INTERAKSI MANUSIA DALAM ORGANISASI Teori manajemen pada mulanya agak bersifat mekanis dalam pandangannya atas interaksi manusia. Tujuan para anggota sebuah organisasi pada saat itu bahwa para karyawan dianggap menanggapi positif terhadap wewenang dan didorong oleh imbalan keuangan. Gerakan hubungan kemanusiaan yang dimulai dengan telaah Hawthorne yang terkenal antara tahun 1927 dan 1932 telah membentuk konsep tentang organisasi sebagai sebuah sistem sosial. Motivasi ternyata didasari oleh lebih dari sekedar imbalan ekonomis, kelompok kerja, rekan sekerja dan sebagainya ternyata penting. Gaya kepemimpinan dianjurkan yanglebih meningkatkan kepuasan pekerja dalam organisasi. Motivasi adalah alasan seseorang untuk menjalankan sesuatu kegiatan. Hal ini biasanya dijelaskan dalam istilah dorongan atau kebutuhan manusia. Dimana kebutuhan manusia selalu berubah bersamaan dengan tingkat karirnya. Sebuah klasifikasi bermanfaat tentang kebutuhan umum manusia adalah sebuah hirarki yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Lima kebutuhan dasar yang ia sebutkan, dimana kebutuhan yang lebih tinggi menjadi semakin mendesak hanya bila kebutuhan lebih rendah yang cukup terpuaskan. Tingkat Kebutuhan Terendah rasa Fisiologis Keterangan Kebutuhan-kebutuhan fisik seperti pemuasan Lapar atau haus, dan kebutuhan akan kegiatan. Keamanan Perlindungan terhadap bahaya, ancaman, kehilangan. Perhatian Kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, keikutsertaan dalam kelompok, memberi dan menerima persahabatan dan kasih. Tertinggi Penghargaan Menghargai diri dan dihargai oleh orang lain. Perwujudan Diri Pemenuhan diri. Mencapai prestasi, kreativitas, Pengembangan diri dan pernyataan diri. Hirarki Maslow berguna bagi menunjukkan sebuah dimensi penting dalam kebutuhan manusia. Seorang manusia yang sedang kelaparan memusatkan perhatian kebutuhan fisiologisnya. Tetapi setelah rasa laparnya terpuaskan, maka ia akan merasa penting akan keamanan dan mungkin akan perhatian dan penghargaan. Setelah semuanya terpenuhi maka kebutuhan perwujudan diri menjadi penting. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat menggantungkan diri terus menerus kepada upah yang memuaskan dan kondisi kerja yang aman untuk memotivasi orang. Hirarki Maslow berbicara mengenai penerapan umum, sedangkan kasifikasi FrederickHerzberg berhubungan langsung dengan situasi kerja. Dua gugus faktor berhubungan dengan kepuasan kerja. Satu kelompok menyangkut faktor-fakrot lingkungan (disebut faktor kesehatan) yang tidak memotivasi kepuasan, tetapi jika tidak ada maka akan menyebabkan ketidakpuasan. Hal ini 1 antara lain adalah kebijakan dan administrasi perusahaan, penyeliaa, gaji, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja. Kelompok faktor lain disebut “motivator” karena menentukan kepuasan pekerjaan (yang dianggap membawa kepada prestasi baik). Faktor ini antara lain adalah pencapaian, pengakuan, pekerjaan yang menarik dan mengandung tantangan, tanggung jawab dan kemajuan. Dinamika Kelompok Dalam sebuah organisasi, seorang individu biasanya dimiliki oleh satu atau beberapa kelompok kecil. Kelompok ini dapat berupa kelompok organisasi formal seperti kelompok kerja produksi, dan lain-lain atau kelompok yang terbentuk karena kepentingan bersama atau latar belakang yang sama seperti budaya, profesi, dan lain-lain. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kelompok kecil adalah faktor penting yang mempengaruhi hubungan antar individu dengan organisasi. Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang membujuk atau memotivasi sebuah kelompok menuju pencapaian suatu tujuan atau beberapa tujuan tertentu. Cara seorang manajer memandang tugasnya dapat dibiaskan (continued) melalui pandangan sang manajer mengenai manusia. McGregor telah menggolongkan dua ekstrem sebagai teori ‘X’ dan ‘Y’. Teori X. Pandangan teori x mengenai manusia di bawah ini mendukung suatu gaya kepemimpinan autoriter: 1. Manajemen bertanggungjawab untuk mengorganisasi unsur-unsur produktif perusahaan (uang, bahan, peralatan dan manusia) guna tujuan ekonomis. 2. Sehubungan dengan manusia, ini adalah proses pengarahan upaya, motivasi, mengendalikan kegiatan dan memodifikasikan perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 3. Tanpa intervensi aktif manajemen, seseorang akan menjadi pasif bahkan menolak terhadap kebutuhan perusahaan, karenanya mereka harus dibujuk, dihukum, dan dikendalikan dimana kegiatan mereka harus diarahkan. Ini adalah tugas manajemen. Teori Y. Pandangan teori Y mengenai manusia adalah kebalikan dari teori Y, dan mendukung suatu gaya kepemimpinan yang lebih demokratis dan partisipatif. 1. Manajemen bertanggungjawab atas pengorganisasian unsur-unsur produktif perusahaan (uang, bahan, peralatan, manusia) guna tujuan ekonomis. 2. Seseorang pada dasarnya tidak pasif atau menolak terhadap kebutuhan perusahaan. Semua itu adalah akibat pengalaman dalam organisasi. 3. Motivasi, potensi untuk perkembangan, kapasitas untuk menerima tanggungjawab, kesediaan untuk mengarahkan perilaku kepada tujuan keorganisasian sudah ada dalam diri setiap orang. Manajemen tidak menempatkan mereka, melainkan manajemen bertanggungjawab untuk memungkinkan orang untuk mengenal dan mengembangkan ciri kemanusiaan ini dalam diri mereka. 4. Tugas pokok manajemen adalah mengatur kondisi keorganisasian dan metode operasi sehingga orang dapat mencapai tujuan terbaik mereka sendiri dengan mengarahkan upaya mereka menuju sasaran keorganisasian. Perilaku keorganisasian berdasarkan teori X telah banyak dipakai dan jelas operasionalnya. Tetapi mereka yang memilih anggapan teori Y menyatakan bahwa teori X mengorbankan manusia dalam frustasi dan memperkecil perkembangan kemanusiaan dalam penerapannya. 2 Beberapa jenis kepemimpinan yang ditemukan oleh para periset adalah sebagai berikut: Autokratik Pemimpin menetapkan kebijakan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakannya. Perintah pemimpin ditegakkan melalui kekuasaan untuk mengganjar atau menghukum. Supportif Disebut juga kepemimpinan partisipatif, konsultatif, atau demokratif. Pemimpin mengumpulkan saran-saran dan berkonsultasi dengan bawahannya tentang keputusan yang mempengaruhi mereka atau yang mereka jalankan. Laissez Fire Pemimpin memberikan hanya sedikit pengarahan atau pengaturan. Birokratis Kepemimpinan didasari oleh seperangkat aturan atau prosedur (suatu bentuk autokrasi). Kepemimpinan supportif terbukti menghasilkan lebih banyak kepuasan, tetapi tidak selalu berarti produksi lebih tinggi. Sebuah gaya kepemimpinan nonpartisipatif jelas paling efektif (terutama jika cukup bijaksana) bila keputusan adalah rutin, adanya prosedur dan aturan standar dan para bawahan tidak merasakan suatu kebutuhan untuk berpartisipasi. Jika keputusan tidak dilakukan secara rutin, informasi dan aturan untuk pengambilan keputusan tidak berstandar, terlibatnya para bawahan dimana mereka merasakan perlunya kebebasan dan partisipasi mereka adalah sah, maka gaya kepemimpinan partisipatif supportif sangat efektif. 3 MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin. Perancangan SIM cenderung mengikat erat pengambil keputusan pada sistem pengolah mesin. Dan fungsi kerja administrasi dilaksanakan secara tertentu berdasarkan persyaratan komputer. Karena itu manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolah informasi. MODEL DASAR Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penyimpanan). Hasil olahan adalah respon atau tanggapan keluar (secara fisik, ucapan, tulisan dan lain sebagainya). Ingatan Masukan dari indera penerima Saluran Pengolahan Mental Saluran Hasil Keluaran Gambar 1.1 Model manusia sebagai pengolah informasi Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran adalah terbatas. Apabila sistem pengolah manusia dibebani terlalu melampaui batas maka tanggapannya akan berkurang. Dunia menyediakan masukan lebih banyak daripada yang dapat diterima oleh sistem pengolah manusia. Manusia mengurangi masukan ini sampai batas jumlah yang dapat diatasi melalui suatu proses penyaringan atau seleksi. Penyaringan merupakan akibat: 1. Kerangka acuan individu. 2. Prosedur keputusan normal. 3. Keputusan dalam keadaan tertekan. Penyaringan dapat mengurangi data yang tidak diinginkan. Penyaringan juga dapat bekerja untuk menghambat data yang tidak cocok dengan kerangka acuan yang telah ada. Sebuah organisasi terdiri dari pada individu, sehingga keterbatasan individu sebagai pengolah i nformasi juga tercermin dalam organisasi. Organisasi mengembangkan bentuk tertentu untuk mengatasi keterbatasan ini, seperti program keputusan, pembagian kerja, dan reduksi data. MODEL NEWELL-SIMON Allen Newell dan Herbert A Simon dari Carnegie-Melon University telah mengajukan sebuah model mengenai pemecah persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolah komputer dan pengolah informasi manusia. Penerima Lingkungan Ingatan Pengolah Penghasil 4 Gambar 1.2 Struktur Sistem Pengolah informasi manusia Penyimpanan Masukan Pengolah Keluaran Gambar 1.3 Model Umum Sistem Informasi Komputer Sistem Pengolah Informasi Manusia Terdiri dari sebuah pegolah, indera masukan (sensory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan jangka panjang (Long-Term Memory/LTM), ingatan jangka pendek (Lont-Term Memory/STM), dan ingatan luar (External Memory/ETM). Sistem pengolahan bekerja lebih secara serial daripada pararel. Ini berarti bahwa manusia hanya melaksanakan satu tugas pengolahan informasi pada saat yang bersamaan. Sedangkan komputer dapat bekerja secara serial maupun pararel untuk ketiga operasi pokok. Ruang Persoalan Konsep lain Newell-Simon yang berguna dalam memahami pengolahan informasi/keputusan oleh manusia adalah tentang lingkungan tugas dan ruang persoalan. Lingkungan tugas (task environment) adalah persoalan sebagaimana adanya. Ruang persoalan (problem space) adalah cara khusus seorang pemecah persoalan menyajikan persoalan dalam menyelesaikannya. BATAS-BATAS SEMENTARA PENGOLAH MANUSIA Model Newell-Simon mengemukakan keterbatasan kemampuan manusia sebagai pengolah informasi. Seperangkat keterbatasan bertahan dengan pengolahan data dan berhubungan langsung dengan ingatan jangka pendek. Perangkat keterbatasan lain adalah kemampuan manusia untuk menemukan perbedaan-perbedaan. Manusia juga terbatas kemampuannya untuk memandang secara umum, mamdukan dan menafsirkan data probabilistik. Pengolahan Data Miller menyitir ungkapan “angka kramat tujuh, lebih kurang dari dua” guna melukiskan kemampuan manusia untuk mengolah informasi. Surveinya yang di dukung riset empiris menunjukkan bahwa banyaknya simbol yang dapat disimpan dalam ingatan jangka pendek dan mengolahnya secara efektif berkisar antara lima sampai sembilan, tetapi batas umum adalah tujuh. 5