KEGIATAN DEKONSENTRASI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN ANGGARAN 2015 Disampaikan oleh : Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Bogor, 18 Juni 2014 MENU DEKON KEGIATAN DEKONSENTRASI 2013 - 2015 Wajib / Pilihan 2013 Pelatihan Penyuluh dan Pengawas Keamanan Pangan Bagi Petugas Kesehatan Kabupaten / Kota Peningkatan Kemampuan UKOT, UMOT, Usaha Jamu Racikan dan Usaha Jamu Gendong Provinsi Wajib Pilihan 2014 Sosialisasi makanan jajanan anak Sosialisasi e-Licensing bagi sekolah (MJAS) di Kabupaten / Kota Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional, PBF, Industri Kosmetik / Makanan Peningkatan Kemampuan UKOT, Pembekalan CDOB untuk Tenaga UMOT, Usaha Jamu Racikan dan Kesehatan dan Penanggung Usaha Jamu Gendong Provinsi jawab Teknis Sarana Distribusi Obat Pembekalan tenaga kesehatan Sosialisasi Makanan Jajanan Kabupaten / Kota dalam rangka Anak Sekolah (MJAS) pembinaan industri dan usaha Obat Tradisional di Provinsi Penerapan pengembangan Peningkatan Kemampuan bagi software SIPNAP untuk unit layanan UJG - UJR di Provinsi (Hasil pertemuan di Makssar) Pembekalan terhadap sarana Sosialisasi e-Report PBF distribusi obat Pembekalan Tenaga Kesehatan Kabupaten / Kota Dalam Rangka Pembinaan Industri dan Usaha Obat Tradisional di Provinsi Pilot Project Penerapan Sosialisasi e-report PBF Pengembangan Software SIPNAP Untuk Unit Layanan Review Penerapan e-report PBF Biaya pengelolaan e-report PBF Biaya Pengelolaan e-report PBF dan Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) 2015 Penerapan Pengembangan Software SIPNAP untuk Unit Layanan KEGIATAN DEKONSENTRASI 2015 No Menu Wajib / Pilihan Dukungan IKK Dukungan Isu Prioritas Output RKA-K/L 1 Sosialisasi e-Licensing bagi Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional, PBF, Industri Kosmetik / Makanan Wajib JKN Pelaporan Perizinan Distribusi Kefarmasian 2 Pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggung jawab Teknis Sarana Distribusi Obat Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah (MJAS) Wajib Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan JKN Laporan Pembinaan Produksi dan Distribusi Obat JKN 4 Peningkatan Kemampuan bagi UJG - UJR di Provinsi Wajib JKN Laporan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kosmetik dan Makanan Laporan Pembinaan Produksi dan Distribusi Obat Tradisonal 5 Sosialisasi e-Report PBF Pilihan JKN Pelaporan Perizinan Distribusi Kefarmasian 6 Penerapan Pengembangan Software SIPNAP untuk Unit Layanan Pilihan JKN Pelaporan Perizinan Distribusi Kefarmasian 3 Wajib LATAR BELAKANG, OUTPUT, BENTUK KEGIATAN, MANFAAT DAN DAMPAK Sosialisasi e-Licensing bagi Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional, PBF, Industri Kosmetik/Makanan Latar Belakang Sistem e-Licensing dalam rangka National Single Window ini diharapkan dapat mendukung sistem perizinan produksi dan distribusi kefarmasian saat ini yang bergerak cepat dan dinamis Output Pelayanan perizinan yang prima di bidang produksi dan distribusi kefarmasian secara elektronik Bentuk Kegiatan Pertemuan Coaching/Pendampingan aplikasi e-Licensing bagi sarana produksi dan distribusi kefarmasian Manfaat Mempermudah proses registrasi dan perizinan sarana produksi dan distribusi kefarmasian, pemantauan dan monitoring legalitas sarana, dan validitas jumlah sarana produksi dan distribusi kefarmasian Dampak Menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat Pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggungjawab Teknis Sarana Distribusi Obat Latar Belakang Sarana distribusi obat dalam melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat harus sesuai dengan Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik Output Proses pendistribusian obat yang sesuai dengan kaidah Cara Distribusi Obat yang Baik Bentuk Kegiatan Pertemuan pembinaan terhadap tenaga kesehatan pembina dan penanggungjawab teknis sarana distribusi obat Manfaat Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan pembina sarana distribusi obat dan penanggungjawab teknis sarana distribusi obat agar sarana distribusi obat mampu mencapai persyaratan yang telah ditetapkan dalam CDOB Dampak Melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah (MJAS) Latar Belakang Jajanan anak sekolah menjadi sorotan pemerintah karena masih banyaknya makanan tidak sehat dan tidak bermutu yang mengakibatkan timbulnya resiko bagi kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi bangsa Output Keamanan, mutu dan gizi pada jajanan anak sekolah yang harus senantiasa terjaga Bentuk Kegiatan Pertemuan sosialisasi bagi pengelola sekolah tingkat SD dan Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Manfaat Meningkatkan pengetahuan pengelola sekolah, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan setempat mengenai MJAS yang aman, bermutu dan bergizi serta kebijakan yang terkait dengan makanan jajanan anak sekolah yang berkualitas Dampak Melindungi masyarakat dari jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat keamanan, mutu dan gizi Peningkatan Kemampuan bagi UJG - UJR di Provinsi Latar Belakang Usaha jamu racikan (UJR) dan usaha jamu gendong (UJG) merupakan pelaku usaha yang menggunakan jamu pabrikan dan jamu racikan sendiri tanpa memerlukan izin untuk melaksanakan usahanya dalam menjajakan komoditas yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari Output Keamanan, kemanfaatan dan mutu jamu racikan dan jamu gendong yang harus senantiasa terjaga Bentuk Kegiatan Pertemuan Coaching/Pendampingan bagi pelaku UJG dan UJR mengenai pengenalan simplisia tanaman obat, higiene dan sanitasi, pencegahan penggunaan BKO, serta aspek permodalan dan pengembangan usaha Manfaat Menghasilkan pelaku UJG dan UJR yang memahami bahwa produk dan layanan mereka berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan mampu mengembangkan usahanya Dampak Melindungi masyarakat dari jamu yang tidak memenuhi syarat higiene dan sanitasi, serta menggunakan bahan kimia obat Sosialisasi e-Report PBF Latar Belakang Sistem Pelaporan Dinamika Obat PBF (e-Report PBF) merupakan sebuah sistem yang mampu memantau ketersediaan, distribusi dan dinamika obat yang terjadi di masyarakat serta mengantisipasi kekosongan obat yang beredar Output Kepatuhan sebesar 100% pelaporan dinamika obat di PBF berdasarkan Peraturan yang berlaku (Permenkes 1148/2011) Bentuk Kegiatan Pertemuan sosialisasi informasi, biaya pengelolaan dan review implementasi termasuk penyusunan rencana tindak lanjut dan agreement tertulis antara pemerintah pusat (Ditjen Binfar dan Alkes), pemerintah daerah (Dinas Kesehatan), dan PBF terkait kepatuhan terhadap peraturan Manfaat Meningkatkan kepatuhan pelaporan serta menyediakan sumber data dan informasi yang komprehensif, valid, kontinyu, real-time, informatif, dan mudah diakses mengenai ketersediaan obat dan PBF, pergerakan dinamika obat PBF dan pasar farmasi secara umum di wilayah Provinsi dan nasional Dampak Menjamin ketersediaan obat yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat dan melindungi masyarakat dari peredaran obat ilegal Penerapan Pengembangan Software SIPNAP Latar Belakang Pengembangan software SIPNAP akan mempermudah dan mempercepat pelaporan narkotika dan psikotropika Output Kepatuhan 100% pelaporan narkotika dan psikotropika di Unit Layanan berdasarkan software SIPNAP sesuai peraturan. Bentuk Kegiatan Pertemuan pembekalan kepada petugas pengelola SIPNAP di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota dan biaya pengelolaan SIPNAP Manfaat Meningkatkan pemahaman dan keterampilan petugas pengelola SIPNAP di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota dan Unit Layanan dalam mengoperasikan software SIPNAP dan dapat memberikan laporan narkotika dan psikotropika yang valid, akurat dan tepat waktu. Dampak Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan peredaran ilegal narkotika dan psikotropika.