IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. M Umur : 44 Th Jenis Kelamin: Perempuan Agama : Islam Alamat : Kauman, Ambarawa Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Masuk RS : 27-12-2015 Bangsal : Asoka No. RM : 092xxx-2015 ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri pinggang belakang Riwayat Penyakit Sekarang : ±4 hari smrs pasien mengeluhkan nyeri pinggang belakang bagian tengah, nyeri pinggang di rasakan terus menerus, nyeri dirasakan seperti tertekan, nyeri tidak menghilang bila istirahat. Nyeri semakin dirasakan saat beraktivitas, pasien belum mengobati keluhannya, BAK dan BAB tidak ada keluhan, baal (-), kesemutan (-), kelemahan (-) gerakan pasien menjadi terbatas karena nyeri yang di rasakan. Mual (+) muntah (-). Nyeri dirasakan pada skala 6. Pasien masih mengalami keputihan. Hari masuk rumah sakit nyeri pinggang bagian tengah dirasakan semakin hebat, nyeri dirasakan seperti tertekan, nyeri dirasakan terus menerus, nyeri tidak mengilang dengan istirahat. Nyeri semakin dirasakan saat bergerak. Nyeri dirasakan pada skala 8. Hingga masuk rumah sakit, pasien belum pernah mengobati nyeri dengan obat-obatan, Tidak ada kelemahan pada kaki pasien, tidak ada rasa kesemutan maupun baal pada kaki pasien, tidak ada keluhan pada BAK dan BAB pada pasien. Pasien juga mengeluhkan mual namun tidak muntah. Pesien tidak merasa lemas atau demam dalam beberapa hari terakhir. 1 Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes Melitus : disangkal Hipertensi : disangkal Asam urat : disangkal Trauma : disangkal ISK : disangkal Berganti pasangan : disangkal ±2 tahun smrs pasien mengalami keputihan yang terkadang gatal, berbau amis, dan berwarna kekuningan, keputihan yang keluar tidak terlalu banyak, keputihan timbul tidak menentu, sebulan bisa 1 – 2 kali. Riwayat Penyakit Keluarga : Suami : Nyeri saat BAK, dan keluar nanah Anamnesis Sistem Sistem Serebrospinal : tidak ada keluhan Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan Sistem Respirasi : tidak ada keluhan Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan Sistem Muskuloskeletal : Nyeri pinggang bagian belakang Sistem Integumen : tidak ada keluhan Sistem Urogenital : keputihan DIAGNOSIS SEMENTARA Diagnosis Klinis : nyeri pinggang akut Diagnosis Topis : organo intra pelvicum Diagnosis Etiologis : suspect infeksi organ dalam panggul dd kompresi VL5 – S1 dd spondilosis dd tumor benigna 2 RESUME Pasien merasa nyeri tertekan terus menurus di pinggang belakang bagian tengah, nyeri di rasakan dari 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Hari masuk rumah sakit, nyeri dirasakan semakin hebat, nyeri di rasakan pada skala 8. Nyeri di rasakan bertambah saat beraktivitas, gerakan pasien menjadi terbatas karena nyeri yang di rasakan, baal (-), kesemutan (-), BAK dan BAB tiak ada keluhan. Pasien memiliki riwayat keputihan sejak 2 tahun yang lalu, suami pasien juga pernah mengalami ISK. Pasien belum pernah mengobati nyerinya. Pasien tidak mengulahkan badan lemas atau demam beberapa hari terakhir. DISKUSI I A. Definisi Low back pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler maupun keduanya . Nyeri juga bias menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. B. Klasifikasi Menurut Penyebabnya Nyeri punggung bawah menurut penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut: 1. NPB traumatik Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah punggung bawah, semua unsur susunan neuromuskoletal dapat terkena oleh trauma. 2. NPB akibat proses degeneratif a. Spondilosis Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dariforamina intervetebralis. b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus intervertebralis yang bila pada suatu saat terobek yang dapat disusul 3 dengan protusio discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nucleus pulposus (HNP). c. Osteoatritis Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun. d. Stenosis Spinal Vertebrata lumbosakralis yang sudah banyak mengalami penekanan, penarikan, benturan dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari seseorang, sudah tentu akan memperlihatkan banyak kelainan degeneratif di sekitar discus intervertebralis dan persendian fasetal posteriornya. 3. NPB akibat penyakit inflamasi a. Artritis rematoid Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. b. Spondilitis angkilopoetika Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis, artikulus sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen intervertebralis. c. Pelvic Inflamatory Disease 1) Definisi PID adalah infeksi pada tractus genitalis wanita bagian atas yaitu pada endometrium, miometrium, tuba falopii, ovarium, parametria, dan peritoneum pelvis, terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif, resiko tinggi ditemukan pada wanita yang memakai IUD. 2) Etiologi dan Transmisi 4 Penyakit radang panggul (PID) biasanya merupakan hasil dari infeksi yang naik dari endoserviks yang dapat menyebabkan endometritis, salpingitis, parametritis, oophoritis, abses tubo ovarii dan / atau peritonitis panggul. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual. N. gonorrhea dan C. Trachomatis telah diduga menjadi agen etiologi utama PID, baik secara tunggal maupun kombinasi. Sejumlah faktor yang terkait dengan PID: • Usia muda • Multi partner • Riwayat infeksi menular seksual (ims)pada pasien atau pasangannya • Abortus • Hysterosalpingography • Fertilisasi in vitro • Penggunaan KB IUD • Aktinimikosis (infeksi bakteri) • Skistosomiasis (infeksi parasit) • Tuberculosis • Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus Banyak kasus PID timbul dengan 2 tahap. Tahap pertama melibatkan akuisisi dari vagina atau infeksi servikal. Penyakit menular seksual yang menyebabkannya mungkin asimptomatik. Tahap kedua timbul oleh penyebaran asenden langsung mikroorganisme dari vagina dan serviks. Mukosa serviks menyediakan barier fungsional melawan penyebaran ke atas, namun efek dari barier ini mungkin berkurang akibat pengaruh perubahan hormonal yang timbul selama ovulasi dan mestruasi. 3) Manifestasi klinis Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk 5 dan disertai oleh mual atau muntah Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID: • Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal • Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercakbercak kemerahan di celana dalam • Kram karena menstruasi • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual • Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual • Nyeri punggung bagian bawah • Kelelahan • Nafsu makan berkurang • Sering berkemih • Nyeri ketika berkemih 4) Jenis a) Salpingitis Mikroorganisme yang tersering menyebabkan salpingitis adalag N. Gonorhea dan C. trachomatis. Salpingitis timbul pada remaja yang memiliki pasangan seksual multiple dan tidak menggunakan kontrasepsi. Gejala meliputi nyeri perut bawah dan nyeri pelvis yang akut. Nyeri dapat menjalar ke kaki. Dapat timbul sekresi vagina. Gejala tambahan berupa mual, muntah, dan nyeri kepala. b) Abses Tuba Ovarian Abses ini dapat muncul setelah onset salpingitis, namun lebih sering akibat infeksi adnexa yang berulang. Pasien dapat asimptomatik atau dalam keadaan septic shock. Onset ditemukan 2 minggu setelah menstruasi dengan nyeri pelvis dan abdomen, mual, muntah, demam, dan takikardi. Seluruh abdomen tegang dan nyeri. 4. NPB akibat gangguan metabolisme 6 Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan tulang, dengan akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga terjadi kecenderungan tulang mudah patah. 5. NPB akibat neoplasma a. Tumor benigna Hemangioma merupakan tumor yang berada di dalam kanalis vertebralis dan dapat membangkitkan NPB. Meningioma merupakan suatu tumor intadural namun ekstramedular. Tumor ini dapat menjadi besar sehingga menekan pada radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali membangkitkan nyeri hebat pada daerah lumbosakral. b. Tumor maligna Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer dan sekunder. Tumor primer yang sering dijumpai adalah mieloma multiple. Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah bersarang di tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh darah. Tumor primernya bisa berada di mama, prostate, ginjal, paru dan glandula tiroidea. 6. NPB akibat kelainan kongenital Pada lumbalisasi “lumbosakral strain” lebih mudah terjadi oleh karena adanya 6 ruas lumbosakral, bagian lumbal kolum vertebral seolah-olah menjadi lebih panjang, hingga tekanan dan tarikan pada daerah lumbal pada tiap gerakan lebih besar daripada orang normal. Beban yang lebih berat pada otot-otot dan ligament sering menimbulkan NPB. 7. NPB sebagai referred pain Walaupun benar bahwa NPB dapat dirasakan seorang penderita ulkus peptikum, pankreatitis, tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya, namun penyakit visceral menghasilkan juga nyeri abdominal dengan manifestasi masingmasing organ yang terganggu. 8. NPB psikoneurotik 7 Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula bermanifestasi sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-ototnya. NPB karena problem psikoneuretik misalnya disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan. NPB karena masalah psikoneurotik adalah NPB yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis, bila ada kaitan NPB dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya. 9. Infeksi Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. NPB yang disebabkan infeksi akut misalnya kuman pyogenik (stafilokokus, streptokokus). NPB yang disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB. C. Faktor resiko Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulangulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial D. Bangunan peka nyeri Terdapat berbagai bangunan peka nyeri di punggung bawah. Bangunan tersebut adalah • periosteum, • 1/3 bangunan luar anulus fibrosus, • ligamentum, • kapsula artikularis, • fasia dan otot. Pada organ intrapelvic, secara umum merupakan organ – organ yang peka akan nyeri, namun salping merupakan organ yang paling peka nyeri, dimana apabila organ tersebut terkena infeksi ringan, sudah dapat menimbulkan nyeri, sedangkan lain akan menimbulkan reaksi nyeri bila sudah terkena infeksi yang berat. 8 Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh berbagai stimulus lokal, akan dijawab dengan pengeluran berbagai mediator inflamasi dan substansi lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan perlangsungan proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan atau lesi yang lebih berat ialah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points), yang merupakan salah satu kondisi nyeri. 9 PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan pada tanggal 31/12-2015 di bangsal asoka Status Generalis Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos Mentis/ GCS E4V5M6 VAS :6 Tanda Vital : Tekanan darah Nadi Kepala : 120⁄79 𝑚𝑚𝐻𝑔 Suhu : 37oC : 80 X/menit RR : 20 X/menit : normocepal, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat isokor 3 mm/3 mm Leher : pembesaran KGB -/- Thorax : I : normochest, simetris, P : sonor seluruh lapang paru P : nyeri tekan (-) A : suara dasar vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, cor S1 –S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen : I : datar A : BU (+) N P : timpani seluruh lapang abdomen P : nyeri tekan (-) Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-) Status Neurologis Sikap Tubuh : lurus dan simetris Gerakan Abnormal : tidak ada 10 Pemeriksaan Saraf Kranial Nervus Pemeriksaan N. I. Olfaktorius Daya penghidu N. II. Optikus N. V. Trigeminus N. VI. Abdusen N. VII. Fasialis Kiri Tdl Tdl Daya penglihatan N N Pengenalan warna N N Lapang pandang N N - - Gerakan mata ke medial N N Gerakan mata ke atas N N Gerakan mata ke bawah N N Ukuran pupil N N Refleks cahaya langsung N N Refleks cahaya konsensual N N Strabismus divergen - - Gerakan mata ke lat-bwh N N Strabismus konvergen - - Menggigit N N Membuka mulut N N Sensibilitas muka N N Refleks kornea N N Trismus - - Gerakan mata ke lateral N N Strabismus konvergen - - Kedipan mata N N Lipatan nasolabial N N Sudut mulut N N Mengerutkan dahi N N Menutup mata N N Meringis N N Menggembungkan pipi N N N. III. Okulomotor Ptosis N. IV. Troklearis Kanan 11 N. VIII. Daya kecap lidah 2/3 ant N N Mendengar suara bisik N N N N Tes Rinne Tdl Tdl Tes Schwabach Tdl Tdl Tes Weber Tdl Tdl Vestibulokoklearis Mendengar bunyi arloji N. IX. Arkus faring N N Glosofaringeus Daya kecap lidah 1/3 post N N Refleks muntah N N Sengau - - Tersedak - - Denyut nadi N N Arkus faring N N Bersuara N N Menelan N N Memalingkan kepala N N Sikap bahu N N Mengangkat bahu N N Trofi otot bahu N N N. XII. Sikap lidah N N Hipoglossus Artikulasi N N Tremor lidah - - Menjulurkan lidah N N Trofi otot lidah - - Fasikulasi lidah - - N. X. Vagus N. XI. Aksesorius Pemeriksaan Motorik 𝐺 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐾 5⁄5/5 /5 5⁄5/ 5⁄5 5⁄5/5 /5 5⁄5/5 /5 𝑅𝐹 + + + + − 𝑅𝑃 − − − 12 𝑇𝑛 − 𝑇𝑟 − + + + + − − 𝐶𝑙 −⁄− Sensibilitas : dalam batas normal Vegetatif : BAK dan BAB normal Pemeriksaan Rangsang Radikuler Tes Lasegue : sulit dinilai Tes cross Lasegue : sulit dinilai Tes reverse Lasegue : sulit dinilai Tes Naffziger : sulit dinilai Tes Valsava : sulit dinilai Tes Patrick : sulit dinilai Tes kontra Patrick : sulit dinilai PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium : Lab. darah Pemeriksaan Nilai NIlai Rujukan Satuan Hemoglobin 11.1 11.7 – 15.5 g/dL Lekosit 11.2 3.6 – 11 ribu Eritrosit 4.07 3.8 – 5.2 juta Hematokrit 34.3 35 – 47 % MCV 84.3 82 – 98 fL MCH 27.3 ≥27 pg MCHC 32.4 32 – 37 g/dL RDW 12.3 10 – 16 % Trombosit 189 150 – 400 Ribu Hematologi Darah Rutin 13 PDW 16.2 10 – 18 % MPV 8.9 7 – 11 Mikro m3 Limfosit 1.7 1.0 – 4.5 103/mikro Monosit 0.6 0.2 – 1.0 103/mikro Greanulosit 8.9 2–4 103/mikro Limfosit 15.1 25 – 40 % Monosil 5.3 2–8 % Granulosit 79.6 50 – 80 % PCT 0.168 0.2 – 0.5 % Glukosa Puasa 78 74 – 106 mg/dL Glukosa 2 Jam PP 70 <120 mg/dL SGOT 35 0 – 35 U/L SGPT 30 0 – 35 IU/L Ureum 30.0 10 – 50 mg/dL Kreatinin 0.75 0.45 – 0.75 mg/dL Asam urat 3.63 2–7 mg/dL Cholesterol 122 <245 mg/dL HDL-Cholesterol 26 34 – 87 mg/dL LDL-Cholesterol 82.2 <150 mg/dL 69 70 - 140 mg/dL Kimia Klinik Trigliserida 14 Lab. Swab Vagina Bahan : secret vagina Px. Gram : coccus gram positive Diploccus gram negative : negative : positive intracell dan extracell Kuman batang gram positive : negative Kuman batang gram negative : positive Clue cel : negative Jumlah leukosit : 3 – 5/LP Epitel : 0-1/LP Yeast : negative Trichomonas : negative 15 Radiologis : - Alightment kurang lordotik - Spondilosis lumbalis - Penyempitan VL 5 - Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1 16 Konsultasi : dr. spesialis kulit - Servisitis gonorhoe - Tx. Ceftriaxone 1000 mg 2 X 1 inj IV - Saran. Tes VCT DISKUSI 2 Pada pasien ini di temukan: Nyeri yang dirasakan tertekan pada pinggang Infeksi gonorea pada serviks Hasil rontgen di temukan, - Alightment kurang lordotik - Spondilosis lumbalis - Penyempitan VL 5 - Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1 Dapat ditarik kesimpulan bahwa nyeri pinggang yang dirasakan pasien dimungkinkan berasal dari peradangan intra pelvicum yang di sebabkan oleh infeksi gonore yang sudah lama. Sedangkan hasil radiologis menunjukkan suatu kelainan secara anatomis dari tulang vertebralumbosacral pasien, namun kelainan ini tidak menunjukkan kelainan klinis pada pasien ini. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis : nyeri pinggang akut Diagnosis Topis : organo intra pelvicum Diagnosis Etiologis : intra pelvic inflammatory disease 17 PENATALAKSANAAN A. Farmakologis Inj. Ketorolac 2 × 30𝑚𝑔 Inj. Ranitidine 2 × 1 𝑎𝑚𝑝 Inj. Meticobalamin 1 × 1 𝑎𝑚𝑝 Diazepam 2 × 2 𝑚𝑔 Amitriptilin 2 × 1⁄2 𝑚𝑔 Inj. Ceftriaxone 2 × 1000𝑚𝑔 B. Non Farmakologis Tirah baring Konsultasi fisioterapi DISKUSI 3 Terapi yang diberikan dapat dengan medikamentosa dan rehabilitasi medik. a. Inj. Ketorolac 2 x 30mg Merupakan analgesic poten dengan efek anti-inflamasi sedang. Ketorolac merupakan satu dari sedikit AINS yang tersedia untuk pemberian parenteral. Ketorolac selain digunakan sebagai ainti inflamasi juga memiliki efek anelgesik yang bias digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang. Dosis IV 15 – 30 mg, efek sampingnya berupa nyeri tempat suntikan, gangguan saluran cerna, kantuk, pusing dan sakit kepala b. Inj. Ranitidine 2 x 1 Merupakan suatu edative antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja edative secara kompetitivepada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pemberian i.m/i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36 – 94 mg/mL. kadar tersebut bertahan selama 6-8 jam. Ranitidine juga berfungsi sebagai gastroprotector dan mencegah efek samping dan interaksi dengan obat lain. 18 c. Inj. Meticobalamin 1 x 1 Mengandung vit B12 yang diindikasikan untuk neuropati perifer dan anemia yang disebabkan kekurangan vit. B12. Mecobalamin bekerja dengan memperbaiki jaringan saraf yang rusak. Efek sampingnya adalah anoreksia, mual, diare atau gangguan saluran cerna lainnya yang dapat timbul setelah penggunaan d. Diazepam 2 x 2 Merupakan bagian dari kelompok benzodiazepine tranquilizers, yang digunakan sebagai anxiolytic, sedative, muscle-relaxant, dan antikonvulsan. Efek sampingnya dapat berupa kelemahan otot, dan badan terasa lemas. e. Amitriptilin 2 x ½ Merupakan antidepresan tricyclic yang berefek terhadap ketidakseimbangan kimia dalam otak, digunakan mengobati gejala depresi, juga dapat digunakan mengobati nyeri saraf(peripheral neuropati dan postherpetic neuralgia). Obat ini berefek samping, mengantuk, pusing, mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi. f. Inj. Ceftriaxone 2 x 1000mg Merupakan obat pilihan dalam mengobati gonore karena pencapaian tinggi, tingkat bakterisida berkelanjutan dlaam darah. Obat ini mengikat protein, sehingga menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri. g. Terapi rehabilitasi medic Tindakan dilanjutkan dengan terapi peregangan punggung, penguatan otot punggung, dan program stabilisasi punggung. Latihan mekanika dan postur tubuh juga merupakan bagian penting rehabilitasi untuk mengatasi terkilir atau otot kaku. Tindakan untuk meredakan nyeri diberikan secara selaras dengan program peregangan dan penguatan punggung. Tindakan ini mencakup antara lain terapi panas atau dingin dengan menggunakan alat. Selain itu manipulasi manual akan sangat membantu meningkatkan rentang gerak dan meredakan rasa nyeri. 19 DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor BahasaIndonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC. 2. Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back Massage 3. Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta: EGC. 4. Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA. 20