BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 2.1 State of the Art Tabel 2.1 State of the Art Nama & Sumber Judul Keterangan Tahun Penelitian Muhammad Jurnal Pengelolaan Media Media online menajdi pilihan Gradiyanto, Humas Online Rumah Sakit bagi 2010 Rumah Islam Sultan Agung mencapai tujuannya dalam Semarang membina hubungan yang baik Sakit Islam perusahaan untuk Agung dan membangun citra positif Semarang. di mata publik eksternalnya. (2010:77) Bambang Peran Social Media Keunggulan layanan media Supradono, Untuk Manajemen sosial Ayu Hubungan Dengan ruang komunikasi dua arah Noviani Pelanggan Pada Hanum Layanan E-Commerce. antara ialah memberikan konsumen perusahaan dengan maupun konsumen dengan konsumen. 2011 Hal tersebut dapat menimbulkan hubungan baik antara kedua pihak tersebut. Monika Nur Keterbukaan Informasi Lastiani Publik Dalam Kerangka informasi Manajemen Arsip. 7 Kewajiban menyebarluaskan semestinya dilakukan dengan cara yang 8 2010 (2010, 28) mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam Bahasa yang mudah dipahami dan ditentukan/diberikan oleh pejabat pengelola informasi dan dokumentasi dibadan publik terkait. Salah satunya melalui sosial media. Bruno The Effect of Social- Hasil Schivinski Media Communication mengatakan bahwa rata-rata and Dariusz on Dabrowski Perception of Brands memiliki dampak yang positif Consumer pengguna (Int. Journal) 2013 penelitian tersebut social media terhadap ekuitas merek dan sikap pembelian. Abu Sumber: Effectiveness of Social Media sosial merupakan alat Bashar, Internationa Media as a Marketing pemasaran Irshad l Journal of Tool: An Empirical penting, Study digunakan Ahmad, dan Marketing, yang sangat khususnya dalam bauran Mohammad Financial promosi. Kemampuan Wasiq Services & beradaptasi dengan berbagai 2012 Managemen bentuk pemasaran online t melalui media sosial ResearchVo merupakan kunci kesuksesan l.1 Issue 11, suatu bisnis, terutama bagi November industri 2012, hlm. mengalami perubahan seperti 88-99 fashion. yang Bisnis bertransformasi hubungan yang terus telah dari bersifat 9 transaksional menjadi hubungan sosial, pemasar dituntut sehingga untuk membina hubungan jangka panjang dengan para konsumen. Tugas pemasar di sini adalah memberikan informasi 2.2 Teori Komunikasi Secara umum pengertian komunikasi yang dijelaskan oleh Mulyana (2008) mengatakan bahwa definisi mengenai komunikasi tidak ada yang benar atau salah, salah satu definisi komunikasi yaitu, komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Sebagai mahkluk sosial kita diharuskan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Hubungan yang baik dapat tercipta dengan adanya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak, dimana pihak pertama harus tepat dalam menyampaikan pesan yang dimaksudkan sehingga pihak kedua dapat menerima pesan tersebut sesuai yang di inginkan oleh pihak pertama. Hakikat komunikasi itu sendiri yaitu, kata komunikasi atau communication berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” communico, communicato, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common), Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2008) Sedangkan dalam buku Sitem Komunikasi Indonesia terdapat definisi komunikasi yang mengatakan “Komunikasi adalah proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah perilaku” (Everett M.Rogers, 2012). Dijelaskan juga oleh Nurudin (2012) bahwa komunikasi memiliki beberapa unsur, yaitu sumber (source), pengirim pesan (communicator), media (channel), penerima pesan (communicant), dan efek (effect). 10 Komunikasi adalah proses sosial di mana individu – individu menggunakan simbol- simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West & Turner, 2007). Dari definisi tersebut, ada lima istilah kunci yaitu: sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. 1. Sosial Konsep komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Komunikasi selalu melibatkan dua pihak yaitu pengirim dan penerima. Manusia berkomunikasi dengan berbagai niat, motivasi dan kemampuan (West & Turner, 2007). Manusia berkomunikasi juga untuk memenuhi kebutuhannya untuk bersosialisasi. 2. Proses Komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Sebagai proses yang tidak pernah berhenti, apa yang terjadi di awal pembicaraan bisa menghasilkan hasil yang sama sekali berbeda di akhir pembicaraan. Frank Dance mengilustrasikan komunikasi sebagai sebuah spiral (West & Turner, 2007). Ia berkata bahwa pengalaman komunikasi bersifat kumulatif dan dipengaruhi oleh masa lalu. Pengalaman di masa kini akan mempengaruhi proses komunikasi seseorang di masa yang akan datang. 3. Simbol Simbol adalah representasi dari fenomena (West & Turner, 2007). Kata-kata adalah simbol yang melambangkan sebuah konsep atau benda. Gerakan nonverbal juga termasuk dalam simbol yang kita gunakan sehari. Simbol-simbol ini berbeda artiannya dan mungkin tidak dapat dimengerti semua orang. Misalnya, hampir semua milenial mengerti arti dari kata “YOLO” sedangkan generasi yang lebih tua mungkin lebih sedikit yang mengerti arti kata ini. 4. Makna Makna adalah pemahaman yang diambil orang dari suatu pesan. Makna bisa memiliki lebih dari satu makna bahkan makna yang berlapis- 11 lapis. Judith Martin dan Tom Nakayama menyatakan bahwa makna bisa mempunyai makna yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Misalnya, kata “rubber” di Inggris berarti penghapus, sedangkan di Amerika berarti kondom (West & Turner, 2007). 5. Lingkungan Situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi disebut lingkungan (West & Turner, 2007). Lingkungan terdiri atas beberapa elemen seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang komunikator dan komunikan. Lingkungan juga dapat dihubungkan dalam artian teknologi. Sekarang komunikasi tidak lagi harus terjadi dengan face to face. Komunikasi bisa terjadi dalam konteks maya dimana kita tidak bisa melihat pihak lain atau mendengar suaranya atau berada di tempat yang sama. Berarti komunikasi adalah proses interaksi yang terjadi antara dua pihak atau lebih dengan suatu motivasi yang terjadi terus-menerus secara berkesinambungan. Komunikasi dijembatani menggunakan simbol-simbol yang dipahami kedua belah pihak sehingga mencapai pengertian yang sama. Komunikasi sekarang tidak lagi terbatas dengan ruang maupun waktu tetapi bisa terjadi melalui dimensi waktu dan dimensi ruang yang berbeda. 2.2.1 Karakteristik Komunikasi Menurut Riswandi (2009) komunikasi mempunyai beberapa karakteristik, yaitu : 1. Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi sebagau suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunisasi tidak bersifat statis, 12 melainkan dinamis, dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus. Proses komunikasi melibatkan banyak factor atau komponen. Faktorfaktor atau unsur yang dimaksud antara lain meliputi komunikator, komunikan, pesan (isi, bentuk, dan cara penyampaiannya), saluran atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat yang ditimbulkan dan situasi atau kondisi yang ada ketika komunikasi berlangsung. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar yang dimaksud ialah bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali atau terkontrol. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari pelaku yang terlibat Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah Bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka, atau tanda-tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan memerintah atau memaksa. Perbedaannya bukan hanya menyangkut katakata yang digunakan, tetapi juga pada tekanan nada atau intonasinya. 13 5. Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam suatu proses komunikasi. Apa yang kita terima, nilainya bergantung kepada apa yang kita berikan. Pengertian transaksional juga merujuk kepada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi ditentukan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan. 6. Komunikasi menembus ruang dan waktu. Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku komunikasi yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, fax, dan lain-lain. Maka faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Dari poin-poin diatas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi ditujukan untuk perubahan, baik perubahan sikap, opini, perilaku, maupun perubahan sosial yang melibatkan hubungan kita dengan orang lain. Perubahan ini ditujukan untuk merubah komunikan dari posisi komunikator. 2.3 Promosi Banyak pandangan yang telah diungkapkan dalam berbagai literatur tentang pengertian promosi, antara lain menurut William J Stanton (Alma, 2011) menyatakan bahwa, “Basically, promotion is an exercise in information, persuasion, and conversaly, a person who is persuaded is also being informed”. “Pada dasarnya, promosi adalah latihan dalam informasi, persuasi, dan sebaliknya, orang yang dibujuk juga sedang diinformasikan”. 14 Berdasarkan pengertian promosi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2011) William Shoell menyatakan “Promotion is marketers effort to communicate with target audiences. Communication is the process of influencing others behavior by sharing ideas, information, or feeling with them”. Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh pelaku pasar, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens (Alma, 2011). 2.3.1 Tujuan Promosi Tujuan promosi adalah memberi sebuah informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh untuk meningkatkan penjualan. Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik, dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen, maupun konsumen. Keuntungan bagi konsumen ialah konsumen dapat mengatur pengeluarannya menjadi lebih baik. Kerugian bagi konsumen ialah konsumen dibujuk untuk membeli barang yang kadang-kadang barang tersebut belum dibutuhkan (Alma, 2011). Keuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang karena ketertarikannya akan merek. Promosi menimbulkan goodwill bagi merek. Selain meningkatkan penjualan, promosi juga dapat menstabilkan produksi. Keuntungan selanjutnya ialah perusahaan dengan goodwill yang besar dapat memperoleh modal dengan mudah. Sebaliknya kerugian bagi perusahaan adalah konsumen mengharapkan barang- barang dengan mutu yang selalu baik dengan harga stabil sesuai dengan promosi yang dilancarkan, tetapi terkadang hal ini tidak dapat terpenuhi. Selain itu, promosi yang dilakukan terus menerus menyebabkan biaya promosi akan selalu ada bahkan meningkat. (Alma, 2011). 15 2.3.2. Elemen-Elemen Dalam Promosi Terdapat 4 elemen dalam promosi yang diungkapkan Philip Kotler dan Gary Amstrong (Alma, 2011), yaitu: 1. Advertising Advertising adalah penyampaian pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang dan jasa atau ide. Media yang digunakan dalam advertising adalah surat kabar, majalah, email, televisi, radio, bioskop, papan reklame, katalog, dan media sosial. 2. Sales Promotion Kegiatan advertising biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lainnya, yaitu, sales promotion dan public relation. Tugas advertising adalah memberi ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion mengajak mereka untuk membeli sekarang (sales promotion offers reasons to buy now). Berbagai cara sales promotion yang ditawarkan, yaitu memeberi sampel gratis, kupon, diskon, trading stamps, dan sebagainya. Tujuan dari sales promotion adalah: 1. Menarik para pembeli baru. 2. Memberi hadiah atau penghargaan untuk konsumen baru. 3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama. 4. Menghindari konsumen lari ke merek lain. 5. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas. 6. Meningkatkan volume penjualan jangka memperluas market share jangka panjang. 3. Public Relation pendek dalam rangka 16 Menurut Kotler dan Gary, public relation yang artinya menciptakan good relation dengan pabrik, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap perusahaan. Melalui PR dapat membentuk pandangan baik, mencegah beritaberita tidak baik dari masyarakat. 4. Personal Selling Personal selling adalah cara satu-satunya dari sales promotion yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli. 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Promotional Mix Menurut William J. Staton, yang dikutip oleh Alma (2011:) menyatakan, “Four factors that should into account in deciding on the promotional mix are: i. The amount of money available for promotion Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan lebih besar dalam mengkombinasikan elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya kurang efektif. ii. The nature of the market Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga calon konsumen yang dituju. iii. The nature of product Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain pula teknik yang digunakan. iv. The stage of the product’s life cycle Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi promosi yang digunakan, misalnya pada tahap introduksi, 17 maka promosi ditujukan untuk membidik, mengarahkan kenapa konsumen pada produk baru, apa istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk penting untuk dibeli, dsb 2.4 Merek 2.4.1 Pengertian Merek Brand merupakan perasaan seseorang terhadap sebuah produk, jasa atau perusahaan. Brand adalah perasaan karena semua manusia bersifat emosional dan merupakan makhluk intuisi, seberapapun kerasnya kita mencoba untuk menjadi rasional. Brand adalah perasaan seseorang karena pada akhirnya brand ditentukan oleh perseorangan, bukan perusahaan, pasar, maupun publik. Setiap orang menciptakan versi mereknya masing-masing (Neumeier, 2006). Merek adalah nama atau simbol yang bersifat memebedakan (seperti : logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek berperan dalam membedakan suatu barang dan jasa dengan pesaingnya. (Aaker, 2006). American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaingnya. Jadi, merek membedakan penjual, produsen, atau produk dari penjual, produsen atau produk lain. (Kotler, 2006). 2.4.2 Faktor Merek Beberapa faktor merek yang menyebabkan merek menjadi sangat penting saat ini antara lain (Kotler, 2006) : 1. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen 18 dan semakin banyak pula brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image. 2. Merek sangat berpengaruh dalam bentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku konsumen. 3. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dengan mudah dapat membedakan produk yang dibelinya dengan produk lain, sehubungan dengan kualitas, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari sekedar symbol semata. Merek dapat memiliki enam tingkatan (Kotler, 2006): 1. Atribut Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat, dan sebagainya. Perusahaan dapat menggunakan satu atau beberapa atribut ini untuk mengiklankan mobil tersebut. Selama bertahun-tahun Mercedes juga mengiklankan, “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini”. Ini berfungsi sebagai dasar penentuan posisi untuk memproyeksikan berbagai atribut lain mobil tersebut. 1. Manfaat Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat fungsional dan emosional. Atribut tahan lama mungkin diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. “Saya tidak perlu membeli mobil baru selama beberapa tahun”. Atribut mahal mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional, “Mobil ini membuat saya merasa penting dan dihargau”. Atribut dibuat dengan baik dan diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, “saya aman jika seandainya terjadi kecelakaan”. 2. Nilai 19 Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain lain. Pemasar merek harus mengetahui kelompok pembeli yang mencari nilai-nilai ini. 3. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman yaitu terorganisir, efisien, dan kualitas tinggi. 4. Kepribadian Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek diumpamakan orang, binatang, atau suatu objek, maka sebagai contoh merek Mercedes mencerminkan seorang pemimpin yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atau suatu istana yang agung (objek). Kadang-kadang merek mengambil kepribadian seorang terkenal yang sesungguhnya. 5. Pemakai Merek merunjuk jenis konsumen yang memberi atau menggunakan produk tersebut. Kita tidak mengharapkan melihat seseorang sekertaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan ialah seorang manajer yang berumur 55 tahun di belakang kemudi . pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dana kepribadian produk tersebut. 2.5 Brand Loyalty Ford menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek dan dapat dilihat dari seberapa sering orang membeli merek itu dibandingkan dengan merek lain (Ford, 2005) 2.5.1 Manfaat Brand Loyalty Para praktisi pemasaran menyadari bahwa nama merek yanag kuat akan memberikan banyak implikasi pada perushaan maupun pelanggan. Perusahaan yang mampu membangun mereknya dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan pesaing sehingga dapat terus memepertahanakan pelanggannya. 20 Merek-merek yanag kuat akan memberikan jaminan kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak luas terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa manfaat brand yang dapat diperoleh pelanggan dan perusahaan (Sadat, 2009). Menurut Surachman (2008) bahwa merek perusahaan dengan berbasis pelanggan yang loyal terhadap sesuatu dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak pengecer di garis depan untuk memajang sutau produk merek tersebut dibagian paling depan raknya karena mereka mengetahui bahwa para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar belanjanya. Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli atau memakai suatu produk atau jasa terkenal minimal dapat mengurangi resiko. Keuntungan keempat, loyalitas merek memberikan waktu kepada para perushaan pemegang merek untuk cepat merespon gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk atau jasa yang unggul maka pelanggan yang loyal akan memberikan waktu kepada perusahaan tersebut agar memeperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralkan. 2.5.2 Tingkatan Brand Loyalty Dilihat dari teori tingkatan Brand Loyalty menurut Aaker yang dikutip dari Nugroho (2008) yang menjelaskan tentang tingkatan brand loyalty yang dibagi Aaker menjadi lima kelompok dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu: 1. Switcher Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkatan paling dasar. Semakin tinggi frekuensi untuk memindahkan pembelinya dari suatu brand ke brand-brand yang lain mengindikasikan mereka sebagai pemebeli yang sama sekali tidak loyal atau 21 tidak tertarik pada brand tersebut. Pada tingkatan ini, brand apapaun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah orang yang membeli suatu produk karena harganya murah. 2. Habitual buyer Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini, dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan brand produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi brand produk tersebut. Pada tingkatan ini, pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli brand produk yang lain atau berpindah brand terutama ketika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun sebagai pengorbanan lain. Dapat disimpulkan, bahwa pembeli ini dalam memilih suatu brand didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. 3. Satisfied buyer Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkatan ini, maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pesaing dengan menawarkan promosi atau harga yang lebih murah. 4. Liking the brand Pembeli yang sungguh-sungguh menyukai brand memiliki keterikatan emosional yang bersangkutan dengan brand. rasa suka pembeli bisa saja disadari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian, pengalaman, dalam menggunakan dalam penggunaan. 5. Commited buyer Pembeli adalah pelanggan yang setia serta memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna brand. Tingakatan ini menunjukan posisi pelanggan terhadap suatu brand. tentu semua perusahaan ingin agar semua pelanggannya menjadi commited buyer dimana pelanggan merasa bangga untuk menggunakan brand tersebut yang berarti kebanggaan tersebut akan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan fungsi barang itu sendiri, 22 tetapi hal itu perlu disertai waktu, usaha, dan kerja keras perusahaan untuk menjalankan strateginya untuk mencapai hal ini. Sumber: (Nugroho, 2008) Gambar 2.1 Tingkatan Brand Loyalty 2.6. New Media 2.6.1 Pengertian New Media Media baru disebut sebagai media elektronik dan identik dengan teknologi yang berbasis komputer, misalkan internet, email dan kabel digital sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan jangkauan yang sangat luas bahkan bisa menghubungkan seluruh masyarakat dari seluruh dunia agar bisa berkomunikasi tanpa terhambat oleh runag dan waktu sehungga menjadikan kegiatan informasi yang dilakukan menjadi lebih efisien (West & Turner, 2009). Mark Poster (LittleJohn S.W, 2009) mengemukakan bahwa adanya periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Hal ini dapat digambarkan sebagai: 1. Dua arah 2. Di luar kendali situasi 3. Demokratisasi 4. Mengangkat kesadaran individu 5. Orientasi individu Media baru dianggap lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Dunia maya memberikan tempat pertemuan semu 23 yang memperluas dunia sosial, menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagi pandangan secara luas. Yang artinya, new media adalah bentuk budaya baru yang sepenuhnya mengandalkan computer dalam pendistribusiannya seperti website, hardware, virtual words, VR, multimedia, komputer games, animasi komputer, video digital, special efek pada film, interactif computer installations. 2.7 Media Sosial 2.7.1 Pengertian Media Sosial Kata “media” pada social media datang dari “medium” atau wadah dimana orang dapat saling terhubung dan menjalin interaksi social (Aditya, 2013). Media sosial adalah tempat, alat bantu, layanan yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri mereka untuk bertemu dan berbagi dengan rekan lainnya melalui teknologi internet (Kurniali, 2011). Interaksi manusia dalam dunia media sosial dan kekuatan media sosial saat ini sudah sedemikian besar. Terutama dalam hal menyampaikan ide, pemikiran, atau informasi yang sangat cepat (Aditya, 2013). Misalnya, kini untuk mengakses Instagram, khalayak bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja, bisa dengan hanya menggunakan sebuah smart phone, ditambah dengan mjurahnya biaya koneksi. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated content. Kini kecepatan informasi di media sosial nampaknya sudah menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita. Kalangan media konvensional pun menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang dibuat para wartawannya (Romli, 2012). 24 2.7.2 Karakteristik Media Sosial Media sosial ini merupakan suatu objek, suatu produk yang dibentuk dan bertujuan, pastinya memilik karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan media sosial tradisional lain meskipun semuanya tetap saja menyerukan pemikiran dan gagasan. Menurut Juju dan Sulianta (2010) karakteristik pada media sosial modern adalah sebagai berikut: 1. Transparansi (transparency) Segalanya tampak keterbukaan kerena elemen dan materinya memang ditujukan untuk konsumsi public atau sekelompok orang. 2. Dialog dan Komunikasi (Dialogue & Communication) Didalamnya akan terajalin suatu hubungan yang sepenuhnya berupa komunikasi, misalnya antara brand dengan para “fans”nya. 3. Jejaring Relasi ( Networking relationship) Hubungan atanra elemen-elemen penyusun akan terjalin dan juga relasi ini akan terbentuk pula anatara individu atau kumpulan individu atau suatu perwakilan yang dimotori oleh individu. 4. Multi Opini (Multi Opinion) Setiap orang akan berargumen dan setiap orang memiliki pandangan yang relatif, entah itu benar, salah, atau berada dalam grey area, ini tertuang dalam wujud komunikasi sebagai medianya. 2.7.3 Jenis Media Sosial Menurut Evans dalam Aditya (2013), jenis-jenis social media antara lain: 1. Social News Sites Jenis media sosial ini memungkinkan pengguna untuk mengirimkan berita, informasi, artikel, bideo, dan foto, yang kemudian akan diberikan penilaian (vote like atau dislike) atas informasi tersebut. Seperti Digg.com atau Reddit.com yang merupakan platform berita sosial yang mendunia. 2. Social Networking Jenis ini merupakan yang paling popular di Indonesia, dimulai dari era Friendster, dilanjutkan oleh MySpace.com dan sampai sekarang yang paling mendunia adalah Instagram. 3. Social Sharing 25 Beberapa platform media sosial memfokuskkan diri oada fitur berbagi konten, yang popular antara lain YouTube dan Flickr. Dengan fungsi yang ditonjolkan, pengguna bisa dengan cepat dikenal di dunia maya selama mereka memiliki konten yang unik dan disukai. 4. Blog Jenis media sosial ini memnungkinkan seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk artikel ide, pemikiran dan informasi. Banyak sekali blogger-blogger muda Indonesia yang menjadi terkenal karena tulisan mereka yang menjadi penggagas utama atau panduan bagi orang lain dalam bekerja atau berkarya. 5. Microblogging Twitter ialah contoh microblogging yang paling mewabah di dunia. Keterbatasannya dalam menuliskan pesan / informasi yang hanya 140 karakter membuatnya disebut sebagai microblogging. 6. Forum Merupakan cikal bakal media sosial saat ini, forum menjadi temuat berdiskusi tentang segala hal mulai dari topik sehari – hari seperti tempat makan, gadget, games, otomotif, sampai hal – hal aneh yang mungkin tidak terpikirkan. 2.7.4 Fungsi Media Sosial Fungsi dari media sosial dan jejaring sosial menurut Juju dan Sulianta (2011) adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan identitas (berupa brand atau produk baru) 2. Sarana promosi bentuk baru 3. Sarana riset ; ini mencakup riset kualitatif dan kuantitatif. Riset kuantitatif biasanya berupa pooling, sedangkan riset kualitatif berupa pernyataan. 4. Mengikat customer dengan tuntutan loyalitas customer. 5. Sarana komunikasi audiensi mencakup internet dan eksternal. 6. Manajerial reputasi ( semakin banyak parameter positif maka reputasi akan meningkat) 7. Solusi praktis bagi problematika komunikasi dan manajemen. Fungsi ini menciptakan tunnel yang bisa menerobos batas 0 batas yang sebelumnya acak, absurd, dan bias, karena apa yang dulunya tidak terjangkau, 26 sekarang terjangkau. Produsen dengan mudahnya menilai customer, mendapatkan feed back customer, mengikat customer dengan “loyalitas”, dsb. 2.8 Instagram Gambar 2.2 Logo Instagram 2.8.1 Sejarah Instagram Berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc., merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, adalah aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi instagram. (Bambang, 2012) 27 2.8.2 Pengaruh Instagram Terhadap Masyarakat Indonesia Instagram merupakan jejaring sosial yang cukup fenomenal saat ini. Dalam usia yang relatif singkat, instagram berhasil menggaet lebih dari 300 juta pengguna diseluruh di seluruh dunia. Sejak masa peluncuran hingga sekarang, Instagram terus menjadi bahan perbincangan yang menarik, terutama bagi masyarakat pengguna internet. (Bambang, 2012). Sejak keberadaannya di Indonesia, berbagai komunitas semakin menjamur, banyak bermunculan komunitas-komunitas fotografi berbasis kamera ponsel di Indonesia ini. (Bambang, 2012). 2.9 Kerangka Pemikiran Variabel X Variabel Y Media sosial instagram sebagai Brand Loyalty alat promosi • Transparancy • Switcher • Dialogue & • Habitual buyer Communication • Satisfied buyer • Networking Relationship • Liking the brand • Multi Opinion • Commited buyer Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diatas menerangkan variabel x yang pada penelitian ini adalah media sosial instagram sebagai alat promosi yang memiliki karakteristik yang menjadi dimensi pada penelitian ini yaitu, transparansi, dialog dan komunikasi, jejaring sosial, dan multi opini. Variabel Y pada penelitian ini adalah Brand Loyalty. Tahapan-tahapan dari brand loyalty dijadikan dimensi pada penelitian ini, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, commited buyer. 28