7 BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 2.1 State of the

advertisement
BAB II
LANDASAN KONSEPTUAL
2.1
State of the Art
Tabel 2.1 State of the Art
Nama &
Sumber
Judul
Keterangan
Tahun
Penelitian
Muhammad
Jurnal
Pengelolaan Media
Media online menajdi pilihan
Gradiyanto,
Humas
Online Rumah Sakit
bagi
2010
Rumah
Islam Sultan Agung
mencapai tujuannya dalam
Semarang
membina hubungan yang baik
Sakit Islam
perusahaan
untuk
Agung
dan membangun citra positif
Semarang.
di mata publik eksternalnya.
(2010:77)
Bambang
Peran Social Media
Keunggulan layanan media
Supradono,
Untuk Manajemen
sosial
Ayu
Hubungan Dengan
ruang komunikasi dua arah
Noviani
Pelanggan Pada
Hanum
Layanan E-Commerce.
antara
ialah
memberikan
konsumen
perusahaan
dengan
maupun
konsumen dengan konsumen.
2011
Hal
tersebut
dapat
menimbulkan hubungan baik
antara kedua pihak tersebut.
Monika Nur
Keterbukaan Informasi
Lastiani
Publik Dalam Kerangka informasi
Manajemen Arsip.
7
Kewajiban menyebarluaskan
semestinya
dilakukan dengan cara yang
8
2010
(2010, 28)
mudah
dijangkau
oleh
masyarakat dan dalam Bahasa
yang mudah dipahami dan
ditentukan/diberikan
oleh
pejabat pengelola informasi
dan
dokumentasi
dibadan
publik terkait. Salah satunya
melalui sosial media.
Bruno
The Effect of Social- Hasil
Schivinski
Media Communication mengatakan bahwa rata-rata
and Dariusz
on
Dabrowski
Perception of Brands memiliki dampak yang positif
Consumer pengguna
(Int. Journal)
2013
penelitian
tersebut
social
media
terhadap ekuitas merek dan
sikap pembelian.
Abu
Sumber:
Effectiveness of Social
Media sosial merupakan alat
Bashar,
Internationa
Media as a Marketing
pemasaran
Irshad
l Journal of
Tool: An Empirical
penting,
Study
digunakan
Ahmad, dan Marketing,
yang
sangat
khususnya
dalam
bauran
Mohammad
Financial
promosi.
Kemampuan
Wasiq
Services &
beradaptasi dengan berbagai
2012
Managemen
bentuk
pemasaran
online
t
melalui
media
sosial
ResearchVo
merupakan kunci kesuksesan
l.1 Issue 11,
suatu bisnis, terutama bagi
November
industri
2012, hlm.
mengalami perubahan seperti
88-99
fashion.
yang
Bisnis
bertransformasi
hubungan
yang
terus
telah
dari
bersifat
9
transaksional
menjadi
hubungan
sosial,
pemasar
dituntut
sehingga
untuk
membina hubungan jangka
panjang
dengan
para
konsumen. Tugas pemasar di
sini
adalah
memberikan
informasi
2.2
Teori Komunikasi
Secara umum pengertian komunikasi yang dijelaskan oleh Mulyana (2008)
mengatakan bahwa definisi mengenai komunikasi tidak ada yang benar atau salah,
salah satu definisi komunikasi yaitu, komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk
hidup atau lebih. Sebagai mahkluk sosial kita diharuskan untuk menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain. Hubungan yang baik dapat tercipta dengan adanya
komunikasi yang baik antara kedua belah pihak, dimana pihak pertama harus tepat
dalam menyampaikan pesan yang dimaksudkan sehingga pihak kedua dapat
menerima pesan tersebut sesuai yang di inginkan oleh pihak pertama.
Hakikat komunikasi itu sendiri yaitu, kata komunikasi atau communication
berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” communico, communicato,
atau communicare yang berarti membuat sama (to make common), Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama
(Mulyana, 2008)
Sedangkan dalam buku Sitem Komunikasi Indonesia terdapat definisi
komunikasi yang mengatakan “Komunikasi adalah proses hal mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah
perilaku” (Everett M.Rogers, 2012).
Dijelaskan juga oleh Nurudin (2012) bahwa komunikasi memiliki beberapa
unsur, yaitu sumber (source), pengirim pesan (communicator), media (channel),
penerima pesan (communicant), dan efek (effect).
10
Komunikasi adalah proses sosial di mana individu – individu menggunakan
simbol- simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka (West & Turner, 2007). Dari definisi tersebut, ada lima istilah
kunci yaitu: sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan.
1. Sosial
Konsep komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi.
Komunikasi selalu melibatkan dua pihak yaitu pengirim dan penerima.
Manusia berkomunikasi dengan berbagai niat, motivasi dan kemampuan
(West & Turner, 2007). Manusia berkomunikasi juga untuk memenuhi
kebutuhannya untuk bersosialisasi.
2. Proses
Komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir.
Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Sebagai
proses yang tidak pernah berhenti, apa yang terjadi di awal pembicaraan
bisa menghasilkan hasil yang sama sekali berbeda di akhir pembicaraan.
Frank Dance mengilustrasikan komunikasi sebagai sebuah spiral (West
& Turner, 2007). Ia berkata bahwa pengalaman komunikasi bersifat
kumulatif dan dipengaruhi oleh masa lalu. Pengalaman di masa kini akan
mempengaruhi proses komunikasi seseorang di masa yang akan datang.
3. Simbol
Simbol adalah representasi dari fenomena (West & Turner, 2007).
Kata-kata adalah simbol yang melambangkan sebuah konsep atau benda.
Gerakan nonverbal juga termasuk dalam simbol yang kita gunakan
sehari. Simbol-simbol ini berbeda artiannya dan mungkin tidak dapat
dimengerti semua orang. Misalnya, hampir semua milenial mengerti arti
dari kata “YOLO” sedangkan generasi yang lebih tua mungkin lebih
sedikit yang mengerti arti kata ini.
4. Makna
Makna adalah pemahaman yang diambil orang dari suatu pesan.
Makna bisa memiliki lebih dari satu makna bahkan makna yang berlapis-
11
lapis. Judith Martin dan Tom Nakayama menyatakan bahwa makna bisa
mempunyai makna yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Misalnya,
kata “rubber” di Inggris berarti penghapus, sedangkan di Amerika berarti
kondom (West & Turner, 2007).
5. Lingkungan
Situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi disebut lingkungan
(West & Turner, 2007). Lingkungan terdiri atas beberapa elemen seperti
waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang komunikator
dan komunikan. Lingkungan juga dapat dihubungkan dalam artian
teknologi. Sekarang komunikasi tidak lagi harus terjadi dengan face to
face. Komunikasi bisa terjadi dalam konteks maya dimana kita tidak bisa
melihat pihak lain atau mendengar suaranya atau berada di tempat yang
sama.
Berarti komunikasi adalah proses interaksi yang terjadi antara dua pihak atau
lebih dengan suatu motivasi yang terjadi terus-menerus secara berkesinambungan.
Komunikasi dijembatani menggunakan simbol-simbol yang dipahami kedua belah
pihak sehingga mencapai pengertian yang sama. Komunikasi sekarang tidak lagi
terbatas dengan ruang maupun waktu tetapi bisa terjadi melalui dimensi waktu dan
dimensi ruang yang berbeda.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi
Menurut Riswandi (2009) komunikasi mempunyai beberapa karakteristik,
yaitu :
1. Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagau suatu proses artinya bahwa komunikasi
merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan
(ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunisasi tidak bersifat statis,
12
melainkan dinamis, dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan
berlangsung terus menerus.
Proses komunikasi melibatkan banyak factor atau komponen. Faktorfaktor atau unsur yang dimaksud antara lain meliputi komunikator,
komunikan, pesan (isi, bentuk, dan cara penyampaiannya), saluran atau media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat
yang ditimbulkan dan situasi atau kondisi yang ada ketika komunikasi
berlangsung.
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
Pengertian sadar yang dimaksud ialah bahwa kegiatan komunikasi
yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental
psikologis yang terkendali atau terkontrol. Disengaja maksudnya bahwa
komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari pelaku yang
terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum
digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah Bahasa verbal dalam
bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka, atau tanda-tanda lainnya. Bahasa
verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong,
tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan
memerintah atau memaksa. Perbedaannya bukan hanya menyangkut katakata yang digunakan, tetapi juga pada tekanan nada atau intonasinya.
13
5. Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan
menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang
atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam suatu proses
komunikasi. Apa yang kita terima, nilainya bergantung kepada apa yang kita
berikan.
Pengertian transaksional juga merujuk kepada suatu kondisi bahwa
keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi
ditentukan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang
terlibat mempunyai kesepakatan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan.
6. Komunikasi menembus ruang dan waktu.
Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku komunikasi yang
terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang
sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon,
internet, fax, dan lain-lain. Maka faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi
masalah dalam berkomunikasi.
Dari poin-poin diatas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi ditujukan untuk
perubahan, baik perubahan sikap, opini, perilaku, maupun perubahan sosial yang
melibatkan hubungan kita dengan orang lain. Perubahan ini ditujukan untuk merubah
komunikan dari posisi komunikator.
2.3
Promosi
Banyak pandangan yang telah diungkapkan dalam berbagai literatur tentang
pengertian promosi, antara lain menurut William J Stanton (Alma, 2011) menyatakan
bahwa, “Basically, promotion is an exercise in information, persuasion, and
conversaly, a person who is persuaded is also being informed”.
“Pada dasarnya, promosi adalah latihan dalam informasi, persuasi, dan
sebaliknya, orang yang dibujuk juga sedang diinformasikan”.
14
Berdasarkan pengertian promosi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi
adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon
konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian,
mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2011)
William Shoell menyatakan “Promotion is marketers effort to communicate
with target audiences. Communication is the process of influencing others behavior
by sharing ideas, information, or feeling with them”. Promosi ialah usaha yang
dilakukan oleh pelaku pasar, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi
adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens (Alma, 2011).
2.3.1 Tujuan Promosi
Tujuan promosi adalah memberi sebuah informasi, menarik perhatian, dan
selanjutnya memberi pengaruh untuk meningkatkan penjualan.
Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik, dapat mempengaruhi
konsumen
mengenai
dimana
dan
bagaimana
konsumen
membelanjakan
pendapatannya. Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen, maupun
konsumen.
Keuntungan
bagi
konsumen
ialah
konsumen
dapat
mengatur
pengeluarannya menjadi lebih baik. Kerugian bagi konsumen ialah konsumen
dibujuk untuk membeli barang yang kadang-kadang barang tersebut belum
dibutuhkan (Alma, 2011).
Keuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan
berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang karena ketertarikannya akan
merek. Promosi menimbulkan goodwill bagi merek. Selain meningkatkan penjualan,
promosi juga dapat menstabilkan produksi. Keuntungan selanjutnya ialah perusahaan
dengan goodwill yang besar dapat memperoleh modal dengan mudah.
Sebaliknya kerugian bagi perusahaan adalah konsumen mengharapkan
barang- barang dengan mutu yang selalu baik dengan harga stabil sesuai dengan
promosi yang dilancarkan, tetapi terkadang hal ini tidak dapat terpenuhi. Selain itu,
promosi yang dilakukan terus menerus menyebabkan biaya promosi akan selalu ada
bahkan meningkat. (Alma, 2011).
15
2.3.2. Elemen-Elemen Dalam Promosi
Terdapat 4 elemen dalam promosi yang diungkapkan Philip Kotler dan Gary
Amstrong (Alma, 2011), yaitu:
1. Advertising
Advertising adalah penyampaian pesan-pesan penjualan yang diarahkan
kepada masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual
barang dan jasa atau ide. Media yang digunakan dalam advertising adalah
surat kabar, majalah, email, televisi, radio, bioskop, papan reklame, katalog,
dan media sosial.
2. Sales Promotion
Kegiatan advertising biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi
lainnya, yaitu, sales promotion dan public relation. Tugas advertising adalah
memberi ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal dan membeli
produk, sedangkan sales promotion mengajak mereka untuk membeli
sekarang (sales promotion offers reasons to buy now). Berbagai cara sales
promotion yang ditawarkan, yaitu memeberi sampel gratis, kupon, diskon,
trading stamps, dan sebagainya.
Tujuan dari sales promotion adalah:
1. Menarik para pembeli baru.
2. Memberi hadiah atau penghargaan untuk konsumen baru.
3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4. Menghindari konsumen lari ke merek lain.
5. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas.
6. Meningkatkan
volume
penjualan
jangka
memperluas market share jangka panjang.
3. Public Relation
pendek
dalam
rangka
16
Menurut Kotler dan Gary, public relation yang artinya menciptakan good
relation dengan pabrik, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap
perusahaan. Melalui PR dapat membentuk pandangan baik, mencegah beritaberita tidak baik dari masyarakat.
4. Personal Selling
Personal selling adalah cara satu-satunya dari sales promotion yang dapat
menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga
diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Promotional Mix
Menurut William J. Staton, yang dikutip oleh Alma (2011:) menyatakan,
“Four factors that should into account in deciding on the promotional mix are:
i.
The amount of money available for promotion
Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan lebih besar
dalam mengkombinasikan elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang
lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya
kurang efektif.
ii.
The nature of the market
Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga
calon konsumen yang dituju.
iii.
The nature of product
Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen
akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain
pula teknik yang digunakan.
iv.
The stage of the product’s life cycle
Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan
mempengaruhi promosi yang digunakan, misalnya pada tahap introduksi,
17
maka promosi ditujukan untuk membidik, mengarahkan kenapa konsumen
pada produk baru, apa istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk
penting untuk dibeli, dsb
2.4
Merek
2.4.1 Pengertian Merek
Brand merupakan perasaan seseorang terhadap sebuah produk, jasa atau
perusahaan. Brand adalah perasaan karena semua manusia bersifat emosional dan
merupakan makhluk intuisi, seberapapun kerasnya kita mencoba untuk menjadi
rasional. Brand adalah perasaan seseorang karena pada akhirnya brand ditentukan
oleh perseorangan, bukan perusahaan, pasar, maupun publik. Setiap orang
menciptakan versi mereknya masing-masing (Neumeier, 2006).
Merek adalah nama atau simbol yang bersifat memebedakan (seperti : logo,
cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang dan jasa dari seorang
penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek
berperan dalam membedakan suatu barang dan jasa dengan pesaingnya. (Aaker,
2006).
American Marketing Association (AMA)
mendefinisikan merek sebagai
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaingnya. Jadi, merek
membedakan penjual, produsen, atau produk dari penjual, produsen atau produk lain.
(Kotler, 2006).
2.4.2 Faktor Merek
Beberapa faktor merek yang menyebabkan merek menjadi sangat penting saat
ini antara lain (Kotler, 2006) :
1. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen
18
dan semakin banyak pula brand association yang terbentuk memiliki kualitas
dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image.
2. Merek sangat berpengaruh dalam bentuk perilaku konsumen. Merek yang
kuat memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku konsumen.
3. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen.
Dengan adanya merek, konsumen dengan mudah dapat membedakan produk
yang dibelinya dengan produk lain, sehubungan dengan kualitas, kebanggaan,
ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek
terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari sekedar symbol semata.
Merek dapat memiliki enam tingkatan (Kotler, 2006):
1. Atribut
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes menyatakan
sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang dengan baik, tahan lama,
bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat, dan sebagainya.
Perusahaan dapat menggunakan satu atau beberapa atribut ini untuk
mengiklankan mobil tersebut. Selama bertahun-tahun Mercedes juga
mengiklankan, “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini”.
Ini berfungsi sebagai dasar penentuan posisi untuk memproyeksikan berbagai
atribut lain mobil tersebut.
1. Manfaat
Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut,
mereka membeli manfaat fungsional dan emosional. Atribut tahan lama
mungkin diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. “Saya tidak perlu
membeli mobil baru selama beberapa tahun”. Atribut mahal mungkin
diterjemahkan menjadi manfaat emosional, “Mobil ini membuat saya merasa
penting dan dihargau”. Atribut dibuat dengan baik dan diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional, “saya aman jika seandainya
terjadi kecelakaan”.
2. Nilai
19
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes
berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain lain. Pemasar merek harus
mengetahui kelompok pembeli yang mencari nilai-nilai ini.
3. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman
yaitu terorganisir, efisien, dan kualitas tinggi.
4. Kepribadian
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek diumpamakan
orang, binatang, atau suatu objek, maka sebagai contoh merek Mercedes
mencerminkan seorang pemimpin yang masuk akal (orang), singa yang
memerintah (binatang), atau suatu istana yang agung (objek). Kadang-kadang
merek mengambil kepribadian seorang terkenal yang sesungguhnya.
5. Pemakai
Merek merunjuk jenis konsumen yang memberi atau menggunakan produk
tersebut. Kita tidak mengharapkan melihat seseorang sekertaris berumur 20
tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan ialah seorang manajer
yang berumur 55 tahun di belakang kemudi . pemakainya adalah orang-orang
yang menghargai nilai, budaya, dana kepribadian produk tersebut.
2.5
Brand Loyalty
Ford menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah suatu ukuran
keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek dan dapat dilihat dari seberapa
sering orang membeli merek itu dibandingkan dengan merek lain (Ford, 2005)
2.5.1 Manfaat Brand Loyalty
Para praktisi pemasaran menyadari bahwa nama merek yanag kuat akan
memberikan banyak implikasi pada perushaan maupun pelanggan. Perusahaan yang
mampu membangun mereknya dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan
pesaing sehingga dapat terus memepertahanakan pelanggannya.
20
Merek-merek yanag kuat akan memberikan jaminan kualitas dan nilai yang
tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak luas terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa manfaat brand yang dapat diperoleh pelanggan dan perusahaan
(Sadat, 2009).
Menurut Surachman (2008) bahwa merek perusahaan dengan berbasis
pelanggan yang loyal terhadap sesuatu dapat mengurangi biaya pemasaran
perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah
daripada mendapatkan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang
tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak
pengecer di garis depan untuk memajang sutau produk merek tersebut dibagian
paling depan raknya karena mereka mengetahui bahwa para pelanggan akan
mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar belanjanya.
Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka
memiliki keyakinan bahwa membeli atau memakai suatu produk atau jasa terkenal
minimal dapat mengurangi resiko. Keuntungan keempat, loyalitas merek
memberikan waktu kepada para perushaan pemegang merek untuk cepat merespon
gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk atau jasa
yang unggul maka pelanggan yang loyal akan memberikan waktu kepada perusahaan
tersebut agar memeperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralkan.
2.5.2 Tingkatan Brand Loyalty
Dilihat dari teori tingkatan Brand Loyalty menurut Aaker yang dikutip dari
Nugroho (2008) yang menjelaskan tentang tingkatan brand loyalty yang dibagi
Aaker menjadi lima kelompok dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu:
1. Switcher
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkatan paling dasar. Semakin tinggi frekuensi untuk
memindahkan pembelinya dari suatu brand ke brand-brand yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pemebeli yang sama sekali tidak loyal atau
21
tidak tertarik pada brand tersebut. Pada tingkatan ini, brand apapaun mereka
anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan
pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah orang
yang membeli suatu produk karena harganya murah.
2. Habitual buyer
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini, dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan brand produk yang dikonsumsinya atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi
brand produk tersebut. Pada tingkatan ini, pada dasarnya tidak didapati
alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli brand
produk yang lain atau berpindah brand terutama ketika peralihan tersebut
memerlukan usaha, biaya, maupun sebagai pengorbanan lain. Dapat
disimpulkan, bahwa pembeli ini dalam memilih suatu brand didasarkan atas
kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied buyer
Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkatan ini, maka
para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh
pesaing dengan menawarkan promosi atau harga yang lebih murah.
4. Liking the brand
Pembeli yang sungguh-sungguh menyukai brand
memiliki keterikatan
emosional yang bersangkutan dengan brand. rasa suka pembeli bisa saja
disadari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian, pengalaman,
dalam menggunakan dalam penggunaan.
5. Commited buyer
Pembeli adalah pelanggan yang setia serta memiliki suatu kebanggaan
sebagai pengguna brand. Tingakatan ini menunjukan posisi pelanggan
terhadap suatu brand. tentu semua perusahaan ingin agar semua
pelanggannya menjadi commited buyer dimana pelanggan merasa bangga
untuk menggunakan brand tersebut yang berarti kebanggaan tersebut akan
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan fungsi barang itu sendiri,
22
tetapi hal itu perlu disertai waktu, usaha, dan kerja keras perusahaan untuk
menjalankan strateginya untuk mencapai hal ini.
Sumber: (Nugroho, 2008)
Gambar 2.1 Tingkatan Brand Loyalty
2.6.
New Media
2.6.1 Pengertian New Media
Media baru disebut sebagai media elektronik dan identik dengan teknologi
yang berbasis komputer, misalkan internet, email dan kabel digital sehingga
masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan jangkauan yang sangat luas bahkan
bisa menghubungkan seluruh masyarakat dari seluruh dunia agar bisa berkomunikasi
tanpa terhambat oleh runag dan waktu sehungga menjadikan kegiatan informasi yang
dilakukan menjadi lebih efisien (West & Turner, 2009).
Mark Poster (LittleJohn S.W, 2009) mengemukakan bahwa adanya periode
baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya
akan mengubah masyarakat.
Hal ini dapat digambarkan sebagai:
1. Dua arah
2. Di luar kendali situasi
3. Demokratisasi
4. Mengangkat kesadaran individu
5. Orientasi individu
Media baru dianggap lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman
baru tentang komunikasi pribadi. Dunia maya memberikan tempat pertemuan semu
23
yang memperluas dunia sosial, menciptakan peluang pengetahuan baru, dan
menyediakan tempat untuk berbagi pandangan secara luas.
Yang artinya, new media adalah bentuk budaya baru yang sepenuhnya
mengandalkan computer dalam pendistribusiannya seperti website, hardware, virtual
words, VR, multimedia, komputer games, animasi komputer, video digital, special
efek pada film, interactif computer installations.
2.7
Media Sosial
2.7.1 Pengertian Media Sosial
Kata “media” pada social media datang dari “medium” atau wadah dimana
orang dapat saling terhubung dan menjalin interaksi social (Aditya, 2013).
Media sosial adalah tempat, alat bantu, layanan yang memungkinkan individu
untuk mengekspresikan diri mereka untuk bertemu dan berbagi dengan rekan lainnya
melalui teknologi internet (Kurniali, 2011).
Interaksi manusia dalam dunia media sosial dan kekuatan media sosial saat
ini sudah sedemikian besar. Terutama dalam hal menyampaikan ide, pemikiran, atau
informasi yang sangat cepat (Aditya, 2013). Misalnya, kini untuk mengakses
Instagram, khalayak bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja, bisa dengan
hanya menggunakan sebuah smart phone, ditambah dengan mjurahnya biaya
koneksi.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar ideology
dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated content. Kini kecepatan informasi di media sosial nampaknya sudah
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita.
Kalangan media konvensional pun menggunakan media sosial untuk menyebarkan
informasi yang dibuat para wartawannya (Romli, 2012).
24
2.7.2 Karakteristik Media Sosial
Media sosial ini merupakan suatu objek, suatu produk yang dibentuk dan
bertujuan, pastinya memilik karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
media sosial tradisional lain meskipun semuanya tetap saja menyerukan pemikiran
dan gagasan. Menurut Juju dan Sulianta (2010) karakteristik pada media sosial
modern adalah sebagai berikut:
1. Transparansi (transparency)
Segalanya tampak keterbukaan kerena elemen dan materinya memang
ditujukan untuk konsumsi public atau sekelompok orang.
2. Dialog dan Komunikasi (Dialogue & Communication)
Didalamnya akan terajalin suatu hubungan yang sepenuhnya berupa
komunikasi, misalnya antara brand dengan para “fans”nya.
3. Jejaring Relasi ( Networking relationship)
Hubungan atanra elemen-elemen penyusun akan terjalin dan juga relasi
ini akan terbentuk pula anatara individu atau kumpulan individu atau
suatu perwakilan yang dimotori oleh individu.
4. Multi Opini (Multi Opinion)
Setiap orang akan berargumen dan setiap orang memiliki pandangan yang
relatif, entah itu benar, salah, atau berada dalam grey area, ini tertuang
dalam wujud komunikasi sebagai medianya.
2.7.3 Jenis Media Sosial
Menurut Evans dalam Aditya (2013), jenis-jenis social media antara lain:
1. Social News Sites
Jenis media sosial ini memungkinkan pengguna untuk mengirimkan berita,
informasi, artikel, bideo, dan foto, yang kemudian akan diberikan penilaian
(vote like atau dislike) atas informasi tersebut. Seperti Digg.com atau
Reddit.com yang merupakan platform berita sosial yang mendunia.
2. Social Networking
Jenis ini merupakan yang paling popular di Indonesia, dimulai dari era
Friendster, dilanjutkan oleh MySpace.com dan sampai sekarang yang paling
mendunia adalah Instagram.
3. Social Sharing
25
Beberapa platform media sosial memfokuskkan diri oada fitur berbagi
konten, yang popular antara lain YouTube dan Flickr. Dengan fungsi yang
ditonjolkan, pengguna bisa dengan cepat dikenal di dunia maya selama
mereka memiliki konten yang unik dan disukai.
4. Blog
Jenis media sosial ini memnungkinkan seseorang untuk mengekspresikan
dirinya dalam bentuk artikel ide, pemikiran dan informasi. Banyak sekali
blogger-blogger muda Indonesia yang menjadi terkenal karena tulisan mereka
yang menjadi penggagas utama atau panduan bagi orang lain dalam bekerja
atau berkarya.
5. Microblogging
Twitter ialah contoh microblogging yang paling mewabah di dunia.
Keterbatasannya dalam menuliskan pesan /
informasi yang hanya 140
karakter membuatnya disebut sebagai microblogging.
6. Forum
Merupakan cikal bakal media sosial saat ini, forum menjadi temuat berdiskusi
tentang segala hal mulai dari topik sehari – hari seperti tempat makan, gadget,
games, otomotif, sampai hal – hal aneh yang mungkin tidak terpikirkan.
2.7.4 Fungsi Media Sosial
Fungsi dari media sosial dan jejaring sosial menurut Juju dan Sulianta (2011)
adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan identitas (berupa brand atau produk baru)
2. Sarana promosi bentuk baru
3. Sarana riset ; ini mencakup riset kualitatif dan kuantitatif. Riset kuantitatif
biasanya berupa pooling, sedangkan riset kualitatif berupa pernyataan.
4. Mengikat customer dengan tuntutan loyalitas customer.
5. Sarana komunikasi audiensi mencakup internet dan eksternal.
6. Manajerial reputasi ( semakin banyak parameter positif maka reputasi akan
meningkat)
7. Solusi praktis bagi problematika komunikasi dan manajemen.
Fungsi ini menciptakan tunnel yang bisa menerobos batas 0 batas yang
sebelumnya acak, absurd, dan bias, karena apa yang dulunya tidak terjangkau,
26
sekarang terjangkau. Produsen dengan mudahnya menilai customer, mendapatkan
feed back customer, mengikat customer dengan “loyalitas”, dsb.
2.8
Instagram
Gambar 2.2 Logo Instagram
2.8.1 Sejarah Instagram
Berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc., merupakan sebuah teknologi
startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam.
Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam
HTML5 mobile, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan juga Mike Krieger,
memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka
mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat
sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang
belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, adalah aplikasi yang sudah dapat
digunakan di dalam iPhone, yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur.
Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada,
dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada
bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah
yang akhirnya menjadi instagram. (Bambang, 2012)
27
2.8.2 Pengaruh Instagram Terhadap Masyarakat Indonesia
Instagram merupakan jejaring sosial yang cukup fenomenal saat ini. Dalam
usia yang relatif singkat, instagram berhasil menggaet lebih dari 300 juta pengguna
diseluruh di seluruh dunia. Sejak masa peluncuran hingga sekarang, Instagram terus
menjadi bahan perbincangan yang menarik, terutama bagi masyarakat pengguna
internet. (Bambang, 2012).
Sejak keberadaannya di Indonesia, berbagai komunitas semakin menjamur,
banyak bermunculan komunitas-komunitas fotografi berbasis kamera ponsel di
Indonesia ini. (Bambang, 2012).
2.9
Kerangka Pemikiran
Variabel X
Variabel Y
Media sosial instagram sebagai
Brand Loyalty
alat promosi
•
Transparancy
•
Switcher
•
Dialogue &
•
Habitual buyer
Communication
•
Satisfied buyer
•
Networking Relationship
•
Liking the brand
•
Multi Opinion
•
Commited buyer
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diatas menerangkan variabel x yang pada penelitian ini
adalah media sosial instagram sebagai alat promosi yang memiliki karakteristik yang
menjadi dimensi pada penelitian ini yaitu, transparansi, dialog dan komunikasi,
jejaring sosial, dan multi opini.
Variabel Y pada penelitian ini adalah Brand Loyalty. Tahapan-tahapan dari
brand loyalty dijadikan dimensi pada penelitian ini, yaitu switcher, habitual buyer,
satisfied buyer, liking the brand, commited buyer.
28
Download