PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI RUMAH Studi Pada Siwa/I Kelas 6 SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari Lebak SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : MAYA NIM.6662122388 KONSENTRASI HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2017 i i i i i Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha” Bismillah… Skripsi ini ku persembahkan untuk Mama dan Bapak tercinta yang telah berjuan dan berkorban membesarkan ku, mendidil ku dan menyayangiku dengan tulus dan penuh kesabaran, hingga aku menjadi seperti saat ini. Terima kasih Ma Pak.. iv ABSTRAK Maya,NIM 6662122388. Skripsi. Pengaruh Intensitas Komunikasi Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Anak di Rumah (studi pada siswa kelas 6 SDN 1 dan SDN 2 Parungsari Lebak). Pembimbing I Dr.Rd. Nia Kania K. S.I.P., M.Si. dan Pembimbing II Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si. Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang terjadi saat berkomunikasi dengan orang.Dampak secara psikologis dengan adanya intensitas komunikasi orang tua adalah Intensitas komunikasi secara mendalam ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan saling percaya yang dapat memunculkan suatu respon dalam bentuk perilaku atau tindakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel “Intensitas Komunikasi Orang Tua” terhadap “Motivasi Belajar Anak di Rumah”.Teori dalam penelitian ini adalah Teori Hezberg. Teori ini menelaah dorongan seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan..Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan Sdn 2 Parungsari yaitu 78 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 78 sampel responden. Sementara teknik sampling yang digunakan adalah Sampling jenuh. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn 1 menghasilkan nilai persentase sebesar 75,56%. Sementara Motivasi Belajar Anak di Sdn 1 Parungsari menghasilkan nilai persentase sebesar 91,78% %. Sedangkan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn 2 menghasilkan nilai persentase sebesar 76,43,%. Sementara Motivasi Belajar Anak di Sdn 2 menghasilkan nilai persentase sebesar 67,60 %. Dari hasil uji analisis korelasi dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Variabel “Intensitas Komunikasi Orang Tua ”dengan “Motivasi BelajarAnak di Rumah ” Sdn 1 adalah sebesar 0,606. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Tinggi,Sedangkan Intensitas Komunikasi Orang Tua ”dengan “Motivasi Belajar Anak di Rumah” Sdn 2 adalah sebesar 0,728,. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Tinggi. Kata Kunci: Intensitas Komunikasi,Motivasi Belajar v ABSTRACT Maya, NIM 6662122388. Thesis. The Effect of Intensity Communication Motivation Parents Against Children at Home (studies in grade 6 students at SDN 1 and 2 Parungsari Lebak). Supervisor I Dr.Rd. Nia Kania K. S.I.P., M.Si. and Supervisor II Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si. The intensity of communication is the depth and breadth of the message that occurs when communicating with people. The impact of psychological intensity of communication with their parents is the intensity of communication deeply marked by honesty, openness and mutual trust that can bring a response in the form of behavior or action. The purpose of this study was to determine how much influence between the variables "Intensity Communication Parents" to "Motivation Children at Home". The theory in this research is the theory Hezberg. This theory examines the urge someone to try to achieve satisfaction and keep away from dissatisfaction. The method used in this research is a quantitative method. The population in this study were students in grade 6 Sdn 1 Parungsari and 2 Parungsari Sdn is 78 people. Sample this study of 78 samples of respondents. While the sampling technique used is saturated Sampling. Research results show that the variable intensity of parent communication Sdn 1 produces a percentage value of 75.56%. While Motivation Children Sdn 1 Parungsari yield percentage value 91.78%%. While the result shows that the variable intensity of parent communication Sdn 2 yield 76.43 percentage value,%. While Motivation Children Sdn 2 generates value percentage of 67.60%. Correlation analysis of test results can be explained that the relationship between the variables "Intensity Communication Parents" with "Motivation Children at Home" Sdn 1 is equal to 0.606. This shows that the relationship between the two variables High-value, while Intensity Communication Parents "with" Motivation Children at Home "Sdn 2 amounted to 0.728 ,. This shows that the relationship between the two variables High-value. Keywords: Intensity Communication, Motivation vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan, berkat rahmat, nikmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI RUMAH (Studi pada siswa/i kelas 6 SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari Lebak)” ini. Penyususnan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi dalam konsentrasi Humas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtyasa. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharpkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya dibantu oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih atas doa’nya, bimbingan, serta motivasinya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtyasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtyasa. 3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa. vii 4. Ibu Dr. Rd. Nia Kania K. S.I.P., M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang membimbing saya, memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang membimbing saya, memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Ulivianna Restu H, S.Sos, M.I.kom selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Ibu Andin Nesia, S.IK., M.Ikom, selaku Ketua Penguji Sidang Skripsi. 8. Bapak Husnan Nurjuman, M.Si, selaku Dosen Penguji Skripsi. 9. Staff prodi Ilmu Komunikasi yang telah membantu kelancaran proses pendaftaran sidang. 10. Kedua orang tua ku Bapak H.Masduki dan Ibu Hj.Amna , terimakasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan moril dan materil. 11. Untuk Esa Bara Andestian Dimilla yang special terimakasih banyak untuk selalu memberikan semangat dan dukungannya. 12. Untuk sahabat-sahabatku Dania Pratiwi, Dosta Taruli Gabe, Putri Wulandari yang memberi dukungan. 13. Semua responden yang telah membantu mengisi kuesioner dalam penelitian ini. 14. Teman-teman seperjuangan kelas C 2012, terima kasih atas kebersamaannya viii Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya.Semoga skripsi ini ebrmanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan. Serang 01 Januari 2017 Maya ix DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... iii MOTTO .......................................................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................................... vi DAFTAR ISI................................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi DAFTAR DIAGRAM .................................................................................................. xxi DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xxiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xxv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7 1.3 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 7 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis .................................................................................................... 10 x 2.1.1 Komunikasi Antar Pribadi ..................................................................................... 10 2.1 .1.1 Pengertian Kap ............................................................................................... 10 2.1.1.2 Jenis KAP ....................................................................................................... 11 2.1.2 Komunikasi Keluarga ........................................................................................... 12 2.1.2.1 Keluarga .......................................................................................................... 12 2.1.2.2 Bentuk Komunikasi Keluarga ........................................................................ 13 2.1.3 Motivasi Belajar .................................................................................................... 14 2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar ............................................................................ 14 2.1.3.2 Aspek-aspek motivasi belajar .......................................................................... 16 2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengruhi .................................................................... 17 2.1.3.4 Macam-macam Motvasi Belajar ...................................................................... 17 2.1.3.5 Fungsi Motivasi Belajar ................................................................................... 18 2.1.4 Intensitas Komunikasi Orang Tua ....................................................................... 21 2.1.5 Teori Hezberg .......................................................................................................... 2 2.2 Kerangka Berfikir .................................................................................................... 27 2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 29 2.4 Operasional Variabel ................................................................................................ 30 2.5 Penelitian Terdahu .................................................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ..................................................................................................... 34 3.2 Paradigma Penelitian ................................................................................................ 35 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 36 xi 3.3.1Kuesioner ............................................................................................................... 38 3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................................. 38 3.4.1 Populasi .............................................................................................................. 38 3.4.2 Sampel................................................................................................................ 38 3.5 Teknik Pengolahahnn Data ....................................................................................... 39 3.6 TeknikAnaliisi Data ................................................................................................. 40 3.6.1 Uji Validitas ....................................................................................................... 41 3.6.2 Uji Rliabilitas ..................................................................................................... 42 3.6.3 Analisis Data ...................................................................................................... 43 3.6.4 Uji Normalitas Data ........................................................................................... 44 3.6.5 Uji Koefisien Korelasi ....................................................................................... 45 3.6.6 Analisis Regresi linear Sederhana ..................................................................... 46 3.6.7 Koefisien Determinasi ........................................................................................ 46 3.6.8 Lokasi dan Jadwal Pengujian ............................................................................ 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN 4.1 Profil Lokasi Penelitian ............................................................................................ 48 4.1.1 Gambaran Umum .............................................................................................. 48 4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................................................ 49 4.2 Hasil Pengujian Validitas ......................................................................................... 51 4 .2.1 HasilUji Validitas x Sdn 1 ................................................................................ 52 4.2.2 Hasil Uji Validitas x Sdn 2 ............................................................................... 53 xii 4.2.3 Hail Uji Validitas Y Sdn 1 ................................................................................... 54 4.2.4 Hasil Uji Validitas Y sdn 2 ................................................................................ 55 4.3 Hasil Pengujin Realiabilitas...................................................................................... 55 4.3.1 Hasil uji realibitas x sdn 1 ................................................................................. 56 4.3.2 Hasil uji realibitas x sdn 2 ................................................................................. 56 4.3.3 Hasil uji realibitas y sdn 1 ................................................................................ 56 4.3.4 Hasil uji realibitas y sdn 2 ................................................................................. 57 4.4 Deskripsi Data Penelitian ......................................................................................... 57 4.4.1 Data diri Responden ........................................................................................... 57 4.4.1.1 Data Berdasarkan Usia .................................................................................. 58 4.4.1.2 Data berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................... 59 4.4.1.3 Data Berdasarkan Hobi .................................................................................. 61 4.4.2 Tanggapan Responden x SDN 1 .......................................................................... 63 4.4.3 Tanggapan Responden Y SDN 1 ......................................................................... 90 4.4.4 Tanggapan responden X SDN 2 ......................................................................... 108 4.4.5 Tanggapan Responden y SDN 2 ........................................................................ 135 4.5 Pengujian Data Statistik .......................................................................................... 153 4.5.1 Analisis Deskriptif Data ................................................................................... 153 4.5.2 Hasil Uji Nomalitas Data ................................................................................... 154 4.5.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi ............................................................................. 155 4.5.4 Hasil Pengujian Regresi dan Signifikansi.......................................................... 159 4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Uji T dan Signifikansi.............................................. 163 xiii 4.5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Uji F dan Signifikansi ........................................... 163 4.5.7 Hasil Pengujian Koefisien determinasi ............................................................ 167 4.1 Pembahasan ............................................................................................................ 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 173 5.1 Saran ..................................................................................................................... 174 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 175 LAMPIRAN................................................................................................................. 179 RIWAYAT HIDUP xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1Operasiopnal Variabel ..................................................................................... 30 Tabel 2.2Peneliti Terdahulu ............................................................................................ 31 Tabel 3.1Tingkat Reliabilitas .......................................................................................... 42 Tabel 3.2Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Persentase .......................................... 43 Tabel 3.3Kriteria Interpensi Koefisien Korelasi ............................................................. 45 Tabel 3.4Jadwal Penelitian ............................................................................................. 47 Tabel 4.1 uji validitas X Sdn1......................................................................................... 52 Tabel 4.2 uji validitas X SDN 2 .................................................................................... 53 Tabel 4.3 uji validitas Y SDN 1 … .............. …………………………………………..54 Tabel 4.4 uji validitas Y SDN 2 …… .......... …………………………………………..55 Tabel 4.5 uji reliabilitas x SDN 1……… .......... ……………………………………….56 Tabel 4.6 uji reliabilitas x SDN 2 ……… ............ ……………………………………..56 Tabel 4.7 uji reliabilitas Y SDN 1 ……………… ........... ……………………………..57 Tabel 4.8 uji reliabilitas Y SDN 2……………………… ............ ……………………..57 Tabel 4.9 Data Responden berdasarkan Usia…………………… ..... …………………58 Tabel 4.10 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin…………… ...... ……………..59 Tabel 4.11 Data Responden berdasarkan Hobi………………………… ..... …………..61 Tabel 4.12 x1_SDN 1 1…………………………………………………… ..... ……….63 Tabel 4.13 x2………………………………………………………………… . ……….64 xv Tabel 4.14 x3…………………………………………………………… …..………… 66 Tabel 4.15 X4……………………… ........................................................ …..…………67 Tabel 4.16 x5……………………………………………………………… ....... …..….69 Tabel 4.17 x6………………………………………………………………………..… 70 Tabel 4.18 x7…………………………………………………………… ................ …..71 Tabel 4.19 x8…………………………………………………………….… ................. 73 Tabel 4.20 x9………………………………………………………………… .............. 75 Tabel 4.21 x10………………………………………………………………… ........... 76 Tabel 4.22 x11……………………………………………………….……… ............... 78 Tabel 4.23 x12……………………………………………………………….. .............. 79 Tabel 4.24 x13……………………………………………………….……….. ............. 81 Tabel 4.25 x14………………………………………………….…………….. ............. 82 Tabel 4.26 x15……………………………………………………….………… ........... 84 Tabel 4.27 x16………………………………………………………………… ............ 85 Tabel 4.28 x17………………………………………………………………… ............ 88 Tabel 4.29 x18………………………………………………………………… ............ 89 Tabel 4.30 y1 sdn 1 ………………………………………………………….. .............. 91 Tabel 4.31 y2……………………………………………………….………… ............. 92 Tabel 4.32y3……………………………………………………….…… ............ ……..93 Tabel 4.33y4…………………………………………………….……… ................ …..94 Tabel 4.34y5……………………………………………..…………… ............... ……..96 xvi Tabel 4.35y6…………………………….……………………… ...................... ………97 Tabel 4.36y7……………………………………………………… ...................... …….99 Tabel 4.37y8……………………………………………………… .................... …….100 Tabel 4.38y9……………………………..……………………… ..................... ……..102 Tabel 4.39y10…………………………………………………… ..................... ……..103 Tabel 4.40y11…………………………………………………… ..................... ……..105 Tabel 4.41 y12……………………………….…………………… ..................... ……106 Tabel 4.42x1 SDN 2……………………………………………… ..................... ……108 Tabel 4.43x2…………………………………………………… ................... ………..109 Tabel 4.44 x3………………………………….……………… .................. ………….111 Tabel 4.45 x4………………………………………………… .................. …….…….112 Tabel 4.46 x5………………………………………………… .................. …..………114 Tabel 4.47 x6………………………………………………… ................. ….………..115 Tabel 4.48 x7…………………………………………………… ................ …………116 Tabel 4.49 x8…………………………………………………….. ............... .………..117 Tabel 4.52 x9………………………………………………….. ................. ………….120 Tabel 4.51 x10………………………………………………… ................ ….……….121 Tabel 4.52 x11……………………………….………………… ................. …………122 Tabel 4.53 x12………………………………………………… .................. …………123 Tabel 4.54 x13…………………………………..……………… .................. ………..126 Tabel 4.55 x14……………………………………….……… ................. ……………127 xvii Tabel 4.56 x15……………………………………………… ........................ ..………129 Tabel 4.57 x16……………………………………………… ......................... .………130 Tabel 4.58 x17……………………………………………… ......................... ……….132 Tabel 4.59x18……………………………………………... ...................... …………..133 Tabel 4.60y1sdn 2 ……………………………………… ............................ …..……..135 Tabel 4.61y2………………………………………….. .......................... …………….136 Tabel 4.62 y3………………………………………… ............................ ..…………..138 Tabel 4.63 y4……………………………………..… ............................. …………….139 Tabel 4.64 y5……………………………………………………………..…………..141 Tabel 4.65 y6……………………………………………………………………….…142 Tabel 4.66 y7…………………………………………………….……….…………..144 Tabel 4.67 y8……………………………………… ........................... …….…………145 Tabel 4.68 y9……………………………………… ....................... ………………….147 Tabel 4.69 y10……………………………………… ...................... …………………148 Tabel 4.70 y11……………………………………………..… ........................ ………150 Tabel 4.71 y12…………………………………………… ...................... ……………151 Tabel 4.72 Hasil Uji Normalitas Data…………………......................... ……………..155 Tabel 4.73 Correlations sdn 1………………………… .......................... …………….157 Tabel 4.74 Correlations sdn 2………………………… ........................... ……………158 Tabel 4.75Coefficientsa sdn 1 …………………………… ................. ………………160 xviii Tabel 4.76Coefficients sdn 2……………………… ................... ……………………161 Tabel 4.77 Coefficientsa sdn 1………………… ....................................................... 164 Tabel 4.78 Coefficientsa sdn 2 ………………… ..................... ……………………..165 Tabel 4.79 ANOVA sdn 1…………………………………………… ...................... ..167 Tabel 4.80 ANOVAa sdn 2………………………………………… .................... …..167 Tabel 4.81 Model Summarysdn 1 …………………… .......................................... .168 Tabel 4.82Model Summarysdn 2 ………………… ..................................... ………169 xix DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1Usia ............................................................................................................. 59 Diagram 4.2Jenis Kelamin.............................................................................................. 60 Diagram 4.3Hobi…………………………………. …………………… ..................... ..62 Diagram 4.4X1 SDN 1……………………………………............. ................ ………..63 Diagram 4.5X2……………………………………………… ....................................... .65 Diagram 4.6x3................................................................................................................. 66 Diagram 4.7x4 ………………… .......................................... ………………………….68 Diagram 4.8x5……………………………………………………… ....................... ….69 Diagram 4.9 x6 ………………………………………………………… ....................... 71 Diagram 4.10 x7…………………………………………………………... ................... 72 Diagram 4.11 x8 sdn 1………………………………………………… ........ ………....74 Diagram 4.12 x9 sdn 1…………………………………………………… ......... ……....75 Diagram 4.13 x10 sdn 1 ................................................................................................... 77 Diagram 4.14 x11 sdn 1… ........ ………………………………………………………...78 Diagram 4.15 x12 sdn 1…………………………………… ........ ……………………...80 Diagram 4.16 x13 sdn 1………………………………………………………….. ......... 81 Diagram 4.17 x14 sdn 1…………………………………………………………... ........ 83 Diagram 4.18 x15 sdn 1…………………………………………………………... ........ 84 Diagram 4.19 x16 sdn 1…………………………………………………………... ........ 86 Diagram 4.20 x17 sdn 1…………………………………………………………... ........ 87 Diagram 4.21 x18 sdn 1…………………………………………………………... ....... 89 Diagram 4.22 y1 sdn 1…………………………………………………………... .......... 90 Diagram 4.23 y2…………………………………………………………... ................... 92 Diagram 4.24 y3…………………………………………………………... ................... 93 Diagram 4.25 y4…………………………………………………………... ................... 95 Diagram 4.26 y5…………………………………………………………... ................... 97 Diagram 4.27 y6…………………………………………………………... .................. 99 xx Diagram 4.28 y7…………………………………………………………... .................. 99 Diagram 4.29 y8…………………………………………………………... ................. 101 Diagram 4.30 y9…………………………………………………………... ................. 102 Diagram 4.31 y10 …………………………………………………………... .............. 104 Diagram 4.32 y11…………………………………………………………... ............... 105 Diagram 4.33 y12 sdn 1 …………………………………………………… ................ 107 Diagram 4.34 x1 sdn 2…………………………………………………… ................... 108 Diagram 4.35 x2…………………………………………………………. ................... 110 Diagram 4.36 x3…………………………………………………………. ................... 111 Diagram 4.37 x4…………………………………………………………... ................. 113 Diagram 4.38 x5…………………………………………………………... ................. 114 Diagram 4.39 x6…………………………………………………………... ................. 116 Diagram 4.40 x7…………………………………………………………. ................... 117 Diagram 4.41 x8…………………………………………………………. ................... 119 Diagram 4.42 x9…………………………………………………………. ................... 120 Diagram 4.43x10…………………………………………………………... ............... 122 Diagram 4.44 x11…………………………………………………………... ............... 122 Diagram 4.45 x12…………………………………………………………... ............... 125 Diagram 4.46x13…………………………………………………………. ................. 126 Diagram 4.47 x14…………………………………………………………. ................. 128 Diagram 4.48 x15…………………………………………………………. ................. 129 Diagram 4.49x16…………………………………………………………... ............... 131 Diagram 4.50 x17…………………………………………………………... ............... 132 Diagram 4.51 x18…………………………………………………………... ............... 134 Diagram 4.52 y1 …………………………………………………………. .................. 135 Diagram 4.53 y2…………………………………………………………. ................... 137 Diagram 4.54 y3…………………………………………………………. ................... 138 Diagram 4.55 y4…………………………………………………………... ................ 140 Diagram 4.56 y5…………………………………………………………... ................. 141 xxi Diagram 4.57 y6 …………………………………………………………... ................ 143 Diagram 4.58y7 …………………………………………………………. ................... 144 Diagram 4.59 y8………………………………………………………. ....................... 146 Diagram 4.60 y9…………………………………………………………. ................... 147 Diagram 4.61 y10 …………………………………………………………... .............. 149 Diagram 4.62 y11 …………………………………………………………... .............. 150 Diagram 4.63 Y12 SDN 2 …………………………………………………………..... 152 xxii DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 …………………………………………… ................................ …………..160 Grafik 4.2 …………………… ...................................................................................... 162 xxiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1……………………………………………… ........... ……………………….5 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ………………………… .......... …………………........27 Gambar 3.1 Hubungan sebab akibat…………………………………… ...................... 35 Gambar 4.1 strukutur organisasi sdn 1………………. ................................................. .50 Gambar 4.2 Struktur organisasi sdn 2……………………………………… ............. …51 xxiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi……………………………………………………….. 179 Lampiran 2 Kuisioner…………………………………………………………… 186 Lampiran 3 Daftar Bimbingan…………………………………………………... 200 Lampiran 4 Kartu Sit-In Sidang………………………………………………… 203 xxv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam pasal 31 ayat (1) dijelaskan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Sedangkan pasal 31 ayat (2) menjelaskan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintagh wajib membiayainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hak dari setiap warga negara dan wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah sebagai penyelanggara sistem pendidikan nasional sekaligus melaksanakan tujuan pendidikan nasional sesuai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 merencanakan mengganti program wajib belajar 9 tahun menjadi program wajib belajar 12 tahun. Perencanaan program wajib belajar 12 tahun dimulai pada tahun 2015(http://www.kemdikbud.go.id/, 2015) .Perubahan program wajib belajar 9 tahun menjadi wajib belajar 12 tahun dilakukan pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya tuntutan akan kualitas sumber daya manusia. Sekaligus pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan kemiskinan. Pendidikan di Indonesia dimulai dari pendidikan wajib 12 tahun yang terdiri dari 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama dan 3 tahun pendidikan menegah atas. Pendidikan dasar mempunyai peranan 1 2 paling besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutanya. Sekolah dasar menjadi pondasi sekaligus menjadi pilar pembangunan masa depan. Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun (kemendikbud.go.id, 2015) . Pendidikan dasar menjadi pondasi dalam menanamkan nilai awal dan jenjang pertama untuk mengenalkan pendidikan dan nilai-nilai moral kepada anak. Di jenjang ini, anak diperkenalkan tentang bagaimana proses belajar yang baik dan bagaimana interaksi antara guru dan murid. Winkle (1983) dalam Riyanto (2009:5)menjelaskan bahwa Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada suatu penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Berdasarkan pernyataan Winkle tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari proses belajar adalah tingkah laku yang progresif dan adaptif. Proses belajar di sekolah dasar dipengaruhi oleh beberapa faktor Solichin (2006:141-143)menjelaskan prinsip-prinsip belajar terdiri dari perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dan berpengalaman, pengulangan, tantangan, penguatan dan perbedaan individual. Prinsip yang 3 paling utama yang paling berpengaruh pada proses belajar adalah motivasi belajar. Solichin (2006:141) menjelaskan bahwa motivasi adalah mesin penggerak yang mendorong siswa melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi dapat menjadi alat dan tujuan pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Manuhutu, 2015: 108). Motivasi belajar anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu adalah faktor komunikasi dalam keluarga khususnya orang tua. Pendidikan yang dilakukan dalam keluarga bisa muncul dalam bentuk penanaman nilainilai yang dianut dalam keluarga. Karena keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai moral yang bersifat positif maka anggota keluarga akan menjalankan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya. Komunikasi keluarga merupakan proses komunikasi yang berlangsung dalam keluarga dimana isi pesan komunikasinya lebih bersifat kekeluargaan, apakah itu menyangkut rencana keluarga, pembinaan dan pendidikan anak anak serta hal hal lain yang pada dasarnya bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan anggota keluarga secara keseluruhan, demi terwujudnya keluarga yang sehat jasmani dan sehat rohani (Watuliu, 2015:2). Komunikasi antara anak dan orang tua merupakan bentuk dari komunikasi interpersonal yang terjadi di dalam keluarga. Komunikasi 4 interpersonal merupakan komunikasi penyampaian pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan yang tujuan dari komunikasi itu adalah mengubah sikap lawan bicaranya atau menimbulkan efek timbal balik sehingga komunikasi yang dilakukan bisa berjalan dengan baik (Junaidi, 2013:6). Komunikasi antara orang tua dan anak dalam memotivasi belajar berupa dukungan dan pemahaman yang diberikan oleh orang tua kepada anak tentang pentingnya belajar. Cara orang tua dalam berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap penyampaian motivasi dan pesan kepada anak. Lingkungan keluarga yang harmonis dan orang tua yang memberikan motivasi dengan cara yang benar dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Penelitian-penelitian tentang motivasi belajar sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya diantaranya oleh Zulaekhah dan Zubaidah (2014) dan Hodijah (2012). Zulaekhah dan Zubaidah (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola komunikasi orangtua denganmotivasi belajar siswa dan hubungan pola komunikasi orangtua dengan prestasiakademik anak. Pola komunikasi orang tua berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar siswasekolah dasar. Penerapan pola komunikasi orang tua yang baik akan mendukung motivasi dan prestasibelajar anak. Sedangkan penelitian Hodijah (2012) menemukan bahwa ada korelasi positif yangsignifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orangtua dan anak dengan motivasi belajar anak. Kabupaten Lebak merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Jumlah Sekolah Dasar (SD)/MI yang ada di Kabupaten Lebak berjumlah 1.050 sekolah (lebak.siap-online.com, 2016). Salah satu 5 permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini adalah kurang meratanya pendidikan khususnya di daerah perbatasan. Salah satu daerah perbatasan di wilayah Kabupaten Lebak adalah Desa Parung Sari. Berdasarkan obeservasi yang dilakukan oleh penulis, tingkat pendidikan di desa Parung Sari cenderung masih rendah. Untuk fasilitas pendidikan pun masih kurang layak, di desa Parungsari terdapat 2 SD yakni SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari. Dari kedua SD terdapat perbedaan hasil belajar dari siswanya. Indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah dapat dilihat dari angka kelulusan. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SDN 1 Parung Sari dan Jumlah Siswa SDN 2 Parung Sari disajikan dalam gambar 1.1. Angka Kelulusan SD N 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari Rangkas 60 49 43 44 50 40 39 39 38 40 30 20 10 0 2013 2014 2015 37 2016 Tahun Gambar 1.1 Angka Kelulusan SDN 1 dan SDN 2 Parung Sari Lebak Tahun 2013-2016 Berdasarkan grafik 1.1 dapat dilihat bahwa jika dilihat dari angka kelulusan siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari Lebak cenderung berfluktuasi, pada tahun 2013 angka kelulusan 43 anak mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 49 anak. Akan tetapi pada tahun 2015 terjadi penurunan angka kelulusan menjadi 39 anak dan kembali mengalami kenaikan menjadi 40 anak 6 pada tahun 2016. Secara keseluruhan, tren kelulusan dari SDN 1 Parung Sari adalah mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru di SDN 1 Parung Sari, diketahui bahwa salah satu penyebab angka kelulusan yang baik dari SDN 1 Parung Sari adalah motivasi belajar yang baik dari siswa-siswanya. Sedangkan berdasarkan grafik 1.1. dapat dilihat bahwa angka kelulusan dari SDN 2 Parung Sari dari tahun 2013-2016 mengalami penurunan. Jumlah siswa lulus pada tahun 2013 berjumlah 44 siswa dan mengalami penurunan pada tahun 2014 yang hanya berjumlah 39 siswa. Jumlah kelulusan pada tahun 2015 di SDN 2 Parung Sari hanya 38 siswa lebih rendah dari tahun 2014. Pada tahun 2016 penurunan angka kelulusan juga terjadi dimana angka kelulusan hanya 37 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara garis besar angka kelulusan dari SDN 2 Parung Sari dari tahun 2013-2016 mengalami penurunan.Berdasarkan hasil wawancara penulis menurunnya angka kelulusan siswa disebabkan oleh motivasi belajar siswa yang cenderung masih kurang sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari merupakan dua sekolah dasar yang terletak di satu wilayah. Akan tetapi kedua sekolah dasar tersebut memiliki perbedaan hasil belajar dari siswanya. Berdasarkan (data.kemdikbud.go.id) SDN 1 Parungsari berada di posisi ke 10. Akan Tetapi Sekolah ini mempunyai nilai yang bagus dan unggul walaupun fasilitasnya rendah.Mengingat tingkat pemahaman masyarakat tentang pendidikan di desa Parung Sari yang berbeda-beda maka akan berpengaruh terhadap dukungan orang tua untuk memotivasi belajar anak. 7 Motivasi Belajar terdapat dua factor yaitu factor ektrinsik dan factor intrinsic. Morivasi intrinsic yang dimaksud adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri .sedangkan ektrinsik adalah factor yang mendorong anak keluar dari ketidakpuasan termasuk hubungan antar orang tua dan anak.Dukungan dari orang tua biasanya diberikan lewat interaksi dan komunikasi dengan anak. Intensitas komunikasi yang baik maka akan memberikan dampak positif pada motivasi belajar anak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui motivasi belajar anak dapat diarahkan dari intensitas komunikasi orang tua dan anak yang intim atau lingkungan belajar yang membuat anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak di rumah pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari?” 1.3. Identifikasi Masalah 8 1. Seberapa besar intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak siswa/I kelas 6 SDN 1 dan SDN 2 Parungsari? 2. Seberapa besar motivasi belajar anak yang dapat diarahkan dari intensitas komunikasi orang tua pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari? 3. Adakah pengaruh dari intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan identifikasi masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari. 2. Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar anak yang dapat diarahkan dari intensitas komunikasi orang tua pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis: 9 a. Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberi kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan tentang pengaruh intensitas komunikasi orang tua berpengaruh terhadap motivasi belajar anak di rumah b. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah mengaplikasikan teori komunikasike dalam penelitian ilmiah, dan memberikan kontribusi bagi orang tua dan guru tentang faktor apa yang berpengaruh pada motivasi belajar anak sekaligus faktor hasil belajar anak. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Komunikasi Antar Pribadi 2.1.1.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Membedakan komunikasi antarpribadi dari komunikasi lainnya, pada umumnya banyak orang mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi melibatkan sedikit orang, seringkali hanya dua. Meskipun komunikasi antarpribadi banyak melibatkan hanya dua atau tiga orang, tetapi yang paling membedakan komunikasi antarpribadi adalah kualitas tertentu, atau karakter dan interaksinya (Kurniawati,2014:6) Memahami karakter unik dari komunikasi antarpribadi dengan menulusuri arti kata Antarpribadi.Inter berasal dari awalan antar, yang berarti “antara” dan personal adalah kata yang berarti orang, dengan demikian komunikasi antarpribadi secara harfiah yaitu komunikasi yang terjadi antara orang-orang. Komunikasi ini prosesnya cenderung berlangsung secara dialogis dan bentuk komunikasi yang menunjukkan terjadinya interaksi.Mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berbentuk ganda, dimana mereka secara bergantian sebagai pembicara dan pendengar. Marry B. Casata dan Molefi K. Asante (Mulyana,2004:76) merancang konteks komunikasi antarpribadi sabagai 10 suatu keterlibatan kmunikator yang 11 independen dengan pesan pribadi atau terbatas; salurannya vocal; terdiri dari khalayak individu atau kelompok kecil lalu memperoleh umpan balik dengan segala dikarenakan kontaknya yang primer, dimana contohnya adalah suatu diskusi dalam keluarga. Definisi diatas disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang paling ampuh dalam mempersuasi orang lain untuk mengubah sikap, opini, perilaku komunikan dan jika dilakukan secara tatap muka langsung akan lebih intensif karena terjadinya kontak pribadi yaitu antar pribadi komunikator dengan pribadi komunikan. 2.1.1.2. Jenis Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi Antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik. Komunikasi antarpribadi dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi, sebab kegiatan komunikasi antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan opini, dan perilaku komunikan. Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis: 1. Komunikasi Diadik Komunikasi diadik adalah komunikasi berlangsung antara dua orang yakni dua orang komunikator adalah seseorang yang menyampaikan pesan dan seseorang lagi komunikasi yang menerima pesan. 12 2. Komunikasi Triadik Komunikasi Triadik adalah komunikasi antarpribadi pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan, secara biologis.yang diperoleh para partisipan, dan perilaku mereka selanjutnya. 2.1.2. Komunikasi Keluarga 2.1.2.1 Keluarga Keluarga merupakan kelompok social pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social, dalam interaksi dengan kelompoknya, (Kurniadi,2001:271). Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Menurut Rae Sedwig (1985), komunikasi ekluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image , ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian, (Achidat, 1997:30). Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memprakarsai dan memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif. 13 Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga adalah pasti membicarakan haal-hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yangd dapat diberikan kepada setiap anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anngota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik. 2.1.2.2 Bentuk Komunikasi Keluarga Bentuk Komunikasi keluarga sama halnya dengan bentuk interaksi social yang berada dalam keluarga, menurut (Djamarah, 2014:122-134) , ada empat bentuk interaksi keluarga sebagai berikut : a. Komunikasi orang tua yaitu suami –istri Komunikasi orang tua yaitu suami istri disni lebih menekankan pada peran penting suami istri sebagai penentu Susana dalam keluarga. Keluarga dengan anggota ( ayah, ibu, anak ) b. Komunikasi orang tua dan anak Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal dimana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang 14 efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak. c. Komunikasi ayah dan anak Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah dalam member informasi dan emngarahkan pada hal pengembalian keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima. d. Komunikasi anak dan anak yang lainnya Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhhi oleh tingkatab usia atau factor kelahiran. Komunikasi keluarga penting dalam membentuk suatu keluarga yang harmonis, dimana untuk mencapai keluarga yang harmonis, semua anggota keluarga harus didorong untuk mengemukakan pendapat, gagasan, serta menceritakan pengalamanpengalaman. 2.1.3. Motivasi Belajar 2.1.3.1. Pengertian Motivasi Belajar Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata “motion” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak.Berawal dari kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat diperlukan. Demikian pengertian motivasi belajar antara lain : 15 a) Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. b) Menurut Brophy (dalam Woolfolk, 2004) motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. c) Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), bahwa motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar, mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar. Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya.Indikator yang dipakai dalam variabel motivasi belajar adalah (Uno, 2008): 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2. Adanya dorongandan kebutuhan dalam belajar 16 3. Adanya harapan dan cita-citamasa depan; 4. Adanya penghargaan dalam belajar; 5. Adanyakegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar 6. Adanyalingkungan belajar yang kondusif 2.1.3.2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu : a. Tanggung jawab b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis Menurut Sardiman (2004) menerangkan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan, tidak lekas putus asa). c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 17 d. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya). e. Lebih senang bekerja mandiri. f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). g. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu dan dipandangnya cukup rasional). h. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 2.1.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi siwa. b. Kemampuan siswa c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Budaya b. Keluarga c. Sekolah 2.1.3.4. Macam-Macam Motivasi Belajar 18 Macam-macam motivasi belajar antara lain: 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah “motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri (ibid)”. Suatu kegiatan/aktivitas yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam diri sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diragsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan seusuatu. Pada motivasi intrinik “tidak ada sasaran tertentu, dan karenanya nampak lebih sesuai dengan dorongan asli yang murni untuk mengetahui serta melakukan sesuatu (aktivitas) (Nolker dan Schienfeldt, 1988:4). Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini antara lain adalah 1) adanya kebutuhan (Indrakusuma, 1973:163); karena adanya kebutuhan dalam diri individu akan membuat individu yang bersangkutan akan berbuat dan berusaha. 2) adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri (Ibid); dengan mengetahui hasil prestasinya sendiri, apakah ada kemajuan atau tidak, maka akan mendorong individu yang bersangkutan untuk belajar lebih giat dan tekun lagi. 3) adanya aspirasi atau cita-cita (Ibid,164); dengan adanya cita-cita, makan akan mendorong seseorang untuk belajar terus demi untuk mewujudkan cita-citanya. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah “motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar dari anak (Ibid)”. Motivasi ekstrinsik sebaga motivasi yang 19 dihasilkan dari luar perbuatan itu sendiri misalya dorongan yang datang dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat yang berupa hadiah, pujian, penghargaan, maupun hukuman. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (2004:90-91) adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dalam belajar tidak hanya memperhatikan berbagai kondisi internal siswa, tetapi juga memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti aspek sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman. Aspek budaya dan adat istiadat serta aspek lingkungan fisik, misalnya rumah dan suhu udara. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: 1)Ganjaran (Indrakusuma, 1973:164); Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih baik. 2) Hukuman (Ibid, 165); Hukuman biarpun merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk membuat siswa lebih giat belajar agar siswa tersebut tidak lagi memperoleh hukuman. 3) Persaingan atau kompetisi (Ibid); dengan adanya kompetisi maka dengan sendirinya akan menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih giat belajar agar tidak kalah bersaing dengan temantemannya. Dari uraian diatas, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik perlu digunakan dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat diperlukan guna menumbuhkan semangat dalam belajar, lagipula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Dengan motivasi, siswa dapat memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Karena itu, motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan 20 oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Guru dapat melakukan hal tersebut dengan mencari perhatian siswa ketika memulai pelajaran. 2.1.3.5. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97), menyatakan bahwa dalam belajar motivasi memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil belajar. 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar. 3. Mengarahkan kegiatan belajar. 4. Membesarkan semangat belajar. 5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Sedangkan menurut Hamalik (2001:161) mengemukakan bahwa fungsi motivasi meliputi: 1. Mendorong timbulnya jekakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi makan tidak akan timbul sesuatu perbuatab seperti belajar, 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya mtoivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Sardiman (2004:85), motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 21 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai denga rumus tujuannya, 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. 2.1.4. Intensitas Komunikasi Orang Tua Dalam berkomunikasi, segala sesuatu yang akan disampaikan oleh seorang individu atau kelompok kepada orang lain memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan memiliki taraf kedalaman yang berbeda-beda. Menurut John Powell yang dikutip oleh Djamarah menyebutkan ada lima taraf dalam komunikasi, yaitu : 1. Taraf basa-basi Yakni taraf komunikasi yang paling dangkal dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Biasanya terjadi pada dua orang yang bertemu secara kebetulan. Kemudian antara individu yang satu dengan individu yang lain sebagai lawan bicaranya tidak membuka diri untuk lebih jauh dalam membicarakan suatu hal. 2. Taraf membicarakan orang lain Pada tahap ini antara dua orang yang berkomunikasi belum memiliki kemauan untuk saling membuka diri, karena mereka hanya membicarakan orang lain dan sekedar bertukar informasi. 3. Taraf menyatakan gagasan 22 Pada tarf ini kedua belah pihak sudah mau membuka diri namun masih menjaga jarak dan saling berhati-hati. Pada tahap ini seorang individu berusaha untuk membuat lawan bicaranya senang. 4. Taraf mengungkapkan isi hati Pada tahap ini masih ada hal-hal yang mengganjal karena masih belum bisa saling percaya sepenuhnya antara satu sama lain. 5. Taraf hubungan puncak Pada taraf ini ditandai dengan adanya kejujuran antara satu sama lain, kemudian keterbukaan antar pihak, saling pengertian dan saling percaya satu sama lain. (Djamarah,2004:11-12). Jadi dari beberapa taraf komunikasi yang telah diuraikan di atas daapat disimpulkan bahawa intensitas komunikasi bisa terjadi pada taraf hubungan puncak dengan ditandai dengan adanya kejujuran, ketebukaan dan saling percaya kedua pihak. Sebagaimana yang dinyatakan oelh Devito (2009) yang dikutip oleh Indrawan dalam “Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya” menyatakan bahwa : “Intensitas komunikasi adalah tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang terjadi saat berkomunikasi dengan orang. Intensitas komunikasi yang terjadi secara mendalam ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan saling percaya yang dapat memunculkan suatu respon dalam bentuk perilaku atau tindakan”(2013:6). 23 Menurut Devito (2009) yang dikutip oleh Indrawan, menyatakan bahwa untuk dapat mengukur intensitas komunikasi antar individu dapat ditinjau dari enam aspek, yaitu : 1) Frekuensi berkomunikasi Frekuensi disini berarti tingkat kekerapan atau keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Misalkan tingkat kekerapan melakukan komunikasi disini dilakukan dalam satu minggu 3 kali atau dalam satu bulan sebanyak 4 kali, dan seterusnya. 2) Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi. Durasi disini berarti lamanya waktu atau rentang waktu yang digunakan pada saat melakukan aktivitas komunikasi. Lamanya waktu waktu yang digunakan bisa bervariasi, misalkan dalam satu kali bertemu lamanya waktu yang digunakan bisa mencapai 2 jam, atau 3 jam dan atau mungkin bisa lebih dari itu. Dan bisa juga kurang dari 1 jam. 3) Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.Disini bisa dicontohkan, ketika seorang anak mendapatkan peringkat di kelasnya orang tua memberikan perhatian denganmemberikan pujian kepada sang anak dan tau setiap kali orang tua berkunjung atau pun berkomunikasi lewat telfon, orang tua tidak segan untuk bertanya tentang keadaan dan mendengarkan cerita dari anak serta 24 memberikan nasehat dan drongan kepada anak ketika anak merasa putus semangat. 4) Keterarturan dalam berkomunikasi Keteraturan disini berarti kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan, atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Misalkan, orang tua berkunjung selalu pada hari minggu atau ketika libur kegiatan di pondok pesantren di hari jumat dan atau ketika anak berkomunikasi dengan orang tua lewat telfon setiap hari jumat entah dalam satu minggu 3 kali atau dalam rentang waktu yang lainnya. 5) Tingkat keluasan pesan berkomunikasi dan jumlah orang yang diajak berkomunikasi Tingkat keluasan pesan saat berkomunikasi mempunyai anti ragam topic maupun pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang dijak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitas atau banyaknya yang diajak untuk berkomunikasi pada saat melakukan aktivitas komunikasi. Misalkan disini orang tua dan anak tidak hanya berkomunikasi seputar masalah sekolah dan juga kegiatan selama belajar di pondok pesantren namun bisa berkaitan dengan kelanjutan belajar anak setelah lulus dari sekolah, atau juga orang tua menyampaikan kabar tentang peristiwa – peristiwa yang terjadi di rumah atau lingkungan tempat tinggal anak selama masih berada di pesantren, dan seterusnya. 6) Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi 25 Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi disini berkaitan dengan pertukaran pesan secara lebih detail yang ditandai dengan adanya kejujran, keterbukaan, dan sikap saling percaya antaar partisipan pada saat berkomunikasi. Misalkan, anak tidak takut dan juga tidak malu ketika harus menceritakan masalahnya kepada orang tua. Demikian juga orang tua tidak segan-segan menecritakan masa lalunya kepada anak sebagai acuan ataupun motivasi kepada anak untuk bisa mengambil pelajaran yang baik-baik saja. Kemudian anak selalu berkata jujur, dan tidak menutup-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan seterusnya (Indrawan, 2013) 2.1.5. Teori Herzberg Frederick Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996: 108), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik). 26 Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu (Hasibuan, 1996:109): a. Maintenance Factor Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi lalu makan lagi dan seterusnya. b. Motivation Factors Motivation Factorsadalah faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Berhubungan dengan motivasi belajar siswa, teori Herzberg menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi dua faktor yakni motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intriksik yang dimaksud adalah mtoivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri misalnya keinginan untuk berprestasi setinggitingginya.Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang mendorong siswa keluar dari ketidakpuasan termasuk hubungan antar manusia, dalam penelitian ini hubungan antar manusia yang dimaksud adalah hubungan dengan orang tua dalam bentuk intensitas komunikasi orang tua dan anak. 27 2.2. Kerangka Berfikir Penulis ingin meneliti bagaimana pengaruh komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak di rumah.. Kerangka berfikir yang dibangun dalam penelitian ini dijelaskan dalam gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Teori Hezberg Intensitas Komunikasi (X) Motivasi Belajar (Y) -Frekuensi -Durasi Ekstrinsik Intrinsik -Perhatian -Hubungan interpersonal -Prestasi yang dicapai -Keteraturan dalam berkomunikasi -Tanggung jawab -Tingkat keluasan pesan -Kemajuan -Tingkat kedalaman pesan (Sudarwan,2004) (Devito 2009) Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak di Rumah 28 Motivasi belajar sangat penting dalm proses pembelajaran. Motivasi belajar ialah dorongan yang ada pada diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh keadaan internal maupun eksternal yang akan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatam belajar agar mencapai tujuan tertentu. Banyak factor yang mempengaruhi motivasi belajar salah satunya yaitu intensitas komunikasi orang tua di rumah. Intensitas komunikasi orang tua adalah tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi dengan anak dalam bentuk frekuensi berkomunikasi, frekuensi disini menjelaskan seberapa tingkat keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan komunikasi. Peneliti disini melihat frekuensi dalam berkomunikasi berpengaruh terhadap motivasi belajar dalam hubungan interpersonal antara orang tua dan anak. Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi disni berapa lamanya waktu yang digunakan pada saat melakukan aktivitas komunikasi anatara orang tua dengan anak. Peneliti disini melihat dengan durasi komunikasi antara orang tua dan anak dapat menjadi alat transmisi pengetahuan kepada anak untuk meraih prestasi yang dicapai. Seberapa lamanya komunikasi antara orang tua dan anak dapat meluangkan waktu yang banyak pula untuk menyalurkan informasi atau pengetahuan untuk anak mengenai norma etika dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi sangat penting untuk anak karena perhatian disini berpengaruh pada anak untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Peneliti disini melihat perhatian yang diberikan orang tua kepada anak dapat memperngaruhi kemajuan anak dalam hal belajar. Keteraturan dalam berkomunikasi disini kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih dalam melakukan aktivitas komuinikasi yang dilakukan secara rutin dan benar. Peneliti disini melihat 29 bagaimana keteraturan dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Keteraturan tersebut dapat mendukung proses belajar anak. Tingkat keluasan pesan disini orang tidak hanya berkomunikasi seputar masa sekolah, namun bisa berkaitan dengan kelaanjutan belajar setelah lulus daari sekolah. Peneliti melihat tingkat keluasan disini orang tua dapat saling berbagi informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang trerhadi di rumah ,atau di lingkungan tempat anak belajar tingkat keluasan pesan berkomunikasi dapat mempengaruhi terhadap kemajuan anak, karena orang tua disini tidak hanya berkomunikasi sepurtar masalah di sekolah atau kegiatan sekolah akan tetepai orang tua juga berkomunikasi tentang kelanjutan belajar anak. Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi disini berkaitan dengan pertukaran pesan secara lebih detail yang ditandai dengan adanya kejujursn,keterbukaann. Peneliti melihat hal tersebut dapat mempengaruhi sikap tanggung jawab anak dalam lingkungan social. 2.3. Hipotesis Penelitian Dalam buku yang ditulis oleh Sugiyono (2012:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan maslaah penelitian, belum jawaban yang empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 30 1. Ha: Ada pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua- anak terhadap motivasi belajar siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan Sdn 2 Parungsari. 2. Ho :Tidak ada pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua- anak terhadap motivasi belajar siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan Sdn 2 Parungsari. 2.4 Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel 2.1 di bawah ini Tabel 2.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Intensitas Frekuensi seberapa komunikasi Durasi berkomunikasi orang tua Perhatian (x) berkomunikasi berkomunikasi keteraturan dalam fokus berkomunikasi pelajaran saat sering lama tingkat Skala 1-4 ORDINAL 1-4 LIKERT waktu terhadap tingkat kedalaman komunikasi pesan Alat Ukur rutin dan teratur keluasan pesan Motivasi Hubungan Kedekatan antara belajar Interpersonal orang tua dengan (y) Prestasi yang di anak, capai ingin menjadi 31 Variabel Dimensi Indikator Tanggung jawab yang terbaik Kemajuan menerima Alat Ukur Skala konsekuesni Sumber : Operasionalisasi Variabel, 2016 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan oleh hasil penelitian terdahulu yang dijabarkan pada tabel 2.1. dibawah ini. Tabel. 2.2. Penelitian Terdahulu No ITEM Hodijah 1 Judul Hubungan antara Siti Zulaekhah Maya Hubungan Pengaruh pola inetnsitas komunikasi komunikasi intensitas orang tua dan anak orang tua dengan komunikasi denagn memotivasi orang belajar anak dan terhadapmotivasi prestasi belajar memotivasi belajar anak akademik usia sekolah anak tua anak (studi pada siswa kelas 6 sdn1 dan 32 No ITEM Hodijah Siti Zulaekhah Maya sdn 2 parungsari Lebak) 2 Tahun 2012 2014 2016 3 Penerbit Universitas Universitas Universitas Gunadarma Diponogoro Sultan Ageng Tirtayasa 4 Teori - - Hezberg 5 Metode/Paradigma Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif 6 Hipotesis - - Eksplanatif (Kuantitatif) 7 Asosiatif Hasil hasil penelitian/kesimpulan yang analisis data dilakukan hasil ujistatistic menggunakan korelasi Pearson, dengan menggunakan pola komunikasi dan teknik korelasi motivasi be diperoleh Product Moment dari koefisienkorelasi r = Pearson 0,792 yang berarti (1-Tailed), diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola koefisien korelasi komunikasi orangtua yang diperoleh r = denganmotivasi 0,364 dengan taraf belajar signifikansi sebesar 0, 002 (P<0,05) siswa. Sedangkan hasil uji statistik pola komunikasi dan hasil - 33 No ITEM Hodijah Siti Zulaekhah tersebut menunjukkan prestasi ada korelasi positif Maya akademik diperolehkoefisien korelasi r = 0,274 yang signifikan yang yang berarti terdapat menyatakan bahwa hubungan pola ada hubungan antara komunikasi orangtua intensitas komunikasi dengan orang tua dan anak prestasiakademik anak. dengan motivasi belajar anak. Pola komunikasi orang tua berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar siswasekolah dasar.lajar 8 9 Persamaan Perbedaan Meneliti komunikasi Meneliti Meneliti orang tua komunikasi komunikasi orang tua orang tua Meneliti hubungan Meneliti pola Meneliti intensitas komunikasi komunikasi orang tua orang tua dengan komunikasi tua motivasi memotivasi anak orang tua 10 Sumber Jurnal Sumber : Penelitian Terdahulu, 2016 Jurnal intensitas Skripsi orang terhadap belajar 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu berdasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional empiris dan sistematis. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia. Memahami berarti memperjelas suatu masalah yang sebelumnya tidak diketahui lalu menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti suatu upaya dilakukan sehingga masalah tidak timbul ( Sugiyono, 2012). Pendekatan peneliatian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan, dengan demikian penelitian ini tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. (Kriyantono,2008). Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian eksplanatif kuantitatif. Eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat atau lebih konsep dua variabel yang akan diteliti. Penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat yaitu: komperatif membandingkan antar variabel yang satu dengan variabel lain) dan asosiatif ekplanatif dapat dibagi menjadi dua sifat kompertaif (membandingankan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain) dan asosatif 34 35 (menjelaskan hubungan korelasi antar variabel). Dalam penelitian ini juga menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau kebih konseo (variabel) yang akan diteliti. Variabel adalah konsep yang bisa diukur. (Burhan,2009). Penelitian ini termasuk dalam kuantitatif eksplanatif yang bersifat assosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana peneliti akan berusaha menjelaskan “Seberapa Besar Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak”. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa peneliti mencoba menggambarkan dan menjelaskan mengenai mengapa suatu fenomena dapat terjadi dan seberapa besar pengaruhnya, serta peneliti mencoba untuk menjelaskan hubungan yang terjadi antara dua atau lebih variabel. Dimana dalam penelitian ini Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua sebagai variabel independen (X), dan Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel dependen (Y). Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebaigai berikut : Gambar 3.1 Hubungan Sebab Akibat Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Motivasi Belajar Anak 3.2 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahawa suatu gejala itu dapat diklasikasikan, dan hubungan 36 gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakaukan penelitan dengan memfokuskan kepasa beberapavariabel saja. . 3.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan priset untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan ata yang dibutuhkan, amak penulis menggunakan teknik pengumpulsn data sebagai berikut: 3.3.1 Kuesioner (Angket) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penyerahan kuesioner berisi daftar pertanyaan atau pernyataantertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesionenya merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari resonden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dantersebar di wilaayh yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. Dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono,2012). Jenis angket (kuesinoner) dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dimana responden telah diberikan alternative jawaban oleh priset. Data dikumpulkan dengan menybearkan kuesioner kepada Siswa/I kelas 6 di SDN 1 Parungsari SDN 2 Parungsari Rangkasbitung. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan menggunakan 1 jenis data, yaitu data ordinal dengan skor penilaian dari empat sampai dengan satu. Dimana menurut Sugiyono, Skala Likert digunakan untuk 37 mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social. Skala likert adalah skala yang berisi pertanyaan sistematis untuk menemukan sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam skala tersebut. Indeks dalam skala likert menunjukkan bahwa masingmasing kategori jawaban memiliki intensitas yang sama. Sebelum data dianalisi, terlebih daahulu dilakukan pengolahan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (Scoring) sesuai dengan system yang ditetapkan debgan emnggunakan skala likert 4-3-2-1. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif samapai sangat positif. Dalam penelitian ini , untuk data skala likert, respodnen akan diminta menjawab pernyataan dengan alternative jawaban sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS), yaitu memiliki skor 4 b. Setuju (S), yang memiliki skor 3 c. Tidak Srtuju (TS) yang emmiliki skor 2 d. Sangat Tidak Setuju (STS), yang memiliki skor 1 Sedangkan pada data ordinal, penilis juga menetapkan dengan empat alternative jawaban untuk ,memudahkan dalam analisis data, yaitu sebagai berikut: a. Selalu, yang emmiliki skor 4s b. Sering, yang memiliki skor 3 38 c. Kadang-kadang. Yang emmiliki skor 2 d. Tidak Pernah, yang memiliki skor 1 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Menurut Sugiyono (2012), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sujana(1996) mengenukakan bahwa totalitas semua nilai yang merupakan hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jenis yang dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Salah satu unsur penting dalam penelitian adalah objek yang menjadi populasi penelitian ini yakni siswa SDn 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari Rangkasbitung yang berjumlah 78 orang dengan klasififikasi sebagai berikut”: a. Siswa/I kelas 6 SDN 1 Parungsari = 42 orang b. Siswa/I kelas 6 SDN 2 Parungsari = 36 orang 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diuji). Menurut Sugiono (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data populasi yang mewakili seluruh populasi. Dalam hal ini peneliti memerlukan sampel yang representative karena penelitian ini menggunakan riset kuantitatif. Sampel yang 39 reresentatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi yang dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,2007). Alasam mengambil total samping karena menurut Sugiyono, jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.. Penelitian ini mengambil siswa kelas 6 sd karena usia mereka menginjak remaja dimana merkea mangerti tentang kuesioner, pennulis ingin melihat bagaimana orang tua mengajarkan anaknya menghadapi UN, dan ingin mengetahui bagaimana pola ajar orang tua di kampung. 3.5 Teknik Pengolahan Data 1. Tahap pemeriksaan (Editing) Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiata ini menjadi penting karenapada kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan peneliti. Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpah tindih, berlebihan bahkan terlupakan 2. Taahap Pengodean (Coding) Pada tahap ini, data yang telah di edit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisi. Pengodean ini menggunakan dua cara: (1) 40 pengodean frekuensi , digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atay arti frekuensi tertentu.,(3) pengodeaan lambing digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu. 3. Tahap Pembeberan (Tabulasi) Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, yaitu memasukkan data pada tabel-tabel teretntu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada beberapa langkah yang pperlu dikerjakan dalam tabulasi. Pertama, memasukkan data kedala kartu atau berkas (file)( data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga variabel). Ketiga, mengedit/mengoreksi kesalahan-kesalahn yang ditemui nsetelah membuat tabel frekuensi atau tabel silang. 3.6 Teknik Analisi Data Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan pengaturan, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikan. Data yang diperoleh dari penyebaran angket untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan statistic dengan bantuan SPSS versi 22. Pengujian instrument penelitian dilakukan dengan melakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, koefisien korelasi, regresi linear sederhana dan hipotesis. 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas menurut Sugiyono (2007:170) adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang instrument penelitian, dan dapat dikatakan valid apabila data tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini uji validitasdan reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 22. Untuk dapat menganalisis validitas dan reliabilitas maka dalam 41 penelititian ini uji coba diberikan kepada 30 responden, karena dengan jumlah minimum 30 orang maka distribusi skor nilai akan lebih mendekati normal (Masri dan Effendi, 1989). 3.6.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabiltas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam penggunaannya. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunkan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subyek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang dipakai. Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan prpgram SPSS (Statistical Product and Service Solutions)versi 22. Salah satu metode pengujian reabilitas adalah Alpha Cronbach (Triton, 2006:248). Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menghitung koefisien Cronbach’s Alpha dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010:365): Dimana: K = Mean kuadrat antara subyek = Mean Kuadrat kesalahan = Varians Kesalahan Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat di tabel reliability statistic kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat reliabilitas 42 berdasarkan nilai Alpha, jika nilai Alpha hitung lebih besar dari r tabel maka instrument penelitian dikatakan reliabel. Tabel 3.2. di bawah ini merupakan tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha. Tablel 3.1. Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel >0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s/d 0,80 Reliabel >0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel Sumber : Triton, 2006 3.6.3 Analisis Data Deskriptif Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data kesioner diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan analisis data kuantitatif dengan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2010:40): Keterangan: P = Persentasi jawaban = jumlah skor di tiap pertanyaan N = banyak responden Skor ideal = 4 (empat) 43 Adapun kriteria interpretasi hasil angket disajikan dalam tabel 3.3. dibawah ini: Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor Presentasi Skor Interpretasi Angka 0%-20% Sangat Rendah Angka 21%-40% Rendah Angka 41%-60% Sedang Angka 61%-80% Tinggi Angka 81%-1-0% Sangat Tinggi Sumber: Riduwan (2010:15) 3.6.4 Uji Normalitas Data Ghozali (2011:160), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statisitik. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smoirnov (K-S). Ghozali (2011:163), dalam uji statistik dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual serta dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smoirnov (K-S). Priyatno (2008:28), uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smoirnov (K-S) untuk menguji normalitas residual digunakan signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika 44 signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22. 3.6.5 Pengujian Koefisien Korelasi Analisis hubungan adalah analisi yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan disebut koefisien asosiasi (korelasi). Jika kedua variabel normal dan regresi linier, maka rumus yang digunakan yaitu korelasi produk moment dengan rumus: Dimana: r = koefisien korelasi person’s product moment n = jumlah individu dalam sampel X= angka mentah untuk variabel x Y = angka mentag untuk variabel Perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 22. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah -1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubunan negatif sempurna. r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau – hanya menunjukkan arah hubungan. Interpetasi nilai r pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.4. di bawah ini. 45 Tabel 3.3. Pedoman Interpetasi Koefisien Korelasi 3.6.6 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + bX + e Dimana: Y = Motivasi Belajar a = Konstanta b = Koefisien regresi X, yaitu menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan X = Intensitas Komunikasi Orang Tua Pengujian regresi linier sederhana untuk mengetahui seberapa besar kekuatan variabel X berhubungan dengan variabel Y. Dalam penelitian ini 46 analisis regresi linier sederhana dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 22. 3.6.7 Uji Koefisien Determinasi Dalam analisis korelasi terdapat satu angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r 2) (Sugiyono, 2012:231). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena variabs yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Untuk mengetahui nilai koefien determinasi dalam penelitian ini diolah menggunakan program SPSS versi 22. 3.6.8 Pengujian Hipotesis Uji t-hitung digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh dua variabel yang berpasangan, dengan pengambilan keputusan: a. Menentukan t-hitung dengan rumus. b. c. Menentukan tabel pada taraf signifikansi 5% d. Pengujian hipotesis dengan ketentuan: t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ho ditolak Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 22. 47 3.7 Jadwal Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian dengan judul “Pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak yang intim yang membuat anak memiliki motivasi belajar yang tinggi pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari”, dengan responden adalah siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan dari bulan April sampai Oktober .Jadwal penelitian dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel 3.5. di bawah ini. Tabel 3.4 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 Bab 1-3 2 Sidang outline 3 Penelitian 4 Bab 4-5 5 Sidang skripsi Apr Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nov Des Jan 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum 1. SDN 1 Parungsari Sekolah Dasar Negeri 1 Parungsari merupakan sekolah yang memiliki prinsip sama seperti sekolah dasar pada umumnya yaitu berupaya meningkatkan taraf kehidupan anak didiknya dalam bidang akademik melalui jalur pendidikan. Sekolah ini telah menanamkan tonggak awal perjuangan untuk mendidik masa depan bangsa sejak tahun 1976, . SD Negeri 1 Parungsari merupakan Sekolah Dasar Rintisan Standar Nasional dengan memilik akreditasi B dengan nomor akreditasi : 77.83 pada tahun 2011. Sekolah dasar negeri yang bercita-cita untuk terus meluluskan generasi penerus bangsa yang bermutu yang bisa menjadi penerus memimpin bangsa dan negara Indonesia. SD Negeri 1 Parungsari terus berbenah diri untuk melakukan perbaikan dalam pelayanan pendidikan terhadap anak didik dan wali murid, hal ini didukung dengan adanya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sehingga murid yang bersekolah di SD Negeri 1 Parungsari tidak akan dipungut biaya operasional. Mendidik anak-anak menjadi generasi yang memiliki pemahaman serta pandangan dan wawasan luas, akhlak yang baik serta tinggi penguasaan ilmu serta teknologi sehingga nantinya mereka dapat hidup dan menjadi contoh/ teladan di tengah masyarakat di era globalisasi yang semakin komplek. SD Negeri 1 Parungsari yang beralamatkan di Cisonggom Parungsari berdiri diatas lahan 2160 m2. 48 49 2. SDN 2 Parungsari Penelitian ini juga mengambil lokasi SDN 2 Palungsari sebagai tempat penelitian. Sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Palungsari berdasarkan kualitas sarana dan prasarana dan juga kondisi sekolah, SDN 2 Palungsari lebih baik dibanding dengan SDN 1 Palungsari. SDN 2 Palungsari beralamat Jalan Kopi. Pembelajaran di SDN 2 Palungsari saat ini menggunakan kurikulum KTSP dalam pembelajarannya. SDN 2 Palungsari dipimpin oleh satu orang Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 4 guru mata pelajaran, 1 orang tenaga administrasi, 1 orang petugas perpustakaan dan 1 orang penjaga. 4.1.2 Struktur Organisasi SDN 1 Parungsari di bawah tanggung jawab UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sajira dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh seorang tata usaha dan bekerjasama dengan komite sekolah. Jumlah kelas di sekolah ini ada 8 kelas dan masing-masing memiliki wali kelas, SDN 1 Parungsari juga memiliki dua orang guru mata pelajaran PAI dan PJOK. Berbeda dengan SDN 1, SDN 2 Parungsari memiliki lebih banyak guru. Masing-masing kelas memiliki satu orang guru wali kelas dan satu orang guru kelas sehingga di SDN 2 Parungsari memiliki 12 orang pendidik sedangkan guru mata pelajaran ada dua yaitu guru PAI dan guru PJOK. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi SDN 1 Palungsari dan SDN 2 Parungsari dapat disajikan berikut ini. 50 , Kepala Sekolah Juitaningsih, S.Pd Komite Sekolah Tata Usaha Guru Kelas IA Hj. Atikah, S.Pd Guru Kelas IIA Madyusup, A.Ma.Pd Guru Kelas IIIA Yati Hasanah, S.Pd Guru Kelas IVA Iyong Maryamsih, S.Pd Guru Kelas VA Asmunah, S.Pd.SD Guru Kelas VB Yayan Sopian, S.Pd Guru Kelas VIA H. Edi, S.Pd.SD Guru PAI M. Santaya, A.Ma.Pd Guru PJOK Endang Rohani, S.Pd € Guru Kelas IVB Saran, S.Pd.SD Penjaga Ali SISWA Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN 1 Parungsari 51 Kepala Sekolah Masni, S.Pd Komite Sekolah Agus Darsono, M.Si. Tata Usaha Yudi Ahsani D. Unit Perpustakaan Wali Kelas I Tien Sutasni,S.Pd Wali Kelas II Nelin Dewi S.Pd.M.Se Wali Kelas III Dedi Majmuddin,S.pd Guru Kelas I Sumiati,S.Pd Guru Kelas II Susilawati ,S.Pd Guru Kelas III Ati Nurhayati, S.Pd Wali Kelas IV Sarmini, S.Pd Wali Kelas V Siti Jamilah, S.Pd.Sd Wali Kelas VI Nurhayati Ratna,S.Pd Guru Kelas IV Feta Fitriana , S.Pd Guru Kelas V Wiwiet Yuliesie, S.Pd Guru Kelas VI Ida Mahmudah,S.pd Guru PAI Siti Latifah, A.Ms.Pd Guru PJOK Ade Suhendar, S.Pd Penjaga Sujai \ Gambar 4.2 Struktur Organisasi SDN 2 Parungsari 4.2 Hasil Pengujian Validitas Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan program SpsS 22.Uji ini dilakukan untuk membuktikan bahwa setiap pernyataan yang diajukan kepada responden dinyataan valid atau tidak. Uji validitas pada penelitian ini dengan membandingan nilai rhitung dengan rtabel yang diproleh dari df = n – k dengan tingkat kesalahan 5% dan N=30 serta uji signifikasi dua sampel sebesar 0.361 (rtabel). 52 4.2.1 Hasil uji validitas X Sdn 1 (intensitas komunikasi) Tabel 4.1 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted X1_1 51.90 100.645 .545 .896 x1_2 51.97 98.930 .661 .893 x1_3 52.00 96.828 .705 .891 x1_4 52.37 103.413 .502 .897 x1_5 52.00 96.828 .705 .891 x1_6 52.53 97.154 .636 .893 x1_7 52.00 101.517 .584 .895 x1_8 51.70 103.941 .441 .899 x1_9 51.97 99.275 .590 .895 x1_10 51.97 99.275 .590 .895 x1_11 51.93 104.202 .381 .901 x1_12 51.93 98.616 .667 .892 x1_13 51.97 98.930 .661 .893 x1_14 52.03 100.723 .444 .900 x1_15 51.93 104.202 .381 .901 x1_16 51.77 103.495 .409 .900 x1_17 51.90 100.645 .545 .896 x1_18 51.70 103.941 .441 .899 Dari tabel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap butir pernyataan X_1- X_18 dengan nilai terendah yaitu 0.381 terdapat pada butir pernyataan X_11 dan x_15. jika dibandingkan dengan r tabel yaitu 0.361, maka nilai 53 rhitung sebesar 0.381 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael X dinyatakan Valid. 4.2.2 Hasil uji validitas X SDN 2 (intensitas komunikasi) Tabel 4.2 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted x_1 51.57 96.806 .738 .912 x_2 52.03 95.275 .569 .914 x_3 51.83 90.695 .815 .907 x_4 52.33 94.299 .559 .914 x_5 51.87 91.085 .802 .908 x_6 52.57 91.220 .615 .913 x_7 51.63 97.206 .581 .914 x_8 51.37 101.275 .421 .917 x_9 52.13 93.154 .599 .913 x_10 52.60 90.869 .655 .912 x_11 52.77 92.737 .484 .918 x_12 52.80 90.097 .628 .913 x_13 51.57 97.013 .648 .913 x_14 51.83 91.592 .759 .909 x_15 52.50 96.534 .368 .920 x_16 51.57 96.806 .738 .912 x_17 51.53 96.602 .683 .912 x_18 51.63 97.895 .454 .916 Dari tabel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap butir pernyataan X_15 dengan nilai terendah yaitu 0.368 terdapat pada butir 54 pernyataan x_15. jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung sebesar 0.368 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael X dinyatakan Valid. 4.2.3 Hasil uji validitas Y SDN 1 (Motivasi Belajar) Tabel 4.3 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted y1_1 35.70 35.321 .547 .870 y2_2 35.63 35.275 .545 .870 y3_3 35.93 32.961 .601 .868 y4_4 35.87 36.947 .528 .871 y5_5 35.80 37.269 .581 .870 y6_6 35.80 37.062 .616 .869 y7_7 36.17 32.006 .674 .862 y8_8 35.63 32.930 .768 .856 y9_9 35.80 36.579 .459 .874 y10_10 35.83 34.902 .675 .863 y11_11 35.70 35.045 .485 .874 y12_12 35.87 34.120 .551 .870 Dari tebel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap butir pernyataan Y_11dengan nilai terendah yaitu 0.485 yang terdapat pada butir pernyataan Y_11. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung sebesar 0.485 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael Y dinyatakan Valid. 55 4.2.4 Hasil uji validitas Y SDN 2 (Motivasi Belajar) Tabel 4.4 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted y_1 37.53 36.464 .703 .969 y_2 37.63 34.171 .883 .965 y_3 37.63 34.171 .984 .963 y_4 37.67 34.299 .972 .963 y_5 37.60 35.972 .690 .970 y_6 37.67 34.506 .841 .966 y_7 37.63 33.551 .892 .965 y_8 37.63 34.102 .894 .965 y_9 37.67 34.299 .732 .970 y_10 37.70 34.907 .718 .969 y_11 37.67 33.954 .924 .964 y_12 37.70 34.493 .853 .966 Dari tebel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap butir pernyataan Y_1 dengan nilai terendah yaitu 0.703 yang terdapat pada butir pernyataan Y_1. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung sebesar 0.703 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael Y dinyatakan Valid. 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 22. Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa setiap pernyataan yang diajukan kepada 56 responden teruji reliabel atau tidak. Setelah itu hasil dari pengujian dibandingkan dengan ketentuan tingkat reliabitias berdasarkan nilai Alpha. 4.3.1 Hasil uji reliabilitas x SDN 1 Tabel 4.5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .901 18 Dilihat dari tebel di atas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel x (intenasitas komunikasi orang tua) sebesar 0.901. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach’s Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan x sdn 1 adalah Sangat Reliabel. 4.3.2 Hasil uji reliabilitas x SDN 2 Tabel 4.6 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .918 18 Dilihat dari tebel di atas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel x (intenitas komnikasi orang tua) sebesar 0.918. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach’s Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan x sdn 2 adalah Sangat Reliabel. 57 4.3.3 Hasil uji reliabilitas Y SDN 1 Tabel 4.7 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .878 12 Dilihat dari tabel diatas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel Y (Motivasi Belajar) sebesar 0.878. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan Y sdn 1 adalah Sangat Reliabel. 4.3.4 Hasil uji reliabilitas Y SDN 2 Tabel 4.8 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .969 12 Dilihat dari tabel diatas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel Y (Motivasi Belajar) sebesar 0.969. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan Y sdn 2 adalah Sangat Reliabel. 4.4 Deskripsi Data Penelitian 4.4.1 Data diri responden Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI (enam) SDN 1 & SDN 2 Parungsari Rangkasbitung. Dalam penelitian ini instrument penelitian untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Selain variable-variabel penelitian, dalam kuesioner tersebut juga meliputi data responden berupa kelas, usia, jenis 58 kelamin dan hobi. Berikut disajikan data-data responden siswa kelas VI (enam) SDN 1 dan SDN 2 Parungsari tahun pelajaran 2016/2017. 4.4.1.1 Data Responden berdasarkan Usia Tabel 4.9 Data Responden berdasarkan Usia Jumlah Siswa Usia SDN 1 Parungsari Jml. SDN 2 Parungsari % Jml. % 11 tahun 7 16.67 7 19.44 12 tahun 25 59.52 20 55.56 13 tahun 10 23.81 9 25.00 Jumlah 42 100 36 100 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa mayoritas responden kelas VI SDN 1 dan SDN 2 Parungsari berusia 12 tahun yaitu di SDN 1 Parungsari berjumlah 25 anak sedangkan di SDN 2 Parungsari berjumlah 20 anak. Responden yang berusia 11 tahun di SDN 1 Parungsari berjumlah 7 anak dan di SDN 2 Parungsari juga berjumlah 7 anak. Sementara responden yang berusia 13 tahun di SDN 1 Parungsari berjumlah 10 anak dan di SDN 2 Parungsari berjumlah 9 anak. Data responden di atas jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. 59 Diagram Usia Responden Data Usia Responden SDN 1 Parungsari SDN 2 Parungsari 59.52%55.56% 23.81%25.00% 16.67%19.44% 11 tahun 12 tahun 13 tahun Diagram 4.1 Berdasarkan diagram pada gambar 4.1 di atas, dapat digambarkan bahwa responden yang berusia 12 tahun mendominasi pada semua lokasi penelitian, yaitu di SDN 1 Parungsari sebesar 59,52% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 55,56%. Kemudian responden yang bersua 11 tahun di SDN 1 Parungsari sebesar 16,67% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 19,44%. Lalu responden yang berusia 13 tahun di SDN 1 Parungsari sebesar 23,81% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 25,00%. 4.4.1.2 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin 60 Tabel 4.10 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Siswa Jenis Kelamin SDN 1 Parungsari SDN 2 Parungsari Jml. % Jml. % Laki-laki 22 52.38 17 47.22 Perempuan 20 47.62 19 52.78 Jumlah 42 100 36 100 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki di SDN 1 Parungsari sebanyak 22 anak dan di SDN 2 Parungsari sebanyak 17 anak. Kemudian responden yang berjenis kelamin perempuan di SDN 1 Parungsari sebesar 20 anak dan di SDN 2 Parungsari sebesar 19 anak. Kemudian jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. Diagram Jenis Kelamin Data Jenis Kelamin Responden SDN 1 Parungsari 52.38% 47.22% SDN 2 Parungsari 52.78% 47.62% Laki-laki Perempuan Diagram 4.2 61 Berdasarkan diagram dalam gambar 4.2 di atas dapat digambarkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki di SDN 1 Parungsari lebih banyak dibanding perempuan yaitu sebesar 52,38% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 47,62%. Sedangkan di SDN 2 Parungsari responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47,22% dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 52,78% 4.4.1.3 Data Responden berdasarkan Hobi Tabel 4.11 Jumlah Siswa Jenis Kelamin SDN 1 Parungsari SDN 2 Parungsari Jml. % Jml. % Menulis 9 21.43 9 25.00 Sepak Bola 16 38.10 13 36.11 Berenang 10 23.81 9 25.00 Bulu Tangkis 7 16.67 5 13.89 Jumlah 42 100 36 100 Sumber: Data yang diolah, 2017 Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa responden yang mempunyai hobi sepak bola di SDN 1 Parungsari paling banyak yaitu 16 anak dan di SDN 2 Parungsari sebanyak 13 anak. Kemudian responden yang mempunyai hobi berenang di SDN 1 Parungsari sebanyak 10 siswa dan di SDN 2 Parungsari sebanyak 9 siswa. Siswa di SDN 1 Parungsari yang mempunyai 62 hobi menulis sebanyak 9 anak dan di SDN 2 Parungsari juga sejumlah 9 anak. Hobi bulu tangkis merupakan hobi yang sedikit diminati SDN 1 Parungsari yaitu sebanyak 7 anak dan di SDN 2 Parungsari hanya 5 anak. Kemudian jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. Diagram Hobi Responden Data Hobi Responden SDN 1 Parungsari 25.00% 21.43% Menulis 38.10% 36.11% Sepak Bola SDN 2 Parungsari 25.00% 23.81% Berenang 16.67% 13.89% Bulu Tangkis Diagram 4.3 Berdasarkan diagram dalam 4.3 di atas dapat digambarkan bahwa responden yang memililki hobi sepak bola lebih banyak yaitu di SDN 1 Parungsari sebesar 38,10% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 36,11%. Responden yang memiliki hobi berenang di SDN 1 Parungsari sebesar 23,81% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 25,00%. Kemudian yang memiliki hobi menulis di SDN 1 Parungsari sebesar 21,43% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 25,00%. Hobi yang paling sedikit diminati adalah bulu tangkis yaitu di SDN 1 Parungsari sebesar 16.67% dan di SDN 2 Parungsari hanya sebesar 13.89%. 63 4.4.3 Tanggapan Responden Intensitas Komunikasi Orang Tua Sdn 1 Tabel 4.12 Sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari x1_1 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 1 2.4 2.4 2.4 kadang-kadang 9 21.4 21.4 23.8 sering 9 21.4 21.4 45.2 selalu 23 54.8 54.8 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.4 Dapat dilihat di tabel 4.12 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_1 yaitu tentang “ saya sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 23 orang menjawab selalu dengan persentase 54.8%, 9 64 orang menjawab sering dengan persentase 21.45%, 9 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 21.4%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 2.4%. dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 76.2% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 selalu berkomunikasi dengan orang tuanya. Indikator frekuensi menjelaskan adanya berapa kali rutinitas kegiatan. Orang dengan frekuensi tinggi memiliki respon partisipasi yang lebih besar, sementara orang dengan frekuensi rendah dari respon verbal/komunikasinya dianggap tidak berkompeten dan memiliki partisipasi yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian di atas, pandangan peneliti mengatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari memiliki komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua di Sdn 1 memiliki intensitas komunikasi yang sangat tinggi karena mereka dapat berbincang setiap hari.Sisanya yang menjawab kadangkadang dan tidak pernah kemungkinan orang tua responden mempunyai kesibukan sendiri atau acuh terhadap anaknya sendiri. Tabel 4.13 Meminta belajar setiap hari x2 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 4.8 4.8 4.8 kadang-kadang 6 14.3 14.3 19.0 Sering 15 35.7 35.7 54.8 Selalu 19 45.2 45.2 100.0 Total 42 100.0 100.0 65 Diagram 4.5 Dapat dilihat di tabel 4.13 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_2 yaitu tentang “orang tua saya meminta belajar setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 45.2%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 35.7%, 6 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 14.3%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Indikator Frekuensi menjelaskan adanya tingkat keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil jawaban di atas, responden mengatakan selalu diminta untuk belajar setiap hari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 80.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 orang tua mereka selalu 66 meminta belajar mereka setiap hari. Hal ini disebabkan karena beberapa bulan lagi mendekati Ujian Nasional dan bagaimanapun orang tua selalu ingin melihat anaknya lulus. Di samping itu juga tidak mau anaknya tidak lulus . Tabel 4.14 Menegur ketika saya malas belajar x3 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 3 7.1 7.1 7.1 kadang-kadang 9 21.4 21.4 28.6 Sering 11 26.2 26.2 54.8 Selalu 19 45.2 45.2 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.6 Dapat dilihat di tabel 4.14 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_3 yaitu tentang “orang tua menegur mereka ketika malas belajar” dari 67 seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 45.2%, 11 orang menjawab sering dengan persentase 26.2%, 9 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 21.4%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 7.1%. Indikiator frekuensi menjelaskan bahawa Dalam perhubungan antara orang tua dan anak akan terjadi interaksi. Dalam interaksi itu orang tua berusaha mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan apa yang akan di sampaikan. Anak mungkin berusaha menjadi pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan di sampaikan oleh orang tua. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 orang tua mereka selalu menegur ketika mereka malas belajar karena orang tua hanya ingin melihat mereka dapat nilai yang memuaskan dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak. Tabel 4.15 Bertanya tugas,sekolah,pekerjaan rumah x4 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 3 7.1 7.1 7.1 kadang-kadang 8 19.0 19.0 26.2 Sering 28 66.7 66.7 92.9 Selalu 3 7.1 7.1 100.0 Total 42 100.0 100.0 68 Diagram 4.7 Dapat dilihat di tabel 4.15 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_4 yaitu tentang “bertanya tentang tugas sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua 2 jam sehari ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 3 orang menjawab selalu dengan persentase 7.1%, 28 orang menjawab sering dengan persentase 66.7%, 8 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 19.0%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 73.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 mereka sering bertnya tentang sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua mereka. Indikator Durasi menjelaskan lamanya waktu yang digunakan pada ssat emlakukan akticvitas komunikasi.Menurut Djamarah (2004:78) Keinginan anak untuk berbicara dengan orang tuanya dari hati ke hati melahirkan komunikasi interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang tuanya.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menganggap bahwa durasi 69 untuk bertanya tentang tugas sekolah,Pekerjaan Rumah itu penting. Adapun yang tidak bertanya kepada orang tua nya dikarenakan malas bertanya dan hanya sennag bermain saja. Tabel 4.16 Mengajak berbicara selama 30 menit saat pulang sekolah x5 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 4.8 4.8 4.8 kadang-kadang 20 47.6 47.6 52.4 Sering 9 21.4 21.4 73.8 Selalu 11 26.2 26.2 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.8 Dapat dilihat di tabel 4.16 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_5 yaitu tentang “Orang tua mengajak mereka berbicara selama 30 70 menit saat mereka pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 11 orang menjawab selalu dengan persentase 26.2%, 9 orang menjawab sering dengan persentase 21.4%, 20 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 47.6%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 47.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 selalu diajak berbicara oleh oraang tua mereka selama 30 menit. Indikator durasi menjelaskan adanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan kegiatan. Orang berkomunikasi durasi yang lebih singkat dianggap tidak berkompeten, sementara orang dengan komunikasi durasi yang lebih lama di anggap berkompeten. Berdsarkan hasil diatas mayoritas responden kadang-kadang diajaka berbicara setelah pulang sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka kadang-kadang tidak tahu bahwa anaknya sesudah pulang sekolah atau sebagian orang tua mereka masih di temapat kerja. Tabel 4.17 Menjelang UN orangtua emngawasi belajar 3 jam sehari x6 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 7 16.7 16.7 16.7 kadang-kadang 11 26.2 26.2 42.9 Sering 12 28.6 28.6 71.4 Selalu 12 28.6 28.6 100.0 Total 42 100.0 100.0 71 Diagram 4.9 Dapat dilihat di tabel 4.16 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_6 yaitu tentang “Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya belajar 3 jam sehari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab selalu dengan persentase 28.6%, 12 orang menjawab sering dengan persentase 28.6%, 11 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 26.2%. dan 7 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 16.7%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 57.2 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 selalu di awasi orang tua mereka selama belajar 3 jam sehari.Karena jika tidak diawasi anak tidak dapat belajar dan bermalasmalasan. Indikator durasi disni menjelaskan bahwa lamanya waktu berkomunikasi dengan orang. Hal ini menunjukkan Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk berdialog dengan anak adalah rangka mengakrabkan hubungan antara orangtua dan 72 anak. Dengan begitu, anak tidak menganggap orang tuanya adalah orang yang tidak mengerti perasaan anak. Tabel 4.18 Orang tua fokus dalam hal pelajaran sekolah x7 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 4.8 4.8 4.8 kadang-kadang 4 9.5 9.5 14.3 Sering 23 54.8 54.8 69.0 Selalu 13 31.0 31.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 Daigram 4.10 Dapat dilihat di tabel 4.18 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_7 yaitu tentang “orang tua saya fokus kepada saya dalam hal pelajaran 73 sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab selalu dengan persentase 31.0%, 23 orang menjawab sering dengan persentase 54.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.5%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 85.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 orang tua mereka selalu fokus kepada anaknya dalam hal pelajaran sekolah. Indikator Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.Hal ini menujukkan mayoritas responden menganggap orang tua mereka memberi perhatian lebih dalam pelajaran sekolah karena kewajiban orang tua fokus kepada anak yangs sedang menuju remaja seprti kelas 6 ini. Tabel 4.19 Orang tua meminta supaya menjadi anak yang rajin x8 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 4 9.5 9.5 9.5 sering 10 23.8 23.8 33.3 selalu 28 66.7 66.7 100.0 Total 42 100.0 100.0 74 Diagram 4.11 Dapat dilihat di tabel 4.19 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_8 yaitu tentang “orang tua meminta supaya saya menjadi anak yang rajin” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 28 orang menjawab selalu dengan persentase 66.7%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.5%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 90.5 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu meminta supaya mereka menjadi anak yang rajin. Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikas. Dalam lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai pendidik dan yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap 75 kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak yang mulia dan tingkah laku yang sopan Tabel.4.20 Orang tua memarahi jika tidak belajar x9 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 4.8 4.8 4.8 kadang-kadang 11 26.2 26.2 31.0 sering 9 21.4 21.4 52.4 selalu 20 47.6 47.6 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.12 Dapat dilihat di tabel 4.20 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_9 yaitu tentang “orang tua saya marah jika tidak belajar” dari seluruh 76 siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 21.4%,9 orang menjawab sering dengan persentase 21.4%,11 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 26.2%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 47.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu memarahi mereka jika tidak belajar. Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas mayoritas mengaku selalu di marahi orang tua mereka. Sewajarnya orang tua memarahi anaknya jika tidak belajar, karena orang tua ingin melihat anaknya pintar dan menjadi juara kelas. Adapun yang hanya kadang-kadang memarahi karena bisa jadi anak tersebut malas belajar dan mengabaikan kata –kata orang tua. Tabel 4.21 Setiapa waktu bertanya kepada orang tua x10 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 1 2.4 2.4 2.4 kadang-kadang 11 26.2 26.2 28.6 sering 14 33.3 33.3 61.9 selalu 16 38.1 38.1 100.0 Total 42 100.0 100.0 77 Diagram 4.13 Dapat dilihat di tabel 4.21 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_10 yaitu tentang “saya setiap waktu selalu bertanya kepada orang tua” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 16 orang menjawab selalu dengan persentase 38.1%,14 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%,11 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 26.2%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa mereka selalu bertanya kepada orang tua mereka setiap waktu. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden teratur untuk bertanya kepada orang tua masing-masing. Karena seusia kelas 6 masih banyak yang perlu mereka ketahui. 78 Tabel 4.22 Sebelum berangkat sekolah orang tua memeriksa perlengkapan sekolah x11 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 8 19.0 19.0 19.0 kadang-kadang 14 33.3 33.3 52.4 sering 13 31.0 31.0 83.3 selalu 7 16.7 16.7 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.14 Dapat dilihat di tabel 4.22 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_11 yaitu tentang “sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu memeriksa perlengkapan sekolah saya” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 7 orang menjawab selalu 79 dengan persentase 16.7%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 31.0%, 14 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 33.3%. dan 8 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 19.0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka kadang-kadang memeriksa perlengkapan sekolah mereka. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas jarang memeriksa perlengkapan sekolah, karena di malam harinya orang tua mereka sudah mempersiapkan dulu sebelumnya. Sebagai orang tua seharusnya bersikap seperti itu .Kegiatan itu selalu rutin setiap hari. Tabel 4.23 Orang tua selalu menanyakan Pr setelah pulang sekolah x12 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak pernah 4 9.5 9.5 9.5 kadang-kadang 22 52.4 52.4 61.9 Sering 7 16.7 16.7 78.6 Selalu 9 21.4 21.4 100.0 Total 42 100.0 100.0 80 Diagram 4.15 Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_12 yaitu tentang “orang tua saya selalu menanyakan PR setelah pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 21.4%, 7 orang menjawab sering dengan persentase 16.7%, 22 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 52.4%. dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 9.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 61.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka kadang-kadang menanyakan PR setelah pulang sekolah. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi bahwa kesamaan atau ekgiatan yang beberapa kali seperti menanyakan Pr setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut orang tua hanya kadang-kadang memeriksa perlengkapan sekolah sebab mereka sudah memeriksa perlengkapan ketika anaknya sedang menyiapkan tugas sehingga mereka tidak perlu memeriksa kembali perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah. Kebanyakan orang tua juga jarang menanyakan PR setelah 81 pulang sekolah, karena kebanyakan siswa langsung bermain setelah pulang sekolah. PR baru akan ditanyakan oleh orang tua saat mereka belajar. Tabel 4.24 Orang tua nenbaantu menyelesaikan maslah x13 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 9 21.4 21.4 21.4 kadang-kadang 18 42.9 42.9 64.3 Sering 4 9.5 9.5 73.8 Selalu 11 26.2 26.2 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.16 Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_13 yaitu tentang “setiap ada masalah di sekolah, orang tua saya membantu menyelesaikan masalah tersebut” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 82 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 11 orang menjawab selalu dengan persentase 26.2%, 4 orang menjawab sering dengan persentase 9.5%, 18 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 42.9%. dan 9 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 21.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 69.1% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka sering membantu menyelesaikan masalah anak setiap ada masalah di sekolah. Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak.Berdasarkan hasil di atas , mayoritas orang tua mereka kadang kadang membantu menyelsaikan masalah anak dikarenakan banyaknya anak –anak yang membuat ulah sendiri dan pelajaran bagi anak . Tabel 4.25 Orang tua akan marah saat mendapat niali jelek x14 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 4 9.5 9.5 9.5 kadang-kadang 11 26.2 26.2 35.7 sering 6 14.3 14.3 50.0 selalu 21 50.0 50.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 83 Diagram 4.17 Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_14 yaitu tentang “orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai jelek” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%, 6 orang menjawab sering dengan persentase 14.3%, 11 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 26.2%. dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 9.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu marah saat mereka mendapat nilai jelek. Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak. Dalam pola komunikasi ini , mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden aakan di 84 maarahi jika nilai jelek. Keberhasilan pendidikan anak mendapat nilai baik untuk orang tua. Tabel 4.26 Orang tua sering menegur dan memberi jalan keluar x15 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 3 7.1 7.1 7.1 kadang-kadang 5 11.9 11.9 19.0 sering 16 38.1 38.1 57.1 selalu 18 42.9 42.9 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.18 Dapat dilihat di tabel 4.24 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_15 yaitu tentang “orang tua saya menegur saya dan memberi jalan keluar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 42.9%, 16 85 orang menjawab sering dengan persentase 38.1%, 5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.9%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu menegur dan member jalan keluar kepada mereka. . Menurut Yusuf (2001:56) Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orangtua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola komunikasi otoriter mempunyai aturan–aturan yang kaku dari orangtua. Dalam pola komunikasi ini sikap penerimaan menghukum, bersikap sesuatu rendah, namun kontrolnya tinggi, suka mengkomando, mengharuskan anak untuk melakukan tanpa kompromi, bersikap kaku atau keras, cenderung emosinal dan bersikap menolak. Biasanya anak akan merasa mudah tersinggung, penakut, pemurung dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas serta tidak bersahabat. Tabel 4.27 Orang tua memberi tahu manfaat guna/belajar x16 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 3 7.1 7.1 7.1 kadang-kadang 4 9.5 9.5 16.7 sering 10 23.8 23.8 40.5 selalu 25 59.5 59.5 100.0 Total 42 100.0 100.0 86 Diagram 4.19 Dapat dilihat di tabel 4.25 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_16 yaitu tentang “orang tua saya member tahu manfaat atau gunanya belajar ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 25 orang menjawab selalu dengan persentase 59.5%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.5%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu member tahu manfaaat atau gunanya belajar untuk mereka. Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas tanggapan responden mayoritas orang tua member tahu manfaat gunanya belajar karena belajar sangat penting untuk anak di usia sekarang. 87 Tabel 4.28 Orang tua memberikan motivasi dalam belajar x17 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 5 11.9 11.9 11.9 sering 10 23.8 23.8 35.7 selalu 27 64.3 64.3 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.20 Dapat dilihat di tabel 4.26 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_17 yaitu tentang “orang tua saya memberikan motivasi saya dalam belajar ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 27 orang menjawab selalu dengan persentase 64.3%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.9%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah’ Dari data 88 tersebut dapat disimpulkan bahwa 88.1% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka sering memberikan motivasi mereka dalam belajar. Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin seperti kondisi di atas adalah komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Menurut Djamarah (2004:159) Ketika orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah yang memulai pembicara.Berdasarkan hasil di atas,mayoritas tanggapan responden diberi motivasi dalam belajar oleh orang tuanya karena motivasi dari orang tua begitu penting dalam diri anak. Dan Tidak ada yang mengaku tidak pernah, karena kebanyakan orang tua pasti memberikan motivasi untuk anak. Tabel 4.29 Orang tua memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik x18 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 4.8 4.8 4.8 kadang-kadang 4 9.5 9.5 14.3 sering 13 31.0 31.0 45.2 selalu 23 54.8 54.8 100.0 Total 42 100.0 100.0 89 Diagram 4.21 Dapat dilihat di tabel 4.27 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_18 yaitu tentang “orang tua saya memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 23 orang menjawab selalu dengan persentase 54.8%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 31.0%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.5%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 85.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu memeberikan penjelasan kepada mereka tentang perbuatan yang baik.Karena perbuatan baik sangat penting dalam kehidupan kita. Indikator tingkat kedalaman pesan Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi.Kemudian anak selalu berkata jujur, dan tidak menutupi-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan seterusnya .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapann responden memberikan 90 penjelaan tentang perbuatan yang baik dan benar.agar di masa remaja mereka mereka tidak salah pergaulan. 4.4.3 Tanggapan Responden Motiasi Belajar SDn 1 Tabel 4.30 Belajar karena ingin orang tua bahagia y1 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak setuju 7 16.7 16.7 16.7 sangat setuju 1 2.4 2.4 19.0 setuju 34 81.0 81.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.22 Dapat dilihat di tabel 4.28 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_1 yaitu tentang “saya belajar karena ingin orang tua saya bahagia” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 34 orang menjawab setuju dengan persentase 81.0%, 1 orang 91 menjawab sangat setuju dengan persentase 2.4%,7 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 16.7%. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa siswa sdn1 belajar karena ingin membuat orang tua mereka bahagia . Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden ingin membahagiakan orang tuanya dengan belajar. Karena orang tua pasti bahagia melihat anaknya belajar terus menerus. Tabel.4.31 Bertanya kepada orang tua ketika mengerjakan PR y2 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 1 2.4 2.4 2.4 tidak setuju 11 26.2 26.2 28.6 sangat setuju 14 33.3 33.3 61.9 setuju 16 38.1 38.1 100.0 Total 42 100.0 100.0 92 Diagram 4.23 Dapat dilihat di tabel 4.29 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_2 yaitu tentang “ketika mengerjakan PR, saya bertanya kepada orang tua saya” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 16 orang menjawab setuju dengan persentase 38.1%,14 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 33.3%,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 26.2% . dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 mengatakan setuju karena mereka bertanya kepada orang tua mereka ketika mengerjakan PR. Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah 93 pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden ingin orang tua bahagia. Tabel 4.32 Dalam mengerjakan tugas sekolah dibantu orang tua y3 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 1 2.4 2.4 2.4 tidak setuju 7 16.7 16.7 19.0 sangat setuju 18 42.9 42.9 61.9 setuju 16 38.1 38.1 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.24 Dapat dilihat di tabel 4.30 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_3 yaitu tentang “saya dibantu orang tua dalam mengerjakan tugas 94 sekolah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 16 orang menjawab setuju dengan persentase 38.1 %, 18 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 42.9 % , 7 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 16.7 %. dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa siswa sdn1 setuju mereks di bantu orang tua mereka dalam mengerjakan tugas sekolah. Indicator hubungan interpersonal dalam Motivasi yang timbul sesuai dengan hasil penelitian di atas merupakan motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar Tabel 4.33 Mengikut bimbel sekolah y4 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 4 9.5 9.5 9.5 tidak setuju 22 52.4 52.4 61.9 sangat setuju 7 16.7 16.7 78.6 Setuju 9 21.4 21.4 100.0 Total 42 100.0 100.0 95 Diagram 4.25 Dapat dilihat di tabel 4.31 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_4 yaitu tentang “ saya mengikuti bimbel di luar sekolah agar saya dapat banyak pengetahuan ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab setuju dengan persentase 21.4 %,7 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 16.7% ,22 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 52.4 %. Dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase .Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 52.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa responden tidak setuju dengan pernyataan ini. Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki 96 motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayroitas taanggapan responden tidak setuju jika mengikuti bimbel dapat banyak pengetahuan,. Kemungkunina tanpa bimbel mereka dapat belajar dari orang tuanya dan lebih. Tabel 4.34 Ingin mencapai nilai yang baik y5 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 7 16.7 16.7 16.7 tidak setuju 16 38.1 38.1 54.8 sangat setuju 10 23.8 23.8 78.6 setuju 9 21.4 21.4 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.26 Dapat dilihat di tabel 4.32 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_5 yaitu tentang “ saya ingin mencapai nilai yang baik ” dari seluruh 97 siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab setuju dengan persentase 21.4%, 10 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 23.8%, 16 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 38.1%. dan 7 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 16.7% .Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 38.1% responden tidak setuju dengan pernyataan ingin mencapai nilai yang baik. Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar.Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden tidak ingin mencapai nilai yang baik, kemungkinan anak tersbut malas belajar dan tidak di dukung oleh orang tua mereka dalam belajar. Tabel 4.35 Ingin menjadi juara kelas y6 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 4 9.5 9.5 9.5 tidak setuju 11 26.2 26.2 35.7 sangat setuju 6 14.3 14.3 50.0 setuju 21 50.0 50.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 98 Diagram 4.27 Dapat dilihat di tabel 4.33 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_6 yaitu tentang “saya ingin menjadi juara kelas ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab setuju dengan persentase 50.0%,6 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 14.3 % ,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 26.2%. dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 9.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0 % responden setuju dengan pernyataan ingin menjadi juara kelas. Siswa mempunyai motivasi belajar yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan haasil di atas tanggapan responden 99 ingin menjadi juara kelas. Karena menjadi juara kelas menjadikan anak semnagat belajr terus menerus. Tabel 4.36 Mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman y7 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 4.8 4.8 4.8 tidak setuju 10 23.8 23.8 28.6 sangat setuju 12 28.6 28.6 57.1 Setuju 18 42.9 42.9 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.28 Dapat dilihat di tabel 4.34 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_7 yaitu tentang “ ketika ulangan, saya mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang 100 dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase 42.9%, 12 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 28.6 % ,10 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 23.8%. Dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.5% responden setuju mengerjakan sendiri ketika ulangan tanpa mencontek teman . Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan bahwa Konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengungkapkan salah satu tanggung jawaab adalah tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Berdasarkan hasil diatas, mayoritas responden mengakui bahwa ulangan tidak mencontek. Hal ini disebabkan sebagai tanggung jawab sebagaaai siswa Tabel 4.37 Masuk kelas dengan tepat waktu y8 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 4 9.5 9.5 9.5 tidak setuju 9 21.4 21.4 31.0 sangat setuju 7 16.7 16.7 47.6 setuju 22 52.4 52.4 100.0 Total 42 100.0 100.0 101 Diagram 4.29 Dapat dilihat di tabel 4.35 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_8 yaitu tentang “ saya masuk kelas dengan tepat waktu” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 22 orang menjawab setuju dengan persentase 52.4 %,7 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 16.7 % ,9 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 21.4%. dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 9.5% .Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 52.4% responden setuju jika masuk kelas harus tepat waktu. Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan , konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998 salah satu aspeknya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai siswa tidak boleh telat masuk kelas. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas responden tidak ingin telat masuk , dikarenakan jika telat tidak dapat mengikuti belajar dalam kelas. 102 Tabel 4.38 Menerima konsekuensi jika bersalah y9 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak setuju 8 19.0 19.0 19.0 sangat setuju 9 21.4 21.4 40.5 setuju 25 59.5 59.5 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.30 Dapat dilihat di tabel 4.36 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_9 yaitu tentang “ saya menerima konsekuensi jika saya merasa bersalah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 25 orang menjawab setuju dengan persentase 59.5 %, 9 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 21.4% ,8 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 19.0 %. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak 103 setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 59.5% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa responden setuju jika bersalah mereka menerima konsekuensinya. Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah. Berdasrkan ahsil di atas mayoritas tanggapan responden menerima konsekuensi jika bersalah , karena sebagai anak yang baik berani berbuat dan harus pula menerima konsekuensinya agar tidak terulang kembali. Tabel 4.39 Memperbaiki nilai ulangan yang jelek di masa mendatang y10 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 3 7.1 7.1 7.1 tidak setuju 5 11.9 11.9 19.0 sangat setuju 16 38.1 38.1 57.1 setuju 18 42.9 42.9 100.0 Total 42 100.0 100.0 104 Diagram 4.31 Dapat dilihat di tabel 4.37 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_10 yaitu tentang “jika nilai saya jelek, saya akan memperbaikinya di amsa mendatang ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase 42.9%, 16 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 38.1 % , 5 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 11.9%. dan 3 orang yang menjawab sangat tidak setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81% responden setuju dengan pernyatan akan memperbaiki nilai di masa mendatang jika nilai jelek. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas 105 tanggapan responden mempunyai kemampuan untuk memperbaiki nilai atau remedial .karena dengan remesial akan mendaapatkan niilai yang lebih . Tabel 4.40 Tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oeleh teman y11 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 1 2.4 2.4 2.4 tidak setuju 10 23.8 23.8 26.2 sangat setuju 2 4.8 4.8 31.0 setuju 29 69.0 69.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 Diagram 4.32 Dapat dilihat di tabel 4.38 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_11 yaitu tentang “saya tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oleh teman ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang 106 dengan persentase 100%, sebanyak 29 orang menjawab setuju dengan persentase 69.0%, 2 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 4.8% ,10 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 23.8%. dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 2.4%.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 69.0% responden setuju dengan pernyataan ini. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden terantang mengerjakan soal yang sulit, karena mereka ingin membuktikan bahwa soal yang diberi oleh guru itu mudah dan menguji kemampuan mereka juga. Tabel 4.41 Membantu teman jika mengalami PR yang sulit y12 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak setuju 7 16.7 16.7 16.7 sangat setuju 1 2.4 2.4 19.0 setuju 34 81.0 81.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 107 Diagram 4.33 Dapat dilihat di tabel 4.39 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_12 yaitu tentang “saya membantu teman saya jika mengalami PR yang sulit ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 34 orang menjawab setuju dengan persentase 81.0%, 1 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 2.4% ,7 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 16.7 %. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81.0% responden setuju dengan pernyataan membantu teman jika mengalami Pr yang sulit. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden membantu temannya jika mengalami Pr yang sulit, Hal ini 108 disebabkan ada kemajuan terhadap responden karena memiliki kemapuan belajar yang tinggi dan sesame teman sebaiknya membantu. 4.4.4 Tanggapan Responden Intensitas Komunikasi OrangTua SDn 2 Tabel 4.42 Sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari x1 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 1 2.8 2.8 2.8 sering 15 41.7 41.7 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.34 Dapat dilihat di tabel 4.40 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_1 yaitu tentang “saya saya sering berkomunikasi dengan orang tua saya setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang 109 dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 1 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 2.8% . dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 97.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 bahwa responden sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari Indikator frekuensi menjelaskan adanya berapa kali rutinitas kegiatan. Orang dengan frekuensi tinggi memiliki respon partisipasi yang lebih besar, sementara orang dengan frekuensi rendah dari respon verbal/komunikasinya dianggap tidak berkompeten dan memiliki partisipasi yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian di atas, mayoritas tanggapan responden mengatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari memiliki komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua di Sdn 2 memiliki intensitas komunikasi yang sangat tinggi karena mereka dapat berbincang setiap hari. Tabel.4.43 Meminta belajar setiap hari X2 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 1 2.8 2.8 2.8 kadang-kadang 7 19.4 19.4 22.2 sering 14 38.9 38.9 61.1 selalu 14 38.9 38.9 100.0 Total 36 100.0 100.0 110 Diagram 4.35 Dapat dilihat di tabel 4.41 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_2 yaitu tentang “orang tua meminta belajar setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 14 orang menjawab selalu dengan persentase 38.9%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.9%, 7 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.4%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 2.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 77.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu meminta belajar mereka setiap hari. Indikator Frekuensi menjelaskan adanya tingkat keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil jawaban di atas, responden 111 mengatakan selalu diminta untuk belajar setiap hari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu meminta belajar mereka setiap hari. Hal ini disebabkan karena beberapa bulan lagi mendekati Ujian Nasional dan bagaimanapun orang tua selalu ingin melihat anaknya lulus. Di samping itu juga tidak mau anaknya tidak lulus . Tabel.4.44 Menegur ketika saya malas belajar X3 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6 kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7 Sering 12 33.3 33.3 50.0 Selalu 18 50.0 50.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.36 112 Dapat dilihat di tabel 4.42 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_3 yaitu tentang “orang tua menegur mereka ketika malas belajar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%, 12 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga.Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil dkiatakan bahwa dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu menegur ketika mereka malas belajar karena dengan itu mereka dapat nilai yang memuaskan. Tabel. 4.45 Bertanya tugas,sekolah,pekerjaan rumah X4 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 3 8.3 8.3 8.3 kadang-kadang 10 27.8 27.8 36.1 Sering 15 41.7 41.7 77.8 Selalu 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 113 Diagram 4.37 Dapat dilihat di tabel 4.43 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_4 yaitu tentang “bertanya tentang tugas sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua 2 jam sehari ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu dengan persentase 22.2%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 10 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 27.8%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 8.3%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 mereka sring bertnya tentang sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua mereka. Indikator Durasi menjelaskan lamanya waktu yang digunakan pada ssat emlakukan akticvitas komunikasi.Menurut Djamarah (2004:78) Keinginan anak untuk berbicara dengan orang tuanya dari hati ke hati melahirkan komunikasi interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang tuanya. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggaapan responden menanyakan 114 tentang tugas sekolah kepada orang tuanya Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menganggap bahwa durasi untuk bertanya tentang tugas sekolah,Pekerjaan Rumah itu penting. Tabel 4.46 Mengajak berbicara selama 30 menit saat pulang sekolah X5 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6 kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7 Sering 13 36.1 36.1 52.8 Selalu 17 47.2 47.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.38 Dapat dilihat di tabel 4.44 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_5 yaitu tentang “Orang tua mengajak mereka berbicara selama 30 115 menit saat mereka pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 17 orang menjawab selalu dengan persentase 47.2%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 36.1%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu diajak berbicara oleh oraang tua mereka selama 30 menit. Indikator durasi menjelaskan adanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan kegiatan. Orang berkomunikasi durasi yang lebih singkat dianggap tidak berkompeten, sementara orang dengan komunikasi durasi yang lebih lama di anggap berkompeten. Berdsarkan hasil diatas mayoritas responden sering diajak berbicara setelah pulang sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka memiliki waktu luang untuk berbincang dengan anak. Tabel 4.47 Menjelang UN orangtua mengawasi belajar 3 jam sehari X6 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 10 27.8 27.8 27.8 kadang-kadang 5 13.9 13.9 41.7 sering 14 38.9 38.9 80.6 selalu 7 19.4 19.4 100.0 Total 36 100.0 100.0 116 Diagram 4.39 Dapat dilihat di tabel 4.45 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_6 yaitu tentang “Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya belajar 3 jam sehari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 7 orang menjawab selalu dengan persentase 19.4%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 13.9%. dan 10 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 27.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 38.9 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 sering di awasi orang tua mereka selama belajar 3 jam sehari. Indikator durasi disni menjelaskan bahwa lamanya waktu berkomunikasi dengan orang. Hal ini menunjukkan Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk 117 berdialog dengan anak adalah rangka mengakrabkan hubungan antara orangtua dan anak. Dengan begitu, anak tidak menganggap orang tuanya adalah orang yang tidak mengerti perasaan anak. Berdsarakan hasil di atas mayoritas tanggapan responden mngatakan sering di awasi oleh orang tuanya,karena jika tidak diawasi anak tidak dapat belajar dan bermalas-malasan. Tabel 4.48 Orang tua fokus dalam hal pelajaran sekolah X7 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 3 8.3 8.3 8.3 sering 14 38.9 38.9 47.2 selalu 19 52.8 52.8 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.40 118 Dapat dilihat di tabel 4.46 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_7 yaitu tentang “orang tua saya fokus kepada saya dalam hal pelajaran sekolah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 3 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 8.3%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dengan persentase . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 90.8% responden selalu di perhatikan oleh orang tua. Indikator Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.Hal ini menujukkan mayoritas responden menganggap orang tua mereka memberi perhatian lebih dalam pelajaran sekolah karena kewajiban orang tua fokus kepada anak yangs sedang menuju remaja seprti kelas 6 ini. Tabel 4.49 Orang tua meminta supaya menjadi anak yang rajin X8 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sering 9 25.0 25.0 25.0 selalu 27 75.0 75.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 119 Diagram 4.41 Dapat dilihat di tabel 4.47 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_8 yaitu tentang “orang tua meminta supaya saya menjadi anak yang rajin” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 27 orang menjawab selalu dengan persentase 75.0%, 9 orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 100 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu di minta orang tua responden untuk menjadi anak yang rajin. Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikas. Dalam lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai 120 pendidik dan yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak yang mulia dan tingkah laku yang sopan. Tabel.4.50 Orang tua memarahi jika tidak belajar X9 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6 kadang-kadang 10 27.8 27.8 33.3 sering 11 30.6 30.6 63.9 selalu 13 36.1 36.1 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.42 Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_9 yaitu tentang “orang tua saya memarrahi jika tidak belajar” dari 121 seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab selalu dengan persentase 36.1%,11 orang menjawab sering dengan persentase 30.6%,10 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 27.8%, dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 66.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu dimarahi orang tua jika tidak belajar. Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas mayoritas mengaku selalu di marahi orang tua mereka. Sewajarnya orang tua memarahi anaknya jika tidak belajar, karena orang tua ingin melihat anaknya pintar dan menjadi juara kelas. Adapun yang hanya kadang-kadang memarahi karena bisa jadi anak tersebut malas belajar dan mengabaikan kata –kata orang tua. Tabel 4.51 Setiapa waktu bertanya kepada orang tua X10 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 10 27.8 27.8 27.8 kadang-kadang 5 13.9 13.9 41.7 sering 15 41.7 41.7 83.3 selalu 6 16.7 16.7 100.0 Total 36 100.0 100.0 122 Diagram 4.43 Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_10 yaitu tentang “saya setiap waktu bertanya kepada orang tua” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 6 orang menjawab selalu dengan persentase 16.7%,15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%,5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 13.9%, dan 10 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 27.8%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 58.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 sering bertanya kepada orang tua setiap waktu. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden teratur untuk bertanya kepada orang tua masing-masing. Karena seusia kelas 6 masih banyak yang perlu mereka ketahui. 123 Tabel 4.52 Sebelum berangkat sekolah orang tua memeriksa perlengkapan sekolah X11 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 12 33.3 33.3 33.3 kadang-kadang 11 30.6 30.6 63.9 Sering 4 11.1 11.1 75.0 Selalu 9 25.0 25.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.44 Dapat dilihat di tabel 4.49 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_11 yaitu tentang “sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu memeriksa perlengkapan sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 25.0%,4 orang menjawab sering dengan persentase 11.1%, 11 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 30.6%, dan 12 orang yang 124 menjawab tidak pernah dengan persentase 33.3%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 tidak pernah di periksa perlengkapan sekolahnya oleh oorang tua responden. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas orang tua mereka tidak pernah memeriksa perlengkapan sekolah, kemungkinan karena orang tua nya malas merapihkan buku-buku anaknya. Atau karena orang tua nya tidak peduli dengan anak. Hal ini bisa menjadi anak tidak membawa buku ke sekolah karena lupa.Sebagai orang tua seharusnya bersikap seperti itu .Kegiatan itu selalu rutin setiap hari. Tabel 4.53 Orang tua selalu menanyakan Pr setelah pulang sekolah X12 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 11 30.6 30.6 30.6 kadang-kadang 12 33.3 33.3 63.9 sering 5 13.9 13.9 77.8 selalu 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 125 Diagram 4.45 Dapat dilihat di tabel 4.50 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_12 yaitu tentang “orang tua saya selalu menanyakan PR setelah pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu dengan persentase 22.2%,5 orang menjawab sering dengan persentase 13.9%,12 orang emnjawab kadangkadang dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 30.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 kadang-kadang orang tua responden menanyakan PR setelah pulang sekolah. Indikator keteraturan dalam berkomunikasi bahwa kesamaan atau ekgiatan yang beberapa kali seperti menanyakan Pr setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut orang tua hanya tugas sehingga mereka tidak perlu memeriksa kembali perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah. Kebanyakan orang tua juga 126 jarang menanyakan PR setelah pulang sekolah, karena kebanyakan siswa langsung bermain setelah pulang sekolah. PR baru akan ditanyakan oleh orang tua saat mereka belajar. Tabel 4.54 Orang tua membantu menyelesaikan maslah X13 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 2 5.6 5.6 5.6 sering 14 38.9 38.9 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.46 Dapat dilihat di tabel 4.51 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_13 yaitu tentang “setiap ada masalah di sekolah, orang tua saya membantu menyelesaikan maslah tersebut” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 127 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%,14 orang menjawab sering dengan persentase 38.9%, 2 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 5.6%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dengan.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 55.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu member tahu kepada orang tua masing-masing jika ada masalah di sekolah. Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak.Berdasarkan hasil di atas , mayoritas orang tua mereka sering membantu menyelsaikan masalah anak tersebutr, di samping itu juga orang tua sangat menyayangi anaknya . Alangkah baniknya menyelesaikan masalah jika di sekolah dengan guru mereka.karena bagaimaanpun orang tua tidak tahu kesalahannya di siapa. Tabel.4.55 Orang tua akan marah saat mendapat nilai jelek X14 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6 kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7 sering 12 33.3 33.3 50.0 selalu 18 50.0 50.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 128 Diagram 4.47 Dapat dilihat di tabel 4.52 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_14 yaitu tentang “orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai jelek setiap ada masalah di sekolah,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%,12 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%,4 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%, dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% orang tua responden selalu marah jika mendapatkan nilai jelek. Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak. Dalam pola komunikasi ini , mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden aakan di 129 maarahi jika nilai jelek. Keberhasilan pendidikan anak mendapat nilai baik untuk orang tua. Tabel 4.56 Orang tua sering menegur dan memberi jalan keluar X15 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak pernah 9 25.0 25.0 25.0 kadang-kadang 8 22.2 22.2 47.2 sering 10 27.8 27.8 75.0 selalu 9 25.0 25.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.48 Dapat dilihat di tabel 4.53 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_15 yaitu tentang “orang tua saya sering menegur saya dan memberi jalan keluar,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang 130 dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 25.0%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 27.8 %,8 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 22.2%, dan 9 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 25.0%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 52.8% sering di tegur oleh orang tua mereka daan member jalan keluar. Menurut Yusuf (2001:56) Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orangtua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola komunikasi otoriter mempunyai aturan–aturan yang kaku dari orangtua. Dalam pola komunikasi ini sikap penerimaan rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum, bersikap mengkomando, mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku atau keras, cenderung emosinal dan bersikap menolak. Biasanya anak akan merasa mudah tersinggung, penakut, pemurung dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas serta tidak bersahabat. Tabel.4.57 Orang tua memberi tahu manfaat guna/belajar X16 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 1 2.8 2.8 2.8 sering 15 41.7 41.7 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0 131 Diagram 4.49 Dapat dilihat di tabel 4.54 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_16 yaitu tentang “orang tua saya member tahu manfaat atau gunanya belajar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%,1orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 2.8%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 91.3% sering diberitahu manfaat atau gunanya belajar. Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas tanggapan responden mayoritas orang tua sering memberi tahu manfaat gunanya belajar karena belajar sangat 132 penting untuk anak di usia sekarang. Karena jika tidak di beritahu anak tidak tahu apa gunanya belajar. Tabel 4.58 Orang tua memberikan motivasi dalam belajar X17 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent tidak pernah 4 11.1 11.1 11.1 kadang-kadang 7 19.4 19.4 30.6 sering 6 16.7 16.7 47.2 selalu 19 52.8 52.8 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.50 Dapat dilihat di tabel 4.55 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_17 yaitu tentang “orang tua saya memberikan motivasi saya dalam 133 belajar.”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 6 orang menjawab sering dengan persentase 16.7%,7 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 19.4%, dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 11.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 69.5% sering diberitahu manfaat atau gunanya belajar. Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin seperti kondisi di atas adalah komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Menurut Djamarah (2004:159) Ketika orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah yang memulai pembicara.Berdasarkan hasil di atas,mayoritas tanggapan responden diberi motivasi dalam belajar oleh orang tuanya karena motivasi dari orang tua begitu penting dalam diri anak. Dan Tidak ada yang mengaku tidak pernah, karena kebanyakan orang tua pasti memberikan motivasi untuk anak. Tabel 4.59 Orang tua memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik X18 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent kadang-kadang 6 16.7 16.7 16.7 Sering 9 25.0 25.0 41.7 Selalu 21 58.3 58.3 100.0 Total 36 100.0 100.0 134 Diagram 4.51 Dapat dilihat di tabel 4.56 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_18 yaitu tentang “orang tua saya memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab selalu dengan persentase 58.3%,9 orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,6 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 16.7%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% sering diberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik. Indikator tingkat kedalaman pesan Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi.Kemudian anak selalu berkata jujur, dan tidak menutupi-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan seterusnya .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapann responden memberikan 135 penjelaan tentang perbuatan yang baik dan benar.agar di masa remaja mereka mereka tidak salah pergaulan. 4.4.5 Tanggapan Responden Motivasi Belajar SDn 2 Tabel 4.60 Belajar karena ingin orang tua bahagia Y1 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 11 30.6 30.6 30.6 tidak setuju 12 33.3 33.3 63.9 sangat setuju 5 13.9 13.9 77.8 Setuju 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.52 136 Dapat dilihat di tabel 4.57 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_1 yaitu tentang “saya belajar karena ingin oang tua saya bahagia”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab setuju dengan persentase 22.2%,5 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%,12 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju denga pernyataan ini. Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden ingin membahagiakan orang tuanya dengan belajar. Karena orang tua pasti bahagia melihat anaknya belajar terus menerus Tabel 4.61 Bertanya kepada orang tua ketika mengerjakan PR Y2 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 5.6 5.6 5.6 tidak setuju 11 30.6 30.6 36.1 sangat setuju 11 30.6 30.6 66.7 setuju 12 33.3 33.3 100.0 Total 36 100.0 100.0 137 Diagram 4.53 Dapat dilihat di tabel 4.58 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_2 yaitu tentang “ketika mengerjakan PR, saya bertanya kepada oran tua”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab setuju dengan persentase 33.3%,11 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 30.6%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% setuju dengan pernyataan ini. Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan 138 kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan. Tabel 4.62 Dalam mengerjakan tugas sekolah dibantu orang tua Y3 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 5.6 5.6 5.6 tidak setuju 11 30.6 30.6 36.1 sangat setuju 11 30.6 30.6 66.7 Setuju 12 33.3 33.3 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.54 Dapat dilihat di tabel 4.59 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_3 yaitu tentang “saya dibantu orang tua dalam mengerjakan tugas sekolah”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab setuju dengan persentase 33.3%,11 139 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 30.6%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% setuju dengan pernyataan ini. Indicator hubungan interpersonal dalam Motivasi yang timbul sesuai dengan hasil penelitian di atas merupakan motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar. Tabel 4.63 Mengikut bimbel sekolah Y4 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 5.6 5.6 5.6 tidak setuju 10 27.8 27.8 33.3 sangat setuju 11 30.6 30.6 63.9 setuju 13 36.1 36.1 100.0 Total 36 100.0 100.0 140 Diagram 4.55 Dapat dilihat di tabel 4.60 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_4 yaitu tentang “saya mengikuti bimbel di luar sekolah agar saya dapat banyak pengetahuan”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab setuju dengan persentase 36.1%,11 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,10 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 27.8%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 66.7% setuju dengan pernyataan ini. Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayroitas taanggapan responden tidak setuju 141 jika mengikuti bimbel dapat banyak pengetahuan,. Kemungkunina tanpa bimbel mereka dapat belajar dari orang tuanya dan lebih. Tabel 4.64 Ingin mencapai nilai yang baik Y5 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 10 27.8 27.8 27.8 tidak setuju 5 13.9 13.9 41.7 sangat setuju 15 41.7 41.7 83.3 setuju 6 16.7 16.7 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.56 Dapat dilihat di tabel 4.61 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_5 yaitu tentang “saya ingin mencapai nilai yang baik”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, 142 sebanyak 6 orang menjawab setuju dengan persentase 16.7%,15 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 41.7%,5 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 13.9%, dan 10 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 27.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 58.4% setuju dengan pernyataan ini. Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar.Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden ingin mencapai nilai yang baik, kemungkinan anak tersbut senang belajar dan di dukung oleh orang tua mereka dalam belajar. Tabel 4.65 Ingin menjadi juara kelas Y6 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 12 33.3 33.3 33.3 tidak setuju 11 30.6 30.6 63.9 sangat setuju 4 11.1 11.1 75.0 Setuju 9 25.0 25.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 143 Diagram 4.57 Dapat dilihat di tabel 4.62 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_6 yaitu tentang “saya ingin menjadi juara kelas”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab setuju dengan persentase 25.0%,4 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 11.1%,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 30.6%, dan 12 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 33.3%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan ini. Siswa mempunyai motivasi belajar yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan haasil di atas tanggapan responden tidak ingin menjadi juara kelas. Kemungkinan tidak mau karena mereka malas belajar. 144 Tabel 4.66 Mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman Y7 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 11 30.6 30.6 30.6 tidak setuju 12 33.3 33.3 63.9 sangat setuju 5 13.9 13.9 77.8 setuju 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.58 Dapat dilihat di tabel 4.63 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_7 yaitu tentang “keika ulangan, saya mengerjakan sendiri tapa menontek teman”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab setuju dengan persentase 22.2%,5 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%,12 orang 145 menjawab tidak setuju dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan ini. Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan bahwa Konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengungkapkan salah satu tanggung jawaab adalah tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Berdasarkan hasil diatas, mayoritas responden mengakui bahwa ulangan mencontek. Hal ini disebabkan karena seblum ujian tidak emmbaca buku dan mengandalkan teman sebangkunya. Tabel 4.67 Masuk kelas dengan tepat waktu Y8 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 5.6 5.6 5.6 tidak setuju 9 25.0 25.0 30.6 sangat setuju 3 8.3 8.3 38.9 Setuju 22 61.1 61.1 100.0 Total 36 100.0 100.0 146 Diagram 4.59 Dapat dilihat di tabel 4.64 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_8 yaitu tentang “saya masuk eklas dengan tepat waktu”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 22 orang menjawab setuju dengan persentase 61.1%,3 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 8.3%,9 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 25.0%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 61.1% setuju dengan pernyataan ini. Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan , konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998 salah satu aspeknya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai siswa 147 tidak boleh telat masuk kelas. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas responden tidak ingin telat masuk , dikarenakan jika telat tidak dapat mengikuti belajar dalam kelas Tabel 4.68 Menerima konsekuensi jika bersalah Y9 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 9 25.0 25.0 25.0 tidak setuju 16 44.4 44.4 69.4 sangat setuju 5 13.9 13.9 83.3 Setuju 6 16.7 16.7 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.60 Dapat dilihat di tabel 4.65 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_9 yaitu tentang “saya menerima konsekuensi jka merasa bersalah”dari 148 seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 6 orang menjawab setuju dengan persentase 16.7%,5 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%, 16 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 44.4%, dan 9 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 44.4% tidak setuju dengan pernyataan ini. Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan konsekuensi dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah. Berdasrkan ahsil di atas mayoritas tanggapan responden menerima konsekuensi jika bersalah , karena sebagai anak yang baik berani berbuat dan harus pula menerima konsekuensinya agar tidak terulang kembali. Tabel 4.69 Memperbaiki nilai ulangan yang jelek di masa mendatang Y10 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 11 30.6 30.6 30.6 tidak setuju 12 33.3 33.3 63.9 sangat setuju 5 13.9 13.9 77.8 setuju 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 149 Diagram 4.61 Dapat dilihat di tabel 4.66 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_10 yaitu tentang “jika nilai ulangan jelek, saya akan mempebaikinya di masa mendatang”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab setuju dengan persentase 22.2%,5 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%, 12 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan ini. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas 150 tanggapan responden tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki nilai atau remedial . Tabel 4.70 Tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oeleh teman Y11 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 1 2.8 2.8 2.8 tidak setuju 7 19.4 19.4 22.2 sangat setuju 2 5.6 5.6 27.8 Setuju 26 72.2 72.2 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.62 Dapat dilihat di tabel 4.67 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_11 yaitu tentang “saya tertantang menegrjakan soal yang di anggap sulit oleh teman”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang 151 dengan persentase 100%, sebanyak 26 orang menjawab setuju dengan persentase 72.2%,2 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 5.6%, 7 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 19.4%, dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 2.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 72.2% setuju dengan pernyataan ini. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden terantang mengerjakan soal yang sulit, karena mereka ingin membuktikan bahwa soal yang diberi oleh guru itu mudah dan menguji kemampuan mereka juga. Tabel 4.71 Membantu teman jika mengalami PR yang sulit Y12 Cumulative Valid Frequency Percent Valid Percent Percent sangat tidak setuju 2 5.6 5.6 5.6 tidak setuju 10 27.8 27.8 33.3 sangat setuju 6 16.7 16.7 50.0 Setuju 18 50.0 50.0 100.0 Total 36 100.0 100.0 152 Diagram 4.63 Dapat dilihat di tabel 4.68 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan y_12 yaitu tentang “saya membantu teman saya jika mengalami PR yang sulit” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase 50.0%,6 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 16.7%,10 orang menjawab tidak setuju dengan persentase 27.8%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0% setuju dengan pernyataan ini. Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden membantu temannya jika mengalami Pr yang sulit, Hal ini 153 disebabkan ada kemajuan terhadap responden karena memiliki kemapuan belajar yang tinggi dan sesame teman sebaiknya membantu. 4.5 Pengujian Data Stattistik 4.5.1 Analisis Deskriptif Data Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pernyataan di setiap variabel (X) an Vaiabel (Y), maka penulis mengukur berapa besar persentase di masing-masing variabel sebagai berikut. 1. Analisis deskriptif variabel X (Intansitas Komunikasi Orang Tua Sdn 1) %= x 100% %= %= x 100% x 100% = 75.56% Perhitungan diatas menunjukkan bahwa intensitas komunikasi orang tua di Sdn 1menghasilkan persentase sebesar 75.56,% . Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik 2. Analisis deskriptif variabel X (Intansitas Komunikasi Orang Tua Sdn 2) %= %= %= x 100% x 100% x 100% 154 = 76.43% Perhitungan diatas menunjukkan bahwa intensitas komunikasi orang tua di Sdn 2 menghasilkan persentase sebesar 76.3% . Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik. 3. Analisis deskriptif variabel Y (Motivasi Belajar Sdn 1) %= x 100% %= %= x 100% x 100% = 91.78% Perhitungan diatas menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Anak di Sdn 1 menghasilkan persentase sebesar 91.78% . Hal ini masuk dalam kriteria yang Sangat Baik. 4. Analisis deskriptif variabel Y (Motivasi Belajar Sdn 2) %= x 100% %= %= x 100% x 100% = 67.60% Perhitungan diatas menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Anak di Sdn 2 menghasilkan persentase sebesar 67.60% .Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik. 155 4.5.2 Hasil Uji Nomalitas Data Analisis One-Simple Kolmogorov Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu varibael dengan distribusi tertentu secara teoritis. Ketentuan uji normalitas data menutut Wahyu Agung antaa lain sebagai berikut : a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) < 0.05 maka d ata tidak berdistribusi normal. b. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada seluruh variabel x (Intensitas Komunikasi Orang Tua) dengan variabel y (Motiasi Belajar Anak) dapat dilihat di tabel dibawah ini. dapat dilihat pada tabel Kolmogorov Smirnov. Tabel 4.72 Uji Normalitas Data SDN 1 dan Sdn 2 Parungsari One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 78 a Most Extreme Differences Mean .0000000 Std. Deviation 7.05358009 Absolute .089 Positive .055 Negative -.089 Kolmogorov-Smirnov Z .785 Asymp. Sig. (2-tailed) .568 a. Test distribution is Normal. 156 Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menguji nilai Residual dari variabel X Sdn 1 dan Sdn 2 dan Y Sdn 1 dan Sdn 2 terlihat bahwa nilai Sign pada tabel 4.69 di kolom Asymp Sig (2-tailed) adalah 0.568. dapat disimpulkan 0.568> 0.05 maka data berdistribusi normal 4.5.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi Sebelum mengetahui adanya pengaruh dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji adanya hubungan antara variabel x dengan avriabel y menggunakan uji korelasi. Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval lainnnya digunakan rumus atau teknik statistik Product Moment Correlation dengan menggunakan aplikasi program SPSS 22. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara “Pengauh Intensitas Komuniaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak di Rumah (Studi Pada siswa kelas 6 Sdn 1 dan Sdn 2 Parungsari Lebak)” dapat dilihat dari output Spss pada tabel 4.70 di bawah ini : 157 Tabel 4.73 Correlations Intensitas_SDN_1 Pearson Correlation Intensitas_SDN Motivasi_SDN_ _1 1 1 .606 ** Sig. (2-tailed) Motivasi_SDN_1 .000 N 42 42 Pearson Correlation .606 Sig. (2-tailed) .000 N 42 ** 1 42 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari tabel diatas apat dijelaskan bahwa huungan antara variabel “Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap “dengan “Motivasi Belajar Anak di Sdn 1 adalah sebesar 0,606. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Kuat, karena berada pada interval korelasi 0,60-0,799 seperti yang tercantum pada tabel 3.2 Interval Koefisien Korelasi. 158 Tabel 4.74 Correlations Intensitas_SDN_2 Pearson Correlation Intensitas_SDN Motivasi_SDN_ _2 2 1 .728 ** Sig. (2-tailed) Motivasi_SDN_2 .000 N 36 36 Pearson Correlation .728 Sig. (2-tailed) .000 N 36 ** 1 36 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari tabel diatas apat dijelaskan bahwa huungan antara variabel “Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap “dengan “Motivasi Belajar Anak di Sdn 2 adalah sebesar 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Kuat, karena berada pada interval korelasi 0,60-0,799 seperti yang tercantum pada tabel 3.2 Interval Koefisien Korelasi. Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan arah yang sama pada hubunga antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar, maka variabel 2 akan semakin bear pula. Signifikan hubungan dua variabel tersebut dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : Jika probablitas < (lebih kecil dari) 0,05 maka hubungan antar kedua variabel adalah signifikan. 159 Jika probablitas > (lebih besar dari) 0,05 maka hubungan antar kedua variabel adalah tiak signifikan. Pada tabel terlihat angka probalitas hubungan antar variabel “Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua” dengan “Motivasi Belajar Anak Di Rumah” adalah sebesar 0,00 angka probablitas antar variabel dinilai signifikan. 4.5.4 Hasil Pengujian Regresi dan Signifikansi Uji regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelinieran antara variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti menggunakan SPSS 22 sebagai alat untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.75 Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 17.395 4.276 Intensitas_SDN_1 .374 .078 Model 1 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1 .606 t Sig. 4.068 .000 4.816 .000 160 Grafik 4.1 Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + Bx Y = 17.395 + 0.374 X Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai konstanta (a) sebesar 17.395 yang artinya jika tidak ada intensitas komunikasi orang tua maka besar motivasi belajar anak di rumah yang dihasilkan 161 tetap positif yaitu 17.395. b. Nilai koefisien regresi variabel X (intesnitas komuniaksi orang tua ) memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,374 yang artinya semakin tinggi nilai vaiabel X (intensitas komunikasi orang tua ) di Sdn 1 maka akan semakin tinggi pula nilai Y (motivasi belajar anak) c. Grafik 4.1 menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif, yaitu ketika nilai X (intensitas komunikasi orang tua) di Sdn 1 naik, maka akan diikuti oleh kenaikann nilai variabel Y (motivasi belajar anak). d. Pada tabel 4.72 dapat dilihat bahwa pada kolom sig. variabel X (intesnitas komuniasi orang tua) mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua (X) terhadap Motivai Belajar Anak (Y). Tabel 4.76 Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) .187 5.287 Intensitas_SDN_2 .586 .095 Model 1 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2 .728 t Sig. .035 .972 6.195 .000 162 Grafik 4.2 Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + Bx Y = 187+ 0.586 X Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai konstanta (a) sebesar 187 yang artinya jika tidak ada intensitas komunikasi orang tua maka besar motivasi belajar anak di rumah yang dihasilkan tetap positif yaitu 187. 163 b. Nilai koefisien regresi variabel X (intesnitas komuniaksi orang tua ) memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,374 yang artinya semakin tinggi nilai vaiabel X (intensitas komunikasi orang tua ) di Sdn 2 maka akan semakin tinggi pula nilai Y (motivasi belajar anak) c. Grafik 4.2 menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif, yaitu ketika nilai X (intensitas komunikasi orang tua) di Sdn 2 naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (motivasi belajar anak). d. Pada tabel 4.73 dapat dilihat bahwa pada kolom sig. variabel X (intesnitas komuniasi orang tua) mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua (X) terhadap Motivasi Blejar Anak (Y). 4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Uji T dan Signifikansi Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukann dengan menggunakan uji T dan Uji F. Dimana Uji T dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi pada masing-masing variabel intensitas komunikasi orang tua dengan variabel motivasi belajar. 1. Uji T Sdn 1 Tahap selanjutnya yaitu menguji signifikansi hubungan atau t hitung antar variabel penelitian yaitu Intesnitas Komunikasi Oang Tua (X) dan Motivasi Belajar Anak (Y). Perhitungannya sebagai berikut: 164 Tabel 4.77 Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 17.395 4.276 .374 .078 Intensitas_SDN_1 Coefficients Beta t .606 Sig. 4.068 .000 4.816 .000 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1 Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independen adalah Intesnitas Komunikasi Orang Tua (X) dan variabel dependennya adalah Motivasi Blajar Anak (Variabel Y). Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap Motivai Belajar Anak. Ha: Terdapat Pengaruh antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak. b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS 22 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel coefficents. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah sebesar 4.816 c. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 1 pihak menggunakan taraf signifikansi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df)=n – k, df= 421=41, derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel responden dalam 165 penelitian yaitu 41 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel didapat adalah sebesar 2,020. d. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut: - Apabila t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima - Apabila t hitung< t tabel maka Ho diterimadan Ha ditolak Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t hitung (4816) > t tabel (2020). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.Artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tuaterhadap Motivasi Belajar Anak di rumah. Pengaruh yang ada besifat positif dan signifikan. 2. Uji T Sdn 2 Tabel 4.78 Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) .187 5.287 Intensitas_SDN_2 .586 .095 Coefficients Beta t .728 Sig. .035 .972 6.195 .000 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2 Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independen adalah Intesnitas Komunikasi Orang Tua (X) dan variabel dependennya adalah Motivasi Blajar Anak (Variabel Y). 166 Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap Motivai Belajar Anak. Ha: Terdapat Pengaruh antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak. b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS 22 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel coefficents. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah sebesar 6.195 e. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 1 pihak menggunakan taraf signifikansi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df)=n – k, df= 361=35, derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel responden dalam penelitian yaitu 35 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel didapat adalah sebesar 2.030. f. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut: - Apabila t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima - Apabila t hitung< t tabel maka Ho diterimadan Ha ditolak Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t hitung (6195) > t tabel (2030). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.Artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak di rumah. Pengaruh yang ada besifat positif dan signifikan. 167 4.5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Uji F dan Signifikansi Tabel 4.79 a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 383.739 1 383.739 Residual 661.880 40 16.547 1045.619 41 Total F 23.191 Sig. b .000 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1 b. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_1 Pada tabel 4.76 di atas dapat diketahui bahwa variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn 1 mampu menjelaskan perubahan pada variabel motivasi belajar p. Hal ini dilihat dari nilai Fhitung sebesar 23.191 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 (<0.05). Sedangkan nilai Ftabel pada penelitian ini adalah sebesar 4.08 diperoleh dari df1=k-1 (2-1=1), df2=n-k (42-2=40) dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Mengacu pada ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, Ha diterima dan artinya signifikan. Perbandingan nilai Fhitung pada penelitian ini adalah 23.191 > 4.08 yang menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima atau berarti “terdapat hubungan variabel intensitas komunikasi orang tua terhadap variabel motivasi belajar anak di rumah. Tabel 4.80 a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 1156.317 1 1156.317 Residual 1024.572 34 30.134 Total 2180.889 35 a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2 b. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_2 F 38.372 Sig. b .000 168 Pada tabel 4.77 di atas dapat diketahui bahwa variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn 2 mampu menjelaskan perubahan pada variabel motivasi belajar . Hal ini dilihat dari nilai Fhitung sebesar 38.372 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 (<0.05). Sedangkan nilai Ftabel pada penelitian ini adalah sebesar 4.08 diperoleh dari df1=k-1 (2-1=1), df2=n-k (36-2=34) dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Mengacu pada ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, Ha diterima dan artinya signifikan. Perbandingan nilai Fhitung pada penelitian ini adalah 38.372>4.13 yang menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima atau berarti “terdapat hubungan variabel intensitas komunikasi orang tua terhadap variabel motivasi belajar anak di rumah. 4.5.7 Hasil Pengujian Koefisien determinasi 1. Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Y (SDN 1) Tabel 4.81 Model Summary Model 1 R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a .606 b .367 .351 4.068 a. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_1 b. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1 Untuk menghitung besarnya pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajr anak di rumah , kita menggunakan nilai R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.72 atau juga dapat dihitung secara manual 169 dengan melihat nilai R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.6062 x 100% KD = 0.367 x 100% KD = 36.7% Hal ini menunujukan besarnya pengaruh variabel X (intensitas komunikasi orang tua ) Sdn 1 terhadap motivasi belajar sebesar 36.7%. sisanya 100% - 36.7% = 63.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. 2. Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Y (SDN 2) Tabel 4.82 Model Summary Model 1 R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a .728 b .530 .516 5.489 a. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_2 b. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2 Untuk menghitung besarnya pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajr anak di rumah , kita menggunakan nilai R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.73 atau juga dapat dihitung secara manual dengan melihat nilai R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: 170 KD = r2 x 100% KD = 0.7282 x 100% KD = 0.530 x 100% KD = 53% Hal ini menunujukan besarnya pengaruh variabel X (intensitas komunikasi orang tua ) Sdn 2 terhadap motivasi belajar sebesar 53%. sisanya 100% - 53% = 47% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. 4.3 Pembahasan Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (2-tailed), diketahui bahwa koefisien korelasi yang diperoleh r = 0,611 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (P < 0,05 ). Hasil tersebut menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar anak diterima. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar anak. Hal ini berarti jika seorang siswa/siswi memiliki intensitas komunikasi dengan orang tua, maka akan menghasilkan motivasi belajar yang tinggi. Sebaliknya jika seorang siswa/siswi kurang memiliki intensitas komunikasi dengan orang tua maka akan menghasilkan motivasi belajar yang rendah. 171 Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hodijah (2012) yang menyatakan ada korelasi positif yang signifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. Bahkan dari sini anak tidak hanya dapat belajar, namun juga menghargai dan menikmati arti belajar. Sementara itu Ziti Zulaekhah (2014) mengemukakan terdapat hubungan pola komunikasi orangtua dengan prestasi akademik anak. Pola komunikasi orang tua berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar. Berdasarkan uji regresi yang dilakukan diperoleh nilai koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,373 atau 37,30%. Hal ini menunjukan bahwa variabel yang diteliti yaitu intensitas komunikasi orang tua memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 37,30% sedangkan sisanya dipengaruhi variabel yang tidak diteliti (variabel pengganggu). Pengaruh dari intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar anak merupakan motivasi ekstrinsik atau pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (2004:90-91) adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dalam belajar tidak hanya memperhatikan berbagai kondisi internal siswa, tetapi juga memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti aspek sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman. Aspek budaya dan adat istiadat serta aspek lingkungan fisik, misalnya rumah dan suhu udara. Sedangkan pengaruh lain yang menimbulkan motivasi belajar anak meningkat adalah fakor instrinsik yaitu pengaruh dari dalam diri siswa sendiri. Faktor tersebut salah satunya adalah karena ingin mencapai nilai minimum. 172 Nilai minimum tersebut berbeda tiap mata pelajaran. Apabila siswa belum mencapai nilai minimum tersebut, maka diharuskan mengikuti remidial atau pengulangan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan sampai mencapai nilai minimum tersebut. Adanya syarat kelulusan yang tinggi kemungkinan bisa menjadi motivasi belajar bagi siswa. Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam diri sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diragsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan seusuatu. Pada motivasi intrinik “tidak ada sasaran tertentu, dan karenanya nampak lebih sesuai dengan dorongan asli yang murni untuk mengetahui serta melakukan sesuatu (aktivitas) (Nolker dan Schienfeldt, 1988:4). 173 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Intensitas komunikasi Orang Tua (Variabel X) memiliki nilai presentase sebesar 75.56% dan 76.43%, artinya bahwa Intensitas Komunikasi Orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat dikategorikan Sangat Baik. 2. Motivasi Belajar Anak (VaribelY) memiliki nilai sebesar presentase sebesar 91.78% dan 67.6%, artinya bahwa motivasi belajar anak sdn 1 dan sdn 2 ini dapat dikategorikan Sangat Baik dan Baik. 3. Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap otivasi belajar anak di rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat dan sisanya di pengaruhi oleh faktor lain. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain: 1. Orang tua perlu memperhatikan aspek-aspek intensitas komunikasi seperti keterbukaan, pengertian, kejujuran, kepercayaan serta dukungan untuk menciptakan intensitas komunikasi yang mendalam antara orang tua dan anak sehingga selalu tercipta hubungan harmonis antara keduanya. 173 174 2. Agar peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar di luar faktor intensitas komunikasi, seperti faktor sekolah, budaya, dan juga individu itu sendiri. 3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba meneliti sekolah di jenjang yang lain seperti SMP dan SMA. 175 DAFTAR PUSTAKA Burhan, Bungin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta, hlm 132. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak. 2016. Rekapitulasi Data Pendidikan di Kabupaten Lebak. Diakses dari http://lebak.siap-online.com/, pada 24 Agustus 2016 pada 18.23 WIB Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga : sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta Elvinaro, Ardianto. 2010. Metode Penelitian Untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitiatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm 47. Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan, Malayu SP. 1996. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Toko Gunung Agung. Indrakusuma, Amir Daien.1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional Junaidi. 2013. Pengaruh Kumunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam Meningkaatkan Prestasi Belajar Anak si SMA N 4 Samarinda Seberang. eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (1) : 442 – 455 176 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repbulik Indonesia. 2015. Pemerintah Siapkan Perangkat untuk Wajib Belajar 12 Tahun. Diakses dari http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/12/pemerintah-siapkanperangkat-untuk-wajib-belajar-12-tahun-4930-4930-4930, pada 22 Juli 2016 pukul 16.55 WIB. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repbulik Indonesia. 2015. Sekolah Dasar. Diakses dari http://www.kemdikbud.go.id/main/sekolah-dasar, , pada 22 Juli 2016 pukul 17.56 WIB. Kurniawati,Rd.Nia Kania.2014. Komunikasi AntarPribadi ; Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu Manuhutu, Silvia. 2015. Analisis Motivasi Belajar Internal Siswa Program Akselerasi Kelas VIII SMP Neger 6 Ambon. ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 104-115 Masri, Singaribun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Nolker, Helmut, dan Eberhard Schienfeldt. 1988.Pendidikan Kejuruan: Pengajaran, Kurikulum, Perecanaan. Alih Bahasa: Agus Setiadi. Jakarta: PT Gramedia Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah.2008. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 177 Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta Ridwan. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah atau Swasta (Bandung: Alfabeta, 2004), hal 56. Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.. Rusady, Ruslan. 2008. Pengaruh Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada) hlm 22. Sanapiah, Faisal. 2001. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada) hlm 20-21. Sardiman A.M. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sari, Afrina. 2012. Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Kreativitas Belajar Siswa SMP N 19 Bekasi Provinsi Jawa Barat Solichin, Mohammad Muchlis.2006. Belajar dan Mengajar dalam Pandangan Al Ghazali. Tadrîs. Volume 1. Nomor 2. 2006 hal 139-154 Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito, Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta, hlm 80-81. 178 Sugiono. 2012. Ilmu Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Sugiono. 2012.Satistika Untuk PenelitianBandung: Alfabeta Triton. 2006. Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan Watuliu, Jenifer. 2015. Peranan Komunikasi Keluarga dalam Meningkatkan Belajar Siswa SMU di Desa Warukapas Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. e-journal “Acta Diurna” Volume IV. No.4. Tahun 2015 Zulaekhah, Siti dan Zubaidah. 2014. Hubungan Pola Komunikasi Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak dan Prestasi Akademik Anak Usia Sekolah. Dalam Jurnal Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Diponegoro 179 LAMPIRAN 180 LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN 181 182 183 LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI 184 SDN 1 PARUNGSARI 185 SDN 2 PARUNGSARI 186 LAMPIRAN 3 KUESIONER 187 LEMBAR KUESIONER Responden Yth, Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA yang sedang melakukan penelitian SKRIPSI mengenai Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak (studi pada kelas 6 SDN 1 & SDN 2 ParungsariRangkasbitung). Saya mohon kesediaan dan partispasi responden untuk mengisi kuesioner ini dengan baik dan apa adanya. Mohon diisi dengan lengkap dan teliti A. DATA RESPONDEN Usia : Jenis Kelamin : Hobi : B. PETUNJUK PENGISIAN Responden diharapkan merespon atau menjawab pernyataan dibawah ini dengan sejujurnya dan mebubuhkan tanda silang (X) atau lingkaran (O) pada alternatif jawaban yang di anggap paling tepat. Variabel X Frekuensi 1. Saya sering berkomunikasi dengan orang tua saya setiap hari a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 188 2. Orang tua saya selalu meminta belajar setiap hari a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 3. Orang tua saya selalu menegur ketika saya malas belajar a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah Durasi 4. Saya bertanya tentang tugas sekolah, a.Selalu pekerjaan rumah kepada orang tua 2 jam b.Sering sehari c.Kadang-kadang d.TidakPernah 5. Orang tua saya mengajak saya berbicara selaam 30 menit saat saya pulang sekolah a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.TidakPernah 6. Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya belajar 3 jam sehari a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.TidakPernah Perhatiansaatberkomunikasi 7. Orang tuasaya focus kepada saya dalam hal pelajaran sekolah a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang 189 d.Tidak Pernah 8. Orang tua meminta supaya saya menjadi a.Selalu anak yang rajin b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 9. Orang tua saya marah jika tidak belajar a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 10. Sayasetiapwaktuselalubertanyakepada orang tua a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 11. Sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu memeriksa perlengkapan sekolah saya a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.TidakPernah 12. Orang tua saya selalu menayakan PR setelah pulang sekolah a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 190 Tingkat keluasan pesan 13. Setiap ada masalah di sekolah, orang tua a.Selalu saya membantu menyelesaikan masalah b.Sering tersebut c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 14. Orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai jelek a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 15. Orang tua saya serring menegur saya dan member jalan keluar a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah Tingkat Kedalaman Pesan 16. Orang tua saya memberitahu manfaat/gunanya belajar a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.TidakPernah 17. Orang tua saya memberikan penejlasan tentang perbuatan yang baik a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah 191 18. Orang tua saya memberikan penjejlasan tentang perbuatan yang baik a.Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d.Tidak Pernah Variabel Y Hubungan Interpersonal 1. Saya belajar karena ingin orang tua saya bahagia a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 2. Ketika mengerjakan PR, saya bertanya kepada orang tua a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 3. Saya dibantu orang tua dalam mengerjakan tugas sekolah a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju Prestasi yang dicapai 4. Saya mengikuti bimbel diluar sekolah agar saya dapat banyak pengetahuan a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak 192 Setuju 5. Saya ingin mencapai nilai yang baik a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 6. Saya ingin menjadi juara kelas a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju Tanggung jawab 7. Ketika ulangan, saya mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 8. Saya masuk kelas dengan tepat waktu a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 9. Saya menerima konsekuensi jika saya merasa bersalah a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju Kemajuan 10. Jika nilai ulangan jelek, saya akan memperbaikinya di masa mendatang a.Setuju b.SangatSetuju 193 c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 11. Saya tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oleh teman a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 12. Saya membantu teman saya jika mengalami Pr yang sulit a.Setuju b.SangatSetuju c.TidakSetuju d.SangatTidak Setuju 194 LAMPIRAN 4 DATA JAWABAN RESPONDEN 195 no resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 1 4 2 2 1 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 1 1 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 1 1 3 4 2 3 4 2 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 4 4 1 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 2 3 3 6 2 1 1 1 4 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 1 2 1 3 2 1 2 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 no butir pertanyaan x sdn 1 1 1 1 1 7 8 9 0 1 2 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 2 2 4 3 1 1 1 1 1 2 2 3 4 3 3 4 3 4 2 1 4 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 4 2 2 4 3 3 4 4 1 4 1 3 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 1 3 4 1 4 2 1 2 3 3 4 2 3 1 1 3 3 3 4 2 3 1 4 2 1 3 3 1 2 4 4 4 3 3 2 1 2 4 2 2 3 2 4 3 4 4 2 2 2 2 3 4 3 2 1 2 4 3 3 3 2 2 4 1 3 3 4 4 2 4 1 3 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 1 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 1 4 1 1 3 2 4 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 1 5 4 2 1 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 4 4 3 1 3 3 4 4 1 6 4 2 1 3 3 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 1 7 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 # 4 2 3 2 4 3 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 jumla h 65 43 37 41 62 41 49 52 49 61 56 62 55 56 66 62 66 54 65 58 45 52 47 43 43 44 56 49 54 55 50 53 49 63 56 63 57 56 67 196 40 41 42 no resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 1 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 3 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 2 1 3 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 1 no butir pertanyaan Y SDN 1 4 5 6 7 8 9 10 11 4 3 4 4 1 2 4 2 2 2 4 3 3 3 2 4 1 1 2 3 4 3 1 1 3 3 2 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 4 3 4 2 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 2 4 2 1 3 4 4 4 3 4 1 2 1 1 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 3 4 3 1 1 3 2 4 2 4 1 2 1 1 4 4 4 4 2 1 3 4 1 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 4 4 4 2 2 4 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 2 3 2 2 4 2 12 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 JML 36 35 22 37 41 26 38 41 32 37 33 37 38 39 46 44 44 37 45 46 39 38 36 39 36 36 36 33 38 37 36 43 36 37 42 4 4 4 4 4 2 4 4 4 63 67 53 197 36 37 38 39 40 41 42 2 2 4 4 4 2 4 no resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 4 3 4 3 4 4 3 1 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 1 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 2 3 2 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 1 4 4 3 1 4 2 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4 2 4 2 4 1 4 1 2 1 4 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 2 5 1 4 4 3 1 4 2 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 6 1 3 3 1 1 1 3 2 3 4 3 4 4 3 1 1 3 2 3 2 2 4 4 3 1 3 3 1 3 2 4 4 4 4 4 7 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 34 31 41 46 44 41 33 NO BUTIR PERTANYAAN X SDN 2 8 9 10 11 12 13 14 3 1 1 1 1 3 1 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 1 1 4 4 4 4 1 1 1 4 3 3 1 1 1 1 2 1 4 4 1 1 1 4 4 4 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 1 1 3 3 4 4 3 1 1 1 4 2 4 4 3 2 2 3 4 3 2 2 2 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 2 1 1 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 2 1 3 2 3 4 15 2 2 3 1 2 1 2 2 4 4 2 1 1 4 1 1 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 16 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 17 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 1 18 Jmlh 2 30 3 63 4 55 4 48 2 29 4 54 4 48 4 45 4 61 4 64 4 61 4 58 4 66 4 59 2 48 4 44 3 60 2 45 4 70 3 51 4 59 2 51 3 67 3 61 4 59 4 67 2 52 3 46 198 29 30 31 32 33 34 35 36 no resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 4 4 3 4 4 3 3 4 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 4 4 4 2 3 1 2 1 4 3 1 2 4 3 2 4 2 2 1 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 3 1 1 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 1 1 3 1 4 2 4 3 1 1 2 2 1 2 1 3 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 2 2 NO BUTIR PERTANYAAN Y SDN 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 1 1 3 1 1 1 3 4 1 1 1 3 1 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 2 3 2 1 2 1 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 4 2 2 4 3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 1 1 3 4 2 3 4 4 3 1 1 1 4 2 1 4 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 1 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 2 1 1 2 1 1 4 2 3 3 2 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 1 1 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 1 3 2 4 2 2 4 2 3 2 1 1 2 1 1 4 1 4 2 4 2 3 1 2 3 4 3 4 4 3 4 3 12 JML 1 13 1 35 2 18 3 26 2 19 3 20 4 29 4 32 2 30 3 31 2 39 4 42 4 40 4 35 4 34 4 30 4 37 4 31 4 45 4 40 4 29 4 32 4 46 4 37 4 32 4 45 3 33 3 29 2 22 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 1 4 1 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 1 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 48 69 61 64 59 52 46 61 199 30 31 32 33 34 35 36 4 2 4 2 3 1 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 1 1 3 4 2 4 3 1 1 2 4 2 4 2 3 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 3 1 2 4 2 4 2 3 1 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 2 43 30 42 29 33 27 33 200 LAMPIRAN 5 BUKU BIMBINGAN 201 202 203 LAMPIRAN 6 KARTU SIT IN 204