PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang dapat dialami oleh suatu usaha. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang, tantangan, kegairahan maupun kelesuan yang dapat menyebabkan naik turunnya suatu usaha. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah seorang usahawan jeli dalam melihat suatu peluang dan memanfaatkannya, karena dunia usaha yang penuh tantangan dan kegairahan tidak selalu akan berakhir dengan membawa suatu kesuksesan. Dalam era globalisasi ini, persaingan tidak hanya terbatas secara lokal (daerah tertentu) dan nasional saja, namun sudah secara global, hal ini mengakibatkan semakin banyak variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu bisnis. Usaha kuliner yang sudah banyak terdapat di Indonesia adalah restoran atau rumah makan. Rumah makan yang terdapat di Indonesia menawarkan berbagai variasi masakan, baik masakan khas Indonesia maupun luar negeri. Dalam melancarkan usaha rumah makan maka pelaku usaha tersebut harus mengoptimalkan cita rasa pada setiap makanan, hal ini menjadi salah satu faktor utama penentu keberhasilan usaha dalam bidang makanan. Menu makanan yang tersedia kadang kala tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi, dengan arti lain kualitas dari suatu produk makanan sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan kosumen terhadap 1 makanan tersebut. Umumnya pengolahan makanan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Kualitas makanan adalah keseluruhan sifat-sifat dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap konsumen (Wahidah, 2010). Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Rumah makan ayam bakar Wong Solo berusaha menciptakan produk ayam bakar yang memenuhi standar rasa nusantara, sehingga bisa dinikmati dan disukai oleh seluruh masyarakat. Wong Solo mengembangkan bisnis sistem wara laba sehingga gerai atau outletnya tersebar di berbagai kota besar yang ada di Indonesia dan semua outlet yang ada mempunyai standarisasi rasa yang sama, termasuk rumah makan ayam bakar Wong Solo Makassar. Promosi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pengembangan suatu perusahaan. Dengan promosi, perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut. 2 Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen bisa memutuskan untuk membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi juga mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi terhadap suatu produk, diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat. Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan Ayam bakar Wong Solo mempunyai standarisasi rasa yang sama di semua gerai atau outlet yang ada, selain itu juga banyak melakukan kegiatan promosi seperti penyebaran brosur, iklan di koran, radio, majalah, spanduk, baligho, reklame, pembagian voucher dan sponsorship dalam kegiatan seminar, sehingga pengenalan tentang produk diharapkan dapat diketahui oleh calon konsumen maupun konsumen yang sudah sering melakukan pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Berdasarkan Uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang: 3 “Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Makassar” B. Rumusan Masalah (1) Adakah pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar? (2) Seberapa besar kontribusi pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh cita rasa produk dan promosi terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar. 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Permintaan 1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk itu. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh kemampuan untuk membeli. Banyak orang menginginkan mobil Cadillac; tetapi hanya sedikit yang benarbenar mampu dan mau membeli mobil mewah itu. Karena itu perusahaanperusahaan harus mengukur bukan hanya berapa orang yang menginginkan produk mereka, tetapi yang lebih berapa orang yang secara nyata mau dan mampu membeli produk itu (Kotler, 1996). 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan: Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain : - Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat - Jumlah penduduk - Selera penduduk - Fluktuasi ekonomi - Harga barang yang di tuju - Harga barang subsitusi - Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik) 5 Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus. Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dinyatakan Alfred Marshall dalam Chaliedah (2010), Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan. B. Promosi 1. Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi, keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian promosi menurut Djaslim saladin dalam Admin (2010) yaitu, suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Sedangkan menurut Buchari Alma dalam Admin (2010) promosi adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi, dan menyakinkan masyarakat terhadap sesuatu. 6 Berdasarkan dua pengertian promosi tersebut dapat diartikan bahwa promosi merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi dan meyakinkan masyarakat terhadap sesuatu produk. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan berarti perusahaan tersebut melakukan komunikasi dengan sasaran pasarnya, dengan tujuan agar pembeli menaruh minat dan bersedia membeli produk yang ditawarkan. 2. Variabel-variabel Promosi Variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima (Kotler & Armstrong, 2001) yaitu: a. Periklanan (advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. b. Penjualan Personal (personal selling) Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 7 d. Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung. Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. 1. Tujuan Promosi. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan berarti perusahaan tersebut melakukan komunikasi dengan sasaran pasarnya, dengan tujuan agar pembeli menaruh minat dan bersedia membeli produk yang ditawarkan. Promosi ini sangat penting untuk kelancaran penjualan, sebab tanpa promosi konsumen tidak mengetahui produk tersebut. Adapun yang menjadi tujuan tujuan dari promosi (Admin, 2010) adalah: 1. Modifikasi Tingkah Laku. Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, member informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain, berusaha merubah tingkah laku dan memperkuat tingkah laku yang ada. 8 2. Memberi Tahu. Kegiatan promosi ini dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada awal dari siklus kehidupan produk. Sebagian orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa faedahnya. 3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk ini biasanya diarahkan untuk mendorong pembeli. Dalam promosi yang bersifat membujuk ini seringkali perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif ini akan menjadi dominan bila produk yang bersangkutan dalam siklus kehidupannya mulai memasuki tahap pertumbuhan. 4. Mengingatkan. Kegiatan yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produksi di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada. C. Cita Rasa 1. Pengertian Cita rasa Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa (taste) makanan tersebut. Cita rasa merupakan atribut makanan yang meliputi 9 penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk kerja sama dari kelima macam indera manusia, yakni perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan pendengaran Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa (taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari cita rasa (Anonim, 2011). Ada kalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi, dengan arti lain kualitas dari suatu produk makanan sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan kosumen terhadap makanan tersebut. Umumnya pengolahan makanan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Kualitas makanan adalah keseluruhan sifat-sifat dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap konsumen. Definisi bahan makanan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur flavor dan memperpanjang daya simpan (Wahida, 2010). 2. Komponen-Komponen Cita Rasa Kompleksitas suatu cita rasa dihasilkan oleh keragaman persepsi alamiah. Cita rasa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, rasa, dan rangsangan mulut (panas dan dingin). Faktor yang pertama dapat dideteksi oleh indera pencium dan dua faktor yang disebutkan terakhir dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada lidah. (Wahidah, 2010) 10 a.Bau Bau merupakan salah satu komponen cita rasa pada makanan, yaitu memberikan aroma atau bau, maka dapat mengetahui rasa dari makana tersebut. Dimana bau ini dikenal dengan menggunakan hidung. Apabila bau makanan berubah maka tentu saja akan berpengaruh pada rasa. Bau tengik atau alkohol yang disebabkan oleh bahan makanan tersebut telah lama disimpan yang telah terkontaminasi dengan udara luar. Bau makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Dalam hal bau lebih banyak sangkut pautnya denga alat panca indera penciuman. Bau-bauan baru dapat dikenali bila berbentuk uap, dan molekul-molekul komponen bau tersebut harus sempat menyentuh siliah sel olfactory, dan meneruskan ke otak dalam bentuk influks listrik oleh ujung-ujung sel olfactory. b. Rasa Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Rasa dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup cecepan yang terletak pada papilla yaitu bagian noda darah jingga pada lidah.pada anak kuncup-kuncup perasa tersebut selain terletak di lidah juga terletak pada farinx,pelata bagian langit-langit yang lunak maupun keras. Papilla yang lain adalah papila foliatadi bagian pinggir lidah dan apabila sirkumvalata yang melintang di lidah bagian belakang dan berbentuk huruf V. semuanya mempunyai kuncup cecapan, sedang bagian tengah lidah tidak. Papilia filiform tifak mengandung kuncup-kuncup cecapan tetapi peka terhadap sentuhan. 11 Untuk dapat menambahkan cita rasa pada makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya memberikan rasa pedas pada makanan misalnya pada daging ayam, dapat dilakukan dengan menimbun ayam yang telah dikukus terlebih dahulu dengan memberikan bumbu yaitu ginseng, pala, kacang polong, dan garam ke dalam tanah kuning. Dimana tanah kuning ini berasal dari bekas tempat pembakaran yang telah digunakan sehingga menimbulkan rasa pedas. Dengan rasa pedas yang diperoleh dapat menghangatkan tubuh sehingga tubuh terasa nyaman akan tetapi dengan penambahan ginseng pada makanan secara berlebih dapat menimbulkan sindrom kelumpuhan dan kehilangan indera perasa. Sampai dengan saat ini telah dikenal empat rasa utama, yaitu asin (salty), asam (sour), pahit (bitter), dan manis (sweet), ditambah suatu rasa terbaru, yaitu umami, yang umumnya terdapat pada penyedap rasa makanan-makanan khas Asia. Umami dirasakan sebagai sensasi kelegaan yang ditimbulkan oleh asam glutamat, suatu asam amino yang dalam bentuk garamnya dengan natrium dikenal sebagai monosodium glutamate. c. Rangsangan Mulut Selain dari komponen-komponen cita rasa tersebut diatas, komponen yang juga penting adalah timbulnya perasaan seseorang setelah menelan suatu makanan. Bahan makanan yang mempunyai sifat merangsang syaraf perasa dibawah kulit muka, lidah, maupun gigi akan menimbulkan perasaan tertentu. Misalnya bila seseorang mencium bau ammonia, selian bau yang merangsang juga akan menimbulkan perasaan bahwa bau tersebut tajam (sharp). Contoh lain 12 misalnya rempah-rempah yang menimbulkan kesan panas atau kesan dingin yang ditimbulkan oleh permen pedas. Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan tersebut. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa perubahan tekstur atau viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsanngan terhadapa sel reseptor olfaktori dan klelnjar air liur. Semakin kentalk suatu bahan, penerimaan terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa semakin berkurang. Penambahan zat-zat pengental seperti CMC (Carboxy Methyl Cellulose) adapat mengurangi rasa asam sitrat, rasa pahit kafein, ataupun rasa manis sukrosa; sebaliknya akan meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis sakarin. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor; suhu, konsentrasi, dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. D. Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen Konsumen mungkin tidak responsif terhadap promosi penjualan kecuali ada sesuatu didalamnya, dalam kenyataannya, memang ada. Semua teknik promosi akan member imbalan kepada konsumen (insentif atau perangsang) yang mendorong bentuk perilaku tertentu yang diinginkan oleh para pemasar (Shimp, 2004) Pemasaran kemasyarakatan adalah pengembangan, jadi bukan pengganti dari pemasaran manajerial. Dalam pemasaran kemasyarakatan kita harus mengembangkan program pemasaran yang mencakup merencanakan, menetapkan 13 harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk serta jasa untuk memuaskan keinginan konsumen (Stanton,1996). Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu. Jika sebuah lapisan atau segmen pasar cukup besar, beberapa perusahaan bisa menetapkan program pemasaran khusus untuk melayani pasar ini. (Kotler, 1996) Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masingmasing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. 14 Berbagai faktor yang mempengaruhi keadaaan aktual konsumen menurun dibawah tingkat yang layak. Konsumen dapat mengalami kekurangan produk, seperti bensin atau pasta gigi. Sejumlah faktor lainnya yang mempengaruhi keadaan aktual konsumen adalah internal, seperti persepsi lapar, haus atau perlunya stimulasi. Stimulasi dari luar juga dapat menyebabkan keadaan yang terpengaruh negatif. Orang yang akan menerima kabar buruk atau berada didalam situasi yang tidak nyaman (misalnya, situasi social yang baru). Keadaaan konsumen yang diinginkan dipengaruhi oleh aspirasi dan lingkungan mereka (Mowen dan Minor, 2002) Pada tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian yang jelas mengenai konsumen, melalui pengalaman sehari-hari pada waktu menjual sesuatu kepada konsumen itu. Setelah perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah peluang para pembuat keputusan pemasaran untuk dapat berhubungan langsung dengan para pelanggan. Dalam tahap selanjutnya, para manajer itu berpaling pada kegiatan penelitian konsumen. Mereka mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada apa yang pernah mereka belanjakan untuk mempelajari konsumen dalam upaya mempelajari: Siapakah pembeli itu? Bagaimana mereka membeli? Kapan mereka membeli? Dimana mereka membeli? Mengapa mereka membeli? (Kotler, 1996). Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang kepentingan umumnya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan konsumen dan kebijakan umum. 15 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler & Armstrong, 2001) yaitu, budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya. a. Faktor Budaya. Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu daerah yang berkebudayaan bagaimana. Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama (Kotler & Armstrong, 2001). Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Bagian pemasaran harus merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi dan anggota-anggotanya memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama (Kotler & Armstrong, 2001). Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan, tetapi ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan. 16 b. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Sedangkan peran status seseorang yang berpartisipasi diberbagai kelompok akan membawa pada posisi tertentu. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya, sehingga dimungkinkan adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang sering kali memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam masyarakat. c. Faktor pribadi. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sedangkan kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang. 17 d. Faktor Psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti. Pengetahuan atau pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional, dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan. Para pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Untuk itu dalam melakukan promosi, perusahaan harus mempertimbangkan keempat faktor tersebut. Strategi promosi yang dilakukan perusahaan akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam mempengaruhi konsumen dengan mempertimbangkan perilaku konsumen yang menjadi sasaran produknya. 4. Tahap-tahap Proses Pembelian Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler, 1996) pada gambar 1. 18 Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Setelah kebutuhan informasi alternatif pembelian pembelian Gambar 1. Model Lima Tahap Proses Membeli Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. a. Pengenalan masalah Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. b. Pencarian informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah 19 kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal. c. Evaluasi alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. d. Keputusan pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatifalternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. e. Perilaku setelah pembelian Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orangorang yang baru saja membeli produk. 20 METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 di Rumah Makan Ayam bakar Wong Solo, Makassar. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yaitu suatu jenis penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain serta melakukan pengujian hipotesis. C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini yaitu konsumen yang telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk ayam bakar Wong Solo Makassar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang melakukan pembelian produk ayam bakar dan sesuai karakteristiknya yaitu telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi minimal tiga kali dengan pertimbangan kesiapan responden untuk diwawancarai atau dijadikan sebagai sumber data. Penarikan sampel pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 orang responden. Penentapan sampel sebanyak 100 orang responden tersebut diasumsikan bahwa konsumen yang melakukan pembelian produk ayam bakar pada rumah makan Wong Solo, Makassar jumlahnya tidak tetap setiap hari. 21 Hal Ini sesuai dengan pendapat Jose F. Hair (1998) bahwa penentuan jumlah populasi yang tidak diketahui dianjurkan diatas 30 sampel dan untuk bisnis sampel sekitar 100 dianggap memadai. D. Pengumpulan Data Pengumpulan Data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dan konsumen pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, Kota Makassar. 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan, konsumen tentang karakteristik pribadi, identitas responden serta beberapa motif konsumen melakukan pembelian Ayam bakar dengan menggunakan bantuan kuisioner. E. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Data kualitatif yaitu data yang berupa kalimat atau tanggapan yang diberikan oleh pihak konsumen atau responden mengenai pembelian ayam bakar, seperti promosi dan cita rasa ayam bakar Wong Solo, Makassar. 2. Data kuantitatif yaitu data yang berupa bilangan atau angka-angka yang berhubungan dengan penelitian, seperti jumlah pembelian dan umur responden. 22 Sumber data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden seperti; pekerjaan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait meliputi; sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, letak dan lokasi perusahaan, keadaan tenaga kerja dan fasilitas perusahaan. F. Analisa Data Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara promosi ( X1 ) dan cita rasa (X2) terhadap jumlah pembelian ( Y ). Selain itu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Nazir, 1999). Y=a+b X +b X +e 1 1 2 2 Keterangan: Y = Jumlah pembelian (porsi/bulan) a = bilangan konstanta b1 = koefisien regresi (cita rasa) b2 = koefisien regresi (promosi) X1 = promosi (skor) X2 = cita rasa (skor) e = kesalahan pengganggu (standar error 23 Sujianto (2009), sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Nilai korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 0,00 – 0,20 Korelasi keeratan sangat lemah 0,21 – 0,40 Korelasi keeratan lemah 0,41 – 0,71 Korelasi keeratan kuat 0,71 – 0,90 Korelasi keeratan sangat kuat 1 Berarti korelasi keeratan sempurna. Untuk melihat hubungan antara jumlah pembelian ayam bakar dengan faktorfaktor yang mempengaruhinya yaitu promosi dan cita rasa secara parsial, dilakukan dengan uji signifikan koefisien parsial (uji t). - Jika t hitung lebih besar ( > ) dari t tabel pada signifikan 5% berarti variabel bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar (Y). - Jika t hitung lebih kecil ( < ) dari t tabel pada signifikan 5% berarti variabel bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar (Y). Untuk mengetahui hubungan antara jumlah pembelian ayam bakar dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya yaitu promosi dan cita rasa secara simultan (serentak) dilakukan uji F. 24 - Jika F hitung lebih besar ( > ) dari F tabel pada signifikan 5% berarti variabel bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar (Y). - Jika F hitung lebih kecil ( < ) dari F tabel pada signifikan 5% berarti salah satu dari variabel bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar (Y). Untuk mengetahui kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan keragaman variabel terikatnya (Jumlah pembelian ayam bakar), dihitung besarnya koefisien determinasi (R2). Sedangkan menurut Riduwan (2005) menyatakan bahwa Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Indikator yang terukur dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan katakata sebagai berikut : Promosi : Cita Rasa : Sangat Menarik =5 Sangat Enak =5 Menarik =4 Enak =4 Cukup Menarik =3 Cukup Enak =3 Kurang Menarik =2 Kurang Enak =2 Sangat Tidak Enak =1 Sangat Tidak Menarik = 1 25 G. Konsep Operasional Promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo yang diharapkan agar konsumen mau mencoba produk dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi, dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Menarik = 5, Menarik =4, Cukup Menarik =3, kurang Menarik = 2, Sangat Tidak Menarik = 1 Cita Rasa adalah sifat dari suatu makanan ayam bakar yang diproduksi oleh Rumah Makan Wong Solo Makassar yang dinikmati oleh konsumen dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Enak = 5, Enak =4, Enak =3, Kurang Eank = 2, Sangat Tidak Enak Cukup =1 Konsumen adalah Orang yang melakukan pembelian minimal tiga kali dan mengkonsumsi Ayam Bakar Pada Rumah Makan Wong Solo, Makassar Keputusan Pembelian adalah tahap dalam pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Jumlah pembelian ayam bakar adalah banyaknya porsi ayam bakar yang dibeli pada Rumah Makan Wong Solo Makassar yang dinyatakan dalam porsi/bulan. 26 H. Kerangka Pikir Usaha kuliner yang sudah banyak terdapat di Indonesia adalah restoran atau rumah makan. Rumah makan yang ada di Indonesia menawarkan berbagai variasi masakan, baik masakan khas Indonesia maupun luar negeri. Dalam melancarkan usaha rumah makan, maka pelaku usaha tersebut harus mengoptimalkan promosi dan cita rasa pada setiap makanan, hal ini menjadi salah satu faktor utama penentu keberhasilan usaha dalam bidang makanan. Rumah makan ayam bakar Wong Solo yaitu salah satu usaha rumah makan yang berkembang sangat pesat di Kota Makassar selalu melakukan promosi guna menarik perhatian dan minat masyarakat untuk membeli produk di rumah makan tersebut. Selain itu, rumah makan ayam bakar Wong Solo memiliki cita rasa yang khas dan mempunyai standarisasi rasa sehingga cita rasa di setiap outlet yang ada memiliki cita rasa yang sama. Tapi walaupun jumlah pembelian konsumen di rumah makan ayam bakar Wong Solo cukup tinggi, namun tidak semua konsumen rutin melakukan pembelian dan juga terjadi keragaman jumlah pembelian. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah pembelian ayam bakar di rumah makan ayam bakar Wong Solo, kemudian penulis menyusun model dengan memilih beberapa faktor berdasarkan teori yang berhubungan dengan pembelian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. 27 Promosi Jumlah Pembelian ayam bakar Cita Rasa Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian. I. H1 Hipotesis : Promosi dan cita rasa mempengaruhi pembelian ayam bakar di rumah makan ayam bakar Wong Solo Makassar. H0 : Promosi dan cita rasa tidak mempengaruhi pembelian ayam bakar di rumah makan ayam bakar Wong Solo Makassar. 28 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Rumah makan Wong Solo Makassar diresmikan pada tanggal 25 april 2004 yang mendapatkan kehormatan diresmikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan H.M.Amin Syam, dan juga H.Puspo Wardoyo sebagai pendiri R.M Wong Solo yang berhasil mengembangkan cabang-cabang di seluruh Indonesia bekerja sama dengan H.Masrur Latanro sebagai pemilik hak francise Makassar, dengan mengacu perkembangan kota Makassar yang semakin mengalami kemajuan khususnya dibidang pariwisata. Awalnya Puspo Wardoyo pendiri R.M Wong Solo membuka warung kaki lima pada tahun 1991 di jln. SMA II Pandang Golf Polonia Medan dengan dilandasi iman, taqwa dan kesungguhan. Pada tahun 2005 telah memiliki lebih dari 40 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan untuk Go Internasional R.M Wong Solo telah membuka cabang di luar negeri diantaranya yang telah dibuka Singapura dan Malaysia. Disamping total service, R.M Wong Solo juga memiliki standarisasi bumbu, hingga kesamaan rasa antara outlet tetap terjaga. R.M Wong Solo dapat dimiliki oleh setiap orang dengan sistem waralaba (Frachise) yang syaratsyaratnya telah ditetapkan oleh sistem manajemen R.M Wong Solo. Disamping itu, nilai lebih dari R.M Wong Solo adalah Halalan Thayyiban, halal artinya produksi dari proses di R.M Wong Solo adalah diperhatikan aspek kehalalan, 29 Thayyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi, disamping itu zakat 10% dari hasil usaha digunakan untuk hal-hal kemasyarakatan. Kunci sukses itu tidak lepas dari hukum-hukum Allah dan memahami bahwa hal terpenting dalam menyelamatkan roda perniagaan adalah bagaimana suatu pekerjaan tersebut justru dapat menyelamatkan diri dari api neraka. Sehingga insan R.M Wong Solo memandang bekerja adalah ibadah. Disetiap outlet tersedia tempat peribadatan berupa Mushollah dan mewajibkan pendalaman agama bagi para staf dan karyawan secara terus menerus. B. Struktur Organisasi Perusahaan Sebagai sebuah perusahaan, R.M Wong Solo Makassar memiliki struktur organisasi dalammenjalankan peranannya dengan tertib dan terarah tanpa mengindahkan asas-asas perusahaan. Penyusunan struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas proses pengambilan tugas masing-masing bagian yang didukung oleh sumber daya manusianya (karyawan). Struktur organisasi pada R.M Wong Solo Makassar dipimpin oleh seorang manager cabang dan beberapa kepala bagian yang terdiri atas empat bagian yaitu; keuangan, produksi, operasional dan personalia. Total karyawan yang ada di R.M Wong Solo adalah 40 orang karyawan laki-laki, 17 orang perempuan. Adapun struktur organisasi R.M Wong Solo Makassar seperti pada gambar 3: 30 Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan R.M Wong Solo Makassar. 31 1. Pimpinan Cabang Tugas dan tanggung jawab pimpinan adalah melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam perusahaan serta sebagai penentu kebijakan sacara umum demi kelancaran perusahaan. 2. Keuangan Terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu bendahara yang bertugas dalam mengatur posisi keuangan perusahaan dan bagian kasir yang bertanggung jawab dalam pembayaran konsumen. 3. Kepala Produksi Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi yang terdiri dari 8 (delapan) bagian, meliputi tongseng, dapur, blonk, bakar, goreng, bumbu, minuman dan steward. 4. Asisten Produksi Bertanggung jawab mengambil alih tugas dan tanggung jawab kepala produksi bila kepala produksi tidak berada ditempat/berhalangan hadir. 5. Kepala Operasional Bertanggung jawab dalam semua kegiatan operasional yang meliputi: - Belanja: bagian yang melakukan pembelanjaan seluruh bahan baku yang digunakan - Gudang: bertanggung jawab dalam penyimpanan bahan baku. - Keamanan: bertugas menjaga keamanan di sekitar rumah makan. - Kapten area: bertanggung jawab terhadap kegiatan customer service dan delivery. 32 6. Asisten Operasional Bertanggung jawab mengambil alih tugas Kepala Operasional bila Ka. Operasional tidak berada di tempat/berhalangan hadir. 7. Kepala Personalia Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan karyawan, baik dalam penerimaan karyawan, cuti maupun pemberhentian karyawan. 8. Asisten Personalia. Bertanggung jawab mengambil alih Kepala Personalia bila Kepala Personalia tidak berada di tempat/berhalangan hadir. C. Letak Geografis Perusahaan Letak R.M Wong Solo Makassar sangat strategis, terletak diperbatasan kota Makassar dan kota Gowa. Terletak di jln. Sultan Alauddin no. 226 Makassar yang merupakan jalur menuju pusat kota Makassar. Kawasan Alauddin yang merupakan kawasan perkantoran dan juga kawasan kampus merupakan nilai lebih dari lokasi R.M Wong Solo Makassar. Di luar itu R.M Wong Solo Makassar terletak kurang lebih 5 Km dari pusat kota Makassar. D. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo menyadari bahwa elemen kunci keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia, melalui penciptaan produk dan perilaku pelayanan yang dilakukan. Maka penciptaan SDM yang unggul 33 dengan pemberdayaan karyawan sangat penting artinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemberdayaan karyawan merupakan bagian dari keseluruhan rencana atau program seperti pemasaran, produksi dan keuangan untuk mencapai peningkatan organisasi dalam efektifitas operasional kualitas menejemen kepedulian terhadap pelanggan dan peningkatan kualitas yang terus-menerus. Semua itu dapat dicapai apabila perusahaan dan karyawan mempunyai komitmen atau kesediaan untuk terikat menjalankan visi, misi dan tujuan perusahaan secara bersama- sama. Visi, misi dan tujuan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo yaitu sebagai berikut : Visi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah perusahaan islami yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dimana outlet wong solo berada. Misi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah memenuhi kebutuhan pelanggan akan konsumsi yang bergizi tinggi, higienis, aman bagi kesehatan pelanggan dan halal. Tujuan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah usaha profesional yang maju dan islami dalam rangka terhindarnya insan Ayam Bakar Wong Solo dari azab yang pedih dan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat serta sukses dunia akhirat. 34 E. Fasilitas Perusahaan Sarana dan prasarana pendukung yang ada di Rumah Makan Wong Solo Makassar yaitu: a. Tempat parkir b. Mushollah c. Toilet pria & wanita d. Ruangan VIP e. Pendopo dan lesehan f. Ruangan untuk rapat 80 orang (full AC) 35 GAMBARAN UMUM RESPONDEN A. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk maupun jasa. Seseorang akan mengalami perubahan jenis maupun jumlah barang atau jasa yang akan dikonsumsi seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa, orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya. Mereka makan makanan bayi pada waktu tahun-tahun awal kehidupannya, memerlukan makanan paling banyak pada waktu meningkat dan menjadi dewasa, dan memerlukan diet khusus pada waktu menginjak usia lanjut. Selera orang pun dalam pakaian, perabot dan rekreasi berhubungan dengan usianya. Adapun keadaan umum responden di Rumah Makan Wong Solo Makassar berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Keadaan Responden Berdasarkan Umur di R.M Wong Solo Makassar. No 1 Umur (Tahun) 22-26 Jumlah (Orang) 5 Persentase (%) 5,00 2 27-31 20 20,00 3 32-36 25 25,00 4 37-41 28 28,00 5 42-46 15 15,00 6 47-51 6 6,00 7 52-56 1 1,00 Jumlah 100 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012. 36 100,00 Pada Tabel 1. Terlihat bahwa umur responden di Rumah Makan Wong Solo Makassar berdasarkan tingkat umur yaitu cukup bervariasi mulai dari 22 sampai 52 tahun. Sebagian besar responden berumur 37 sampai dengan 41 tahun yaitu sebanyak 28 orang (28,00%) dan hanya sebagian kecil responden yang berumur antara 52 sampai 56 tahun yaitu sebanyak 1 orang atau 1,00%, hal ini dikarenakan ayam bakar Wong Solo bisa dikonsumsi oleh semua umur dan juga ayam bakar Wong Solo mempunyai rasa yang enak dan merupakan makanan yang siap saji. B. Jenis Kelamin Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Hal ini disebabkan karena berbagai macam produk yang dipasarkan biasanya diperuntukkan untuk satu kelompok jenis kelamin dan kadang diperuntukkan untuk semua jenis kelamin, seperti kosmetik untuk wanita, susu untuk ibu hamil dan menyusui dan lain sebagainya. Adapun komposisi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Makan Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di R.M Wong Solo Makassar. No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Laki-laki 53 53,00 2 Perempuan 47 47,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012. 37 Responden berdasarkan jenis kelamin yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 53 orang atau 53,00% dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 47 orang atau 47,00%. Keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembelian berbeda-beda sesuai dengan jenis produk, secara tradisional perempuan sudah menjadi agen pembeli utama bagi keluarga, namun hal tersebut kadang berubah sehubungan dengan peningkatan jumlah perempuan yang bekerja diluar rumah. hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa, para pemasar produk kebutuhan pokok bisa saja membuat kesalahan, yakni tetap berfikir bahwa wanitalah sebagai pembeli utama, atau hanya wanita sebagai pembeli produk mereka. C. Pendidikan Pendidikan responden dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan responden tersebut dapat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, bertindak serta persepsi terhadap segala sesuatu, termasuk dalam mengkonsumsi suatu produk. Adapun keadaan umum responden di Rumah Makan Wong Solo Makassar berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3. 38 Tabel 3. Keadaan Responden Berdasarkan Pendidikan di R.M Wong Solo Makassar. No 1 SMA Pendidikan Jumlah (Orang) 19 Persentase (%) 19,00 2 DIPLOMA 10 10,00 3 S1 67 67,00 4 S2 4 4,00 Jumlah 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. 100,00 Pada Tabel 3. Komposisi responden berdasarkan pendidikan formal yang ditamatkan di Rumah Makan Wong Solo Makassar, sangat bervariasi antara SMA sampai S2. Sebagian besar pendidikan yaitu Sarjana (S1) yaitu sebanyak 67 orang (67,00%) dan hanya sebagian kecil yang berpendidikan S2 yaitu 4 orang (4,00%). Berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki responden, dapat dikatakan bahwa responden sudah berpendidikan tinggi (81%), dan hal itu akan berpengaruh pada sikap mereka terhadap pembelian Ayam Bakar Wong Solo. Tingkat pendidikan dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Orang yang memiliki kecerdasan atau tingkat pendidikan lebih tinggi akan sadar dengan kebutuhan makanan yang bergizi serta memiliki kemampuan menganalisa produkproduk yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa, peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan akan meningkatkan permintaan terhadap produk yang berkualitas. 39 D. Pekerjaan Pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis pekerjaan atau profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli laporan keuangan menuntut jenis pendidikan tertentu dan memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja dalam profesi tersebut. Menurut Kotler (1996) bahwa, pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka. Adapun komposisi responden berdasarkan pekerjaan yang melakukan pembelian di Rumah Makan Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keadaan Responden Berdasarkan Pekerjaan di R.M Wong Solo Makassar. No 1 Pekerjaan Wiraswasta Jumlah (Orang) 23 Persentase(%) 23,00 2 Pegawai Negeri Sipil 24 24,00 3 Pegawai Swasta 44 44,00 4 POLRI 3 3,00 5 T.N.I 2 2,00 6 Advokat 1 1,00 7 Ibu Rumah Tangga 1 1,00 8 Mahasiswa 2 2,00 Jumlah 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. 40 100,00 Pada Tabel 4. Terlihat bahwa jenis pekerjaan yang digeluti oleh responden yaitu terdiri atas Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, POLRI, T.N.I, Advokat, Ibu Rumah Tangga dan mahasiswa. Sebagian besar responden bekerja sebagai Pegawai Swasta yaitu sebanyak 44 orang atau 44,00% dan sebagian kecil bekerja sebagai Advokat yaitu 1 orang atau 1,00% dan Ibu Rumah Tangga 1 orang atau 1,00%. Jenis pekerjaan yang dimiliki responden dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian terhadap produk Ayam bakar Wong Solo. Hal ini disebabkan karena persepsi seseorang terhadap suatu produk turut dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berdampak pada tingkat penghasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa, keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk. Para pemasar barang-barang yang banyak tergantung pada pendapatan perlu memperhatikan secara terus menerus kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan suku bunga piutang. Jika indikator-indikator ekonomi menunjukkan resesi, maka para pemasar dapat mengambil langkah- langkah untuk merancang kembali, menentukan kembali ciri- ciri yang menonjol dan menetapkan harga produk sehingga tetap mampu menarik para pelanggan sasaran. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jumlah Permintaan Ayam Bakar Ayam bakar merupakan produk peternakan yang banyak digemari sehingga banyak warung atau rumah makan yang menawarkan produk tersebut. Ini disebabkan karena ayam bakar sudah menjadi salah satu masakan unggulan nusantara, selain itu masakan ini cukup mudah diperoleh, harga relatif terjangkau serta kualitas yang semakin meningkat karena tingkat persaingan usaha ayam bakar juga meningkat. Sebagian besar konsumen ayam bakar adalah penduduk di kota-kota besar. Penyajian yang cepat, pelayanan yang baik, serta cita rasa yang enak menjadikan masakan ini menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk memanfaatkan waktu istrahat ataupun waktu bersantai keluarga. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi yang bersumber dari protein akan meningkatkan permintaan terhadap produk peternakan, salah satunya adalah daging ayam. Perpaduan antara nilai gizi dan cita rasa menjadi penunjang untuk meningkatkan jumlah pembelian ayam bakar yang kemudian dipublikasikan dengan kegiatan promosi yang terarah kepada konsumen. Jumlah permintaan konsumen terhadap suatu produk merupakan salah satu keputusan pembelian. Salah satu pembelian yang dilakukan oleh konsumen Rumah Makan Wong Solo Makassar adalah ayam bakar. Adapun jumlah permintaan terhadap ayam bakar selama sebulan di Rumah Makan Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 5. 42 Tabel 5. Jumlah Pembelian Terhadap Ayam Bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar. No 1 2 3 4 Jumlah Pembelian Jumlah Konsumen (Porsi/bulan) (Orang) 4–5 15 6–7 45 8–9 29 10-11 11 Jumlah 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Persentase (%) 15 45 29 11 100,00 Berdasarkan Tabel 5. Pembelian terhadap ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo berkisar 4 – 10 porsi per bulan. Adapun jumlah konsumen tertinggi yaitu konsumen dengan jumlah pembelian sebanyak 6-7 porsi/bulan yaitu sebanyak 45 orang (45,00%). Kemudian pembelian 8 – 9 porsi/bulan sebanyak 29 orang (29,00%). Kemudian pembelian 4 – 5 porsi/ bulan yaitu 15 orang (15,00%). Jumlah konsumen terendah yaitu pada pembelian 10 porsi/bulan sabanyak 11 orang (11,00%). Kondisi jumlah pembelian yang beragam ini karakteristik konsumen juga variatif mulai dari segi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. 43 B. Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar Di Rumah Makan Wong Solo Makassar. Berdasarkan hasil analisia regresi linear berganda, promosi (X1) dan cita rasa (X2) yang mempengaruhi jumlah pembelian ayam bakar Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi Data Hasil Regresi Linear Berganda. Koefisien Regresi Koefisien Korelasi (r) Promosi (X1) 1,232 0,471 Cita Rasa (X2) F Hitung = 58,276 F Tabel = 3,15 T Tabel = 1,669 1,210 Variabel Penelitian r2 T Hitung Sig Ket. Jumlah Pembelian (Y) 0,221 5,258 0,000 Signifikan 0,427 0,182 4,656 0,000 Signifikan R Square = 0,546 Multiple R= 0,793 Constanta = 3,913 Sig = 0,000 Signifikan pada α = 0,05 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Beradasarkan hasil pada Tabel 6, maka dapat dibentuk suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 3,913 + 1,232X1 + 1,210X2 Berdasarkan persamaan regresi di atas diperoleh nilai konstanta 3,913. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen semuanya bernilai 0 (X1 = 0 dan X2 = 0) maka Y (jumlah pembelian) sebesar nilai konstanta atau 3,913 porsi/bulan. 44 C. Pengaruh Promosi (X1) Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar (Y). Nilai koefisien regresi variabel promosi sebesar 1,232 artinya bahwa promosi memberikan pengaruh yang searah, dimana jika promosi naik sebesar 1 satuan maka pembelian terhadap ayam bakar meningkat pula sebesar 1,232 porsi, dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien korelasi (r) variabel promosi (X1) sebesar 0,471 menunjukkan bahwa promosi memiliki keeratan hubungan yang kuat dan arah hubungannya positif terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai koefisien determinannya (r2) yaitu sebesar 0,221 yang berarti bahwa secara parsial kontribusi variabel promosi (X1) sebesar 22,1% terhadap naik turunnya jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai t hitung variabel promosi (X1) yaitu sebesar 5,258 dan nilai t sebesar 1,669, karena t hitung > t tabel tabel (5,258 > 1,669) maka variabel promosi memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar, dapat pula dilihat dari hasil nilai signifikan 0,000 < α = 0,005, maka dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa promosi dapat mempengaruhi hasrat beli para konsumen di rumah makan Wong Solo Makassar. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa para konsumen biasanya menunjukkan hasrat beli yang lemah atau menunjukkan penolakan, dan perlu dibujuk atau diperlakukan dengan ramah dan sabar agar mereka lebih bernafsu untuk membeli. Karena itu perusahaan mesti mengadakan serangkaian kegiatan penjualan yang efektif dan memberikan peralatan promosi untuk merangsang pembelian agar lebih meningkat. 45 Hal ini juga sesuai pendapat Sutojo (1983) bahwa, kegiatan promosi produk yang sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan, diarahkan dan dikendalikan dengan baik, dapat berperan sacara berarti dalam mengembangkan laju penjualan hasil produksi. Sebaliknya, kegiatan promosi yang tidak terarah, akan merupakan sumber pemborosan yang tidak kalah besarnya dengan kekeliruan kegiatan pemasaran yang lain. D. Pengaruh Cita Rasa (X2) Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar (Y). Nilai koefisien regresi variabel cita rasa seebesar 1,210 artinya bahwa cita rasa memberikan pengaruh yang searah, dimana jika cita rasa naik sebesar 1 satuan maka pembelian terhadap ayam bakar meningkat pula sebesar 1,210 porsi. Dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien korelasi (r) variabel cita rasa (X2) 0,427 menunjukkan bahwa cita rasa memiliki keeratan hubungan yang kuat dan arah hubungan yang positif terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai koefisien determinan (r2) yaitu sebesar 0,182 yang berarti bahwa secara parsial kontribusi variabel cita rasa (X2) sebesar 18,2% terhadap naik turunnya jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai t hitung variabel cita rasa (X2) yaitu sebesar 4,656 dan nilai t sebesar 1,699 karena t hitung > t tabel tabel (4,656 > 1,699) maka variabel cita rasa memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar, dapat pula dilihat dari hasil nilai signifikan 0,000 < α = 0,005, maka dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa para pembeli akan menyukai produk yang dibuat dengan 46 baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa para konsumen akan menyukai produk- produk yang memberikan kualitas, penampilan dan ciri- ciri yang terbaik. Manajemen dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian mumusatkan energi mereka untuk membuat produk yang baik dan terusmenerus meningkatkan mutu produk tersebut. Hal ini juga sesuai pendapat Anoraga (2000) bahwa, suatu organisasi melakukan aktivitas produksi dan operasi, berawal dari adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari kebutuhan dan keinginan ini, maka organisasi mentransformasikannya kedalam sesuatu bentuk yang dapat memenuhi/ memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen itu. E. Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Secara Bersama- sama (Simultan) Terhadap Jumlah pembelian ayam bakar (Y). Untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel bebas (X1, X2) secara bersama terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y) di Rumah Makan Wong Solo dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R square (R2), besarnya kontribusi adalah 54,6 % dari pembelian ayam bakar yang dijelaskan oleh kedua variabel independen yaitu promosi (X1) dan cita rasa (X2) dan sisanya 45,4% dipengaruhi oleh faktor/ variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 58,276 dan nilai Ftabel sebesar 3,15. Karena nilai Fhitung > Ftabel maka dengan demikian variabel bebas promosi (X1) dan cita rasa (X2) secara bersama- sama memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar. Hal ini bisa juga dilihat dari nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. 47 PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh promosi dan cita rasa yang mempengaruhi jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar adalah sebagai berikut : a. Bahwa secara parsial/ sendiri- sendiri variabel bebas promosi (X1) dan cita rasa (X2) berpengaruh signifikan terhadap pembelian ayam bakar (Y) (thitung > ttabel). Sedangkan secara simultan/ serentak kedua variabel independen yaitu promosi (X1) dan cita rasa (X2) berpengaruh signifikan terhadap pembelian ayam bakar (Y) dimana (Fhitung > Ftabel) b. Kontribusi variabel promosi (X1) dan cita rasa (X2) terhadap pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar sebesar 54,6% dan sisanya sebesar 45,4% dipengaruhi oleh variabel lain. B. Saran Bahwa perlunya peran aktif perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas dan mutu produk secara terus- menerus agar mampu meningkatkan kepuasan terhadap produk yang kemudian melakukan kegiatan promosi yang terarah kepada konsumen. 48 DAFTAR PUSTAKA Admin. 2010. Pengertian Promosi. http://www.ilmumanajemen.com/. Diakses tanggal 8 September 2011 Anonim. 2011. Cita Rasa. http://id.wikipidia.org/wiki/cita_rasa diakses tanggal 24 Mei 2011 Anoraga, P. 2000. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Chaliedah, Z. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran. http://ziakhalidah.blogspot.com/. Diakses tanggal 12 September 2011 Hair, J. 1998. Simple Thing. http://virtualyuni.wordpress.com/. Diakses Tanggal 20 Juli 2011 Kotler, P. 1996. Manajemen Pemasaran. Edisi Kelima. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Erlangga. Jakarta. . Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Erlangga. Jakarta. Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid II Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung. Shimp, A.T. 2004. Periklanan dan Promosi Jilid II. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. Stanton, J.W. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid II Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta. Sujianto, A. E, 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Prestasi Pustaka Publisher Persada, Jakarta. Sutojo, S. 1983. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Pestaka Binaman Pressindo, Jakarta. Wahidah, N. 2010. Komponen- Komponen yang Memengaruhi Cita Rasa Bahan Pangan. http://www.idazweek.co.cc/2010/02/komponen-komponenyang-memengaruhi-cita.html. Diakses tanggal 11 Mei 2011. 49 Lampiran 1. Contoh-contoh Promosi Rumah Makan Wong Solo Makassar. 50 51 52 53 Lampiran 2. Variabel Penelitian. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nama Responden Irmayanti, SE ANDI SYAMSU MAWARDI, SE DEBBY SARI RAHAYU SUDARMI NURLAELAH, S.Sos RIRI ASTUTI ANNY IBRAHIM NURUL AFNI TIKA MUSTIKA PRAYUDI UTOMO FIRA RAHMAN DJALALUDDIN ANDRE MULIATI FANI HJ HASNAH SALIM ANDI AHMAD HJ SYARMIATI CHANDRA YUDHA DESSY ANDI MARLINA KAMARUDDIN, SE NURFILAWATI HARSIANA ANDI TENRI ANDI FIKRI NILDA UMAR EMIL WIRADINAYA HARPAN FITRIANI YUSRI G AGUS. M NUR HASANAH SYUAIB HJ. ANDI SRI JUMLAH PEMBELIAN (Y) PROMOSI (X1) CITA RASA (X2) 6 10 7 6 5 6 6 5 4 6 5 6 8 10 8 4 6 8 7 6 8 10 6 4 8 6 9 7 8 6 8 5 7 8 6 8 7 8 7 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 54 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 58 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 ERWIN RISMA IBRAHIM MUAFIQA. N AHMAD RAMADHAN MUH. TAHIR HADARIAH IKE ASYAR N. FURI WIDYA RAHAYU HERI HARYATI, S.Pd IBRAHIM UMAR L MOH. HATTA HAERUNNISA HJ. NURJANNAH Ir. Titik ATIK H. MUSTAFA AKP. ABIDIN JAMALUDDIN M. IQBAL SYAMSUL IRAWAN FAISAL AHMAD ABDULLAH ABUBAKAR HJ. SAKINAH ANDI DEVIANA WAHYUDI MASHUR SYAMSUL ALAM MOH. SUBHAN AGUSSALIM SITI FATIMAH RUSDY ABDUH HJ. MULIATI SALMA. M SRI SUHARTINI JUMARDI IRWAN ZAINUDDIN NAHARUDDIN NURDIN JUJUK ARIEF BASUKI ANDI BACHTIAR IRNAWATI DIAN AWALIAH ASNAWATI M. SADAT NAWAWI MANSYUR USLIMIN 10 5 6 10 9 10 7 8 7 8 10 6 9 5 7 6 9 9 7 6 8 5 10 9 6 10 10 8 6 6 6 7 6 8 7 7 9 6 10 9 9 5 6 7 8 8 55 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 ANDI SAKTIALAM HASBI ZAINUDDIN TANTI ASRIANTI MUH. MUBAROK AHMADI H. MAPPIARR SALMAWATI MUH. ILHAM NURSIAH DENIARI RACHMA FAISAL SYAM HJ. NURWIDYATI ROSDIANA ARDI SYAMSU ABD. HALIQ Rata-rata jumlah Nilai Maximum Nilai Minimum 5 6 8 6 8 8 5 5 6 7 6 7 6 5 7 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 7,1 710 10 4 4,47 447 5 3 4,55 455 5 3 56 Lampiran 3. Identitas Responden. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Nama Irmayanti, SE ANDI SYAMSU MAWARDI, SE DEBBY SARI RAHAYU SUDARMI NURLAELAH, S.Sos RIRI ASTUTI ANNY IBRAHIM NURUL AFNI TIKA MUSTIKA PRAYUDI UTOMO FIRA RAHMAN DJALALUDDIN ANDRE MULIATI FANI HJ HASNAH SALIM ANDI AHMAD HJ SYARMIATI CHANDRA YUDHA DESSY ANDI MARLINA KAMARUDDIN, SE NURFILAWATI HARSIANA ANDI TENRI ANDI FIKRI NILDA UMAR EMIL WIRADINAYA HARPAN FITRIANI YUSRI G AGUS. M NUR HASANAH SYUAIB HJ. ANDI SRI ERWIN RISMA IBRAHIM Jenis Kelamin P L L P P P P P P P P L P L L P P P L L P L P P L P P P L P L L L P L L P L P L P Umur 37 34 35 33 30 32 36 31 29 27 30 40 33 52 37 34 30 48 35 32 46 39 35 47 45 39 42 34 30 43 37 35 36 40 39 46 37 50 47 44 25 57 Pekerjaan PNS PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA IRT PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA PNS WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PNS PEGAWAI SWASTA ADVOKAT PEGAWAI SWASTA PNS TNI PNS PEGAWAI SWASTA PNS PNS PNS POLRI PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA WIRASWASTA PNS WIRASWASTA PNS PNS PNS PNS PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PNS POLRI PNS WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA Tingkat Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 DIPLOMA DIPLOMA DIPLOMA S1 S1 S1 SMA SMA S1 SMA DIPLOMA S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 SMA S1 DIPLOMA SMA S1 S1 DIPLOMA 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 MUAFIQA. N AHMAD RAMADHAN MUH. TAHIR HADARIAH IKE ASYAR N. FURI WIDYA RAHAYU HERI HARYATI, S.Pd IBRAHIM UMAR L MOH. HATTA HAERUNNISA HJ. NURJANNAH Ir. Titik ATIK H. MUSTAFA AKP. ABIDIN JAMALUDDIN M. IQBAL SYAMSUL IRAWAN FAISAL AHMAD ABDULLAH ABUBAKAR HJ. SAKINAH ANDI DEVIANA WAHYUDI MASHUR SYAMSUL ALAM MOH. SUBHAN AGUSSALIM SITI FATIMAH RUSDY ABDUH HJ. MULIATI SALMA. M SRI SUHARTINI JUMARDI IRWAN ZAINUDDIN NAHARUDDIN NURDIN JUJUK ARIEF BASUKI ANDI BACHTIAR IRNAWATI DIAN AWALIAH ASNAWATI M. SADAT NAWAWI MANSYUR USLIMIN ANDI SAKTIALAM HASBI ZAINUDDIN P L L P P P L P L L L P P P L L L L L L L P P L L L L P L P P P L L L L L L P P P L L L L L 38 23 37 42 40 35 32 29 40 41 35 29 48 39 45 45 39 34 35 30 45 40 37 35 37 31 37 22 32 46 29 45 31 38 37 30 30 41 26 28 33 30 51 38 32 28 58 WIRASWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PNS PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PNS WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PNS PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA POLRI WIRASWASTA PNS PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA PNS PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA MAHASISWA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA TNI PEGAWAI SWASTA PNS WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PNS WIRASWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA S1 SMA DIPLOMA S2 SMA DIPLOMA S1 S1 SMA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1 DIPLOMA S1 S1 SMA SMA S1 SMA S1 S1 S1 SMA S1 SMA S1 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 TANTI ASRIANTI MUH. MUBAROK AHMADI H. MAPPIARR SALMAWATI MUH. ILHAM NURSIAH DENIARI RACHMA FAISAL SYAM HJ. NURWIDYATI ROSDIANA ARDI SYAMSU ABD. HALIQ P L L L P L P P L P P L L 35 29 32 43 34 24 45 39 37 40 30 38 42 59 PNS PNS WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA MAHASISWA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA WIRASWASTA PEGAWAI SWASTA PEGAWAI SWASTA DIPLOMA S1 SMA S1 SMA SMA S1 S2 S1 S1 SMA S1 S1 Lampiran 4. Regression. 60 61 62 Lampiran 5. Kuisioner. 63 64 RIWAYAT HIDUP Muh. Zarkasyi Aziz, Lahir di Sidrap tepatnya tanggal 14 Juni 1987. Merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan suami-istri, H. Abd. Aziz dan Hj. Jawariah. Menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK PGRI Lawawoi, Sidrap pada Tahun 1993. Setelah itu melanjutkan studi di SD Negeri 2 Lawawoi Kab. Sidrap dan selesai pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan studi di Madrasah I’dadiah DDI Mangkoso Barru, dan selesai pada tahun 2000. Setelah itu melanjutkan Sekolah di Madrasah Tsanawiah DDI Mangkoso Barru, dan selesai pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan Sekolah Lanjutan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Watang Pulu Sidrap, dan selesai pada tahun 2006. Setelah itu melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin, Fakultas Peternakan, Jurusan Sosial Ekonomi, mulai pada tahun 2006. 65