Studi Pada Siwa/I Kelas 6 SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari

advertisement
PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR ANAK DI RUMAH
Studi Pada Siwa/I Kelas 6 SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari
Lebak
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
(S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
MAYA
NIM.6662122388
KONSENTRASI HUMAS
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
i
i i
i
i
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak
akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”
Bismillah…
Skripsi ini ku persembahkan untuk Mama dan Bapak
tercinta yang telah berjuan dan berkorban membesarkan
ku, mendidil ku dan menyayangiku dengan tulus dan
penuh kesabaran, hingga aku menjadi seperti saat ini.
Terima kasih Ma Pak..
iv
ABSTRAK
Maya,NIM 6662122388. Skripsi. Pengaruh Intensitas Komunikasi Orangtua
Terhadap Motivasi Belajar Anak di Rumah (studi pada siswa kelas 6 SDN 1
dan SDN 2 Parungsari Lebak). Pembimbing I Dr.Rd. Nia Kania K. S.I.P.,
M.Si. dan Pembimbing II Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si.
Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang
terjadi saat berkomunikasi dengan orang.Dampak secara psikologis dengan adanya
intensitas komunikasi orang tua adalah Intensitas komunikasi secara mendalam
ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan saling percaya yang dapat
memunculkan suatu respon dalam bentuk perilaku atau tindakan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel
“Intensitas Komunikasi Orang Tua” terhadap “Motivasi Belajar Anak di
Rumah”.Teori dalam penelitian ini adalah Teori Hezberg. Teori ini menelaah
dorongan seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan..Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan
Sdn 2 Parungsari yaitu 78 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 78 sampel
responden. Sementara teknik sampling yang digunakan adalah Sampling jenuh.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn
1 menghasilkan nilai persentase sebesar 75,56%. Sementara Motivasi Belajar Anak
di Sdn 1 Parungsari menghasilkan nilai persentase sebesar 91,78% %. Sedangkan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel intensitas komunikasi orang tua Sdn
2 menghasilkan nilai persentase sebesar 76,43,%. Sementara Motivasi Belajar Anak
di Sdn 2 menghasilkan nilai persentase sebesar 67,60 %. Dari hasil uji analisis korelasi
dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Variabel “Intensitas Komunikasi Orang Tua
”dengan “Motivasi BelajarAnak di Rumah ” Sdn 1 adalah sebesar 0,606. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Tinggi,Sedangkan Intensitas
Komunikasi Orang Tua ”dengan “Motivasi Belajar Anak di Rumah” Sdn 2 adalah sebesar
0,728,. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Tinggi.
Kata Kunci: Intensitas Komunikasi,Motivasi Belajar
v
ABSTRACT
Maya, NIM 6662122388. Thesis. The Effect of Intensity Communication
Motivation Parents Against Children at Home (studies in grade 6 students at SDN
1 and 2 Parungsari Lebak). Supervisor I Dr.Rd. Nia Kania K. S.I.P., M.Si. and
Supervisor II Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si.
The intensity of communication is the depth and breadth of the message that occurs
when communicating with people. The impact of psychological intensity of
communication with their parents is the intensity of communication deeply marked
by honesty, openness and mutual trust that can bring a response in the form of
behavior or action. The purpose of this study was to determine how much influence
between the variables "Intensity Communication Parents" to "Motivation Children
at Home". The theory in this research is the theory Hezberg. This theory examines
the urge someone to try to achieve satisfaction and keep away from dissatisfaction.
The method used in this research is a quantitative method. The population in this
study were students in grade 6 Sdn 1 Parungsari and 2 Parungsari Sdn is 78 people.
Sample this study of 78 samples of respondents. While the sampling technique used
is saturated Sampling. Research results show that the variable intensity of parent
communication Sdn 1 produces a percentage value of 75.56%. While Motivation
Children Sdn 1 Parungsari yield percentage value 91.78%%. While the result shows
that the variable intensity of parent communication Sdn 2 yield 76.43 percentage
value,%. While Motivation Children Sdn 2 generates value percentage of 67.60%.
Correlation analysis of test results can be explained that the relationship between
the variables "Intensity Communication Parents" with "Motivation Children at
Home" Sdn 1 is equal to 0.606. This shows that the relationship between the two
variables High-value, while Intensity Communication Parents "with" Motivation
Children at Home "Sdn 2 amounted to 0.728 ,. This shows that the relationship
between the two variables High-value.
Keywords: Intensity Communication, Motivation
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan, berkat rahmat, nikmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“PENGARUH INTENSITAS
KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR ANAK DI RUMAH (Studi pada siswa/i kelas 6 SDN 1
Parungsari dan SDN 2 Parungsari Lebak)” ini. Penyususnan skripsi ini dimaksudkan
guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata (S1)
pada program studi Ilmu Komunikasi dalam konsentrasi Humas di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtyasa.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
penulis mengharpkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan skripsi
ini. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya dibantu oleh banyak pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih atas doa’nya, bimbingan, serta
motivasinya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtyasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtyasa.
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa.
vii
4. Ibu Dr. Rd. Nia Kania K. S.I.P., M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang
membimbing saya, memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Ronny Yudhi Septa Priana, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II skripsi
yang
membimbing
saya,
memberikan
arahan
serta
masukan
untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Ulivianna Restu H, S.Sos, M.I.kom selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Ibu Andin Nesia, S.IK., M.Ikom, selaku Ketua Penguji Sidang Skripsi.
8. Bapak Husnan Nurjuman, M.Si, selaku Dosen Penguji Skripsi.
9. Staff prodi Ilmu Komunikasi yang telah membantu kelancaran proses
pendaftaran sidang.
10. Kedua orang tua ku Bapak H.Masduki dan Ibu Hj.Amna , terimakasih atas do’a
dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan
moril dan materil.
11. Untuk Esa Bara Andestian Dimilla yang special terimakasih banyak untuk selalu
memberikan semangat dan dukungannya.
12. Untuk sahabat-sahabatku Dania Pratiwi, Dosta Taruli Gabe, Putri Wulandari
yang memberi dukungan.
13. Semua responden yang telah membantu mengisi kuesioner dalam penelitian ini.
14. Teman-teman seperjuangan kelas C 2012, terima kasih atas kebersamaannya
viii
Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT,
terimakasih untuk segalanya.Semoga skripsi ini ebrmanfaat bagi semua,
khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan.
Serang 01 Januari 2017
Maya
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................................. xxi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xxv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
1.3 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis .................................................................................................... 10
x
2.1.1 Komunikasi Antar Pribadi ..................................................................................... 10
2.1 .1.1 Pengertian Kap ............................................................................................... 10
2.1.1.2 Jenis KAP ....................................................................................................... 11
2.1.2 Komunikasi Keluarga ........................................................................................... 12
2.1.2.1 Keluarga .......................................................................................................... 12
2.1.2.2 Bentuk Komunikasi Keluarga ........................................................................ 13
2.1.3 Motivasi Belajar .................................................................................................... 14
2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar ............................................................................ 14
2.1.3.2 Aspek-aspek motivasi belajar .......................................................................... 16
2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengruhi .................................................................... 17
2.1.3.4 Macam-macam Motvasi Belajar ...................................................................... 17
2.1.3.5 Fungsi Motivasi Belajar ................................................................................... 18
2.1.4 Intensitas Komunikasi Orang Tua ....................................................................... 21
2.1.5 Teori Hezberg .......................................................................................................... 2
2.2 Kerangka Berfikir .................................................................................................... 27
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 29
2.4 Operasional Variabel ................................................................................................ 30
2.5 Penelitian Terdahu .................................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ..................................................................................................... 34
3.2 Paradigma Penelitian ................................................................................................ 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 36
xi
3.3.1Kuesioner ............................................................................................................... 38
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................................. 38
3.4.1 Populasi .............................................................................................................. 38
3.4.2 Sampel................................................................................................................ 38
3.5 Teknik Pengolahahnn Data ....................................................................................... 39
3.6 TeknikAnaliisi Data ................................................................................................. 40
3.6.1 Uji Validitas ....................................................................................................... 41
3.6.2 Uji Rliabilitas ..................................................................................................... 42
3.6.3 Analisis Data ...................................................................................................... 43
3.6.4 Uji Normalitas Data ........................................................................................... 44
3.6.5 Uji Koefisien Korelasi ....................................................................................... 45
3.6.6 Analisis Regresi linear Sederhana ..................................................................... 46
3.6.7 Koefisien Determinasi ........................................................................................ 46
3.6.8 Lokasi dan Jadwal Pengujian ............................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN
4.1 Profil Lokasi Penelitian ............................................................................................ 48
4.1.1 Gambaran Umum .............................................................................................. 48
4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................................................ 49
4.2 Hasil Pengujian Validitas ......................................................................................... 51
4 .2.1 HasilUji Validitas x Sdn 1 ................................................................................ 52
4.2.2 Hasil Uji Validitas x Sdn 2 ............................................................................... 53
xii
4.2.3 Hail Uji Validitas Y Sdn 1 ................................................................................... 54
4.2.4 Hasil Uji Validitas Y sdn 2 ................................................................................ 55
4.3 Hasil Pengujin Realiabilitas...................................................................................... 55
4.3.1 Hasil uji realibitas x sdn 1 ................................................................................. 56
4.3.2 Hasil uji realibitas x sdn 2 ................................................................................. 56
4.3.3 Hasil uji realibitas y sdn 1 ................................................................................ 56
4.3.4 Hasil uji realibitas y sdn 2 ................................................................................. 57
4.4 Deskripsi Data Penelitian ......................................................................................... 57
4.4.1 Data diri Responden ........................................................................................... 57
4.4.1.1 Data Berdasarkan Usia .................................................................................. 58
4.4.1.2 Data berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................... 59
4.4.1.3 Data Berdasarkan Hobi .................................................................................. 61
4.4.2 Tanggapan Responden x SDN 1 .......................................................................... 63
4.4.3 Tanggapan Responden Y SDN 1 ......................................................................... 90
4.4.4 Tanggapan responden X SDN 2 ......................................................................... 108
4.4.5 Tanggapan Responden y SDN 2 ........................................................................ 135
4.5 Pengujian Data Statistik .......................................................................................... 153
4.5.1 Analisis Deskriptif Data ................................................................................... 153
4.5.2 Hasil Uji Nomalitas Data ................................................................................... 154
4.5.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi ............................................................................. 155
4.5.4 Hasil Pengujian Regresi dan Signifikansi.......................................................... 159
4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Uji T dan Signifikansi.............................................. 163
xiii
4.5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Uji F dan Signifikansi ........................................... 163
4.5.7 Hasil Pengujian Koefisien determinasi ............................................................ 167
4.1 Pembahasan ............................................................................................................ 170
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 173
5.1 Saran ..................................................................................................................... 174
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 175
LAMPIRAN................................................................................................................. 179
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Operasiopnal Variabel ..................................................................................... 30
Tabel 2.2Peneliti Terdahulu ............................................................................................ 31
Tabel 3.1Tingkat Reliabilitas .......................................................................................... 42
Tabel 3.2Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Persentase .......................................... 43
Tabel 3.3Kriteria Interpensi Koefisien Korelasi ............................................................. 45
Tabel 3.4Jadwal Penelitian ............................................................................................. 47
Tabel 4.1 uji validitas X Sdn1......................................................................................... 52
Tabel 4.2 uji validitas X SDN 2 .................................................................................... 53
Tabel 4.3 uji validitas Y SDN 1 … .............. …………………………………………..54
Tabel 4.4 uji validitas Y SDN 2 …… .......... …………………………………………..55
Tabel 4.5 uji reliabilitas x SDN 1……… .......... ……………………………………….56
Tabel 4.6 uji reliabilitas x SDN 2 ……… ............ ……………………………………..56
Tabel 4.7 uji reliabilitas Y SDN 1 ……………… ........... ……………………………..57
Tabel 4.8 uji reliabilitas Y SDN 2……………………… ............ ……………………..57
Tabel 4.9 Data Responden berdasarkan Usia…………………… ..... …………………58
Tabel 4.10 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin…………… ...... ……………..59
Tabel 4.11 Data Responden berdasarkan Hobi………………………… ..... …………..61
Tabel 4.12 x1_SDN 1 1…………………………………………………… ..... ……….63
Tabel 4.13 x2………………………………………………………………… . ……….64
xv
Tabel 4.14 x3…………………………………………………………… …..………… 66
Tabel 4.15
X4……………………… ........................................................ …..…………67
Tabel 4.16 x5……………………………………………………………… ....... …..….69
Tabel 4.17 x6………………………………………………………………………..… 70
Tabel 4.18 x7…………………………………………………………… ................ …..71
Tabel 4.19 x8…………………………………………………………….… ................. 73
Tabel 4.20 x9………………………………………………………………… .............. 75
Tabel 4.21 x10………………………………………………………………… ........... 76
Tabel 4.22 x11……………………………………………………….……… ............... 78
Tabel 4.23 x12……………………………………………………………….. .............. 79
Tabel 4.24 x13……………………………………………………….……….. ............. 81
Tabel 4.25 x14………………………………………………….…………….. ............. 82
Tabel 4.26 x15……………………………………………………….………… ........... 84
Tabel 4.27 x16………………………………………………………………… ............ 85
Tabel 4.28 x17………………………………………………………………… ............ 88
Tabel 4.29 x18………………………………………………………………… ............ 89
Tabel 4.30 y1 sdn 1 ………………………………………………………….. .............. 91
Tabel 4.31 y2……………………………………………………….………… ............. 92
Tabel 4.32y3……………………………………………………….…… ............ ……..93
Tabel 4.33y4…………………………………………………….……… ................ …..94
Tabel 4.34y5……………………………………………..…………… ............... ……..96
xvi
Tabel 4.35y6…………………………….……………………… ...................... ………97
Tabel 4.36y7……………………………………………………… ...................... …….99
Tabel 4.37y8……………………………………………………… .................... …….100
Tabel 4.38y9……………………………..……………………… ..................... ……..102
Tabel 4.39y10…………………………………………………… ..................... ……..103
Tabel 4.40y11…………………………………………………… ..................... ……..105
Tabel 4.41 y12……………………………….…………………… ..................... ……106
Tabel 4.42x1 SDN 2……………………………………………… ..................... ……108
Tabel 4.43x2…………………………………………………… ................... ………..109
Tabel 4.44 x3………………………………….……………… .................. ………….111
Tabel 4.45 x4………………………………………………… .................. …….…….112
Tabel 4.46 x5………………………………………………… .................. …..………114
Tabel 4.47 x6………………………………………………… ................. ….………..115
Tabel 4.48 x7…………………………………………………… ................ …………116
Tabel 4.49 x8…………………………………………………….. ............... .………..117
Tabel 4.52 x9………………………………………………….. ................. ………….120
Tabel 4.51 x10………………………………………………… ................ ….……….121
Tabel 4.52 x11……………………………….………………… ................. …………122
Tabel 4.53 x12………………………………………………… .................. …………123
Tabel 4.54 x13…………………………………..……………… .................. ………..126
Tabel 4.55 x14……………………………………….……… ................. ……………127
xvii
Tabel 4.56 x15……………………………………………… ........................ ..………129
Tabel 4.57 x16……………………………………………… ......................... .………130
Tabel 4.58 x17……………………………………………… ......................... ……….132
Tabel 4.59x18……………………………………………... ...................... …………..133
Tabel 4.60y1sdn 2 ……………………………………… ............................ …..……..135
Tabel 4.61y2………………………………………….. .......................... …………….136
Tabel 4.62 y3………………………………………… ............................ ..…………..138
Tabel 4.63 y4……………………………………..… ............................. …………….139
Tabel 4.64 y5……………………………………………………………..…………..141
Tabel 4.65 y6……………………………………………………………………….…142
Tabel 4.66 y7…………………………………………………….……….…………..144
Tabel 4.67 y8……………………………………… ........................... …….…………145
Tabel 4.68 y9……………………………………… ....................... ………………….147
Tabel 4.69 y10……………………………………… ...................... …………………148
Tabel 4.70 y11……………………………………………..… ........................ ………150
Tabel 4.71 y12…………………………………………… ...................... ……………151
Tabel 4.72 Hasil Uji Normalitas Data…………………......................... ……………..155
Tabel 4.73 Correlations sdn 1………………………… .......................... …………….157
Tabel 4.74 Correlations sdn 2………………………… ........................... ……………158
Tabel 4.75Coefficientsa sdn 1 …………………………… ................. ………………160
xviii
Tabel 4.76Coefficients sdn 2……………………… ................... ……………………161
Tabel 4.77 Coefficientsa sdn 1………………… ....................................................... 164
Tabel 4.78 Coefficientsa sdn 2 ………………… ..................... ……………………..165
Tabel 4.79 ANOVA sdn 1…………………………………………… ...................... ..167
Tabel 4.80 ANOVAa sdn 2………………………………………… .................... …..167
Tabel 4.81 Model Summarysdn 1
…………………… .......................................... .168
Tabel 4.82Model Summarysdn 2
………………… ..................................... ………169
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1Usia ............................................................................................................. 59
Diagram 4.2Jenis Kelamin.............................................................................................. 60
Diagram 4.3Hobi…………………………………. …………………… ..................... ..62
Diagram 4.4X1 SDN 1……………………………………............. ................ ………..63
Diagram 4.5X2……………………………………………… ....................................... .65
Diagram 4.6x3................................................................................................................. 66
Diagram 4.7x4 ………………… .......................................... ………………………….68
Diagram 4.8x5……………………………………………………… ....................... ….69
Diagram 4.9 x6 ………………………………………………………… ....................... 71
Diagram 4.10 x7…………………………………………………………... ................... 72
Diagram 4.11 x8 sdn 1………………………………………………… ........ ………....74
Diagram 4.12 x9 sdn 1…………………………………………………… ......... ……....75
Diagram 4.13 x10 sdn 1 ................................................................................................... 77
Diagram 4.14 x11 sdn 1… ........ ………………………………………………………...78
Diagram 4.15 x12 sdn 1…………………………………… ........ ……………………...80
Diagram 4.16 x13 sdn 1………………………………………………………….. ......... 81
Diagram 4.17 x14 sdn 1…………………………………………………………... ........ 83
Diagram 4.18 x15 sdn 1…………………………………………………………... ........ 84
Diagram 4.19 x16 sdn 1…………………………………………………………... ........ 86
Diagram 4.20 x17 sdn 1…………………………………………………………... ........ 87
Diagram 4.21 x18 sdn 1…………………………………………………………... ....... 89
Diagram 4.22 y1 sdn 1…………………………………………………………... .......... 90
Diagram 4.23 y2…………………………………………………………... ................... 92
Diagram 4.24 y3…………………………………………………………... ................... 93
Diagram 4.25 y4…………………………………………………………... ................... 95
Diagram 4.26 y5…………………………………………………………... ................... 97
Diagram 4.27 y6…………………………………………………………... .................. 99
xx
Diagram 4.28 y7…………………………………………………………... .................. 99
Diagram 4.29 y8…………………………………………………………... ................. 101
Diagram 4.30 y9…………………………………………………………... ................. 102
Diagram 4.31 y10 …………………………………………………………... .............. 104
Diagram 4.32 y11…………………………………………………………... ............... 105
Diagram 4.33 y12 sdn 1 …………………………………………………… ................ 107
Diagram 4.34 x1 sdn 2…………………………………………………… ................... 108
Diagram 4.35 x2…………………………………………………………. ................... 110
Diagram 4.36 x3…………………………………………………………. ................... 111
Diagram 4.37 x4…………………………………………………………... ................. 113
Diagram 4.38 x5…………………………………………………………... ................. 114
Diagram 4.39 x6…………………………………………………………... ................. 116
Diagram 4.40 x7…………………………………………………………. ................... 117
Diagram 4.41 x8…………………………………………………………. ................... 119
Diagram 4.42 x9…………………………………………………………. ................... 120
Diagram 4.43x10…………………………………………………………... ............... 122
Diagram 4.44 x11…………………………………………………………... ............... 122
Diagram 4.45 x12…………………………………………………………... ............... 125
Diagram 4.46x13…………………………………………………………. ................. 126
Diagram 4.47 x14…………………………………………………………. ................. 128
Diagram 4.48 x15…………………………………………………………. ................. 129
Diagram 4.49x16…………………………………………………………... ............... 131
Diagram 4.50 x17…………………………………………………………... ............... 132
Diagram 4.51 x18…………………………………………………………... ............... 134
Diagram 4.52 y1 …………………………………………………………. .................. 135
Diagram 4.53 y2…………………………………………………………. ................... 137
Diagram 4.54 y3…………………………………………………………. ................... 138
Diagram 4.55 y4…………………………………………………………... ................ 140
Diagram 4.56 y5…………………………………………………………... ................. 141
xxi
Diagram 4.57 y6 …………………………………………………………... ................ 143
Diagram 4.58y7 …………………………………………………………. ................... 144
Diagram 4.59 y8………………………………………………………. ....................... 146
Diagram 4.60 y9…………………………………………………………. ................... 147
Diagram 4.61 y10 …………………………………………………………... .............. 149
Diagram 4.62 y11 …………………………………………………………... .............. 150
Diagram 4.63 Y12 SDN 2 …………………………………………………………..... 152
xxii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 …………………………………………… ................................ …………..160
Grafik 4.2 …………………… ...................................................................................... 162
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1……………………………………………… ........... ……………………….5
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ………………………… .......... …………………........27
Gambar 3.1 Hubungan sebab akibat…………………………………… ...................... 35
Gambar 4.1 strukutur organisasi sdn 1………………. ................................................. .50
Gambar 4.2 Struktur organisasi sdn 2……………………………………… ............. …51
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi……………………………………………………….. 179
Lampiran 2 Kuisioner…………………………………………………………… 186
Lampiran 3 Daftar Bimbingan…………………………………………………... 200
Lampiran 4 Kartu Sit-In Sidang………………………………………………… 203
xxv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam
pasal 31 ayat (1) dijelaskan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”. Sedangkan pasal 31 ayat (2) menjelaskan bahwa “Setiap warga
negara
wajib
mengikuti
pendidikan
dasar
dan
pemerintagh
wajib
membiayainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hak
dari setiap warga negara dan wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah sebagai penyelanggara sistem pendidikan nasional sekaligus
melaksanakan tujuan pendidikan nasional sesuai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945 merencanakan mengganti program wajib belajar
9 tahun menjadi program wajib belajar 12 tahun. Perencanaan program wajib
belajar 12 tahun dimulai pada tahun 2015(http://www.kemdikbud.go.id/, 2015)
.Perubahan program wajib belajar 9 tahun menjadi wajib belajar 12 tahun
dilakukan pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya tuntutan akan
kualitas sumber daya manusia. Sekaligus pendidikan merupakan salah satu cara
untuk mengatasi permasalahan kemiskinan.
Pendidikan di Indonesia dimulai dari pendidikan wajib 12 tahun yang
terdiri dari 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama
dan 3 tahun pendidikan menegah atas. Pendidikan dasar mempunyai peranan
1
2
paling besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutanya. Sekolah
dasar menjadi pondasi sekaligus menjadi pilar pembangunan masa depan.
Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari
kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).Pelajar sekolah dasar umumnya
berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun
dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun (kemendikbud.go.id,
2015) .
Pendidikan dasar menjadi pondasi dalam menanamkan nilai awal dan
jenjang pertama untuk mengenalkan pendidikan dan nilai-nilai moral kepada
anak. Di jenjang ini, anak diperkenalkan tentang bagaimana proses belajar yang
baik dan bagaimana interaksi antara guru dan murid. Winkle (1983) dalam
Riyanto (2009:5)menjelaskan bahwa Belajar adalah suatu proses mental yang
mengarah pada suatu penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap
yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan
tingkah laku yang progresif dan adaptif. Berdasarkan pernyataan Winkle
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari proses belajar adalah tingkah laku
yang progresif dan adaptif.
Proses belajar di sekolah dasar dipengaruhi oleh beberapa faktor
Solichin (2006:141-143)menjelaskan prinsip-prinsip belajar terdiri dari
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dan berpengalaman,
pengulangan, tantangan, penguatan dan perbedaan individual. Prinsip yang
3
paling utama yang paling berpengaruh pada proses belajar adalah motivasi
belajar. Solichin (2006:141) menjelaskan bahwa motivasi adalah mesin
penggerak yang mendorong siswa melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi
dapat menjadi alat dan tujuan pembelajaran.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan
aktivitas belajar. Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Manuhutu, 2015:
108).
Motivasi belajar anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu
adalah faktor komunikasi dalam keluarga khususnya orang tua. Pendidikan
yang dilakukan dalam keluarga bisa muncul dalam bentuk penanaman nilainilai yang dianut dalam keluarga. Karena keluarga merupakan salah satu
lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan
pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai moral yang bersifat positif maka
anggota keluarga akan menjalankan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.
Komunikasi keluarga merupakan proses komunikasi yang berlangsung
dalam keluarga dimana isi pesan komunikasinya lebih bersifat kekeluargaan,
apakah itu menyangkut rencana keluarga, pembinaan dan pendidikan anak anak
serta hal hal lain yang pada dasarnya bertujuan untuk mengharmoniskan
hubungan anggota keluarga secara keseluruhan, demi terwujudnya keluarga
yang sehat jasmani dan sehat rohani (Watuliu, 2015:2).
Komunikasi antara anak dan orang tua merupakan bentuk dari
komunikasi interpersonal yang terjadi di dalam keluarga. Komunikasi
4
interpersonal merupakan komunikasi penyampaian pesan yang disampaikan
komunikator kepada komunikan yang tujuan dari komunikasi itu adalah
mengubah sikap lawan bicaranya atau menimbulkan efek timbal balik sehingga
komunikasi yang dilakukan bisa berjalan dengan baik (Junaidi, 2013:6).
Komunikasi antara orang tua dan anak dalam memotivasi belajar berupa
dukungan dan pemahaman yang diberikan oleh orang tua kepada anak tentang
pentingnya belajar. Cara orang tua dalam berkomunikasi sangat berpengaruh
terhadap penyampaian motivasi dan pesan kepada anak. Lingkungan keluarga
yang harmonis dan orang tua yang memberikan motivasi dengan cara yang
benar dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Penelitian-penelitian tentang motivasi belajar sudah banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya diantaranya oleh Zulaekhah dan Zubaidah
(2014) dan Hodijah (2012). Zulaekhah dan Zubaidah (2014) dalam
penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola
komunikasi orangtua denganmotivasi belajar siswa dan hubungan pola
komunikasi orangtua dengan prestasiakademik anak. Pola komunikasi orang tua
berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar siswasekolah dasar.
Penerapan pola komunikasi orang tua yang baik akan mendukung motivasi dan
prestasibelajar anak. Sedangkan penelitian Hodijah (2012) menemukan bahwa
ada korelasi positif yangsignifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara intensitas komunikasi orangtua dan anak dengan motivasi belajar anak.
Kabupaten Lebak merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi
Banten. Jumlah Sekolah Dasar (SD)/MI yang ada di Kabupaten Lebak
berjumlah
1.050
sekolah
(lebak.siap-online.com,
2016).
Salah
satu
5
permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini adalah kurang
meratanya pendidikan khususnya di daerah perbatasan. Salah satu daerah
perbatasan di wilayah Kabupaten Lebak adalah Desa Parung Sari. Berdasarkan
obeservasi yang dilakukan oleh penulis, tingkat pendidikan di desa Parung Sari
cenderung masih rendah. Untuk fasilitas pendidikan pun masih kurang layak, di
desa Parungsari terdapat 2 SD yakni SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung
Sari. Dari kedua SD terdapat perbedaan hasil belajar dari siswanya. Indikator
untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah dapat dilihat dari angka kelulusan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SDN 1 Parung Sari dan
Jumlah Siswa
SDN 2 Parung Sari disajikan dalam gambar 1.1.
Angka Kelulusan SD N 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari
Rangkas
60
49
43 44
50
40
39
39 38
40
30
20
10
0
2013
2014
2015
37
2016
Tahun
Gambar 1.1 Angka Kelulusan SDN 1 dan SDN 2 Parung Sari Lebak Tahun
2013-2016
Berdasarkan grafik 1.1 dapat dilihat bahwa
jika dilihat dari angka
kelulusan siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari Lebak cenderung berfluktuasi, pada
tahun 2013 angka kelulusan 43 anak mengalami kenaikan pada tahun 2014
menjadi 49 anak. Akan tetapi pada tahun 2015 terjadi penurunan angka
kelulusan menjadi 39 anak dan kembali mengalami kenaikan menjadi 40 anak
6
pada tahun 2016. Secara keseluruhan, tren kelulusan dari SDN 1 Parung Sari
adalah mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah
satu guru di SDN 1 Parung Sari, diketahui bahwa salah satu penyebab angka
kelulusan yang baik dari SDN 1 Parung Sari adalah motivasi belajar yang baik
dari siswa-siswanya.
Sedangkan berdasarkan grafik 1.1. dapat dilihat bahwa angka kelulusan
dari SDN 2 Parung Sari dari tahun 2013-2016 mengalami penurunan. Jumlah
siswa lulus pada tahun 2013 berjumlah 44 siswa dan mengalami penurunan
pada tahun 2014 yang hanya berjumlah 39 siswa. Jumlah kelulusan pada tahun
2015 di SDN 2 Parung Sari hanya 38 siswa lebih rendah dari tahun 2014. Pada
tahun 2016 penurunan angka kelulusan juga terjadi dimana angka kelulusan
hanya 37 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara garis besar angka
kelulusan dari SDN 2 Parung Sari dari tahun 2013-2016 mengalami
penurunan.Berdasarkan hasil wawancara penulis menurunnya angka kelulusan
siswa disebabkan oleh motivasi belajar siswa yang cenderung masih kurang
sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari merupakan dua sekolah
dasar yang terletak di satu wilayah. Akan tetapi kedua sekolah dasar tersebut
memiliki
perbedaan
hasil
belajar
dari
siswanya.
Berdasarkan
(data.kemdikbud.go.id) SDN 1 Parungsari berada di posisi ke 10. Akan Tetapi
Sekolah ini mempunyai nilai yang bagus dan unggul walaupun fasilitasnya
rendah.Mengingat tingkat pemahaman masyarakat tentang pendidikan di desa
Parung Sari yang berbeda-beda maka akan berpengaruh terhadap dukungan
orang tua untuk memotivasi belajar anak.
7
Motivasi Belajar terdapat dua factor yaitu factor ektrinsik dan factor
intrinsic. Morivasi intrinsic yang dimaksud adalah motivasi yang berasal dari
dalam diri anak sendiri .sedangkan ektrinsik adalah factor yang mendorong
anak keluar dari ketidakpuasan termasuk hubungan antar orang tua dan
anak.Dukungan dari orang tua biasanya diberikan lewat interaksi dan
komunikasi dengan anak. Intensitas komunikasi yang baik maka akan
memberikan dampak positif pada motivasi belajar anak. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengetahui motivasi belajar anak dapat diarahkan dari intensitas
komunikasi orang tua dan anak yang intim atau lingkungan belajar yang
membuat anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh
Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas 6
SDN 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Adakah pengaruh intensitas komunikasi orang tua
terhadap motivasi belajar anak di rumah pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari
dan SDN 2 Parung Sari?”
1.3. Identifikasi Masalah
8
1. Seberapa besar intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar
anak siswa/I kelas 6 SDN 1 dan SDN 2 Parungsari?
2. Seberapa besar motivasi belajar anak yang dapat diarahkan dari intensitas
komunikasi orang tua pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2
Parung Sari?
3. Adakah pengaruh dari intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi
belajar anak pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung
Sari?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan identifikasi masalah, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya intensitas komunikasi orang tua terhadap
motivasi belajar anak siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung
Sari.
2. Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar anak yang dapat diarahkan dari
intensitas komunikasi orang tua pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan
SDN 2 Parung Sari.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari intensitas komunikasi orang
tua terhadap motivasi belajar anak pada pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung
Sari dan SDN 2 Parung Sari.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis:
9
a. Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberi kontribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan tentang
pengaruh intensitas komunikasi orang tua berpengaruh
terhadap
motivasi belajar anak di rumah
b. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah mengaplikasikan teori
komunikasike dalam penelitian ilmiah, dan memberikan kontribusi bagi
orang tua dan guru tentang faktor apa yang berpengaruh pada motivasi
belajar anak sekaligus faktor hasil belajar anak.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Komunikasi Antar Pribadi
2.1.1.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Membedakan komunikasi antarpribadi dari komunikasi lainnya, pada
umumnya
banyak
orang mengatakan bahwa
komunikasi
antarpribadi
melibatkan sedikit orang, seringkali hanya dua. Meskipun komunikasi
antarpribadi banyak melibatkan hanya dua atau tiga orang, tetapi yang paling
membedakan komunikasi antarpribadi adalah kualitas tertentu, atau karakter
dan interaksinya (Kurniawati,2014:6)
Memahami karakter unik dari komunikasi antarpribadi dengan
menulusuri arti kata Antarpribadi.Inter berasal dari awalan antar, yang berarti
“antara” dan personal adalah kata yang berarti orang, dengan demikian
komunikasi antarpribadi secara harfiah yaitu komunikasi yang terjadi antara
orang-orang.
Komunikasi ini prosesnya cenderung berlangsung secara dialogis dan
bentuk komunikasi yang menunjukkan terjadinya interaksi.Mereka yang terlibat
dalam komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berbentuk ganda,
dimana mereka secara bergantian sebagai pembicara dan pendengar. Marry B.
Casata dan Molefi K. Asante (Mulyana,2004:76) merancang konteks
komunikasi
antarpribadi
sabagai
10
suatu
keterlibatan
kmunikator
yang
11
independen dengan pesan pribadi atau terbatas; salurannya vocal; terdiri dari
khalayak individu atau kelompok kecil lalu memperoleh umpan balik dengan
segala dikarenakan kontaknya yang primer, dimana contohnya adalah suatu
diskusi dalam keluarga.
Definisi diatas disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan
komunikasi yang paling ampuh dalam mempersuasi orang lain untuk mengubah
sikap, opini, perilaku komunikan dan jika dilakukan secara tatap muka langsung
akan lebih intensif karena terjadinya kontak pribadi yaitu antar pribadi
komunikator dengan pribadi komunikan.
2.1.1.2. Jenis Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi
Antarpribadi
merupakan
proses
pengiriman
dan
penerimaan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang
dengan beberapa umpan balik. Komunikasi antarpribadi dinilai lebih ampuh
dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi, sebab kegiatan komunikasi
antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan opini,
dan
perilaku
komunikan.
Menurut
sifatnya
komunikasi
antarpribadi
diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1. Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik adalah komunikasi berlangsung antara dua orang
yakni dua orang komunikator adalah seseorang yang menyampaikan
pesan dan seseorang lagi komunikasi yang menerima pesan.
12
2. Komunikasi Triadik
Komunikasi Triadik adalah komunikasi antarpribadi pelakunya terdiri dari
tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan, secara
biologis.yang diperoleh para partisipan, dan perilaku mereka selanjutnya.
2.1.2. Komunikasi Keluarga
2.1.2.1 Keluarga
Keluarga merupakan kelompok social pertama dalam kehidupan manusia
dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social, dalam interaksi
dengan
kelompoknya,
(Kurniadi,2001:271).
Dalam
keluarga
yang
sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga
anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan.
Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang
terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling
sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Menurut Rae Sedwig (1985), komunikasi ekluarga adalah suatu
pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi
suara, tindakan untuk menciptakan harapan image , ungkapan perasaan serta
saling membagi pengertian, (Achidat, 1997:30). Dilihat dari pengertian di atas
bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud
mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan
pokok dari komunikasi ini adalah memprakarsai dan memelihara interaksi antara
satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.
13
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan
membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan
masalah-masalah dalam keluarga adalah pasti membicarakan haal-hal yang
terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi
yang dapat memberikan suatu hal yangd dapat diberikan kepada setiap anggota
keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi
diantara anngota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.
2.1.2.2 Bentuk Komunikasi Keluarga
Bentuk Komunikasi keluarga sama halnya dengan bentuk interaksi social
yang berada dalam keluarga, menurut (Djamarah, 2014:122-134) , ada empat
bentuk interaksi keluarga sebagai berikut :
a. Komunikasi orang tua yaitu suami –istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disni lebih menekankan pada
peran penting suami istri sebagai penentu Susana dalam keluarga.
Keluarga dengan anggota ( ayah, ibu, anak )
b. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan
keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik
anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini
bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap
sesuatu hal dimana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan
pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang
14
efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan,
perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
c. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak.
Peran ayah dalam member informasi dan emngarahkan pada hal
pengembalian keputusan pada anak yang peran komunikasinya
cenderung meminta dan menerima.
d. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana
anak yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak
yang masih muda. Biasanya dipengaruhhi oleh tingkatab usia atau
factor kelahiran. Komunikasi keluarga penting dalam membentuk suatu
keluarga yang harmonis, dimana untuk mencapai keluarga yang
harmonis,
semua
anggota
keluarga
harus
didorong
untuk
mengemukakan pendapat, gagasan, serta menceritakan pengalamanpengalaman.
2.1.3. Motivasi Belajar
2.1.3.1. Pengertian Motivasi Belajar
Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata “motion”
yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak.Berawal dari kata motif itu
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif
dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat diperlukan. Demikian pengertian motivasi belajar
antara lain :
15
a) Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi
seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
b) Menurut Brophy (dalam Woolfolk, 2004) motivasi belajar adalah suatu
kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti
dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut.
c) Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), bahwa motivasi belajar
merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang
memberikan gairah atau semangat dalam belajar, mengandung usaha
untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan
pengembangan belajar.
Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari
penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati
belajarnya.Indikator yang dipakai dalam variabel motivasi belajar adalah (Uno,
2008):
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2.
Adanya dorongandan kebutuhan dalam belajar
16
3. Adanya harapan dan cita-citamasa depan;
4. Adanya penghargaan dalam belajar;
5. Adanyakegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar
6. Adanyalingkungan belajar yang kondusif
2.1.3.2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa
aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu :
a. Tanggung jawab
b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan
tidak mudah menyerah
c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk
kegiatan belajar
d. Memperhatikan umpan balik
e. Waktu penyelesaian tugas
f. Menetapkan tujuan yang realistis
Menurut Sardiman (2004) menerangkan bahwa motivasi yang ada pada diri
setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan, tidak lekas putus asa).
c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
17
d. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
dewasa” (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, misalnya
masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan
korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan
sebagainya).
e. Lebih senang bekerja mandiri.
f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
g. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu dan
dipandangnya cukup rasional).
h. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2.1.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
a. Cita-cita atau aspirasi siwa.
b. Kemampuan siswa
c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain :
a. Budaya
b. Keluarga
c. Sekolah
2.1.3.4. Macam-Macam Motivasi Belajar
18
Macam-macam motivasi belajar antara lain:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah “motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu
sendiri (ibid)”. Suatu kegiatan/aktivitas yang dimulai dan diteruskan
berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam diri sendiri,
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diragsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
seusuatu. Pada motivasi intrinik “tidak ada sasaran tertentu, dan karenanya
nampak lebih sesuai dengan dorongan asli yang murni untuk mengetahui serta
melakukan sesuatu (aktivitas) (Nolker dan Schienfeldt, 1988:4).
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini antara lain
adalah 1) adanya kebutuhan (Indrakusuma, 1973:163); karena adanya
kebutuhan dalam diri individu akan membuat individu yang bersangkutan akan
berbuat dan berusaha. 2) adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
(Ibid); dengan mengetahui hasil prestasinya sendiri, apakah ada kemajuan atau
tidak, maka akan mendorong individu yang bersangkutan untuk belajar lebih
giat dan tekun lagi. 3) adanya aspirasi atau cita-cita (Ibid,164); dengan adanya
cita-cita, makan akan mendorong seseorang untuk belajar terus demi untuk
mewujudkan cita-citanya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah “motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang
berasal dari luar dari anak (Ibid)”. Motivasi ekstrinsik sebaga motivasi yang
19
dihasilkan dari luar perbuatan itu sendiri misalya dorongan yang datang dari
orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat yang berupa hadiah,
pujian, penghargaan, maupun hukuman.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (2004:90-91) adalah “motif-motif
yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dalam belajar
tidak hanya memperhatikan berbagai kondisi internal siswa, tetapi juga
memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti aspek sosial yang meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman. Aspek budaya dan adat
istiadat serta aspek lingkungan fisik, misalnya rumah dan suhu udara.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: 1)Ganjaran
(Indrakusuma, 1973:164); Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi siswa
untuk belajar lebih baik. 2) Hukuman (Ibid, 165); Hukuman biarpun merupakan
alat pendidikan yang tidak menyenangkan, namun demikian dapat juga menjadi
alat motivasi, alat pendorong untuk membuat siswa lebih giat belajar agar siswa
tersebut tidak lagi memperoleh hukuman. 3) Persaingan atau kompetisi (Ibid);
dengan adanya kompetisi maka dengan sendirinya akan menjadi pendorong
bagi siswa untuk lebih giat belajar agar tidak kalah bersaing dengan temantemannya.
Dari uraian diatas, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik
perlu digunakan dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat diperlukan
guna menumbuhkan semangat dalam belajar, lagipula sering kali para siswa
belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah.
Dengan motivasi, siswa dapat memelihara ketekunan dalam melakukan
kegiatan belajar. Karena itu, motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan
20
oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Guru dapat melakukan hal
tersebut dengan mencari perhatian siswa ketika memulai pelajaran.
2.1.3.5. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97), menyatakan bahwa dalam
belajar motivasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil belajar.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
3. Mengarahkan kegiatan belajar.
4. Membesarkan semangat belajar.
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Sedangkan menurut Hamalik (2001:161) mengemukakan bahwa fungsi
motivasi meliputi:
1. Mendorong timbulnya jekakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
makan tidak akan timbul sesuatu perbuatab seperti belajar,
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi
mobil. Besar kecilnya mtoivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Sardiman (2004:85), motivasi memiliki tiga fungsi
yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
21
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai denga rumus tujuannya,
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
2.1.4. Intensitas Komunikasi Orang Tua
Dalam berkomunikasi, segala sesuatu yang akan disampaikan
oleh
seorang individu atau kelompok kepada orang lain memiliki maksud dan tujuan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan memiliki taraf
kedalaman yang berbeda-beda.
Menurut John Powell yang dikutip oleh Djamarah menyebutkan ada
lima taraf dalam komunikasi, yaitu :
1. Taraf basa-basi
Yakni taraf komunikasi yang paling dangkal dan terjadi dalam waktu yang
sangat singkat. Biasanya terjadi pada dua orang yang bertemu secara
kebetulan. Kemudian antara individu yang satu dengan individu yang lain
sebagai lawan bicaranya tidak membuka diri untuk lebih jauh dalam
membicarakan suatu hal.
2. Taraf membicarakan orang lain
Pada tahap ini antara dua orang yang berkomunikasi belum memiliki
kemauan untuk saling membuka diri, karena mereka hanya membicarakan
orang lain dan sekedar bertukar informasi.
3. Taraf menyatakan gagasan
22
Pada tarf ini kedua belah pihak sudah mau membuka diri namun masih
menjaga jarak dan saling berhati-hati. Pada tahap ini seorang individu
berusaha untuk membuat lawan bicaranya senang.
4. Taraf mengungkapkan isi hati
Pada tahap ini masih ada hal-hal yang mengganjal karena masih belum bisa
saling percaya sepenuhnya antara satu sama lain.
5. Taraf hubungan puncak
Pada taraf ini ditandai dengan adanya kejujuran antara satu sama lain,
kemudian keterbukaan antar pihak, saling pengertian dan saling percaya
satu sama lain. (Djamarah,2004:11-12).
Jadi dari beberapa taraf komunikasi yang telah diuraikan di atas daapat
disimpulkan bahawa intensitas komunikasi bisa terjadi pada taraf hubungan puncak
dengan ditandai dengan adanya kejujuran, ketebukaan dan saling percaya kedua
pihak.
Sebagaimana yang dinyatakan oelh Devito (2009) yang dikutip oleh
Indrawan dalam “Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya” menyatakan
bahwa :
“Intensitas komunikasi adalah tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang
terjadi saat berkomunikasi dengan orang. Intensitas komunikasi yang terjadi
secara mendalam ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan
saling percaya yang dapat memunculkan suatu respon dalam bentuk
perilaku atau tindakan”(2013:6).
23
Menurut Devito (2009) yang dikutip oleh Indrawan, menyatakan bahwa
untuk dapat mengukur intensitas komunikasi antar individu dapat ditinjau dari enam
aspek, yaitu :
1) Frekuensi berkomunikasi
Frekuensi disini berarti tingkat kekerapan atau keseringan orang tua dengan
anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Misalkan tingkat kekerapan
melakukan komunikasi disini dilakukan dalam satu minggu 3 kali atau dalam
satu bulan sebanyak 4 kali, dan seterusnya.
2) Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi.
Durasi disini berarti lamanya waktu atau rentang waktu yang digunakan pada
saat melakukan aktivitas komunikasi. Lamanya waktu waktu yang digunakan
bisa bervariasi, misalkan dalam satu kali bertemu lamanya waktu yang
digunakan bisa mencapai 2 jam, atau 3 jam dan atau mungkin bisa lebih dari
itu. Dan bisa juga kurang dari 1 jam.
3) Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi
Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang
dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian
disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas
orang tua yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal.Disini bisa dicontohkan, ketika seorang anak
mendapatkan peringkat di kelasnya orang tua memberikan perhatian
denganmemberikan pujian kepada sang anak dan tau setiap kali orang tua
berkunjung atau pun berkomunikasi lewat telfon, orang tua tidak segan untuk
bertanya tentang keadaan dan mendengarkan cerita dari anak serta
24
memberikan nasehat dan drongan kepada anak ketika anak merasa putus
semangat.
4) Keterarturan dalam berkomunikasi
Keteraturan disini berarti kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan, atau proses
yang terjadi beberapa kali atau lebih dalam melakukan aktivitas komunikasi
yang dilakukan secara rutin dan teratur. Misalkan, orang tua berkunjung
selalu pada hari minggu atau ketika libur kegiatan di pondok pesantren di
hari jumat dan atau ketika anak berkomunikasi dengan orang tua lewat telfon
setiap hari jumat entah dalam satu minggu 3 kali atau dalam rentang waktu
yang lainnya.
5) Tingkat keluasan pesan berkomunikasi dan jumlah orang yang diajak
berkomunikasi
Tingkat keluasan pesan saat berkomunikasi mempunyai anti ragam topic
maupun pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah
orang yang dijak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitas atau
banyaknya yang diajak untuk berkomunikasi pada saat melakukan aktivitas
komunikasi. Misalkan disini orang tua dan anak tidak hanya berkomunikasi
seputar masalah sekolah dan juga kegiatan selama belajar di pondok
pesantren namun bisa berkaitan dengan kelanjutan belajar anak setelah lulus
dari sekolah, atau juga orang tua menyampaikan kabar tentang peristiwa –
peristiwa
yang terjadi di rumah atau lingkungan tempat tinggal anak
selama masih berada di pesantren, dan seterusnya.
6)
Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi
25
Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi disini berkaitan dengan pertukaran
pesan secara lebih detail yang ditandai dengan adanya kejujran, keterbukaan, dan
sikap saling percaya antaar partisipan pada saat berkomunikasi. Misalkan, anak
tidak takut dan juga tidak malu ketika harus menceritakan masalahnya kepada
orang tua. Demikian juga orang tua tidak segan-segan menecritakan masa
lalunya kepada anak sebagai acuan ataupun motivasi kepada anak untuk bisa
mengambil pelajaran yang baik-baik saja. Kemudian anak selalu berkata jujur,
dan tidak menutup-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan seterusnya
(Indrawan, 2013)
2.1.5. Teori Herzberg
Frederick Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996:
108), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya
faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor
higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di
dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya
adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor
intrinsik).
26
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu (Hasibuan,
1996:109):
a. Maintenance Factor
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan
ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus,
karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya
orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi lalu makan lagi dan seterusnya.
b. Motivation Factors
Motivation Factorsadalah faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan.
Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang
secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk,
ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya.
Berhubungan dengan motivasi belajar siswa, teori Herzberg menjelaskan bahwa
motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi dua faktor yakni motivasi intrinsik dan
motivasi ektrinsik. Motivasi intriksik yang dimaksud adalah mtoivasi yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri misalnya keinginan untuk berprestasi setinggitingginya.Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang mendorong siswa keluar
dari ketidakpuasan termasuk hubungan antar manusia, dalam penelitian ini
hubungan antar manusia yang dimaksud adalah hubungan dengan orang tua dalam
bentuk intensitas komunikasi orang tua dan anak.
27
2.2. Kerangka Berfikir
Penulis ingin meneliti bagaimana pengaruh komunikasi orang tua terhadap
motivasi belajar anak di rumah.. Kerangka berfikir yang dibangun dalam penelitian
ini dijelaskan dalam gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Teori Hezberg
Intensitas
Komunikasi (X)
Motivasi
Belajar (Y)
-Frekuensi
-Durasi
Ekstrinsik
Intrinsik
-Perhatian
-Hubungan
interpersonal
-Prestasi yang
dicapai
-Keteraturan dalam
berkomunikasi
-Tanggung jawab
-Tingkat keluasan pesan
-Kemajuan
-Tingkat kedalaman pesan
(Sudarwan,2004)
(Devito 2009)
Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap
Motivasi Belajar Anak di Rumah
28
Motivasi belajar sangat penting dalm proses pembelajaran. Motivasi belajar
ialah dorongan yang ada pada diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh keadaan
internal maupun eksternal yang akan mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatam belajar agar mencapai tujuan tertentu. Banyak factor yang mempengaruhi
motivasi belajar salah satunya yaitu intensitas komunikasi orang tua di rumah.
Intensitas komunikasi orang tua adalah tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi
dengan anak dalam bentuk frekuensi berkomunikasi, frekuensi disini menjelaskan
seberapa tingkat keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan komunikasi.
Peneliti disini melihat frekuensi dalam berkomunikasi berpengaruh terhadap
motivasi belajar dalam hubungan interpersonal antara orang tua dan anak.
Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi disni berapa lamanya waktu
yang digunakan pada saat melakukan aktivitas komunikasi anatara orang tua dengan
anak. Peneliti disini melihat dengan durasi komunikasi antara orang tua dan anak
dapat menjadi alat transmisi pengetahuan kepada anak untuk meraih prestasi yang
dicapai. Seberapa lamanya komunikasi antara orang tua dan anak dapat meluangkan
waktu yang banyak pula untuk menyalurkan informasi atau pengetahuan untuk anak
mengenai norma etika dalam kehidupan sehari-hari.
Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi sangat penting untuk anak
karena perhatian disini berpengaruh pada anak untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal. Peneliti disini melihat perhatian yang diberikan orang tua kepada anak
dapat memperngaruhi kemajuan anak dalam hal belajar.
Keteraturan dalam berkomunikasi disini kesamaan sejumlah keadaan,
kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih dalam melakukan aktivitas
komuinikasi yang dilakukan secara rutin dan benar. Peneliti disini melihat
29
bagaimana keteraturan dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal. Keteraturan tersebut dapat mendukung proses belajar anak.
Tingkat keluasan pesan disini orang tidak hanya berkomunikasi seputar
masa sekolah, namun bisa berkaitan dengan kelaanjutan belajar setelah lulus daari
sekolah. Peneliti melihat tingkat keluasan disini orang tua dapat saling berbagi
informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang trerhadi di rumah ,atau di lingkungan
tempat anak belajar tingkat keluasan pesan berkomunikasi dapat mempengaruhi
terhadap kemajuan anak, karena orang tua disini tidak hanya berkomunikasi sepurtar
masalah di sekolah atau kegiatan sekolah akan tetepai orang tua juga berkomunikasi
tentang kelanjutan belajar anak.
Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi disini berkaitan dengan
pertukaran
pesan
secara
lebih
detail
yang
ditandai
dengan
adanya
kejujursn,keterbukaann. Peneliti melihat hal tersebut dapat mempengaruhi sikap
tanggung jawab anak dalam lingkungan social.
2.3. Hipotesis Penelitian
Dalam buku yang ditulis oleh Sugiyono (2012:64), hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan maslaah
penelitian, belum jawaban yang empiris.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
30
1. Ha: Ada pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua- anak terhadap
motivasi belajar siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan Sdn 2 Parungsari.
2. Ho :Tidak ada pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua- anak terhadap
motivasi belajar siswa kelas 6 Sdn 1 Parungsari dan Sdn 2 Parungsari.
2.4 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dijelaskan dalam tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1. Operasionalisasi Variabel
Variabel
Dimensi
Indikator
Intensitas
Frekuensi
seberapa
komunikasi
Durasi
berkomunikasi
orang tua
Perhatian
(x)
berkomunikasi
berkomunikasi
keteraturan dalam
fokus
berkomunikasi
pelajaran
saat
sering
lama
tingkat
Skala
1-4
ORDINAL
1-4
LIKERT
waktu
terhadap
tingkat kedalaman komunikasi
pesan
Alat Ukur
rutin
dan teratur
keluasan
pesan
Motivasi
Hubungan
Kedekatan antara
belajar
Interpersonal
orang tua dengan
(y)
Prestasi yang di
anak,
capai
ingin
menjadi
31
Variabel
Dimensi
Indikator
Tanggung jawab
yang terbaik
Kemajuan
menerima
Alat Ukur
Skala
konsekuesni
Sumber : Operasionalisasi Variabel, 2016
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasarkan oleh hasil penelitian terdahulu yang dijabarkan
pada tabel 2.1. dibawah ini.
Tabel. 2.2. Penelitian Terdahulu
No
ITEM
Hodijah
1
Judul
Hubungan
antara
Siti Zulaekhah
Maya
Hubungan
Pengaruh
pola
inetnsitas komunikasi
komunikasi
intensitas
orang tua dan anak
orang tua dengan
komunikasi
denagn
memotivasi
orang
belajar anak dan
terhadapmotivasi
prestasi
belajar
memotivasi
belajar anak
akademik
usia sekolah
anak
tua
anak
(studi pada siswa
kelas 6 sdn1 dan
32
No
ITEM
Hodijah
Siti Zulaekhah
Maya
sdn 2 parungsari
Lebak)
2
Tahun
2012
2014
2016
3
Penerbit
Universitas
Universitas
Universitas
Gunadarma
Diponogoro
Sultan
Ageng
Tirtayasa
4
Teori
-
-
Hezberg
5
Metode/Paradigma
Kuantitatif
Kuantitatif
Kuantitatif
6
Hipotesis
-
-
Eksplanatif
(Kuantitatif)
7
Asosiatif
Hasil
hasil
penelitian/kesimpulan
yang
analisis
data
dilakukan
hasil
ujistatistic
menggunakan
korelasi
Pearson,
dengan menggunakan
pola komunikasi dan
teknik
korelasi
motivasi be diperoleh
Product Moment dari
koefisienkorelasi r =
Pearson
0,792 yang berarti
(1-Tailed),
diketahui
bahwa
terdapat
hubungan
yang kuat antara pola
koefisien
korelasi
komunikasi orangtua
yang diperoleh r =
denganmotivasi
0,364 dengan taraf
belajar
signifikansi sebesar 0,
002
(P<0,05)
siswa.
Sedangkan hasil uji
statistik
pola
komunikasi
dan
hasil
-
33
No
ITEM
Hodijah
Siti Zulaekhah
tersebut menunjukkan
prestasi
ada korelasi positif
Maya
akademik
diperolehkoefisien
korelasi r = 0,274
yang signifikan yang
yang berarti terdapat
menyatakan
bahwa
hubungan
pola
ada hubungan antara
komunikasi orangtua
intensitas komunikasi
dengan
orang tua dan anak
prestasiakademik
anak.
dengan
motivasi
belajar anak.
Pola
komunikasi orang tua
berhubungan dengan
motivasi dan prestasi
belajar siswasekolah
dasar.lajar
8
9
Persamaan
Perbedaan
Meneliti komunikasi
Meneliti
Meneliti
orang tua
komunikasi
komunikasi
orang tua
orang tua
Meneliti
hubungan Meneliti
pola Meneliti
intensitas komunikasi
komunikasi
orang tua
orang tua dengan
komunikasi
tua
motivasi
memotivasi
anak
orang tua
10
Sumber
Jurnal
Sumber : Penelitian Terdahulu, 2016
Jurnal
intensitas
Skripsi
orang
terhadap
belajar
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
berdasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional empiris dan sistematis. Melalui
penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang diperoleh
dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam kehidupan manusia. Memahami berarti memperjelas suatu masalah
yang sebelumnya tidak diketahui lalu menjadi tahu. Memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti suatu upaya
dilakukan sehingga masalah tidak timbul ( Sugiyono, 2012).
Pendekatan peneliatian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitaif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah
yang hasilnya dapat di generalisasikan, dengan demikian penelitian ini tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. (Kriyantono,2008).
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian eksplanatif kuantitatif.
Eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat atau
lebih konsep dua variabel yang akan diteliti. Penelitian eksplanatif dapat dibagi dua
sifat yaitu: komperatif membandingkan antar variabel yang satu dengan variabel
lain) dan asosiatif ekplanatif dapat dibagi menjadi dua sifat kompertaif
(membandingankan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain) dan asosatif
34
35
(menjelaskan hubungan korelasi antar variabel). Dalam penelitian ini juga
menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau kebih konseo (variabel)
yang akan diteliti. Variabel adalah konsep yang bisa diukur. (Burhan,2009).
Penelitian ini termasuk dalam kuantitatif eksplanatif yang bersifat assosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana peneliti
akan berusaha menjelaskan “Seberapa Besar Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang
Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak”.
Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa peneliti mencoba
menggambarkan dan menjelaskan mengenai mengapa suatu fenomena dapat terjadi
dan seberapa besar pengaruhnya, serta peneliti mencoba untuk menjelaskan
hubungan yang terjadi antara dua atau lebih variabel.
Dimana dalam penelitian ini Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua
sebagai variabel independen (X), dan Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel
dependen (Y). Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebaigai
berikut :
Gambar 3.1
Hubungan Sebab Akibat
Pengaruh Intensitas
Komunikasi Orang Tua
Motivasi
Belajar Anak
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma positivistic, yang dilandasi
pada suatu asumsi bahawa suatu gejala itu dapat diklasikasikan, dan hubungan
36
gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakaukan penelitan
dengan memfokuskan kepasa beberapavariabel saja.
.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
priset untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan ata yang dibutuhkan, amak
penulis menggunakan teknik pengumpulsn data sebagai berikut:
3.3.1 Kuesioner (Angket)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
penyerahan kuesioner berisi daftar pertanyaan atau pernyataantertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesionenya merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari resonden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dantersebar di wilaayh yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. Dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet (Sugiyono,2012).
Jenis angket (kuesinoner) dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Dimana responden telah diberikan alternative jawaban oleh priset. Data
dikumpulkan dengan menybearkan kuesioner kepada Siswa/I kelas 6 di SDN 1
Parungsari SDN 2 Parungsari Rangkasbitung.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan
menggunakan 1 jenis data, yaitu data ordinal dengan skor penilaian dari empat
sampai dengan satu. Dimana menurut Sugiyono, Skala Likert digunakan untuk
37
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena social. Skala likert adalah skala yang berisi pertanyaan sistematis
untuk menemukan sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam skala tersebut. Indeks dalam skala likert menunjukkan bahwa masingmasing kategori jawaban memiliki intensitas yang sama.
Sebelum data dianalisi, terlebih daahulu dilakukan pengolahan data.
Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah
melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (Scoring) sesuai dengan system
yang ditetapkan debgan emnggunakan skala likert 4-3-2-1. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel.
Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif samapai sangat positif.
Dalam penelitian ini , untuk data skala likert, respodnen akan diminta
menjawab pernyataan dengan alternative jawaban sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS), yaitu memiliki skor 4
b. Setuju (S), yang memiliki skor 3
c. Tidak Srtuju (TS) yang emmiliki skor 2
d. Sangat Tidak Setuju (STS), yang memiliki skor 1
Sedangkan pada data ordinal, penilis juga menetapkan dengan empat
alternative jawaban untuk ,memudahkan dalam analisis data, yaitu sebagai
berikut:
a. Selalu, yang emmiliki skor 4s
b. Sering, yang memiliki skor 3
38
c. Kadang-kadang. Yang emmiliki skor 2
d. Tidak Pernah, yang memiliki skor 1
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi
Menurut Sugiyono (2012), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sujana(1996) mengenukakan bahwa totalitas semua nilai yang merupakan hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jenis yang dipelajari sifat-sifatnya
dinamakan populasi.
Salah satu unsur penting dalam penelitian adalah objek yang menjadi
populasi penelitian ini yakni siswa SDn 1 Parungsari dan SDN 2 Parungsari
Rangkasbitung yang berjumlah 78 orang dengan klasififikasi sebagai berikut”:
a. Siswa/I kelas 6 SDN 1 Parungsari = 42 orang
b. Siswa/I kelas 6 SDN 2 Parungsari = 36 orang
3.4.2
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diuji). Menurut Sugiono (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel secara sederhana
dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data populasi
yang mewakili seluruh populasi. Dalam hal ini peneliti memerlukan sampel yang
representative karena penelitian ini menggunakan riset kuantitatif. Sampel yang
39
reresentatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur
dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama
pada semua unsur populasi yang dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya dalam keseluruhan populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi (Sugiyono,2007). Alasam mengambil total samping karena
menurut Sugiyono, jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian semuanya.. Penelitian ini mengambil siswa kelas 6
sd karena usia mereka menginjak remaja dimana merkea mangerti tentang
kuesioner, pennulis ingin melihat bagaimana orang tua mengajarkan anaknya
menghadapi UN, dan ingin mengetahui bagaimana pola ajar orang tua di
kampung.
3.5
Teknik Pengolahan Data
1. Tahap pemeriksaan (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiata ini menjadi penting karenapada
kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan
peneliti. Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpah tindih,
berlebihan bahkan terlupakan
2. Taahap Pengodean (Coding)
Pada tahap ini, data yang telah di edit diberi identitas sehingga memiliki arti
tertentu pada saat dianalisi. Pengodean ini menggunakan dua cara: (1)
40
pengodean frekuensi , digunakan apabila jawaban pada poin tertentu
memiliki bobot atay arti frekuensi tertentu.,(3) pengodeaan lambing
digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.
3. Tahap Pembeberan (Tabulasi)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, yaitu memasukkan data
pada tabel-tabel teretntu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada
beberapa langkah yang pperlu dikerjakan dalam tabulasi. Pertama, memasukkan
data kedala kartu atau berkas (file)( data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau
tabel silang (silang dua atau tiga variabel). Ketiga, mengedit/mengoreksi
kesalahan-kesalahn yang ditemui nsetelah membuat tabel frekuensi atau tabel
silang.
3.6
Teknik Analisi Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan pengaturan, mengurutkan,
mengelompokkan dan mengkategorikan. Data yang diperoleh dari penyebaran
angket untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan statistic dengan bantuan
SPSS versi 22. Pengujian instrument penelitian dilakukan dengan melakukan uji
validitas, reliabilitas, normalitas, koefisien korelasi, regresi linear sederhana dan
hipotesis.
3.6.1
Uji Validitas
Uji validitas menurut Sugiyono (2007:170) adalah derajat ketepatan
suatu alat ukur tentang instrument penelitian, dan dapat dikatakan valid apabila
data tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pada penelitian ini uji validitasdan reliabilitas dengan menggunakan
SPSS versi 22. Untuk dapat menganalisis validitas dan reliabilitas maka dalam
41
penelititian ini uji coba diberikan kepada 30 responden, karena dengan jumlah
minimum 30 orang maka distribusi skor nilai akan lebih mendekati normal
(Masri dan Effendi, 1989).
3.6.2
Uji Reliabilitas
Uji Reliabiltas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam
penggunaannya. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunkan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran pada subyek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan
adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang
dipakai. Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
prpgram SPSS (Statistical Product and Service Solutions)versi 22.
Salah satu metode pengujian reabilitas adalah Alpha Cronbach (Triton,
2006:248). Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menghitung koefisien
Cronbach’s Alpha dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010:365):
Dimana:
K
= Mean kuadrat antara subyek
= Mean Kuadrat kesalahan
= Varians Kesalahan
Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat di tabel reliability statistic
kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat reliabilitas
42
berdasarkan nilai Alpha, jika nilai Alpha hitung lebih besar dari r tabel maka
instrument penelitian dikatakan reliabel. Tabel 3.2. di bawah ini merupakan
tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha.
Tablel 3.1. Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
Sumber : Triton, 2006
3.6.3
Analisis Data Deskriptif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data kesioner
diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan analisis data kuantitatif dengan
rumus sebagai berikut (Riduwan, 2010:40):
Keterangan:
P
= Persentasi jawaban
= jumlah skor di tiap pertanyaan
N
= banyak responden
Skor ideal = 4 (empat)
43
Adapun kriteria interpretasi hasil angket disajikan dalam tabel 3.3.
dibawah ini:
Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor
Presentasi Skor
Interpretasi
Angka 0%-20%
Sangat Rendah
Angka 21%-40%
Rendah
Angka 41%-60%
Sedang
Angka 61%-80%
Tinggi
Angka 81%-1-0%
Sangat Tinggi
Sumber: Riduwan (2010:15)
3.6.4
Uji Normalitas Data
Ghozali (2011:160), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statisitik. Dalam penelitian ini uji
normalitas menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smoirnov
(K-S).
Ghozali (2011:163), dalam uji statistik dapat dilakukan dengan melihat
nilai kurtosis dan skewness dari residual serta dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smoirnov (K-S). Priyatno (2008:28), uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smoirnov (K-S) untuk menguji normalitas residual
digunakan signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
44
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji Normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.
3.6.5
Pengujian Koefisien Korelasi
Analisis hubungan adalah analisi yang menggunakan uji statistik
inferensial dengan tujuan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih
variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan disebut
koefisien asosiasi (korelasi). Jika kedua variabel normal dan regresi linier, maka
rumus yang digunakan yaitu korelasi produk moment dengan rumus:
Dimana:
r = koefisien korelasi person’s product moment
n = jumlah individu dalam sampel
X= angka mentah untuk variabel x
Y = angka mentag untuk variabel
Perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan program SPSS versi 22. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil
adalah -1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1
menunjukkan hubunan negatif sempurna. r tidak mempunyai satuan atau
dimensi. Tanda + atau – hanya menunjukkan arah hubungan. Interpetasi nilai r
pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.4. di bawah ini.
45
Tabel 3.3. Pedoman Interpetasi Koefisien Korelasi
3.6.6
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier
sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun
kausal satu variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + bX + e
Dimana:
Y = Motivasi Belajar
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi X, yaitu menunjukan angka peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka
naik dan bila (-) maka terjadi penurunan
X = Intensitas Komunikasi Orang Tua
Pengujian regresi linier sederhana untuk mengetahui seberapa besar
kekuatan variabel X berhubungan dengan variabel Y. Dalam penelitian ini
46
analisis regresi linier sederhana dihitung dengan menggunakan program SPSS
versi 22.
3.6.7
Uji Koefisien Determinasi
Dalam analisis korelasi terdapat satu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r 2)
(Sugiyono, 2012:231). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena variabs
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang
terjadi pada variabel independen. Untuk mengetahui nilai koefien determinasi
dalam penelitian ini diolah menggunakan program SPSS versi 22.
3.6.8
Pengujian Hipotesis
Uji t-hitung digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan atau
pengaruh dua variabel yang berpasangan, dengan pengambilan keputusan:
a. Menentukan t-hitung dengan rumus.
b.
c. Menentukan tabel pada taraf signifikansi 5%
d. Pengujian hipotesis dengan ketentuan:
t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ho ditolak
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS versi 22.
47
3.7 Jadwal Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan
anak yang intim yang membuat anak memiliki motivasi belajar yang tinggi
pada siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari”, dengan
responden adalah siswa kelas 6 SDN 1 Parung Sari dan SDN 2 Parung Sari.
Sedangkan penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan dari bulan April sampai
Oktober .Jadwal penelitian dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel 3.5. di
bawah ini.
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
1
Bab 1-3
2
Sidang
outline
3
Penelitian
4
Bab 4-5
5
Sidang
skripsi
Apr
Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nov Des Jan
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum
1.
SDN 1 Parungsari
Sekolah Dasar Negeri 1 Parungsari merupakan sekolah yang memiliki
prinsip sama seperti sekolah dasar pada umumnya yaitu berupaya meningkatkan
taraf kehidupan anak didiknya dalam bidang akademik melalui jalur pendidikan.
Sekolah ini telah menanamkan tonggak awal perjuangan untuk mendidik masa
depan bangsa sejak tahun 1976, . SD Negeri 1 Parungsari merupakan Sekolah Dasar
Rintisan Standar Nasional dengan memilik akreditasi B dengan nomor akreditasi :
77.83 pada tahun 2011. Sekolah dasar negeri yang bercita-cita untuk terus
meluluskan generasi penerus bangsa yang bermutu yang bisa menjadi penerus
memimpin bangsa dan negara Indonesia.
SD Negeri 1 Parungsari terus berbenah diri untuk melakukan perbaikan
dalam pelayanan pendidikan terhadap anak didik dan wali murid, hal ini didukung
dengan adanya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sehingga murid yang
bersekolah di SD Negeri 1 Parungsari tidak akan dipungut biaya operasional.
Mendidik anak-anak menjadi generasi yang memiliki pemahaman serta pandangan
dan wawasan luas, akhlak yang baik serta tinggi penguasaan ilmu serta teknologi
sehingga nantinya mereka dapat hidup dan menjadi contoh/ teladan di tengah
masyarakat di era globalisasi yang semakin komplek. SD Negeri 1 Parungsari yang
beralamatkan di Cisonggom Parungsari berdiri diatas lahan 2160 m2.
48
49
2.
SDN 2 Parungsari
Penelitian ini juga mengambil lokasi SDN 2 Palungsari sebagai
tempat penelitian. Sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Palungsari
berdasarkan kualitas sarana dan prasarana dan juga kondisi sekolah, SDN
2 Palungsari lebih baik dibanding dengan SDN 1 Palungsari. SDN 2
Palungsari beralamat Jalan Kopi. Pembelajaran di SDN 2 Palungsari saat
ini menggunakan kurikulum KTSP dalam pembelajarannya. SDN 2
Palungsari dipimpin oleh satu orang Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 4 guru
mata pelajaran, 1 orang tenaga administrasi, 1 orang petugas perpustakaan
dan 1 orang penjaga.
4.1.2 Struktur Organisasi
SDN 1 Parungsari di bawah tanggung jawab UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Sajira
dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Dalam
menjalankan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh seorang tata usaha dan
bekerjasama dengan komite sekolah. Jumlah kelas di sekolah ini ada 8
kelas dan masing-masing memiliki wali kelas, SDN 1 Parungsari juga
memiliki dua orang guru mata pelajaran PAI dan PJOK.
Berbeda dengan SDN 1, SDN 2 Parungsari memiliki lebih banyak
guru. Masing-masing kelas memiliki satu orang guru wali kelas dan satu
orang guru kelas sehingga di SDN 2 Parungsari memiliki 12 orang
pendidik sedangkan guru mata pelajaran ada dua yaitu guru PAI dan guru
PJOK.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi SDN 1 Palungsari dan SDN
2 Parungsari dapat disajikan berikut ini.
50
,
Kepala Sekolah
Juitaningsih, S.Pd
Komite
Sekolah
Tata
Usaha
Guru Kelas IA
Hj. Atikah, S.Pd
Guru Kelas IIA
Madyusup, A.Ma.Pd
Guru Kelas IIIA
Yati Hasanah, S.Pd
Guru Kelas IVA
Iyong Maryamsih, S.Pd
Guru Kelas VA
Asmunah, S.Pd.SD
Guru Kelas VB
Yayan Sopian, S.Pd
Guru Kelas VIA
H. Edi, S.Pd.SD
Guru PAI
M. Santaya, A.Ma.Pd
Guru PJOK
Endang Rohani, S.Pd
€
Guru Kelas IVB
Saran, S.Pd.SD
Penjaga
Ali
SISWA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN 1 Parungsari
51
Kepala Sekolah
Masni, S.Pd
Komite Sekolah
Agus Darsono, M.Si.
Tata Usaha
Yudi Ahsani D.
Unit
Perpustakaan
Wali Kelas I
Tien Sutasni,S.Pd
Wali Kelas II
Nelin Dewi S.Pd.M.Se
Wali Kelas III
Dedi Majmuddin,S.pd
Guru Kelas I
Sumiati,S.Pd
Guru Kelas II
Susilawati ,S.Pd
Guru Kelas III
Ati Nurhayati, S.Pd
Wali Kelas IV
Sarmini, S.Pd
Wali Kelas V
Siti Jamilah, S.Pd.Sd
Wali Kelas VI
Nurhayati Ratna,S.Pd
Guru Kelas IV
Feta Fitriana , S.Pd
Guru Kelas V
Wiwiet Yuliesie, S.Pd
Guru Kelas VI
Ida Mahmudah,S.pd
Guru PAI
Siti Latifah, A.Ms.Pd
Guru PJOK
Ade Suhendar, S.Pd
Penjaga
Sujai
\
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SDN 2 Parungsari
4.2 Hasil Pengujian Validitas
Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan program SpsS 22.Uji ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa setiap pernyataan yang diajukan kepada
responden dinyataan valid atau tidak. Uji validitas pada penelitian ini dengan
membandingan nilai rhitung dengan rtabel yang diproleh dari df = n – k dengan tingkat
kesalahan 5% dan N=30 serta uji signifikasi dua sampel sebesar 0.361 (rtabel).
52
4.2.1 Hasil uji validitas X Sdn 1 (intensitas komunikasi)
Tabel 4.1
Item-Total Statistics
Scale
Mean
if Scale Variance if Corrected
Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
X1_1
51.90
100.645
.545
.896
x1_2
51.97
98.930
.661
.893
x1_3
52.00
96.828
.705
.891
x1_4
52.37
103.413
.502
.897
x1_5
52.00
96.828
.705
.891
x1_6
52.53
97.154
.636
.893
x1_7
52.00
101.517
.584
.895
x1_8
51.70
103.941
.441
.899
x1_9
51.97
99.275
.590
.895
x1_10
51.97
99.275
.590
.895
x1_11
51.93
104.202
.381
.901
x1_12
51.93
98.616
.667
.892
x1_13
51.97
98.930
.661
.893
x1_14
52.03
100.723
.444
.900
x1_15
51.93
104.202
.381
.901
x1_16
51.77
103.495
.409
.900
x1_17
51.90
100.645
.545
.896
x1_18
51.70
103.941
.441
.899
Dari tabel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap
butir pernyataan X_1- X_18 dengan nilai terendah yaitu 0.381 terdapat pada butir
pernyataan X_11 dan x_15. jika dibandingkan dengan r tabel yaitu 0.361, maka nilai
53
rhitung sebesar 0.381 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael X
dinyatakan Valid.
4.2.2 Hasil uji validitas X SDN 2 (intensitas komunikasi)
Tabel 4.2
Item-Total Statistics
Scale
Mean
if Scale Variance if Corrected
Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
x_1
51.57
96.806
.738
.912
x_2
52.03
95.275
.569
.914
x_3
51.83
90.695
.815
.907
x_4
52.33
94.299
.559
.914
x_5
51.87
91.085
.802
.908
x_6
52.57
91.220
.615
.913
x_7
51.63
97.206
.581
.914
x_8
51.37
101.275
.421
.917
x_9
52.13
93.154
.599
.913
x_10
52.60
90.869
.655
.912
x_11
52.77
92.737
.484
.918
x_12
52.80
90.097
.628
.913
x_13
51.57
97.013
.648
.913
x_14
51.83
91.592
.759
.909
x_15
52.50
96.534
.368
.920
x_16
51.57
96.806
.738
.912
x_17
51.53
96.602
.683
.912
x_18
51.63
97.895
.454
.916
Dari tabel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap
butir pernyataan X_15 dengan nilai terendah yaitu 0.368 terdapat pada butir
54
pernyataan x_15. jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung
sebesar 0.368 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael X
dinyatakan Valid.
4.2.3 Hasil uji validitas Y SDN 1 (Motivasi Belajar)
Tabel 4.3
Item-Total Statistics
Scale
Mean
if Scale Variance if Corrected
Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
y1_1
35.70
35.321
.547
.870
y2_2
35.63
35.275
.545
.870
y3_3
35.93
32.961
.601
.868
y4_4
35.87
36.947
.528
.871
y5_5
35.80
37.269
.581
.870
y6_6
35.80
37.062
.616
.869
y7_7
36.17
32.006
.674
.862
y8_8
35.63
32.930
.768
.856
y9_9
35.80
36.579
.459
.874
y10_10
35.83
34.902
.675
.863
y11_11
35.70
35.045
.485
.874
y12_12
35.87
34.120
.551
.870
Dari tebel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap
butir pernyataan Y_11dengan nilai terendah yaitu 0.485 yang terdapat pada butir
pernyataan Y_11. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung
sebesar 0.485 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael Y dinyatakan
Valid.
55
4.2.4 Hasil uji validitas Y SDN 2 (Motivasi Belajar)
Tabel 4.4
Item-Total Statistics
Scale
Mean
if Scale Variance if Corrected
Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
y_1
37.53
36.464
.703
.969
y_2
37.63
34.171
.883
.965
y_3
37.63
34.171
.984
.963
y_4
37.67
34.299
.972
.963
y_5
37.60
35.972
.690
.970
y_6
37.67
34.506
.841
.966
y_7
37.63
33.551
.892
.965
y_8
37.63
34.102
.894
.965
y_9
37.67
34.299
.732
.970
y_10
37.70
34.907
.718
.969
y_11
37.67
33.954
.924
.964
y_12
37.70
34.493
.853
.966
Dari tebel diatas diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap
butir pernyataan Y_1 dengan nilai terendah yaitu 0.703 yang terdapat pada butir
pernyataan Y_1. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.361, maka nilai rhitung
sebesar 0.703 > 0.361 rtabel. Dengan begitu seluruh pernyataan varibael Y dinyatakan
Valid.
4.3
Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 22. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui bahwa setiap pernyataan yang diajukan kepada
56
responden teruji reliabel atau tidak. Setelah itu hasil dari pengujian dibandingkan
dengan ketentuan tingkat reliabitias berdasarkan nilai
Alpha.
4.3.1
Hasil uji reliabilitas x SDN 1
Tabel 4.5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.901
18
Dilihat dari tebel di atas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel x
(intenasitas komunikasi orang tua) sebesar 0.901. Berdasarkan kriteria ketentuan
nilai Cronbach’s Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan x sdn 1 adalah
Sangat Reliabel.
4.3.2
Hasil uji reliabilitas x SDN 2
Tabel 4.6
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.918
18
Dilihat dari tebel di atas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel x
(intenitas komnikasi orang tua) sebesar 0.918. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai
Cronbach’s Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan x sdn 2 adalah Sangat
Reliabel.
57
4.3.3
Hasil uji reliabilitas Y SDN 1
Tabel 4.7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.878
12
Dilihat dari tabel diatas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel Y
(Motivasi Belajar) sebesar 0.878. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach
Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan Y sdn 1 adalah Sangat Reliabel.
4.3.4
Hasil uji reliabilitas Y SDN 2
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.969
12
Dilihat dari tabel diatas, diperoleh nilai Cronbach Alpha dari variabel Y
(Motivasi Belajar) sebesar 0.969. Berdasarkan kriteria ketentuan nilai Cronbach
Alpha, dapat dikatakan bahwa butir pernyataan Y sdn 2 adalah Sangat Reliabel.
4.4
Deskripsi Data Penelitian
4.4.1
Data diri responden
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI (enam) SDN 1 &
SDN 2 Parungsari Rangkasbitung. Dalam penelitian ini instrument penelitian untuk
mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Selain variable-variabel penelitian,
dalam kuesioner tersebut juga meliputi data responden berupa kelas, usia, jenis
58
kelamin dan hobi. Berikut disajikan data-data responden siswa kelas VI (enam) SDN
1 dan SDN 2 Parungsari tahun pelajaran 2016/2017.
4.4.1.1
Data Responden berdasarkan Usia
Tabel 4.9
Data Responden berdasarkan Usia
Jumlah Siswa
Usia
SDN 1 Parungsari
Jml.
SDN 2 Parungsari
%
Jml.
%
11 tahun
7
16.67
7
19.44
12 tahun
25
59.52
20
55.56
13 tahun
10
23.81
9
25.00
Jumlah
42
100
36
100
Sumber: Data yang diolah, 2017
Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa mayoritas responden kelas
VI SDN 1 dan SDN 2 Parungsari berusia 12 tahun yaitu di SDN 1 Parungsari
berjumlah 25 anak sedangkan di SDN 2 Parungsari berjumlah 20 anak.
Responden yang berusia 11 tahun di SDN 1 Parungsari berjumlah 7 anak dan di
SDN 2 Parungsari juga berjumlah 7 anak. Sementara responden yang berusia 13
tahun di SDN 1 Parungsari berjumlah 10 anak dan di SDN 2 Parungsari
berjumlah 9 anak. Data responden di atas jika disajikan dalam bentuk diagram
adalah sebagai berikut.
59
Diagram Usia Responden
Data Usia Responden
SDN 1 Parungsari
SDN 2 Parungsari
59.52%55.56%
23.81%25.00%
16.67%19.44%
11 tahun
12 tahun
13 tahun
Diagram 4.1
Berdasarkan diagram pada gambar 4.1 di atas, dapat digambarkan bahwa
responden yang berusia 12 tahun mendominasi pada semua lokasi penelitian,
yaitu di SDN 1 Parungsari sebesar 59,52% dan di SDN 2 Parungsari sebesar
55,56%. Kemudian responden yang bersua 11 tahun di SDN 1 Parungsari
sebesar 16,67% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 19,44%. Lalu responden yang
berusia 13 tahun di SDN 1 Parungsari sebesar 23,81% dan di SDN 2 Parungsari
sebesar 25,00%.
4.4.1.2 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin
60
Tabel 4.10
Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Siswa
Jenis Kelamin
SDN 1 Parungsari
SDN 2 Parungsari
Jml.
%
Jml.
%
Laki-laki
22
52.38
17
47.22
Perempuan
20
47.62
19
52.78
Jumlah
42
100
36
100
Sumber: Data yang diolah, 2017
Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki di SDN 1 Parungsari sebanyak 22 anak dan di SDN 2
Parungsari sebanyak 17 anak. Kemudian responden yang berjenis kelamin
perempuan di SDN 1 Parungsari sebesar 20 anak dan di SDN 2 Parungsari
sebesar 19 anak. Kemudian jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai
berikut.
Diagram Jenis Kelamin
Data Jenis Kelamin Responden
SDN 1 Parungsari
52.38%
47.22%
SDN 2 Parungsari
52.78%
47.62%
Laki-laki
Perempuan
Diagram 4.2
61
Berdasarkan diagram dalam gambar 4.2 di atas dapat digambarkan bahwa
responden yang berjenis kelamin laki-laki di SDN 1 Parungsari lebih banyak
dibanding perempuan yaitu sebesar 52,38% sedangkan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 47,62%. Sedangkan di SDN 2 Parungsari responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47,22% dan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 52,78%
4.4.1.3 Data Responden berdasarkan Hobi
Tabel 4.11
Jumlah Siswa
Jenis Kelamin
SDN 1 Parungsari
SDN 2 Parungsari
Jml.
%
Jml.
%
Menulis
9
21.43
9
25.00
Sepak Bola
16
38.10
13
36.11
Berenang
10
23.81
9
25.00
Bulu Tangkis
7
16.67
5
13.89
Jumlah
42
100
36
100
Sumber: Data yang diolah, 2017
Berdasarkan data di atas, diperoleh data bahwa responden yang
mempunyai hobi sepak bola di SDN 1 Parungsari paling banyak yaitu 16 anak
dan di SDN 2 Parungsari sebanyak 13 anak. Kemudian responden yang
mempunyai hobi berenang di SDN 1 Parungsari sebanyak 10 siswa dan di SDN
2 Parungsari sebanyak 9 siswa. Siswa di SDN 1 Parungsari yang mempunyai
62
hobi menulis sebanyak 9 anak dan di SDN 2 Parungsari juga sejumlah 9 anak.
Hobi bulu tangkis merupakan hobi yang sedikit diminati SDN 1 Parungsari yaitu
sebanyak 7 anak dan di SDN 2 Parungsari hanya 5 anak. Kemudian jika
disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut.
Diagram Hobi Responden
Data Hobi Responden
SDN 1 Parungsari
25.00%
21.43%
Menulis
38.10%
36.11%
Sepak Bola
SDN 2 Parungsari
25.00%
23.81%
Berenang
16.67%
13.89%
Bulu Tangkis
Diagram 4.3
Berdasarkan diagram dalam 4.3 di atas dapat digambarkan bahwa
responden yang memililki hobi sepak bola lebih banyak yaitu di SDN 1
Parungsari sebesar 38,10% dan di SDN 2 Parungsari sebesar 36,11%.
Responden yang memiliki hobi berenang di SDN 1 Parungsari sebesar 23,81%
dan di SDN 2 Parungsari sebesar 25,00%. Kemudian yang memiliki hobi
menulis di SDN 1 Parungsari sebesar 21,43% dan di SDN 2 Parungsari sebesar
25,00%. Hobi yang paling sedikit diminati adalah bulu tangkis yaitu di SDN 1
Parungsari sebesar 16.67% dan di SDN 2 Parungsari hanya sebesar 13.89%.
63
4.4.3 Tanggapan Responden Intensitas Komunikasi Orang Tua Sdn 1
Tabel 4.12
Sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari
x1_1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
1
2.4
2.4
2.4
kadang-kadang
9
21.4
21.4
23.8
sering
9
21.4
21.4
45.2
selalu
23
54.8
54.8
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.4
Dapat dilihat di tabel 4.12 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_1 yaitu tentang “ saya sering berkomunikasi dengan orang tua setiap
hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 23 orang menjawab selalu dengan persentase 54.8%, 9
64
orang menjawab sering dengan persentase 21.45%, 9 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 21.4%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 2.4%. dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 76.2% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 selalu berkomunikasi dengan orang tuanya.
Indikator frekuensi menjelaskan adanya berapa kali rutinitas kegiatan. Orang
dengan frekuensi tinggi memiliki respon partisipasi yang lebih besar, sementara
orang dengan frekuensi rendah dari respon verbal/komunikasinya dianggap tidak
berkompeten dan memiliki partisipasi yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian di
atas, pandangan peneliti mengatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 6 SDN
1 Parungsari memiliki komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Hal ini
menunjukkan bahwa orang tua di Sdn 1 memiliki intensitas komunikasi yang sangat
tinggi karena mereka dapat berbincang setiap hari.Sisanya yang menjawab kadangkadang dan tidak pernah kemungkinan orang tua responden mempunyai kesibukan
sendiri atau acuh terhadap anaknya sendiri.
Tabel 4.13
Meminta belajar setiap hari
x2
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
4.8
4.8
4.8
kadang-kadang
6
14.3
14.3
19.0
Sering
15
35.7
35.7
54.8
Selalu
19
45.2
45.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
65
Diagram 4.5
Dapat dilihat di tabel 4.13 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_2 yaitu tentang “orang tua saya meminta belajar setiap hari” dari
seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase
100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 45.2%, 15 orang
menjawab sering dengan persentase 35.7%, 6 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 14.3%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 4.8%.
Indikator Frekuensi menjelaskan adanya tingkat keseringan orang tua
dengan anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Setiap hari orang tua selalu
ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara
orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat
pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi
keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil jawaban di atas, responden
mengatakan selalu diminta untuk belajar setiap hari. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 80.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 orang tua mereka selalu
66
meminta belajar mereka setiap hari. Hal ini disebabkan karena beberapa bulan lagi
mendekati Ujian Nasional dan bagaimanapun orang tua selalu ingin melihat anaknya
lulus. Di samping itu juga tidak mau anaknya tidak lulus .
Tabel 4.14
Menegur ketika saya malas belajar
x3
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
3
7.1
7.1
7.1
kadang-kadang
9
21.4
21.4
28.6
Sering
11
26.2
26.2
54.8
Selalu
19
45.2
45.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.6
Dapat dilihat di tabel 4.14 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_3 yaitu tentang “orang tua menegur mereka ketika malas belajar” dari
67
seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase
100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 45.2%, 11 orang
menjawab sering dengan persentase 26.2%, 9 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 21.4%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 7.1%.
Indikiator frekuensi menjelaskan bahawa Dalam perhubungan antara orang
tua dan anak akan terjadi interaksi. Dalam interaksi itu orang tua berusaha
mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan
apa yang akan di sampaikan. Anak mungkin berusaha menjadi pendengar yang baik
dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan di sampaikan oleh orang tua. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 orang tua
mereka selalu menegur ketika mereka malas belajar karena orang tua hanya ingin
melihat mereka dapat nilai yang memuaskan dan mendapatkan ilmu pengetahuan
yang banyak.
Tabel 4.15
Bertanya tugas,sekolah,pekerjaan rumah
x4
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
3
7.1
7.1
7.1
kadang-kadang
8
19.0
19.0
26.2
Sering
28
66.7
66.7
92.9
Selalu
3
7.1
7.1
100.0
Total
42
100.0
100.0
68
Diagram 4.7
Dapat dilihat di tabel 4.15 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_4 yaitu tentang “bertanya tentang tugas sekolah, pekerjaan rumah
kepada orang tua 2 jam sehari ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari
sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 3 orang menjawab selalu
dengan persentase 7.1%, 28 orang menjawab sering dengan persentase 66.7%, 8
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 19.0%. dan 3 orang yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 73.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 mereka sering bertnya
tentang sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua mereka.
Indikator Durasi menjelaskan lamanya waktu yang digunakan pada ssat
emlakukan akticvitas komunikasi.Menurut Djamarah (2004:78) Keinginan anak
untuk berbicara dengan orang tuanya dari
hati ke hati melahirkan komunikasi
interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang
tuanya.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menganggap bahwa durasi
69
untuk bertanya tentang tugas sekolah,Pekerjaan Rumah itu penting. Adapun yang
tidak bertanya kepada orang tua nya dikarenakan malas bertanya dan hanya sennag
bermain saja.
Tabel 4.16
Mengajak berbicara selama 30 menit saat pulang sekolah
x5
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
4.8
4.8
4.8
kadang-kadang
20
47.6
47.6
52.4
Sering
9
21.4
21.4
73.8
Selalu
11
26.2
26.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.8
Dapat dilihat di tabel 4.16 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_5 yaitu tentang “Orang tua mengajak mereka berbicara selama 30
70
menit saat mereka pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari
sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 11 orang menjawab selalu
dengan persentase 26.2%, 9 orang menjawab sering dengan persentase 21.4%, 20
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 47.6%. dan 2 orang yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 47.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 selalu diajak berbicara
oleh oraang tua mereka selama 30 menit.
Indikator durasi menjelaskan adanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan kegiatan. Orang berkomunikasi durasi yang lebih singkat dianggap tidak
berkompeten, sementara orang dengan komunikasi durasi yang lebih lama di anggap
berkompeten. Berdsarkan hasil diatas mayoritas responden kadang-kadang diajaka
berbicara setelah pulang sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka
kadang-kadang tidak tahu bahwa anaknya sesudah pulang sekolah atau sebagian
orang tua mereka masih di temapat kerja.
Tabel 4.17
Menjelang UN orangtua emngawasi belajar 3 jam sehari
x6
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
7
16.7
16.7
16.7
kadang-kadang
11
26.2
26.2
42.9
Sering
12
28.6
28.6
71.4
Selalu
12
28.6
28.6
100.0
Total
42
100.0
100.0
71
Diagram 4.9
Dapat dilihat di tabel 4.16 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_6 yaitu tentang “Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya
belajar 3 jam sehari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42
orang dengan persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab selalu dengan
persentase 28.6%, 12 orang menjawab sering dengan persentase 28.6%, 11 orang
menjawab kadang-kadang dengan persentase 26.2%. dan 7 orang yang menjawab
tidak pernah dengan persentase 16.7%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
57.2 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 selalu di awasi orang tua mereka selama
belajar 3 jam sehari.Karena jika tidak diawasi anak tidak dapat belajar dan bermalasmalasan.
Indikator durasi disni menjelaskan bahwa lamanya waktu berkomunikasi
dengan orang. Hal ini menunjukkan Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu
harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois
tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk
berdialog dengan anak adalah rangka mengakrabkan hubungan antara orangtua dan
72
anak. Dengan begitu, anak tidak menganggap orang tuanya adalah orang yang tidak
mengerti perasaan anak.
Tabel 4.18
Orang tua fokus dalam hal pelajaran sekolah
x7
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
4.8
4.8
4.8
kadang-kadang
4
9.5
9.5
14.3
Sering
23
54.8
54.8
69.0
Selalu
13
31.0
31.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
Daigram 4.10
Dapat dilihat di tabel 4.18 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_7 yaitu tentang “orang tua saya fokus kepada saya dalam hal pelajaran
73
sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab selalu dengan persentase 31.0%, 23
orang menjawab sering dengan persentase 54.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 9.5%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 85.8 % dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 orang tua mereka selalu fokus kepada anaknya dalam hal
pelajaran sekolah.
Indikator Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus
yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian
disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua
yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal.Hal ini menujukkan mayoritas responden menganggap orang tua mereka
memberi perhatian lebih dalam pelajaran sekolah karena kewajiban orang tua fokus
kepada anak yangs sedang menuju remaja seprti kelas 6 ini.
Tabel 4.19
Orang tua meminta supaya menjadi anak yang rajin
x8
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
4
9.5
9.5
9.5
sering
10
23.8
23.8
33.3
selalu
28
66.7
66.7
100.0
Total
42
100.0
100.0
74
Diagram 4.11
Dapat dilihat di tabel 4.19 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_8 yaitu tentang “orang tua meminta supaya saya menjadi anak yang
rajin” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 28 orang menjawab selalu dengan persentase 66.7%, 10
orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 9.5%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa 90.5 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa
orang tua mereka selalu meminta supaya mereka menjadi anak yang rajin.
Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai
focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikas. Dalam
lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti
tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada
kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai
pendidik dan yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap
75
kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak
yang mulia dan tingkah laku yang sopan
Tabel.4.20
Orang tua memarahi jika tidak belajar
x9
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
4.8
4.8
4.8
kadang-kadang
11
26.2
26.2
31.0
sering
9
21.4
21.4
52.4
selalu
20
47.6
47.6
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.12
Dapat dilihat di tabel 4.20 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_9 yaitu tentang “orang tua saya marah jika tidak belajar” dari seluruh
76
siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%,
sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 21.4%,9 orang menjawab
sering dengan persentase 21.4%,11 orang menjawab kadang-kadang dengan
persentase 26.2%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase
4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 47.6 % dari seluruh siswa kelas 6
sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu memarahi mereka jika tidak belajar.
Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai
focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi.
Berdasarkan hasil di atas mayoritas mengaku selalu di marahi orang tua mereka.
Sewajarnya orang tua memarahi anaknya jika tidak belajar, karena orang tua ingin
melihat anaknya pintar dan menjadi juara kelas. Adapun yang hanya kadang-kadang
memarahi karena bisa jadi anak tersebut malas belajar dan mengabaikan kata –kata
orang tua.
Tabel 4.21
Setiapa waktu bertanya kepada orang tua
x10
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
1
2.4
2.4
2.4
kadang-kadang
11
26.2
26.2
28.6
sering
14
33.3
33.3
61.9
selalu
16
38.1
38.1
100.0
Total
42
100.0
100.0
77
Diagram 4.13
Dapat dilihat di tabel 4.21 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_10 yaitu tentang “saya setiap waktu selalu bertanya kepada orang tua”
dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase
100%, sebanyak 16 orang menjawab selalu dengan persentase 38.1%,14 orang
menjawab sering dengan persentase 33.3%,11 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 26.2%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 bahwa mereka selalu bertanya kepada orang tua mereka setiap
waktu.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan
sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan
aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden teratur untuk bertanya kepada orang tua masing-masing.
Karena seusia kelas 6 masih banyak yang perlu mereka ketahui.
78
Tabel 4.22
Sebelum berangkat sekolah orang tua memeriksa perlengkapan sekolah
x11
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
8
19.0
19.0
19.0
kadang-kadang
14
33.3
33.3
52.4
sering
13
31.0
31.0
83.3
selalu
7
16.7
16.7
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.14
Dapat dilihat di tabel 4.22 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_11 yaitu tentang “sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu
memeriksa perlengkapan sekolah saya” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari
sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 7 orang menjawab selalu
79
dengan persentase 16.7%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 31.0%, 14
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 33.3%. dan 8 orang yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 19.0%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 33.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka
kadang-kadang memeriksa perlengkapan sekolah mereka.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan
sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan
aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Berdasarkan hasil di
atas, mayoritas jarang memeriksa perlengkapan sekolah, karena di malam harinya
orang tua mereka sudah mempersiapkan dulu sebelumnya. Sebagai orang tua
seharusnya bersikap seperti itu .Kegiatan itu selalu rutin setiap hari.
Tabel 4.23
Orang tua selalu menanyakan Pr setelah pulang sekolah
x12
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
4
9.5
9.5
9.5
kadang-kadang
22
52.4
52.4
61.9
Sering
7
16.7
16.7
78.6
Selalu
9
21.4
21.4
100.0
Total
42
100.0
100.0
80
Diagram 4.15
Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_12 yaitu tentang “orang tua saya selalu menanyakan PR setelah pulang
sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 21.4%, 7
orang menjawab sering dengan persentase 16.7%, 22 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 52.4%. dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 9.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 61.9% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka kadang-kadang menanyakan PR setelah
pulang sekolah.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi bahwa kesamaan atau ekgiatan
yang beberapa kali seperti menanyakan Pr setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil
kuesioner tersebut orang tua hanya kadang-kadang memeriksa perlengkapan sekolah
sebab mereka sudah memeriksa perlengkapan ketika anaknya sedang menyiapkan
tugas sehingga mereka tidak perlu memeriksa kembali perlengkapan yang harus
dibawa ke sekolah. Kebanyakan orang tua juga jarang menanyakan PR setelah
81
pulang sekolah, karena kebanyakan siswa langsung bermain setelah pulang sekolah.
PR baru akan ditanyakan oleh orang tua saat mereka belajar.
Tabel 4.24
Orang tua nenbaantu menyelesaikan maslah
x13
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
9
21.4
21.4
21.4
kadang-kadang
18
42.9
42.9
64.3
Sering
4
9.5
9.5
73.8
Selalu
11
26.2
26.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.16
Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_13 yaitu tentang “setiap ada masalah di sekolah, orang tua saya
membantu menyelesaikan masalah tersebut” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1
82
Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 11 orang
menjawab selalu dengan persentase 26.2%, 4 orang menjawab sering dengan
persentase 9.5%, 18 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 42.9%. dan
9 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 21.4%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa 69.1% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua
mereka sering membantu menyelesaikan masalah anak setiap ada masalah di
sekolah.
Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang
dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk
berkomunikasi
berkaitan
dengan
kuantitats
atau
banyakanya
yang
diajak.Berdasarkan hasil di atas , mayoritas orang tua mereka kadang kadang
membantu menyelsaikan masalah anak dikarenakan banyaknya anak –anak yang
membuat ulah sendiri dan pelajaran bagi anak .
Tabel 4.25
Orang tua akan marah saat mendapat niali jelek
x14
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
4
9.5
9.5
9.5
kadang-kadang
11
26.2
26.2
35.7
sering
6
14.3
14.3
50.0
selalu
21
50.0
50.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
83
Diagram 4.17
Dapat dilihat di tabel 4.23 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_14 yaitu tentang “orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai
jelek” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%, 6
orang menjawab sering dengan persentase 14.3%, 11 orang menjawab kadangkadang dengan persentase 26.2%. dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 9.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu marah saat mereka mendapat
nilai jelek.
Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang
dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk
berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak. Dalam
pola komunikasi ini , mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa
kompromi. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden aakan di
84
maarahi jika nilai jelek. Keberhasilan pendidikan anak mendapat nilai baik untuk
orang tua.
Tabel 4.26
Orang tua sering menegur dan memberi jalan keluar
x15
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
3
7.1
7.1
7.1
kadang-kadang
5
11.9
11.9
19.0
sering
16
38.1
38.1
57.1
selalu
18
42.9
42.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.18
Dapat dilihat di tabel 4.24 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_15 yaitu tentang “orang tua saya menegur saya dan memberi jalan
keluar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 42.9%, 16
85
orang menjawab sering dengan persentase 38.1%, 5 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 11.9%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu menegur dan member jalan
keluar kepada mereka.
. Menurut Yusuf (2001:56) Pola komunikasi otoriter ditandai dengan
orangtua yang
melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola
komunikasi otoriter mempunyai aturan–aturan yang kaku dari orangtua. Dalam pola
komunikasi ini sikap penerimaan
menghukum, bersikap
sesuatu
rendah,
namun kontrolnya tinggi, suka
mengkomando, mengharuskan anak untuk melakukan
tanpa kompromi, bersikap kaku atau keras, cenderung emosinal dan
bersikap menolak. Biasanya anak akan merasa mudah
tersinggung, penakut,
pemurung dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stress, tidak mempunyai
arah masa depan yang jelas serta tidak bersahabat.
Tabel 4.27
Orang tua memberi tahu manfaat guna/belajar
x16
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
3
7.1
7.1
7.1
kadang-kadang
4
9.5
9.5
16.7
sering
10
23.8
23.8
40.5
selalu
25
59.5
59.5
100.0
Total
42
100.0
100.0
86
Diagram 4.19
Dapat dilihat di tabel 4.25 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_16 yaitu tentang “orang tua saya member tahu manfaat atau gunanya
belajar ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 25 orang menjawab selalu dengan persentase 59.5%, 10
orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 4 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 9.5%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 7.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu member tahu manfaaat atau
gunanya belajar untuk mereka.
Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan
dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan
pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas tanggapan responden mayoritas
orang tua member tahu manfaat gunanya belajar karena belajar sangat penting untuk
anak di usia sekarang.
87
Tabel 4.28
Orang tua memberikan motivasi dalam belajar
x17
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
5
11.9
11.9
11.9
sering
10
23.8
23.8
35.7
selalu
27
64.3
64.3
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.20
Dapat dilihat di tabel 4.26 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_17 yaitu tentang “orang tua saya memberikan motivasi saya dalam
belajar ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 27 orang menjawab selalu dengan persentase 64.3%, 10
orang menjawab sering dengan persentase 23.8%, 5 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 11.9%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah’ Dari data
88
tersebut dapat disimpulkan bahwa 88.1% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa
orang tua mereka sering memberikan motivasi mereka dalam belajar.
Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin
seperti kondisi di atas adalah komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.
Menurut Djamarah (2004:159) Ketika orang tua merasa berkepentingan untuk
menyampaikan sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan.
Ketika anak berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka
anaklah yang memulai pembicara.Berdasarkan hasil di atas,mayoritas tanggapan
responden diberi motivasi dalam belajar oleh orang tuanya karena motivasi dari
orang tua begitu penting dalam diri anak. Dan Tidak ada yang mengaku tidak
pernah, karena kebanyakan orang tua pasti memberikan motivasi untuk anak.
Tabel 4.29
Orang tua memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik
x18
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
4.8
4.8
4.8
kadang-kadang
4
9.5
9.5
14.3
sering
13
31.0
31.0
45.2
selalu
23
54.8
54.8
100.0
Total
42
100.0
100.0
89
Diagram 4.21
Dapat dilihat di tabel 4.27 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_18 yaitu tentang “orang tua saya memberikan penjelasan tentang
perbuatan yang baik ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42
orang dengan persentase 100%, sebanyak 23 orang menjawab selalu dengan
persentase 54.8%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 31.0%, 4 orang
menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.5%. dan 2 orang yang menjawab
tidak pernah dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
85.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa orang tua mereka selalu memeberikan
penjelasan kepada mereka tentang perbuatan yang baik.Karena perbuatan baik
sangat penting dalam kehidupan kita.
Indikator tingkat kedalaman pesan Indikator kedalaman pesan menjelaskan
bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap
saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi.Kemudian anak selalu
berkata jujur, dan tidak menutupi-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan
seterusnya .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapann responden memberikan
90
penjelaan tentang perbuatan yang baik dan benar.agar di masa remaja mereka
mereka tidak salah pergaulan.
4.4.3 Tanggapan Responden Motiasi Belajar SDn 1
Tabel 4.30
Belajar karena ingin orang tua bahagia
y1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
7
16.7
16.7
16.7
sangat setuju
1
2.4
2.4
19.0
setuju
34
81.0
81.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.22
Dapat dilihat di tabel 4.28 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_1 yaitu tentang “saya belajar karena ingin orang tua saya bahagia” dari
seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase
100%, sebanyak 34 orang menjawab setuju dengan persentase 81.0%, 1 orang
91
menjawab sangat setuju dengan persentase 2.4%,7 orang menjawab tidak setuju
dengan persentase 16.7%. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1
bahwa siswa sdn1 belajar karena ingin membuat orang tua mereka bahagia .
Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa
motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M.
Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Berdasarkan hasil di atas,
mayoritas tanggapan responden ingin membahagiakan orang tuanya dengan belajar.
Karena orang tua pasti bahagia melihat anaknya belajar terus menerus.
Tabel.4.31
Bertanya kepada orang tua ketika mengerjakan PR
y2
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.4
2.4
2.4
tidak setuju
11
26.2
26.2
28.6
sangat setuju
14
33.3
33.3
61.9
setuju
16
38.1
38.1
100.0
Total
42
100.0
100.0
92
Diagram 4.23
Dapat dilihat di tabel 4.29 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_2 yaitu tentang “ketika mengerjakan PR, saya bertanya kepada orang
tua saya” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 16 orang menjawab setuju dengan persentase 38.1%,14
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 33.3%,11 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 26.2% . dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 71.4% dari
seluruh siswa kelas 6 sdn 1 mengatakan setuju karena mereka bertanya kepada orang
tua mereka ketika mengerjakan PR.
Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam
motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah
93
pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan
responden ingin orang tua bahagia.
Tabel 4.32
Dalam mengerjakan tugas sekolah dibantu orang tua
y3
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.4
2.4
2.4
tidak setuju
7
16.7
16.7
19.0
sangat setuju
18
42.9
42.9
61.9
setuju
16
38.1
38.1
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.24
Dapat dilihat di tabel 4.30 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_3 yaitu tentang “saya dibantu orang tua dalam mengerjakan tugas
94
sekolah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 16 orang menjawab setuju dengan persentase 38.1 %, 18
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 42.9 % , 7 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 16.7 %. dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 2.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81 % dari
seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa siswa sdn1 setuju mereks di bantu orang tua
mereka dalam mengerjakan tugas sekolah.
Indicator hubungan interpersonal dalam Motivasi yang timbul sesuai dengan
hasil penelitian di atas merupakan motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar
yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas
belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
Tabel 4.33
Mengikut bimbel sekolah
y4
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
4
9.5
9.5
9.5
tidak setuju
22
52.4
52.4
61.9
sangat setuju
7
16.7
16.7
78.6
Setuju
9
21.4
21.4
100.0
Total
42
100.0
100.0
95
Diagram 4.25
Dapat dilihat di tabel 4.31 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_4 yaitu tentang “ saya mengikuti bimbel di luar sekolah agar saya
dapat banyak pengetahuan ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak
42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab setuju dengan
persentase 21.4 %,7 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 16.7% ,22
orang menjawab tidak setuju dengan persentase 52.4 %. Dan 4 orang
yang
menjawab sangat tidak setuju dengan persentase .Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 52.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 1 bahwa responden tidak
setuju dengan pernyataan ini.
Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman
(2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki
96
motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan
dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayroitas taanggapan responden tidak setuju
jika mengikuti bimbel dapat banyak pengetahuan,. Kemungkunina tanpa bimbel
mereka dapat belajar dari orang tuanya dan lebih.
Tabel 4.34
Ingin mencapai nilai yang baik
y5
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
7
16.7
16.7
16.7
tidak setuju
16
38.1
38.1
54.8
sangat setuju
10
23.8
23.8
78.6
setuju
9
21.4
21.4
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.26
Dapat dilihat di tabel 4.32 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_5 yaitu tentang “ saya ingin mencapai nilai yang baik ” dari seluruh
97
siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%,
sebanyak 9 orang menjawab setuju dengan persentase 21.4%, 10 orang menjawab
sangat setuju dengan persentase 23.8%, 16 orang menjawab tidak setuju dengan
persentase 38.1%. dan 7 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 16.7% .Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 38.1% responden
tidak setuju dengan pernyataan ingin mencapai nilai yang baik.
Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman
(2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki
motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan
dari luar.Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden tidak ingin
mencapai nilai yang baik, kemungkinan anak tersbut malas belajar dan tidak di
dukung oleh orang tua mereka dalam belajar.
Tabel 4.35
Ingin menjadi juara kelas
y6
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
4
9.5
9.5
9.5
tidak setuju
11
26.2
26.2
35.7
sangat setuju
6
14.3
14.3
50.0
setuju
21
50.0
50.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
98
Diagram 4.27
Dapat dilihat di tabel 4.33 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_6 yaitu tentang “saya ingin menjadi juara kelas ” dari seluruh siswa
kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%, sebanyak 21
orang menjawab setuju dengan persentase 50.0%,6 orang menjawab sangat setuju
dengan persentase 14.3 % ,11 orang menjawab tidak setuju dengan persentase
26.2%. dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 9.5%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0 % responden setuju dengan
pernyataan ingin menjadi juara kelas.
Siswa mempunyai motivasi belajar yang berasal dari dalam diri sendiri
(intrinsik). Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang
siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak
memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan haasil di atas tanggapan responden
99
ingin menjadi juara kelas. Karena menjadi juara kelas menjadikan anak semnagat
belajr terus menerus.
Tabel 4.36
Mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman
y7
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
4.8
4.8
4.8
tidak setuju
10
23.8
23.8
28.6
sangat setuju
12
28.6
28.6
57.1
Setuju
18
42.9
42.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.28
Dapat dilihat di tabel 4.34 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_7 yaitu tentang “ ketika ulangan, saya mengerjakan sendiri tanpa
mencontek teman ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang
100
dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase
42.9%, 12 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 28.6 % ,10 orang
menjawab tidak setuju dengan persentase 23.8%. Dan 2 orang yang menjawab
sangat tidak setuju dengan persentase 4.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa 71.5% responden
setuju mengerjakan sendiri ketika ulangan tanpa
mencontek teman .
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan bahwa Konsekuensi
dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998), mengungkapkan salah satu tanggung jawaab adalah tekun terhadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Berdasarkan
hasil diatas, mayoritas responden mengakui bahwa ulangan tidak mencontek. Hal ini
disebabkan sebagai tanggung jawab sebagaaai siswa
Tabel 4.37
Masuk kelas dengan tepat waktu
y8
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
4
9.5
9.5
9.5
tidak setuju
9
21.4
21.4
31.0
sangat setuju
7
16.7
16.7
47.6
setuju
22
52.4
52.4
100.0
Total
42
100.0
100.0
101
Diagram 4.29
Dapat dilihat di tabel 4.35 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_8 yaitu tentang “ saya masuk kelas dengan tepat waktu” dari seluruh
siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan persentase 100%,
sebanyak 22 orang menjawab setuju dengan persentase 52.4 %,7 orang menjawab
sangat setuju dengan persentase 16.7 % ,9 orang menjawab tidak setuju dengan
persentase 21.4%. dan 4 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 9.5% .Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 52.4% responden
setuju jika masuk kelas harus tepat waktu.
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan , konsekuensi dan
tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998 salah satu aspeknya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai siswa
tidak boleh telat masuk kelas. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas responden tidak
ingin telat masuk , dikarenakan jika telat tidak dapat mengikuti belajar dalam kelas.
102
Tabel 4.38
Menerima konsekuensi jika bersalah
y9
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
8
19.0
19.0
19.0
sangat setuju
9
21.4
21.4
40.5
setuju
25
59.5
59.5
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.30
Dapat dilihat di tabel 4.36 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_9 yaitu tentang “ saya menerima konsekuensi jika saya merasa
bersalah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 25 orang menjawab setuju dengan persentase 59.5 %, 9
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 21.4% ,8 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 19.0 %. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak
103
setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 59.5% dari seluruh siswa kelas 6
sdn 1 bahwa responden setuju jika bersalah mereka menerima konsekuensinya.
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan konsekuensi dan
tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar
tinggi dan rendah. Berdasrkan ahsil di atas mayoritas tanggapan responden
menerima konsekuensi jika bersalah , karena sebagai anak yang baik berani berbuat
dan harus pula menerima konsekuensinya agar tidak terulang kembali.
Tabel 4.39
Memperbaiki nilai ulangan yang jelek di masa mendatang
y10
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
3
7.1
7.1
7.1
tidak setuju
5
11.9
11.9
19.0
sangat setuju
16
38.1
38.1
57.1
setuju
18
42.9
42.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
104
Diagram 4.31
Dapat dilihat di tabel 4.37 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_10 yaitu tentang “jika nilai saya jelek, saya akan memperbaikinya di
amsa mendatang ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang
dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase
42.9%, 16 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 38.1 % , 5 orang
menjawab tidak setuju dengan persentase 11.9%. dan 3 orang yang menjawab sangat
tidak setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81% responden setuju
dengan pernyatan akan memperbaiki nilai di masa mendatang jika nilai jelek.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
105
tanggapan responden mempunyai kemampuan untuk memperbaiki nilai atau
remedial .karena dengan remesial akan mendaapatkan niilai yang lebih .
Tabel 4.40
Tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oeleh teman
y11
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.4
2.4
2.4
tidak setuju
10
23.8
23.8
26.2
sangat setuju
2
4.8
4.8
31.0
setuju
29
69.0
69.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
Diagram 4.32
Dapat dilihat di tabel 4.38 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_11 yaitu tentang “saya tertantang mengerjakan soal yang di anggap
sulit oleh teman ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang
106
dengan persentase 100%, sebanyak 29 orang menjawab setuju dengan persentase
69.0%, 2 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 4.8% ,10 orang
menjawab tidak setuju dengan persentase 23.8%. dan 1 orang yang menjawab
sangat tidak setuju dengan persentase 2.4%.Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa 69.0% responden setuju dengan pernyataan ini.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
tanggapan responden terantang mengerjakan soal yang sulit, karena mereka ingin
membuktikan bahwa soal yang diberi oleh guru itu mudah dan menguji kemampuan
mereka juga.
Tabel 4.41
Membantu teman jika mengalami PR yang sulit
y12
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
7
16.7
16.7
16.7
sangat setuju
1
2.4
2.4
19.0
setuju
34
81.0
81.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
107
Diagram 4.33
Dapat dilihat di tabel 4.39 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_12 yaitu tentang “saya membantu teman saya jika mengalami PR yang
sulit ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 1 Parungsari sebanyak 42 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 34 orang menjawab setuju dengan persentase 81.0%, 1
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 2.4% ,7 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 16.7 %. dan tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 81.0% responden setuju dengan
pernyataan membantu teman jika mengalami Pr yang sulit.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
tanggapan responden membantu temannya jika mengalami Pr yang sulit, Hal ini
108
disebabkan ada kemajuan terhadap responden karena memiliki kemapuan belajar
yang tinggi dan sesame teman sebaiknya membantu.
4.4.4 Tanggapan Responden Intensitas Komunikasi OrangTua SDn 2
Tabel 4.42
Sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari
x1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
1
2.8
2.8
2.8
sering
15
41.7
41.7
44.4
selalu
20
55.6
55.6
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.34
Dapat dilihat di tabel 4.40 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_1 yaitu tentang “saya saya sering berkomunikasi dengan orang tua
saya setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang
109
dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase
55.6%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 1 orang menjawab
kadang-kadang dengan persentase 2.8% . dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 97.3% dari seluruh siswa kelas
6 sdn 2 bahwa responden sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari
Indikator frekuensi menjelaskan adanya berapa kali rutinitas kegiatan. Orang
dengan frekuensi tinggi memiliki respon partisipasi yang lebih besar, sementara
orang dengan frekuensi rendah dari respon verbal/komunikasinya dianggap tidak
berkompeten dan memiliki partisipasi yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian di
atas, mayoritas tanggapan responden mengatakan bahwa mayoritas orang tua siswa
kelas 6 SDN 2 Parungsari memiliki komunikasi yang baik dengan anak-anaknya.
Hal ini menunjukkan bahwa orang tua di Sdn 2 memiliki intensitas komunikasi yang
sangat tinggi karena mereka dapat berbincang setiap hari.
Tabel.4.43
Meminta belajar setiap hari
X2
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
1
2.8
2.8
2.8
kadang-kadang
7
19.4
19.4
22.2
sering
14
38.9
38.9
61.1
selalu
14
38.9
38.9
100.0
Total
36
100.0
100.0
110
Diagram 4.35
Dapat dilihat di tabel 4.41 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_2 yaitu tentang “orang tua meminta belajar setiap hari” dari seluruh
siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%,
sebanyak 14 orang menjawab selalu dengan persentase 38.9%, 14 orang menjawab
sering dengan persentase 38.9%, 7 orang menjawab kadang-kadang dengan
persentase 9.4%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 2.8%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 77.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2
orang tua mereka selalu meminta belajar mereka setiap hari.
Indikator Frekuensi menjelaskan adanya tingkat keseringan orang tua dengan
anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Setiap hari orang tua selalu ingin
berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang
tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat
pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi
keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil jawaban di atas, responden
111
mengatakan selalu diminta untuk belajar setiap hari. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu
meminta belajar mereka setiap hari. Hal ini disebabkan karena beberapa bulan lagi
mendekati Ujian Nasional dan bagaimanapun orang tua selalu ingin melihat anaknya
lulus. Di samping itu juga tidak mau anaknya tidak lulus .
Tabel.4.44
Menegur ketika saya malas belajar
X3
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
5.6
5.6
5.6
kadang-kadang
4
11.1
11.1
16.7
Sering
12
33.3
33.3
50.0
Selalu
18
50.0
50.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.36
112
Dapat dilihat di tabel 4.42 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_3 yaitu tentang “orang tua menegur mereka ketika malas belajar” dari
seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase
100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%, 12 orang
menjawab sering dengan persentase 33.3%, 4 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3%
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam
keluarga.Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan
yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga
(Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil dkiatakan bahwa dari seluruh siswa kelas 6
sdn 2 orang tua mereka selalu menegur ketika mereka malas belajar karena dengan
itu mereka dapat nilai yang memuaskan.
Tabel. 4.45
Bertanya tugas,sekolah,pekerjaan rumah
X4
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
3
8.3
8.3
8.3
kadang-kadang
10
27.8
27.8
36.1
Sering
15
41.7
41.7
77.8
Selalu
8
22.2
22.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
113
Diagram 4.37
Dapat dilihat di tabel 4.43 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_4 yaitu tentang “bertanya tentang tugas sekolah, pekerjaan rumah
kepada orang tua 2 jam sehari ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari
sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu
dengan persentase 22.2%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 10
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 27.8%. dan 3 orang yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 8.3%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 63.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 mereka sring bertnya
tentang sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua mereka.
Indikator Durasi menjelaskan lamanya waktu yang digunakan pada ssat
emlakukan akticvitas komunikasi.Menurut Djamarah (2004:78) Keinginan anak
untuk berbicara dengan orang tuanya dari
hati ke hati melahirkan komunikasi
interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang
tuanya. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggaapan responden menanyakan
114
tentang tugas sekolah kepada orang tuanya Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden
menganggap
bahwa
durasi
untuk
bertanya
tentang
tugas
sekolah,Pekerjaan Rumah itu penting.
Tabel 4.46
Mengajak berbicara selama 30 menit saat pulang sekolah
X5
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
5.6
5.6
5.6
kadang-kadang
4
11.1
11.1
16.7
Sering
13
36.1
36.1
52.8
Selalu
17
47.2
47.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.38
Dapat dilihat di tabel 4.44 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_5 yaitu tentang “Orang tua mengajak mereka berbicara selama 30
115
menit saat mereka pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari
sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 17 orang menjawab selalu
dengan persentase 47.2%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 36.1%, 4
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 83.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu diajak berbicara
oleh oraang tua mereka selama 30 menit.
Indikator durasi menjelaskan adanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan kegiatan. Orang berkomunikasi durasi yang lebih singkat dianggap tidak
berkompeten, sementara orang dengan komunikasi durasi yang lebih lama di anggap
berkompeten. Berdsarkan hasil diatas mayoritas responden sering diajak berbicara
setelah pulang sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka memiliki
waktu luang untuk berbincang dengan anak.
Tabel 4.47
Menjelang UN orangtua mengawasi belajar 3 jam sehari
X6
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
10
27.8
27.8
27.8
kadang-kadang
5
13.9
13.9
41.7
sering
14
38.9
38.9
80.6
selalu
7
19.4
19.4
100.0
Total
36
100.0
100.0
116
Diagram 4.39
Dapat dilihat di tabel 4.45 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_6 yaitu tentang “Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya
belajar 3 jam sehari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36
orang dengan persentase 100%, sebanyak 7 orang menjawab selalu dengan
persentase 19.4%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 5 orang
menjawab kadang-kadang dengan persentase 13.9%. dan 10 orang yang menjawab
tidak pernah dengan persentase 27.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
38.9 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 sering di awasi orang tua mereka selama
belajar 3 jam sehari.
Indikator durasi disni menjelaskan bahwa lamanya waktu berkomunikasi
dengan orang. Hal ini menunjukkan Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu
harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois
tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk
117
berdialog dengan anak adalah rangka mengakrabkan hubungan antara orangtua dan
anak. Dengan begitu, anak tidak menganggap orang tuanya adalah orang yang tidak
mengerti perasaan anak. Berdsarakan hasil di atas mayoritas tanggapan responden
mngatakan sering di awasi oleh orang tuanya,karena jika tidak diawasi anak tidak
dapat belajar dan bermalas-malasan.
Tabel 4.48
Orang tua fokus dalam hal pelajaran sekolah
X7
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
3
8.3
8.3
8.3
sering
14
38.9
38.9
47.2
selalu
19
52.8
52.8
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.40
118
Dapat dilihat di tabel 4.46 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_7 yaitu tentang “orang tua saya fokus kepada saya dalam hal pelajaran
sekolah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 14
orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 3 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 8.3%. dan tidak ada
yang menjawab tidak pernah dengan
persentase . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 90.8% responden selalu di
perhatikan oleh orang tua.
Indikator Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus
yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian
disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua
yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal.Hal ini menujukkan mayoritas responden menganggap orang tua mereka
memberi perhatian lebih dalam pelajaran sekolah karena kewajiban orang tua fokus
kepada anak yangs sedang menuju remaja seprti kelas 6 ini.
Tabel 4.49
Orang tua meminta supaya menjadi anak yang rajin
X8
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sering
9
25.0
25.0
25.0
selalu
27
75.0
75.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
119
Diagram 4.41
Dapat dilihat di tabel 4.47 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_8 yaitu tentang “orang tua meminta supaya saya menjadi anak yang
rajin” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 27 orang menjawab selalu dengan persentase 75.0%, 9
orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,dan tidak ada yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 100
% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu di minta orang tua responden untuk
menjadi anak yang rajin.
Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai
focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikas. Dalam
lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti
tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada
kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai
120
pendidik dan yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap
kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak
yang mulia dan tingkah laku yang sopan.
Tabel.4.50
Orang tua memarahi jika tidak belajar
X9
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
5.6
5.6
5.6
kadang-kadang
10
27.8
27.8
33.3
sering
11
30.6
30.6
63.9
selalu
13
36.1
36.1
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.42
Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_9 yaitu tentang “orang tua saya memarrahi jika tidak belajar” dari
121
seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase
100%, sebanyak 13 orang menjawab selalu dengan persentase 36.1%,11 orang
menjawab sering dengan persentase 30.6%,10 orang emnjawab kadang-kadang
dengan persentase 27.8%, dan 2 orang
yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 66.6 % dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 2 selalu dimarahi orang tua jika tidak belajar.
Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai
focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi.
Berdasarkan hasil di atas mayoritas mengaku selalu di marahi orang tua mereka.
Sewajarnya orang tua memarahi anaknya jika tidak belajar, karena orang tua ingin
melihat anaknya pintar dan menjadi juara kelas. Adapun yang hanya kadang-kadang
memarahi karena bisa jadi anak tersebut malas belajar dan mengabaikan kata –kata
orang tua.
Tabel 4.51
Setiapa waktu bertanya kepada orang tua
X10
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
10
27.8
27.8
27.8
kadang-kadang
5
13.9
13.9
41.7
sering
15
41.7
41.7
83.3
selalu
6
16.7
16.7
100.0
Total
36
100.0
100.0
122
Diagram 4.43
Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_10 yaitu tentang “saya setiap waktu bertanya kepada orang tua” dari
seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase
100%, sebanyak 6 orang menjawab selalu dengan persentase 16.7%,15
orang
menjawab sering dengan persentase 41.7%,5 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 13.9%, dan 10 orang
yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 27.8%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 58.4% dari seluruh
siswa kelas 6 sdn 2 sering bertanya kepada orang tua setiap waktu.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan
sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan
aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden teratur untuk bertanya kepada orang tua masing-masing.
Karena seusia kelas 6 masih banyak yang perlu mereka ketahui.
123
Tabel 4.52
Sebelum berangkat sekolah orang tua memeriksa perlengkapan sekolah
X11
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
12
33.3
33.3
33.3
kadang-kadang
11
30.6
30.6
63.9
Sering
4
11.1
11.1
75.0
Selalu
9
25.0
25.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.44
Dapat dilihat di tabel 4.49 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_11 yaitu tentang “sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu
memeriksa perlengkapan sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari
sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu
dengan persentase 25.0%,4 orang menjawab sering dengan persentase 11.1%, 11
orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 30.6%, dan 12 orang yang
124
menjawab tidak pernah dengan persentase 33.3%.. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 33.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 tidak pernah di periksa
perlengkapan sekolahnya oleh oorang tua responden.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan
sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan
aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Berdasarkan hasil di
atas, mayoritas orang tua mereka tidak pernah memeriksa perlengkapan sekolah,
kemungkinan karena orang tua nya malas merapihkan buku-buku anaknya. Atau
karena orang tua nya tidak peduli dengan anak. Hal ini bisa menjadi anak tidak
membawa buku ke sekolah karena lupa.Sebagai orang tua seharusnya bersikap
seperti itu .Kegiatan itu selalu rutin setiap hari.
Tabel 4.53
Orang tua selalu menanyakan Pr setelah pulang sekolah
X12
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
11
30.6
30.6
30.6
kadang-kadang
12
33.3
33.3
63.9
sering
5
13.9
13.9
77.8
selalu
8
22.2
22.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
125
Diagram 4.45
Dapat dilihat di tabel 4.50 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_12 yaitu tentang “orang tua saya selalu menanyakan PR setelah pulang
sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu dengan persentase 22.2%,5
orang menjawab sering dengan persentase 13.9%,12 orang emnjawab kadangkadang dengan persentase 33.3%, dan 11 orang
yang menjawab tidak pernah
dengan persentase 30.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3 % dari
seluruh siswa kelas 6 sdn 2 kadang-kadang orang tua responden menanyakan PR
setelah pulang sekolah.
Indikator keteraturan dalam berkomunikasi bahwa kesamaan atau ekgiatan
yang beberapa kali seperti menanyakan Pr setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil
kuesioner tersebut orang tua hanya tugas sehingga mereka tidak perlu memeriksa
kembali perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah. Kebanyakan orang tua juga
126
jarang menanyakan PR setelah pulang sekolah, karena kebanyakan siswa langsung
bermain setelah pulang sekolah. PR baru akan ditanyakan oleh orang tua saat
mereka belajar.
Tabel 4.54
Orang tua membantu menyelesaikan maslah
X13
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
2
5.6
5.6
5.6
sering
14
38.9
38.9
44.4
selalu
20
55.6
55.6
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.46
Dapat dilihat di tabel 4.51 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_13 yaitu tentang “setiap ada masalah di sekolah, orang tua saya
membantu menyelesaikan maslah tersebut” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2
127
Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang
menjawab selalu dengan persentase 55.6%,14 orang menjawab sering dengan
persentase 38.9%, 2 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 5.6%, dan
tidak ada yang menjawab tidak pernah dengan.. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 55.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu member tahu
kepada orang tua masing-masing jika ada masalah di sekolah.
Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang
dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk
berkomunikasi
berkaitan
dengan
kuantitats
atau
banyakanya
yang
diajak.Berdasarkan hasil di atas , mayoritas orang tua mereka sering membantu
menyelsaikan masalah anak tersebutr, di samping itu juga orang tua sangat
menyayangi anaknya . Alangkah baniknya menyelesaikan masalah jika di sekolah
dengan guru mereka.karena bagaimaanpun orang tua tidak tahu kesalahannya di
siapa.
Tabel.4.55
Orang tua akan marah saat mendapat nilai jelek
X14
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
2
5.6
5.6
5.6
kadang-kadang
4
11.1
11.1
16.7
sering
12
33.3
33.3
50.0
selalu
18
50.0
50.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
128
Diagram 4.47
Dapat dilihat di tabel 4.52 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_14 yaitu tentang “orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai
jelek setiap ada masalah di sekolah,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari
sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu
dengan persentase 50.0%,12 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%,4
orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%, dan 2 orang
yang
menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 83.3% orang tua responden selalu marah jika mendapatkan nilai
jelek.
Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang
dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk
berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak. Dalam
pola komunikasi ini , mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa
kompromi. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden aakan di
129
maarahi jika nilai jelek. Keberhasilan pendidikan anak mendapat nilai baik untuk
orang tua.
Tabel 4.56
Orang tua sering menegur dan memberi jalan keluar
X15
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
9
25.0
25.0
25.0
kadang-kadang
8
22.2
22.2
47.2
sering
10
27.8
27.8
75.0
selalu
9
25.0
25.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.48
Dapat dilihat di tabel 4.53 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_15 yaitu tentang “orang tua saya sering menegur saya dan memberi
jalan keluar,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang
130
dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase
25.0%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 27.8 %,8 orang emnjawab
kadang-kadang dengan persentase 22.2%, dan 9 orang yang menjawab tidak pernah
dengan persentase 25.0%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
52.8%
sering di tegur oleh orang tua mereka daan member jalan keluar.
Menurut Yusuf (2001:56) Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orangtua
yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola
komunikasi
otoriter mempunyai aturan–aturan yang kaku dari orangtua. Dalam pola komunikasi
ini sikap penerimaan rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum, bersikap
mengkomando, mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi,
bersikap kaku atau keras, cenderung emosinal dan bersikap menolak. Biasanya anak
akan merasa mudah tersinggung, penakut, pemurung dan merasa tidak bahagia,
mudah terpengaruh, stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas serta tidak
bersahabat.
Tabel.4.57
Orang tua memberi tahu manfaat guna/belajar
X16
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
1
2.8
2.8
2.8
sering
15
41.7
41.7
44.4
selalu
20
55.6
55.6
100.0
Total
36
100.0
100.0
131
Diagram 4.49
Dapat dilihat di tabel 4.54 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_16 yaitu tentang “orang tua saya member tahu manfaat atau gunanya
belajar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%, 15
orang menjawab sering dengan persentase 41.7%,1orang emnjawab kadang-kadang
dengan persentase 2.8%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa 91.3% sering diberitahu manfaat atau gunanya
belajar.
Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan
dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan
pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas tanggapan responden mayoritas
orang tua sering memberi tahu manfaat gunanya belajar karena belajar sangat
132
penting untuk anak di usia sekarang. Karena jika tidak di beritahu anak tidak tahu
apa gunanya belajar.
Tabel 4.58
Orang tua memberikan motivasi dalam belajar
X17
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
tidak pernah
4
11.1
11.1
11.1
kadang-kadang
7
19.4
19.4
30.6
sering
6
16.7
16.7
47.2
selalu
19
52.8
52.8
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.50
Dapat dilihat di tabel 4.55 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_17 yaitu tentang “orang tua saya memberikan motivasi saya dalam
133
belajar.”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 6
orang menjawab sering dengan persentase 16.7%,7 orang menjawab kadang-kadang
dengan persentase 19.4%, dan 4 orang
yang menjawab tidak pernah dengan
persentase 11.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
69.5% sering
diberitahu manfaat atau gunanya belajar. Indikator kedalaman pesan menjelaskan
bahwa
komunikasi yang terjalin seperti kondisi di atas adalah komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak. Menurut Djamarah (2004:159) Ketika
orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak, maka
orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak berkepentingan untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah yang memulai
pembicara.Berdasarkan hasil di atas,mayoritas tanggapan responden diberi motivasi
dalam belajar oleh orang tuanya karena motivasi dari orang tua begitu penting dalam
diri anak. Dan Tidak ada yang mengaku tidak pernah, karena kebanyakan orang tua
pasti memberikan motivasi untuk anak.
Tabel 4.59
Orang tua memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik
X18
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
kadang-kadang
6
16.7
16.7
16.7
Sering
9
25.0
25.0
41.7
Selalu
21
58.3
58.3
100.0
Total
36
100.0
100.0
134
Diagram 4.51
Dapat dilihat di tabel 4.56 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan x_18 yaitu tentang “orang tua saya memberikan penjelasan tentang
perbuatan yang baik”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36
orang dengan persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab selalu dengan
persentase 58.3%,9 orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,6 orang
menjawab kadang-kadang dengan persentase 16.7%, dan tidak ada yang menjawab
tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% sering diberikan
penjelasan tentang perbuatan yang baik.
Indikator tingkat kedalaman pesan Indikator kedalaman pesan menjelaskan
bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap
saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi.Kemudian anak selalu
berkata jujur, dan tidak menutupi-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan
seterusnya .Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapann responden memberikan
135
penjelaan tentang perbuatan yang baik dan benar.agar di masa remaja mereka
mereka tidak salah pergaulan.
4.4.5 Tanggapan Responden Motivasi Belajar SDn 2
Tabel 4.60
Belajar karena ingin orang tua bahagia
Y1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
11
30.6
30.6
30.6
tidak setuju
12
33.3
33.3
63.9
sangat setuju
5
13.9
13.9
77.8
Setuju
8
22.2
22.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.52
136
Dapat dilihat di tabel 4.57 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_1 yaitu tentang “saya belajar karena ingin oang tua saya bahagia”dari
seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase
100%, sebanyak
8 orang menjawab setuju dengan persentase 22.2%,5 orang
menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%,12 orang menjawab tidak setuju
dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju
denga pernyataan ini.
Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa
motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar yaitu orang tua. Menurut A.M.
Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Berdasarkan hasil di atas,
mayoritas tanggapan responden ingin membahagiakan orang tuanya dengan belajar.
Karena orang tua pasti bahagia melihat anaknya belajar terus menerus
Tabel 4.61
Bertanya kepada orang tua ketika mengerjakan PR
Y2
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.6
5.6
5.6
tidak setuju
11
30.6
30.6
36.1
sangat setuju
11
30.6
30.6
66.7
setuju
12
33.3
33.3
100.0
Total
36
100.0
100.0
137
Diagram 4.53
Dapat dilihat di tabel 4.58 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_2 yaitu tentang “ketika mengerjakan PR, saya bertanya kepada oran
tua”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab setuju dengan persentase 33.3%,11
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,11 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 30.6%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% setuju
dengan pernyataan ini.
Indikator hubungan interpersonal dalam motivasi menjelaskan bahwa
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam
motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
138
kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah
pencapaian tujuan.
Tabel 4.62
Dalam mengerjakan tugas sekolah dibantu orang tua
Y3
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.6
5.6
5.6
tidak setuju
11
30.6
30.6
36.1
sangat setuju
11
30.6
30.6
66.7
Setuju
12
33.3
33.3
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.54
Dapat dilihat di tabel 4.59 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_3 yaitu tentang “saya dibantu orang tua dalam mengerjakan tugas
sekolah”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 12 orang menjawab setuju dengan persentase 33.3%,11
139
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,11 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 30.6%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% setuju
dengan pernyataan ini.
Indicator hubungan interpersonal dalam Motivasi yang timbul sesuai dengan
hasil penelitian di atas merupakan motivasi belajar yang dipengaruhi dari pihak luar
yaitu orang tua. Menurut A.M. Sardiman (2007: 90-91) motivasi ekstrinstik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas
belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.
Tabel 4.63
Mengikut bimbel sekolah
Y4
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.6
5.6
5.6
tidak setuju
10
27.8
27.8
33.3
sangat setuju
11
30.6
30.6
63.9
setuju
13
36.1
36.1
100.0
Total
36
100.0
100.0
140
Diagram 4.55
Dapat dilihat di tabel 4.60 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_4 yaitu tentang “saya mengikuti bimbel di luar sekolah agar saya dapat
banyak pengetahuan”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36
orang dengan persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab setuju dengan
persentase 36.1%,11 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 30.6%,10
orang menjawab tidak setuju
dengan persentase 27.8%, dan 2
orang yang
menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa 66.7% setuju dengan pernyataan ini.
Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman
(2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki
motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan
dari luar. Berdasarkan hasil di atas, mayroitas taanggapan responden tidak setuju
141
jika mengikuti bimbel dapat banyak pengetahuan,. Kemungkunina tanpa bimbel
mereka dapat belajar dari orang tuanya dan lebih.
Tabel 4.64
Ingin mencapai nilai yang baik
Y5
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
10
27.8
27.8
27.8
tidak setuju
5
13.9
13.9
41.7
sangat setuju
15
41.7
41.7
83.3
setuju
6
16.7
16.7
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.56
Dapat dilihat di tabel 4.61 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_5 yaitu tentang “saya ingin mencapai nilai yang baik”dari seluruh
siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%,
142
sebanyak 6 orang menjawab setuju dengan persentase 16.7%,15 orang menjawab
sangat setuju dengan persentase 41.7%,5 orang menjawab tidak setuju dengan
persentase 13.9%, dan 10 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 27.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 58.4% setuju dengan
pernyataan ini.
Indikator prestasi yang dicapai dalam motivasi ini Menurut A.M. Sardiman
(2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki
motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan
dari luar.Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan responden ingin mencapai
nilai yang baik, kemungkinan anak tersbut senang belajar dan di dukung oleh orang
tua mereka dalam belajar.
Tabel 4.65
Ingin menjadi juara kelas
Y6
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
12
33.3
33.3
33.3
tidak setuju
11
30.6
30.6
63.9
sangat setuju
4
11.1
11.1
75.0
Setuju
9
25.0
25.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
143
Diagram 4.57
Dapat dilihat di tabel 4.62 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_6 yaitu tentang “saya ingin menjadi juara kelas”dari seluruh siswa
kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9
orang menjawab setuju dengan persentase 25.0%,4 orang menjawab sangat setuju
dengan persentase 11.1%,11 orang menjawab tidak setuju
dengan persentase
30.6%, dan 12 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 33.3%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan
ini.
Siswa mempunyai motivasi belajar yang berasal dari dalam diri sendiri
(intrinsik). Menurut A.M. Sardiman (2007:9-90) motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang
siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak
memerlukan dorongan dari luar. Berdasarkan haasil di atas tanggapan responden
tidak ingin menjadi juara kelas. Kemungkinan tidak mau karena mereka malas
belajar.
144
Tabel 4.66
Mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman
Y7
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
11
30.6
30.6
30.6
tidak setuju
12
33.3
33.3
63.9
sangat setuju
5
13.9
13.9
77.8
setuju
8
22.2
22.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.58
Dapat dilihat di tabel 4.63 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_7
yaitu tentang “keika ulangan, saya mengerjakan sendiri tapa
menontek teman”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang
dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab setuju dengan persentase
22.2%,5 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%,12 orang
145
menjawab tidak setuju dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab
sangat tidak setuju dengan persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan ini.
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan bahwa Konsekuensi
dan tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998), mengungkapkan salah satu tanggung jawaab adalah tekun terhadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Berdasarkan
hasil diatas, mayoritas responden mengakui bahwa ulangan mencontek. Hal ini
disebabkan karena seblum ujian tidak emmbaca buku dan mengandalkan teman
sebangkunya.
Tabel 4.67
Masuk kelas dengan tepat waktu
Y8
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.6
5.6
5.6
tidak setuju
9
25.0
25.0
30.6
sangat setuju
3
8.3
8.3
38.9
Setuju
22
61.1
61.1
100.0
Total
36
100.0
100.0
146
Diagram 4.59
Dapat dilihat di tabel 4.64 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_8 yaitu tentang “saya masuk eklas dengan tepat waktu”dari seluruh
siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%,
sebanyak 22 orang menjawab setuju dengan persentase 61.1%,3 orang menjawab
sangat setuju dengan persentase 8.3%,9 orang menjawab tidak setuju
dengan
persentase 25.0%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 61.1% setuju dengan
pernyataan ini.
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan , konsekuensi dan
tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998 salah satu aspeknya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai siswa
147
tidak boleh telat masuk kelas. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas responden tidak
ingin telat masuk , dikarenakan jika telat tidak dapat mengikuti belajar dalam kelas
Tabel 4.68
Menerima konsekuensi jika bersalah
Y9
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
9
25.0
25.0
25.0
tidak setuju
16
44.4
44.4
69.4
sangat setuju
5
13.9
13.9
83.3
Setuju
6
16.7
16.7
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.60
Dapat dilihat di tabel 4.65 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_9 yaitu tentang “saya menerima konsekuensi jka merasa bersalah”dari
148
seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase
100%, sebanyak 6 orang menjawab setuju dengan persentase 16.7%,5 orang
menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%, 16 orang menjawab tidak setuju
dengan persentase 44.4%, dan 9 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 44.4% tidak setuju
dengan pernyataan ini.
Indikator tanggung jawab dalam motivasi menjelaskan konsekuensi dan
tanggungjawab terhadap tugas belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan
motivasi belajar. Kondisi ini merupakan motivasi belajar yang timbul karena suatu
alas an tertentu. Seperti yang diungakpkan Worrel dan Stillwel (dalam Harliana
1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar
tinggi dan rendah. Berdasrkan ahsil di atas mayoritas tanggapan responden
menerima konsekuensi jika bersalah , karena sebagai anak yang baik berani berbuat
dan harus pula menerima konsekuensinya agar tidak terulang kembali.
Tabel 4.69
Memperbaiki nilai ulangan yang jelek di masa mendatang
Y10
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
11
30.6
30.6
30.6
tidak setuju
12
33.3
33.3
63.9
sangat setuju
5
13.9
13.9
77.8
setuju
8
22.2
22.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
149
Diagram 4.61
Dapat dilihat di tabel 4.66 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_10 yaitu tentang “jika nilai ulangan jelek, saya akan mempebaikinya di
masa mendatang”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang
dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab setuju dengan persentase
22.2%,5
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 13.9%, 12 orang
menjawab tidak setuju dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab
sangat tidak setuju dengan persentase 30.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa 33.3% tidak setuju dengan pernyataan ini.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
150
tanggapan responden tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki nilai atau
remedial .
Tabel 4.70
Tertantang mengerjakan soal yang di anggap sulit oeleh teman
Y11
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.8
2.8
2.8
tidak setuju
7
19.4
19.4
22.2
sangat setuju
2
5.6
5.6
27.8
Setuju
26
72.2
72.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
Diagram 4.62
Dapat dilihat di tabel 4.67 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_11 yaitu tentang “saya tertantang menegrjakan soal yang di anggap
sulit oleh teman”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang
151
dengan persentase 100%, sebanyak 26 orang menjawab setuju dengan persentase
72.2%,2 orang menjawab sangat setuju dengan persentase 5.6%, 7 orang menjawab
tidak setuju dengan persentase 19.4%, dan 1 orang yang menjawab sangat tidak
setuju dengan persentase 2.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 72.2%
setuju dengan pernyataan ini.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
tanggapan responden terantang mengerjakan soal yang sulit, karena mereka ingin
membuktikan bahwa soal yang diberi oleh guru itu mudah dan menguji kemampuan
mereka juga.
Tabel 4.71
Membantu teman jika mengalami PR yang sulit
Y12
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
5.6
5.6
5.6
tidak setuju
10
27.8
27.8
33.3
sangat setuju
6
16.7
16.7
50.0
Setuju
18
50.0
50.0
100.0
Total
36
100.0
100.0
152
Diagram 4.63
Dapat dilihat di tabel 4.68 pada kolom Frequency dan Percent mengenai
pernyataan y_12 yaitu tentang “saya membantu teman saya jika mengalami PR
yang sulit” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan
persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab setuju dengan persentase 50.0%,6
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 16.7%,10 orang menjawab tidak
setuju dengan persentase 27.8%, dan 2 orang yang menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 50.0% setuju
dengan pernyataan ini.
Indikator kemajuan dalam motivasi belajar adalah Kemampuan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur motivasi belajar. Mereka merasa
tertantang untuk mencapai sesuatu yaitu nilai yang baik. Menurut Dimyati &
Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain: a. cita cita atau aspirasi jiwa ; b. kemampuan siswa ; c.Unsurunsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran .Berdasarkan hasil di atas mayoritas
tanggapan responden membantu temannya jika mengalami Pr yang sulit, Hal ini
153
disebabkan ada kemajuan terhadap responden karena memiliki kemapuan belajar
yang tinggi dan sesame teman sebaiknya membantu.
4.5
Pengujian Data Stattistik
4.5.1
Analisis Deskriptif Data
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pernyataan di setiap
variabel (X) an Vaiabel (Y), maka penulis mengukur berapa besar persentase di
masing-masing variabel sebagai berikut.
1. Analisis deskriptif variabel X (Intansitas Komunikasi Orang Tua Sdn 1)
%=
x 100%
%=
%=
x 100%
x 100%
= 75.56%
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa intensitas komunikasi orang tua di Sdn
1menghasilkan persentase sebesar 75.56,% . Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik
2. Analisis deskriptif variabel X (Intansitas Komunikasi Orang Tua Sdn 2)
%=
%=
%=
x 100%
x 100%
x 100%
154
= 76.43%
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa intensitas komunikasi orang tua di Sdn
2 menghasilkan persentase sebesar 76.3% . Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik.
3. Analisis deskriptif variabel Y (Motivasi Belajar Sdn 1)
%=
x 100%
%=
%=
x 100%
x 100%
= 91.78%
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Anak
di Sdn
1
menghasilkan persentase sebesar 91.78% . Hal ini masuk dalam kriteria yang
Sangat Baik.
4. Analisis deskriptif variabel Y (Motivasi Belajar Sdn 2)
%=
x 100%
%=
%=
x 100%
x 100%
= 67.60%
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Anak di Sdn 2
menghasilkan persentase sebesar 67.60% .Hal ini masuk dalam kriteria yang Baik.
155
4.5.2
Hasil Uji Nomalitas Data
Analisis One-Simple Kolmogorov Smirnov membandingkan fungsi distribusi
kumulatif pengamatan suatu varibael dengan distribusi tertentu secara teoritis.
Ketentuan uji normalitas data menutut Wahyu Agung antaa lain sebagai berikut :
a. Jika
sign
pada
kolom
Asymp
Sig (2-tailed) < 0.05 maka
d ata tidak
berdistribusi normal.
b. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal.
Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada seluruh variabel x
(Intensitas Komunikasi Orang Tua) dengan variabel y (Motiasi Belajar Anak) dapat
dilihat di tabel dibawah ini. dapat dilihat pada tabel Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.72
Uji Normalitas Data SDN 1 dan Sdn 2 Parungsari
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
78
a
Most Extreme Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
7.05358009
Absolute
.089
Positive
.055
Negative
-.089
Kolmogorov-Smirnov Z
.785
Asymp. Sig. (2-tailed)
.568
a. Test distribution is Normal.
156
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menguji nilai Residual dari
variabel X Sdn 1 dan Sdn 2 dan Y Sdn 1 dan Sdn 2 terlihat bahwa nilai Sign pada
tabel 4.69 di kolom Asymp Sig (2-tailed) adalah 0.568. dapat disimpulkan 0.568>
0.05 maka data berdistribusi normal
4.5.3
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Sebelum mengetahui adanya pengaruh dalam penelitian ini, penulis akan
melakukan uji adanya hubungan antara variabel x dengan avriabel y menggunakan
uji korelasi. Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan
dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval lainnnya
digunakan rumus atau teknik statistik Product Moment Correlation dengan
menggunakan aplikasi program SPSS 22.
Hasil
perhitungan koefisien korelasi antara
“Pengauh Intensitas
Komuniaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak di Rumah (Studi Pada
siswa kelas 6 Sdn 1 dan Sdn 2 Parungsari Lebak)” dapat dilihat dari output Spss
pada tabel 4.70 di bawah ini :
157
Tabel 4.73
Correlations
Intensitas_SDN_1
Pearson Correlation
Intensitas_SDN
Motivasi_SDN_
_1
1
1
.606
**
Sig. (2-tailed)
Motivasi_SDN_1
.000
N
42
42
Pearson Correlation
.606
Sig. (2-tailed)
.000
N
42
**
1
42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel diatas apat dijelaskan bahwa huungan antara variabel
“Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap “dengan “Motivasi Belajar
Anak di Sdn 1 adalah sebesar 0,606. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara
kedua variabel bernilai Kuat, karena berada pada interval korelasi 0,60-0,799
seperti yang tercantum pada tabel 3.2 Interval Koefisien Korelasi.
158
Tabel 4.74
Correlations
Intensitas_SDN_2
Pearson Correlation
Intensitas_SDN
Motivasi_SDN_
_2
2
1
.728
**
Sig. (2-tailed)
Motivasi_SDN_2
.000
N
36
36
Pearson Correlation
.728
Sig. (2-tailed)
.000
N
36
**
1
36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel diatas apat dijelaskan bahwa huungan antara variabel
“Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap “dengan “Motivasi Belajar
Anak di Sdn 2 adalah sebesar 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara
kedua variabel bernilai Kuat, karena berada pada interval korelasi 0,60-0,799
seperti yang tercantum pada tabel 3.2 Interval Koefisien Korelasi.
Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan
arah yang sama pada hubunga antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar,
maka variabel 2 akan semakin bear pula.
Signifikan hubungan dua variabel tersebut dapat dianalisis dengan
ketentuan sebagai berikut :

Jika probablitas < (lebih kecil dari) 0,05 maka hubungan antar kedua
variabel adalah signifikan.
159

Jika probablitas > (lebih besar dari) 0,05 maka hubungan antar kedua
variabel adalah tiak signifikan.
Pada tabel terlihat angka probalitas hubungan antar variabel “Pengaruh
Intensitas Komunikasi Orang Tua” dengan “Motivasi Belajar Anak Di Rumah”
adalah sebesar 0,00 angka probablitas antar variabel dinilai signifikan.
4.5.4
Hasil Pengujian Regresi dan Signifikansi
Uji regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelinieran antara
variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti menggunakan SPSS 22 sebagai alat
untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.75
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
17.395
4.276
Intensitas_SDN_1
.374
.078
Model
1
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1
.606
t
Sig.
4.068
.000
4.816
.000
160
Grafik 4.1
Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh
sebagai berikut:
Y = a + Bx
Y = 17.395 + 0.374 X
Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa :
a. Nilai konstanta (a) sebesar 17.395 yang artinya jika tidak ada intensitas
komunikasi orang tua maka besar motivasi belajar anak di rumah yang dihasilkan
161
tetap positif yaitu 17.395.
b. Nilai koefisien regresi variabel X (intesnitas komuniaksi orang tua ) memiliki
nilai positif yaitu sebesar 0,374 yang artinya semakin tinggi nilai vaiabel
X
(intensitas komunikasi orang tua ) di Sdn 1 maka akan semakin tinggi pula nilai Y
(motivasi belajar anak)
c. Grafik 4.1 menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif,
yaitu ketika nilai X (intensitas komunikasi orang tua) di Sdn 1 naik, maka akan
diikuti oleh kenaikann nilai variabel Y (motivasi belajar anak).
d. Pada tabel 4.72 dapat dilihat bahwa pada kolom sig. variabel X (intesnitas
komuniasi orang tua) mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar 0,000.
Maka dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh
antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua (X) terhadap Motivai Belajar Anak (Y).
Tabel 4.76
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.187
5.287
Intensitas_SDN_2
.586
.095
Model
1
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2
.728
t
Sig.
.035
.972
6.195
.000
162
Grafik 4.2
Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh
sebagai berikut:
Y = a + Bx
Y = 187+ 0.586 X
Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa :
a. Nilai konstanta (a) sebesar 187 yang artinya jika tidak ada intensitas komunikasi
orang tua maka besar motivasi belajar anak di rumah yang dihasilkan
tetap positif yaitu 187.
163
b. Nilai koefisien regresi variabel X (intesnitas komuniaksi orang tua ) memiliki
nilai positif yaitu sebesar 0,374 yang artinya semakin tinggi nilai vaiabel
X
(intensitas komunikasi orang tua ) di Sdn 2 maka akan semakin tinggi pula nilai Y
(motivasi belajar anak)
c. Grafik 4.2 menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif,
yaitu ketika nilai X (intensitas komunikasi orang tua) di Sdn 2 naik, maka akan
diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (motivasi belajar anak).
d. Pada tabel 4.73 dapat dilihat bahwa pada kolom sig. variabel X (intesnitas
komuniasi orang tua) mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar 0,000.
Maka dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh
antara Intensitas Komunikasi Orang Tua (X) terhadap Motivasi Blejar Anak (Y).
4.5.5
Hasil Pengujian Hipotesis Uji T dan Signifikansi
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukann dengan menggunakan uji
T dan Uji F. Dimana Uji T dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi
pada masing-masing variabel intensitas komunikasi orang tua dengan variabel
motivasi belajar.
1. Uji T Sdn 1
Tahap selanjutnya yaitu menguji signifikansi hubungan atau t hitung antar
variabel penelitian yaitu Intesnitas Komunikasi Oang Tua (X) dan Motivasi Belajar
Anak (Y). Perhitungannya sebagai berikut:
164
Tabel 4.77
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
17.395
4.276
.374
.078
Intensitas_SDN_1
Coefficients
Beta
t
.606
Sig.
4.068
.000
4.816
.000
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1
Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T
dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua
variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independen adalah Intesnitas Komunikasi
Orang Tua (X) dan variabel dependennya adalah Motivasi Blajar Anak (Variabel Y).
Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua
terhadap Motivai Belajar Anak.
Ha: Terdapat Pengaruh antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua terhadap
Motivasi Belajar Anak.
b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS 22 yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel coefficents. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah sebesar
4.816
c. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 1 pihak menggunakan taraf
signifikansi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df)=n – k, df= 421=41, derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel responden dalam
165
penelitian yaitu 41 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian
ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel didapat adalah sebesar 2,020.
d. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut:
-
Apabila t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
-
Apabila t hitung< t tabel maka Ho diterimadan Ha ditolak
Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai t hitung (4816) > t tabel (2020). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.Artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komunikasi
Orang Tuaterhadap Motivasi Belajar Anak di rumah. Pengaruh yang ada besifat
positif dan signifikan.
2. Uji T Sdn 2
Tabel 4.78
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.187
5.287
Intensitas_SDN_2
.586
.095
Coefficients
Beta
t
.728
Sig.
.035
.972
6.195
.000
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2
Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T
dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua
variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independen adalah Intesnitas Komunikasi
Orang Tua (X) dan variabel dependennya adalah Motivasi Blajar Anak (Variabel Y).
166
Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Intensitas Komunikasi Orang Tua
terhadap Motivai Belajar Anak.
Ha: Terdapat Pengaruh antara Intensitas Komuniaksi Orang Tua terhadap
Motivasi Belajar Anak.
b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS 22 yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel coefficents. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah sebesar
6.195
e. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 1 pihak menggunakan taraf
signifikansi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df)=n – k, df= 361=35, derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel responden dalam
penelitian yaitu 35 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian
ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel didapat adalah sebesar 2.030.
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut:
-
Apabila t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
-
Apabila t hitung< t tabel maka Ho diterimadan Ha ditolak
Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai t hitung (6195) > t tabel (2030). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.Artinya terdapat pengaruh antara Intensitas Komunikasi
Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak di rumah. Pengaruh yang ada besifat
positif dan signifikan.
167
4.5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Uji F dan Signifikansi
Tabel 4.79
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
383.739
1
383.739
Residual
661.880
40
16.547
1045.619
41
Total
F
23.191
Sig.
b
.000
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1
b. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_1
Pada tabel 4.76 di atas dapat diketahui bahwa variabel intensitas komunikasi
orang tua Sdn 1 mampu menjelaskan perubahan pada variabel motivasi belajar p.
Hal ini dilihat dari nilai Fhitung sebesar 23.191 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000 (<0.05). Sedangkan nilai Ftabel pada penelitian ini adalah sebesar 4.08
diperoleh dari df1=k-1 (2-1=1), df2=n-k (42-2=40) dengan tingkat signifikan
sebesar 0,05. Mengacu pada ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, Ha
diterima dan artinya signifikan. Perbandingan nilai Fhitung pada penelitian ini adalah
23.191 > 4.08 yang menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima atau berarti
“terdapat hubungan variabel intensitas komunikasi orang tua terhadap variabel
motivasi belajar anak di rumah.
Tabel 4.80
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1156.317
1
1156.317
Residual
1024.572
34
30.134
Total
2180.889
35
a. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2
b. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_2
F
38.372
Sig.
b
.000
168
Pada tabel 4.77 di atas dapat diketahui bahwa variabel intensitas komunikasi
orang tua Sdn 2 mampu menjelaskan perubahan pada variabel motivasi belajar .
Hal ini dilihat dari nilai Fhitung sebesar 38.372 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000 (<0.05). Sedangkan nilai Ftabel pada penelitian ini adalah sebesar 4.08
diperoleh dari df1=k-1 (2-1=1), df2=n-k (36-2=34) dengan tingkat signifikan
sebesar 0,05. Mengacu pada ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, Ha
diterima dan artinya signifikan. Perbandingan nilai Fhitung pada penelitian ini adalah
38.372>4.13 yang menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima atau berarti
“terdapat hubungan variabel intensitas komunikasi orang tua terhadap variabel
motivasi belajar anak di rumah.
4.5.7
Hasil Pengujian Koefisien determinasi
1. Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Y (SDN 1)
Tabel 4.81
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.606
b
.367
.351
4.068
a. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_1
b. Dependent Variable: Motivasi_SDN_1
Untuk menghitung besarnya pengaruh intensitas komunikasi orang tua
terhadap motivasi belajr anak di rumah , kita menggunakan nilai R Square (angka
korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.72 atau juga dapat dihitung secara manual
169
dengan melihat nilai R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0.6062 x 100%
KD = 0.367 x 100%
KD = 36.7%
Hal ini menunujukan besarnya pengaruh variabel X (intensitas komunikasi
orang tua ) Sdn 1 terhadap motivasi belajar sebesar 36.7%. sisanya 100% - 36.7% =
63.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
2. Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Y (SDN 2)
Tabel 4.82
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.728
b
.530
.516
5.489
a. Predictors: (Constant), Intensitas_SDN_2
b. Dependent Variable: Motivasi_SDN_2
Untuk menghitung besarnya pengaruh intensitas komunikasi orang tua
terhadap motivasi belajr anak di rumah , kita menggunakan nilai R Square (angka
korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.73 atau juga dapat dihitung secara manual
dengan melihat nilai R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
170
KD = r2 x 100%
KD = 0.7282 x 100%
KD = 0.530 x 100%
KD = 53%
Hal ini menunujukan besarnya pengaruh variabel X (intensitas komunikasi
orang tua ) Sdn 2 terhadap motivasi belajar sebesar 53%. sisanya 100% - 53% =
47% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment dari Pearson (2-tailed), diketahui bahwa koefisien
korelasi yang diperoleh r = 0,611 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (P <
0,05 ). Hasil tersebut menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara
intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar siswa. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan positif antara
intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar anak diterima.
Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan
positif
yang
signifikan antara intensitas komunikasi orang tua dengan motivasi belajar anak.
Hal ini berarti jika seorang siswa/siswi memiliki intensitas komunikasi dengan
orang tua, maka akan menghasilkan motivasi belajar yang tinggi. Sebaliknya jika
seorang siswa/siswi kurang memiliki intensitas komunikasi dengan orang tua
maka akan menghasilkan motivasi belajar yang rendah.
171
Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hodijah (2012) yang menyatakan ada korelasi positif yang signifikan yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan
anak dengan motivasi belajar anak. Bahkan dari sini anak tidak hanya dapat
belajar, namun juga menghargai dan menikmati arti belajar. Sementara itu Ziti
Zulaekhah (2014) mengemukakan terdapat hubungan pola komunikasi orangtua
dengan prestasi akademik anak. Pola komunikasi orang tua berhubungan dengan
motivasi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar.
Berdasarkan uji regresi yang dilakukan diperoleh nilai koefisien
determinasi atau R Square sebesar 0,373 atau 37,30%. Hal ini menunjukan
bahwa variabel yang diteliti yaitu intensitas komunikasi orang tua memberikan
pengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 37,30% sedangkan sisanya
dipengaruhi variabel yang tidak diteliti (variabel pengganggu).
Pengaruh dari intensitas komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar
anak merupakan motivasi ekstrinsik atau pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik
menurut Sardiman (2004:90-91) adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Dalam belajar tidak hanya memperhatikan
berbagai kondisi internal siswa, tetapi juga memperhatikan berbagai aspek
lainnya seperti aspek sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan teman. Aspek budaya dan adat istiadat serta aspek lingkungan
fisik, misalnya rumah dan suhu udara.
Sedangkan pengaruh lain yang menimbulkan motivasi belajar anak
meningkat adalah fakor instrinsik yaitu pengaruh dari dalam diri siswa sendiri.
Faktor tersebut salah satunya adalah karena ingin mencapai nilai minimum.
172
Nilai minimum tersebut berbeda tiap mata pelajaran. Apabila siswa belum
mencapai nilai minimum tersebut, maka diharuskan mengikuti remidial atau
pengulangan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan sampai mencapai nilai
minimum tersebut. Adanya syarat kelulusan yang tinggi kemungkinan bisa
menjadi motivasi belajar bagi siswa.
Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam diri sendiri,
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diragsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
seusuatu. Pada motivasi intrinik “tidak ada sasaran tertentu, dan karenanya
nampak lebih sesuai dengan dorongan asli yang murni untuk mengetahui serta
melakukan sesuatu (aktivitas) (Nolker dan Schienfeldt, 1988:4).
173
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh intensitas
komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SDN 1 Parungsari dan SDN 2
Parungsari, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Intensitas komunikasi Orang Tua (Variabel X) memiliki nilai presentase
sebesar 75.56% dan 76.43%, artinya bahwa Intensitas Komunikasi Orang tua
terhadap motivasi belajar anak dapat dikategorikan Sangat Baik.
2.
Motivasi Belajar Anak (VaribelY) memiliki nilai sebesar presentase sebesar
91.78% dan 67.6%, artinya bahwa motivasi belajar anak sdn 1 dan sdn 2 ini
dapat dikategorikan Sangat Baik dan Baik.
3.
Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua terhadap otivasi belajar anak di
rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat dan sisanya di pengaruhi oleh
faktor lain.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain:
1.
Orang tua perlu memperhatikan aspek-aspek intensitas komunikasi seperti
keterbukaan, pengertian, kejujuran, kepercayaan serta dukungan untuk
menciptakan intensitas komunikasi yang mendalam antara orang tua dan
anak sehingga selalu tercipta hubungan harmonis antara keduanya.
173
174
2.
Agar peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi
motivasi belajar di luar faktor intensitas komunikasi, seperti faktor sekolah,
budaya, dan juga individu itu sendiri.
3.
Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba meneliti
sekolah di jenjang yang lain seperti SMP dan SMA.
175
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Bungin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta, hlm 132.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak. 2016. Rekapitulasi Data Pendidikan di
Kabupaten Lebak. Diakses dari http://lebak.siap-online.com/, pada 24
Agustus 2016 pada 18.23 WIB
Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga :
sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta
Elvinaro, Ardianto. 2010. Metode Penelitian Untuk Public Relation Kuantitatif dan
Kualitiatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm 47.
Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu SP. 1996. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
Toko Gunung Agung.
Indrakusuma, Amir Daien.1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya:Usaha
Nasional
Junaidi. 2013. Pengaruh Kumunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam
Meningkaatkan Prestasi Belajar Anak si SMA N 4 Samarinda Seberang.
eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (1) : 442 – 455
176
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repbulik Indonesia. 2015. Pemerintah
Siapkan Perangkat untuk Wajib Belajar 12 Tahun. Diakses dari
http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/12/pemerintah-siapkanperangkat-untuk-wajib-belajar-12-tahun-4930-4930-4930, pada 22 Juli 2016
pukul 16.55 WIB.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repbulik Indonesia. 2015. Sekolah Dasar.
Diakses dari http://www.kemdikbud.go.id/main/sekolah-dasar, , pada 22 Juli
2016 pukul 17.56 WIB.
Kurniawati,Rd.Nia Kania.2014. Komunikasi AntarPribadi ; Konsep dan Teori
Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
Manuhutu, Silvia. 2015. Analisis Motivasi Belajar Internal Siswa Program
Akselerasi Kelas VIII SMP Neger 6 Ambon. ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1
(2015) 104-115
Masri, Singaribun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT
Pustaka LP3ES
Nolker, Helmut, dan Eberhard Schienfeldt. 1988.Pendidikan Kejuruan: Pengajaran,
Kurikulum, Perecanaan. Alih Bahasa: Agus Setiadi. Jakarta: PT Gramedia
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah.2008. Metode Penelitian Kuantitatif :
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
177
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :
Alfabeta
Ridwan. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah atau Swasta (Bandung:
Alfabeta, 2004), hal 56.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana..
Rusady, Ruslan. 2008. Pengaruh Metode Penelitian Public Relations dan
Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada) hlm 22.
Sanapiah, Faisal. 2001. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada) hlm 20-21.
Sardiman A.M. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sari, Afrina. 2012. Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Kreativitas Belajar
Siswa SMP N 19 Bekasi Provinsi Jawa Barat
Solichin, Mohammad Muchlis.2006. Belajar dan Mengajar dalam Pandangan Al
Ghazali. Tadrîs. Volume 1. Nomor 2. 2006 hal 139-154
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito,
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung:
Alfabeta, hlm 80-81.
178
Sugiono. 2012. Ilmu Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Sugiono. 2012.Satistika Untuk PenelitianBandung: Alfabeta
Triton. 2006. Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang Pendidikan
dan Kebudayaan
Watuliu, Jenifer. 2015. Peranan Komunikasi Keluarga dalam Meningkatkan Belajar
Siswa SMU di Desa Warukapas Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa
Utara. e-journal “Acta Diurna” Volume IV. No.4. Tahun 2015
Zulaekhah, Siti dan Zubaidah. 2014. Hubungan Pola Komunikasi Orang Tua dengan
Motivasi Belajar Anak dan Prestasi Akademik Anak Usia Sekolah. Dalam
Jurnal Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Diponegoro
179
LAMPIRAN
180
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
181
182
183
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI
184
SDN 1 PARUNGSARI
185
SDN 2 PARUNGSARI
186
LAMPIRAN 3
KUESIONER
187
LEMBAR KUESIONER
Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA yang sedang
melakukan penelitian SKRIPSI mengenai Pengaruh Intensitas
Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak (studi
pada kelas 6 SDN 1 & SDN 2 ParungsariRangkasbitung). Saya
mohon kesediaan dan partispasi responden untuk mengisi kuesioner
ini dengan baik dan apa adanya.
Mohon diisi dengan lengkap dan teliti
A. DATA RESPONDEN
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Hobi
:
B. PETUNJUK PENGISIAN
Responden diharapkan merespon atau menjawab pernyataan dibawah
ini dengan sejujurnya dan mebubuhkan tanda silang (X) atau lingkaran
(O) pada alternatif jawaban yang di anggap paling tepat.
Variabel X
Frekuensi
1.
Saya sering berkomunikasi dengan
orang tua saya setiap hari
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
188
2.
Orang tua saya selalu meminta belajar
setiap hari
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
3.
Orang tua saya selalu menegur ketika
saya malas belajar
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
Durasi
4.
Saya bertanya tentang tugas sekolah,
a.Selalu
pekerjaan rumah kepada orang tua 2 jam
b.Sering
sehari
c.Kadang-kadang
d.TidakPernah
5.
Orang tua saya mengajak saya berbicara
selaam 30 menit saat saya pulang
sekolah
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.TidakPernah
6.
Menjelang UN orang tua saya
mengawasi saya belajar 3 jam sehari
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.TidakPernah
Perhatiansaatberkomunikasi
7.
Orang tuasaya focus kepada saya dalam
hal pelajaran sekolah
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
189
d.Tidak Pernah
8.
Orang tua meminta supaya saya menjadi a.Selalu
anak yang rajin
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
9.
Orang tua saya marah jika tidak belajar
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
10.
Sayasetiapwaktuselalubertanyakepada
orang tua
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
11.
Sebelum berangkat sekolah orang tua
saya selalu memeriksa perlengkapan
sekolah saya
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.TidakPernah
12.
Orang tua saya selalu menayakan PR
setelah pulang sekolah
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
190
Tingkat keluasan pesan
13.
Setiap ada masalah di sekolah, orang tua a.Selalu
saya membantu menyelesaikan masalah
b.Sering
tersebut
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
14.
Orang tua saya akan marah saat saya
mendapat nilai jelek
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
15.
Orang tua saya serring menegur saya
dan member jalan keluar
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
Tingkat Kedalaman Pesan
16.
Orang tua saya memberitahu
manfaat/gunanya belajar
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.TidakPernah
17.
Orang tua saya memberikan penejlasan
tentang perbuatan yang baik
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
191
18.
Orang tua saya memberikan penjejlasan
tentang perbuatan yang baik
a.Selalu
b.Sering
c.Kadang-kadang
d.Tidak Pernah
Variabel Y
Hubungan Interpersonal
1.
Saya belajar karena ingin orang tua saya
bahagia
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
2.
Ketika mengerjakan PR, saya bertanya
kepada orang tua
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
3.
Saya dibantu orang tua dalam
mengerjakan tugas sekolah
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
Prestasi yang dicapai
4.
Saya mengikuti bimbel diluar sekolah
agar saya dapat banyak pengetahuan
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
192
Setuju
5.
Saya ingin mencapai nilai yang baik
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
6.
Saya ingin menjadi juara kelas
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
Tanggung jawab
7.
Ketika ulangan, saya mengerjakan
sendiri tanpa mencontek teman
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
8.
Saya masuk kelas dengan tepat waktu
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
9.
Saya menerima konsekuensi jika saya
merasa bersalah
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
Kemajuan
10.
Jika nilai ulangan jelek, saya akan
memperbaikinya di masa mendatang
a.Setuju
b.SangatSetuju
193
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
11.
Saya tertantang mengerjakan soal yang
di anggap sulit oleh teman
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
12.
Saya membantu teman saya jika
mengalami Pr yang sulit
a.Setuju
b.SangatSetuju
c.TidakSetuju
d.SangatTidak
Setuju
194
LAMPIRAN 4
DATA JAWABAN RESPONDEN
195
no
resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
1
4
2
2
1
4
3
2
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
2
2
2
2
2
4
2
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
2
4
2
3
2
4
2
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
2
4
3
1
1
2
3
2
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
2
4
2
4
2
4
3
2
4
2
4
4
3
4
4
4
3
4
4
1
3
3
1
1
3
4
2
3
4
2
3
2
4
2
4
4
3
4
4
4
1
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
1
2
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
5
4
4
1
4
4
4
2
2
2
4
2
4
2
3
3
2
4
3
3
2
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
3
2
2
4
2
4
2
3
3
6
2
1
1
1
4
3
3
2
2
4
2
4
4
4
4
3
3
3
3
2
1
4
1
2
1
3
2
1
2
3
3
2
2
4
2
4
4
4
4
no butir pertanyaan x sdn 1
1 1 1 1
7 8 9 0 1 2 3
4 3 4 4 2 4 3
3 4 3 2 3 2 2
2 4 3 1 1 1 1
1 2 2 3 4 3 3
4 3 4 2 1 4 3
1 2 2 2 1 2 1
2 2 2 4 2 2 4
3 3 4 4 1 4 1
3 4 2 2 2 2 2
4 4 4 3 2 2 2
4 4 2 3 1 4 4
3 4 3 4 3 2 2
3 4 4 3 2 2 2
3 3 3 4 2 2 2
4 4 4 3 3 4 4
3 4 4 4 3 2 2
3 4 4 4 3 3 4
4 4 2 3 2 2 2
4 4 4 3 3 3 4
3 4 4 4 3 3 4
2 3 2 4 3 3 3
3 4 4 2 3 2 1
3 4 1 4 2 1 2
3 3 4 2 3 1 1
3 3 3 4 2 3 1
4 2 1 3 3 1 2
4 4 4 3 3 2 1
2 4 2 2 3 2 4
3 4 4 2 2 2 2
3 4 3 2 1 2 4
3 3 3 2 2 4 1
3 3 4 4 2 4 1
3 4 2 2 2 2 2
4 4 4 3 4 2 2
4 4 2 3 1 4 4
3 4 3 4 4 2 2
3 4 4 3 4 2 2
3 3 3 4 2 2 2
4 4 4 3 4 4 4
1
4
4
4
2
2
4
1
2
4
2
4
4
3
3
2
4
4
4
2
4
4
4
3
1
4
1
1
3
2
4
4
2
4
2
4
4
3
3
2
4
1
5
4
2
1
3
4
3
3
4
4
3
1
3
3
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
3
2
4
3
3
2
2
3
4
4
3
1
3
3
4
4
1
6
4
2
1
3
3
3
2
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
4
4
2
4
3
1
4
3
4
4
4
4
4
1
7
4
2
4
2
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
#
4
2
3
2
4
3
3
1
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
2
4
4
4
4
3
1
3
4
4
4
3
3
4
jumla
h
65
43
37
41
62
41
49
52
49
61
56
62
55
56
66
62
66
54
65
58
45
52
47
43
43
44
56
49
54
55
50
53
49
63
56
63
57
56
67
196
40
41
42
no
resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4 4 4 3 2 3 3 4 4
4 3 4 3 4 3 3 4 4
4 4 3 3 3 3 4 4 2
1
2
4
2
4
4
4
4
4
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
1
3
2
2
4
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
2
4
2
4
3
3
2
2
2
2
4
2
3
3
3
4
2
1
3
2
2
4
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
2
3
3
2
4
2
3
3
4
4
3
4
4
1
no butir pertanyaan Y SDN 1
4 5 6 7 8 9
10
11
4 3 4 4 1 2
4
2
2 2 4 3 3 3
2
4
1 1 2 3 4 3
1
1
3 3 2 2 4 2
3
4
4 3 4 4 4 4
4
2
2 1 1 2 1 2
3
2
2 4 2 2 2 3
3
4
4 1 4 4 2 2
4
4
2 2 2 2 4 4
4
4
2 2 4 4 2 4
3
4
4 4 4 2 4 2
1
2
2 2 3 3 2 2
3
4
2 2 3 4 2 4
3
4
2 2 2 3 4 4
4
2
4 4 4 4 4 4
4
4
2 2 4 4 4 4
4
4
3 4 4 4 4 2
4
3
2 2 2 2 4 4
3
4
3 4 4 4 4 4
4
4
3 4 4 4 4 4
4
4
3 3 4 2 2 4
2
4
2 1 3 4 4 4
3
4
1 2 1 1 4 4
4
4
1 1 4 4 4 4
3
4
3 1 1 3 2 4
2
4
1 2 1 1 4 4
4
4
2 1 3 4 1 3
3
4
2 3 2 2 2 3
3
4
2 3 4 4 3 3
2
4
2 3 4 3 3 3
2
4
4 3 2 3 3 3
3
3
4 3 4 4 3 3
4
2
2 3 2 2 3 4
4
4
2 2 4 3 1 4
3
4
4 4 4 3 4 4
1
4
2
3
2
2
4
2
12
2
4
2
4
4
4
4
4
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
JML
36
35
22
37
41
26
38
41
32
37
33
37
38
39
46
44
44
37
45
46
39
38
36
39
36
36
36
33
38
37
36
43
36
37
42
4
4
4
4
4
2
4
4
4
63
67
53
197
36
37
38
39
40
41
42
2
2
4
4
4
2
4
no resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
4
3
4
3
4
4
3
1
2
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
2
2
4
2
3
1
3
3
4
4
3
3
2
4
3
3
4
4
2
4
2
3
2
4
3
4
3
3
2
2
2
2
4
2
3
2
3
1
4
4
3
1
4
2
2
3
4
3
3
4
3
4
2
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
2
2
2
4
2
4
2
4
1
4
1
2
1
4
3
3
3
4
2
2
3
2
3
3
3
3
4
2
3
2
3
4
4
3
2
2
3
3
2
4
4
4
2
5
1
4
4
3
1
4
2
2
3
4
3
3
4
3
4
2
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
2
6
1
3
3
1
1
1
3
2
3
4
3
4
4
3
1
1
3
2
3
2
2
4
4
3
1
3
3
1
3
2
4
4
4
4
4
7
2
3
4
3
2
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
2
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
2
2
2
2
4
4
4
2
4
34
31
41
46
44
41
33
NO BUTIR PERTANYAAN X SDN 2
8 9 10 11 12 13 14
3 1
1
1
1
3
1
3 4
3
4
3
4
4
3 2
3
1
1
4
4
4 4
1
1
1
4
3
3 1
1
1
1
2
1
4 4
1
1
1
4
4
4 2
3
2
1
3
2
3 2
2
2
2
2
2
4 3
3
2
2
4
3
3 2
4
2
2
4
4
4 4
3
4
4
4
3
4 2
4
4
4
4
3
4 2
4
4
4
4
4
4 3
3
3
2
4
3
4 3
1
1
3
3
4
4 3
1
1
1
4
2
4 4
3
2
2
3
4
3 2
2
2
1
3
3
4 4
3
4
4
4
4
3 2
2
4
3
3
3
4 4
2
1
1
4
4
3 3
3
2
2
3
3
4 4
4
2
4
4
4
4 3
3
3
3
3
3
4 4
1
1
2
4
4
4 4
3
4
4
4
4
4 3
3
2
2
3
3
4 2
1
3
2
3
4
15
2
2
3
1
2
1
2
2
4
4
2
1
1
4
1
1
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
3
16
2
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
17
3
4
4
4
2
4
3
2
4
4
4
4
4
4
2
2
2
3
4
3
4
3
4
4
4
4
1
1
18 Jmlh
2
30
3
63
4
55
4
48
2
29
4
54
4
48
4
45
4
61
4
64
4
61
4
58
4
66
4
59
2
48
4
44
3
60
2
45
4
70
3
51
4
59
2
51
3
67
3
61
4
59
4
67
2
52
3
46
198
29
30
31
32
33
34
35
36
no resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
4
4
3
4
4
3
3
4
1
1
3
1
1
1
1
1
2
2
2
4
4
4
2
3
1
2
1
4
3
1
2
4
3
2
4
2
2
1
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
2
4
2
4
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
4
2
4
3
4
3
1
1
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
3
3
4
2
4
3
4
3
1
1
3
1
4
2
4
3
1
1
2
2
1
2
1
3
2
2
4
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
2
4
2
4
3
3
2
2
NO BUTIR PERTANYAAN Y SDN 2
3 4 5 6 7 8 9
10
11
1 1 1 1 1 1 1
1
2
2 4 3 4 3 3 3
3
4
1 2 3 1 1 3 1
1
1
3 4 1 1 1 3 1
1
4
2 1 1 1 1 4 1
1
2
2 4 1 1 1 1 1
1
2
4 2 3 2 1 2 1
1
4
4 2 2 2 2 2 2
2
4
2 3 3 2 2 4 2
2
4
3 2 4 2 2 2 2
2
4
3 4 3 4 4 4 2
4
2
4 2 4 4 4 2 2
4
4
3 2 4 4 4 2 2
4
4
4 3 3 3 2 4 2
2
2
3 3 1 1 3 4 2
3
4
4 3 1 1 1 4 2
1
4
4 4 3 2 2 4 3
2
3
3 2 2 2 1 4 4
1
4
3 4 3 4 4 4 4
4
4
4 2 2 4 3 4 3
3
4
4 4 2 1 1 2 1
1
4
2 3 3 2 2 4 2
2
4
4 4 4 2 4 4 4
4
4
2 3 3 3 3 4 3
3
4
4 4 1 1 2 2 2
2
4
3 4 3 4 4 4 4
4
4
3 3 3 2 2 4 2
2
4
2 2 1 3 2 4 2
2
4
2 3 2 1 1 2 1
1
4
1
4
2
4
2
3
1
2
3
4
3
4
4
3
4
3
12 JML
1
13
1
35
2
18
3
26
2
19
3
20
4
29
4
32
2
30
3
31
2
39
4
42
4
40
4
35
4
34
4
30
4
37
4
31
4
45
4
40
4
29
4
32
4
46
4
37
4
32
4
45
3
33
3
29
2
22
3
4
4
4
3
4
2
4
2
4
4
1
4
1
1
3
4
4
4
4
4
3
3
4
1
1
2
2
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
48
69
61
64
59
52
46
61
199
30
31
32
33
34
35
36
4
2
4
2
3
1
2
2
2
4
2
3
3
4
2
2
4
2
3
3
4
4
4
2
3
3
3
4
4
3
4
3
1
1
3
4
2
4
3
1
1
2
4
2
4
2
3
1
2
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
2
3
1
2
4
2
4
2
3
1
2
4
3
2
4
4
4
2
3
2
2
2
2
4
2
43
30
42
29
33
27
33
200
LAMPIRAN 5
BUKU BIMBINGAN
201
202
203
LAMPIRAN 6
KARTU SIT IN
204
Download