MAKALAH PSIKOLOGI “ WANITA SEBAGAI GADIS PADA MASA PUBERTAS ” Dosen Pengampu : Drs. Wagiyo, MP.d Disusun Oleh : Dewi Asas Millah (12.017) AKBID PEMKAB KENDAL TAHUN 2012/2013 (i) 1 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini tepat pada waktunya, dengan tema “ Wanita Sebagai Gadis Pada Masa Pubertas ”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Kendal, Penulis ( ii ) 2 November 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... ...... ........ i Kata pengantar …………………………………………………………………………... ii Daftar isi…………………………………………………………………………………. iii Bab 1. Panduhuluan 1. Latar belakang……………………………………………………………..... 1 2. Rumusan masalah………………………………………………………........ 1 3. Tujuan.......................................................................................... ................. 2 Bab 2. Pembahasan 1. Pengertian ............................................................................................ ...... 3 2. Kepribadian Anak Gadis Pada Masa Puber ............................................. ..... 4 3. Sosial ................................................................................................. ..... 4 4. Minat Anak Gadis Pada Masa Pubertas.................................................... ..... 5 5. Proses Identifikasi ............................................................................... ...... 5 6. Kematangan Seksual Gadis Puber .......................................................... ...... 6 7. Homoseksualitas – Perkembangan .......................................................... ...... 7 8. Realisasi Dari Fantasi Seksual ................................................................. ...... 7 9. Pembahasan Ciri-ciri Khusus Anak Gadis pada Masa Pubertas ................... 8 Bab 3. Penutup 1. Kesimpulan…………………………………………………………………. 15 2. Saran……………………………………………………………………........ 15 Daftar pustaka…………………………………………………………………………… 3 16 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak, mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya, yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Proses organis yang paling penting pada masa ini adalah, kematangan seksual. Pada saat pertumbuhan ini mengalami suatu krisis yaitu kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani. Terkadang harmoni dan fungsi-fungsi motorik juga terganggu, akan terlihat gejala-gejala tingkah laku seperti, canggung, kaku-kikuk, muka tampak kasar dan ”buruk. Untuk itu makalah ini membahas bagaimana seorang gadis pada masa pubertas. . 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Apa pengertian pubertas ? 2. Bagaimana kepribadian anak gadis pada masa pubertas ? 3. Bagaimana hubungan sosial gadis puber terhadap keluarga dan lingkungan ? 4. Bagaimana minat gadis pada masa pubertas ? 5. Bagaimana proses identifikasi gadis puber ? 6. Bagaimana kematangan seksual gadis puber ? 7. Bagaimana homoseksualitas – perkembangan gadis puber ? 8. Bagaimana realisasi dari fantasi seksual gadis puber ? 9. Apa saja ciri – ciri khusus anak gadis pada masa pubertas ? 4 3. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pubertas, kepribadian anak gadis pada masa pubertas, hubungan sosial gadis puber terhadap keluarga dan lingkungan, minat gadis pada masa pubertas, proses identifikasi gadis puber, kematangan seksual gadis puber, homoseksualitas – perkembangan gadis puber, realisasi dari fantasi seksual gadis puber dan ciri – ciri khusus anak gadis pada masa pubertas. 5 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal. Kematangan seksual sekalipun bersifat biologis namun menentukan sekali sikap, yaitu faktor psikis anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya. Anak mulai menaruh minat besar terhadap keadaan dirinya, misalnya dengan bersolek. Hal ini dilakukan untuk memupuk harga diri dan eksistensi dirinya selaku wanita. (Sumber: http://aribubun.blogspot.com/2013/05/anak-gadis-pada-masapubertas.html ) Harlock mengatakan bahwa “puberty is a the period in the developmental span when the child changes from an sexual being” remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, ketika anak berubah dari makhluk aseksual menjadi seksual artinya organ-organ reprodduksi sudah masak sehingga mereka siap untuk bereproduksi. Periode pubertas merupakan periode tumbang tindih (overlapping) yaitu saat-saat di akhir masa anak-anak dan awal dari masa remaja atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pubertas dimulai dengan berfungsinya ovarium dan berakhir saat ovarium berfungsi dengan mantap dan teratur. Arti pubertas secara klinis adalah timbulnya ciri-ciri kelamin sekunderdan berakhir bila sudah ada kemampuan reproduksi. Untuk wanita berlangsung dari usia 12-14 tahun. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, akan selalu diikuti dengan perubahan dalam tingkah laku dan sikap. Tanda-tanda psikologi antara laki-laki dan perempuan hampir sama antar lain merasa gelisah, resah, ada konflik dengan orang tua, minat meluas, mulai mengenal lawan jenis, prestasi di sekolah tidak stabil. Sebagai anak yang beranjak remaja seorang wanita akan mengalami masamasa sulit karena ada tanda-tanda seksual sekunder mulai muncul dan tidak jarang 6 cukup mengejutkan. Pada awal masa pubertas pada wanita (10-11), pinngulnya bertambah lebar, puting susu semakin meninggi, pembesaran glandula mamae dan menimbulkan jandulan seperti kerucut. Terjadinya menstruasi pada usia sekitar 11-13 tahun dianggap tanda yang paling penting dai pubertas wanita. Kemudian akan terjadi kematangan pada fungsi alat-alat seksualnya. Bila tidak dipersiapkan atau dijelaskan bisa membuat individu malu dan merasa rendah diri. Tanda-tanda biologis yang muncul pada wanita selain menstruasi dalah membesarnya payudara dan menimbulnya bulu di ketiak maupun alat kelamin. Pada usia 13 tahun anak perempuan sudah masak secara seksual (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi) 2. Kepribadian Anak Gadis Pada Masa Puber Pada masa pubertas, terjadi adanya perubahan tingkah laku ini disebabkan karena adanya perubahan dalam pola hidup yaitu pola hidup masa kanak-kanak yang kemudian berubah ke pola hidup sebagai orang dewasa. Periode pubertas juga merupakan periode tergugahnya kepribadian anak. Perilaku ditandai dengan negativisme yaitu perasaan “angan-angan”, senang menyendiri dari keluarga atau teman, peka (mudah tersinggung), keinginan untuk menentang tokoh -tokoh otoritas, keinginan untuk berdiri sendiri, suka berdebat dan menyerang orang lain, menyepelekan tugas rutin di rumah atau disekolah, adanya perasan yang mengungkapkan perasaan kurang bahagia, bosan dengan berbagai aktifitas yang digemari, hidup seenaknya (tidak rapi, canggung), antagonistik, bermusuhan dengan teman-teman yang berlainan jenis (tetapi sikapnya akan menjadi pada akhir masa puber), tingkah lakunya menjadi tidak dapat diterka dan terkadang diluar dugaan, mudah tersinggung, menjadi pemarah, kurang percaya diri, menjadi lebih sopan dari biasanya karena takut orang lain berkomentar negatif atas perubahanperubahan yang terjadi padanya (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 3. Sosial Bagi anak perempuan, keberadaannya mulai diakui sebagai wanita dewasa apabila ia jatuh cinta. Anak perempuan juga memiliki keterlibatan emosi yang mendalam dengan anak laki-laki yang menjadi pujaannya. Pada masa puber ini 7 muncul sifat khas wanita yaitu pasif-penerima. Perilaku gadis puber lebih terkendali oleh perasaan dan terikat oleh tradisi serta peraturan keluarga. Adanya hambatan pada kematangan seksual dalam usia ini, akan menyebabkan penyimpangan dalam sikap dan perilaku yang relatif menetap, jadi adanya penerimaan pengakuan dari kelompok atau lawan jenisnya terhadap keberadaannya sangat mempengaruhi pembentukan diri dikemudian hari begitu juga dengan penerimaan dari penolakan terhadap berbagai perubahan dalam tubuhnya akan sangat mempengaruhi kesiapannya memasuki periode selanjutnya (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 4. Minat Anak Gadis Pada Masa Pubertas Pada masa pubertas, penemuan diri didahului oleh perasaan-perasaan tak menentu (polimorf), antara lain rendah hati, resah gelisah cemas, memberontak kesukaan mengeritik, konflik dan sebagainya. Semua itu mengakibatkan aktifitas sehari-hari yang dulunya normal menjadi terhambat. Tetapi hal itu tidak akan berlangsung lama karena anak akan berfikir AKUNYA ini menjadi tidak mapan dan kacau balau. Ia merasa ”muda dan kuat” merasa memiliki kemungkinan atau prospek dihari depan, dan mampu berjuang. Lalu timbullah dorongan yang kuat untuk melepaskan diri dari kewibawaaan ibu serta orang tua. Disamping itu anak mulai mencari nilai-nilai hidup dan norma –norma baru yang menjadi patokan. Pada usia puber ini, anak benar-benar mengaitkan minatnya dengan dunia luar yang obyektif. Ia sangat tertarik pada pribadi-pribadi ideal seperti guru, teman, atau bahakan seorang bintang sehingga minat yang muncul lebih tertuju pada hal-hal yang pribadi, kongkrit dan emosional. Figure-figure itu dianggap sebagai penuntun dan panutan. Bahkan pada anak gadis puber sering timbul gejala penghormatan dan pemujaan yang berlebih -lebihan (dweperij) (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 5. Proses Identifikasi Proses identifikasi bagi anak perempuan maupun anak laki-laki, sama-sama memegang peranan yang penting. Identifikasi bermanfaat karena bisa memperkokoh perkembangan AKU dan kepribadian anak, serta memberikan spirit kegairahan. 8 Identifikasi juga bersifat kaku, maka akan mengakibatkan proses pengingkaran terhadap kepribadian sendiri. Sebab akan muncul perilaku menirukan secara tidak sadar pribadi lain dan penghapusan jati diri. Sedangkan tanpa identifikasi sama sekali pribadi menjadi lemah, dan akan timbul banyak kecemasan serta macam-macam gejala nurotis (gangguan pada syaraf). Proses identifikasi memainkan peranan bagi lancar tidaknya relasi anak muda dengan orang tuanya dan komunikasi dengan lingkungan sosial lebih luas. Proses identifikasi kadang memunculkan konflik yang disebabkan oleh: 1. Ada perasaan ambivalen antara kebencian dan cinta 2. Keragu- raguan psikis dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang berubahubah. 3. Perasaan – diri kuat dan rasa dewasa berkonflik melawan kecemasan, kepedihan, kekalahan 4. Munculnya rasa depresi Pada masa pubertas disebut juga “edisi kedua dari masa kanak-kanak” yang menonjolkan keragu-raguan dalam memilih objek cintanya. Umpamanya tidak dapat menentukan kasih sayang mana yang belih besar terhadap ayah atau ibunya, juga ragu-ragu objek cinta diantara sekian banyak “calon pacar” (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 6. Kematangan Seksual Gadis Puber Kematangan seksual yang normal berlangsung mulai umur 12 tahun. Namun ada kalanya kematangan seksual ini bisa berlangsung lebih lambat atau lebih cepat dari usia 12 tahun. Sebab musababnya belum dapat diterangkan dengan jelas tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut disebabkan oleh faktor : 1. Keadaan jasmani dan rokhani yang dipengaruhi oleh ras (suku bangsa) 2. Perbedaan iklim 3. Perbedaan dengan cara hidup 4. Situasi-situasi gawat dan penuh ancaman Kematanga seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis berupa kematangan kelenjar kelamin yaitu ovarium (indung telur) pada anak gadis besrta membesarnya alat-alat kelamin, peristiwa itu didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder. 9 Proses pematangan fungsi seksual, adakalanya anak mengalami satu krisis, berbentuk terganggunya fungsi motorik dan kehilangan keseimbangan jasmani dan rokhani. Sehingga tingkah laku anak jadi canggung, kaku dan wajah tamak kasar dan terlihat “buruk” (wagu). Pada saat pertumbuhan ini terdapat pula gejala yang disebut sebagai : helliogene acceleratte, yaitu percepatan tubuh disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari, karena anak banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti sport, berenang, jalan-jalan serta makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin bisa mempercepat pertumbuhan badan (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 7. Homoseksualitas – Perkembangan Homoseksualitas-perkembangan antara dua gadis dengan segala derajat keintiman terdapat pada hampir semua Negara. Relaksi semacam ini merupakan gejala yang cukup penting pada usia pubertas. Homoseksualitas-perkembangan ini harus dibedakan dengan homoseksualitas yang sebenarnya, karena hanya bentuk lahiriah saja yang hampir menyerupai tetapi psikisnya berbeda. Homoseksualitas yang sebenarnya relasi seksualnya dibarengi dengan nafsu-nafsu erotik yang tidak wajar. Sedangkan homoseksualitas pubertas itu bentuknya netral. Biasanya dalam bentuk persahabatan yang sangat intensif, amat intim dan akrab, penuh rasa sayang. Jadi intinya bukan seksualitas. Yang penting dari relasi ini adalah unsur-unsur: mengagumi, hormat dan keinginan untuk dimengerti oleh temen. Ekspresi yang sering ditampakkan antara lain jalan bergandengan, merangkul, duduk bersanding dan saling menghibur. Sifatnya sementsra karena selanjutnya anak gadis akan menemukan patner cinta yang sebenarnya dalam hubungan heteroseksual. Unsur-unsur yang tamapak dalam perkembangan heteroseksual-perkembangan ialah sikap yang ragu-ragu (Zogernde Attitude) dibarengi oleh kurangnya kepercayaan diri dan kecemasan (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 8. Realisasi Dari Fantasi Seksual Unsur – unsur fantasi seks gadis yang mula-mulanya masih dalam bentuk angan-angan, pada masa pubertas adakalanya direalisasikan di jalanan atau di luar rumah. Pada mulanya, si gadis belum memiliki keinginan-keinginan seksual, artinya 10 tidak mengenal bahaya dan tidak merindukan kepuasan seksual. Tetapi keadaan di luar yang sifatnya sering merangsang akan dapat membuat si gadis terjerumus dalam pergaulan bebas. Pada mulanya, segala tingkah laku anak gadis tadi berlangsung sebagai periode yang netral dan “tak berdosa sifatnya akan tetapi lambat laun permainan seksualnya semakin panas. Sedangkan pengalaman seksual yang pertama baik sengaja maupun tidak sengaja selanjutnya mengakibatkan serentetan perbuatan seksual lainnya. Akhirnya perbuatan-perbuatan itu akan berkembang menjadi tingkah laku tunasusila dan amoral lainnya. Dalam hal ini bencana sosial tidak dapat dihindarkan (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 9. Pembahasan Ciri-ciri Khusus Anak Gadis pada Masa Pubertas a. Day Dreaming (mimpi di siang hari) Membuat orang mencapai kepuasan dengan berkhyal dimana isi dari khyalan itu hanya diketahui oleh dirinya sendiri sehingga tidak bisa dikritik. Khayalan dalam batas-batas tertentu dikatakan normal tetapi kalau dilakukan oleh seseorang yang mengalami gangguan keseimbangan dapat membuatnya lari dari kenyataan. Ini merupakan sumber dari gangguan kejiwaan. Fantasi tidak dapat memecahkan masalah secara riil. b. Rasa malu berlebihan Munculnya rasa malu yang berlebihan disebabkan karena adanya perubahanperubahan fisik yang terjadi. Pada anak gadis perubahan yang terjadi terlihat lebih menonjol dibanding anak laki-laki. Terbentuknya buah dada, akan mempengaruhi penampilannya. Si gadis puber terlihat canggung dan berusaha menutup-nutupinya. Perasaan malu akan semakin bertambah apabila dia melihat teman-temannya banyak yang belum mengalami seperti yang dia alami (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). Di bawah ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan: a) Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau hal-hal yang bersifat psikologis. b) Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menyalahkan diri sendiri. 11 c) Ketika sedang mengalami rasa malu,amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah,tangan gemetar,atau reaksi fisik lainya.telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul. d) Kenalilah kelemahan kamu,apa yang membuat kamu merasa malu,karena semua orang memiliki kelemahan,tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut. e) Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu,karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan,dan kelebihan itu merupan modal untuk percaya diri. f) Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai.langkah terahir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan. g) Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol. h) Tampilkan sisi terbaik,toljolkan kelebihan yang di miliki. i) Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh,maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal. j) Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi. (Sumber: http://aribubun.blogspot.com/2013/05/anak-gadis-pada-masapubertas.html ) c. Munculnya minat terhadap seks Pada masa pubertas si gadis mulai meminati secara sungguh-sungguh faktorfaktor hormonal dan biologis yang semakin matang. Khususnya ada perhatian yang cukup besar terhadap organ kelamin dan menstruasi. Perasaan heteroseksual yaitu perasaan tertarik dengan lawan jenis, juga mulai tumbuh dengan timbulnya minat pada seks pria. d. Ingin menjadi pusat perhatian Kematangan seksual meskipun itu sekalipun bersifat biologis namun menentukan sekali kondisi kehidupan psikis dan sikap batin anak. Jika pada masa pra pubertas, anak gadis bersikap acuh tak acuh dan mengabaikan tubuhnya, maka kini pada masa puber, anak mulai menaruh minat besar terhadap dirinya. Ia mulai mencoba memaki berbagai macam lipstick, bedak, rouge, parfume, sepatu, baju-baju 12 yang indah dan berbagai jenis aksesoris. Hal ini dikerjakan tidak semata-mata untuk menirukan tingkah laku wanita dewasa akan tetapi untuk : 1. Untuk melakukan pembelaan secara riil terhadap harga diri dan eksistensi dirinya sebagai wanita. 2. Untuk memupuk keluwesan, serta memuaskan satu kebutuhan baru untuk tampak lebih cantik dan menarik. Pakaian, perhiasan, sepatu, mode pakaian menjadi topik minatnya yang aktual. Pada anak perempuan juga muncul perasaan ingin disayang oleh siapapun juga. e. Keegoisan dalam bidang seks Seperti yang sudah dibicarakan diatas bahwa minat seksual anak puber sifatnya homoseksual terhadap ibu atau teman sejenis tetapi pada saat yang bersamaan juga muncul perasaan heteroseksual yaitu tertarik dengan lawan jenis. Sehingga akan memunculkan relasi segitiga (relasi triangulaire) bagi anak gadis. 1. Ada unsur cinta diri (selflove) 2. Ada objek cinta “homoseksual” dalam pribadi ibu atau teman sendiri 3. Objek cinta heteroseksualdalam wujud seorang pria/pemuda. Oleh karena itu relasi anak puber lebih bersifat biseksual yaitu cinta apda seorang pria maupun wanita. Hal itu terjadi karena adanya unsur kegoncangan dan keraguan. Dalam keadaan normal, konflik tersebut biasanya akan berakhir dengan kemenangan heteroseksual. f. Emosionalitas Anak puber cenderung memiliki tingkat emosionalitas yang belum bisa dikendalikan. Ingin kami tambahkan masalah bahaya identifikasi yang terlalu melekat antara anak gadis dan orangtuanya. Untuk melepaskan diri dari ikatan orang tuanya beserta kewibawaannya, pada waktu anak gadis menemukan AKUnya dan merasa dirinya super kuat ada kalanya anak gadis bertingkah laku membarontak dan melarikan diri dari rumah. Jika peristiwa ini tidak disertai konflik-konflik yang serius, biasanya usaha tersebut dapat diselesaikan dengan kompromi. Akan tetapi kalau usaha melarikan diri dibarengi dengan frustasi serius dan konflik batin yang berat, biasanya perbuatan ini berakhir dengan si anak tidak mau pulang ke rumah. Pada umumnya usaha melarikan diri dari rumah disebabkan karena : 13 1. Kerisauan seksual pada diri anak, tanpa disertai perasaan heteroseksual yang sejati. 2. Kurangnya kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri, terutama emosi-emosinys. 3. Konflik batin yang kuat. 4. Kebimbangan-kebimbangan karena belum menemukan norma yang mantap. g. Kurang percaya diri Pada masa puber anak gadis mulai menemukan kepercayaan diri tetapi karena adanya proses adaptasi maka memunculkan kegelisahan dan kecemasan. Hal ini dikarenakan masa pubertas merupakan masa perpindahan maka si anak gadis akan berada pada dua iklim yaitu positif dan negatif yaitu antara ketidakmantapan dankepercayaan diri sehingga menimbulkan kebimbangan dan kecemasan. Anak gadis sangat membutuhkan bimbingan untuk memupuk kepercayaan dirinya karena ia akan mengalami rasa kecewa, terluka dan belajar mengatasi segala rintangan dan kesulitan untuk menjadi individuyang matang dan mampu memikul duka derita. Masa pubertas merupakan perjuangan untuk MANDIRI (menjadi aku yang berdiri sendiri). Anak sering dicekam kepedihan hati, karena ia tidak memahami keadaan diri sendiri. Hatinya dilanda rasa pesimis diselingi kegembiraan hidup (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). Ciri kurang percaya diri: 1. Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan (bersifat introfert) 2. Selalu ragu dalam bertindak 3. Tidak dapat bersaing positif, seperti persaingan kepandaian,dan kegiatan lainnya. Secara psikologi kurang percaya diri di sebabkan oleh: 1) Overprotected anak yang selalu di kekang, kurang di berikebebasan untuk mengaktualisasi diri, merasa independen atau menerima keputusan sikapnya sendiri. Mereka merasa takut untuk berbuat salah akibatnya banyak hal yang membuat mereka ragu untuk melakukan sesuatu bahkan membuat si remaja menjadi tidak mau untuk melakukannya. 2) Terlalu dibiarkan. tampaknya akan membuat anak melakukan banyak hal dan menjadikannya PD. Namun hal ini bisa sebaliknya jika kebebasan yang di dapatkan tampa arah dan bimbingan mereka akan merasa dirinya tidak di 14 butuhkan,bahkan seperti di buang begitu saja oleh keluarganya,sehinga mereka merasa kosong dan tidak memiliki hubungan emosional yang baik 3) Perfeksionis. Kita adalah manusia yang juga memiliki kelemahan,menuntuk kesempurnaan untuk seorang anak tanpa di barengi pengertian,anak akan menjadi takut untuk berbuat dan takut untuk tidak sempurna. 4) Sering di kritik dan di kecewakan.kritik merupakn hal yang wajar, akan tetapi harus ada solusi dan alasan, demikian pula dengan di kecewakan,berilah alasan dan sebab-sebab kenapa harus di kritik, kita juga harus memberikan pujian sebagai sisi positif penyeimbang. 5) Mencontohi lingkungannya.arahkan mereka, agar jika mencari panutan sebaliknya fahami dulu sikap-sikap orang yang akan di panut. Jangan menerima mentah-mentah. 6) Percaya dengan ketidakmampuan dengan terlihat tegang dan putus asa kemudian mengatakan “Aku tidak sangup ”Aku tidak bisa” dan kalimatkalimat penolakan lainya, karena takut gagal kemudian di marahi dan di kucilkan. Akhirnya lama kelamaan mereka benar-benar merasa tidak mampu. Hal-hal yang perlu di lakukan terhadap orang yg kurang percaya diri : 1) Memberi pengertian. Komunikasi adalah kuncinya, ajak mereka berfikir rasional, kenapa harus melakukan tugas ini, mengapa harus bersikap seperti ini, kenapa harus meruba penampilan. dll 2) Beri pujian. Beri pujian sangat penting untuk memotivasi mereka. Pujian dan kritik harus proposinal (memiliki kadar yang sama), ingat bahwa remaja belum matang dan perlu bimbingan. 3) Beri contoh. Tunjukan kepada mereka orang-orang yang sukses, dan berhasil karena mereka PD,walaupun kadang-kadang secara fisik mereka tidak cantik, tapi bisa juga pintar dan memiliki kelebihan. Hal-hal yg di lakukan untuk mengatasi kurang percaya diri : 1. Menciptakan definisi diri positif 2. Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri,belajar melihat bagian – bagian positif dalam diri,menghentikan opini negative dalan diri 3. Memperjuangkan keinginan yang positif 4. Mengatasi masalah secara positif 5. Memiliki model teladan yang positif 15 (Sumber: http://aribubun.blogspot.com/2013/05/anak-gadis-pada-masapubertas.html ) h. Sikap tidak senang Pada masa puber adalah masa untuk menemukan jati diri sehingga dia akan melebih-lebihkan AKJnya. Anak puber akan menunjukkan rasa tidak senang jika diperlakukan seperti kanak-kanak. Anak puber juga mulai menunjukkan rasa tidak senang dengan norma-norma yang ada. i. Merasa bosan Anak puber sering dilanda kebosanan sehingga sering anak gadis tidak betah menetap pada satu aktivitas. Periode pubertas adalah periode STRUM And DRUNG (masa penuh badai taufan dan gelora nafsu), merupakan waktu untuk terus mencari dan menemukan, dipenuhi unsur kepuasan dan puncak kebahagiaan. Kewajiban orang tua adalah memberikan bimbingan, kewibawaan dan otoritas, tetapi anak puber paling tidak suka diperlakukan sebagai kanak-kanak. Pemberian bimbingan dan pendidikan harus disesuaikan sebagai berikut : menggunakan jalan tengah di antara kebebasan dan disiplin ketat, untuk membawa anak pada tingkat kemandirian dan kesadaran bertanggung jawab. j. Keinginan untuk menyendiri Anak gadis puber mempunyai keinginan untuk menyendiri dikarenakan kurangnya pengalaman, belum mekar secara penuh, ia kurang berani dan belum punya inisiatif. Ia dilanda kecemasan kalau-kalau akan berbuat kesalahan sehingga menimbulkan penilaian negatif dari orang-orang yang dikenalnya. k. Keengganan untuk bekerja Pada saat pertumbuhan kelamin sekunder anak akan mengalami bentuk krisis berbentuk kehilangan keseimbangan jasmani dan rokhani. Sehingga harmoni dan fungsi-fungsi motorik (gerak) juga terganggu. Sehingga tumbuh perasaan malas untuk melakukan pekerjaan. Ringkasnya anak muda pada usia ini tengah mengalami : 1. Pertentangan-pertentangan batin yang paling memuncak dalam kehidupannya. 2. Masa pubertas ini benar-benar periode penuh kontras-kontras, badai-badai permasalahan dan gelora-gelora jiwa yang sering berlawanan, 16 3. Yang mengakibatkan timbulnya banyak kecemasan dan kebingungan pada anak muda. Dengan selesainya masa pubertas, masuklah anak pada masa masa Adolesensi (periode pubertas akhir) (Dwi Ariyani Yanuarti, S.Psi, Diktat Psikologi). 17 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pubertas dimulai dengan berfungsinya ovarium dan berakhir saat ovarium berfungsi dengan mantap dan teratur. Arti pubertas secara klinis adalah timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder dan berakhir bila sudah ada kemampuan reproduksi. Untuk wanita berlangsung dari usia 12-14 tahun. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, akan selalu diikuti dengan perubahan dalam tingkah laku dan sikap. Pada awal masa pubertas pada wanita (10-11), pinggulnya bertambah lebar, puting susu semakin meninggi, pembesaran glandula mamae dan menimbulkan jandulan seperti kerucut. Pada masa pubertas, terjadi adanya perubahan tingakah laku ini disebabkan karena adanya perubahan dalam pola hidup yaitu pola hidup masa kanak-kanak yang kemudian berubah ke pola hidup sebagai orang dewasa. Pada masa pubertas, penemuan diri didahului oleh perasaan-perasaan tak menentu (polimorf), antara lain rendah hati, resah gelisah cemas,memberontak kesukaan mengeritik, konflik dan sebagainya. Semua itu mengakibatkan aktifitas sehari-hari yang dulunya normal menjadi terhambat. 2. Saran Sebaiknya remaja yang mengalami masa pubertas, harus lebih berhati-hati terutama dalam menjaga diri dari kejahatan seksual. Pada masa pubertas remaja saat ini sedang dihadapkan oleh pergaulan bebas yang berdampak pada diri mereka sendiri. Pola perilaku dan pola hidup sehari-hari yang tidak biasa dilakukan, akan menjadi hal yang baru dalam pergaulan anak remaja yang mengalami masa pubertas. Oleh karena itu, orang tua harus selalu memperhatikan tingkah laku dan pergaulan anaknya di luar sana. Supaya untuk meminimalisir hal-hal buruk yang akan terjadi pada anaknya. 18 DAFTAR PUSTAKA Yanuarti, Dwi Ariyani, S.Psi, “Diktat Psikologi” (Sumber: http://aribubun.blogspot.com/2013/05/anak-gadis-pada-masapubertas.html ) 19