Laporan Kasus LBP

advertisement
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Umur
: 44 Th
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Kauman, Ambarawa
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Masuk RS
: 27-12-2015
Bangsal
: Asoka
No. RM
: 092xxx-2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
:
Nyeri pinggang belakang
Riwayat Penyakit Sekarang :
±4 hari smrs pasien mengeluhkan nyeri pinggang belakang bagian tengah,
nyeri pinggang di rasakan terus menerus, nyeri dirasakan seperti tertekan, nyeri
tidak menghilang bila istirahat. Nyeri semakin dirasakan saat beraktivitas, pasien
belum mengobati keluhannya, BAK dan BAB tidak ada keluhan, baal (-),
kesemutan (-), kelemahan (-) gerakan pasien menjadi terbatas karena nyeri yang
di rasakan. Mual (+) muntah (-). Nyeri dirasakan pada skala 6. Pasien masih
mengalami keputihan.
Hari masuk rumah sakit nyeri pinggang bagian tengah dirasakan semakin
hebat, nyeri dirasakan seperti tertekan, nyeri dirasakan terus menerus, nyeri tidak
mengilang dengan istirahat. Nyeri semakin dirasakan saat bergerak. Nyeri
dirasakan pada skala 8. Hingga masuk rumah sakit, pasien belum pernah
mengobati nyeri dengan obat-obatan, Tidak ada kelemahan pada kaki pasien, tidak
ada rasa kesemutan maupun baal pada kaki pasien, tidak ada keluhan pada BAK
dan BAB pada pasien. Pasien juga mengeluhkan mual namun tidak muntah.
Pesien tidak merasa lemas atau demam dalam beberapa hari terakhir.
1
Riwayat Penyakit Dahulu :







Diabetes Melitus
: disangkal
Hipertensi
: disangkal
Asam urat
: disangkal
Trauma
: disangkal
ISK
: disangkal
Berganti pasangan
: disangkal
±2 tahun smrs pasien mengalami keputihan yang terkadang gatal, berbau
amis, dan berwarna kekuningan, keputihan yang keluar tidak terlalu banyak,
keputihan timbul tidak menentu, sebulan bisa 1 – 2 kali.
Riwayat Penyakit Keluarga :

Suami
: Nyeri saat BAK, dan keluar nanah
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal
: tidak ada keluhan
Sistem Kardiovaskuler
: tidak ada keluhan
Sistem Respirasi
: tidak ada keluhan
Sistem Gastrointestinal
: tidak ada keluhan
Sistem Muskuloskeletal
: Nyeri pinggang bagian belakang
Sistem Integumen
: tidak ada keluhan
Sistem Urogenital
: keputihan
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis Klinis
: nyeri pinggang akut
Diagnosis Topis
: organo intra pelvicum
Diagnosis Etiologis
: suspect infeksi organ dalam panggul dd kompresi VL5 – S1
dd spondilosis dd tumor benigna
2
RESUME
Pasien merasa nyeri tertekan terus menurus di pinggang belakang bagian
tengah, nyeri di rasakan dari 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Hari masuk rumah
sakit, nyeri dirasakan semakin hebat, nyeri di rasakan pada skala 8. Nyeri di
rasakan bertambah saat beraktivitas, gerakan pasien menjadi terbatas karena nyeri
yang di rasakan, baal (-), kesemutan (-), BAK dan BAB tiak ada keluhan. Pasien
memiliki riwayat keputihan sejak 2 tahun yang lalu, suami pasien juga pernah
mengalami ISK. Pasien belum pernah mengobati nyerinya. Pasien tidak
mengulahkan badan lemas atau demam beberapa hari terakhir.
DISKUSI I
A. Definisi
Low back pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri di
daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral
(sekitar tulang ekor). dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler
maupun keduanya . Nyeri juga bias menjalar ke daerah lain seperti punggung
bagian atas dan pangkal paha.
B. Klasifikasi Menurut Penyebabnya
Nyeri punggung bawah menurut penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. NPB traumatik
Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah
punggung bawah, semua unsur susunan neuromuskoletal dapat terkena oleh
trauma.
2. NPB akibat proses degeneratif
a. Spondilosis
Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan
discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan
dariforamina intervetebralis.
b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus
intervertebralis yang bila pada suatu saat terobek yang dapat disusul
3
dengan protusio discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan
hernia nucleus pulposus (HNP).
c. Osteoatritis
Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi
berulang-ulang selama bertahun-tahun.
d. Stenosis Spinal
Vertebrata lumbosakralis yang sudah banyak mengalami penekanan,
penarikan, benturan dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari
seseorang, sudah tentu akan memperlihatkan banyak kelainan
degeneratif di sekitar discus intervertebralis dan persendian fasetal
posteriornya.
3. NPB akibat penyakit inflamasi
a. Artritis rematoid
Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang
persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami
kerusakan.
b. Spondilitis angkilopoetika
Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari
poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri
timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis, artikulus
sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen
intervertebralis.
c. Pelvic Inflamatory Disease
1) Definisi
PID adalah infeksi pada tractus genitalis wanita bagian atas yaitu
pada endometrium, miometrium, tuba falopii, ovarium, parametria,
dan peritoneum pelvis, terutama terjadi pada wanita yang secara
seksual aktif, resiko tinggi ditemukan pada wanita yang memakai
IUD.
2) Etiologi dan Transmisi
4
Penyakit radang panggul (PID) biasanya merupakan hasil dari infeksi
yang naik dari endoserviks yang dapat menyebabkan endometritis,
salpingitis, parametritis, oophoritis, abses tubo ovarii dan / atau
peritonitis panggul. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang
juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual. N.
gonorrhea dan C. Trachomatis telah diduga menjadi agen etiologi
utama PID, baik secara tunggal maupun kombinasi. Sejumlah faktor
yang terkait dengan PID:
•
Usia muda
•
Multi partner
•
Riwayat infeksi menular seksual (ims)pada pasien atau
pasangannya
•
Abortus
•
Hysterosalpingography
•
Fertilisasi in vitro
•
Penggunaan KB IUD
•
Aktinimikosis (infeksi bakteri)
•
Skistosomiasis (infeksi parasit)
•
Tuberculosis
•
Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus
Banyak kasus PID timbul dengan 2 tahap. Tahap pertama melibatkan
akuisisi dari vagina atau infeksi servikal. Penyakit menular seksual
yang menyebabkannya mungkin asimptomatik. Tahap kedua timbul
oleh penyebaran asenden langsung mikroorganisme dari vagina dan
serviks. Mukosa serviks menyediakan barier fungsional melawan
penyebaran ke atas, namun efek dari barier ini mungkin berkurang
akibat pengaruh perubahan hormonal yang timbul selama ovulasi dan
mestruasi.
3) Manifestasi klinis
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita
merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk
5
dan disertai oleh mual atau muntah Gejala lainnya yang mungkin
ditemukan pada PID:
•
Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang
abnormal
•
Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercakbercak kemerahan di celana dalam
•
Kram karena menstruasi
•
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
•
Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
•
Nyeri punggung bagian bawah
•
Kelelahan
•
Nafsu makan berkurang
•
Sering berkemih
•
Nyeri ketika berkemih
4) Jenis
a) Salpingitis
Mikroorganisme yang tersering menyebabkan salpingitis adalag
N. Gonorhea dan C. trachomatis. Salpingitis timbul pada remaja
yang memiliki pasangan seksual multiple dan tidak menggunakan
kontrasepsi. Gejala meliputi nyeri perut bawah dan nyeri pelvis
yang akut. Nyeri dapat menjalar ke kaki. Dapat timbul sekresi
vagina. Gejala tambahan berupa mual, muntah, dan nyeri kepala.
b) Abses Tuba Ovarian
Abses ini dapat muncul setelah onset salpingitis, namun lebih
sering akibat infeksi adnexa yang berulang. Pasien dapat
asimptomatik atau dalam keadaan septic shock. Onset ditemukan
2 minggu setelah menstruasi dengan nyeri pelvis dan abdomen,
mual, muntah, demam, dan takikardi. Seluruh abdomen tegang
dan nyeri.
4. NPB akibat gangguan metabolisme
6
Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh
menurunnya massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan mineral
tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan tulang,
dengan
akibat
menurunnya
kekuatan
tulang,
sehingga
terjadi
kecenderungan tulang mudah patah.
5. NPB akibat neoplasma
a. Tumor benigna
Hemangioma merupakan tumor yang berada di dalam kanalis
vertebralis dan dapat membangkitkan NPB. Meningioma merupakan
suatu tumor intadural namun ekstramedular. Tumor ini dapat menjadi
besar sehingga menekan pada radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini
seringkali membangkitkan nyeri hebat pada daerah lumbosakral.
b. Tumor maligna
Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer dan
sekunder. Tumor primer yang sering dijumpai adalah mieloma multiple.
Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah bersarang di tulang
belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh darah.
Tumor primernya bisa berada di mama, prostate, ginjal, paru dan
glandula tiroidea.
6. NPB akibat kelainan kongenital
Pada lumbalisasi “lumbosakral strain” lebih mudah terjadi oleh karena
adanya 6 ruas lumbosakral, bagian lumbal kolum vertebral seolah-olah
menjadi lebih panjang, hingga tekanan dan tarikan pada daerah lumbal pada
tiap gerakan lebih besar daripada orang normal. Beban yang lebih berat pada
otot-otot dan ligament sering menimbulkan NPB.
7. NPB sebagai referred pain
Walaupun benar bahwa NPB dapat dirasakan seorang penderita ulkus
peptikum, pankreatitis, tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya,
namun penyakit visceral menghasilkan juga nyeri abdominal dengan
manifestasi masingmasing organ yang terganggu.
8. NPB psikoneurotik
7
Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula bermanifestasi
sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-ototnya. NPB karena
problem psikoneuretik misalnya disebabkan oleh histeria, depresi, atau
kecemasan. NPB karena masalah psikoneurotik adalah NPB yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau
batas-batas anatomis, bila ada kaitan NPB dengan patologi organik maka
nyeri yang dirasakan tidak sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya.
9. Infeksi
Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. NPB yang disebabkan infeksi
akut misalnya kuman pyogenik (stafilokokus, streptokokus). NPB yang
disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB.
C. Faktor resiko
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulangulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor
psikososial
D. Bangunan peka nyeri
Terdapat berbagai bangunan peka nyeri di punggung bawah. Bangunan
tersebut adalah
•
periosteum,
•
1/3 bangunan luar anulus fibrosus,
•
ligamentum,
•
kapsula artikularis,
•
fasia dan otot.
Pada organ intrapelvic, secara umum merupakan organ – organ yang peka
akan nyeri, namun salping merupakan organ yang paling peka nyeri, dimana
apabila organ tersebut terkena infeksi ringan, sudah dapat menimbulkan nyeri,
sedangkan lain akan menimbulkan reaksi nyeri bila sudah terkena infeksi yang
berat.
8
Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh
berbagai stimulus lokal, akan dijawab dengan pengeluran berbagai mediator
inflamasi dan substansi lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri,
hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk
memungkinkan perlangsungan proses penyembuhan. Salah satu mekanisme
untuk mencegah kerusakan atau lesi yang lebih berat ialah spasme otot yang
membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus
menyebabkan munculnya titik picu (trigger points), yang merupakan salah satu
kondisi nyeri.
9
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 31/12-2015 di bangsal asoka
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis/ GCS E4V5M6
VAS
:6
Tanda Vital
: Tekanan darah
Nadi
Kepala
: 120⁄79 𝑚𝑚𝐻𝑔
Suhu : 37oC
: 80 X/menit
RR
: 20 X/menit
: normocepal, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat
isokor 3 mm/3 mm
Leher
: pembesaran KGB -/-
Thorax
:
I : normochest, simetris,
P : sonor seluruh lapang paru
P : nyeri tekan (-)
A : suara dasar vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, cor S1 –S2 normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
:
I : datar
A : BU (+) N
P : timpani seluruh lapang abdomen
P : nyeri tekan (-)
Ekstremitas
: akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-)
Status Neurologis
Sikap Tubuh
: lurus dan simetris
Gerakan Abnormal : tidak ada
10
Pemeriksaan Saraf Kranial
Nervus
Pemeriksaan
N. I. Olfaktorius
Daya penghidu
N. II. Optikus
N. V. Trigeminus
N. VI. Abdusen
N. VII. Fasialis
Kiri
Tdl
Tdl
Daya penglihatan
N
N
Pengenalan warna
N
N
Lapang pandang
N
N
-
-
Gerakan mata ke medial
N
N
Gerakan mata ke atas
N
N
Gerakan mata ke bawah
N
N
Ukuran pupil
N
N
Refleks cahaya langsung
N
N
Refleks cahaya konsensual
N
N
Strabismus divergen
-
-
Gerakan mata ke lat-bwh
N
N
Strabismus konvergen
-
-
Menggigit
N
N
Membuka mulut
N
N
Sensibilitas muka
N
N
Refleks kornea
N
N
Trismus
-
-
Gerakan mata ke lateral
N
N
Strabismus konvergen
-
-
Kedipan mata
N
N
Lipatan nasolabial
N
N
Sudut mulut
N
N
Mengerutkan dahi
N
N
Menutup mata
N
N
Meringis
N
N
Menggembungkan pipi
N
N
N. III. Okulomotor Ptosis
N. IV. Troklearis
Kanan
11
N. VIII.
Daya kecap lidah 2/3 ant
N
N
Mendengar suara bisik
N
N
N
N
Tes Rinne
Tdl
Tdl
Tes Schwabach
Tdl
Tdl
Tes Weber
Tdl
Tdl
Vestibulokoklearis Mendengar bunyi arloji
N. IX.
Arkus faring
N
N
Glosofaringeus
Daya kecap lidah 1/3 post
N
N
Refleks muntah
N
N
Sengau
-
-
Tersedak
-
-
Denyut nadi
N
N
Arkus faring
N
N
Bersuara
N
N
Menelan
N
N
Memalingkan kepala
N
N
Sikap bahu
N
N
Mengangkat bahu
N
N
Trofi otot bahu
N
N
N. XII.
Sikap lidah
N
N
Hipoglossus
Artikulasi
N
N
Tremor lidah
-
-
Menjulurkan lidah
N
N
Trofi otot lidah
-
-
Fasikulasi lidah
-
-
N. X. Vagus
N. XI. Aksesorius
Pemeriksaan Motorik
𝐺
𝐵
𝐵
𝐵
𝐵
𝐾
5⁄5/5 /5 5⁄5/ 5⁄5
5⁄5/5 /5 5⁄5/5 /5
𝑅𝐹
+ +
+ +
−
𝑅𝑃 −
−
−
12
𝑇𝑛
−
𝑇𝑟 −
+ +
+ +
−
−
𝐶𝑙 −⁄−
Sensibilitas
: dalam batas normal
Vegetatif
: BAK dan BAB normal
Pemeriksaan Rangsang Radikuler
Tes Lasegue
: sulit dinilai
Tes cross Lasegue
: sulit dinilai
Tes reverse Lasegue : sulit dinilai
Tes Naffziger
: sulit dinilai
Tes Valsava
: sulit dinilai
Tes Patrick
: sulit dinilai
Tes kontra Patrick
: sulit dinilai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
:
Lab. darah
Pemeriksaan
Nilai
NIlai Rujukan
Satuan
Hemoglobin
11.1
11.7 – 15.5
g/dL
Lekosit
11.2
3.6 – 11
ribu
Eritrosit
4.07
3.8 – 5.2
juta
Hematokrit
34.3
35 – 47
%
MCV
84.3
82 – 98
fL
MCH
27.3
≥27
pg
MCHC
32.4
32 – 37
g/dL
RDW
12.3
10 – 16
%
Trombosit
189
150 – 400
Ribu
Hematologi
Darah Rutin
13
PDW
16.2
10 – 18
%
MPV
8.9
7 – 11
Mikro m3
Limfosit
1.7
1.0 – 4.5
103/mikro
Monosit
0.6
0.2 – 1.0
103/mikro
Greanulosit
8.9
2–4
103/mikro
Limfosit
15.1
25 – 40
%
Monosil
5.3
2–8
%
Granulosit
79.6
50 – 80
%
PCT
0.168
0.2 – 0.5
%
Glukosa Puasa
78
74 – 106
mg/dL
Glukosa 2 Jam PP
70
<120
mg/dL
SGOT
35
0 – 35
U/L
SGPT
30
0 – 35
IU/L
Ureum
30.0
10 – 50
mg/dL
Kreatinin
0.75
0.45 – 0.75
mg/dL
Asam urat
3.63
2–7
mg/dL
Cholesterol
122
<245
mg/dL
HDL-Cholesterol
26
34 – 87
mg/dL
LDL-Cholesterol
82.2
<150
mg/dL
69
70 - 140
mg/dL
Kimia Klinik
Trigliserida
14
Lab. Swab Vagina
Bahan
: secret vagina
Px. Gram
: coccus gram positive
Diploccus gram negative
: negative
: positive intracell dan extracell
Kuman batang gram positive : negative
Kuman batang gram negative : positive
Clue cel
: negative
Jumlah leukosit
: 3 – 5/LP
Epitel
: 0-1/LP
Yeast
: negative
Trichomonas
: negative
15
Radiologis
:
-
Alightment kurang lordotik
-
Spondilosis lumbalis
-
Penyempitan VL 5
-
Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1
16
Konsultasi
: dr. spesialis kulit
-
Servisitis gonorhoe
-
Tx. Ceftriaxone 1000 mg 2 X 1 inj IV
-
Saran. Tes VCT
DISKUSI 2
Pada pasien ini di temukan:

Nyeri yang dirasakan tertekan pada pinggang

Infeksi gonorea pada serviks

Hasil rontgen di temukan,
-
Alightment kurang lordotik
-
Spondilosis lumbalis
-
Penyempitan VL 5
-
Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1
Dapat ditarik kesimpulan bahwa nyeri pinggang yang dirasakan pasien
dimungkinkan berasal dari peradangan intra pelvicum yang di sebabkan oleh
infeksi gonore yang sudah lama. Sedangkan hasil radiologis menunjukkan suatu
kelainan secara anatomis dari tulang vertebralumbosacral pasien, namun kelainan
ini tidak menunjukkan kelainan klinis pada pasien ini.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
: nyeri pinggang akut
Diagnosis Topis
: organo intra pelvicum
Diagnosis Etiologis : intra pelvic inflammatory disease
17
PENATALAKSANAAN
A. Farmakologis

Inj. Ketorolac
2 × 30𝑚𝑔

Inj. Ranitidine
2 × 1 𝑎𝑚𝑝

Inj. Meticobalamin
1 × 1 𝑎𝑚𝑝

Diazepam
2 × 2 𝑚𝑔

Amitriptilin
2 × 1⁄2 𝑚𝑔

Inj. Ceftriaxone
2 × 1000𝑚𝑔
B. Non Farmakologis

Tirah baring

Konsultasi fisioterapi
DISKUSI 3
Terapi yang diberikan dapat dengan medikamentosa dan rehabilitasi medik.
a. Inj. Ketorolac 2 x 30mg
Merupakan analgesic poten dengan efek anti-inflamasi sedang. Ketorolac
merupakan satu dari sedikit AINS yang tersedia untuk pemberian
parenteral. Ketorolac selain digunakan sebagai ainti inflamasi juga memiliki
efek anelgesik yang bias digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan
pasca operasi ringan dan sedang. Dosis IV 15 – 30 mg, efek sampingnya
berupa nyeri tempat suntikan, gangguan saluran cerna, kantuk, pusing dan
sakit kepala
b. Inj. Ranitidine 2 x 1
Merupakan suatu edative antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja
edative secara kompetitivepada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam
lambung. Pada pemberian i.m/i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk
menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36 – 94
mg/mL. kadar tersebut bertahan selama 6-8 jam. Ranitidine juga berfungsi
sebagai gastroprotector dan mencegah efek samping dan interaksi dengan
obat lain.
18
c. Inj. Meticobalamin 1 x 1
Mengandung vit B12 yang diindikasikan untuk neuropati perifer dan anemia
yang disebabkan kekurangan vit. B12. Mecobalamin bekerja dengan
memperbaiki jaringan saraf yang rusak. Efek sampingnya adalah anoreksia,
mual, diare atau gangguan saluran cerna lainnya yang dapat timbul setelah
penggunaan
d. Diazepam 2 x 2
Merupakan bagian dari kelompok benzodiazepine tranquilizers, yang
digunakan sebagai anxiolytic, sedative, muscle-relaxant, dan antikonvulsan.
Efek sampingnya dapat berupa kelemahan otot, dan badan terasa lemas.
e. Amitriptilin 2 x ½
Merupakan
antidepresan
tricyclic
yang
berefek
terhadap
ketidakseimbangan kimia dalam otak, digunakan mengobati gejala depresi,
juga dapat digunakan mengobati nyeri saraf(peripheral neuropati dan
postherpetic neuralgia). Obat ini berefek samping, mengantuk, pusing,
mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi.
f. Inj. Ceftriaxone 2 x 1000mg
Merupakan obat pilihan dalam mengobati gonore karena pencapaian tinggi,
tingkat bakterisida berkelanjutan dlaam darah. Obat ini mengikat protein,
sehingga menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri.
g. Terapi rehabilitasi medic
Tindakan dilanjutkan dengan terapi peregangan punggung,
penguatan otot punggung, dan program stabilisasi punggung. Latihan
mekanika dan postur tubuh juga merupakan bagian penting rehabilitasi
untuk mengatasi terkilir atau otot kaku.
Tindakan untuk meredakan nyeri diberikan secara selaras dengan
program peregangan dan penguatan punggung. Tindakan ini mencakup
antara lain terapi panas atau dingin dengan menggunakan alat. Selain itu
manipulasi manual akan sangat membantu meningkatkan rentang gerak dan
meredakan rasa nyeri.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
BahasaIndonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
2. Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back Massage
3. Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien.
Jakarta: EGC.
4. Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi
Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.
20
Download