Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok. Hubungan antar individu dengan adanya resiprositas dan kepercayaan tumbuh dari hubungan-hubungan tersebut. Modal sosial mendorong partisipan untuk bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Telah terjadinya suatu kepercayaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para pedagang dalam menjalankan aktifitas berdagang mereka. Kepercayaan yang di miliki untuk mempererat kembali kelompok mereka, membuat rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan rasa hubungan keluarga, saling membutuhkan, saling membantu, guna mencapai tujuan bersama dan bersama-sama bisa mendapatkan keuntungan, meski tidak hanya keuntungan yang berupa materi namun juga keuntungan immateri. Hubungan timbal balik yang tercipta melalui jaringan yang mereka ciptakan tidak hanya terjadi antara sesama pedagang yang se-suku atau sesama etnis, atau yang sesama jenis dagangannya saja, namun hubungan timbal balik diantara pedagang menembus batas kesukuan dan barang dagangannya. Hubungan timbal balik yang pada akhirnya membawa keuntungan secara materi berupa keuntungan penjualan, maupun keuntungan immateri seperti hubungan dengan sesama penjual menjadi lebih akrab, lebih dekat, layaknya hubungan persaudaraan antara sesama manusia. Key word : Trust, Resiprositas, Network A. Pendahuluan Pasar tradisional sejauh ini menjadi satu dari beberapa sarana publik yang menopang hajat hidup orang banyak. Bahkan pasar tradisional telah menjadi simbol dari aktivitas ekonomi wong cilik. Bila kita telisik lebih jauh, pasar tradisional dan pasar modern memiliki pangsa pasar yang berbeda. Selain daripada perbedaan yang menonjol dari sisi market, pasar tradisional memiliki ciri adanya hubungan-hubungan sosial tersendiri yang dominan dan sangat membedakan antara pasar tradisional dan pasar modern. Hubungan antara penjual dan segala komponen yang ada di dalam pasar tradisional memiliki ciri khas tersendiri. Adanya struktur, nilai serta norma yang berperan di dalamnya, yang biasa di sebut sebagai modal sosial. Pasar tradisional Bintan Center merupakan salah satu pasar tradisonal yang ada di kota Tanjungpinang. Sebagai pasar tradisional, pasar Bintan Center tidaklah berbeda dengan pasarpasar tradisional lain pada umumnya. Berisikan berbagai barang dagangan terutama hasil bumi, dengan rutinitas dari pedagang dan pembeli yang biasa dan umumnya dengan nilai-nilai tradisonal yang meskipun tidak sepenuhnya. Terdapat pedagang sayur mayor, buah-buahan, makanan kecil hingga beberapa barang yang di perjual belikan di pasar tersebut. Keteraturan yang muncul pada komunitas yang ada di pasar Bintan Center tentu dipengaruhi oleh beberapa hal. Nilai-nilai sosial yang merupakan modal yang dibawa manusia (modal manusia) mampu memberikan dampak positif bagi tumbuh dan berkembangnya pasar tersebut. Seperti halnya masyarakat, pasar juga dianggap sebagai wadah bagi sebuah komunitas khusus, tempat berkumpulnya para pedagang. Diketahui bahwasannya pada setiap komunitas dan masyarakat terdapat modal sosial yang sangat berperan. Berisikan jaringan, kepercayaan, yang di dalamnya terdapat norma dan nilai yang di sepakati terutama oleh sesama pedagang dan pengelola pasar tersebut. Tatanan-tatanan yang muncul dan mereka sepakati dalam komunitas tersebut, menjadikan pasar tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan segala dinamikanya. Termasuk juga yang terjadi di pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. Berdasar latar belakang tersebut, maka rumusan penelitian ini adalah Bagaimana Modal Sosial Pedagang di Pasar Binten Center? B. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui bagaimana modal sosial pedaang di Pasar Bintan Center berkaitan dengan nilai, norma pada komunitas pedagang di pasar tersebut. Konsep Teoritis Tesis sentral dari modal sosial adalah soal hubungan.dengan membangun hubungan dengan sesama, dan menjaganya agar terus berlangsungsepanjang waktu, orang mampu bekerja bersamasama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mreka lakukan sendirian. Atau yang dapat mereka capai tapi dengan susah payah. Orang berhubungan melalui serangkaian jaringan dan cenderung mereka memiliki kesamaan nilai dengan anggota lain dalam jaringan tersebut. Sejauh jejaring tersebut menjadi sumberdaya, dia dapat diapandang sebagai modal. Selain dapat memberikan manfaat langsung, modal-modal ini seringkali bisa dimanfaatkan dalam latar yang lain. Keanggotaan jaringan, dan seperangkat nilai bersama, menjadi inti dari konsep modal sosial. Modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan. Modal sosial tersebut dapat bertahan nilainya, individu harus mengupayakannya. (Bourdie dalam John Field, hal 23). Modal sosial, pada gilirannya tercipta ketika relasi antara orang-orang,mengalamai perubahan sesuai dengan cara-cara yang memudahkan tindakan. Modal fisik berwujud, diwujudkan dalam bentuk materi yang jelas. Sementara modal mansia tidak berwujud, diwujudkan dalam pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari oleh individu. Modal sosial juga tidak berwujud, karena diwujudkan dalam relasi diantara orang-orang. Modal fisik dan modal manusia memudahkan aktifitas produktif. (Fukuyama, -) Putnam menyatakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, tercermin kerjasama antar warga yang saling menguntungkan dan modal sosial akan memperkuat modal-modal lanyang ada di komunitas. Jelas bahwa individu hanya memiliki modal manusia, bukan modal sosial, apabila individu tidak memnjalin hubungan dengan individu lainnya dalam masyarakat. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal (Linda Damajanti, 67) Kualitas modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerja sama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama, dan kerja sama tersebut diwarnai oleh suatu suatu hubungan yang timbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun atas dasar kepercayaan yang didukung oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Dimensi dari modal sosial itu sendiri adalah memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus (Husbullah 2006). Fukuyama memperlihatkan bahwa modal sosial adalah norma informal, norma seperti ini mengikat dan mendorong kerjasama diantara orang-orang yang terhimpun didalamnya, dan norma tersebut dapat berbentuk aturan antara dua orang yang bekerjasama untuk melakukan sesuatu kegiatan produktif dan diikat dengan keyakinan ideologi atau agama tertentu. Fukuyama menyebutkan tiga hal dalam modal sosial yaitu trust, networking dan reciprocal menjadi sangat penting dalam modal sosial. Modal sosial adalah suatu kemampuan masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial merupakan bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakantindakan yang terkoordinasi. Modal sosial juga dapat di definisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, modal sosial merupakan serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Hubungan antar manusia merupakan hubungan yang sangat penting. Ikatan-ikatan sosial yang terbentuk antar sesama manusia menjadi ikatan-ikatan yang mungkin akan kuat, yang didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan hidup mereka. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk didasarkan pada kesamaan tertentu. Latar belakang sosial budaya maupun kepentingan tertentu. Ikatan-ikatan antar personal yang terbentuk, kemudian menjadi lebih kuat dengan sistem jaringan, dan kemudian setiap individu mampu merasakan hasil dari setiap ikatan dan jaringan yang terbentuk tersebut. (James S. Coleman) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal sosial yang terdapat pada komunitas pedagang yang terdapat di pasar Bintan Center. Sebagai pasar tradisional, pasar Bintan Center merupakan pasar dengan puluhan pedagang yang beragam. Beragam dari jenis barang dagangannya, terdiri dari beragam etnis, dan tentunya beragam budayanya. Kekuatan-kekuatan sosial itulah yang kemudian akan dijelaskan, tentang bagaimana kekuatan-kekuatan secara budaya tersebut kemudian turut menjadi modal yang berpengaruh dalam kehidupan pedagang di pasar Bintan Center. Analisa yang akan dijabarkan adalah untuk memenuhi tujuan dalam penelitian dengan melihat beberapa indikator modal sosial. Indikator dalam modal sosial yang akan dijabarkan ada tiga hal yaitu, Networking, trust dan reciprocal. Ketiga indikator ini di gunakan untuk menganalisis model hubungan antar pedagang yang tidak hanya dilihat dari segi ekonomi tetapi dapat juga dilihat dari hubungan yang terjalin antar individu dalam kelompok, kepercayaan yang terjalin serta hubungan timbal balik dalam kelompok tersebut. a. Networking Jaringan (Networking) yang dimaksud menunjuk pada jaringan sosial yang memiliki nilai, dimana kontak-kontak sosial mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok dengan norma yang turut berperan di dalamnya. Jaringan yang terbentuk dan terjalin diantara pedagangan yang terdapat di Pasar Bintan Center terjalin sangat baik, bahkan sifatnya luas. Dikatakan luas mengingan anggota jaringannya juga banyak. Tidak bisa dipungkiri, jaringan dipengaruhi oleh unsur modal sosial yang lain yaitu reciprocal dan trust, dua hal yang turut membentuk dan menguatkan jaringan. Hubungan antar pedagang yang terjalin menunjukkan bahwa kepercayaan juga memiliki andil sehingga hubungan kerjasama yang terjalin diantara mereka begitu baik. Mereka kemudian tidak segan untuk ber-partner dengan pedagang yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh seorang responden yang berjualan aksesoris. Ia mengatakan bahwa ia tidak hanya menjual aksesoris saja, melainkan juga ber-partner dengan pedagang lain yaitu pedagang kosmetik yang ada di pasar tersebut. Ia mengaku, dengan membina hubungan baik yang berlanjut pada hubungan ekonomi ini, keuntungan yang didapatkan begitu besar. Salah satu keuntungan yang diterima adalah, kini omset yang ia terima menjadi besar. Ini dikarenakan banyak penjual kosmetik yang kemudian ikut mengambil barang aksesoris yang dijualnya, lalu kemudian di jual lagi di luar pasar Bintan Center. Yang lebih menguntungkan lagi adalah, ditemukan orang-orang penjual kosmetik diluar pasar Bintan center yang kemudian turut mengambil aneka aksesoris ke tokonya, untuk kemudian di jual lagi. Kondisi ini tidak di sadari hanya berawal dari komunikasi dan hubungan baik yang dilakukan oleh pedagang aksesoris ini dengan pedagang kosmetik. ‘yang penting kami saling menjaga hubungan, bagaimana supaya kami tetap sama-sama untung’ ujar pedagang aksesoris yang enggan disebut namanya. Umumnya, mereka sangat menjaga hubungan. Mereka menghargai nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam menjalin hubungan. Mereka yakin, jika ingin banyak mendapat kenalan, teman, dan pelanggan serta ingin mendapatkan keuntungan yang besar, maka mereka harus membina hubungan baik, membentuk jaringan,dan itu hanya bisa dilakukan dengan sikap-sikap saling menghargai dan menghormati. b. Trust Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Modal sosial merupakan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. kepercayaan merupakan modal utama dalam menjalin hubungan dengan individu lain maupun dengan pihak lain. Kepercayaan akan mendorong terwujudnya keharmonisan dalam berhubungan dengan pihak lain. Kehidupan pedagang di pasar Bintan Center membuktikan bahwa kepercayaan memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan dagang sesama mereka. seperti yang diungkapkan oleh 2 (dua) orang pedagang ikan, sebut saja namanya pak Acai dan pak Bujang. Pak Acai yang sehari-hari berjualan ikan kadangkala harus pergi keluar, dan itu berarti dia harus meninggalkan barang dagangannya. Namun, ketika pak Acai pergi, maka pak Bujanglah yang akan melayani pembeli ikan di kios pak Acai, tanpa menghitung komisi yang akan di dapatkan dari pak Acai. Begitu pula sebaliknya. Ketika pak Acai kembali, pak Bujang tinggal melaporkan dan menyerahkan hasil penjualan ikan selama kios tersebut di tinggal oleh sang pemiliknya. Tidak ada perhitungan komisi, bagi hasil atau apapun dalam hubungan ini, tetapi rasa percaya yang dimunculkan. Masing-masing pedagang percaya, bahwa sesama pedagang harus saling membantu jika ingin barang dagangannya juga ikut laris terjual. Kepercayaan diantara para pedagang ternyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmonis, saling membantu dan tidak saling curiga. ‘kami dah biasa, mana-mana orang yang pegi sekejap, ya kami tunggu lah kiosnya, kami layani kalau ada yang nak beli’ ujarnya (wawancara, November 2012). Nilai-nilai kepercayaan yang tertanam pada diri individu pada akhirnya menjadi sarana tersendiri bagi terciptanya hubungan yang harmonis di tengan kehidupan pedagang pasar yang penuh persaingan dan dekat dengan konflik. Namun, adanya rasa saling percaya yang sangat terjaga seolah menjadi bukti bahwa ditengah persaingan sekalipun, masih tersimpan solidaritas-solidaritas yang masih bisa di tonjolkan. c. Reciprocal Selain trust dan networking, maka modal sosial bisa tumbuh dan berkembang pada satu komunitas hal lain adalah munculnya reciprocal. Dalam sebuah hubungan sosial, hubungan timbal balik merupakan sesuatu yang menjadi tujuan bersama. Pada kehidupan pedagang yang terdapat di pasar Bintan Center hal tersebut menjadi hal yang lumrah dan wajar. Hubungan timbal balik yang tidak hanya diukur dari segi materi, namun ada hal-hal lain yang mereka terima, termasuk kepuasan dalam menjalin pertemanan, sehingga ada perasaan lega setelah bisa saling membantu diantara sesama pedagang tadi. Dari beberapa responden yang telah menyatakan bahwa networking dan trust memiliki nilainilai pentin, maka dua hal tersebut juga merupakan syarat bagi lahirnya hubungan timbal balik. Semua responden sebelumnya menyetujui bahwa dengan saling menjaga kepercayaan, maka jaringan dengan sesama akan terbentuk dan terjaga dengan baik. Dan, jikalau mereka saling membantu sesama pedagang, ada hal lain membuat mereka lega karena bisa membantu. Mereka memiliki prinsip, bahwa suatu saat mereka pastiakan membutuhkan bantuan dari orang atau pedagang yang lain. Hubungan sosial yang terjadi dimanapun termasuk di pasar Bintan center pada dasarnya diawali dengan rasa saling percaya terhadap orang lain,kemudian menjadi luasnya jaringan yang didapatkan melalui interaksi sosial yang mencapai kesepakatan nilai-nilai yang dipatuhi bersama. Dan pada akhirnya, keduanya mengembangkan sikap saling menguntungkan dari hubungan timbal balik yang dilakukan. Kesimpulan Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok. Hubungan antar individu dengan adanya resiprositas dan keterpercayaan tumbuh dari hubungan-hubungan tersebut. Modal sosial mendorong partisipan untuk bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Terdapatnya kepercayaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para pedagang dalam menjalankan aktifitas berdagang mereka, dapat mempererat kembali kelompok mereka, membuat rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan rasa hubungan keluarga, saling membutuhkan, dan saling membantu, guna mencapai tujuan bersama. Hubungan timbal balik yang tercipta melalui jaringan yang mereka ciptakan tidak hanya terjadi antara sesama pedagang yang se-suku atau sesama etnis, atau yang sesama jenis dagangannya saja, namun hubungan timbal balik diantara pedagang menembus batas kesukuan dan barang dagangannya. Hubungan timbal balik yang pada akhirnya membawa keuntungan secara materi berupa keuntungan penjualan, maupun keuntungan immateri Daftar Pustaka Burke, Peter. Sejarah dan Teori Sosial edisi ke 2 diterjemahkan oleh Zed & Zulfami. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Colletta, cullen &. "pengembangan masyarakat." (fakultas pertanian - IPB) 2000. Durkheim. durkheim dan pengantarvsosiologi moralitas. disunting oleh tafik abdullah dan A.C van der leeden. jakarta: yayasan obor indonesia, 1986. Fukuyama. Guncangan Besar : Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. Husbullah. Sosial Kapital : Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. jakarta: MR-United Press, 2006. James S Coleman, Dasar-dasar Teori Sosial, Bandung, Nusa Media, 2008 John Field, Modal Sosial, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2011 Kamanto, Sumner dalam. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1940. Lawang, Robert. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia, 1994. Linda Damajanti Ibrahim, Kehidupan Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta, Jurnal Sosiologi 'Masyarakat', Edisi No Sambirang Ahmadi, Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang madura di Sumbawa, NTB., Jurnal Sosiologi 'Masyarakat', Edisi No. 12, Jakarta, Lab Sosio FISIP UI, 2003