi, membeli sabun, shampo, kosmetik, dan
kebutuhan rutin lainnya. Ketika menerima gaji, segera
pisahkan uang untuk pemenuhan kebutuhan ini dengan
cara memasukkan uang itu ke dalam amplop kebutuhan
yang berbeda. Hal ini akan membatasi kita untuk
menarik uang dari rekening bank atau mesin ATM
karena dananya sudah kita sisihkan. Belajarlah untuk
tidak membeli suatu barang di luar “daftar belanja
bulanan”. Masukkan barang-barang yang ingin kita beli
ke dalam “daftar” bulan berikutnya. Anggaran belanja
bulanan ini akan sangat membantu kita untuk
mengalokasikan uang yang kita miliki. Dengan
menyusunnya berdasarkan skala prioritas, maka
kebutuhan yang penting dan mendesak akan tercukupi.
Miliki juga kemampuan untuk membedakan antara
kebutuhan dan keinginan.
c.
Untuk Sesama
Tuhan menginginkan agar berkat yang kita terima juga
digunakan untuk membantu mereka yang betul-betul kita
ketahui memerlukan pertolongan, sebagai wujud kasih
kita kepada sesama. Ingatlah bahwa kita adalah
pengelola atas berkat yang Tuhan percayakan, bukan
pemilik. Jika kita menyadari bahwa kita adalah pengelola
berkat (stewardship), maka kita tidak akan menjadi orang
yang pelit dan menikmati kelimpahan itu sendirian.
Pemahaman yang benar bahwa kita bukan pemilik
11
OKTOBER 10
2014
(owner) atas berkat yang kita terima, akan membuat kita
memperhatikan mereka yang susah, yang ada di sekitar
kita. Tuhan Yesus menjelaskan hal ini lewat
perumpamaan “Orang Samaria yang murah hati” (Luk
10:25-37).
Firman Tuhan selalu mengajar kita untuk hidup berbagi
dengan sesama, sebagai wujud nyata kasih kita kepada
Tuhan. Kasih itu memberi dan kita tidak dapat memberi
jika kita tidak bekerja untuk mendapatkannya. “Maka
hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan
kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian
mencukupkan
kekurangan
kamu,
supaya
ada
keseimbangan. Seperti ada tertulis: "Orang yang
mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang
mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan." (2 Kor 8:1415). John Wesley berkata, “Jika saya mempunyai uang,
saya akan memberikannya secepat mungkin sehingga
uang tersebut tidak berada dalam hati saya.” Sepanjang
hidupnya Wesley telah memberikan sekitar 10 juta
poundsterling yang dihasilkan selama hidupnya,
teladanilah!
3. Terampil Menyimpan Uang (Saving Money)
Salomo mengajarkan kita untuk menyimpan pada masa
panen, seperti yang dilakukan oleh koloni semut. “Hai
pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya
dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya,
pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya
di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada
waktu panen.” (Ams 6:6-8).
Kita perlu menyimpan sebagian dari apa yang kita
dapatkan untuk digunakan pada waktu ada kebutuhan tak
terduga, misalnya jika suatu saat nanti terjadi PHK, jika
terserang sakit yang membutuhkan biaya yang cukup
besar, ketika kita terkena musibah, atau keadaan tidak
enak lainnya yang tidak bisa kita hindari. Yusuf juga
melakukan prinsip menyimpan di musim panen besar
selama 7 tahun untuk masa kelaparan sepanjang 7 tahun
berikutnya (Kej 41:46-57). Keterampilan menyimpan
kelimpahan yang dimiliki Yusuf ini telah menyelamatkan
hidup banyak orang dari kelaparan yang hebat pada masa
itu.
Kalau memungkinkan, sisihkan 20% dari gaji pokok kita.
10% pertama untuk simpanan yang akan digunakan pada
masa sukar/sakit/paceklik, dan 10% lagi untuk
dikumpulkan sebagai modal yang akan diinvestasikan
beberapa tahun yang akan datang atau sebagai dana masa
pensiun kita. 10% pertama disimpan di rekening
tabungan yang terpisah dari rekening sehari-hari. Untuk
tabungan/simpanan khusus ini usahakan tidak
menggunakan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri),
karena uang ini hanya boleh diambil pada waktu kita
sangat kesulitan atau akan membuka usaha sampingan
guna menambah penghasilan kita. Yang 10% kedua bisa
disimpan berupa asuransi yang bersifat proteksi-investasi
berjangka, agar di hari tua kita tidak tergantung pada
belas kasihan orang lain.
4. Terampil Menanam Uang (Investing Money)
Pkh 11:1-2. Tanamlah uangmu dalam usaha di luar
negeri. Pasti kaudapat untung di kemudian hari.
Tanamlah modalmu di berbagai niaga; carilah usaha
sebanyak-banyaknya. Sebab orang perlu waspada,
sebelum musibah menimpa.” Ayat terjemahan Bahasa
Indonesia sehari-hari (BIS) ini mengajarkan kita untuk
terampil dalam berinvestasi.
Uang yang dialokasikan untuk menabung sudah
seharusnya masuk dalam perencanaan keuangan kita.
Kebiasaan menabung akan sangat membantu jika
kebutuhan-kebutuhan tak terduga muncul dengan tibatiba. Selain menabung, alangkah baiknya jika kita bisa
menyisihkan keuangan kita untuk melakukan investasi
yang pada akhirnya akan memberikan tambahan
penghasilan bagi kita. Apabila uang yang kita tabung
sedikit demi sedikit itu sudah menjadi banyak pada 3
sampai 10 tahun mendatang, carilah ide untuk
menggandakan uang itu. Kelolalah uang tabungan itu
secara terampil sesuai dengan pengetahuan atau bidang
usaha yang kita senangi. Investasikan uang yang ada
untuk
menambah
pendapatan
kita,
sehingga
perekonomian kita semakin mandiri. Pada masa
produktif kita dapat melihat peluang usaha untuk
meningkatkan pendapatan, sejauh itu tidak menggangu
tanggung jawab di tempat kerja kita sekarang. Yesus
mengajarkan supaya kita terampil di dalam
menginvestasikan uang kita melalui “perumpamaan
tentang talenta” “Karena itu sudahlah seharusnya uangku
itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang,
supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan
bunganya.” (Mat 25:27).
5. Terampil Menikmati Uang (Enjoying Money)
Salomo di dalam Pkh 5:18 mengatakan bahwa dapat
menikmati kekayaan, harta benda dan kuasa yang
dimiliki seseorang juga merupakan karunia dari Tuhan.
“Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta
benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima
bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih
payahnya--juga itupun karunia Allah”. Tidak ada yang
salah di dalam menikmati berkat-berkat yang sudah
Tuhan berikan kepada kita sejauh kita menikmatinya
12
OKTOBER 10
2014
secara bertanggung jawab. Sebagai orang percaya tentu
saja kita tidak boleh menikmati harta benda kita dengan
cara-cara seperti berfoya-foya, berjudi, atau melakukan
sesuatu yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita
dapat menikmati uang kita dengan cara yang benar,
misalnya dengan berekreasi bersama keluarga,
melakukan hobi kita yang baik dan bermanfaat. Secara
ilmiah, orang yang secara teratur dapat melakukan dan
menikmati hobinya, dapat menjaga kebugaran
ingatannya. Kita akan menjadi orang yang berbahagia
apabila kita juga dapat menikmati berkat-berkat yang
Tuhan sudah percayakan kepada kita, oleh karena itu,
nikmatilah berkat yang Tuhan curahkan di dalam hidup
kita.
MEMAHAMI POLA HIDUP SEDERHANA
Terampil mengelola keuangan sangat ditunjang bila kita
memahami dan menerapkan pola hidup yang sederhana.
Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam keadaan
serba kekurangan, tetapi hidup yang dapat menguasai
keadaan dan tidak terbawa arus dunia. Saat ini ada begitu
banyak penawaran barang-barang yang bukan merupakan
kebutuhan kita. Ini merupakan belalang-belalang pelahap
yang siap menghabiskan berkat-berkat yang Tuhan
curahkan ke dalam hidup kita. Di sinilah kita harus
bersikap tegas terhadap diri sendiri dengan menolak
belalang-belalang pelahap ini, supaya kita tidak menjadi
konsumtif, tetapi belajar mencukupkan diri sesuai
kebutuhan kita. Inilah yang diajarkan Rasul Paulus di
dalam Filipi 4:11-13 “Kukatakan ini bukanlah karena
kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri
dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan
aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam
segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia
bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal
kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal
kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
Bukankah kebebasan financial lebih penting dari pamer
status sosial? Latihlah diri kita supaya terampil untuk
mengelola keuangan, karena ini akan menjauhkan kita
dari banyak kesulitan di masa mendatang! Tuhan Yesus
memberkati.
-----------------------------------------
--------------------------------------------------------------------TEAM KADNET INTERNATIONAL 2014
Los Angeles, CA: Eric Sumanti; Highland, CA: Roger Tauran; Torrance,
CA: Jerry Kiroyan; Seattle, WA: Glen Walean, Eddie E. Saerang, Hendrik
Padmasana, Jobby Nelwan; Toledo, Ohio: Lina Cantwell; Thousand Oaks,
CA: Lim T. Swee; Laguna, CA: Kenneth Mambo, Ferdie Santosa; New
Jersey, NJ: Frederik Wantah, Roosye
Mawuntu; San Bernardino,
CA: Blihert Sihotang; Denver, CO: Megawaty Waworuntu Nielson Assa, Eli
Waworundeng, Wayne Rumambi; Riverside: Harry Legoh SSD & Manila,
Philippines:, Yane Sinaga; AIIAS, AUP
& Manila: S Sonny
Situmorang,Sydney, Australia: Irma
Hill; Bangkok, Thailand: Sam
Carolus; Africa: Max Langi; Jakarta: Peggy Iskandar-Wowor, Wilhon
Silitonga, Bonar Panjaitan, Samuel Pandiangan, Ivan Kembuan, Erick
Tumetel, Willy Wuisan, Early Hutapea, Dewi Muskita, Christo Tambingon,
Ramlan Sormin, Stevanus Wijaya, Jannus Hutapea, Amir Manurung,
Handry Sigar, Sondang Panjaitan-Sirait, Edison Mawikere, Wisyanti
Siahaan, Lorraine Lesiasel, Stance Triwandono-Mambu, Arieta
Pulumahuny, Ketty Sunarto, Gunawan Tjokro, Muriel Siagian, Ronie
Panambunan, Michael Mangowal, Leonora Manullang, May Linda
Manurung, Joice Manurung, Ricky Lomboan, Harry Legoh, Philips Marbun,
Marvin R. Sigar, Joe Laluyan, Alvin Lumbanraja, Melati Silalahi, Lianto
Napitupulu, Frankie Tambingon, Dolly Rumagit, Yoshen Danun, Eldrin
Kumendong, Donald Weley, Randolp Glamond Manurung, Bruce
Sumendap, David Panjaitan, Richard Tamba; Franklin Tambunan, Edmund
Situmorang, Dave Sampouw, Jerry Karundeng, Reuben Supit; Janette
Medan: Loran
Pematang
Sepang,
Napitupulu; Friendly Purba,
Siantar: Rudolf W. Sagala; Richard Sabuin, Riau: Melvin Simatupang,
Christian Sihotang, Royke Sundalangi;Kepulauan Riau: Joy Sitompul,
Sumatera Selatan: Lin Saputra, Dickson
Donly Sinaga; Palembang,
Simanungkalit, Pdt. Victor Sinaga; RSA Bandung: Reynold Malingkas,
Bradly Sampouw, Indra Malingkas; UNAI, Bandung: Iim Heriyana,
Albinur Limbong, Elmor Wagiu, Nelson Pandjaitan, Josua Tobing; Franklin
Hutabarat; IPH, Bandung: Roy Hutasoit; Bandung: Athinson Naibaho, Nico
Simbolon; Cimahi: Denny Kalangi, Albert Marbun; Batam: Jonathan
Wagiran, Jones Napitupulu, Hadi Waluyo; Solo: Ari Palgunadi; Salatiga:
Wiendy Kusuma;Jawa Tengah: Supriyono Sarjono; Jatim: Henky Wijaya,
Sompotan, Fabyo Rumagit; Surabaya: Henky Wijaya, Kristiyono
Dale
Sarjono, Jerry Wauran, Hendra Kurniawan; Denpasar, Bali: Bobby
Lalamentik; Nusa Tenggara: James Ulyreke;
Balikpapan: Adiat Sarman,
Yance
Pua, Larry
Martosiswoyo,
Ronald Setiobowo,
Meilien
Langi; Bontang: Robby Tengor;
Manado: Boldwin Sampouw, Yotam
Bindosano, Lucky Mangkey, Robert Walean Jr., Tommy Pantouw, Caddy
Malonda, Royke Yonathan, Jenry Rawung; Herschel Najoan, Glen
Rumalag, Stephen Salainti, Linda Sumarauw, Bryan Sumendap; Bolaang
Mongondow: Swingly D. Suak; UNKLAB: Douglas Sepang, Green
Mandias, Cherry Lumingkewas, Freddy Kalangi; Sangihe Talaud: Brussi
Soriton; Minahasa: Jimi Pinangkaan, Hentje Suoth; Ratahan: Lorraine
Poneke, Refly Ompi; Tomohon: Larry Wenur, SLA Kawangkoan: Janice
Losung; Daniel Lasut; Makassar: Wiesye Schrim, Davy Politon, Edwin
Tumangkeng;
Luwu-Tana
Toraja: Irma
Pakasi,
Hartoyo
Tismail, Manokwari: Harry Salainti, Hendy Sahetapy; Jayapura: Bruce
Mauri; Timika: Frangky Watulingas, Harold Oijaitou, Herold Somba; Kuala
Kencana:Samuel
Rorimpandey,
Stanly Keles; Sorong:
Benny
Yandeday Ontario-Bloomington, CA: Hudyard Muskita; Silver Spring,
MD:
Kuntaraf; Azusa,
CA: Harlond
Ellen
Missah,
Jonathan
Naibaho; Sacramento, CA: Richard H. Hutasoit; Loma Linda, CA: Jackie
Sihotang, Deborah Panggabean-Pardede, Shally Lendeng-Halim, Charles
Pakpahan, Martein Moningka, Widdy Widitora, Denny Sondakh,
Hamonangan Tambunan, Alberth Situmorang, Richard Legoh, Karen
Waworoendeng. Guangzhou,
China:
Wemay,
James
Janette
Najoan. Canada: Fransisca Manurung
13
MATTHEW HENRY COMMENTARY OF JAMES
Chapter 1
1. It is implied that troubles and afflictions may be the lot
of the best Christians, even of those who have the most
reason to think and hope well of themselves. Such as
have a title to the greatest joy may yet endure very
grievous afflictions. As good people are liable to be
scattered, they must not think it strange if they meet with
troubles. 2. These outward afflictions and troubles are
temptations to them. The devil endeavours by sufferings
and crosses to draw men to sin and to deter them from
duty, or unfit them for it; but, as our afflictions are in
God’s hand, they are intended for the trial and
improvement of our graces. The gold is put into the
furnace, that it may be purified. 3. These temptations
may be numerous and various: Divers temptations, as the
apostle speaks. Our trials may be of many and different
kinds, and therefore we have need to put on the whole
armour of God. We must be armed on every side,
because temptations lie on all sides. 4. The trials of a
good man are such as he does not create to himself, nor
sinfully pull upon himself; but they are such as he is said
to fall into. And for this reason they are the better borne
by him.II. The graces and duties of a state of trial and
affliction are here pointed out to us. Could we attend to
these things, and grow in them as we should do, how
good would it be for us to be afflicted!1. One Christian
grace to be exercised is joy: Count it all joy, v. 2. We
must not sink into a sad and disconsolate frame of mind,
which would make us faint under our trials; but must
endeavour to keep our spirits dilated and enlarged, the
better to take in a true sense of our case, and with greater
advantage to set ourselves to make the best of it.
Philosophy may instruct men to be calm under their
troubles; but Christianity teaches them to be joyful,
because such exercises proceed from love and not fury in
God. In them we are conformable to Christ our head, and
they become marks of our adoption. By suffering in the
ways of righteousness, we are serving the interests of our
Lord’s kingdom among men, and edifying the body of
Christ; and our trials will brighten our graces now and
our crown at last. Therefore there is reason to count it all
joy when trials and difficulties become our lot in the way
of our duty. And this is not purely a New-Testament
paradox, but even in Job’s time it was said,Behold,
happy is the man whom God correcteth. There is the
more reason for joy in afflictions if we consider the other
graces that are promoted by them.2. Faith is a grace that
one expression supposes and another expressly requires:
Knowing this, that the trial of your faith, v. 3; and then in
v. 6, Let him ask in faith. There must be a sound
believing of the great truths of Christianity, and a
resolute cleaving to them, in times of trial. That faith
which is spoken of here as tried by afflictions consists in
a belief of the power, and word, and promise of God, and
in fidelity and constancy to the Lord Jesus.3. There must
be patience: The trial of faith worketh patience. The
trying of one grace produces another; and the more the
suffering graces of a Christian are exercised the stronger
OKTOBER 10
2014
they grow. Tribulation worketh patience, Rom. 5:3 .
Now, to exercise Christian patience aright, we must, (1.)
Let it work. It is not a stupid, but an active thing. Stoical
apathy and Christian patience are very different: by the
one men become, in some measure, insensible of their
afflictions; but by the other they become triumphant in
and over them. Let us take care, in times of trial, that
patience and not passion, be set at work in us; whatever
is said or done, let patience have the saying and doing of
it: let us not allow the indulging of our passions to hinder
the operation and noble effects of patience; let us give it
leave to work, and it will work wonders in a time of
trouble. (2.) We must let it have its perfect work. Do
nothing to limit it nor to weaken it; but let it have its full
scope: if one affliction come upon the heels of another,
and a train of them are drawn upon us, yet let patience go
on till its work is perfected. When we bear all that God
appoints, and as long as he appoints, and with a humble
obedient eye to him, and when we not only bear troubles,
but rejoice in them, then patience hath its perfect work.
(3.) When the work of patience is complete, then the
Christian is entire, and nothing will be wanting: it will
furnish us with all that is necessary for our Christian race
and warfare, and will enable us to persevere to the end,
and then its work will be ended, and crowned with glory.
After we have abounded in other graces, we have need of
patience, Heb. 10:36 . But let patience have its perfect
work, and we shall be perfect and entire, wanting
nothing. 4. Prayer is a duty recommended also to
suffering Christians; and here the apostle shows, (1.)
What we ought more especially to pray for—wisdom:If
any lack wisdom, let him ask of God. We should not pray
so much for the removal of an affliction as for wisdom to
make a right use of it. And who is there that does not
want wisdom under any great trials or exercises to guide
him in his judging of things, in the government of his
own spirit and temper, and in the management of his
affairs? To be wise in trying times is a special gift of
God, and to him we must seek for it. (2.) In what way
this is to be obtained—upon our petitioning or asking for
it. Let the foolish become beggars at the throne of grace,
and they are in a fair way to be wise. It is not said, "Let
such ask of man,’’ no, not of any man, but, "Let him ask
of God,’’ who made him, and gave him his
understanding and reasonable powers at first, of him in
whom are all the treasures of wisdom and knowledge.
Let us confess our want of wisdom to God and daily ask
it of him. (3.) We have the greatest encouragement to do
this: he giveth to all men liberally, and upbraideth not.
Yea, it is expressly promised that it shall be given, v. 5.
Here is something in answer to every discouraging turn
of the mind, when we go to God, under a sense of our
own weakness and folly, to ask for wisdom. He to whom
we are sent, we are sure, has it to give: and he is of a
giving disposition, inclined to bestow this upon those
who ask. Nor is there any fear of his favours being
limited to some in this case, so as to exclude others, or
any humble petitioning soul; for he gives to all men. If
you should say you want a great deal of wisdom, a small
portion will not serve your turn, the apostle affirms, he
gives liberally; and lest you should be afraid of going to
him unseasonably, or being put to shame for your folly, it
is added, he upbraideth not.Ask when you will, and as
often as you will, you will meet with no upbraidings.
And if, after all, any should say, "This may be the case
with some, but I fear I shall not succeed so well in my
seeking for wisdom as some others may,’’ let such
consider how particular and express the promise is: It
shall be given him. Justly then must fools perish in their
foolishness, if wisdom may be had for asking, and they
will not pray to God for it. But, (4.) There is one thing
necessary to be observed in our asking, namely, that we
do it with a believing, steady mind: Let him ask in faith,
nothing wavering, v. 6. The promise above is very sure,
taking this proviso along with us; wisdom shall be given
to those who ask it of God, provided they believe that
God is able to make the simple wise, and is faithful to
make good his word to those who apply to him. This was
the condition Christ insisted on, in treating with those
who came to him for healing: Believest thou that I am
able to do this? There must be no wavering, no
staggering at the promise of God through unbelief, or
through a sense of any disadvantages that lie on our own
part. Here therefore we see,5. That oneness, and sincerity
of intention, and a steadiness of mind, constitute another
duty required under affliction: He that wavereth is like a
wave of the sea, driven with the wind, and tossed. To be
sometimes lifted up by faith, and then thrown down
again by distrust—to mount sometimes towards the
heavens, with an intention to secure glory, and honour,
and immortality, and then to sink again in seeking the
ease of the body, or the enjoyments of this world—this is
very fitly and elegantly compared to a wave of the sea,
that rises and falls, swells and sinks, just as the wind
tosses it higher or lower, that way or this. A mind that
has but one single and prevailing regard to its spiritual
and eternal interest, and that keeps steady in its purposes
for God, will grow wise by afflictions, will continue
fervent in its devotions, and will be superior to all trials
and oppositions. Now, for the cure of a wavering spirit
and a weak faith, the apostle shows the ill effects of
these, (1.) In that the success of prayer is spoiled hereby:
15
OKTOBER 10
2014
Let not that man think that he shall receive any thing of
the Lord, v. 7. Such a distrustful, shifting, unsettled
person is not likely to value a favour from God as he
should do, and therefore cannot expect to receive it. In
asking for divine and heavenly wisdom we are never
likely to prevail if we have not a heart to prize it above
rubies, and the greatest things in this world. (2.) A
wavering faith and spirit has a bad influence upon our
conversations. A double-minded man is unstable in all
his ways, v. 8. When our faith and spirits rise and fall
with second causes, there will be great unsteadiness in all
our conversation and actions. This may sometimes
expose men to contempt in the world; but it is certain that
such ways cannot please God nor procure any good for
us in the end. While we have but one God to trust to, we
have but one God to be governed by, and this should
keep us even and steady. He that is unstable as water
shall not excel. Hereupon,III. The holy humble temper of
a Christian, both in advancement and debasement, is
described: and both poor and rich are directed on what
grounds to build their joy and comfort, v. 9-11. Here we
may observe, 1. Those of low degree are to be looked
upon as brethren: Let the brother of low degree, etc.
Poverty does not destroy the relation among Christians.
2. Good Christians may be rich in the world, v. 10. Grace
and wealth are not wholly inconsistent. Abraham, the
father of the faithful, was rich in silver and gold. 3. Both
these are allowed to rejoice. No condition of lie puts us
out of a capacity of rejoicing in God. If we do not rejoice
in him always, it is our own fault. Those of low degree
may rejoice, if they are exalted to be rich in faith and
heirs of the kingdom of God (as Dr. Whitby explains this
place); and the rich may rejoice in humbling providences,
as they produce a lowly and humble disposition of mind,
which is highly valuable in the sight of God. Where any
are made poor for righteousness’ sake, their very poverty
is their exaltation. It is an honour to be dishonoured for
the sake of Christ.To you it is given to suffer, Phil. 1:29 .
All who are brought low, and made lowly by grace, may
rejoice in the prospect of their exaltation at the last in
heaven. 4. Observe what reason rich people have,
notwithstanding their riches, to be humble and low in
their own eyes, because both they and their riches are
passing away: As the flower of the grass he shall pass
away. He, and his wealth with him, v. 11. For the sun has
no sooner risen with a burning heat than it withereth the
grass.Note hence, Worldly wealth is a withering thing.
Riches are too uncertain (says Mr. Baxter on this place),
too inconsiderable things to make any great or just
alteration in our minds. As a flower fades before the heat
of the scorching sun, so shall the rich man fade away in
his ways. His projects, counsels, and managements for
this world, are called his ways; in these he shall fade
away. For this reason let him that is rich rejoice, not so
much in the providence of God, that makes him rich, as
in the grace of God, that makes and keeps him humble;
and in those trials and exercises that teach him to seek his
felicity in and from God, and not from these perishing
enjoyments.IV. A blessing is pronounced on those who
endure their exercises and trials, as here directed: Blessed
is the man that endureth temptation, v. 12. Observe, 1. It
is not the man who suffers only that is blessed, but he
who endures, who with patience and constancy goes
through all difficulties in the way of his duty. 2.
Afflictions cannot make us miserable, if it be not our
own fault. A blessing may arise from them, and we may
be blessed in them. They are so far from taking away a
good man’s felicity that they really increase it. 3.
Sufferings and temptations are the way to eternal
blessedness: When he is tried, he shall receive the crown
of life, dokimosgenomenos —when he is approved, when
his graces are found to be true and of the highest worth
(so metals are tried as to their excellency by the fire), and
when his integrity is manifested, and all is approved of
the great Judge. Note hence, To be approved of God is
the great aim of a Christian in all his trials; and it will be
his blessedness at last, when he shall receive the crown
of life. The tried Christian shall be a crowned one: and
the crown he shall wear will be a crown of life. It will be
life and bliss to him, and will last for ever. We only bear
the cross for a while, but we shall wear the crown to
eternity. 4. This blessedness, involved in a crown of life,
is a promised thing to the righteous sufferer. It is
therefore what we may most surely depend upon: for,
when heaven and earth shall pass away, this word of God
shall not fail of being fulfilled. But withal let us take
notice that our future reward comes, not as a debt, but by
a gracious promise. 5. Our enduring temptations must be
from a principle of love to God and to our Lord Jesus
Christ, otherwise we are not interested in this promise:
The Lord hath promised to those that love him. Paul
supposes that a man may for some point of religion even
give his body to be burnt, and yet not be pleasing to God,
nor regarded by him, because of his want of charity, or a
prevailing sincere love to God and man, 1 Co. 13:3 . The
crown of life is promised not only to great and eminent
saints, but to all those who have the love of God reigning
in their hearts. Every soul that truly loves God shall have
its trials in this world fully recompensed in that world
above where love is made perfect.
----------------------
16
ADVENTIST WORLD RADIO
DISKUSI KOMUNIKASI DALAM KELUARGA NO 169
O LEH N ICO J . J . K OROH
“BELAJAR UNTUK TIDAK SERAKAH”
(AMSAL 28:25)
(SFX) Pintu terbuka kemudian tertutup, nara sumber
masuk keruang studio.
(Nico) Syaloom Ayura apa kabar Ayura?
(Ayura) Syaloom, Hallo Apa kabar pak Nico?” Mari pak
silakan duduk selamat datang distudio kami pak,
bagaimana kabarnya hari ini Pak, sehat walafiat!”.
(Nico) Puji Tuhan Ayura, saya percaya tanpa bimbingan
dan tuntunan Tuhan, saya masih dapat berada di studio
ini, itulah yang patut kita selalu ucapkan syukur.
(Ayura) Waduh, terimakasih banyak pak Nico, harapan
kita juga selalu agar para pendengar kita selalu berada
dalam keadaan sehat walafiat seperti kita!”
(Nico) Inilah juga yang selalu kita harapkan bersama,
agar para pendengar kita selalu berada dalam keadaan
sehat walafiat.
(Ayura) Saya sudah melihat apa yang akan menjadi
pokok diskusi kita pada hari ini, ini menarik sekali pak
Nico, “Belajar untuk tidak serakah” tentu belajar seperti
ini selalu harus dimulai dalam komunikasi keluarga,
bukan begitu pak?
(Nico) Ya benar Ayura, sebab hanya melalui komunikasi
keluarga lah kita dapat tularkan bagaimana secara dini
kita ajarkan nilai-nilai moral pada anak-anak kita Ayura.
(Ayura) Tapi kalau kita bicara soal “keserakahan”
apakah itu biasanya sudah menjadi sifat atau karakter
seseorang, dan apabila sudah menjadi karakter, tentu
akan sangat sulit untuk diubah bukannya begitu pak
Nico.
(Nico) Wah itu saya sependapat, memang kalau sudah
menjadi karakter seseorang tapi sebaliknya kalau kita
sudah ajarkan suatu karakter ketika seseorang masih
dalam lingkungan didikan kita, teristimewa seseorang
masih dalam didikan keluarga kita, misalnya sebagai
seorang anak , maka di sinilah peluang dan kesempatan
OKTOBER 10
2014
bagi orang tua untuk membangun sebuah karakter,
namnu untuk lebih jelas mari kita lihat apa yang tertulis
dalam Amsal 28:25 coba Ayura tolong bacakan ayat
tersebut.
(Ayura) Baiklah akan saya bacakan ayat tersebut Amsal
28:25 “Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran,
tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi
kelimpahan”. Sepertinya ayat ini memberikan gambaran
jelas apa yang akan terjadi bilamana seseorang memiliki
sifat “loba” atau “serakah” itu.
(Nico) Ya itu benar sekali Ayura, dan sebagai akibatnya,
orang yang serakah itu selalu dan bahkan sudah pasti
akan menimbulkan pertengkaran bahkan permusuhan
dengan orang lainnya.
(Ayura) Sebenarnya kapan dan bagaimana di dalam
keluarga kita mulai akan mendidik agar anak-anak kita
tidak menjadi serakah.
(Nico) Ya tampaknya ini soal sepele, tapi sebenarnya
merupakan sebuah tantangan besar dalam keluarga kita
sendiri, mengapa? Sebab sebenarnya dalam lingkungan
dan masyarakat kita sendiri, sadar atau tidak, kita telah
membantu untuk ajarkan anak-anak kita untuk menjadi
serakah.
(Ayura) Mengapa bisa seperti itu pak Nico, boleh tolong
berikan penjelasan Pak?
(Nico)Kita mulai saja dalam keluarga kita sendiri Ayura,
kita kan sudah terbiasa untuk memberikan hadiah kepada
anak-anak kita, dan dari sinilah mulai suatu sistem nilai
yang kita tanamkan kepada anak-anak kita yakni ”untuk
mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma”, sejak masa
anak-anak kita kita sudah dibiasakan, kalau pintar
disekolah akan mendapatkan hadiah, kalau kita selalu
baik kelakuan kita kita akan mendapatkan hadiah,
negatifnya ialah anak-anak kita selalu ingin mendapatkan
lebih dari satu hadiah, dan kalau boleh sebanyak
mungkin mendapatkan hadiah,bahkan sering kita ajarkan
untuk berebut agar mendapatkan hadiah lebih banyak,
tapi jarang kita ajarkan kepada mereka untuk
“memberikan sesuatu pada orang lain” bukan?
(Ayura) Wah itu benar juga pak, tapi baiklah kita akan
dengarkan sebuah lagu selingan dulu sebelum kita
lanjutkan acara ini. Sdr pendengar, selamat
mendengarkan lagu berikut ini.
(Ayura) Kalau begitu akan sangat sulit untuk
membendung sifat serakah itu pak Nico, bagaimana cara
kita mengatasinya ?
(Nico) Dari pengalaman saya, memang kalau sudah
menjadi karakter selalu akan sulit untuk diubah, tetapi
saya percaya kalau kita menyerahkan diri kita benarbenar kepada yang Maha Kuasa, pasti Ia selalu dapat
menolong kita, kembali lagi kita memang harus mulai
secara dini. Misalnya saja kalau kita akan berikan hadiah
kepada anak-anak kita, coba kita ajarkan mereka untuk
menuliskan sendiri apa yang mereka inginkan sebagai
hadiah, tetapi kita batasi dengan mengatakan “coba kamu
tuliskan apa yang kamu sangat diperlukan”. Jadi bukan
membiasakan mereka memberikan apa saja yang mereka
mau. Dan coba mulai libatkan mereka dengan program
seperti “charity” atau beramal, masih banyak lagi
program yang dapat kita libatkan mereka agar mau
mengaplikasi sifat memberi.
(Ayura) Ya benar pak Nico, saya kira juga masih banyak
hal-hal lain yang dapat memberikan contoh kepada
mereka untuk mau memberi kepada orang lain.
(Nico) Biasanya sejak masa kecil anak-anak akan jelas
tampak bila muncul sifat-sifat tamak atau loba itu
muncul, misalnya saja, tiba-tiba sang kakak mau merebut
apa yang diberikan kepada adiknya, dan bilamana hal
tersebut tejadi, inilah kesempatan bagi orang tua untuk
memberikan penjelasan kepada mereka agar tidak
membiasakan mereka untuk melanjutkan sifat-sifat yang
tidak baik seperti itu. Dan barangkali hal seperti ini harus
dilakukan berulang kali.
(Ayura) Bagaimana dengan membuat anak-anak untuk
membiasakan agar menabung ?
(Nico) Ya benar itu pun merupakan suatu hal yang sangat
baik pada anak-anak, namun seperti yang pernah kita
diskusikan dulu, yang paling efektif juga adalah orang
tua selalu harus dapat menjadi model peran bagi anakanak.
(Ayura)Jadi maksudnya seperti apa itu pak Nico.
(Nico) Ya tentu yang dimaksud adalah orang tua yang
selalu harus memberikan contoh terlebih dahulu, jadi
kalau orang tua adalah orang tua yang suka memberi,
maka akan sangat mudah bagi anak-anak untuk
mengikutinya, sebab orang tua selalu akan menjadi “role
model” atau model peran bagi anak-anak. Memang
18
OKTOBER 10
2014
sekarang ini tampak semakin sulit untuk mengajarkan
hal-hal seperti itu kepada anak-anak kita, apalagi dengan
masyarakat kita yang semakin konsumtif sifatnya, namun
saya tetap percaya dengan memberikan pendidikan
spiritual atau rohani yang lebih efektif pada mereka
seperti ayat yang sudah kita baca dalam Amsal 28:25
“Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi
siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan”.
Sebab dalam ayat ini, tergambar dua jenis proses karakter
manusia, dimana yang serakah atau loba akan
menimbulkan pertengkaran, sedangkan yang satu lagi
orang yang percaya kepada Tuhan akan diberikan
kelimpahan.
(Ayura) Wah jelas sekali pak Nico, ini janji Tuhan
sendiri melalui firmanNya bahwa bagi yang percaya
kepadaNya akan diberikan kelimpahan.
(Nico) Ya Ayura, oleh karena itu, walaupun kita
menghadapi tantangan besar dalam setiap keluarga kita
karena keadaan lingkungan kita yang semakin tidak
mendukung seperti sekarang ini. Saya tetap percaya pada
apa yang telah disampaikan dalam firman Tuhan itu.
(Ayura) Ya pak, mungkin ada hal lain lagi yang dapat
disampaikan pak?
(Nico) Sebenarnya masih banyak, tapi ada satu hal lagi
yakni coba kita biasakan anak-anakkita untuk
menyaksikan keindahan alam, atau membawa mereka
kealam terbuka, tidak hanya bermain di mall saja dimana
semua sudah tersedia, sehingga dengan cara seperti itu,
akan muncul ide-ide lain atau belajar untuk membuat
hal-hal yang baru, atau belajar untuk lebih kreatif, hal-hal
seperti ini juga akan membantu mereka untuk tidak
hanya hal-hal yang sudah di produksi oleh pabrik. Aatau
usahakan untuk memberikan gambaran apa yang terjadi
di dunia lain atau negara lain di mana mereka pun masih
bisa hidup dengan cara yang sangat sederhana,
barangkali yang paling penting untuk selalu diajarkan
kepada mereka untuk selalu bersyukur dengan apa yang
kita sudah miliki.
Dihapuskan dosaku , hanya oleh darah Yesus. Aku
pulih dan sembuh, hanya oleh darah Yesus.
S
ampai setiap lutut bertelut semua lidah
mengaku Yesus Kristus Dia lah Tuhan Raja
segala Raja.
Doa sebenarnya merupakan penyerahan diri
terhadapa rencana dan kehendak Tuhan
dalam hidup kita.
Sadarilah bahwa segala sesuatun hanyalah karena
anugerah Tuhan semata, tak lebih dari itu.
(Ayura) Barangkali masih banak lagi contoh lainnya, tapi
karena terbatasnya waktu, maka sampai di sini dulu acara
kita dalam diskusi ini, dari studio, kami ucapkan
terimakasih selamat berpisah kepada semua pendengar
kita dimana pun mereka berada, dan kiranya Tuhan
selalu menyertai dan memberkati kita semua.
--------------------------------19
Yesaya 40: 31 - Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama
rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.
S
etiap orang pasti sepakat bahwa menunggu adalah
pekerjaan yang melelahkan. Ketidaksabaran itu pun
kerap saya hadapi.
Seorang teman bercerita bahwa dia sering terjebak di
telepon dan tak sabar mengikuti instruksi dari layanan
telepon. Seperti yang kita tahu, kita harus menjawab
pertanyaan ini dan itu, menekan tombol, menjawab dan
menunggu instruksi berikutnya.
Hal ini bisa berlangsung selama 10, 15, 20 menit atau
bahkan lebih. Dan dia sudah melakukannya. Dan selama
masa menunggu itu dia diserang rasa frustrasi. Saat itu,
dia memilih untuk menjadi stress dan dikuasai sikap
buruk.
Namun setelah diingatkan pada satu kutipan dari Chuck
Swindoll: “dia yakin bahwa hidup adalah 10 persen apa
yang terjadi kepada dia dan 90 persen bagaimana dia
menyikapinya”.
itu disikapi dengan tindakan positif. Alih-alih rewel dan
marah, kita malah akan jauh lebih produktif bila kita
memilih untuk bersikap sabar dan mencoba
memanfaatkan masa menunggu dengan mengerjakan hal
lain yang berdampak baik bagi diri kita.
Dalam Yesaya 40:31, firman Tuhan mengingatkan
bahwa Ia akan memberikan kekuatan kepada setiap orang
yang menanti-nantikan pertolongan-Nya. Dalam hal ini,
Ia mengatakan bahwa Ia terlebih senang dengan orangorang yang panjang sabar.
Kesabaran bukan hanya berbicara tentang menunggu
tetapi lebih berfokus kepada sikap dan cara
menghadapinya. Selamat menyambut Hari Sabat.
Tetapah berdoa. Tuhan memberkati kita.
Dan belum lama ini saya mencoba mempraktikkannya
ketika saya sedang menunggu. Sementara saya
menunggu, saya memutuskan melakukan pekerjaan lain.
Saya tak perlu fokus pada fakta bahwa saya harus
menunggu dan merasa tak nyaman.
Saat Anda diperhadapkan pada kondisi menunggu, baik
saat berhadapan dengan masalah, pasangan yang keras
kepala, penderitaan hingga jawaban doa yang belum
terjawab, Anda tentu pernah terjebak dengan kondisi
yang serupa dengan saya. Tetapi adalah baik bila situasi
L ORAN N APITUPULU
PENGUMUMAN – ULTAH KADNet & KKR

Mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi Tim
KADNet yang merayakan di Bulan Oktober:
Sehubungan makin dekatnya rencana pertemuan
KADNet serta KKR kita yang akan mulai dengan
Charity Clinic di Kupang pada tanggal 24 dan 26
Oktober, dan KKR mulai tanggal 26 Oktober s/d 1
Nopember 2014; maka kita perlukan daftar nama yang
sudah pasti berangkat agar dapat diatur akomodasi,
penjemputan/transportasi, penginapan, dll. Dengan
demikian memudahkan waktu check in. Diharapkan
semua sudah booking, dan diperlukan daftar kedatangan
di Kupang dan kembali dari Kupang; dengan demikian
akan memudahkan penjemputan dan pengantaran.
03 - Douglas Sepang
03 - Joy Sitompul
03 - Victor Sinaga
11 - Hartoyo Tismail
13 - Refly Ompi
18 - Rosye Mawuntu
25 - Early Hutapea
27 - Dave Sampouw
28 - Richard Legoh
29 - Philips Marbun
Semoga panjang umur, sehat sejahtera dan senantiasa
dalam lindungan Tuhan.
HRD KADNet – Irma Pakasi.
Dear Team KADNET,
Disamping itu kami ingin mengetahui berapa yang sudah
pasti akan ikut ke Israel pada tahun depan. Wisata
Rohani tsb untuk 12 hari mengunjungi Jordania, Israel
dan Mesir. Mohon untuk kirimkan nama-nama yang
sudah pasti ikut untuk kedua kegiatan tersebut; hingga
kita akan menyiapkan diri untuk berbagai kegiatan yang
akan kita buat. Terima kasih. Tuhan memberkati. Mohon
direspon ke milis [email protected] atau ke
email [email protected]
-Panitia
KADNet media ministry is a non-profit media project We publish religious news and articles for the
Indonesian Seventh-Day Adventist community and their friends worldwide. Articles selected and
the staff of KADNet support the beliefs and doctrines of the Seventh-day Adventist Church.
Subscription is free. KADNet adalah proyek nirlaba. Penerbit, tulisan dan staff KADNet
mendukung dan menghormati kepercayaan
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, GMAHK.
Download